Senandung Gelombang Kapuas Antologi Cerita Pendek Siswa Tahun 2012
Wiladatika Ananda, Tiara Fadila, Meiry Dintia Arini, Ririn Putri Fania, Karija Marsha Puspita, Febira Nur Asmi,Desy Wahyu Utami, Bilqis Nabilah,Eka Rizki Wabjomi, Sekar Aprilia Mabarani,Nanda Elok Juwita, Rury Novia Putri, Natasha Hangraini,
BmMi BAHAS
Kementerian Pendidikan Nasional Balai Babasa
Provinsi Kalimantan Barat Pontianak 2012
wo
00000345
%
Senandung Gelombang Kapuas Antologi Cerita Pendek Siswa Tahun 2012
Penanggung Jawab Drs. Firman Susilo, M.Hum. Desain Sampul Suwondo
Penulis
Wiladatika Ananda, Tiara Fadila, Meiry Dintia Arini, Ririn Putri Fania, Karija Marsha Puspita, FebiraNur Asmi,Desy Wahyu Utami, Bilqis Nabilah, Eka Rizki Wabyuni, Sekar Aprilia Mabarani, Nanda Elok Juwita, Rnry Novia Putri, Natasha Hangraini,
Diterbitkan pertama kali oleb Balai Babasa Provinsi Kalimantan Barat
Jalan Ahmad Yani, Pontianak
Telepon(0561)583839, 7054090; Faksimile(0561)582104 Cetakan pertama, November 2012
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan(KDT) ISBN:978-979-069-116-2
11
KATAPENGANTAR KEPALA BALAIBAHASA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
YxhadxxzxiAntologi Cerpen Siswa Tahun 2012:Senandung Gelombang Kapuas ini patut diapresiasi tinggi dan positif. Walaupun kehadiran antologi ini dalam kekosongan karya sebagai bentuk proses kreatifdi Kalimantan Barat,khususnya karya kreatif siswa,antologi ini—^kami yakin—^tidak lahir dari kekosonganjiwa penulis cerpen yang terlibat. Antologi ini bagaikan tabir gelapyang tersingkap dan yakinlah bahwa angan dan mimpi takpernah mati karena menyala dalam cita-cita mulia para penulis. Cerpen dapat menjadi media komunikasi. Cerpen bukan sekadar imtuk dibacakan, melainkan sebagai vmgkapan perasaan dan suasana hati sang penulis melalui kosakebahasaan yang rmik dan terkadang menggelitik. Dalam antologi ini sang penulis mengajak pembaca bertegur batin melalui anasir-anasir kehidupan yang terungkap. Kami yakin bahwa penerbitan karya ini tidaklah mudah.
Kami berharap karya ini tentu bukanlah karya terakhir dan menjadi karya satu-satunya yang dipersembahkan oleh para siswa di Kalimantan Barat. Karya ini diharapkan jadi batu api yang berpendar ke seluruhjiwa para siswa, khususnya di Kalimantan
Barat. Selain itu, proses kreatif yang dibangun ini hams menjadi viruspositifhdigi para siswa sebagai penulis dan sekaligus sebagai penikmat karya.
Selamat dan salut kepada para siswa yang telah bersusah payah menghadirkan bahan antologi cerpen ini. Terns... terns... dan terns berkarya,tumbuhkan kreativitas tiada henti,dan yakinlah semua usaha,sekecil apa pun,akan tetap berarti. Temyata,menulis
111
dan menghasilkan karya itu mudah. Bahkan, semudah membalikkan telapak tangan. Kami mengharapkan terbitan antologi ini memberikan manfaat bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya Kalimantan Barat. Selain itu, antologi ini dapat memacu proses kreatif siswa terutama dalam memunculkan kearifan lokal yang secara tidak langsung dapat turut membentuk karakter danjati diri yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan bangsa. Antologi cerpen ini mengalami proses panjang dalam penerbitannya. Tentu saja penerbitan antologi ini melibatkan berbagai pihak.Kami mengucapkan terima kasih atas keterlibatan berbagai pihak sehingga antologi ini menjadi bacaan yang layak baca. Semoga antologi ini bermanfaat dan dapat menambah kecintaan terhadap karya sastra. Selamat membaca. Pontianak, November 2012 Firman Susilo
IV
DAFTARISI
Kata Pengantar Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat
iii
Daftar Isi
v
Senandung Gelombang Kapuas
1
Di atas Kapuas
12
Tanglong
23
Nelo
30
Senja Pertama dan terakhir
41
Aku Tak Sendiri
54
Dasawarsa
59
Bayangan
72
Bingkai Berdebu
81
Temyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
93
FirasatHati
104
HidupKedua
115
Tuan Surat Kaleng
124
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senandung Gelombang Kapuas
Senandung Gelombang Kapuas WiladatikaAnanda
"Wush" gelombang malam itu cukup bviat ku berdiri dan meninggalkan rumah, bukan karena aku takut gelombang tapi gelombang saat itu menggoyang-goyangkan rumahku,seakan-akan hendak ingin merobohkamya. Bukan hanya sekali aku merasakan gelombang yang membuat rumahku bergoyang, tetapi semenjak sebulan yang lain rumahku seakan-akan tidak kuat menahan hentaman gelombang svmgai Kapuas.Rumah ku sederhana bahkan mungkin sangat sederhana dengan empat belian tua tertancap di sungai yang berfungsi sebagai pemopangnya, berlantai dan berdindingkan papan serta beratapkan daun nipah dan terletak di samping jembatan jalan panjang tepian Kapuas. Meskipun begitu aku masih bersyukur mempunyai rumah untukku berteduh, walaupun terkadang aku hams menutup telingaku rapat-rapat apabila ada teman sebayaku yang mengejekku karena kondisi rumahku yang hendak layak huni ini. Aku anak kedua dari 4 bersaudara. Kakak laki-lakiku
berusia 16 tahun dia bekerja sebagai buruh bangunan, dia memutuskan untuk keija karena ayah sudah angkat tangan untuk membiayainyamasukke SekolahMenengahAtas. Seharusnya saat ini kakakku tengah bersuka ria, bersenang-senang bersama teman SMAnya menikmati masa mudanya.Tapi itu semua tidak mungkin dengan kondisi keluarga kami yang ekonominya sangat di bawah. Ayahku bekerja sebagai nelayan, malam pergi, siang pulang. Penghasilannya pun tidak tetap, apabila ikan yang ayah tangkap banyak dan laku dijual ayah akan pulang dengan membawakan kami satu ayam goreng yang haras rela kami bagi bersama-sama, apabila tidak laku maka kami akan memakan ikan hasil tangkapan ayah. Pemah suatu hari ayah pulang ke rumah dengan tangan kosong sebab kondisi hari itu tidak memungkinkan untuk mencari
Antologi Cerpen Siswa Tahm 2012
Senandung Gelomhang Kapuas
ikan. Karena itulah kami harus mau makan nasi berlaukkan garam atau kecap. Makanan tersebut sudah biasa aku nikmati, bagiku itu terasa nikmat tapi entahlah buat orang-orang di luar sana. Aku juga mempunyai 2 adik laki-laki, yang pertama berumur 4 tahun dan terakhir baru berumur 8 bulan. Dan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga yang terkadang mendapat pekeqaan untuk mencuci atau membereskan rumah tetangga sebelah yang sibuk berkeqa sebagai PNS.Sedangkan aku adalah seorang siswa sekolah Dasar. Pada slang yang terik itu sesosok lelaki bertubuh tinggi, kums,berkulit gelap dan berpeluh lelah itu melangkah memasuki rumah. Belum sempat ia mengucap salam sebuah omelan telah dulu menghampiri telinganya, wajah yang terlihat lelah itu kini semakin terlihat tak berdaya. Kerut-kerutan tanda seseorang yang bekeqa keras semakin menampakan dirinya di kening lelaki itu, semakin memperlihatkan banyaknya pikiran dan masalah di kepalanya.Dia adalah Ayah,lelaki yang penuh pengorbanan. Lelaki yang rela melakukan apa pun untuk keluarganya. "baru balek bang? mane duetnye? "pekik ibuku. "ade. 10 ribuyak nya cukop-cukop awak makainya" "cume 10 ribu? Nak makan ape anak kite hah? Aku nak makan ape? abang kire duet segitu cukop?" "ape awak nth? Aku nih leteh, dari semalam aku carek ikan ndak ade yang maok masok ke pukat aku, aku datang betolbetol awak omelkan"
"abang tau, aku leteh idop kayak gini! Aku maokjuga idop kayak orang sebelah suami die belikan ape yeng die maok" "awak kawen yak sume suami die kalo maok di belikan yang aku ndak bise belikan" "emang awak tuh ndakpernah ngerti ye" Ibu pergi meninggalkan ayah menuju kamar. Dentuman pintu kamar membuat nada ringkas di siang itu. Aku hanya dudvdc termenung melihat adegan yang selalu berputar-putar setiap
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senandung Gelombang Kapuas
harinya, seperti film saja. Ayah pergi meninggalkan rumah entah kemana aku tidak mengetahuinya.Hanya beberapa kata yang dia ucap."ayah pergi". Sementara aku hanya terdiam membisu melihat ayah yang mulai menjauh pergi dan menghilang ketika di persimpangan gang. Embun pagi itu cukup membuatku ingin menarik selimutku kembali tetapi keinginan untuk sekolah mematahkan itu semua. Keinginan untuk mencari hal yang bam dan bertemu dengan teman jaub lebib berguna dari pada aku barus tidur dan menikmati mimpi tidur yang hanya sementara dan tidak nyata itu. Perlaban ku turuni tangga yang mengbantarkanku pada sejuknya air Kapuas, air yang selama ini menjadi salab satu pendukung bidupku. Tinggal di Kapuas, mandi di Kapuas babkan mencari sesuap nasi pun dari Kapuas. Ku dendangkan lagu kebesaran Kapuas,Ae'Kapuas. "hei sampan laju,sampan laju dari ilek' sampai ke ulu' sungai Kapuas sunggoh panjang dari dolok membelah kote. Hei tak di sangke tak disangke dulok utan menjadi kote' ramai pendudoknye, Pontianak name kotenye. Sungai Kapuas punye cerite bile kite minom ae'nye biarpan pergijaoh kemane,sunggoh susahnakngelupakannye. Oooooiiiikapuaaaas". Seseorang tibatiba saja menepuk pundakku bingga membuat ku terkejut. "woi, kau nak'kemane emangnye ?' "nak kemane ape? " "tadakyang kau nyanyi tub?" "yang mane?" "yang tade'tuh lah yang ade Kapuas kapuasnye" "ya Allah kau ndak tau lagu itu" "tadak, emang lagu ape?" "lagu Ae'Kapuas" "barupula aku dengar itu" "ya Allah kau nih dah lamak lagu tuh, baru tau kau?"
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senandung Gelombang Kapuas
"ha ah. Bagos pula lagu itu tuh, kau ade kasetnye" "tadak Aku biase dengar jak orang rumah sebelah aku jeret-jeret nyanyinye"
"hafal ke kau? Ajarkan lah aku lagunye" "iye, besok aku ajarkan. Eh dah nak siang nih mandilah cepat, nantek bu guru Rosmah marah kite terlambat" "iye emang. Bu gurupalenggarang tuh, kalau die ngamok macam singe keluar dari kandang. Peka telinge aku di buatnye" "wajarlah die marah-marah same kau, kau suke nak terlambat waktu die ngajar" "alah kau nih di menangkan lah, tau pulak yang kesayangan bu Rosma nih" "hehehe dah dah aku minjam agekye" "ape?" "biase"
"sabon ke shampoo?" "dua-duanye" "tak laen lah. Ambek lah dalam ember aku tuah"
Setelah selesai mandi dan bersenda gurau dengan sahabatkau Pemao aku segera berlari menuju rumah.Pemao adalah sahabat terbaikku, sahabat yang tidak pemah menghina dengan kondisi keluargaku seperti itu. Pemao mungkin memiliki hidup yang lebih lumayan dari pada aku karena ayahnya seorang guru dan ibunya membuka sebuah toko klontong yang memungkin mereka mendapatkan cukup uang untuk kehidupan mereka. Sesampainya di rumah tanpa ku sangka ibu menyuruhku menjaga adik karena ibu hendak melihat nenekku yang sedang sakit scndiri, sedangkan aku sudah hams ke sekolah pagi itu. "ziz azizjage adek kau ye, emak nak pegi Hat uwan kau demam"
"emak tau dari mane uwan saket?"
"mak ngah kau ke rumah tadek bilang uwan kau saket"
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senandung Gelombang Kapuas
"tapi aku nak ke sekolah lah mak"
"emak tadak lamak, kaujage adek kau tuh" "hari ini pelajaran bu rosmah lah mak, takot kamek mak kalo telambat"
"kau nih ye, bukan jaoh rumah uwan kau tuh. 5 menet nyampaiaku. Jangan nak buat hallahpala'aku nih peneng. Udalah bapak kau betebiat tadak balek-balek, kau agek nak betebiat" "kan emakyang marah-marah same ayah, iyelah mak" "kau tuh maseh kecikjangan nak'nasehatkan aku lah. Kau jage rumah tuh ye ". Aku pun bergebas mencium tangan ibu dan merenung melihat ibu yang perlahan menjauh. Jam sudah menimjukan pukul setengah tujuh sudah 30 menit berlalu sejak ibu pergi menjenguk nenekku. Tapi belum muncul tanda-tanda kedatangan ibu,apakah ibu lupa aku akan ke sekolah?. Entahlah, keringat dingin kian menguciu: deras melalui pipiku."ibu dimana engkau?" desah batinku. Ketikajam sudah menunjukkanjam tujuh kurang sepuluh
menit seseorang mengetuk pintu nmiahku, aku bergegas menuju pintu dan sangat berharap bahwa ibu yang berada disana.Aku salah, seseorang lelaki yang berada di luar bukan ibu,lelaki yang tak lain adalah ayahku. Ayah terlihat begitu kaget melihat akujam segini masih berada di rumah bukan di sekolah.
"eh ziz! ngape kau maseh disine'? ngape kau ndak pegi sekolah?"
"emak pegi Hat uwan demam yah,jadi aku disuroh emak jage adek" "keterlaluan emak kau nih, udah tau anak nak sekolah
tadak balek cepat die. Dahlah kau pegi sana" "iye yah. Aku pegi lok" ucapku sambil mencium tangan ayah.
"ziz!" teriakan ayah tiba-tiba menghentikanku, yang hendak berlari kencang.
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senandung Gelombang Kapuas
"ape agikyah? Aku dah nak masok"
"kau ade duet bekal ndak? nah untok kau, 2000 cukop?" "cukoplah yah banyaktuh. Makasehyah, akupegi lok" "iye, ati-ati kauye"
Aku pun bergegas menuju sekolah. Aku bingving, tidak biasanya ayah memberiku uang jajan. Bukannya ayah malam kemarin di marahi ibu karena tidak bawa uang? Jadi ayah bawa uang itu dari mana. Oh, mungkin saja ayah memasang pukat tadi malam. Sudahlah, aku harus cepat 5 menit lagi bel berbimyi. Aku berlari secepat mxmgkin menuju sekolah, tanpa ku sangka sepatu yang di beri tetangga sebelahku robek. Svmgguh sial nasibku. Sesampainya di sekolah apa yang aku khawatirkan teijadi. Aku terlambat. Pagar telah di tutup, untimg saja kepala sekolah mengizinkan ku masuk Karena beberapa pertimbangan. Sesampainya di kelas.
"aziz! Ngape telat nak?"tanya bu guru dengan tatapan tajam
"maafbu guru saye di suruhjage adeksoalnye emakjage uwan"jawabku gugup "lalu ngape sepatu aziz koyak?" "saye tadi lari cepat-cepat bu ndaktaunye sepatunye tibetibe koyak" "karena selame ini aziz ndakpernah terlambatdan berbuat salah ibu guru bolehkan Mendengar itu aku pim segera menuju tempat dudukku,tepat disebelah pemao. "ngepe kau ndakdi hukom? aku setiap telambatpusti kena hukom"
"karne aku spesial hehehe". Pemao mencibir melihat jawabanku. Hari-hari berlalu begitu cepat seperti angin yang berlalu memutari pusarannya, 6 bulan setelah kejadian itu. Kondisi keluargaku kian membaik,hidup kami semakin mudah terpenuhi.
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senandung Gelombang Kapuas
Ibu tidak pemah berkeluh dengan ayah lagi. Dan sekarang apa yang aku inginkan sangat mudah mendapatkannya. Makan enak setiap hari, sepeda dan baju bam bahkan kakak laki-lakiku telah di masukkan ayah ke salah satu SMA didekat rumah kami. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali bukan?. Yang menjadi pertanyaanku adalah Ayah ku bekeija apa sekarang,karena setiap ibu menanyakan hal itu Ayah enggan untuk menjawab. Terlebih lagi ayah tidak pemah pergi memukat,jelaslah bahwa ayah tidak bekeija memukal lagi. Suatu hari di siang terik, ketika aku pulang sekolah dua orang berseragam coklat rapi mengetuk rumahku mereka adalah polisi. Aku melihatnya dari kejauhan,tampak ibu yang membuka pintu. Kedua orang tadi berbicara sangat serins dengan ibu,seketika kemudian wajah ibu bembah menjadi tak berdaya dan badaimya jatuh seakan kakinya enggan untuk memopang tubuhnya.Ada apa ini? Aku bergegas mendekatinya. "ade ape inipak? emak saye ngape? "tanyaku cemas. "ibu adik kaget sebab ayah adik menjadi tersangka pencurian besi di sebuah pemsahaan. Karena itu kami mencari ayah adik" "ayah jadi pencuri? Ayah ndak ade di rumah pak udah seminggu ayah ndak balek. Jangan tangkap keluarge saye pak". Tanpa kusadari air mata menyucur perlahan melewati pipiku,ayah, apa yang kau lakukan? aku bahagia hidup seperti dulu hidup kekurangan tetapi dengan keija halal dari pada sekarang hidup berkecukupan tapi menderita karena uang haram batinku berteriak. "kami tidak akan menangkap adik dan ibu adik.Kami hanya ingin mencari ayah adik" "jangan ambek ayah pak". Aku tiada bisa menahan derasnya air mataku, air mata yang semulanya mampu ku tahan kehadirannya kini terasa sulit menekan kehadirannya. Beberapa hari setelah kejadian itu dua polisi itu kembali
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senandung Gelombang Kapuas
ke rumah kami hendak mengabarkan bahwaAyah telah berhasil di bekuk.Ibu menangisi kejadian itu sejadi-jadinya,aku sedih melihat ibu yang tak henti-hentinya menangis. Aku sedih bukan karena
hidup berkecukupan yang hanya sementara menghinggapi kami, tapi karena ibu. Aku tidak rela setitik air jatuh dari mata ibuku. Apa pun akan ku lakukan agar setitik air pun tidak berhasil jatuh dari matanya. Tapi apa daya aku? Aku hanya bocah kecil yang tiada tahu tempat mengadu. Yang tiada tahu bagaimana cara mempertahankan hidup.
Seminggu kemudian aku dan ibu memutuskan menjenguk ayah.Aku kasian dengan ayah,seharusnya di waktu seperti ini dia butuh dukungan kami bukannya kami menjauh meninggalkannya. "ayah ape kahar?"tanyaku sambil memeluk tubuhnya. "haek yak ziz. Kaujage adek kau ye,jangan kau marah kalau die nakal. Jage emak kau. Bilangkan bang pendijangan tadak sekolah ye"
"kayak mane awakbise masok? Awakngape ndakcerite?" tanya ibu kepada ayah
"aku di ajak bang usenpegi keperusahaan yang tepisungai die cume nyuruh akujage sampan. Die betige same dolah dengan firman pegi ke sana. Aku ndak tau ape yang die buat, aku cume jage sampannye sampaijam 5pagi. Balek-balekdie langsongngasi duet500 ribu, die ngajakakupegi teros setiap malam. Aku terima kasih yak bile agik dapat duet segitu. Kalau aku masang pukat mane mungkin aku dapat segitu. Bile agik aku nak belikan kau
kalung, cincin, gelang. Belikan anakaku bqju baru. makan teaman tiap hari. Aku baru tau waktu pak asman cerite ade yang ngelaporkan bang usen dengan kawan-kawannye termasok aku
ke polisi,jadi gare-gare itu aku di tangkap"jawab ayah panjang lebar.
"awak kan ndak salah. Ngape awak ndak benarkan diri awak?"
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senandung Gelombang Kapuas
"gimane aku nak benarkan diri aku? Bang usen same kawan-kawannye belom di tangkap. Aku ndakade bukti. Kaujage anak kite ye, Allah tuh ndak tidok. Apelagi ini bulan puase Allah pasti tau betol siape yang salah" "iyelah. Aku baleklok, ziz salam same ayah kau" "yah, kame baleklok" "ati-ati kau ye". Keesokan harinya di sekolah bu Rosmah memanggilku hendak mengikutkanku pada lomba cipta puisi antar kota. Ibu Rosmah tau kemampuanku dalam hal sastra. "Aziz ade buatpuisi kan? Besokpuisi-puisiyang aziz buat, kasi ke bu guru. Bu guru nak Hatpuisi-puisi aziz" "ade bu guru, besok aziz bawa. Bu guru tau dari mane aziz suke buatpuisi?" "dari Pemao. Kemarin waktu aziz ndak masok bu guru ade nawarkan lomba ke kawan sekelas aziz tapi ndak ade yang maok, untonglah pemao bilang aziz pandai buatpuisi. Aziz maok kan lomba puisi?" "maok bu guru, kapan di kumpulkannye bu guru?" "seminggu lagi. Aziz betol-betol ye buatnye. Sekolah kite bergantong same aziz" "insyaallah bu guru. Kalau gitu saye permisi ke kelas bu guru" aku pergi meninggalkan kantor guru menuju kelasku. Seminggu lagibukan waktu yang lama, bisakah aku?. Malam itu aku ceiitakan akan lomba itu kepada ibu, ibu begitu gembira mendengamya.Tapi suatu berita cukup membuatku sesak. Sesak yang teramat sangat, yang membuatku seakan tak berani lebih banyak bermimpi.Ibu berkata bahwa keuangan kami menipis,ibu tidak sanggup membiayai sekolah ku lagi. Mimpi ku usai.
Ku tuliskan sebuah curahan hatiku dengan untaian kata di dalam secarik kertas.
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senandung Gelomhang Kapuas
manusia tercipta dengan sejuta mimpi... ada yang berlari meraihnya... ada yang rela mengabaikannya... bahkan ada yang mundur meninggalkannya... aku adalah salah satunya... tiada maksud hati berhenti memperjuangkannya... tiada pula maksud hati menjauhinya... bukan slang dengan pijamya yang mendapatkan mimpi... bukan pulamalam dengan kegelapannya... tetapi mereka yang berani bermimpi... wahai la sang pemberi mimpi... peluklah aku dalam dekapanmu, agar aku tau mimpi yang akan sia-sia...
Keesokan harinya ku berikan kertas-kertas yang berisi puisiku kepada Pemao agar ia man memberikan itu kepada bu guru. Aku enggan untuk pergi ke sekolah, aku benci hams menerima
kenyataan meninggalkan sekolah dan membuang mimpi-mimpiku. wahai Kapuas dan senandimgnya. Berilah aku irama penerangmu. Berilah aku sebuah pelukan damaimu. Jagalah aku dalam hidupku. Wahai Kapuas dan senandimgnya. Bukan pula hati lelah mencintaimu. Tetapi waktu telah beradu satu. Wahai Kapuas dan senandungnya cukup lama aku dendangkan lagumu. Cukup lama ku bisikkan harapanku. Maafkan aku jika memorabilia telah hancur menjadi abu.
Tiada ku rasa bulan Ramadhan perlahan menjauhkan jati dirinya kepadaku. Seakan hendak mengabarkan bahwa dia akan
pergi menjauh.Pak Ustadz menyuruhku mengimjimgi rumah warga satu persatu hendak mengabarkan bahwa besok malam masjid di PEep
BAOAf^ BAHASA
iM'SRiyj PEND!D!i
10
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senandung Gelombang Kapuas
dekat rumahku akan mengadakan takbiran keliling. Dan berharap bahwa ikhwan disini ikut serta dalam acara takbiran yang rutin kami jalani setiap tahun itu. Saat sampai di depan rumah aku melihat sesosok laki-laki berbaju compang-camping mengetuk rumah kami, aku begitu mengenari sosok itu apakah mungkin itu ayah. "ayah?" "aziz"
"emaak, abaaaang, adek c^ah dak balek" "bang, gimane awak bise balek?"tanya ibu yang saat itu begitu gembira. Rona kegembiraan itu tampak sekali di raut wajahnya yang mulai berkerut. "bang usen same kawannye udah bersaksi bahwa aku ndak salah. Bang usen same kawan-kawanye minta maafsame aku" "Alhamdulillah ya Allah" Saat itu juga kepala sekolah datang ke rumah kami mengabarkan bahwa aku menjuarai lomba cipta puisi dan hasil uang dari lomba itu aku gunakan imtuk melanjutkan sekolahku yang hampir terputus sekaligus untuk menikmati indahnya idul fitri. Jadijangan takut bermimpi,karena suatu hari kau akan tersadar bahwa mimpimu kini menjadi kenyataan.
11
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Di Atas Kapuas
DIATASKAPUAS Tiara Fadila
Lembayung senja menari - nari di uftik barat, pelan - pelan hilang tersapu sinar bulan yang redup. Simgai Kapuas di depan mata tampak begitu tenang hanya sesekali bergelombang saat perahu - perahu nelayan yang lewat membuatnya bergeriak. Di tepian sungai,gertak - gertak kecil tampak dipenuhi warga setempat yang sibuk mandi atau mencuci dengan memanfaatkan air sungai Kapuas yang kini berwama jingga karena di terpa sinar mentari senja yang hendak berlabu kepenaungannya. Pemandangan jembatan yang membelah sungai semakin menambah ramai suasan, di atas sana kendaraan berpenuh sesak memadatijembatan gantiing yang telah cukup dewasa usianya tersebut. Lampu - lampu yang menerangijembatan Kapuas ikut memeriahkan suasana senja itu, seakan menggores langit Katulistiwa dengan sinar lembutnya. Sebuah warung makan yang sederhana terlihat sepi sedari tadi. Letaknyayang di tepi sungai Kapuas tak dapat menarik terlalu banyak peminat. Warung itu tentu kalah samg dengan kafe serasan yang banyak di kenal masyarakat sebagai kafe yang cukup mewah. Makanan yang tidak bervariasi dan penataan warung yang kurang menarik menjadi alasan tersendi, meskipun harga pada setiap menu yang ditawarkan relatifsangat murah. Tak banyak pelayan di sana hanya ada Ijan seorang remaja laki - laki yang berperawakan kecil duduk di sebelah meja kasir, dan Mak Lai seorang wanita tua yang bertubuh besar tampak sibuk menutup ceper - ceper yang berisikan gorengan dengan plastik putih. "Ngantuk "tutur Ijan seraya menguap dan kemudian meletakkan kepalanya di meja kasir.
Mak Lai yang sedari tadi di sibukkan oleh gorengannya kini tampak memperhatikan anak buahnya itu yang terlihat lelah. Bukan lelah karena bekeija melayani pesanan pelanggan, namun 12
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Di Atas Kapuas
karena lelah dimakan bosan menunggu.Kemudian memperhatikan seliiruh ruangan rumah makan tersebut kalau - kalau ada pekeqaan yang perlu diselesaikan untuk membuniih rasa bosan Ijan. Tak henti kedua bola mata mak Lai berkelana namun tetap tak di temtikannya. Remaja itu memang terkenal rajin dan giat, ia senang bekerja lantaran dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Melanjutkan pendidikannya ialah alasan utama mengapa ia terus bekerja. Walaupun sebenarnya dengan tetap mempertahankan diri pada warungnya tak membuahkan basil yang banyak, lantaran akhir - akhir ini warungnya sangat sepi pengunjung. Meskipun demikian mak Lai tetap tak man memberhentikan sementara anak buahnya itu, ia tabu jika sedikit uang akan lebib berbarga dari pada tidak ada sama sekali bagi Ijan yang banya bidup sebatang kara. Remaja yang masib duduk di bangku kelas 2 sma itu sebari- bari mengbabiskan waktu diwarungnya,setiap malam ia tidur di warung kayu seraya menjaga barang - barang mak Lai yang tidak bisa di bawa pulang. Gertak kayu bergetar pelan saat dua orang berjalan di atasnya. Seorang laki - laki dengan menggandeng wanita cantik berjalan perlaban melewati gertak kayu yang terlibat agak rapub imtuk memasuki warung mak Lai. Senyuman wanita berambut pirang itu membuyarkan lamiman mak Lai, sedang Ijan kini telab beranjak dari tempat duduknya berusaba menyambut pelanggan baru dengan keramabannya. Ke dua muda- mudi itu lantas duduk di kursi yang mengbadap ke sungai Kapuas yang kini aimya telab berubab wama menjadi bitam lantaran sinar mentari senja yang telab lenyap sedari tadi. "Pesan apa bang?" tanya Ijan kemudian yang sedari tadi teleib berdiri di belakang mereka. Laki - laki itu menyambut pertanyaan Ijan dengan tatapan mata yang kosong, sedang wanita yang duduk di sebelabnya 13
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Di Atas Kapuas
tersenyum manis seakan membalas keramahan Ijan yang berkalikali menyapa mereka. "Mana daftar menunya mas?"tanya laki- laid itu kemudian
dengan logat Jawanya.Perawakannya yang tinggi besar dan berkulit hitam membnatnya terlihat mencolok. "Itu di dinding...!!!" seru Ijan seraya menunjukkan arah dengan ibujarinya ke dinding yang di sebelahnya berdiri mak Lai. la diam sejenak sebelum akhimya menunjuk beberapa makman di dinding waning yang tertulis di atas kertas putih. ***
Bayangan bulan menari di atas sungai Kapuas yang berombak, angin bertiup kencang. Sesekali ganggang- ganggang hijau lewat di tepian waning mak Lai. Geiombang simgai Kapuas yang beriuh mampu menggoyang wanmg kayu itu. Ke dua muda mudi tadi telah berlalu dari warung kecil itu, sepi kembali merengkuh ke setiap sudut.Hanya nyanyian malam yang berselimut gemericik air Kapuasterdengar sesekali. Sisa makanan yang tadinya terhidang kini tak bersisa sedikit pun. Mereka bergegas pergi setelah menghabiskan makanan dalam piring beberapa saat sebelumnya perdebatan kecil mewamai seisi ruang tak berdinding itu. Ijan dan mak Lai yang duduk di meja kasir hanya mampu menikmati percakapan mereka, setidaknya perdebatan itu terasa lebih bermakna daripada suara angin yang tak jelas alur ceritanya Seharian ini tak banyak piring yang dapat dibereskannya
dari meja kayu itu sedangkan bulan terus beranjak tinggi. Langit Kapuas tak terlalu bersahabat, awan mendimg menggumpal di sepanjang sungai itu,sedangkan cahaya bulan masih mengintip di ujung awan. Langit di sebelah timur tampak bersih dari awan kelihatannya sungai Kapuas malam ini akan di guyur hujan.
Ijan menarik sarungnya yang tipis. Warung itu telah tutup sedari tadi, mak Lai pun telah pulang meninggalkannya dengan warung yang terasa hidup dan bemyawa. Kapal kayu dan kapal 14
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Di Atas Kapuas
nelayan tak lagi tampak melintasi sungai terpanjang di Indonesia itu sedang air hujan perlahan turun kepermukaan,membasahitanah dan memukul - mukul permukaan sungai yang kemudian bergemericik riuh. Angin yang bertiup semakin kencang terasa menyiksa bagi Ijan, ia tampak gelisah di belai angin malam yang
dingin, belum lagi tempias air hujan yang masuk menyentuh kulit wajahnya terasa seakan di tusuk jarum. Ijan beranjak dari pembaringannya,ia bermaksud untuk pindah ke tempat lain yang tak ada tetesan air hujan yang mampu menyentuh kulitnya yang dingin.
Di kursi kayu yang menghadap ke sungai Kapuas itu seorang wanita duduk terdiam, Ijan segera berdiri, ia perhatikan sejenak.Berusaha menerobos kegelapan karenatak ada penerangan, namiin bayangan wanita yang duduk di kursi kayu itu masih terasa nyata. Perlahan Ijan menghidupkan lampu, berusaha agar wanita itu tidak menyadari keberadaannya. Seketika saja ruangan menjadi terang, wanita yang semula ia kira bantu itu masih duduk di sana, kini wanita itu menatap pekatke arah Ijan. Ijan melangkah perlahan seraya duduk di sisi wanita berambut pirang yang tadi bersama pacamya itu.
"Pesan apa kak?"Ijan berusaha untuk menyapanya.Wanita itu lantas tersenyum manis. Dan kemudian kembali melemparkan pandangannya ke permukaan Kapuas yang gelap. "Buat apa malam - malam ke sini, masih belum buka kak warungnya" lanjut Ijan kemudian seraya memperhatikan wajah wanita itu yang mimiknya tetap tak berubah. Hening sejenak menguasai malam dengan rintik hujan yang masih deras. Butir - butir hujan yangjatuh dari langit hitam pecah menghantam air simgai Kapuas yang pekat. Riuh suara angin dan hujan tetap tak mampu menghapus hembusan nafas wanita itu yang terdengar berat.
"Aku kira waning ini sudah benar - benar tutup?" tanya 15
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Di Atas Kapuas
wanita itu memecah keheningan malam. Ijan tersenyum kecil,"memang sudah tutup dari tadi kak." pangkasnya kemudian seraya menatap heran pada wanita itu. "Kamu....sedang apa di sini?". Tanya wanita itu lagi dengan. wajah yang heran. Senyum kecil kembali menghiasi wajah Ijan,"saya tinggal
di sini." jawabnya kemudian seraya menatap ke sungai Kapuas dengan butir - butir bujan yang tak benti mengbantamnya. "Ob....maafmenggangguistirabatmu.Sebenamyaakuingin datang lebib awal. Warung ini punyamu?" Ijan menggelengkan kepala nya dengan peian,wajah wanita itu kini tampak begitu serius. Agaknya peristiwa penting akan teijadi malam itu, ijan mencoba untuk menerka.
"Bukanya...."lirib suara kecewa itu membuyarkan lamnnaTi Ijan.
"Kalau boleb tau ada apa ya kak?"Ijan balik bertanya,rasa penasaran kini bergelumat di benaknya. Malam telab larut sedari tadi, sedang kini seorang wanita yang masib sangat muda duduk di warung tua itu yang tadi diselimuti kegelapan yang begitu pekat dan bujan deras yang mengguyur tanab Kapuas, rasanya tak mimgkinjika tidak ada satu bal yang penting. "Sebelumnya ku mobon maafjika telab mengganggu tidur mu. Simggub aku bermaksud imtuk kembali lagi ke sini 3 jam lebib awal dari sekarang. Tapi liatlab mobil itu, tadi dijalan tak mau menyala mesiimya." wanita itu menunjuk ke arab mobil bitam yang berada di kejauban, dengan seorang pria tua yang tampak sibuk dengan mesiimya."Aku bermaksud untuk menyewa tempat ini imtuk acara ulang tabun teman dekat ku,2 bari dari sekarang". Lanjut nya kemudian.
Ijan terpaku sejenak,kata- kata wanita im terdengar begitu jelas dan nyata namun Ijan terus berusaba menelaab perkataanya. Sekejap darab Ijan mengalir deras, rasa kantuk yang sedari tadi 16
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Di Atas Kapuas
masih menguasai kedua kelopak mata nya kini lenyap seketika. Ijan tersenyum lebar,kebahagiaan seakan mampu menyapu hujan dan dingin yang tadi ia rasakan". Boleh kak...!!!' serunya dengan nada semangat. Sekilas bayangan tentang keramaian yang menyelimuti waning kecil itu menggoda hati Ijan, tentu mak Lai akan sangat setuju mengingat keuntungan yang akan ia peroleh cukup besar bahkan sangat melebihi dari biasanya. Rant kecewa kini hilang dari wajah ayu itu,"Bagaimana caraku untuk menyewa tempat ini?" tanya wanita itu kemudian dengan nada yang semangat.
"Datang lah lagi besok, nanti akan saya sampaikan pada pemilik tempat ini." Pangkas Ijan. "Baiklah!!" seru wanita itu menyetujui saran Ijan seraya beranjak dari tempat duduknya. "Tapi sebaiknya kakak datang lebih awal." tutur ijan mengiringi langkah wanita itu yang beqalan-pelan menelusuri lantai kayu berwarna hitam. Senyum kecil terkulum di bibir manisnya. Hujan masih membasahi bumi,mengisi kekosongan malam
dingin yang kini terasa membahagiakan untuk Ijan.Ia masih berdiri di depan pintu masuk waning tua itu,tatapannya mengiringi setiap langkah wanita yang perlahan hilang ditelan derasnya hujan. ***
Subuh telah berlalu perlahan mentari pagi merambat naik ke permukaan. Sesekali kicauan burung gereja yang melintasi sungai Kapuas melukis indah di atas langit sungai Kapuas yang kini sudah tak lengang lagi. Air yang masih terasa dingin itu di pagi ini telah dimanfaatkan warga sekitar untuk beraktifitas. Sesekali kapal pengangkut kayu melintas,sehingga menghasilkan gelombang sungai yang mampu menggoyangkan waning tua yang masih tutup.Ijan duduk di kursi yang menghadap ke sungai Kapuas. Hari ini minggu pagi seperti biasa ia menunggu mak Lai untuk 17
Antologi Cerpen Siswa Tahim 2012
Di Atas Kapuas
bersama- sama membersihkan waning. Selain itu ada satn hal yang hendak di sampaikan Ijan pada mak Lai, wanita tua yang terasa begitu beqasa dalam hidupnya. Senyum bahagia dari wajah mak Lai telah dibayangkannya sedari tadi di dalam imajinasi. "sedang apa Jan,pagi - pagi bukannya bersih - bersih'Asyik melamim?"seni mak Lai membuyarkan lamunan Ijan. Ijan sedikit terperanjat sungguh langkah kaki wanitai tu tide terdengar di telinganya.
Wanita sepanih baya itu masih menatap wajah ijan yang terlihat berseri - seri dan begitu bersemangat"Ada apa?"tanyanya kemudian setelah menunggu Ijan mengucapkan sesuatu untuk membuang rasa penasarannya pada tingkah laku anak itu yang hari ini terasa berbeda.
"Ada kabar gembira mak!!" seru Ijan kemudian setelah menarik nafas panjang.
Mak Lai masih terpaku tatapannya tak lepas dari wajah Ijan yang masih lugu namun penuh dengan semangat. Semangat masa depannya dengan perjalanan yang terasa begitu sulit. "Kita dapat pesanan ulang tahun mak. Katanya kakak itu mau menyewa waning ini"tutur Ijan dengan semangat dan senyum lebar yang masih terukir diwajahnya. Sedang mak Lai hanya diam, seraya perlahan berlalu dari hadapan Ijan. Tak ada ekspresi kebahagiaan yang tersirat di wajah mak Lai, sedang remaja itu masih tetap menunggu sanggahan mak Lai.
"Waning tua ini mau di sewa... masih banyak kafe lain yang lebih bagus. Aku kira dia hanya bergurau pada mu"pangkas mak Laikemudian seraya menyapu lantai. MembuatIjan terdiam dengan wajah yang sedikit kecewa. la tertunduk, diam sejenak seakan berfikir. Ingatannya kembali pada peristiwa tadi malam,sungguh kata - kata wanita itu sangat tak terdengar bergurau. Namun benar saja apa yang di katakan mak Lai,tak ada yang menarik dari waning nya itu apa lagi dengan variasi makanan yang masih biasa - biasa 18
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Di Atas Kapuas
saja. Keadaan waning itu masih sangatjauh berbeda dengan kafekafe mewah di sekitar serasan. Kini bimbang menghampiri perasaannya,kebahagiaan yang ia rasakan tadi malam kini perlahan bercampur rasa gundah dan bimbang. Perlahan Ijan beranjak dari tempat duduk nya.Ia tinggalkan lamunan tentang keramaian yang mengisi waning itu,seperti dalam mimpi nya tadi malam. Ia lantas meraih sikat dan terns memulai pekeqaannya. Meski haraan masih tersimpan dihatinya, sedikit keyakinan mengisi di relung hati yang polos itu. Sungguh katakata wanita tadi malam tak sedikiqiun mencerminkan candaan, yang ia tangkap hanya keinginan yang begitu kuat untuk menyewa tempat itu. Ijan mempercepat pekeqaannya, ia akan tetap menunggu janji wanita itu untuk datang lagi hari ini, meskipun ia kini tak terlalu berharap. Perasaan mengharap pastinya akan mewamai sepanjang hari ini, setidaknya sedikit mengisi waktu yang terasa begitu lama berlalu walau mentari perlahan naik ke atas langit sungai Kapuas. Memancarkan cahayanya yang indah ke permukaan sungai, yang sesekali menari-nari di bawa angin yang bertiup kencang. ***
Senja telah berlalu, cahaya lampu kembali menerangi sepanjang tepian sungai Kapuas. Dari arah seberang sungai, beberapa kafe telah menata penerangannya. Cahaya terang di balik kegelapan malam membawa nuansa mewah di sekitar kafe. Sedang waning mak Lai hari ini tutup lebih awal,lantaran sepi pengunjung. Ijan kembali bergelumat dalam kesepian, hanya kursi dan mejameja kayu yang telah tersusun di tepian waning yang menemani setiap malamnya. Hari ini berlalu begitu cepat, sepulang dari sekolah Ijan segera membantu mak Lai membuka waning tempat ia menggantungkap hidupnya dengan harapan sedikit rejeki akan iaperoleh. 19
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Di Atas Kapuas
Janji wanita yang datang ke warung nya 2 hari yang lalu kini tak terlalu mengganggu fikiran Ijan. la biarkan bayangan tentang keramaian pelanggan di warung itu yang sebelumnya ia mimpi-mimpikan berlalu begitu saja. Sesuatu yang kemungkinannya hanya sedikit rasanya tak pantas ia anganangankan.
Ijan melempar pandangannya ke tengah sungai Kapuas yang gelap. Mata itu menerawang kosong ke arah air yang mengalir pelan mengikuti arah angin yang bertiup sepoi-sepoi. Malam ini terasa lebih santai dari malam sebelum nya,saat Ijan hampir teqaga di setengah malam. Menanti kedatangan wanita itu dengan harapan yang temyata hanya gurauan atau olok - olokan untuknya. Ijan sedikit merasa kecewa tapi ia menyadari bahwa sesuatu kadang harus di sesuaikan dengan kenyataan yang ada.Rasanya tak pantas jika wanita seperti dia mau menyewa warung tua untuk acara yang penting seperti ulang tahun. Ijan menghembuskan nafasnya yang terdengar berat, kini penat merasuk di hati nya. Meski kadang bosan melanda namun
bagi anak remaja yang hidup sebatang kara dan serba kekurangan seperti nya segala sesuatu sekecil apa pun itu haruslah ia syukuri. Perlahan Ijan beranjak dari tempat duduknya,rasa kantuk kini mulai menyerang kedua matanya. Langkah kecil Ijan terangkai menuju arah tempat biasa ia tidur sekejap seisi ruangan gelap gulita setelah Ijan mematikan lampu yang terletak di tengah - tengah ruangan. "Hai "seseomg menyapa Ijan dari kegelapan ruangan itu. Ijan tersentak,seketika saja ia kembali menyalakan lampu yang tadinya mati. Wanita berambut pirang yang datang 2hari yang lalu diwarungnya itu kini berdiri di tengah pintu masuk. Ijan diam terpaku, tak ada senyum diwajahnya seperti saat pertama wanita itu datang diwarungnya. Bukan kama kecewa atau marah,namim
saat ini Ijan merasa heran dan sedikit agak gugup. Walau pun hari yang dijanjikan telah berlalu, tapi wanita itu kini hadir di
20
Antologi Cerpen Siswa Takun 2012
Di Atas Kapuas
hadapannya, meski sedikit Ijan kembali menyimpan 1 harapan. Perlahan Ijan melangkah menuju tempat duduk yang mengarah ke sungai Kapuas, diiringi langkah wanita itu yang terdengar begitu berat dengan sepatu yang mengeluarkan suara berisik pada setiap langkahnya. "Maaf ya datang malam - malam lagi" tutur wanita itu kemudian seraya mengeluarkan amplop berwama coklat dari dalam tasnya. Sedang Ijan masih tergumam dengan tatapan yang memperhatikan setiap gerik wanita itu. "Katakan pada pemilik warung ini aku tidak jadi menyewa tempat ini" wanita itu melanjutkan perkataannya seraya memberikan amplop coklat itu pada Ijan yang menerimanya dengan wajah yang masih tak mengerti. "Lantas ini untuk apa?' tanya Ijan kemudian. Wanita itu tersenyum sejenak, dan kemudian kembali mengeluarkan kertas dari dalam tasnya. "Itu uang rmtuk pesanan makanan yang menu nya sudah aku catatkan di dalam kertas ini. Katakan pada pemilik tempat ini aku memesan makanan,dan besok sore sekitar jam 4 akan aku ambil." tuturnya kemudian menggetarkan hati Ijan. Walaupun tak akan ada keramaian tapi tetap saja ia bahagia, karena selama warung ini di buka belum pemah ada pelanggan yang memesan makanan dalam jumlah yang banyak. Kini Ijan mengembangkan senyumnya,dalam hatinya berkata kali ini tentu mak Lai tak dapat mengecilkan hatinya dengan keadaan warung yang seperti ini. "Tolong makanannya dipacking ya, karena akan aku bagikan untuk anak - anak yatim piatu. Uang dalam amplop itu aku jumlahkan sesuai dengan harga per porsi makanannya. Tapi akan aku tambah lagi sesuai harga dari pemilik warung besok sore." tutur wanita itu dengan nada yang sedikit tinggi. Wajah cantiknya terlihat begitu lelah,tidak seperti malam sebelumnya malam ini ia 21
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Di Atas Kapuas
terlihat begitu tergesa - gesa. Ijan beranjak dari tempat duduknya mengiringi langkah wanita itu yang kini telah beqalan keluar dari ruangan itu. Langkah kakinya mampu memecah keheningan malam yang dingin. Wanita itu menghentikan langkah nya sejenak,"Maaftidak seperti janjiku yang semula, aku begitu sibuk sampai - sampai datang ke sini pada waktu yang telah larut lagi." Tutumya. Ijan hanya tersenyum tidak seperti malam sebelumnya hari ini ia hanya mampu menyimak perkataan wanita itu, bahagia kembali menyelimut hati Ijan. Kebahagian yang hadir dengan harapan yang pasti. Wanita itu melangkah pergi meninggalkan Ijan yang masih terpaku. Senyum mak Lai dalam imajinasinya kini akan menjadi nyata. Perlahan ia melangkah menerobos kegelapan malam, meninggalkan warimg tua itu menuju rumah mak Lai untuk menyampaikan berita gembira ini. Dan tentu nya untuk mempersiapkan keperluan besok karena wanita itu memesan dalam jumlah yang banyak.Ijan melajukan langkahnya,seraya membawa amplop coklat yang merupakan jawaban dari harapannya selama 2 hari ini. Langkahnya terukir mantap menyusuri jalan gertak di atas sungai Kapuas.
22
Antologi Cerpen Siswa Tahitn 2012
Tanglong
TANGLONG
Meiry Dintia Arini
Tiupan angin teratur menghantarkan peqalanan air hingga menghempas ke tepian sungai. Air sungai yang telah menjadi semburat nadi kehidupan warga Kalimantan Barat. Kota zamrud khatulistiwa itu. Dari jalur utama transportasi air, sumber utama air bersih, bahkan menjadi septi-tank alami kakus yang berdiri hampir di setiap gertak yang di sebelahnya tempat mencuci baju dan piring, atau hanya sekedar mandi. Namun, tak jarang juga sungai ini menghanyutkan orang. Jika Ramadan telah memasuki sepertiga akhimya, atau
selikuran menyambut Lailatul Qadar. Pasti dipasang tujuh buah keriang bandong di depan rumah. Emak bilang sepertiga akbir ini sejatinya waktu dimana berkah dilimpahkan. Bahkan di salah satu malam ganjil nya, para malaikat datang memberi rahmat dan melipatgandakan pahala setiap insan yang beribadah pada malam tersebut. Jadi,kampung kami hams terang
benderang. Sinar keriang bandong yang redup,namun bUa dipasang dalam jumlah banyak sinar nya mampu menerangi kawasan sekitamya. Juga menjadi penerang jalan seusai tarawih. Keriang bandong diambil dari kata keriang yang mempakan sejenis serangga yang mengeluarkan bunyi khas, dan senang menggandrungi cahaya. Sedangkan bandong adalah berbondong bondong. Benda ini terbuat dari bambu yang dipasangi sumbu dengan minyak tanah sebagai bahan bakanya. Aku bertemu dengan seorang Bapak tua yang tinggal di
tepian Kapuas itu. Parasnya mengerikan. Rambutnya keriting sebahu telah menguban, mulutnya selalu merah oleh sirih yang di kunyah nya.Namanya Pak Bujang. la tidak berladang atau mengembala kambing.la hanya man
membuat mainan sejenis keriang bandong tetapi lebih menarik 23
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Tanglong
bagiku. Namanya tanglong. Pak Bujang membuat rangka mainan ini dari bambu,dan kertas minyak berwama untuk menutupi rangka tersebut. Di dalam tanglong terdapat lilin sebagai lampu penerang. Bentuknya bervariasi. Mulai dari segi lima,ikan,kupu-kupu hingga pesawat terbang. Selintas tanglong seperti lampion. Mungkin hal seperti ini karena pengaruh budaya masyarakat Tionghoa yang banyak berdomisili di Kalimantan Barat. Tetapi tanglong hanya dimainkan kami setiap bulan Ramadan saja. Dan hanya itu yang dikeijakan Pak Bujang. Aku ragu mendekati nya, tapi aku putuskan untuk mengamatinya dari jarak agak dekat. Pak Bujang tengah sibuk mengasah bambu vmtuk membuat tanglong. "Pak,beli tanglong satu"aku ragu untuk menatap wajahnya. Sejenak Bapak beruban itu berhenti mengasah bambu. la menoleh perlahan. Pandangannya yang tajam mengamati diriku. Aku masih tak berani menatap matanya.Aku takut bagaimana kalau ia marah padaku?. Saat aku memberanikan diri untuk sedikit melirik ke
arahnya, seketika takut ku lenyap "Silahkan pilih saja yang kau mau" bibimya mengembang senyum. Malam ini malam dua puluh tujuh Ramadan. Aku dan kawan kawan telah sepakat untuk mengarak tanglong malam ini. Setelah tarawih, kami akan berkumpul di pohon ketapang depan rumah Sapto. Setelah itu kami keliling kampung mengarak tanglong. "Ayo,Mer,pasang api nye !" Suara Cinde meninggi.
Walaupun merasa kikuk karena tanglong ku yang paling sederhana bentuk nya,aku berhasU menyalakan api di sumbu Itlin di dalam tanglong itu. Setidaknya, menurutku, Tanglong milik Cinde,Sapto,Iman,Dancho,Panji,dan Erwin lebih bervariasi dari miliku. Tapi, ah ! tidak masalah. Sekarang, kami telah siap imtuk mengarak tanglong. 24
Aniologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Tanglong
Oleh kami, tanglong di arak, sembari berdendang lagu khusus. Begini liriknya. E..mantoyo ago ago,e ..mantoyo ago ago mane musoh. Kami terns beijalan hingga ke tepian
sungai Kapuas. Di sana telah ramai orang menyalakan meriam karbit, sama seperti tanglong, meriam karbit juga dimainkan setahun sekali. Tepatnya di bulan Ramadan ini. Aku jadi teringat cerita Ayah bahwa dipandang dari sudut sejarah,meriam karbit ini memiliki ikatan kuat tentang sejarah berdirinya kota Pontianak ini. Saat itu Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie yang merupakan pendiri kota Pontianak sekaligus pendiri pertama kesultanan Pontianak menembakkan meriam kearah daratan dengan
tujuan mengusir bantu Pontianak yang konon banyak bergentayangan di daratan. Aku cukup yakin terhadap apa yang Ayah ceritakan. Karena nama Ayah mempunyai embel embel Alkadrie di belakang namanya. Terkait benar atau tidaknya apa yang diceritakan, aku tidak mempermasalahkan apabila itu salah. Karena cerita ini tidak ada yang bisa mempertanggungjawabkan kebenarannya.
Sama seperti yang orang lakukan saat ini. Warga yang tinggal di tepian sungai Kapuas seperti kami, untuk mengenang
peristiwa bersejarah itu, kami membuat meriam meriaman dari gelondongan kajoi besar yang berserat kuat seperti meranti atau kelapa. Untuk memperoleh kayu yang memekakkan gendang telinga kayu di rendam di dalam lumpur di dasar sungai. Setelah sekian tahun dibenamkan di dalam sungai barulah kajoi tersebut dinaikkan ke atas. Bayangkan betapa rumitnya menaikkan kayu
yang sekian tahim dibenamkan di dasar svmgai. Lalu kayu pohon tersebut dibelah memanjang. Setelah itu dilubangi bagian tengahnya.Proses selanjutnya menyatukan kembali potongan kayu yang telah dilubangi tengahnya itu dengan menyisipkan potongan karung goni mengapit kedua belah kayu tersebut. Maksudnya agar menutupi celah sambungan kayu yang telah disatukan tadi agar 25
Antologi Cerpen Siswa Tahim 2012
Tanglong
karbit tidak mengnap keluar melalui celah tersebut. Lalu kayu tersebut diikat menggunakan rotan. Proses selanjutnya membuat lubang penynlut di bagian atas meriam dan lubang di bawah meriam untnk membuang sisa endapan karbit. Biasanya karbit yang digimakan dalam sekali permainan dibutuhkan 4 hingga 5 ons karbit. Sentuhan terakhimya itu mengecat meriam dengan wama yang beragam. Selesai. Tentunya bukan meriam yang sebesar ini yang biasanya aku dan teman teman mainkan. Untuk anak seusia SMP seperti kami, tentu tidak mampu untuk membuat meriam
seperti ini. Biasanya meriam buatan kami dibuat dari kaleng bekas atau plastik air mineral sebagai pengganti kayu. Meriam pun telah siap untuk dimainkan. Sebelum disulut, meriam teriebih dahulu diisi dengan air dalam jumlah tertentu. kemudian di beri karbit
dan disulut dengan api, lalu,„ D"aaar!!! dentuman meriam saling bersahutan dari meriam meriam di sini dan seberang simgai sana Kami berhenti sejenak menyaksikan para warga yang sangat antusias dengan permainan meriam karbit ini. Mereka bergantian menjoilutkan api ke lubang penyulut, dan memasukkan karbit. Dalam keseharian kami, karbit tak hanya untuk bermain meriam
yang dibeli dari tukang las logam. Namun sering juga sebagai stimulus pematangan buah pisang. Secara alamiah buah pisang memanfaatkan sifat karbit untuk mempercepat penghasian gas asetilena yang dihasilkan pisang imtuk mempercepat pematangan Kami melanjutkan mengarak tanglong menyusmi tepian sungai. Masih dengan semangat yang sama, kami masih menyanyikan lagu tadi dengan semangat. Indah sekali, dibawah rembulan Ramadan,binar sungai Kapuas yang berkerlap menjadi
lanskap berlangsungnya kebudayaan yang banyak mengandung hal hal positif dalam melestarikan kebudayaan Kalimantan Barat ini. Aku melirik Pak Bujang yang tengah duduk di pelantaran
rumahnya. la duduk bersila di atas kayu rotan sambil mengamati kami mengarak tanglong berkilauan yang dibuatnya.Angin semilir 26
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Tanglong
semakin merebahkan malam yang diterangi sinar rembulan dan
pasukan bintang. Oh iya,kami baru sadar,tanglong Cinde lah satu satunya tanglong yang tidak mengalami kerasakan parah. Maka dari itu Cinde lah yang merupakan pemenang dari arakan tanglong malam ini.
Malam ini malam terakhir bulan Ramadan, tidak ada
tarawih lagi, itu artinya tidak ada arak-arakan tanglong lagi. Aku dan kawan kawan sedih.Kami hanya bermain main di sungai.Sapto yang berbadan gempal berenang-renang dengan tangan tak lepas dari kayu penyangga gertak itu. Di atas, aku dan teman-teman mencoba meyakinkan Sapto untuk tidak mengikuti keinginannya untuk berenang dibawah sana.
"Hei,anak anak!jangan termenung" suara yang tak asing sontak membuat kami semua terperanjat oleh pekikan itu. "Pak Bujang" tutur kami serentak. Pak Bujang memiringkan kopiahnya membuat kami baru sadar ada tanda sujud di dahi nya. la tersenyum," Mari ikut aku. Kita takbiran." Semangatnya meletup letup.
Aku dan teman teman saling berpandang pandangan. Di suatu sisi kami mencengangkan Pak Bujang yang tak kami kira bersikap ramah seperti ini,di sisi lain nya kamitertarik atas tawaran Pak Bujang tadi. Satu persatu dari kami mulai beringsut mengikuti Pak Bujang, kecuali Sapto yang hams naik dan membersihkan badan setelah berendam dua
setengahjam di sungai Kapuas yang sumt. Malam merangkak di kampung kami. Rupanya sarana
takbiran malam ini telah siap lahir batin. Beduk dan pemukul nya sudah dinaikkan ke atas pick up,cukup ramai massa takbiran tahun ini.
Senandung takbiran menggema di seluruh kampung.
Dengan gerakan batin yang menyemai antusiasme menyambutIdul Fitri, senandung itu semakin menggema ke seluruh kamprmg. 27
Aniologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Tanglong
Aku menatap Pak Bujang. Di sinari rembulan malam aku mampu melihat matanya yang berbinar. Mungkin ia senang menyambutIdul Fitri atau ia sedang bersusah hati?, karena ketika bulan Ramadan telah pergi,ia tidak lagi bisa membuat dan menjual tanglong nya.Ah!hanya dia dan hati kecilnya yang taujawabannya. "Terima kasih Pak Bujang" ujar ku padanya. Bagi kami, malam takbiran tahun ini sangat berkesan. Kami pulang karena telah larut malam. Di pangkal tangga rumah panggvmgku, aku mencuci kaki dengan air bersih sebelum masuk ke rumah. Kini hari itu pim tiba. Tanggal pertama bulan syawal itu telah tiba. Idul Fitri kini telah menduduki masanya. Bulan yang sesuai karaktemya ini merupakan momentum kita untuk membersihkan diri dan meminta maafagar hati kita menjadi fitri, atau bersih.
Pagi sekaU, aku telah siap imtuk ke masjid melaksanakan salat Idul Fitri. Rupanya di depan rumah teman teman telah menunggu ku.Aku siap. Kami berbondong bondong beqalan kaki menuju masjid di tepi Sungai Kapuas itu. Sepanjang jalan, kami tidak ada habisnya berhaha hihi membicarakan Pak Bujang yang baru kami tabu sangat ramah rupanya. Masih pada hari pertama hari yang fitri itu. Kebahagiaan masih bergelayut di hatiku tatkala membayangkan pengalaman pengalaman aku dan teman teman semasa Ramadan kemarin. tarawih, arak arakan tanglong, malam takbiran,Pak Bujang,..Ah, semoga dapat terulang lagi". Kataku tersenyum,semata menghibur diri.
Bayangan indah itu seketika pecah tatkala Ayah menghampiri ku. "Apa, Ayah, Pak Bujang meninggal ?". raut wajahku bereinkamasi ke paras duka.
Aku langsung berlari menuju keluar rumah.Sudah ku duga, pasti ada kawan kawanku di luar. Paras mereka semua seperti 28
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Tanglong
memimtahkan isi hati mereka sekarang.Aku cemas.Apa yang harus kami lakukan sekarang?. Kami semua masuk kembali ke rumah ku. Duduk
mematung,tak sepatah kata pun keluar dari mulutkami.Satu menit, lima menit, sepuluh menit, lima belas menit. Akhimya Emak menghampiri kami.
Entah kenapa, hati ku seperti ditikam belati saat Emak bilang pak Bujang ditemukan meninggal,saat tetangga kami.Nek Su hendak menghantarkan makanan untuknya.la bilang Pak Bujang sedang dalam kondisi sujud saat salat. Mungkin ia tengah melaksanakan salat duha seusai salat led.Aku seperti merasa sangat kehilangan. Kami semua terdiam. mencema kata kata yang di
sampaikan Emak,mencari hikmah atas kajadian tak penah terduga ini. Rasanya baru saja kemarin aku kenal pak Bujang dengan wajah seram nya.Dan kini,saat aku baru saja mengenal siapa sosok bapak yang berhati tidak sama sekali seseram wajahnya itu,Tuhan telab memiliki rencana yang lain.
Kini tak ada lagi Pak Bujang sang penjual tanglong yang biasanya kami arak. Tanglong kini telah redup atas hilangnya raga satu satunya pembuat mainan sejenis keriang bandong itu di kampimgku ini.
Tapi bagaimanapun tanglong yang telah membudaya ini tiak boleh lenyap begitu saja. kami yang akan berkontribusi dalam melestarikan budaya ini. Ya kami akan terus berusaha dan berusaha melestarikan tanglong ini. Seperti sinar keriang bandong yang redup,namun dalamjumlah banyakjuga dapat menerangi kawasan sekitamya.Begitu pula dengan kami. Mencoba menerangi kembali tanglong yang padam atas hilang nya raga seorang seniman tanglong di kampimg kami.
29
Antologi Cerpen Sis\va Tahun 2012
Nelo
NELO Ririn Putri Fania
"Rin,pulang hari sudah mulai gelap"Itulah kata-kata yang selalu terlontar di mulut Mama ketika melihatku masih bermain
bersama dengan tetangga-tetangga lain nya. Aku pamit terhadap yang lain, dan segera masuk kerumah untuk mandi dan juga menyantap makan malam yang sudah Ibu siapkan. Tetapi ketika kuhendak membuka pintu. Terdengarlah suara anak kucing yang terns mengeong dari tadi. Penasaran, aku pun mencari dari mana sumber suara itu berasal. Saat sampai di taman belakang, aku melihat seekor anak kucing yang tergeletak begitu saja, berwama hitam putih dan belum bisa membuka matanya. Dimana induk anak kucing ini? Itulah pertanyaan pertama kali yang lintas dikepalaku. Namun sebelum aku ingin mengetahui lebih banyak tentang kucing ini. Mama sudah memanggilku berkali-kali. Sehingga membuatku meninggalkan bayi kucing yang malang tersebut tanpa berpikir panjang. Keesokan harinya aku menjalani aktivitasku seperti biasa, bangxm pagi untuk pergi menuju ke sekolah, pulang, main, dan belajar lain tidur. Hingga akhimya ketika aku sehabis pulang dari bermain untuk menyantap makan malam. Aku melihat sebuah
kardus indomie yang diletakkan di lantai begitu saja, dan juga semangkuk susu putih. Karena penasaran, aku pxm melihat apa yang berada di dalam kardus tersebut. Dan rupanya itu adalah seekor bayi kucing yang kutemui 2 hari yang lain di taman belakang". Ma,darimana Mama mendapatkan kucing ini?"tanyaku kepada Mama heran sambil menunjuk bayi kucing yang tengah tertidur pulas tersebut."Mama mendapatkannya di taman belakang. Karena Mama selalu mendengar suara kucing itu terus makanya Mama pungut".Lalu tanpa berpikir panjang lagi akupim langsung
30
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Nelo
bertanya". Jadi kita memelihara kucing ini?" pertanyaan itupun langsung mendapatjawaban yang memuaskan. Hari demi hari berlalu, bayi kucing tersebut teras kami rawat hingga la sudah bisa membuka matanya. Papa yang mengetahui hal ini turut senang dan la merasa tidak keberatan kalau ada bayi kucing tersebut. Mama selalu memberi kucing itu minum susu dan tempat kardus yang telah dilapisi kain-kain bekas agar la bisa tidur dengan nyenyak.Terkadang ketika Mama dan Papa sudah terlelap aku membawa kardus tersebut ke kamar agar la bisa tidur
denganku. Tanpa terasa 1 bulan prm telah berlalu, kucing tersebut tumbuh menjadi anak kucing yang lincah dan aktif. Dialah teman mainku ketika aku tidak mempimyai teman imtuk bermain. Lalu
aku ingatakan 1 hal, hal ini seharusnya diingat ketika kita sudah mempunyai binatang peliharaan. Siapa namanya? Pertanyaan itupun langsvmg kuajukan ke Mama, karena bagiku ialah yang paling tahu segalanya. "Karena dia laki-laki, kenapa tidak diberi nama dengan
Nelo saja?"Aku pun sudah tak memikirkan apakah nama itu bagus atau tidak. Aku bahkan tidak ingin mengubah nama yang telah Mama berikan tersebut. Dan mulai saat itupun aku memanggil
kucing ini dengan namanya,bukan lagi dengan mengucapkan kata "pus" ataupun "meong".
Nelo tumbuh semakin besar, dan la pun sudah mengenal lingkungan luar. Dan lebih sering bermain di tempat tetangga-
tetangga dan kadang la sering melakukan keusilan. Contohnya saja mengambil makanan yang berada di meja makan apalagi kalau itu adalah ikan bakar. Tetapi meskipun tetangga tetangga marah ketika tahu bahwa makanan mereka telah diambil Nelo, mereka tidak
pemah memarahi peliharaan kami.Bahkan mereka membicarakan Nelo sambil tertawa "Nelo itu sering mengambil makanan kita,
tapi jika ada makanan sisa kami pasti langsung memanggilnya" Itulah pendapat orang-orang tentang Nelo. Maka dari itulah, di 31
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Nelo
tempattinggalku Nelo sangatterkenal. Meskipun la sekarang lebih sering keluar, namun ketika ingin makan ataupun tidur dia akan kembali kerumah dan mengeong kepada Mama vintuk meminta Ikan gembimg dengan nasi ataupun susu putih. Bahkan Papa mengatakan kalau Nelo itu sudah seperti keluarga sendiri. "NELO!!"teriakku dari ujungjalan memanggil kucing hitam putih tersebut.
Nelo melihatku yang berada 100 m darinya. Aku yang masih mengenakan seragam dan juga tas sekolah. la pun berlari menghampiriku dengan larinya yang kencang layak seekor cheetah.
"Ayo kita main lomba lari! Kita akan lihat siapa yang akan sampai dirumah pertama kali!" akupim sudah mempersiapkan kuda-kuda untuk berlari dan sepertinya Nelo memperhatikan gerakan itu dan mulai mengambil posisi. Kami pun berlari sekuattenaga,sekencang mungkin, bagaikan pelari yang ingin merebut kejuaraan. Aku mengetuk pintu rmnah, begitu mengetahui bahwa pintu tidak terkunci aku pun langsung membukanya dan merayakan kemenangan itu dengan berteriak"Horee! Menang!"tapi rupanya rasa kemengangan itu hanya berbekas beberapa detik saja. Rupanya Nelo sedang berada di dapur dan menyantap susu putihnya. "Lho? Nelo sudah ada?"tanyaku penuh kebingungan. "lya,sudah dari tadi. Tidak lama dia datang Ririn pun pulang dari sekolah.."
Aku terkejutimtuk yang pertama kalinya. Tidak ini sudah kesekian kalinya, karena Nelo selalu mengalahkanku jika kita lomba lari. Aku saja yang selalu lupa.
"Ririn, bagaimana dengan sekolahmu? Baik-baik sajakan?"tanya Mama sambil menyapu.
32
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Nelo
"lya, tadi ulangan bahasa Indonesia sudah dibagikan dan Ririn mendapat nilai tertinggi di kelas". "Benarkah?Alhamdulillah. Kalau begitu,rajin-rajinlah belajar ya.
Agar Ririn bisa menjaga nilai nilai tersebut. Dan ingat, jangan terlalu sering bermain dengan Nelo."
Mendengar nasihat Mama pun tadi akupun tertawa." Haha, iya Ma. Lagipula sekarang Nelo kan sudah semakin sering bermain diluar. Kadang la sudah berani tidur diluar lagi."
"lyaya. Padahal Nelo itu dulu tidumya selalu di rumah bahkan la pun kalau pengen buang air kecil dan besar di WC. Tapi diakan sudah menjadi kucing besar sekarang, la wajib mengenal lingkungan luamya tempat dimana kucing-kucing lain berada." Akupun memandang Nelo dengan senyum,kucing yang sekarang sedang santai-santainya duduk di kursi sofa. Waktu memang berjalan cepat,Nelo sudah tumbuh menjadi besar. la bukanlah Nelo yang buncit lagi, yang selalu meminta makan dan mengeong tiada henti. Akupim datang menghampirinya lain memeluknya dengan erat.
"Maaf ya. Nelo. Sampai sekarang sepertinya Ibumu itu belum ditemukan,tapijangan bersedih. Disini ada aku,mama,juga papa. Meskipun papa sering memarahimu karena kau itu sering mengambil hidangan makan malam tapi sebenamya papa itu menyayangimu Iho~"
Omonganku yang panjang lebar itupun hanya dibalas dengan dengkurannya, sambil menggoyangkan ekomya yang panjang tersebut.
33
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Nelo
"Dasar. Padahal Nelo kan laki-laki tapi jika digendong seperti ini pasti miilai bersikap manja seperti perempuan." Kataku memukul kepalanyapelan. "Ririn,apa Mama bisa minta tolong? Tolong belikan kecap manis di waning ya" kata Mama sambil memberikanku uang." Apa kau ingin membawa Nelo?" Padahal memikiran itu tidak terlintas di kepalaku,tapi karena Mama berkata seperti itu akupun mengangguk dan membawa Nelo untuk menemaniku.
Sesampainya di sana,Akupun langsung mencari apa yang Mama minta.
"Sepertinya,kucing itu daritadi terus mengikutimu rin."Kata kakak kasir sambil menunjuk seekor kucing yang berada di dekatku. "Haha, Dia Nelo. Kucing Ririn."
Kakak kasir itupun membuat hurufO dimulutnya lain mengangguk. "Guk!"tiba-tiba seekor anjing pun datang dari dalam waning kecil tersebut. Spontan aku terkejut, begitu juga dengan Nelo. la pun mulai melihatku dan melihat Nelo. Dari situlah Anjing itu terus menggonggong tiada henti. la sepertinya menggonggongi Nelo, aku pun melihat Nelo.Kucing itu menaikkan seluruh bulu-bulunya. la merinding ketakutan. "Cepat,rin. BawaNelo pergi!" kata Kakak kasir tersebut kepadaku. Akupun langsung mengangkat Nelo, dan membawa barang belanjaan. Lalu secepatnya pergi dari tempat tersebut. Aku pun mengelus Nelo secara perlahan, sepertinya la masih ketakutan dengan gonggongan anjing tadi. Tapi aku juga sedikit menahan
34
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Nelo
tawa, karena biasanya ketika seekor kucing mendengar anjing mengonggong didepaiinya la pasti akan berlari secepat mungkin. Namun sepertinya tidak untuk Nelo, dia malah terdiam melawan rasa takutnya yang luar biasa tersebut.
Ketika pulang.Ibu menyambutku dengan tersenyum. Namun ada tatapan heran dimatanya saat melihat Nelo berada di pangkuanku. "Ririn, ada apa dengan Nelo? Sepertinya la terlihat tidak begitu baik.."
"lya. Saat kami kesana, kami melihat seekor anjing dan la mengonggong ke arah kita. Spontan kami berdua terkejut, namun yang sepertinya lebih tertekan adalah Nelo karena la tampak begitu ketakutan begitu mendengar gonggongan anjing tersebut" Benar juga. Mama lupa kalau disana mereka memelihara anjing. Seharusnya Mama tidak menanyakan apa kau ingin mengajaknya atau tidak."
"Sudahlah, Ma.Hal itujangan terlalu dipermasalahkan." Akupun mulai membawa Nelo kekamar.
"Ririn. apa kau tidak ingin main?"
"... Tidak usah. Aku mam saja dengan Nelo dirumah. Tapi kalau Nelo ingin main diluar, akujuga ikut dengannya..."
Yep,Aku dengan Nelo itu sudah seperti kakak beradik saja. Malam pun menjelang tiba.Akupun akhimya tidur terlelap bersama Nelo. Dan tidak beberapa lama aku tidur pxm Papa datang.
"Ma ada yang ingin Papa bicarakan."Kata Papa sambil mengambil tempat duduk dan menghela nafasnya dengan berat.
35
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
"lya. Bicaralah." Mama menanggapi sambil menyuguhkan Papa secangkir teh.
"Seperti yang kita ketahui bahwa perekonomian kita disini semakin memburuk,ditambah lagi dengan kehadiran Putri,anak kedna kita sekarang. Lalu belum lagijika Ririn akan menginjak kelas 5 SD, la pasti akan memerlukan banyak kebutuhan." "lya, aku mengerti. Jadi apa yang harus kita lakukan untuk menangani ini?"
"Sepertinya kita harus berpindah. Menjual rumah ini, dan memulai usaha dari titik nol lagi." "BCita akan pindah dimana?"
"Ke tempatmu, Pontianak. Ririn dan Putri juga akan bersekolah disana. Kurang lebih dalam waktu seminggu, kita sudah bisa berangkat kesana." Aku mendengar percakapan itu tanpa disengaja. Percakapan yang teqadi di Ruang Tengah, yang berada dekat sekali di kamarku. Aku terdiam, membisu, tidak bisa berkata apa-apa. Aku akan pindah? Ke Pontianak?Ah iya,dulu aku selalu ingin tinggal disana bersama keluargaku yang lainnya. Kira-kira apa tinggal disana sama menyenangkannya dengan tinggal disini? Apa Nelo juga akan dibawa ke Pontianak?
Tanpa terasa, seminggu pun berlalu. Aku kini telah bersiap-siap untuk pindah ke Pontianak. Barang-barang kami telah dimuat ke dalam taxi.Aku beqalan mengelilingi rumah ini, sambil menghela nafas berat. Ya, inilah saat-saat terakhirku melihat rumah yang kutempati sejak lahir ini. Aku pun memeluk dinding kamarku
36
Aniologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Nelo
seraya berkata "selamat Tinggal Rumah. Semoga kau bisa cepat akrab dengan penghuni bam disini." Aku pun kembali beqalan lagi menuju taman belakang,tempatku biasanya bermain bersama dengan tetangga-tetangga lainnya. Langkahku pun terhenti ketika melihat seekor kucing yang tengah duduk menikmati angin sepoi. Sesaat kupandang kucing itu secara detil dari fisiknya. Kucing itupun menyadari bahwa aku daritadi memperhatikannya, memandangku sambil berkata"meong". Aku pun menghampirinya sambil duduk membelai kucing itu dengan manja. Lalu memeluknya dengan erat.
"Dadah,Nelo. Maafjika kita gak bisa membawamu ke Pontianak. Ririn harap ririn bisa kesini lagi secepat mungkin, ririn pengen main bersamamu lagi,tidur bersamamu lagi,bercanda bersamamu lagi.." suaraku semakin lama semakin mengecil. Tanpa disadari air matatelah mengalir deras dari kedua mataku.Aku pun memeluk Nelo semakin erat, begitu erat.
Tak kusangka kalau aku akan berpisah dengan Nelo secepat ini. Padahal bam aku bam bersamanya kurang lebih dari 1 tahun.Aku sudah tidak menganggapnya sebagai binatang peliharaan lagi,kini aku sudah menganggapnya seperti adik ketigaku.Aku pun mencoba meredam tangisanku dan berbicara lagi dengannya.
"Nelo, karena kami semua tidak disini. Ririn mohon,janganlah menjadi kucing yang nakal,jangan sering berkelahi dengan kucing yang lain,kalau ada kucing cantik dan menarik perhatianmujangan terlalu di gubris ya,temsjangan terlalu sering mengambil makanan tetangga,mereka pasti akan menyisakanjatah untukmu kok..."katakataku terhenti lagi karena air mataku ini yang tems mengalir." Oh iya, kalau perlu.. jangan cepat mati ya, biar jika Ririn kesini suatu saat nanti. Ririn bisa melihatmu lagi.." Aku menangis,tems
37
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Nelo
menangis meluapkan emosiku. SementaraNelo,hanya terdiam saja di pelukanku. la tidak sedikit pun meronta. "Sudah, rin. Ayo kita pergi. Kita hams menaiki taxi segera" kata Papa menepuk pundakku perlahan dan membantu untuk bangun lalu beqalan. Aku menangis sambil melibat kebelakang, melibat Nelo yang kini tengab duduk memandangku. Kucing itu semakin jaub.. semakin jaub dariku bingga tak terlibat libat lagi bayangannya.Aku memegang dadaku perlaban. Sesakitinikab yang namanya perpisaban? Meskipun itu banyalab terbadap seekor kucing biasa?
Lima tabun telab berlalu. Aku melanjutkan pendidikanku disini, di Pontianak. Begitupula dengan adikku. Saat liburan tiba, kami pun bemiat ke Jakarta. Papa mengatakan babwa la sudab rindu dengan keluarganya yang disana begitupula dengan Mama. Sementara aku sudab merindukan semuanya yang berada disana, gedung-gedung, pemandangan, teman, dan juga Nelo. Akbimya, kami pun tiba di Jakarta lalu menginap di tempat yang tak jaub dari rumab kami sewaktu di Jakarta dulu. Akupun memandang rumab yang pemab kami tinggali waktu itu, tetap sama dan tidak bembab. Meskipim telab dibuni oleb orang yang membeli rumab kami.
"Ma,ririn keluar bentar ya.Pengenjalan-jalan sore sebentar"kataku kepada Mama. Akupun keluar sambil melibat komplek komplek rumab. Ya, memang ada sedikit yang berbeda. Jalanannya pun sudab mulai membaik. Lalu kulibat anak kucing yang sedang beijalan dengan induknya, bal itupun mengingatkanku kepada Nelo.
38
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Nelo
Ah.,seandainya saja Nelo ada disini..
Aku kembali jalan dan memandang lurus, namun langkahku terhenti ketika melihat seekor kucing berwama bitam putib yang tengab beijalan membelakangiku. Apakab itu Nelo?
Aku melangkab cepat dan ketika sudab dekat dengannya aku mengbentikan langkabku. Menatapnya, namun kucing itu masib saja berjalan seperti tidak menyadari babwa ada orang yang mengikutinya dari belakang.
"pus... Nelo..?" ucapku sedikit membungkuk. Perlaban kucing itupun menoleb ke belakang. Melibat seseorang
yang kini tengab memanggilnya. Aku memandang kucing itu dengan tatapan tidak percaya. :Nelo?" kupanggil nama itu lagi xmtuk sebuab kepastian. Kucing itu pun lain mendekat kearab kakiku. Disitu tanpa disadari aku menitikkan ab mata dan spontan memeluknya dengan erat."Nelo....? lya kan?"tanyaku yang masib saja tak percaya,lain kudengar babwa kucing itu mengeong seolab menjawab "lya".
"Kau sepertinya memengang janjiku dengan erat yang kukatakan 5 tabun yang lalu itu ya." Ucapku sedikit tertawa namim terus saja mengeluarkan air mata. "Rupanya kau masib mengenalku, dan rupanya kaujuga masib menoleb dipanggil dengan sebutan"Nelo" padabal kupikir, kau pasti tidak akan menoleb.." Untuk beberapa saat,akupun terdiam.Lalu melepaskan Nelo secara perlaban,dan aku mulai beranjak untuk berdiri. Menyiapkan kudakuda."Kau masib ingat kan? Kita dulu sering melakukan bal ini Ibo.."
39
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Nelo
Nelo memperhatikanku lalu la pun mulai mengikutiku."Baiklah apa kau siap? Aye kita main lomba lari! Siapa yang paling cpat sampai ke rumah. Kami pun berlari sekuat tenaga, aku tersenyum puas sekaligus senang. Akhimya aku bisa bennain denganmu lagi Nelo,meskipun tidak seperti dulu lagi. Meskipim jika aku kembali ke Pontianak, aku akan selalu mengingatmu. Karena kau adalah...kucing yang sangat aku sayangi. Kini aku tidak ingin memberikan janji terhadapmu lagi, aku tabu umur kucing tidak sepanjang manusia. Dan aku tahu kucing mempimyai batas umur yang sangat pendek. Makanya, sepertinya aku hanya memberatkanmu saja jika aku menyuruhmu untuk tidak boleh mati supaya kita bisa bermain bersama lagi.
Terima Kasih, Nelo. Kau mau mempunyai majikan sepertiku, seperti Mama danjuga seperti Papa. Terima kasihjuga kau masih saja hidup dan aku ucapkan terima kasih lagi yang sangat banyak.. karena kau masih saja mengingatku meskipim kita sudah terpisah dalam waktu yang cukup lama. Oh ya, satu hal lagi.. Aku menyayangimu Nelo!!
40
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
Senja Pertama dan Terakhir Karija Marsha Puspita
Badan bergerak mengikuti alvinan lagu pop lawas. Badan mengucurkan air-air hasil pembnangan tubuh berlebih membuat jejak-jejak kehadirannya di pakaian yang dikenakan. Angin berhembus kencang menerpa seakan berlomba kecepatan menerpa selnruh badan namun hanya berhasil menerpa bagian tak tertutup oleh pakaian tebal dicuaca panas seperti ini. Mata serasa berputar karena tak dapat fokus pada satu hal di saat ini. Bis yang melaju kencang dan semakin kencang ketikajalan sepi ini bewama ungu tua, dengan kursi-kursi yang sudah mulai menampakkan isi tubuhnya berupa busa-busa kotor. Jendela berdebu serta supir yang mengendarai bus seperti ada harta karun ditempattujuan menambah wama pucat bagi sebagian penumpang. Uang dua puluh lima ribu ditagih oleh kenek ketika para penumpang sudah tiba di pelabuhan Rasau Jaya, tempat terakhir yang dapat ditempuh dengan bis sebelum ke tujuan berikutnya, Ketapang dari tempat pengangkutan pertama di Pelabuhan Dwikora Kota Pontianak. Dengan menggendong tas backpacker hitam dengan jahitan merah, aku menunggu imtuk dapat giliran turun dan membayar ongkos menaiki bus ungu ini. Saat giliranku membayar,aku mendapatkan sebuah respon
berbeda sepertinya."eh eneng tunm ya" Kenapa ga ikut balik ke kota lagi neng?" dengan muka manis sang kenek itu bertanya, bertahan tak mengambil uang yang sudah aku sodorkan kepadanya, ia pun mengelap wajahnya dengan handuk kecil yang bergantung di lehemya semenjak tadi. Aku tersenyum, seraya menempelkan uang di dada sang kenek"ga mas makasih"dan berlari kecil tempat kapal kecil tujuanku berlabuh. Dengan headsetterpasang di telinga,aku menunggu dengan
sabar mengantri untuk masuk ke dalam kapsd kecil pengangkutku 41
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
ke pulau seberang dengan memegang secarik kertas namun dinamakan tiket. Membmt suasana hatiku senyaman mungkin ditengah polemik bertubi-tubi dalam keluargaku atau bisa juga kusebut sebagai mantan keluargaku,atau mantan pengasuhkujuga boleh, mengingat apa yang telah membawa aku kesini dengan secukupnya uang dan mental tersisa dari puing-puing keterpurukan diri. Membuat aku melayang kembali ke hari kemarin, dan hari kemarin.
Nafas Gerra memburu cepat, matanya panas menahan air mata, mulutnya tertutup seakan menahan sumpah serapah yang ingin dikeluarkannya sesegera mimgkin untuk membungkam mulut kakaknya, Gina. Tangannya mengepal kuat membuat luka dalam akibat kuku panjangnya masuk menembus kulit Tetes-tetes darah mengalir sudah tak dirasakan oleh Gerra lagi. "Kau adalah adik paling menyusahkan! buat kekacauan dari hidup aku yalg harusnya sempuma! SEMPURNA! Kau layaknya sampah Gerra! TIDAK BERHARGA!Kalau saja mama papa tidak menyelamatkan kau sudah pasti kau hidup di kolongjembatan sana! "Gina berteriak sampai terdengar oleh tetangga yang kebelulan lewat. Gerra tersenyum sinis dan maju beberapa langkah kehadapan kakaknya "Oh iya kah Gin? Kalau begitu bagaimana kalau sekalian saja? "BUKK! Tinjuan keras Gerra yang atlit anggar mengenai Gina dengan telak. Mata Gina langsung mengeluarkan air mata. "KAU" Gina berteriak namun mendapat senyuman manis menjelang sinis oleh Gerra, dan pukulan berikut dan berikutnya terdampar di lengan dan bahu Gina,tak lupajambakan pada rambut Gina yang panjang menyertai serangan Gerra. Gina tak bisa membalas karena tangannya diinjak oleh Gerra dan terus berteriak kesakitan. "APA-APAAN INI!!!!" Gina dan Gerra menoleh dan
terdiam melihat ayah dan ibu mereka, pasangan Haryo Sudirmo 42
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
dan Lenita Hanira terpaku di depan pintu masuk,posisi mereka di ruang tengah terlihatjelas dari pintu masuk tengah bergulat. Gerra yang berada di posisi atas langsung berdiri dan terdiam, namun Gina langsung berlari memeluk ayah dan menangis. Membuat posisi Gerra menjadi sulit dari sekelebat mata ayahnya. "Mbak, tiketnya?" wajah mas-mas pengambil tiket membuat badanku agak bertolak kebelakang menghindarinya. Dengan senyum dibuat-buat karena malu ketahuan melamun, aku memberikan tiket dan disobek oleh mas-mas itu. Aku kembali
berbaris untuk masuk melewati pintu yang tingginya tak lebih dari 2 meter dan mencari-cari dimana kursiku.
Kursi biru itu tampakjauh lebih empuk daripada kursi bus tadi. Aku mendapat kursi dekat jendela lagi. Aku merebahkan badanku di kursi itu dan merasakan kenyamanan setelah hampir satujam lebih duduk di kursi yang tak nyaman.Sembari menunggu kapar ini berangkat. Kulayangkan pandangan menembus kaca bening di sampingku.Pemandangan yang tampak hanyalah belasan penumpang sisa masih mengantri rmtuk masuk.Membuatku bosan dan lebih konsentrasi memikirkan nasibku.
Ya,perkataan Gina kemarin memang benar. Aku memang bukan buah hati Haryo Sudirmo dan Lenita Hanira yang selama 16 tahun ini aku percayai kebenarannyai, dan memang pasangan itu mengakuinya. Setelah derai air mata dari kedua belah pihak, maksudku dariku dan dari Ibu Lenita serta tidak mungkin Pak Haryo ikut menangisjuga. Pak Haryo dan Bu Lenita memberiku pilihan imtuk kembali ke orang tuaku sementara waktu sampai aku bisa memilih akan tinggal dimana. Aku mengangguk atas ide mereka dan berterima kasih untuk kebaikan mereka walau ia telah
menyakiti Gina, anak kandimg mereka. Ayah kandung Gerra. Pak Arifin,adalah atasan Pak Haryo di kantor pengiriman barang. Pak Haryo sangat mengagiuni cara
keqa Pak Arifin yang ulet walau hams berpisah dari istrinya di 43
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
Ketapang,sedangkan ia ada di Pontianak. Setelah 3 tahun menjadi atasan dan anak buah yang akrab,Pak Haryo mendapat pekerjaan yang lebih baik menjadi pengusaha dan berhenti dari kantor pengiriman barang.Namun sekitar 3 bulan setelah kepindahan Pak Haryo ke kantor barn,Pak Haryo mendapat kabar bahwa Pak Arifin
meninggal karena seranganjantung dan meninggaJkan istrinya yang hamil tua di umumya yang tak lagi muda. Dengan persetujuan istrinya. Pak Haryo mengangkat anak yang lahir 2 bulan setelah kematian ayahnya dan membesarkannya hingga saat ini. Kapal sudah meninggalkan pelabuhan Rasau Jaya dengan cepat hingga aku tak menyadarinya.Itulah waktu untukku menyerap apa yang sudah terjadi pada diriku sendiri sehingga begitu terlarut dalam buaian pikiran sendiri. Namim kembaU membuaiku dalam ayunan mimpi tak terbantahkan. Pemberitahuan bahwa kapal akan segera menepi di pelabuhan Kandang Kerbau Ketapang menyadarkan aku dari tidur
singkatku. Melihat sekilas sekeliling penuh dengan orang yang berdiri dari kursinya. Kurapikan lagi rambutku dengan jari walau terasa kusut disana sini, ku ikat dengan gaya ekor kuda dan ku ikatkan pita merah di pangkalnya. Jam tangan yang lagi-lagi pemberian Pak Haryo sebelum aku naik ke bus unggu melingkari lenganku yang kecil dengan beratnya masih menrmjukkan pukul setengah 5. Secara perlahan daratan terasa semakin kehilangan jarak
dari balik jendela. Sebagian penumpang yang tadi hanya berdiri sudah siap dengan barang-barang di tangan masing-masing untuk segera turun. Anak-nanak kecil berteriak dan melompat-lompat girang karena sudah terlepas dari jerat kebosanan di kapal ini. Namun aku masih tetap gamang. Gamang akan kenyataan tak terduga di depanku. "Assalamualaikum...."aku berteriak sedikit keras dari balik
pagar tanaman. Sesudahnya turun dari kapal dan menjejalkan kaki 44
Aniologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
di pelabuhan Kandang Kerbau,aku langsung mencari qjek dan tak sampai 15 menit sampai di tempat yang di ketahui sebagai rumah ibu kandungku. Aku berteriak lagi dengan tidak lebih keras saat tidak ada tanda-tanda orang yang mendengarku. Sangat tidak etis bagi diriku sendiri untuk langsung masuk kerumah orang lain. Seorang tetangga keluar rumah sambil melihat kearahku dari teras rumahnya.la tersenyum padaku dan aku membalasnya. la bergegas menghampiriku. "Siapanya Bu Har dek?" ibu itu memandangku sejenak. Dengan penampilan sehabis teterpa angin, tentu penampilanku tidak akan mendapat nilai ketuntasan dimatanya. "Anaknya bu" kataku dengan senyum dan merasakan keganjilan tatapan ibu itu. Aku merasa wajar dengan itu karena mana ada orang asing datang mengaku sebagai anak dirumah kecil seperti ini. Setelah beberapa saat seperti menimbang-nimbang,ibu itu berkata lagi "Gerra?". Aku mengangguk. Ibu itu merekahkan senyuman lebar kehangatan yangjarang aku lihat. Sambil membuka pintu pagar, ibu itu mempersilakan aku mengikutinya dari gerak tubuh yang diperlihatkan. "Dulu tante loh yang bantuin ibumu melahirkan kamu, sayang ya kita baru ketemu setelah kamu sebesar ini" kalimat itu melimcur dari bibir ibu itu dengan lancar. Membuat aku semakin yakin aku terkenal di daerah sini dengan tema gosip terbaru"anak yang lama pergi kini telah kembali" membuat aku hanya menggeleng-gelengkan kepala. Di teras rumah itu, kupalingkan sejenak dan melihat senja pertamaku sebelmn menemui keadaan mengejutkan setelah ini. Lembayvmg Ketapang pertamaku. Angin dingin memburu tubuhku ketika sosok itu terlihat memimggungi kedatangan kami.Berdiam diri diatas kursi goyang ditepijendela bertirai kusam.Angin seakan bermain di sekitamya dan membuatrambutnya yang tergerai menari-nari bersama sapuan 45
Antologi Cerpen Siswa Tahtm 2012
Senja Pertama dan Terakhir
angin."Bu Har, ini ada tamu" wanita itu menoleh. Aku terkesiap. Betapa hamku tak tertahankan ingin memeluk tubnh itu dan menangis di pangkuannya. Tapi yang teijadi hanyalah kebisuan diantara kami. Tubuh kaku dan lidah kelu di tubuhku.
Ibu itu memandangku.Ya ibu! pandanglah aku! pandanglah aku dengan kasih-mu yang kurindukan.Lebih dari aku merindukan
apapun selama 16 tahun hidupku. Ya ibu! tersenyum lab kepadaku seperti itu ibu! aku mohon dan sangat memohon kau bisa memperlihatkannya padaku setiap waktu.Dan oh ibu. Kenapa saat itii kau belum menyadari darah dagingmu didepan matamu? Tolong buka lebar tanganmu agar aku tak menjadi malu dengan kursi kayu sekitar saat merangsak memelukmu tanpa kau inginkan. Ibu, ini aku anakmu ibu.
"Bu,saya tinggal ya bu. Masih ada urusan." Ibu tetangga itu berlalu. Menyisakan aku dalam diamku dan ibu dalam
senyumnya. Tubuhnya begitu kurus dan pucat, kontras dengan rambutnya yang telah memutih di sebagian tempat tersembunyi. Matanya sendu menggoreskan sejarah hidupnya. Pakaian yang dikenakannya hanya berupa daster pudar dan kendur disana sini karena terlalu sering dicuci. Membuat tubuhnya menjadi sebuah keindahan tersendiri bagi pemandanganku. Ibu berdiri dari duduknya dan merapikan bagian bawah pakaiannya. Aku tetap tak bergeming melihat pemandangan itu. Menarik nafas satu persatu dengan sadar sebelum aku benar-benar lupa cara untuk bemafas.
"Kamu tentu lapar Gerra.Aye kita lihat makanan apa yang bisa ibu berikan ke kamu". Tangis itu akhimya pecah, menguap bersama udara seakan memang seharusnya. Diatas pahanya aku mengimgkapkan yang aku inginkan semenjak dahulu walau tanpa kata terucap. Air mata hanya sebagai pelengkap diantara kami berdua, pelengkap suasana semata. Tak ada hal lain yang aku pikirkan selain mengungkapkan rasa sejujumya serta ditanggapi 46
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
dengan elusan hangat, halus dan membuat aku semakin,semakin, dan semakin ingin menangis dan memeluknya. Aku tabu ibu, kasihmu adalah bukti walau kau tak pemah langsung menggendong ragaku dan jiwamu telah melakukannya saat ini. Bibirmu tak pemah terdengar mengucap kata sayang memasuki pendengaranku namun pelukmu sudah. Peluk seorang ibu dalam hangatnya pertemuan ini. Pertemuan pertama sekaligus selamanya. Selamanya dalam kasih seorang ibu dan buah hatinya. "Ibu, kenapa nangis bu?" hanya itu ucapan yang dapat meluncur keluar dari bibirku. Air mata ibu tampak begitu bening dan terpapar sinaran senja,tampak seperti safir oranye.Begitu indah dan memukau namun terkesan ceria dibalik sendunya. Wanita yang kupanggil ibu menghapus air matanya. Tidak ada apa-apa anakku. Hari telah senja,kita bam saja melewati waktu membuka satu sama lain. Ini akan menjadi masa-masa indah bagi kita sayang dan aku tak akan terbum-bum untuk menjalaninya. Kamarmu ada di balik pintu bewama coklat nak. Pergilah beristirahat sekarang dan ambil saja makanan dibalik tudung saji jika kau inginkan. Aku ingin beristirahat untuk acara mandi safar esok pagi. Selamat senja putriku" Ibu mengecup keningku yang lebih tinggi darinya sambil berjinjit. Meninggalkan aku dalam kegamaman dalam heningnya senja. Suara panggilan atas kewajiban sudah terdengar dari mushala. Tak kusadari bangunan yang kini tengah menyerukan suara-suara itu hanya berselang 2 bangunan dari tempatku berdiri. Ku ambil mukena coklatku dan bergegas ke mushala untuk meminta. Meminta pada Dia yang Berkuasa. Air wudhu telah memberikan kesegaran tersendiri. Kesegaran yang meluapkan sisa-sisa butir air mata melekat di pelupuk. Pelupuk mata yang terasa berat karena letih mendera. Letih akan kedukaan namvm siap tuju bahagia.
47
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
Aku duduk bersimpuh di ruangan dengan luas tak 7x6 meter ini. Ditemani oleh derik-derik kipas angin yang seakan mengeluh karena ingin segera dimatikan. Mushala ini telah sepi darijamaah,tinggallah aku dan beberapa pengurus masjid sedang berdiam dalam rengkuhnya. Ku tadahkan tanganku dan kupejamkan sejenak mataku meresapi khusuknya suasana mushala-sebagai rumah tuhanku dan mulai meminta. Ya Tuhanku, terima kasih alas karuniaMu dan
segala kekuatan yang telah Engkau kukuhkan pada umatmu ini dalam segala hal. Aku hanya ingin ya Tuhan, kau jaga setiap mereka, orang tua angkat maupun kandungku haik yang masih menjalani duniafana ini maupun telah berada disisiMu. Sayangi mereka sebagaimana mereka perduli dan melimpahkan cintanya padaku. KumohonpadaMu,sangpencipta segala, kabulkan doaku. Aku kembali ke dalam rumah dan mendapati rumah itu sepi.Aku berkeliling sejenak mengitari isi dalam rumah itu. Sangat rapi dan tertata. Kamar mandinya juga bersih dengan air sungai sebagai sumber aimya. Rumah ini temyata ada di pinggiran sungai ketika aku mengintip dari jendela belakang. Tapi suasana sungai itu sedikit berbeda.Entah mengapa aku tak tabu itu karena gelapnya malam menghalang pandanganku. Aku melirik ke kamar ibu yang tak tertutup, melihatnya pulas terbuai alunan mimpi bersama keremangan malam. Aku tersenyxim dan menuju kamarku di samping kamar ibu. Kamarku memang tidak seperti kamarku yang lama. Tapi jelas bisa membuatku langsung mengantuk ketika diatasnya dan aku menikmatinya dengan memejamkan mata. Matahari bahkan belum mengintip saat aku tersadar dari tidurku saat suara panggilan kewajiban itu kembali terdengar. Dengan langkah malas aku berusaha bangkit. Mencari mukenaku yang diletakkan sembarangan kemarin disekitar diruang tengah sambil sesekali menyisir denganjari dan mengikatnya dengan pita 48
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
merah. Ibu tak ada didalam kamamya,mungkin ke mushalajuga. Sesegera mungkin aku pergi ke mushala tanpa lupa menutup pintu dan menguncinya walau membiarkan kuncinya berada jelas dibawah kusen pintu. Mushala inijauh lebih ramai daripada kemarin sore. Mulai dari anak-anak hingga tampak orang tua lanjut usia mengatur posisi di dalam mushala itu. Aku meletakkan mukenaku di salah satu
bagian sajadahpanjang dan mengambil air wudhu.Air wudhu terasa sangat dingin ditengah udara subuh,membuatrambut-rambuthalus di leherku berdiri karena sentuhannya. Orang-orang ramai berbisik saat melihatku. Berbisik seakan aku tak mengetahui apa yang mereka bicarakan sedangkan mereka berbisik lebih dari seperti orang berbicara biasa. Terlalu berisik dan tak terlalu mengusik keinginan untuk mengetahui. Sehabis shalat subuh,aku langsung pulang kerumah karena ketika aku ingin berdoa, sang penjaga mushala ingin mengvmci pintunya sesegera mimgkin. Pintu rumah masih sama seperti saat ku tinggalkan. Hanya hilangnya cahaya lampu teras yang menandakan ada kegiatan dirumah itu semenjak ku tinggal. Suara tercekik engsel pintu seperti penanda masuknya aku ke dalam rumah. Ibu keluar dari kamamya dengan gamis putih sederhana dengan jilbab senada memandangku dengan senyuman. "Loh ibu mau kemana" aku bertanya seraya meletakkan mukenaku di dekat tas dan duduk di kursi model tua di ruang tamu
rumah ibu. Bersandar sejenak sambil mememdangi ibu yang memandangku jua dengan suatu pandangan yang tak dapat dijabarkan. "Kan sudah ibu bilang. Hari ini ada acara mandi safar, ayo cepat siap-siap. Pakai baju putih kalau ada pakeii jilbab juga ya sayang." Aku tak banyak bertanya. Hanya mengangguk dan langsimg permisi ke kamar dengan membawa tas backpacker. Untung saja ada satu-satunya baju muslim dan sebuah kemdrmg 49
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
pasmina bewama putih yang kubawa. Kukenakan bajuku dengan cepat. Dan memakai kerudung hanya dengan serampangan. Asal melekat saja." Gerra,jangan lupa pakai baju kaus wama gelap ya sayang didalamnya" kalimat ibu dari luar memaksaku membuka lagi apa yang sudah aku kenakan. "Sudah siap?" ibu langsung menyambutku dengan tatapannya ketika aku keluar dari mengangguk dan ibu tersenyum, sibuk dengan barang-barangnya di ruang tengah. Ada beberapa daun menjuang berukuran besar dan ketupat sambal dan beberapa jenis kue tradisional lainnya serta kain sarung bermotifbatik yang belum dilipat. Aku duduk disamping ibu dan melipat kain sarung itu. Ibu tetap pada pekeqaannya mengatur kue dan daun menjuang di atas nampan. " Gerra, Ibu mungkin bukan ibu yang baik bagimu. Membiarkan kamu tumbuh dan berkembang hingga sebesar ini tanpa pemah ibu pergi menjengukmu walau sekali. Ibujuga bukan ibu yang penuh kasih,karena tak memberi kasih ibu pada anak ibu satu-satunya." Aku berhenti melipat. Mataku sudah mengabvu karena menahan sesuatu yang ingin keluar dari sana."ibujuga ga bisa menyusui kamu,dan tidak bisa berada disamping kamu hanya untuk melihatmu menangis dan tertawa untuk tumbuh dewasa.Ibu sudah menjadi ibu yang gagal karena dengan sengaja membuang kamu kepelukan keluarga Iain demi diri ibu sendiri" Badan ibu bergetar, menangis menjatuhkan titik-titik air dari pipinya. Membuatku ikut menangis, meneteskan air di atas sarung batik setengah terlipat rapi. "Ibu,jangan salahkan diri ibu. Gerra mengerti dan Gerra tidak mempersalahkan itu ibu. Karena semua tindakan pasti ada alasannya.Yang terpenting bagi Gerra adalah ibu ada disini bersama Gerra, memberi Gerra sebuah rumah yang dinamakan kehangatan di hati Gerra bu. Gerra udah tidak perduli bu. Semua sudah terbayar saat ibu ada menangis saat ini bersama Gerra.Itu sudah lebih dari 50
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
cukup bagi Gerra bu" Tangisku sudah tak terbendung saat aku berucap. Mengalir begitu saja dari mataku.Badan ibu bergetar dan aku memelviknya. Mencoba merasakan beban dihatinya dan biarkan ia melimpahkan padaku. "Apakah kamu man memaafkan ibu nak?" Ibuku berkata sambil memelukku balik dengan tangannya yang sehangat selimut. Aku yang terus menangis dan meninggalkan bekas tersendiri dibahunya mengangguk."Terima kasih anakku.Sekarang ibu bisa kembali dengan tenang." Acara mandi safar kali ini diadakan di dekat lapangan
kampung,menghadap langsung ke sungai pawan nan megah teraliri oleh air walau tidakjemih namun tetap terlihat gagah dan berkuasa. Di dekat lapangan ada sebuah jembatan beton yang tidak sampai menyeberang ke seberang. Katanya hanya untuk melihat pemandangan sore hari di kampung. Warga sekitar ada yang sibuk mengatur makanan, mengatur dedaunan menjuang diatas meja, maupun bercengkrama bersama.Ibu dan aku datang disaatlapangan sudah ramai karena hams menenangkan diri dahulu.Acara mandi safar scndiri bam kuketahui tadi, saat berjalan dari rumah ke
lapangan. Bahwa acara ini adalah acara pembersihan diri yang dilakukan pada rabu terakhir di bulan safar. Dan inilah saatnva. Acara langsung dimulai tak lama saat aku sampai di lapangan. Dimulai dengan daun menjuang yang di serahkan pada kyai. Sang kyai mulai menuliskan salamun tujuh atau tujuh kesejahteraan di atas daun menjuang dengan sebuah lidi memncing di ujungnya. Tatapan para tetangga tetap ada beserta bisikkannya. Aku hanya tersenyum karena mereka toh akan tahu siapa aku setelah ini berakhir.
Setelah selesai menuliskan salamun tujuh, sang kyai mencelupkan daun menjuang kedalam air bersih didalam bak besar. Dididamkan beberapa saat. Setelah itu barulah dibagikan kepada warga.Aku dan ibu mengambil sedikit air rendaman imtuk penolak 51
Antologi Cerpen Siswa Tahm 2012
Senja Pertama dan Terakhir
bala. Aku langsung mengguyurkan air ketubuhku seperti warga laiimya dan membiarkan baju putihku basah di beberapa bagian, sedangkan ibu hanya membasuh sedikit ke tubuhnya. Sisanya bisa dirumah kata ibu.
Sebagai puncak acara, orang beramai-ramai menceburkan diri ke sungai.Aku sedikitterbawa euforia yang ada."ikutlah nak" ibu menyentuh pundakku saat aku tak memandangnya."ibu tidak ikut?" tanyaku sambil melepaskan jilbab pasminaku, meletakkannya di tangan ibu. "Tidak usah. Kamu ikut saja. Tapi jaga diri kamu selama ibu tidak ada ya sayang." Aku menjawab dengan anggukan pasti dan berlari mengikuti rombongan anak-anak kecil,bersama menuju sungai pawan. Air terasa segar dipagi ini membasahi tubuh. Riak air juga seakan menari bersama kami para warga ketapang untuk membersihkan diri. Kunikmati pagi dengan senyuman memaknai hingga akhimya ku lihat sosok ibu yang jatuh berhampar dibumi. Senja itu tak sama lagi bagi Gerra. Semuanya begitu cepat bagi batin dan pikirannya. Hanya tatapan kosong tampak dari mata bening namun sendu dan sembabnya.Hidungnya memerah,kontras dengan air mata yang terus mengalir satu demi satu dan tak dihapusnya dengan tidak sengaja. Ibunya telah tiada. Meninggalkannya dalam kesendirian sempuma di kota yang baru ia datangi. Meninggalkannya dalam kegamangan masa depan tak terlihat. Meninggalkannya dalam masa bans akan kasih sayang dan perhatian. Bapak dan Ibu Haryo sudah berbaur bersama para tetangga setelah mengurus pemakaman Ibu Hardianita tadi selepas asar. Berkumpul dan berusaha menyemangati Gerra yang tampak layu sekaligus rapuh. Gina berada disana,seakan ikut terpukul dengan perginya ibu kandimg Gerra yang telah ia hina tidak lama ini. Ditangan Gerra ada sepucuk surat yang ditulis ibunya dan dititipkan pada ibu yang menerimanya saat pertama kali datang. Gerra tak
52
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Senja Pertama dan Terakhir
bemiat membukanya dan ia tak kuat untuk segera menyudahi masa kehilangannya dengan membaca surat dari ibunya.Namun setelah melihat wajah-wajah cemas dari ibu dan ayah angkatnya, ia membaca. Menitikkan air mata dan beqanji pada dirinya sendiri, untuk melaksanakan inginnya, orang tuanya, masa depannya. "Untuksatu-satunyakasihkudiduniaGerra. Terimakasih karena kamu sudah datang dihidup ibu. Terima kasih telah mengindahkan senja terakhir ibu, memaqfkan ibu atasperbuatan ibu kepadamu nak. Ketahuilah ibu sangat menyayangimu lebih dari apapun. Ibu sudah tahu akan meninggalkanmu dengan cepat karena kanker stadium empatyang ibu derita sudah ibu rasakan batasnya. Kembalilah kepada orang tua angkatmu nak Tak ada masa depan pastimu disini. Ibu selalu doakan terbaik untukmu cintaku. Ibu dan ayah selalu mengharapkan kau menjadiseseorang yang kau senangi dan kau inginkan nak,jadilahpenerbangseperti yang kau ingini, penerbang terhebat dan akan dikenal dunia, seperti yang kau ucapkan saat ulang tahun ke-10 mu. Wujudkan nak, dan pastikan ibu dan ayahmu bisa melihat dirimu melayang di angkasa dari tempat kami berada." Dan karena hanya ini yang bisa ibu sampaikan, untuk terakhir ibu mengatakan.Ibu bangga memiliki kamu nak. Menjadi seorangberarti dihidupmu, dan akan selalu mer^cyangimu. Wahai permata hatiku, serta senja indahku,, Sepasang orang tua yang menyayangimu, Gerra Radisya Sandiardi
Hardianita Radisya & Arifin Sandiardi
53
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Aku Tak Sendiri
Aku Tak Sendiri
Febira Nw Asmi
Aku beqalan dilorong yang sepi, rasanya aneh. Aku tak
mengerti semuanya kenapa aku hams disini. Aku tak man pergi dari masa laluku tentang Bunda. Aku rindu Bunda, kenapa Ayah mengajakku ketempat ini. Aku tidak gila, aku tidak gila kenapa ayah tega.
"Kita akan tinggal disini sayang.", kata ayah padaku. Aku tak mengerti, ayah membawa ku ketempat bodoh ini. Dimana ini,aku tak tau. Apakah aku akanjauh dari makam Bunda Aku tak mau itu teqadi, aku mau Bunda.
"Kamu jangan menangis sayang, ayah yakin kamu bisa tanpa Bunda',ayah mengelus kepalaku.
Aku tak peduli,aku berlari dari iorong gelap itu. Aku ingin Bunda hanya Bunda.
Aku sampai di taman belakang rumah, semuanya hijau. Ada tembok tinggi disana,dan satu kolam ikan.Aku hanya tertarik pada sesuatu pohon cemara. Bentuknya indah, aku duduk dibawahnya bersama Mimi.
Aku memejamkan mata setelahnya, aku memeluk Mimi
boneka kesayanganku dengan erat.Aku tak peduli pada taman yang indah atau apapun. Aku hanya ingin bermimpi bertemu Bunda. Setelah itu semuanya terasa simyi. Sejuk rasanya,sepertinya sudah malam.Perlahan ku buka
mataku,lalu melihat ke arah langit. Sepertinya malam begitu lamt. Aku melihat bintang yang ada diatas kepalaku. Semuanya indah, kata ayah Bunda ada disana. Tak berapa lama, terdengar suara gesekan biola yang indah. Indah sekali aku terlena akan aliman nadanya. 54
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Aku Tak Sendiri
Aku mengikuti arah suaranya,beqalan teras hingga ke atap rumah. Seseorang disana,seorang pemuda yang mungkin seusia denganku. Aku tak tau itu siapa, aku juga tak peduli. Aku berbalik untuk pergi. "Kenapa? Kau terbangun, maaf.", suaranya sungguh lembut.
Aku terus beqalan, aku tak peduli. "Kenapa kau pergi, mari aku ajarkan kau bermain biola.", pekiknya darijauh. Aku tak mau tau, aku tak peduli. Aku segera berlari menuruni tangga lalu kembali ke bawah pohon cemara. Aku berbaring melihat titik-titik ribuan bintang. Pemuda itu menghampiriku,lalu duduk disampingku.Dia memainkan satu lagu yang indah. "Kenapa kau menghindar?' Aku diam,tak mau menjawab. "Baiklah aku tak akan menanyakan itu, tapi namamu siapa?", ulangnya lagi. Aku tak peduli akan pertanyaannya.
"Kau kenapa? Kau svmgguh aneh. Aku Bagas, aku anak penjaga rumah ini." Aku tak bertanya, dasar orang aneh. Aku tak peduli siapa dan namanya. "Kau suka bintang? Aku suka. Katanya orang yang sudah meninggal akan menjadi bintang. Tapi aku belum bisa membuktikannya." Aku terpaku,lalu menoleh kearahnya. "Kau begitu cantik, kenapa kau merenung?" Aku memalingkan wajahku tak peduli.' "Kau bisu? Kenapa kau tak mau bicara?" Aku tak peduli, sungguh aku tak peduli. Aku akan membuatmu bicara suatu saat nanti."
55
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Aku Tak Sendiri
Lalu dia pergi dan aku tak peduli. ***
Sinar matahari pagi menyilaukan mataku.Siapa yang berani membuka tirainya aku masih menggantuk. "Selamat pagi Agnes.", sapa pria yang bemama Bagas ataukah Bagus itu, aku tak ingat. Aku tak tabu dia tabu namaku dari mana, biarlah aku tak
peduli. Aku segera bergegas ke kamar mandi, dan ingin duduk di bawah pohon cemara itu.
"Makanlah setelah kau mandi, aku pimya makanan super lezat untukkmu".
Berbaring disini simgguh bisa membuat hatiku tenang. Namun lagi-lagi suara biola itu. "Hey,kau suka pohon ini?" Aku hanya diam. "Tau tidak usia pohon ini sudah ratusan tahim,ibuku dulu sering duduk disini bersamaku. Tapi semuanya telah berakhir.", lalu dia tertawa.
Aku tak mengerti.
Dia duduk disampingku,"Kehilangan seseorang yang kita cintai itu memang tidak enak. Tapi kalau aku terns begini mereka akan sedih dan tak tenang. Mereka memang sudah pergi, namnn tetap ada dihati kita.". Aku menoleh kearahnya.
"Agnes, aku tahu karena aku merasakarmya. Aku pemah merasakarmya, dan aku merasa ingin mati saja pada saat itu. Tapi aku sadar, semua orang akan bersedih termasuk ayahku." Aku terus mendengarkannya. "Ibuku meninggal kecelakaan didepan mataku sendiri.Aku
menderita sekali, tapi aku tahu ibuku ada dihatiku selamanya." Aku ingin menceritakan semuanya tentangku, aku ingin 56
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Aku Tak Sendiri
bicara.
"Jangan bersedih, aku tabu kok rasanya." Tuhan berikan aku kekuatan berbicara.
"Aku harus pergi, aku tabu kau tak mau bicara." "Aku ingin ibuku.", suaraku pun pecab. "Kau ingin ibvunu. Ibumu tak jaub darimu. Aku bisa melibatnya, dia ada dibatimu." "Sunggub?" "Ya Agnes aku bersunggub-sunggub". "Dari mana kau tau?"
"Aku tau semuanya, ibu mu tak ingin kau bersedib. Dia ingin melibat kau tersenyum, yakinlab." "Kau tak berbobong seperti ayabku?" "Aku bersiunpab."
"Pejamkan matamu, maka kau akan merasa lebib baik." Aku mengikuti kata-katanya. "Biika matamu sekarang."
Aku tak tau ini kenyataan atau mimpi,tapi kenapa bari ini sudab malam. Kenapa banyak bintang, kemana dia. "Agnessss...", teriak ayab dari bawab. Aku berlari turun kebawab.
Aku menemukan ayabku dalam keadaan kbawatir,"Dimana diayab?'.
"Agnes kau mau bicara nak.", tanggis ayab pecab dan langsung memelukku. "Ayab,dia dimana?" "Siapanak?" "Priaitu?"
"Disini tidak ada siapa-siapa,disini banya ada ayab sayang." "Ayab bobong.""Maaf tuan ada apa.", tiba-tiba seorang lelaki parub baya yang masuk ke ruang tamu. "Anak saya mencari seseorang pak" 57
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Aku Tak Sendiri
"Kamu ayahnya kan?",teriaku kepada lelaki itu. "Ayah? Saya tidak punya anak sekarang.Dulu saya punya.", kata pria itu sambil menundukkan kepala. "Anak bapak kemana?",tanya ayah. "Di meninggal bunuh diri di atap rumah ini, dia bunuh diri seminggu setelah ibunya meninggal.Tapi kejadian itu sudah 5 tahun yang lain.",jelas lelaki itu dengan mimik sendu. "Siapa namanya?", bisilku parau. "Bagas.",jawabnya singkat. Aku tersentak dia sudah meninggal. Tanggisku pecah,aku tak peduli. Dia bertemu Bunda,Bunda ada disampingku.
58
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Dasawarsa
DASAWARSA
Desy Wahyu Utami
Hidup di tengah-tengah keliiarga yang bisa dibilang cukup bahagia. Memiliki ayah dan ibu yang sangat menyayangi aku. Semua dapat terpenuhi. Seolah tak ada kesedihan yang muncul dari dalam diri seorang bocah seperti aku."Faeby Kanaya".Nama indah yang ditanamkan oleh orangtuaku saat aku pertama kali muncul di dunia ini. Keluar dari tempat yang sangat-sangat istimewa. Dengan penuh cinta dan kasih sayang.Dan dengan penuh pengorbanan serta nyawa sebagai taruhannya. Aku memberikan cahaya-cahaya cinta diantara keluarga kecil ini. Aku adalah buah harapan yang sangat ditunggu-tunggu oleh kedua orangtuaku.Dan aku pula yang menjadikan benih-benih kasih sayang semakin tumbuh subur di tengah keluargaku. Suatu keajaiban memiliki orangtua seperti mereka. "Taman Kanak-Kanak Kartini". Sebuah bangunan sekolah yang tak jauh dari rumahku. Disinilah tempat pertama kaU aku meniti pendidikanku dan mulai menata cita-citaku setinggi mungkin. Disini juga menjadi saksi bisu dimana aku memiliki sahabat yang sangat berarti bagiku. Laki-laki bertubuh tegap, berkulit putih, bermata sipit, dan mempunyai lesvmg pipi yang muncul disaat dia tersenyum. Laki-laki ini mampu mengindahkan hari-hariku. Dia adatah Rafa.Lebih lengkapnya adalah Rafa Satria. Bocah laki-laki yang bertempat tinggal disebelah rumahku sekaligus menjadi teman sebangkuku. Aku dan dia memiliki kedekatan yang sangat luar biasa. Bisa dibilang melebihi kedekatan sebagai kakak adik. Memang orangtuaku sudah mengganggap dia seperti anaknya sendiri. Begitu pula sebaliknya dengan orangtua Rafa yang juga mengganggapku sebagai anaknya. Wajar saja, dimanapun ada aku, pasti ada Rafajuga. Dan sebaliknya. 59
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Dasawarsa
Masa kecil, tak lepas dari hasrat-hasrat untuk bermain. Melakukan hal-hal yang bodoh,namun mengasyikkan.Bahkan halhal yang tak terduga sekalipun.Tetapi itu sangat wajar,karena inilah masa kecil. Sepetak sawah ditanami padi yang tumbuh subur,padi yang beqvintai saat angin menerpanya.Dengan gubuk bambu yang berdiri tegak ditengah hamparan padi-padi itu. Di gubuk inilah tempat aku dan Rafa sering bermain. Entah mengapa aku senang bermain di sana. Pemandangan yang sangat indah dan hawa sejuk persawahan, membuatku betah berada di sana. Gubuk bambu itu seolah sudah menjadi rumah kedua yang setiap hari aku dan Rafa kunjungi, dengan perasaan yang tak pemah bosan. Mungkin kebahagiaan diantara keluarga kecUku bertambah. Aku akan mendapatkan seorang adik. Betapa bahagianya aku.Tangisan seorang bayi akan menghiasi keluarga kecilku. Menambah benih-benih kasih sayang dan keharmonisan dalam sebuah keluarga.Sungguh keajaiban yang sangat-sangat indah meskiprm menunggu waktu 9 bulan 10 hari itu tidaklah sebentar. Aku tetap sabar, sama seperti orangtuaku yang memmggu kehadiranku. Senyum-senyum kebahagiaan tak pemah lepas dari
bibirku. Membayangkan seorang bayi yang nantinya akan kujaga dengan baik,kurawat dengan sepenuh hati. Dan kulindungi dengan bequta-juta kasih sayang. Tak ingin merasakan kebahagiaan ini sendiri. Secepat kilat aku langsung menceritakan semua tentang akannya hadir seorang bayi di keluargaku yang nantinya akan menjadi adik pertamaku. Hal yang samajuga dilakukan oleh Rafa. Tersenyiun dan tertawa bahagia. Dia senang mendengar apa yang telah aku ceritakan kepadanya. Meskipun dia sendiri belum memiliki adik dan masih berstatus anak tunggal dikeluarganya. Diajuga berharap sepeti aku.Akan memperoleh seorang adik yang dapat menemaninya. Di sudut kamar jendela. Sambil ditemani suara nyanyian jangkrik,pancaran sinar bulan yang sangatterang,kerlipan bintang-
60
Aniologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Dasawarsa
bintang yang menghiasi langit, serta hembusan angin malatn yang perlahan menerpa tubuh.Aku duduk termenung. Memikirkan apa yang telah teqadi sekarang. "Tuhan, sebelumnya aku sangat berterima kasih kepadamu. Engkau telah memberikanku bequtajuta anugerah serta segudang kebahagiaan. Engkau telah memberiku seorang ibu yang sangat luar biasa. Berparas cantik dan memiliki hati yang selembut salju. Mampu menyayangiku dengan sepenuh hati. Dan dia pula yang membuatku dapat merasakan indahnya dunia ini.Tuhanjuga telah memberiku seorang ayah.Ayah dengan semangat yang sekuat baja. Dia rela berkorban apa saja demi aku dan ibu. Melindungi dan menyayangi aku dan ibu dengan tulus. Dan sebentar lagi engkau juga akan nnemberikanku seorang adik. Adik yang dapat menjadi
penyempurna kebahagiaan dikeluargaku. Aku senang. Aku bersyukur dapat memiliki mereka semua. Dan aku berharap, kebahagiaan ini tidak cepat kau ambil Tuhan. Biarkan aku merasakan kebahagiaan ini sampai ragaku tak dapat lagi menghembuskan nafas. Dan sampai aku berpindah ke dunia lain". Begitulah rintihku dalam hati. Tak terasa butir-butir air telah memenuhi kelopak mataku. Tangisan ham tak dapat aku tahan. Karena inilah yang sedang aku rasakan. 14 Februari 2002
Aku genap bemsia enam tahvm. Dan aku bukan lagi bocah kecil yang seperti dulu. Aku mulai tumbuh menjadi seorang anak perempuan yang sangat didambakan oleh orangtuaku.Pesta ulang tahun dirayakan di rumahku.Pesta yang sangat meriah dengan tamu iindangan yang sangat ramai. Semua teman-teman sekolah dan teman-teman didekat rumahku di undang. Begitu pula dengan
keluargaku ,tak ada satu pim yang tertinggal. Semua ikut serta memeriahkan acara ulang tahunku. Suara alunan musik ulang tahun,deretan balon-balon yang
menghiasi sudut ruang,pita wama-wami yang menghiasi dinding. 61
Antologi Cerpen Sisyva Tahun 2012
Dasawarsa
tumpengan nasi kuning yang berdiri tegak didepan meja,kue ulang tahun yang memiliki enam tingkatan,dengan lilin kecil diatas nya serta ucapan-ucapan selamat dari teman-temanku semakin menambah kebahagiaan dihari itu. Sungguh tuhan memberikan satu lagi kebahagiaan kepadaku.Kepada seorang anak perempuan yang bisa dibilang cnkup beruntung. Tak lupa kado istimewa aku dapatkan dari sahabat-sahabatku. Terutama dari Rafa. Kado pemberian yang sangat berkesan bagiku. Sebuah kotak pink yang dihiasi pita dan bertuliskan "untuk sahabatku, Faeby Kanaya", disudut kotak itu. Didalamnya berisikan boneka beruang dengan kotak musik dikedua tangan boneka itu. Boneka yang lucu dan alunan suara kotak musik yang merdu. Sungguh kado yang indah. Seindah orang yang memberikannya. "Berbahagialah kamu Nay, karena ini adalah ulang tahun terakhirmu",ucap ibuku yang sangat-sangat membuatku bingung. Entah apa maksud dan tujuan Ibu berbicara seperti itu. Apa ada yang disembunyikan oleh ibu? Enlahlah,aku sendiri tidak mengerti. Semenjak hari ulang tahunku, Ibu sering bersikap aneh. Mulai dari mengucapkan kata- kata yang dipenuhi beribu-ribu tanda tanya. Sampai melakukan hal yang sama sekali tidak pemah dia lakukan. Dan temyata bukan cuma aku yang merasakan keanehan dari sikap ibu, ayahku juga turut merasakannya. Ibu juga sering menitipkan pesan dan mengucapkan kata- kata yang seolah dia takkan ada lagi bersama aku dan ayah.Ibujuga sering membereskan barang-barangnya dan mengumpulkan barang-barangnya. Yang nantinya akan dia berikan kepada saudara-saudaranya. Setahuku, Ibu tidak pemah memberikan barang-barang yang peenah dia pakai kepada orang lain. Bukannya ini hal yang aneh? Jujur saja beribu-ribu pertanyaan bergelut di otakku. Tapi sayangnya tak satupunjawaban dari pertanyaan itu aku dapatkan. Aku takut,aku takut hal buruk teijadi kepada keluargaku.Perasaan bimbang pun sering aku rasakan. 62
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Dasawarsa
14Marct2002
Tanda-tanda akan hadimya adikku mulai muncul.Perasaan tak tega aku rasakan saatIbu bequang melawan rasa sakitnya.Demi melahirkan seorang bayi ke dunia yang nantinya akan menjadi adikku. Mungkin seperti ini yang ibu rasakan saat melahirkan aku dulu.Air mataku menetes,aku kasihan melihatIbu yang bercucuran keringat sambil merintih kesakitan. Dengan bantuan seorang bidan, Ibu berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengambil nafas sebanyak mungkin. Dan satu lagi keanehan dari sikap ibu. Dia berpesanjika saat sudah ada tanda-tanda dia ingin melahirkan,dia tidak ingin dibawa ke rumah sakit. Cukup dengan dipanggilkan seorang bidan yang tinggat tidakjauh dari rumahku. Sungguh ini sangat tidak wajar. Aku, ayah, dan semua keluargaku bingvmg dengan sikap Ibu. Ya tuhan... pertanda apa lagi ini? Tolong selamatkan ibu dan adikku.
Aku hanya bisa berdoa dalam hati, meskipun hatiku merasa tidak tenang saat ini. Rumahku dipenuhi banyak orang. Suasana menjadi tegang. Semua cemas dan berharap yang terbaik vmtuk ibuku.
Tetapi, apa yang aku, ayah, dan semua harapkan nihil. Semua berbanding terbalik. Kondisi Ibu mulai lemah, suaranya lirih dan tangannya menggenggam tanganku dengan kuat. Bidan yang membantu proses persalinan Ibuku mulai panik. Temyata Ibuku mengalami pendarahan yang cukup banyak. Satu-satunya jalan yang dapat di lakukan yaitu dengan membawa Ibu ke rumah sakit. Dengan sigap ayah keluar dan segera mempersiapkan kendaraan untuk membawa ibu. Sedangkan aku dan yang lainnya membantu membawa ibu menuju mobil. Kami semua berangkat ke rumah sakit.Peqalanan dari rumah menuju rumah sakittidakklah dekat.Kurang lebih selama 25 menit peqalanan harus kami tempuh. Di sepanjang peqalanan aku tak henti-hentinya menangis.Aku takut teijadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada ibu. Aku takut ibu 63
Antologi Cerpen Sis}^^a Tahun 2012
Dasawarsa
kehabisan darah. Aku sangat khawatir. Genggaman tak ibu taak ingin aku lepaskan.Aku ingin berada disamping ibu sampai adikku mengeluarkan tangisan pertamanya di dunia ini. Akhimya aku dan yang lainnya sampai di depan bangunan bertingkat yang dipenuhi oleh orang-orang yang berpakaian serba putih.Aku langsung menuju lorong rumah sakit sambil membawa ibu menuju ruang persalinan. Wajah ibu memucat,tubuhnya dingin dipenuhi oleh cucuran keringat, dan rintihan suara ibu tak mampu untuk menahan air mataku. Genggaman tanganku terpaksa aku lepaskan. Karena aku tidak diperbolehkan masuk ke ruangan itu. Selama ibu berada didalam ruangan itu, aku tak henti-hentinya memanjatkan doa. Berharap ibu dan adikku selamat. Ayah selalu memelukku dan menenangkan hatiku. Namun isakkan tangisku sulit rasanya untuk berhenti. Tak lama laki-laki bertubuh besar dan mengenakan seragam dokter keluar dari ruangan yang ditempati oleh ibu. Dengan wajah yang sendu dia berkata "istri anda mengalami pendarahan yang cukup parah,dan kehilangan banyak darah. Saya harap anda bisa segera ke PMI untuk mencari darah golongan A. Karena persediaan darah golongan tersebut disini sedang kosong". Tanpa pikir panjang lagi, ayahku segera melesat menuju PMI untuk mendapatkan darah tersebut. Sementara aku
duduk di pojok rumah sakit dengan ditemani oleh Rafa. Temyata dia juga panik dan menyusulku ke rumah sakit. Aku tak sanggup imtuk membayangkan apa yang akan teqadi nanti. Awalnya aku berharap semua akan beijalan dengan lancar. Tetapi setelah sejauh ini, apa yang aku harapkan sangatlah sulit. Rafa selalu mencoba untuk menenangkan aku,dan aku pun semakin bimbang dan cemas. Tak lama kemudian ayahku datang. Dengan nafas yang terengahengah,dia memberikan sekantong darah yang diminta oleh dokter tadi. Temyata ayah pulang dengan dipenuhi oleh perasaan kecewa.
Persediaan darah golongan A di PMI tidak mencukupi. Hanya tersisa satu kantong darah. Untuk mendapatkan darah yang lebih 64
FERPuSTAKAAM Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
BAOAi^ BAHASA KEHENlfcRS^r^FENE
memperoleh peringkat tiga besar setiap ada pembagian rapor. Dan aku bangga akan basil keqa kerasku sendiri. Aku bisa membuat ayah berdecak kagnm dan tersenyum bangga. Dan aku harap ibu juga bisa merasa seperti ayah dengan melihat prestasi yang aku dapatkan dari atas sana. Meskipun banyak rintangan dan cobaan yangharus aku hadapi setiap hari. Sampai saat ini, aku belum bisa menerima kehadiran adikku. Dulu aku yang sangat ingin merawat dan menjaganya dengan penuh kasih sayang, sekarang berabah menjadi perasaan benci. Aku benci dengan kehadirannya yang membuat ibuku pergi. Kehilangan nyawanya demi adikku. Sejak dia lahir dan sampai sekarang aku belum pernah bertemu dengannya. Entah sampai kapan aku akan bisa menerima kehadiraimya. Hanya waktu yang dapat menjawab. Awalnya aku berharap dengan aku tinggal bersama tanteku,aku bisa hidup lebih baik. Segala sesuatu harus aku lakukan sendiri. Kata-kata yang kasar setiap hari dilontarkan kepadaku. Caci makian seolah hal yang sudah biasa. Bekas-bekas pukulan sudah tak asing lagi berada di tubuhku. Kata-kata manis keluar dari mulutnya hanya saat dia bertatap muka dengan ayahku. Seolah dia telah merawat dan menjagaku dengan baik.Layaknya seorang yang merawat anaknya. Dan dengan bodohnya ayahku percaya dengan semua kata-kata manis dan topeng sandiwara yang dimihki olehnya.Entah mengapa mulutku seakan enggan untuk terbuka. Muluku seolah terkunci mati yang tak dapat terbuka lagi. AJku ingin menghentikan semua sandiwara yang saat ini dilakukan oleh tanteku. Mengapa dia tege memperlakukan aku seperti ini. Tak bisakah dia menganggapku seperti anaknya sendiri.Akutak ingin berharap lebih darinya.Cukup diperlakukan dengan baik dein wajar seperti dia, memperlakukan anaknya. Bukan seperti budak yang dapat dia suruh semaunya. Aku merasa amat sangat sedih. Rintihan ku seolah tak didengar. Dan mungkin tak ada satu orangpun yang ingin mendengamya.Termasuk ayahku yang sudah teijebak dalam semua 67
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Dasawarsa
permainan yang indah bagi tanteku. Bertahun-tahun aku menyimpan semua kebohongan tanteku. Merasa betapa sakitnya diperlakukan seperti rakyat-rakyat jelata yang dianggap sangat rendah.
Disaat keadaanku seperti ini, aku teringat dengan sosok Rafa. Dulu,disaat aku sedih dia selalu ada bersamaku.Dia bersedia
menjadi tempat untuk aku mencurahkan segala masalah dan isi
hatiku kepadanya.Dan dengan senang hati pula dia akan membuang segala masalah dan menyimpan isi hatiku dengan membuat aku tersenyum. Aku rindu akan dirinya. Akhimya aku memutuskan untuk pulang ke rumah lamaku. Untuk melepaskan rasa rindu kepada semuanya yang selama ini telah terkunmg. Dapat bertemu kembali bersama Rafa, dan bermanja dengan kasih sayang seorang ayah.Meskipim dengan aku kembali, bayang-bayang ibu tetap ada di sana. Saat aku pulang ke rumah lamaku, aku bertemu dengan laki-laki yang dulunya pemah aku kenal. Wajah yang sama sekali tidak berubah.Duduk didepan teras rumah sambil bemyanyi dengan di temani sebuah gitar. Sungguh aliman suara musik yang merdu. Semerdu dawai-dawai melodi yang keluar dari gitar itu. Tapi anehnya dia sama sekali tidak mengenali aku.Bahkan namaku saja tidak dia ketahui.Aku bingung dengan sikap Rafa.Apakah setelah bertahun-tahun tidak bertemu dia melupakan aku? Bahkan melupakan namaku? Nama seseorang yang dulu pemah menjadi sahabat kecilnya? Dan kebenaran pun terungkap. Laki-laki yang aku duga Rafa tadi temyata bukan Rafa. Melainkan Raka,saudara kembar Rafa. Sungguh aku terkejut saat mengetahui hal itu. Rafa dan Raka merapakan saudara kembar. Mereka sejak kecil sudah dipisahkan.Raka diangkat sebagai anak olehpamannya.Sedangkan Rafa tinggal bersama kedua orangtuanya.Temyata ada satu rahasia yang selama ini tidak aku ketahui, dan berhasil disembunyikan oleh Rafa. Bukan hanya itu, temyata masih ada satu lagi yang 68
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Dasawarsa
membviatku terkejut dan kembali meneteskan butir-butir air mata. Rafa sudah tak ada lagi. Dia pergi untuk selama-lamanya. Raka menceritakan semua yang telah teqadi dengan Rafa. Satu tahun yang lain, penyakit asma yang diderita oleh Rafa kambuh.Karena jarak antar rumah dan rumah sakit yang cukupjaiih, membuat Rafa tidak dapat tertolong lagi. Semua sangat merasa kehilangan. Aku kembali ke sini xmtuk dapat bertemu dengan Rafa lagi. Tetapijustru malah sebaliknya. Hatiku seakan tercambuk. Merasakan sakit yang teramat sakit. Menerima kenyataan seperti ini. Rafa sahabat kecilku, Rafa teman yang sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri,Rafa yang selalu ada untuk mendengar segala keluh- kesahku,dan Rafa yang selalu bisa membuat aku tersenyum. Rafa, Rafa, dan Rafa. Pergi dengan begitu cepat. Aku menyesal dulu pergi tanpa berpamitan kepadanya. Pergi tanpa meninggalkan satu kata pun. Mimgkin dia merasa kecewa kepadaku. Kenapa semuanya hams teqadi kepadaku. Kehilangan orang-orang yang sangat aku sayang. Hmmmmm.... Aku hanya bisa bergumam dalam hatij sudah tak ada lagi yang bisa aku perbuat. Inilah kenyataan hidup yang hams aku terima tanpa ada perasaan menentang sedikitpun. Menjalani dan menerima semuanya dengan ikhlas.
Di kamar yang sepi, kamar yang dulunya pemah aku tempati. Aku mencoba untuk merangkai kata-kata. Kata-kata yang dapat mengukirjelas tentang kehidupanku.Di kertas putih,sedikit demi sedikit tinta hitam mulai aku torehkan.
"Ya, sekarang inilah aku. Dulunya aku hanyalah seorang anak perempuan yang sangat beruntung. Bisa mendapatkan kebahagiaan yang sangat melimpah. Bahkan takpernah terbersit sedikit pun tentang kesedihan yang akan datang menghampiri. Memiliki kedua orangtua yang utuh. Ayah dan ibu yang menyayangi berjuta-juta kasih sayang. Ketulusan yang tak ada batasnya. Mampu menjagaku dan membahagiakan aku. Akujuga 69
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Dasawarsa
memilikisahabatseperti Rafa. Teman kecilyangsangatluar biasa. Seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya. Tetapi sekarang, semuanya telah berubah. Sekarang aku sudah menjadi gadis perempuanyang bisa dibilang sangat tidak beruntung. Di tinggal pergi oleh seorang ibu. Bahkan aku telah kehilangan surgaku. Waktu selama enam tahun hanyalah waktu yang sangat singkat untuk dapat bersama ibu. Ternyata benar, ulang tahunku yang keenam adalah ulang tahun terakhirku yang dapat aku rayakan bersama ibu. Dan rumah sakit adalah tempat terakhir aku melihat ibu baik dalam keadaan bernyawa sampai tidak bernyawa. Sahabat yang selama ini aku banggakan juga sudah takada lagi. Rafajugapergi seperti ibu. Semuanya sudah kembali ke tempat awal di mana mereka berasal. Akujuga harus hidup pisah dengan ayahku. Menjalani hidup di rumah orang dengan perlakuan yang sangat-sangat tidak wajar. Kenapa semua orang yang aku sayang begitu cepat pergi meninggalkan aku. Aku berharap kalian mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Tuhan... kenapa kebahagiaan itu begitu cepat kau ambil. Aku masih ingin merasakan kebahagiaan itu. Satu-satunya harta yang paling berharga yang saat ini aku punya hanya ayah. Pahlawan di keluargaku. Berjuang sendiri menghidupi aku dan adikku. Dan mempunyai luka hati yang sangat perih setelah ditinggal oleh ibuku. Aku mengerti sekarang. Aku sudah dapat memahami. Bagiku, "Sepuluh Tahun" silam tepat "Satu Dasawarsa" aku memperoleh kebahagiaan yangsempurna. Takada kata sedih dan air mata. Semua begitu indah. Saat ini, hanya satu yang aku inginkan. Aku hanya ingin kembali pada "Dasawarsa" silam. Dimana kebahagiaan yang sempurna bisa aku dapatkan. TAMAT
70
*Inilah sebagian dari kisah hidup saya. Dimana saya harus menerima kenyataan hidup dengan kehilangan orang-orang yang saya sayang. Saya bequang sendiri dalam menempuh pendidikan karena saya ingin kedua orangtua saya bangga, termasuk ibu. Meskipun dengan keadaan seperti sekarang,saya yakin bahwa saya bisa dan Tuhan akan memberikan hidayahnya kepada saya. Bagi saya,semakin banyak cobaan yang diberikan oleh Tuhan,semakin banyak pula hidayah yang tersembimyi dibaliknya. Sekian dari saya...
71
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bayangan
Bayangan Bilqis Nabilah
Bagai hantu tanpa garis hitam disetiap langkahnya, Begitulahjika mereka meninggalkan kita. Taktersisa lagigaris hitamyang menandahan kita tnasih nyata. Merekalah setiap garis hitam yang kita batuhkan. Jika merekapergi, kita...?
Tak terasa,sang fajar telah naik beberapa derajat. Temyata ia belum tidur dari tadi malam. Matanya membentuk lingkaran hitam dan tampak sembab. Kondisinya terlampau sangat kacau. Tatapannya kosong. Seakan ia berharap dari tatapan itu muncul suatu sosok yang sangat berarti irntuk hidupnya. Sosok yang sangat ia rindukan, ia puja, ia junjung setinggi-tingginya. Tapi sosok itu hilang begitu saja. Tertiup angin malam tanpa mengabarinya. "Pulang", ia merintih. Sebongkah air mata tak mampu ia bendung. Hatinya sudah menghadapi badai yang terlalu besar. "Pulang!I", ia berteriak sekeras-kerasnya. Berharap sosok itu mendengamya walau jauh disana. Tapi, tak sedikitpun suara yang ia dengar. Hanya sunyi yang memeluknya. "Dimas,ayo pulang!" "Dimas,ayo pulang!",suaranya meninggi. "Dimas! Pulang!",ia berteriak lagi, menagis lagi. Ia sosok yang sangat terpukul. Bayangarmya hilang. Tak tau kemana. "Ingat aku,Dimas?Aku disini..",suaranya merintih. Terlalu lelah bertarung dengan kenyataan.Ia tak mampu mengambil masa lalu kembali ke tangannya. Semua ini terjadi, karena sang ayah. Dia takkan bisa memaafkan sang ayah.
72
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bayangan
Hari terburuk dalam hidupnya, temyata dimulai dengan kebahagiaan.
"Kau akan pergi hari ini?",tanya seorang pria. la terdudvik manis bersila kaki di atas kasur.
"lya. Pesawattiya akan terbang jam 6 sore nanti.". Dinar memperbaiki pakaian dan rambutnya.
"Em,tapi kau tidak lamakan?", si pria mengambil boneka fuddu berwama merah maron yang berada tepat disampingnya. Dinar berbalik. Ditatapnya si pria itu lekat-Iekat. Seakan berkaca, mereka berdua sama. Jiwa dan raga. Dinar tersenyum
hangat. Dihampirinya si pria itu."Aku tidak akan lama," ia duduk tepat disamping si pria."Hanya 10 hari. Kau tidak masalah kan?" Wajah si pria masih sedih. Ia takkan pemah siap ditinggal oleh Dinar. Kemudian si pria menggeleng."Itu masalah untukku!" Dinar hanya tersenyum."Dimas, kau harus bisa. Kau tau aku menyayangimu.Akujuga tau kau pasti menyayangiku. Tidak ada yang bisa memisahkan kita. Meskipun kita berada ditempat terpisah."
Si pria yang bemama Dimas itu tersenyum. Walau Dinar tau senyuman itu dipaksakan."Baiklah. Kau sudah berjanji. Aku percaya kau tidak akan ingkarjanji. Kau saudari terbaikku!" Dimas dan Dinar berpelukan. Meluapkan sedikit kesedihan dihati mereka. Dimas melepaskan pelukkannya, "AYAH??!!", suaranya terdengar sangat traumatic dan ketakutan. Seakan baru tersadar akan sesuatu,wajah Dinarjuga terlihat
ketakutan. Tapi kemudian,ia tersenyum dengan pasti,"Kau akan aman, Dimas!"
"Bagaimana?", air mata sudah menggenangi kelopak matanya.Badannya terlihat menegang.Sedetik kemudian,air mata membanjiri pipi putihnya.Ketakutannya,seakan ia akan memasuki gua kematian.
Dinar tersenyum dan memelukknya."Ssttt,kau akan baik73
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bayangan
baik saja. Percaya padaku." Dimas mengangguk walau dengan air mata yang masih terns mengalir. Dimas memiliki trauma batin dengan sang ayah. Karena Dimastak mampu menjadijati dirinya.la berbeda. Dimas dan Dinar terlahir kembar identik. Tak ada sedikitpun fisik mereka yang berbeda. Hanya gander. Dulu, Dimas sekeluarga merupakan contoh keluarga bahagia. Sang ayah sangat senang dengan kelahiran Dimas dan Dinar. Terutama pada Dimas. Ayah selalu membanggakan Dimas kecil. Dia percaya Dimas bisa lebih sukses darinya nanti. Tapi, kenyataan memanggil Dimas. la tak cocok menjadi lelaki. Saat berumur 8 tahun, Dimas lebih suka bermain boneka milik Dinar.
Tingkah lakunya hampir seperti Dinar. Sejak saat itulah sikap sang ayah pada Dimas berubah. la terlihat sangat membenci Dimas.la tak man mengakui Dimas sebagai anaknya. Sang ayah selalu menyakiti Dimas saat Dimas dan Dinar masih kecil. Sang ibu tak bisa berbuat apa-apa. la hanya bisa
memberikan semangat pada Dimas agar tidak membenci sang ayah, agar tetap menghormati sang ayah. Dimas teramat sabar dengan sikap sang ayah. Hingga tepat saat ulang tahun Dimas dan Dinar yang ke16,sang ibu dan sang ayah bercerai.Itu hantaman yang sangat kuat vmtuk Dimas dan Dinar. Mental Dimas telalu mudah roboh jika ditempa dengan keadaan yang sangat berat seperti itu. Walau fisiknya setegar karang, tapi jiwanya serapuh kaca. Hidupnya hancur sejak hari itu. Tak ada lagi yang membelanya. la sendiri. Dinar hanya bisa membujuknya ketika ia menangis.Dinar pun tak mampu melawan kehendak sang ayah. Semakin hari, sang ayah semakin tak karuan. Pekeijaaan sang ayah yang hanya sebagai supir, membuat kehidupan mereka semakin buruk. Tak ada lagi cinta kasih sayang yang terucap dari 74
Antologi Cerpen Siswa Tahm 2012
Bayangan
mulut kedua orang tua mereka. Sang ibu tak dapat menemui Dinar dan Dimas karena sang ayah selalu melarang. Sampai,sang ayah jatuh cinta pada seorang wanita malam. Dimas dan Dinar tak mampu berkata apa-apa. Wanita itu hanya mencoba mengambil harta ayah yang tak seberapa. Dinar tak kuasa melihat nasibnya dan Dimas. Dinarpun mulai bekeqa. Dinar yang membiayai kehidupan Dimas dan sang ayah. Secara tidak langsung, nasib sang ayah ada ditangannya.
Dengan itu, Dinar selalu mengancam sang ayah agar tidak menyakiti Dimas. Sang ayahpim tak bisa mengelak.Nasibnya ada ditangan Dinar. Selama bertahun-tahun, Dimas aman ditangan Dinar. la
merasa,guardian angehiya kembali.Dinar sangat mencintai Dimas seperti ia mencintai dirinya sendiri. Dimas melepaskan pelukkaimya. Kesediharmya sedikit terobati. Meskipun,ia hams melepaskan guardian angelnya untuk beberapa hari.
"Kau akan baik baik saja disana?",tanyanya.Harapan Dinar segera kembali sangat membara dihatinya. Dinar kembali tersenyum dengan hangat."Percaya padaku. Kau dan aku akan baik baik saja. Aku akan menjagamu sejauh apapun itu." Mereka berdua melangkah keluar. Dinar hanya membawa
satu koper kecil dan tas tangan. Sang ayah dan 'istri'nya sudah menunggu didepan pintu. Seperti berharap Dinar pergi secepatnya. Tatapan Dinar sangat sinis pada sang ayah dan 'istri'nya. Beruntungnya,Dinar masih memiliki rasa hormat pada sang ayah. Walau kelakuan sang ayah yang sudah sangat berbeda jauh dari kelakuan seorang ayah.
Tepat diwajah ayahnya Dinar menghentikan langkah. Dimas berhenti dengan jarak sedikit jauh dari Dinar. Dimas tak ingin telalu dekat dengan sang ayah. 75
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bayangan
Suasana hening sejenak. Tatapan ayah dan anak yang tak biasa. Angin dan kicauan burung memecahkan itu. "Jangan ganggu dia. Dia takkan membuat masalah untukmu.", Dinar mengancam sang ayah. Sang ayah mendengus. "Tenanglah kau! Aku takkan mengganggunya. Baik-baik saja kau disana.", janji sang ayah
sambil memegang bahu Dinar. Dengan cepat Dinar mengelak. "Aku tak memerlukan kata-katamu. Aku perlu bukti. Sebelum ini,aku tak pemah bisa mempercayaimu.",Dinar menatap kasar pada 'istri' sang ayah. "Dan dial", Dinar menunjuk tepat diwajah wanita baru sang ayah,"Jangan pemah kau menyentuh Dimas! Dia masih normal. Dia bisa menjaga dirinya sendiri. Dia hanya perlu teman. Dia hanya perlu perlindungan. Perlindungan dari tangan-tangan kotor kalian!"
Dinar melanjutkan,"Aku sudah menyewa seseorang untuk menemani Dimas. Kau tidak perlu pusing dengannya. Orang itu telah kuberi uang saku untuk keperluannya dan Dimas selama aku pergi. Aku sudah mengatur semuanya.", Dinar menjelaskan segalanya pada ayahnya.Berharap sang ayah takkan mengganggu Dimas hingga ia pulang.
"Baik-baik. Aku akan melakukan semuanya. Kau tenang saja.",janji sang ayah.
Dinar berbalik menghampiri Dimas.Ia pegangi tangan yang sama persis dengan miliknya. Dinar merasa akan meninggalkan seperuhjiwanya."Dimas,kau baik-baik saja disini.Ibu yang akan menemanimu akan segera datang.". Dinar tersenyum dengan air mata.
"Dinar,takkan ada penjaga yang lebih baik dari pada kau. You are my best guardian angel. You're my angel..", air mata Dimaspun tak tertahan. Mereka berpelukkan.Pelukan saudara yang tak terpisahkan.
"Baiklah. Aku pergi dulu.". Dinar berkata, langkah Dinar 76
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bayangan
terasa berat.la masih sulit mempercayai sang ayah. Kelakuan sang
ayah selalu membuatnya takut meninggalkan Dimas. Sulit mempercayai lelaki yang telah membawanya kedunia ini. Tak ada sedikipun kepastian dimata lelaki itu. Dinar hanya bisa berdo'a pada sang Maha Kuasa agar melindimgi Dimas. Hanya itu yang bisa ia lakukan. Hanya itu. ***
10 hari berlalu. Tak terasa begitu lama untuk hari- hari berat yang hams Dinar lalui. Saat ini Dinar sedang berada dipesawat. Pesawatnya
sebentar lagi akan mendarat dibandara. Mengijakkan kaki kembali. Jiwanya telah terpanggil.
"Dimas,aku pulang..", ia berkata xmtuk dirinya sendiri. Kini Dinar telah mengijakkan kaki tepat didepan rumahnya. Perlahan Dinar membuka pintu. Suasana rumah sedikit berbeda. Dingin tak sehangat terakhir ia tinggalkan rumah ini. Serasa ada yang berbeda. Tapi apa?
Perlahan ia melangkahkan kaki. "Dimas? Dimas kau dimana?",ia berteriak memanggil Dimas.Dinar merasa,ia adalah orang asing dirumah ini. Rumah ini serasa kosong. Tak tercipta sedikitpim suara.
Dinar berlari menuju kamamya dilantai atas. Saat ia membuka pintu, kamar itu kosong. Dimas tidak ada. "Dimas? Dimas,kau dimana?".Dinar berteriak. Mata dan
kakinya berlari mencari Dimas. Tapi tak tampak sosok Dimas dikamar.
Dinar kembali berlari mencari Dimas diluar. la bingung.
Hatinya berkata sesuatu yang buruk terjadi pada bayangannya. Terlintas dipikirannya tentang sang ayah. "AYAH!! AYAH DIMANA?",Dinar berteriak.
Temyata sang ayah sedang duduk bersantai dibelakang sambil merokok dan bermesraan dengan 'istri'nya. Dinar mual dan 77
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bayangan
muak melihat tingkah sang ayah. "Ayah! Dimana Dimas?!", bentaknya pada sang ayah. "Tenang, tenanglah Dinar. Dimas-mu sudah tenang. Aku tak menganggunya lagi.",jawab sang ayah santai. "Apamaksudmu?",Dinar bertanya. Berharapjawabannya bukalah apa yang sangat ia takutkan selama hidupnya. "Dimas pergi dari rumah ini. Biarkan saja lah si band itu tenang.",jawaban sang ayah sesantai sebelunmya. Hal ini membuatDinar naik darah.Dihampirinya sang ayah. Bertanya tepat diwajahnya. "Apa yang kau lakukan padanya? Jawab!", air matanya sudah hampir tumpah. Kelopak matanya sudah memerah karena tertampar sikap ayahnya. "Dinar, aku muak padanya!", sang ayah ikut berdiri
membentak Dinar."Dia tidak bisa diberi tahu. Sejak kau pergi,dia sering bermain keluar rumah. Tetangga berbisik-bisik karena
keadaannya. Kasihan ibumu selalu dikatai oleh para tetangga.", jelas sang ayah panjang lebar. "Dia bukan ibuku! Dia takkan pemah menjadi ibuku!Ibuku hanya ibu! Dia memang istrimu, tapi bukan ibuku! Aku tak sudi
memiliki ibu seperti dia!", bentak Dinar kembali."Apa yang kau lakukan padanya?", air mata Dinar tumpah'"Kau"' kau...", kata katanya tersendat ditenggorokkan. Dinar tak mampu menghadapi kenyataan.
"Ya, kurasa kau mengetahuinya. Aku membunuhnya. Dia sangat menyebalkan!",jawab sang ayah tanpa beban.
Seakan badai menghinggapi hati Dinar.Ini kenyataan yang sangat ditakutinya. Ini mimpi terburuknya dan mimpi ini.. "Jahat kau! Teganya kau membunuh anakmu sendiri! Dia hanya berbeda! Bukan berarti dia tak berhak hidup! Kau tidak berhati!Ayah mflram apa kau ini! Aku tak menyangka" kau tega. Dulu kau sangat menyayanginya, memujanya. Tapi dengan mudahnya kau merampas hidupnya!! Kau bukan manusia! Kau bukan seorang 78
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bayangan
ayah! Kau, kau...", emosi Dinar sangat besar. la tak mampu menahan kemarahan hatinya. Sang ayah tetap bertampang santai. Ayahnya ini sudah terlanjur sangat gila. la sudah tidak memiliki otak hatinya juga sudah tertutupi kabut hitam. Sungguh bukan manusia. Dinar berlari memasuki rumah.
"Sayang, apa yang akan anak gadismu lakukan?", tanya 'istri'nya' "Hem,biarkan saja. Palingan dia akan kabur dari rumah.", lagi-lagijawaban santai.
Dinar kembali dengan membawa sebuah pistol yang diambilnya dari rak meja. Sang ayah dan'istri'nya terkejut dengan pilihan Dinar. "Din,apa yang akan kau lakukan?",tanya sang ayah dengan perasaan takut. "KAU, KAU MEMBUNUH JIWAKU! BAGAIMANA BISA AKU MEMAAFKANMU?", Dinar semakin menjulurkan pistol itu kearah sang ayah.
"Kaujuga harus pergi!I", teriaknya dengan luapan emosi. "Di,dinar. A,aku ayahmu. Kau tega membimuhku?",kini sang ayah semakin ketakutan. "Haruskah aku perduli? Kau juga tidak perduli dengan anak-MUl!"
Dor!! Suara tembakan terdengar. Seketika, sang ayah langsung tergeletak tak bemyawa.'Istri'nya hanya bisa berteriak melihat hal itu. Dinar sudah melupakan status lelaki itu sebagai ayahnya. Lelaki itu telah merenggut jiwanya. Kini hanya tersisa raga yang rapuh tak mampu menopang hidup. Dinar menjatuhkan pistolnya dan termenung sedih."Dimas, maafkan aku. Aku tak bisa menjagamu..". Dinar menangis sejadijadinya."Bawa aku kerumah sakitjiwa.Aku ingin tenang disana.", permintaan Dinar kepada 'istri' sang ayah. Sang istripun 79
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bayangan
mengangguk."Dan kau,jangan banyak bicara.", ancamnyajuga. Hidup Dinar hancur seketika. Dirumah sakit, ia lebih
banyak melamun.Ia benar benar tampak seperti orang gila. Hanya melamun dan meneriakkan nama Dimas. Ia mati ketika
bayangannya mati. Hidup Dinar hancur seketika. Roboh,serobohrobohnya. KM tinggallah Dinar tanpa jiwa. Meringkuk dibalik busa tebal kamar rumah sakitjiwa. TAMAT.
80
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdebu
BINGKAI BERDEBU
Eka Rizki Wahyuni
"Aku berhasil!,"teriak Dhika Pratama gembira."Akhimya aku bisa menjadi Ketua Senat di kampus ini". Setelah Dikha resmi dilantik menjadi ketua Senat, ia pulang dengan wajah senang. Namun,saat dia sampai di rumah temyata tak ada seorangpun di Sana. "Hah! Fasti mereka pergi lagi. Padahal aku ingin menyampaikan kabar gembira pada mereka" gerutu Dhika. "Dhika! Mama pulang". Barusaja Dhika menghempaskan badannya di sofa ruang tengah, terdengar suara mamanya yang baru saja pulang. Dhika menghampiri Mamanya yang membawa bugkusan berisi makanan."Aye kita makan sama-sama.Kamu pasti lapar" ajak mama."Mama tabu aja kalau Dhika lagi lapar. Hm, Dhika punya kabar gembira buat Mama",dengan semangat Dhika memberi tabu Mamanya yang sedang mempersiapkan makanan. "Dhika terpilih menjadi Ketua Senat",Mama meletakkan mangkuk yang berisi sup panas itu di depan Dhika dan memeluk Dikha. "Mama bangga padamu,Dhika". Walaupun sibuk, Nyonya Marsella selalu menyempatkan waktunya untuk makan siang bersama dengan putra semata wayangnya itu. Dhika sangat dimanja oleh Mamanya walau dia sudah terbilang remaja yang sudah bisa mandiri. Namun, Dhika tidak pemah menanamkan sifat manja itu kedalam dirinya. Dhika dikenal sebagai sosok pemimpin mandiri yang patut untuk dicontoh.
"Ayah mana. Ma?", tanya Dhika setelah menelan suapan terakhir supnya."Biasalah,beliau'kan sibuk di kantomya. Sudah memberitabu Ayah kalau kamu menjadi Ketua Senat?"tanya mama sambil mengemasi mangkuk. Dhika mengangguk,"Dhika sudah mengirimi Ayah SMS". Mama tersenyum mendengar jawaban 81
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdebu
Dhika.
"Ayah pulang! Dimana anak kebanggaan Ayah!!". Tuan
Farhan piilang dan memberi selamat atas keberhasilan anaknya menjadi Ketua Senat. Tuan Farhan adalah salah satu pengusaha temama di kotanya dan sangat keras pada Dhika dalam menuntut ilmu.
"Dikha, kamu dipanggil Pak Ramon tu di ruangannya", Atma menepuk punggungnya.Atma Dwi Cahyone adalah sahahat
terhaik Dhika.Dia selalu ada dimanapun Dhika berada.Tanpa pikir panjang. Dhika bergegas pergi ke ruangan pak Ramon. "Tok.. tok.." Dhika mengetuk pintu. "Masuk!" terdengar suara berat dari dalam. Saat Dhika masuk, Pak Ramon sudah
menunggunya.Lelaki berbadan besar ini adalah salah satu pengurus kampus.
"Ada apa ya Bapak memanggil saya?", Dhika bertanya dengan agak sedikit takut. "Begini Dhika, sebagai Ketua Senat yang baru,saya punya tugas untuk kamu.Saya ingin kamu membuat acara penggalangan dana imtuk memberikan bantuan ke panti asuhan di dekat kampus kita. Silakan kamu mememakai semua fasilitas yang ada di kampus ini",jelas Pak Ramon."Baiklah Pak.
Saya akan membereskan acara itu secepatnya".Jawab Dhika yakin. Dhika keluar dari ruangan Pak Ramon. Sepanjang peqalanan menuju kelasnya,Dhika menunduk memikirkan tentatig acara seperti apa yang akan dia buatimtuk penggalangan dana itu. Sesekali pandangannya kosong menatap ke lantai. Sepertinya dia benar-benar bingimg. Maklum saja, ini adalah tugas pertamanya sebagai Ketua Senat. Tentu saja dia tidak ingin membuat siapapun kecewa dengan basil keijanya.
Buuukkk! "aduh", seorang perempuan terjatuh dan buku yang dibawanya pun berjatuhan di lantai. Dhika tersadar dari
lamunannya dan melihatAdel Mariska sedang membereskan buku yang berserakan di lantai. Dengan sigap Dhika membantu Adel 82
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdehu
yang memasang wajah kesal. "Maaf. Aku tidak sengaja". Dhika memberikan beberapa buku pada Adel.Adel mengambil bukunya dan pergi tanpa berkata sepatah katapun. Sesampainya di kelas, Atma telah menunggu kedatangannya."Kamu diapain Pak Ramon? Kok sepertinya kamu galau gitu?"."Enak aja kamu bilang aku galau. Cuma lagi mikir aja, mau ngadain acara seperti apa untuk penggalangan dana ini". Dhika duduk di kursinya.Atma mengangguk,'"hm,gimana kalau kita ngadain malam penggalangan dana. BCita undang pejabatpajabat dan orang-orang penting.Dan vmtuk hiburannya kita undang saja artis dan band ibu kota yang mau imtuk mengisi acara tanpa dibayar". Dhika mengangguk tanda setuju dengan ide Atma.Atma memang selalu mencetuskan ide-ide brilian dan sangat membantu Dhika. Mereka memang rekan yang cocok. Mulai dari malam ini, Dhika dan Atma terpaksa tidur di kampus untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk malam penggalangan dana bulan depan. Walaupim masih sebulan lagi, Dhika tidak mau mengambil resiko ada yang tidak beres karena terburu-burujika mengeqakannya tidak dari sekarang. "Atma!Kamu sendirian disini?",terdengar suara halus dari depan pintu kelas tempat dimana Atma mengeqakan perlengkapan dekor panggung. Atma mengangkat kepalanya dan melihat sosok perempuan yang membawa bungkusan dihadapannya,"eh,kamu Del. Gak kok.Aku sama Dhika disini"."Terus,Dhika nya mana?",
tanya Adel. "Dia sedang mencari sesuatu. Bentar lagi juga balik kesini".
Adel menghela nafasnya dan memberikan bungkusan itu kepada Atma,"Nih aku bawain makanan buat kalian berdua.Kalian pasti belum makan dari tadi siang". Atma tersenyum dan mengambil bungkusan yang berisi makanan itu,dan meletakkannya di atas meja. Adel duduk disamping Atma yang melanjutkan pekeqaannya. 83
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdebu
"Kok kamu ada disini,Del?",tiba-tiba Dhika datang dengan gumpalan kain hitam ditangaimya."Dari mana aja kamu?Aku dari tadi mmgguin kamu. Tub, aku ada bawain makanan untuk kamu
dan Atma",jelas Adel.Dhika hanya termenung menatap Adel yang ada dihadapannya."Sudah lah. Ayo kita makan dulu! Baru lanjut kerja lagi", ajak Atma mencairkan suasana hening itu. Tidak heranjika Dhika hanya termenung mendengar katakata yang keluar dari mulut Adel. Karena,selama ini Adel adalah satu-satunya orang yang bersikap dingin kepada Dhika.Tapi,Dhika memang laki-laki yang tidak suka memikirkan perubahan pada orang lain selama perubahan itu tidak memberikan dampak apapun padanya. Dia memang terkesan sebagai orang yang sangat cuek kepada orang-orang yang nggak akrab denganya. "Sebaiknya kamu pulang. Ini sudah larut. Tidak baik perempuanjam segini belum ada dirumah". pinta Atma."lya.Aku akan pulang sekarang", Adel mengiyakan. "Sebaiknya aku mengantarmu.Ayo!Ini sudah larut",Dhika berdiri dan mengambil kunci motomya. Adel mengikuti Dhika yang beqalan menuju ke parkiran dimana motomya setia menunggu. Mereka pun pergi menuju rumah Adel yang tidak cukup jauh dari kampus mereka. Setelah sampai,Adelturun dan langsung menuju ke pintu depan rumahnya. "Adel!", Dhika turun dari motomya dan mendatangiAdel."Terima kasih makanannya",ucap Dhika. Adel menatap Dhika heran,'"Sudah ia Dhika. Aku hanya berfikir kalian berdua belum makan dari tadi siang. Makanya aku membawakan kalian makanan. Nggak ada maksud apa-apa kok. Aku masuk dulu ya. Hati-hati dijalan",Adel melemparkan senyum manisnya sembari masuk ke dalam. Malam ini adalah malam puncak dari semua keqa keras Dhika dan teman-temannya selama sebulan. Malam penggalangan dana itu diselenggarakan pada malam ini. Tepat pada malam minggu. Dhika terlihat sangat sibuk dari yang lain. Emosinya pvm 84
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdebu
sering keluar saat ada dari teman-temannya yang menangani perkeijaarmya dengan tidak maksimal. Namun, acara itu sukses. Dana yang didapatjuga besar dan lewat dari target. Setelah selesai membereskan sisa-sisa acara Dhika beranjak pulang. "Dhika! Dhika!!" Sontak Dhika terbangun dari tidumya
setelah dia mendengar seorang perempuan memanggil namanya. Suara itu tidak asing lagi di telinganya. Tapi, dia tidak tahu suara
siapa yang memanggil namanya didalam mimpi itu. Dia mencoba untuk tidur kembali. Tapi usahanya sia-sia. Suara itu menghantuinya, hingga pada Dhika terjaga hingga matahari menyapa paginya. "Dhika kamu sudah bangun?" Mama mengetuk pintu
bermaksud membangunkan Dhika."lya Ma.Dhika sudah bangun". sahut Dhika dengan suara agak lesu. Mama membuka pintu dan menemukan wajah anak lelakinya pucat."Kamu sakit, Dhika?", Mama meraba wajah Dhika. Dhika menggeleng. "Dhika hanya kurang tidur aja kok"Ma.ngak apa-apa kok"."Kok sampai kurang tidur? Kamu begadang ya? Ngeijain apa lagi tadi malam?",Mama melemparkan beberapa pertanyaan secara runtut.
Dhika terdiam sejenak.Dia menatap mata Mamanya dengan tatapan yang sarat akan makna."Dhika mendengar"suara seorang perempuan memanggil Dhika", Dhika mulai bercerita tentang mimpinya."Walaupun itu hanya mimpi, tapi suara itu terdengar begitu nyata. Suara itu tidak asing bagi Dhika. Dia memanggil Dhika, Ma".
Nyonya Marsella hanya terpaku mendengar cerita anak kesayangannya itu. Dia memeluk Dhika. "sudah lah Dhika. Mungkin itu hanya bunga tidurmu saja. Mandi sana. Kamu 'kan hams kuliah pagi ini. Mama tunggu di meja makan". Dhika mengangguk. Dengan langkah yang setengah hati, Dhika menuju ke kamar mandi.
Setelah sarapan,Dhika berangkatke kampus.Di sepanjang 85
Antologi Cerpen Siswa Tahim 2012
Bingkai Berdebu
peqalanan Dhika masih memikirkan tentang suara yang ada dalam mimpinya itu. Sepertinya,mengetahui siapa pemilik dari suara yang memanggilnya. "Mikirin apa sob?" Atma menepuk punggimg Dhika dan menyadarkan Dhika dari lamunannya.Dhika hanyaterdiam melihat Atma yang duduk di depannya."Mikirin Adel ya? Udah deh buat apa juga mikirin cewek", celetuk Atma. Dhika menggeleng, "bukannya aku memikirkan Adel.Hanya saja,ada hal yang sedang aku pikirkan.Aku penasaran dengan suara yang memanggil namaku
di dalam mimpiku tadi malam". Alis kanan Atma naik pertanda dia bingimg dengan cerita sahabatnya itu. "Aku mengetahui suara itu dan suara itu tak asing bagiku. Tapi,sayangnya aku tidak tabu itu suara siapa. Mungkin kau akan beranggapan itu hanya brmga tidur. Tapi,suara itu terdengar nyata". Dhika bercerita dengan serins. Atma hanya mengangguk pertanda mengerti, sudah la teman. Kau hanya terlalu lelah dengan semua tugas dan tanggung jawabmu sebagai ketua Senat" "Mainlah ke rumahku malam ini. Ada acara barbeque di rumahku. Ku harap kalian dapat hadir" Dhika mengirimi teman-
temaimya pesan singkat untuk acara malam ini yang bertepatan dengan hari ulang tahun Dhika yang keduapuluh. Dhika mengundang teman-teman dekatnya untuk datang. Malam harinya, terlihat kepulan asap yang berasal dari pembakaran. Acara barbeque sedang berlangsung di halaman belakang rumah Dhika. Terlihat ramai teman-teman Dhika yang datang. Namun.Atma belum terlihat sejak acara dimulai setengah jam yang lalu.
"Dhika! Atma mana? Kok nggak keliatan batang hidungnya", tanya Adel. Kening Dhika terlihat mengkerut,"aku juga nggak tahu nih. Del. Dari tadi aku coba hubungi dia. tapi nihil". Kekecewaan terlihatjelas diwajah Dhika yang tampan itu. Wajar saja,sahabatterdekat tidak hadir pada acara ulang tahuimya 86
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdebu
tanpa memberi kabar. "Aku ingin ke kamar kecil. Dimana?"tanya Adel memecah suasana hening antara mereka berdua."Masuk saja. Diujung lorong sebelah kiri." Dhika menjelaskan. Adel segera masvik ke dalam rumah Dhika dan mencari letak kamar kecil itu.
Tidak berapa jauh dari pintu keluar, Adel menemukan sebuah ruangan. Tentu saja ia tabu kalau itu bukan kamar kecil yang ia cari. Namun,ruangan itu memancing rasa ingin tahimya. Perlahan Adel mendekati pintu itu.Ia pun memegang gagang pintu itu dan mencoba membukanya.
"Adel!!"teriak seorang laki-laki dari arah pintu keluar yang tidak lain adalah Dhika."Man ngapain kamu?'"Adel melepaskan
tangannya dari gagang pintu itu. "Maaf Dhika, Aku nggak bermaksud lancang. Aku hanya ingin tau apa yang ada di dalam ruangan ini. Ruangan ini gelap. Kalau ini gudang, tidak mungkin bentuk pintunnya seindah ini." "Dhika menggeleng dengan wajah panik." Bukan saatnya membicarakan hal itu. Mungkin lain kali akan aku tunjukkan isi
dari ruangan itu. Tapi,sekarang kita harus bergegas ke rumah sakit. Atma kecelakaan saat menuju kemari,"jelas Dhika'.Adel terdiam seakan tak percaya dengan kata-kata yang masuk ketelinganya. Dhika menarik tangan Adel. Mereka berangkat menuju rumah sakit. Dhika memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Saat sampai di rumah sakit, mereka menuju ke dalam."Bisakah aku melihat isi ruangan itu?." tanya Adel. Dhika melemparkan tatapan dingin pada Adel,"bisakah kita bicarakan itu nanti?" Adel menundukkan kepalanya"iya." "Bagaimana keadaan sahabat saya. dokter?'. tanya Dhika panik. Dokter tersenyum, hanya luka gores saja. Tidak ada yang parah." Dhika menghela nafas lega. Mereka masuk ke dalam ruangan dimana Atma terbaring dengan beberapa luka gores di lengan dan kakinya. "Untung aja masih masih jauh dari nyawa. 87
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdehu
Mau balapan kamu?"',canda Dhika.Atma melemparkan senyuman yang bisa dikatakan manis itu. Setelah berkemas,Dhika mengantar Atma dan Adel pulang. Sesampainya di rumah, tidak seperti biasanya Dhika memilih masuk lewat pintu belakang. la berdiri di depan pintu ruangan yang ditanyakan Adel beberapa saat yang lain."Akupun telah lupa apa yang ada dibalik pintu ini!". gumam Dhika. Dhika melangkahkan kakinya mendekati piniu itu. Tiba-tiba terlintas
bayangan tentang kecelakaan pesawat yang amat dahsyat dibenaknya.
"Dhika!!!" terdengar suara yang menghempaskan Dhika kembah ke dunia nyata dan menghentikan langkahnya menuju pintu ruangan itu. "Dhika, kemari! Ayah ingin bicara nih". Mama memanggil Dhika menuju ke arah suara itu berasal. Namim, pandangannya masih mengarah pada pintu itu. Semakinjauh Dhika melangkah, akhimya pintu itu pun tak terlihat lagi. Di ruang tengah. Ayah dan Mama sedang membicarakan sesuatu yang sepertinya sangat serins. '"Ada apa, Yah?", Dhika
dudukmenghadapAyahnya."Begini Dhika!Ada teman Ayah yang menawarkan untuk melanjutkan S2 mu ke Universitas di Amerika.
Bagaimana denganmu, apa kamu mau?",jelas Tuan Farhan pada anak semata wayangnya itu. Dhika menyandarkan badanya ke sofa empuk yang ia duduki itu. Menerawang ke langit-langit rumahnya. "Hmm,sepertinya tawaran itu menarik. Aku mau"jawab Dhika antusias."Kamu yakin dengan keputusanmu?"tanya Mama. Dhika mengangguk pasti. "Baiklah! Kalau kamu memang yakin. Ayah akan menguruskannya besok". Setelah selesai membicarakan
hal itu,Dhika masuk ke kamamya.Dia membiarkan gaya gravitasi menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur kesayangannya itu. Ia memperhatikan langit-langit kamar, membiarkan
pikirannya kosong. TerUntas bayangan tentang kecelakaan itu. Spontan ia bangun dari lamxmannya. "Kecelakaan yang amat 88
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdebu
dahsyat.Tapi,kenapa kejadian itu selalu terbayang?Apa aku pemah mengalami sesiiatu yang ada sangkut pautnya dengan kejadian itu? Tapi apa? Kenapa aku tak dapat mengingatnya sedikitpun?",Dhika melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal di benaknya itu.
"Dhika! Kamu kenapa? Aku perhatikan beberapa hari ini kamu sering melamun?", tanya Adel spontan. Dhika memperhatikan wajah Adel. "Dhika! Aku bertanya padamu!". bentak Adel. Dhika menggelengkan kepalanya. Adel menatap dalam kemata Dhika. "Kamu sedang ada masalah? Kenapa?". Dhika menghela nafas panjang lain menceritakan yang terjadi padanya akhir-akhir. "Hmm,anehjuga kalau itu selalu terbayang.Apa mungkin itu kejadian masa lalumu?", terka Adel. Dhika menggelengkan kepala."Aku tak yakin".Adel mengangkat bahu,"ntah la. Oh iya, nanti sore aku main ke rmahmu ya. Kamu nggak sibuk, kan?". Dhika mengangguk. DHIKA!!!",teriak Adel dari luar. Tidak lama Dhika keluar dengan mata agak mengecil,"masuk del".Adel masuk dan mereka duduk di ruang tamu. Rumah itu sudah tidak asing lagi untuk Adel dan sudah seperti rumah sendiri untuknya. Mereka diam selama beberapa saat. "Dhika!Aku ingin melihatruangan itu",Adel menyadarkan Dhika dari lamunannya. "Kenapa kamu ingin melihat ruangan itu?'", tanya Dhika heran. Adel mengangkat bahu. "ntah la. Aku hanya penasaran dengan ruangan itu". Dhika berdiri,"aye kita ke Sana,akujuga sudah lama gak masuk ke ruangan itu. Lama banget. Ya, lama banget","AYO!!". Adel menarik tangan Dhika dengan penuh semangat. Di depan ruangan itu,Adel sudah siap membuka pintunya. Saat dibuka, pintu itu berdenyit tanda sudah lama pintu itu tidak pemah dibuka. Sesaat setelah pintu terbuka, mata Adel terbelalak. 89
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdebu
Dia tidak percaya akan apa yang ia lihat. Temyata isinya dalah foto-foto masakecil Dhika bcrsama Ayahnya.Ruangan itu tampak seperti kamar tidur. Ada tempat tidur yang tampak empuk dan nyaman,ada meja berhias lengkap dengan alat-alat kosmetik yang sangat mahal dengan debu yang tebal diatasnya, serta ada sebuah lemari besar di pojok ruangan tersebut. Lemari itu menarik perhatianAdel.
"Dhika boleh aku buka lemari ini?", tanya Adel sopan. Dhika yang sedang duduk diatas tempat tidur itu tampak mengangguk.Adel membuka pintu lemari tiga pintu itu. Di dalam
pintu pertama Adel menemukan pakaian-pakaian mahal. Di pintu kedua, Adel menemukan kotak-kotak perhiasan mahal. Dan di
dalam pintu ketiga Adel melihat gaun-gaun yang indah. Ia membalik-balik gaun-gaun cantik itu. Dibalik gaun-gaun cantik itu ia menemukan sebuah bingkai foto yang amat besar dan sudah tampak usang dan rapuh. Adel mengangkat bingkai itu dengan perlahan. Namun,saat hendak melihatfoto yang ada dibingkai itu, ia hanya melihat kumpulan debu, yang tebal hingga menutupi fotonya. Karena penasaran, Adel membawa bingkai penuh debu itu kepada Dhika.
"Bingkai apa ini'?". tanya Adel sopan. Dhika tampak kaget dengan kedatangan Adel didekatnya. Dhika memperhatikan bingkai itu dan menggeleng. "Coba saja kamu bersihkan debu tebal itu
dengan tisu". Dhika mengambiltisu dan memberikannya padaAdel. Tanpa menunggu lama,Adel mengusap tisu ke bingkai tersebut. Sekali lagi mata Adel terbelalak.
"Cantik sekali wanita ini. Siapa ini Dhika? Kenapa aku tidak pemah melihatnya di rumah ini?",tanya Adel kagiim. Dhika melihat foto itu. Dia terdiam. Bayangan akan kecelakaan pesawat itupun muncul,dan terlihat air mata mengalir di pipi Dhika.Adel heran melihat Dhika yang tiba-tiba menangis. "Kamu kenapa Dhika?", tanya Adel heran. Dhika 90
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdebu
menghapiis air matanya,"DiaIbuku.Ibu kandungku.Dan sekarang aku ingat tentang suara dan bayangan kecelakaan pesawat yang selama ini menghantuiku". Adel menatap mata Dhika, "man cerita?".
"Ibu mengalami kecelakaan pesawat saat beliau hendak pergi ke luar kota. Saat itu aku baru berusia tujuh tahun. Pesawat yang beliau tumpangi meledak tidak lama setelah take off. Aku kaget saat melihat kejadian itu dengan mata kepalaku sendiri. Setelah melihat kejadian itu, aku selalu menangis tanpa henti. Hingga satu minggu setelah beliau dimakamkan pun aku masih tetap menangis, Setelah aku bisa berhenti menangis, aku selalu termenimg memandangi foto ini. Ayah tidak tega melihatku seperti itu. Jadi, beliau memutuskan untuk mengemasi semua barang-
barang Ibu dan memasukkannya ke ruangan ini agar aku tak dapat melihatnya lagi dan melupakan kejadian itu. Tidak lama setelahnya. Ayah menikah lagi dengan Mama Marsella. Dan hingga sekarang, aku diberikan kasih sayang yang lebih oleh Mama. Namun, itu membuatku lupa dengan beliau",Dhika mengelusfoto ahnarhumah Ibimdanya dan menangis. Adel mendengarkan cerita Dhika dengan seksama. la
mengerti bagaimana perasaan Dhika. Setelah menghapus air matanya, Dhika menatap Adel, 'Thanks ya. Del. Kamu udah nemuin foto ini dan membuatku ingat akan Ibu. Besok kamu ada waktu nggak? Kamu mau ngak nemenin aku ke makam Ibu besok?". Adel tersenyum dan mengangguk. Setelah selesai mendengarkan cerita Dhika, Adel pamit pulang karena hari sudah mulai gelap. Dhika menjemput Adel dengan mobilnya. Dan mereka segera menuju ke area pemakaman dimana Ibu Dhika dimakamkan. Dhika membawa rangkaian bunga yang indah dan wangi. Setelah sampai,mereka langsung menuju ke makam Nyonya Linda,Ibunda Dhika yang tampak rapi namun tidak pemah didatangi itu. 91
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Bingkai Berdebu
Dhika meletakkan rangkaian bunga dan mengirimkan do'ado'a untuk almarhmnah ibunya.Terlihat Dhika menitikkan air mata saat berdo'a, namun senyum terlukis dibibir Dhika. la tampak senang karena dapat berkunjung ke tempat istirahat terakhir Ibu yang sangat ia sayangi.
Setelah selesai, Dhika membawa Adel kemmahnya. Adel membantu Dhika memasang kembalifoto-foto yang ada di ruangan itu ke ruang tengah.Terutama,foto dengan bingkai besar dan ukiran indah itu. Bingkai yang terdapat seorang Ibu dari Dhika Pratama. Foto itu dipasang di tempat yang paling menonjol.Dhika menatap foto itu dengan senyum dibibimya. Dhika mengantar Adel pulang. Sebelum Adel turun dari
mobilnya,ia tersenyum pada Adel."sekali lagi Thanks very much ya Del". Adel membalas senyum Dhika,"my pleasure, Dhika. Jangan kamu lupakan lagi tentang Ibu kamu ya. Sering-seringlah pergi ke makam Ibumu. Kamu boleh mengajakku untuk menemanimu ke sana kalau kamu mau.Aku akan selalu bersedia.
Tak ada salahnya jika kamu menyayangi Ibu tirimu. Namun, ingatlah, sebaik apapun Ibu tirimu,jangan pemah kamu lupakan Ibu kandungmu, yang sudah mengandungmu selama sembilan
bulan sepuluh hari dan melahirkanmu dengan taruhan nyawanya". Dhika tersenyum dan pamit pulang. Setelah menyelesaikan kuliah SI nya Dhika berangkat ke Amerika untuk melanjutkan S2nya disana. Setiap ada waktu pulang ke Indonesia,ia selalu menyempatkan diri untuk pergi ke makam Ibunya bersama Adel.Hingga Dhika menyelesaikan kuliah S2 nya di Amerika, ia mendirikan sebuah perusahaan di Indonesia. Dan perusahaan itu sudah menjadi salah satu perusahaan temama dan sudah dikenal hampir di seluruh dunia. -TAMAT-
92
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Ternyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
Ternyata Begini Pentingnya Kedisiplinan Sekar Aprilia Maharani
Sekolah mungkin akanjadi tempat terindah untukku karena hanya di sekolah inilah aku bebas melakukan hal apa saja tanpa aturan keras dari mama papa dan juga tanpa celotehan yang
panjangnya hampir 1 meter. Aku merasa rumahku adalah rumah paling membosankan, menyebalkan, daripada rumah-rumah lain yang sempat aku kunjimgi. Enakan juga rumah nenek,sederhana tapi bermakna. Rumahku memang bagus, besar, dan luas tapi rumahku penuh dengan aturan yang membiasakan aku untuk hidup sedisiplin mungkin. Istilahnya itu seperti para anggota militer. "Je, kenapa baru pulang?" Mama yang sudah dari tadi berdiri di depan pintu tampak sedikit kesal, marah, dan khawatir. "Ke perpus dulu." Aku menjawab singkat, berbohong, dan ketus. Aku memang begini, pribadi yang cuek dan sedikitjutek. "Perlu apa?" Mama memulai kebiasaanya. Mamaku memang begini, setiap kali aku pulang telat pasti berbagai pertanyaan mrmcul.Aku risih,aku tidak suka dengan semua aturan mama yang terkesan lebay.
"Ada tugas cari antologi puisi. Jeje ke kamar dulu, udah capek dan saatnya tidur siang." Aku mencoba berusaha lari dari pertanyaan yang mimgkin akan terus menghantuiku. "Cuci kaki dulu, makan dulu, dan sholat dulu. Jangan
langsung tidur. Setelah bangun tidurjangan langsung online. Jadwal onlinemu hanya di hari Minggu.Ingatitu ya." Mama beranjak pergi ke kamamya dengan meninggalkan segudang perintah. Kalau masalah makan dan sholat mungkin itu kewajibanku
dan aku tidak boleh protes. Tapi, kalau masalah online? Itu hams aku lakukan setiap hari. Mama mungkin tidak tau kalau aku sering sekali online. Aku memang tidak mendengarkan nasehat mama 93
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Ternyata Begini Pentingnya KedisipUnan
yang satu ini karena aku rasa itu tidak penting-penting amat. Aku itu bisa memilih mana yang baik mana yang buruk karena aku sudah dewasa.Umurku sudah 16 tahun dan duduk di kelasISMA.
Sudah cukup dewasa bukan? Walaupun di dalam UU No.23 Tahun 2002 disebutkan bahwa "Anak adalah seseorang yang berusia di bawah 18 tahun termaksud yang ada di dalam kandungan." Aku tidak menjadikan UU itu sebagai patokan kedewasaanku. "Je, sudah selesai sholatnya?" Papa mengetuk pintu kamarku.
"Sudah. Ini lagi ngelipat mukenahnya." Aku segera membuka pintu kamarku. "Ikut papa." Papa berjalan mendahuluiku dan sepertinya berbelok ke ruang keqanya. "Inilah aturan kegiatan kamu dari kamu bangtm tidur sampai man tidur. Papa sudah printkan menggimakan kertas foto dengan latar belakang hijau dan motif Smile. Kamu pasti suka. Sekarang tempel di kamarmu dan segeralah tidur siang karena nanti sore kamu harus melakukan kegiatan lain." Papa menjelaskan panjang lebar. Persis persegi panjang pokoknya. Aku terdiam.Aku kira papa akan kasi sesuatu yang spesial seperti boneka, lukisan, novel, baju, tas, atau bahkan motor barn. Temyata.. Uh,hanya hanya sebuah kertas aturan yang sama sekali tidak ada harganya. Man dibuat dengan motif mobil pim tetap aja aku tidak suka. Jadi, dengan terpaksa aku terima. "Baiklah." Aku tersenyum datar dan meninggalkan papa. Di kamar aku masih tetap bingimg, mau taruh dimana ya? Kalo aku taruh di belakang pintu, papa pasti marah dan akan ceramah lagi. Tapi, kalo aku taruh di meja belajarku nanti temanteman yang main ke kamarku menertawakanku dan buat berita ini menjadi berita ter-HOT di mading.Huh,,hm„ mendingan aku taruh di meja belajarku, nanti misalnya temanku mau main ke rumah aku akan tutup ini dengan kain hijau. Sip deh.
94
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Ternyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
"Je, sudah bangun?" Mama mengetuk pintu kamarku dengan hati-hati.Tidur aja enggak. HUH ! "Sudah ma. Emangnya kenapa?" Aku menjawab dengan nada orang yang bam bangun tidur. Padahal, aku berbohong. "Jangan lupa dikemas ya tempattidumya.Oiya,kamu hams mandi dulu setelah itu sholat, bam boleh nonton TV.Nonton berita ya soalnya ada berita terbam nib PESAWAT SUKHOIJATUH." Mama mengabariku dengan nada lembut. Ya ampun, semuanya hams diingatkan. Aku tuh taujadi tidak perlulah diingatkan kayak anak kecil begini.
"lya, emangnya mama man kemana sih?" Aku menjawab ketus.
"Pergi arisan. Jaga rumah yajangan kemana-mana.Papamu
pulang kantomya agak telat karena ada meeting tambahan.Adikmu eskul basket dan abangmu kuliah sore. Ingat ya,siram tanaman di luar karena bibi lagi sibuk." Mama masih saja terns komat-kamit. Aku hanya mengiyakan.Tiap sore hams nyiram bunga,aku sudah terlalu bosan. Hal-hal yang buat aku jenuh tuh karena abang dan adikku enak-enakan main basket dan kuliah. Aku ?
Kring.... Suara telepon rumah berbunyi nyaring.Aku segera berlari mengangkatnya. "Hallo,selamat sore bisa bicara dengan Jenny Jessa?"Suara
seorang cewek muda terdengar dari gagang telepon."Selamat sore, saya Jeje sendiri. Ada perlu apa ya?"Aku sedikit berkonsentrasi. "Bisa bicara dengan Jenny Jessa?" Mbak itu mengulang kalimatnya lagi.
"Saya sendiri."Aku sedikit kesal karena mbak itu sepertinya budek.
"Tadi anda bilang anda Jeje bukan Jenny Jessa kan?" "Heh!Saya memang Jenny Jessa,saya dipanggil Jeje.Nama itu sudah sangat sering dipakai sejak saya masih bayi." Aku menjelaskan, kirain mbaknya budek. 95
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Temyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
"Oh,maafJeje. Saya tidak tau. Saya dari pabrik Snack kota ini. Panggit saja saya Irma. Saya sangat senang bisa punya konsumen seperti anda. Saya dengar bahwa anda adalah remaja yang sangat sering membeli produk snack dan saya sangat menghargai itu. Maka dan itu, kami dari pabrik Snack akan memberikan Jeje sebuah motor dari Honda yaitu motor beat wama merah. Jeje bisa ambil di kantin sekolahan Jeje yang biasanya tempat Jeje membeli snack. Terima kasih Jeje. Selamat siang." Mbak itu langsung saja menutup teleponnya. Padahal, aku man mengucapkan banyak-banyak terima kasih. "Jeje,kenapa belumjuga disiram bunganya?" Mama yang baru datang mengagetkanku. Untungnya aku tidak punya penyakit jantung. "Begini ma.." Baru saja aku mau menjelaskan mama langsung menyambar duluan. "Sudahjangan banyak alasan. Cepatsiram! Kamu itu harus disiplin jangan jadi anak pemalas! Ayo cepat berdiri," Mama mengomel dan menatapku tajam. Aku segera berdiri dan mengambil selang di halaman dan memutar keraimya agar air bisa keluar. Jujur, aku belum bisa membantah mama. Setiap di kasi tau aku pasti menjalankannya belum pemah sekalipun aku membantah dengan kalimat kasar. "Jeje,,," Terdengar suara cewek yang sangat aku kenal tengah memanggilku.
"Jejenya lagi nyiram bunga, Shereen. Kamu ke belakang aja." Mama menyuruh sahabatku Shereen untuk datang menghampiriku. "Ren, tunggu disitu aja. Aku udah selesai kok." Aku menaruh selang dan mematikan keran. Tapi, mama menyeletuk "Selesaaikan dulu. Jangan lari dari tanggimg jawab. Setelah itu ambil bvmga-bunga yang lajm dan buang di tempat sampah." "Ada Shereen ma. Ntar aja aku lanjutin." Aku memelas 96
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Ternyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
dan menghampiri Shereen.
"Ok. Hari Minggu tidak vuituk online ! mama menjawab enteng.
"Ih." Aku mengeluh dan segera melanjutkan lagi. "Sabar Je. Yuk aku bantu," Shereen mengambil davm-daun
yang layu di dalam pot bunga.Aku memandangnya iba"Maaf ya merepotkan kamu. mamaku emang kayak gitu." "Haha santai aja lagi. Aku juga pengennya punya mama
kayak kamu." Shereen malah memuji mamaku.Apa iya? "Maksudnya?" Aku masih bingung dan nampaknya Shereenjuga"Ha? Nggak.Aku Cuma salutsama kamunya. Masih sabar."
"Hehehe,iya iya," Aku tersenyum menunduk. Malam harinya, aku mencoba mendatangi mama yang
tengah asyik menonton berita "Jatuhnya Pesawat Sukhoi". Mama terlihat sangat antusias saat menonton acara itu. Aku sebenamya pengen nonton lagi karena aku masih sangat penasaran, masih adakah korban yang masih selamat,tapi mama bilang malam bukan waktunya menonton.
"Jangan bilang mau nonton!" Mama langsung aja sok kepedean.
"Siapa juga yang mau nonton. Aku cuma mau kasi tau bahwa besok aku dapat motor baru." Aku langsung to the point "Motor? Dapat darimana coba?" Mama tampak cuek-cuek saja.
"Hadiah karena aku sering makan snack di kantin," Aku bercerita dengan bangga.
"Oh,jadi kamu sering jajan di kantin ya. Percuma saja mama bekali kamu ayam krispi,susu,kalau temyata kamu sendiri jajan di luar. Kamu tau tidak bahwa semuajajanan sekolahan itu 80% mengandxmg bahan-bahan berbahaya. Boraks, formalin, semuanya ada." 97
Ternyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Aku terdiam. Aku lupa kalau aku kan memang dilarang jajan sama mama papa. "Jangan percayalah sama undian-undian kayak gitu. Pasti dibohongi. Lagipula, kalaupun kamu memang dapat motor, dipakainyajuga nanti tunggu umur 17tahun.SIM sudah ada,umur sudah cukup,kemahiran oke.Bam kamu boleh pakai motor." Mama menjelaskan nasehat-nasehatnya. "Liat besok aja." Aku beranjak pergi kembali ke kamar dan belajar. Sepintas, ada rasanya keinginan untuk baca arahan yang dibuat papa. Hm.. nggak ada salahnya sebelum tidur baca itu.
"Ha?"Aku kaget setelah membaca afiiran-aturan itu dalam hati.
© Senin - Sabtu @ ©
Kegiatan
04.00
Bangun, mandi, sholat Subuh
04.30
Bereskan tempat tidur, belajar Sarapan, siap-siap ke sekolah
05.30
©
15.30
Makan,sholat Dzuhur,tidur Bangun tidur, bereskan kamar, mandi Sholat ashar, belajar, menonton TV
16.00
Siram tanaman, menyapu halaman
18,00 19.00
Sholat maghrib, mengaji Sholat Isya, makan, belajar
20.00
Tidur
12.30 15.00
©
Minggu
© ©
Kegiatan
©
Kegiatan seperti biasa hanya ada tambahan: 15.30
Online
98
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Ternyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
"Ya ampun,aturan ini! Kapati waktu mainnya! Keterlaluan" Syalalalala... Bunyi suara tanda ada yang menelpon di hpku segera ku pencet oke.Hpku masih hpjadul.Layamya masih hitamputih, beda dengan hp anak pada umumnya. "Hallo. Jeje." Suara Shereen terlihat sangat mengharukan.
Lemah tak bedaya. "Ada apa Ren? Kok lesu gitu? Galau lagi ya?"Aku menggodanya.
"Oh,enggak kok Je.Aku cukup bahagia hari ini." Shereen tampak berusaha ceria.
Aku sungguh heran sama sikapnya. Disaat dia pengen curhat pasti ragu-ragu. Aku hams ngertiin dia. Shereen memang
agak pemalu."Wah,bahagia liat aku diomelin tadi sore ya?" Aku menggodanya lagi.
"Hahaha,iya Je. Oiya, besok istirahatnya Jeje bawa bekal kan? Shereen juga man bawa bekal,jangan ke kantin ya OKE." Shereen tampak bahagia. Aku jadi lega. Tapi, kenapa dia melarangku ke kantin? Aku kan man ambil hadiah motor. Huft. "Baiklah Shereen"
Lama kami mengobrol,akhimya telepon terputus,mungkin karena pulsa Shereen habis. Hebe. Aku pun segera tidur dan mengambil selimut di lemari. Selimutyang kemarin dicuci mama, jadi aku hams pakai selimut bam. Keesokan harinya..
"Jeje, cepat bangun. Ada kabar yang mengejutkan nib." Mama dan papaku mengetuk pintu kamarku.Aku melirikjam beker kecil di kamarku, masih jam 3 subuh, aku kan biasanya bangun jam 4.
"Kenapa ma,pa?"Aku mengucek-ucek mataku yang masih sangat berat untuk dibuka. "Shereen meninggal." Mama dengan beratnya menahan tangis.
"Ha? Aku masih mimpi kan ma? Aku pasti masih tidur
dan tengah mimpi buruk.Iya kan ma?"Aku menggoyangkan tubuh 99
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Ternyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
mama sambil menangis histeris. Mama dan papa memeluk tubuhku. Mereka mengusap-nsap rambutku.Aku benar-benar shok.Aku rasa ini hanya mimpi.Pasti mimpi.Bang Rio tampak keluar dari kamamya,begitu pula Andi. Mereka tampak keheranan. "Kamu hams sabar,ikhlaskan semuanya. Shereen memang telah tiada. Tadi, pembantunya menelpon mama." Mama memelukku erat.
"Tapi, kenapa? Kenapa? Apa sebab dia meninggal? Tadi malam kami masih sempat ngobrol lewat hp kok dan dia dalam keadaan baik-baik."Aku masih histeris. Rasanya semangatku telah lemah,luluh, hilang, dan musnah.Aku dan Shereen memang bam bersahabat. Aku juga tidak begitu paham dengan asal-usul keluarganya, tapi yang jelas aku udah menganggap Shereen segalanya.Cuma Shereen yang man mengertikan sikap mama.Aku juga bingung kenapa dia begitu sabar menghadapi sikap mamaku yang cerewet. Mungkin Shereen belum tan tentang aturan yang telah dibuat papa,tapi aku yakin seandainya dia tau dia pasti tidak akan menertawakanku.
"Mama akan ceritakan semuanya nanti. Sekarang cepat mandi, sholat, sarapan, dan kita akan segera melayat ke rumah Shereen." Aku masih belum percaya akan keadaan ini. Selesai mandi,sholat,dan sarapan aku segera pergi melayat ke rumah Shereen.Aku,mama,papa,bang Rio,dan dek Andi samasama memakai baju berwarna hitam. Air mataku masih saja mengalir setiap aku mengingat kenangan aku bersama Shereen. "Non Jeje, ... "Pembantu Shereen mengejarku dengan tangisan di wajahnya. "Bibi,..." Aku memeluknya erat.
"Maafin Bibi ya,Bibi tidak bisa menjaga Shereen dengan sebaik-baiknya. Bibi memang teledor. Non Shereen waktu itu tidak mau minum obat dan Bibi tidak mampu lagi membujuknya.Kalau
100
Antologi Cerpen Siswa Tahm 2012
Temyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
memang Bibi tau saat itu memang penyebab Non Shereen meninggal, Bibi pasti akan memaksanya." Bibi masih mengeluarkan tumpahan kesedihaimya. "Shereen sakit? Kenapa dia tidak pemah memberitahukan padaku? Dan dia bilang keluarganya sejahtera. Lain, mana papa mamanya ?"Aku heran tingkat menara. "Itu yang akan mama ceritakan nantinya. Sekarang, ayo kita bacakan doa untuk Shereen." Mama menarikku untuk segera masuk.
Betapa sedihnya aku melihat Shereen yang memang sudah dimandikan dan tengah terbaring lemah, pucat. Jujur, aku benarbenar baru pertama kali melayat orang yang meninggal.Dan untuk pertama kalinya aku melayat sahabatku sendiri. Cuma Shereen yang bisa menerimaku apa adanya. Cuma Shereen.
Sepulang pemakaman, aku masih saja bingimg dengan penyebab Shereen meninggal. Dan aku bingung kemana mama papanya?
"Jeje? Tabahkan hatimu. Ikhlaskan saja sahabatmu. Sekarang kamu slap denger ceritanya?" Papa menatapku penuh makna. "Aku sudah cukup siap mendengar cerita itu." Aku menunduk lesu.
"Shereen adalah seorang anak yang sangat kaya raya.Papa
mamanya adalah pengusaha sukses yang hebat sehingga Shereen tidak diperhatikan. Dulunya Shereen itu adalah anak yang sangat pemalas. Waktunya habis untuk buat nonton, online. Pokoknya dulvmya Shereen adalah pribadi yang sangat tidak disiplin, bertolak belakang dengan apa yang mama papa ajarkan pada kalian semua. Semenjak Shereen kenal kamu,Shereenjadi berubah. Shereenjuga sangat suka dengan mama yang cerewet. Jadi, dia bisa berubah lewat semua curhatan kamu.Pada hari Minggu,Shereen mengeluh sakit pada pembantunya sehingga pembantunya mengajaknya ke dokter,setelah diperiksa temyata Shereen banyak sekali mempunyai 101
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Temyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
penyakit akibat kebiasaan burukya ketika SMP yaitu jajan sembarangan.Nah,disitulah awal penyakit Shereen yang bemjung pada kematiannya. Mama tau ini dari pembantunya. Makanya mama selalu cerewet dan mengajarkan kamu untuk disiplin dalam segala hal supaya nantinya kamu menjadi orang berkelakuan terdidik dan pasti hidupmu kelak akan sejahtera." Mama menjelaskan. Kini aku jadi tau kenapa mama dan papa selalu berusaha secerewet mungkin dan kenapa mama dan papa selalu mempunyai banyak aturan. "Lantas,kemana mama dan papanya?Aku tidak melihatnya "Aku masih penasaran denganjawaban masalah ini."Mereka keqa di luar negeri dan menurut pembantunya mereka sangatjarang ke Indonesia bahkan menelpon Shereen pun tak pemah lagi." Mama berkata pelan. Kring.. Bunyi telepon rumah terdengar. Aku segera berlari mengangkatnya. "Halloo, Jeje, aku minta maaf. Masalah hadiah motor kemarin Cuma akal-akalan aku dan teman-temanku. Sekarang, kepsek udah tau dan kami minta maaf yang sebenar-benamya. Kemarin, kami cuma mau mengerjain kamu aja supaya dimarahi penjaga kantin ketika akan mengambil motor baru penjaga kantin itu yang memang merk Beat. Shereen waktu itu tau ketika kami sedang menyusun rencana untuk mengeijai kamu dan rencananya Shereen akan bilang hari ini. Tapi, karena dia sudah pergi kami sendiri yang akan jujur sama kamu. kami sangat kehilangan Shereen." Tania dan para anggota geng nya menangis sambil meminta maaf padaku. "Aku sudah memafkannya. Makasih atas kejujuran kalian..:"Aku menutup telepon. Sekarang aku tau kenapa Shereen melarangku jajan ke kantin karena dia sudah tau dan ingin aku tidak teqebak dalam ejekan geng Tania. "Mama" hadiah motor itu cuma akal-akalan geng Tania 102
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Temyata Begini Pentingnya Kedisiplinan
dan dia sudah minta maaf." Aku menghampiri mama dan papa. "Mama sudah menebak ya tapi, sudahlah dia sudah meminta maafherarti masalah kamu selesai." Mama memandangku dengan wajah masih berduka. Kematian Shereen mengajarkanku akan arti sebuah omelan dan aturan kedesiplinan yang mama dan papa buat. Sekarang aku akan terus merasa bangga bisa punya orangtua yang sangat
memperhatikanku.Buat Shereen selamatjalan dan aku akan selalu mengenangmu sampai kapanpun. Buat kalian semua hanya satu pesanku,orang tua marah- marah bukan karena dia marah ataupun benci,tapi karena dia sayang dan ingin yang terbaik imtuk kalian. Sayangilah orang tua kalian dan jangan pernah sekalipun membantahnya dengan kata-kata kasar yang bisa melukai hatinya. Hidup yang paling sempuma adalah saat-saat kita bisa menjadi diri sendiri dan membahagiakan orang-orang yang kita sayangi. Terima kasih.© Terima Kasih
103
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
Firasat Hati
Nanda ElokJuwita
Di suatu hening malam,dalam keremangan svmyi,aku hams terbangunkan oleh suara-suara yang sangat menyesakkan dada. Mengapa tidak? Aku yang sehamsnya terlelap dalam dekapan mimpi, kini hams menjelma menjadi kelelawar yang menyusuri jejak lautan api di rumahku sendiri. Sesaatku terbayang akan wajah adik perempuanku yang dipeluk oleh ketakutan batin. Segera ku keluar dari kamar dan hendak menuju kamar adik yang berada tak jaub dari kamarku. Semua itu ku lakukan tanpa mengbiraukan dentuman api yang mengbujam mmab pada saat itu. Sejenak diriku menarik napas panjang sebelum membuka pintu kamar adikku,namun.."Kayla!!"panggilku setelab membuka pintu. Dengan langkab gontai ku segera mengbampiri Kayla yang sedang berlutut di sudut kamar. Tanpa pikir panjang aku langsung memeluknya dengan erat sebagai seorang kakak yang tak ingin menambab beban luka adiknya."Kayla,jangan menangis, dan jangan takut, kakak akan selalu ada dan peduli denganmu,tenang ya dik." ucapku lirib ditetinga Kayla dan tak bisa menaban tangis. Kayla pun mencoba mengbadapkan wajabnya dan menatap ku penub dengan makna tersembunyi di balik matanya. Namun, aku mengetabui maksud tatapan yang menginginkan kebadiranku selalu. Seketika Kayla semakin memeluk erat dekapannya padaku. Dan imtuk pertama kalinya aku beqanji imtuk selalu menyayangi Kayla sepenub bati sebagai seorang kakak yang mengayomi adiknya. Sementara pada keesokan barinya. "Kamu tidak sarapan Dbe?" suara seorang wanita 104
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
kepadaku."Tidak Ma."jawabku singkat."Bagaimana pelajaranmu disekolah?" tanya mamaku." Baik-baik saja kok Ma. Terus bagaimana dengan pementasan drama tadi malam?"jawabku ketus. "Apa maksud dari pertanyaanmu Adhe? Mama tidak habis pikir betapa teganya kamu menilai kondisi keluarga kita saatini?"jawab mama ku sembari menahan emosi.
"Apa Mama tidak salah berbicara? Sadar Ma tindakan mama dan papa tadi malam itu sudah menggimcang psikis BCayla. Apa kalian sudah lupa kalau kalian juga sudah pvmya anak? Oh, sekarang Adhe sadar kalau mama dan papa sudah tidak mengharapkan kehadiran kami lagi sebagai anak kalian." "Apa-apaan kamu ini Dhe? Beginikah kamu membalas semua jasa yang telah di beri kepadamu? Atau kamu yang telah lupa bahwa kamu itu adalah anak kami? Sehingga kamu sudah tidak berlaku santun terhadap kami? lya?" "Mama sadar dong, Adhe dan Kayla itu anak mama dan papa,Kak Rianjuga anak kalian,tapi kalian sudah mencontohkan perilaku yang tidak sewajamya kepada kamisebagai orang tua yang baik, apakah perbuatan mama dan papa tadi malam itu bisa dikatakan benar? Berkelahi dan beberapa kali melontarkan kata cerai? Adhe yakin kalau Kak Rian tahu semua ini, pasti dia juga akan kecewa dan menganggap bahwa keputusannya kuliah di luar itu adalahjalan yang baik untuk menghindari kebusukan-kebusukan yang membuat dia tidak betah di rumah ini." Aku pun bergegas meninggalkan mama yang sedang menahan emosi mendengar perkataan ku tadi. Saat di depan pintu rumah hendak pergi ke sekolah, aku melihat papa yang sedang sibuk dengan handphone pribadinya. Entah apa yang sedang disibukkan papa hingga tak mendengar perang mulut yang barusan teijadi antara aku dan mama,eiku pun tidak menghiraukan papa, segera ku bergegas pergi ke sekolah yang takjauh dari rumah, ya walaupun dengan beqalan kaki,tapi aku yakin tidak akan terlambat 105
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
jika aku berangkat lebih awal seperti ini. Sesampainya aku di sekolah, suara seseorang tiba-tiba menyapaku dari belakang. Temyata suara itu berasal dari teman sekelasku yakni Taris, dia teman dekatku di kelas. Aku tabu Taris melihat wajahku yang sedang dalam masalah besar, namim aku tabu juga Taris memabami kondisiku dan mengurungkan niatnya untuk bertanya sesuatu tentangku. Di kelas, aku kembali mencoba untuk memposisikan diri sebagai murid yang sedang bersunggub-sunggub mendengarkan pelajaran dari guru-guru di sekolab, walaupun dalam kondisi dan situasi yang terns merenggut konsentrasi belajarku di kelas. Saat istirabat pertama, aku bergegas ke kantin, namun kepalaku terasa pusing sekali,teringat babwa semalaman aku matimatian menjaga Kayla di kamamya bingga terlelap dari tidumya yang lebib mengberankan lagi, temyata aku lupa babwa sebarian kemarin aku tidak ada makan sedikitpim karena beban masalab yang sedang di tanggung olebku. Sebelum bergegas berdiri bendak menuju kantin, Taris kembali menyapaku dengan wajab beran. "Dbe, wajab mu terlibat pucat, kamu sakit?" tanya Taris cemas."Ab, tidak apa-apa Ris, paling cuma bentaran doang sakitnya."jawabku."Tapi kamu tidak bisa begini terns, aku antar ke UKS ya?" pinta Taris dengan cemas. Aku berpikir sejenak, setelab di pikir-pikir temyata saran
Taris ada benamyajuga,lebib baik aku beristbabat di UKS sampai pulang, dari pada belajar di kelas namun tak dapat berkonsentrasi. Lagi pula istirabat di UKS jaub lebib menenangkan bagiku dari pada beristiratrat di rumab ku sendiri yang tak ubabnya seperti kandang singa." Baiklab Ris, aku ke UKS."jawabku." Oke,aku antarkan."jawab Taris bergegas mengantarku ke UKS. Setelab sampai di UKS,Taris tidak segera meninggalkan aku" namun Dia seperti ingin bertanya sesuatu tentangku, batinku 106
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
berkata pasti dirinya ingin menanyakan perihal kemurunganku sejak tadi pagi di sekolah. "Baiklah,aku akan menceritakan sebenamya apa yang telah
menjadi kegelisahanku selama ini, mungkin selama ini kamu sebagai sahabatku merasa sudah ada merasakan perubahan sikapku akhir-akhir ini kan?"tanyaku pada Taris." Aku tidak ada maksud untuk memaksamu memberi tahukan semua masalah mu,namun
aku merasa tidak dapat membantumu jika kamu terus-terusan
menyembunyikan masalah mu seperti ini Dhe." jawab Taris memelas."Baiklah,masalah ini tentang keluargaku Ris,ya,tentang papa dan mama ku.."
Aku pvm menceritakan semua yang teqadi di keluargaku akhir-akhir ini kepada Taris selama waktu istirahat, sebelum bel masuk berbunyi yang mengharuskan Taris untuk segera kembali ke kelas. Taris pun terlihat berusaha memahami kata demi kata dariku. Hingga aku selesai bercerita,Taris menasehatikuimtuk tetap bersabar dan yang terpenting untuk saat ini adalah bagaimana aku hams bisa menjaga adikku yang masih di bawah umur untuk menghadapai masalah ini sendirian. Taris juga bemsaha menghiburku dan berkata untuk tetap
menjadi seorang Adhe yang ceria dan menyenangkan bagi semua orang.Aku pvm merasa beban berkurang danjauh merasa terhibur mendengar perkataan demi perkataan Taris kepadaku. Bel masuk pvm berbunyi,Taris segera pamit meninggaUcan aku beristirahat di UKS dan segera kembali ke kelas mengikuti pelajaran selanjutnya. Tak terasa beberapajam kemudian aku terbangvm daritidur, dan melihat seorang petugas UKS yang menanyakan keadaan ku sekarang.Tentunya setelah sebelumnya aku di kasi obat dengannya dan beristirahat total aku merasa jauh lebih sehat di bandingkan tadi,terlintas di benakku bahwa mungkin hanya karena kelelahan yang membuat suhu badanku panas dan kepala terasa pusing tadinya. 107
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
Aku pun segera bangkit dari tempat tidur UKS untuk menuju ke kelas karena bel waktu pulang sekolah sudah berbunyi sejak delapan menit yang lalu, dari jendela UKS sudah terlihat sepi dan hanya beberapa orang murid saja yang masih berlalu lalang di sekitar sekolah. Aku melihat petugas UKS telah bersiap-siap merapikan UKS untuk segera pulang, aku pun mengucapkan banyak terima kasih kepada petugas itu dan segera menuju ke kelas untuk mengambil tas yang tertinggal. Aku melihat beberapa teman sekelasku yang masih ada di kelas, dan ku coba hampiri salah satu diantaranya." Tata, tadi selama aku tidak ada di kelas, ada tugas-tugas apa saja?" tanyaku pada Tata yang sedang sibuk merapikan barang-barangnya untuk di masukkan dalam tas."Adhe? Tumben kamu sakit ke UKS tadi?
Biasanya kamu tetap bertahan di kelas gitu. Oh, iya ini pinjam catatan aku saja tadi tidak ada tugas, hanya saja banyak catatan."jawabnya sembari memberikan beberapa buku catatan kepadaku." Hahaha.. Iya tadi aku merasa pusing berat, makanya aku segera ke UKS. Makasi Ta, besok aku balikkan catatanmu ini.""Iya sama-sama, kebanyakan belajar tub jadi pusing berat deh.. Hahaha. Kamu kan sering belajar sampai larut malam, iya kan?"tanya Tata dengan wajah menginterogasi. Aku terdiam membayangkan kata-kata Tata barusan, ya.. Aku biasanya sibuk belajar tiap malam hingga larut pun aku tak peduli yang penting aku benar-benar bisa menguasai materi pelajaran yang belum ku mengerti, tapi sekarang, rasanya tidak mungkin belajar setenang hari kemarin."Adhe?" suara Tata menyadarkan lamunanku."Aah,iya iya Ta? Duh,badanku masih kurang sehat,kepalakujuga masih terasa sedikit pusing,sebaiknya aku pulang dulu ya Ta, sekali lagi terima kasih sudah mau meminjamkan buku catatan hari ini."jawabku segera meninggalkan Tata karena tak ingin mengingat perihal barusan."Aneh."jawab Tata dalam hatinya. 108
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
Setelah sampai di rumah aku melihat sebuah koper yang masih berada di ruang tamu, dan aku mengenal koper itu. Segera aku melihat kearah ruang tengah terlihat papa, mama dan.. "Kak Rian!" Aku pun langsung melangkah hendak memeluk Kak Rian."Adhe!"Kak Rian pun membalas panggilanku dan memelukku."Aku kangen banget dengan kakak. Tapi kakak kok tiba-tiba pulang? Setahu aku anak kuliah belum waktunya libur kan?"tanyaku heran."lya ada urusan yang hams kakak selesaikan di sini terlebih dahulu. Kamu sendiri apa kabarnya Dhe?' "Alhamdulillah baik kak,walaupun.." mataku seketika mengerling kearah papa dan mama yang sedari tadi diam seribu bahasa." Sepertinya kakak mengerti apa yang sedang kamu pikirkan, sebaiknya kita bicara di kamar saja." kata Kak Rian setengah berbisik kepadaku. Kami berdua pun melangkah menuju kamar,tentunya aku sembari membantu Kak Rian mengangkat kopemya. Sesampainya kami berdua di dalam kamar."Kakak tidak habis pikir selama di peijalanan tadi, papa dan mama tidak ada berbicara sama sekali, ya sesekali ada sih,tapi berbicaranya masing-masing kepada kakak, maksudnya antara mereka berdua itu loh yang tidak ada bicara sama sekali." tanya Kak Rian kepadaku sembari menghempaskan badannya ke tempat tidur."Papa dan mama memang akhir-akhir ini sering bertengkar kak, tadi malam pertengkaran mereka memuncak,aku saja sangat terpukul dan bergegas ke kamar Kayla imtuk melindunginya Kak." kataku mencoba menjelaskan. "Oh iya, Kayla bagaimana ya kabamya? Kakak belum sempat melihat dia sedari tadi."tanya Kak Rian."Mungkin dia lagi ada di kamamya Kak." jawabku."Oke, kita bahas ini nanti lagi ya Dhe, kakak ingin melihat keadaan Kayla dulu di kamamya."jawab Kak Rian melangkah menuju keluar kamar hendak ke kamar Kayla. Aku pun mulai merasakan sedikit ketenangan,aku berharap dengan kedatangan Kak Rian walau hanya sebentar akan bisa 109
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
memberi solusi dan menyelesaikan masalah antara papa dan mama. Biar bagaimanapun Kak Rian anak paling tua di keluarga kecil ini, aku yakin dia bisa bersikap dewasa atas masalah ini. Beberapa menit kemudian aku merasa gerah berada di kamar, tadinya aku ingin melanjutkan untuk beristirahat, namun aku merasa bosan, aku pun memutuskan keluar rumah imtuk berjalan-jalan ke sekitar taman komplek rumahku. Waktu tepat menunjukkan pukul 14.30, ya sudah cukup tidak panas lagi pikirku untuk berjalan-jalan di sekitar taman.
Ketika ku sedang beqalan menyusuri taman,aku melihat Tata yang sedang asyik dengan laptopnya sambil duduk di kursi taman. Memang yang aku tahu, rumah Tata berada di sekitar sini juga, jadi tidak jauh baginya untuk sesekali bersantai di taman ini. Terpikir olehku untuk menghampirinya. Aku pun melangkah menuju ke arahnya."Hai Ta!" duduk di sebelah Tata. "Eh, ada Adhe."jawabnya singkat. "Serius banget sama laptop, kenapa tidak sekalian di makan saja tu laptop."jawabku setengah menahan tawa."Ah kamu ini, terserah aku dong mau melakukan apa."jawab Tata dengan wajah cemberut."Hahaha,santai Ta aku cuma bercanda." entah mengapa melihat ekspresi wajah Tata tadi membuat ku merasa terhibur."Oh kalau begitu cari sasaran yang lain saja untuk jadi tempat bercanda kamu." kataTata sembari melotot. "Ketus banget! Emangnya kamu sibuk apa sama tu laptop?" tanyaku. "Aku lagi mau coba-coba mengarang cerpen untuk di kirim ke salah satu redaksi, siapa tahu kan di terima dan bisa di terbitkan."jawab Tata sedikit lebih santai."Kamu lucu ya katanya mau jadi dokter,tapi aku lihat bakat kamu lebih ke sastra gitu." kataku dengan wajah meyakinkan. "Cerewet! Kan bakat harus di kembangkan, cita-cita juga harus di perjuangkan dong." Jawabnya bijak."Hahaha, betul katamu Ta!" kataku dalam hati. Aku merasa mendapat cahaya terang setelah mendengar kata-kata Tata, aku merasakan semangat baru untuk 110
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
mempeijuangkan segala yang aku butuhkan di masa depan nanti. Seharusnya masalah apapim tidak menjadi penghalang untuk aku terus belajar dan belajar. Namun saat ku tersadar dari lamunan, aku melihat Tata
yang sedang memegang kepalanya yang terlihat sangat sakit. Terlebih, ku lihat darah menetes dari hidungnya. Aku sangat
terkejut. "Tata kamu kenapa? Sudahlah, cerpennya di lanjutkan nanti saja,aku antar kamu ke rumah sekarang ya?""Ah tidak apaapa kok Dhe,aku pulang sendiri saja,lagi pula rumahkujuga tidak jauh kok dari sini. Aku pulang dulu ya Dhe!"jawab Tata segera melangkah dengan gontai sembari memegang laptopnya. Aku merasa sangat khawatir, namun aku berharap sekali
agar tidak teqadi apa-apa dengan Tata.Sekembalinya aku di rumah, aku melihat kedua orang tuaku kembali bertengkar hebat, kali ini bukan hanya mereka berdua saja" namun sudah melibatkan kak Rian dan Kayla. Entah angin apa yang merasuki ku,aku langsung berteriak dan memantapkan perkataanku. "BERHENTIl!" Mama dan Papa bisanya hanya bertengkar terus,
apa tak pemah terbesit sedikitpun di benak kalian bahwa setiap kali kalian bertengkar itu adalah waktu dimana kami sebagai anak kalian merasaterguncang,kami bertiga ini anak kalian,hargai kami sebagai anak dengan teladan yang baik, bukan dengan cara sering bertengkar seperti ini." kataku dengan napas yang tersengal. Aku merasa seisi rumah menjadi hening mendengar perkataanku, terlebih kedua orang tuaku. "Kak Adhe." terdengar suara Kayla lirih tertuju kepadaku. Aku merasa tak tahan dan tidak bisa mengendalikan emosi
lagi, aku segera berlari ke luar rumah dengan penuh linangan air mata. Walaupun aku mendengar seisi rumah yang memanggilku untuk tidak berlari, namun semua tak kuhiraukan,aku terus berlari dan.. Aku melihat cahaya lampu mengarah kepadaku, aku merasakan tubuhku terhempas kuat di aspaljalan, hanya remang111
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
remang sinar dan balutan wajah histeris orang tuaku, Kak Rian dan Kayla yang berlinang penuh air mata,sesaat aku merasajauh, tenang, aku merasa tidak bisa bergerak sedikitpun dan perlahan aku merasa tak sadarkan diri.
Entah kemana diriku beqalan,mungkin sudah di alam lain, ku lihat di sekitarku putih, berseri dan aku bertemu seorang gadis sepantaran umurku, dia duduk, tersenyum mengarah padaku, senyuman itu sepertinya sudah tak asing lagi bagiku, namun aku lupa,lupa akan segalanya" yang ku ketahui hanyalah apa yang aku lihat sekarang. Namun beberapa saat gadis itu mulai menjauh, entah dia yang menjauh atau aku yang semakin menjauh dari hadapannya, aku merasa tidak menggerakkan sedikitpun langkah kakiku karena ada sesuatu yang menggerakkan ku untuk terus menjauh dari hadapan gadis itu. Dan perlahan pandanganku merasa kabur,jauh, dan kembali terpejam untuk yang kedua kalinya. "Adhe? Kamu sudah sadar? Dokteeer!" terdengar sura wanita paruh baya, ya itu suara mamaku.
Namun walaupun aku bisa mendengar, mataku tetap terpejam seakan ada sesuatu yang memaksaku untuk terus memejamkan mata ini. Tak lama kemudian ku merasakan tangan yang dengan perlahan melepaskan sesuatu di area kepaku,seketika ku rasakan tangan itu berhenti berkutik, aku mendengar suaranya yang menyuruhku untuk membuka mataku secara perlahan, dan mula-mula aku hanya melihat samar-samar cahaya,namun setelah beberapa detik aku bisa melihat papa, mama,kak Rian,Kayla dan beberapa teman sekelasku termasuk Taris berdiri di hadapaku yang sedang terbaring lemah. "Syukurlah kamu sudah sadar Nak!" kata papaku. "Ikuti arahjari saya dengan pandangan matamu!"perintah seorang dokter kepadaku. Dengan penuh tanda tanya aku pun mengikuti gerakan jari dokter tersebut,temyata terasa sakitimtuk menggerakkan mata 112
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
ini, namun lama-lama aku pun mulai merasakan sakit itu perlahanlahan hilang."Baik kondisi mata anak kalian sudah mulai membaik setelah menjalani operasi kemarin,saya harap kalian dapat menjaga istirahat dan pola makan anak kalian dengan baik." kata seorang dokter itu sembari meninggalkan ruangan bersama kedua orang tua ku."Kamu istirahat dulu ya Dhe,kakak dan Kayla keluar dulu, ini ada teman-teman kamu yang sudah cemas menvmggu kamu sedari tadi." kata Kak Rian dan Kayla tersenyum kepadaku dan bergegas keluar dari kamar rumah sakit ini. Disaat yang bersamaan, aku melihat Taris dengan wajah cemasnya yang melangkah mendekatiku.
"Dhe,syukurlah kamu sudah sadar, kami pikir kami akan kehilangan satu teman lagi." kata Taris dengan wajah panik sekaligus sedih. Aku melihat teman-temanku yang merunduk munmg, bahkan ada yang tak bisa menahan tangis. Tapi batinku merasa aneh, karena tidak melihat seseorang diantara mereka, namun aku mengurungkan niat unfuk bertanya. "Dhe,andai saja kamu tahu,Tata Dhe,Tata.." seketika Taris seperti tidak berani meneruskan kata-katanya. "Sebenamya apa yang telah teqadi? Katakan kepadaku?"tanyaku dengan memegang kepalaku yang terasa sakit. "Tata meninggal Dhe, dan.. Dan dia telah mendonorkan matanya imtukmu setelah mengetahui bahwa kamu memerlukan donor mata.jawab Taris melemah."Ha? Kamu serius Taris? Kamu pasti bercanda kan?" jawabku setengah tak percaya."lya Dhe, dia mengidap penyakit kanker otak, saat kami menjenguknya di rumah sakit kemarin tepat beberapajam setelah kamu kecelakaan, dia merasa sangat terpukul mendengar kabar bahwa kamu di vonis dokter mengalami kebutaan, namun dia merasa hidup dia tak lama lagi dan memutuskan untuk mendonorkan matanya kepadamu." jawab Taris diringi dengan tangisan meraung oleh teman-temanku yang lain. Nyawaku terasa melayang, jauh di benak, aku teringat 113
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
pandanganku kearah gadis tadi, ya sewaktu aku belum sadarkan diri,temyata itu adalah Tata yang takkan pemah bisa teqamah oleh pandangan mataku lagi. Semilir hati pun terusik perasan sepi, hingga beberapa minggu kemudian, fisikku bisa di bilang sudah pulih dan bisa masuk sekolah kembali. Saatku kembali beqalan di koridor sekolah aku menuju perpustakaan dan mengambil sebuah Koran hari ini, dan aku pun kembali keluar dari perpustakaan hendak menuju ke bangku taman sekolah.
Setelah ku bolak-balik halaman Koran itu, aku terperanjat ketika membaca sebuah nama pengarang cerpen di Koran itu, ya, Sagita Winona yakni Tata. Aku mulai kembali larut dalam
kesedihan,namun ku memaksakan diri untuk membaca cerpen itu, dan aku sangat terharu membaca kata-kata di akhir cerpen itu. "Dan kita sebagai manusia hanya bisa berharap, berusaha dan term meminta pada Sang lllahi, hingga seketika alam pun menjawab restu-Nya dan limpahan kasih sayangnya kan mengiringi hasil jerih payah kita. "bacaku dalam hati dengan linangan air mata. Aku memandang beberapa buku catatan Tata yang belum sempat ku kembalikan. Aku pun berucap dalam hati sambil tersenyum memandanginya. "Tata, terima kasih telah hadir dalam kehidupanku, andai kamu tahu bahwa orang tuaku sekarang sudah tidak bertengkar lagi, malah menjadi semakin baik semenjakperistiwa kecelakaan itu yangjuga mempertemukanku dengan kenyataan pahit bahwa
dirimu telah tiada, namun aku bersyukur bisa kembali memandang dunia ini dengan matamuyang begitu indah seindah tiap kali aku menatap wajahmu. Hingga alam pun memisahkan kita saatdirimu
telah menempati ruang hati ini, walau ragamu tak dapat lagi terjamah olehku, namun dirimu akan menjadi salah satufirasat hati ini yang selalu ham akan senyuman di wajahmu." 114
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Hidup Kedua
Hidup Kedua
Rury Novia Putri
Konon, ketika seorang dalam keadaan koma ia akan bisa melihat potongan - potongan kejadian dalam hidupnya seperti menonton film yang tak jelas alur ceritanya dan bisa mengalami pengalaman aneh yang tak bisa dianalisis dalam logika,itulah alam bawah sadar takkan pernah kita mengerti bagaimana asal muasalnya.Entah percaya atau tidak tetapi itu telah menjadi sebuah cerita yang tak kunjvmg usai alumya. Rif'ah Jawani, nama yang sangat sederhana tetapi mempimyai banyak makna,dia wanita paruhbaya yang berusia 43 tahun dengan tubuhnya yang ideal, tinggi yang semampai, dan memiliki seorang suami yang bemama Rudi Priyanto dan kedua putrinya yang sangat ia sayangi yaitu, Rury dan Nanda. Rifah merupakan wanita karir yang bekeija dikantoran pada umrramya, perbedaaimya hanyalah dia mampu bekeija siang dan malam tanpa merasa lelah sediki^im.Itulah yang membuatia banyak kehilangan waktu untuk mengurusi kedua putrinya, kama dari itu, Rury dan Nanda hams bisa mandiri dalam mengeqakan hal- hal yang teqadi di dalam hidupnya, meskipim ia sangat sibuk dengan urusan kantomya, sesekali waktu ia masih memberikan kasih sayang kepada suami dan anak - anaknya. Sedari pagi ia sudah bangun mempersiapkan sarapan dan perlengakapan suami dan anak - anaknya. Setelah semua harta paling berharganya siap untuk kekantor dan kesekolah barulah ia bersiap - siap untuk pergi kekantor, dengan bergegas ia mempersiapkan diri dan perlengkapan kantomya dengan cepat dan sigap ia menghidupkan motor merah kesayanganya yang setia mengantarkan dirinya sampai kekantor. Sesampainya dikantor seperti biasa tugas- tugas yang hams ia selesaikan sudah menunggu 115
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
diatas mejanya,maklumlah Rifah hanyalah seorang stafbiasa yang belum memilikijabatan yang hebat dan para atasannya selalu saja memerintahnya tiada henti,selalu ada saja keqaan yang tiap harinya hams diselesaikan belum lagi dengan dinas luar kota yang sering ia jalani semakin membuatnya sibuk dengan urusan - umsan kantomya yang dikeluhkanya hanyalah kapan waktu yang dapat ia berikan untuk keluarga kecilnya dan kapan waktunya untuk sekedar mengistirahatkan sebentar saja tubuhnya yang tak pemah berhenti beraktifitas. Hari demi hari iajalani dengan semangatnyayang tak pemah padam tak ada sedikitpun kata mungeluh di hatinya yang ada difikiranya hanyalah bagaimana ia hams menyelesaikan kerjaannya secepat mungkin dan pulang kemmah dengan ranjang yang sudah menunggu untuk ia sandarkan tubuhnya setelah lelah beraktifitas seharian.
Hari yang ditunggu pun tiba setelah ia menanti entah berapa lamanya akhimya hari ini adalath hari yang sangat istimewa baginya kama apa yang telah ia impikan selama ini tercapai dengan pengorbanan yang berat dan penantian yang panjang . Hari itu adalah hari dimana ia mendapat peningkatan jabatan dari staf menjadi kepala seksi, yang biasa disingkat KaSi, jabatan itu membuatnya bangga akan keqa kerasnya selama ini hal itu berarti pequangannya selama ini tidak sia - sia. Suaminya puntumt bahagia dan senang dengan prestasi yang ditorehkan istrinya itu. Tetapi kebahagiaan itu tidak berpihak pada kedua anaknya,kedua anaknya kurang setuju akan kabar bahagia ini, yang ada di pikiran Rury dan Nanda adalah jika ibu jabatannya meningkat, itu berarti ibu akan lebih sibuk dan lebih sering lagi keluar kota untuk umsan kantor dan segala tetek bengeknya dampak yang ditimbulkan seiring peningkatanjabatan adalah Ruiy dan Nanda akan semakin jarang bertemu dengan ibu tercinta, itu berarti semakin sedikit
waktu yang ada untuk curhat dan berkumpul dengan keluarganya. Akan tetapi hidup adalah pilihan yang hams di hadapi dan dijalani, 116
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
itulah yang terjadi dikeluarga kami yang hanya ingin menjalani hidup dengan baik dan dengan iman dan islam yang telah orang tua ajarkan.Itulah yang menjadi penguat keluarga kami agar tidak sering terjadi perdebatan - perdebatan yang tak seharusnya diperdebatkan. Hari - hari yang dijalani Rif'ah sekarang terasa sedikit berbeda,orang-orang dikantor lebih segan dengan dirinya mungkin ada hubunganya dengan kenaikan jabatan yang ia alami saat ini yang menbuatnya sedikit terpandang dikalangan teman - teman sekantomya Tapi hal itu tidak man ia anbil pusing dan ia tetap menjalani hari - harinya seperti biasa yang penuh dengan keqaan dan masalah - masalah yang dihadapi perkantoran. Setelah beberapa bulan Rifah merfadi KaSi pun,ia jatuh sakitawalnya hanyalah keremut biasa yang tak terlalu ia perdulikan rasa sakitnya itu dengan penyakitnya ia masih tetap beraktifitas seperti biasanya walau pun ia hams menguatkan dirinya berminggu - minggu lamanya penyakit keremut yang dideritanya pun tak kunjung sembuh telah berbagai pengobatan yang ia jalani didampingi oleh suaminyayang selalu sabar merawatnya, hingga suatu hari ia sudah tak tahan lagi dengan penyakitnya dan ia menyerah,ia meminta untuk dirawat dirumah sakitimtuk tindakan lebih lanjut dan berharap penyakitnya dapat segera sembuh dan dapat beraktifiktas kembah.Setengah hari diruang UGD menunggu kamar perawatan yang sedang dipersiapkan. Setelah beberapa lama menunggu mangan kelas I yang lumayan luas menjadi tempat perawatan sementara Rifah. Dengan kondisi badan yang lemah ia masih bisa bergurau dan bercanda dengan suami dan anak anaknya seolah tidak menunjukkan sedikit pun rasaa sakit yang ia alami.
Malam pim tiba Rifah masih berada di ruang perawatan dengan suaminya yang setia menimggunya,anak - anaknya pulang karena dikhawatirkanjika terlalu lama berada dirumah sakit dapat 117
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
mengganggu kesehatan anak - atiaknya, dirumah ada nenek yang siap menjaga anak- anaknya dengan sabar. Sekarang hanyalah mereka berdua yang ada didalam ruang perawatan itu malam pun semakin larut Rif'ah pun tertidur dengan jarum infus yang menempel ditangannya suaminya tetap setia menvuiggunya dengan badan yang sudah mulai terkuras energinya karena seharian telah menjaga istri tercintanya itu. Seiring beijalannya malam dan faktor kecapekan membviat suaminya ikut terlelap dalam kantuknya dan tertidur dengan pulas. Beqam -jam suaminya terlelap, Rudi tidak menyadari bahwa istrinya meronta- ronta kedinginan dan terbangun dari tidumya entah apa yang ada dalam fikiran Rifah sehingga ia mencabutselang inftisnya dan akhimya terbaring ditempattidumya. Keesokan harinya,dengan hujan yang sangat lebat disertai guntur, menetes air mata dari pipi seorang lelaki penuh penyesalan dalam hidupnya ya setelah Rudi terbangvm dari tidumya ia terkejut bukan kepalang melihat istrinya yang terbujur kaku seperti mayat hidup,seketika air matanya berlinang menetes membasahi mukanya secepat kilat ia memanggil suster dengan harapan istrinya bisa terselamatkan. Pagi itu telepon berbunyi dirumah yang sepi, anak pertamanya mengangkat telepon dengan polosnya, ia mendengar suara tangisan seorang lelaki yang sedang kebingungan bagaimana harus memberitahukan kejadian ini dengan kedua anaknya sebisanya iajelaskan tanpa maksud membuat hati anak - anaknya gelisah, dan meminta agar anak - anaknya secepat mungkin menjunguk ibunya yang sedang dirawat dirumah sakit.
Entah apa yang ada didalam fikiran anak pertamanya itu secepat kilat ia memakaijaket dan membangunkan adiknya imtuk pergi kerumah sakit, denagn tubuh yang masih belvun bersiap siap dan belum mandi,keduanya bergegas pergi dengan mobil yang dikendarai pamannya Secepat hujan yang turun di pagi itu,secepat itujuga pamanya membawa mobil agar segera sampai secepatnya menuju rumah sakit.
118
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
Diruang perawatan kedua anaknya tersentak langsung meneteskan air mata melihatibu yang sangatia sayangi tak sadarkan diri dan tak dapat berbicara,lantunan ayat- ayat suci telah terdengar dari mulut Bapak dan para teman - temannya. Rury sangat histeris melihat kondisi ibunyayang sepertiitu bahkan sampai sekarang ia masih ingat kata - kata bapaknya yang berpesan "ikhlaskan saja ibu agar ibu dapat kembali dengan tenang" kata- kata itu yang membuat Rury takut,takutakan kehilangan penyemangat hidupnya, tetapi seperti apa yang telah diterapakan keluargaku"hidup adalah pilihan" dan Rury harus memilih yang terbaik demi kebaikan ibunya, sebisa mungkin ia mengikhlaskan ibunya yang hanya terbuju kaku dengan nafas yang setengah yang membuat Rury semakin resah dengan perasaannya yang tak man kehilangan ibimya. Linangan air mata tampaknya membanjiri ruangan itu seakaan hujan yang mengalir dengan derasnya dijalanan,entah telah berapa ribu bahkan berapa juta tetes air mata yang jatuh akan kekhawatiran seorang wanita paruh baya yang bemama Rifah Jawani.
Tanpa kehabiasan akal Rudi pim segera memindahkan istrinya itu ke ruang ICU dirumah sakit itu,tak perduli berapa biaya yang harus ia keluarkan demi istrinya tercinta agar dapat sehat seperti sedia kala.Anak - anaknya hanya termangu dan mengikuti, menuruti apa saja yang bapaknya lakukan demi kesembuhan ibunya itu. Setelah beberapa jam diruang ICU akhimya pihak keluarga diperbolehkan masuk, dengan rasa deg - degan dan kecemasan yang sangat tinggi Rudi dan kedua anaknya masuk kedalam ruangan ICU dengan harapan tak ada air mata yang menetes kembali, sesampainya diranjang ibunya air mata anak pertama RiUah langsung pecah,menghapuskan harapan yang tadi sempat niatkan, bagaimana tidak dengan kabel yang begitu banyak di dada, gigi ibunya yang dicabut, selang yang lumayan besar di dalam mulut, infiis yang menempel di tangan, serta selang yang dipasang pada 119
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
hidung,semakin membuat Rury miris melihatnya,sebisa mungkin Rury mengnatkan diri nntuk tetap berada di samping ibunya dengan harapan yang sangat besar agar ibu dapatsegera sembuh.Sementara itu Bapak melantunkan ayat- ayat suci ditelinga ibu agar ibu dapat merespon dengan baik. Sementara anak kedua Rifah hanya bisa menangis ketakutan melihat ibunya yang penuh dengan kabel di badannya. Dokter mengatakan tak ada sakit yang diderita Rifah kalau pun ada hanyalah demam tinggi biasa, berdasarkan basil pengecekan darah semua penyakit yang diduga pun hasilnya negatif, hal ini membuat pihak keluarga semakin bingung dan sempat disangkut pautkan dengan kenaikan jabatan yang bam bam ini dipegang oleh Rifah. Doa demi doa setiap harinya selalu dilantunkan bapak dan para keluarga bahkan teman - teman Rifah agar dapat sembuh kembali, surah yasin, doa selamat, doa tolak bala,bahkan denganjalan Ruldyah pun telah di tempuh hanya untuk menyadarkan kembali Rifah. Setelah beberapa minggu diruang ICU akhimya harapan itupun berbuah manis,Rifah mulai sadarkan diri dengan perlahan, dan dengan perlahan pula konidisinya mulai membaik, setelah
dirasa kondisinya lumayan membaik ia pun dipindahkan diruang rawat inap biasa dengan selang yang masih menempel dihidung. Senyuman manis pun sudah dapat dilontarkan Rifah ke suami
dan anak - anaknya, sayangnya hal manis itu hanya berlangsung selama 5 hari lamanya. Rifah kembali tak sadarkan diri dan lagi lagi menghamskanya dirawat diruang ICU kembali,keluarga pun semakin cemas dengan kondisi ini, anak - anak Rifah hanya bisa ikhlas dan pasrah menerima apa yang telah terjadi di dalam peqalanan hidupnya.Berbeda dengan semangat yang diperlihatkan suami Rifah, yaitu Rudi semangatnya tak hilang walau telah diterpa angin berkali - kali berbagai macam cara telah ia lakukan baik dalam dunia medis maupun diluar dunia medis biaya tak lagi 120
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
ia fikirkan hanya untuk istri tercintanya,untunglah Rudi merupakan seorang pegawaiPLN yang mendapattunjangan dari kantor untuk membayar biaya nimah sakit, semua yang ia lakukan hanyalah dengan harapan istrinya dapat berkumpul kembali dengan keluarga kecilnya. Slang malam ia betah berada dirumah sakit demi menunggu istrinya yang tak setiap waktu dapat ia lihat kecuali pada saatjam besuk dan keadaan darurat.Ia setia menunggu istrinya diruang tunggu keluarga yang bisa dikatakan tak layak untuk dijadikan tempat beristirahat,tetapi apa boleh buatsemuanya hams ia lakukan demi sang istri tercinta. Dengan selang dan kabel yang kembali memenuhi badan Rifah bahkan semua orang pun tak tega melihat kondisinya,tetapi apa yang orang lihat diluat sangatjauh berbeda dengan apa yang dialami Rifah di alam bawah sadamya saat ia koma,ia berada di sebuah desa yang dominan laki - laki yang hidup dengan tentram dengan taat menjalankan ibadah yang diperintahkan Allah, pohon - pohon segar yang berdaun hijau menghiasi dan menyejukkan matanya dengan keindahan alam yang disuguhkan. Air mancur terindah yang ia lihat membuatnya terkagum-kagum dengan desa itu, penduduknya yang taat akan agama, ramah dan wajah yang berseri-seri membuatnya sangat betah di desa itu, ketika para penduduk akan melewati sebuah jembatan Rifah mengikutinya semakin ia ikuti karena ia semakin penasaran,tiba -tiba ada seorang laki - laki yang berkata padanya "ibu belum saatnya kesana nanti pasti ada waktunya" lebih baik ibu pulang kerumah ibu" didalam hati Rifah sebenamya dia ingin sekali ikut dengan penduduk desa yang wajahnya berseri - seri itu, tanpa ingin mengambil resiko ia pun menumti apa yang dikatakan laki - laki itu agar kembali kerumahnya. Keajaiban pim muncul pada siang itu, setelah sekitar dua bulan Rifah tak sadarkan diri akhimya ia bisa menggerakkanjari - jari tangannya dan perlahan - lahan menggerakkan anggota 121
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
badannya dengan lemah,suster pun langsung memanggil suaminya dengan kabar yang sangat menyenangkan,suaminya pim sangat sangat bersyukur atas kejadian ini. Usahanya selama ini tidak sia sia untuk menyadarkan kembali istrinya. Setelah kondisi Rifah mulai membaik ia dipindahkan kembali di ruang rawatinap untuk perawatan yan^ lebih ringan, anak - anaknya pun sangat bahagia
melihatibunyayang telah kembali pulih dari komanya.Yang sangat disayangkan Rifah tak bisa mengingat sebagian kenangan yang telah ia alami selama hidupnya, yang ia ingat hanyalah kenangan masa lain sedangkan kenangan yang berumur satu atau dua tahim
sama sekali tak diingatnya dan kakinya belum dapat menopang tubuhnya kama sudah lebih dari tiga bulan ia tak menggtmakan kakinya untuk berjalan,setelah dirasa kondisinya cukup membaik Rifah pim diperbolehkan pulang dengan catatan hams melakukan terapi agar kakinya dapat difungsikan sebagaimana mestinya
Kegembiraan menyelimuti keluarga kami, malam yang sangatkami tunggu pim tiba yaitu kedatangan kembali ibu kerumah
dengan kondisi yang sudah lumayan membaik.Tangis ham bahagia menyelimuti keluarga dan para tetangga yang sedari tadi menantikan kehadiran Rifah kembali kerumah dengan sehat. Semua yang hadir malam itu tersenyum melihat Rifah yang sudah pulih walau Rifah masih tampak bingmig dengan kondisi sekitar seperti bayi yang bam lahir kedunia yang belum tau apa - apa. Ya,
seperti itulah keadaan Rifah sekarang, masih tampak bingimg dengan isi rumahnya dan sekitamya.Keluarganya sangat berharap Rifah dapat mengingat kembali dan sehat kembali, harapan itu temgiang saat Rifah kembaU kerumah dengan selamat.
Hari demi hari pun telah terlewati manis pahitnya hidup telah Rifah rasakan selama ini,koma yang ia edami hanya dirasakan beberapa malam di alam bawah sadamya,entah hanya fiksi ataupim nyata yang jelas kejadian itu telah membuatnya sadar akem
pentingnya waktu berkumpul bersama keluarga dan meluangkan 122
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
waktu untuk menyandarkan tubuhnya diatas kasur,sekarang takkan ada lagi kesibukan yang dimeja keqanya dan takkan ada lagi waktu yang hanya terpakai untuk urusan pekeijaan sepenuhnya. Rifah tak mau mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya dan ia sangat bersjojkur mempunyai suami yang mencintainya dengan tulus dan setia menjaganya saat ia menderita sakit yang lumayan parah,itu yang membuatia ham dan mengucap syukur telah diberikan hidup kembali dan berada didekat orang - orang yang menyayanginya. Dari peijalanan hidupnya,ini mempakan keajaiban terbesar yang telah teqadi dicatatan hidupnya dan tak pemah ia lupakan dan takkan mau ia lupakan. Tak ada lagi Rif'ah yang sibuk dengan karimya takkan ada lagi Rif'ah yang kekurangan waktu untuk anaknya. Sekarang, yang ada hanyalah Rif'ah yang ingin keluarganya harmonis dan bahagia dan menggimakan waktu dikantor secukupnya.Kama sekarang Rif'ah bukanlah Rirah yang sehebat, setangguh, dan sekuat dulu lagi.
123
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Tuan Surat Kaleng
Tuan Surat Kaleng Natasha Hangraini
Dia berambut hitam.Tidak terlalu cantik,setidaknya di mata Sehun. Tingginyajuga tidak lebih dari 160 senti. Oh,otaknya? la memang langganan 10 besar di kelas dan belakangan nilainya nyaris selalu sempnma, tapi tidak bisa dibilang brilian juga. Harta? Ini lagi. Sehun sama sekali tidak berani menjamin ia makan dan minum dengan benar. Lalu,apa yang membawa Sehun sampai sejauh ini? Tertarik? Tidak. Kan sudah ditegaskan di awal. Cinta? Tidakjuga.Rasanya ini lebih besar.Lebih kompleks dari kata cinta itu sendiri.
Lalu apa definisi yang tepat untuk menggambarkan perasaan dan kelakukannya beberapa bulan belakangan ini? Sekedar empati dan perasaan ingin tabu yang begitu besarkah? Akhimya ia hanya bisa pasrah, persetan dengan rajutan huruf itu. Kata hanyalah kata. Karena yang ada hanyalah ada. Ia hanya mengikuti apa yang ingin ia lakukan.Terlepas dari pertanyaan 'kenapa''apa' dan'untuk apa'. Semuanya bermula sejak makhluk berambut hitam berkilau serta bermata besar itu lebih banyak diam dan lebih memilih duduk
di pojokan kelas setiap hari. Meskipun tidak pemah saling sapa, apalagi mengobrol mengobral cerita diri, tapi Sehun tahu betul. Ada yang tidak beres dengannya, Nyonya Sarkatika, Lavia
Sarkatika. Selama 3tahun selalu menempati kelas yang sama,yang Sehun tahu adalah... siapapim orang yang berada di sekitar Lavia akan selalu merasa terbakar.Panas. Semangatnya terlalu besar dan berapi-api untuk ditampung sendiri oleh tubuh mvmgilnya. Mungkinkah api itu telah padam?
Sehim tidak bermaksud menjadi Avatar atau pahlawan super.Ia hanya ingin tahu apa yang membuat manusia terceria yang 124
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
pemah ia temui bisa segitu cepatnya berubah hanya dalam waktu seminggu.Bayangkan! Hanya butuh waktu 168jamuntukmerubah kebiasaan beribu-ribujamnya.Ini aneh,dan hatinya tergelitik untuk mencari tabu. Satu hal yang bisa ia pastikan, ia rindu percikan api itu. Dan sekarang... ia nyaris sekarat. Seperti ikan kehabisan air, seperti pujangga yang kehabisan kata-kata, seperti pulpen yang mendamba tinta. Ia butuh senyum itu lagi. Ia butuh semangat itu lagi.
"Sehun," panggil Ezar, sahabatnya—untuk yang kesekian kali.
"Oh Sehun!" serunya lebih keras lagi."Ya!Dia lagi? Aish, apa kau tidak bosan? Setiap hari,setiap ada kesempatan kau selalu menatapnya dengan posisi dan air muka yang sama." Sehun tidak bergeming. Tangan kanannya tetap tertancap
manis di atas meja, menopang dagu lancipnya yang sedang ia arahkan ke kanan.Ya.tepat di samping Lavia. Sejak gadis itu lebih mpmilib untuk duduk di pojok, Sehun memaksa Ezar untuk ikut pindah ke belakang dan duduk di sebelah mejanya. Padahal meja mereka sebelumnya yang berada di bagian depan adalah meja terstrategis—diperuntukan bagi mereka yang ingin masuk 5 besar. Untungnya saja Tuhan berbaik hati memberi kedua lelaki tersebut otak yang cemerlang. Jadi, duduk di mana saja rasanya tidak ada masalab. Dan yang menjadi problema sekarang adalah,hobi Sehun yang bertambah satu sejak duduk nyaris di pojok kelas: Menatap kepala Lavia yang sedang terkulai lemah menghadap tembok. Terkunci, seolah ia punya dunianya sendiri yang tidak ada satu orang pun berani ~ dan bemiat—menerobosnya. Sehun hanya menjadi penonton. Entah harus berapa lama lagi sampai ia benarbenar bosan. Karena baginya melihat rambut hitam itu tergerai sudah cukup membuatjantungnya tetap berdetak dengan ritme yang wajar. Lain halnyajika kepala itu berbalik dan malah membelakangi tembok,bisa dipastikan Sehun akan bemafas setengah-setengah. 125
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
"Kau melamun lagi. Ah,lama-lama aku bisa sama gilanya dengan kalian berdua!"jerit Ezar frustasi sambil mengacak-acak rambut lurusnya. Sehxm terkikik ringan, menanggapi keluh kesah sahabatnya dengan kedikkan bahu. "Maaf.Aku terlalu fokus."
Ezar menghembuskan nafas lega saat mata Sehun akhimya membalas tatapannya, tanpa interupsi apapun."Kau sadar tidak? Sudah hampir 4 bulan kau memperhatikan gadis aneh itu. Aku tabu untuk masalah ini kau memang selalu ingin tahu. Dan aku~ sebagai sahabat-lebih tahu lagi kalau kau seperti ini artinya sedang ada yang kau cari. Lalu apa saja yang sudah kau dapat. Tuan Detektif? Putri Tidur, hmm?"
Rahang lelaki berdarah separuh Korea ini mengeras. Kentara sekali ia berusaha mengurung emosinya." Aku tahu Van
muak dengannya-atau mungkin dengankujuga.Tapi,tolongjangan berfikiran yang aneh-aneh dulu. Dia bukan gadis aneh. Saat kau mengatainya,sama saja kau mengataiku. Dan asal kau tahu, Tuan Wardoyo,dia tidak sedang tidur." Ada kerutan tercipta di kening Ezar."Lalu?" "la sedang menangis."
"Apa?Kau tahu darimana??"serbu Ezar tidak percaya."Ia tidak terlihat seperti menangis. Ia tenang-tenang saja. Tidak ada suara, apalagi guncangan. Dan... untuk apa ia menangis?" "Sekarang siapa yang selalu ingin tahu, hah?" Sehim
melipat tangan di depan dada dengan senyum penuh kemenangan. Membuat bibir tebal Ezar mengerucut."Tentu saja aku tahu. Aku selalu melihat ada bekas air di sekitar mata dan pipinya saat pulang sekolah. Dan ia selalu menyembunyikan wajahnya saat pelajaran kosong, saat di mana ia tidak sedang memikirkan apa-apa. Yang sebenamya,saat itulah ia sedang memikirkan banyak hal." "Bisa... kau peqelas lagi?" "Nanti saja. Kalau penelitian ini sudah selesai kau adalah
126
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
orang pertama yang akan kuberi tahu. Aku janji," jamin Sehun sambil meninju pelan lengan Ezar. Sedetik kemudian ia sudah berdiri, dan kembali memantapkan pandangannya ke rambut yang tergerai itu. Bertepatan dengan bvinyi lonceng. "Kau man menggantikanku memperhatikannya atau ikut ke kantin,Ezar?"Seakan sadar kalau tatapannyajuga sudah beralih ke objek yang sama dengan apa yang dilihat Sehun, Ezar segera bangkit dan beqalan duluan meninggalkan virus- virusjahat yang bisa merusak sistem kerja otaknya. Virus Gila Menatap Lavia. "Kalian berdua membuatku tidak ingin jatuh cinta. Kalau pun iya, aku tidak mau seseram kalian." pekik Ezar dari luar kelas dengan langkah terburu-buru. Sehun tertawa kecil, menunjukkan wajh tanpa cacatnya ke belakang kepala itu lagi. Mungkin sebentar lagi aku akan tahu. Tapi, apa tidak bisa kau yang langsung memberitahuku, Wahai engkau yang sedang menangis dalam diam? Sudah genap 5 bulan api yang Sehun rindukan itu padam. Keadaannya pun bisa dibilang semakin buruk. Sekarang tidak hanya saat pelajaran kosong saja. Kadang, di pelajaran yang masih ada guru bertenggemya pun ia akan tetap tidur—menangis. Sehun bingung,sekaligus sakit.Ia ingin sekali menghampiri meja angker tersebut, tapi udara terlalu membungkam kata-katanya sehingga yang bisa ia lakukan hanya diam,dan menatap. Sampai suatu hari, pintu yang tertutup rapat itu menampakkan sedikit celahnya. Saat pelajaran Pak Gusti, guru sastra mereka membebaskan pelajaran hari itu dan menggantinya dengan... permainan. Katakan saja begitu. Permainan yang cukup sederhana. Pak Gusti akan memutar sebuah lagu. Seiring lagu berputar, mereka secara estafet menjalankan sebuah spidol dari meja ke meja.Dan dimulai dari meja paling depan. Saatlagu mati, maka perputaran spidol tersebut juga ikut terhenti. Siapapun orangnya yang kedapatan memegang spidol, ia berhak ditanyain 127
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
apapun oleh satu orang di kelas tersebut. Permainan dimulai. Baru sekitar 15 menit bermain,sudah 4 korban yang menjadi sasaran pertanyaan simalakama temanteman sekelasnya. Ada yang bertanya jumlah uang saku sehari-
hari,siapa pacamya sekarang,sampai di mana membeli anjing yang sehat.
Sampai pada akhimya kesempatan itu datang, celah itu
mengeluarkan setitik cahaya penuh harap. Lagu itu terhenti tepat di meja pojok. Meja Lavia.
Sebenamya tidak serta merta berhenti juga. la mendapat operan spidol dari bangku di depannya.Dan seperti biasa,ia hanya berbaring lemah di mejanya. Entah tidak tahu atau pura-pura tidak tabu mereka sedang terikat dalam permainan Pak Gusti. Sehun menunggu spidol itu pindah ke tangannya.Tapi sampai lagu habis
ia tetap tak bcrgeming. Dan satu kelas berubahjadi hening. "Ya! Lavia,"panggil Pak Gusti lembut.Tidak adajawaban dari Lavia. Ia masih tetap pada posisi sebelumnya. Lavia Sarkatika!" nada Pak Gusti naik satu oktaf. Dan
sebelum naik merjadi 3 oktaf,Sehun segera mengguncang-guncang bahu Lavia.
Tubuh ringkih itu perlahan tegak,mata coklatnya menyapu habis seisi kelas dalam sekali gerakan. Ekspresinya datar. Tidak seperti habis tidur, tidak seperti habis menangis juga. Ia terlalu pintar menyembunyikan raut wajahnya' "lya,Pak?"tanyanya dengan suara datar. "Apa yang sedang kau lakukan?"
"Hmm,"keningnya sedikit berkerut."Mendengarkan lagu yang sedang diputar. Kebetulan... itu lagu kesukaan saya." Pak Gusti menghela nafas berat. "Kau tidak menyimak permainan ini?"
"Jadi saya dihukum? Baiklah, saya terima apapun hukumannya.Ini cuma permainan kan?" balasnya langsimg tanpa 128
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
tedeng aling-aling. Lagi-lagi membuatrahang separuh kelas turun. Mungkin mereka sendiri sudah lupa seperti apa suara Lavia. Suasana kembali hening. Sepertinya Pak Gusti tidak punya alasan untuk memarahinya. Anggap saja Lavia sengaja tidak memindahkan spidol tersebut. "Ayo,ada yang ingin bertanya?"
Tidak seperti sebelumnya, kali ini satu kelas diam teratur. Bahkan beberapa di antara mereka menghindari bertatapan langsung dengan Pak Gusti.
"Baiklah, sepertinya kali ini giliran saya yang bertanya." Pak Gusti duduk di atas mejanya,berusaha santai meskipun gugup itu kentara.
"Lavia," panggilnya pelan." Andai kata kau diberi kesempatan untuk dilahirkan kembali dengan kekuatan super, kekuatan apa yang ingin kau miliki?" Lavia kembali mengerutkan kening sebentar. Kemudian ia tersenyum tipis. Dan Sehun yakin saat ini juga jantungnya mulai berdetak kacau.
"Saya... ingin bisa menggenggam waktu." "Hah?" nyaris satu kelas meneriakkan kat yang sama. Setengah takjub,setengah aneh denganjawaban sederhana Lavia. "Saya ingin bisa mengenggam setiap detik, detik yang ada ayah saya di dalamnya. Ikut hanyut dan terkunci." Tidak ada yang menyahut. Bahkan Pak Gusti sekalipun. Musik tidak juga diputar, semuanya masih dituntut keras memikirkan jawaban Lavia. Seperti... ada kesedihan yang disaratkan di kalimat itu. Sakit itu terasa nyata. Menoreh hati siapapim yang mendengamya. 'Apa kau segitu sakitnya?' Pukul 15 lewat 34 menit.
Sudah setengahjam yang lain lorong SMA Lasfor ditinggal
pergi anak muridnya.Sudah setengahjam pula Sehun berdiri sambil 129
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
sesekali menegnk air mineral di tengan menunggu V.vsn selesai dengan'panggilan alam'nya.Kalau bukan karena E2ar yang sudah beqanji akan mengajarinya integral imtuk persiapan ulangan besok, mungkin sudah daritadi Sehun pulang dan bercumbu dengan bantal dirumah.Entahlah,hari ini matanya terasa lebih berat dari biasanya. Itu sebabnya saat pelajaran matematika ia tidak bisa menangkap apa yang dijelaskan guru di depan kelas.Bahkan selama dua puluh menit tanpa sadar ia sudah merapatkan matanya dan mendaratkan
kepala di meja. Menurutcerita Ezar,sebenamya Sehun sudah nyaris tertangkap basah tidur di kelas. Namun berkat jasanya yang memiliki bakat terpendam imtuk mengalihkan perhatian, predikat anak baik-baik Sehun masih terjaga sampai sekarang di mata guru tersebut. Oh,tidak. Sebenamya di semua mata gum. Mata yang rabun maupun yang masih bagus. Jadi, sebagai imbalan Ezar meminta Sehun imtuk menunggunya disini. Ulangi, di lorong Lasfor yang dingin dan tanpa dilengkapi fasilitas tempat duduk. "Ezar, sampai 6 menit lagi kau belum muncul aku bersumpah akan mencampurkan obat pencahar di makananmu nanti.Aish,apa tidak bisa ditahan sampai rumah saja? Benar-benar merepotkan." gumamnya seraya membuka kembali tutup botol di tangannya. menghabiskan isinya dalam sekali teguk.
Sehun menyandarkan punggung di dinding lorong yang dingin. la menghembuskan nafas keras sambil tangan mengepal botol berbahan dasar kaca tersebut, melampiaskan setengah rasa kesalnya karena dibuat menunggu seperti orang tolol oleh sahabatnya sendiri. Sesekali matanyatertutup,tidur dua puluh menit tadi temyata masih belum mampu menghapus setumpuk rasa kantuknya. Ditambah dengan cuaca yang mulai menampakkan tanda-tanda akan turun hujan semakin membuat matanya melekat erat. Semilir angin beberapa kali mengelus kulit lengan dan wajah porselennya yang tidak tertutup apapun. Semakin dingin udara, semakin ia mengutuk Ezar yang sepertinya betah berada di toilet 130
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
sekolah.
' 'Ke rumah Ibu? Sekarang? Tapi,aku sedang banyak tugas. Bagaimana kalau minggu depan?" Jantung Sehun rasanya bam sajajatuh menghantam lantai
dengan mata seperti dicelupkan ke air es.la tidak lagi mengantuk, lelah pun tidak. Dengan cepat Sehun memutar lehemya ke segala penjuru, mencari sumber suara yang beberapa hari lain ia dengar di kelas. Suara yang ia rindukan semangatnya. Itu suara Lavia. Dan tebak, suara itu berasal dari ujung lorong tak jauh darinya. Sehun bisa melihat dengan jelas tubuh mungil itu dari belakang,
dan... apakah ia sudah menyebutkan rambut indah Lavia terlihat semakin berkilau?
"Berbohong? Untuk apa aku berbohong? Besok ada ulangan matematika dan aku hams belajar ekstra keras. Bukannya Ibu yang ingin aku selalu mendapat nilai sempuma di setiap pelajaran?"
'Nilai sempuma?'Sehun mengangguk pelan seraya mundur dan bersembunyi di balik loker. Antisipasi jika sewaktu-waktu Lavia berbalik dan mendapati dirinya sedang diperhatikan seseorang. 'Jadi itu sebabnya belakangan ini nilainya tidak ada yang kurang dari 95 meskipxm iajarang mendengarkan penjelasan gum padahal dulu ia tidak bagitu peduli dengan nilai?' "Ya. sampaijumpa minggu depan." Setelah menekan tombol bergambar gagang telepon berwama merah, Lavia memasukkan ponselnya ke dalam saku
seragam lain bergegas pergi. Sehun,yang mana masih bersembunyi di balik loker perlahan menyembulkan kepalanya untuk mengecek situasi. Hei, mau ke mana dia?
"Sial! Kenapa jalannya cepat sekali?" dumelnya seraya mengambil ancang-ancang untuk berlari. Dan benar saja, seperti
dihipnotis tanpa sadar Sehun sudah ikut berlari mengejar Lavia entah ke mana, meninggalkan Ezar yang bam saja selesai dengan 131
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
urusannya.
"Ah, maaf lama menunggu," Ezar keluar dari toilet yang tidak terlalu jauh dari tempat Sehun menunggu sambil membetulkan kancing celananya."Aye kita pergi seka..."kepalanya terangkat, senyumnya mendadak hilang saat ia melihat Sehun setengahberlari meninggalkannya."..rang.Ya! Sehun! Oh Sehim!!" Samar-samar Sehun mendengar teriakan Ezar, tapi yang ada di otaknya sekarang adalah sebisa mungkin menyusul Lavia. Dengan kecepatan larinya yang di atas rata-rata ia berhasil menyusul Lavia ke depan gerbang dan melihatnya barn saja masuk ke sebuah taksi. Tidak,jangan pergi. Tolong jangan pergi. Secepat kilat Sehun memberhentikan taksi selanjutnyayang lewat di depan gerbang sekolah. Tanpa pikir panjang dan basa-
basi dengan supimya lagi, Sehim segera menunjuk mobil berjenis sama di depan mereka yang barn saja berbelok dengan tatapan kau-ikuti-atau-kau-mati. Sang supir menelan ludah dengan susah, seolah salivanya telah berubah menjadi batu. Tanpa membuang waktu lagi ia segera menginjak gas dan mengikuti ke mana mobil
Lavia pergi. Dengan jelas meninggalkan Ezar yang eksistensinya dilupakan begitu saja.
Butuh waktu satu menit untuk berhasil menangkap bayangan taksi yang dinaiki Lavia. Setelah membimtuti nyaris separuh kota, akhimya taksi tersebut berhenti di suatu tempat. 'Ini... tempat apa? Seumur hidup tinggal di sini aku baru tahu ada tempat setersembunyi ini.'
Berusaha menjaga jarak, taksi yang ditumpangi Sehun berhenti sebelum belokan menuju tempat Lavia berhenti. Sebelum ketahuan ada penguntit, Sehun membayar taksinya dan menjmruh sang supir berbalik arah untuk pergi sesegera mimgkin-jangan lupakan tatapan membimuhnya. Setengah lega setengah takut,pria bertubuh kurus itu dalam waktu kurang dari lima detik berhasil memutar setimya dan menginjak gas sekuat-kuatnya. 132
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
Kembali ke Lavia. Setengah berlari Sehun semakin memperdalatn pcnyiilusiorannya. Tidak terlalu susah mcnemukan sosok berambut indah itu lagi. Begitu Sehun melewati belokan, hanya ada satu pemandangan yang bisa ia lihat. Tempat tujvian Lavia, tempat yang jauh dari prediksi Sehun sebelumnya. Bukan rumah,bukan taman,apalagi tempat berbelanja.Tempatnya seperti belum pemah teijamahi. Masih bersih. Berani jamin kalau yang berada di sini sekarang hanya mereka berdua—minus supir taksi Sehun dan supir taksi Lavia yang barn saja melintas meninggalkan mereka. Tempat ini... pantai.
Kaki Sehun kembali seperti dibebani bola besi. Ia mematung,sesekali berkedip melihat pemandangan di depannya.
Pasir putih yang sekarang tengah ia injak, kawanan air yang berlomba siapa tercepat sampai di bibir pantai,bvuh basil kombmasi riak dan air asin,semuanya ada di depannya. Mereka semakin indah karena makhluk terindahjuga ada di situ,tengah duduk melumskan kaki sambil mendongakkan kepala. Tak peduli dengan panas yang
bisa saja membuat kulit putih susunya terbakar, tak peduli dengan air yang mulai nakal menjamah sepatu sekolahnya, tak peduli dengan pasir yang melekat mengotori roknya. Ia begitu hikmat, asik memejamkan mata sambil mengambil nafas teratur. Sehun tanpa sadar tersenjmm melihat wajah berbinar Lavia, wajah yang dilukisi kebebasan.
Ia tidak tahu sudah berapa lama mematok diri berpose
seperti itu. Untuknya waktu baru saja berhenti, mengikat ia dan Lavia di dalamnya. Hei, sebentar. Tiba-tiba ia teringat dengan permainan selingan beberapa hari lain. Waktu, mengikat. Ayah. 3 kata itu terus berputar, mengolok kewarasarmya dan mentalnya
yang selama ini hanya berani mencari tahu dari jauh. Apakah sekarang saatnya? Apa tidak terasa ganjil? Ah, siapa pula yang berbicara sekarang? Setan atau malaikat? Oh ayolah Sehun! Maumu apa sekarang? 133
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
"Kau?". Dan ia pun ketahuan.
Sehun yang masih berdebat dengan dunianya sendiri tahu-
tahu mengangkat dagunya disertai bulu belakang leher yang mendadak meremang. Ini untuk yang pertama kalinya mereka bertatapan langsung. Kalau bisa matanya keluar, mungkin sudah melompat dari tadi. Ia terlalu kaget sampai tidak tabu harus membalas apa. Dan akhimya kalimat bodohlah yang keluar. "Siapa? A-aku? Tidak, sungguh... aku tidak menguntit." Melihat wajah panlk orang serta tubuh yang sedikit gemetar Sehun entah kenapa membuat kedua ujung bibir Lavia tertarik. Dalam hitimgan berikutnya reaksi bertambah menjadi tertawa kecil. Dan itu semakin membuat Sehun merinding.
"Ekspresi seorang bintang sekolah temyata bisajelekjuga kalau sedang gugup."
"Apa?" Sehun memiringkan kepala tidak mengerti. "Ya! Apa maksudmu?"
Sehun sendiri bingvmg,sejak kapan tubuhnya sudah berdiri di sebelah Lavia?
"Kalau kau ingin duduk ya duduk saja. Tidak perlu basabasi apalagi menghabiskan waktu memikirkan kata yang tepat untuk meminta izin."
Dor!I! Kenapa ucapan Lavia begitu tepat sasaran? Setelah berhasil menenangkan diri Sehun pun duduk di sebelah Lavia. Tidak terlalu dekat tapi tidak jauh juga. Berkali-kali Sehun
memanjatkan doa di dalam hati,takut-takut Lavia mendengar degup jantungnya yang seperti mesin pengeras suara di aula sekolah. Sehun... tenang. Jangan gugup,jangan gugup.
Selama beberapa detik mereka diselimuti hening. Tidak ada yang ingin membuka pembicaraan. Di satu sisi Lavia tengah menikmati kembali kebebasannya yang sempat terganggu, dan di sisi lain Sehun pusing setengah mati memikirkan bahan
pembicaraan apa yang tepat untuk mereka berdua.Sampai akhimya 134
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
ia lelah. Lavia benar,tidak perlu basa-basijika ingin tabu semuanya. "Kautahusiapaaku?"Pertanyaan pertama yang dilayangkan Sehun serta merta membnat kepala Lavia menoleh. "Sekarang aku tanya, siapa manusia di SMA Lasfor yang tidak mengenal Oh Sehun?" "Hahaha," Sehun menaruh botol yang masih setia ia
genggam di atas pasir di belakangnya. "Aku tidak tahu aku sepopuler itu."
"Tidak juga aku." Sekarang gantian kepala Sehun yang menoleh."Lain?"
"Kita hampir 3 tahun memasuki kelas yang sama. Bagaimana bisa aku tidak mengenalimu?" jawabnya diiringi senyum tipis, sekonyong-konyong membuat Sehun bergetar."Apa
yang membawamu ke sini, Oh Sehun?". Butuh waktu beberapa detik vmtuk Sehim memikirkan jawaban yang tepat. Apa ia perlu jujur?
"Aku hanya penasaran ke mana seorang anak sependiam Lavia menghabiskan waktu pulang sekolahnya." "Dan kau kecewa?"
"Hah?" kedua alisnya bertemu."Untuk?"
"Ternyata tempat yang kudatangi tidak seperti anak perempuankebanyakan.".Sehun menggelengpelan."Tidak. Aku tidak kecewa. Hanya saja—."
"Ah,apa tadi kau bilang?Aku?Pendiam?Yang benar saja!" Senyum itu datang lagi. Kali ini tidak hanya membuatnya bergetar, tapi juga merasa aneh. Apa Lavia mempunyai 2 kepribadian? Kenapa ekspresinya bisa berubah sejauh ini? "Oh, mungkin.. iya. Beberapa bulan belakangan. Tapi itu hanya pada waktu-waktu tertentu." "Dan waktu-waktu tertentu itu setiap hari, Lavia. Setiap hari di sekolah.". Mata cemerlan itu membulat,hendak protes tapi sepertinya diurungkan. 135
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
"Aku tahu ini sama sekali bukan vimsanku. Tapi... kalan boleh tahu kau kenapa? Ini bukan seperti Lavia yang aku tahu." Lavia tetap bungkam. Tapi mata mereka tetap bcrtemu. "Apa ini ada hubungannya denganjawabanmu waktu itu?
Dan—maaf, kalau aku lancang. Aku tidak sengaja mendcngar percakapanmu dengan Ibumu tadi.Apa inijuga ada hubungannya? Seketika kepalanya terasa berat, membuatnya menunduk. Tidak hanya kepala, matanya juga berat. Berat menahan airmata
yang menggupal di pelupuk dan siap tumpah kapan saja ia mengedipkan mata. "Maafaku tidak bermaksud--."
"Ibuku. Ya,dia pimya andil besar atas semua ini."
Kepalanya masih tertunduk.Namun tidak perlu waktu lama untuk melanjutkan.
"Orangtuaku sudah lama berpisah. Mimgkin 5 tahun. Sejak saat itu aku tinggal dengan Ayah. Aku tidak suka lingkungan Ibu. Terlalu... apaya? Mewah? Tapi Ibu selaluberusahamerebutkudari
Ayah. Sampai akhimya.. Ayah menghilang." "Hilang?" Sehun memiringkan kepalanya sambil membetulkan letak duduknya."Dia pergi?" Lavia mengangguk pelan. Kepalanya terangkat, pandangannya lurus ke depan,jatuh ke laut. "Ayahku pelaut. Suatu hari kapal yang ditumpanginya diterjang badai dan tidak satupun awak dari kapal tersebut diketemukan,sampai hari ini. Itu sebabnya Ibuku semakin gencar membawaku ke rumahnya. Ah, aku lebih baik tinggal sendiri daripada harus ke sana."
Hening kembali merambat. Menusuk pelan kulit telanjang mereka-mengingat matahari di pantai bisa lebih terik dari tempat
lain. Sehun sedang meresapi apa yang Lavia rasakan. Meskipun tidak sama, tapi sedikit banyak Sehim mengerti. Nasib mereka kurang lebih.
136
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
"Aku tahu rasanya kehilangan orang yang kita cintai saat kita sedang sayang-sayangnya. Aku juga mengalaminya, sama sepertimu." Leher Lavia berputar,fokus ke Sehun yang tengah menatap garis pantai yang tadi dilihatnya. "Orang tuaku juga sudah meninggal. Kecelakaan pesawat saat aku masih 6 tahun." "Hah?" matanya sudah sebesar bola ping-pong sekarang. "Maaf, aku tidak tahu--."
"Tidak apa-apa. Aku memang ingin bercerita," ujamya diselingi senyum tipis."Jadi,selama Ayahmu tidak ada kau tinggal dengan siapa?"
"Sendiri. Semua keluargaku ada di luar negeri. Hanya aku dan Ibuku yang tinggal di sini." "Tidak bemiat menyusul mereka?" "Hahaha,Sehun... kau benar-benar lucu!" bahunya sedikit
berguncang. Matanya menyipit,manis sekaligus pahit."Justru kalau aku ikut dengan Ibuku,ia akan mengirimku ke mereka.Yang artinya aku akan jauh dari Ayah,jauh dari kenangan Ayah. Tidak. Aku tidak akan man.Ibuku membuat kesepakatan untuk kami berdua. Kalau nilaiku di atas rata-rata, aku boleh tinggal di sini. Tapi kalau nilaiku menurun ia tidak segan-segan menarikku ke bandara sekarang juga. Itu sebabnya aku selalu berusaha mendapat nilai sempuma. Hah, betapa susahnya berkonsentrasi di saat pikiran sedang bercabang ke mana-mana.Aku merindukan Ayah.Aku rindu Ayah."
Pelupuk mata itu kembali penuh. Sebelum benar-benar jatuh Lavia buru-buru menghapusnya dengan ujung jari. "Aku juga sering rindu dengan orangtuaku. Kalau sudah begitu aku biasanya pergi ke makam." "Dan aku?" ia menunjuk wajahnya sendiri, retoris. "Aku harus pergi ke mana?" ' 'Aku belum selesai,Lavia," Sehrm turunkan tangan Lavia 137
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
yang menghalanginya untuk melihat wajahnya."Kadang-kadang aku juga membuat surat. Lalu suratnya kugantung di balon. Mungkin suratku tidak sampai di surga sana,atau malah nyasar ke tempat lain. Tapi aku yakin kata-kata di dalam surat itu punya caranya sendiri untuk terbang ke tempat mereka yang sesungguhnya.Terlebih orangtuaku meninggal di udara.Atau... hei,
kenapa kau tidak membuatsurat kaleng saja? Biasanya surat kaleng dilempar ke laut kan?"
Mata ping-pong Laviakembali mengeqap.Setengahjangal setengah mcnyetujui."Aku? Membuat surat kaleng? Di sini tidak ada kaleng, Sehun."
"Ah, benar juga," Sehun mengusap-usap pasir mencari
inspirasi. Gerakannya yang terlalu ke belakang tanpa sengaja menyenggol sesuatu. Sesuatu yang keras dan ia lupakan eksistensinyabeberapamenitlalu."Eh,ah! Kenapa bisalupa. Lavia, cepat buat suratnya. Sekarang!"
"Eh?"keningnya mendadak kusut."Apa yang kau bica-." "Aku menemukan ini!" segera diambilnya botol tersebut
lalu digoyang-goyangkan di depan wajah Lavia. "Aye cepat, Lavia!"
Percikan semangat di dalam diri Lavia sedikit terbakar.
Sehun denganjelas bisa merasakannya saat ia melihat Lavia bum-
bum mengambil kertas dan pulpen dari dalam tas sekolahnya. Dengan senang hati Sehun meminjamkan punggungnya sebagai alas imtuk Lavia menulis. Setelah dirasa culmp Lavia menggulimg surat tersebut dan memasukkannya ke dalam botol. Sambil tems
tersenyum, Lavia bangkit lalu menepuk- nepuk pantatnya yang kotor. Merasa sudah kepalang basah, ia melangkahkan kakinya menuju laut. Semakin lama semakin dalam sampai akhimya air menggarisi dengkulnya.Lavia memeluk surat kaleng di tangannya, memejamkan mata sambil memanjatkan doa. Perlahan ia
mengangkat botol tersebut tinggi-tinggi,lalu melempamya sejauh 138
Antologi Cerpen Siswa Tahun 2012
Firasat Hati
mungkin diiringi teriakan kebebasan. Plung!
Surat itu jatuh cukup jauh dari tempatnya berdiri. Mengapung, mulai ragu dibawa ombak. Lavia tersenyum puas melihat botol yang semakin menjauh. Mungkin kata-kata Sehun
tadi terdengar gila, tapi entah kenapa ia percaya. Dan la yakin Ayahnya akan membacanya,di manapun ia berada sekarang. "Ya! Kau man terns di situ atau pulang sebeliun matahari tenggelam?"
Lavia tertawa kecil seraya menyeret tubuhnya untuk kembali ke daratan. Begitu kakinya menginjak pasir di sebelah Sehun, mata mereka kembali bertemu. Lavia bam sadar kalau tingginya hanya sebatas telinga sehvm,begitu pula Sehun yang bam sadar kalau rambut Lavia tidak hanya berkilau tapi juga wangi vanilla.Iatersenyum manis,sedikit membungkuk untuk mengambil tangan Lavia yang menggantung tertiup angin. Menggenggamnya erat, mentransfer semangat sekaligus kehangatan. Lavia sedikit tersengat saat kulit mereka bersentuhan,kalau diingat-ingat ini yang
pertama kalinya. Bola matanya bergerak ke bawah ke atas, menganalisis posisi mereka sekarang.
"Omong-omong aku berniat membuatmu untuk tetap tinggal di sini dengan membantumu belajar. Nilaimu nyaris
sempuma kecuali matematika kan? Kebetulan aku man belajar iintiik niangan besok. Jadi, kau man tems di sini atau ikut pulang denganku?"
Sebuah pukulan mendarat di lengan Sehun disusul ledakan tawa Lavia beberapa detik kemudian.Tawa ini,tawa yang membuat Sehun candu dan nyaris sekarat sekarang bisa ia lihat lagi dengan bonus bertatapan langsvmg dengan orangnya. Ujung bibir Sehvm ikut tertarik bersamaan dengan genggaman yang semakin erat. "Aye,Tuan Surat Kaleng.,'
i 139
(
.• - ,
y/ vCAAN ASA
1
pEHFyo ia
AljAf'l isA
PE 899.2
SEJ s