SISTEM INFORMASI RT/RW SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI WARGA BERBASIS WEB Anita1), Sugeng Widodo2) Manajemen Informatika,STIKI-Malang email:
[email protected] 2 Manajemen Informatika,STIKI-Malang email:
[email protected] 1
Abstract Rukun tetangga/rukun warga (RT / RW) is an institution established through consultation with the local community in order to provide services to citizens. RT / RW has an important role in maintaining and preserving the values of a society that is based on mutual cooperation and kinship; facilitate the implementation of the government's job in rural or urban and community development, as well as empower all governmental organizations and businesses to improve the welfare of society. Therefore, the RT / RW should provide a good service for the citizens that create a conducive society. Society needs a service at any time, but the service can only be provided to the citizens during the afternoon or day off because administrators RT / RW has personal interests. These problems can be overcome by building a web-based information system that is capable of being a medium of communication between citizens and administrators RT / RW. Keywords: RT / RW, communications citizen, resident services, web-based information systems 1. PENDAHULUAN Rukun Tetangga/Rukun Warga (RT/RW) merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka layanan pemerintah dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh pemerintah desa atau kelurahan[1]. RT/RW memiliki peran penting dalam memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang berdasarkan gotong royong dan kekeluargaan, meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah desa atau kelurahan dalam pembangunan dan kemasyarakatan serta memberdayakan seluruh potensi swadaya masyarakat dan usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat[2]. Oleh karena itu RT/RW harus dapat memberikan layanan yang baik bagi warganya sehingga tercipta lingkungan masyarakat yang kondusif. Kendala yang dialami RT/RW dalam menjalankan tugasnya berbenturan dengan haknya sebagai personal dan kepala keluarga yang harus mencari nafkah bagi keluarganya sehingga layanan pada masyarakat hanya dapat diberikan pada saat sore hari atau hari libur, padahal kebutuhan layanan masyarakat dapat terjadi kapan saja. Dari sisi warga, hal
tersebut membawa dampak yang cukup signifikan, masyarakat kurang mendapat informasi dan pengajuan layanan terganggu dan penyaluran aspirasi warga juga kurang dapat terwadai, sedangkan dari sisi pengurus RT/RW juga memberi dampak yang buruk, terutama ketika adanya musyawarah pemilihan RT/RW, banyak warga yang enggan untuk menjadi pengurus RT/RW dengan alasan sibuk. Dengan adanya perkembangan teknologi hal tersebut dapat diatasi dengan membangun sistem informasi berbasis web yang mampu memberikan informasi pada warga terkait dengan kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan ataupun himbauanhimbauan pada warga, memberikan layanan pengajuan surat atau layanan warga, penanganan pengaduan maupun administrasi lainnya. Melalui sistem ini warga maupun RT/RW dapat mengakses sistem melalui komputer, smart phone ataupun ipad untuk pengajuan layanan, penyampaian aspirasi atau hanya sekedar melihat informasi. Dengan sistem ini pula RT/RW dapat memberikan layanan pada warga dengan tidak berbatas waktu maupun tempat sehingga pelayanan akan lebih optimal.
2. KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS Tinjauan pustaka ini akan membahas mengenai kajian pustaka yang melandasi timbulnya gagasan dan permasalahan yang akan diteliti dan tinjauan pustaka terhadap penelitian-penelitian tentang sistem informasi yang telah dilakukan sebelumnya. 2.1 Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) Rukun tetangga dan rukun warga merupakan lembaga kemasyarakatan atau lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dan lurah dalam memberdayakan masyarakat [1]. Salah satu organ yang dipandang efektif untuk menjembatani partisipasi warga adalah Rukun Tetangga. Tugas RT/RW adalah pendataan penduduk dan pelayanan administrasi pemerintahan, memelihara keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga, pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat dan penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya. Pengurus lembaga kemasyarakatan ditentukan dengan syarat warga negara Indonesia, merupakan penduduk setempat, mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian serta dipilih secara musyawarah dan mufakat. Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan dengan pemerintah desa adalah kemitraan, kkonsultatif dan koordinatif, sedangkan hubungnnya dengan lembaga kemasyarakatan lainnya adalah koordinatif dan konsultatif. Dalam melaksanakan tugasnya RT/RW tidak dapat bekerja sendiri melainkan harus membina komunikasi dan kerjasama yang baik dengan warganya. Dalam hal ini bila pengurus RT/RW memiliki mobilitas yang tinggi karena peran ganda yang disandangnya, yaitu sebagai kepala keluarga dan pengurus RT/RW maka dibutuhkan suatu media komunikasi yang dapat menjembatani antara RT/RW dengan warga sehingga tercipta lingkungan yang kondusif.
2.2. Analisa dan perancangan sistem informasi Sistem informasi adalah suatu kumpulan dari orang-orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu organisasi[4]. Dalam hal ini teknologi informasi dapat memperkuat peranan manusia maupun menggantikan peranan manusia melalui sistem yang terotomatisasi. Analisa sistem informasi adalah proses analisa yang digunakan untuk mengetahu permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian sekaligus untuk mengetahui kebutuhan sistem. Untuk melakukan analisa sistem, salah satu kerangka yang digunakan adalah kerangka PIECES[4]. Kerangka ini melakukan analisa berdasarkan kondisi Performance, information, economy, control (and security), efficiency dan service yang ada pada obyek penelitian serta menentukan kebutuhan sistemnya. Perancangan sistem dapat dilakukan dengan menggunakan tiga acuan perancangan yaitu perancangan berorientasi pada proses, perancangan berorientasi pada data dan perancangan berorientasi pada obyek[4]. 2.3. Pemrograman PHP PHP (Hypertext Preprocessor) adalah sebuah bahasa pemrograman yang berbentuk Scripting, sistem kerja dari program ini adalah sebagai Interpreter bukan sebagai Compiler. PHP tergolong sebagai perangkat lunak open source yang diatur dalam aturan General Purpose Licences (GPL) Pemrograman PHP sangat cocok dikembangkan dalam ligkungan web, karena PHP bisa dilekatkan pada script HTML atau sebaliknya. PHP dikhususkan untuk pengembangan web dinamis. Maksudnya, PHP mampu menghasilkan website yang secara terus-menerus hasilnya bisa berubahubah sesuai dengan pola yang diberikan. Hal tersebut tergantung pada permintaan client browsernya (bisa menggunakan browser Opera, internet Explorer, Mozila, dan lainlain). Padaumumnya, pembuatan web dinamis berhubungan erat dengan database sebagai sumber data yang akan ditampilkan PHP tergolong juga sebagai bahasa pemrograman yang berbasis server ( server
side scripting ). Ini berarti bahwah semua script PHP diletakan di server dan diterjemahkan oleh web server terlebih dahulu, kemudian hasil terjemahan itu dikirim ke browser clien t. Secara teknologi, bahasa pemrograman PHP memiliki kesamaan dengan bahasa ASP (Active Server Page ), Cold Fusion, JSP (Java Server Page), ataupun Perl. 2.4. Pengertian Framework CODEIGNITER 2.4.1. Frameworks Framework secara sederhana dapat diartikan kumpulan dari fungsi-fungsi/ prosedur-prosedur dan class-class untuk tujuan tertentu yang sudah siap digunakan sehingga bisa lebih mempermudah dan mempercepat pekerjaan seorang pemrograman, tanpa harus membuat fungsi atau class dari awal. Alasan penggunaan Framework: a. Mempercepat dan mempermudah pembangunan sebuah aplikasi web. b. Relatif memudahkan dalam proses maintenance karena sudah ada pola tertentu dalam sebuah framework (dengan syarat programmer mengikuti pola standar) c. Umumnya framework menyediakan fasilitas-fasilitas yang umum dipakai sehingga kita tidak perlu membangun dari awal (misalnya validasi, ORM, pagination, multiple database, scaffolding, pengaturan session, error handling, dll d. Lebih bebas dalam pengembangan jika dibandingkan CMS. 2.4.2. MVC (Model View Controller) Model View Controller merupakan suatu konsep yang cukup populer dalam pembangunan aplikasi web, berawal pada bahasa pemrograman Small Talk, MVC memisahkan pengembangan aplikasi berdasarkan komponen utama yang membangun sebuah aplikasi seperti manipulasi data, user interface, dan bagian yang menjadi kontrol aplikasi. Terdapat 3 jenis komponen yang membangun suatu MVC pattern dalam suatu aplikasi [5] yaitu : View, merupakan bagian yang menangani presentation logic. Pada suatu aplikasi web bagian ini biasanya berupa file template HTML, yang diatur oleh controller.
View berfungsi untuk menerima dan merepresentasikan data kepada user. Bagian ini tidak memiliki akses langsung terhadap bagian model. Model, biasanya berhubungan langsung dengan database untuk memanipulasi data (insert, update, delete, search), menangani validasi dari bagian controller, namun tidak dapat berhubungan langsung dengan bagian view. Controller, merupakan bagian yang mengatur hubungan antara bagian model dan bagian view, controller berfungsi untuk menerima request dan data dari user kemudian menentukan apa yang akan diproses oleh aplikasi. 2.4.3. CODEIGNITER CodeIgniter adalah salah satu framework PHP yang tersedia secara gratis. Pengembang CodeIgniter adalah Rick Ellis dari EllisLab[6]. Tujuan dari pembuatan framework CodeIgniter ini menurut user manualnya adalah untuk menghasilkan framework yang akan dapat digunakan untuk pengembangan proyek pembuatan website secara lebih cepat dibandingkan dengan pembuatan website dengan cara koding secara manual, dengan menyediakan banyak sekali pustaka (library) yang dibutuhkan dalam pembuatan website, dengan antarmuka yang sederhana dan struktur logika untuk mengakses pustaka yang dibutuhkan. CodeIgniter memudahkan dalam pengembangan sebuah aplikasi berbasis website. Tools ini dapat meminimalkan penulisan script yang sering dilakukan secara manual, karena dilengkapi library yang cukup lengkap untuk keperluan pembuatan website. Dengan demikian, pengembangan dapat lebih memfokuskan perhatian pada sisi perencanaan. Karena proses pembuatan website secara teknis sudah diminimalkan dalam hal penulisan kodenya. CodeIgniter juga memiliki beberapa kelebihan antara lain : a. Clean URL, fasilitas ini memberikan tampilan URL yang bersih tanpa memperlihatkan bentuk query string. Dengan cara ini maka URL menjadi ramah pada mesin pencari. b. Tidak memerlukan mesin Template khusus, sehingga pengembangan tampilan menjadi lebih mudah dan sederhana.
c. Dokumentasi dari CodeIgniter yang jelas menjadikan proses belajar dan pengembangan aplikasi menjadi lebih cepat dan mudah. d. Yang terakhir adalah Gratis, dan open source. 2.4.4.
Cara Kerja Proses kerja aplikasi yang menggunakan frameworks codeigniter dapat dilihat pada gambar 2.1. Dimulai dari index.php sebagai pintu terdepan untuk melayani segala bentuk permintaan dari user, dilanjutkan dengan proses persiapan yang dibutuhkan oleh CodeIgniter.. Dilanjutkan dengan proses Router yang akan memilah permintaan user Apabila terdapat cache, maka informasi akan langsung dikirimkan ke user (browser), dan melewati proses keseluruhan. Selanjutnya masuk ke proses penyaringan, sehingga semua request dan data yang dikirim oleh user dapat dipastikan aman. Bagian Controller bertugas untuk menuangkan model, core librari, helper dan sumber daya lain yang dibutuhkan dalam melayani permintaan. View adalah bagian terakhir dari sistem ini, tugasnya adalah mengolah tampilan untuk ditampilkan pada browser.
Gambar 2.1 Cara kerja Aplikasi 2.4.5. Struktur File CODEIGNITER
F Framework
Pengembangan aplikasi dilakukan pada bagian (folder) application, yang pembuatan aplikasi disesuaikan dengan fungsinya. Untuk controller diletakkan pada folder controller, bagian model yang mengelola database, diletakkan pada bagian (folder) model. Sedangkan untuk membuat tampilan diletakkan pada bagian (folder) views. Struktur file pada Framework CodeIgniter terlihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Struktur ur File CodeIgniter
3. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dengan mengacu pada sistem development life cycle (SDLC) yaitu dengan melakukan perencanaan, analisa, desain dan implementasi. Pada tahap perencanaan dilakukan pengumpulan data ke obyek penelitian ian yaitu dengan melakukan wawancara pada pengurus RT/RW untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan, selain itu juga dilakukan pengumpulan data terkait dengan pelayanan yang dilakukan serta dokumen pendukung lainnya seperti prosedur pelayanan, form pelayanan anan dan lain-lain. lain Berdasarkan hasil pengumpulan data dilakukan penetapan ruang uang lingkup pembahasan, yaitu lebih menitikberatkan pada komunikasi antara pengurus RT dengan warganya, terkait dengan penyampaian pengumuman atau berita pada warga, pengajuan surat permohonan warga, penyampaian aspirasi warga pada pengurus dalam bentuk kritik maupun saran, komplain maupun aupun informasi dari warga serta penyampaian laporan keuangan. Hasil pengumpulan data akan diolah untuk dilakukan analisa permasalahan dengan menentukan masalah yang timbul beserta dampaknya dan selanjutnya dapat diketahui apa yang dibutuhkan untuk menangani menanga masalah yang timbul. Hasil analisa akan menjadi landasan dalam melakukan perancangan sistem yang nantinya diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang timbul. Tahap terakhir yang dilakukan adalah mengimplementasikan desain yang telah dibuat dan melakkukan ukan uji coba terhadap sistem yang telah terbentuk.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Berdasarkan data yang terkumpul dan penerapan kerangka PIECES [4], diketahui bahwa permasalahan yang timbul lebih banyak menitik beratkan pada performance, efisiensi dan service. Dari sisi performance prosedure yang dilakukan pada saat ini masih belum maksimal, banyak aktivitas yang dilakukan secara tidak efisien sehingga pelayanan yang diberikan juga kurang memuaskan. Permasalahan yang timbul beserta dampaknya adalah sebagai berikut: Pengumuman a. Penyampaian berita/ dilakukan dalam bentuk surat yang diantarkan oleh satpam pada masingmasing warga. Untuk warga yang sedang tidak berada di rumah, pengumuman rawan tidak diterima karena surat diselipkan di pagar rumah warga. Dampak dari kondisi ini adalah Pengumuman / berita tidak sampai ke warga, membutuhkan banyak kertas dan bantuan satpam b. Penyampaian saran / Ide /keluhan / berita warga disampaikan ketika ada pertemuan warga sehingga saran/ide kurang tersalurkan c. Penyampaian berita dari warga, misalnya tentang warga yang sakit, melahirkan atau tertimpa musibah dilakukan secara langsung pada RT/RW, hal ini dapat ditindaklanjuti jika RT/RW sedang ditempat tapi bila tidak maka warga kurang mengetahui tentang informasi kondisi seputar lingkungannya d. Permintaan layanan warga dilakukan dengan mendatangi RT/RW, hal ini akan bermasalah bila RT/RW tidak ada ditempat dan warga harus menitipkan data karena kemungkinan kehilangan data dapat terjadi. e. Banyaknya warga yang tidak bersedia menjadi pengurus RT/RW dengan alasan kesibukannya sebagai kepala keluarga yang harus mencari nafkah bagi keluarganya. Berdasarkan hasil analisa diatas maka dilakukan analisa untuk menentukan kebutuhan sistem, yaitu : a. Dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan informasi pada warga tanpa menggunakan kertas ataupun bantuan satpam
b. Dibutuhkan suatu sistem yang dapat secara langsung menyalurkan aspirasi warga (saran/ide/keluhan/informasi) pada RT/RW sehingga dapat diketahui dan ditindaklanjuti. c. Dibutuhkan suatu sistem yag dapat menjembatani antara warga dan pengurus RT/RW sehingga layanan yang dibutuhkan warga dapat dipenuhi d. Dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu RT/RW dalam pengelolaan administrasi sehingga pendataan maupun pencarian data dapat dilakukan dengan cepat dan tepat e. Dibutuhan suatu sistem yang dapat membantu RT/RW dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sehingga RT/RW tidak merasa terbebani Oleh karena itu, sistem berbasis web dapat digunakan untuk membantu RT/RW dalam menjalankan tugasnya serta dapat digunakan sebagai media komunikasi dengan warga.
4.2. Perancangan Sistem yang diusulkan dapat diakses warga dengan menggunakan PC ataupun ipad / tablet / smartphone sehingga tidak terbatas tempat dan waktu untuk menggunakannya. Selain itu, dengan pertimbangan tidak semua warga memiliki ipad/ tablet/ smartphone maka sistem yang diusulkan juga memiliki fasilitas untuk mengirimkan informasi / pengumuman pada warga melalui sms. Daftar warga daftar pengajuan layanan RT RW
daftar saran dan ide warga
data RT RW
0
kategori pengumuman konfirmasi pengajuan layanan data warga materi pengumuman data keuangan
SISTEM INFORMASI RT RW
berita atau pengumuman
+
saran ide keluhan tanggapan pengajuan layanan
WARGA laporan pertanggungjawaban keuangan data pengajuan layanan
Gambar 4.2.1. Context diagram Sistem Informasi RT/RW
Secara umum user sistem ini adalah RT/RW atau yang dalam hal ini mewakili pengelola sistem atau pengurus RT/RW dan
warga. Fitur-fitur yang dibutuhkan meliputi pendataan warga atau setting data, pengelolaan pengumuman dan berita, pengelolaan keuangan, pengelolaan pengajuan layanan, ide dan saran serta laporan. Model sistem yang diusulkan dapat dimodelkan seperti pada gambar 4.2.1 dan gambar 4.2.2. Untuk mendukung sistem yang diusulkan, rancangan database yang dibutuhkan dapat digambarkan secara logical dengan pada ERD yang terdapat pada gambar 4.2.3.
kategori pengumuman
kode pengumuman
2
[materi pengumuman]
Gambar 4.2.4. Menu sistem untuk warga
[berita atau pengumuman]
Pengelolaan pengumuman dan berita
serta pelaporan sedangkan fitur-fitur yang disediakan untuk warga adalah view pengumuman atau berita, pengajuan layanan, penyampaian saran/ide/keluhan dan fasilitas untuk download. Fitur untuk masing-masing pengguna tergambar pada gambar 4.2.4 dan gambar 4.2.5.
berita warga
+
pengumuman
data pengumuman dan berita
[daftar pengajuan layanan] [daftar saran dan ide warga] RT RW
[data RT RW]
[konfirmasi pengajuan layanan] 4
[kategori pengumuman]
pengelolaan pengaduan saran dan ide
[data keuangan]
[data pengajuan layanan]
+ 1
3
Setting data
pengelolaan keuangan
[data warga] kode RT
kategori
+
[saran ide keluhan]
WARGA
Identitas RT [tanggapan pengajuan layanan] RT
identitas rw kote rw identitas warga
RW [laporan pertanggungjawaban keuangan] keuangan warga
keuangan warga
id warga
5 rekap keuangan daftar warge
DFD Level 2 Pelaporan
Gambar 4.2.5. menu sistem untuk RT/RW
+
RT RW
[Daftar warga]
4.3. Implementasi Gambar 4.2.2. DFD level I sistem informasi RT/RW
surat surat id
mengajukan
kategori kategori id
saran
warga warga id
memiliki
menyampaikan
saran id
memiliki
keuangan warga RT
memiliki
pengumuman pengumuman_id
rt id anggota
permission permission_id
tamu id
keuangan id
memiliki
sms sms_id
Gambar 4.2.3. ERD Sistem RT/RW
Fitur-fitur yang disediakan untuk pengurus RT/RW meliputi setting data RT/RW dan warga, pengelolaan pengumuman atau berita dari RT/RW, pengelolaan saran/ide/keluhan, keuangan
Berdasarkan rancangan yang ada dilakukan implementasi yaitu dengan melakukan pembuatan database dengan menggunakan MySQL dan melakukan perancangan program dengan menggunakan script PHP dan framework codeIgnater. Untuk memudahkan pengguna sistem dapat diakses melalui PC/ laptop / ipad / tablet / smartphone dan blackberry seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.3.1. Secara umum tampilan menu utama untuk warga dan pengurus RT/RW sama, namun hak akses masing-masing user membatasi fitur yang dapat digunakan sehingga untuk dapat memanfaatkan sistem ini user harus melakukan login. Bila user tidak melakukan login maka fitur yang dapat diakses hanyalah fitur yang bersifat umum, seperti melihat informasi/berita dan galeri, sedangkan untuk pengajuan layanan, saran, ide, pendataan
warga, pengelolaan keuangan hanya dapat dilakukan sesuai dengan user akses masingmasing masing yang harus didahului melalui login.
terlebih dahulu menentukan ddomain dan melakukan hosting.
a)
Melalui PC/Laptop/tablet
(a) diakses melalui laptop/komputer/tablet/ipad
b) Melalui blackberry/smartphone Gambar 4.3.2. form pengajuan surat keterangan
(b) diakses melalui smartphone / blackberry Gambar 4.3.1.. Menu utama sistem RT/RW
Pengajuan layanan dapat dilakukan oleh warga dengan memanfaatkan fitur-fitur fitur yang disediakan kapanpun dan dimanapun sehingga tidak membatasi ruang dan waktu warga maupun pengurus RT/RW dalam berkomunikasi komunikasi dengan baik (gambar 4.3.2.). 4. Demikian juga dengan penyampaian berita pada warga, RT/RW dapat menggunakan fasilitas pengiriman berita melalui web maupun sms seperti yang terlihat pada gambar 4.7 dan 4.8 4.5. Uji Coba Uji coba terhadap perangkat lunak dilakukan secara bertahap, yaitu melalui uji modul, uji fitur dan uji sistem. Pengujian yang telah dilakukan adalah dengan menggunakan XAMPP sebagai server local. Uji coba dilakukan dengan memasukkan sample data dan mengujii hasilnya, apakah memberikan hasil sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Setelah pengujian secara local berhasil, dilakukan pengujian sistem secara online dengan menggunakan ipad / tablet / smartphone / blackberry, dengan
Gambar 4.3.3. Penyampaian berita melalui web
Gambar 4.3.4. Penyampaian berita melalui SMS
Berdasarkan hasil ujicoba yang dilakukan, sistem yang dibangun dapat memberi output sesuai dengan yang diharpkan yaitu memberi kemudahan pada pengurus RT/RW dalam menjalankan tugasnya dan warga mendapatkan kemudahan dalam pengajuan layanan maupun memperoleh informasi/berita terkait dengan kegiatan di lingkungannya.
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sistem yang dibangun telah dapat memenuhi tujuan penelitian yaitu a. Memberi kemudahan pada masyarakat untuk memperoleh informasi terkait dengan kegiatan dilingkungan RT/RW b. Memberi kemudahan pada masyarakat untuk menyampaikan keluhan, saran ataupun ide untuk pengembangan lingkungan c. Memberi kemudahan pada pengurus RT/RW dalam pengelolaan administrasi tanpa berbatas tempat dan waktu d. Memberi kemudahan pada pengurus RT/RW dalam Penyampaian laporan pertanggungjawaban pada warga Memberi kemudahan pada warga dalam melakukan pengajuan layanan
6. REFERENSI [1] Permendagri no. 5 tahun 2007 tentang pedoman penataan lembaga kemasyarakatan [2] Peraturan daerah kabupaten malang no 2 tahun tahun 2010 tentang rukun tetangga dan rukun warga [3] Tim Legitimid, 2007, “Program Pembangunan Berbasis Rukun Tetangga (PBRT)”, Lembaga penelitian dan advokasi masyarakat desa (Legitimid) kabupaten Sumbawa Barat [4] Jeffery L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman, 2004, “System Analysis and Design Methods”, Mc. Graw Hill, New York [5] Anonymous, 2011, Mudah dan cepat membuat website dengan CodeIgniter,, Wahana Komputer, Semarang [6] http://www.ellislab.com tanggal akses 20 November 2013