SUBTITUSI RUMPUT LAPANGAN DENGAN DAUN DAN KULIT BUAH COKLAT FERMENTASI DALAM RANSUM TERNAK DOMBA TERHADAP KONSUMSI BAHAN KERING PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR
Skripsi
Oleh : AHMAD BONJOVI NPM. 1010005311005
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG 2015
1
SUBTITUSI RUMPUT LAPANGAN DENGAN DAUN DAN KULIT BUAH COKLAT FERMENTASI DALAM RANSUM TERNAK DOMBA TERHADAP KONSUMSI BAHAN KERING PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR Oleh : Ahmad Bonjovi Dibawah bimbingan Ir. Sri Mulyani, MP sebagai Pembimbing Pertama dan Fridarti, S.Pt, MP sebagai Pembimbing Kedua ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui pengaruh subtitusi rumput lapangan dengan daun dan kulit buah coklat fermentasi dalam ransum ternak domba terhadap konsumsi Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK) dan Serat Kasar (SK). Materi penelitian ini adalah daun dan kulit buah coklat segar, ternak domba lokal jantan sebanyak 16 ekor 8-10 bulan dengan berat badan berkisar antara 6-12 kg dan ransum perlakuan. Peralatan yang digunakan adalah kantong plastik tempat penyimpanan ransum, kantong plastik tempat fermentasi daun dan kulit buah coklat, timbangan, golok dan kandang beserta perlengkapannya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 4 kelompok, sebagai perlakuan yaitu pemberian rumput lapangan (RL), daun coklat fermentasi (DCF) dan kulit buah coklat fermentasi (KBCF) yang telah difermentasikan dengan mikroba indegenus yang genusnya Bacillus : perlakuan A (60% RL, 40% Konsentrat), perlakuan B (30% RL, 30% KBCF, 40% Konsentrat), perlakuan C (30% RL, 30% DCF, 40% Konsentrat), perlakuan D (30% RL, 15% KBCF, 15% DCF, 40% Konsentrat). dari ransum perlakuan dan dikelompokkan berdasarkan berat badannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi BK, PK,dan SK berbeda sangat nyata (P<0,01). Penggunaan campuran 15% DCF dan 15% KBCF sebagai subtitusi rumput lapangan dapat meningkatkan konsumsi BK, PK dan SK.
Kata kunci : Domba Lokal, Daun Coklat, Kulit Buah Coklat, Konsumsi Bahan Kering, Protein Kasar, Serat Kasar.
1
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba diklasifikasikan sebagai hewan pemakan tumbuh-tumbuhan karena pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan, meskipun demikian, domba lebih menyukai rumput dibanding dengan jenis pakan lainnya. Domba juga merupakan hewan mamalia, karena menyusui anak-anaknya. Sistem pencernaan yang khas di dalam rumen menyebabkan domba juga tergolong sebagai hewan ruminansia. Sistem pencernaan yang khas inilah yang menyebabkan domba mampu menkonversi pakan-pakan berkualitas relatif rendah menjadi produk bergizi tinggi. Limbah tanaman pangan dan perkebunan memiliki peranan yang cukup penting dan berpotensi dalam penyediaan pakan hijauan bagi ternak ruminansia seperti sapi, kambing, domba, dan kerbau terutama pada musim kemarau. Selain itu sistem pemiliharaan ternak ruminansia sebagian besar masih tergantung pada hijauan, pakan berupa rumput-rumputan dan pakan hijauan lainnya dengan sedikit atau tidak ada pakan tambahan. Untuk mengatasi masalah kekurangan pakan hijauan, diharapkan peternak bisa memanfaatkan limbah pertanian yang cukup banyak tersedia disekitarnya antara lain kulit buah coklat, daun tanaman coklat, melalui perlakuan tertentu. Hasil penelitian Muzir (2004) bahwa kulit buah coklat yang difermentasi dengan ragi tape menunjukkan bentu fisik dan tekstur yang baik, sejalan dengan Izzati (2010) bahwa fermentasi kulit buah coklat dengan Mikroorganisme Lokal (MOL) dapat meningkatkan Protein Kasar (PK) dan menurunkan Serat Kasar (SK). Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul “Subtitusi Rumput Lapangan Dengan Daun dan Kulit Buah Coklat Fermentasi dalam Ransum Ternak Domba Terhadap Konsumsi Bahan Kering, Protein Kasar dan Serat Kasar”.
2
1.2 Perumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh subtitusi rumput lapangan dengan daun dan kulit buah coklat fermentasi serta kombinasinya dalam ransum ternak domba terhadap kosumsi Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK). 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh subtitusi rumput lapangan dengan daun dan kulit buah coklat fermentasi serta kombinasinya dalam ransum ternak domba terhadap kosumsi Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK). 1.4 Hipotesa Penelitian Subtitusi rumput lapangan dengan daun dan kulit buah coklat fermentasi serta kombinasinya dalam ransum ternak domba terhadap kosumsi Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK) dapat meningkatkan kosumsi Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK). 1.5 Manfaat Penelitian Sebagai pedoman bagi petani peternak dalam memanfaatkan limbah tanaman coklat dalam ransum ternak domba maupun ruminansia pada umumnya.
III. MATERI DAN METODA PENELITIAN 3.1 Materi Penelitian Ternak yang dipakai adalah domba lokal jantan yang berumur 6-10 bulan sebanyak 16 ekor dengan bobot badan berkisar 6-12 kg. Domba dipelihara pada kandang metabolik dengan ukuran 50 x 130 cm, dimana pada setiap kandang dilengkapi dengan tempat makanan, tempat minum. Untuk menimbang makanan dari ternak digunakan timbangan digital Scale SF-400 kapasitas 10 kg. Peralatan lain yang digunakan adalah golok untuk mencacah daun dan kulit buah coklat, karung plastik untuk menyimpan ransum dan hasil fermentasi daun dan kulit buah coklat dan rumput. Ransum yang diberikan adalah ransum terdiri dari 60% hijauan, 40% konsentrat. Komposisi ransum terdiri dari rumput lapangan, daun coklat 3
fermentasi (DCF) dan kulit buah coklat fermentasi (KBCF), sisa limbah bubuk kedelai, bungkil kelapa, dedak halus, ultra mineral dan garam. Bahan ransum dianalisa terlebih dahulu kandungan gizi zat-zat makanan dengan metode proksimat. Perlakuan yang diberikan adalah persentase pemberian daun dan kulit buah coklat yang difermentasi dengan mikroba indegenus yang genusnya Bacillus dan dikembangbiakkan melalui media agar, NA (Nutrien Agar). Rincian kombinasi pada masing-masing perlakuan sebagai berikut : Perlakuan A
= 60% rumput lapangan + 40% konsentrat
Perlakuan B
= 30% rumput lapangan + 30% KBCF + 40% konsentrat
Perlakuan C
= 30% rumput lapangan + 30% DCF + 40% konsentrat
Perlakuan D
= 30% rumput lapangan + 15% KBCF + 15% DCF + 40% konsentrat.
Untuk lebih jelasnya kandungan zat-zat makanan ransum, susunan ransum perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3, 4, 5, 6. Tabel 3. Komposisi Ransum Perlakuan (%) Ransum Zat Makanan
A
B
C
D
Rumput Lapangan KBCF DCF Konsentrat
60 0 0 40
30 30 0 40
30 0 30 40
30 15 15 40
100%
100%
100%
100%
Jumlah
Tabel 4. Kandungan Zat Makanan Bahan Ransum Perlakuan (%) Bahan Makanan Kandungan BK BO PK LK SK BETN TDN
RL
KBCF
DCF
Konsentrat
Kulit Coklat segar*
21,98 89.04 8,94 2,70 21,17 65,16 56,00
19,95 77.37 9,66 2,52 25,05 58,70 56,23
31,43 87.90 11,21 2,78 24,16 60,95 56,07
90,13 75.24 23,88 10,26 7,99 56,98 51,13
94,40 6,00 0,90 40,33 14,80
Pucuk Daun Coklat ** 32,8 76,22 11,67 3,23 28,86 45,75 -
4
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium Nutrisi Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang (2014). * Amirroenas (1991). ** Novika (2012).
Tabel 5. Kandungan Zat Makanan dalam Konsentrat Bahan Makanan
Kandungan Limbah Kedelai 94,38 33,00 23,76 4,30 62,26 53,78
BK PK LK SK BETN TDN
Dedak Halus 84,08 11,05 6,35 16,51 51,99 90,72
Bungkil Kelapa 84,09 18,61 9,78 14,99 48,43 91,35
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium Nutrisi Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang (2014). Tabel 6. Kandungan Zat Makanan Ransum Perlakuan Bahan Makanan Bahan Kering Bahan Organik Protein Kasar Lemak Kasar Serat Kasar BETN TDN*
Ransum A 49,24 38.52 14,92 5,72 15,90 61,89 54,05
B 48,63 39.11 15,13 5,67 17,06 59,95 54,12
C 52,07 41.18 15,60 5,75 16,80 60,62 54,08
D 50,35 40.15 15,37 5,71 16,93 60,29 54,10
Keterangan : Dihitung berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4.
3.2 Metoda Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat kelompok dan empat perlakuan. Setiap unit kelompok digunakan sebanyak 4 ekor domba jantan lokal. Model matematis dari rancangan yang digunakan sesuai dengan rancangan menurut Steel and Torrie (1991). Yij = µ + αi + βj + ij Yij : Hasil pengamatan dari kelompok ke-j yang memperoleh perlakuan kei µ : Nilai tengah populasi
5
αi : Pengaruh perlakuan ke-I βj : Pengaruh kelompok ke-j
ij: Galat dari kelompok ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i Untuk menguji pengaruh perlakuan digunakan Sidik Ragam sedangkan jika terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) (Steel and Torrie, 1991). Analisa keragaman dapat dilihat pada table berikut ini Tabel 7. Sidik Ragam
SK Kelompok Perlakuan Sisa Total
Db
JK
KT
F hitung
3 3 9 15
JKK JKP JKS JKT
KTK/3 KTP/3 KTS/9
KTK/KTS JKP/KTP
F tabel 0,05 3,86
0,01 6,96
Peubah Yang Diukur : 1. Konsumsi Bahan Kering Ransum / BK (gram/ekor/hari) Konsumsi BK = (Pemberian Pakan – Sisa Pakan) (gram) x Kandungan BK ransum. 2. Konsumsi Protein Kasar Ransum / PK (gram/ekor/hari) Konsumsi PK = (Konsumsi BK (gram) x Kandungan PK ransum). 3. Konsumsi Serat Kasar Ransum / SK (gram/ekor/hari) Konsumsi SK = (Konsumsi BK (gram) x Kandungan SK ransum).
3.3 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu : 3.3.1
Persiapan Ransum Perlakuan
1. Alat dan Bahan Membuat Inokulum. Aquadest, alkohol 90%, 2,5 gram agar (untuk 2 liter), alumunium foil, cawan Petridis, daun dan kulit buah Coklat (substrat), erlemeyer, jarum, bunsen, kapas putih, kertas putih, lampu bunsen, plastik
6
uap,kain lap, kompor minyak, plastik tahan panas, tabung semprot, periuk (dandang). 2. Mensterilkan Alat dan bahan. Semua bahan dan alat yang digunakan disterilkan terlebih dahulu dengan autoclaf atau dandang, yang mana alat dan bahan tadi dibungkus dengan kertas putih. Setelah itu dipanaskan sampai suhu mencapai 1210 C dengan tekanan 1 ATM selama 30 menit. 3. Membuat media agar Alat dan bahan disterilkan terlebih dahulu dengan alkohol 70%. Agar dan aquadest masukkan ke dalam Erlemeyer ukuran 250 ml dan diaduk merata, lalu dipanaskan melalui penangas (dalam air mendidih sambil diaduk). Setelah itu Agar disterilkan kembali dengan autoclaf/dandang, kemudian dinginkan, setelah agak dingin tuang kedalam cawan petridis sebanyak ± 10 ml. setelah dingin pindahkan bakteri. 4. Peremajaan Bakteri atau Inokulasi Media agar yang ada di cawan petridis ditambah dengan mikroorganisme yang sudah ada, pelaksanaan dilakukan di atas api, lalu cawan tadi dibalut dengan plastik uap, supaya tidak ada kontak kontaminasi. 5. Membuat Inokulum Substrat dari daun dan kulit coklat yang sudah halus disterilkan terlebih dahulu lalu dicampur dengan mikroorganisme yang sudah diremajakan dengan cara mikroorganisme yang berada di cawan petridis dipotong-potong lalu dicampur sampai merata dan ditutup rapat, kemudian disimpan pada suhu ruang selama 4 hari. 6. Persiapan Daun dan Kulit Buah Coklat Daun dan kulit buah coklat diperoleh dari daerah Lubuk Minturun Padang, ditimbang lalu dicincang-cincang sepanjang 1-3 cm, kemudian substrat inokulum yang telah berkembang tadi dimasukkan ke dalam daun dan kulit buah coklat tadi yang telah dicincang-
7
cincang sebanyak 15% dari berat kering daun dan kulit buah coklat, masing-masing daun dan kulit buah coklat diaduk sampai merata atau homogen, lalu masukkan kedalam kantong plastik, padatkan dan ikat sampai kedap udara atau dalam keadaan anaerob. Kemudian simpan selama 6 hari, setelah itu daun dan kulit buah coklat yang telah di fermentasi dicampurkan ke dalam ransum ternak domba jantan lokal. 3.3.2
Persiapan Kandang dan Ternak Kandang yang akan dipakai disuci hamakan terlebih dahulu dengan
desinfektan. Kemudian kandang diberi nomor ransum perlakuan secara acak random. Ternak yang dipergunakan untuk penelitian diperiksa terlebih dahulu kesehatannya dan diberi obat cacing Sambe dosis 250 mg/ ekor.
3.3.3
Periode Adaptasi Periode ini telah dilakukan selama 30 hari dengan tujuan
menyesuaikan ternak dengan lingkungannya sekitar dan pakan, dilakukan penimbangan bobot badan tiga kali dengan tujuan untuk menghitung jumlah konsumsi Bahan Kering (BK) domba setiap hari dengan memberi rumput lapangan secara adlibitum. 3.3.4
Periode Pendahuluan Periode ini telah dilakukan selama 7 hari dengan tujuan untuk
menghilangkan pengaruh sisa makanan sebelumnya dan beradaptasi dengan ransum perlakuan. 3.3.5
Periode Pengamatan Masa pengamatan telah dilakukan selama 5 hari, ternak diberi ransum
selama penelitian dengan tujuan untuk mengetahui mana yang lebih baik memakai rumput lapangan, KBCF, DCF dan konsentrat untuk makanan ternak domba. Adapun tahap-tahap yang dilakukan didalam pelaksanaan penelitian ini adalah seperti terlihat pada Gambar 2,
8
3.3.6
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari hingga 31
Maret Tahun 2014 dikandang percobaan Unit Pelaksana Teknis (UPT), serta analisa Laboratorium Nutrisi Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsumsi Bahan Kering, Protein Kasar dan Serat Kasar Ransum. Rata – rata Konsumsi Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK) dan Serat Kasar (SK) masing - masing ternak domba lokal jantan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rata - rata Konsumsi BK, PK dan SK (gram/ekor/hari).
Kelompok
BK
Konsumsi PK
SK
A
289,78b
45,85c
43,75c
B
310,39b
48,91bc
50,73b
C
316,05b
51,56b
50,20b
D
350,03a
55,36a
57,78a
Keterangan : Nilai dengan superskrip yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata (P<0.01). Tabel 8 menunjukkan rata – rata konsumsi bahan kering (BK) ransum masing-masing perlakuan dari A, B, C dan D secara berturut – turut adalah 289,78; 310,39; 316,05; 350,03 gram/ekor/hari. Konsumsi tertinggi terdapat pada perlakuan D yaitu 350,03 gram/ekor/hari dan yang terendah pada perlakuan A yaitu 289,78 gram/ekor/hari. Rata – rata konsumsi protein kasar (PK) ransum masing-masing perlakuan dari A, B, C dan D secara berturut – turut adalah 45,85; 48,91; 51,56; 55,36 gram/ekor/hari. Konsumsi tertinggi terdapat pada perlakuan D yaitu 55,36 gram/ekor/hari dan yang terendah pada perlakuan A yaitu 45,85 gram/ekor/hari. Rata – rata konsumsi serat kasar (SK) ransum masing-masing perlakuan dari A, B, C dan D secara berturut – turut adalah 46,09; 51,50; 50,41;
9
55,82 gram/ekor/hari. Konsumsi tertinggi terdapat pada perlakuan D yaitu 55,82 gram/ekor/hari dan yang terendah pada perlakuan A yaitu 46,09 gram/ekor/hari. Hasil uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) menunjukkan bahwa perlakuan A berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan B dan C, tetapi berbeda sangat nyata pada perlakuan D. hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan campuran DCF (15%) dan KBCF (15%) yang diberikan pada perlakuan D dapat meningkatkan konsumsi bahan kering ransum secara nyata. Disamping itu ternak pada perlakuan D mempunyai berat badan lebih besar dari perlakuan
lainnya,
sehingga
ransum
dikonsumsi
lebih
banyak
yang
mengakibatkan konsumsi BK juga besar. Seperti yang diungkapkan Kearl (1982) disitasi Arifbowo (2007) bahwa konsumsi bahan kering biasanya dipengaruhi terutama ukuran tubuh, jumlah energi yang terkandung dalam pakan dan laju pencernaan. Ternak akan berhenti mengkonsumsi pakan apabila kebutuhan bahan keringnya sudah terpenuhi, walaupun kebutuhan nutrient lain belum tercukupi, sehingga pakan yang diberikan sebaiknya mempunyai kualitas yang dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok maupun produksi ternak. Ditambahkan oleh Kartadisastra (1997) bahwa tinggi rendahnya konsumsi pakan ternak ruminansia juga sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan internal (kondisi ternak itu sendiri), yang meliputi temperature lingkungan, palatabilitas, selera, status fisiologis (umur, jenis kelamin, kondisi tubuh), konsentrasi nutrien, bentuk pakan, bobot badan dan produksi. Dalam penelitian ini, berat badan domba lokal jantan yang tertinggi pada perlakuan D diikuti perlakuan C, B, A sehingga menyebabkan jumlah konsumsi bahan kering berbeda pula. Hasil uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) menunjukkan bahwa perlakuan A berpengaruh nyata terhadap perlakuan B dan C, tetapi berbeda sangat nyata terhadap perlakuan D, perlakuan D berbeda sangat nyata terhadap konsumsi PK lainnya. Hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan campuran DCF (15%) dan KBCF (15%) yang diberikan pada perlakuan D dapat meningkatkan konsumsi protein kasar ransum secara nyata. Disamping itu ternak pada perlakuan D mempunyai berat badan lebih besar dari perlakuan lainnya, sehingga ransum dikonsumsi lebih banyak yang mengakibatkan konsumsi PK
10
juga besar. Salah satu faktor palatabilitas yang baik juga diikuti dengan kandungan gizi yang baik, sehingga juga memberikan kecernaan yang lebih tinggi. Hasil uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) menunjukkan bahwa perlakuan A berpengaruh sangat nyata terhadap perlakuan B dan C, tetapi perlakuan B tidak nyata terhadap perlakuan C, perlakuan D berbeda sangat nyata terhadap konsumsi SK lainnya. Hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan campuran DCF (15%) dan KBCF (15%) yang diberikan pada perlakuan D dapat meningkatkan konsumsi serat kasar ransum secara nyata. Hal ini disebabkan ternak lebih suka campuran dari DCF (15%) dan KBCF (15%), karena bobot badan ternak pada perlakuan D lebih berat dari perlakuan lainnya. Salah satu faktor palatabilitas yang baik juga diikuti dengan kandungan gizi yang baik, sehingga juga memberikan kecernaan yang lebih tinggi
V.KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Penggunaan daun coklat fermentasi (DCF) atau kulit buah coklat fermentasi (KBCF) sampai 30% dapat menggantikan rumput lapangan dan dapat meningkatkan konsumsi bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan serat kasar (SK). 2. Saran Perlu ditingkatkan persentase pemberian masing-masing DCF maupun KBCF dalam ransum untuk dapat menunjang pertumbuhan ternak domba yang optimal.
11
DAFTAR PUSTAKA Arifbowo, N. A. 2007. Pengaruh Suplemen Ampas Tahu, Ampas Tempe, dan Ampas Kecap Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Pada Domba Lokal Jantan. Skripsi S1. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Izzati, R. 2010. Pengaruh Kosentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL) dan Lama Fermentasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kandungan Bahan Kering, Serat Kasar dan Protein Kasar. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa. Padang. Kartadisastra, H. R., 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius. Yogyakarta. Kearl, L.C., 1982. Nutrient Requirements of Ruminant in Developing Countries. International Feedstuff. Institute Utah Agricultural Experiment Station. Utah State University, Logan Utah.
Muzir, M. 2004. Pengaruh Peningkatan Dosis Khamir (Saccharomyces Cerevisae) dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Fisik Kulit Buah Coklat. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa. Padang. Steel, R. G. D and J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Suatu Pendekatan Biometrik. Terjemahan. Edisi Kelima. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
12