[Sabu yang Lestari]
Cabrejou Foundation
Dimanakah kita pernah menyadari adanya suatu masyarakat yang lestari (berkelanjutan) hanya dengan menggunakan energi matahari dan angin? Barangkali ini hanya dapat terjadi di tempat di mana ada matahari bersinar dan angin kencang hampir se=ap hari sepanjang tahun? Dimanakah tempat yang lebih baik dari sebuah tempat dimana =dak ada listrik, hanya ada sejumlah kendaraan dan =ap tetes bahan bakarpun mes= dipasok dari luar pulau? Dimanakah ada lokasi yang lebih baik daripada lokasi yang terisolasi ini, yang hampir =dak dipengaruhi oleh sekitarnya, yang dihuni oleh penduduk berjiwa wirausaha yang merasakan dampak nyata dari perubahan iklim? Perubahan iklim =dak disebabkan oleh mereka, tetapi mereka harus menghadapi tantangannya. Apakah ada tempat lain yang lebih baik menangani isu ini selain di pulau kecil Sabu?
[Sabu yang Lestari]
Cabrejou Foundation
Dalam beberapa tahun terakhir, suhu udara di Sabu telah menjadi lebih panas dan saat ini curah hujan semakin =dak mencukupi agar tanaman padi dapat bertumbuh dengan baik dan memberi hasil yang cukup. Hasil panen padi yang sedikit berar= persediaan makanan juga sedikit, kecuali, mungkin, petani dapat mengan=sipasi perubahan iklim. Dan mereka bisa mengan=sipasi. Di pulau yang terisolasi ini, penduduknya hidup dengan kenyataan perubahan iklim. Dengan wirausahanya, petani berupaya mengatasi masalah‐masalah tersebut.
Pulau Sabu Sabu terdiri atas Lga pulau kecil dan terletak di bagian paling Lmur propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ada kapal ferry yang menghubungkan pulau Sabu dengan Waingapu di Sumba dan Kupang Timor Barat. Ada juga penerbangan dari Kupang ke Sabu, meskipun jadwal penerbangan Ldak tentu. Secara umum, Sabu adalah daerah kering akibat angin berhawa panas yang berLup dari benua Australia. Hujan paling banyak turun antara bulan November sampai Maret; sisanya, sepanjang tahun hujan sangat jarang. Rata‐rata curah hujan adalah 1019 mm. Sebagai perbandingan, curah hujan di Belanda rata –rata 800 mm sepanjang tahunnya. Di musim kemarau, kali dan sungai menjadi kering dan penduduknya tergantung pada air yang ditampung selama musim hujan. Sabu terdiri atas Lga pulau kecil: Rai Hawu (414 km²), Rai Jua (36 km²) dan pulau yang kecil yang Ldak dihuni, Rai Dana. Permukaan tanah umumnya ditumbuhi rumput dan pohon lontar dan pulaunya dikelilingi oleh pantai berpasir dan batu karang. Berdasarkan data penduduk, diperkirakan sekitar satu juta penduduk Sabu tersebar di seluruh dunia. Jumlah penduduk Sabu tersisa yang Lnggal di dua pulau tersebut sebanyak sekitar 72.000 orang. Kebudayaan tradisional telah ikut beradaptasi dengan baik untuk dapat mengelola sumber alam yang ada berkaitan dengan keadaan ekologis yang kering. Perjanjian antara berbagai suku menetapkan pembagian tanah dan air dan memasLkan bahwa tanah Ldak akan dimanfaatkan secara berlebihan. Produk sektor pertanian termasuk: jagung, padi, wortel, kacang, bawang, ternak dan rumput laut; rumput laut dikembangkan karena ketertarikan penduduk Jepang pada produk ini. Babi, kambing dan ayam berkeliaran di seluruh desa.
Perubahan Iklim
Selama sepuluh tahun terakhir, musim hujan telah menjadi semakin pendek dari yang biasanya turun selama dua sampai Lga bulan menjadi enam sampai delapan minggu. Hal ini Ldak cukup bagi tanaman untuk bertumbuh sampai matang. Untuk itulah, penduduk di Sabu membangun check dams untuk menampung air terutama di daerah yang landai. Kadang‐kadang dengan ini air dapat bertahan dalam waktu yang agak lama, yang cukup penLng untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan untuk air minum. Check dams yang lain gagal – karena kadang tanahnya berpori‐pori sehingga air meresap cepat sekali ke dalam tanah.
“
Kami punya lahan. Kami punya tanah. Kami punya benih untuk ditanam. Kami ada orang yang
”
mau bekerja. Kami ingin bekerja. Kami hanya perlu air!
Ini adalah kata‐kata dari seorang petani bernama Lay, yang berasal dari bagian pedalaman Sabu. Di Sabu, curah hujan hanya beberapa bulan dalam setahun. Sisanya, =dak ada hujan sama sekali. Karena itulah maka air =dak mencukupi untuk bisa memanen padi yang ditanam.
Proyek di Sabu Sebuah LSM lokal ‐ Ie Rai telah mengambil inisiaLf proyek di Sabu selama sepuluh tahun. Ie Rai memperkenalkan jenis tanaman baru dan mengatur pemasaran rumput laut serta tenunan tradisional. LSM Oxfam dan World Vision juga pernah membuat beberapa proyek di Sabu.
Mengapa pulau ini?
Sabu diperkenalkan kepada Cabrejou foundaLon oleh Dr. Jan Boersema, seorang pekerja sosial dari sebuah NGO di Belanda ‐De Verre Naasten. Dia meminta konsultan Ir. Kees Slingerland, Direktur Jenderal Environmental Sciences Group di Wageningen University and Research Centre, untuk bersamanya mengunjungi pulau tersebut. Kees Slingerland berparLsipasi dalam program perubahan iklim (climate program) dari beberapa universitas dan insLtute di Belanda; Dalam program perubahan iklim ini, banyak perhaLan diberikan pada bahaya yang diLmbulkan oleh banjir. Untuk Sabu, perubahan iklim telah mengakibatkan kekurangan air sebagai masalah terbesar. Penduduknya sudah beradaptasi dengan situasi ini dengan menanam jenis tanaman baru. Mengacu pada inisiaLf ini, terdapat banyak kemungkinan pengembangan di pulau ini. Sekali dalam seminggu, sebuah kapal ferry yang bermuatan penuh dari Sumba dan Timor berlabuh di Sabu; tergantung pada musim, laut Sabu ombaknya sangat besar. Dan sekali seminggu, sebuah pesawat kecil terbang ke Sabu – kalau Ldak dibatalkan. Posisi yang terisolasi ini mengakibatkan keterbatasan, tetapi juga menggambarkan sebuah tantangan yang dinamis, koheren dan beragam. Camat Sabu Barat dan pengusaha setempat menegaskan bahwa mereka memerlukan bantuan inisiaLf dari pihak luar untuk membantu dalam pengadaan kebutuhan air, energi dan jenis tanaman yang cocok.
Enam alasan memilih Sabu! 1. Program ini adalah program perubahan iklim untuk dampak kekeringan bukan program untuk masalah banjir; 2. Penduduk Sabu berjiwa wirausaha; 3. Pulau‐pulau di Sabu mempunyai ukuran yang relaLve kecil; 4. Akibat posisinya yang terisolasi dan kecil, hanya perlu investasi yang sedikit untuk mencapai keberlanjutan; 5. Program ini sejalan dengan inisiaLf masyarakat setempat; 6. Rencana nanLnya akan melibatkan sharing dan mengacu pada pengetahuan yang sudah ada yang berasal dari Kupang, Indonesia dan Belanda.
Sabu yang lestari, merin7s sebuah organisasi
Cabrejou foundaLon mengambil inisiaLf untuk pengembangan masyarakat Sabu Sabu yang Lestari dengan mitra kerja di Indonesia dan di Belanda. Sebagai contoh dari inisiaLf ini adalah pengembangan organisasi yang bersifat regional. Sabu yang lestari mempunyai basis yang luas dengan: lembaga‐lembaga, pengusaha, pemerintah dan LSM. Masyarakat yang terlibat dalam pengembangan Sabu ini akan mengidenLfikasi dan mengambil inisiaLf proyek yang berkelanjutan dalam kerja sama dengan berbagai pihak di Indonesia. Sabu yang Lestari akan membina dan mempekerjakan staf orang Indonesia. Sabu yang Lestari akan memberi masukan dan merekomendasikan kegiatan yang akan dilakukan, memonitor kemajuan dan tetap menjalin hubungan dengan organisasi setempat dan pemerintah. Tujuannya adalah mengambil inisiaLf pelaksanaan berbagai bentuk kegiatan yang dapat membawa pengembangan Sabu yang berkelanjutan. Dari jaringan internasional, pengetahuan dan kemampuan yang ada, dana bergulir, sebagai modal awal sebesar 500.000 Euro merupakan dasar dukungan untuk proyek‐proyek berkelanjutan tersebut. Baru‐ baru ini, Sabu telah menjadi Kabupaten sendiri, bagian dari propinsi NTT, dan hal ini semakin meningkatkan peluangnya. Juga, pengembangan yang berkelanjutan di Sabu juga mungkin bila seandainya nanL Ldak ada lagi investasi dengan dana yang besar. Sabu yang Lestari adalah sebuah tantangan. Matahari dan angin dipadukan dengan Lm kerja yang baik dan penduduk yang akLf memberikan kemungkinan berkembangnya sebuah daerah yang terisolasi menjadi daerah modern dan berkelanjutan dalam dunia kita.
Proyek, bisa berupa … Pengenalan energi matahari dan energi angin Pelibatan penduduk lokal dalam semua tahap pengembangan Penggunaan energi yang berkelanjutan untuk industri dan transport PeneliLan lokal oleh peserta pelaLhan dari lembaga‐lembaga di Belanda MengopLmalkan kemungkinan check dams dan irigasi Peningkatan infrastruktur Pengenalan jenis tanaman yang bisa tumbuh dan menghasilkan dalam musim hujan yang semakin pendek Mengexploitasi iklim kering dengan jenis tanaman yang cocok seperL jambu mente Pohon Lontar merupakan jenis pohon palem tradisional di Sabu dan dipakai sebagai bahan dasar untuk berbagai produk. Gula hasil olahan dari pohon lontar sangat terkenal. Promosi dan pemasaran lebih lanjut untuk tenunan tradisional dari Sabu Promosi dan pemasaran rumput laut yang melimpah dan mudah ditanam Tertarik? Maukah anda menjadi mitra kerja dalam [Sabu yang Lestari]? Ada pertanyaan ? Kirim email ke
[email protected] dan lihat di www.cabrejou.nl Onbegrensd omzien naar elkaar. Take care without borders. Peduli tanpa batas. Cabrejou FoundaLon June 2009