PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN
SKRIPSI
Oleh Nisfi Laili Sa’adati NPM 09330243
IKIP PGRI SEMARANG FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEMARANG 2013
i
PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN
SKRIPSI
Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Fisika
Oleh Nisfi Laili Sa’adati NPM 09330243
IKIP PGRI SEMARANG FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEMARANG 2013
ii
Halaman Persetujuan
Skripsi berjudul PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN
Yang disusun oleh Nisfi Laili Sa’adati NPM 09330243
Telah disetujui dan siap untuk diujikan Semarang, ................ 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Pratjojo, M.Pd
Joko Siswanto, S.Pd. M.Pd
NIP. 084401245
NIP. 098401225
iii
Halaman Pengesahan Skripsi berjudul PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN
Yang dipersiapkan dan disusun oleh Nisfi Laili Sa’adati NPM 09330243 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada hari Sabtu, 16 Nopember 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Panitia Umum, Ketua
Sekertaris
Drs. Nizaruddin, M.Si NIP. 196803251994031004
Dr. Ngurah Ayu N.M, M.Pd. NPP. 936901098
Anggota penguji: 1. Drs. Pratjojo, M.Pd
(............................................)
NPP. 084401245
2. Joko Siswanto, M.Pd.
(............................................)
NPP. 098401225
3. Nur Khoiri, S.Pd, M.T, M.Pd
(............................................)
NPP. 057801165
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat yang terdapat dalam skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Nopember 2013
NISFI LAILI SA’ADATI NPM 09330243
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“..... Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabar yang dipenuhi pahala tanpa batas” (Q.S. Azzumar: 10)
Yakin
dan
percayalah
bahwa
Allah
akan
selalu
menolong
hambanya
Berusaha, bersabar, dan berdo’a merupakan awal suatu proses yang
berakhir
dengan
senyuman
penuh
kebahagiaan
dan
kemenangan.
Persembahan: Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan untuk:
Bapak dan ibu tercinta yang senantiasa mendoakanku di setiap langkahku. Terima kasih yang tiada kiranya atas semua
pengorbanan
dan
perjuangan
demi
kelancaran
kuliahku baik moril maupun materiil yang telah engkau berikan.
Suamiku
tercinta
(Rohmad)
yang
selalu
memberikan
motivasi dan membantu dalam segala hal.
Adikku tersayang (Azka dan lida) yang selalu memberikan dukungan.
Untuk
sahabatku (mila, vina,
dan citra) yang
selalu
memberi semangat, motivasi dan bantuan yang luar biasa selama penulisan skripsi.
Untuk keluarga besarku yang memberikan doa.
Semua pihak yang telah memberikan bantun atas penulisan skripsi ini.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga dengan usaha yang maksimal akhirnya penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Aktif POE () Dilengkapi Modul Bergambar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Materi Cahaya Kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP PGRI Semarang. Banyak sekali kesulitan yang penulis hadapi baik dalam pelaksanaan penelitian maupun penyusunan laporan skripsi ini, akan tetapi berkat do’a, bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Muhdi, M.Hum, Rektor IKIP PGRI Semarang 2. Drs. Nizaruddin, M.Si, Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang 3. Dra. Ngurah Ayu N M, M.Pd, Ketua program pendidikan fisika IKIP PGRI Semarang 4. Drs. Pratjojo, M.Pd, dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini. 5. Joko Siswanto, M.Pd, dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini. 6. Ali Mashadi, M.Ag, Kepala Sekolah MTs Nurul Ulum, yang telah memberikan ijin dalam penelitian 7. Ade Farida Kurniawati, S.Pd, guru kelas VIII yang telah membantu proses penelitian. 8. Siswa –siswa kelas VIII-A,VIII-B, dan VIIIC yang telah membantu proses penelitian.
vii
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materiil demi terselanggaranya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kepada pembaca untuk dapat melanjutkan penelitian ini dan memperbaiki kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, November 2013
Nisfi Laili Sa’adati NPM 09330243
viii
PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN
NISFI LAILI SA’ADATI Prodi Pendidikan Fisika ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen mulai tanggal 4-10 Juni 2013.Subyek dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A sebagai kelas Kontrol dan VIII-C sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah metode dokumentasi, tes, dan observasi. Analisis data pada materi cahaya, menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Setelah kedua kelompok diberi perlakuan berbeda, yaitu kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul dan kelas kontrol diterapkan dengan model pembelajaran konvensional. Diperoleh perhitungan dari pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t didapatkan thitung =5,307, sedangkan ttabel=1,673 . Hal ini menunjukkan H0 ditolak karena thitung > ttabel. Dari hasil penelitian diketahui bahwa prestasibelajarsiswa yang menggunakanmodel pembelajaran POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul lebihtinggi dibandingkandenganmodel pembelajaran konvensional. Kesimpulan dari penelitian adalah ada pengaruh antara kelas eksperimen dengan model pembelajaran aktif POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul bergambar dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Pengaruh model pembelajaran aktif POE (Prediction Observation and Explanation) lebih tinggi daripada model pembelajaran konvensional.
Kata kunci : Pembelajaran aktif, model POE (Prediction Observation and Explanation), modul bergambar, prestasi belajar, cahaya.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................ .................................................. i HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi KATA PENGANTAR.............................................................................. vii ABSTRAK................................................................................................. ix DAFTAR ISI.............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xii DAFTAR TABEL.....................................................................................xiv DAFTAR ILLUSTRASI............................................................................xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................ ... 1 B. Rumusan masalah.............................................................................3 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... ....3 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... .... 4 E. Definisi Istilah ........................................................................... .....4 BAB II TELAAH PUSTAKA.......................................................................7 A. Landasan Teori .......................................................................... .....7 1.
Prestasi Belajar...........................................................................7
2.
Pembelajaran Aktif.....................................................................9
3.
Model POE ...............................................................................10
4.
Modul Bergambar......................................................................13
5.
Cahaya......................................................................................14 x
B. Kerangka Berpikir............ ........................................................... 23 C. Paradigma Penelitian ....................................................................26 D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 26 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................27 A. Lokasi dan Waktu penelitian ...................................................... 27 B. Subyek (Populasi dan Sampel) ................................................... 27 C. Teknik Sampling ....................................................................... 27 D. Instrumen Penelitian .................................................................. 28 E. Variabel Penelitian .................................................................... 31 F. Desaian Penelitian ..................................................................... 32 G. Prosedur/Cara Kerja................................................................... 32 H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33 I. Teknik Analisis Data ................................................................. 34 BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 38 A. Persiapan Penelitian ................................................................... 38 B. Hasil Analisis Instrumen ............................................................ 39 C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 41 D. Analisis Hasil Penelitian.............................................................. 41 BAB V PEMBAHASAN... ....................................................................... . 46 SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 50 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... ..52 LAMPIRAN............ ......................................................................................54
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1a. Daftar siswa kelas uji coba ....................................................... 55 Lampiran 1b. Daftar siswa kelas eksperimen ................................................. 56 Lampiran 1c. Daftar siswa kelas kontrol ........................................................ 57 Lampiran 2. Kisi- kisi soal .............................................................................. 58 Lampiran 3. Soal uji coba ............................................................................... 61 Lampiran 4. Kunci jawaban soal uji coba ....................................................... 69 Lampiran 5. Silabus
..................................................................................... 70
Lampiran 6a. Rencana pelaksanaan pembelajaran eksperimen ....................... 74 Lampiran 6b. Rencana pelaksanaan pembelajaran kontrol ............................. 87 Lampiran 7a. Cover modul ............................................................................ 100 Lampiran 7b. Modul ...................................................................................... 101 Lampiran 8a. Daftar nilai kelas uji coba ....................................................... 125 Lampiran 8b. Analisis uji coba soal (Microsoft Office Excel) ...................... 126 Lampiran 8c. Analisis validitas soal uji coba manual ....................................128 Lampiran 8d. Analisis reabilitas uji coba ................................................ ......144 Lampiran 8e. Analisis daya pembeda butir soal uji coba ........................ ......145 Lampiran 8f. Analisis taraf kesukaran soal uji coba ................................ ......146 Lampiran 9a. Daftar nilai ulangan kelas eksperimen ............................. .......147 Lampiran 9b. Daftar nilai ulangan kelas kontrol ............................................148 Lampiran 10a. Normalitas data awal kelas eksperimen (Microsoft Office Excel) ............................................................... ................149
xii
Lampiran 10b. Normalitas data awal kelas eksperimen manual ....................151 Lampiran 11a. Normalitas data awal kelas kontrol (Microsoft Office Excel)
............................................................................. 155
Lampiran 11b. Normalitas data awal kelas kontrol manual............................ 157 Lampiran 12a. Uji homogenitas data awal (Microsoft Office Excel).............. 159 Lampiran 12a. Uji homogenitas data awal manual ....................................... 161 Lampiran 13a. Daftar nilai pretest kelas eksperimen ..................................... 162 Lampiran 13b. Daftar nilai pretest kelas kontrol ........................................... 164 Lampiran 14a. Daftar nilai posttest kelas eksperimen ................................... 165 Lampiran 14b. Daftar nilai posttest kelas kontrol ......................................... 166 Lampiran 15a. Normalitas data akhir kelas eksperimen (Microsoft Office Excel) .............................................................................. 167 Lampiran 15b. Normalitas data akhir kelas eksperimen manual ................... 169 Lampiran 16a. Normalitas data akhir kelas kontrol (Microsoft Office Excel)
............................................................................. 171
Lampiran 16b. Normalitas data akhir kelas kontrol manual........................... 173 Lampiran 17a. Uji homogenitas data akhir (Microsoft Office Excel)........ ......175 Lampiran 17b. Uji homogenitas data akhir manual .......................................177 Lampiran 18a. Uji perbedaan dua rata-rata (Microsoft Office Excel) .............179 Lampiran 18a. Uji perbedaan dua rata-rata manual ................................. .....181 Lampiran 19. Perhitungan uji gain ................................................................ 185 Lampiran 20a. Daftar nilai keaktifan kelas eksperimen ..................................186 Lampiran 20b. Daftar nilai keaktifan kelas kontrol ........................................ 187 Lampiran 20c. Lembar observasi ............................................................ ......188
xiii
Lampiran 21a. Daftar kelompok kelas kontrol ........................................ ......191 Lampiran 21b. Daftar kelompok kelas eksperimen ................................. .....192 Lampiran 22. Daftar nilai r product moment ........................................... .....193 Lampiran 23. Daftar nilai 0 sampai Z ........................................................... 194 Lampiran 24. Daftar harga L uji Liliefors ..................................................... 195 Lampiran 25. Daftar nilai chi kuadrat ........................................................... 196 Lampiran 26. Daftar uji t ............................................................................... 197 Lampiran 27. Dokumentasi ............................................................................ 198 Lampiran 28. Surat Ijin Penelitian Dari IKIP PGRI Semarang ..................... 200 Lampiran 29. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian...................................201 Lampiran 30. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing I .............................. 202 Lampiran 31. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II ............................. 203
xiv
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 32 Tabel 3.2 Perhitungan uji bartlett analisis data ........................................ 36 Tabel 4.1 Normalitas data awal ................................................................ 42 Tabel 4.2 Homogenitas data awal ............................................................ 42 Tabel 4.3 Normalitas data akhir ............................................................... 43 Tabel 4.4 Homogenitas data akhir ............................................................ 43 Tabel 4.5 Uji gain ..................................................................................... 44 Tabel 4.6 Observasi .................................................................................. 45
xv
DAFTAR ILLUSTRASI
Daftar Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Muka gelombang benda diatas bidang pantul ........................ 15 Gambar 2.2 Peristiwa pemantulan sinar ..................................................... 15 Gambar 2.3 Pembentukan bayangan pada cermin cekung ......................... 20 Gambar 2.4 Menentukan posisi bayangan pada lensa ................................ 22 Gambar 2.5 Kerangka berpikir ................................................................... 25 Gambar 2.6 Paradigma penelitian .............................................................. 26 Gambar 5.1 Diagram peningkatan prestasi belajar siswa ........................... 47
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Dalam proses suatu pembelajaran terdapat dua posisi subyek, yaitu guru dan siswa. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru sebagai pembelajar (Dimyati, 2009: 7). Pendidikan, khususnya sekolah harus memiliki sistem pembelajaran yang menekankan pada proses dinamis yang didasarkan pada upaya meningkatkan keingintahuan (curiosity) siswa tentang dunia. Pendidikan harus mendesain pembelajarannya yang responsif dan berpusat pada siswa agar prestasi mereka terus meningkat (Huda, 2011: 3). Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar banyak siswa di sekolah tidak berminat pada pelajaran IPA fisika karena dianggap sulit. IPA fisika dianggap ilmu yang berisi konsep, pemahaman, aplikasi, perhitungan, dan analisis beserta simbol sehingga tidak mudah dipahami. Oleh karena itu memerlukan metode yang cocok dan menarik, agar siswa dapat berpikir kritis, logis, dan lebih tertarik dengan pelajaran IPA fisika. Ada kemungkinan salah satu sebabnya adalah cara penyampaian guru dalam pembelajaran IPA fisika. IPA fisika sebagai ilmu yang mempunyai obyek yang real dan abstrak, oleh sebab itu jika hanya disampaikan dengan ceramah saja akan membosankan bagi siswa. Salah satu cara penyampaian materi dapat menjembatani
kebosanan
siswa
adalah
dengan
cara
menggunakan
pembelajaran melalui model dan media. Adapun masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa masih sering terjadi, khususnya dalam mata pelajaran IPA fisika. Misalnya siswa yang mengobrol sendiri, mengerjakan
1
tugas mata pelajaran lain, membuat gaduh, bermain handphone dan sebagainya saat berlangsungnya pelajaran, sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang tidak maksimal. Hal demikian terjadi karena dipengaruhi oleh dua faktor diantaranya yaitu faktor intern dan faktor ekstern siswa. Masalah-masalah tersebut menjadikan tantangan dan motivasi bagi guru dalam mengajarkan di kelas. Ada beberapa cara untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran IPA fisika, berbagai model dapat digunakan sebagai perantara dalam pembelajaran IPA fisika. Salah satu model yang digunakan diantaranya pembelajaran aktif (Active Learning) dimana siswa menjadi subjek dalam suatu pembelajaran tersebut dan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif melakukan kegiatan dalam proses belajar mengajar akan menyebabkan siswa terdorong untuk mempelajari suatu materi pembelajaran sehingga apa yang diperoleh siswa dari belajar akan memperpanjang daya ingat dari pada daya menghafal. Oleh karena itu, peneliti ingin menggunakan model POE (Prediction, Observation And Explanation) agar dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa. Menurut Silberman (2001: 1), Model pembelajaran POE (Prediction, Observation And Explanation) terdiri atas mengajak siswa memprediksi sesuatu, mendiskusikan hasil prediksi, observasi secara langsung, dan menjelaskan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara hasil prediksi dan observasi. Sedangkan menurut Paul Suparno (2007: 104), Model pembelajaran POE (Prediction, Observation And Explanation) dimana siswa diberi kebebasan memikirkan persoalan fisika yang diajukan dan siswa mencoba membangun
pengetahuannya
sendiri
lewat
berpikir,
praktik
dalam
pembelajaran, dan mencari penjelasannya. Model POE dalam pembelajaran IPA Fisika yang rencananya akan diaplikasikan pada materi cahaya yang merupakan pokok bahasan pemahaman
fisika
dengan
menggunakan
media,
meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar.
2
diharapkan
dapat
Dalam pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai, tujuan-tujuan intruksional yang berisikan
pemahaman,
aplikasi,
perhitungan,
dan
analisis,
lebih
memungkinkan digunakan media pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media pembelajaran modul bergambar. Dalam buku Pedoman Umum Pengembangnn Bahan Ajar (2004) yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Media modul merupakan salah satu bahan ajar berupa bahan cetakan sehingga dapat menunjang dalam pembelajaran materi tersebut, modul memiliki berbagai manfaat, modul juga memiliki sifat membantu dan mendorong pembacanya untuk mampu belajar diri sendiri (self instructional) dan tidak bergantung pada media lain (self alone) dalam penggunaanya. (Hamdani, 2011: 220) Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Pembelajaran Aktif POE (Prediction, Observation And Explanation) Dilengkapi Modul Bergambar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Materi Cahaya Kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen”.
B. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh pembelajaran aktif POE (prediction, observation and explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen”.
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai peneliti untuk mengetahui pengaruh pembelajaran aktif POE (prediction, observation and explanation) dilengkapi modul
3
bergambar
terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1.
Bagi siswa a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan b. Meningkatkan
kemampuan
bekerjasama
antar
siswa
dalam
memecahkan masalah c. Memberikan nuansa lain dalam menerima materi dan mengurangi tingkat kebosanan terhadap mata pelajaran IPA fisika. d. Meningkatkan keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar. e. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, serta daya ingat siswa. f. Diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi cahaya. 2.
Bagi guru a. Dapat menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran POE (prediction, observation and explanation) b. Dapat mengembangkan model, metode, pendekatan, dan media pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
3.
Bagi sekolah a. Dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran. b. Dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar disekolah.
E. Definisi Istilah 1.
Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu ( orang, benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Poewodarminto, 2005: 849).
4
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh pembelajaran aktif POE (prediction, observation and explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa. 2.
Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif merupakan segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. (Hamdani, 2011: 109)
3.
Model Pembelajaran POE (Prediction, Observation and Explanation) Dengan model pembelajaran POE (Prediction, Observation and Explanation) ini menggunakan tiga langkah utama dari metode ilmiah yaitu prediction
atau membuat prediksi terhadap suatu peristiwa;
observation, yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi; dan explanation yaitu memberikan penjelasan tentang dugaan dan kejadian yang sesungguhnya terjadi. ( Paul Suparno, 2007: 102) 4.
Media Menurut Suherman (2003:238), media yang merupakan jamak dari kata medium adalah suatu saluran atau alat komunikasi. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi dari sumber belajar ke siswa yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat belajar sedemikian sehingga proses belajar menjadi efektif.
5.
Modul Bergambar Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi disertai gambar, metode, batasan-batasan materi pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, latihan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan dapat digunakan secara mandiri.(Prastowo Andi, 2012 : 102)
5
6.
Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang telah dicapai setelah mendapat pembelajaran melalui perlakuan dari masing-masing kelas. Dari penegasan istilah diatas secara umum penelitian ini dapat diartikan sebagai suatu penelitian eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran aktif POE (prediction, observation and explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2012/2013.
6
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar a.
Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif, kemampuan verbal, sikap dan keterampilan, Menurut Gagne (dalam Hamdani, 2011: 40). Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur menggunakan instrument test atau instrument yang relevan. Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk huruf, simbol maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapot setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa dan prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan proses belajar.
b.
Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)
7
a) Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya
terhadap
kemampuan
belajar.
Bila
seseorang selalu tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar dan dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar, dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar. b) Intelegensi dan bakat Kedua aspek ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ – nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnyapun
cenderung
baik.
Bakat
juga
besar
pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jadi bila seseorang yang berbakat dan intelegensinya tinggi biasanya sukses dalam karirnya. c) Minat Minat juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati nurani, minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya Minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi rendah. d) Motivasi Motivasi daya pendong atau penggerak untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang biasanya berasal dari dalam diri (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik). Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya, karena itu motivasi
8
belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan memasang tekat bulat, selalu optimis untuk mencapai cita-cita. e)
Cara belajar Cara
belajar
seseorang
juga
mempengaruhi
pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan, teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan
akan
memperoleh
hasil
yang
kurang
memuaskan. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) a)
Faktor sosial yang mempengaruhi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
b) Faktor budaya, meliputi adat istiadat, ilmu poengetahuan, teknologi, dan kesenian. c) Faktor lingkungan, meliputi fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim
2.
Pembelajaran Aktif Secara pedagogis pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang tidak hanya didasarkan pada proses mendengarkan dan mencatat. Menurut Bonwell dan Eison (1991) pembelajaran aktif adalah melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa yang siswa lakukan. Menurut Simons (1997) pembelajaran aktif memiliki dua dimensi, yaitu pembelajaran mandiri (independent learning) dan bekerja secara aktif (active working). Independent learning merujuk pada keterlibatan siswa pada pembuatan keputusan tentang proses pembelajaran yang dilakukan.
Active
pembelajar/siswa
working ditantang
merujuk untuk
mentalnya saat melakukan pembelajaran.
9
pada
situasi
menggunakan
dimana
kemampuan
Pembelajaran aktif mendasarkan pada asumsi bahwa pembelajaran pada dasarnya adalah pencarian pengetahuan secara aktif dan setiap orang belajar dengan cara yang berbeda ( Meyers dan Jones, 1983). Pembelajaran
aktif
dimaksudkan
bahwa
dalam
proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa menjadi aktif dalam mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah (Suparlan, 2008: 70). Pembelajaran aktif sukar didefinisikan secara tegas sebab semua cara belajar mengandung unsur keaktifan dari siswa, meskipun dengan kadar keaktifan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pembelajaran aktif adalah salah satu cara atau strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar seoptimal mungkin sehingga siswa dapat mengubah tingkah lakunya secara efektif dan efisien.
3.
Model
pembelajaran
POE
(Prediction
Observation
and
Explanation ) a. Model pembelajaran POE menggunakan tiga langkah utama dari metode ilmiah yaitu : 1) Prediction atau membuat prediksi, yaitu membuat dugaan terhadap suatu peristiwa. 2) Observation, yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi. Pertanyaan pokok dalam observasi adalah apakah prediksinya memang terjadi atau tidak. 3) Explanation,
yaitu
memberikan penjelasan. Penjelasan
terutama tentang kesesuaian antara dugaan dan yang sesungguhnya terjadi. Langkah pertama adalah membuat prediksi atau dugaan. Setelah suatu persoalan fisika disajikan, maka siswa diminta
10
untuk membuat dugaan apa yang akan terjadi. Dalam membuat dugaan, siswa sekaligus sudah memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan seperti itu. Dalam proses ini, siswa diberi kebebasan seluas-luasnya menyusun dugaan dengan alasannya. Sebaiknya tidak usah dibatasi sehingga banyak gagasan dan konsep fisika yang muncul dari pikiran siswa. Dengan semakin banyak muncul dugaan dari siswa, guru dapat mengerti bagaimana konsep dan pengertian fisika siswa tentang persoalan yang diajukan. Di sini guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting lagi bagi guru bila nantinya mau membantu siswa agar mempunyai konsep yang benar. Langkah kedua adalah melakukan observasi. Dugaan dengan alasan yang mendasari dugaan itu harus dipraktikkan, dilihat dalam kenyataan. Dengan kata lain, siswa diajak untuk melakukan percobaan, apakah prediksi mereka benar atau tidak. Dalam langkah ini siswa membuat eksperimen, mencoba sesuai dengan yang dipikirkan. Siswa mengamati apa yang terjadi, dapat juga melakukan pengukuran bila diperlukan. Yang sangat penting dari langkah ini adalah melihat apakah dugaannya benar atau tidak; dugaannya terjadi atau tidak. Langkah ketiga adalah membuat penjelasan ( explanation ). Dapat terjadi bahwa dugaan siswa ternyata terjadi dalam eksperimennya. Bila ini yang terjadi maka siswa semakin yakin akan konsepnya. Ia tinggal merangkumkan yang ditemukan dan menguraikan dengan lebih lengkap. Di sini siswa mendapatkan pengertian fisika yang benar. Namun dapat terjadi bahwa dugaan siswa ternyata tidak terjadi dalam eksperimen. Dugaannya tidak tepat atau tidak benar. Bila ini yang terjadi, maka siswa dibantu untuk mencari penjelasan, mengapa prediksinya tidak benar. Barangkali siswa akan menemukan kesalahan dalam dugaannya.
11
Bila ini terjadi, maka siswa mengalami perubahan konsep; dari konsep yang tidak benar menjadi benar. Di sinilah siswa betul belajar dari kesalahan. Biasanya belajar dari kesalahan ini tidak akan dilupakan oleh siswa (Paul Suparno, 2007: 103). Model POE menjadikan peserta didik lebih siap saat akan diadakan demonstrasi. Hal ini karena peserta didik sebelum demonstrasi harus membaca teori dan cara kerjanya yang akan mereka prediksi. maka peserta didik dapat membuat prediksi yang rasional. Selain itu dengan model POE, mereka dapat berinteraksi dengan alat dan bahan dengan membaca teori. Sehingga peserta didik dapat menguji prediksi melalui pengamatan (observe), dan kemudian mengemukakan penjelasan mengenai fenomena yang mereka hadapi (explain). Setelah itu mereka menguji dan menyempurnakan penjelasan itu, atau bahkan memodifikasinya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nawangsari (2005).
b.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan model pembelajaran POE (Prediction, Observation and Explanation) antara lain sebagai berikut: 1) guru mengajukan persoalan fisika, 2) siswa membuat prediksi tentang persoalan itu, 3) siswa membuat observasi dari persoalan lewat percobaan dan pengamatan, 4) siswa menarik kesimpulan dari observasi, dan mencocokkan dengan prediksinya, apakah tepat atau tidak, 5) siswa memberikan keterangan mengapa demikian. Dalam model pembelajaran POE (Prediction, Observation and Explanation) terdapat kelemahan yaitu memerlukan banyak waktu untuk pelaksanaanya dikarenakan siswa kesulitan dalam
12
melakukan observasi dari persoalan melalui percobaan dan pengamatan dalam pembelajaran cahaya. (Paul Suparno, 2007: 104)
4.
Modul bergambar a.
Pengertian Modul Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru atau dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan dan alat untuk penilaian, serta pengukuran keberhasilan peserta didik dalam penyelasaian pelajaran. Sementara itu, Surahman (2010: 2) mengatakan bahwa modul adalah satuan program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri (self instructional). Modul dipandang sebagai paket program pembelajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar dan sistem evaluasinya. (Nana sudjana dan Ahmad Rifa’i, 2007:132) Dari uraian tentang pengertian modul diatas dapat dipahami bahwa ciri-ciri suatu modul adalah: pertama, modul merupakan suatu unit bahan ajar belajar yang dirancang secara khusus sehingga dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri, kedua, modul merupakan program pembelajaran yang utuh, disusun secara sistematis mengacu pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
jelas
dan
terukur,
ketiga,
modul
memuat
tujuan
pembelajaran/kompetensi, bahan dan kegiatan untuk mencapai tujuan serta alat evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, dan keempat, modul biasanya digunakan sebagai bahan belajar
13
mandiri pada sistem pendidikan jarak jauh yang dimaksud untuk mengatasi kesulitan bagi para peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional tatap muka dikelas. b.
Karakteristik modul Menurut Nur Mohammad (2010), Setiap ragam bentuk bahan ajar, pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik tertentu yang membedakannya dengan bentuk bahan ajar yang lain. Begitu pula untuk modul, bahan ajar ini memiliki karakteristik, antara lain dirancang untuk sistem pembelajran mandiri; merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis; mengandung tujuan, bahan atau kegiatan, dan evaluasi; disajikan secara komunikatif (dua arah); diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran mengajar; cakupan bahasan terfokus dan terukur; serta mementingkan aktivitas belajar pemakai. Dalam modul bergambar ini pada dasarnya sama dengan modul pembelajaran yang sering digunakan, tetapi peneliti ingin menginovasi/menvariasi tampilan agar lebih menarik dibaca dan dipelajari, yang berkaitan dengan materi cahaya sehingga banyak dijelaskan melalui gambar diharapkan agar mudah dipamahi.
5.
Tinjauan Materi a. Pemantulan Cahaya Jika suatu cahaya jatuh di benda bening maka sebagian cahaya itu dipantulkan dan sebagian lagi dibiaskan. Jika benda pemantulan (refleksi) itu berpermukaan halus maka diperoleh pantulan (refleksi) yang teratur (reguler), sedangkan di permukaan kasar memberikan pantulan tak teratur yang disebut pantulan difuse. Menurut Kuntoro (2010: 187-188). Mengacu hukum Snellius, yang menyatakan bahwa pada peristiwa pantulan cahaya berlaku : “ sudut datang senilai dengan
14
sudut pantul “. Hukum itu berlaku pada permukaan datar, bergelombang, dan juga lengkung.
Gambar 2.1 Muka gelombang benda di atas bidang pemantul
i
r
Gambar 2.2. Bagan peristiwa pemantulan sinar
i merupakan lambang sudut datang dan r merupakan lambang sudut pantul dimana i = r. Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya dipantulkan. Sisanya diserap oleh benda (dan diubah menjadi energi panas) atau jika benda tersebut transparan seperti kaca atau air, sebagian diteruskan. Menurut Giancolli (2001: 243-244) Ketika satu berkas cahaya sempit menimpa permukaan yang rata (sudut datang θi), sebagai sudut yang dibuat berkas sinar datang dengan garis normal terhadap permukaan (“normal” berarti tegak lurus) dan sudut pantul, θr sebagai sudut yang dibuat berkas sinar pantul dengan normal. Untuk permukaan-permukaan yang rata ternyata berkas sinar datang dan sinar pantul berada pada bidang yang sama dengan garis normal permukaan, dan bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul. Ketika benda menimpa permukaan yang kasar, bahkan yang kasar secara mikroskopis, pantulan akan memiliki banyak arah. Hal ini disebut pantulan tersebar. Sedangkan pantulan pada cermin
15
disebut pantulan spekular. Ketika cermin disinari berkas sempit cahaya, cahaya tersebut tidak akan mecapai mata kita, kecuali jika ditempatkan pada posisi yang benar dimana hukum pantulan terpenuhi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika suatu cahaya jatuh di permukaan benda, maka sebagian cahaya tersebut akan dipantulkan. Jika berkas cahaya jatuh dipermukaan benda yang halus atau rata, maka cahaya akan dipantulkan secara teratur dimana sudut datangnya akan sama dengan sudut pantulnya. Sedangkan apabila berkas cahaya mengenai permukaan benda yang kasar maka cahaya akan dipantulkan menyebar ke segala permukaan atau pemantulannya tidak teratur. b.
Pembiasan Cahaya Menurut Kuntoro
(2010: 189-192)
pembiasan dalam
pengertian umum, merupakan gejala pembelokan arah jalan gelombang karena kelajuan rambat gelombang berubah. Pembiasan cahaya terjadi bila sinar datang dari satu medium ke medium bening yang lain. Untuk medium pertama berindeks bias n1 dan n2 pada medium yang kedua sehingga berlaku hukum pembiasan: = Persamaan
(2.1)
merupakan
(2.1) hukum
Snellius
untuk
pembiasan. Persamaan (2.1) menunjukan bahwa pembiasan dari medium berkerapatan optis lebih rendah (n1< n2), maka sinar bias lebih mendekati garis normal. Hal ini berarti pula sebaliknya, sehingga bila sinar datang dari medium berkerapatan optis lebih besar ke medium berkerapatan optis lebih kecil pada sudut datang (θ), dibiaskan pada sudut bias θ’ yang lebih besar dari θ. Menurut Supardi (2004: 49) sinar datang, sinar bias, dan garis normal ber[otongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar.
16
Persamaan umum Snellius: =
=
=
=
(2.2)
Keterangan: n1: n2 = indeks bias mutlak medium 1 dan medium 2 v1: v2 = cepat rambat cahaya dalam medium 1 dan 2 λ1: λ2 = panjang gelombang cahaya medium 1 dan medium 2 Menurut
Giancolli
(2001:
258)
pembiasan
adalah
pembelokan seberkas cahaya yang merambat dari satu medium ke medium lainnya yang berbeda kerapatannya. Hukum I pembiasan Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar, dan ketiganya berpotingan pada satu titik. Hukum II pembiasan Sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal. Indeks bias dan cepat rambat cahaya dirumuskan sebagai berikut: =
(2.3)
Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lainnya, besaran indeks bias dan cepat rambat cahaya berubah, tetapi frekuensi cahaya tetap. Sehingga indeks bias dan panjang gelombangnya dirumuskan sebagai: =
(2.4)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya dari satu medium ke medium yang lain yang mempunyai indeks bias (n) atau kerapatan yang berbeda . Dimana jika n1 < n2 maka cahaya akan
17
dibelokan mendekati garis normal dan jika n1 > n2 maka cahaya akan dibelokan menjauhi garis normal. c. Cermin 1) Cermin datar Menurut Kuntoro (2010: 197-198) cermin datar merupakan sepotong gelas geometri bola berjejari tak terhingga, dan salah satu permukaannya dilapisi oleh perak nitrat. Bayangan oleh cermin datar selalu bersifat maya dan sejajar dengan bendanya. Akibatnya jika seorang bercermin, maka tangan kiri orang itu tampak sebagai tangan kanan. Menurut Supardi (2004: 47) sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah tegak dan maya, tinggi benda sama dengan tinggi bayangan, jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin. Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah tegak, sejajar dan maya, jarak benda terhadap cermin sama dengan
jarak
bayangan terhadap cermin, serta menghadap berlawanan arah terhadap bendanya. 2) Cermin cekung dan cembung Menurut Giancoli (2001: 248-252) cermin dikatakan cekung jika permukaan pantulnya ada pada permukaan dalam bola sehingga pusat cermin melengkung menjauhi orang yang melihat. Cermin cekung digunakan untuk bercukur atau cermin rias. Cermin sferis disebut cembung jika pantulan terjadi pada permukaan luar bentuk sferis sehingga pusat permukaan cermin menggembung ke luar menuju orang yang melihat., dan cermin cembung kadang-kadang digunakan pada mobil dan truk (kaca spion) dan toko-toko (untuk mengawasi pencuri), karena cermin ini memperlihatkan medan padang yang luas. Tiga berkas tetentu yang mudah digambar:
18
1) Berkas 1 ditarik paralel dengan sumbu utama; dengan demikian berkas ini harus lewat sepanjang garis yang melalui F (fokus) setelah pemantulan. 2) Berkas 2 ditarik melalui F (fokus); dengan sedemikian harus dipantulkan sedemikian rupa sehingga paralel dengan sumbu utama 3) Berkas 3 dipilih tegak lurus terhadap cermin, dengan demikian ditarik sehingga melalui C, pusat kelngkungan; berkas ini lewat sepanjang radius permukaan sferis, dan karena tegak lurus terhadap cermin akan terpantul kembali pada dirinya sendiri Persamaan cermin dirumuskan:
+
=
(2.5)
Keterangan : : jarak benda : jarak bayangan : jarak fokus ( = , r adalah jari-jari kelengkungan cermin)
f
Persamaan
ini
disebut
persamaan
cermin
dan
menghubungkan jarak benda dan bayangan dengan panjang fokus f. Menurut Kuntoro (2010: 198-200) cermin cekung terbuat dari sepotong bola cermin (concave spherical mirror) bila disinari maka sebagian besar terpantul melalui titik tertentu. Ragam sinar yang jatuh dipermukaan cermin cekung dapat digolongkan kedalam 3 sinar istimewa (principal rays) berikut ini: a) Sinar datang yang melewati pusat kelengkungan cermin, dipantulkan melalui lintasan semula
19
b) Sinar datang berlintasan sejajar dengan sumbu cermin, dipantulkan melalui titik fokus cermin itu c) Sinar datang yang melewati titik fokus, dipantulkan ke arah sejajar sumbu cermin.
P A
Q’ Q
C
P’
b R o
Gambar 2.3 Bagan pembentukan bayangan pada cermin cekung diperlihatkan bahwa ΔPQA ≈ ΔP’Q’A’, sehingga
= =
diperlihatkan bahwa ΔPQC ≈ ΔP’Q’C’, sehingga mengingat QC = o – R, dan Q’C = R – b maka
=
, juga
=
. atau
. Akhirnya diperoleh persamaan untuk cermin cekung :
+ =
=
(2.6)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cermin cekung dan cermin cembung termasuk pada golongan cermin lengkung (sferis) dimana jika pantulan cahaya terjadi pada permukaan dalam sferis maka cermin tersebut dikatakan cekung sedangkan jika pantulan cahaya terjadi pada bagian luar sferis maka cermin tersebut dikatakan cembung.
20
Hubungan antara jarak benda, bayangan dan fokus pada cermin, berdasarkan persamaan 1.2a dan 1.2b dapat dituliskan sebagai berikut :
+
=
(2.7)
Menurut Supardi (2004: 49) perbesaran pada cermin dirumuskan sebagai berikut:
=
=
=
=
(2.8)
Sedangkan menurut Giancoli (2001: 252) Perbesaran lateral, m, dari sebuah cermin didefinisikan sebagai tinggi bayangan (hi) dibagi tinggi benda (ho), dapat dituliskan sebagai:
=
=−
(2.9)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbesaran cermin didapat dari hasil bagi antara jarak bayangan dengan jarak benda atau tinggi bayangan dengan tinggi benda. d. Lensa Cembung dan Cekung Menurut Kuntoro (2010: 202) lensa merupakan benda bening berpermukaan lengkung di kedua sisinya, dan dapat membiaskan cahaya pada pola yang khas. Lensa tipis cembung disebut lensa positif sedangkan lensa tipis cekung disebut lensa negatif. Menurut Giancoli (2001: 265) lensa manapun yang lebih tebal di tengah daripada di tepinya akan membuat berkas-berkas paralel berkumpul ke satu titik, dan disebut lensa konvergen (lensa cembung). Sedangkan lensa yang lebih tipis di tengah daripada di sisinya disebut lensa divergen (lensa cekung) karena membuat cahaya paralel menyebar. Menurut Giancoli (2001: 266) kekuatan pada lensa diukur dengan menggunakan kebalikan dari panjang fokus. Besaran ini disebut kuat lensa, P.
21
=
(2.10)
Menurut Supardi (2004: 50) kuat lensa adalah kekuatan untuk mengumpulkan sinar (lensa cembung) atau kemampuan untuk memancarkan sinar (lensa cekung) Tiga berkas untuk menentukan posisi bayangan pada lensa (Giancoli, 2001: 267) 1) Berkas 1 berasal dari puncak benda paralel dengan sumbu utama, kemudian dibiaskan melalui titik fokus 1 F O
F’
2) Berkas 2 melewati F’; dengan demikian paralel dengan sumbu utama di luar lensa 1
O
F
I
F
I
F’ 2
3) Berkas 3 lurus melewati pusat lensa 1
O
F’ 2
Gambar 2.4. untuk menentukan posisi bayangan pada lensa
22
Persamaan lensa menurut Giancoli (2001: 268-269) adalah persamaan yang menghubungkan jarak bayangan dengan jarak benda dan panjang fokus lensa.
=
(2.11)
=
(2.12)
Persamaan 1.4a dan 1.4b dibagi dengan di; sehingga
+
=
(2.13)
Dengan panjang fokus positif untuk lensa konvergen (cembung) dan negatif untuk lensa divergen (cekung). Jarak benda positif jika berada di sisi lensa yang sama dengan datangnya cahaya, selain itu negatif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lensa tipis cembung adalah lensa yang tebal di bagian tengahnya dan bersifat mengumpulkan cahaya (lensa konvergen) atau disebut lensa positif. Sedangkan lensa tipis cekung adalah lensa yang tipis di bagian tegahnya dan bersifat menyebarkan cahaya (lensa divergen) atau disebut lensa negatif.
B. Kerangka Berpikir Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator. Yang diharapkan mampu menggali potensi yang ada pada diri manusia. Sebagai fasilitator guru juga diharapkan dapat melakukan proses belajar mengajar yang baik dan menyenangkan. Untuk mencapainya itu dibutuhkan suatu metode yang baik pula. Metode pembelajaran juga menentukan keaktifan dan prestasi belajar. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memilih 23
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran POE (Prediction Observation
and
Explaination)
yang
membantu
siswa
untuk
mengemukakan hasil pemikirannya tentang teori yang ada. Proses belajar mengajar di kelas menekankan pada pengembangan daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk memacu ide-ide baru yang belum pernah ada, seperti halnya dalam IPA fisika materi cahaya bukan hanya proses menghafalkan materi yang diajarkan, melainkan juga adanya perhitungan, Sehingga ketrampilan siswa tidak hanya terpaku pada materi yang disampaikan tetapi ketrampilan siswa dapat berkembang seiring dengan perkembangan yang ada dan sesuai dengan lingkungan sekitar siswa berada. Untuk itu, agar tercipta kelancaran dalam proses belajar mengajar tersebut, dibutuhkan model yang dapat merangsang ketrampilan siswa dalam proses pembelajaran. Semakin menarik model pembelajaran yang digunakan akan semakin cepat pula perkembangan ketrampilan siswa.
24
Permasalahan dalam pembelajaran IPA fisika (kurangnya keaktifan siswa yang menyebabkan menurunnya prestasi belajar)
Pre-test
Kelas kontrol
Kelas eksperimen
Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran POE dilengkapi modul bergambar
Lembar Observasi Post-test
Evaluasi
Analisis data
Kesimpulan
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
25
C. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis ststistik yang akan digunakan. (sugiyono, 2010: 42) Hal ini dapat digambarkan pada gambar berikut: r
X
Y
Gambar 2.6 Paradigma Penelitian Dimana X adalah variabel bebas, yaitu pengaruh model pembelajaran aktif POE dilengkapi modul bergambar, Y adalah variabel terikat, yaitu prestasi belajar siswa kelas VIII, dan r adalah hubungan antara variabel X dan Y.
D. HIPOTESIS Menurut Arikunto (2009:17) hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kerangka berfikir yang telah disusun maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : Hipotesis penelitian (Ha) : Ada pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen. Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada pengaruh pembelajran aktif POE (Prediction, Observation and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
26
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Nurul Ulum yang berada di Batursari Mranggen Demak dengan kode pos 59567.
2.
Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dikelas VIII pada semester II tahun pelajaran 2012/2013. Pada tanggal 4 Juni – 10 Juni 2013.
B. Subjek Penelitian 1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2009 :108). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. Nurul Ulum Mranggen yang terdiri dari 3 kelas.
2.
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2009:108). Sampel dalam penelitian ini diambil dari 3 kelas yaitu kelas VIII C dipilih sebagai kelas eksperimen, kelas VIII A sebagai kelas kontrol, dan sedangkan kelas VIII B sebagai kelas uji coba.
C. Teknik Sampling Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling simple random sampling, yaitu pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, sehingga semua subjek dianggap sama (Sugiyono, 2010: 120). Dengan demikian maka setiap subjek memperoleh kesempatan dan hak yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
27
Dari keseluruhan kelas VIII diambil tiga kelas secara acak melalui pengundian. Setelah dilakukan pengundian, maka terpilih kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol. D. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode (Arikunto, 2009:149). Instrumen ini berupa tes dan lembar
observasi
keaktifan
siswa
yang
digunakan
untuk
mendapatkan data. 1.
Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah:
a.
Menentukan materi Materi penelitian ini adalah Cahaya yang diajarkan pada siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2012/2013
b.
Membuat kisi-kisi soal Pembuatan kisi-kisi soal tes sangat diperlukan. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar tes yang disusun tidak menyimpang dari materi.
c.
Menentukan tipe soal Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes obyektif dengan pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban, dengan satu jawaban benar.
d.
Uji coba soal Soal ini diujikan kepad para siswa kelas VIII yang sudah mendapat pembelajaran cahaya yang berupa soal pilihan ganda.
2.
Instrumen soal Instrumen soal yang telah disusun terdiri dari 30 soal pilihan ganda kemudian di uji cobakan terlebih dahulu ke dalam kelas uji coba, didapatkan 20 soal yang memenuhi persyaratan dibawah ini : 28
a. Uji Validitas Untuk
mendapatkan
instrumen
yang
baik
peneliti
melakukan uji validitas butir soal dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu: rXY
N XY ( X)( Y)
N X
2
( X) 2 N Y 2 ( Y) 2
(3.1)
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi tiap item.
N
: Banyaknya objek yang diuji.
X
: Jumlah skor item
Y
: Jumlah skor total
2
X : Jumlah kuadrat skor item 2
Y : Jumlah kuadrat skor total XY: Jumlah perkalian skor item dan skor total
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan harga r kritis product moment dengan ketentuan r xy > rtabel maka soal dikatakan valid dengan taraf signifikan 5%. Setelah mendapat harga rxy, lalu dikonsultasikan dengan kriteria: Antara 0,00 sampai dengan 0,20 = sangat rendah. Antara 0,21 sampai dengan 0,40 = rendah. Antara 0,41 sampai dengan 0,60 = cukup. Antara 0,61 sampai dengan 0,80 = tinggi. Antara 0,81 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi. (Arikunto, 2009: 72). b.
Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas suatu instrumen menggunakan rumus KR – 20 yaitu : r11 =
∑ (
(Arikunto, 2009: 100)
)
...........
keterangan : p = proporsi subjek yang menjawab item benar
29
(3.2)
q = proporsi subjek yang menjawab item salah. (q = 1- p) ∑
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
S = standar deviasi dari tes. Kriteria reliabilitas butir soal : Antara 0,801 sampai 1,000 : sangat tinggi Antara 0,601 sampai 0,800: tinggi Antara 0,401 sampai 0,600: cukup Antara 0,201 sampai 0,400: rendah Antara 0,000 sampai 0,200: sangat rendah (Arikunto, 2009: 221-241) c.
Tingkat Kesukaran Indeks kesukaran dapat diberi simbol P singkatan dari kata proporsi dan dapat dicari dengan: P=
x 100 %
........................................(3.3)
(Arikunto, 2009:208) Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N = jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks kesukaran P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar P = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang P = 0,70 – 1,00 adalah soal mudah d. Daya Pembeda Untuk menentukan daya pembeda soal, rumus yang digunakan adalah : D=
-
= PA - PB .......................................... (3.4)
(Arikunto, 2009: 214) Keterangan : J = Jumlah peserta tes
30
JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab Klasifikasi daya pembeda soal adalah DP ≤ 0.00
= Sangat jelek
0.00 ≤ DP ≤ 0.20
= Jelek
0.20 ≤ DP ≤ 0.40
= Cukup
0.40 ≤ DP ≤ 0.70
= Baik
0.70≤ DP ≤ 1.00
= Sangat baik
E. Variable Penelitian Sutrisno Hadi mendifinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, berat badan dan sebagainya. Gejala adalah obyek penelitian, sehingga variabel adalah obyek peneliti yang bervariasi (Arikunto, 2009 : 166 ). Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1.
Varibel bebas
yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab terjadinya sesuatu. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran aktif POE dilengkapi modul. 2.
Variabel terikat yaitu variabel akibat yang ditimbulkan oleh pengaruh variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
31
F. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PretestPosttest Control Group Design dengan dua kelompok yang masingmasing dipilih secara random/acak. Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain tidak (Sugiyono, 2010: 112). Adapun desain penelitian yang dikembangkan secara rinci dapat terlihat seperti dibawah ini: Tabel 3.1 Desain penelitian Kelompok
Tes-awal
Perlakuan
Tes-akhir
Eksperimen (R)
T1
X
T2
Kontrol (R)
T1
0
T2
Keterangan: R = random (acak) T1 = tes awal (pre-test) T2 = tes akhir (post-test) X = perlakuan pembelajaran dengan model POE 0 = tidak ada perlakuan
(Soegeng, 2006:166)
G. Prosedur/Cara Kerja Prosedur dalam penelitian eksperimen yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap persiapan, meliputi : (a) Menetapkan
jadwal
penelitian,
(b)
menentukan
sampel
penelitian, (c) mempersiapkan materi, (d) menyusun RPP 2. Tahap Pelaksanaan, meliputi : a. melakukan pengajaran kepada kedua kelas, yaitu: kelas eksperimen dan kelas kontrol, pada pelaksanaan kelas eksperimen
32
maupun kelas kontrol dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama kedua kelas diberikan pretes, kemudian pada kelas eksperimen di laksanakan pembelajaran dengan menggunakan model POE dilengkapi modul bergambar, sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan dengan model konvensional b. Pada pertemuan kedua pada kelas keduanya dilakukan tes evaluasi (postes) dengan menggunakan butir soal berupa pilihan ganda untuk mengukur prestasi. 3. Tahap akhir Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir ini yaitu : a.
Mengolah data hasil tes akhir (post-test) serta lembar observasi.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian. c. Memberikan kesimpulan dari hasil yang diporoleh dari analisis data. d. Memberikan saran terhadap aspek-aspek yang perlu di perbaiki. e. Membuat laporan penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, daftar nilai siswa dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama siswa kelas eksperimen, kelas kontrol, dan kelas uji coba. b. Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (Arikunto, 2009: 150).
33
Metode tes digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif dari hipotesis yang diajarkan. Tes yang digunakan adalah tes prestasi yaitu tes yang diberikan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes diberikan kepada dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. c. Metode observasi Observasi atau disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indera (Arikunto, 2009: 272). Observasi pada penelitian ini yang menjadi objek yaitu siswa.
I. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu cara untuk mengolah data hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a.
Analisis Awal Dalam analisis awal ini data yang digunakan adalah nilai harian yang digunakan untuk uji normalitas, uji homogenitas. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki kondisi yang sama atau tidak. 1) Uji Normalitas Uji normalitas sampel digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas sampel ini digunakan uji Liliefors. H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal Ha : Data tidak berasal dari populasi berdistribusi normal Untuk pengujian hipotesis nol tersebut ditempuh dengan prosedur berikut.
34
1)
Pengamatan x1, x2, . . . , xn dijadikan bilangan baku z1, z2, . .
., zn dengan menggunakan rumus z i
xi x ( x dan s masings
masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel). 2)
Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi). 3)
Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . ., zn yang lebih kecil
atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka
S zi 4)
banyaknya z1 , z 2 ,, z n yang zi n
.........................(3.5)
Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya. 5)
Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak
selisih tersebut. 6)
Sebutlah harga terbesar ini L0
Kriterianya
adalah
tolak
hipotesis
nol
bahwa
populasi
berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lain hipotesis nol diterima. (Sudjana, 2002: 466-467).
2) Uji Homogenitas Pasangan hipotesa nol dan hipotesa alternatifnya yang akan diuji adalah: 2
H0 = 1 = 2
2
2 2 H1 = 1 2
Uji homogenitas sampel digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok sampel yang berasal dari populasi yang sama. Untuk mengetahui homogenitas sampel dalam penelitian akan diuji Bartlett.
35
Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett: Tabel 3.2 perhitungan uji bartlett Sampel
ke-
1
Dk
n1 – 1
2
n2 – 1
3
1 dk
Si2
log Si2 (dk) log Si2
1 1 n1 1 n 2 1 1 n3 1
S12
log
(n1 – 1) log
S12
S 12
n3 – 1
(n2 – 1) log
S22
S3
2
log
S 22
S22
(n3 – 1) log S 32
log S32 Jumlah
ni 1
1 n 1 i
-
-
(n i 1) log Si
2
Dari daftar tersebut kita hitung harga-harga yang diperlukan yaitu: a)
(n 1) S 2 2 i i S (n 1) i
........................................
(3.6)
2 b) Harga satuan B dengan rumus: B = (logS ) (n i 1)
(3.7)
Ternyata untuk uji Bartlett digunakan statistik chi kuadrat:
χ 2 (ln10) B (n 1) log S2 i i
36
................................
(3.8)
Kriteria pengujian: populasi mempunyai varians yang sama (homogen) jika χ 2hitung < χ 2tabel di mana χ 2 (1 - α ) (k - 1) didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1-) dan dk = (k – 1), dan taraf signifikan 5%. (Sudjana, 2002: 261-263)
b. Analisis Akhir 1) Uji Statistik Jika terdapat perbedaan maka digunakan uji – t x1 x2
t=
1 1 s n1 n 2
dengan S2 =
n1 1 s12 n2 1 s 22
n1 n2 2
(3.9)
Kriteria pengujianya adalah: Terima Ho jika – t(1–½) < t < t(1–½) di mana t(1–½) didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1–½) dalam taraf nyata dengan = 5%. Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak. (Sudjana, 2002:238239). 2) Uji Prestasi belajar siswa ( Uji Gain) Uji prestasi belajar siswa bertujuan untuk mengetahui besar prestasi belajar sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Prestasi belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut: (g) =
(S post) - (S pre) .......................................... (3.10) (S max) - (S pre)
Keterangan : (Spost) = Skor rata-rata nilai postest (Spre) = Skor rata-rata nilai pretest (Smax) = Skor maximum Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut: Tinggi = g > 0,7 37
Sedang = 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Rendah = g ≤ 0,3
(Khanafiah, 2010: Eg)
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian sangat perlu adanya persiapan agar hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Beberapa persiapan yang dilakukan sebelum penelitian. Persiapan yang dilakukan sebelum mengadakan penelitian sebagai berikut: 1.
Mengumpulkan informasi Merupakan langkah pertama yang penting dilakukan karena informasi-informasi yang berhubungan dengan objek penelitian sangat dibutuhkan oleh peneliti. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian antara lain jumlah kelas, jumlah siswa dan nama siswa. Dalam mengumpulkan informasi peneliti menggunakan teknik wawancara kepada guru mata pelajaran IPA Fisika kelas VIII mengenai situasi, kondisi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
2.
Menentukan sampel dari populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 MTs Nurul Ulum Mranggen tahun ajaran 2012/2013, yang terdiri dari 3 kelas. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dengan cara Simple random sampling. pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, sehingga semua subjek dianggap sama, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Kelas VIII C sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan model POE dilengkapi modul, terdiri dari 28 siswa dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional terdiri dari 28 siswa.
38
3.
Hasil Uji Coba Untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik yaitu berupa tes, maka tes tersebut perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Tes uji coba dilakukan diluar kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun banyak item soal yang diuji cobakan sebanyak 30 soal pilihan ganda. Dari tes uji coba tersebut, digunakan untuk mencari validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran butir soal.
B. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Hasil analisanya adalah sebagai berikut : 1.
Validitas Validitas dihitung menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Nilai rxy yang dihasilkan pada perhitungan dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r product moment. Item soal dikatakan valid apabila mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari nilai rtabel. Jika rxy > rtabel, maka butir item valid. Dengan n = 28 dan α = 5%, Dari pehitungan validitas sebagai soal no 1 sampai no 30 berdasarkan lampiran 8b dan 8c diperoleh hasil yaitu penghitungan validitas item untuk soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 23, 25, 27, dan 29 adalah soal yang valid. Jadi terdapat 9 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 9, 11, 17, 20, 22, 24, 26, 28, dan 30.
2.
Reliabilitas Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Sebuah tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang “tetap”, artinya apabila tes tersebut diberikan pada sejumlah subjek, kemudian diberikan lagi pada subjek yang sama dilain waktu hasilnya relatif sama atau tetap.
39
Reliabilitas dihitung dengan rumus KR-20. Dengan taraf signifikan 5% dan N = 28 diperoleh nilai
= 0,374 Sedangkan
>
yaitu 0,5 > 0,374,
nilai
adalah 0,5 . Karena
maka instrumen tersebut reliabel. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 8d.
3. Daya pembeda Daya
pembeda
soal
adalah
kemampuan
soal
untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Soal dianggap baik apabila siswa yang pandai dapat menjawab soal dengan benar. Sehingga semakin besar daya pembeda soal, maka soal tersebut semakin baik. Berdasarkan lampiran 8e diperoleh hasil terdapat 22 soal untuk kategori signifikan yaitu soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 24, 25, 28, 29, dan 30. Sedangkan yang tidak signifikan ada 8 soal yaitu soal no 9, 12, 19, 20, 22, 23, 26, 27.
4. Taraf kesukaran Analisis
tingkat
kesukaran
dilakukan
dengan
tujuan
mengetahui keseimbangan item tes yang disusun. Berdasarkan lampiran 8f diperoleh hasil ada enam soal untuk kategori mudah yaitu soal no 2, 5, 8, 20, 22, dan 24, empat belas soal untuk kategori sedang yaitu soal no 1, 4, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 25, 26, 28, dan 30 serta 10 soal dengan kategori sukar yaitu soal no 3, 6, 7, 12, 15, 16, 21, 23, 27, dan 29.
5.
Penentuan Soal Tes Instrumen Dari lampiran 8b sampai dengan 8f dapat disimpulkan bahwa semua butir soal memenuhi syarat sesuai dengan validitas, taraf kesukaran dan daya pembeda Sehingga dari 30 soal tidak semua item akan digunakan melainkan 20 soal dalam instrumen penelitian.
40
C. Pelaksanaan Penelitian Sesuai dengan materi yang diambil dalam penelitian ini, maka penelitian ini dilaksanakan pada pengajaran materi cahaya. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2013. Sampel penelitian diberi bahan pelajaran yang sama yaitu materi cahaya. Kelompok “E” diberi pelajaran dengan model POE (Prediction, Observation and Explanation) dilengkapi
modul
dan
kelompok
“K”
diberi
pelajaran
dengan
menggunakan model konvensional. Pada tahap pelaksanaan langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pretest pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Melaksanakan pembelajaran
dengan model
POE
(Prediction,
Observation and Explanation) dilengkapi modul pada kelompok eksperimen dan dengan model pembelajaran Konvensional pada kelompok kontrol. 3. Memberikan tes evaluasi (posttest) pada kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 4. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan data hasil evaluasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
D. Analisis Hasil Penelitian 1.
Analisis awal Analisis tahap awal dilakukan untuk mencari kelas yang akan dijadikan sampel penelitian, yaitu dengan mencari normalitas dan homogenitas sampel. Penentuan kelas untuk mencari normalitas dan homogenitas dipilih berdasarkan data awal siswa yang diperoleh dari nilai ulangan harian guru materi bunyi. Hasil dari perhitungan normalitas dan homogenitas sampel adalah sebagai berikut:
41
a.
Uji Normalitas Untuk mengetahui uji normalitas sampel dari populasi di atas yaitu
dengan menggunakan uji Lilliefors. Pada taraf signifikan 5% dalam uji normalitas ini adalah: LO < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal LO ≥ Ltabel, maka sampel tidak berdistribusi normal
Tabel 4.1 Normalitas Data Awal Kelompok Eksperimen Kontrol
N 28 28
LO 0,1255 0,0697
Ltabel 0,1658 0,1658
Kesimpulan Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
Dari tabel 4.1 terlihat bahwa LO < Ltabel pada taraf signifikan 5% dengan jumlah siswa yang sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 28. Hal ini berarti sampel dari kedua kelompok sebelum diberi perlakuan dari populasi berdistribusi normal. Penyajian dan perhitungan data selengkapnya dapat dilihat dilampiran 10a sampai dengan 11b.
b. Uji Homogenitas Dari perhitungan uji homogenitas diperoleh hasil berikut :
Tabel 4.2 Homogenitas Data Awal Sampel Eksperimen dan Kontrol
Keterangan 3,481
2,570
Homogen
Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada Lampiran 12a dan 12b.
42
2.
Analisis akhir a. Uji Normalitas Untuk mengetahui uji normalitas sampel dari populasi di atas yaitu dengan menggunakan uji Lilliefors. Pada taraf signifikan 5% dalam uji normalitas ini adalah: LO < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal LO ≥ Ltabel, maka sampel tidak berdistribusi normal
Tabel 4.3 Normalitas Akhir Kelompok Eksperimen Kontrol
N 28 28
LO 0,1340 0,1552
Ltabel 0,1658 0,1658
Kesimpulan Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada Lampiran 15a sampai 16b.
b. Uji Homogenitas Dari perhitungan uji homogenitas diperoleh hasil berikut :
Tabel 4.4 Homogenitas Data Akhir Sampel Eksperimen dan Kontrol
Karena
<
Keterangan 3,481
2,808
Homogen
yaitu 2,808< 3,481, maka hal ini berarti kedua
kelompok setelah diberi perlakuan mempunyai varians yang sama (homogen). Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada Lampiran 17b.
c. Uji Statistik
43
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t pihak kanan. Data yang dipakai dalam perhitungan uji t pihak kanan adalah data nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis statistik untuk keperluan t-test adalah sebagai berikut: Dari hasil perhitungan pada lampiran dengan α = 5 % diperoleh thitung= 5,307. Sedangkan ttabel= 1,673. karena
>
yaitu
5,307 > 1,673 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran yang dilaksanakan di kelas eksperimen dan pembelajaran di kelas kontrol. Analisis untuk perhitungan uji t pihak kanan dapat dilihat pada lampiran 18b.
d. Uji Prestasi belajar siswa (Uji Gain) Uji prestasi belajar siswa bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan rata-rata prestasi siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diperoleh dari nilai pretest dan nilai posttest siswa. Hasil uji Gain dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Uji Gain Rata-rata
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pretest
36,07
29,64
Posttest
72,68
63,04
Gain Ternormalisasi
0,573
0,475
Analisis gain dilakukan dengan melihat nilai pretest dan posttest masing-masing kelas. pada kelas eksperimen dan kontrol berkategori sedang.
Peningkatan
tersebut
menunjukkan
bahwa
proses
pembelajaran yang dilaksanakan di kedua kelas memberikan pengaruh yang baik terhadap prestasi belajar siswa Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada lampiran 19.
44
E. Analisis Hasil Observasi Dari data hasil observasi dilakukan dengan pengamatan oleh observer melalui lembar observasi keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang di isi oleh observer menunjukan aspek-aspek dalam kerjasama kelompok yang meliputi berpartisipasi, berpendapat, berkomunikasi, bertanya, dan menyimpulkan. Berikut tabel rekapitulasi data hasil observasi keaktifan siswa :
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kelompok Eksperimen Kontrol
N 28 28
Rata-rata 75,714 65,714
Kesimpulan Baik Baik
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa siswa aktif dalam proses pembelajaran. Kelas eksperimen jumlah siswa 28 orang dengan ratarata nilai 75,714 dan kelas kontrol rata-rata nilainya 65,714. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan semua siswa termasuk kedalam kriteria baik. Analisis untuk hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 21a dan 21b.
45
BAB V PEMBAHASAN
Penelitian berjudul pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction, Observasion, and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya ini dilaksanakan di kelas VIII MTs. Nurul Ulum Mranggen Demak dengan mengambil dua kelas sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel ini didasarkan pada kelas yang berdistribusi normal dan homogen. Data hasil uji normalitas menggunakan uji lilliefors untuk kedua kelas memenuhi kriteria pengujian yaitu L0< Ltabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal. Selanjutnya kedua kelas tersebut dilakukan uji homogenitas menggunakan uji bartlett diperoleh kriteria pengujian 2hitung <2tabel, kedua sampel homogen. Dari hasil uji normalitas dan homogenitas tersebut maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIIIA sebagai kelas kontrol dan kelas VIIIC sebagai kelas eksperimen. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran aktif model POE (Prediction, Observasion, and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa ini dilakukan dengan cara menghitung persentase prestasi belajar siswa dan analisis tahap akhir yaitu menggunakan uji-t pihak kanan dan uji gain ternormalisasi. Tahap analisis akhir pengujian hipotesis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji-t pihak kanan didapatkan thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh pembelajaran yang dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya untuk perhitungan gain ternormalisasi terhadap kedua kelas didapatkan besarnya peningkatan prestasi belajar siswa. Pada kelas eksperimen berada pada kategori sedang dan pada kelas kontrol berada pada kategori sedang. Peningkatan prestasi siswa menunjukkan
46
bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dari hasil analisis statistik bahwa hasil tes kedua kelas tersebut berbeda secara nyata atau signifikan. Hal ini terlihat dari hasil uji t dengan hasil thitung = 5,307 dan ttabel = 1,673
sehingga
, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga ada perbedaan rata-rata hasil tes siswa yang disebabkan oleh pemberian perlakuan. Artinya bahwa ada pengaruh pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa. untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa sebelum diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan (posttest). Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dihitung dari hasil analisis pretest dan posttest yang telah dilakukan siswa. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil pretest kelas eksperimen yaitu 36,07
dan kelas kontrol 29,64 . Sedangkan rata-rata hasil
posttest kelas eksperimen yaitu 72,68
dan kelas kontrol 63,04. Dari hasil
perhitungan tersebut maka didapatkan gain ternormalisasi kelas eksperimen sebesar 0,573 dan kelas kontrol sebesar 0,475. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 80 70 60 50 40
Eksperimen
30
kontrol
20 10 0 pretest
posttest
Gambar 5.1 Diagram peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan
Prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor, baik yang datang dari dalam diri, maupun yang datang dari luar. Faktor yang datang dari dalam diri sendiri ada
47
yang berkaitan dengan kecakapan, ada yang bukan kecakapan, seperti minat dan dorongan untuk belajar. Hal itu dapat ditimbulkan melalui upaya dan situasi yang diciptakan oleh guru disamping itu dapat mempengaruhi minat dan dorongan belajar, juga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Model pembelajaran Prediction, Observation and Explanation (POE) guru menyampaikan
kompetensi
yang
ingin
dicapai.
Kemudian
guru
mendemonstrasikan/menyajikan materi. Setelah itu guru memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan ide/gagasannya atau berprediksi. Kemudian guru meminta siswa untuk mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh guru. Kemudian siswa menerangkan materi yang telah disajikan. dan guru menambahkan materi. Setelah itu penutup. Sesuai dengan penelitian Wahyu Bekti Lestarti (2011) bahwa Model pembelajaran POE terdiri atas mengajak siswa memprediksi sesuatu, mendiskusikan hasil prediksi, observasi secara langsung, dan menjelaskan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara hasil predikasi dan observasi Prestasi siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran aktif Prediction, Observation and Explanation (POE) dilengkapi modul bergambar lebih baik dari kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE (Prediction, Observation and Explanation) siswa aktif saling mengutarakan pendapatnya. Sesuai dengan hasil penelitian Pande Km (2012) menyatakan bahwa model ini menekankan proses pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal itu dikarenakan siswa belajar dengan dengan cara melakukan atau memanipulasi benda, menggunakan indra mereka, menjelajahi lingkungan, baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa disekitar mereka. Sehingga dengan model tersebut terlihat perbedaan yang signifikan proses belajar yang telah dilakukan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation and Explanation) dilengkapi modul bergambar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
48
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh Herni Budiati (2013) dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran POE (Prediction, Observasion, and Explanation) Menggunakan Eksperimen Sederhana Dan Eksperimen Terkontrol Ditinjau
Dari Keterampilan Metakognitif Dan Gaya Belajar Terhadap
Keterampilan Proses Sains. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Model pembelajaran
POE
menggunakan
eksperimen
terkontrol,
keterampilan metakog-nitif tinggi dan gaya belajar visual memiliki pengaruh paling baik terhadap KPS siswa.
49
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1. Model pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation, and Explanation) dilengkapi modul bergambar
ada pengaruh terhadap
prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen. 2. Adanya peningkatan prestasi belajar siswa akibat pemberian perlakuan. Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran POE (Prediction, Observation, and Explanation) lebih baik
(berpengaruh)
dibandingkan
dengan
model
pembelajaran
konvensional. Dimana pada model pembelajaran POE (Prediction, Observation, and Explanation) dilengkapi modul diperoleh hasil gain ternormalisasi 0,573 dan model pembelajaran konvensional diperoleh hasil gain ternormalisasi 0,475. 3. Hasil rata-rata keaktifan siswa dengan model pembelajaran POE (Prediction, Observation, and Explanation) lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional. Pada model pembelajaran POE (Prediction, Observation, and Explanation) diperoleh hasil rata-rata 75,714 dan model pembelajaran konvensional diperoleh hasil rata-rata 65,714.
Setelah melakukan penelitian yang berjudul pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation, and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen, maka peneliti akan memberikan saran sebagai berikut:
50
1.
Kepada guru fisika di SMP/MTs hendaklah menggunakan beberapa model dan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi sesuai dengan materi yang hendak disampaikan guna menciptakan siswa yang aktif dan berprestasi.
2.
Guru hendaknya mencoba menggunakan model pembelajaran (Prediction, Observation, and Explanation) POE dijadikan alternatif untuk menghasilkan siswa yang berprestasi.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta . 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. FPMIPA IKIP PGRI Semarang. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Semarang: IKIP PGRI Semarang Giancolli, Douglas. 2001. Fisika Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga Hamdani. 2011. Srategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia Herni Budiati. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran POE (PREDICTION, OBSERVATION, AND EXPLANATION) Menggunakan Eksperimen Sederhana Dan Eksperimen Terkontrol Ditinjau Dari Keterampilan Metakognitif Dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses Sains. Huda, Miftahul. 2011.Coperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kuntoro dan Bambang.2010. Fisika Dasar Listrik Magnet, Optika, Fisika Modern. Yogyakarta: Andi Offset Nawangsari, Okky Ratry. 2005. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Koloid Menggunakan Metode Pembelajaran Probex (Predict-Observe-Explain) Pada Siswa Kelas II SMA N 2 Pekalongan Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang: FMIPA Unnes Nur Mohammad dalam tulisannya berjudul pengembangan Bahan Ajar, dari website doctoc.com. Diakses pada tanggal 27 juli 2010. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Santa, Pande Km Mika Adi. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa
52
Kelas V Semester II SD Negeri 2 Gianyar. FIP: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia. Silberman, Mel. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Siti Kanafiyah. 2010. Penerapan Pendekatan Modified Free Inquiry Sebagai Upaya Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Dalam Mengembangkan Jenis Eksperimen Dan Pemahaman Terhadap Materi Fisika. Siti Rahayu. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model POE Berbantuan Media “I AM A SCIENTIST”. Soegeng. 2006. Dasar-Dasar Penelitian. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press Sudjana,N. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Suharman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : FPMIPA UPI. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Supardi, Bibit.2004. Gelombang Optik. Jakarta: Erlangga Suparno,
Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma
Fisika
Konstruktivistik
W.J.S. Poerwadarminta. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
53
54
Lampiran 1a DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA VIII B
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
NAMA Aldi Ni’mal Maulana Alifa Desya Ramadani Anang Nasrul Basyrul Niam Bayu Setiawan Dicky Wahyudi Disna Amar Majid Dwi Sri Ayu Muafiyah Eka Ayu Musholina Erlinda Oktafiani Gita Safitri Hasni Basail Kaerani Eka Kasyati Khusnul Khotimah Lina Aulia Maharani Lina Mulyaningrum M. Khoirul Najib M.Achsan Alwi Muh Agus Sulton Mahmud Muhammad Irfan Muhammad Sidiq Muhammad Sigit Puji Wijayanto Putri Ardita Sari Rifa Liana Ryan Ali Reza Totang Danil Prayogo Uswatun Khasanah
55
KODE UC – 1 UC – 2 UC – 3 UC – 4 UC – 5 UC – 6 UC – 7 UC – 8 UC – 9 UC – 10 UC – 11 UC – 12 UC – 13 UC – 14 UC – 15 UC – 16 UC – 17 UC – 18 UC – 19 UC – 20 UC – 21 UC – 22 UC – 23 UC – 24 UC – 25 UC – 26 UC – 27 UC – 28
Lampiran 1b
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN VIII C
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
NAMA Anik Handayani Rumiati Ari Saputra Arifatul safitri Arvan Maulana Deni Darmawan Dewi Puspita Sari Didik Haryanto Erna Sofiana Fatkhul Mustakim Khafid Widodo Luluk Aini Zakiati M. Ilham Ma’arif M. Jepri Romadhon M. Khoerul Anwar M. Misbakul Ulum M. Yudhan Tri Gunawan Mega Dewi Mila Dianur Yunita Mufidatul Ulumiyah Muhammad Fiqi Ghufron Rizki Oktaviani Rizki Saputra Safitri Setya Aji Romansyah Shalsha Billa BA. Umi Farikha Wahyu Muafatun Yunita Ferina Ningtyas
56
KODE E–1 E–2 E–3 E–4 E–5 E–6 E–7 E–8 E–9 E – 10 E – 11 E – 12 E – 13 E – 14 E – 15 E – 16 E – 17 E – 18 E – 19 E – 20 E – 21 E – 22 E – 23 E – 24 E – 25 E – 26 E – 27 E – 28
Lampiran 1c
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL VIII A
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
NAMA Ahmad Satrio Fahrur Rozi Ainul Hakim Bagas Febi Arianto Bagas Widyantoro Bayu Setiawan Dhikrul Hakim Faizal arifin Ferri Suharsono Ismatuz Zakiyyah Laili Ayu Agustin Lia Aprilia Lidia Ningrum Lina Afiyana M. Zalis Alfian Muh Andrean Bagheri Muhammad Ismail Muhammad Junaidi Muhammad Rohman Nur Chamidah Oki.BP Nur Khikmah Nur Laili Sa’adah Sely Apriliya Sigit Pranoto Supriyadi Umi Latul Khofifah Tri Kusumawati Totang Danil Prayogo Widya Ningrum .N.S.
57
KODE K–1 K–2 K–3 K–4 K–5 K–6 K–7 K–8 K–9 K – 10 K – 11 K – 12 K – 13 K – 14 K – 15 K – 16 K – 17 K – 18 K – 19 K – 20 K – 21 K – 22 K – 23 K – 24 K – 25 K – 26 K – 27 K – 28
Lampiran 2 KISI-KISI SOAL EVALUASI Standar kompetensi: Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi dasar:Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa Indikator 1. Menyebutkan sifat-sifat cahaya 2. Membedakan jenis-jenis
No. Soal 1
C1 √
2
√
Ranah kognitif C2 C3 C4 C5
pemantulan cahaya
13
√
3. Menyebutkan sifat-sifat
4
√
Jumlah Soal 2 soal
√
3
C6
2 soal
1 soal
bayangan yang dibentuk oleh cermin datar 4. Menentukan jumlah
√
9
1 soal
bayangan yang dibentuk oleh 2 buah cermin datar
5. Menghitung jarak bayangan
√
5
1soal
yang dibentuk oleh cermin datar 6. Menghitung jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin
8
√
10
√
26
√
30
√
2 soal
cekung 7. Menghitung jarak benda pada cermin cekung
8. Menentukan sifat bayangan
27
2 soal
√
2 soal
√
2 soal
yang dibentuk oleh cermin cekung
9. Menentukan letak benda pada
29 11 58
√
cermin cekung jika sifat
√
28
bayangan diketahui 10. Menghitung jarak bayangan
√
17
1 soal
yang dibentuk oleh cermin cembung 11. Menentukan sifat bayangan
15
√
1 soal
12
√
1 soal
yang dibentuk oleh cermin cembung 12. Menyebutkan ciri-ciri lensa cembung 13. Memberikan contoh peristiwa
6
√
16
√
7
√
2 soal
pembiasan dalam kehidupan sehari-hari 14. Menunjukan hukum
1 soal
pembiasan cahaya 15. Menganalisis gambar yang menunjukan arah pembiasan
18
√
21
√
2 soal
cahaya 16. Menghitung jarak benda dan
20
√
1 soal
19
√
1 soal
bayangan pada lensa cembung jika kekuatan lensa dan perbesarannya diketahui 17. Menghitung tinggi bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung 18. Menunjukan jalannya sinar
√
22
1 soal
istimewa pada lensa cembung 19. Menentukan sifat bayangan
24
√
1 soal
23
√
1 soal
yang dibentuk lensa cekung 20. Menghitung cepat rambat
59
cahaya pada suatu medium 21. Menghitung indeks bias suatu
√
25
medium
SkorPilihanGanda
100 %
=
* Benarbernilai 1salahbernilai 0 Keterangan : C1
= Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan.
C2
= Kemampuan kognitif tingkat pemahaman.
C3
= Kemampuan kognitif tingkat penerapan
C4
= Kemampuan kognitif tingkat menganalisis
60
1 soal
Lampiran 3
SOAL UJI COBA CAHAYA Mata Pelajaran
: IPA/Fisika
Materi
: Cahaya
Kelas/Semester
: VIII / 2
Waktu
: 60 menit
Petunjuk: 1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal dan kerjakan dengan jujur. 2. Jawablah soal berikut pada lembar jawab yang telah tersedia. 3. Dilarang mencorat-coret lembar soal. 4. Tulislah identitas Anda pada kolom yang telah tersedia di lembar jawab. 5. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar A, B, C atau D 6. Bila jawaban Anda salah dan ingin memperbaikinya, lakukan sebagai berikut: Jawaban semula
A
B
C
D
Pembetulan
A
B
C
D
1. Cahaya termasuk dalam .... a. Gelombang radio b. Gelombang transversal c. Gelombang longitudinal d. Gelombang sinar 2. Pernyataan berikut ini adalah sifat-sifat cahaya, kecuali.... a. Merambat menurut garis lurus b. Dipancarkan dalam bentuk radiasi c. Tidak dapat merambat melalui ruang hampa d. Dapat dipantulkan dan dibiaskan 3. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
61
(1) Pemantulan sinar yang mengenai permukaan seng (2) Pemantulan sinar pada permukaan air (3) Pemantulan cahaya pada kaca spion mobil (4) Pemantulan sinar yang mengenai benda kasar Yang termasuk pemantulan baur (difuse) adalah.... a. 1 dan 2
c. 2 dan 4
b. 1 dan 3
d. 3 dan 4
4. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah....
a. Tegak dan jarak bayangan lebih kecil dari jarak benda b. Nyata dan jarak bayangan sama dengan jarak benda c. Maya dan ukurannya sama dengan ukuran benda d. Tegak dan ukurannya lebih besar dari ukuran benda 5. Perhatikan gambar di bawah ini!
5 cm 2 cm
Tinggi dan jarak bayangan yang terjadi dihitung dari jarak benda adalah.... a. 2 cm dan 5 cm b. 2 cm dan 10 cm c. 5 cm dan 2 cm d. 7 cm dan 10 cm 6. Pernyataan di bawah ini merupakan contoh peristiwa pembiasan, kecuali.... a. Sebatang pensil yang tampak patah ketika diletakan di dalam gelas yang berisi air b. Dasar sungai yang airnya jernih tampak dangkal c. Jalan raya pada terik matahari kelihatan berair d. Berkas cahaya dari benda-benda langit tidak lurus sampai di bumi
62
7. Sinar datang dari suatu medium yang kurang rapat dan memasuki suatu medium yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Hal ini adalah sesuai dengan.... a. Hukum Frensel
c. Percobaan Young
b. Hukum Snellius
d. Hukum Brewster
8. Sebuah benda setinggi 13 cm terletak 6 cm di depan cermin cekung, ternyata tinggi bayangan yang terbentuk adalah 26 cm, maka jarak bayangannya adalah.... a. 12 cm
c. 24 cm
b. 14 cm
d. 91 cm
9. Sebuah benda diantara dua buah cermin datar yang membentuk sudut 30 o, akan terbentuk bayangan sebanyak.... a. 6 buah
c. 9 buah
b. 8 buah
d. 11 buah
10. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung yang jarak fokusnya 180 cm dan jarak bayangan yang terjadi adalah... a. -45 cm
c. 120 cm
b. -90 cm
d. 240 cm
11. Di manakah benda harus diletakan pada cermin cekung agar didapat bayangan maya dan diperbesar (lihat gambar)?
M
F
a. Antara F dan M
c. antara F dan O
b. Di titik F
d. di titik M
O
12. Lensa yang tebal dibagian tengah dan bersifat mengumpulkan cahaya disebut.... a. Lensa cembung
c. Lensa konkaf
63
b. Lensa cekung
d. Lensa datar
13. Jika seberkas cahaya mengenai permukaan yang tidak rata, maka pemantulannya disebut.... a. Pemantulan sempurna b. Pemantulan semu c. Pemantulan teratur d. Pemantulan baur 14. Ikan di laut yang jernih akan tampak lebih dekat ke permukaan. Hal ini sebagai akibat dari peristiwa.... a. Pemantulan b. Pemantulan sempurna c. Pembiasan d. Pemantulan baur 15. Bayangan yang akan dibentuk oleh cermin cembung selalu.... a. Maya, tegak, diperkecil b. Maya, terbalik, diperkecil c. Nyata, tegak, diperkecil d. Nyata, terbalik, diperkecil 16. Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung memiliki jarak fokus 15 cm. Perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah ...... a. 0,5 kali
c. 0,6 kali
b. 1,5 kali
d. 3,0 kali
17. Fokus sebuah cermin cembung 24 cm. Sebuah benda terletak di depan cermin itu pada jarak 40 cm. Jarak bayangannya adalah.... a. -30 cm
c. 15 cm
b. -15 cm
d. 30 cm
64
18. Jika sinar datang dari udara ke air, maka gambar pembiasan yang benar di bawah ini adalah.... N
N
Udara
a.
Udara
c.
Air
Air
N
b.
N
Udara
d.
Air
Udara Air
19. Sebuah benda ditempatkan 5 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya 10 cm. Bila tinggi benda 4 cm, maka tinggi bayangan adalah.... a. 8 cm
c. 15 cm
b. 14 cm
d. 20 cm
20. Kekuatan sebuah lensa cembung 2,5 dioptri dengan perbesaran bayangan 4 kali. Besarnya jarak benda dan jarak bayangan pada lensa tersebut adalah.... a. 25 cm dan 100 cm b. 50 cm dan 200 cm c. 50 cm dan 100 cm d. 100 cm dan 200 cm 21. Manakah gambar di bawah ini yang menunjukan arah pembiasan cahaya dari udara ke air....
65
a.
c.
b.
d.
22. Lukisan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung ditunjukan oleh....
a.
b.
.
.
.
.
M
F
F
M
.
.
.
.
M
F
F
M
c.
d.
.
.
.
.
M
F
F
M
.
.
.
.
M
F
F
M
23. Seberkas cahaya merambat dari udara menuju air dengan indeks bias 4/3. Jika cepat rambat cahaya di udara 3 x 108 m/s. Maka cepat rambat cahaya itu di air sebesar.... a. 1,75 x 108 m/s
c. 2,25 x 108 m/s
b. 2.00 x 108 m/s
d. 2,50 x 108 m/s
66
24. Sebuah benda diletakkan 4 cm di depan lensa cekung yang mempunyai jarak titik api 12 cm. Sifat bayangan yang terbentuk adalah.... a. Nyata, terbalik, diperkecil b. Nyata, terbalik, diperbesar c. Maya, tegak, diperkecil d. Maya, tegak, diperbesar 25. Cepat rambat cahaya dalam suatu cairan adalah 2 x 108 m/s. Bila cepat rambat cahaya di ruang hampa 3 x 108 m/s. Maka indeks bias cairan tersebut adalah.... a. 0,75
c. 1,5
b. 1,33
d. 1,66
26. Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung yang memiliki jarak fokus 15 cm. Agar bayangan yang terbentuk 3 kali lebih besar dan nyata, benda harus diletakkan pada jarak.... a. 20 cm
c. 30 cm
b. 10 cm
d. 15 cm
27. Sebuah benda kecil diletakan pada sumbu utama sebuah cermin cekung di antara titik fokus dan titik pusat kelengkungannya. Sifat bayangan yang dibentuk cermin adalah.... a. Maya, terbalik, dan diperkecil b. Maya, tegak, dan diperbesar c. Nyata, tegak, dan diperkecil d. Nyata, terbalik, dan diperbesar 28. Bayangan yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung lebih besar daripada bendanya (s = jarak benda dan f = jarak fokus cermin).... a. Jika s lebih kecil dari 2f b. Jika s lebih besar dari 2f c. Jika s sama dengan 2f d. Untuk setiap nilai s
67
29. Jika sebuah cermin lengkung membentuk sebuah bayangan nyata, maka bayangan relatif terhadap bendanya selalu.... a. Lebih kecil
c. Terbalik
b. Lebih besar
d. Tegak
30. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari kelengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya terletak di depan cermin berjarak.... a. 15 cm
c. 25 cm
b. 20 cm
d. 30 cm
68
KUNCI JAWABAN
1. B
11.C
21. D
2. C
12. A
22.B
3. C
13. D
23. C
4. C
14. C
24. B
5. B
15. A
25. C
6. C
16. D
26. D
7. B
17. B
27. A
8. A
18. C
28. D
9. D
19. A
29. A
10. B
20. B
30. A
69
Lampiran 5 SILABUS
Nama Sekolah
: MTs Nurul Ulum Mranggen
Mata Pelajaan
: IPA
Kelas/Semester
: VIII / 2
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi seharihari
Kompete nsi Dasar
6.3 Menyelidiki sifatsifat cahaya dan
Mate ri Pemb elajar an
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Indikator Tekni k
Menunju Tes Ca Melakukan tertuli percobaan kkan hay s hukum untuk a pemantul menunjukkan jalannya an melalui perambatan percobaa cahaya. Mencatat
Bentuk Instrum en Pilihan ganda
Alokasi Waktu Contoh Instrumen 1. Sinar datang, sinar pantul, 4 jp dan garis normal terletak pada satu bidang dan ketiganya berpotongan pada satu titik. Hal tersebut sesuai dengan bunyi hukum.... e. Pemantulan cahaya
70
Sumber / Bahan / Alat
Karakter yang dicapai
Sumber: Kanginan, Marthen.20 07.IPA Fisika untuk Kelas VIII.Jakarta
- Aktif - Tanggun g jawab - Kerja sama - Mandiri - Disiplin - Responsi
hubung an nya dengan berbaga i bentuk cermin dan lensa
istilah n pemantulan baur dan pemantulan teratur. mencatat hukum pemantulan cahaya. Mengenali jenis- jenis cermin secara Mendesumum. kripsikan Mencatat proses sifat-sifat pembent bayangan pada cermin ukan dan sifatdatar sifat mencatat adanya sinar- bayanga n pada sinar istimewa dan cermin datar, cara menggambar cermin cekung bayangan yang terjadi dan pada cermin cembung
f. Pembiasan cahaya g. Frensel h. Brewster
: Erlangga Bahan: LKS, air Alat: papan tulis, spidol, cermin datar, laser, gelas
2. Sebuah benda kecil diletakkan pada sumbu utama sebuah cermin cekung di antara titik fokus dan titik pusat kelengkungannya. Sifat bayangan yang dibentuk cermin adalah.... e. NNyata, terbalik, dan diperkecil b. Maya, tegak, dan diperbesar c. Nyata, tegak, dan diperkecil d. Nyata, terbalik dan
71
f - Rasa Ingin Tahu - Religius
cekung dan . cembung Merumuskan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus serta merumuskan tentang perbesaran bayangan Menggali pengertian Menunju kkan pembiasan hukum cahaya Merumuskan pembias an indesk bias melalui cahaya percobaa secara n matematik. Mencatat hukum snellius Mencatat sinar sinar istimewa
diperbesar
3. Sinar datang dari suatu medium yang kurang rapat dan memasuki suatu medium yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Hal ini adalah sesuai dengan....
a. Hukum Frensel
72
pada lensa cembung dan Mendesk cekung dan ripsikan cara proses menggambar pembent kan ukan dan bayangannya sifat. sifat Merumuskan bayanga hubungan n pada antara jarak lensa benda, jarak cekung bayangan dan dan jarak lensa fokus. cembung Mencatat konsep perbesaran bayangan dan kekuatan lensa cembung.
b. Hukum Snellius c. Percobaan Young d. Hukum Brewster 4. Berapakah jarak bayangan yang terbentuk dari sebuah lensa cembung dengan fokus 25 cm dan perbesaran bayangan 5 kali? a. b. c. d.
73
20 cm 30 cm 120 cm 150 cm
Lampiran 6a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Eksperimen Sekolah
: MTs Nurul Ulum Mranggen
Kelas / Semester
: VIII / II
Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Pertemuan ke -
: Pertama
Alokasi Waktu
: 2 x 45menit
Standar Kompetensi 6.Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar 6.3.Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa Indikator 22. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan perambatan cahaya 23. Menunjukkan hukum pemantulan melalui percobaan 24. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat- sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cembung. 25. I. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya 2. Menyebutkan bunyi hukum pemantulan 3. Mengamati proses pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cembung 4. Melukiskan peoses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cembung 5. Menghitung jarak fokus, jarak benda atau bayangan pada cermin
74
cekung dan cembung
II. Materi Pembelajaran a. Hukum Pemantulan Cahaya (1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang dan ketiganya berpotongan pada satu titik (2) Sudut pantul sama dengan sudut datang (i = r) (Kanginan, 2007: 192) b. Cermin Datar, Cekung dan Cembung 1) Cermin Datar Sifat-sifat bayangan pada cermin datar yaitu: a) Maya, b) Sama besar dengan badan, c) Tegak, d) Menghadap terbalik dengan bendanya, dan e) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin (jarak bayangan = jarak benda) 2) Cermin Cekung dan Cembung Cermin cekung tergolong cermin lengkung. Cermin lengkung dikatakan cermin cekung jika permukaan yang mengkilap (bagian depannya) melengkung ke dalam.(Kanginan, 2007: 197) Tiga sinar istimewa pada cermin cekung yaitu: a) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus F b) Sinar datang melalui titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu utama c) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin P dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut
75
(Kanginan, 2007:199) Jika pada cermin cekung, bagian depan cermin adalah permukaan dalam irisan bola, pada cermin cembung, bagian depan cermin adalah permukaan luar irisan bola. (Kanginan, 2007: 203) Tiga sinar istimewa pada cermin cembung yaitu: a) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan seakanakan datang dari titik fokus F b) Sinar datang menuju ke titik fokus maya F dipantulkan sejajar sumbu utama c) Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan P dipantulkan kembali seakan-akan datang dari titik pusat kelengkungan tersebut (Kanginan, 2007: 203-204)
III. Metode Pembelajaran Model
: POE (Prediction Observation and Explaination)
Metode
:
Ceramah,
Tanya
jawab,
diskusi
kelompok,
dan
Demonstrasi
IV. Langkah-langkah Kegiatan
No 1.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Pendidikan Karakter
Pendahuluan a. Memberi salam, berdoa, dan mengecek
Religius
kehadiran siswa. b. Motivasi :
Rasa Ingin Tau
-
Siapa yang suka bercermin?
-
Apa yang kalian lihat pada saat
20 menit
bercermin? c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
76
Informatif
kompetensi dasar yang akan dicapai Disiplin dan
d. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok secara acak, masing-masing
Kerjasama
kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik. e. Guru memberikan soal pretest.
2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai sifat cahaya dan hukum
Rasa ingin tahu
pemantulan cahaya melalui demonstrasi.
dan aktif
2. Guru memberi pertanyaan pada siswa “apa yang akan terjadi pada benda Respect, aktif
tersebut jika dilakukan sesuatu” 3. Guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan dengan kelompoknya.
Rasa ingin tahu
4. Guru menjelaskan proses pembentukan
dan aktif
bayangan pada cermin cekung dan cembung
60 menit
5. Guru merumuskan hubungan antara jarak fokus, benda dan bayangan pada cermin
Perhatian, rasa ingin tahu
b. Elaborasi 1. Siswa memprediksi demonstari yang dilakukan oleh siswa serta guru. 2. siswa melakukan observasi/pengamatan demonstrasi.
Rasa ingin tahu
3. Siswa mencatat hasil observasi / Aktif, tanggung
pengamatan. 4. siswa mendiskusikannya serta
jawab, kerja sama
mempresentasikan / menjelaskan hasil Tanggung jawab,
diskusi.
77
aktif
c. Konfirmasi 1. Memberikan penghargaan bagi kelompok yang mampu menjalankan tanggung jawab dengan baik
Tanggung jawab,
2. Memberi penguatan pada siswa pada
aktif, responsif
materi yang telah dipelajari 3. Memberi kesempatan siswa bertanya
Perhatian,
berkaitan dengan materi pembelajaran
responsif
yang belum dipahami 4. Guru memberikan evaluasi / post test 3.
Penutup 1.
Guru membimbing siswa untuk Aktif dan
membuat kesimpulan. 2.
Guru Memberikan pekerjaan rumah (PR)
3.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
tanggung jawab 10 menit
Mandiri Rasa ingin tahu, informatif
berikutnya. 4.
Guru menutup pelajaran dan mengakhiri
Religius
dengan berdo’a dan mengucap salam. V. Bahan/ Sumber Belajar - Kanginan, marthen.2007.IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga V1. Alat dan Media Alat
: cermin, laser, spidol dan karton
Media : Papan tulis,
78
V11. Penilaian Indikator pencapaian 1. Merancang dan
Penilaian Teknik Tes tertulis
Bentuk Instrumen Pilihan ganda
Instrumen 1.Yang bukan merupakan sifat cahaya adalah....
melakukan
a. Dapat dibiaskan
percobaan
b. Dapat merambat di
untuk
ruang hampa
menunjukkan
c. Kecepatan selalu
perambatan
tetap di semua medium d. Memiliki energi
cahaya 2. Menunjukka n hukum
Sko r
Tes tertulis
Pilihan ganda
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis
pemantulan
normal terletak pada
melalui
satu bidang dan
percobaan
ketiganya berpotongan pada satu titik. Hal tersebut sesuai dengan bunyi hukum.... i. Pemantulan cahaya j. Frensel k. Pembiasan cahaya l. Brewster
Indikator Pencapaian 2. Mendeskripsi kan proses
Penilaian Teknik Tes tertulis
Bentuk Instrumen Pilihan ganda
pembentukka
Instrumen 3. Sebuah benda kecil diletakkan pada sumbu utama sebuah cermin
79
Sko r
n dan sifat-
cekung di antara titik
sifat
fokus dan titik pusat
bayangan
kelengkungannya. Sifat
pada cermin
bayangan yang dibentuk
datar, cermin
cermin adalah....
cekung dan
f. Nyata, terbalik, dan
cembung.
diperkecil g. Maya, tegak, dan diperbesar h. Nyata, tegak, dan diperkecil i. Nyata, terbalik dan diperbesar Total Skor Mranggen, Mei 2013
Mengetahui, Guru Mapel IPA
Mahasiswa Praktikan
Ade Farida Kurniawati
Nisfi Laili Sa’adati
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Eksperimen Sekolah
: MTs Nurul Ulum Mranggen
Kelas / Semester
: VIII / II
Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Pertemuan ke -
: Kedua
Alokasi Waktu
: 2 x 45menit
Standar Kompetensi 6.Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar 6.3.Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hugungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa Indikator 1. Menunjukkan hukum pembiasan melalui percobaan 2. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat- sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung
I. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menyebutkan hukum pembiasan cahaya melalui percobaan. 2. Mengamati proses pembentukan bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung 3. Melukiskan peoses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung 4. Menghitung jarak fokus, jarak benda atau bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung 5. Menjelaskan hubungan antara indeks bias, cepat rambat dan panjang gelombang suatu medium
81
II. Materi Pembelajaran a. Hukum Pembiasan Cahaya Hukum I Pembiasan Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar, dan ketiganya berpotongan pada satu titik. Hukum II Pembiasan Sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat menuju ke medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal (Kanginan, 2007: 207) Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lain yang berbeda, cahaya dibiaskan karena cepat rambat cahaya dalam kedua medium adalah berbeda sesuai dengan persamaan : n1 v1 = n2v2 b. Lensa Cekung dan Cembung 1) Lensa Cekung Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut: a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan sekan-akan berasal dari titik fokus aktif F1 b) Sinar yang datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama c) Sinar yang datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias (Kanginan, 2007: 217) 2) Lensa Cembung Tiga sinar istimewa pada lensa cembung adalah sebagai berikut: a) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif F1 yang terdapat di belakang lensa
82
b) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 yang terdapat di depan lensa dibiaskan sejajar sumbu utama c) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias (Kanginan, 2007: 214) Perhitungan lensa yaitu: 1
III.
+
1 ′
=
1
Metode Pembelajaran Model
: POE (Prediction Observation and Explaination)
Metode
: Ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi
IV. Langkah-langkah Kegiatan
No 1.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Pendidikan Karakter
Pendahuluan a. Memberi salam, berdoa, dan mengecek Religius
kehadiran siswa. b. Motivasi :
Informatif, rasa
- Pernakah kalian melihat dasar kolam
ingin tahu
renang? Terlihat dalam atau dangkal? c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai.
20 menit Informatif
d. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok secara acak, masing-masing
Peduli, kerja
kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik.
sama, disiplin
83
2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Guru menggali pengetahuan siswa
Rasa ingintahu,
mengenai hukum pembiasan cahaya
aktif
melalui demonstrasi. 2. Guru memberi pertanyaan pada siswa aktif, responsif
“apa yang akan terjadi pada benda tersebut (demonstrasi) jika dilakukan sesuatu”
Aktif,
3. Guru menyuruh siswa membuat prediksi
responsif
4. Guru menanyakan kembali pada siswa hasil prediksi dan mengapa berprediksi (seperti itu).
Rasa ingin
b. Elaborasi 1.
tahu, perhatian
Siswa memprediksi dari pendemonstrasian.
60 menit
2. siswa melakukan observasi/pengamatan Rasa ingin
dari demonstrasi. 3. Siswa mencatat hasil observasi/pengamatan demonstrasi. 4. siswa mendiskusikannya serta mempresentasikan/menjelaskan hasil diskusi.
tahu, perhatian Kerjasama, Aktif, Tanggung jawab Aktif,
3. Konfirmasi 1. Memberikan penghargaan bagi kelompok yang mampu menjalankan tanggung jawab dengan baik 2. Memberi penguatan pada siswa pada materi yang telah dipelajari 3. Memberikan apresiasi terhadap semua
84
hasil diskusi siswa. 4. Memberi kesempatan siswa bertanya berkaitan dengan materi pembelajaran yang belum dipahami 3.
Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan 2. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) 3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
10 menit
pada pertemuan berikutnya. 4. Guru menutup pelajaran dan mengakhiri dengan berdo’a dan mengucap salam.
V. Bahan / Sumber Belajar -
Kanginan, marthen.2007.IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga
V1. Alat dan Media Alat
: Spidol, pensil, gelas,laser
Media
: Papantulis, air
85
Tanggung jawab dan aktif Rasa ingin tahu, informatif Religius
V11. Penilaian Indikator pencapaian 1. Menunjukkan hukum
Penilaian Teknik Tes tertulis
Bentuk Instrumen Instrumen Pilihan 2. Sinar datang dari suatu medium ganda yang kurang rapat dan memasuki
pembiasan
suatu medium yang lebih rapat
melalui
akan dibiaskan mendekati garis
percobaan
normal. Hal ini adalah sesuai dengan.... a. Hukum Frensel b. Percobaan Young c. Hukum Snellius d. Hukum Brewster 3. Berapakah jarak bayangan yang
2. Mendeskripsikan proses pembentukkan
Tes tertulis
Pilihan ganda
terbentuk dari sebuah lensa cembung dengan fokus 25 cm dan perbesaran bayangan 5 kali?
dan sifat- sifat bayangan pada
a. 20 cm
c. 120 cm
lensa cekung dan
b. 30 cm
d. 150 cm
Mranggen,
Mei 2013
lensa cembung
Total Skor Mengetahui, Guru Mapel IPA
Mahasiswa Praktikan
Ade Farida Kurniawati
Nisfi Laili Sa’adati
86
Skor
Lampiran 6b RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Kontrol Sekolah
: MTs Nurul Ulum Mranggen
Kelas / Semester
: VIII / II
Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Pertemuan ke -
: Pertama
Alokasi Waktu
: 2 x 45menit
Standar Kompetensi 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar 6.3.Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa Indikator 1.
Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan perambatan cahaya
2.
Menunjukkan hukum pemantulan melalui percobaan
3.
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat- sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cembung.
I.
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya 2. Menyebutkan bunyi hukum pemantulan 3. Mengamati proses pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cembung
87
4. Melukiskan peoses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cembung 5. Menghitung jarak fokus, jarak benda atau bayangan pada cermin cekung dan cembung
II. Materi Pembelajaran
a. Hukum Pemantulan Cahaya (1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang dan ketiganya berpotongan pada satu titik (2)Sudut pantul sama dengan sudut datang (i = r) (Kanginan, 2007: 192)
b. Cermin Datar, Cekung dan Cembung 1) Cermin Datar Sifat-sifat bayangan pada cermin datar yaitu: - Maya, - Sama besar dengan badan, - Tegak, - Menghadap terbalik dengan bendanya, dan - Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin (jarak bayangan = jarak benda)
c. Cermin Cekung dan Cembung Cermin cekung tergolong cermin lengkung. Cermin lengkung dikatakan cermin cekung jika permukaan yang mengkilap (bagian depannya) melengkung ke dalam.(Kanginan, 2007: 197) Tiga sinar istimewa pada cermin cekung yaitu: a) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus F
88
b) Sinar datang melalui titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu utama c) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin P dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut (Kanginan, 2007:199) Jika pada cermin cekung, bagian depan cermin adalah permukaan dalam irisan bola, pada cermin cembung, bagian depan cermin adalah permukaan luar irisan bola. (Kanginan, 2007: 203) Tiga sinar istimewa pada cermin cembung yaitu: a)
Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan seakanakan datang dari titik fokus F
b) Sinar datang menuju ke titik fokus maya F dipantulkan sejajar sumbu utama c)
Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan P dipantulkan kembali seakan-akan datang dari titik pusat kelengkungan tersebut (Kanginan, 2007: 203-204)
III. Metode Pembelajaran Model
: Konvensional
Metode
: Ceramah, dan Tanya jawab
89
IV.
Langkah-langkah Kegiatan
No 1.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Pendidikan Karakter
Pendahuluan a.
Religius
Memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa.
b.
Rasa Ingin Tau
Motivasi : -
Siapa yang suka bercermin?
-
Apa yang kalian lihat pada saat bercermin?
c.
20 menit Informatif
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai
d.
Guru membagi peserta didik menjadi 4
Disiplin dan
kelompok secara acak, masing-masing
Kerjasama
kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik. e. 2.
Guru memberikan soal pretest.
Kegiatan Inti Rasa ingin tahu
a. Eksplorasi
dan aktif
1. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai sifat cahaya dan hukum
Respect, aktif
pemantulan cahaya. 2. Guru menjelaskan proses pembentukan bayangan pada cermin cekung dan
Rasa ingin tahu 60 menit
cembung
dan aktif
3. Guru merumuskan hubungan antara jarak fokus, benda dan bayangan pada cermin
Perhatian, rasa ingin tahu
90
Rasa ingin tahu Aktif, tanggung
b. Elaborasi 1. Siswa diberi kesempatan menggali kesempatan menggali informasi
jawab, kerja sama
mengenai materi pelajaran melalui buku
Tanggung jawab, aktif
2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
Tanggung jawab, aktif, responsif
c. Konfirmasi 1. Memberikan penghargaan bagi kelompok
Perhatian,
yang mampu menjalankan tanggung
responsif
jawab dengan baik 2. Memberi penguatan pada siswa pada materi yang telah dipelajari 3. Memberi kesempatan siswa bertanya berkaitan dengan materi pembelajaran yang belum dipahami 4. Guru memberikan evaluasi / post test 3.
Penutup 1. Siswa bersama-sama menyimpulkan Aktif dan
hasil pembelajaran
tanggung jawab
2. Memberikan pekerjaan rumah (PR) 3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
10 menit
Mandiri Rasa ingin tahu, informatif
berikutnya. 4. Guru menutup pelajaran dan mengakhiri dengan berdo’a dan mengucap salam.
91
Religius
V. Bahan/ Sumber Belajar - Kanginan, marthen.2007.IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga V1. Alat dan Media Alat
: spidol
Media : Papantulis,
V11. Penilaian Penilaian Indikator pencapaian
Tekni k
1. Merancang
Tes tertuli s
dan melakukan percobaan
Bentuk Instrume n Pilihan ganda
Instrumen
1.Yang bukan merupakan sifat cahaya adalah.... a. Dapat dibiaskan
untuk
b. Dapat merambat di
menunjukkan
ruang hampa
perambatan
c. Kecepatan selalu tetap
cahaya
di semua medium d. Memiliki energi
2. Menunjukkan hukum pemantulan
Tes tertuli s
Pilihan ganda
4. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada
melalui
satu bidang dan
percobaan
ketiganya berpotongan pada satu titik. Hal tersebut sesuai dengan bunyi hukum.... a.Pemantulan cahaya
92
Sko r
b. Frensel c. Pembiasan cahaya d. Brewster Indikator Pencapaian
5. Mendeskripsik an proses pembentukkan
Penilaian Tekni k Tes tertuli s
Bentuk Instrume n Pilihan ganda
Instrumen
Sko r
3. Sebuah benda kecil diletakkan pada sumbu utama sebuah cermin
dan sifat- sifat
cekung di antara titik fokus
bayangan pada
dan titik pusat
cermin datar,
kelengkungannya. Sifat
cermin cekung
bayangan yang dibentuk
dan cembung.
cermin adalah.... j. Nyata, terbalik, dan diperkecil k. Maya, tegak, dan diperbesar l. Nyata, tegak, dan diperkecil m. Nyata, terbalik dan diperbesar Total Skor Mranggen, Mei 2013
Mengetahui, Guru Mapel IPA
Mahasiswa Praktikan
Ade Farida Kurniawati NIP.
Nisfi Laili Sa’adati NPM.09330243
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Kontrol Sekolah
: MTs Nurul Ulum Mranggen
Kelas / Semester
: VIII / II
Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Pertemuan ke -
: Kedua
Alokasi Waktu
: 2 x 45menit
Standar Kompetensi 6.Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar 6.3.Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hugungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa Indikator 1. Menjelaskan hukum pembiasan cahaya. 2. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat- sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung
II. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menyebutkan bunyi hukum pembiasan cahaya 2. Mengamati proses pembentukan bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung 3. Melukiskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung 4. Menghitung jarak fokus, jarak benda atau bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung
94
5. Menjelaskan hubungan antara indeks bias, cepat rambat dan panjang gelombang suatu medium
VI. Materi Pembelajaran a. Hukum Pembiasan Cahaya Hukum I Pembiasan Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar, dan ketiganya berpotongan pada satu titik. Hukum II Pembiasan Sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat menuju ke medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal (Kanginan, 2007: 207) Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lain yang berbeda, cahaya dibiaskan karena cepat rambat cahaya dalam kedua medium adalah berbeda sesuai dengan persamaan : n1 v1 = n2v2 b. Lensa Cekung dan Cembung 1) Lensa Cekung Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut: a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan sekan-akan berasal dari titik fokus aktif F1 b) Sinar yang datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama c) Sinar yang datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias
95
(Kanginan, 2007: 217)
c. Lensa Cembung Tiga sinar istimewa pada lensa cembung adalah sebagai berikut: a) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif F1 yang terdapat di belakang lensa b) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 yang terdapat di depan lensa dibiaskan sejajar sumbu utama c) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias (Kanginan, 2007: 214) Perhitungan lensa yaitu: 1
d.
+
1 ′
=
1
Metode Pembelajaran
e.
Model
: Konvensional
Metode
: Ceramah, dan tanya jawab
Langkah-langkah Kegiatan
No 1.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Pendidikan Karakter
Pendahuluan a. Memberi salam, berdoa, dan mengecek Religius
kehadiran siswa. b. Motivasi :
20 menit
Informatif, rasa
96
- Pernakah kalian melihat dasar kolam
ingin tahu
renang? Terlihat dalam atau dangkal? c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Informatif
kompetensi dasar yang akan dicapai. d. Guru membagi peserta didik menjadi 4
Peduli, kerja
kelompok secara acak, masing-masing
sama, disiplin
kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik. e. Guru memberikan soal pretest 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Guru menggali pengetahuan siswa
Rasa ingintahu,
mengenai hukum pembiasan cahaya
aktif
2. Guru menjelaskan proses pembentukan bayangan pada lensa aktif, responsif
cekung dan cembung 3. Guru merumuskan hubungan antara jarak fokus, benda dan bayangan pada
Aktif,
lensa
responsif
b. Elaborasi 1. Siswa diberi kesempatan menggali
60 menit
kesempatan menggali informasi
Rasa ingin
mengenai materi pelajaran melalui
tahu, perhatian
buku 2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Rasa ingin
c. Konfirmasi 1. Memberikan penghargaan bagi kelompok yang mampu menjalankan tanggung jawab dengan baik
tahu, perhatian Kerjasama, Aktif, Tanggung
97
2. Memberi penguatan pada siswa pada
jawab Aktif,
materi yang telah dipelajari 3. Memberikan apresiasi terhadap
Semangat
kelompok yang aktif 4. Memberi kesempatan siswa bertanya berkaitan dengan materi pembelajaran
Informatif
yang belum dipahami 5. Guru memberikan evaluasi / post tes
3.
Informatif
Penutup 1. Siswa bersama-sama menyimpulkan hasil Tanggung jawab dan aktif
pembelajaran 2. Memberikan pekerjaan rumah (PR) 3. Guru menyampaikan rencana
10 menit
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Rasa ingin tahu, informatif
4. Guru menutup pelajaran dan mengakhiri dengan berdo’a dan mengucap salam.
V. Bahan / Sumber Belajar -
Kanginan, marthen.2007.IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga
V1. Alat dan Media Alat
:
Spidol
Media
:
Papan tulis,
98
Religius
V11. Penilaian
Indikator pencapaian 3. Menunjukkan hukum
Penilaian Teknik Tes tertulis
Bentuk Instrumen Pilihan ganda
Instrumen 1.Sinar datang dari suatu medium yang kurang rapat dan memasuki
pembiasan
suatu medium yang lebih rapat
melalui
akan dibiaskan mendekati garis
percobaan
normal. Hal ini adalah sesuai dengan.... c. Hukum Frensel d. Percobaan Young e. Hukum Snellius f. Hukum Brewster 4. Berapakah jarak bayangan yang
4. Mendeskripsikan proses pembentukkan
Tes tertulis
Pilihan ganda
terbentuk dari sebuah lensa cembung dengan fokus 25 cm dan perbesaran bayangan 5 kali?
dan sifat- sifat bayangan pada
a. 20 cm
c. 120 cm
lensa cekung dan
b. 30 cm
d. 150 cm
Mranggen,
Mei 2013
lensa cembung Total Skor Mengetahui, Guru Mapel IPA
Mahasiswa Praktikan
Ade Farida Kurniawati NIP.
Nisfi Laili Sa’adati NPM.09330243
99
Skor
Modul
IPA FISIKA untuk SMP/MTs kelas VIII
2 100
BAB 1
PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini menyajikan standar kompetensi “ Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi seharihari”. Di dalamnya dibicarakan tentang bagaimana : Bahwa cahaya dapat merambat, mengalami pemantulan, mengalami pembiasan dan mengalami penguraian. Masalah di atas merupakan materi dasar yang harus benar-benar Siswa kuasai karena merupakan prasyarat untuk mempelajari modul-modul berikutnya dan dapat membantu dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari . B. Prasyarat Untuk mempelejari modul ini , Siswa harus sudah mempelajari cahaya. C. Petunjuk Penggunaan Modul Modul ini berisi standar kompetensi memecahkan masalah berkaitan dengan cahaya. 1. Penjelasan untuk siswa : Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu : a. Menjelaskan pengertian cahaya. b. Mengamati proses pembentukan dan sifat- sifat Cahaya c. Menyebutkan hukum pembiasan 2. Peran Serta Guru : Dalam kegiatan belajar dengan sistem modul ini, Guru mempunyai peran sebagai berikut : a. Membimbing siswa dalam merencanakan proses belajar b. Membimbing siswa dalam memahami konsep dasar materi dalam contoh-contoh soal c. Membimbing siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan d. Mengadakan remedial bagi siswa yang belum kompeten
101
D. Tujuan Akhir Hasil Belajar Setelah siswa mempelajari modul ini, diharapkan siswa dapat menentukan sifat-sifat cahaya. E. Kompetensi Standar kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari KOMPETENSI DASAR
1. Menyelidiki
MATERI POKOK/ PEMBELAJAR AN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Melakukan percobaan untuk menunjukkan jalannya perambatan cahaya. Mencatat istilah pemantulan baur dan pemantulan teratur. mencatat hukum pemantulan cahaya. Mengenali jenis- jenis cermin secara umum. Mencatat sifatsifat bayangan pada cermin datar mencatat adanya sinarsinar istimewa
Cahaya
sifat- sifat cahaya dan hubungan nya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa
102
INDIKATOR
Menunjukka n hukum pemantulan melalui percobaan
Mendeskrips ikan proses pembentuka n dan sifatsifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cembung.
Menunjukka n hukum pembiasan
dan cara menggambar bayangan yang terjadi pada cermin cekung dan cembung Merumuskan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus serta merumuskan tentang perbesaran bayangan Menggali pengertian pembiasan cahaya Merumuskan indesk bias
103
melalui percobaan
Mendeskrips ikan proses pembentuka n dan sifatsifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung
F. Cek Kemampuan
Cek Kemampuan Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban Uji Kompetensi yang terdapat dibagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar 1 ini. Rumus : tingkat penguasaan = jumlah jawaban benar x 100% Jumlah soal Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90% - 100% = sangat baik 80% - 89 % = baik 70% - 79% = sedang 0 % - 69 % = kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan materi 80 % keatas, Anda dapat melanjutkan pada kegiatan belajar 2, kalau tingkat penguasaan Anda dibawah 80%, Anda harus mengulang kegiatan belajar 1,terutama di bagian yang belum Anda kuasai.
104
BAB PEMBELAJARAN 2
A. Rencana belajar Siswa
Kompetensi
: Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa
Sub Kompetensi
:-
Cahaya merambat lurus. Cahaya mengalami pemantulan Mengalami pembiasan Mengalami penguraian
105
A.
Mengenal Cahaya
Ketika ada hujan disiang hari, kemudian hujan muncullah pelangi diatas begitu indah bukan?, mengapa hal ini bisa terjadi. tentunya materi ini berhubungan dengan cahaya mari kita belajar bersama tentang cahaya dan sifatnya
(Menumbuhkan kreativitas) Pada saat kamu memasukkan sebuah pensil ke dalam gelas yang berisi air, tampak pensil tersebut agak bengkok. Dalam Fisika, disebut apa peristiwa tersebut? . Amatilah benda tersebut. Ceritakan temuanmu secara singkat di depan kelas!
106
B.
Sifat – Sifat Cahaya Amatilah alam sekitarmu. Langit cerah berwarna biru, sawah hijau kekuning-kuningan, serta bunga beraneka warna. Tahukah kamu, bahwa kamu dapat melihat semua itu karena adanya sesuatu di alam ini yang disebut cahaya. Mungkin pernah terjadi suatu malam lampu di rumahmu padam. Dapatkah kamu melihat di bagian sekitarmu? Apa yang Unsur –benda-benda unsur Balok dan – bangiannya. harus kamu lakukan agar benda-benda di sekitarmu itu dapat terlihat kembali?
Kata-kata IPA
Kata – Kata IPA Cahaya,Bayangbayang,Pemant ulan,Pembiasan Indeks bias
Sudah sejak lama manusia menemukan bahwa api dapat menghasilkan cahaya. Selanjutnya ditemukan obor, lilin, lampu minyak, sampai lampu listrik. Kita bahkan menggunakan baterai untuk menyimpan energi yang dapat menghasilkan cahaya pada lampu senter. Alami atau buatan, cahaya mungkin merupakan suatu misteri bagimu. Kamu tidak dapat memegang cahaya. Cahaya tidak mempunyai wujud, namun cahaya ada di sekitarmu. Kamu mungkin mengira tidak tahu banyak tentang cahaya. Itu tidak sepenuhnya benar. Sebab cahaya memiliki beberapa sifat yang serupa dengan bunyi. Pada saat kamu mempelajari cahaya, marilah kita pelajari sifat-sifat cahaya itu.
Perlu Diketahui!!
Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang dalam kondisi tertentu dapat berkelakuan seperti suatu partikel.
107
a. Cahaya Merambat Lurus
Sumber: Bakalian et al., 1994
Pernahkah kamu merasa takut dengan bayang-bayangmu sendiri? Pernahkah kamu membuat bayangbayang di dinding dengan tanganmu? Mengapa bayangbayang dapat terbentuk? Bayang-bayang terjadi sebagai akibat cahaya merambat pada garis lurus. Hal ini tidak sulit untuk dipahami. Jika kamu menyalakan lampu senter dalam ruangan yang gelap
Bayang-bayang merupakan suatu daerah gelap yang terbentuk pada saat sebuah benda menghalangi cahaya yang mengenai suatu permukaan. Jika sumber cahaya cukup besar, bayangbayang sering terdiri dari dua bagian. Sumber: Dok. Penulis.
Lab Mini Bayang-bayang Prosedur Dengan cahaya matahari atau sumber cahaya lain di belakangmu, amati bayang-bayangmu atau bayang-bayang benda lain. Analisis 1. Apakah akan terjadi perubahan bayangbayang apabila jenis sumber cahaya berubah?
108
b. Pemantulan Cahaya Sesaat sebelum kamu berangkat sekolah, kamu mungkin menyempatkan bercermin sejenak untuk melihat penampilanmu. Agar kamu dapat melihat bayanganmu di cermin, cahaya harus terpantul darimu, mengenai cermin, dan dipantulkan kembali oleh cermin ke dalam matamu. Pemantulan cahaya terjadi ketika cahaya mengenai suatu benda dan dipantulkan oleh benda tersebut.
Hukum Pemantulan
Mengacu hukum Snellius, yang menyatakan bahwa pada peristiwa pantulan cahaya berlaku : “bahwa sudut datang senilai dengan sudut pantul”
Gambar peristiwa pemantulan sinar i merupakan lambang sudut datang dan r merupakan lambang sudut pantul dimana i = r. Jenis Pemantulan 1. Pemantulan Teratur
Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan pantul yang rata, seluruh cahaya yang datang akan dipantulkan dengan arah yang teratur. Jenis pemantulan ini disebut pemantulan teratur.
109
2. Pemantulan Baur Cahaya yang dipantulkan yang tersebar ke banyak arah yang berbeda dikarenakan suatu permukaan tidak teratur disebut pemantulan baur. Contoh : Dinding dan kayu
Cermin dan Sifat Bayangan Cermin terbuat dari kaca yang salah satu permukaannya dilapisi dengan lembaran tipis aluminium atau perak.
a) Cermin Datar Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya merupakan bidang datar. Sifat bayangan pada cermin datar 1. Bayangan sama besar dengan bendanya 2. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin 3. Letak bayang- bayang terbalik dengan letak benda 4. Bayangan yang terbentuk adalah bayangan maya
110
b) Cermin Cekung Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa cekungan. Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar pantul atau konvergen. Sifat pemantulan pada cermin cekung 1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya 2. Memantulkan berkas cahaya (kovergen) Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung (a) sinar datang sejajar sumbu utama, (b) sinar datang melalui titik fokus, dan (c) sinar datang melalui pusat kelengkungan
gambar sinar istimewa pada cermin cekung Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dapt di artikan sebagai berikut : a. sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus, b. sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama, c. sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui jalan semula.
111
c) Cermin Cembung Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang berbentuk cembung. Sifat pemantulan pada cermin cembung : 1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya,tegak diperkecil, 2. Menyebarkan berkas cahaya (divergen) Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung dapat dituliskan sebagai berikut :
gambar sinar-sinar istimewa pada cermin cembung a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal darititik fokus. b. Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama. c. Sinar datang menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui sinar datang.
112
Hubungan antara jarak benda, bayangan dan fokus pada cermin
perbesaran pada cermin dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : f : fokus cermin (cm atau m) s : jarak benda ke cermin (cm atau m) s’ : jarak bayangan ke cermin (cm atau m) R : jari-jari (cm atau m) h’ : tinggi bayangan (cm atau m) h : tinggi benda (cm atau m) M: perbesaranSifat bayangan yang terbentuk pada cermin cekung a. Pembiasan Cahaya (Refraksi) Adalah pembelokan atau perubahan arah rambat cahaya ketika melalui 2 medium yang berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya disebabkan cahaya bergerak melalui 2 medium (zat perantara yang dilalui cahaya) yang berbeda kerapatannya
113
b. Indeks bias Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa dan cepat rambat cahaya dalam medium disebut indeks bias dan dirumuskan sebagai berikut. n = c/v Keterangan : n : indeks bias c : cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 m/s) v : cepat rambat cahaya dalam medium (m/s) Di bawah ini ada gambar tentang indeks bias yang di ambil dari youtube ;
Pada pembiasan berlaku hukum Snellius tentang pembiasan, yang berbunyi sebagai berikut. a. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar. b. Perbandingan antara proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias pada bidang batas merupakan bilangan tetap yang disebut indeks bias relatif.
114
Lensa Sederhana Lensa adalah : Alat optik yang terbuat dari benda tembus cahaya dan dibatasi oleh dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar. Macam-macam lensa : 1. Lensa Cembung
Bersifat mengumpulkan cahaya (kovergen) Sering disebut lensa positif Biasa digunakan pada : 1. kaca pembesar 2. kaca mata rabun dekat 3. mikroskop sinar-sinar istimewa lensa cekung 1. Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus F1 2. Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama 3. Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan)
2. Lensa Cekung
Bagian tengahnya lebih tipis dari bagian tepinya. Bersifat menyebarkan cahaya Sering disebut lensa negative Biasa digunakan pada : 1. kaca mata rabun jauh 2. teropong panggung Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung 115
1. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F1 . 2. Sinar datang menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama. 3. Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan
c. Dispersi Cahaya
Jika kamu pernah melihat pelangi, berarti kamu pernah melihat suatu contoh peristiwa dispersi cahaya. Dispersi cahaya merupakan peristiwa terurainya cahaya putih menjadi warna-warna spektrum.
Tugas Mandiri
Carilah dan buatlah dalam bentuk kliping contoh dari sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari !!!
116
1. Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung memiliki jarak fokus 15 cm. Tentukan perbesaran bayangan yang dihasilkan!! Jawaban : Langkah-langkah Penyelesaian: Diketahui : Jarak benda,(s = 10 cm) Jarak fokus, (f = 15 cm) Ditanyakan ? Perbesaran bayangan. Penyelesaian : Hubungan antara jarak benda s, jarak bayangan s’, dan jarak fokus cermin cekung f dapat dinyatakan dalam persamaan : + + = s’=
= = -
s’= Sehingga perbesaran bayangan yang dihasilkan cermin cekung adalah : M=
=-
= 3 kali
117
Contoh Soal 2
2. Seberkas cahaya matahari merambat dari udara ke kaca (indeks bias kaca = ), tentukan cepat rambat cahaya? Jawaban : Langkah-langkah Penyelesaian: Diketahui : Indeks bias kaca (nkaca ) = Cepat rambat cahaya dalam ruang hampa c (c = 3,0 x 10 8 m/s) Ditanyakan ? Cepat rambat cahaya Penyelesaian : v=
=
= 2 x 108 m/s
jadi cepat rambat cahaya dalam kaca adalah 2 x 108 m/s
118
1. Cahaya merambat lurus menyebabkan terjadinya bayang-bayang benda tidak tembus cahaya. 2. Hukum Pemantulan Cahaya: a. besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul; b. sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. 3. Pemantulan baur disebabkan oleh bidang pantul yang tidak rata sehingga cahaya yang terpantul menjadi berbaur ke segala arah. 4. Pemantulan teratur disebabkan oleh bidang pantul yang rata sehingga cahaya yang dipantulkan menjadi sejajar. 5. Cermin cekung bersifat konvergen, yaitu mengumpulkan berkas-berkas cahaya yang dipantulkannya. 6. Pembentukan bayangan pada cermin cekung akan berpotongan di satu titik yang dinamakan titik fokus. 7. Cermin cembung bersifat divergen, yaitu berkas cahaya yang dipantulkan akan menyebar. 8. Bayangan yang dibentuk cermin cembung di manapun bendanya diletakkan, asalkan di depan cermin, memiliki sifat maya, tegak, dan diperkecil. 9. Pada cermin cekung dan cermin cembung, hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan tititk fokus adalah: 10. Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan berkas cahaya melewati dua medium yang berbeda. 11. Hukum Snellius pertama menyatakan: a. sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. b. sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal dan sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal. 12. Lensa cembung bersifat konvergen. 13. Alat yang menggunakan lensa cembung adalah lup, kamera, dan mikroskop. 14. Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan sinar. 15. Peristiwa terurainya warna putih menjadi tujuh warna cahaya disebut dispersi. 119
1
Evaluasi
31. Cahaya termasuk dalam .... a. Gelombang radio b. Gelombang transversal c. Gelombang longitudinal d. Gelombang sinar 32.
Pernyataan berikut ini adalah sifat-sifat cahaya, kecuali....
a. Merambat menurut garis lurus b. Dipancarkan dalam bentuk radiasi c. Tidak dapat merambat melalui ruang hampa d. Dapat dipantulkan dan dibiaskan 33.
Perhatikan pernyataan di bawah ini!
(5) Pemantulan sinar yang mengenai permukaan seng (6) Pemantulan sinar pada permukaan air (7) Pemantulan cahaya pada kaca spion mobil (8) Pemantulan sinar yang mengenai benda kasar Yang termasuk pemantulan baur (difuse) adalah.... c. 1 dan 2 c. 2 dan 4 d. 1 dan 3 34.
d. 3 dan 4
Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah....
m. Tegak dan jarak bayangan lebih kecil dari jarak benda n. Nyata dan jarak bayangan sama dengan jarak benda o. Maya dan ukurannya sama dengan ukuran benda p. Tegak dan ukurannya lebih besar dari ukuran benda 35.
Perhatikan gambar di bawah ini!
5 cm 2 cm
Tinggi dan jarak bayangan yang terjadi dihitung dari jarak benda adalah.... n. 2 cm dan 5 cm o. 2 cm dan 10 cm
120
p. 5 cm dan 2 cm q. 7 cm dan 10 cm 36.
Pernyataan di bawah ini merupakan contoh peristiwa pembiasan, kecuali....
a. Sebatang pensil yang tampak patah ketika diletakan di dalam gelas yang berisi air b. Dasar sungai yang airnya jernih tampak dangkal c. Jalan raya pada terik matahari kelihatan berair d. Berkas cahaya dari benda-benda langit tidak lurus sampai di bumi 37.
Sinar datang dari suatu medium yang kurang rapat dan memasuki suatu
medium yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Hal ini adalah sesuai dengan.... a. Hukum Frensel
c. Percobaan Young
b. Hukum Snellius
d. Hukum Brewster
38.
Sebuah benda setinggi 13 cm terletak 6 cm di depan cermin cekung, ternyata
tinggi bayangan yang terbentuk adalah 26 cm, maka jarak bayangannya adalah.... a. 12 cm
c. 24 cm
b. 14 cm
d. 91 cm
39. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung yang jarak fokusnya 180 cm dan jarak bayangan yang terjadi adalah... c. -45 cm
c. 120 cm
d. -90 cm
d. 240 cm
40. Bayangan pada cermin datar mempunyai sifat ............. a. Maya, tegak, dan sama besar b. Nyata, tegak, dan sama besar c. Maya, tegak, dan diperkecil d. Nyata, tegak, dan diperkecil 41. Jika seberkas cahaya mengenai permukaan yang tidak rata, maka pemantulannya disebut.... e. Pemantulan sempurna f. Pemantulan semu
121
g. Pemantulan teratur h. Pemantulan baur 42. Ikan di laut yang jernih akan tampak lebih dekat ke permukaan. Hal ini sebagai akibat dari peristiwa.... a. Pemantulan b. Pemantulan sempurna c. Pembiasan d. Pemantulan baur 43. Bayangan yang akan dibentuk oleh cermin cembung selalu.... a. Maya, tegak, diperkecil b. Maya, terbalik, diperkecil c. Nyata, tegak, diperkecil d. Nyata, terbalik, diperkecil 44. Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung memiliki jarak fokus 15 cm. Perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah ...... a. 0,5 kali
c. 0,6 kali
b. 1,5 kali
d. 3,0 kali
45. Jika sinar datang dari udara ke air, maka gambar pembiasan yang benar di bawah ini adalah.... N
N
Udara
c.
Udara
c.
Air
Air
N
d.
N
Udara
d.
Air
Udara Air
122
46. Sebuah benda ditempatkan 5 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya 10 cm. Bila tinggi benda 4 cm, maka tinggi bayangan adalah.... a. 8 cm
c. 15 cm
b. 14 cm
d. 20 cm
47. Manakah gambar di bawah ini yang menunjukan arah pembiasan cahaya dari udara ke air....
c.
c.
d.
d.
48. Seberkas cahaya merambat dari udara menuju air dengan indeks bias 4/3. Jika cepat rambat cahaya di udara 3 x 108 m/s. Maka cepat rambat cahaya itu di air sebesar.... c. 1,75 x 108 m/s
c. 2,25 x 108 m/s
d. 2.00 x 108 m/s
d. 2,50 x 108 m/s
49. Cepat rambat cahaya dalam suatu cairan adalah 2 x 108 m/s. Bila cepat rambat cahaya di ruang hampa 3 x 108 m/s. Maka indeks bias cairan tersebut adalah.... a. 0,75
c. 1,5
b. 1,33
d. 1,66
50. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari kelengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya terletak di depan cermin berjarak.... a. 15 cm
c. 25 cm
b. 20 cm
d. 30 cm
123
KUNCI JAWABAN 1. B
11. D
2. C
12. C
3. C
13. A
4. C
14. D
5. B
15. C
6. C
16. A
7. B
17. D
8. A
18. C
9. B
19. C
10. A
20. A
124
Lampiran 8a DAFTAR NILAI SISWA KELAS UJI COBA VIII B
NO 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56.
KODE UC – 1 UC – 2 UC – 3 UC – 4 UC – 5 UC – 6 UC – 7 UC – 8 UC – 9 UC – 10 UC – 11 UC – 12 UC – 13 UC – 14 UC – 15 UC – 16 UC – 17 UC – 18 UC – 19 UC – 20 UC – 21 UC – 22 UC – 23 UC – 24 UC – 25 UC – 26 UC – 27 UC – 28
125
NILAI 90 80 73 63 67 53 73 70 57 53 57 43 54 57 43 47 47 33 37 33 30 40 30 37 37 27 37 27
Lampiran 8b
126
Lampiran 8b
127
ANALISIS VALIDITAS SOAL UJI COBA MANUAL
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y )
rXY
NX
2
(X ) 2 N Y 2 (Y ) 2
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi tiap item.
N
: Banyaknya objek yang diuji.
X
: Jumlah skor item
Y
: Jumlah skor total
2
: Jumlah kuadrat skor item
2
Y
: Jumlah kuadrat skor total
XY
: Jumlah perkalian skor item dan skor total
X
Item Soal No 1 N XY ( X )( Y )
rXY r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
NX
2
(X ) 2 N Y 2 (Y ) 2
( {
) (
(
{
) ( ) }{
)( (
}{
{
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,463784
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 1 “valid”.
126
Item Soal No 2 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
{
) ( ) }{
)(
) ) (
(
) }
}{ 194544
}{
}
}
√
= 0,43142
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 2 “valid”. Item Soal No 3 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) ( )(
( ) ( ) }{
{
(
}{194544
{
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,49011 dibulatkan 0,5
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 3 “valid”.
127
Item Soal No 4 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
) ( ) }{
)(
) ) (
(
}{ 194544
{
}{
) }
}
}
√ ,
= 0,39981 dibulatkan 0,4
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 4 “valid”. Item Soal No 5 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
{
) ( ) }{
)( (
}{ 194544
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,40846
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 5 “valid”.
128
Item Soal No 6 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) ( )(
( ) ( ) }{
{
{
(
) ) (
}{194544
}{
) }
}
}
√ ,
= 0,43
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 6 “valid”. Item Soal No 7 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) ( )(
( ) ( ) }{
{
{
(
}{194544
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,5593
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 7 “valid”.
129
Item Soal No 8 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
) ( ) }{
)(
) ) (
(
}{ 194544
{
}{
) }
}
}
√
= 0,4511
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 8 “valid”. Item Soal No 9 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
{
) ( ) }{
)( (
}{ 194544
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= -0,299
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy < rtabel maka item soal nomor 9 “tidak valid”.
130
Item Soal No 10 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
) ( ) }{
)(
) ) (
(
}{
{
}{
) }
}
}
√
= 0,4797
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 10 “valid”. Item Soal No 11 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
(
) (
{
{
) ( ) }{
}{
}{
)( (
) ) (
) }
}
}
√
= 0,3267
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy < rtabel maka item soal nomor 11 “tidak valid”.
131
Item Soal No 12 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) ( )(
( ) ( ) }{
{
) ) (
(
}{194544
{
}{
) }
}
}
√
= 0,4807
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 12 “valid”. Item Soal No 13 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
{
) ( ) }{
)( (
}{ 194544
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,395
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 13 “valid”.
132
Item Soal No 14 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
) (
)(
) }{
(
) ) (
}{
{
}{
) }
}
}
√
= 0,491
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 14 “valid”.
Item Soal No 15 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) ( )(
( ) ( ) }{
{
(
}{194544
) ) (
) }
}
, {
}{
}
, √ , ,
= 0,450
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 15 “valid”.
133
Item Soal No 16 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) ( )(
( ) ( ) }{
{
) ) (
(
}{194544
{
}{
) }
}
}
√
= 0,4492
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 16 “valid”. Item Soal No 17 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
(
) (
{
{
) ( ) }{
)( (
}{ 194544
}{
) ) (
) }
}
}
√
= 0,355
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 17 “valid”.
134
Item Soal No 18 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY NX 2 (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
) ( ) }{
)(
) ) (
(
}{ 194544
{
}{
) }
}
}
√
= 0,592
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 18 “valid”. Item Soal No 19 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
{
) ( ) }{
)( (
}{ 194544
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,42855
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 19 “valid”.
135
Item Soal No 20 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY NX 2 (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
(
) ( }{
)
{
{
)( (
) ) (
) }
}{ 194544
}{
}
}
√
= 0,075
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy < rtabel maka item soal nomor 20 “tidak valid”. Item Soal No 21 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) ( )(
( ) ( ) }{
{
{
(
}{194544
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,369
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 21 “valid”.
136
Item Soal No 22 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY NX 2 (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
) ( ) }{
)(
) ) (
(
) }
}{ 194544
{
}{
}
}
√
= -1,4837
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy < rtabel maka item soal nomor 22 “ tidak valid”. Item Soal No 23 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) ( )(
( ) ( ) }{
{
{
(
}{194544
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,5121
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 23 “valid”.
137
Item Soal No 24 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
) ( ) }{
)(
) ) (
(
}{ 194544
{
}{
) }
}
}
√
= 0,287
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy < rtabel maka item soal nomor 24 “valid”. Item Soal No 25 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
{
) ( ) }{
)( (
}{ 194544
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,4679
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 25 “valid”.
138
Item Soal No 26 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
{
) ( ) }{
)(
) ) (
(
) }
}{ 194544
}{
}
}
√
= 0,2707
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy < rtabel maka item soal nomor 26 “tidak valid”. Item Soal No 27 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) ( )(
( ) ( ) }{
{
{
(
}{194544
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,382
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 27 “valid”.
139
Item Soal No 28 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
) (
)(
) }{
) ) (
(
}{
{
}{
) }
}
}
√
= 0,3452
,
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy < rtabel maka item soal nomor 1 “tidak valid”.
Item Soal No 29 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) ( )(
( ) ( ) }{
{
{
(
) ) (
}{194544
}{
) }
}
}
√ ,
= 0,47481
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy > rtabel maka item soal nomor 29 “valid”.
140
Item Soal No 30 Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rXY 2 NX (X ) 2 NY 2 (Y ) 2 r
=
r
=
r
=
r
=
r
=
( {
) (
(
{
{
) ( ) }{
)( (
}{ 194544
}{
) ) (
) }
}
}
√ ,
= 0,2276
Pada tabel product moment dengan N = 28 dan = 5%, diperoleh nilai rtabel = 0,374. Karena nilai rxy < rtabel maka item soal nomor 30 “tidak valid”.
141
Lampiran 8d
ANALISIS RELIABILITAS UJI COBA Untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus KR – 20 yaitu : =
− ∑ ( − 1)
keterangan : p = proporsi subjek yang menjawab item benar q = proporsi subjek yang menjawab item salah. (q = 1- p) ∑
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
S = standar deviasi dari tes. soal nomer 1 ∑
2
(
∑
)
S = = ,
= 324 – ,
=
= 11, 16 Jadi reliabilitasnya adalah : = =
∑ (
) ,
(
= (1,04)
)
, ,
, ,
= (1,04)(0,45) = 0,5
142
Lampiran 8e ANALISIS DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL UJI COBA
Untuk menghitung daya pembeda soal digunakan rumus : D=
-
= PA - PB
Keterangan : JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab
Contoh Soal nomer 1 D=
-
= PA - PB
PA =
= = 0,78571 dibulatkan (0,78) PB =
= = 0,50 D = PA - PB = 0,78 – 0,50 = 0,28
143
Lampiran 8f
ANALISIS TARAF KESUKARAN SOAL UJI COBA
Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus : a. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus: P=
B × 100% N
Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N = jumlah seluruh siswa peserta tes
b. Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut : Jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk soal mudah Jumlah persentase 28%-72% termasuk soal sedang Jumlah persentase 73% keatas termasuk soal sukar
SOAL NO. 1 Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus : P=
x 100 %
=
x 100%
= 0,64286 dibulatkan 0,643 (Sedang)
144
Lampiran 9a
DAFTAR NILAI ULANGAN KELAS EKSPERIMEN
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
KODE E–1 E–2 E–3 E–4 E–5 E–6 E–7 E–8 E–9 E – 10 E – 11 E – 12 E – 13 E – 14 E – 15 E – 16 E – 17 E – 18 E – 19 E – 20 E – 21 E – 22 E – 23 E – 24 E – 25 E – 26 E – 27 E – 28
NILAI 60 60 50 80 55 50 50 55 75 60 55 65 65 70 50 35 70 35 40 75 75 70 75 75 40 55 55 55
145
Lampiran 9b DAFTAR NILAI ULANGAN KELAS KONTROL
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
KODE K–1 K–2 K–3 K–4 K–5 K–6 K–7 K–8 K–9 K – 10 K – 11 K – 12 K – 13 K – 14 K – 15 K – 16 K – 17 K – 18 K – 19 K – 20 K – 21 K – 22 K – 23 K – 24 K – 25 K – 26 K – 27 K – 28
146
NILAI 45 50 25 70 40 40 25 30 60 35 40 50 55 45 30 10 55 15 15 60 70 60 60 60 20 40 70 45
Lampiran 10a NORMALITAS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN (VIII C) (Menggunakan Perhitungan Microsoft office excel)
No.
Kode
1
E-16
2
Xi
Xi^2
(Xi-Xbar)
35
1225
-24,107
E-18
35
1225
-24,107
3
E-19
40
1600
-19,107
4
E-25
40
1600
-19,107
5
E-06
50
2500
-9,1071
6
E-07
50
2500
-9,1071
7
E-15
50
2500
-9,1071
8
E-03
50
2500
-9,1071
9
E-08
55
3025
-4,1071
10
E-11
55
3025
-4,1071
11
E-05
55
3025
-4,1071
12
E-27
55
3025
-4,1071
13
E-26
55
3025
-4,1071
14 15 16 17 18 19 20 21
E-28 E-10 E-01 E-02 E-12 E-13 E-17 E-14
55 60 60 60 65 65 70 70
3025 3600 3600 3600 4225 4225 4900 4900
-4,1071 0,89286 0,89286 0,89286 5,89286 5,89286 10,8929 10,8929 147
Zi 1,88 1,88 1,49 1,49 0,71 0,71 0,71 0,71 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,07 0,07 0,07 0,46 0,46 0,85 0,85
Z tabel 0,4699 0,4699 0,4319 0,4319 0,2612 0,2612 0,2612 0,2612 0,1255 0,1255 0,1255 0,1255 0,1255 0,1255 0,0279 0,0279 0,0279 0,1772 0,1772 0,3023 0,3023
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
0,0301 0,0714
0,0413
0,0301 0,0714
0,0413
0,0681 0,1429
0,0748
0,0681 0,1429
0,0748
0,2388 0,2857
0,0469
0,2388 0,2857
0,0469
0,2388 0,2857
0,0469
0,2388 0,2857
0,0469
0,3745 0,5000
0,1255
0,3745 0,5000
0,1255
0,3745 0,5000
0,1255
0,3745 0,5000
0,1255
0,3745 0,5000
0,1255
0,3745 0,5279 0,5279 0,5279 0,6772 0,6772 0,8023 0,8023
0,1255 0,0792 0,0792 0,0792 0,0014 0,0014 0,0166 0,0166
0,5000 0,6071 0,6071 0,6071 0,6786 0,6786 0,7857 0,7857
22 23 24 25 26 27 28 Jumlah Xbar S
E-22 E-23 E-24 E-09 E-20 E-21 E-04
70 75 75 75 75 75 80
1655 59,1071 12,8419
Lo
0,1255
Ltabel
0,1658
4900 5625 5625 5625 5625 5625 6400 102275
10,8929 15,8929 15,8929 15,8929 15,8929 15,8929 20,8929
148
0,85 1,24 1,24 1,24 1,24 1,24 1,63
0,3023 0,3925 0,3925 0,3925 0,3925 0,3925 0,4484
0,8023 0,8925 0,8925 0,8925 0,8925 0,8925 0,9484
0,7857 0,9643 0,9643 0,9643 0,9643 0,9643 1,0000
0,0166 0,0718 0,0718 0,0718 0,0718 0,0718 0,0516 0,1255
Lampiran 10b NORMALITAS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN (Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)
Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah: 1. Menentukan kriteria hipotesis <
Jika
,
diterima artinya sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. ≥
Jika
,
ditolak artinya sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. 2. Menetapkan nilai alfa ( = %) 3. Mencari nilai-nilai: Berdasarkan data pada daftar distribusi normalitas diperoleh: ∑
n =28 ∑
̅=
(∑ (
(
∑
= 102275
= 59,1071
∑
= =
=
= 1655
)
)
)(
) ( (
)
)
= = = √164,914 = 12,8419 Karena ̅ dan sudah diketahui maka =
̅
Contoh: =1
149
dapat dicari dengan rumus:
=
,
= −1,88
,
Untuk mencari ( ) digunakan daftar distribusi normal baku Contoh: =1 = −1,88 pada tabel distribusi normal baku = 0,4699 ( ) = 0,5 − 0,4699 = 0,0301 4. Mencari harga
dan nilai kritik Uji Lilliefors:
Dengan nilai kritik tersebut dan taraf nyata diperoleh: = 0,1658 5. Menentukan
= 5% dengan n = 28
:
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) − ( )| yaitu 0,1255 6. Kesimpulan Berarti
<
yaitu 0,1255< 0,1658,
diterima, maka disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
150
Dari perhitungan diperoleh nilai
= 0,1255 . Sedangkan dari Ltabel dengan
= 0,1658. Pada tabel nilai kr itis L untuk uji
α = 5%, diperoleh
liliefors tidak ada nilainya. Oleh karena itu perlu dihitung dengan interpolasi sebagai berikut: V
5 % (0,05)
25
0,173
28
X
30
0,161
Untuk mencari nilai X, dengan cara: 0,173
P 0,161
0,161
0,161
25
30
28
dari gambar diatas bisa disederhanakan menjadi
0,012 25
30
28
0,012
P
dan 25
28
30
151
30
0,012
=
5 2
0,012 × 2 = 5 =
0,024 5
= 0,0048 = 0,0048 + 0,161 = 0,1658
152
Lampiran 11a NORMALITAS DATA AWAL KELAS KONTROL (VIII A) (Menggunakan Perhitungan Microsoft Office Excel)
No.
Kode
1
K-16
2
Xi
Xi^2
(Xi-Xbar)
10
100
-33,571
K-18
15
225
-28,571
3
K-19
15
225
-28,571
4
K-25
20
400
-23,571
5
K-03
25
625
-18,571
6
K-07
25
625
-18,571
7
K-15
30
900
-13,571
8
K-08
30
900
-13,571
9
K-10
35
1225
-8,5714
10
K-11
40
1600
-3,5714
11
K-05
40
1600
-3,5714
12
K-06
40
1600
-3,5714
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
K-26 K-28 K-14 K-01 K-02 K-12 K-13 K-17 K-20 K-22 K-23
40 45 45 45 50 50 55 55 60 60 60
1600 2025 2025 2025 2500 2500 3025 3025 3600 3600 3600
-3,5714 1,42857 1,42857 1,42857 6,42857 6,42857 11,4286 11,4286 16,4286 16,4286 16,4286
Zi 1,92 1,63 1,63 1,34 1,06 1,06 0,77 0,77 0,49 0,20 0,20 0,20 0,20 0,08 0,08 0,08 0,37 0,37 0,65 0,65 0,94 0,94 0,94
153
Z tabel 0,4726 0,4484 0,4484 0,4099 0,3554 0,3554 0,2794 0,2794 0,1879 0,0793 0,0793 0,0793 0,0793 0,0319 0,0319 0,0319 0,1443 0,1443 0,2422 0,2422 0,3264 0,3264 0,3264
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
0,0274 0,0357
0,0083
0,0516 0,1071
0,0555
0,0516 0,1071
0,0555
0,0901 0,1429
0,0528
0,1446 0,2143
0,0697
0,1446 0,2143
0,0697
0,2206 0,2857
0,0651
0,2206 0,2857
0,0651
0,3121 0,3214
0,0093
0,4207 0,4643
0,0436
0,4207 0,4643
0,0436
0,4207 0,4643
0,0436
0,4207 0,5319 0,5319 0,5319 0,6443 0,6443 0,7422 0,7422 0,8264 0,8264 0,8264
0,0436 0,0395 0,0395 0,0395 0,0014 0,0014 0,0279 0,0279 0,0665 0,0665 0,0665
0,4643 0,5714 0,5714 0,5714 0,6429 0,6429 0,7143 0,7143 0,8929 0,8929 0,8929
24 25 26 27 28 Jumlah Xbar S
K-24 K-09 K-21 K-27 K-04
60 60 70 70 70
1220 43,5714 17,5255
Lo
0,0697
Ltabel
0,1658
3600 3600 4900 4900 4900 61450
16,4286 16,4286 26,4286 26,4286 26,4286
0,94 0,94 1,51 1,51 1,51
154
0,3264 0,3264 0,4345 0,4345 0,4345
0,8264 0,8264 0,9345 0,9345 0,9345
0,8929 0,8929 1,0000 1,0000 1,0000
0,0665 0,0665 0,0655 0,0655 0,0655 0,0697
Lampiran 11b NORMALITAS DATA AWAL KELAS KONTROL (Dengan Menggunakan Perhitungan Manual) Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah: 1. Menentukan kriteria hipotesis <
Jika
,
diterima artinya sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. ≥
Jika
,
ditolak artinya sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. 2. Menetapkan nilai alfa ( = %) 3. Mencari nilai-nilai: Berdasarkan data pada daftar distribusi normalitas diperoleh: ∑
n =28 ∑
̅=
(∑ (
(
∑
= 61450
= 43,57
∑
= =
=
= 1220
)
)
)(
) ( (
) )
= = = √307,143 = 17,5255 Karena ̅ dan sudah diketahui maka =
̅
Contoh: =1
155
dapat dicari dengan rumus:
=
,
= −1,91558
,
Untuk mencari ( ) digunakan daftar distribusi normal baku Contoh: =1 = −1,92 pada tabel distribusi normal baku = 0,4726 ( ) = 0,5 − 0,4726 = 0,0274 4. Mencari harga
dan nilai kritik Uji Lilliefors:
Dengan nilai kritik tersebut dan taraf nyata diperoleh: =0,1658 5. Menentukan
= 5% dengan n = 28
:
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) − ( )| yaitu 0,0697 6. Kesimpulan Berarti
<
yaitu 0,0697< 0,1658,
diterima, maka disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
156
Lampiran 12a UJI HOMOGENITAS AWAL DATA AWAL (Perhitungan Microsoft Office Excel)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Σ n
Kontrol Eksperimen 10 35 15 35 15 40 20 40 25 50 25 50 30 50 30 50 35 55 40 55 40 55 40 55 40 55 45 55 45 60 45 60 50 60 50 65 55 65 55 70 60 70 60 70 60 75 60 75 60 75 70 75 70 75 70 80 1220 1655 43,571 59,107 28 28 157
s
17,525
12,842
2
307,143
164,914
1 2 ∑
dk 27 27 54
1/dk 0,037 0,037 0,074074
s2
236,028
log s2 B ln 10
2,373 128,140 2,3026
χ2hitung
2,570
s
Sampel ke
(dk)log log si2 si 2 (n-1) si2 307,143 2,487 67,158 8292,857 164,914 2,217 59,866 4452,679 472,0569 4,704598 127,0241 12745,54
si2
158
Lampiran 12b UJI HOMOGENITAS DATA AWAL (Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)
1. Hipotesis : =
=
( varians kedua kelompok sama)
: paling sedikit ada satu tanda sama dengan tidak berlaku 2. Rumusan yang digunakan : =
∑(
)
∑(
)
=(
) ∑(
− 1)
= (ln 10){ − ∑(
− 1) log
}
3. Kriteria Pengujian : <
Jika
, dengan peluang (1 - ) dan dk = (k – 1) untuk
= 0,05, maka Ho diterima, artinya varians antar kelompok sama atau >
homogen. Jika
, maka Ho ditolak, artinya varians antar
kelompok berbeda. 4. Perhitungan Uji Homogenitas : Varians kelompok eksperimen (S ) = 164,914dan n = 28 Varians kelompok kontrol (S ) =307,143 Varians gabungan dari ketiga sampel adalah : = = =
∑(
)
∑(
)
(
,
)
(
,
)
,
= 236,028 log
= log 236,028 = 2,373
Harga B adalah : =(
) ∑(
− 1)
= (2,373)53 = 128,140
159
dan n = 28
Mencari nilai
:
= (ln 10){ − ∑(
− 1) log
}
= (2,3026){128,140 − (27 ∙ log 2,487 + 27 ∙ log 2,217)} = (2,3026){128,140 − (67,158 + 59,866)} = (2,3026){128,140 − 127,0241} =(2,3026)(1,116) = 2,569 di bulatkan 2,570 5. Kesimpulan : Dari tabel distribusi dengan peluang (1 - ) = ( 1 – 0,05) = 0,95 diperoleh = 3,481. Dari perhitungan diperoleh = 2,570. Karena < yaitu 2,570< 3,481 maka Ho diterima, artinya kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen.
160
Lampiran 13a DAFTAR NILAI SEBELUM PERLAKUAN (PRE-TEST) KELAS EKSPERIMEN
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
KODE E–1 E–2 E–3 E–4 E–5 E–6 E–7 E–8 E–9 E – 10 E – 11 E – 12 E – 13 E – 14 E – 15 E – 16 E – 17 E – 18 E – 19 E – 20 E – 21 E – 22 E – 23 E – 24 E – 25 E – 26 E – 27 E – 28
NILAI 30 35 35 45 40 25 50 45 30 25 30 35 40 45 35 25 30 30 35 45 50 50 35 25 30 25 40 45
161
Lampiran 13b DAFTAR NILAI SEBELUM PERLAKUAN (PRE-TEST) KELAS KONTROL
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
KODE K–1 K–2 K–3 K–4 K–5 K–6 K–7 K–8 K–9 K – 10 K – 11 K – 12 K – 13 K – 14 K – 15 K – 16 K – 17 K – 18 K – 19 K – 20 K – 21 K – 22 K – 23 K – 24 K – 25 K – 26 K – 27 K – 28
162
NILAI 25 35 30 35 25 20 20 35 35 30 25 25 30 35 45 40 45 50 35 25 25 20 15 25 20 25 20 35
Lampiran 14a DAFTAR NILAI SETELAH PERLAKUAN (POST-TEST) KELAS EKSPERIMEN
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
KODE E–1 E–2 E–3 E–4 E–5 E–6 E–7 E–8 E–9 E – 10 E – 11 E – 12 E – 13 E – 14 E – 15 E – 16 E – 17 E – 18 E – 19 E – 20 E – 21 E – 22 E – 23 E – 24 E – 25 E – 26 E – 27 E – 28
NILAI 75 75 65 80 70 75 65 70 80 70 70 75 75 75 70 60 75 60 65 75 80 75 80 80 65 75 80 75
163
Lampiran 14b DAFTAR NILAI SETELAH PERLAKUAN (POST-TEST) KELAS KONTROL
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
KODE K–1 K–2 K–3 K–4 K–5 K–6 K–7 K–8 K–9 K – 10 K – 11 K – 12 K – 13 K – 14 K – 15 K – 16 K – 17 K – 18 K – 19 K – 20 K – 21 K – 22 K – 23 K – 24 K – 25 K – 26 K – 27 K – 28
164
NILAI 65 65 55 80 60 60 55 60 75 60 60 65 65 65 55 50 65 50 50 65 75 70 70 70 55 60 80 60
Lampiran 15a NORMALITAS DATA AKHIR KELAS EKSPERIMEN (VIII C) ( Perhitungan Menggunakan Microsoft Office Excel)
No.
Kode
1
E-16
2
Xi
Xi^2
(Xi-Xbar)
60
3600
-12,679
E-18
60
3600
-12,679
3
E-19
65
4225
-7,6786
4
E-25
65
4225
-7,6786
5
E-03
65
4225
-7,6786
6
E-07
65
4225
-7,6786
7
E-15
70
4900
-2,6786
8
E-08
70
4900
-2,6786
9
E-10
70
4900
-2,6786
10
E-11
70
4900
-2,6786
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
E-05 E-06 E-26 E-28 E-14 E-01 E-02 E-12 E-13 E-17 E-20 E-22 E-23 E-24 E-09 E-21
70 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 80 80 80 80
4900 5625 5625 5625 5625 5625 5625 5625 5625 5625 5625 5625 6400 6400 6400 6400
-2,6786 2,32143 2,32143 2,32143 2,32143 2,32143 2,32143 2,32143 2,32143 2,32143 2,32143 2,32143 7,32143 7,32143 7,32143 7,32143 165
Zi 2,11 2,11 1,28 1,28 1,28 1,28 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 1,22 1,22 1,22 1,22
Z tabel 0,4826 0,4826 0,3997 0,3997 0,3997 0,3997 0,1736 0,1736 0,1736 0,1736 0,1736 0,1517 0,1517 0,1517 0,1517 0,1517 0,1517 0,1517 0,1517 0,1517 0,1517 0,1517 0,3888 0,3888 0,3888 0,3888
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
0,0174 0,0714
0,0540
0,0174 0,0714
0,0540
0,1003 0,2143
0,1140
0,1003 0,2143
0,1140
0,1003 0,2143
0,1140
0,1003 0,2143
0,1140
0,3264 0,3929
0,0665
0,3264 0,3929
0,0665
0,3264 0,3929
0,0665
0,3264 0,3929
0,0665
0,3264 0,6517 0,6517 0,6517 0,6517 0,6517 0,6517 0,6517 0,6517 0,6517 0,6517 0,6517 0,8888 0,8888 0,8888 0,8888
0,0665 0,1340 0,1340 0,1340 0,1340 0,1340 0,1340 0,1340 0,1340 0,1340 0,1340 0,1340 0,1112 0,1112 0,1112 0,1112
0,3929 0,7857 0,7857 0,7857 0,7857 0,7857 0,7857 0,7857 0,7857 0,7857 0,7857 0,7857 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
27 28 Jumlah Xbar S
E-27 E-04
80 6400 80 6400 2035 148875 72,6786 6,0065
Lo
0,1340
Ltabel
0,1658
7,32143 7,32143
166
1,22 1,22
0,3888 0,3888
0,8888 1,0000 0,8888 1,0000
0,1112 0,1112 0,1340
Lampiran 15b NORMALITAS DATA AKHIR KELAS EKSPERIMEN (Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)
Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah: 1. Menentukan kriteria hipotesis <
Jika
,
diterima artinya sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. ≥
Jika
,
ditolak artinya sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. 2. Menetapkan nilai alfa ( = %) 3. Mencari nilai-nilai: Berdasarkan data pada daftar distribusi normalitas diperoleh: ∑
n =28 ∑
̅=
(∑ (
(
∑
= 148875
= 72,6786
∑
= =
=
= 2035
)
)
)(
) ( (
)
)
= = = √36,078 = 6,0065 Karena ̅ dan sudah diketahui maka =
̅
Contoh: =1
167
dapat dicari dengan rumus:
=
,
= −2,11
,
Untuk mencari ( ) digunakan daftar distribusi normal baku Contoh: =1 = −2,11 pada tabel distribusi normal baku = 0,4826 ( ) = 0,5 − 0,4826 = 0,0174 4. Mencari harga
dan nilai kritik Uji Lilliefors:
Dengan nilai kritik tersebut dan taraf nyata diperoleh: = 0,1658 5. Menentukan
= 5% dengan n = 28
:
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) − ( )| yaitu 0,1340 6. Kesimpulan Berarti
<
yaitu 0,1340< 0,1658,
diterima, maka disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
168
Lampiran 16a NORMALITAS DATA AKHIR KELAS KONTROL (VIII A) ( Perhitungan Menggunakan Microsoft Office Excel)
No.
Kode
1
K-16
2
Xi
Xi^2
(Xi-Xbar)
50
2500
-13,036
K-18
50
2500
-13,036
3
K-19
50
2500
-13,036
4
K-25
55
3025
-8,0357
5
K-03
55
3025
-8,0357
6
K-07
55
3025
-8,0357
7
K-15
55
3025
-8,0357
8
K-08
60
3600
-3,0357
9
K-10
60
3600
-3,0357
10
K-11
60
3600
-3,0357
11
K-05
60
3600
-3,0357
12
K-06
60
3600
-3,0357
13
K-26
60
3600
-3,0357
14 15 16 17 18 19 20 21 22
K-28 K-14 K-01 K-02 K-12 K-13 K-17 K-20 K-22
60 65 65 65 65 65 65 65 70
3600 4225 4225 4225 4225 4225 4225 4225 4900
-3,0357 1,96429 1,96429 1,96429 1,96429 1,96429 1,96429 1,96429 6,96429
169
Zi 1,57 1,57 1,57 0,97 0,97 0,97 0,97 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24 0,84
Z tabel 0,4419 0,4419 0,4419 0,3340 0,3340 0,3340 0,3340 0,1443 0,1443 0,1443 0,1443 0,1443 0,1443 0,1443 0,0948 0,0948 0,0948 0,0948 0,0948 0,0948 0,0948 0,2995
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
0,0581 0,1071
0,0490
0,0581 0,1071
0,0490
0,0581 0,1071
0,0490
0,1660 0,2500
0,0840
0,1660 0,2500
0,0840
0,1660 0,2500
0,0840
0,1660 0,2500
0,0840
0,3557 0,5000
0,1443
0,3557 0,3214
0,0343
0,3557 0,3214
0,0343
0,3557 0,3214
0,0343
0,3557 0,3214
0,0343
0,3557 0,3214
0,0343
0,3557 0,5948 0,5948 0,5948 0,5948 0,5948 0,5948 0,5948 0,7995
0,0343 0,1552 0,1552 0,1552 0,1552 0,1552 0,1552 0,1552 0,0934
0,3214 0,7500 0,7500 0,7500 0,7500 0,7500 0,7500 0,7500 0,8929
23 24 25 26 27 28 Jumlah Xbar S
K-23 K-24 K-09 K-21 K-27 K-04
70 4900 70 4900 75 5625 75 5625 80 6400 80 6400 1765 113125 63,0357 8,3155
Lo
0,1552
Ltabel
0,1658
6,96429 6,96429 11,9643 11,9643 16,9643 16,9643
170
0,84 0,84 1,44 1,44 2,04 2,04
0,2995 0,2995 0,4251 0,4251 0,4793 0,4793
0,7995 0,7995 0,9251 0,9251 0,9793 0,9793
0,8929 0,8929 0,9286 0,9286 1,0000 1,0000
0,0934 0,0934 0,0035 0,0035 0,0207 0,0207 0,1552
Lampiran 16b NORMALITAS DATA AKHIR KELAS KONTROL (Dengan Menggunakan Perhitungan Manual) Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah: 1. Menentukan kriteria hipotesis <
Jika
,
diterima artinya sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. ≥
Jika
,
ditolak artinya sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. 2. Menetapkan nilai alfa ( = %) 3. Mencari nilai-nilai: Berdasarkan data pada daftar distribusi normalitas diperoleh: ∑
n =28
∑
̅=
(∑ (
(
∑
= 113125
= 63,0357
∑
= =
=
= 1765
)
)
)(
) ( (
)
)
= = = √69,14683 = 8,3155 Karena ̅ dan sudah diketahui maka ̅
= Contoh: =1 =
, ,
= −1,57
171
dapat dicari dengan rumus:
Untuk mencari ( ) digunakan daftar distribusi normal baku Contoh: =1 = −1,57 pada tabel distribusi normal baku = 0,4419 ( ) = 0,5 − 0,4419 = 0,0581 4. Mencari harga
dan nilai kritik Uji Lilliefors:
Dengan nilai kritik tersebut dan taraf nyata diperoleh: = 0,1658 5. Menentukan
= 5% dengan n = 28
:
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) − ( )| yaitu 0,1552 6. Kesimpulan Berarti
<
yaitu 0,1552< 0,1658,
diterima, maka disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
172
Lampiran 17a UJI HOMOGENITAS DATA AKHIR (Perhitungan Microsoft Office Excel) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Σ N S
Kontrol 50 50 50 55 55 55 55 60 60 60 60 60 60 60 65 65 65 65 65 65 65 70 70 70 75 75 80 80 1765 63,036 28 8,315
Eksperimen 60 60 65 65 65 65 70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 80 80 80 80 80 80 2035 72,679 28 6,007
s2
69,147
36,078
173
Sampel ke
1 2 ∑
dk 27 27 54
1/dk 0,037 0,037 0,074074
(dk)log log si2 si 2 (n-1) si2 69,147 1,840 49,674 1866,964 36,078 1,557 42,046 974,107 105,2249 3,397015 91,71941 2841,071
si2
174
Lampiran 17b UJI HOMOGENITAS DATA AKHIR (Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)
1. Hipotesis : =
=
( varians kedua kelompok sama)
: paling sedikit ada satu tanda sama dengan tidak berlaku 2. Rumusan yang digunakan : =
∑(
)
∑(
)
=(
) ∑(
− 1)
= (ln 10){ − ∑(
− 1) log
}
3. Kriteria Pengujian : <
Jika
, dengan peluang (1 - ) dan dk = (k – 1) untuk
= 0,05, maka Ho diterima, artinya varians antar kelompok sama atau >
homogen. Jika
, maka Ho ditolak, artinya varians antar
kelompok berbeda. 4. Perhitungan Uji Homogenitas : Varians kelompok eksperimen (S ) = 36,078dan n = 28 Varians kelompok kontrol (S ) =69,147 Varians gabungan dari ketiga sampel adalah : = = =
∑(
)
∑( (
) )
,
(
,
,
)
,
= 52,612 log
= log 52,612 = 1,721
Harga B adalah : =(
) ∑(
− 1)
= (1,721)54 = 92,93877 di bulatkan 92,939 Mencari nilai
:
175
dan n = 28
= (ln 10){ − ∑(
− 1) log
}
= (2,303){92,939 − (27 log 1,840 + 27 ∙ log 1,557)} = (2,303){92,939 − (49,674 + 42,046)} = (2,303){92,939 − 91,71941} =(2,303)(1,2194) = 2,8077 dibulatkan 2,808 5. Kesimpulan : Dari tabel distribusi dengan peluang (1 - ) = ( 1 – 0,05) = 0,95 diperoleh = 3,481. Dari perhitungan diperoleh = 2,808. Karena < yaitu 2,808 < 3,481 maka Ho diterima, artinya kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen.
176
Lampiran 18a TABEL UJI BEDA DUA RATA-RATA (UJI-T) EKSPERIMEN DAN KONTROL
No. 1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 6 19 15 12 16 13 13 17 18 22 20 21 23 24 26 27 25 28 Jumlah Ni rata-rata n. X 1
EKSPERIMEN X1 X12 60 3600 65 4225 65 4225 65 4225 65 4225 70 4900 70 4900 70 4900 70 4900 70 4900 70 4900 75 5625 75 5625 75 5625 75 5625 75 5625 75 5625 75 5625 75 5625 75 5625 75 5625 75 5625 80 6400 80 6400 80 6400 80 6400 80 6400 80 6400 2045 150175 28 73,0357
KONTROL X2 X22 50 2500 50 2500 50 2500 55 3025 55 3025 55 3025 55 3025 60 3600 60 3600 60 3600 60 3600 60 3600 60 3600 60 3600 65 4225 65 4225 65 4225 65 4225 65 4225 65 4225 65 4225 70 4900 70 4900 70 4900 75 5625 75 5625 80 6400 80 6400 1765 113125 28 63,0357
4204900
3167500
4182025
3115225
2
( X i ) 2
177
n(n-1) S2 St^2 St thitung
756 30,2579
ttabel
1,673
756 69,1468
49,7024 7,04999 5,30732
178
Lampiran 18b UJI PERBEDAAN RATA-RATA HASIL PRESTASI BELAJAR SISWA (UJI PIHAK KANAN) Hipotesis: H o : 1 2 , artinya rata-rata hasil tes pada kelas eksperimen sama dengan rata-
rata hasil tes pada kelas kontrol H a : 1 2 , artinya rata-rata hasil tes pada kelas eksperimen lebih besar dari
hasil tes pada kelas kontrol. Rumus yang digunakan:
t
x1 x2 n 1s12 n2 1s2 2 , dengan s 2 = 1 n1 n2 2 1 1 s n1 n2
Kriteria pengujian: >
Ho ditolak jika
<
Ho diterima jika
(
)(
(
)
)(
)
Perhitungan : Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: Sumber Variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
2045
1765
N
28
28
Rata-rata (x)
73,0357
63,0357
Varians (s )
30,2579
69,1468
Standart Deviasi (s)
5,5
8,3
179
Menghitung varians total:
=
(
− 1)
+ ( − 1) + − 2
=
(28 − 1)30,2579 + (28 − 1)69,1468 28 + 28 − 2
=
(27)30,2579 + (27)69,1468 54
=
816,964 + 1866,96 54
=
2683,93 54
=
49,7024
= 7,04999
Menghitung uji t : =
=
=
− 1
+
1
73,0357 − 63,0357 1 1 7,05 28 + 28 10 7,04999 ×
180
0,03571 + 0,03571
=
10 7,04999 × √0,07143
=
10 7,04999 × 0,26726
=
10 1,88419
= 5,30732 Dari perhitungan diperoleh nilai t hitung 5,30732. Sedangkan dari t tabel dengan =
α = 5% dan dk = (28 + 28 - 2 ) = 54, diperoleh
( ,
)(
).
Pada tabel
distribusi t tidak ada nilainya. Oleh karena itu perlu dihitung dengan interpolasi sebagai berikut: v
( ,
)
40
1,68
54
X
60
1,67
Untuk mencari nilai X, dengan cara: 1,68
P 1,67
1,67
1,67
40
60
54
dari gambar diatas bisa disederhanakan menjadi
0,01 40
60
54
181
0,01
P
dan 54
60
40
0,01
=
60
20 6
0,01 × 6 = 20 =
0,06 20
= 0,003 = 0,003 + 1,67 = 1,673 ( ,
)(
)
Ternyata
= 1,673 >
(
)(
)
yaitu 5,307 > 1,673 sehingga hipotesis
H o : 1 2 ditolak dalam taraf nyata 5%.
Daerah penerimaan Ho 5,307 1,673
Ho ditolak jika thitung > ttabel , artinya rata-rata hasil tes pada kelas eksperimen lebih besar dari hasil tes pada kelas kontrol.
182
Lampiran 19 PERHITUNGAN UJI GAIN
Rumus yang digunakan dalam Uji Gain adalah : ( )=
(
(
)
) (
)
Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut : Tinggi : g > 0,7 Sedang : 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Rendah : g ≤ 0,3 Perhitungan : Dari hasil penelitian diperoleh: Rata-rata
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pretest
36,07
29,64
Posttest
72,68
63,04
Menghitung Gain kelas eksperimen: ( )=
(
(
)
) (
)
=
72,68 − 36,07 100 − 36,07
=
36,61 63,93
= 0,573 (sedang) Menghitung Gain kelas kontrol : ( )= = =
(
(
)
) (
)
63,04 − 29,64 100 − 29,64 , ,
= 0,475 (sedang)
Dari perhitungan diatas, uji gain menunjukkan adanya peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol berkategori sedang.
183
Lampiran 20a
NILAI KEAKTIFAN KELAS EKSPERIMEN
NO 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56.
ITEM 1 2 3 E–1 4 4 5 E–2 4 3 2 E–3 5 4 4 E–4 4 4 4 E–5 3 4 3 E–6 4 4 3 E–7 5 5 4 E–8 4 3 4 E–9 4 4 5 E – 10 4 4 3 E – 11 4 4 3 E – 12 5 3 4 E – 13 3 4 3 E – 14 3 5 4 E – 15 4 3 3 E – 16 4 4 3 E – 17 4 5 4 E – 18 5 5 4 E – 19 2 4 3 E – 20 5 4 5 E – 21 3 4 5 E – 22 4 5 5 E – 23 4 4 4 E – 24 3 3 2 E – 25 4 4 5 E – 26 4 3 2 E – 27 5 4 4 E – 28 4 4 4 Jumlah Rata - Rata
SKOR NILAI
KODE
184
4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 5 2 3 3 4 4 5 2 5 4 4 4 2 3 4 4 3
16 13 17 15 13 13 18 15 16 15 14 17 12 15 13 15 17 19 11 19 16 18 16 10 16 13 17 15
80 65 85 75 65 65 90 75 80 75 70 85 60 75 65 75 85 95 55 95 80 90 80 50 80 65 85 75 2120 75,714
Lampiran 20b NILAI KEAKTIFAN KELAS KONTROL
NO 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56.
KODE K–1 K–2 K–3 K–4 K–5 K–6 K–7 K–8 K–9 K – 10 K – 11 K – 12 K – 13 K – 14 K – 15 K – 16 K – 17 K – 18 K – 19 K – 20 K – 21 K – 22 K – 23 K – 24 K – 25 K – 26 K – 27 K – 28
ITEM 1 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 5 4 5 4 3 4 5 5 2 3 4 4 3 3 3 4 3 5 4 5 3 4 3 3 4 5 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 Jumlah Rata – Rata
185
4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 5 3 5 3 4 1 4 3 5 2 4 3 3 2 3 3 3 3
SKOR
ITEM
10 11 12 14 13 15 11 12 13 14 14 12 18 15 18 10 14 13 19 12 16 10 14 11 10 11 12 14
50 55 60 70 65 75 55 60 65 70 70 60 90 75 90 50 70 65 95 60 80 50 70 55 50 55 60 70 1840 65,714
Lampiran 20c LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA Nama Sekolah : MTs Nurul Ulum Mata Pelajaran : IPA Fisika Kelas / Semester : VIII / Genap Pokok Bahasan : Cahaya Petunjuk Pengisian : 1. Berilah penilaian dengan cara membubuhkan tanda cek (√ ) pada kolom skor yang sesuai dengan kriteria 2. Untuk setiap indikator berilah skor : (5) sangat baik, (4) baik, (3) cukup, (2) kurang baik, (1) tidak baik. No
Nama siswa 1
Indikator 2 3 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Total skor Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
Berpartisipasi Mengemukakan gagasan Berkomunikasi Bertanya Menyimpulkan
186
Jumlah skor 5
Keterangan Pemberian Skor 1. Berpartisipasi Skor 1 : Tidak berpartisipasi dalam percobaan Skor 2 : Berpartisipasi dalam percobaan hanya antar teman. Skor 3 : Berpartisipasi dalam percobaan tetapi antar teman satu kelompok tetapi tidak menyeluruh. Skor 4 :Berpartisipasi dalam percobaan antar teman satu kelompok tetapi tidak menyeluruh. Skor 5 : Berpartisipasi dalam percobaan antar teman satu kelompok secara menyeluruh. 2. Mengemukakan Gagasan Skor 1 : Tidak menyampaikan gagasan. Skor 2 : Menyampaikan gagasan dengan menunggu ditunjuk guru. Skor 3: Menyampaikan gagasan dengan ditunjuk guru tetapi tidak tetapi tidak sesuai materi. Skor 4 : Menyampaikan gagasan dengan tidak menunggu ditunjuk guru tetapi tidak sesuai materi. Skor 5 : Menyampaikan gagasan dengan tidak menunggu ditunjuk guru dan sesuai materi. 3. Berkomunikasi Skor 1 : Mendiskusikan dan tidak dapat menjelaskan didepan kelas Skor 2 : Mendiskusikan dan dapat menjelaskan didepan kelas tetapi masih salah Skor 3: Mendiskusikan dan dapat menjelaskan didepan kelas tetapi sebagian benar Skor 4 : Mendiskusikan dan dapat menjelaskan didepan kelas mendekati benar Skor 5 : Mendiskusikan dan dapat menjelaskan didepan kelas dengan benar. 4. Bertanya Skor 1 : Diam saja. Skor 2 : Ragu-ragu untuk bertanya. Skor 3 : Berani bertanya tetapi tidak sesuai dengan materi Skor 4 : Berani bertanya sesuai dengan materi tetapi masih kurang benar
187
Skor 5 : Berani bertanya sesuai dengan materi dan benar 5. Menyimpulkan Skor 1 : Tidak mampu menyimpulkan. Skor 2 : Mampu menyimpulkan tetapi masih kurang tepat Skor 3 : Mampu menyimpulkan dengan cukup baik. Skor 4 : Mampu menyimpulkan dengan baik Skor 5 : Mampu menyimpulkan dengan baik dan benar
188
Lampiran 21a KELOMPOK DISKUSI KELAS KONTROL
Kelompok I
Kelompok II
K–5
K – 16
K–8
K – 21
K – 11
K – 13
K – 10
K – 23
K – 22
K – 26
K – 25
K–4
K-7
K - 14
Kelompok III
Kelompok IV
K – 24
K–1
K–9
K–2
K – 12
K–3
K – 20
K – 15
K – 19
K – 18
K–6
K – 27
K – 17
K- 28
189
Lampiran 21b. KELOMPOK DISKUSI KELAS EKSPERIMEN
Kelompok I
Kelompok II
E – 26
E – 11
E – 23
E – 17
E–8
E – 18
E – 21
E – 19
E–1
E – 14
E–3
E–6
E-5
E–7
Kelompok III
Kelompok IV
E – 12
E – 20
E – 15
E – 16
E – 13
E–4
E–9
E–2
E – 22
E – 25
E – 24
E – 28
E – 27
E – 10
190
Lampiran 22
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
3 4 5
taraf Signif 5% 1% 0,997 0,999 0,950 0,990 0,878 0,959
27 28 29
taraf Signif 5% 1% 0,381 0,487 0,374 0,478 0,367 0,470
55 60 65
taraf Signif 5% 1% 0,266 0,345 0,254 0,330 0,244 0,317
6 7 8
0,811 0,754 0,707
0,917 0,874 0,834
30 31 32
0,361 0,355 0,349
0,463 0,456 0,449
70 75 80
0,235 0,227 0,220
0,306 0,296 0,286
9 10 11
0,666 0,632 0,602
0,798 0,765 0,735
33 34 35
0,344 0,339 0,334
0,442 0,436 0,430
85 90 95
0,213 0,207 0,202
0,278 0,270 0,263
12 13 14
0,576 0,553 0,532
0,708 0,684 0,661
36 37 38
0,329 0,325 0,320
0,424 0,418 0,413
100 125 150
0,195 0,176 0,159
0,256 0,230 0,210
15 16 17
0,514 0,497 0,482
0,641 0,623 0,606
39 40 41
0,316 0,312 0,308
0,408 0,403 0,398
175 200 300
0,148 0,138 0,113
0,194 0,181 0,148
18 19 20
0,468 0,456 0,444
0,590 0,575 0,561
42 43 44
0,304 0,301 0,297
0,393 0,389 0,384
400 500 600
0,098 0,088 0,080
0,128 0,115 0,105
21 22 23 24 25 26
0,433 0,423 0,413 0,404 0,396 0,388
0,549 0,537 0,526 0,515 0,505 0,496
45 46 47 48 49 50
0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,279
0,380 0,376 0,372 0,368 0,364 0,361
700 800 900 1000
0,074 0,070 0,065 0,062
0,097 0,091 0,086 0,081
N
N
Sumber: Sugiyono 2006: 288.
191
N
Lampiran 23
LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN KURVE NORMAL DARI 0 S/D Z z 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4
0 0000 0398 0793 1179 1554
1 0040 0438 0832 1217 1591
2 0080 0478 0871 1255 1628
3 0120 0517 0910 1293 1664
4 0160 0557 0948 1331 1700
5 0199 0596 0987 1368 1736
6 0239 0636 1026 1406 1772
7 0279 0675 1064 1443 1808
8 0319 0714 1103 1480 1844
9 0359 0753 1141 1517 1879
0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
1915 2258 2580 2881 3159
1950 2291 2612 2910 3186
1985 2324 2642 2939 3212
2019 2357 2673 2967 3238
2054 2389 2703 2995 3264
2088 2422 2734 3023 3289
2123 2454 2764 3051 3315
2157 2486 2794 3078 3340
2190 2517 2823 3106 3365
2224 2549 2852 3133 3389
1,0 1,1 1,2 1,3 1,4
3413 3643 3849 4032 4192
3438 3665 3869 4049 4207
3461 3686 3888 4066 4222
3485 3708 3907 4082 4236
3508 3729 3925 4099 4251
3531 3749 3944 4115 4265
3554 3770 3962 4131 4279
3577 3790 3980 4147 4292
3599 3810 3997 4162 4306
3621 3830 4015 4177 4319
1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
4332 4452 4554 4641 4713
4345 4463 4564 4649 4719
4357 4474 4573 4656 4726
4370 4484 4582 4664 4732
4382 4495 4591 4671 4738
4394 4505 4599 4678 4744
4406 4515 4608 4686 4750
4419 4525 4616 4693 4756
4429 4535 4625 4699 4761
4441 4545 4633 4706 4767
2,0 2,1 2,2 2,3 2,4
4772 4821 4861 4898 4918
4778 4826 4864 4896 4920
4783 4830 4868 4898 4922
4788 4834 4871 4901 4025
4793 4838 4875 4004 4927
4798 4842 4878 4906 4929
4808 4846 4881 4909 4931
4808 4850 4884 4911 4932
4812 4854 4887 4913 4934
4817 4857 4890 4916 4936
2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
4938 4953 4965 4074 4981
4940 4955 4966 4975 4982
4941 4956 4967 4976 4982
4043 4957 4968 4977 4083
4945 4959 4969 4977 4984
4946 4960 4970 4987 4984
4948 4961 4971 4979 4985
4949 4962 4972 4979 4985
4951 4963 4973 4980 4986
4952 4964 4974 4981 4986
3,0 3,1 3,2 3,3 3,4
4987 4990 4993 4995 4997
4987 4991 4993 4995 4997
4987 4991 4994 4995 4997
4988 4991 4994 4996 4997
4988 4992 4994 4996 4997
4989 4992 4994 4996 4997
4989 4992 4994 4996 4997
4989 4992 4994 4996 4997
4990 4993 4995 4997 4997
4990 4993 4995 4997 4998
3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4998 4998 4999 4999 5000
4998 4998 4999 4999 5000
4998 4999 4999 4999 5000
4998 4998 4999 4999 5000
4998 4998 4999 4999 5000
4998 4998 4999 4999 5000
4998 4998 4999 4999 5000
4998 4998 4999 4999 5000
4998 4998 4999 4999 5000
4998 4998 4999 4999 5000
Sumber: Sugiyono 2006: 286. 192
Lampiran 24 HARGA KRITIS L UJI LILIEFORS Ukuran Sampel 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30 n > 30
1% 0.417 0.405 0.364 0.348 0.331 0.311 0.294 0.284 0.275 0.268 0.261 0.257 0.250 0.245 0.239 0.235 0.231 0.200 0.187
Interval Kepercayaan 5% 10% 15% 0.381 0.352 0.319 0.337 0.315 0.299 0.319 0.294 0.277 0.300 0.276 0.258 0.285 0.261 0.244 0.271 0.249 0.233 0.258 0.239 0.224 0.249 0.230 0.217 0.242 0.223 0.212 0.234 0.214 0.202 0.227 0.207 0.194 0.220 0.201 0.187 0.213 0.195 0.182 0.206 0.289 0.177 0.200 0.184 0.173 0.195 0.179 0.169 0.190 0.174 0.166 0.173 0.158 0.147 0.161 0.144 0.136
1.031 n
0.886 n
0.805 n
193
0.768 n
20% 0.300 0.285 0.265 0.247 0.233 0.223 0.215 0.206 0.199 0.190 0.183 0.177 0.173 0.169 0.166 0.163 0.16 0.142 0.131 0.736 n
Lampiran 25
NILAI-NILAI CHI KUADRAT
1 2 3 4 5
50% 0,455 0,139 2,366 3,357 4,351
30% 1,074 2,408 3,665 4,878 6,064
Taraf signifikansi 20% 10% 1,642 2,706 3,219 3,605 4,642 6,251 5,989 7,779 7,289 9,236
6 7 8 9 10
5,348 6,346 7,344 8,343 9,342
7,231 8,383 9,524 10,656 11,781
8,558 9,803 11,030 12,242 13,442
10,645 12,017 13,362 14,684 15,987
12,592 14,017 15,507 16,919 18,307
16,812 18,475 20,090 21,666 23,209
11 12 13 14 15
10,341 11,340 12,340 13,332 14,339
12,899 14,011 15,19 16,222 17,322
14,631 15,812 16,985 18,151 19,311
17,275 18,549 19,812 21,064 22,307
19,675 21,026 22,368 23,685 24,996
24,725 26,217 27,688 29,141 30,578
16 17 18 19 20
15,338 16,337 17,338 18,338 19,337
18,418 19,511 20,601 21,689 22,775
20,465 21,615 22,760 23,900 25,038
23,542 24,785 26,028 27,271 28,514
26,296 27,587 28,869 30,144 31,410
32,000 33,409 34,805 36,191 37,566
21 22 23 24 25
20,337 21,337 22,337 23,337 24,337
23,858 24,939 26,018 27,096 28,172
26,171 27,301 28,429 29,553 30,675
29,615 30,813 32,007 33,194 34,382
32,671 33,924 35,172 35,415 37,652
38,932 40,289 41,638 42,980 44,314
26 27 28 29 30
25,336 26,336 27,336 28,336 29,336
29,246 30,319 31,391 32,461 33,530
31,795 32,912 34,027 35,139 36,250
35,563 36,741 37,916 39,087 40,256
38,885 40,113 41,337 42,557 43,775
45,642 46,963 48,278 49,588 50,892
dk
Sumber: Sugiyono 2006: 291.
194
5% 3,481 5,591 7,815 9,488 11,070
1% 6,635 9,210 11,341 13,277 15,086
Lampiran 26 Nilai persentil Untuk distribusi t V = dk (Bilangan Dalam Badan Daftar Menyatakan tp V
tp
t0,995
t0,99
t0,975
t0,95
t0,925
t0,90
T0,75
t0,70
t0,60
t0,55
1 2 3 4
63,66 9,92 5,84 4,60
31,82 6,96 4,54 3,75
12,71 4,30 3,18 2,78
6,31 2,92 2,35 2,13
3,08 1,89 1,64 1,53
1,376 1,061 0,978 0,941
1,000 0,816 0,765 0,741
0,727 0,617 0,584 0,569
0,325 0,289 0,277 0,271
0,158 0,142 0,137 0,134
5 6 7 8 9
4,03 3,71 3,50 3,36 3,25
3,36 3,14 3,00 2,00 2,82
2,57 2,45 2,36 2,31 2,26
2,02 1,94 1,90 1,86 1,83
1,48 1,44 1,42 1,40 1,38
0,920 0,906 0,896 0,889 0,883
0,727 0,718 0,711 0,700 0,703
0,559 0,583 0,549 0,546 0,543
0,267 0,265 0,263 0,262 0,261
0,132 0,131 0,130 0,130 0,129
10 11 12 13 14
3,17 3,11 3,06 3,01 2,98
2,76 2,72 2,68 2,65 2,62
2,23 2,20 2,18 2,16 2,14
1,81 1,80 1,78 1,77 1,76
1,37 1,36 1,36 1,35 1,34
0,879 0,876 0,873 0,870 0,868
0,700 0,697 0,695 0,694 0,692
0,542 0,540 0,539 0,538 0,537
0,280 0,200 0,259 0,259 0,258
0,129 0,129 0,128 0,128 0,128
15 16 17 18 19
2,95 2,92 2,90 2,88 2,86
2,60 2,58 2,57 2,55 2,54
2,13 2,12 2,11 2,10 2,09
1,75 1,75 1,74 1,73 1,73
1,34 1,34 1,33 1,33 1,33
0,866 0,865 0,863 0,862 0,861
0,691 0,690 0,689 0,698 0,638
0,536 0,535 0,534 0,534 0,533
0,258 0,258 0,257 0,257 0,257
0,128 0,128 0,128 0,127 0,127
20 21 22 23 24
2,84 2,83 2,82 2,81 2,80
2,53 2,52 2,51 2,50 2,49
2,09 2,08 2,07 2,07 2,08
1,72 1,72 1,72 1,71 1,71
1,32 1,32 1,32 1,32 1,32
0,860 0,859 0,858 0,858 0,857
0,687 0,686 0,686 0,685 0,685
0,533 0,532 0,532 0,532 0,531
0,257 0,257 0,256 0,256 0,256
0,127 0,127 0,127 0,127 0,127
25 26 27 28 29
2,79 2,78 2,77 2,76 2,76
2,48 2,48 2,47 2,47 2,46
2,06 2,06 2,05 2,05 2,04
1,71 1,71 1,70 1,70 1,70
1,32 1,32 1,31 1,31 1,31
0,856 0,856 0,856 0,855 0,854
0,648 0,684 0,684 0,683 0,683
0,531 0,531 0,531 0,530 0,530
0,256 0,256 0,256 0,256 0,256
0,127 0,127 0,127 0,127 0,127
30 40 60 120 00
2,75 2,70 2,66 2,62 2,58
2,46 2,42 2,39 2,36 2,33
2,04 2,02 2,00 1,98 1,06
1,70 1,68 1,67 1,66 1,645
1,31 1,30 1,30 1,29 1,28
0,854 0,851 0,848 0,845 0,842
0,683 0,681 0,679 0,677 0,674
0,530 0,529 0,527 0,526 0,524
0,256 0,255 0,254 0,254 0,253
0,127 0,126 0,126 0,126 0,126
195
DOKUMENTASI
196
197