SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU INSPEKTUR UPACARA PADA ACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA TAHUN 2015 JAKARTA, 19 DESEMBER 2015
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita sekalian
Om Swastiastu
Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air dimanapun berada, dan Hadirin sekalian yang saya hormati, Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, pada
2
pagi ini kita dapat mengikuti Upacara Peringatan Hari Bela Negara Tahun 2015, yang dihadiri oleh segenap komponen Bangsa. Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, Sebagaimana diatur dalam konstitusi kita Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 3, bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara. Wujud hak warga Negara dalam upaya pembelaan negara perlu difasilitasi pemerintah dalam mewujudkannya, mengingat Bela Negara merupakan kehormatan bagi setiap warga negara untuk melaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Wujud kesadaran Bela negara, merupakan tekad, sikap, perilaku dan tindakan bela negara yang juga menjadi bagian dari upaya penguatan karakter dan jati diri bangsa yang berkepribadian dan berkebudayaan, sebagaimana menjadi pro-
3
gram prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2014-2019 yang diatur dalam Perpres Nomor 2 tahun 2015. Kesadaran Bela Negara ini penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan perilaku bangsa Indonesia, sebagai bentuk revolusi mental sekaligus untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman sekaligus untuk mewujudkan Ketahanan Nasional. Karena kesadaran setiap warga negara yang diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara merupakan soft power bangsa bahkan akan memberikan detterence effect bagi negara lain yang ingin mencoba mengganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Di sisi lain, kesadaran Bela Negara juga menjadi modal sosial bangsa untuk membangun diri menjadi bangsa yang maju, berkepribadian dan berkebudayaan yang sejajar dengan negara maju lainnya dalam peradaban dunia
4
Dari gambaran tersebut menunjukkan kepada kita semua bahwa membela negara tidak hanya dilakukan oleh militer, tetapi bila juga dilakukan oleh mereka-mereka yang bukan militer, terutama untk menghadapi ancaman non militer, yaitu ancaman tanpa bersenjata yang mempunyai kemampuan membahayakan atau berimplikasi mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Saudara-saudaraku setanah air,
sebangsa
dan
Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menatap masa depan yang penuh dengan tantangan dan ancaman. Karena, ancaman terhadap kedaulatan dan kelangsungan hidup negara di era globalisasi ini semakin kompleks dan bersifat multidimensi serta berada di semua aspek kehidupan, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi informasi, pertahanan dan keamanan, keselamatan umum serta legislasi.
5
Oleh karena itulah, dibutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan tetapi juga memiliki kesadaran bela negara, yaitu memiliki kualitas sikap mental dan perilaku cinta tanah air dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Sumber daya manusia dengan kualitas inilah yang menjadi modal sosial sekaligus soft power bagi negara dalam menjamin kelangsungan hidup dengan mempertimbangkan kepentingan nasionalnya. Saudara-saudaraku setanah air,
sebangsa
dan
Untuk mengimplementasikan hak-hak warga dalam pembelaan negara, Pemerintah melalui Kementerian pertahanan telah menyelenggarakan Pembentukan Kader Bela Negara untuk mewujudkan terbentuknya Kader Bela Negara yang memiliki sikap dan perilaku warga negara yang cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi
6
negara rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal Bela Negara baik psikis maupun fisik, dan memiliki karakter bangsa, disiplin, kerjasama, dan Kepemimpinan dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Selanjutnya dari Kader Bela Negara, juga diharapkan akan terbentuk masyarakat yang peduli dan paham akan nilai-nilai Bela Negara serta terwujudnya kemampuan kewaspadaan nasional, ketanggap daruratan dan Pertahanan Negara untuk mewujudkan Sistem pertahanan Negara yang baik. Saudara-Saudaraku sebangsa setanah air yang saya cintai,
dan
Pada momentum Hari Bela Negara ini, saya mengajak saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air untuk bersama-sama senantiasa berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara sesuai dengan peran dan profesi masing-masing, sebagai wujud keikutsertaan kita dalam upaya
7
bela negara. Mengingat, bela negara merupakan hak dan kewajiban sekaligus kehormatan setiap warga negara yang dijiwai kecintaan pada NKRI yang berkepribadian dalam kebudayaan, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Saya menyadari bahwa Kesadaran Bela Negara tidaklah tumbuh dengan sendirinya, akan tetapi harus ditanamkan dan ditumbuhkembangkan dengan berbagai upaya sejak dini. Oleh karenanya, saya mengajak saudara-saudara sekalian, hendaknya nilai-nilai bela negara harus dimulai dari diri sendiri, dari hal yang terkecil dan mulai saat ini, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan pekerjaan, sehingga menjadi kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia. Saudara-Saudaraku sebangsa setanah air yang saya cintai,
dan
Demikian hal-hal pokok yang dapat saya sampaikan pada peringatan Hari Bela Negara pada tanggal 19 Desember 2015.
8
Semoga Tuhan YME senantiasa memberikan bimbingan kepada kita semua, dalam setiap upaya pengabdian kepada bangsa dan negara. Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jakarta, 19 Desember 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
JOKO WIDODO