perpustakaan.uns.ac.id
PENERAPAN
digilib.uns.ac.id
STRATEGI
PEMBELAJARAN
INDEX
CARD
MATCH
DILENGKAPI SOFTWARE CHEMOFFICE DAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATERI STRUKTUR ATOM DAN GEOMETRI MOLEKUL (PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012)
Skripsi
Disusun Oleh: NUR HASANAH K3307008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
PENERAPAN
digilib.uns.ac.id
STRATEGI
PEMBELAJARAN
INDEX
CARD
MATCH
DILENGKAPI SOFTWARE CHEMOFFICE DAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATERI STRUKTUR ATOM DAN GEOMETRI MOLEKUL (PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012)
Oleh: Nur Hasanah K3307008
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Mendapatkam Gelar Sarjana Kependidikan Program Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari
: Rabu
Tanggal
: 28 Desember 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. rer.nat Sri Mulyani, M.Si NIP. 19650916 199103 2 003
Dr. M. Masykuri., M.Si NIP. 19681124 199403 1 001 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada: Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Haryono, M.Pd NIP. 19520423 197603 1 002
Sekretaris
: Sri Retno Dwi Ariani, S.Si, M.Si NIP. 19711216 199802 2 004
Anggota I
: Dr. rer.nat Sri Mulyani, M.Si NIP. 19650916 199103 2 003
Anggota II
: Dr. M. Masykuri., M.Si NIP. 19681124 199403 1 001
Disahkan Oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd commit to user NIP. 19600727 198702 1 001
iv
……………
……………
……………
…………….
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tulisan makalah skripsi (Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match dilengkapi Software Chemoffice dan Macromedia Flash untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Materi Struktur Atom Dan Geometri Molekul (Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA N 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012)) ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya/ pendapat yang pernah ditulis/ diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 16 Desember 2011 Pembuat pernyataan
Nur Hasanah NIM. K3307008
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Nur Hasanah. K3307008. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DILENGKAPI SOFTWARE CHEMOFFICE DAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATERI STRUKTUR ATOM DAN GEOMETRI MOLEKUL (PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Desember. 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash: (1) dapat meningkatkan kualitas proses belajar pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul, (2) dapat meningkatkan kualitas hasil belajar pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdapat empat tahapan yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, tes, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash: (1) dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa (keaktifan siswa meningkat dari 57,90% pada siklus I menjadi 67,18% pada siklus II). (2) dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa (ketuntasan siswa meningkat dari 81,25% pada siklus I menjadi 93,75% pada siklus II). Dari aspek afektif menunjukkan bahwa terdapat peningkatan persentase dari 72,94% pada siklus I menjadi 77,01% pada siklus II.
Kata kunci : penelitian tindakan kelas, strategi index card match,kualitas proses dan hasil belajar
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Nur Hasanah. K3307008. IMPLEMENTATION OF INDEX CARD MATCH LEARNING STRATEGY SUPPLEMENTED CHEMOFFICE SOFTWARE AND MACROMEDIA FLASH TO IMPROVE THE QUALITY OF LEARNING PROCESS AND OUTPUT IN ATOMIC STRUCTURE AND GEOMETRY OF MOLECULE (CLASS OF XI IPA 1 SMA N 1 BOYOLALI ACADEMIC YEAR 2011/2012 ). Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. December. 2011 This research’s aims of knowing the application of index card match learning strategies supplemented chemoffice software and macromedia flash: (1) can improve the quality of learning process in subject matter atomic structure and geometry of molecule, (2) can improve the quality of learning output in subject matter atomic structure and geometry of molecule. This research was a classroom action research which was held in two cycles. Each cycle contains four stages: action planning, implementation of the action, observation and reflection. As subjects in this research were students in grade XI IPA 1 SMA N 1 Boyolali academic year 2011/2012. Data was obtained through observation, interviews, tests, questionnaires and documentation. The data were analyzed using technique of qualitative descriptive analysis. The research’s results showed that the application of index card match learning strategies supplemented chemoffice software and macromedia flash: (1) can improve the quality of student learning procces (student activity increase from 57.90% in cycle I become to 67.18% in cyclle II). (2) can improve the quality of learning output (student mastery learning increase from 81.25% in cycle I become to 93.75% in cycle II). As well as, the affective aspect indicates that there is an increasing percentage of 72.94% in cycle I become to 77.01% in cycle II.
Keywords: classroom action research, index cards match learning strategy, quality of process and learning output
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (Q.S Al Insyirah: 5-8) “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” ( QS. Ar-Ra’du:11)
“…. Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (Q.S Al Mujadalah : 11) Doa tanpa usaha adalah bohong, usaha tanpa doa adalah sombong
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Makalah Skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu Tercinta, atas segala do’a, pengorbanan dan kasih sayang yang menyertai demi menggapai cita. 2. Adik-adikku tersayang, Fitri dan Said. 3. Mas Rukhan, atas do’a dan nasehat yang diberikan 4. Sahabat-sahabat P.Kimia 2007. 5. Teman-teman Kos Intan, Rantina, dan Asma’. 6. Almamater. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Alhamdulillah,
atas
rahmat
dan
ridha
Allah
penulis
mampu
menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan baik untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Semoga Skripsi ini menjadi ladang amal ibadah bagi penulis, keluarga penulis, serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Skripsi ini. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Sukarmin, M.Si., Ph.D., selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta atas bantuan dan bimbingannya. 4. Drs. Haryono, M.Pd., selaku Koordinator Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dr. rer.nat Sri Mulyani., M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas curahan pikiran, tenaga, waktu, dan ketulusan bimbingannya dalam menyelesaikan Skripsi ini. 6. Dr. M. Masykuri, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II atas curahan pikiran, tenaga, waktu, dan ketulusan bimbingannya dalam menyelesaikan Skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Kimia yang secara tulus mendidik dan memberikan ilmu yang sangat berharga. 8. Drs. Suranto, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Boyolali yang telah memberikan ijin penelitian. 9. Dra. Dwi Yuliasih, M.Pd., selaku Guru Kimia SMA N 1 Boyolali atas bimbingannya selama penelitian. commit to user 10. Siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Boyolali, atas kerja samanya. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Orangtua dan keluargaku tercinta yang telah memberikan motivasi dan do’a restu yang tulus. 12. Mas Rukhan, atas do’a dan nasihat yang sangat inspiratif. 13. Teman seperjuangan P. Kimia’07 atas dukungan, semangat, bantuan, do’a dan kebersamaannya. 14. Teman-teman Kos Rantina, Restika, Ning, Rani, Vivi, Murti, Nurul, Yeni, yang telah menjadi keluarga kedua. 15. dan berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu–persatu. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, namun demikian besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan. Amin.
Surakarta, Desember 2011
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... v HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 7 D. Perumusan Masalah............................................................................ 8 E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9 F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9 BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 11 A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 11 1. Belajar dan Pembelajaran .............................................................. 11 2. Strategi Pembelajaran Index Card Match ..................................... 15 3. Media Pembelajaran komputer ..................................................... 16 4. Kualitas Proses dan Hasil Belajar ................................................. 19 to user 5. Materi Pokok Strukturcommit atom dan Geometri Molekul .................... 24
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 30 C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 31 D. Hipotesis Tindakan............................................................................ 33 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 34 A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 34 1. Tempat Penelitian.......................................................................... 34 2. Waktu Penelitian ........................................................................... 34 B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................. 34 C. Metode Penelitian.............................................................................. 35 D. Data dan Teknik Pengumpulan Data................................................. 36 1. Data Penelitian .............................................................................. 36 2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37 3.Instrumen Penelitian....................................................................... 37 a. Instrumen Pembelajaran ....................................................... 37 b. Instrumen Penilaian .............................................................. 37 E. Analisis Data ..................................................................................... 47 F. Pemeriksaan Validitas Data .............................................................. 48 G. Prosedur Penelitian............................................................................ 49 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 55 A. Deskripsi Kondisi Awal .................................................................... 55 B. Deskripsi Hasil Siklus I..................................................................... 57 1. Perencanaan Tindakan ................................................................. 57 2. Pelaksanaan Tindakan .................................................................. 59 3. Refleksi Tindakan ......................................................................... 66 C. Deskripsi Hasil Siklus II ................................................................... 67 1. Perencanaan Tindakan ................................................................. 67 2. Pelaksanaan Tindakan .................................................................. 68 D. Hasil Pengamatan .............................................................................. 68 1. Keaktifan Belajar Siswa ................................................................ 68 2. Ketuntasan Belajar Siswa .............................................................. 72 commit to user 3. Penilaian Aspek Afektif ................................................................ 74
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Keberhasilan Aspek Pembelajaran ................................................ 76 E. Pembahasan ........................................................................................ 76 BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................... 79 A. Kesimpulan ....................................................................................... 79 B. Implikasi ............................................................................................ 79 C. Saran .................................................................................................. 80 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81 LAMPIRAN ..................................................................................................... 84 PERIJINAN ..................................................................................................... 181
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1
Indikator Keberhasilan Proses Belajar .............................................. 8
Tabel 2
Jumlah Elektron Maksimum pada Kulit Atom ................................. 25
Tabel 3
Harga Bilangan Kuantum Azimuth pada Kulit (n) ........................... 25
Tabel 4
Hubungan Kulit dengan Jumlah Orbital ........................................... 26
Tabel 5
Hubungan antara Jumlah Pasangan Elektron dengan Bentuk Molekul ................................................................................. 29
Tabel 6
Tahapan Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 34
Tabel 7
Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas Soal pada Aspek Kognitif Siklus I .................................................... 39
Tabel 8
Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas Soal pada Aspek Kognitif Siklus II................................................... 39
Tabel 9
Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Reliabilitas Soal pada Aspek Kognitif Siklus I .................................................... 40
Tabel 10 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Reliabilitas Soal pada Aspek Kognitif Siklus II ............................... 41 Tabel 11 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif Siklus I .................................. 41 Tabel 12 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif Siklus II................................. 42 Tabel 13 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya Pembeda Soal pada Aspek Kognitif Siklus I .................................... 43 Tabel 14 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya Pembeda Soal pada Aspek Kognitif Siklus II ................................... 43 Tabel 15 Ringkasan Hasil Tryout untuk Validitas Soal pada Aspek Afektif .................................................................................... 44 Tabel 16 Ringkasan Hasil Tryout reliabilitas Soal pada Aspek Afektif .................................................................................... 45 Tabel 17 Ringkasan Hasil Tryout untuk Validitas Soal pada commit to user Angket Keaktifan .............................................................................. 46
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 18 Ringkasan Hasil Tryout untuk Reliabilitas Soal pada Angket Keaktifan .............................................................................. 46 Tabel 19 Indikator Keberhasilan Proses Pembelajaran .................................... 53 Tabel 20 Indikator Keberhasilan Hasil Pembelajaran ...................................... 54 Tabel 21 Hasil Angket Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus Per Indikator ..... 56 Tabel 22 Ketercapaian Target Keberhasilan Siklus I ....................................... 67 Tabel 23 Hasil Observasi Kaktifan Siswa pada Proses Pembelajaran ............. 68 Tabel 24 Kategori Keaktifan Siswa ................................................................. 70 Tabel 25 Hasil Angket Keaktifan Siswa pada Proses Pembelajarn ................. 70 Tabel 26 Hasil Tes Kognitif Siklus I dan II Materi Pokok Struktur Atom dan Geometri Molekul ...................................................................... 72 Tabel 27 Hasil Tes Kognitif Siklus I dan II Materi Pokok Struktur Atom dan Geometri Molekul ...................................................................... 74 Tabel 28 Capaian Persentase Aspek Afektif Siswa Per Indikator ................... 74 Tabel 29 Ketercapaian Target Keberhasilan pada Siklus I-Siklus II ............... 76
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1
Contoh Orbital pz ........................................................................ 27
Gambar 2
Contoh Orbital d.......................................................................... 27
Gambar 3
Diagram Tingkat Energi .............................................................. 28
Gambar 4
Kerangka Berpikir ....................................................................... 32
Gambar 5
Skema Analisis Data ................................................................... 48
Gambar 6
Skema Pemeriksaan Validitas Data ............................................ 49
Gambar 7
Skema Prosedur Penelitian .......................................................... 52
Gambar 8
Siswa Mengerjakan Soal Konfigurasi Elektron kedepan Tanpa Ditunjuk............................................................................ 60
Gambar 9
Siswa Aktif Berdiskusi untuk Mencari Hubugan Antara Konfigurasi Elektron dan Letak Unsur dalam SPU .................... 61
Gambar 10
Siswa Aktif Berdiskusi untuk Memecahkan Soal pada Kartu Soal dan Jawaban ........................................................................ 62
Gambar 11
Siswa Membacakan Jawaban dan Menjelaskan didepan Kelas .. 62
Gambar 12
Siswa Memperhatikan Bentuk Molekul yang Ditayangkan pada Slide .................................................................................... 63
Gambar 13
Siswa Memperhatikan Bentuk Molekul dari Slide ..................... 64
Gambar 14
Siswa Mencari Pasangan Kartunya ............................................. 65
Gambar 15
Diagram Batang Peningkatan Keaktifan Siswa .......................... 69
Gambar 16
Diagram Batang Peningkatan Keaktifan Siswa .......................... 71
Gambar 17
Diagram Batang Kategori Keaktifan Siswa......……………….. 72
Gambar 18
Diagram Batang Ketercapaian Indikator Kompetensi siklus I-siklus II ........................................................................... 73
Gambar 19
Diagram Batang Peningkatan Ketercapaian Aspek Afektif ........ 75
Gambar 20
Diagram Batang Kategori Afektif Siswa ................................. ...76
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Pengembangan Silabus Tahun 2011/2012 ............................. 84
Lampiran 2
Lesson Plan ............................................................................ 95
Lampiran 3
Lembar Observasi Pra Siklus Kelas XI IPA 1 SMA N 1 Boyolali ............................................................................... 104
Lampiran 4
Lembar Observasi Pra Siklus Kelas XI IPA 1 SMA N 1 Boyolali ............................................................................... 106
Lampiran 5
Pedoman Penskoran Observasi Keaktifan Siswa ................... 109
Lampiran 6
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I.............................. 112
Lampiran 7
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ............................ 114
Lampiran 8
Ringkasan Hasil Wawancara dengan Guru untuk Mengetahui Kondisi Awal Siswa ............................................................... 116
Lampiran 9
Kisi-Kisi Soal Keaktifan ........................................................ 118
Lampiran 10
Pedoman Penilaian Angket Keaktifan Siswa Terhadap Pembelajaran Kimia ............................................................... 120
Lampiran 11
Hasil Analisis Tryout Angket Keaktifan Siswa ..................... 122
Lampiran 12
Hasil Analisis Angket Keaktifan Siswa (Pra Siklus) ............. 123
Lampiran 13
Hasil Analisis Angket Keaktifan Siswa Siklus I .................... 124
Lampiran 14
Hasil Analisis Angket Keaktifan Siswa Siklus II .................. 126
Lampiran 15
Kisi-Kisi Penyusunan Soal Kognitif Siklus I ......................... 128
Lampiran 16
Hasil Analisis Tryout Kognitif Siklus I.................................. 139
Lampiran 17
Daily Examination ................................................................. 141
Lampiran 18
Capaian Indikator Soal Kognitif Siklus I ............................... 145
Lampiran 19
Soal Kognitif Siklus II ........................................................... 147
Lampiran 20
Hasil Analisis Tryout Soal Kognitif Siklus II ........................ 152
Lampiran 21
Hasil Capaian Kognitif Siklus II ............................................ 154
Lampiran 22
Kisi-Kisi Penyusunan Angket Aspek Afektif ........................ 156
Lampiran 23
Pedoman Penilaian Aspek Afektif Siswa............................... 159 commit to user Hasil Tryout Angket Afektif .................................................. 162
Lampiran 24
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 25
Angket Penilaian Aspek Afektif ............................................ 164
Lampiran 26
Analisis Aspek Afektif Siklus I ............................................. 165
Lampiran 27
Hasil Analisis Aspek Afektif Siklus II ................................... 168
Lampiran 28
Ringkasan Hasil Wawancara dengan Guru Terhadap Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match dilengkapi Media Chemoffice ................................................ 170
Lampiran 29
Hasil Wawancara dengan Siswa Terhadap Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match dilengkapi Software Chemoffice ............................................................. 173
Lampiran 30
Worksheet ............................................................................. 177
Lampiran 31
Lembar Validasi Media Software Chemoffice ....................... 180
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari capaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan melalui pendekatan belajar tuntas (mastery learning). Pendekatan ini mensyaratkan para peserta didik untuk dapat belajar pada setiap tahapan hingga mencapai tahap penguasaan tertinggi (Radno Harsanto, 2007: 11). Pada konsep mastery learning, acuan yang digunakan dalam penilaian adalah acuan kriteria, dimana nilai peserta didik dibandingkan dengan kriteria tertentu. Dalam konsep acuan kriteria ini dikenal pula istilah batas tuntas atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yang merupakan nilai terendah bagi siswa yang dinyatakan lulus. Kurikulum yang saat ini sedang diterapkan dan dikembangkan oleh pemerintah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengembangan dari kurikulum 2004. Pada KTSP, guru diberi kesempatan untuk mengembangkan indikator pembelajarannya sendiri. Hal ini hendaknya membuat guru lebih kreatif dalam memilih serta mengembangkan materi pembelajaran yang akan disampaikan di sekolah. Dengan adanya kurikulum ini, guru dituntut berperan sebagai seseorang yang merancang pembelajaran, agar suasana kelas menjadi hidup. Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Komponen utama dalam kegiatan belajar mengajar adalah siswa dan guru, dalam hal ini siswanya yang menjadi subyek belajar, bukan menjadi obyek belajar. Oleh karena itu, paradigma commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
pembelajaran yang berpusat pada guru hendaknya dirubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa atau Student Centered Learning. Pada kenyataanya, saat ini masih banyak guru yang belum menerapkan pembelajaran yang mengacu pada KTSP. Pembelajaran TCL (Teacher Centered Learning) masih banyak diterapkan di kelas dengan alasan pembelajaran TCL adalah praktis dan tidak banyak menyita waktu. Guru hanya menyajikan materi secara teoritik dan abstrak sedangkan siswa hanya mendengarkan guru ceramah di depan kelas. Akibat dari kebiasaan tersebut siswa menjadi kurang kreatif dalam memecahkan masalah, partisipasi rendah, siswa pasif, serta kegiatan belajar mengajar tidak efisien sehingga pada akhirnya hasil belajar menjadi rendah. Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa Sekolah Menengah Atas, khususnya yang mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan adanya kesulitan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kimia. Bagi siswa SMA N 1 Boyolali, khususnya kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam yang telah diobservasi, mengatakan bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit. Dari angket yang telah diberikan kepada mereka, ternyata sebanyak 73,4 % menyatakan bahwa pelajaran kimia adalah pelajaran yang sulit, bahkan terkadang membosankan. SMA N 1 Boyolali merupakan salah satu sekolah menengah atas di Boyolali, dan merupakan satu-satunya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Boyolali. Di dalam proses belajar mengajarnya, SMA N 1 Boyolali menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata pelajaran kimia yakni 75. Siswa dengan nilai diatas 75 dinyatakan lulus, dan siswa dengan nilai dibawah 75 dinyatakan belum lulus, sehingga perlu mengikuti remidial. Berdasarkan pengamatan di kelas, khususnya kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam, angket, dan dari wawancara dengan guru kimia di sekolah tersebut, serta dari arsip data nilai ulangan kimia dapat teridentifikasi permasalahanpermasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar. Dari hasil observasi di kelas, dalam kegiatan belajar mengajar, interaksi guru dan siswa tidak berjalan dua arah, atau dengan kata lain proses belajar to user mengajar hanya berjalan dari satucommit arah, yakni dari guru saja. Proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
di dalam kelas terlihat menjadi aktivitas guru. Hal ini mengakibatkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, dengan metode mengajar guru yang hanya ceramah saja mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran kimia yaitu metode konvensional atau ceramah dan pemberian tugas. Metode ceramah praktis digunakan karena tidak menyita banyak waktu. Menurut guru yang bersangkutan, metode ceramah ini kurang efektif dalam memicu keaktifan siswa, disamping juga menyebabkan kebosanan pada diri siswa. Sebenarnya, karakteristik dari siswa SMA 1 pada umumnya adalah siswa yang aktif, namun karena metode guru tidak terlalu bervariasi, sehingga menyebabkan siswa banyak yang tidak aktif. Hasil wawancara selengkapnya terdapat pada Lampiran 8. Dari hasil angket tentang pelajaran kimia yang diberikan kepada siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam didapatkan bahwa menurut siswa-siswi kimia merupakan pelajaran yang sulit, karena konsep-konsepnya sulit dipahami terlebih bagi konsep-konsep yang abstrak, dan banyak hafalan. Dari data angket pada studi pendahuluan, didapat bahwa pokok bahasan yang dianggap paling susah untuk dipahami adalah pokok bahasan struktur atom dan geometri molekul, karena materinya abstrak, sehingga banyak konsep yang sulit dipahami. Selain itu, data nilai ulangan harian kimia semester 1 didapat bahwa nilai ketuntasan siswa terendah adalah pada pokok bahasan struktur atom dan geometri molekul, yakni 63,2%, sedangkan untuk materi- materi lainnya yakni termokimia ketuntasan belajar sebesar 90,67%, laju reaksi sebesar 65,29%, dan kesetimbangan kimia sebesar 100%. Dari hasil wawancara dengan guru, kebanyakan siswa susah dalam memahami konsep yang abstrak, seperti geometri molekul, sementara untuk konsep-konsep yang hanya hitungan saja, seperti termokimia dan kesetimangan kimia dianggap lebih mudah dipahami bagi siswa SMA N 1 Boyolali. Guru juga menyadari penggunaan media seperti software kimia belum pernah dimanfaatkan. commit to user Hal ini karena keterbatasan penguasaan guru tentang penggunaan media seperti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
media komputer, software, dan sebagainya. Menurut pendapat guru, siswa susah memahami struktur atom dan geometri molekul, seperti bentuk molekul tetrahedral, oktahedral, segitiga planar, dan sebagainya. Hal ini karena bentuk molekul tersebut tidak dapat divisualisasikan, baik guru yang menerangkan materi, maupun siswa yang menangkap materi. Selama ini, dalam pembelajaran kimia, guru hanya menggunakan molimod untuk menerangkan bentuk molekul. Penggunaan molimod ini dirasakan kurang efektif, karena tidak semua siswa dapat melihat dengan jelas bagaimana bentuk molekul tersebut. Akibatnya, banyak siswa tidak paham mengenai bentuk-bentuk molekul tersebut. Disamping itu, metode yang digunakan guru adalah pemberian tugas. Metode ini dirasa cukup efektif, namun kurang mengaktifkan siswa. Siswa hanya disuruh mengerjakan saja, namun tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan sejauh mana pemahaman mereka terkait materi yang telah disampaikan guru. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan siswa menganggap pelajaran kimia sebagai pelajaran yang membosankan. Padahal sebenarnya sudah ada alat seperti LCD di setiap kelas, namun pemanfaatannya belum optimal. Mulyati Arifin dalam Septina Mardhiani (2010) menyatakan bahwa beberapa kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada: (1) Kesulitan dalam memahami konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang abstrak dan kompleks sehingga untuk mengatasi hal tersebut konsep perlu ditunjukkan dalam bentuk yang lebih konkret, misalnya dengan percobaan atau media tertentu. (2) Kesulitan dengan angka. Sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan perhitungan kimia, hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik. Dari berbagai uraian diatas, dapat dirangkum permasalahan yang terjadi di SMA N 1 Boyolali adalah sebagai berikut: 1. Metode ceramah masih dominan dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa. 2. Kurangnya penggunaan media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran commit to user kimia.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
3. Kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran kimia. Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap siswa yang tidak aktif bertanya dan tidak mau menjawab bila diberikan pertanyaan ataupun soal dari guru. 4. Sudah ada fasilitas LCD yang disediakan disetiap kelas tetapi belum dioptimalkan penggunaannya sebagai media pembelajaran kimia. 5. Hasil analisis angket diagnosis kesulitan belajar menunjukkan bahwa 73,4% siswa menyatakan bosan dengan pembelajaran ceramah yang selama ini masih sering diterapkan. 6. Salah satu materi pembelajaran yang masih sulit dipahami dan dikuasai siswa adalah materi pembelajaran struktur atom dan geometri molekul, hal ini mengakibatkan kurang maksimalnya kualitas hasil belajar kimia dari segi kognitif. Berdasarkan nilai ulangan harian untuk materi struktur atom dan geometri molekul pada tahun ajaran 2010/2011 diperoleh bahwa tidak lebih dari 63,2% siswa yang dinyatakan tuntas, sisanya sebanyak 36,8% siswa harus menempuh remidial. Selain permasalahan-permasalahan di atas, terdapat permasalah lain yang bersifat relatif. Siswa SMAN 1 Boyolali khususnya kelas XI IPA 1 merupakan siswa yang cukup berpotensi untuk dapat belajar aktif, misalnya membudayakan mereka untuk tidak segan bertanya, tidak takut salah dalam menjawab soal, mau mengemukakan pendapatnya, bahkan untuk menanggapi materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga apabila potensi yang terpendam ini tidak dikelola dengan baik, maka yang terjadi adalah mereka sering berbincang-bincang dengan temannya, ada beberapa siswa yang menggambar bebas di buku tulisnya dengan posisi duduk yang menampakkan rasa kemalasan. Berangkat dari berbagai permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar kimia adalah karena proses belajar mengajar masih berpusat pada guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan peran guru untuk memberikan motivasi dan memperkenalkan materi kimia dengan lebih menarik, menyenangkan dan bersahabat sehingga siswa akan termotivasi dalam commit to user mempelajari kimia. Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
siswa, yaitu faktor internal dan eksternal. Metode pembelajaran yang dipilih merupakan salah satu faktor eksternal yang menunjang keberhasilan siswa. Permasalahan-permasalahan di atas merupakan masalah desain dan strategi pembelajaran kelas yang penting dan mendesak untuk dipecahkan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang berorientasi pada perbaikan kualitas pembelajaran (Suharsimi Arikunto, 2008: 2). Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dan guru dapat melihat sendiri praktik pembelajaran dan dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Peneliti dan guru secara refleksi dapat menganalisis dan mensintesis terhadap apa yang dilakukan di kelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan penelitian tindakan kelas, pendidik dapat memperbaiki praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif ( Sarwiji Suwandi, 2008: 12). Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas belajar siswa SMA N 1 Boyolali dapat ditempuh melalui penerapan strategi index card match. Strategi ini merupakan upaya untuk menciptakan keaktifan semua siswa didalam kelas. Selain itu penggunaan media berupa komputer dengan software chemoffice dan macromedia flash juga diterapkan dengan tujuan memudahkan siswa dalam memahami geometri molekul.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Apakah penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas proses belajar kimia pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul di SMA N 1 Boyolali ? 2. Apakah penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas hasil belajar kimia pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul di SMA commit to user N 1 Boyolali?
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
3. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul di SMA N 1 Boyolali? 4. Apakah penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan efektivitas strategi guru dalam membantu siswa belajar kimia?
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini mempunyai arah dan ruang lingkup yang jelas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Boyolali semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. 2. Strategi dan media pembelajaran Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran aktif, yakni index card match, sedangkan media yang digunakan adalah software chemoffice dan macromedia flash. 3. Materi Pelajaran Materi pelajaran kimia dibatasi pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul. 4. Objek penelitian Obyek penelitian meliputi kualitas proses dan hasil belajar, yang dirinci sebagai berikut: a. Kualitas proses belajar yang dimaksud adalah keaktifan siswa sedangkan kualitas hasil belajar yang dimaksud adalah ketuntasan belajar. b. Proses pembelajaran direncanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Indikator keberhasilan proses belajar yang direncanakan disajikan pada Tabel 1. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Proses Belajar Aspek
Oral activities (Martinis Yamin, 2007:84).
Visual activities (Sardiman, 2010: 101).
Listening activities (Sardiman, 2010: 101).
Writing activities (Sardiman, 2010: 101).
Indikator Siswa bertanya kepada guru jika ada hal yang kurang jelas. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru tanpa ditunjuk.
Target (%) 30 30
Siswa aktif berdiskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru
75
Siswa memberikan perhatian kepada guru saat pelajaran berlangsung
70
Siswa memberikan perhatian selama teman yang lain mengutarakan pendapatnya.
70
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
80
Siswa mendengarkan penjelasan dari teman yang sedang presentasi.
70
Siswa mencatat apa yang diajarkan oleh guru
75
Siswa menulis hasil pemecahan masalah dalam diskusi kecil.
60
Siswa maju dan menulis jawaban soal pada papan tulis tanpa ditunjuk.
40
Rata-rata
60
c. Hasil belajar siswa dibatasi pada aspek kognitif dan aspek afektif. Untuk aspek kognitif target ditetapkan 75% ketuntasan. Nilai aspek kognitif diperoleh dari tes siklus I dan tes siklus II. Sedangkan penilaian aspek afektif terhadap pembelajaran didasarkan pada angket yang diisi oleh siswa.
D. Perumusan masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang timbul sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
1. Apakah penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul? 2. Apakah penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul?
E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : 1. Penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul. 2. Penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul.
F. Manfaat Penelitian 1. a. Penelitian
ini
Manfaat Teoritis
bermanfaat
untuk
membantu
guru
menghasilkan
pengetahuan relevan untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek b. Untuk
menambah
ilmu
pengetahuan
tentang
penerapan
strategi
pembelajaran aktif, yakni index card match serta penggunaan software kimia yakni chemoffice dan macromedia flash terhadap kualitas proses dan hasil belajar. c. Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan serta acuan bagi penelitian selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
2.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat dilihat dari hal-hal berikut: a. Manfaat bagi Inovasi Pembelajaran Meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses pembelajaran serta dapat meningkatkan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran yang sebelumnya telah dilakukan
oleh guru khususnya pada materi pokok
struktur atom dan geometri molekul. b. Manfaat bagi Pengembangan Kurikulum di Tingkat Sekolah/ Kelas Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan salah satu masukan penting dalam pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas ini, guru akan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap teori dan pemikiran yang melandasi reformasi kurikulum karena ia mengalami secara empirik implementasi dari teori dan pemikiran yang abstrak itu di dalam kelas. c. Manfaat Bagi Pengembangan Profesi Guru Penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. Melalui penelitian ini guru dituntut untuk memiliki keterbukaan terhadap pengalaman dan proses pembelajaran yang baru. d. Manfaat Bagi Siswa Penelitian tindakan kelas ini dapat menambah pengalaman belajar siswa yang menarik dan bermakna. Dengan penerapan strategi belajar aktif dan media interaktif, dapat memotivasi siswa agar lebih aktif sehingga diharapkan prestasi belajar akan meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran a. Belajar Belajar merupakan hal yang penting dalam proses pemahaman konsep siswa. Pengertian belajar diartikan berbeda-beda oleh para ahli, antara lain : a) Slameto (1991 : 78), “Belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan”. b) Oemar Hamalik (2002 : 154), “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang mantap berkat latihan dan pengalaman”. c) Nana Sudjana (2009 : 28), “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”. d) Ngalim Purwanto (1997: 85), “Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir suatu periode yang cukup panjang”. e) Anita Lie (2008: 5) mengemukakan bahwa belajar adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan belajar adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antarpribadi. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses interaksi aktif antara individu dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan tingkah laku berupa keterampilan dan sikap. commitpengetahuan, to user
11
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perubahan tersebut bersifat menetap dan diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Banyak teori belajar yang telah disusun oleh para ahli. Setiap teori belajar
mempunyai
keunggulan
dan
kelemahan
sehingga
dalam
pelaksanaannya perlu menggabungkan beberapa teori agar saling melengkapi. Beberapa teori yang dapat dijadikan acuan, antara lain : 1) Teori Belajar Kognitif Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan membimbing tingkah laku anak. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Beberapa tokoh yang mengemukakan tentang teori belajar kognitif, diantaranya yaitu : a) Ausubel David Ausubel menyatakan bahwa teori belajar merupakan titik berangkat untuk menemukan prinsip-prinsip umum tentang mengajar yang efektif.Belajar merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengorganisasi isi atau materi pelajaran serta penataan kondisi pembelajaran agar dapat memudahkan proses asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif orang yang belajar. b) Piaget Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan syaraf. Semakin bertambah umurnya, maka kemampuan seseorang akan semakin meningkat. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif. c) Gagne Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Ada lima bentuk belajar yang diungkapkan oleh Gagne yaitu: (1) belajar responden, (2) belajar kontiguitas, (3) belajar operant, (4) belajar observasional, (5) belajar kognitif. Pada belajar responden terjadi perubahan emosional yang paling primitif, terjadi perubahan perilaku diakibatkan dari perpasangan suatu stimulus tak terkondisi dengan suatu stimulus terkondisi. Bentuk belajar seperti ini dapat membantu kita memahami bagaimana siswa dapat menyenangi dan tidak menyenangi sekolah atau bidang studi tertentu. Bentuk belajar kontinguitas yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan dengan yang lain pada suatu waktu. Belajar operant berarti kita belajar bahwa konsekuensi-konsekuensi perilaku mempengaruhi apakah perilaku itu akan diulangi atau tidak, dan berapa besar pengulangan itu. Belajar observasional berarti pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan kejadiankejadian. Sedangkan belajar kognitif berarti kita dapat melihat dan memahami peristiwa-peristiwa di sekitar kita dan dapat menyelami pengertian (Ratna Wilis Dahar, 1989: 12-18). Agar individu berhasil dalam belajarnya maka harus menggunakan prinsip-prinsip belajar. Adanya prinsip- prinsip belajar akan membuat individu yang belajar akan memperbaiki kelemahannya sehingga didapatkan hasil belajar yang optimal. Dimyati dan Mudjiono (1999: 42) mengemukakan tujuh prinsip belajar, yaitu: (a) Prinsip Perhatian dan Motivasi Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan commit to user membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
dapat
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(b) Prinsip Keaktifan Keaktifan mengandung arti bahwa belajar hanya akan mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. (c) Prinsip Keterlibatan Langsung/ pengalaman Prinsip ini mengandung arti bahwa belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. (d) Prinsip Pengulangan Prinsip ini mengandung arti bahwa hasil belajar dapat lebih sempurna jika sering diulang dan sering dilatih. (e) Prinsip Tantangan Prinsip ini menunjukkan bahwa pada saat proses belajar, pada diri anak timbul motif yang kuat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. (f) Prinsip Balikan dan Penguatan Prinsip ini menunjukkan bahwa balikan yang diperoleh siswa, menjadikan siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat. b. Pembelajaran Ada beberapa definisi pembelajaran dari para ahli, antara lain yaitu: (1) Alvin W. Howard dalam Slameto (2010: 32), pembelajaran adalah suatu aktivitas
untuk
mencoba
menolong,
membimbing
seseorang
untuk
mendapatkan, mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita, penghargaan dan pengetahuan yang direncanakan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. (2) Murshell dalam Slameto (2010: 33) mengemukakan
bahwa
pembelajaran
digambarkan
sebagai
“mengorganisasikan belajar”, sehingga dengan mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti atau bermakna bagi siswa. (3) Sardiman (2010: 47) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah commit to membuat user suatu usaha sadar dari pengajar untuk siswa belajar yaitu dengan
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri pebelajar yang berlaku dalam waktu relatif lama. Hal yang penting dalam mengajar adalah bagaimana siswa dapat mempelajari bahan sesuai tujuan. Usaha yang dilakukan guru hanya merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi siswa belajar.
2. Strategi Pembelajaran Index Card Match Strategi pembelajaran index card match merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran aktif (active learning). Strategi pembelajaran aktif adalah strategi pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar yang diusahakan untuk menumbuhkan daya kreativitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. Ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti peserta didik yang mendominasi pembelajaran. Peserta didik secara aktif menggunakan otak baik menemukan ide-ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan pembelajaran aktif ini peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat maksimal. (Hisyam Zaini, dkk: xvi) Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang merangsang otak peserta didik untuk mengemukakan umpan balik terhadap pemahaman mereka atas informasi ataupun pelajaran yang diberikan. Menurut John Holt dalam Mel Silberman (1996), pembelajaran akan meningkat jika peserta didik diminta untuk mengerjakan: a.
menyatakan informasi yang diperoleh dengan kata-kata mereka sendiri
b.
memberikan contoh atas informasi yang diperoleh
c.
mengenali informasi pada berbagai keadaan
d.
melihat hubungan antara informasi tersebut dengan fakta atau ide-ide lain
e.
menggunakan informasi tersebut pada berbagai cara
f.
meramalkan beberapa konsekuensi commit to user menyatakan lawan dari informasi yang diperoleh
g.
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika kita dapat melakukan sesuatu terhadap informasi yang kita peroleh, kita dapat melakukan feedback atau umpan balik tentang sejauh mana kita memahami informasi tersebut. Terdapat beberapa stategi untuk melaksanakan pembelajaran aktif. Salah satunya adalah strategi index card match. Index card match ini didesain dengan tujuan agar pembelajaran tidak mudah dilupakan (unforgettable), dimana strategi ini berfokus pada review atau peninjauan ulang terhadap materi yang telah dipelajari. Adapun prosedurnya : 1) guru membuat 2 jenis kartu indeks 2) pada kartu indeks jenis pertama, menuliskan pertanyaan yang ditujukan untuk setengah jumlah total siswa 3) pada kartu indeks kedua, menuliskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis, jumlahnya setengah dari jumlah total siswa 4) mencampur kartu indeks tersebut, lalu membagikan kepada siswa secara acak 5) memerintahkan kepada siswa agar mencari pasangan dari kartu indeksnya 6) ketika semua pasangan telah terbentuk, lalu guru memerintahkan pasangan tertentu untuk memberi pertanyaan kepada pasangan lain (Mel Silberman, 1996)
3. Media Pembelajaran Komputer a. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata ”medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar, sehingga media adalah pengantar atau perantara pesan kepada penerima pesan (Arief S.Sadiman, 1996:6). Kemudian menurut AECT (Association of Education and Communication technology) dalam Arief S. Sadiman (1996:19) media atau bahan ajar adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidik yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan, sedangkan hardware atau perangkat keras merupakan sarana untuk menampilan pesan user Sumantri dan Permana (2001: yang terkandung dalam pesan commit tersebut.toMulyani
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
152) memberikan batasan media pembelajaran sebagai alat fisik dimana peranperan instruksional dikomunikasikan. Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Dalam hal ini yang dimaksud pesan adalah materi yang ingin disampaikan pada proses pembelajaran. Dari
batasan-batasan
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
media
pembelajaran adalah alat untuk mempermudah penyampaian pesan yang berupa materi pelajaran dari pendidik kepada peserta didik. Menurut Oemar Hamalik (1989: 36-37), media pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Bahan-bahan cetakan atau bacaan, berupa bahan seperti : buku, LKS, handout, majalah, koran, buletin, folder, pamflet, dan lain-lainnya. 2) Alat-alat audiovisual, yang tergolong kategori ini antara lain : (1) Media pembelajaran tanpa proyeksi, seperti : papan tulis, papan tempel, papan panel, diagram, poster, kartun, dan gambar. (2) Media pembelajaran tiga dimensi, seperti : model, benda asli, benda tiruan, drama, globe, peta, pameran, dan museum sekolah. (3) Media pembelajaran yang menggunakan teknik, seperti : slide, stripe, film rekaman, televisi, laboratorium, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem linear komunikasi, dan komputer. 3) Sumber-sumber masyarakat berupa obyek-obyek peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan masalah dan sebagainya. 4) Kumpulan benda-benda (material collection). Berupa benda yang dibawa dari masyarakat ke sekolah untuk dipelajari seperti potongan sendok, daun, benih, bibit, bahan kimia dan sebagainya. Secara umum, media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut : a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti user besar, bisa digantikan dengan misalnya : (1) objekcommit yang to terlalu
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gambar, film atau model, (2) objek yang kecil, bisa dibantu dengan film, gambar, (3) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse. c) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sifat pasif anak. Dalam hal ini media pembelajaran berfungsi untuk : (1) menimbulkan kegairahan belajar, (2) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, (3) memungkinkan si pebelajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya (Arief S. Sadiman, 1996: 17-18). Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan fungsi utama media adalah alat komunikasi dan sumber informasi. Media digunakan untuk mempermudah komunikasi dan proses belajar. Media pembelajaran yang digabungkan
dengan
pengalaman
langsung
dapat
membantu
siswa
mempersatukan pengalaman sebelumnya dan memfasilitasi belajar dari konsep yang abstrak. b. Media Berbasis Komputer Saat ini bahan pelajaran kimia yang merupakan salah satu sumber belajar telah dikemas dengan berbagai bentuk, misalnya bahan cetak (buku, teks, modul, majalah atau jurnal ilmiah), rekaman audio visual, software komputer, dan lain-lain. Software komputer masih belum banyak digunakan sebagai penyampai pesan dari guru ke siswa, padahal media ini cukup efektif karena dapat diprogram sesuai tujuan. Komputer merupakan salah satu media komunikasi yang populer dewasa ini. Mengingat proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, maka komputer dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Azhar Arsyad (2009: 96) bahwa komputer dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Hujair (2009:178) mengemukakan berbagai kelebihan media komputer diantaranya adalah komputer memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan commit to usergrafik (graphic animation) dan komponen warna, musik, dan animasi
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyebabkan komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realism yang tinggi, dan program komputer sering dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar yang bersifat simulasi. Selain itu, penggunaan komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contoh yang tepat untuk ini adalah program komputer simulasi untuk melakukan percobaan pada mata kuliah sains dan teknologi. Media komputer yang dipakai pada materi struktur atom dan geometri molekul
ini
menggunakan
software
chemoffice.
Software
chemoffice
merupakan software khusus untuk memformulasikan struktur kimia, baik tiga dimensi maupun dua dimensi. Penggunaan software ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang sering dihadapi siswa dalam menangkap materi pelajaran khususnya geometri molekul. Dimana materi geometri molekul merupakan materi yang bersifat abstrak. Sehingga dengan penggambaran molekul-molekul suatu senyawa dalam bentuk tiga dimensi diharapkan siswa akan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan mampu memahami bentuk molekul dengan baik. Pemilihan penggunaan software tersebut dalam penyajian materi struktur atom dan geometri molekul didasarkan pada pertimbangan kemampuan spasial/ abstrak dan visual dari siswa. Kemampuan spasial adalah kemampuan membayangkan perubahan benda atau membayangkan suatu benda dalam pikiran. Pada indikator kompetensi materi struktur atom dan geometri molekul yaitu: 1) Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron, 2) Menentukan bentuk molekul berdasarkan
teori hibridisasi, kemampuan
spasial/ abstrak siswa sangat dibutuhkan. Siswa dituntut untuk memahami berbagai bentuk molekul dari beberapa senyawa. Penyajian bentuk molekul secara tiga dimensi berwarna-warni yang disertai gerakan-gerakan diharapkan dapat memperjelas materi agar membuat siswa tidak merasa bosan.
4. Kualitas Proses dan Hasil Belajar Dalam penelitian ini, kualitas proses belajar yang diamati adalah keaktifan commit to user prestasi kognitif dan afektif. siswa dan hasil belajar yang dimaksud adalah
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Kualitas Proses Belajar Menurut Nana Sujana (2009: 59-62), dalam menilai proses belajar mengajar, terdapat beberapa kriteria yang biasa digunakan, antara lain: 1) Konsistensi Belajar Mengajar dengan Kurikulum Kurikulum adalah program belajar mengajar yang telah ditentukan sebagai acuan apa yang seharusnya dilaksanakan. Keberhasilan proses belajar mengajar dilihat dari sejauh mana acuan tersebut dilaksanakan secara nyata dalam bentuk dan aspek-aspek berikut ini: a) tujuan-tujuan pengajaran, b) bahan pengajaran yang diberikan, c) jenis kegiatan yang dilaksanakan, d) cara melaksanakan setiap jenis kegiatan, e) peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan, dan f) penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan. 2) Keterlaksanaannya oleh Guru Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan dan program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti. Dengan demikian, apa yang direncanakan dapat diwujudkan sebagaimana seharusnya. Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal: a) mengondisikan kegiatan belajar siswa, b) menyiapkan sumber, alat, dan perlengkapan belajar, c) waktu yang disediakan untuk kegiatan belajar mengajar, d) memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa, e) melaksanakan
penilaian
proses
dan
hasil
belajar
siswa,
dan
f)
mengeneralisasikan hasil belajar mengajar saat itu dan tindak lanjut untuk kegiatan belajar mengajar berikutnya. 3) Keterlaksanaannya oleh Siswa Dalam hal ini, dinilai sejauh mana siswa melakukan kegiatan belajar sesuai dengan program yang telah ditentukan guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti. Keterlaksanaan oleh siswa dapat dilihat dalam hal: a) memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan guru, b) siswa turut serta melakukan kegiatan belajar, c) tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, d) memanfaatkan sumber belajar yang disediakan guru, dan e) menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Motivasi Belajar Siswa Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dalam hal: a) minat dan perhatian belajar siswa terhadap pelajaran, b) semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, c) tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, dan d) reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru. 5) Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: a) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, b) terlibat dalam pemecahan masalah, c) bertanya pada siswa lain atau guru terhadap masalah yang dihadapinya, d) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan bimbingan guru, e) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, f) melatih diri dalam menyelesaikan soal atau masalah sejenis, dan g) kesempatan menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Menurut EM Zul Fajri dkk (2003: 36), keaktifan adalah kegiatan, kesibukan dalam bekerja atau berusaha. Kata keaktifan memiliki persamaam arti dengan aktivitas.
Klasifikasi aktivitas belajar antara lain: (1) Visual
activies, misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan. (2) Oral activities misalnya: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. (3) Listening activities misalnya menguraikan, percakapan, diskusi, musik, pidato. (4) Writing activities misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. (5) Drawing activities misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram, (6) Motor activities misalnya melakukan percoban, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak. (7) Mental activities misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. (8) Emotional activities commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup (Sardiman, 2010: 101). Martinis Yamin (2007: 84) sependapat dengan Sardiman yaitu ada delapan aktivitas belajar siswa seperti diatas, akan tetapi yang dimaksud oral activities misalnya siswa mengemukakan fakta, ide, pendapat, gagasan, bertanya maupun menjawab pertanyaan. Dalam penelitian ini diambil empat aspek kegiatan siswa yaitu visual activities, oral activities, listening activities dan writing activites. 6) Interaksi Guru dengan Siswa Interaksi guru dengan siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Hal ini dapat dilihat dalam: a) tanya jawab antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa, b) bantuan guru terhadap siswa yang melakukan kegiatan belajar mengajar, baik secara individual maupun secara kelompok, c) dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar, d) keberadaan guru senantiasa berperan sebagai fasilitator
dan
adanya
kesempatan
mendapat
umpan
balik
secara
berkesinambungan. 7) Kemampuan Guru dalam Mengajar Kemampuan guru dalam mengajar merupakan puncak keahlian guru yang professional karena guru menerapkan semua kemampuan yang telah dimilikinya dalam pengajaran. Beberapa indikator dalam menilai kemampuan guru antara lain: a) menguasai bahan pelajaran yang disampaikan kepada siswa, b) terampil berkomunikasi dengan siswa, c) menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan siswa, d) terampil menggunakan alat dan sumber belajar siswa, dan e) terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan. b. Kualitas Hasil Belajar Belajar adalah sebuah proses, dimana hasil dari proses belajar adalah perubahan tingkah laku, kecakapan dan berbagai sifat. Hasil dari proses belajar tersebut dapat dinilai melaluicommit evaluasi. Menurut Nana Sudjana (2009: 22) to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar yang tampak pada perubahan tingkah lakunya. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan-tujuan (khusus) perilaku. Gagne dalam Slameto (2010: 93) mengungkapkan bahwa ada lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, yaitu: 1) Keterampilan intelektual yang merupakan hasil belajar terpenting. 2) Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang, termasuk kemampuan memecahkan masalah. 3) Informasi verbal. 4) Kemampuan motorik yang diperoleh di sekolah. 5) Sikap dan nilai yang berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan kompetensi didasarkan pada klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: a) ranah kognitif, b) ranah afektif, dan c) ranah psikomotor (Nana Sudjana, 2009: 22-23). Hasil belajar siswa dapat digunakan untuk memotivasi siswa, memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran oleh guru. Selain itu, pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah, serta orang tua siswa (Depdiknas, 2003: 21). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi hasil belajar bagi siswa adalah sebagai indikator pencapaian tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai umpan balik bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif dan aspek afektif siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
5. Materi Pokok Struktur Atom dan Geometri Molekul Struktur atom dan geometri molekul merupakan materi pokok bidang studi kimia yang diberikan kepada siswa SMA kelas XI IPA semester ganjil. Sub pokok bahasan struktur atom dan geometri molekul dijelaskan sebagai berikut: a.
Struktur atom Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron menempati
tingkat eergi tertentu dalam atom, dan akan memancarkan atau menyerap energi jika elektron pindah ke tingkat energi lain. Model atom Bohr mempunyai kelemahan yaitu hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang hanya mengandung satu elektron. Model atom Bohr tidak sesuai dengan spektrum atom atau ion yang berelektron banyak. 1) Teori orbital Planck dan Einstein menyatakan bahwa radiasi energi selain bersifat gelombang juga bersifat partikel. Kemudian pada tahun 1924, Louis de Broglie mengemukakan teorinya bahwa materi yang bergerak selalu disertai gelombang. Jadi, menurut Broglie partikel selain bersifat materi juga dapat bersifat gelombang. Oleh karena gerakan elektron mengelilingi inti selalu disertai gelombang maka ketika membicarakan geraka elektron dalam atom menggunakan teori mekanika gelombang. Werner Heisenberg (1927) membuktikan bahwa kedudukan partikel seperti elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti pada saat yang sama. Konsep Haisenberg itu dikenal sebagai konsep ketidakpastian Heisenberg. Elektron tidak mungkin mempunyai orbit yang pasti dalam mengelilingi inti, yang mungkin bisa ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron di daerah tertetu dalam atom. Daerah atau ruang tempat elektron ditemukan disebut orbital. Orbital merupakan tingkat energi tertentu dalam atom. Besar, bentuk, dan kedudukan dalam ruang suatu orbital ditentukan berdasar teori mekanika gelombang. Elektron-elektron bergerak mengelilingi inti pada tingkat energi atau kulitcommit to user kulit tertentu.
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Bilangan kuantum Untuk menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam atom dilakukan dengan menggunakan bilangan kuantum. Ada empat bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (ℓ), bilangan kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum spin (s). Bilangan kuantum utama, azimuth, dan magnetik menyatakan posisi elektron dalam atom, sedangkan bilangan kuantum spin menyatakan arah putaran elektron. a) Bilangan kuantum utama (n) menyatakan di kulit (tingkat energi) mana elektron beredar. Nilai n dari bilangan kuantum utama, yaitu satu sampai dengan tujuh atau kulit K sampai dengan Q. bilangan kuantum utama paling banyak ditempati oleh 2n2 elektron. Jumlah elektron maksimum dirangkum dalam Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Elektron Maksimum pada Tiap Kulit Atom Nomor kulit
Kulit
Jumlah elektron maksimum (2n2)
n=1
K
2(1)2 = 2
n=2
L
2(2)2 = 8
n=3
M
2(3)2 = 18
n=4
N
2(4)2 = 32
b) Bilangan kuatum azimuth atau bilangan kuantum angular (ℓ) merupakan bilangan yang menyatakan besar momentum sudut elektron dan subkulit atom yang menentukan bentuk-bentuk orbital. Momentum sudut elektron terhadap sumbu inti atom dapat ditentukan sebagai berikut: L=√ (
)h
Harga ℓ dimulai dari 0 sampai dengan n-1. Tabel 3. Harga Bilangan Kuantum Azimuth pada Kulit (n): Nomor kulit Simbol kulit Jumlah subkulit Harga ℓ Subkulit 1 K 1 0 S 2 Lcommit to user 2 0 dan 1 s,p
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3. Harga Bilangan Kuantum Azimuth pada Kulit (n) (Lanjutan) Nomor kulit Simbol kulit Jumlah subkulit Harga ℓ Subkulit 3 M 3 0,1, dan s,p,d 2 4 N 4 0,1,2, s,p,d,f dan 3 c) Bilangan kuantum magnetik (m), menyatakan di orbital mana elektron beredar. Orbital biasanya digambarkan dalam bentuk segi empat. Harga bilangan kuantum magnetik (m) bergantung pada harga bilangan kuantum azimuth (ℓ), yaitu dari -ℓ sampai dengan +ℓ. Hubungan kulit dengan jumlah orbital dirangkum dalam Tabel 4. Tabel 4. Hubungan Kulit dengan Jumlah Orbital kulit K (n=1) L (n=2) M (n=3) N (n=4)
Jumlah subkulit 1 (s) 2 (s,p) 3 (s,p,d) 4 (s,p,d,f)
Orbital 0 0 (ℓ =0); -1,0,+1(ℓ =1) 0; -1,0,+1; -2,-1,0,+1,+2 0; -1,0,+1; -2,-1,0,+1,+2; 3,-2,-1,0,+1,+2,+3
Jumlah orbital 1 4 9 16
d) Bilangan kuantum spin (s) , menyatakan ke arah mana elektron beredar. Elektron pada waktu mengelilingi inti akan berputar pada sumbunya dan perputaran elektron akan menimbulkan medan magnet. Arah putaran elektron yang mungkin adalah searah jarum jam atau berlawanan arah dengan jarum jam. Jika arah putaran berlawanan maka electron akan berlaku sebagai kutub magnet yang berlawanan, jadi akan tarik-menarik. Tetapi jika arah putaran searah maka electron akan tolak-menolak, sehingga satu orbital maksimum hanya berisi dua elektron. Masing-masing mempunyai harga s = + (searah jarum jam) dan s = - (berlawanan arah jarum jam). commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Elektron digambarkan dengan tanda panah. Harga s = + digambarkan dengan panah ke atas dengan tanda panah kebawah
dan s = - digambarkan
. Jika orbital terisi penuh elektron
dapat digambarkan anak panah ke atas dan ke bawah
.
Subkulit s mempunyai satu orbital, yaitu orbital s. bentuk orbital seperti bola, karena di mana pun elektron beredar akan mempunyai jarak yang sama terhadap inti. Orbital p punya tiga orbital yaitu px, py, pz. orbital p bentuknya seperti balon terpilin dan dapat digambarkan seperti pada Gambar 1. z
x y
Gambar 1. Contoh Orbital pz Sementara itu, subkulit d mempunyai lima orbital yaitu dxy, dxz, dyz, dz2, dx2_y2. Bentuk orbital seperti roset, dan digambarkan seperti pada Gambar 2. z
z
z
x
x y
y
dxy
x
y
dyz
dxz
z
z
x
y
dz 2
x
y
dx2-y2
commit Gambarto2.user Contoh Orbital d
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Konfigurasi elektron a) asas Aufbau Aufbau berprinsip bahwa pengisian elektron pada orbital dimulai dari tingkat energi terendah ke tingkat energi lebih tinggi. Orbital s mempunyai tingkat energi terendah, dan berturut-turut makin tinggi untuk orbital p, d, dan f. Pengisian elektron pada orbital atau subkulit akan lebih jelas dengan menggunakan diagram tingkat energi seperti pada gambar 3. kulit
subkulit
K
1s
L
2s
2p
M
3s
3p
N
4s
4p
O
5s
5p
5d
P
6s
6p
6d
Q
7s
3d 4d
4f 5f
7p
Gambar 3. Diagram Tingkat Energi Contoh: konfigurasi elektron untuk unsur K dengan nomor atom 19 adalah = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1. b. Geometri molekul Berdasarkan jumlah domain elektron dapat ditentukan geometri molekul. Geometri molekul adalah geometri di sekitar atom pusat apabila pasangan elekron diganti oleh ikatan atom-atom atau susunan atom dalam ruang (Tine Maria, 2005:21). Bentuk molekul berkaitan erat dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Molekul diatomik sudah tentu linear, molekul triatom dapat linear atau bengkok, molekul tetraatom ada commit to user yang planar, ada pula yang berbentuk piramida. Makin banyak atom
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penyusun molekul, makin kompleks pula bentuknya (Michael Purba, 2004:33). Bentuk molekul ditentukan melalui percobaan. Namun demikian, molekul-molekul sederhana dapat diramalkan bentuknya berdasarkan pemahaman tentang struktur elektron dalam molekul. Cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori tolak menolak elektron-elektron pada kulit terluar disebut teori domain elektron. Jumlah domain (pasangan) elektron dalam suatu molekul baik domain elektron bebas maupun domain elektron ikatan dapat dinyatakan dengan cara berikut: 1) Atom pusat dinyatakan dengan lambang A 2) Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X 3) Domain elektron bebas dinyatakan dengan E Dengan contoh suatu molekul yang terdiri atas 3 domain elektron ikatan dan 2 domain elektron bebas dirumuskan sebagai AX3E2. Dengan menggunakan lambang seperti ini berbagai macam bentuk molekul dan bentuk geometrinya dapat ditentukan. Tabel 5. Hubungan Antara Jumlah Pasangan Elektron dengan bentuk Molekul Jumlah pasangan
Jumlah pasangan
Rumus
Bentuk
Contoh
elektron ikatan
elektron bebas
4
0
AX4
Tetrahedral
CH4
3
1
AX3E
Piramida
NH3
molekul
trigonal 2
AX2E2
2 5
Planar bentuk
H2O
V 0
AX5
Bipiramida
PCl5
trigonal 4
1
AX4E
Bidang 4
SF4
3
2
AX3E2
Planar bentuk T
IF3
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5. Hubungan Antara Jumlah Pasangan Elektron dengan bentuk Molekul (Lanjutan) Jumlah pasangan Jumlah pasangan Rumus Bentuk Contoh elektron ikatan
elektron bebas
molekul
2
3
AX2E3
Linear
XeF2
6
0
AX6
Oktahedral
SF6
5
1
AX5E
IF5
4
2
AX4E2
Piramida segiempat Segiempat planar
XeF4
B. Penelitian yang Relevan 1.
Cher Hendricks (2009: 2) dalam jurnalnya yang berjudul ”Using Action Research to Improve Educational Practices” yang menyatakan bahwa action research adalah kesempatan paling baik untuk menjadikan sekolah sebagai tempat yang lebih baik untuk siswa dan pendidik. Action research akan memberikan dampak positif pada proses pembelajaran bila siswa dan pendidik terlibat aktif di dalamnya.
2.
Mohammad Ali Salmani Nodoushan (2009: 212) dalam jurnalnya yang berjudul “Improving Learning and Teaching Through Action Research” menyebutkan
bahwa
penelitian
tindakan
kelas
praktis
dilakukan,
pembelajaran akan berlangsung lebih terencana dan tujuan pembelajaran akan tercapai. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Amin Kurniawati (2010) dengan judul “ Penerapan Pembelajaran Aktif Card Sort Untuk Meningkatkan Mnat Belajar Biologi Siswa Kelas X-5 SMA N 6 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 “.Hasil penelitiannya adalah pembelajaran aktif menggunakan card sort dapat meningkatkan minat belajar mata pelajaran biologi di SMA N 6 Surakarta.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir Faktor yang mempengaruhi kualitas belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi faktor intern dan faktor ekstern. Salah satu faktor ekstern yang perlu diperhatikan adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini erat kaitannya dengan pemilihan metode pembelajaran oleh guru yang bersangkutan. Metode pembelajaran yang efektif adalah metode yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi yang disampaikan, kondisi siswa, dan sarana yang tersedia. Kegiatan belajar mengajar khususnya untuk mata pelajaran kimia di SMA N 1 Boyolali masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran hanya berlangsung satu arah, dari guru saja, sehigga belum bisa dikatakan bahwa pembelajaran tersebut berpusat pada siswa sebagai subyek pembelajaran. Selain itu guru kurang mengoptimalkan penggunaan media dalam pembelajaran. Akibat dari hal tersebut siswa menjadi kurang kreatif dalam memecahkan masalah, partisipasi rendah, kerja sama dalam kelompok tidak optimal, kegiatan belajar mengajar tidak efisien dan pada akhirnya hasil belajar menjadi rendah. Struktur atom dan geometri molekul merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran kimia bagi siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam. Materi pokok ini dianggap sulit bagi para siswa karena materi ini adalah materi yang abstrak. Persentase ketuntasan siswa pada materi ini termasuk terendah jika dibandingkan dengan tiga materi pokok yang lain pada semester 1 kelas XI, yakni hanya sebesar 63,4%. Karakteristik dari materi struktur atom dan geometri molekul adalah perlu pemahaman dan daya visualisasi yang tinggi untuk dapat memahami geometri molekul. Oleh karena itu diperlukan media yang dapat memvisualisasikan berbagai bentuk molekul, sehingga siswa dapat dengan mudah memahaminya. Selain itu juga metode mengajar harus divariasi sehingga siswa tidak bosan. Variasi pembelajaran ini dapat dilakukan melalui penerapan strategi pembelajaran aktif, salah satunya adalah index card match. Index card match merupakan strategi dalam pembelajaran aktif (active commit to user learning) yang dapat merangsang daya ingat, dan kepahaman siswa serta
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merangsang siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam kelompok kecil. Selain itu dalam strategi pembelajaran ini siswa juga diarahkan agar dapat bertanding dengan siswa lain dalam menjawab pertanyaan atau uji kepahaman mereka. Pembelajaran khususnya pada materi geometri molekul disajikan dengan media berbasis komputer yakni penggunaan software untuk memvisualisasikan bentuk molekul secara tiga dimensi. Software yang dimaksud adalah chemoffice. Melalui penggunaan software ini siswa akan dapat mengetahui bentuk-bentuk molekul yang disajikan dalam gambar tiga dimensi, berwarna, dan bergerak. Hal ini dapat menambah ketertarikan dan semangat siswa dalam mempelajari geometri molekul, dan memberikan gambaran yang jelas terhadap bentuk-bentuk molekul. Selain
software
chemoffice,
juga
digunakan
macromedia
flash
untuk
mempermudah pemahaman siswa mengenai bentuk molekul. Dari uraian di atas, diduga bahwa penerapan strategi pembelajaran index card match yang dilengkapi dengan software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas belajar siswa yang mencakup kualitas proses dan hasil belajar. Skema kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 4.
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru Belum menerapkan strategi index card match dan memaksimalkan penggunaan media Menerapkan strategi index card match dan menggunakan media software chemoffice dan macromedia flash Diduga melalui penerapan strategi index card match dan penggunaan media dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar materi struktur atom dan geometri molekul commit to user Gambar 4. Kerangka Berpikir
Siswa Kualitas proses dan hasil belajar siswa masih rendah Siklus I Menerapkan strategi index card match dilengkapi media dengan sistem kelompok acak dan individu Siklus I Menerapkan strategi index card match dilengkapi media dengan sistem kelompok yang heterogen dan individu, dilengkapi worksheet
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul. 2. penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Boyolali, yang beralamat di Jalan Kates Nomor 8 Boyolali.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan semester ganjil yakni pada bulan JuliSeptember 2011. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Tahapan pelaksanaan penelitian No 1
2 3 4 5
6 7
Kegiatan
Maret
April
Bulan Mei Juni Juli
Agustus
September
Persiapan a) Observasi Awal b) Pengajuan judul Penyusunan Proposal Pembuatan Instrumen Analisis Instrumen Pengumpulan Data a. Siklus I b. Siklus II Pengolahan Data Penyusunan Laporan B. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam 1
semester ganjil SMA N 1 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Pemilihan subyek commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa subyek tersebut mempunyai permasalahan-permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi awal. Penggunaan strategi pembelajaran dan media yang telah dirancang diharapkan tepat diterapkan pada siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam 1 SMA N 1 Boyolali. Obyek penelitian ini adalah kualitas proses dan hasil belajar siswa. Kualitas proses belajar yang dimaksud adalah keaktifan siswa. Sedangkan kualitas hasil belajar yang dimaksud adalah ketuntasan belajar siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan.
C. Metode Penelitian Pada dasarnya desain penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas bersifat praktis dengan tujuan utama untuk memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran yang sehari-hari dialami oleh guru dan siswa, dimana pelaksanaannya dilakukan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan menggabungkan pengertian ketiga kata ini, yaitu 1) penelitian, 2) tindakan, dan 3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. (Suharsimi Arikunto, 2008:3) Data yang didapatkan (baik berupa kalimat atau angka) yang dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian bersama mitra kolaborasi, diinterpretasikan secara kualitatif. Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan kualitas proses belajar siswa, sedangkan tes dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sumber data langsung berasal dari permasalahan yang dihadapi guru atau peneliti dan data deskriptif berupa kata-kata atau kalimat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa penelitian commit tosecara user sistematis, faktual, dan akurat deskriptif bertujuan membuat gambaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat dan akan mempermudah dalam proses analisis. Solusi
dari
permasalahan
tersebut
dirancang
berdasarkan
kajian
teori
pembelajaran dan input dari lapangan. (Kasihani Kasbolah, 2001: 45) Rancangan solusi yang dimaksud adalah tindakan berupa penerapan strategi pembelajaran index card match dan dilengkapi media software chemoffice dan macromedia flash. Dalam penerapannya digunakan tindakan siklus pada setiap pembelajaran. Maksudnya, cara penerapan strategi pembelajaran ini pada pembelajaran siklus pertama hampir sama dengan yang diterapkan pada pembelajaran siklus kedua, tergantung pada fakta dan interpretasi data yang ada pada siklus pertama. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah atau hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa data hasil observasi, angket kepada siswa terkait pelajaran kimia, wawancara yang menggambarkan proses pembelajaran di kelas, dan kesulitan yang dihadapi guru baik dalam menghadapi siswa maupun cara mengajar di kelas. Aspek kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar materi kimia, pokok bahasan struktur atom dan geometri molekul berupa nilai yang diperoleh siswa dari penilaian kemampuan berupa aspek kognitif melalui tes siklus Idan tes siklus II serta aspek afektif siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Tes siklus I dan tes siklus II untuk mengetahui prestasi belajar siswa. b. Observasi atau pengamatan lapangan, wawancara, angket untuk mengetahui perilaku, nilai afektif dan tanggapan siswa tentang implementasi index card match yang dilengkapi media software chemoffice dan macromedia flash.
3. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penilaian. a. Instrumen pembelajaran meliputi: 1) Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian adalah silabus yang telah disusun oleh sekolah. Silabus dapat dilihat pada Lampiran 1. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dan disetujui guru dengan tujuan supaya pelaksanaan PBM dapat terstruktur dengan baik. RPP yang telah disusun terdapat pada Lampiran 2. b. Instrumen penilaian meliputi: 1) Instrumen penilaian kognitif. Untuk penilaian kognitif, menggunakan bentuk tes obyektif. Adapun langkah pembuatan tes terdiri dari : (a) membuat kisi-kisi soal tes, (b) menyusun soal tes, (c) mengadakan ujicoba tes (try out). Tes objektif yang digunakan sebagai instrumen terdiri dari 35 butir soal. Sebelum tes digunakan untuk mengambil data dalam penelitian, tes diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut telah memenuhi persyaratan tes yang baik yaitu dalam hal validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Instrumen kognitif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
(1) Uji validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Nana Sujana, 2009: 12). Suatu alat ukur dikatakan valid bilamana alat ukur tersebut isinya sesuai untuk mengukur objek yang seharusnya diukur. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas butir soal. Dalam penelitian ini bentuk soal yang digunakan adalah bentuk soal pilihan ganda. Jenis data yang diperoleh dari hasil uji coba adalah jenis data dikotomi (pada pilihan ganda skor benar = 1 dan salah =0) maka rumus yang harus digunakan adalah korelasi point biserial. Depdiknas (2009: 14) menerangkan bahwa untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi point biserial sebagai berikut:
Keterangan : rpbis
: koefisien korelasi point biserial
Mp
: rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item dicari validitasnya
Mt
: rerata skor total
St
: standar deviasi dari skor total
p
: proporsi siswa yang menjawab benar
q
: proporsi siswa yang menjawab salah (q= 1-p)
Kriteria pengujian Kriteria item dinyatakan valid jika rpbi > rtabel Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rpbi ≤ rtabel Kriteria validitas suatu tes (rpbi) adalah sebagai berikut : 0,91 ─ 1,00
: Sangat Tinggi (ST)
0,71 ─ 0,90
: Tinggi (T)
0,41 ─ 0,70 0,21 ─ 0,40
: Cukup (C) commit to user : Rendah (R)
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
>0,00 ─ 0,20 Keterangan:
: Sangat Rendah (SR) rpbi bernilai
0,00 memberikan arti tidak adanya
korelasi. Koefisien korelasi biserial (rpbi) menunjukkan validitas item dari suatu butir soal yang selanjutnya disebut sebagai rhitung. Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5%. Item dikatakan valid bila harga rhitung ≥ rtabel. Penentuan validitas didasarkan pada harga rhitung yang melampaui harga kritik (rtabel) sebesar 0.349. Ringkasan hasil uji validitas soal kognitif siklus I setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada Tabel 7. Sedangkan analisis hasil uji validitas soal kognitif siklus I dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 16. Tabel 7. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas Soal pada Aspek Kognitif Siklus I Kriteria Jenis Soal Jumlah Soal Valid Invalid Kognitif
35
30
5
Ringkasan hasil uji validitas soal siklus II setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada Tabel 8. Sedangkan analisis hasil uji validitas soal kognitif siklus II dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 20. Instrumen kognitif siklus II dapat dilihat pada Lampiran 19. Tabel 8. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas Soal pada Aspek Kognitif Siklus II Kriteria Jenis Soal Kognitif
Jumlah Soal 35
Valid
Invalid
31
4
(2) Uji Reliabilitas Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut diujikan berkalikali hasilnya relatif sama. Dengan kata lain, jika pada siswa yang sama diberikan tes yang samacommit pada waktu to useryang berlainan maka setiap siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
akan tetap berada dalam urutan (rangking) yang sama dalam kelompoknya. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dengan suatu koefisien yang disebut dengan koefisien realibilitas atau r11 yang dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara –1,00 sampai 1,00. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes bentuk obyektif digunakan rumus Kuder Richardson (KR 20), yaitu :
Keterangan : : koefisien realibilitas n
: jumlah item
S : deviasi standar p
: indeks kesukaran
q
: 1-p
Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,91 ─ 1,00
: Sangat Tinggi (ST)
0,71 ─ 0,90
: Tinggi (T)
0,41 ─ 0,70
: Cukup (C)
0,21 ─ 0,40
: Rendah (R)
>0,00 ─ 0,20
: Sangat Rendah (SR) Depdiknas (2009: 16)
Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif siklus I dan siklus II terangkum dalam Tabel 9 dan 10. Hasil uji coba reliabititas instrumen soal penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 20. Tabel 9. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian Uji Reliabilitas Soal pada Aspek Kognitif Siklus I Jenis soal
Jumlah Soal
Reliabilitas
Kriteria
Kognitif
35
0,852
Tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Tabel 10. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian Uji Reliabilitas Soal pada Aspek Kognitif Siklus II Jenis soal
Jumlah Soal
Reliabilitas
Kriteria
Kognitif
35
0,877
Tinggi
(3) Taraf Kesukaran Soal Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks yang disebut indeks kesukaran (IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban yang seharusnya diperoleh dari suatu item. Rumus indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut : P=
B JS
Keterangan : P
: indeks kesukaran
B
: banyaknya siswa yang menjawab benar
JS
: Jumlah peserta
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut : 0,71 ─ 1,00 : Mudah 0,31 ─ 0,70 : Sedang 0,00 ─ 0,30 : Sukar (Depdiknas, 2009: 9) Hasil uji coba taraf kesukaran instrumen soal penilaian kognitif siklus I dan siklus II terangkum dalam Tabel 11 dan 12. Hasil uji taraf kesukaran instrumen soal penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 20. Tabel 11. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif Siklus I Taraf Kesukaran Soal Jenis JumlahSoal soal Mudah Sedang Sukar Kognitif
35 commit to user 10
21
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Tabel 12. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif Siklus II Taraf Kesukaran Soal Jenissoal JumlahSoal Mudah Sedang Sukar Kognitif
35
6
23
6
(4) Daya Pembeda Soal Taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai di mana jumlah jawaban benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah (kurang pandai) untuk suatu item (Depdiknas, 2009: 11). Perbedaan jawaban benar dari siswa tergolong kelompok atas dan bawah disebut Daya Pembeda (DP). DP =
BA BB JA JB
Keterangan : DP
: Daya Pembeda
BA
: jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa tergolong kelompok atas
BB
: jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa tergolong kelompok bawah
JA
: jumlah siswa yang tergolong kelompok atas
JB
: jumlah siswa yang tergolong bawah
Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut : 0,71─ 1,00
: Baik sekali
0,41 ─ 0,70
: Baik
0,21 ─ 0,40
: Cukup
0,00 ─ 0,2
: Jelek
Bertanda negatif
: Item yang bersangkutan daya pembedanya jelek sekali
Hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif commit to user siklus I yang dilakukan terangkum dalam Tabel 13.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Tabel 13. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya Pembeda Soal pada Aspek Kognitif Siklus I Kriteria JenisS Jumlah Baik Soal Soal Baik Cukup Jelek Rendah Sekali Kognitif S
35
0
13
18
3
1
Sedangkan hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif siklus II yang dilakukan terangkum dalam Tabel 14. Hasil uji daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 20. Tabel 14. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya Pembeda Soal pada Aspek Kognitif Siklus II Kriteria Jenis
Jumlah
Soal
Soal
Baik Sekali
Kognitif
30
0
Baik Cukup Jelek Rendah 21
12
1
1
2) Instrumen penilaian afektif a) Angket Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk memperoleh nilai afektif siswa pada materi struktur atom dan geometri molekul dan respon siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran index card match. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Responden atau siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang sudah disediakan. Untuk angket penilaian afektif, sebelum digunakan dalam pengambilan data, instrumennya diujicobakan terlebih dahulu guna mengetahui kualitas item angket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
(1) Uji Validitas Untuk menghitung validitas butir soal angket digunakan rumus product moment sebagai berikut :
Keterangan : rxy: koefisien korelasi suatu butir soal (koefisien validitas) X: hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya Y: kriteria yang dipakai N: jumlah subyek Kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy ≤ rtabel Kriteria validitas suatu tes (rxy ) adalah sebagai berikut : 0,91 ─ 1,00
: Sangat Tinggi (ST)
0,71 ─ 0,90
: Tinggi (T)
0,41 ─ 0,70
: Cukup (C)
0,21 ─ 0,40
: Rendah (R)
Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR) (Syaifuddin Azwar, 2009: 100) Penentuan validitas didasarkan pada harga rhitung yang melampaui harga kritik (rtabel) sebesar 0,349. Ringkasan uji validitas instrumen penilaian aspek afektif setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada Tabel 15 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24. Tabel 15. Ringkasan Hasil Tryout untuk Validitas Soal pada Aspek Afektif Kriteria JenisSoal JumlahSoal Valid Invalid Afektif 30 26 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
(2) Uji Reliabilitas Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali
kepada subyek
mengetahui
reliabilitas
tingkat
yang sama. Untuk
suatu
butir
soal
yang
menghendaki gradualisasi penilaian digunakan penilaian rumus alpha (digunakan untuk mencari realibilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut : rtt = α =
2 N S i 1 2 St N 1
Keterangan : rtt
: koefisien realibilitas instrumen
N
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ΣSi2: jumlah kuadrat S tiap-tiap item St2
: kuadrat dari S total keseluruhan item
1 2 N X 2 X N Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut : St =
0,91 ─ 1,00
: Sangat Tinggi (ST)
0,71 ─ 0,90
: Tinggi (T)
0,41 ─ 0,70
: Cukup (C)
0,21 ─ 0,40
: Rendah (R)
>0,00 ─ 0,20
: Sangat Rendah (SR) (Syaifuddin Azwar, 2009: 87)
Ringkasan hasil uji reliabilitas instrumen penilaian aspek afektif setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada Tabel 16 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24. Tabel 16. Ringkasan Hasil Tryout Reliabilitas Soal Aspek Afektif JenisSoal Afektif
JumlahSoal 30 to user commit
Reliabilitas 0,91
Kriteria Sangat tinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
3) Angket Keaktifan Siswa Angket keaktifan digunakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil angket ini digunakan sebagai salah satu sumber penentuan keaktifan siswa selain dari hasil observasi. Spesifikasi instrumen keaktifan siswa dibagi kedalam empat aspek yaitu: oral activities, visual activities, listening activities, writing activities. Langkah pertama penyusunan instrumen angket keaktifan yaitu menentukan definisi selanjutnya mengembangkan definisi operasional kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator. Kisi-kisi penyusunan anget keaktifan dapat dilihat pada Lampiran 9. Angket diisi siswa secara langsung setelah seluruh proses belajar selesai dilaksanakan di dalam kelas. Dalam menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor untuk angket keaktifan digunakan skala 1 sampai 4. Penentuan validitas didasarkan pada harga rhitung yang melampaui harga kritik (rtabel) sebesar 0,349. Perhitungan uji validitas dan reliabilitas sama dengan angket afektif. Ringkasan uji validitas instrumen penilaian angket keaktifan setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada Tabel 17 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Tabel 17. Ringkasan Hasil Tryout untuk Validitas Soal pada Angket Keaktifan JenisSoal
JumlahSoal
Keaktifan
20
Kriteria Valid 18
Invalid 2
Ringkasan hasil uji reliabilitas instrumen penilaian angket keaktifan setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada Tabel 18 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Tabel 18. Ringkasan Hasil Tryout untuk Reliabilitas Soal pada Angket Keaktifan JenisSoal
JumlahSoal
Reliabilitas
Kriteria
Keaktifan
20
0,88
tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
4) Observasi siswa dalam PBM Lembar observasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar disusun berdasarkan indikator yang dinilai dan diisi secara objektif pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
E. Analisis Data Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Hal ini penting karena akan membantu peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi yang berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematik dan perlu diberi makna. Selanjutnya untuk mempermudah verifikasi dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada, diidentifikasi secara khusus pada tiap-tiap siklus pembelajaran. Adapun model analisis data yang digunakan adalah interaktif model dapat dilihat dalam skema berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
simpulan dan Verifikasi
Gambar 5. Skema Analisis Data (Miles dan Huberman, 1995: 20)
F. Pemeriksaan Validitas Data Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat dalam pelaksanaan tindakan, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperlukan. Teknik yang diperlukan untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu, yaitu observasi. Menurut Lexy J. Moleong dalam Sarwiji Suwandi (2008: 69), triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yang melakukan pengawasan atau observan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data tetap dan mengumpulkan data yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip, angket, dan tes prestasi. Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Tes/ Angket
Data
Observasi
Sumber Data
Wawancara/ Arsip
Gambar 6. Skema Pemeriksaan Validitas Data (Lexy J. Moleong, 1995: 179)
G. Prosedur Penelitian Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah (Suharsimi Arikunto dkk, 2008: 117). Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah tersebut : 1. Tahap persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah: a. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar mengajar khususnya mata pelajaran kimia di SMAN 1 Boyolali. b. Mengidentifikasi permasalan dalam pelaksanaan pembelajaran. 2. Tahap perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan meliputi : a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penerapan variasi srategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash pada materi struktur atom dan geometri molekul. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b. Menyusun
digilib.uns.ac.id 50
instrumen
penelitian
meliputi
lembar
observasi
atau
pengamatan aktivitas siswa, soal tes kognitif, angket, baik aspek afektif maupun respon siswa terhadap pembelajaran. 3. Tahap pelaksanaan atau tindakan (Acting) Tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain : a. Melaksanakan PBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam Rencana Pembelajaran secara kolaboratif dengan guru pengampu mata pelajaran kimia b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung dan angket siswa. c. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa. d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan. 4. Tahap Observasi dan Evaluasi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah : a. Pengumpulan data. b. Sumber data. c. Critical friend dalam penelitian. d. Analisis data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut : a. Pelaksanaan pengamatan baik oleh guru maupun peneliti. b. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. c. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai. d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan. Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan alat-alat evaluasi. commit to user b. Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi. d. Kriteria keberhasilan tindakan. 5. Tahap Refleksi (Reflecting) Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut : a. Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket. b. Mencocokkan pengamatan oleh pengamat/guru pada lembar mentoring. Apabila hasil pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa merespon dan terjadi komunikasi multi arah maka model kegiatan pembelajaran
yang
dilaksanakan
dinyatakan
menarik
dan
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan daya serap yang tinggi. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Dari data hasil refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan tindakan maka peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan berikutnya (siklus II) dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Adapun prosedur penelitian secara skematis dapat dilihat pada Gambar 7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I Refleksi I
SIKLUS I
Observasi I Belum terselesaika n
Pelaksanaan Tindakan II
SIKLUS II
Observasi II
Perencanaan Tindakan II
Refleksi II
Gambar 7. Skema Prosedur Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Indikator dan cara penilaian keberhasilan proses pembelajaran terangkum dalam Tabel 19. Tabel 19. Indikator Keberhasilan Proses Pembelajaran Indikator
Cara Penilaian
Target (%)
siswa ber tan ya x100% seluruh siswa siswa menjawab x100% seluruh siswa siswa aktifberdiskusi x100% seluruh siswa
Siswa bertanya jika ada hal yang kurang jelas kepada guru.
Siswa menjawab pertanyaan guru tanpa ditunjuk. Siswa aktif berdiskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan guru Siswa memberikan perhatian kepada guru saat pembelajaran berlangsung
Siswa mendengarkan penjelasan dari teman yang sedang presentasi Siswa mencatat apa yang diajarkan oleh guru. Siswa menulis hasil pemecahan masalah dalam diskusi kelompok. Siswa menulis jawaban soal di papan tulis tanpa ditunjuk
75
70
siswa memperhatikan x100% seluruh siswa siswa mendengarkan x100% seluruh siswa siswa mendengarkan x100% seluruh siswa siswa menulis x100% seluruh siswa siswa menulis x100% seluruh siswa siswa menulis x100% seluruh siswa
70
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
30
siswa memperhatikan x100% seluruh siswa
Siswa memberikan perhatian selama teman yang lain mengutarakan pendapatnya.
30
Rata-rata
80
70
75
60
40
60 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Sedangkan indikator dan cara penilaian keberhasilan hasil pembelajaran pada siklus I dan siklus II terangkum dalam Tabel 20. Tabel 20. Indikator Keberhasilan Hasil Pembelajaran Indikator
Cara Penilaian
Tercapainya nilai batas tuntas (KKM)
siswa tuntas x100% seluruh siswa
commit to user
Target (%) 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal Kegiatan observasi lapangan dilakukan setelah peneliti mendapat ijin dari Kepala Sekolah dan guru pengampu mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Boyolali untuk melakukan penelitian dan uji coba alat evaluasi. Kegiatan observasi lapangan yang dilakukan meliputi refleksi awal atau penyadaran dan identifikasi masalah. Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan guru pengampu mata pelajaran kimia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Boyolali mengenai pencapaian prestasi belajar siswa tahun sebelumnya, kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung, permasalahan- permasalahan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar, serta rencana pelaksanaan proses pembelajaran yang akan datang. Data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia mengenai hasil belajar siswa menyatakan bahwa ketuntasan belajar siswa pada materi struktur atom dan geometri molekul merupakan ketuntasan yang paling rendah, yakni hanya 63,2% siswa tuntas. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mengenai proses pembelajaran, sejauh ini metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, dengan alasan metode ini merupakan metode yang praktis dan mudah dilaksanakan. Ringkasan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia dapat dilihat pada Lampiran 8. Sementara itu, hasil observasi awal yang telah dilaksanakan pada tanggal 12-23 Juli 2011, menunjukkan bahwa masih rendahnya keaktifan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah dengan sesekali memberikan contoh-contoh
yang
berkaitan
dengan
materi
pelajaran.
Guru
hanya
menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah pasif / searah yang sama sekali kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Dampak dari kegiatan ini adalah tidak adanya proses evaluasi selama proses commit to user belajar mengajar berlangsung, dan mengenai seberapa jauh tingkat pemahaman
55
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, siswa merasa bosan dengan apa yang disampaikan guru kepada mereka, sehingga semuanya tadi akan bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa, baik ditinjau dari kualitas proses maupun kualitas hasilnya. Hasil observasi awal dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelum tindakan, diperoleh hasil bahwa siswa yang aktif bertanya rata-rata hanya 4 anak (12,50%), siswa yang menjawab pertanyan tanpa ditunjuk rata-rata hanya 2 anak (6,25%), siswa yang mengerjakan soal ke depan rata-rata hanya 3 anak (9,40%), dan siswa yang memperhatikan penjelasan guru rata-rata sebanyak 23 anak (71,80%). Hasil angket keaktifan pra siklus yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2011 menunjukkan masih rendahnya keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran. Hasil angket keaktifan belajar siswa pra sikus disajikan pada Tabel 21 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Tabel 21. Hasil Angket Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus per Indikator Aspek Oral activities
Visual activities
Listening activities
Writing Activities
Indikator
Capaian (%)
Siswa bertanya jika ada hal yang kurang jelas kepada guru. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru tanpa ditunjuk. Siswa aktif berdiskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru Siswa memberikan perhatian kepada guru saat pelajaran berlangsung Siswa memberikan perhatian selama siswa yang lain mengemukakan pendapat Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
40,28
Siswa mendengarkan penjelasan dari teman yang sedang presentasi Siswa mencatat apa yang diajarkan oleh guru
60,94
Siswa menulis hasil pemecahan masalah dalam diskusi Siswa menulis jawaban soal pada papan tulis tanpa ditunjuk Rata-rata commit to user
53,13
37,50 39,84 69,14 67,19 61,33
58,20
46,10 53,36
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan kedua hasil diatas, terdapat perbedaan antara hasil observasi dan angket. Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan target keaktifan siswa adalah hasil observasi. Sementara hasi angket prasiklus digunakan sebagai bahan pertimbangan. Berdasarkan analisis dari perlakuan pra siklus untuk mengetahui kondisi awal, maka perlu dilakukan upaya untuk dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Oleh karena itu, diterapkan strategi index card match dilengkapi media chemoffice pada kegiatan belajar mengajar pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul. Strategi ini sangat sesuai untuk meningkatkan keaktifan siswa karena melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, strategi ini berperan dalam mereview materi, sehingga akan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pokok struktur atom dan geometri molekul. Media yang digunakan guru adalah chemoffice yang khusus untuk menjelaskan bentuk molekul.
B. Deskripsi Hasil Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti menyusun beberapa perencanaan. Pertama, peneliti dan guru melakukan kajian terhadap silabus dan RPP yang sebelumnya telah disusun oleh guru yang bersangkutan. Silabus tersebut disusun oleh sekolah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Silabus SMA N 1 Boyolali selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Dalam silabus tersebut, alokasi waktu untuk menyampaikan materi struktur atom dan geometri molekul adalah 12 jam pelajaran. Peneliti dan guru bersama-sama mengkaji silabus dari sisi kegiatan pembelajaran atau pengalaman belajar yang nantinya akan dialami siswa. Kegiatan pembelajaran yang tercantum pada silabus adalah diskusi kelas dan pemberian tugas. Setelah itu, peneliti dan guru mencoba merumuskan kegiatan belajar yang nantinya dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Untuk itu, peneliti dan guru mengganti kegiatan diskusi kelas dengan penggunaan strategi index card match, dengan dilengkapi media chemoffice khusus untuk commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjelaskan bentuk molekul. Selain chemoffice, guru juga akan menggunakan macromedia flash sebagai media khusus untuk menjelaskan teori domain electron. Kedua, peneliti dan guru merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk materi struktur atom dan geometri molekul mengacu pada silabus yang telah ada. Pada rencana pelaksanaan pembelajaran ini, peneliti dan guru akan melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran aktif. Kegiatan pembelajaran direncakan 6 kali tatap muka dan pelaksanaan strategi secara khusus dilakukan 2 kali yakni secara berkelompok dan individu. Pada siklus 1 alokasi waktu direncanakan 10 jam pelajaran (5 kali tatap muka). Dalam pembuatan RPP, terdapat sedikit perubahan. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan alokasi waktu tiap peremuan 2x45 menit, sebanyak 2 kali tatap muka dirubah menjadi 2 x30 menit karena disesuaikan dengan alokasi jam pelajaran pada saat bulan Romadhon. Rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 2. Ketiga, peneliti membuat lembar observasi mengenai kualitas proses belajar. Lembar observasi ini diisi oleh peneliti dan observan secara kolaboratif. Lembar observasi inilah yang nantinya digunakan untuk menilai aspek keaktifan siswa. Keempat, instrumen yang digunakan sebagai alat evaluasi prestasi belajar adalah soal tes aspek kognitif yang terdiri dari 35 soal. Instrumen ini telah diujicobakan pada siswa kelas XII.IPA 5 SMA N 1 Boyolali Tahun Ajaran 2010/ 2011. Instrumen yang telah diujicobakan, kemudian dianalisis untuk mengetahui kelayakannya sebagai alat evaluasi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh 30 soal objektif sebagai tes kognitif yang akan digunakan sebagai evaluasi pada siklus I. Instrumen lain yang digunakan adalah tes aspek afektif, dan angket keaktifan siswa terhadap pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis diperoleh 30 soal sebagai tes afektif, dan 20 soal sebagai angket keaktifan terhadap pembelajaran yang akan digunakan sebagai evaluasi siklus I. Hasil tryout soal kognitif siklus 1 dapat dilihat pada Lampiran 16. commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran materi struktur atom dan geometri molekul, peneliti hanya akan melakukan pengukuran prestasi belajar siswa dari aspek kognitif dan aspek afektif saja, tidak mengukur aspek psikomotorik, karena dalam proses pembelajaran yang direncanakan tidak menggunakan metode praktikum di laboratorium.
2. Pelaksanaan Tindakan Sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti dan guru kemudian diterapkan di kelas XI IPA 1 SMA N 1 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Pelaksanaan tindakan pada siklus I mulai dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2011 yang merupakan pertemuan pertama pada siklus 1. Pada pertemuan pertama ini materi yang dibahas adalah perkembangan teori atom, bilangan kuantum, sampai dengan bentuk orbital. Pada pertemuan pertama ini, guru mengawali materi dengan menunjukkan peta konsep materi struktur atom dan geometri molekul, dengan tujuan siswa menjadi mengerti arah penyampaian materi kedepan. Selain itu, guru juga menyampaikan bahwa dalam proses kegiatan pembelajaran untuk materi struktur atom dan geometri molekul guru akan melakukan strategi index card match. Guru juga menekankan bahwa untuk berhasil memainkan satrategi ini, siswa harus menguasai seluruh cakupan materi, karena tiap siswa akan mendapatkan pertanyaan yang berbeda. Selanjutnya, guru memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi struktur atom yang telah dipelajari di kelas X. Pada pertemuan pertama ini, hanya 6 orang yang mencoba menjawab pertanyaan guru tanpa ditunjuk. Setelah itu, guru menjelaskan mengenai teori atom mekanika kuantum beserta bilangan kuantum sampai dengan bentuk orbital. Setelah itu guru membagikan kartu catatan untuk diisi oleh satu pasang siswa dalam sebangku. Pertemuan ke dua dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2011. Pada pertemuan kedua, materi yang disampaikan guru adalah tentang konfigurasi elektron dan letak unsur dalam sistem periodik. Untuk penyampaian materi commit user konfigurasi elektron, guru sendiri yang to menyampaikan materi, kemudian guru
perpustakaan.uns.ac.id
60 digilib.uns.ac.id
mengajukan 10 soal untuk dikerjakan para siswa, dan meminta siswa mengerjakan ke depan. Pada pertemuan kedua ini, semua siswa antusias untuk menjawab soal yang diajukan guru. Terdapat 10 anak maju tanpa ditunjuk oleh guru, walaupun masih terdapat 2 anak yang salah dalam menjawab konfigurasi ion golongan transisi. Kemudian guru menawarkan kepada siswa bagi yang mau membenarkan jawaban siswa yang kurang tepat tersebut. 2 siswa maju ke depan tanpa ditunjuk dan menjawab jawaban dengan tepat, bahkan salah 1 siswa menjelaskan jawaban ke teman-temannya.
Gambar 8. Siswa mengerjakan soal konfigurasi elektron ke depan tanpa ditunjuk Selanjutnya, guru melanjutkan kegiatan pembelajaran yakni menentukan letak unsur di dalam sistem periodik mengunakan teori atom mekanika kuantum. Pada kegiatan pembelajaran ini, guru membagai siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing teridiri dari 4 siswa. Masing-masing kelompok mendapat kartu unsur yang berbeda-beda. Kelompok 1 sampai 4 mendapat unsur golongan A, sementara kelompok 5-8 mendapat unsur golongan B. Tugas tiap-tiap kelompok adalah membuat konfigurasi unsur yang didapat, kemudian mencari letak unsur tersebut dalam SPU, selanjutnya tiap-tiap kelompok harus mencari hubungan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam SPU. Waktu yang diberikan adalah 10 menit. Selanjutnya, kelompok yang mendapat kartu unsur golongan A harus menukarkan kartunya dengan kelompok yang mendapat unsur golongan B. Pada akhirnya, masing-masig kelompok harus bisa membedakan penentuan letak unsur golongan A dan golongan B. Selanjutnya guru bersama para siswa commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyimpulkan cara menentukan letak unsur dalam SPU menggunakan teori atom mekanika kuantum. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua kelompok terlihat aktif memberikan ide, dan bertaya kepada guru apabila terdapat hal-hal yang mereka ragukan.
Gambar 9. Siswa aktif berdiskusi untuk mencari hubungan antara kofigurasi dan letak unsur dalam SPU Pertemuan ke tiga dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2011. Pada pertemuan ketiga ini alokasi waktu adalah 2x30 menit karena bersamaan dengan bulan Romadhon. Materi yang dibahas pada pertemuan ke tiga ini adalah mengulang sedikit mengenai teori atom mekanika kuantum sampai dengan menentukan letak unsur dalam SPU. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang mereka anggap belum jelas. Terdapat 4 siswa yang bertanya. Kebanyakan pertanyaan siswa adalah pada sub materi menentukan letak unsur golongan transisi (golongan B). Yang menjadi fokus pertanyaan siswa adalah mengenai periode pada golongan B. Sebelum guru menjawab pertanyaan siswa, guru menawarkan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan temannya. Sala satu siswa (Charisma) mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian guru menegaskan bahwa untuk menentukan periode golongan B maka yang digunakan adalah nilai n tertinggi. Selanjutnya guru menjelaskan kepada siswa bahwa pada pertemua ketiga ini guru akan melakukan strategi index card match, guru menerangkan bahwa akan ada permainan dengan kartu soal dan kartu jawaban yang akan dimainkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
62 digilib.uns.ac.id
secara berkelompok. Kelompok yang terbaik akan mendapat reward dari guru. Guru selanjutnya membagi kelas menjadi 8 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Selanjutnya guru membagian kartu soal dan kartu jawaban kepada masing-masing kelompok. Kartu soal dan kartu jawaban yag diberikan bukanlah pasangannya. Dalam permainan ini kelompok yang mendapat pertanyaan akan menyampaikan pertanyaannya dikelas, kemudian kelompok yang merasa membawa kartu jawaban dari soal tersebut harus menyampaikan jawabannya dan menyampaikan alasan tentang jawaban tersebut. Siswa terlihat bekerjasama untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang didapat. Ada siswa yang mencari jawaban dengan melihat catatan ataupun buku pegangan kimia.
Gambar 10. Siswa aktif berdiskusi untuk memecahkan soal Keaktifan siswa juga terlihat pada saat siswa mengemukakan pendapatnya. Siswa mengemukakan jawaban didepan kelas sambil menjelaskan didepan kelas.
commit to user dan menjelaskan didepan kelas Gambar 11. Siswa membacakan jawaban
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pertemuan ke empat dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2011. Sub materi yang dibahas pada pertemuan ke empat ini adalah menentukan bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron dan teori hibridisasi. Media yang digunakan adalah chemoffice beserta macromedia flash. Pada awal pertemuan guru memberikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan berpasangan (satu meja). Soal yang diberikan adalah menentukan struktur Lewis dari beberapa senyawa yang tidak mempunyai pasangan elektron bebas maupun yang mempunyai pasangan elektron bebas. Kemudian guru menawarkan untuk mengerjakan didepan kelas. Dari hasil pengamatan, 5 siswa maju ke depan untuk mengerjakan. Terdapat satu jawaban yang kurang tepat, kemudian dibenarkan oleh guru. Kemudian siswa ditugaskan untuk mencari bentuk molekul pada buku mereka. Kemudian guru menunjukkan bentuk molekul dengan chemoffice dengan tujuan agar siswa benar-benar paham dengan bentuk molekul.
Gambar 12. Siswa memperhatikan bentuk molekul yang ditayangkan pada slide Kemudian untuk menjelaskan beberapa senyawa yang memiliki jumlah pasangan elektron sama, tetapi berbeda dalam hal jumlah pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas maka digunakan media macromedia flash untuk menunjukkan animasi bentuk molekulnya. Kemudian guru melanjutkan materi pelajaran yakni teori hibridisasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
Gambar 13.Siswa memperhatikan bentuk molekul dari slide Dari hasil pengamatan, menunjukkan bahwa siswa tertarik mengikuti pelajaran yang disajikan dengan media ini. Hal ini terbukti bahwa pada saat pelajaran berlangsung, semua siswa memberikan perhatian pada media. Tidak ada siswa yang ramai sendiri. Dari hasil wawancara yang dilakukan setelah pelajaran usai, siswa merasa tertarik, karena belum pernah mendapatkan penyampaian materi kimia dengan media seperti ini. Menurut siswa, bentuk molekul menjadi lebih real, sehingga mereka dapat memahami dengan baik. Hal ini memberi dampak positif terhadap hafalan mereka. Dengan memahami bentuk molekul tersebut, mereka mengaku lebih mudah mengingat dan menghafalkan. Pertemuan ke lima dilaksanakan pada tanggal 6 September 2011. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa pada perteman ke lima ini, guru akan melaksanakan strategi index card match kembali, tetapi dengan sistem individu. Guru menegaskan bahwa setiap siswa harus menguasai materi agar dapat sukses dalam permainan ini karena masing-masing siswa akan mendapat kartu yang berbeda dari siswa lain dengan cakupan materi yang luas, yakni dari struktur atom sampai bentuk molekul. Oleh karena itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum mereka kuasai. Pada kesempatan ini, 7 siswa bertanya kepada guru. Seperti biasa, guru mempersilakan siswa yang ingin menjawab atau menyampaikan pendapatnya kepada siswa lain. Setelah itu barulah guru membagikan kartu kepada setiap siswa. Setiap siswa bisa mendapatkan kartu soal ataupun kartu jawaban, kemudian masing-masing siswa harus mencari commit to user pasangan dari kartu mereka. Guru memberikan kebebasan kepada para siswa
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tentang cara mereka menemukan pasangan kartunya namun waktu yang diberikan hanya 5 menit. Siswa yang tidak berhasil menemukan pasangannya tidak boleh melanjutkan permainan, dan tidak akan mendapat nilai. Pada kegiatan ini, kelas menjadi ramai. Ada siswa yang maju kedepan kemudian membaca kartunya dengan keras supaya pasangannya mendengar, ada siswa yang berjalan-jalan untuk mendapat pasangannya, ada siswa yang berteriak membacakan kartunya untuk menemukan pasanganya. Susana kelas terlihat ramai, namun masih terkontrol karena keberadaan guru. Dalam kesempatan ini, guru membiarkan kreatifitas para siswa.
Gambar 14. Siswa mencari pasangan kartunya Dalam permainan ini, semua siswa berhasil menemukan pasangannya. Kemudian guru bersama peneliti mengecek apakah pasangan yang terbentuk telah tepat. Selanjutnya, untuk mendapat tambahan poin, guru menunjuk salah satu pasangan untuk membacakan pertanyaan, kemudian pasangan lain harus berebut untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pada kegiatan ini, banyak pasangan dengan antusias tunjuk jari untuk menjawab pertanyaan dari pasangan lain. Pertemuan keenam yang dilaksanakan pada tanggal 13 september 2011 merupakan pertemuan terakhir pada siklus I, guru mengadakan tes untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan tes, selanjutnya siswa mengisi angket keaktifan belajar, dan angket afektif. Penulis pun melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran yang telah diterapkan. Hasil wawancara dapat dilihat commit to user pada lampiran 29.
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Refleksi Tindakan Secara umum pelaksanaan tindakan pada siklus 1 berjalan lancar. Pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ke lima, terjadi peningkatan keaktifan siswa. Terlebih pada saat guru melaksanakan strategi index card match baik secara kelompok maupun secara individu, siswa terlihat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Perhatian siswa terhadap penyampaian materi terlihat bagus, hal ini terlihat dengan adanya aktualisasi dari diri siswa melalui berbagai pertanyaan dan pendapat yang muncul saat berlangsungnya proses pembelajaran. Terlebih lagi pada saat penggunaan media chemoffice yang ditampilkan di slide serta macroedia flash, komunikasi antara siswa dan guru dapat berlangsung dua arah, dengan kata lain, suasana kelas menjadi betul-betul ’hidup’, karena siswa sudah tidak lagi canggung untuk menyampaikan apa yang ada dalam fikiran mereka. Dari segi keaktifan siswa masih terdapat beberapa aspek yang belum memenuhi target yang ditentukan, yakni dari 10 indikator keakifan siswa masih terdapat 6 indikator yang belum mencapai target. Indikator yang belum mencapai target antara lain: a) siswa bertanya jika ada hal yang kurang jelas kepada guru, b) siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru tanpa ditunjuk, c) siswa aktif berdiskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, d) Siswa memberikan perhatian kepada guru saat pelajaran berlangsung, e) Siswa memberikan perhatian selama siswa yang lain mengemukakan pendapat, f) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Dari hasil kognitif pada siklus I jumlah indikator yang mencapai batas tuntas sejumlah 8, atau dapat dinyatakan sebagai 80% indikator kompetensi tuntas. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 2 indikator yang belum tuntas, yaitu: 1) Menggunakan prinsip aufbau, aturan Hund, dan asas larangan Pauli untuk menuliskan konfigurasi elektron, 2) Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. Ketercapaian target keberhasilan aspek keaktifan siswa dan prestasi belajar kognitif selama siklus 1 dirangkum pada Tabel 22. commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 22. Ketercapain Target Keberhasilan Siklus I No 1 2
Aspek yang Dinilai
Target Siklus I (%) Keberhasilan Ketercapaian 60 57,90
Kriteria Keberhasilan Keaktifan siswa dalam Belum proses pembelajaran berhasil Prestasi belajar kognitif 75 81,25 Berhasil Berdasarkan hasil tersebut, aspek keaktifan siswa belum memenuhi
target yang diharapkan. Sementara itu, untuk prestasi belajar kognitif sudah memenuhi target secara klasikal, namun masih terdapat 2 indikator kompetensi yang belum tuntas. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran yaitu dengan melanjutkan ke tindakan II dengan tujuan meningkatkan keaktifan siswa sehingga target terpenuhi, serta persentase ketercapaian seluruh indikator kompetensi pada aspek kognitif dapat tuntas.
C. Deskripsi Hasil Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Peneliti dan guru bersama-sama melakukan perencanaan untuk siklus II, dimana tindakan pada siklus II ini lebih difokuskan untuk penyempurnaan dan perbaikan terhadap kendala-kendala yang terdapat pada siklus I. Tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut: pertama, untuk meningkatkan keaktifan siswa maka pembelajaran akan dirancang dengan diskusi kelompok. Kelompok yang dibentuk akan disesuaikan dengan prestasi pada siklus 1, dimana pembagian kelompok dilakukan secara merata. Sebelumnya pada siklus 1 kelompok hanya dibagi menurut nomor absen. Kedua, untuk menyempurnakan keberhasilan prestasi belajar kognitif, maka peneliti dan guru sepakat untuk memberikan lembar kerja kepada siswa yang berisi peta konsep dan pertanyaan- pertanyaan yang menyangkut semua materi pelajaran, namun lebih ditekankan pada indikator kompetensi yang belum tuntas. Lembar kerja didistribusikan kepada setiap siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Lembar kerja siswa siklus II dapat dilihat pada Lampiran 30. Ketiga, guru memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan. Keempat, guru mendorong siswa yang masih malu bertanya untuk mengajukan pertanyaan bila ada hal yang belum jelas. commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 September 2011 yaitu 2x45 menit. Sebelum pembelajaran dimulai, guru berjanji akan memberikan reward kepada siswa yang paling aktif dalam pembelajaran. Pembelajarn pada siklus II ini dimulai dengan sistem kelompok dengan alokasi waktu 45 menit. Setiap kelompok berdiskusi mengenai materi yang terdapat pada lembar kerja. Guru selalu mengarahkan para siswanya untuk aktif terlibat dalam diskusi, dan mengingatkan untuk bertanya jika ada hal yang belum dikuasai oleh siswa. Setelah diskusi usai, kelompok dibubarkan, dan setiap individu siswa diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru. Setelah itu, sisa waktu digunakan guru untuk melaksanakan strategi index card match secara individu. Di akhir pertemuan, guru menekankan kembali cara menuliskan konfigurasi ion pada golongan transisi, serta cara menentukan bentuk molekul berdasarkan terori hibridisasi.
D. Hasil Pengamatan 1. Keaktifan Belajar Siswa Ringkasan hasil observasi keaktifan siswa disajikan dalam Tabel 23 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7. Tabel 23. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Proses Pembelajaran Aspek
Indikator
Capaian (%) Pra Siklus siklus I
Siklus II
30
11,00
25,00
31,30
30
9,40
21,90
30,50
75
68,80
67,20
78,10
Target Oral activities
Siswa bertanya jika ada hal yang kurang jelas kepada guru. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru tanpa ditunjuk. Siswa aktif berdiskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 23. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Proses Pembelajaran (Lanjutan) Aspek
Indikator
Visual activities
Siswa memberikan perhatian kepada guru saat pelajaran berlangsung Siswa memberikan perhatian selama siswa yang lain mengemukakan pendapat Listening Siswa mendengarkan penjelasan activities dari guru. Siswa mendengarkan penjelasan dari teman yang sedang presentasi Writing Siswa mencatat apa yang diajarkan Activities oleh guru Siswa menulis hasil pemecahan masalah dalam diskusi Siswa menulis jawaban soal pada papan tulis tanpa ditunjuk Rata-rata
Capaian (%) Target Pra Siklus Siklus siklus I II 70 62,50 68,00 72,70
70
62,50
63,28
69,50
80
70,30
75,00
85,90
70
62,50
73,40
89,10
75
56,30
78,90
78,90
60
46,90
64,80
75,80
40
7,80
50,00
60,20
60
45,80
57,90
67,20
Diagram batang ketercapaian aspek keaktifan siswa per indikator berdasar
Capaian(%)
hasil observasi disajikan dalam Gambar 15. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
pra siklus 1 siklus 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Indikator
Gambar 15. Diagram batang peningkatan keaktifan siswa
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan analisis hasil observasi dapat dinyatakan pula kategori keaktifan siswa yang dirangkum dalam Tabel 24. Tabel 24. Kategori Keaktifan Siswa kategori
Siklus I (%)
Siklus II (%)
Sangat aktif
12,50
25,00
Aktif
28,13
40,60
Kurang aktif
56,25
34,38
Tidak aktif
3,13
0
Selain dari hasil observasi, penilaian keaktifan siswa juga dilihat melalui angket. Angket dibagikan kepada setiap siswa untuk diisi kemudian dianalisis untuk mengetahui keaktifan belajar siswa menurut sudut pandang siswa sendiri selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil penilaian angket keaktifan belajar siswa sampai dengan siklus II terangkum dalam Tabel 25. Tabel 25. Hasil Angket Keaktifan Siswa pada Proses Pembelajaran
Aspek Oral activities
Visual activities
Listening activities
Indikator Siswa bertanya jika ada hal yang kurang jelas kepada guru. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru tanpa ditunjuk. Siswa aktif berdiskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru Siswa memberikan perhatian kepada guru saat pelajaran berlangsung Siswa memberikan perhatian selama siswa yang lain mengemukakan pendapat Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa mendengarkan penjelasan dari teman yang sedang presentasi commit to user
Capaian (%) Pra Siklus siklus 1
Siklus II
30
40,28
48,44
69,53
30
37,50
42,19
64,06
75
39,84
64,07
71,90
70
69,14
72,66
75,00
70
67,19
79,69
83,98
80
61,33
69,75
80,08
70
60,94
73,82
80,08
Target
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 25. Hasil Angket Keaktifan Siswa pada Proses Pembelajaran (Lanjutan)
Aspek
Indikator
Writing Activities
75
Capaian (%) Pra Siklus siklus 1 58,20 66,80
Siklus II 79,69
60
53,13
63,28
78,91
40
46,10
52,34
70,70
60
53,36
63,32
74,80
Target
Siswa mencatat apa yang diajarkan oleh guru Siswa menulis hasil pemecahan masalah dalam diskusi Siswa menulis jawaban soal pada papan tulis tanpa ditunjuk Rata-rata
Perbedaan hasil angket dengan observasi terhadap keaktifan siswa dikarenakan perbedaan sudut pandang yang menilai. Hasil angket keaktifan siswa pada siklus I dan II selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14. Peningkatan persentase keaktifan siswa per indikator dapat dilihat pada Gambar 16 dan
Capaian (%)
kategori keaktifan siswa pada Gambar 17. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
pra siklus siklus 1
siklus 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Indikator
Gambar 16. Diagram batang peningkatan keaktifan siswa
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
70
Capaian (%)
60 50 40
pra siklus
30
siklus 1
20
siklus 2
10 0 sangat aktif
aktif
kurang aktif
tidak aktif
Kategori
Gambar 17. Diagram Batang Kategori Keaktifan Siswa 2. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil capaian per indikator kognitif disajikan dalam Tabel 26 dan pada Gambar 18. Tabel 26. Hasil Tes Kognitif Siklus I dan II Materi Pokok Struktur Atom dan Geometri Molekul Siklus I Siklus II
No
Indika tor Kompe tensi
1.
1
2.
2
3.
3
4.
4
No. Soal
Persentase Jawaban Benar (%) Setiap Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
93,75 96,88 87,50 78,13 96,88 87,50 81,25 90,63
9 10 11
87,50 81,25 90,63
Kriteria
Tiap Indika tor 89,06
Tuntas
88,54
Tuntas
90,63
Tuntas
86,46
Tuntas
commit to user
Persentase Jawaban Benar (%)
Kriteria
Setiap Soal
Tiap Indikator
93,75 93,75 90,63 56,25 93,75 87,50 81,25 90,63
83,59
Tuntas
87,50
Tuntas
90,63
Tuntas
87,50 78,13 90,63
85,42
Tuntas
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 26. Hasil Tes Kognitif Siklus I dan II Materi Pokok Struktur Atom dan Geometri Molekul (Lanjutan) Siklus I Siklus II
No
Indika tor Kompe tensi
5.
5
6.
6
7.
7
8.
8
9.
9
10.
10
Persentase Jawaban Benar (%)
No. Soal
Setiap Soal
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
90,63 87,50 46,88 56,25 93,75 93,75 84,38 87,50 87,50 87,50 53,13 90,63 84,38 81,25
26 27 28 29 30
40,63 81,25 90,63 87,50 90,63 82,92
Rata-rata
Tiap Indika tor 70,31
Kriteria
Belum tuntas
90,63
Tuntas
81,25
Tuntas
82,81
Tuntas
70,83
Belum tuntas
89,06
Tuntas
83,96
Persentase Jawaban Benar (%)
Kriteria
Setiap Soal
Tiap Indikator
90,63 87,50 78,13 65,63 93,75 93,75 93,75 87,50 87,50 100 65,63 93,75 90,63 81,25 68,75 75,00 87,50 87,50 90,63 90,63 88,44
80,47
Tuntas
93,75
Tuntas
86,88
Tuntas
80,21
Tuntas
83,33
Tuntas
90,63
Tuntas
86,24
Capaian (%)
100 80 60 40
siklus I
20
siklus II
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
Indikator
Gambar 18. Diagram batang ketercapaian kompetensi siklus I-siklus II commit toindikator user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil ketercapaian ketuntasan belajar secara klasikal disajikan dalam Tabel 27. Tabel 27. Hasil Tes Kognitif Siklus I dan II Materi Pokok Struktur Atom dan Geometri Molekul Aspek yang dinilai Ketuntasan Belajar
Kategori
Tuntas Tidak Tuntas
Siklus I Jumlah Persentase siswa (%) 26 81,25 6 18,75
Siklus II Jumlah Persentase siswa (%) 30 93,75 2 6,25
3. Penilaian Aspek Afektif Penilaian afektif siswa dilakukan untuk memberikan informasi kepada guru tentang sikap siswa. Penilaian afektif diperoleh dari angket yang diisi oleh siswa. Capaian afektif siswa per indikator disajikan dalam Tabel 28. Tabel 28. Capaian Persentase Aspek Afektif Siswa per Indikator Siklus I Indikator
A. Sikap 1. membaca buku pelajaran kimia 2. cara belajar materi struktur atom dan gemometri molekul 3. Memiliki literatur/ buku pelajaran kimia 4. interaksi dengan guru kimia 5. mengerjakan tugas kimia B. Minat 1. kehadiran dalam pelajaran kimia 2. manfaat belajar kimia 3. usaha memahami kimia 4. membaca buku pelajaran kimia
Capaian (%)
Siklus II
Rata-rata
Capaian (%)
76,17
82,42
47,32
72,66 73,44
76,41
75,00
82,03
76,95 69,92
79,30 65,63
69,53 64,84 69,14 82,03 commit to user
71,39
Ratarata
77,73 64,84 76,17 85,16
75,98
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 28. Capaian Persentase Aspek Afektif Siswa per Indikator (Lanjutan) Siklus I Indikator
1.
2.
1. 2.
1. 2.
Capaian persentase (%)
C. Konsep Diri Kemampuan dalam belajar materi struktur atom dan geometri molekul. Kemandirian dalam mengerjakan tugas materi struktur atom dan geometri molekul D. NILAI Keyakinan atas kemampuan guru Keyakinan atas prestasi belajar siswa E. MORAL Kejujuran Kepedulian terhadap teman Rata-rata
Siklus II
Rata-rata
72,27
76,56
67,97
Capaian persentase (%)
75,78
Ratarata
73,83
71,88
77,73
74,80
71,88
83,20
80,47
77,73
75,39
73,63
71,88
80,86
80,27
79,69 77,01
72,94
Peningkaan capaian persentase aspek afektif dari siklus 1 dan siklus II untuk setiap indikator disajikan disajikan dalam Gambar 19, sedangkan Peningkatan
Capaian (%)
kategori aspek afektif siswa disajikan dalam Gambar 20. 90 80 70
siklus 1
60
siklus 2 sikap
minat konsep diri
nilai
moral
Indikator
Gambar 19. Diagram batang peningkatan ketercapaian aspek afektif commit to user
76 digilib.uns.ac.id
Capaian (%)
perpustakaan.uns.ac.id
100 80 60 40 20 0
siklus I siklus II sangat baik
baik
kurang baik
tidak baik
Kategori
Gambar 20. Kategori afektif siswa 4. Keberhasilan Aspek Pembelajaran Tabel 29. Ketercapaian Target Keberhasilan pada siklus I- siklus II No Aspek yang Dinilai 1 2
Ketercapaian (%) Kriteria Keberhasilan Target Siklus I Siklus II dalam 60 57,90 67,18 Berhasil
Keaktifan siswa proses pembelajaran Prestasi belajar kognitif
75
81,25
93,75
Berhasil
E. Pembahasan Berdasarkan hasil observasi, angket, dan wawancara pembelajaran yang telah dilakukan, strategi pembelajaran index card match dilengkapi media software cheoffice berhasil meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Proses yang dimaksud adalah keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran, dan hasil yang dimaksud adalah prestasi belajar kognitif. Untuk aspek keaktifan siswa, pada siklus I keaktifan siswa secara klasikal hanya 57,90%. Persentase ini belum mencapai target yang diharapkan, yakni 60%. Selanjutnya, tindakan dilanjutkan pada siklus II guna meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pada siklus II keaktifan siswa adalah 67,20%. Peningkatan keaktifan siswa ini disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menentukan dalam peningkatan keaktifan siswa adalah strategi pembelajaran. Pada siklus II, strategi pembelajaran yang digunakan guru lebih bervariasi dibanding pada siklus I. Pada siklus II, guru membagi siswa menjadi kelompok yang heterogen. Hal ini membuat commit user lebih pandai. Selain itu, pada siswa bisa bertanya kepada teman yang to dianggap
perpustakaan.uns.ac.id
77 digilib.uns.ac.id
siklus II guru juga memberikan reward bagi siswa yang paling aktif. Hal ini membuat para siswa termotivasi untuk dapat aktif selama proses pembelajaran. Salah satu indikator yang mengalami kenaikan ketercapaian yang signifikan adalah indikator bertanya kepada guru. Besarnya rasa ingin tahu dalam diri siswa merupakan modal untuk membangkitkan keaktifan siswa. Semakin besar rasa ingin tahu dan rasa tertarik, maka akan berpengaruh terhadap tingkat motivasi dalam diri siswa untuk belajar dan menggali informasi melalui serangkaian kegiatan belajar. Untuk hasil belajar kognitif, pada siklus I ketuntasan belajar sebesar 81,25%. Hasil ini telah mencapai target yang diharapkan. Namun, karena masih terdapat dua indikator yang belum memenuhi target, maka tindakan dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II hasil ketuntasan belajar sebesar 93,75%. Peningkatan hasil belajar kognitif ini disebabkan oleh pemakaian strategi pembelajaran yang lebih fokus pada siklus II. Pada siklus II, pembelajaran disajikan berkelompok untuk membahas materi, khususnya pada sub bab yang belum tuntas. Hal ini membuat siswa menjadi lebih paham mengenai materi pelajaran. Selain prestasi belajar kognitif, hasil belajar yang dinilai adalah afektif atau sikap siswa terhadap pembelajaran. Penilaian afektif siswa dilakukan untuk memberikan informasi kepada guru tentang sikap siswa. Dari hasil angket yang diisi oleh siswa, aspek afektif juga mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan. Pembelajaran dengan menerapkan salah satu strategi dalam active learning ini mampu mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa aktif bertanya, menjawab, mengerjakan soal tanpa ditunjuk dan berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan masalah. Selain itu, strategi index card match ini merupakan strategi yang sesuai untuk mereview materi, dan disajikan dalam bentuk permainan sehingga siswa tidak merasa bosan. Pengaruh penggunaan software chemoffice juga nampak. Yakni, siswa merasa tertarik dengan bentuk molekul yang ditunjukkan secara real, selain itu media ini juga membantu siswa untuk memahami bentuk molekul dan tidak sekedar commit to user menghafalkan saja.
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian ini, untuk mengukur validitas data yang diperoleh, penulis
menggunakan
teknik
triangulasi.
Triangulasi
merupakan
proses
memastikan sesuatu (getting a fix) dari berbagai sudut pandang. Penulis menggunakan triangulasi metode (method triangulation), triangulasi instrumen (Instrumental triangulation) dan triangulasi sumber (source triangulation). Dengan menggunakan teknik triangulasi, maka data yang diperoleh dapat dinyatakan valid. Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa hasil observasi selaras dengan hasil wawancara dan hasil angket yang diisi oleh siswa. Dapat disimpulkan bahwa dari ketiga cara pengamatan tersebut hasilnya sama maka informasi tersebut dinyatakan valid. Dilihat dari hasil belajar siswa yang mencakup aspek ketuntasan belajar dan afektif siswa, dapat dinyatakan bahwa penerapan strategi index card match dilengkapi media chemoffice dapat meningkatkan kualitas belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, ketuntasan belajar siswa pada materi struktur atom dan geometri molekul sebelum tindakan hanya 63,2%. Setelah strategi index card match dilengkapi media chemoffice diterapkan pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul, ketuntasan siswa dapat mencapai 81,25% pada siklus I dan 93,75% pada siklus II.Sedangkan bila dilihat dari aspek afektif siswa, ketercapaian rata-rata indikator adalah 72,94% pada siklus I dan 77,01% pada siklus II. Sementara itu, dari segi proses belajar yang dinilai yakni keaktifan, masing-masing dari hasil observasi dan dari hasil angket yang diisi oleh siswa, kektifan siswa meningkat dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Menurut E. Mulyasa (2005:131) kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses dan hasil. Penelitian dapat dikatakan berhasil apabila masing-masing indikator yang diukur telah mencapai target yang ditetapkan. Penelitian ini dapat disimpulkan berhasil karena masing-masing indikator proses dan hasil belajar yang diukur telah mencapai target yang ditetapkan.Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan strategi index card match dilengkapi media chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa user 2011/2012. kelas XI IPA 1 SMA N 1 Boyolalicommit Tahun to Ajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa pada materi struktur atom dan geometri molekul. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah 57,90% dan meningkat menjadi 67,18% pada siklus II. 2. Penerapan strategi pembelajaran index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada materi struktur atom dan geometri molekul. Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa meliputi dua aspek, yakni prestasi belajar kognitif, dan afektif siswa terhadap pembelajaran. Berdasarkan hasil tes siklus I dan siklus II, persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 81,25% pada siklus I dan 93,75% pada siklus II. Sedangkan dari aspek afektif, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan persentase dari 72,94% pada siklus I menjadi 77,01% pada siklus II.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis. 1. Implikasi Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian selanjutnya dan dapat digunakan untuk mengadakan upaya bersama antara guru, orang tua dan siswa serta pihak sekolah lainnya agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar kimia secara maksimal. commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
2. Implikasi Praktis Sedangkan secara praktis, berdasarkan hasil penelitian ternyata keaktifan dan hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok struktur atom dan geometri molekul dapat ditingkatkan dengan diterapkannya strategi index card match yang dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Guru Hendaknya guru dapat menyajikan materi struktur atom dan geometri molekul dengan strategi index card match dilengkapi software chemoffice dan macromedia flash dengan baik, dengan lebih mengontrol kondisi kelas pada saat pelaksanaan strategi tersebut, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. 2. Siswa Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru dan mengendalikan sikap pada saat mereka dituntut untuk aktif mengeksplorasikan pengetahuan atau ilmu yang ada pada dirinya sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. 3. Peneliti a. Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis sedapat mungkin menganalisis kembali terlebih dahulu perangkat pembelajaran yang telah dibuat untuk disesuaikan penggunaannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung, dan karakteritik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut. b. Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkapkan dan dikembangkan.
commit to user