STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KUDUS
Oleh: Fatimah, Ida Hayu DM Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman: http// www.fisip.undip.ac.id email
[email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi peningkatan produksi subsektor tanaman di Kabupaten Kudus dengan menggunakan analisis lingkungan internal dan eksternal. Hasil analisis ini akan digunakan untuk menemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus untuk meningkatkan produksi subsektor tanaman pangan. Di dalam menganalisa faktor internal dan eksternal, peneliti menggunakan alat analisis SWOT (strenghts, Weakness, Opportunities, Treats). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan informasi dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta para petani tanaman pangan di Kabupaten Kudus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Kudus memiliki beberapa sumber daya yang potensial seperti tanah yang subur, sumber daya manusia yang mumpuni, sumber daya anggaran yang cukup dan kebijakan pemerintah pusat untuk mendukung produksi tanaman pangan regional. Di sisi lain, pemerintah daerah juga menghadapi beberapa faktor yang menghambat seperti perubahan iklim, isu politik dan pertumbuhan industri yang mempengaruhi upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan produksi subsektor tanaman pangan. Hasil penelitian ini sangat penting untuk merumuskan beberapa strategi baru yang direkomendasikan untuk Pemerintah Kabupaten Kudus. Rekomendasi ini diharapkan dapat membantu Pemerintah Daerah untuk meningkatkan produksi subsektor tanaman pangan di kabupaten Kudus.
Kata kunci : Strategi, SWOT, Produksi Subsektor Tanaman Pangan.
Tahun
1. PENDAHULUAN Tanaman
pangan
merupakan
subsektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Berbagai hasil tanaman pangan seperti padi, kedelai, kacang hijau dan ketela telah menjadi sumber pangan yang
maka tidak menjadi hal yang mengherankan jika tanaman pangan menjadi salah satu subsektor yang paling banyak diusahakan oleh para
Pangan.
sebagai wujud tanggung jawab Pemerintah
untuk
kedaulatan,
menjamin
keamanan
kemandirian
pangan
dan
diseluruh
wilayah Indonesia. Di dalam mewujudkan negara yang kuat di bidang pangan, langkah
penting
dilakukan
yang
adalah
perlu dengan
memperkuat produksi subsektor tanaman pangan di tingkat daerah, baik
petani.
tentang
Undang – Undang ini dibentuk
dikonsumsi oleh masyarakat setiap harinya. Melihat kondisi tersebut
2012
provinsi
ataupun
tingkat
kabupaten/ kota. Langkah ini perlu Indonesia sebagai salah satu
diambil dengan harapan jika setiap
negara agraris terbesar di dunia,
daerah
idealnya mampu menjadi negara
kebutuhan
mampu menjadi pemasok bahan
mandiri maka kedaulatan pangan
pangan bagi negara – negara lain di
tingkat nasional akan semakin kuat.
dunia, namun kenyataannya saat ini Indonesia
harus
mampu
Upaya
memenuhi
pangannya
untuk
secara
memperkuat
mendatangkan
produksi subsektor tanaman pangan
bahan pangan dari luar negeri untuk
ditingkat daera bukanlah tugas yang
memenuhi kebutuhan dalam negeri
mudah bagi pemerintah, apalagi
sendiri. Di dalam menghadapi
jika melihat berbagai hambatan
permasalahan ini Pemerintah Pusat
yang dialami oleh pemerintah dan
telah
petani
merumuskan
sebuah
semakin
hari
semakin
kebijakan yang tertuang dalam
beragam.
Undang – Undang
sumber daya air, menguatnya sektor
Nomor 18
Ketersediaan
lahan,
industri,
kondisi
sarana
dan
persen
dibanding
tahun
2012,
prasarana pertanian dan perubahan
sedangkan
tanaman
jagung
iklim merupakan beberapa contoh
mengalami
penurunan
secara
ancaman nyata yang dihadapi oleh
konsisten dalam kurun waktu 2011
pemerintah dan petani saat ini.
hingga 2013.
Kabupaten di Jawa Tengah yang
mengalami
problematika
Hal serupa juga
terjadi pada tanaman kacang hijau yang
tahun
2013
mengalami
pertanian yang cukup kompleks
penurunan yang cukup ekstrem dari
adalah kabupaten Kudus. Salah satu
tahun – tahun sebelumnya yakni
fenomena yang mengindikasikan
79,09 persen.
adanya
masalah
serius
yang
dihadapi oleh Dinas Pertanian, Perikanan
dan
Kehutanan
Kabupaten Kudus sebagai SKPD yang
berwenang
dalam
mengembangkan sektor pertanian, khususnya
subsektor
tanaman
pangan
adalah
adanya
kecenderungan
penurunan
pada
beberapa jenis tanaman pangan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Beberapa tanaman pangan
Salah diduga
satu
faktor
menjadi
penurunan
yang
penyebab
produksi
tanaman
pangan di kabupaten Kudus adalah luas
panen
yang
semakin
berkurang. Penurunan terjadi pada tahun 2011 dimana luas panen merosot 1.3 persen dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2013 luas panen menurun secara tajam sepuluh persen dari tahun 2012. Masalah lain yang juga diduga ikut mempersulit
upaya
Dinas
seperti padi, jagung, kedelai dan
Pertanian,
Perikanan
dan
kacang hijau mengalami penurunan
Kehutanan
Kabupaten
Kudus
produksi yang cukup tajam. Pada
dalam
tahun 2013 produksi tanaman padi
tanaman
mengalami penurunan sebesar 4,44
ketersediaan air yang pada musim
meningkatkan pangan
produksi adalah
kemarau
cukup
masyarakat
menyulitkan
dalam
Sebagian
bertani.
Petani
Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Kabupaten
Kudus
terpaksa
belum sesuai dengan tantangan
mengambil air dari limbah pabrik
yang dihadapi saat ini. Strategi –
yang telah tercemar polusi.
strategi tersebut mungkin sesuai
Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus untuk meningkatkan kembali hasil produksi tanaman pangan, terdapat dua strategi utama menjadi
yang kini
perhatian
yakni
meningkatkan kualitas SDM baik petani
dan
penyuluh
serta
meningkatkan sarana dan prasarana
dengan keadaan beberapa tahun yang lalu, namun belum tentu mampu menjawab permasalahan – permasalahan yang saat ini semakin sulit dan kompleks. Maka dari itu dibutuhkan
strategi
–
strategi
alternatif yang lebih efektif guna menjawab permasalahan yang saat ini sedang terjadi.
teknologi pertanian. Peningkatan
Berdasarkan
kualitas SDM pada petani dan
bahwa
penyuluh dilakukan agar petani dan
masalah serius yang dihadapi oleh
penyuluh
Dinas Pertanian, Perikanan dan
memiliki
yang baik
kompetensi
dalam menjalankan
telah
beberapa
dalam
upaya
perannya masing – masing yaitu
peningkatan produksi
subsektor
petani
pangan, terutama dalam perumusan
mampu
mencapai
Kehutanan
terjadi
kenyataan
produktivitas yang tinggi dalam
dan
bertani
peningkatan
dan
membina
para
penyuluh petani
dapat dengan
berbagai pengetahuan terkini. Berkaca
pada
berbagai
permasalahan yang terjadi, strategi – strategi yang telah dijalankan oleh
pelaksanaan produksi
strategi tanaman
pangan saat ini, maka judul untuk penelitian ini adalah
“Strategi
Peningkatan Produksi Subsektor Tanaman Pangan di Kabupaten Kudus”. Kudus dipilih menjadi
lokus dalam penelitian ini karena
yang diperintah, serta mendorong
permasalahan yang dialami dalam
kebijakan publik lebih responsif
meningkatkan
terhadap kebutuhan sosial.
hasil
subsektor
tanaman pangan yang semakin beragam.
Di dalam administrasi publik terdapat dua cabang konsentrasi
Tujuan dari penelitian ini adalah
mendiskripsikan
yang memiliki fokus yang berbeda,
dan
yaitu kebijakan dan manajemen.
faktor
Kebijakan berfokus pada proses
pendukung dan penghambat serta
perumusan keputusan – keputusan
merumuskan strategi alternatif yang
untuk menjawab berbagai persoalan
efektif
Pertanian,
yang dihadapi oleh masyarakat,
Kehutanan
sedangkan
manajemen
berfokus
pada
menganalisis
strategi,
bagi
Dinas
Perikanan
dan
Kabupaten
Kudus
untuk
lebih
pelasanaan
meningkatkan produksi subsektor
keputusan – keputusan tersebut
tanaman pangan.
melalui pemanfaatan sumber daya
Konsep
dan
tinjauan
yang tersedia. Syafie
pustaka dalam penelitian ini adalah
(2006
:
49)
administrasi publik, manajemen
mencoba menjelaskan apa yang
strategis, perencanaan strategis dan
menjadi
teori pembangunan pembangunan.
manajemen
pembeda
antara
publik
dengan
manajemen swasta, yakni “untuk Nicholas
Henry
mendefinisikan administrasi publik sebagai
suatu
kombinasi
yang
komplek antara teori dan praktik, dengan
tujuan
pemahaman
mempromosi
Pemerintah
dalam
hubungannya dengan masyarakat
membedakan manajemen publik dengan manajemen swasta masih menjadi polemik dalam literatur organisasi Walaupun mempunyai
dan
manajemen.
manajemen warna
publik
pengabdian
masyarakat yang menonjol, namun
merupakan
juga memiliki warna pelayanan”.
didisiplinkan
Di dalam manajemen publik terdapat cabang ilmu manajemen
upaya
yang
untuk
membuat
keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana organisasi (atau entitas
yaitu
manajemen
strategis.
Berdasarkan pengertian dari David dan John A. Pearce dan Richard
lainnya),
apa
yang
dikerjakan
organisasi (atau entitas lainnya) dan mengapa
organisasi
(entitas
lainnya) mengerjakan hal seperti B Robinson, Jr , manajemen strategis dipahami sebagai sebuah proses
yang
terintegrasi
dari
beberapa proses lainnya yakni,
itu. Menurut Bryson (2002 : 55) perencanaan
strategis
dapat
dilakukan melalui beberapa tahapan yang meliputi :
proses
merumuskan,
mengimplementasikan
dan
1. Memprakarsai
dan
persetujuan
terhadap
suatu
manajemen
atau
mengevaluasi alternatif – alternatif
proses
tindakan dalam rangka pencapaian
perencanaan strategik. 2. Mengidentifikasi
tujuan yang akan dicapai dimasa mendatang oleh perusahaan. Manajemen strategis pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan manajemen
pada
dimana
di
dalamnya
tahapan
perencanaan.
umumnya, terdapat Menurut
Olsen dan Eadie (John Bryson : 2002)
manajemen
strategis
meminta
mandat
institusi ataupun organisasi. 3. Memperjelas misi dan nilai – nilai institusi atau organisasi. 4. Menilai lingkungan eksternal yang
menyangkut
peluang
ataupun ancaman yang ada. 5. Menilai yang
lingkungan
internal
berhubungan
dengan
kekuatan yang dimiliki institusi
ekonomi dan pengertian sertanian
maupun kelemahan yang ada.
sendiri mengandung tekanan unsur
6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi 7. Merumuskan
strategi
ekonomi. Pertanian adalah usaha manusia
untuk
melalui
kehidupan
tumbuhan dan hewan untuk dapat
mengolah atau menangani isu –
lebih
isu yang ada.
kebutuhannya. Ini suatu usaha
8. Menciptakan suatu visi institusi
upaya
peningkatan
subsektor
tanaman
kabupaten
Kudus.
produksi pangan
di
Subsektor
tanaman pangan merupakan salah satu subsektor yang sangat penting di bidang pertanian, inilah mengapa membangun
Menurut bahwa
Penelitian ini berfokus pada
subsektor
tanaman
pangan dapat diartikan sebagai bagian dari membangun sektor pertanian.
Hadisapoetro,
pembangunan
menyangkut berkaitan
hal
dengan
–
pertanian hal
yang
kesejahteraan
masyarakat, baik masyarakat petani ataupun
masyarakat
umumnya.
Jadi,
pada
dalam
pembangunan
upaya
pertanian,
pengukuran tidak sebatas pada efektifitas dan efisiensi tetapi juga memperhatikan
pengukuran
tentang kemiskinana, pemerataan,
Sri
Widodo
sebagainya.
(dalam Yowono et al, 2011 : 15) pembangunan
pertanian
didefinisikan sebagai pembangunan ekonomi disektor pertanian, karena memang pertanian merupakan salah sektor
memenuhi
pendidikan, kebudayaan dan lain
Menurut
satu
dalam
ekonomi”.
atau organisasi yang efektif bagi masa depan.
baik
dalam
kehidupan
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan desain penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan
peningkatan produksi
strategi subsektor
tanaman
pangan
di
kabupaten
Kabupaten Kudus tentang strategi
Kudus serta faktor pendukung dan
peningkatan produksi
subsektor
penghambat yang dihadapi oleh
tanaman
kabupaten
Dinas Pertanian, Perikanan dan
Kudus diketahui bahwa terdapat
Kehutanan
dua strategi utama yang telah
dalam
menjalankan
strategi – strategi tersebut
pangan
dijalankan
Teknik pengumpulan data
di
yaitu
peningkatan
kualitas SDM petani dan penyuluh
melalui informan yang digunakan
serta
adalah teknik purposive sampling
prasarana
dengan mencari informasi secara
Strategi ini disusun dengan tujuan
mendalam di Dinas Pertanian,
untuk meningkatkan peran sektor
Perikanan
pertanian
dan
Kabupaten
Kehutanan
Kudus,
Perencanaan
dan
Badan
peningkatan teknologi
guna
pertanian.
mendukung
Sasaran dari kedua strategi
Kabupaten Kudus dan para petani
tersebut
tanaman
meningkatkan
Cara
dan
ketahanan pangan daerah.
Pembangunan
pangan.
sarana
adalah
untuk produktivitas
pengumpulan data yang digunakan
pertanian. Kebijakan yang diambil
yaitu observasi, wawancara, studi
untuk
dokumentasi dan studi pustaka.
adalah
Model analisis data dalam
mendukung
strategi
ini
menyelenggarakan
pelatihan,
pembinaan,
diklat,
penelitian ini mengikuti konsep
sekolah lapang bagi petani dan
yang
diberikan
melalui
John
Bryson
penyuluh
–
tahapan
infrastruktur pertanian (jaringan
tahapan
serta
membangun
perencanaan strategis dan uji litmus
irigasi
yang dipaparkannya.
menyediakan peralatan pertanian, benih unggul, pupuk dan obat-
II. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Perikanan
di
Dinas dan
dan jalan usaha tani),
obatan pertanian.
Pertanian,
Kedua strategi yang saat ini
Kehutanan
dijalankan oleh Dinas Pertanian,
Perikanan
dan
Kehutanan
telah jelas tertuang dalam visi
Kabupaten
Kudus
merupakan
misi
Dinas.
Visi
Dinas
strategi yang sudah ada sejak dulu,
Pertanian dan Perikanan dan
artinya strategi – strategi tersebut
Kehutanan Kabupaten Kudus
sudah diterapkan dari periode –
adalah
periode sebelumnya dan belum
kesejahteraan
mengalami banyak perubahan.
diwujudkan melalui upaya
Di
dalam
produksi
meningkatkan
subsektor
tanaman
pangan, strategi yang digunakan idealnya
disesuaikan
dengan
Meningkatkan petani
peningkatan
yang
produksi
subsektor tanaman pangan. b. Sumber daya manusia petani dan penyuluh sudah cukup
kondisi internal dan eksternal yang
baik
dari
segi
kualitas,
dihadapi oleh dinas saat ini. Hal ini
sedangkan dalam hal jumla
dilakukan dengan pertimbangan
masih sangat kurang.
–
c. Anggaran
permasalahan yang akan dihadapi
didukung
semakin sulit dan beragam.
kabupaten dan provinsi serta
bahwa
permasalahan
Berdasarkan hasil temuan dalam beberapa
penelitian, faktor
diketahui
internal
dan
dinas
yang
oleh
APBD
bantuan lainnya yang berasal dari Pemerintah Pusat. d. Sarana
dan
prasarana
eksternal terkait dengan upaya
pertanian kurang memadahi,
peningkatan produksi
terutama dalam hal sarana
subsektor
tanaman pangan, yaitu :
pengairan/ irigasi.
A. Faktor Internal a. Kejelasan Pemerintah
B. Faktor Eksternal.
visi
dan
a. Pengaruh
kondisi
politik
dalam
dalam perumusan kebijakan
meningkatkan
terutama dalam penentuan
produksi subsektor tanaman
anggaran pembangunan di
pangan di Kabupaten Kudus
sektor pertanian yang masih
rangka
Daerah
misi
dipengaruhi oleh kepentingan
Berdasarkan
kondisi
– kepentingan sekelompok
lingkungan internal dan eksternal
orang.
dapat
b. Kondisi perekonomian yang kurang
stabil
membuat
terkadang
petani
diketahui
pula
faktor
pendukung dan penghambat dalam rangka
meningkatkan
produksi
harus
subsektor tanaman pangan. Faktor
mengurangi masukan untuk
pendukung yang di miliki oleh
aktivitas
dinas diantaranya, Kualitas SDM
bertani
tanaman
pangan.
penyuluh dan petani yang sudah
c. Kondisi sosial masyarakat di
baik, misi dinas yang berorientasi
kabupaten Kudus, termasuk
pada
para
Tersedianya anggaran, dukungan
petani
terbuka dengan
yang
dan
sudah
partisipatif
berbagai
program
Pemerintah Daerah. d. Perkembangan
dari
saat ini juga sudah mulai petani
untuk bertani. e. Berdasarkan
kondisi
geografis, Kudus memiliki potensi lahan pertanian yang subur namun saat ini kondisi iklim yang berubah turut menjadi ancaman bagi para petani.
produksi,
Pusat
Provinsi,
dan lahan
pertanian di kabupaten Kudus yang ilmu
oleh
Pemerintah
Pemerintah
subur.
pengetahuan dan teknologi
dimanfaatkan
peningkatan
Selain faktor pendukung terdapat faktor penghambat yang sekaligus menjadi kelemahan dan ancaman yaitu, kurangnya kuantitas SDM
penyuluh
dan
petani,
minimnya sarana dan prasarana pertanian, lemahnya kelembagaan kelompok petani, perubahan iklim, sektor
pertanian
yang
bukan
merupakan prioritas pembangunan daerah kabupaten Kudus.
Usaha untuk merumuskan altertanif dalam
strategi
yang
rangka
efektif
meningkatkan
produksi subsektor tanaman pangan di kabupaten Kudus dapat dimulai dengan
melakukan
identifikasi
terhadap isu – isu strategis. Isu – isu strategis
didapatkan
dari
2. Penguatan
kelembagaan
kelompok tani 3. Peningkatan
sarana
dan
prasarana pertanian 4. Ekstensifikasi dan rehabilitasi lahan pertanian. 5. Peningkatan hubungan kerja Sama
dengan
Pemerintah
identifikasi terhadap faktor – faktor
Pusat dan Pemerintah Provinsi
internal dan eksternal yang akan
dalam penentuan musim tanam
menghasilkan isu SO (strengthness
III. PENUTUP
and opportunity), WO (Weaknesses
3.1 Kesimpulan
and Opportunity), ST (Strength and Treath) dan WT (Weaknesses and Treath).
Pemerintah
Kabupaten
Kudus
melalui Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus
Isu – isu strategis hasil
memiliki dua strategi utama untuk
identifikasi terhadap faktor internal
meningkatkan produksi subsektor
dan eksternal kemudian dilakukan
tanaman pangan, yaitu:
uji litmus untuk diketahui isu – isu paling
strategis
prioritas
yang
sesuai
permasalahan
yang
menjadi dengan dihadapi.
Berikut adalah isu paling startegis
a. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia
petani
dan
penguatan kelembagaan petani b. Peningkatan
sarana
dan
prasarana teknologi pertanian
yang sekaligus menjadi alternatif Di
strategi bagi dinas : 1. Peningkatan
kualitas
dan
kuantitas SDM petani dan penyuluh
dalam
menjalankan
strategi di atas, terdapat beberapa faktor pendukung, yaitu :
a. Kualitas SDM penyuluh dan petani yang sudah baik
kuantitas SDM petani dan
b. Misi dinas yang berorientasi pada peningkatan produksi c. Tersedianya anggaran d. Dukungan
dari
Pemerintah
e. Lahan pertanian di Kabupaten Kudus yang subur.
beberapa
faktor
penghambat, diantaranya: a. Kurangnya
kuantitas
SDM
b. Minimnya sarana dan prasarana pertanian kelembagaan
kelompok petani
e. Sektor pertanian yang bukan
pembangunan
prioritas daerah
Berdasarkan kondisi di atas, beberapa
sarana
prasarana
dan
teknologi
pertanian dan
intensifikasi lahan pertanian tanaman pangan hubungan
kerjasama
dengan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Pusat
untuk
menentukan musim tanam yang tepat bagi petani. 3.2 Saran umum
peningkatan
strategi produksi
subsektor tanaman pangan di Kabupaten
Kudus
sudah
cukup baik, namun akan jauh
Kabupaten Kudus.
terdapat
c. Peningkatan
1. Secara
d. Perubahan iklim
merupakan
kelembagaan
e. Peningkatan
penyuluh dan petani
c. Lemahnya
b. Penguatan
d. Ekstensifikasi
Selain faktor pendukung pula
penyuluh
kelompok petani
Pusat dan Pemerintah Provinsi
terdapat
a. Peningkatan kualitas dan
strategi
lebih baik jika tidak hanya mengandalkan strategi yang
alternatif yang sudah dirumuskan,
sudah ada sejak dulu.
yaitu :
Idealnya menghadapi
untuk
mampu
permasalahan
yang
berkaitan
dengan
peningkatan tanaman
produksi
yang
penting,
sektor
strategi
pertanian
khususnya
harus disusun berdasarkan
subsektor
tanaman
kondisi lingkungan internal
pangan
dan eksternal yang ada saat
mendapatkan
ini.
yang besar dari Kepala
2. Upaya
pangan,
e. Sebagai salah satu sektor
–
upaya
untuk
menghadapi
faktor
3. Alternatif strategi yang telah dirumuskan
untuk
maksimal
adalah
perhatian
Daerah.
penghambat yang mungkin dilakukan
harus
akan
berjalan jika
sebagai berikut :
memperhatikan hal – hal
a. Peningkatan sarana dan
sebagai berikut :
sarana
teknologi
pertanian. b. Peningkatan
a. Peningkatan sarana dan prasarana pertanian dapat
kuantitas
dilakukan
dengan
tenaga kerja penyuluh dan
berfokus pada perbaikan
petani subsektor tanaman
sarana
pangan.
sarana
c. Peningkatan kelembagaan petani agar kelompok – kelompok
tani
di
kabupaten Kudus dapat menyerap
bantuan
–
bantuan dari Pemerintah. d. Peningkatan kerjasama Pemerintah
hubungan dengan Pusat
Pemerintah Provinsi
dan
irigasi,
karena
irigasi
di
kabupaten Kudus saat ini masih sangat kurang. b. Peningkatan tenaga
kerja
dilakukan
jumlah dapat melalui
peningkatan kesejahteraan seperti dilakukan
yang
petani telah oleh
Pemerintah Daerah Bali
dengan
memberikan
insentif
kepada
e. Salah
satu
kerjasama
bentuk
yang
bisa
masyarakat yang bersedia
diusahakan
mempertahankan
Pemerintah Daerah dan
lahannya dan konsisten
Pemerintah Pusat adalah
bersedia bekerja disektor
pada saat penentuan masa
pertanian.
tanam
c. Penguatan
oleh
bagi
petani.
kelembagaan
Penentuan masa tanam
petani dapat terwujud jika
petani yang tepat dapat
ada upaya proaktif dari
dilakukan
Pemerintahuntuk jemput
menjalin komunikasi dan
bola.
Kelompok
kelompok belum
–
dengan
koordinasi
tani
yang
dengan
terdaftar
perlu
sehingga
yang
BMKG
memperoleh
Keputusan (SK) sehingga
secara
akurat
mereka
waktu
untuk
perlindungan hukum yang sah.
pusat petani
didata dan diberikan Surat
mendapatkan
baik
informasi tentang memulai
musim tanam. DAFTAR PUSTAKA
d. Ekstensifikasi dilakukan dengan memperluas dan
Azwar, Saifudin. 2014. Metode
merehabilitasi
lahan
Penelitian. Pustaka Pelajar:
tanaman
yang
Yogyakarta
belum dengan
pangan
dimanfaatkan semestinya
Bryson,
John
M.
2002.
Perencanaan Strategis Bagi
sehingga
luas
panen
Organisasi Sosial. Pustaka
tanaman
pangan
dapat
Pelajar: Yogyakarta
terus ditingkatkan
David, Fred R. 2009.Strategic Managemen
Konsep.
Salemba empat: Jakarta.
2014.
Manajemen
Strategik
dalam
Pengembangna Daya Saing Organisasi.
Kompas
Gramedia: Jakarta. Nazir,
Moh.
2011.Metode
: Bogor.
Menjamin
Kedaulatan Pangan. LIPI PERS: Jakarta Sugiyono.
2007.
Dwi
Yoga
Isnaini, Luthfi J. Kurniawan.
Penelitian Kuantitatif dan dan
R&D.
Alfabeta : Bandung. Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005.
Petaka
Politik
: Jakarta Yuwono, Triwibowo et al.2011. Pembangunan
Pangan. Intrans Publishing:
Membangun
Malang
Pangan.
Prastowo, Adi. 2011. Memahami Metode – Metode Penelitian. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta Purwanto,
Metode
Manajemen Publik.Grasindo
Geneng
2010.
Hayati
Pertanian
Kualitatif
Penelitian. Ghalia Indonesia
Nouval,
Elizabeth A. Widjaya. 2010. Keanekaragaman
Hubeis, Musa dan Mukhamad Najib.
Sastrapradja, Setijadi D. dan
Irwan.
2006.
Managemen Strategis. CV
Syafiee, Inu Kencana. 2006. Ilmu Publik.
Asdi Mahasatya: Jakarta
Gajah
PT.
Mada
University
Press:
Yogyakarta Adhitya, Fazrizan Wardani et al. 2013.
Determinan
Produktivitas
Tanaman Administrasi
Kedaulatan
Lahan
Pertanian
Yrama Widya: Bandung
Pertanian:
Subsektor Pangan
di
Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Volume 14, No. 1: 110-125
Dibrell, Clay et al. 2013. Linking The
Formal
Strategic
Planning Process, Planning Flexibility
and
Innovativeness
to
Firm
Performance. Elsivier Inc. All Right Reserved. No.2 : 2000-2007 Lukito,
Vera
Teresa.2013.
Perancangan Strategi Bisnis di PT.
Coronet
Crown.Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Volume 2, No1. Lupp,
Gerd
et
al.2014.
Forcing
Germany’s Renewable Energy Targets By Increasing Energy Crop Production : A Challenge For
Regulation
Sustainable
To
Secure
Land
Use
Practices.Elsevier. No. 1 : 296 306 http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php