Katalog BPS : 4301002. 33
ht
tp
:// ja
te
ng
.b
ps
.g
o.
Hasil Susenas 2014
id
STATISTIK PENDIDIKAN JAWA TENGAH 2014
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH
ht ng
te
:// ja
tp
o.
.g
ps
.b id
ht ng
te
ja
://
tp .b o.
.g
ps id
STATISTIK PENDIDIKAN JAWA TENGAH 2014
: 978-6 0 2-0916-51- 4
No. Publikasi
: 33520.1514
Katalog BPS
: 4301002.33
Ukuran Buku
: 21 x 29,7 cm
Jumlah Halaman
: xviii + 139 halaman
.g
o.
id
ISBN
ps
Naskah :
ng
.b
Bidang Statistik Sosial
te
Penyunting :
ht
Gambar Kulit :
tp
://
ja
Bidang Statistik Sosial
Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
Diterbitkan oleh : © Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
ht ng
te
ja
://
tp .b o.
.g
ps id
GAMBARAN UMUM
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV “…memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka …” Kurangnya pemerataan pendidikan, kurangnya kualitas pendidikan, kurangnya relevansi pendidikan, dan kurangnya efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan merupakan beberapa hal yang bisa menjadi faktor-faktor penyebab rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
id
Kemudahan akses dari/ke sekolah merupakan indikator pemerataan fasilitas sarana
o.
pendidikan. Data Susenas 2014 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pergi ke
.g
sekolah dengan tanpa kendaraan, terutama siswa yang masih duduk di bangku SD/MI.
ps
Hal ini menggambarkan jarak tempuh ke sekolah yang terjangkau.
.b
Internet yang merupakan salah satu media terbesar di dunia bisa digunakan sebagai
ng
pendorong majunya pendidikan masa depan. Namun ternyata lebih banyak siswa yang
te
belum mengakses internet dibandingkan dengan yang sudah mengakses internet baik di
ja
daerah perkotaan maupun perdesaan. Meskipun demikian, persentase siswa yang sudah
://
mengakses internet di daerah perkotaan lebih banyak daripada daerah perdesaan.
tp
Sebagian besar siswa SM/MA lebih banyak yang mengakses internet dibandingkan
ht
dengan siswa yang duduk di jenjang pendidikan SD/MI. SMP/MTs maupun PT. Sebagian besar siswa lebih banyak yang mengakses internet di warnet daripada menggunakan media/lokasi akses internet lainnya seperti di rumah sendiri, kantor, sekolah, menggunakan HP atau menggunakan fasilitas wifi. Biaya pendidikan yang dicakup dalam Susenas merupakan keseluruhan dana yang dikeluarkan oleh penduduk yang masih bersekolah untuk keperluan penyelenggaraan pendidikan. Jenis pengeluaran pendidikan terbesar yang dikeluarkan oleh rumah tangga baik di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah uang sekolah (SPP) dan iuran BP3/POMG. Beasiswa merupakan bantuan keuangan yang bertujuan untuk meringankan beban biaya pendidikan. Rumah tangga dengan KRT laki-laki lebih banyak yang menerima beasiswa/bantuan pendidikan daripada rumah tangga dengan KRT perempuan. Rumah
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
v
tangga penerima bantuan/beasiswa yang bersumber dari BSM (SD/MI, SMP/MTs, SM/MA, PT) lebih banyak dari beasiswa/bantuan yang bersumber selain dari BSM. Tingkat pendidikan suatu masyarakat ternyata mempengaruhi partisipasi anak yang mengikuti PAUD. Hal ini ditunjukkan dengan lebih banyaknya anak di daerah perkotaan yang sedang/pernah mengikuti pendidikan pra sekolah dibandingkan dengan di daerah perdesaan. Salah satu program yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan partisipasi sekolah masyarakat adalah dengan adanya program pendidikan gratis pada tingkat dasar. Namun pada kenyataannya, program yang dicanangkan oleh pemerintah tersebut belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Hal ini terlihat dari masih adanya penduduk usia 5 tahun ke atas yang belum/tidak pernah sekolah. Secara umum Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk yang tinggal di daerah
id
perkotaan lebih tinggi dari penduduk yang tinggal di daerah perdesaan.
o.
Tidak jauh berbeda dengan nilai APS, persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) di daerah
.g
perkotaan ternyata juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi daripada APK di daerah
ps
perdesaan, kecuali pada jenjang SD/MI. Kesenjangan APK tersebut semakin besar seiring
ng
.b
meningkatnya jenjang pendidikan.
Sama halnya dengan pola yang terjadi pada APS dan APK, kesenjangan APM antara
te
perkotaan dan perdesaan semakin terlihat pada jenjang PT. Sementara pada jenjang
://
ja
pendidikan SD/MI, APM tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan.
tp
Perbedaan nilai APS, APK, dan APM antara daerah perkotaan dan perdesaan ini
ht
menggambarkan bahwa kesempatan memperoleh pendidikan di Provinsi Jawa Tengah ternyata belum merata. Kesempatan penduduk di daerah perkotaan untuk menikmati pendidikan lebih besar daripada penduduk yang di daerah perdesaan. Hasil pembangunan pendidikan dapat dilihat antara lain melalui beberapa indikator seperti angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan alasan tidak/belum pernah sekolah/tidak sekolah lagi. Perkembangan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas di Povinsi Jawa Tengah dari tahun 2011 – 2014 menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pemerintah dalam melakukan program pemberantasan buta aksara memberikan hasil yang positif. Seiring dengan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah, rata-rata lama sekolah penduduk Provinsi Jawa Tengah sudah mencapai 7,50 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk Jawa Tengah sudah vi
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
mengenyam pendidikan sampai dengan Kelas 1 SMP. Hal ini diperkuat dengan banyaknya persentase penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Tengah yang hanya menamatkan pendidikan tertingginya sampai dengan jenjang SD/MI. Hasil Susenas 2014 menunjukkan, sebagian besar penduduk Jawa Tengah yang tidak/belum pernah sekolah ataupun terpaksa berhenti bersekolah, disebabkan karena faktor tidak ada biaya. Mereka terpaksa berhenti bersekolah karena harus bekerja/mencari nafkah. Bagi penduduk perempuan, masih ada yang memilih untuk menikah dan mengurus rumah tangga daripada meneruskan pendidikan ke jenjang yang
ht
tp
://
ja
te
ng
.b
ps
.g
o.
id
lebih tinggi.
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
vii
DAFTAR ISI
ht
tp
://
ja
te
ng
.b
ps
.g
o.
id
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. GAMBARAN UMUM....……………………………………………………………………………………………. DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………. DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………………………….. DAFTAR TABEL LAMPIRAN……………………………………………………………………………………… BAB 1 PENDAHULUAN...………………………………………………………………………………………… 1.1 Latar Belakang Masalah…..…………………………………………………………………… 1.2 Tujuan………………………………………………………………………………………………….. 1.3 Sistematika Penyajian…………………………………………………………………………… BAB 2 METODOLOGI…….……………………………………………………………………………………… 2.1 Sumber Data………………………………………………………………………………………… 2.2 Ruang Lingkup……………………………………………………………………………………… 2.3 Kerangka Sampel…………………………………………………………………………………. 2.4 Pemilihan Sampel…………………………………………………………………………………. 2.5 Keterwakilan Sampel……………………………………………………………………………. 2.6 Konsep dan Definisi……………………………………………………………………………… 2.7 Keterbatasan Data……………………………………………………………………………….. 2.8 Metode Analisis…………………………………………………………………………………….. BAB 3 PENUNJANG PENDIDIKAN…………………………………………………………………………… 3.1 Sarana ke Sekolah……………………………………………………………………………….. 3.2 Penggunaan Internet…………………………………………………………………………….. 3.3 Biaya Pendidikan………………………………………………………………………………….. 3.4 Beasiswa……………………………………………………………………………………………… BAB 4 PARTISIPASI PENDIDIKAN………………………………………………………………………….. 4.1 Pendidikan Anak Usia Dini…………………………………………………………………….. 4.2 Partisipasi Sekolah……………………………………………………………………………….. 4.3 Angka Partisipasi Sekolah……………………………………………………………………… 4.4 Angka Partisipasi Kasar……………………………………………………………………….. 4.5 Angka Partisipasi Murni………………………………………………………………………… BAB 5 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN…………………………………………………………………….. 5.1 Angka Melek Huruf……………………………………………………………………………….. 5.2 Rata-rata Lama Sekolah……………………………………………………………………….. 5.3 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan…………………………………………………… 5.4 Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah atau Tidak Bersekolah Lagi………….. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………….. LAMPIRAN TABEL…………………………………………………………………………………………………..
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
ix
iii v ix xi xiii xv 1 1 2 3 5 5 5 6 6 7 8 14 14 15 15 17 22 23 27 28 33 36 40 45 51 52 56 58 61 65 67
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6
Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3
ps
.b
ng
te
ja
Tabel 4.5
://
Tabel 4.4
Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur, 2014………………………………………………………………. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan, 2014…………………………………………………………. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014………. Persentase Penduduk Usia 7-18 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Bersekolah Lagi menurut Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Sekolah Lagi dan Tipe Daerah, 2014…………………………. Persentase Penduduk Usia 7-18 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Bersekolah Lagi menurut Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Sekolah Lagi dan Jenis Kelamin, 2014……………………….
tp
Tabel 4.3
Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Pendidikan Pra Sekolah dan Tipe Daerah, 2014…………………………………………………………………………… Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Partisipasi Sekolah, 2014……………………………………. Persentase Penduduk Usia 5 - 24 Tahun menurut Kelompok Umur dan Partisipasi Sekolah, 2014…………………………………………………………. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014………………………………………………………………
ht
Tabel 4.2
16 18 19 23 24 25
30
.g
o.
Tabel 4.1
Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Sarana Transportasi Rutin ke Sekolah dan Jenjang Pendidikan, 2014…………… Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Kegiatan Mengakses Internet dan Jenjang Pendidikan, 2014……………. Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Lokasi/Media Mengakses Internet dan Jenjang Pendidikan, 2014……. Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Biaya Pendidikan menurut Tipe Daerah dan Jenis Pengeluaran Pendidikan, 2014 (Rupiah)…..…………... Persentase Rumah Tangga yang Menerima Beasiswa/Bantuan Pendidikan menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin KRT dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan KRT, 2014………………………………………………. Persentase Rumah Tangga Penerima Beasiswa menurut Tipe Daerah, Pendidikan Terakhir yang ditamatkan KRT, dan Sumber Beasiswa/Bantuan, 2014………………………………………………………………… Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014……………………………………………………………………..
id
Tabel 3.1
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
xi
32 34 35 37 41 46 53 62 63
.
Gambar 3.2
Persentase Siswa Usia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Jenjang Pendidikan, 2014….. 20 Persentase Siswa Berusia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenjang Pendidikan, 2014………………………………………………………….. 21
b
Gambar 3.1
Persentase Siswa Berusia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan, 2014………………………………………………………….. 21
Gambar 4.1
Perkembangan Partisipasi Anak yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kelompok Umur, Tahun 2011 – 2014………………………………………………………………………………………... 29 Persentase Anak Berusia 0-6 Tahun yang Pernah/Sedang 31 Mengikuti PAUD menurut Kabupaten/Kota, 2014……………………….. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur, Tahun 2012, 2013 dan 2014…………………………… 37
e
n
g
Gambar 3.3
t
Gambar 4.2
a
Gambar 4.3
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Usia 7 - 12 Tahun menurut Kabupaten/Kota, 2014………………………………………………… 38
Gambar 4.5
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Usia 13 - 15 Tahun menurut Kabupaten/Kota, 2014………………………………………………… Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenjang Pendidikan, Tahun 2012, 2013, dan 2014…………………………………. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI menurut Kabupaten/Kota, 2014……………………………………………………………………………………….... Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs menurut Kabupaten/Kota, 2014………………………………………………………………
/
j
Gambar 4.4
p
Gambar 4.7
t
Gambar 4.8
Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.5 Gambar 5.6 Gambar 5.7
t
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012, 2013, dan 2014………………………………….. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI menurut Kabupaten/Kota, 2014…………………………………………………………………………………………… Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs menurut Kabupaten/Kota, 2014……………………………………………………………… Perkembangan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kelompok Umur, 2011-2014……………………… Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, 2014………………………………………………… Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin, 2012-2014…………………. Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, 2014………………………………………………… Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014……………………………… Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014…………… Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014.
h
Gambar 4.9
39
/
:
Gambar 4.6
p
s
DAFTAR GAMBAR
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
xiii
41 43 44 45 48 49 54 55 57 58 59 60 61
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 6.1 Tabel 6.2 Tabel 6.3 Tabel 7.1 Tabel 7.2 Tabel 7.3 Tabel 8.1 Tabel 8.2
Jumlah Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah (ribuan), 2014…………………………………………………………………………….. Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014 (Perkotaan)………………………………………………………….. Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014 (Perdesaan)………………………………………………………… Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014 (Perkotaan+Perdesaan) ……………………………………… Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014 (Perkotaan) …………………………………………………………. Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014 (Perdesaan) ………………………………………………………… Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014 (Perkotaan+Perdesaan) ………………………………………. Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan) …………………………………………………………….. Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perdesaan) ……………………………………………………………. Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan+Perdesaan) ………………………………………….. Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran, 2014 (Perkotaan)...................................................................................... Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran, 2014 (Perdesaan) ..................................................................................... Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran, 2014 (Perkotaan+ Perdesaan)………………...…………………………………………… Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perkotaan)………………… Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perdesaan)………………… Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan) …………………………………….. Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perdesaan) …………………………………….. Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)……………………. Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Laki-laki)…………………………………………. Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
ht tp :// ja te ng .b ps .g o. id
Tabel 1
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
xv
67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
Tabel 11.2.2 Tabel 11.2.3 Tabel 11.3.1 Tabel 11.3.2 Tabel 11.3.3 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16.1 Tabel 16.2 Tabel 16.3 Tabel 17.1 Tabel 17.2
xvi
id
o.
.g
Tabel 11.2.1
ps
Tabel 11.1.3
.b
Tabel 11.1.2
ng
Tabel 11.1.1
te
Tabel 10
ja
Tabel 9.3
://
Tabel 9.2
tp
Tabel 9.1
ht
Tabel 8.3
Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perempuan)……………………………………. Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Laki-laki+Perempuan)……………………… Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perkotaan)…………………………………. Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perdesaan)………………………………… Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)………………. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2014………………………………….. Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan, Laki-laki)……………………. Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan, Perempuan)……………….. Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan, Laki-laki + Perempuan). Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perdesaan, Laki-laki)……………………. Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perdesaan, Perempuan)………………. Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perdesaan, Laki-laki+Perempuan)… Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan, Laki-laki)….. Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan, Perempuan)………………………………………………………………………………... Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan, Laki-laki + Perempuan)……………………………………………………………………............... Persentase Penduduk Usia 7-12 Tahun menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014………………………………..… Persentase Penduduk Usia 13-15 Tahun menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014……… Persentase Penduduk Usia 16-18 Tahun menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014……… Persentase Penduduk Usia 19-24 Tahun menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014……… Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perkotaan)……................................... Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perdesaan)…………………………………. Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)……………….. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan)……………………....... Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 (Perdesaan)…………………………
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110
Tabel 20.1 Tabel 20.1 Tabel 20.2 Tabel 20.2 Tabel 20.3 Tabel 20.3 Tabel 21.1 Tabel 21.2 Tabel 21.3 Tabel 22.1
id
o.
.g
Tabel 19.4
ps
Tabel 19.3
.b
Tabel 19.2
ng
Tabel 19.1
te
Tabel 18.4
ja
Tabel 18.3
://
Tabel 18.2
tp
Tabel 18.1
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)…........ Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Dasar (SD/MI/Paket A) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014... Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs/Paket B) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014……………………………………………………………………. Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah (SMA/SMK/ MA/Paket C) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014……………………………………………………………………………. Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (DI/DII/DIII/ DIV/S1/S2/S3) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014……………………………………………………………………………. Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar (SD/MI/Paket A) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014.. Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs/Paket B) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014…………………………………………………………………… Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah (SMA/SMK/MA/ Paket C) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014……………..…………………………………………………………….. Angka Partisipasi Murni (APM) Perguruan Tinggi (DI/DII/DIII/ DIV/S1/S2/S3) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014……………………………………………………..…………………….. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Perkotaan) …………………………………………………….………………… Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Lanjutan) (Perkotaan) ……………………………………….……………… Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Perdesaan) ………………………………………………………..……………. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Lanjutan) (Perdesaan) ………………………………………..……………. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Perkotaan+Perdesaan) ……………………………………….…………… Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Lanjutan) (Perkotaan+Perdesaan) ………………………….………… Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/ Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014 (Perkotaan)……………………..………………………………………………… Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/ Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014 (Perdesaan) ……………………………………………………………………… Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/ Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)……………………..………………………………. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/ Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014 (Laki-laki)……………………………………………………………………………
ht
Tabel 17.3
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
xvii
111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129
Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25.1 Tabel 25.2 Tabel 25.3 Tabel 26.1 Tabel 26.2
ht
tp
://
ja
te
ng
.b
ps
.g
Tabel 26.3
id
Tabel 22.3
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/ Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014 (Perempuan)……………………………………………………………………… Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/ Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014 (Laki-laki+Perempuan)………………………..……………………………… Persentase Siswa Usia 10 Tahun ke Atas yang Mengakses Internet selama Tiga Bulan Terakhir menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2014……………………………………………………………………………… Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2014……………........... Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Laki-laki)………….. Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perempuan)……... Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Lakilaki+Perempuan)…………………………………………………………………......... Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perkotaan)…….... Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perdesaan)……… Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perkotaan+Perdesaan) ………………………………………………………………
o.
Tabel 22.2
xviii
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
130 131 132 133 134 135 136 137 138 139
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Seperti tertuang dalam
Pembukaan
UUD
1945
Alinea
IV
“…memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
id
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka …”
o.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah
.g
Indonesia adalah masalah perekonomian, diantaranya adalah
ps
rendahnya pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pengangguran,
.b
kesenjangan penghasilan, dan inflasi.
ng
Pada umumnya permasalahan perekonomian di Indonesia
te
disebabkan oleh faktor-faktor seperti laju pertumbuhan penduduk
ja
yang terus meningkat setiap tahunnya, ketidakseimbangan antara
tp ht
pendidikan.
://
angkatan kerja dan kesempatan kerja, dan rendahnya tingkat
Salah satu upaya pemerintah untuk menyelesaikan masalah perekonomian di Indonesia adalah dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Tugas utama pemerintah untuk mencapai target ini salah satunya adalah menyelesaikan permasalahan pendidikan. Kurangnya pemerataan pendidikan, kurangnya kualitas pendidikan, kurangnya relevansi pendidikan, dan kurangnya efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan merupakan beberapa hal yang bisa menjadi faktor-faktor penyebab rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Untuk mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu, Negara menyelenggarakan program wajib belajar untuk pendidikan dasar. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
1
Kurangnya pemerataan pendidikan,kualitas pendidikan, dan efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan merupakan faktor-faktor penyebab rendahnya kualiatas sumber daya manusia di Indonesia.
menyatakan
bahwa
pemerintah
dan
pemerintah
daerah
bertanggungjawab untuk memberikan pendidikan minimal bagi warna negara Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu langkah pemerintah untuk mensinergikan programprogram pendidikan agar tepat sasaran antara lain dengan adanya program Pendidikan Untuk Semua (PUS). Sasaran program Pendidikan Untuk Semua (PUS) ini antara lain adalah Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pemberantasan Buta Aksara, Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Kesetaraan dan Keadilan Gender, dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Untuk mengukur dan menentukan arah kebijakan pemerintah,
o.
id
khususnya dibidang pendidikan, saat ini, tidak hanya pemerintah
.g
di level pusat saja tetapi juga pemerintah daerah sudah semakin membutuhkan data yang terkait dengan pendidikan seperti angka
ps
Indikator-indikator yang merupakan ukuran-ukuran kuantitif yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan pendidikan antara lain angka partisipasi sekolah, angka partisipasi murni, angka melek huruf, dll.
.b
partisipasi sekolah, angka partisipasi murni, angka melek huruf,
ng
dll. Indikator-indikator tersebut merupakan ukuran-ukuran kuantitif yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan
te
pendidikan. Konsekuensi dari globalisasi teknologi informasi yang
://
ja
semakin terbuka dan serba cepat adalah semakin tingginya
tp
tuntutan terhadap kualitas data. Untuk itu BPS Provinsi Jawa
ht
Tengah dan segenap jajarannya telah melakukan upaya untuk dapat menyajikan data yang semakin akurat dan aktual.
1.2 Tujuan Maksud dan tujuan utama penyajian publikasi Statistik Pendidikan
Memberikan gambaran secara rinci dan menyeluruh mengenai kondisi dan perkembangan dunia pendidikan di Provinsi Jawa Tengah.
Jawa
Tengah
adalah
untuk
memberikan
gambaran secara rinci dan menyeluruh mengenai kondisi dan perkembangan dunia pendidikan di Provinsi Jawa Tengah baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Kondisi dan perkembangan pendidikan dalam publikasi ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu : sarana dan prasarana pendidikan, partisipasi sekolah, dan hasil pembangunan pendidikan.
2
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Secara keseluruhan, publikasi ini menyajikan data dan informasi dunia pendidikan yang sangat bermanfaat sebagai bahan pencerahan, monitor dan evaluasi kebijakan maupun program pembangunan di bidang pendidikan. Dalam jangka pendek,
informasi
diharapkan
dapat
yang
disajikan
pula
dalam
digunakan
publikasi ini
sebagai
evaluasi
penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sesuai dengan target yang tertuang dalam UUD Tahun 1945 dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1.3 Sistematika Penyajian Bagian awal publikasi ini menyajikan abstraksi untuk atas
keseluruhan
kandungan
publikasi.
o.
pembaca
id
memberikan gambaran ringkas dan menyeluruh kepada
.g
Pembahasan utama dirinci ke dalam lima bab sesuai tema
ps
statistik pendidikan dengan sistematika sebagai berikut :
ng
.b
Bab 1 berisi latar belakang penyusunan publikasi, tujuan
te
dan sistematika penyajian.
ja
Bab 2 menjelaskan tentang metodologi yang digunakan
://
dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data yang
tp
mencakup sumber data, keterwakian sampel, konsep dan
ht
definisi, keterbatasan data, serta metode analisis. Bab 3 menyajikan
pembahasan
mengenai
sarana
dan
prasarana pendidikan yang mencakup informasi umum tentang sarana ke sekolah, penggunaan internet, biaya pendidikan dan beasiswa/bantuan pendidikan. Bab 4 tentang pendidikan
partisipasi
anak
usia
dini,
pendidikan partisipasi
yang
meliputi
sekolah,
serta
pendidikan kesetaraan. Bab 5 membahas
tentang
hasil-hasil
pembangunan
pendidikan yang antara lain dicerminkan oleh angka melek
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
3
huruf, rata-rata lama sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan putus sekolah. pendidikan
yang
ditampilkan
pada
tingkat
kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel-tabel lampiran.
h
t
t
p
:
/
/
j
a
t
e
n
g
.
b
p
s
.
g
o
.
i
Penjelasan keterwakilan sampel disajikan dalam metodologi.
d
Data-data
4
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
BAB 2 METODOLOGI 2.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam publikasi ini adalah data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2014. Jenis data yang digunakan adalah : a. Data Kor Susenas Tahun 2014, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran makro mengenai pendidikan sarana
prasarana
pendidikan,
partisipasi
id
seperti
o.
pendidikan, dan hasil pembangunan pendidikan.
.g
b. Data Modul Konsumsi Tahun 2014, sebagai dasar untuk
ps
memperoleh gambaran makro mengenai konsumsi rumah
.b
tangga terkait dengan pengeluaran rumahtangga untuk
ng
pendidikan.
te
Susenas merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang cakupannya relatif sangat luas,
://
ja
meliputi keseluruhan aspek sosial dan ekonomi penduduk. BPS
tp
melaksanakan Susenas sejak tahun 1963. Dalam dua dekade
ht
terakhir, sampai dengan tahun 2010, pengumpulan data Susenas dibagi menjadi Kor (dilaksanakan setiap tahun) dan Modul (3 tahun sekali) yang meliputi Modul Konsumsi dan Pengeluaran, Modul Kesehatan dan Perumahan, serta Modul Sosial Budaya dan Pendidikan yang pelaksanaannya dilakukan secara bergantian. Pada tahun 2011 terjadi perubahan, pengumpulan data konsumsi dan pengeluaran dilakukan secara triwulanan (triwulan I-IV) yaitu bulan Maret, Juni, September, dan Desember bersamaan dengan Kor.
2.2 Ruang Lingkup Pelaksanaan Susenas Kor 2014 mencakup 27 520 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah, dimana setiap triwulan didistribusikan sebanyak 6 880 rumah Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
5
Sumber data : Data Kor Susenas Tahun 2014; Data Modul Konsumsi Tahun 2014.
tangga. Data hasil pencacahan Kor setiap triwulan hanya dapat disajikan untuk estimasi tingkat provinsi, sedangkan dari kumulatif pelaksanaan pencacahan Kor selama empat triwulan datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota. Publikasi Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 menampilkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2014. Untuk data tahun 2011, 2012, dan tahun 2013 menggunakan data backcasting dengan penimbang angka proyeksi penduduk hasil
Jumlah sampel selama setahun 27 520 rumah tangga.
Sensus Penduduk Tahun 2010, sehingga data yang disajikan pada publikasi ini berbeda dengan data yang tersaji pada Publikasi Statistik Pendidikan Jawa Tengah Tahun 2013.
2.3 Kerangka Sampel
id
Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu
o.
kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama,
.g
kerangka sampel untuk penarikan tahap kedua dan kerangka
ps
sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga.
.b
•
ng
Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2010 yang disertai dengan
te
informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010
://
•
ja
(Daftar RBL1).
tp
Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok
ht
sensus pada setiap wilcah terpilih.
•
Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga pada blok sensus terpilih yang telah dimutakhirkan menjelang pelaksanaan survei. Rumah tangga tidak termasuk rumah tangga khusus seperti panti asuhan, barak polisi/militer, dan penjara.
2.4 Pemilihan Sampel Metode sampling yang digunakan yaitu penarikan tiga tahap berstrata. Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut :
Jumlah sampel dalam 1 Blok Sensus sebanyak 10 rumah tangga.
•
Tahap
pertama,
memilih
sampel
wilcah
secara
pps
(Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya rumah tangga SP2010. Kemudian wilcah yang terpilih tersebut dialokasikan secara acak ke dalam 4 (empat) 6
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
triwulan. Keseluruhan sampel wilcah diambil sebanyak 2 752 wilcah, masing-masing triwulanan sebanyak 688 wilcah. •
Tahap kedua, memilih BS pada setiap wilcah terpilih Susenas Triwulan I, II, III, dan IV.
•
Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih Susenas yang sudah dilakukan pemutakhiran listing rumah tangga hasil Sensus Penduduk tahun 2010, dipilih sebanyak 10 rumah tangga secara sistematik. Pemilihan sampel rumah tangga di beberapa lokasi menggunakan program komputer yang telah disiapkan dari BPS Pusat setelah hasil pemutakhiran di entri.
Pengumpulan data di setiap rumah tangga terpilih dilakukan wawancara
langsung
antara
petugas
pencacah
dengan
responden. Keterangan individu dikumpulkan melalui wawancara
id
dengan individu yang bersangkutan, sedangkan keterangan
o.
tentang rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung antara petugas pencacah dengan responden (rumah tangga terpilih).
ps
.g
kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga, atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui karakteristik yang
ng
.b
ditanyakan.
te
2.5 Keterwakilan Sampel
ja
Keterwakilan sampel dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu banyaknya
://
sampel, kesalahan sampling (sampling error), dan kesalahan non
tp
sampling atau human errors (non sampling error). Keterwakilan
ht
sampel ini mempengaruhi estimasi hasil pendataan. (1) Banyaknya sampel Semakin banyak atau semakin besar jumlah sampel dalam suatu survei, maka estimasi yang dihasilkan akan semakin mendekati karakteristik populasinya. (2) Kesalahan non sampling (Non Sampling Error) Non sampling error merupakan kesalahan yang muncul pada saat pelaksanaan survei dan atau saat pengolahan data. Contoh dalam pelaksanaan survei : (i) Penggunaan konsep dan definisi yang salah oleh petugas
akibat
kesalahan
penyampaian
dari
instruktur ke petugas pencacah maupun pengawas; (ii) Tidak ditemukannya rumah tangga sampel; Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
7
Banyaknya sampel, kesalahan sampling dan kesalahan non sampling mempengaruhi estimasi hasil pendataan.
(iii) Kesalahan pengertian antara responden dan petugas pencacah pada saat wawancara. Sedangkan kesalahan pada saat pengolahan : (i) Kesalahan pada saat perekaman data (entry data); (ii) Kesalahan editing dan coding. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan sejak perencanaan sampai dengan pelaksanaan pendataan yang bertujuan untuk memperkecil jenis kesalahan ini, namun kesalahan non sampling tidak dapat dihilangkan sama sekali serta sulit untuk dievaluasi secara statistik. (3) Kesalahan sampling (Sampling Error) Sampling error merupakan kesalahan yang muncul akibat
id
dari penggunaan teknik sampling dalam suatu survei.
o.
Estimasi yang dihasilkan dalam survei tidak terlepas dari
.g
sampling variability. Secara statistik, besarnya sampling
ps
error dapat ditunjukkan oleh besarnya angka galat baku
.b
(standard error/SE). Untuk mengukur sejauh mana
ng
sampel yang digunakan sudah cukup menggambarkan
te
keadaan
parameter
populasi
digunakan
Relative
ja
Standard Error (RSE), yaitu hasil bagi SE dengan nilai suatu
variabel,
yang
dinyatakan
dalam
persentase (%).
ht
tp
://
estimasi
2.6 Konsep dan Definisi a) Tipe Daerah menggambarkan kelompok desa/kelurahan yang termasuk daerah perkotaan atau perdesaan. Penentuan suatu desa/kelurahan termasuk perkotaan atau perdesaan menggunakan suatu indikator komposit (indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel, yaitu kepadatan
penduduk,
persentase
rumah
tangga
pertanian, dan akses ke fasilitas perkotaan. b) Blok Sensus adalah bagian dari desa/kelurahan yang merupakan daerah kerja dari seorang petugas pencacah
8
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
survei/sensus dengan pendekataan rumah tangga yang dilaksanakan BPS. c) Rumah Tangga Biasa dan Rumah Tangga Khusus Rumah Tangga Biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami atau tinggal bersama di sebagian atau seluruh bangunan fisik/bangunan sensus dan biasanya makan dari satu dapur. Yang dimaksud satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola menjadi satu. Beberapa orang yang bersamasama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa. Rumah Tangga Khusus adalah orang yang tinggal di
ht tp :// ja te ng .b ps .g o. id
asrama seperti asrama perawat, asrama mahasiswa dan
asrama TNI/Polisi, panti asuhan, panti jompo, dan sekelompok
orang
yang
mondok
dengan
makan
(indekost) berjumlah 10 orang atau lebih.
d) Kepala Rumah Tangga (KRT) dan Anggota Rumah Tangga (ART)
Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari
Anggota Rumah Tangga (ART) yang bertanggungjawab atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga atau yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT.
Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang pada waktu pencacahan berada di rumah tangga
tersebut maupun yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan dan tidak berniat pindah. Tidak termasuk anggota rumah tangga yaitu orang yang telah bepergian selama 6 bulan atau lebih, atau kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah (akan meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih). Di sisi lain, orang yang telah 6 bulan atau lebih tinggal di rumah tangga yang sedang dicacah atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
9
dianggap sebagai anggota rumah tangga dari rumah tangga yang sedang dicacah tersebut. e) Sarana pergi ke sekolah adalah sarana yang biasanya digunakan untuk pergi-pulang bersekolah. Sarana ini terdiri dari kendaraan umum, kendaraan pribadi, dan jalan kaki. f)
Biaya pendidikan adalah semua biaya yang dikeluarkan atau seharusnya dikeluarkan, baik yang sudah dibayarkan maupun yang belum dibayarkan (berupa uang atau barang) untuk membiayai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan responden.
g) Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi.
id
Bantuan Pendidikan adalah bantuan dana pendidikan
o.
yang diberikan kepada peserta didik yang bukan karena
.g
prestasi, baik berupa uang atau barang, seperti :
ps
Beasiswa Miskin, Bantuan Pendidikan dari PNPM (buku, belajar
ng
tugas
.b
sepatu, uang transport), beasiswa yang diperoleh karena dan
sekolah
ikatan
dinas.
Sumber
te
beasiswa/bantuan pendidikan bisa berasal dari BSM
ja
(Bantuan Siswa Miskin; bantuan/beasiswa pemerintah
ht
tp
://
lainnya; lembaga non pemerintah; sekolah maupun perorangan).
h) Pendidikan
formal
adalah
jalur
pendidikan
yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, meliputi
SD/MI/sederajat,
SMP/MTs/sederajat,
SM/MA/sederajat dan PT. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (Paket A/B/C). Pendidikan formal maupun non formal yang dimaksud disini
adalah
Kementerian
yang
berada
Pendidikan
dibawah
pengawasan
Kebudayaan
(Kemdikbud)
maupun kementerian lainnya.
10
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
i)
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
j)
Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan, termasuk yang tamat Taman Kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar. Masih bersekolah adalah apabila terdaftar dan aktif mengikuti proses belajar di suatu jenjang pendidikan
id
formal dan non formal (Paket A, Paket B, dan Paket C),
o.
baik yang berada dibawah pengawasan Kementerian
.g
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian
ps
Agama (Kemenag), Instansi Negeri lain maupun Instansi
.b
swasta.
ng
Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar dan aktif
te
mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan
ja
formal maupun non formal (Paket A/B/C), tetapi pada
Partisipasi
Sekolah
ht
Angka
tp
k) Partisipasi Pendidikan
://
saat pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif. (APS)
adalah
proporsi
penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tertentu. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan kelompok umurnya terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah proporsi penduduk yang masih bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
11
l)
Angka Putus Sekolah (APTs) adalah proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang putus sekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan kelompok umurnya terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. Angka Melanjutkan adalah proporsi penduduk pada kelompok umur tertentu yang telah tamat pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu dan melanjutkan bersekolah pada jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan kelompok umurnya terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut.
m) Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk kelompok umur tertentu yang dapat membaca dan menulis huruf
o.
id
Latin, huruf Arab, atau huruf Lainnya.
.g
n) Tamat sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran
ps
pada kelas/tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan di
.b
sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan
ng
tanda tamat/ijazah. Seorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika ia mengikuti ujian
te
dan lulus maka dianggap tamat.
://
ja
o) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan adalah jenjang
ht
tp
pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh seseorang, yang ditandai dengan sertifikat/ijazah. SD/MI meliputi Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan sederajat. SMP/MTs meliputi jenjang pendidikan SMP Umum, Madrasah Tsanawiyah, SMP Kejuruan dan sederajat. SM/MA meliputi jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA),
Sekolah
Menengah
Kejuruan
(SMK),
Madrasah Aliyah (MA) dan sederajat. PT meliputi jenjang pendidikan Diploma I/II/III, DIV/S1, S2/S3 dan sederajat. p) Alasan tidak/belum pernah/tidak bersekolah lagi : Tidak ada biaya, apabila responden atau keluarganya tidak mampu menyediakan biaya pendidikan.
12
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Bekerja/mencari nafkah adalah bekerja dengan maksud untuk
memperoleh
atau
membantu
memperoleh
penghasilan atau keuntungan. Menikah/mengurus rumah tangga, apabila responden merasa sangat sibuk mengurus rumah tangga atau tidak pantas bersekolah setelah menikah/berkeluarga. Merasa
pendidikan
cukup,
apabila
responden
menganggap bekal pendidikan yang dikuasai sudah cukup,
dan
tidak
perlu
lagi
bersekolah
ke
kelas/tingkat/jenjang yang lebih tinggi. Belum cukup umur, apabila responden yang bersangkutan umurnya belum mencukupi untuk bersekolah. Malu karena ekonomi, apabila responden merasa malu
id
karena keadaan ekonomi keluarga.
o.
Sekolah jauh, apabila responden menganggap jarak
.g
sekolah dengan tempat tinggal terlalu jauh, sehingga
ps
sukar untuk dicapai.
.b
Cacat, apabila responden menganggap dengan kecacatan
ng
yang dideritanya menjadi halangan bagi responden untuk
te
bersekolah.
ja
Menunggu pengumuman, apabila responden sudah
tp
terima atau tidak.
://
mendaftar sekolah namun belum ada pengumuman di
ht
Tidak diterima, adalah suatu keadaan dimana responden tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan di sekolah yang ia daftar, misalnya tidak lulus dalam ujian masuk. Lainnya, adalah alasan selain yang telah disebut diatas. Contoh : sakit atau pikiran tidak mampu, termasuk dikeluarkan dari sekolah. q) Mengakses
internet
adalah
apabila
seseorang
meluangkan waktu untuk mengakses internet, sehingga ia dapat memanfaatkan atau menikmati fasilitas internet seperti : mencari literature/referensi, mencari/mengirim informasi/berita, komunikasi, e-mail/chatiing, dll.
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
13
2.7 Keterbatasan Data Survei-survei
dengan
pendekatan
rumah
tangga
yang
diselenggarakan BPS, termasuk Susenas hanya mencakup populasi yang tinggal di suatu rumah tangga biasa. Penduduk yang tinggal di rumah tangga khusus, seperti asrama, penjara dan sejenisnya tidak dicakup.
2.8 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis deskriptif satu atau dua sektor dengan penyajian data dalam bentuk
tabel
ulasan
gambar/grafik
untuk
sederhana
dan
memudahkan
visualiasi
berupa
pembaca
dalam
memahaminya. Analisis yang disajikan disertai dengan analisis perkotaan
dan
perdesaan
o.
daerah
id
diferensial untuk melihat perbedaan pola serta gambaran antar serta
antar
wilayah
upaya
ps
.g
kabupaten/kota. Selain itu disertakan juga analisis tren dalam memperoleh
gambaran
secara
rinci
mengenai
.b
perkembangan pendidikan selama beberapa periode waktu. Pada
ng
akhir publikasi ini dilengkapi pula dengan tabel lampiran untuk
tp
://
ja
te
melihat data pada tingkat kabupaten/kota.
ht
Keterbatasa data : Sumber data berasal dari data survei dengan sampel rumah tangga biasa.
14
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
BAB 3 PENUNJANG PENDIDIKAN Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, penyelenggara pendidikan berkewajiban untuk menyediakan penunjang pendidikan yang sesuai dengan standar nasional pendidikan. Mutu pendidikan nasional tidak dapat dilepaskan dari ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang
o.
id
berkualitas dan merata. Sarana prasarana merupakan
.g
media atau alat material yang berperan dalam kegiatan
ps
belajar mengajar secara langsung. Selain itu maju tidaknya
Mutu pendidikan nasional tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas dan merata.
.b
mutu pendidikan juga tidak terlepas dari faktor internal yang
ng
dimiliki dari setiap individu itu sendiri, seperti sarana
te
transportasi yang digunakan menuju sekolah, kemampuan
ja
membayar biaya pendidikan, dan lain-lain.
tp
://
Gambaran faktor internal rumah tangga dalam upaya
ht
memperoleh pendidikan yang layak bagi seluruh warga negara akan dibahas pada bab ini, dimulai dari kemudahan penduduk dalam mengakses pendidikan baik dari aspek sarana ke sekolah, penggunaan internet, biaya pendidikan termasuk bantuan pendidikan yang diterima rumah tangga.
3.1 Sarana ke Sekolah Penunjang kegiatan pendidikan yang tidak kalah penting adalah sarana transportasi ke sekolah. Lokasi sekolah yang jauh dan sulit dijangkau dapat menjadi penghambat upaya peningkatan kualitas pengajaran peserta didik. Pembangunan sekolah diupayakan supaya terletak pada lokasi yang mudah dijangkau, atau tersedia sarana transportasi yang Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
15
Kemudahan akses dari/ke sekolah merupakan indikator pemerataan fasilitas sarana pendidikan.
memadai. Kemudahan akses dari dan menuju ke sekolah dapat menjadi indikator pemerataan fasilitas sarana pendidikan. Tabel 3.1 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Sarana Transportasi Rutin ke Sekolah dan Jenjang Pendidikan, 2014 Jenjang Pendidikan
Tipe Daerah/ Sarana Transportasi Rutin ke Sekolah (1)
SD/MI
SMP/MTs
SM/MA
PT
(2)
(3)
(4)
(5)
Total (6)
54,17
25,55
17,82
32,46
39,06
Kendaraan Pribadi
41,91
53,74
58,67
60,75
49,61
Kendaraan Umum
1,89
19,48
21,28
5,36
9,51
Kendaraan Dinas
0,06
0,19
0,00
0,35
0,11
Lainnya
1,97
1,04
2,23
1,08
1,71
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Tanpa Kendaraan
68,17
31,82
16,82
61,07
51,89
Kendaraan Pribadi
29,39
44,42
60,43
35,40
37,68
Kendaraan Umum
1,70
21,51
19,58
2,46
8,97
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
ps
Perk o taan Tanpa Kendaraan
0,74
2,25
3,17
1,07
1,46
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
o.
.g
Kendaraan Dinas Lainnya
.b
Jumlah
ng
Perk o taan+ Perdesaan
62,02
29,01
17,35
43,09
45,83
Kendaraan Pribadi
34,89
48,60
59,50
51,34
43,31
Kendaraan Umum
1,78
20,60
20,48
4,28
9,22
ja
te
Tanpa Kendaraan
Kendaraan Dinas
tp
://
Lainnya Jumlah
0,03
0,08
0,00
0,22
0,05
1,28 100,00
1,71 100,00
2,67 100,00
1,07 100,00
1,59 100,00
Tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pergi
ht
Sebagian besar siswa pergi ke sekolah tanpa kendaraan.
id
Perde saan
ke sekolah tanpa kendaraan (45,83 persen). Dilihat berdasarkan jenjang pendidikan, sebagian besar siswa SD/MI (62,02 persen) pergi ke sekolah tanpa kendaraan, hal ini menggambarkan jarak tempuh ke SD/MI yang relatif dekat. Instruksi Presiden (Inpres) Tahun 1973 tentang pembangunan SD di setiap desa/kelurahan memudahkan masyarakat untuk menyekolahkan anak di sekitar daerah tempat tinggal. Pada jenjang SMP, SM dan PT sebagian besar siswanya pergi ke sekolah dengan menggunakan kendaraan pribadi dengan persentase masing-masing sebesar 48,60 persen, 59,50 persen, 51,34 persen. Sarana transportasi terbanyak yang digunakan oleh siswa di daerah perkotaan adalah kendaraan pribadi (49,61 persen). 16
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Kondisi ini berbeda dengan di daerah perdesaan, dimana lebih banyak siswa yang tidak menggunakan kendaraan ketika menuju ke sekolah (51,89 persen).
3.2 Penggunaan Internet Sebelum adanya Internet, salah satu masalah yang dihadapi oleh pendidikan (di seluruh dunia) adalah akses kepada sumber informasi. Dengan adanya internet, kita bisa mengakses informasi sebanyak-banyaknya, baik informasi berupa artikel, gambar, ataupun video. Di era modern seperti saat ini, internet sudah menjadi salah satu media yang sangat penting bagi siapapun dalam memperluas wawasannya. Manfaat Internet sekarang sudah dapat dirasakan
id
oleh berbagai kalangan. Manfaat Internet sebagai salah satu
o.
media terbesar di dunia bisa digunakan sebagai pendorong
.g
majunya pendidikan masa depan. Kehadiran internet bukanlah
ps
pengganti sistem pendidikan melainkan lebih bersifat penambah
ng
.b
dan pelengkap.
Selain memberikan manfaat bagi siswa, internet juga dapat
te
memberikan dampak yang buruk. Hal ini dikarenakan internet
ja
tidak hanya menyajikan informasi-informasi positif saja, namun
tp
://
juga informasi-informasi yang bersifat negatif. Oleh karena itu
ht
penggunaan internet oleh siswa sebaiknya mendapat pengawasan dari orang tua maupun lingkungan sekitarnya. Tabel 3.2 memperlihatkan persentase siswa sekolah yang mengakses internet selama 3 bulan terakhir baik ketika dia mengakses internet di rumah sendiri, di warnet, di kantor, dengan menggunakan
HP/ponsel,
maupun
mengakses
dengan
menggunakan modem portable. Secara umum, persentase siswa yang mengakses internet ternyata lebih sedikit (30,86 persen) dibandingkan dengan siswa yang tidak mengakses internet (69,14 persen). Adapun siswa di perkotaan lebih banyak yang sudah mengakses internet (40,18 persen)
daripada
di
perdesaan
(22,52
persen).
Hal
ini
menunjukkan bahwa kesadaraan mengakses internet juga Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
17
Internet merupakan salah satu media terbesar di dunia yang bisa digunakan sebagai pendorong majunya pendidikan masa depan.
dipengaruhi oleh ketersediaan sarana prasarana teknologi yang memberikan kemudahan dalam mengakses internet, misalnya tersedianya warnet, wifi gratis, dan lain-lain. Tabel 3.2 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Kegiatan Mengakses Internet dan Jenjang Pendidikan, 2014 Akses Internet
Tipe Daerah/ Jenjang Pendidikan
Ya
Tidak
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Pe rk o taan 10,46
89,54
100,00
SMP/MTs
59,03
40,97
100,00
SM/MA
78,73
21,27
100,00
PT
72,50
27,50
100,00
Total
40,18
59,82
100,00
3,34
96,66
100,00
36,33
63,67
100,00
69,71
30,29
100,00
36,50
63,50
100,00
22,52
77,48
100,00
6,47
93,53
100,00
46,51
53,49
100,00
74,48
25,52
100,00
59,13
40,87
100,00
30,86
69,14
100,00
Pe rde saan
id
SD/MI SMP/MTs
o.
Lebih banyak siswa yang yang tidak mengakses internet dibandingkan yang mengakses internet.
SD/MI
SM/MA
.g
PT
ps
Total
.b
Pe rk o taan+ Pe rde saan SMP/MTs
ja
PT
te
SM/MA
ng
SD/MI
tp
://
Total
ht
Tabel 3.3, di lihat dari lokasi/media dalam mengakses internet, sebagian besar siswa menggunakan fasilitas warnet untuk mengakses internet (39,69 persen). Sebagian besar pengguna internet melalui warnet adalah siswa SMP/MTs (46,93 persen). Sebanyak 34,90 persen siswa juga menggunakan HP/ponselnya untuk mengakses internet. Hal ini terjadi karena pada era
Siswa di perkotaan lebih banyak yang mengakses internet dibandingkan dengan siswa di perdesaan.
komunikasi sekarang ini, peran media sosial sudah sangat menjamur dikalangan masyarakat. Media sosial bisa diakses melalui
media
apapun
termasuk
dengan
menggunakan
HP/Ponsel. Pengguna internet terbanyak melalui media HP/ponsel adalah mahasiswa yang sudah duduk di perguruan tinggi (49,54 persen). Pola yang hampir sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan.
18
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 3.3 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Lokasi/Media Mengakses Internet dan Jenjang Pendidikan, 2014 Tipe Daerah/ Lokasi/Media Akses
Jenjang Pendidikan SD/MI
SMP/MTs
SM/MA
PT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Total (6)
Perk otaan Rumah Sendiri
16,88
4,85
5,24
12,54
8,16
Warnet
33,29
50,47
42,14
17,97
41,07
Kantor
0,00
0,12
0,00
2,96
0,37
Sekolah
8,27
15,11
12,35
5,38
11,89
HP/Ponsel
28,25
25,40
36,26
50,37
31,93
Lainnya
13,31
4,05
4,01
10,78
6,58
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
5,74
2,09
1,82
8,37
2,79
Warnet
20,53
42,53
39,78
24,83
37,82
Kantor
0,00
0,00
0,17
5,76
0,41
Sekolah
14,13
20,82
13,93
2,76
HP/Ponsel
48,57
32,16
42,17
47,50
Lainnya
11,03
2,40
2,13
10,78
3,81
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
3,56
11,33
5,88
40,98
19,96
39,69
Warnet
29,39
46,93 0,07 17,65
HP/Ponsel
34,46
28,41
Lainnya
12,61
3,32
Jumlah
100,00
100,00
tp
ht
o.
ps
.g
38,92
0,09
3,77
0,39
13,13
4,62
13,74
39,17
49,54
34,90
3,07
10,78
5,40
100,00
100,00
100,00
ja
0,00 10,06
Sekolah
://
Kantor
ng
3,62
te
13,48
16,25
.b
Perk otaan+ Perdesaan Rumah Sendiri
id
Perdesaan Rumah Sendiri
Gambaran menarik dari data yang tersaji di Tabel 3.3 adalah adanya siswa pengguna internet yang masih bersekolah pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SM/MA yang mengakses internet melalui kantor. Hal ini dimungkinkan karena anggota rumah tangga menggunakan fasilitas internet yang tersedia di kantor kerabat/keluarganya. Yang dimaksud dengan mengakses internet di kantor bila anggota rumah tangga mengakses internet menggunakan PC/Laptop yang terhubung dengan line telepon/PSTN (Public Switched Telephone Network) yang ada di kantor.
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
19
Sebagian besar siswa menggunakan fasilitas warnet untuk mengakses internet.
Gambar 3.1 Persentase Siswa Usia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Jenjang Pendidikan, 2014 74,48
80 70
59,13
60
46,51 41,59
50 40 30 10,87
20 10 0
SMP/MTs
SM/MA
PT
Jumlah
id
SD/MI
o.
Gambar 3.1 menunjukkan informasi tentang persentase siswa
.g
berusia 10 tahun ke atas yang selama 3 bulan terakhir mengakses
ps
internet berdasarkan hasil Susenas 2014. Dari gambar tersebut
.b
terlihat bahwa persentase siswa berusia 10 tahun ke atas yang
te
persen.
ng
selama 3 bulan terakhir mengakses internet sebesar 41,59
ja
Dilihat menurut jenjang pendidikan, seiring meningkatnya jenjang
tp
://
pendidikan maka persentase siswa yang mengakses internet semakin meningkat. Siswa SD/MI yang mengakses internet
ht
Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin banyak siswa yang mengakses internet, kecuali pada jenjang Perguruan Tinggi.
sebesar 10,87 persen, SMP/MTs sebesar 46,51 persen, SM/MA sebesar 74,48 persen dan PT sebesar 59,13 persen. Mahasiswa di PT dituntut untuk selalu mengembangkan potensi dan mengikuti perkembangan zaman, sehingga untuk mahasiswa internet sudah menjadi suatu kebutuhan. Dibandingkan menurut tipe daerah, persentase siswa yang mengakses internet di perkotaan (53,20 persen) hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (30,99 persen). Kondisi yang sama terjadi pada semua jenjang pendidikan. Bahkan untuk jenjang SD/MI persentase siswa yang mengakses internet di daerah perkotaan (17.85) mencapai lebih dari empat kali lipat dibandingkan di perdesaan (5,81 persen). Hal ini
20
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
disebabkan aksesibilitas jaringan internet biasanya lebih tersedia di daerah perkotaan. Gambar 3.2 Persentase Siswa Berusia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenjang Pendidikan, 2014
Siswa di perkotaan lebih banyak yang mengakses internet daripada di perdesaan.
78,73 72,50
80 70
69,71
59,03 53,20
60 50
36,33
36,50 30,99
40 30
17,85
20
5,81
id
10 0 Perdesaan SM/MA
PT
Jumlah
.g
SMP/MTs
ps
SD/MI
o.
Perkotaan
ng
.b
Gambar 3.3 Persentase Siswa Berusia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan, 2014
te
77,72
ja
71,48
80
60,17
://
70
tp
60 43,91
49,20 43,40
39,88
ht
50
58,17
40 30 20
11,13
10,63
10
Siswa perempuan lebih banyak yang mengakses internet dibandingkan siswa laki-laki pada semua jenjang pendidikan kecuali di PT.
0 Laki‐laki SD/MI
Perempuan SMP/MTs
SM/MA
PT
Jumlah
Pada umumnya perempuan mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi dalam mengakses internet dibanding laki-laki (43,40 persen berbanding 39,88 persen). Kondisi yang sama terjadi pada jenjang pendidikan
baik
SD/MI,
SMP/MTs,
dan
SM/MA,
dimana
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
21
perempuan yang mengakses internet lebih tinggi dibanding lakilaki. Namun pada jenjang PT, persentase laki-laki yang mengakses internet sebesar 60,17 persen sedikit lebih tinggi dibanding perempuan sebesar 58,17 persen.
3.3 Biaya Pendidikan Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga
negara
tanpa
diskriminasi.
Pemerintah
pusat
dan
id
pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
o.
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang
.g
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.
ps
Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan
.b
biaya tidak langsung (Inderect Cost). Biaya langsung terdiri dari
ng
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan
te
pengajaran dan kegiatan belajar siswa, berupa pembelian alat-alat
ja
pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang
://
dikeluarkan pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri.
tp
Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang
ht
(oportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar. Biaya pendidikan yang dicakup dalam Susenas merupakan keseluruhan dana yang dikeluarkan oleh penduduk yang masih bersekolah untuk keperluan penyelenggaraan pendidikan, yang meliputi: (i) biaya pendaftaran, yaitu uang pangkal/gedung/daftar ulang; (ii) biaya operasional, terdiri atas uang SPP, komite sekolah, praktikum/keterampilan,
iuran
OSIS,
evaluasi/ujian,
bahan
penunjang mata pelajaran, seragam sekolah dan olah raga, buku pelajaran/panduan/diktat, lembar kerja siswa, alat tulis dan perlengkapannya, kursus yang diselenggarakan sekolah, dan atau biaya rutin operasional pendidikan lainnya; (iii) biaya transportasi dan uang saku. 22
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 3.4 Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Biaya Pendidikan menurut Tipe Daerah dan Jenis Pengeluaran Pendidikan, 2014 (Rupiah)
Tipe Daerah Jenis Pengeluaran Biaya Pendidikan
Perkotaan
Perdesaan
(2)
(3)
Perkotaan+ Perdesaan (4)
3 945
2 357
3 086
22 233
12 170
16 786
Iuaran Sekolah lainnya
3 366
1 815
2 526
Buku Pelajaran, fotocopy bahan pelajaran
2 479
1 725
2 071
Alat-alat tulis
1 131
901
1 006
Uang Kursus
1 046
406
699
(1) Sumbangan Pembangunan Sekolah Uang Sekolah (SPP) dan iuran BP3/POMG
Jenis pengeluaran pendidikan terbesar adalah uang sekolah (SPP) dan iuran BP3/POMG.
Dirinci menurut jenis pengeluaran pendidikan, terlihat bahwa
id
pengeluaran pendidikan terbesar berasal dari jenis pengeluaran
.g
o.
uang sekolah (SPP) dan iuran BP3/POMG. Biaya pendidikan per
ps
kapita untuk jenis pengeluaran ini di daerah perkotaan sebesar Rp. 22 233,- dan di daerah perdesaan Rp. 12 170,-. Sementara
ng
.b
total pengeluaran untuk uang sekolah (SPP) dan iuran BP3/POMG
te
sebesar Tp. 16 786,- per kapita per bulan.
ja
Jenis pengeluaran lain yang cukup besar adalah untuk sumbangan
://
pembangunan sekolah, dimana untuk daerah perkotaan sebesar
tp
Rp. 3 945,- , untuk daerah perdesaan sebesar Rp. 2 357,- dan kapita per bulan.
ht
untuk daerah perkotaan dan perdesaan sebesar Rp. 3 086,- per
3.4 Beasiswa Beasiswa merupakan pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk meringankan beban biaya pendidikan yang dikeluarkan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan dinas) setelah selesainya pendidikan.
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
23
Beasiswa merupakan bantuan keuangan yang bertujuan untuk meringankan beban biaya pendidikan.
Tabel 3.5 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Beasiswa/Bantuan Pendidikan menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin KRT dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan KRT, 2014 Jenjang Pendidikan
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Tdk SD/MI SMP/MTs SM/MA Tamat SD (2)
(1)
(3)
(4)
(5)
PT (6)
Total (7)
Pe rk otaan Laki-laki
13,65 14,02
Perempuan
6,85
Laki-laki + Perempuan
13,41
8,64 4,75 11,48
9,99
10,28
6,97 2,14
11,68 13,49
13,06
8,43 4,48 10,92
7,80
14,34 14,45
11,68
11,34 3,45 13,36
7,61 13,67
8,32
12,95 14,38
11,49
11,30 3,36 12,97
14,11 14,30
12,54
9,55 4,42 12,52
7,27 12,02
9,64
12,49 14,07
12,29
Pe rdesaan Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
10,66 2,48
9,86
Pe rk otaan+ Pe rdesaan Laki-laki
7,64 2,21
8,76
9,35 4,20 12,03
o.
Laki-laki + Perempuan
id
Perempuan
ps
menerima beasiswa dengan KRT laki-laki (12,52 persen) sedikit
.b
lebih tinggi dibanding dengan perempuan (8,76 persen). Dilihat
ng
menurut tipe daerah, persentase rumah tangga penerima beasiswa di daerah perdesaan (12,97 persen) lebih tinggi
te
Rumah tangga dengan KRT lakilaki lebih banyak menerima beasiswa/bantuan pendidikan dibandingkan rumah tangga dengan KRT perempuan.
.g
Pada Tabel 3.5 terlihat bahwa persentase rumah tangga yang
ja
dibanding daerah perkotaan (10,92 persen). Sementara itu jika
://
dirinci berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan oleh KRT,
tp
terlihat bahwa persentase tertinggi rumah tangga penerima
ht
beasiswa adalah berada pada jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs dengan persentase masing-masing sebesar 14,07 persen dan 12,29 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa secara ekonomi kemampuan KRT berpendidikan dasar lebih rendah dibandingkan dengan KRT yang memiliki pendidikan menengah atau lebih. Sedangkan persentase rumah tangga penerima beasiswa dengan KRT berpendidikan SM/MA adalah sebesar 9,35 persen, dimana persentase rumah tangga penerima beasiswa di perdesaan (11,30 persen) lebih besar dibandingkan rumah tangga penerima beasiswa di perkotaan (8,43 persen). Sebaliknya KRT dengan pendidikan terakhir PT, persentase rumah tangga penerima beasiswa di perkotaan (4,48 persen) lebih tinggi dibanding di daerah perdesaan (3,36 persen). 24
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 3.6 Persentase Rumah Tangga Penerima Beasiswa menurut Tipe Daerah, Pendidikan Terakhir yang ditamatkan KRT, dan Sumber Beasiswa/Bantuan, 2014 Jenjang Pendidikan
Tipe Daerah/ Sumber Beasiswa/Bantuan
Tdk Tamat SD (2)
(1)
SD/MI
SMP/MTs SM/MA
(3)
(4)
(5)
Total
PT (6)
(7)
59,36
58,97
50,49
26,75
9,63
48,68
BSM SMP
20,15
18,41
13,56
17,85
8,84
17,21
BSM SMA
10,70
12,10
16,61
9,58
8,69
12,14
0,83
0,48
0,70
5,00
0,00
1,49
Beasiswa selain BSM Pemerintah
4,10
5,43
9,03
14,95
34,50
9,07
Beasiswa dari lembaga non pemerintah
0,31
2,22
1,79
9,23
6,30
3,36
Beasiswa/Bantuan dari luar negeri
0,00
0,00
0,00
0,37
0,72
0,10
Beasiswa/Bantuan dari perseorangan
0,00
0,49
0,52
0,76
1,20
0,49
Beasiswa/Bantuan dari sekolah
4,55
1,90
7,30
15,51
30,12
7,46
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
BSM SD
62,40
63,91
57,47
45,13
25,00
BSM SMP
20,23
17,88
16,30
13,28
0,00
17,77
BSM SMA
6,50
6,94
7,89
10,76
0,00
7,24
BSM PT
0,94
0,46
0,00
1,77
0,00
0,65
Beasiswa selain BSM Pemerintah
7,86
5,71
10,71
17,53
57,80
8,38
Beasiswa dari lembaga non pemerintah
0,00
0,64
1,28
3,45
17,20
0,92
Beasiswa/Bantuan dari luar negeri
0,00
0,00
0,00
1,37
0,00
0,13
Beasiswa/Bantuan dari perseorangan
0,21
0,00
0,00
0,00
0,00
0,06
Beasiswa/Bantuan dari sekolah
1,86
4,46
6,35
6,71
0,00
4,15
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
BSM PT
Jumlah
tp
Perkotaan+Perdesaan
ps
.b
61,41
62,25
53,67
33,87
12,66
55,70
BSM SMP
ht
BSM SD
ng
te
ja
100,00
://
Jumlah
60,70
o.
Perdesaan
id
BSM SD
.g
Perkotaan
20,20
18,06
14,81
16,08
7,10
17,54
BSM SMA
7,88
8,68
12,64
10,04
6,98
9,28
BSM PT
0,90
0,47
0,38
3,75
0,00
1,00
Beasiswa selain BSM Pemerintah
6,63
5,62
9,79
15,95
39,09
8,66
Beasiswa dari lembaga non pemerintah
0,10
1,17
1,56
7,00
8,45
1,94
Beasiswa/Bantuan dari luar negeri
0,00
0,00
0,00
0,76
0,58
0,12
Beasiswa/Bantuan dari perseorangan
0,14
0,17
0,28
0,47
0,97
0,24
Beasiswa/Bantuan dari sekolah
2,74
3,58
6,87
12,08
24,17
5,52
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Jumlah
Persentase rumah tangga penerima beasiswa menurut sumber beasiswa ditampilkan pada Tabel 3.6. Sebagian besar sumber beasiswa yang diterima oleh peserta didik dalam rumah tangga adalah bantuan/beasiswa yang berasal dari Bantuan Siswa Miskin (BSM) di tingkat SD/sederajat (55,70 persen), kemudian BSM Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
25
Rumah tangga penerima bantuan/beasiswa yang bersumber dari BSM lebih banyak dibandingkan rumah tangga penerima beasiswa/bantuan yang bersumber dari selain BSM.
SMP/sederajat (17,54 persen), BSM SMA/sederajat (9,28 persen) dan BSM PT (1,00 persen). Rumah tangga yang menerima beasiswa selain dari BSM pemerintah sebesar 8,68 persen, beasiswa/bantuan dari sekolah sebesar 5,52 persen, beasiswa dari
lembaga
non
pemerintah
sebesar
1,94
persen,
beasiswa/bantuan dari perseorangan sebesar 0,24 persen, dan beasiswa/bantuan dari luar negeri sebesar 0,12 persen. Hasil Susenas 2014 menunjukkan bahwa rumah tangga penerima bantuan/beasiswa yang bersumber dari BSM ternyata lebih banyak dari beasiswa/bantuan yang bersumber selain dari BSM. Jika dilihat dari jenjang pendidikan terakhir yang ditamatkan KRT, secara umum, sebagian besar sumber beasiswa/bantuan yang
id
diterima rumah tangga juga berasal dari BSM SD/MI.
o.
Beasiswa/Bantuan dari BSM SD/MI sebagian besar diterima oleh
.g
rumah tangga yang KRT nya tidak tamat SD, tamat SD/MI, tamat
ps
SMP/MTs, dan tamat SM/MA berturut-turut sebesar 61,41 persen, beasiswa/bantuan
ng
sumber
.b
62,25 persen, 53,67 persen, dan 33,87 persen. Sementara itu, yang
diterima
oleh
KRT
yang
te
berpendidikan PT berasal dari beasiswa selain BSM Pemerintah
ja
sebesar 39,09 persen. Hal serupa juga terjadi di daerah perkotaan
tp
://
dan perdesaan.
ht
Persentase rumah tangga penerima beasiswa/bantuan BSM sebesar 83,52 persen.
26
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
BAB 4 PARTISIPASI PENDIDIKAN April 2000, 164 negara termasuk Indonesia, bersama-sama lembaga-lembaga
internasional
lainnya
mengembangkan
kerangka yang menfokuskan untuk mencapai 6 tujuan pendidikan untuk semua, meliputi tujuan untuk mencapai perawatan dan pendidian anak usia dini, mencapai pendidikan dasar untuk masyarakat, perluasan kesempatan belajar bagi remaja dan orang dewasa, penyebaran keaksaraan, tujuan paritas dan kesetaraan
id
gender, serta peningkatan kualitas pendidikan. Keenam tujuan
o.
EFA (Education For All) tersebut disepakati supaya tercapai mulai
Nomor
20
Tahun
2003
tentang
Sistem
.b
Undang-Undang
ps
.g
tahun 2005 dan selambat-lambatnya terpenuhi pada tahun 2015.
ng
Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar ayat 3 yang
diselenggarakan
oleh
ja
negara
te
menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab lembaga
pendidikan
tp
://
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi
ht
dari amanat undang-undang tersebut adalah Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat. Keberhasilan pendidikan pada tingkat dasar akan meningkatkan partisipasi pendidikan pada tingkat menengah, dan memperkuat daya saing untuk meningkatkan kualitas hidupnya ketika dewasa. Indikator partisipasi sekolah digunakan untuk memantau program pendidikan yang telah digulirkan pemerintah. Partisipasi sekolah menggambarkan efektifitas program pendidikan dalam menyerap potensi pendidikan yang ada di masyarakat. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin efektifnya suatu program. Hasil Susenas 2014 memperlihatkan hasil perhitungan berbagai
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
27
Pemerintah memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat.
indikator partisipasi sekolah mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi.
4.1 Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan
yang
ht tp :// ja te ng .b ps .g o. id
Pentingnya pendidikan anak usia dini : - membentuk anak Indonesia yang berkualitas; - membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
menitikberatkan
pada
peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu : perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi,
sesuai
dengan
keunikan
dan
tahap-tahap
perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam Permendiknas no 58 tahun 2009.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu: •
Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya
sehingga
memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa. •
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai
kesiapan
belajar
(akademik)
di
sekolah,
sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya. 28
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas). Gambar 4.1 Perkembangan Partisipasi Anak yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kelompok Umur, Tahun 2011 – 2014 90 80 70 60
Partisipasi PAUD tahun 2014 : Usia 3-4 tahun : 36,10 persen. Usia 5-6 tahun : 80,30 persen. Usia 3-6 tahun : 57,69 persen.
50 40 30 20 10 2012 32,71
2013 33,76
2014 36,10
5‐6 Tahun
72,09
76,39
77,84
80,30
3‐6 Tahun
48,83
53,83
54,86
57,69
o.
2011 26,14
.b
ps
.g
3‐4 Tahun
id
0
ng
Data Susenas memperlihatkan bahwa partisipasi anak dalam
te
mengikuti pendidikan pra sekolah terus mengalami peningkatan
ja
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, tercatat sebanyak 48,83
://
persen anak usia 3-6 tahun yang pernah/sedang mengikuti
tp
pendidikan pra sekolah dan pada tahun 2014 meningkat menjadi
ht
57,69 persen. Pada kelompok usia 5-6 tahun, partisipasi dalam mengikuti PAUD juga mengalami peningkatan dari 72,09 persen pada tahun 2011 menjadi 80,30 persen pada tahun 2014. Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa partisipasi anak yang mengikuti PAUD pada tahun 2014 usia 3-4 tahun sebesar 36,10 persen, usia 5-6 tahun sebesar 80,30 persen, dan usia 3-6 tahun sebesar 57,69 persen. Dilihat menurut tipe daerah, tercatat bahwa partisipasi anak dalam mengikuti PAUD di daerah perkotaan lebih besar daripada daerah perdesaan. Hal ini terjadi pada setiap kelompok umur, baik laki-laki maupun perempuan. Kultur masyarakat perkotaan dengan tingkat pendidikan yang lebih baik dan mobilitas tinggi dalam pekerjaan, turut berperan dalam tingginya partisipasi anak mengikuti pendidikan pra sekolah. Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
29
Selain itu, kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan anak usia
dini
juga
berpengaruh
terhadap
keputusan
untuk
mengikutsertakan anak dalam pendidikan pra sekolah. Persentase anak usia dini yang mengikuti PAUD di daerah perkotaan tercatat sebesar 63,53 persen untuk kelompok umur 3-6 tahun dan 37,43 persen untuk kelompok umur 0-6 tahun, sedangkan di daerah perdesaan 52,83 persen untuk kelompok umur 3-6 tahun dan 31,04 persen untuk kelompok umur 0-6 tahun. Tabel 4.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 Kelompok Umur
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
0-2
3-4
5-6
3-6
0-6
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2,58
83,04
61,53
36,01
Perempuan
3,02
44,11
86,26
65,63
38,93
Laki-laki + Perempuan
2,79
42,49
84,65
63,53
37,43
0,90
ps
28,99
83,04
51,40
30,35
2,15
33,13
77,79
54,38
31,76
1,52
31,00
76,53
52,83
31,04
1,69
34,37
78,85
55,96
32,94
Perempuan
2,54
37,96
77,79
59,52
35,02
2,10
36,10
80,30
57,69
33,95
.b
.g
Perdesaan Laki-laki
ng
Perempuan
41,01
o.
Laki-laki
://
id
Perk otaan
Laki-laki + Perempuan
ja
Laki-laki
te
Perk otaan+ Perdesaan
tp
Laki-laki + Perempuan
ht
Partisipasi pra sekolah anak laki-laki pada kelompok umur 0-6
Partisipasi pra sekolah di daerah perkotaan lebih tinggi dari perdesaan.
tahun (32,94 persen) lebih rendah daripada perempuan (35,02 persen). Sedangkan untuk kelompok umur 3 – 6 tahun partisipasi pra
sekolah
anak
laki-laki
lebih
rendah
(55,96
persen)
dibandingkan anak perempuan (59,52 persen). Kondisi yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan. Pada kelompok umur 0 – 2 tahun partisipasi pra sekolah untuk anak laki-laki lebih rendah (1,69 persen) daripada anak perempuan (2,54 persen), begitu juga dengan partisipasi pada kelompok umur 3 – 4 tahun. Sedangkan pada kelompok umur 5 – 6 tahun, partisipasi pra sekolah anak laki-laki justru lebih tinggi (78,85 persen) dibandingkan anak perempuan (77,79 persen).
30
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Kondisi yang sama juga terjadi di daerah perdesaan. Sedikit berbeda dengan partisipasi pra sekolah di daerah perkotaan, pada kelompok umur 5 – 6 tahun, anak laki-laki yang pernah/sedang pra sekolah justru lebih sedikit (83,04 persen) dibandingkan anak perempuan (86,26 persen). Ga m bar 4.2 Pe rsentase Anak berusia 0 -6 Tahun yang Pernah/Sedang M e ngikuti PAUD m enurut Kabupaten/Kota, 2014
Kab. Sukoharjo
49,70
Kota Magelang
43,78
Kota Surakarta
43,39
Kab. Klaten
42,63
Kab. Rembang
41,83
Kota Pekalongan
41,44
Kab. Kudus
41,24
Kab. Boyolali
40,30
Kab. Magelang
ht tp :// ja te ng .b ps .g o. id
40,28
Kab. Demak
40,25
Kab. Wonosobo
39,54
Kota Tegal
39,43
Kota Semarang
39,37
Kab. Purworejo
38,95
Kab. Kendal
37,66
Kab. Temanggung
37,01
Kab. Semarang
36,45
Kab. Kebumen
36,29
Kab. Pekalongan
35,71
Kab. Jepara
35,69
Kab. Batang
34,74
Kab. Blora
34,51
Kab. Karanganyar
34,48
Kab. Sragen
34,29
Kota Salatiga
33,97
Jawa Tengah
33,95
Kab. Grobogan
33,92
Kab. Banjarnegara
31,61
Kab. Purbalingga
30,97
Kab. Pati
29,45
Kab. Tegal
28,51
Kab. Banyumas
28,43
Kab. Wonogiri
25,36
Kab. Cilacap
22,46
Kab. Brebes
22,44
Kab. Pemalang
19,82
0
10
20
30
40
50
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
60
31
Partisipasi PAUD Jawa Tengah sebesar 33,95 persen. Sebanyak 25 kabupaten/kota (71,43 persen) memiliki angka partisipasi PAUD lebih tinggi dari angka partisipasi PAUD provinsi. Sebanyak 10 kabupaten/kota (28,57 persen) memiliki angka partisipasi PAUD lebih rendah dari angka partisipasi PAUD provinsi.
Dilihat menurut sebaran kabupaten/kota, partisipasi anak usia 0-6 tahun dalam pendidikan pra sekolah disajikan dalam Gambar 4.2. Persentase tertinggi anak usia 0-6 tahun yang pernah/sedang mengikuti pendidikan pra sekolah terdapat di Kabupaten Sukoharjo, Kota Magelang dan Kota Surakarta yaitu sebesar 49,70 persen, 43,78 persen, dan 43,39 persen. Persentase terendah terdapat di Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Cilacap masing-masing 19,82 persen, 22,44 persen dan 22,46 persen. Tabel 4.2
Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Pendidikan Pra Sekolah dan Tipe Daerah, 2014 Tipe Daerah
Jenis Pendidikan Pra Sekolah
id
Perkotaan
(4)
71,47
73,10
1,87
1,09
1,48
0,62
0,78
0,70
Pos PAUD/PAUD terintegrasi BKB/Posyandu
11,76
13,29
12,52
Satuan PAUD sejenis lainnya
11,04
13,37
12,20
100,00
100,00
100,00
ps
.g
74,71
ng
TK/RA/BA
(3)
.b
Kelompok bermain
://
ja
te
Taman penitipan anak
tp
Jumlah
ht
Jenis Pendidikan Pra Sekolah yang paling banyak diikuti oleh anak usia 0 – 6 tahun adalah TK/RA/BA.
(2)
o.
(1)
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa persentase tertinggi dari jenis pendidikan PAUD yang diikuti anak usia 0-6 adalah Taman Kanak-Kanak, Bustanul Athfal, atau Raudatul Athfal (TK/BA/RA) yaitu
sebesar
73,10
persen,
sedangkan
yang
mengikuti
pendidikan pra sekolah di Taman Penitipan Anak (TPA) sebesar 0,70 persen. Peran Pos PAUD di perdesaan dalam program pendidikan pra sekolah lebih baik daripada di perkotaan. Ketika TK/BA/RA kurang terjangkau oleh masyarakat di perdesaan, maka Pos PAUD dan yang sejenisnya dapat menyediakan alternatif layanan secara baik. Dari seluruh anak usia 0-6 tahun yang mengikuti pendidikan pra sekolah di perdesaan, sebanyak 12,52 persen memanfaatkan fasilitas Pos PAUD, PAUD terintegrasi Bina Keluarga Balita (BKB)/Posyandu, atau PAUD sejenis lainnya. 32
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Pendidikan anak usia dini melalui jalur informal dapat dilakukan oleh keluarga dan lingkungan. Sebagai upaya pemberdayaan keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, pemerintah menggulirkan program Bina Keluarga Balita (BKB). BKB merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat dengan tujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orangtua dan anggota keluarga lainnya tentang bagaimana melakukan pembinaan tumbuh kembang
Sasaran langsung dari BKB adalah orangtua/keluarga yang mempunyai balita.
anak balita secara optimal, serta pemantauannya. BKB juga merupakan wahana bagi orang tua dan anggota keluarganya untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan keluarga dalam
id
melakukan perawatan dan pendidikan anak-anaknya.
o.
4.2 Partisipasi Sekolah
.g
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
ps
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik akan
hal
tersebut,
pemerintah
ng
Menyadari
.b
atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. sangat
serius
te
menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan dan
mampu
menyesuaikan
://
berkualitas
ja
yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang diri
untuk
hidup
ht
tp
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha peningkatan mutu SDM tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal ( sekolah ). Tetapi sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk meningkatkan mutu SDM yang dilakukan secara sistematis dan berjenjang. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan mulai dengan pemberian kesempatan yang seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan terutama pada tingkat dasar hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Salah satu program yang dilaksanakan adalah program pendidikan gratis pada tingkat dasar di seluruh Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
33
Pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah program pendidikan gratis pada tingkat dasar.
wilayah Indonesia sehingga tidak ada hambatan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Untuk
mengetahui
seberapa
banyak
penduduk
yang
memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari penduduk menurut kategori partisipasi sekolah. Berdasarkan partisipasi sekolah, penduduk dikelompokkan dalam tiga
kategori,
yaitu:
tidak/belum
pernah
sekolah,
masih
bersekolah, dan tidak bersekolah lagi. Masih sekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal (pendidikan dasar yaitu SD/MI dan SMP/MTs, pendidikan menengah yaitu SMA/SMK/MA dan pendidikan tinggi yaitu PT) maupun pendidikan non formal (Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA) yang
o.
id
berada di bawah pengawasan Kemdikbud, Kementerian Agama
.g
(Kemenag), Insatansi Negeri lain maupun Instansi swasta.
.b
ps
Tabel 4.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Partisipasi Sekolah, 2014
te
ng
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
ja
(1)
Partisipasi Sekolah
Tidak/Belum Pernah Sekolah (2)
Masih Bersekolah (3)
Tidak Bersekolah Lagi (4)
Jumlah
(5)
://
Perk otaan
4,95
25,29
69,76
100,00
Perempuan
8,94
23,86
67,20
100,00
Laki-laki+Perempuan
6,97
24,56
68,47
100,00
ht
tp
Laki-laki
Perdesaan
Laki-laki Perempuan
Masih ada penduduk usia 5 tahun ke atas yang belum/tidak menikmati pendidikan.
Laki-laki+Perempuan
6,09
24,13
69,78
100,00
11,90
22,57
65,53
100,00
9,02
23,34
67,64
100,00
5,57
24,66
69,77
100,00
10,54
23,16
66,30
100,00
8,08
23,90
68,02
100,00
Perk otaan+Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebesar 8,08 persen, penduduk yang masih sekolah sebesar 23,90 persen dan penduduk yang sudah tidak bersekolah lagi sebesar 68,02 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat penduduk usia 5 tahun ke atas yang belum/tidak menikmati pendidikan. 34
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Menurut daerah tempat tinggal, persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah di perdesaan (9,02 persen) lebih tinggi daripada penduduk perkotaan (6,97 persen). Hal ini disebabkan akses pendidikan penduduk perkotaan jauh lebih baik dibandingkan dengan penduduk perdesaan, dan ketersedian fasilitas pendidikan di daerah perkotaan lebih lengkap dan lebih memadai dibandingkan daerah perdesaan. Persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang masih sekolah di daerah perkotaan (24,56 persen) relatif lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan (23,34
persen). Sedangkan persentase
penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak bersekolah lagi di
Partisipasi pendidikan penduduk yang tinggal di perkotaan lebih baik dibandingkan dengan di perdesaan.
perkotaan (68,47 persen) lebih tinggi daripada perdesaan (67,64 persen).
Kelompok Umur (1) 5-6 7-12 13-15 16-18 19-24
ht tp :// ja te ng .b ps .g o. id
Tabel 4.4 Persentase Penduduk Usia 5 - 24 Tahun menurut Kelompok Umur dan Partisipasi Sekolah, 2014 Partisipasi sekolah Tidak Tidak/belum Masih bersekolah pernah bersekolah lagi bersekolah (2) (3) (4)
Jumlah (5)
68,77
31,23
0,00
100,00
0,34
99,51
0,15
100,00
0,35
94,85
4,80
100,00
0,24
67,54
32,22
100,00
0,46
20,48
79,06
100,00
Faktor demografis lain yang berpengaruh terhadap akses masyarakat pada pendidikan adalah umur. Semakin tinggi kelompok usia sekolah semakin rendah tingkat partisipasi sekolahnya. Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa terdapat penduduk usia 5-6 tahun yang masih bersekolah yaitu sebesar 31,23 persen, meskipun pada usia ini bukan merupakan usia wajib sekolah. Persentase penduduk yang masih sekolah pada kelompok umur 712 tahun (kelompok usia SD/MI) sebesar 99,51 persen, kelompok umur 13-15 tahun (kelompok usia SMP/MTs) sebesar 94,85 persen, kelompok umur 16-18 tahun (kelompok usia SM/MA) sebesar 67,54 persen, dan kelompok umur 19-24 tahun (kelompok usia PT) sebesar 20,48 persen. Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
35
Semakin tinggi kelompok usia sekolah semakin rendah tingkat partisipasi sekolahnya.
T Tabel 4.4 juga menun njukkan bah hwa masih terdapat penduduk y yang tidak/b belum perna ah bersekola ah pada kelompok usia a jenjang p pendidikan dasar (SD/M MI dan SMP P/MTs). Seb banyak 0,34 4 persen p penduduk u usia 7-12 ta ahun yang tidak/belum t pernah be ersekolah d dan 0,35 persen pa ada kelomp pok usia 1 13-15 tahu un yang t tidak/belum m pernah berrsekolah.
4 Angka Partisipasi 4.3 P Sekolah S U Untuk menggetahui sebe erapa banya ak penduduk usia seko olah yang s sudah dapatt memanfaa atkan fasilita as pendidika an, dapat dilihat dari p penduduk ya ang masih sekolah s pada umur terte entu atau ya ang lebih d dikenal denggan Angka Partisipasi P Sekolah (APS S). A APS merupa akan ukuran n daya sera ap sistem p pendidikan terhadap t
ht tp :// ja te ng .b ps .g o. id
p penduduk u usia sekolah h. APS yangg tinggi men nunjukkan tingginya t p partisipasi s sekolah dari pendudu uk usia terttentu. Ukurran yang b banyak digu unakan di sektor s pend didikan, missalnya pertu umbuhan jumlah muriid, lebih me enunjukkan perubahan jumlah mu urid yang m mampu dita ampung di setiap jenjjang sekola ah. Naiknya a jumlah m murid tidak k dapat diartikan sebagai semakin menin ngkatnya p partisipasi sekolah.
Caatatan: - APS A usia 7-122 tahun; - APS A usia 16-18 tahun; - APS A usia 13-115 tahun; - APS A usia 19-24 tahun.
A APS merupa akan indika ator dasar yang y diguna akan untuk melihat a akses pada pendidikan n khususnya a bagi pend duduk usia sekolah. Indikator ini juga dapat digunakan untuk melih hat struktur kegiatan p penduduk ya ang berkaita an dengan sekolah. G Gambar 4..3 memperlihatkan perkembang p gan APS menurut k kelompok u umur pada tahun 201 12, 2013, dan 2014.. Secara u umum, partisipasi seko olah mengalami peningkatan dari tahun t ke t tahun pada setiap kelom mpok umur. APS penduduk usia 7-1 12 tahun p pada tahun n 2012 seb besar 98,87 persen, meningkat menjadi 9 99,28 perse en pada tahu un 2013 dan meningkat lagi menjadi 99,51 p persen pada tahun 20 014. Peninggkatan APS S juga terja adi pada k kelompok um mur 13-15 tahun, t dari 89,59 8 perse en pada tahun 2012 m menjadi 90 0,73 persen n pada tahun 2012 d dan menjad di 94,85 p persen pad da tahun 2014. 2 Terliihat bahwa a peningkattan APS k kelompok umur 7-12 2 tahun lebih melandai diban ndingkan k kelompok um mur lainnya,, karena nila ainya sudah mendekati 100. 36
| Statiistik Pendidikkan Jawa Tenngah 2014
Gambar 4.3 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur, Tahun 2012, 2013 dan 2014 100 90 80 70 60 50 40 30
Dilihat dari perbandingan nilai APS Laki-laki dan Perempuan, Provinsi Jawa Tengah tidak mengalami masalah kesenjangan gender pada bidang pendidikan.
20 10 0 2012
7‐12 98,87
13‐15 89,59
16‐18 58,65
19‐24 11,83
2013
99,28
90,73
59,88
17,43
2014
99,51
94,85
67,54
20,48
id
Tabel 4.5 memperlihatkan APS pendidikan yang dirinci menurut
o.
tipe daerah, jenis kelamin, dan kelompok umur. Secara umum
.g
pada tahun 2014, terlihat bahwa APS pendidikan dasar (usia 7-12
ps
dan 13-15 tahun) dan APS pendidikan menengah (usia 16-18
.b
tahun) perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan APS laki-laki,
ng
sedangkan pada kelompok umur pendidikan tinggi (19-24 tahun)
te
APS perempuan sedikit lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini
ja
menunjukkan bahwa secara umum, Provinsi Jawa Tengah tidak
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
Tipe Daerah / Jenis Kelamin (1)
ht
Tabel 4.5
tp
://
mengalami masalah kesenjangan gender pada bidang pendidikan.
Partisipasi sekolah
7 - 12
13 - 15
16 - 18
19 - 24
(2)
(3)
(4)
(5)
Perkotaan Laki-laki
99,44
96,16
70,71
25,53
Perempuan
99,64
96,44
74,19
23,96
Laki-laki+Perempuan
99,54
96,29
72,42
24,73
Perdesaan Laki-laki
99,34
92,72
63,35
16,96
Perempuan
99,64
94,73
61,80
15,52
Laki-laki+Perempuan
99,48
93,71
62,63
16,20
Perkotaan+Perdesaan Laki-laki
99,38
94,26
66,93
21,33
Perempuan Laki-laki+Perempuan
99,64 99,51
95,47 94,85
68,20 67,54
19,68 20,48
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
37
Penduduk perkotaan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendidikan dibandingkan di daerah perdesaan.
APS di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan, baik bagi penduduk laki-laki maupun perempuan. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa penduduk perkotaan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendidikan
dibandingkan
mereka
yang
tinggal
di
daerah
perdesaan. Terutama kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi, dimana nilai APS pendidikan pada kelompok umur 19-24 di perkotaan (24,73 persen) jauh lebih tinggi dibandingkan APS kelompok umur 19-24 di perdesaan (16,20 persen). Hal ini disebabkan oleh tersedianya fasilitas pendidikan tinggi di perkotaan yang jauh lebih baik daripada di daerah perdesaan. Ga m b ar 4.4 A n gk a Pa rtisipa si Sekolah (APS) Pendud uk Usia 7 - 12 Tahun m e n urut Kabupaten /Kota, 2014
100.00
o.
Kab. Batang
100.00 100.00
.g
Kab. Kendal Kab. Semarang
100.00
ps
Kab. Jepara
100.00 100.00
.b
Kab. Wonogiri Kab. Sukoharjo
100.00
id
Kota Salatiga Kota Magelang
100.00 100.00
Kab. Wonosobo
100.00
Kab. Purworejo
100.00
te
ng
Kab. Boyolali
Kab. Purbalingga
100.00
Kab. Cilacap
ja
99.84
Kota Tegal
://
99.83
Kab. Banyumas
99.71
Kab. Klaten
99.69
tp
Kab. Temanggung
ht
APS 7 – 12 tahun Jawa Tengah sebesar 99,51 persen. Sebanyak 25 kabupaten/kota (71,43 persen) memiliki APS 7-12 tahun diatas angka provinsi. Sebanyak 10 kabupaten/kota (28,57 persen) memiliki APS 7-12 tahun dibawah angka provinsi.
99.73
Kab. Rembang
99.69
Kab. Pemalang
99.66
Kab. Pati
99.65
Kab. Karanganyar
99.64
Kota Surakarta
99.60
Kab. Magelang
99.56
Kab. Blora
99.56
Kab. Kudus
99.52
Jawa Tengah
99.51
Kab. Pekalongan
99.50
Kab. Kebumen
99.42
Kab. Grobogan
99.32
Kota Pekalongan
99.24
Kab. Banjarnegara
99.08
Kab. Sragen
99.06
Kab. Demak
98.97
Kota Semarang
98.83
Kab. Brebes
98.74
Kab. Tegal
98.12
97
38
98
98
99
99
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
100
100
101
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa APS penduduk usia 7-12 tahun tertinggi sudah mencapai 100 persen yaitu di Kota Salatiga, Kota Magelang, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kabupaten Jepara, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Purbalingga. Sedangkan APS terendah di Kabupaten Tegal (98,12 persen), Kabupaten Brebes (98,74 persen), dan Kota Semarang (98,83 persen). Ga m b ar 4.5 A n gk a Pa rtisipa si Sekolah (APS) Pendud uk Usia 13 - 15 Tahun m e n urut Kabupaten /Kota, 2014
Kota Magelang
100,00
Kab. Rembang
100,00
Kab. Karanganyar
100,00
Kab. Sukoharjo
99,49 98,73
Kab. Sragen
98,59
Kab. Boyolali Kab. Pati Kab. Wonogiri Kab. Blora
ht tp :// ja te ng .b ps .g o. id
Kota Salatiga
98,41
98,18
98,14
98,10
Kota Surakarta Kab. Purworejo Kab. Demak Kab. Grobogan
97,21
97,13
97,07
97,02
Kab. Banyumas Kab. Semarang Kab. Klaten Kab. Kebumen Kota Semarang Kab. Kudus Kab. Kendal Kota Tegal Jawa Tengah Kab. Jepara Kab. Purbalingga Kab. Magelang
97,00
96,89
96,87
96,86
96,63
96,51
96,40
95,14
94,85
94,49
94,27
93,24
Kab. Batang
93,14
Kab. Pemalang
92,74
Kab. Tegal
92,26
Kab. Temanggung
91,42
Kab. Cilacap
91,41
Kab. Pekalongan
91,00
Kota Pekalongan
89,34
Kab. Brebes
88,85
Kab. Banjarnegara
87,36
Kab. Wonosobo 75,00
86,40
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
APS kelompok umur 13-15 per kabupaten/kota disajikan pada Gambar 4.5. Pada gambar tersebut terlihat bahwa APS kelompok umur 13-15 tahun tertinggi di Kota Magelang (100 persen), Kabupaten Rembang (100 persen), dan Kabupaten Karanganyar Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
39
APS 13 – 15 tahun Jawa Tengah sebesar 94,85 persen. Sebanyak 22 kabupaten/kota (62,86 persen) memiliki APS 1315 tahun diatas angka provinsi. Sebanyak 13 kabupaten/kota (37,14 persen) memiliki APS 1315 tahun dibawah angka provinsi.
( (100 persen). Sedangkan APS te erendah di Kabupaten n Brebes ( (88,85 perssen), Kabup paten Banja arnegara (8 87,36 perse en), dan K Kabupaten W Wonosobo (8 86,40 perse en).
4 Angka Partisipasi 4.4 P Kasar K A Angka parttisipasi kassar (APK) merupakan n proporsi jumlah p penduduk ya ang sedang bersekolah pada suatu u jenjang pe endidikan t terhadap ju umlah pend duduk usia sekolah ya ang sesuai dengan jenjang pen ndidikan tersebut. APK K mengindikasikan pa artisipasi s sekolah penduduk sesu uai jenjang pendidikanny p ya. A APK SD me erupakan pe ersentase jumlah pend duduk yangg sedang s sekolah di SD S terhadap p jumlah pe enduduk usia 7-12 tahun. Nilai A APK bisa le ebih dari 100 1 persen karena po opulasi murid yang
id
b bersekolah pada suatu u jenjang pendidikan p tertentu mencakup
o.
a anak di luarr batas usia sekolah pad da jenjang p pendidikan tersebut. t
ps
p pendaftaran n siswa yangg telat bersekolah, atau pengulanga an kelas.
ng
.b
S Secara umu um, APK digunakan d erhasilan untuk mengukur kebe p program pembangunan n pendidikan n yang dise elenggarakan dalam me emperluas
te
r rangka
kesempattan
bagi
penduduk
untuk
://
ja
m mengenyam m pendidikan n.
tp
P Perkembang gan
APK
berbeda-b beda
untuk
setiap
jenjang
p pendidikan. Gambar 4.6 memperliihatkan pen ningkatan APK pada
ht
Catatan: C -A APK SD usiaa 7-12 tahun;; -A APK SMP ussia 13-15 tahhun; -A APK SM usia ia 16-18 tahuun; -A APK PT usiaa 19-24 tahunn.
.g
H ini bisa disebabkan Hal n oleh adanyya pendafta aran siswa usia u dini,
jenjang sek kolah dasar dan pendidikan tingggi dari tahun 2012, 2 2013, hinggga 2014. A SD/MI meningkat dari APK d tahun ke k tahun. Pa ada tahun 20 012 APK S SD/MI sebessar 104,92 persen, meningkat seb besar 108,95 5 persen p pada tahun 2013 dan menjadi m 110 0,18 persen pada tahun 2014. A APK PT pa ada tahun 2012 terccatat sebessar 14,73 persen, m meningkat 2 perssen pada tahun 2013 dan menjadi 20,13 m meningkat lagi menja adi 22,85 persen p pada tahun n 2014. S Sementara
pada
jen njang
pend didikan
me enengah
angkanya a
b berfluktuasi setiap tahun. Bahka an untuk APK pada jenjang S SMP/MTs ce enderung mengalami m p penurunan. A APK SMP/M MTs pada t tahun 2012 tercatat seb besar 91,51 1 persen, me engalami pe enurunan 40
| Statiistik Pendidikkan Jawa Tenngah 2014
pada tahun 2013 menjadi 87,42 persen kemudian meningkat lagi di tahun 2014 menjadi 89,40 persen. Sementara APK SMA/SMK/MA pada tahun 2012 sebesar 67,03 persen turun menjadi 64,02 persen pada tahun 2013 kemudian meningkat lagi di tahun 2014 sebesar 73,55 persen. Gambar 4.6
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenjang Pendidikan, Tahun 2012, 2013, dan 2014
120
APK SD/MI meningkat dari tahun ke tahun. APK SMP/MTs berfluktuasi dari tahun ke tahun. APK SMA/SMK/MA berfluktuasi dari tahun ke tahun.
100 80
id
60
o.
40
0
ps
.g
20
SD/MI 104,92
SMP/MTs 91,51
SMA/SMK/MA 67,03
PT 14,73
2013
108,95
87,42
64,02
20,13
2014
110,18
89,40
73,55
22,85
te
ng
.b
2012
(1)
ht
tp
://
ja
Tabel 4.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur, 2014 Partisipasi sekolah Tipe Daerah / Jenis Kelamin SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(2)
(3)
(4)
(5)
Perkotaan Laki-laki
108,99
90,54
77,39
28,49
Perempuan
110,84
91,01
77,83
28,81
Laki-laki+Perempuan
109,89
90,77
77,61
28,65
Perdesaan Laki-laki
110,36
87,32
68,62
16,77
Perempuan
110,47
89,33
70,47
17,24
Laki-laki+Perempuan
110,41
88,31
69,47
17,02
Laki-laki
109,76
88,76
72,89
22,74
Perempuan
110,63
90,06
74,27
22,95
Laki-laki+Perempuan
110,18
89,40
73,55
22,85
Perkotaan+Perdesaan
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
41
APK SD/MI baik di perkotaan maupun di perdesaan nilainya lebih dari 100. APK di daerah perkotaan lebih tinggi daripada daerah perdesaan, kecuali pada jenjang SD/MI.
Tabel 4.6 menyajikan APK menurut tipe daerah, jenis kelamin dan jenjang pendidikan pada tahun 2014. Tabel ini juga mencatat bahwa APK untuk SD secara keseluruhan, baik laki-laki maupun perempuan, daerah perkotaan maupun perdesaan, nilainya lebih dari 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa murid SD selain mencakup anak yang berusia 7-12 tahun juga mencakup anak
Kesenjangan APK semakin besar seiring meningkatnya jenjang pendidikan.
yang berusia kurang dari 7 tahun dan juga lebih dari 12 tahun. Kenyataan ini menunjukkan bahwa banyak anak yang terlambat masuk SD atau sebaliknya sangat dini (belum cukup umur) untuk bersekolah SD, atau masih ada murid SD yang tinggal kelas. Pendidikan
kesetaraan
berkontribusi
dalam
memperluas
kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK menurut jenis kelamin relatif tidak memperlihatkan perbedaan
id
yang signifikan. Pada jenjang pendidikan SD/MI/Paket A, APK laki-
o.
laki (109,76 persen) lebih besar daripada APK perempuan
.g
(110,63 persen). Sementara pada jenjang yang lebih tinggi, APK
ps
perempuan lebih besar daripada laki-laki. APK SMP/MTs/Paket B
.b
perempuan sebesar 90,06 persen, laki-laki sebesar 88,76 persen
ng
dan APK SM/MA/Paket C perempuan sebesar 74,27 persen, laki-
te
laki sebesar 72,89 persen.
://
tp
daerah perdesaan, kecuali pada jenjang SD/MI. Kesenjangan APK tersebut semakin besar seiring meningkatnya jenjang pendidikan.
ht
Sistem pendidikan SD/MI di perkotaan lebih tertib dalam mengatur batas usia penerimaan murid.
ja
Secara umum, APK di daerah perkotaan lebih tinggi daripada
Di daerah perkotaan, APK SMP/MTs sebesar 90,77 persen, APK SM/MA sebesar 77,61 persen dan APK PT sebesar 28,65 persen. Untuk daerah perdesaan, APK SMP/MTs sebesar 88,31 persen, APK SM/MA sebesar 69,47 persen dan APK PT sebesar 17,02 persen. Sementara itu pada jenjang SD/MI, APK daerah perdesaan (110,41 persen) lebih tinggi daripada daerah perkotaan (109,89 persen). Hal ini memperlihatkan bahwa proporsi murid SD di perdesaan yang berusia kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun lebih besar daripada di perkotaan. Dengan kata lain, sistem pendidikan SD/MI di perkotaan lebih tertib dalam mengatur batas usia penerimaan murid.
42
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Gam bar 4.7 Angk a Partisipasi Kasar ( APK) SD/MI menurut Kabupaten/Kota, 2014 Kab. Purbalingga
118,84
Kab. Kudus
117,98
Kab. Sukoharjo
116,54
Kab. Kendal
115,53
Kab. Magelang
115,15
Kota Magelang
114,04
Kab. Purworejo
113,53
Kab. Pekalongan
113,19
Kab. Cilacap
113,17
Kab. Wonogiri
112,54
Kab. Brebes
112,53
Kab. Boyolali
112,09
Kab. Pemalang Kab. Batang
111,49
Kab. Blora
111,33
Kab. Wonosobo
id
111,55
110,36 110,30
.b
Kota Tegal Kab. Jepara
.g
110,79
ps
110,81
Kab. Tegal
o.
111,32
Kab. Temanggung
Jawa Tengah
ng
110,18 109,97
Kab. Semarang
109,94
te
Kab. Klaten
Kab. Grobogan
ja
109,73
Kab. Kebumen
://
108,89
Kab. Sragen
tp
108,72
Kota Salatiga
Kab. Banjarnegara
106,11
105,57
ht
Kab. Demak Kota Surakarta
105,47 104,91
Kab. Karanganyar
104,91
Kab. Banyumas
104,86
Kab. Pati
104,18
Kota Pekalongan
103,39
Kab. Rembang
103,37
Kota Semarang
102,97
95
100
105
110
115
APK SD/MI Jawa Tengah sebesar 110,18 persen. Sebanyak 20 kabupaten/kota (57,14 persen) memiliki APK SD/MI diatas angka provinsi. Sebanyak 15 kabupaten/kota (42,86 persen) memiliki APK SD/MI dibawah angka provinsi.
120
125
Jika dilihat sebarannya menurut kabupaten/kota seperti yang disajikan pada Gambar 4.7 terlihat bahwa APK SD/MI di semua kabupaten/kota di Jawa Tengah nilainya lebih dari 100 persen. Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
43
Sementara itu dari Gambar 4.8, APK jenjang pendidikan SMP/MTs secara umum sudah di atas 70 persen dengan APK tertinggi di Kota Semarang (112,67 persen) dan terendah di Kabupaten Wonosobo (73,13 persen). Ga m bar 4.8 Angk a Partisipa si Kasar ( APK) SMP/MTs menurut Ka bupaten/Kota, 2014 Kota Semarang
109,28
Kab. Rembang
105,59
Kab. Demak
100,73
Kota Salatiga
100,73
Kab. Purworejo
99,46
Kab. Kebumen
97,78
Kab. Blora
97,27
Kab. Wonogiri
APK SMP/MTs Jawa Tengah sebesar 89,40 persen. Sebanyak 17 kabupaten/kota (48,57 persen) memiliki APK SMP/MTs diatas angka provinsi. Sebanyak 18 kabupaten/kota (51,43 persen) memiliki APK SMP/MTs dibawah angka provinsi.
97,23
Kab. Grobogan
96,74 96,27
id
Kab. Karanganyar
96,00
o.
Kab. Banyumas Kota Magelang
.g
Kab. Pati
94,08 94,04 93,31
ps
Kota Surakarta
92,07
.b
Kota Pekalongan Kab. Batang
91,43 89,63
Jawa Tengah
89,40
te
ng
Kab. Purbalingga
Kab. Sragen
89,24 89,16
Kota Tegal
88,13
://
ja
Kab. Jepara
87,53 86,76
ht
tp
Kab. Tegal
Kab. Semarang Kab. Kendal
85,86
Kab. Sukoharjo
85,73
Kab. Cilacap
83,97
Kab. Banjarnegara
83,71
Kab. Boyolali
83,28
Kab. Klaten
82,33
Kab. Magelang
80,37
Kab. Kudus
80,33
Kab. Pemalang
80,32
Kab. Temanggung
80,26
Kab. Pekalongan
79,29
Kab. Brebes
77,94
Kab. Wonosobo
76,38
0
44
20
40
60
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
80
100
120
4.5 Anggka Partisippasi Murni Angka Partisipasi P Murni (APM M) merupak kan proporssi penduduk kelompo ok usia sekolah tertentu yang masih m berse ekolah pada jenjang pendidikan n yang se esuai denggan kelomp pok usianyya terhadap jumlah pe enduduk pad da kelompok k usia sekola ah tersebut. APM
b berfungsi
u untuk
men nunjukkan
pendidikan
partisipasi
pendudu uk pada tin ngkat pendid dikan terten ntu yang se esuai dengan usianya,, atau me elihat pend duduk usia sekolah yang dapa at berseko olah tepat waktu. w Bila seluruh an nak usia se ekolah dapa at berseko olah tepat wa aktu, maka APM A akan mencapai m 10 00 persen.
Catatan: -APM M SD usia 7--12 tahun; -APM M SMP usia 13-15 tahun;; -APM M SM usia 16-18 tahun; -APM M PT usia 199-24 tahun.
Sebagaii gambaran n APM SD/MI adalah proporsi ju umlah murid SD/MI yang beru usia 7-12 tahun terh hadap jum mlah seluruh
id
uk usia 7-12 2 tahun. Se ecara umum m, APM akan n selalu lebih pendudu
o.
rendah dari APK ka arena APK memperhitun m ngkan jumla ah penduduk
Perkem mbangan An ngka Partisipasi Murni (A APM) menuru ut Jenjan ng Pendidikan n Tahun 2012 2, 2013, dan 2014
ng
.b
Gambar 4.9
ps
.g
u sekolah pada jenjan ng pendidika an yang berssangkutan. di luar usia
te
100
ja
90 80
://
70
tp
60
ht
50 40 30 20 10 0 2012 2
SD/MI 92,05
SMP/MTTs 72,52
SMA/SM MK/MA 51,1 11
PT 9,66 9
2013 3
95,68
74,94
51,8 81
15,61 1
2014 4
96,45
78,57
58,1 11
17,86 1
APM mengalami peningkatan p setiap tahun pada semua s jenjangg pendiddikan.
Selama periode ta ahun 2012,, 2013 hingga 2014, APM selalu mengala ami peningk katan pada a semua jenjang pend didikan. APM M jenjang pendidikan n SM/MA pada p tahun n 2012 seb besar 51,11 1,81 persen n pada tahu un 2013 dan persen, meningkat menjadi 51 58,11 persen p pada tahun 20 014. APM jenjang PT tahun 2012
wa Tengah 2014 | Statistik Pendidikan Jaw
45
sebesar 9,66 persen, meningkat menjadi sebesar 15,61 persen tahun 2013 dan 17,86 persen tahun 2014. Pada jenjang pendidikan dasar, terjadi peningkatan APM untuk tingkat SD/MI tingkat SMP/MTs. APM SD/MI tahun 2012 sebesar 92,05 persen, meningkat menjadi 95,68 persen pada tahun 2013 dan naik lagi menjadi 96,45 persen di tahun 2014. Kenaikan angka APM masih di kisaran nilai lebih dari 90 persen penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang SD/MI. Adapun pada jenjang SMP/MTs, APM meningkat dari 72,52 persen pada tahun 2012 menjadi 74,94 persen pada tahun 2013, dan 78,57 persen di tahun 2014.
Partisipasi sekolah
SD/MI
(1)
(2)
.g ps .b
Laki-laki
SM/MA
PT
(3)
(4)
(5)
96,53
79,57
61,62
22,16
96,57
81,04
62,55
21,64
96,55
80,28
62,08
21,89
96,49
74,60
53,54
13,58
Perempuan
96,23
79,90
54,81
14,02
Laki-laki+Perempuan
96,36
77,21
54,13
13,81
96,51
76,83
57,47
17,95
Perempuan
96,38
80,39
58,81
17,78
Laki-laki+Perempuan
96,45
78,57
58,11
17,86
ng
Perempuan
SMP/MTs
o.
Tipe Daerah / Jenis Kelamin Perkotaan
Laki-laki+Perempuan
tp
://
ja
Laki-laki
te
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
ht
Nilai APM cenderung menurun seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan.
id
Tabel 4.7 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan, 2014
Laki-laki
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 secara umum nilai APM untuk semua jenjang pendidikan kurang dari 100 persen. APM pendidikan cenderung semakin menurun seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan. APM pada jenjang SD/MI sebesar 96,45 persen, sedangkan pada jenjang di atasnya jauh lebih rendah. Secara berturut-turut APM SMP/MTs sebesar 78,57 persen, APM SM/MA sebesar 58,11 persen, dan APM PT sebesar 17,86 persen.
46
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Dilihat berdasarkan tipe daerah, secara umum APM di daerah perkotaan lebih tinggi daripada daerah perdesaan, kecuali pada jenjang SD/MI hampir sama. Di daerah perkotaan, APM SMP/MTs sebesar 80,28 persen, APM SM/MA sebesar 62,08 persen dan APM PT sebesar 21,89 persen. Untuk daerah perdesaan, APM SMP/MTs sebesar 77,21 persen,
APM di daerah perkotaan lebih tinggi daripada daerah perdesaan, kecuali di jenjang SD/MI.
APM SM/MA sebesar 54,13 persen dan APM PT sebesar 13,81 persen. Sementara itu pada jenjang SD/MI, APM daerah perkotaan (96,55 persen) sedikit lebih tinggi daripada daerah perdesaan (96,36 persen). Sama halnya dengan pola yang terjadi pada APK, kesenjangan APM antara perkotaan dan perdesaan semakin terlihat pada jenjang PT. Fasilitas perguruan tinggi yang lebih lengkap
o.
id
menyebabkan APM PT di perkotaan (21,89 persen) jauh lebih
.g
tinggi daripada perdesaan (13,81 persen). Sementara pada
Pola yang sama dengan APK, kesenjangan APM perkotaan dan perdesaan semakin terlihat pada jenjang PT.
ps
jenjang pendidikan SD/MI, APM tidak memperlihatkan perbedaan
.b
yang signifikan.
ng
Berdasarkan jenis kelamin, tidak ada perbedaan yang signifikan
te
antara APM laki-laki dengan APM perempuan. APM perempuan
ja
sedikit lebih besar daripada APM laki-laki, terutama pada jenjang
://
SMP/MTs. Fakta tersebut menunjukkan bahwa secara umum
tp
kesenjangan gender bukan menjadi masalah dalam pembangunan
ht
bidang pendidikan di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Tengah. Gambar
4.10
menyajikan
sebaran
APM
SD/MI
menurut
kabupaten/kota. Dari gambar tersebut terlihat bahwa APM SD/MI umumnya lebih dari 90 persen. APM tertinggi di Kota Magelang (100
persen),
Kabupaten
Kabupaten
Sukoharjo
(99,29
persen)
dan
Wonosobo (99,07 persen). Sementara itu APM
terendah di Kabupaten Demak (90,38 persen), Kota Semarang (91,14 persen) dan Kabupaten Banjarnegara (92,46 persen).
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
47
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara APM laki-laki dan APM perempuan.
Ga m bar 4.10 Angk a Pa rtisipa si Murni (APM) SD/MI menurut Ka bupaten/Kota, 2014 Kota Magelang
100.00
Kab. Sukoharjo
99.29
Kab. Wonosobo
99.07
Kab. Semarang
98.74
Kab. Magelang
98.57
Kab. Klaten
98.48
Kab. Karanganyar
98.43
Kab. Kendal
98.36
Kab. Jepara
98.25
Kab. Pekalongan
97.93
Kab. Cilacap
APM SD/MI Jawa Tengah sebesar 96,45 persen. Sebanyak 23 kabupaten/kota (65,71 persen) memiliki APM SD/MI diatas angka provinsi. Sebanyak 12 kabupaten/kota (34,29 persen) memiliki APK SD/MI dibawah angka provinsi.
97.80
Kab. Kudus
97.57
Kab. Brebes
97.54
Kab. Purworejo
97.49
Kab. Tegal
97.48
Kab. Purbalingga
id
97.28
Kab. Pemalang
ps
97.13 96.95 96.90
.b
Kota Surakarta Kab. Sragen
97.16
.g
Kab. Boyolali Kab. Temanggung
96.68
ng
Kab. Grobogan
97.23
o.
Kab. Wonogiri
97.26
Jawa Tengah
96.45
Kab. Blora
te
96.20
Kab. Batang
ja
95.77
Kab. Pati
95.58
Kab. Rembang
ht
tp
://
94.78
Kota Tegal
94.53
Kota Salatiga
94.16
Kota Pekalongan
94.06
Kab. Kebumen
93.72
Kab. Banyumas
93.39
Kab. Banjarnegara
92.46
Kota Semarang
91.14
Kab. Demak
90.38
85
90
95
100
105
Gambar 4.11 di bawah ini menunjukkan bahwa APM SMP/MTs tertinggi di Kabupaten Karangayar
(90,67 persen), Kabupaten
Rembang (90,42 persen) dan Kota Semarang (89,19 persen). APM SMP/MTs terendah di Kabupaten Wonosobo
(66,63 persen),
Kabupaten Brebes (70,54 persen), dan Kabupaten Pekalongan (71,32 persen). 48
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Gam bar 4.11 Angk a Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs menurut Kabupaten/Kota, 2014 Kab. Karanganyar
90,67
Kab. Rembang
90,42
Kota Semarang
89,19
Kota Salatiga
88,05
Kab. Grobogan
86,65
Kab. Blora
85,75
Kab. Wonogiri
85,62
Kota Magelang
84,81
Kota Surakarta
83,90
Kab. Purworejo
82,37 81,77
Kab. Pati
80,91
Kab. Kendal
80,22
Kab. Sragen
80,09
ht tp :// ja te ng .b ps .g o. id
Kab. Kebumen
Kab. Semarang
79,86
Kab. Purbalingga
79,78
Kab. Tegal
79,73
Kab. Jepara
79,30
Kab. Banyumas
79,18
Kab. Sukoharjo
79,17
Jawa Tengah
78,57
Kab. Demak
78,45
Kab. Boyolali
77,07
Kota Pekalongan
76,84
Kota Tegal
76,50
Kab. Batang
76,37
Kab. Klaten
76,07
Kab. Magelang
74,13
Kab. Kudus
74,08
Kab. Cilacap
73,31
Kab. Temanggung
72,69
Kab. Pemalang
71,78
Kab. Banjarnegara
71,34
Kab. Pekalongan
71,32
Kab. Brebes
70,54
Kab. Wonosobo
66,63
0
20
40
60
80
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
100
49
APM SMP/MTs Jawa Tengah sebesar 78,57 persen. Sebanyak 19 kabupaten/kota (54,29 persen) memiliki APM SMP/MTs diatas angka provinsi. Sebanyak 16 kabupaten/kota (45,71 persen) memiliki APK SMP/MTs dibawah angka provinsi.
d i . o g . s p b . g n e t a j / / : p t t h 50
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
BAB 5 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN Pendidikan
bermutu
(termasuk
di
dalam
dalamnya
pembangunan
sebuah
bangsa
pembangunan
pada
lingkup
kabupaten/kota) dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing. Tanpa pendidikan yang bermutu tidak mungkin tujuan pembangunan sebuah bangsa dapat terwujud dengan baik. Pendidikan bermutu dan pembangunan
o.
id
berkualitas bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat
.g
dipisahkan satu sama lain.
ps
Dalam konteks bangsa Indonesia, landasan yuridis Undang-
.b
Undang Dasar 1945 alinea ke empat menyatakan bahwa
ng
“….kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan
te
negara Indonesia, yang melindungi segenap bangsa, seluruh
ja
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
://
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…”. Merujuk kepada pembangunan
nasional
ht
tujuan
tp
petikan pembukaan UUD 1945 tersebut, jelas bahwa salah satu adalah
dalam
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi operasional untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui upaya pembangunan sektor pendidikan. Dengan demikian, pendidikan merupakan pilar strategis yang tidak bisa tergantikan oleh sektor manapun dan sudah menjadi komitmen nasional sejak Negara ini berdiri, sehingga isu pendidikan memiliki kedudukan yang strategis untuk selalu dikaji dan dikembangkan. Untuk melihat hasil pembangunan pendidikan dapat dilihat melalui beberapa indikator seperti angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan alasan tidak/belum pernah sekolah/tidak sekolah lagi.
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
51
Indikator untuk mengukur hasil pembangunan pendidikan seperti angka melek huruf, ratarata lama sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan alasan tidak/belum pernah sekolah/tidak sekolah lagi.
5.1 Angka Melek Huruf Melek aksara (juga disebut dengan melek huruf) adalah kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai Jmlpddk umur 15 thnke atasbisa membacadanmenulis AMH = ---------------------------------------------------------------------------x100 Jumlah penduduk umur 15 thn ke atas
tujuannya, dimana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas. Angka melek aksara merupakan tolak ukur penting dalam
Catatan: - AMH 15 tahun ke atas; - AMH 15-24 tahun; - AMH 15-45 tahun; - AMH 45 tahun ke atas.
mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di suatu daerah. Hal ini didasarkan pada pemikiran yang berdalih bahwa
id
melatih orang yang mampu baca-tulis jauh lebih mudah daripada
o.
melatih orang yang buta aksara, dan umumnya orang-orang yang
.g
mampu baca-tulis memiliki status sosial ekonomi, kesehatan, dan
ps
prospek meraih peluang kerja yang lebih baik. Kemampuan baca-
.b
tulis juga berarti peningkatan peluang kerja dan akses yang lebih
ng
luas pada pendidikan yang lebih tinggi.
te
Di dunia internasional salah satu aspek penentu tingkat
ja
pembangunan suatu bangsa diukur dari tingkat keaksaraan
://
penduduknya. Angka melek huruf merupakan salah satu variabel
tp
dalam menentukan indeks pembangunan manusia (IPM) atau
ht
Human Development Index (HDI). Pemberantasan buta aksara tidak dapat langsung dilaksanakan. Namun memerlukan waktu dan perancangan program yang tepat.
Indikator untuk mengukur hasil pembangunan pendidikan seperti angka melek huruf, ratarata lama sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan alasan tidak/belum pernah sekolah/tidak sekolah lagi.
Dalam
Pengembangan
Masyarakat,
program
biasanya
dikembangkan untuk menyediakan pelayanan sosial yang secara langsung menyentuh sasaran perubahan. Berbagai program yang telah dilaksanakan dalam pemberantasan buta
aksara
diantaranya
adalah
kursus
A-B-C,
Program
Pemberantasan Buta Huruf Fungsional, Kejar Paket A, dan program Keaksaraan Fungsional (KF) yang dijalankan oleh pemerintah sejak tahun 1995. Kondisi keaksaraan di Jawa Tengah ditunjukkan pada Tabel 5.1 yang menyajikan persentase penduduk melek huruf yang berusia 52
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
10 tahun ke atas menurut tipe daerah, jenis kelamin dan kelompok umur berdasarkan hasil Susenas 2014. Dari tabel tersebut terlihat bahwa persentase penduduk 10 tahun ke atas yang melek huruf sebesar 93,73 persen, sedangkan untuk yang berusia 15 tahun ke atas sebesar 92,98 persen. Rendahnya angka melek huruf pada kelompok umur 15 tahun ke atas ini dipengaruhi oleh kelompok umur 45 tahun ke atas. Persentase penduduk 45 tahun ke atas yang melek huruf sebesar 83,32 persen. Tabel 5.1 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
15 - 24
25 - 44
45+
10+
15+
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Laki-laki
99,66
99,99
99,44
86,67
96,97
Perempuan
99,57
99,97
99,21
82,45
93,48
92,81
Laki-laki+Perempuan
99,66
99,99
99,44
86,67
94,67
99,53
99,94
98,70
99,46
99,96
98,16
Laki-laki+Perempuan
99,53
99,94
98,70
99,59
99,96
ja
o. 94,81 88,35
80,63
92,48
91,52
83,32
96,12
95,64
te
99,04
://
99,51 99,59
95,41
89,63
99,97
98,64
77,67
91,40
90,42
99,96
99,04
83,32
93,73
92,98
ht
Perempuan Laki-laki+Perempuan
tp
Laki-laki
80,63
73,76
ng
Laki-laki Perempuan Perkotaan+Perdesaan
95,20
.b
Perdesaan
96,62
.g
Perkotaan
id
10 - 14
ps
Kelompok Umur
Tipe Daerah / Jenis Kelamin
Dilihat menurut tipe daerah, persentase penduduk melek huruf umur 10 tahun ke atas di daerah perdesaan sebesar 92,48 persen, lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan sebesar 95,20 persen. Kondisi yang sama terjadi pada kelompok umur lainnya dimana persentase penduduk yang melek huruf di perdesaan lebih rendah dibandingkan di perkotaan. Hal ini disebabkan di daerah perkotaan lebih banyak tersedia fasilitas pendidikan dibandingkan daerah perdesaan. Persentase penduduk perempuan melek huruf umur 10 tahun ke atas sebesar 91,40 persen, lebih rendah dibandingkan penduduk laki-laki sebesar 96,12 persen. Kondisi tersebut terjadi baik di
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
53
AMH 10 Tahun ke Atas 93,73 persen. AMH 15 Tahun ke Atas 92,98 persen.
perkotaan maupun perdesaan dan hampir di semua kelompok umur. Hasil Susenas 2014 menunjukkan bahwa angka melek huruf umur 15 tahun ke atas mencapai 92,98 persen. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, angka melek huruf umur 15 tahun ke atas mengalami peningkatan (Gambar 5.1). Gambar 5.1 Perkembangan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kelompok Umur, 2011 - 2014 100 99
99,73
99,38
98,92
98,44
98
99,73 98,92
98,53
99,35
98,53
97,99
97
99,96 99,04
96 95 94
id
93
o.
92
Angka Melek Huruf 2014 : 15-24 Tahun 99,96 persen. 25-44 Tahun 99,04 persen. 15-44 Tahun 99,35 persen. 15 Tahun ke Atas 92,98 persen.
91
91,27
15‐24
2012
91,27
2013 25‐44
15‐44
2014 15+
te
ng
2011
.b
89,75
88
ps
89
.g
90
92,98
ja
Salah satu program pemerintah dalam penuntasan buta aksara
://
adalah program keaksaraan fungsional (KF). Program KF
tp
merupakan program terpadu yang terdiri dari membaca, menulis,
ht
berhitung, dan keterampilan. Sasaran program keaksaraan fungsional adalah mereka yang buta huruf umur 15-44 tahun. Persentase penduduk berusia 15-44 tahun yang melek huruf pada tahun 2014 sebesar 99,35 persen. Perkembangan angka melek huruf umur 15-44 tahun pada beberapa tahun terakhir cenderung fluktuatif, namun jika dibandingkan dengan tahun 2013, angka melek huruf umur 15-44 tahun pada tahun 2014 mengalami peningkatan. Salah satu target MDGs adalah menjamin pada 2015 semua anak dimanapun, laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar. Salah satu indikator yang digunakan untuk memantau pencapaian tersebut adalah angka melek huruf penduduk 15-24 tahun. Jika dibandingkan dengan kelompok umur 54
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
lainnya, angka melek huruf kelompok umur 15-24 tahun cenderung lebih tinggi. Angka melek huruf umur 15-24 tahun pada tahun 2014 mencapai 99,96 persen, meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 99,73 persen (Gambar 5.1). Ga m bar 5 .2 Pe rs entase Pend uduk Us ia 15 Tahun ke A tas yang Melek Huruf m e nurut Kabupaten /Kota, 2014 Kota Pekalongan
98,26
Kota Surakarta
97,62
Kota Semarang
97,54
Kota Magelang
96,78
Kab. Pekalongan
96,17
Kab. Purbalingga
95,77
Kab. Wonosobo
95,75
Kab. Kudus
95,49
Kota Salatiga
95,41
Kab. Purworejo
94,98
Kab. Jepara
Kab. Semarang
94,83
o.
94,90
id
94,91
Kab. Grobogan
94,78
Kab. Demak
94,60
.g
Kab. Banyumas
Kab. Tegal
ps
94,48
Kab. Batang
94,37
Kota Tegal
.b
93,61
ng
Kab. Banjarnegara Kab. Karanganyar
te
Jawa Tengah Kab. Magelang
92,65 92,44
://
Kab. Klaten
92,35
tp
Kab. Temanggung Kab. Sukoharjo
92,17 92,11
ht
Kab. Pati Kab. Kebumen
93,15 92,98 92,89
ja
Kab. Cilacap
93,44
91,85
Kab. Kendal
91,50
Kab. Rembang
91,31
Kab. Pemalang
89,58
Kab. Blora
89,42
Kab. Brebes
88,51
Kab. Boyolali
88,46
Kab. Sragen
87,25
Kab. Wonogiri
85,94
75
80
85
90
95
100
Gambar 5.2 menyajikan persentase penduduk berusia 15 tahun ke atas yang melek huruf menurut kabupaten/kota. Dari gambar tersebut terlihat bahwa persentase penduduk yang melek huruf sangat
bervariasi
antar
kabupaten/kota.
Untuk
kelompok
penduduk 15 tahun ke atas persentase penduduk yang melek Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
55
AMH 15th+ Jawa Tengah sebesar 92,98 persen. Sebanyak 20 kabupaten/kota (57,14 persen) memiliki AMH 15th+ diatas angka provinsi. Sebanyak 15 kabupaten/kota (42,86 persen) memiliki AMH 15th+ dibawah angka provinsi.
huruf tertinggi terdapat di Kota Pekalongan (98,26 persen), Kota Surakarta (97,62 persen), dan Kota Semarang (97,54 persen). Sedangkan kabupaten/kota dengan persentase melek huruf terendah terdapat di Kabupaten Wonogiri (85,94 persen), Kabupaten Sragen (87,25 persen), dan Kabupaten Boyolali (88,46 persen).
5.2 Rata-rata Lama Sekolah Salah satu ukuran kualitas yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kualitas pembangunan manusia yang telah berhasil dicapai adalah dengan Human Development Index (HDI) atau Indek Pembangunan Manusia (IPM). Komponen pembentuk indikator IPM ada 4 yaitu: Angka Harapan Hidup,
id
Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah serta Pengeluaran
o.
per Kapita.
.g
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang
ps
dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk
.b
menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.
ng
Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang
te
ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang diduduki. Standar
ja
UNDP adalah minimal 0 tahun dan maksimal 15 tahun.
tp
://
Rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) merupakan indikator yang menunjukkan rata-rata jumlah tahun efektif untuk
ht
Rata-rata lama sekolah = Tahun Konversi + (Kelas Tertinggi yang Pernah diduduki – 1). Tahun Konversi Pendidikan yang ditamatkan : SD = 6 tahun; SMP = 9 tahun; SMA = 12 tahun; D1 = 13 tahun; D2 = 14 tahun; D3 = 15 tahun; D4/S1 = 16 tahun; S2 = 18 tahun; S3 = 21 tahun.
bersekolah yang dicapai penduduk. Jumlah tahun efektif adalah jumlah tahun standar yang harus dijalani oleh seseorang untuk menamatkan suatu jenjang pendidikan, misalnya tamat SD adalah 6 tahun, tamat SMP adalah 9 tahun dan seterusnya. Perhitungan lama sekolah dilakukan tanpa memperhatikan apakah seseorang menamatkan sekolah lebih cepat atau lebih lama dari waktu yang telah ditetapkan. Gambar 5.3 menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah penduduk umur 15 tahun ke atas pada tahun 2014 mencapai 7,50 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pendidikan penduduk umur 15 tahun ke atas baru mencapai jenjang pendidikan kelas 1 SMP (kelas VII) atau putus sekolah di
56
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
kelas 2 SMP (Kelas VIII). Gambar 5.3 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin, 2012-2014 9
8
7
7,92
7,81
7,79
7,50
7,36
7,30
7,11
6,92 6,83 6
2014
Perempuan
Laki‐laki + Perempuan
o.
Laki‐laki
2013
id
2012
.g
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya rata-rata lama
ps
sekolah mengalami peningkatan, pada tahun 2012 sebesar 7,30
.b
tahun menjadi sebesar 7,36 tahun pada tahun 2013 dan menjadi masyarakat
untuk
memperoleh
te
kesempatan
ng
7,50 tahun pada tahun 2014. Kondisi ini menggambarkan bahwa pendidikan
ja
mengalami peningkatan. Jika rata-rata lama sekolah dapat terus
tp
tercapai.
://
ditingkatkan, diharapkan sasaran pembangunan pendidikan dapat
ht
Gambar 5.4 menyajikan rata-rata lama sekolah (tahun) penduduk berusia 15 tahun ke atas menurut kabupaten/kota. Dari gambar tersebut terlihat bahwa terdapat 4 kabupaten/kota dengan ratarata lama sekolah sebesar 9 tahun ke atas. Kabupaten/kota dengan rata-rata lama sekolah tertinggi terdapat di Kota Surakarta (10,64 tahun), Kota Semarang (10,27 tahun), Kota Magelang (10,10 tahun) dan Kota Salatiga (9,99 tahun). Sedangkan kabupaten/kota dengan rata-rata lama sekolah terendah terdapat di Kabupaten Brebes (6,02 tahun), Kabupaten Banjarnegara (6,38 tahun), dan Kabupaten Blora (6,63 tahun).
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
57
Rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Ga m b ar 5.4 R a ta-rata Lama Sekolah (tahun) Pendud uk Usia 15 Tahun ke Atas m e nurut Kabupaten/Kota, 2014 Kota Surakarta
10,64
Kota Semarang
10,27
Kota Magelang
10,10
Kota Salatiga
9,99
Kab. Sukoharjo
9,12
Kota Pekalongan
8,48
Kota Tegal
8,38
Kab. Kudus
8,34
Kab. Klaten
RLS Jawa Tengah sebesar 7,50 tahun. Sebanyak 17 kabupaten/kota (48,57 persen) memiliki RLS diatas angka provinsi. Sebanyak 18 kabupaten/kota (51,43 persen) memiliki RLS dibawah angka provinsi.
8,33
Kab. Karanganyar
8,04
Kab. Purworejo
7,98
Kab. Semarang
7,83
Kab. Boyolali
7,70
Kab. Jepara
7,66
Kab. Magelang
7,64
Kab. Demak
7,55
Kab. Banyumas
7,51
7,40
o.
Kab. Kendal
7,22
.g
Kab. Temanggung Kab. Pati
7,20 7,19
ps
Kab. Kebumen
7,15 7,08
.b
Kab. Rembang Kab. Sragen
7,50
id
Jawa Tengah
Kab. Wonogiri
ng
7,00 6,99 6,89
Kab. Pekalongan
6,79
ja
te
Kab. Cilacap Kab. Grobogan
6,78 6,76
tp
://
Kab. Tegal
Kab. Purbalingga Kab. Batang
6,76
ht
Kab. Pemalang
6,65
Kab. Wonosobo
6,63
Kab. Blora
6,63
Kab. Banjarnegara
6,38
Kab. Brebes
6,02
0
2
4
6
8
10
12
5.3 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu Negara (daerah) karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap 58
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu Negara. Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh rendahnya mutu pendidikan. Pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu ukuran kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Semakin tinggi tingkat
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.
pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, sehingga selain bisa memperoleh pekerjaan yang layak dengan gaji/upah yang sesuai, tingginya tingkat pendidikan juga dapat mencerminkan taraf intelektualitas suatu masyarakat.
id
Gambar 5.5 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 35
o.
31.26
25 21.40
ps
.g
30
19.59
.b
20
ng
15.36
10
te
15
ja
6.89
5.50
0
SD/MI
ht
Tdk/Belum Tdk Tamat SD/MI Pernah Sekolah
tp
://
5
SMP//MTs
SM/MA
Sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Tengah menamatkan pendidikan teringgi pada jenjang SD/MI.
PT
Gambaran kualitas SDM Indonesia dilihat dari pendidikan yang ditamatkan disajikan pada Gambar 5.5 Dari gambar tersebut terlihat bahwa persentase tertinggi adalah penduduk yang tamat SD/MI sebesar 31,26 persen, diikuti tamat SMP/MTs sebesar 21,40 persen, dan tamat SM/MA sebesar 19,59 persen. Sedangkan persentase penduduk yang tamat PT sebesar 5,50 persen. Disamping itu masih terdapat sebesar 6,89 persen penduduk 15 tahun ke atas yang belum pernah mengenyam pendidikan dan sebesar 15,36 persen pernah bersekolah di SD/MI namun tidak tamat. Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
59
Gambar 5.6 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014
37.03
40 35 27.02
30
24.58
25
22.46
20.50 18.15
20
13.18
12.13
15
8.42
10
8.17
5.39
2.98
5 0
Tingkat pendidikan penduduk perkotaan lebih tinggi dibandingkan penduduk perdesaan.
Perdesaan
id
Perkotaan Tdk Tamat SD/MI
SD/MI
SMP//MTs
SM/MA
PT
.g
o.
Tdk/Belum Pernah Sekolah
ps
Tingkat pendidikan penduduk perkotaan lebih tinggi dibandingkan
.b
penduduk perdesaan. Persentase penduduk di perkotaan yang
ng
menamatkan jenjang pendidikan SMP/MTs ke atas (SMP/MTs, SM/MA, dan PT) sebesar 57,90 persen, hampir dua kali lipat lebih
te
tinggi dibandingkan perdesaan sebesar 36,66 persen. Sedangkan
://
ja
persentase penduduk yang belum mengenyam pendidikan di
tp
perdesaan (8,17 persen) lebih tinggi dibandingkan di perkotaan
ht
(5,39 persen). Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase perempuan yang belum pernah mengenyam pendidikan sebesar 10,12 persen, dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan laki-laki sebesar 3,52 persen. Selain itu persentase perempuan yang menamatkan pendidikan SMP/MTs ke atas (SMP/MTs, SM/MA, dan PT) sebesar 43,76 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki sebesar 49,35 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki.
60
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Gambar 5.7 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014
32.75
35
29.84 30 22.25 21.58
25
20.59
20
17.68
16.29 14.39
15 10.12 10
5.51
5.49
3.52
5 0
SD/MI
SMP//MTs
SM/MA
PT
id
Tdk Tamat SD/MI
Tingkat pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki.
.g
Tdk/Belum Pernah Sekolah
Perempuan
o.
Laki‐laki
ps
5.4 Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah atau Tidak Bersekolah
ng
.b
Lagi
Pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar untuk
te
pendidikan dasar 9 tahun sejak tahun 2008. Namun, pada
ja
kenyataanya masih banyak anak-anak yang belum merasakan
tp
://
pendidikan dasar. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya anak-
ht
anak yang tidak/belum pernah sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa alasan yang melatarbelakangi hal ini antara lain karena tidak ada biaya, bekerja, menikah/mengurus rumah tangga, merasa pendidikan cukup, malu karena ekonomi, sekolah jauh, cacat, menunggu pengumuman, tidak diterima, dan lain-lain. Tabel 5.2 menyajikan berbagai alasan yang menyebabkan anak umur 7-18 tahun tidak/belum pernah sekolah/tidak bersekolah lagi. Alasan karena tidak ada biaya dan bekerja umumnya berkaitan
erat
dengan
faktor
ekonomi
(kemiskinan
atau
kemampuan ekonomi orang tua). Pada tabel tersebut terlihat bahwa masalah ekonomi masih menjadi penyebab utama anak tidak dapat menikmati pendidikan. Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
61
Alasan tidak/belum pernah sekolah: tidak ada biaya, bekerja, menikah/mengurus rumah tangga, merasa pendidikan cukup, malu karena ekonomi, sekolah jauh, cacat, menunggu pengumuman, tidak diterima, dan lain-lain.
Sebesar 45,43 persen atau hampir setengah dari penduduk berusia
7-18
tahun
menyatakan
tidak/belum
pernah
sekolah/tidak bersekolah lagi karena tidak ada biaya dan sebesar 14,87 persen dengan alasan bekerja/mencari nafkah. Tabel 5.2 Persentase Penduduk Usia 7-18 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Bersekolah Lagi menurut Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Sekolah Lagi dan Tipe Daerah, 2014 Perkotaan
Perdesaan
id
(2) 43,10 21,30 2,40 7,11 1,27 0,00 3,09 1,94 0,32 19,47 100,00
o.
ps
.g
Alasan tidak/belum pernah sekolah/tidak bersekolah lagi (1) Tidak ada biaya Bekerja/mencari nafkah Menikah/mengurus rumah tangga Merasa pendidikan cukup Malu karena ekonomi Sekolah jauh Cacat Menunggu pengumuman Tidak diterima Lainnya Jumlah
(3) 47,04 10,43 6,33 9,60 0,52 0,25 2,78 1,25 0,35 21,45 100,00
Perkotaan+ Perdesaan (4) 45,43 14,87 4,72 8,58 0,82 0,15 2,91 1,53 0,34 20,65 100,00
.b
BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah
ng
untuk penyediaan pendanaan biaya operasional nonpersonalia
te
bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib
ja
belajar. Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan
://
beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam
tp
rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.
ht
Masih adanya anak yang tidak bersekolah dengan alasan tidak ada biaya, mencerminkan bahwa program sekolah gratis untuk
Alasan tidak/belum pernah sekolah terbanyak karena tidak ada biaya.
tingkat pendidikan dasar ternyata belum sepenuhnya terrealisasi dan dinikmati oleh masyarakat luas. Selain itu, keluarga miskin masih menghadapi kesulitan untuk memenuhi biaya pendidikan seperti biaya transportasi, buku, dan seragam sekolah. Dari hasil Susenas 2014 ternyata masih terdapat 0,15 persen anak yang tidak/belum pernah sekolah/tidak sekolah lagi karena sekolah jauh. Kondisi ini menunjukkan belum meratanya fasilitas sekolah yang dapat diakses oleh penduduk. Tabel 5.2 juga menunjukkan bahwa alasan anak yang tidak bersekolah karena bekerja, malu karena ekonomi, cacat, menunggu pengumuman, tidak diterima dan lainnya lebih banyak 62
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
dijumpai
pada
anak
yang
tinggal
di
daerah
perkotaan
dibandingkan perdesaan. Sebaliknya, alasan karena tidak ada biaya, menikah/mengurus rumah tangga, merasa pendidikan cukup, dan sekolah jauh banyak dijumpai pada anak yang berada di daerah perdesaan. Persentase Penduduk Usia 7-18 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Bersekolah Lagi menurut Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Sekolah Lagi dan Jenis Kelamin, 2014
(3) 46,49 13,74 10,34 9,03 0,47 0,33 3,88 2,04 0,46 13,22 100,00
ps
(2) 44,53 15,83 0,00 8,20 1,12 0,00 2,09 1,10 0,23 26,90 100,00
Laki-laki+ Perempuan (4) 45,43 14,87 4,72 8,58 0,82 0,15 2,91 1,53 0,34 20,65 100,00
id
Perempuan
o.
Laki-laki
.g
Alasan tidak/belum pernah sekolah/tidak bersekolah lagi (1) Tidak ada biaya Bekerja/mencari nafkah Menikah/mengurus rumah tangga Merasa pendidikan cukup Malu karena ekonomi Sekolah jauh Cacat Menunggu pengumuman Tidak diterima Lainnya Jumlah
ng
.b
Tabel 5.3
te
Baik laki-laki maupun perempuan sebagian besar menyatakan
ja
tidak ada biaya sebagai alasan mengapa tidak/belum pernah
://
sekolah/tidak bersekolah lagi, laki-laki sebesar 44,53 persen dan
tp
perempuan sebesar 46,49 persen (Tabel 5.3). Kondisi yang cukup
ht
memprihatinkan karena masih ada perempuan usia 7 – 18 tahun yang tidak bersekolah dengan alasan menikah/mengurus rumah tangga cukup tinggi sebesar 10,34 persen. Untuk alasan bekerja, merasa pendidikan cukup, malu karena ekonomi, sekolah jauh, cacat, menunggu pengumuman, dan alasan tidak diterima tidak ada perbedaan yang jauh antara persentase laki-laki dan perempuan. Sedangkan tidak/belum pernah sekolah/tidak bersekolah lagi karena alasan lainnya terlihat perbedaan yang cukup jauh dimana persentase
laki-laki
sebesar
26,90
persen
lebih
tinggi
dibandingkan perempuan sebesar 13,22 persen. Alasan lainnya ini diantaranya sakit, dikeluarkan dari sekolah, dan lain-lain.
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
63
Laki-laki maupun perempuan yang tidak/belum pernah sekolah sebagian besar disebabkan karena tidak ada biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Purworejo. 2014. Indeks Pembangunan Manusia (IPM). http://bappeda.purworejokab.go.id/index.php?option=com_content&view=article &id=49&Itemid=17 BPS. 2014. Statistik Pendidikan 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik. BPS. 2014. Buku II A Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Pedoman Pencacahan KOR. Jakarta: Badan Pusat Statistik. BPS. 2014. Buku II B Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Pedoman Pencacahan Konsumsi. Jakarta: Badan Pusat Statistik. BPS. 2010. Bahan Ajar Diklat Kompetensi Eselon IV Tahun 2010.Jakarta : Badan Pusat http://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa.
.g
o.
Imro. 2014. Anggaran Pendidikan dalam APBN 2009.
id
Statistik.
.b
pada tanggal 19 November 2014.
ps
http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=565. Diakses
ng
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini
ja
te
http://id.wikipedia.org/wiki/Melek_aksara
://
Wang, Selvia. 2014. Ekonomi Mikro, Ekonomi Makro, dan Kebijakan Ekonomi.
tp
(http://selviawang93.blogspot.com/2014/03/ekonomi-mikro-ekonomi-makro-
ht
dan.html). Diakses pada tanggal 20 November 2014. Sauri, Sofyan. Strategi Pembangunan Bidang Pendidikan Untuk Mewujudkan Pendidikan Bermutu.http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR.PEND.BAHASA ARAB/19560420198301-SOFYAN SAURI/makalah2/STRATEGI PEMBANGUNAN BIDANG PENDIDIKAN.pdf.Diakses pada tanggal 20 November 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
65
ht ng
te
ja
://
tp .b o.
.g
ps id
Tabel 1 Jumlah Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah (ribuan), 2014
Tipe Daerah
Kabupaten/Kota
Total
Perkotaan
Perdesaan
(2)
(3)
(4)
01. Kab. Cilacap
157,69
301,49
459,18
02. Kab. Banyumas
(1)
226,96
217,21
444,17
03. Kab. Purbalingga
66,54
151,67
218,21
04. Kab. Banjarnegara
53,74
186,38
240,13
05. Kab. Kebumen
87,93
241,03
328,96
06. Kab. Purworejo
56,31
148,06
204,37
48,35
162,97
211,32
08. Kab. Magelang
92,27
243,46
335,73
09. Kab. Boyolali
87,55
181,98
269,54
10. Kab. Klaten
227,33
108,72
336,05
11. Kab. Sukoharjo
180,39
50,96
231,35
54,92
214,70
269,63
12. Kab. Wonogiri
15. Kab. Grobogan
61,83
109,54
227,50
172,82
252,98
333,57
395,40
55,87
188,26
244,13
17. Kab. Rembang
47,88
122,69
170,57
ps
16. Kab. Blora
.b
80,16
o.
117,96
14. Kab. Sragen
.g
13. Kab. Karanganyar
id
07. Kab. Wonosobo
115,83
19. Kab. Kudus
ja
21. Kab. Demak
ht
tp
23. Kab. Temanggung
://
22. Kab. Semarang
25. Kab. Batang
360,87
46,19
206,90
179,20
123,32
302,52
te
20. Kab. Jepara
24. Kab. Kendal
245,04
160,71
ng
18. Kab. P a t i
26. Kab. Pekalongan
111,74
183,22
294,96
107,26
159,32
266,58
48,23
145,64
193,88
120,66
137,19
257,84
73,16
113,66
186,82
103,96
99,94
203,90
27. Kab. Pemalang
161,02
161,10
322,12
28. Kab. Tegal
204,10
157,42
361,52
29. Kab. Brebes
194,50
265,80
460,30
71. Kota Magelang
33,83
-
33,83
72. Kota Surakarta
149,97
-
149,97
73. Kota Salatiga 74. Kota Semarang 75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
53,54 455,67
11,01
72,81 65,88 4 115,75
4 984,36
53,54 466,68 72,81 65,88 9 100,11
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
67
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014 Perkotaan Jenis kelamin
418,98
422,39
841,37
03. Kab. Purbalingga
136,32
140,51
276,84
04. Kab. Banjarnegara
106,87
106,97
213,84
05. Kab. Kebumen
156,32
159,71
316,03
06. Kab. Purworejo
98,65
102,91
201,56
07. Kab. Wonosobo
91,81
89,47
181,28
08. Kab. Magelang
173,51
172,82
346,33
09. Kab. Boyolali
155,07
159,86
314,93
10. Kab. Klaten
380,90
394,39
11. Kab. Sukoharjo
325,41
331,51
b g
.
775,29 656,92
98,86
213,57
219,65
433,22
14. Kab. Sragen
138,99
143,82
282,81
15. Kab. Grobogan
107,72
112,49
220,21
t
e
n
94,97
13. Kab. Karanganyar
12. Kab. Wonogiri
102,18
a
97,74
16. Kab. Blora
88,04
17. Kab. Rembang
193,83
199,92
87,40
175,44
211,22
412,69
322,21
634,06
19. Kab. Kudus
311,85
20. Kab. Jepara
349,63
350,04
699,67
21. Kab. Demak
205,79
210,36
416,15
22. Kab. Semarang
190,81
202,59
393,40
p
:
/
/
j
18. Kab. P a t i
201,47
91,89
93,47
185,37
226,44
221,58
448,01
148,70
149,78
298,47
224,02
224,35
448,37
27. Kab. Pemalang
321,46
326,85
648,31
28. Kab. Tegal
410,82
415,00
825,82
29. Kab. Brebes
385,58
381,16
766,74
71. Kota Magelang
59,28
61,11
120,39
72. Kota Surakarta
248,01
261,91
509,91
88,61
92,47
181,09
74. Kota Semarang
799,84
832,64
1 632,48
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
143,38
143,23
286,61
121,33
123,67
245,01
7 608,08
7 759,83
15 367,92
t
23. Kab. Temanggung
26. Kab. Pekalongan
73. Kota Salatiga
Jawa Tengah
68
h
25. Kab. Batang
t
24. Kab. Kendal
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
i
02. Kab. Banyumas
.
01. Kab. Cilacap
o
(4) 585,55
g
(3) 291,24
p
(2) 294,30
(1)
d
Total
Perempuan
.
Laki-laki
s
Kabupaten/Kota
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014 Perdesaan Jenis kelamin
Total
Perempuan
(2)
(3)
(4)
01. Kab. Cilacap
549,92
549,37
1 099,29
02. Kab. Banyumas
390,27
387,86
778,14
03. Kab. Purbalingga
302,73
308,84
611,56
04. Kab. Banjarnegara
342,05
340,19
682,24
05. Kab. Kebumen
431,63
432,93
864,56
06. Kab. Purworejo
250,46
255,78
07. Kab. Wonosobo
300,14
291,64
08. Kab. Magelang
445,25
441,65
09. Kab. Boyolali
316,39
326,09
10. Kab. Klaten
185,34
192,98
99,02
100,56
199,58
12. Kab. Wonogiri
364,64
386,94
751,58
13. Kab. Karanganyar
206,05
209,04
415,10
14. Kab. Sragen
290,00
15. Kab. Grobogan
556,86
16. Kab. Blora
319,70
17. Kab. Rembang
218,23
18. Kab. P a t i 19. Kab. Kudus
378,32
566,27
1 123,13
328,42
648,13
220,50
438,73
392,05
420,23
812,27
94,44
186,77
j
a
t
592,50
/
233,47
469,65
347,27
689,08
293,91
299,15
593,07
278,25
274,68
552,93
247,05
238,91
485,96
218,80
218,65
437,45
26. Kab. Pekalongan
207,07
212,20
419,27
27. Kab. Pemalang
314,04
321,44
635,48
28. Kab. Tegal
294,95
298,91
593,86
29. Kab. Brebes
505,28
:
236,17
341,81
21. Kab. Demak
24. Kab. Kendal
h
25. Kab. Batang
t
23. Kab. Temanggung
t
p
22. Kab. Semarang
o
.
s
p b .
g
n
642,48
302,50
92,33
20. Kab. Jepara
886,89
/
11. Kab. Sukoharjo
506,24 591,78
e
(1)
.
Laki-laki
g
Kabupaten/Kota
500,72
1 006,00
71. Kota Magelang
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
73. Kota Salatiga 74. Kota Semarang
22,03
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
20,00
9 009,71
42,03
9 124,35
18 134,06
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
69
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014 Perkotaan + Perdesaan Jenis kelamin
Total
Perempuan
(2)
(3)
(4)
01. Kab. Cilacap
844,22
840,61
1 684,84
02. Kab. Banyumas
809,25
810,26
1 619,50
03. Kab. Purbalingga
439,05
449,35
888,40
04. Kab. Banjarnegara
448,93
447,15
896,08
05. Kab. Kebumen
587,95
592,64
1 180,59
349,11
358,69
707,80
07. Kab. Wonosobo
391,95
381,11
773,06
08. Kab. Magelang
618,75
614,46
1 233,22
587,37
11. Kab. Sukoharjo
424,43
432,07
b
485,95
566,24
957,41
.
471,46
1 153,61
g
09. Kab. Boyolali 10. Kab. Klaten
856,50
459,60
485,81
419,62
428,70
14. Kab. Sragen
428,99
446,32
875,31
945,41 848,32
664,59
678,76
1 343,35
16. Kab. Blora
417,44
430,61
848,05
17. Kab. Rembang
306,27
307,90
614,17
18. Kab. P a t i
593,52
631,44
1 224,96
19. Kab. Kudus
404,18
416,66
820,83
20. Kab. Jepara
583,11
586,22
1 169,32
21. Kab. Demak
547,60
557,63
1 105,23
22. Kab. Semarang
484,72
501,74
986,47
370,14
368,16
738,30
473,49
460,49
933,97
367,49
368,43
735,92
26. Kab. Pekalongan
j /
/
:
p t t
25. Kab. Batang
h
24. Kab. Kendal
a
15. Kab. Grobogan
t
e
n
12. Kab. Wonogiri 13. Kab. Karanganyar
23. Kab. Temanggung
431,09
436,55
867,64
27. Kab. Pemalang
635,50
648,29
1 283,79
28. Kab. Tegal
705,77
713,91
1 419,68
29. Kab. Brebes
890,86
881,88
1 772,74
71. Kota Magelang
59,28
61,11
120,39
72. Kota Surakarta
248,01
261,91
509,91
73. Kota Salatiga
88,61
92,47
181,09
74. Kota Semarang
821,87
852,64
1 674,51
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
143,38 121,33
143,23 123,67
286,61 245,01
16 617,79
16 884,19
33 501,98
Jawa Tengah
70
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
o g
p
06. Kab. Purworejo
.
(1)
.
Laki-laki
s
Kabupaten/Kota
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014 Perkotaan
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
01. Kab. Cilacap
34,70
19,78
20,40
57,98
02. Kab. Banyumas
47,89
20,00
31,59
88,44
35,06
33,13
36,87
170,15
177,47
585,55
39,63
44,08
77,13
240,59
252,02
841,37
03. Kab. Purbalingga
15,21
9,14
10,87
28,67
16,33
14,35
19,23
84,62
78,41
276,84
04. Kab. Banjarnegara
13,25
7,73
05. Kab. Kebumen
14,53
12,56
7,86
20,82
12,19
9,54
17,71
62,55
62,20
213,84
10,26
35,36
16,51
19,57
17,94
85,57
103,75
316,03
06. Kab. Purworejo
10,35
5,48
07. Kab. Wonosobo
9,93
6,60
7,17
18,56
12,02
8,69
12,86
55,70
70,73
201,56
5,42
20,08
8,03
11,23
13,82
52,90
53,27
181,28
08. Kab. Magelang
16,56
11,49
13,36
33,27
16,87
16,50
29,31
99,72
109,25
346,33
09. Kab. Boyolali
12,74
12,58
11,49
29,44
16,94
12,10
24,97
10. Kab. Klaten
33,12
30,26
23,11
71,21
42,00
30,92
54,96
11. Kab. Sukoharjo
22,99
21,96
28,28
60,51
31,94
31,11
63,54 12,59
37,07
11,64
20,74
91,81
102,84
314,93
263,18
775,29
193,36
656,92
50,87
77,07
193,83
131,72
131,52
433,22
80,06
95,92
282,81
226,52
3,86
6,96
17,29
9,33
8,14
20,81
13,77
11,41
45,00
21,72
20,21
14. Kab. Sragen
14,47
9,95
8,74
23,96
17,33
e
15. Kab. Grobogan
7,31
6,93
23,72
14,59
8,94
19,41
62,37
66,93
220,21
8,17
6,99
5,59
19,32
10,33
9,35
16,41
57,57
66,20
199,92
17. Kab. Rembang
8,96
3,93
2,98
18,47
7,77
10,27
17,17
56,47
49,41
175,44
18. Kab. P a t i
20,34
10,10
13,36
38,23
25,40
19,69
30,24
126,01
129,30
412,69
19. Kab. Kudus
36,30
20,88
21,42
/
29,13
36,79
64,09
200,68
166,71
634,06
20. Kab. Jepara
40,01
22,29
23,14
75,90
36,41
39,85
59,27
227,00
175,81
699,67
21. Kab. Demak
21,11
16,62
13,79
:
47,29
26,75
19,56
40,64
126,85
103,55
416,15
22. Kab. Semarang
20,11
13,91
13,02
34,44
17,47
21,79
39,02
121,30
112,32
393,40
6,94
23. Kab. Temanggung
a
j
58,07
/
p
t
10,01
16. Kab. Blora
t
n
7,73
13. Kab. Karanganyar
203,24
7,53
7,37
18,81
9,03
8,38
11,82
58,38
57,10
185,37
16,67
13,93
41,12
26,50
24,01
40,44
131,23
130,22
448,01
14,45
12,37
11,06
28,15
15,08
15,75
28,49
92,43
80,69
298,47
23,90
25. Kab. Batang
h
t
24. Kab. Kendal
24,40
16,43
14,35
52,68
26,86
25,95
41,56
134,04
112,09
448,37
27. Kab. Pemalang
38,90
28,02
17,46
73,25
42,80
27,60
57,66
188,26
174,36
648,31
28. Kab. Tegal
41,66
33,45
30,45
90,21
52,00
44,79
68,85
249,88
214,53
825,82
29. Kab. Brebes
26. Kab. Pekalongan
40,12
26,37
25,85
91,61
45,96
40,31
67,83
234,49
194,21
766,74
71. Kota Magelang
4,91
4,01
3,55
11,19
6,11
5,33
12,22
35,05
38,03
120,39
72. Kota Surakarta
20,44
12,82
15,09
52,64
20,43
23,90
68,61
147,97
148,03
509,91
73. Kota Salatiga
9,38
5,44
4,68
15,63
8,97
9,67
23,30
54,49
49,53
181,09
74. Kota Semarang
83,20
44,40
52,35
145,52
80,28
89,62
209,51
516,00
411,61
1 632,48
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
13,26 12,28
10,63 8,48
9,27 9,47
33,43 25,93
15,89 14,44
15,28 11,62
28,00 22,94
91,82 78,07
69,02 61,79
286,61 245,01
Jawa Tengah
773,12 513,83 511,99 1 546,18 828,11 779,64 1 406,25 4 626,37 4 382,43 15 367,92
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
.
(4)
o
45+
g
(3)
12. Kab. Wonogiri
25 - 44
.
(2)
(1)
13 - 15 16 - 18
s
7 - 12
b
5-6
.
3-4
g
0-2
Total
19 - 24
p
Kelompok Umur
Kabupaten/Kota
71
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014 Perdesaan 7 - 12
13 - 15
16 - 18
19 - 24
25 - 44
45+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Total (11)
.
5-6
01. Kab. Cilacap
58,42
38,96
36,81
135,25
67,52
44,64
73,67
320,53
323,48
1 099,29
02. Kab. Banyumas
32,48
31,22
30,22
89,59
47,21
22,49
62,17
221,02
241,74
778,14
03. Kab. Purbalingga
34,31
25,09
24,10
60,04
38,91
25,32
49,12
174,12
180,54
611,56
37,66
22,96
24,86
67,18
37,25
32,96
56,26
203,41
199,70
682,24
36,05
33,05
33,49
91,96
61,32
44,91
42,67
239,47
281,64
864,56 506,24
21,04
16,02
16,54
58,12
26,16
21,91
32,58
136,26
177,59
27,90
25,40
19,99
65,07
34,44
25,77
46,79
176,12
170,30
08. Kab. Magelang
44,28
31,39
32,93
88,46
48,86
36,21
70,39
261,62
272,75
886,89
09. Kab. Boyolali
31,22
26,51
21,41
60,23
35,09
27,69
52,85
179,46
208,01
642,48
10. Kab. Klaten
13,51
11,82
13,47
40,02
18,98
15,29
29,45
108,70
378,32
9,14
5,88
7,55
22,10
9,00
8,05
17,03
57,51
591,78
b
127,08
g
11. Kab. Sukoharjo
p
06. Kab. Purworejo 07. Kab. Wonosobo
.
s
04. Kab. Banjarnegara 05. Kab. Kebumen
63,33
199,58
30,27
20,39
22,43
65,09
42,59
26,73
38,68
195,60
309,81
751,58
20,12
14,47
10,93
48,35
17,01
16,19
34,44
124,45
129,14
415,10
14. Kab. Sragen
28,92
23,47
17,95
55,48
32,46
21,29
173,88
196,90
592,50
e
n
12. Kab. Wonogiri 13. Kab. Karanganyar
42,14
52,50
37,84
36,13
128,10
66,71
52,03
79,07
344,97
325,78
1 123,13
31,50
18,79
19,86
67,21
33,04
25,00
46,75
196,88
209,09
648,13
17. Kab. Rembang
21,86
15,09
11,20
42,55
23,80
20,19
36,52
144,36
123,17
438,73
18. Kab. P a t i
45,42
25,54
16,17
91,65
35,25
29,73
65,60
251,43
251,49
812,27
19. Kab. Kudus
9,82
7,95
6,23
15,95
9,81
19,87
59,10
48,07
186,77
/
j
a
t
15. Kab. Grobogan 16. Kab. Blora
28,16
15,06
17,49
51,62
29,10
19,52
45,25
143,60
119,87
469,65
36,42
22,73
27,37
79,20
40,77
35,94
64,34
213,64
168,67
689,08
22. Kab. Semarang
33,74
21,01
16,04
59,17
31,74
23,90
57,11
176,35
174,00
593,07
23. Kab. Temanggung
28,20
19,73
17,82
53,08
28,53
23,65
44,81
163,36
173,75
552,93
24. Kab. Kendal
24,15
15,06
14,17
52,45
30,68
20,12
45,93
145,72
137,69
485,96
25. Kab. Batang
26,66
12,95
13,22
47,36
23,11
20,48
39,57
133,97
120,14
437,45
26. Kab. Pekalongan
24,98
h
t
t
p
20. Kab. Jepara 21. Kab. Demak
:
/
9,98
13,50
17,09
46,52
26,75
24,26
39,11
117,43
109,61
419,27
27. Kab. Pemalang
34,76
27,72
21,21
79,21
41,00
28,21
45,43
191,18
166,76
635,48
28. Kab. Tegal
31,00
27,43
16,26
76,75
40,54
20,97
44,57
176,70
159,65
593,86
29. Kab. Brebes
54,39
35,99
28,11
122,30
68,51
49,44
70,58
316,43
260,25
1 006,00
71. Kota Magelang
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga 74. Kota Semarang 75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
72
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,59
0,21
1,63
2,83
1,07
3,97
6,29
10,00
12,45
42,03
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
912,49 643,21 592,66 1 962,86 1 047,41 776,67 1 399,05 5 357,27 5 442,45 18 134,06
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
o
3-4
g
(1)
Kelompok Umur 0-2
.
Kabupaten/Kota
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014 Perkotaan + Perdesaan Kelompok Umur 3-4
5-6
7 - 12
13 - 15
16 - 18
19 - 24
25 - 44
45+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
01. Kab. Cilacap
93,12
58,75
57,21
193,23
102,58
77,77
110,54
490,69
500,94
1 684,84
02. Kab. Banyumas
80,37
51,22
61,81
178,03
86,84
66,57
139,30
461,61
493,76
1 619,50
03. Kab. Purbalingga
49,52
34,23
34,98
88,71
55,24
39,67
68,35
258,75
258,96
888,40
04. Kab. Banjarnegara
50,91
30,69
32,72
88,00
49,44
42,50
73,97
265,95
261,90
.
05. Kab. Kebumen
50,58
45,61
43,75
127,31
77,82
64,48
60,61
325,04
385,39
1 180,59
06. Kab. Purworejo
31,39
21,50
23,72
76,68
38,19
30,61
45,44
191,96
248,32
707,80
07. Kab. Wonosobo
37,83
32,01
25,41
85,15
42,47
36,99
60,61
229,02
223,57
773,06
08. Kab. Magelang
60,84
42,87
46,29
121,73
65,73
52,71
99,70
361,34
382,00
1 233,22
09. Kab. Boyolali
43,97
39,10
32,90
89,67
52,03
39,79
77,83
10. Kab. Klaten
46,63
42,08
36,58
111,23
60,98
46,21
84,42
11. Kab. Sukoharjo
32,13
27,84
35,83
82,60
40,93
39,16
12. Kab. Wonogiri
38,00
24,24
29,39
82,38
51,93
13. Kab. Karanganyar
40,93
28,24
22,33
93,35
38,73
14. Kab. Sragen
43,39
33,43
26,69
79,44
49,79
15. Kab. Grobogan
62,51
45,16
43,06
151,82
16. Kab. Blora
39,67
25,77
25,45
86,54
17. Kab. Rembang
30,82
19,03
14,18
61,02
18. Kab. P a t i
65,76
35,64
29,53
129,88
60,66
49,42
95,84
19. Kab. Kudus
46,12
28,83
27,64
/
Total
0-2
39,11
46,60
83,96
20. Kab. Jepara
68,17
37,35
40,62
127,51
65,51
59,37
104,51
21. Kab. Demak
57,52
39,34
: 41,16
126,49
67,52
55,50
104,98
22. Kab. Semarang
53,86
34,93
29,06
93,61
49,21
45,69
23. Kab. Temanggung
35,15
27,26
25,19
71,88
37,55
24. Kab. Kendal
48,05
31,73
28,09
93,57
57,18
25. Kab. Batang
41,11
25,31
24,28
75,51
b
957,41 1 153,61
80,57
260,75
256,70
856,50
34,86
51,27
246,47
386,88
945,41
36,40
71,52
256,17
260,66
848,32
32,93
62,88
253,94
292,82
875,31
81,30
60,97
98,48
407,35
392,70
1 343,35
43,37
34,35
63,15
254,45
275,29
848,05
31,58
30,46
53,69
200,83
172,58
614,17
377,44
380,79
1 224,96
259,78
214,78
820,83
370,60
295,67
1 169,32
340,49
272,22
1 105,23
96,14
297,65
286,32
986,47
32,04
56,64
221,74
230,85
738,30
44,13
86,37
276,95
267,91
933,97
38,20
36,23
68,06
226,39
200,83
735,92
t
e
n
g
.
310,85 390,26
a
271,27
49,38
29,93
31,44
99,21
53,62
50,21
80,67
251,47
221,71
867,64
27. Kab. Pemalang
73,65
55,74
38,66
152,46
83,81
55,80
103,09
379,44
341,12
1 283,79
28. Kab. Tegal
72,66
60,88
46,70
166,96
92,54
65,75
113,43
426,58
374,18
1 419,68
29. Kab. Brebes
26. Kab. Pekalongan
94,51
62,35
53,96
213,91
114,47
89,74
138,41
550,92
454,46
1 772,74
71. Kota Magelang
4,91
4,01
3,55
11,19
6,11
5,33
12,22
35,05
38,03
120,39
72. Kota Surakarta
20,44
12,82
15,09
52,64
20,43
23,90
68,61
147,97
148,03
509,91
73. Kota Salatiga
9,38
5,44
4,68
15,63
8,97
9,67
23,30
54,49
49,53
181,09
74. Kota Semarang
86,78
44,61
53,97
148,34
81,35
93,59
215,80
526,00
424,06
1 674,51
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
13,26 12,28
10,63 8,48
9,27 9,47
33,43 25,93
15,89 14,44
15,28 11,62
28,00 22,94
91,82 78,07
69,02 61,79
286,61 245,01
Jawa Tengah
1 685,60 1 157,03 1 104,65 3 509,04 1 875,52 1 556,31 2 805,29
9 983,64 9 824,89 33 501,98
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
.
g
p
s
896,08
335,22
j
/
p
t
t
74,01
(11)
h
(1)
o
Kabupaten/Kota
73
Tabel 4.1 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 Perkotaan Total
5,99
5,66
6,30
29,06
30,30
100,00
10,51
4,71
5,24
9,17
28,59
29,96
100,00
03. Kab. Purbalingga
5,49
3,30
3,93
10,36
5,90
5,18
6,95
30,57
28,32
100,00
04. Kab. Banjarnegara
6,20
3,62
3,67
9,74
5,70
4,46
8,28
29,25
29,08
100,00
05. Kab. Kebumen
4,60
3,97
3,25
11,19
5,22
6,19
5,68
27,08
32,82
100,00
06. Kab. Purworejo
5,13
2,72
3,56
9,21
5,97
4,31
6,38
27,63
35,09
100,00
07. Kab. Wonosobo
5,48
3,64
2,99
11,08
4,43
6,19
7,63
29,18
29,38
100,00
p
08. Kab. Magelang
4,78
3,32
3,86
9,61
4,87
4,76
8,46
28,79
31,55
100,00
09. Kab. Boyolali
4,05
4,00
3,65
9,35
5,38
3,84
7,93
29,15
32,65
100,00
10. Kab. Klaten
4,27
3,90
2,98
9,18
5,42
3,99
7,09
29,22
33,95
.
100,00
11. Kab. Sukoharjo
3,50
3,34
4,30
9,21
4,86
4,74
9,67
30,94
29,44
100,00
12. Kab. Wonogiri
3,99
1,99
3,59
8,92
4,82
4,20
6,49
26,24
39,76
100,00
13. Kab. Karanganyar
4,80
3,18
2,63
10,39
5,01
4,66
8,56
30,40
30,37
100,00
14. Kab. Sragen
5,12
3,52
3,09
8,47
6,13
4,12
7,33
28,31
33,91
100,00
15. Kab. Grobogan
4,54
3,32
3,15
10,77
6,63
4,06
8,81
28,32
30,40
100,00
16. Kab. Blora
4,09
3,49
2,80
9,66
5,17
4,68
8,21
28,80
33,10
100,00
17. Kab. Rembang
5,11
2,24
1,70
10,53
4,43
5,86
9,79
32,19
28,15
100,00
18. Kab. P a t i
4,93
2,45
3,24
9,26
6,16
4,77
7,33
30,54
31,32
100,00
19. Kab. Kudus
5,72
3,29
3,38
9,16
4,59
5,80
10,11
31,65
26,30
100,00
20. Kab. Jepara
5,72
3,19
3,31
10,85
5,20
5,70
8,47
32,44
25,12
100,00
21. Kab. Demak
5,07
3,99
3,31
11,36
6,43
4,70
9,77
30,48
24,89
100,00
22. Kab. Semarang
5,11
3,54
3,31
8,75
4,44
5,54
9,92
30,83
28,56
100,00
23. Kab. Temanggung
3,75
4,06
3,97
10,15
4,87
4,52
6,38
31,50
30,80
100,00
24. Kab. Kendal
5,33
3,72
3,11
9,18
5,91
5,36
9,03
29,29
29,07
100,00
25. Kab. Batang
4,84
4,14
3,71
9,43
5,05
5,28
9,54
30,97
27,04
100,00
26. Kab. Pekalongan
5,44
3,66
3,20
11,75
5,99
5,79
9,27
29,89
25,01
100,00
27. Kab. Pemalang
6,00
4,32
2,69
11,30
6,60
4,26
8,89
29,04
26,90
100,00
b
g
n
t
j
/
/
p
28. Kab. Tegal
5,04
4,05
3,69
10,92
6,30
5,42
8,34
30,26
25,98
100,00
29. Kab. Brebes
5,23
3,44
3,37
11,95
5,99
5,26
8,85
30,58
25,33
100,00
71. Kota Magelang
4,08
3,33
2,95
9,29
5,08
4,43
10,15
29,11
31,58
100,00
72. Kota Surakarta
4,01
2,51
2,96
10,32
4,01
4,69
13,46
29,02
29,02
100,00
73. Kota Salatiga
5,18
3,00
2,58
8,63
4,95
5,34
12,87
30,09
27,36
100,00
74. Kota Semarang
5,10
2,72
3,21
8,91
4,92
5,49
12,83
31,61
25,21
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
4,63 5,01
3,71 3,46
3,24 3,86
11,66 10,58
5,54 5,89
5,33 4,74
9,77 9,36
32,04 31,86
24,08 25,24
100,00 100,00
Jawa Tengah
5,03
3,34
3,33
10,06
5,39
5,07
9,15
30,10
28,53
100,00
74
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
.
9,90
3,75
o
3,48
2,38
g
3,38
5,69
s
5,93
02. Kab. Banyumas
h
01. Kab. Cilacap
e
(11)
a
45+ (10)
:
5-6 (4)
t
3-4 (3)
t
(1)
0-2 (2)
.
Kabupaten/Kota
Kelompok Umur 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 25 - 44 (5) (6) (7) (8) (9)
Tabel 4.2 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
0-2 (2)
3-4 (3)
5-6 (4)
01. Kab. Cilacap
5,31
3,54
3,35
12,30
6,14
4,06
6,70
29,16
29,44
100,00
02. Kab. Banyumas
4,17
4,01
3,88
11,51
6,07
2,89
7,99
28,40
31,08
100,00
03. Kab. Purbalingga
5,61
4,10
3,94
9,82
6,36
4,14
8,03
28,47
29,53
100,00
04. Kab. Banjarnegara
5,52
3,36
3,64
9,85
5,46
4,83
8,25
29,81
29,28
100,00
05. Kab. Kebumen
4,17
3,82
3,87
10,64
7,09
5,20
4,94
27,70
32,57
06. Kab. Purworejo
4,16
3,16
3,27
11,48
5,17
4,33
6,44
26,92
35,07
100,00
07. Kab. Wonosobo
4,71
4,29
3,38
11,00
5,82
4,35
7,91
29,76
28,78
p
100,00
08. Kab. Magelang
4,99
3,54
3,71
9,97
5,51
4,08
7,94
29,50
30,76
100,00
09. Kab. Boyolali
4,86
4,13
3,33
9,37
5,46
4,31
8,23
27,93
32,38
100,00
10. Kab. Klaten
3,57
3,12
3,56
10,58
5,02
4,04
7,78
28,73
.
33,60
100,00
11. Kab. Sukoharjo
4,58
2,95
3,78
11,07
4,51
4,03
8,53
28,81
g
31,74
100,00
12. Kab. Wonogiri
4,03
2,71
2,98
8,66
5,67
3,56
5,15
26,02
41,22
100,00
13. Kab. Karanganyar
4,85
3,49
2,63
11,65
4,10
3,90
8,30
29,98
31,10
100,00
14. Kab. Sragen
4,88
3,96
3,03
9,36
5,48
3,59
e
7,11
29,35
33,24
100,00
15. Kab. Grobogan
4,67
3,37
3,22
11,41
5,94
4,63
7,04
30,72
29,00
100,00
16. Kab. Blora
4,86
2,90
3,06
10,37
5,10
3,86
7,21
30,38
32,26
100,00
17. Kab. Rembang
4,98
3,44
2,55
9,70
5,43
a
4,60
8,32
32,90
28,08
100,00
18. Kab. P a t i
5,59
3,14
1,99
11,28
4,34
3,66
8,08
30,95
30,97
100,00
19. Kab. Kudus
5,26
4,26
3,33
8,54
/
5,34
5,25
10,64
31,64
25,74
100,00
20. Kab. Jepara
6,00
3,21
3,72
10,99
6,20
4,16
9,63
30,58
25,51
100,00
21. Kab. Demak
5,29
3,30
3,97
:
11,49
5,92
5,22
9,34
31,00
24,47
100,00
22. Kab. Semarang
5,69
3,54
2,70
9,98
5,35
4,03
9,63
29,74
29,34
100,00
23. Kab. Temanggung
5,10
3,57
3,22
9,60
5,16
4,28
8,10
29,54
31,43
100,00
24. Kab. Kendal
t
Perdesaan Kelompok Umur 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 25 - 44 (5) (6) (7) (8) (9)
4,97
3,10
2,91
10,79
6,31
4,14
9,45
29,99
28,34
100,00
25. Kab. Batang
2,96
3,02
10,83
5,28
4,68
9,05
30,62
27,46
100,00
5,96
3,22
4,08
11,10
6,38
5,79
9,33
28,01
26,13
100,00
27. Kab. Pemalang
5,47
4,36
3,34
12,47
6,45
4,44
7,15
30,08
26,24
100,00
h
6,10
28. Kab. Tegal
5,22
4,62
2,74
12,92
6,83
3,53
7,51
29,75
26,88
100,00
29. Kab. Brebes
5,41
3,58
2,79
12,16
6,81
4,91
7,02
31,45
25,87
100,00
-
-
-
-
-
-
-
o
g
.
s
100,00
26. Kab. Pekalongan
71. Kota Magelang
.
(11)
b
n
t
j
/
Total
45+ (10)
t
(1)
p
Kabupaten/Kota
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
74. Kota Semarang
8,53
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
0,49 -
5,03
3,87 -
3,55
6,72 -
3,27
2,54 -
10,82
9,45 -
5,78
14,96 -
4,28
23,80 -
7,72
29,64 -
29,54
100,00 -
30,01
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
100,00
75
Tabel 4.3 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
3-4 (3)
5-6 (4)
01. Kab. Cilacap
5,53
3,49
3,40
11,47
6,09
4,62
6,56
29,12
29,72
100,00
02. Kab. Banyumas
4,96
3,16
3,82
10,99
5,36
4,11
8,60
28,50
30,50
100,00
03. Kab. Purbalingga
5,57
3,85
3,94
9,99
6,22
4,47
7,69
29,13
29,14
100,00
04. Kab. Banjarnegara
5,68
3,42
3,65
9,82
5,52
4,74
8,25
29,68
29,24
100,00
05. Kab. Kebumen
4,28
3,86
3,71
10,78
6,59
5,46
5,13
27,53
32,66
100,00
06. Kab. Purworejo
4,43
3,04
3,35
10,83
5,40
4,32
6,42
27,12
35,09
100,00
07. Kab. Wonosobo
4,89
4,14
3,29
11,02
5,49
4,79
7,84
29,62
28,92
100,00
p
08. Kab. Magelang
4,93
3,48
3,75
9,87
5,33
4,27
8,08
29,30
30,99
100,00
09. Kab. Boyolali
4,59
4,08
3,44
9,37
5,43
4,16
8,13
28,33
32,47
100,00
10. Kab. Klaten
4,04
3,65
3,17
9,64
5,29
4,01
7,32
29,06
33,82
.
100,00
11. Kab. Sukoharjo
3,75
3,25
4,18
9,64
4,78
4,57
9,41
30,44
29,98
100,00
12. Kab. Wonogiri
4,02
2,56
3,11
8,71
5,49
3,69
5,42
26,07
40,93
100,00
13. Kab. Karanganyar
4,82
3,33
2,63
11,00
4,57
4,29
8,43
30,20
30,73
100,00
14. Kab. Sragen
4,96
3,82
3,05
9,08
5,69
3,76
7,18
e
29,01
33,45
100,00
15. Kab. Grobogan
4,65
3,36
3,21
11,30
6,05
4,54
7,33
30,32
29,24
100,00
16. Kab. Blora
4,68
3,04
3,00
10,20
5,11
4,05
7,45
30,00
32,47
100,00
17. Kab. Rembang
5,02
3,10
2,31
9,93
5,14
4,96
8,74
32,70
28,10
100,00
18. Kab. P a t i
5,37
2,91
2,41
10,60
4,95
4,03
7,82
30,81
31,10
100,00
19. Kab. Kudus
5,62
3,51
3,37
9,02
4,77
/
5,68
10,23
31,65
26,15
100,00
20. Kab. Jepara
5,83
3,19
3,47
10,90
5,60
5,08
8,94
31,69
25,30
100,00
21. Kab. Demak
5,20
3,56
3,72
11,44
:
6,11
5,02
9,50
30,81
24,64
100,00
22. Kab. Semarang
5,46
3,54
2,95
9,49
4,99
4,63
9,75
30,17
29,02
100,00
23. Kab. Temanggung
4,76
3,69
3,41
9,74
5,09
4,34
7,67
30,03
31,27
100,00
24. Kab. Kendal
5,14
3,40
3,01
t
10,02
6,12
4,72
9,25
29,65
28,69
100,00
25. Kab. Batang
5,59
3,44
3,30
10,26
5,19
4,92
9,25
30,76
27,29
100,00
26. Kab. Pekalongan
5,69
3,45
3,62
11,43
6,18
5,79
9,30
28,98
25,56
100,00
27. Kab. Pemalang
5,74
4,34
3,01
11,88
6,53
4,35
8,03
29,56
26,56
100,00
Total
5,12
4,29
3,29
11,76
6,52
4,63
7,99
30,05
26,35
100,00
5,33
3,52
3,04
12,07
6,46
5,06
7,81
31,08
25,63
100,00
71. Kota Magelang
4,08
3,33
2,95
9,29
5,08
4,43
10,15
29,11
31,58
100,00
72. Kota Surakarta
4,01
2,51
2,96
10,32
4,01
4,69
13,46
29,02
29,02
100,00
73. Kota Salatiga
5,18
3,00
2,58
8,63
4,95
5,34
12,87
30,09
27,36
100,00
74. Kota Semarang
5,18
2,66
3,22
8,86
4,86
5,59
12,89
31,41
25,33
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
4,63 5,01
3,71 3,46
3,24 3,86
11,66 10,58
5,54 5,89
5,33 4,74
9,77 9,36
32,04 31,86
24,08 25,24
100,00 100,00
Jawa Tengah
5,03
3,45
3,30
10,47
5,60
4,65
8,37
29,80
29,33
100,00
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
o g .
s
28. Kab. Tegal 29. Kab. Brebes
76
.
(11)
b
45+ (10)
g
n
t
a
j
/
(1)
p
Kabupaten/Kota
h
0-2 (2)
t
Perkotaan + Perdesaan Kelompok Umur 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 25 - 44 (5) (6) (7) (8) (9)
Tabel 5.1 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran, 2014 Perkotaan
Kabupaten/Kota
Uang Iuran Sumbangan sekolah (SPP) sekolah Pembangunan dan iuran lainnya Sekolah BP3/POMG
(1)
(2)
(3)
(4)
Buku pelajaran, fotocopy bahan pelajaran
Alat-alat tulis
Uang kursus
Total
(5)
(6)
(7)
(8)
5 602
16 055
3 745
2 184
1 085
749
29 419
02. Kab. Banyumas
2 340
19 123
2 099
3 162
1 298
478
28 500
03. Kab. Purbalingga
1 488
14 147
1 216
1 856
753
789
20 248
04. Kab. Banjarnegara
5 098
19 013
2 616
3 320
1 223
240
31 510
05. Kab. Kebumen
2 191
17 350
3 765
3 459
969
336
28 069
06. Kab. Purworejo
2 303
21 813
4 595
2 782
1 613
149
33 255
07. Kab. Wonosobo
5 392
23 407
3 162
2 538
1 519
788
36 807
08. Kab. Magelang
2 622
19 008
1 902
1 742
531
617
26 421
09. Kab. Boyolali
8 248
14 864
2 030
1 504
1 047
2 489
30 182
10. Kab. Klaten
6 511
20 581
2 912
2 965
1 253
778
35 000
2 217
27 114
3 915
3 914
1 196
1 530
39 886
12. Kab. Wonogiri
2 967
17 064
2 848
.g
2 421
1 677
280
27 257
13. Kab. Karanganyar
4 144
34 350
5 132
3 373
1 417
1 794
50 210
399
20 364
6 369
2 108
938
204
30 381
1 362
8 709
2 505
1 904
835
934
16 249
15. Kab. Grobogan
1 092
17. Kab. Rembang
4 452
13 531
2 351
1 533
518
2 172
21 196
13 859
1 585
2 131
918
617
23 562
18. Kab. P a t i
3 646
16 927
2 461
2 543
958
407
26 941
7 861
21 856
2 971
2 177
994
1 198
37 058
1 403
15 923
1 936
1 236
746
417
21 661
2 392
29 189
4 479
2 828
1 310
599
40 796
22. Kab. Semarang
2 221
18 156
1 768
1 593
818
1 033
25 589
23. Kab. Temanggung
4 535
10 987
3 987
1 258
909
1 226
22 902
24. Kab. Kendal
6 462
24 167
3 258
2 138
918
2 355
39 299
25. Kab. Batang
1 178
12 664
614
970
708
1 524
17 658
26. Kab. Pekalongan
3 462
15 862
1 375
1 438
1 027
207
23 370
ja
te
16. Kab. Blora
ng
14. Kab. Sragen
.b
11. Kab. Sukoharjo
ps
o.
id
01. Kab. Cilacap
://
19. Kab. Kudus
tp
20. Kab. Jepara
ht
21. Kab. Demak
839
11 969
766
969
697
112
15 352
28. Kab. Tegal
27. Kab. Pemalang
2 707
11 302
1 974
1 565
885
1 015
19 449
29. Kab. Brebes
1 264
8 728
5 632
1 947
936
581
19 088
71. Kota Magelang
3 695
29 622
6 165
2 435
1 413
835
44 165
72. Kota Surakarta
7 951
47 461
6 870
4 198
1 861
1 591
69 932
73. Kota Salatiga
9 491
50 313
4 374
4 240
1 821
1 479
71 719
74. Kota Semarang
7 249
43 433
5 812
4 034
1 621
2 181
64 329
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
1 563 2 931
15 529 28 585
1 751 3 647
1 309 1 819
802 1 897
495 2 023
21 449 40 902
Jawa Tengah
3 945
22 233
3 366
2 479
1 131
1 046
34 200
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
77
Tabel 5.2 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran, 2014 Perdesaan
Kabupaten/Kota
Alat-alat tulis
Uang kursus
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Uang Sumbangan sekolah (SPP) Pembangunan dan iuran Sekolah BP3/POMG (2)
01. Kab. Cilacap
3 537
14 136
2 486
2 245
612
23 230
02. Kab. Banyumas
5 564
13 673
2 249
1 943
03. Kab. Purbalingga
1 139
11 434
1 541
1 253
1 233
488
25 151
882
1 436
17 686
04. Kab. Banjarnegara
1 111
9 043
881
05. Kab. Kebumen
4 180
16 076
3 817
1 029
603
183
12 851
2 962
1 199
48
28 283
06. Kab. Purworejo
1 953
16 790
07. Kab. Wonosobo
3 149
11 675
1 394
2 232
1 236
355
23 958
1 463
1 328
844
83
18 542
08. Kab. Magelang
1 033
09. Kab. Boyolali
2 843
11 254
2 969
1 082
17 486
1 188
2 100
10. Kab. Klaten
5 817
24 394
3 216
2 862
11. Kab. Sukoharjo
21 252
19 067
2 850
12. Kab. Wonogiri
2 012
8 749
1 614
15. Kab. Grobogan
1 215
6 454
593
11 799
17. Kab. Rembang
1 788
18. Kab. P a t i
3 818
26 013
876
367
37 532
5 366
686
1 559
50 780
1 858
1 351
702
16 286
o.
17 066
924
767
1 669
856
1 009
18 846
1 468
883
112
19 007
1 240
2 031
820
200
11 960
759
1 342
644
408
15 545
10 963
1 729
1 690
743
447
17 359
12 879
1 817
911
294
21 846
12 744
4 385
1 583
605
874
20 793
1 720
603
20. Kab. Jepara
1 370
11 940
1 531
1 248
986
518
17 592
21. Kab. Demak
853
13 332
1 255
1 635
1 104
447
18 626
tp
ht
22. Kab. Semarang
://
2 128
19. Kab. Kudus
ja
16. Kab. Blora
137
1 471
ps
12 765
.b
13 616
2 059
te
13. Kab. Karanganyar
ng
930
14. Kab. Sragen
590
id
213
.g
(1)
Iuran sekolah lainnya
Buku pelajaran, fotocopy bahan pelajaran
1 344
16 172
786
1 485
1 310
93
21 191
1 925
9 152
1 182
1 091
537
198
14 085
24. Kab. Kendal
4 172
14 692
4 228
1 790
967
1 031
26 880
25. Kab. Batang
1 786
10 419
658
928
766
747
15 304
26. Kab. Pekalongan
23. Kab. Temanggung
1 410
14 169
1 136
1 509
926
236
19 386
27. Kab. Pemalang
963
8 273
997
921
508
92
11 754
28. Kab. Tegal
571
7 806
1 293
1 395
645
485
12 194
29. Kab. Brebes
988
5 520
2 127
1 684
966
161
11 445
-
-
-
-
-
-
-
71. Kota Magelang 72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
-
-
-
2 926
69 450
733
1 485
1 714
1 295
77 604
-
-
-
-
-
-
-
2 357
12 170
1 815
1 725
901
406
19 374
74. Kota Semarang 75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
78
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 5.3 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran, 2014 Perkotaan + Perdesaan
Kabupaten/Kota
Uang Sumbangan Iuran sekolah (SPP) Pembangunan sekolah dan iuran Sekolah lainnya BP3/POMG
(1)
(2)
Buku pelajaran, fotocopy bahan pelajaran
Alat-alat tulis
Uang kursus
Total
(6)
(7)
(8)
(3)
(4)
(5)
01. Kab. Cilacap
4 254
14 803
2 924
2 224
776
400
25 380
02. Kab. Banyumas
3 889
16 505
2 171
2 576
1 267
483
26 891
03. Kab. Purbalingga
1 248
12 280
1 440
1 441
842
1 234
18 485
04. Kab. Banjarnegara
2 063
11 422
1 295
1 576
751
196
17 304
05. Kab. Kebumen
3 648
16 417
3 803
3 095
1 137
125
28 225
2 053
18 220
2 305
2 389
1 343
296
26 606
3 675
14 426
1 862
1 612
1 002
248
22 825
08. Kab. Magelang
1 479
13 432
2 669
1 268
573
272
19 693
09. Kab. Boyolali
4 621
16 624
1 465
1 332
1 439
27 384
10. Kab. Klaten
6 284
21 831
3 012
2 931
1 129
643
35 830
11. Kab. Sukoharjo
6 653
25 239
3 667
1 077
1 536
42 425
10 454
2 571
24 205
14. Kab. Sragen
1 523
15 220
15. Kab. Grobogan
1 239
18. Kab. P a t i
o.
18 535 34 863
1 675
900
142
22 682
1 447
2 010
823
320
12 663
12 208
1 134
1 387
614
823
16 877
11 790
1 688
1 816
793
495
19 131
14 242
2 240
2 062
926
332
23 563
6 210
19 782
3 293
2 042
906
1 124
33 357
1 390
14 323
1 773
1 241
842
457
20 027
1 432
19 303
2 469
2 084
1 181
504
26 974
22. Kab. Semarang
1 694
16 963
1 178
1 528
1 114
468
22 945
23. Kab. Temanggung
2 580
9 613
1 886
1 133
631
456
16 299
24. Kab. Kendal
5 270
19 237
3 763
1 957
944
1 666
32 837
ht
21. Kab. Demak
tp
20. Kab. Jepara
615 1 410
3 760
://
19. Kab. Kudus
1 418 1 142
.b
2 549
ja
17. Kab. Rembang
1 974 2 539
3 222
ng
710
1 867
2 996
6 824
te
16. Kab. Blora
.g
2 207
1 904
4 253
ps
12. Kab. Wonogiri 13. Kab. Karanganyar
id
06. Kab. Purworejo 07. Kab. Wonosobo
25. Kab. Batang
1 539
11 330
640
945
743
1 062
16 259
26. Kab. Pekalongan
2 471
15 044
1 259
1 472
978
221
21 445
901
10 140
881
945
604
102
13 571
28. Kab. Tegal
1 814
9 840
1 689
1 494
785
793
16 415
29. Kab. Brebes
1 108
6 907
3 643
1 798
953
343
14 751
71. Kota Magelang
3 695
29 622
6 165
2 435
1 413
835
44 165
72. Kota Surakarta
7 951
47 461
6 870
4 198
1 861
1 591
69 932
73. Kota Salatiga
9 491
50 313
4 374
4 240
1 821
1 479
71 719
74. Kota Semarang
7 140
44 086
5 684
3 970
1 624
2 159
64 663
27. Kab. Pemalang
75. Kota Pekalongan
1 563
15 529
1 751
1 309
802
495
21 449
76. Kota Tegal Jawa Tengah
2 931 3 086
28 585 16 786
3 647 2 526
1 819 2 071
1 897 1 006
2 023 699
40 902 26 175
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
79
Tabel 6.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014 Perkotaan
100,00
8,88
19,19
71,93
100,00
29,24
62,92
100,00
26,69
61,96
100,00
05. Kab. Kebumen
6,63
33,37
60,00
100,00
06. Kab. Purworejo
13,75
34,40
51,85
100,00
2,44
43,42
54,14
100,00
08. Kab. Magelang
14,50
27,87
57,63
09. Kab. Boyolali
12,51
33,42
54,07
10. Kab. Klaten
13,67
26,90
59,43
.
100,00
g
07. Kab. Wonosobo
100,00 100,00
20,68
31,88
12. Kab. Wonogiri
10,55
25,07
9,21
25,08
9,83
31,63
58,54
100,00
16,73
17,05
66,22
100,00
100,00 100,00
65,71
100,00
t
a
16. Kab. Blora
11,03
30,31
58,66
100,00
17. Kab. Rembang
11,74
/
15. Kab. Grobogan
j
14. Kab. Sragen
47,44
64,38
e
11. Kab. Sukoharjo 13. Kab. Karanganyar
61,76
100,00
27,04
66,54
100,00
/
6,42
:
18. Kab. P a t i
26,50
16,55
25,63
57,82
100,00
20. Kab. Jepara
10,90
26,52
62,58
100,00
21. Kab. Demak
13,70
31,28
55,02
100,00
t
p
19. Kab. Kudus
35,61
60,44
100,00
24,11
59,04
100,00
14,77
28,28
56,95
100,00
25. Kab. Batang
9,01
25,67
65,32
100,00
26. Kab. Pekalongan
7,65
29,84
62,51
100,00
24. Kab. Kendal
27. Kab. Pemalang
t
3,95
16,85
23. Kab. Temanggung
h
22. Kab. Semarang
9,85
13,82
76,33
100,00
28. Kab. Tegal
11,14
22,59
66,27
100,00
29. Kab. Brebes
10,07
15,51
74,42
100,00
71. Kota Magelang
13,59
30,19
56,22
100,00
72. Kota Surakarta
10,96
32,42
56,62
100,00
73. Kota Salatiga
10,88
23,09
66,03
100,00
74. Kota Semarang
9,06
30,08
60,86
100,00
75. Kota Pekalongan
8,22
33,22
58,56
100,00
76. Kota Tegal
12,63
26,80
60,57
100,00
Jawa Tengah
11,12
26,31
62,57
100,00
80
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
. o
p
7,84 11,35
04. Kab. Banjarnegara
g
70,37
n
03. Kab. Purbalingga
17,53
b
02. Kab. Banyumas
(5)
12,10
.
(1) 01. Kab. Cilacap
Total
s
Kabupaten/Kota
Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah Pernah Sedang Tidak Pernah Mengikuti Mengikuti Mengikuti (2) (3) (4)
Tabel 6.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014 Perdesaan Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah Pernah Sedang Tidak Pernah Mengikuti Mengikuti Mengikuti (2) (3) (4)
Kabupaten/Kota (1) 01. Kab. Cilacap
Total (5)
6,69
11,77
81,54
100,00
02. Kab. Banyumas
12,18
16,64
71,18
100,00
03. Kab. Purbalingga
10,06
18,33
71,61
100,00
9,53
19,90
70,57
100,00
05. Kab. Kebumen
13,20
21,73
65,07
100,00
06. Kab. Purworejo
04. Kab. Banjarnegara
12,93
22,07
65,00
100,00
07. Kab. Wonosobo
8,31
29,34
62,35
100,00
08. Kab. Magelang
9,99
29,51
60,50
100,00
16,50
21,18
62,32
100,00
8,19
39,04
52,77
100,00
29,40
9,70
13,07
13. Kab. Karanganyar
9,82 10,05
15. Kab. Grobogan
12,62
16. Kab. Blora
13,42
100,00 100,00
24,86
65,32
100,00
20,87
69,08
100,00
21,32
66,06
100,00
19,06
67,52
100,00
ps
14. Kab. Sragen
59,58 77,23
o.
11,02
12. Kab. Wonogiri
.b
11. Kab. Sukoharjo
id
10. Kab. Klaten
.g
09. Kab. Boyolali
9,02
34,00
56,98
100,00
18. Kab. P a t i
6,35
21,09
72,56
100,00
10,80
27,33
61,87
100,00
ng
17. Kab. Rembang
te
19. Kab. Kudus
11,17
22,09
66,74
100,00
13,02
24,42
62,56
100,00
ja
20. Kab. Jepara
12,76
21,62
65,62
100,00
23. Kab. Temanggung
10,12
25,57
64,31
100,00
24. Kab. Kendal
14,36
17,80
67,84
100,00
25. Kab. Batang
7,41
27,38
65,21
100,00
26. Kab. Pekalongan
9,79
24,15
66,06
100,00
27. Kab. Pemalang
5,00
10,94
84,06
100,00
28. Kab. Tegal
9,03
12,12
78,85
100,00
29. Kab. Brebes
7,67
12,32
80,01
100,00
-
-
-
-
ht
tp
22. Kab. Semarang
://
21. Kab. Demak
71. Kota Magelang 72. Kota Surakarta
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
74. Kota Semarang
0,29
46,79
52,92
100,00
75. Kota Pekalongan
-
-
-
-
76. Kota Tegal
-
-
-
-
10,26
20,78
68,96
100,00
Jawa Tengah
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
81
Tabel 6.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014 Perkotaan + Perdesaan Kabupaten/Kota (1)
Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah Pernah Sedang Tidak Pernah Mengikuti Mengikuti Mengikuti (2) (3) (4)
01. Kab. Cilacap 02. Kab. Banyumas
Total (5)
8,63
13,83
77,54
100,00
10,48
17,95
71,57
100,00
03. Kab. Purbalingga
9,40
21,57
69,03
100,00
04. Kab. Banjarnegara
9,99
21,62
68,39
100,00
05. Kab. Kebumen
11,45
24,83
63,72
100,00
06. Kab. Purworejo
13,18
25,77
61,05
100,00
6,95
32,58
60,47
100,00
08. Kab. Magelang
11,23
29,05
59,72
100,00
09. Kab. Boyolali
15,24
25,06
59,70
100,00
10. Kab. Klaten
11,98
30,66
57,36
100,00
11. Kab. Sukoharjo
15,49
13. Kab. Karanganyar
9,51
24,97 24,31
13,28
20,64
16. Kab. Blora
12,88
21,63
6,37
19. Kab. Kudus
15,21 11,01
21. Kab. Demak
13,27
25. Kab. Batang
65,52
100,00
65,71
100,00
66,08
100,00
65,49
100,00
58,17
100,00
23,08
70,55
100,00
26,03
58,76
100,00
24,68
64,31
100,00
26,98
59,75
100,00
://
24. Kab. Kendal
100,00 100,00
27,21
63,55
100,00
11,80
25,21
62,99
100,00
14,57
23,09
62,34
100,00
9,24
tp
23. Kab. Temanggung
ht
22. Kab. Semarang
32,14
ja
20. Kab. Jepara
.b
9,69
18. Kab. P a t i
ng
17. Kab. Rembang
ps
9,98
15. Kab. Grobogan
te
14. Kab. Sragen
50,29
74,64
id
31,30
9,87
o.
18,41
12. Kab. Wonogiri
.g
07. Kab. Wonosobo
8,08
26,66
65,26
100,00
26. Kab. Pekalongan
8,72
26,98
64,30
100,00
27. Kab. Pemalang
7,44
12,38
80,18
100,00
10,26
18,25
71,49
100,00
8,72
13,72
77,56
100,00
13,59
30,19
56,22
100,00
28. Kab. Tegal 29. Kab. Brebes 71. Kota Magelang 72. Kota Surakarta
10,96
32,42
56,62
100,00
73. Kota Salatiga
10,88
23,09
66,03
100,00
74. Kota Semarang
8,80
30,56
60,64
100,00
75. Kota Pekalongan
8,22
33,22
58,56
100,00
76. Kota Tegal
12,63
26,80
60,57
100,00
Jawa Tengah
10,65
23,30
66,05
100,00
82
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 7.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 Perkotaan 0-2 (2)
Kelompok Umur (Tahun) 3-4 5-6 0-6 (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap
0,00
6,97
22,66
29,63
55,22
02. Kab. Banyumas
0,00
4,99
23,08
28,06
54,12
03. Kab. Purbalingga
0,00
11,63
25,45
37,08
65,26
04. Kab. Banjarnegara
1,03
11,24
25,77
38,04
68,48
05. Kab. Kebumen
1,99
15,12
22,89
40,00
62,22
Kabupaten/Kota (1)
3-6 (6)
06. Kab. Purworejo
5,32
13,89
28,95
48,16
77,88
07. Kab. Wonosobo
1,76
20,07
24,03
45,86
80,53
08. Kab. Magelang
0,87
11,56
29,93
42,37
69,14
09. Kab. Boyolali
2,08
13,46
30,39
45,93
67,07
0,51
16,31
23,75
40,57
64,92
11. Kab. Sukoharjo
1,16
14,05
37,35
52,56
74,93
12. Kab. Wonogiri
0,00
4,38
31,23
35,61
61,05
13. Kab. Karanganyar
0,73
12,05
21,50
34,29
61,29
14. Kab. Sragen
0,92
18,48
22,06
41,46
71,91
15. Kab. Grobogan
0,00
9,20
24,58
33,78
57,49
16. Kab. Blora
0,00
15,90
25,45
41,34
68,21
17. Kab. Rembang
0,00
17,02
38,24
87,83
18. Kab. P a t i
0,00
6,27
27,20
33,47
62,48
19. Kab. Kudus
2,75
15,60
23,83
42,18
73,27
0,43
12,29
24,70
37,42
69,57
20,29
24,06
44,97
75,13
0,62 1,44
11,25
26,88
39,57
66,60
23. Kab. Temanggung
0,00
13,03
27,94
40,96
60,06
24. Kab. Kendal
4,09
15,30
23,66
43,04
69,38
0,77
10,82
23,09
34,68
54,82
26. Kab. Pekalongan
1,61
15,88
20,00
37,49
64,30
27. Kab. Pemalang
0,87
9,27
13,53
23,67
42,30
28. Kab. Tegal
1,40
11,19
21,13
33,72
53,40
29. Kab. Brebes
0,70
6,59
18,29
25,58
44,00
71. Kota Magelang
0,84
16,56
26,38
43,78
70,81
72. Kota Surakarta
3,42
11,54
28,43
43,39
69,24
73. Kota Salatiga
0,00
12,82
21,15
33,97
65,49
74. Kota Semarang
2,09
11,98
25,06
39,13
68,90
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
1,33 0,44
16,82 12,41
23,29 26,59
41,44 39,43
66,84 65,68
Jawa Tengah
1,20
12,14
24,09
37,43
63,53
ht
tp
22. Kab. Semarang
://
21. Kab. Demak
o.
.g
ps .b
21,22
ng
te ja
20. Kab. Jepara
id
10. Kab. Klaten
25. Kab. Batang
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
83
Tabel 7.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
0-2 (2)
01. Kab. Cilacap
0,72
4,04
13,69
18,45
31,40
02. Kab. Banyumas
0,00
6,57
22,25
28,82
44,05
03. Kab. Purbalingga
0,42
4,54
23,43
28,39
47,48
04. Kab. Banjarnegara
0,00
5,63
23,81
29,43
52,61
05. Kab. Kebumen
0,84
8,65
25,45
34,93
52,56
06. Kab. Purworejo
1,02
10,51
23,47
34,99
55,93
07. Kab. Wonosobo
0,98
12,74
23,93
37,64
59,20
08. Kab. Magelang
0,00
12,20
27,29
39,49
66,68
09. Kab. Boyolali
0,39
12,83
24,47
37,68
61,59
10. Kab. Klaten
0,00
15,75
31,48
47,22
72,45
11. Kab. Sukoharjo
3,92
8,95
27,55
40,43
61,34
12. Kab. Wonogiri
0,00
3,70
19,07
22,76
38,86
13. Kab. Karanganyar
0,00
11,68
23,00
34,68
62,16
14. Kab. Sragen
0,34
10,44
20,13
30,91
51,91
15. Kab. Grobogan
0,27
8,23
25,44
33,94
57,57
16. Kab. Blora
1,18
11,99
19,31
32,49
56,82
17. Kab. Rembang
1,67
20,74
20,61
43,02
75,72
18. Kab. P a t i
0,00
10,66
16,78
27,44
57,31
19. Kab. Kudus
0,00
ng
Perdesaan Kelompok Umur (Tahun) 3-4 5-6 0-6 (3) (4) (5)
17,55
20,58
38,13
64,54
20. Kab. Jepara
0,62
11,11
21,53
33,26
60,90
21. Kab. Demak
0,32
10,34
26,78
37,44
64,10
12,85
21,17
34,38
64,99
0,00
10,48
25,21
35,69
62,49
0,00
13,83
18,33
32,15
58,73
1,80
11,20
21,80
34,79
66,62
26. Kab. Pekalongan
1,23
8,07
24,64
33,94
59,42
27. Kab. Pemalang
0,51
5,98
9,45
15,94
26,39
28. Kab. Tegal
2,69
7,32
11,14
21,15
31,56
29. Kab. Brebes
1,12
5,07
13,80
19,99
34,89
71. Kota Magelang
-
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
-
13,22
3,83
30,03
47,08
100,00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,65
9,28
21,11
31,04
52,83
23. Kab. Temanggung 24. Kab. Kendal 25. Kab. Batang
74. Kota Semarang 75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
84
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
3-6 (6)
id
o.
.g ps
.b
te
ja
://
22. Kab. Semarang
0,36
tp
(1)
ht
Kabupaten/Kota
Tabel 7.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Kabupaten/Kota
Perkotaan + Perdesaan Kelompok Umur (Tahun) 3-4 5-6 0-6 3-6 (3) (4) (5) (6)
0-2 (2) 0,46
5,09
16,90
22,46
39,66
02. Kab. Banyumas
0,00
5,76
22,67
28,43
48,65
03. Kab. Purbalingga
0,29
6,65
24,03
30,97
52,62
04. Kab. Banjarnegara
0,26
7,04
24,30
31,61
56,51
05. Kab. Kebumen
1,15
10,37
24,77
36,29
55,03
06. Kab. Purworejo
2,31
11,52
25,11
38,95
62,07
07. Kab. Wonosobo
1,16
14,43
23,95
39,54
63,67
08. Kab. Magelang
0,24
12,03
28,02
40,28
67,37
09. Kab. Boyolali
0,92
13,03
26,35
40,30
63,42
10. Kab. Klaten
0,35
16,13
26,15
42,63
67,34
11. Kab. Sukoharjo
1,81
12,85
35,04
49,70
72,06
12. Kab. Wonogiri
0,00
3,84
21,53
25,36
43,34
13. Kab. Karanganyar
0,37
11,87
22,25
61,72
14. Kab. Sragen
13,02
o.
34,48
0,53
20,75
34,29
58,13
15. Kab. Grobogan
0,23
8,39
25,30
33,92
57,55
16. Kab. Blora
0,91
12,88
20,71
34,51
59,61
17. Kab. Rembang
1,26
20,86
19,72
41,83
78,24
18. Kab. P a t i
0,00
9,19
20,26
29,45
59,17
19. Kab. Kudus
2,11
16,06
23,07
41,24
71,08
0,51
11,80
23,39
35,69
65,95
.g
ps
ng
te ja
20. Kab. Jepara
id
01. Kab. Cilacap
.b
(1)
14,05
25,76
40,25
68,27
0,79
12,21
23,45
36,45
65,67
23. Kab. Temanggung
0,00
11,11
25,89
37,01
61,80
24. Kab. Kendal
2,06
14,57
21,02
37,66
64,18
25. Kab. Batang
1,37
11,04
22,34
34,74
61,04
26. Kab. Pekalongan
1,42
11,96
22,33
35,71
61,87
27. Kab. Pemalang
0,69
7,63
11,50
19,82
34,05
28. Kab. Tegal
1,93
9,59
16,99
28,51
44,53
29. Kab. Brebes
0,93
5,74
15,77
22,44
38,98
71. Kota Magelang
0,84
16,56
26,38
43,78
70,81
72. Kota Surakarta
3,42
11,54
28,43
43,39
69,24
73. Kota Salatiga
0,00
12,82
21,15
33,97
65,49
74. Kota Semarang
2,42
11,74
25,21
39,37
69,48
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
1,33
16,82
23,29
41,44
66,84
0,44
12,41
26,59
39,43
65,68
Jawa Tengah
0,90
10,58
22,47
33,95
57,69
0,43
ht
tp
22. Kab. Semarang
://
21. Kab. Demak
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
85
Tabel 8.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 Laki-laki Kabupaten/Kota
0-2 (2)
3-6 (6)
0,00
6,51
18,23
24,74
44,02
02. Kab. Banyumas
0,00
3,27
20,70
23,96
39,88
03. Kab. Purbalingga
0,00
7,29
25,99
33,28
55,86
04. Kab. Banjarnegara
0,51
7,17
20,79
28,47
48,65
05. Kab. Kebumen
0,61
10,52
20,69
31,83
48,94
06. Kab. Purworejo
3,23
12,19
26,08
41,49
60,31
07. Kab. Wonosobo
0,00
11,59
21,06
32,65
54,83
08. Kab. Magelang
0,47
9,47
29,92
39,86
67,15
09. Kab. Boyolali
0,64
14,67
26,69
42,00
65,32
10. Kab. Klaten
0,68
17,45
23,67
41,80
63,85
11. Kab. Sukoharjo
1,10
17,77
35,54
54,41
71,97
12. Kab. Wonogiri
0,00
4,37
27,08
31,45
51,08
13. Kab. Karanganyar
0,71
11,90
17,79
30,40
61,73
14. Kab. Sragen
0,53
8,58
23,94
33,06
58,25
15. Kab. Grobogan
0,00
7,48
23,73
31,21
56,72
16. Kab. Blora
0,77
13,67
20,61
35,05
56,59
17. Kab. Rembang
0,00
23,15
19,17
42,32
77,70
18. Kab. P a t i
0,00
8,92
18,75
27,67
58,18
19. Kab. Kudus
1,91
13,63
22,09
37,63
73,70
20. Kab. Jepara
0,92
9,64
23,08
33,64
61,26
21. Kab. Demak
0,45
13,01
27,55
41,01
68,69
22. Kab. Semarang
0,00
12,38
30,88
43,26
69,37
0,00
5,90
28,76
34,66
57,71
2,85
12,89
21,32
37,06
62,74
0,00
10,93
22,82
33,76
60,59
26. Kab. Pekalongan
2,10
9,48
18,57
30,14
53,97
27. Kab. Pemalang
0,52
5,50
10,00
16,02
29,24
28. Kab. Tegal
1,01
10,28
14,65
25,94
43,43
29. Kab. Brebes
1,74
6,58
15,27
23,58
37,67
71. Kota Magelang
0,00
15,85
24,66
40,51
65,07
72. Kota Surakarta
1,87
12,93
30,76
45,56
70,80
73. Kota Salatiga
0,00
16,04
20,08
36,12
65,71
74. Kota Semarang
1,45
13,10
20,95
35,50
63,01
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
0,00
17,01
23,62
40,63
69,49
0,00
12,61
23,72
36,33
66,33
Jawa Tengah
0,71
10,18
22,04
32,94
55,96
25. Kab. Batang
86
o.
.g
ps
.b
ng
te
ja
tp
24. Kab. Kendal
ht
23. Kab. Temanggung
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
id
01. Kab. Cilacap
://
(1)
Kelompok Umur (Tahun) 3-4 5-6 0-6 (3) (4) (5)
Tabel 8.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 Perempuan Kabupaten/Kota
Kelompok Umur (Tahun) 3-4 5-6 0-6 (3) (4) (5)
0-2 (2) 0,96
3,58
15,49
20,03
34,88
02. Kab. Banyumas
0,00
8,67
24,99
33,65
59,54
03. Kab. Purbalingga
0,59
6,00
22,06
28,64
49,22
04. Kab. Banjarnegara
0,00
6,91
27,90
34,82
65,19
05. Kab. Kebumen
1,70
10,22
28,94
40,86
61,27
06. Kab. Purworejo
1,42
10,87
24,17
36,46
64,06
07. Kab. Wonosobo
2,23
17,06
26,63
45,93
71,67
08. Kab. Magelang
0,00
14,70
26,03
40,73
67,58
09. Kab. Boyolali
1,27
11,08
25,94
38,28
61,06
10. Kab. Klaten
0,00
14,75
28,76
43,50
71,24
11. Kab. Sukoharjo
2,47
8,35
34,59
45,40
72,16
12. Kab. Wonogiri
0,00
3,30
15,94
19,24
34,69
13. Kab. Karanganyar
0,00
11,83
27,11
38,94
61,72
14. Kab. Sragen
0,52
18,44
16,84
35,80
58,00
15. Kab. Grobogan
0,44
9,20
26,71
36,35
58,23
16. Kab. Blora
1,08
11,95
20,83
33,87
63,82
17. Kab. Rembang
2,58
18,45
20,30
41,33
78,88
18. Kab. P a t i
0,00
9,46
21,82
31,28
60,10
19. Kab. Kudus
2,32
18,70
24,14
45,17
68,85
0,00
14,43
23,76
38,19
71,68
.g
ps
.b
ng
te ja
20. Kab. Jepara
0,42
id
01. Kab. Cilacap
o.
(1)
3-6 (6)
15,18
23,82
39,42
67,80
1,65
12,02
15,36
29,04
60,16
23. Kab. Temanggung
0,00
16,94
22,68
39,62
66,41
24. Kab. Kendal
1,36
16,07
20,75
38,19
65,43
25. Kab. Batang
2,83
11,15
21,82
35,80
61,56
26. Kab. Pekalongan
0,74
14,47
26,13
41,34
68,92
27. Kab. Pemalang
0,86
9,68
12,93
23,46
38,17
28. Kab. Tegal
2,89
8,88
19,41
31,18
45,59
29. Kab. Brebes
0,00
4,76
16,34
21,11
40,67
71. Kota Magelang
1,85
17,40
28,44
47,69
78,07
72. Kota Surakarta
5,01
10,11
26,04
41,17
67,40
73. Kota Salatiga
0,00
9,05
22,41
31,45
65,20
74. Kota Semarang
3,31
10,49
29,13
42,93
75,62
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
2,83
16,61
22,92
42,35
64,02
0,91
12,18
29,71
42,80
65,08
Jawa Tengah
1,09
11,00
22,93
35,02
59,52
ht
tp
22. Kab. Semarang
://
21. Kab. Demak
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
87
Tabel 8.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Kabupaten/Kota
0-2 (2) 0,46
5,09
16,90
22,46
39,66
02. Kab. Banyumas
0,00
5,76
22,67
28,43
48,65
03. Kab. Purbalingga
0,29
6,65
24,03
30,97
52,62
04. Kab. Banjarnegara
0,26
7,04
24,30
31,61
56,51
05. Kab. Kebumen
1,15
10,37
24,77
36,29
55,03
06. Kab. Purworejo
2,31
11,52
25,11
38,95
62,07
07. Kab. Wonosobo
1,16
14,43
23,95
39,54
63,67
08. Kab. Magelang
0,24
12,03
28,02
40,28
67,37
09. Kab. Boyolali
0,92
13,03
26,35
40,30
63,42
10. Kab. Klaten
0,35
16,13
26,15
42,63
67,34
11. Kab. Sukoharjo
1,81
12,85
35,04
49,70
72,06
12. Kab. Wonogiri
0,00
3,84
21,53
25,36
43,34
13. Kab. Karanganyar
0,37
11,87
22,25
34,48
61,72
14. Kab. Sragen
0,53
13,02
20,75
34,29
58,13
15. Kab. Grobogan
0,23
8,39
25,30
33,92
57,55
16. Kab. Blora
0,91
12,88
20,71
34,51
59,61
17. Kab. Rembang
1,26
20,86
19,72
41,83
78,24
18. Kab. P a t i
0,00
9,19
20,26
29,45
59,17
19. Kab. Kudus
2,11
16,06
23,07
41,24
71,08
20. Kab. Jepara
0,51
11,80
23,39
35,69
65,95
21. Kab. Demak
0,43
14,05
25,76
40,25
68,27
22. Kab. Semarang
0,79
12,21
23,45
36,45
65,67
0,00
11,11
25,89
37,01
61,80
2,06
14,57
21,02
37,66
64,18
1,37
11,04
22,34
34,74
61,04
26. Kab. Pekalongan
1,42
11,96
22,33
35,71
61,87
27. Kab. Pemalang
0,69
7,63
11,50
19,82
34,05
28. Kab. Tegal
1,93
9,59
16,99
28,51
44,53
29. Kab. Brebes
0,93
5,74
15,77
22,44
38,98
71. Kota Magelang
0,84
16,56
26,38
43,78
70,81
72. Kota Surakarta
3,42
11,54
28,43
43,39
69,24
73. Kota Salatiga
0,00
12,82
21,15
33,97
65,49
74. Kota Semarang
2,42
11,74
25,21
39,37
69,48
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
1,33
16,82
23,29
41,44
66,84
0,44
12,41
26,59
39,43
65,68
Jawa Tengah
0,90
10,58
22,47
33,95
57,69
25. Kab. Batang
88
o.
.g
ps
.b
te
ja
://
tp
24. Kab. Kendal
ht
23. Kab. Temanggung
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
id
01. Kab. Cilacap
ng
(1)
Laki-laki + Perempuan Kelompok Umur (Tahun) 3-4 5-6 0-6 3-6 (3) (4) (5) (6)
Tabel 9.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014 Perkotaan Jenis pendidikan Pra Sekolah Pos Taman Kelompok PAUD/PAUD Penitipan TK/RA/BA Bermain Terintegrasi Anak Posyandu (2) (3) (4) (5)
Kabupaten/Kota
(1) 01. Kab. Cilacap
73,12
1,90
1,44
15,24
PAUD Sejenis Lainnya (6) 8,30
Total
(7) 100,00
02. Kab. Banyumas
81,95
0,00
0,00
10,52
7,53
100,00
03. Kab. Purbalingga
74,52
0,00
0,00
14,86
10,62
100,00
04. Kab. Banjarnegara
69,28
0,00
0,00
17,02
13,70
100,00
05. Kab. Kebumen
61,54
5,68
0,00
17,43
15,35
100,00
06. Kab. Purworejo
70,58
3,37
2,79
10,50
12,76
100,00
65,37
0,00
0,00
26,67
7,96
100,00
08. Kab. Magelang
77,63
3,36
0,00
16,84
2,17
100,00
09. Kab. Boyolali
79,58
0,00
2,15
8,66
9,61
100,00
10. Kab. Klaten
75,64
0,00
0,00
11. Kab. Sukoharjo
81,27
2,00
12. Kab. Wonogiri
77,32
0,00
id
07. Kab. Wonosobo
18,13
100,00
7,87
7,71
100,00
0,00
3,49
19,19
100,00
73,91
6,17
0,00
11,33
8,59
100,00
14. Kab. Sragen
75,05
1,18
2,22
1,47
20,08
100,00
15. Kab. Grobogan
88,07
0,00
4,35
7,58
100,00
18. Kab. P a t i 19. Kab. Kudus
0,00
0,00
14,61
16,73
100,00
0,00
0,00
19,92
7,96
100,00
96,36
0,65
0,00
2,99
0,00
100,00
5,09
1,94
9,07
7,57
100,00
69,91
0,00
0,00
12,92
17,17
100,00
://
76,33
20. Kab. Jepara
77,93
2,76
0,00
7,31
12,00
100,00
80,53
1,27
0,00
7,39
10,81
100,00
23. Kab. Temanggung
87,90
0,00
0,00
2,34
9,76
100,00
24. Kab. Kendal
71,46
0,00
0,00
13,02
15,52
100,00
25. Kab. Batang
79,55
0,00
0,00
8,57
11,88
100,00
26. Kab. Pekalongan
70,44
2,36
2,81
10,29
14,10
100,00
27. Kab. Pemalang
66,03
3,68
0,00
20,61
9,68
100,00
28. Kab. Tegal
67,61
0,91
1,24
13,76
16,48
100,00
ht
22. Kab. Semarang
tp
21. Kab. Demak
ng
72,12
te
68,66
17. Kab. Rembang
0,00
ja
16. Kab. Blora
ps
13. Kab. Karanganyar
.b
.g
o.
6,23
1,15
29. Kab. Brebes
80,16
2,73
0,00
3,29
13,82
100,00
71. Kota Magelang
64,00
3,86
0,00
20,79
11,35
100,00
72. Kota Surakarta
78,15
4,48
2,36
7,35
7,66
100,00
73. Kota Salatiga
66,87
5,34
0,00
12,75
15,04
100,00
74. Kota Semarang
70,54
2,36
0,31
20,31
6,48
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
79,63 66,83
2,33 0,86
0,46 0,00
7,29 17,93
10,29 14,38
100,00 100,00
Jawa Tengah
74,71
1,87
0,62
11,76
11,04
100,00
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
89
Tabel 9.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014 Perdesaan
Kabupaten/Kota
(1)
69,99
0,00
0,00
PAUD Sejenis Lainnya
22,99
Total
(6)
(7)
7,02
100,00
65,69
0,00
0,00
17,00
17,31
100,00
03. Kab. Purbalingga
70,84
0,00
0,00
11,09
18,07
100,00
04. Kab. Banjarnegara
69,61
0,00
0,00
20,99
9,40
100,00
05. Kab. Kebumen
54,99
1,17
0,29
36,13
7,42
100,00
06. Kab. Purworejo
67,26
1,97
0,00
19,41
11,36
100,00
07. Kab. Wonosobo
67,68
0,95
0,00
17,72
13,65
100,00
08. Kab. Magelang
81,18
3,16
0,00
3,80
11,86
100,00
09. Kab. Boyolali
82,07
0,00
1,03
1,09
15,81
100,00
10. Kab. Klaten
82,68
0,00
0,00
14,61
11. Kab. Sukoharjo
50,50
0,00
19,41
12. Kab. Wonogiri
69,71
0,00
0,00
2,48
15. Kab. Grobogan
82,11
0,00
0,00
100,00
4,16
26,13
100,00
o.
100,00
25,01
.g
0,00
72,66
2,71
5,08
4,78
25,91
100,00
0,00
16,36
8,50
100,00
.b
69,31
14. Kab. Sragen
8,34
7,95
100,00
1,60
64,76
0,00
0,00
11,38
23,86
100,00
17. Kab. Rembang
61,64
0,00
0,00
21,42
16,94
100,00
18. Kab. P a t i
70,32
4,28
4,28
11,70
9,42
100,00
19. Kab. Kudus
73,96
0,00
13,81
12,23
100,00
20. Kab. Jepara
75,88
1,85
16,93
5,34
100,00
21. Kab. Demak
ja
te
16. Kab. Blora
tp
ng
13. Kab. Karanganyar
id
02. Kab. Banyumas
ps
01. Kab. Cilacap
Jenis pendidikan Pra Sekolah Pos Taman Kelompok PAUD/PAUD Penitipan TK/RA/BA Bermain Terintegrasi Anak Posyandu (2) (3) (4) (5)
://
0,00
80,90
0,00
0,00
4,65
14,45
100,00
ht
0,00
82,46
0,00
0,00
6,26
11,28
100,00
89,85
1,19
0,00
3,09
5,87
100,00
24. Kab. Kendal
54,64
2,38
0,00
19,25
23,73
100,00
25. Kab. Batang
67,49
0,00
1,58
23,43
7,50
100,00
26. Kab. Pekalongan
80,27
0,00
0,00
5,15
14,58
100,00
27. Kab. Pemalang
56,50
0,00
4,64
29,82
9,04
100,00
28. Kab. Tegal
68,27
16,41
0,00
3,35
11,97
100,00
29. Kab. Brebes
54,57
22. Kab. Semarang 23. Kab. Temanggung
0,00
0,00
12,72
32,71
100,00
71. Kota Magelang
-
-
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga 74. Kota Semarang
63,79
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
90
0,63
71,47
0,00
1,09
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
35,58
0,78
0,00
13,29
100,00
13,37
100,00
Tabel 9.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014 Perkotaan + Perdesaan
Kabupaten/Kota
PAUD Sejenis Lainnya (6)
Total
(7)
71,47
0,90
0,68
19,33
7,62
100,00
02. Kab. Banyumas
73,95
0,00
0,00
13,71
12,34
100,00
03. Kab. Purbalingga
72,15
0,00
0,00
12,43
15,42
100,00
04. Kab. Banjarnegara
69,51
0,00
0,00
19,79
10,70
100,00
05. Kab. Kebumen
56,92
2,50
0,21
30,63
9,74
100,00
06. Kab. Purworejo
68,49
2,49
1,03
16,10
11,89
100,00
07. Kab. Wonosobo
67,06
0,70
0,00
20,11
12,13
100,00
08. Kab. Magelang
80,15
3,22
0,00
7,58
9,05
100,00
09. Kab. Boyolali
81,17
0,00
1,44
3,83
13,56
100,00
10. Kab. Klaten
78,05
0,00
0,00
9,10
12,85
100,00
11. Kab. Sukoharjo
75,37
1,62
4,65
7,33
11,03
100,00
12. Kab. Wonogiri
71,87
0,00
0,00
24,16
100,00
.g
id
01. Kab. Cilacap
o.
(1)
Jenis pendidikan Pra Sekolah Pos Taman Kelompok PAUD/PAUD Penitipan TK/RA/BA Bermain Terintegrasi Anak Posyandu (2) (3) (4) (5)
3,97
0,00
8,05
17,26
100,00
0,86
10,59
13,00
100,00
0,00
1,35
7,70
7,88
100,00
71,61
3,08
14. Kab. Sragen
73,58
1,97
15. Kab. Grobogan
83,07 65,83
0,00
12,26
21,91
100,00
64,02
ng
0,00
17. Kab. Rembang
0,00
0,00
21,08
14,90
100,00
18. Kab. P a t i
80,22
2,90
2,65
8,39
5,84
100,00
19. Kab. Kudus
3,99
1,52
10,09
8,58
100,00
72,22
0,00
0,72
14,47
12,59
100,00
te
16. Kab. Blora
ja
.b
ps
13. Kab. Karanganyar
://
75,82
20. Kab. Jepara
79,66
1,15
0,00
5,76
13,43
100,00
81,62
0,55
0,00
6,75
11,08
100,00
23. Kab. Temanggung
89,31
0,87
0,00
2,88
6,94
100,00
24. Kab. Kendal
64,36
1,01
0,00
15,65
18,98
100,00
25. Kab. Batang
72,51
0,00
0,92
17,23
9,34
100,00
26. Kab. Pekalongan
75,13
1,24
1,47
7,84
14,32
100,00
ht
22. Kab. Semarang
tp
21. Kab. Demak
27. Kab. Pemalang
62,21
2,21
1,86
24,30
9,42
100,00
28. Kab. Tegal
67,81
5,68
0,86
10,56
15,09
100,00
29. Kab. Brebes
67,35
1,36
0,00
8,01
23,28
100,00
71. Kota Magelang
64,00
3,86
0,00
20,79
11,35
100,00
72. Kota Surakarta
78,15
4,48
2,36
7,35
7,66
100,00
73. Kota Salatiga
66,87
5,34
0,00
12,75
15,04
100,00
74. Kota Semarang
70,30
2,30
0,30
20,84
6,26
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
79,63 66,83
2,33 0,86
0,46 0,00
7,29 17,93
10,29 14,38
100,00 100,00
Jawa Tengah
73,10
1,48
0,70
12,52
12,20
100,00
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
91
Tabel 10 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2014 0 - 6 Tahun Perempuan (3)
Laki-laki (5)
Perempuan (6)
01. Kab. Cilacap
15,50
12,05
13,83
27,58
20,30
24,10
02. Kab. Banyumas
16,68
19,43
17,95
27,76
34,37
30,71
03. Kab. Purbalingga 04. Kab. Banjarnegara
24,42
18,70
21,57
40,98
31,78
36,50
18,73
24,58
21,62
31,69
46,01
38,50
05. Kab. Kebumen
21,97
27,77
24,83
33,49
41,64
37,52
06. Kab. Purworejo
30,79
20,86
25,77
43,44
35,55
39,75
07. Kab. Wonosobo
28,07
36,77
32,58
47,14
57,45
52,55
08. Kab. Magelang
31,52
26,49
29,05
52,94
43,95
48,47
09. Kab. Boyolali
27,63
22,01
25,06
42,63
34,22
38,88
10. Kab. Klaten
29,63
31,74
30,66
46,00
51,98
48,83
11. Kab. Sukoharjo
35,41
27,53
31,30
46,33
43,30
44,91
12. Kab. Wonogiri
19,06
11,91
15,49
30,95
21,48
26,47
13. Kab. Karanganyar
26,41
23,40
24,97
53,43
37,09
44,51
14. Kab. Sragen
25,54
22,81
24,31
15. Kab. Grobogan
19,13
22,00
20,64
16. Kab. Blora
22,74
20,33
21,63
17. Kab. Rembang
33,21
31,02
32,14
18. Kab. P a t i
23,04
23,13
19. Kab. Kudus
22,25
30,14
20. Kab. Jepara
26,03
23,04
21. Kab. Demak
28,08
Jumlah (4)
Jumlah (7)
37,50
41,86
34,95
34,86
36,27
37,46
36,76
60,98
57,89
59,55
23,08
48,44
44,44
46,37
26,03
43,79
44,71
44,29
24,68
47,01
43,24
45,31
25,77
26,98
47,56
44,07
45,91
23,57
27,21
48,99
48,14
48,65
27,75
25,21
38,17
46,52
42,10
ng
.b
ps
.g
45,75
34,75
te
(1)
id
Laki-laki (2)
3 - 6 Tahun
o.
Kabupaten/Kota
30,55
23. Kab. Temanggung
22,93
24. Kab. Kendal
22,49
23,63
23,09
39,73
41,02
40,42
26. Kab. Pekalongan 27. Kab. Pemalang
://
tp
25,82
27,58
26,66
46,33
46,20
46,27
23,37
30,64
26,98
40,94
50,76
46,13
ht
25. Kab. Batang
ja
22. Kab. Semarang
9,86
14,80
12,38
18,61
23,54
21,27
28. Kab. Tegal
18,63
17,85
18,25
31,62
27,77
29,66
29. Kab. Brebes
15,19
12,01
13,72
25,22
23,14
24,31
71. Kota Magelang
31,14
29,06
30,19
50,02
46,35
48,40
72. Kota Surakarta
29,56
35,35
32,42
46,48
56,55
51,11
73. Kota Salatiga
25,44
20,34
23,09
46,28
42,17
44,52
74. Kota Semarang
29,31
31,72
30,56
52,74
54,91
53,85
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
32,11 25,33
34,46 28,40
33,22 26,80
54,92 46,25
51,24 42,71
53,14 44,40
Jawa Tengah
23,36
23,24
23,30
39,81
39,22
39,53
92
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 11.1.1 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perkotaan Laki-laki Partisipasi Sekolah Tidak/Belum Pernah Bersekolah (2)
Kabupaten/Kota (1)
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Total
(3)
(4)
(5)
5,05
24,72
70,23
100,00
02. Kab. Banyumas
5,22
24,17
70,61
100,00
03. Kab. Purbalingga
3,58
24,95
71,47
100,00
04. Kab. Banjarnegara
6,10
23,21
70,69
100,00
05. Kab. Kebumen
2,93
27,89
69,18
100,00
06. Kab. Purworejo
3,78
27,67
68,55
100,00
07. Kab. Wonosobo
3,62
25,67
70,71
100,00
08. Kab. Magelang
4,49
22,56
72,95
100,00
09. Kab. Boyolali
5,55
22,15
72,30
100,00
10. Kab. Klaten
5,36
23,35
11. Kab. Sukoharjo
5,82
26,08
12. Kab. Wonogiri
6,77
13. Kab. Karanganyar
4,98
100,00
68,10
100,00
22,97
70,26
100,00
25,34
69,68
100,00
23,09
ps
.g
o.
71,29
66,05
100,00
26,98
69,72
100,00
24,27
66,93
100,00
.b
10,86
14. Kab. Sragen
id
01. Kab. Cilacap
16. Kab. Blora
8,80
17. Kab. Rembang
2,07
25,57
72,36
100,00
4,85
23,24
71,91
100,00
3,45
24,03
72,52
100,00
5,40
23,09
71,51
100,00
5,21
27,88
66,91
100,00
22. Kab. Semarang
6,02
21,74
72,24
100,00
23. Kab. Temanggung
3,77
21,72
74,51
100,00
24. Kab. Kendal
4,65
23,12
72,23
100,00
25. Kab. Batang
4,82
21,76
73,42
100,00
26. Kab. Pekalongan
5,57
25,31
69,12
100,00
27. Kab. Pemalang
5,53
29,10
65,37
100,00
28. Kab. Tegal
6,51
26,78
66,71
100,00
29. Kab. Brebes
5,88
27,49
66,63
100,00
71. Kota Magelang
3,51
24,60
71,89
100,00
72. Kota Surakarta
3,50
26,87
69,63
100,00
73. Kota Salatiga
2,86
27,44
69,70
100,00
74. Kota Semarang
3,55
27,33
69,12
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
3,85
26,16
69,99
100,00
4,17
26,38
69,45
100,00
Jawa Tengah
4,95
25,29
69,76
100,00
te
ng
15. Kab. Grobogan
3,30
ja
18. Kab. P a t i 19. Kab. Kudus
tp
ht
21. Kab. Demak
://
20. Kab. Jepara
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
93
Tabel 11.1.2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perkotaan Perempuan Partisipasi Sekolah Kabupaten/Kota
Tidak Bersekolah Lagi
Total
(3)
(4)
(5)
9,07
25,45
65,48
100,00
02. Kab. Banyumas
6,61
23,84
69,55
100,00
03. Kab. Purbalingga
6,93
21,85
71,22
100,00
04. Kab. Banjarnegara
5,53
21,25
73,22
100,00
05. Kab. Kebumen
7,12
24,24
68,64
100,00
06. Kab. Purworejo
6,23
21,82
71,95
100,00
07. Kab. Wonosobo
6,67
21,90
71,43
100,00
08. Kab. Magelang
7,14
22,21
70,65
100,00
09. Kab. Boyolali
13,59
22,66
63,75
100,00
10. Kab. Klaten
12,60
21,33
66,07
100,00
8,89
23,17
67,94
100,00
12. Kab. Wonogiri
17,57
19,99
62,44
100,00
13. Kab. Karanganyar
13,06
24,96
61,98
100,00
14. Kab. Sragen
17,90
22,01
60,09
100,00
8,39
26,72
64,89
100,00
14,25
20,47
65,28
100,00
17. Kab. Rembang
.g
ps
21,00
71,53
100,00
21,64
66,97
100,00
8,56
22,06
69,38
100,00
20. Kab. Jepara
7,49
25,34
67,17
100,00
7,42
29,09
63,49
100,00
6,64
19,63
73,73
100,00
22. Kab. Semarang
ht
21. Kab. Demak
tp
19. Kab. Kudus
://
18. Kab. P a t i
7,47 11,39
ng
16. Kab. Blora
te
15. Kab. Grobogan
ja
11. Kab. Sukoharjo
o.
01. Kab. Cilacap
id
Masih Bersekolah
.b
(1)
Tidak/Belum Pernah Bersekolah (2)
4,20
21,64
74,16
100,00
24. Kab. Kendal
8,04
23,91
68,05
100,00
25. Kab. Batang
7,35
22,49
70,16
100,00
26. Kab. Pekalongan
9,21
25,21
65,58
100,00
27. Kab. Pemalang
9,60
22,95
67,45
100,00
28. Kab. Tegal
11,38
25,11
63,51
100,00
29. Kab. Brebes
14,02
25,21
60,77
100,00
71. Kota Magelang
5,70
23,59
70,71
100,00
72. Kota Surakarta
5,80
26,45
67,75
100,00
73. Kota Salatiga
4,55
27,75
67,70
100,00
74. Kota Semarang
6,01
25,35
68,64
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
5,65
24,00
70,35
100,00
8,94
25,36
65,70
100,00
Jawa Tengah
8,94
23,86
67,20
100,00
23. Kab. Temanggung
94
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 11.1.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perkotaan Laki-laki + Perempuan Partisipasi Sekolah Tidak/Belum Pernah Bersekolah (2)
Kabupaten/Kota (1)
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Total
(3)
(4)
(5)
7,07
25,09
67,84
100,00
02. Kab. Banyumas
5,93
24,00
70,07
100,00
03. Kab. Purbalingga
5,29
23,37
71,34
100,00
04. Kab. Banjarnegara
5,82
22,22
71,96
100,00
05. Kab. Kebumen
5,06
26,03
68,91
100,00
06. Kab. Purworejo
5,03
24,69
70,28
100,00
07. Kab. Wonosobo
5,11
23,82
71,07
100,00
08. Kab. Magelang
5,82
22,39
71,79
100,00
09. Kab. Boyolali
9,67
22,41
67,92
100,00
10. Kab. Klaten
9,07
22,31
11. Kab. Sukoharjo
7,37
24,62
12,27 9,16
100,00
21,45
66,28
100,00
25,15
65,69
100,00
22,54
o.
68,01
63,03
100,00
26,85
67,22
100,00
22,34
66,09
100,00
4,73
23,32
71,95
100,00
8,22
22,42
69,36
100,00
6,07
23,01
70,92
100,00
6,45
24,23
69,32
100,00
6,33
28,49
65,18
100,00
22. Kab. Semarang
6,34
20,66
73,00
100,00
23. Kab. Temanggung
3,99
21,68
74,33
100,00
24. Kab. Kendal
6,32
23,51
70,17
100,00
25. Kab. Batang
6,09
22,13
71,78
100,00
26. Kab. Pekalongan
7,40
25,26
67,34
100,00
27. Kab. Pemalang
7,59
25,98
66,43
100,00
28. Kab. Tegal
8,96
25,94
65,10
100,00
29. Kab. Brebes
9,93
26,36
63,71
100,00
71. Kota Magelang
4,64
24,08
71,28
100,00
72. Kota Surakarta
4,68
26,65
68,67
100,00
73. Kota Salatiga
3,73
27,60
68,67
100,00
74. Kota Semarang
4,80
26,32
68,88
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
4,75
25,08
70,17
100,00
6,60
25,86
67,54
100,00
Jawa Tengah
6,97
24,56
68,47
100,00
14. Kab. Sragen
5,93
15. Kab. Grobogan
11,57
ng
16. Kab. Blora
te
17. Kab. Rembang
ja
18. Kab. P a t i 19. Kab. Kudus
tp
ht
21. Kab. Demak
://
20. Kab. Jepara
.b
14,43
100,00
.g
13. Kab. Karanganyar
68,62
ps
12. Kab. Wonogiri
id
01. Kab. Cilacap
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
95
Tabel 11.2.1 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perdesaan Laki-laki Partisipasi Sekolah Kabupaten/Kota
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Total
(3)
(4)
(5)
4,12
27,00
68,88
100,00
02. Kab. Banyumas
5,01
23,80
71,19
100,00
03. Kab. Purbalingga
6,98
24,30
68,72
100,00
04. Kab. Banjarnegara
6,89
21,14
71,97
100,00
05. Kab. Kebumen
4,71
27,04
68,25
100,00
06. Kab. Purworejo
5,02
25,66
69,32
100,00
07. Kab. Wonosobo
5,00
22,79
72,21
100,00
08. Kab. Magelang
6,73
21,97
71,30
100,00
09. Kab. Boyolali
6,30
22,08
71,62
100,00
10. Kab. Klaten
5,45
22,78
71,77
100,00
11. Kab. Sukoharjo
6,05
26,04
67,91
100,00
12. Kab. Wonogiri
7,47
21,79
70,74
100,00
13. Kab. Karanganyar
7,38
23,19
69,43
100,00
.g
ps
14,20
20,79
65,01
100,00
.b
14. Kab. Sragen
o.
01. Kab. Cilacap
id
(1)
Tidak/Belum Pernah Bersekolah (2)
26,25
69,31
100,00
23,50
69,94
100,00
21,61
72,73
100,00
22,42
70,33
100,00
16. Kab. Blora
6,56
17. Kab. Rembang
5,66
18. Kab. P a t i
7,25
19. Kab. Kudus
4,68
26,27
69,05
100,00
20. Kab. Jepara
4,30
23,44
72,26
100,00
5,09
26,23
68,68
100,00
4,95
23,04
72,01
100,00
te
ja
:// tp
22. Kab. Semarang
ht
21. Kab. Demak
ng
15. Kab. Grobogan
4,44
4,78
19,91
75,31
100,00
24. Kab. Kendal
4,04
26,27
69,69
100,00
25. Kab. Batang
4,98
22,84
72,18
100,00
26. Kab. Pekalongan
5,38
25,88
68,74
100,00
27. Kab. Pemalang
5,51
27,22
67,27
100,00
28. Kab. Tegal
8,26
27,47
64,27
100,00
29. Kab. Brebes
8,76
24,47
66,77
100,00
23. Kab. Temanggung
71. Kota Magelang
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
74. Kota Semarang
4,43
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
96
6,09
34,01
61,56
100,00
-
-
-
-
-
-
-
-
24,13
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
69,78
100,00
Tabel 11.2.2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perdesaan Perempuan Partisipasi Sekolah Tidak/Belum Pernah Bersekolah (2)
Kabupaten/Kota (1)
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Total
(3)
(4)
(5)
9,83
24,49
65,68
100,00
02. Kab. Banyumas
8,21
23,70
68,09
100,00
22,19
69,96
100,00
04. Kab. Banjarnegara
17,92
69,98
100,00
05. Kab. Kebumen
11,32
23,64
65,04
100,00
06. Kab. Purworejo
9,67
22,13
68,20
100,00
07. Kab. Wonosobo
8,45
22,15
69,40
100,00
08. Kab. Magelang
7,41
21,83
70,76
100,00
09. Kab. Boyolali
14,92
21,67
63,41
100,00
10. Kab. Klaten
18,32
21,78
59,90
100,00
11. Kab. Sukoharjo
17,84
22,57
59,59
100,00
12. Kab. Wonogiri
15,71
19,54
64,75
100,00
13. Kab. Karanganyar
18,00
23,62
58,38
100,00
14. Kab. Sragen
23,51
21,38
55,11
100,00
21,81
68,24
100,00
20,22
64,13
100,00
o.
ps .b
03. Kab. Purbalingga
9,95
15. Kab. Grobogan
id
7,85 12,10
.g
01. Kab. Cilacap
15,65
17. Kab. Rembang
11,08
20,17
68,75
100,00
14,45
19,56
65,99
100,00
21,40
66,66
100,00
te
ng
16. Kab. Blora
ja
18. Kab. P a t i
11,94
19. Kab. Kudus
tp
21. Kab. Demak
7,02
26,36
66,62
100,00
12,73
25,73
61,54
100,00
8,67
22,68
68,65
100,00
://
20. Kab. Jepara
ht
22. Kab. Semarang
5,51
20,83
73,66
100,00
24. Kab. Kendal
11,01
23,30
65,69
100,00
25. Kab. Batang
10,90
19,90
69,20
100,00
26. Kab. Pekalongan
13,81
26,09
60,10
100,00
27. Kab. Pemalang
11,96
22,63
65,41
100,00
28. Kab. Tegal
12,82
25,88
61,30
100,00
29. Kab. Brebes
13,27
26,79
59,94
100,00
23. Kab. Temanggung
71. Kota Magelang
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
74. Kota Semarang
9,12
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
11,90
31,76
59,12
100,00
-
-
-
-
-
-
-
-
22,57
65,53
100,00
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
97
Tabel 11.2.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perdesaan Laki-laki + Perempuan Partisipasi Sekolah Kabupaten/Kota
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Total
(3)
(4)
(5)
6,97
25,74
67,29
100,00
02. Kab. Banyumas
6,62
23,75
69,63
100,00
03. Kab. Purbalingga
7,41
23,24
69,35
100,00
04. Kab. Banjarnegara
9,49
19,53
70,98
100,00
05. Kab. Kebumen
8,04
25,33
66,63
100,00
06. Kab. Purworejo
7,36
23,88
68,76
100,00
07. Kab. Wonosobo
6,70
22,48
70,82
100,00
08. Kab. Magelang
7,07
21,90
71,03
100,00
09. Kab. Boyolali
10,73
21,87
67,40
100,00
10. Kab. Klaten
12,03
22,27
65,70
100,00
11. Kab. Sukoharjo
11,95
24,30
63,75
100,00
12. Kab. Wonogiri
11,69
20,64
67,67
100,00
13. Kab. Karanganyar
12,74
23,41
63,85
100,00
14. Kab. Sragen
19,02
.g
ps
59,89
100,00
.b
18. Kab. P a t i
21,09 24,03
68,77
100,00
21,82
66,97
100,00
20,88
70,71
100,00
20,93
68,08
100,00
ng
17. Kab. Rembang
11,21 8,41
te
16. Kab. Blora
7,20
10,99
ja
15. Kab. Grobogan
o.
01. Kab. Cilacap
id
(1)
Tidak/Belum Pernah Bersekolah (2)
8,40
23,77
67,83
100,00
20. Kab. Jepara
5,68
24,92
69,40
100,00
8,95
25,98
65,07
100,00
6,82
22,86
70,32
100,00
tp
22. Kab. Semarang
ht
21. Kab. Demak
://
19. Kab. Kudus
5,14
20,37
74,49
100,00
24. Kab. Kendal
7,44
24,82
67,74
100,00
25. Kab. Batang
7,95
21,37
70,68
100,00
26. Kab. Pekalongan
9,68
25,99
64,33
100,00
27. Kab. Pemalang
8,78
24,89
66,33
100,00
28. Kab. Tegal
10,56
26,67
62,77
100,00
29. Kab. Brebes
11,02
25,63
63,35
100,00
23. Kab. Temanggung
71. Kota Magelang
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
74. Kota Semarang
6,67
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
98
9,02
32,94
60,39
100,00
-
-
-
-
-
-
-
-
23,34
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
67,64
100,00
Tabel 11.3.1 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Partisipasi Sekolah Tidak/Belum Pernah Bersekolah (2)
Kabupaten/Kota (1)
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Total
(3)
(4)
(5)
4,44
26,21
69,35
100,00
02. Kab. Banyumas
5,12
24,00
70,88
100,00
03. Kab. Purbalingga
5,92
24,50
69,58
100,00
04. Kab. Banjarnegara
6,70
21,62
71,68
100,00
05. Kab. Kebumen
4,24
27,27
68,49
100,00
06. Kab. Purworejo
4,67
26,22
69,11
100,00
07. Kab. Wonosobo
4,68
23,47
71,85
100,00
08. Kab. Magelang
6,10
22,13
71,77
100,00
09. Kab. Boyolali
6,05
22,10
71,85
100,00
10. Kab. Klaten
5,39
23,16
11. Kab. Sukoharjo
5,87
26,07
12. Kab. Wonogiri
7,33
13. Kab. Karanganyar
6,17
100,00
68,06
100,00
22,03
70,64
100,00
24,28
69,55
100,00
21,54
ps
.g
o.
71,45
65,36
100,00
26,37
69,37
100,00
23,68
69,23
100,00
.b
13,10
14. Kab. Sragen
id
01. Kab. Cilacap
16. Kab. Blora
7,09
17. Kab. Rembang
4,60
22,78
72,62
100,00
6,43
22,70
70,87
100,00
3,73
24,53
71,74
100,00
4,96
23,23
71,81
100,00
5,13
26,85
68,02
100,00
22. Kab. Semarang
5,37
22,53
72,10
100,00
23. Kab. Temanggung
4,53
20,36
75,11
100,00
24. Kab. Kendal
4,33
24,77
70,90
100,00
25. Kab. Batang
4,91
22,41
72,68
100,00
26. Kab. Pekalongan
5,48
25,59
68,93
100,00
27. Kab. Pemalang
5,52
28,17
66,31
100,00
28. Kab. Tegal
7,24
27,06
65,70
100,00
29. Kab. Brebes
7,51
25,79
66,70
100,00
71. Kota Magelang
3,51
24,60
71,89
100,00
72. Kota Surakarta
3,50
26,87
69,63
100,00
73. Kota Salatiga
2,86
27,44
69,70
100,00
74. Kota Semarang
3,57
27,50
68,93
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
3,85
26,16
69,99
100,00
4,17
26,38
69,45
100,00
Jawa Tengah
5,57
24,66
69,77
100,00
te
ng
15. Kab. Grobogan
4,26
ja
18. Kab. P a t i 19. Kab. Kudus
tp
ht
21. Kab. Demak
://
20. Kab. Jepara
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
99
Tabel 11.3.2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perkotaan + Perdesaan Perempuan Partisipasi Sekolah Tidak/Belum Pernah Bersekolah (2)
Kabupaten/Kota (1)
Tidak Bersekolah Lagi
Total
(3)
(4)
(5)
01. Kab. Cilacap
9,57
24,82
65,61
100,00
02. Kab. Banyumas
7,37
23,77
68,86
100,00
22,08
70,36
100,00
04. Kab. Banjarnegara
18,71
70,75
100,00
05. Kab. Kebumen
10,19
23,80
66,01
100,00
06. Kab. Purworejo
8,69
22,04
69,27
100,00
07. Kab. Wonosobo
8,03
22,09
69,88
100,00
08. Kab. Magelang
7,34
21,94
70,72
100,00
09. Kab. Boyolali
14,48
22,00
63,52
100,00
10. Kab. Klaten
14,50
21,48
64,02
100,00
11. Kab. Sukoharjo
10,95
23,03
66,02
100,00
12. Kab. Wonogiri
16,10
19,64
64,26
100,00
13. Kab. Karanganyar
15,45
24,32
60,23
100,00
14. Kab. Sragen
21,72
21,58
56,70
100,00
o. .g
ps
.b 22,64
67,67
100,00
20,28
64,40
100,00
20,40
69,54
100,00
ng
9,69
15. Kab. Grobogan
id
7,56 10,54
03. Kab. Purbalingga
17. Kab. Rembang
10,06
18. Kab. P a t i
13,41
20,27
66,32
100,00
19. Kab. Kudus
9,32
21,91
68,77
100,00
7,30
25,75
66,95
100,00
10,73
27,00
62,27
100,00
22. Kab. Semarang
7,84
21,44
70,72
100,00
23. Kab. Temanggung
5,17
21,04
73,79
100,00
24. Kab. Kendal
9,59
23,59
66,82
100,00
25. Kab. Batang
9,46
20,95
69,59
100,00
26. Kab. Pekalongan
11,45
25,64
62,91
100,00
27. Kab. Pemalang
10,77
22,79
66,44
100,00
28. Kab. Tegal
11,98
25,43
62,59
100,00
29. Kab. Brebes
13,59
26,10
60,31
100,00
71. Kota Magelang
5,70
23,59
70,71
100,00
72. Kota Surakarta
5,80
26,45
67,75
100,00
73. Kota Salatiga
4,55
27,75
67,70
100,00
74. Kota Semarang
6,08
25,50
68,42
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
5,65
24,00
70,35
100,00
8,94
25,36
65,70
100,00
10,54
23,16
66,30
100,00
Jawa Tengah
ja
:// tp ht
21. Kab. Demak
te
16. Kab. Blora
15,32
20. Kab. Jepara
100
Masih Bersekolah
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 11.3.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perkotaan + Perdesaan Laki-laki + Perempuan Partisipasi Sekolah Tidak/Belum Pernah Bersekolah (2)
Kabupaten/Kota (1)
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Total
(3)
(4)
01. Kab. Cilacap
7,01
25,52
67,47
100,00
(5)
02. Kab. Banyumas
6,26
23,88
69,86
100,00
03. Kab. Purbalingga
6,75
23,28
69,97
100,00
04. Kab. Banjarnegara
8,62
20,17
71,21
100,00
05. Kab. Kebumen
7,24
25,52
67,24
100,00
06. Kab. Purworejo
6,70
24,11
69,19
100,00
07. Kab. Wonosobo
6,33
22,79
70,88
100,00
22,03
71,25
100,00
09. Kab. Boyolali
22,05
67,57
100,00
10. Kab. Klaten
10,05
22,30
67,65
100,00
o.
id
6,72 10,38
08. Kab. Magelang
24,54
67,03
100,00
12. Kab. Wonogiri
20,81
67,38
100,00
13. Kab. Karanganyar
10,91
24,30
64,79
100,00
14. Kab. Sragen
17,54
21,56
60,90
100,00
24,49
68,51
100,00
21,94
66,77
100,00
16. Kab. Blora
11,29
17. Kab. Rembang
te
ps
ng
.b
7,00
15. Kab. Grobogan
.g
8,43 11,81
11. Kab. Sukoharjo
7,35
21,58
71,07
100,00
10,05
21,44
68,51
100,00
6,60
23,19
70,21
100,00
6,14
24,51
69,35
100,00
7,97
26,92
65,11
100,00
22. Kab. Semarang
6,62
21,98
71,40
100,00
23. Kab. Temanggung
4,85
20,70
74,45
100,00
24. Kab. Kendal
6,91
24,20
68,89
100,00
25. Kab. Batang
7,19
21,68
71,13
100,00
26. Kab. Pekalongan
8,50
25,61
65,89
100,00
27. Kab. Pemalang
8,18
25,44
66,38
100,00
ja
18. Kab. P a t i
ht
21. Kab. Demak
tp
20. Kab. Jepara
://
19. Kab. Kudus
9,63
26,24
64,13
100,00
10,55
25,95
63,50
100,00
71. Kota Magelang
4,64
24,08
71,28
100,00
72. Kota Surakarta
4,68
26,65
68,67
100,00
73. Kota Salatiga
3,73
27,60
68,67
100,00
74. Kota Semarang
4,85
26,48
68,67
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
4,75
25,08
70,17
100,00
6,60
25,86
67,54
100,00
Jawa Tengah
8,08
23,90
68,02
100,00
28. Kab. Tegal 29. Kab. Brebes
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
101
Tabel 12 Persentase Penduduk Usia 7-12 th menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014
Kabupaten/Kota
Tidak/Belum Pernah Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(2)
(3)
Kota+ Desa (4)
(8)
(9)
01. Kab. Cilacap
0,00
0,23
0,16
100,00
99,77
99,84
0,00
0,00
0,00
02. Kab. Banyumas
0,54
0,00
0,27
99,46
100,00
99,73
0,00
0,00
0,00
03. Kab. Purbalingga
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
04. Kab. Banjarnegara
1,62
0,70
0,92
98,38
99,30
99,08
0,00
0,00
0,00
05. Kab. Kebumen
0,00
0,40
0,29
100,00
99,19
99,42
0,00
0,40
0,29
Kota (1)
Desa
Kota
Kota+ Desa (7)
Desa
(5)
(6)
Kota
Desa
Kota+ Desa (10)
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
07. Kab. Wonosobo
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
08. Kab. Magelang
0,00
0,60
0,44
100,00
99,40
99,56
0,00
0,00
0,00
09. Kab. Boyolali
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
10. Kab. Klaten
0,00
0,86
0,31
100,00
99,14
99,69
0,00
0,00
0,00
11. Kab. Sukoharjo
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
12. Kab. Wonogiri
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
13. Kab. Karanganyar
0,00
0,69
0,36
100,00
99,31
14. Kab. Sragen
0,79
1,01
0,94
99,21
15. Kab. Grobogan
0,00
0,50
0,42
100,00
16. Kab. Blora
0,00
0,00
0,00
100,00
o.
id
06. Kab. Purworejo
0,00
0,00
0,00
99,64
0,00
0,00
0,00
98,99
99,06
0,00
0,00
0,00
99,19
99,32
0,00
0,31
0,26
99,44
99,56
0,00
0,56
0,44
0,00
0,45
0,31
100,00
99,55
99,69
0,00
0,00
0,00
18. Kab. P a t i
1,20
0,00
0,35
98,80
100,00
99,65
0,00
0,00
0,00
19. Kab. Kudus
0,61
0,00
0,48
99,39
100,00
99,52
0,00
0,00
0,00
20. Kab. Jepara
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
21. Kab. Demak
0,53
1,33
1,03
99,47
98,67
98,97
0,00
0,00
0,00
22. Kab. Semarang
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
23. Kab. Temanggung
0,00
0,39
0,29
100,00
99,61
99,71
0,00
0,00
0,00
24. Kab. Kendal
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
25. Kab. Batang
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
26. Kab. Pekalongan
0,65
0,00
0,34
99,05
100,00
99,50
0,31
0,00
0,16
27. Kab. Pemalang
0,70
0,00
0,34
99,30
100,00
99,66
0,00
0,00
0,00
tp
://
ja
te
17. Kab. Rembang
ht
ng
.b
ps
.g
100,00
28. Kab. Tegal
0,82
2,17
1,44
99,18
96,87
98,12
0,00
0,96
0,44
29. Kab. Brebes
0,00
0,00
0,00
98,79
98,71
98,74
1,21
1,29
1,26
71. Kota Magelang
0,00
- 0,00
100,00
- 100,00
0,00
-
-
72. Kota Surakarta
0,40
- 0,40
99,60
73. Kota Salatiga
0,00
- 0,00
100,00
74. Kota Semarang
0,72
0,71
98,81
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
0,48 0,17
- 0,48 - 0,17
99,24 99,83
Jawa Tengah
0,33
0,34
99,54
102
0,00
0,34
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
99,60
0,00
-
0,00
- 100,00
0,00
-
0,00
98,83
0,47
99,24 99,83
0,28 0,00
99,51
0,13
100,00 99,48
0,00
0,00
0,46 -
0,18
0,28 0,00 0,16
Tabel 13 Persentase Penduduk Usia 13-15 th menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014
Tidak/Belum Pernah Bersekolah
Kabupaten/Kota
Masih Bersekolah
(2)
(3)
Kota+ Desa (4)
(5)
(6)
(8)
(9)
01. Kab. Cilacap
0,00
0,91
0,60
93,14
90,51
91,41
6,86
8,57
7,99
02. Kab. Banyumas
1,61
0,00
0,74
95,81
97,99
97,00
2,57
2,01
2,27
Kota (1)
Desa
Kota
Kota+ Desa (7)
Tidak Bersekolah Lagi
Desa
Kota
Desa
Kota+ Desa (10)
03. Kab. Purbalingga
0,00
0,00
0,00
96,01
93,54
94,27
3,99
6,46
5,73
04. Kab. Banjarnegara
2,53
0,85
1,26
97,47
84,05
87,36
0,00
15,10
11,38
05. Kab. Kebumen
0,00
0,00
0,00
100,00
96,01
96,86
0,00
3,99
3,14
06. Kab. Purworejo
0,00
0,00
0,00
100,00
95,81
97,13
0,00
4,19
2,87
07. Kab. Wonosobo
0,00
1,67
1,36
95,27
84,33
86,40
4,73
13,99
12,24
08. Kab. Magelang
0,00
0,00
0,00
97,95
91,62
93,24
2,05
8,38
6,76
0,00
0,00
0,00
100,00
97,64
98,41
0,00
2,36
1,59
0,00
0,00
0,00
98,16
94,02
96,87
1,84
5,98
3,13
11. Kab. Sukoharjo
0,00
0,00
0,00
99,35
100,00
99,49
0,65
0,00
0,51
12. Kab. Wonogiri
0,00
1,66
1,36
100,00
13. Kab. Karanganyar
0,00
0,00
0,00
100,00
o.
id
09. Kab. Boyolali 10. Kab. Klaten
.g
97,74
ps
100,00
98,14
0,00
0,61
0,50
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,89
0,58
99,03
98,36
98,59
0,97
0,75
0,82
15. Kab. Grobogan
0,00
0,00
0,00
100,00
96,37
97,02
0,00
3,63
2,98
16. Kab. Blora
0,00
0,00
0,00
95,65
98,86
98,10
4,35
1,14
1,90
0,00
0,00
0,00
19. Kab. Kudus
0,00
20. Kab. Jepara 21. Kab. Demak
ng
0,00
18. Kab. P a t i
0,00
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00
96,87
98,18
0,00
3,13
1,82
0,00
0,00
96,71
95,94
96,51
3,29
4,06
3,49
1,27
0,00
0,71
94,77
94,14
94,49
3,95
5,86
4,80
0,00
0,00
0,00
98,66
96,02
97,07
1,34
3,98
2,93
2,73
0,00
0,97
97,27
96,67
96,89
0,00
3,33
2,14
tp
ht
22. Kab. Semarang
://
ja
te
17. Kab. Rembang
.b
14. Kab. Sragen
23. Kab. Temanggung
0,00
0,00
0,00
100,00
88,70
91,42
0,00
11,30
8,58
24. Kab. Kendal
0,00
0,00
0,00
98,08
94,96
96,40
1,92
5,04
3,60
25. Kab. Batang
0,00
0,00
0,00
94,49
92,25
93,14
5,51
7,75
6,86
26. Kab. Pekalongan
0,00
0,65
0,33
87,52
94,51
91,00
12,48
4,84
8,67
27. Kab. Pemalang
0,00
0,00
0,00
94,47
90,92
92,74
5,53
9,08
7,26
28. Kab. Tegal
0,71
0,00
0,40
93,90
90,14
92,26
5,39
9,86
7,35
29. Kab. Brebes
2,52
0,00
1,01
92,14
86,65
88,85
5,34
13,35
10,13
71. Kota Magelang
0,00
- 0,00
100,00
- 100,00
0,00
-
0,00
72. Kota Surakarta
0,00
- 0,00
97,21
-
97,21
2,79
-
2,79
73. Kota Salatiga
0,00
- 0,00
98,73
-
98,73
1,27
-
1,27
74. Kota Semarang
0,57
0,57
96,58
96,63
2,84
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
0,00 0,00
- 0,00 - 0,00
89,34 95,14
89,34 95,14
10,66 4,86
Jawa Tengah
0,47
0,35
96,29
94,85
3,24
0,00
0,26
100,00 93,71
0,00
2,81 - 10,66 - 4,86
6,03
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
4,80
103
Tabel 14 Persentase Penduduk Usia 16-18 th menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014
Kabupaten/Kota
Tidak/Belum Pernah Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(2)
(3)
Kota+ Desa (4)
(8)
(9)
Kota+ Desa (10)
01. Kab. Cilacap
0,00
0,00
0,00
74,52
76,87
75,86
25,48
23,13
24,14
02. Kab. Banyumas
1,01
0,00
0,67
72,70
65,15
70,15
26,29
34,85
29,18
Kota (1)
Desa
Kota
Desa
(5)
(6)
Kota+ Desa (7)
Kota
Desa
03. Kab. Purbalingga
0,00
0,00
0,00
59,04
48,45
52,28
40,96
51,55
47,72
04. Kab. Banjarnegara
0,00
0,00
0,00
75,76
44,23
51,30
24,24
55,77
48,70
05. Kab. Kebumen
0,00
0,99
0,69
87,07
70,81
75,75
12,93
28,19
23,56
06. Kab. Purworejo
0,00
0,00
0,00
92,68
75,51
80,39
7,32
24,49
19,61
07. Kab. Wonosobo
0,00
0,00
0,00
58,87
37,03
43,66
41,13
62,97
56,34
08. Kab. Magelang
0,00
0,00
0,00
68,98
55,85
59,96
31,02
44,15
40,04
0,00
0,00
0,00
84,48
67,73
72,82
15,52
32,27
27,18
0,00
0,00
0,00
82,77
82,71
82,75
17,23
17,29
17,25
11. Kab. Sukoharjo
0,00
0,00
0,00
83,33
94,69
85,67
16,67
5,31
14,33
5,94
20,88
17,40
15,97
35,80
24,79
0,00
0,00
94,06
79,12
0,00
0,00
84,03
64,20
0,00
0,00
84,22
0,00
0,00
91,38
16. Kab. Blora
0,00
0,00
0,00
86,20
0,00
0,00
0,31
19. Kab. Kudus
0,00
0,00
ng
0,92 0,00
73,75
77,45
15,78
26,25
22,55
58,67
63,47
8,62
41,33
36,53
67,61
72,67
13,80
32,39
27,33
76,32
62,87
67,41
22,76
37,13
32,28
79,59
58,97
67,19
20,41
41,03
32,81
0,00
58,03
69,25
60,40
41,97
30,75
39,60
0,00
0,00
0,00
58,64
57,77
58,36
41,36
42,23
41,64
21. Kab. Demak
0,00
0,00
0,00
80,47
63,02
69,17
19,53
36,98
30,83
22. Kab. Semarang
0,00
0,00
0,00
58,09
64,30
61,34
41,91
35,70
38,66
23. Kab. Temanggung
ht
tp
://
20. Kab. Jepara
ja
te
17. Kab. Rembang 18. Kab. P a t i
82,60
75,21
ps
0,00 0,00
.b
14. Kab. Sragen 15. Kab. Grobogan
o.
0,00 0,00
.g
12. Kab. Wonogiri 13. Kab. Karanganyar
id
09. Kab. Boyolali 10. Kab. Klaten
0,00
25. Kab. Batang
0,00
0,00
0,00
58,91
44,30
50,65
41,09
55,70
49,35
26. Kab. Pekalongan
0,00
2,85
1,38
48,12
55,56
51,71
51,88
41,60
46,91
27. Kab. Pemalang
0,98
1,10
1,04
64,59
55,36
59,92
34,43
43,54
39,04
24. Kab. Kendal
0,00
0,00
54,82
52,09
52,80
45,18
47,91
47,20
0,00
0,00
0,00
70,87
76,99
73,66
29,13
23,01
26,34
28. Kab. Tegal
1,59
3,43
2,18
69,58
69,98
69,71
28,84
26,58
28,12
29. Kab. Brebes
0,00
0,00
0,00
69,16
56,45
62,16
30,84
43,55
37,84
71. Kota Magelang
0,00
- 0,00
88,97
- 88,97
11,03
- 11,03
72. Kota Surakarta
0,00
- 0,00
81,22
- 81,22
18,78
- 18,78
73. Kota Salatiga
0,00
- 0,00
87,00
- 87,00
13,00
- 13,00
74. Kota Semarang
0,00
0,00
79,63
80,49
20,37
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
0,51 0,00
- 0,51 - 0,00
50,64 70,15
- 50,64 - 70,15
48,85 29,85
Jawa Tengah
0,20
0,24
72,42
67,54
27,38
104
0,00
0,28
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
100,00
62,63
0,00
19,51 - 48,85 - 29,85
37,09
32,22
Tabel 15 Persentase Penduduk Usia 19-24 th menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014 Tidak/Belum Pernah Bersekolah Kota+ Kota Desa Desa (2) (3) (4)
Kabupaten/Kota (1) 01. Kab. Cilacap
0,00
0,78
Masih Bersekolah
0,52
Tidak Bersekolah Lagi Kota
Desa
(8)
(9)
Kota+ Desa (10)
20,39
74,14
81,57
79,09
Kota
Desa
(5)
(6)
Kota+ Desa (7)
25,86
17,65
1,05
0,00
0,58
22,42
14,94
19,08
76,53
85,06
80,34
03. Kab. Purbalingga
0,00
1,07
0,77
16,18
16,98
16,76
83,82
81,95
82,48
0,00
1,06
0,80
10,12
3,88
5,38
89,88
95,06
93,82
05. Kab. Kebumen
1,18
0,00
0,35
13,06
17,82
16,41
85,76
82,18
83,24
06. Kab. Purworejo
0,00
0,00
0,00
25,49
17,86
20,02
74,51
82,14
79,98
07. Kab. Wonosobo
1,59
0,76
0,95
23,32
21,70
22,07
75,09
77,54
76,98
08. Kab. Magelang
0,00
0,75
0,53
18,98
20,29
19,90
81,02
78,96
79,57
09. Kab. Boyolali
0,00
0,00
0,00
21,36
8,41
12,57
78,64
91,59
87,43
10. Kab. Klaten
0,59
3,80
1,71
22,57
17,81
20,91
76,84
78,39
77,38
11. Kab. Sukoharjo
0,00
0,00
0,00
31,12
24,69
29,76
68,88
75,31
70,24
12. Kab. Wonogiri
2,72
0,00
0,67
29,05
13. Kab. Karanganyar
0,00
3,37
1,62
30,24
14. Kab. Sragen
0,00
0,00
0,00
15. Kab. Grobogan
0,00
0,00
0,00
16. Kab. Blora
1,69
0,53
0,83
17. Kab. Rembang
0,00
0,44
o.
24,40
68,23
77,11
74,93
32,81
31,48
69,76
63,81
66,90
19,31
14,97
16,40
80,69
85,03
83,60
20,72
18,53
18,96
79,28
81,47
81,04
13,84
6,55
8,45
84,47
92,92
90,72
10,77
7,38
8,46
89,23
92,19
91,24
ng
.b
.g
22,89
0,00
0,00
0,00
7,31
8,43
8,07
92,69
91,57
91,93
1,15
0,00
0,88
21,24
28,14
22,87
77,61
71,86
76,25
20. Kab. Jepara
0,00
0,00
0,00
21,58
16,08
19,20
78,42
83,92
80,80
0,00
0,00
0,00
26,76
18,23
21,54
73,24
81,77
78,46
tp
://
ja
18. Kab. P a t i 19. Kab. Kudus
te
0,30
id
04. Kab. Banjarnegara
ps
02. Kab. Banyumas
21. Kab. Demak
0,00
0,00
0,00
20,32
19,05
19,57
79,68
80,95
80,43
23. Kab. Temanggung
0,00
0,69
0,54
14,84
17,95
17,30
85,16
81,37
82,16
24. Kab. Kendal
0,00
0,00
0,00
14,04
10,67
12,24
85,96
89,33
87,76
25. Kab. Batang
1,37
0,00
0,57
11,38
5,27
7,83
87,25
94,73
91,60
ht
22. Kab. Semarang
26. Kab. Pekalongan
0,00
1,04
0,51
22,38
22,40
22,39
77,62
76,56
77,11
27. Kab. Pemalang
0,00
0,45
0,20
17,21
6,08
12,30
82,79
93,47
87,50
28. Kab. Tegal
0,00
0,53
0,21
22,27
20,45
21,55
77,73
79,01
78,24
29. Kab. Brebes
0,47
1,07
0,77
17,36
21,07
19,25
82,17
77,86
71. Kota Magelang
0,00
- 0,00
25,75
- 25,75
74,25
- 74,25
79,97
72. Kota Surakarta
0,00
- 0,00
42,05
- 42,05
57,95
- 57,95
73. Kota Salatiga
0,00
- 0,00
45,11
- 45,11
54,89
- 54,89
74. Kota Semarang
0,86
0,83
36,15
36,81
63,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
0,73 0,86
- 0,73 - 0,86
28,13 28,47
- 28,13 - 28,47
71,14 70,67
Jawa Tengah
0,41
0,46
24,73
20,48
74,86
0,00
0,51
59,01
16,20
40,99
62,35 - 71,14 - 70,67
83,28
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
79,06
105
Tabel 16.1 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas yang Sedang Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 Perkotaan Kabupaten/Kota
SD/MI (2)
PT (5)
Total (6)
49,68
20,86
21,84
7,62
100,00
02. Kab. Banyumas
50,59
20,30
19,12
9,99
100,00
03. Kab. Purbalingga
55,00
24,71
14,64
5,65
100,00
04. Kab. Banjarnegara
48,83
25,15
21,87
4,15
100,00
05. Kab. Kebumen
50,77
21,64
22,64
4,95
100,00
06. Kab. Purworejo
48,70
26,23
16,86
8,21
100,00
07. Kab. Wonosobo
54,74
19,41
13,29
12,56
100,00
08. Kab. Magelang
54,46
20,98
15,81
8,75
100,00
09. Kab. Boyolali
50,01
21,67
20,56
7,76
100,00
10. Kab. Klaten
49,85
23,95
18,28
7,92
100,00
11. Kab. Sukoharjo
47,95
17,49
19,26
15,30
100,00
12. Kab. Wonogiri
49,14
23,48
20,18
7,20
100,00
13. Kab. Karanganyar
47,66
19,78
18,95
13,61
100,00
14. Kab. Sragen
43,50
27,22
20,51
8,77
100,00
15. Kab. Grobogan
51,76
25,05
14,08
9,11
100,00
16. Kab. Blora
49,34
23,72
21,10
5,84
100,00
17. Kab. Rembang
51,13
23,22
22,46
3,19
100,00
18. Kab. P a t i
51,08
26,44
18,50
3,98
100,00
19. Kab. Kudus
52,17
18,27
18,34
11,22
100,00
20. Kab. Jepara
53,39
20,76
15,96
9,89
100,00
21. Kab. Demak
46,48
24,91
17,09
11,52
100,00
22. Kab. Semarang
48,88
20,22
19,07
11,83
100,00
56,21
22,42
16,04
5,33
100,00
49,21
22,95
21,30
6,54
100,00
54,10
23,71
15,95
6,24
100,00
56,64
20,62
14,46
8,28
100,00
27. Kab. Pemalang
52,89
24,12
16,06
6,93
100,00
28. Kab. Tegal
51,39
23,92
16,77
7,92
100,00
29. Kab. Brebes
55,34
19,68
17,39
7,59
100,00
71. Kota Magelang
47,52
21,43
18,30
12,75
100,00
72. Kota Surakarta
43,70
15,01
13,40
27,89
100,00
73. Kota Salatiga
36,13
19,68
17,44
26,75
100,00
74. Kota Semarang
37,85
22,03
15,00
25,12
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
52,46
22,21
14,48
10,85
100,00
49,34
21,94
17,18
11,54
100,00
Jawa Tengah
49,13
21,73
17,49
11,65
100,00
25. Kab. Batang 26. Kab. Pekalongan
106
o.
ps
.b
ng
te
ja
:// tp
24. Kab. Kendal
ht
23. Kab. Temanggung
id
01. Kab. Cilacap
.g
(1)
Jenjang Pendidikan SMP/MTs SM/MA (3) (4)
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 16.2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas yang Sedang Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 Perdesaan Kabupaten/Kota
Jenjang Pendidikan SMP/MTs SM/MA (3) (4)
SD/MI (2)
(6)
59,13
22,62
13,64
4,61
100,00
02. Kab. Banyumas
54,66
26,91
12,05
6,38
100,00
03. Kab. Purbalingga
56,86
27,22
9,49
6,43
100,00
04. Kab. Banjarnegara
58,81
25,21
14,23
1,75
100,00
05. Kab. Kebumen
49,85
29,69
16,56
3,90
100,00
06. Kab. Purworejo
57,76
23,16
13,74
5,34
100,00
07. Kab. Wonosobo
60,57
20,51
10,12
8,80
100,00
08. Kab. Magelang
57,06
21,32
13,01
8,61
100,00
09. Kab. Boyolali
53,22
22,89
19,26
4,63
100,00
10. Kab. Klaten
54,87
15,46
22,29
7,38
100,00
11. Kab. Sukoharjo
53,58
19,49
17,55
9,38
100,00
12. Kab. Wonogiri
50,80
28,56
13,52
7,12
100,00
13. Kab. Karanganyar
56,31
19,60
11,05
13,04
100,00
14. Kab. Sragen
53,56
25,08
15,81
5,55
100,00
15. Kab. Grobogan
55,77
26,20
11,74
6,29
100,00
16. Kab. Blora
58,23
24,83
14,35
2,59
100,00
17. Kab. Rembang
52,08
29,25
16,40
2,27
100,00
18. Kab. P a t i
58,98
22,15
16,00
2,87
100,00
19. Kab. Kudus
44,95
17,82
21,71
15,52
100,00
20. Kab. Jepara
54,77
24,80
11,92
8,51
100,00
50,98
25,15
17,04
6,83
100,00
54,15
22,50
12,25
11,10
100,00
57,20
21,23
14,16
7,41
100,00
54,97
24,45
16,01
4,57
100,00
25. Kab. Batang
60,78
24,32
12,05
2,85
100,00
26. Kab. Pekalongan
54,54
21,51
16,25
7,70
100,00
27. Kab. Pemalang
63,22
21,64
12,04
3,10
100,00
28. Kab. Tegal
59,47
24,12
9,78
6,63
100,00
29. Kab. Brebes
59,05
22,54
12,21
6,20
100,00
o.
.g
.b
ng
te
ht
tp
23. Kab. Temanggung
://
22. Kab. Semarang
ja
21. Kab. Demak
24. Kab. Kendal
id
01. Kab. Cilacap
ps
(1)
Total
PT (5)
71. Kota Magelang
-
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
-
74. Kota Semarang
22,56
Jawa Tengah
13,03 -
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
56,00
28,99 -
23,90
35,42 -
13,94
100,00 -
-
-
-
6,16
100,00
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
107
Tabel 16.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas yang Sedang Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 Perkotaan+Perdesaan Kabupaten/Kota (1)
Jenjang Pendidikan SMP/MTs SM/MA (3) (4)
SD/MI (2)
PT (5)
Total (6)
55,91
22,02
16,43
5,64
100,00
02. Kab. Banyumas
52,53
23,46
15,74
8,27
100,00
03. Kab. Purbalingga
56,28
26,43
11,11
6,18
100,00
04. Kab. Banjarnegara
56,21
25,20
16,23
2,36
100,00
05. Kab. Kebumen
50,10
27,50
18,21
4,19
100,00
06. Kab. Purworejo
55,13
24,05
14,64
6,18
100,00
07. Kab. Wonosobo
59,15
20,24
10,90
9,71
100,00
08. Kab. Magelang
56,32
21,23
13,81
8,64
100,00
09. Kab. Boyolali
52,14
22,48
19,70
5,68
100,00
10. Kab. Klaten
51,51
21,14
19,61
7,74
100,00
11. Kab. Sukoharjo
49,24
17,95
18,87
13,94
100,00
12. Kab. Wonogiri
50,45
27,47
14,94
7,14
100,00
13. Kab. Karanganyar
51,73
19,69
15,23
13,35
100,00
14. Kab. Sragen
50,16
25,80
17,40
6,64
100,00
15. Kab. Grobogan
55,05
25,99
12,16
6,80
100,00
16. Kab. Blora
56,10
24,56
15,97
3,37
100,00
17. Kab. Rembang
51,79
27,37
18,29
2,55
100,00
18. Kab. P a t i
56,17
23,68
16,89
3,26
100,00
19. Kab. Kudus
50,49
18,17
19,12
12,22
100,00
20. Kab. Jepara
53,95
22,40
14,31
9,34
100,00
21. Kab. Demak
49,19
25,05
17,06
8,70
100,00
22. Kab. Semarang
52,17
21,64
14,82
11,37
100,00
56,94
21,54
14,66
6,86
100,00
52,30
23,75
18,46
5,49
100,00
58,01
24,07
13,67
4,25
100,00
55,61
21,05
15,35
7,99
100,00
27. Kab. Pemalang
57,91
22,92
14,10
5,07
100,00
28. Kab. Tegal
54,81
24,00
13,81
7,38
100,00
29. Kab. Brebes
57,42
21,28
14,49
6,81
100,00
71. Kota Magelang
47,52
21,43
18,30
12,75
100,00
72. Kota Surakarta
43,70
15,01
13,40
27,89
100,00
73. Kota Salatiga
36,13
19,68
17,44
26,75
100,00
74. Kota Semarang
37,38
21,75
15,43
25,44
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
52,46
22,21
14,48
10,85
100,00
49,34
21,94
17,18
11,54
100,00
Jawa Tengah
52,76
22,88
15,62
8,74
100,00
25. Kab. Batang 26. Kab. Pekalongan
108
o.
.g
ps
.b
ng
te
ja
:// tp
24. Kab. Kendal
ht
23. Kab. Temanggung
id
01. Kab. Cilacap
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 17.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 Perkotaan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Kabupaten/Kota (1) 01. Kab. Cilacap
100,00 91,52 76,47 16,15 100,00 94,94 72,23 34,09 100,00 93,14 74,52
25,86
02. Kab. Banyumas
100,00 98,85 71,67 24,96 99,01 91,63 73,72 19,10 99,46 95,81 72,70
22,42
03. Kab. Purbalingga
100,00 96,92 64,32 11,45 100,00 94,81 54,40 20,30 100,00 96,01 59,04
16,18
96,95 100,00 77,64
0,00 100,00 94,75 73,48
9,92 98,38 97,47 75,76
10,12
05. Kab. Kebumen
100,00 100,00 75,84 13,13 100,00 100,00 97,84 12,99 100,00 100,00 87,07
13,06
06. Kab. Purworejo
100,00 100,00 91,84 33,73 100,00 100,00 93,45 18,50 100,00 100,00 92,68
25,49
07. Kab. Wonosobo
100,00 100,00 61,09 33,03 100,00 89,80 56,22 15,56 100,00 95,27 58,87
23,32
08. Kab. Magelang
100,00 96,46 67,63 16,39 100,00 100,00 70,43 21,82 100,00 97,95 68,98
18,98
09. Kab. Boyolali
100,00 100,00 75,91 22,73 100,00 100,00 96,82 20,10 100,00 100,00 84,48
21,36
10. Kab. Klaten
100,00 96,51 85,43 23,03 100,00 100,00 80,96 22,09 100,00 98,16 82,77
22,57
11. Kab. Sukoharjo
100,00 98,54 83,85 36,22 100,00 100,00 82,83 25,20 100,00 99,35 83,33
31,12
12. Kab. Wonogiri
100,00 100,00 95,16 22,83 100,00 100,00 92,84 34,52 100,00 100,00 94,06
29,05
o.
id
04. Kab. Banjarnegara
30,24 19,31
100,00 100,00 88,90 20,84 100,00 100,00 93,09 20,64 100,00 100,00 91,38
20,72
16. Kab. Blora
100,00 100,00 88,54 23,77 100,00 92,89 82,97
0,00 100,00 95,65 86,20
13,84
9,46 100,00 100,00 75,46 12,27 100,00 100,00 76,32
10,77
ps
98,28 100,00 83,21 25,28 100,00 98,04 85,45 14,99 99,21 99,03 84,22
15. Kab. Grobogan
.b
14. Kab. Sragen
.g
13. Kab. Karanganyar 100,00 100,00 84,45 29,50 100,00 100,00 83,74 30,90 100,00 100,00 84,03
100,00 100,00 77,61
18. Kab. P a t i
100,00 100,00 71,29
5,85 98,80 100,00 79,59
7,31
19. Kab. Kudus
100,00 95,24 60,73 25,86 98,76 98,08 55,62 15,90 99,39 96,71 58,03
21,24
20. Kab. Jepara
100,00 92,43 57,92 15,29 100,00 97,34 59,59 27,86 100,00 94,77 58,64
21,58
21. Kab. Demak
98,86 97,45 75,37 30,73 100,00 100,00 86,07 23,49 99,47 98,66 80,47
26,76
://
ja
te
8,84 97,80 100,00 87,43
100,00 96,56 66,01 18,69 100,00 98,07 51,75 21,62 100,00 97,27 58,09
tp
22. Kab. Semarang
ng
17. Kab. Rembang
20,32 14,84
24. Kab. Kendal
100,00 100,00 70,27 10,34 100,00 95,44 71,44 18,42 100,00 98,08 70,87
14,04
100,00 89,55 55,56
25. Kab. Batang
ht
23. Kab. Temanggung 100,00 100,00 57,89 16,48 100,00 100,00 51,57 13,46 100,00 100,00 54,82 9,74 100,00 97,34 64,67 12,96 100,00 94,49 58,91
11,38
26. Kab. Pekalongan
100,00 84,70 48,64 22,89 98,26 91,39 47,38 21,89 99,05 87,52 48,12
22,38
27. Kab. Pemalang
100,00 96,87 65,91 25,00 98,36 92,19 62,97 10,55 99,30 94,47 64,59
17,21
28. Kab. Tegal
99,24 92,90 66,16 21,49 99,12 94,91 73,27 23,04 99,18 93,90 69,58
22,27
29. Kab. Brebes
97,81 89,47 62,02 16,08 100,00 95,08 76,58 18,60 98,79 92,14 69,16
17,36
100,00 100,00 91,57 27,42 100,00 100,00 86,51 24,04 100,00 100,00 88,97
25,75
71. Kota Magelang 72. Kota Surakarta 73. Kota Salatiga 74. Kota Semarang 75. Kota Pekalongan
99,21 100,00 78,10 38,12 100,00 94,94 84,99 45,62 99,60 97,21 81,22
42,05
100,00 97,54 93,17 39,96 100,00 100,00 80,01 48,85 100,00 98,73 87,00
45,11
97,82 97,66 75,10 39,93 100,00 95,60 84,36 32,73 98,81 96,58 79,63
36,15
98,60 88,16 49,55 33,53 100,00 90,24 51,56 21,17 99,24 89,34 50,64
28,13
76. Kota Tegal
100,00 92,90 65,12 28,22 99,65 97,19 76,30 28,75 99,83 95,14 70,15
28,47
Jawa Tengah
99,44 96,16 70,71 25,53 99,64 96,44 74,19 23,96 99,54 96,29 72,42
24,73
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
109
Tabel 17.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 Perdesaan Laki-laki 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 (3) (4) (5) (6)
Kabupaten/Kota 7 - 12 (2)
(1)
92,26
74,47 15,84 100,00
88,77
79,75 19,32
99,77
90,51
76,87
17,65
02. Kab. Banyumas
100,00 100,00
99,58
63,60 17,08 100,00
96,66
67,88 12,52 100,00
97,99
65,15
14,94
03. Kab. Purbalingga
100,00
90,45
54,76 13,48 100,00
98,03
42,49 19,29 100,00
93,54
48,45
16,98
04. Kab. Banjarnegara
98,66
81,22
52,48
87,11
2,00
99,30
84,05
44,23
3,88
05. Kab. Kebumen
98,42
92,01
78,97 14,65 100,00 100,00
59,15 20,69
99,19
96,01
70,81
17,82
06. Kab. Purworejo
100,00
95,36
86,30 16,86 100,00
96,30
65,43 18,95 100,00
95,81
75,51
17,86
07. Kab. Wonosobo
100,00
82,61
37,08 21,13 100,00
86,17
36,96 22,23 100,00
84,33
37,03
21,70
08. Kab. Magelang
98,89
89,86
55,60 22,71 100,00
93,13
56,15 17,71
99,40
91,62
55,85
20,29
09. Kab. Boyolali
100,00
98,02
61,11 13,33 100,00
97,14
75,36
5,14 100,00
97,64
67,73
8,41
10. Kab. Klaten
98,31
94,59
81,65 10,07 100,00
93,37
83,76 26,83
94,02
82,71
17,81
90,32 31,92 100,00 100,00 100,00 18,54 100,00 100,00
94,69
24,69
100,00 100,00
12. Kab. Wonogiri
100,00
79,12
22,89
67,34 35,90 100,00 100,00
98,60
57,84 29,65
99,31 100,00
64,20
32,81
14. Kab. Sragen
97,95
74,14 20,46 100,00 100,00
73,46 10,83
98,99
73,75
14,97
98,36
94,43
59,44 18,76
98,81
57,91 18,36
99,19
96,37
58,67
18,53
100,00
97,83
82,16
7,43
98,91 100,00
51,81
5,76
99,44
98,86
67,61
6,55
17. Kab. Rembang
100,00 100,00
57,31
6,40
99,09 100,00
68,16
8,28
99,55 100,00
62,87
7,38
18. Kab. P a t i
100,00
93,56
69,27 14,77 100,00 100,00
48,37
3,83 100,00
96,87
58,97
8,43
19. Kab. Kudus
100,00
96,71
71,75 40,64 100,00
94,89
67,69 16,08 100,00
95,94
69,25
28,14
20. Kab. Jepara
100,00
94,77
49,33
93,53
68,58 25,04 100,00
94,14
57,77
16,08
21. Kab. Demak
100,00
97,76
55,39 13,87
97,31
93,85
69,77 22,68
98,67
96,02
63,02
18,23
22. Kab. Semarang
100,00
96,84
68,81 16,01 100,00
96,50
60,01 21,53 100,00
96,67
64,30
19,05
23. Kab. Temanggung
100,00
88,66
46,74 16,28
99,23
88,74
59,78 19,55
99,61
88,70
52,09
17,95
24. Kab. Kendal
100,00
92,06
73,73
8,36 100,00
97,91
82,92 12,93 100,00
94,96
76,99
10,67
25. Kab. Batang
100,00
90,27
53,81
0,00 100,00
94,04
33,61
4,99 100,00
92,25
44,30
5,27
26. Kab. Pekalongan
100,00
86,23
45,93 20,11 100,00 100,00
67,02 24,64 100,00
94,51
55,56
22,40
27. Kab. Pemalang
100,00
91,76
69,41
40,80
90,92
55,36
6,08
28. Kab. Tegal
96,04
83,39
74,01 25,97
29. Kab. Brebes
97,21
89,66
47,41 25,36 100,00
-
-
.b
ng
te
ja
7,29 100,00
://
tp
ht
-
8,58 100,00
-
ps
99,47
16. Kab. Blora
71. Kota Magelang
98,49
80,39 14,98 100,00
o.
97,74
98,45 100,00 96,84
77,89 31,25 100,00
99,14
13. Kab. Karanganyar 15. Kab. Grobogan
97,07
32,00
.g
11. Kab. Sukoharjo
6,34 100,00
id
01. Kab. Cilacap
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki + Perempuan 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
90,04
97,64 100,00 84,19
-
-
3,60 100,00
64,33 16,27
96,87
90,14
69,98
20,45
70,93 16,59
98,71
86,65
56,45
21,07
-
-
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
100,00 100,00 100,00 54,03 100,00 100,00 100,00 64,87 100,00 100,00 100,00
59,01
74. Kota Semarang 75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
110
-
-
99,34
92,72
-
-
-
-
63,35 16,96
99,64
94,73
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
-
-
-
-
-
-
61,80 15,52
99,48
93,71
62,63
16,20
Tabel 17.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
7 - 12 (2)
90,81 76,52 24,39
99,84
91,41 75,86
20,39
100,00
99,37 68,46 21,57
94,80 72,16 16,04
99,73
97,00 70,15
19,08
03. Kab. Purbalingga
100,00
92,31 58,13 12,84 100,00
97,04 46,89 19,55 100,00
94,27 52,28
04. Kab. Banjarnegara
98,25
85,84 57,76
88,99 42,17
3,80
99,08
87,36 51,30
5,38
05. Kab. Kebumen
98,90
93,87 78,14 14,21 100,00 100,00 72,72 18,38
99,42
96,86 75,75
16,41
97,13 80,39
20,02
99,47
7,36 100,00
16,76
s
99,69
p
01. Kab. Cilacap
g
92,00 75,32 15,94 100,00
02. Kab. Banyumas
.
(1)
Laki-laki 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 (3) (4) (5) (6)
100,00
97,02 87,85 21,22 100,00
97,27 73,47 18,81 100,00
07. Kab. Wonosobo
100,00
86,00 44,38 23,67 100,00
86,83 42,79 20,63 100,00
86,40 43,66
22,07
08. Kab. Magelang
99,17
91,85 59,20 20,84 100,00
94,59 60,84 18,90
99,56
93,24 59,96
19,90
9,49 100,00
98,66 65,92 16,73 100,00
98,09 81,33
99,41
95,90 84,00 18,34 100,00
97,96 81,78 23,68
98,41 72,82
12,57
99,69
96,87 82,75
20,91
n
g
100,00
10. Kab. Klaten
.
b
06. Kab. Purworejo
09. Kab. Boyolali 11. Kab. Sukoharjo
100,00
98,84 85,30 35,41 100,00 100,00 86,04 23,61 100,00
99,49 85,67
29,76
12. Kab. Wonogiri
100,00
97,58 82,01 29,24 100,00
e
98,86 83,23 19,90 100,00
99,23 100,00 74,71 32,70 100,00 100,00 75,75 30,32
14. Kab. Sragen
98,04
97,93 77,89 22,03 100,00
99,55
95,50 63,07 19,18
99,02
98,74 63,84 18,80
100,00
98,24 84,03 11,51
99,14
97,96 59,51
5,76
16. Kab. Blora
99,31 77,06 12,22
a
j
15. Kab. Grobogan
t
13. Kab. Karanganyar
98,14 82,60
24,40
99,64 100,00 75,21
31,48
99,06
98,59 77,45
16,40
99,32
97,02 63,47
18,96
99,56
98,10 72,67
8,45
100,00 100,00 63,30
7,45
99,33 100,00 70,88
9,47
99,69 100,00 67,41
8,46
18. Kab. P a t i
100,00
96,63 70,05 12,70
99,29 100,00 64,33
4,41
99,65
98,18 67,19
8,07
19. Kab. Kudus
100,00
95,67 62,69 29,12
99,01
97,38 58,48 15,95
99,52
96,51 60,40
22,87
20. Kab. Jepara
100,00
93,43 55,12 11,81 100,00
95,58 62,57 26,65 100,00
94,49 58,36
19,20
21. Kab. Demak
99,60
97,64 62,93 19,96
96,39 75,13 23,01
98,97
97,07 69,17
21,54
97,05 55,91 21,57 100,00
96,89 61,34
19,57
p
:
/
/
17. Kab. Rembang
98,36
100,00
23. Kab. Temanggung
100,00
91,78 49,38 16,32
99,71
91,42 52,80
17,30
24. Kab. Kendal
100,00
96,01 72,09
9,33 100,00
96,86 75,64 15,37 100,00
96,40 73,66
12,24
100,00
90,03 54,65
7,23 100,00
95,49 45,27
93,14 50,65
7,83
26. Kab. Pekalongan
100,00
85,32 47,39 21,52
98,96
96,45 57,40 23,21
99,50
91,00 51,71
22,39
27. Kab. Pemalang
100,00
94,31 67,61 17,45
99,24
91,17 51,26
7,61
99,66
92,74 59,92
12,30
28. Kab. Tegal
97,86
88,33 68,87 23,10
98,40
96,88 70,69 20,17
98,12
92,26 69,71
21,55
29. Kab. Brebes
97,49
89,57 53,30 20,90 100,00
88,19 73,81 17,59
98,74
88,85 62,16
19,25
100,00 100,00 91,57 27,42 100,00 100,00 86,51 24,04 100,00 100,00 88,97
25,75
71. Kota Magelang 72. Kota Surakarta 73. Kota Salatiga
h
t
t
22. Kab. Semarang
25. Kab. Batang
96,74 67,54 17,09 100,00 99,44
99,21 100,00 78,10 38,12 100,00 100,00
91,05 57,35 18,21
8,44 100,00
94,94 84,99 45,62
99,60
97,21 81,22
42,05
97,54 93,17 39,96 100,00 100,00 80,01 48,85 100,00
98,73 87,00
45,11
74. Kota Semarang
97,88
97,68 75,99 40,39 100,00
95,66 85,12 33,55
98,83
96,63 80,49
36,81
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
98,60 100,00
88,16 49,55 33,53 100,00 92,90 65,12 28,22 99,65
90,24 51,56 21,17 97,19 76,30 28,75
99,24 99,83
89,34 50,64 95,14 70,15
28,13 28,47
94,26 66,93 21,33
95,47 68,20 19,68
99,51
94,85 67,54
20,48
Jawa Tengah
99,38
99,64
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
o
Kabupaten/Kota
.
Perkotaan + Perdesaan Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki + Perempuan 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
111
Tabel 18.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Dasar (SD/MI/Paket A) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
Kabupaten/Kota (1)
Tipe Daerah Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 116,71
111,77 114,15 114,45
110,74 112,76 115,07
111,07 113,17
02. Kab. Banyumas
103,57
108,36 106,21 102,21
104,99 103,54 102,84
106,78 104,86
03. Kab. Purbalingga
116,75
109,37 113,20 117,54
125,94 121,53 117,29
120,54 118,84
109,25 100,52 106,49
106,04 106,28 103,21
106,79 104,91
105,52
111,45 108,02 114,69
103,54 109,22 111,90
105,50 108,89
06. Kab. Purworejo
110,21
132,99 120,31 112,56
110,03 111,37 111,97
115,33 113,53
07. Kab. Wonosobo
110,38
102,61 106,97 110,18
115,63 112,67 110,23
112,65 111,32
08. Kab. Magelang
113,54
119,66 116,64 113,49
115,88 114,58 113,50
116,99 115,15
09. Kab. Boyolali
120,55
103,62 110,22 109,89
115,64 113,00 113,02
111,36 112,09
10. Kab. Klaten
112,00
110,31 111,21 112,00
103,40 107,77 112,00
107,75 109,97
11. Kab. Sukoharjo
114,89
125,10 119,37 106,37
112,19 108,77 112,54
121,80 116,54
12. Kab. Wonogiri
109,64
112,82 111,10 117,04
109,05 112,92 115,34
109,77 112,54
13. Kab. Karanganyar
102,48
109,65 106,17 101,72
105,39 103,74 102,10
107,37 104,91
14. Kab. Sragen
108,89
103,06 105,74 107,00
112,90 110,01 107,54
109,81 108,72
15. Kab. Grobogan
116,94
120,90 118,89 105,66
111,34 108,04 107,23
113,05 109,73
16. Kab. Blora
113,23
97,04 105,40 118,15
108,22 113,03 117,00
105,85 111,33
17. Kab. Rembang
102,60
108,35 104,94 104,47
100,86 102,69 103,84
102,84 103,37
18. Kab. P a t i
122,87
107,53 114,49
100,70
99,88 105,43
102,91 104,18
19. Kab. Kudus
115,29
123,44 119,28 111,70
115,12 113,24 114,48
121,76 117,98
20. Kab. Jepara
108,01
109,10 108,61 118,95
107,74 112,78 112,45
108,55 110,30
21. Kab. Demak
105,98
105,99 105,98 104,88
105,79 105,33 105,27
105,87 105,57
22. Kab. Semarang
105,41
105,30 105,36 113,56
111,59 112,61 110,57
109,27 109,94
23. Kab. Temanggung
108,02
112,97 110,75 116,81
105,09 110,83 114,66
107,28 110,81
24. Kab. Kendal
112,73
116,45 114,63 109,11
126,00 116,23 110,56
121,36 115,53
25. Kab. Batang
117,40
113,46 115,51 108,66
109,61 109,10 111,87
111,07 111,49
26. Kab. Pekalongan
111,38
110,11 110,69 112,05
121,52 116,03 111,73
114,73 113,19
27. Kab. Pemalang
106,34
112,77 109,08 110,94
117,27 113,83 108,67
115,18 111,55
28. Kab. Tegal
110,78
111,09 110,92 107,68
113,37 110,64 109,44
112,20 110,79
29. Kab. Brebes
112,95
109,68 111,50 115,89
111,10 113,31 114,50
110,56 112,53
71. Kota Magelang
115,88
112,05 114,04
o.
.g
ps
.b
ng
tp
://
te
99,13
ht
04. Kab. Banjarnegara
id
92,81
05. Kab. Kebumen
ja
01. Kab. Cilacap
-
-
- 115,88
112,05 114,04
72. Kota Surakarta
106,47
104,43 105,47
-
-
- 106,47
104,43 105,47
73. Kota Salatiga
107,47
104,81 106,11
-
-
- 107,47
104,81 106,11
74. Kota Semarang
98,07
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
100,88 110,06
106,33 103,39 110,66 110,36
Jawa Tengah
108,99
110,84 109,89 110,36
112
108,92 103,01 100,66 -
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
100,00 100,56
98,15
108,87 102,97
- 100,88 - 110,06
106,33 103,39 110,66 110,36
110,47 110,41 109,76
110,63 110,18
-
Tabel 18.2
Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs/Paket B) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
Kabupaten/Kota (1)
Tipe Daerah Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 73,80
84,46
109,82
03. Kab. Purbalingga
86,25
04. Kab. Banjarnegara 05. Kab. Kebumen
79,24
84,34
88,50
86,42
84,27
83,66
83,97
95,11 102,74
92,79
96,74
92,68
99,07
96,00
93,32
89,29
90,40
88,84
89,77
89,21
90,22
89,63
96,31
80,01
88,45
81,33
83,06
82,16
85,01
82,31
83,71
95,35
102,81
98,61
94,26
100,84
97,56
94,51
101,22
97,78
06. Kab. Purworejo
96,65
105,64 100,04 108,13
89,59
99,19 104,04
93,83
99,46
07. Kab. Wonosobo
105,25
82,84
94,87
73,78
70,26
72,08
79,91
72,56
76,38
08. Kab. Magelang
88,19
89,20
88,62
71,10
83,06
77,53
76,25
84,37
80,37
09. Kab. Boyolali
85,33
80,16
83,03
83,00
83,95
83,40
83,74
82,68
83,28
10. Kab. Klaten
92,64
88,32
90,59
78,85
47,10
64,03
88,31
75,62
82,33
11. Kab. Sukoharjo
91,84
74,91
82,50 114,11
85,04
97,19
96,47
77,23
85,73
12. Kab. Wonogiri
100,21
96,99
96,96
97,58
97,23
101,45 102,66
94,66
98,11
96,27
87,80
89,24
86,28
98,32
88,81
94,74
91,26 104,05
14. Kab. Sragen
97,63
85,23
91,53
103,85
103,49
89,28
17. Kab. Rembang
113,99
93,50 100,73 94,81
ps
85,47
16. Kab. Blora
86,93
90,02
.b
15. Kab. Grobogan
94,52
.g
108,68
13. Kab. Karanganyar
89,20
88,02
90,59
93,88
97,45
97,81
95,54
96,74
106,87
98,04
92,56
101,83
97,27
112,28 103,08 100,53
112,28 105,59
92,41
84,08
89,21
78,68
115,37
97,52
85,23
104,41
94,04
19. Kab. Kudus
81,44
84,97
83,27
64,26
81,80
71,74
76,46
84,28
80,33
86,53
88,02
87,87
93,18
90,58
88,74
89,59
89,16
77,05
te
22. Kab. Semarang
ja
94,52
106,88 100,39 103,89
://
89,38
21. Kab. Demak
ng
96,16
18. Kab. P a t i 20. Kab. Jepara
112,30 113,26
id
84,14
02. Kab. Banyumas
o.
01. Kab. Cilacap
97,29 100,96 100,31
101,24 100,73
85,92
90,83
83,30
87,22
85,88
87,73
86,76
87,09
98,59
92,01
73,61
79,19
76,53
77,33
83,17
80,26
79,24
88,08
82,96
95,15
81,46
88,37
87,23
84,26
85,86
108,95
86,13
94,46
93,65
85,67
89,46
98,76
85,87
91,43
26. Kab. Pekalongan
69,18
92,56
79,02
70,95
85,27
79,56
69,90
88,28
79,29
27. Kab. Pemalang
86,14
84,18
85,13
71,68
79,08
75,29
78,89
81,74
80,32
28. Kab. Tegal
91,22
87,88
89,55
81,13
90,54
84,95
86,37
88,91
87,53
29. Kab. Brebes
70,70
88,18
79,01
72,17
81,36
77,22
71,52
83,86
77,94
71. Kota Magelang
81,97
104,44
94,08
-
-
-
81,97
104,44
94,08
72. Kota Surakarta
102,90
85,54
93,31
-
-
- 102,90
85,54
93,31
106,66 100,73
-
-
-
24. Kab. Kendal 25. Kab. Batang
ht
23. Kab. Temanggung
tp
95,93
73. Kota Salatiga
95,18
106,66 100,73
100,00 153,78 114,90
104,11 109,28
74. Kota Semarang
113,58
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
100,72 85,48
85,44 90,55
92,07 88,13
-
-
90,54
91,01
90,77
87,32
89,33
Jawa Tengah
104,17 108,68 234,86
95,18
- 100,72 - 85,48 88,31
88,76
85,44 90,55
92,07 88,13
90,06
89,40
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
113
Tabel 18.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah (SMA/SMK/MA/Paket C) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Kabupaten/Kota (1)
Tipe Daerah Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap
76,77
100,77
87,80
78,97
78,58
78,80
78,04
88,11
82,63
02. Kab. Banyumas
95,70
65,75
80,52
77,62
114,36
90,93
88,52
78,74
84,04
03. Kab. Purbalingga
60,73
59,72
60,19
53,84
42,68
48,10
56,27
48,98
52,47
04. Kab. Banjarnegara
97,38
99,40
98,29
59,60
41,76
52,41
67,53
55,89
62,71
05. Kab. Kebumen
70,06
103,30
87,04
76,48
71,13
74,28
74,78
82,42
78,15
06. Kab. Purworejo
104,32
74,85
88,89
71,77
68,84
70,26
80,93
70,56
75,55
07. Kab. Wonosobo
38,31
56,21
46,44
43,06
52,91
47,56
41,61
53,91
47,22
08. Kab. Magelang
62,89
74,08
68,29
61,97
66,06
63,81
62,25
68,70
65,21
142,74 110,24
84,61
93,97
95,43
87,67
88,96
85,60
107,55
10. Kab. Klaten
98,21
91,02
93,93
83,82
145,28 114,58
92,76
106,96 100,76
11. Kab. Sukoharjo
86,12
100,16
93,25
78,30
121,55
97,83
84,37
104,16
94,20
92,11
102,40
97,00
68,31
78,32
73,21
73,99
83,81
78,76
105,15
86,36
94,00
68,00
46,12
60,77
84,02
73,94
79,21
113,45 102,61
77,06
90,24
84,62
83,94
97,21
90,98
56,62
56,01
60,56
60,20
60,38
48,68
74,86
96,69
60,32
79,83
14. Kab. Sragen
93,72 97,25
77,89
85,78
55,40
91,23
95,78
93,14
98,96
o.
95,27
74,59
82,88
61,31
74,68
68,17
71,33
74,65
73,13
62,40
97,56
80,49 105,31
61,09
83,52
88,66
76,00
82,31
19. Kab. Kudus
76,77
56,70
66,19
99,82
82,11
88,92
80,88
62,73
70,98
20. Kab. Jepara
58,83
65,79
61,84
86,33
64,91
55,35
72,61
62,85
93,78
94,67
ja
48,17
21. Kab. Demak
94,21
68,25
85,91
77,61
77,88
88,79
83,46
22. Kab. Semarang
88,28
46,30
64,97
68,20
58,18
63,06
77,32
52,28
63,97
://
te
ng
17. Kab. Rembang 18. Kab. P a t i
tp
.b
15. Kab. Grobogan 16. Kab. Blora
.g
13. Kab. Karanganyar
ps
12. Kab. Wonogiri
id
09. Kab. Boyolali
79,79 94,42
61,50
70,91
54,51
71,71
61,56
60,48
68,69
64,01
76,01
84,96
75,44
111,67
88,27
84,42
89,06
86,47
25. Kab. Batang
39,61
97,33
60,85
59,91
38,93
50,04
50,19
60,86
54,74
26. Kab. Pekalongan
65,21
46,11
57,39
56,15
78,39
66,30
61,02
62,58
61,69
27. Kab. Pemalang
94,99
79,20
87,91
85,80
35,01
60,86
90,53
55,86
74,23
ht
23. Kab. Temanggung 24. Kab. Kendal
28. Kab. Tegal
65,84
80,56
72,91
70,04
61,79
66,60
67,29
75,14
70,90
29. Kab. Brebes
78,63
80,67
79,63
49,87
70,95
57,98
61,46
75,91
67,70
71. Kota Magelang
107,64
77,49
92,16 -
-
-
107,64
77,49
92,16
72. Kota Surakarta
66,92
76,48
71,25 -
-
-
66,92
76,48
71,25
73. Kota Salatiga
97,73
65,77
82,75 -
-
-
97,73
65,77
82,75
74. Kota Semarang
67,36
65,20
66,30
67,86
66,90
67,39
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
64,52 76,30
60,71 97,37
62,45 85,77 -
64,52 76,30
60,71 97,37
62,45 85,77
Jawa Tengah
77,39
77,83
77,61
72,89
74,27
73,55
114
81,28
100,00 -
68,62
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
91,92 -
70,47
69,47
Tabel 18.4 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (DI/DII/DIII/DIV/S1/S2/S3) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Kabupaten/Kota (1)
Tipe Daerah Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 20,40
33,62
27,56
9,75
22,08
16,14
13,19
26,04
19,95
02. Kab. Banyumas
23,98
24,11
24,04
19,52
15,05
17,42
22,06
19,90
21,09
03. Kab. Purbalingga
15,77
18,66
17,32
12,68
19,51
16,80
13,65
19,29
16,94
04. Kab. Banjarnegara
10,34
9,77
10,04
3,40
4,02
3,75
5,17
5,32
5,25
05. Kab. Kebumen
29,23
13,38
20,79
20,05
16,89
18,39
22,73
15,84
19,10
06. Kab. Purworejo
37,50
22,34
29,30
17,84
18,95
18,37
22,92
19,99
21,46
07. Kab. Wonosobo
36,18
35,24
35,66
18,68
26,52
22,74
22,43
28,62
25,69
08. Kab. Magelang
20,57
22,01
21,25
19,67
23,89
21,71
19,94
23,34
21,58
09. Kab. Boyolali
26,79
14,08
20,17
15,21
8,57
11,22
19,40
10,17
14,09
21,40
24,38
22,86
13,59
26,83
19,70
18,58
25,20
21,76
11. Kab. Sukoharjo
40,60
31,25
36,28
31,92
18,54
24,69
38,98
28,22
33,83
12. Kab. Wonogiri
14,83
29,01
22,37
29,69
23,72
26,62
26,15
25,05
25,58
13. Kab. Karanganyar
36,91
36,74
36,82
34,15
33,34
33,75
35,53
35,16
35,34
14. Kab. Sragen
32,42
18,97
24,61
18,43
12,39
14,99
22,96
14,59
18,16
15. Kab. Grobogan
22,50
27,82
25,57
21,60
18,36
19,72
21,78
20,21
20,87
16. Kab. Blora
22,40
8,42
14,69
7,35
7,12
7,23
11,11
7,47
9,17
17. Kab. Rembang
10,25
3,31
7,03
5,85
4,61
5,21
7,36
4,23
5,79
18. Kab. P a t i
8,84
13,61
11,28
10,55
4,06
6,79
9,96
6,82
8,20
19. Kab. Kudus
24,55
21,73
23,24
44,93
18,31
31,38
29,05
20,86
25,17
20. Kab. Jepara
20,09
31,49
25,79
16,21
23,81
19,97
18,40
28,19
23,27
29,95
30,57
14,71
20,05
17,36
20,71
24,13
22,47
24,34
22,50
15,97
30,38
23,92
17,67
27,92
23,35
o.
.g
.b
ng
te
id
10. Kab. Klaten
ps
01. Kab. Cilacap
31,32 20,20
23. Kab. Temanggung
22,85
11,53
16,69
12,66
21,21
17,01
14,67
19,08
16,95
8,38
23,93
15,49
10,71
11,37
11,04
9,56
16,95
13,13
16,61
9,88
13,18
5,43
6,87
6,12
9,96
8,17
9,08
26. Kab. Pekalongan
19,72
21,23
20,50
16,10
22,79
19,48
17,94
21,98
20,00
27. Kab. Pemalang
24,00
13,16
18,15
7,35
12,11
9,74
16,34
12,71
14,44
28. Kab. Tegal
20,40
24,38
22,40
27,83
16,27
21,26
23,07
20,95
21,95
29. Kab. Brebes
18,44
22,78
20,65
24,88
16,12
20,60
21,79
19,45
20,62
71. Kota Magelang
25,14
30,99
28,04
-
-
-
25,14
30,99
28,04
72. Kota Surakarta
47,64
55,30
51,65
-
-
-
47,64
55,30
51,65
73. Kota Salatiga
45,32
58,02
52,68
-
-
-
45,32
58,02
52,68
74. Kota Semarang
49,22
45,93
47,49
58,05
86,08
70,93
49,51
46,95
48,17
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
29,01 32,80
21,02 25,09
25,52 29,15
-
-
-
29,01 32,80
21,02 25,09
25,52 29,15
Jawa Tengah
28,49
28,81
28,65
16,77
17,24
17,02
22,74
22,95
22,85
25. Kab. Batang
://
tp
ht
24. Kab. Kendal
ja
21. Kab. Demak 22. Kab. Semarang
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
115
Tabel 19.1 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar (SD/MI/Paket A) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Kabupaten/Kota (1) 01. Kab. Cilacap
Tipe Daerah Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 100,00
98,75
99,35
99,58
94,20
97,13
99,69
95,69
97,80
02. Kab. Banyumas
94,13
94,03
94,08
93,21
92,16
92,71
93,64
93,15
93,39
03. Kab. Purbalingga
97,98
97,83
97,91
94,25
100,00
96,99
95,45
99,29
97,28
04. Kab. Banjarnegara
87,02
93,83
90,21
91,58
94,90
93,16
90,48
94,65
92,46
05. Kab. Kebumen
95,99
94,44
95,34
93,13
93,07
93,10
94,00
93,41
93,72
06. Kab. Purworejo
100,00
96,26
98,34
07. Kab. Wonosobo
98,52
100,00
08. Kab. Magelang
100,00
09. Kab. Boyolali 10. Kab. Klaten
96,59
97,22
98,34
96,51
97,49
97,91
99,05
99,64
98,39
99,07
98,24
99,11
98,89
97,74
98,36
99,17
97,89
98,57
97,78
100,00
99,13
95,13
97,11
96,20
95,90
98,14
97,16
99,19
98,70
98,96
98,31
96,90
97,62
98,88
98,04
98,48
11. Kab. Sukoharjo
100,00
97,81
99,04 100,00
100,00 100,00 100,00
98,37
99,29
12. Kab. Wonogiri
100,00
100,00 100,00
95,25
97,66
13. Kab. Karanganyar
100,00
100,00 100,00
95,17
98,43
98,43
.g
o.
97,23
99,16
97,96
98,11
96,56
96,20
96,38
97,06
96,75
96,90
100,00
97,90
98,97
95,71
97,01
96,26
96,31
97,17
96,68
96,68
96,59
96,64
97,35
94,87
96,07
97,19
95,24
96,20
96,14
99,41
94,99
93,19
94,69
94,73
94,84
94,78
100,00
97,80
98,80
97,64
90,51
94,24
98,26
92,87
95,58
19. Kab. Kudus
97,15
98,76
97,94 100,00
91,65
96,24
97,80
97,33
97,57
20. Kab. Jepara
98,89
100,00
99,51
94,66
96,40
98,74
97,84
98,25
91,87
89,11
ja
98,53
21. Kab. Demak
90,40
89,77
90,99
90,37
90,51
90,25
90,38
100,00
95,01
97,58
98,87
100,00
99,41
99,28
98,16
98,74
23. Kab. Temanggung
97,31
94,72
95,88
98,31
96,86
97,57
98,07
96,27
97,13
24. Kab. Kendal
98,42
96,64
97,51
99,09
98,92
99,02
98,82
97,81
98,36
25. Kab. Batang
96,85
94,13
95,54
94,93
97,02
95,90
95,63
95,92
95,77
26. Kab. Pekalongan
96,57
96,73
96,66 100,00
98,49
99,36
98,39
97,44
97,93
27. Kab. Pemalang
97,14
94,96
96,21
97,13
99,55
98,23
97,13
97,42
97,26
28. Kab. Tegal
99,24
96,56
98,00
96,04
97,64
96,87
97,86
97,09
97,48
29. Kab. Brebes
95,72
98,09
96,77
95,92
100,00
98,12
95,83
99,27
97,54
100,00 100,00
-
-
71. Kota Magelang
100,00
te
://
22. Kab. Semarang
ng
91,94
18. Kab. P a t i
ht
17. Kab. Rembang
98,10
97,59
tp
16. Kab. Blora
96,34
96,96
ps
15. Kab. Grobogan
96,49
98,28
.b
14. Kab. Sragen
id
97,78
99,17 100,00
- 100,00
100,00 100,00
72. Kota Surakarta
94,02
100,00
96,95
-
-
-
94,02
100,00
96,95
73. Kota Salatiga
96,47
91,96
94,16
-
-
-
96,47
91,96
94,16
74. Kota Semarang
90,11
91,99
90,97 100,00
100,00 100,00
90,41
92,04
91,14
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
90,73 96,61
97,97 92,44
94,06 94,53
-
-
-
90,73 96,61
97,97 92,44
94,06 94,53
Jawa Tengah
96,53
96,57
96,55
96,49
96,23
96,36
96,51
96,38
96,45
116
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 19.2 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs/Paket B) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Jumlah (7) 73,15 81,58 79,00 70,30 81,69 79,46 63,43 72,04 75,97 60,82 84,47 84,25 91,99 77,21 85,52 86,12 90,07 78,84 65,74 79,63 78,01 81,29 69,29 83,36 77,66 76,25 68,03 77,87 69,16 88,98 77,21
ps
.g
o.
id
Tipe Daerah Perdesaan Laki-laki Perempuan (5) (6) 73,68 72,63 85,83 78,77 74,78 85,17 66,95 73,92 74,96 88,38 81,98 76,74 64,49 62,30 63,28 79,57 76,27 75,56 78,85 40,22 100,00 73,33 79,06 91,01 86,45 96,83 74,16 80,52 85,87 85,14 77,53 95,59 88,45 92,23 64,47 92,45 64,26 67,72 80,07 79,21 76,58 79,80 81,31 81,28 65,88 72,39 89,82 76,77 74,79 80,24 65,41 83,43 58,24 78,27 72,95 85,05 63,42 73,88 72,38 100,00 74,60 79,90
ng
.b
Jumlah (4) 73,60 76,32 81,63 74,50 82,07 88,70 80,38 80,20 79,34 82,96 77,67 91,88 89,65 85,47 91,81 84,56 91,47 83,78 76,94 79,04 79,12 77,25 83,43 76,59 74,41 66,41 75,37 81,18 72,60 84,81 83,90 88,05 89,19 76,84 76,50 80,28
te
tp
://
Laki-laki (2) 78,47 74,29 78,15 78,90 81,99 90,31 78,25 81,68 78,69 83,18 85,14 96,69 88,81 88,70 85,47 85,06 93,99 86,98 68,29 79,91 82,06 77,05 82,71 75,20 68,42 57,80 72,60 81,46 64,16 78,56 81,88 84,50 91,13 72,95 75,92 79,57
ht
(1) 01. Kab. Cilacap 02. Kab. Banyumas 03. Kab. Purbalingga 04. Kab. Banjarnegara 05. Kab. Kebumen 06. Kab. Purworejo 07. Kab. Wonosobo 08. Kab. Magelang 09. Kab. Boyolali 10. Kab. Klaten 11. Kab. Sukoharjo 12. Kab. Wonogiri 13. Kab. Karanganyar 14. Kab. Sragen 15. Kab. Grobogan 16. Kab. Blora 17. Kab. Rembang 18. Kab. P a t i 19. Kab. Kudus 20. Kab. Jepara 21. Kab. Demak 22. Kab. Semarang 23. Kab. Temanggung 24. Kab. Kendal 25. Kab. Batang 26. Kab. Pekalongan 27. Kab. Pemalang 28. Kab. Tegal 29. Kab. Brebes 71. Kota Magelang 72. Kota Surakarta 73. Kota Salatiga 74. Kota Semarang 75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
Perkotaan Perempuan (3) 68,18 79,12 86,24 69,76 82,16 86,04 82,84 78,19 80,16 82,71 71,61 86,28 90,83 82,14 100,00 84,23 88,17 78,65 84,97 78,10 75,87 77,47 84,38 78,51 77,85 78,24 78,01 80,89 81,90 90,17 85,54 91,84 87,40 79,82 77,02 81,04
ja
Kabupaten/Kota
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah (8) (9) (10) 75,38 71,16 73,31 79,48 78,90 79,18 75,75 85,50 79,78 69,89 72,89 71,34 76,60 87,20 81,77 84,95 79,20 82,37 67,17 66,06 66,63 68,83 79,28 74,13 77,05 77,10 77,07 81,82 69,61 76,07 88,23 72,00 79,17 82,10 90,12 85,62 87,91 93,85 90,67 79,14 81,09 80,09 85,79 87,61 86,65 78,94 92,34 85,75 89,80 91,23 90,42 75,21 87,62 80,91 67,12 81,18 74,08 79,98 78,61 79,30 78,68 78,18 78,45 79,78 79,95 79,86 70,52 74,85 72,69 82,54 77,51 80,22 72,67 79,19 76,37 60,90 81,29 71,32 65,40 78,13 71,78 77,37 82,51 79,73 63,74 76,83 70,54 78,56 90,17 84,81 81,88 85,54 83,90 84,50 91,84 88,05 90,92 87,59 89,19 72,95 79,82 76,84 75,92 77,02 76,50 76,83 80,39 78,57
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
117
Tabel 19.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah (SMA/SMK/MA/Paket C) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Kabupaten/Kota (1)
Tipe Daerah Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 66,60
62,66
64,79
61,20
64,07
62,50
63,49
63,47
63,48
02. Kab. Banyumas
68,92
54,50
61,61
57,18
52,10
55,34
64,25
53,86
59,49
03. Kab. Purbalingga
54,22
51,82
52,94
40,14
38,03
39,05
45,11
43,12
44,08
04. Kab. Banjarnegara
77,64
73,48
75,76
47,70
32,00
41,37
53,98
42,17
49,09
05. Kab. Kebumen
64,94
91,20
78,35
64,00
55,33
60,43
64,25
67,92
65,87
06. Kab. Purworejo
86,79
74,85
80,53
59,28
59,39
59,33
67,01
63,82
65,36
07. Kab. Wonosobo
38,31
51,14
44,14
30,04
26,55
28,45
32,55
33,99
33,21
08. Kab. Magelang
60,19
64,30
62,17
46,75
48,57
47,57
50,78
53,74
52,14
09. Kab. Boyolali
67,82
90,69
77,20
58,44
68,58
63,15
61,49
74,73
67,42
10. Kab. Klaten
71,17
72,28
71,83
74,35
83,76
79,06
72,38
75,65
74,22
11. Kab. Sukoharjo
72,10
75,57
73,87
78,30
83,13
80,48
73,49
76,99
75,23
12. Kab. Wonogiri
81,08
92,84
86,66
61,56
70,24
65,81
66,21
75,39
70,67
13. Kab. Karanganyar
72,72
75,64
74,45
59,71
46,12
55,22
65,32
66,53
65,90
14. Kab. Sragen
73,47
82,26
77,43
52,78
71,18
63,34
61,33
74,51
68,32
15. Kab. Grobogan
88,90
77,89
82,38
50,29
50,92
50,60
55,05
55,46
55,26
16. Kab. Blora
78,52
82,97
80,39
72,15
48,68
60,90
74,02
57,16
66,21
17. Kab. Rembang
77,61
62,98
68,84
55,15
60,28
57,78
61,78
61,29
61,51
18. Kab. P a t i
62,40
78,83
70,85
60,63
48,37
54,58
61,32
60,82
61,07
19. Kab. Kudus
52,23
47,06
49,50
60,66
67,69
64,98
53,74
51,95
52,76
20. Kab. Jepara
50,49
48,67
49,71
42,32
62,04
50,97
47,83
53,11
50,12
21. Kab. Demak
73,32
73,33
73,32
42,99
66,16
55,27
54,43
68,51
61,63
22. Kab. Semarang
66,01
43,85
53,70
58,27
48,48
53,25
61,79
46,18
53,47
51,57
54,82
42,37
55,89
47,91
46,03
54,61
49,72
65,27
66,43
69,50
76,27
71,90
68,63
69,30
68,93
o.
.g
ps
.b
ng
te
ja
://
tp
id
01. Kab. Cilacap
57,89
24. Kab. Kendal
67,67
25. Kab. Batang
35,49
61,25
44,97
46,56
29,90
38,71
41,26
41,67
41,43
26. Kab. Pekalongan
42,44
33,06
38,60
39,20
64,69
50,83
40,94
49,20
44,51
27. Kab. Pemalang
55,24
51,05
53,36
58,42
29,88
44,40
56,78
39,86
48,83
28. Kab. Tegal
56,55
63,71
59,98
57,94
53,97
56,29
57,03
60,90
58,81
29. Kab. Brebes
55,49
61,08
58,23
42,87
56,13
47,97
47,96
58,65
52,58
71. Kota Magelang
85,43
69,33
77,16
-
-
-
85,43
69,33
77,16
72. Kota Surakarta
64,35
63,29
63,87
-
-
-
64,35
63,29
63,87
73. Kota Salatiga
86,42
64,06
75,95
-
-
-
86,42
64,06
75,95
74. Kota Semarang
60,16
59,00
59,59
59,65
100,00
82,59
60,14
61,01
60,57
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
41,59 57,51
49,44 73,54
45,87 64,72
-
-
-
41,59 57,51
49,44 73,54
45,87 64,72
Jawa Tengah
61,62
62,55
62,08
53,54
54,81
54,13
57,47
58,81
58,11
118
ht
23. Kab. Temanggung
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 19.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Perguruan Tinggi (DI/DII/DIII/DIV/S1/S2/S3) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Kabupaten/Kota (1)
Tipe Daerah Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap
16,15
27,42 22,25
8,06
17,56 12,99
10,67
20,95 16,08
02. Kab. Banyumas
21,63
17,82 19,98
13,46
10,83 12,23
18,12
14,57 16,52
03. Kab. Purbalingga
11,45
16,15 13,96
9,29
18,20 14,66
9,97
17,67 14,46
04. Kab. Banjarnegara
10,34
6,72
8,43
3,40
2,00
2,61
5,17
3,07
4,00
7,28
7,73
7,52
4,10
13,51
9,04
5,03
11,78
8,59
05. Kab. Kebumen 06. Kab. Purworejo
29,22
18,50 23,42
13,32
18,95 16,03
17,43
18,81 18,12
07. Kab. Wonosobo
33,03
15,56 23,32
15,69
20,76 18,32
19,40
19,51 19,46
08. Kab. Magelang
16,39
16,24 16,32
19,67
14,89 17,36
18,70
15,28 17,05
09. Kab. Boyolali
20,16
11,75 15,77
13,33
7,45
15,80
5,92 10,12
10. Kab. Klaten
18,30
19,07 18,68
10,07
26,83 17,81
15,33
21,67 18,37
11. Kab. Sukoharjo
32,25
22,90 27,93
31,92
18,54 24,69
32,19
21,86 27,25
29,69
28,54 24,73
33,32
14. Kab. Sragen
19,90
12,66 15,70
14,47
15. Kab. Grobogan
20,84
20,64 20,72
18,76
16. Kab. Blora
16,28
5,76 10,48
id
29,01 22,37
20,45
14,98 22,13
26,15
18,51 22,19
29,65 31,51
26,89
29,05 28,00
9,49 11,64
16,23
10,55 12,98
18,36 18,53
19,18
18,80 18,96
o.
14,83
13. Kab. Karanganyar
ps
.g
12. Kab. Wonogiri
3,54
.b
3,50
5,76
4,69
6,69
5,76
6,20
4,43
3,31
3,91
4,66
4,61
4,64
4,58
4,23
4,41
18. Kab. P a t i
8,84
3,71
6,22
8,43
2,52
5,01
8,58
2,86
5,39
19. Kab. Kudus
21,30
15,07 18,41
40,64
16,08 28,14
25,58
25. Kab. Batang
7,29
22,29 14,72
11,27
25,46 18,34
10,70
18,85 14,74
16,62
20,76 18,76
16,67
21,62 19,42
14,99
21,53 18,60
15,67
21,57 18,93
11,98
11,53 11,73
12,66
19,55 16,17
12,53
17,79 15,24
5,40
17,61 10,99
6,50
11,09
8,82
5,96
13,99
9,83
8,64
3,76
4,99
4,35
6,18
6,12
6,15
ht
24. Kab. Kendal
te
22. Kab. Semarang 23. Kab. Temanggung
27,86 21,10
23,49 25,12
ja
27,11
://
14,35
21. Kab. Demak
15,33 20,72
tp
20. Kab. Jepara
ng
17. Kab. Rembang
9,74
7,59
26. Kab. Pekalongan
17,70
17,66 17,68
14,57
27. Kab. Pemalang
18,09
9,36 13,38
7,35
28. Kab. Tegal
16,92
19,64 18,29
29. Kab. Brebes
14,36
14,07 14,21
71. Kota Magelang
18,07
24,04 21,03
20,35 17,49 3,60
16,17
18,95 17,59
5,46
13,15
18,27
16,27 17,13
17,40
18,21 17,83
22,03
12,47 17,36
18,35
13,27 15,82
- 18,07
24,04 21,03
-
-
6,92
9,89
72. Kota Surakarta
37,09
43,71 40,56
-
-
- 37,09
43,71 40,56
73. Kota Salatiga
37,30
48,28 43,66
-
-
- 37,30
48,28 43,66
74. Kota Semarang
37,21
31,50 34,21
37,52
32,35 34,82
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
26,54 25,28
19,57 23,50 24,59 24,95
- 26,54 - 25,28
19,57 23,50 24,59 24,95
Jawa Tengah
22,16
21,64 21,89
17,95
17,78 17,86
46,59
64,87 54,99 -
13,58
14,02 13,81
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
119
Tabel 20.1 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 Perkotaan Kabupaten/Kota
15-24 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (5) (6) (7)
96,02
92,74
94,36
100,00
100,00
100,00
02. Kab. Banyumas
95,87
92,14
93,97
100,00
100,00
100,00
03. Kab. Purbalingga
98,68
95,31
96,95
100,00
100,00
100,00
04. Kab. Banjarnegara
97,68
94,08
95,85
100,00
100,00
100,00
05. Kab. Kebumen
95,58
94,42
94,98
100,00
100,00
100,00
06. Kab. Purworejo
97,22
96,86
97,03
100,00
100,00
100,00
07. Kab. Wonosobo
98,20
94,71
96,46
100,00
100,00
100,00
08. Kab. Magelang
97,49
91,44
94,44
100,00
100,00
100,00
09. Kab. Boyolali
94,78
92,74
93,75
100,00
100,00
100,00
10. Kab. Klaten
95,23
89,41
92,19
100,00
100,00
100,00
11. Kab. Sukoharjo
94,85
90,24
92,51
100,00
100,00
100,00
12. Kab. Wonogiri
95,05
81,13
87,81
100,00
100,00
100,00
13. Kab. Karanganyar
97,12
91,97
94,47
100,00
100,00
100,00
14. Kab. Sragen
90,01
86,96
88,45
15. Kab. Grobogan
97,02
95,41
96,18
16. Kab. Blora
96,64
88,81
92,57
17. Kab. Rembang
96,65
92,56
18. Kab. P a t i
96,28
94,05
19. Kab. Kudus
98,77
20. Kab. Jepara
96,27
21. Kab. Demak
97,16
o.
id
01. Kab. Cilacap
.b
(1)
15 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
94,58
100,00
100,00
100,00
95,11
100,00
100,00
100,00
93,81
96,22
100,00
99,40
99,71
91,92
94,08
100,00
100,00
100,00
95,00
96,06
100,00
100,00
100,00
.g
100,00
96,43
94,61
95,47
100,00
100,00
100,00
23. Kab. Temanggung
97,97
92,85
95,38
100,00
100,00
100,00
24. Kab. Kendal
96,64
89,53
93,11
100,00
100,00
100,00
25. Kab. Batang
95,12
94,69
94,90
100,00
100,00
100,00
98,51
95,12
96,81
100,00
100,00
100,00
95,51
87,18
91,24
100,00
100,00
100,00
28. Kab. Tegal
97,97
93,46
95,67
100,00
100,00
100,00
29. Kab. Brebes
94,13
89,32
91,69
100,00
100,00
100,00
71. Kota Magelang
97,11
96,47
96,78
100,00
100,00
100,00
72. Kota Surakarta
98,75
96,57
97,62
100,00
100,00
100,00
73. Kota Salatiga
96,82
94,09
95,41
100,00
100,00
100,00
74. Kota Semarang
97,85
97,30
97,56
100,00
100,00
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
98,63 98,12
97,89 89,24
98,26 93,61
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
Jawa Tengah
96,62
92,81
94,67
100,00
99,97
99,99
26. Kab. Pekalongan 27. Kab. Pemalang
120
tp
://
22. Kab. Semarang
ht
ja
te
ng
ps
100,00
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 20.1
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (lanjutan) Perkotaan 25-44 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (8) (9) (10)
Kabupaten/Kota (1) 01. Kab. Cilacap
45 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (11) (12) (13)
99,62
100,00
99,81
90,44
82,99
86,56
100,00
99,68
99,83
89,61
81,13
85,22
03. Kab. Purbalingga
100,00
98,11
99,04
96,51
90,06
93,13
04. Kab. Banjarnegara
100,00
98,38
99,16
94,30
86,57
90,44
05. Kab. Kebumen
100,00
100,00
100,00
90,06
87,75
88,85
06. Kab. Purworejo
100,00
100,00
100,00
93,98
93,25
93,60
07. Kab. Wonosobo
100,00
99,64
99,82
95,53
87,01
91,33
08. Kab. Magelang
02. Kab. Banyumas
100,00
100,00
100,00
93,78
80,28
86,71
09. Kab. Boyolali
99,55
99,46
99,51
88,21
84,10
86,09
10. Kab. Klaten
99,44
98,84
99,14
89,47
78,08
83,32
99,63
99,55
86,72
76,12
81,12
100,00
97,69
98,82
90,07
65,18
76,86
13. Kab. Karanganyar
100,00
99,75
99,87
92,80
80,38
86,37
98,87
99,06
77,88
72,40
75,02
100,00
99,58
92,53
89,43
90,87
16. Kab. Blora
100,00
96,13
98,05
92,24
77,72
84,64
17. Kab. Rembang
100,00
98,74
99,38
90,41
81,80
85,87
18. Kab. P a t i
100,00
99,16
99,55
91,32
86,28
88,73
99,57 99,61
21. Kab. Demak
100,00
ht
24. Kab. Kendal
.b
ps
99,79
98,99
99,26
96,93
84,06
90,22
99,65
99,63
89,04
77,90
83,15
99,07
99,53
91,74
86,66
89,14
100,00
98,92
99,44
90,49
86,68
88,50
100,00
100,00
100,00
94,77
83,55
88,77
99,04
99,11
99,08
92,14
74,92
83,30
tp
23. Kab. Temanggung
://
22. Kab. Semarang
ja
te
19. Kab. Kudus 20. Kab. Jepara
ng
14. Kab. Sragen
o.
99,26
15. Kab. Grobogan
.g
11. Kab. Sukoharjo
id
99,47
12. Kab. Wonogiri
25. Kab. Batang
99,11
98,18
98,63
87,46
87,47
87,46
26. Kab. Pekalongan
99,72
99,50
99,61
95,99
86,87
91,32
27. Kab. Pemalang
98,24
98,81
98,54
89,95
66,92
78,20
28. Kab. Tegal
100,00
99,19
99,59
94,20
83,46
88,55
29. Kab. Brebes
98,89
97,13
98,01
84,49
73,69
78,90
71. Kota Magelang
99,68
100,00
99,84
93,01
91,69
92,30
72. Kota Surakarta
100,00
100,00
100,00
96,60
91,11
93,68
73. Kota Salatiga
100,00
100,00
100,00
90,83
83,71
87,06
74. Kota Semarang
100,00
99,74
99,87
93,19
92,39
92,76
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
99,62 99,51
100,00 98,25
99,81 98,88
96,24 94,91
93,83 72,72
94,98 83,01
Jawa Tengah
99,68
99,21
99,44
91,31
82,45
86,67
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
121
Tabel 20.2
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 Perdesaan
Kabupaten/Kota
15-24 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (5) (6) (7)
95,33
88,17
91,71
100,00
100,00
100,00
02. Kab. Banyumas
96,06
95,31
95,69
100,00
100,00
100,00
03. Kab. Purbalingga
95,07
95,35
95,22
100,00
100,00
100,00
04. Kab. Banjarnegara
95,32
90,06
92,68
100,00
100,00
100,00
05. Kab. Kebumen
94,86
86,66
90,71
100,00
100,00
100,00
06. Kab. Purworejo
95,07
93,26
94,14
100,00
100,00
100,00
07. Kab. Wonosobo
96,00
95,05
95,53
100,00
100,00
100,00
08. Kab. Magelang
98,21
86,40
92,28
100,00
100,00
100,00
09. Kab. Boyolali
91,44
80,60
85,86
100,00
100,00
100,00
10. Kab. Klaten
96,68
89,43
92,94
100,00
100,00
100,00
11. Kab. Sukoharjo
94,81
87,34
91,03
100,00
100,00
100,00
12. Kab. Wonogiri
93,97
77,56
85,46
98,12
100,00
99,01
13. Kab. Karanganyar
94,95
88,56
91,77
100,00
100,00
100,00
14. Kab. Sragen
92,75
81,03
86,68
100,00
100,00
100,00
15. Kab. Grobogan
96,38
93,00
94,64
100,00
100,00
16. Kab. Blora
91,68
85,36
88,43
99,37
100,00
99,69
17. Kab. Rembang
93,67
86,50
89,98
100,00
100,00
100,00
18. Kab. P a t i
94,25
87,22
90,58
100,00
100,00
100,00
19. Kab. Kudus
96,56
89,77
93,02
100,00
100,00
100,00
20. Kab. Jepara
95,86
96,49
96,18
100,00
100,00
100,00
21. Kab. Demak
95,94
91,59
93,72
100,00
100,00
100,00
22. Kab. Semarang
95,36
93,46
94,38
100,00
100,00
100,00
23. Kab. Temanggung
93,40
89,23
91,33
100,00
100,00
100,00
94,72
85,20
90,00
100,00
100,00
100,00
25. Kab. Batang
o.
.g
100,00
ps
.b
ng
ja
://
tp ht
24. Kab. Kendal
id
01. Kab. Cilacap
te
(1)
15 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4)
94,74
93,29
94,00
100,00
100,00
100,00
97,77
93,28
95,48
100,00
100,00
100,00
27. Kab. Pemalang
93,42
82,57
87,83
100,00
98,77
99,38
28. Kab. Tegal
95,45
90,15
92,75
100,00
100,00
100,00
29. Kab. Brebes
91,33
80,76
86,07
100,00
100,00
100,00
71. Kota Magelang
-
-
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
-
-
100,00
93,25
96,59
100,00
90,26
95,08
-
-
-
-
-
-
94,81
88,35
91,52
93,76
86,07
89,83
26. Kab. Pekalongan
74. Kota Semarang 75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
122
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 20.2
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (lanjutan) Perdesaan 25-44 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (8) (9) (10)
Kabupaten/Kota (1)
45 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (11) (12) (13)
01. Kab. Cilacap
100,00
98,75
99,35
88,80
72,41
80,58
02. Kab. Banyumas
100,00
100,00
100,00
90,85
89,19
90,02
03. Kab. Purbalingga
99,09
99,26
99,17
89,06
89,34
89,21
04. Kab. Banjarnegara
96,88
95,85
96,38
91,29
79,78
85,39
05. Kab. Kebumen
99,80
98,65
99,22
88,38
72,24
79,97
06. Kab. Purworejo
98,84
99,26
99,05
90,36
86,57
88,39
07. Kab. Wonosobo
99,44
96,53
98,03
90,32
91,26
90,80
08. Kab. Magelang
99,75
97,98
98,87
95,82
69,89
82,44
09. Kab. Boyolali
99,21
98,09
98,66
80,65
57,24
68,44
10. Kab. Klaten
100,00
96,48
98,18
92,26
79,33
85,45
100,00
98,49
99,26
87,38
72,31
79,53
99,49
98,50
98,97
89,33
59,23
73,53
13. Kab. Karanganyar
99,45
100,00
99,71
87,49
74,41
80,50
99,66
96,96
98,30
o.
83,69
60,21
71,36
99,55
98,32
98,92
91,50
83,86
87,63
16. Kab. Blora
98,95
97,85
98,37
82,13
67,79
74,83
17. Kab. Rembang
99,05
99,04
99,04
84,59
63,81
74,22
18. Kab. P a t i
97,92
97,21
97,56
88,01
72,17
79,62
21. Kab. Demak 22. Kab. Semarang
.b ng
99,26
99,58
89,75
71,78
80,19
99,65
89,63
89,81
89,72
100,00
97,59
98,79
87,60
79,15
83,13
100,00
98,58
99,30
88,17
85,03
86,54
99,47
99,64
99,55
84,49
75,36
79,85
98,85
96,90
97,89
87,09
66,04
76,29
tp
23. Kab. Temanggung
://
te
100,00
ht
24. Kab. Kendal 25. Kab. Batang
99,17
100,00
ja
19. Kab. Kudus 20. Kab. Jepara
ps
14. Kab. Sragen 15. Kab. Grobogan
.g
id
11. Kab. Sukoharjo 12. Kab. Wonogiri
97,60
98,05
97,83
88,36
84,31
86,28
26. Kab. Pekalongan
99,49
98,23
98,83
94,51
83,51
88,94
27. Kab. Pemalang
99,41
96,32
97,80
83,23
58,74
70,60
28. Kab. Tegal
99,73
97,93
98,83
88,32
77,50
82,69
29. Kab. Brebes
98,40
98,09
98,25
76,76
52,61
63,97
-
-
-
-
-
-
71. Kota Magelang 72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
-
-
100,00
80,97
90,95
100,00
80,96
90,84
-
-
-
-
-
-
88,44
74,65
81,33
87,94
73,76
80,63
74. Kota Semarang 75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
123
Tabel 20.3
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 Perkotaan + Perdesaan
Kabupaten/Kota (1)
15 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4)
15-24 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (5) (6) (7)
95,57
89,79
92,65
100,00
100,00
100,00
02. Kab. Banyumas
95,96
93,62
94,78
100,00
100,00
100,00
03. Kab. Purbalingga
96,22
95,34
95,77
100,00
100,00
100,00
04. Kab. Banjarnegara
95,87
91,03
93,44
100,00
100,00
100,00
05. Kab. Kebumen
95,05
88,78
91,85
100,00
100,00
100,00
06. Kab. Purworejo
95,69
94,32
94,98
100,00
100,00
100,00
07. Kab. Wonosobo
96,52
94,97
95,75
100,00
100,00
100,00
08. Kab. Magelang
98,01
87,84
92,89
100,00
100,00
100,00
09. Kab. Boyolali
92,55
84,55
88,46
100,00
100,00
100,00
10. Kab. Klaten
95,71
89,41
92,44
100,00
100,00
100,00
11. Kab. Sukoharjo
94,84
89,57
92,17
100,00
100,00
100,00
12. Kab. Wonogiri
94,19
78,30
85,94
98,53
100,00
99,24
13. Kab. Karanganyar
96,04
90,34
93,15
100,00
100,00
100,00
14. Kab. Sragen
91,85
82,94
87,25
100,00
100,00
100,00
15. Kab. Grobogan
96,49
93,40
94,90
100,00
100,00
16. Kab. Blora
92,86
86,19
89,42
99,52
100,00
99,77
17. Kab. Rembang
94,55
88,24
91,31
100,00
100,00
100,00
18. Kab. P a t i
94,93
89,53
92,11
100,00
100,00
100,00
19. Kab. Kudus
98,27
92,89
95,49
100,00
99,55
99,77
20. Kab. Jepara
96,11
93,73
100,00
100,00
100,00
21. Kab. Demak
96,40
92,87
94,60
100,00
100,00
100,00
.g
o.
id
01. Kab. Cilacap
94,91
22. Kab. Semarang
95,79
93,93
94,83
100,00
100,00
100,00
23. Kab. Temanggung
94,53
90,16
92,35
100,00
100,00
100,00
24. Kab. Kendal
95,65
87,29
91,50
100,00
100,00
100,00
94,89
93,86
94,37
100,00
100,00
100,00
98,16
94,23
96,17
100,00
100,00
100,00
27. Kab. Pemalang
94,49
84,93
89,58
100,00
99,45
99,72
28. Kab. Tegal
96,94
92,11
94,48
100,00
100,00
100,00
29. Kab. Brebes
92,53
84,53
88,51
100,00
100,00
100,00
71. Kota Magelang
97,11
96,47
96,78
100,00
100,00
100,00
72. Kota Surakarta
98,75
96,57
97,62
100,00
100,00
100,00
73. Kota Salatiga
96,82
94,09
95,41
100,00
100,00
100,00
74. Kota Semarang
97,90
97,19
97,54
100,00
100,00
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
98,63 98,12
97,89 89,24
98,26 93,61
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
Jawa Tengah
95,64
90,42
92,98
99,96
99,97
99,96
26. Kab. Pekalongan
124
://
tp
ht
25. Kab. Batang
ja
te
ng
.b
ps
100,00
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 20.3
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (lanjutan) Perkotaan + Perdesaan 25-44 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (8) (9) (10)
Kabupaten/Kota
99,17
99,51
89,36
76,25
82,70
100,00
99,83
99,91
90,23
85,02
89,36
03. Kab. Purbalingga
99,38
98,88
99,13
91,28
89,56
90,39
04. Kab. Banjarnegara
97,58
96,47
97,03
92,02
81,37
86,59
05. Kab. Kebumen
99,86
99,01
99,43
88,83
76,44
82,36
06. Kab. Purworejo
99,17
99,48
99,33
91,39
88,49
89,87
07. Kab. Wonosobo
99,57
97,26
98,45
91,59
90,27
90,93
08. Kab. Magelang
99,82
98,54
99,18
95,24
72,89
83,66
09. Kab. Boyolali
99,32
98,57
98,94
83,17
66,05
74,28
10. Kab. Klaten
99,61
98,05
98,83
90,40
78,48
84,02
11. Kab. Sukoharjo
99,59
99,39
99,49
86,88
75,19
80,73
12. Kab. Wonogiri
99,60
98,34
98,94
89,48
60,43
74,19
13. Kab. Karanganyar
99,73
99,87
99,80
90,22
77,37
83,47
14. Kab. Sragen
99,53
97,55
98,54
81,78
64,19
72,56
15. Kab. Grobogan
99,62
98,50
91,67
84,86
88,18
16. Kab. Blora
99,20
97,47
98,30
84,50
70,23
77,19
17. Kab. Rembang
99,33
98,96
99,14
86,19
69,16
77,55
18. Kab. P a t i
98,59
97,88
98,22
89,16
76,87
82,72
99,03
99,34
95,35
81,27
87,98
99,79
99,64
89,29
82,52
85,81
o.
99,05
ps
.b
ng
02. Kab. Banyumas
id
99,86
.g
(1) 01. Kab. Cilacap
45 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan Jumlah (11) (12) (13)
99,67
20. Kab. Jepara
99,48
21. Kab. Demak
100,00
98,14
99,06
89,21
81,95
85,42
22. Kab. Semarang
100,00
98,73
99,36
89,08
85,68
87,31
99,61
99,74
99,67
86,93
77,47
82,06
98,94
97,95
98,45
89,54
70,36
79,70
25. Kab. Batang
98,21
98,10
98,16
87,99
85,57
86,75
26. Kab. Pekalongan
99,61
98,90
99,24
95,25
85,22
90,14
27. Kab. Pemalang
98,83
97,56
98,17
86,68
62,90
74,48
28. Kab. Tegal
99,89
98,67
99,28
91,67
80,93
86,05
29. Kab. Brebes
98,61
97,68
98,15
80,11
61,50
70,35
71. Kota Magelang
99,68
100,00
99,84
93,01
91,69
92,30
72. Kota Surakarta
100,00
100,00
100,00
96,60
91,11
93,68
73. Kota Salatiga
100,00
100,00
100,00
90,83
83,71
87,06
74. Kota Semarang
://
ht
24. Kab. Kendal
tp
23. Kab. Temanggung
ja
te
19. Kab. Kudus
100,00
99,74
99,87
93,41
92,09
92,71
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
99,62 99,51
100,00 98,25
99,81 98,88
96,24 94,91
93,83 72,72
94,98 83,01
Jawa Tengah
99,45
98,64
99,04
89,43
77,67
83,32
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
125
Tabel 21.1 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014 Perkotaan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten/Kota (1)
Tidak/Belum Tidak Pernah Tamat SD Sekolah (2) (3)
SD/MI
SMP/MTs
SM/MA
PT
(4)
(5)
(6)
(7)
Total (8)
6,36
18,24
29,38
16,11
24,48
5,43
100,00
02. Kab. Banyumas
4,01
15,04
30,73
18,79
25,58
5,85
100,00
03. Kab. Purbalingga
2,77
20,10
27,66
23,34
20,96
5,17
100,00
04. Kab. Banjarnegara
2,72
16,56
30,25
22,18
20,47
7,82
100,00
05. Kab. Kebumen
3,20
13,98
32,86
19,85
23,81
6,30
100,00
06. Kab. Purworejo
4,12
7,56
21,52
18,20
33,31
15,29
100,00
07. Kab. Wonosobo
2,69
19,24
27,62
19,09
21,03
10,33
100,00
08. Kab. Magelang
3,48
11,53
21,86
18,68
32,72
11,73
100,00
09. Kab. Boyolali
8,76
10,88
18,72
18,03
30,89
12,72
100,00
10. Kab. Klaten
9,05
11,69
20,94
18,42
31,15
8,75
100,00
11. Kab. Sukoharjo
5,92
8,53
19,47
19,45
32,18
14,45
100,00
12. Kab. Wonogiri
12,05
10,05
20,45
18,14
26,44
12,87
100,00
20,13
10,95
100,00
17,74
27,91
10,93
100,00
.g
32,39
6,14
11,22
31,65
19,19
ps
24,83
6,97
100,00
12,22
14,23
23,97
18,08
21,37
10,13
100,00
17. Kab. Rembang
5,00
9,94
34,32
19,19
24,20
7,35
100,00
18. Kab. P a t i
7,36
12,76
26,22
18,47
26,63
8,56
100,00
19. Kab. Kudus
5,54
9,98
27,32
21,69
27,71
7,76
100,00
20. Kab. Jepara
5,11
14,10
30,89
24,14
20,07
5,69
100,00
21. Kab. Demak
5,92
://
o.
id
01. Kab. Cilacap
26,64
21,36
29,45
5,81
100,00
22. Kab. Semarang
3,98
14,53
23,89
20,55
28,53
8,52
100,00
23. Kab. Temanggung
1,35
14,99
28,99
20,60
24,20
9,87
100,00
24. Kab. Kendal
17,61
te
ng
.b
20,97
ja
16. Kab. Blora
6,04 10,35
10,82
tp
15. Kab. Grobogan
9,52 15,46
ht
13. Kab. Karanganyar 14. Kab. Sragen
5,42
18,90
23,15
21,38
23,74
7,41
100,00
25. Kab. Batang
4,79
18,82
29,77
20,97
20,11
5,54
100,00
26. Kab. Pekalongan
6,89
16,41
39,66
18,34
13,97
4,73
100,00
27. Kab. Pemalang
8,27
17,13
33,02
20,11
17,15
4,32
100,00
28. Kab. Tegal
8,51
21,17
29,75
19,53
15,62
5,42
100,00
29. Kab. Brebes
10,78
26,47
29,51
13,08
14,29
5,87
100,00
71. Kota Magelang
3,03
4,85
19,90
20,31
37,61
14,30
100,00
72. Kota Surakarta
2,83
5,37
15,03
19,70
39,15
17,92
100,00
73. Kota Salatiga
2,36
11,45
19,34
18,46
31,49
16,90
100,00
74. Kota Semarang
3,04
7,65
15,75
19,39
38,45
15,72
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
3,05 5,25
12,15 15,56
31,78 27,15
19,96 16,21
24,62 27,91
8,44 7,92
100,00 100,00
Jawa Tengah
6,03
13,53
25,44
19,33
26,51
9,16
100,00
126
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 21.2 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014 Perdesaan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten/Kota
Tidak Tamat SD
SD/MI
SMP/MTs
SM/MA
PT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Total (8)
6,46
22,37
38,26
20,02
10,33
2,56
100,00
02. Kab. Banyumas
4,85
23,24
38,69
17,30
13,74
2,18
100,00
03. Kab. Purbalingga
6,62
25,41
37,65
18,84
8,86
2,62
100,00
04. Kab. Banjarnegara
8,25
23,62
44,07
16,71
6,09
1,26
100,00
05. Kab. Kebumen
6,80
17,60
40,65
19,69
13,28
1,98
100,00
06. Kab. Purworejo
6,86
16,83
32,54
22,39
17,98
3,40
100,00
07. Kab. Wonosobo
5,31
25,61
45,10
14,86
6,99
2,13
100,00
08. Kab. Magelang
5,34
20,65
37,79
16,27
15,75
4,20
100,00
09. Kab. Boyolali
11,35
15,42
31,08
19,08
19,88
3,19
100,00
10. Kab. Klaten
12,08
12,21
22,75
20,19
25,48
7,29
100,00
11. Kab. Sukoharjo
12,26
11,36
24,13
20,47
21,45
10,33
100,00
12. Kab. Wonogiri
12,20
16,45
36,90
13,15
3,26
100,00
13. Kab. Karanganyar
14,01
9,08
38,56
23,40
11,37
3,58
100,00
14. Kab. Sragen
21,52
13,49
23,27
19,91
17,78
4,03
100,00
ps
.g
18,04
6,38
15,63
48,95
17,86
9,25
1,93
100,00
12,48
20,35
35,22
15,87
12,61
3,47
100,00
7,95
15,39
21,66
10,97
2,13
100,00
41,90
18. Kab. P a t i
12,25
ng
16. Kab. Blora
.b
15. Kab. Grobogan
id
01. Kab. Cilacap
o.
(1)
Tidak/Belum Pernah Sekolah (2)
17,34
33,45
16,94
16,52
3,50
100,00
19. Kab. Kudus
8,06
13,03
37,02
21,85
16,42
3,62
100,00
4,24
15,86
41,53
24,82
12,53
1,02
100,00
ja
te
17. Kab. Rembang
://
20. Kab. Jepara
8,56
22. Kab. Semarang 24. Kab. Kendal
ht
23. Kab. Temanggung
16,87
37,03
20,54
14,84
2,16
100,00
6,36
19,48
33,45
18,15
18,08
4,48
100,00
3,08
24,20
38,71
20,46
9,75
3,80
100,00
tp
21. Kab. Demak
8,22
21,95
34,88
17,02
13,79
4,14
100,00
25. Kab. Batang
7,64
22,35
43,30
16,46
7,33
2,92
100,00
26. Kab. Pekalongan
9,05
21,13
43,91
15,09
7,95
2,87
100,00
27. Kab. Pemalang
8,80
21,19
47,35
13,17
7,79
1,70
100,00
28. Kab. Tegal
11,70
22,02
38,38
14,69
8,87
4,34
100,00
29. Kab. Brebes
12,54
29,46
38,18
10,44
6,16
3,22
100,00
71. Kota Magelang
-
-
-
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga 74. Kota Semarang 75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
-
-
-
-
-
-
-
3,90
8,99
32,42
16,29
22,13
16,27
100,00
-
-
-
-
-
-
-
8,84
19,61
38,07
17,92
12,44
3,12
100,00
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
127
Tabel 21.3 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014 Perkotaan + Perdesaan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten/Kota (1)
Tidak/Belum Pernah Sekolah (2)
Tidak Tamat SD
SD/MI
SMP/MTs
SM/MA
PT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Total (8)
01. Kab. Cilacap
6,43
20,93
35,17
18,66
15,26
3,55
100,00
02. Kab. Banyumas
4,42
18,99
34,56
18,07
19,89
4,07
100,00
03. Kab. Purbalingga
5,42
23,76
34,53
20,24
12,63
3,42
100,00
04. Kab. Banjarnegara
6,98
21,99
40,89
17,97
9,40
2,77
100,00
05. Kab. Kebumen
5,85
16,64
38,58
19,73
16,08
3,12
100,00
06. Kab. Purworejo
6,09
14,21
29,42
21,20
22,31
6,77
100,00
07. Kab. Wonosobo
4,70
24,14
41,05
15,84
10,25
4,02
100,00
08. Kab. Magelang
4,82
18,10
33,32
16,95
20,50
6,31
100,00
09. Kab. Boyolali
10,50
13,94
27,04
18,74
23,48
6,30
100,00
10. Kab. Klaten
29,28
8,28
100,00
29,69
13,49
100,00
11,86
21,54
19,00
7,39
9,19
20,55
19,69
12. Kab. Wonogiri
12,17
15,15
33,56
18,06
15,84
5,22
100,00
13. Kab. Karanganyar
11,74
7,54
29,66
21,74
7,32
100,00
14. Kab. Sragen
19,59
12,49
21,46
19,22
21,00
6,24
100,00
.g
6,34
14,92
46,17
18,07
11,76
2,74
100,00
12,42
18,92
32,59
16,38
14,65
5,04
100,00
7,11
13,84
39,74
20,95
14,74
3,62
100,00
18. Kab. P a t i
10,63
15,82
31,05
17,45
19,88
5,17
100,00
19. Kab. Kudus
6,10
10,66
29,49
21,72
25,19
6,84
100,00
20. Kab. Jepara
4,76
14,80
35,13
24,41
17,06
3,84
100,00
21. Kab. Demak 22. Kab. Semarang 23. Kab. Temanggung 24. Kab. Kendal
.b
ng
te
ja
17. Kab. Rembang
7,58
14,63
33,19
20,84
20,24
3,52
100,00
tp
16. Kab. Blora
5,40
17,48
29,59
19,12
22,29
6,12
100,00
2,65
21,89
36,28
20,50
13,37
5,31
100,00
ht
15. Kab. Grobogan
ps
22,00
://
o.
id
10,04
11. Kab. Sukoharjo
6,88
20,49
29,26
19,11
18,56
5,70
100,00
6,49
20,93
37,86
18,27
12,47
3,98
100,00
26. Kab. Pekalongan
7,93
18,67
41,70
16,78
11,08
3,84
100,00
27. Kab. Pemalang
8,53
19,14
40,13
16,66
12,51
3,03
100,00
28. Kab. Tegal
9,84
21,52
33,34
17,52
12,82
4,96
100,00
25. Kab. Batang
29. Kab. Brebes
11,78
28,17
34,45
11,58
9,66
4,36
100,00
71. Kota Magelang
3,03
4,85
19,90
20,31
37,61
14,30
100,00
72. Kota Surakarta
2,83
5,37
15,03
19,70
39,15
17,92
100,00
73. Kota Salatiga
2,36
11,45
19,34
18,46
31,49
16,90
100,00
74. Kota Semarang
3,06
7,68
16,12
19,32
38,09
15,73
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
3,05 5,25
12,15 15,56
31,78 27,15
19,96 16,21
24,62 27,91
8,44 7,92
100,00 100,00
Jawa Tengah
7,56
16,84
32,32
18,56
18,85
5,87
100,00
128
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 22.1 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014 Laki-laki Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tidak/Belum Pernah Sekolah (2)
Kabupaten/Kota (1) 01. Kab. Cilacap
Tidak Tamat SD
SD/MI
SMP/MTs
SM/MA
PT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
20,52
35,35
20,00
17,55
2,79
3,79
Total (8) 100,00
02. Kab. Banyumas
2,35
17,38
35,39
18,40
22,80
3,68
100,00
03. Kab. Purbalingga
3,42
23,49
37,37
19,19
13,13
3,40
100,00
04. Kab. Banjarnegara
4,80
21,78
42,68
16,41
11,31
3,02
100,00
05. Kab. Kebumen
2,27
14,39
40,11
21,17
18,96
3,10
100,00
06. Kab. Purworejo
2,99
14,06
28,67
21,50
25,68
7,10
100,00
2,67
24,26
42,09
16,42
10,87
3,69
100,00
2,91
15,49
35,57
17,84
22,86
5,33
100,00
09. Kab. Boyolali
4,31
11,78
29,77
20,69
27,60
5,85
100,00
10,50
23,34
7,17
22,23
12. Kab. Wonogiri
5,31
12,94
37,87
8,37
100,00
14,41
100,00
18,87
5,64
100,00
19,37
5,43
7,03
32,54
23,19
24,30
7,51
100,00
12,40
12,96
24,62
20,60
22,74
6,68
100,00
2,98
13,29
48,26
17,70
15,14
2,63
100,00
6,96
20,71
34,55
16,86
14,96
5,96
100,00
17. Kab. Rembang
3,72
42,27
19,34
17,73
4,04
100,00
18. Kab. P a t i
5,77
16,41
34,29
17,39
20,69
5,45
100,00
19. Kab. Kudus
2,24
9,76
30,59
22,68
28,88
5,85
100,00
2,41
13,75
36,12
24,67
18,65
4,40
100,00
12,90
te
ja ://
20. Kab. Jepara
2,71
ht
23. Kab. Temanggung
13,99
34,41
21,85
23,46
3,58
100,00
2,43
16,34
31,23
20,10
23,79
6,11
100,00
1,38
19,91
35,96
22,49
15,61
4,65
100,00
tp
21. Kab. Demak 22. Kab. Semarang 24. Kab. Kendal
.b
15. Kab. Grobogan 16. Kab. Blora
ng
14. Kab. Sragen
32,89 31,37
ps
13. Kab. Karanganyar
20,79
21,02
id
4,11 3,80
.g
10. Kab. Klaten 11. Kab. Sukoharjo
o.
07. Kab. Wonosobo 08. Kab. Magelang
3,20
18,40
30,14
19,86
23,17
5,23
100,00
3,30
20,19
39,59
17,28
15,74
3,90
100,00
26. Kab. Pekalongan
4,06
16,72
45,59
16,54
13,41
3,68
100,00
27. Kab. Pemalang
5,32
16,52
42,51
18,32
14,38
2,95
100,00
28. Kab. Tegal
6,10
20,54
33,88
20,23
14,32
4,93
100,00
25. Kab. Batang
29. Kab. Brebes
7,03
28,38
36,44
12,24
11,05
4,86
100,00
71. Kota Magelang
0,89
4,22
19,25
21,14
41,43
13,07
100,00
72. Kota Surakarta
0,81
3,63
15,16
20,86
40,43
19,11
100,00
73. Kota Salatiga
0,76
10,44
18,27
20,51
32,94
17,08
100,00
74. Kota Semarang
1,28
6,76
14,88
19,23
41,94
15,91
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
1,45 2,11
11,26 14,54
32,66 26,72
20,83 17,19
26,32 32,53
7,48 6,91
100,00 100,00
Jawa Tengah
3,88
15,85
33,91
19,28
21,20
5,88
100,00
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
129
Tabel 22.2 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014 Perempuan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten/Kota
SD/MI
SMP/MTs
SM/MA
PT
(4)
(5)
(6)
(7)
Total (8)
9,97
21,34
34,99
17,35
13,02
3,33
100,00
02. Kab. Banyumas
6,42
20,54
33,75
17,75
17,07
4,47
100,00
03. Kab. Purbalingga
7,29
24,00
31,89
21,23
12,16
3,43
100,00
04. Kab. Banjarnegara
9,06
22,19
39,16
19,47
7,57
2,55
100,00
05. Kab. Kebumen
9,22
18,76
37,14
18,38
13,36
3,14
100,00
06. Kab. Purworejo
8,92
14,35
30,11
20,93
19,22
6,47
100,00
07. Kab. Wonosobo
6,76
24,01
39,99
15,26
9,62
4,36
100,00
08. Kab. Magelang
6,70
20,66
31,11
16,07
18,19
7,27
100,00
09. Kab. Boyolali
16,32
15,97
24,49
16,90
19,60
6,72
100,00
10. Kab. Klaten
15,59
13,14
19,85
17,32
25,91
8,19
100,00
11. Kab. Sukoharjo
10,78
11,09
18,97
18,43
28,10
12,63
100,00
12. Kab. Wonogiri
18,39
17,15
29,65
16,87
13,10
4,84
100,00
13. Kab. Karanganyar
17,80
8,03
26,90
20,35
19,80
7,12
100,00
14. Kab. Sragen
26,18
12,07
18,57
17,96
19,42
5,80
100,00
16,45
44,21
18,43
8,58
2,83
100,00
16. Kab. Blora
17,40
17,28
30,80
15,95
14,37
4,20
100,00
17. Kab. Rembang
10,36
14,74
37,31
22,50
11,88
3,21
100,00
18. Kab. P a t i
14,98
15,29
28,14
17,50
19,15
4,94
100,00
19. Kab. Kudus
9,63
11,49
28,48
20,85
21,83
7,72
100,00
20. Kab. Jepara
7,09
15,84
34,15
24,16
15,49
3,27
100,00
21. Kab. Demak
12,28
ng
te
ja ://
15. Kab. Grobogan
.b
9,50
ps
o.
id
01. Kab. Cilacap
.g
(1)
Tidak/Belum Tidak Pernah Tamat SD Sekolah (2) (3)
32,01
19,87
17,14
3,45
100,00
8,18
18,54
28,06
18,20
20,89
6,13
100,00
3,91
23,87
36,59
18,51
11,13
5,99
100,00
10,62
22,60
28,37
18,35
13,87
6,19
100,00
9,60
21,65
36,17
19,24
9,29
4,05
100,00
26. Kab. Pekalongan
11,70
20,58
37,90
17,01
8,81
4,00
100,00
27. Kab. Pemalang
11,45
21,53
37,97
15,16
10,81
3,08
100,00
28. Kab. Tegal
13,37
22,45
32,82
14,95
11,39
5,02
100,00
29. Kab. Brebes
24. Kab. Kendal 25. Kab. Batang
15,25
tp
23. Kab. Temanggung
ht
22. Kab. Semarang
16,48
27,97
32,47
10,92
8,28
3,88
100,00
71. Kota Magelang
5,02
5,44
20,50
19,54
34,06
15,44
100,00
72. Kota Surakarta
4,72
7,01
14,91
18,61
37,96
16,79
100,00
73. Kota Salatiga
3,84
12,39
20,34
16,55
30,14
16,74
100,00
74. Kota Semarang
4,72
8,53
17,28
19,39
34,51
15,57
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
4,56 8,23
13,01 16,54
30,95 27,55
19,13 15,27
23,00 23,52
9,35 8,89
100,00 100,00
11,06
17,78
30,82
17,88
16,61
5,85
100,00
Jawa Tengah
130
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 22.3 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014 Laki-laki + Perempuan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tidak/Belum Pernah Sekolah (2)
Kabupaten/Kota (1) 01. Kab. Cilacap
Tidak Tamat SD
SD/MI
SMP/MTs
SM/MA
PT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
20,93
35,17
18,66
15,26
6,43
3,55
Total (8) 100,00
02. Kab. Banyumas
4,42
18,99
34,56
18,07
19,89
4,07
100,00
03. Kab. Purbalingga
5,42
23,76
34,53
20,24
12,63
3,42
100,00
04. Kab. Banjarnegara
6,98
21,99
40,89
17,97
9,40
2,77
100,00
05. Kab. Kebumen
5,85
16,64
38,58
19,73
16,08
3,12
100,00
06. Kab. Purworejo
6,09
14,21
29,42
21,20
22,31
6,77
100,00
4,70
24,14
41,05
15,84
10,25
4,02
100,00
4,82
18,10
33,32
16,95
20,50
6,31
100,00
09. Kab. Boyolali
10,50
13,94
27,04
18,74
23,48
6,30
100,00
10. Kab. Klaten
21,54
9,19
20,55
12. Kab. Wonogiri
12,17
15,15
33,56
19,00
29,28
8,28
100,00
19,69
29,69
13,49
100,00
15,84
5,22
100,00
id
11,86
7,39
18,06
.g
10,04
11. Kab. Sukoharjo
o.
07. Kab. Wonosobo 08. Kab. Magelang
11,74
7,54
29,66
21,74
22,00
7,32
100,00
19,59
12,49
21,46
19,22
21,00
6,24
100,00
17. Kab. Rembang
14,92
46,17
18,07
11,76
2,74
100,00
18,92
32,59
16,38
14,65
5,04
100,00
7,11
39,74
20,95
14,74
3,62
100,00
.b
6,34 12,42
ng
15. Kab. Grobogan 16. Kab. Blora
ps
13. Kab. Karanganyar 14. Kab. Sragen
13,84
10,63
15,82
31,05
17,45
19,88
5,17
100,00
6,10
10,66
29,49
21,72
25,19
6,84
100,00
4,76
14,80
35,13
24,41
17,06
3,84
100,00
ja
te
18. Kab. P a t i 19. Kab. Kudus
://
20. Kab. Jepara
7,58
24. Kab. Kendal
ht
23. Kab. Temanggung 25. Kab. Batang
14,63
33,19
20,84
20,24
3,52
100,00
5,40
17,48
29,59
19,12
22,29
6,12
100,00
2,65
21,89
36,28
20,50
13,37
5,31
100,00
tp
21. Kab. Demak 22. Kab. Semarang
6,88
20,49
29,26
19,11
18,56
5,70
100,00
6,49
20,93
37,86
18,27
12,47
3,98
100,00
26. Kab. Pekalongan
7,93
18,67
41,70
16,78
11,08
3,84
100,00
27. Kab. Pemalang
8,53
19,14
40,13
16,66
12,51
3,03
100,00
28. Kab. Tegal
9,84
21,52
33,34
17,52
12,82
4,96
100,00
29. Kab. Brebes
11,78
28,17
34,45
11,58
9,66
4,36
100,00
71. Kota Magelang
3,03
4,85
19,90
20,31
37,61
14,30
100,00
72. Kota Surakarta
2,83
5,37
15,03
19,70
39,15
17,92
100,00
73. Kota Salatiga
2,36
11,45
19,34
18,46
31,49
16,90
100,00
74. Kota Semarang
3,06
7,68
16,12
19,32
38,09
15,73
100,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
3,05 5,25
12,15 15,56
31,78 27,15
19,96 16,21
24,62 27,91
8,44 7,92
100,00 100,00
Jawa Tengah
7,56
16,84
32,32
18,56
18,85
5,87
100,00
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
131
Tabel 23 Persentase Siswa Usia 10 Tahun ke Atas yang Mengakses Internet selama Tiga Bulan Terakhir menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2014 Tipe Daerah Kabupaten/Kota
Perdesaan
(2)
(3)
Perkotaan + Perdesaan (4)
01. Kab. Cilacap
48,22
20,73
30,25
02. Kab. Banyumas
55,10
32,90
44,42
03. Kab. Purbalingga
41,78
24,54
29,94
04. Kab. Banjarnegara
48,32
28,69
34,37
05. Kab. Kebumen
52,23
39,13
42,74
06. Kab. Purworejo
55,82
31,04
38,36
07. Kab. Wonosobo
51,62
26,21
32,72
08. Kab. Magelang
48,73
28,81
34,50
09. Kab. Boyolali
53,78
42,06
46,04
10. Kab. Klaten
54,55
50,55
53,27
11. Kab. Sukoharjo
63,01
54,94
61,12
12. Kab. Wonogiri
46,34
39,62
41,08
13. Kab. Karanganyar
57,38
24,27
41,83
14. Kab. Sragen
62,01
17. Kab. Rembang
64,06
18. Kab. P a t i
51,77
19. Kab. Kudus
56,11
24. Kab. Kendal 25. Kab. Batang
o.
te
tp
23. Kab. Temanggung
ht
22. Kab. Semarang
30,18 34,43
31,53
40,91
31,74
38,91
29,41
49,57
36,02
23,81
30,97
26,34
32,20
57,23
37,60
45,02
50,76
41,40
43,85
57,56
33,83
45,35
50,60
30,82
39,17
://
21. Kab. Demak
29,96
27,85
40,82
ja
20. Kab. Jepara
.g
54,33
ps
31,20
16. Kab. Blora
ng
15. Kab. Grobogan
47,36
39,69
.b
(1)
id
Perkotaan
26. Kab. Pekalongan
33,04
35,00
34,03
27. Kab. Pemalang
33,41
17,88
25,85
28. Kab. Tegal
41,41
20,75
32,62
29. Kab. Brebes
36,05
27,07
31,02
71. Kota Magelang
58,40
-
58,40
72. Kota Surakarta
72,37
-
72,37
73. Kota Salatiga
70,40
-
70,40
74. Kota Semarang
76,71
62,88
76,20
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
46,23 54,47
-
46,23 54,47
Jawa Tengah
53,20
30,99
41,59
132
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 24 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2014 Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Perempuan
(2)
(3)
Laki-laki + Perempuan (4)
01. Kab. Cilacap
7,39
6,60
6,99
02. Kab. Banyumas
7,88
7,16
7,51
03. Kab. Purbalingga
6,87
6,66
6,76
04. Kab. Banjarnegara
6,64
6,12
6,38
05. Kab. Kebumen
7,68
6,72
7,19
06. Kab. Purworejo
8,41
7,58
7,98
07. Kab. Wonosobo
6,79
6,48
6,63
08. Kab. Magelang
7,91
7,36
7,64
09. Kab. Boyolali
8,42
7,02
7,70
10. Kab. Klaten
8,96
7,75
8,33
11. Kab. Sukoharjo
9,66
8,61
9,12
12. Kab. Wonogiri
7,71
13. Kab. Karanganyar
8,61
14. Kab. Sragen
7,64
15. Kab. Grobogan
7,30
16. Kab. Blora
7,07
17. Kab. Rembang
7,54
(1)
id
Laki-laki
7,00
7,49
8,04
6,56
7,08
6,50
6,89
6,21
6,63
6,77
7,15
7,58
6,87
7,20
8,77
7,93
8,34
7,97
7,37
7,66
8,04
7,08
7,55
8,15
7,53
7,83
23. Kab. Temanggung
7,50
6,93
7,22
24. Kab. Kendal
ng
.b
ps
.g
o.
6,35
18. Kab. P a t i
te
19. Kab. Kudus
ja
20. Kab. Jepara
tp
22. Kab. Semarang
://
21. Kab. Demak
6,88
7,40
7,14
6,38
6,76
26. Kab. Pekalongan
7,17
6,42
6,79
27. Kab. Pemalang
7,14
6,19
6,65
28. Kab. Tegal
7,23
6,34
6,78
29. Kab. Brebes
6,45
5,59
6,02
71. Kota Magelang
10,41
9,80
10,10
72. Kota Surakarta
10,99
10,31
10,64
73. Kota Salatiga
10,19
9,81
9,99
74. Kota Semarang
10,63
9,93
10,27
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
8,72 8,86
8,26 7,92
8,48 8,38
Jawa Tengah
7,92
7,11
7,50
ht
7,91
25. Kab. Batang
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
133
Tabel 25.1 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 Laki-laki Kabupaten/Kota (1)
Angka Angka Putus Angka Angka Putus Angka Putus Melanjutkan Melanjutkan Sekolah Sekolah SD Sekolah SM SMP SMP SD (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap
3,69
6,43
0,00
93,47
98,43
02. Kab. Banyumas
0,00
0,00
0,00
86,85
100,00
03. Kab. Purbalingga
6,21
2,34
0,00
72,94
98,96 86,53
04. Kab. Banjarnegara
0,00
2,68
0,00
77,68
05. Kab. Kebumen
4,37
0,00
0,59
97,62
99,12
0,00
0,00
97,07
98,70
0,00
0,00
69,71
90,01
08. Kab. Magelang
0,00
0,00
0,00
75,91
93,33
09. Kab. Boyolali
4,76
0,00
0,00
86,49
98,29
10. Kab. Klaten
4,26
1,15
0,00
98,60
98,31
11. Kab. Sukoharjo
0,00
1,31
0,00
91,73
100,00
84,72
100,00
2,58
0,00
0,00
13. Kab. Karanganyar
1,83
0,00
0,00
78,37
100,00
14. Kab. Sragen
0,00
1,19
0,00
89,78
100,00
0,47
78,63
98,74
0,00
90,29
97,81
1,13
16. Kab. Blora
3,99
0,00
4,73
18. Kab. P a t i
6,26
19. Kab. Kudus
1,68
20. Kab. Jepara
0,00
21. Kab. Demak
1,70
22. Kab. Semarang
0,00
://
25. Kab. Batang
80,80
100,00
85,21
100,00
1,42
0,00
85,16
95,27
2,65
0,00
70,86
97,70
0,00
0,00
84,17
98,27
1,76
0,00
85,64
100,00 96,01
te
ja
tp
0,00 0,00
4,98
1,50
0,00
65,46
2,35
1,99
0,00
95,90
97,29
6,61
3,18
0,00
69,07
96,37 94,30
ht
24. Kab. Kendal
0,00
0,00
ng
17. Kab. Rembang
23. Kab. Temanggung
ps
0,00
.b
15. Kab. Grobogan
o.
12. Kab. Wonogiri
.g
07. Kab. Wonosobo
id
0,00 24,23
06. Kab. Purworejo
26. Kab. Pekalongan
6,88
5,64
0,00
76,86
27. Kab. Pemalang
0,00
0,00
0,00
84,39
97,48
28. Kab. Tegal
2,82
2,98
0,00
89,04
92,11
29. Kab. Brebes
6,56
3,19
0,73
87,42
95,25
71. Kota Magelang
0,00
0,00
0,00
91,02
100,00
72. Kota Surakarta
4,43
0,00
0,00
100,00
100,00
73. Kota Salatiga
0,00
0,00
0,00
94,80
100,00
74. Kota Semarang
6,54
0,00
0,92
90,88
97,51
77,51
87,79
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
7,63 0,00
2,04 2,28
0,57 0,00
91,05
100,00
Jawa Tengah
3,22
1,42
0,13
85,21
97,23
134
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 25.2 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 Perempuan Angka Angka Putus Angka Angka Putus Angka Putus Melanjutkan Melanjutkan Sekolah Sekolah SD Sekolah SM SMP SMP SD (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten/Kota (1) 01. Kab. Cilacap
0,00
0,00
0,00
83,59
97,11
02. Kab. Banyumas
4,54
0,00
0,00
92,69
95,43
03. Kab. Purbalingga
2,35
0,00
0,00
68,95
99,09 96,34
04. Kab. Banjarnegara
0,00
4,22
0,00
54,36
05. Kab. Kebumen
5,66
0,00
0,00
84,05
100,00
5,41
0,00
0,00
82,83
100,00
07. Kab. Wonosobo
0,00
2,74
0,00
63,92
95,51
08. Kab. Magelang
0,00
0,00
0,00
81,93
96,05
09. Kab. Boyolali
0,00
0,00
0,00
91,90
100,00
10. Kab. Klaten
0,00
2,94
0,00
95,26
100,00
11. Kab. Sukoharjo
0,00
0,00
0,00
96,01
100,00
0,00
88,54
100,00
0,00
83,95
100,00
0,00
87,05
99,15
0,00
0,00
72,29
98,58
0,00
0,90
73,77
98,77
0,00
13. Kab. Karanganyar
0,00
0,00
14. Kab. Sragen
0,00
0,00
16. Kab. Blora
5,50
ps
1,36
.b
15. Kab. Grobogan
o.
0,00
.g
12. Kab. Wonogiri
id
06. Kab. Purworejo
0,00
0,00
0,00
84,36
100,00
18. Kab. P a t i
4,24
0,00
0,00
87,81
100,00
19. Kab. Kudus
0,00
0,00
0,00
82,35
100,00
0,00
0,00
0,00
75,37
100,00
0,00
0,00
0,00
87,07
97,40
0,00
0,00
83,25
97,23 94,44
te
ng
17. Kab. Rembang
ja
20. Kab. Jepara
tp
22. Kab. Semarang
://
21. Kab. Demak
13,69 5,34
1,54
0,00
24. Kab. Kendal
2,03
0,00
0,00
89,32
98,50
0,00
0,00
0,00
66,85
97,25 97,83
ht
23. Kab. Temanggung
73,21
25. Kab. Batang
26. Kab. Pekalongan
1,60
0,00
0,34
74,29
27. Kab. Pemalang
3,73
2,89
0,00
80,20
99,31
28. Kab. Tegal
0,00
0,00
0,00
97,32
100,00
29. Kab. Brebes
0,00
1,46
0,00
88,58
94,32
71. Kota Magelang
0,00
0,00
0,00
94,15
100,00
72. Kota Surakarta
0,00
0,00
0,00
90,08
100,00
73. Kota Salatiga
0,00
0,00
0,00
91,98
100,00
74. Kota Semarang
1,35
2,09
0,00
94,99
98,43
73,42
92,06
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
86,78
98,23
Jawa Tengah
1,64
0,58
0,03
83,58
98,13
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
135
Tabel 25.3 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 Laki-laki + Perempuan Kabupaten/Kota (1)
Angka Angka Putus Angka Angka Putus Angka Putus Melanjutkan Melanjutkan Sekolah Sekolah SD Sekolah SM SMP SMP SD (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap
2,01
3,36
0,00
88,90
97,80
02. Kab. Banyumas
1,88
0,00
0,00
89,46
97,58
03. Kab. Purbalingga
4,25
1,30
0,00
70,73
99,02 91,13
04. Kab. Banjarnegara
0,00
3,44
0,00
67,09
05. Kab. Kebumen
4,96
0,00
0,31
90,97
99,57
0,00
0,00
89,19
99,26
1,30
0,00
66,91
92,65
08. Kab. Magelang
0,00
0,00
0,00
78,86
94,81
09. Kab. Boyolali
2,40
0,00
0,00
88,97
99,03
10. Kab. Klaten
1,81
1,92
0,00
96,69
99,03
11. Kab. Sukoharjo
0,00
0,65
0,00
93,87
100,00
86,68
100,00
1,24
0,00
0,00
13. Kab. Karanganyar
0,95
0,00
0,00
81,04
100,00
14. Kab. Sragen
0,00
0,61
0,00
88,27
99,58
0,27
75,41
98,66
0,45
82,23
98,34
0,59
16. Kab. Blora
4,60
0,00
2,18
18. Kab. P a t i
5,25
19. Kab. Kudus
0,78
20. Kab. Jepara
0,00
21. Kab. Demak
0,73
22. Kab. Semarang
6,30
://
25. Kab. Batang
82,72
100,00
86,54
100,00
0,65
0,00
83,54
97,80
1,35
0,00
72,88
98,80
0,00
0,00
85,71
97,87
0,92
0,00
84,38
98,68 95,20
te
ja
tp
0,00 0,00
5,15
1,52
0,00
68,95
2,21
1,10
0,00
92,88
97,83
3,78
1,31
0,00
68,11
96,88 96,29
ht
24. Kab. Kendal
0,00
0,00
ng
17. Kab. Rembang
23. Kab. Temanggung
ps
0,70
.b
15. Kab. Grobogan
o.
12. Kab. Wonogiri
.g
07. Kab. Wonosobo
id
2,74 12,93
06. Kab. Purworejo
26. Kab. Pekalongan
4,36
2,36
0,17
75,67
27. Kab. Pemalang
1,43
1,57
0,00
82,48
98,49
28. Kab. Tegal
1,48
1,57
0,00
92,80
95,64
29. Kab. Brebes
3,40
2,21
0,36
87,93
94,71
71. Kota Magelang
0,00
0,00
0,00
92,53
100,00
72. Kota Surakarta
2,44
0,00
0,00
95,71
100,00
73. Kota Salatiga
0,00
0,00
0,00
93,59
100,00
74. Kota Semarang
3,97
1,07
0,50
92,81
97,99
75,05
90,25
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
3,15 0,00
0,84 1,08
0,30 0,00
88,73
99,07
Jawa Tengah
2,46
1,00
0,08
84,41
97,68
136
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 26.1 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 Perkotaan Angka Angka Putus Angka Angka Putus Angka Putus Melanjutkan Melanjutkan Sekolah Sekolah SD Sekolah SM SMP SMP SD (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten/Kota (1)
2,24
1,83
0,00
96,03
95,87
02. Kab. Banyumas
0,00
0,00
0,00
90,64
97,56
03. Kab. Purbalingga
5,69
0,00
0,00
72,49
98,69
04. Kab. Banjarnegara
0,00
0,00
0,00
86,03
100,00
05. Kab. Kebumen
0,00
0,00
0,00
98,52
100,00
06. Kab. Purworejo
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
07. Kab. Wonosobo
4,57
0,00
0,00
79,91
100,00
08. Kab. Magelang
0,00
0,00
0,00
81,03
100,00
09. Kab. Boyolali
6,89
0,00
0,00
97,33
100,00
10. Kab. Klaten
0,00
0,87
0,00
95,01
98,68
11. Kab. Sukoharjo
0,00
0,84
0,00
93,89
100,00
12. Kab. Wonogiri
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
13. Kab. Karanganyar
1,51
0,00
0,00
90,71
100,00
14. Kab. Sragen
0,00
0,00
0,00
95,98
98,88
15. Kab. Grobogan
3,22
0,00
0,00
94,87
100,00
16. Kab. Blora
2,42
0,00
0,00
95,04
97,18
o.
.g
ps .b
0,00
id
01. Kab. Cilacap
0,00
0,00
94,67
100,00
11,35
0,00
0,00
92,89
100,00
1,05
0,00
0,00
81,72
97,15
0,00
1,01
0,00
74,46
98,91
1,75
0,00
0,00
93,63
100,00
5,17
0,00
0,00
82,04
100,00
23. Kab. Temanggung
0,00
0,00
0,00
70,80
100,00
24. Kab. Kendal
2,49
0,00
0,00
90,93
100,00
25. Kab. Batang
8,00
0,00
0,00
72,57
96,00
26. Kab. Pekalongan
5,24
3,17
0,32
63,77
94,74
27. Kab. Pemalang
0,00
2,94
0,00
82,46
99,51
28. Kab. Tegal
2,12
1,00
0,00
93,92
98,32
29. Kab. Brebes
2,65
0,00
0,00
91,15
97,88
71. Kota Magelang
0,00
0,00
0,00
92,53
100,00
72. Kota Surakarta
2,44
0,00
0,00
95,71
100,00
73. Kota Salatiga
0,00
0,00
0,00
93,59
100,00
74. Kota Semarang
4,21
1,08
0,51
92,46
97,96
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
3,15
0,84
0,30
75,05
90,25
0,00
1,08
0,00
88,73
99,07
Jawa Tengah
2,19
0,63
0,06
88,51
98,53
ng
17. Kab. Rembang 18. Kab. P a t i
te
19. Kab. Kudus
ja
20. Kab. Jepara
ht
tp
22. Kab. Semarang
://
21. Kab. Demak
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
137
Tabel 26.2 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 Perdesaan Kabupaten/Kota (1)
Angka Angka Putus Angka Angka Putus Angka Putus Melanjutkan Melanjutkan Sekolah Sekolah SD Sekolah SM SMP SMP SD (2) (3) (4) (5) (6) 1,83
4,16
0,00
83,62
98,78
02. Kab. Banyumas
5,99
0,00
0,00
86,91
97,59
03. Kab. Purbalingga
3,14
1,87
0,00
69,52
99,16
04. Kab. Banjarnegara
0,00
4,63
0,00
59,97
88,52
05. Kab. Kebumen
7,76
0,00
0,43
87,65
99,46
0,00
0,00
84,56
98,90
1,69
0,00
60,44
90,69
08. Kab. Magelang
0,00
0,00
0,00
77,69
92,99
09. Kab. Boyolali
0,00
0,00
0,00
85,51
98,56
10. Kab. Klaten
5,15
5,09
0,00
100,00
100,00
11. Kab. Sukoharjo
0,00
0,00
0,00
93,81
100,00
12. Kab. Wonogiri
1,74
0,00
0,00
82,20
100,00
13. Kab. Karanganyar
0,00
0,00
0,00
68,12
100,00
14. Kab. Sragen
0,00
0,97
0,00
84,06
100,00
15. Kab. Grobogan
0,00
0,73
0,32
71,53
98,36
16. Kab. Blora
5,67
0,00
0,59
77,34
98,69
17. Kab. Rembang
3,50
0,00
18. Kab. P a t i
0,00
19. Kab. Kudus
0,00
20. Kab. Jepara
0,00
21. Kab. Demak
0,00
22. Kab. Semarang
7,34
o.
ps
.b
77,11
100,00
0,00
82,35
100,00
2,87
0,00
89,56
100,00
1,78
0,00
69,70
98,66
0,00
0,00
80,74
96,51
te
ng
0,00
0,00
1,40
0,00
86,87
98,01
7,24
2,10
0,00
68,18
93,56
1,89
1,98
0,00
95,26
96,16
0,00
2,12
0,00
64,30
97,41
26. Kab. Pekalongan
3,64
1,64
0,00
89,73
97,74
27. Kab. Pemalang
3,11
0,00
0,00
82,51
97,25
28. Kab. Tegal
0,00
2,32
0,00
90,08
92,33
29. Kab. Brebes
4,14
3,76
0,62
85,12
92,75
24. Kab. Kendal 25. Kab. Batang
ht
23. Kab. Temanggung
tp
://
07. Kab. Wonosobo
ja
06. Kab. Purworejo
id
4,22 18,58
.g
01. Kab. Cilacap
71. Kota Magelang
-
-
-
-
-
72. Kota Surakarta
-
-
-
-
-
73. Kota Salatiga
-
-
-
-
-
74. Kota Semarang
0,00
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal Jawa Tengah
138
2,77
0,00
0,00
100,00
100,00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,31
| Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
0,10
80,13
97,00
Tabel 26.3 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 Perkotaan + Perdesaan Angka Angka Putus Angka Angka Putus Angka Putus Melanjutkan Melanjutkan Sekolah Sekolah SD Sekolah SM SMP SMP SD (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten/Kota (1) 01. Kab. Cilacap
2,01
3,36
0,00
88,90
97,80
02. Kab. Banyumas
1,88
0,00
0,00
89,46
97,58
03. Kab. Purbalingga
4,25
1,30
0,00
70,73
99,02
04. Kab. Banjarnegara
0,00
3,44
0,00
67,09
91,13
05. Kab. Kebumen
4,96
0,00
0,31
90,97
99,57
0,00
0,00
89,19
99,26
1,30
0,00
66,91
92,65
08. Kab. Magelang
0,00
0,00
0,00
78,86
94,81
09. Kab. Boyolali
2,40
0,00
0,00
88,97
99,03
10. Kab. Klaten
1,81
1,92
0,00
96,69
99,03
11. Kab. Sukoharjo
0,00
0,65
0,00
93,87
100,00
12. Kab. Wonogiri
1,24
0,00
0,00
86,68
100,00
13. Kab. Karanganyar
0,95
0,00
0,00
81,04
100,00
14. Kab. Sragen
0,00
0,61
0,00
88,27
99,58
15. Kab. Grobogan
0,70
0,59
0,27
75,41
98,66
16. Kab. Blora
4,60
0,00
0,45
82,23
98,34
17. Kab. Rembang
2,18
0,00
0,00
82,72
100,00
18. Kab. P a t i
5,25
0,00
0,00
86,54
100,00
19. Kab. Kudus
0,78
0,65
0,00
83,54
97,80
0,00
1,35
0,00
72,88
98,80
0,73
0,00
0,00
85,71
97,87
6,30
0,92
0,00
84,38
98,68
23. Kab. Temanggung
5,15
1,52
0,00
68,95
95,20
24. Kab. Kendal
2,21
1,10
0,00
92,88
97,83
25. Kab. Batang
3,78
1,31
0,00
68,11
96,88
26. Kab. Pekalongan
4,36
2,36
0,17
75,67
96,29
27. Kab. Pemalang
1,43
1,57
0,00
82,48
98,49
28. Kab. Tegal
1,48
1,57
0,00
92,80
95,64
29. Kab. Brebes
3,40
2,21
0,36
87,93
94,71
71. Kota Magelang
0,00
0,00
0,00
92,53
100,00
72. Kota Surakarta
2,44
0,00
0,00
95,71
100,00
73. Kota Salatiga
0,00
0,00
0,00
93,59
100,00
74. Kota Semarang
3,97
1,07
0,50
92,81
97,99
75. Kota Pekalongan 76. Kota Tegal
3,15
0,84
0,30
75,05
90,25
0,00
1,08
0,00
88,73
99,07
Jawa Tengah
2,46
1,00
0,08
84,41
97,68
te ja
20. Kab. Jepara
ht
tp
://
21. Kab. Demak 22. Kab. Semarang
o.
.g
ps .b
ng
07. Kab. Wonosobo
id
2,74 12,93
06. Kab. Purworejo
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 |
139
.g
o.
id
DATA ht
tp
:// ja
te
ng
.b
ps
MENCERDASKAN BANGSA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 6 Semarang 50241 Telp. (024) 8412802 – 8412804, Fax. (024) 8311195 Homepage : http://jateng.bps.go.id, E-mail :
[email protected]