Seri Buku Ajar Padepokan Karakter Demokratis
Supriyadi.wordspre ss
Padepokan Karakter PKn FIS Unnes
Padepokan Karakter
|i
PRAKATA
P
endidikan karakter, tidak semata-mata diajarkan, melainkan diperkenalkan, diteladankan, dan dibiasakan. Penguatannya, hendaknya dimulai dari diri sendiri, dari hal-hal yang kecil dan mudah, dari sekarang, setiap saat, dan dimana saja, serta dengan cara memulai dari pemahaman pengetahuan karakter, perasaan karakter, dan perilaku karakter. Buku Ajar Seri Karakter Demokratis dimaksudkan untuk mengenalkan, meneladankan, dan membiasakan karakter demokratis, diharapkan agar para pebelajar dapat berkarakter demokratis. Komponen isi buku terdiri atas dua bagian. Pertama berupa bahan pengayaan dimensi sikap, dimensi pengetahuan, dan dimensi perilaku. Kedua berupa persepsi dan evaluasi diri, dan memaknai gambar. Persepsi dan evaluasi diri serta memaknai gambar berupa pertanyaan-pertanyaan keutuhan dimensi karakter yang perlu dijawab oleh para pebelajar. Pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini bukan untuk menilai secara mutlak karakter para pebelajar (para peminat, pemerhati, dan pengguna), melainkan hanya untuk menunjukkan persepsi & evaluasi diri yang menggambarkan kecenderungan di mana posisi para pebelajar terkait dengan karakter dimaksud. Oleh karena itu, jawaban-jawaban atas pertanyaan dalam Buku ini lebih bersifat menunjukkan kecenderungan persepsi dan evaluasi diri karakter para pebelajara. Tidak ada jawaban salah atau benar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dimaksud, melainkan sangat tergantung kepada seberapa terbuka menjawab dan menuangkan cakrawala
Demokratis
| ii
pandang para pebelajar, sesuai adanya. Dengan cara demikian, seperti itu-lah kecenderungan posisi para pebelajar. Buku ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan koreksi membangun sangat dinantikan. Akhirnya, semoga Buku ini bermanfaat, meskipun hanya sebatas karya terbatas dari keluasan ilmu yang sangat luas.
Semarang Pengelola Padepokan Karakter
Padepokan Karakter
| iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................... i PRAKATA ............................................................................... ii DAFTAR ISI ............................................................................ iv I.
Bahan Pengayaan A. Dimensi sikap: Pencerminan Sikap dalam Berinteraksi .................................................................. 1 B. Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual, Konseptual, dan Produktif ............................................ 2
II. Persepsi dan Evaluasi Diri A. Dimensi Pencerminan Sikap ......................................... 5 B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan .............................. 8 C. Dimensi Pencerminan Perilaku ..................................... 10
III. Memaknai Gambar .......................................................... 11 DAFTAR RUJUKAN ............................................................. 12
Demokratis
| iv
KARAKTER DEMOKRATIS I. Bahan Pengayaan A. Dimensi Sikap: Pencerminan Sikap dalam Berinteraksi Kisah Pada suatu malam di sebuah keluarga bersiap-siap meyantap makan malam. Sang ayah yang berasal dari kampung memang suka lalab-lalaban. Ketika sang ayah akan menyantap lalab-lalaban yang ia sukai itu, anaknya yang laki-laki berkata berkata, “Ayah pada .....”. Sebelum selesai anaknya berkata, sang ayah menghardik, “Sudah ayah bilang jangan berkata-kata sewaktu makan!”, hardik si ayah. Sang anak pun diam, kemudian meneruskan makan. Makan malam pun akhirnya selesai. Kemudian sang ayah berkata kepada anak-anaknya, “bukankah ayah selalu meminta kalian kalau sedang, makan tidak boleh berkata-kata, kalau tidak sangat diperlukan. Nah sekarang ayah bertanya, “Apakah yang akan kau katakan tadi nak?” “Itu ... saya cuma mau mengatakan bahwa ada ulat di lalaban yang mau ayah makan ...” “Apa? Kenapa kau tidak bilang dari tadi!!! Hoak... hoak...” kata si ayah sambil meludah (Mustari, 2011). Video: V.5 Demokratis =
Padepokan Karakter
|1
B. Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual, Konseptual, dan Produktif Demokratis adalah sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain. Persamaan hak menunjukkan bahwa dalam hidup bermasyarakat demokratis hanya ada satu kelas warganegara yang setara yang menamakan status umum bagi semua. Posisi persamaan kewarganegaraan ini kemudian oleh hak dan kebebasan yang disyaratkan oleh prinsip kebebasan setara dan prinsip persamaan yang fair atas kesempatan, termasuk hak seluruh rakyat mempunyai hak untuk memilih dan dipilih untuk jabatan publik, dan lain-lain. Dalam masyarakat demokratis, setiap orang memiliki status yang sama dan terjamin ketika mereka bertemu untuk melakukan urusan-urusan bersama dari masyarakat yang lebih luas. Baginya, hak yang sama dan sikap publik atas respek setara mempunyai tempat yang esensial dalam melanggungkan keseimbangan politik dan dalam meyakinkan masyarakat akan harga diri mereka. Oleh karena itu, secara perseorangan, manusia yang dianugrahi bakat dan talenta memiliki motivasi yang sama harus memiliki peluang yang setara dalam mencapai posisi-posisi otoritas politik tanpa memandang kelas ekonomi dan sosial mereka. Karakter demokrasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat karena dengan demokrasi terdapat pengakuan dan penghormatan atas tipe-tipe pengetahuan yang berbeda yang memunculkan bahwa setiap orang memiliki sesuatu untuk dipikirkan dan dirasakan, sesuatu yang berbeda dan sama-sama penting. Semakin luas keanekaragaman suara yang ada dalam Demokratis
|2
demokrasi, semakin baik pengetahuan yang dapat dibangun. Terdapat pengaruh pendidikan dan sumber daya manusia dengan kemampuan kognitif. Pengaruh tersebut itu memunculkan rasa toleransi, rasionalitas, melek politik, dan partisipasi. Secara umum, Mustari (2011) menyebutkan terdapat dua pengaruh pendidikan terhadap kemampuan kognitif, pertama kompetensi untuk membuat pilihan-pilihan rasional, memproses informasi secara lebih baik (pengaruh kognitif); kedua mendukung nilai-nilai demokratis, kebebasan, hak asasi manusia, dan lain-lain tergantung pada kecerdasan kognitif yang dimiliki (pengaruh etis). Pendidikan demokrasi yang diharapkan adalah pendidikan yang nilai-nilai demokrasi yang dipelajari itu melalui pengamalan. Jadi belajar dengan cara mengamalkannya (learning by doing). Untuk tujuan tersebut, sekolah dan instansi pendidikan lainnya harus mendorong tumbuhnya perilaku etis dan tanggung jawab personal. Oleh karena itu, dalam pembelajaran demopkratis, sekolah harus memfasilitasi muridmuridnya memiliki kebebasan-kebebasan memilih, kebebasan bertindak, dan kebebasan mendapatkan hasil tindakannya, yang semuanya itu mengarah kepada pembentukan tanggung jawab personal. Selebihnya, karakter demokrasi harus dikondisikan keberadaannya, dimanapun kita berada, karena bisa jadi suara orang lain itu berguna bagi kita, sepahit apapun, disadari, tanpa demokrasi, manusia akan kehilangan arah karena sering kali orang lain lebih tahu dari kita. Bila kita sudah dapat berkarakter demokrasi, orang-orang akan hidup terkontrol. Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kesamaan hak dan kewajiban antara dirinya dan orang lain. Padepokan Karakter
|3
Kontrol Keberhasilan Pembangunan Karakter Karakter
Indikator
Demokratis
a.
Menerima perbedaan (keragaman) di dalam masyarakat. b. Menghormati hak berpendapat orang lain. c. Tidak memaksakan pendapat, keyakinan, dan kehendak kepada orang lain. d. Melaksanakan musyawarah dalam mengambil keputusan. e. Mengusahakan musyawarah untuk mencapai mufakat. f. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. g. Keputusan musyawarah dapat dipertanggung jawabkan secara moral. h. Menerima kekurangan dan kelebihan orang lain. i. Dapat memaafkan kesalahan orang lain. j. Menerima kekalahan dalam kompetisi yang jujur dan adil. k. Berpikir terbuka (mau menerima ide baru atau pendapat orang lain walaupun berbeda), l. Emosinya terkendali (misalnya: menghindari argumentasi yang bermusuhan, sewenang-wenang dan tidak masuk akal), m. Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang berbeda latar
Demokratis
|4
n.
o.
belakang, pandangan, dan keyakinan. Berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah-masalah publik (termasuk aktif dalam kegiatan sekolah, memberikan masukan dalam pembuatan peraturan kelas, peraturans sekolah, peraturan desa). Menyerasikan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
II. Persepsi dan Evaluasi Diri A. Dimensi Pencerminan Sikap Beri tanda silang (X) atau klik pada huruf SS, S, KS, TS sesuai dengan pilihan yang sesuai dengan sikap Anda Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju KS = kurang setuju TS = tidak setuju
Padepokan Karakter
|5
No 1
Pernyataan sikap demokratis
SS
S
KS
TS
Menurut saya, akan lebih efektif dan efisien apabila keputusan diambil secara langsung oleh pemimpin tanpa harus bermusyawarah yang memerlukan banyak waktu bahkan seringkali justru menimbulkan perdebatan.
2
Saya akan segera meninggalkan tempat musyawarah karena usulan atau pendapat saya tidak mendapatkan dukungan dari peserta musyawarah
3
Peserta musyawarah yang baik adalah yang mengikuti jalannya musyawarah dari awal sampai akhir walaupun tidak memberikan usul atau pendapat
4
Saya merasa tidak sabar dan segera memotong pembicaraan jika dalam musyawarah ada peserta yang menyampaikan pendapat secara panjang lebar atau berbelit-belit
5
Saya merasa bahwa pendapat atau usulan saya sangat baik namun tidak diterima dalam musyawarah, karena itu lebih baik saya diam dan tidak mengajukan usul apapun
6
Keputusan musyawarah bertentangan dengan pendapat saya, meskipun demikian saya merasa harus melaksanakan hasil keputusan tersebut
Demokratis
|6
7
Karena usulan saya ditolak dalam musyawarah, maka saya tidak akan melaksanakan keputusan hasil musyawarah tersebut, kata Ragil
8
“Saya telah berusaha dan bekerja keras, mengeluarkan tenaga dan harta yang banyak untuk memenangkan keinginan tim saya dalam musyawarah”. Karena musyawarah tidak menyetujuinya maka saya tunduk pada hasil musyawarah kendatopun usulan tim tidak disetujui.
9
“Untuk meraih kesepakatan yang bulat memang perlu kesabaran dan waktu yang cukupo panjang agar kesepatan itu dilaksanakan oleh semua pihak dengan bulat pula. Tetapi kesabaran ada batasnya dan ada batas waktu. Oleh karena itu, keputusan yang diambil dengan pungutan suara, tetap itu cara pengambilan keputusan yang demokratsis juga, kata Pade Kara di kelasnya.
10
Melaksanakan hasil musyawarah perlu dilandasi oleh keihklasan dan semangat kebersamaan. Walaupun ada kelompok yang awalnya menolak keputusan tersebut.
Padepokan Karakter
|7
B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan Tes Pemahaman Demokratis Pilih jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) atau mengklik huruf dari jawaban-jawaban yang tersedia. 1.
Pendidikan demokrasi yang diharapkan adalah pendidikan yang nilai-nilai demokrasinya itu dipelajari melalui: a. keteladanan, b. pembiasaan, c. pengenalan, d. pengamalan
2.
Terkait dengan pembelajaran demokrasi, sekolah harus memfasilitasi murid-muridnya memiliki kebebasan seperti di bawah ini, KECUALI: a. pengekangan diri, sesuai nalurinya b. memilih, sesuai kehendaknya c. bertindak, sesuai kata hatinya d. mendapatkan hasil tindakannya,
3.
Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kesamaan: a. kedudukan dan posisi antara diri dan orang lain, b. hak dan kewajiban antara diri dan orang lain, c. harkat dan martabat sesama manusia, c. fungsi dan wewenang dalam kehidupan berbangsa
4.
Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law adalah: a. Badan kehakiman yang memihak b. Pemilihan umum yang terpimpin.
Demokratis
|8
c. Kebebasan untuk beroposisi. d. Pendidikan monokultural. 5.
Contoh perilaku yang mencerminkan budaya demokratis, antara lain seperti berikut, KECUALI: a. Bersikap terbuka kepada semua orang yang peserta musyawarah dan masyarakat. b. Melibatkan semua pihak dalam upaya memecahkan persoalan yang ada. c. Mengutamakan upaya mencapai kesepakatan atau persetujuan bersama. d. Mengedepankan kehendak golongan yang memberi kepercayaan atas dirinya.
Padepokan Karakter
|9
C.
Dimensi Pencerminan Perilaku Tes Pikir dan Tindak Produktif
No
Tindakan Karakter Demokratis
Sebutkan
1
Kemukakan, perilaku budaya demokratsis yang dilakukan Anda selama dua minggu yang lalu, baik di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat.
1. 2. 3. 4. 5. dst tuliskan
2
Kemukakan, perilaku yang tidak mencerminkan budaya demokratsis yang dilakukan orang lain, baik di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat luas, selama dua minggu yang lalu
1. 2. 3. 4. 5. dst tuliskan
Keterangan: setiap anda menuliskan satu tindak produktik, Anda akan memperoleh skor 2
Demokratis
| 10
III. Memaknai Gambar Cermatilah gambar berikut, kemudian jawab pertanyaanya. 1.
2. Megapolitan.compas.c om
3. 4.
5.
6.
7. Supriyadikr.worpress
8.
9.
10.
Bagaimana rasanya kalau teman kita tidak memenuhi kesepakatan yang telah disepakati bersama? Apa persamaan kata dari demokratis? Apa lawan kata dari demokratis? Buat kalimat dengan menggunakan “musyawarah untuk mufakat” Mengapa kesepakatan yang telah disepakati harus kita penuhi? Bagaimana caranya, agar budaya demokrasi dapat terlaksana dalam kehidupam kita seharihari. Mengapa, “musyawarah itu sangat indah” Buat semboyan, atau kata-kata bijak dengan menggunanakan “musyawarah” Kemukakan lima contoh perilaku Anda terkait dengan “demokrasi” dalam seminggu ini Kemukakan penjelasan bahwa musyawarah merupakan tanggungjawab moral, dan sosial kita.
Supriyadi.wordspre ss Padepokan Karakter
| 11
DAFTAR RUJUKAN Al-Bikhal, Abu Ali. 2013. Ayat-Ayat Motivasi. Depok: Mutiara Allamah Utama Alyf. 2013. Cerita Motivasi, Tetap Percaya Diri. Tersedia pada http://alyfdownload.blogspot.com Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka Cipta. El-Bantanie, Muhammad Syafe’i. 2012. Setan pun Ingin Kembali Ke Surga. Jakarta: Qultum Media. Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Fadlillah, Muhammad dan Lilif M. K. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hendri. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng. Bandung: Simbiose Rekatama Media. Linda & Richard Eyre. 1995. Teaching Your Children Values. New York: R.M. Eyre & Assoc. Inc. McClelland, David. 1978. Managing Motivation to Expand Human Freedom. American Psyclologist (3) 201-210. Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo. Prayitno dan Belferik Manullang (ed). 2010. Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7 No. 028 Samani, Muchlas dan Hariyanto. M, S. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sheldon, Lee. 2004. Character Development and Story Telling. Boston: Thomson.
Demokratis
| 12
Stark, R and Glock, C. 1968. Patterns of Religious Commitment. Berkeley: University of California Press. Sukanto, M.M. 1985. Nafsiologi: Suatu Pendekatan Alternatif atas Psikologi. Jakarta: Integritas Press. Suyadi. 2013. Strartegi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tillman, Diane. 2000. Living ValuesActivities for Young Adults. New York: HealthCommunication, Inc. Tillman, Diane. 2001. Living Values Activities for Children Ages 8-14. New York: HealthCommunication, Inc. Tillman, Diane and Pillar Quera Colomina. 2001. Living Values: An Educational Program Educator Training Guide.. New York: HealthCommunication, Inc. Tono, Suwidi (Pnyting). 2012. Kisah Inspiratif 10 Pribadi Besar. Depok: Vision03 Gema Pesona Estate. Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pusataka Pelajar. Zuchdi, D. dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter: Terintegrasi dalam pembelajaran dan Pengembangan Kultur. Yogyakarta: UNY Press.
Padepokan Karakter
| 13