Manajemen Produksi Manajemen Produksi adalah semua aktifitas/proses untuk mewujudkan suatu produk sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Proses manajemen ini berlaku POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) — Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan Merancang produk —menetapkan produk sesuai keinginan/rencana yg ditetapkan. Merancang Proses Pembuatan/Produksi (Routing) —semua aktifitas yg diperlukan untuk menghasilkan produk yg telah ditetapkan seperti waktu dan biaya. Merencanakan Material, menentukan/menetapkan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang telah ditetapkan Menjadwalkan Proses Pembuatan Produksi, menetapkan dan mengatur waktu yang diperlukan bagi proses produksi Membagi Pekerjaan dalam pembuatan produksi —sesuai bidang, kemampuan masing-masing Menyerahkan Pekerjaan/Dispatching —menyerahkan pekerjaan yang telah ditetapkan kepada yg memiliki kemampuan/bidangnya Melacak Kemajuan —setiap waktu mesti diketahui kemajuan atau jalannya produksi apakah sesuai rencana yg telah ditetapkan. Merevisi rencana apabila ada kekeliruan atau tidak dapat diwujudkan dan segera diperbaiki Manajemen Produksi TV/Film Berbeda dengan manajemen produksi pada umumnya, sebab tv/film adalah hasil perpaduan antara seni dan teknologi. Hasil produksi tidak dilihat dari fisiknya saja, yaitu kaset atau cd atau seluloid tapi dari isi/kandungan yang ditangkap penontonnya. Manajemen Produksi TV/Film, mengurusi hal phisik juga berhubungan dengan usaha penciptaan/kreatifitas, artistik, teknologi dan manusia.
Langkah - Langkah Manajemen Produksi FILM
1. Merancang Produksi TV/Film: aktifitas merumuskan pesan, bentuk, karakter, cara/teknik perwujudannya 2. Merancang Proses Pembuatan: aktifitas merumuskan segala kegiatan dalam rangka mewujudkan rancangan produk film 3. Menjadwalkan Proses Pembuatan Produk Film: menyusun waktu yang akan digunakan untuk melaksanakan proses pembuatan film/sinetron 4. Menyusun Pembiayaan/Budget: menyususn biaya yang diperlukan untuk pembuatan produk yang telah ditetapkan 5. Melaksanakan Pembuatan Produk: melaksanakan persiapan, melaksanakan shooting, editing, mixing, ilustrasi musik dan effect 6. Melacak Kemajuan: membuat laporan shooting, editing sampai pembuatan effect 7. Merevisi rencana: melakukan shooting ulang, memperbaiki anggaran biaya, memperbaiki editing dan sebagainya Semua yang disebutkan dalam butir 1-4 dapat disebut proses perencanaan yang disebut rancangan/disain. Orang yang bertanggung jawab dalam proses tersebut disebut juga Perancang Produksi/Production Designer. Mengenai istilah ini terdapat perbedaan penggunaanya. Di Amerika, Production
Designer, bisa berarti Perancang Tata Visual atau Art Director sebuah film dan dapat disebut juga Perancang Produksi Film. Ada juga yang menyebutkan proses 1,2,3,4 adalah pre production Shooting disebut production sedangkan prossesing, editing dan mixing adalah post production Dapat kita simpulkan bahwa pengertian production adalah shoting, karena mereka bertolak dari pengertian dan pemikiran bahwa aktifitas semua komponen “untuk menjadikan” adalah shooting. Ini barangkali yang menyebabkan para produsen produksi tv dan film yang selalu dipikirkan dan dibicarakan adalah kapan kita shooting, sehingga yang lain menjadi nomer dua.
II Merancang Produk Acara TV/FILM Fillm adalah sarana/alat untuk menyampaikan pesan (message) kepada penontonnya. Pesan bisa muncul dari keseluruhan film atau dari bagiannya (scene). Merancang Produk Film berarti merumuskan pesan-pesan agar dapat digunakan sebagai dasar pikiran dalam menjelmakan bentuk-bentuk fisik atau elemen audio visual lainnya. FUNGSI: Adalah untuk menetapkan rumusan pesan-pesan, baik dalam bentuk imej maupun visual yang akan disampaikan pada penonton sebagai sasaran/tujuan yang akan dihasilkan/diproduksi. Proses/aktifitas Merancang Produk Film: 1. Analisa Skenario 2. Breakdown Skenario 3. Survey/Hunting 4. Merumuskan Hasil Hunting 5. Merumuskan Director Shot/Shooting Script 6. Merumuskan Floor Plan dan Blocking Kamera
7. Pembuatan Story Board 1. Analisa Skenario Skenario Film adalah blue print atau rangkaian penuturan sinematik dari sebuah cerita. Dari sebuah skenario dimulailah aktifitas sebuah produksi film. Melakukan Analisa Skenario Film adalah upaya untuk mengungkapkan/pembedahan pembahasan terhadap: 1. Cerita dan isi cerita 2. Tokoh cerita 3. Struktur penuturan dramatik (Pembukaan, Tengah, Akhir) 4. Konstruksi dramatik (Konflik, Suspense, Surprise, Keinginn Tahu, Kesalahpahaman) 5. Tangga Dramatik 6. Penyajian informasi 7. Kekuatan khusus Fungsi Analisa Skenario, pertama adalah untuk merumuskan pesan yang akan disampaikan dalam film tersebut, yang sekaligus juga berarti merumuskan tujuan film tersebut. Analisa atas skenario juga merupakan pembahasan guna menguji apakah pesan-pesan tersebut telah tersampaikan berdasarkan materi setiap scene. Analisa Skenario berfungsi untuk menguji apakah pesan-pesan telah terangkum dalam skenario. Analisa juga digunakan untuk merumuskan rancangan tata visual dan karakter-karakter pendukung cerita. 2. Arti Dan Fungsi Breakdown Skenario Dalam arti harafiah, breakdown berarti penghancuran. Dalam pengertian dunia pembuatan film, breakdown berarti upaya pemilahan, pengelompokan, dan menyusun rincian bagian-bagian dari sebuah skenario. Brekdown skenario berfungsi sebagai upaya untuk membuat rincian-rincian dari bagian-bagian skenario baik secara menyeluruh maupun menurut bagian kerja yang memerlukan. Yang diBREAKDOWN adalah:
1. Nomor Scene 2. Lokasi/set 3. Interior/exterior atau didalam/diluar 4. Night/day atau Malam/Siang 5. Tokoh atau Pemain 6. Tata Visual; Kostum, properti 7. Keterangan mengenai Kejadian atau catatan khusus Breakdown terdiri dari: Master Breakdown yang memuat ketujuh butir diatas secara menyeluruh.
3. Survey/Hunting Fungsi dari survey / hunting adalah untuk mengetahui atau mencari informasi yang diperlukan tentang tempat, suasana, keadaan, tata visual. 1. Survey/hunting lokasi, yang dikumpulkan/dirumuskan yaitu: kepemilikan lokasi, keamanan, transportasi, lingkungan, akomodasi dan informasi lain sesuai target planning. 2. Survey Kostum berkaitan dengan model kostum, kesesuain dengan budaya lokal yang diambil dalam film atau sinetron. – sewa, pinjam, beli? 3. Survey Properties, meliputi kelengkapan properties, — sewa, pinjam, beli? 4. Survey peralatan (Genset, lighting, kamera, editing, mobil, materi/logistik) Langkah-langkah dalam survey: 1. Menetapkan sasaran atau tujuan survey; informasi apa yang ingin didapatkan. 2. Menyusun aktifitas apa yang akan dilakukan, misalnya mencari informasi dari orang lain yang pernah survey atau yang memiliki pengalaman tentang suatu tempat dan alat (informasi sekunder) selain datang sendiri. 3. Menetapkan personil, tugas dan tanggungjawab secara tertulis dan jelas. 4. Merumuskan/menyusun jadwal kerja hunting. 5. Menyusun budget untuk survey
6. Melaksanakan survey sesuai rencana 7. Kontroling 4. Arti Dan Fungsi Merumuskan Hasil Hunting Merumuskan hasil hunting berarti menyusun laporan atau merekam informasi, menjadi data-data atas pengamatan atau peninjauan dan pencarian sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dan laporan tersebut digunakan oleh berbagai pihak. Informasi yang didapatkan digunakan untuk menyusun rencana desain set, rancangan kostum, rancangan properties dan spesial efek oleh bagian tata visual. Sebagai bahan penyusunan rancangan teknis bagi bagian kamera dan suara. Dalam survey atau hunting, informasi yang harus didapatkan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keperluan produksi, baik mengenai lokasi/set, propertis, dan keperluan tata visual lainnya. Merumuskan hasil hunting merupakan aktifitas kreatif bagi tenaga kreator tata visual, observasi lingkungan bagi bagian teknis (kamera dan suara). Hasil survey merupakan keperluan untuk menyusun director shot/shooting script. 5. Arti dan Fungsi Merumuskan/Meyusun Director Shot Merumuskan Director Shot/Shooting Script/Skenario Sutradara adalah proses kreatif seorang sutradara dalam menyusun konsep penyajian dari sebuah skenario menjadi bentuk shot, adegan yang akan dilakukan, maupun aktifits-aktifitas yang akan direkam/dishoot. Dalam menyusun director shot, seorang sutradara menggunakan hasil rumusan analisa skenario, desain rancangan tata visual yang telah disiapkan oleh penata visual/artistik. Director shot berfungsi sebagai patokan/konsep penyajian secara teknis yang menjadi pegangan kerja dari sektor produksi dalam melakukan rekaman gambar maupun aktifitas selanjutnya 6. Arti Fungsi Merumuskan Teknik Perwujudan Shot Merumuskan teknik perwujudan shot adalah kelanjutan dari director shot yang diterapkan diatas keatas kertas berupa denah set dalam bentuk sket sket posisi kamera dan posisi pemain dalam sebuat lokasi/setting. Hal ini termasuk berbagai gerak kamera dan artis sesuai konsep yang telah ditetapkan sutradara dalam director shotnya. Hal diatas berfungsi sebagai pedoman teknis bagi setiap unsur pelaksana yang terlibat dalam produksi dan perekaman gambar. Hal ini akan menjadi konsep dari para crew di tiap unsur/bagian kerja masing-masing sesuai tanggungjawabnya.
7. Arti Fungsi Story Board Story Board adalah sket gambar yang berisikan shot-shot yang berasal dari director shot. Story Board dapat berupa gambar shot demi shot bisa pula gambar sket dari sebuah scene. Secara visual inilah yang dijadikan pegangan dan rancangan dalam pengambilan gambar. Bila Story Board sudah disepakati semua unsur maka akan dijadikan acuan dan standart atas tujuan dari produksi yang ingin dicapai. Dalam Film Iklan (Komersiil) Story Board merupakan acuan yang sangat mengikat. Perbaikan, improvisasi dan pengurangan atau perubahan yang ingin dilakukan dapat terjadi dengan leluasa dibandingkan dengan melakukan shooting ualang atau re-take. Biaya Story Board jauh lebih murah daripada melakukan perbaikan setelah shooting. Bahasa gambar/bahasa televisi akan nyata pada Story Board ini, dan lebih jelas dibandingkan bahasa verbal yang kita katakan. Dengan Story Board, konsep nyata dari visual imej lebih konkret dan dapt menyertakan semua unsur yang ada untuk terlibat secara aktif dan kreatif. III MERANCANG PROSES PEMBUATAN PRODUK (PRODUKSI) Arti Dan Fungsi Merancang Proses Pembuatan Produk Merancang proses produksi boleh dikatakan adalah aktifitas merumuskan seluruh proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mewujudkan rancangan produk. Rumusan tersebut perlu agak rinci agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam melakukan penafsiran kerja. Aktifitas produksi dapat dibagi sebagai berikut: a. Rekrutmen Karyawan dan Pemain b. Persiapan Fisik dan Administrasi c. Melakukan perekam gambar dan suara (shooting) d. Editing e. Mixing dan Ilusrasi Musik
A. Rekrutmen Karyawan dan Pemain: Proses ini sebetulnya ditempatkan setelah penyusunan rancangan proses produksi. Tapi bab ini ditempatkan diawal proses pembuatan produksi adalah untuk memberikan perhatian utama pada pemikiran sumber daya manusia yang menjalankan proses produksi tersebut. Rekrutmen karyawan dan pemain di maksudkan untuk mencari “The Right Man In The Right Place” sesuai job diskribsinya. 1. Rekrutmen karyawan / pemain adalah: a. Menyusun draf kebutuhan karyawan dengan profesi tertentu. b. Menyusun daftar pemain sesuai kebutuhan produksi dan sekaligus daftar figuran/ekstra c. Menyusun daftar kebutuhan sesuai info yang dimiliki. d. Melakukan wawancara sesuai pekerjaan yang akan dilakukan. e. Melakukan ikatan hukum sesuai dengan kesepakatan. 2. Spesifikasi profesi karyawan secara garis besar terdiri dari: a. Manajer Produksi b. Sutradara c. Juru Kamera d. Penata Artistik e. Editor f. Juru Suara g. Manajer Unit h. Asisten sutradara i. Asisten Juru Kamera j. Asisten Penata Artistik k. Asisten Editor
l. Asisten Manajer Unit m. Asisten Juru Suara n. Propertyman o. Special Effect p. Penata Rias q. Penata Musik r. Stil Photo 3. Spesifikasi Profesi Pemain Secara Garis Besar terdiri dari: a. Pemain utama pria/wanita b. Pemain pembantu utama pria/wanita c. Pemain pembantu Pria/wanita d. Figuran extra pria/wanita e. Pemain pengganti stuntman/stuntgirl Pemain atau artis dapat dicarai di: 1. Organisasi profesi: Parfi, Parsi, GAN 2. Sekolah/sanggar teater 3. Agen Pemain 4. Memasang Iklan di gedung pertunjukan, teater, majalah, tabloid film/tv 5. Mengadakan lomba artis Persiapan Audisi: - Memberikan informasi secara ringkas diskripsi kerakter tokoh - Carilah partisipan secara aktif untuk ikut audisi - Lakukan interview dahulu via telepohone sebelum menentukan jadwal audisi - Jelaskan untuk audisi perlu waktu dan keseriusan - Beritahu pada pemain untuk datang dengan dua monolog kontras yang sudah dihayati - Minta pemain untuk membawa foto terakhirnya ukuran 3 R setengah badan dan
full shot B. Persiapan Fisik Dan Administrasi Proses Persiapan Phisik dan Administrasi adalah aktifitas serta kegiatan untuk menyiapkan materi visual sesuai dengan rancangan yang telah dietapkan serta administrasi yang diperlukan guna mendukung seluruh kegiatan produksi. 1. Menyiapakan pemain sesuai dengan tuntutan rancangan produk, dalam bentuk melakukan analisa/observasi peran, latihan mengucapkan dialog maupun memainkan peran. 2. Menyiapkan material tata visual sesuai dengan rancangan produk seperti lokasi/set, kostum, properti dan bahan spesial effek lain yang diperlukan. 3. Menyiapkan raw material, bahan baku untuk perekaman gambar dan suara. 4. Menyiapkan fasilitas/peralatan teknik, seperti kamera, sound dan fasilitas khusus sesuai tuntutan rancangan produksi 5. Mempersiapkan fasilitas, transportasi, akomodasi dan service lainnya. 6. Mengurus segala perijinan yang diperlukan 7. Menyiapkan administrasi yang diperlukan guna mendukung kelancaran produksi, seperti call sheet, lembaran tugas, formulir laporan shoting, laporan keuangan harian. Semua proses persiapan tersebuat akan diperinci lagi menurut bidang tugas maupun profesi yang bertanggungjawab terhadap bidang tadi. C. Melaksanakan Perekaman Gambar/Shooting Perekaman akan dilakukan setelah semua persiapan selesai dilakukan. Perekaman gambar/shoting merupakan tahap dari aktifitas produksi yang merupakan perwujudan rancangan produk menjadi film/sinetron atau yang terekam dalam negative film/kaset. Juga perekaman suara direct recording agar didapat suara yang lebih orisinil. Beberapa aktifitas yang dilaksanakan dalam perekaman gambar atau shooting adalah: 1. Pemanggilan bekerja. Yaitu aktifitas memanggil dan memberitahukan kepada yang akan bertugas dalam waktu shooting. Dalam formulir pemanggilan terdapat keterangan mengenai nomer scene, lokasi dimana, jam berapa harus siap, jam berapa shooting dilaksanakan dan catatan penting lainnya. 2. Menyampaikan lembaran tugas yang akan dilakukan masing-masing staf produksi/shooting. Dalam lembaran itu terdapat keterangan tugas yang harus
dilakukan/diperhatikan/diawasi oleh personil yang menerima tugas tersebut. Jadi tiap personil tahu apa yang harus dilakukan sesuai tugas diskripsi yang telah diberikan. Di Indonesia, model call sheet jarang dilakukan, sehingga tiap personil hanya menunggu perintah dari atasan masing-masing. 3. Melaksanakan perekaman gambar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tugasnya masing masing. 4. Menyusun dan menyampaikan laporan shooting sesuai jalur tugas yang telah ditetapkan. Laporan ini untuk bahan evaluasi. D. EDITING Merupakan aktifitas dengan pemrosesan hasil shooting pada paska produksi. Istilah lain kalau dalam film adalah cutting. Pada intinya editing adalah merangkai hasil shooting menjadi rangkaian gambar dan suara yang bercerita dan berkesinambungan sehingg didapat film yang sesuai dengan tuntutan naskah. Dalam film proses ini adalah rough cut/edited atau susuan kasar dan akhirnya fine cut/final edited atau susunan halus (sempurna). Seorang editor dan sound cutter juga menyiapakan jalur/track untuk suara agar memudahkan saat mixing atau dubbing nanti. E. Perekaman Suara Dan Musik, MIXING Proses ini dilakukan setelah editing selesai. Dalam proses ini dilakukan perekaman suara atau dialog. Perekaman dialog dilakukan bila apa yang dialakuakan pada saat shooting tidak dapat digunakan atau memang tidak dilaukan direct sound recording. Proses perekaman suara dan musik terdiri dari: 1. Perekaman dialog atau disebut after recording. 2. Perekaman suara khusus atau sound effect yang dibutuhkan untuk menghidupkan suasana. 3. Perekaman musik atau membuat musik ilustrasi yang dibutuhkan untuk pengucapan emosi atau suasana dari film/sinetron tersebut. 4. Proses mixing adalah proses suara-suara tersebut di masukkan/dimix ke dalam gambar sehingga menjadi kesatuan audio visual yang tidak terpisahkan. Proses perencanaan dan penjadwalan dari produksi Film/Sinetron menetukan keberhasilan dan efisiensi proses ini.