13
PT
biologi SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) A.
ZAT MAKANAN Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa
Bergerak / Zat Tenaga
Fungsi Makanan
M AD ATER VA I DA NC N E A LA ND TIH TO AN P L SO EV AL EL SB M
Protein - Telur - Daging - Susu - Kedelai
Membangun/ Zat pembangun
Mineral - Sayuran - Buah-buahan - Susu Vitamin - Sayuran - Buah-buahan
Pengatur / Zat Pengatur
Air - Air minum - Air bahan makanan
1
N
B.
ALAT/SISTEM PENCERNAAN
Gambar alat pencernaan secara lengkap (Sumber: Human Biology, Clinton L. Benjamin) Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. a.
Mulut Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula saliva).
Gambar penampang gigi
2
1. Gigi permanen M3P2C1I2
I2C1P2M3
M3P2C1I2
I2C1P2M3
Gigi permanen terdiri dari: • gigi seri (insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan • gigi taring (caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan • gigi geraham depan (premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan. • gigi geraham besar (molar), berjumlah 12 buah, berfungsi mengunyah makanan. 2. Gigi susu MOP2C1I2
I2C1P2M0
M0P2C1I2
I2C1P2M0
Gigi susu terdiri dari 20, molar tidak terdapat pada gigi susu. Bagian-bagian gigi, di antaranya: • gigi seri, • gigi taring, • gigi geraham depan, dan • gigi geraham belakang.
Gambar susunan gigi manusia 3. Lidah Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah, serta sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir (mukosa).
3
4. Kelenjar ludah Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis. Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi lunak agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi maltosa. Makanan yang telah dilumatkan atau dikunyah, dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus. b.
Kerongkongan (Esofagus) Kerongkongan merupakan saluran sepanjang ±25 cm sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar.
c.
Lambung Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan. Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu: 1. Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus. 2. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung. 3. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Gambar penampang lambung. (Sumber: Human Biology, Clinton L. Benjamin)
4
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot-otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kim (chyme). Pencernaan secara kimiawi di lambung oleh getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir (mucin) yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung dan dapat beregenerasi bila cedera. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas air. Getah lambung juga mengandung asam lambung (HCl), enzim renin dan pepsinogen. HCl pada lambung memiliki beberapa fungsi berikut: 1. Mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. 2. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut. 3. Mengubah kelarutan garam mineral. 4. Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung bersama bolus. 5. Mengatur membuka dan menutupnya sfingter pilorus. Enzim pepsinogen setelah diaktifkan menjadi pepsin berfungsi memecah protein menjadi proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil. Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu. d.
Duodenum Duodenum (usus 12 jari) dengan panjang ±25 cm, menghasilkan enzim enterokinase. Duodenum juga mensekresikan hormon sekretin dan kolisistokinin. Sekretin berfungsi untuk merangsang kelenjar pankeras agar mensekresikan getahnya yaitu lipase, amilase, tripsinogen dan NaHCO3. Sedangkan kolisistokinin berfungsi merangsang kantung empedu agar mensekresikan cairan empedu. Baik sekresi pankreas maupun sekresi kantung empedu dialirkan ke duodenum.
Gambar duodenum, pankreas, dan hati.
5
Proses pencernaan yang terjadi di duodenum: 1. Enzim lipase (steapsin) berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Lemak sebelum dicerna, terlebih dahulu diemulsikan oleh garam empedu. 2. Enzim amilase berfungsi mencerna amilum menjadi maltosa. 3. Enzim tripsinogen diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase, selanjutnya tripsin mencerna protein menjadi pepton dan polipeptida. e.
Jejenum Jejenum (usus kosong), panjangnya ±7 m menghasilkan enzim sakarase, maltase, laktase dan erepsin. Proses pencernaan yang terjadi di jejenum, yaitu: 1. Sakarase, mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. 2. Maltase, mencerna maltosa menjadi dua molekul glukosa. 3. Laktase, mencerna laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. 4. Enzim erepsin mencerna polipeptida, pepton, proteosa menjadi asam amino.
f.
Ileum Ileum (usus penyerapan), panjangnya ±1 m berfungsi melakukan penyerapan sarisari makanan. Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan diabsorpsidi jejenum . Selain itu, vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus. Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kiil (limfa), dan sel goblet. Disini asam amino, glukosa, mineral dan vitamin diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kiil (limfa).
6
g.
Kolon
Gambar usus besar. Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas. Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan bantuan bakteri Escherichia coli yang mampu membentuk vitamin K. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan, yaitu rektum dan akhirnya keluar melalui proses defekasi melewati anus.
C.
GANGGUAN ATAU KELAINAN SISTEM PENCERNAAN Sistem pencernaan kita terkadang mengalami beberapa kelainan dan gangguan akibat pola makan yang tidak sehat, di antaranya sebagai berikut. a. Parotitis atau gondongan adalah radang pada kelenjar parotis oleh virus. P a r o t i t i s dapat menyebabkan xerostomia yaitu sekresi air liur menurun. b. Gastritis adalah gangguan sistem pencernaan akibat lapisan mukosa lambung mengalami peradangan atau iritasi. Peradangan atau iritasi dinding mukosa lambung ini dapat disebabkan oleh makanan yang kotor atau kelebihan asam. Jika iritasi terjadi karena kelebihan HCl disebut ulkus. c. Diare adalah gangguan sistem pencernaan akibat feses yang keluar dalam bentuk encer dan terjadi karena adanya iritasi pada selaput lendir dinding kolon oleh bakteri disentri. Selain itu, diare ini juga dapat disebabkan diet yang salah, zat-zat beracun atau makanan tidak higienis.
7
d. Sembelit (konstipasi) gangguan pencernaan di mana feses terlalu keras sehingga sulit didorong keluar disebabkan absorpsi atau penyerapan air pada feses di usus besar berlebihan. Sembelit juga dapat disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat, kebiasaan menahan buang air besar pada saat normal, atau juga karena emosi seperti rasa gelisah, takut, cemas dan stres.
LATIHAN SOAL 1.
Perhatikan organ-organ yang berperan dalam proses pencernaan makanan berikut. 1) faring 2) laring 3) trakea 4) esofagus 5) lambung 6) pankreas 7) hati 8) usus 12 jari Organ-organ yang termasuk saluran atau organ pencernaan makanan adalah .... A. 1, 2, 3, dan 5 B. 1, 3, 5, dan 6 C. 1, 4, 5, dan 8 D. 2, 3, 5, dan 8 E. 2, 4, 5, dan 8
2.
Gigi sulung berjumlah 20, karena belum adanya .... A. caninus B. insicivus C. molar D. premolar E. taring
3.
Sekresi HCl lambung dirangsang oleh .... A. hormon sekretin dari sel epitel usus B. enzim erepsin dari kelenjar lieberkuhn
8
C. hormon gastrin dari kelenjar buntu dinding lambung D. hormon kolisistokinin dari duodenum E. makanan dari kerongkongan Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab soal nomor 4 dan 5!
4.
Kelenjar yang menghasilkan enzim yang berfungsi sebagai aktivator enzim lain adalah .... A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 1 dan 2
5.
Proses pencernaan lemak dengan melibatkan enzim yang dihasilkan oleh kelenjar .... Sebelum dicerna lemak terlebih dahulu diemulsikan dengan getah yang disekresi .... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 4
6.
Manakah dari fungsi hati berikut yang berkaitan dengan fungsi pencernaan makanan? A. menetralkan racun B. menghasilkan empedu C. menghasilkan sel darah D. menyimpan zat makanan E. menghancurkan eritrosit tua
7.
Proses pencernaan berlangsung di: 1) mulut 2) jejenum
9
3) duodenum 4) ventrikulus Pencernaan enzimatis terhadap protein berlangsung di .... A. 1-2-3 B. 2-3-4 C. 1-2-4 D. 1-3-4 E. hanya 4 8.
Enzim maltase yang terdapat di jejenum berfungsi untuk .... A. amilum menjadi maltosa B. maltosa menjadi dua molekul glukosa C. maltosa menjadi glukosa dan fruktosa D. laktosa menjadi glukosa dan galaktosa E. sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
9.
Jonjot usus halus bertugas untuk memperluas bidang penyerapan sari makanan. Yang diserap oleh jonjot usus halus antara lain: A. protein, lemak, karbohidrat B. glukosa, asam lemak dan gliserol C. zat pati , protein dan asam lemak D. asam amino, glukosa, mineral dan vitamin E. glukosa, lemak dan protein
10.
Perhatikan gambar sistem pencernaan di bawah ini!
Gangguan pada bagian yang bertanda X disebabkan karena produksi HCl yang berlebih, sehingga bila kena gesekan menimbulkan rasa nyeri. Adapun gangguan ini disebut ....
10
A. B. C. D. E.
peritonitis kolik ulkus carditis konstipasi
11