1
STRATEGI PRA PRODUKSI PROGRAM BARU “BERANI BERSIH” DI TVRI Vanessa Yulianty Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (021) 534 5830,
[email protected] ( Vanessa Yulianty, Rahmat Edi Irawan, S.Pd, M.IKom )
ABSTRACT The aim of this research is to know how TVRI develop a production design program to successfully premiered on screen. The research method used is qualitative method with interpretive approach because this approach emphasizes the participation of researcher in the research. Researcher chose interpretive approach because researcher conducted pratisipant observation and depth interview on the research’s place. Research results are TVRI held 5 production meeting in 2 months and the development of production design by TVRI has faced various obstacles due to limited production costs from the country. The conclusion of this research is already in accordance with production theory, especially in the pre-production stage. However, the results appear on the production design development done by TVRI was not optimal because was made without the dummy and the cost of production is limited.(VY) Keywords : production design, the production of program, Berani Bersih, TVRI ABSTRAK
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana Televisi Republik Indonesia (TVRI) melakukan pengembangan desain produksi program yang baru hingga berhasil tayang perdana di layar kaca. Metode Penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dengan pendekatan interpretif karena pendekatan ini menekankan partisipasi peneliti dalam penelitian. Hal ini peneliti pilih karena peneliti melakukan observasi partisipan dan wawancara mendalam langsung di tempat penelitian. Hasil yang dicapai dari penelitian peneliti mengenai pengembangan desain produksi yang dilakukan TVRI ialah dalam prosesnya ada lima rapat produksi dalam 2 bulan dan beberapa kendala yang dikarenakan batasan anggaran dari negara untuk produksi TVRI. Kesimpulan dari penelitian ini ialah sudah sesuai dengan teori produksi terutama di tahapan pra produksi. Namun, hasil tayang dari pengembangan desain produksi yang dilakukan TVRI tidak maksimal karena dibuat tanpa dummy dan biaya produksi yang terbatas. (VY) Kata Kunci: desain produksi, produksi program, Berani Bersih, TVRI
2
PENDAHULUAN TVRI selaku televisi nasional memiliki jangkauan siaran yang sangat luas sehingga mampu dijangkau masyarakat mulai dari perkotaan hingga daerah terpencil sekalipun. Oleh sebab itu, hal inilah yang menjadi keunggulan tersendiri bagi TVRI. Ditambah lagi dengan adanya peningkatan kualitas TVRI yang diusung mulai bulan Maret 2015. Hal ini diwujudkan dalam berbagai perubahan program mereka. Salah satunya dalam program informasi atau berita. Program acara dialog menjadi salah satu program yang diunggulkan dari pemberitaan TVRI divisi current affairs. Nilai kebenaran, kejujuran, dan netral menjadi acuan program dialog TVRI. Pengulasan detail mengenai isu – isu yang sedang booming di tengah masyarakat dilengkapi dengan kehadiran narasumber yang kompeten di bidangnya. Tema yang diangkat berbeda beda setiap harinya. Program Dialog TVRI ditayangkan secara Live langsung dari Lobby GPO TVRI. Tepat tanggal 01 Maret 2015, Current Affairs TVRI menayangkan secara perdana program dialog dengan konsep baru setiap senin hingga jumat. Setiap harinya memiliki tema yang terspesifikasi, mulai dari ekonomi, politik, hukum hingga budaya. Program ini adalah suatu bentuk pengembangan program TVRI dalam upaya meningkatkan kualitas program Dialog TVRI. Mulai Maret 2015, program Dialog TVRI diperbaharui dengan konsep yang lebih variatif supaya masyarakat tidak jenuh saat menontonnya. Topik topik yang lebih beraneka ragam, konsep tempat yang megah serta narasumber yang inspiratif menjadi pilihan TVRI untuk menarik minat audiens. Salah satu wujud partisipasi TVRI dalam memberikan informasi mendidik ialah dengan diangkatnya tema dialog yang sejalan dengan maraknya kasus pelanggaran hukum dan korupsi di Indonesia. Diangkatnya program Dialog TVRI “Berani Bersih” ialah keseriusan TVRI mendorong pemberantasan permasalahan di tanah air yang merugikan masyarakat, yakni pelanggaran hukum serta korupsi. Program acara mingguan dialog interaktif yang berdurasi satu jam ini mengangkat Tema tentang Penegakan Hukum , Pencegahan dan Pemberantasan KKN. Keberadaan segmen “Klinik Hukum” juga menjadi nilai tambah bagi program ini karena segmen ini merupakan wujud keterbukaan TVRI terhadap segala pertanyaan masyarakat mengenai hukum di Indonesia. Meskipun ini merupakan program baru, namun Berani Bersih berani diangkat TVRI dengan tujuan membuka mata masyarakat atas pekerjaan rumah yang tak kunjung terselesaikan ini yakni mengenai penegakan hukum serta bertujuan untuk mempublikasikan dan memberikan pendidikan informal mengenai hukum dan korupsi. Selain itu, melalui Berani Bersih, TVRI ingin mendorong tingkat disiplin nasional dan tingkat kesadaran masyarakat untuk mau taat hukum dan melestarikan budaya anti korupsi mulai dari hal – hal terkecil. Program ini dibentuk tanpa melupakan unsur netralitas TVRI itu sendiri. Segala isu yang dibahas dan informasi yang dibagikan tidak lepas dari prinsip TVRI untuk tidak berpihak pada sisi manapun. Peneliti ingin meneliti dalam lingkup yang lebih spesifik yakni mengenai bagaimanakah pihak TVRI dalam divisi Current Affairs menyusun program baru “Berani Bersih” hingga berhasil direalisasikan dalam tayangan live 03 Maret 2015. Peneliti memilih untuk meneliti “Berani Bersih” dalam lingkup proses pra produksi sebelum akhirnya direalisasikan dalam tayangan perdana di
3
televisi. Peneliti ingin mengetahui bagaimana TVRI membuat sebuah program, apa saja yang menjadi pertimbangan mereka, dan apa yang mereka lakukan saat pembuatan program.
Kajian Pustaka
Penelitian sebelumnya yang peneliti jadikan sebagai perbandingan terdiri dari tiga jurnal lokal dan dua jurnal internasional. Perbedaan penelitian peneliti dengan jurnal pertama yakni Dina Febriyana dalam “Proses Produksi Program Talkshow “Redaksi 8” Pada Televisi Lokal Tepian Tv Samarinda” meneliti program di televisi lokal sedangkan peneliti meneliti televisi publik nasional yang lebih independen dari segi konten acara. Kemudian persamaannya ialah peneliti sama – sama meneliti proses produksi suatu program talkshow. Sedangkan dalam jurnal kedua yakni “Perencanaan Dan Produksi Program Televisi Pendidikan Di Televisi Edukasi” oleh Herry Kuswita
perbedaannya ialah teori produksi yang
digunakan. Kesamaannya yaitu objek yang diteliti terkait dengan program yang peneliti angkat yang berupa tayangan dari televisi bersifat edukatif. Jurnal ketiga lokal yang peneliti pilih ialah “Strategi Penyajian Program Pendidikan Di Televisi Edukasi”. Persamaannya kami meneliti dengan kualitatif mengenai membuat program yang ada unsur edukasi di dalamnya. Perbedaannya adalah Herry Kuswita selaku peneliti jurnal menggunakan teori strategi penyajian dalam artian peneliti jurnal tersebut lebih meneliti ke arah strategi televisi tersebut. Dalam jurnal internasional, yakni “Television Talkshows and Public Sphere” , peneliti melihat persamaannya ialah meneliti objek talkshow televisi dengan metode kualitatif. Kemudian perbedaannya adalah penelitian tersebut lebih memfokuskan pada bagaimana konsep talkshow itu sendiri, sedangkan peneliti lebih cenderung ke arah pembuatan talkshow .
Di jurnal yang kedua yakni “Role of Talkshows Raising Political Awareness among Youth” , perbedaannya ialah penelitian tersebut menggunakan kuisioner sebagai teknik penelitiannya dan fokus pada analisis peran talkshow bagi pemuda saja. Persamaannya dengan yang peneliti teliti ialah pada intinya kami menganalisis talkshow yang mendidik dan informatif meskipun berbeda tema. “Role of Talkshows Raising Political Awareness among Youth” ke arah politik, yang peneliti teliti mengarah pada hukum dan korupsi. METODE PENELITIAN Menurut Moleong (2007) ,penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Peneliti memilih kualitatif sebagai metode yang tepat karena peneliti ingin melakukan analisis dan mengetahui secara mendalam mengenai sebuah proses. Prinsip
4
metode Kualitatif yang menginterpretasikan data melalui analisis pemaknaan, peneliti anggap sesuai dengan tujuan penelitian peneliti. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006). Sehubungan dengan tujuan peneliti untuk mendeskripsikan suatu proses produksi, peneliti memilih kualitatif deskriptif sebagai metode yang akan diterapkan selama penelitian. Study kasus (case study) berdasarkan yang dinyatakan Suharsimi Arikunto (2006) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu. Studi kasus atau ‘case study’ menurut Prof. Dr. Conny R. Semiawan (2010) adalah bagian dari metode kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus tertentu secara lebih mendalam dengan melibatkan pengumpulan beraneka sumber informasi. Peneliti memilih studi kasus karena penelitian ini memfokuskan pada suatu program tertentu saja yakni Berani Bersih yang merupakan program baru di TVRI.
HASIL DAN BAHASAN Strategi Pra Produksi Program Baru “Berani Bersih” di TVRI Pembaharuan program Dialog TVRI melalui berbagai tahapan perencanaan dan pengembangan yang dirampungkan dalam lima kali rapat desain produksi. Rapat pertama dilakukan pada bulan Januari 2015. Rapat pertama tersebut menentukan tema per hari yang diangkat dan tim yang bertugas berdasarkan tema tersebut. Dalam rapat pertama ini, diputuskanlah adanya lima tema spesifik yang menjadi pengembangan dari Dialog TVRI. Di hari Senin memfokuskan pada ekonomi, Selasa fokus pada hukum dan korupsi, Rabu menspesifikasikan pada politik, Kamis fokus pada budaya, dan Jumat cenderung mengenai tokoh – tokoh. Dari tema – tema tersebut, manajer membagi tim – tim yang bertugas yang terdiri dari produser, asisten produser, dan redaktur. Kemudian tim – tim tersebut termasuk tim Berani Bersih diminta untuk membuat design by script atau proposal desain produksi yang memaparkan konsep acara, latar belakang, maksud tujuan, audiens, dan lain lain yang berhubungan dengan perencanaan program. Rapat kedua masih terjadi di Januari dengan tiap tim mempresentasikan proposal desain produksi program Berani Bersih di hadapan Kepala Seksi Current Affair, Endah Tri Handayani, dan seluruh anggota Current Affairs. Latar belakang program Berani Bersih pada intinya adalah TVRI sebagai Lembaga penyiaran publik yang memiliki peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, maka dari itu LPP TVRI menyajikan acara program siaran dialog Berani Bersih pad atahun 2015 ini. Program acara mingguan dialog interaktif yang berdurasi satu jam ini mengangkat tema tentang penegakan hukum, pencegahan dan pemberantasan KKN.
Program ‘Berani Bersih’ muncul pada
suasana dan semangat memperbaiki kualitas tayang di layar TVRI yang ditargetkan mulai Maret 2015. Dalam pra produksi sebagaimana yang Zettl (2006) kemukakan, pertama harus ada ide ke skrip. Sebuah program takkan terbentuk tanpa adanya sebuah ide. Ide inilah yang kemudian akan
5
dikembangkan ke desain produksi. Ide program ini cukup menarik karena tema yang diangkat memang spesifik dan tema yang diangkat berupa permasalahan yang melanda bangsa Indonesia, yakni pemberantasan korupsi dan hukum. Jika peneliti lihat di berbagai media, memang permasalahan korupsi dan hukum di negara ini seperti tidak menemui titik akhir. Selalu ada permasalahan baru dari waktu ke waktu. Hal inilah yang peneliti lihat sebagai alasan yang sangat tepat bagi TVRI untuk membangun acara ‘Berani Bersih’ ini. Selain acaranya mendidik, acara ini juga sangat informatif dan sesuai dengan status TVRI yang turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain latar belakang, maksud dan tujuan program juga harus jelas dan terarah. Dalam jurnal “Perencanaan Dan Produksi Program Televisi Pendidikan Di Televisi Edukasi” milik Herry Kuswita, Hidayat Muchtar selaku Produser Eksekutif Televisi Edukasi menjelaskan bahwa tujuan yang hendak dicapai dengan penayangan program pendidikan harus jelas, misalnya setelah target audiens menonton program pendidikan tersebut ada sesuatu yang menjadi pengetahuan baru bagi target audiens, berbeda dengan program televisi yang ditayangkan di televisi swasta, tidak ada target yang ingin dicapai kecuali keuntungan finansial belaka. Penjelasan ini jugalah yang peneliti jadikan acuan dalam meneliti program Berani Bersih di TVRI karena sama – sama mempertimbangkan konten mendidik dalam program yang akan mereka buat tanpa mementingkan laba. Melalui program siaran Berani Bersih diharapkan masyarakat Indonesia dapat memperluas wawasan mengenai penegakan hukum, pencegahan dan pemberantasan KKN di Indonesia. Konsep yang ingin diangkat dalam program ini ialah talkshow atau dialog antara narasumber yang kompeten dibidangnya untuk saling mengutarakan pendapat mengenai suatu isu yang pastinya berkaitan dengan pemberantasan hukum dan korupsi. Konsepnya yang berupa dialog juga dilengkapi kehadiran host yang berlaku sebagai pengarah serta penengah pada jalannya dialog. Konsep on air looking yang dibuat untuk program ini ialah disediakannya kursi untuk audiens dan narasumber duduk selama dialog, namun posisi host harus selalu berdiri dikarenakan dengan berdiri host bisa dengan bebas bergerak dan mengajukan pertanyaan pada narasumber. Posisi pemusik piano dan saxophone dibuat berdekatan satu dengan yang lain supaya saat pengambilan gambar lebih mudah. Kemudian adanya 4 plasma TV juga menjadi dekor yang harus ada untuk menampilkan gambar dengan bertuliskan nama program dan menayangkan hasil shoot live saat itu. Dalam dialog ini juga disajikan rubrik “Klinik Hukum” untuk menjawab berbagai masalah hukum yang terjadi di Indonesia lewat narasumber pakar hukum. Maksud dan tujuan program ini ialah mempublikasikan dan memberikan pendidikan informal mengenai hukum dan korupsi dengan konsep acara berupa dialog. Dialog dengan konsep di dalam studio ini menghadirkan empat narasumber yang berkaitan dan 1 pewawancara tetap. Dialog ini akan dibagi dengan 2 segmen dan akan dibuka dengan penampilan akustik/ musik. Di sela dialog, pewawancara akan membacakan tanggapan masyarakat melalui media sosial dan dibahas dengan narasumber. Di sela – sela dialog, pewawancara dapat menunjukan grafis berisi data terkait tema. Dalam rapat ketiga pengembangan desain produksi, tim Berani Bersih diminta untuk memberikan bayangan tune yang akan mereka gunakan. Produser memberikan bayangan tune yang menampilkan gambar – gambar terkait hukum seperti adanya palu,
6
timbangan, dan semacamnya. Desain ini diajukan kepada tim promo karena tim promo lah yang bertugas membuat tune program di LPP TVRI. Rapat keempat adalah rapat dimana tim Berani Bersih mempresentasikan keseluruhan hasil revisi yang didapatkan dari rapat sebelumnya. Tim mempresentasikan dalam bentuk kerangka acuan kerja (KAK) program siaran dialog Berani Bersih 2015 LPP TVRI yang telah dibuat oleh tim produksi. Pembahasan meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, segmentasi, nama organisasi pengadaan barang, sumber dana, jangka waktu pelaksanaan, hingga spesifikasi program Rapat terakhir yang diselenggarakan current affairs dalam mengembangkan desain produksi program Berani Bersih ialah memastikan persiapan untuk tayang perdana dan bagaimana tune yang akan digunakan. Program ini secara resmi tayang perdana pada bulan Maret 2015 tepatnya tanggal 03 Maret. Secara keseluruhan, rapat desain produksi berlangsung lancar dan sistem kerja yang bisa dikatakan cukup santai. Keterbatasan anggaran memang menjadi hambatan utama bagi TVRI untuk memaksimalkan program yang mereka buat. Akibat anggaran produksi terbatas juga tidak ada pembuatan dummy program. Dummy program umumnya dibuat untuk mengetahui kekurangan yang masih terjadi dalam program baru sebelum tayang di televisi. Namun, karena anggaran produksi yang tidak banyak, LPP TVRI memilih untuk langsung memproduksi program yang sudah direncanakan lewat rapat – rapat desain produksi yang mereka lalui. Akan tetapi, dibalik segala keterbatasan itu, kinerja tim yang solid dan kekeluargaan, mampu menutupi kekurangan yang ada. Semua saling bahu membahu memberi masukan positif dengan tujuan menyajikan program yang bagus dan layak ditonton sehingga memberi pembuktian bahwa keterbatasan anggaran bukanlah rintangan berarti bagi TVRI. Setelah semuanya direncanakan sedemikian rupa, maka program Berani Bersih mulai tayang secara langsung di TVRI Nasional pada tanggal 03 Maret 2015 pukul 20.00 hingga pukul 21.00 WIB dengan narasumber Prof. Dr. Meutia F. Hatta Swasono, Prof. Dr. Taufik Abdullah, Ade Irawan, dan segmen Klinik Hukum bersama Kang Asep Iwan Iriawan dengan tema Pemberantasan Korupsi Setengah Hati dibawakan oleh Imam Priyono selaku host tetap acara ini. Pembuatan VT, prolog dan rundown dilakukan pada hari H akan tayang yakni 03 Maret 2015 tepatnya sekitar pukul 11.00 WIB. Pembuatannya yang terkesan terlalu singkat dalam hal waktu , seperti sudah menjadi semacam kebiasaan bagi tim untuk bekerja di hari H. Namun, meskipun begitu, semua pekerjaan tersebut dapat selesai tanpa kekurangan apapun. Hal lain yang menjadi hambatan bagi tim ialah sistem kru yang selalu di rolling. Kru produksi di lapangan mulai dari camera person hingga PD dan FD semuanya di rolling sehingga Berani Bersih tidak memiliki tim produksi lapangan yang tetap. Hal ini mempersulit produser karena produser harus terus memberikan pengarahan pada para kru setiap minggunya. Bahkan di hari eksekusi perdana, kru produksi yang sudah mendapat giliran untuk bertugas datang terlambat. Produser dan asisten produser serta redaktur datang lebih dulu. Satu jam sebelum acara dimulai, tim dan kru lapangan mulai melakukan rehearsal. Rehearsal adalah semacam latihan sebelum shooting secara live. Latihan ini dilakukan tidak hanya
7
untuk memberikan pelatihan pada tim namun juga untuk mengetahui hal – hal cacat lainnya yang mungkin terjadi saat live nanti. Rehearsal menurut Zettl (2006) terdiri dari pembacaan skrip, dry run or blocking rehearsal (latihan para talent saat shooting nanti supaya terlihat melakukan blocking yang alami dengan memberikan gambaran letak letak kamera atau gambaran floor plan yang akan digunakan), camera rehearsal and dress rehearsal, dan walk through-camera rehearsal combination. Rehearsal dilakukan langsung di Lobby GPO dengan latihan pemusik yang memainkan lagu yang nanti akan dipakai mengiringi acara. Kemudian, produser lapangan memberikan pengarahan kepada host dan tim produksi yang bertugas di lapangan mengenai bagaimana posisi host saat membuka acara, kamera yang mana yang akan mengambil gambar host tersebut dan semacamnya. Tayangan 03 Maret 2015 merupakan realisasi pertama kalinya di layar kaca. Tayang perdana ini sebagai wujud dari segala ide, perencanaan, dan persiapan yang tim lakukan selama dua bulan. Promosi program Berani Bersih yang dilakukan pada hari selasa siang dan sore melalui iklan di TVRI, menurut peneliti, jika hanya dengan cara itu promosi program Berani Bersih kurang optimal. Sedikitnya frekuensi iklan serta tidak adanya banner iklan mengenai keberadaan program ini sungguh sangat disayangkan. Oleh sebab itu penggunaan akun media sosial Berani Bersih harus dimaksimalkan fungsinya karena program Berani Bersih sesungguhnya sangat bagus dalam pengertian bahwa program ini sangat edukatif, inspiratif, dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Koordinasi antar tim dan divisi current Affairs sangat santai dalam setiap rapat pengembangan desain produksi hingga dapat tayang perdana. Santai yang dimaksud dalam pengertian mereka dalam bekerja sangat menjunjung tinggi kekeluargaan yang ada. Tidak ada tekanan dan saling support satu dengan yang lain. Peneliti melihat dari keseluruhan hasil tayangan perdana 03 Maret 2015 bahwa dalam waktu yang sangat singkat serta anggaran yang sangat terbatas di TVRI, membuahkan hasil yang tidak buruk dilihat dari segi lokasi, pengambilan gambar, pencahayaan, dan tema serta musik yang mengiringi. Program Berani Bersih berhasil direalisasikan tayang di layar kaca secara live dengan hasil akhir cukup memuaskan padahal tidak dirancang dengan dummy dan anggaran yang tidak banyak.
SWOT Pra Produksi Program Baru “ Berani Bersih” TVRI Strength atau kekuatan dari program ini peneliti melihat dari segi tema dan konten. Dari segi tema yang direncanakan untuk program ini, program dialog yang memiliki tema terspesifikasi saat ini memang belum ada. Di berbagai stasiun televisi, pembahasan mereka dalam dialog bisa bermacam – macam dan tidak terfokus pada satu lingkup saja. Sedangkan Berani Bersih memfokuskan pada tema pemberantasan korupsi dan hukum. Inilah yang menarik sebab dua permasalahan inilah yang terus “menghantui” Indonesia. Seakan tiada akhir yang pasti dari permasalahan – permasalahan tersebut .Namun, dengan komitmen TVRI yang ingin membangkitkan semangat memperjuangkan kebenaran dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia, maka program ini dapat dibentuk dan terus bertahan di bawah tema yang riskan ini. Meskipun temanya riskan, independensi LPP TVRI menambah menarik program ini sebab LPP TVRI tidak boleh memihak kubu mana pun dan akan terus mempertahankan netralitas konten acaranya. Selain itu, kehadiran tokoh yang bisa dijadikan inspirasi
8
bagi masyarakat juga dihadirkan supaya ketika masyarakat menonton, mereka dapat memiliki seorang panutan untuk dapat menerapkan hidup ‘bersih’ mulai dari lingkungan terkecil mereka. Adapun segmen Klinik Hukum yang memberi kesempatan audiens untuk berkonsultasi mengenai perihal hukum yang mereka pertanyakan kepada pengamat hukum yakni Asep Iwan Iriawan. Segmen ini juga menjadi keunikan program ini karena segmen ini mengijinkan audiens untuk bertanya tidak hanya hal yang sesuai tema dialog saat itu asalkan masih dalam lingkup hukum. Hal ini juga yang peneliti nilai menjadi kekuatan program ini. Konsepnya yang menggunakan iringan piano sepanjang dialog juga menarik karena berdasarkan yang peneliti pantau umumnya dialog yang bertema serius dalam arti bukan berupa human interest atau obrolan ringan, tidak menggunakan iringan piano. Berani Bersih sebagai wadah dialog yang pembahasannya sangat serius dinilai tepat bagi peneliti untuk menggunakan iringan piano supaya tidak terlalu kaku. Ini juga menjadi kekuatan tersendiri bagi program ini. Selanjutnya adalah weakness atau kelemahan. Kelemahan yang dimiliki program ini menurut peneliti ialah keterbatasan anggaran. Dari anggaran yang sangat terbatas di LPP TVRI ini sangat menghambat berbagai hal. Selain itu, yang menjadi kekurangan dari program Berani Bersih ini ialah saat pembuatan program tidak menggunakan dummy. Kemudian, selain itu sistem rolling kru lapangan sangat berpengaruh juga terhadap maksimal atau tidaknya program ini sebab rolling kru lapangan menimbulkan penguluran waktu untuk kru menyesuaikan diri dengan kemauan produser. Selain anggaran, kelemahannya juga terletak pada saat pra produksi. Peneliti menilai bahwa tim Berani Bersih seperti terbiasa untuk bekerja di sehari sebelum atau beberapa jam sebelum live. Mereka sangat deadliners yang berarti bekerja di saat benar benar mendekati deadline. Memang hasilnya tidak buruk, namun alangkah baiknya jika dipersiapkan dari jauh hari supaya pelaksanaan akan berjalan lebih maksimal. Selain itu, peran produser saat pra produksi terlalu mendominasi, bahkan seperti memonopoli segala sesuatu yang berkaitan dengan Berani Bersih. Tak ada rapat penentuan tema dan narasumber, sehingga semua dilakukan oleh produser seorang. Redaktur dan asisten produser hanya menanti kabar dari produser. Kelemahan selanjutnya yakni kurang gencarnya promosi program. Meskipun LPP TVRI tidak memperhatikan rating share, namun bukan berarti ada ketidakperdulian atas acara yang dibentuk. Promosi tetap harus dilakukan seperti pemasangan banner di depan gedung LPP TVRI, atau aktif berpromosi melalui media sosial LPP TVRI itu sendiri. Dalam hal peluang atau opportunity , program Berani Bersih cukup berpotensi untuk menembus pasar. Tema serta tokoh inspiratif yang menjadi kekuatan Berani Bersih menjadi pembuka pintu peluang TVRI untuk memasuki persaingan media. Temanya yang mengangkat tema mengenai permasalahan utama di Indonesia akan mampu menarik minat menonton audiens. Namun, peluang ini takkan tercapai tanpa adanya promo program yang kuat dan media sosial program yang aktif mengupdate info terbaru mengenai program ini. Terakhir adalah threat atau ancaman. Persaingan industri media yang tingkat kompetisinya sangat tinggi memang cukup mengkhawatirkan seiring semakin bertumbuhnya stasiun televisi swasta di Indonesia. Apalagi penayangan program Berani Bersih tayang di jam prime time. Dalam hal ini , Berani Bersih memang dihadapkan dengan persaingan yang sengit. Tak hanya datang dari program
9
sejenis yang diusung di televisi swasta, namun ancaman dari program – program hiburan maupun pemutaran film box office adalah lawan tangguh yang harus dihadapi Berani Bersih.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan di bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa: 1.
Strategi pra produksi yang dilakukan LPP TVRI dalam program Berani Bersih dilakukan dalam lima kali rapat desain produksi. Mulai dari penentuan tema dialog spesifik berdasarkan hari, pemilihan tim, pembuatan proposal desain produksi, dan kemudian dipresentasikan di hadapan jajaran pemberitaan Current Affairs LPP TVRI. Persiapan ini berlangsung kurang lebih selama dua bulan yakni mulai Januari hingga Februari 2015.
2.
Dalam pra produksi dibahas mengenai nama program, lokasi shooting, tune, format acara dan konsep, beserta bagaimana setting on air looking yang akan dibuat, dan segmen. TVRI dalam membuat program memiliki pertimbangan mengenai biaya produksi, tema yang mengandung nilai atau manfaat bagi masyarakat, dan situasi kondisi masyarakat saat ini (current). Kendala utama dalam membuat program baru di LPP TVRI ialah dari segi anggaran yang terbatas.
3.
TVRI membuat program
“Berani Bersih” didorong dengan keinginan TVRI ingin turut
campur tangan dalam upaya pencegahan KKN penegakan hukum di Indonesia. LPP TVRI berharap bahwa dengan program ini korupsi dapat ditekan dengan ditanamkan sikap tegas pada korupsi sejak dari lingkungan terkecil. Kemudian, latar belakang acara ini dibentuk juga sebagai pembuktian komitmen TVRI untuk mampu memberikan pencerahan serta inspirasi pada bangsa Indonesia bahwa sesungguhnya masih banyak tokoh yang ‘bersih’ rekam jejaknya dari kasus hukum dan korupsi di tengah godaan KKN yang semakin kuat, sehingga patut diteladani. 4.
Analisa SWOT dari pra produksi pembuatan program baru “Berani Bersih” ialah sebagai berikut. Kekuatan dari pra produksi terletak pada kinerja mereka yang santai namun produktif. Dibuktikan dengan berhasil ditayangkannya program “Berani Bersih” secara Live di televisi. Kemudian program ini memiliki tema spesifik yakni hanya seputar hukum dan pemberantasan korupsi. Serta keberadaan segmen Klinik Hukum yang menjadi pembeda program dialog ini. Kelemahannya terletak pada terbatasnya anggaran produksi LPP TVRI. Lalu Peluang untuk program ini cukup baik terkait temanya yang memiliki nilai berita dan tokoh inspiratif yang hadir sebagai panutan bagi para audiens. Kemudian ancaman program ini ialah dari saingan program yang tayang di jam sama dari stasiun televisi swasta terkait program ini tayang di jam prime time.
10
Saran 1.
Saran kepada perusahaan terkait yakni LPP TVRI dalam merancang sebuah program ialah untuk melakukan persiapan yang matang demi keberhasilan program dan meningkatkan kualitas produksi dari Berani Bersih.
2.
Untuk penelitian selanjutnya peneliti harap untuk lebih dikembangkan penelitiannya dan digali lebih dalam permasalahan internal yang ada selama proses produksi selanjutnya berlangsung dan diperkuat dengan mewawancarai narasumber yang relevan dan kompeten di bidangnya. Berikan juga berbagai solusi atas permasalahan yang ditemukan dalam penelitian
REFERENSI Ardianto, E dan L. Komala. (2007). Komunikasi Massa: suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media
_____________. (2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media
Cangara, Hafied H. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Darwanto, S (2007). Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar David, Fred. R. (2005) Strategic management:concepts and cases.New Jersey:Prentice Hall Effendy, Onong Uchjana. (2007). Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hanum, Salma.(2005). Sukses Meniti Karir Sebagai Presenter. Yogyakarta:Absolut. Lamintang, Franciscus T. (2013). Pengantar Ilmu Broadcasting dan Cinematography. Jakarta : In Media Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Karya Morissan, M.A. (2008). Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Rosda Karya ______________ (2009). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Rosda Karya Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Nughroho, Y., Putri, DA., Laksmi, S. (2012). Mapping the landscape of the media industry in contemporary Indonesia. .Jakarta: CIPG and HIVOS Nurrudin M. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
11
Poerwandari, E.K. (2007). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian PerilakuManusia. Jakarta : LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Rangkuti, Freddy. (2013). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
KonsepsiDan
Sarwono, Jonathan. (2006). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: ANDI Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja. Rosdakarya Sutopo, H.B.. (2006). Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya DalamPenelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. West Richard dan Lynn H. Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis Dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika ____________________________ (2009). PengantarTeori Komunikasi : Analisis Dan Aplikasi. Jakarta :Salemba Humanika ___________________________ (2010). Introduction Aplication. McGraw-Hill: New York.
Communication
Theory:
Analysis
ad
Wibowo, Fred. (2007). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta : Pinus ____________ (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus . Zettl. (2006). Television Production Handbook. San Fransisco State University:Thomson Wadsworth
WEBSITE http://web.kominfo.go.id/sites/default/files/BUKU%20SAKU%20SURVEY%20INDIKATOR%20A KSES%20DAN%20PENGGUNAAN%20TIK%20PADA%20RUMAH%20TANGGA%20TAHUN% 202014.pdf http://beritatvri.6te.net E – Jurnal Febriyana, Dina. (2013). Proses Produksi Program Talkshow “Redaksi 8” Pada Televisi Lokal Tepian Tv Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi, Jilid 1, No.4, diakses 15 Mei 2015 dari http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/ Kuswita, Herry. (2014). Perencanaan Dan Produksi Program Televisi Pendidikan Di Televisi Edukasi. Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Univesitas Esa Unggul, Vol 11, No.2, diakses pada tanggal 15 Mei 2015 dari http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Kom/article/view/1074 Kuswita, Herry. (2014). Strategi Penyajian Program Pendidikan Di Televisi Edukasi. Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul Jakarta, diakses pada tanggal 15 Mei 2015 dari http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Kom/article/download/1066/981 Wahab, Juliana Abdul. (2011). Television Talkshows And The Public Sphere. Jurnal Komunikasi Malaysian Journal of Communication Universiti Sains Malaysia, Jilid 27, No.2, diakses pada tanggal 20 Mei 2015 dari http://www.ukm.my/jkom/journal/pdf_files/2011/V27_2_2.pdf
12
Nabila Naz ,Dr. Yasir Nawaz, Muhammad Ali . (2014). Role of Talkshows Raising Political Awareness among Youth (Study Conducted in District Toba Tek Singh). Academic Journal of Interdisciplinary Studies MCSER Publishing, Rome-Italy, Vol 3, No 1, diakses pada tanggal 20 Mei 2015 dari http://www.mcser.org/journal/index.php/ajis/article/viewFile/2082/2069
SUMBER LAIN SDM LPP TVRI Current Affairs LPP TVRI
RIWAYAT PENULIS Vanessa Yulianty lahir di kota Jakarta pada 01 Juli 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran peminatan Broadcasting pada tahun 2015.