STANDARDISASI DAN MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : Fazrul Islam Rijaldi NIM:1112018200059
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ABSTRAK Fazrul Islam Rijaldi (NIM : 1112018200059), Standardisasi dan Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Menunjang Pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses standardisasi manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif, dengan analisa data menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan secara sistematis sesuai dengan fakta yang terjadi di sekolah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penulis melakukan wawancara dengan narasumber wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, guru, staff administrasi dan siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian penting dan utama dalam menunjang proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Apabila sekolah memiliki kualitas sarana dan prasarana yang baik maka kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan dalam standar sarana dan prasarana untuk menunjang proses pendidikan yang berlangsung di sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan secara keseluruhan sudah melakukan standardisasi manajemen sarana dan prasarana sudah cukup baik. Akan tetapi, masih terdapat kendala dikarenakan jumlah siswa yang semakin bertambah tidak diimbangi dengan perluasan dan penambahan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Kendala tersebut kiranya agar bisa teratasi sehingga sekolah dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik untuk menunjang pendidikan guna tercapainya tujuan SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
Kata kunci : Standardisasi, Sarana, dan Prasarana.
i
ABSTRACT Fazrul Islam Rijaldi (NIM : 1112018200059), Standardization of Facilities and Infrastructures Management to Support Education at SMK 3 Muhammadiyah South Tangerang. The purpose of this research was to determine the extent of the standardization process of facilities and infrastructures management to support education at SMK 3 Muhammadiyah South Tangerang. The method used in this research is qualitative research, with data analysis using descriptive analysis to describe and explain systematically in accordance with the facts that happened at school. The data collection techniques in this research through interview, observation and documentation. The author conducted interviews with some interviewees, such as vice principal of facility and infrastructure, teachers, administrative staff, and studentss to get the information which needed in this research. Educational facilities and infrastructures is an essential part in supporting the process of learning activities at school. If the school has a good quality facilities and infrastructures, learning activities will goes well. Therefore, it is necessary to improve the standard of facilities and infrastructure to support the educational process that taking place at the school in order to achieve educational purposes. Based on the results showed that SMK Muhammadiyah 3 South Tangerang had to standardize the management of facilities and infrastructure is good enough relatively. However, there was a problem due to the growing of students number who are not compensated by the expansion and addition of facilities and infrastructures at school. This problem can be resolved until the school can do a good learning activities to support education in order to achieve the goals of SMK Muhammadiyah 3 South Tangerang.
Keywords : Standardization, Facilities and Infrastructures.
ii
KATA PENGANTAR Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmat dan hidayahnya beserta ilmu, rezeki dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang diridhai Allah Swt. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari segala usaha yang penulis lakukan tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus dan ikhlas dalam memberikan bantuan dan dukungannya. Oleh karena itu dengan segala rasa hormat, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk senantiasa membimbing dan memotivasi mahasiswa Manajemen Pendidikan dan khususnya penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi. 3. Dr. H. Fathi Ismail, MM selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan nasehat, motivasi, inspirasi dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang selalu meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing, iii
memotivasi, menasehati, menginspirasi, dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi. 5. Dr. Ali Nurdin M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah dapat menghantarkan penulis dalam hal akademik kampus hingga tiba pada saat ini dalam tugas akhir penulisan skripsi. 6. Rahmat Kartolo S.E, M.Si kepala SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan dan Guru-guru yang telah memperkenakan, memberi izin dan senatiasa berbagi informasi kepada penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar. 7. Hadi Sabarudin S.Sos selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung dan memberikan semangat serta dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar. 8. Ayahanda Ahmad Rivai Mahsyi dan Ibunda Erin Komalasari yang telah berjuang dalam membesarkan, mendidik, mendoakan dan memberi dukungan moril dan sprituil serta suport yang luar biasa, semoga Allah SWT memberikan balasan dan pahala yang berlipat ganda untuk segala yang telah dilakukan, amin ya rabal ‘alamin. 9. Adinda Fathan Qorib Hawari dan Faiza Syahrina Insani yang selalu mendukung penulis, selalu menjadi pengingat dan penyemangat penulis, dan semua yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi. 10. Saudari Ade Irma S.S yang selalu sabar dalam mengingatkan, menemani perjalanan penulis, menasehati, mengasihi dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
iv
11. Keluarga besar Manajemen Pendidikan 2012 yang selalu menemani selama perkuliahan berlangsung, yang selalu memberikan dukungan suport, berbagi ilmu akademik mapun non akademik, dan selalu indah dikenang semoga kita semua menjadi alumni manajemen pendidikan yang bermanfaat bagi agama dan negara. 12. Kawan – Kawan Semut Ranger dan Lobar Mania, Harsya Bahtiar S.Pd, Aisyah S.Pd, Abudl Basit, Edwian, Fizma, Ainatul, Umdah, Anna, Azis abdillah, Azis Riau, Wahidin, Asqol, Agung medan, Agung Gendut, Hamdan, Andi, Irfan, Solah, Ira, Ismi, Jannah, Santi, Sinta, Aprillia, yang selalu menjadi bagian hidup, saudara baru, keluarga baru penulis di dalam maupun di luar kampus, tetaplah menjadi diri kita sendiri karena itulah keunikan, tetap jaga kekompakan, silaturahmi dan keseruan kalian sampai maut memisahkan. 13. Keluarga besar Rumah Goblin, Pujo, Dede Ferdiansah, David, Ruddy, Fadly, Oking, yang telah memberikan hiburan dan canda tawa selama proses pembuatan skripsi ini. 14. Dan seluruh Pihak, Kawan-kawan dan Dosen yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya.
Doa yang penulis dapat panjatkan kepada Allah AWT semoga seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini diberikan kesehatan, rezeki dan kelancaran dalam menjalankan segala kegiatan dan aktivitasnya, amin ya rabal ‘alamin.
v
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, dan tentunya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebehasilan penulis. Akhirnya, dengan mengucap bismillah, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kegiatan akademis, masyarakat luas dan khususnya untuk penulis.
Jakarta,
Mei 2017
Fazrul Islam Rijaldi Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI LEMBAR PENYATAAN KARYA ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI UJI REFERENSI ABSTRAK .................................................................................................................... i ABSTRACT ................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5 C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5 D. Rumusan Masalah .................................................................................... 5 E.
Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
F.
Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Manajemen dalam Pendidikan .................................................................. 7 1. Hakikat Manajemen ............................................................................ 8 2. Fungsi Manajemen .............................................................................. 9 B. Manajemenn Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................................... 12 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ..................................... 12 2. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................. 13
vii
3. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ..................................... 16 4. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................... 20 5. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................. 21 6. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................... 22 7. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................. 23 C. Standardisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................................ 24 1. Pengertian Standardisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ................ 24 2. Standar Lahan Sekolah ......................................................................... 26 3. Standar Bangunan Sekolah .................................................................. 27 4. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah ................................................ 29 D. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 39 B. Metode Penelitian ...................................................................................... 40 C. Sumber Data .............................................................................................. 40 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 41 E. Teknik Analisa Data ................................................................................... 42 F. Instrumen Penelitian................................................................................... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 45 1. Sejarah Singkat SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan .............. 45 2. Profil SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan .............................. 46 3. Visi dan Misi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ................. 47 4. Data Guru dan Tenaga Kependidikan .................................................. 48 5. Data Peserta Didik SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ........ 50 6. Daftar Sarana dan Prasarana ............................................................... 51 B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 51 1. Standardisasi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan .............. 52
viii
2. Kondisi Nyata Standar Sarana dan Prasarana ...................................... 61 3. Peran Sarana dan Prasarana dalam Menunjang Pendidikan ................ 64 C. Temuan Hasil Penelitian ............................................................................ 66 D. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 69 BAB V PENUTUP A. Simpulan ................................................................................................... 70 B. Saran-saran ................................................................................................ 71 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Rasio Minimum Luas Lahan Terhadapa Peserta Didik ... 25 Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................ 38 Tabel 4.1 Data Guru dan Struktur ................................................... 46 Tabel 4.2 Rombongan Belajar SMK Muhammadiyah 3 ................. 48 Tabel 4.3 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin .......... 48 Tabel 4.4 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Agama ..................... 48 Tabel 4.5 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Penghasilan.............. 45
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Ceklist Lampiran 2 Pedoman Wawancara Lampiran 3 Hasil Wawancara Lampiran 4 Data Sarana dan Prasarana Lampiran 5 Luas Minimum Bangunan Lampiran 6 Daftar Inventaris Barang Ruang Kepala Sekolah Lampiran 7 Instalasi Listrik Lampiran 8 Tempat Beribadah Lampiran 9 Foto Sekolah Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 13 Lembar Referensi
xi
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang berkaitan dalam sebuah kehidupan. Bangsa-bangsa yang maju dan modern ialah bangsa yang selalu memperhatikan dan mengutamakan aspek pendidikannya. Apabila sebuah negara memiliki kualitas pendidikan yang baik maka negara tersebut akan maju dan berkembang. Oleh karenanya pendidikan
salah
satu
kunci
utama
kemajuan
dan
kemunduran
perkembangan suatu bangsa dan negara Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 1 Menurut Muhibin Syah, Pendidikan dapat diartikan “sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”.2 Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari manajemen. Hal ini terlihat dari bagaimana definisi-definisi tersebut yang didalamnya pendidikan mengandung makna usaha sadar dan terencana, sementara Muhibin Syah mengatakan pendidikan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga dengan kata lain pendidikan sudah terkandung makna dari manajemen.
1
Nasional
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
2
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan :Dengan pendekatan baru (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 10
1
2
Selanjutnya,
banyak
faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
keberhasilan siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pendidikan atau lembaga pendidikan itu sendiri. Para peneliti mencoba mengukur banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, diantaranya yaitu faktor internal yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indra, bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuaan kognisi. Dan faktor eksternal yakni lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa di sekolah yaitu manajemen dan sarana prasarana yang ada di sekolah. Berbicara mengenai tentang manajemen di sekolah sangat erat kaitannya dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, begitu pula jika suatu lembaga atau isntitusi pendidikan dikatakan maju apabila mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan berkualitas berkaitan dengan proses pendidikan ataupun akademik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memerlukan sarana dan prasarana pendidikan. Dalam hal ini, yang berkaitan langsung dengan proses pendidikan, seperti gedung, ruang belajar/ kelas, alat-alat/media pendidikan, meja, kursi dan sebagainya. Sedangkan, yang tidak berkaitan langsung seperti halaman, kebun, taman, dan jalan menuju sekolah. Begitu pentingnya sarana dan prasarana pendidikan sehingga setiap lembaga pendidikan berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan prasarana demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran untuk menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, sekolah dituntut memiliki kemandiriran untuk mengatur dan mengurus kepentingan sarana dan prasarana sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sekolah itu sendiri dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku.
3
Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengenai tentang standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa: “1). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 2). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat rekreasi, dan ruang atau tempat lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.3 Adapun hasil wawancara studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada guru di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan yang mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut bahwasannya sudah memenuhi standar pendidikan namun masih banyak kekurangan-kekurangan dalam sarana dan prasarana di antaranya, lokal kelas yang kurang karena siswa yang ada lebih banyak di banding lokal kelas yang ada, lahan parkir yang kurang luas, ruang laboratorium yang kurang lengkap, kantin yang sempit, dan berbagai permasalahan lainnya yang terkait dengan sarana dan prasarana sekolah. Dalam kegiatan manajemen sekolah seharusnya mengacu kepada Undang-undang maupun Peraturan Pemerintah. Akan tetapi sekolah belum memaksimalkan kegiatan pengelolaan manajemen khususnya dalam standar sarana dan prasarana pendidikan, sehingga belum bisa memaksimalkan sarana prasarana yang ada pada sekolah. Sarana dan prasarana merupakan sumber daya yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.
3
Bab VII Pasal 42 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4
Dari berbagai hal yang telah disampaikan diatas, bahwa sarana dan prasarana harus digunakan sebaik-baiknya dan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menunjang kegiatan pendidikan dan hasil belajar di sekolah. Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana yang sudah ada harus selalu diperhatikan. Penggunaan sarana dan prasarana harus efektif dan efesien untuk menunjang proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Di lihat dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan yang ada di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Secara umum lembaga pendidikan tersebut sudah cukup baik dalam perkembangannya di dunia pendidikan khususnya di kota Tangerang Selatan, akan tetapi pada tahap pelaksanaan pendidikan masih terdapat kendala terutama terkait dengan pengelolaan dan standardisasi manajemen sarana dan prasarananya, seperti halnya tempat olahraga yang kurang memadai, lahan parkir motor yang kurang luas, ruang kelas yang masih kurang banyak, kantin yang sempit, serta fasilitas yang kurang memadai seperti ruang komputer, ruang laboratorium, ruang bahasa, dan lain sebagainya. Dengan adanya beberapa kendala ini, lembaga pendidikan SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan masih belum memenuhi atau mencapai standar sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini mendorong penulis untuk menjadikan objek penelitian dan penulis memberikan judul “Standardisasi
dan Manajemen Sarana dan
Prasarana dalam
Menunjang Pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan”.
5
B.
Identifikasi Masalah Di lihat dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1.
Belum memadainya sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pendidikan.
2.
Kurang memaksimalkannya manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
C.
3.
Belum terpenuhinya standar sarana dan prasarana di sekolah
4.
Belum mengoptimalkan sarana dan prasarana di sekolah.
Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah disebutkan skripsi ini dibatasi pada masalah standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di sekolah SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
D.
Rumusan Masalah Berdasarkan
pembatasan
masalah
yang
sudah
diuraikan
sebelumnya, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah: 1.
Sejauh mana sekolah sudah menerapkan perencanaan, pengadaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan?
2.
Apakah sarana dan prasarana pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang selatan sudah memenuhi standar?
E.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan : 1. Mengetahui sejauh mana sekolah sudah menerapkan perencanaan, pengadaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. 2. Mengetahui sarana dan prasarana pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan sudah memenuhi standar.
6
F.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, antara lain: 1. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan serta menjadi bahan masukan bagi mahasiswa Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan untuk penelitian yang terkait atau sebagai contoh untuk penelitian dimasa yang akan datang, khususnya mengenai standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. 2. Secara Praktis, hasil penelitian memberikan masukan a. Bagi Peneliti : Sebagai bahan masukan dalam menambah informasi pengetahuan mengenai standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana pendidikan,
proses
perencanaan,
pengadaan,
pelaksanaan,
pemeliharaan dan pengawasan sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. b. Bagi Sekolah : Sebagai alat evaluasi yang dapat dijadikan masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan manajemen sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang kegiatan pendidikan yang ada di sekolah. c. Bagi Masyarakat : Sebagai alat pertanggungjawaban dan pengetahuan tambahan terkait standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
BAB II KAJIAN TEORI A. Manajemen dalam Pendidikan 1. Hakikat Manajemen Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agre (melakukan). Kata – kata itu digabung menjadi managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management (kata benda), dan manager untuk orang yang melakukannya. Management diterjemahkan
ke
Bahasa
Indonesia
menjadi
manajemen
(pengelolaan).1 Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah,
pelaksanaan
program
sekolah/madrasah,
kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawasan evaluasi, dan system informasi sekolah/madrasah.2 Menurut Ricky W.Griffin dikutip oleh Suparlan, manajemen tidak lain adalah “satu proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
Pelaksanaan
(actuating),
pengoordinasian
(coordinating), dan pengontrolan (controlling)sumber daya untuk mencapai sasaran (goal’s)secara efektif dan efesien”3 Berikut ini pengertian manajemen menurut beberapa para ahli: 1. George R. Terry Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan – tindakan: perencanaan, pengorganisasian, 1
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h.5 cet.2 2 Ibid h.5 3 Suparlan, Manajemen berbasis sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), h.41
7
8
penggiatan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran – sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lain. 2. The Liang Gie Manajemen sebagai seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dan alam untuk mencapai tujuan ang telah di tentukan. 3.
Malayu S.P. Hasibuan Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.4
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara – cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik. Dari penjelasan dan berbagai macam definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa manajemen sangat penting dan diperlukan bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan terutama organisasi pendidikan yaitu sekolah untuk mengatur, mengelola sumber daya yang ada dalam proses perencanaan, pelaksanaan pengawasan secara bekerja sama agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapain tujuan. Untuk itu, pengelolaannya harus berjalan secara sistematis melalui
4
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 16-17
9
tahapan dalam prosesnya untuk menunjukan makna pentingnya manajamen bagi lembaga pendidikan. 2. Fungsi Manajemen Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pemimpin (Leading), dan pengawasan (Controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai
proses
merencana,
mengorganisasi,
memimpin
dan
mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien.5 Adapun fungsi-fungsi manajemen sebagaimana dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: 1. Menurut Henri Fayol a) Planning (perencanaan) b) Organizing (pengorganisasian) c) Commanding (pengaturan) d) Coordinating (pengkoordinasian) e) Controlling (pengawasan) 2. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel a) Planning (perencanaan) b) Organizing (pengorganisasian) c) Staffing (penentuan staf) d) Directing (pengarahan) e) Controlling (pengawasan)6 Mengenai fungsi – fungsi manajemen ini terdapat banyak sekali pandangan – pandangan
yang berbeda satu sama lain kalangan para
sarjana dan para ilmuan manajemen tentang perumusannya. Di sini peneliti mengambil pandangan dari George R. Terry yang merumuskan 5
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 1 6 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung : PT Refika Aditama, 2010), h.7
10
fungsi – fungsi dari manajemen yang disingkat menjadi POAC, yakni Planning
(perencanaan),
Organizing
(pengorganisasian),
Actuating
(penggerakan), Controlling (pengendalian/pengawasan). a. Planning (Perencanaan) Perencanaan merupakan suatu perumusan dari persoalan-persoalan tentang apa dan bagaimana sesuatu pekerjaan hendak dilaksanakan. Perencanaan juga merupakan suatu persiapan (perparition) untuk tindakan-tindakan kemudian. Perencanaan tidak harus tertulis, mungkin hanya dalam benak pemikiran, lebih-lebih mengenai rencanarencana
yang
bersifat
rahasia
(misalnya,
rencana-rencana
pertempuran). Kalau ini dibuat secara tertulis dan diketemukan oleh musuh, kemungkinan besar kita akan mengalami kesulitan sebelum sempat berbuat sesuatu. Perencanaaan bukan hanya tugas dari badan perencanaan nasional saja, tetapi dalam tiap-tiap organisasi harus ada perencanaan hendaklah kita membiasakan diri membuat perencanaan demi lancarnya perputaran roda organisasi. Hal ini adalah suatu kebiasaan yang baik. Jadi, kita harus mempunyai rencana agar pekerjaan berjalan lancar. b. Organizing (Pengeroganisasian) Pengorganisasian adalah pengaturan setelah ada rencana. Dalam hal ini diatur dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaannya, macam/jenis serta sifat pekerjaan, unit-unit kerjanya (pembentukan bagian-bagian), tentang siapa yang akan melakukan, apa alat-alatnya, bagaimana keuntungannya, dan fasilitas-fasilitasnya. Jadi di sini diadakan pembagian tugas baik macam, sifat atau jenis tugas pekerjaan, agar dapat dengan mudah diupayakan petugas yang cakap, mampu, dan terampil sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan. c. Actuating (Penggerakan) Setelah adanya pengaturan/rencana dan juga telah diatur tentang segala sesuatunya, maka digerakan agar mereka mau dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama.
11
Dalam hal ini diusahakan agar mereka jangan semata-mata menerima perintah saja dari atasan. Mereka harus tergerak hatinya untuk menyelesaikan tugasnya seirama dengan keinsafan masing-masing petugas/karyawan. d. Controlling (Pengendalian/Pengawasan) Walaupun rencana yang jitu sudah ada dapat diatur dan digerakan, tetapi belum menjamin bahwa tujuan akan tercapai dengan sendirinya/dapat dicapai. Masih harus ada kendali (control) apakah orang-orangnya telah tepat pada tempatnya (the right man in the right place), juga cara mengerjakan dan waktunya apakah sudah sesuai atau belum. Sehingga kalau terdapat kesalahan-kesalahan selekas mungkin dapat diadakan perbaikan dengan segera hingga tujuan tecapai.7 Sementara itu, fungsi dari manajemen pendidikan pada prinsipnya sama dengan dengan fungsi manajemen secara umum. Dalam konteks peningkatkan mutu pendidikan, fungsi-fungsi manajemen pendidikan sering menerapkan model siklus dari Deming (Deming Cycle) yang terdiri dari : 1. Plan (merencanakan/perencanaan) 2. Do (Melaksanakan/pelaksanaan) 3. Check (pengecekan/perbaikan) 4. Act (penindaklanjutan)8 Fungsi
fungsi
tersebut
merupakan
suatu
siklus
yang
berkesinambungan, yang implikasinya pada upaya untuk melakukan perbaikan terus-menerus, dan upaya ini pada dasarnya merupakan prinsip dasar manajemen, karena secara esensial fungsi fungsi yang dikemukakan para pakar lebih bersifat saling melengkapi.
7
Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004) h 36-38 8 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung : PT Refika Aditama, 2010), h.16
12
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari Planning (Perencanaan),
Organizing
directing/commanding
(Pengorganisasian),
(Penggerak),
motivating
leading (motivasi),
(terkemuka), coordinating
(koordinasi), controlling (pengawasan), evaluating (evaluasi).
B. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk mencapai tujuan pendidikan dan dalam menunjang proses pendidikan yang diinginkan salah satu faktor terpenting adalah sarana dan prasarana pendidikan. Depdiknas telah membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung, dan prasarana tidak bersifat langsung dalam menunjang proses pendidikan.9 Sedangkan menurut E.Mulyasa sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat – alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksudkan dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. 9
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : ArMedia, 2012) h. 48
13
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapih, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. 10 Sarana dan prasarana pendidikan juga sebagai salah satu dari unsur manajemen pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar, sarana pendidikan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Sarana dan prasarana pendidikan juga digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan dengan mengunakan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat dalam program kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan kegiatan belajar mengajar akan menjadi lebih bermakna dan berkualitas serta menyenangkan.11 2. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam meningkatkan kualitas pendidikan guna untuk menunjang sarana dan prasarana di sekolah yang meliputi tahapan-tahapan dalam manajamen sarana dan prasarana pendidikan maka perencanaan merupakan langkah awal. Dengan adanya perencanaan yang matang maka akan mengurangi kegagalan dalam mengimplementasikan di lapangan dan menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan sehingga tercpainya tujuan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di sekolah.
10
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah:Konsep, strategi, dan Implementasi, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h.49-50 11 Rika Megasari,”Penigkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukit Tinggi” Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 2 Nomor 1, Juni 2015, hal 638
14
Perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang memiliki arti rancangan atau kerangka dari suatu yang akan dilakukan pada masa depan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran,
daur
ulang,
rekondisi/rehabilitasi,
distribusi
atau
pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Proses ini hendaknya melibatkan unsur-unsur penting di sekolah, seperti kepala sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala tata usaha, dan bendahara serta komite sekolah. Hal ini perlu dilakukan untuk
membuka
masukan
dari
berbagai
macam
pihak
dan
meningkatkan tingkat kematangan dari sebuah rencana.12 Untuk mengetahui jumlah kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam suatu unit kerja maka diperlukan data dan informasi yang lengkap mengenai sarana dan prasarana yang telah tersedia dan yang seharusnya ada sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu, diperlukan data hasil proyeksi penduduk usia sekolah yang akan ditampung menjadi siswa baru di sekolah tersebut di masa mendatang, hal ini dapat mengurangi resiko kelebihan ataupun kekurangan sarana dan prasarana ketika siswa baru masuk ke sekolah tersebut.13 Dalam proses perencanaan harus ada langkah-langkah kegiatan untuk mencapai tujuan perencanaan yang diinginkan, menurut Boeni Soekarno, langkah-langkah perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah yaitu sebagai berikut : a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan/atau menginventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.
12
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : ArMedia, 2012) h. 51 13 Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016), h. 7.
15
b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satu tahun ajaran. c. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya. Dalam hal ini, perencana mencari informasi yang akurat mengenai perlengkapan yang telah tersedia
untuk
dijadikan
acuan
untuk
mendaftar
semua
perlengkapan yang dibutuhkan tetapi belum tersedia. d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. Jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk semua pengadaan perlengkapan yang dibutuhkan, maka perlu diadakan seleksi terhadap kebutuhan perlengkapan yang urgent untuk didaftar dan didahulukan pengadaannya. e. Jika ternyata masih melebihi anggaran yang tersedia perlu diadakan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas dari daftar kebutuhan perlengkapan yang urgent untuk diadakan. f. Penetapan rencana pengadaan akhir.14 Adapun tujuan perencanaan sarana dan prasaran pendidikan adalah demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaanya. Selain itu, adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu: dapat membantu dalam menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar dan menetapkan langkah-langkah, menghilangkan ketidakpastian, dapat dijadikan dasar atau pedoman untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian atau tolak ukur agar nantinya kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien.15
14
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 29. 15 Wahyu Sri Ambar, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: CV. Multi Karya Mulia, 2007), h. 21.
16
Dari keseluruhan uraian diatas mengenai perencanaan sarana dan prasarana pendidikan maka dapat ditegaskan bahwa untuk menyusun suatu program perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang dan teliti agar program tersebut dapat berjalan dengan sukses sesuai dengan harapan seluruh pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung sehingga terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan dalam menunjang pendidikan di sekolah. 3. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengadaan adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan
barang,
benda,
atau
jenis
barang bagi
keperluan
pelakasanaan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam pengadaan barang sebenarnya tidak lepas dari perencanaan pengadaan yang dibuat sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya.16 Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.17 Adapun fungsi dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan mengatur dan menyelenggarakan sarana dan prasarana
yang
dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat, dan waktu yang dikehendaki.18 Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sekolah. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sekolah tersebut melalui : (1) membeli; (2) membuat sendiri; (3) bantuan atau hibah; (4) menyewa;
16
Ibid, h.46 Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : ArMedia, 2012) h. 60 18 Wahyu Sri Ambar, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: CV. Multi Karya Mulia, 2007), h. 47 17
17
(5) meminjam; (6) mendaur ulang; (7) menukar; (8) memperbaiki atau merekontruksi kembali.19 a. Membeli Membeli adalah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana yang lazim ditempuh yaitu dengan jalan membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual untuk mendapatkan
sejumlah
sarana
dan
prasarana
sesuai
kesepakatan kedua belah pihak. b. Pembuatan Sendiri Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efesiensinya apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan terhadap barang yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-alat peraga yang dibuat oleh guru dan murid. c. Penerimaan Hibah atau Bantuan Penerimaan hibah atau bantuan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan pemberian secara cuma-cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau bantuan harus dilakukan dengan berita acara. d. Penyewaan Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara membayar berdasarkan perjanjian sewa menyewa. Cara ini hendaknya dilakukan apabila untuk kebutuhan sementara atau temporer. 19
Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016), h. 22
18
e. Pinjaman Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk smentara waktu dari pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan
perjanjian
pinjam
meminjam.
Pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan bersifat sementara dan temporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan. f. Mendaur Ulang Mendaur ulang adalah pengadaan sarana dan prasarana melalui aktifitas pemanfaatan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah. Misalnya pembuatan bangun ruang dari limbah kayu, pembuatan hiasan dan bungan plastik dari limbah pipet, dan lain sebagainya. g. Penukaran Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan organisasi atau instasi lain. Pemilihan jenis ini harus mempertimbangkan adanya saling menguntungkan kedua belah pihak, dan yang dipertukarkan harus merupakan sarana dan prasarana yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna lagi. h. Perbaikan atau Rekontruksi Kembali Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan memperbaiki yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit atau beberapa unit sarana dan prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik diantara instrumen sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrumen yang baik tersebut dapat
19
disatukan dalam satu unit atau beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.20 Pengadaan sarana dan prasarana dapat juga dilakukan dengan usaha-usaha yang ada disekolah itu sendiri, ataupun sumbangan dari pemerintah masyarakat. Pengadaan sarana dan prasarana atas usaha sendiri bisa dilakukan oleh sekolah yang disesuiakan dengan daftar kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga barang-barang yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di awal perencanaan. Proses pengadaan berbagai jenis sarana dan prasarana sekolah, seperti: 1. Buku, Yang dimaksud dengan buku disini adalah buku pelajaran, buku bacaan, buku perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat dipakai oleh sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan baik fisik maupun non fiksi, vbuku sumber dan sebagainya. 2. Alat, Pengadaan alat-alat sekolah dapat dilakukan dengan cara membeli, membuat sendiri dan memerima bantuan. Alat-alat yang dibutuhkan sekolah berupa alat kantor dan alat pendidikan. Alat kantor ialah alat-alat yang biasanya digunakan dikantor, misalnya komputer, alat hitung, alat penyimpan uang, alat pendeteksi uang palsu, dan alat pembersih. Sementara alat pendidikan lainnya yang biasa digunakan dalam kegiatan pembelajaran, misalnya alat peraga, alat praktik, alat kesenian, dan alat olahraga.21 3. Perabot, Perabot merupakan sarana pengisi ruangan, misalnya kursi, lemari, rak, filing cabinet, dan lain-lain.
20
21
Ibid, h.26 Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar
Media, 2012) h. 67
20
4. Bangunan, Pengadaan bangunan dapat dilakukan dengan membangun bangunan baru, membeli bangunan, menerima hibah bangunan, menyewa bangunan, dan menukar bangunan. 5. Tanah, Pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara yaitu : membeli tanah, menerima bantuan/hadiah, dan menukar.22
4. Penggunaan Sarana dan Prasaran Pendidikan Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan itu, ada dua prinsip yang harus diperhatikan yaitu prinsip efektifitas dan prinsip efesien. Dengan prinsip efektifitas berarti semua perlengkapan pendidikan disekolah harus ditunjuk semata-mata dalam rangka mempelancar pencapain tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dengan prinsip efesiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan disekolah secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan pendidikan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang. Dalam rangka memenuhi kedua prinsip tersebut di atas maka paling ada tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh personil sekolah yang akan memakai perlengkapan pendidikan disekolah, antara lain: a. Memahami petunjuk penggunaan perlengkapan sekolah b. Menata perlengkapan pendidikan c. Memelihara baik secara kontinu maupun berkala semua perlengkapan pendidikan.23 Dalam kaitan dengan petunjuk teknis pemakaian, yang perlu dipahami adalah komponen-komponen, sistem kerja dan tata cara pengoperasian dan perawatannya, sehingga apabila sarana dan
22
Ibid, h.64 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 42 23
21
prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien, dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. 5. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pemeliharaan
adalah
upaya
atau
proses
kegiatan
untuk
mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan hasil guna suatu sarana dan prasarana kerja dengan jalan memelihara, merehabilitasi, dan menyempurnakan sehingga sarana dan prasarana tersebut dapat lebih tahan lama dalam pemakaian.24 Pemeliharaaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar semua sarana dan prasarana tersebut selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Berikut ini tujuan pemeliharaan. a. Mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya karen untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut. b. Untuk menjamin kesiapan operasioanal peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. c. Untuk menjamin ketersediaaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara rutin dan teratur. d. Untuk
menjamin
keselamatan
orang
atau
siswa
saat
menggunakan alat tersebut.25
24
Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016), h. 90 25 Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar Media, 2012) h. 75
22
Dalam kegiatan pemeliharaan, terdapat beberapa macam pekerjaan, yaitu pearwatan rutin/berkala, perawatan darurat dan perawatan preventif. Perawatan rutin ialah perawatan yang dilakukan setiap kurun waktu tertentu, misalnya harian, mingguan, bulanan, dan triwulan bahkan tahunan. Contohnya pembersihan kaca, lantai, meja, dan kursi serta toilet. Perawatan darurat adalah perawatan yang tak terduga sebelumnya karena ada kerusakan atau tanda bahaya. Perawatan seperti ini merupakan perbaikan yang sifatnya sementara dan harus cepeat selesai supaya kerusakan tidak bertambah parah dan agar proses pembelajaran tidak terganggu. Sementara perawatan adalah perawatan rutin yang dilakukan pada selang waktu tertentu dengan beberpa kriteria yang ditentukan sebelumnya. Tujuan perawatan ini adalah untuk mencegah kemungkinan sarana dan prasarana tidak dapat berfungsi pada saat digunakan. Yang termasuk dalam perawatan prevebtif ialah melihat, memeriksa, menyetal, mengkalibrasi, meminyaki, pergantian suku cadang, dan sebagianya.26 6. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengawasan merupakan kegiatan pengamatan, pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah untuk menghindari penyimpangan, penggelapan atau penyalahgunaan. Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala sekolah, kepala Dinas Kabupaten/Propinsi/Kota. Pengawasan
adalah
suatu
proses
dimana
pimpinan
ingin
mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya
sesuai
dengan
rencana,
perintah,
tujuan
atau
kebijaksanaan yang telah ditentukan. Pengawasan bukan hanya mencari kesalahan saja, tetapi juga mencari hal-hal yang sudah baik untuk dikembangkan lebih lanjut. Kemudian, tujuan pengawasan sarana dan prasarana agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya 26
Ibid, h.76
23
guna (efisien) yaitu hasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran yang seminimal mungkin dan (efektif) sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.27 Metode pengawasan adalah suatu cara melakukan pengawasan untuk menjaga agar pelaksanaannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga dapat mengakibatkan produktivitas kerja tinggi. Metode-metode tersebut terdiri dari: a. Pengawasan langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan secara langsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan, baik dengan system inspektif, verifikatif maupun dengan system investigative sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundangan yang berlaku. b. Pengawasan tidak langsung, yaitu pengawasan yang secara formal dilakukan oleh aparat pengawasan yang bertindak atas nama pimpinan organisasinya. c. Pengawasan informal, yaitu pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan. d. Pengawasan administratif, yaitu pengawasan yang meliputi bidang keuangan, kepegawaian dan material. e. Pengawasan teknis, yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik.28 7. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan Penghapusan adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/ menghilangkan barang-barang dari daftar invetaris karena barang itu sudah dianggap tidak mempunyai nilai guna atau sudah tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan dinas, missal rusak, susut, mati atau biayanya terlalu
27
Wahyu Sri Ambar, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: CV. Multi Karya Mulia, 2007), h. 171 28 Ibid, h.172
24
mahal kalau dipelihara atau diperbaiki. Penghapusan dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yag berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi sarana pendidikan mempunyai arti mencegah kerugian pemborosan biaya untuk keperluan pemeliharaan/perbaikan, meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksanaan inventaris, membebaskan ruangan dari penumpukan barang yang tidak berguna. Syarat-syarat dalam penghapusan sarana dan prasarana: a. Keadaan barang dalam rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau digunakan lagi. b. Kegunaan tidak seimbang dengan pemliharaan. c. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan saat ini. d. Penyusutan barang diluar kekuasaan pengurus e. Terlalu lama disimpan sehingga mengakibatkan kerusakan. f. Apabila dilakukan perbaikan, akan menelan biaya yang besar sekali sehingga merupakan pemborosan. g. Barang yag secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan. h. Terjadi penyusutan diluar kekuasaan. i. Barang tersebut tidak mutakhir lagi j. Hilang akibat susut diluar kekuasaan pengurus barang k. Musnah akibat bencana alam l. Merupakan kelebihan persediaan. m. Hilang akibat pencurian/perampokan.29 C. Standardisasi Sarana dan Prasaran Pendidikan 1. Pengertian Standardisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Di sini menggunakan kata standardisasi, bukan menggunakan kata standarisasi. Padahal, kata standarisasi lebih enak di dengar dan lebih mudah di ucapkan. Perlu diketahui bahwa banyak orang yang menganggap standarisasi adalah bentuk baku dari kata standar dengan 29
Ibid, h.158
25
imbuhan –isasi. Padahal, kata tersebut tidak lah baku, yang baku ialah standardisasi. Kata standardisasi merupakan kata serapan yang diambil darikata standardization. Kata standardisasi bukan berasal dari kata standard+-isasi, tetapi merupakan kata dasar hasil serapan dari bahasa asing. Kata standardisasi mempunyai arti penyesuaian bentuk (ukuran atau kualitas) dengan pedoman/standar yang telah ditetapkan. Contoh penggunaan kata standardisasi yang benar adalah “Pihak penerbit sedang melakukan standardisasi buku materi ajar yang akan dipasok ke sekolah – sekolah.”30 Standardization (standardisasi) ; proses penetapan norma-norma bagi satu tes dengan jalan mengadministrasikannya sampai jumlah besar dan berupa sampel respresentatif. Pada saat yang sama, penetapan arah batas waktu, dan variasi yang diperbolehkan dalam prosedurnya bisa ditentukan pula.31 Dewasa ini, sekolah/madrasah di Indonesia diwajibkan untuk memenuhi
standar
yang
telah
ditetapkan.
Dengan
kata
lain,
sekolah/madrasah tengah distandardisasi secara nasional. Terdapat 8 jenis standar yang harus dipenuhi oleh sekolah, antara lain (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaaan; (7) standar pembiayaan; (8) standar penilaian pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, standardisasi sarana dan prasarana sekolah dapat diartikan penyesuain bentuk, baik spesifikasi, kualitas, maupun sarana dan prasarana sekolah dengan kriteria minimum yang telah ditetapkan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik serta meningkatkan kinerja penyelenggaraan sekolah/madrasah. Secara rinci, standar sarana dan prasarana pendidikan menengah dan kejuruan dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 30
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar Media, 2012) h. 86 31 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2006) h.483
26
No.40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Dalam Permendiknas diatas, sarana dan prasarana pendidikan di sekolah diatur menjadi tiga pokok bahasan, yaitu lahan, bangunan, dan kelengakapan sarana dan prasarana sekolah. Hal yang dimaksud lahan adalah bidang permukaan tanah yang diatasnya terdapat prasarana sekolah/madrasah yang meliputi bangunan lahan praktik lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Sementara yang dimaksud kelengkapan sarana dan prasarana memuat berbagai macam ruang dengan segala perlengkapannya.
2. Standar Lahan Sekolah Lahan
yang digunakan
untuk
kepentingan
sekolah
harus
mendukung kelancaran proses pendidikan itu sendiri. Lahan harus terhindar dari berbagai potensi bahaya, baik yang mengancam kesehatan maupun mengancam kesalamatan jiwa warga sekolah. Selain itu, lokasi lahan hendaknya memiliki akses yang memadai untuk penyelamatan dalam keadaan darurat jika sewaktu-waktu terjadi ancaman bahaya. Lahan harus terhindar dari gangguan pencemaran air dan udara serta kebisingan. Standar luas lahan untuk sekolah dasar, menengah, dan kejuruan antara satu dengan yang lainnya berbeda. Luas lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang dapat digunakan secara efektif untuk membangun prasarana sekolah berupa bangunan dan tempat bermain/olahraga. Selanjutnya untuk SMA/MA rasio minimum lahan berbeda dengan SD/MI dan SMP/MTs. Sekolah yang memiliki 15-32 peserta didik per rombel, ketentuan rasio minimum luas lahan bedasarkan Permendiknas NO.24 tahun 2007. Dapat dilihat dari table berikut.
27
2.1.Table Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta Didik SMA/MA Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap
Banyak No
Peserta Didik (m²/peserta didik)
Rombongan Belajar
Bangunan
Bangunan
Bangunan
Satu Lantai
dua lantai
tiga lantai
1
3
36,5
19,3
-
2
4–6
22,8
12,2
8,1
3
7–9
18,4
9,7
6,5
4
10 – 12
16,3
8,7
5,9
5
13 – 15
14,9
7,9
5,3
6
16 – 18
14,0
7,5
4,9
7
19 – 21
13,5
7,2
4,8
8
22 – 24
13,2
7,0
4,7
9
25 – 27
12,8
6,8
4,6
Untuk SMK/MAK, sarana dan prasarana minimum 3 dan maksimum 48 rombel. Di sekolah ini, lahan yang digunakan untuk mendirikan bangunan, infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara dan praktik disebut lahan efektif. Luas lahan efektif sesuai dengan Permendiknas No.40 tahun 2008 adalah seratus per tiga puluh dikalikan luas
lantai
dasar
bangunan
ditambah
insfrastruktur,
tempat
bermain/berolahraga/upacara dan luas lahan praktik. Sehubungan dengan SMK/MAK yang biasa dilengkapi sarana dan prasarana khusus, lahan yang digunakan hendaknya tidak menuimbulkan potensi kerusakan sarana dan prasarana khusus tersebut.32 3. Standar Bangunan Sekolah Ada sejumlah persyaratan, sistem, dan kegiatan penting terhadap bangunan gedung sekolah yang perlu diperhatikan. Berdasarkan 32
Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar Media, 2012) h. 89
28
Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang Strandar Sarana dan Prasarana untuk SMA/MA, bangunan gedung sekolah harus memenuhi ketentuan tata
bangunan,
persyaratan
keselamatan,
persyaratan
kesehatan,
persyaratan kenyamanan dan dilengkapi dengan sisitem keamana serta pemeliharaan bangunan. Tata bangunan sekolah meliputi (1) koefisien dasar bangunan maksimum 30%; (2) koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan yang di tetapkan dalam peraturan daerah; (3) jarak bebas bangunan yang meliputi garis sempadan bangunan dengan jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi, jarak antara banguna dengan batas-batas persil, dan jarak antara jalan dan pagar halaman yang di tetapkan dalam Peraturan Daerah. Persyaratan keselamatan mencangkup kontruksi dan sistem proteksinya. Konstruksi banguan harus stabil dan kukuh sampai dengan sampai kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. Sistem proteksi bangunan berupa proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk menjegah dan menangukangi bahaya kebakaran dan petir. Selanjutnya,
bangunan
gedung
sekolah
harus
memenuhi
persyaratan kesehatan, yaitu mempunyai fasilitas secukupnya untuk pentilasi udara dan pencahayaan yang memadai; memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan meliputi saluran air bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah, dan saluran air limbah; dan bahan bangunan
aman
menimbulkan
bagi
dampak
kesehatan negatif
pengguna terhadap
bangunan lingkungan.
dan
tidak
Kemudian,
persyaratan keamanan yang harus dipenuhi gedung sekolah ialah bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan; setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik; dan dilengkapi dengan lampu penerangan. Sistem keamanan yang harus ada di sekolah berupa peringatan bahaya dan akses evakuasi. Bangunan gedung sekolah harus memiliki
29
peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana alam. Akses evakuasi harus dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi petunjuk arah yang jelas. Pemeliharaan bangunan mencakup pemeliharaan ringan dan pemeliharaan berat, pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebahai daun jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalansi air dan listrik, dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun. Pemeliharaan berat meliputi, penggantian rangka atap, rangka plavon, rangka kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan minimum sekali dalam 20 tahun. Selain itu, bangunan gedung sekolah harus menyediakan fasilitas dan aksebilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang jika bangunan bertingkat, harus di lengkapi tangga yang mempertimbangksn kemudahan, keamanan dan keselamatan, serta kesehatan pengguna. Maksimum tingkat bangunan sebanyak tiga lantai. Luas
lantai
bangunan
terhadap
peserta
didik
dibedakan
berdasarkan jumlah peserta didik per rombel. Berdasarkan permendiknas No.24 tahun 2007 rasio minimum luas lantai bangun terhadap peserta didik di tiap-tiap jenjang pendidikan.33 4. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Sarana dan prasarana sekolah dapat dikelompokkan menjadi sejumlah prasarana dengan bermacam-macam sarana yang melengkapinya. Untuk SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki 18 jenis prasarana sekolah, yaitu (1) ruang kelas, (2) ruang perpustakaan, (3) ruang laboratorium biologi; (4) ruang laboratorium fisika; (5) ruang laboratorium kimia; (6) ruang laboratorium komputer; (7) ruang laboratorium bahasa; (8) ruang pimpinan; (9) ruang guru; (10) ruang tata usaha; (11) tempat beribadah ; (12) ruang konseling; (13) ruang UKS; (14) ruang organisasi kesiswaan; (15)
jamban;
(16)
gudang;
(17)
ruang
sirkulasi;
(18)
tempat
bermain/berolahraga. Sementara untuk SMK/MA sekurang-kurangnya 33
Ibid, h. 97
30
memiliki prasarana yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok ruang, yaitu (1) ruang pembelajaran umum, (2) ruang penunjang, dan (3) ruang pembelajaran khusus. Kelompok ruang pembelajaran umum terdiri dari ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium IPA, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, dan ruang praktik gambar teknik. Kelompok ruang penunjang terdiri dari ruang pemimpin, ruang guru, ruang tata usaha, ruang beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga. Sementara ruang pembelajaran khusus meliputi ruang praktik yang disesuaikan dengan program keahlian yang ada di SMK/MAK. Secara rinci, ruang pembelajaran khusus di tetapkan dalam pedoman teknis yang di sususn oleh Direktorat Pembinaan SMK. a. Ruang kelas Ruang kelas, pembelajaran dapat bersifat teori maupun praktik. Pembelajaran yang bersifat praktik dapat dilakukan di kelas jika tidak memerlukan alat khusus atau memerlukan alat khusus, tetapi mudah dihadirkan dalam kelas. Kapasitas ruangan kelas di SMA/MA dan SMK/MAK maksimum 32 peserta didik. Lebarnya diberi ketentuan minimum 5m. Namun, untuk SMK/MAK jumlah minimum ruang kelas adalah 60% dari jumlah rombel. Rasio minimum ruang kelasnya adalah m²/peserta didik untuk rombel yang kurang dari 16 orang. Selain itu, luas minimum ruang kelas SMK/MAK adalah 32m² dengan lebar minimum 4m. Standar prabot ruang kelas cukup dengan kursi dan meja untuk guru dan peserta didik. Media pendidikan yang harus adalah papan tulis. Perlengkapan lain yang perlu ada ialah tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding, dan kotak kontak. Untuk SMK/MAK tidak di haruskan ada tempat cuci tangan. Ruang kelas harus memiliki jendela dan pintu yang memadai. Jendela di ruang kelas dibutuhkan
31
untuk memberikan pencahayaan di dalam ruangan agar peserta didik dan guru dapat membaca dengan baik dan dapat memberikan pandangan ke luar ruangan. Selain jendela, pintu ruang kelas juga harus memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. 34 b. Ruang perpustakaan Ruang perpustakaan adalah tempat di mana buku-buku disimpan dan dibaca. Di sana guru dan peserta didik dapat memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan cara membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan. Luas perpustakaan minimum satu setengan kali luas ruang kelas dan lebarnya minimum 5m. Ruang perpustakaan harus cukup
memadai
untuk
membaca,
perlu
ada
jendela
untuk
memeberikan pencahayaan. Selain itu, lokasinya hendaknya di bagian yang mudah di capai.35 c.
Ruang laboratorium di SMK/MAK Sebuah SMK/MAK memiliki 6 jenis ruang laboratorium dan satu ruang
praktik
gambar.
Ruang
laboratorium
meliputi
ruang
laboratorium biologi, ruang laboratorium fisikan, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium IPA, ruang laboratorium komputer, dan ruang laboratorium bahasa. Ruang laboratorium berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembelajran tertentu secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. Daya tampung ruang laboratorium adalah 3 m²/peserta didik. Luas minimumnya 16 m². Lebar minimum ruang laboratorium adalah 8 m. Prasarana ruang laboratorium yang di sebutkan diatas tidak selalu ada di SMK/MAK, tergantung dari program keahlian yang diselenggarakannya. Tetapi, ruang laboratorium komputer dan bahasa 34 35
Ibid, h. 105 Ibid, h. 109
32
harus selalu ada di setiap SMK/MAK. Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran bidang teknologi informasi dan komunikasi. Sementara laboratorium bahasa
berfungsi
sebagai
tempat
berlangsungnya
kegiatan
pembelajaran mengembangkan keterampilan bahasa asing. Untuk standar sarana laboratorium komputer SMK/MAK memiliki kesamaan dengan standar sarana laboratorium komputer SMA/MA. Hanya saja SMK/MAK tidak ditentukan ukuran papan tulisnya. Demikian pula standar sarana laboratorium bahasa, yaitu sama dengan standar sarana yang ada di SMA/MA. Sebuah SMK/MAK memiliki prasarana ruang yang tidak dimiliki oleh sekolah/madrasah lainnya. Ruang ini termasuk dalam kelompok ruang pembelajaran umum, yaitu ruang praktik gambar teknik. Ruang praktik gambar teknik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran menggambar teknik, perhitungan bahan, dan menghitung biaya. Ruang praktik ini minimum harus dapat menampung setengah rombel. Rasio minimum 3 m²/peserta didik. Luas minimum ruang praktik adalah 64 m². Lebar minimum ruang praktik adalah 8 m. 36
d. Ruang Pimpinan Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite sekolah/majelis madrasah, petugas Dinas Pendidikan, dan tamu lainnya. Luas minimum ruang pemimpin adalah 12 m² dan lebar minimumnya adalah 3 m. Tetapi, untuk SMK/MAK luas minimum ruang pemimpin adalah 18 m². Dan lebarnya sama, yaitu 3 m. Ruang pimpinan harus diakses oleh guru dan tamu dan dapat dikunci dengan baik. Jangan sampai ruang pimpinan tidak dikunci sehingga keamanannya tidak terjamin. 36
Ibid, h. 139
33
Standar sarana yang ada di ruang pimpinan terbagi menjadi dua, yaitu perabot dan perlengkapan. Perabot ruang pimpinan terdiri dari kursi dan meja pimpinan, kursi dan meja tamu, lemari, dan papan statistik. Perlengkapan ruang pimpinan di SMK/MAK meliputi simbol kenegaraan, tempat sampah, jam dinding dan kotak kontak.37 e. Ruang guru Ruang guru memiliki fungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya. Rasio minimum luas ruang guru adalah 4 m²/pendidik. Luas minimum ruang guru untuk SMA/MA maupun SMK/MAK adalah 56 m². Ruang guru harus mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun dari luar lingkungan sekolah/madrasah, serta dekat dengan ruang pimpinan.38 f. Ruang Tata Usaha Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan administrasi sekolah/madrasah. Di SMA/MA adalah 16 m², sementara di SMK/MAK adalah 32 m². Ruang tata usaha mudah dicapai
dari
halaman
sekolah/madrasah
ataupun
sekolah/madrasah, serta dekat dari ruang pimpinan.
dari
luar
39
g. Tempat Beribadah Tempat
beribadah
berfungsi
sebagai
tempat
warga
sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada saat berada di sekolah. Sesuai dengan Permendiknas No.24 tahun 2007 dan Permendiknas No. 40 tahun 2008, tempat ibadah minimum seluas 12 m². Tetapi untuk SMK/MAK minimum seluas 24 m². Sarana tempat beribadah terdiri dari lemari/rak, perlengkapan ibadah dan jam dinding. Lemari/rak harus kuat, stabil dan aman. Ukurannya memadai untuk menyimpan perlengkapan ibadah. Perlengkapan ibadah disesuaikan dengan 37
Ibid, h. 155 Ibid, h. 157 39 Ibid, h. 159 38
34
kebutuhan di sekolah/madrasah yang bersangkutan. Standar sarana tempat beribadah SMK/MAK dilengkapi dengan kotak kontak untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik. Semua sarana rasionya 1 buah/tempat ibadah. Banyaknya tempat beribadah disesuaikan dengan kebutuhan sekolah/madrasah yang bersangkutan.40 h. Ruang Konseling Ruang
konseling
berfungsi
sebagai
tempat
peserta
didik
mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta didik. Luas minimum ruang konseling sekolah/madrasah adalah 9 m². Namun, untuk SMK/MAK ruang konseling minimum seluas 12 m².41 i. Ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS) Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan sekolah/madrasah. Standar sarana ruang UKS untuk SMK/MAK sama seperti standar sarana ruang UKS di atas. Tetapi, ruang UKS di SMK/MAK dilengkapi dengan kotak kontak minimum 1 buah/ruang. Tujuannya untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang membutuhkan daya listrik.42 j.
Ruang Organisasi Kesiswaan Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan unruk SMK/MAK adalah 12m².43
40
Ibid, h. 161 Ibid, h. 162 42 Ibid, h. 163 43 Ibid, h. 164 41
35
k. Jamban Prasarana yang cukup sepele, sangat penting ialah jamban. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan /atau kecil. Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m². Di SMK/MAK minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Jumlah minimum jamban di setiap sekolah/madrasah adalah 3 unit. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. Selain itu, jamban harus tersedia air bersih di setiap unit jamban. Berdasarkan Permendiknas No.24 tahun 2007 dan Permendiknas No. 40 tahun 2008, sarana jamban sekolah/madrasah, meliputi kloset jongkok, tempat air, gayung, gantungan pakaian, dan tempat sampah. Masing-masing sarana tersebut minimum 1 buah/ruang. Kloset jongkok berbentuk leher angsa. Tempat air bersih dengan volume minimum 200 liter.44 l.
Gudang Gudang
berfungsi
sebagai
tempat
menyimpan
peralatan
pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan arsip sekolah/madrasah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Gudang SMK/MAK bukan hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan, melainkan pula sebagai tempat menyimpan bahan pembelajaran yang belum dimanfaatkan, luas minimum gudang SMK/MAK adalah 24 m². Gudang harus dapat dikunci. Berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 dan permendiknas No. 40 tahun 2008, standar sarana sekolah/madrasah terdiri dari lemari dan rak. Lemari dan rak harus kuat, stabil, dan aman. Lemari berukuran memadai untuk menyimpan alat-alat dan arsip berharga. Sementara rak berukuran memadai untuk menyimpan peralatan 44
Ibid, h. 165
36
olahraga, kesenian, dan keterampilan. Selain lemari dan rak, gudang di SMK/MAK dilengkapi dengan sarana meja dan kursi kerja. Rasio sarana gudang adalah 1 buah/ruang.45 m. Ruang Sirkulasi Ruang sirkulasi terdiri dari dua macam, yaitu ruang sirkulasi horizontal dan ruang sirkulasi vertikal. Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antara-ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan, ketika tidak memungkinkan kegiatankegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah/madrasah. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan sekolah/ madrasah dengan luas minimum adalah 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum adalah 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m. Ruang sirkulasi beratap dengan pencahayaan dan penghawaan yang cukup memadai. Ruang ini dapat menjadi penghubung antara-ruang dengan baik. Koridor yang tidak memiliki dinding pada lantai atas bangunan bertingkat harus dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi antara 90-110 cm. Sementara
ruang
sirkulasi
vertikal
berupa
tangga
yang
menghubungkan antara ruang atas dengan ruang bawah. Bangunan bertingkat dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m. Lebar minimum tangga SMK/MAK adalah 1,8 m. Tinggi maksimum anak tangga adalah 17 cm, lebar anak tangga adalah 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan kokoh dengan tinggi 85-90 cm. Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes dengan lebar minimum sama
45
Ibid, h. 166
37
dengan lebar tangga. Ruang sirkulasi ini dilengkapi dengan pencahayaan dan penghawaan yang cukup.46 n. Tempat Bermain atau Berolahraga Tempat bermain atau berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga,
pendidikan
jasmani,
upacara,
dan
kegiatan
ekstrakulikuler. Tempat bermain ditanami pohon penghijauan agar terasa sejuk dan nyaman. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang paling sedikit mengganggu proses pembelajaran di kelas. Tempat bermain/berolahraga tidak boleh digunakan untuk tempat parkir. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga adalah 3 m²/peserta didik. Untuk SMK/MAK jika jumlah peserta didik kurang dari 334 orang, luas minimum tempat bermain/berolahraga adalah 1000 m². Di dalam luasan tersebut, terdapat tempat berolahraga. Tempat berolahraga untuk SMK/MAK Berukuran minimum 30 m x 20 m. Tempat berolahraga harus memiliki permukaan datar dan drainase baik. Selain itu, tempat berolahraga tidak boleh terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan berolahraga.47 D. Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis terhadap penelitian terdahulu, maka didapat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, referensi tersebut antara lain : 1. Skripsi Mohammad Jakfar, NIM 107018200689 yang berjudul “Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana di SDN Sawah 1 Ciputat” Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, bahwa dalam implementasi sarana dan prasarana pendidikan di SDN Sawah 1 Ciputat disimpulkan sebagai berikut :
46 47
Ibid, h. 166 Ibid, h. 167
38
a. Implementasi sarana dan prasarana di SDN Sawah 1 Ciputat secara keseluruhan cukup efektif. Dua fungsi manajemen sarana dan prarana yakni perencanaan dan pengadaan mendapatkan nilai yang efektif. terdapat empat fungsi manajemen yang terhitung dalam kategori nilai cukup efektif antara lain manajemen pada Pemeliharaan, Penyimpanan dan Inventarisasi, serta Pengawasan. Hal ini menjadi catatan penting untuk pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di SDN Sawah 1 ciputat untuk mengukur kembali keefektifan disetiap pelaksanaannya. b. Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana pendidikan di SD. Sawah 1 Ciputat sudah berlangsung dengan baik, Adapun yang perlu
menjadi
perhatian
lebih
lanjut
adalah
pelaksanaan
manajemen sarana yang terdapat pada kategori nilai cukup efektif yakni pelaksanaan Pemeliharaan, Penyimpanan dan inventarisasi, serta Pengawasan sarana dan prasarana. 2. Skripsi Nur Indah Fadilah, NIM 109018200056 yang berjudul “Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan guna menunjang hasil belajar siswa di SD Islam Al-Syukro Universal”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan analisis data yang telah dilakukan maka, dapat dilakukan beberapa temuan sebagai berikut : a. Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh SD Islam Alsyukro universal yakni dengan memperoleh dari bantuan pemerintah, dan dengan mengajukan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar pada yayasan dengan menggunakan anggaran yang telah ditetapkan atau dengan dana BOS. b. Penggunaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh SD Islam Al-syukro masih butuh perhatian terhadap keefktifan dan efesiensi dalam pemenfaatan sarana dan parasarana yang ada di sekolah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Jl. Dewi Sartika, Gg Nangka No.4 Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan Banten. Telp 021-7424379, fax 021-74707376. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2016 – Januari 2017.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tahun 2016-2017 Kegiatan
Juli
Ags
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Pengajuan dosen Pembimbing Konsultasi dengan Dosen Pembimbing Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Penyusunan Hasil Penelitian
39
40
B. Metode Penelitian Mengingat penelitian ini tidak dimaksudkan menguji hipotesis, penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu metode yang berbentuk survey yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara
triangulasi
(gabungan),
analisis
data
bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 1 Untuk itu metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi akan digunakan untuk pengumpulan data penelitian.
C. Sumber Data Husein Umar menjelaskan bahwa sumber data dalam penelitian kualitatif adalah langsung, yaitu berupa data situasi alami di mana peneliti adalah instrumen kunci. Peneliti akan menghabiskan
waktu untuk
pemahaman tentang proses pengumpulan data dan makna data yang diperoleh.2 Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah bidang Sarana dan Prasarana, dua
tenaga
pendidik,
satu
staf
administrasi
dan
siswa
SMK
Muhammadiyah. Selanjutnya untuk mendukung hasil penelitian ini juga dibutuhkan sumber data berupa dokumen di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. 1
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2011) Cet ke-13, h.9 2 Husein Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan : Pradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2008) Cet ke- 1, h.4
41
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian merupakan sebuah langkah penting dan menentukan, karena pada penelitian mendapatkan data adalah tujuan utama. Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data ini antara lain: a. Observasi/pengamatan Menurut Nasution observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta megenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.3 Sedangkan menurut Syaodih N mengungkapkan bahwa, Observasi (Observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dangan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung. Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung mengenai standardisasi manajemen sarana dan prasarana sekolah SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Hal-hal yang diamati yaitu kondisi sarana dan prasarana yang berupa fisik dan non fisik yang ada di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. b. Wawancara Wawancara sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menurut Sugiyono wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.4 Lebih lanjut lagi menurut Juliansyah Noor wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan
berhadapan
secara
langsung
dengan
yang
diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain.5 Wawancara dilakukan secara
3
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2011) Cet ke-13 h.226 4 Ibid, h.138 5 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta : Prenada Medi Group, 2011) Cet ke-1, h.138
42
langsung oleh peneliti kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana untuk mendapatkan data-data mengenai standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. c. Studi Dokumentasi Studi
dokumentasi
dalam
penelitian
ini
dilakukan
untuk
mendapatkan dan menggali data yang berupa catatan atau sesuatu yang tertulis. Dalam studi dokumentasi ini data yang dibutuhkan adalah mengenai profil, visi, misi, tujuan sekolah, data guru, data kepala sekolah, data siswa di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. E. Teknik Analisa Data Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data di lapangan, langkah selanjutnya adalah menganalisa data melalui proses klasifikasi data, pengkategorisasian data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada tahap ini, data diolah dan dianalisis sehingga dapat menggambarkan
dan
menyimpulkan
temuan
untuk
menjawab
permasalahan yang diajukan oleh peneliti, Selanjutnya dijelaskan sebagai berikut : a. Klasifikasi data merupakan proses klasifikasi yang dilakukan untuk mengelompokan data yang berlandaskan jawaban atau informasi yang muncul dari subjek yang di teliti. b. Pengkategorisasian data merupakan proses pengelompokan jawaban atau informasi yang muncul berdasarkan pertanyaanpertanyaan dari dimensi yang di teliti. Penyajian data dalam pendekatan kualitatif merupakan penyajian data dengan bentuk naratif dan deskriptif. Bentuk naratif dan deskriptif ini dimaksudkan untuk menjabarkan data yang didapatkan sebagai hasil dari penelitian yang bertujuan untuk mengurai data secara sistematis dan terstruktur sehingga mudah dipahami.
43
F. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini langkah awal yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data dari subjek yang akan diteliti dengan membuat panduan kisi-kisi instrument observasi dan kisi-kisi pedoman wawancara sebagai berikut : Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen Wawancara No
Variable Sarana
1.
Dimensi
Sub Dimensi
Standardisasi 1. Perencanaan
Indikator a. Langkah awal
dan
dalam membuat
Prasarana
perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana b. Keterlibatan Panitia (kepala sekolah dan guru) dalam perencanaan sarana dan prasarana c. Perencanaan pengalokasian anggaran dana dalam sarana dan prasarana 2. Pengadaan
a. Penyediaan Sarana dan prasarana b. Cara memperoleh sarana prasarana
dan
44
3. Penggunaan
a. Penggunaan sarana
dan
prasarana sekolah b. Cara
penataan
sarana
dan
prasarana c. Pemanfaatan sarana
dan
prasarana sekolah 4. Pemeliharaan a. Upaya pemeliharaan sarana
dan
prasarana
yang
sudah ada b. Perbaikan sarana dan prasarana 5. Pengawasan
a. Pengamatan atau pemantauan sarana
dan
prasarana b. Penilaian dan sekolah
sarana
prasarana
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitan 1. Sejarah singkat SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Berdirinya SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan dimaksudkan untuk merespon kebutuhan akan lembaga pendidikan yang berfokus pada bidang kejuruan yang pada masanya sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, khususnya masyarakat umum. Hadirnya SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan seakan ingin menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus menjawab tantangan masa depan dalam lapangan pekerjaan yang membutuhkan lulusan siswa sekolah menengah kejuruan yang mempunyai kompetensi yang unggul di bidangnya. SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ini berdiri sejak tahun 2009. Sekolah yang beralamat di Jl. Dewi Sartika Gg.Nangka Ciputat ini pada awal mula didirikan sekolah ini yang di pimpin oleh Bapak Drs. H. Endang Surahman, baru membuka dua jurusan yaitu, Tekhnik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan Akuntansi. Namun sekarang
lebih
berkambang
dengan
bertambahnya
jurusan
Multimedia. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan kembali menjawab tantangan kebutuhan masyarakat dan lapangan pekerjaan yang membutuhkan lulusan yang berkompetensi dalam bidang multimedia.
45
46
2. Profil SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Nomor Statistik Sekolah
: 40 2 28 63 01 038
NPSN
: 20616368
1. Nama Sekolah
: Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan 2. Alamat: a. Jalan
: Dewi Sartika Gang. Nangka
No. 4 b. Desa/Kelurahan
: Ciputat
c. Klasifikasi geografis
: Perkotaan
d. Kecamatan
: Ciputat
e. Kota
: Tangerang Selatan
f. Kode POS
: 15411
g. No Telepon/Fax
: (021) 74704878 Fax. (021)
74707376 Alamat Email
:
[email protected]
Website
: muhtiga.com
h. Jarak Sekolah terdekat
: 1 kilo meter
3. Sekolah dibuka tahun
: 2009
4. Status Sekolah
: Swasta
5. Waktu Penyelenggaraan
: Pagi/Siang
6. Tempat Penyelenggaraan
: Sekolah Sendiri
7. SK/Izin Pendirian Sekolah
: Nomor : 800/1685-
Dispend/2010 8. Akreditasi Lama
: ……..
Akreditasi Baru
: “B”
SK Akreditasi Terakhir
: 42/BAP-S/M-SK/XI/2012
Nama Yayasan Penyelenggara
: Y.P. MUHAMMADIYAH
9. Akte Pendirian a. Jalan No. 4
: : Dewi Sartika Gang. Nangka
47
b. Desa/Kelurahan
: Ciputat
c. Kecamatan
: Ciputat
d. Kabupaten/Kota
: Tangerang Selatan
e. Provinsi
: Banten
No. Telepon
: (021) 74704878
3. Visi dan Misi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan a. Visi “ Terwujudnya SMK Muhammadiyah 3 Ciputat Tangerang Selatan yang unggul dalam Imtaq dan Iptek, trampil dalam berkarya dan mampu bersaing di pasar kerja global “ b. Misi 1) Mengembangkan kepribadian akhlak mulia dengan melatih, membimbing, dan mendidik siswa dalam rangka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2) Membina dan mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mampu menggali keunggulan lokal peserta didik (Local Value). 3) Membina
dan
meningkatkan
tenaga
kependidikan
yang
berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 4) Menjadikan sarana belajar yang memadai untuk mencapai pembelajaran yang maksimal. 5) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif nyaman dan menyenangkan bagi warga sekolah dalam mendukung proses pembelajaran. 6) Menjalin kerjasama untuk meningkatkan kualitas peran sekolah di masyarakat.
48
c. Tujuan 1) Menyiapkan siswa untuk lapangan kerja serta pengembangan sikap profesionalisme 2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkomunikasi dan mampu mengembangkan diri 3) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja/industri pada saat ini maupun masa datang 4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif
4. Data Guru dan Tenaga Kependidikan Tabel 4.1 Data Guru dan Struktur No
Nama
Jabatan
Kepala Sekolah Wakasek Kurikulu/Kapr og. TKJ/Wali Kelas Wakasek Sapras/Wali Kelas Wakasek Kesiswaan
L
Bekasi, 12 Desember 1968
S-2
Akuntansi
L
Tangerang, 9 Agustus 1975
S-1
Komputer
L
Tangerang, 3 Agustus. 1970
S-1
Sejarah
L
Tegal, 18 Maret 1981
S-1
L
Jogjakarta. 12 Juli 1962
S-1
L
Purworejo, 23 Oktober 1991
S-1
P
Tangerang, 29 April. 1969
S-1
Bahasa Inggris
S-3
PAI
S-1
Ekonomi/TIK
S-1
Kimia
S-1
PPKn
Rachmat Kartolo, SE. M.Si.
2
Erwinsyah, S. Kom
3
Hadi Sabarudin, S.Sos.
4
Muhamad Mukhyidin, S. Pd.I
5
Drs. Teguh Pujarahayu
6
Rezha Yudha Prasetyo
7
Lailiani Hidayati, S.Pd.
8
Drs. H. Endang Surahaman, MA
L
9
Hafis Umar, SE.
L
10
Bahrudin, S. Pd.
L
11
Drs. Nahwani
Kaprog MM/Wali Kelas XII-MM Pembina IPM/Wali Kelas XII-AK1
Wali Kelas
Bidang Studi yang Diajarkan
Tempat Tgl. Lahir
1
Kaprog. AK
Pendidika n Tertinggi
L/ P
L
Sagaranten,15 Mei 1960 Tangerang, 2 September 1979 Bogor, 7 Maret 1966 Serang, 20
Pendidikan Agama Islam Akuntansi / Kewirausahaa n Teknologi Informasi & Komunikasi
49
XI-AK P
12
Dra. Siti Rosmiah
13
Nur Asni, S. Pd.
14
Neno Irmawati, S. Pd.
P
15
Drs. Watoni
L
16
Hendra, S. Pd.I.
L
17
Endri Setiawan Ali, S. Pd.
L
18
M. Fajar Hadi Prawiro, S. Pd.
19
Achmad Fachrudin, S.Kom.
20
Tien Suhartini, S. S.
21
Mahpudin
22
Moch. Islahuddinil Haq, S. Kom
23
Kurniawan Mulia, S. Pd.
24
Abdul Rohim, S. Pd.
25
Fanny Fajriyani, S. S
26
Tomy Irawan
27
Nurkhasanah, S. Pd.
28
Yekti Wirati, S. Pd.
28
Ali Buto, SE.
L
30
Suwarno, SE., M.M.
L
31
Maryam, S. Pd.
P
32
Neni Komalasari, S. Si.
P
33
Dra. Euis Amalia, M. Pd
P
34
Aulia Agustin
P
35
Kevin Pemana
L
36
Yayah Komariyah
P
Wali Kelas XI-TKJ-1
Wali Kelas XAK
P
L L
Wali Kelas XAP Wali Kelas XTKJ-1 Wali Kelas XI-TKJ-2 Wali Kelas XI-MM
P L L L L
Wali Kelas XMM-2 Wali Kelas XII-AK-2 Wali Kelas XMM-1 Wali Kelas XII-TKJ
P L P P
Desember 1963 Jakarta, 3 Februari 1967 Pesisir Selatan, 23 Nopember 1966 Tangerang, 29 Juli 1968 Tegal, 19 Juli 1969 Tangerang, 28 Februari 1978 Banyumas, 3 Juli 1982 Tegal, 25 Agustus 1984 Jakarta, 7 Maret 1983 Bogor, 15 Juni 1982 Bekasi, 8 Agustus 1984 Sukabumi, 12 September 1989 Jakarta, 4 Mei 1983 Bogor, 18 Juni 1982 Jakarta, 11 Nopember 1989 Tangerang, 6 Agustus 1975 Pemalang, 1 Mei 1988 Sukoharjo, 01 Oktober 1982 Tangerang, 01 Juli 1972 Tangerang, 05 Juli 1967 Lubuk Linggau, 01 Februari 1966 Palembang, 21 Oktober 1983 Garut, 04 Juli 1963 Tangerang, 01 Agustus 1998 Tangerang, 23 November 1996 Tangerang, 09 Maret 1976
S-1 S.1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1
Bahasa Arab Pendidikan Seni Bahasa Indonesia Pendidikan Agama Islam Pendidikan Seni Matematika Bahasa Indonesia Teknologi Informasi & Komunikasi
S-1
Bahasa Inggris
S-1
Matematika
S-1
Komputer
S-1
Penjas Orkes
S-1
Bahasa Inggris
S-1
Bahasa Jepang
S-1
Seni Budaya
S-1
IPA Terpadu
S-1
Ekonomi
S-1
Manajemen Perbankan
S-2
Akuntansi
S-1
Sejarah
S-1
Fisika
S-2
Bahasa Indonesia
S-1
Penjas Orkes
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
50
5. Data Peserta Didik SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan a. Rombongan Belajar Tabel 4.2 Rombongan Belajar SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jumlah Siswa L P Total 10 26 36 9 20 29 6 19 25 7 19 26 7 18 25 20 8 28 23 5 28 31 5 36 0 22 22 17 8 25 16 8 24 25 2 27 25 2 27 4 26 30 12 9 21 15 5 20 22 6 28 31 5 36
Tingkat Kelas
Nama Rombel Kls X AK Kls X AK 1 Kls X AK 2 Kls X AP 1 Kls X AP 2 Kls X MM 1 Kls X MM 2 Kls X TKJ Kls XI AP Kls XI MM1 Kls XI MM2 Kls XI TKJ1 Kls XI TKJ2 Kls XII AK Kls XII MM1 Kls XII MM2 Kls XII TKJ 1 Kls XII TKJ 2
11 10 10 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12
Wali Kelas TIEN SUHARTINI LAILIANI HIDAYATI ENDRI SETIAWAN ALI S FANNY FAJRIYANI HENDRA NURASNI. A MAHPUDIN M.MUKHYIDIN ERWINSYAH KURNIAWAN MULIA NURKHASANAH HADI SABARUDDIN YEKTI WIRATI MOCH. ISLAHUDDINIL REZHA YUDHA P SUWARNO TOMMY IRAWAN NENI KOMALASARI
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
b. Jumlah Peserta Didik berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3 Jumlah Peserta didik berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 280 213
Total 493
c. Jumlah Peserta Didik berdasarkan Agama Tabel 4.4 Jumlah Peserta Didik berdasarkan Agama Agama Islam Kristen Katholik Hindu
L
P 277 1 2 0
212 0 0 1
Total 489 1 2 1
51
Budha Konghucu Lainnya Total
0 0 0 280
0 0 0 213
0 0 0 493
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
d. Jumlah Peserta didik berdasarkan Pengasilan Orang Tua/Wali Tabel 4.5 Jumlah Peserta didik berdasarkan Pengasilan Orang Tua/Wali Penghasilan Tidak di isi Kurang dari Rp. 500,000 Rp. 500,000 – Rp. 999,999 Rp. 1,000,000 – Rp. 1,999,999 Rp. 2,000,000 – Rp. 4,999,999 Rp. 5,000,000 – Rp. 20,000,000 Lebih dari Rp. 20,000,000 Total
L 8 1 35 153 82 1 0 280
P 15 1 22 114 61 0 0 213
Total 23 2 57 267 143 1 0 493
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
6. Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Sekolah SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik dan milik sendiri serta mempunyai status layak pakai, dengan data terlampir.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti yang meliputi hasil obeservasi, studi dokumentasi dan wawancara, maka pada penelitian ini peneliti mencoba menjabarkan fenomena yang terjadi di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan mengenai standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menjunjang pendidikan. Dalam proses wawancara yang dilakukaan oleh peneliti, pertanyaan diajukan kepada pihak sekolah seperti wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, guru, staff administrasi dan siswa yang terkait tentang proses
52
standardisasi perencanaan sarana dan prasarana, proses pengadaan sarana dan prasarana, proses penggunaan, pemeliharaan, serta pengawasan sarana dan prasarana. 1. Standardisasi dan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan a. Proses Perencanaan Sarana dan Prasarana Dalam setiap fungsi manajemen proses perencanaan merupakan bagian yang sangat penting atau hal yang tidak dapat dipisahkan dengan fungsi manajemen yang lainnya. Perencanaan merupakan tahapan awal untuk merancang sesuatu yang telah disepakati, dan apa saja tahapan awal yang harus dilakukan sekolah dalam melakukan kegiatan perencanaan. Dalam hal perencanaan sarana dan prasarana di sekolah, orang yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan sarana dan prasarana dari hulu sampai hilir adalah wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Bapak Hadi Sabarudin selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan menjelaskan tugas dan fugsi yang beliau jalankan sebagai berikut : ”Banyak, yang pertama program kerja, yang kedua mengimplementasikan program jadi, program-program yang ada kita kerjakan mana yang paling pertama kita butuhkan prioritas, selanjutnya kalau memang ada tambahan kekurangan-kekurangan dari pada sarana prasarana, selanjutnya pemeliharaan seperti maintenance komputer bekerja sama dengan kepala prodi, tersebut pengadaan komputer, kebersihan AC, penambahan daya listrik. Itu yang paling mendasar”.1 Dari penjelasan Bapak Hadi Sabarudin dapat diketahui bahwa ada beberapa tugas yang harus beliau jalankan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa sebagai wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana menjalankan tugas terkait dari proses perencanaan sampai dengan pengevaluasian sarana dan prasarana yang ada. Selanjutnya dari hasil wawancara yang didapat dengan mengajukan pertanyaan atau hal yang lebih mendetail terkait proses perencanaan, 1
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
53
beliau menjelaska bahwa : “Biasanya ada pembentukan panitia dan lalu kami melakukan rapat kecil yang dipimpin oleh kepala Sekolah, kemudian kami diarahkan untuk melakukan kegiatan tersebut, misalkan ada penambahan daya listrik biasanya diajukan terlebih dahulu, kebutuhan dari lab misalnya atau dari kita kemudian dirapatkan kalau disetujui langsung kita melaksanakan kegiatan tersebut.”2 Selanjutnya hal ini diperkuat oleh pernyataan Bapak Erwinsyah, beliau menyebutkan dalam proses perencanaan guru-guru juga dilibatkan atau diikutsertakan sebagai panitia : “Iya, sebagai guru pasti pernah dilibatkan terkait penyusunan sarana prasarana sebagai contohnya dalam pengadaan sarana prasarana saya dilibatkan dalam penyusunan pengusulan sarana prasarana yang dibutuhkan.”3 Lebih lanjut lagi ditegaskan oleh Bapak Hadi Sabarudin, bahwa dalam proses perencanaan harus melalui beberapa proses yang sangat penting seperti melakukan kegiatan pendataan atau list perlengkapan yang dibutuhkan sekolah, lalu menyusun anggaran perlengkapan yang dibutuhkan dan mendistribusikan barang-barang.4 Hal yang lain yang dikatakan oleh bapak Erwinsyah mengenai proses perencanaan sarana dan prasarana, beliau menilai bahwa : “Menurut saya, pimpinan sekolah melakukan perencanaan dengan baik. Selama ini pimpinan sekolah berusaha memenuhi sarana dan prasana dengan baik dengan usaha usaha yang dilakukan, seperti melakukan briefing, mendata kebutuhan sarana prasarana yang belum ada, hingga proses pengadaan.”5 Dari beberapa penjelasan Bapak Hadi Sabarudin dapat disimpulkan bahwa dalam proses perencanaan sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan sudah dilakukan dengan baik oleh 2
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 3 Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 4 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 5 Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
54
pihak pimpinan hal ini dapat diketahui melalui beberapa proses yang dijalankan, seperti pembentukan panitia untuk merancang kebutuhan yang mendetail terhadap sarana dan prasarana yang diperlukan dan selanjutnya setelah mendata atau merancang kebutuhan adalah penyusunan anggaran pembelanjaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan dengan sangat hatihati agar hal-hal yang telah direncanakan dapat sesuai dengan kebutuhan sekolah. Akan tetapi masih banyak kekurangan dalam menjalankan proses perencanaan sarana dan prasarana, sehingga belum terpenuhinya proses standarisasi yang di tentukan oleh pemerintah. Sehingga ada beberapa yang belum terlaksana dalam pelaksanaan perencanaan yang sudah di sepakati oleh pihak sekolah seperti, belum terealisasinya perencanaan pembangunan ruang kelas tambahan di sekolah dan juga kurangnya persediaan sarana komputer guna menunjangnya kenyamanan dalam proses pembelajaran.
b. Upaya dan Proses Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengadaan sarana dan prasarana menjadi tahap lanjutan yang penting yang harus dilakukan setelah melakukan proses perencanaan sebagai acuan untuk langkah-langkah selanjutnya. Proses pengadaan sarana dan prasarana menjadi tahap yang penuh tantangan untuk dilakukan, karena apa yang sudah ada dalam tahap perencanaan harus berjalan sesuai untuk ketepatan dengan kebutuhan. Dalam proses pengadaan, sekolah melibatkan pihak-pihak yang memang secara langsung bersentuhan dengan sarana dan prasarana tersebut. Selain itu juga dalam hal pengadaan, dikarenakan SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan merupakan sekolah swasta, oleh karena itu pengadaan sarana dan prasarana di lakukan sendiri oleh pihak sekolah tanpa adanya pihak lain yang terlibat. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Hadi Sabarudin selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan
55
Prasarana, beliau menyebutkan bahwa “Karena kita mandiri otomatis yang membeli adalah ya kita sendiri, biasanya yang menjalankan bidang sarana kemudian kepala lab yang tahu kebutuhannya apa saja yang diperlukan, yang jelas sudah disetujui oleh pimpinan.”6 Dalam hasil wawancara tersebut Bapak Hadi Sabarudin dapat tergambar, bahwa proses pengadaan dilakukan secara mandiri dan proses selanjutnya adalah pendelegasian tugas kepada kepala lab yang bertanggung jawab terhadap lab belajar. Langkah ini tepat dilakukan karena sekolah menunjuk pihak yang berkompeten dalam melakukan pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Selanjutnya menurut Bapak Hadi Sabarudin, dalam melakukan pengadaan sarana dan prasarana terlebih dahulu melakukan analisis dan inventaris. Beliau menyebutkan bahwa : “Iya kami melakukan analisis pengadaan terlebih dahulu apa saja yang diperlukan oleh sekolah akan tetapi kita melihat prioritas terlebih dahulu mana yang lebih penting untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana. untuk inventarisasi kita mempunyai gudang penyimpanan untuk sarana dan prasarana yang tidak terpakai di simpan terlebih dahulu untuk sewaktu-waktu bisa terpakai kembali sesuai kebutuhan.”7 Selain melakukan analisis dan inventaris sarana dan prasarana yang ada, hal lain yang dilakukan juga adalah menampung masukan-masukan yang muncul dari guru dan karyawan dengan menganalisa keperluan dan kebutuhan. Tentunya hal ini juga disesuaikan dengan tingkat urgensi yang ada.8 Berbeda dengan pernyataan bapak hadi sabarudin bahwasanya dalam proses pengadaan sarana dan prasarana, selain melakukan pembelian sendiri SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan juga mendapatkan hibah sarana dan prasarana dari pemerintah. Bapak Hadi Sabarudin menyebutkan bahwa pernah mendapatakan bantuan komputer 6
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 7 Ibid 8 Ibid
56
dari pemerintah sekitar 22 unit komputer. Sekolah mengajukan ke Dinas Pendidikan. Dalam hal ini dilakukan sendiri oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.9 Dari data di atas dapat diketahui bahwa dalam proses pengadaan sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan di dapatkan hanya melalui dari dua cara pengadaan, yang pertama melalui pihak sekolah sendiri dan yang kedua adalah melalui bantuan dana dari pemerintah atau Dinas Pendidikan. Proses pengadaan sarana dan prasarana melalui penyewaan, penukaran, pinjaman dan pendaur ulangan tidak dilakukan oleh sekolah dikarenakan melalui pembelian sendiri dan bantuan dana dari pemerintah dapat mencukupi sebagian sarana dan prasarana yang dibutuhkan dengan secara bertahap. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dengan banyaknya tahapan proses pengadaan sarana dan prasarana hal ini juga memunculkan hambatan dalam prosesnya. Karena pada dasarnya tidak ada hal yang sempurna meskipun perencanaan sudah dilakukan dengan matang. Dalam hal ini hambatan yang muncul lebih kepada pendanaan untuk pengadaan sarana dan prasarana. Menurut Bapak Hadi Sabarudin hambatan yang muncul ”Karena swasta dananya mandiri secara otomatis yang paling menghambat yaitu kurangnya biaya karena kebutuhan-kebutuhan kita tidak hanya pengadaan kebutuhan barang ada juga untuk kendaraan, gaji dan lain-lain. Otomatis kendalanya disitu di tambah lagi spp kita tidak lancar”.10 Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pengadaan sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan berjalan dengan cukup baik, akan tetapi masih terdapat hambatan yang bersifat pendanaan, karena sekolah yang berstatus swasta dimana sumber pemasukan dananya mandiri dan mengandalkan biaya spp dari peserta didik. Oleh karena itu pihak sekolah masih kekurangan dalam 9
Ibid Ibid
10
57
segi pembiayaan yang berdampak pada fasilitas sarana dan prasarana di sekolah. c. Penggunaan Sarana dan Prasarana dalam Proses Pengajaran dan Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar, penggunaan sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat menunjang karena banyak kegiatan belajar mengajar yang tidak lepas dari sarana dan prasarana. Tentunya hal-hal penunjang kegiatan pembelajaran harus menyesuaikan pula dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada. Pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada juga harus digunakan semaksimal dan seefektif mungkin dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru dan peserta didik. Berdasarakan hasil wawancara dengan Bapak Erwinsyah beliau menyebutkan bahwa : ”Para siswa memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada karena sebagai pendukung siswa belajar, untuk dapat menjadikan siswa paham terhadap pembelajaran. Sebagai guru saya harus memperhatikan keefektifan dan efisiensi dari penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seperti tempat untuk praktek pembelajaran di kelas dan aktualisasi pembelajaran dilakukan di lab”.11 Hal ini juga di perkuat oleh hasil wawancara dengan Ega Artasena selaku siswa, beliau menyatakan bahwa : ”sebagai siswa multimedia, saya sangat memanfaatkan lab komputer untuk mengolah video yang telah di ambil dan selanjutnya akan diolah menjadi video yang lebih baik.”12 Dari kedua hasil wawancara di atas dapat tergambar bahwa dalam proses pengajaran dan pembelajaran guru dan murid sangat memanfaatkan pengunaan sarana dan prasarana dengan baik dan maksimal guna mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang disebutkan oleh Ega Artasena, sebagai siswa multimedia beliau sangat memanfaatkan keberadaan komputer sebagai sarana dalam pembuatan dan editing video. Hal ini merupakan sebuah proses yang sangat baik, karena dari 11
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 12 Hasil wawancara dengan Siswa Ega Artasena, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
58
pembelajaran di lab lah siswa dapat menumbuhkan kemampuan dan pengetahuan yang di dapatkan dari teori yang telah dipelajari. Selanjutnya
Bapak
Erwinsyah
juga
menambahkan
bahwa
“pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, menggunakan media atau sarana yang ada, akan menjadi penting untuk membuat anak semakin jelas dan kita mengajar juga tidak merasa bosan karena kita dapat melakukannya dengan sederhana dengan bantuan media ataupun sarana dan prasarana lain.”13 Selain dari pada hal di atas, Ega Artasena juga menyebutkan terdapat kekurangan dalam hal sarana dan prasarana yang tersedia, ”Jumlah komputer sudah mencukupi, tetapi kurang banyak unitnya.”14 Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam proses penggunaan sarana dan prasarana sudah dilaksanakan dengan cukup baik akan tetapi masih belum sempurna dan belum memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, karena masih terdapat kekurangan jumlah sarana dan prasarana, sehingga dapat menghambat kegiatan pembelajaran demi menumbuhkembangkan potensi para peserta didik. d. Proses Pemeliharaan yang dilakukan terhadap Sarana dan Prasarana. Dalam proses pemeliharaan yang dilakukan terhadap sarana dan prasarana ini sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan pembelajaran. Dimana proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar ketika sarana dan prasarana yang dimiliki terawat dengan baik dan benar, kedua elemen tersebut sangat terkait satu sama lain antara sarana dan prasarana yang baik akan membantu dalam proses pembelajaran disekolah. Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting, karena pemeliharaan sarana dan prasarana harus dilakukan secara berkala, seperti yang dikatakan oleh bapak Hadi Sabarudin bahwa 13
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 14 Hasil wawancara dengan Siswa Ega Artasena, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
59
“Dalam pemeliharaan, misalkan untuk AC 3 bulan sekali sesuai kebutuhan, ruang kelas pengecatan minimal 1 tahun sekali ya maksimal 2 tahun, sarana prasarana yang lain ya sesuai dengan kebutuhan”.15 Cara pemeliharaan berbeda di ungkapkan oleh bapak Erwinsyah ”Untuk ruang lab disini sesuai dengan jadwal, artinya sesuai dengan yang menggunakan lab tersebut, misalnya saya habis menggunakan lab tersebut berarti saya yang memelihara lab tersebut pada saat mengajar”.16 Dan Bapak Manat Arifin menambahkan “Pemeliharaan arsip-arsip atau berkas-berkas harus staff sendiri yang tahu biar tidak repot, kalau ada komputer yang rusak kalau masih bisa kita benerin sendiri ya kita benerin”.17 Kemudian Ega Artasena sebagai siswa juga harus ikut memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekolah ”Kalau untuk pemeliharan kita sebagai siswa harus bisa menjaga misalnya sehabis kita pakai ya kita bersihkan lagi agar terawat”18 Lalu Pak Hadi juga menambahkan bahwa upaya apa saja yang dilakukan apabila ada sarana prasarana yang rusak ”Kalau masih bisa di dandanin ya di dandanin semaksimal mungkin, tapi kalau sudah rusak mau ga mau kita ganti seperti, tahun ini ada 6 atau 10 unit komputer yang memang sudah tidak bisa dibetulkan nanti dilaporan dianggap rusak.”19 Sehingga disimpulkan bahwa dalam proses pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah cukup baik dan sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
15
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 16 Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 17 Hasil wawancara dengan Staff Administrasi Bapak Manat Arifin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 18 Hasil wawancara dengan Siswa Ega Artasena, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 19 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
60
e. Proses Pengawasan Sarana dan Prasarana Dalam proses pengawasan sarana dan prasaran di sekolah merupakan hal yang terpenting dalam menjaga sarana dan prasarana agar tetap terawat dengan baik. Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana dalam hal ini mempunyai peran penting karena bertanggung jawab atas kestabilan sarana dan prasarana yang berada disekolah, dengan melakukan pengawasan melalui pengontrolan sarana dan prasarana secara berkala akan sangat membantu mengawasi keadaan sarana dan prasarana disekolah, hal ini dikatakan oleh Bapak Hadi mengatakan ”Di sini kami ada yang namanya buku peminjaman misalkan, kalau ada ruang yang mau dipinjam. Contoh ruang lab yang akan di pinjam oleh guru bidang studi tersebut maka guru tersebut harus tanda tangan di buku peminjaman dan bertanggung jawab apabila ada kerusakan di dalam lab”.20 Kemudian sebagai guru Bapak erwinsyah mengatakan “iya tentu saja kepala sekolah tentu ikut serta dalam pengawasan kegiatan pendidikan terkait penggunaan sarana prasarana sekolah. Terkait penggunaan/pemakaian sarana prasarana sampai pada pemeliharaan sarana prasarana yang ada di sekolah.”21 Kemudian sebagai siswa Ega Artasena mengatakan tentang kapan dilakukan pengawasan “ Pengawasan bagus suka di cek terus seperti ruang kelas, AC, kadang di lab komputer juga di cek apa ada yg rusak atau tidak dan lain-lain”. 22 Bapak Hadi Sabarudin menjawab ” Tidak, paling sarana prasarana kita di kontrol ketika mau ujian ada yang namanya verifikasi alat. Untuk di kontrol persiapan untuk ujian biasanya 1 tahun sekali dan biasanya Alhamdulillah sampai saat ini alat-alat yang kita miliki dalam hal verifikasi alat selalu dapat nilai A (sangat baik)”.23 20
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 21 Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 22 Hasil wawancara dengan Siswa Ega Artasena, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 23 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
61
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkam bahwa dalam segi pengawasan sudah cukup baik, namun dalam kondisi nyata proses pergantian barang tidak berjalan sesuai apa yang di katakan ega artasena selaku siswa, adanya keterlambatan dalam proses pembaharuan barang yang sudah tidak layak. Untuk itu pihak sekolah harus lebih memperhatikan dengan kondisi sekolah saat ini demi tercapainya hasil pembelajaran yang baik.
2. Kondisi nyata
Standar Sarana dan Prasarana di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Standar sarana dan prasarana merupakan tolak ukur untuk menunjang keberhasilan proses belajar dan mengajar disekolah, sarana dan prasarana yang tidak sesuai dengan standar yang ada akan berakibat pada kenyamanan siswa dan para guru dalam proses belajar dan mengajar, karena standar sarana dan prasarana merupakan salah satu dari tujuh standar sekolah yang harus dipenuhi untuk menunjang pembelajaran disekolah. Hasil wawancara oleh Bapak Hadi mengatakan : “Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka pemenuhan sarana prasarana sekolah diantaranya selalu mengupayakan kelengkapan sekolah yang dibutuhkan sekolah. Menjaga kualitas sarana prasarana yang sudah ada, melakukan pemeliharaan secara rutin sarana prasaran yang sudah ada”.24 Kemudian peneliti menggali mengenai pandangan tentang standar sarana prasarana pendidikan nasional yang di tetapkan pemerintah “Menurut saya cukup bagus, karena dengan adanya standar sarana prasarana sekolah berlomba-lomba memenuhi bahkan melebihi standar yang ditetapkan oleh pemerintah, untuk menjadikan sekolahnya lebih baik dalam pelayanan pembelajaran terhadap siswa. Akan tetapi pada pelaksanaanya masih banyak sekolah di Indonesia yang belum memenuhi 24
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
62
kriteria standar sarana prasarana yang ditetapkan oleh pemerintah”.25 Bapak erwinsyah menambahkan “menurut saya, mengenai standar sarana prasarana pendidikan yang ditetapkan pemerintah sangat baik. Dengan adanya standar sarana prasarana dapat menyelaraskan sarana prasarana sekolah sesuai dengan kebutuhan yang ada. Standar ini dijadikan pedoman bagi
sekolah
sekolah
untuk
menjaga
kualitas
sekolah
yang
bersangkutan.”26 Dalam usaha pemenuhan standar sarana dan prasarana disekolah SMK Muhammadiyah 3 wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana juga melibatkan para guru dan staff dalam usaha memenuhi standar sarana dan prasarana, hal ini dikatakan oleh Bapak Hadi : “Menurut saya, upaya yang dilakukan dalam pemenuhan standar sarana prasarana seperti memberikan pemahaman kepada guru-guru untuk sama sama menjaga sarana prasarana yang ada di sekolah, melakukan evaluasi rutin kepada guru-guru, memberikan ucapan terima kasih atau reward bagi guru-guru dalam sama-sama menjaga sarana prasarana”.27 Kemudian pertanyaan mengacu kepada secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi standar yang di tetapkan oleh pemerintah. Pertanyaan ini diajukan kepada guru, staff dan juga siswa. Bapak Erwinsyah mengatakan ”Untuk standar secara keseluruhan sudah memenuhi, yang digunakan lebih baik mendapatkan nilai A”.28 Bapak Manat menambahkan ”Menurut saya hampir memenuhi standar sarana dan prasarana karena masih ada kekurangan seperti tadi ruangan admin kurang luas, ruang kelas juga karena siswanya yang lumayan banyak jadi lokal kelas masih kurang. Kantin cukup, lahan parkir kurang karena siswa
25
Ibid Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 27 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak Hadi Sabarudin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 28 Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 26
63
kebanyakan membawa motor masing-masing”.29 Lalu Ega artasena juga mengatakan ”Sudah memenuhi standar secara keseluruhan, karena meja sudah bagus, AC nya juga udah baik”30 Seperti yang sudah disebutkan di atas dan bedasarkan data yang telah didapatkan, sebagai contoh bahwa perencanaan dalam rangka memenuhi sarana dan prasarana laboratorium masih terdapat kekurangan dikarenakan belum adanya upaya perencanaan untuk memenuhi jumlah standar yang telah ditetapkan. Bedasarkan teori mengenai standar ruang laboratorium di SMK/MAK yang sudah disebutkan sebelumnya di dalam kajian teori, SMK/MAK harus memiliki 6 jenis ruang laboratorium yang meliputi laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium komputer dan laboratorium bahasa, Sedangkan dalam kondisi nyata yang ada di SMK
Muhammadiyah
3
Tangerang
Selatan
hanya
memiliki
3
laboratorium. Jika diambil simpulan dari perbandingan di atas, maka dapat disimpulkan untuk sarana dan prasarana laboratorium di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang masih belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Semua pihak di sekolah harus bisa memperhatikan lagi mengenai standardisasi
sehingga proses perencanaan di sekolah bisa
sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain laboratorium
masih terdapat kekurangan lainnya di
antaranya ruang guru, lapangan bermain, ruang Bk, terkait dengan ruang guru yang kurang standar karna jika di lihat dari acuan yang telah di tetapkan oleh pemerintah seharusnya ruangan guru memiliki ukuran ruangan 56 meter persegi. Namun dalam kondisi nyata yang saya temui, ruangan guru di SMK Muhammadiyah 3 Tanggerang Selatan hanya memiliki ruangan 36 meter persegi hal ini jauh sekali dari standar. Dan dalam kondisi nyatanya bahwa ruang guru ini di pakai secara bergantian yang hanya di batasi oleh waktu antara pengajar pagi dan Pengajar siang.
29
Hasil wawancara dengan Staff Administrasi Bapak Manat Arifin, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 30 Hasil wawancara dengan Siswa Ega Artasena, pada hari Jum’at 9 Desember 2016
64
Dengan kondisi yang seperti itu jelas tergambar bahwasannya ruang guru masih terdapat kekurangan dari standar pemerintahan. Sejalan dengan ruangan guru dan laboratorium yang saya temui di lapangan masih terdapat kekurangan lainnya seperti hal lapangan bermain yang masih jauh dari kata standar yang seharusnya memiliki sekala ukuran 600 meter dengan jumlah peserta didik di atas 300, yang saya amati lapangan bahwasanya SMK Muhammadiyah 3 Tanggerang Selatan hanya memiliki ukuran lapangan kurang dari 600 meter dan jumlah peserta didik lebih dari 300 yaitu 493. Terlihat dari kondisi nyata yang ada bahwa tidak adanya kenyamanan dan kebebasan dalam beramain di lapangan. Begitupun dengan ruang bimbingan konseling yang belum nampak bangunan fisiknya. Di lihat secara langsung oleh peneliti bahwasanya di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang selatan kurang memenuhi standardisasi yang di buat oleh kebijakan pemerintah seperti halnya kurangnya ruang laboratorium, ruang konseling dan lapangan bermain yang menyebabkan kurangnya keyamanan atau ruang gerak yang seharusnya didapatkan oleh peserta didik, oleh karena itu pihak sekolah perlu adanya perencanaan yang matang dalam pelaksanaannya khususnya dalam hal sarana dan prasarana,
sehingga
dapat
tercapainya
tujuan
pendidikan
SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
3. Peran Sarana dan Prasarana dalam Menunjang Pendidikan Peran sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan elemen dari pendidikan adalah terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai untuk proses belajar dan mengajar di sekolah, pendidikan di sekolah tidak akan berjalan dengan lancar jika sarana dan prasarana di sekolah belum memenuhi standar yang telah ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu, sarana dan prasarana di sekolah sangat membantu dalam berjalannya pendidikan di sekolah.
65
Dalam proses pengajaran tentunya kualitas dari sarana dan prasarana sangat menunjang, sebagai contoh ”sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan maksimal, pemeliharaan dengan baik, mengupgrade sistem software komputer di lab, sehingga dapat menunjang pembelajaran yang dibutuhkan guru”.31 Selain itu hasil wawancara oleh Bapak Erwin selaku guru mengatakan bahwa ”Tentu sangat berperan besar, hanya saja penggunaan sarana dan prasarana yang ada harus digunakan sebaik mungkin. Sebagai guru harus bisa memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dan dipelihara dengan baik, supaya bisa digunakan dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.”32 Sebagai guru bapak Erwinsyah merasakan dampak yang besar dengan adanya sarana dan prasarana dalam kegiatan pengajaran, hal ini menunjukan hadirnya sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar sudah mencapai tujuan yang telah dikehendaki yaitu untuk mempermudah dan lebih mengembangkan materi yang diajarkan. Sebagai contoh pengajaran menggunakan perangkat elektronik membuat pengajaran lebih menarik dan tidak membosankan. Tentunya sarana dan prasarana yang ada juga harus terus selalu dijaga dengan baik agar kondisinya terus optimal dan maksimal dalam pemakaiannya. Lebih lanjut lagi Bapak Erwinsyah mengatakan bahwa
“tentu
kondisi sarana prasarana yang diharapkan demi pengembangan mutu pendidikan semakin lebih baik lagi. Fasilitas yang tersedia di sekolah semakin maju agar menunjang proses pendidikan yang ada di sekolah.”
33
Bapak Erwinsyah mengharapkan proses perbaikan secara terus menerus juga diharapkan dapat dilakukan demi mutu pendidikan yang lebih baik lagi.
31
Hasil wawancara dengan Guru (Kepala Program Jurusan TKJ) Bapak Erwinsyah, pada hari Jum’at 9 Desember 2016 32 Ibid 33 Ibid
66
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas bahwasannya dengan adanya sarana prasarana yang menunjang dalam satuan pendidikan akan adanya hasil output yang positif khususnya untuk siswa. siswapun akan ikut berkembang di karenakan adanya wadah untuk menumbuhkembangkan potensi yang di miliki peserta didik. Dengan itu pihak sekolahpun dinyatakan berhasil menjalankan manajemen sarana dan prasana yang sudah di jalankan. Akan tetapi dalam kondisi nyata di SMK Muhammadiyah 3 Tanggerang Selatan masih terdapat kekurangan yang tentunya akan menghambat dalam hal kemajuan potensi peserta didik dan nama baik sekolah. Demi kelancaran kemajuan bersama pihak sekolah khususnya kepala sekolah harus mengetahui apa saja hal-hal yang di butuhkan oleh staf guru ataupun peserta didik sehingga dapat menjadi acuan dalam kemajuan sekolah khususnya dalam hal sarana dan prasana dan lagi pihak sekolahpun harus matang dalam melakukan kebijakan keputusan perancanaan, pengadaan, pengawasan dan pelaksanaan dalam hal sarana dan prasarana. Demi terwujudnya tujuan dari pendidikan SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
C. Temuan Hasil Penelitian Terdapat beberapa temuan hasil penelitian mengenai Standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Temuan penelitian yang meliputi perencanaan, pengadaaan, pelaksanaan, pemeliharaan, pengawasan, standar dan peran sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan.
1. Pembentukan Panitia perencanaan sarana dan prasarana Dalam
proses
perencanaan
sarana
dan
prasarana
di
SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan dilakukan melalui proses pembentukan panitia yang melibatkan guru-guru yang memiliki keterkaitan dengan kebutuhan sarana dan prasarana. Dalam proses
67
perencanaan ini dilakukan tahapan seperti pendataan dan penggolongan sarana dan prasarana yang sifatnya lebih dibutuhkan. Selanjutnya tahap perencanaan pendanaan sarana dan prasarana yang akan dibeli atau dilakukan pengadaan sesuai daftar kebutuhan yang telah dibuat.
2.
Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan secara mandiri dan melalui bantuan pemerintah Sebagai sekolah yang sifatnya swasta, proses pengadaan sarana dan prasarana lebih menggunakan dana mandiri yang ada pada sekolah. Sumber dana mandiri ini berasal dari dana SPP siswa yang terkumpul. Karena hal itu pula lah yang membuat adanya kendala dan hambatan dalam pengadaan sarana dan prasarana karena tidak semua siswa membayar SPP tepat pada waktunya. Dalam pengadaan sarana dan prasarana juga dilakukan dengan mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan. Bantuan komputer sejumlah 22 unit pernah diterima oleh sekolah yang berasal bantuan pemerintah.
3. Penggunaan sarana dan prasarana dilakukan dengan baik Pengunaan sarana dan prasarana yang ada sejauh ini telah digunakkan dengan baik oleh para siswa dan guru, seperti komputer yang ada di sekolah digunakan oleh siswa untuk mempraktekan ilmu yang sudah dipelajari di dalam kelas. Sebagai contoh pembuatan video sebagai praktek belajar untuk siswa. Selain itu guru-guru dalam melakukan pengajaran dapat lebih efektif dan efisien dan dirasakan sangat membantu.
4. Pemeliharaan dilakukan secara berkala dan sesuai kebutuhan Dengan bermacam-macamnya sarana dan prasarana yang ada tentunya pemeliharaan pun dilakukan berdasarkan jenis dan fungsinya. Proses pemeliharaan dilakukan secara berkala. Akan tetapi apabila ada sarana
68
dan prasarana yang tidak dapat lagi diperbaiki maka tidak akan digunakan lagi dan dibuatkan laporan mengenai sarana dan prasaran yang rusak permanen. Selain itu pemeliharaan rutin yang harus dilakukan adalah pembersihan sarana dan prasaran yang telah dipakai oleh siswa dan guru untuk menjaga keadaan sarana dan prasarana yang ada.
5. Pengawasan melalui buku peminjaman dan verifikasi alat Wakil kepala sekolah bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana yang ada, di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan terdapat buku peminjaman yang menjadi lembar kontrol, sebagai contoh apabila ada yang melakukan peminjaman harus mengisi buku peminjaman dan disetai dengan tanda tangan. Berdasarkan hal itu orang-orang yang melakukan peminjaman dapat terkontrol dan dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam penggunaan sarana dan prasarana apabila ada sarana dan prasarana yang rusak.
6. Sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi standar Sarana dan prasarana yang ada di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan sudah cukup baik akan tetapi masih banyak kekurangan dan belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Ada beberapa sarana dan prasarana yang sudah memenuhi standar akan tetapi masih banyak pula sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar, sehingga harus ditingkatkan lagi karena dirasa masih dibutuhkan peningkatan dalam segi kualitas maupun kuantitas. Proses perbaikan dan peningkatan masih terus dilakukan agar sarana dan prasarana dapat menunjang pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
7. Sarana dan prasarana mempunyai peran yang besar dalam menunjang proses pengajaran dan pembelajaran Guru dan siswa di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang merasakan peranan yang besar dari sarana dan prasarana yang ada di sekolah, hal ini
69
sangat membantu dalam kegiatatan pengajaran dan pembelajaran. Guruguru sudah memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik mungkin untuk dapat terus menunjang kegiatan pengajaran dan pembelajaran, selain itu sarana dan prasarana yang ada dijaga dan dirawat dengan baik.
D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan di dalamnya yang tidak dapat dihindari. Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami penulis pada saat melakukan penelitian ini, sebagai berikut : 1. Keterbatasan waktu dan tenaga penulis untuk terus berada disekolah secara penuh. 2. Beberapa reponden harus diwawancarai lebih dalam lagi mengenai informasi yang diberikan, karena jawaban awal yang masih bersifat general. 3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh Kepala Sekolah, dikarenakan kesibukannya pada urusan sekolah. 4. Kesulitan menerima berkas atau lampiran-lampiran sarana dan prasarana karena tidak dalam satu file atau terpisah, jadi membutuhkan waktu untuk menemukan berkas atau lampiran-lampiran.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian dan hasil penelitian peneliti yang sudah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat peneliti simpulkan bahwa Standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut : 1. Dalam proses perencanaan sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan sudah dilakukan dengan baik oleh pihak pimpinan hal ini dapat dikatahui melalui beberapa proses yang dijalankan, seperti pembentukan panitia untuk merancang kebutuhan yang mendetail terhadap sarana dan prasarana yang diperlukan dan selanjutnya setelah mendata atau merancang
kebutuhan
adalah
penyusunan
anggaran
pembelanjaan sarana dan prasarana. Selanjutnya dalam proses pegadaan sarana dan prasarana berjalan dengan baik, akan tetapi masih terdapat hambatan di dalamnya yang bersifat pendanaan dikarenakan sekolah yang sifatnya swasta sumber dananya bersifat mandiri. Kemudian dalam proses pelaksanaan sarana dan prasarana sudah baik. Dan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sudah baik, guru dan siswa sama-sama saling menjaga dan memelihara keberadaan sarana dan prasarana di sekolah. Dan untuk proses pengawasan sarana dan prasarana sudah baik. 2. Sarana dan Prasarana pendidikan di SMK Muhamadiyah 3 Tangerang Selatan sudah cukup baik dan tetapi ada beberapa hal yang belum memenuhi standar seperti laboratorium, ruang guru, lapangan bermain/olahraga, ruang konseling seperti yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini dapat diketahui dengan hasil penelitian yang disesuaikan dengan standar yang diberlakukan
70
71
pemerintah melalui Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK. B. Saran-saran Berdasarkan uraian dan paparan dari kesimpulan di atas, maka peneliti bermaksud memberikan dan menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan perbaikan untuk selanjutnya, khususnya dalam Standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan sebagai berikut : 1. Bagi Kepala Sekolah Hendaknya kepala sekolah lebih memperhatikan dalam hal perencanaan sarana dan prasarana agar lebih bisa terencana dengan baik sehingga keperluan sarana dan prasrana sekolah dapat terpenuhi. Dan kepala sekolah harus lebih memperhatikan sarana olahraga/lapangan untuk menjalankan sebagaimana fungsinya. Kepala
sekolah
juga
harus
memaksimalkan
dan
mengusahakan dana yang ada untuk segera mempercepat proses pembuatan ruang kelas, sehingga siswa dapat melakukan proses pembelajaran dengan baik.
2. Bagi Guru Dengan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah, guru harus bisa memanfaatkan sarana dan prasarana dengan semaksimal mungkin untuk kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat terwujud sebagaimana mestinya. 3. Bagi Siswa Kepada para siswa hendaknya memelihara sarana dan prasarana yang sudah cukup baik ini, dan juga memberikan
72
masukan apabila ada ketidaknyamanan dalam penggunaan sarana dan prasarana di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Bab VII Pasal 42 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Bafadal, Ibrahim, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004. Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta: Ar-Media, 2012. Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Masry Simbolon, Maringan, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004. Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016. Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah:Konsep, strategi, dan Implementasi, Bandung: Rosdakarya, 2004. Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, Jogjakarta: ArRuzz Media, 2008. Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, Jakarta : Prenada Medi Group, Cet ke-1, 2011. Rika Megasari,”Penigkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukit Tinggi” Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 2 Nomor 1, Juni 2015, hal 638 Sri Ambar, Wahyu, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta: CV. Multi Karya Mulia, 2007. Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2011, Cet ke-13, 2011. Suharsaputra, Uhar, Administrasi Pendidikan, Bandung : PT Refika Aditama, 2010. Suparlan, Manajemen berbasis sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan Dengan pendekatan baru Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.
72
73
Umar, Husein, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Rajawali Pers , Cet ke- 1, 2008. Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4, Jakarta: Bumi Aksara, Cet ke 2, 2014.
Lampiran 1
Daftar Ceklist Tabel 1 Sarana Ruang Kelas Kondisi di No
Jenis
Rasio
Sekolah Ada
Keterangan
Tidak Ada
1
Perabot Kuat, stabil, aman, dan mudah Kursi peserta
1 Buah/peserta
didik
didik
dipindahkan oleh peserta didik. √
Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.
Meja peserta
1 buah/peserta
didik
didik
√
Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Kuat, stabil, aman, dan mudah
Kursi guru
1 buah/guru
√
dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman. Kuat, stabil, aman, dan mudah
Meja guru
1 buah/guru
√
dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
Lemari
1 buah/ruang
√
memadai untuk menyimpan perlengkapan yang diperlukan kelas.
Papan panjang
1 buah/ruang
√
Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman. 2
Peralatan Pendidikan √
Alat Peraga 3
Terdapat di ruang labotarium.
Media Pendidikan Kuat, Ukuran 100
Papan Tulis
dan
aman.
Ditempatkan pada posisi yang
√
cm x 200 cm
stabil,
memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas.
4
Perlengkapan Lain Tempat Sampah
√
1 buah
Terdapat di setiap ruang kelas.
Tabel 2 Ruang Laboratorium Komputer Kondisi di No
Jenis
Rasio
Sekolah Ada
Keterangan
Tidak Ada
1
Perabot Kuat, stabil, aman, dan mudah Kursi peserta
1 Buah/peserta
didik
didik
dipindahkan oleh peserta didik. √
Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.
Meja peserta
1 buah/peserta
didik
didik
√
Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Kuat, stabil, aman, dan mudah
Kursi guru
1 buah/guru
√
dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman. Kuat, stabil, aman, dan mudah Meja guru
1 buah/guru
√
dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman.
2
Peralatan Pendidikan 1 Komputer
unit/praktikan, ditambah 1
Mendukung √
penggunaan
multimedia. Ukuran monitor minimum 15”.
unit untuk guru Printer
1 unit/lab
√
Scanner
1 unit/lab
√
1 titik/lab
√
Titik akses internet
Sesuai dengan LAN
banyaknya
Berupa
saluran
telpon
nirekabel. Dapat berfungsi dengan baik.
√
komputer Sesuai dengan Stabilizer
banyaknya
Setiap √
computer
terhubung
dengan stabilizer.
komputer Terdiri dari system operasi, Modul Praktik
1 set/komputer
√
pengolah kata, pengolah angka, dan pengolah gambar.
3
Media Pendidikan Kuat, Papan Tulis
1 buah/lab
√
stabil,
dan
aman.
Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas.
4
Perlengkapan Lain Kotak kontak
Sesuai dengan
√
banyak computer Tempat Sampah
1 buah/lab
√
Jam dinding
1 buah/lab
√
Terdapat di setiap ruang kelas.
Tabel 3 Ruang Kepala Sekolah Kondisi di No
Jenis
Rasio
Sekolah Ada
Keterangan
Tidak Ada
1
Perabot Kuat, stabil dan aman. Ukuran Kursi pimpinan
1 Buah/ruang
√
memadai untuk duduk dengan nyaman.
Meja pimpinan
1 Buah/ruang
√
Kuat, stabil dan aman. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman.
Kursi dan meja tamu
Kuat, stabil dan aman. Ukuran 1 set/ruang
√
memadai untuk 3 orang duduk dengan nyaman. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai
Lemari
1 buah/ruang
√
untuk
perlengkapan SMK/MAK.
menyimpan pimpinan
Tertutup
dan
dapat terkunci. Kuat, stabil, dan aman. Berupa Papan statistic
1 buah/ruang
√
papan
tulis
minimum 1m².
berukuran
2
Perlengkapan lain Terdiri dari bendera merah Simbol kenegaraan
putih,
√
1 set/ruang
garuda
pancasila,
gambar presiden dan gambar wakil presiden.
√
Kotak kontak Jam dinding
1 buah/ruang
√
Tempat sampah
1 buah/ruang
√
Tabel 4 Ruang Guru Kondisi di No
Jenis
Rasio
Sekolah Ada
Keterangan
Tidak Ada
1
Perabot
Kursi kerja
1 Buah/guru di
Kuat, stabil dan aman. Ukuran
tambah 1
memadai untuk duduk dengan
buah/wakil
√
nyaman.
√
Kuat, stabil dan aman. Ukuran
kepala SMK/MAK Meja kerja
1 Buah/guru
memadai untuk duduk dengan nyaman. Kursi dan meja tamu
Lemari
Kuat, stabil dan aman. Ukuran 1 set/ruang
√
memadai untuk 3 orang duduk dengan nyaman.
1 buah/guru atau 4 buah
√
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai
untuk
menyimpan
yang
perlengkapan
digunakan
SMK/MAK.
bersama oleh
pimpinan Tertutup
dan
dapat terkunci.
semua guru Kuat, stabil, dan aman. Berupa Papan statistic
√
1 buah/ruang
papan
tulis
berukuran
minimum 1m². Papan pengumuman 2
Kuat, stabil, dan aman. Berupa √
1 buah/sekolah
papan
tulis
berukuran
minimum 1m².
Perlengkapan lain Tempat cuci tangan
√
1 buah/ruang
Untuk Mendukung operasional √
Kotak kontak
peralatan
yang
memerlukan
daya listrik. Jam dinding
1 buah/ruang
√
Tempat sampah
1 buah/ruang
√
Tabel 5 Ruang Tata Usaha Kondisi di No
Jenis
Rasio
Sekolah Ada
Keterangan
Tidak Ada
1
Perabot
Kursi kerja
1 Buah/petugas
Kuat, stabil dan aman. Ukuran √
memadai untuk duduk dengan nyaman.
Meja kerja
1
√
Kuat, stabil dan aman. Ukuran
Buah/petugas
memadai untuk duduk dengan nyaman.
Kursi tamu
1 set/ruang
√
Kuat, stabil dan aman. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai
Lemari
1 buah/ruang
arsip
√
untuk dan
pengelolaan SMK/MAK.
menyimpan perlengkapan administrasi
Tertutup
dan
dapat terkunci. Kuat, stabil, dan aman. Berupa Papan statistic
1 buah/ruang
√
papan
tulis
berukuran
minimum 1m². Papan pengumuman 2
Kuat, stabil, dan aman. Berupa 1 buah/sekolah
√
papan
minimum 1m².
Perlengkapan lain Mesin ketik/
1 buah/sekolah
√
Filling cabinet
1 buah/sekolah
√
Brankas
1 buah/sekolah
Telepon
1 buah/sekolah
Penanda waktu
1 buah/sekolah
Kotak kontak
1 buah/ruang
√
Jam dinding
1 buah/ruang
√
Tempat sampah
1 buah/ruang
√
komputer
tulis
√ √ √
berukuran
Tabel 6 Tempat Beribadah Kondisi di No
Jenis
Sekolah
Rasio
Ada
Keterangan
Tidak Ada
1
Perabot
Lemari/rak
2
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
1 buah/tempat
√
ibadah
memadai
untuk
menyimpan
perlengkapan ibadah.
Perlengkapan lain Perlengkapan
Disesuaikan dengan kebutuhan
ibadah Kotak kontak
1 buah/ruang
√
Jam dinding
1 buah/ruang
√
Tempat sampah
1 buah/ruang
√
Tabel 7 Sarana Ruang UKS Kondisi di No
Jenis
Rasio
Sekolah Ada
Keterangan
Tidak Ada
1
Perabot Tempat tidur
1 buah/ruang
√
Lemari
1 buah/ruang
√
Meja
1 buah/ruang
√
Kuat, stabil, dan aman Kuat, stabil, dan aman. Dapat dikunci Kuat, stabil, dan aman
Kursi 2
2 buah/ruang
√
1 set/ruang
√
1 set/ruang
√
Kuat, stabil, dan aman
Perlengkapan lain Catatan kesehatan peserta didik Perlengkapan P3K
Tidak Kadaluarsa √
Tandu
1 buah/ruang
Selimut
1 buah/ruang
Tensimeter
1 buah/ruang
√
Thermometer
1 buah/ruang
√
Thermometer badan Pengukur tinggi badan Tempat cuci tangan Timbangan badan
√
√
1 buah/ruang
√
1 buah/ruang
1 buah/ruang
√
1 buah/ruang
√ Untuk mendukung operasional
Kotak kontak
√
1 buah/ruang
peralatan
yang
memerlukan
daya listrik. Jam dinding
1 buah/ruang
√
Tempat sampah
1 buah/ruang
√
Tabel 8 Ruang Organisasi Kesiswaan Kondisi di No
Jenis
Rasio
Sekolah Ada
Tidak Ada
Keterangan
1
Perabot Kursi
4 Buah/ruang
√
Meja
1 Buah/ruang
√
Kuat, stabil, aman dan mudah dipindahkan. Kuat, stabil, aman dan mudah dipindahkan.
2
Papan tulis
1 buah/ruang
√
Lemari
1 buah/ruang
√
Kuat, stabil dan aman. Kuat,
stabil,
dan
aman.
Tertutup dan dapat terkunci.
Perlengkapan lain Untuk mendukung operasional Kotak kontak
√
1 buah/ruang
peralatan
yang
memerlukan
daya listrik. Jam dinding
1 buah/ruang
√
Tempat sampah
1 buah/ruang
√
Tabel 9 Jamban Kondisi di No
Jenis
Rasio
Sekolah Ada
Tidak
Keterangan
Ada 1
Perlengkapan lain Kloset jongkok
1 buah/ruang
√
Tempat air
1 buah/ruang
√
Gayung
1 buah/ruang
√
1 buah/ruang
√
1 buah/ruang
√
Gantungan Pakaian Tempat sampah
Saluran berbentuk leher angsa Volume meinimum 200 liter. Berisi air bersih
Tabel 10 Ruang Gudang Kondisi di No
Jenis
Rasio
Sekolah Ada
Keterangan
Tidak Ada
1
Perabot Meja kerja
1 buah/ruang
√
Kuat, stabil dan aman.
Kursi kerja
1 buah/ruang
√
Kuat, stabil dan aman. Kuat, stabil dan aman. Ukuran
Lemari
1 buah/ruang
√
memadai
untuk
menyimpan
peralatan bahan. Kuat, stabil dan aman. Ukuran Rak
1 buah/ruang
√
memadai
untuk
menyimpan
peralatan bahan.
Tabel 11 Tempat Bermain/Berolahraga Kondisi di No
Jenis
Rasio
Sekolah Ada
Keterangan
Tidak Ada
1
Peralatan Pendidikan Tiang Bendera
1 buah/sekolah
√
Bendera
1 buah/sekolah
√
2 set/sekolah
√
Peralatan bola voli
Tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ukuran
sesuai
ketentuan yang berlaku. Minimum 6 bola
dengan
Peralatan sepak bola Peralatan bola basket
1 set/sekolah
√
1 set/sekolah
√
Minimum 6 bola
Minimum 6 bola
Minimum matras, peti loncat, Peralatan senam
√
1 set/sekolah
tali loncat, simpai, bola plastic, tongkat palang tunggas, gelang. Minimum lembing, cakram,
Peralatan atletik
1 set/sekolah
√
peluru, tongkat estafet, bak loncat.
Peralatan seni budaya Peralatan keterampilan Tempat penyimpanan 2
1 set/sekolah
√
1 set/sekolah
√
Disesuaikan
dengan
masing-masing. Disesuaikan
dengan
potensi
masing-masing. Tempat menyimpan peralatan
1 unit/sekolah
√
olahraga, peralatan kesenian, dan sound system.
Perlengkapan lain Pengeras suara
1 set/sekolah
√
Tape recorder
1 buah/sekolah
√
Tempat sampah
potensi
4 buah/tempat bermain
√
Jakarta,
Maret 2017
Observer
Fazrul Islam Rijaldi
Lampiran 2
Pedoman Wawancara Wakil Bidang Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan 1. Tugas apa saja yang dilakukan sebagai wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah? 2. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? 3. Adakah pembentukan panitia dalam perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? 4. Apa yang bapak lakukan dalam proses perencanaan sarana prasarana disekolah ini? 5. Bagaimana cara-cara yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? 6. Dalam melakukan pengadaan sarana dan prasarana apakah pihak sekolah melakukan analisis dan inventaris terlebih dahulu ? 7. Selaku pemimpin sekolah bidang sarana dan prasarana apakah bapak menampung usulan dan menunjuk
tenaga pendidik dalam proses
pengadaan barang sarana dan prasarana ? 8. Adakah kerjasama atau hibah dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? 9. Apa saja faktor penghambat dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah? 10. Dalam pelaksanaannya, Seperti
apa pihak
sekolah melakukakan
pemanfaatan sarana dan prasarana? 11. Dalam kegiatan pemeliharaan kelengkapan sarana dan prasarana disekolah, apakah ada jangka waktu tertentu yang dilakukan sekolah? Kapan saja ? 12. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana yang rusak?
13. Bisakah anda jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan? 14. Pernahkah ada pihak seperti Dinas Pendidikan Kota/Provinsi/Pusat yang melakukan pemantauan langsung terhadap sarana dan prasarana di sekolah? 15. Bagaimana tanggung jawab kepala sekolah dan guru dalam pengawasan? 16. Bagaimana pandangan bapak mengenai standar sarana prasarana pendidikan nasional yang di tetapkan pemerintah kita? 17. Upaya- upaya apa saja yang telah dilakukan oleh kepala sekolah selama 18. Bagaimana cara bapak menggerakan guru dan staff dalam usaha pemenuhan standar sarana dan prasarana? 19. Bagaimana cara bapak melakukan sosialisasi peningkatan standar sarana prasarana pendidikan? 20. Bagaimana pandangan bapak terhadap kondisi sarana dan prasarana sekolah ini?
Pedoman Wawancara Guru SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan 1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? 2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah? 3. Sepanjang pengamatan bapak apakah pimpinan sekolah menyusun perencanaan? Jika ya, bagaimana tanggapan bapak? 4. Apakah Bapak dilibatkan dalam proses penyusunan program kerja terkait sarana dan prasarana? Jika ya, bagaimana bentuk keterlibatannya? 5. Bagaimana menurut bapak tentang cara kepala sekolah melakukan sosialisasi kepada guru untuk peningkatan standar sarana dan prasarana sekolah? 6. Bagaimana pandangan bapak mengenai standar sarana dan prasarana pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah kita? 7. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi siswa di sekolah? 8. Seberapa
besar
peran
sarana
dan
prasarana
dalam
menunjang
pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa? 9. Sebagai guru, bagaimanakah media pembelajaran dapat berfungsi dengan baik? 10. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan untuk sarana dan prasarana? 11. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana yang rusak? 12. Apakah kepala sekolah / wakepsek bidang sarpras mengawasi pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan sekolah/ guru terkait standar sarana dan prasarana pendidikan ? 13. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sekolah yang bapak harapkan dalam pengembangan mutu pendidikan sekarang?
14. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi standar yang di tetapkan oleh pemerintah? 15. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah?
Pedoman Wawancara Staff Administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan 1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? 2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah? 3. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi staff administrasi di sekolah? 4. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan untuk sarana dan prasarana? 5. Bisakah anda jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan? 6. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana yang rusak? 7. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi standar yang di tetapkan oleh pemerintah? 8. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah?
Pedoman Wawancara Siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan 1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? 2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah? 3. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi siswa di sekolah? 4. Seberapa
besar
peran
sarana
dan
prasarana
dalam
menunjang
pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa? 5. Sebagai siswa, apakah media pembelajaran sudah berfungsi dengan baik ? 6. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan siswa untuk sarana dan prasarana? 7. Jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan? 8. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi standar yang di tetapkan oleh pemerintah? 9. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah?
Lampiran 3
Hasil Wawancara Dengan Wakil Bidang Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
Nama
: Hadi Sabarudin, S.Sos.
Jabatan
: Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
Tempat
: SMK Muhammadiyah 3 Tangsel
Waktu
: 15 Desember 2016
1. Tugas apa saja yang dilakukan sebagai wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah? Jawab:
”Banyak,
yang
pertama
program
kerja,
yang
kedua
mengimplementasikan program jadi, program-program yang ada kita kerjakan mana yang paling pertama kita butuhkan prioritas, selanjutnya kalau memang ada tambahan kekurangan-kekurangan dari pada sarana prasarana, selanjutnya pemeliharaan seperti maintenance komputer bekerja sama dengan kepala prodi, tersebut pengadaan komputer, kebersihan AC, penambahan daya listrik. Itu yang paling mendasar”. 2. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? Jawab: “Lab komputer, ruang kelas, lapangan, perpustakaan, gedung sekolah, ruang kepala sekolah, ruang guru, kantin, mushola, ruang uks, dan lainnya.” 3. Adakah pembentukan panitia dalam perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jawab : “ Biasanya ada pembentukan panitia dan lalui kami melakukan rapat kecil yang di pimpin oleh kepala Sekolah, kemudian kami diarahkan untuk melakukan kegiatan tersebut, misalkan ada penambahan daya listrik biasanya diajukan terlebih dahulu, kebutuhan dari lab misalnya atau dari kita kemudian dirapatkan kalau disetujui langsung kita melaksanakan kegiatan tersebut”.
4. Apa yang bapak lakukan dalam proses perencanaan sarana prasarana disekolah ini? Jawab:
“Menurut saya dalam proses perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan merupakan kegiatan menyiapkan atau prepare sarana prasarna pendidikan di sekolah ini dalam rangka memenuhi sarana prasarana bagi sekolah sebagai penunjang proses pendidikan (belajar mengajar). Sebagai contohnya yaitu di mulai dengan kegiatan pendataan / list perlengkapan yang dibutuhkan sekolah, menyusun anggaran perlengkapan yang dibutuhkan dan mendistribusikan barang-barang.”. 5. Bagaimana cara-cara yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? Jawab : ” Karena kita mandiri otomatis yang membeli adalah ya kita sendiri, biasanya yang menjalankan bidang sarana kemudian kepala lab yang tahu kebutuhannya apa saja yang diperlukan, yang jelas sudah disetujui oleh pimpinan”. 6. Dalam melakukan pengadaan sarana dan prasarana apakah pihak sekolah melakukan analisis dan inventaris terlebih dahulu ? Jawab: “Iya kami melakukan analisis pengadaan terlebih dahulu apa saja yang diperlukan oleh sekolah akan tetapi kita melihat prioritas terlebih dahulu mana yang lebih penting untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana. Untuk inventarisasi kita mempunyai gudang penyimpanan untuk sarana dan prasarana yang tidak terpakai di simpan terlebih dahulu untuk sewaktu-waktu bisa terpakai kembali sesuai kebutuhan.” 7. Selaku pemimpin sekolah bidang sarana dan prasarana apakah bapak menampung usulan dan menunjuk
tenaga pendidik dalam proses
pengadaan barang sarana dan prasarana ? Jawab: “Benar, kita menampung masukan dari guru dan juga karyawan dalam proses pengadaan karena mereka yang mengetahui apasaja keperluan yang dibutuhkan, dan kita menganalisa mana kebutuhan yang urgensinya lebih penting serta melihat anggaran dana yang ada pada sekolah”.
8. Adakah kerjasama atau hibah dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? Jawab: ” Ada, kita pernah dapat bantuan komputer dari pemerintah sekitar 22 unit komputer. Sekolah mengajukan ke dinas pendididkan biasanya saya sendiri yang mengajukan dan disetujui dan diterima”. 9. Apa saja faktor penghambat dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah? Jawab:
”Karena swasta dananya mandiri
otomatis
yang paling
menghambat yaitu ketiadaan biaya karena kebutuhan-kebutuhan kita tidak hanya pengadaan kebutuhan barang ada juga untuk kendaraan, gaji dan lain-lain. Otomatis kendalanya disitu di tambah lagi spp kita tidak lancar”. 10. Dalam pelaksanaannya, Seperti
apa pihak
sekolah melakukakan
pemanfaatan sarana dan prasarana? Jawab: ”Kita memanfaatkan sarana yang ada di sekolah, menggunakan sarana pada saat dibutuhkan.” 11. Dalam kegiatan pemeliharaan kelengkapan sarana dan prasarana disekolah, apakah ada jangka waktu tertentu yang dilakukan sekolah? Kapan saja ? Jawab : ”Ada , misalkan untuk AC 3 bulan sekali sesuai kebutuhan , ruang kelas pegecatan minimal 1 tahun sekali ya maksimal 2 tahun, sarana prasarana yang lain ya sesuai dengan kebutuhan”. 12. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana yang rusak? Jawab: ”Kalau masih bisa di dandanin ya di dandanin semaksimal mungkin, tapi kalau sudah rusak mau ga mau kita ganti seperti, tahun ini ada 6 atau 10 unit komputer yang memang sudah tidak bisa di betulkan nanti dilaporan dianggap rusak.” 13. Bisakah anda jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan? Jawab: ” Di sini kami ada yang namanya buku peminjaman misalkan, kalau ada ruang yang mau dipinjam contoh ruang lab yang akan di pinjam
oleh guru bidang studi tersebut maka guru tersebut harus tanda tangan di buku peminjaman dan bertanggung jawab apabila ada kerusakan di dalam lab”. 14. Pernahkah ada pihak seperti Dinas Pendidikan Kota/Provinsi/Pusat yang melakukan pemantauan langsung terhadap sarana dan prasarana di sekolah? Jawab: ” Tidak , paling sarana prasarana kita di kontrol ketika mau ujian ada yang namanya verifikasi alat. Untuk di kontrol persiapan untuk ujian biasanya 1 tahun sekali dan biasanya Alhamdulillah sampai saat ini alatalat yang kita miliki kalau untuk verivikasi alat selalu dapat nilai A (sangat baik)”. 15. Bagaimana tanggung jawab kepala sekolah dan guru dalam pengawasan? Jawab: ”Ya kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pengawasan sarana dan prasarana” 16. Bagaimana pandangan bapak mengenai standar sarana prasarana pendidikan nasional yang di tetapkan pemerintah kita? Jawab: “Menurut saya cukup bagus, karena dengan adanya standar sarana prasarana sekolah berlomba-lomba memenuhi bahkan melebihi standar yang ditetapkan oleh pemerintah, untuk menjadikan sekolahnya lebih baik dalam pelayanan pembelajaran terhadap siswa. Akan tetapi pada pelaksanaanya masih banyak sekolah di indonesia yang belum memenuhi kriteria standar sarana prasarana yang ditetapkan oleh pemerintah”. 17. Upaya- upaya apa saja yang telah dilakukan oleh kepala sekolah selama ini dalam rangka pemenuhan standar sarana dan prasarana sekolah? Jawab: “upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka pemenuhan sarana prasarana sekolah diantaranya selalu mengupayakan kelengkapan sekolah yang dibutuhkan sekolah. Menjaga kualitas sarana prasarana yang sudah ada, melakukan pemeliharaan secara rutin sarana prasaran yang sudah ada.” 18. Bagaimana cara bapak menggerakan guru dan staff dalam usaha pemenuhan standar sarana dan prasarana?
Jawab: “menurut saya, upaya yang dlakukan dalam penuhan standar sarana prasaran seperti memberikan pemahaman kepada guru-guru untuk sama sama menjaga sarana prasarana yang ada di sekolah, melakukan evaluasi rutin kepada guru –guru, memberikan ucapan terima kasih atau reward bagi guru-guru dalam sama-sama menjaga sarana prasarana”. 19. Bagaimana cara bapak melakukan sosialisasi peningkatan standar sarana prasarana pendidikan? Jawab: “untuk kegiatan sosialisasi sarana prasarana dapat dilakukan pada kegiatan evaluasi atau rapat yang ada di sekolah, seperti kegiatan bulanan atau minggunan” 20. Bagaimana pandangan bapak terhadap kondisi sarana dan prasarana sekolah ini? Jawab: “alhamdulillah kondisi sarana prasarana di sekolah ini, terjaga dan terpelihara dengan baik. Setiap bulannya evaluasi sarana prasarana juga berjalan dengan baik.”
Ciputat, 22 Februari 2017
Hadi Sabarudin, S.Sos.
Hasil Wawancara Dengan Guru SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Nama
: Erwinsyah, S. Kom
Jabatan
: Guru (Kepala Program Jurusan TKJ)
Tempat
: SMK Muhammadiyah 3 Tangsel
Waktu
: 15 Desember 2016
1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? Jawab: ” lab ada dua, lab TKJ dan lab MM (Mulitimedia), perpustakaan, ruang UKS, ruang Organisasi, ruang kelas, lapangan, perpustakaan, gedung sekolah, ruang kepala sekolah, ruang guru, kantin, mushola, dan lainnya”. 2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Jawab: “Selama ini saya tidak menemukan kendala yang berarti, hanya saja waktu yang menjadi kendala jika membutuhkan kebutuhan sarana dan prasarana yang harusnya di pakai dalam waktu yang cepat, tetapi barang yang kita butuhkan belum tercapai karena harus melalui proses yang sudah ditentukan oleh sekolah.” 3. Sepanjang pengamatan bapak apakah pimpinan sekolah menyusun perencanaan? Jika ya, bagaimana tanggapan bapak? Jawab: “Menurut saya, pimpinan sekolah melakukan perencanaan dengan baik. Selama ini pimpinan sekolah berusaha memenuhi sarana dan prasana dengan baik dengan usaha usaha yang dilakukan, seperti melakukan briefing, mendata kebutuhan sarana prasaran yang belum ada, hingga proses pengadaan.” 4. Apakah Bapak dilibatkan dalam proses penyusunan program kerja terkait sarana dan prasarana? Jika ya, bagaimana bentuk keterlibatannya?
Jawab: “Iya, sebagai guru pasti pernah dilibatkan terkait penyusunan sarana prasarana sebagai contohnya dalam pengadaan sarana prasarana saya dilibatkan dalam penyusunan pengusulann sarana prasarana yang dibutuhkan.” 5. Bagaimana menurut bapak tentang cara kepala sekolah melakukan sosialisasi kepada guru untuk peningkatan standar sarana dan prasarana sekolah? Jawab: “menurut saya, sosialisasi cukup bagus. Kepala sekolah sangat komunikatif dalam menginstruksikan mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi sarana prasarana.” 6. Bagaimana pandangan bapak mengenai standar sarana dan prasarana pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah kita? Jawab: “menurut saya, mengenai standar sarana prsarana pendidikan yang ditetapkan pemerintah sangat baik. Dengan adanya standar sarana prasarana dapat menyelaraskan sarana prasarana sekolah sesuai dengan kebutuhan yang ada. Standar ini dijadikan pedoman bagi sekolah sekolah untuk menjaga kualitas sekolah yang bersangkutan.” 7. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi siswa di sekolah? Jawab: ”Sangat dimanfaatkan oleh para siswa-siswi karena sebagai pendukung siswa-siswi belajar, untuk dapat menjadikan siswa paham terhadap pembelajaran. Sebagai guru harus memerhatikan keefektifan dan efesiensi dari penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seperti Tempat untuk praktek yang biasa pembelajaran di kelas , aktualisasi pembelajaan dilakukan di lab”. 8. Seberapa
besar
peran
sarana
dan
prasarana
dalam
menunjang
pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa? Jawab: ”Tentu sangat berperan besar, hanya saja penggunaan sarana dan prasarana yang ada harus digunakan sebaik mungkin. Sebagai guru harus bisa memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dan dipelihara dengan
baik, supaya bisa digunakan dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.” 9. Sebagai guru, bagaimanakah media pembelajaran dapat berfungsi dengan baik? Jawab: ”bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, menggunakan media atau sarana yang ada, akan menjadi penting untuk membuat anak semakin jelas dan kita mengajar juga tidak capek dan bosan karena kita dapat melakukannya dengan simpel (sederhana) dengan bantuan media ataupun sarana dan prasarana lain.” 10. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan untuk sarana dan prasarana? Jawab: ”Untuk ruang lab disini sesuai dengan jadwal, artinya sesuai dengan
yang
menggunakan
lab
tersebut,
misalnya
saya
habis
menggunakan lab tersebut berarti saya yang memeihara lab tersebut pada saat mengajar”. 11. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana yang rusak? Jawab: ”Misalnya ada meja yang rusak biasanya kita ganti aatau diperbaiki misal ada stok kita ganti”. 12. Apakah kepala sekolah / wakepsek bidang sarpras mengawasi pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan sekolah/ guru terkait standar sarana dan prasarana pendidikan ? Jawab : iya tentu saja. Kepala sekolah tentu ikut serta dalam pengawasan kegiatan pendidikan terkait penggunaan sarana prasarana sekolah. Terkait penggunaan/pemakaian sarana prasarana sampai pada pemeliharaan sarana prasarana yang ada di sekolah.
13. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sekolah yang bapak harapkan dalam pengembangan mutu pendidikan sekarang? Jawab:
“tentu
kondisi
sarana
prasarana
yang
diharapkan
demi
pengembangan mutu pendidikan semakin lebih baik lagi. Fasilitas yan
tersedia di sekolh semakin maju guna menunjang proses pendidikan yang ada di sekolah.” 14. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi standar yang di tetapkan oleh pemerintah? Jawab: ”Untuk standar secara keseluruhan sudah memenuhi, yang digunakan lebih baik mendapatkan nilai A”. 15. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah? Jawab: ”Caranya dengan sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan maksimal, pemeliharaan dengan baik, mengupgrade sistem software komputer di lab, sehingga dapat menunjang pembelajaran yang dibutuhkan guru”.
Ciputat, 22 Februari 2017
Erwinsyah, S. Kom
Hasil Wawancara Dengan Staff Administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Nama
: Manat Arifin
Jabatan
: Staff Administrasi
Tempat
: Kantor Administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangsel
Waktu
: 15 Desember 2016
1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? Jawab: “Lemari, box file, lab komputer, ruang kelas, lapangan, perpustakaan, gedung sekolah, ruang kepala sekolah, ruang guru, kantin, mushola, ruang uks, dan lainnya.” 2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Jawab: “Ruangan kurang luas sehingga mengahmbat aktifitas kerja admin, paling penghambatnya membuat surat-surat untuk siswa, karena banyaknya siswa.” 3. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi staff administrasi di sekolah? Jawab: “Kita memanfaatkan sarana dan prasarana disini dengan baik dan semaksimal mungkin”. 4. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan untuk sarana dan prasarana? Jawab: “Pemeliharaan arsip-arsip atau berkas-berkas harus staff sendiri yang tahu biar tidak repot, kalau ada komputer yang rusak kalau masih bisa kita benerin sendiri ya kita benerin”. 5. Bisakah anda jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan? Jawab: “Kalau ada kekurangan sarana prasarana lapor ke kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana”. 6. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana yang rusak? Jawab: ”Misalnya ada meja yang rusak biasanya kita ganti aatau diperbaiki misal ada stok kita ganti”.
7. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi standar yang di tetapkan oleh pemerintah? Jawab: ”Menurut saya hampir memenuhi standar sarana dan prasarana karena masih ada kekurangan seperti tadi ruangan admin kurang luas, ruang kelas juga karena siswanya yang lumayan banyak jadi lokal kelas masih kurang. Kantin cukup, lahan parkir kurang karena siswa kebanyakan membawa motor masing-masing”. 8. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah? Jawab: ” Berusaha untuk menambah lokal atau ruang kelas, karena sumber dana sekolah dari SPP siswa karena kita sekolah swasta, sehingga siswa belajar lebih nyaman lagi”. Ciputat, 22 Februari 2017
Manat Arifin
Pedoman Wawancara Dengan Siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Nama
: Ega Artasena
Jabatan
: Siswa (Kelas XII MM 1)
Tempat
: SMK Muhammadiyah 3 Tangsel
Waktu
: 15 Desember 2016
1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah? Jawab:” Perpustakaan, lapangan, lab komputer, lab MM, Ruang kelas, lahan parkir, mushola”. 2. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Jawab:” Untuk lab komputer jangan di campur seharusnya di pisah jadi satu jurusan harus punya masing-masing lab, lahan parkir kurang yang efektif dan jangan terlalu jauh , kantin agar di bersihkan lagi dan harus ada ruang studio supaya bisa buat editing”. 3. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi siswa di sekolah? Jawab: “sebagai siswa multimedia, sangat memanfaatkan lab computer untuk mengolah video yang telah diambil dan selanjutnya akan diolah menjadi video yang lebih baik” 4. Seberapa
besar
peran
sarana
dan
prasarana
dalam
menunjang
pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa? Jawab:” Sudah mencukupi, tetapi kurang banyak unit komputer”. 5. Sebagai siswa, apakah media pembelajaran sudah berfungsi dengan baik ? Jawab:” Sudah, seperti ruang kelas sudah mencukupi seperti pembelajaran memakai infocus”. 6. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan siswa untuk sarana dan prasarana? Jawab:” Kalau untuk pemeliharan kita sebagai siswa harus bisa menjaga misalnya sehabis kita pakai ya kita bersihkan lagi agar terawat”. 7. Jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan?
Jawab: “ Pengawasan bagus suka di cek terus seperti ruang kelas, AC, kadang di lab komputer juga di cek apa ada yg rusak atau tidak dan lainlain”. 8. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi standar yang di tetapkan oleh pemerintah? Jawab: ”Sudah memenuhi standar secara keseluruhan, karena meja sudah bagus, AC nya juga udah baik”. 9. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah? Jawab: ” Misalnya, Lahan parkir jangan teralu jauh dari sekolah karena kita takut kenapa-kenapa kendaraannya, kalau kantin lebih di bersihin lagi, kalau lab lebih di tambah lagi supaya ada ruang editingnya untuk jurusan MM, memperbanyak ruang kelas”.
Ciputat, 22 Februari 2017
Ega Artasena
Lampiran 4
Daftar Sarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Jenis Sarana Kloset Jongkok Tempat Air (Bak) Gayung Meja Guru Kursi Guru Lemari Komputer Papan Panjang Tempat Sampah Jam Dinding Papan pengumuman Simbol Kenegaraan Pengeras Suara AC Window CD player/ROM CPU Keyboard Komponen – Komponen Obeng kembang dan skrip Terminal cable crimping tool Tespen Warless Meja TU Kursi TU Komputer TU Printer TU Tempat Sampah Jam Dinding Kipas angina Lemari simpan Administrasi Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Meja Siswa
Letak Toilet Siswa01 Toilet Siswa01 Toilet Siswa01 R. Guru R. Guru R. Guru R. Guru R. Guru R. Guru R. Guru R. Guru R. Guru R. Guru R. Guru R. Praktek R. Praktek R. Praktek R. Praktek R. Praktek R. Praktek R. Praktek R. Praktek R. TU R. TU R. TU R. TU R. TU R. TU R. TU R. TU X AK 2 X AK 2 X AK 2 X AK 2 X AK 2 X AK 2 X AK 2 XII TKJ 2/X AP 2 XII TKJ 2/X AP 2 XII TKJ 2/X AP 2 XII TKJ 2/X AP 2 XII TKJ 2/X AP 2 XII TKJ 2/X AP 2 XII TKJ 2/X AP 2 XII MM 1/IX MM 1
Kepemilikan Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
Spesifikasi 1 1 1 20 20 2 1 2 3 1 1 1 1 2 10 10 20 20 15 20 5 2 1 2 1 2 2 2 1 1 20 40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 1 20
Jumlah
Status
1 1 1 20 20 2 1 2 3 1 1 1 1 2 10 10 20 20 15 20 5 2 1 2 1 2 2 2 1 1 20 40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 1 20
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik
Lampiran 4
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Komputer Printer Tempat Sampah Tempat cuci tangan Kursi Pimpinan Meja Pimpinan Kursi dan Meja Tamu Simbol Kenegaraan Filling Cabinet AC Buku Data Tamu Faxsimile/Telephone Kipas angina Lemari simpan Administrasi Telpon Tempat cuci tangan Kloset Jongkok Tempat Air (Bak) Gayung Kloset Jongkok Tempat Air (Bak) Gayung
XII MM 1/IX MM 1 XII MM 1/IX MM 1 XII MM 1/IX MM 1 XII MM 1/IX MM 1 XII MM 1/IX MM 1 XII MM 1/IX MM 1 X TKJ X TKJ X TKJ X TKJ X TKJ X TKJ X TKJ X AK 1 X AK 1 X AK 1 X AK 1 X AK 1 X AK 1 X AK 1 X MM 2 X MM 2 X MM 2 X MM 2 X MM 2 X MM 2 X MM 2 R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek R. Kepsek Toilet Guru 02 Toilet Guru 02 Toilet Guru 02 Toilet Guru 02 Toilet Siswa02 Toilet Siswa02 Toilet Siswa02
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik
Lampiran 4
95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143
Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Jam Dinding Perlengkapan Ibadah Pengeras Suara Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Tempat cuci tangan Kloset Jongkok Tempat Air (Bak) Gayung Komputer Printer Tempat Sampah Kursi Kerja AC Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Meja Siswa Kursi Siswa
XII TKJ 1/XI TKJ 2 XII TKJ 1/XI TKJ 2 XII TKJ 1/XI TKJ 2 XII TKJ 1/XI TKJ 2 XII TKJ 1/XI TKJ 2 XII TKJ 1/XI TKJ 2 XII TKJ 1/XI TKJ 2 Masjid Masjid Masjid XI AK XI AK XI AK XI AK XI AK XI AK XI AK XII MM 2/XI TKJ 1 XII MM 2/XI TKJ 1 XII MM 2/XI TKJ 1 XII MM 2/XI TKJ 1 XII MM 2/XI TKJ 1 XII MM 2/XI TKJ 1 XII MM 2/XI TKJ 1 X AP 1 X AP 1 X AP 1 X AP 1 X AP 1 X AP 1 X AP 1 Toilet Guru 01 Toilet Guru 01 Toilet Guru 01 Toilet Guru 01 R. Lab Kom R. Lab Kom R. Lab Kom R. Lab Kom R. Lab Kom XII AK/XI MM 2 XII AK/XI MM 2 XII AK/XI MM 2 XII AK/XI MM 2 XII AK/XI MM 2 XII AK/XI MM 2 XII AK/XI MM 2 X MM 1 X MM 1
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
20 40 1 1 1 1 2 2 20 2 20 40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 1 1 1 1 20 2 2 25 2 20 40 1 1 1 1 2 20 40
20 40 1 1 1 1 2 2 20 2 20 40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 1 1 1 1 20 2 1 25 2 20 40 1 1 1 1 2 20 40
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik
Lampiran 4
144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159
Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Meja Siswa Kursi Siswa Meja Guru Kursi Guru Papan Tulis Simbol Kenegaraan AC Jam Dinding Rak Buku Meja Baca Simbol Kenegaraan
X MM 1 X MM 1 X MM 1 X MM 1 X MM 1 XI AP XI AP XI AP XI AP XI AP XI AP XI AP R. Perpustakaan R. Perpustakaan R. Perpustakaan R. Perpustakaan
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 1 3 4 1
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
Daftar Prasarana SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Prasarana Masjid R. Guru R. Kepsek R. Lab Kom R. Perpustakaan R. Praktek R. Serba Guna R. TU Toilet Guru 01 Toilet Guru 02 Toilet Siswa01 Toilet Siswa02 X AK 1 X AK 2 X AP 1 X MM 1 X MM 2
Persentase Tingkat Status Panjang Lebar Kerusakan Kepemilikan (%) 10 10 2,05 Milik 7 7 0,8 Milik 4 3 1,86 Milik 8 7 8,34 Milik 7 7 0,41 Milik 8 7 4,84 Milik 8 7 3,22 Milik 3 3 0,79 Milik 1 1 0,25 Milik 1 1 0,25 Milik 4 1 1,93 Milik 3 1 1,41 Milik 8 7 3,09 Milik 8 7 2,14 Milik 8 7 2,06 Milik 8 7 1,65 Milik 8 7 1,86 Milik
1 1 1 1 2 20 40 1 1 1 1 2 1 3 4 1
Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik
Lampiran 4
18 19 20 21 22 23 24 25
X TKJ XI AK XI AP XII AK/XI MM 2 XII MM 1/IX MM 1 XII MM 2/XI TKJ 1 XII TKJ 1/XI TKJ 2 XII TKJ 2/X AP 2
8 8 8 8 8 8 8 8
7 7 7 7 7 7 7 7
1,93 2,79 1,87 2 2,08 2,04 2,5 0,53
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
Sumber: Di ambil dari administrasi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran Foto Sekolah
1. Ruang Kelas
2. Ruang Guru dan Wakil Kepala Sekolah
3. Ruang Laboratorium Komputer
4. Lapangan Olahraga
5. Toilet
6. Tempat Beribadah / Mushola
7. Kantin
8. Lahan Parkir
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13
Lampiran 13