file:///F|/pidato/megawati12.txt
Indonesia.NL - Statements by President: Pidato Akhir Tahun 2002Printed from: Indonesia.NL Site URL: http://www.indonesia.nl Page URL: http://www.indonesia.nl/articles.php?rank=6&art_cat_id=8 Date: 13 April 2006 9:52:53 CET Disclaimer: The Embassy accepts no responsibility for checking the accuracy of information accessed through this site and therefore makes no representation concerning its completeness, truth, accuracy, or its suitability for any particular purpose. Users are advised to rely on their own independent investigations.
Statements by President Pidato Akhir Tahun 2002 Jakarta, 31 Desember 2002 Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2002 dan akan memasuki tahun 2003. Untuk itu, dan berkenaan dengan hadirnya hari-hari besar dalam bulan yang baik ini, saya ingin sekali lagi mengucapkan selamat hari Raya Idul Fitri 1 syawal 1423 H, selamat Hari Natal, serta selamat tahun baru kepada saudara-saudara sekalian, di mana pun sekarang suadara-saudara berada. Sekarang, di penghujung tahun ini, rasanya layak jika kita sejenak mengadakan renungan dan kaji ulang singkat terhadap apa saja yang telah kita lakukan, dan apa yang kita hasilkan selama satu tahun terakhir ini. Saya percaya, kita semua baik sebagai pribadi, sebagai kelompok, sebagai warga masyarakat, meupun sebagai anak bangsa telah, sedang dan akan terus melakukan kinerja kita sebagai bangsa, khususnya dalam upaya menyelesaikan demikian banyak kesulitan beberapa tahun belakangan ini, dan hasil kerja yang telah kita lakukan. Dalam satu tahun terakhir, banyak yang terjadi dalam khidupan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan kita. Semua itu harus kita hadapi dengan segala daya yang kita miliki. Permasalahan yang kita hadapi, memang bukan sederhana. Selain harus menyesalkan sangat banyak kesulitan dan perekonomian nasional, kita juga harus meneruskan agenda pembaharuan dalam seluruh aspek kehidupan nasional ini, walau dengan sumberdaya yang saat ini terbatas. Meskipun belum banyak yang dapat kita capai, tetapi klita terus bergerak maju. Kekurangan jelas masih ada, dan itu harus kita akui. Marilah semua itu kita amati satu demi satu, walau hanya dalam garis besar. file:///F|/pidato/megawati12.txt (1 of 7)4/14/2006 8:37:27 PM
file:///F|/pidato/megawati12.txt
Di bidang politik dan keamanan, pelaksanaan agenda reformasi dalam tahun 2002 diprioritaskan terutama untuk mencari jalan bagi penciptaan stabilitas politik dan keamanan. Sebagaimana juga dirasakan oleh masyarakat, berbagai masalah mulai dari pergolakan di daerah, benturan antar golongan, hingga gangguan terhadap keterlibatan dan ketentraman masyarakat, kita harus beri prioritas penanganannya. Kita semua maklum, hampir tidak ada yang dapat kita kerjakan dan kita hasilkan dengan baik di bidang apapun, tanpa adanya faktor stabilitas tersebut. Selama tahun 2002, kita mampu menuntaskan pertikaian di Kalimantan Barat dan Tengah, di Maluku khususnya di Ambon, di Maluku Utara dan di Poso. Di Aceh, kita akhirnya dapat meletakkan dasar untuk melangkah kearah penyelesaian yang lebih baik. Saya mencermati berbagai kekhawatiran yang menyertai langkah tersebut, dan saya berterimakasih karena betapapun sikap tersebut menunjukkan kecintaan kita terhadap keutuhan bangsa dan negara ini, Kita belajar dari begitu banyak pengalaman setelah sedemikian lama kita tidak dapat menyelesaikan persoalaan di daerah tersebut. Kekecewaan, kegelisahan, dan kemarahan yang telah lama mengendap, telah menyulut kebencian dan permusuhan diantara kita. Secara nalar, hanya kalau kita mampu meredakan sikap permusuhan tadi, kita dapat mencari penyelesaian yang lebih baik. Mudah-mudahan, langkah awal tersebut dapat memperlancar penyelesaian menyeluruh masalah Aceh. Saya juga sadar bahwa kondisi yang melingkupi langah awal tersebut sangat rentan. Masalahnya kita harus membangun rasa saling percaya untuk memulainya. Kita semua tanpa kecuali perlu memelihara situasi tersebut. Untuk itu pula pertengahan bulan ini saya berkunjung di Aceh, dan menegaskan kesungguhan pemerintah dalam menyelesaikan masalah yang telah berpuluh-puluh tahun mendatangkan kesengsaraan. Saudara-saudara kita di daerah tersebut, serta bersama-sama meneguhkan kembali kehidupan sebagai satu bangsa yang sejahtera, maju dan mandiri dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah juga terus berupaya membangun dasar-dasar yang lebih kokoh bagi penyelesaian masalah Papua. Kita berusaha agar apa yang terjadi di propinsi tersebut tidak berkembang lebih lanjut hingga mencapai skala seperti di Aceh. Kerangka penyelesaian dilakukan atas dasar otonomi khusus seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Belajar dari segala pengalaman masa lalu, Pemerintah menempuh cara yang hati-hati, agar tidak menimbulkan masalah baru yang lebih mempersulit penyelesaian persoalan ini. Kemampuan kita memang tidak memungkinkan untuk dapat menyelesaikan semua ini sekaligus. Ini semua bukan masalah senang atau tidak senang, dan bukan pula karena yang satu lebih penting dari yang lain. InsyaAllah, dalam tahun 2003 yang akan datang kita dapat beranjak untuk mewujudkan dasar yang lebih kokoh bagi penyelesaian masalah Papua itu. Sikap dan pendekatan baru yang labih arif memang diperlukan bagi penyelesaian file:///F|/pidato/megawati12.txt (2 of 7)4/14/2006 8:37:27 PM
file:///F|/pidato/megawati12.txt
masalah di Aceh dan Papua tadi. Renungan mengenai akar persoalannya, pada titik tertentu mengantar kita pada pentingnya sikap yang adil dalam membangun bangsa yang sangat ber-bhineka ini. Perasaan telah terabaikan dalam keterbelakangan selama kurun waktu yang panjang, perasaan kurang diikutsertakan dalam seluruh gerak pembangunan dan dalam pengambilan keputusan, serta perasaan kurangnya perhatian ketika hak-hak asasi dilanggar, telah memunculkan rasa kecewa dan tidak puas. Adalah benar ketika kita mengingat nasehat betapa orang dengan ringan hati bersedia diajak menerima kesulitan dan bahkan kemiskinan, tetapi asalkan bukan ketidak-adilan. Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air, Penataan di bidang pemerintahan juga diteruskan dalam rangka reformasi, baik ditingkat pusat maupun daerah. Tidak hanya menyangkut hubungan antar pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga dalam hubungan fungsi dan kewenangan diantara lembaga-lembaga tinggi negara. Dua tahun mendatang kita akan melaksanakan pemilihan umum pertama berdasar Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemenkan itu. Berbagai rancangan undang-undang yang diperlukan untuk itu telah selesai disiapkan pemerintah dalam tahun 2002 ini, dan sekarang sedang dibahas pemerintah bersama DPR. Masih dalam kaitannya dengan upaya penciptaan stabilitas politik dan keamanan itu, dalam tahun 2002 kita dikejutkan dengan terjadinya peledakan bom di Bali, yang menewaskan benyak penduduk dan wisatawan yang tidak berdosa. Aparat keamanan kita telah berhasil mengungkap jaringan pelakunya, disertai bukti-bukti awal dan pengakuan yang meyakinkan. Kita berharap jaringan teroris tersebut dapat diungkap sampai ke akar-akarnya, hingga pendukung serta semua yang ada dibelakangnya. Untuk memberi dasar hukum yang cukup bagi penanganan kejahatan jenis baru ini, pemerintah telah mengeluarkan dua buah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang dan selanjutnya telah pula mengajukan beberapa Rancangan Undang-undang bagi penetapannya dan RUU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme kepada DPR. Di bidang politik luar negeri, kita terus memberikan prioritas pada kerjasama ASEAN sesuai dengan prinsip bebas dan aktif, khususnya dalam upaya bersama bangsa-bangsa lain untuk mewujudkan dan memperkokoh stabilitas di kawasan, dalam tahun 2002 ini Indonesia ikut memperluas kerjasama ASEAN dengan negara-negara di Eropa ataupun di Asia Pasifik. Dalam menghadapai percaturan dunia yang berkembang cepat, peran dan pelaksanaan diplomasi dalam kerangka PBB dan Gerakan Non Blok juga terus dilakukan dan ditingkatkan. Bersamaam dengan perkembangan tadi, di penghujung tahun 2002 ini kita disentakkan oleh keputusan Mahkamah Internasional di Den Haag yang menyatakan bahwa dua buah pulau yang selama ini dimanfaatkan secara de facto oleh negara tetangga kita adalah juga secara de jure menjadi milik negara tersebut. Sebagai warga dari bangsa-bangsa beradab, kita secara resmi telah menyatakan bahwa kita akan menghormati keputusan mahkamah tersebut. Walaupun demikian, malalui kesempatan ini saya menghimbau kepada seluruh bangsa file:///F|/pidato/megawati12.txt (3 of 7)4/14/2006 8:37:27 PM
file:///F|/pidato/megawati12.txt
Indonesia pada umumnya dan kepada para ahli hukum internasional pada khususnya untuk merenungkan implikasi lebih lanjut dari keputusan mahkamah tersebut. Tanah Air kita terdiri dari demikian banyak pulau-pulau, selat-selat, serta laut yang luas dan kaya akan sumber alam, yang karena berbagai sebab belum seluruhnya dapat kita kelola secara efektif. Kekayaan laut kita juga sudah lama dijarah, juga secara de fakto, oleh para penjarah dari berbagai negara. Kita harus mengambil langkah apapun yang perlu untuk menghentikan penjarahan tersebut. karena itu kita harus meningkatkan pengelolaan dan penguasaan dan pengawalan efektif terhadap wilayah negara kita. Wilayah suatu negara betapa pun kecilnya dan betapa pun jauh letaknya adalah unsur konstitutif dari keseluruhan negara tersebut. Masalahnya tidak hanya merupakan sekedar masalah hukum atau sekedar siapa yang menduduki dan memanfaatkannya secara efektif tetapi juga merupakan masalah integritas wilayah serta masalah kehormatan bangsa dan negara. Belajar dari pengalaman ini saya minta kepada seluruh rakyat Indonesia serta seluruh jajaran penyelenggara negara baik di tingkat pusat dan tingkat daerah untuk secara lebih cermat membantu kasus-kasus serupa di tempat-tempat lain. Betapa pun sulitnya keadaan perlu diambil lengkah-langkah efektif agar pengalaman pahit ini tidak terulang lagi. Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air, Di bidang perekonomian dua hal penting melingkupi kehidupan nasional kita. Walau terkesan lambat tetapi secara pasti kita terus berusaha menyelesaikan permasalahan di bidang perbankan yang selama ini ditangani Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Kita memang tidak mungkin membiarkan permasalahan tersebut berlarut-larut. Untuk itulah dalam bulan Desember ini saya memerintahkan untuk segara mangambil langkah penyelesaian yang tuntas dan sekaligus memberi jaminan hukum bagi para debitur yang telah menyelesaikan kewajiban mereka berdasar perjanjian yang telah dibuat dengan pemerintah. Bagi mereka yang bersedia dan sedang dalam proses menyelesaikan kewajiban agar diberi kesempatan untuk secepatnya mentuntaskannya dalam jangka waktu yang ditetapkan Komite Kebijakan Sektor keuangan. Sedangkan bagi debitur yang tidak memenuhi atau tidak bersedia memenuhi kewajiban berdasar skema apapun yang secara sama diterapkan terhadap para debitur agar diambil tindakan hukum dan menyerahkannya kepada aparat penegak hukum. Kebijakan tersebut saya ambil karena disamping kerangka penyelesaian tersebut telah jelas disepakati dengan IMF, dan telah diberi arahan yang tegas baik oleh MPR ataupun berbagai UU, berlarut-larutnya penyelesaian masalah tersebut akan mengundang kegelisahan dan perdebatan yang akhirnya malah membuat persoalan menjadi melebar ke bidang-bidang lain dan menjadikan penyelesaiannya lebih sulit lagi. Dalam kondisi yang pas-pasan seperti sekarang ini dan tingkat kesulitan yang masih begitu besar kita tidak mungkin dapat mengatasinya dengan cara dan bentuk yang memuaskan semua fihak. Betapapun terasa pahitnya, kita memang harus membayar walau itu semua buah file:///F|/pidato/megawati12.txt (4 of 7)4/14/2006 8:37:27 PM
file:///F|/pidato/megawati12.txt
kebijakan masa lalu yang kita anggap keliru. Sebaliknya dengan langkah ini kita dapat maju setapak setelah menyaksikannya terkatung-katung tenpa penyelesaian selama hampir 6 tahun terakhir ini. Kita memang harus mengambil keputusan dan saya berharap langkah ini dapat memberi ruang gerak yang lebih longgar bagi langkah pemulihan berikutnya. Perkembangan ekonomi global juga telah memberi pengaruh tersendiri terhadap perekonomian nasional. kesulitan yang dihadapi oleh sektor riil, selain merupakan ujung dari gejolak moneter sebelumnya juga dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya. Selain faktor-faktor global hal itu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal, yang senang atau tidak senang antara lain oleh dampak sampingan yang bersifat negatif dari gerak reformasi kita. Setelah satu akibat yang sangat terasa dari mandegnya sektor riil adalah semakin besarnya angka pengangguran. Kita memerlukan segera bergeraknya lagi sektor perekonomian tersebut, sebagai instrumen untuk secepatnya menciptakan lapangan kerja bagi rakyat kita. tetapi dengan keterbatasan kemampuan yang kita miliki harapan kita tumpukan pada kegiatan investasi. Kita semua harus mewaspadai hal itu. Hingga saat ini sementara kebijakan kita tidak hanya menyaksikan kecilnya kegiatan investasi, tetapi justru berpindahnya usaha investasi yang telah ada ke negara lain. Lebih dari sekedar stabilitas politik dan keamanan, atau sistem insentif fiskal, atau isu-isu disekitar hubungan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya alam, yang semuanya perlu kita tuntaskan atau kian kerasnya persaingan antar negara dalam menarik dan menciptakan iklim investasi akhir-akhir ini semakin dirasakan adanya penilaian tentang tidak adanya ketenangan dan kepastian usaha karena sering dihadapinya ancaman pemogokan. Kita memang tidak perlu lantas saling menyalahkan dalam menilai dan mengatasi soal ini. Dalam renungan akhir tahun ini saya mengajak saudara-saudara semua untuk menilai sendiri seberapa jauh kita dapat memperbaiki posisi dan kontribusi masing-masing dalam upaya pemulihan kegiatan investasi dan terciptanya lapangan kerja tersebut. Selama tahun 2002 kita telah semakin dapat menstabilkan niat tukar rupiah, semakin mampu menekan tingkat suku bunga bank, dan menjaga gejolak harga terutama kebutuhan pokok. Kita juga menyaksikan besarnya ketahanan dan keuletan perekonomian rakyat yang telah membuktikan kemampuannya menghadapi gejolak ekonomi yang demikian hebat. Dari sisi kenyataan itu pula pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk memperkuat perkembangan sektor usaha kecil dan menengah dan membantu mengentaskan dari kesulitan yang mereka hadapi dalam perkreditan bank. Saudara-sauara se Bangsa dan se Tanah Air, Di bidang sosial-buaya kita juga mencatat dengan keprihatinan berlangsungya kecenderungan meningkatnya penyalahgunaan NAFZA dan penyakit HIV/AIDS. Telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah termasuk mengajak masyarakat untuk bersama-sama memerangi ancaman yang berbahaya tersebut. file:///F|/pidato/megawati12.txt (5 of 7)4/14/2006 8:37:27 PM
file:///F|/pidato/megawati12.txt
Kecenderungan yang sama adalah maraknya kejahatan terorganisasi yang beroperasi dalam berbagai bidang dari perdagangan senjata, perjudian, pelacuran, hingga perdagangan manusia termasuk perempuan dan anak. Untuk yang terkahir tadi baru-baru ini saya telah mengesahkan dua Rencana Aksi Nasional guna menanggulanginya. Semua tadi jelas masalah-masalah yang tidak akan cepat dapat diatasi dan diselesaikan. Bukan saja diperlukan apart penegak hukum yang tangguh tetapi juga akan sangat bergantung pada kesadaran dan kewaspadaan masyarakat yang ternyata sangat erat dengan disiplin sosial kita sebagai bangsa. Secara bersama-sama kita perlu memberi perhatian yang besar bagi perbaikan dan peningkatan masalah tersebut. Tidak ada bangsa yang dapat tumbuh menjadi besar dan kuat tanpa disiplin sosial yang baik. Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air, Demikian beberapa catatan yang perlu saya sampaikan pada akhir tahun 2002 ini. Begitu banyak pelajaran yang kita perolah dalam tahun tersebut. Namun demikian izinkan saya merangkumnya diakhir catatn ini. Adalah merupakan kesepakatan dan tekad kita untuk melakukan pembaharuan kehidupan nasional kita. Semuanya kita arahkan agar kehidupan kebangsaan dan kenegaraan ini dapat lebih maju, lebih demokratis dan lebih peduli pada hak asasi manusia. Semua itu tadi menydarakan kita tentang perlunya penyegaran kembali kesadaran kebangsaan kita ini. Hal itu bukan saja agar kita dapat mendayagunakan secara optimal potensi yang dimiliki oleh bangsa yang besar dan bermasyarakat majemuk ini, tetapi juga untuk mencegah terulangnya konflik horizontal antara sesama masyarakat kita, yang ternyata sama sekali tidak menguntungkan siapa pun juga itu. Kesadaran kebangsaan yang selama ini kita fahami secara amal abstrak sebagai suatu ideologi perlu kita beri tafsiran baru yang lebih membumi dan dapat kita laksanakan sehari-hari itu adalah dengan memandang kesadaran kebangsaan itu bukan saja sebagai komitmen bersama tetapi juga sebagai suatu kontrak politik yang harus ditindaklanjuti secara jujur dan konsisten. Pemahaman kesadaran kebangsaan sebagai suatu kontrak politik memungkinkan kita untuk secara lebih cermat menekuni sejarah masa lampau kita, menata kebersamaan kita hari ini, serta merancang masa depan kita, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Marilah kita lakukan semua itu bersama-sama dengan semangat persatuan dan kesatuan dan dengan semangat gotong royong yang sebenarnya menjadi kepribadian kita. Selamat Tahun Baru 2003. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang selalu melimpahkan berkah, perlindungan dan kekuatan kepada kita semua dalam menjalankan pengabdian kita kepada bangsa dan negara yang kita cintai ini. Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. file:///F|/pidato/megawati12.txt (6 of 7)4/14/2006 8:37:27 PM
file:///F|/pidato/megawati12.txt
Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri
Disclaimer: The Embassy accepts no responsibility for checking the accuracy of information accessed through this site and therefore makes no representation concerning its completeness, truth, accuracy, or its suitability for any particular purpose. Users are advised to rely on their own independent investigations. -----------------------------------------------------------------------------------------Koleksi: Perpustakaan Nasional RI, 2006
file:///F|/pidato/megawati12.txt (7 of 7)4/14/2006 8:37:27 PM