STUDI KASUS: ASPEK ERGONOMI TERHADAP FASILITAS PENYANDANG CACAT DI HOTEL KOMANEKA 1
1
Pande Nyoman Bayu Tirtayasa, 2Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Program Studi pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK
Penyandang cacat meliputi suatu individu dengan berbagai tingkat kemampuan yang berbeda dan memiliki suatu persyaratan agar bisa berpergian dengan baik.Orang-orang yang mengalami gangguan fungsi pada tubuh atau penuaan menyebabkan kecacatan akan mencoba untuk melawan cacat tersebut dengan memakai bantuan yang ada disekitarnya. Fasilitas yang tersedia di hotel dibuat untuk pengunjung dengan kondisi normal pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah hotel Komaneka sudah dilengkapi dengan fasilitas khusus yang memadai dan pengaruh aspek ergonomi terhadap wisatawan yang cacat. Penelitian ini menggunakan kuisioner modifikasi dari Westcott Accessibility Factsheet untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Sampel pada penelitian ini adalah 70 orang tamu yang menginap.Sebanyak 91,43% merasa nyaman saat memakai meja resepsionis hotel dan 8,57% merasa kurang nyaman. Sebanyak 98,57% mudah mengakses tombol lampu kamar hotel dan 1,43% mengalami kesulitan. Sebanyak 85,71% mengatakan jalan antara kursi satu dengan lainnya di restoran sudah cukup lebar dan 14,29% tidak sependapat. Sebanyak 90% mengatakan sudah terdapat jalur khusus dalam keadaan darurat dan 10% mengatakan belum. Hotel Komaneka sudah membuat fasilitas yang membantu wisatawan cacat fisik untuk menjalani aktivitas dengan mudah setiap hari tetapi masih kurang maksimal. Kata kunci: cacat, aspek ergonomi, tamu hotel CASE STUDY: ERGONOMIC ASPECTS OF DISABLED FACILITIES AT KOMANEKA HOTEL ABSTRACT Person with disabilities include individuals with a variety of different levels of ability and has a requirement that can travel well. People who have impaired function in the body lead to disability or aging will try to fight these defects by using the help that is around. Facilities available at the hotel made for visitors with normal conditions in general. The purpose of this study to determine whether the Komaneka hotel is equipped with special facilities are adequate and ergonomic aspects of the influence of travelers with disabilities. This study used a modified questionnaire from Westcott Accessibility factsheet to get the required data. The samples in this study were 70 guests staying. A total of 91.43% feel comfortable when wearing the hotel reception desk and 8.57% feel less comfortable. A total of 98.57 % easy access hotel room light switch and 1.43% had difficulty. A total of 85.71% said the road between one another seat in the restaurant is quite wide and 14.29% disagreed. A total of 90% say there are already specialized in emergency lanes and 10% said it is not. Komaneka hotel has facilities that help travelers make physical disabilities to live every day activities with ease but still less than the maximum. Keywords: disability, ergonomic aspects, the hotel guest 1
untuk berjalan, mereka mencari sesuatu
PENDAHULUAN Istilah disabled atau cacat meliputi individu
dengan
berbagai
tingkat
untuk
dipegang
untuk
menjagakeseimbangan apalagi untuk
kemampuan yang berbeda dan memiliki
berjalan.
suatu persyaratan agar bisa berpergian
orang cacat dan orang tua untuk
dengan baik. Ada cakupan luas untuk
meringankan masalah yang mereka
gangguan tersebut, seperti penurunan
hadapi berdasarkan kasus yang ada2.
kemampuan penglihatan,
pada
mobilitas,
pendengaran,
serta 1
kesulitan mengerti suatu informasi . Disini ada banyak hal yang harus
Para
ergonom
membantu
Gangguan penglihatan dapat terjadi karena berbagai sebab, baik itu yang terjadi sejak lahir karena bermacammacam
faktor,
kelainan
genetik,
dilakukan dengan ilmu ergonomi untuk
maupun yang disebabkan oleh penyakit
membuat
tertentu.
suatu
ruangan
seefisien
Gangguan
atau
kerusakan
mungkin termasuk untuk individual
penglihatan yang terjadi pada saat usia
yang disabilitas. Dalam mencocokkan,
kanak-kanak, remaja
memasang, memelihara, memperbaiki
produktif (dewasa), yang disebabkan
atau
oleh banyak hal seperti kecelakaan,
mengganti
konstruksi
suatu
ruangan, para ergonom harus terfokus dengan
kebutuhan
individual
maupun usia
penyakit dan sebab-sebab lainnya3.
yang
Gangguan pendengaran adalah suatu
spesifik, dalam artian kebutuhan itu
ketidakmampuan secara parsial atau
harus dapat digunakan, aman dan
total untuk mendengarkan suara pada
efektif. Ergonom memperhatikan semua
salah
detail yang kecil dari aspek fisik,
Pembagian
psikologis dan lingkungan pengguna
berdasarkan
untuk membuat suatu system yang user-
gangguan pendengaran, yaitu mulai dari
friendly1.
gangguan pendengaran ringan (20-39
satu
atau
kedua
gangguan tingkatan
telinga.
pendengaran beratnya
Ketika gangguan fungsi pada tubuh,
dB), gangguan pendengaran sedang (40-
atau penuaan menyebabkan kecacatan,
69 dB) dan gangguan pendengaran berat
orang-orang
(70-89 dB)4.
yang
mengalaminya
mencoba untuk melawan cacat tersebut
Gangguan ekstremitas bawah adalah
dengan memakai bantuan yang ada
suatu
disekitarnya. Seperti orang yang sudah
anggota gerak bawah tubuh. Suatu
mengalami
dalam
bentuk gangguan ekstremitas bawah
menyeimbangkan tubuh sehingga sulit
bisa terjadi pada betis, paha dan
kesulitan
gangguan
yang
menyerang
2
sebagainya. Penyakit yang bisa sebagai
sedikit
penyebab antara lain polio dan amputasi
fasilitas bagi mereka. Mereka kesulitan
karena kecelakaan5.
memakai fasilitas yang diperuntukan
Seseorang
bisa
karena
minimnya
cacat
bagi orang yang normal. Pengunjung
apabila ia memiliki gangguan fisik atau
hotel yang menyandang cacat menjadi
mental yang memiliki efek besar dan
kurang betah dan mereka tidak mau
dalam
berlama-lama tinggal di hotel tersebut1.
jangka
merugikan
dianggap
kesulitan
waktu
terhadap
lama
akan
kemampuannya
Tidak
semua
pengunjung
hotel
untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
dalam keadaan sehat. Orang yang
Sebagai orang cacat kebutuhan sehari-
memiliki kecacatan fisik pun juga tidak
hari mereka tidak sama dengan orang
sedikit
normal1.
menikmati fasilitas yang ada seperti
mengunjungi
hotel
dan
Barriers atau hambatan dalam suatu
orang pada umumnya5. Orang yang
ruangan bisa menghambat ruang gerak
berperan dalam pembangunan ruangan
seseorang yang memiliki cacat fisik.
dan fasilitas tertentu di dalam hotel
Mereka juga sama seperti orang normal
kurang
pada
kebutuhan untuk pengunjung6.
umumnya
kegiatan
rutin
yang setiap
melakukan hari
tetapi
berpengalaman
tentang
Layanan yang dibuat untuk publik
kebutuhan antara dua tipe ini berbeda.
harus
Orang normal bisa memakai fasilitas
terhadap fasilitas yang mereka buat.
yang ada dengan nyaman tetapi kurang
Fasilitas tersebut tidak hanya digunakan
baik bagi orang cacat fisik, demikian
oleh orang normal tetapi juga orang
juga
tersebut
dengan cacat fisik agar mereka tidak
disediakan untuk orang yang sehat dan
mengalami kesulitan memakai fasilitas
kurang cocok terhadap orang dengan
yang ada6,7.
di
hotel.
Fasilitas
cacat fisik. Mereka bisa merasa tidak 1
aman memakai fasilitas tersebut . Hotel-hotel
masih
memperhatikan
Permasalahan
yang
pengaturan
dirumuskan
dalam penelitian ini yaitu apakah hotel belum
Komaneka sudah membuat fasilitas
menyediakan fasilitas yang lengkap
untuk
untuk orang penyandang cacat. Fasilitas
kecacatan dan bagaimana pengaruh
yang tersedia di hotel dibuat untuk
ergonomi
pengunjung dengan kondisi normal
penyandang cacat yang ada di hotel
pada
Komaneka.
umumnya.
Pengunjung
hotel
wisatawan
yang
terhadap
memiliki
wisatawan
terutama dengan disabilitas menjadi 3
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui
apakah
hotel
Komaneka sudah dilengkapi dengan
ini adalah tamu di hotel Komaneka yang bersedia
cacat
dan
bagaimana
Alat
yang
melakukan
dalam
kuisioner
wisatawan yang cacat.
Accessibility dibuat
digunakan
penelitian
pengaruh aspek ergonomi terhadap
Manfaat dari penelitian ini adalah
responden
penelitian ini.
fasilitas yang memadai untuk wisatawan penyandang
menjadi
modifikasi
ini dari
Factsheet
untuk
untuk adalah Westcott
yang
mengetahui
telah
pendapat
dapat memberikan informasi bagi hotel
responden mengenai aspek ergonomi
yang belum dilengkapi dengan fasilitas
yang ada di hotel Komaneka. Westcott
bagi wisatawan penyandang cacat dan
Accessibility Factsheet adalah suatu
wisatawan penyandang cacat merasa
kuisioner untuk mengetahui apakah
aman dan nyaman memakai fasilitas
suatu fasilitas sudah menerapkan bentuk
yang ada di suatu hotel.
dan
fungsi
yang
memungkinkan
penggunanya yang dalam keadaan cacat fisik
BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian jenis studi kasus karena menempatkan
dapat
menggunakan
fasilitas
tersebut dengan nyaman. Setelah mendapat ijin dari pihak
sesuatu atau obyek yang diteliti sebagai
hotel
‘kasus’. Penelitian ini menggunakan
diletakkan di meja lobi. Kuisioner
kuisioner
diberikan ketika tamu hotel melintas di
modifikasi
Accessibility
dari
Westcott
Factsheet
untuk
mendapatkan data yang akan dipakai untuk melakukan penelitian. Penelitian
ini
dilakukan
dilakukan
dari
di
pembuatan
proposal sampai penelitian ini selesai selama bulan November 2013.
yang
menginap
kuisioner
area lobi. Definisi operasional variabel pada
di
dan aspek ergonomi. Penyandang cacat adalah seseorang yang memiliki kelainan fisik yang dapat mengganggu kegiatannya sehari-hari. Aspek
Populasi dalam penelitian ini adalah tamu
bersangkutan
penelitian ini adalah penyandang cacat
Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang
yang
hotel
Komaneka.
bidang
ergonomi studi
yang
adalah
suatu
menangani
perancangan kegiatan dan tugas yang cocok dengan kapabilitas manusia dan
Besar sampel adalah 70 orang
faktor kenyamanan kerja seperti tata
dengan kriteria inklusi pada penelitian
letak ruang dan peralatan yang mudah 4
dijangkau
bagi
manusia
dalam
melaksanakan aktivitasnya.
Dari
hasil
Accessibility akomodasi
kuisioner
Westcott
Factsheet
bagian
(item
1)
menunjukkan
bahwa dari 70 responden 68 orang
HASIL DAN PEMBAHASAN
(97,14%) berpendapat bahwa jalan dari Subjek penelitian ini adalah para tamu
yang
menginap
di
hotel
gerbang masuk ke tempat parkir sudah memiliki
yang
rata,
Komaneka. Pada Tabel 1 disajikan
sedangkan 2 orang (2,86%)
tidak
karakteristik sampel tamu hotel yang
sependapat.
menginap.
Untuk bagian nomor kamar (item 5)
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 70 orang
permukaan
yang
menginap
hotel
responden berpendapat bahwa nomor
38
kamar untuk tamu memiliki warna yang
orang (54,29%) laki-laki dan 32 orang
kontras dan mudah dibaca, sedangkan
(45,71%) perempuan.
12
Komanekadidapatkan
di
sebanyak 58 orang (82,86%) dari 70
sebanyak
Berdasarkan dari mana tamu berasal dari 70 orang responden didapatkan
orang (17,14%)
tidak
berpikir
demikian. Pada poin akomodasi item 10
sebanyak 27 orang (38,57%) adalah
sebanyak
wisatawan lokal sedangkan 43 orang
mengatakan sudah terdapat jalan landai
(61,43%) berasal dari luar negeri atau
bagi pengguna kursi roda sedangkan
wisatawan asing.
yang lainnya sebanyak 2 orang (2,86%)
Mengenai
kesehatan
fisik
para
wisatawan yang menginap di hotel
68
orang
(97,14%)
memiliki pendapat yang berbeda yaitu tidak terdapat jalan yang landai.
Komaneka didapatkan hasil seperti yang
Pada bagian kamar tidur (item 4)
tertera di tabel 1. Sebanyak 56 orang
sebanyak 64 orang (91,43%) berpikir
(80%) memiliki kesehatan fisik yang
sudah terdapat ruang gerak bebas yang
bagus atau normal sedangkan sebanyak
cukup di dalam kamar sedangkan 6
14 orang (20%) memiliki kesehatan
orang (8,57%) berpendapat tidak cukup
fisik yang kurang atau cacat.
ruang gerak bebas di dalam kamar. Pada
Pada Tabel 2 disajikan hasil dari kuisioner
Westcott
Accessibility
kamar
mandi
(35,71%)
sebanyak
sependapat
25
orang
bahwa
sudah
Factsheet yang telah dimodifikasi agar
terdapat handrail pada sisi dinding
sesuai dengan keadaan yang diteliti.
kamar mandi dan sebanyak 45 orang (64,26%) menyatakan belum terdapat 5
handrail pada dinding kamar mandi
(97,14%) menyatakan tidak adanya
(item 6).
tempat parkir khusus tersebut (item 2
Berdasarkan poin kuisioner pada
bagian
akomodasi).
Tidak
adanya
bagian restoran sebanyak 60 orang
fasilitas ini dikarenakan tamu yang
(85,71%) mengatakan tata letak kursi
datang dengan cacat fisik diturunkan
dan meja antara satu dengan lainnya
dari mobil di depan lobi terlebih dahulu
sudah cukup baik (item 2) sehingga
sebelum
jalan diantara kursi satu dengan lainnya
tempat yang disediakan. Dari tempat
cukup lebar, sedangkan sebanyak 10 orang
parkir menuju lobi sudah terdapat
(14,29%) menyatakan jalan diantara
petunjuk arah yang jelas dan area lobi
kursi satu dengan lainnya makin belum
sudah terlihat jelas dari arah tempat
cukup lebar.
parkir,
Pada bagian keadaan darurat dari 70
kendaraan
diparkirkan
memungkinkan
tamu
di
hotel
dengan mudah menuju lobi hotel.
responden sebanyak 63 orang (90%)
Di hotel Komaneka terdapat tangga
sependapat bahwa sudah terdapat jalur
dan jalan yang landai yang letaknya di
khusus
darurat,
depan jalan masuk lobi. Tangga ini
sedangkan 7 orang (10%) berpendapat
biasanya digunakan untuk jalan masuk
tidak
untuk
pengunjung yang sehat dan jalan yang
keadaan darurat (item 1). Untuk pintu
landai digunakan bagi pengunjung yang
darurat hanya 1 responden (1,43%)
memakai kursi roda. Semua jalan
yang
tersebut
dalam
terdapat
keadaan
jalur
berpendapat
khusus
sudah
terdapat
belum
dilengkapi
dengan
emergency exit untuk keadaan darurat
handrail. Untuk jalan masuk lobi
sedangkan
seharusnya dilengkapi handrail untuk
yang
lainnya
yaitu
69
responden (98,57%) mengatakan tidak
membantu
terdapat emergency exit untuk keadaan
kesulitan dalam menjaga keseimbangan
darurat di hotel Komaneka (item 2).
memakai jalur tersebut. Ketinggian
Jalan dari gerbang masuk menuju tempat
parkir
sudah
memiliki
permukaan yang rata. Tempat parkir
orang
yang
memiliki
tangga juga hendaknya dibuat tidak terlalu tinggi dan jalan landai tidak dibuat terlalu miring.
kendaraan roda empat yang disediakan
Pada lobi hotel Komaneka agar
juga sudah mencukupi. Tetapi pada
dapat membantu wisatawan dengan
hotel
gangguan
Komaneka
tidak
disediakan
penglihatan,
dapat
tempat parkir khusus untuk penyandang
dipasangkan beberapa speaker untuk
cacat. Sebanyak 68 dari 70 responden
memberikan
informasi
kepada 6
pengunjung yang ada di lobi. Volume
kesulitan
untuk
mengakses
tombol
suara dari speaker tidak terlalu besar
lampu di dalam kamar (item 1).
dan tidak terlalu kecil dan informasi
Pengguna kursi roda jika merasakan
yang diberikan tidak terlalu cepat.
kurang bisa mengakses tombol dan tuas
Tulisan tanda jalan menuju ruangan
tertentu mereka bisa menggunakan alat
dan jalan tertentu seperti toilet, tangga,
lain seperti tongkat atau payung untuk
lift, kamar hotel dan sebagainya sudah
mengatasi
masalah
ada dan hendaknya ditulis jelas dan
ketinggian
antara
mudah dibaca dari jauh maupun dekat.
balkon juga menjadi penghalang untuk
Wisatawan
dengan
gangguan
bergerak
secara
itu.
Perbedaan
ruangan
bebas.
dengan
Ketinggian
penglihatan dan pengguna kursi roda
tempat tidur sudah tepat dan terjangkau
bisa terganggu dengan posisi furnitur
bagi pengguna kamar. Posisi tempat
yang ada di dalam kamar karena bisa
tidur yang terlalu rendah bisa membuat
menghambat
mereka.
mereka
(91,43%)
bangun.
Sebanyak
gerak
64
bebas
responden
kesulitan
untuk tidur
dan
menyatakan di dalam kamar sudah
Karpet yang ada di ruang kamar
cukup tersedia ruang gerak bebas yang
walaupun mempunya nilai estetika, ini
cukup dan bebas dari furniture (item 4).
bisa berkomplikasi pada mobilitas pada
Jika tamu yang memakai kamar hotel
pengguna kursi roda. Karpet yang
merasa ruang gerak bebas masih kurang
dibuat
cukup baginya, staf hotel biasanya
masalah ini. Berbeda dengan pengguna
diminta untuk memindahkan beberapa
crutch, karpet sangat membantu karena
furnitur dari ruangan. Ketika pengguna
merasa tidak aman pada lantai yang
kamar sudah selesai menggunakannya,
tidak
ruang kamar
kesulitan menjaga keseimbangan dan
dibersihkan
sekaligus
lebih
tipis
berkarpet.
bisa
Mereka
yang bening bisa
mengatasi
memiliki
posisi furnitur dikembalikan seperti
lantai
membuat
semula sesuai dengan desain tata letak
mereka terjatuh. Sebanyak 9 responden
hotel Komaneka.
(12,86%) terdapat karpet di lantai kamar
Tombol lampu di kamar juga mudah
mereka (item 5). Responden lainnya
di akses bagi penghuni kamar hotel baik
sebanyak 61 orang (87,14%) tidak
bagi tamu dengan kesehatan fisik
mengatakan adanya karpet di dalam
normal maupun dengan cacat fisik.
kamar. Hal ini dikarenakan karpet yang
Sebanyak
tersedia diletakkan di bawah furnitur
69
dari
70
responden
(98,57%) menyatakan mereka tidak 7
yang ada sehingga tidak terlalu terlihat
menjemur
dan mencolok.
nyaman
Di
hotel
Komaneka
handuk. ketika
Mereka
merasa
memegang
furnitur
umumnya
tersebut dan terbantu ketika mereka
kamar mandinya memiliki bathtub dan
bergerak di kamar mandi. Wastafel
masalah yang timbul adalah pengguna
yang
kursi roda mengalami kesulitan untuk
terjangkau
masuk dan keluar bathtub. Ruangan ber-
responden (98,57%) sudah menyatakan
shower terlalu sempit untuk dimasuki.
hal tersebut (item 7).
tersedia
ketinggiannya
dimana
sebanyak
juga 69
Mereka perlu space yang lebih banyak
Di hotel Komaneka tidak terdapat
dengan toilet untuk memudahkan akses
ruangan khusus bagi mereka yang tidak
dari kursi roda. Pengguna kursi roda
merokok karena restoran yang tersedia
juga bisa mengalami kesulitan meraih
tidak dikelilingi dinding yang tertutup
benda-benda yang ada di kamar mandi
atau dikatakan outdoor. Lebar jalan
seperti cermin dan wastafel karena
diantara kursi yang satu dengan lainnya
berada diluar jangkauan.
sudah cukup lebar dan nyaman dimana
Mereka yang menggunakan crutch
sebanyak
60
responden
(85,71%)
lebih mudah menggunakan fasilitas
menyatakan hal tersebut (item 2).
kamar mandi, namun lantai yang mulus
Tinggi meja makan telah dibuat nyaman
dan
bagi
bagi seluruh pengunjung restoran di
mereka. Untuk menghindari bahaya ini,
dalam hotel Komaneka karena seluruh
bisa
atau
responden tidak ada yang mengeluh
ditambahkan karpet di atas lantai kamar
tinggi meja makan dan kursi kurang
mandi agar tidak licin.
nyaman.
basah
sangat
berbahaya
diletakkan
handuk
Sebanyak 25 responden (35,71%)
Saat keadaan darurat sudah terdapat
mengatakan sudah terdapat handrails di
jalur khusus saat keadaan darurat. Jalur
kamar mandi dan responden lainnya
khusus yang dibuat cukup lebar dan
sebanyak
landai
45
orang
(64,26%)
serta
mudah
diakses
dan
mengatakan di kamar mandi belum
langsung menuju area kosong yang luas.
terdapat handrails yang terpasang pada
Sebanyak 63 responden (90%) sudah
sisi dinding kamar mandi (item 6).
melihat jalur khusus tersebut (item 1).
Pengguna kamar mandi terutama yang
Hampir seluruh responden yaitu 69
memiliki cacat fisik bisa berpegangan
orang (98,57%) tidak melihat adanya
pada furnitur yang ada di kamar mandi
pintu khusus atau emergency exit di
seperti
hotel Komaneka (item 2).
wastafel
dan
besi
untuk
8
5. Tombol lampu dan lainnya tidak
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dari aspek
ergonomi
terhadap
fasilitas
dibuat
terlalu
tinggi
untuk
memudahkan pengguna kursi roda
penyandang cacat d hotel Komaneka dapat disimpulkan bahwa:
DAFTAR PUSTAKA
1. Hotel Komaneka sudah membuat
1. Westcott J. Improving Information
fasilitas yang membantu wisatawan
on Accesible Tourism for Disabled
cacat fisik untuk menjalani aktivitas
People.
dengan mudah setiap hari tetapi
European Communities, 2004
Enterprise
Publications:
masih kurang maksimal. Hal ini
2. Ahasan R, Campbell D, Salmoni A,
terlihat dari banyaknya responden
Lewko J. Ergonomics of Living
yang
terdapat
Environment for the People with
fasilitas yang nyaman bagi para
Special Needs. 2005.[cited: 2013
tamu yang menginap.
November]
menjawab
sudah
2. Fasilitas yang sudah menerapkan aspek ergonomi pengaruhnya sangat besar bagi wisatawan yang cacat. Mereka
menjadi
merasa
aman
terbantu
untuk
dan
menjalani
Available
at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme d/11499165 3. Rosemarie F. Berbagai Penyebab Gangguan Penglihatan. 2011. [cited: 2013
November]
Available
at:
aktivitas fisik sehari-hari.
http://bisa-
Hal-hal yang dapat disarankan dari
foundation.or.id/2011/06/berbagai-
penelitian ini adalah:
penyebab-gangguan-penglihatan-2/
1. Dibuat tempat parkir khusus bagi penyandang
cacat
dan
luasnya
4. Susanto S. Gangguan Pendengaran. 2010.
[cited:
2013
November]
dibuat lebih lebar daripada tempar
Available
parkir biasa
eprints.undip.ac.id/29093/3/Bab_2.p
2. Semua jalan menuju lobi dilengkapi dengan handrail
at:
df 5. Rimmer JH, Riley B, Wang E,
3. Tulisan penunjuk arah dibuat jelas
Rauworth A. Accessibility of Health
agar bisa dibaca jari jauh maupun
Clubs for People with Mobility
dekat
Disabilities and Visual Impairments.
4. Beri area kosong yang bebas dari furnitur untuk bergerak bebas di
2005.[cited: Available
2013
November] at:
dalam kamar hotel 9
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme d/16254234 6. Saeed H, Ouellette-Kuntz H, Stuart H, Burge P. Length of Stay for Psychiatric Inpatient Services: A Comparison People
of
Admissions
With
and
of
Without
Developmental Disabilities. 2003. [cited: 2013 November] Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme d/14593664 7. Poria Y, Reichel A, Brandt Y. Dimensions of Hotel Experience of People
with
Disabilities:
An
Exploratory Study. 2010. [cited: 2013
November]
Available
at:
http://www.emeraldinsight.com/jour nals.htm?articleid=1938058&show= pdf
10