Skandal Wisma Atlet Dan Tiga Skenario Demokrat Lingkaran Survei Indonesia Feb 2012 1
Kata Pengantar
Skandal Wisma Atlet dan Tiga Skenario Demokrat Angelina Sondakh sudah ditetapkan sebagai tersangka. Menurut Ketua KPK Abraham Samad, Angelina Sondakh hanya pintu masuk. Ia pastikan akan ada tokoh lain menjadi tersangka. Skandal Wisma Atlet semakin terbuka. Citra Partai Demokrat paling dirugikan oleh kasus ini. Mayoritas publik, 62.6%, kini mengetahui skandal korupsi yang disebut kasus wisma atlet. Mayoritas publik percaya (57.8%) Nazarudin, mantan Bendahara Umum Demokrat, tidak bekerja sendirian dalam kasus korupsi itu. Sangat minoritas (19.9%) menilai petinggi Partai Demokrat bertindak tegas mengatasi skandal ini. Akibatnya publik menghukum Partai Demokrat. Kini untuk pertama kalinya sejak 2009, Partai Demokrat terlempar ke posisi nomor tiga dibawah Golkar dan PDIP, sebagai partai yang didukung. Ini salah satu temuan terbaru survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Survei dilakukan pada tanggal 21 Januari – 2 Febuari 2012. Metode yang digunakan adalah multi stage random sampling. Dalam metode ini, semua penduduk dewasa memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai responden. Wawancara dilakukan tatap muka. Jumlah responden 1200 dari seluruh wilayah di Indonesia yang berjumlah 33 propinsi. Margin of error plus minus 2.9%. Survei juga dilengkapi dengan Focus Grup Discussion di 7 ibukota terbesar propinsi dan analisa kualitatif lainnya. Di bulan Jan/Feb 2012, LSI melakukan survei yang kedua mengenai kasus wisma atlet. Survei pertama dilakukan bulan Juni 2011 dan hasilnya sudah dipublikasi. Melalui perbandingan dua survei itu, dapat disimpulkan kasus wisma atlet ini membuat Partai Demokrat semakin terpuruk. 2
Dalam survei bulan Juni 2011, publik yang mengetahui skandal wisma atlet ini hanya 41%. Kini yang mengetahui skandal korupsi itu meluas ke angka 62.6 persen. Dilihat dari sebaran demografi, publik yang mendengar kasus korupsi ini meluas dari Jawa dan luar Jawa, dari kota dan desa, dari pendidikan tinggi dan rendah. Media massa, terutama televisi, sangat berperan membawa berita itu ke rumah-rumah penduduk. Yang tidak menguntungkan Partai Demokrat, semakin banyak pula publik percaya bahwa Nazarudin tidak bekerja sendirian. Publik meyakini petinggi Demokrat lain terlibat. Di bulan Juni 2011, sekitar 45.3 persen yang meyakini petinggi Demokrat berperan serta. Kini 57.8% meyakini petinggi lain dari Partai Demokrat terlibat. Aneka kesaksian di pengadilan, baik yang disampaikan oleh Nazarudin sendiri ataupun saksi lainnya, menyebarkan persepsi negatif ini.
Tak tanggung-tanggung, wisma atlet ini menyeret “Pandawa Lima” yang merupakan bintang Partai Demokrat. Sebanyak 52.1% publik percaya Nazarudin terlibat. Sebanyak 39.4% publik meyakini Anas Urbaningrum, yang kini ketua Umum Demokrat terlibat. Sebanyak 31.9% menilai Menpora Andi Malarangeng juga berperan. Dugaan yang sama ditimpakan kepada petinggi Demokrat lain, “ibu artis” Angelina Sondakh (37.2%) dan Mirwan Amir (28.3%). Kasus wisma atlet ini tidak hanya memberikan efek buruk kepada tokoh yang diduga menjadi pelaku. Kasus ini juga membenamkan Partai Demokrat. Persepsi publik bekerja dengan “hitungan” sederhana. Pelaku utamanya adalah mantan bendahara Partai Demokrat (Nazarudin). Yang menjadi menteri di departemen, tempat kasus wisma atlet itu bergulir, juga dari Partai Demokrat. Ia mantan juru bicara Presiden SBY pula (Andi Mallarangeng). Partner yang sering disebut oleh Nazaruddin adalah pimpinan tertinggi Dewan Pengurus Demokrat (Anas Urbaningrum). Cepat sekali publik berimajinasi: “Aha, pasti ada sesuatu yang lebih stuktural dalam kejahatan berjamaah ini.” Tapi sekali lagi, itu adalah persepsi publik, bukan fakta hukum.
3
Demokrat sebagai partai ikut terseret. Terlebih lagi publik tidak melihat ada ketegasan dari pimpinan partai untuk cepat keluar dari jeratan wisma atlet. DI bulan Juni 2011, hanya 22.6% publik yang percaya pimpinan Demokrat sudah bertindak tegas dan melakukan hal yang seharusnya atas kasus wisma atlet. Kini yang percaya pimpinan demokrat sudah tegas merosot lagi ke angka hanya 19.9 persen. Demokrat dianggap tidak mahir dan tidak matang mengelola kasus yang menimpanya karena adanya (dugaan) petinggi mereka sendiri yang terlibat. -o0oLingkaran Survei Indonesia adalah yang pertama mengabarkan Partai Demokrat sudah turun tahta. Partai itu tidak lagi nomor satu. Konferensi pers mengenai Demokrat turun tahta dilakukan bulan Juni 2011. Saat itu banyak yang skeptis termasuk pimpinan Demokrat. Kini mata pimpinan Demokrat semakin terbuka, mengakui kebenaran survei itu. Aneka survei lembaga kredibel kini mulai membenarkan temuan Lingkaran Survei Indonesia.
Pimpinan Demokrat mulai “grasa grusu” untuk berbenah. Tapi karena respon pimpinan Demokrat yang “too little and too late,” Demokrat semakin merosot lagi. Untuk pertama kalinya sejak 2009, Demokrat terpuruk hanya ke rangking ke tiga. Dukungan Demokrat kini hanya 13.7%, di bawah PDIP (14.2%) dan Golkar (18.9%). Di bulan Juni 2011, Golkar sudah mengalahkan Demokrat tapi selisihnya masih di bawah 3%. Kini Jan/Febuari 2012, Golkar sudah melampaui Demokrat di atas 5%. Bahkan PDIP juga melampaui Demokrat. Ini warning kedua yang diberikan LSI kepada Demokrat. Jika pimpinan Demokrat masih saja melakukan respon yang “too little and too late,” Demokrat akan kembali ke khitahnya seperti di tahun 2004, hanya menjadi partai papan tengah saja. Dalam simulasi pertanyaan di survei, trend itu cukup tergambar. Jika publik semakin tak puas dengan cara Demokrat merespon kasus wisma atlet, yang menunjukan Demokrat tak serius memberantas korupsi, dukungan atas Demokrat akan jatuh lebih jauh lagi di bawah 10%. 4
Kasus wisma atlet memang bukan satu satunya variabel yang membuat Demokrat terpuruk. Demokrat sangat lekat sekali dengan citra SBY. Turun naik pamor SBY juga mempengaruhi dukungan publik atas Demokrat. Bulan Jan/Feb 2012, kepuasan publik atas kinerja SBY memang ada di lampu merah, di bawah 50%. Tepatnya, hanya 48.3% pemilih yang menganggap kinerja SBY selaku presiden baik. Tingkat kepuasan itu merosot dibandingkan di bulan Januari 2011, yang di angka 56.7%. Merosotnya kinerja SBY di mata publik ikut juga menambah merosotnya partai demokrat. Survei ini tak bisa menentukan variabel mana yang paling banyak berkontribusi atas merosotnya pamor demokrat? Menurunnya kinerja SBY atau kasus korupsi skandal wisma atlet yang menjadi penyebab utama pamor Demokrat merosot? Namun dari FGD yang dilakukan di tujuh kota, umumnya peserta FGD menganggap menurunnya pamor demokrat sebanyak 70% disebabkan oleh kasus korupsi wisma atlet. Hanya sekitar 30 persen disebabkan oleh merosotnya pamor SBY sendiri. -o0o-
Bagaimana Demokrat akan merespon kasus wisma atlet dan menurunnya pamor secara signifikan? Dalam survei LSI setahun lalu, di bulan Januari 2011, dukungan atas Demokrat masih di angka 20.5%. Kini, survei Jan/Feb 2012, Demokrat ke angka 13.7%. Dalam waktu setahun, Demokrat turun sekitar 7%. LSI mempetakan tiga skenario yang akan terjadi. Salah satu dari ketiga skenario ini akan terwujud baik Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka ataupun tidak. Dengan Angelina Sondaks menjadi tersangka, pertentangan tiga skenario ini akan semakin keras. Tiga skenario ini dirangkum dari berbagai analisis dan prediksi dalam riset kualitatif.
Skenario pertama, SBY dan petinggi Demokrat lain mampu meyakinkan Anas Urbaningrum untuk nonaktif secara permanen ataupun sementara sebagai ketua umum, walau belum ditetapkan sebagai tersangka. Ini dilakukan agar mudah bagi Demokrat untuk mengalami recovery. Untuk kepentingan Public Relation, inisiatif mundur akan keluar dari mulut Anas sendiri. Agar kebijakan ini fair, turut juga non-aktif aneka petinggi lain yang punya masalah sama dengan Anas (Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, Mirwa Amir). 5
Variasi dari skenario ini, Anas diminta mundur hanya jika Anas menjadi tersangka yang ditetapkan oleh KPK. Yang diminta mundur atau yang “suka rela” non-aktif hanya petinggi Demokrat yang ditetapkan sebagai tersangka saja oleh KPK saja. Skenario kedua, Anas Urbaningrum tak bersedia mundur walau ditetapkan sebagai tersangka sekalipun. Alasannya, dengan menjadi tersangka, kubu Anas mengatakan belum pasti ia bersalah secara hukum. Kubu Anas akan membuat kesan bahwa semua ini hanya permainan politik. Kubu Anas juga terus melawan dan mengatakan bahwa yang menyebabkan turunnya pamor demokrat juga kinerja Presiden SBY yang tak memuaskan.
Tapi dalam skenario ini, mereka yang anti-Anas, cukup kuat. Dengan aneka gerilya, mereka melakukan Konggres Luar Biasa (KLB) dan berhasil mengganti Anas selaku ketua umum. Skenario ketiga, Anas Urbaningrum tak bersedia mundur Tapi KLB sulit terlaksana. KLB tak kunjung berwujud walau gerakan anti Anas menguat. Kubu Anas menganggap sebaiknya Anas menghadapi kasus hukumnya tetap sebagai ketua umum Demokrat. Sekali ia tak lagi menjabat, Anas akan semakin mudah “dijaring” oleh KPK. Keyakinan ini yang membuat kubu Anas mati-matian membela Anas agar tak mundur sebagai ketua umum, walau ditetapkan sebagai tersangka sekalipun. Skenario ketiga ini hanya terjadi jika pendukung Anas Urbaningrum masih mengakar. Apalagi jika kubu Anas juga memiliki “kartu truf” rahasia lain partai lDemokrat yang “berbahaya.” Jika diganggu, mereka mengancam membuka kartu truf itu. Demokrat diancam akan semakin terpuruk.
6
Kita belum bisa memprediksi yang mana dari tiga skenario itu akan terjadi. Yang kita bisa prediksi, semakin kasus wisma atlet menjerat petinggi Demokrat, semakin konflik internal Demokrat tak tuntas merespon kasus wisma atlet, semakin terkesan Demokrat setengah hati berjuang menumpas korupsi, semakin Demokrat akan terpuruk.
Hanya butuh satu “Gatot Kaca” (SBY) untuk membuat Demokrat naik tahta. Namun butuh “Pandawa Lima” (Nazarudin, Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh dan Mirwan Amir) untuk membuat Demokrat turun tahta. Dua dari “Pandawa Lima” itu sudah menjadi tersangka. Jika semakin banyak dari “Pandawa Lima” menjadi tersangka, Demokrat semakin terpuruk.
Jakarta 5 Febuari 2012
Lingkaran Survei Indonesia Barkah Pattimahu 085215533583
7
REKOR MURI Survei Paling Akurat dan Presisi 6 Rekor terbaru MURI ( Museum Rekor Indonesia)
Paling Presisi 1. Quick Count yang diumumkan tercepat (1 jam setelah TPS ditutup) 2. Quick Count akurat secara berturut-turut sebanyak 100 kali 3. Quick Count dengan selisih terkecil dibandingkan hasil KPUD yaitu 0,00 % (Pilkada Sumbawa, November 2010)
Prediksi Paling Akurat 1. Survei prediksi pertama yang akurat mengenai Pilkada yang diiklankan 2. Survei prediksi akurat Pilpres pertama yang diiklankan 3. Survei prediksi akurat Pemilu Legislatif pertama yang diiklankan 8
METODOLOGI SURVEI Pengumpulan Data : 21 Jan – 2 Feb 2012 • Metode sampling : multistage random sampling • Jumlah responden awal : 1200 responden • Wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner • Margin of error : 2.9% Survei dilengkapi dengan Riset Kualitatif •FGD di tujuh ibu kota propinsi terbesar •Analsis media nasional
9
9
Mayoritas Pemilih Mendengar Skandal Korupsi Wisma Atlet Q : Apakah Ibu / Bapak tahu (pernah mendengar) mengenai pengadilan kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet untuk Sea Games yang melibatkan Muhammad Nazaruddin?
10
Mayoritas Desa dan Kota Laki dan Perempuan Mendengar Skandal Korupsi Wisma Atlet
Kategori
Apakah Ibu / Bapak tahu (pernah mendengar) mengenai pengadilan kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet untuk Sea Games yang melibatkan Muhammad Nazaruddin? Ya Jenis Kelamin (%)
Laki-laki
67.7%
Perempuan
57.7% Kategori Desa-Kota (%)
Desa
55.3%
Kota
74.2%
11
Mayoritas Dewasa Segala Usia Mendengar Skandal Korupsi Wisma Atlet
Kategori
Apakah Ibu / Bapak tahu (pernah mendengar) mengenai pengadilan kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet untuk Sea Games yang melibatkan Muhammad Nazaruddin? Ya Umur (%)
19 Tahun atau Dibawahnya 20-39 Tahun 30-39 Tahun 40-49 Tahun 50 Tahun atau Diatasnya
73.0%
76.1% 65.2% 64.8% 50.0%
12
Di semua Tingkat Pendidikan dan Pendapatan, Mayoritas Mendengar Skandal Korupsi Wisma Atlet
Kategori
Apakah Ibu / Bapak tahu (pernah mendengar) mengenai pengadilan kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet untuk Sea Games yang melibatkan Muhammad Nazaruddin? Ya Pendidikan (%)
Lulus SD atau Dibawahnya
55.8%
Tamat SLTP/sederajat Tamat SLTA/sederajat Pernah Kuliah atau Diatasnya
69.7% 81.6% 91.6% Pendapatan (%)
Di bawah 400 ribu 400-999 ribu 1 juta atau lebih
50.5% 54.9% 75.5%
13
Mayoritas Pemilih Semua Partai dan Capres 2009 Mendengar Skandal Korupsi Wisma Atlet Apakah Ibu / Bapak tahu (pernah mendengar) mengenai pengadilan kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet untuk Sea Games yang melibatkan Muhammad Nazaruddin? Ya
Kategori
Partai Demokrat PDIP Partai Golkar PPP PKB PKS Partai Gerindra Partai Lainnya Rahasia/Belum Memutuskan/TT/TJ
Partai Pemilu Legislatif 2009(%) 69.8% 61.9% 65.2% 57.4% 48.8% 73.7% 70.8% 64.6% 57.7%
Presiden Juni 2009 (%) Megawati-Prabowo Subiyanyo Susilo Bambang YudhoyonoBoediono Jusuf Kalla-Wiranto Lupa / Tidak tahu / tidak menjawab/ rahasia
61.3% 65.4% 72.9% 55.3%
14
Eskalasi Wisma Atlet (1)
Semakin Banyak Yang Mendengar Skandal
Kategori
Apakah Ibu / Bapak tahu (pernah mendengar) mengenai kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet untuk Sea Games yang melibatkan Muhammad Nazaruddin?
Ya
Juni 2011
Febuari 2012
41% 62.6% 15
Eskalasi Wisma Atlet (2)
Semakin Banyak Yang Percaya Petinggi Demokrat Lain Terlibat Skandal
Kategori
Manurut Ibu / Bapak apakah pemimpin Partai Demokrat lain terlibat atau tidak terlibat dalam kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet untuk Sea Games yang melibatkan Muhammad Nazaruddin?
Terlibat
Juni 2011
45.3%
Febuari 2012
57.8% 16
Eskalasi Wisma Atlet (4)
Semakin Sedikit Yang Percaya Petinggi Demokrat Tegas Atasi Skandal
Kategori
Manurut Ibu / Bapak apakah pemimpin Partai Demokrat tegas ikut menuntaskan kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet untuk Sea Games yang melibatkan Muhammad Nazaruddin?
Tegas
Juni 2011
22.6%
Febuari 2012
19.9% 17
Eskalasi Wisma Atlet (4)
Semakin Banyak Yang Menjadikan Skandal Wisma Atlet Sebagai Pertimbangan Memilih Partai
Kategori
Manurut Ibu / Bapak apakah kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet untuk Sea Games yang melibatkan Muhammad Nazaruddin menjadi pertimbangan dalam memilih partai politik?
Ya, menjadi pertimbangan
Juni 2011
42.4%
Febuari 2012
46.2% 18
Demokrat Turun Tahta Ke Posisi ketiga Q: Jika pemilu hari ini, partai mana yang ibu/bapak pilih?
Partai Politik
Survei Jan/Feb 2012
Golkar
18.9%
PDIP
14.2%
Demokrat
13.7%
Partai Lainnya
28.3%
Rahasia/T T/TJ
24.9%
Golkar semakin meninggalkan Partai Demokrat Selisih >5% PDIP mulai juga membalap Demokrat
19
Juni 2011, Demokrat Terpuruk Ke Posisi 2 Feb 2012, Demokrat Terpuruk ke Posisi 3 Q: Jika pemilu hari ini, partai mana yang ibu/bapak pilih?
Partai Politik
Survei Jan/Feb 2012
Survei Januari 2011
Survei Juni 2011
Survei Oktober 2011
Golkar
13.5%
17.9%
18.2%
18.9%
Demokrat
20.5%
15.5%
16.5%
13.7%
12%
14.5%
12.5%
14.2%
Partai Lainnya
27.2%
19.8%
17.7%
28.3%
Rahasia/T T/TJ
27.8%
32.3%
35.1%
24.9%
PDIP
Demokrat No 1
Demokrat No 2
Demokrat No 3 20
Hanya Golkar Yang Melampaui Perolehan Suara Pemilu 2009 Q: Jika pemilu hari ini, partai mana yang ibu/bapak pilih?
Partai Politik
Pemilu 2009
Survei Jan/Feb 2012
Golkar
14.45%
18.9%
Demokrat
20.85%
13.7%
PDIP
14.03
14.2%
Partai Lainnya
> 50%
28.3%
Rahasia/T T/TJ
25.9%
Dibanding hasil pemilu 2009, Demokrat merosot PDIP stabil Golkar Menanjak
21
“Pandawa Lima” Penyebab Merosotnya Demokrat Dua dari “Pandawa Lima” sudah menjadi tersangka Q: Menurut Ibu/bapak apakah tokoh ini TERLIBAT (Menerima Uang) atau TIDAK TERLIBAT (Menerima Uang) dalam kasus pembangunan Wisma Atlet ?
Tokoh
Ya, Terlibat
Nazaruddin
52.1%
Anas Urbaningrum
39.4%
Andi Mallarangeng
31.9%
Angelina Sondakh
37.2%
Mirwan Amir
28.3%
Hanya butuh satu “Gatot Kaca” (SBY) Untuk membuat Demokrat naik tahta di 2009 Tapi butuh “Pandawa Lima” Untuk membuat Demokrat turun tahta di 2012
22
Merosotnya Pamor SBY Ikut menyebabkan turunnya dukungan Partai Demokrat
Survei Jan 2011
Puas dengan Kinerja Presiden SBY
Survei Jan/Feb 2012
56.7% 48.3%
Feb 2012, kepuasan atas SBY sudah rapor merah, Di bawah 50% Turun naik pamor SBY mempengaruhi Turun naik dukungan atas Demokrat 23
Kasus Wisma Atlet atau Pamor SBY? Kasus Wisma Atlet Lebih merusak Demokrat Q: Menurut ibu/bapak yang mana yang lebih merusak dukungan atas Partai Demokrat?
Skandal Korupsi Wisma Atlet
70%
Turunnya Pamor SBY
30%
*
* Ditanyakan dalam FGD di 7 ibukota propinsi terbesar
24
Apa yang Terjadi Dengan Partai Demokrat ke Depan? Jika Skandal Wisma Atlet Melibatkan Petinggi Demokrat Yang Masih Aktif?
Yang Memilih Demokrat Lebih Anjlok Lagi
< 10% Demokrat terancam kembali ke “khitah” nya Menjadi Partai Papan Tengah seperti di 2004 Dengan dukungan kurang dari 10% 25
- Akankah Anas Urbaningrum Mundur? - Akankah ada Konggres Luar Biasa Demokrat? - Akankah Demokrat Mengalami Recovery?
Tiga Skenario Demokrat 26
Skenario
1
Tiga Skenario Demokrat Ketua UMUM Mundur Sebelum KLB
Anas Sukarela Mengundurkan diri KLB Terjadi Anas TAK BERSEDIA Mengundurkan diri
KLB Gagal
Dengan Angelina Sondaks menjadi tersangka, pertentangan tiga skenario ini semakin keras
2
Ketua Umum Baru Demokrat Lewat KLB
3
Ketua Umum Lama (TETAP)
27
Tak Bisa Diprediksi Yang Mana Yang Akan Terjadi Dari 3 Skenario
Yang Bisa Diprediksi Jika Konflik Internal Demokrat Berlarut Demokrat Semakin Terpuruk Menjadi Partai Papan Tengah Saja Dengan Dukungan < 10% Kini dua dari “Pandawa Lima” menjadi tersangka Semakin banyak dari “Pandawa Lima” menjadi tersangka, Semakin buruk dukungan untuk Partai Demokrat
28