Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF BENTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH NGIPIK KABUPATEN GRESIK Irawan Sudarsono1 dan A.Agung Gde Kartika2 1
Mahasiswa Program Studi Pascasarjana Bid. Keahlian Manajemen Aset, Jurusan Teknik Sipil, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-7670519 email :
[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-3557426, email :
[email protected]
ABSTRAK Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Ngipik merupakan salah satu aset daerah Kabupaten Gresik di bidang lingkungan hidup yang mulai beroperasi sejak Maret 2003. TPA Ngipik saat ini berada dalam tahap operasional dan pemeliharaan. Luas lahan TPA Ngipik adalah 6 hektar dengan umur rencana masa pakai 10 tahun. Setelah 7 tahun beroperasi luas lahan yang terpakai sekitar 80 % dengan tinggi timbunan 4 m. Secara teori metode penimbunan yang diterapkan di TPA Ngipik adalah sanitary landfill dimana penutupan sampah dengan tanah yang dilakukan oleh alat berat seharusnya dilakukan setiap hari. Namun pada pelaksanaannya tidak demikian akibat terkendala beberapa hal terutama faktor operasionalisasi dari kendaraan dan alat berat di TPA. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kriteria alat yang dibutuhkan secara aktual di TPA dan bentuk pengadaan yang paling sesuai dengan kemampuan pembiayaan dari instansi pengelola. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa kuantitatif terhadap produktivitas alat dan metode pendekatan biaya terhadap pemilikan dan pengoperasian kendaraan dan alat berat TPA. Analisa cash flow dengan metode pendekatan nilai sekarang (Present Value) digunakan untuk menentukan pilihan terbaik terhadap pengadaan alat yang memiliki nilai PV terkecil. Hasil analisis aspek teknis menunjukkan bahwa keberadaan kendaraan operasional di TPA Ngipik saat ini tidak mencukupi secara kuantitas sehingga kurang efektif dalam mengolah timbulan sampah di TPA. Jumlah peralatan Bulldozer 2 unit sampai saat ini masih cukup memadai, Excavator mengalami kekurangan 1 unit dan Dump Truck masih memerlukan 2 unit. Dari segi pengadaan peralatan, secara umum bentuk pengadaan yang paling efisien bagi institusi pengelola adalah metode sewa langsung. Untuk excavator, nilai Present Value sistem beli paling kecil daripada sistem lainnya yakni Rp. 2.341.656.743,00 dengan biaya satuan produksi rata-rata sebesar Rp. 1047/m3. Sedangkan untuk dump truk, nilai Present Value sistem overhaul adalah paling kecil daripada sistem lainnya yakni Rp. 236.084.024,00 dengan biaya satuan produksi rata-rata sebesar Rp. 185/m3. Sementara itu opsi pemilihan bentuk pengadaan peralatan TPA Ngipik yang paling sesuai ketersediaan anggaran tahun 2010 adalah sewa 1 unit excavator, dan sewa 1 unit dump truk. Kata Kunci : Kendaraan operasional, Net Present Value, Sampah, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik Kabupaten Gresik
1. PENDAHULUAN Secara teori sistem pembuangan sampah di TPA Ngipik adalah sanitary landfill, namun dikarenakan kendala peralatan pada kenyataannya lebih cenderung ke sistem controlled landfill. Metode pengoperasian TPA seperti ini jika tidak diantisipasi dengan segera maka akan memperpendek usia pakai TPA dari yang seharusnya, selain itu juga akan berdampak buruk pada kesehatan lingkungan.
ISBN 978-979-99327-7-8.
VI - 33
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Dalam kedudukannya sebagai suatu aset, sebuah TPA memiliki aset bergerak (alat berat) dan aset tidak bergerak (lahan dan fasilitas penunjang). Sebagaimana dalam perjalanannya, TPA Ngipik saat ini berada dalam tahap operasional dan pemeliharaan (Leong, 2004), seperti gambar 1.
Planning
Disposal
Acqui sition
Opera tion & Mainte nance
Gambar 1. Siklus Hidup Aset ( Sumber : Leong,2004) Dari tinjauan operasional manajemen aset, konteks permasalahan TPA Ngipik lebih ditekankan pada aspek perencanaan pengadaan alat berat berdasarkan evaluasi operasional penanganan sampah di TPA. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengevaluasi kondisi operasional kendaraan/alat berat di TPA Ngipik saat ini 2. Merumuskan tingkat kebutuhan unit kendaraan/alat berat TPA Ngipik saat ini dan mendatang 3. Merumuskan alternatif bentuk pengadaan dari kendaraan/alat berat TPA
2. DASAR TEORI Pemilihan Alat Berat Menurut Rostiyanti (2002), faktor penentu dalam pemilihan alat berat meliputi jenis, jumlah dan kapasitas alat. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat, maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana. Agar kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat dihindari, maka harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : Fungsi yang harus dilaksanakan Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan dan lain-lain. Kapasitas peralatan Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Cara operasi Alat berat dipilih berdasarkan arah dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan dan lain-lain.
ISBN 978-979-99327-7-8.
VI - 34
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Ekonomi Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat. Jenis Proyek Proyek-proyek yang menggunakan alat berat, antara lain : proyek gedung, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, pengurugan lahan dan lain-lain. Lokasi proyek Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan di dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh, lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah. Jenis dan daya dukung tanah Jenis tanah di lokasi proyek seperti padat, lepas, keras atau lembek mempengaruhi alat berat yang harus dipakai. Kondisi lapangan Kondisi medan yang mudah atau sulit menjadi faktor yang mempegaruhi pemilihan alat berat. Pelaksanaan Operasi TPA Kriteria desain penimbunan sampah tiap sel menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil (1993) adalah sebagai berikut : Penimbunan dan pemadatan sampah dilakukan berlapis, dengan tebal tiap lapisan antara 0,45 – 0,6 m. Lapisan sel dapat disusun hingga mencapai ketinggian 2,5 – 3,5 m. Variasi lebar =3–9m Tebal tanah penutup = 15 – 30 cm Slope =2:1–3:1 Lebar work phase = 1,5 – 3 kali lebar blade Variasi metode penimbunan tergantung pada ketersediaan lahan dan material penutup Panjang working phase disesuaikan dengan sampah yang masuk per harinya Kemiringan timbunan 20 – 30o (sekitar 1 bagian vertikal dan 2 bagian horisontal) Produksi Peralatan Dalam metode sanitary landfill, ketersediaan alat berat seperti bulldozer, excavator dan dump truck merupakan unsur utama yang harus memenuhi kebutuhan pekerjaan penanganan sampah di TPA. Menurut Rostiyanti (2002), efektifitas suatu alat dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni : a. Kemampuan operator pemakai alat b. Pemilihan dan pemeliharaan alat c. Perencanaan dan pengaturan letak d. Topografi dan volume pekerjaan e. Kondisi cuaca f. Metode pelaksanaan alat Produksi peralatan merupakan hasil kerja dari peralatan, dimana dipengaruhi oleh karakteristik alat yaitu faktor kapasitas dan faktor waktu siklus alat. Secara umum produksi alat dirumuskan seperti berikut :
ISBN 978-979-99327-7-8.
VI - 35
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
produksi per siklus, q (m 3 ) ......................................................(1) waktu siklus, t ( jam) Sedangkan faktor karakteristik pekerjaan akan menentukan produksi terbesar peralatan, dirumuskan seperti berikut : Produksi terbesar alat, QM = volume pe ker jaan , V (m 3 ) ..................................................................................(2) jam efektif operasi, t o ( jam ) Selanjutnya dari persamaan (1) dan (2) bisa ditentukan besaran jumlah alat yang dibutuhkan, yaitu : produksi terbesar alat , QM Jumlah alat yang diperlukan = ...................................(3) produksi alat , Q Produksi alat, Q =
Analisa Finansial Pengadaan Peralatan Sistem pengadaan suatu barang dapat dilakukan beberapa cara, yaitu : a. Beli baru tunai (Advance Payment) Cara beli tunai ini membutuhkan biaya investasi yang besar, namun alat dapat digunakan secara tidak terbatas sampai alat tersebut dijual atau dipindahtangankan ke pihak lain dengan suatu harga jual (nilai sisa). b. Imbal beli (Counter Trade) Cara imbal beli ini pada intinya adalah barter barang antar pembeli dan penjual atas dasar kesepakatan. Metode ini memiliki ciri resiko terletak pada kondisi pasar, jika tingkat kebutuhan barang lebih tinggi maka resiko cenderung ke pihak pembeli (buyer market). Sedangkan jika kondisi terjadi sebaliknya maka resiko cenderung ke pihak penjual (seller market). c. Sewa (Leasing) Menurut Horne (1994), leasing adalah suatu kontrak dari pemilik suatu aktiva (lessor) kepada pihal lain (lessee) untuk menggunakan aktiva tersebut selama periode tertentu dengan tukaran pembayaran sewa. Menurut Soekadi (1990), teknik pembiayaan leasing ada dua jenis, yakni : o Finance lease o Operating lease, merupakan pemilik obyek sewa (lessor) yang membeli barang modal dan disewausahakan kepada penyewa (lessee). Dalam hal ini kecuali biaya operasional, semua biaya seperti asuransi, pajak dan pemeliharaan ditanggung oleh pemilik (lessor). d. Overhaul Menurut Maleev (1986), overhauling adalah perbaikan menyeluruh terhadap sebuah mesin dengan cara memperbaiki komponen yang rusak menjadi kondisi yang standard atau mengganti dengan komponen baru. Analisa Finansial Kepemilikan dan Pengoperasian Peralatan Analisa finansial dimaksudkan untuk mengevaluasi dan membandingkan beberapa alternatif dari cara kepemilikan dan pengoperasian alat berat. Menurut Pujawan (2004), proses pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan penentuan yang terbaik dari alternatif-alternatif yang tersedia. Adapun proses pengambilan keputusan terjadi karena :
ISBN 978-979-99327-7-8.
VI - 36
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
a. Biaya investasi dari proyek dapat dikerjakan dengan lebih dari satu cara, sehingga harus ada proses pemilihan b. Sumber daya yang tersedia terbatas, sehingga harus dipilih yang menguntungkan. Adapun unsur finansial yang akan diperhitungkan dalam kepemilikan dan pengoperasian peralatan ini adalah biaya kepemilikan dan biaya pengoperasian alat berat. Menurut Sulistiono (2002), komponen dari biaya kepemilikan suatu aset adalah : a. Biaya penyusutan (depresiasi), dimana besarnya tergantung jenis aset, harga, umur efektif dan metode perhitungan penyusutan. b. Biaya bunga c. Biaya asuransi d. Biaya pajak Sedangkan menurut Rochmanhadi (1990), komponen dari biaya pengoperasian alat adalah : a. Biaya bahan bakar b. Biaya pelumas c. Biaya perbaikan d. Gaji/upah operator
3. METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data Data Primer 1. Wawancara kepada kasie dan staf operasional TPA Ngipik Kabupaten Gresik dan operator alat berat. 2. Pengamatan langsung di lapangan, meliputi pengumpulan data tentang kondisi visual alat, jam kerja aktual dan sebagainya. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari beberapa referensi yang telah tersedia, yakni : 1. Badan Lingkungan Hidup bidang kebersihan lingkungan Kabupaten Gresik; berupa data wilayah administrasi pelayanan persampahan, data timbulan sampah dan data kendaraan operasional TPA. 2. Media Internet; berupa standarisasi operasional peralatan seperti umur ekonomis, konsumsi bahan bakar dan konsumsi pelumas. 3. Survei harga pasar; berupa harga bahan bakar dan pelumas, harga suku cadang dan harga sewa peralatan. Analisa Data Analisa Teknis Dalam penelitian ini analisa teknis menggunakan analisa kuatitatif terhadap produktivitas alat. Adapun tahapannya meliputi : a. Analisa umur ekonomis alat eksisting b. Analisa jumlah kebutuhan unit alat eksisting c. Analisa proyeksi jumlah kebutuhan unit alat
ISBN 978-979-99327-7-8.
VI - 37
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Analisa Finansial Dalam penelitian ini analisa finansial menggunakan metode pendekatan nilai biaya sekarang (Present Value). Analisa finansial dilakukan dengan tujuan akhir untuk memilih beberapa alternatif bentuk pengadaan alat berat yang ditinjau dari sisi teknis (tingkat kebutuhan) dan sisi ekonomis (tingkat pembiayaan). Adapun tahapannya meliputi : a. Analisa alternatif bentuk pengadaan alat berat b. Analisa kepemilikan dan pengoperasian alat berat
4. HASIL dan PEMBAHASAN Analisa Teknis Saat ini TPA Ngipik memiliki alat berat berupa 2 unit bulldozer dan 1 unit excavator. Secara ringkas kondisi eksisting alat berat dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1 : Umur ekonomis alat berat di TPA Ngipik tahun 2010 No
Jenis
Tipe
Tahun
Kondisi Fisik
1 2 3 4
Bulldozer Bulldozer Excavator Dump Truck
Mitsubhisi Komatsu D.31E Caterpillar 320D Daihatsu Delta
1999 2007 2009 2002
Baik Baik Baik Rusak Berat
Umur (Tahun) Ekonomis 8 8 10 8
Pakai 7 3 1 8
Sedangkan analisa kebutuhan unit dapat dilihat pada tabel 2, tabel 3 dan tabel 4 berikut : Tabel 2 : Proyeksi jumlah kebutuhan unit bulldozer di TPA Ngipik 2009 s/d 2016
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
jumlah penduduk 229501 236438 247238 262410 282690 309105 343059 386453
timbulan sampah di TPA (m3/hari) 516 532 556 590 636 695 772 869
jam operasi efektif (jam/hari) 5 5 5 5 5 5 5 5
jumlah unit kebutuhan 2 2 2 2 2 2 2 3
Tabel 3 : Proyeksi jumlah kebutuhan unit excavator di TPA Ngipik 2009 s/d 2016 jumlah timbulan sampah jam operasi jumlah unit 3 penduduk di TPA (m /hari) efektif (jam/hari) kebutuhan 2009 229501 516 5 3 2010 236438 532 5 3 2011 247238 556 5 3 2012 262410 590 5 3 2013 282690 636 5 4 2014 309105 695 5 4 2015 343059 772 5 4 2016 386453 869 5 4
ISBN 978-979-99327-7-8.
VI - 38
Sisa 1 5 9 0
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Tabel 4 : Proyeksi jumlah kebutuhan unit dump truck di TPA Ngipik 2009 s/d 2016 jumlah timbulan sampah jam operasi jumlah unit penduduk di TPA (m3/hari) efektif (jam/hari) kebutuhan 2009 229501 516 5 4 2010 236438 532 5 4 2011 247238 556 5 4 2012 262410 590 5 4 2013 282690 636 5 6 2014 309105 695 5 6 2015 343059 772 5 6 2016 386453 869 5 7
Analisa Finansial Sebagaimana tercantum dalam dasar teori, bahwa sistem pengadaan alat berat yang digunakan pada penelitian ini adalah 4 cara, yang mana dari masing-masing dianalisa dengan metode pendekatan biaya, yakni meliputi biaya investasi dan biaya operasi pemeliharaan. Pada akhirnya dilakukan perbandingan nilai biaya dengan metode present value antar sistem pengadaan tersebut. Nilai PV yang terkecil merupakan alternatif yang terbaik untuk dipilih. Secara ringkas dapat dilihat pada tabel 5 berikut : Tabel 5 : Perbandingan nilai present value biaya investasi dan biaya operasi pemeliharaan alat berat TPA Ngipik 2010 Jenis Alat Excavator Dump Truck
PV Beli (Rp) 2,341,656,743 480,088,735
Metode Pengadaan PV Sewa (Rp) PV Imbal Beli (Rp) 3,774,457,328 1,035,342,858 386,098,495 406,475,953
PV Overhaul (Rp) 243,584,037 236,084,024
Selain dengan parameter PV, perbandingan parameter biaya satuan pekerjaan dapat pula digunakan untuk menentukan pemilihan alternatif bentuk pengadaan secara finansial. Dalam hal ini metode pengadaan yang memiliki biaya satuan pekerjaan lebih rendah adalah metode yang terpilih. Secara ringkas dapat dilihat seperti tabel 6 berikut : Tabel 6 : Perbandingan nilai biaya satuan pekerjaan rata-rata alat berat TPA Ngipik 2010 Jenis Alat
Excavator Dump Truck
Metode Pengadaan BSP Beli (Rp/m3) 1,047
BSP Sewa (Rp/m3) 2,338
BSP Imbal Beli (Rp/m3)
BSP Overhaul (Rp/m3)
308
595
195 174
187 185
5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis teknis dan analisis finansial terhadap kondisi eksisting alat berat operasional TPA Ngipik, maka bisa diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Kondisi eksisting dari kendaraan/alat berat operasional di TPA Ngipik saat ini tidak memadai untuk bisa melaksanakan sistem sanitary landfill, dikarenakan secara ISBN 978-979-99327-7-8.
VI - 39
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
b.
c.
d. e.
kuantitas hanya jumlah bulldozer saja yang masih mencukup. Sedangkan excavator dan dump truck masih memerlukan penambahan unit lagi. Sementara secara kualitas, excavator masih memiliki usia manfaat sekitar 9 tahun, bulldozer Komatsu masih 5 tahun dan bulldozer Mitsubishi masih 1 tahun. Dari analisa produktivitas masing-masing alat didapatkan jumlah kebutuhan unit dalam kurun waktu tertentu (2009 – 2016), yakni kebutuhan excavator 2 unit pada saat ini sampai tahun 2012, 3 unit pada tahun 2013 dan 4 unit pada tahun 2016.Sedangkan kebutuhan dump truck adalah 4 unit pada saat ini sampai tahun 2012, 6 unit pada tahun 2013 dan 7 unit pada tahun 2016. Dalam rangka pengadaan unit peralatan TPA, untuk jenis excavator dari 2 alternatif bentuk pengadaan yang ada, metode beli ternyata memiliki nilai present value(PV) sebesar Rp. 2.341.656.743 dengan nilai biaya satuan pekerjan (BSP) sebesar Rp. 1.047/m3, dimana lebih kecil daripada metode sewa yang memiliki PV sebesar Rp. 3.774.457.328 dengan nilai biaya satuan pekerjaan (BSP) sebesar Rp. 2.338/m3. Sedangkan untuk jenis dump truck, dari 4 alternatif bentuk pengadaan yang ada, metode overhaul ternyata memiliki PV palin kecil yakni sebesar Rp. 236.084.024 dengan nilai biaya satuan pekerjaan (BSP) sebesar Rp. 185/m3. Secara konkret yag dipilih bisa disesuaikan antara jumlah unit kebutuhan dan ketersediaan dana. Pengadaan kendaraan operasional TPA dipengaruhi oleh kriteria teknis yakni berupa timbulan sampah, jenis berikut merk kendaraan serta jam kerja kendaraan, dan kriteria ekonomis yakni berupa ketersediaan dana.
Saran -
Perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai permasalahan operasional peralatan TPA yang memperhitungkan variabel-variabel yang lebih detil, seperti biaya tetap TPA, biaya down time, standar penggunaan pelumas aktual dan faktor umur ekonomis pada peralatan hasil overhaul.
DAFTAR PUSTAKA Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, (2009), Dokumen Pelaksanaan Anggaran Tahun 2009, BLH, Gresik. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, (2008), Laporan Penanganan Kebersihan Bidang Persampahan di Wilayah Perkotaan, BLH, Gresik. Departemen Pekerjaan Umum, (1990), Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, SK SNI T-13-1990-F, Yayasan LPBM, Jakarta. Fabrycky, (1991), Life Cycle Cost And Economic Analysis, Prentice Hall, New Jersey. Hamsapari, (2006), Analisa Pemilihan Alternatif Pengadaan Alat Berat Pekerjaan Tanah Pembangunan Jalan di Kabupaten Rejang Lebong, Tesis, Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS, Surabaya. Hizar, (2007), Pemilihan Alternatif Bentuk Pengadaan Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Halmahera Barat, Tesis, Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS, Surabaya. Horne, Van, James C, (1994), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Ismeidi, (2009), Evaluasi Sistem Pembuangan Akhir Sampah di TPA Ngadirojo Kota Wonogiri, Tesis, Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS, Surabaya. ISBN 978-979-99327-7-8.
VI - 40
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Leong, KC., (2004), The Essence of asset Management, Published by UNDP-TUGI, Kuala Lumpur. Maleev, V.L., dkk, (1995), Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Erlangga, Jakarta. Pujawan, I Nyoman, (2004), Ekonomi Teknik, PT Guna Widya, Jakarta Rochmanhadi, (1985), Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan menggunakan Alat-alat Berat, YBPPU, Jakarta. Rochmanhadi, (1992), Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, YBPPU, Jakarta. Rostiyanti, Susy Fatena, (2002), Alat Berat Untuk Proyek Kontruksi, Rineka cipta, Jakarta. Soekadi, E.P., (1990), Mekanisme Leasing, Edisi ke-2, Ghalia Indonesia, Jakarta. Subaidah, S (2006), Analisa Penentuan Tarif Retribusi Kebersihan Kabupaten Gresik, Tesis, Jurusan Teknik Sipl, FTSP-ITS, Surabaya. Sulistiono, Djoko, (2002), Modul : Alat Berat dan Pemindah Tanah Mekanis, Surabaya. Sumardjo, (2005), Manajemen Logistik Peralatan Kerja dan Alat Berat, Panca Usaha, Jakarta. Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S.A., (1993), Integrated Solid Waste Management, Mc Graw-Hill International Editions. Widayat, W.W., (1996), Manajemen Proyek dan Ekonomi Teknik, Jakarta. http.//www.unitedtractor.com
ISBN 978-979-99327-7-8.
VI - 41
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
ISBN 978-979-99327-7-8.
VI - 42