STRATEGI KERJASAMA DI BIDANG COUNTER TERRORISM MELALUI ASEAN DEFENSE MINISTERS’ MEETING PLUS DI TAHUN 2013 DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENANGGULANGAN TERORISME DI INDONESIA
COOPERATION IN COUNTER TERRORISM THROUGH ASEAN DEFENSE MINISTERS’ MEETING PLUS ON PERIOD 2013 TO INCREASE COUNTER TERRORISM ABILITY IN INDONESIA Afifah Noor Khairani1 Mayjen TNI (Purn) Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Bus, M.A 2 Dr. Poppy Setyawati, S.Sos, M.Si3 (
[email protected])
Abstrak - Menghadapi ancaman terorisme, maka dibutuhkan kecerdasan dan ketangguhan dari negara untuk menjaga pertahanan dan keamanan. Usaha yang dapat dilakukan yakni dengan meningkatkan kerjasama antar negara. Melalui ADMM-plus, langkah ini merupakan jalan yang tepat karena ADMM plus merupakan mekanisme kerjasama pertahanan dan keamanan guna mendukung CBM, stabilitas kawasan, pengembangan dan pembangunan di kawasan dengan melibatkan Negara ASEAN serta delapan negara sebagai mitra yakni Australia, Cina, Jepang, India, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia dan Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data primer diperoleh melalui proses wawancara kepada pihak terkait dengan counter terrorism dan ADMM plus. Selain itu, penelitian ini juga didukung oleh data sekunder yang meliputi: buku, jurnal, artikel dan dokumen yang terkait dengan kerjasama di bidang counter terrorism melalui ADMM plus. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa strategi yang digunakan pada kerjasama di bidang counter terrorism melalui ADMM plus di tahun 2013 dalam meningkatkan kemampuan penanggulangan terorisme di Indonesia adalah dengan cara melakukan joint training (latihan bersama) berisikan materi table top exercise dan practical exercise, memiliki tujuan untuk memberikan wawasan mengenai tantangan dan prioritas keamanan di regional, pengembangan kemampuan angkatan bersenjata milik negara dalam hal penanggulangan terorisme, dan mendukung proses penegakan hukum atau usaha lain yang dilakukan oleh institusi pemerintah. Bagi Indonesia, kerjasama ini merupakan strategi yang dilakukan untuk 1
Mahasiswa pasca sarjana Universitas Pertahanan, prodi Diplomasi Pertahanan cohort 2, tahun ajar 2015-2016 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing 2 2
mencapai kepentingan nasionalnya. Untuk mendukung kerjasama ini, digunakan pemanfaatan sarana militer mulai dari peralatan (alutsista), teknologi, dan juga kemampuan personel yang dimiliki masing-masing negara anggota. Kata kunci : strategi, kerjasama, terorisme, counter terrorism, ADMM plus, kepentingan nasional Abstract - Facing the threat of terrorism, it takes intelligence and toughness of the state to maintain defense and security. The effort that can be done to improve the cooperation between countries. ADMM-Plus is the right path for ASEAN to againts the terrorist threat, because ADMM plus is a defense and security cooperation mechanism supporting CBM, regional stability, development and construction in the area involving ASEAN member states and eight countries : Australia, China, Japan, India, New Zealand, South Korea, Russia and the United States. This research uses qualitative primary data through interviews into interested parties with counter terrorism and ADMM plus. In addition, this research also is supported by secondary data includes: books, journals, articles and related documents to counter terrorism cooperation through ADMM plus. The results explains that the strategy used on counter terrorism cooperation through ADMM plus in period 2013 to increase counter terrorism ability in Indonesia is done by conducting joint training (training together) with the material in which table top exercise and practical exercise, which has the aim to provide insight into the challenges and priorities of security in the region , the development of the ability for the arm forces belong to the state in terms of counter-terrorism, and supporting law enforcement agencies or other effort by government institutions. For Indonesia, this cooperation is a strategy to achieve the national interest. To support this cooperation, government use means by utilizing the facilities from military equipment (defense equipment), technology, and also the personnel ability of each member state. Keywords: strategy, cooperation, terrorism, counter terrorism, ADMM plus, national interest Pendahuluan risis
K sekali
peristiwa ekonomi
yang
terjadi
dengan
tersebut, peristiwa
dunia
dikejutkan
penyerangan
mulai tahun 1997 di kawasan
menghancurkan
Asia Tenggara juga diikuti oleh
Center di New York pada tanggal 11
krisis politik dimana banyak
September 2001. Menurut data intelijen,
muncul
gerakan-gerakan
yang
pihak
yang
gedung
World
yang
bertanggung
jawab
Trade
atas
menentang pemerintah, terutama gerakan
kejadian 9 September 2001 adalah Al-
separatis dan demo anti-pemerintah AS,
Qaeda,
dan juga mengalami masa-masa krisis
terorisme yang berpaham islam radikal
ekonomi yang menyebabkan kawasan ini
(Soesilowati, 2011:235). Sejarah berdirinya
menjadi tidak stabil. Beranjak setelah
Al-Qaeda dapat ditelusuri mulai dari perang
yang
merupakan
kelompok
Afghanistan melawan invansi uni Soviet
dalam memerangi aksi teror (Sinambela,
pada tahun 1979 sampai 1989, dimana Al-
2014:60). Letak strategis yang dimiliki oleh
Qaeda
kawasan
bermula
dari
organisasi
yang
Asia
Tenggara
memiliki
bernama MAK (Maktab al-Khidamat) yang
keuntungan maupun ancaman tersendiri.
didirikan oleh Sheikh Abdullah Azam dan
Bagi ASEAN, terjaganya keamanan dan
Osama bin Laden pada tahun 1984 (Golose,
kestabilitasan di kawasan menjadi hal yang
2010:20). Akibat kekalahan tentara Soviet,
tidak bisa ditawar lagi, karena hal tersebut
maka Al-Qaeda muncul sebagai salah satu
merupakan “conditio sine qua non” yakni
kelompok
untuk
prasyarat bagi kelanjutan pembangunan
memperjuangkan ideologi islam, melalui
ekonomi dan kemakmuran di kawasan
mujahidin
(Kemlu, 2015:8). Oleh karena itu diperlukan
yang
berjuang
(Gunaratna, 2002:1). Pasca
terjadinya serangan 11 September 2001, AS
suatu
mengumumkan
diselesaikan,
terorisme.
langkah
terhadap
masalah
ini
yakni
dapat dengan
mengedepankan diplomasi sebagai soft
dengan
power yang dimiliki oleh negara dalam
melakukan penyerangan militer ke wilayah
berkompromi dengan negara lain untuk
Afghanistan pada tanggal 7 Oktober 2001.
saling membantu menangani ancaman
Perang melawan terorisme ini berubah
terorisme yang mengganggu kestabilan di
menjadi
kawasan.
Al-Qaeda
serangan
awal
agar
AS
memerangi
Sebagai
perang
cara
adalah
ambisius
yang
Sehingga,
diplomasi
telah
diwujudkan dengan invansi ke Irak, dengan
dilakukan oleh negara untuk melakukan
tuduhan bahwa Irak telah mengembangkan
kerjasama dan menyelesaikan konflik tanpa
senjata pemusnah massal (Golose, 2010:21).
kekerasan (Griffiths, O'Callaghan, & Roach,
Banyaknya kelompok gerakan Islam radikal dan militan di kawasan Asia
2008:80). Munculnya isu terorisme di kawasan Asia
Tenggara dan kelompok gerakan tersebut
Tenggara
ini
sangat
mempengaruhi
merupakan mitra dari jaringan teroris Al-
hubungan antar Negara yang ada di Asia
Qaeda, hal inilah yang membuat AS
Tenggara (Salim, 2012:9). Seperti yang
menjadikan Asia Tenggara sebagai second
dikatakan oleh Bowman bahwa tidak ada
front atau daerah perang kedua bagi AS
satupun negara di dunia ini yang mampu
melawan terorisme internasional sendirian
kerjasama antar Negara ASEAN yakni
(Kurniawati, 2012:4). Terorisme sebagai
ASEAN way. Prinsip non-interference yang
salah
terkandung dalam ASEAN way ini bisa
satu
jenis
dari
Activities
of
Transnational or Criminal Organizations,
dikatakan
merupakan kejahatan yang ditakuti karena
penghambat
ancaman dan akibat yang ditimbulkan
mengimplementasikan
cukup luas (Sinambela, 2014:17). Berbagai
penanggulangan
upaya telah dilakukan ASEAN sebagai
2010:3). Hal ini yang membuat beberapa
bentuk respon organisasi kawasan di Asia
mekanisme kerjasama yang ada di ASEAN
Tenggara dalam memberantas terorisme.
berjalan
Terorisme yang merupakan kejahatan lintas
Indonesia baik di kawasan ASEAN maupun
batas
global
membutuhkan
kerjasama
antar
sebagai
salah
gerak
sedikit
dalam
satu
faktor
ASEAN
dalam
kerjasama
terorisme
lambat.
(Yuniarti,
Keterlibatan
rangka
menjaga
negara, maka Negara-negara ASEAN yang
kestabilitasan, keamanan dan perdamaian
telah
khususnya dalam isu terorisme merupakan
bergabung
membuat
kolaborasi
kerjasama pertahanan, maka terbentuklah
implementasi
ADMM (ASEAN Defense Ministers Meeting)
Indonesia melalui diplomasi pertahanan itu
yang pada perkembangnya meluas menjadi
sendiri yang diimplementasikan dengan
kerjasama yang melibatkan negara-negara
kerjasama
partner atau mitra wicara bagi ASEAN yang
terdapatnya
dikenal
dihadapi
sebagai
ADMM-plus.
Tujuan
langsung
dari
strategi
pertahanan.
Namun
masih
berbagai
kendala
yang
tersebut,
menjadikan
proses
diselenggarakan ADMM-plus dalam bidang
kerjasama di bidang counter terrorism
counter terrorism pada tahun 2013 ini
melalui
adalah
meningkatkan
untuk
mempromosikan
dan
ADMM-plus
ini
dalam
kemampuan
memperkuat kerjasama yang telah terjalin
penanggulangan terorisme di Indonesia
antar militer yang tergabung dalam ADMM
masih belum berjalan maksimal
Plus (Akbar, 2013:7).
Tinjauan Teoritis
Kendala yang dihadapi oleh kawasan berasal dari masih kakunya penerapan norma
atau
prinsip
yang
mendasari
Teori Strategi Pemaknaan awal mengenai strategi bersumber dari perang, yakni cara tentang
mencapai kemenangan dikhususkan untuk
tujuan
menemukan sumber daya yang dimiliki
menggunakan sumber daya tersebut
bangsa berupa manusia dan material,
(Cerami & Halcomb, 2001:11).
sehingga
dapat
dikembangkan
dan
dimanfaat untuk memaksimalkan total
dengan
Secara
mengorganisasi
matematis,
rumus
dan
dari
strategi adalah sebagai berikut :
efektifitas bangsa didalam perang tersebut
S=E+W+M
(Mahnken & Maiolo, 2008:13). Oleh karena itu, pada awalnya domain dari strategi akan
dimana :
selalu berkaitan dengan militer, perang dan
S (Strategy) = Strategi
cara bagaimana menggunakan hard power
E (Ends)
(Mahnken
&
Maiolo,
2008:13).
Kini
ditentukan dalam
pemaknaan strategi tidak hanya digunakan dalam perang ataupun militer saja, namun kini
telah
akademis strategi
digunakan yang
sebagai
rencana
oleh
cenderung penyusunan
perumusan
kebijakan W (Ways)
kalangan memaknai
kebijakan
= Tujuan yang sudah
= Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
M (Means)
rencana-
= Sumber-sumber, sarana dan prasarana yang dapat
(Hart,
digunakan dalam
1991:320).
mencapai tujuan.
Pada Penelitian ini, menggunakan
Dalam konteks Negara, strategi adalah
teori strategi yang diungkapkan oleh
kerja spesifik diantara instumen kekuasaan
Cerami dan Halcomb. Secara universal,
(politik, diplomatik, ekonomi, militer, dan
strategi
adanya
informasi) untuk mencapai tujuan politik
keterkaitan antara tiga unsur elemen,
negara dalam kerjasama atau persaingan
yakni Ends yaitu sasaran atau tujuan
dengan aktor-aktor lain untuk mengejar
yang ingin dicapai, Means yaitu sarana
tujuan
atau sumber daya kekuatan yang dimiliki
bertentangan (Jeblonsky, 1995:10). Dalam
untuk mengejar tujuan dan sasaran
tataran Negara, stategi adalah cara untuk
tersebut, dan Ways yaitu bagaimana
mengembangkan
cara atau metode untuk mencapai
sumber daya nasional sesuai dengan
menunjukkan
mereka
sekalipun
dan
kadang
menggunakan
pedoman kebijakan untuk menciptakan,
pertahanan
memajukan dan melindungi kepentingan
kerancuan secara definitif diantara ke dua
nasional (Novitasari, 2015:15).
konsep tersebut tidak hanya disebabkan
Dengan pemaknaan mengenai strategi, maka
strategi
pertahanan
negara
secara
khusus.
Perihal
adanya kesamaan istilah diplomasi namun juga secara fungsional dan cakupannya
diselenggarakan melalui segala usaha dan
(Steiner,
kebijakan untuk membangun dan membina
pertahanan
kemampuan serta menanggulangi berbagai
antara dua instansi dan disebut pula
ancaman.
kerjasama saling menguntungkan antara
Strategi
pertahanan
ini
2004:493-509).
Diplomasi
merupakan
diselenggarakan oleh pemerintah untuk
diplomasi
mencapai tujuan dan kepentingan nasional
between diplomacy and defense) dengan
(Kemhan, Doktrin Pertahanan Negara,
cara
2014:67).
memadukannya
Strategi
dirumuskan
pertahanan
dengan
negara beberapa
dan
keterpaduan
pertahanan
meningkatkan
internasional
(symbiosis
kerjasama
dengan
yakni
masyarakat
(Supriyatno,
2014:166).
pertimbangan yang mendasar. Strategi
Diplomasi pertahanan merupakan konsep
pertahanan negara merumuskan tujuan,
yang
sasaran strategis, cara, serta sarana yang
Strategic Defence Review pada tahun 1998,
digunakan untuk terwujudnya kekuatan
yang ditujukan untuk mengintegrasikan
dan kemampuan pertahanan negara yang
instrumen militer dan diplomatik, terkait
tangguh, efektif, dan berdaya tangkal
pencegahan konflik dan mengelola krisis
tinggi
(Corcoran,
(Kemhan,
Strategi
Pertahanan
dicetuskan
oleh
2003:37).
Inggris
Istilah
melalui
diplomasi
Negara, 2014:46).
pertahanan yang digunakan Inggris ini
Konsep Diplomasi Pertahanan
dijelaskan sebagai salah satu kebijakannya
Begitu
luasnya
konsep
diplomasi
yang
bertujuan
untuk
menanamkan
pertahanan, ditambah belum adanya teori
pengaruh melalui tindakan-tindakan yang
yang absolute dalam menjelaskan diplomasi
bersifat low-cost sebagai salah satu upaya
pertahanan,
seringkali
memperkuat
kebingungan
dan
menimbulkan
kerancuan
antara
diplomasi dalam arti luas dengan diplomasi
kemampuan
militer
dan
teknologinya (Mulloy, 2007:5). Diplomasi pertahanan
diselenggarakan
dengan
mengkombinasikan prinsip dasar antara
multilateral (Anwar, 2014:88). Diplomasi
kebijakan pertahanan dan kebijakan luar
pertahanan juga diimplementasikan untuk
negeri yang ada (Hidayat, 2014:31).
peace mission (misi perdamaian), yakni
Dalam penelitian ini, mengacu pada konsep
diplomasi
pertahanan
dilakukan
oleh
pejabat
atau
perwira
yang
Kemhan atau TNI baik secara individual
dikemukan oleh Anwar bahwa aplikasi dari
maupun kontingen dalam tugas-tugas misi
diplomasi pertahanan di lapangan memiliki
perdamaian, contohnya sebagai staf di
4 bentuk yakni talks, defense cooperation
United
activities, peace keeping operation / peace
Keeping Operation (Anwar, 2014 : 89-90).
mission, dan penempatan atase pertahanan
Penempatan atase pertahanan di berbagai
(Anwar, 2014:85). Diplomasi pertahanan
negara
yang
talks
implementasi dari diplomasi pertahanan,
(pembicaraan) dilakukan oleh para pejabat
sebagai wakil representasi Indonesia ketika
Kemhan (ministers level) dan TNI dalam
melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait
forum atau pertemuan resmi dengan
dengan pertahanan di negara dimana atase
agenda pembicaraan yang sudah disepakati
pertahanan berada.
diselenggarakan
melalui
bersama, baik secara forum maupun
forum
exchange
view
multilateral, (tukar
bilateral berupa
Nation
juga
Department
merupakan
of
salah
Peace
satu
Konsep Kerjasama Pertahanan Kerjasama
pertahanan
dapat
pandangan),
dikonotasikan sebagai suatu usaha untuk
pembicaraan dokumen perjanjian, dan
mencapai tujuan di bidang pertahanan.
pembicaraan
Kerjasama pertahanan sebenarnya bagian
tingkat
implementatif
(pembicaraan tingkat operasional) (Anwar,
dari
2014:87-88). Diplomasi pertahanan yang
diplomacy) yaitu bagian dari diplomasi yang
diaplikasikan
berkaitan erat dengan domain pertahanan,
kedalam
bentuk
defense
diplomasi
cooperation activities (kegiatan kerjasama
termasuk
pertahanan),
kepentingan
dilakukan
oleh
instansi
pertahanan
semua
dukungan
pertahanan
(defense
untuk
(Mangindaan,
Kemhan dan TNI baik secara individual
2013). Menurut Slaughter, suatu negara
maupun
dapat
unit-unit
operasional
dengan
negara lain, baik secara bilateral maupun
menjalankan
pemerintahannya
secara efektif apabila adanya kerjasama
dengan
negara
Kemampuan kerjasama
lain
suatu
secara
negara
merupakan
aktif.
memelihara kontrol atas suatu negara
menjalin
terhadap negara lain. Hal ini dijelaskan oleh
baru
Hans J.Morgenthau didalam "The Concept
kedaulatan negara dimana negara secara
of Interest defined in Terms of power",
efektif dan partisipatif dalam bekerjasama
bahwa
di
(Interest) dapat didefiniskan dengan istilah
forum
dan
(Slaughter,
bentuk
jaringan
2012:9).
internasional
Dalam
konteks
konsep
"power"
Kepentingan
(Jemadu,
2008:68).
Nasional
Adapun
internasional, kerjasama pertahanan dapat
hubungan antara strategi diplomasi dengan
digolongkan
kepentingan
kerjasama
menjadi bilateral
dua
yaitu
nasional
sangatlah
erat.
multilateral.
Morgenthau berpendapat bahwa strategi
Menurut Slaughter, kerjasama pertahanan
diplomasi yang dijalankan berdasarkan
meliputi beberapa hal yakni joint charter
kepada kepentingan nasional yang dimiliki.
antara militer atau sipil dalam sektor
Kepentingan nasional tersebut digunakan
kapabilitas, penyatuan suplai kapabilitas
untuk
militer yang berguna dalam kegiatan
digunakan
pelatihan
mempertahankan
dan
dan
jenis
pendidikan,
pengadaan
mengejar
"power"
untuk
yang
membentuk pengendalian
bisa dan suatu
bersama dan pembagian kapabilitas militer,
negara atas negara lain. Kepentingan juga
kerjasama
didasari akan suatu ‘power’ yang ingin
operasional
terintegrasi,
spesialisasi peran dan tugas dalam konteks
diciptakan
kerjasama struktural permanen (Slaughter,
memberikan
2012:10).
pertimbangan
Konsep Kepentingan Nasional Konsep merupakan
kepentingan dasar
untuk
sehingga dampak negara
negara langsung agar
dapat bagi dapat
pengakuan dunia. Dapat diartikan bahwa nasional
kepentingan
menjelaskan
kemampuan
nasional minimum
merupakan negara
untuk
perilaku politik luar negeri suatu negara.
melindungi dan mempertahankan identitas
Kepentingan
diartikan
fisik, politik, dan kultur dari gangguan
sebagai upaya negara untuk mengejar
negara lain, sehingga pemimpin negara
power
menurunkan kebijakan tertentu terhadap
nasional
dimana
power
dapat
adalah
segala
sesuatu yang dapat mengembangkan dan
negara lain melalui kerjasama ataupun
dapat belajar berbagai praktik dalam
konflik (Jackson & Sorensen, 2009:89).
penanggulan
Penanggulangan Terorisme
dijadikan
Istilah terorisme, teroris, dan teror itu
terorisme
sebagai
yang
acuan
dapat (Banlaoi,
2009:107). Berubahnya pola aksi terorisme,
sendiri berasal dari bahasa Latin terror,
maka
yang diturunkan dari kata kerja terrere,
terorisme juga harus dimodifikasi seefektif
yang artinya menakuti-nakuti (to frighten)
dan seefesien mungkin. Strategi yang
(Fatlolon,
etimologis
digunakan haruslah lentur agar dapat
“terror” berarti suatu keadaan ketakutan
segera beradaptasi terhadap perubahan
yang mendalam. Berdasarkan pengertian
strategi yang diterapkan kelompok teroris.
etimologis inilah maka istilah terorisme
Menurut Forest, strategi penanggulangan
dapat
terorisme
2016:58).
dipahami
Secara
sebagai
penggunaan
strategi
dalam
adalah
penanggulangan
penggunaan
semua
sistematis dari ketakutan sebagai sebuah
potensi kekuatan bangsa yang ada dalam
sarana kekerasan dan paksaan, termasuk
upaya
upaya menciptakan atmosfer ketakutan
kemampuan
dan kekerasan seperti sebuah reign of
berkomunikasi dan melaksanakan rencana
terror (Fatlolon, 2016:59). Dengan bantuan
mereka dan memisahkan mereka dari
dari
sekutunya (Forest, 2007, hal. 4).
negara
major
dalam
hal
penanggulangan terorisme, negara-negara anggota ASEAN mampu meningkatkan kapasitas
nasional
mereka
memerang
terorisme
yang
untuk
terjadi
di
mereduksi
keberadaan
kelompok
teroris
dan ketika
Metode Penelitian Desain
penelitian
ini
menggunakan
desain penelitian kualitatif. Bodgan dan Taylor mendefiniskan metode kualitatif
kawasan maupun di dalam negerinya
sebagai
sendiri. Bantuan asing dari negara-negara
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
besar
menjembatani
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
kesenjangan anggaran dalam kampanye
perilaku yang diamati (Basrowi & Suwandi,
melawan
adanya
2008:21). Sumber data penelitian ini terdiri
besar,
dari dua macam, yaitu data primer dan
menjadikan negara-negara anggota ASEAN
sekunder. Data primer adalah data yang
bertujuan
dukungan
untuk
terorisme. dari
dengan
negara-negara
prosedur
penelitian
yang
langsung dapat dilapangan, antara lain
publikasikan
tentang data-data maupun informasi yang
sekunder penilitian diperoleh dari studi
diperlukan dan diolah sendiri oleh lembaga
kepustakaan yang di dalamnya terdiri dari
bersangkutan
dimanfaatkan
buku, hasil penelitian, jurnal, surat kabar,
(Sugiarto, 2004:40). Data primer dari
laporan hasil seminar, penelitian tesis,
penelitian ini adalah pendapat akademisi,
majalah, media baik cetak maupun online
praktisi maupun pengambilan kebijakan
yang
yakni Menteri Pertahanan periode 2009-
pertahanan
2014 (Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro M.Sc,
pertahanan
M.A, Ph.D), Analis Madya Bidang Doktrin,
penanggulangan
Direktorat Kebijakan Strategi Pertahanan,
Tenggara.
Teknik
Subdit Strategi Pertahanan (Letkol Romson
dilakukan
melalui
Sianturi),
Kasubdit
teknik purposive dan studi pustaka. Pada
Kerjasama
penelitian ini, penulis menggunakan teknik
Internasional (Kol. Kav. Okta Ramsi, S.IP,
analisis data yang dikembangkan oleh
M.Sc),
untuk
Analis
Multilateral,
Kepala
Madya
DIrektorat
(Ruslan,
membahas
2010:138).
mengenai
diplomasi
Indonesia, dan
Data
kerjasama
kaitannya terorisme
dengan di
Asia
pengumpulan
data
wawancara
dengan
Sub-Bidang
Kerjasama
Strauss dan Corbin. Terdapat tiga langkah
Deputi
Kerjasama
besar dalam melakukan analisis data yakni
Internasional (Kol. Inf. Ronny, S.AP, M.M),
open coding, axial coding, dan selection
Kepala Sekolah Tinggi Intelijen Negara
coding (Basrowi & Suwandi, 2008:206-207).
(Brigjen TNI Dr.rer.pol Rodon Pedrason,
Teknik
M.A),
dan Peneliti Madya P2p LIPI (Dr.
dalam penelitian ini menggunakan teknik
Riefqi Muna, M.DefStu, PhD). Data yang
triangulasi, yakni memungkinkan peneliti
dikumpulkan adalah tentang kerjasama di
untuk
bidang counter-terrorism melalui ADMM-
dengan jalan membandingkannya dengan
plus pada tahun 2013 dalam meningkatkan
berbagai sumber, metode, atau teori.
kemampuan penanggulangan terorisme di
(Moleong, 2005:331-332).
Multilateral,
Indonesia. Data sekunder pada umumnya berbentuk catatan atau laporan data dokumentasi oleh lembaga tertentu yang di
pemeriksaan
memeriksa
keabsahaan
kembali
data
temuannya
Pembahasan
unsur elemen yang saling terkait, yakni
Strategi Kerjasama Di Bidang Counter
Ends yakni sasaran atau tujuan yang ingin
Terrorism Melalui ASEAN Defense Ministers’
dicapai, Means yakni sarana atau sumber
Meeting Plus Pada Tahun 2013 Dalam
daya
Meningkatkan
mengejar tujuan dan sasaran tersebut, dan
Kemampuan
Penanggulangan Terorisme di Indonesia Semenjak adanya isu mengenai perang terhadap
terorisme
yang
dimiliki
untuk
Ways yaitu bagaimana cara atau metode untuk
mencapai
tujuan
dengan
global,
mengorganisasi dan menggunakan sumber
kesoliditas yang dimiliki oleh ASEAN ini diuji
daya tersebut. Strategi penanggulangan
sebagai wadah kerjasama politik. Karena
terorisme yang dibuat oleh Indonesia tentu
adanya perbedaan kepentingan nasional
saja
tiap negara, perjalanan sejarah yang dimiliki
pertahanan negara yang dimiliki, yakni
tiap negara, pandangan politik yang dimiliki
dengan melakukan segala usaha dan
pemimpin negara serta latar belakang
kebijakan untuk membangun dan membina
masyarakatnya
kesolidan
kemampuan serta menanggulangi berbagai
ASEAN diuji. Dalam menjalani sebuah
ancaman sesuai paham dan pandangan
kerjasama, dibutuhkan strategi tertentu
bangsa Indonesia tentang perang dan
agar kerjasama tersebut dapat berjalan
damai. Dari semua yang sudah dijelaskan,
lancar bahkan mempererat hubungan antar
dapat
anggota yang terikat dengan kerjasama
metode
tersebut. Begitu juga dengan penanggulan
Indonesia di bidang counter terrorism
terorisme di kawasan ASEAN, dibutuhkan
dalam payung ADMM plus ini adalah
strategi yang tepat untuk menyatukan
dengan melakukan joint training (latihan
keberaneka
dan
bersama) dengan negara anggota ASEAN
kebijakan tiap negara dalam melakukan
dan 8 negara major lainnya yang tergabung
penanggulang terorisme.
dalam ADMM pluspada periode 2013 lalu.
menjadikan
ragaman
Berdasarkan
secara
kekuatan
disimpulkan yang
dengan
bahwa
telah
strategi
cara
atau
dilakukan
oleh
Latihan bersama itu diimplementasikan
Halcomb
dengan melakukan table top exercise dan
(2001:11), bahwa strategi terdiri dari tiga
practical exercise. Materi dari table top
oleh
Strategi
sejalan
yang
dikemukan
Teori
pandangan
juga
Cerami
&
exercise berisi mengenai para peserta
mengintervensi terhadap urusan dalam
melakukan tukar menukar informasi dan
negeri masing-masing negara.
pengetahuan agar terjadi kesepahaman
Tujuan dari adanya kerjasama di bidang
mengenai bahaya terorisme, prioritas dan
counter terrorism melalui ADMM plus ini
kemampuan penanggulangan terorisme,
bertujuan
dan materi dari practical exercise dimana
kepentingan
para
negara, menjaga kestabilitasan kawasan
peserta
saling
menunjukan
kemampuan di lapangan. Hasil
untuk
untuk
nasional
mencapai
masing-masing
melihat kawasan regional yang senantiasa
penelitian ini sejalan dengan
berubah.
Bagi
Indonesia,
tujuan
dari
konsep dari strategi pertahanan negara
keikutsertaan dalam kerjasama ini adalah
Indonesia, yakni melalui ADMM plus ini,
untuk mencapai kepentingan nasional yang
Indonesia
dimiliki yakni untuk melindungi kedaulatan
melakukan
kerjasama
internasional di bidang pertahanan, salah
negara,
satunya dilakukan dengan cara kerjasama
keselamatan segenap bangsa, dikarenakan
di bidang counter terrorism. Sesuai dengan
ancaman terorisme semakin tinggi. Seperti
strategi pertahanan negara dalam Buku
yang sudah dijelaskan sebelumnya oleh
Putih
Menteri Pertahanan RI ke 23 periode 2009-
Peratahanan,
menggunakan
bahwa
NKRI
dan
2014 (Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro M.Sc,
negara baik yang bersifat militer maupun
M.A, Ph.D) bahwa keterlibatan Indonesia
non-militer. Dalam Buku Putih Pertahanan
dalam
dikatakan bahwa salah satu cara yang
terorisme
dilakukan
kepentingan
Indonesia pertahanan
kekuatan
wilayah
milik
strategi
seluruh
Indonesia
keutuhan
dalam
melakukan
adalah
penanggulangan untuk
nasional
mencapai
yakni
ikut
dengan
melaksanan perdamaian dunia. Tujuan
internasional
Indonesia untuk tetap terlibat dalam
untuk mewujudkan wilayah yang damai dan
perdamaian dunia juga berkaitan dengan
stabil serta mencapai perdamaian dunia
usaha
yang abadi yang berdasarkan persamaan
pengakuan dunia atas komitmennya dalam
hak
memerangi
meningkatkan
dan
adalah
kerjasama
kerjasama
kedudukan,
menghargai
kedaulatan tiap negara, serta tidak saling
Indonesia
tindak
untuk
mendapatkan
terorisme.
Dengan
melakukan berbagai cara, terutama dengan
melakukan kerjasama dengan negara lain,
memberikan
dampak
Indonesia berharap tujuan tersebut akan
terhadap
tercapai.
Indonesia pun waspada akan efek dari aksi
keadaan
yang
negatif
kawasan,
sehingga
Indonesia ingin menunjukan image atau
terorisme, yang menyebabkan indonseia
citra bahwa Indonesia terus berkomitmen
selalu aktif dalam segala kerjasama apapun
teguh
terorisme
yang tujuannya untuk menjaga stabilitas
dengan kemampuan personel dan military
kawasan, salah satunya adalah kerjasama
equipment
penanggulangan terorisme.
dalam
memberantas
yang
dimiliki
dalam
penanggulangan terorisme. Semua tujuan tersebut
akan
terhubung
satu
sama
Bukti
konkrit
penanggulangan
kerjasama terorisme
ini
adalah
lainnya, dan pada akhirnya tujuan yang
dengan
ingin
dengan
melalui Expert Working Group (EWG) pada
keikutsertaanya dalam kerjasama di bidang
than 2013 lalu dimana salah satu fokusnya
counter terrorism melalui ADMM plus ini
adalah
adalah untuk meningkatkan kemampuan
penanggulangan terorisme. EWG on CTX
penanggulangan terorisme di dalam negeri.
pertama yang dilakukan di Sentul dengan
Hal tersebut telah diungkapkan oleh Analis
Indonesia dan AS sebagai focal pointnya.
Madya
Dalam EWG ini, kerjasama yang dilakukan
dicapai
oleh
Bidang
Indonesia
Doktrin
Kerjasama
Kebijakan
Strategi
Pertahanan,
Pertahanan
(Letkol
Direktorat
Strategi,
diimplementasikan
dalam
membahas
kerjasama
mengenai
Subdit
adalah dengan melakukan joint training
Kementerian
(latihan bersama) yang terdiri dari Table
Sianturi)
Top Exercise (TTX) dan Practical Exercise
bahwa tujuan lainnya Indonesia ikut terlibat
(PE), serta sharing information intelligent
dalam
data
kerjasama
Romson
penanggulangan
mengenai
kelompok
terorisme.
terorisme itu adalah untuk mendapatkan
Berdasarkan masukan yang diberikan dari
pengakuan dari dunia bahwa Indonesia
ADMM
selalu berkomitmen untuk terus menjaga
mekanisme yang harus dilakukan dalam
perdamaian
membuat
dan
keamanan
serta
plus
mengenai
kerjasama
bagaimana
untuk
stabilitasan kawasan. Aksi terorisme yang
penanggulangan terorisme di dalam negeri,
terjadi di kawasan secara tidak langsung
hal tersebut telah memberikan arahan
kepada institusi yang ada ketika akan
kerjasama di bidang counter terrorism
melakukan kerjasama. Sehingga di dalam
melalui ADMM plus dilakukan dengan
negeri sendiri, penanggulangan terorisme
latihan bersama, sedangkan deradikalisasi
dapat dilakukan dengan dua cara yakni
bukanlah
dengan militer dan non militer, dimana
penanggulangan terorisme melalui ADMM
militer melibatkan institusi negara yang
plus dikarenakan deradikalisasi merupakan
memegang
terhadap
program kerja pemerintah Indonesia untuk
penanganan
di dalam negerinya sendiri. ADMM sendiri
terorisme seperti Detasemen C Gegana
merupakan forum diskusi tingkat menteri
Brimob, Densus 88 (Polri), Desk Anti Teror,
dimana
BNPT, TNI (AD, AU, Marinir AL), Babinsa,
diharapkan yang menghasilkan kerjasama
dan BIN, dan kerjasama dengan dilakukan
harus disikusikan terlebih dahulu dalam
secara non-militer, strategi yang dilakukan
EWG. Setelah isu tersebut disetujui, maka
oleh Indonesia dalam hal penanggulangan
akan diangkat ke tingkat ADSOM-plus.
terorisme yakni dengan melibatkan peran
Setelah
masyarakat yakni dengan adanya program
kemudian ada kerjasama lanjutan, baik
deradikalisasi,
kerjasama dalam bentuk latihan maupun
tanggung
penanggulangan
jawab
dan
disengagement,
dan
inkapasitasi
bentuk
isu-isu
isu
yang
tersebut
kerjasama
diusulkan
disetujui,
dan
maka
kerjasama lainnya. Dalam latihan bersama
Ruang lingkup kerjasama di bidang
melalui payung ADMM plus ini, latihan
counter terrorism melalui ADMM plus yang
dilakukan oleh Indonesia beserta 9 negara
sudah terjadi adalah latihan bersama dalam
Asia Tenggara lainnya dan 8 negara
penanggulangan terorisme pada tahun
external power yang telah menjadi mitra
2013 (joint training on counter terrorism
wicara ASEAN, melakukan latihan bersama
exercise) dalam bingkai EWG. Hal ini
dengan dua materi yakni mengenai Table
didasari oleh pendapat dari Kepala Sekolah
Top Exercise dan Practical Exercise.
Tinngi
Intelijen
Negara
(Brigjen
TNI
Hal tersebut juga dijelaskan oleh Menteri
Dr.rer.pol Rodon Pedrason, M.A) dan
Pertahanan RI ke 23 periode 2009-2014 (Ir.
Peneliti Madya P2P LIPI (Dr. Riefqi Muna,
Purnomo Yusgiantoro M.Sc, M.A, Ph.D)
M.DefStu, PhD) yang mengatakan bahwa
pada wawancara 13 Oktober 2016 bahwa
strategi yang dilakukan oleh Indonesia
TTC menggaris bawahi kegiatan utama
dalam
sebagai diskusi yang mampu memberikan
kerjasama
terrorism
di
dengan
bidang
counter
melakukan
latihan
keputusan
strategis
hingga
taktik
bersama dengan materi yang berisikan
eksekusinya. Pada hari pertama dalam TTX
tentang class exercise (table top exercise)
akan dipresentasikan mengenai senjata
yakni pemberian materi pengetahuan dan
kimia, biologi, radioaktif serta nuklir (CBRN:
field exercise yakni mengimplementasikan
chemical,
materi yang sudah di dapat di class exercise
nuclear),
di lapangan. Penjelasan tersebut juga
konvensional
dipertegas dengan pernyataan dari Kepala
pemahaman mengenai senjata ini wajib
Sub-Bidang Kerjasama Multilateral, Bidang
diketahui oleh para personel karena senjata
Kerjasama Internasional Badan Nasional
ini tergolong pada “weapons of mass
Penanggulangan
destruction”.
Terosisme
(Kol.
Inf.
Ronny, S.AP, M.M) bahwa cara yang
Hal
biological, dan
radioactive
beberapa
jenis
lainnya.
tersebut
senjata
Pemberian
telah
memberikan
digunakan oleh Indonesia dalam strategi
pengetahuan
counter
dengan
mampu menilai senjata yang berbahaya.
melakukan kerjasama melalui mekanisme
Kegiatan selanjutnya setelah penilaian
Expert working group, dimana Indonesia
terhadap senjata yang berbahaya, adalah
dan AS pada kerjasama pertama kali itu
peserta
menjadi focal point dalam memimpin
melakukan diskusi, dimana peserta tidak
latihan
memakai
terrorism
counter
adalah
terrorism
yang
telah
terhadap
and
dibagi
personel
beberapa
atribut
sebagai
grup
agar
untuk
perwakilan
dilakukan di Sentul, Bogor. Materi latihan
individual ataupun negara namun lebih
yang dalam joint training ini adalah Table
kepada diskusi bebas. Di tiap grup wajib
top exercise dan practical exercise. Table
mengidentifikasikan dan menilai tingkatan
top exercise
diskusi
bahaya akan jenis bahaya besar lainnya
berskala multinasional dimana didalamnya
yang dihadapi oleh kawasan regional.
membahas
ancaman
Contohnya pada grup satu menempatkan
terorisme, yang diikuti oleh 70 partisipan
bahaya terorisme di tingkat pertama, dan
dari 17-18 negara anggota ADMM plus ini.
dibandingkan dengan tingkat bahaya yang
merupakan
mengenai
grup
isu
dimiliki oleh bencana alam. Setelah mampu
didalamnya
harus
mengandung
menilai tingkatan bahaya, maka setiap grup
perlindungan masyarakat sipil. Dalam PE
akan membuat scenario penyelesaian, baik
ini, para peserta dari 18 negara menunjukan
scenario utama maupun skenario lainnya
keterampilannya
sebagai cadangan, hal ini dikenal sebagai
demontrasi pembebasan sandera di darat
“the two and a half threat scenarios”.
ataupun di laut.
dengan
asas
melakukan
Latihan bersama mengenai penangulangan
Alat Counter-Improvised Explosive Device
terorisme dalam payung ADMM Plus ini
(C-IED) yang dimiliki oleh AS Army Pacific
didasari oleh kesadaran bersama dimana
telah
aksi
dunia
memberikan manfaat yakni pembekalan
dianggap
musuh
materi secara singkat mengenai intelijen
dampaknya
dapat
yang telah dilakukan selama dua hari dan
menimbulkan bencana bagi kemanusiaan.
latihan ini telah memberikan sosialisasi
Serangan teroris bukan hanya merupakan
awal
tindakan
tetapi
pelajaran yang dapat diambil sebagai
merupakan ancaman potensial yang dapat
rujukan pada kasus terorisme di Irak dan
membahayakan
Afghanistan. Ada dua belas negara anggota
terorisme
internasional bersama
saat
sudah
karena
kriminal
ini
biasa
oleh
akan
kelangsungan
hidup
dipakai
dalam
tentang
latihan
kesadaran
C-IED,
serta
ADMM-Plus
yang menghadiri TTX akan melanjutkan
kontribusi ke bagian PE dari CTX ini yakni
latihan di lapangan yakni Practical exercise.
Australia, Brunei, China, Indonesia, Laos,
Pada practical exercise, para peserta
Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura,
diperkenalkan secara umum mengenai
Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam.
ancaman
Banyak
ditimbulkan
oleh
alat
negara
telah
dan
negara. Pada latihan bersama ini, peserta
yang
yang
ini
yang
memberikan
tertarik
untuk
peledak (Improvised Explosive Device/IED),
menerima pelatihan lanjutan pada C-IED,
dan dalam latihan ini para peserta saling
dan
berbagi mengenai praktik terbaik tentang
mekanisme selanjutnya agar pelatihan
berbagai prosedur anti terorisme. PE ini
tersebut dapat difollow-up. Pada latihan
dilaksanakan berdasarkan skenario yang
yang ada di PE, setiap grup menerima
telah dibuat dalam TTX sebelumnya yang
pesan singkat, dan tiap anggota wajib
telah
mendiskusikan
mengenai
mempresentasikan taktik yang dimiliki
negara peserta lainnya memanfaatkan
negaranya, teknik dan taktik (Techniques
kemampuan personel dan juga prasarana
and Procedures/TTPs), dan Program Aksi
dari segi teknologi maupun senjata.
(Courses of Action/COA).
Banyak sekali sarana dan sumber daya
Kerjasama penanggulangan terorisme
yang dimiliki oleh Indonesia yang sudah
yang memiliki tujuan tertentu, tentu saja
dimanfaatkan
juga memiliki sarana dan sumber daya yang
penanggulangan terorisme dapat berjalan
dipakai dalam mencapai tujuan tersebut.
maksmal. Dari semua data yang diperoleh,
Dalam teori strategi, hal penting lainnya
dapat dijelaskan bahwa sarana dan sumber
adalah means yakni sarana atau sumber
daya
daya
Indonesia berasal dari segi militer dan juga
kekuatan
yang
dimiliki
untuk
agar
yang
telah
program
dimanfaatkan
oleh
mengejar tujuan dan sasaran tersebut.
non militer.
Dalam strategi pertahanan negara, sumber
memanfaatkan
daya yang digunakan
adalah dengan
dibangun oleh negara yakni pusat pelatihan
memanfaatkan sumber daya pertahanan
counter terrorism yang berada di Sentul,
baik militer dan nirmiliter yang mencakup
dengan memanfaatkan alutsista (military
kekuatan
sarana
equipment) dan teknologi yang ada dalam
prasarana nasional, nilai-nilai yang dimiliki
latihan bersama tersebut, yang hasilnya
bangsa, teknologi, serta dana yang dikelola
telah
dan didayagunakan. Data yang diperoleh
kemampuan personel dari masing-masing
selama penelitian sangat sesuai dengan
negara, serta hasil dari sharing information
teori yang ada, bahwa Indonesia telah
yang dilakukan pada latihan bersama
memanfaatkan segala sarana dan sumber
tersebut telah memberikan masukan pada
daya yang dimikili negara dalam kerjasama
masing-masing
penanggulangan
membongkar jaringan terorisme yang ada.
melakukan terorisme
sumber
daya
yang
kerjasama tersebut
dipungkiri dimanfaatkan
bahwa oleh
dan
ada.
Dalam
penanggulangan
juga
tidak
dapat
sarana
yang
Indonesia
beserta
Dapat
Dari segi militer, Indonesia fasilitas
memberikan
negara
dijelaskan
lebih
yang
telah
peningkatan
peserta
rinci,
dalam
bahwa
penyelenggaraan dalam kegiatan CTx ini didukung
oleh
TNI,
Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
bersama
(BNPT). Dalam joint training, latihan yang
dilakukan pada tahun 2013, Indonesia
dilakukan oleh negara-negara tersebut
bersama negara lainnya anggota ADMM
melalui 2 mekanisme yakni dengan table
plus melakukan latihan bersama di Training
top exercise yakni strategi yang dilakukan
Center yang ada di Sentul yang merupakan
melalui pengetahuan dan informasi dimana
pindahan dari PLATINA di Semarang.
hal tersebut memanfaatkan pengetahuan
Latihan counter terrorism dipimpin oleh
dan
oleh
Direktur latihan yang juga Komandan
exercise
Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI AD
adalah strategi yang dilakukan melalui
(Danjen Kopassus) Mayor Jenderal Agus
latihan bersama dilakukan di lapangan yang
Sutomo. Sedangkan Wakil Direktur Latihan,
tentu saja memanfaatkan peralatan militer
dijabat
dan teknologi yang ada. Sarana yang
(Danpasmar-2) Brigadir Jenderal Marinir
disiapkan
dalam
Buyung Lalana. Dalam latihan ini Alutsista
pengetahuan
yang digunakan antara lain Helikopter Bell,
pemahaman
personel,
yang
sedangkan
pembekalan
oleh
dimiliki
practical
Indonesia
dibidang
terhadap
program
terorisme
dibuktikan
penanggulangan dengan
adanya
yang
pertama
Komandan
Helikopter
Puma,
yang
Pasukan
Helikopter
telah
Marinir-2
MI-17,
kendaraan khusus (Ransus), LCR dan Sea
Training Center yang dimiliki oleh BNPT
Rider (Akbar, 2013: 7).
yang berada di Kawasan IPSC (Indonesia
mengikutsertakan prajurit-prajurit Negara
Peace and Security Center) Sentul, Bogor
tetangga, TNI memiliki kemampuan luar
yang sudah digunakan dalam latihan
biasa. Tidak kurang pasukan elit dari 18
gabungan.
negara
dilibatkan
Meski latihan ini
dalam
latihan
ini.
Hal tersebut diterangkan oleh Menteri
Kesempatan tersebut digunakan Pasukan
Pertahanan RI ke 23 periode 2009-2014 (Ir.
khusus TNI untuk unjuk kebolehan. Tiga
Purnomo Yusgiantoro M.Sc, M.A, Ph.D)
pasukan elit yang diterjunkan adalah
bahwa Indonesia telah memanfaatkan
Satuan 81 Gultor Kopassus TNI AD,
sarana yang telah dibangun oleh negara
Detasemen Bravo TNI AU dan Detasemen
untuk menunjang latihan dalam kerjasama
Jala Mangkara TNI AL. Rata-rata satu
penanggulangan terorisme ini. Pada latihan
prajurit
pasukan
khusus
memiliki
menghadapi segala ancaman terorisme
kemampuan sepuluh tentara biasa.
yang kiat meningkat di kawasan. Latihan
Simpulan
bersama itu memiliki materi berupa table
Dari penjelasan yang sudah dipaparkan
top exercise dan practical exercise. Tujuan
dalam bab sebelumnya, dapat disimpulkan
dari
bahwa strategi kerjasama di bidang counter
meningkatkan rasa saling percaya, dan juga
terrorism melalui ADMM plus pada tahun
menjaga
2013 dalam meningkatkan kemampuan
Indonesia, keikutsertaan dalam kerjasama
penanggulangan terorisme di Indonesia
ini adalah untuk mencapai kepentingan
dilakukan
nasional
dengan
cara
kerjasama
kerjasama
ini
adalah
kestabilitasan
yang
untuk
kawasan.
dimiliki
Bagi
dengan
pertahanan dimana kerjasama pertahanan
meningkatkan kemampuan negara dalam
tersebut diimplementasikan melalui joint
hal penanggulangan terorisme dikarenakan
training (latihan bersama). ASEAN saat ini
ancaman terorisme saat ini kian tinggi,
sedang
atau
kemudian Indonesia ingin menunjukan
mekanisme kerjasama terbaik dan sesuai
image bahwa kemampuan personel dan
untuk
guna
military equipment yang dimiliki, Indonesia
menjaga keamanan dan stabilitas kawasan.
siap dan mampu menghadapi ancaman
Dalam penelitian ini, telah dibuktikan
tersebut, dan konsistensi Indonesia dalam
bahwa strategi kerjasama di bidang counter
menjaga perdamaian dunia. Selanjutnya,
terrorism yang dilakukan melalui ADMM
tujuan dari kerjasama ini dapat dilihat dari
plus dapat meningkatkan kemampuan
mekanisme latihan yang dilakukan yakni
penanggulangan terorisme di Indonesia,
tujuan dari adanya Table Top Exercise dan
dan hal tersebut telah dirasakan oleh
Practical Exercise. TTX bertujuan untuk
Indonesia
mendapatkan
mencari
bisa
pola,
bentuk
diimplementasikan
dari
kemampuan
segi
peningkatan
personel
maupun
tantangan,
wawasan
prioritas
dan
mengenai kemampuan
pemanfaatan alutsista. Melalui ADMM plus
counter terrorism di kawasan, dan untuk
ini, ASEAN beserta 8 negara major sebagai
mengembangkan
mitra
telah
kerjasama
untuk
Sementara
wicara
menciptakan
eksternal sebuah
ASEAN, strategi
berbagai
counter PE
kesempatan
terrorism dimaksudkan
lainnya. untuk
mengembangkan
kemampuan
counter
referensi bagi mekanisme di ARF
terorism militer negara ADMM Plus lewat
atau
pertukaran best practices dan demonstrasi
masukan
terhadap
teknik,
kerjasama
lanjutan
taktik
dan
prosedur
counter
sebaliknya,
memberikan mekanisme dalam
terorism antar angkatan bersenjata dalam
penanggulangan
mendukung proses penegakan hukum atau
dengan
usaha lain yang dilakukan oleh institusi
maupun
pemerintah yang memiliki kewenangan.
memberikan
Untuk sarana dan sumber daya yang
penetapan
dipakai
penanggulangan terorisme di dalam
dalam
kerjasama
di
bidang
cara
terorisme
hal
latihan
kerjasama
baik
bersama lainnya,
masukan kebijakan
terhadap mengenai
penanggulangan terorisme melalui ADMM
negeri,
memberikan
manfaat
plus ini yakni dengan memanfaatkan sarana
terhadap peningkatan kemampuan
militer mulai dari peralatan, teknologi, dan
soft power personel baik dari segi
juga kemampuan masing-masing personel.
kecepatan dan ketepatan dalam
Alutsista yang digunakan dalam latihan
penindakan
bersama tersebut menggunakan antara lain
adanya sharing information dalam
Helikopter
Bell,
Helikopter
Puma,
latihan
Helikopter
MI-17,
kendaraan
khusus
kontribusi terhadap informasi dan
terorisme,
bersama,
memberikan
(Ransus), LCR dan Sea Rider. Selain itu,
data
pasukan yang terlibat dalam latihan adalah
pencegahan, aksi, dan rehabilitas
Satuan 81 Gultor Kopassus TNI AD,
yang
Detasemen Bravo TNI AU dan Detasemen
negara sehingga negara mampu
Jala Mangkara TNI AL.
menyetarakan
1) Kontribusi ADMM plus di bidang counter
terrorism
dalam
mengenai
dengan
dilakukan
kegiatan
masing-masing
bahkan
meningkatkan kualitas kemampuan personel
serta
peningkatan
meningkatkan kemampuan negara
keefektifan alutsista yang dimiliki
pada
oleh negara dalam penanggulangan
penanggulangan
terorisme
terlihat pada masukan yang telah diberikan, yakni antara lain sebagai
terorisme.
Daftar Pustaka
Forest, J. (2007). Countering Terrorism And
Akbar, A. (2013). ADMM plus EWG on CTx
Insurgency
In The
21st Century
2013 : Urgensi Kerjasama Pertahanan
International Perspectives Volume 1 :
ASEAN
Strategic and Tactical Consideration.
dalam
Terorisme.
Penanggulangan
Majalah
WIRA
Edisi
Khusus 2013. Anwar,
S.
Peran
Diplomasi
Dalam
Mengatasi
Golose,
P.
R.
Security
dan
Jurnal
Jakarta:
Pertahanan Volume
:
Diplomasi 4
No.
2,
Agustus 2014.
(2010).
Deradikalisasi
Terorisme : Humanis, Soul Approach,
Tantangan di Bidang Pertahanan.
Pertahanan,
Preager
International.
(2014).
Pertahanan
London:
Menyentuh
Akar
Yayasan
Rumput.
Pengembangan
Kajian Ilmu Kepolisian. Griffiths, M., O'Callaghan, T., & Roach, C.
Banlaoi, R. (2009). Counter Terrorism
(2008). International Relations: The
Measures in Southeast Asia : How
Key Concepts Second Editions. New
Effective
York: Routledge.
Are
They?
Manila:
Yuchengco Center, De La Salle University.
Gunaratna, R. (2002). Inside Al Qaeda. New York: Colombia University Press.
Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami
Hart, L. H. (1991). The Classic Book on
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Military Strategy. London: Meridian
Cipta.
Book.
Cerami, J., & Halcomb, J. (2001). A Primer in
Hidayat, S. (2014). Diplomasi Pertahanan
Strategy Development. A Guide to
Indonesia : Amalgam Militer-Sipil.
Strategy.
Jurnal
Corcoran, A. J. (2003). Assessing the Effectiveness of Defence Diplomacy. Defense Science and Technology Laboratories, 37. Fatlolon, C. (2016). Masalah Terorisme Global. Yogyakarta: KANISUS
Pertahanan
Pertahanan,
Volume
:
Diplomasi 4
No.
2,
Agustus 2014. Jackson, R., & Sorensen, G. (2009). Pengantar
Studi
Hubungan
Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jeblonsky, D. (1995). Why is Strategy
. (2014). Postur Pertahanan
Difficult? Startegic Studies US Army
Negara.
War Collage.
Pertahanan Republik Indonesia.
Jemadu, A. (2008). Politik Global Dalam
Jakarta:
Kementerian
. (2014). Strategi Pertahanan
Teori dan Politik. Yogyakarta: Graha
Negara.
Jakarta
:
Kementerian
Ilmu.
Pertahanan Republik Indonesia.
Kemenlu RI. (2015). Rencana Strategis 2015-
. (2015). Buku Putih Pertahanan
2019. Jakarta : Kementrian Luar
Indonesia. Jakarta : Kementerian
Negeri Republik Indonesia.
Pertahanan Republik Indonesia.
.
(2015).
Perdamaian
Dan
Kurniawati, D. (2012). Peran Strategis
Stabilitas Keamanan : ‘Conditio Sine
Kerjasama Intelijen ASEAN Dalam
Qua Non’ Bagi Masyarakat Asean.
Upaya
Masyarakat ASEAN Edisi 10 : Maju
Terorisme
Bersama Masyarakat ASEAN, Edisi
Universitas Indonesia
10, Desember 2015. Kementerian
(2014).
Pertahanan
di
Republik Buku
Indonesia.
Putih Jakarta:
Mangindaan,
R.
Indonesia.
Pertahanan:
. (2014). Doktrin Pertahanan :
Kementerian
Pertahanan Republik Indonesia.
Tahun
2014.
Jakarta
:
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
(2013,
September).
Peran
Diplomasi
Perspektif.
Dipetik
Maret 10, 2017, dari Forum Kajian Pertahanan
Maritim:
http://www.fkpmaritim.org/
. (2014). Kebijakan Pertahanan Negara
Jakarta:
York: Routledge
Meningkatkan
Jakarta
Indonesia.
Strategic Studies a Reader. New
Kemeterian Pertahanan Republik
Negara.
Serangan
Mahnken, T. G., & Maiolo , J. A. (2008).
Pertahanan
Indonesia.
Pencegahan
Moleong, L. (2005). Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya. Mulloy,
G.
(2007).
Japan's
Defense
Diplomacy and Cold Peace in Asia.
Asia Journal of Global Studies Vol. I (1).
Dalam
Novitasari, I. (2015). Strategi Diplomasi Indonesia
Dalam
Internasionalisasi
Menghadapi Isu
Konvensi
Pemberantasan
Asean
Tentang
Terorisme
(Asean
Convention On Counter Terrorism).
Gerakan
Soesilowati, S. (2011). ASEAN's Response to
Separatis Papua Merdeka tahun 200-
the Challange of Terrorism. Volume
2013. Bogor: Universitas Pertahanan
24 No. 3 Tahun 2011.
Indonesia. Ruslan,
R.
Steiner,
(2010).
Relation Konsepsi
dan dan
Manajemen Media
Public
Komunikasi,
Aplikasi.
Jakarta:
Rajawali Pers. Salim.
Sinambela, V. (2014). Kepentingan Indonesia
(2012).
B.
(2004).
Diplomacy
International Theory. UK: Cambridge University Press. Sugiarto. (2004). Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia.
Peningkatan
Kerjasama
Supriyatno,
M.
(2014).
Tentang
Pertahanan Indonesia di Kawasan
Pertahanan.
Asia Tenggara Guna Mendukung
Pustaka Obor Indonesia.
Diplomasi Pertahanan dalam Rangka Mewujudkan Stabilitas Kawasan. Slaughter,
A.
M.
and
(2012).
Adviesraad
Internationale Vraagstukken. 9-10.
Jakarta:
Ilmu
Yayasan
Yuniarti, A. (2010). Implementasi Mekanisme Regional
ASEAN
dalam
Penanggulangan Masalah Terorisme di
Asia
Tenggara.