Hasan Saefuloh
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
REORIENTASI PEMBELAJARAN MUFRADAT DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA ASING Oleh: Hasan Saefuloh, M.Ag. Abstrak
إتفق علماء اللغة على أن املفردة من العناصر األساسية اليت البد للطالب أن يقدروها من حيث العناصر األخرى مثل األصوات والرتاكيب .ويرى اآلخر على أن املفردة تكون شرطة من الشروط لتكلم اللغة العربية الفصيحة .إذا الميكن أن يتعلم اللغة العربية بدون املعرفة والقدرة عليها. وابهتمام هذه املفردة يف تعليم اللغة العربية كثري من املدرسون من املرحلة اإلبتدائية إىل املرحلة الثانوية يطلبون طالهبم أن حيفظوها أبكثر ممكن وأبي طريقة ما. بل من األسف تلك احملاولة مل تدل على احلصول املرجوة من حيث قدرة الطالب على اللغة العربية عموما .ومن احلقيقة الطالب الذين حفظوا املفردات كثريات مل يتتطيعوا أن يعابروها ويتحادوون هبا ابللغة العربية إما شفهيا أو كتابيا. Kata Kunci: Bahasa Arab, Mufrodat, Kata, Kalimat. A. Taqdim Para ahli dan praktisi pembelajaran bahasa Arab sepakat bahwa mufradat merupakan salah satu unsur pokok yang harus dikuasai siswa di samping unsur-unsur lainnya seperti ashwat dan tarakib. Bahkan ada yang mengatakan bahwa penguasaan mufradat merupakan salah satu syarat
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
82
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
untuk bisa fasih berbahasa Arab1. Maka, hampir tidak mungkin belajar bahasa Arab tanpa mengetahui dan menguasai mufradatnya. Menyadari pentingnya penguasaan mufradat dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, banyak guru, dari mulai tingkat Madrasah Ibtida’iyyah sampai tingkat Madrasah Aliyah menuntut siswanya agar mampu menghafal mufradat sebanyak-banyaknya dengan berbagai macam cara. Namun upaya tersebut belum menunjukan hasil yang memuaskan dilihat dari sisi penguasaan bahasa Arab secara umum. Siswa-siswa yang sudah hafal di luar kepala ratusan kosa kata, ternyata belum mampu berekspresi atau berkomunikasi dengan bahasa Arab, baik secara lisan maupun tulisan. Pertanyaannya kemudian adalah: mengapa siswa yang sudah hafal ratusan mufradat, di luar kepala, masih belum mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab?; apakah penguasaan mufradat dengan cara menghafal dianggap tidak efektif dalam konteks pembelajaran bahasa Arab?; lalu, bagaimana metode pembelajaran mufradat yang tepat dan efektif ? Pada makalah ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran mufradat, dari mulai pengertian mufradat, hakekat pembelajaran mufradat, tujuan pembelajaran mufradat, metode pengajaran mufradat dan sebagainya sampai ke teknik mengevaluasi atau menguji tingkat penguasaan mufradat.
1
DR. Rusydi Ahmad Thu’aimah. 1986. al-Marja’ fy Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah li alNathiqin bi Lughat Ukhra. Juz 2. Makkah al-Mukarramah: Jamiat Umm al-Qura. hal 116.
83
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
B. Pengertian dan jenis Mufradât 1. Pengertian Mufradat Mufradat (Kosakata atau perbendaharaan kata) atau vocabulary adalah sejumlah kata atau kumpulan kata yang diketahui seseorang. Perbendaharaan kata seseorang dapat dikatakan sebagai himpunan katakata yang dikuasai dan dimengerti oleh orang tersebut yang dapat digunakan untuk menyusun kalimat baru. Mufradat merupakan salah satu unsur bahasa yang penting, karena ia berfungsi sebagai pembentuk kalimat dan wacana. Mufradat, menurut al-Khuli,2 merupakan satuan bahasa terkecil yang berdiri sendiri, baik berupa kata dasar, maupun berupa kata berimbuhan. Jika berupa kata berimbuhan, maka kata itu mempunyai akar kata atau kata dasar. Kata )(استعلم, misalnya, akar katanya adalah )(علم, dan imbuhannya adalah )(است. Imbuhan itu bisa berada di depan kata yang disebut awalan seperti ) (استdalam kata )(استقدم, bisa di
tengah yang disebut sisipan seperti األلفpada kata )(قادم, dan bisa juga di belakang yang disebut akhiran seperti ) (ونdalam )(قادمون.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa mufradat merupakan kumpulan kata yang membentuk bahasa yang diketahui seseorang dan dapat digunakan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. 2. Jenis Mufradat a. Kataaktif (Kalimat Nasyīthah) dan kata pasif (Kalimat Khāmilah) Dilihat dari sisi frekuensi kemunculan dan penggunaannya, kosa kata terdiri dari dua macam, yaitu kalimat nasyīthah (kata aktif)
2
Muhammad Ali al-Khuly. 1986. Asalib Tadris al-Lughah al-Arabiyah. Riyadh: alMamlakah al-Arabiyah al-Su’udiyyah. Hal. 89
84
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
dan kalimat khāmilah3 (kata Pasif). Yang dimaksud dengan kalimat nasyīthah adalah kata yang diajarkan untuk digunakan oleh siswa dalam bahasa lisan dan tulisan. Sedangkan kalimat khāmilah adalah kata yang diharapkan dapat dipahami siswa ketika mereka membaca atau mendengarnya, tetapi tidak untuk digunakan dalam bahasa percakapan atau tulisan sehari-hari. Dengan kata lain, kalimat nasyīthah diajarkan untuk digunakan, sedangkan kalimat khāmilah diajarkan untuk sekedar pemahaman. Mungkin ada pertanyaan, bagaimana untuk mengetahui bahwa ini kalimat nasyīthah dan itu kalimat khāmilah? Pertanyaan seperti ini jawabannya gampang-gampang susah. Biasanya dalam buku pedoman guru yang menyertai buku pelajaran, masalah ini dijelaskan oleh penulis buku. Jika tidak ditemukan, maka guru harus bijak dalam menjelaskannya. Perlu diingat, bahwa hampir semua kosa kata yang disampaikan di tingkat pemula termasuk kategori kalimat nasyīthah. Oleh karena itu penjelasan mengenai perbedaan antara kalimat nasyīthah dan kalimat khāmilah bisa disampaikan ketika kemampuan siswa meningkat ke level berikutnya atau kalau kosa kata baru yang diberikan semakin banyak. Ada beberapa penomena berkaitan dengan masalah kalimat nasyīthah dan kalimat khāmilah diantaranya: 1. Pembagian kata kepada kalimat nasyīthah dan kalimat khāmilah bukan merupakan pembagian yang kaku. Batasan antara keduanya sangat pleksibel. Kalimat nasyīthah pada tingkatan pendidikan tertentu bisa jadi merupakan kalimat khāmilah untuk tingkatan 3
Muhammad Aly al-Khuly. Ibid. Hal. 90
85
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
pendidikan berikutnya. Pada kenyataanya, pengetahuan terhadap kosa kata sifatnya adalah berkesinambungan dari kawasan kalimat khāmilah menuju kalimat nasyīthah. 2. Kalimat khāmilah dalam program pembelajaran bahasa dengan tujuan khusus tertentu, bisa jadi malah merupakan kalimat nasyīthah bagi program pembelajaran dengan tujuan yang lain. Kosa kata yang berkaitan dengan masalah perdagangan misalnya, bagi program pembelajaran bahasa dengan konsentrasi kedokteran dianggap sebagai kalimat khāmilah. Namun kosa kata-kosa kata tersebut akan termasuk kalimat nasyīthah bagi pembelajar dengan tujuan perdagangan dan seterusnya. 3. Sebagaimana dimaklumi bahwa jumlah kalimat khāmilah yang diketahui seseorang biasanya lebih banyak dari kalimat nasyīthah. Buktinya banyak sekali kata-kata yang dapat dipahami ketika kita mendengarnya
atau
membacanya,
namun
kita
jarang
menggunakannya ketika kita berbicara atau menulis. Kalimat khāmilah adalah kata-kat yang tersimpan di benak kita dan kita akan mengingatnya kalau membaca atau mendengarnya, namun susah untuk dimunculkannya ketika kita mau berbicara atau menulis. 4. Kalimat nasyīthah dalam tulisan seseorang biasanya lebih banyak dari kalimat nasyīthah pada pembicaraan, karena di saat menulis, ia bisa punya waktu lebih lama untuk mengingat dan berpikir. Sedangkan dalam berbicara, yang muncul kebanyakan kata-kata yang sangat dikuasainya dan sifatnya sepontan. Di samping itu tema-tema tulisan biasanya lebih resmi dari pada tema-tema pembicaraan.
86
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
b. Kalimat Muhtawā dan Kalimat Wadzīfiyah Selain pembagian kata kepada kalimat nasyīthah dan kalimat khāmilah, ada pembagian lain yaitu kalimat muhtawā (kata kontent) dan kalimat wadzīfiyah4 (kata fungsional). Kalimat wadzīfiyah mempunyai beberapa sebutan. Ada yang menyebutnya kalimat nahwiyah, ada yang menyebut kalimah khāwiyah, dan ada juga yang menyebutnya kalimat tarkībiyah. Disebut wadzīfiyah karena kata tersebut disamping memliki makna, juga memiliki fungsi tertentu. Disebut khāwiyah karena tidak memiliki kontent sebesar kalimatmuhtawā. Dan disebut tarkībiyah atau nahwiyah karena membantu dalam penyusunan struktur nahwu. Ada beberapa perbedaan antara kata konten dan kata fungsionl, diantaranya: 1. Kata konten berperan dalam memindahkan makna secara mendasar.
Sementara
kata
fungsional
berperan
dalam
menghubungkan kata konten antara satu dengan lainnya. Jika kita mengatakan ()ذهبالولدمدرس ة ة ة ة ة ةةة, sebenarnya kita bisa memahami esensi dari kalimat tersebut. Tetapi jika kita mengatakan ()ذهبالولدإلىاملدرس ة ة ة ة ةةة, dengan menambahkan kata
إىل, kita benar-
benar memahami makna kalimat tersebut. Dan pada waktu yang sama susunan kalimat itu benar secara gramatika. 2. Kata konten biasanya terdiri dari kata benda, kata kerja, dan kata sifat.
Sedangkan
kata
fungsional
biasanya
terdiri
dari
huruf/preposisi.
4
Al-Khuly, ibid. Hal 92
87
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
3. Mayoritas kata dalam setiap bahasa terdiri dari kata kontent, dan hanya sebagian kecil saja yang termasuk kategori kata fungsional. Pembedaan antara kata konten dengan kata fungsional sangat diperlukan dalam pembelajaran mufrodat. Cara mengajarkan kata konten (كل َ َ)أ, tentunya akan sangat berbeda dengan pengajaran kata
َ
fungsional ()إىل. Pengajaran kata fungsional berlangsung dalam kalimat, karena ia merupakan bagian pembentuk kalimat, dan bukan merupakan kata yang dapat berdiri sendiri. Sedangkan kata kontent pengajarannya berlangsung atas dasar sifatnya sebagai kosa kata yang cara pembelajarannya seperti akan dijelaskan di bagian berikutnya.
C. Hakekat Pembelajaran Mufradat Ada yang berpendapat bahwa seorang siswa dikatakan telah belajar mufradat jika ia mampu menerjemahkan kosa kata tertentu ke dalam bahasanya. Ada juga yang berpendapat bahwa siswa dikatakan telah belajar mufradat jika ia mampu mencari maknanya dalam kamus dwi bahasa. Menurut Thu’aimah5 kedua pandangan di atas merupakan pendapat yang keliru dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran mufradat. Menurut beliau, selanjutnya, indicator penguasaan mufradat terletak pada pemakaian dan pemaknaannya dalam konteks kalimat secara benar. Pendapat yang sama, juga dikemukakan oleh Muhammad Ali al-Khuli6.
5 6
Thu’aimah, ibid Al-Khuly. Ibid. Hal. 103
88
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
Pembelajaran mufradat tidak identik dengan pembelajaran bahasa itu sendiri, karena mufradat belum bisa memberikan pengertian yang jelas jika tidak dirangkai dalam kalimat yang benar, baik dari sisi gramatikanya maupun konteksnya. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pembelajaran mufradat bukanlah merupakan tujuan, melainkan hanya sarana. Untuk memahami suatu kalimat bahasa Arab secara tepat, tidak cukup hanya mengetahui makna kosa kata secara parsial. Kita harus memperhatikan integrasi dari berbagai tingkatan makna (dalālah) yang terkandung dalam kalimat tersebut. Diantara tingkatan makna yang harus diperhatikan dalam memahami keutuhan makna kalimat adalah,: 1) dalālahmu’jamiyah (makna leksikal), 2) dalālahsharfiyah (makna morfologis),
3)
dalālahnahwiyah
(makna
gramatika)
dan
4)
dalālahtanghimiyah (makna intonasi). Pada contoh kalimat berikut: "المجدين
َ
" َكافَأَ المديةر عمالَه, kalau
kita pahami secara leksikal, maka masing-masing kata berarti (Memberi hadiah – direktur – karyawannya – rajin). Pada tahap ini, kita belum bisa memahami dengan baik maksud kalimat di atas. Agar kalimat di atas bisa dipahami secara utuh, maka kita harus menganalisis kalimat tersebut dengan memperhatikan keseluruhan tingkatan makna atau dalālahnya. Jika kita perhatikan secara seksama, kalimat di atas diawali kata kerja dalam bentuk lampau (fi’il mādhy), maka dalālahsharfiyahnya menunjukan makna telah; kata al-mudīr, dilihat dari dalālahnahwiyahnya, berkedudukan sebagai fā’il (subjek), sedangkan dilihat dari bentuknya termasuk kata ma’rifah yang menunjukan makna tertentu, sehingga pengertiannya dalam bahasa Indonesia adalah “direktur itu”,
bukan
“seorang direktur”. Sedangkan kata ‘ummāl, posisinya sebagai objek (maf’ūl bih) dan kata al-mujiddīn merupakan sifat dari ‘ummāl yang
89
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
memberi konotasi “yang”. Setelah dilakukan
Hasan Saefuloh
analisis dari berbagai
tingkatan maknanya, maka kalimat di atas dapat diungkapkan seperti berikut: “Direktur itu telah memberikan hadiah kepada karyawannya yang rajin”.7 Dengan demikian, posisi mufradat dalam system bahasa Arab tidak hanya terkait dengan makna kata per kata, tetapi juga berkaitan dengan ragam dan variasi bentuk mufradat itu sendiri yang secara gramatika mempunyai kegunaan masing-masing. Maka mufradat dapat diposisikan pada level fonologis (ketika dilafalkan), morfologis (dilihat dari sisi bentuk kata), sintaksis (saat dimaknai dari posisi struktur gramatika), semantic (dilihat dari konteks makna) dan siyak ghaer lughawy (konteks nonlinguistik: social, budaya, politik dan sebagainya). Jadi, mufradat itu termasuk unsur bahasa yang penting dan tidak boleh dipandang sebelah mata dalam proses pembelajaran bahasa Arab8. Selain memperhatikan makna kontekstual, dalam pembelajaran mufradat, sebaiknya guru mengajarkan agar muridnya juga memperhatikan unsur-unsur pembentuk kata termasuk imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran), karena imbuhan ini merupakan morpem9 yang memiliki makna dan sangat sering ditemukan dalam bahasa Arab. Jika siswa memahamai makna masing-masing imbuhan ini, maka akan mudah baginya memahami makna kata-kata yang lain, apa lagi kalau mengerti makna kata dasarnya. Di samping itu, perlu diketahui bahwa setiap kata itu memiliki bentuk dan
7
Lihat Muhbib Abdul Wahab. 2008. Epistemologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Hal 149. 8 Ibid, hal. 150 9 Morpem adalah satuan bahasa terkecil yang mempunyai makna. Oleh karena itu terkadang morpem bisa berdiri sendiri terkadang juga terikat. Sebagai contoh kata ) (معلّمterdiri dari satu morpem, sedangkan ) (المعلّمterdiri dari dua morpem yaitu الdan معلّم. Dan kata ) (المعلّمونterdiri dar tiga morpem yaitu ال, معلمdan ون. Masing-masing morpem di atas mempunyai makna tersendiri
90
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
makna
Hasan Saefuloh
serta fungsinya masing-masing. Maka jika kita mengajarkan
mufradat baru, yang harus kita ajarkan adalah bentuk, makna, dan penggunaannya. Jika kita berharap agar siswa mampu memahami makna mufradat dengan baik, maka kita harus mengajarkannya dengan cara yang baik pula. Menurut al-Khuly10, unsur-unsur atau indikator pemahaman mufradat yang harus diperhatikan guru dalam proses pembelajaran mufradat adalah sebagai berikut: 1. Siswa mampu memahami makna mufradat ketika mendengar atau membacanya. 2. Siswa
mampu
mengucapkan
mufradat
dengan
benar
jika
menggunakannya dalam percakapan. 3. Siswa mampu menulis mufradat tersebut dengan benar. 4. Siswa mampu membaca mufradat tersebut jika melihatnya dalam tulisan. 5. Siswa mampu menggunakan mufradat tersebut dalam kalimat sempurna baik dalam tulisan maupun percakapan.
D. Tujuan Pembelajaran Mufradat Fathi ‘Aly Yunus11 mengemukakan bahwa orientasi baru dalam pembelajaran bahasa asing termasuk bahasa Arab adalah: memperhatikan aspek budaya dalam pembelajaran bahasa, memandang bahasa sebagai alat komunikasi, mengoptimalkan penggunaan multi media, memandang
10
Al-Khuly, ibid, hal 102 Fathi ‘Aly Yunus. 1986. Min al-Ittijahat al-Haditsah Fy Ta’lim al-Lughah al-Ajnabiyah Ma’a al-Tathbiq ‘Ala Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyah dalam Buhuts Tarbawiyah wa Nafsiyyah. Jami’at Umm al-Qura: al-Mamlakah al-Arabiyah al-Su’udiyyah. Hal. 65 11
91
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
aspek-aspek bahasa secara integral, memperhatikan aspek bahasa lisan, dan memvariasikan program. Senada dengan ungkapan di atasa, Muhbib12 mengatakan bahwa salah satu orentasi mutakhir dalam pembelajaran bahasa adalah tamhir, yaitu: pembentukan keterampilan dan kebiasaan berbahasa (taqwin almaharat wa al-‘adat al-lughawiyyah). Spirit utama dari orentasi ini adalah memandang bahasa sebagai alat komunikasi dan media berekspresi, bukan unit analisis gramatikal yang cenderung teoritis dan filosofis. Mengingat bahwa mufradat merupakan unsur penting dalam bahasa Arab, maka tujuan pembelajaran mufradat juga harus diorentasikan kepada fungsionalisasi bahasa Arab itu sendiri sebagai media untuk memahami dan berkomunikasi. Artinya,
mufradat hendaklah dijadikan alat untuk
penguasaan keterampilan berbahasa, baik reseptif (istima’ dan qira’ah), maupun ekpresif (kalam dan kitabah). Dengan demikian, tidak tepat jika pembelajaran mufradat diarahkan kepada usaha agar para siswa hafal “di luar kepala” segudang mufradat, tanpa dibarengi dengan upaya dan latihan penggunaan mufradat tersebut dalam konteks yang tepat. Tujuan pembelajaran mufradat, dengan demikian, dapat diarahkan kepada: 1. Mengenalkan kosa kata baru baik dalam teks tertulis (qira’ah) maupun dalam wacana lisan (istima’). 2. Melatih siswa untuk melafalkan mufradat dengan baik dan benar. 3. Memberikan makna mufradat dengan cara yang tepat, baik makna leksikal maupun makna gramatika yang sesuai dengan konteksnya. 4. Melatih siswa untuk menggunakan kosa kata tersebut dalam kalimat sempurna dan kontekstual. 12
Muhbib, Ibid, 150
92
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
Dengan demikian, indicator penguasaan mufradat dalam konteks pembelajaran bahasa Arab bukan terletak pada seberapa banyak mufradat yang dapat dihafal di luar kepala, melainkan terletak pada kemampuannya untuk menggunakan mufradat (kosa kata) secara tepat baik dalam memahami (teks tulis dan wacana lisan), maupun dalam berekspresi (lisan dan tulisan).
E. Teknik dan langkah-langkah Pembelajaran Mufradat 1. Teknik Pembelajaran Mufradat Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menyajikan makna mufradat. Al-Khuly13misalnya, menyebutkan bahwa diantara teknik yang bisa digunakan untuk menyajikan makna kosa kata adalah sebagai berikut: 1. Menyertakan benda atau barang yang dimaksud. Strategi ini digunakan untuk menjelaskan makna kosa kata yang sekiranya bendanya ada dalam kelas atau benda-benda lain yang bisa dibawa ke kelas. Contoh kata-kata: ، كتاب، مت ة ةةطرة، معلم، ولد، ابب،كرس ة ةةى . انفذةإخل، أرض، سقف، حائط، حقيبة، ورقة،قلم 2. Gambar. Benda yang tidak bisa atau tidak mungkin dibawa ke kelas, untuk menjelaskan maknanya bisa melalui gambar, baik berupa gambar bergerak, maupun gambar permanen. Contohnya jika kita ingin menjelaskan makna ()فيل, kita tidak mungkin membawa benda
13
Al-Khuly, Ibid. Hal 95
93
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
itu ke kelas. Untuk menjelaskannya kita cukup membawa atau membuat gambarnya. 3. Gerakan.
Ada
beberapa
kata,
biasanya
kata
kerja,
yang
penjelasannya lebih baik dengan gerakan. Seperti kata ، ابتتةةم،مشةةى
وقف، جلس، تكلم،ض ة ة ة ة ة ة ةح ة ةةك. Kata-kata seperti ini bisa dijelaskan dengan menggunakan gerakan tubuh. 4. Konteks. Ada juga kata-kata yang penjelasannya memerlukan konteks, atau dibuat dalam kalimat sempurna. Seperti kta: ،
ش ة ة ةةجا
، كرم، ، حليم، كرمي،صبور. 5. Sinonim. Bisa juga menjelaskan makna kata dengan menyebutkan sinonimnya atau yang sama fungsi gramatikanya dengan syarat katakata itu sudah dikenal oleh siswa. Menjelaskan makna kosa kata dengan menggunakan sinonim harus memperhatikan kesesuaian kata. Jika kata baru yang dijelaskan itu berupa kata kerja maka sinonim yang diberikan harus kata kerja juga. Begitu juga untuk kata benda dan huruf. 6. Antonim. Bisa juga menjelaskan makna kata dengan menyebutkan kebalikannya dengan syarat kata-kata itu sudah dikenal oleh siswa. Umpamanya
– اختفى، جمتهد – كتة ة ة ةةول، كرمي – خبيل،حار – ابرد:
، صواب – خطأ،ظهر
94
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
7. Definisi. Bisa juga menerangkan makna kosa kata dengan menyebutkan definisinya. Misalnya ) (ح ة ة ةةوتadalah binatang laut yang paling besar. ) (الطائرadalah hewan yang mempunyai dua sayap yang membantunya untuk terbang. 8. Tarjamah. Langkah terakhir untuk menjelaskan makna kosa kata adalah dengan terjemahan ke bahasa siswa. Langkah ini bisa digunakan untuk menjelaskan kata yang tidak dapat dijelaskan dengan cara-cara yang lain. Sedangkan menurut Thu’aimah14 diantara langkah-langkah yang dapat ditempuh guru dalam menjelaskan makna mufradat adalah sebagai berikut: 1.
)(إشارة أو إبراز أشياء
Menunjukan/memperlihatkan benda atau
sesuatu yang berhubungan dengan mufradat yang diajarkan, seperti menjelaskan kata كرسىdengan menunjuk langsung pada kursi yang ada di kelas; menjelaskan kata
قلمdengan menunjukan pena/pulpen
yang dipegang guru ataw siswa. Jika makna kosa kata yang diajarkan berupa benda yang tidak ada di sekitar kelas, atau tidak mungkin dibawa ke kelas, maka guru dapat menjelaskannya dengan membuat gambarnya atau miniaturnya. 2. )املعىن
(متثيلDramatisasi. Guru memperagakan makna atau maksud
dari mufradat yang diajarkan. Langkah atau teknik ini biasanya 14
Thu’aimah. Ibid. Hal. 626
95
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
digunakan untuk menjelaskan makna beberapa kata kerja (fi’il). Contoh ketika guru menjelaskan sebagian makna
فتح,
beliau
menjelaskannya dengan langsung membuka pintu atau membuka buku atau membuka tas dan sebagainya; menjelaskan makna kata
كتب,
guru langsung memperagakan menulis di papan tulis atau
menulis di buku, dan seterusnya. 3. )الدور
(متثيلBermain peran. Hampir sama denga langkah nomor dua.
Guru menjelaskan beberapa makna kata, biasanya berupa kata kerja atau kata sifat, dengan memperagakannya sesuai dengan makna yang dimaksud. Misalnya guru ingin menjelaskan makna kata يبكى, maka guru memperagakan seperti orang sedang menangis. 4. )املتضادات
(ذكرMenyebutkan antonym. Yaitu menjelaskan makna
kosa kata dengan cara menyebutkan lawan kata dari kata yang dimaksud. Misalnya guru ingin menjelaskan makna kata ساخن, maka ia hanya menyebutkan lawan katanya yaitu ابرد, dan seterusnya. 5.
ذكر املرتادفاتMenyebutkan sinonim. Yaitu menjelaskan makna kosa kata dengan cara menyebutkan persamaan kata dari kata yang dimaksud.
6.
تداعى املعاىنMemberikan asosiai makna. Yaitu menjelaskan makna kosa kata dengan cara memberikan asosiasi dari kata yang dimaksud. Misalnya guru ingin menjelaskan makna kata
أسرة,
maka ia
memberikan asosiasi dengan menyebutkan beberapa kata seperti
أخ، أوالد، زوجة، زوجdan seterusnya. 96
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
7. )ومشتقاهتا
(ذكر أصل الكلمات
Hasan Saefuloh
menyebutkan akar kata dan
derivasinya. Misalnya, Ketika menjelaskan kata
مكتوب, guru dapat
menyebutka akar kata beserta beberapa derivasinya seperti : ،كتَب َ
مكتب، َكاتب،كتَاب
َ
dan seterusnya, sehingga siswa berusaha
memahaminya sesuai dengan konteks kalimatnya. 8. Menjelaskan maksud atau pengertian kata melalui definisi, ciri-ciri, dan sebagainya. Misalnya ketika guru ingin menjelaskan makna
َكني َتة, guru dapat menjelaskannya dengan ungkapan, مكان يعبد... ..النصارى
ويصلى فيه
9. Meminta siswa untuk membaca kalimat secara seksama dan berulang-ulang ketika di dalam kalimat tersebut terdapat kosa kata yang belum dipahaminya. Dengan demikian siswa dapat menebak maksud dari kata yang belum dipahami tadi dengan memahami keseluruhan kalimat. 10. Membuka dan mencari kata dalam kamus. 11. Menerjemahkan langsung ke bahasa siswa. Langkah ini merupakan langkah terakhir bila seluruh teknik dan langkah-langkah sebelumnya belum dapat menjelaskan maksud dari kosa kata yang diajarkan. Sekali lagi, langkah ini adalah langkah pamungkas. Oleh karena itu guru hendaklah menghindari mepakaian langkah ini, selama ia mampu menjelaskan kosa kata dengan langkah-langkah lain. Jika guru terbiasa menggunakan langkah terakhir ini, tanpa mecoba menggunakan langkah lain, maka siswa akan termanjakan dengan langkah yang semu, yang sepertinya mudah dan cepat, tetapi sesungguhnya tidak memberikan pengalaman belajar yang melekat
97
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
di ingatan siswa. Yang pada gilirannya siswa akan tergantung pada penerjemahan. Apa lagi kalau hal tersebut diberikan pada pelajar pemula. Jika kita gabungkan kedua pendapat di atas, maka teknik-teknik yang dapat digunakan untuk menyajikan makna kosa kata adalah sebagai berikut: 1) Menyertakan benda yang dimaksud, 2) Menyertakan gambar, 3) Gerakan tubuh/peragaan, 4) Mencontohkan dalam kalimat sempurna (konteks), 5) Menunjukan persamaan kata (sinonim), 6) Menunjukan lawan kata (antonim), 7) Memberikan definisi, 8) Menerjemahkan, 9) Memberikan asosiai makna, 10) Menyebutkan akar kata dan derivasinya, 11) Meminta siswa untuk membaca kalimat secara seksama dan berulang-ulang, 12) Membuka dan mencari kata dalam kamus. Namun demikian, pada dasarnya, kedua pandangan di atas menegaskan bahwa penyajian makna kosa kata harus disampaikan secara kontekstual dan proporsional dengan memperhatikan jenis kata yang akan disampaikan. Hal-hal yang harus dihindari dalam penyajian makna kosa kata, menurut kedua tokoh di atasa adalah mengajarkan kosa kata secara terpisah (tanpa konteks yang tepat) dan penerjemahan secara langsung. 2. Langkah-langkah Pembelajaran Mufradat Dengan memperhatikan teknik-teknik penyajian makna kosa kata di atas, jika kita ingin mengajarkan kosa kata baru yang mendahului pembelajaran teks qiraah, teks dialog, atau bahan istima’ tertentu, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan guru, terutama untuk pembelajar pemula. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
98
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
1. Guru mengucapkan kata dan siswa mendengarkannya. Sebaiknya pengucapan itu dilakukan lebih dari satu kali (dua atau tiga kali), sesuai dengan kompleksitas kata. 2. Guru menuliskan kata di papan tulis dengan harakat lengkap. 3. Guru menjelaskan makna kata dengan cara yang paling sesuai dengan jenis kata tersebut. 4. Guru menggunakan kata tersebut dalam beberapa kalimat sempurna agar siswa memahami makna dan fungsi gramatikanya. Diantara kalimat yang dijadikan contoh, sebaiknya yang dimuat dalam teks yang akan diajarkan. 5. Siswa menirukan pengucapan beberapa kalimat tersebut secara bersama-sama, kemudian secara kelompok, lalu secara individu. 6. Guru membimbing siswa cara menulis kata tersebut, lebih-lebih kalau kata itu memiliki tingkat kesulitan penulisan. 7. Guru menulis makna kata dan kalimat yang membantu menjelaskan makna di papan tulis. 8. Siswa menulis kosa kata-kosa kata baru yang sudah ditulis di papan tulis. 9. Siswa menulis kata, arti kta, dan contoh kalimat di buku masingmasing. Kesembilan langkah di atas mewujudkan hal-hal berikut: 1. Siswa dapat mendengarkan contoh pengucapan kata dari guru sebelum menirukan dan mengulanginya. 2. Siswa mengulang-ulang pengucapan kata setelah memahami maknanya, bukan sebelumnya. 3. Langkah-langkah
ini
bersifat
komprehensif,
dimana
guru
mengucapkan kata, mengulang-ulangnya, menulisnya di papan tulis,
99
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
meletakannya dalam kalimat sempurna, dan menulis maknanya. Begitu
juga
siswa,
mendengarkan
pengucapan
kata,
mengucapkannya, menulisnya, membacanya, dan mengulang-ulang. 4. Siswa mengulang-ulang kata dalam konteks (kalimat sempurna).
F. Tes Penguasaan Mufradat Secara umum tes penguasaan mufradat dapat diarahkan pada dua hal, yaitutes penguasaan mufradatyang besifat pasif-reseptif dan tes penguasaan mufradatyang bersifat aktif-produktif. Tes jenis pertama bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap arti mufradat tanpa disertai kemampuan untuk menggunakannya. Sedangkan tes penguassan mufradat jenis kedua bertujuan untuk mengukurtingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap mufradatdalam arti mampu menggunakan mufradatyang diteskan dalam kalimat yang tepat untuk mengekspresikan pikirannya15. Untuk memastikan penguasaan siswa terhadap kosakata secara pasif-reseptif, kita dapat melihatnya dari indikator-indikator yang dikembangkan dari pertanyaan: "Bagaimana kita tahu bahwa seseorang memahami makna suatu kata?" Sedangkan untuk memastikan penguasaan dan pemahaman siswa secara aktif-produktif, indikatornya dapat dikembangkan dari pertanyaan: "Bagaimana kita tahu bahwa seseorang dapat menggunakan suatu kata sesuai dengan apa yang ingin diungkapkannya?" Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu mengacu kepada indikator penguasaan kosakata yang dalam penyusunan tes kosakata,
15
Lihat M. Soenardi Djiwandono. 2008. Tes Bahasa. Jakarta: Indeks. hal. 126
100
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
sekaligus memberikan petunjuk tentang jenis dan bentuk tes yang sesuai serta penulisan butir-butir tesnya. Indikator adanya penguasaan pasif-reseptif terhadap kosakata ditunjukkan dalam bentuk kemampuan untuk: 1) menunjukkan benda atau memperagakan sikap, tingkah laku dan lainlain yang dimaksudkan oleh kata tertentu. Contoh: menunjukkan atau memperagakan رجل, ن َ حزatau أيكل, dsb.
َ
2) memilih kata sesuai dengan makna yang diberikan dari sejurnlah kata yang disediakan. Contoh:
.صديقى تلميذ ىف املدرسة الثانوية .................... ما معىن الكلمة الىت حتتها خط هى نتلقى فيها العلم-ب نذهب إليها للرحلة-د
نؤدى فيها الصلوات-أ نشرتى منها الدواء-ج
3) memilih kata yang memiliki arti yang sarna . atau mirip dengan suatu kata (sinonim). Contoh:
يتعلم-د
.على كل طالب أن يتتيقظ مبكرا .................... مرادف اللكلمة الىت حتتها خط هو ينام-ج يصلى-ب يصحو-أ
4) memilih kata yang memiliki arti berlawanan dengan suatu kata (antonim). Contoh:
.على كل طالب أن يتتيقظ مبكرا .................... مضاد الكلمة الىت حتتها خط هو يتعلم-د ينام- يصلى ج- يصحو ب-أ 101
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
Sedangkan indikator adanya penguasaan aktif-produktif terhadap kosakata ditunjukkan dalam bentuk kemampuan untuk: 1) menyebutkan kata sesuai dengan makna yang diminta. Contoh:
..................... مكان نتلقى فيها العلم 2) menyebutkan kata lain yang artinya sama atau mirip (sinonim) dengan suatu kata: Contoh:
.على كل طالب أن يتتيقظ مبكرا .................... ما املرادف من اللكلمة الىت حتتها خط ؟ 3) menyebutkan kata lain yang artinya berlawanan (antonim). Contoh:
.على كل طالب أن يتتيقظ مبكرا .................... ما املضاد من اللكلمة الىت حتتها خط ؟ 4) menjelaskan arti kata dengan kata-kata dan menggunakannya dalam suatu kalimat yang cocok. Contoh:
! استعمل كل كلمة من الكلمات التالية ىف مجلة مفيدة لتوضيح معناها عصا.1 فيل.2 .... إخل.3 Materi tes mufradat harus disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan atau jenis tes itu sendiri. Jika jenis tes yang diberikan merupakan placement test atau tes kompetensi (proficiensy test), maka materi tes tidak boleh hanya mengacu kepada buku teks tertentu atau kurikulum tertentu yang dipakai di satu sekolah atau lembaga pendidikan. Namun jika jenis tes yang diberikan merupakan tes hasil belajar, maka materi atau bahan tes harus
102
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
mengacu pada kurikulum atau buku teks yang dipergunakan dalam proses pembelajaran16. Substansi materi tes untuk penguasaan pasif-reseptif dan aktif-produktif sebenarnya sama saja. Yang harus dibedakan adalah pengembangan butir-butir tesnya. Pengembangan butir-butir tes untuk penguasaan yang bersifat pasif-reseptif, jenis tes objektif dengan berbagai variasi bentuknya lebih sesuai. Sedangkan pengembangan butir-butir tes untuk penguasaan yang bersifat aktif-produktif sebaiknya dibatasi pada bentuk tes subjektif,baik disampaikan secara lisan maupun tulisan. Muhammad, Abdul Khaliq Muhammad17 mengusulkan beberapa alternatif item soal untuk tes mufradat, diantaranya: 1.
Al-ta’rif/Definisi Dalam soal, guru menuliskan satu mufradat tertentu, dan dalam opsi jawaban mencantumkan beberapa alternatif definisi. Siswa diminta memilih definisi yang tepat untuk kata yang dimaksud. Contoh:
.صديقى تلميذ ىف املدرسة الثانوية .................... التعريف الصحيح للكلمة الىت حتتها خط هى نتلقى فيها العلم-ج نؤدى فيها الصلوات-أ نذهب إليها للرحلة-د نشرتى منها الدواء-ب Alternatif redaksi soal untuk jenis tes diatas bisa seperti dibawah ini:
............ مكان نتلقى فيه العلم يتمى 16
Muhammad, Abdul Khaliq Muhammad. 1989. Ikhtibarat al-Lughah. Jami’at Malik Su’ud: ‘Ammadah Syu’un al-Maktabat. Hal. 89 17 Muhammad, Abdul Khaliq Muhammad. 1989. Ikhtibarat al-Lughah. Jami’at Malik Su’ud: ‘Ammadah Syu’un al-Maktabat. Hal. 90
103
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
ملعب-د 2.
منةزل-ج
مدرسة-ب
Hasan Saefuloh
متجد-أ
Menyempurnakan/melengkapi
املكتبة-ج
! امأل الفراغ بوضع الكلمة املناسبة مما أيتى للقراءة............. نذهب إىل املتتشفى-ب املكتب-أ امللعب-د
Variasi soal jenis ini bisa disampaikan tanpa memberikan alternatif jawabannya, melainkan siswa sendiri yang menentukan jawabannya, seperti contoh berikut:
أكملبوضع كلمة مناسبة . يصوم املتلمون....... التاسع من كل سنة وفق التقومي....... ىف
.))((ىف الشهر التاسع من كل سنة وفق التقومي اهلجرى يصوم املتلمون 3.
Sinonim Dalam soal, guru menuliskan satu kalimat sempurna, diikuti dengan pertanyaan seputar persamaan dari salah satu kata yang terdapat pada kalimat tadi. Siswa diminta memilih persamaan kata (sinonim) yang tepat untuk kata yang dimaksud sesuai konteks kalimat. Contoh:
.على كل طالب أن يتتيقظ مبكرا .................... مرادف اللكلمة الىت حتتها خط هو يتعلم-د ينام-ج يصلى- يصحو ب-أ 4.
Antonim Hampir sama dengan jenis soal di atas, guru menuliskan satu kalimat sempurna, diikuti dengan pertanyaan seputar lawan kata dari salah satu kata yang terdapat pada kalimat tadi. Siswa diminta memilih lawan
104
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
kata (antonim) yang tepat untuk kata yang dimaksud sesuai konteks kalimat. Contoh:
.على كل طالب أن يتتيقظ مبكرا /.................... مضاد الكلمة الىت حتتها خط هو .................... عكس الكلمة الىت حتتها خط هو يتعلم-د 5.
ينام-ج
يصلى-ب
يصحو-أ
Klasifikasi dan kategorisasi Guru menuliskan satu kata yang akan dijadikan soal. Kemudian diikuti beberapa kelompok kata yang salah satunya berkaitan dengan kata dalam soal. Siswa diminta memilih salah satu kata, dari setiap kelompok kata, yang berkaitan dengan kata dalam soal. Contoh:
ىف كل جمموعة من الكلمات التالية توجد كلمة واحدة هلا عالقة .ابلكلمة الىت داخل املربع .ضع خطا حتت الكلمة الىت ختتارها جامعة
) (مبىن – حارس – كلية – مقصف-أ ) (مطعم – حماضرة – هاتف – دراجة-ب ) (حبوث – سيارات – ملعب – قاعة-ج Sebagai variasi untuk tes jenis ini, guru memberikan kelompok kata dari jenis atau kategori yang sama. Siswa diminta untuk menyebutkan kategorinya. Contoh:
105
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
قطار
Hasan Saefuloh
اكتب ىف الفراغ كلمة واحدة تشري إىل جمموعة الكلمات التالية عنب – موز – برتقال – أاننس.1 ).......................( – طائرة – دراجة – سيارات.2 ).......................( أب – أم – أخ – أخت.3 ).......................( variasi lain dari tes jenis ini, guru memberikan kelompok kata dari jenis atau kategori yang sama, tetapi pada kelompok kata tersebut guru menyisipkan satu kata yang bukan dari kategori yang dimaksud. Siswa dimita untuk memilih kata yang tidak sejenis dengan kata-kata yang lainnya. Contoh:
ضع خطا حتت الكلمة الغريبة الىت ليس هلا عالقة ببقية الكلمات ىف كل ! جمموعة ممرض – طبيب – ساعة – مريض.1 برتقال – ماجنو – تفاح – كوب.2 غذاء – متاء – صباح – ليل
.3
Tingkat kesulitan soal bisa divariasikan dan ditingkatkan sesuai kebutuhan. Untuk soal nomor 1 pada contoh di atas, kata
ساعة
misalnya diganti dengan kata yang memiliki hubungan dan kemiripan yang lebih dekat dengan kata-kata yang lain dalam soal tersebut, misalnya diubah dengan kata مساعة.
106
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
Untuk menentukan jawaban yang tepat terhadap soal di atas (nomor 1.), maka siswa minimal melakukan dua langkah, pertama: menentukan rumpun atau bidang atau tema untuk keseluruhan kata, yaitu berkaitan dengan ) ;(متتشفىkedua menentukan jenis atau kategori kata-katanya. Dari contoh di atas diketahui bahwa mayoritas kata menunjukan kepada person (orang), kecuali satu kata yaitu مساعة 6.
Matching/menjodohkan Banyak sekali variasi model tes kosa kata jenis menjodohkan. Namun yang paling umum dari jenis ini adalah sebagai berikut: a. Mengisi tempat yang kosong dengan kata yang disediakan. Contoh:
امأل الفراغ ابلكلمات املناسبة من القائمة التالية }{موعد – الزوار – يومني – مكتبه – اثنية – أخرى – غضب – األدلة .............. )2( قبل................ )1( دعاىن املدرس إىل .............. )3( ذهبت إليه لكىن مل أجده إذ أنه كان على. فوجدت معه بعض................... )4( ذهبت إليه.مع املدير ................. )5( Jawaban dari soal di atas adalah:
) الزوار5( ) اثنية4( ) موعد3( ) يومني2( ) مكتبه1( Sebagaimana tampak pada contoh di atas, pada jenis tes seperti ini, sebaiknya pembuat soal menyediakan alternatif pilihan kata yang lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal ini perlu dilakukan agar siswa tidak banyak menebak dengan menukar
107
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
antar kata yang tersedia, atau secara otomatis memasukan kata yang tersisa untuk soal terakhir. b. Menjodohkan antara kata pada kolom A dengan yang sesuai pada kolom B. Contoh:
)اخرت من القائمة (ب) املعىن املناسب للكلمات ىف القائمة (أ (ب) املعىن (أ) الكلمة (أ) مائة سنة اجا ً أفو.1 (ب) صوت الديك املراهقة.2 (ج) مكان يتعبد فيه أصحاب الداينة القدمية القرن.3 -13 (د) مرحلة مير به اإلنتان ىف عمر ما بني صياح.4 18 (ه) مجاعة كثرية معبد.5 (و) فرتة ما بني الصبح والظهر (ز) اسم من أمساء القرآن Sama dengan model soal di atas, pada jenis tes inipun, sebaiknya pembuat soal menyediakan alternatif pilihan kata yang lebih banyak dari yang dibutuhkan. 7.
Merangkai huruf Sebagai salah satu alternatif tes mufrodat, terutama untuk pemula, guru bisa mengembangkan jenis tes merangkai huruf membentuk kata. Contoh:
108
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
:أعد ترتيب احلروف اآلتية لتكون كلمات هلا معىن :ق–ن–ف–د }.....................................{ : م–ي–د–ر }.....................................{ : ر–ة–و–د }.....................................{ :ق–ص–د–ن–و }.....................................{ .إخل 8.
.1 .2 .3 .4 .5
Menggunakan mufradat dalam kalimat sempurna Jenis tes ini bisa dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Guru atau pembuat soal menyediakan kosa kata tertentu dan meminta siswa untuk membuat kalimat sempurna menggunakan kata tersebut. Contoh:
! استعمل كل كلمة من الكلمات التالية ىف مجلة مفيدة لتوضيح معناها سيئة.1 قناعة.2 عصا.3 فيل.4 .... إخل.5
109
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
9.
Hasan Saefuloh
Memilih gambar yang mengekspresikan makna kata tertentu Alternatif lain untuk tes mufrodat, terutama bagi pemula adalah memilih gambar. Contoh1: Guru menyediakan beberapa ungkapan sederhana, disertai beberapa pilihan gambar. Salah satunya adalah gambar yang benar-benar mengekspresikan makna ungkapan yang dimaksud.
:اخرت الصورة املناسبة ابلعبارة التالية ) (يقفز الولد فوق التور.1 )2 صورة-ب )1 (صورة-أ )4 صورة-د )3 صورة-ج ) (يقرأ التلميذ القرآن.2 )2 صورة-ب )1 (صورة-أ )4 صورة-د )3 صورة-ج ... إخل.3 Sebagai variasi dari soal jenis ini, guru meminta memilih ungkapan yang sesuai dengan gambar yang disediakan. Contoh2: (gambar anak sedang lari)؟
) (يقرأ- (جيرى) د-ج
) (أيكل-ب
ماذا يعمل الولد ) (ينام-أ
Dan seterusnya.
110
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
G. Penutup Mufradat merupakan kumpulan kata yang membentuk bahasa yang diketahui seseorang dan dapat digunakan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dilihat dari frekuensi kemunculannya, kosa kata terdiri dari dua macam, yaitu kalimat nasyīthah (kata aktif) dan kalimat khāmilah (kata Pasif). Kalimat nasyīthah adalah kata yang diajarkan untuk digunakan oleh siswa dalam bahasa lisan dan tulisan. Sedangkan kalimat khāmilah adalah kata yang diharapkan dapat dipahami siswa ketika mereka membaca atau mendengarnya, tetapi tidak untuk digunakan dalam bahasa percakapan atau tulisan sehari-hari. Selain pembagian kata kepada kalimat nasyīthah
dan kalimat
khāmilah, ada pembagian lain yaitu kalimat muhtawā (kata kontent) dan kalimat wadzīfiyah (kata fungsional). Pembelajaran mufradat tidak identik dengan pembelajaran bahasa itu sendiri, karena mufradat belum bisa memberikan pengertian yang jelas jika tidak dirangkai dalam kalimat yang benar, baik dari sisi gramatikanya maupun konteksnya. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pembelajaran mufradat bukanlah merupakan tujuan, melainkan hanya sarana. Unsur-unsur atau indikator pemahaman mufradat yang harus diperhatikan guru dalam proses pembelajaran mufradat adalah sebagai berikut: 1. Siswa mampu memahami makna mufradat ketika mendengar atau membacanya. 2. Siswa
mampu
mengucapkan
mufradat
dengan
benar
jika
menggunakannya dalam percakapan. 3. Siswa mampu menulis mufradat tersebut dengan benar.
111
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
4. Siswa mampu membaca mufradat tersebut jika melihatnya dalam tulisan. 5. Siswa mampu menggunakan mufradat tersebut dalam kalimat sempurna baik dalam tulisan maupun percakapan. Tujuan pembelajaran mufradat, dengan demikian, dapat diarahkan kepada: 1. Mengenalkan kosa kata baru baik dalam teks tertulis (qira’ah) maupun dalam wacana lisan (istima’). 2. Melatih siswa untuk melafalkan mufradat dengan baik dan benar. 3. Memberikan makna mufradat dengan cara yang tepat, baik makna leksikal maupun makna gramatika yang sesuai dengan konteksnya. 4. Melatih siswa untuk menggunakan kosa kata tersebut dalam kalimat sempurna dan kontekstual. Secara umum tes penguasaan mufradat dapat diarahkan pada dua hal, yaitutes penguasaan mufradatyang besifat pasif-reseptif dan tes penguasaan mufradatyang bersifat aktif-produktif. Tes jenis pertama bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap arti mufradat tanpa disertai kemampuan untuk menggunakannya. Sedangkan tes penguassan mufradat jenis kedua bertujuan untuk mengukurtingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap mufradatdalam arti mampu menggunakan mufradatyang diteskan dalam kalimat yang tepat untuk mengekspresikan pikirannya.
112
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014
Reorientasi Pembelajaran Mufradat Dala Konteks Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Hasan Saefuloh
Al-Maraji’ Al-‘Ashîlî, ‘Abd al-‘Azîz bin Ibrâhîm. 2002. Tharâ’iq Tadrîs al-Lughah alArabiyah li al-Nâthiqîn bi Lugât Ukhra. Riyadl: Jâmi’ah al-Imâm Muhammad Ibn Su’ud al-Islamiyah. al-Ghariby, Sa’ad Abdullah. 1986. La-Ashwât la-Arabiyah Kwa Tadrisuha Li Ghaer la-Nathiqina biha. La-Qahirah: Maktabat la-Thalib la-Jami’i. al-Khuli, Muhammad Ali. 1988. Ta’lim al-Lughat:Halat wa Ta’liqat. Riyadh: Jami’at al-Malik Su’ud. al-Khuly, Muhammad Ali. 1986. Asalib Tadris al-Lughah al-Arabiyah. Riyadh: al-Mamlakah al-Arabiyah al-Su’udiyyah. Al-Naqah, Mahmud Kamil. 1985. Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyah li al-Nathiqin bi Lughat Ukhra: Asasuhu, Madakhiluhu, Thuruq Tadrisihi. alMamlakah al- al-‘Arabiyah al-Su’udiyah: Jami’ah Umm al-Qura. Al-Qâsimiy, Ali Muhammad. 1979. Ittijâhât Hadîtsah fiTa’lîm al-Lughah al‘Arabiyah li al-Nâthiqîn bi Lughât Ukhra. Jami’ah Riyadh: alMamlakah al- al-‘Arabiyah al-Su’udiyah. Ibrahim, ‘Abd al-‘Alim. 1973. al-Muwajjih al-Fanny Li Mudarris al- Lughah al‘Arabiyah. Kairo: Dar al-Ma’arif. Ibrâhim, Hamâdah. 1987. al-Ittijâhat al-Mu’ashirah fi Tadrîs al-Lughah alArabiyah wa al-Lughât al-Hayyat al-Ukhra li Ghaer al-Nâthiqîn biha. Beirut : Dar al-Fikr al-Araby. Majid, ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdul. 1961. al-Lughat al-Arabiyyah wa ushuluha alNafsiyyah wa thuruq tadrîsiha. Mesir: Dar al-Ma’arif. Thu’aimah, Rusydi Ahmad, 2009. Al-Maharat al-Lughawiyyah: Mustawiyatuha, Tadrisuha, Shu’ubatuha. Al-Qahirah: Dar al-Fikr alAl-Araby. Thu’a'imah, Rusydi Ahmad. 1985. "Dalîl al-'Amal fî I'dâd al-Mawâd alTa'lîmiyah li Barnâmaj Ta'lîm al-Lughah al-Arabiyah". Jami'ah Umm al-Qurra': Ma'had al-Lughah al-Arabiyah. Thu’aimah, Rusydi Ahmad. 1986. al-Marja’ fy Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah li al-Nathiqin bi Lughat Ukhra. Juz 2. Makkah al-Mukarramah: Jamiat Umm al-Qura.
113
El-Ibtikar Volume 03, nomor 02, Desember 2014