867
Unmas Denpasar
STRATEGI MEMBACA NYARING PADA KELAS MEMBACA TINGKAT MAHIR Luh Ketut Sri Widhiasih dan Nyoman Deni Wahyudi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar
[email protected] dan
[email protected]
ABSTRAK Penelitian yang menggunakan rancangan deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan dari strategi membaca nyaring pada kelas membaca tingkat mahir. Fokus dari penelitian ini adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Reading IV yang diklasifikasikan sebagai kelas membaca tingkat mahir di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar. Data yang diperoleh pada penelitian ini berjenis data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari pengamatan, angket terbuka, dan wawancara terstruktur. Data diperoleh dengan menggunakan peneliti sebagai instrument kunci dan beberapa instrumen penelitian lain seperti catatan peneliti, daftar pertanyaan angket terbuka, dan daftar pertanyaan wawancara terstruktur. Hasil pengamatan, angket terbuka dan wawancara terstruktur dianalisis secara deskriptif menggunakan Model Interaktif. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan strategimembaca nyaring di kelas membaca mahir membuat mahasiswa (1) membangun kosakata dan pelafalan mereka; (2) mengembangkan pemahaman mereka terhadap struktur wacana; (3) mendorong pemahaman tingkat tinggi; (4) belajar pada konteks yang bermakna; dan (5) memiliki motivasi dalam membaca. Kata kunci :strategi membaca nyaring, kelas membaca tingkat mahir ABSTRACT This research used descriptive qualitative design that aimed at describing the application of Reading Aloud Strategy in advance reading class. As the focus of this study was university students who took Reading IV subject that was classified as advance reading class in English Education Study Program, Faculty of Teaching Training, Mahasaraswati Denpasar University. The data obtained in this study are qualitativedata. Thequalitative data were collected by observation, open questionnaire and guided interview. Data were collected by using researcher as the key instrument and some research instruments such as, field note, list of open questionnaire questions, and list of guided interview questions. The result of observation, open questionnaire and guided interview were analyzed descriptively using Interactive Model. This study found that the application of Reading Aloud Strategy in advance reading class made the students (1) build their vocabulary and pronunciation; (2) develop their understanding of text structures; (3) encouragetheir high levels of understanding; (4) learn in a meaningful context; and (5) have motivationin reading. Key words: reading aloud strategy, advance reading class PENDAHULUAN Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa wacana dengan tingkat kesulitan tinggi secara kritis serta membuat ringkasan adalah standar kompetensi yang wajib dimiliki oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Reading IV di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
868
Unmas Denpasar
Denpasar, seperti yang tertera dalam dokumen silabus mata kuliah Reading IV. Mata kuliah Reading IV adalah mata kuliah membaca tingkat mahir pada program studi ini. Kemampuan menganalisa wacana secara kritis menjadi tolak ukur seorang mahasiswa dianggap memenuhi syarat kelulusan pada mata kuliah ini. Standar kompetensi di atas dijabarkan dalam beberapa kompetensi dasar yang akhirnya akan menuntun siswa mencapai standar kompetensi yang telah disebutkan diatas. Berdasarkan hasil pengamatan awal ditemukan bahwa mahasiswa memiliki penguasaan kosakata yang kurang sehingga membuat aktivitas membaca dalam hal ini wacana berbahasa Inggris menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Banyak mahasiswa mengeluhkan bahwa sebuah wacana terlalu banyak mengandung kata-kata baru yang susah dimengerti dan akhirnya bermuara pada ketidakmampuan mahasiswa memahami isi wacana. Kurangnya penguasaan kosakata ini membawa dampak bawaan lainnya pada proses membaca tingkat mahir ini selain ketidakmampuan mahasiswa memahami isi wacana, seperti keinginan membaca yang kurang, rasa bosan dan jenuh saat mengikuti perkulihan, dan lainlain. Dengan keadaan mahasiswa seperti yang disebutkan sebelumnya membuat peneliti memilih sebuah starategi yang dapat membantu mahasiswa dalam penguasaan kosakata sekaligus dapat merangsang keinginan untuk membaca. Strategi tersebut adalah strategi membaca nyaring. Membaca nyaring memang sering diasosiasikan pada membaca tingkat dasar seperti beberapa hasil penelitian yang sering menerapkan strategi ini pada tingkat anakanak. Berdasarkan Beltchenko (2011), membaca nyaring adalah sebuah strategi dimana seorang guru mengatur waktu untuk membaca secara oral pada siswa secara konsisten di atas tingkat membaca mandiri siswa tetapi pada tingkat mendengarkan siswa. Disebutkan juga bahwa membaca nyaring dapat digunakan sebagai aktivitas untuk memulai pelajaran, mendukung proses menulis, membantu siswa berbicara dan berpikir mengenai wacana, memperkenalkan hal baru, membiasakan siswa dengan stuktur wacana dan jenis wacana, dan mengarahkan siswa pada proses berpikir tingkat mahir (Beltchenko, 2011). Bahan bacaan pada strategi membaca nyaring ini bisa bervariasi dari jenis bacaan fiksi, artikel majalah atau koran hingga bacaan non-fiksi. Jenis wacana yang dibacakan sebaiknya yang memiliki tingkat kesulitan diatas tingkat membaca mandiri siswa dan pada tingkat mendengarkan siswa. Dari penjabaran sebelumnya dapat peneliti tarik kesimpulan bahwa membaca nyaring dapat diterapkan pada kegiatan membaca tingkat mahir karena membaca nyaring tidak hanya sekedar membacakan sebuah wacana dengan lantang di depan kelas tetapi juga memerlukan proses berpikir kritis yang harus dilakukan sebelum, saat, dan sesudah membaca nyaring tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di salah satu universitas swasta di Denpasar dimana peneliti bertugas yaitu Universitas Mahasaraswati Denpasar. Universitas ini berlokasi di pusat kota Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas semester IV yang sedang mendapatkan mata kuliah Reading IV, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
869
Unmas Denpasar
Fokus dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dikelas IV B dan IV C yang mengambil mata kuliah Reading IV yang berjumlah 70 orang. Dua kelas ini terpilih dengan teknik sampel acak dari empat kelas yang diampu oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan penerapan dari strategi membaca nyaring pada kelas membaca tingkat mahir. Data tentang penerapan dari strategi membaca nyaring pada kelas membaca tingkat mahirtersebut didapatkan melalui pengamatan yang kemudian dikonfirmasi dengan angket terbuka disusul dengan wawancara terstruktur. Pengamatan dilakukan terhadap penerapan strategi membaca nyaring di kelas sampel, setelah itu disusul dengan mengkonfirmasi hasil pengamatan melalui angket terbuka yang dijawab mahasiswa diakhir kegiatan. Hasil pengamatan dan angket terbuka selanjutnya dikonfirmasi kembali melalui wawancara terstruktur untuk mengetahui kesan mahasiswa dalam penerapan strategi tersebut secara spesifik. Hasil dari pengamatan, angket terbuka dan wawancara terstruktur dianalisis secara kualitatif untuk selanjutnya dapat mendeskripsikan penerapan strategi membaca nyaring di kelas membaca tingkat mahir. Data pengamatan didapat melalui catatan peneliti. Sedangkan, data angket terbuka didapatkan melalui daftar pertanyaan angket terbuka yang dibagikan saat penerapan strategi ini berakhir dan data wawancara terstruktur didapat melalui daftar pertanyaan yang diajukan kepada beberapa mahasiswa secara langsung. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan Model Interaktif. Model ini terdiri dari empat langkah yaitu pengumpulan data, penyaringan data, penyajian data, dan pembuatan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1994). Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk menemukan pola yang diharapkan sehingga dapat disimpulkan. Sebelumnya peneliti telah melakukan triangulasi data dengan menggunakan tiga instrumen pengumpul data. Peneliti juga telah memverifikasi data dengan membandingkan data dari berbagai instrumen penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melalui proses pengamatan awal di kelas sampel maka peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan strategi membaca nyaring ini. Peneliti merancang pembelajaran membaca tingkat mahir ini dengan menyisipkan strategi membaca nyaring untuk memulai kegiatan pada hari itu. Dengan rata-rata jumlah siswa dalam satu kelas yaitu 35 orang maka akan terdapat masing-masing tiga orang mahasiswa yang membaca nyaring di awal kegiatan setiap minggunya. Mahasiswa diijinkan untuk memilih wacana yang akan dibawakan secara mandiri tetapi dengan kriteria bahwa wacana tersebut memiliki tingkat kesulitan diatas kemampuan membaca mandiri teman sekelasnya dan pada tingkat mendengarkan rata-rata teman sekelasnya. Pemilihan wacana juga dilandasi ketertarikan mahasiswa pada sebuah topik sehingga dalam pemahaman awalnya mahasiwa yang akan membaca nyaring memiliki ketertarikan dalam membaca dan memahami wacana yang akan dibawakan. Pada pertemuan pertama peneliti memulai kelas dengan memutarkan dua buah video tentang model penerapan strategi membaca nyaring di depan kelas. Mahasiswa menyaksikan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
870
Unmas Denpasar
video dengan sesekali mendiskusikan apa yang terjadi di video dengan temannya. Selanjutnya peneliti membuka diskusi tentang video yang baru saja disaksikan bersama. Mahasiswa sangat antusias mengungkapkan kesannya setelah menyaksikan video tersebut dan mempertanyakan strategi apa yang digunakan dalam video tersebut. Berikutnya, peneliti memberikan penjelasan tentang strategi membaca nyaring tersebut beserta hal-hal yang berkaitan dengan membaca nyaring. Penjelasan peneliti sesekali mendapat intrupsi dari mahasiswa yang menanyakan beberapa poin yang mereka rasa belum jelas. Setelahnya, peneliti memberikan model cara membaca nyaring di depan mahasiswa untuk selanjutnya pada minggu berikutnya mahasiswa dapat menerapkan strategi membaca nyaring di depan kelas secara bergiliran. Pada awal penerapan strategi membaca nyaring ini, dapat diamati bahwa mahasiswa menggampangkan proses ini sehingga mahasiswa terkesan hanya membaca dengan suara nyaring tanpa pemahaman yang kuat terhadap apa yang sedang dibacanya. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya kesalahan dalam pelafalan kata yang berarti mahasiswa tidak sempat mengecek kamus untuk memastikan cara pelafalan dan juga arti sesungguhnya dari kata tersebut. hal lain yang teramati yaitu kesalahan pemenggalan kalimat dan paragraph yang berarti bahwa mahasiswa belum memahami bagian dari wacana yang akan dibaca. Seharusnya mahasiswa memahami secara dalam dahulu wacana yang akan dibacanya sehingga mengetahui dimana mereka harus memberikan penekanan saat membaca bagianbagian penting dari wacana mereka. Hal yang membedakan membaca nyaring dengan membaca senyap adalah adanya interaksi antara pembaca dan pendengar saat proses pembacaan. Di awal terlihat mahasiswa hanya memfokuskan diri pada wacana dan kurang melakukan interaksi dengan pendengarnya. Melihat hal tersebut peneliti mengadakan diskusi untuk merevisi kesalahan-kesalahan yang terjadi saat penerapan awal membaca nyaring ini agar pembaca berikutnya dapat melakukannya dengan prosedur yang tepat. Pada pertemuan selanjutnya mahasiswa menampilkan wacananya dengan strategi membaca nyaring yang lebih terstruktur dan sesuai dengan kriteria. Dapat diamati bahwa mahasiwa memulai wacananya dengan melakukan tanya jawab dengan pendengarnya. Pembaca meminta pendengar untuk memprediksi wacana melalui judul wacana yang akan dibacakan. Suasana menjadi hidup, mahasiswa yang mendengarkan sangat antusias memprediksi apa yang akan dibacakan. Kemudian setelah wacana dibacakan, di tengah pembacaan juga terdapat dialog antara pembaca dengan pendengar tentang hal menarik dari wacana tersebut. Di akhir pembacaan kembali pembaca mengundang respon pendengar mengkonfirmasi prediksi yang telah dibuat di awal pembacaan. Kegiatan membaca nyaring akhirnya diakhiri dengan penyampaian pesan moral atau kesimpulan dari wacana yang dibacakan. Dari pertemuan ke pertemuan mahasiswa tercatat semakin menguasai cara membaca nyaring, hal tersebut terlihat dari semakin berkurangnya kesalahan dalam penerapan dan juga banyaknya respon mahasiswa saat temannya membaca di depan kelas. Di akhir penerapan strategi membaca nyaring, peneliti membagikan angket terbuka yang berisi beberapa pertanyaan yang meminta respon mahasiswa sebelum, saat dan sesudah penerapan membaca nyaring. Mahasiswa mengungkapkan bahwa sebelum penerapan strategi membaca nyaring ini mahasiswa sering merasa malas untuk membaca karena mereka melihat terlalu banyak kata-kata yang menurut mereka sulit dan akhirnya mereka tidak melanjutkan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
871
Unmas Denpasar
utuk membaca. Setelah menerapkan strategi membaca nyaring mahasiswa merasakan ada dorongan dan keinginan untuk membaca karena mereka memiliki tanggung jawab untuk membacakan sebuah wacana di depan teman sekelas mereka, mau tidak mau mereka harus memahami isi bacaan sebelum mereka membawakannya di depan kelas. Pada proses penerapan strategi membaca nyaring ini mahasiswa menyatakan masih ada rasa gugup saat membacakan wacana mereka di depan kelas dan mereka menyatakan bahwa masih mengalami kendala untuk menarik perhatian pendengar saat mereka membacakan wacana. Mahasiswa merespon bahwa strategi membaca nyaring ini dapat memaksa mereka untuk menguasai sedikitnya kosakata yang ada di dalam bacaan mereka dan mencari tahu bagai mana pelafalan yang tepat untuk kata tersebut. begitu juga mahasiswa merasakan pentingnya memahami struktur wacana saat membaca untuk mengetahui bagian-bagian penting dari wacana tersebut. Dari hasil pengamatan dan angket terbuka kemudian peneliti mengkonfirmasi dan menggali informasi yang lebih spesifik lagi melalui wawancara terstruktur. Hasil dari wawancara terstruktur menguatkan bahwa mahasiswa merasa memiliki kewajiban untuk membagikan isi wacana secara utuh pada pendengar. Kewajiban tersebut membuat mahasiswa memiliki motivasi membaca sumber lain selain wacana yang mereka baca untuk memahami wacana mereka lebih dalam. Trelease (2006) menyatakan bahwa membaca adalah keahlian yang bertumbuh, dimana semakin banyak seseorang membaca semakin baik kemampuannya dalam membaca. Sesi diskusi dalam membaca nyaring membutuhkan proses pemahaman tingkat tinggi untuk merespon setiap pertanyaan pendengar saat sesi diskusi. Seperti yang dinyatakan oleh Koralek (2001) bahwa membaca nyaring mendukung perkembangan dari kemampuan berpikir karena dalam membaca nyaring terdapat sesi diskusi. Duursma (2008) menambahkan bahwa ada hubungan antara penguasaan kemampuan berbahasa oral seperti kosakata, sintaksis dan semantic dalam pemahaman saat membaca. Oleh karena itu mau tidak mau mahasiswa harus memperkaya kosakata dan pelafalan mereka untuk memahami dan membacakan wacana sehingga makna wacana sampai pada pendengar secara utuh.Mahasiswa juga menyatakan bahwa proses membaca nyaring membuat wacana yang dibacakan tidak hanya berguna untuk yang membaca tetapi juga untuk pendengar. Dalam proses ini terjadi kegiatan berbagi informasi dan diskusi tentang wacana antara pembaca kepada pendengar sehingga terjadi pembelajaran pada konteks yang bermakna. Demikian hasil dan pembahaan dari ketiga instrument yang digunakan pada penelitian ini. Adapun kesimpulan dari pembahasan ini bisa dilihat dibagian selanjutnya. SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penerapan strategi membaca nyaring di kelas membaca tingkat mahir memperkaya kosakata dan pelafalan mahasiswa. 2. Penerapan strategi membaca nyaring di kelas membaca tingkat mahir mengembangkan pemahaman mahasiswa terhadap struktur wacana. 3. Penerapan strategi membaca nyaring di kelas membaca tingkat mahir mendorong pemahaman tingkat tinggi. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
872
Unmas Denpasar
4. Penerapan strategi membaca nyaring di kelas membaca tingkat mahir membuat mahasiswa belajar pada konteks yang bermakna. 5. Penerapan strategi membaca nyaring di kelas membaca tingkat mahir membuat mahasiswa memiliki motivasi dalam membaca. UCAPAN TERIMA KASIH Tersusunnya artikel ini tidak luput dari bantuan dan dorongan dari beberapa pihak terkait. Melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar atas kepercayaan dan pembiayaan yang diberikan kepada peneliti untuk penelitian ini. 2. Yang peneliti hormati Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Mahasaraswati Denpasar atas izin dan petunjuknya. 3. Yang peneliti hormati Dekan FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar atas izin dan petunjuknya. 4. Yang peneliti hormati Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris atas izinnya peneliti dapat mengadakan penelitian 5. Yang penelitibanggakan seluruh mahasiswa kelas IV B dan IV C pada mata kuliah Reading IV yang menjadi fokus penelitian ini atas waktu dan kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Beltchenko, Laura. 2011. The Components of Effective Read Alouds. Chicago Literacy Project Duursma, E., Augustyn, M., and Zuckerman, B. 2008. Reading Aloud to Children: The Evidence. An Article in Arch Dis Child Vol 93 No 7 Koralek, Derry. 2001. Reading Aloud with Children of All Ages. www.rif.org Miles, Matthew B. and Huberman, A. Michael. 1994. Qualitative Data Analysis, Second Edition .London: Sage Publications. Trelease, Jim. 2006. The Read-Aloud Handbook. New York: Penguin Putnam.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016