PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN HARI HABITAT DUNIA TAHUN 2008 Istana Negara, Jakarta, 6 Oktober 2008
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera untuk Kita Semua Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, Kita bersyukur hari ini kita dapat memperingati Hari Habitat Dunia Tahun 2008. Dari London sampai Beijing, dari New York sampai Pretoria, dari Dubai sampai New Delhi, hari ini masyarakat internasional merayakan hari habitat untuk menjunjung hak umat manusia mendapatkan lingkungan hunian yang layak sebagaimana ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hal ini juga menjadi tanggung jawab bangsa Indonesia sebagai negara penandatangan Istanbul Declaration On Human Settlement. Peringatan Hari Habitat Dunia tahun ini mengambil tema Harmonious Cities atau kota-kota yang harmonis. Mengapa tema ini penting, karena di Abad ke-21, salah satu trend demografis dan sosial yang menonjol adalah semakin menjamurnya pertumbuhan Mega Cities yaitu kota-kota besar yang berpenduduk lebih dari 10 juta. Kita tidak ingin kota-kota di dunia dan di negara kita sendiri tumbuh sebagai hutan semen dan beton yang gersang dan pengap yang tidak memberikan ketentraman dan kebahagiaan bagi penghuninya.
1
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, Di tahun 2008 ini hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia tinggal di kota-kota, hal ini wajar dan mencerminkan terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang makin baik. Namun kondisi ini juga menimbulkan tantangan tersendiri bagi bangsa kita, arus urbanisasi terus meningkat setiap tahun, akibatnya hampir 60 persen penduduk Indonesia tinggal di pulau jawa, padahal luasnya hanya kurang dari 7 persen dari keseluruhan wilayah tanah air kita. Karena itulah kita semua harus berikhtiar mewujudkan kota-kota yang maju dan dinamis, namun tetap manusiawi dan berlingkungan baik. Kota-kota yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, namun juga memberikan kenyamanan lahiriah dan kesejukan batiniah bagi warganya. Kotakota yang dikelola secara inovatif agar semakin mendekatkan manusia dengan lingkungannya, bukan kota-kota yang kumuh dan sesak oleh polusi, tetapi kota-kota yang subur dengan peluang sosial dan ekonomi yang tinggi dengan masyarkat yang harmonis, dengan prasarana yang baik, dan dengan alam yang segar, indah, dan rindang. Oleh karena itu pembangunan kota harus mengupayakan keseimbangan dan pemerataan sosial ekonomi. Pembangunan kota harus dapat memberdayakan semua kelompok masyarakat, semua penghuni dalam mengarungi kehidupannya, khususnya kesempatan menikmati hunian yang layak. Alhamdulillah sejak tahun 2004 sampai tahun 2008, pemerintah telah memfasilitasi pembangunan rumah bersubsidi sebanyak 361.130 unit yang tersebar di seluruh tanah air. Saya menyadari jumlah itu belumlah cukup, oleh karena itu kedepan, pembangunan rumah bersubsidi itu akan terus kita tingkatkan.
2
Pembangunan rumah bersubsidi dimaksudkan agar masyarakat yang berpenghasilan rendah juga dapat memiliki tempat tinggal yang layak dan manusiawi. Dengan upaya ini kita berharap saudara-saudara kita yang tinggal di kota akan semakin banyak yang kualitas hidupnya membaik dan produktifitasnya meningkat. Upaya untuk menyediakan rumah sehat dan layak huni terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah terus kita dorong. Kita berikan kemudahan bagi pengembang perumahan, baik yang membangun rumah sederhana sehat, rumah susun sederhana sewa, maupun rumah susun sederhana milik. Pemerintah juga terus memberikan kemudahan dan insentif bagi pemenuhan kebutuhan rumah murah untuk rakyat. Kebijakan dan program ini dilaksanakan berdasarkan prakarsa dan inisiatif membangun rumah secara swadaya sebagai bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang akan terus digalakan pemerintah. Selain itu pembangunan kota juga harus memperhatikan identitas budaya dan kearifan lokal. Pembangunan kota yang akan semakin tersentuh oleh arus globalisasi dan teknologi tidak boleh mengasingkan budaya kita, justru sebaliknya harus semakin memperkaya khasanah budaya bangsa. Kita tidak boleh menjadi orang lain di negeri sendiri. Tidak kalah pentingnya kita harus terus membangun kota yang ramah lingkungan dan hemat energi. Sebagaimana kita ketahui bersama saat ini dunia sedang dilanda masalah pemanasan global yang jika kita tidak atasi dengan baik akan menimbulkan malapetaka bagi umat manusia dan bagi planet bumi di mana kita tinggal dan hidup. Oleh karena itu proses pembangunan yang akan kita selenggarakan berprinsip memenuhi kebutuhan
3
sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Pembangunan berkelanjutan akan terus menjadi prinsip yang kita pegang teguh, kita tidak boleh egois, kita harus tetap berpikir untuk anak cucu kita untuk masa depan mereka semua. Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, Meskipun tema pokok Hari Habitat Dunia tahun ini dititik beratkan pada masalah keharmonisan kota tidaklah berarti bahwa kita mengabaikan masyarakat yang bermukim di perdesaan. Kota dan desa hendaknya tidak tumbuh dengan timpang, namun tumbuh secara harmonis dan saling mengisi. Masyarakat yang kita bangun adalah masyarakat kota dan desa yang maju bersama. Masyarakat yang tidak hanya mampu membangun tetapi juga mampu memelihara dan terus meningkatkan mutu perumahan, permukiman dan lingkungan disekitarnya. Saya berharap melalui peringatan Hari Habitat Dunia kali ini, kita dapat menggugah masyarakat dan para pemangku kepentingan terhadap pentingnya mewujudkan kehidupan kota dan desa yang sejahtera. Pada kesempatan yang baik ini pula saya mengajak kepada semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha maupun komunitas masyarakat secara keseluruhan untuk bersama-sama mewujudkan kota-kota yang harmonis di Indonesia. Kota yang ramah terhadap siapa saja tanpa membedabedakan statusnya. Kedepan kita berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat. Perumahan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien dan
4
akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa pemukiman kumuh. Kita pun ingin mewujudkan pemukiman di lingkungan perkotaan dan perdesaan sesuai dengan kehidupan yang baik, yang tenteram, dan yang mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Akhirnya sekali lagi saya mengajak kepada segenap komponen bangsa diseluruh tanah air, mari kita bangun kehidupan kita, baik di kota maupun di desa, dengan kehidupan yang penuh kedamaian, keteduhan, dan keharmonisan. Kehidupan yang dapat menciptakan persaudaraan, tanggung jawab, kesetiakawanan, dan kasih sayang. Kehidupan yang membawa kebahagiaan bagi kita serta anak cucu kita di masa depan. Semoga ALLAH S.W.T senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua dalam membangun hari esok yang lebih baik. ”Selamat Hari Habitat Dunia Tahun 2008”. Terima kasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
5