RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KOMISI PEMILIHAN UMUM MANDAILING NATAL TAHUN 2015-2019
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL Jl. Merdeka No. 2 Kayujati Panyabungan-Mandailing Natal Sumatera Utara - 22919
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal 2015-2019. Rencana Strategis (Renstra) Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015-2019 merupakan pedoman selama lima tahun ke depan serta panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Komisi pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal, yang disusun dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis, terutama yang menyangkut potensi, peluang, tantangan, dan permasalahan yang dihadapi Komisi pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal. Renstra dirumuskan untuk menjadi arahan bagi KPU Kabupaten Mandailing Natal dalam upaya mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, diharapkan pimpinan dan semua staf KPU Kabupaten Mandailing Natal melaksanakannya secara akuntabel dan senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja. Atas segala masukan dan sumbangan pemikiran semua pihak yang telah berpartisipasi mewujudkan Renstra KPU Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015-2019 disampaikan terima kasih. Semoga dokumen perencanaan ini bermanfaat dalam mewujudkan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal sebagai lembaga penyelenggara Pemilu yang memiliki integritas dan kredibilitas.
Panyabungan, 29 Agustus 2016 KETUA,
AGUS SALAM, S.H.I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................
i
DAFTAR ISI...............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................
1
1.1 . KONDISI UMUM ...............................................................................................
2
1.2 . POTENSI DAN PERMASALAHAN .......................................................................
15
1.2.1. Potensi ...................................................................................................
16
a. Aspek Kelembagaan ...........................................................................
16
b. Aspek Sumber Daya Manusia .............................................................
16
c. Aspek Kepemimpinan ........................................................................
17
d. Aspek Perencanaan dan Anggaran ......................................................
17
e. Aspek Business Process dan Kebijakan ................................................
18
f. Aspek Dukungan Infrastruktur dan Teknologi Informasi ......................
18
g. Aspek Hubungan dengan Stakeholders ...............................................
18
1.2.2. Permasalahan ........................................................................................
19
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ...............................................
24
2.1. VISI KOMISI PEMILIHAN UMUM .......................................................................
24
2.2. MISI KOMISI PEMILIHAN UMUM ......................................................................
24
2.3. TUJUAN KOMISI PEMILIHAN UMUM ................................................................
25
2.4. SASARAN STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM .............................................
26
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ...................................................................
28
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL .....................................................
28
3.1.1. Melanjutkan Konsolidasi Demokrasi untuk Memulihkan Kepercayaan Publik ................................................................................
28
3.1.2. Membangun Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan .............................................................................
29
3.1.3. Penyempurnaan dan Peningkatan Kualitas Reformasi Birokrasi Nasional ...................................................................................
30
ii
3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KPU KAB MANDAILING NATAL .......................
31
3.2.1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya ........................................................................................
32
3.2.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU .....................
34
3.2.3. Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik ..........................................................................
35
3.3. KERANGKA REGULASI .......................................................................................
37
3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN ..............................................................................
39
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ...........................................
42
4.1. TARGET KINERJA ..............................................................................................
42
4.2. KERANGKA PENDANAAN ..................................................................................
46
BAB V PENUTUP ......................................................................................................
47
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
Matrik Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal ..............................................................
56
Lampiran II Matriks Kerangka Regulasi KPU Kab Mandailing Natal ........................
64
Lampiran III Sejarah Pelaksanaan Pemilu di Indonesia ...........................................
68
Lampiran IV Daftar Rencana Kerjasama KPU Kab Mandailing Natal dengan Lembaga dan Instansi Terkait Tahun 2015-2019 .....................
82
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Susunan Anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal Periode 2013-2018 Berdasarkan Pembagian Divisi dan Koordinator Wilayah .....................
Tabel 2.
Rekapitulasi PNS KPU Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Tingkat Pendidikan .........................................................
Tabel 3.
8
12
Rekapitulasi Tenaga Honor KPU Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Tingkat Pendidikan .........................................................
12
Tabel 4.
Daftar Nama Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal ...
13
Tabel 5.
Ringkasan Analisis Faktor Internal dan Eksternal .................................
21
Tabel 6.
Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya ...........................
Tabel 7.
33
Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU ...................................................
35 iii
Tabel 8.
Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik ......................
36
Tabel 9.
Target Kinerja 2015-2019 ...................................................................
42
Tabel 10.
Kerangka Pendanaan Program KPU Kabupaten Mandailing Natal selama 5 (Lima) Tahun (2015-2019) ...................................................
46
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Struktur Organisasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal .............................................................
Gambar 2.
Gambar 3.
9
Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal .............................................................
10
Konfigurasi SDM KPU Kabupaten Mandailing Natal ...........................
11
iv
AB. MANDAILING
BAB I PENDAHULUAN Pengertian perencanaan berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Adapun pengertian strategi adalah langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Rencana strategis kementerian/lembaga berisi visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya serta berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mandailing Natal sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang bertugas melaksanakan pemilu di wilayah Kabupaten Mandailing Natal dituntut untuk dapat bersikap profesional dan mengedepankan akuntabilitas dalam kinerjanya. Untuk itu diperlukan sejumlah perencanaan strategis yang sejalan dengan visi dan misi kelembagaan KPU melalui kebijakan dan program yang dilaksanakan. KPU Kabupaten Mandailing Natal melaksanakan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah atau Rencana Strategis yang selanjutnya disebut dengan Renstra untuk periode 5 (lima) tahunan. Penyusunan Renstra juga merupakan bagian penting dari penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Renstra KPU Kabupaten Mandailing Natal untuk periode 20152019 berpedoman pada Renstra KPU sebagaimana ditetapkan dengan Keputusan KPU RI Nomor 63/Kpts/KPU/TAHUN 2015 tentang Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Tahun 2015-2019. Tahapan penyusunan dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap stakeholders terkait kinerja organisasi serta mengumpulkan bahan dan data. Tahapan selanjutnya adalah melakukan identifikasi potensi dan permasalahan di lingkungan internal/eksternal organisasi serta penetapan isu strategis.
1
Penetapan Renstra KPU Kabupaten Mandailing Natal periode 2015-2019 diharapkan dapat menjadi acuan kinerja baik secara internal kelembagaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya maupun bagi pihak terkait yang berkepentingan dalam proses penyelenggaraan pemilu di wilayah Kabupaten Mandailing Natal.
1.1.
KONDISI UMUM Sebagai lembaga penyelenggara pemilu, KPU Kabupaten Mandailing
Natal memiliki peran yang cukup signifikan dalam mengawal perjalanan demokrasi di wilayah ini. KPU Kabupaten Mandailing Natal sejak awal dibentuk pada tahun 2003 hingga kini masih terus berbenah untuk dapat sebaik mungkin dalam
menjalankan
tugas
serta
fungsi
kelembagaannya
sebagaimana
diamanatkan oleh undang-undang penyelenggara pemilu. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD meliputi: 1. menjabarkan program dan melaksanakan anggaran serta menetapkan jadwal di kabupaten/kota; 2. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan di kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya; 4. mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh PPK, PPS dan KPPS dalam wilayah kerjanya; 5. menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi; 6. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh pemerintah dengan memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih; 7. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdasarkan hasil rekapitulasi
AB. MANDAILING NATAL 2
penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi suara dan sertfikat rekapitulasi suara; 8.
melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Anggota DPR, Anggota DPD, dan Anggota DPRD Provinsi di kabupaten/kota yang bersangkutan berdasarkan berita acara hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK;
9.
membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi;
10. menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan mengumumkannya; 11. mengumumkan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota terpilih sesuai dengan alokasi jumlah kursi setiap daerah pemilihan di kabupaten/kota yang bersangkutan dan membuat berita acaranya; 12. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwaslu Kabupaten/Kota; 13. mengenakan sanksi administrasi dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten/Kota dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; 14. menyelenggarakan sosialisasi penyelenggaraan pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat; 15. melakukan
evaluasi
dan
membuat
laporan
setiap
tahapan
penyelenggaraan pemilu;
KPU KAB. NDAILING NATAL 3
16. melaksanakan tugas dan wewenang dan lain yang diberikan oleh KPU dan KPU Provinsi dan/atau peraturan perundang-undangan. Adapun
tugas
dan wewenang KPU Kabupaten
Mandailin Natal
dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yaitu: 1. menjabarkan program dan anggaran serta menetapkan jadwal di kabupaten/kota; 2. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan di kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya; 4. mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh PPK, PPS dan KPPS dalam wilayah kerjanya; 5. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh pemerintah dengan memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih; 6. menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi; 7. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi suara dan sertfikat rekapitulasi suara; 8. membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi; 9. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran pemilu; 10. mengenakan sanksi administrasi dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten/Kota dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan
4
ING pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; 11. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat; 12. melakukan
evaluasi
dan
membuat
laporan
setiap
tahapan
penyelenggaraan pemilu; 13. melaksanakan tugas dan wewenang dan lain yang diberikan oleh KPU dan KPU Provinsi dan/atau peraturan perundang-undangan. Selain itu
tugas dan wewenang KPU Kabupaten Mandailing Natal
dalam penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota dan pemilihan gubernur meliputi: 1. merencanakan program, anggaran dan jadwal pemilihan bupati/walikota; 2. menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS dan KPPS dalam pemilihan bupati/walikota dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi; 3. menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 4. membentuk PPK, PPS dan KPPS dalam pemilihan gubernur serta pemilihan bupati/walikota dalam wilayah kerjanya; 5. mengoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi; 6. menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota; 7. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur dan bupati/walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;
5
KAB. MANDA 8.
menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan pemilihan gubernur dan menyampaikannya kepada KPU Provinsi;
9.
menetapkan calon bupati/walikota yang telah memenuhi persyaratan;
10. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilihan bupati/walikota berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh PPK di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan; 11. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta pemilihan, Panwaslu Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi; 12. menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan hasil pemilihan bupati/walikota dan mengumumkannya; 13. mengumumkan calon bupati/walikota terpilih dan dibuatkan berita acaranya; 14. melaporkan hasil pemilihan bupati/walikota kepada KPU melalui KPU Provinsi; 15. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran pemilihan; 16. mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten/Kota dan pegawai Sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilihanm berdasarkan
rekomendasi
Panwaslu
Kabupaten/Kota
berdasarkan
Panwaslu Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundangundangan; 17. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilihan gubernur, bupati dan walikota dan/atau yang berkaitan dengan tugas KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat; 18. melaksanakan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan pemilihan gubernur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan pedoman KPU dan/atau KPU Provinsi;
6
. 19. melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota; 20. menyampaikan hasil pemilihan bupati/walikota kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Menteri Dalam Negeri, bupati/walikota, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota; dan 21. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Povinsi dan/atau yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pada penyelenggaraan pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan gubernur dan pemilihan bupati, KPU Kabupaten Mandailing Natal berkewajiban: 1. melaksanakan semua tahaoan penyelenggaraan pemilu dengan tepat waktu; 2. memperlakukan peserta pemilu dan pasangan calon presiden dan wakil presiden, calon gubernur, bupati dan walikota secara adil dan setara; 3. menyampaikan semua informasi penyelenggaraan pemilu kepada masyarakat; 4. melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 5. menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban
semua
kegiatan
penyelenggaraan pemilu kepada KPU melalui KPU Provinsi; 6. mengelola, memelihara dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh KPU Kabupaten/Kota dan lembaga kearsipan Kabupaten/Kota berdasarkan pedoman yang ditetapkan KPU dan ANRI; 7. mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 8. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan penyelenggaraan pemilu kepada KPU dan KPU Provinsi serta menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu; 9. membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Kabupaten/Kota dan ditandatangai oleh ketua dan anggota KPU Kabupaten/Kota;
7
10. menyampaikan data hasil pemilu dari tiap-tiap TPS pada tingkat kabupaten/kota kepada peserta pemilu paling lama 7 (tujuh) hari setelah rekapitulasi di kabupaten/kota; 11. melaksanakan keputusan DKPP; dan 12. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan KPU, KPU Provinsi dan/atau peraturan perundang-undangan. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011, KPU Kabupaten Mandailing Natal beranggotakan 5 (lima) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua merangkap anggota dan 4 (empat) orang anggota. Masa tugas KPU Kabupaten Mandailing Natal adalah periode 5 (lima) tahunan dimana saat ini merupakan periode ketiga dengan masa tugas tahun 2013-2018. Berikut daftar nama anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal periode 2013-2018: Tabel 1 Susunan Anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal Periode 2013-2018 Berdasarkan Pembagian Divisi dan Koordinator Wilayah Divisi No
Nama
Wilayah Ketua
1
2
Wakil
1
Agus Salam, S.H.I
3 Umum, Keuangan, dan Logistik.
4 Asrizal Lubis, S.Th.I
5
2
Fadhillah Syarief, SH.
Hukum
Agus Salam, S.H.I
Batahan Natal Sinunukan MBG
3
Mas Khairani, S.S.
Teknis
Akhir Mada, S.Pd.I
Batang Natal Lingga Bayu Ranto Baek Pyb. Selatan LSM
Pyb. Kota Pyb, Barat, dan Pyb. Timur
8
Divisi No
Nama
1
2
Wilayah Ketua
Wakil
3
4
5
4
Akhir Mada, S.Pd.I.
SDM dan Partisipasi Masyarakat
Fadhillah Syarief, SH.
Siabu, Bukit Malintang Nagajuang Pyb. Utara Hutabargot
5
Asrizal Lubis, S.Th.I
Perencanaan dan Data
Mas Khairani, S.S.
Kotanopan Muarasipongi Ulupungkut PSM Pakantan Tambangan
Demi kelancaran tugas dan wewenang KPU Kabupaten, dibentuk Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris. Bagan organisasi KPU dan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal masing-masing sebagaimana gambar berikut: Gambar 1 Struktur Organisasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal
9
KPU KAB. MANDAILING NA Gambar 2 Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal SEKRETARIS KPU KABUPATEN MANDAILING NATAL
Kinerja Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal mengacu pada fungsi-fungsi administrasi yang didukung dengan kemampuan manajemen serta profesionalitas personilnya sebagaimana diatur dalam Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2008. Dukungan sekretariat sangat diperlukan KPU Kabupaten Mandailing Natal dalam tugas dan wewenangnya melaksanakan program kerja organisasi yang mencakup: 1.
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya;
2.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur KPU;
3. Program penguatan kelembagaan demokrasi dan perbaikan proses politik. Kelancaran pelaksanaan program di atas tak lepas dari pengaturan lebih lanjut di tingkat Kabupaten Mandailing Natal melalui penerbitan regulasi, baik yang mengikat secara internal maupun eksternal terutama saat tahapan penyelenggaraan pemilu. Dengan berpedoman pada peraturan perundangundangan yang berlaku, KPU Kabupaten Mandailing Natal menerbitkan sejumlah keputusan. Berdasarkan jumlah produk hukum pada tahun 2015, KPU Kabupaten Mandailing Natal telah menerbitkan 36 keputusan yang terdiri dari 12 keputusan Ketua dan 25 keputusan Sekretaris KPU Kabupaten Mandailing Natal.
KPU KAB. MANDAILING NATAL
10
Di sisi lain, terlaksananya program dan kegiatan didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Jumlah SDM Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal saat ini adalah 23 (dua puluh tiga) orang dengan rincian sebagai berikut: 1. Pegawai dengan status diperbantukan (DPK), yakni PNS yang berasal dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 14 (empat belas) orang. 2. Pegawai dengan status pegawai organik, yakni PNS yang diangkat dan dimiliki KPU sebanyak 0 (nol) orang 3. Pegawai dengan status honorer sebanyak 9 (sembilan) orang.
Gambar 3 Konfigurasi SDM KPU Kabupaten Mandailing Natal
Sumber: data sekunder KPU Kabupaten Mandailing Natal per Desember 2015
Seperti tampak pada gambar di atas jumlah pegawai dengan status DPK di KPU Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 58%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa KPU Kabupaten Mandailing Natal masih bergantung sepenuhnya pada pemerintah daerah setempat dalam hal pengisian jabatan struktural Kesekretariatan.
11
Berdasarkan latar belakang pendidikannya, SDM di KPU Kabupaten Mandailing Natal dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok pendidikan seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 2 Rekapitulasi PNS KPU Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
1
2
3
1
S1
3
2
D3
1
3
SMA
10
Sumber: data sekunder KPU Kabupaten Mandailing Natal per Desember 2015
KPU KAB. Tabel 3 Rekapitulasi Tenaga Honor KPU Kabupaten Mandailing Natal MANDAILING NATAL Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
1
2
3
1
S1
3
2
D3
1
3
SMA
5
12
Berdasarkan jenis kelamin, pegawai KPU Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 4 (empat) orang perempuan dan 19 (Sembilan belas) orang laki-laki. Adapun daftar nama seluruh pegawai dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Daftar Nama Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 8 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Nama Mawardi, SE NIP. 19661202.199703.1.001 Samsul Eddy Pulungan NIP. 19670924.199603.1.002 Ali Gusti Nasution NIP. 19620723.198607.2.003 Pajaruddin,AM.Pd NIP. 19760721.200604.1.008 Muslih S.Sos NIP. 19820504.201012.1.004 M. Jalil Rambe NIP. 19800518.200811.2.001 Soleman Nasution, S.Sos NIP. 19800915.201012.1.001 Suyono NIP. 19870710.201012.1.002 Abdul Somad NIP. 19780902.201012.2.002 Muhayyar NIP. 19780617.200701.1.002 Muhammad Yamin NIP. 19850210.201012.2.005 Siti Aisah NIP. 19740311.200701.1.002 Hendri NIP. 19860822.201012.2.006 Masidah NIP. 19870914.201012.2.007 Mulyadi Arisandi Irfan Efendi Defi Andi Rina Khairani Benny Aswin Hrp, Amd Radha Juliandha Reyza Faisal Hamdan Saiful Bahri Mukmin, S.Pd.I
Jenis Kelamin Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Pr Lk Pr Lk Lk Lk Pr
Lk Pr
Lk Lk Lk
Jabatan Sekretaris Kasubbag Hukum Kasubbag Keuangan, Umum dan Logistik Kasubbag Teknis dan Hupmas Plh. Kasubbag Program dan Data Staf Subbag Teknis dan Hupmas Staf Subbag Teknis dan Hupmas Staf Subbag Teknis dan Hupmas Staf Subbag Program dan Data Staf Subbag Program dan Data Staf Subbag Keuangan, Umum dan Logistik Staf Subbag Keuangan, Umum dan Logistik Staf Subbag Hukum Staf Subbag Hukum Tenaga Honorer Tenaga Honorer Tenaga Honorer Tenaga Honorer Tenaga Honorer Tenaga Honorer Tenaga Honorer Tenaga Honorer Tenaga Honorer
Sumber: data sekunder KPU Kabupaten Mandailing Natal per Desember 2015
KAB.
13
Selain faktor SDM, kinerja suatu organisasi tentunya akan dapat berjalan maksimal apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Penataan sarana dan prasarana kerja di KPU Kabupaten Mandailing Natal saat ini masih terkendala dengan kondisi gedung dengan status pinjam pakai milik Pemkab Mandailing Natal. Pembangunan gedung kantor KPU Kabupaten Mandailing Natal belum bisa dilaksanakan karena belum adanya tanah untuk lokasi pertapakan pembangunan kantor KPU Kabupaten Mandailing Natal, selain itu
adanya
kebijakan
moratorium
pembangunan
gedung
kantor
kementerian/lembaga juga menjadi penyebab KPU Kabupaten Mandailing Natal belum maksimal untuk mengupayakan mencari tanah hibah untuk pembangunan lokasi Kantor KPU Kabupaten Mandailing Natal. Hal itu sebagaimana disampaikan dalam Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor S-84/MK.02/2014 tanggal 16 Desember 2014 perihal Penundaaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor Kementerian Negara/Lembaga. Saat ini KPU Kabupaten Mandailing Natal menempati gedung milik Pemkab Mandailing Natal yang beralamat di Jalan Merdeka No. 2 Kayu Jati Panyabungan Mandailing Natal. Selain itu juga terdapat 1 (satu) gudang logistik dengan status milik sendiri dengan tanah hibah dari Pemkab Mandailing Natal. Selain aspek-aspek di atas, dalam hal lain yakni keterbukaan informasi, KPU Kabupaten Mandailing Natal membuka akses kepada publik yang membutuhkan informasi seputar penyelenggaraan pemilu. Pengelolaan informasi di Lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal terus ditingkatkan untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas. Hal tersebut turut didukung dengan adanya pembentukan struktur Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) serta pengelolaan website KPU Kabupaten Mandailing Natal dengan alamat www.kpu-Mandailing Natalkab.go.id.
14
Melalui arah kebijakan serta sasaran strategis yang ditetapkan KPU RI, KPU Kabupaten Mandailing Natal berupaya turut serta mewujudkan visi menjadi penyelenggara pemilu yang profesional, berintegritas dan mandiri untuk terwujudnya pemilu yang berkualitas. Tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) akan sulit terwujud apabila tidak diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa (clean government). Untuk itu sejalan dengan nafas reformasi birokrasi yang telah dicanangkan pemerintah pusat, KPU Kabupaten Mandailing Natal terus meningkatkan kualitas tata kelola organisasinya, baik dalam hal akuntabilitas anggaran, penguatan kelembagaan maupun peningkatan kapasitas dan kualitas penyelenggaraan pemilu.
1.2.
POTENSI DAN PERMASALAHAN Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, yakni
terselenggaranya pemilihan umum yang berkualitas dan dapat menjamin pelaksanaan hak politik masyarakat, tidak terlepas dari beberapa aspek yang mempengaruhinya, diantaranya adalah: 1. Keberadaan penyelenggara pemilu yang professional dan memiliki integritas, kapabilitas dan akuntabilitas; 2. Adanya lingkungan yang kondusif bagi masyarakat dalam menggunakan haknya untuk berdemokrasi, termasuk dalam menentukan pilihan politiknya; dan 3. Kemampuan partai politik dalam memperkuat demokratisasi masyarakat sipil dan kecerdasan masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya. Dalam rangka mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal organisasi yang berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) sumber daya dalam organisasi, serta faktor eksternal yang berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi KPU Kabupaten Mandailing Natal, maka analisis potensi dan permasalahan ini didasarkan pada dimensidimensi organisasi yang dipandang memiliki fungsi dan peran strategis dalam lima tahun ke depan.
15
Adapun dimensi-dimensi dimaksud meliputi: Aspek Kelembagaan, Aspek Sumber Daya Manusia, Aspek Kepemimpinan, Aspek Perencanaan dan Anggaran, Aspek Bussiness Process dan Kebijakan, Aspek Dukungan Infrastruktur dan Teknologi Informasi, dan Aspek Hubungan dengan Stakeholders . 1.2.1 Potensi a. Aspek Kelembagaan Potensi kelembagaan dapat diuraikan sebagai berikut: KPU Kabupaten Mandailing Natal telah berhasil menunjukkan sifat kelembagaannya yang mandiri dan bebas intervensi dari pihak manapun. Hal ini terlihat pada penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014 dimana keputusan KPU dalam penetapan hasil rekapitulasi suara dilakukan berdasarkan prinsipprinsip profesionalitas, integritas, transparansi dan akuntabilitas. KPU Kabupaten Mandailing Natal telah mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KPU sebagai penyelenggara pemilu Indonesia. Setiap pegawai KPU telah memahami dengan jelas tugas dan fungsi organisasi sehingga setiap pegawai memiliki persepsi yang sama dalam mencapai kinerja organisasi. b. Aspek Sumber Daya Manusia Kekuatan KPU Kabupaten Mandailing Natal sebagai organisasi publik dan dapat diuraikan sebagai berikut: KPU Kabupaten Mandailing Natal memiliki sumber daya manusia dari berbagai latar belakang pendidikan dan usia, hal ini memperkuat kelembagaan KPU yang bersifat nasional. KPU Kabupaten Mandailing Natal telah berupaya melakukan pembinaan, khususnya pembinaan dalam peningkatan kompetensi pegawai melalui pemberian
izin
tugas
belajar,
diklat,
sosialisasi,
study
banding/benchmarking, dan sebagainya.
16
Organisasi dapat memberikan sanksi, baik yang bersifat administratif maupun formil (perdata) terhadap setiap pegawai yang melanggar peraturan. Pemberian sanksi ini diperkuat dengan adanya Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang bertugas untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan pengaduan atau laporan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota KPU. c. Aspek Kepemimpinan Kekuatan aspek kepemimpinan dapat diuraikan sebagai berikut: Pimpinan organisasi, yakni Ketua dan Komisioner KPU memiliki visi yang kuat untuk membawa KPU Kabupaten Mandailing Natal kearah lebih baik. Pimpinan organisasi dapat menciptakan suasana kondusif untuk terciptanya komunikasi organisasi yang efektif dan memiliki kemampuan dalam mengelola sumber daya organisasi dengan baik. Pimpinan organisasi telah memperkuat rasa saling percaya dan saling menghormati antar seluruh elemen organisasi. Pimpinan organisasi berupaya mewujudkan budaya kerja organisasi yang produktif dengan menegakkan disiplin, integritas dan komitmen untuk seluruh pegawai. Pimpinan berupaya membangun reputasi dan pengakuan publik atas eksistensi organisasi. d. Aspek Perencanaan dan Anggaran Kekuatan aspek perencanaan dan anggaran dapat diuraikan sebagai berikut: Proses perencanaan kegiatan dan anggaran dilakukan dengan melibatkan partisipasi aktif seluruh elemen organisasi. Tata kelola anggaran memenuhi asas transparansi dan akuntabilitas. Pengelolaan anggaran dilakukan dengan menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
17
e. Aspek Business Process dan kebijakan
Kekuatan aspek business process dan kebijakan dapat diuraikan sebagai berikut: KPU Kabupaten Mandailing Natal berupaya melakukan identifikasi, membuat dan mendokumentasikan mekanisme/tatalaksana kerja. KPU Kabupaten Mandailing atal telah melaksanakan SOP KPU. Perumusan kebijakan melibatkan seluruh komponen terkait baik secara internal maupun eksternal. KPU Kabupaten Mandailing Natal berupaya membangun mekanisme monitoring pelaksanaan kebijakan organisasi dengan baik.
f. Aspek Dukungan Infrastruktur dan Teknologi Informasi Potensi aspek dukungan infrastruktur dan teknologi informasi dapat diuraikan sebagai berikut: KPU Kabupaten Mandailing Natal dalam penyampaian informasi telah menggunakan teknologi informasi bahkan pada tahun 2014 KPU Kabupaten Mandailing Natal meraih penghargaan sebagai KPU Kabupaten/Kota berprestasi kategori transparansi informasi Pemilu tingkat Provinsi Sumatera Utara dan masuk nominasi KPU Kabupaten/Kota berprestasi tingkat nasional juga untuk kategori transparansi informasi Pemilu. Demikian juga pada tahun 2016 KPU Kabupaten Mandailing Natal berhasil meraih prediket sangat patuh tingkat Provinsi Sumatera Utara atas standar kepatuhan pengelolaan informasi publik. Teknologi informasi yang digunakan oleh organisasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakeholders. g. Aspek Hubungan dengan stakeholders Aspek hubungan dengan stakeholders dapat diuraikan sebagai berikut: KPU Kabupaten Mandailing Natal memiliki hubungan yang relatif baik dengan semua stakeholders. Para stakeholders relatif terbuka untuk bekerja sama mensukseskan agendaagenda KPU Kabupaten Mandailing Natal.
18
1.2.2. Permasalahan Dalam melaksanakan tugas dan fungsi menyelenggarakan pemilu KPU Kabupaten Mandailing Natal dihadapkan pada berbagai permasalahan, baik yang datang dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi. Dimensi permasalahannya pun beragam, adapun permasalahan
KPU Kabupaten
Mandailing Natal berdasarkan dimensi prosesnya dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Kelembagaan Proses internalisasi peraturan dan budaya kerja organisasi masih lemah; dan Kebijakan dalam bentuk peraturan seringkali mengalami perubahan dalam waktu yang berdekatan. 2. SDM
Seluruh PNS di KPU Kabupaten Mandailing Natal merupakan tenaga yang diperbantukan (DPK) dari Pemerintah Daerah, sehingga menimbulkan ketergantungan KPU Kabupaten Mandailing Natal kepada pemerintah daerah atas tenaga PNS terkait pengisian jabatan struktural eselon IV ke atas. Sehingga berpotensi tiba-tiba ditarik/dimutasi kembali oleh Pemerintah Daerah.
PNS di KPU Kabupaten Mandailing Natal belum memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang-bidang tugas yang dibutuhkan oleh KPU Kabupaten Mandailing Natal. Jumlah dan komposisi pegawai belum sesuai dengan tugas, fungsi dan beban kerjanya. Perbandingan antara jumlah pegawai dan beban kerjanya belum proporsional.
3. Kepemimpinan Masih adanya perbedaan persepsi antara komisioner dengan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal perihal ketatalaksanaan penyelenggaraan tugas, sehingga proses pengimplementasian kebijakan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan cepat.
19
4. Perencanaan dan Anggaran Anggaran yang tersedia belum memadai bagi pelaksanaan tugas khususnya anggaran untuk program penguatan kelembagaan demokrasi dan perbaikan proses politik. Implementasi dari perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan evaluasi kinerja belum terintegrasi dalam suatu sistem manajemen kinerja organisasi. 5. Business Process dan Kebijakan Belum efektifnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang ada. Revisi dan perbaikan terhadap kebijakan organisasi belum dilakukan secara cepat dan tepat. Inovasi dalam pengambilan kebijakan untuk mengatasi persoalanpersoalan teknis belum sepenuhnya dapat ditindaklanjuti. 6. Dukungan Infrastruktur dan IT Sarana dan prasarana kerja yang tersedia masih kurang untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Status kepemilikan bangunan gedung KPU Kabupaten Mandailing Natal masih pinjam pakai dari pemerintah daerah Kabupaten Mandailing Natal. Hal ini belum mendukung sifat kelembagaan KPU yang tetap. Disamping itu, kantor KPU setiap saat dapat dipindahkan sesuai dengan kewenangan Pemda sebagai pemilik tanah dan bangunan. 7. Hubungan dengan Stakeholders Masih adanya kecurigaan atau isu negatif yang dikembangkan sebahagian kelompok terhadap independensi personal Anggota dan Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal. Stakeholders belum sepenuhnya memahami mekanisme kerja yang dibangun oleh KPU Kabupaten Mandailing Natal.
20
Masih adanya perbedaan pemahaman diantara sesama lembaga penyelenggara pemilu (KPU dan Panwas) terkait dengan peraturan pemilu dan penerapannya. Disamping permasalahan tersebut, KPU Kabupaten Mandailing Natal juga dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam menyelenggarakan pemilu, baik pemilu nasional maupun lokal yang berdampak pada pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Adapun tantangan tersebut adalah sebagai berikut: Dinamika masyarakat yang menjadi basis pemilih pada pemilu sangat dinamis. Oleh karena itu, tuntutan akan peningkatan validitas data dan kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh KPU sangat tinggi, termasuk didalamnya adalah masalah transparansi dan akuntabilitas kinerja KPU. Peran media massa sangat besar dalam menggiring opini masyarakat. Distribusi logistik pemilu yang terkendala kondisi geografis yang berbeda-beda. Berdasarkan uraian lingkungan internal dan eksternal di atas, maka dirumuskan faktor-faktor kunci yang menjadi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang sebagaimana diringkas dalam tabel 5 berikut: Tabel 5 Ringkasan Analisis Faktor Internal dan Eksternal
FAKTOR INTERNAL Kekuatan (Strengths) 1 Mandat UU Nomor 15 Tahun 2011 tentang penyelenggara pemilu (S1)
Kelemahan (Weaknesses) 1 Beban kerja pegawai tidak proporsional (W1)
2 Komitmen pimpinan kuat (S2) 3 Reformasi Birokrasi yang telah dicanangkan (S3)
2 Disparitas kompetensi pegawai (W2) 3 Parsialitas manajemen kinerja (W3)
4 Pegawai memiliki persepsi yang sama akan tugas dan fungsi organisasi (S4)
4 Sarana dan Prasarana terbatas (W4)
5 Pengalaman penyelenggaraan pemilu (S5)
5 Pemanfaatan teknologi informasi belum optimal (W5) 6 Loyalitas pegawai rendah (W6) 7 Pagu anggaran belum memadai (W7)
21
FAKTOR EKSTERNAL Peluang (Opportunity) 1 Sasaran pokok pembangunan demokrasi Indonesia (O1)
Ancaman (Threats) 1 Peraturan perundangan tentang sistem pemilu mudah berubah (T1)
2 Animo partisipasi masyarakat dalam pemilu tinggi (O2)
2 Opini publik mudah digeser (T2) 3.Aksi demonstrasi untuk kepentingan politik tertentu mudah digerakkan (T3)
3 Hubungan baik penegakan hukum (O3) 4 Potensi pengembangan SDM (O4)
4 Gugatan hasil pemilu yang tidak berdasar pada bukti (T4)
5 Kesempatan pendidikan formal dan diklat (O5)
5 Distribusi logistik terkendala kondisi geografis (T5)
6 Kemajuan Teknologi Informasi (O6) 7 Harapan masyarakat tinggi (O7)
Berdasarkan
identifikasi
faktor
kunci
tersebut,
maka
strategi
pengembangan SWOT yang dapat ditempuh, yaitu: 1. Strategi Strength – Opportunity (S-O) : Strategi untuk memanfaatkan peluang dengan jalan mendayagunakan kekuatan yang dimiliki organisasi. a. Pendayagunaan
Penyelenggara
Pemilu
secara
optimal
untuk
terwujudnya Pemilu yang jujur, adil, transparan, akuntabel dan mandiri; b. Melakukan koordinasi dengan segenap pemangku kepentingan baik pada tahap persiapan, penyelenggaraan maupun setelah Pemilu; c. Peningkatan kualitas SDM KPU Kabupaten Mandailing Natal; 2. Strategi Weakness – Opportunity (W-O) : Strategi untuk memanfaatkan peluang eksternal yang muncul dari lingkungan dengan tujuan mengatasi kelemahan. a. Penataan tugas pegawai sesuai dengan analisis jabatan dan beban kerja; b. Melakukan koordinasi internal antar unit kerja terkait untuk meningkatkan kinerja KPU; c. Optimalisasi sistem pengawasan dan pengendalian internal organisasi; d. Pembinaan teknis pelaksanaan SOP; e. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tugas kepemiluan.
22
3. Strategi Strength – Threat (S-T) : Strategi untuk menghadapi dan mengatasi ancaman dengan jalan mendayagunakan kekuatan yang dimiliki organisasi. a. Pemantapan kerjasama dan koordinasi penyelenggaraan Pemilu dengan institusi terkait; b. Sosialisasi dan publikasi penyelenggaraan Pemilu secara optimal dan transparan; c. Peningkatan akuntabilitas kinerja kepemiluan; d. Optimalisasi pendayagunaan SDM dalam pengelolaan logistik Pemilu pada tahap perencanaan kebutuhan, pengadaan, dan pendistribusian. 4. Strategi Weakness – Threat (W-T) : Strategi untuk menghindari ancaman untuk melindungi organisasi dari kelemahan yang ada dalam organisasi. a. Penataan lembaga dan personil KPU termasuk kesekretariatan; b. Pemantapan kerjasama dan koordinasi penyelenggaraan Pemilu dengan institusi terkait; c. Optimalisasi pembinaan, pengawasan penyelenggaraan Pemilu; d. Penguatan kelembagaan pengelolaan logistik Pemilu pada tahap perencanaan kebutuhan, pengadaan, dan pendistribusian.
23
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1. VISI KOMISI PEMILIHAN UMUM Visi Komisi Pemilihan Umum adalah “Menjadi Penyelenggara Pemilihan Umum yang Mandiri, Professional, dan Berintegritas untuk Terwujudnya Pemilu yang LUBER dan JURDIL”. Pernyataan visi diatas merupakan gambaran tegas dari komitmen Komisi Pemilihan Umum untuk menyelenggarakan pemilu yang jujur, adil, transparan, akuntabel dan mandiri serta dilandasi dengan mekanisme kerja yang efektif, efisien, berpegang teguh pada etika profesi dan jabatan, berintegritas tinggi dan berwawasan nasional sehingga menjadikan Komisi Pemilihan Umum sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum yang terpercaya dan professional dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Di samping itu, Komisi Pemilihan Umum juga berkomitmen penuh untuk ikut mengambil bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya di bidang politik kepemiluan. Relevansi pernyataan visi Komisi Pemilihan Umum dengan visi Nasional dan agenda prioritas nasional yang disebut NAWA CITA, yakni pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya serta peningkatan kualitas sumber daya manusia penyelenggara pemilu. Hal ini menyiratkan pentingnya Komisi Pemilihan Umum memperkuat brand image organisasi menjadi penyelenggara pemilihah umum yang berintegritas,
professional
dan
mandiri
demi
terwujudnya
kualitas
penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia. 2.2. MISI KOMISI PEMILIHAN UMUM Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan visi serta menggambarkan tindakan yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi Komisi Pemilihan Umum
24
KPU KAB. MANDAILING (KPU), maka misi Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengalami perubahan sebagai berikut: 1. Membangun
SDM
yang
Kompeten
sebagai
upaya
menciptakan
Penyelenggara Pemilu yang Profesional; 2. Menyusun Regulasi di bidang Pemilu yang memberikan kepastian hukum, progesif, dan partisipatif; 3. Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu, khususnya untuk para pemangku kepentingan dan umumnya untuk seluruh masyarakat; 4. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih melalui sosialisasi dan pendidikan pemilih yang berkelanjutan; 5. Memperkuat Kedudukan Organisasi dalam Ketatanegaraan; 6. Meningkatkan integritas penyelenggara Pemilu dengan memberikan pemahaman secara intensif dan komprehensif khusuSnya mengenai kode etik penyelenggara Pemilu; 7. Mewujudkan penyelenggara Pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel, serta aksesable.
2.3 .TUJUAN KOMISI PEMILIHAN UMUM Dalam mewujudkan visi dan melaksanakan misi tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai oleh Komisi Pemilihan Umum adalah: 1. Terwujudnya lembaga KPU yang memiliki integritas, kompetensi, kredibilitas, dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilu; 2. Terselenggaranya Pemilu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; 3. Meningkatnya partisipasi politik masyarakat dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia; 4. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu; 5. Terselenggaranya Pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel, dan aksesabel.
25
2.4. SASARAN STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM Dalam RPJM ke-3 disebutkan bahwa sasaran pokok pembangunan yang hendak dicapai adalah meningkatnya partisipasi politik pemilihan umum dan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum 2019, penegakan hukum dan reformasi birokrasi yang ditandai dengan membaiknya indeks demokrasi Indonesia, meningkatnya indeks penegakan hukum; indeks perilaku anti korupsi; indeks persepsi korupsi; indeks integritas nasional, dan indeks reformasi birokrasi yang diikuti dengan membaiknya tingkat pengelolaan anggaran (opini laporan keuangan) dan tingkat akuntabilitas instansi pemerintah (skor atas SAKIP). Berdasarkan sasaran pokok pembangunan yang tercantum dalam RPJM ke-3 tersebut, maka sasaran-sasaran strategis Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mandailing Natal yang hendak dicapai selama lima tahun kedepan (2015 – 2019) adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemilu, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : a. Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu; b. Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu; c. Persentase pemilih disabilitas yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya; d. Persentase pemilih yang berhak memilih tetapi tidak masuk dalam daftar pemilih; e. Persentase KPPS yang telah menerima perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara tepat jumlah dan kualitas. 2. Meningkatnya Kapasitas Penyelenggara Pemilu, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : a. Persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik kesekretariatan KPU ; b. Persentase ketepatan waktu penyelesaian administrasi kepegawaian;
KPU KAB. MANDAILING NATAL 26
c. Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara Pemilu; d. Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi pencalonan Bupati dan Wakil Bupati. 3. Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : a. Persentase partisipasi pemangku kepentingan dalam penyusunan regulasi; b. Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU.
27
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional [RPJPN] 2005 – 2025 telah ditentukan tahapan dan prioritas untuk masing-masing Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional [RPJMN]. Dalam pentahapan RPJPN 2005 – 2025, RPJMN tahap ke – 3, yakni pada tahun 2015 – 2019 bertujuan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mencapai sasaran RPJMN 2015 – 2019, yakni sasaran pembangunan di bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan maka agenda pembangunan nasional yang ditempuh adalah antara lain: membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokrasi dan terpercaya dengan cara: (1) melanjutkan konsolidasi demokrasi untuk memulihkan kepercayaan publik; (2) membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan;dan (3) penyempurnaan dan peningkatan kualitas reformasi birokrasi nasional. Adapun arah kebijakan dan strategi nasional yang ditempuh untuk mencapai agenda tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan Konsolidasi Demokrasi untuk Memulihkan Kepercayaan Publik a. Meningkatkan peran kelembagaan demokrasi dan mendorong kemitraan lebih kuat antara pemerintah, swasta dan masyarakat sipil yang akan ditempuh dengan strategi: (1) Pengembangan kebijakan kepemiluan
yang
demokratis
termasuk
yang
terkait
dengan
pembiayaan kampanye pemilu dan pengawasan pemilu yang partisipatif; (2) Pengaturan yang mendorong netralitas birokrasi melalui sanksi yang lebih keras;
28
(3) Penyelenggaraan Pemilu 2019 yang aman, damai, jujur, adil dan demokratis; (4) Peningkatan kapasitas lembaga penyelenggara pemilu; (5)
Fasilitasi
peningkatan
pemberdayaan
organisasi
peran
parpol;
kemasyarakatan
(6)
Penguatan
untuk
dan
keberlanjutan
perannya dalam mendorong proses demokratisasi; (7) Penguatan koordinasi pemantapan pelaksanaan demokrasi pada lembaga pemerintah; (8) Penguatan kerja sama masyarakat politik, masyarakat sipil,Mmasyarakat ekonomi, dan media dalam mendorong proses demokratisasi; (9) Pembentukan lembaga riset kepemiluan sebagai bagian dari lembaga penyelenggara pemilu yang dapat melaksanakan fungsi
pengkajian,
pendidikan
kepemiluan
dan
pengawasan
partisipatif, dan fasilitasi dialog; b. Memperbaiki perundang-undangan bidang politik, yang ditempuh melalui strategi sebagai berikut: (1) Perubahan UU Pemilu yang dapat memberikan pembatasan pengeluaran partai bagi kepentingan pemilu; (2) Perubahan UU Parpol untuk mendorong pelembagaan partai politik dengan memperkuat sistem kaderisasi, rekrutmen, pengelolaan keuangan partai, pengaturan pembiayaan partai politik melalui APBN/APBD untuk membangun parpol sebagai piranti dasar bangunan demokrasi; (3) Pelaksanaan pengkajian yang terkait dengan sistem kepemiluan, sistem kepartaian, dan sistem presidensial. 2. Membangun Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan a. Penyempurnaan system manajemen dan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terintegrasi, kredibel, dan dapat diakses publik yang akan ditempuh melalui strategi antara lain: penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah; penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan
nasional;
dan
pemantapan
implementasi
sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) pada seluruh instansi pusat dan daerah;
29
b. Penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan yang sederhana, efisien dan transparan, dan terintegrasi yang dilaksanakan melalui strategi, antara lain: penguatan kebijakan egovernment yang mengatur kelembagaan e-government, penguatan sistem dan infrastruktur e-government yang terintegrasi; penyempurnaan/penguatan sistem pengadaan secara elektronik serta pengembangan sistem katalog elektronik; dan penguatan sistem kearsipan berbasis TIK. c. Penerapan open government merupakan upaya untuk mendukung terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka, partisipatif dan akuntabel dalam penyusunan kebijakan publik, serta pengawasan terhadap
penyeleng-garaan
negara
dan
pemerintahan.
Strategi
pelaksanaannya ditempuh antara lain: Pembentukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) pada setiap badan publik negara; peningkatan kesadaran masyarakat tentang keter-bukaan informasi publik; publikasi semua proses perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan
anggaran
ke
dalam
website
masing-masing
K/L/D;
penyediaan ruang partisipasi publik dalam menyusun dan mengawasi pelaksanaan kebijakan publik; pengembangan sistem publikasi informasi proaktif dan interaktif yang dapat diakses publik; diterbitkannya Standard Operating Procedure (SOP) layanan publik; pengelolaan Sistem dan Jaringan Informasi Kearsipan Nasional; dan penguatan lembaga pengarsipan karya-karya fotografi Indonesia. 3. Penyempurnaan dan Peningkatan Kualitas Reformasi Birokrasi Nasional
A. Restrukturisasi kelembagaan birokrasi pemerintah agar efektif, efisien, dan sinergis, yang ditempuh melalui strategi: penyempurnaan desain kelembagaan pemerintah (Kementerian, LPNK dan LNS); penataan kelembagaan internal pemerintah pusat dan daerah yang mencakup evaluasi/audit organisasi, penataan tugas, fungsi dan kewenangan, penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horizontal; dan penguatan sinergitas antar lembaga baik di pusat maupun di daerah.
30
B. Penguatan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi nasional yang ditempuh dengan strategi antara lain: penguatan kelembagaan dan tata kelola pengelolaan reformasi birokrasi nasional; penataan regulasi dan kebijakan di bidang aparatur negara; perluasan dan fasilitasi pelaksanaan RB pada instansi pemerintah daerah; dan penyempurnaan sistem evaluasi pelaksanaan RBN. C. Penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit yang dilaksanakan melalui strategi antara lain: penetapan formasi dan pengadaan CPNS dilakukan dengan sangat D. selektif sesuai prioritas kebutuhan pembangunan dan instansi; penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif, berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK); penguatan sistem dan kualitas penyelenggaran diklat; penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi didukung oleh makin efektifnya pengawasan oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN); penerapan sistem manajemen kinerja pegawai; dan penguatan sistem informasi kepegawaian nasional. E. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditempuh melalui strategi, antara lain: memastikan implementasi UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik secara konsisten; mendorong inovasi pelayanan publik; peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik; dan penguatan kapasitas dan efektivitas pengawasan pelayanan publik. 3.2 . ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KPU KAB MANDAILING NATAL Arah kebijakan dan strategi Komisi Pemilihan Umum merupakan uraian sistematis yang meliputi cara untuk mencapai tujuan dan sasaran. Secara terstruktur uraian tersebut diilustrasikan dalam sebuah peta strategi yang komprehensif. Peta strategi ini merupakan suatu proses penggambaran atas dasar hubungan sebab akibat antara satu sasaran stratejik dengan sasaran stratejik lainnya untuk menguji alur pikir suatu strategi. Peta strategi ini mempunyai tiga perspektif yaitu: perspektif peningkatan kapasitas
31
kelembagaan, perspektif pelaksanaan tugas pokok lembaga, dan perspektif pemangku kepentingan (stakeholders) . Perspektif peningkatan kapasitas kelembagaan merupakan strategi dasar Komisi Pemilihan Umum yang bersifat jangka panjang dan sebagai titik awal dari keberhasilan pencapaian visi dan misi Komisi Pemilihan Umum. Sementara itu, perspektif pelaksanaan tugas pokok lembaga merupakan perspektif pengarah strategis (strategic drivers) yang menggambarkan proses bisnis internal yang dijalankan dalam rangka menjamin pelaksanaan misi dan visi Komisi Pemilihan Umum. Sedangkan perspektif pemangku kepentingan (stakeholders) mencerminkan keinginan dan harapan stakeholders terhadap pencapaian misi dan visi Komisi Pemilihan Umum. Stakeholders eksternal yang dimaksud adalah Partai Politik, LSM, Instansi pemerintah Daerah, serta masyarakat umum. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal pada kurun waktu 2015 – 2019, akan menggunakan 3 (tiga) program dan 9 (Sembilan) kegiatan, Adapun program-program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut: 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Program ini dengan sasaran program (outcome) yang hendak dicapai adalah : terlaksananya fasilitasi pembentukan lembaga riset kepemiluan dan operasionalisasinya, terlaksanannya pemutakhiran data pemilih melalui sinergitas dan
sinkronisasi
dengan
Ducapil
Kabupaten
Mandailing
Natal,
dan
terselenggaranya pembinaan SDM, pelayanan dan administrasi kepegawaian di lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal. Dengan indikator kinerja programnya adalah : persentase Pemutakhiran Data Pemilih melalui sinergitas dan sinkronisasi dengan Disdukcapil di Kabupaten Mandailing
Natal;
persentase
kesekretariatan KPU; serta
terpenuhinya
persentase
jumlah
ketepatan
pegawai
organik
waktu penyelesaian
pelayanan administrasi kepegawaian.
32
Arah kebijakan program ini adalah : a. Menjabarkan dan melaksanakan dokumen perencanaan dan penganggaran, koordinasi antar lembaga, data dan informasi serta monitoring dan evaluasi; b. Menyelenggarakan
pengelolaan
data,
dokumentasi,
pengadaan,
pendistribusian, ineventarisasi sarana dan prasarana serta terpenuhinya logistik keperluan Pemilu; c. Menyelenggarakan dukungan operasional dan pemeliharaan perkantoran sehari-hari untuk KPU Kabupaten Mandailing Natal; d. Menyelenggarakan
pembinaan
SDM,
pelayanan
dan
administrasi
kepegawaian di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal; e. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan administrasi keuangan di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal; f. Menindaklanjuti hasil pemeriksanaan yang transparan dan akuntabel. Adapun kegiatan dan indikator kinerja kegiatannya dapat diuraikan pada tabel berikut : Tabel 6 Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
1
2
3
Pelaksanaan Akuntabilitas Pengelolaan Administrasi Keuangan di Lingkungan Setjen KPU
Terlaksananya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
Jumlah laporan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
Tersusunnya laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran (LPPA)
Jumlah laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran (LPPA) yang disampaikan dengan tepat waktu dan valid Persentase Pembayaran Gaji dan Tunjangan dengan tepat waktu
Terlaksananya pembayaran honorarium, uang kehormatan, gaji dan tunjangan PNS KPU dengan tepat waktu
33
G NATAL PROGRAM/KEGIATAN 1
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran (KPU)
2
3
Tingkat ketepatan proses pelaksanaan pergantian antar waktu (PAW) Anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal
Pergantian antar waktu anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal
Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran
Persentase kebutuhan sarana dan prasarana administrasi penunjang kinerja pegawai yang dipenuhi Jumlah dokumen penatausahaan BMN
Meningkatnya akuntabilitas penatausahaan Barang Milik Negara KPU Nasional Terwujudnya pengelolaan persediaan (stock opname)
Jumlah laporan hasil pelaksanaan stock opname
Meningkatnya tertib administrasi laporan BMN
Persentase ketepatan dan tertib administrasi review laporan BMN Jumlah laporan hasil penataan, pendataan dan penilaian arsip
Meningkatnya akuntabilitas penataan, pendataan dan penilaian arsip Pemeriksaan di Lingkungan Setjen KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
Tersusunnya laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan BPK, BPKP, dan APIP KPU Tersusunnya laporan hasil evaluasi LAKIP
Persentase penyelesaian rekomendasi BPK, BPKP, dan APIP KPU yang ditindaklanjuti Penilaian laporan akuntabilitas kinerja KPU Kabupaten Mandailing Natal
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU Program dengan sasaran program (outcome) yang hendak dicapai adalah meningkatnya dukungan sarana dan prasarana Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota. Adapun indikator kinerja programnya, yaitu : persentase dukungan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan kerja pegawai yang berfungsi dengan baik, arah kebijakan program ini adalah menyediakan dukungan sarana dan prasarana Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/kota.
34
Rincian kegiatan dan indikator kinerja tersebut dapat ditampilkan pada tabel 1.7 sebagai berikut: Tabel 7 Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU
Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan
2
3
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan gedung/bangunan KPU Nasional
Tersedianya gedung dan gudang KPU di daerah
1 Penyelenggaraan Dukungan Sarana dan Prasarana
3. Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik Program ini dengan sasaran program (outcome) yang hendak dicapai adalah
:
tersusunnya
keputusan
KPU
Kabupaten
Mandailing
Natal,
pendokumentasian informasi hukum, advokasi hukum, dan penyuluhannya, dan terfasilitasinya penyelenggaraan tahapan pemilu. Adapun indikator kinerja programnya adalah : persentase ketepatan waktu harmonisasi dan penyusunan Keputusan KPU Kabupaten Mandailing Natal sesuai dengan kerangka regulasi; persentase ketepatan waktu harmonisasi dan penyusunan keputusan KPU Kabupaten Mandailing Natal sesuai dengan SOP; serta persentase penyediaan dan penyajian dokumentasi dan informasi hukum. Arah kebijakan program ini mencakup : a. Menyiapkan penyusunan rancangan keputusan KPU Kabupaten Mandailing Natal
pendokumentasian
informasi
hukum,
advokasi
hukum,
dan
penyuluhannya; b. Memfasiltasi penyelenggaraan tahapan pemilu. c. Mensosialisasikan produk hukum KPU Kabupaten Mandailing Natal untuk diketahui pemangku kepentingan.
35
Rincian kegiatan dan indikator kinerja tersebut dapat ditampilkan pada tabel 1.8 sebagai berikut: Tabel 8 Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
1
2
Penyiapan Penyusunan Rancangan Keputusan KPU Kabupaten, Advokasi Penyelesaian Sengketa dan Penyuluhan Peraturan PerundangUndangan yang Berkaitan Dengan Penyelenggaraan Pemilu
Meningkatnya Kualitas rancangan Keputusan KPU
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN 3
Persentase keputusan KPU Kabupaten yang sesuai format peraturan perundangundangan
yang sesuai dengan ketentuan pembentukan peraturan perundang-undangan Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum dan penyelesaian sengketa hukum
Meningkatnya pelayanan dan kapasitas penyelenggaraan pemilihan umum
Meningkatnya kualitas pelayanan, pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum
Persentase kegiatan mengikuti penyuluhan peraturan KPU Persentase penyelesaian sengketa hukum yang dimenangkan Persentase penyiapan bahan kajian/ dukungan untuk pertimbangan/ opini hukum dan penyelesaian dengan tepat waktu Terlaksananya pengelolaan dokumen produk hukum Persentase pemangku kepentingan yang menerima bimbingan/pelayanan penyusunan laporan dana kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Persentase ketepatan waktu penyiapan bahan pelayanan pelaporan dana kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Terlaksananya penyediaan dan penyajian dokumentasi dan informasi hukum yang mutakhir Terlaksananya dukungan ketatausahaan yang handal (cepat, tepat, akurat)
36
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
1
2
3
Pedoman, Petunjuk Teknis dan Bimbingan Teknis/Supervisi/Publikasi/ Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu dan Pendidikan Pemilih
Meningkatnya kualitas dukungan teknis dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
KPU Kab yang mengikuti kegiatan bintek pemilukada Tingkat ketepatan proses PAW anggota DPRD Kabupaten/Kota dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari kerja Persentase terlaksananya PPID dan informasi publik Jumlah penataan daerah pemilihan pasca Pemilu 2014 Jumlah kegiatan pendidikan pemilih Persentase penyampaian informasi dan publikasi serta sosialisasi pada Pemilu dan Pemilukada
3.3 . KERANGKA REGULASI Salah satu misi KPU adalah menyusun regulasi yang memberikan kepastian hukum, progresif dan partisipatif. Adapun regulasi yang diterbitkan di Lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal merupakan penjabaran teknis dari regulasi yang berada di tingkat atasnya. Produk hukum yang diperlukan dalam periode 2015-2019 dapat dibagi menjadi dua kategori yakni: 1. Keputusan terkait tahapan pemilu; dan 2. Keputusan terkait non tahapan pemilu. Masing-masing dari kategori regulasi tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam paparan sebagai berikut: 1. Keputusan terkait tahapan pemilu a. Pemilu nasional (pemilu legislatif dan pemilu presiden) 1)
Pembentukan Badan Penyelenggara Pileg dan Pilpres;
2)
Kelompok kerja kegiatan tahapan Pileg dan Pilpres;
3)
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pileg dan Pilpres Se Kabupaten Mandailing Natal;
37
4)
Jadwal dan zona kampanye Pileg dan Pilpres Tingkat Kabupaten Mandailing Natal;
5)
Penetapan Daftar Calon Sementara dan Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal;
6)
Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pileg dan Pilpres.
b. Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) 1)
Kelompok kerja kegiatan tahapan Pilgub;
2)
Pembentukan Badan Penyelenggara Pilgub;
3)
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pilgub Se Kabupaten Mandailing Natal;
4)
Jadwal dan zona kampanye Pilgub Tingkat Kabupaten Mandailing Natal;
5)
Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pilgub.
c. Pemilu Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) 1)
Pedoman Teknis Tata Kerja KPU Kabupaten Mandailing Natal, PPK, PPS dan KPPS dalam Pilbup;
2)
Pedoman Teknis Norma, Standar, Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pilbup;
3)
Pedoman Teknis Tahapan, Program dan Jadwal Pilbup;
4)
Pedoman Teknis Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pilbup;
5)
Pedoman Teknis Pemantauan dan Tata Cara Pemantauan Pilbup;
6)
Pedoman Teknis Pelaksanaan Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pilbup;
7)
Pembentukan Badan Penyelenggara Pilbub;
8)
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kampanye Pilbup;
9)
Pedoman Teknis Dana Kampanye Pilbup;
10) Pedoman Teknis Pencalonan Pilbup; 11) Pedoman Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilbup; 12) Pedoman Teknis Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pilbup; 13) Kelompok kerja kegiatan tahapan Pilbup;
38
14) Pembentukan Badan Penyelenggara Pilbup; 15) Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pilbup Se Kabupaten Mandailing Natal; 16) Jadwal dan zona kampanye Pilbup Tingkat Kabupaten Mandailing Natal; 17) Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pilbup. 2. Keputusan terkait non tahapan pemilu Produk hukum yang termasuk dalam regulasi non tahapan pemilu yakni keputusan-keputusan yang terkait dengan dukungan kesekretariatan di Lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal, yaitu: a. Keputusan
tentang
pengangkatan
penanggung
jawab
pengelola
keuangan, pengadaan barang dan jasa, penerima hasil pekerjaan dan Sistem Akuntansi Instansi; b. Keputusan
tentang
pelaksanaan
kegiatan
dan
anggaran
(tim
pelaksana/kelompok kerja); c. Keputusan tentang pengelolaan barang milik negara; d. Keputusan tentang pengangkatan tenaga kontrak. Kerangka regulasi sebagai bagian dari rencana strategis 5 tahun ke depan (2015-2019) mempunyai target penyelesaian sebagaimana terdapat dalam matrik (terlampir). 3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN Selaras dengan agenda KPU RI, KPU Kabupaten Mandailing Natal juga mempersiapkan kerangka kelembagaan sehingga kualitas penyelenggaraan pemilu untuk lima tahun ke depan dapat lebih ditingkatkan. Kerangka kelembagaan tersebut meliputi organisasi KPU Kabupaten Mandailing Natal itu sendiri, hubungan antar lembaga penyelenggara pemilu di tingkat Kabupaten dan badan ad hoc, serta sumber daya manusia di lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka penguatan kelembagaan KPU Kabupaten Mandailing Natal yakni :
39
a. Penguatan koordinasi kerja antar lembaga penyelenggara pemilu baik di tingkat pusat provinsi maupun badan ad hoc serta Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Mandailing Natal; b. Penataan tugas, fungsi dan kewenangan setiap sub bagian di lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal; c.
Penyempurnaan hubungan tata kerja inter maupun antar sub bagian dan lembaga agar tercipta tata laksana organisasi yang lebih transparan, sinergis, harmonis, efektif dan efisien;
d. Peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur KPU yang professional, berintegritas dan berkinerja sehingga dapat melaksanakan visi dan misi organisasi KPU dengan baik; e. Penguatan fungsi pendidikan dan pelatihan bagi pemilih sebagai upaya meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk berdemokrasi secara berkualitas; f.
Pemutakhiran data pemilih melalui koordinasi dan kerjasama yang efektif dengan stakeholders dan/atau pihak ketiga; dan
g.
Penguatan kerjasama dengan Lembaga pemerintah dan non pemerintah. Dalam kaitannya dengan lembaga di luar KPU, hal-hal yang dipersiapkan
KPU Kabupaten Mandailing Natal untuk peningkatan kualitas penyelenggaran pemilu adalah dengan cara membangun kerjasama yang baik dengan lembaga yang terkait baik langsung maupun langsung dalam setiap tahapan pemilu. Lembaga tersebut di antaranya sebagai berikut: a.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk dukungan akurasi data pemilih
b. Lembaga perbankan untuk penyediaan dan pemanfaatan layanan jasa perbankan; c.
Dishubkominfo Kabupaten Mandailing Natal untuk Pemasangan alat peraga kampanye;
d. Pengadilan Negeri Kabupaten Mandailing Natal untuk Kerjasama pembuatan surat keterangan tidak pernah dipidana untuk penyelenggara di tingkat kecamatan dan desa;
40
e. TNI/POLRI di tingkat Kabupaten untuk pengamanan pemilu f.
Dinas Kesehatan untuk kerjasama pembuatan surat keterangan sehat syarat penyelenggara ad-hoc di tingkat kecamatan dan desa;
g.
Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal terkait sosialisasi kepada pemilih pemula;
h. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kab Mandailing Natal untuk kerjasama pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani paslon Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal; i.
RSUD Kabupaten Mandailing Natal untuk mensukseskan pemilu.
j.
Media massa untuk sosialisasi dan penyebaran informasi pemilu.
k.
Kantor Kementerian Agama Kabupaten untuk sosialisasi bagi masyarakat pemilih.
l.
Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat untuk sosialisasi pemilu
m. Lembaga Pemasyarakatan untuk sosialisasi pemilu terhadap warga binaan
41
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. TARGET KINERJA Target kinerja merupakan ukuran satuan yang akan dicapai oleh organisasi dari setiap indikator kinerja sasaran yang ada. Adapun target kinerja Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal dalam kurun waktu 2015 – 2019 disajikan pada tabel berikut: Tabel 9 Target Kinerja 2015-2019 NO
PROGRAM/ KEGIATAN
A 1
2
SASARAN KEGIATAN
TARGET KINERJA
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2015
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KPU Pelaksanaan Terlaksananya Jumlah laporan Akuntabilitas sistem akuntansi sistem akuntansi dan 1 Laporan Pengelolaan dan pelaporan pelaporan keuangan Administrasi keuangan Tersusunnya Jumlah laporan Keuangan di Lingkungan Setjen laporan pertanggungjawaban pertanggungjawab penggunaan KPU an penggunaan anggaran (LPPA) 1 Laporan anggaran (LPPA) yang disampaikan dengan tepat waktu dan valid Terlaksananya Persentase pembayaran Pembayaran Gaji dan honorarium, uang Tunjangan dengan kehormatan, gaji tepat waktu 100% dan tunjangan PNS KPU dengan tepat waktu Pengelolaan Data, Dokumentasi, Pengadaan, Pendistribusian, dan Inventarisasi Sarana dan Pra Sarana Pemilu
Terlaksananya pembinaan koordinasi tingkat satker dalam mengelola logistik pemilu Tersusunnya standar logistik Pemilu Terlaksananya pengendalian dan pengaturan administrasi pengelolaan logistik Tersedianya data kebutuhan logistik Pemilu yang akurat
Jumlah dokumen evaluasi yang dibuat dengan tepat waktu Persentase Pemeliharaan dan Inventarisasi Logistik Pemilu sesuai SOP Persentase penyusunan standar logistik pemilu Persentase penyusunan administrasi pegelolaan logistik
Persentase jumlah, jenis, alokasi dan peruntukan logistik Pemilu yang tepat
70%
2016
2017
2018
2019
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
100%
100%
100%
100%
1 Dokumen
1 Dokumen
1 Dokumen
1 Dokumen
80%
90%
0%
0%
80%
95%
0%
0%
80%
95%
0%
0%
90%
100%
100%
42
K P U NO 3
4
PROGRAM/
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Pelaksanaan Manajemen Perencanaan dan Data
Pembinaan Sumber Daya Manusia, Pelayanan dan Administrasi Kepegawaian
Tersedianya dokumen perencanaan dan penganggaran, koordinasi antar lembaga, data dan informasi serta hasil monitoring dan evaluasi
Jumlah Dokumen Renja K/L dan RKAK/L yang ditetapkan dengan tepat waktu
Terwujudnya sistem administrasi penyelenggaraan pemilu yang tertib, efektif, dan efisien Tersedianya data, informasi dan sarana dan prasarana teknologi informasi Tersusunnya rencana penerapan egovernment yang konkrit dan terukur Tingkat ketepatan tertib administrasi dan pengelolaan SDM
Jumlah laporan monitoring dan evaluasi yang akuntabel dan tepat waktu
Terlaksananya diklat teknis dan diklat struktural Tingkat ketepatan proses pelaksanaan pergantian antar waktu (PAW) Anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal 5
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran (KPU)
Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran
Meningkatnya akuntabilitas penatausahaan Barang Milik Negara KPU Nasional Terwujudnya pengelolaan persediaan (stock opname)
TARGET KINERJA
2015
2016
2017
2018
2019
1 Dokumen
1 Dokumen
1 Dokumen
1 Dokumen
1 Dokumen
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
100%
100%
100%
100%
1 Aplikasi
1 Aplikasi
3 Aplikasi
3 Aplikasi
90%
90%
90%
90%
90%
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
Persentase pemutakhiran data pemilih di tingkat kelurahan
Jumlah sistem aplikasi yang digunakan dalam penyelenggaraan Pemilu Persentase Penataan organisasi, pembinaan dan pengelolaan administrasi SDM Jumlah orang yang mengikuti diklat
Pergantian antar waktu anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal 85%
Persentase kebutuhan sarana dan prasarana administrasi penunjang kinerja pegawai yang dipenuhi Jumlah dokumen penatausahaan BMN
Jumlah laporan hasil pelaksanaan stock opname
90%
85%
85%
85%
85%
3 Dokumen
3 Dokumen
3 Dokumen
3 Dokumen
3 Dokumen
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
43
NO
PROGRAM/ KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
Meningkatnya tertib administrasi laporan BMN Meningkatnya akuntabilitas penataan, pendataan dan penilaian arsip 6
Pemeriksaan di Lingkungan Setjen KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota
Tersusunnya laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan BPK, BPKP, dan APIP KPU Tersusunnya laporan hasil evaluasi LAKIP
TARGET KINERJA
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Persentase ketepatan dan tertib administrasi review laporan BMN Jumlah laporan hasil penataan, pendataan dan penilaian arsip
Persentase penyelesaian rekomendasi BPK, BPKP, dan APIP KPU yang ditindaklanjuti Penilaian laporan akuntabilitas kinerja KPU Kabupaten Mandailing Natal
2015
2016
2017
2018
2019
100%
100%
100%
100%
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
1 Laporan
80%
82%
85%
87%
90%
CC
CC
CC
CC
CC
100%
100%
100%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
90%
91%
91%
91%
B 1
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU Penyelenggaraan Meningkatnya Tersedianya gedung Dukungan Sarana pemenuhan dan gudang KPU di dan Prasarana kebutuhan daerah gedung/bangunan KPU Nasional
C 1
Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik Penyiapan Meningkatnya Persentase Penyusunan kualitas keputusan KPU Rancangan rancangan Kabupaten yang Peraturan Kpu, Peraturan sesuai format Advokasi, KPU dan peraturan Penyelesaian Keputusan perundangSengketa dan KPU yang sesuai undangan Penyuluhan dengan ketentuan Peraturan pembentukan Perundangperaturan Undangan yang perundangBerkaitan Dengan undangan Meningkatnya Persentase kegiatan Penyelenggaraan kualitas mengikuti Pemilu pertimbangan/ penyuluhan opini hukum dan peraturan KPU Persentase penyelesaian penyelesaian sengketa hukum sengketa hukum yang dimenangkan Persentase penyiapan bahan kajian/ dukungan untuk pertimbangan/ opini hukum dan penyelesaian dengan tepat waktu Meningkatnya Terlaksananya pelayanan dan pengelolaan 90% kapasitas dokumen produk penyelenggaraan hukum pemilihan umum
44
NO
PROGRAM/
SASARAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Meningkatnya kualitas pelayanan, pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum
2
Pedoman, Petunjuk Teknis dan
Meningkatnya kualitas dukungan
Bimbingan Teknis/Supervisi/Pu blikasi/Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu dan Pendidikan Pemilih
teknis dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
TARGET KINERJA
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Persentase pemangku kepentingan yang menerima bimbingan/pelayana n penyusunan laporan dana kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Persentase ketepatan waktu penyiapan bahan pelayanan pelaporan dana kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Terlaksananya penyediaan dan penyajian dokumentasi dan informasi hukum yang mutakhir Terlaksananya dukungan ketatausahaan yang handal (cepat, tepat, akurat) KPU Kab yang mengikuti kegiatan
2015
2018
2019
89%
90%
89%
90%
90%
91%
91%
91%
90%
90%
91%
91%
91%
1 Aparatur Pemilukad a
1 Aparatur Pemiluka d a
1 Aparatur Pemiluka d a
1 Aparatur Pemiluka d a
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
80%
80%
80%
80%
Tingkat ketepatan proses PAW anggota DPRD Kabupaten/Kota dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari kerja Persentase terlaksananya PPID dan informasi publik Jumlah penataan daerah pemilihan pasca Pemilu 2014 Jumlah kegiatan
Persentase penyampaian informasi dan publikasi serta sosialisasi pada Pemilu dan Pemilukada
2017
90%
bintek pemilukada
pendidikan pemilih
2016
6
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
75%
80%
80%
80%
80%
45
4.2. KERANGKA PENDANAAN Target pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal dalam kurun waktu lima tahun ke depan, yaitu : 1. Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya KPU sebesar Rp. 12.771.914.2. Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik sebesar Rp. 36.331.788.Adapun rincian per program setiap tahunnya disajikan pada tabel berikut : Tabel 10 Kerangka Pendanaan Program KPU Kab Mandailing Natal Selama 5 Tahun (2015-2019)
Program/ Kegiatan 076.01.01
076.01.06
Sasaran Program (Outcome)/ Sasaran Kegiatan (Output) /Indikator Kinerja Sasaran Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KPU Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik TOTAL
Alokasi (dalam ribuan rupiah) Jumlah
2015
2016
2017
2018
2019
1.388.817
2.452.725
2.697.998
2.967.797
3.264.577
12.771.914
25.392.566
2.357.083
2.592.791
2.852.070
3.137.277
36.331.788
26.781.383
4.809.808
5.290.789
5.819.868
6.401.854
49.103.702
46
BAB V PENUTUP Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal tahun 2015 - 2019 adalah dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan dan merupakan panduan bagi KPU Kabupaten Mandailing Natal dalam menentukan rencana strategik dan rencana kinerjanya sehingga konsisten dengan sasaran prioritas pembangunan dan pemerintahan. Rencana strategis ini berisi tentang visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang meliputi kebijakan dan program untuk kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Dalam rangka memberikan kerangka kerja dan kinerja yang akan diwujudkan selama kurun waktu tersebut dokumen Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal tahun 2015 - 2019 ini dilampiri pula dengan matrik kinerja dan pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal serta matrik kerangka regulasi. Rencana strategis Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal tahun 2015 - 2019 merupakan komitmen KPU Kabupaten Mandailing Natal untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang diemban dan meningkatkan kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan. Rencana strategis ini tidak akan berarti apapun, apabila tidak dijadikan acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang berorientasi pada kinerja. Oleh karena itu, dokumen Rencana strategis ini harus ditindaklanjuti dengan penyusunan Penetapan Kinerja sehingga implementasi dari target kinerja yang telah ditetapkan akan lebih mudah direalisasikan. Demikian dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015-2019 ini disusun, semoga Rencana Strategis Komisi Pemilihan umum Kabupaten Mandailing Natal untuk 5 (lima) tahun mendatang dapat terwujud. Panyabungan, 29 Agustus 2016 Ketua
AGUS SALAM
47
Rincian Anggaran Untuk Setiap Kegiatan Periode 2015-2019 Tabel 4.3 Kerangka Pendanaan Kegiatan KPU Mandailing Natal Selama 5 Tahun (2015-2019)
Program Kegiatan
076.01.01
Sasaran Program/ Sasaran Kegiatan
Alokasi (dalam ribuan rupiah) 2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
1.388.817
2.452.725
2.697.998
2.967.797
3.264.577
12.771.914
779.314
1.892.512
2.081.763
2.289.940
2.518.933
9.562.462
9.985
11.561
12.717
13.989
15.388
63.640
82.272
61.814
67.995
74.795
82.274
369.151
28.190
1.960
2.156
2.372
2.609
37.286
487.576
477.442
525.186
577.705
635.475
2.703.384
1.480
7.436
8.180
8.998
9.897
35.990
Dasaran Program Dukungan Manajeman dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya KPU
3355
Pelaksanaan Akuntabilitas Pengelolaan Admi nistrasi Keuangan di Lingkungan Setjen KPU
3356
Pengelolaan Data Dokumentasi, Peng adaan, Pendistribusian dan Inven tarisasi Sarana dan Prasarana Pemilu
3357
Pelaksanaan Manajeman Perencanaan dan Data
3358
Pembinaan Sumber Daya Manusia, Pelayanan dan Administrasi Kepegawaian
3360
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran (KPU)
3361
Pemeriksaan di Lingkungan Setjen KPU, Sekretariat KPU Provinsi. Dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota
Program
Sasaran
Kegiatan
Program/ Sasaran
Alokasi (dalam ribuan rupiah)
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
Kegiatan 076.01.06
Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan
25.392.566
24.022
26.424
29.067
31.973
25.504.052
3.560
11.660
12.826
14.109
15.519
57.674
25.389.006
12.362
13.598
14.958
16.454
25.446.378
53.562.766
4.953.494
5.448.843
5.993.728
6.593.101
76.551.932
Perbaikan Proses Politik 3363 Penyiapan Penyusunan Rancangan Peratur anb Kpu, Advokasi, Penyelesaian Seng keta dan Penyuluhan Peraturan PerundangUndangan yang Berkaitan Dengan Penyelenggaraan Pemilu 3364 Pedoman, Ptunjuk Teknis dan Bimbingan Teknis/ Supervisi/Publikkasi/Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu dan Pendidikan Pemilih TOTAL Program
Sasaran
Kegiatan
Program/ Sasaran
Alokasi (dalam ribuan rupiah) 2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
Kegiatan 076.01.01
Sasaran Program Dukungan Manajemen
1.388.817
2.452.725
2.697.998
2.967.797
3.264.577
12.771.914
779.314
1.892.512
2.081.763
2.289.940
2.518.933
9.562.462
dan Pelaksanaan Tugas KPU Kegiatan 3355: Pelaksanaan Akuntabilitas Pengelolaan Administrasi Keuangan di Lingkungan Setjen KPU
Sasaran Kegiatan (output) 1 : Terlaksananya
30.815
23.692
26.061
28.667
31.534
140.770
14.271
18.485
20.334
22.367
24.604
100.060
sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Sasaran Kegiatan (output) 2 Tersusunnya Laporan Pertanggungjawban Penggunaan Anggaran (LPPA) Program
Sasaran
Kegiatan
Program/ Sasaran
Alokasi (dalam ribuan rupiah) 2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
Kegiatan Sasaran Kegiatan (output) 3 : Terlaksananya Pembayaran
734.228
1.850.335
2.035.369
2.238.905
2.462.796
9.321.633
9.985
11.561
12.717
13.989
15.388
63.640
10.984
12.082
13.290
46.340
880
968
1.065
3.713
Honorarium Uang Kehormatan Gaji/Tunjangan PNS KPU dengan Tepat Waktu Kegiatan 3356 : Pengelolaan, Data Dokumentasi, Pengadaan, Pendistribusian, dan Inven tarisasi Sarana dan Prasarana Pemilu Sasaran Kegiatan (output) 1 : Terlaksananya Pembinaa Koor
9.985
-
dinasi Tingkat Satker dalam mengelola Logistik Pemilu Sasaran Kegiatan (output) 2 : Tersusunnya Standar Logistik Pemilu Sasaran Kegiatan (output) 3 : Terlaksananya Pengendalian dan
800
Pengaturan Administrasi Pengelolaan Logistik
300
330
363
399
1.392
10.461
11.507
12.658
13.924
48.550
82.272
61.814
67.995
74.795
82.274
369.151
25.536
30.089
33.098
36.408
40.048
165.179
Sasaran Kegiatan (output) 4 : Tersedianya Data kebutuhan Logistik Pemilu yang Akurat Kegiatan 3357: Tersedianya Data Kebutuhan Logistik Pemilu yang akurat Sasaran Kegiatan (output) 1: Tersedianya Dokumen perencanaan dan penganggaran, Koordinasi antar lembaga, data dan Informasi serta hasil Monitoring dan evaluasi
Program
Sasaran
Kegiatan
Program/ Sasaran
Alokasi (dalam ribuan rupiah) 2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
Kegiatan Sasaran Kegiatan (output) 2: Terwujudnya sistem administrasi
2.200
2.420
2.662
2.928
10.210
49.956
20.605
22.666
24.932
27.425
145.584
6.780
2.490
2.739
3.013
3.314
18.336
penyelenggaraan Pemilu yang tertib, efektif dan efisien Sasaran Kegiatan (output) 3: Tersedianya Data, Informasi dan Sarana dan Parasarana Teknologi Informasi Sasaran Kegiatan (output) 4: Tersusunnya Rencana Penerapan e-goverment yang konkrit dan Terukur
Kegiatan 3358: Pembinaan Sumber Daya Manusia, Pe-
28.190
1.960
2.156
2.372
2.609
37.286
2.240
1.960
2.156
2.372
2.609
11.336
25.950
800
880
968
1.065
29.663
487.576
477.442
525.186
577.705
635.475
2.703.384
457.290
451.350
496.485
546.134
600.747
2.552.005
16.032
14.412
15.853
17.439
19.182
82.918
layanan dan Administrasi Kepegawaian Sasaran Kegiatan (output) 1: Tingkat ketepatan Tertib Administrasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Sasaran Kegiatan (output) 2: Terlaksananya Diklat Teknis dan DiklatStruktural Kegiatan 3360: Penyelenggara an Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran (KPU) Sasaran Kegiatan (output) 1: Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran Sasaran Kegiatan (output) 2: Meningkatnya Akuntabilitas penatausahaan Barang Milik Negara KPU Nasional Program
Sasaran
Kegiatan
Program/ Sasaran
Alokasi (dalam ribuan rupiah) 2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
Kegiatan Sasaran Kegiatan (output) 3: Terwujudnya pengelolaan
1.950
1.535
1.689
1.857
2.043
9.074
2.550
2.805
3.086
3.394
3.733
15.568
persediaan (Stock Opname ) Sasaran Kegiatan (output) 4: Meningkatnya tertib administrasi laporan BMN
Sasaran Kegiatan (output) 5: Meningkatnya
9.754
10.136
11.150
12.265
13.491
56.795
1.480
7.436
8.180
8.998
9.897
35.990
3.156
3.472
3.819
4.201
14.647
1.480
4.280
4.708
5.179
5.697
21.343
2.447.671
2.692.438
2.961.682
3.257.850
3.583.635
14.943.276
25.392.566
24.022
26.424
29.067
31.973
25.504.052
3.560
11.660
12.826
14.109
15.519
57.674
tertib administrasi laporan BMN Kegiatan 3361: Pemeriksaan di Lingkungan Setjen KPU Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabaupaten/Kota Sasaran Kegiatan (output) 1: Tersusunnya laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan BPK, BPKP, dan APIP KPU Sasaran Kegiatan (output) 2: Tersusunnya laporan hasil evaluasi LAKIP 076.01.02
Sasaran Program Kegiatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU
076.01.06
Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik
Kegiatan 3363: Penyiapan Penyusunan Rancangan Peraturan KPU, Advokasi Penyelesaian Sengketa dan Penyuluhan Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Penyelenggaraan Pemilu
Program
Sasaran
Kegiatan
Program/ Sasaran
Alokasi (dalam ribuan rupiah) 2015
2016
2017
2018
2019
-
-
-
-
-
Jumlah
Kegiatan Sasaran Kegiatan (output) 1: Meningkatnya kualitas rancangan Peraturan KPU dan Keputusan KPU
-
yang sesuai dengan ketentuan pembentukan peraturan PerundangUndangan Sasaran Kegiatan (output) 2: Meningkatnya kualitas per-
1.740
5.220
5.742
6.316
6.948
25.966
1.080
3.220
3.542
3.896
4.286
16.024
740
3.220
3.542
3.896
4.286
15.684
25.389.006
12.362
13.598
14.958
16.454
25.446.378
25.321.452
200
220
242
266
25.322.380
timbangan/opini hukum dan penyelesaian sengketa hukum Sasaran Kegiatan (output) 3: Meningkatnya pelayanan dan kapasitas penyelenggaraan Pemilihan Umum Sasaran Kegiatan (output) 4: Meningkatnya kualitas pelayanan, pengelolaan Dokumentasi dan informasi hukum Kegiatan 3364: Pedoman, Petunjuk Teknis dan Bimbingan Teknis/Supervisi/Publikasi/ Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu dan Pendidikan Pemilih Sasaran Kegiatan (output) 1: Terlaksananya Pemilukada di Kabupaten Mandailing Natal
Sasaran Kegiatan (output) 2: Tingkat ketepatan proses pelaksanaan
13.170
2.750
3.025
3.328
3.660
25.933
pergantian antar waktu (PAW) Anggota KPU Mandailing Natal Program
Sasaran
Kegiatan
Program/ Sasaran
Alokasi (dalam ribuan rupiah) 2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
Kegiatan Sasaran Kegiatan (output) 3: Terlaksnananya
14.084
15.492
17.042
18.746
20.620
85.984
-
7.312
8.043
8.848
9.732
33.935
26.650
29.315
32.247
35.471
39.018
162.701
13.650
2.100
2.310
2.541
2.795
23.396
82.791.820
12.617.378
11.165.449
12.281.994
13.510.194
129.889.881
Bimtek Penyelenggaraan Pemilukada Sasaran Kegiatan (output) 4: Meningkatnya kualitas dukungan teknis dalam Pemilu legislatif Pilpres, dan Pilkada Sasaran Kegiatan (output) 5: Terbentunya riset Partisipasi pemilih dalam Pemilu sebelumnya Sasaran Kegiatan (output) 6: Tersedianya informasi dan publikasi tentang sosialisasi Pemilu dan Pemilukada JUMLAH
Lampiran I : Matrik Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Program/K egiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator Kinerja
Target
Alokasi (dalam ribuan rupiah)
2015
2016
2017
2018
2019
-
-
70%
70%
70%
Indikator Kinerja 1.2 Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam pemilu Indikator Kinerja 1.3 Persentase pemilih disabilitas yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya Indikator Kinerja 1.4 Persentase pemilih yang berhak memilih tetapi tidak masuk dalam daftar pemilih Indikator Kinerja 1.5 Persentase KPPS yang telah menerima perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara tepat jumlah dan kualitas Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Kapasitas Penyelenggara Pemilu
-
-
70%
70%
70%
-
-
75%
75%
75%
-
-
0,2%
0,2%
0,2%
-
-
100%
100%
100%
Indikator Kinerja 2.1 Persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik kesekretariatan KPU Indikator Kinerja 2.2 Persentase ketepatan waktu penyelesaian administrasi kepegawaian Indikator Kinerja 2.3 Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara pemilu Indikator Kinerja 2.4 Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi pencalonan Bupati dan Wakil Bupati
-
-
-
-
-
100%
100%
100%
100%
100%
3%
3%
3%
3%
3%
100%
100%
KOMISI PEMILIHAN UMUM Sasaran Strategis 1 Meningkatnya kualitas Penyelenggaraan Pemilu Indikator Kinerja 1.1 Persentase partisipasi pemilih dalam pemilihan
Indikator Kinerja 2.5 Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi partai politik pasca Pemilu
2015 26.781.383
2016 2.476.747
2017 2.749.620
2018 2.836.111
2019 2.925.784
Unit Organisasi Pelaksana
K/L-N-BNS-BS
100%
56
Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan Indikator Kinerja 3.1 Persentase partisipasi pemangku kepentingan dalam penyusunan regulasi Indikator Kinerja 3.2 Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KPU Sasaran Program (Outcome) 1 Terlaksananya fasilitasi pembentukan lembaga riset kepemiluan dan operasionalisasinya Indikator Kinerja 1.1 Prosentase fasilitasi pembentukan lembaga riset kepemiluan dan operasionalisasinya Sasaran Program (Outcome) 2 Terlaksananya pemutakhiran data pemilih melalui sinergitas dan sinkronisasi dengan Dukcapil di Provinsi, Kabupaten dan Kota Indikator Kinerja 2.1 Persentase pemutakhiran data pemilih melalui sinergitas dan sinkronisasi dengan Dukcapil di Provinsi, Kabupaten dan Kota Sasaran Program (Outcome) 3 Terselenggaranya pembinaan SDM, pelayanan dan administrasi kepegawaian di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal Indikator Kinerja 3.1 Persentase pembinaan SDM, pelayanan dan administrasi kepegawaian di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal KEGIATAN 3355 : PELAKSANAAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN DI LINGKUNGAN LINGKUNGAN SETJEN KPU Sasaran Kegiatan (output) 1 Terlaksananya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Indikator Kinerja 1.1 Jumlah laporan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
-
90%
90%
93%
95%
-
90%
90%
90%
90%
60%
1 Lap
100%
100%
100%
100%
60%
60%
60%
75%
1 Lap
1 Lap
1 Lap
1.388.817
2.452.725
2.687.421
2.770.860
2.857.337
779.314
189.512
2.182.396
2.259.392
2.339.112
30.815
23.092
24.475
25.674
26.932
1 Lap
57
Sasaran Kegiatan (output) 2 Tersusunnya laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran (LPPA) Indikator Kinerja 2.1 Jumlah laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran (LPPA) yang disampaikan dengan tepat waktu dan valid Sasaran Kegiatan (output) 3 Terlaksananya pembayaran honorarium, uang kehormatan, gaji dan tunjangan PNS KPU dengan tepat waktu Indikator Kinerja 3.1 Persentase Pembayaran Gaji dan Tunjangan dengan tepat waktu KEGIATAN 3356 : PENGELOLAAN DATA, DOKUMENTASI, PENGADAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA PEMILU Sasaran Kegiatan (output) 1 Terlaksananya pembinaan koordinasi tingkat satker dalam mengelola logistik pemilu Indikator Kinerja 1.1 Jumlah dokumen evaluasi yang dibuat dengan tepat waktu Indikator Kinerja 1.2 Persentase Pemeliharaan dan Inventarisasi Logistik Pemilu sesuai SOP Sasaran Kegiatan (output) 2 Tersusunnya standar logistik Pemilu Indikator Kinerja 2.1 Persentase penyusunan standar logistik pemilu Sasaran Kegiatan (output) 3 Terlaksananya pengendalian dan pengaturan administrasi pengelolaan logistik Indikator Kinerja 3.1 Persentase penyusunan administrasi pegelolaan logistik Sasaran Kegiatan (output) 4 Tersedianya data kebutuhan logistik Pemilu yang akurat Indikator Kinerja 4.1 Persentase jumlah, jenis, alokasi dan peruntukan logistik Pemilu yang tepat
1 Lap
100%
1 Lap
100%
1 Dok
1 Lap
100%
1 Dok
1 Lap
100%
1 Dok
14.271
18.485
19.201
20.142
21.129
734.228
1.850.335
2.138.720
2.213.576
2.291.051
9.985
11.561
34.085
35.757
37.508
9.985
-
6.075
6.373
6.685
800
5.236
5.493
5.762
300
2.737
2.872
3.012
10.461
20.037
21.019
22.049
1 Lap
100%
1 Dok
70%
80%
90%
0%
0%
-
80%
80%
95%
95%
90%
0%
0%
100%
0%
0%
100%
58
KEGIATAN 3357 : TERSEDIANYA DATA KEBUTUHAN LOGISTIK PEMILU YANG AKURAT Sasaran Kegiatan (output) 1 Tersedianya dokumen perencanaan dan penganggaran, koordinasi antar lembaga, data dan informasi serta hasil monitoring dan evaluasi Indikator Kinerja 1.1 Jumlah Dokumen Renja K/L dan RKA-K/L yang ditetapkan dengan tepat waktu Sasaran Kegiatan (output) 2 Terwujudnya sistem administrasi penyelenggaraan pemilu yang tertib, efektif, dan efisien Indikator Kinerja 2.1 Jumlah laporan monitoring dan evaluasi yang akuntabel dan tepat waktu Sasaran Kegiatan (ouput) 3 Tersedianya laporan dan percepatan Penyerapan anggaran Indikator Kinerja 3.1 Persentase kesiapan laporan dan penyerapan anggaran Sasaran Kegiatan (output) 4 Tersedianya data, informasi dan sarana dan prasarana teknologi informasi Indikator Kinerja 4.1 Persentase pemutakhiran data pemilih di tingkat kelurahan Sasaran Kegiatan (output) 5 Tersusunnya rencana penerapan e-government yang konkrit dan terukur Indikator Kinerja 5.1 Jumlah sistem aplikasi yang digunakan dalam penyelenggaraan Pemilu KEGIATAN 3358 : PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA, PELAYANAN DAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Sasaran Kegiatan (output) 1 Tingkat ketepatan tertib administrasi dan
1 Dok
1 Lap
1 Dok
1 Lap
1 Dok
1 Lap
1 Dok
1 Lap
82.272
61.814
60.380
63.305
66.374
25.536
30.089
31.122
32.647
34.247
6.780
2.200
2.307
2.420
2.539
20.605
24.528
25.697
26.922
2.490
2.423
2.541
2.666
28.190
1.960
1.866
1.958
2.054
2.240
1.160
1.090
1.144
1.200
1 Dok
1 Lap
-
100%
100%
100%
6.430
100% 49.956
100%
100%
100%
100%
1 Aplikasi 1 Aplikasi 3 Aplikasi 3 Aplikasi
pengelolaan SDM
59
Indikator Kinerja 1.1 Persentase Penataan organisasi, pembinaan dan pengelolaan
90%
90%
90%
90%
90%
administrasi SDM Sasaran Kegiatan (output) 2 Terlaksananya diklat teknis dan diklat struktural Indikator Kinerja 2.1 Jumlah orang yang mengikuti diklat
KEGIATAN 3360 : PENYELENGGARAAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN PERKANTORAN (KPU) Sasaran Kegiatan (output) 1 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran Indikator Kinerja 1.1 Persentase kebutuhan sarana dan prasarana administrasi penunjang kinerja pegawai yang dipenuhi Sasaran Kegiatan (output) 2 Meningkatnya akuntabilitas penatausahaan Barang Milik Negara KPU Nasional Indikator Kinerja 2.1 Jumlah dokumen penatausahaan BMN Sasaran Kegiatan (output) 3 Terwujudnya pengelolaan persediaan (stock opname) Indikator Kinerja 3.1 Jumlah laporan hasil pelaksanaan stock opname
25.950
1 Orang
90%
3 Dok
1 Lap
1 Orang
85%
3 Dok
1 Lap
1 Orang
85%
3 Dok
1 Lap
1 Orang
85%
3 Dok
1 Lap
Sasaran Kegiatan (output) 5 Meningkatnya akuntabilitas penataan, pendataan dan penilaian arsip
776
814
854
1 Orang
487.576
477.442
400.270
401.611
403.018
457.290
451.350
372.901
372.901
372.901
16.032
14.421
15.127
15.868
16.646
1.950
1.535
1.610
1.689
1.771
10.136
10.632
11.153
11.700
85%
3 Dok
1 Lap
Sasaran Kegiatan (output) 4 Meningkatnya tertib administrasi laporan BMN Indikator Kinerja 4.1 Persentase ketepatan dan tertib administrasi review laporan BMN
800
2.550
100%
100%
100%
100%
9.754
60
Indikator Kinerja 5.1 Jumlah laporan hasil penataan, pendataan dan penilaian arsip KEGIATAN 3361 : PEMERIKSAAN DI LINGKUNGAN SETJEN KPU, SEKRETARIAT KPU PROVINSI, DAN SEKRETARIAT KPU KABUPATEN/KOTA Sasaran Kegiatan (output) 1 Tersusunnya laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan BPK, BPKP, dan APIP KPU Indikator Kinerja 1.1 Persentase penyelesaian rekomendasi BPK, BPKP, dan APIP KPU yang ditindaklanjuti Sasaran Kegiatan (output) 2 Tersusunnya laporan hasil evaluasi LAKIP Indikator Kinerja 2.1 Penilaian laporan akuntabilitas kinerja KPU Kabupaten Mandailing Natal
1 Lap
80%
CC
1 Lap
82%
CC
1 Lap
85%
CC
1 Lap
87%
CC
1 Lap
1.480
7.436
8.424
8.837
9.271
-
4.280
5.071
5.320
5.581
1.480
3.156
3.353
3.517
3.690
25.292.566
24.022
62.199
65.251
68.447
3.560
11.660
11.788
12.368
12.973
1.740
5.220
5.328
5.590
5.863
90%
CC
PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN DEMOKRASI DAN PERBAIKAN PROSES POLITIK KEGIATAN 3363 : PENYIAPAN PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN KPU, ADVOKASI, PENYELESAIAN SENGKETA DAN PENYULUHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN PEMILU Sasaran Kegiatan (output) 1 Meningkatnya kualitas rancangan Peraturan KPU dan Keputusan KPU yang sesuai dengan ketentuan pembentukan peraturan perundang-undangan Indikator Kinerja 1.1 Persentase keputusan KPU Kabupaten yang sesuai format peraturan perundang-undangan Sasaran Kegiatan (output) 2 Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum dan penyelesaian sengketa hukum Indikator Kinerja 2.1 Persentase kegiatan mengikuti penyuluhan peraturan KPU Indikator Kinerja 2.2 Persentase penyelesaian sengketa hukum yang dimenangkan Indikator Kinerja 2.3 Persentase penyiapan bahan kajian/ dukungan untuk pertimbangan/ opini hukum dan
100%
100%
100%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
87%
61
penyelesaian dengan tepat waktu Sasaran Kegiatan (output) 3 Meningkatnya pelayanan dan kapasitas penyelenggaraan pemilihan umum Indikator Kinerja 3.1 Terlaksananya pengelolaan dokumen produk hukum Indikator Kinerja 3.2 Persentase pemangku kepentingan yang menerima bimbingan/pelayanan penyusunan laporan dana kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD
90%
90%
91%
Indikator Kinerja 3.3 Persentase ketepatan waktu penyiapan bahan pelayanan pelaporan dana kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Sasaran Kegiatan (output) 4 Meningkatnya kualitas pelayanan, pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum
91%
91%
89%
90%
89%
90%
Indikator Kinerja 4.1 Terlaksananya penyediaan dan penyajian dokumentasi dan informasi hukum yang mutakhir
90%
90%
91%
91%
91%
Indikator Kinerja 4.2 Terlaksananya dukungan ketatausahaan yang handal (cepat, tepat, akurat) KEGIATAN 3364 : PEDOMAN, PETUNJUK TEKNIS DAN BIMBINGAN TEKNIS / SUPERVISI / PUBLIKASI / SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILU DAN PENDIDIKAN PEMILIH Sasaran Kegiatan (output) 1 Tingkat ketepatan proses pelaksanaan pergantian antar waktu (PAW) Anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal Indikator Kinerja 1.1 Pergantian antar waktu anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal Sasaran Kegiatan (output) 2 Meningkatnya kualitas dukungan teknis dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
90%
90%
91%
91%
91%
1.080
3.220
3.230
3.389
3.555
740
3.220
3.230
3.389
3.555
25.389.006
12.362
50.411
52.883
55.474
13.170
2.750
25.375.836
9.612
50.411
52.883
55.474
85%
62
Indikator Kinerja 2.1 KPU Kab yang mengikuti kegiatan bintek pemilukada
1 1 1 1 Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Pemiluka Pemiluka Pemiluka Pemiluka da da da da 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang
Indikator Kinerja 2.2 Tingkat ketepatan proses PAW anggota DPRD Kabupaten/Kota dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari kerja Indikator Kinerja 2.3 80% 80% 80% 80% Persentase terlaksananya PPID dan informasi publik Indikator Kinerja 2.4 6 Jumlah penataan daerah pemilihan pasca Pemilu 2014 Indikator Kinerja 2.5 1 1 1 1 1 Jumlah kegiatan pendidikan pemilih Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Indikator Kinerja 2.6 Persentase penyampaian informasi dan publikasi serta sosialisasi pada Pemilu dan Pemilukada
75%
80%
80%
80%
80%
63
Lampiran 2 : Matriks Kerangka Regulasi KPU Kab Mandailing Natal
No
Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi, Eksisting, Kajian
1
2
3
I
Unit Penanggung Jawab
Target Penyelesaian
4
5
A. Peraturan terkait dengan tahapan Pemilu/Pemilihan a. Pemilu Nasional 1 Pembentukan Badan Penyelenggara Pileg dan Pilpres 2 Kelompok kerja kegiatan tahapan Pileg dan Pilpres Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pileg dan Pilpres Se Kabupaten 3 Mandailing Natal Jadwal dan zona kampanye Pileg dan Pilpres Tingkat Kabupaten 4 Mandailing Natal
Melaksanakan tahapan pemilu sesuai dengan tugas dan wewenang KPU
Subbag Umum & Subbag Hukum Masing-masing subbag sesuai tupoksi & subbag hukum
2018 2018
Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada
Subbag Program & Subbag Hukum
2018
peraturan perundangundangan
Subbag Hukum
2018
Subbag Teknis dan Subbag Hukum
2018
Sub Bagian Teknis dan Subbag Hukum
2019
Masing-masing subbag sesuai tupoksi & Subbag Hukum Subbag Umum & Subbag Hukum
2017
Subbag Program & Subbag Hukum
2017
Subbag Hukum
2017
Subbag Teknis dan Subbag Hukum
2018
5 Penetapan Daftar Calon Sementara dan Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal 6 Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pileg dan Pilpres b. Pemilihan Gubernur 1 Kelompok kerja kegiatan tahapan Pilgub
Melaksanakan tahapan pemilihan gubernur sesuai 2 Pembentukan Badan Penyelenggara Pilgub dengan tugas dan wewenang KPU 3 Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pilgub Se Kabupaten Mandailing Natal Kabupaten/Kota dengan 4 Jadwal dan zona kampanye Pilgub Tingkat Kabupaten Mandailing Natal berpedoman pada perundang- undangan 5 Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pilgub
2017
64
c. Pemilihan Bupati Pedoman Teknis Tata Kerja KPU Kabupaten Mandailing Natal, PPK, PPS dan KPPS dalam Pilbup Melaksanakan amanat Undang-Undang yang
Subbag Umum & Subbag Hukum
2016
65
No 1
II
Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi, Eksisting, Kajian
2
3
Unit Penanggung Jawab 4
Target Penyelesaian 5
2 Pedoman Teknis Norma, Standar, Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan mengatur tentang Pendistribusian Perlengkapan Pilbup pemilihan gubernur, bupati dan walikota untuk 3 Pedoman Teknis Tahapan, Program dan Jadwal Pilbup 4 Pedoman Teknis Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pilbup menyusun dan menetapkan pedoman 5 Pedoman Teknis Pemantauan dan Tata Cara Pemantauan Pilbup yang bersifat teknis 6 Pedoman Teknis Pelaksanaan Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pilbup 7 Pembentukan Badan Penyelenggara Pilbup
Subbag Umum & Subbag Hukum
2016
Subbag Program & Subbag Hukum Subbag Program & Subbag Hukum Subbag Teknis dan Subbag Hukum Subbag Teknis dan Subbag Hukum
2016 2016 2016 2016
Subbag Umum & Subbag Hukum
2016
8 Pedoman Teknis Pelaksanaan Kampanye Pilbup
Subbag Hukum
2016
9 Pedoman Teknis Dana Kampanye Pilbup
Subbag Hukum
2016
10 Pedoman Teknis Pencalonan Pilbup
Subbag Teknis dan Subbag Hukum
2016
11 Pedoman Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilbup
Subbag Teknis dan Subbag Hukum
2016
12 Pedoman Teknis Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pilbup 13 Kelompok kerja kegiatan tahapan Pilbup Melaksanakan tahapan pemilihan bupati sesuai 14 Pembentukan Badan Penyelenggara Pilbup dengan tugas dan wewenang KPU 15 Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pilbup Se Kabupaten Mandailing Natal Kabupaten/Kota dengan 16 Jadwal dan zona kampanye Pilbup Tingkat Kabupaten Mandailing Natal berpedoman pada peraturan perundang17 Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pilbup undangan B. Keputusan terkait dengan dukungan kesekretariatan
Subbag Teknis dan Subbag Hukum
2016
Masing-masing subbag sesuai tupoksi & Subbag Hukum Subbag Umum & Subbag Hukum
2016
Subbag Program & Subbag Hukum
2016
Subbag Hukum
2016
Subbag Teknis dan Subbag Hukum
2017
1 Keputusan tentang pengangkatan penanggung jawab pengelola keuangan, pengadaan barang dan jasa, penerima hasil pekerjaan dan Sistem Akuntansi Instansi
Melaksanankan tugastugas dukungan teknis administratif sesuai
Subbag Umum & Subbag Hukum
2016
2015 (setiap tahun anggaran)
66
No 1
Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi 2
2 Keputusan tentang pengangkatan tenaga kontrak 3 Keputusan tentang pengelolaan barang milik negara 4 Keputusan tentang honorarium-honorarium
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi, Eksisting, Kajian 3
dengan ketentuan peraturan perundangundangan
Unit Penanggung Jawab 4
Target Penyelesaian 5
Subbag Umum & Subbag Hukum
2015 (setiap tahun anggaran)
Subbag Umum & Subbag Hukum
2015 (setiap tahun anggaran) 2015 (setiap tahun anggaran)
Subbag Umum & Subbag Hukum
67
Lampiran III : Sejarah Perjalanan Pemilu di Indonesia Pemilu pertama kali digelar pada tahun 1955, tepatnya 10 (sepuluh) tahun setelah Republik Indonesia merdeka melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1953 tentang Pemilu sebagai legal formal pelaksanaan Pemilu tersebut. Kemudian, pemerintah membentuk Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) yang bersifat ad hoc dan memiliki tugas untuk menyiapkan, memimpin dan menyelenggarakan Pemilu 1955 untuk memilih anggota Konstituante dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dengan menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 188 Tahun 1953 tentang Pengangkatan Panitia Pemilihan Indonesia (PPI). Patut dicatat dan dibanggakan bahwa pesta demokrasi yang pertama kali itu berhasil diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis kendati diwarnai dengan kabinet pemerintahan yang silih berganti. Pemilu 1955 bahkan mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih dari 30 (tiga puluh) partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan dengan 2 (dua) keperluan, yaitu memilih anggota DPR dan memilih anggota Konstituante. Pemilu 1955 ini telah menghasilkan setidaknya 4 (empat) partai politik dengan suara terbanyak, yakni Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Adapun hasil pemilu 1955 secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel III.1 Hasil Pemilu Tahun 1955 untuk Anggota DPR
68
Yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah Perdana Menteri dan Menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dengan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya. Karena itu sosok pejabat Negara tidak dianggap sebagai pesaing yang menakutkan dan akan memenangkan pemilu dengan segala cara. Pemilu kedua diselenggarakan pada tahun 1971 dibawah pemerintahan Presiden Soeharto atau dikenal dengan orde baru, dengan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1969. Sebagai penyelenggara pemilu tersebut, Presiden membentuk Lembaga Pemilihan Umum (LPU) melalui penerbitan Keppres Nomor 3 Tahun 1970. Menurut peraturan perundangan tersebut, LPU merupakan lembaga yang bersifat permanen yang terdiri atas 3 unsur, yaitu dewan pimpinan, dewan/anggota-anggota pertimbangan, dan sekretariat dengan mengemban tugas: (1) membuat perencanaan dan persiapan Pemilu, (2) memimpin dan mengawasi panitia-panitia di pusat dan daerah, (3) mengumpulkan dan mensistematisasi bahan dan data hasil Pemilu, dan (4) mengerjakan hal-hal lain yang dipandang perlu untuk melaksanakan
Pemilu.
Selama
orde
baru,
LPU
tetap
dipercaya
untuk
menyelenggarakan Pemilu tahun 1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997. Hal yang sangat signifikan berbeda dengan Pemilu 1955 adalah bahwa para pejabat negara pada tahun 1971 diharuskan bersikap netral, sedangkan pada Pemilu 1955 pejabat negara, termasuk Perdana Menteri yang berasal dari partai bisa ikut menjadi calon partai secara formal. Dalam hubungannya dengan pembagian kursi, cara pembagian yang digunakan dalam Pemilu 1971 berbeda dengan Pemilu 1955. Dalam Pemilu 1971, semua kursi terbagi habis di setiap daerah pemilihan. Cara ini ternyata mampu menjadi mekanisme tidak langsung untuk mengurangi jumlah partai yang
69
meraih kursi dibandingkan dengan sistem kombinasi. Tetapi kelemahannya sistem demikian lebih banyak menyebabkan suara partai terbuang percuma. Adapun hasil pemilu 1971 dapat digambarkan pada tabel berikut. Tabel III.2 Hasil Pemilu Tahun 1971
Pemilu ketiga dilaksanakan 6 (enam) tahun setelah Pemilu 1971, yakni pada tahun 1977. Satu hal yang nyata berbeda dengan Pemilu sebelumnya adalah bahwa Pemilu 1977 diikuti oleh sedikit peserta pemilu, yakni dua parpol dan satu Golkar. Ini terjadi setelah sebelumnya pemerintah bersama-sama dengan DPR berusaha menyederhanakan jumlah partai dengan membuat UU Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar. Kedua partai itu adalah Partai Pesatuan Pembangunan atau PPP dan Partai Demokrasi Indonesia atau PDI, dan satu Golongan Karya atau Golkar. Pemilu 1977 diikuti oleh 70.378.750 pemilih dengan suara sah mencapai 63.998.344 suara atau 90, 93%. Dari suara yang sah itu, Golkar meraih 39.750.096 suara atau 62,11%. Adapun hasil Pemilu 1977 dapat digambarkan pada tabel berikut. Tabel III.3 Hasil Pemilu Tahun 1977
70
Setelah tahun 1977, Pemilu diselenggarakan dengan teratur, yakni setiap lima tahun sekali dengan konstentan tetap sampai dengan Pemilu tahun 1997. Hasilnya pun sama, Golkar selalu menjadi pemenang. Keadaan ini secara langsung dan tidak langsung membuat kekuasaan eksekutif dan legislatif berada di bawah kontrol Golkar dengan pendukung utama adalah birokrasi sipil dan militer. Berikut adalah grafik hasil Pemilu tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Gambar III.1 Hasil Pemilu Tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997
Pada Pemilu tahun 1997, konstelasi politik cukup memanas dimana PDI mengalami konflik internal dan terpecah antara PDI Soerjadi dengan Megawati Soekarnoputri. Pemilu pada tahun ini pun diwarnai banyak aksi protes dan ancaman krisis ekonomi global yang berujung pada demonstrasi besar-besaran rakyat Indonesia menuntut adanya suksesi kepemimpinan nasional pada tahun 1998. Aksi tersebut telah berhasil membuat Presiden Soeharto meletakkan jabatannya dan digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Hal ini berarti bahwa Pemilu tahun 1997 merupakan Pemilu terakhir di era kekuasaan Orba yang diselenggarakan oleh LPU beserta perangkatnya. Sesuai dengan sirkulasi kekuasaan lima tahunan, Pemilu harusnya dilaksanakan lima tahun berikutnya, yakni pada tahun 2002. Namun, dengan tergulingnya penguasa Orba oleh kekuatan reformasi tersebut, maka rencana penyelenggaraan Pemilu tahun 2002 tidak terlaksana. Yang kemudian terjadi adalah Indonesia memasuki era reformasi dan Pemilu akhirnya dipercepat dari agenda semula yakni dilaksanakan pada tahun 1999.
71
Kemudian Pemilu berhasil dilaksanakan pada 7 Juni 1999 atau 13 bulan masa pemerintahan Habibie dengan alasan untuk mendapatkan legitimasi kepercayaan masyarakat, termasuk dunia internasional karena pemerintahan dan lembagalembaga lain yang merupakan produk Pemilu 1997 sudah tidak dipercaya lagi. Sebelum menyelenggarakan pemilu yang dipercepat itu, pemerintah mengajukan RUU tentang Partai Politik, RUU tentang Pemilu dan RUU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD. Setelah ketiga RUU tersebut disetujui oleh DPR dan disahkan menjadi UU, Presiden membentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang terdiri atas unsur partaipartai politik peserta Pemilu dan Pemerintah, yang bertanggung jawab kepada Presiden. KPU tersebut berkedudukan di Ibukota Negara, dan pembentukannya diresmikan dengan Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999. Keanggotaan KPU terdiri dari l orang wakil dari masing-masing parpol peserta Pemilu dan 5 orang wakil Pemerintah. Kelahiran lembaga penyelenggara pemilu ini merupakan pertanda keberhasilan perjalanan demokrasi di Indonesia karena melalui KPU inilah Pemilu dapat diselenggarakan dengan lebih bebas dan mandiri. Satu hal yang secara signifikan membedakan Pemilu 1999 dengan Pemilu sebelumnya sejak tahun 1971 adalah Pemilu 1999 ini diikuti oleh banyak sekali konstentan, yakni 48 partai politik. Ini dimungkinkan karena adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik. Keberhasilan mencatat bahwa Pemilu 1999 terlaksana dengan damai, tanpa ada kekacauan yang berarti. Namun demikian, pada tahap penghitungan suara dan pembagian kursi sempat terjadi penolakan penandatanganan berita acara perhitungan suara oleh 27 partai politik dengan dalih Pemilu belum dilaksanakan dengan jujur dan adil. Atas rekomendasi dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), maka Presiden menyatakan bahwa hasil Pemilu 1999 sudah sah dengan rincian perolehan suara dari peserta pemilu sebagai berikut.
72
Tabel III.4 Hasil Pemilu Tahun 1999
73
Berbeda dengan Pemilu sebelumnya, Pemilu tahun 2004 memiliki dua agenda yakni: (1) Pemilu dalam rangka memilih anggota legislatif (DPR, DPD dan DPRD), dan (2) Pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden. Pemilu ini didasarkan pada UU Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD dan UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. UU ini menetapkan bahwa penanggung jawab penyelenggaraan dua agenda Pemilu tersebut adalah KPU yang kelembagaannya bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Dengan terbitnya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota berwenang menyeleng-garakan pemilihan kepala daerah secara langsung (pilkada). Pasal 57 ayat (1) dalam UU tersebut merumuskan: “Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah diselenggarakan oleh KPUD yang bertanggung jawab kepada DPRD”. Penjelasan UU ini menyebutkan bahwa dalam menyelenggarakan pilkada tersebut tidak perlu dibentuk KPUD yang baru. Jadi cukup diselenggarakan oleh KPUD yang telah ada yang dibentuk melalui UU No. 12/2003. Pemilu tahun 2004 dilaksanakan dengan waktu yang cukup padat. Meskipun demikian, KPU telah berhasil menyelenggarakan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden dengan aman, tertib dan lancar serta dengan pengadaan logistik yang sangat kompleks karena harus didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Adapun Pemilu Legislatif diselenggarakan pada tanggal 5 April 2004 dan melibatkan 148.000.369 pemilih terdaftar. Dari jumlah tersebut, terdapat 124.420.339 yang menggunakan hak pilihnya (84.06%) dan 113.462.414 suara (91.19%) dinyatakan sah dan 10.957.925 (8.8%) tidak sah. Di DPR, Golkar mendapat kursi terbanyak. Namun, 14 dari 24 partai menolak hasil pemilu dengan tuduhan penghitungan suara yang tidak teratur. Sejarah pun mencatat bahwa Pemilu legislatif 2004 merupakan pemilu yang paling rumit dan terpanjang yang pernah diselenggarakan bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan penduduk Indonesia harus memilih wakil rakyat di DPR, DPD dan DPRD. Faktor tersebut menjadikan sistem pemilihan Indonesia unik jika dibandingkan dengan Negara-negara lain di dunia. Adapun hasil dari Pemilu Legislatif 2004 dapat diuraikan pada tabel dibawah ini.
74
Tabel III.5 Hasil Pemilu Tahun 2004
Dari hasil pemilu legislatif tersebut, terdapat 7 (tujuh) partai politik yang memenuhi kriteria untuk mencalonkan kandidatnya dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2004, yaitu: Golkar, PDI-P, PKB, PKS, PPP, PD dan PAN karena memperoleh sekurang-kurangnya 5% suara nasional atau 3% kursi DPR. Pilpres ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia dan KPU menyelenggarakan Pilpres ini dalam dua putaran. Pilpres putaran pertama berlangsung pada tanggal 5 Juli 2004 dengan diikuti oleh 5 (lima) pasangan calon yang mendaftar ke KPU. Adapun kelima pasangan capres dan cawapres tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prof. Dr. HM. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husono (dicalonkan oleh PAN). 2. Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar (dicalonkan oleh PPP). 3. Hj. Megawati Soekarnoputri dan KH. Ahmad Hasyim Muzadi (dicalonkan oleh PDI-P). 4. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Yusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai Demokrat, PBB dan PKPI). 5. H. Wiranto, SH dan Ir. Salahuddin Wahid (dicalonkan oleh Partai Golkar)
Berdasarkan hasil Pilpres putaran pertama tersebut, dari 153.320.544 pemilih terdaftar, sebanyak 122.293.644 orang (79,76%) menggunakan hak pilihnya
75
dan 119.656.868 (97,84%) suara dinyatakan sah. Adapun hasil Pilpres putaran pertama adalah sebagai berikut: Tabel III.6 Hasil Pemilihan Presiden Putaran Pertama
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada satu pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan Pilpres putaran kedua yang diikuti oleh 2 (dua) pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega-Hasyim. Pilpres putaran kedua ini berlangsung pada tanggal 20 September 2004 dengan 116.662.705 (77.44%) orang yang menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara tersebut, sebanyak 114.257.054 suara (97.94%) dinyatakan sah dengan rincian sebagai berikut. Tabel III.7 Hasil Pemilihan Presiden Putaran Kedua
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2009 diselenggarakan pada tanggal 9 April 2009 yang diikuti oleh 38 (tiga puluh delapan) partai peserta pemilu. Tuntutan akan penyelenggaraan pemilu yang berkualitas mengemuka pada Pemilu 2009 dimana Lembaga penyelenggara Pemilu ketiga di era reformasi ini dituntut untuk independen, non-partisan, jujur, dan adil. Tuntutan ini wajar mengingat sebagian anggota KPU yang menyelenggarakan Pemilu tahun 2004 terjerat hukum karena skandal korupsi. Oleh karena itu, Pemerintah bersama dengan DPR merumuskan kebijakan tentang kelembagaan penyelenggara pemilu melalui
76
penerbitan UU Nomor 22 Tahun 2007. Dalam UU ini diatur mengenai penyelenggara Pemilu yang tetap dilaksanakan oleh suatu KPU yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara Pemilu mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilu bebas dari pengaruh pihak manapun. Atas dasar hukum itulah, KPU telah berhasil menyelenggarakan Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2009. Adapun pemilu legislatif ini dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka yang perhitungannya didasarkan pada sejumlah daerah pemilihan dan untuk pertama kalinya dilakukan dengan penetapan calon terpilih berdasarkan perolehan suara terbanyak, bukan berdasarkan nomor urut (pemilih memilih calon anggota legislatif, bukan partai politik). Pemilu legislatif 2009 diikuti oleh 121.588.366 pemilih yang menggunakan haknya (70.99%). Dari total jumlah suara tersebut, sebanyak 104.099.785 suara (85.62%) dinyatakan sah. Adapun hasil pemilu legislatif tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel III.8 Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2009
31
Partai Demokrat
JUMLAH SUARA 21.703.137
23
Partai Golongan Karya
15.037.757
14,45%
107
19,11%
Lolos
28
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
14.600.091
14,03%
95
16,96%
Lolos
8
Partai Keadilan Sejahtera
8.206.955
7,88%
57
10,18%
Lolos
9
Partai Amanat Nasional
6.254.580
6,01%
43
7,68%
Lolos
5.533.214
5,32%
37
6,61%
Lolos
5.146.122
4,94%
27
4,82%
Lolos
4.646.406
4,46%
26
4,64%
Lolos
3.922.870
3,77%
18
3,21%
Lolos
NO
24 13
PARTAI
Partai Persatuan Pembangunan Partai Kebangkitan Bangsa
PERSENTASE SUARA 20,85%
JUMLAH KURSI 150
PERSENTASE KURSI 26,79%
1
Partai Gerakan Indonesia Raya Partai Hati Nurani Rakyat
27
Partai Bulan Bintang
1.864.752
1,79%
0
0,00%
25
Partai Damai Sejahtera
1.541.592
1,48%
0
0,00%
34
Partai Kebangkitan Nasional Ulama
1.527.593
1,47%
0
0,00%
5
STATUS Lolos
Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos
77
NO
PARTAI
JUMLAH SUARA
PERSENTASE SUARA
JUMLAH KURSI
PERSENTASE KURSI
2
Partai Karya Peduli Bangsa
1.461.182
1,40%
0
0,00%
29
Partai Bintang Reformasi
1.264.333
1,21%
0
0,00%
4
Partai Peduli Rakyat Nasional
1.260.794
1,21%
0
0,00%
7
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
934.892
0,90%
0
0,00%
16
Partai Demokrasi Pembaruan
896.660
0,86%
0
0,00%
6
Partai Barisan Nasional
761.086
0,73%
0
0,00%
3
Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
745.625
0,72%
0
0,00%
20
Partai Demokrasi Kebangsaan
671.244
0,64%
0
0,00%
21
Partai Republika Nusantara
630.780
0,61%
0
0,00%
12
Partai Persatuan Daerah
550.581
0,53%
0
0,00%
30
Partai Patriot
547.351
0,53%
0
0,00%
26
Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
468.696
0,45%
0
0,00%
11
Partai Kedaulatan
437.121
0,42%
0
0,00%
18
Partai Matahari Bangsa
414.750
0,40%
0
0,00%
14
Partai Pemuda Indonesia
414.043
0,40%
0
0,00%
17
Partai Karya Perjuangan
351.440
0,34%
0
0,00%
22
Partai Pelopor
342.914
0,33%
0
0,00%
32
Partai Kasih Demokrasi Indonesia
324.553
0,31%
0
0,00%
33
Partai Indonesi Sejahtera
320.665
0,31%
0
0,00%
15
Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
316.752
0,30%
0
0,00%
44
Partai Buruh
265.203
0,25%
0
0,00%
10
Partai Perjuangan Indonesia Baru
197.371
0,19%
0
0,00%
42
Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia
146.779
0,14%
0
0,00%
43
Partai Sarikat Indonesia
140.551
0,14%
0
0,00%
19
Partai Penegak Demokrasi Indonesia
137.727
0,13%
0
0,00%
41
Partai Merdeka
111.623
0,11%
0
0,00%
104.099.785
100,00%
560
100,00%
JUMLAH
STATUS Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos
Sumber : Dokumen Reformasi Birokrasi KPU
78
Tabel diatas menunjukkan bahwa partai yang berhasil memenangkan Pemilu legislatif adalah Partai Demokrat dengan perolehan 20.55% suara nasional yang diikuti oleh Partai Golkar dan PDI-P. Untuk Pemilu Presiden 2009 dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2009 dan diikuti oleh 3 (tiga) pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Pasangan calon terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50% dari jumlah suara dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia. Adapun hasil Pemilu Presiden 2009 berhasil dimenangkan oleh Pasangan SBY-Boediono dengan persentase suara sebesar 60.80% sehingga Pemilu Presiden ini hanya berlangsung satu putaran saja sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel III.9 Hasil Pemilu Presiden Tahun 2009
NO 1 2 3
PASANGAN CALON Megawati-Prabowo SBY-Boediono JK-Wiranto Jumlah
JUMLAH SUARA
PERSENTASE SUARA
32.548.105 73.874.562 15.081.814 121.504.481
26,79% 60,80% 12,41% 100,00%
Pemilu Presiden 2009 ini diwarnai dengan aksi keberatan terhadap hasil pemilu tersebut oleh pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang kalah, dalam hal ini adalah JK-Wiranto dan Megawati-Prabowo. Mereka melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi dengan KPU berikut KPUD menjadi termohon dan Bawaslu serta pasangan SBY-Boediono menjadi pihak terkait dengan isi keberatan yang diajukan kedua pasangan antara lain sebagai berikut: 1) Kekacauan masalah penyusunan dan penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2) Regrouping dan/atau pengurangan jumlah TPS 3) Adanya kerjasama atau bantuan dari salah satu lembaga penggiat Pemilu internasional 4) Adanya spanduk buatan KPU mengenai tatacara pencontrengan 5) Beredarnya formulir ilegal model “C-1 PPWP” 6) Adanya berbagai pelanggaran administratif maupun pidana
79
7) Adanya penambahan perolehan suara SBY-Boediono serta pengurangan suara Mega-Prabowo dan JK-Wiranto Pada tanggal 12 Agustus 2009, majelis Hakim Konstitusi membacakan putusannya yang menyatakan bahwa permohonan ditolak seluruhnya. Putusan ini diambil secara bulat oleh seluruh hakim konstitusi, tanpa dissenting opinion. Dengan demikian, maka pasangan SBY-Boediono berhasil menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2009 – 2014. Pemilu 2009 ini dilaksanakan dengan tertib, aman dan lancar meski sebagian masyarakat merasa kecewa dengan kinerja dan independensi dari KPU sebagai penyelenggara pemilu, antara lain adalah timbulnya permasalahan daftar pemilih (DPS dan DPT) yang tidak sesuai dengan data penduduk sehingga banyak warna negara yang tidak dapat memilih. Hal ini menyebabkan DPR menggunakan hak interpelasi untuk menyelidiki permasalahan tersebut. Dengan banyaknya permasalahan yang muncul, maka Pemerintah dan DPR berkepentingan untuk mereformasi kelembagaan KPU melalui penerbitan UU Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu sebagai peraturan pengganti dari UU Nomor 22 Tahun 2007. Pemilu legislatif 2014 diselenggarakan pada tanggal 9 April 2014 dan diikuti oleh 12 (dua belas) partai peserta pemilu. Dari total 185.826.024 pemilih terdaftar, sebanyak 139.573.927 orang yang memilih (75.11%) dan 124.972.491 suara (67.25%) dinyatakan sah. Adapun hasil pemilu legislatif 2014 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel III.10 Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014
Sedangkan untuk Pemilu Presiden 2014 diselenggarakan pada tanggal 9 Juli 2014. Menurut UU Pemilu 2008, hanya partai yang menguasai lebih dari 20% kursi di Dewan Perwakilan Rakyat atau memenangi 25% suara populer dapat mengajukan kandidatnya. Oleh karena itu, Pilpres 2014 hanya diikuti oleh 2 (dua) pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, yakni pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta Rajasa. Adapun hasil Pilpres 2014 adalah sebagai berikut. Tabel III.11 Hasil Pemilu Presiden Tahun 2014
Meskipun pemilu 2014 diwarnai dengan sengketa pemilu Pilpres ke Mahkamah Agung, namun banyak kalangan masyarakat, media maupun dunia internasional mengakui bahwa pemilu 2014 berlangsung sangat demokratis, aman dan damai. KPU bersama dengan Bawaslu dan Dewan Kehormatan Pemilu telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai penyelenggara pemilu yang independen, jujur, adil, dan transparan. Bahkan pemilu 2014 telah berhasil meningkatkan partisipasi pemilih yang semula ditargetnya 75%, tercapai 75,11%. Hal ini sedikit-banyak menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemilu. Selain itu, kinerja dan kredibilitas penyelenggara pemilu, terutama KPU pada pemilu 2014 telah memberikan harapan besar akan kehidupan demokrasi yang lebih baik lagi menuju konsolidasi demokrasi yang berdasarkan pada kepercayaan (trust) yang kuat diantara Pemerintah, Partai Politik, Swasta dan Masyarakat dalam membangun bangsa dan negara dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
81
Lampiran IV : Daftar Rencana Kerjasama KPU Kab Mandailing Natal dengan Lembaga dan Instansi Terkait Tahun 2015-2019
NO
LEMBAGA DAN INSTANSI TERKAIT
PROGRAM
MOU LAMA
STATUS
1. Lembaga Perbankan
Penyediaan layanan jasa perbankan
Baru
2. Dishubkominfo Kabupaten Mandailing Natal
Pemasangan alat peraga kampanye
Baru
3. Pengadilan Negeri Kabupaten Mandailing Natal
Kerjasama pembuatan surat keterangan tidak pernah dipidana untuk penyelenggara di tingkat kecamatan dan desa
Baru
4. Polres Kabupaten Mandailing Natal 5. Puskesmas
Kerjasama pembuatan SKCK untuk penyelenggara di tingkat kecamatan dan desa Kerjasama pembuatan surat keterangan sehat untuk penyelenggara di tingkat kecamatan dan desa
Baru Baru
6. Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal
Perekrutan badan penyelenggara pemilu (ad hoc)
Baru
7. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan/RSUD Kab Mandailing Natal
Kerjasama pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani paslon Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal
Baru
8. Media massa
Sosialisasi dan penyebaran informasi pemilu
Baru
82