PENGUKURAN SUHU RUANG PENGOMPOS BIOPORI BERBAHAN BAKU LIMBAH/SISA MAKANAN Rahayu Purwanti1), Wartiyati2) Indriyani Rebet3) 1, 2 3
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta
Alamat Korespondensi : Jl. Prof. Dr. G. A. Syiwabessi, Telp/Fax: 021 7863531,Politeknik Negeri Jakarta Email:
[email protected],
Abstrak Himbauan 3R (Reduse, Reuse, Recycle) masih perlu ditingkatkan dalam, khusunya reduse dalam upaya penanggulangan sampah. Sisa makanan di kantin henya menjadi seonggok sampah, tetapi jika diolah menjadi pupuk dapat menambahan petugas petugas kebersihan. Pengolahan limbah/sisa makanan menggunakan metode Ruang Pengompos Bipori (RPB). Tujuan penelitian adalah untuk menunjukkan bahwa perubahan tegangan output sensor sangat berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban. Pengolahan limbah/sisa makanan dengan memodifikasi metode Lubang Resapan Biopori (LRB) yang telah dikembangkan sebelumnya. Hanya berbeda bahan baku, bahan baku pada LRB adalah sampah organik. RPB tidak memerlukan larutan gula dan bahan pengurai, cukup menaburkan ampas sisa seduhan kopi untuk penghilang bau limbah. Fokus penelitian, menguji hubungan dua variable hasil deteksi sensor suhu DHT11. Tegangan output DHT11 (volt) dikonversi oleh mikrokontroler menjadi besara suhu ( oC) dan kelembaban (%). Hasil pengukuran DHT11 berupa suhu dan kelembaban selama pengomposan, keduanya menjadi indikator kematangan kompos. Oleh karena itu dibuat sebuah system/alat pengukur suhu dan kelembaban RPB. Alat dan system pengukur suhu dalam RPB diuji fungsi dan data hasil pengukurannya. Hasil pengujian sensor hanya dapat diaktifkan paling lama 5 jam. Setelah batas waktu tersebut mengalami penurunan performa. Pengambilan sample pengukuran suhu dilakukan selama 5 menit sesaat setelah limbah (400 gram) dimasukkan, ditaburi kompos jadi dan ampas kopi. Kompos jadi ± 50 gram sebagai stater, dan segenggam ampas kopi sebagai penghilang bau limbah. Warna kehitaman tidak berbau, dengan suhu rata-rata < 30 oC dan kelembaban <70%, Kompos jadi dari RPB dideteksi kadar keasamannya (pH) dengan sensor soil moisture sebagai pembanding. Uji fungsi alat/sistem dalam RPB untuk memenuhi syarat kecukupan ciri fisik. Kata kunci: pendeteksi
suhu, Biopori, kelembaban, pengompos, pH
1. PENDAHULUAN Pengelolaan dan pengolahan sampah penting, minimal tidak dibuang sembarangan, dan pada akhirnya mengurangitersumbatnya gorong-gorong/sungai. Riset ini dilakukan untuk mendukung tindakan peduli sampah dengan mengolah limbah/sisa makanan. Pengolahan limbah belum banyak dilakukan karena anggapan sampah harus dibuang. Hal lain yang mendukung adalah sumber limbah sisa makanan berlimpah, dari ruumah tangga, rumah sakit, restoran/warung/caffe, bahkan perkantoran. Tersisanya makanan yang dikonsumsi seseorang/harinya menjadi sumbernya, selain itu juga sederhana pengerjaannya. Limbah/sisa makanan masih bernilai ekonomi, menambah pemasukan pendapatan bagi pembuatnya setelah diolah menjadi kompos. Syarat kecukupan kompos ditentukan dengan derajat keasamannya (pH), Kemasaman tanah menunjukkan kadar H+ dan OH- dalam larutan tanah [1]. Ketersediaan semua unsur hara dalam kondisi optimal jika pH-tanah 6-7. Pengelolaan sampah secara umum telah sesuai dengan program R3 yaitu reduced, recycled, dan reused. Pelaksanaan ketiga program tersebut tetap memperhatikan faktor-faktor kesehatan, keselamatan, tidak membahayakan [2] dan kebersihan lingkungan. Pertimbangan atas factor-factor tersebut sepenuhnya tetap mendukung keberlanjutan ekosistem bagi generasi mendatang. Tindakan preventif terkait hal tersebut dapat diwujudkan dengan peduli 364
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
sampah/limbah. Oleh karena itu diperlukan system/alat pengolah limbah sisa makanan menjadi kompos. Sistem/ alat tersebut harus aman, ramah lingkungan, dan relative mudah dikerjakannya.Teknik pengolah sampah dengan metode Biopori, membuat lubang agar sampah diurai oleh zat-zat renih dalam tanah. Selama pengomposan perlu diamati perubahan suhu dan kelembabannya. Suhu dank kelembaban ruang telah diteliti; untuk mengukur suhu kamar [3], pengukuran suhu rumah wallet [4].Penelitian mereka memanfaatkan sensor DHT 11 sebagai pendeteksi suhu/kelembaban sesuai spesifikasinya. Sensor ini dapat terhubung ke pengkonversi data Analog to Digital (ADC) dan mikrokontroler. Cara kerja sensor suhu, ujung logam sensor mendeteksi perubahan capasitansi (Farad) akibat perubahan kadar air pada tanah. Nilai capasitansi yang terdeteksi dikonversi oleh modul konversi ADC (terpisah/menyatu) dengan mikrokontroler. Modul ini mengubah nilai capasitansi menjadi besaran suhu ( o C), Sensor SHT11 diproduksi Sensirion Corp, Zurich, Switzerland, oleh para penggunanya diklaim andal. Output nilai digital SHT11 terkalibrasi melalui antarmuka serial dua kawat (2-wire serial interface) dapat dihubungkan ke mikrokontroler. Port-port masukan/keluaran (I/O) simple, spesifikasi pengukuran sesuai datasheet RH 0-100 %. Akurasi pengukuran untuk kelembaban (20 - 80) ± 3%, suhu (25 ± 0.4) o C. Aplikasinya, pengukuran suhu dan kelembaban tanah [5, 6].. Aplikasinya pada pendeteksi suhu dan kelembaban tanah menggunakan sensor moisture. Cara kerja sensor moisture telah diadopsi dengan membuat tiruannya [7]. Rancangbangun sensor ini diklaim lebih murah harganya diabnding aslinya. Kelembaban dipengaruhi oleh sifat mekanik tanah [8] untuk menampung meresapkan air. Metode umum untuk mengukur kelembaban tanah, dengan penimbangan massa kering dan basah tanah. Perumusan kelembaban tanah ditunjukkan seperti persamaan (1), rasio pengurangan massa basah (Mbasah) terhadap kering.Kelembaban (RH) tanah dinyatakan dalam %, prosentase jumlah air yang terperangkap dalam tanah.
RH (%)
Masabasah Masaker ingh Masabasah
x 100% (1)
Dua atau lebih variable hubungannya tidak dapat dipisahkan dan masih dalam satu permasalahan, Kedua variable diamati sifat/hubungannya, satu variabel (tunggal) dikatakanvariabel tak bebas(terikat), maka variabel lainnya bersifat bebas (independent). Analisa regresi sebagai teknik statistik untuk membuat model dan menyelidiki hubungan antara dua ataulebih variabel. Model matematik yang terbentuk dari analisa regresi untuk memprediksi variable-variabel tersebut.Pendekatan dengan model regresi dari hasil deteksi sensor dipilih [Nike Ika Nuzula, Endarko. 2013], melihat bentuk kurva dan skala eksponensial yang pada grafik. Sisi komputasi persamaan diterapkan pada mikrokontroler sebagai modul pengkonversi tegangan output sensor.
Desain LRB dimodifikasi menjadi Resapan Pengompos Biopori (RPB), diletakkan menyatu dengan pot tanaman. Diantara tanaman dipasang RPB portable dan knockdown, dapat diangkat dan dipasang kembali oleh penggunanya. Limbah sisa makanan dalam RPB tidak bau, rapi, bersih, dan aman. Alat/system pengolah limbah sisa makanan dilegkapi display suhu/kelembaban. Setelah limbah terurai menjadi butiran tanah/ kompos, berjatuhan ke bagian bawahnya sebagai ruang kompos jadi. Bagian ruang ini dilengkapi dengan laci untuk mengambil kompos jadi. Model alat/system ini telah dipasang sendor pH di dalam laci/ruang penampung kompos jadi. Data hasil deteksi sensor disimpan secara otomatis ke chip memory, diambil jika diperlukan agar tidak mencatat secara manual. Tujan penelitian adalah memprediksi waktu pengomposan melalui data suhu/kelembaban. Verifikasi kompos jadi (matang) menggunakan metode syarat kecukupan, yaitu pH-nya 5-7. Alat pendeteksi (pH Meter) dipasang di bagian dalam di bagian dinding laci ruang panen. Alat/system pengompos model RPB diuji fungsinya, tampilan perubahan suhu dan kelembaban, serta PH. 2. METODE Metode menjelaskan rancangan kegiatan, bagaimana cara memilih responden/khalayaksasaran, bahan dan alat yang digunakan, disainalat beserta kinerja dan Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
365
produktivitasnya, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. [Times New Roman, 11, normal].
Gambar .1 Hasil Survey Tmbunan Sampah dan Limbah di Sekitar Kantin PN
Gambar. 2 Skema Perencanaan dan Pelaksanaan Program
Sesuai skema (Gambar 2), dibuatlah beberapa langkah kegiatan agar alat/system pengolahan limbah/sisa makanan kanitin terealisasi. Langkah-langkah tersebut adalah: Perancangan alatukur; sesuai dengan hasil studi literature menunjukkan bahwa, generasi setelah SHT 11 adalah DHT11. Sebuah chip berukuran kecil, merespon data dengan cepat, antiinterference, transmisi sinyalnya hingga 20 meter. Alamat program mengirimkan data perintah memulai pengukuran suhu ke DHT11 adalah 00000011, dan 00000101 untuk pengukuran 366
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
kelembaban. Program perintah terhadap modul DHT11 untuk pengukuran suhu dan kelembaban relatif dan pembacaan hasil pengukuran. Sumber tegangan 5 V DC, komunikasi bidirectional 2-wire, satu jalur untuk perintah pengalamatan, jalur lainnya untuk pengambilan & pengiriman data. Keluaran sensor DHT11 berupa nilai digital setelah dikonversi menjadi data suhu dan kelembaban relative. Perancangan; instalasi/perakitan modul-modul pH meter, sensor DHT11, dan mikrokontroler Arduino, terintegrasi sebagai system/alat pendeteksi suhu dan kelembaban RPB. Sensor DHT11; kelembaban suhu lapisan limbah-komposter, dan sensor pH di dalam laci mendeteksi suhu ruang (laci) RPB.Mikrokontrolle Arduino Uno terhubung ke Sebuah LCD 32x2 sebagai tampilan data hasil deteksi masing-masing sensor. Kabel USB sebagai koneksitor board Arduino Uno ke PC dengan Serial Monito, protocol RS-232. Media uji alat/system adalah ruang RPB dengan lapisan sisa limbah makanan, komposter, cairan pengurai bahan organik (EM4). Data hasil deteksi sensor tersimpan otomatis ke dalam chip memory yang dapat diambil dan dibaca sewaktu-waktu. Pelaksanan penelitian berlokasi di kantin kampus PNJ untuk merealisasi penanganan limbah sisa makanan metode RPB, Model, sebuah pot dengan dua RPB diantara rumpun Pakis tanaman Sansievera. Variabel penelitian; suhu RPB 1 (T A, oC), kelembaban RHA %, suhu RPB 2 (TB, o C), kelembaban RHB %, serta kadar keasaman kompos dalam ruang/laci, masing-masing pHA dan pHB.
Gambar. 2 Skstsa RPB Outdoor Diadopsi dari Desain/Konsep LRB
Keterangan: a : Tanaman Sansievera b : Pot Besar/drum c : Sampah/limbah sisa makanan d : Biopori di dalam tanah
e f g h
Pengomposan : Ruang : biopori (bahan pralon) Lubang : pemisah pengomposan/hasil Ruang : kompos jadi
Media uji alat/system pendeteksi suhu dan kelembaban pada Ruang Pengompos Biopori indoor (Gambar 3) dimodifikasi dari (Gambar 2) LRB untuk RPB outdoor. Desain RPB mengadopsi cara kerja dari Lubang Resapan Biopori.
Gambar. 3 Sketsa Ruang Pengomposan Biopori (RPB)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
367
Teknik Pengumpulan Data hasil deteksi dari dua sensor DT11, masing-masing di dalam RPB, dan dua pH Meter masing-masing di dalam ruang kompos jadi (laci). Uji fungsi modul sensor DH11, pH Meter, penampil LCD, program pemonitor dan alat/sistem secara keseluruhan.Teknik Analisis Data menggunakan naisa regresi untuk menentukan pengaruh suhu terhadap kelembaban. Hubungan suhu dalam ruang RPB dan pH dalam ruang kompos jadi diuji Hipotesia dugaan dan Hipotesa alternatif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menguji data hasil pengkuran suhu suhu dan kelembaban ruang pengompos biopori. Hasil deteksi berupa tegangan (volt) output sensor, dikonversi menjadi besaran suhu ( oC) dan kelembaban (%). Modul sensor dipasang dalam ruang biopori yang berdampingan dengan tanah sebagai media tanam dalam pot. Target penelitian untuk uji fungsi alat pendeteksi suhu dan kelembaban dalam Ruang Pengompos Bioprori (RPB). Ruang dalam tanah disebut RPB, dimodifikasi dari konsep/desain Lubang Resapan Biopoi (LRB) dan telah dikenal sebelumnya. 3.1 Media Uji Sisteem RPB Kelebihan RPB dapat dipasang indoor; beroda/mudah dipindahkan, tersedia ruang (laci) pemanen kompos jadi. RPB outdoor menyatu area tanaman. Lokasi uji indoor di pot RPB dengan sumber limbah sisa makanan pengguna ruang dalam grdung. RPB outdoor di sekitar kantin sebagai sumber sisa/limbah makanan. Media indoor untuk mendapatkan model persamaan linier antara tegangan dan suhu, serta pH kompos. Model persamaan ni diimplementasikan pada RPB outdoor menentukan masa pengomposan dengan kapasitas lebih besar. 3.2. Uji Fungsi Sensor dalam RPB Perubahan suhu dan kelembaban dalam RPB. Limbah sisa makanan (sisa-sia sayur mentah/ matang, nasi, buah, dan bahan makanan lainnya) dimasukkan dalam RPB. Masing-masing sekitar 1 kg limbah semi basah, tambahkan limbah kopi agar tidak bau. Perubahan suhu dan kelembaban dicatat manual setiap pukul 16.00 selama 6 hari. Penambahan limbah dalam RPB pada hari ke empat. a. Pencatatan suhu selama lima hari pemasangan dua sensor DHT11 adalah: Sensor di RPB 1 dan 2 mendeteksi suhu berkisar (29-31) oC, dengan kelembaban berkisar pada (54-78) %. Hari ke 4, suhu (29 oC) dan kelembaban (67-68) % dalam kedua RPB tergolong stabil. b. LCD mendisplay suhu dan kelembaban sesaat setelah limbah dimasukkan dalam RPB (Gambar 4).
Gambar. 4 Suhu Kelembaban pada LCD
Gambar. 5 Dispali Kesalahan Deteksi Sensor
c. Anomali Hasil Deteksi DHT1 Seleah hari ke-5 ditambah limbah, tiga jam setelahnya sensor mendeteksi keaikan suhu dan kelembaban seperti sebelumnya. Lima hari sesudah limbah kedua kenaikan kelembaban sanagt signifikan, mencapaii 95%, tetapi tidak diikuti oleh perubahan suhu. Anomali perubahan suhu 368
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
turun drastis pada nilai 7 oC. Kesalahan deteksi oleh sensor timbul sore hari Rabu, 24-06-16. Suhu terdidplai normal tetapi dan Kelembaban Sensor 1 terbaca 7 oC. Hal tersebut menunjukkan sebuah kejanggalan. Setelah sensor dibongkar tenyata pelindungnya (bahan plastic). Penggantian pelindung sensor dengan bahan plastic), selain bentuknya kotak/seluruh body sensor terlindgi juga lebih rapat dan tidak rembes oleh air.Hal ini menunjukkan masih dijumpai kebocoran pada instalasi sensor DHT 11 di PRB 1. Perlu perbaikan konstruksi/instalasi modul sensor. d. Perbaikan System pada Sensor Ketahanan pelindung modul sensor sangat prnting, mengingat sensordipasang sepanjang masa penggunaan RPB. Hal ini disebabkan kebocoran pada bagian pelindung sensor sehingga tertembus air siraman, kolom terakhir) tanaman. Langkah perbaikan paling efisien adalah memperbaiki atau mengganti sensor DHT11. Stelah membuka bagian lapisan dalam pot, terlihat kesulitan jika mengganti sensor, sehingga diputuskan untuk mengganti pembungkus sensor. Pergantian sensor memerlukan pekerjaan berat, harus membuak seluruh konstruksi pot, kedua modul pengukur DHT11 berada di dalm konstruksi pot berbahan kayu dilapisi aluminium. Setelah pergantian pembungkus, sensor berfungi kembali sesuai standar pengukurannya. Hasil pengukuran dijelaskan secara detail pada sub bab lain. e. Penimbangan limbah/sisa makanan Pengambilan data untuk model PRB yang tertanam dalam pot tanaman Sansievera untuk; penimbangan limbah sisa makanan basah/kering, perubahan suhu dan kelembaban pada RPB, pH kompos jadi dari ruang PRB. Data pengukuran suhu dan kelembaban direkam selama 2 x 60 menit sesaat setelah limbah/sisa makanan masuk ke dalam PRB. Demikian seterusnya setiap 24 sekali perekamannya, sampai minggu pertama setelah limbah dimasukkan yang terakhir. Setiap sessat setelah penambahan limbah/sisa makanan ke dalam PRB, kenaikan suhu dan kelembanban signifikan (hingga 70 C dan 90 %). Suhu dan kelembaban tersebut normal kembali mulai setelah tiga hari pemasukan limbah. 3.4. Hasil Deteksi Sensor dan Pembahasan Hasil deteksi sensor DHT11 sebagai data pengukuran selama lima menit pertama seteh limbah dimasukkan ke dalam PRB telah terekem (Gambar 6). Data pengukuran tersebut diuji dengan metode regresi, terlihat bahwa persamaan regresi diperoleh persamaan y 1.1475 x 116.19 , dengan nilai koefisien regresi R2 snagat kecil (R=0.0432 < 0.85). Hal tersebut dikarenakan data pengukuran masih belum memenuhi syarat sample data.
Series1
Linear (Series1)
Kelembaban (%)
100 y = -1.1475x + 116.18 R² = 0.0432
80 60 40 20
0 0
5
10
15 20 Suhu (C)
25
30
35
Gambar 7
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
369
Pengukuran suhu/kelembaban perlu waktu, selama beberapa minggu, menginat bahwa pengomposan berlangsung sekitar dua minggu. Masa pengukuran yang sangat singkat tersebut diperlukan untuk menunjukkan bahwa sensor dapat mendeteksi perubahan suhu dan kelembaban. Trend perubahan suhu-kelembaban menurun bersamaan bertambahnya waktu pengukuran. Sehingga menunjukkan pula bahwa semakin tinggi suhunya kelembaban semakin rendah. Hasil pengamatan fisik terhadap dua bua PRB (Gambar 8) menunjukan perbedaan warna dan teksture kompos. Perbedaan warna b lebih hitam dan lebih lembut dikarenakan suhu/kelembaban selama pengomposan. Selama pengomposan (sejak limbah masuk hingga dipanen) tidak dijumpai complain atau informasi pelanggan kanti mencium bau tidak sedap. Umumnya limbah membusuk menimbulkan bau, tetapi PRB sebagai media uji diletakkan di sekitar kantin tidak menimbulkan bau tak sedap.
Kompos dari Lubang 2 (a) Kompos dari Lubang 1 Gambar. 8 Warna dan Teksture Kompos Hasil PRB (a) Lubang 1, Lubang 2 (b)
Pengukuran pH dan kelembaban kompos jadi, setelah 30 hari dimatangkan (Tabel 1) dengan cara didiamkan tanpa dibuka PRB nya. Perekaman data pengukuran pH dan kelembaban dengan sensor moisture selama enan menit dengan pengulangan 2 kali untuk masing-masing PRB.
Tabel 1 Pengukuran pH dan Kelembaban kompos No 1 2 Rata
PH 7.5 7.5 7.5
PRB1 HUM (%) 75 65 70
PH 7.7 7.7 7.7
PRB2 HUM (%) 65 60 62.5
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata pH terukur adalah 7.5 (PRB1) dan 7.7 (PRB 2), sementara kelembabannya 70 % (PRB1) dan 62.5 % (PRB 2). Makin tinggi pH nya, semakin rendah kelembaban (humidity). Hasil penelitian ini masih perlu dilanjutkan kajiannya dengan menelususri hubungan suhu selama pengomposan terhadap kelembaban kompos jadi. Hal lain yang masih perlu dianalisa adalah hubungan PH terhdap kelembaban kompos. 4. KESIMPULAN Sensor DHT11 telah diaplikasikan sebagai pengukur suhu dan kelembaban selama pengomposan dalam PRB berbahan baku limbah/sisa makanan kantin. Modul sensor DHT11 teruji penggunaannya sebagai pendeteksi suhu dan kelembaban tanah. Hasil perekaman data perlu 370
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
dikalibrasi untuk akurasi dan presisinya penguuran. Pengembangan selanjutnya penggunaan PRB indoor untuk pengompos limbah/sisa makanan dalam gedung. DAFTAR PUSTAKA [1].
[2].
[3].
[4].
[5].
[6].
[7].
[8].
Bambang Dwi Argo, Musthofa Lutfi, Suherman. Penambahan Unsur Hara Optimasi Penambahan Unsur Hara NPK pada Limbah Biogas dan Kompos Kambing sebagai Bahan Pembuatan Pupuk Organik Granul dengan Menggunakan Program Linier. Jurnal Teknologi Pertanian.13 (1): 27-33. Micky A. Babalola. 2015. A Multi Criteria Decision Analysis of Waste Treatment Options for Food and Biodegradable Waste Management in Japan Environments [online]. 2: 471-488; DOI: 10.3390/environments2040471environments ISSN 2076-3298. From: www.mdpi.com/ journal/environments [Diakses pada 16 September 2016, pukul 22.36 WIB] Muhammad Yan Eka Adiptya, Hari Wibawanto. 2013. Sistem Pengamatan Suhu dan Kelembaban Pada Rumah Berbasis Mikrokontroller ATmega8. Jurnal Teknik Elektro. 5 (1): 15-17 Rachmad Andri Atmoko. 2013. Sistem Monitoring dan Pengendalian Suhu dan Kelembaban Ruang pada Rumah Walet Berbasis Android, Web, dan SMS. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2013 (Semantik 2013). Semarang, 16 November 2013, ISBN: 979-26-0266-6: 283-290. Adi Bagus Putranto, Bayu Imbang L, Boko Nurdiyanto. 2009. Aplikasi Sensor Sht11 Pada Pengukuran Suhu Tanah. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. ISSN: 1411-3082: 10 (1): 66 – 72. Caesar Pats Yahwe, Isnawaty, L.M Fid Aksara. Rancang Bangun Prototype System Monitoring Kelembaban Tanah Melalui SMS Berdasarkan Hasil Penyiraman Tanaman. Studi Kasus Tanaman Cabai Dan Tomat. Prosiding SemanTIK (Online). Jan-Jun 2016. 2 (1): 97110. ISSN: 2502-8928. [Diakses tanggal 17 September 2016, pukul 23.45 WIB]. Stevnus dan D. Setiadikarunia. 2013. Alat Pengukur Kelembaban Tanah Berbasis Mikrokontroler PIC 16F84. Indonesian Journal of Applied Physics .3 (1): 36-47, April 2013. ISSN: 2089-0133 (2013). Isa Albanna. Akuisisi Data Hybrid. 2015. Sensor sebagai Pemantau Kelembaban Tanah Dan Kondisi Udara pada Lahan Pertanian. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. ISBN 978-602-98569-1-0: 353 -361
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
371