PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN STRATEGI KLASIKAL BACA SIMAK MURNI DI KELAS AL-QUR’AN DI TPQ TARBIYATUL ATHFAL TUNGGUL PANDEAN NALUMSARI JEPARA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
NUR YANAH NIM. 131310001237
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA 2015
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 bandel Hal
: Naskah Skripsi A.n. Sdri. Nur Yanah Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini kami kirim naskah skripsi Saudari: Nama
: Nur Yanah
Nomor Induk : 131310001237 Judul
: Peningkatan Kualitas Pembelajaran al-Qur’an Dengan Strategi Klasikal Baca Simak Murni di Kelas al-Qur’an Di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara
Dengan ini kami mohon kiranya naskah skripsi saudari tersebut dapat segera di munaqasyahkan. Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jepara, 21 September 2015 Pembimbing
Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag NIP. 195601171990011001
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya menyatakan bahwa apa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Jepara, 21 September 2015 Saya yang menyatakan,
Nur Yanah NIM. 131310001237
iv
ABSTRAK Nur Yanah, 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran al-Qur’an Dengan Strategi Klasikal Baca Simak Murni di Kelas al-Qur’an Di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara, Pembimbing: Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran al-Qur’an, Klasikal Baca Simak Murni. Strategi pembelajaran Klasikal Baca Simak Murni merupakan metode yang sangat sederhana, lebih menekankan pada cara membaca dengan makhroj dan tajwid yang benar, sehingga memudahkan anak-anak supaya lebih cepat belajar membaca huruf-huruf al-Qur'an dengan benar dan membawa peningkatan kualitas beragama. Metode ini dinilai efektif dalam mengajarkan membaca alQur'an pada anak-anak. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Bagaimana peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an dengan strategi Klasikal Baca Simak Murni pada pembelajaran al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara? 2) Apakah penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni dapat meningkatkan kemampuan anak dalam belajar membaca al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara? Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi dikelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun data tentang gambaran, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau penurunan setelah tindakan kelas dilakukan persiklus. Kajian ini menunjukkan bahwa: 1) Peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an dengan strategi Klasikal Baca Simak Murni pada pembelajaran alQur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara dapat dilihat dari peningkatan nilai kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, yakni pada prasiklus nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 64.5, namun pada siklus I meningkat menjadi 68 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 72. Selain itu, nilai ketuntasan siswapun mengalami peningkatan, yang semula pada prasiklus siswa yang tuntas hanya 3 siswa (30%), namun pada siklus I meningkat menjadi 5 siswa (50%) dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 8 siswa (80%). 2) Penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni dapat meningkatkan kemampuan anak dalam belajar membaca al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara. Hal ini terjadi karena siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Selain itu, strategi pembelajaran yang diterapkan juga cukup menarik dan mengurangi kebosanan terhadap kegiatan belajar mengajar.
v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
1. Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan huruf latin. Huruf Arab أ ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و هـ ء ي
Nama alif ba ta sa jim ha kha dal zal ra za sin syin sad dad ta za 'ain gain fa qaf kaf lam mim nun wau ha hamzah ya
Huruf Latin Dilambangkan b t Ṡ j Ң kh d Ż r z s sy Ṣ Ḍ Ṭ Ẓ ' g fa q k l m n w h " y
vi
Keterangan tidak dilambangkan be te es (dg. titik di atas) je ha (dg.titik di bawah) ka dan ha de zet (dg. titik di atas) er zet es es dan ye es (dg. titik di bawah) de (dg. titik di bawah) te (dg. titik di bawah) zet (dg. titik di bawah) koma terbalik di atas ga ef ki ka el em en we ha apostrof ye
2. Vokal Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal satu monoftong dan vokal rangkap atau diftong: a. Vokal tunggal Tanda
Keterangan
َ
Huruf Latin
Fathah pendek
a
Contoh أَ َ َل
Kasrah pendek
i
ِ ِ ٌلل
Zummah pendek
u
أ ُ ُ ٌلد
ِ ُ
b. Vokal rangkap Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harokat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu : Tanda ي
Nama َ
و َ
Huruf Latin
Contoh
Fathah dan ya
ai
َ ْي ٌلد
Fathah dan wawu
au
ْيُو ٌلز
3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Tanda ي
Nama
َ أ
ي و
ُ
ِ
Huruf Latin
Contoh
Fathah dan alif atau ya
â
َ َن
Kasrah dan ya
î
َ ِ ْي
Zammah wau
û
ُ ْيو ُ ْيوا
vii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati, karya ini, dipersembahkan untuk. 1. Ayah dan Ibuku tercinta yang yang dengan kasih sayangnya telah mengasuh, membimbing serta memanjatkan senandung do’a, sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. 2. Calon suamiku dan kakak-kakakku, yang selalu menjadi penyemangatku dalam menghadapi kerasnya kehidupan ini. 3. Rekan-rekan seangkatanku yang selalu menjadi teman seperjuangan dalam mengarungi masa-masa pendidikan ketika di UNISNU Jepara.
viii
MOTTO
)125 : (النحل Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Qs. an-Nahl: 125)1
1
Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 1999), hlm. 280.
ix
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahimm
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhtarom, H.M, selaku Rektor UNISNU Jepara. 2. Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UNISNU Jepara. 3. Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag, selaku dosen pembimbing selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Para Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan dan ilmu, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 5. Para guru TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara yang telah membantu penulis untuk melakukan penelitian di tempatnya. 6. Segenap staf perpustakaan UNISNU Jepara yang telah memberikan ijin dan layanan perpustakaan. 7. Bapak, ibu, dan kakak-kakakku yang tersayang terima kasih atas cinta, kasih, do’a, nasihat, dan dukungan serta segala pengorbanan dalam membantu penulis dengan penuh kesabaran. 8. Segenap rekan-rekan yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya.
x
Atas segala bantuan yang telah beliau-beliau berikan, penulis ucapkan terimakasih dan semoga amal baik mereka semoga di balas yang setimpal oleh Allah SWT. Amin Jazakumullah Akhsanal Jaza'
Jepara, 21 September 2015 Penulis,
Nur Yanah NIM. 131310001237
xi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
ii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN ..........................................................................
iv
ABSTRAK ........................................................................................................
v
PEDOMAN TRANSLITER ............................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii MOTTO ............................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Penegasan Istilah ........................................................................
6
C. Rumusan Masalah ......................................................................
7
D. Tujuan Penelitian .......................................................................
8
E. Manfaat Penelitian .....................................................................
8
F. Penelitian Terdahulu ..................................................................
9
G. Sistematika Penulisan ................................................................ 11 BAB II : LANDASAN TEORI A. Pembelajaran al-Qur'an .............................................................. 13 1. Pengertian Pembelajaran al-Qur’an ..................................... 13 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran al-Qur’an 16 3. Tujuan Pembelajaran al-Qur’an ........................................... 20 4. Metode Pembelajaran Al-Qur'an .......................................... 21 5. Evaluasi Pembelajaran al-Qur'an ......................................... 23 B. Strategi Pembelajaran al-Qur’an ................................................ 25 1.
Pengertian Strategi Pembelajaran al-Qur’an ....................... 25
2.
Macam-macam Strategi Pembelajaran al-Qur’an ............... 26
xii
3.
Indikator Pembelajaran Berkualitas .................................... 28
C. Strategi Klasikal Baca Simak Murni .......................................... 29 1.
Pengertian Stategi Klasikal Baca Simak Murni .................. 29
2.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Klasikal Baca Simak Murni ................................................................................... 30
D. Hipotesis Tindakan..................................................................... 31 BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................... 32 B. Setting Penelitian ....................................................................... 32 C. Subyek Penelitian ....................................................................... 32 D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 33 E. Indikator Kinerja ........................................................................ 34 F. Prosedur Penelitian..................................................................... 35 G. Teknik Validitas Data ................................................................ 36 H. Analisis Data .............................................................................. 37 I. Indikator Keberhasilan ............................................................... 38 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 39 1.
Data Temuan Prasiklus ........................................................ 39
2.
Data Temuan Siklus I .......................................................... 41
3.
Data Temuan Siklus II ......................................................... 47
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 56 1.
Analisis Penelitian Tindakan Prasiklus ............................... 56
2.
Analisis Penelitian Tindakan siklus I .................................. 57
3.
Analisa Penelitian Tindakan Siklus II ................................. 61
C. Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Strategi Klasikal Baca Simak Murni dalam Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Belajar Membaca al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara .............. 67 D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 69 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 71
xiii
B. Saran-saran ................................................................................. 72 C. Kata Penutup .............................................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 1
: Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Prasiklus ........................
Tabel 2
: Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Prasiklus ........................ 39
Tabel 3
: Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus I .......................... 45
Tabel 4
: Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus I ............................. 45
Tabel 5
: Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus dan Siklus I ............... 46
Tabel 6
: Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus II ......................... 52
Tabel 7
: Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus II ............................ 53
Tabel 8
: Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 53
Tabel 9
: Perbandingan Rata-rata antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II... 54
4
Tabel 10 : Nilai Hasil Belajar al-Qur’an Prasiklus ........................................ 56 Tabel 11 : Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus I .......................... 58 Tabel 12 : Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus I ............................. 59 Tabel 13 : Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus II ......................... 62 Tabel 14 : Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus II ............................ 63 Tabel 15 : Daftar nilai Siklus I dan Siklus II ................................................. 65 Tabel 15 : Perbandingan Ketuntasan pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II . 66
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus dan Siklus I ............... 46 Gambar 2 : Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 53 Gambar 3 : Perbandingan Rata-rata antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II... 54 Gambar 4 : Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 67 Gambar 5 : Perbandingan Ketidak-Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ......................................................................................... 67
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an adalah kalam Allah yang diwahyukan melalui perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw sebagai salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam semesta, di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai dan mengamalkannya. Bukan itu saja, tetapi al-Qur'an juga merupakan kitab suci yang sempurna yang diturunkan Allah yang isinya mencakup segala pokok-pokok syari’at yang terdapat dalam Kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya dan tidak ada sesuatu hal yang dialpakan, sebagaimana Firman Allah Swt dalam Surat al-An’am ayat 38:
)38 : (األنعام Artinya : “...Tidaklah kami alpakan sesuatupun dalam al-Kitab...” (Qs. alAn’am : 38)1 Karena itulah al-Qur'an hendaknya diperkenalkan kepada anak sedini mungkin terutama dalam hal membacanya. Sebab kemampuan membaca alQur'an bagi kehidupan umat Islam merupakan hal yang sangat penting dan utama. Dengan kemampuan membaca diharapkan umat Islam dapat mempelajari ilmu pengetahuan yang terkandung dalam al-Qur'an serta mengamalkannya, yang pada akhirnya dapat menambah keimanan dan 1
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), hlm. 192.
1
2
ketaqwaan sebagai muslim. Al-Qur'an sendiri diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang pertama kali untuk membaca, sebagaimana Firman Allah Swt dalam Surat al-Alaq ayat 1-5:
)5-1 : (العلق Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menjadikan, yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang teramat Mulia, Yang mengajarkan dengan pena (tulis baca). Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq 1-5)2 Penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan keagamaan diatur dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 30 ayat 1 dan 3 bahwa fungsi pendidikan keagamaan yaitu mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilainilai ajaran agamanya serta menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan dapat diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan informal.3 Pendidikan Islam yang diselenggarakan di sekolah terdiri atas: Raudhatul Athfal yang setingkat dengan Taman Kanak-Kanak, Madrasah Diniyah swasta, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.4 Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang menghendaki penuh kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang kelas yang dipimpin
2
Ibid, hlm. 1079. Qadir (eds), Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003), cet.1, hlm. 23 4 Ismail SM (eds), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), cet.1, hlm. 49 3
3
oleh guru untuk mempelajari kurikulum-kurikulum yang bertingkat.5 Pendidikan Islam yang diselenggarakan di lingkungan masyarakat sekarang ini banyak ragam dan jenisnya. Adapun pendidikan Islam luar sekolah (non formal) di lingkungan masyarakat di antaranya yang menonjol adalah: pondok pesantren, masjid dan musholla, TPQ (Taman Pendidikan AlQur'an).6 Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal. TPQ sebagai jalur pendidikan formal memiliki tujuan agar peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan TPQ, diharapkan memiliki bekal dasar untuk menjadi generasi yang mencintai al-Qur'an, menjadikan al-Qur'an sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari-hari (generasi Qur'ani). Pembelajaran al-Qur'an sejak dini merupakan sarana pendidikan yang sangat efektif dalam rangka menanamkan perasaan keagamaan dan kecintaan terhadap al-Qur'an, yang pada akhirnya akan memperkokoh aqidah serta memperindah akhlaqul karimah dan amaliah Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran al-Qur’an yang terjadi di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara masih bersifat konvensional, yaitu dengan teknik sorogan atau individual. Santri membaca secara individu maju satu persatu kepada ustadz sesuai halaman masing-masing. Selesai membaca dihadapan ustadz, santri mengulang bacaannya sendiri beberapa kali. Kondisi 5
Tim Karya Aditama, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, (Surabaya: Karya Aditama, 1996) cet.1 hlm. 202 6 Ibid., hlm. 52
4
seperti itu menimbulkan beberapa permasalahan, yaitu: Pertama, santri tidak diberi kesempatan untuk menyimak bacaan orang lain. Kedua, tidak ada kompetisi di antara sesama santri. Ketiga, tempo belajar hanya beberapa menit saja dari satu jam yang tersedia. Keempat, kesempatan untuk mengoreksi bacaan teman tertutup. Kelima, kelas menjadi bising, sehingga belajarnya
santri
kurang
nyaman.
Keenam,
kurang
terfokusnya
pelajaran tajwid dan bacaan ghorib. Atas dasar kenyataan inilah, maka perlu dicari alternatif lainnya dengan melakukan inovasi dan pendekatan, baik itu dalam penggunaan media ataupun metode penyampaian sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Adapun nilai pembelajaran al-Qur’an yang didapat oleh anak sebelum diterapkannya strategi Klasikal Baca Simak Murni adalah sebagai berikut, Tabel 1 Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Prasiklus Nama Nilai Keterangan
No 1
Abida Rahma Febriani
75
L – (Lancar -)
2
Adelia Dwi Saputri
65
CL (Cukup Lancar)
3
Alya Safira
70
L – (Lancar -)
4
Dyah Widayati
60
CL (Cukup Lancar)
5
Nadya Efri Nadhifa
60
CL (Cukup Lancar)
6
Salma Fitri Nur Husna
55
KL (Kurang Lancar)
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
CL (Cukup Lancar)
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
65
CL (Cukup Lancar)
9
Linda Khoirunnisa
60
CL (Cukup Lancar)
10
Sabila Fitri
70
L – (Lancar -)
Rata-rata
64.5
5
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kemampuan membaca alQur’an kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara memiliki kemampuan yang masih kurang karena nilai rata-rata yang didapat hanya 64.5 dengan rata-rata anak mendapatkan kategori CL (cukup Lancar). Penelitian ini difokuskan untuk mengatasi faktor internal yang diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan santri membaca alQur’an berdasarkan kaidah qira’at dan tajwid, yaitu kurangnya inovatif dan kreativitas ustadz dalam menggunakan metode pembelajaran al-Qur’an sehingga kelas menjadi monoton dan membosankan. Salah satu metode yang mampu menjadikan pembelajaran al-Qur’an menjadi aktif, efektif, kondusif, dan menyenangkan adalah strategi Klasikal Baca Simak Murni. Melalui strategi Klasikal Baca Simak Murni ini, santri bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran, melainkan sebagai subjek pembelajaran. Santri diajak untuk mengoreksi bacaan temannya dan membenarkannya bila terjadi salah membaca. Dengan cara demikian, terjadi kompetisi di antara santri siapa yang terbaik dalam membaca al-Qur’an dan peningkatan kualitas bacaan santri maupun kualitas mengoreksi bacaan al-Qur’an. Dalam pembelajaran al-Qur'an banyak strategi yang digunakan dari masa ke masa seperti strategi pembelajaran baghdadiyah, hijaiyah, iqra’, qira’ati hingga ke strategi pembelajaran baca simak murni. Semua metode pembelajaran tersebut ada keunggulan juga ada kekurangan. Strategi pembelajaran Klasikal Baca Simak Murni merupakan metode yang sangat sederhana, lebih menekankan pada cara membaca dengan makhroj dan tajwid
6
yang benar, sehingga memudahkan anak-anak supaya lebih cepat belajar membaca huruf-huruf al-Qur'an dengan benar dan membawa peningkatan kualitas beragama. Metode ini dinilai efektif dalam mengajarkan membaca alQur'an pada anak-anak. Berawal dari latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui secara komprehensif tentang pelaksanaan strategi Klasikal Baca Simak Murni dalam pembelajaran al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul
Pandean
Nalumsari
Jepara
dalam
meningkatkan
kualitas
pembelajaran al-Qur’an melalui sebuah skripsi. B. Penegasan Istilah Dalam rangka memberikan penjelasan dan penegasan istilah yang terdapat dalam judul, maka disertakan definisi peristilahan yang dimaksud. Untuk memudahkan pemahaman dan meng-hindari kesalah-pahaman terhadap judul di atas. 1.
Kualitas Pembelajaran al-Qur’an Kualitas adalah tingkat baik buruknya (mutu) dengan menggambarkan di muka bumi ini biasanya menyangkut juga jangka waktu penyelesaiannya, tata waktu dalam tahap pengerjaan atau pengutamaannya, penggunaan material dan peralatan yang diperlukan, pembagian wewenang dan tanggung jawab serta kejelasan lainnya yang dianggap perlu.7 Pembelajaran adalah setiap upaya yang sistematis dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik
7
Pariata Westra, Sutarto, Ibnu Syamsi, Ensiklopedi Administrasi, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989), hlm. 357
7
melakukan kegiatan belajar.8 Jadi, adanya hubungan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sedang tugas guru mengkondisikannya. Sedangkan al-Qur'an adalah kitab suci yang diwahyukan Allah Swt kepada Nabi Muhammad sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupan.9 Hal ini kaitannya dengan ayat-ayat yang hanya dibaca dan dilafalkan dengan tepat, benar sesuai makhrajnya. 2.
Stategi Klasikal Baca Simak Murni Strategi adalah perencanaan atau planning dan management untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan strategi Klasikal Baca Simak Murni adalah salah satu strategi pembelajaran al-Qur’an dimana guru mengajarkan secara bersama-sama setiap halaman judul dan diteruskan secara individu pada halaman latihan sesuai halaman masing-masing, disimak oleh siswa yang tidak membaca dan dimulai dari halaman yang paling rendah sampai yang paling tinggi.10
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, 1.
Bagaimana peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an dengan strategi Klasikal Baca Simak Murni pada pembelajaran al-Qur’an di kelas alQur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara?
8
Sudjana S. dan Djuju, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 2001), hlm 8. 9 Nasirudin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989), hlm. 86. 10 Anonym,http://belajare-learning.blogspot.com, diakses pada tanggal 12 Desember 2014
8
2.
Faktor apa yang mempengaruhi penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni dalam meningkatkan kemampuan anak dalam belajar membaca alQur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara?
D. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an dengan strategi Klasikal Baca Simak Murni pada pembelajaran al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara.
2.
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni dalam meningkatkan kemampuan anak dalam belajar membaca al-Qur’an di kelas al-Qur’an Di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat, a.
Sebagai bahan informasi terhadap TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
b.
Sebagai bahan informasi terhadap lembaga-lembaga yang lain, baik formal maupun nonformal yang membutuhkan gambaran proses
9
pembelajaran al-Qur’an kepada anak-anak usia dini yang telah berhasil secara baik. c.
Sebagai bahan komparatif dari metode mengajar al-Qur’an bagi anak-anak usia dini, mana yang lebih efektif sesuai dengan kondisi zaman
d.
Dapat menjadi acuan bagi peneliti berikutnya yang lebih mendalam dengan topik dan masalah pada medan kasus lain untuk memperoleh perbandingan sehingga memperkaya penelitian ini.
2.
Secara praktis diharapkan memberi manfaat sebagai berikut: a.
Bagi
sekolah,
sebagai
bahan
masukan
untuk
memecahkan
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran al-Qur’an kepada anak-anak usia dini. b.
Bagi guru, dapat menjadi acuan dalam menerapkan metode pembelajaran al-Qur’an kepada anak-anak usia dini sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
c.
Bagi anak, dapat menambah motivasi anak dalam belajar sehingga materi pembelajaran dapat diserap baik oleh siswa.
F. Penelitian Terdahulu Untuk menghindari adanya plagiat, maka penulis sertakan beberapa judul skripsi yang ada relevansinya dengan skripsi penulis, di mana isi skripsi-skripsi tersebut sama-sama mengkaji tentang pelaksanaan sebuah strategi pembelajaran al-Qur’an, tetapi metode dan penekanannya berbeda, diantaranya:
10
1.
Karyono Supriyono dalam penelitiannya yang berjudul, “Efektifitas Metode Qiro’ati dalam Keberhasilan Belajar Membaca al-Qur’an di TPQ Raudlatul Falah Kaliwungu Kendal”. Dalam penulisannya ini penulisnya berpendapat bahwa Metode Qiro’ati sangat efektif dalam keberhasilan membaca al-Qur’an. Karena metode qira’ati adalah metode atau cara penyampaian pelajaran kepada siswa dengan tidak mengeja tetapi langsung membaca bunyi huruf yang berharokat (huruf hijaiyah).11
2.
Kaid
Fitani
dalam
penelitiannya
yang berjudul, “Problematika
Pengajaran al-Qur'an dengan Metode Qira’ati dan Solusinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang)”. Dalam skripsinya Kaid Fitani menyimpulkan bahwa problem dalam pengajaran al-Qur'an dengan metode qira’ati dalam keterbatasan tempat/kelas yang tidak sesuai dengan jumlah siswa sehingga pengajar dalam melaksanakan pembelajaran kurang efektif dan efisien. Untuk itu dibutuhkan profesionalisme guru dalam mengajar harus ditingkatkan agar mencapai hasil yang optimal.12 3.
Muthoifah dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca al-Qur'an Metode Qira’ati di TPQ al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang”. Dalam skripsi tersebut Muthoifah
11
Karyono Supriyono, Efektifitas Metode Qiro’ati dalam Keberhasilan Belajar Membaca al-Qur’an di TPQ Raudlatul Falah Kaliwungu Kendal, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004). 12 Kaid Fitani, Problematika Pengajaran al-Qur'an dengan Metode Qira’ati dan Solusinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang), Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004).
11
menyimpulkan bahwa evaluasi berfungsi untuk memahami dan membantu perkembangan kemampuan santri dalam membaca al-Qur'an. Keberhasilan membaca al-Qur'an dengan metode qira’ati dipengaruhi oleh kompetensi guru, ketelitian, keuletan santri dan teknik pembelajaran yang digunakan serta dukungan wali santri.13 Sedangkan skripsi ini terfokus pada pembelajaran al-Qur’an dengan strategi klasikal baca simak murni di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara. Di mana strategi Klasikal Baca Simak Murni merupakan suatu metode yang tidak jauh berbeda dengan metode yang lain seperti metode Qaro’ati. Strategi Klasikal Baca Simak Murni lebih menekankan dari segi materi pembelajaran yang lebih praktis dan sederhana, dengan mengutamakan pengenalan huruf hijaiyah dan harokat sebagai komponen dalam membaca huruf hijaiyah tersebut. G. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang isi skripsi ini, secara singkat dapat dilihat dalam sistematika pembahasan di bawah ini, dimana dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, antara lain: Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.
13
Muthoifah, Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca al-Qur'an Metode Qira’ati di TPQ al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004).
12
Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini berisi empat sub bab. Sub bab pertama membahas tentang pembelajaran al-Qur'an yang meliputi pengertian pembelajaran al-Qur'an, faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran alQur’an, tujuan pembelajaran al-Qur'an, metode pembelajaran al-Qur'an dan evaluasi pembelajaran al-Qur'an. Sub bab kedua akan membahas tentang strategi
pembelajaran
al-Qur’an
yang
meliputi
pengertian strategi
pembelajaran, macam-macam strategi pembelajaran al-Qur’an dan Indikator Pembelajaran Berkualitas. Sub bab ketiga akan membahas strategi Klasikal Baca Simak Murni yang meliputi pengertian strategi Klasikal Baca Simak Murni dan kelebihan dan kekurangan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Dan sub bab keempat berisi hipotesis tindakan. Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, subyek penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, indikator kinerja, prosedur penelitian, teknik validitas data, analisis data dan indikator keberhasilan. Bab IV Hasil Penelitian. Yang akan membahas tentang deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian tindakan dan pembahasan. Bab V Penutup. Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran al-Qur'an 1.
Pengertian Pembelajaran al-Qur’an Istilah pembelajaran Al-Qur'an merupakan pengertian yang terdiri dari dua suku kata, yang mengandung makna berbeda, yaitu pembelajaran dan al-Qur'an. Sebelum membahas tentang pembelajaran al-Qur'an, terlebih dahulu peneliti jelaskan pengertian belajar dan mengajar secara umum. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dan mengarahkan
pemahaman
pembelajaran
al-Qur'an
yang
penulis
kemukakan dalam skripsi ini. Juga didasarkan pada pemikiran bahwa proses pembelajaran al-Qur'an tidak lepas dari proses belajar mengajar. Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi.1 Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan), dan bisa melakukannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain.2 Menurut Sardiman AM, belajar merupakan interaksi perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya
1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarata: Bumi Aksara, 2001), Cet. I, hlm. 57. 2 Made Pidarta, Landasan Pendidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia), (Jakarta, Rineka Cipta, 1997), Cet. I, hlm. 197.
13
14
dengan membaca, mengamati, mendengarkan meniru dan lain-lain.3 Saiful Sagala mengutip dari Arthur T. Jersied, mengatakan bahwa belajar adalah “modification of behavior through experience and training” yaitu perubahan atau pembawa akibat perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan.4 Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu, akibat interaksi dengan lingkungan. Adapun arti pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar.5 Aktivitas mengajar menyangkut peranan guru dalam konteks mengupayakan terciptanya komunikasi yang harmonis antara mengajar dan belajar. Menurut Andrias Harefa dalam bukunya Menjadi Manusia Pembelajar, pembelajaran adalah proses pembentukan karakter, dan melalui proses mengajar belajar (pengajaran).6 Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah mengajar dilakukan oleh pihak guru, sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik/murid.7 Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, 3
Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), Cet. 12, hlm. 20. 4 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembalajaran (Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar), (Bandung: CV. Al Fabeta, 2003), hlm. 12. 5 Andreas Harefa, Menjadi Manusia Pembelajaran (on Becoming a Learnes) Pemberdayaan Diri, Transformasi Organisasi dan Masyarakat Lewat Pembelajaran, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2000), hlm. 60. 6 Ahmad Rohani HM, Pengeloaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), ed. Revisi, hlm. 4 7 Syaiful Sagala, Op. Cit., hlm. 61
15
sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.8 Dalam interaksi tersebut, banyak sekali faktor internal yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Sedangkan pengertian al-Qur'an sendiri, secara etimologi, lafadz al-Qur'an berasal dari bahasa Arab, yaitu akar kata dari Qara’a yang berarti membaca. Al-Qur'an adalah bentuk Isim Masdar yang diartikan sebagai isim Maf’ul, yaitu Maqru yang berarti “yang dibaca”. Pendapat lain
mengatakan
kata
qara’a
memiliki
arti
al-Jama’u
yaitu
“mengumpulkan dan menghimpun”. Jadi lafadz qur’an dan qira’ah berarti menghimpun dan mengumpulkan sebagian huruf-huruf dan katakata yang satu dengan yang lainnya.9 Menurut istilah Al-Qur'an didefinisikan sebagai berikut: Al-Qur'an adalah kalam Allah yang bermulai mukjizat, yang diturunkan kepada pungkasan para nabi dan rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril yang tertulis pada mushaf, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membacanya terhitung ibadah, diawali dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas.10 Jadi, pembelajaran al-Qur'an adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahanperubahan akan kemampuan membaca dan memahami al-Qur’an, dimana kemampuan itu bersifat permanen yang dapat ditunjukkan dengan
8
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasinya dan Inovasi, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 100. 9 Mohammad Nor Ichwan, Belajar Al-Qur'an (Menyingkap Khazanah Ilmu-ilmu AlQur'an melalui Pendekatan Historis Metodologis), (Semarang: Rasaul, 2005), Cet. I. hlm. 33. 10 Muhammad Ali Ash Shabuni, al-Tibyan fi Ulumil Qur’an, (Beirut: al-Ulumul Qutub, 1985), hlm. 8.
16
perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap tingkah laku keterampilan/ kebiasaan-kebiasaan, perubahan aspek lainnya. 2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran al-Qur’an Pembelajaran terkait bagaimana (how to) membelajarkan siswa atau santri atau bagaimana membuat santri dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa (what to) yang teraktualisasikan dalam kurikulum (kurikulum pesantren) sebagai kebutuhan (needs) santri. Oleh karena itu, pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum (pesantren) dengan menganalis tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bidang studi pendidikan agama yang terkandung ddi dalam kurikulum. Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen atau faktor utama yang saling mempengaruhi dalam proses pembelajaran pendidikan agama. Ketiga komponen itu adalah: 1) kondisi pembelajaran (pembelajaran al-Qur’an). 2) metode pembelajaran al-Qur’an 3) hasil pembelajaran al-Qur’an.11 a.
Faktor Kondisi Faktor kondisi ini berinteraksi denagan pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode pembelajaran al-Qur’an. Kondisi pembelajaran al-Qur’an adalah semua faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran Al-Qur’an. Oleh karena itu perhatian
kita
adalah
berusaha
mengientifikasikan
dan
mendiskripsikan faktor yang kondisi pembelajaran, yaitu: 1) Tujuan 11
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikkan Islam, (Suatu Upaya Meng Efektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), (Bandung: Rosda Karya, 2002), hlm. 146
17
dan karakteristik bidang studi al-Qur’an. 2) kendala dan karakteristik bidang studi al-Qur’an. 3) karaktristik peserta didik.12 b.
Faktor Metode Metode pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi: 1) strategi pengorganisasian, 2) strategi penyampaian, dan 3) strategi pengelolahan
pembelajaran.
Metode
pembelajaran
Al-Qur’an
didefinisikan sebagai cara-cara tertentu yang paling cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai hasil pembelajaran Al-Qur’an yang berada dalam kondisi pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, metode pembelajaran Al-Qur’an dapat berbeda-beda menyesuaikan dengan hasil pembelajaran dan kondisi pembelajaran yang berbeda pula. Sedangkan metode pembelajaran al-Qur’an banyak sekali, metode al-Nahdhiyah, metode Iqro’, metode Qiroaty, metode Tartila dan lain-lain. Selain dari pada itu metode pembelajaran agama (alQur’an) banyak sekali, antara lain metode ceramah, Tanya jawab, diskusi dan lain-lain. c.
Faktor Hasil Hasil
pembelajaran
dapat
diklasifikasikan
menjadi
keefektifan, efisiensi, dan daya tarik. Keefektifan belajar dapat diukur dengan kriteria: 1) Kecermatan dipelajari.
12
Ibid., hlm 150
penguasaan
kemampuan
atau
prilaku
yang
18
2) Kecepatan unjuk kerja sebagai beuntuk hasil belajar. 3) Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh. 4) Kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar. 5) Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai. 6) Tingkat alih belajar. 7) Tingkat retensi belajar. Sedangkan efesiensi hasil pembelajaran dapat diukur dengan rasio antara kefektifan dengan jumlah waktu yang digunakan atau dengn jumlah biaya yang dikeluarkan. Dan daya tarik pembelajaran biasanya dapat diukur dengan mengamati kecenderungan peserta didik untuk berkeinginan terus belajar.13 Dalam pelaksanaan pendidikan secara keseluruhan maka perlu dapat diperhatikan faktor-faktor pendidikan. Yang mana hal itu mempunyai pengaruh sangat besar atau salah satu penentu keberhasilan suatu pendidikan. Faktor-faktor yang mendukung dalam keberhasilan pendidikan sebagai berikut: a.
Faktor Siswa Siswa atau peserta didik (santri) termasuk faktor yang penting, karena lembaga pendidikan itu ada karena ada siswanya. Kalau tidak ada siswanya maka tidak akan terjadi pembelajaran. Menurut Sastropradja, anak menurut al-Ghazali diistilahkan dengan
13
Ibid., hlm 156
19
sebutan “Thalb al-Ilmi” penuntut ilmu pengetahuan atau anak yang sedang mengalami perkembangan jasmani dan rohani sejak awal hingga ia meninggal dunia.14 b.
Faktor Guru Guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan terhadap anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi dan sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri. Peranan pendidik atau guru menurut Sudjana ada tiga yaitu: 1) Peran guru sebagai pemimpin belajar, artinya merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengontol kegiatan siswa ketika belajar. 2) Guru sebagai fasilitator belajar, artinya guru meberikan kemudahan-kemudahan pada siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Adapun kemudahan tersebut bisa diupayakan dengan berbagai beuntuk diantaranya; menyediakan alat atau sumber belajar. 3) Guru sebagai moderator belajar, artinya sebagai menampung persoalan yang diajukan siswa dan mengembalikan lagi persoalan tersebut kepada siswa lain.15 Syarat pendidik dalam pandangan pendidikan Islam adalah: 1) Taqwa kepada Allah. Guru menjadi tauladan bagi siswasiswinya, guru digugu dan ditiru (pepatah jawa), di contoh gerak geriknya dan di segani perkataannya.
14
Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 74 15 Sudjana, Cara Siswa Belajar Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1999), hlm. 32-33.
20
2) Berilmu, artinya mampu dan mau mengajarkan ilmunya kepada orang lain. 3) Sehat jasmani dan rohani. Kesehatan badan (jasmani) sangat mempengaruhi semangat bekerja. 4) Berkelakuan baik. Berbudi pekerti luhur, sesuai dengan sebagian dari tujuan pendidikan adalah membeuntuk akhlak yang baik. Bertolak dari hal tersebut, Humam menjelaskan tentang syarat-syarat dalam mengajarkan al-Qur’an bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung dari kualitas dan kuantitas gurunya. Sedangkan syarat menjadi ustadz dan ustadzah adalah: 1) 2) 3) 4) 3.
Penguasaan ilmu tajwid. Kepribadian akhlak dan kemampuan mengajarnya. Sifat kebapakan dan keibuan. Tingkat pendidikan.16
Tujuan Pembelajaran al-Qur’an Abdurrahman an Nahlawi mengemukakan bahwa tujuan jangka pendek dari pendidikan al-Qur’an (termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran al-Qur'an) adalah mampu membaca dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, memahami dengan baik dan menerapkannya. Di sini terkandung segi ubudiyah dan ketaatan kepada Allah, mengambil petunjuk dari kalam-Nya, taqwa kepada-Nya, dan tunduk kepada-Nya.17
16
Humam, Pedoman Pengelolahan, Pembinaan Dan Pengembangan TKA-TPA Nasional, (Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan System Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an AMM, 1993), hlm. 19. 17 Abdurrahman an Nahlawi, Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung: Diponegoro, 1989), hlm. 184
21
Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji juga menjelaskan tujuan dari pengajian (pembelajaran) al-Qur'an antara lain: a.
Agar murid mampu membaca al-Qur'an dengan baik, benar dan tepat makhraj hurufnya, panjang pendeknya, ghunnah dan lain sebagainya. Agar murid suka dan senang membiasakan diri membaca al-Qur'an dengan baik. Agar murid dapat menghafal sejumlah surat-surat pendek dalam alQur'an yang dapat diterapkan dalam shalat sehari-hari. Agar murid taat dan patuh kepada Allah SWT dalam melaksanakan ibadah lainnya, seperti shalat, puasa, bersodaqoh dan sebagainya, sehingga merupakan sebagian dari pengamalan dan penghayatan isi kandungan al-Qur'an.18
b. c. d.
Sedangkan tujuan pembelajaran al-Qur'an menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad adalah: a.
Murid-murid dapat membaca kitab Allah dengan mantap baik dari segi ketepatan harakat, saktah (tempat-tempat berhenti) membunyikan huruf-huruf dengan makhrajnya dan persepsi maknanya. Murid-murid mengerti makna al-Qur'an dan terkesan dalam jiwa. Murid-murid mampu menimbulkan rasa haru, khusuk dan tenang jiwanya serta takut kepada Allah. Membiasakan murid-murid kemampuan membaca pada mushaf dan memperkenalkan istilah-istilah yang tertulis baik untuk waqaf, mad, dan idghom.19
b. c. d.
4.
Metode Pembelajaran Al-Qur'an Prinsip pengajaran al-Qur'an pada dasarnya bisa dilakukan dengan bermacam-macam metode. Selama ini kita mendengar banyak metode pembelajaran membaca, antara lain:
18
M. Syatiri Ahmad dkk., Pedoman Pengajian al-Qur'an bagi Anak-nak dan Rekaman Diskusi Penyusunan Pedoman Pengajian Al-Qur'an bagi Anak-anak, (Jakarta: Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah/ Khutab Agama Islam Pusat Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji Depag RI, 1982/1983), hlm. 4-5 19 Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pembelajaran Agama, (terj.) Ibrahim Husein, dkk., (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Agama Islam, 1985), hlm. 8081
22
a.
Metode Sintetik (Aththariqatul Tarqibiyyah) Metode pengajaran membaca dimulai dari mengenali huruf Hijaiyah. Kemudian diberi tanda baca/harakat, lalu disusun menjadi kalimat (kata), kemudian dirangkaikan dalam suatu jumlah (kalimat dalam istilah bahasa Indonesia).
b.
Metode Bunyi (Athoriqatul Shautiyyah) Metode ini dimulai dengan bunyi huruf bukan nama-nama huruf seperti contoh: AA – BA – TA – TSA dan seterusnya. Dari bunyi ini disusun menjadi satu kata yang kemudian menjadi kata/kalimat yang teratur.
c.
Metode Meniru (Thariqatul Muhaka) atau Thariqatul Musyafahah Sebagai pengembangan dari metode bunyi, lahirlah metode meniru atau dari mulut ke mulut/dari bibir ke bibir. Dalam metode ini guru dapat menerapkan cara membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak akan dapat melihat dan menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf darilidah guru yang ditirukannya.20 Selain itu Ahmad Syarifudin menambahkan metode sorongan/ardul qura’ah (setoran bacaan), murid membaca di depan guru sedangkan guru menyimak, dan metode mengulang-ulang bacaan, sedang murid menirukannya kata perkata dan kalimat perkalimat secara berulang-ulang hingga terampil dan benar.21
20 21
M. Syatiri Ahmad dkk., Op.Cit, hlm. 37 – 38 Ahmad Syarifuddin, Op. Cit.,hlm. 81
23
Metode Campuran (Thoriqoh Jaami’ah)
d.
Dalam metode campuran ini guru diharapkan kebijaksanaannya dalam mengajarkan membaca dengan mengambil kebaikankebaikan dari metode-metode tersebut di atas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.22 5.
Evaluasi Pembelajaran al-Qur'an Evaluasi berarti menilai dalam arti kualitatif dan kuantitatif.23 Dengan evaluasi kita menilai mutu dan jumlah hasil belajar anak-anak. Menurut Muhibin Syah evaluasi berarti penilaian terhadap keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.24 Dengan demikian evaluasi adalah suatu usaha/alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program baik secara kualitatif atau kuantitatif. Secara umum ada 4 jenis evaluasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca al-Qur’an.25 a.
Evaluasi Penempatan Adalah tes yang mengukur siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan disajikan.26 Evaluasi ini juga sama dengan pre test. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa menangani 22
M. Syatiri Ahmad dkk, Op. Cit.,hlm. 39 Ibid., hlm. 18 24 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekaran Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 141 25 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 245 26 Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: Grasindo, 1991), hlm. 5 23
24
pembelajaran yang bersangkutan (mengenai cara membaca alQur'an) secara baik dan benar berdasarkan tajwid dan mahrojnya. Sehingga guna dapat benar memberikan materi (al-Qur'an), dan menempatkan siswa pada kelompok yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. b.
Evaluasi Formatif Adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai mempelajari suatu unit pelajaran tertentu.27 Pada pembelajaran alQur'an setiap kali selesai mengadakan pembelajaran al-Qur'an guru mengevaluasi sejauh mana siswa menerima pelajaran dari guru apakah sudah bisa cara membaca huruf al-Qur'an dengan fasih, baik dan benar, setiap siswa dapat mempelajari materi berikutnya.
c.
Evaluasi Sumatif Adalah evaluasi yang digunakan untuk mengukur / menilai sampai di mana pencapaian peserta terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat / kelulusan peserta didik yang bersangkutan.28 Evaluasi ini merupakan gabungan dari evaluasi formatif (tes harian) setelah siswa menguasai pelajaran yang telah ditentukan dalam kurikulum pembelajaran alQur'an (satu jilid).
27
Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 214 28 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 283
25
d.
Evaluasi Diagnostik Tes
diagnostik
dimaksudkan
untuk
mengidentifikasi
kekurangan, kelemahan/ permasalahan siswa dan melerakkan sumber kesulitan. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui siswa-siswa yang bermasalah dan mempelajari al-Qur'an agar guru memberikan perhatian khusus dalam mengajarkannya. e.
Khatmil al-Qur'an Khatmil al-Qur'an dilaksanakan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran al-Qur'an dengan mengatamkan al-Qur'an sesuai kaidah tajwid dan ghorib dari bimbingan guru (ustadz/ ustadzah).
B. Strategi Pembelajaran al-Qur’an 1.
Pengertian Strategi Pembelajaran al-Qur’an Dalam proses pembelajaran harus kita mengakui bahwa pengetahuan dan pemahaman kita mengenenai “strategi” dalam bidang pengajaran dan pembelajaran masih dangkal dan belum memadai, karena strategi harus disertai dengan perencanaan yang memiliki tujuan dan sasaran yang sesuai. Dalam strategi pembelajaran al-Qur’an merupakan suatu proses yang harus diterapkan tepat dan sangat diperlukan, karena hal ini konsep-konsep tentang strategi pembelajaran tidak mudah untuk diterapkan mengingat belajar al-Qur’an sangat sulit karena butuh kesabaran dengan ketekunan dari jiwa manusia. Oleh karena itu, mengajarkan atau mengembangkannya harus menggunakan strategi yang
26
baik dan mengena pada sasaran karena penerapan strategi merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, untuk itu harus mengerti makna kata tentang strategi pembelajaran al-Qur’an. Secara singkat dapatlah kita katakan bahwa strategi atau teknik merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah
ditetapkan.29
Jadi
yang
dimaksud
dengan
strategi
pembelajaran al-Qur’an adalah langkah-langkah yang tersusun secara terancana dan sistematis dengan menggunakan teknik dan metode tertentu dalam proses pembelajaran al-Qur’an untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2.
Macam-macam Strategi Pembelajaran al-Qur’an Menurut Zarkasi, strategi pembelajaran al-Qur’an ada berbagai macam antara lain: a.
Sistem sorogan atau individu (privat) Sorogan artinya belajar individu dimana seorang santri berhadapan dengan guru, terjadi saling mengenal antar keduanya.30 Diperjelas lagi oleh Wahyu Utomo, metode sorogan adalah sebuah sistem belajar dimana para santri maju satu persatu untuk membaca dan menguraikan isi kitab di hadapan seorang guru atau kyai. Melalui metode sorogan inilah nantinya menghafalAl-Qur’an bisa berjalan secara efektif, sehingga terwujudlah hasil yang
29
Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media Karya Anak Bangsa,1996), hlm. 44 30 Armai Arief, Op.Cit, hlm.150-151
27
diinginkan yaitu menjadi insan Qur'ani, bisa menghafalnya dengan baik dan benar dan sekaligus mengamalkan ajaran Al-Qur’an dengan baik dalam aplikasi kehidupannya. b.
Klasikal individu. Metode ini biasanya sebagian waktu guru dipergunakan untuk menerangkan pokok-pokok pengajaran, sekedar dua tiga halaman dan seterusnya, sedangkan pembacanya sangat ditekankan, kemudian dinilai prestasinya.
c.
Klasikal baca simak/ Bandongan. Metode bandongan adalah salah satu metode pembelajaran dalam pendidikan Islam, dimana siswa/santri tidak menghadap guru/ kyai satu demi satu, tetapi semua peserta didik menghadap guru dengan membawa buku/kitab masing-masing. Kemudian guru membacakan, menerjemahkan, menerangkan kalimat demi kalimat dari kitab yang dipelajari, sementara santri secara cermat mengikuti penjelasan yang diberikan oleh kyai dengan memberikan catatancatatan tertentu. Cara belajar seperti ini paling banyak dilakukan dipesantren tradisional. Dalam prakteknya guru menerangkan pokokpokok pelajaran yang rendah (kalsikal), kemudian para santri atau siswa pada pelajaran ini dites dan disimak oleh semua santri. Demikian
setrusnya
sampai
pada
pokok
pelajaran
selanjutnya.31
31
Zarkasi, Merintis Pendidikan TKA, (Semarang: Thoha, 1987), hlm.13-14
yang
28
3.
Indikator Pembelajaran Berkualitas Proses pembelajaran artinya belajar tuntas, yakni tercapainya kompetensi keberhasilan pembelajaran mengandung makna ketuntasan dalam belajar dan ketuntasan dalam yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Patokan ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep atau keterampilan yang dapat diamati dan diukur. Patokan ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar, mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep atau keterampilan yang dapat diamati dan diukur. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 75%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator sendiri. Untuk mengukur berhasil tidaknya strategi peningkatan kualitas pembelajaran, dapat dilihat melalui beberapa indikator: a.
Secara akademis, lulusan pendidikan tersebut mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
b.
Secara moral, lulusan pendidikan tersebut dapat menunjukkan tanggung jawab dan kepeduliannya kepada masyarakat sekitar.
c.
Secara individual, lulusan pendidikan tersebut semakin meningkat kompetensi dan keilmuannya.
29
d.
Secara sosial, lulusan pendidikan tersebut dapat berinteraksi dan dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
e.
Secara kultural, ia mampu menginterpretasikan ilmu yang dimiliki sesuai dengan lingkungan sosialnya.32
C. Strategi Klasikal Baca Simak Murni 1.
Pengertian Stategi Klasikal Baca Simak Murni Yaitu salah satu strategi pembelajaran al-Qur’an dimana guru mengajarkan secara bersama-sama setiap halaman judul dan diteruskan secara individu pada halaman latihan sesuai halaman masing-masing, disimak oleh siswa yang tidak membaca dan dimulai dari halaman yang paling rendah sampai yang paling tinggi.33 Semua siswa menerima pelajaran yang sama, dengan cara membaca bersama-sama setiap halaman judul, dilanjutkan membaca individu 1 – 2 baris pada halaman latihan secara bergantian (dari halaman 1 – akhir) pada pokok pelajaran tadi, yang lainnya menyimak bersamasama dengan guru. Dimulai dari pokok pelajaran awal sampai semua anak lancar, jika baru sebagian anak yang membaca, tapi halaman latihan pada pokok pelajaran habis, maka kembali lagi kehalaman pada pokok pelajaran dan baru pindah kepokok pelajaran berikut setelah yang pertama tuntas. Dalam strategi ini guru bisa mengajarkan 2 sampai 3, bahkan 4 pokok pelajaran setiap hari. Jika seluruh halaman dalam buku sudah 32
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2010), cet. 4, hlm. 81 33 http://belajare-learning.blogspot.com, diakses pada tanggal 12 Desember 2014
30
terbaca, maka siswa yang sudah mencapai kriteria penilaian minimum diteskan. Sedang yang belum kriteria penilaian minimum diulang dari awal lagi dengan cara seperti di atas, dan kenaikan tetap individu. Contohnya, halaman judul diterangkan dan diberi contoh beberapa baris sampai betul-betul paham. Kemudian semua anak membaca bersamasama dua atau tiga baris awal pada halaman judul, boleh juga separoh halaman judul. Baris selebinya dibaca secara bergantian oleh seluruh anak, dari halaman 1 – 6, masing-masing satu sampai dua baris dan disimak oleh anak yang lain bersama-sama gurunya. Jika memungkinkan untuk menambah pokok pelajaran berikut, hari itu juga ditambah. Hari esok tinggal melanjutkan pokok pelajaran berikutnya. Anak yang baru masuk langsung ikut menyesuaikan yang lama. 2.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Klasikal Baca Simak Murni Setiap strategi pembelajaran pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan stategi Klasikal Baca Simak Murni antara lain, a.
Lebih lancar membaca.
b.
Menyimak terus.
c.
Kelas tertib dan PBM lancar.
d.
Lebih kritis terhadap bacaan teman-temannya.
e.
Lebih banyak berkonsentrasi.
f.
Pengajaran lebih fleksibel karena banyak pilihan. Adapun kekurangan stategi Klasikal Baca Simak Murni antara
lain,
31
a.
Tidak baik untuk anak tingkat dasar.
b.
Wali murid susah mengetahui secara pasti halaman putrinya.34
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah anak dapat tuntas belajarnya jika diajar dengan menerapkan metode Klasikal Baca Simak Murni pada pembelajaran al-Qur’an di kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara.
34
Ibid.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan orang-orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.1 Senada dengan Ebbut, yang dikutip Wiriatmadja, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.2 B. Setting Penelitian Penelitian ini berbasis kelas dengan lokasi kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara yang akan dilaksanakan dengan melibatkan 10 anak. C. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah anak kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara yang berjumlah 10 santri.
1
Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 142 2 Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm.12
32
33
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data dalam PTK ini ada dua, yaitu instrumen tes dan nontes: 1.
Tes Tes
digunakan
untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan
pembelajaran al-Qur’an pada kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara yang berjumlah 10 santri. Pada setiap siklus guru memberikan tes untuk mengukur kemampuan santri dalam penguasaan membaca al-Qur’an. 2.
Non Tes Teknik non tes yang dipilih pada penelitian ini ada 3 yaitu observasi,
wawancara,
dan
jurnal.
Observasi
digunakan
untuk
mengetahui tentang respon dan sikap santri terhadap pemahaman pokok pembelajaran al-Qur’an, respon dan sikap santri terhadap strategi Klasikal Baca Simak Murni, dan santri yang menunjukkan gejala khusus dalam penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan sikap santri dalam pelaksanaan strategi Klasikal Baca Simak Murni, penyebab anak kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan motivasi yang menjadikan santri bersemangat mengikuti proses strategi Klasikal Baca Simak Murni. Jurnal digunakan untuk mengetahui berbagai gejala yang muncul dan tercatat atau terekam pada saat penerapan strategi Klasikal Baca
34
Simak Murni baik yang bersifat maju maupun mundur untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya. E. Indikator Kinerja Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), artinya penelitian dengan berbasis pada kelas. Dengan penelitian ini diperoleh manfaat berupa perbaikan praksis yang meliputi penanggulangan berbagai masalah belajar santri dan kesulitan mengajar oleh guru. Untuk mengevaluasi ada tidaknya dampak positif terhadap tindakan, diperlukan kriteria keberhasilan, yang ditetapkan sebelum tindakan dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini, diperoleh ketetapan tentang hal-hal yang telah tercapai menjadi bahan dalam merencanakan kegiatan siklus berikutnya. Indikator kinerja dari data kuantitatif ditetapkan kriteria bahwa semakin meningkat perolehan hasil tes pada kategori diatasnya menunjukkan kriteria peningkatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Jadi seumpama pada siklus ke-2 kategori sangat paham lebih besar daripada siklus ke-1 berarti terjadi peningkatan yang positif sebagaimana terlihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Tabel Nilai Hasil Postes Untuk Dua Siklus FREKUENSI NILAI Kategori Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II L+
Lancar tanpa salah dan
mempunyai
kemampuan dari temannya.
lebih
35
L
Lancar tanpa salah.
L-
salah 1 – 2 X
CL
salah 3 X
KL / TL
salah lebih dari 3 X JUMLAH
Indikator kinerja dari data kualitatif ditetapkan bahwa peningkatan partisipasi responden (santri) dan peningkatan sikap positif baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya sebagai indikator peningkatan pembelajaran yang positif, dari siklus ke siklus. Jika terjadi sebaliknya maka sebagai indikasi kurang berhasil dalam perlakuan Penelitian Tindakan Kelas ini. F. Prosedur Penelitian PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4 tahap, yaitu (1) merencanakan, (2) melakukan tindakan, (3) mengamati (observasi), dan (4) merefleksi. Tindakan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sebab setelah dilakukan refleksi yang meliputi analisis dan penilaian terhadap proses tindakan, akan muncul permasalahan atau pemikiran baru sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang, pengamatan ulang, tindakan ulang serta dilakukan refleksi ulang. Siklus ke-1 bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca al-Qur’an, yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan tindakan pada siklus ke-2. Sedangkan siklus ke-2 dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an setelah dilakukan
36
perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus ke-2. Kesimpulan diambil atas dasar perubahan hasil tes dan non tes antara siklus ke-1 ke siklus berikutnya. Dari perubahan hasil tes, jika menunjukkan kenaikan positif secara signifikan berarti terjadi peningkatan hasil pembelajaran. Tetapi jika sebaliknya, maka perlu refleksi dan perbaikan pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan antara siklus selanjutnya. Sedangkan perubahan hasil non tes baik dari wawancara, angket maupun jurnal, diungkap apa adanya sesuai hasil yang telah terkumpul sebagai perbandingan antara siklus ke-1 dengan siklus berikutnya. G. Teknik Validitas Data Hasil belajar (nilai tes) yang divalidasi instrumen tes menentukan validasi teoritik maupun validasi empirik (analisis kualitatif dan kuantitatif). Proses pembelajaran (observasi dan wawancara) yang divalidasi datanya melalui trianggulasi, baik sumber maupun metoda. Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pengujian validitas data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda, dengan metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: 1.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2.
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
37
3.
Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang di berbagai tingkatan.
5.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dikumen yang berkaitan.
H. Analisis Data Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut: 1.
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh anak dirata-rata untuk menemukan tingkat kemampuan membaca al-Qur’an. Nilai persentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
NP
NK 100% R
Keterangan: NP = Nilai persentase NK = Nilai komulatif R = Jumlah responden 2.
Data kualitatif yang diperoleh dari observasi, wawancara dan jurnal diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis. Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian dikaitkan sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni, yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan anak dalam membaca al-Qur’an, dan perubahan tingkah laku yang menyertainya.
38
I.
Indikator Keberhasilan Hasil belajar dikatakan berhasil apabila siswa mampu memperoleh nilai 70 dan mencapai ketuntasan belajar 80 %.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian 1.
Data Temuan Prasiklus Sebelum melakukan siklus, penulis mengumpulkan data awal berupa daftar nama siswa dan nilai awal siswa dengan melakukan pembelajaran al-Qur’an dengan tanpa menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni yang dilakukan pada prasiklus. Adapun nilai hasil pembelajaran al-Qur’an siswa kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara adalah sebagai berikut, Tabel 2 Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Prasiklus No Nama Nilai Ket. 1 Abida Rahma Febriani 75 Tuntas 2 Adelia Dwi Saputri 65 Belum Tuntas 3 Alya Safira 70 Tuntas 4 Dyah Widayati 60 Belum Tuntas 5 Nadya Efri Nadhifa 60 Belum Tuntas 6 Salma Fitri Nur Husna 55 Belum Tuntas 7 Wilda Khoiril Rachmatika 65 Belum Tuntas 8 Zurnita Faridhotul Khasanah 65 Belum Tuntas 9 Linda Khoirunnisa 60 Belum Tuntas 10 Sabila Fitri 70 Tuntas Rata-rata 64.5 Tuntas 30% Belum Tuntas 70% Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan hanya sebanyak 3 siswa (30%) sedangkan 7
39
40
siswa (70%) masih belum tuntas sehingga diperlukan perbaikan strategi pembelajaran untuk meningkatkan nilai pembelajaran al-Qur’an , yaitu dengan menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Pelajaran membaca al-Qur’an harus sesuai dengan makhroj dan tajwidnya dan panjang pendeknya. Adanya ketentuan-ketentuan tersebut menyebabkan banyak siswa yang belum pernah belajar al-Qur’an (siswa dari mengalami kesulitan yang menyebabkan hasil belajar baca al-Qur’an nilainya rendah). Adanya hal tersebut bisa disimpulkan bahwa pembelajaran masih terpaku dengan guru dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran, hal ini menjadikan pembelajaran ini belum sesuai dengan apa yang dikatakan dengan pembelajaran aktif karena pembelajaran masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan metode demonstrasi dengan pengulangan yang tidak variatif sehingga kurang menarik. Mengkaji pembelajaran konvensional yang belum mampu menghasilkan nilai di atas rata-rata sesuai KKM, maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi adalah dari guru dan strategi pembelajaran yang perlu diubah, untuk itu perlu adanya strategi pembelajaran yang spesifik yang baru yang mampu membangkitkan minat dan meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an serta keaktifan siswa, salah satunya adalah menggunakan strategi yang ditawarkan yaitu strategi Klasikal Baca Simak Murni.
41
2.
Data Temuan Siklus I Penelitian yang telah dilakukan pada siklus I diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut. a.
Perencanaan Tahap
perencanaan
secara
kolaborasi
dengan
guru
merencanakan hal-hal apa saja yang dilakukan dalam penelitian. Guru menjelaskan yang terjadi di kelas al-Qur’an, yakni tentang hasil belajar siswa yang rata-rata mencapai ketuntasan membaca alQur’an baru sekitar 30 %, dari 10 siswa baru 3 siswa yang tuntas. Selain itu, yang menjadi ganjalan guru saat pembelajaran berlangsung,
siswa
kurang
memperhatikan
terutama
saat
pembelajaran secara individual. Selain siswa yang dapat giliran membaca, banyak siswa yang bermain sendiri, sehingga penggunaan metode dan strategi pembelajaran harus bisa menyesuaikan dengan kondisi siswa tersebut, serta guru harus bisa memahami karakteristik siswa saat pelajaran. Dari sinilah penulis mencoba menawarkan suasana belajar yang aktif dan efektif menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni. b.
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran siklus I untuk kelas kelas alQur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara dilakssiswaan pada tanggal 8 April 2015 dengan alokasi waktu 60 menit. Pada proses awal pembelajaran pertama dimulai, keadaan
42
siswa masih mempersiapkan diri duduk sambil bercerita dengan yang lain dan menunggu teman lain yang belum datang. Setelah duduk dan berkonsentrasi penulis memandang semua siswa dan memberi tahu pelajaran akan segera dimulai diharap tenang, kemudian mengucapkan salam, yang kemudian dijawab para siswa. Penulis menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran dengan mengkondisikan kelas. Pelajaran dimulai dengan berdoa, setelah selesai berdoa dilanjutkan dengan mengabsen siswa satu per satu kemudian memulai pembelajaran dengan menggunakan alat peraga klasikal yang sudah disiapkan yang diajarkan secara klasikal, setelah selesai klasikal selama 15 menit. Sebelum melanjutkan pembelajaran secara individual penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kemampuan siswa pada setiap kelompok diberi satu siswa yang kemampuannya melebihi kemampuan rata-rata temannya untuk dijadikan tutor sebaya. Tindakan pembelajaran individual dan kelompokpun dimulai. Adapun langkah-langkah sebagai berikut 1) Penulis memberi petunjuk pelaksanaan bimbingan kepada siswa yang sudah lancar membaca al-Qur’an. 2) Siswa yang sudah lancar membaca al-Qur’an membimbing siswa secara individual.
43
3) Tiap kelompok aktif belajar dibimbing oleh temannya yang sudah lancar membaca al-Qur’an untuk menunggu giliran bimbingan dari guru. 4) Bimbingan individual untuk tutor sebaya giliran terakhir. 5) Siswa yang sudah maju bimbingan individual dan belum tuntas dibimbing ulang oleh temannya yang sudah lancar membaca alQur’an. 6) Setelah selesai bimbingan individual kemudian diadakan pembelajaran klasikal lagi untuk mengecek keberhasilan belajarnya dan bimbingan khusus bagi siswa-siswa yang kurang sebagai tindak lanjut. Setelah dilakukan proses pembelajaran ternyata masih ada 5 siswa yang belum tuntas. Maka perlu diadakan bimbingan tindak lanjut. 1) Siswa dikelompokkan kembali seperti awal. 2) Bagi siswa yang belum tuntas diadakan bimbingan ulang bersama siswa yang sudah lancar membaca al-Qur’an. 3) Siswa yang sudah lancar membaca al-Qur’an lebih intensif memberikan bimbingan bagi siswa yang belum tuntas. c.
Pengamatan Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan dan aktivitas belajar
44
siswa dan kegiatan guru. Aspek-aspek yang diamati terhadap kegiatan siswa adalah. 1) Penulis mengamati keaktifan saat mengikuti pembelajaran. 2) Penulis mengamati siswa yang belum benar baca panjang pendek bacaannya. 3) Penulis mengamati keseriusan pada saat membaca individual. 4) Penulis mengamati siswa saat membaca bersama-sama dalam setiap kelompok. 5) Penulis mengamati siswa saat baca bersama-sama. Hasil pengamatan yang didapatkan oleh penelitian terhadak aktivitas siswa pada siklus I adalah sebagai berikut. 1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran klasikal maupun individual belum maksimal. 2) Pada siklus I hasil membaca siswa sudah semakin bertambah, terbukti dari hasil perbandingan prasiklus dengan siklus I. 3) Keaktifan siswa untuk belajar membaca semakin meningkat. 4) Lafal yang diucapkan siswa panjang pendek semakin jelas. 5) Perlunya perhatian dari guru bagi siswa yang berprestasi agar mereka diberi semangat. 6) Meskipun keaktifan siswa pada siklus satu belum maksimal, namun keaktifan siswa telah mengalami peningkatan dari tahap prasiklus, keaktifan siswa pada tahap prasiklus hanya 30% meningkat menjadi 50%.
45
Adapun nilai hasil pembelajaran al-Qur’an siswa kelas alQur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara pada siklus I adalah sebagai berikut, Tabel 3 Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus I No Nama Nilai Ket. 1 Abida Rahma Febriani 80 Tuntas 2 Adelia Dwi Saputri 65 Belum Tuntas 3 Alya Safira 75 Tuntas 4 Dyah Widayati 70 Tuntas 5 Nadya Efri Nadhifa 60 Belum Tuntas 6 Salma Fitri Nur Husna 60 Belum Tuntas 7 Wilda Khoiril Rachmatika 65 Belum Tuntas 8 Zurnita Faridhotul Khasanah 70 Tuntas 9 Linda Khoirunnisa 65 Belum Tuntas 10 Sabila Fitri 70 Tuntas Rata-rata 68 Tuntas 50% Belum Tuntas 50% Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan hanya sebanyak 5 siswa (50%) sedangkan 5 siswa (50%) masih belum tuntas. Adapun nilai kemampuan menulis siswa kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara pada siklus I adalah sebagai berikut:
No 1 2 3 4
Tabel 4 Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus I Nama Nilai Ket. Abida Rahma Febriani 70 Tuntas Adelia Dwi Saputri 60 Belum Tuntas Alya Safira 70 Tuntas Dyah Widayati 70 Tuntas
46
5 Nadya Efri Nadhifa 6 Salma Fitri Nur Husna 7 Wilda Khoiril Rachmatika 8 Zurnita Faridhotul Khasanah 9 Linda Khoirunnisa 10 Sabila Fitri Rata-rata Tuntas Belum Tuntas
70 70 60 70 60 70
Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas 67 70% 30%
Adapun perbandingan nilai ketuntasan antara prasiklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut, Tabel 5 Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus dan Siklus I No Pelaksanaan Siklus Ketuntasan Persentase (%) 1. Prasiklus 3 siswa 30 % 2. Siklus I 5 siswa 50 % Adapun bentuk diagram dari nilai perbandingan antara prasiklus dan siklus I dapat dilihat sebagai berikut, 5 4 3
Prasiklus
2
Siklus I
1 0 Ketuntasan
Gambar. 1 Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus dan Siklus I Dilihat dari tabel di atas, perbandingan nilai pada tahap siklus I yang menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni menunjukkan ada peningkatan meskipun nilai yang dihasilkan masih
47
di bawah indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, yaitu siswa mencapai nilai 70 dan mencapai ketuntasan belajar 80 %. d.
Refleksi Pelaksanaan tindakan dan pengamatan terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung akan diperoleh informasi tentang penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Hasil observasi kemudian dianalisis dan didiskusikan bersama kolaborator sebagai bahan refleksi. Adapun hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Efektifitas peserta dalam membiasakan membaca cepat masih belum maksimal. 2) Pengoptimalan waktu masih belum maksimal. 3) Perhatian terhadap siswa yang kurang mampu masih belum maksimal. 4) Penciptaan suasana kelas lebih kondusif masih belum maksimal.
3.
Data Temuan Siklus II a.
Perencanaan Tahap siklus II ini guru dan penulis bertemu kembali untuk membahas kekurangan dalam siklus I yang ternyata dengan proses pembelajaran dengan strategi Klasikal Baca Simak Murni yang penulis tawarkan hasilnya belum maksimal. Terlihat pada hasil belajar siswa setelah dilakssiswaan metode tersebut, siswa yang
48
mencapai ketuntasan minimum hanya 5 siswa dari jumlah keseluruhan 10 siswa. Hasil belajar siklus I yang belum maksimal tersebut, maka penulis
bersama
kolaborator
merancang
kembali
skenario
pembelajaran siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I di atas, di antara hal-hal yang direncsiswaan dalam tahap siklus II ini seperti guru
berupaya
membiasakan
meningkatkan
membaca
cepat,
keefektifan
peserta
mengoptimalkan
waktu
dalam agar
bermanfaat, siswa yang kurang mampu lebih diperhatikan, serta menciptakan suasana kelas lebih kondusif. Selanjutnya penulis dan kolaborator merancang skenario pembelajaran dengan strategi Klasikal Baca Simak Murni. b.
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk kelas al-Qur’an dilaksanakan oleh penulis pada tanggal 15 April 2015 dengan alokasi waktu 60 menit. Proses awal pembelajaran pertama dimulai, keadaan siswa dalam keadaan fresh dan segar. Tidak lama kemudian penulis datang siswapun tenang. Penulis memandang semua siswa setelah tenang kemudian mengucapkan salam, kemudian dijawab oleh seluruh siswa. Penulis mempersiapkan siswa sarana dan alat pembelajaran kemudian mengkondisikan dan menguasai kelas. Pelajaran dimulai dengan berdoa. Setelah berdoa penulis mengabsen
49
siswa.
Kemudian
melanjutkan
proses
pembelajaran,
penulis
mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan. Setelah apersepsi selesai, maka pelajaran dimulai dengan menempelkan teks materi pokok yaitu tentang bedanya ain sukun dan hamzah sukun serta tetap ditekankan bacaan mad. Pada pembelajaran siklus II ini memfokuskan bacaan ain sukun ( ) ْ عdan hamzah sukun ( ) ْ ءyang bunyinya hampir sama. Setelah penjelasan selesai kemudian guru memberikan contoh bacaan yang ditirukan oleh semua siswa, namun ada siswa yang kurang memperhatikan dan kurang aktif dalam mengikuti bacaan guru. Proses pembelajaran dilanjutkan pada penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Proses strategi ini diawali dengan guru mengarahkan pada siswa tentang jalannya kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan kemudian bertanya jawab. 2) Penulis menunjukkan alat peraga berupa teks. 3) Penulis mengajak siswa berkonsentrasi untuk memperhatikan teks yang sudah disiapkan. 4) Penulis mengawali dengan mengajarkan cara membaca ain sukun ( ) ْ عdan hamzah sukun () ْ ء. 5) Penulis
membacakan
potongan-potongan
ayat
dengan
mencontohkan langsung cara membaca yang baik dan benar
50
kemudian
diikuti
oleh
siswa
sampai
semuanya
dapat
membacakan tanpa ada kesalahan. 6) Setelah siswa mampu membacakannya dengan baik dan benar, meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan dibimbing oleh siswa yang sudah lancar membaca al-Qur’an. 7) Penulis kemudian mengadakan bimbingan secara individual untuk mengecek dan mengevaluasi bacaan siswa. Persentase hasil membaca pada siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal, ada beberapa siswa yang belum fasih. Pada siklus II ini terhitung hanya beberapa siswa yang belum lancar membacanya.
Sebagai
penutup
guru
menyimpulkan
bahwa
penggunaan strategi Klasikal Baca Simak Murni efektif digunakan untuk pembelajaran membaca al-Qur’an hanya guru harus kreatif dan teliti. c.
Pengamatan Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan dan aktivitas belajar siswa dan kegiatan guru. Aspek-aspek yang diamati terhadap kegiatan siswa siklus II adalah. 1) Penulis mengamati keaktifan saat mengikuti pembelajaran. Tindakan : Bagi siswa yang kurang aktif diberi perhatian dan motivasi agar lebih aktif.
51
2) Penulis mengamati siswa yang belum benar melafalkan katakata ain sukun ( ) ْ عdan hamzah sukun () ْ ء. Tindakan : Siswa yang belum fasih (benar) dibimbing sampai bisa. 3) Penulis mengamati keseriusan pada saat mengucapkan kata-kata yang terdapat ain sukun ( ) ْ عdan hamzah sukun () ْ ء. Tindakan : Siswa yang belum serius dibimbing agar sungguhsungguh. 4) Penulis mengamati siswa saat membaca bersama-sama dalam setiap kelompok. Tindakan : Siswa yang belum membaca bersama diingatkan agar membaca bersama sesuai dengan bimbingan guru. 5) Penulis mengamati kesempurnaan siswa saat bimbingan individual. Tindakan : Siswa yang belum fasih dan lancar diberi bimbingan sebagai tindak lanjut sampai benar. 6) Penulis menilai hasil membaca secara individual siswa masih ada yang belum tuntas. Tindakan : Siswa yang belum tuntas diberi bimbingan ulang. Adapun nilai hasil pembelajaran al-Qur’an siswa kelas alQur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara pada siklus II adalah sebagai berikut,
52
Tabel 6 Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus II No Nama Nilai Ket. 1 Abida Rahma Febriani 80 Tuntas 2 Adelia Dwi Saputri 70 Tuntas 3 Alya Safira 80 Tuntas 4 Dyah Widayati 75 Tuntas 5 Nadya Efri Nadhifa 70 Tuntas 6 Salma Fitri Nur Husna 65 Belum Tuntas 7 Wilda Khoiril Rachmatika 65 Belum Tuntas 8 Zurnita Faridhotul Khasanah 70 Tuntas 9 Linda Khoirunnisa 70 Tuntas 10 Sabila Fitri 75 Tuntas Rata-rata 72 Tuntas 80% Belum Tuntas 20% Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan sebanyak 8 siswa (80%) sedangkan 2 siswa (20%) masih belum tuntas. Adapun nilai kemampuan menulis siswa kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara pada siklus II adalah sebagai berikut,
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 7 Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus II Nama Nilai Ket. Abida Rahma Febriani 80 Tuntas Adelia Dwi Saputri 70 Tuntas Alya Safira 70 Tuntas Dyah Widayati 80 Tuntas Nadya Efri Nadhifa 80 Tuntas Salma Fitri Nur Husna 70 Tuntas Wilda Khoiril Rachmatika 60 Belum Tuntas Zurnita Faridhotul Khasanah 70 Tuntas Linda Khoirunnisa 70 Tuntas
53
10 Sabila Fitri Rata-rata Tuntas Belum Tuntas
70
Tuntas 72 90% 10%
Adapun perbandingan nilai ketuntasan antara prasiklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut, Tabel 8 Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No Pelaksanaan Siklus Ketuntasan Persentase (%) 1. Prasiklus 3 siswa 30 % 2. Siklus I 5 siswa 50 % 3. Siklus II 8 siswa 80 % Adapun bentuk diagram dari nilai perbandingan antara prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut, 8 7 6 5
Prasiklus
4
Siklus I
3
Siklus II
2 1 0 Ketuntasan
Gambar. 2 Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran pada siklus II didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap siklus II yaitu 72 yang berada di atas standar yang ditentukan yaitu 70 dan dengan ketuntasan klasikal sebesar 80% dan
54
ini sudah di atas indikator yang ditetapkan yaitu 80%, meskipun masih ada 2 siswa yang belum tuntas. Tabel 9 Perbandingan Rata-rata antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No Pelaksanaan Siklus Rata-rata 1. Prasiklus 64.5 2. Siklus I 68 3. Siklus II 72 Adapun bentuk diagram perbandingan nilai rata-rata antara prasiklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut,
72 70 68
Prasiklus
66
Siklus I
64
Siklus II
62 60 Rata-rata
Gambar. 3 Perbandingan Rata-rata antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Dilihat dari tabel di atas perbandingan nilai rata-rata hasil tes akhir pada prasiklus, siklus I dan siklus II menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari tiap-tiap siklus. d.
Refleksi Pelaksanaan tindakan dan pengamatan terhadap aktivitas siswa diperoleh informasi tentang penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Tahap refleksi dilakukan dengan cara:
55
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus II. 2) Mendiskusikan hasil analisis untuk seberapa jauh tindakan yang dilaksanakan itu sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan mendiskusikan kendala-kendala yang dihadapi. Hasil refleksi tahap siklus II ini adalah: 1) Dengan adanya tes membaca siswa secara individu semakin membantu proses pembelajaran. 2) Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar membaca alQur’an di banding siklus I. 3) Adanya support dan motivasi dari guru seperti pemberian pujian serta pemberian nilai tinggi siswa yang aktif semakin mendorong keaktifan siswa. 4) Pemanfaatan waktu yang baik oleh guru dan siswa menambah keseriusan dalam membaca al-Qur’an. 5) Perlu adanya perhatian khusus bagi pesrta didik yang belum lancar membaca. 6) Secara garis besar pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II telah berjalan dengan lebih baik, kondisi kelas yang lebih kondusif, siswa lebih semangat dan lebih aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dari 50% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.
56
Berdasarkan hasil evaluasi setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus II yang menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni hasilnya naik secara signifikan. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1.
Analisis Penelitian Tindakan Prasiklus Penelitian tindakan tahap prasiklus dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Tahap ini menggunakan nilai hasil belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakssiswaan. Tabel 10 Nilai Hasil Belajar al-Qur’an Prasiklus No Nama Nilai Ket. 1 Abida Rahma Febriani 75 Tuntas 2 Adelia Dwi Saputri 65 Belum Tuntas 3 Alya Safira 70 Tuntas 4 Dyah Widayati 60 Belum Tuntas 5 Nadya Efri Nadhifa 60 Belum Tuntas 6 Salma Fitri Nur Husna 55 Belum Tuntas 7 Wilda Khoiril Rachmatika 65 Belum Tuntas 8 Zurnita Faridhotul Khasanah 65 Belum Tuntas 9 Linda Khoirunnisa 60 Belum Tuntas 10 Sabila Fitri 70 Tuntas Rata-rata 64.5 Tuntas 30% Belum Tuntas 70% Masih ada 7 dari 10 siswa yang belum tuntas atau 70% siswa belum tuntas dalam membaca al-Qur`an. Dari data tersebut maka perlu adanya perubahan baik dari guru, siswa maupun metode. Faktor yang mempengaruhi ketidak-tuntasan siswa antara lain:
57
a.
Belum adanya media pembelajaran yang tepat dengan materi yang sedang diajarkan, sehingga siswa kurang memperhatikan dan kurang semangat dalam menerima pelajaran.
b.
Pembelajaran yang masih bercorak satu arah sehingga siswa jenuh dengan proses pembelajaran.
c.
Metode yang kurang sesuai dengan materi pembelajaran.
d.
Dari poin-poin di atas menyebabkan tingkat penguasaan materi membaca siswa belum maksimal. Setelah
mengidentifikasi
beberapa
permasalahan
di
atas,
pembelajaran al-Qur’an harus dikemas semenarik mungkin untuk memberika inovasi dan kreatifitas baru proses pembelajaran agar memberikan kesan menyenangkan dan menambah keaktifan siswa di kelas saat pembelajaran berlangsung. Untuk itu perlu adanya strategi baru yang bisa mengajak siswa untuk aktif di kelas yakni dengan strategi Klasikal Baca Simak Murni. 2.
Analisis Penelitian Tindakan siklus I Pelaksanaan pembelajaran siklus I di kelas al-Qur’an dilaksanakan pada 8 April 2015 dengan alokasi waktu 60 menit. Pada siklus ini materi yang diajarkan adalah huruf, sukun, dan panjang pendek (mad) melalui penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Penulis sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran menerapkan metode sesuai dengan langkah-langkah sebagaimana yang telah dikembangkan disertai lembar
58
observasi aktifitas siswa dan guru sebagai kegiatan pengamatan dalam pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa serta mengukur ketercapaian materi-materi yang telah ditetapkan penulis memberikan tes evaluasi secara individu terhadap masing-masing siswa. Dari hasil pembelajaran siswa masing-masing individu menjadi nilai yang penulis asumsikan dengan nilai hasil tes perindividu siswa. Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I serta perolehan nilai siswa diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 11 Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus I No Nama Nilai Ket. 1 Abida Rahma Febriani 80 Tuntas 2 Adelia Dwi Saputri 65 Belum Tuntas 3 Alya Safira 75 Tuntas 4 Dyah Widayati 70 Tuntas 5 Nadya Efri Nadhifa 60 Belum Tuntas 6 Salma Fitri Nur Husna 60 Belum Tuntas 7 Wilda Khoiril Rachmatika 65 Belum Tuntas 8 Zurnita Faridhotul Khasanah 70 Tuntas 9 Linda Khoirunnisa 65 Belum Tuntas 10 Sabila Fitri 70 Tuntas Jumlah 680 Rata-rata 68 Tuntas 50% Belum Tuntas 50% Hasil tes siklus I menunjukkan siswa yang belum tuntas membaca adalah 5 siswa dari 10 siswa atau prosentase ketidaktuntasan siswa sebesar 50%. Sedangkan prosentase ketuntasan siswa mencapai 50%.
59
Adapun nilai kemampuan menulis siswa pada siklus I serta perolehan nilai siswa diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 12 Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus I No Nama Nilai Ket. 1 Abida Rahma Febriani 70 Tuntas 2 Adelia Dwi Saputri 60 Belum Tuntas 3 Alya Safira 70 Tuntas 4 Dyah Widayati 70 Tuntas 5 Nadya Efri Nadhifa 70 Tuntas 6 Salma Fitri Nur Husna 70 Tuntas 7 Wilda Khoiril Rachmatika 60 Belum Tuntas 8 Zurnita Faridhotul Khasanah 70 Tuntas 9 Linda Khoirunnisa 60 Belum Tuntas 10 Sabila Fitri 70 Tuntas Rata-rata 67 Tuntas 70% Belum Tuntas 30% Keterangan: Kriteria Penilaian N
Fashohah Tartil 2
Kriteria Hasil Belajar: ≥ 70 = Tuntas < 70 = Tidak Tuntas Analisis Data Hasil Siklus: Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini, maka diperoleh: Nilai seluruh siswa = 680 Siswa yang tuntas belajar = 5 siswa Jumlah seluruh siswa = 10
60
Sehingga nilai rata-rata hasil belajar:
Rata rata
JumlahNila i JumlahSiswa
Rata rata
680 10
Rata rata 68 Sedangkan ketuntasan belajar (%):
Ketuntasan
JumlahTuntas 100% JumlahSiswa
Ketuntasan
5 100% 10
Ketuntasan 50% Pada pelaksanaan siklus I ini, hasil belajar siswa kelas al-Qur’an setelah menerapkan strategi Klasikal Baca Simak Murni mengalami ketuntasan terdapat 5 siswa dari jumlah keseluruhan 10 siswa, sedangkan 5 siswa lain belum mencapai ketuntasan minimal 70. Hasil tes yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar materi huruf berharakat sukun (mati), panjang pendek (mad) penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni juga digunakan untuk membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian, diharapkan bisa meningkatkan pada materi membaca dalam setiap pembelajaran alQur’an. Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata pada siklus I adalah sebesar 68. Pelaksanaan pada siklus I meskipun sudah mengalami penigkatan dari prasiklus tetapi belum menunjukkan adanya hasil yag diharapkan
61
dari penggunaan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Hal ini dapat dilihat dari prosentase ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 50% sedangkan sisanya masih belum memberikan hasil yang diharapkan guru. Begitu juga dalam aktifitas siswa, mereka kurang memperhatikan dan kurang sungguh-sungguh, lebih-lebih yang memang prestasinya rendah. Kekurang-berhasilan siklus I terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu perncanaan yang dilakukan guru pada siklus I masih banyak kekurangan dan terlihat belum matang, selain itu guru kurang dalam memberikan pengulangan dan bimbingan serta motivasi kepada siswa. Dari pengamatan yang telah dilakukan secara menyeluruh oleh penulis tampak bahwa proses pembelajaran masih kurang lancar. Kemudian penulis melanjutkan pada siklus II. Kekurangan dalam siklus I harus menjadi bahan pertimbangan guru pada saat menyusun siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I dan diharapkan siklus II harus lebih baik dari siklus I. 3.
Analisa Penelitian Tindakan Siklus II Seperti pada tahap sebelumnya, pada tahap siklus II ini juga menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni yang dilakasakan pada 15 April 2015 dengan alokasi waktu 60 menit. Tindakan yang telah dirumuskan dalam siklus I dilakssiswaan pada siklus II dalam materi membaca huruf, sukun, dan mad dilanjutkan observasi dan tes individu pada siswa untuk mengetahui aktifitas dan hasil belajar pada tiap siklusnya. Untuk mengetahui tingkat baca siswa serta untuk mengukur
62
ketercapaian materi-materi yang telah diajarkan penulis memberikan tes evaluasi secara individu terhadap masing-masing siswa. Hasil baca siswa secara individu juga menjadi nilai yang penulis akumulasikan dengan nilai hasil tes perindividu siswa. Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi siswa pada siklus II, serta perolehan nilai diskusi siswa, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 13 Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus II No Nama Nilai Ket. 1 Abida Rahma Febriani 80 Tuntas 2 Adelia Dwi Saputri 70 Tuntas 3 Alya Safira 80 Tuntas 4 Dyah Widayati 75 Tuntas 5 Nadya Efri Nadhifa 70 Tuntas 6 Salma Fitri Nur Husna 65 Belum Tuntas 7 Wilda Khoiril Rachmatika 65 Belum Tuntas 8 Zurnita Faridhotul Khasanah 70 Tuntas 9 Linda Khoirunnisa 70 Tuntas 10 Sabila Fitri 75 Tuntas Jumlah 720 Rata-rata 72 Tuntas 80% Belum Tuntas 20% Hasil tes siklus II di atas menunjukkan siswa yang belum tuntas membaca al-Qur’an adalah 2 siswa dari 10 siswa atau persentase ketidaktuntasan siswa sebesar 20%. Sedangkan persentase ketuntasan siswa mencapai 80%. Adapun nilai kemampuan menulis siswa pada siklus II serta perolehan nilai siswa diperoleh hasil sebagai berikut:
63
Tabel 14 Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus II No Nama Nilai Ket. 1 Abida Rahma Febriani 80 Tuntas 2 Adelia Dwi Saputri 70 Tuntas 3 Alya Safira 70 Tuntas 4 Dyah Widayati 80 Tuntas 5 Nadya Efri Nadhifa 80 Tuntas 6 Salma Fitri Nur Husna 70 Tuntas 7 Wilda Khoiril Rachmatika 60 Belum Tuntas 8 Zurnita Faridhotul Khasanah 70 Tuntas 9 Linda Khoirunnisa 70 Tuntas 10 Sabila Fitri 70 Tuntas Rata-rata 72 Tuntas 90% Belum Tuntas 10% Keterangan: Kriteria Penilaian N
Fashohah Tartil 2
Kriteria Hasil Belajar: ≥ 70 = Tuntas < 70 = Tidak Tuntas Analisis Data Hasil Siklus: Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini, maka diperoleh: Nilai seluruh siswa = 720 Siswa yang tuntas belajar = 8 siswa Jumlah seluruh siswa = 10 Sehingga nilai rata-rata hasil belajar:
64
Rata rata
JumlahNila i JumlahSiswa
Rata rata
720 10
Rata rata 72 Sedangkan ketuntasan belajar (%):
Ketuntasan
JumlahTuntas 100% JumlahSiswa
Ketuntasan
8 100% 10
Ketuntasan 80% Pada pelaksanaan siklus II ini, hasil belajar siswa ada peningkatan yang pesat yaitu sebanyak 10 siswa yang mengalami ketuntasan ada 8 dengan rata-rata sebesar 72, sedangkan persentase ketuntasan belajar sebanyak 80%, hanya saja masih terdapat 2 siswa yang belum tuntas, yaitu Salma Fitri Nur Husna dan Wilda Khoiril Rachmatika. Kedua siswa yang disebutkan memang kurang lancar membaca. Data hasil nilai siswa siklus II tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tahap siklus II hasil belajar membaca al-Qur’an siswa kelas alQur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara dalam pembelajaran menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni ada peningkatan drastis, dari semula jumlah persentase ketuntasan 50% dengan nilai rata-rata 68 pada siklus I menjadi 80% dengan nilai rata rata 72 pada siklus II. Kegiatan pada siklus II sudah berjalan dengan baik, pada umumnya dapat membaca dengan sempurna. Hal ini terjadi karena setiap
65
siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Akhirnya siswa juga terjadi karena sudah menyadari bahwa ternyata materi tersebut berhubugan dengan masalah kehidupan sehari hari. Strategi pembelajaran yang diterapkan juga cukup menarik dan mengurangi kebosanan terhadap kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran yang diulang dan ditinjau kembali sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, terutama bagi siswa yang kurang berprestasi. Setelah observasi selesai dilakukan dalam penelitian tindakan di kelas al-Qur’an, penelitian kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Hasil diskusi tersebut berkaitan dengan pembahasan hasil tindakan dari tahap prasiklus, siklus I, siklus II yaitu: a.
Terjadi penigkatan penguasaan materi siswa dari tahap prasiklus, siklus I dan siklus II.
b.
Terjadi peningkatan aktifitas belajar siswa di setiap siklus penelitian.
c.
Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa dari tahap siklus I dan siklus II sebagaimana dapat dilihat:
No 1 2 3 4
Tabel 15 Daftar nilai Siklus I dan Siklus II Hasil Tes Nama Siklus I Siklus II Abida Rahma Febriani 80 80 Adelia Dwi Saputri 65 70 Alya Safira 75 80 Dyah Widayati 70 75
66
5 Nadya Efri Nadhifa 6 Salma Fitri Nur Husna 7 Wilda Khoiril Rachmatika 8 Zurnita Faridhotul Khasanah 9 Linda Khoirunnisa 10 Sabila Fitri Jumlah Rata-rata
60 60 65 70 65 70 680 68
70 65 65 70 70 75 720 72
Daftar perolehan nilai siswa pada masing-masing siklusnya terbukti dengan jumlah nilai pada siklus I yaitu 680 naik menjadi 720 pada siklus II. Dengan demikian, hipotesa tindakan dan indikator keberhasilan dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil terformatif siklus II dengan rata-rata hasil belajar 72 dan ketuntasan 80% maka dapat disimpulkan dengan penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni dapat meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara. Untuk mengetahui perbandingan ketuntasan untuk setiap siklusnya, dapat dilihat pada tabel berikut, Tabel 16 Perbandingan Ketuntasan pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No Siklus Belum Tuntas Tuntas Persentase (%) 1. Prasiklus 7 siswa 3 siswa 30% 2. Siklus I 5 siswa 5 siswa 50% 3. Siklus II 2 siswa 8 siswa 80% Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut,
67
8 6 Prasiklus
4
Siklus I Siklus II
2 0 Tuntas
Gambar. 4 Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
7 6 5 4
Prasiklus
3
Siklus I
2
Siklus II
1 0 Belum Tuntas
Gambar. 5 Perbandingan Ketidak-Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
C. Factor yang Mempengaruhi Penerapan Strategi Klasikal Baca Simak Murni dalam Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Belajar Membaca al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara Peningkatan kemampuan anak dalam belajar membaca dalam suatu pendidikan tidak lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan atau bagaimana usaha itu berhasil atau bisa juga disebut sebagai pendukung dari peningkatan kemampuan anak dalam belajar membaca al-Qur’an, karena peningkatan kemampuan anak dalam belajar membaca al-Qur’an pada TPQ tidaklah
68
semudah seperti membalikkan telapak tangan. Untuk itu perlu adanya suatu pembelajaran atau pendidikan sebagai upaya pelatihan, baik itu berasal dari guru, sekolah ataupun keluarga. Adapun faktor yang mempengaruhi anak dalam membaca al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara, terutama didukung mengenai adanya fasilitas yang memenuhi di TPQ, adanya dorongan dan pengajaran dari semua guru, serta kerjasama dari orang tua. Mengenai fasilitas yang sudah terpenuhi guna mendukung kegiatan pembelajaran di TPQ. Dengan adanya fasilitas yang memenuhi ini merupakan suatu acuan sebagai gerakan yang memudahkan untuk menggiring anak kepada suatu kegiatan belajar mengajar termasuk dalam usaha meningkatkan kemampuan anak dalam belajar membaca al-Qur’an, dan juga dengan adanya fasilitas yang lengkap atau memenuhi juga akan mendorong terbentuknya suatu pendidikan yang berkualitas pada anak. Sedangkan pengajaran dan dorongan yang diberikan pada anak oleh semua guru dalam kegiatan belajar mengajar, itu juga merupakan hal yang sangat penting. Di TPQ, guru adalah pemeran utama dalam pengajaran, jadi kualitas dari guru dalam pengajaran adalah yang pertama, karena berhasil dan tidaknya proses belajar mengajar juga tergantung pada mereka. Dalam setiap menerima calon guru TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara sebelumnya wajib melalui seleksi yang sangat ketat, suatu misal dari segi administrasi, keilmuan, keagamaan yang mencakup baca tulis al-Qur’an
69
beserta kaidah ilmu tajwidnya (mempunyai syahadah) dan minimal hafal juz ‘Amma dan juga dari kemampuan berbahasa. Berikutnya faktor dari keluarga atau orang tua, keluarga atau orang tua juga mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan pendidikan peserta anak didik termasuk dalam keterampilan membaca dan khususnya membaca al-Qur’an. Orang tua atau keluarga harus terus menerus memberikan motivasi pada anaknya dalam belajar, mengarahkan, mengecek tugas-tugas atau pekerjaan rumah disetiap harinya, dan juga memberikan fasilitas yang memadai untuk anak dalam kegiatan belajar sepert buku, pen, penggaris dll., agar anak ada dan tetap semangat dalam belajar. Bagaimanapun peranan orang tua atau keluarga di rumah bagi anak khususnya dalam kegiatan belajar sangat dibutuhkan dan penting, dengan demikian orang tua bisa mengontrol dan mengerti kemampuan anak dalam perkembangan belajar anaknya. D. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang penulis fokuskan pada peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an dengan strategi Klasikal Baca Simak Murni pada pembelajaran al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara. Usaha maksimal sudah penulis lakukan, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini hasilnya mungkin belum maksimal, karena berbagai keterbatasan penulis. Ada beberapa keterbatasan yang dimaksud penulis, adalah sebagai berikut:
70
1.
Ketidak-mampuan
penulis
dalam
mengakomodasi
semua
faktor
pendukung yang terlibat dalam penelitian. 2.
Kurangnya kesempatan atau waktu untuk berkomunikasi baik dengan dosen pembimbing maupun dengan teman
mahasiswa lainnya,
disebabkan karena kesempatan yang ada hanya pada hari-hari tertentu saja, dan itupun jarang sekali berkomunikasi dengan baik. 3.
Ketersediaan kesempatan (waktu) yang sedikit untuk menelaah bukubuku (pustaka) yang ada relevansinya dengan penelitian, serta kurangnya sarana atau fasilitas perpustakaan yang ada di sekitar penulis.
4.
Keterbatasan keuangan (biaya) yang ada. Demikian bebarapa keterbatasan yang penulis kemukakan yang
melatar-belakangi kurang maksimalnya hasil penelitian ini. Namun demikian, penulis berharap dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dan pertimbangan dalam penelitian-penelitian lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, M. Syatiri, dkk., Pedoman Pengajian al-Qur'an bagi Anak-nak dan Rekaman Diskusi Penyusunan Pedoman Pengajian Al-Qur'an bagi Anakanak, Jakarta: Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah/ Khutab Agama Islam Pusat Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji Depag RI, 1982/1983. Ahmad, Muhammad Abdul Qadir, Metodologi Pembelajaran Agama, (terj.) Ibrahim Husein, dkk., Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Agama Islam, 1985. An-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Bandung: Diponegoro, 1989. Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Ash-Shabuni, Muhammad Ali, al-Tibyan fi Ulumil Qur’an, Beirut: al-Ulumul Qutub, 1985. Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra, 1989. Djamarah, Saiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Fitani, Kaid, Problematika Pengajaran al-Qur'an dengan Metode Qira’ati dan Solusinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang), Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarata: Bumi Aksara, 2001. Harefa, Andreas, Menjadi Manusia Pembelajaran (on Becoming a Learnes) Pemberdayaan Diri, Transformasi Organisasi dan Masyarakat Lewat Pembelajaran, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2000. Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. http://belajare-learning.blogspot.com, diakses pada tanggal 12 Desember 2014. Humam, Pedoman Pengelolahan, Pembinaan Dan Pengembangan TKA-TPA Nasional, Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan System Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an AMM, 1993.
Ichwan, Mohammad Nor, Belajar Al-Qur'an (Menyingkap Khazanah Ilmu-ilmu Al-Qur'an melalui Pendekatan Historis Metodologis), Semarang: Rasaul, 2005. Ismail SM (eds), Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001 Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Citra Media Karya Anak Bangsa,1996. Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikkan Islam, (Suatu Upaya Meng Efektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), Bandung: Rosda Karya, 2002. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasinya dan Inovasi, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003. Muthoifah, Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca al-Qur'an Metode Qira’ati di TPQ al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang, Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004. Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2010. Pidarta, Made, Landasan Pendidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia), Jakarta, Rineka Cipta, 1997. Qadir (eds), Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003. Razak, Nasirudin, Dienul Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1989. Rohani HM., Ahmad, Pengeloaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004. Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembalajaran (Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar), Bandung: CV. Al Fabeta, 2003. Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005. Silverius, Suke, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, Jakarta: Grasindo, 1991. Sudjana S. dan Djuju, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production, 2001. Sudjana, Cara Siswa Belajar Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1999.
Sukmadinata, Nana Saodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. Supriyono, Karyono, Efektifitas Metode Qiro’ati dalam Keberhasilan Belajar Membaca al-Qur’an di TPQ Raudlatul Falah Kaliwungu Kendal, Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004. Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekaran Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002. Tim Karya Aditama, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, Surabaya: Karya Aditama, 1996. Westra, Pariata, Sutarto, Ibnu Syamsi, Ensiklopedi Administrasi, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989. Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. Zarkasi, Merintis Pendidikan TKA, Semarang: Thoha, 1987.
DATA TEMUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1.
Data Temuan Prasiklus Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Prasiklus No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
75
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
65
Belum Tuntas
3
Alya Safira
70
Tuntas
4
Dyah Widayati
60
Belum Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
60
Belum Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
55
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
65
Belum Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
60
Belum Tuntas
10
Sabila Fitri
70
Tuntas
Rata-rata
64.5
Tuntas
30%
Belum Tuntas
70%
70 60 50 40 Tuntas
30 20 10 0
1
Belum Tuntas
2.
Data Temuan Siklus I Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus I No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
80
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
65
Belum Tuntas
3
Alya Safira
75
Tuntas
4
Dyah Widayati
70
Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
60
Belum Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
60
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
65
Belum Tuntas
10
Sabila Fitri
70
Tuntas
Rata-rata
68
Tuntas
50%
Belum Tuntas
50%
50 45 40 35 30 25
Tuntas
20 15 10 5 0
2
Belum Tuntas
3.
Data Temuan Siklus II Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus II No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
80
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
70
Belum Tuntas
3
Alya Safira
80
Tuntas
4
Dyah Widayati
75
Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
70
Belum Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
65
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
70
Belum Tuntas
10
Sabila Fitri
75
Tuntas
Rata-rata
72
Tuntas
80%
Belum Tuntas
20%
80 70 60 50 40
Tuntas
30 20 10 0
3
Belum Tuntas
4.
Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No
Pelaksanaan Siklus
Ketuntasan
Persentase (%)
1.
Prasiklus
3 siswa
30 %
2.
Siklus I
5 siswa
50 %
3.
Siklus II
8 siswa
80 %
8 7 6 5
Prasiklus
4
Siklus I
3 Siklus II
2 1 0 Ketuntasan
7 6 5 4
Prasiklus
3 Siklus II
2 1 0 Belum Tuntas
5.
Perbandingan Rata-rata antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No
Pelaksanaan Siklus
Rata-rata
1.
Prasiklus
64.5
2.
Siklus I
68
3.
Siklus II
72
4
Siklus I
72 70 68 Prasiklus
66 64
Siklus II
62 60 Rata-rata
5
Siklus I