NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 132-141 )
REKONSTRUKSI GENDER DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH SUKATMI Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP DOKTOR NUGROHO MAGETAN
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk rekonstruksi gender dalam novel Cinta Suci Zahrana serta implikasinya dalam pendidikan karakter di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan objektif yaitu kajian feminis. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan teknik analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Novel Cinta Suci Novel memang belum sepenuhnya mampu merekonstruksi ideologi gender yang ada di Indonesia khususnya masyarakat Jawa yang sangat memegang budaya patriarki, karena masih adanya bentuk ketidakadilan gender yang tergambarkan dalam novel ini, tetapi paling tidak novel Cinta Suci Zahrana ini sudah menunjukkan peran pentingnya dalam mewacanakan rekonstruksi gender di Indonesia. Hasil analisis rekonstruksi gender dalam novel ini dapat diimplikasikan dalam pendidikan karakter di seklah yaitu sebagai model/ teladan dalam pendidikan karakter siswa. Kata kunci: rekonstruksi gender, novel, pendidikan karakter
Abstract This research aims to describe gender reconstruction in Cinta Suci Zahra novel and the implication for character education at school. Method used in this research is descriptive qualitative research, by using feminism approach. Technique of collecting data used library research and document analysis. Result of the research shows that Cinta Suci Zahrana novel was not fully able to reconstruct gender ideology in Indonesia especially Java community is holding patriarchal culture , because of the many forms of gender injustice portrayed in this novel , but Cinta Suci Zahrana novel already shows its importance in reveal gender reconstruction in Indonesia . The results of analysis of gender reconstruction in this novel may be implicated in character education at school as a model / exemplary in character education students . Keywords: gender reconstruction, novel, character education
132
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 132-141)
masyarakat nyata akan membias pula pada suatu
PENDAHULUAN Ketika seseorang dilahirkan ke dunia ini
produk karya sastra.
dengan kelamin perempuan maka saat itu pula
Seperti halnya yang terjadi dalam masyarakat
mereka mendapat predikat tokoh inferior. Dalam
yang selalu menempatkan wanita pada posis inferior,
struktur sosial masyarakat utamanya masyarakat
begitu pula dalam karya sastra, perempuan selalu
Jawa,
warga
dihadirkan sebagai tokoh yang inferior juga, tokoh
pengikut, warga kelas kedua selalu ditempatkan pada
yang terkuasai oleh laki-laki. Dan tidak jarang
posisi tersubordinasi oleh laki-laki. Perempuan selalu
bahkan permasalahan gender menjadi suatu tema
dianggap makhluk lemah dan tidak bisa disamakan
dalam suatu karya sastra.
menganggap
perempuan
sebagai
Kehadiran karya sastra dapat memberikan
dengan laki-laki. Dengan adanya stereotype itu menyebabkan
informasi kepada pembaca mengenai bentuk-bentuk
masyarakat.
deskriminasi gender yang terjadi dalam suatu
Perempuan sering kali mendapatkan perlakuan yang
masyarakat. Dengan karya sastra perempuan dapat
tidak adil dari kaum laki-laki, dan tidak jarang
menyuarakan segala bentuk ketidakadilan maupun
mereka
kekerasan yang mereka alami atas laki-laki.
terjadinya
deskriminasi
bahkan
gender
sampai
di
kehilangan
hak
yang
seharusnya didapatkan. Predikat inferior itu membuat
Ratna (2012:335) mengatakan bahwa novel
perempuan tidak bisa mendapatkan apa yang
merupakan karya sastra yang dianggap paling
seharusnya mereka dapatkan.
dominan
dalam
menampilkan
unsur
sosial.
Berlatar belakang segala ketidakadilan yang
Pernyataan Ratna itu didasari oleh dua alasan yaitu
dialami perempuan memunculkan adanya kaum
novel menyajikan kehidupan masyarakat sosial
feminis yang ingin merubah
yang
beserta segala permasalahannya yang komplek secara
disandangnya dari tokoh yang inferior menjadi tokoh
lebih mendetail dan juga bahasa yang digunakan
yang superior, mereka menuntut adanya kesetaraan
dalam novel lebih ringan, luwes sehingga lebih
antara perempuan dan laki-laki, karena dalam prinsip
mudah dipahami oleh pembaca. Jadi, dapat dikatakan
ajaran Islampun mengajarkan adanya keadilan dan
bahwa novel merupakan bentuk genre yang paling
kesejajaran gender.
sosiologis dan responsif karena novel yang paling
stereotype
Karya sastra merupakan salah satu produk budaya
yang
mampu
merefleksi
kehidupan
banyak menampilkan fakta sosial dan perkembangan sosial di masyarakat.
masyarakat sosial. Melalui karya sastra dapat
Apa yang terjadi dalam realita sering menjadi
diketahui gambaran masyarakat yang terjadi pada
inspirasi bagi pengarang dalam menciptakan suatu
jamannya, dimana dan kapan karya sastra itu
karya sastra. Ketika permasalahan gender menjadi
diciptakan,
bahwa
topik yang hangat dan mendapat perhatian yang
perkembangan suatu karya sastra sangat dipengaruhi
sangat besar dari masyarakat, kondisi itu juga akan
oleh perkembangan masyarakat dari waktu ke waktu.
memengaruhi karya sastra yang muncul pada saat itu.
jadi
dapat
dikatakan
Segala permasalahan yang terjadi dalam kehidupan
133 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 132-141)
dalam
bertangan emas” dari karya-karya fenomenalnya dia
perkembangan sastra di Indonesia dewasa ini adalah
mendapatkan penghargaan bergengsi tingkat nasional
munculnya beberapa karya sastra yang menyuarakan
maupun
tentang perempuan, baik itu isu gender, emansipasi
Habiburrahman selalu menampilkan potrel kehidupan
wanita, sampai kekerasan terhadap perempuan.
sosial yang religius, yang memiliki nilai pendidikan
Karya-karya
Fenomena
besar
yang
mereka mendapat
terjadi
internasional.
Dalam
karya-karyanya
sambutan
yang
yang sangat tinggi. Selain itu dia juga menampilkan
pembaca.
Para
sentuhan feminism Islam dalam beberapa karyanya.
sastrawan yang menyuarakan gelora feminisme itu
isu –isu gender dalam perspektif feminisme Islam
tidak hanya sastrawan perempuan, tetapi banyak pula
terefleksi dalam Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta
sastrawan pria yang juga menghasilkankan karya-
Bertasbih, dan juga Cinta Suci Zahrana yang dalam
karya
hal ini akan menjadi objek kajian dalam penelitian
menggembirakan
dari
fenomenal
prasangka
gender
publik
yang
mengangkat
yang
kemudian
masalah
mendorong
ini.
munculnya gerakan emansipasi wanita. Beberapa
karya
sastrawan
Memahami persoalan gender bukanlah hal yang
yang mudah, tetapi diperlukan berbagai kajian yang
Saman dan
bisa mengantarkan pada pemahaman yang benar
Larung karya Ayu Utami, Dee karya Dewi Lestari,
tentang gender itu sendiri. Gender sering diidentikkan
Geni Jero dan Perempuan Berkalung Sorban karya
dengan jenis kelamin (sex), padahal gender berbeda
Abidah El-Khalieqy, Cinta Suci Zahrana karya
dengan jenis kelamin. Gender sering juga dipahami
Habiburrahman el Shirazy yang selanjutnya akan
sebagai pemberian dari Tuhan atau kodrat Ilahi,
menjadi objek dalam penelitian ini. Kemunculan
padahal gender tidak semata-mata demikian. Menurut
karya-karya tersebut di atas bukan karena kebetulan
Moh.Roqib (2003:111) gender adalah pembagian
semata, melainkan memiliki sangat erat dengan
peran manusia pada maskulin dan feminim yang di
perubahan sosio kultural Indonesia, yang merupakan
dalamnya terkandung peran dan sifat yang dilekatkan
buah dari perjuangan para feminis dan emansipatoris
oleh
wanita untuk mendudukan eksistensi perempuan
perempuan dan dikonstruksikan secara sosial ataupun
dalam kesetaraan gender.
kultural.
mengangkat isu gender antara lain
Novel
Cinta
Suci
muda
Zahrana
masyarakat
kepada
kaum
laki-laki
dan
karya
Menurut Roqib (2003: 115) ketidaksetaraan
Habiburrahman El Shirazy. Novel Cinta Suci
gender merupakan akibat perlakuan berbeda terhadap
Zahrana merupakan merupakan novel pembangun
laki-laki dan perempuan dari ketika masih dalam
jiwa yang menampilkan kegigihan seorang wanita
kandungan, masa kanak-kanak, remaja, sampai
dalam merekonstruksi ketidakadilan gender yang ada
manusia dewasa dibenarkan dalam keluarga dan
dimasyarakatnya.
masyarakat. Senada dengan Roqib, Fakih (2006:9)
Habiburrahman El Shirazy merupakan salah
juga
mengatakan
bahwa
terbentuknya
gender
satu penulis Indonesia yang sangat produktif, dan
dikarenakan oleh banyak hal diantaranya dibentuk,
banyak kalangan menjulukinya sebagi “penulis
disosialisasikan,
diperkuat
bahkan
dikonstruksi
134 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 132-141)
secara sosio-kultural melalui ajaran keagamaan
kepada perempuan, serta perempuan dan probematika
maupun negara. Pada kenyataannya konstruksi
masalah domistiknya.
gender yang terjadi di masyarakat menyebabkan
Penelitian secara umum bertujuan untuk
munculnya deskriminasi gender utamanya terhadap
mendeskripsikan bentuk-bentuk deskriminasi dan
perempuan. Perempuan adalah pihak yang paling
rekonstruksi gender yang terefleksi dalam
Novel
dirugikan dengan adanya konstruksi gender yang ada
Cinta
dapat
dimayarakat tersebut.
implikasikan sebagai sarama pembentukan karakter
Fakih (1999:12) mengungkapkan deskriminasi
siswa
Suci
di
Zahrana.
sekolah.
Secara
Bentuk
khusus
deskriminasi
dan
gender itu mengakibatkan 1) Marginalisasi, 2)
rekonstrusi gender tercermin dalam sikap dan tingkah
subordinasi, 3) stereotype, 4) kekerasan (violence),
laku tokoh dalam cerita.
5) beban kerja tidak proporsional.
Penelitian ini dianggap penting dilakukan
Kritik sastra feminis merupakan kajian sastra
karakter merupakan hal yang sangat penting, dengan
yang mendasarkan pada pemikiran feminisme yang
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
menginginkan adanya
sumbangsih
kesetaraan dan
keadilan
dalam
pendidikan
karakter
siswa
terhadap perempuan, untuk menumbangkan sistem
disekolah melalui media produk budaya yaitu karya
patriarki yang berkembang selama ini. Djajanegara
sastra.
(2000:27) mengatakan bahwa kritik sastra feminis berawal dari keinginan para feminis untuk mengkaji karya
penulis
perempuan,
untuk
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menunjukkan citra wanita dalam karya penulis pria
adalah metode kualitatif deskriptif, Sedangkan
yang menampilkan wanita sebagai makhluk yang
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
dipinggirkan,
adalah pendekatan objektif yaitu kajian feminis, suatu
dinomerduakan
dan
serta
juga
METODE
disepelakan
keberadaannya oleh tradisi patriarkhal yang dominan.
kritik
Senada dengan itu Sugihartuti (2002:20) mengatakan
mengabaikan
bahwa “kritik sastra feminis adalah sebuah kritik
ketidakadilan dalam pemberian peran dan identitas
yang memandang sastra dengan kesadaran khusus
sosial
yaitu adanya jenis kelamin yang banyak berhubungan
(Budianta,2002:201).
dengan budaya, sastra, dan kehidupan manusia.
ideologis
terhadap
cara
permasalahan
berdasarkan
Dalam
pengumpulan
pandang
yang
ketimpangan
dan
jenis
data
kelamin
peneliti
Mahayana (2007:76) mencatat bahwa ada lima
menggunakan teknik studi pustaka dan teknik analisis
tema yang diangkat para sastrawan perempuan, yaitu
dokumen. Studi pustaka merupakan suatu cara
perempuan sebagai korban dari stigma politik,
mengumpulkan data dengan mempelajarai berbagai
perempuan dalam kaitannya dengan tradisi dan kultur
literature sebagai bahan acuan dalam menulis
masyarakat, perempuan dan probematika seks dan
laporan. Sedangkan teknik yang digunakan adalah
seksualitas, tafsir agama sebagai legitimasi kekerasan
teknik simak catat (kutipan).
135 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 132-141)
Sumber data primer berupa teks novel yang
Beauvoir,
mengatakan
bahwa
identitas
wanita
berjudul Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman
sebagai the Other terjadi sebagian karena faktor
El Shirazy yang terdiri dari 284 halaman, yang
tubuh, terutama karena kemampuan reproduksinya.
diterbitkan oleh Ihwah Publishing House, Jakarta
Karena
Selatan tahun 2011.
selanjutnya wanita sering kali berada pada posisi
predikatnya
sebagai
The
other
itulah
subordinasi. Seperti yang tergambar pada kutiban “kali ini ibu harus mendukung bapak sepenuhnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Novel Cinta Suci Zahrana bercerita tentang
Ibu
jangan
lemah.
Tidak
tegaan
seperti
seorang perempuan yang dilahirkan dari keluarga
sebelumnya. Ibu harus tegas sama Zahrana. Ini
sederhana, dan dibesarkan dalam lingkungan islam
bukan semata-mata demi kesenangan kita, tapi
tradisional dan pengaruh kultur patriarki yang masih
demi zahrana. Anak itu harus diberi teguran keras
membedakan
kali ini!.” Kata pak munajat kepada bu Nuriah (El
peran
perempuan
dan
laiki-laki.
Berdasarkan hasil analisis dari novel yang terdiri dari
shirazy,2011:84)
284 halaman ini terdapat tiga aspek pembahasan yaitu 1) bentuk deskriminasi gender, 2) bentuk rekonstruksi
gender,
3)
implikasinya
dalam
Kutipan diatas menggambarkan bahwa Bu Nuriyah adalah tokoh yang lemah, tidak tegaan, dan juga tidak tegas, sehingga dia dituntut untuk taat dan patuh pada
pendidikan karakter di sekolah.
pak Munajat. Meskipun dalam Ajaran Islam sudah ditetapkan bahwa seorang istri arus taat dan patuh
Bentuk Deskriminasi Gender Dalam
konteks
masyarakat
utamanya
masyarakat Jawa perempuan merupakan Kanca wingking, the second class, jadi perempuan tidak harus memiliki pendidikan yang tinggi, karena masyarakat Jawa khususnya telah terkonstruksi bahwa tugas perempuan adalah di dapur, di kasur, dan di sumur. dimana perempuan harus mengalah, dan tunduk pada kekuasaan patriarki. Perempuan tidak harus mendapatkan pendidikan yang tinggi, karena nantinya dia tidak mencari nafkah melainkan di rumah menjadi pelayan bagi laki-laki dan mengasuh anak. Perempuan ditempatkan dalam posisi yang tersubordinasi oleh laki-laki. Perempuan dianggap bertanggung jawab dan memiliki peran dalam urusan domestik atau reproduksi, sementara laki-laki
dalam
urusan
publik
atau
produksi.
pada suaminya, tetapi pada hakeketnya perempuan masih diberi kesempatan untuk ikut dalam diskusi dan memberikan pendapatny, tetapi dalam kasus ini Bu
Nuriyah
tidak
diberi
kesempatan
untuk
memberikan pendapatnya. Selain bentuk subordinasi, Marginalisasi juga muncul dalam novel ini yaitu kondisi atau posisi peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin atau kelompok dari arus pekerjaan utama, atau dari komunitas, masyarakat. Marginalisasi dalam novel ini dialami oleh tokoh Zahrana sebagai tokoh utama, tindakan
marginalisasi
ini
terjadi
dikarenakan
pengaruh kebudayaann di masyarakat, dan juga karena asumsi gender pula. Hal ini tergambar dalam kutipan berikut: Sekarang dia sudah tua, tak ada yang datang lagi padanya.
Orang-orang
banyak
yang
136 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 132-141)
menggunjingkannya sebagai perawan tua.( El
mahasiswa cantik mau dijawil saja nilainya pasti
shirazy,2011:43)
bagus.( El shirazy,2011:140)
Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa dalam masyarakat Jawa utamanya, Ketika seorang perempuan dalam usianya yang mencapai tiga puluh tahun belum juga mendapatkan jodohnya, dianggap suatu pelanggaran terhadap norma dimasyarakat, maka tidak jarang mereka akan dimarginalkan dari kehidupan masyarakat itu. Dia dianggap menyalahi kodratnya sebagai wanita, yaitu berumahtangga, punya anak, dan atribut lainnya. Dalam hal ini dia mendapatkan
perlakuan
marginalisasi
dari
masyarakat dengan cara selalu menggunjingkannya.
Begini Zahrana, saya lihat ada gelagat Pak Karman berniat memecatmu dengan satu tuduhan serius yang akan sangat memalukanmu. Ia mengisyaratkan hal itu kemari setelah membaca suratmu.( El shirazy,2011:204) Dikarenakan perempuan sudah terstereotype menjadi
makhluk
yang
lemah,
kenyataannya
bukannya menjadi makhluk yang harus dilindungi tetapi justru dimanfaatkan kelemahannya itu oleh laki-laki
baik
secara
langsung
maupun
tidak
langsung. Perempuan sering kali mendapatkan
mendapatkan
pelecehan dari laki-laki. Dan juga perempuan
deskriminasi yang termanifestasi ke dalam bentuk
dianggap harus selalu menuruti keinginan laki-laki.
kekerasan baik kekerasan fisik maupun kekerasan
Sehingga kadang laki-laki menggunakan kedudukan
yang bersifat psikis. Kekerasan adalah serangan fisik
dan juga jabatannnya untuk melakukan kekerasan
maupun non fisik yang dilakukan suatu jenis kelamin
kepada perempuan. Seperti digambarkan hanya
atau sebuah institusi keluarga, masyarakat, atau
karena Zahrana tidak mau menerima pinangan Pak
Negara terhadap jenis kelamin yang lain. Karena
Sukarman lantas dia terancam akan dipecat dari
pelebelan perempuan yang dianggap lemah, maka
pekerjaannya, hal menggambarkan ketidakadilan.
Perempuan
serimg
kali
juga
sering
perempuan
kali
mendapat
perlakuan
kekerasan dari laki-laki. Bentuk kekerasan itu bisa berupa pelecehan, pemerkosaan, tekanan batin, penganiayaan dan sebagainya. Bentuk kekerasan yang terefleksi dalam novel Cinta Suci Zahrana ini adalah kekerasan yang bersifat non fisik yaitu pelecehan, dan juga tekanan batin atau terror. Nina malah pernah bercerita padanya sambil emosi. Bahwa pak Karman itu suka jowal jawil pada mahasiswi tapi pura-pura guyonan. Kalo ada
Kekerasan psikis juga dialami leh tokoh Zahrana dalam novel ini, hal ini tergambar dalam kutipan berikut, “bapak dan ibumu tidak enak mendengar kamu digunjingkan orang sebagai perawan tua yang tidak laku. Buatlah kami bangga kamu menikah dengan orang yang terhormat dan terpandang, sehingga penantian kamu tidak sia-sia.” Sahut pak Munajat agak keras.( El shirazy,2011:183) Zahrana merasa sangat tertekan dengan keinginan orang tuanya untuk menyuruhnya segera menikah, karena gunjingan tetangganya. Dia merasa bersalah
137 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 132-141)
karena tidak bisa membuat rang tuaya bangga, karena
mendapatkan kesejajaran gender dengan laki-laki,
dia telah menjadi perawan tua.
karena selama ini wanita dianggap tidak perlu berpendidika tinggi, karena tugasnya bukan mencari
Kekerasan psikis lain juga dialami Zahrana berupa teror dari rang yang tidak dikenalnya, yang menghujaninya
dengan
kata-kata
yang
sangat
menyakitkan, dan juga hujatan yang membuat dia sangat marah. Tidak hanya hinaan kepadanya tetapi hinaan itu sudah menyangkut keyakinan, yaitu menganggap hijabnya digunakan untuk menutupi daging tuanya yang sudah busuk dikerubung lalat.
nafkah. Tetapi sekarang wanita harus berpendidikan tinggi agar tidak diremehkan laki-laki, selain itu seorang wanita akan menjadi seorang ibu dari anakanaknya kelak, maka dia harus pintar agar mampu menciptakan generasi yang cerdas pula. Hal ini selaran dengan pernyataan Daielle Crittenden bahwa seorang
istri
harus
diberi
kesempatan
untk
mengembangkan diri, perempuan boleh mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki.
Bentuk Rekonstruksi Gender
Dalam novel digambarkan ibu Zahrana adalah
Ada beberapa bentuk rekonstruksi gender yang digambarkan oleh El Shirazy dalam novel Cinta Suci
orang
yang
sangat
mendukung
zahrana
Zahrana ini. Dalam novel ini gambarkan Zahrana
memperjuangkan kesetaraan gender itu, hal ini
telah mengubah stereotype perempuan yang hanya
digambarkan dalam kutipan berikut ini;
mengenal ranah domestik itu menjadi perempuan
“ Jangan Rana! Nanti urusannya tambah rumit. Dan
yang mandiri, cerdas, dan berani serta mampu
ayahmu bisa jadi bukannya senang malah akan
bergerak diranah publik. Zahrana mendapatkan
berang.
kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam
sekolahmu. Sekolaho sak duwur-duwure yo Nduk
menikmati pendidikan, ini dibuktikan dengan prestasi
ben ora asor uripmu.” (El shirazy,2011: 8)
Yang
penting
pesan
ibu,
tutukno
yang sangat bagus yang diperoleh oleh tokoh Zahrana yaitu mendapatkan penghargaan dari School of
Menuntut ilmu itu adalah hak semua orang,
Architecture, tsinghua University. Dari hal ini dapat
baik itu laki-laki maupun perempuan, mereka
dilihat bahwa seiring perkembangan jaman dan juga
mendapatkan
merupakan buah dari perjuangan para feminis,
tercantum dalam ajaran Islam bahwa menuntut ilmu
konstruksi perempuan dalam masyarakat kini mulai
itu adalah wajib bagi umat muslim baik laki-laki
berubah ke arah yang lebih baik, perempuan mulai
maupun perempuan. Dengan dasar inilah Zahrana
bisa menampilkan diri menjadi setara dengan laki-
memiliki keinginan yang kuat untuk terus belakar dan
laki utamanya dalam hal mendapatkan pendidikan,
belajar, hal ini juga tergambar pada sikap tokoh yang
jadi seorang perempuan juga bisa mendapatkan
lain yaitu Lina sahabat Zahrana, Lina juga memiliki
pendidikan yang tinggi layaknya laki-laki, dan juga
semangat belajar yang sama kuatnya denga Zahrana,
dapat berprestasi layaknya laki-laki bahkan melebihi
meskipun dia sudah berumahtangga tetapi tidak
laki-laki. Serang wanita memang harus memiliki
menyurutkan niatnya untuk terus belajar, dan belajar.
pendidikan
yang
tinggi
agar
mereka
kesempatan
yang
sama.
Seperti
dapat
138 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 132-141)
Tidakk hanya rekonstruksi dalam ranah
Pembentukan karakter generasi muda dapat
pendidikan, dalam hal potitikpun perempuan juga
ditanamkan
memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki.
maupun non-formal. Pendidikan karakter di sekolah
Perempuan
memiliki
bisa ditanamkan melalui pendidikan keagamaan,
pilihannya,
dan
hak
untuk
pendidikan
formal
budaya, maupun pembelajaran sastra. Pembelajaran
mengambil keputusan. Hal ini tergambar saat ada
sastra di sekolah diharapkan dapat membentuk
laki-laki yang meminang Zahrana, ayah zahrana tidak
peserta didik menjadi pribadi yang tak hanya pandai
lagsung memutuskan untuk menerima pinangan itu
kognitifnya saja, tetapi menjadi peserta didik yang
meskipun dia sangat menginginkannya, melainkan
berkarakter yang memiliki mental yang baik.
dia ingin Zahrana sendiri yang mengambil keputusan
Pembelajaran sastra di sekolah dapat memberikan
untuk menerima ataupun menolaknya.
kesempatan
Mernissi
suaranya
proses
dalam
Fatima
memberikan
menentukan
melalui
(Puspitawati,2008:4)
menyatakan bahwa keluarga yang berhasil adalah
siswa
untuk
meningkatkan
daya
imajinasi dan kreatifitas siswa. Pembelajaran
sastra
harus
benar-benar
ketika seorang ibu memperoleh tingkat pendidikan
memberikan
yang baik, memiliki akses publik yang luas, dan
mengapresiasikan nilai-nilai luhur yang terkandung
mempunyai posisi tawar yang kuat. Jadi memiliki
dalam karya sastra itu sendiri. Pembelajaran sastra
pendidikan tang tinggi saja tidak cukup perempuan
biasanya menjadi satu dengan pebelajaran bahasa,
harus memiliki akses publik yang luas. Hal ini
dan pada kenyataannya porsi untuk pembelajaran
digambarkan dalam novel ini bahwa beberapa tokoh
sastra lebih kecil dibandingkan dengan pembelajaran
perempuan dalam novel ini adalah wanita karier,
bahasa, hal ini dikarenakan pengetahuan guru dalam
Zahrana dan bu Merlin yang bekerja sebagai dosen,
hal pemahaman sastra itu sendiri masih belum
bu Zulaikha yang bekerja sebagai dokter, dan juga
mumpuni, sehingga pembelajaran sastra hanya
Lina yang menjadi pengusaha. Dan juga generasi
sebatas ikla saja. Siswa tidak diarahkan untuk benar-
yang berkualitas dihasilkan oleh seorang ibu yang
benar memahami sastra itu sendiri.
kesempatan
siswa
untuk
mampu
berkualitas juga, hal ini terbukti pada bu Zulaikha
Dalam pembelajaran sastra, siswa harus dibuat
dan Lina, bu Zulaikha adalah perempuan yang cerdas
merasa sangat nyaman dan diberikan pengalam yang
dan dokter yang hebat, dia memiliki anak Hasan yang
benar-benar nyata sehingga mereka dapat terangsang
juga cerdas dan berprestasi. Lina juga perempuan
untuk berfikir kreatif.
yang cerdas dan berpendidikan tinggi sehingga
sastra secara langsung dapat memberikan kesempatan
anaknya juga menjadi anak yang cerdas dan
siswa untuk mengenal lebih dalam karya sastra yang
berprestasi pula.
sebenarnya
dan
Melalui pengkajian karya
juga
mampu
meningkatkan
kemampuan kognitif anak. Implikasinya dalam pendidikan karakter di Sekolah
Hasil analisis rekonstruksi gender terhadap novel Cinta Suci Zahrana ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam pendidikan karakter anak di sekolah,
139 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 132-141)
utamanya pada jenjang pendidikan menengah SMA.
novel ini dapat
Karena dalam novel terdapat banyak sekali contoh-
pendidikan karakter di sekolah utamanya yaitu untuk
contoh
yang
jenjang pendidikan SMA/SMK/MA. Analisis karya
menggambarkan tentang rekonstruksi gender. Dari
sastra dapat memberikan kesempatan kepada siswa
novel ini siswa dapat melihat bagaimana karakter
utnuk meneladani sikap dan tingkah laku tokh yang
wanita zaman sekarang, dan sejauh mana konstruksi
ada di dalamnya, selain itu analisis karya sastra dapat
gender itu mampu mengubah karakter seseorang di
meningkatkan daya imajinatif dan kreatifitas siswa.
masyarakat. Bentuk bentuk deskriminasi gender yang
Melalui analisis karya sastra dalam pembelajaran
tergambar dalam novel ini akan memberikan
satra maka siswa dirangsang untuk mengasah
pengalaman siswa untuk dapat berfikir bagaimana
kognitif mereka melalui berfikir kritis.
sikap
dan
tingkah
laku
tokoh
juga
diimplikasikan dalam
seharusnya mereka bertindak dalam menghadapi konstruksi gender itu. Dan bentuk rekonstruksi
UCAPAN TERIMAKASIH
gender
memberikan
Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada Ketua
pengalaman siswa untuk menciptakan diri mereka
STKIP Doktor Nugroho melalui Ketua LPPM STKIP
menjadi pribasi yang memiliki karakter yang baik.
Doktor Nugroho yang telah memfasilitasi penelitian
dalam
novel
ini
akan
ini sehingga dapat selesai tepat waktu da berjalan PENUTUP
denga lancar, ucapan terimakasih juga disampakan
SIMPULAN
kepada
Novel Cinta Suci Zahrana ini menampilkan
semua
pihak
yang telah
memberikan
kontribusinya dalam penyelesaian penelitian ini.
rekonstruksi ideologi gender yang ada di Indonesia. Rekonstruksi gender yang paling menonjol dalam novel ini adalah perubahan peran perempuan dari ranah domestik menjadi ke ranah publik. perempuan memiliki akses publik yang sama luasnya dengan laki-laki. Perempuan mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki dalam usaha untuk mengembangkan dirinya, menikmati pendidikan dan juga dalam urusan politik. Novel ini memang belum sepenuhnya mampu merekonstruksi
ideologi
gender
yang
ada
di
Indonesia khususnya masyarakat Jawa yang sangat memegang budaya patriarki, karena masih adanya bentuk ketidakadilan gender yang tergambarkan dalam novel ini, tetapi paling tidak novel Cinta Suci Zahrana ini sudah menunjukkan peran pentingnya dalam
mewacanakan
rekonstruksi
gender
di
DAFTAR PUSTAKA Budianta, Melani.2002. “ Pendekatan Feminisme terhadap Wacana”. dalam Analisis Wacana. Yogyakarta: Penerbit Kanal Djayanegara, Soenarjati.2000 Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. El Shirazy. Habirurrahman. 2011. “Cinta Suci Zahrana”. Jakarta: Ihwah Publishing House. Fakih, Mansoer. 2006. Analisis Gender Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Cet. Ke-10). Mahayana,
M.
S.
2007.
Eksitrikalitas Sastra
Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Puspitawari, Herien. 2009. Teori Gender dan Aplikasinya dalam Kehidupan Kerluarga:Bahan
Indonesia. Hasil analisis rekonstruksi gender dalam
140 Volume 02, Number 02, November 2014
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendididkan ISSN : 2354-5968
Hal: 132-141)
Ajar MK Pengantar Ilmu Keluarga. Departemen Ilmu Kelurga dan Konsumen IPB, Bogor. Roqib,
Moh.
2003.
Pendidikan
Perempuan.
Yogyakarta: Gama Media. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari Strukturalisme hingga
Postrukturalisme
Perspektif
Wacana
Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suharto,Sugihartuti. Feminis.Teori
2002. dan
Kritik
Sastra
Aplikanya.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
141 Volume 02, Number 02, November 2014