REFERAT SINKOP Pembimbing : dr. SETYO UTOMO, SpJP FIHA FAHMI AFIF ALBONEH
Pendahuluan
Penelitian di Inggris pada tahun 2002-2003 menunjukkan rata-rata hari perawatan untuk sinkop adalah 6,1 hari.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sinkop adalah hilangnya kesadaran dan tonus postural secara sementara akibat penurunan dari aliran darah ke otak.
Tanda Pre sinkop
Gejala pre sinkop
bervariasi dalam lama terjadinya dan dapat meningkat keparahannya sampai hilang kesadaran muncul. Gejala presinkop ini dapat tidak berlanjut menjadi sinkop jika iskemia cerebral dapat diatasi.
ETIOLOGI
Sinkop Cardiac
Non Cardiac
Sinkop
Gangguan tonus vaskular atau volum darah
Refleks sinkop - Neurocardiogenik - Situasional (batuk, miksi, defekasi, mengejan) - Hipersensitifitas sinus carotis
Gangguan kardiovaskular
Penyebab Struktural dan Obstruktif - Emboli pulmoner - Hipertensi pulmonal - Atrial Mixoma
Penyakit Cerebrovaskular
Insufisiensi cerebrovaskular
Migrain Arteri Basilar
Hipotensi Orthostatic - Obat-obatan (obat antihipertensi dan vasodilator - Kegagalan otonom murni - Atrofi multisistem - Neuropati perifer (diabetes, alkohol, nutrisi, amiloid) - Simpatektomi - Penurunan volum darah
Cardiac Arrythmias - Bradiaritmia - Tachyaritmia
Gangguan lainnya
Metabolik - Hipoxia - Anemia - Hiperventilasi - Hipoglikemia
Psikogenik - Serangan Ansietas - Serangan Histeris
Seizure
Patofisiologi Kelainan jantung
hipoperfusi
Hipoglikogemia
Kelainan arteri
serebral Volume darah Neurologis
Sinkop
Manifestasi Klinis 1.
Teriakan waktu serangan tidak ada.
2.
Lama serangan berlangsung beberapa detik.
3.
Tidak ada ngompol.
4.
Setelah serangan biasanya penderita sadar penuh, meskipun ada perasaan lemas dan lemah.
5.
Gigitan lidah tidak terjadi.
6.
Muka pucat.
7.
Sinkop jarang timbul pada saat pasien berbaring
Pemeriksaan Diagnosis Anamnesis
EKG
Pada pasien dengan sinkop berulang dapat dilakukan pemeriksaan EKG kontinyu dimana pasien dipasang alat EKG secara kontinyu untuk melihat pola EKG ketika sinkop muncul. (7)
Tes meja miring tegak
Pemeriksaan ini di indikasikan pada sinkop berulang, sinkop tunggal yang menyebabkan kecelakaan, sinkop tunggal pada pekerjaan beresiko tinggi (pilot, supir angkutan umum, dll), atau pada pasien yang tidak memiliki riwayat sakit jantung atau gejala vasovagal.
Pada pasien yang diperiksa, meja dimiringkan 60 0-800 akan menginduksi refleks vasovagal dan pasien menjadi sinkop.
Diagnosis Banding
Sinkop memiliki diagnosis banding meliputi perasaan gelisah, sindrom hiperventilasi, kejang, hipoglikemia, dan pingsan histerikal.
Kegelisahan, seperti pada serangan panik sering diinterpretasikan sebagai perasaan pusing atau mau pingsan.
Penatalaksanaan non farmako
Pasien dengan kehilangan kesadaran harus ditempatkan pada posisi yang memaksimalkan aliran darah cerebral, perlindungan terhadap trauma, dan mempertahankan jalan nafas
Pasien dengan kehilangan kesadaran harus ditempatkan pada posisi yang memaksimalkan aliran darah cerebral, perlindungan terhadap trauma, dan mempertahankan jalan nafas. Jika memungkinkan, pasien diposisikan terlentang dengan kepala miring ke samping untuk mencegah aspirasi dan sumbatan akibat lidah. Pemeriksaan nadi dan auskultasi jantung dilakukan terutama pada bradiaritmia atau takiaritmia. Baju yang ketat di sekitar leher dan pinggang harus dilonggarkan. Stimulasi perifer, seperti memercikkan air dingin ke wajah, dapat membantu. Pasien tidak boleh diberikan apapun melalui mulut sampai kesadaran pulih.
Penatalaksanaan farmakologi beta adrenergic reseptor antagonis seperti metoprolol dan atenolol meningkatkan kontraktilitas myocardial dan memblok reseptor serotonin sentral. Penghambat reuptake serotonin (paroxetine atau sertraline), antidepresan (bupropion SR), mineralokortikoid (hidroflorokortison meningkatkan retensi garam, meningkatkan volum darah, dan vasokostriksi perifer melalui peningkatan sensitivitas reseptor beta), alfa agonis (proamatine) dilaporkan berhasil digunakan pada pasien sinkop. Sinkop vasovagal diobati dengan obat vagolitik antiaritmia (disopyramide, skopolamin) tetapi dengan pengawasan yang serius terhadap pasien karena obat ini memiliki efek samping berupa aritmia ventrikel. (5)
Prognosis Sinkop dari setiap etiologi pada pasien dengan kondisi jantung (untuk dibedakan dari sinkop jantung) juga telah ditunjukkan untuk menyiratkan prognosis buruk. Namun, beberapa pasien melakukannya dengan baik setelah perawatan bedah definitif atau penempatan alat pacu jantung
Kesimpulan Sinkop adalah hilangnya kesadaran dan tonus postural secara sementara akibat penurunan dari aliran darah ke otak Penyebab sinkop secara umum dibagi 3, yaitu gangguan tonus vaskular atau volum darah, gangguan kardiovaskular, atau penyakit cerebrovaskular Penatalaksanaan sinkop dapat dilakukan dengan non farmakologis (modifikasi aktivitas) dan farmakologis
ALHAMDULILLAH YOU”LL NEVER WALK ALONE
• TERIMAKASIH
SYUKRON
DAFTAR PUSTAKA 1. Sheldon, R, Rose, S and Connolly, S. Prevention of Syncope Trial (POST): a randomized clinical trial of beta blockers in the prevention of vasovagal syncope. The European Society of Cardiology. [Online] 2003. [Cited: Maret 13, 2010.] http://europace.oxfordjournals.org/content/5/1/71.full.pdf. 2. McCarthy, F and dkk. Management of syncope in the Emergency Department: a single hospital observational case series based on the application of European Society of Cardiology Guidelines. European Society of Cardiology. [Online] 2008. [Cited: Maret 13, 2010.] http://europace.oxfordjournals.org/content/5/1/216.full.pdf. 3. Chen, LY and dkk. Prevalence of Syncope in a Population Aged More Than 45 Years. The American Journal of Medicine. [Online] Desember 2006. [Cited: Maret 22, 2010.] http://www.amjmed.com/article/S00029343(06)00618-8/abstract. 4. Health Grades Inc. Statistics about Syncope. Wrongdiagnosis. [Online] Maret 1, 2010. [Cited: Maret 22, 2010.] http://www.wrongdiagnosis.com/s/syncope/stats.htm. 5. Fauci, AS and dkk. Harrison`s Principles of Internal Medicine 17th Edition. New York : McGraw-Hill`s Access Medicine, 2008. 6. Clinical spectrum of neurally mediated reflex syncopes. Alboni, P and dkk. Roma : European Society of Cardiology, 2004, Vol. 6.
7. McPhee, SJ. Current Medical Diagnosis and Treatment 2010. New York : Mc Graw-Hill Companies, 2010. 8. Peck, Peggy (2002). Prognosis sinkop. From : http://www.midwestheart.com/resourceseducation/patienteducation/sinkop/neurogenic-and-nonneurogenic-sinkop. diakses 20 Agustus 2011