ISBN 978-979-95845-9-5 SEMINAR NASIONAL KIMIA Surabaya, 28 Juli 2009 Diselenggarakan oleh Jurusan Kimia FMIPA-ITS
Sintesis, Karakterisasi, dan Aplikasi TS-1 Mesoporus Alfa Akustia Widati, Didik Prasetyoko* Kimia FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya *Email :
[email protected], Telp : 031-5943353
Abstrak Titanium Silikalit-1 (TS-1) mesoporus banyak disintesis untuk mengkatalisis molekul berukuran ruah dengan kestabilan hidrotermal katalis yang tinggi. Berbagai macam template telah digunakan untuk membuat fase mesoporus dari TS-1. Cara sintesis dan template yang berbeda menyebabkan ukuran pori dan aktivitas katalitik dari mesoporus TS-1 yang dihasilkan juga berbeda. TS-1 mesoporus dikarakterisasi dengan menggunakan XRD, FTIR, UV Vis DR, Adsorpsi Desorpsi Nitrogen, Transmission Electron Microscopy (TEM), 29Si MAS NMR. Kata kunci : TS-1 mesoporus, molekul berukuran ruah, cara sintesis dan variasi template, karakterisasi
1. Pendahuluan Titanium Silikalit-1 (TS-1) merupakan material katalis yang digunakan pada kondisi mild dengan menggunakan H2O2 sebagai oksidan pada reaksi oksidasi olefin, amoksimasi sikloheksanon (Ke dkk, 2007; Wilkenh ner dkk, 2001), alkohol, senyawa hidroksil aromatis (Ke dkk, 2007), epoksidasi propilen, -olefin, dan hidroksilasi fenol (Wilkenh ner dkk, 2001) dengan selektivitas yang tinggi. Akan tetapi, ukuran pori TS-1 yang kecil (kurang dari 8 Å) menyebabkan material ini tidak sesuai untuk mengkatalisis molekul yang berukuran ruah (bulky molecules) (Eimer dkk, 2008; Xiao, 2008; Schmidt dkk, 2000). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yaitu dengan melakukan inkorporasi titanium ke dalam material mesoporus seperti MCM-41, MCM-48, HMS, dan M41S. Ukuran diameter pori material mesoporous yang besar membuat material tersebut sesuai untuk reaksi katalisis yang melibatkan reaktan dengan molekul besar (Trukhan dkk, 2001; Berlini dkk, 2000)). Dibanding dengan TS-1, material titanium mesoporus mempunyai kemampuan oksidasi dan stabilitas hidrotermal yang rendah (Eimer dkk, 2008). Oleh karena itu, pengembangan material TS-1 dengan ukuran mesoporus banyak dilakukan untuk mendapatkan stabilitas hidrotermal yang tinggi dan kemampuan oksidasi yang besar terhadap molekul berukuran ruah. 2. Eksperimen Material mesoporus dapat dibentuk melalui beberapa metode diantaranya sintering, etching, anodisasi, dan templating. Metode yang paling banyak digunakan adalah templating (Campbell, 2006). Dalam hal ini, material mesoporus dibentuk melalui pembentukan silika dengan template misel diikuti pemindahan template melalui kalsinasi (Vinu dkk, 2006). Adanya template menyebabkan volume pori menjadi lebih besar. Berbagai macam template telah digunakan untuk mensintesis TS-1 mesoporus diantaranya surfaktan, senyawa organik, dan karbon. Eimer dkk, 2008 mensintesis TS-1 mesoporus dengan mencampur tetraetilortosilikat (TEOS) dan tetrabutilortotitanat (TBOT) diaduk selama 30 menit, ditambah TPAOH, NaOH dan air hingga didapatkan campuran 1TEOS : 0,017TiO2 : 0,24TPAOH :
AF-9
21,2H2O : 0-0,004Na2O, didiamkan 80ºC selama 1 (0 Na2O) dan 2 hari (0,004 Na2O) ditambah cetiltrimetilamoniumbromida (CTABr) hingga CTABr/Si = 0,306, didiamkan selama 3 jam, dikeringkan 60ºC semalam, disaring, dikalsinasi 550ºC selama 1 jam dialiri N2 (130 cm3/menit), dilanjutkan kalsinasi udara selama 6 jam (130 cm3/menit). Fang dan Hu (2007) memperoleh TS-1 mesoporus dari template CMK-3 yang disintesis dari SBA-15. SBA-15 didapatkan dari campuran triblock copolymer, EO20PO70EO20 sebagai surfaktan dengan TEOS sebagai sumber silika. Campuran dipanaskan pada 38ºC selama 4 jam, di-aging pada 100ºC selama 24 jam (Jun dkk dalam Fang dan Hu, 2007). SBA-15 yang telah dikalsinasi digunakan sebagai template sintesis CMK-3. Sukrosa dipolimerisasikan ke dalam SBA-15 dengan H2SO4 sebagai katalis, dikarbonisasi dalam kondisi N2 jenuh, dilanjutkan dengan pemanasan 900ºC (heating rate 2ºC/menit). Template SBA-15 dihilangkan melalui pencucian dengan HF, kemudian dikeringkan pada 150ºC. CMK-3 diimpregnasi dengan metode incipient wetness dengan TPAOH, air, dan etanol. Etanol diuapkan pada suhu kamar kemudian campuran TEOS dan TBOT ditambahkan dengan rasio C/SiO2 = 2 : 1 (b/b) sehingga diperoleh komposisi akhir SiO2/TiO2/TPAOH/H2O = 1 : 0,0125 : 0,2 : 2. Campuran dipanaskan pada 170 ºC selama 48 jam untuk kristalisasi zeolit TS-1. Endapan yang terbentuk dikalsinasi pada 550ºC selama 5 jam. Ke dkk (2007) mensintesis dengan memasukkan TEOS tetes demi tetes ke dalam campuran TPAOH dan trietanolamin (TEA) selama 1 jam. Campuran ditambah dengan TBOT hingga didapatkan komposisi gel 1SiO2 : 0,037TBOT : 0,25TPAOH : (0;0,4)TEA : 35H2O, campuran diaduk selama 2 jam dengan pemanasan 80 ºC. Dua teknik sintesis yang dilakukan adalah Dry Gel Conversion dan hidrotermal. Pada Dry Gel Conversion , campuran diaduk dan dipanaskan pada suhu 90ºC selama 5 jam, dipanaskan 180ºC selama 6 hari, dikalsinasi 550ºC selama 8 jam Sedangkan pada hidrotermal, campuran dipanaskan 180ºC selama 6 hari, dikalsinasi 550ºC selama 8 jam. Schmidt dkk (2000) mensintesis dengan template krabon hitam BP 700. Karbon hitam BP 700 dimpregnasi melalui incipient wetness impregnation dengan TPAOH, air, dan etanol. Setelah penguapan etanol, karbon diimpregnasi dengan tetraetilortotitanat (TEOT) dan TEOS. Komposisi gel yang didapat adalah 20TPA2O : TiO2 : 100SiO2 : 200H2O. Aging dilakukan minimal 3 jam pada suhu kamar, karbon hitam yang telah diimpregnasi dipanaskan pada suhu 170ºC (heating rate 0,5ºC/ menit) selama 72 jam, didinginkan pada suhu kamar dan disaring. Endapan dicuci sebanyak 4 kali dengan air dan dikeringkan pada 110ºC selama 10 jam. Tahapan berikutnya adalah kalsinasi pada suhu 550ºC selama 8 jam. Sementara itu, On dkk (2001) menggunakan template HO(CH2CH2O)20(CH2CH(CH3)O)70(CH2CH2O)20H (EO20PO70EO20). Sintesis dilakukan 2 sumber silika yang berbeda yaitu SiCl4 dan TEOS. Untuk sumber silika SiCl4, sebanyak 10 gr EO20PO70EO20 dilarutkan dalam 100 gr etanol. Sebanyak 0,10 mol SiCl4 dan tetrapropilortotitanat (TPOT) ditambahkan ke dalam campuran. Campuran diaduk selama 12 jam pada suhu kamar, kemudian dipanaskan pada 40ºC. Padatan mesoporus yang mengandung surfaktan dikeringkan pada suhu kamar dan kemudian dipanaskan pada 60ºC selama 24 jam. Untuk sumber silika TEOS, titanium mesoporus (Ti/Si 1,5%) disintesis dari TEOS dalam kondisi asam (HCl 2M) (Zhao dkk dalam On dkk, 2001). Surfaktan yang mengandung prekursor mesoporus dikeringkan dalam kondisi vakum pada 60ºC selama 24 jam. Sebanyak 20 gr prekursor mesoporus yang telah kering, diimpregnasi dengan 40 gr TPAOH (10% b/b) bebas alkali. Setelah di-aging pada suhu kamar selama 12 jam, dipanaskan pada 60ºC selama 24 jam untuk mengeliminasi air, dan selanjutnya dikeringkan semalam pada suhu kamar, dilanjutkan dengan pengeringan vakum selama 24 jam. Padatan dipanaskan selama 120ºC selama beberapa hari. Produk selanjutnya dicuci dengan aquades, dikeringkan pada 80ºC, dan dikalsinasi 500ºC (heating rate = 1 ºC/menit) selama 6 jam.
AF-10
Peneliti Eimer dkk (2008)
Fang dan Hu (2007)
Ke dkk (2007)
Schmidt dkk (2000)
On dkk (2001)
Tabel 1. Sintesis TS-1 mesopous Template Prosedur CTABr Komposisi gel = 1TEOS : 0,017TiO2 : 0,24TPAOH : 21,2H2O : 0-0,004Na2O. Untuk 0 Na2O didiamkan selama 2 hari, dan untuk 0,004 Na2O didiamkan selama 1 hari pada 80ºC. Penambahan template CTABr dengan rasio CTABr/Si = 0,306 Template CMK-3 yang disintesis dari SBACMK-3 (EO20PO70EO20), 15. CMK-3 diimpregnasi dengan metode TEOS, H2SO4, incipient wetness dengan TPAOH, air, dan TPAOH, etanol, etanol. Rasio C/SiO2 = 2:1 (b/b) sehingga TBOT, HF diperoleh komposisi akhir = SiO2/TiO2/TPAOH/H2O=1:0,0125:0,2:2. Campuran dipanaskan pada 170 ºC selama 48 jam. TEA, TEOS, TPAOH, TEA Komposisi gel = 1SiO2 : 0,037TBOT : TBOT 0,25TPAOH : 0,4TEA : 35H2O Dua teknik sintesis TS-1 mesoporus yaitu Dry Gel Conversion dan hidrotermal. Dry Gel Conversion : campuran diaduk dan dipanaskan pada suhu 90ºC selama 5 jam, dipanaskan 180ºC selama 6 hari. Hidrotermal : campuran dipanaskan 180ºC selama 6 hari. TPAOH, air, etanol, Karbon hitam Komposisi gel = 20TPA2O : TiO2 : 100SiO2 : 200H2O. Aging dilakukan minimal 3 jam TEOT, TEOS BP 700 pada suhu kamar, karbon hitam yang telah diimpregnasi dipanaskan pada suhu 170ºC (heating rate 0,5ºC/ menit) selama 72 jam. EO20PO70EO20 Prinsip sintesis melalui dua cara yaitu EO20PO70EO20, pembuatan prekursor mesoporus amorf TPAOH, SiCl4, yang diikuti dengan transformasi TEOS, TPOT HCl mesoporus amorf menjadi kristalin. Sumber silika : SiCl4 dan TEOS Bahan CTABr, TEOS, TBOT, NaOH
3. Hasil dan Pembahasan X-Ray Diffraction (XRD) Karakterisasi dengan menggunakan XRD, dapat memberikan informasi mengenai derajat kemurnian, kristalisasi, dan kisi kristal (Kwayke-Awuah, 2008). Puncak difraktogram TS-1 mesoporus mirip dengan puncak difraktogram pada TS-1 mikroporus. Puncak difraksi TS-1 muncul pada 2 7,95º; 8,94º; 23,2º; 23,7º; 24,1º; dan 24,9º (Ke dkk, 2007). Perbedaan difraktogram TS-1 mesoporus dan TS-1 mikroporus terletak pada puncak yang muncul pada yang rendah dimana pada 2 tersebut menunjukkan adanya fase mesoporus dalam TS1. Puncak karakteristik material mesoporus terletak pada 2 2,1-2,7º (Eimer dkk, 2008). Baik dengan menggunakan template karbon hitam BP 700 (Schmidt dkk, 2000), CMK-3 (Fang dan Hu, 2007), EO20PO70EO20 (On dkk, 2001), TEA (Ke dkk, 2007), maupun dengan CTABr (Eimer dkk, 2008), TS-1 mesoporus menunjukkan kristalinitas MFI yang tinggi. Semakin lama waktu kristalisasi, kristalinitas makin besar (On dkk, 2001).
AF-11
(i) (ii) Gambar 1. Difraktogram TS-1 mesoporus dari template EO20PO70EO20 : (i) sumber silika SiCl4 (ii) sumber silika tetraetilortosilikat (waktu kristalisasi a = 0 hari, b = 8 hari, c = 10 hari) Spektroskopi FTIR Spektra FTIR memperlihatkan adanya puncak pada 550 cm-1 yang menunjukkan karakteristik dari asymetric stretching cincin ganda lima dalam MFI tipe zeolit. Puncak pada bilangan gelombang 960 cm-1 mengindikasikan adanya titanium dalam kerangka zeolit (Fang dan Hu, 2007; On dkk, 2001). Kristalinitas struktur MFI TS-1 mesoporus yang tinggi dapat dilihat dari rasio densitas optik puncak pada bilangan gelombang 550 dan 450 cm-1. Dikatakan mempunyai kristalinitas tinggi apabila rasio berkisar pada 0,76 (Fang dan Hu, 2007). TS-1 mesoporus yang disintesis oleh Fang dan Hu (2007) dengan menggunakan template CMK-3 memiliki kristalinitas yang tinggi dengan rasio densitas optik puncak pada 550 dan 450 cm-1 sebesar 0,8. Oleh karena itu, makin lama waktu kristalisasi menyebabkan puncak pada bilangan gelombang 550 dan 960 cm -1 makin meningkat dikarenakan makin kuatnya kerangka MFI yang terbentuk dan makin banyaknya titanium yang terdapat dalam kerangka (On dkk, 2001).
(A)
(B)
-
960 cm 1
-1
550 cm
Gambar 2. Spektra FTIR TS-1 mesoporus dari template (A) CMK-3, (B) a) SBA ; TS-1 mesoporus template EO20PO70EO20 dengan waktu kristalisasi b) 0 hari, c) 5 hari, d) 8 hari, e) 10 hari Adsorpsi Desorpsi Nitrogen Kurva isoterm adsorpsi desorpsi nitrogen mesoporus material identik dengan kurva isoterm tipe IV dengan loop histeresis H1. Ciri dari kurva tersebut adalah adanya pembelokan kurva pada P/P0 rendah, diikuti kurva datar. Selain itu, loop histeresis diatas P/P0 0,4 (Fang dan Hu, 2007; Wang dkk, 2005) atau 0,7-0,9 (On dkk, 2001) merupakan karakteristik dari material mesoporus. Dengan cara dan bahan sintesis yang berbeda akan menghasilkan trend kurva isoterm tipe IV yang berbeda. Hal ini berhubungan dengan ukuran mesoporus dan keseragaman distribusi pori yang ditunjukkan dengan posisi P/Po
AF-12
pada titik infleksi serta ketajaman kurva. Semakin lama waktu kristalisasi, menyebabkan volume dan diameter mikroporus dan mesoporus makin besar. Akan tetapi, ketika waktu kristalisasi terlalu lama, volume dan diameter pori menurun. Ini disebabkan terjadinya penebalan dinding pori pada kerangka (On dkk, 2001). A
(a)
(b)-(i)
(b)-(ii)
3 hari 0 hari 5 hari 5 hari 10 hari
10 hari
B-i B-ii C Gambar 3. A. Kurva isoterm adsorpsi desorpsi nitrogen TS-1 mesoporus dari template (a) CMK-3 (b) EO20PO70EO20 dengan sumber silika :(i) SiCl4, (ii) TEOS B. Kurva distribusi pori BJH untuk TS-1 mesoporus dari template EO20PO70EO20 dengan sumber silika :(i) SiCl4, (ii) TEOS C. Hubungan volume, jari-jari pori terhadap persen kristalinitas dari TS-1 mesoporus dengan template EO20PO70EO20 dan sumber silika ( ) SiCl4 ( ) TEOS Tabel 2. Analisis ukuran pori TS-1 mesoporus dari beberapa metode TS-1 mesoporus SBET SBJH Vmic Dmic Vmeso Dmeso (m2g-1) (m2g-1) (cm3g-1) (nm) (cm3g-1) (nm) Fang dan Hu (2007) 313 0,14 0,53 0,17 3,65 Schmidt dkk (2000) 20 On dkk (2001) : I-[0]-TS1[0,5] 760 680 0,038 1,62 8,4 x-[y]UL-TS1 [z] I-[5]-TS1[0,5] 620 450 0,095 1,72 19,2 x = I (sumber silika I-[0]-TS1[1,5] 820 645 0,045 1,45 8,8 SiCl4), I-[3]-TS1[1,5] 710 495 0,082 1,55 12,6 II (sumber silika I-[5]-TS1[1,5] 680 405 0,123 1,75 18,4 TEOS) I-[8]-TS1[1,5] 655 310 0,145 1,95 22,4 y = waktu I-[10]-TS1[1,5] 580 180 0,159 1,65 26,4 kristalisasi (hari) z = % Ti/Si II-[0]-TS1[1,5] 790 710 0,025 1,18 6,6 II-[5]-TS1[1,5] 730 440 0,103 1,40 9,6 II-[8]-TS1[1,5] 705 380 0,103 1,36 12,4 II-[10]-TS1[1,5] 520 145 0,149 0,85 12,8 dry gel conversion Ke dkk (2007) 430,4 0,108 0,252 6,5 Metode hidrotermal 399,7 0,117 0,118 3,4 Eimer dkk (2008) 1 Na- 1 hari 1250 0,84 2,0 0 Na- 2 hari 1071 0,78 2,1
AF-13
UV-Vis Diffuse Reflactance Adanya titanium dalam kerangka zeolit dapat diamati dengan menggunakan UV-Vis DR ditandai oleh munculnya puncak pada panjang gelombang 210-212 nm (Serrano dkk, 2007; Fang dan Hu, 2007; Wilkenh ner dkk, 2001) dimana terjadi transfer muatan dari oksigen ke orbital d Ti4+ yang kosong (Xia dan Gao, 1996). Waktu kristalisasi yang makin lama menyebabkan semakin banyak titanium sebagai sisi aktif yang terkoordinasi dalam kerangka (On dkk, 2001). Ini dapat dilihat dari bentuk spektra yang makin narrow karena indikasi berkurangnya titanium yang berada di luar kerangka dan terdistribusi makin seragam di dalam kerangka. Oleh karena itu, makin lama waktu kristalisasi, spektra makin mengarah ke 210-212 nm.
Gambar 4. Spektra UV-Vis TS-1 mesoporus yang disintesis dari EO20PO70EO20 dengan sumber silika SiCl4, waktu kristalisasi : a) 0 hari b) 5 hari c) 10 hari Transmission Electron Microscopy (TEM)
(a) (b)-(i) (b)-(ii) Gambar 5. TEM TS-1 mesoporus dengan template (a) CMK-3 (b) EO20PO70EO20 dengan sumber silika (i) SiCl4 (ii) TEOS Dengan template CMK-3, TS-1 mesoporus memiliki keseragaman ukuran nanokristal bentuk heksagonal seperti yang tampak pada Gambar 7. Sumber silika juga mempengaruhi keteraturan pori material yang dihasilkan. Ini terbukti ketika On dkk (2001) menggunakan sumber silika TEOS, struktur pori TS-1 lebih teratur daripada digunakan SiCl4 sebagai sumber silika. 29
Si MAS NMR Dengan 29Si MAS NMR, 2 puncak tajam yang khas dari TS-1 muncul pada -114 dan -104 ppm, serta 1 puncak lemah pada -98 ppm. Puncak pada -114 ppm adalah puncak dari Si(OSi)4 (Q4), -104 ppm adalah puncak Si(OSi)3 (Q3), dan - 98 ppm adalah puncak dari Si(OSi)2 (Q2). Rasio puncak Q4/Q3 adalah 1,8. Peningkatan intensitas Q4 dan penurunan intensitas Q3 mempunyai arti bahwa terjadi proses kristalisiasi dan transformasi dari permukaan hidrofilik menjadi hidrofobik (On dkk, 2001)
AF-14
.
3
-104 ppm (Q ) -114 ppm (Q4)
Gambar 6. Spektra 29Si MAS NMR (a) material prekursor, (b) TS-1 mesoporus Aplikasi TS-1 mesoporus telah dibandingkan aktivitasnya dengan TS-1 mikroporus pada beberapa reaksi, diantaranya epoksidasi 1-oktena dan sikloheksena (Schmidt dkk, 2000), oksidasi tiofen dan dibenzotiofen (Fang dan Hu, 2007). TS-1 mesoporus memberikan aktivitas katalitik lebih besar daripada TS-1 mikroporus, terutama untuk molekul berukuran besar seperti sikloheksena dan benzotiofen. Oksidasi sempurna tiofen oleh TS-1 mikroporus dapat terjadi dengan membutuhkan waktu selama 5 jam sedangkan apabila menggunakan TS-1 mesoporus hanya dibutuhkan waktu 1 jam. Epoksidasi sikloheksena dengan TS-1 mesoporus memiliki aktivitas katalitik 10 kali lebih besar daripada TS-1 konvensional. Dibenzotiofen tidak dapat dioksidasi oleh TS-1 mikroporus karena dibenzotiofen mempunyai ukuran yang besar sehingga tidak dapat kontak dengan pori TS-1 mikroporus yang kecil. Akan tetapi, mesoporus TS-1 dapat mengoksidasi secara sempurna dibenzotiofen karena ukuran mesoporus memudahkan difusi dibenzotiofen dengan sisi aktif TS-1. Menurut Ke dkk (2007), TS-1 mesoporus yang diperoleh dari teknik berbeda akan menghasilkan aktivitas katalitik yang berbeda. Pada hidroksilasi benzena dengan metode sintesis hidrotermal dan dengan perbandingan TEA/SiO2 = 0,4 (HTS-4) memberikan angka konversi benzena sbesar 6,5% dengan TOF = 10,7. Dengan rasio TEA/SiO2 yang sama tetapi disintesis dengan teknik yang berbeda yaitu dry gel conversion (DGC-4) menujukkan konversi benzena sebesar 7,2% dengan TOF = 13,9.
A B C Gambar 7. A. Rasio konsentrasi produk ( ) 1-oktena dan ( ) sikloheksena yang diperoleh dari TS-1 mesoporus dan TS-1 konvensional (Schmidt dkk, 2000) B. oksidasi tiofen dan dibenzotiofen (DBT) dengan menggunakan TS- 1 mikroporus dan mesoporus (Fang dan Hu, 2007) C. Konversi benzena dengan TS-1 mesoporus dengan template TEA: a. HTS0; b. HTS-2; c. HTS-4; d. HTS-0M; e. DGC-4 (Ke Dkk,2007) 5. Kesimpulan TS-1 mesoporus mempunyai aktivitas katalitik lebih baik daripada TS-1 mikroporus karena mempermudah difusi reaktan ke sisi aktif Ti. Semakin besar template yang digunakan, semakin besar pori TS-1 yang terbentuk. Sintesis TS-1 mesoporus dengan menggunakan karbon hitam BP 700 menghasilkan ukuran pori yang lebih besar daripada CMK-3, CTABr, TEA, dan EO20PO70EO20. Cara sintesis juga mempengaruhi ukuran pori dari
AF-15
TS-1 mesoporus. Dengan menggunakan template dan komposisi bahan yang sama teknik dry gel conversion menghasilkan ukuran pori yang lebih besar daripada metode hidrotemal. Daftar Pustaka Berlini, C., Guidotti, M., Moretti, G., Psaro, R., Ravasio, N., 2000, Catalytic Epoxidation of Unsaturated Alcohols on Ti-MCM-41, Catalysis Today, Vol 60, hal 219-225 Campbell, R., 2006, Synthesis and Characterization of Three-Dimensional Mesoporous Materials, PhD Research Seminar, 7 Maret 2006 Eimer, G, A., Diaz, I., Sastre, E., Casuscelli, G, S., Crivello, M, E., Herrero, E, R., dan Perez-Pariente, J., 2008, Mesoporous Titanosilicates Synthesized from TS-1 Precursors with Enhanced Catalytic Activity in The α-Pinene Selective Oxidation, Applied Catalysis A : General, Vol 343, hal 77-86 Fang, Y., dan Hu, H., 2007, Mesoporous TS-1 : Nanocasting Synthesis with CMK-3 as Template and Its Performance in Catalytic Oxidation of Aromatic Tiophene, Catalysis Communications, Vol 8, hal 817-820 Ke, X., Xu, L., Zeng, C., Zhang, L., Xu, N., 2007, Synthesis of Mesoporous TS-1 by Hydrothermal and Steam-Assisted Dry Gel Conversion Techniques With The Aid of Triethanolamine, Microporous and Mesoporous Materials, Vol 106, hal 68-75 Kwayke-Awuah, B., 2008, Production of Silver-Loaded Zeolites and Investigation of Their Antimicrobial Activity, Tesis : University of Wolverhampton On, T, D., Lutic, D., Kaliaguine, S., 2001, An Example of Mesostructured Zeolitic Material : UL-TS1, Micoporous and Mesoporous Materials, Vol 44-45, hal 435-444 Serrano, D. P., Calleja, G., Botas, J., Gutierrez, F. J., 2007, Characterization of Adsorptive and Hydrophobic Properties of Silicate-1, ZSM-5, TS-1 and Beta Zeolites by TPD Techniques, Separation and Purification Technology, Vol 54, hal 1-9 Trukhan, N, N., Romannikov, V, N., Paukshtis, E, A., Shmakov, A, N., Kholdeevai, O, A., 2001, Oxidation of 2,3,6-Trimethylphenol over Ti- and V-Containing Mesoporous Mesophase Catalysts: Structure–Activity/Selectivity Correlation, Journal of Catlysis, Vol 202, hal 110-117 Schmidt, I., Krogh, A., Wienberg, K., Carrison, A., Brorson, M., Jacobsen, C, J, H., 2000, Catalytic Epoxidation of Alkenes with Hydrogen Peroxide Over First Mesoporous Titanium-Containing Zeolite, Chem. Commun., hal 2157-2158 Vinu, A., Mori, T., Ariga, K., 2006, New Families of Mesoporous Materials, Science and Technology of Advanced Materials, Vol 7, hal 753-771 Wang, X., Xu, H., Fu, X., Liu, P., Lefebvre, F., Basset, J., 2005, Characterization and Catalytic Properties of Tin-Containing Mesoporous Silica Prepared by Different Methods, Journal of Molecular Catalysis A, Vol 238, hal 185-191 Wilkenhoner, U., Langhendries, G., Van L, F., Baron, G.V., Gammon D.W., Jacobs, P.A., van Steen, E., 2001, Influence of Pore and Crystal Size of Crystalline Titanosilicates on Phenol Hydroxylation in Different Solvents. Journal of Catalysis., Vol. 203, hal. 201–212 Xiao, F., 2008, New Routes For Improving Hydrothermal Stability of Ordered Mesoporous Materials and Synthesis of Mesoporous Zeolites, Canada : Nanoporous Materials : Proceedings of the 5th International Symposium 25-28 Mei 2008
AF-16