Satu Langkah Menuju
Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030 Kota Bandung
Satu Langkah Menuju
Impian Lanjut Usia
Kota Ramah Lanjut Usia 2030 Kota Bandung
Center For Ageing Studies University of Indonesia
SATU LANGKAH MENUJU IMPIAN LANJUT USIA Kota Ramah Lanjut Usia 2030 Kota Bandung Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan KDT 1. Lanjut Usia 2. Demografi 3. Kebijakan Pembangunan I JUDUL ISBN 978-602-8384-79-7 x + 58 halaman, 15 x 21 cm Desember 2013, cetakan pertama Penyusun Peneliti
: SurveyMETER dan CAS UI : Dr. Ni Wayan Suriastini, M.Phil., Bondan S. Sikoki, SE., MA., Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo, Endra Dwi Mulyanto, SE., Jejen Fauzan, SH.I., Naryanta, SP., Tri Rahayu, S.T., Arief Gunawan, SE., Nur Indah Setyawati, Amd.Kep., Titis Putri Ambarwati, S.Sos., Desti Wahyu Kurniawati, S.Sos., Susi Lestari, S.Sos.I. Penyelaras Bahasa : Jen Fauzan Desain Grafis : Narto Anjala Drawing : Ds. Nugroho Kalibrasi & percetakan : Pustaka Sempu Penerbit: SurveyMETER Jenengan Raya 109, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282, Indonesia Telepon: +62 274 4477464, Fax: +62 274 4477004. Email:
[email protected], Website: www.surveymeter.org Diterbitkan atas kerja sama: SurveyMETER, Center for Ageing Studies University of Indonesia, The Asia Foundation, AusAID.
kata pengantar
Para lanjut usia yang sehat dan aktif akan selalu menginginkan untuk tetap dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sesuai dengan pilihan masing-masing. Sebagai akibat dari proses degenaratif yang terjadi di usia senja, lanjut usia memerlukan dukungan lingkungan fisik, sosial, budaya, dan akses pelayanan kesehatan agar bisa tetap aktif. Dukungan tidak merupakan bentuk kemanjaan bagi lanjut usia, namun menunjang lanjut usia agar senantiasa sehat, aktif, dan mandiri sehingga berdaya guna. Seorang ahli saraf, psikolog dan ahli otak, Dr Amen (2012)1 mengungkapkan sejumlah rahasia akan pentingnya support dan aktivitas group, dalam menjaga kesehatan. Beberapa di antaranya aktivitas sehat yang secara kreatif diintergrasikan dalam kegiatan saling mengunjungi dan menghadiri pertemuan sosial; melakukan aktivitas sehat bersama dalam kelompok; mengkombinasikan program makanan sehat dengan pertemanan; melakukan olah raga reguler berkelompok; termasuk meluangkan waktu lebih banyak 1 Amen, Daniel. 2013. Use your brain ↑ to change your Age ↓, dsecrets to look, feel and think younger every day. New York: Three River Press.
Kota Bandung
v
di antara orang-orang yang sehat, sehingga tertular kebiasaan sehat. Untuk bisa melakukan aktivitas berkelompok, diperlukan lingkungan yang ramah usia. Oleh karenanya, lingkungan yang ramah lanjut usia juga mendukung penanganan kesehatan lanjut usia menggunakan pendekatan siklus kehidupan khususnya pada fase lansia. Adanya lingkungan yang ramah dan mendukung bagi lanjut usia pada tingkat nasional dan internasional perlu dijadikan prioritas. Hal ini telah diprakarsai oleh sejumlah lembaga internasional antara lain rencana aksi internasional tentang kelanjutusiaan Madrid yang dikukuhkan oleh PBB tahun 2002; Sepuluh prioritas untuk memaksimalkan kesempatan masyarakat lanjut usia oleh UNFPA and HelpAge International2; domain dari Global Age Watch Index oleh HelpAge International3. Sedangkan WHO sejak tahun 2007 mendukung dengan menciptakan alat asesmen untuk kota ramah lanjut usia (Age Friendly Cities Check List). Demikian juga pada tingkat nasional yang dikukuhkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah dan peraturan menteri. Indonesia masih jauh dari kondisi lingkungan yang bisa dikatakan sebagai ramah lanjut usia. Inilah yang mendorong dilakukannya Studi Kota Ramah Lanjut Usia di 14 kota di Indonesia. Studi ini merupakan buah kerja sama antara SurveyMETER dan Center for Ageing Studies, Universitas Indonesia yang didanai oleh Knowledge Sector, Australian Aid yang dikelola oleh The Asia Foundation. Hasil studi memberikan gambaran keadaan kotakota di Indonesia pada tahun 2013. Gambaran yang dipaparkan 2 UNFPA and HelpAge International. 2012. Ageing in The Twenty-First Century: A Celebration and A Challenge. New York and London: UNFPA and HelpAge International 3 HelpAge International. 2013. Global Age Watch Index 2013, Insight Report.
vi
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
tidak hanya mengenai keadaan di kota besar dan menengah juga termasuk juga kota kecil. Yang menjadi penting bagi Indonesia—negara dengan jumlah lanjut usia terbesar kelima di dunia, adalah upaya-upaya mewujudkan kota ramah lanjut usia. Rekomendasi detail dari 95 indikator penting yang dirancang oleh WHO untuk menuju kota ramah lanjut usia pada tahun 2030, termasuk rekomendasi tahapan dalam tiap tahunnya untuk mencapai tujuan tersebut juga perlu mendapat perhatian yang penting. Hasi studi dirangkum dalam 15 buku. Buku pertama memuat metode penelitian dan hasil penelitian keseluruhan serta rekomendasi untuk Indonesia yang mencakup 14 kota. Keempat belas kota yang dicakup dalam studi ini adalah Kota Medan, Payakumbuh, Mataram, Denpasar, Jakarta Pusat, Depok, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Makasar, Balikpapan, Semarang, dan Bandung. Sedangkan 14 buku lainnya merupakan buku yang secara khusus membahas metode dan hasil penelitian beserta rekomendasi bagi setiap kota. Dalam pembahasannya, hasil dari setiap kota dibandingkan dengan keadaan umum di Indonesia. Untuk pemahaman yang komprehensif, hendaknya tidak hanya membaca buku hasil penelitian per-kota tetapi juga membaca buku pertama yang memuat secara lengkap referensi, metode penelitian, hasil dan rekomendasi detail untuk keadaan Indonesia. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan pada Knowledge Sektor Australian Aids melalui The Asia Foundation atas dukungannya yang konsisten pada Studi Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia tahun 2030. Terima kasih juga kami ucapakan juga pada Pendiri Kota Bandung
vii
SurveyMETER, Ibu Bondan Sikoki atas upaya-upaya yang nyata dan inovatif dalam bidang riset, desiminasi hasil, dan pelayanan berbasis data bagi lanjut usia termasuk dalam studi ini. Prof Tri Budi W. Rahardjo dari CAS UI atas kerja samanya dan inisiatifnya dalam studi ini. Dan, studi ini tidak akan ada tanpa partisipasi lebih dari 2.100 responden yang tersebar di 14 kota di Indonesia, kerja keras petugas lapangan, dan peneliti SurveyMETER. Untuk itu semua kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan. Mewujudkan impian Kota Ramah Lanjut Usia memerlukan upaya dan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan. Tidak hanya pemerintah (nasional dan daerah) tetapi juga sektor swasta, peneliti, universitas, LSM, dan masyarakat secara keseluruhan. Semoga apa yang telah kita upayakan bersama dalam karya ini dapat berguna bagi kita semua terutama bagi kesejahteraan dan kebahagian para lanjut usia. Yogyakarta, Desember 2013
Ni Wayan Suriastini Direktur Eksekutif SurveyMETER
viii
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
Daftar Isi
kata pengantar • v Daftar Isi • ix 1. PENDAHULUAN • 1 1.1 Latar Belakang • 1 1.2 Tujuan Studi • 2 1.3 Metode Pengumpulan Data • 2 1.4 Instrumen Penelitian • 4 1.5 Metode Analisis • 4 1.6 Karakteristik Responden • 5 2. HASIL ASESMEN • 7 2.1 Gambaran Umum • 7 2.2 Gambaran Detail Setiap Dimensi • 15 3. REKOMENDASI PENCAPAIAN PER TAHAPAN DAN STRATEGI • 47 3.1 Rekomendasi Pencapaian PerTahapan • 47 3.2 Rekomendasi Menuju Tahun 2030 • 50 DAFTAR PUSTAKA • 57
Kota Bandung
ix
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Medan, Payakumbuh, Mataram, Denpasar, Jakarta Pusat, Depok, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Makassar, Balikpapan, Semarang, dan Bandung. Kota Bandung masuk kualifikasi kota besar di antara 14 kota wilayah studi. Seperti kota sampel lainnya, Kota Bandung juga termasuk kota yang memiliki persentase pertumbuhan lanjut usia cukup tinggi. Menurut data Sensus 2010, jumlah lanjut usia umur 60+ Kota Bandung mencapai 6,6%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya usia harapan hidup di Kota Bandung yang sudah mencapai 73,4. Padahal usia harapan hidup nasional hanya mencapai 70,7 tahun. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Bandung. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu Kota Bandung
1
pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum, bahkan di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta persentase penduduk yang tinggal di perkotaan melebihi 80%. Kedua masalah demogra i tersebut, di antaranya, yang melatarbelakangi dilakukannya Studi Asesmen Kota Ramah Lansia di Kota Bandung.
1.2 Tujuan Studi Studi ini bertujuan, pertama, untuk mendokumentasikan pendapat masyarakat lanjut usia maupun pra lanjut usia serta SKPD (satuan kerja pemerintah daerah) tentang kesesuaian kotakota lokasi studi atas indikator-indikator kota ramah lansia WHO. Kedua, mengidentifikasikan rekomendasi tentang tahapan menuju kota ramah lanjut usia kepada pemerintah kota dalam membuat kebijakan menciptakan Kota Ramah Lansia tahun 2030.
1.3 Metode Pengumpulan Data Studi Penilaian Kapasitas Kota Ramah Lanjut Usia di Kota Bandung menggunakan metode kuantitatif dengan mewawancarai 150 rumah tangga, 10 kepala kelurahan atau staf yang mewakili, staf SKPD terkait, dan melakukan observasi langsung yang dilakukan oleh 3 petugas lapangan yang bertugas di Kota Bandung. 2
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
Metode sampling studi, wilayah pencacahan dibagi men jadi 5 wilayah yaitu wilayah barat, wilayah utara, wilayah selatan, wilayah timur, dan wilayah barat. Pembagian wilayah tersebut berdasarkan luas wilayah yang sama atau mendekati sama. Kemudian, secara random dari setiap wilayah diambil dua kelurahan sebagai wilayah pencacahan terkecil. Langkah selanjutnya, diambil 30 rumah tangga secara random dari dua kelurahan terpilih di setiap wilayah. Gambar 1. Pembagian Wilayah Sampling Kota Bandung Wilayah Barat
Wilayah Utara
(Kec. Astana Anyar dan Kec. (Kec. Sukasari dan Kec. Babakan Ciparay, 2 wilcah, 30 Cibeunying Kaler, 2 wilcah, 30 responden) responden) Wilayah Tengah (Kec. Lengkong dan Kec. Cicendo, 2 wilcah, 30 responden) Wilayah Selatan Wilayah Timur (Kec. Bandung Kidul dan Kec.
Regol dan Kec. Pasar Kliwon, 2 wilcah, 30 responden)
(Kec. Ujung Berung, 2 wilcah, 30 responden)
Kriteria responden adalah berumur 40 tahun ke atas, berpen didikan minimal SMU dan sekarang bekerja atau sebelumnya pernah bekerja atau yang sekarang aktif dalam urusan sosial kemasyarakatan atau sebelumnya pernah aktif. Komposisi kelompok umur dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu umur 40 49 sebanyak 23,3%, kelompok umur 50 -59 sebanyak 30%, kelompok umur 60-69 sebanyak 30%, dan kelompok umur 70 tahun ke atas sebanyak 16,7%. Kota Bandung
3
1.4 Instrumen Penelitian Studi ini mengumpulkan data karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, kelamin, lapangan pekerjaan, dan status pekerjaan. Data kapasitas kota dinilai dengan menggunakan 95 indikator dari 8 dimensi yang ditetapkan WHO terkait dengan kota ramah lanjut usia. Dari 95 indikator tersebut, 65 di antaranya merupakan indikator yang langsung berkaitan dengan lanjut usia sedangkan 30 indikator lainnya tidak langsung berhubungan dengan lanjut usia tetapi berhubungan bagi masyarakat umum. Delapan dimensi dari WHO tersebut mengenai: (1) Gedung dan Ruang Terbuka, (2) Transportasi, (3) Perumahan, (4) Partisipasi Sosial, (5) Penghormatan Inklusi/ Keterlibatan Sosial, (6) Partisipasi Sipil dan Pekerjaan, (7) Komunikasi dan Informasi, dan (8) Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan. Pada semua indikator tersebut ditanyakan pendapat responden mengenai kesesuaian kota memenuhi kriteria tersebut dalam menjadi enam kategori penilaian yaitu: (1) Sangat tidak sesuai, (2) Tidak sesuai, (3) Agak tidak sesuai, (4) Agak sesuai, (5) Sesuai, dan (6) Sangat sesuai. Pada bagian akhir, ditanyakan skala prioritas, ranking, dan distribusi dana setiap dimensi.
1.5 Metode Analisis Data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase responden yang mengatakan Sangat sesuai dan Sesuai untuk setiap indikator. Untuk meringkas hasil penilaian, dibuat indeks komposit per dimensi, indeks komposit total. Kategori pencapaian per 25 percentile dibentuk untuk membantu melakukan monitoring dari waktu ke waktu. Kategori pencapaian dibuat menjadi empat 4
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
kategori yaitu Merah (< 25%), Orange (25% - 49%), Kuning (50% 74%), dan Hijau (75% - 100%) seperti diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kategori Pencapaian Indeks/ Persentase
Kategori Pencapaian
< 25% 25 % - 49 % 50 % - 74% 75 % - 100%
Merah Orange Kuning Hijau
1.6 Karakteristik Responden Jenis kelamin dan umur responden memenuhi target yang ditetapkan dalam metode sampling. Karakteristik pendidikan responden di Kota Bandung lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 14 kota sampel. Sebanyak 29% responden Kota Bandung berpendidikan S1 atau lebih. Persentase responden yang bekerja di Kota Bandung sama dengan rata-rata nasional yaitu sebesar 51%. Sebaliknya, responden Kota Bandung yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan pada lima atau lebih kegiatan lebih kecil persentasenya dibandingkan rata-rata Indonesia, Kota Bandung hanya 33% sedangkan rata-rata Indonesia mencapai 40%.
Kota Bandung
5
6
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
HASIL ASESMEN 2.1 Gambaran Umum Di antara tujuan kota ramah lanjut usia adalah menjadikan lanjut usia maupun pra lanjut usia menjadi kelompok yang tidak terpinggirkan dari informasi yang berkaitan dengan kesehatan, sosial, ekonomi dan lain-lain. Sebaliknya, lanjut usia dapat mengemb angkan kreativitas sesuai potensinya, tetap eksis di tengah masyarakat, dan tidak menjadi beban bagi keluarga. Studi Asesmen Kota Ramah Lansia di Kota Bandung tahun 2013 ini akan menunjukkan gambaran bagaimana kesiapan kota ini menuju Kota Ramah Lansia tahun 2030. Fokus analisis dalam studi ini adalah pendapat responden Individu (masyarakat) dan kategori penilaian Sesuai dan Sangat Sesuai. Kategori penilaian Agak sesuai, Sesuai, Sangat sesuai dijadikan sebagai pembanding data. Penilaian masyarakat dijadikan acuan karena pendapat mereka dinilai lebih objektif. Mereka merasakan dan mengalami langsung hal-hal yang berkaitan dengan dimensi kota ramah lansia di lingkungannya. Kota Bandung
7
Apalagi sebagian dari responden individu adalah lanjut usia yang merepresentasikan pandangan kelompoknya. Pada indeks total (Gambar 2) dapat diketahui jawaban kategori Agak sesuai, Sesuai, Sangat sesuai, penilaiannya jauh lebih tinggi dibandingkan kategori Sesuai dan Sangat Sesuai pada semua kelompok responden. Selisih indeks dua kategori penilaian ini cukup lebar. Pada ketegori Sesuai dan Sangat Sesuai skor penilaian tertinggi diberikan responden staf Kelurahan. Pada ketegori Agak Sesuai, Sesuai, Sangat Sesuai skor penilaian tertinggi diberikan staf SKPD. Sementara penilaian paling rendah pada dua kategori tersebut adalah indeks penilaian Observasi pewawancara. Penilaian rendah dari pewawancara ini terlihat sangat signifikan. Yang menarik, berbeda dengan umumnya kota lain, penilaian Individu (masyarakat) di Kota Bandung pada kategori Sesuai dan Sangat Sesuai justeru lebih tinggi sedikit dibanding penilaian staf SKPD. Penilaian masyarakat ini juga cukup konsisten pada dua kategori penilaian tersebut. Selisih indeks penilaiannya cukup tipis. Gambar 2. Indeks Total Kota Bandung 100 80
69.8
77.9
61.7
60 40
74.2 63.8
46.4
42.5
20
21.6
0 Individu
SKPD
Kelurahan
Agak Sesuai, Sesuai, Sangat Sesuai Sesuai, Sangat Sesuai
Observasi Pewawancara
Tingginya penilaian responden staf Kelurahan pada indek total tersebut dapat dilihat pada kategori jawaban Sesuai dan Sangat sesuai untuk tiap dimensi. Rata-rata persentase jawaban 8
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
staf Kelurahan lebih tinggi dibandingkan jawaban tiga responden lainnya. Hanya pada dimensi Dukungan Masyarakat dan Pela yanan Kesehatan indeksnya penilaiannya di bawah SKPD (Gambar 3). Rendahnya penilaian responden SKPD pada indek total ini dipengaruhi oleh skor penilaian kelompok responden ini pada 3 dimensi yang nol%. Sehingga menyebabkan garis penilaiannya tidak membentuk jaring laba-laba. Penilaian tertinggi Kelurahan terdapat pada dimensi Penghormatan dan Inklusi/Keterlibatan Sosial. Indeks penilaian paling rendah diberikan oleh hasil Observasi pewawancara. Sementara pola penilaian masyarakat tampak paling konsisten pada semua dimensi. Gambar 3. Total Indeks 8 Dimensi Kota Bandung (Sesuai, Sangat Sesuai) 1. Gedung dan Ruang Terbuka 100
8. Dukungan Masyarakat dan 83.3 Pelayanan… 50
Individu 2. Transportasi SKPD
7. Komunikasi dan Informasi
3. Perumahan
0 50
6. Partisipasi Sipil dan Pekerjaan
82.2 5. Penghormatan dan Inklusi /…
65.3 4. Partisipasi Sosial
Kelurahan
Observasi Pewawancara
Gambaran umum hasil penilaian Sesuai dan Sangat Sesuai menunjukan dimensi Partisipasi Sosial memiliki nilai persentase tertinggi dari 8 dimensi lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pernyataan SKPD, staf kelurahan, dan hasil observasi pewawancara Kota Bandung
9
relatif sama. Demikian juga responden individu/ masyarakat menilai sudah relatif banyak even yang diselenggarakan dengan sasaran lansia, lokasi, dan fasilitas sudah baik dan mudah dijangkau, serta lansia diberi undangan jika ada kegiatan-kegiatan tersebut. Dimensi terendah dari penilaian masyarakat terjadi pada dimensi Partisipasi Sipil dan Pekerjaan. Karena umumnya komentar masyarakat menyatakan belum adanya dukungan bagi lansia untuk berwirausaha dari pemerintah. Demikian halnya dengan penilaian SKPD, Kelurahan, dan hasil Observasi Pewawancara menunjukan demikian. Gambar 4. Total Indeks Dimensi Kota Bandung (Individu) 1. Gedung dan Ruang Terbuka 8. Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan 7. Komunikasi dan Informasi
100 80 60 40 20 0
2. Transportasi
3. Perumahan
Agak Sesuai, Sesuai, Sangat Sesuai Sesuai, Sangat Sesuai
6. Partisipasi Sipil dan Pekerjaan
4. Partisipasi Sosial 5. Penghormatan dan Inklusi / Keterlibatan…
Konsistensi pola penilaian responden Masyarakat (individu) terhadap indikator pada 8 dimensi kota ramah lansia dapat dilihat pada perbandingan dua kategori penilaian, yaitu kategori Agak sesuai, Sesuai, Sangat sesuai dan kategori Sesuai, Sangat sesuai (Gambar 4). Masyarakat Kota Bandung memberikan penilaian, kategori Sesuai dan Sangat sesuai masih lebih rendah dibandingkan kategori Agak sesuai, Sesuai, Sangat sesuai. Penilaian tertinggi 10
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
masyarakat dalam dua kategori tersebut terdapat pada dimensi Partisipasi Sosial. Sedangkan persentase penilaian paling rendah adalah dimensi Partisipasi Sipil dan Pekerjaan. Jika dibandingkan antara rata-rata indeks total penilaian kelompok responden Kota Bandung dengan 14 kota sampel seIndonesia pada kategori penilaian Sesuai dan Sangat sesuai, terjadi irisan dalam perbandingan ini. Indeks penilaian Kota Kembang ini lebih tinggi dari Indonesia pada penilaian responden Individu dan staf Kelurahan. Sedangkan indeks penilaian responden staf SKPD dan Observasi pewawancara lebih rendah dibandingkan rata-rata di Indonesia (Gambar 5). Namun secara global indeks penilaian kesesuaian Kota Bandung lebih baik dibandingkan dengan ratarata kota tersampel di Indonesia meski dengan selisih yang tipis. Jadi berdasarkan penilaian masyarakatnya pada kategori Sesuai dan Sangat sesuai, Kota Bandung sudah lebih baik dibandingkan dengan capaian Indonesia. Gambar 5. Indeks Total Kota Bandung Dibanding Indonesia 70 60 50 40 30 20 10 0
63.8
61.1 46.4 42.9
52
Indonesia
42.5 23.4 21.6
Individu
SKPD
Kelurahan
Kota Bandung
Observasi
Selisih tipis antara indeks capaian penilaian Kota Bandung dengan Indonesia pada kelompok responden masyarakat ini tampak jelas pada kebanyakan dimensi. Dari 8 dimensi, perbedaan yang signifikan terlihat pada dimensi Partisipasi Sosial, Penghormatan dan Inklusi/Keterlibatan Sosial, Partisipasi Sipil dan Kota Bandung
11
Pekerjaan, Komunikasi dan Informasi, dan Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan. Pada semua dimensi tersebut Kota Bandung memiliki persentase lebih tinggi dibanding Indonesia. Hanya pada dimensi Gedung dan Ruang Terbuka, Transportasi, serta Perumahan yang indeksnya hampir sama (Gambar 6). Selisih paling lebar tampak pada dimensi Partisipasi Sosial. Dari perbandingan ini semakin jelas bahwa berdasar penilaian terhadap 8 dimensi kota ramah lansia, kota ini lebih tinggi dari rata-rata Indonesia. Gambar 6. Total Indeks 8 Dimensi Kota Bandung dibanding Indonesia (Sesuai, Sangat Sesuai)
8. Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan
7. Komunikasi dan Informasi
1.Gedung dan Ruang Terbuka 70 60 50 40 30 20 10 0
6. Partisipasi Sipil dan Pekerjaan
2. Transportasi Indonesia 3. Perumahan
Kota Bandung
4. Partisipasi Sosial 5. Penghormatan & Inklusi/Keterlibatan Sosial
Berdasarkan kategori pencapaian warna yang disesuaikan pada persentase skor penilaian masyarakat yang menyatakan Sesuai dan Sangat sesuai, Kota Bandung dapat dikategorikan sebagai kota yang belum ramah lansia namun sudah di jalur ke arah sana. Masyarakat kota ini menilai, dari delapan dimensi kota ramah lansia empat di antaranya dinilai berwarna kuning, 12
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
dan 4 dimensi lainnya masih berwarna orange (Tabel 2). Maka berdasarkan capaian indikator kota ramah lansia kota ini masih belum dikatakan ramah lansia. Dilihat dari kategori warna di atas yang tidak ada satupun yang berwarna hijau, karena tidak ada yang mencapai total skor di atas 75%. Namun dengan capaian ini, jalan untuk mewujudkan Kota Bandung menjadi kota ramah lansia sudah cukup terarah. Karena total skornya sudah mencapai 46% lebih. Sehingga masuk kategori pencapaian warna orange dan lebih mendekati warna kuning. Bahkan kalau pembangunan kota ramah lansia direncanakan dengan matang akan terwujud dalam waktu tidak lama. Namun untuk mewujudkannya dalam waktu lebih cepat perlu aksi nyata dan dukungan dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah tapi diperlukan keterlibatan pihak swasta dan semua kelompok masyarakat. Karena Kota ini masih memerlukan berbagai upaya atau usaha untuk menuju kota ramah lanjut usia termasuk menyempurnakan capaian empat dimensi kuning. Tabel 2. Skor Total Persentase Penilaian Responden untuk Setiap Dimensi
Dimensi
Skor Berdasarkan Sesuai dan Sangat Sesuai %
Kategori Pencapaian
1. Gedung dan Ruang Terbuka
33.6
Orange
2. Transportasi
40.2
Orange
3. Perumahan
32.2
Orange
4. Partisipasi Sosial
65.3
Kuning Kota Bandung
13
5. Penghormatan dan Inklusi/Keterlibatan Sosial
55.8
Kuning
6. Partisipasi Sipil dan Pekerjaan
25.3
Orange
7. Komunikasi dan Informasi
57.6
Kuning
8. Dukungan Masyarakat dan Pela yanan Kesehatan
56.6
Kuning
Skor Total Berdasarkan Bobot
46.4
Orange
Dari data analisis lebih rinci dengan menunjukkan skor penilaian dari semua indikator pada tiap dimensi, dapat dipahami bagaimana Kota Bandung dinilai masih berwarna orange meski dengan skor yang sudah mendekati kuning. Masing-masing dimensi tersebut memiliki jumlah variabel indikator penilaian berbeda-beda. Sehingga akan berpengaruh pada total skor penilaian setiap dimensi (Tabel 3). Capaian per indikator di kota ini sebenarnya sudah dominan warna kuning dengan 41% namun capain warna hijau hanya “menyumbangkan” skor 8%. Dapat diketahui bahwa dimensi Partisipasi Sipil dan Pekerjaan di Kota Bandung belum masih jauh dari ramah lansia. Hal ini dikarenakan kesempatan kerja yang minim serta dukungan untuk wirausaha bagi lansia. Sehingga dimensi ini mendapatkan persentase tertinggi pada warna merah (50%), dan kategori warna orange (50%). Tidak ada indikator dari dimensi ini yang berwarna kuning dan hijau. Sebaliknya kota ini mendapatkan persentase tertinggi pada kategori warna kuning (80%), hal ini dikarenakan kota ini sudah memiliki kegiatan dan acara bagi lansia yang beragam, terletak di lokasi yang nyaman, aman, dan waktu disesuaikan bagi lansia. Sementara persentase tertinggi kategori warna hijau pada dimensi Komunikasi dan Informasi (18 %). 14
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
Tabel 3. Persentase Kategori Warna Sesuai atau Sangat Sesuai untuk Semua Dimensi Kota Bandung Dimensi
Kategori Pencapaian
Jumlah Merah Orange Kuning Hijau Variabel
1. Gedung dan Ruang Terbuka
33.3
40
26.7
0
15
2. Transportasi
31.8
27.3
27.3
13.6
22
3. Perumahan
37.5
37.5
25
0
8
4. Partisipasi Sosial
0
10
80
10
10
5. Penghormatan dan Inklusi/Keterlibatan Sosial
11.1
11.1
66.7
11.1
9
6. Partisipasi Sipil dan Pekerjaan
50
50
0
0
8
7. Komunikasi dan Informasi
9.1
18.2
54.5
18.2
11
8. Dukungan Masya rakat dan Pelayan an Kesehatan
0
33.3
58.3
8.3
12
Total
22.1
28.4
41.1
8.4
95
2.2 Gambaran Detail untuk Setiap Dimensi 2.2.1 Gedung dan Ruang Terbuka Untuk dimensi Gedung dan Ruang Terbuka, Kota Bandung belum bisa dikategorikan kota ramah lansia. Hal tersebut bisa dilihat dari pencapaian kategori yang belum ada warna hijau. Capaian warna merah dan orange yang mendominasi 15 indikator. Kota Bandung
15
Kedua warna tersebut menjelaskan capaian kurang baik atau jauh dari ciri kota ramah lansia. Contohnya, belum terdapat pelayanan khusus bagi lansia seperti tempat antrian terpisah dan tempat khusus lansia, jalan untuk pejalan kaki (trotoar) belum terawat dengan baik, dan toilet umum belum terawat dengan baik. Bahkan, dari 15 indikator baik yang berhubungan langsung dengan lansia maupun yang tidak berhungungan langsung hanya 3 indikator yang di atas 50% (Tabel 4). Dan juga, pada indikator yang tidak berhubungan langsung dengan lansia tidak ada yang mencapai 50%, yang tertinggi hanya 35%. Persentase tertinggi pada indikator yang berhubungan langsung dengan lansia hanya sebesar 67%. Sementara yang paling rendah kurang dari 7%. Tabel 4. Penilaian Masyarakat Menyatakan Sesuai dan Sangat Sesuai Dimensi Gedung dan Ruang Terbuka Gedung dan Ruang Terbuka
%
Kategori Pencapaian
LANGSUNG RLA02a Ruang terbuka hijau dengan tempat duduk jumlahnya memadai, 33.3 terawat dengan baik dan aman.
Orange
RLA03a Jalan untuk pejalan kaki (trotoar) terawat dengan baik, bebas dari hambatan dan dikhususkan bagi pejalan kaki.
17.3
Merah
RLA04a Trotoar anti selip (tidak licin), cukup luas untuk kursi roda dan
26.7
Orange
16
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
sama rata dengan permukaan jalan. RLA05a Tempat penyeberangan untuk pejalan kaki jumlahnya memadai, aman bagi penyandang cacat dan memiliki tanda anti selip (tidak licin/tanda kalau licin diberi tahu).
19.3
Merah
RLA05b Lampu persimpangan jalan memungkinkan cukup waktu untuk lansia menyebrang jalan dan memiliki tanda visual dan audio.
50
Kuning
RLA09a Tempat pelayanan umum berada dilokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal lansia dan mudah diakses.
60
Kuning
RLA10a Terdapat pelayanan pelanggan khusus bagi lansia (seperti tempat antrian terpisah dan tempat khusus lansia).
6.7
Merah
RLA11a Sebagian besar bangunan memiliki tanda yang jelas baik di luar maupun di dalam ruangan, memiliki toilet dan tempat duduk yang cukup memadai.
58.7
Kuning
RLA11b Sebagian besar bangunan mudah diakses dan memiliki tangga yang landai dengan pegangan serta lantai anti slip/tidak licin.
67.3
Kuning
Kota Bandung
17
RLA12a Toilet umum bersih, terawat dengan baik mudah dijangkau dengan berbagai kemampuan, dirancang baik dan di tempatkan dilokasi yang mudah dicapai.
24
Merah
28
Orange
RLA06a Peraturan lalu lintas ditaati de ngan pengendara memprioritaskan pejalan kaki.
33.3
Orange
RLA07a Jalur sepeda dipisahkan dari tro toar serta jalan untuk pejalan kaki yang lain.
11.3
Merah
RLA08a Keamanan umum di semua ruang terbuka didukung oleh penerangan jalan yang baik dan patroli polisi.
35.3
Orange
RLA08b Keamanan umum di semua ruang terbuka didukung pentaatan hukum dan dukungan masyarakat untuk keselamatan pribadi.
32.7
Orange
TIDAK LANGSUNG RLA01a Tempat-tempat umum bersih dan nyaman.
Contoh lainnya, masih belum maksimalnya jalur sepeda yang terpisah dari jalur lalu lintas kendaraan bermotor. Pertanyaan mengenai jalur sepeda ini memperoleh persentase yang paling rendah dari beberapa pertanyaan, yaitu hanya 11 % masyarakat yang memberikan skor Sesuai dan Sangat sesuai. Hal itu terkait jalur sepeda di Kota Bandung yang baru terdapat di sebagian jalan kota 18
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
khususnya di jalan protokol saja. Sedangkan yang mendapatkan persentase tertinggi dari masyarakat adalah pernyataan sebagian besar bangunan mudah diakses dan memiliki tangga yang landai dengan pegangan serta lantai anti slip/ tidak licin. Angka tersebut juga belum maksimal karena pandangan masyarakat menilai masih banyak juga bangunan-bangunan pelayanan umum yang belum sepenuhnya ramah lansia. Berikut adalah Box 1 berisi sebagian pernyataan masyarakat dalam memberikan contoh indikator pada dimensi ini. Pada kategori praktik baik merupakan contoh yang disampaikan masyarakat mengenai fasilitas yang menjadi indikator ramah lansia dan pada kategori tantangan merupakan pekerjaan rumah dalam penataan kota ramah lansia ke depan. Box 1. Dimensi Gedung dan Ruang Terbuka PRAKTIK BAIK: • Tempat umum banyak yang bersih karena dibersihkan petugas • Di Puskesmas Suryalaya dan Pasundan ada pelayanan khusus lansia • Puskesmas dekat dengan tempat tinggal lansia • Tempat-tempat umum bersih • Di Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin sudah ada antrian untuk lansia • Pelayanan umum seperti puskesmas lokasinya dekat dengan warga dan ada banyak TANTANGAN: • Trotoar dipakai untuk pedagang kaki lima Kota Bandung
19
• Penerangan jalan kurang memadai hampir di semua Kota Bandung • Banyak yang kumuh disekitar daerah Cicadas • Tempat umum seperti pasar kotor, misalnya di Pasar Kosambi • Banyak tempat umum yang belum mempunyai toilet • Lampu persimpangan kurang lama waktunya • Jalur sepeda hanya ada di Jalan Merdeka dan Jalan Dago • Masih banyak bangunan lantainya licin • Belum ada tempat khusus lansia • Lingkungan sekitar dan tempat terbuka tidak aman
2.2.2 Transportasi Transportasi Kota Bandung dirasakan juga belum memiliki ciri ramah lansia karena secara total skor kategori warna merah masih mendominasi hingga 32%. Hal tersebut dimungkinkan karena di Kota Bandung belum tersedia transportasi khusus bagi penyandang cacat, tempat parkir, dan area untuk menurunkan penumpang bagi lansia dan penyandang cacat. Kemudian skor warna orange secara total mencapai 28%. Capaian warna kuning yang mencapai 27,3% karena penilaian yang tinggi pada indikator transportasi umum yang tersedia dan dapat diandalkan, termasuk pada malam hari, akhir pekan, dan hari libur. Informasi mengenai rute/ jadwal perjalanan dan informasi khusus lainnya tersedia bagi pengguna transportasi termasuk lansia. Warna hijau 14% karena tarif transportasi umum sudah mempunyai standar yang jelas dan harganya terjangkau oleh lansia, juga dapat menjangkau ke semua tempat tujuan.
20
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
Tingkat kesesuaian indikator pada dimensi Transportasi ini masih rendah dan tidak menentu, sehingga pesentase penilaiannya tidak terpola yang bisa jadi menggambarkan tatakelola masalah transportasi di Kota Bandung secara keseluruhan. Dari 22 indikator baru 9 indikator yang mencapai persentase di atas 50% (Tabel 5). Bahkan pada indikator yang berhubungan langsung dengan lansia, yaitu, variabel “Tempat parkir dan area untuk menurunkan penumpang bagi lansia dan penyandang cacat tersedia di kota ini” masih 0%. Tetapi di lain sisi, satu indikator tertinggi kategori ini juga ada yang mencapai 82%. Sementara penilaian kesesuaian tertinggi pada indikator yang tidak berhubungan langsung dengan lansia mencapai hampir 81 % dan terendah mencapai 13% . Tabel 5. Penilaian Masyarakat Menyatakan Sesuai dan Sangat Sesuai Dimensi Transportasi Tansportasi
%
Kategori Pencapaian
82
Hijau
LANGSUNG RLB01a Transportasi umum mempunyai tarif standar yang jelas dan har ganya terjangkau bagi lansia.
RLB04a Kendaraan umum bersih, tera wat, mudah diakses (landasan 28.7 dapat diturunkan, tangga rendah, tempat duduk lebar).
Orange
RLB04b Kendaraan umum tidak penuh sesak dan tersedia tempat duduk yang diprioritaskan untuk lansia.
Merah
21.3
Kota Bandung
21
RLB05a Transportasi khusus tersedia bagi penyandang cacat.
0.7
Merah
RLB08a Informasi tentang rute, jadwal perjalanan dan informasi khusus lainnya tersedia bagi pengguna transportasi terutama lansia.
52.7
Kuning
RLB10a Taksi terjangkau dengan diskon atau tarif subsidi untuk lansia berpenghasilan rendah.
4
Merah
RLB10b Sopir taksi berperilaku sopan dan selalu membantu.
63.3
Kuning
RLB17a Tempat parkir dan area untuk menurunkan penumpang bagi lansia dan penyandang cacat tersedia di kota ini.
0
Merah
TIDAK LANGSUNG RLB02a Transportasi umum tersedia dan dapat diandalkan termasuk pada 67.3 malam hari, akhir pekan dan hari libur.
Kuning
RLB03a Transportasi umum dapat men jangkau semua tempat, serta info 77.3 rute dan jenis kendaraan yang jelas.
Hijau
RLB03b Rute transportasi terhubung dengan berbagai pilihan trans portasi lain.
Hijau
22
80.7
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
RLB06a Pengemudi kendaraan umum memberhentikan kendaraannya di tempat yang sudah ditentukan dan dekat dengan trotoar supaya mempermudah penumpang untuk naik dan turun.
28
Orange
RLB06b Pengemudi kendaraan umum selalu menunggu penumpang untuk duduk terlebih dahulu sebelum menjalankan kendaraan.
56
Kuning
RLB07a Terminal bis dan tempat pemberhentian bus terletak di lokasi yang nyaman, mudah diakses, aman dan bersih.
39.3
Orange
RLB07b Terminal bis dan tempat pemberhentian bis memiliki pene rangan yang cukup, tanda lokasi yang jelas, tempat duduk dan shelter yang mencukupi.
44.7
Orange
RLB09a Pelayanan transportasi sukarela tersedia ketika transportasi umum jumlahnya terbatas.
14.7
Merah
RLB11a Jalan-jalan terawat dengan baik, selokan tertutup dan lampu penerangan jalan cukup.
23.3
Merah
32
Orange
RLB12a Pengaturan lalu lintas tertata dengan baik.
Kota Bandung
23
RLB13a Jalan bebas dari hambatan yang bisa menghalangi pandangan pengemudi.
62.7
Kuning
RLB14a Rambu rambu lalu lintas dan persimpangan jalan terletak di
63.3
Kuning
RLB15a Pendidikan bagi para pengemudi dan kursus penyegaran kembali 13.3 dianjurkan bagi semua pengemu di kendaraan.
Merah
RLB16a Tempat parkir dan area untuk menurunkan penumpang keada annya aman, jumlahnya mencukupi dan nyaman.
Orange
tempat yang tepat dan terlihat dengan jelas.
28.7
Berdasarkan hasil studi ini, penilaian masyarakat Kota Bandung mengenai ketersediaan tempat parkir dan area untuk menurunkan penumpang bagi lansia dan penyandang cacat (difabel) serta infrastruktur di pusat keramaian (public service) mencapai persentase terburuk yaitu nol%. Hal ini dapat terjadi karena menurut warganya, Kota Bandung belum memiliki fasilitas tersebut. Tempat parkir dengan prioritas bagi lansia dan penyandang cacat yang dekat dengan bangunan dan tempat penurunan dan penjemputan sesuai kebutuhan lansia yang menjadi indikator kota ramah lansia masih belum ada. Berikut adalah Box 2 berisi sebagian pernyataan masyarakat dalam memberikan contoh praktik baik dan tantangan pada dimensi ini.
24
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
Box 2. Dimensi Transportasi PRAKTIK BAIK: • Ada mobil tentara yang sukarela mengantarkan penumpang • Di bus Trans Metro Bandung sudah terdapat tempat duduk untuk penyandang cacat • Transportasi umum 24 jam • Sopir Taksi di Bandung banyak yang sopan • Terminal bus Leuwipanjang sudah nyaman • Taksi ada argo khusus orang tua • Kendaraan umum banyak yang baru • Angkutan Kota Jurusan Sarijadi-Ciroyom- GegerkalongKebon Kelapa sudah 24 jam TANTANGAN: • Jalan selokan rusak dan penerangan jalan kurang hampir di semua Kota Bandung • Tidak ada transportasi khusus orang cacat • Macet di mana-mana • Polisi tidak sigap dalam mengatur lalu lintas • Diskon biaya transportasi untuk lansia hanya di Kereta Api saja • Tidak ada tempat parkir dan area untuk menurunkan lansia • Banyak spanduk dan iklan yang menghalangi pandangan pengemudi • Ada beberapa lampu persimpangan jalan yang mati dan ada juga yang tidak kelihatan • Tidak ada tempat duduk khusus lansia • Lampu lalu lintas di Cihampelas tertutup pohon
Kota Bandung
25
2.2.3 Perumahan Pada dimensi Perumahan, penilaian Kota Bandung didominasi skor warna merah dan orange yang masing-masing mencapai persentase 37%. Ini berarti, untuk dimensi ini Kota Bandung belum dapat dikategorikan ramah lansia. Pilihan rumah yang belum sesuai dan harga yang tidak terjangkau oleh lansia termasuk lansia lemah dan cacat serta lokasi rumah yang belum nyaman (dekat dengan tempat pelayanan dan dekat masyarakat lainnya), menjadikan Kota Bandung jauh dari ciri kota ramah lansia. Sementara skor penilaian warna kuning hanya memperoleh 25% dan sisanya warna hijau. Faktanya penilaian kesesuaian semua indikator pada dimensi Perumahan di Kota Bandung hanya ada dua indikator yang persentasenya di atas 50% (Tabel 6). Itupun tidak lebih dari 54% dan merup akan indikator yang tidak berhubungan langsung dengan lansia. Pada indikator kategori tidak langsung ini penilaian masyarakat relatif stabil. Yang menjatuhkan capaian dimensi ini adalah capaian indikator yang berhubungan langsung dengan lansia lebih di mana setengahnya masuk kategori warna merah. Tabel 6. Penilaian Masyarakat Menyatakan Sesuai dan Sangat Sesuai Dimensi Perumahan Perumahan
%
Kategori Pencapaian
9.3
Merah
LANGSUNG RLC01a Rumah jumlahnya memadai, harganya terjangkau bagi lansia, berlokasi di tempat yang nyaman, dekat tempat pelayanan dan masyarakat yang lain. 26
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
RLC04a Terdapat cukup ruang untuk memungkinkan lansia bergerak bebas di dalam rumah.
45.3
Orange
RLC04b Rumah disesuaikan untuk lansia, landasan rata, pintu masuk lebar untuk kursi roda, serta kamar 25.3 mandi, toilet dan dapur mempu nyai rancangan yang sesuai untuk lansia.
Orange
RLC05a Pilihan dan perlengkapan untuk memodifikasi rumah tersedia dan 23.3 terjangkau dengan pengembang yang bisa mengerti kebutuhan lansia.
Merah
RLC07a Pilihan rumah yang sesuai dan terjangkau tersedia bagi lansia, termasuk lansia lemah dan cacat di lokasi mereka.
4.7
Merah
RLC02a Pemeliharaan rumah dan pelayan an pendukung lainnya jumlahn- 52.7 ya cukup dan biaya terjangkau.
Kuning
RLC03a Rumah dibangun dengan kon truksi yang baik, memberikan tempat yang nyaman dan aman dari gangguan cuaca.
Kuning
TIDAK LANGSUNG
54
RLC06a Rumah kontrak/sewa tersedia de ngan rumah yang bersih, terawat 43.3 dan berada di lokasi yang aman.
Orange
Kota Bandung
27
Memiliki rumah nyaman tentu menjadi impian setiap orang, apalagi bagi lansia. Perumahan yang konstruksinya memper timbangkan kemampuan lansia dianggap penting bagi lansia untuk hidup nyaman di rumah. “Rumah dibangun dengan kontruksi yang baik, memberikan tempat yang nyaman dan aman dari gangguan cuaca di Kota Bandung”, pernyataan tersebut merupakan persen tase tertinggi dari penilaian masyarakat pada dimensi ini. Tetapi angka tersebut masih dinilai kecil untuk menjadi kota ramah lansia. Pilihan rumah yang sesuai dan terjangkau bagi lansia, termasuk lansia lemah dan cacat di Kota Bandung dinilai masih kurang sesuai. Masyarakat menilai hanya kurang 5% untuk kesesuaian pernyataan tersebut. Hal ini terjadi karena harga rumah di Kota Bandung sangat mahal dan tidak mungkin dijangkau oleh lansia lemah dan cacat. Berikut Box 3 berisi sebagian pernyataan masyarakat dalam memberikan contoh contoh praktik baik dan tantangan pada dimensi ini. Box 3. Dimensi Perumahan PRAKTIK BAIK: • Kebanyakan rumah sudah banyak yang berlokasi di tempattempat yang dekat dengan pelayanan umum • Sudah banyak kos yang bersih dan terawat • Kontrakan dijaga dan dirawat dengan baik • Bandung sebelah utara keadaannya masih aman • Bangunan rumah-rumah semua telah dibangun dengan konstruksi yang baik
28
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
TANTANGAN: • Banyak rumah rumah dengan konstruksi jelek • Biaya pemeliharaan rumah belum terjangkau • Harga rumah tidak terjangkau bagi lansia • Perumahan banyak yang rusak • Rumah-rumah sempit • Rumah-rumah yang dibuat umumnya belum memperhatikan kebutuhan lansia
2.2.4 Partisipasi Sosial Aktivitas komunitas Kota Bandung menganjurkan partisipasi masyarakat dari berbagai usia dan latar belakang budaya. Praktiknya dengan memberikan undangan pribadi, kunjungan pribadi atau dengan telepon dalam melibatkan para lansia untuk menghindarkan mereka dari isolasi masyarakat. Keadaan tersebut menyebabkan capaian Kota Bandung pada dimensi ini cukup baik. Hal ini dilihat dari dominasi skor total warna kuning yang mencapai 80%, warna orange 10% dan warna hijau 10%,. Tabel 7 menunjukan bahwa penilaian kesesuaian dari semua indikator pada dimensi Partisipasi Sosial ini sudah relatif baik. Dari 10 indikator, hanya satu yang masuk kategori warna orange (di bawah 50%) yaitu pada variabel yang berhubungan langsung dengan lansia. Oleh karena itu, dimensi ini memiliki persentase tertinggi di Kota Bandung.
Kota Bandung
29
Tabel 7. Penilaian Masyarakat Menyatakan Sesuai Dimensi dan Sangat Sesuai Partisipasi Sosial Partisipasi Sosial
%
Kategori Pencapaian
LANGSUNG RLD02a Kegiatan dan acara dilaksanakan 69.3 pada waktu yang sesuai bagi lansia.
Kuning
RLD03a Kegiatan dan acara bisa dihadiri oleh lansia baik sendiri maupun didampingi orang lain.
75.3
Hijau
RLD05a Aktivitas dan peristiwa dikomunikasikan dengan baik kepada lansia, termasuk informasi tentang aktivitas, keterjangkauan dan pilihan transportasi.
57.3
Kuning
RLD06a Berbagai macam jenis kegiatan ditawarkan untuk menarik minat berbagai kalangan lansia.
54.7
Kuning
RLD06b Aktivitas komunitas menganjurkan 73.3 partisipasi masyarakat berbagai usia dan latar belakang budaya.
Kuning
RLD07a Pertemuan, termasuk dengan lansia, berlangsung di beberapa lokasi dalam komunitas seperti 44.7 pusat rekreasi, perpustakaan, pu sat komunitas di daerah tertinggal, taman, dan kebun.
Orange
30
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
RLD08a Aktivitas jangkauan yang konsisten (memberikan undangan pribadi, kunjungan pribadi atau telepon) dalam melibatkan para lansia untuk menghindarkan mereka dari isolasi masyarakat.
72.7
Kuning
RLD08b Fasilitas komunitas mempromo sikan penggunaan bersama berbagai usia dan mempertahankan interaksi di antara kelompok pengguna.
68.7
Kuning
RLD01a Tempat untuk acara dan kegiat an terletak di lokasi yang nyaman, dapat diakses, penerangan cukup, dan mudah dijangkau oleh transportasi umum.
63.3
Kuning
RLD04a Kegiatan dan acara hiburan terjangkau, tanpa biaya tambahan atau tersembunyi bagi partisipan.
74
Kuning
TIDAK LANGSUNG
Terdapat berbagai jenis kegiatan dan event di Kota Bandung, sebagian besar kegiatan atau acara tersebut juga bisa dihadiri oleh lansia baik sendiri maupun didampingi orang lain. Hal itu menjadi penilaian tertinggi untuk dimensi ini oleh masyarakat. Masyarakat Bandung menganggap kegiatan/ acara yang di selenggarakan sesuai bagi lansia. Kelemahannya adalah lokasi pertemuan termasuk yang melibatkan lansia dianggap kurang bervariasi di Kota Bandung. Kota Bandung
31
Penilaian masyarakat beralasan karena kegiatan/ pertemuan hanya berlangsung di tempat-tempat tertentu saja, tidak di tempat rekreasi, perpustakaan, atau taman. Sehingga pertemuan menjadi kurang menarik, khususnya bagi lansia. Berikut adalah Box 4 berisi sebagian pernyataan masyarakat Kota Bandung dalam memberikan contoh contoh praktik baik dan tantangan pada dimensi ini. Box 4. Dimensi Partisipasi Sosial PRAKTIK BAIK: • Lokasi dan fasilitas sudah baik dan mudah dijangkau • Sesuai event lansia • Waktunya pertemuan pagi, siang atau sore • Lansia diberi undangan kalau ada acara • Ada kader yang mengunjungi lansia • Waktu dilaksanakan secara fleksibel TANTANGAN: • Belum ada acara khusus untuk lansia • Kegiatan hanya di masjid • Harga mahal/ biaya kegiatan mahal • Waktu pertemuan kadang malam 2.2.5 Penghormatan dan Inklusi/ Keterlibatan Sosial Pada dimensi ini sebenarnya Kota Bandung sudah lumayan baik. Hal itu dapat dilihat dari skor total capaian warna kuning 67% dan warna hijau 11%, sehingga sudah dapat dikategorikan sebagai kota ramah lansia. Akan tetapi, masih terdapat 11% indikator yang masuk kategori warna merah yaitu sekolah belum memberikan kesempatan untuk mempelajari dan melibatkan lansia dalam kegiatan sekolah. Sedangkan sisanya, sebesar 11% 32
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
masuk kategori warna orange. Dari tabel 8 dapat diketahui, penilaian keses uaian pada dimensi sudah relatif baik, bahkan persentase tertinggi ada yang mencapai skor 80%. Yang menjadi kekurangan terutama pada variabel “Sekolah memberikan kesempatan untuk mempelajari tentang lansia dan melibatkan lansia dalam kegiatan sekolah” yang hanya hampir 17%. Tabel 8. Penilaian Masyarakat Menyatakan Sesuai dan Sangat Sesuai Dimensi Penghormatan dan Inklusi/ Keterlibatan Sosial Penghormatan dan Inklusi/Keterlibatan Sosial
%
Kategori Pencapaian
50.7
Kuning
62
Kuning
LANGSUNG RLE01a Pelayanan umum, sukarela, dan pelayanan komersial selalu me ngajak bicara lansia secara teratur tentang bagaimana melayani mereka dengan lebih baik. RLE03a Pegawai yang siap membantu santun serta terlatih.
RLE04a Para lansia dimasukkan dalam media (surat kabar/tv/radio) dan digambarkan secara positif tanpa stereotipe tertentu (contoh ste- 42.7 reotipe: sakit-sakitan, pelit, menjadi beban, terlalu lambat, pikun, dan lain-lain).
Orange
Kota Bandung
33
RLE05a Lingkungan, aktivitas dalam komunitas menarik masyarakat dalam segala usia melalui akomodasi kebutuhan dan keingin an sesuai tingkatan umur.
69.3
Kuning
RLE06a Lansia dimasukkan sebagai bagi an dari keluarga dalam kegiatan komunitas.
80
Hijau
RLE07a Sekolah memberikan kesempat an untuk mempelajari tentang lansia dan melibatkan lansia dalam kegiatan sekolah.
16.7
Merah
68
Kuning
56.7
Kuning
56
Kuning
RLE08a Kontribusi lansia baik di masa lalu maupun di masa sekarang dihargai dengan baik. RLE09a Para lansia yang kurang mampu memiliki akses ke pelayanan publik, sukarela, dan pelayanan swasta. TIDAK LANGSUNG RLE02a Pelayanan dan produk tersedia dalam berbagai macam jenis.
Berkomunitas merupakan media dan kegiatan yang paling diminati oleh lansia. Di sanalah lansia merasa memiliki keluarga untuk berbagi pengalaman, berkonsultasi, dan mencurahkan isi hati. Di Kota Bandung, Lansia dimasukkan sebagai bagian dari keluarga dalam kegiatan komunitas. Masyarakat menilai kesesuaian hal tersebut dengan persentase yang tertinggi. Hal ini 34
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
dimungkinkan karena di Kota Bandung sudah terdapat lembaga dan komunitas lansia yang mendorong lansia untuk lebih aktif di antaranya LLI (Lembaga Lansia Indonesia) yang belum tentu ada di semua kota di Indonesia. Namun, seperti kota-kota sampel lainnya, belum ditemui sekolah atau lembaga memberikan kesempatan untuk mempelajari tentang lansia atau melibatkan lansia dalam kegiatan sekolah. Sehingga penilaian kesesuaian indikator tersebut memiliki persentase paling rendah. Berikut adalah Box 5 berisi sebagian pernyataan masyarakat dalam memberikan contoh contoh praktik baik dan tantangan pada dimensi ini. Box 5. Dimensi Penghormatan dan Inklusi/ Keterlibatan Sosial PRAKTIK BAIK: • Sudah ada Lembaga Lansia Indonesia • Pegawai terlatih dan santun • Lansia di masyarakat sangat dihargai dan dihormati • Sudah banyak produk untuk lansia • Ada lansia yang ikut rapat di Sekolah • Pensiunan guru masih mengajar TANTANGAN: • Lansia digambarkan secara negatif • Tidak pernah melibatkan lansia dalam kegiatan sekolah • Lansia kadang dianggap menyusahkan • Masih kurang sopan dalam melayani masyarakat • Masih ada pegawai yang belum terlatih • Produk khusus lansia belum ada • Belum pernah liat lansia di media Kota Bandung
35
2.2.6 Partisipasi Sipil dan Pekerjaan Dimensi ini memperoleh capaian paling buruk dari semua dimansi. Hal ini dapat dilihat dari dominasi skor capaian warna merah dan orange yang sama-sama mencapai 50%. Tidak ada skor warna hijau dan kuning pada dimensi ini. Minimnya kesempatan kerja bagai lansia, kurangnya dukungan untuk wirausaha dan kesempatan untuk wirausaha bagi lansia serta tempat kerja yang belum disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan orang cacat (difabel) merupakan hal yang menjauhkan Kota Bandung dari ciri kota ramah lansia. Pada tabel 9 dapat diperjelas, tak ada satupun indikator dari dimensi ini yang mencapai skor 50%. Dari delapan indikator, separuhnya berwarna merah dan separuhnya lagi berwarna orange. Bahkan, hanya ada dua indikator saja yang menyentuh skor 40%. Tabel 9. Penilaian Masyarakat Menyatakan Sesuai dan Sangat Sesuai Dimensi Partisipasi Sipil dan Pekerjaan %
Kategori Pencapaian
RLF01a Terdapat pilihan bagi lansia un tuk berpartisipasi sebagai rela wan dengan pelatihan, penga kuan, petunjuk, dan kompensasi biaya yang dikeluarkan.
40.7
Orange
RLF02a Kualitas dari pekerja lansia di tingkatkan.
20.7
Merah
Partisipasi Sipil dan Pekerjaan LANGSUNG
36
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
RLF03a Terdapat berbagai macam kesem patan kerja bagi lansia yang fleksi- 10.7 bel dan berpendapatan bagus.
Merah
RLF04a Ada kebijakan dan peraturan dalam mencegah diskriminasi atas dasar usia dalam perekrut an, kenaikan jabatan dan pela tihan untuk pekerja.
18.7
Merah
RLF05a Tempat kerja disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan orang cacat (difabel).
13.3
Merah
RLF06a Terdapat dukungan untuk wirausaha dan kesempatan untuk wirausaha bagi lansia.
28
Orange
RLF07a Kesempatan pelatihan setelah pensiun diberikan kepada lansia.
28
Orange
RLF08a Badan-badan pengambil kepu tusan di sektor pemerintah, swasta, sukarela mendorong par tisipasi dan keanggotaan lansia.
42
Orange
Tingginya tingkat pengangguran kaum lanjut usia merupakan penyia-nyiaan terhadap bakat kaum lanjut usia, di samping menimbulkan dampak fisik dan emosional. Karena itu, kaum lanjut usia yang masih potensial harus terus diberdayakan agar tetap aktif. Kesempatan kerja bagi lansia yang fleksibel dan berpendapatan bagus merupakan hal harus difikirkan bersama. Pada hasil studi ini, penilaian masyarakat Kota Bandung terhadap kesesuaian dimensi ini masih rendah. Kota Bandung
37
Masyarakat menilai dorongan dari pemerintah, sektor swasta maupun sukarela panti-panti yang memberikan kegiatan pela tihan atau pekerjaan bagi lansia hanya dapat menampung bebe rapa persen lansia saja. Masyarakat menilai masalah usia masih menjadi patokan dalam perekrutan pekerjaan. Kalaupun ada pelatihan itu hanya saat sebelum pensiun. Jelasnya, tidak ada pelatihan untuk lansia setelah pensiun. Berikut adalah Box 6 berisi sebagian pernyataan masyarakat dalam memberikan contoh contoh praktik baik dan tantangan pada dimensi ini. Box 6. Dimensi Partisipasi Sipil dan Pekerjaan PRAKTIK BAIK: • Pelatihan bisaanya dengan Dinsos • Terdapat panti-panti untuk orang cacat dan diberi pekerjaan • Di Darut Tauhid ada pelatihan kewirausahaan dan tempat untuk berwira usaha TANTANGAN: • Usia masih menjadi patokan dalam perekrutan pekerjaan • Pelatihan adanya sebelum pensiun • Tidak ada pelatihan setelah pensiun untuk lansia • Tidak ada dukungan bagi lansia berwirausaha 2.2.7 Komunikasi dan Informasi Pada dimensi Komunikasi dan Informasi, Kota Bandung sudah bisa dikatakan cukup bagus. Secara total skor warna kuning sudah mencapai 54,6% dan warna hijau18,2%. Indikator yang berwarna hijau terdapat pada sistem informasi dasar berupa media tulis dan elektronik serta telepon yang sudah menyentuh 38
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
semua kalangan masyarakat termasuk lansia. Untuk warna kuning di antaranya karena bahasa komunikasi cetak dan lisan dinialai sudah menggunakan kata sederhana dan umum, serta mempunyai tombol dan huruf yang besar. Meski demikian, masih ada warna orange sebesar 18,2% dan warna merah 9,1%. Di antaranya mengenai belum tersedianya informasi dan tayangan khusus lansia secara reguler serta masyarakat yang beresiko terisolasi sosial belum memperoleh informasi yang terpercaya. Penilaian tertinggi pada indikator yang berhubungan langsung dengan lansia yaitu 81,3% terjadi pada variabel “Sistem informasi dasar yang universal berupa media tertulis dan elektronik serta telepon mencapai semua kalangan masyarakat termasuk lansia” (Tabel 10). Persentase terendah 23,3% pada variabel “Informasi dan tayangan khusus lansia tersedia secara reguler”. Penilaian tertinggi indikator yang tidak berhubungan langsung dengan lansia sebesar 61,3% terdapat pada variabel “Penyebaran informasi tersedia secara reguler, luas, terpercaya, terkoordinir, dan adanya akses informasi terpusat”. Sementara penilaian paling rendah terjadi pada variabel “Masyarakat beresiko terisolasi sosial memperoleh informasi dari individu yang terpercaya”. Tabel 10. Penilaian Masyarakat Menyatakan Sesuai dan Sangat Sesuai Dimensi Komunikasi dan Informasi Komunikasi dan Informasi
%
Kategori Pencapaian
81.3
Hijau
LANGSUNG RLG01a Sistem informasi dasar yang universal berupa media tertulis dan elektronik serta telepon menca-
Kota Bandung
39
pai semua kalangan masyarakat termasuk lansia. RLG03a Informasi dan tayangan khusus lansia tersedia secara reguler.
23.3
Merah
RLG04a Tersedia media komunikasi lisan yang bisa diakses lansia.
35.3
Orange
RLG06a Layanan publik dan komersial menyediakan layanan yang ra61.3 mah dan bisa meyediakan layanan individu (bila mana diminta).
Kuning
RLG07a Informasi cetak termasuk formulir resmi, teks televisi dan tampil an visual dengan huruf besar dan 56.7 ide utama diperlihatkan melalui judul dan kalimat jelas.
Kuning
RLG08a Komunikasi cetak dan lisan menggunakan kata sederhana dan umum, dan kalimat langsung kepada sasaran.
66
Kuning
RLG09a Layanan jawab telepon membe rikan intruksi secara pelan dan jelas dan memberitahu pende ngar cara mengulang pesan setiap waktu.
80.7
Hijau
RLG10a Peralatan elektronik seperti tele pon, radio, televisi dan mesin bank atau karcis mempunyai tombol dan huruf yang besar.
67.3
Kuning
40
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
TIDAK LANGSUNG RLG02a Penyebaran informasi tersedia secara reguler, luas, terpercaya, terkoordinir dan adanya akses informasi terpusat.
61.3
Kuning
RLG05a Masyarakat beresiko terisolasi sosial memperoleh informasi dari individu yang terpercaya.
40.7
Orange
60
Kuning
RLG11a Layanan komputer dan internet tersedia secara luas dan bisa diakses secara murah di tempattempat umum (kantor pemerin tah, tempat rekreasi dan perpus takaan).
Informasi dasar yang universal berupa media tertulis dan elektronik serta telepon merupakan hal seharusnya sudah menjadi bagian dari sistem perkotaan. Informasi dasar yang mencapai semua kalangan masyarakat termasuk juga lansia merupakan ciri informasi yang ramah lansia. Pendapat masyarakat Bandung terhadap pernyataan sistem informasi dasar yang mencapai semua kalangan masyarakat memiliki skor tertinggi. Namun, sebagian masyarakat menganggap belum ada tayangan khusus untuk lansia yang menggambarkan tentang lansia, peran lansia, kesehatan lansia, kegiatan lansia yang sebenarnya sangat bermanfaat oleh semua kalangan masyarakat. Berikut adalah Box 7 berisi sebagian pernyataan masyarakat dalam memberikan contoh contoh praktik baik dan tantangan pada dimensi ini. Kota Bandung
41
Box 7. Dimensi Komunikasi dan Informasi PRAKTIK BAIK: • Di media lokal informasi khusus lansia tersedia secara reguler • Dilingkungan RW sudah mulai ada internet • Internet murah di tempat-tempat umum ada wifi • Informasi yang diberikan sangat jelas TANTANGAN: • Datang sendiri ke bidan • Tidak ada tayangan khusus untuk lansia • Belum ada sarana komputer di tempat umum • Informasi yang ada sekarang ini simpangsiur dan kadang tidak bisa diketahui mana yang benar • Tidak terlalu cepat bicaranya • Belum ada akses informasi yang terpusat • Kadang lansia tidak mampu untuk melihat tombol yang kecil • Tombol ada yang kecil ada yang besar 2.2.8 Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan Kota Bandung sudah cukup baik untuk dapat dikategorikan sebagai kota ramah lansia. Hal ini bisa dilihat dari persentase total warna kuning yang mencapai 58,3% dan warna hijau 8,3%. Fasilitas layanan kesehatan dan layanan sosial yang tersebar dalam kota, mudah dijangkau, dan setiap saat bisa dicapai dengan berbagai macam alat transportasi merupakan ciri ramah lansia di Kota Bandung. 42
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
Kelemahan Kota Bandung pada dimensi ini adalah capaian warna orange yang masih mencapai 33,3%. Di antaranya mengenai warna perencanaan kondisi darurat serta relawan berbagai usia dianjurkan untuk membantu lansia dan memperhitungkan kapasitas lansia Kota Bandung yang belum mengarah ke ciri ramah lansia. Skor penilaian tertinggi yang berhubungan langsung dengan lansia pada variabel “Petugas pelayanan menghormati, memban tu, terlatih dalam melayani lansia” dengan persentase 69,3% (Tabel 11). Persentase terendah pada indikator “Perencanaan kondisi darurat memperhitungkan kapasitas/ketidakmampuan dari lansia” dengan persentase 26,7%. Penialain tertinggi yang tidak berhubungan langsung dengan lansia yaitu pada variabel “Fasilitas layanan kesehatan dan layanan sosial tersebar dalam kota, mudah dijangkau, dan setiap saat bisa dicapai dengan ber bagai macam transportasi” dengan 80,7%, dan terendah untuk variabel “Layanan diberikan secara terkoordinasi melalui proses adminitrasi yang sederhana”. Tabel 11. Penilaian Masyarakat Menyatakan Sesuai dan Sangat Sesuai Dimensi Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan
%
Kategori Pencapaian
63.3
Kuning
LANGSUNG RLH01a Pelayanan kesehatan dan du kungan komunitas untuk promosi, pemeliharaan dan pemulihan kesehatan lansia memadai.
Kota Bandung
43
RLH02a Layanan kerumah termasuk la yanan kesehatan, layanan pribadi 33.3 dan kerumah tanggaan tersedia bagi lansia.
Orange
RLH04a Fasilitas layanan tempat tinggal seperti rumah pensiunan dan pan ti terletak dekat daerah layanan dan 37.3 tempat tinggal sehingga penghuni tetap terintegrasi dalam masyarakat.
Orange
RLH05a Fasilitas kesehatan dibangun se suai dengan standar keselamatan dan bisa diakses dengan mudah 66.7 bagi lansia dan orang dengan keterbatasan.
Kuning
RLH06a Informasi tentang layanan kese hatan dan layanan sosial tersedia 67.3 dengan jelas dan bisa diakses oleh lansia.
Kuning
RLH08a Petugas pelayanan menghormati, membantu, terlatih dalam mela 69.3 yani lansia.
Kuning
RLH09a Lansia yang kurang mampu juga bisa mengakses layanan fasilitas kesehatan dan layanan sosial.
62.7
Kuning
RLH10a Relawan berbagai usia dianjur kan dan didukung untuk mem bantu lansia.
49.3
Orange
44
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
RLH11a Tersedia cukup lahan pemakam an dan mudah diakses.
60
Kuning
26.7
Orange
RLH03a Fasilitas layanan kesehatan dan layanan sosial tersebar dalam kota, mudah dijangkau, dan setiap saat bisa dicapai dengan berbagai macam transportasi.
80.7
Hijau
RLH07a Layanan diberikan secara terko ordinasi melalui proses admi nistrasi yang sederhana.
62
Kuning
RLH12a Perencanaan kondisi darurat memperhitungkan kapasitas/ ketidakmampuan dari lansia. TIDAK LANGSUNG
Layanan kesehatan yang mempunyai lokasi yang baik dan mudah dijangkau bagi masyarakat termasuk lansia merupakan syarat mutlak ciri kota ramah lansia. Penilaian masyarakat mengenai hal tersebut di Kota Bandung menjadi persentase tertinggi untuk dimensi ini. Hal itu terjadi karena anggapan masyarakat mengenai layanan kesehatan dan layanan sosial sudah tersebar di beberapa tempat yang mudah dijangkau dan setiap saat bisa dicapai dengan berbagai macam transportasi (transportasi umum dan transportasi pribadi). Namun, penilaian terhadap perencanaan kondisi darurat memperhitungkan kapasitas/ ketidakmampuan dari lansia, mendapat skor terendah. Ini berarti anggapan masyarakat dalam merencanakan kondisi darurat seperti bencana alam dan konflik kemanusiaan untuk Kota Bandung belum memperhitungkan Kota Bandung
45
kapasitas dan ketidakmampuan dari lansia. Berikut adalah Box 8 berisi sebagian pernyataan masyarakat dalam memberikan contoh contoh praktik baik dan tantangan pada dimensi ini. Box 8. Dimensi Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan PRAKTIK BAIK: • Masih banyak lahan untuk pemakaman dan mudah diakses • Administrasi mudah dan sederhana • Sudah mulai ada posyandu lansia untuk pemeliharaan kesehatan lansia • Di Bandung banyak rumah sakit dan klinik • Ada jaminan untuk yang tidak mampu • Ada dokter yang bisa dipanggil kerumah • Pegawai kesehatan selalu mengutamakan pasien TANTANGAN: • Lokasi layanan kesehatan jauh dari rumah lansia • Tempat pemakaman sangat sempit dan terbatas dan harus di luar kota • Tidak ada layanan kerumah untuk lansia • Prosedurnya panjang, banyak prosedur yang harus dilewati • Pelayanan kesehatan untuk lansia kurang memadai • Penghuni panti terisolasi • Belum ada relawan untuk membantu lansia • Pelayanan untuk Jamkesmas tidak baik • Jalan Sancang jauh dari pemukiman di panti jompo
46
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
REKOMENDASI
PENCAPAIAN PER TAHAPAN DAN STRATEGI 3.1 Rekomendasi Pencapaian Per Tahapan Studi ini didorong oleh isu penuaan penduduk (ageing) yang menjadi isu dunia di abad ke 21. Atas dasar itu pemerintah meminta Kota Ramah Lansia (Age-Friendly City) harus segera diwujudkan. Mengingat hingga saat ini di Indonesia belum ada kota yang benar-benar menjadi kota ramah lansia, termasuk di Kota Bandung, Jawa Barat. Untuk mencapai predikat kota ramah lansia, Kota Bandung harus memenuhi kriteria pencapaian yang baik pada 8 dimensi yang ditetapkan oleh WHO. Berdasarkan data baseline study ini Kota Bandung secara umum masih belum memenuhi kriteria kota ramah lansia. Karena belum memenuhi umumnya kebutuhan kelompok lansia. Dari 8 dimensi yang dinilai oleh masyarakat Kota Bandung, masih belum ada yang dinilai berwarna hijau (Tabel 12). Artinya, secara total, untuk meraih predikat kota ramah lansia tahun 2030 (warna hijau), Kota Bandung
47
Kota Bandung harus memulai perjalanan dari kategori pencapaian warna “orange” dan melewati fase warna “kuning” terlebih dahulu. Tabel 12. Baseline 2013 – Goal 2030 Kota Bandung Kota Bandung
Baseline 2013
Goal 2030
TOTAL
Orange
Hijau
1. Gedung dan Ruang Terbuka
Orange
Hijau
2. Transportasi
Orange
Hijau
3. Perumahan
Orange
Hijau
4. Partisipasi Sosial
Kuning
Hijau
5. Penghormatan & Inklusi/ Keterlibatan Sosial
Kuning
Hijau
6. Partisipasi Sipil dan Pekerjaan
Orange
Hijau
7. Komunikasi dan Informasi
Kuning
Hijau
8. Dukungan Masyarakat & Pelayanan Kesehatan
Kuning
Hijau
Proses pencapaian tahapan menuju kota ramah lansia tahun 2030 dimulai tahun 2015. Tahun 2014 bisa digunakan sebagai tahun persiapan. Artinya, untuk mewujudkan kota ramah lansia tahun 2030 masih memiliki waktu 15 tahun. Dari jarak 15 tahun tersebut, akan diketahui berapa persen yang dibutuhkan untuk mencapai warna hijau (progress 15 tahun). Kemudian total target progress 15 tahun tersebut dibagi per-tahun untuk mendapatkan target pencapaian tiap tahun. Secara keseluruhan untuk mencapai progress 15 tahun Kota Bandung membutuhkan skor 28,6%, sehingga progress pertahun 48
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
1,9% untuk menuju warna hijau tahun 2030 (Tabel 13). Pada tahun 2018, secara total sudah terjadi perubahan warna dari warna orange menjadi warna kuning. Tetapi untuk setiap dimensinya belum terjadi perubahan warna dari tahun 2013 sampai dengan 2018, tetap warna orange. Baru pada tahun 2023 semua dimensi sudah berubah menjadi warna kuning. Hingga tahun 2028 semua dimensi masih berwarna kuning. Akhirnya, pada tahun 2030 keseluruhan dimensi berubah menjadi warna hijau. Target progress per tahun setiap dimensi berbeda-beda. Tergantung capaian yang diperoleh pada baseline study 2013. Karena capaian awal dimensi Partisipasi Sipil dan Pekerjaan paling rendah maka target progress per tahunnya paling tinggi (3.3%). Artinya, pada dimensi ini memerlukan kerja ekstra keras supaya target progress per tahun yang sudah menjadi acuan dapat terkejar. Sebaliknya, progress per tahun paling rendah terdapat pada dimensi Komunikasi dan Informasi dan dimensi Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan (1.2%) karena dimensi ini memperoleh capaian penilaian tertinggi. Tabel 13. Tahapan Pencapaian Goal 2030 Kota Bandung Kota Bandung
2018
2023
2028
2030
Progress Progress 15 Tahun Per Tahun
TOTAL
Kuning Kuning Kuning Hijau
28.6
1.9
1. Gedung dan Ruang Terbuka
Orange Kuning Kuning Hijau
41.4
2.8
2. Transportasi
Orange Kuning Kuning Hijau
34.8
2.3
3. Perumahan Orange Kuning Kuning Hijau
42.8
2.9
Kota Bandung
49
4. Partisipasi Sosial
Kuning Kuning Kuning Hijau
9.7
0.6
5. Penghormatan dan Inklusi/ Kuning Kuning Kuning Hijau Keterlibatan Sosial
19.2
1.3
6. Partisipasi Sipil dan Pekerjaan
Orange Kuning Kuning Hijau
49.7
3.3
7. Komunikasi dan InforKuning Kuning Kuning Hijau masi
17.4
1.2
8. Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan
18.4
1.2
Kuning Kuning Kuning
Hijau
3.2 Rekomendasi Menuju Tahun 2030 Dari hasil studi ini, bisa disampaikan beberapa rekomendasi strategi kepada Kota Bandung. Rekomendasi ini berdasarkan dari indikator-indikator delapan dimensi menuju kota ramah lanjut usia. Rekomendasi yang diberikan berasal dari persentase indikator di bawah 50% dan tentunya mudah untuk dilakukan. Berbagai macam kegiatan yang direkomendasikan ini mudah sekali untuk dilakukan oleh berbagai pihak terkait termasuk di dalamnya pemerintah, masyarakat umum, LSM, media massa, pihak swasta, dan pihak manapun. Jika semua elemen dan unsur masyarakat terlibat dalam pelaksanaan program kegiatan tersebut, tentunya program yang direncanakan akan lebih mudah dan cepat diwujudkan. 50
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
Berikut tujuh rekomendasi strategi yang dapat disampaikan untuk mewujudkan Kota Bandung Ramah Lanjut Usia tahun 2030:
Strategi 1 Merealisasikan rencana pembangunan kota ramah lansia baik untuk Jangka Pendek maupun Jangka Panjang sebagaimana rencana yang diungkapkan oleh SKPD. Rencana ini disusun oleh masing-masing SKPD untuk perbaikan/ peningkatan pelayanan untuk masing-masing dimensi: 1. Gedung dan Ruang Terbuka Bappeda Kota Bandung memiliki program jangka pendek yaitu pembuatan taman lansia di tiap kecamatan, pemerataan pembangunan puskesmas, dan pembenahan tata kota/ penerangan kota. Selain itu juga penertiban dan patroli yang sering dilakukan oleh Satpol PP. 2. Transportasi Bappeda Kota Bandung mempunyai program jangka pendek yaitu pentertiban kendaraan umum disertai seringnya patroli Polisi dan pemangkasan pohon yang menutupi rambu-rambu.. 3. Perumahan Baru tahap perencanaan pembangunan perumahan khusus lansia. 4. Partisipasi Sosial Meneruskan program yang sudah ada (program Bawaku, LLI) dan selalu mengikutsertakan Komda Lansia. 5. Penghormatan dan Inklusi/ Keterlibatan Sosial Dinas Sosial Kota Bandung mempunyai program pendidikan mulai dari tingkat SD, pembentukan kader lansia di tiap kelurahan dan pelatihan tambahan untuk kader PKK serta Kota Bandung
51
meneruskan program LLI yang sudah ada yaitu Nyaah Ka Kolot (Sayang Orang Tua). 6. Partisipasi Sipil dan Pekerjaan Meneruskan program yang sudah ada (Program Bawaku Lansia). 7. Komunikasi dan Informasi Bappeda Kota Bandung memiliki program pembenukan kader lansia yang aktif, dan mengaktifkan RW-net siaga. 8. Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan Melanjutkan program yang sudah ada, lansia diutamakan.
Strategi 2 Pemantapan dan penerapan peraturan perundang-undangan yang mendukung penerapan peraturan lalu lintas dan kenyamanan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan transportasi yang lebih memperhatikan para lanjut usia. Kegiatan terkait dengan strategi ini adalah upaya mewujudkan: 1. Pengemudi kendaraan umum memberhentikan kendaraannya di tempat yang sudah ditentukan dan dekat dengan trotoar supaya mempermudah penumpang untuk naik dan turun. 2. Kendaraan umum bersih, terawat, mudah diakses (landasan dapat diturunkan, tangga rendah, tempat duduk lebar). 3. Kendaraan umum tidak penuh sesak dan tersedia tempat duduk yang diprioritaskan untuk lansia. 4. Pengaturan lalu lintas tertata dengan baik. 5. Jalur sepeda dipisahkan dari trotoar serta jalan untuk pejalan kaki yang lain. 6. Tempat parkir dan area untuk menurunkan penumpang kea daannya aman, jumlahnya mencukupi dan nyaman. 52
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
7. Terminal bis dan tempat pemberhentian bis terletak dilokasi yang nyaman, mudah diakses, aman dan bersih. 8. Terminal bis dan tempat pemberhentian bis memiliki pene rangan yang cukup, tanda lokasi yang jelas, tempat duduk dan shelter yang mencukupi.
Strategi 3 Penguatan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan, kelompok masyarakat dan masyarakat secara umum untuk dapat lebih memperhatikan masyarakat terutama para lanjut usia. Kegiatan terkait dengan strategi ini adalah upaya mewujudkan: 1. Keamanan umum di semua ruang terbuka didukung pentaatan hukum dan dukungan masyarakat untuk keselamatan pribadi terutama bagi para lanjut usia. 2. Peraturan lalu lintas ditaati dengan pengendara memprioritas kan pejalan kaki terutama bagi para lanjut usia. 3. Terdapat pilihan bagi lanjut usia untuk berpartisipasi sebagai relawan dengan pelatihan, pengakuan, petunjuk dan kompen sasi biaya yang dikeluarkan. 4. Relawan berbagai usia dianjurkan dan didukung untuk mem bantu lanjut usia. 5. Badan-badan pengambil keputusan di sektor pemerintah, swasta, sukarela mendorong partisipasi dan keanggotaan lanjut usia. 6. Perencanaan kondisi darurat memperhitungkan kapasitas/ ketidakmampuan dari lanjut usia. 7. Ada kebijakan dan peraturan dalam mencegah diskriminasi atas dasar usia dalam perekrutan, kenaikan jabatan dan pelatihan untuk pekerja. Kota Bandung
53
8. Tempat-tempat umum bersih dan nyaman. 9. Pertemuan, termasuk dengan lansia, berlangsung di beberapa lokasi dalam komunitas seperti pusat rekreasi, perpustakaan, pusat komunitas di daerah tertinggal, taman, dan kebun.
Strategi 4 Pembuatan aturan dan sosialisasi terhadap fasilitas pelayanan masyarakat atau fasilitas umum lainnya untuk dapat memberikan pelayanan khusus bagi para lanjut usia secara optimal. Kegiatan terkait dengan strategi ini adalah upaya mewujudkan: 1. Terdapat Pelayanan pelanggan khusus bagi lansia (seperti tempat antrian terpisah dan tempat khusus lansia). 2. Jalan untuk pejalan kaki (trotoar) terawat dengan baik, bebas dari hambatan dan dikhususkan bagi pejalan kaki. 3. Layanan kerumah termasuk layanan kesehatan, layanan pribadi dan kerumah tanggaan tersedia bagi lansia. 4. Kesempatan pelatihan setelah pensiun diberikan kepada lansia. 5. Terdapat dukungan untuk wirausaha dan kesempatan untuk wirausaha bagi lansia. 6. Toilet umum bersih, terawat dengan baik mudah dijangkau dengan berbagai kemampuan, dirancang baik dan di tempatkan dilokasi yang mudah dicapai. 7. Keamanan umum di semua ruang terbuka didukung pentaatan hukum dan dukungan masyarakat untuk keselamatan pribadi. 8. Ruang terbuka hijau dengan tempat duduk jumlahnya memadai, terawat dengan baik dan aman. 9. Rumah kontrak/ sewa tersedia dengan rumah yang bersih, terawat dan berada dilokasi yang aman.
54
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
10. Rumah disesuaikan untuk lansia, landasan rata, pintu masuk lebar untuk kursi roda, serta kamar mandi, toilet dan dapur mempunyai rancangan yang sesuai untuk lansia.
Strategi 5 Penguatan pencitraan kepada lanjut usia sebagai individu yang aktif, berdaya guna dan dapat berkarya dengan melibatkan media massa dan media elektronik. Kegiatan terkait dengan strategi ini adalah upaya mewujudkan: 1. Para lansia dimasukkan dalam media (surat kabar, tv, radio) dan digambarkan secara positif tanpa stereotipe tertentu (contoh stereotipe: sakit-sakitan, pelit, menjadi beban, terlalu lambat, pikun, dan lain-lain). 2. Masyarakat beresiko terisolasi sosial memperoleh informasi dari individu yang terpercaya. 3. Informasi dan tayangan khusus lansia tersedia secara reguler. 4. Tersedia media komunikasi lisan yang bisa diakses lansia.
Strategi 6 Memasukan muatan lokal mengenai peran dan penjelasan lanjut usia pada kurikulum sekolah untuk dapat memupuk rasa kasih sayang dan penghormatan terhadap lanjut usia sejak dini. Kegiatan terkait dengan strategi ini adalah upaya mewujudkan: 1. Sekolah memberikan kesempatan untuk mempelajari tentang lanjut usia dan melibatkan lanjut usia dalam kegiatan sekolah. 2. Perlu dilibatkannya para lanjut usia pada saat ada kegiatankegiatan sekolah.
Kota Bandung
55
Strategi 7 Pelaksanaan riset berkaitan dengan pengembangan kapasitas kota ramah lanjut usia pada masyarakat, para stakeholder, dan pemerintah. Kegiatan terkait dengan strategi ini adalah upaya mewujudkan: 1. Pengembangan kegiatan percontohan terkait kelurahan atau kecamatan yang sudah ramah terhadap lanjut usia. 2. Malakukan penelitian dampak perubahan setelah kota terse but sudah melaksanakan program-program yang sudah memperhatikan para lanjut usia. 3. Melakukan penelitian mengenai perubahan pola pikir dari masyarakat terhadap program kota ramah lanjut usia.
56
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Ma’rifatul, 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu. Yogyakarta Darmojo & Martono, 2004. Buku Ajar Geriatri( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). FKUI : Jakarta Hurlock, E.B, 1990. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih bahasa oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. (Edisi Kelima). Erlangga. Jakarta http://www.antarabali.com. 2013. Bali Rancang Peta Jalan Menuju Ramah Lansia. http://www.antarabali.com/berita/41082/ bali-rancang-peta-jalan-menuju-ramah-lansia?utm_ source=twitterfeed&utm_medium=facebook http://padangekspres.co.id . 2013.Payakumbuh Direkomendasi Menjadi KRL ke WHO. http://padangekspres. co.id/?news=berita&id=43462 http://padang-today.com . 2013.Payakumbuh Direkomendasi Menjadi KRL ke WHO. http://padang-today.com/?mod=b erita&today=detil&id=44462 http://upt.denpasarkota.go.id. 2013. Lembaga Survey Meter Jadikan Denpasar Pilot Project Kota Ramah Lansia.http://upt. denpasarkota.go.id/main.php?act=news&kd=8965 Kota Bandung
57
Kuntjoro, 2002. Depresi pada Lanjut Usia. http://www.e-psikologi. com. 20 September 2007 Lumbantobing, 2006. Kecerdasan pada Lanjut Usia Lanjut dan Dimensia. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 7-15 Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik. EGC. Jakarta Potter dan Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik ed.4, alih bahasa Yasmin Asih. EGC. Jakarta, 723, 738-739, 752 Stanley dan Beare, 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik ed. 2. Alih bahasa Juniarti dan Kurnianingsih. EGC. Jakarta. 43, 166-170, 367,368 www.denpasarkota.go.id. 2013. Lembaga Survey Meter Jadikan Denpasar Pilot Project Kota Ramah Lansia. http://humasdepok.blogspot.com. 2013.Depok Akan Canangkan Kota Ramah Lansia Tahun Depan. http://humasdepok. blogspot.com/2013/06/depok-akan-canangkan-kotaramah-lansia.html www.balikpapan.go.id. 2013.Balikpapan Menuju Kota Ramah Lansia. http://www.balikpapan.go.id/index.php?option=com_cont ent&view=article&id=5605%3Abalikpapan-menuju-kotaramah-lansia&catid=1%3Aberita-kota&lang=in www.kaltimpost.co.id. 2013. Balikpapan Paling Ramah Lansia. http:// www.kaltimpost.co.id/berita/detail/24474/balikpapanpaling-ramah-lansia.html
58
Satu langkah menuju Impian Lanjut Usia, Kota Ramah Lanjut Usia 2030