Seri Buku Ajar Padepokan Karakter Nasionalisme
Facebumen.com
Padepokan Karakter PKn FIS Unnes
Padepokan Karakter
|i
PRAKATA
P
endidikan karakter, tidak semata-mata diajarkan, melainkan diperkenalkan, diteladankan, dan dibiasakan. Penguatannya, hendaknya dimulai dari diri sendiri, dari hal-hal yang kecil dan mudah, dari sekarang, setiap saat, dan dimana saja, serta dengan cara memulai dari pemahaman pengetahuan karakter, perasaan karakter, dan pada perilaku karakter. Buku Ajar Seri Karakter Nasionalisme dimaksudkan untuk mengenalkan, meneladankan, dan membiasakan karakter religius, diharapkan agar para pebelajar dapat berkarakter nasionalisme. Komponen isi buku terdiri atas dua bagian. Pertama berupa bahan pengayaan dimensi sikap, dimensi pengetahuan, dan dimensi perilaku. Kedua berupa persepsi dan evaluasi diri, dan memaknai gambar. Persepsi dan evaluasi diri serta memaknai gambar berupa pertanyaan-pertanyaan keutuhan dimensi karakter yang perlu dijawab oleh para pebelajar. Pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini bukan untuk menilai secara mutlak karakter para pebelajar (para peminat, pemerhati, dan pengguna), melainkan hanya untuk menunjukkan persepsi & evaluasi diri yang menggambarkan kecenderungan di mana posisi para pebelajar terkait dengan karakter dimaksud. Oleh karena itu, jawaban-jawaban atas pertanyaan dalam Buku ini lebih bersifat menunjukkan kecenderungan persepsi dan evaluasi diri karakter para pebelajara. Tidak ada jawaban salah atau benar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini. Jawaban atas pertanyaanpertanyaan dimaksud, melainkan sangat tergantung kepada Nasionalisme
| ii
seberapa terbuka menjawab dan menuangkan cakrawala pandang para pebelajar, sesuai adanya. Dengan cara demikian, seperti itulah kecenderungan posisi para pebelajar. Buku ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan koreksi membangun sangat dinantikan. Akhirnya, semoga Buku ini bermanfaat, meskipun hanya sebatas karya terbatas dari keluasan ilmu yang sangat luas.
Semarang Pengelola Padepokan Karakter
Padepokan Karakter
| iii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................... i PRAKATA ............................................................................... ii DAFTAR ISI ............................................................................ iv I.
Bahan Pengayaan A. Dimensi sikap: Pencerminan Sikap dalam Berinteraksi .................................................................. 1 B. Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual, Konseptual, dan Produktif ............................................ 3
II. Persepsi dan Evaluasi Diri A. Dimensi Pencerminan Sikap ......................................... 10 B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan .............................. 13 C. Dimensi Pencerminan Perilaku ..................................... 15 III. Memaknai Gambar .......................................................... 16 DAFTAR RUJUKAN ............................................................. 17
Nasionalisme
| iv
KARAKTER NASIONALISME I. Bahan Pengayaan A. Dimensi Sikap: Pencerminan Sikap dalam Berinteraksi Kisah (1) Tahun 1985, penulis dengan tiga teman belajar lanjut ke sebuah Negara. Suatu ketika kami di undang oleh kakak kelas untuk tinggal (home stay) di rumahnya. Malam hari kami berbincang-bincang dengan keluarga (anak dan isteri) kakak kelas tersebut. Kami berbincang-bincang sekitar keadaan negara masing-masing, mulai dari masalah kebudayaan, iklim, makanan, sampai kepada .masalah pendidikan. Pagi hari kami sudah bangun dan bermain di halaman rumah yang luas dihamparan rumput lembut dan hijau yang mengelilingi rumah itu. Di sebuah sudut dari halaman itu terlihat sebuah tungku/anglo yang digunakan untuk membakar atau memanggang daging atau ikan (barbecue). Saat itu kami akan membakar daging. Untuk membakar daging, seperti membuat sate, perlu membuat api dengan cara membakar arang dengan kertas koran. Arang dan korang bekas sudah tersedia. Si Hunter, anak kakak kelas yang berumur sekitar empat setengah tahun, terlebih dahulu memilih dan memilah korankoran bekas tadi. Setelah diplih dan dipilah, kemudian si Hunter menunjukkan dan mengatakan kepada kami bahwa tumpukan yang ini boleh dibakar dan tumpukan yang satu lagi tidak boleh dibakar. Kami heran dan bertanya “mengapa satu tumpukan yang dekat dengan kami boleh di bakar sementara tumpukan yang satunya tidak boleh dibakar”. Kemudain si Hunter Padepokan Karakter
|1
menjawab dan berkata “karena pada tumpukan koran bekas yang tidak boleh dibakar itu ada gambar negara saya, ada gambar bendera negara saya, dan ada gambar presiden saya, oleh karena itu jangan dibakar”. Oh, begitu jawab kami. Setelah kami selesai membakar daging dan makan bersama, kami berbincang dan menanyakan, tentang apa yang telah dilakukan oleh si Hunter. Akhirnya dikatakan bahwa itu adalah pendidikan karakter, terutama karakter nasionalisme yang diajarkan dan diterapkan kepada anak-anak di negara kami. (2) Sebelum diangkat menjadi Rasul, Musa pergi berjalanjalan ke pasar Negeri Mesir. Di sana beliau melihat seorang Bani Israil disiksa oleh bangsa Koptik (penduduk asli Mesir). Musa tidak sampai hati melihat bangsanya disiksa, sehingga gelap mata dan dipukullah orang Koptik itu sehingga mati. Fir’aun (Raja Mesir) pun memerintahkan agar Musa ditangkap, tetapi beliau melarikan diri ke Madyan. Setelah diangkat menjadi Rasul, beliau datang lagi ke Mesir untuk membela bangsanya yang terus menerus dianiaya dan untuk mengajak Fir’aun agar kembali menyembah Tuhan YME. Setelah gagal usahanya berdakwah, bahkan Fir’aun berbalik akan membinasakan beliau dengan pengikutnya, maka dibawa hijrahlah Bani Israil itu dari Negeri Mesir, karena meskipun melawan namun tetap tidak ada harapan untuk menang. Kemudian pertolongan Tuhan YME pun tiba, dan hancur binasalah Fir’aun dengan kaumnya di Laut Merah (Mustari, 2011: Al-Bikhal, 2013)
Nasionalisme
|2
Kisah di atas mencontohkan karakter nasionalisme. Nasionalisme menuntut kebiasaan dan pengorbanan yang sangat besar bukan saja harta benda malainkan juga darah bahkan jiwa. Ini menunjukkan bahwa nasionalisme itu ada dalam darah, berjalan sama, dan itu lah jati diri nasionalisme. Video: V.9 Nasionalisme
B. Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual, Konseptual, dan Produktif Nasionalisme secara umum melibatkan identifikasi identitas etnis dengan negara. Dengan nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting. Nasionalisme juga merupalan kata yang dimengerti sebagai gerakan untuk mendirikan atau melindungi tanah air. Nasionalisme seringkali bersifat reaksioner. Ia mengajak kembali kepada cita-cita nasional zaman dulu, dan kadangkala berakibat pada pengusiran orang-orang luar negeri. Hingga kini perasaan nasionalisme seperti itu masih tetap ada. Bentuk lain dari nasionalisme adalah revolusioner. Ia mengajak pengukuhan negara yang berbeda sebagai tanah air bagi etnik yang dianggap kelas bawah. Di sini yang muncul adalah pembenrontakanpemberontakan etnis yang tujuannya adalah pemisahan diri (separatisme). Di lain pihak, nasionalisme juga menekankan identitas kolektif. Dalam hal ini, rakyat itu harus bersifat otonom, bersatu, dan mengekspresikan budaya nasional yang
Padepokan Karakter
|3
tunggal. Identitas itu akan sangat terasa jika berada di luar negeri, di mana postur tubuh, etnisitas, ras, bahasa, agama, dan budaya kita berbeda dengan yang ada di sekeliling itu. Berkaitan dengan posisi seperti itu, seseorang akan merasa lebih dekat dengan yang sebangsa atau setanah air ketika berada di perantauan. Mengenang kepada masa silam, pada masa para pendahulu bangsa mengangkat senjata, para pahlawan serentak maju ke medan pertempuran dengan senjata seadanya, menghalau penjajah yang menguasai tanah tumpah darah Indonesia, sejatinya itu adalah kulminasi dari rasa nasionalisme yang diperuntukkan untuk mencapai kemerdekaan. Cara dan jalan mencapai kemerdekaan, dilakukan dengan berbagai cara dan langkah. Cara dan langkah yang dilakukan seperti menuntut secara diplomatik, melalui tata susila, ada juga dengan cara memakai kekerasan, paksaan, pemberontakan, revolusi, dan memaksa yang berkuasa di tanah air pergi mengangkat kaki untuk selamanya. Dengan demikian, nasionalisme pada saat itu dituangkan dalam rangka kemerdekaan Negara Republik Indonesia (NKRI) yang maju dan bermartabat. Satu bangsa dikatakan maju dan bermartabat, jika bangsa itu telah mempunyai cita-cita ke arah perbaikan nasib bangsa, negara tumpah darahnya. Oleh karena itu, nasionalisme yang dimaksudkan setelah memproklamasikan NKRI adalah mengisi kemerdekaan dengan pembangunan. Telah banyak hasil yang diperoleh dari usaha mengisi kemerdekaan dengan pembangunan itu, tetapi tidak sedikit juga impian rakyat seluruhnya yang belum terpenuhi. Oleh karena itu, perlu terus
Nasionalisme
|4
dipupuk kepemilikan kesadaran nasional seluruh rakyat untuk mencapai cita-cita nasional bangsa Indonesia. Kesadaran nasional menjadi warga negara yang baik yaitu dengan menunjukkan kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air perlu terus dipelihara dan diwariskan kepada generasi muda bangsa. Ciri warga negara yang nasionalis di antaranya: menghargai jasa para pahlawan, bersedia menggunakan produk dalam negeri, menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia, hafal lagu-lagu kebangsaan dengan penuh makna, memilih berwisata dalam negeri ketimbang ke luar negeri, dll. Pengukuhan dan mempertebal rasa nasionalisme dapat juga dilakukan dengan saling menasehati sesama supaya tidak terjadi kesalahan dan kekhilafan. Nasionalisme buta hanya akan menimbulkan fanatisme nasionalistik atau yang disebut chauvinisme. Hendaknya, nasionalisme yang digunakan adalah nasionalisme bersyarat yaitu berada di jalur kebenaran dan keadilan. Nasionalisme adalah sifat yang baik untuk merasakan kembali “rasa senasib sepenanggungan” seperti apa yang dirasakan para pendahulu bangsa Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terdapat macam dan bentuk nalionalime. Macam nasionalisme sebagai berikut. a. Nasionalisme dalam arti sempit yaitu paham kebangsaan yang berlebihan dengan memandang bangsa sendiri lebih tinggi (unggul) dari bangsa lain. Paham ini sering disebut dengan istilah “Chauvinisme”. Chauvinisme pernah dianut di Italia (masa Bennito Mussolini); Jepang (masa Tenno Haika) dan Jerman (masa Adolf Hitler).
Padepokan Karakter
|5
b.
a.
b.
c.
c.
d.
Nasionalisme dalam arti luas yaitu paham kebangsaan yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnnya dengan memandang bangsanya itu merupakan bagian dari bangsa lain di dunia. Nasionalisme arti luas mengandung prinsip-prinsip : kebersamaan; persatuan dan kesatuan; dan demokrasi (demokratis). Sedangkan bentuk nasionalisme adalah sebagai berikut. Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme yaitu negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan (partisipasi) aktif rakyatnya Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme yaitu negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah nasionalisme yaitu negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah yang merupakan ekspresi dari sebuah bangsa atau ras. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme yaitu negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan tidak bersifat turun temurun seperti warna kulit, ras ataupun bahasa. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan Nasionalisme
|6
e.
tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, Facisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan sebagainya. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme yaitu negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu. Nasionalis adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang . tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsanya Kontrol Keberhasilan Pembangunan Karakter Karakter Nasionalisme
a. b.
c.
Indikator Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Memiliki rasa cinta tanah air (menghormati pahlawan, melakukan upacara bendera, memperingati hari-hari besar nasional, menyanyikan lagulagu kebangsaan; melakukan kegiatan pelestarian lingkungan, dsb.) Setiakawan terhadap sesama anakbangsa.
Padepokan Karakter
|7
d. e.
f.
g.
h. i.
j.
k.
Menggunakan produksi dalam negeri. Mengutamakan persatuan dan kesatuan, kepentingan bangsa dan negara. Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai dan budaya daerah maupun nasional (misalnya: memakai pakaian tradisional, menyanyikan lagu-lagu daerah, dsb.) Memelihara dan mengembangkan pilar-pilar kenegaraan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika . Memiliki kesadaran sebagai bangsa Indonesia. Berusaha untuk ikut serta mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia. Berupaya agar mampu melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia. Menjunjung tinggi harkat,
Nasionalisme
|8
martabat, dan derajat bangsa Indonesia. l. Selalu menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. m. Menerima kebhinekatunggalikaan bangsa dan kebudayaan Indonesia. n. Memahami sejarah perjuangan bangsa Indonesia. o. Menjaga kehormatan simbolsimbol negara (Lambang Negara Garuda Pancasila, Bendera Kebangsaan Indonesia Sang Saka Merah Putih, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dan Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia, serta Lembaga- lembaga Negara) p. Dapat menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan/atau lagu yang bertemakan nasionalisme. q. Ikut serta menjaga dan memelihara kelestarian lingkunganhidup. r. Bangga terhadap potensi
Padepokan Karakter
|9
s.
t. u. v.
sumber daya yang dimiliki bangsa Indonesia serta berupaya merawat, mengolah, dan menjaganya. Memahami, menghayati, dan mengamalkan Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara, dan ideologi negara. Ikut aktif memperingati harihari besar agama dan nasional. Menjaga dan merawat fasilitas umum dan milik negara. Memiliki sikap ulet, tangguh, tahan uji, dan pantang menyerah.
II. Persepsi dan Evaluasi Diri A. Dimensi Pencerminan Sikap Beri tanda silang (X) atau klik pada huruf SS, S, KS, TS sesuai dengan pilihan yang sesuai dengan sikap Anda Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju KS = kurang setuju TS = tidak setuju
Nasionalisme
| 10
No Pernyataan sikap nasionalisme 1 Menurut pengalaman, sikap nasionalisme memerlukan pengorbanan yang total baik jiwa, raga dan harta. 2
Kegiatan terkait dengan karakter nasionalisme harus dimulai dari tingkat pusat sampai daerah, dari pejabat sampai masyarakat. Sebab tanpa teladan dari atas, karakter nasionalisme berjalan hanya bersifat semu.
3
Membangun sikap nasionalisme dibangun mulai dari pemerintah pusat sampai daerah, dari masyarakat sampai keluarga. Bagi pelanggar perlu ada sanksi yang tegas dari pemerintah.
4
Untuk apa kita menggunakan produk dalam negeri, kalau kualitasnya tidak sebanding dengan produk luar negeri, dan harganya sangat mahal.
5
Menghargai keindahan alam budaya negara lain dan keindahan alam negara sendiri adalah indikator sikap nasionalis.
SS
S
KS
Padepokan Karakter
TS
| 11
6
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar yang dilakukan oleh warga negara Indonesia dalam pergaulan sehari-hari adalah wujud dari karakter nasionalisme
7
Melestarikan budaya daerah dalam bentuk apapun, kendatipun melanggar norma sosial dan kesopanan perlu tetap.
8
Menerima kebhinekatunggalikaan bangsa dan kebudayaan adalah cermin dari nasionalisme kita.
9
Menjaga kehormatan simbol-simbol negara (Lambang Negara Garuda Pancasila, Bendera Kebangsaan Indonesia Sang Saka Merah Putih, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dan Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia, serta Lembaga- lembaga Negara), adalah kewajiban semua warga negara RI. Bangga terhadap potensi sumber daya yang dimiliki bangsa Indonesia serta berupaya merawat, mengolah, dan menjaganya adalah wujud dari karakter nasionalisme.
10
Nasionalisme
| 12
B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan Tes Pemahaman Nasionalisme Pilih jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) atau mengklik huruf dari jawaban-jawaban yang tersedia. 1.
Nasionalisme bermakna gerakan untuk mendirikan atau melindungi tanah air, bentuknya dapat berupa: a. reaksioner, b. revolusioner, c. separatisme, d. resolusioner.
2.
Para pendahulu bangsa melakukan perlawanan dengan mengangkat senjata, maju ke medan perang, mengusir penjajah, adalah kulminasi dari: a. rasa separatisme b. rasa nasioalisme, c. rasa kolonialisme, d. rasa imperialisme.
3.
Bayak cara dan jalan mencapai kemerdekaan, seperti berikut ini KECUALI: a. secara diplomati, b. melalui tata susila, c. memakai kekerasan, d. secara persekongkolan
Padepokan Karakter
| 13
4.
Pengukuhan dan penebalan rasa nasionalisme dapat dilakukan dengan cara berikut ini, KECUALI: a. saling menasihati antar sesama, b. rasa senasib dan seperjuangan, c. masyarakat satu merasa bagian dari masyarakat lain, d. rasa unggul dari masyarak lain.
5.
Bentuk nasionalisme sangat beragam, seperti berikut ini, KECUALI: a. nasionalisme etnis, b. nasionalisme matriarhat, c. nasionalisme budaya, d. nasionalisme identitas.
Nasionalisme
| 14
C.
No
Dimensi Pencerminan Perilaku Tes Pikir dan Tindak Produktif Tindakan Karakter Nasionalissme
Sebutkan
1
Kemukakan, perilaku budaya nasionalisme yang dilakukan Anda selama dua minggu yang lalu, baik di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat.
1. 2. 3. 4. 5. dst tuliskan
2
Kemukakan, perilaku yang tidak mencerminkan budaya nasionalisme dilakukan orang lain, baik di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat luas, selama dua minggu yang lalu
1. 2. 3. 4. 5. dst tuliskan
Keterangan: setiap anda menuliskan satu tindak produktik, Anda akan memperoleh skor
Padepokan Karakter
| 15
III. Memaknai Gambar Cermatilah gambar berikut, kemudian jawab pertanyaanya. 1.
Ceritamu.com
2. 3. 4. 5.
6.
Facebumen.com
7.
8.
9.
10.
antarasumsel.com
Bagaimana rasanya kalau teman kita selalu menonjolkan keunggulan budaya asing ketimbang budaya bangsa kita sendiri? Apa persamaan kata dari nasionalisme? Apa lawan kata dari nasionalisme? Buat kalimat dengan menggunakan “Aku cinta buatan Indonesia” Mengapa rasa nasionalisme semakin pudar di kalangan remaja kita? Bagaimana caranya, kita menumbuhkembangkan rasa nasionalisme pada kalangan remaja bangsa Indonesia. Mengapa, “menyukai budaya bangsa sangat menjunjung tinggi nasionalisme kita” Buat semboyan, atau kata-kata bijak dengan menggunanakan “nasionalisme” Kemukakan lima contoh perilaku Anda terkait dengan “nasionalisme” dalam seminggu ini Kemukakan penjelasan bahwa nasionalisme merupakan tanggungjawab personal, moral, dan sosial kita. Nasionalisme
| 16
DAFTAR RUJUKAN Al-Bikhal, Abu Ali. 2013. Ayat-Ayat Motivasi. Depok: Mutiara Allamah Utama Alyf. 2013. Cerita Motivasi, Tetap Percaya Diri. Tersedia pada http://alyfdownload.blogspot.com Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka Cipta. El-Bantanie, Muhammad Syafe’i. 2012. Setan pun Ingin Kembali Ke Surga. Jakarta: Qultum Media. Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Fadlillah, Muhammad dan Lilif M. K. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hendri. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng. Bandung: Simbiose Rekatama Media. Linda & Richard Eyre. 1995. Teaching Your Children Values. New York: R.M. Eyre & Assoc. Inc. McClelland, David. 1978. Managing Motivation to Expand Human Freedom. American Psyclologist (3) 201-210. Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo. Prayitno dan Belferik Manullang (ed). 2010. Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7 No. 028 Samani, Muchlas dan Hariyanto. M, S. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sheldon, Lee. 2004. Character Development and Story Telling. Boston: Thomson. Padepokan Karakter
| 17
Stark, R and Glock, C. 1968. Patterns of Religious Commitment. Berkeley: University of California Press. Sukanto, M.M. 1985. Nafsiologi: Suatu Pendekatan Alternatif atas Psikologi. Jakarta: Integritas Press. Suyadi. 2013. Strartegi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tillman, Diane. 2000. Living ValuesActivities for Young Adults. New York: HealthCommunication, Inc. Tillman, Diane. 2001. Living Values Activities for Children Ages 8-14. New York: HealthCommunication, Inc. Tillman, Diane and Pillar Quera Colomina. 2001. Living Values: An Educational Program Educator Training Guide.. New York: HealthCommunication, Inc. Tono, Suwidi (Pnyting). 2012. Kisah Inspiratif 10 Pribadi Besar. Depok: Vision03 Gema Pesona Estate. Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pusataka Pelajar. Zuchdi, D. dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter: Terintegrasi dalam pembelajaran dan Pengembangan Kultur. Yogyakarta: UNY Press.
Nasionalisme
| 18