BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. 2.1.1
Hakekat Metode Demonstrasi Pengertian Metoda Demonstrasi Metode
demonstrasi
adalah
metode
penyajian
pelajaran
dengan
memperagakan dan mempertujukkankepada siswa tentang suatu prses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara liasan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, Syaiful dan aswan (2006 : 90) Metode demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. Winarno (2002: 87) mengemukakan bahwa, “metode demonstrasi adalah adanya seseoramg guru, orang luar yang diminta, atau siswa memperhatikan suatu proses
kepada
seluruh
kelas.”
Moedjiono
dan
mohamad
(1992:
72)
mengemukakan bahwa, “demonstrasi adalah Suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan.” Selanjutnya Canei, (1986: 38) mengungkapkan bahwa, “metode demonstrasi ditandai dengan penjelasan, ilustrasi dan pernyataan lisan (oral), atau peragaan (visual) secara tepat.” Dari batasan ini nampak bahwa metode ini ditandai adanya kesengajaan untuk mempertunjukan tindakan atau penggunaan
prosedur yang ditandai penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan secara lisan maupun visual. Syaiful dan Aswan (2006 : 90) memberikan definisi tentang metode demonstrasi yaitu, “Cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan lisan.” Dengan metode demonstrasi siswa berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah dan melalui prosdur yang benar dan dapat pula dimengerti materi yang diajarka Cross, (Samatowa, 2010:8) belajar sains bukan hanya untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan aplikasinya dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan berbagai nilai. Menurut Alverman, (Samatowa, 2010:9) Pembelajaran Sains menjadi berarti bila sains diajarkan sedemikian, sehingga anak dalam menjalani suatu proses perubahan konsepsi sebagai contoh: air mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah karena air dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. 2.1.2 Langkah-Langkah Melalui Metode Demonstrasi IPA Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi 1) Kegiatan Persiapan a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan metode demonstrasi.
b) Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui Demonstrasi c) Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang diperlukan dalam Demonstrasi d) Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan Demonstrasi, termasuk lembar kerja siswa (LKS) 2) Kegiatan Pelaksanaan Demonstrsi a) Kegiatan Pembuka 1) Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu (apersepsi) 2) Memotivasi siswa dengan mengemukakan cerita anekdot yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. 3) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan prosedur demonstrasi yang akan dilakukan b) Kegiatan Inti 1) Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam demonstrasi 2) Siswa melaksanakan demonstrasi berdasarkan panduan LKS yang telah disiapkan guru. 3) Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan 4) Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan. c) Kegiatan Penutup 1) Guru meminta siswa untuk merangkum hasil demonstrasi. 2) Guru mengadakan evaluasi hasil dan proses demonstrasi.
3) Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi eksperimen untuk mengulang lagi demonstrasinya, dan bagi yang sudah menguasai diberi tugas untuk pendalaman. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pebelajran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi
da n
peruses
pencapaian
tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. 2.1.3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: 1)
Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan
2)
Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebabsiswa tak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3)
Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pebelajaran. Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
1)
Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bias gagal sehingga dapat menyegbabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilakan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberpaa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat mamakan waktu yang banyak.
2)
Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-baan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3)
Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Disamping beberapa kelebihan juga memiliki kelemahan, di antaranya: 1). Winarno (2002:87) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bias gagal sehingga dapat menyegbabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilakan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberpaa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat mamakan waktu yang banyak. 2) Nurhadi, dkk. (2004) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
2.1.4
Fungsi IPA
Adapun fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004) adalah: 1)
Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
2)
Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.
3)
Mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang melek IPA dan teknologi.
4)
Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi fungsi IPA dalam penelitian ini adalah mengembangkan kemajuan
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan. 2.1.5
Tujuan Pembelajaran IPA Menurut Samatowa (2010:6) berbagai alasan yang menyebabkan IPA
dimasukan dalam suatu kurikulum sekolah yaitu; 1) bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah IPA.; 2) bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan kemampuan berpikir kritis; 3) bila IPA diajarkan tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka, ; 4) mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Maksud dan tujuan tersebut adalah agar peserta didik
memiliki
pengetahuan tentang gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam
dari lingkungan buatan dengan melalui pengamatan agar peserta didik tidak buta dengan pengetahuan dasar mengenai IPA . 2.1.6 Kajian yang Relevan Salah satu penelitian yang pernah dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa penelitian-penelitian dari Wulandari (2012) dengan judul Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas Tinggi SD Negeri Kopeng 01 Kec. Getasan Kab. Semarang. Siswa kelas V SD Negeri Kopeng 01 terdiri atas 23 siswa, yaitu 12 siswa putra dan 11 siswa putri. Penelitian ini dilakukan terdiri dari tiga kali pertemuan. Melalui metode ini siswa dapat lebih termotivasi dan senang untuk belajar, serta mereka dapat mengalami pengalaman belajar secara mandiri dan hasil belajarnya dapat meningkat 12 siswa atau 40% yang telah tuntas dalam belajarnya. Ada peningkatan, sebesar 22,73. Penelitian yang dilakukan oleh Yulianingsih dengan Judul Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Ipa Terhadap Hasil Belajar kelas IV SDN 15 Segedong. Penelitian ini dilaksanakan dalam II pertemuan, pada pertemuan I skor kemampuan guru merencanakan pembelajaran sebesar 13,5 (rata-rata 2,7) dan pada pertemuan II sebesar 17,0 (rata-rata 3,4). Ada peningkatan sebesar 3,5. Skor kemampuan guru melaksanakan pembelajaran sebesar 10,21 pada pertemuan I dan 14,21 pada pertemuan II, ada peningkatan 4,0. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada pertemuan I mencapai 59,09 dan 81,82 pada pertemuan II, ada peningkatan sebesar 22,73.