ANCAMAN BAKTERI E-COLI PADA SANITASI DAN DRAINASE MASYARAKAT PERKOTAAN
MENGAPA KITA HARUS MENGELUH
SINERGI REFERENSI TEBING TINGI DELI
MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGI
ESA HILANG DUA TERBILANG
SALAM REDAKSI
SINERGI REFERENSI TEBING TINGGI DELI
TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI NO.480.05/286 TAHUN 2002
P
embaca budiman. Ada yang baru di edisi Maret 2013 kali ini di majalah SINERGI. Rubrik terbaru itu, adalah Jurnal Sinergi yang kami sediakan halaman khusus. Rubrik ini, kami siapkan untuk para guru, dosen dan mahasiswa yang membuat tulisan-tulisan ilmiah untuk berbagai keperluan. Jika kemudian telah ada ketentuan, bahwa kenaikan pangkat maupun berbagai persyaratan membutuhkan tulisan ilmiah yang dipublikasikan, ke sanalah rubrik itu nantinya akan kami dedikasikan. Halaman SKPD juga kami nilai baru, kali ini mencoba mengetengahkan salah satu lembaga yang mengurusi persoalan Sanitasi Dan Drainase. Rubrik ini, kami sajikan agar pembaca tahu bagaimana struktur kerja SKPD yang ada di lingkungan Pemko Tebingtinggi. Pada edisi ini juga kami mengetengahkan topik yang kami nilai penting bagi masyarakat, khususnya Sanitasi Perkotaan. Ancaman Bakteri E-Coli Pada Masyarakat Perkotaan, Problema Sanitasi Di Tebing Tinggi , Drainase Kita, Riwayatmu Dulu Dan Kini, Sarana MCK Cermin Kesehatan Jiwa Suatu Masyarakat. Selain rubrik itu, Kami juga menyajikan sejumlah laporan dalam berbagai rubrik, misalnya Kurikulum 2013 Untuk Menjawab Tantangan Zaman di halaman pendidikan. Ada juga rubric mamfaat teh hijau di halaman kesehatan serta halaman linkungan hidup kami sajikan Ketika Mata Air Merintih di Titik ‘Nol’ Sei Bahilang. Pada halaman wanita, reporter tamu kami, mencoba mengisahkan perjalanan buruh penambang pasir perempuan. Jika selama ini yang menjadi penambang pasir adalah pria, tapi ada pengecualian untuk perempuan satu ini. Pada halaman agama, Kami mencoba untuk menyelusuri tetang keberadaaan muhammadiyah di tebing tinggi . Untuk halaman hukum, kami coba mengetengahkan, Polri Harus Tegakan Supremasi Hukum, Tingginya angka kriminalitas kejahatan diwilayah jajaran Polres Tebing Tinggi sangat meresahkan masyarakat. Sedangkan halaman parlementaria, akan mengupas Para Caleg Dan Calon Pemilihnya Dalam Pemilu serta tentang Pencalonan Anggota Legislatif. Pada halaman olah raga, sengaja kami tampilkan mengenai Permainan Anak-Anak Dulu Dan Kini. Tak lupa kami selipkan pula sejumlah tulisan berbagai kalangan dalam rubric seni/budaya. Ada sejumlah pusi dan cerita pendek yang akan menghiasi halaman ini. Sebagai obat penawar kebosanan dan mengasah ketajaman jiwa, halaman seni/budaya sengaja kami sediakan dalam halaman yang cukup. Akhirnya, kami berharap edisi ini semakin baik dan mendapat apresiasi dari pembaca kami. Salam dari meja redaksi. Terima Kasih
2
KETUA PENGARAH :
Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM ( WaliKota Tebing Tinggi )
WAKIL KETUA PENGARAH : H. Irham Taufik, SH, M.AP (Wakil WaliKota Tebing Tinggi )
PENGENDALI :
H. Johan Samose Harahap, SH, MSP (Sekdako Tebing Tinggi Deli )
PENANGGUNG JAWAB :
Ir. H. Zainul Halim (Asisten Administrasi Umum )
PIMPINAN REDAKSI : Ahdi Sucipto, SH (Kabag Adm. Humas PP)
REDAKSI :
Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda
BENDAHARA :
Jafet Candra Saragih
KOORDINATOR LIPUTAN : Drs Abdul Khalik, MAP
SEKRETARIS REDAKSI : Dian Astuti LAYOUT DESAIN GRAFIS Edi Suardi, S.Sos Aswin Nasution, ST
FOTOGRAFER : Sulaiman Tejo Chairul Fadhli
KOORDINATOR DISTRIBUSI RIDUAN
LIPUTAN DAN REPORTER :
Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan tanda pengenal (KTP,SIM,Paspor) dan Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya. Tulisan dikirim ke alamat redaksi : Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi Deli Deli Eimail :
[email protected] Facebook :
[email protected]
DAFTAR ISI
EDISI 121MARET 2013 4.SINERGI MOMENTUM 8. SINERGITAS • Sanitasi Dan Drainase 9. UTAMA • Ancaman Bakteri E-Coli Pada Masyarakat Perkotaan • Problema Sanitasi Di Tebing Tinggi • Drainase Kita, Riwayatmu Dulu Dan Kini Walikota • Tebing Tinggi : Sarana Mck Cermin Kesehatan Jiwa Suatu Masyarakat 15 PENDIDIKAN • Kurikulum 2013 Untuk Menjawab Tantangan Zaman 16 KESEHATAN • Biar Sehat, Ganti Kopi Dengan Teh Hijau Di Pagi Hari • Kopi Bisa Cegah Kanker Payudara Kambuh 17 LINGKUNGAN HIDUP • Ketika Mata Air Merintih di Titik ‘Nol’ Sei Bahilang 19. HUKUM • Polri Harus Tegakan Supremasi Hukum 21. LENSA PEMKO 27. WANITA • Wanita Penambang Pasir Untuk Biaya Kuliah Anak 28. PEMKO KITA • Kota Tebing Tinggi Canangkan Gemmar Dan Pelantikan DMI • BDB Rp 90,278 Miliar, Umar Hasibuan Apresiasi Pempropsu • Sekdapropsu Kukuhkan Pengurus Korpri Tebing Tinggi • PNS Tebing Tinggi Dihimbau Sampaikan SPT Tahunan • Korban Kebakaran Terima Bantuan Pemko Tebing Tinggi
Koordinator Liputan Drs.ABDUL KHALIK.MAP
Layout Desain Grafis ASWIN NAST.ST
Sekretaris Redaksi DIAN ASTUTI
Layout Desain Grafis EDI SUWARDI.S.Sos
Bendahara JAFET CHANDRA SARAGIH
Distributor RIDWAN
Redaksi JUANDA
Foto Grafer Sinergi FADHLI
• Pusat Souvenir Dan Oleh-Oleh Khas Tebingtinggi Diresmikan 35. PERLEMENTERIA • Study Banding Komisi III DPRD Kabupaten Brebes Di Kota Tebing Tinggi • Para Caleg Dan Calon Pemilihnya Dalam Pemilu • Tentang Pencalonan Anggota Legislatif 38. LENSA SRIKANDI 44. AGAMA • Muhammadiyah Di Tebing Tinggi 48. SOSIAL • Pedagang Kaki Lima Di Pasar Gambir 49. INFO NASIONAL • Demokrat: Menteri "Nyaleg" Hanya Cuti 15 Hari di Akhir Pekan 51. OLAH RAGA • Permainan Anak-Anak Dulu Dan Kini 52. PUISI • Ibu • Sahabat • Pengorbanan Seorang Ibu • Tentang Sahabat 54. CERPEN • Surat Untuk Ibu 55. JURNAL PEMKO • Tantangan Globalisme Dan Komunikasi Lintas Budaya (Sebuah Perspektif) 58 . TEPIAN • M a r w a h 60 . IKLAN GRATIS SINERGI
Redaksi KHARUL HAKIM
Redaksi RIZAL SYAM
Foto Grafer Sinergi SULAIMAN
3
MOMENTUM
4
MOMENTUM
MOMENTUM
7
SINERGITAS
SANITASI DAN DRAINASE
Persoalan drainase dalam kehidupan ini merupakan persoalan purba (lihat halaman utama: Drainase Kita, Riwayatmu Dulu dan Kini). Drainase yang berasal
dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air. Jadi pengertian drainase lebih kurang adalah merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air limbah dari daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya, baik berupa air hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari kawasan yang bersangkutan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau ke bangunan resapan buatan. Siklus keberadaan air di suatu wilayah dimana manusia bermukim, pada masa tertentu akan mengalami keadaan berlebih. Keadan ini dapat mengganggu kehidupan manusia. Selain itu semakin kompleksnya kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah berupa air buangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya, dan dengan adanya keinginan untuk
8
meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan hidup maka manusia mulai berusaha untuk mengatur lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimannya dari air berlebih dan air buangan. Agaknya hal ini menjadi cara untuk mengatasi banjir. Di daerah terbelakang drainase tercipta begitu saja, tanpa perencanaan. Drainase alami ini berlangsung tidak secara statis melainkan terus berubah secara konstan menurut keadaan fisik lingkungan sekitar. Seiring dengan berkembangnya kawasan perkotaan yang ditandai dengan banyak didirikannya bangunan-bangunan yang dapat menunjang kehidupan dan kenyamanan masyarakat kota, maka sejalan dengan itu diperlukan pula suatu sistem pengeringan dan pengaliran air yang baik untuk menjaga kenyamanan masyarakat kota. Sehingga drainase perkotaan harus saling padu dengan sampah, sanitasi dan pengendalian banjir perkotaan. Sedangkan, drainase di wilayah perkotaan bertujuan untuk mengalirkan air lebih dari suatu kawasan yang berasal dari air hujan maupun air buangan rumah tangga dan industri, agar tidak terjadi genangan melimpah pada suatu kawasan tertentu.
Karena suatu kota terbagi-bagi menjadi beberapa kawasan, maka drainase di masing-masing kawasan merupakan komponen yang saling terkait dalam suatu jaringan drainase perkotaan dan membentuk satu sistem drainase perkotaan. Lebih-lebih saat ini masalah drainase di Tebingtinggi menjadi masalah yang sangat pelik. Banjir bagi kota Tebingtinggi adalah hal biasa, akibat dari pengelolaan drainase yang buruk . Ujung-ujungnya adalah sanitasi yang buruk pula. Banjir, bagaimanapun menyisakan pelbagai persolan. Dari mulai ekonomi, politik sampai sosial. Tapi yang paling berat adalah munculnya wabah penyakit, akibat buruk dari sanitasi tadi. Untuk mengatasi persoalan sanitasi pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan melahirkan Kepmenkes no 852 tahun 2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. adalah satu program nasional Indonesia di bidang sanitasi yang dipegang oleh Kementerian Kesehatan sebagai leading sector. Ditetapkannya Kepmenkes ini pada tahun 2008 memulai perubahan paradigma baru dalam pelaksanaan program sanitasi di negeri ini dengan menerapkan prinsip zero subsidi. Namun, sebelum bahaya besar datang, agaknya drainase yang baik perlu menjadi perhatian kita semua. Kota Tebingtinggi perlu memikirkan semua ini, sebab dengan drainase yang baik akan menciptakan sanitasi yang baik. Dengan adanya suatu sistem drainase di perkotaan maka akan diperoleh banyak manfaat pada kawasan perkotaan yang bersangkutan, yaitu akan semakin meningkatnya kesehatan, kenyamanan dan keasrian daerah pemukiman khususnya dan daerah perkotaan pada umumnya, dan dengan tidak adanya genangan air, banjir dan pembuangan limbah yang tidak teratur, maka kualitas hidup penduduk di wilayah bersangkutan akan menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman seluruh masyarakat. (khairul hakim)
UTAMA
ANCAMAN BAKTERI E-COLI PADA MASYARAKAT PERKOTAAN Bakteri Escherishia Coli atau lebih dikenal e-coli, dikenal sebagai bakteri yang berasal dari kotoran manusia alias tinja. Bakteri itu, merupakan bakteri spesies utama dari bakteri gram negatif. Bakteri itu ditemukan oleh Theodore Escherich, biasanya hidup pada kotoran manusia alias tinja. Mereka yang dimasuki bakteri itu, akan mengakibatkan diare, muntah berak (muntaber) dan penyakit pencernaan lainnya. Penyebaran bakteri e-coli, terutama terjadi pada pemukiman padat di perkotaan yang sarana sanitasinya buruk. Jakarta merupakan kota yang sudah mengalami ancaman bakteri e-coli. Dari penelitian di Jakarta Barat, sekira 60 persen air di daerah itu diperkirakan sudah tercemar bakteri itu. Beberapa daerah di kota besar dan kota-kota lainnya, hal sama juga terjadi. Ancaman bakteri e-coli semestinya tidak dipandang sebelah mata. Dalam kondisi tertentu penyakit diare menjadi pembunuh nomor satu di kalangan balita dan anakanak, jika tidak mendapatkan pertolongan dan perawatan lebih awal. Bahkan, pada 2011 dikabarkan muncul strain baru bakteri e-coli yang jauh lebih mematikan dibanding sebelumnya. Jenis baru bakteri e-coli itu berkembang di Eropah dan sudah merenggut belasan jiwa, dikenal dengan Enterohaemorrhagic Escherichia coli atau EHEC. Gejala infeksi EHEC menurut Prof Tjandra Yoga, Dirjen Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, antara lain berupa sakit perut seperti kram disertai diare, yang pada sebagian kasus dapat mengeluarkan darah (haemorrhagic colitis). Gejala lain yang sering menyertainya adalah demam serta mual-muntah. Masa inkubasi EHEC berkisar antara 3 hingga 8 hari, atau rata-rata 4 hari. Sebagian besar bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10 hari, namun dalam kasus tertentu seperti yang terjadi di Eropa, infeksi bisa berlanjut menjadi Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS). Gejala HUS cukup serius, di antaranya adalah gagal ginjal akut yang disertai kerusakan pada sel-sel darah merah, gang-
guan saraf, stroke dan koma. Diperkirakan sekitar 10 persen dari pasien yang terinfeksi EHEC akan berlanjut ke HUS, dengan tingkat kematian sebesar 3-5 persen. Prof. Tjandra Yoga menambahkan, sejak pertengahan Mei hingga 2 Juni 2010 bakteri EHEC telah menginfeksi 1.733 orang di Jerman dengan korban tewas mencapai 17 orang. Sebanyak 6 korbSecara singkat Anis memaparkan bagaimana proses bakteri tersebut bisa mengakibatkan gagal ginjal pada si penderitanya. "Bakteri masuk bersama makanan terkontaminasi lalu melekat pada mukosa usus besar dan menghasilkan toksin tersebut. Verotoksin kemudian masuk ke aliran darah dan terikat pada reseptor Gb3 yang terdapat di ginjal," katanya. Menurut Dr. Anis Karuniawati, PhD, SpMK, Ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Verotoksin yang dihasilkan EHEC diketahui mirip dengan toksin yang dihasilkan oleh Shigella dysentriae sehingga disebut juga Shiga-like toxin (ST). Sehingga dapat dikatakan bahwa, e.coli kemungkinan mendapatkan kemampuan menghasilkan toksin akibat transfer gen dari Shigella dysentriae. Menurutnya, terdapat beberapa serotipe e.coli yang termasuk dalam kelompok EHEC. Terbanyak adalah serotipe O157:H7, selain itu juga serotipe non-O157:H7 dan termasuk yang pernah dilaporkan di Korea E.coli O104:H4. Pembagian serotipe adalah berdasarkan antigen H (flagel) dan O (somatik) yang dimiliki oleh e.coli. Terkait bagaimana proses bakteri bermutasi sehingga menjadi sangat mematikan, Anis mengungkapkan, seperti pada umumnya bakteri, materi genetik sel bakteri dapat dipindahkan secara vertikal atau horisontal. Pemindahan materi genetik secara horisontal dapat terjadi dari sel bakteri ke sel lain yang masih dalam kelompok spesies yang sama ataupun berbeda. "Cara pemindahan bisa secara langsung, melalui pili (salah satu organel sel) atau dipindahkan oleh bakteriofaga atau virus peng-infeksi bakteri dari satu sel bakteri ke sel yang lain," terangnya.
Lalu bagaimana dengan Kota Tebingtinggi? Diperkirakan dalam 10 tahun ke depan, kota itu akan mengalami nasib sama. Jika tidak dilakukan penanganan terpadu dan lebih awal oleh pemerintah kota bersama masyarakat. Bayangkan saja, dengan jumlah penduduk sekira 165 ribu jiwa lebih, saat ini, produksi tinja warga kota itu per hari mencapai sekira 4 ribu kg. Perkiraan itu berdasarkan hasil riset, bahwa setiap orang umumnya memproduksi tinja antara 250 gram hingga 300 gram per hari. Jika produksi itu dikalikan dengan jumlah penduduk, maka itulah hasilnya. Hal yang membuat merinding bulu kuduk, ternyata dari setiap 1 gram tinja terdapat 100 juta bakteri hidup termasuk e-coli yang siap melakukan penetrasi ke berbagai makhluk hidup lainnya, termasuk manusia. Bayangkan, berapa jumlah bakteri ecoli yang hidup dalam tinja sebanyak 4 ton/ hari itu. Itulah problema terbesar kesehatan yang akan dihadapi peradaban urban, termasuk kota transit yang kini dipimpin Wali Kota Ir.H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM dan H. Irham Taufik, SH, MAP. Ancaman itu, faktual. Jumlah kumulatif tinja sebanyak 4 ton itu, saat ini keadaannya tanpa dikelola sama sekali. Umumnya tersimpan dalam septic tank keluarga yang masih manual. Artinya septic tank yang tidak sesuai standar kesehatan, di mana timngkat penetrasinya ke dalam tanh sangat tinggi. Bukan tidak mungkin septic tank demikian, tidak menjamin keamanan tinja yang tersimpan didalamnya. Belum lagi mobil pengangkut tinja di kotaTebingtinggi, beberapa tahun belakangan tidak ada. Selebihnya, tinja itu mencemari tanah, drainase dan sungai, lahan kosong dan sebagainya. Syukur saja, hingga kini lingkungan (tanah dan sungai) masih mendaur ulangnya secara alamiah. Jika nanti lingkungan sampai pada titik jenuh, diperkirakan kasus Jakarta hanya tinggal menunggu waktunya
9
UTAMA
Buruknya masalah sanitasi di inti kota, sudah diakui Kadis Pertanian kota Tebingtinggi Syaiful Fachri, SP, MSi, suatu kali berbincang dengannya. Menurut Fachri, buruknya kondisi sanitasi di inti kota, terutama menyangkut limbah rumah tangga, meliputi air buangan cucian dan masak, kotoran tinja dan sampah keluarga. Kemudian drainase yang buruk dan tidak sesuai standard serta sampah yang penanganannya dalam skala terbatas dan tidak tuntas. Semua limbah itu, umumnya dibuang ke badan sungai yang melintasi kota, terutama sungai Bahilang, Kelembah, Sigiling dan Padang. “Bayangkan jika tinja dibuang langsung ke sungai, sangat besar resikonya,” ungkap Alumni S2 PWD USU itu. Seiring dengan perkembangan kota serta tingkat hunian yang terus naik, maka penanganan persoalan lingkungan, kata Fachri, sudah harus mulai dipikirkan secara terpadu dan sistemik. “Semua limbah itu mesti dikelola agar tidak menimbulkan efek negatif tapi berdampak positif,” tegas dia. Salah satu pemikiran yang tengah digodok adalah pembuatan limbah komunal ditengah kota berpenduduk padat. Fachri, menyontohkan proyek limbah komunal itu harusnya dimulai di
10
komplek perumahan. Misalnya, sudah ada beberapa sanitasi masyarakat alias Sanimas pada beberapa lingkungan padat penduduk sebagai pilot project, misalnya di Kel. Lalang, Bandar Utama dan Satria. Menyusul di Kel. Mandailing dan Durian. Masalah lain muncul, kata dia, saat ini pertumbuhan real estat di Kota Tebingtinggi, semakin tinggi. Tentu saja, pembangunan komplek perumahan harus memenuhi standard hunian sehat dan ramah lingkungan, sesuai ketentuan yang ada. Salah satunya, bagaimana pihak pengembang mengelola limbah mereka. Namun diakui, hingga kini tidak ada satu pun pengembang di Kota Tebingtinggi yang coba memperhatikan penanganan limbah rumah tangga itu. Menyadari problema sanitasi dan ancaman yang mengintip, Bappeda bersama Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Kantor Lingkungan Hidup, beberapa tahun belakangan melakukan berbagai program penanganan sanitasi di perkotaan. Program itu jug amendapat dukungan dari sejumlah founding seperti USAID, AuSAID dan IDB. Saat ini, Bappeda tengah merancang proyek sanitasi (ipal komunal, tempat pembuangan sampah dan drainase) secara
terpadu. Pada 2013 telah dianggarkan dana hibah mencapai Rp14,8 milyar untuk pengadaan ipal komunal di beberapa kelurahan. Beberapa kelurahan dilirik, yakni Kel. Mandailing, Pasar Baru yang berdampingan dengan sei Bahilang. Proyek Ipal komunal itu, nantinya akan melibatkan ratusan rumah sebagai penopangnya. Di mana, seluruh saluran sanitasi rumah itu akan bermuara pada satu instalasi yang dikelola secara manajerial. Selain itu, program HEBAT (hidup energik, bersih, sehat) yang dilaksanakan LSM Yakmi, digencarkan di beberapa pemukiman padat penduduk. Program ini, mengkhususkan tahapan pendidikan kepada masyarakat dalam mengelola sanitasi warga secara baik. Salah satu, program HEBAT yang berhasil dapat dilihat di Kel. Tanjung Marulak Hilir, Kec. Padang Hilir. Program Sanitasi kota Tebingtinggi, pantas dinilai tepat ditengah mulai munculnya kekhawatiran akan terjadinya persoalan sanitasi pada masyarakat perkotaan. Langkah mencegah memang lebih baik dari mengobati. Abdul Khalik
UTAMA
PROBLEMA SANITASI DI TEBING TINGGI
Matahari masih enggan bangkit dari peraduannya. Buyung, anak SD yang tinggal di bantaran sei Bahilang, masih bergulung di selimutnya. Sang ibu, tiba-tiba membangunkannya dengan suara menggelegar, mengingatkan waktu menunjukkan pukul 06.30. Anak tepian sungai itu pun melompat dari dipannya dan bergegas keluar. Rutin, setiap pagi dia harus mandi, membersihkan diri, sebelum berangkat sekolah. Tapi, Buyung tidak ke kamar mandi, melainkan menuju tepian sungai. Di derasnya air sungai, dia buang
hajat lebih dulu, sebelum menceburkan diri ke arus air dengan menggosokkan badannya, kadang tanpa sabun. Juga gosok gigi, kadang bermodal daun bambu muda yang tumbuh liar di sisi sungai. Selesai mandi. Dengan badan menggigil, buyung naik ke tepian sungai, mengambil handuk kumal dan melap badannya, sambil berlari ke rumah berjarak beberapa meter dari pangkalan sungai. Usai berpakaian sekolah, di atas meja makan telah disediakan sang ibu sarapan pagi. Tak jarang sarapan hanya terisi nasi panas dengan lauk ikan atau udang sungai digoreng sambal, hasil
tangkapan Buyung kemarin. Sarapan itu terasa nikmat. Sepulang sekolah, mereka kembali akrab dengan sungai hingga sore. Masyarakat memberi gelar mereka ‘anak sungai.’ ‘Anak sungai’ tak merasa jijik dengan tinja yang melintasi aliran sungai, maupun bangkai hewan yang dibuang dari hulu sungai. Perasaan tak jijik dan tak takut itu, karena memang tinja dan bangkai hewan yang melintasi aliran sungai tak pernah menimbulkan dampak bagi anak-anak.
11
UTAMA
Sungai, mampu mengendalikan limbah itu hingga tak menimbulkan malapetaka. Itu lah kenangan 30 tahun lalu, masih kekal dalam ingatan anak-anak tepian sungai di kota Tebingtinggi. Ada ratusan keluarga, sejak lama sudah menempati tepian sungai. Mereka hidup dan bercengkerama dengan sungai di sebagian besar hari-hari mereka. Pada keluarga itu, dulunya tidak dikenal kamar mandi maupun water close (WC) yang saat ini akrab dengan rumah tangga modern. Segala limbah, dibuang ke sungai, mulai dari limbah pribadi hingga limbah rumah tangga. Hanya saja, karena sungai saat itu mampu menampung limbah dan mengelolanya secara alamiah, limbah itu tak memunculkan problema kesehatan. Maklum saja, jumlah penduduk kota Tebingtinggi saat itu, tak sebanyak kini yang pertumbuhannya mencapai 10 kali lipat. Sayangnya, pertumbuhan penduduk justru terjadi pada pemukimanpemukiman inti kota yang berada di tepian sungai. Perhatikan saja, bagaimana aliran sungai Bahilang, mulai dari Kel. Persiakan hingga Kel. Badak Bejuang, padat dihuni rumah yang tidak lagi menyisakan ruang di bantaran sungai. Diperkirakan, ada ribuan kepala keluarga yang memanfaatkan bantaran sungai Bahilang sebagai hunian. Demikian pula di bantaran sei Padang, sejak dari Kel. Bulian hingga Kel. Tanjung Marulak Hilir, menunjukkan kuantitas peningkatan pemukiman di bantaran sungai. Selama puluhan tahun, pembangunan pemukiman di bantaran sungai itu tak terkendali, karena lemahnya penegakan peraturan soal itu. Demikian pula pemanfataan bantaran sungai sebagai areal industry, kian memperparah keadaan sungai, karena mereka berperan besar merusak keasrian sepotong surga itu. Ribuan rumah warga di bantaran sungai, maupun yang berada di sekitar bantaran sungai membuang limbah rumah tangga mereka ke badan sungai. Lalu, perkirakanlah berapa jumlah limbah yang terbuang ke sungai setiap harinya dari
12
ribuan rumah tangga itu. Kali kan pula selama satu bulan, lalu satu tahun, lalu 10 tahun, lalu 20 tahun. Dipastikan, sudah ada ribuan ton limbah yang mengendap di badan sungai Padang dan Bahilang serta sungai-sungai lain yang melintasi kota Tebingtinggi. Akibat pembuangan limbah besar-besaran itu, keceriaan sungai sejak lama telah hilang. Sungai saat ini, bukan lagi tempat anak-anak mengembangkan kepribadiannya, tapi berubah menjadi area menakutkan, menjijikkan dan dijauhi. Keindahan sungai juga telah hilang berganti dengan kondisi yang kusam dan jorok, hingga membuat siapapun memalingkan pandangannya. Dampak kasat mata yang bisa dilihat, adalah pendangkalan sungai akibat limbah berbagai bahan kebutuhan rumah tangga, mulai dari plastik, besi, kain dan berbagai barang rongsokan lain yang dibuang ke dalam sungai. Tanpa pengerukan badan sungai, banjir adalah efek negatif yang telah dirasakan warga di tepian sungai bertahun-tahun. Tanpa pengendalian dari perspekstif kesehatan, ke depan warga kota akan mengalami berbagai problema penyakit, semisal diare dan muntaber akibat sumber air tak steril. Tak hanya sungai problema sanitasi kian memprihatinkan. Agaknya, karena minimnya pengetahuan soal sanitasi, masyarakat membuat kamar mandi dan WC tanpa aturan sesuai kesehatan. Atau, karena minimnya lahan pembuatan septic tank penampung limbah keluarga menjadi rentan. Beberapa masalah dalam pembuatan septic tank yang beresiko bagi kesehatan, dapat diamati pada pemukiman warga di bantaran sungai. Kebanyakan warga membuang langsung tinja mereka ke badan sungai dengan membuat saluran langsung menuju badan sungai, tanpa saringan ataupun drainase. Ada juga warga yang membuat septic tank, namun tidak sesuai standard kesehatan. Misalnya membuat bangunan septic tank dengan dasar bangunan yang tidak dilapisi batu disemen. Sehingga dasar septic tank tanah tanpa alas. Um-
umnya septic tank tak sesuai standard itu menjadi model di berbagai perumahan. Akibatnya, tak pernah septic tank mengalami penuh dan harus disedot, karena limbah tinja yang masuk meresap ke tanah. Model ini, jika tidak dilakukan perubahan secara structural maupun cultural akan menyumbang persoalan besar soal sanitasi di kota ini. Sedangkan bagi wargas pinggiran sungai, mereka lebih senang langsung mencebur ke sungai dan buang air besar di air yang mengalir. Model sanitasi yang juga tak sesuai standard kesehatan, ada WC cemplung yang masih banyak terlihat di pemukiman pinggiran kota. Meski lokasinya berada jauh dari belakang rumah, namun WC cemplung sangat tidak hygienis dan menimbulkan aroma bau yang mengganggu penciuman. Dengan problema MCK demikian, diperlukan solusi mengatasi dampaknya, seiring pertumbuhan warga yang memproduksi limbah pribadi. Pada Negara-negara maju, limbah manusia mulai dilirik sebagai salah satu sumber energi alternatif, jika dikelola dengan sistem dan teknologi tertentu. Limbah manusia, bisa dijadikan sebagai pupuk serta energi uap yang bernilai dengan pengelolaan teknologi mutakhir. Sarana mandi, cuci, kakus atau MCK menjadi cermin apakah suatu bangsa mengidap penyakit jiwa atau tidak. Jika MCK pada suatu masyarakat ternyata bau, jorok dan kumuh, bisa jadi penanda masyarakat di tempat itu sedang mengidap sakit jiwa. Kemodernan suatu masyarakat juga dapat diukur dari bagaimana mereka mengelola MCK dan limbah. Semakin modern suatu masyarakat, kepedulian mereka akan sarana MCK akan semakin tinggi. Agakny akita memang harus berkaca pada Negara-negara maju dalam pengelolaan sanitasi. A. Khalik
UTAMA
Drainase Kita, Riwayatmu Dulu Dan Kini Drainase atau saluran pembuangan air kotor, usianya sama dengan munculnya peradaban pemukiman manusia. Sejak zaman pra sejarah hingga modern drainase menjadi bagian penting dari tata ruang pemukiman manusia. Berbagai situs pemukiman masyarakat pra sejarah mulai dari Mesir Kuno 6.000 SM, Babilonia 4.500 SM, Assyiria 3.500 SM hingga peradaban China Kuno 2500 SM dan Mahenyo Daro India 1.500 SM, menunjukkan adanya kanal dan drainase sebagai bagian penting dari peradaban kuno itu. Di Nusantara, situs pemukiman tua di berbagai pulau juga menunjukkan pentingnya drainase dalam tata ruang mereka. Kerajaan Sriwijaya di Palembang serta Majapahit di Jawa Tengah, memperlihatkan sistem drainase dan kanal yang maju dalam tata ruang perkotaan nenek moyang kita itu. Kanal menjadi model utama bagi pengadaan sumber air bersih serta transportasi dari dan keluar ibu kota. Sedangkan drainase menjadi saluran penting bagi pembuangan limbah rumah tangga warga istana dan sekitarnya. Hingga kini, situs kanal dan drainase Majapahit menjadi kajian menarik sejumlah arkeologis dan sejarahwan. Demikian pula beberapa kerajaan di Sumatera lainnya, misalnya Samudera Pasai (Aceh), Demak (Jawa), Goa (Sulawesi), Banjar (Kalimantan) serta Ternate (Maluku), menunjukkan perhatian yang serius dalam penataan drainase di pusat-pusat kekuasaan mereka. Di awal kedatang Kolonialis Belanda yang menjadikan Batavia (Jakarta sekarang) sebagai pusat kekuasaan (1555 M), sistem kanal dan drainase sangat penting dalam tata ruang pemukiman. Banjir yang setiap tahun melanda Batavia, mengharuskan beberapa gubernur jenderal Kolonial membangun sistem kanal dan drainase yang baik. Pasca pembuatan sistem kanal dan drainase, Batavia relatif jadi pemukiman nyaman dan jarang terimbas banjir. Sistem kanal dan drainase Batavia di masa itu, menjadi model utama dalam pemban-
gunan berbagai kota di Nusantara. Kota Tebingtinggi yang diresmikan sebagai Governement pada 1917, sejak awal jadi pusat perdagangan (1870) telah memiliki sistem kanal dan drainase yang baik. Ada tiga sungai yang jadi kanal transportasi kota Tebingtinggi, yakni sungai Padang, Sibarau, Bahilang ditambah Sigiling, sebelum adanya jalur kereta api. Keempat sungai itu menjadi kanal utama penghubung berbagai sentra perkebunan dan jalur pengangkutan hasilperkebunan, di mana pusat pengumpulannya ada di pertemuan sei Padang dan Bahilang. Misalnya, sei Sigiling untuk perkebunan Paya Pinang (Horisson Crosvill) dan Mandaris. Sei Bahilang untuk Kebun Sibulan dan Bahilang, sei Padang penghubungan Kebun Gn. Pamela, Bandar Oli (Pabatu), Bandar Bejambu atau sei Sibarau untuk sejumlah perkebunan di Dolok Sagala, Dolok Masihul dan Gn. Manako. Kebutuhan bagi kelancaran transportasi di keempat sungai itu, membuat kalngan pengusaha Kolonial menjaga kelestarian sungai itu. Melalui sistem rodi (kerja sukarela bagi pribumi yang tak membayar pajak), keempat sungai itu diperlihara agar tetap dalam dan lebar. Dari berbagai laporan, hingga 1950 kapal-kapal dagang dengan bobot 50 ton masih bisa melayari sungai Padang hingga ke Bandar Oli (Pabatu). Sedangkan aliran sei Bahilang masih dilayari hingga ke Persiakan oleh perahu berbobot 5 ton. Sistem drainase pada enclave warga Belanda, Timur Asing dan Pribumi yang bekerja dengan Kolonial di empat kampung, yakni Tebingtinggi Lama, Rambung, Badak Bejuang dan Pasar Baru sangat baik. Situs drainase pemukiman kaum penjajah itu hingga kini masih dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat. Terdapat beberapa drainase zaman Belanda yang hingga kini masih dimanfaatkan. Salah satu saluran drainase paling mengagumkna buatan Kolonial, adalah drainase yang membelah Kampung
Bagelen hingga ke Simpang Rambung. Dari Simpang rambung drainase induk itu membelah dua. Yang satu menuju ke alur sungai di Kampung Nenas hingga ke belakang Mapolres Tebingtinggi, kemudian membelah Kampung Tempel hingga berakhir di Jalan Jawa. Saluran drainase kedua, dari Simpang Rambung menuju belakang Lapas, memotong Jalan DI Panjaitan hingga ke samping kantor Samsat di Jalan Sutoyo, membelah stasiun KA Tebingtinggi dan berakhir di rawa-rawa Kel. Tambangan. Drainase lain yang masih tetap berguna hingga kini, adalah drainase di sekeliling lapangan Merdeka (esplanade), yang menembus rumah dinas Kapolres hingga ke komplek Pasar Gambir dan berakhir di tepian Jalan Pattimura menuju badan sungai Bahilang. Selanjutnya, drainase di sepanjang Jalan Kartini, Simalungun, Batubara yang menjadi komplek Governement, semuanya saling terhubung dan berakhir di muara sei Bahilang. Saat ini, sistem drainase kota Tebingtinggi, terlihat kian rumit, seiring dengan perkembangan pemukiman di berbagai areal yang ada. Namun, satu yang pasti, semua titik akhir drainase itu berakhir di badan sungai Bahilang, Padang dan sungai-sungai lainnya. Sebagai titik akhir seluruh drainase kota, sungai akhirnya menghadapi over kapasitas hingga mencapai titik jenuh untuk menetralisasi limbah yang masuk. Selain itu, pendangkalan alur sungai akibat jadi tumpuan pembuangan, menyebabkan banjir terjadi, sebagai konsekwensi dari kian dangkalnya badan sungai. Mau tidak mau, untuk meminimalisir dampak banjir yang datang rutin di musim penghujan, sudah seharusnya proyek pengerukan badan sungai (kanal) serta semua drainase yang ada, menjadi prioritas. Di sinilah pentingnya bantaran sungai, karena hambatan utama pengerukan berbagai sungai yang ada di kota Tebingtinggi, terkendala akibat penguasaan lahan bantaran sebagai milik pribadi dan memanfaatkan-
13
UTAMA
Walikota Tebing Tinggi : Sarana MCK Cermin Kesehatan Jiwa Suatu Masyarakat
Sarana mandi, cuci dan kakus atau MCK menjadi cermin apakah suatu bangsa mengidap sakit jiwa atau tidak. Jika MCK di suatu masyarakat ternyata buruk, bisa menjadi penanda bahwa masyarakat tengah mengidap sakit jiwa. Bahkan, sikap vandalism dalam bentuk coret moret pada fasilitas publik, juga merupakan salah satu problema kejiwaan. Wali Kota Tebingtinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan, MM, menegaskan hal itu, belum lama ini, mengutip sebuah ungkapan, pada acara penyerahan program ‘Optimalisasi Fungsi Sarana MCK dan IPAL Komunal di kota Tebingtinggi Dukungan Bagi Program Sanitasi Berbasis Masyarakat,” di Kel. Tanjung Marulak, Kec. Rambutan. Program yang dilaksanakan IUWASH-USAID itu untuk kota Tebingtinggi dilaksanakan YAKMI, selama 9 bulan melibatkan 2300 warga dengan 460 kepala keluarga di 4 kelurahan. Dikatakan, mindset masyarakat tentang MCK harus dirubah total. Jika MCK selama ini hanya diletakkan di belakang rumah, maka sarana sanitasi itu harus menjadi prioritas dalam kehidupan warga perkotaan. “Di negara-negara maju, MCK itu berada di depan rumah agar bisa dikelola secara baik, dan bukan di belakang rumah,” tegas Umar Z Hasibuan. Sebagai salah satu program Millenium Development Goals (MDGs), Pemko Tebingtinggi memiliki sejumlah program pendukung.
14
Pada 2013, tambah Wali Kota, akan segera diberlakukan peraturan untuk pembangunan rumah dan real estat, berupa pemenuhan tiga syarat, yakni ruang terbuka hijau (RTH), area resapan air dan sanitasi. “Tiga hal ini menjadi syarat penting dalam pemberian ijin nantinya,” cetus Wali Kota. Sedangkan program pisik, akan dibangun Ipal komunal di Jalan Udang, Kel. Badak Bejuang dengan kapasitas 400 sambungan rumah senilai Rp3,4 milyar. Kemudian pembangunan Ipal komunal di Kel. Mandailing dengan 200 sambungan rumah senilai Rp1 milyar. Juga Ipal komunal pada 5 kecamatan, senilai Rp1,95 milyar. Direktur Eksekutif YAKMI Esther Hutabarat, menyatakan program sadar sanitasi telah dilaksanakan selama sembilan bulan dari berhasil membangun kesadaran masyarakat. Program berlabel HEBAT (hidup energik, bersih dan sehat) telah membentuk sejumlah kelompok swadaya masyarakat yang mengelola MCK di empat kelurahan. Sejumlah program yang dilaksanakan, yakni aksi cuci tangan pakai sabun, pendampingan pasca pelatihan, aksi program melibatkan anak-anak serta penerapan penggalian kearifan lokal terkait kebersihan. Chief Coordinator IUWASH-USAID Louis O’Brien dalam sambutannya menggunakan bahasa Indonesia, berharap agar program ini bisa terus berlanjut kepada warga. Sehingga akan tumbuh kesadaran bagaimana memanfaatkan air dan sanitasi yang baik sesuai dengan kehidupan perkotaan. A. Khalik
PENDIDIKAN
KURIKULUM 2013 UNTUK MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN Ada asumsi salah di masyarakat, kata Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut, jika menteri berganti maka kurikulum akan berganti. Asumsi itu tidak benar. Yang benar, pergantian kurikulum dilakukan untuk menjawab tantangan atas perkembangan dan perubahan dalam ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
Drs.H.Bambang Winarji, MPd, menyampaikan hal itu, di acara ‘Sosialisasi Kurikulum 2013,” bertempat di aula SMAN 1 kota Tebingtinggi, awal Maret. Kegiatan itu diikuti sekira 300 kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMP/MTs dan SMA/SMK/Aliyah dan pengawas sekolah se kota Tebingtinggi. Bambang mengibaratkan, pergantian kurikulum sebagai bentuk terjadinya perkembangan akan kebutuhan kenderaan dalam suatu keluarga. Jika satu keluarga hanya terdiri dari ayah, ibu dan satu anak, sudah cukup sepeda motor untuk kenderaan keluaga. Seiring dengan bertambahnya anak jadi tiga orang serta usia anak yang semakin meningkat, maka sepeda motor sebagai kenderaan keluarga sudah tak sesuai. “Untuk keluarga demikian, tentu membutuhkan mobil,” ujar Ka. LPMP mengumpamakan pergantian kurikulum. Atas dasar itu, tambah Bambang Winarji, pergantian kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 menjadi suatu keharusan agar sistem pendidikan Indonesia mampu menjawab berbagai tantangan yang ada saat ini dan nantinya. Selain itu, kurikulum baru ini memberikan kembali kesadaran akan pent-
ingnya pemahaman terkait jati diri bangsa yang terasa kian tergerus. Karena itu pendidikan agama, Pancasila/Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia, diajarkan untuk segala tingakatan. Bahkan, sejarah menjadi mata pelajaran wajib, tambah dia. Kadis Pendidikan Drs.H.Pardamean Siregar, MAP, dalam sambutannya mengingatkan peserta sosialisasi, agar memahami kurikulum 2013. Karena, pemahaman yang baik terhadap kurikulum, menjadi salah satu syarat keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah masing-masing. Kadis Pendidikan mengingatkan adanya sejumlah mata pelajaran yang kembali muncul serta mengalamki penguatan. Misalnya, untuk SD/MI ada pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri, seni budaya/prakarya yang membutuhkan tenaga pengajar. Bahkan, materi itu akan berlanjut ke tingkat SMP/MTs. Dari materi sosialisasi Kurikulum 2013, nantinya materi pelajaran untuk SD/MI, terdapat 10 item, yakni Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, Seni Budaya/Prakarya, Pendidikan Jasmani dan OR&Kes, Muatan lokal dan Pengembangan Diri. Untuk tingkat SMP/MTs memuat 10 materi pelajaran, yakni Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, IPA, Bahasa Inggris, Seni Budaya/Muatan Lokal, Pendidikan Jasmani, OR& Kesehatan (termasuk Mulok), Prakarya (termasuk Mulok). Sedangkan untuk SMA/SMK/ MA juga memuat 9 item mata pelajaran wajib, yakni Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewargane-
garaan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Prakarya, Pendidikan Jasmani, OR dan Kesehatan. Untuk tingkat menengah atas, ditambah dengan mata pelajaran peminatan akademik (untuk SMA/ MA) sebanyak 20 jam dan mata pelajaran peminatan akademik dan vokasi (untuk SMK) sebanyak 26 jam per minggu. Kasadaran Baru. Dari materi pelajaran wajib yang terdapat pada kurikulum baru, kembali muncul kesadaran tentang nilai-nilai sosio religious yang dalam kurikulum sebelumnya cenderung diabaikan. Munculnya pelajaran agama, Pancasila/Kewarganegaraan, IPA/IPS, seni budaya/prakarya dan muatan lokal, mengindikasikan persoalan humanitas anak bangsa harus jadi perhatian serius. Krisis moral akibat ketiadaan standard jelas dalam pendidikan anak bangsa beberapa decade belakangan, ternyata melahirkan sejumlah persoalan sosial yang mengkhawatirkan. Misalnya, terjadi krisis keberagamaan, kebudayaan, akhlak/moral di kalangan generasi muda telah memunculkan dampak sosial yang cukup besar. Berupa perilaku tawuran, free sex, mentalitas hedonism serta berbagai perilaku yang tak sesuai dengan budaya ketimuran bangsa Indonesia. Pada akhirnya, munculnya kesadaran baru di kalangan para pengambil kebijakan di sektor pendidikan pantas didukung. Karena tanpa pendidikan karakter terhadap generasi penerus bangsa, dipastikan daya tahan bangsa terhadap serbuan berbagai budaya luar akan sangat mudah dan hanya menunggu waktu, kita kehilanghan karakter sebagai bangsa. A. Khalik
15
Biar Sehat, Ganti Kopi Dengan Teh Hijau Di Pagi Hari
Rasanya, tradisi minum kopi di kala sarapan
pagi hari sudah harus mulai diganti. Hal itu dikarenakan, hasil penelitian terbaru di Swiss, berhasil menemukan fakta bahwa mengonsumsi secangkir teh hijau di kala pagi mampu memberikan asupan yang lebih baik bagi otak.
Teh hijau dinyatakan telah terbukti memiliki kemampuan dan fungsi kognitif untuk meningkatkan daya ingat serta kemampuan berpikir lebih responsif. "Selain itu, teh hijau juga memiliki kemampuan untuk mengurangi risiko penurunan daya ingat," jelas kalangan peneliti di University Hospital Basel, Swiss. Dalam temuan yang mereka publikasikan dalam European Journal of Clinical Nutrition, kalangan peneliti juga menyatakan, teh hijau membantu meningkatkan kinerja korteks prefrontal dorsolateral di otak. "Bagian dalam otak itu, merupakan area yang berhubungan dengan memori, penalaran dan pemahaman yang dimiliki oleh setiap orang," tambah peneliti. Intinya, mengkonsumsi teh hijau sebelum beraktivitas, bisa membantu konsentrasi setiap orang untuk menyelesaikan pekerjaan. Penulis: Feriawan Hidayat/FER Sumber:Health (Aswin Nasution)
Kopi Bisa Cegah Kanker Payudara Kambuh Hasil penelitian terkini
Sebanyak 300 responden menunjukkan, bahwa minum dua mengambil tamoxifen - obat yang cangkir kopi sehari dapat mencegah biasanya direkomendasikan unkambuhnya kanker payudara. tuk pasien kanker payudara yang Ketika dikombinasikan baru saja menjalani operasi. Tamoxifen sendiri bekerja dengan obat anti-kanker tamox- ifen, kopi bisa menurunkan risiko sebagai anti-estrogen - hormon kambuhnya kanker payudara sebe- yang memicu kanker payudara. sar 50 persen. Para peneliti dari Dengan mengonsumsi obat, perUniversitas Lund di Swedia juga tumbuhan kanker dapat dicegah percaya kopi mampu memak- atau bahkan berhenti sama sekali. mengonsumsimalkan efek dari obat kanker. "Selain si tamoxifen, pasien yang rajin Sekitar 600 pasien kanker payudara dilibatkan dalam peneli- menikmati dua cangkir kopi setian ini. Mereka adalah dari Swedia hari dapat mencegah kekambuhan dan laporan kesehatan mereka di- kanker," kata Maria Simonsson. Simonsson analisis selama lebih dari lima tahun Sayangnya,
16
tidak mengerti mengapa kopi dapat 'mengaktifkan' efek tamoxifen dan membuatnya lebih efektif dalam menurunkan risiko kambuhnya kanker payudara. Sebelumnya, banyak penelitian telah membuktikan khasiat kopi dalam memerangi kanker. Sebagai contoh, para peneliti dari Harvard Medical School yang menyebutkan bahwa perempuan yang minum tiga cangkir kopi sehari dapat mengurangi 20 persen kanker kulit invasif. Penulis: Ririn Indriani/RIN (Aswin Nasution) Sumber:Daily Mail
LINGKUNGAN HIDUP
Ketika Mata Air Merintih Di Titik ‘Nol’ sei Bahilang
“Dulu di sana mata airnya besar. Tapi entah kenapa tiba-tiba hilang. Kira-kira sebulan belakangan inilah,” ujar Sumarni, warga Nagori Dolok Kahean, Kec. Dolok Ilir, Kab. Simalungun, beberapa waktu lalu. Perempuan itu, bersama warga yang selama ini menggunakan mata air di bantaran hulu Sei Bahilang, untuk keperluan mandi dan cuci, kini pindah ke mata air satu lagi, berjarak sekira 20 meter, ke hilir. Bermula musim kemarau datang beberapa bulan belakangan. Debit mata air mulai mengecil hingga akhirnya berhenti. Warga mengira berhentinya debit mata air untuk sementara. Tapi nyatanya, hingga lebih dari satu bulan kemudian, mata air itu tak kunjung mengucur lagi. Air jernih dan sejuk itu, seakan enggan melayani warga yang telah puluhan tahun memanfaatkannya. Mata air hilang itu, debitnya besar. Untuk menjaga kelestariannya masyarakat membangun gardu dengan dua pipa yang mengalirkan air. Dibawah pipa itu disiapkan kolam bertingkat sebagai tempat warga
memanfaatkan anugerah alam itu. Tapi, ketika mata air hilang, gardu terlihat kusam dan berdebu. Kolamnya pun mengering dan dasarnya ditumbuhi rumput-rumput liar. Jalan setapak menuju ke mata air itu kondisinya sama, dipenuhi semak belukar. Sebagian warga di dusun itu, beralih memakai air bawah tanah menggunakan mesin pompa. Meski ada beberapa di antaranya menggunakan mata air lainnya. Tapi, untuk menggunakan mata air itu, warga bergantian, karena sumbernya lebih kecil dari yang hilang. Mata air yang menghilang itu, berjarak sekira 300 meter dari titik ‘nol’ Sei Bahilang. Merupakan salah satu sumber air sungai. Banyak mata air di areal yang jadi asal Sei Bahilang itu, saat ini hilang satu persatu. Beberapa yang dipantau, debitnya sangat kecil dan tak bisa dimanfaatkan. Nasib mata air di daerah itu, umumnya tak lebih baik, karena daerah resapan air telah mengalami kerusakan parah. Menempati areal sekira satu rante, umbul dikelilingi pepohonan dan semak belukar. Limpasan airnya, masuk ke badan sungai mati. Dari situlah, ber-
bagai mata air berkumpul hingga membentuk sungai Bahilang. Umbul itu, kata Syahrin, 66, pensiunan perangkat desa, dulunya digunakan karyawan perkebunan PMA itu sebagai tempat MCK. Kini, ketika perumahan karyawan dipindah lebih ke hulu, umbul itu jadi semak belukar, sehingga kondisinya terjaga. Dikhawatirkan, nasib umbul Batu Silangit itu juga seperti mata air lainnya. Karena di area umbul itu, pihak perkebunan sejak lama telah menanam pohon karet dengan model terasering. Tak ada tanaman hutan di areal resapan airnya, berakibat kondisi umbul rentan hilang atau debitnya menyusut. Di titik nol Sei bahilang itu, ada juga sungai mati (dead river)) sepanjang lebih dari 10 km yang berpangkal di Nagori Bandar Huluan, Kec. Sinaksak. Sungai mati itu, di musim kemarau hanya dialiri air dengan debit sangat kecil. Tapi, jika di musim penghujan alur sungai itu menjadi area penampungan limpasan air dari seluruh perbukitan. Limpasan itulah, kemudian berubah menjadi air bah yang menimbulkan kerusakan di hilir sungai, khususnya Kota Tebingtinggi.
17
LINGKUNGAN HIDUP
Kondisi alur sungai mati itu juga sangat menyedihkan. Tebing sungai yang ditanami pohon karet, sama sekali tidak terawat. Tak terlihat ada upaya konservasi terhadap bantaran sungai mati itu oleh PT Brightstone Indonesia. Kondisi itu, mengakibatkan terjadinya longsor dan erosi ke badan sungai kering itu serta terjadinya pendangkalan. Malah, pada akhirnya bantaran sungai yang telah dangkal itu dimanfaatkan perkebunan sebagai areal penanaman. Sempadan sungai, sesuai tuntutan perundang-undangan mestinya menjadi areal konservasi bagi pelestarian sungai, sama sekali tidak terlihat. PT Brightstone Indonesia sebagai pemilik lahan, justru menanami areal sempadan sungai dengan tanaman karet. Perilaku perkebunan PMA Jepang itu, ternyata juga diikuti warga pemilik lahan sempadan. Sebagian besar menggunakan lahan sempadan untuk tanaman semusim. Akibatnya tingkat penggundulan sempadan sungai jadi tinggi, sehingga mempercepat sedimentasi badan sungai. Sedangkan pohon-pohon pelindung pinggiran sungai dari abrasi, seperti pohon waru, aren dan tanaman hutan lainnya, tidak mendapat perhatian selayaknya.
Lebih menyakitkan, dari pen-
18
elusuran sekira 200 meter di badan sungai, cabang dan ranting pohon karet yang dipotong, dibuang begitu saja ke dalam sungai. Akibatnya, pada beberapa titik, sampah perkebunan itu menjadi penghalang arus air. Habitat air di hulun sungai juga perlahan menghilang.
pesat, hingga menyapu apa saja yang ada disekitarnya. “Biasanya air bah dan warga hati-hati. Karena tingginya bisa beberapa meter,” ujar Syafrin. Tapi, jika musim kemarau, air sangat sedikit. Malah, belakang warga mulai merasakan kekurangan air bersih untuk minum, mandi dan cuci, aku dia.
Beberapa anak remaja, kelihatan memancing di lubuk sungai yang airnya menggenang. Salah seorang remaja itu, mengaku memancing danberharap mendapatkan ikan lele yang masih kecil-kecil. Sedangkan beberapa ekor udang sungai juga berhasil ditangkap. Diperkirakan, habitat air di hulu sungai itu sedang berproses menuju kepunahan.
Penelusuran ini, menunjukkan fakta betapa kondisi sungai Bahilang sejak dari hulu hingga ke muaranya sudah rusak. Sungai Bahilang melintasi tiga daerah, berhulu di Kab. Simalungun (Nagori Dolok Kahean, Kec. Dolok Ilir), melintasi Kab. Sergai (Kec. Dolok Merawan dan Kec. Tebing Syahbandar) dan bermuara di sei Padang dalam wilayah Kota Tebingtinggi. Kondisi geopolitik sungai itu, menunjukkan tiga daerah itu, semestinya memiliki kepedulian dalam upaya pelestarian sungai Bahilang.
Tak hanya itu, perilaku perkebunan yang tidak menjaga kelestarian sempadan sungai, menjadi penyebab tingginya abrasi. Dasar sungai yang semula batu cadas pegunungan, kini hanya terlihat sedikit. Sebagian besar sungai telah diisi pasir bercampur lumpur. Sedimentasi itu, mengakibatkan badan sungai kian dangkal. Hal itu, mengakibatkan air yang masuk ke badan sungai ketika musim penghujan tiba, tak bisa menampungnya. Beberapa warga desa itu, mengakui jika musim hujan, debit air meningkat
Mbah Hilang (tokoh legenda Sei Bahilang) menyatakan sumpahnya, sungai itu kelak akan hilang jika tak ada pelestarian atas sepotong taman surga yang dititipkan di bumi itu. Kini, sumpah itu sedang menemukan bentuknya. Perlahan, sungai itu berproses menjadi sungai hilang (pendangkalan, penyempitan, reklamasi) sejak di hulu hingga ke muaranya, seperti mata airnya yang juga mulai menghilang. A. Khalik
PS
HUKUM
olri Harus Tegakan upremasi Hukum. Antisipasi Tingginya Angka Kasus Kriminalitas, Polri Harus Bangun Kerjasama Dengan Masyarakat Liputan Sopian Wartawan Harian Sumut Pos Medan
Tingginya angka kriminalitas kejahatan diwilayah jajaran Polres Tebingtinggi selama ini tidak terlepas upaya kerja keras kepolisian dalam memberantas berbagai kasus, tetapi tidak terlepas dari semua itu, Polri tidak akan mampu bekerja sendiri dalam melaksanakan tugasnya, akan tetapi peranan masyarakat dalam menciptakan situasi yang kondusif sangat diperlukan.
Untuk Januari 2013 telah tercatat jumlah kasus sebanyak 92 dan yang telah selesai (dilimpahkan kepada pihak Kejaksaan) sebanyak 43 kasus dan 49 kasus lainnya belum selesai. Uraian dari kasus-kasus tersebut yaitu kasus narkoba sebanyak 7 kasus, dilimpahkan sebanyak 3 perkara, kasus narkoba sebanyak 15 kasus dan dilimpahkan sebanyak 13 kasus, kasus penganiayaan berat (Anirat) sebanyak 14 kasus dilimpahkan 3 kasus, kasus pencurian dan pemberatan (Curat) sebanyak 18 kasus dilimpahkan sebanyak 13 kasus, kasus pencurian kenderaan bermotor (Curanmor) sebanyak 6 kasus dan selesai nihil, kasus penggelapan sebanyak 6 kasus selesai 2 kasus, kasus penipuan sebanyak 7 kasus selesai 1 kasus, kasus kejahatan sosial (Percabulan terhadap anak dibawah umur) sebanyak 5 kasus dan selesai 1 kasus. Kasuskasus kejahatan lainnya sebanyak 39 kasus. Bulan Februari 2013 telah tercatat sebanyak 104 kasus diselesaikan sebanyak
36 kasus dengan cacatan, kasus narkoba mencapai 10 kasus selasai 2 kasus, kasus perjudian sebanyak 6 kasus selesai 4 kasus, kasus penganiayaan berat sebanyak 7 kasus selesai 1 kasus, kasus pencurian pemberatan sebanyak 24 kasus selesai 8 kasus, kasus Curanmor sebanyak 8 kasus selesai 1 kasus, kasus penggelapan sebanyak 9 kasus selesai 4 kasus, kasus penipuan sebanyak 5 kasus selesai 5 kasus dan kasus kejahatan sosial perbuatan pencabulan terhadap usia dibawah umur 20 tahun sebanyak 8 kasus dan hanya selesai 2 kasus. Sementara kasuskasus kejahatan lainnya sebanyak 26 kasus. Sementara untuk Bulan Maret 2013 telah juga tercatat sebanyak 102 kasus dengan penyelesain sebanyak 43 kasus telah dilimpahkan kepihak Kejaksaan Negeri, berbagai kasus kejahatan yaitu kasus narkoba sebanyak 9 kasus selesai 6 kasus, perjudian mencapai 3 kasus selesai 10 kasus dengan penlimpahan kepada pihak Kejaksaan Negeri Tebingtinggi Deli pada kasus bulan Februari 2013, kasus penganiayaan berat sebanyak 11 kasus selesai 3 kasus, kasus pencurian dengan pemberatan sebanyak 19 kasus selesai 7 kasus, kasus pencurian kenderaan bermotor (Curanmor) sebanyak 12 kasus selesai nihil, kasus penggelapan sebanyak 3 kasus selesai 3, kasus penipuan sebanyak 11 kasus selesai 2 kasus, kasus kejahatan sosial (pencabulan) sebanyak 7 kasus dengan penyelesaian kepihak kejaksaan sebanyak 3 kasus dan kasus-kasus kejahatan lainnya mencapai 27 kasus. Dalam pernyataannya Kapolres Tebingtinggi AKBP Andi Rian Djajadi Sik melalui Kasubbag Humas AKP Ngemat Surbakti menyatakan telah terjadi
peningkatan kasus tahun 2013 di banding dengan triwulan tahun 2012 sebesar 17 persen,untuk kasus-kasus yang sangat menonjol terjadi diwilayah jajaran hukum Polres Tebingtinggi tahun 2013 meliputi kasus pencurian pemberatan (Curat), kasus pencurian kenderaan bermotor (Curanmor), kasus kepemilikan barang haram narkotika golongan I jenis sabu-sabu dan kasus kejahatan sosial yaitu perbuatan cabul terhadap usia dibawah umur. “Memang terjadi peningkatan kasus-kasus diatas tersebut, Polri dalam hal ini, yaitu jajaran kepolisian Polres Tebingtinggi tetap melakukan peningkatan patroli secara mobile bersinggungan (kerjasama) Polres Tebingtinggi dengan PolsekPolsek ada pada titik-titk rawan kejahatan curanmor,”jelas AKP Ngemat Surbakti. Untuk kasus kejahatan kepemilikan barang haram narkotika, Polres Tebingtinggi terus berupaya melakukan penangkapan terhadap bandar-bandar narkoba di daerah, tetapi memang ada kelemahan untuk melakukan penangkapan kepada bandar utama, yaitu dimana jaringan yang ada didaerah apabila tertangkap langsung terputus, hasil-hasil interogasi kepada pelaku yang tertangkap memiliki Narkoba oleh petugas selalu terputus menuju kepada siapa bandar besarnya. “Mereka (tersangka) selalu memberikan nama fiktif kepada pihak kepoliaan, memang bandar di daerah tetap menutup mulut terkait peredaran jaringan narkoba jenis sabu-sabu,”ujarnya.
19
HUKUM
Kasubbag Humas Polres Tebingtinggi AKP Ngemat Surbakti
Polri Harus Upayakan Pendekatan Ke Masyarakat, Pelajar dan Tokoh Agama Sementara untuk mengantisipasi tinggi kasus narkoba seperti kepemilikan sabu-sabu yang menimpa kalangan anak-anak remaja di Kota Tebingtinggi selain pihak jajaran Polres Tebingtinggi melalui Satuan Bimbingan Masyarakat (Satbimas) harus mengupayakan pendekatan secara persuasip kepada masyarakat, pelajar, tokoh agama, tokoh adat dan seluruh elemen yang bisa menbantu. Menurut AKP Ngemat Surbakti, upaya yang sudah dilakukan oleh Polres Tebingtinggi melalui Satbimasnya yaitu seringnya memberikan sosialiasisai bahayanya narkoba dikalangan pelajar, sex bebas, larangan ugal-ugalan dalam berkendaraan dengan istilah balap liar dan geng-geng motor dan pihak
20
Polri juga langsung turun ke kelurahan/desa serta istansi-istansi pemerintahan setempat. Sementara dalam penanganan untuk menurukan angka kejahatan sosial pencabulan usia dibawah umur sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002, terjadi peningkatan kasus diwilayah Polres Tebingtinggi , hal ini dikarenakan adanya kelemahan orang tua dalam melakukan pengawasan kepada anak-anak perempuannya, terlalu mempercayai kepada laki-laki yang menjadi pacarnya, padahal dilarang berpacaran masih berstatus pelajar, ini untuk menghindarkan perbuatan asusila dengan berhubungan badan diluar nikah. “Di Kota Tebingtinggi ada dua malam berkumpulnya muda-mudi melakukan pacaran, Polri berserta jajarannya selalu meningkatkan patroli-patroli ditempat-tempat sepi
tempat dilakukannya ajang prostitusi, dimana anak-anak muda melakukan pacaran seperti Perkuburan Cina di Sei Segiling dan Jalan AMD, Jalan Gunung Lauser Kota Tebingtinggi,”cetusnya. Terkait peningkatan kasuskasus kriminalitas di wilayah Polres Tebingtinggi, Ketua Tanfiziah Nahdlatul Ulama Kota Tebingting-
gi Ir Oki Doni Siregar memandang perlu adanya kordinasi kerjasama yang baik antar pihak kepolisian dengan masyarakat, tokoh agama, lintas sektoral seperti ormas-ormas keagamaan , organisasi kepemudaan untuk menciptakan suasana Kota Tebingtinggi kedepan yang kondusif. “Kerjasam seperti itu perlu, Polri harus membangun jaringan ketangah-tengah masyarakat untuk bisa menurunkan angka kasus kriminalitas semangkin tahun semangkin meningkat, apalagi di zaman sekarang, orang tidak lagi memandang hukum itu bisa menjerat dirinya apabila mempunyai jaringan lebih baik dan uang banyak,”cetus Oki Doni. (sopian)
LENSA PEMKO
21
LENSA PEMKO
22
LENSA PEMKO
23
LENSA PEMKO
24
LENSA PEMKO
25
LENSA PEMKO
Acara Tot (Training Of Trainers) Dalam Rangka Mewujudkan Sekolah Binaan Pemko Prmko Tebing Tinggi
26
W A N I TA
WANITA PENAMBANG PASIR UNTUK BIAYA KULIAH ANAK Saya bekerja sebagai penambang pasir di dalam Sungai padang ini, adalah juga membantu suami yang bekerja sebagai supir pengangkut buah sawit. Hasil pekerjaan kami ini disamping untuk biaya hidup juga untuk keperluan biaya kuliah seorang anak kami, agar nasibnya mendatang tidak seperti yang kami alami saat sekarang ini.
Kata Sri Yusmailini (38 tahun) mempunyai dua orang anak pertama bernama Tien Annisa (18 tahun) masih kuliah di Kampus Bina Karya jalan Sisingamangaraja Kota Tebing Tinggi, anaknya kedua bernama Sri Juliani (10 tahun) juga masih Sekolah Dasar kelas IV. Warga jalan Imam Bonjol gang Mutiara Kelurahan Tambangan Hulu Kecamatan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi. Pertama sekali bekerja sebagai penambang pasir, ada sedikit rasa takut masuk ke dalam sungai, yang ditakutkan itu tiba-tiba dating air banjir dari hulu. Lama kelamaan rasa takut itu hilang, cuma yang dirasakan dingin dan lapar. Dengan gaji saya terima perharinya lumayan juga sebesar Rp. 70.000,- sampai dengan Rp. 100.000,-. Hasil yang halal ini setiap harinya ada disisihkan untuk biaya kuliah anak. Kata Sri dalam keadaan letih keluar dari dalam sungai, kepada penulis Sinergi. Bekerja sebagai seorang penambang pasir di dalam sungai yang mengalir, ada kendalanya apabila air sungai banjir sama sekali para penambang pa-
sir tidak dapat melakukan pekerjaannya sampai air bajir surut, walaupun penghasilannya cukup lumayan, penghasilan yang di dapat itu berapa harilah bertahannya untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi belakangan ini sungai padang ini selalu banjir, datangnya dari hulu sana. Dengan nada sedih Sri menceritakan kisahnya selama 12 tahun bekerja sebagai penambang pasir di aliran Sungai Padang di Belakang PLN Kota Tebing Tinggi. Kendala seperti ini tidak dapat dipertahankan, sementara kebutuhan hidup dan biaya anak kuliah semakin hari semakin bertambah, mengharapkan saja dari gaji suami bekerja sebagai seorang supir, rasanya tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Yang namanya sudah terlanjur bekerja sebagai seorang penambang pasir, harus dilanjutkan dengan memuat pasir ke mobil pengangkut pasir, penghasilannya setiap hari hampir sama dengan gaji penambang pasir masuk ke dalam sungai, yah semuanya dikerjakan agar biaya kuliah anak tidak putus di tengah jalan, semangat Sri berkata kepada penulis. Sri Yusmalini anak kedua dari tujuh orang bersaudara cucu dari ALmarhun Hj. Saamah tinggal di Simpang Dolok Kota Tebing Tinggi pensiunan Kepala Sekolah SD 12 Jalan Lama Tebing Tinggi. Mempunyai anak bernama H. Budiman (62 tahun) juga pensiunan PNS Pemko Tebing Tinggi, melihat anaknya Sri Yusmalini sebagai wanita pekerja keras tidak sampai hati melihatnya melakukan pekerjaan yang haris dikerjakan oleh laki-laki. H. Budiman membeli sebuah mesin penyedot pasir di dalam sungai, Sri Yusmalini tidak perlu lagi masuk ke dalam sungai untuk menambang pasir, dan tidak
perlu lagi bongkar muat pasir ke dalam truk pengangkut pasir. Kini dia dipercayakan orang tuanya sebagai operator mesin penyedot pasir ke dalam sungai padang, bukan itu saja bahkan dia juga sudah bisa mengoperasikan alat berat beko untuk memuat pasir ke mobil pengangkut pasir. Mempergunakan mesin penyedot pasir kendalanya ada apabila sungai padang banjir, sampah rantingranting kayu sampah lainnya dapat menyumbat lubang pipa penyedot pasir, kalau ini terjadi terpaksa terlebih dahulu dibuang sampah-sampah yang menghalangi penyedot pasir. Untuk membersihkan kendala ini harus masuk menyelam ke dalam sungai, ini namanya resiko kerja harus dihadapi, katanya tersenyum. Menjadi operator mesin penyedot pasir menerima gaji harian sebesar Rp. 50.000,-dari orang tuanya,baginya tidak masalahkarnayang dikerjakan itu adalah milik orang tuanya sendiri,dianggapnya sebagai pengelola usaha orang tuanya bukan milik orang lain.Bekerja dari pagi hingga sore tidak mengenal lelah,demi kuliah anak yang sudah masuk semester III.Untuk kedepan ini selanjutnya akan bertambah lagi biaya anak kuliah,moga-mogalah ada perhatian dari Pemko Tebing Tinggi dengan memberikan bantuan beasiswa kepada anak kami itu,kata sri ditempat penambangan pasirnya mengakkhiri kisahnya yang memperjuangkan kisahnya,kepada penulis sinergi.( Zikri Sikumbang BA ).
27
PEMKO KITA ESA HILANG DUA TERBILANG
Kota Tebing Tinggi Canangkan Gemmar Dan Pelantikan DMI Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zu-
naidi Hasibuan secara resmi membuka Pencanangan Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemmar) se Kota Tebingtinggi ditandai dengan pemukulan bedug oleh Kapolres AKBP Andi Rian Djajadi SIK didampingi Ketua DPRD H Syahrial Malik, Selasa (26/3) di gedung Balai Pertemuan Kartini Jalan Imam Bonjol kota setempat. Selain pencanangan Gemmar, Ketua PW DMI Sumut Drs HM Imran Daulay SH juga melantik kepengurusan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Tebingtinggi priode 2012-2017 yang dipimpin Ketua Umum (Ketum) Ir H Adi Surya Zein dan Sekretaris Umum (Sekum) Zulkarnaen SAg. Walikota Tebingtinggi mengatakan, Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemmar) dicanangkan bertujuan untuk meningkatkan semangat cinta membaca, memahami, menghayati dan mengamalkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
28
Diharapkannya program Gemmar dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan fungsi dan peran Al Quran bagi kehidupan manusia dan pada akhirnya dapat menghidupkan kembali tradisi membaca AlQuran setiap selesai shalat maghrib baik dirumah maupun dimasjid, ”Jangan anak-anaknya disuruh mengaji sementara orangtuanya sama sekali tidak mengaji”, tegas Umar Zunaidi. Dijelaskan bahwa kegiatan gerakan masyarakat maghrib mengaji (Gemmar) dilaksanakan di Masjid dan Mhusholla yang didampingi oleh tenaga pengajar/instruktur yang bertugas mengajarkan baca dan tulis Al Quran. Terkait tentang telah terbentuknya DMI Kota Tebingtinggi, Umar Zunaidi mengatakan, masjid merupakan pusat peradaban, maka fungsi masjid pada zaman Rasulullah SAW bukan sekedar tempat melaksanakan ibadah shalat semata, tapi lebih
dari itu, masjid juga dipergunakan sebagai madrasah bagi umat muslim untuk belajar tentang Islam dan berbagai persoalan diantaranya sebagai tempat bermusyawarah dalam membantu menjalankan roda pemerintahan, ”Tapi sekarang ini sangat jauh berbeda bila dibandingkan peranan masjid pada zaman dahulu”, kata Umar Zunaidi. Disebutkan, bahwa di Kota Tebingtinggi telah tercatat secara kuantitatif pada tahun 2012, jumlah Masjid sebanyak 117 dan Musholla 81, tetapi dengan kuantitas yang cukup besar ini akan menjadi tidak bermakna apabila kita tidak mampu mendorong kualitas keberagaman masyarakat di kota Tebingtinggi, ”Untuk meningkatkan fungsi masjid sangat diperlukan adanya perencanaan, pengelolaan, penataan masjid yang teroganiser dengan baik melalui manajemen masjid”, imbuhnya.**.
PEMKO KITA BDB Rp 90,278 Miliar, Umar Hasibuan Apresiasi Pempropsu Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan memberikan apresiasi kepada Pemerintah Propinsi Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan pembangunan di kota itu sejak dirinya menjabat. Hal itu bisa dirasakan dengan terus meningkatnya nilai Bantuan Daerah Bawahan (BDB) yang diterima yakni sebesar Rp 90,278 miliar. Hal itu disampaikan Umar Zunaidi Hasibuan saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Tebingtinggi tahun 2013 yang turut dihadiri Sekdapropsu H Nurdin Lubis SH MH dan Prof DR LIC RER REG Sirojuzilam SE selaku narasumber dari USU Medan, Kamis (21/3) di gedung Balai Pertemuan Kartini Jalan Imam Bonjol kota setempat. “Tahun pertama kami masuk (menjabat) ke Tebingtinggi bantuan propinsi meningkat dari sebelumnya Rp 3,6 miliar menjadi Rp 36,5 miliar, dan pada tahun 2013 ini meningkat lagi menjadi Rp 90,27 miliar. Kami berharap dengan kunjungan bapak Sekdapropsu ke Tebingtinggi tahun 2014 nanti akan meningkat lagi menjadi Rp
ESA HILANG DUA TERBILANG
150 miliar”, ujar Umar Zunaidi Hasibuan. Dikatakan juga bahwa bantuan dari pemerintah Propinsi Sumut yang sifatnya juga untuk pembangunan tanggul (pengendali banjir) di Sungai Padang akan dikerjakan secara berlanjut dan bisa dijadikan dasar bagi Kota Tebingtinggi kedepan untuk menjadikan Sungai Padang sebagai objek wisata air yang bisa dinikmati oleh masyarakat di kota itu. Menurut Umar Hasibuan, kegiatan Musrenbang tahun 2013 yang berlangsung dua hari itu merupakan musyawarah antar stake holder untuk mematangkan rancangan RKPD (Rencana Kerja Perangkat Daerah) dan merupakan salah satu instrument penting dalam proses penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) di tahun 2014 mendatang. “Kepada semua peserta musrenbang agar buatlah rencana yang sesuai dengan visi misi Kota Tebingtinggi dan selaras pula dengan visi misi Propinsi Sumatera Utara serta lebih menyentuh ke masyarakat”, harapnya. Sementara itu, Sekdapropsu H Nurdin Lubis SH MM menyampaikan
bahwa dalam menyusun program prioritas pembangunan diharapkan dapat memenuhi criteria prioritas antara lain memenuhi criteria pro poor, pro job, pro growth dan pro sustainable. “Pro poor terkait dengan pengentasan dan penanggulangan kemiskinan, pro job terkait dengan penciptaan lapangan kerja, pro growth terkait dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi serta pro sustainable, yakni pembangunan berbasis lingkungan”, jelasnya. Pada ksempatan itu, Sekdapropsu juga menginformasikan bahwa Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Propinsi tahun 2014 akan digelar pada tanggal 2 hingga 4 April 2013, sedangkan Musrenbang Nasional akan dilaksanakan pada minggu ke tiga bulan April 2013. “Semoga dapat tercipta keterpaduan dari setiap rencana pembangunan yang akan dilaksanakan, sehingga alokasi anggaran yang akan digunakan lebih efisien, efektif, tepat guna dan berhasil guna”, kata Sekdapropsu.**.
29
PEMKO KITA ESA HILANG DUA TERBILANG
KORBAN KEBAKARAN TERIMA BANTUAN PEMKO TEBING TINGGI
Korban musibah kebakaran yang melahap 4 rumah di Jalan Ir H Djuanda Gang Bukit Barisan Lingkungan II Kelurahan Sri Padang Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi pada Selasa malam (19/3) menerima bantuan dari Pemerintah Kota Tebingtinggi yang diserahkan Walikota H Umar Zunaidi Hasibuan didampingi Wakil Walikota H Irham Taufik SH MAP, Rabu (20/3). Usai meninjau ke empat rumah (dua rumah ludes terbakar) yang menjadi korban musibah kebakaran, Umar Zunaidi Hasibuan langsung duduk di salah satu rumah yang bagian dapurnya ikut terbakar. Bersama rombongan yang terdiri dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Wahid Sitorus, Camat Rambutan M Wahyudi SSTP, Kabag Humas Ahdi Sucipto, Kabag Kesra Sahbana dan Kasat Sabhara Polresta Tebingtinggi, Walikota berpesan agar warganya sabar dan tabah menerima cobaan itu. “Kita semua tentunya tidak ingin musibah ini terjadi, tapi ini ada30
lah kehendak Allah dan kita harus bersabar menerima cobaan dari-Nya”, pesan Umar. Usai mendengarkan curahan hati para korban kebakaran, Walikota mengatakan, sebagai bentuk kepedulian Pemko terhadap warga yang sedang kemalangan, Pemko Tebingtinggi akan menyumbangkan bahan bangunan kepada warga yang ingin membangun kembali tempat tinggalnnya. “Kalau dari saya pribadi, cukup untuk makan seminggu sehingga para korban tidak terlalu berat bebannya”, ungkapnya. Pada kesempatan itu, walikota juga berpesan kepada keluarga korban untuk tidak menimbulkan berbagai kecurigaan dan praduga buruk, serta mulai mengangkat berbagai issu yang nyatanya hanya akan menyudutkan salah satu keluarga korban kebekaran. “Hindari praduga yang menyudutkan salah satu keluarga karena api berasal dari rumahnya, melainkan tingkatkan kepedulian untuk membangun bersama rumah yang telah terbakar.
Apalagi, keempat keluarga ini masih bersaudara”, ajak Umar Zunaidi Hasibuan. Usai memberikan motivasi, Umar Zunaidi yang didampingi Wawako Irham Taufik, Kepala Kantor BPBD Wahid Sitorus dan Kabag Kesra Sahbana menyerahkan beragam bantuan, mulai dari tikar, makanan ringan, beras dan peralatan masak dapur dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tebingtinggi kepada para korban kebakaran. Sebelum meninggalkan lokasi kebakaran, Umar Zunaidi mengajak seluruh warga yang tinggal di daerah yang padat pemukiman agar lebih berhati-hati dikemudian hari. Umar juga meminta kepada warga agar menolong korban kebakaran sehingga memiliki kembali rumah tinggal yang layak. “Kita harus meningkatkan kepedulian dengan asas gotong royong. Mari kita bantu saudara kita yang mendapat bencana,” ujarnya.**.
PEMKO KITA Pusat Souvenir dan Oleh-oleh Khas Tebing Tinggi Diresmikan
Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM meresmikan Ruko Pusat Souvenir dan Oleh-oleh Khas Kota Tebingtinggi yang berlokasi di Jalan KL Yos Sudarso Kelurahan Lalang Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi, Rabu (6/3) ditandai dengan pengguntingan pita serta pemotongan nasi tumpeng oleh Kapolres AKBP Andi Rian Djayadi Sik. Bangunan rumah toko tiga pintu yang dijadikan lokasi untuk memperkenalkan berbagai macam produk hasil Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dikota itu, merupakan ide dari Walikota H Umar Zunaidi Hasibuan melalui Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskouperindag) Kota Tebingtinggi. Selain menjual aneka produk makanan ringan juga terdapat gallery ‘Batik Tebing Production’ yang menjual batik tulis khas Kota Tebingtinggi. “Kita cukup berbangga hati ternyata putraputri Tebingtinggi juga bisa membuat batik tulis yang selama ini hanya bisa ditemui di pulau jawa dan harganya pun cukup terjangkau, hanya Rp 350 ribu saja, kalau belinya di Jakarta harganya hingga Rp 2
ESA HILANG DUA TERBILANG
juta-an. Kedepan kita akan membeli mesin printing batik yang harganya cukup mahal agar batik khas Kota Tebingtinggi bisa berkembang”, kata Walikota Tebingtinggi. Menurut Umar Hasibuan, Kota Tebingtinggi yang merupakan pintu gerbang jalur lintas Sumatera memiliki lokasi yang strategis untuk pengembangan usaha. “Setiap hari sekitar 43 ribu kenderaan yang melintasi kota ini, bila rata-rata satu kenderaan ada empat orang berarti sekitar 170 ribu orang yang lewat disini, bila 10 persen saja yang belanja disini tentu sangat membantu meningkatkan perekonomian Tebingtinggi. Jadi sayang kalau jalan lintas yang ada tidak dimanfaatkan untuk membuka lokasi Pusat Souvenir dan Oleh-oleh Khas Kota Tebingtinggi. Mari kita besarkan UMKM kita, kalau ada tamu yang ingin membeli oleh-oleh khas bawa saja kesini”, ajaknya. Pada kesempatan itu, Umar Hasibuan juga meminta dukungan pihak pengusaha dan perbankan agar turut memberikan perhatian kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah dikota itu. “Diharapkan agar perusahaan besar dan pihak perbankan ikut berperan aktif membesarkan
UMKM dengan menyalurkan dana CSR-nya kepada pelaku UMKM agar mereka bisa maju dan berkembang”, imbuhnya. Kepala Dinas Kouperindag Tebingtinggi HM Yunus Matondang menyampaikan bahwa, pembukaan pusat jajanan UMKM itu menghimpun berbagai hasil kerajinan dari pengusaha mikro dan kecil. Hasil-hasil produksi UMKM akan dijual di galeri ini dalam upaya membuka pasar untuk usaha masingmasing. “Saat ini sudah bergabung 60 pengusaha UMKM dengan berbagai produk yang siap dipasarkan”, katanya. Dengan diresmikannya Pusat Souvenir dan Oleh-oleh Khas Kota Tebingtinggi diharapkan mampu membuka peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya pelaku UMKM, mencintai dan menghargai hasil produk dalam negeri serta menumbuh kembangkan wirausaha baru dan menciptakan kreasi baru seperti motif batik cirri khas Kota Tebingtinggi, kata Yunus Matondang. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Walikota H Irham Taufik, Sekdako Johan Samose Harahap, Ketua Kadin Tebingtinggi HM Daniel Sultan SE, Kadis Kouperindag HM Yunus Matondang SE, Kabid Perindustrian Hj Khadijah dan Kabid Perdagangan M Fachri, Danramil 13 Tebingtinggi Kapt Inf Budiono, Pimpinan Cabang PT Bank Sumut H Khairil Anwar, Ketua Ikatan Pengusaha UMKM/ IKM Sri Mersing Kota Tebingtinggi Hj Arni Azis, para pimpinan SKPD, Camat dan Lurah se Kota Tebingtinggi.**
31
PEMKO KITA
Sekdapropsu Kukuhkan Pengurus Korpri Tebing Tinggi
ESA HILANG DUA TERBILANG
Dewan Pengurus Koprs Pegawai Negeri Republik Indonesia (Korpri) Kota Tebingtinggi priode 2012-2017 yang merupakan hasil musyawarah Kopri Tebingtinggi tanggal 19 Desember 2012 lalu secara resmi dikukuhkan oleh Ketua Dewan Pengurus Kopri Provinsi Sumatera Utara H Nurdin Lubis SH di Gedung Hj Sawiyah Nasution Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Kamis (21/3). Ketua Dewan Kopri Sumut, H Nurdin Lubis mengatakan, dengan dilaksanakan pengukuhan dewan pengurus Kopri Tebingtinggi dengan suatu surat keputusan, maka kedepan kinerja kepengurusan harus mampu menumbuhkan kegairahan dalam berorganisasi, mengkonsilidasi berbagai kelembagaan serta jajaran pengurus ketingkat unit. “Terpenting pengurus Kopri harus mampu menjabarkan dan melaksanakan program kerja yang telah dirumuskan”, ungkap Nurdin Lubis yang juga Sekdaprov Sumut. Lanjut Nurdin Lubis, pada dasarn-
32
ya program kerja yang dihasilkan harus bisa berhubungan dengan internal dan eksternal kopri itu sendiri, hubungan dengan internal seperti peningkatan kesejahteraan anggota, peningkatan prefesionalisme serta advokasi terhadap anggota. “Sedangkan eksternalnya, bisa memberikan imbas positif terhadap citra kopri yang baik ditengah-tengah masyarakat. Kehadiran kopri sebagai organisasi PNS di Kota Tebingtinggi harus dapat dirasakan manfaatnya ditengah-tengah masyarakat”, cetusnya. Sementara itu, Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan sebagai Dewan Pembina Kopri Tebingtinggi meminta kepada Kopri yang baru dikukuhkan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan berpegang pada paradigma Kopri yaitu profesional, netral dan sejahtera. “Artinya mampu menguasai bidang tugasnya masing-masing dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan”, jelasnya. Umar Zunaidi kembali meminta ke-
pada Kopri yang dilantik untuk bisa melaksanakan tugas sebagai yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 42 Tahun 2004. Kopri juga perlu melaksanakan langkah-langkah seperti membentuk lembaga bantuan hukum (LBH), bisa melaksanakan bimbingan test secara gratis untuk anak PNS, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan dan pembinaan mental. “Korpi juga diharapkan bisa membuat program olahraga dan menyehatkan anggotanya dengan melakukan jalan sehat, sepeda santai, out bond dan olahraga lainnya”, harap Umar Hasibuan. Hadir dalam pengukuhan Kopri Kota Tebingtinggi, Wakil Walikota H Irham Taufik, Sekdako Tebingtinggi H Johan Samose Harahap selaku Ketua Dewan Kopri Tebingtinggi, Kapolres AKBP Andi Rian Djajadi, Dandim 0204 Deli Serdang, Ketua Pengadilan Agama dan Kepala kantor Kementrian Agama Kota Tebingtinggi.**.
PEMKO KITA ESA HILANG DUA TERBILANG
PNS TEBING TINGGI DIHIMBAU SAMPAIKAN SPT TAHUNAN
Walikota
Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM menghimbau Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Pemko Tebingtinggi dan masyarakat agar segera menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) PPh Tahun 2012 ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebingtinggi. Himbauan tersebut disampaikan walikota pada acara Apel Gabungan yang dirangkai dengan penyerahan SPT Tahun 2013, Senin (25/3) dihalaman Sekretariat Pemko Tebingtinggi. Apel Gabungan turut dihadiri Wakil Walikota H Irham Taufik SH, Sekdako H Johan Samose Harahap, Kepala KPP Pratama Tebingtinggi Risdawati SE, Ketua DPRD Tebingtinggi serta para Pimpinan SKPD beserta jajarannya. Walikota menegaskan, SPT Tahunan PPh merupakan sarana bagi wajib pajak untuk melaporkan sekaligus mempertanggungjawabkan perhitungan dan atau pembayaran pajak penghasilannya selama
1 tahun ke Kantor Pelayanan Pajak. Hal ini ditegaskan dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : SE-02/M.PAN/3/2009 bahwa PNS, TNI/ Polri, Pejabat Negara dan Pensiunan wajib mengisi SPT Tahunan dengan benar dan jelas serta menyampaikannya tepat waktu. Pada kesempatan itu, walikota juga mengingatkan para SKPD agar segera melaksanakan proses pelelangan sesuai rencana pengadaan barang dan jasa mengingat kalender kegiatan Pemerintah Kota Tebingtinggi semestinya harus sudah selesai dilaksanakan melalui LPSE, katanya. Usai Apel Gabungan walikota secara simbolis memasukkan SPT Tahunan kedalam drop box dengan harapan kegiatan ini menjadi panutan bagi warga masyarakat khususnya PNS agar segera menyampaikan SPT Tahunannya. Kepala KPP Pratama Tebingtinggi Risdawati SE disela-sela kegiatan pengisian SPT menegaskan, penyampaian
surat pemberitahuan dalam hal ini wajib pajak (WP) mengambil sendiri SPT dan seluruh wajib pajak orang pribadi harus menyampaikan SPT PPh tahun 2012 tersebut paling lambat tanggal 31 Maret 2013. Berhubung tanggal 29 sampai dengan tanggal 31 Maret hari libur maka para wajib pajak harus menyampaikan SPT PPh-nya paling lambat tanggal 28 Maret pukul 20.00 Wib. Risdawati juga berharap kepada seluruh wajib pajak agar segera melaporkan SPT PPh-nya melalui KPP Pratama Tebingtinggi dan SPT Tahunan juga bisa dimasukkan ke drop box atau menggunakan E Filing sebelum tanggal jatuh tempo, karena jika penyampaiannya terlambat maka wajib pajak akan dikenakan denda sebesar Rp 100.000, tegasnya.**.
33
LENSA SRIKANDI
34
LENSA SRIKANDI
35
LENSA SRIKANDI
LENSA SRIKANDI
LENSA SRIKANDI
38
LENSA SRIKANDI
PARLEMENTARIA
STUDY BANDING KOMISI III DPRD KABUPATEN BREBES DI KOTA TEBING TINGGI
Rombongan diterima di ruang data I Pemko Jalan Sutomo Tebingtinggi. Mereka disambut DPRD Tebingtinggi dipimpin Ketuanya Syahrial Malik dan Wakil Ketua Chairil Mukmin Tambunan didampingi Sekwan DPRD Zulkifli B Siregar, Kabag Umum Sekretariat DPRD Hj.Siti Chadijah Lubis, Hery Hutauruk, Erwandi Purba, serta staf ahli Bidang Pemerintahan Ismail Budiman, pimpinan SKPD dinas terkait di lingkungan Pemko Tebingtinggi, Kadisdukcapil, Kakan Lingkungan Hidup, menerima kunjungan kerja studi banding. Saat itu, dipaparkan sekilas gambaran umum tentang Kota Tebingtinggi yang saat ini memiliki luas wilayah meliputi 3,8 Km2, terdapat lima aliran sungai yakni Sungai Padang, Sungai Bahilang, Sungai Sibarou, Sungai Kelembak, Sungai Paya Kuruk, dengan jumlah penduduk 145.180 jiwa terdiri dari lima ke-
camatan dan 35 kelurahan merupakan kota transit dikelilingi perkebunan besar. Kota Tebingtinggi relatif kecil menyimpan sejarah panjang, penduduknya terdiri dari berbagai agama, etnis dan suku yang hidup secara berdampingan saling menghargai satu sama lainnya. Meski Kota Tebingtinggi wilayahnya dikelilingi perkebunan besar, secara keuangan perimbangan daerah perkebunan yang ada di hinterland belum dapat dirasakan walaupun banyaknya perkebunan sawit mengelilingi daerah ini. Sedangkan aspeknya paling yang bisa diambil adalah melalui retribusi Tonase 2000 Kg. Itupun sudah dihapuskan oleh pemerintah pusat, pungutan retribusi ini tidak dibenarkan lagi, cetus Ismail Budiman di hadapan Komisi III DPRD Kabupaten Berebes. Menanggapi pertanyaan Komisi III DPRD Kabupaten Berebes mengenai realisasi reses DPRD dalam menampung aspirasi masyarakat, Ismail Budiman menjelaskan, di tiap SKPD Kota Tebingtinggi ada sinergi yang baik dengan legislatif pada saat reses. Usulan masyarakat melalui reses dewan yang penuhi persyaratan langsung direalisasikan karena anggarannya juga sudah tertampung di SKPD masing masing, jelasnya.
Di hadapan Komisi III DPRD Kabupaten Berebes mewakili Kadis Perhubungan Pemko Tebingtinggi menjelaskan tentang pengelolaan kegiatan pemeliharaan jalan di daerah ini serta penataan dan kondisi Terminal Datuk Bandar Kajum Kota Tebingtinggi sebagai terminal terpadu di Kota Tebingtinggi yang merupakan kota transit. Rombongan Komisi III DPRD Kabupaten Berebes masing masing Ansor, M.Taufiq SSM, Heri Fitriansyah ST, Zubaidah S.Ag, M.Chajairin, HM.Ishak SH, Zubad Fahilalah, dipimpin ketuanya Zaki Safrudin Perihatin dan wakil ketua komisi III Warsudi S.PDI, menyampaikan rasa terima kasih dan merasa puas atas penjelasan yang disampaikan akan dibawa pulang sebagai masukan berharga guna menunjang tugas komisi III DPRD Kabupaten Berebes. Menurut koordinator rombongan Komisi III DPRD Berebes kunjungan kerja ke Tebingtinggi untuk menggali informasi masukan dibidang pengelolaan kegiatan pemeliharaan infrasturktur jalan melalui dinas pekerjaan umum di daerah ini, dinas perhubungan dan lingkungan hidup maupun pengelolaan irigasi dan sungai serta pariwisata. Kabupaten Berebes terletak di Provinsi Jawa Tengah wilayah paling barat dekat Kota Cirebon luas wilayahnya meliputi 1.666 hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 2 juta jiwa. Di Kabupaten Berebes, kata Zubaidah sudah bertahun tahun di bidang parawisata kurang mendapat perhatian pemerintah. Pertemuan DPRD Tebingtinggi dan DPRD Kabupaten Berebes selain ditandai saling tukar informasi juga saling tukar plaket dan bingkisan berupa hasil produk industri rumah tangga dua daerah. (Juanda)
PARLEMENTARIA
PARA CALEG DAN CALON PEMILIHNYA DALAM PEMILU Sebanyak 6.576 bakal caleg yang akan bersaing memperebutkan 560 kursi DPR pada Pemilu 2014, ini diketahui setelah masa penerimaan daftar calom sementara (DCS) ditutup.
Dari sekian calon tersebut tercatat Bakal Caleg laki-laki 4.142 orang dan Bakal Caleg Perempuan 2.434 orang. Parpol yang mengajukan bakal calon legislative 569 orang (100%) Partai Hanura, Partai Golkar, partai Nasdem, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat. Sementara Partai yang mengajukan di bawah 100% adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Keadilan Sejahtera, PKP Indonesia dan Partai Bulan Bintang. Apakah dengan adanya perbedaan dalam pengiriman bakal caleg itu menggambarkan kebesaran atau kecilnya yang bersangkutan ? siapa tahu ? Namun begitulah yang tergambar bagi kita ketika membaca di Surat Kabar yang dikeluarkan oleh KPU. Apakah tidak terjadi semacam kericuhan internal partai sudah pasti terjadi, tapi tidak akan menjadikan perpecahan. Semuanya kelihatan menerimanya dengan lapang dada. Bagi mereka yang terpilih menjadi calon sementara ini, akan bersiap menyediakan dana untuk kampanyenya bila menjadi calon tetap. Berbagai suara telah terdengar sampai kepada telinga rakyat kecil, besarnya biaya yang harus dikeluarkannya sedikitnya harus mencapai Rp. 1 milyar. Besar tidak biaya itu ?mungkin saja masih kurang bila ia telah bermain dari sekarang. Namum itulah kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan dimasa kampanye kelak. Jadi bagaimana dengan mereka yang kurang kemampuannya dalam hal dana, jelasnya harus bersabar menanti keberuntungan. Adakah partai memberikan dana untuk calonnya.
Mana tahu kita. Namum begitulah nasib orang kecil ingin menjadi besar. Semuanya harus dijalaninya dengan penuh kepercayaan diri yang besar dan keyakinan yang dalam, semuanya tergantungn kepada keputusan Tuhan yang mengatur setelah ia berupaya dengan sungguhsungguh. Tidak terlepas dari kekuasaan Tuhan dalam menentukan nasib hambanya. Begitulah para bakal caleg dalam mempersiapkan dirinya untuk bertarung dalam Pemilu 2014 kelak. Semuanya harus secara matang dipersiapkan oleh para bakal caleg yang bersangkutan itu. Kalau ingin merebut suara dari pemilihnya nanti. Ada beberapa factor yang turut menjadi pertimbangan dalam menentukan untuk kemenangannya, antara lain kedekatan keluarga, teman sejawat dalam kelompok etnisnya dan agamanya disamping dana yang tersedia untuk segala kegiatannya. Tapi yakinlah semua itu akan menjadi kenyataan bila dilakukan dengan terbuka dan sadar akan apa yang dihadapinya. Itu gambaran yang bisa kita lihat masa kini bagi para bakal caleg. Bagaimana pula dengan rakyat yang bakal memilih para calon yang terdaftar mewakili parpol tertentu. Apakah mereka sudah siap untuk menentukan pilihannya ? Menurut tradisi yang sudah berlaku dan tidak pula punya saksi hukumnya untuk memilih salah satu calon itu, tanpa adanya uang. Dan inilah salah satu sebab sang calon yang bersangkutan harus menyediakan dana yang tidak sedikit agar bisa mendapat suara yang memungkinkan ia mendapat kursi untuk diduduki kelak. Dan ini tidak berlaku hanya sekali saja. Mulai dari untuk mengikuti acara di tanah lapang atau di suatu tempat untuk mendengarkan sang calon berpidato dalam suatu kegiatan kampanye. Sampai kepada hari pencobolsan di hari H. Jadi taksiran seorang bakal calon legislatif itu wajar menyediakan dana yang tidak sedikit. Dimulai dari ratusan juta sampai milyaran rupiah. Mending kalau akhirnya ia terpilih dan duduk sebagai anggota parlemen. Gengsinya naik dan terhor-
mat, kalau tidak ia akan menjadi seorang dikatakan sebagai anggota parlemen yang kalah. Tentunya uangnya pasti tidak kembali. Suatu perjuangan yang memerlukan sikap yang kuat baik mental atau spiritual, sehingga ia tidak menjadi celotehan rakyat. Peristiwa seperti ini akan tetap berulang kapan saja, karena sudah menjadi tradisi yang berlaku. Bisakah berubah ? Tergantung partai atau sang calon mengadakan pendekatan dalam memberikan wejangan kepada para calon pemilihnya. Jadikan mereka sebagai warga binaan atau sekaligus jadikan mereka anggota partai sang calon. Memang kerjanya tidak tidak bisa sebentar dan pasti memakan waktu yang terus menerus. Baik melalui pengajian kalau ia merupakan partai yang menganut azas agama. Atau melalui peningkatan usaha yang mereka lakukan selama ini dan sekaligus pemahaman tentang apa yang dilakukan sebuah partai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mudah-mudahan melalui hal seperti itu akan terbuka mata hatinya dalam menghadapi pemilu-pemilu berikutnya dan pasti ia bisa member pengertian pihak keluarganya. Masalah uang akan menjadi lebih sedikit sedikit pengeluarannya dan rakyat calon pemilih sudah tidak lagi didekati dengan menggunakan kekuatan uang. Segalanya akan berjalan sesuai dengan apa yang sudah tidak lagi didekati dengan menggunakan kekuatan uang. Segalanya akan berjalan sesuai dengan apa yang sudah diterimanya selama ini. Dan merekapun tidak lagi ragu-ragu menjatuhkan pilihannya. Semoga ! (Rizal Syam)
41
PARLEMENTARIA WAWANCARA SINERGI DENGAN EDI SUARDI S.Sos WAKIL KETUA IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM INDONESIA MUDA (ICMI MUDA) KOTA TEBING TINGGI TENTANG “ PEMBAHASAN LKPJ WALIKOTA TEBING TINGGI ”
dalam KUA dan PPAS Perubahan,
dak, Dapat dilaksanakan Dan Apabila
atau KUA dan PPAS APBD tahun
dilaksanakan, biayanya memadai.
anggaran berikutnya. 3. Rekomendasi strategis diformulasikan ke dalam “Program Pengawasan
SINERGI :Bagaimana bentuk ideal penyusunan dan penyajian LKPj ?
DPRD Kota Tebing Tinggi“. 4. Daftar rekomendasi juga diberikan kepada komisi-komisi di DPRD, agar
yajian LKPj harus disesuaikan dengan
pelaksanaannya dapat diawasi oleh
tujuan penyusunan dan penyajian LKPj,
tiap komisi melalui rapat dengan
yaitu: untuk mempermudah DPRD dalam
SKPD yang menjadi mitranya.
memberikan rekomendasi strategis, yang
5. DPRD melakukan press realease atas
SINERGI : Dalam PP 3 tahun 20017 diatur bahwa pembahasan LKPj
EDI SUARDI : Penyusunan dan pen-
berupa catatan-catatan strategis yang
substansi rekomendasi yang dihasil
berisikan saran, masukan dan/atau koreksi
kannya, agar kelompok masyarakat
terhadap penyelenggaraan urusan desen-
pemerhati dapat ikut serta dalam
tralisasi, tugas pembantuan, dan tugas
memberikan tekanan positif pada
umum pemerintahan.
pihak eksekutif dan juga pada pihak
Agar dari tahun ke tahun penyusunan dan
DPRD.
penyajiannya LKPj dapat lebih sesuai
6. Rekomendasi yang berupa pemberian
akan menghasilkan sebuah: kepuu-
penghargaan atau pemberian te
san D[PRD yang berisi rekomendasi
guran disampaikan secara spesifik,
dengan tujuan dasar tersebut, dan tidak diselewengkan untuk tujuan lain, kecuali tujuan dasarnya, maka DPRD Kota Tebing
kepadakepala daerah untuk perbaikan
proporsional dan sesuai dengan ling
Tinggi dapat menyusun: peraturan daerah
penyelenggaraan pemerintahan daerah
kup kewenangannya, dengan dilandasi
yang secara khusus mengatur tentang
kedepan..Menurut Bapak Bagaimana
oleh niat baik untuk perbaikan di masa
pelaporan penyelenggaraan pemerintahan
agar rekomendasi DPRD Kota Tebing
yang akan datang.
daerah. (juanda)
Tinggi dapat efektif meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
SINERGI : Menurut bapak ,Bagaimana
Kota Tebing Tinggi di masa yang akan
ciri rekomendasi yang
datang ?
konstruktif ?
EDI SUARDI : Secara umum, jawaban
EDI SUARDI :Secara umum, ciri reko-
pertanyaan di atas adalah sebagai berikut:
mendasi yang konstruktif adalah diarah-
1. DPRD harus menyusun rekomendasi
kan untuk menyelesaikan masalah yang
yang konstruktif (membangun).
ditemukan, Berorientasi pada tindakan
2. Rekomendasi yang bersifat kegiatan
nyata dan spesifik , Ditujukan pada pihak
tindak-lanjut, segera dimasukkan
yang mempunyai wewenang untuk bertin-
PARLEMENTARIA
KONSEKWENSI PERATURAN KPU NO. 7/2013 TENTANG PENCALONAN ANGGOTA LEGISLATIF
Sebanyak 10 orang anggota DPRD Tebingtinggi dimana partai politik (parpol) asalnya tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2014, harus terlebih dahulu mengundurkan diri jika akan kembali maju sebagai calon legislatig (Caleg) dari Parpol yang lain. Hal itu sesuai dengan Peraturan KPU No 7/2013 tentang Pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. Pada pasal 19 poin 1 disebutkan, bagi anggota DPRD yang dicalonkan partai politik yang berbeda harus melampirkan surat persetujuan parpol asal (model bb 5) yang merupakan surat pernyataan pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali. "Ya benar, anggota DPRD Tebingtinggi yang akan kembali maju sebagai caleg dan akan dicalonkan dari parpol peserta Pemilu yang berbeda harus melampirkan surat persetujuan dari Parpol
asal yang merupakan surat pernyataan pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali," sebut Ketua KPU Tebingtinggi melalui juru bicara Drs Salmon Ginting MAP, kepada wartawan Selasa (26/3). Disebutkan, masa tugas anggota DPRD Tebingtinggi berakhir tahun 2014. "Dan jika akan kembali maju sebagai Caleg diusung Parpol berbeda harus mengundurkan diri dari parpol asal dan PAW sebagai anggota DPRD paling lambat bulan April 2013," jelas Salmon Ginting. Dia menyebutkan, ada 10 orang anggota DPRD Tebingtinggi yang harus mengundurkan diri jika kembali mencaleg diusung parpol berbeda. Surat pengunduran diri tersebut harus dilampirkan saat pengajuan daftar caleg sementara (DCS) ke KPU. Secara terpisah, Sekretaris Partai Hanura Ogamota Ulu SH mengaku ada lima orang Anggota DPRD yang partainya
tidak masuk di Pemilu 2014 mendaftar ke partai bentukan Jendral Wiranto itu. "Ada lima anggota DPRD yang mendaftar ke Hanura, memang mereka mendaftar tidak melampirkan Surat Pengunduran Diri dari partai asal, tetapi hal itu akan kami tagih mengingat Keputusan KPU Nomor 7 tahun 2013 itu," jelas politis Hanura itu melalui ponselnya. Sebelumnya Salmon menjelaskan, pendaftaran pencalonan 9-22 April 2013. Tanggal 23 April-6 Mei KPU melakukan verifikasi kelengkapan administrasi. Kemudian, 7-8 Mei menyampaikan hasil verifikasi kelengkapan administrasi kepada parpol. KPU memberikan masa perbaikan daftar calon dan syarat calon serta pengajuan bakal calon pengganti pada 9-22 Mei. KPU kembali melakukan verifikasi terhadap perbaikan daftar dan syarat calon 23 - 29 Mei. Penyusunan dan penetapan DCS anggota legislatif 30 Mei-12 Juni, pengumuman DCS 13-17 Juni dan penetapan pengumuman DCT anggota DPR , DPRD kabupaten/kota pada 23 - 25 Agustus. "Jadwal ini berdasarkan Peraturan KPU No 6/2013 tentang Perubahan Keempat atas peraturan KPU No 7/2013 tentang Tahapan Jadwal Program Pemilu. Bagi parpol dapat mengganti DCS ke DCT menyangkut 3 hal yakni, meninggal dunia, mengundurkan diri dan tidak memenuhi persyaratan. Calon yang diganti tetap pada nomor urut yang sama", terang Salmon Ginting. (Juanda)
43
AGAMA
MUHAMMADIYAH DI TEBING TINGGI Berdirinya Muhammadiyah di Tebing Tinggi adalah dibawa kaum pedagang serta beberapa orang terkemuka di Tebing Tinggi, di dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh Sdr. M Zein Jambak (abang dari Sdr. Kol. Dahlan Jambak ) bertempat di sekolah Budi Utomo (Taman Siswa) disepakati untuk membangun Cabang Muhammadiyah dengan secepat-cepatnya di Tebing Tinggi dan mendapat dukungan dari masyarakat di sekitar Tebing Tinggi, seperti Bandar Sono, Pasir, Tambangan, Kota Baru dan Kampung Bagelen. Dari kalangan terpelajar di Tebing Tinggi seperti M. Surat, Maksum Nasution Alipiah dan lain-lain, lebih-lebih jasa dari Bapak H. Ibrahim (Bekas Penghulu Pekan) yang terkenal sebagai promotor Muhammadiyah. Beliau bukan saja mengorbankan fikiran dan tenaganya, bahkan harta bendanya dengan menyerahkan sebuah rumah untuk tempat anak-anak belajar, serta sebidang tanah diwakafkan (yang menjadi kompleks sekolah sekarang) Dan tidak pula dilupakan jasa Ki Sudaeminta (Anggota Majelis Luhur taman Siswa) yang telah member bantuan dalam kebangunan Muhammadiyah walaupun beliau tidak langsung menjadi anggota Muhammadiyah. Maka dengan hidayah Allah berdirilah Muhammadiyah di Tebing Tinggi pada tanggal 1 Mei 1929 dengan susunan pengurusnya : H. Ibrahim, M. Surat, M. Maksum dan lain-lain menyusul pula gerakan Aisyiah di bawah pimpinan Ibu Sawabiyah (Ibu Sdr. Chudam Lubis)
Perkembangan Muhammadiyah diluaskan keluar Tebing Tinggi sampai ke Tanjung Tiram (Batu Bara), Rampah, Dolok Masihul, Indrapura, Baja Linggai (Dolok Merawan), yang untuk mempelopori di tempat-tempat tersebut tak dapat dilupakan jasa saudara-saudara Abd. Kahar. ST. Usman, Marah Sainun, ST. said, Raja Bulan, Ali Zaman dan H. Abbas. Dalam tahun 1929 juga dapat pula digerakkan Kepanduan HW dibawah pimpinan Sdr. M. Isa St. Palembang dan Sdr. A. Malik Nuh. Patut juga diketahui, bahwa HW lah satu-satunya pandu yang pertama kali berdiri di Tebing Tinggi, disamping Pandu IOP yang berdiri di tahun 1928 di bawah pimpinan Bapak Munar Hamiwijoyo, yang pada akhir tahun 1929 mengalami kelumpuhan akibat suasana politik saat itu. Dalam gerak pengajaran tidak dapat dilupakan jasa dari guru-guru yang disamping mengajar anak-anak, aktif dalam perkembangan Muhammadiyah diantaranya Sdr. A. Wahid, A. Gafar Akhir, Yusuf St. SUlaiman, Janidin Yatim dan lain-lain. Pernah guru dilarang oleh Zelfbestuur mengajar, dan kalau dijumlahkan guru-guru yang pernah mengajar di sekolah Muhammadiyah tidak kurang dari 50 orang. Pernah pula di sebuah sekolah Diniyah di bongkar karena tidak diizinkan. Di zaman revolusi Kota Tebing Tinggi terkenal sebagai kota Perjuangan yang menyebabkan gerak Muhammadiyahpun dipusatkan di Tebing Tinggi. Untuk melancarkan gerak Muhammadiyah di saat Revolusi itu, maka dalam Konferensi Muhammadiyah Daerah se-Sumatera Timur diputuskan untuk membangun Kantor Majelis Pimpinan Muhammadiyah Daerah Sumatera Timur di Tebing Tinggi. Gerak Muhammadiyah sesu-
dah tahun 1950 hingga kini, adalah dalam taraf membangun dan memulihkan kembali tenaga-tenaga untuk membangun. Pada saat pernyataan 40 tahun Muhammadiyah se-Indonesia, 18 November 1952 di lapangan sekolah yang pemeran selesai pada tahun 1954. Demikian antara lain sejarah Muhammadiyah berdiri di Tebing Tinggi yang tertulis di Buku 30 tahun Muhammadiyah di daerah Sumatera Timur yang diterbitkan oleh Panitia Besar Peringatan Pusat Pasar 184 Medan. Berdirinya Muhammadiyah disini berasal dar pengajian yang berlangsung sejak tahun 1925 dengan guru antara lain H. Abd. Wahab dari Tanjung Balai, Bgd kasim dari Padang Pariaman, Abd Gafur (pernah jadi patih), M. Isa dari Aceh dan Pakih Pamuncak. Setelah mereka mendengar di Medan telah berdiri Muhammadiyah, maka kelompok pengajian tersebut bermusyawarah untuk mendirikan Muhammadiyah di Tambangan pada tahun 1927 dengan pengurusnya Pengulu J Ewo (Tambangan) Bilal Lidin (Kota Baru) Ulung Gendel dan Nuriman (Paya Lombang) Pengulu Jewo mewakafkan sebidang tanahnya (disamping pabrik Es Dainang). Oleh keluarga Muhammadiyah di bangun sekolah dibangun sekolah darurat tiga lokal berlantai semen (sekarang di atas tanah tersebut berdiri sekolah Al-Wasliyah, tidak jelas pengalihannya). Dengan berdirinya sekolah tersebut banyak mendapat tantangan dari masyarakat maupun kerajaan (raja waktu itu adalah Tk. Hasyim dan pernah menjadi Walikota pertama Tebing Tinggi ) dan Dt. Punggawa.
AGAMA
Pengurus tetap berusaha agar sekolah (Madrasah Ibtidaiyah) tetap dibuka, mereka berangkat ke Medan mohon advis kepada Hr. Muhammad Said, oleh beliau disarankan supaya mengadakan pendekatan dengan kontrouler. Pengulu Jewo dan kawan-kawan menyampaikannya kepada Controuler pada waktu itu JJ Mandelar. Disarankanya agar sekolah tersebut dipindahkan ke daerah kekuasaan Controuler Padang Van Bedagai di Tebing TInggi yang sebenarnya inilah cikal bakal Muhammadiyah di Tebing Tinggi. Jadi bukan tanggal 1 mei 1929 yang dituliskan dalam buku 30 tahun Muhammadiyah di Sumatera Timur (Malik Nuh sempat menjadi guru di sekolah tersebut) Zakaria Bin Bilal Lidin, lahir tahun 1908 di Kampung Baru Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Deli Serdang, menyatakan ia disekolahkan oleh Muhammadiyah ke Parabek Sumatera Barat, tidak ingat tahun berapa hanya setahun Muhammadiyah sanggup membiayainya, kemudian orang tuanya meneruskan selama tiga tahun kemudian. Hal ini karena harga getah turun dan orang tuanya tidak sanggung meneruskan sekolahnya. Setibanya di Tebing Tinggi tahun 1933, ia pun mengajar di sekolah rendah di Bandar Sono. Karena ia mengajar, kemudian ia ditangkap oleh Raja Tk Hasyim dan disidangkan di Medan. Ia tidak ditahan Cuma dilarang mengajar. Kemudian ia bekerja di Perkebunan Rambutan sebagai mandor untuk selanjutnya ia tidak mengikuti Perkembangan di Muhammadiyah. Begitulah kisah salah seorang keluarga Muhammadiyah yang gagal mengikuti perkembangan Muhammadiyah. Kehadiran Jarnawi Hadikusumo ke Tebing Tinggi adalah atas anjuran Alm. Prof Dr. Hamka sewaktu Konsul Muhammadiyah Sumatera Timur, masa itu Jarnawi Hadikusumo di Rantau Parapat. Antara lain perjuangan Muham-
madiyah pada masa itu ialah pimpinan Muhammadiyah melaporkan kepada Sultan bahwa pelaksanaan Zakat Fitrah yang dilaksanakan kerajaan tidak sesuai dengan ajaran Islam, sebab tidak secepatnya dibagikan kepada mustahaknya, karena masih ditumpuk. Akibatnya pimpinan Muhammadiyah tersebut (M. Kasim dan Amir Hamzah) dipanggil Sultan Otman Perkasa Alamsyah ke Medan. Pertemuan diadakan Kantor Kerajaan Kerapatan Kerajaan. Kantor ini dipakai menjadi Kantor Bupati Kabupaten Deli Serdang. Sebelum berangkat ke Medan berembuklah M. Kasim dengan Amir Hamzah dan bila pertanyaan berbentuk agama yang menyambutkan Amir Hamzah sedang dalam bentuk umum itu di Bagian M. kasim untuk menjawabnya. Kedua pimpinan Muhammadiyah itu sangat terkejut atas perlakuan yang sangat istimewa. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, karena sebelumnya tidak pernah terjadi. Bila mengadakan pertemuan dengan rakyat biasa Sultan duduk di singgasana dan rakyat bersila di lantai. Pertemuan segi tiga itu dihadiri Qadhi Sultan/Kerajaan Hasan Maksum, Raja Padang Bedagai, Tengku Hasyim dan Pimpinan Muhammadiyah (Muhammad Kasim dan Amir Hamzah ). Sebelum acara dimulai, M. Kasim bertanya kepada Sultan siapa yang menjadi pesakitan dan siapa pula yang dituntut. Dalam masalah Sultan mengajak persatuan dan bukan perpecahan antara bangsawan dan rakyat jelata. Pertemuan tidak diketahui oleh pihak Jepang dan peristiwa tersebut merupakan terobosan baru dalam era kerajaan dalam tingkat kehidupan masyarakat, hapuslah perbedaan antara bangsawan dan rakyat jelata. Pihakpun menyadari kesilapannya. Suatu contoh perjuangan Muhammadiyah memperjuankan syariat Islam wajib ditegakkan
(penutur M. Kasim di Tebing Tinggi). Kita cukupkan dahulu sekian sejarah Muhammdiyah di Tebing Tinggi, waktu dan kesempatan di lain waktu bisa kita sambung lagi dengan kisah atau ucapan dari beberapa orang mengetahui baik mereka yang langsung terlibat atau sekedar mendengar ucapan dari orang-orang tua mereka di rumah. Maaf bila masih ada kesalahan, karena hanya baru itu yang bisa penulis sajikan. Sumber : Buku 30 tahun Muhammadiyah di daerah Sumatera Timur diterbitkan oleh Panitia Besar Peringatan, Pusat Pasar 184 Medan. Serba-serbi sejarah berdirinya Muhammadiyah di Tebing Tinggi Oleh : 1. M. Ridwan Siregar, SH 2. H. Syamsul Nasution 3. Rizal Syam 4. Muktamar Siagian
45
E K O N O M I
Mengapa Kita Harus Mengeluh
Para Ibu rumah tangga
masa kini pasti merasa dirinya galau menghadapi masalah yang dihadapinya. Betapa tidak, selain harga-harga kebutuhan rumah tangga yang terus meningkat, belum lagi apa yang akan dihadapinya menjelang tahun baru ajaran sekolah. Berapa biaya yang harus disediakanmya. Belum lagi berapa anak yang akan memasuki sekolah. Ada yang naik kelas dan ada pula yang dan ada pula yang akan naik tingkatan sekolahnya. Sementara penghasilan kaum bapanya belum tentu dapat mengatasinya. Lihat saja di pasar-pasar tempat berjualan keperluan kebutuhan keseharian, menunjukkan harga yang tetap naik. Tak
satupun yang menunjukkan harga yang tetap menurun, malah sebagian kenaikan harganya diluar perhitungan akal sehat. Begitu juga harga-harga pakaian sekolah mana ada yang terasa murah. Semua harganya mahal. Hal inilah yang membuat para ibu rumah tangga merasa bingung. Tak mungkin anak-anak tak dimasukkan sekolah. Memang sebahagian mendapat bantuan dari beberapa pihak. Ada yang memberikan pakaian bahkan ada pula yang langsung memberikan uang sekian juta perorang. Namun takkan semua yang mendapat rezeki seperti itu. Memang tak smeua tingkatan sekolah yang memberati pihak orang tua yang anak-anaknya bersekolah. Ada saja
yang memberikan gratis tentang pembayaran bulanannya, tapi bagaimana sekolah yang lebih tinggi lagi. Tak satupun yang memberikan pembayaran gratis. Semuanya harus bayar. Belum lagi kalau anaknya mau melanjutkan ke Perguruan Tingi. Biayanya tentu jauh lebih tinggi. Walau yang bernama sekolah negeri. Semuanya harus bayar mulai dari uang pendaftaranm sampai-sampaiuang semesteran. Memang masih ada keringanan untuk membayarnya dengan dua kali cicilan setahunnya. Namun bukan berarti murah. Semuanya pasti akan memberatkan pihak orang tua. Dengan demikian bagaimana kita bias mengkuliahkan ank-anak kita agar bias mereka mendapat pelajaran yang lebih tinggi.
E K O N O M I
Semuanya memang memerlukan dana yang tidak sedikit. Paetinya jutaan rupiah yang harus disediakan. Mulai dari kebutuhan dana kuliahnya, ongkos kesehariannya belum lagi untuk kebutuhan makan dan minumnya dan dana kosnya kalau tidak ada keluarga dimama anak kita kuliah. Begitulah kebutuhan yang menjadi tanggung jawab orang tua untuk menyekolahkan atau mengkuliahkan anakanaknya. Apa tak galau pikiran orang tua di rumah. Baik bapak apalagi ibu rumah tangga yang tanpa penghasilan tambahan, disamping penghasilan sang bapak dalam kesehariannya atau bulanan kalau ia seorang yang berpenghasilan bulanan seperti PNS atau karyawan swasta. Semuanya pasti merasa pikirannya terganggu. Namun ternyata tak semuanya begitu kok. Masih ada saja kesanggupan orang tua untuk mengatasi persoalan itu, bisa dilihat dalam kesehariannya. Tak semuanya mereka yang kuliah itu berasal dari keluarga yang mampu. Namum mereka bias mengikuti sekolah atau kuliah. Belum lagi keluhan pada pedagang kaki lima yang banyak terlihat di kota. Mereka mengeluhkan penjualannya yang makin menurun. Bahkan mungkin saja ada belum mendasar atau menjual barang dagangannya. Walau hari sudah menjelang siang bahkan sore hari. Kehidupan mereka terlihat memang sukar untuk lebih maju dari apa yang kini mereka hadapi. Disamping harga-harga yang tak bias ditahan untuk tidak melonjak naik, belum lagi barang yang dijualnya belum laku lagi. Berapa keperluan yang perlu diatasi setiap hari. Seorang pedagang yang kebetulan penulis kenal, bercerita bahwa pen-
jualannya kini banyak menurun. Mungkin karena harganya tinggi dan tak sesuai dengan kemampuan untuk membeli. Jawabannya cukup analisis. Cona kita hitung berapa pendapatan per orang setiap bulannya. Berapa yang harus dibayarkan kepada perusahaan yang memberikan kredit kereta setiap bulannya. Belum lagi untuk membeli pulsa untuk setiap HP baik milik orang rumahnya belum lagi untuk anak-anaknya Tak dikerjakan memang sudah zamannya mereka memang harus punya kereta untuk keperluannya dan pulsa untuk bisa berhubungan dengan kawan sejawatnya. Dengan demikian keutuhan sampingan tak dapat lagi dipenuhi, kecuali kewajiban membayar hutang kepada pengusaha yang memberikan kredit kereta sudah lunas. Baru merasa lapang. Dan bisalah belanja apa yang menjadi idaman anak atau istri. Begitulah keluhan yang sering penulis dengar setiap harinya dari mulut orang berstatus orang kecil. Semuanya hamper-hampir terdengar sama keluhannya. Tentang pencahariannya semakin hari semakin kecil, sementara kebutuhan tidak menurun malah meningkat naik. Kalau sudah begitu keadaan masyarakat kita dalam kesehariannya, apa yang kita perbuat. Selain hanya menyabarkan mereka dan meyakinkan ada masanya kelak terjadi perubahan yang lebih baik dari keadaan masa kini. Yakinlah persoalan ini akan menjadi perhatian pemerintah untuk mengatasinya. Namun kesabaran yang dituntut memerlukan jiwa yang kuat dan mental siap untuk menghadapainya. Tak satupun suatu kejadian itu akan kekal tanpa
perubahan. Semuanya akan berubah. Kalau masa kinikita merasa susah, mungkin besok lusa akan menjadi lebih senang lagi. Inilah cobaan yang kita raskan dan perlu kita ingat semuanya itu merupakan kerja Tuhan untuk menguji iman kita. Begitulah dari dua soal yang kita coba untuk membicarakannya, baik tentang keluhan orang tua dalam menutupi kebutuhan keperluan rumah tangganta dan untuk membiayai anak-anak untuk sekolah dan kuliah, serta keluhan pedagang kaki lima tentang penjualannya yang menurun masa kini. Semuanya dihadapi dengan fikiran yang tenang dan tetap yakin akan perubahan yang bakal terjadi kelak. Iya kan (Rizal Syam )
47
S O S I A L
PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR GAMBIR Kehidupan di pasar lebih banyak dipenuhioleh para pedagang kaki lima (PKL) .Seolah tanpa adanya mereka pasar akan terlihat agak sepi dan kelihatan kosong melompong.
Begitulah kehidupan pasar akan terlihat hidup dan ramai pengunjungnya.Ini sudah merupakan suatu hukum pasar,karena keadaan pedagang kaki lima itu menghidupkan pasar itu secara terus terang. Namun keadaan mereka iti sudah merupakan tantangan bagi para petugas untuk mengatur mereka agar bisa lebih tertib dan bisa membuat mata pengunjung terlihat segar dan nyaman ,tanpa adanya gangguan untuk bergerak mencari bahan untuk dibelinya. Lihat saja sebuah contoh apa yang terjadi dipasar Gambir Tebing Tinggi. Keadaan para pedagang tidak lagi sekedar menempati lapak untuk menggelar barang dagangannya.Mereka sudah memakai badan jalan,bahkan melebih dari separuh jalan yang terseda untuk lalu lintas. Apalagi dipagi hari ketika para pembeli mendatangi pasar untuk membeli barang dagangan yang tersedia,mulai dari sayur berbagai macam jenisnya ikan basah dan kering.Belum lagi dengan ayam potongnya dan berbagai buah.Semuanya menjadi satu yang mereka gelar sepanjang jalan Iskandar Muda dan jalan yang disampingnya. Mereka bejualan dengan memakai jalan di dua sisi jalan dan hal ini menyempitkan ruas jalan. Betapa terganggunya bila kita memakai kendaraan mobil.Sedangkan becak saja sudah merasa terganggu.Belum lagi kalau mereka menaikkan sewanya atau menurunkan sewa disekitar pajak/pasar itu. Jelas hal ini bisa kita perhatikan dengan mata telanjang.Dan terkadang terdengar suara – suara caci maki sesame mereka. Tapi tidak pernah mereka terlibat baku pukul satu sam lainnya.Hanya sekedar adu mulut.Bukan adu tenaga untuk berkelahi.
48
Hal seperti itu juga sudah menjadi halangan bagi para pengunjung pasar.Rasa kuatir pasti akan terasa dihati pengunjung itu,kalau-kalau akan terjadi keributan dan pastinya akan berdampak kepada yang lain.Hal itu tidak pernah terjadi segalanya akan berjalan secara damai dan tentram tanpa adanya keributan. Kalau sudah begini terkadang para petugas yang ada disekitar itu akan cepat-cepat bertindak untuk mendamaikannya.Sehingga kejadian yang tidak diinginkan tidak menjadi kenyataan. Berapa jumlah mereka itu semua?penulis tidak pernah dengan pasti mengetahuinya.Hal ini sudah pasti tercatat pada dinas pasar yang mengelolanya.Namun kita sebagai anggota masyarakat ingin bahkan mengharapkan keadaan pasar itu menjadi lebih teratur dan bersih,tanpa adanya sampah- sampah bekas buangan potongan sayur yang dibuang sembarangan.Ttanpa melihat dan merasakan kebersihan merupakan sesuatu yang harus dijaga. Memang kita akui tentang kebersihan itu pasti akan terjaga karna sudah ada petugas kebersihan.Mereka akan membawa sampah sampah dengan menggunakan mobil yang tersedia. Hati kita sering terganggu dengan keadaan pasar Gambir yang begitu luas kok lebih banyak diisi oleh para pedagang kaki lima.Bukan menempati kios kios yang tersedia dibangunan pasar yang begitu megah terlihat. Kenapa?Kenapa mereka tidak menempati kios kios itu,malah mereka lebih suka berjualan di sepanjang jalan di alam terbuka.Berpanas dan terkadang kehujanan lagi.Semuanya mereka lakoni dengan senang hati kelihatannya. Seolah lebih menjadi pedagang kaki lima dan bisa berjualan lebih baik dibanding kalau berjualan di kios kios yang tersedia di bangunan pasar bertingkat itu. Hal seperti ini tak bisa penulis menjawab pertanyaan tersebut. Hanya mereka yang bisa,bukan orang lain yang tidak terlibat di pasar.Mereka
merasakan kenyamanan berjualan di kaki lima ketimbang di kios yang tersedia. Yang pasti mereka itu mempunyai nomor dan tercatat sebagai pedagang yang seharusnya menempati kios kios tersebut.Namun sampai kini bisa lihat keadaan kios kios itu terlihat kosong melompong.Bahkan suatu saat kita bisa mencium bau yang tak sedap.Bahkan pernah kotoran manusia terlihat disana. Bagaimana sikap petugas yang bertanggung jawab yang mengelola pasar itu terhadap sikap para pedagang yang tak menempati kios yang sudah siap di bangun dengan menelan yang tidak sedikit. Kita tidak mencari kesalahan siapa pelakunya,namun kita harapkan kesadaran kedua belah pihak.Baik petugas yang bertanggung jawab sebagai penelola pasar dan para pedagang kaki lima itu. Saling berbuat untuk bagaimana pasar itu tetap ramai dan pedagang bisa berjualan dengan tenang dan para petugas tidak menjadi caci maki para padagang. Menurut penulis,hal ini bisa diatasi dengan menjadi waktu berjualan di tentukan melalui jam.Dimulai kapan dan berakhir kapan untuk bisa pindah menempati kios yang memang sudah menjadi hak mereka untuk berjualan disana tanpa adanya pengusiran pengusiran lagi.Dan mereka pasti tidak kena panas matahari dan basah kehujanan.Semuanya bisa merasa nyaman. Betulkan ? atau ada pendapat lainnya agar para pedagang itu bisa di terbitkan. Jangan ada yang menjadi korban akibat keadaan seperti sekarang ini. Pemakai jalan selama ini jelas menjadi korban,mereka merasa terganggu jalannya. Dan penari beca juga bisa merasa aman ketika membawa sewanya.Baik ketika menaikkan bahkan menurunkan sewa di sekitar pasar itu.Semua akan menjadi aman.Tanpa gangguan,walau sedikitpun.Semuanya akan lancer.iyakan ? Semoga menjadi perhatian kita bersama ( Rizal Syam )
INFO NASIONAL
Demokrat: Menteri "Nyaleg" Hanya Cuti 15 Hari di Akhir Pekan
Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. (sumber: Rumgapress/Abror Rizki) Jakarta - Sekretaris Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Khatibul Umam Wiranu, berpendapat meski partainya memperbolehkan menterinya nyaleg, namun tak akan berpengaruh pada kinerja menteri yang bersangkutan. Ketentuan cuti 15 hari bagi para menteri hanya diperbolehkan saat kampanye terbuka saja. "Diluar itu menteri tidak boleh cuti, jadi kalaupun cuti, menteri pasti ambil Sabtu atau Minggu. Cuti hanya saat kampanye terbuka itu hanya selama 15 hari saja," tutur Khatibul, di diskusi Polemik Sindo Trijaya FM, Jakarta, Sabtu (13/4).
Dia mengatakan, sejauh ini caleg yang mendaftar di Partai Demokrat ada 1.530. Dari total jumlah itu, sekitar 1.200 orang mengembalikan formulir. Meski jumlahnya banyak, namun tidak merepotkan karena internal Partai Demokrat sudah menyiapkan panitia khusus untuk pencalegan tersebut. Bagi Partai Demokrat, kaat dia, prioritas caleg adalah incumbent karena dianggap sudah mengabdi ke parpol dan negara. "Diprioritaskan incumbent yang tidak punya track record masalah hukum," kata dia. Seperti diketahui, Setidaknya tercatat ada sepuluh menteri yang bakal maju jadi caleg diantaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Jero Wacik, Menteri Perhubungan Evert Er-
enst Mangindaan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syariefuddin Hasan dan menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo. Selain itu juga, menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Sementara PKB mengajukan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmi Faisal Zaini. Penulis: WIN/WBP (Aswin Nasution)
INFO NASIONAL
Syarat Minimal Capres Dan Cawapres
Komisi Pemilihan Umum (KPU). (sumber: JG Photo/ Yudhi Sukma Wijaya)
Mencari Pemimpin Bangsa, di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Jakarta, Jumat (12/4). Akan tetapi, lanjut dia, masalah Jakarta - Calon presiden (capres) pendidikan capres-cawapres tidak dan calon wakil presiden perlu dipermasalahkan, karena (cawapres) sebaiknya berpendidisudah ada UU yang mengatur. kan minimal strata satu. Namun Undang-Undang (UU) 42/2008 Kecuali, lanjut dia, jika UU tentang Pemilihan Presiden dan Pilpres direvisi termasuk syarat Wakil Presiden mengatur bahwa pendidikan capres-cawapres. capres-cawapres minimal berijazah "Kita tentu harapkan syarat penSMA. didikan capres-cawapres minimal strata satu," tegas Melani yang juga "Pendidikan minimal capres Anggota Dewan Pembina (Wanbin) itu seharusya strata satu," kata WakPartai Demokrat (PD) ini. il Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Melani Leimena Sementara itu, peneliti dari Suharli dalam diskusi bertajuk Lembaga Ilmu Pengetahuan In
50
donesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, tetap mendukung capres berasal dari partai politik (parpol). "Saya sampai sekarang masih tetap dukung presiden dari kalangan parpol," ujarnya Ikrar. "Pengalaman berorganisasi sangat penting," imbuhnya. Ikrar mengatakan, kader parpol mesti dikedepankan untuk menjadi capres. "Kader harusnya didahulukan untuk jadi capres. Karena belum tentu akan didukung konstituen partai kalau dari luar," pungkasnya. Penulis: C-6/RIN Sumber:Suara Pembaruan (Aswin Nasution)
OLAH RAGA
PERMAINAN ANAK-ANAK DULU DAN KINI Pada masa kanak-kanak dulu kita bisa bermain dengan segala macam permainan dan dibuat sendiri. Misalnya kalau kita ingin bermain gasing kita harus mencari kayunya. Kemudian kita membuatnya dengan berbagai ukuran dan bentuk yang masing-masing berbeda satu sama lainnya. Dan begitu pula dengan permainan lainnya. Baik layangan dan bahkan senapang atau pistol yang bisa berbunyi dengan memakai letusan dengan menggunakan dari korek api dan saking menghadapi lawan kita bermain. Kegirangan terdengan dari mulut kami yang masih kecil suara kami saling besar sehingga bisa membuat orang lain akan terkejut. Bukan itu saja permainan yang saya mainkan, yang semuanya harus terbuat sendiri tanpa membeli ke kedai. Semuanya hasil karya tangan sendiri dan inilah yang membuat kami sangat manggilai permainan itu terkadang sampai menjadi teguran dari orang tua kami. Terkdang samapi kami mengalami pukulan dari orang tua kami, karena terlalu asik bermain hingga melupakan kerjaan rumah yang menjadi kewajiban kami dirumah. Hal seperti itu sudah sering kami alami bahkan sudah berkali-kali terjadi, tapi sering melupakan kejadian itu dan tidak membuat kami menjadi jera. Memang asyik bermain dengan hasil karya tangan sendiri, padahal hasil karya bukan sesuatu yang sangat berharga dan bernilai jual yang tinggi. Tapi kepuasan itu tergambar di wajah kami masing-masing dan menunjukkan hasil karya merupakan hasil yang sangat berharga di mata kami dan menjadi kebanggaan dengan menunjukkannkepada teman-teman sepermainan. Belum lagi kalau permainan berupa ketangkasan, bermain alip cendong atau galah di malam hari, sangat mengundang perhatian kami semua. Anak lelaki atau perempuan saling bermain bersama, semuanya kami lakukan dengan senang hati. Semuanya kami permainkan dengan tanpa biaya sepeserpun. Malah hanya dengan mengeluarkan keringat dan menggunakan pisau dapur yang kami asah lebih dahulu. Misalnya kalau ingin menmbuat gasing atau alat permainan lainnya. Inilah yang membuat kami sangat membag-
gakan kami semua. Hasil karya yang tak seberapa nilainya itu membikin kami semua menjadi bangga dan kalau bisa saling mengejek tentang hasil karya kami itu dan terkdang membuat kami hampir terjadi perkelahian sesame kami kerena merasa hasil kami terasa disepelekan. Begitulah kehidupan kami semasa anak-anak, lebih banyak bermain dengan tanpa memikirkan masa depan, semuanya kami kerjakan dan membuat lalai tentang kehidupan. Tapi semuanya masih tetap menjalankan sekolah yang tak bisa kami tawar-tawar karena itu merupakan kewajiban kami sebagai anak yang mesti menjalankan kewajiban. Hingga masa kini ketika kami bertemu dengan kawan sepermainan dulu dan bercerita tentang masa lalu itu terdengar tawa meledak-ledak. Tanda peristiwa itu memang sangat berkesan di hati kami dan betul-betul membuat kami itu tidak bisa melupakan masa lalu kami dan itu jelas tak akan terulang pada masa kini dan hanya sebatas kenangan yang akan menjadi bahan untuk diceritakan kepada anak-anak atau generasi muda kini. Yang paling penting betapa kreatifitas sangat tertonjol. Bukan seperti anak masa kini. Semua permainan tinggal beli. Kalau ditanya apa beda anakanak dulu dengan anak sekarang dalam segi permainan, kreatifitas anak dulu lebih tertonjol dibanding dengan anak-anak masa kini. Anak-anak masa kini lebih banyak melihat dan menonton melalui televisi sehingga anak-anak banyak mengalami sakit mata, karena mereka lebih banyak duduk menonton televisi hingga berjam-jam. Memang semua tayangan televisi itu sangat menarik perhatian bagi para penontonnya, bahkan orang tuapun sangat tertarik perhatiannya kepada siaran tayangan televisi apalagi anak-anak. Begitulah apa yang terjadi sekarang ini, kemajuan membuat orang dikuasai alat-alat elektrik itu terkadang sampai tengah malam bahkan bisa sampai menjelang subuh. Bagaimana dengan permainan anak-anak masa kini. Semuanya sudah ada tinggal bagaimana orang bersikap untuk membelikan atau tidak. Tergantung
keadaan keuangan keluarga pada masa itu. Dan ini membuat si anak akan bersikap menunggu. Kalau dia memang punya perhatian dengan keadaan keuangan keluarganya. Tapi menunggu itu sudah menjadi senjatanya. Karena keinginannya tidak berlaku pada masa itu. Menunggu adalah suatu yang tidak disukai anak-anak. Keinginannya itu merupakan kata yang harus menjadi kenyataan, bukan harus menunggu dan harus bersabar. Kata-kata itu tidak masuk dalam otak anak-anak. Kewajiban orang tua itu akan tergambar ia menghadapi seperti ini. Antara kewajiban dan tanggung jawab akan menjadi sesuatu yang harus dilakukan pada waktu yang sama. Sementara si anak yang merupakan hasil perkawinannya dengan suaminya itu adalah amanah dari Tuhan kepada mereka untuk dijaga dan dipelihara sebaik mungkin tanpa mengecewakannya. Namun sisi lain keadaan keuangan keluarga tidak membantunya. Apa yang harus dilakukan orang tua semuanya akan terus dilakukan dan dipenuhi kebutuhan si anak. Hak si anak, kewajiban orang tua dan keadaan keuangan rumah tangga saling berbenturan. Memang sulit kita menghadapi persoalan seperti itu. Tiga masalah menjadi satu dan harus diselesaikan pada masa yang sama. Itulah persoalan yang dihadapi orang tua kita pada masa kini. Apalagi kini banyak toko-toko yang mneyediakan permainan anak-anak, dari mulai yang murah sampai yang mahal. Semuanya tinggal kita memilihnya dan Tanya keadaan kantong kita pada masa kini. Itu semuanya akan bisa kita atasi kalau memang kita sedang mengantongi duit dan bisa menyenangkan perasaan anak kita. Begitulah perbedaan permainan anak0anak masa kini dan dulu. Kini semuanya mudah karena sudah tersedia di toko-toko. Sedang dulu permainan itu harus dibuat lebih dahulu, bisa digunakan untuk bermain. Lain dulu lain sekarang. Kini semuanya lebih mudah tinggal pilih dan beli, sedang masa dulu mesti dibuat lebih dahulu baru bisa digunakan untuk bermain. Kemajuan zaman memudahkan segalanya, tapi mesti membayar tak ada yang gratis. Dana sangat diperlukan untuk bisa memenuhi kebutuhan per-
51
P U I S I
IBU Tulang Tanganmu Mulai Rapuh Tubuhmu Kurus Kering Wajahmu Mulai Terlihat Keriput Setiap Hari Aku Peras Keringatmu Ibu Tetap Semangat Bekerja Keras Demi Kami Ibu… Kau Bekerja Di Teriknya Matahari Tanpa Menggunakan Tutup Kepala Tanganmu Berkepal Rambutmu Mulai Putih Melambai Ibu….Terimakasih Atas Pengorbananmu Oh Ibu,Aku Sangat Menyayangimu Karya : Siti Sahrapmahita S Kelas : X Ak 1
SAHABAT Mengapa Baru Aku Sadari Hadirmu Sungguh Berarti Melodi Itu Mengingatkanku Pada Tawamu Senyummu Melahirkan Kedamaian Hatiku Kau Tuntun Aku Saat Terjatuh Lambaian Tangan Itu Ingatkan Perpisahanku Denganmu Sungguh Masa Itu Indah Masa-Masa Saat Bersamamu Genggaman Tangan Itu Saksi Persahabatanku Denganmu Tuhan Satukanlah Aku Kembali Dengan Dia Takkan Ku Sia-Sia Kan Dia Karya : Dian Arianti Kelas : X Ak 1
52
P U I S I
PENGORBANAN SEORANG IBU Oh Ibuku.. Kau Bagaikan Mentari Yang Selalu Menghangatkan Ku Menghangatkanku Disaat Aku Dingin Dingin Akan Dunia Luar Yang Kejam Ini Ibu… Pengorbananmu Sungguh Sangat Besar Segalanya Kau Lakukan Dengan Tulus Demi Aku Anakmu Yang Kau Saying Maafkan Aku Ibu,Maafkan Aku Yang Sering Membuatmu Terluka Membuatmu Terluka Hingga Menjatuhkan Airmata Namun Engkau Tetap Sabar Engkau Tetap Tersenyum Manis Walau Sebenarnya Hatimu Terluka
Karya : Uningsih Anggraini
TENTANG SAHABAT Setiap langkah yang kita lewati Setiap senyum yang kita lontarkan Menggambarkan senyum yang seakan tak pernah pudar Di setiap senyum itu pula kadang ada Gambaran yang membuat kita merasa tidak nyaman Saat waktu yang akan kita lewati Semakin terasa hampa,dan di saat kata itu Kata yang tak dapat kita terima membuat senyum bahagia itu pudar Tapi,dalam benak jiwa ini Selalu ada kata sahabat yang tak akan pernah bisa pudar Senyum bahagia tentang gambaran kata Sahabat yang tak akan pernah bisa di hapus Dalam keadaan apapun
53
CERPEN SURAT UNTUK IBU Oleh : Debbi R. Saragih Yang Tersayang Mamaku Tercinta Di Batam Mamaku Tercinta Di Batam Mama, di hari yang berbahagia ini aku ingin aku ingin mengucapkan selamat hari ibu untuk mamaku tersayang, selamat hari ibu untuk wanita terhebat yang pernah aku temui, dan selamat hari ibu untuk wanita tercinta yang pernah aku miliki. Mama, di dalam surat ini aku anakmu hendak bercerita tentang betapa hebatnya dirimu. Betapa tangguhnya dan betapa pentingnya hadirmu dalam hidupku. Mama, engkau mampu bangkit dan berusaha menghidupi aku anakmu. Tanpa pernah mengeluh engkau bekerja pagi hingga petang untuk mengais rupiah demi rupiah untuk kelangsungan hidup dan pendidikan anakmu. Engkau tidak peduli akan hinaan tetangga-tetangga yang mengatakanmu janda, yang hanya kau pedulikan adalah engkau mempunyai seorang anak yang akan menjadi tumpuan harapan dan impian kelak. Mama, engkau merupakan satusatunya orang yang tabah dalam menghadapi tingkah laku. Engkau mampu sabar meskipun dulu sudah menghilangkan barang-barang kesayanganmu sampai membuat masalah besar di sekolah. Dengan tenangnya engkau membela dan melindungi saya dari amuk para tetangga karena mangganya saya ambil secara sengaja. Mama, engkau adalah orang yang tak henti-hentinya menasehati saya ketika saya salah dan bingung dalam memilih apa. Engkau selalu menuntun saya dan menunjukkan bagaimana cara bersikap dan menghadapi hidup yang kian lama kian berat. Mama, engkau laksana cahaya yang aku tuju ketika keheningan dan kegelapan melanda diri. Mama, engkau adalah satu-satunya orang yang percaya bahwa anakmu bisa meraih cita-citanya. Satu-satunya orang yang membela ketika semua orang mencibir akan kegagalan anakmu. Engkau adalah satu-satunya orang yang berkata “ Tenang kamu pasti bisa”. Mama, engkau adalah wanita yang paling gagah perkasa. Mengandungku Sembilan bulan, memberikan aku makanan terbaik, bahkan membiayai aku selama ayah sudah tidak ada di keluarga kita lagi. Engkau ibarat muara sungai yang dengan air yang sejuk dan menyejukkan. Selalu
54
memberi kebaikan kepada anak sungai tanpa mengharap imbalan. Keikhlasan mama takkan pernah sanggup aku membalasnya. Mama, engkaulah penyayangku hingga akhir masa. Pemberi harapan ketika dunia aku rasa suram. Penyemangat hati ketika sedih melanda jiwa. Satu-satunya orang yang selalu berada di barisan terdepan untuk melihatku dan mendukungku dalam setiap perlombaan, tak peduli meskipun kau harus bolos kerja untuk melihat anakmu lomba membaca puisi tingkat desa. Mama, engkau adalah pagi yang merangkul erat jiwa anakmu dalam harapan. Menjaganya dengan aman agar tidak jatuh dan terluka. Engkau sumber semangat, cinta dan harap ketika dunia teras keras menyiksa bantin seluruh umat manusia. Mama, sudah lebih dari setahun engkau tidak pulang ke rumah. Betapa rindunya hati anakmu ini ingin jumpa. Aku ingin memeluk tubuhmu dan menciummu seperti yang selalu kita lakukan dahulu. Betapa merindunya anakmu ini berkeluh kesah denganmu tentang segala hal yang terjadi di sekolah. Mulai dari pulpen hilang diambil teman hingga tentang teman pria yang aku suka sejak lama. Mama, aku sadar bahwa mama disana bekerja untuk saya. Mama disana ingin mencari uang kuliah saya yang nilainya hamper puluhan juta. Mama disana rela lembur dan kerja keras demi saya. Maaf mama jika terkadang saya membuat mama kecewa. Dua tahun tanpa mama dan melewati dua idul fitri yang seharusnya ceria. Dua hari raya yang seharusnya bisa kita habiskan dengan makan lontong dan kue buatan mama yang tiada tara enaknya di dunia. Pergi ke Mesjid dan Shalat Idul Fitri bersama. Menangis dalam kesukacitaan karena dapat berkumpul bersama dan dilanjutkan dengan instropeksi diri dan memohon pengampunan atas kesalahan yang pernah terjadi untuk dua tahun ini tiada dapat terlaksana. Tahun depan mama pulang ya. Mama, sekarang anakmu sudah duduk di kelas tiga SMA. Mama pernah cerita betapa rumitnya hidup ketika sudah beranjak remaja, dan aku juga sama. Betapa aku harus dewasa dalam problematika anak SMA. Betapa aku harus dewasa dalam
problematika anak SMA. Mama, aku harap mama disini untuk berbagi keluh kesah. Mama, doakan anakmu sukses ya, Debbi janji nanti ketika saya jadi seperti citacita saya dan menjadi orang kaya saya akan membawa mama naik haji. Mama, maukan ? mama cerita bahwa uang tabungan mama sengaja mama cairkan dan dibuat untuk biaya pendidikan saya. Saya janji saya akan menjaga mama hingga nanti saya tidak akan memasukkan mama ke panti jompo agar mama tidak kesepian. Mama nanti akan tinggal bersama di rumah saya beserta suami dan cucu-cucumu yang lucu nanti. Mama, seluruh rangkaian kata ini tiada akan mampu menunjukkan betapa bersyukuranya aku menjadi anakmu. Berjuta kalimat-kalimat dan puisi cinta pada ibu tetap tidak akan mampu membalas kasih sayangmu yang tulus dan ikhlas semenjak aku dikandungan hingga aku dewasa kelak. Namun mama, hanya sepenggal surat ini yang mampu saya tuliskan padamu sebagai petunjuk betapa cintanya aku padamu sebagai penyejuk hatimu di hari ibu yang tercinta ini. Yang perlu mama tau, aku tidak hanya mencintaimu pada tanggal 22 Desember ini saja, namun aku mencintaimu dari tanggal 5 maret 1996 yang merupakan tanggal kelahiranku sampai tanggal yang akan tertulis di nisan kuburku nanti. Terima kasih mama atas segala yang telah engkau lakukan. Aku berdoa semoga engkau panjang usia, berkah hidupnya, sehat serta bahagia. Seluruh doa terbaik akua panjatkan kepada Tuhan Semesta agar selalu menjagamu disana. Terima kasih mama, terima kasih, terima kasih. Berjuta ucapan terima kasih tetap belum mampu menunjukkan betapa syukurnya hamba lahir dari rahimmu mama. Semoga engkau bangga memiliki anak seperti saya. Demikian surat yang mampu saya buat untukmu mama tercinta, aku mencintaimu lebih dari diriku sendiri. Semoga engkau terhibur akan sepucuk surat yang aku kirim ini. Mama, engkau adalah ibu terhebat di dunia !
JURNAL SINERGI
TANTANGAN GLOBALISME DAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA (SEBUAH PERSPEKTIF) I. Pendahuluan
Saat ini globalisasi telah menjadi fakta yang tak terbantahkan. Kemajuan teknologi informasi
serta kecepatan arus transportasi lintas Negara, menjadi ujung dunia yang satu dengan lainnya bisa ditempuh dalam hanya dalam hitungan paling lama 24 jam, atau kurang dari itu. Interaksi fisik telah semakin dekat, bahkan interaksi komunikasi antar sesame tidak lagi terbatas. Timur dan Barat yang dipersiapkan sebagai peradaban yang berbeda secara diamiteral, telah terhubung dengan cepat, tanpa ada sekat-sekat berarti yang selama ini dipandang sebagai factor utama dalam melakukan kontak social. Produk-produk yang selama ini menjadi milik mutlak peradaban Barat, saat ini dinikmati dan dirasakan oleh orang-orang di timur. Demikian sebaliknya, nilai-nilai peradaban yang selama ini merupakan kekhasan timur dapat dipelajari dan dihayati orang-orang dari barat. Begitu pula sebaliknya, menyangkut transportasi terkait produk dan nilainilai diantara kedua peradaban besar itu. Dalam konteks demikian, terselip kekhawatiran, betapa globalisasi juga mneyertakan efek negative globalisme. Globalisme yang difahami sebagai pandangan dan nilai-nilai global akan mengancam hubungan antar dua peradapan itu yang pada akhirnya akan menimbulkan perseteruan peradaban yang lebih luas danmulti dimensi. Dimana satu peradaban, karena nilai-nilai peradaban yang dianutnya akan mengedepankan hubungan dominatif dan hegemonik antara satu dengan lainnya. Sedangkan peradaban lain akan mengambil sikap reaktif akibat tekanan peradapan yang tidak mampu diterima karena perbedaan nilai-nilai diantara keduanya. Kesadaran akann adanya perbedaan, ketika proses globalisasi itu berlangsung ternyata mengalami periode
rivalitas yang menimbulkan pergeseran tajam,hampir disemua lini kehidupan. Mulai dari rivalitas dibidang spiritual/ ideology,ekonomi,politik,social budaya hingga tekhnologi dan keamanan. Pergesekan itupun akhirnya menimbulkan korban sebagai dampak dari belum munculnya kesadaran akan saling ketergantungan antara satu dengan lainnya. Perang teluk ( Gulf War) pimpinan Amerika Serikat dan Inggeris dengan korban Irak,merupakan puncak dari rivalitas itu. Hingga kini persoalan terorisme pasca tragedy 11 September, merupakan dampak ikutan dari rivalitas yang dikenal dengan class of civilization-nya Samuel P.Huntington. Derita kedua belah pihak akibat rivilitas itu,ternyatamulai melahirkan kesadaran meski dikalangan terbatas intelektual kedua peradapan itu. Salah satu kesadaran itu,adalah upaya untuk saling memahami antar peradaban guna membangun jembatan penghubung yang menyatukan perbedaan selama ini. Dengan demikian peranan Komunikasi Lintas Budaya sangat penting untuk membangun komunikasi yang sehat dan seimbangan diantara kedua peradaban itu. II. Barat Yang Unik dan Timur Yang Harmoni Barat yang unik,diyakini tumbuh dari masyarakat pemburu kuno yang memunculkan pemahaman tentang dualism. Suatu pemahaman yang menonjolkan pemilahan dan pembagian dan keyakinan pada keunikan dan semua hal terutama orang, Berburu adalah aktifitas yang keras dan berbahaya, karena itu dalam masyarakat pemburu dorongan – dorongan individu tidak boleh ditekan Apabila kelangsungan kehidupan sangat tergantung terutama pada tersedianya daging, maka pengambilan resiko untuk mendapatkannya terutama dilakukan individu sangat dihargai. Dalam masyarakat Barat kontemporer, juga sangat menghargai individualism dan agresifitas dan mengistimewakan individu.
Individu – individu mengakui pemaksimalan individualism mereka sebagai jalan menuju penonjolan diri, sebagai kunci memperbaiki peluang mereka untuk sukses dan puncaknya kualitas hidup mereka. Di Timur sistem nilai dibentuk oleh masyarakat bercocok tanam kuno. Dari masyarakat bercocok tanam muncul konsep “kesatuan” dengan penekanan pada hubungan timbale balik, saling bergantung dan harmoni atau selaras. Selasa dengan lingkungan adalah hal terpenting bagi kelangsungan hidup masyarakat tersebut. Karena sebelum datangnya ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam perkebunan dan pertanian, individu mempunyai pengaruh kecil untuk merubah pertumbuhan siklus panen. Oleh karena itu, kerjasama dan usaha kolektif yang menyelaraskan dan mensejajarkan diri dengan siklus alam, dibutuhkan ketika waktu tiba untuk menanam, memanen dan menyimpan hasil panen. Dengan penekanan pada usaha kolektif,konsep diri sendiri, tunduk pada konsep kelompok. Dari masyarakat bercocok tanam dorongan individu ditundukan untuk perbaikan kelompok (Donald Cyr,2004). Dalam konteks demikian, penilaian tentang kompetensi manusia menjadi krusial dalam kaitannya dengan pola hubungan antara satu dengan yang lainnya. Manusia barat lebih menekankan pada kemampuang individu yang ditunjukkan dengan kompetensi individual dalam gerak mekanistik. Gerak mekanistik yang dianut manusia barat menjadikan rasionalitas sebagai alat ukurnya. Sehingga penilaiannya sampai pada titik mengabaikan intuisi, empati, kretaifitas, penilaian, akal sehat dan kualitas hubungan. Sedangkan manusia timur lebih melihat kompetensi manusia itu pada hal-hal sebaliknya, dalam bentuk intuisi, empati, kreatifitas, penilaian, akal sehat dan kualitas hubungan.
55
JURNAL SINERGI Saat ini, perbedaan latar belakang peradaban itu, terus berkembang dalam segala aktifitas kedua peradaban itu. Beberapa contoh bisa dikemukakan terkait dengan hasil kebudayaan dan keduanya. Produksi missal kendaraan yang dilakukan Amerika Serikat (mewakili Barat) dan Jepang (Mewakili Timur) bisa menjadi contoh tentang adanya perbedaan mendasar kedua peradaban itu. Semua konsumen tahu betul mobil-mobil AS bercirikan pada bodi yang besar, kualitas produk yang standart serta harga murah. Tipe pertama yakni mobil jenis AS sangat kental dengan ciri memanjakan individu, sedangkan mobil produksi Jepang terkesan diperuntukkan bagi semua orang tanpa mempertimbangkan kualitas individual. Demikian pula pada produk-produk makanan dan minuman yang mencerminkan budaya masingmasing. Makanan dan minuman fast food AS sangat berbeda dalam penyajian dan penyiapan dengan makanan dan minuman ala Timur. Hal demikian terjadi pada semua level kegiatan pada kedua peradaban itu, baik sikap spiritual/ideology, politik, social budaya, keamanan dan lingkungan. Tidak hanya pada hasil kebudayaan antar kedua peradaban ini, watak individu diantara kedua peradaban itu juga demikian berbeda.Manusia barat dikenal sebagai manusia agresif,terbuka,demokrat is,egaliter dan mengandalkan rasionalitas. Sedangkan manusia timut dicirikan dengan menjaga harmoni,tertutup,patron dan mengandalkan unsur non nasional.Dengan cirri-ciri umum demikian,manusia barat memiliki watak ekpansif,hegemonic dan monopolistic yang dipandang manusia timur sebagai sikap tidak terpuji dan merusak tatanan.Dengan perilaku demikian,sejarah membuktikan perbenturan antara manusia barat dan manusia timur,terus terjadi sepanjang sejarah manusia. Kecenderungan hari ini menunjukkan peradaban barat pada derajat tertentu mengungguli timur.Hingga kemudian,banyak terjadi proses pembaratan terjadi di dunia timur yang berakibat pada tercerabutnya nilai-nilai peradaban timur dari pemilik aslinya.Proses wasternisasi itu,melanda hhingga kesudut terjauh dari peradaban Timur.Pada peradaban
56
Timur terdepan,seperti Jepang,China dan Korea hingga India dan Asia Barat,Maupun pada peradaban Timur menegah,seperti Indonesia,Malaysia,Vi etnam,Pakistan dan Negara-negara Asia terbelakang lainnya.Pola pembaratan itu terlihat dari pandangan,bahwa apa yang datang dari Barat semua baik,misalnya modernisasi dan industrialisasi. Proses industrialisasi dan modernisasi yang bersifat eksploitatif dan eksploratif terhadap alam,ternyata hasil jiplakan dari peradaban Barat yang berujung mulai menyengssarakan tidak hanya didunia Timur tapi juga dunia Barat.Climate change atau perubahan iklim dan pemanasan global merupakan dampak terbesar yang dialami dunia saat ini,akibat sikap manusia yang eksploitatif dan eksploratif terhadap alam dalam memenuhi tuntutan modernisasi dan industrialisasi. “ Kesalahan “ itu mulai disadari pada pengujung abad 20 dan memasuki abad 21.Dimana kepedulian terhadap lingkungan menjadi salah satu kampanye strategis pradaban Barat. Barat mengkampanyekan betapa pentingnya melindungi hutan-hutan didunia Timur guna menjaga keseimbangan alam.Berbagai protokol terkait dengan pelestarian lingkungan pun dilakukan. Faktanya,alih-alih terjadi perubahan perilaku terhadap alam,hingga kini hasilnya belum memuaskan dan hutan terus saja dibabat untuk memenuhi standard modernisasi dan industrialissasi itu. Patricia Aburdene dalam bukuny “Megatrend 2010”mulai menangkap adanya sinyal tentang kesadaran modernism terhadap “kesalahan-kesalahan awal” yang telah dilakukan dunia Barat.Dikatakan,ada tujuh kesadaran yang saat ini muncul dari dunia kapitalis Barat,yakni kekuatan spiritual,Conscious Capitalism,spiritualitas dalam bisnis,konsumen berdasarkan tata nilai,gelombang solusi conscious dan ledakan investasi yang memiliki tanggung jawab social.(Megatrend 2010,Bangkitnya Kesadaran Kapitalisme,Transmedia,2006). Untuk nilai terakhir itu,yakni ledakan investasi yang memiliki tanggung jawab sosial,menjadikan tanggung jawab social sebagai kesadaran manusia kapitalis untuk menjaga keseimbangan alam.Salah satu bentuk kepedulian sosial itu tercantum dalam Socially Re-
sponsible Investing (SRI).Manfaat paling jelas yang dimiliki SRI adalah cara SRI menyaring berbagai investasi yang berbahaya:masalah asbes,kehancuran pemerintah,pembersihan lingkungan besar-besaran atau berhubungan dengan tembakau.Sekarang berbagai screen SRI juga mengukur HAM,keberagaman,dan tata laksana perusahaan.(Ibid,hal 197-198). III. Hambatan Komunikasi Kesadaran di dunia Barat terhadap persoalan lingkungan yang mulai menguat, ternyata tidak diiringi dengan munculnya kesadaran yang sama di dunia Timur. Masyarakat dan pemerintah yang telah terkooptis dengan model parsial peradaban Barat dengan ideology developmentalisme, terus saja melakukan berbagai tindakan dan kebijakan dengan standart Barat. Belum munculnya kesadaran itu, mengakibatkan aksploitasi dan eksplorasi alam yang jadi ciri utama peradaban Barat berlangsung massif di dunia Timur. Kerusakan alam dan lingkungan pada gilirannya memang tak tertahankan dan dampaknya dirasakan secara global. Dalam hubungan dengan kesadaran terhadap lingkungan, ada kecenderungan terjadi hambatan komunikasi antar kedua peradaban itu. Peradaban Barat yang telah mapan, menyadari betapa kerusakan lingkungan akan berdampak pada kehidupan global, sehingga perlu dijaga kelestariannya. Namun, dunia Timur memandang bahwa sumber utama pembangunan yang mampu mensejahterakan rakyat mereka adalah dengan eksploitasi dan eksplorasi alam secara besar-besaran. Kedua pemahaman itu, menjadi paradigm masing-masing peradaban. Dampaknya, terjadi lagi proses benturan antar peradaban terkait dengan lingkungan hidup. Lalu, bagaimana persoalan hambatan komunikasi itu bisa dicairkan, sehingga memunculkan kesamaan pemahanman, antar kedua peradaban itu ? disinilah perlunya dibangun jaringan sosial yang menekankan pada pemahaman kesamaan dan perpaduan antar kedua peradaban itu. Francis Fukuyama (2001), menyebutkan ada dua bentuk jaringan sosial yang dipandang sebagai modal sosial kedua peradaban itu dalam merekatkan pandangan yang saling berbeda itu, yakni
JURNAL SINERGI Jaringan informal, adalah hubungan terbalik antara kekuatan nilai atau norma yang menghubungkan kelompok masyarakat (dank arena itu tingkat koordinasi yang dapat diwujudkannya) dan keterbukaannya pada orang lain, ide dan pengaruh dari luar jaringan. Dalam konsep jaringan informal, anggota diwarisi budaya organisasi tersendiri yang menciptakan solidaritas kelompok yang tinggi. Dan potensi bagi kegiatan yang terkoordinasi. (Fukuyama, Guncangan Besar, 2005 :248). Alo Lilivensi (2001), menspesifikasi jaringan informal itu sebagai jaringan. Saat ini, kata Lilivensi, telah tercipta “jaringan budaya” yang antara lain diakibatkan oleh teknologi komunikasi. Berhubungan komunikasi antar budaya merupakan proses melibatkan komunikasi antar probadi antar dua orang berbeda kebudayaannya, maka factor-faktor orientasi budaya individu turut menentukan efektifitas jaringan budaya tersebut. (Alo Lilivensi, Gatra Komunikasi Antar Budaya, 2001 : 140 ) IV. Mengkomunikasikan Peradaban Setidaknya untuk mengkimunikasikan perbedaan pandangan antar peradaban antar Timur dan Barat itu itu, misalnya terkait lingkungan, ada beberapa langkah yang mesti dilakukan oleh kedua peradaban itu. Oertama, melalui proses pendidikan, kedua proses perkawinan antar ras, ketiga, mendekatkan jarak sosial satu dengan lainnya, dank e empat mellaui proses rancangan pembangunan bersifat sustainability. Pertama, proses pendidikan. Proses pendidikan yang dimaksud adalah peruses belajar antar kedua peradaban dalam memahami latar belakang peradaban masing-masing. Dalam upaya demikian, perlu dihindari perilaku dominative pengetahuan dan pembelajaran antar kedua peradaban itu. Artinya, dalam proses belajar antar peradaban posisi keduanya dalam keadaan sederajat atau sama rendah dan sama tinggi. Dimana tidak ada pengetahuan yang lebih super dimiliki suatu peradabanm dibanding yang lain. Kesetaraan itu, merupakan persyaratan mutlak dalam proses
saling memahami antar kedua peradaban itu. Kondisi selama ini yang terjadi adalah, kuatnya dominasi dan hegemoni pengetahuan oleh peradaban Barat. Dimana apapun pengetahuan yang dating dari peradaban Barat dipandang sebagai kebenaran mutlak, sedangkan pengetahuan yang ada dari Timur sebagai sesuatu yang belum tentu benar. Disinilah peran komunikasi lintas budaya untuk menjadi jembatan dalam membangun kesetaraan atas proses pendidikan yang berlangsung antar kedua peradaban itu. Kedua, perkawinan antar ras. Perkawinan antar ras yang dimaksud adalah upaya menghubungkan individu Barat dan Timur dalam ikatan perkawinan. Model ini sangat efektif, karena proses perkawinan menjustifikasi adanya kesetaraan hubungan antar dua individu maupun kaluarga. Dalam berkomunikasi pun, keluarga yang berbeda ras itu akan melakukan interaksi secara egaliter. Belakangan prose situ mulai terjadi, terutama pada daerahdaerah wisata, dimana kontak individu antar kedua peradaban itu berlangsung insentif. Dari sana komunikasi antar peradaban itu akan berlangsung secara alamiah. Ketiga jarak sosial. Jarak sosial secara geografis juga bisa menjadi factor penting dalam melakukan hubungan kesepahaman antar kedua peradaban. Pada bagian ini, penting difahami kemajuan alat transportasi menjadi demikian penting, khususnya pesawat udara (plane). Timur dan Barat yang terpisah secara geografis hingga ribuan kilometer, bisa didekatkan hanya dalam hitungan jam. Demkian pula dengan kemajuan teknologi informasi telah mengakibatkan jarak sosial antar kedua peradaban itu kian dekat dan terjangkau. Keempat, rancangan pembangunan bersifat sustainability. Rancangan pembangunan yang selama ini dilaksanakan, perlu melakukan reorientasi terhadap paradigma yang berasal dari pengetahuan Barat masa lalu. Pembangunan bersifat eksploitatif dan eksploratif terhadap alam, sudah tidak lagi zamannya. Pendekatan sustainability yang lebih akrab dengan pelestarian lingkungan hidup, harus mengedepankan mengkonsumsikan upaya rancang bangun sustainable itu akan berlangsung secara
alamiah, jika dilakukan dengan mengapresiasi berbagai kekuatan peradaban Timur atas harmini yang dilakukan terhdapa alam. V. Penutup Dengan demikian, proses mestelasi global mendekatkan kedua peradaban itu dalam konstelasi global, sangat memungkinkan. Komunikasi lintas budaya menjadi salah satu alat efektif untuk membangun jembatatan kesepahaman antar kedua peradaban yang berbeda dalam latar belakang kelahirannya. Hanya saja, komunikasi menghendaki adanya kesetaraan antar komunikator dan komunikan. Jika peradaban Barat diandaikan sebagai komunikator, maka Barat harus meletakkan posisinya sebagai sahabat atau teman dan bukan sebagai atasan dengan bawahan dari peradaban Timur. Kearifan dalam berkomunikasi sanagat diperlukan untuk membangun kesepahaman dalam kontak global. Dalam konteks demikian, membangun jaringan informasi informal dengan spesifikasi jaringan antar budaya menjadi model efektif dan efisien dalam membangun kesepahaman antar kedua peradaban. Jika itu terjadi, kedua peradaban akan mampu memberikan berbagai kearifan yang dimiliki kepada masing-masing peradaban untuk mengisi kehidupan yang lebih baik di planet ini. Semoga saja. Referensi
:
1. Fukuyama, Francis. “ Goncangan Besar, Kodrat Manusia dan Tata Sosial Baru. “ Freedom Institute, Jakarta, 2005 2. Aburdene, Patricia, “ Megatrend 2010, Bangkitnya Kesadaran Kapitalisme.” Transmedia, Jakarta 2006 3. Cry, Donald, “ Seni Berfikir Global.” Prenada, Jakarta, 2004. 4. Liliveri, Alo. Gatra Komunikasi ANtar Budaya, “ Pustaka pelajar, Jakarta 2001
57
TEPIAN
M AOlehRKhairulW A H Hakim Perempuan. Dulu kata ini mengandung makna rendah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) tidak dapat ditemukan arti yang mendalam mengenai kata "perempuan" selain hanya tentang fisik. Bahkan terkadang terdengar kurang enak, karena seringkali dihubungkan dengan hal-hal yang negatif; misalnya perempuan jalang, perempuan simpanan, perempuan penggoda, perempuan penyedap .
Sementara untuk kata “wanita”, sampai sekarang kata ini memiliki makna cukup bagus dibanding kata perempuan. Dan kata wanita terdengar lebih elegan. Ternyata, menurut beberapa ahli, kata wanita berarti ‘yang diinginkan’. Tak perlu banyak penafsiran untuk menjelaskannya. Maksudnya sangat jelas, bahwa wanita merupakan ‘sesuatu yang diinginkan pria’. Lebih jauh lagi, wanita baru diperhitungkan bila sudah dimanfaatkan pria. Maka bila pria tidak menggunakannya, wanita menjadi tidak berguna. Jadi, eksistensinya sebagai makhluk Tuhan menjadi nihil. Inilah makna kata wanita. Kata perempuan dan wanita ternyata mengalami perubahan. Peyorasi dan ameleorasi. Wanita sebagai ‘yang dikehendaki pria’ berasal dari bahasa Sanskerta. Dalam bahasa Sanskerta disebut vanita, kemudian oleh bahasa Jawa menjadi wanita, sehingga bisa juga wani ditoto yang berarti ‘berani diatur’ dan ‘bersedia diatur’. Setelah diadopsi oleh bahasa Indonesia, kata ini mengalami tambahan nilai positif. Itulah ameleorasi. Dan rupanya, kata perempuan tidak seburuk yang kita sangka. Sesungguhnya kata perempuan bila ditinjau dari etimologinya, memiliki nilai makna cukup tinggi. Tidak
58
di bawah, bahkan lebih tinggi dari kata lelaki. Perempuan, berasal dari kata empu: ‘tuan’, ‘orang yang berkuasa/mahir’. Bisa juga ampu yang berarti ‘sokong’, ‘memerintah’, ‘penyangga’, ‘penjaga keselamatan’, bahkan ‘wali’. Artinya sangat positif. Karena itu, sekarang orang-orang pergerakan lebih senang memakai kata perempuan. Lalu, apa hubungannya dengan Marwah. Marwah yang dimaksud di sini adalah Marwah Daud Ibrahim, seorang politisi Indonesia masa kini. Tentu saja karena ia seorang perempuan. Marwah Daud Ibrahim, perempuan berkarakter ‘timur’. Tegas, cerdas dan berani, serta penuh perhitungan. Dengan tidak bermaksud terlalu memuji, boleh jadi ia adalah Srikandi Indonesia abad moderen. Beliau lahir di Soppeng, 8 Nopember 1956, Makasar. Setelah menamatkan pendidikan sekolah dasarnya, ia melanjutkan ke SMP Negeri Pacongkang 1970. Baru kemudian ia masuk SPG Negeri Soppeng dan tamat pada tahun 1973 dari SPG Negeri I Ujung Pandang. Setelah tamat dari sekolah menengah guru, ia bermanuver masuk ke FISIP UI, jurusan Komunikasi. Tahun 1981, Marwah menyelesasikan Sarjana Komunikasi dari FISIP UI. Master Komunikasinya ia dapat pada tahun 1982 dan Doktor Komunikasinya diraihnya 1989, kedua-duanya dari International American University, Washington DC, Amerika Serikat. Meski lama berada di luar negeri tidak meninggalkan karakter ketimurannya. Marwah tetap wanita Indonesia yang penuh dengan pesona. Lalu, apa yang menarik dari Marwah? Barangkali sekelumit pergerakan dan kegigihannya dipentas politik di era Akbar Tanjung semasih memimpin
Golkar. Lihatlah bagaimana ia berseteru dengan Akbar Tanjung pada tahun 2000. Motor politik Iramasuka (salah satu faksi di Partai Golkar) ini menjadi simbol perlawanan terhadap Akbar Tanjung. Awalnya, pertentangan mereka dianggap sebagai rasa kecewa, karena Akbar diduga berkhianat atas bursa pencalonan BJ Habibi sebagai presiden tahun 1999. Maka, perjuangan melawan pimpina Partai Golkar ketika itu, tidak disambut hangat oleh masyarakat. Tapi, manakala di jajaran partai semakin banyak yang bersuara vokal meminta Akbar mundur, gaung perjuangan Marwah tidak lagi dianggap sebelah mata. Pada tahap selanjutnya perjuangan ini masuk pada kategori murni untuk memberi keteladanan bagi seluruh komponen bangsa. Bahwa, perjuangan yang memihak pada bangsa adalah tujuan utama. Hikmah penting yang dapat diambil perlawanan Marwah ialah memberikan satu wacana bahwa tidak terlalu penting membedakan orde dalam berjuang untuk membela bangsa dan tanah air. Apalagi membedakan pada jenis kelamin. Ini semakin tidak penting. Semua tergantung politik para aktornya. Sepanjang politisi masih punya hati nurani untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok , maka pencerahan pasti akan datang. Menciptakan rasa keadilan bagi semua rakyat, harus diberi contoh kongkrit oleh para pemimpin negeri ini.
IKLAN GRATIS SINERGI PROFILE PENGUSAHA Nama Pengusaha : Abdul Kusashi Ani Alamat : Jl.Abdul Rahim Lubis Gg.Keluarga No: 1 Kelurahan Tebing Tinggi Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi Telepon : 0813-7656-5591 Produk : Kerupuk Kulit Kerbau ( Kerupuk Jangek ) Jumlah Tenaga Kerja : 14 Orang Kapasitas Produksi : 9000 Bungkus Kerupuk Jangek / Minggu Pasar : Kota Tebing Tinggi Kota Pematang Siantar Kota Padang Sidimpuan Kota Medan Omset : Rp 28.800.000.- Juta / Bulan
PROFILE PENGUSAHA Nama Pengusaha
: Abdul Hamid Rangkuti ( Alm ) Siti Sarah
Alamat : Jl. Ir.H.Djuanda Gg Bukit Mas Kelurahan Tanjung Marulak
Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi
Telepon : 0852-6237-2261
0813-9678-0003
Produk : Pembuat Tas “ Linda “ Harga : Rp.20.000.- S/D Rp. 35.000.Jumlah Tenaga Kerja : 6 Orang Kapasitas Produksi : 150-200 Set/ Minggu Pasar : Kota Tebing Tinggi Kota Rantau Prapat Kota Kisaran Serbelawan Omset: Rp 20.000.000.- Juta / Bulan
59
SINERGI