Outline Bahan Ajar Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Bobot SKS Semester Prasyarat Dosen Pengampu Materi Bab I
: TKS 7323 : Perencanaan Perkerasan Jalan : 2 SKS : VI (Enam) : MK Perancangan Geometri Jalan (TKS 7311/2 sks/Smt V) : Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T. :
Sejarah Perkerasan Jalan 1.1 Sejarah Perkerasan Jalan 1.2 Metode Perencanaan Perkerasan Lentur 1.3 Tipe-Tipe Konstruksi Perkerasan Lentur 1.4 Faktor-Faktor Perencanaan Konstruksi Perkerasan Lentur
Bab II Konsep dan Teori Perencanaan Perkerasan Jalan 2.1 Prinsip Penyebaran Beban 2.1.1 Perkerasan Lentur 2.2.2 Perkerasan Kaku 2.2 Prinsip Telford 2.3 Prinsip Mac Adam 2.4 Perbandingan Perkerasan Kaku dan Lentur Bab III Aspal dan Uji Pemeriksaan Aspal 3.1 Aspal 3.1.1 Pengertian Aspal 3.1.2 Proses Destilasi Minyak Bumi 3.1.3 Jenis Aspal 3.1.4 Komposisi Aspal 3.1.5 Sifat Aspal 3.2 Uji Pemeriksaan Aspal 3.2.1 Pemeriksaan Penetrasi Aspal 3.2.2 Pemeriksaan Titik Lembek/Lunak 3.2.3 Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar 3.2.4 Pemeriksaan Kehilangan Berat Aspal 3.2.5 Kelarutan Aspal dalam Tetrachlorida 3.2.6 Pemeriksaan Daktilitas Aspal 3.2.7 Pemeriksaan Berat Jenis Aspal 3.2.8 Pemeriksaan Viskositas Kinematik Bab IV Agregat 4.1 Definisi Agregat 4.2 Klasifikasi Agregat 4.2.1 Berdasarkan Asal Kejadiannya 4.2.2 Berdasarkan Proses Pengolahannya 4.2.3 Berdasarkan Besar Partikel-Partikel Agregat 4.3 Sifat Agregat 4.3.1 Grafasi dan Ukuran Maksimum
4.3.2 Kadar Lempung 4.3.3 Daya Tahan Agregat 4.3.4 Bentuk dan Tekstur Agregat 4.3.5 Daya Lekat Terhadap Aspal 4.3.6 Berat Jenis Aspal Bab V
Campuran Aspal dan Agregat 5.1 Material Penyusun Campuran Aspal 5.1.1 Aspal 5.1.2 Agregat Kasar 5.1.3 Agregat Halus 5.1.4 Bahan Pengisi/Filler 5.2 Beton Aspal Campuran Panas 5.3 Prinsip Perencanaan Campuran 5.3.1 Perhitungan Proporsi Agregat Berdasarkan Persentase Berat Campuran 5.3.2 Perhitungan Proporsi Agregat Berdasarkan Persentase Volume Campuran 5.4 Metode Pengujian Campuran 5.4.1 Metode Pengujian Marshall 5.4.2 Metode Pengujian Marshall Immersion
Bab VI Asbuton Campuran Panas 6.1 Tebal Lapisan dan Toleransi 6.2 Bahan 6.2.1 Komponen bahan 6.2.2 Asbuton 6.2.3 Peremaja 6.2.4 Agregat 6.2.4.1 Agregat Kasar 6.2.4.1 Agregat Halus 6.2.5 Bahan Pengisi 6.2.6 Bahan Tambah 6.2.7 Sumber-Sumber Pasokan 6.3 Perencanaan Campuran 6.3.1 Komposisi Umum dari Campuran 6.3.2 Kadar Asbuton dan Aspal/Peremaja dalam Campuran 6.3.3 Gradasi Agregat Campuran 6.3.4 Prosedur Perencanaan Campuran 6.3.5 Formula Campuran Rencana (FCR) 6.3.6 Formula Campuran Kerja (FCK) 6.3.7 Penerapan Formula Campuran Kerja dan Toleransi Campuran Kerja 6.4 Persyaratan Peralatan Pelaksanaan 6.4.1 Umum 6.4.2 Peralatan untuk Persiapan Asbuton 6.4.3 Bin Dingin 6.4.4 Timbangan Peremaja 6.4.5 Pemasok ke Alat Pengering 6.4.6 Alat Pengering
6.4.7 Saringan Panas 6.4.8 Bin Penampung Panas 6.4.9 Penyiapan Peralatan Peremaja 6.4.10 Unit Pengontrol Peremaja 6.4.11 Alat Pengukur Panas 6.4.12 Alat Penghampar 6.4.13 Alat Pemadat 6.5 Produksi Campuran 6.5.1 Kemajuan Pekerjaan 6.5.2 Penyiapan Asbuton Butir 6.5.3 Penyiapan Agregat 6.5.4 Penyiapan Campuran 6.5.5 Pengangkutan dan Pengiriman ke Lapangan 6.6 Penghamparan dan Campuran 6.6.1 Menyiapkan Permukaan yang akan Dilapis 6.6.2 Perataan Tepi 6.6.3 Penghamparan dan Pembentukan 6.6.4 Pemadatan 6.6.5 Sambungan-Sambungan 6.7 Pengendalian dan Pengujian Mutu di Lapangan 6.7.1 Pengujian Kerataan Permukaaan Perkerasan 6.7.2 Persyaratan Perkerasan Bab VII Jenis dan Fungsi Lapisan Perkerasan 7.1 Lapisan Tanah Dasar (Subgrade) 7.2 Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course) 7.3 Lapis Pondasi Atas (Base Course) 7.3.1 Material Base Course Klas A 7.3.2 Material Base Course Klas B 7.4 Lapis Penutup Atas (Wearing Course) 7.5 Keuntungan dan Kerugian Kontruksi Perkerasan Lentur Bab VIII Tes Marshall dan Ekstraksi Aspal 8.1 Test Marshall 8.2 Ekstraksi Aspal Bab IX Parameter Perencanaan Tebal Lapis Konstruksi Perkerasan 9.1 Pendahuluan 9.2 Fungsi Jalan 9.3 Kinerja Perkerasan Jalan (Pavement Performance) 9.4 Umur Rencana 9.5 Lalu Lintas 9.6 Sifat Tanah Dasar 9.7 Kondisi Lingkungan 9.8 Sifat Material Lapisan Perkerasan 9.9 Bentuk Geometrik Lapisan Permukaan
Bab X
Sistem Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavements) 10.1 Konsep Struktur Perkerasan Lentur 10.2 Jenis dan Fungsi Lapisan Perkerasan 10.3 Struktur Perkerasan Lentur 10.4 Perencanaan Tebal Perkerasan Metode Bina Marga 1987 10.5 Perencanaan Tebal Perkerasan Metode Bina Marga 2002 10.5.1 Tanah Dasar 10.5.2 Lapis Pondasi Bawah 10.5.3 Lapis Pondasi 10.5.4 Lapis Permukaan 10.6 Kriteria Perencanaan 10.7 Batas-Batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan 10.8 Pelapisan Tambah (Overlay) 10.9 Konstruksi Bertahap 10.10 Prosedur Perencanaan
Bab XI Perencanaan Perkerasan Kaku Metode Bina Marga 11.1 Pengertian dan Jenis Perkerasan Kaku 11.2 Dasar-Dasar Perencanaan 11.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Perkerasan Kaku 11.4 Perrsyaratan dan Pembatasan Metode 11.5 Prosedur Perencanaan Perkerasan Kaku 11.6 Prosedur Perencanaan Tebal Plat 11.7 Lapisan Tanah Dasar (Subgrade) 11.8 Pondasi Bawah (Subbase) 11.9 Bahu Jalan 11.10 Langkah-langkah Perencanaan Tebal Plat 11.11 Penulangan pada Perkerasan Kaku Bab XII Konsep dan Teori Perencanaan Tebal Lapisan Tambahan (Overlay) 12.1 Survei Kondisi Permukaan 12.2 Survei Kelayakan Struktural Konstruksi Perkerasan 12.3 Perencanaan Tebal Lapisan Tambahan Bab XIIIMetode Perencanaan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) Cara SNI dengan Metode Lendutan 13.1 Istilah dan Definisi 13.2 Ketentuan Perhitungan 13.2.1 Lalu Lintas 13.2.2 Lendutan 13.2.3 Keseragaman Lendutan 13.2.4 Lendutan Wakil 13.2.5 Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah 13.3 Prosedur Perhitungan Overlay
Referensi : 1. AASHTO, 2001, A Policy on Geometric Design of Highway and Streets, AASHTO, Washington D.C. 2. Atkins, H.N., 1983, Highway Material, Soils and Concrete 2nd Edition, A Prentice hall Company, Virginia. 3. Badan Standardisasi Nasional, 2005, RSNI Pedoman Perencanaan Tebal lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan, Jakarta. 4. Departemen Pekerjaan Umum, 1987, SKBI 2.3.26: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan dengan Metode Analisa Komponen, Departemen Pekerjaan Umum. 5. Departemen Pekerjaan Umum, Metode Perencanaan Perkerasan Kaku. 6. Huang, Y.H., 2004, Pavement Analysis and Design 2nd Edition, Pearson Education Inc, New Jersey. 7. Hunter, R.N., 1994, Bituminous Mixtures in Road construction, Thomas Telford, London. 8. Ismanto, Bambang, 2001, Perancangan Perkerasan dan Bahan, Penerbit ITB Bandung. 9. NAASRA, 1987, Pavements Design-A Guide to the Structural Design of Road Pavements, New South Wales. 10. Oglesby, CH., Hicks, RG., 1982, "Highway Engineering", John Wiley and Sons, Singapore. 11. Shell Bitumrn, 1990, The Sell Bitumen Handbook, Published by Shell Bitumen United Kigdom. 12. Sukirman, Silvia., 1995, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung. 13. Soedarsono, Djoko Untung, 1987, Konstruksi Jalan Raya, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta. 14. Yoder, E.J. and Witczak, M.W., 1975, Principles of Pavement Design 2nd edition, John Wiley & Sons Inc, New York. 15. Brown S.F dan Brunton J.M., 1982, An Introduction to The Analytical Design of Bituminuos Pavement, University of Notingham. 16. Kreb R.D. and Walker R.D., 1971, Highway Materials, Mc Graw Hill.