Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
155
Re-Desain Teknis & Biaya Struktur Portal Beton (Kasus: Gedung 3 Lantai SMP GIKI 3 Surabaya) Julistyana Tistogondo ABSTRAK Peran serta swasta akhirnya kekhawatiran kekurangan sekolah bisa teratasi, seperti yang dilakukan Yayasan Gita Kirti (GIKI) Surabaya membangun dan memperluas/menambah jumlah ruangan dengan membangun gedung berlantai 3. Untuk keseluruhan balok, kolom dan plat dapat dilakukan efisiensi yang cukup besar dalam pengurangan volume dan biaya. Efisiensi ini bisa dilakukan pada saat preliminary desain dengan cara memperhatikan kebutuhan-kebutuhan minimum perencanaan berdasarkan peraturanperaturan yang ada. Untuk keseluruhan redesain telah terjadi efisiensi biaya sebesar Rp.82.795.250,00 (Delapan Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Dua Ratus Lima Puluh Rupiah) atau setara 9,183% dari biaya perencanaan awal. Kata Kunci : preliminary desain, efisiensi biaya, jumlah ruangan
1. PENDAHULUAN Pembangunan Gedung 3 lantai pada Latar Belakang :
SMP GIKI 3 jalan Klampis Jaya no.11 Surabaya direncanakan menggunakan pelat, kolom dan balok portal beton bertulang. Pada penelitian akan melakukan evaluasi terhadap perencanaan balok portal, kolom dan plat yang sudah ada. Dimensi semula dari balok portal memanjang yaitu 20 x 40 cm, melintang yaitu 35 x 70 cm, kolom 35 x 55 cm dan plat dengan tebal 12 cm, kemudian penulis mencoba melakukan perencanaan ulang dengan menggunakan dasar-dasar preliminary desain dari SKSNI T-15-1991-03, sehingga didapatkan dimensi baru yang lebih ekonomis yaitu 20 x 25 cm untuk balok portal memanjang, 40 x 60 cm untuk balok portal melintang dan 30 x 50 cm untuk dimensi kolom dan plat dengan tebal 11 cm. Dan pada akhirnya berdasarkan hasil perhitungan nanti akan dievaluasi dari segi teknis dan biaya, sehingga pada akhirnya akan diperoleh balok portal dan kolom yang lebih ekonomis dan efisien sesuai kebutuhan. Pembangunan Gedung 3 Lantai pada SMP GIKI 3 ini mempunyai maksud untuk menambah sarana pendidikan bagi kepentingan siswa dan masyarakat Surabaya. Batasan permasalalahan materi pembahasan adalah sebagai berikut: Evaluasi perencanaan yang dilakukan hanya pada pekerjaan struktur atas yaitu pelat, balok anak, balok portal dan kolom. Perhitungan pada bangunan atas hanya sebatas beban dan gaya-gaya yang akan diterima oleh balok portal dan kolom struktur saja.
156
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Tidak melakukan penyelidikan bearing capacity dari tanah, tetapi langsung memakai data hasil tes tanah yang telah dilaksanakan. Untuk perhitungan struktur beton menggunakan Peraturan Beton Bertulang SKSNI T-15-1991-03.
Pembebanan Jenis pembebanan yang harus diperhitungkan dalam perencanaan gedung ini adalah beban vertikal. Untuk analisa struktur utama dilakukan kombinasi pembebanan sesuai ketentuan dalam SKSNI 1991. Untuk BebanVertikal dibagi menjadi 2 yaitu : a. Beban Mati, yaitu berat semua bagian gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, finishing, mesin atau peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu. Beban mati dapat dihitung berdasarkan tabel 2.1. PPI 1983 pasal 1.1. b. Beban Hidup, yaitu mencakup semua beban yang terjadi akibat pemakaian gedung dan didalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang, mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung tersebut. Menurut PPI 1983 pasal 3.1 dan 3.2, besarnya beban hidup yang bekerja tergantung dari fungsional gedung atau lantai tersebut. c. Beban Angin, yaitu mencakup semua beban angin yang berpengaruh pada konstruksi atap, yang nantinya disalurkan pada struktur utama melalui kolom-kolom struktural portal. Perencanaan Pelat Pelat berfungsi menerima langsung beban atau muatan sebelum meneruskannya pada balok. Untuk perencanaan pelat beton selain memperhatikan pembebanan juga harus diperhatikan ukuran dan syaratsyarat tumpuan tepi. Syarat-syarat tumpuan menentukan jenis perletakan dan jenis penghubung di tempat tumpuan. Bila pelat dapat berotasi bebas pada tumpuan, maka pelat itu dikatakan “ditumpu bebas”. Bila tumpuan mencegah pelat berotasi dan relatif sangat kaku terhadap momen puntir, maka pelat itu “terjepit penuh.” Bila balok tepi tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi sama sekali, maka pelat itu “terjepit sebagian (jepitan elastis)”. Penulangan Pelat Faktor beban terkait dalam perhitungan. Selanjutnya koefisien momen lapangan dan momen tumpuan dapat dilihat pada Tabel 13.3.1 atau 13.3.2 dalam PBI 1971. Perencanaan Balok Anak Dalam perencanaan ini, balok anak dimodelkan sebagai balok yang terletak pada beberapa tumpuan dengan menganggap tumpuan tengah sebagai balok
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
157
menerus dan tumpuan tepi sebagai jepit elastis sedangkan gaya-gaya dalamnya dihitung dengan ikhtisar momen dan gaya lintang pada PBI 1971 dan SKSN1 T-15-1991-03. Beban – beban yang bekerja pada balok anak adalah berat sendiri balok anak dan semua beban merata pada pelat (termasuk berat sendiri pelat dan beban hidup merata diatasnya). Distribusi beban pada balok anak pendukung sedemikian rupa sehingga dapat dianggap sebagai beban segitiga pada lajur pendek serta dalam bentuk trapesium untuk lajur memanjang. Beban-beban berbentuk trapesium maupun segitiga tersebut kemudian dirubah menjadi beban merata ekivalen dengan menyamakan momen maksimum. Variasi pembebanan dan beban ekivalen yang terjadi pada perhitungan tugas akhir ini adalah bentuk segitiga dan trapezium karena kombinasi plat 7,5 m x 4 m, dan 2 m x 4 m . Untuk lajur menerus pada balok anak dianalisa dengan ketentuan yang ada pada SKSNI 1991. Penulangan Balok Induk Prinsip perhitungan untuk penulangan balok induk adalah melakukan pemodelan struktur pada salah satu portal yang ada, karena semua portal dianggap memiliki beban dan dimensi yang ekivalen atau sama. Dengan memasukkan beban-beban yang mungkin terjadi baik itu pada struktur utama maupun pada atap, seperti berat sendiri strukutur, beban mati, hidup dan angin. Adapun hasil yang akan didapatkan pada pemodelan tersebut adalah gaya-gaya dalam yang terjadi pada balok struktur utama yang nantinya dipakai untuk melakukan perencanaan penulangannya. Adapun langkah-langkah awal yaitu dengan melakukan perhitungan bebanbeban yang mungkin terjadi : 1. Hitung beban berfaktor Wu Wu = 1,2 . WD + 1,6 . WL Wu = 0,75 (1,2.WD + 1,6.WL+ 1,6.WW) 2. Hitung gaya-gaya dalam maksimum yang terjadi dengan melihat hasil output SAP2000. Untuk kondisi pembebanan seperti itu, maka secara praktis perhitungan penulangan yang dipakai adalah tulangan tunggal. Tulangan tekan otomatis akan terpasang pada kondisi momen yang berbalik arah, sedangkan untuk momen tunggal, ada dua kondisi sistem penulangan, yaitu : 1. Apabila perlu < max, maka tulangan tekan hanya dipasang praktis saja. 2. Apabila perlu max, maka tulangan tekan dibutuhkan untuk menambah kekuatan. d’ h
As’ = ’bd
As = bd
d
158
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
b
Penampang persegi dengan tulangan rangkap Perhitungan Penulangan Kolom Sebagai perhitungan desain, akan ditunjukkan perhitungan tulangan terhadap beban-beban yang diberikan (momen dan beban aksial) pada suatu penampang. Dalam pembahasan perhitungan penampang ini ada beberapa syarat batas di antara tegangan dalam tulangan yang dapat divariasikan. Karena itu, dipergunakan rumus yang eksak untuk menentukan jumlah tulangan dalam penampang yang dibebani lentur dan beban aksial tidak diberikan. Pada perhitungan penulangan kolom ini, dimana ukurang penampang serta beban aksial dan momen yang bekerja telah diketahui maka penulis menggunakan grafik-grafik. Pembagian tulangan pada kolom berpenampang persegi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara : 1. Tulangan dipasang simetris pada dua sisi penampang, tegak lurus terhadap arah lentur dengan As = As’ = 0,5 Ast. 2. Tulangan dipasang simetris pada empat sisi penampang dengan As = As’ = Ast = Aska. (a) (b)
As’
As
As’
Aska
As
Aski
Tulangan pada dua sisi (a) dan tulangan pada seluruh sisi (b) Penggunaan grafik terutama lebih tepat untuk penulangan pada seluruh sisi kolom dengan eksentrisitas yang pendek, berarti beban aksial relatif besar dan beban momen relatif kecil. Penulangan pada dua sisi terutama digunakan pada beban momen lentur yang relatif besar dan beban aksial yang relatif kecil. Pada grafik penulangan dapat dilihat sumbu vertikal yang dinyatakan dengan Pu nilai . Nilai ini adalah suatu besaran yang tidak berdimensi, dan . Agr .0,85. fc' ditentukan baik oleh faktor beban yang dikalikan dengan beban aksial maupun mutu beton serta ukuran penampang. Pu e Pada sumbu horizontal dinyatakan dengan nilai ( 1 ) , inipun . Agr .0,85. fc' h berupa suatu besaran yang tidak berdimensi. Dalam e1 telah diperhitungkan
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
eksentristias e
159
Mu beserta faktor pembesar yang berkaitan dengan gejala Pu
tekuk. Besaran pada kedua sumbu dapat dihitung dan ditentukan, kemudian suatu nilai r dapat dibaca. Penulangan yang diperlukan adalah .r., dng tergantung pada mutu beton. Menurut SKSNI 1991 pasal 3.2.2.2.2., untuk kolom diperkenankan menganggap faktor reduksi kekuatan = 0,65 untuk harga Pu < 0,10 Agr fc’, sedangkan untuk harga Pu = 0 nilai ditingkatkan secara linier menjadi = 0,80. DATA DAN METODE
Data Perencanaan Gedung SMP GIKI 3, jalan Klampis Jaya no.11, Surabaya Mutu Beton : K 225 ( = 225 kg/cm2 atau fc’ = 22,5 Mpa) Mutu Baja : U 39 ( = 4000 kg/cm2 atau fy = 400 Mpa) Analisa Teknis : SK-SNI 1993 dan PBI 1971 Analisa Biaya : SNI 2002 Data Portal Struktur
400 cm 400 cm Portal Struktur 3 Dimensi 19 378 cm
378 cm
378 cm 950 cm
160
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Portal Struktur 3 Dimensi
Preliminiary Desain Perencanaan awal dimensi balok dan kolom struktur Gedung SMP GIKI 3, jalan Klampis Jaya no.11, Surabaya ini didasarkan pada ketentuan SKSNI T-151991-03 tabel 3.2.5 1. Balok Induk Arah Memanjang L terpanjang = 400 cm 1 h min = L 16 1 = 400 16 = 25 cm 2 2 b = h = 25 3 3 = 16,7 cm ≈ 20 cm Jadi digunakan balok induk memanjang dengan dimensi 20 cm 25 2. Balok Anak Arah Memanjang L terpanjang = 400 cm 1 fy h min = ) L(0,4 16 700 1 240 = ) 400(0,4 16 700 = 18.57 cm ≈ 20 cm 2 2 b = h = 20 3 3 = 13,33 cm ≈ 15 cm Jadi digunakan balok anak dengan dimensi 15 cm 20 3. Balok Induk Arah Melintang L terpanjang = 950 cm 1 h min = L 16 1 = 950 16 = 59,375 cm ≈ 60 cm
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
b
161
2 2 h = 60 3 3 = 40 cm
=
Jadi digunakan balok induk memanjang dengan dimensi 40
60
cm
4. Kolom Perencanaan Dimensi Kolom harus dibuat lebih kaku dari dimensi balok dan dibuat seragam dengan syarat: K kolom > K balok E .I E .I ( ) kolom > ( ) balok L L 1 bk .hk 3 1 bb.hb 3 12 > ( ) ( 12 ) Lb Lk bk .hk 3 30.50 3 ( ) >( ) 378 950 bk.hk3 > 343781025 cm4 Jadi direncanakan kolom dengan dimensi 30 cm 50 Data Pembebanan Pembebanan Plat Lantai 400 cm
400 cm
a 750 cm
200 cm
b Plat Lantai dan Sistem Pembebananya Pada Balok Pembebanan pada pelat lantai
162
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Beban yang bekerja pada lantai Gedung SMP GIKI 3 Beban Mati (WD) Berat sendiri plat = 0,11 x 2400 = 264 kg/m2 Berat plafon + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m2 Tegel + spesi = 66 kg/m2 WD = 348 kg/m2 Beban Hidup (WL) = 250 kg/m2 Beban Ultimate (Wu) = 1,2 WD + 1,6 WL = 1,2 x (348) + 1,6 x (250) = 817,6 kg/m2 Koefisien Momen Plat berdasarkan PBI’71 Type Skema Ly/Lx Momen per meter Lebar
A
Ly
1,875
Lx B
Lx
2,00
Mlx = 0,001 Wu.Lx2.53 Mly = 0,001 Wu.Lx2.15 Mtx = - 0,001 Wu.Lx2.81 Mty = - 0,001 Wu.Lx2.54 Mlx = 0,001 Wu.Lx2.58 Mly = 0,001 Wu.Lx2.15 Mtx = - 0,001 Wu.Lx2.82 Mty = - 0,001 Wu.Lx2.53
Ly Pembebanan Pada Atap Pada perhitungan tidak disertakan perencanaan dan perhitungan atap secara mendetail. Tetapi semua beban yang mungkin terjadi baik itu beban sendiri struktur, beban assesoris, beban hidup dan beban angin dihitung dan menjadi beban pada portal beton bertulang. Pembebanan pada Atap Beban yang bekerja pada Struktur Atap Gedung SMP GIKI 3 Beban Mati (WD) Berat sendiri Rangka Atap Berat Gording = 7,51 kg/m Beban Penutup Atap = 12 kg/m2 Beban Hidup (WL) /q = 40 – 0,8 α (dimana α = sudut kemiringan = 40 – 0,8 (30) atap) = 16 kg/m2 (Beban hidup atap yang diisyaratkan harus lebih besar atau sama dengan 20 kg/m2) Beban Angin (Wa)
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
Tekanan Angin W = 40 kg/m2 Angin Tekan = (dimana α = sudut kemiringan atap) = Angin Hisap = =
163
(0,02 α – 0,4) W = (0,02 x 30 – 0,4) 40 8 kg/m2 - 0,4 W - 0,4 x 40 = - 16 kg/m2
5 4
6 7
3 2
8 9
1
Wind Load
Live Load
Dead Load
Struktur Atap dan Gambar Pembebanannya Pembebanan Rangka Atap Titik Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dimensi Panjang 2.95 1.375 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.38 2.95 Lebar 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Beban Atap (/m2) 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Berat Gording (/m') 7.51 7.51 7.51 7.51 15 7.51 7.51 7.51 7.51
q= q=
P 40 40
-
q=
16
Kg/m2
P Tekanan Angin W = q = 0.02 α q = 0.02 30
171.6 96.04 94.8 94.8 125 94.8 94.8 0.8 α 0.8 30 Menurut peraturan 20 dipakai 20 20 20 20 20 20 20 236
110
40 -
Kg/m2 0.4 0.4
108
108
108
108
q=
0.2
W, angin tekan
q=
8
Kg/m2
q=
0.4
W, angin hisap
q=
16
Kg/m2
108
96
172
Kg/m2 20
20
110
236
164
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
H
94.4
44
tekan 21.6 43.2 43.2 86.4 86.4 hisap 43.2
88
Pembebanan Pada Portal Memanjang Dengan perhitungan beban-beban segitiga dan trapesium yang dipikul oleh plat diatasnya didapatkan qek maksimum untuk balok memanjang adalah 7 qek3 dengan koefisien distribusi plat sebesar q . 4 Beban Mati (qD) Berat sendiri balok = 0,2 x 0.25 x 2400 = 120 kg/m Pasangan ½ Bata = 250 x 3,78 = 945 kg/m Tegel dan Spesi = 7 x 66 kg/m2 = 115,5 kg/m 4 Plat Lantai = 7 x 0,11 x 2400 = 462 kg/m 4 qD = 1642,5 kg/m Beban Hidup (qL) = 7 250 kg/m2 = 437 kg/m 4
Sistem Pembebanan pada Portal Memanjang
Pembebanan Pada Portal Melintang Portal beton bertulang arah melintang dihitung berdasarkan
189
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
400 cm
400 cm qek 1 = q
750 cm
qek 2 = 22q / 7.5
q ek max untuk balok melintang qek 3 = 7q/ 4 qek 4 = q
200 cm
qek 5 = 3q/4 Struktur Plat dan Sistem Pembebanannya pada Portal Melintang
q1
P2
q2
P1
P3
q1
P2
q2 P3
P1
Sistem Pembebanan pada Portal Melintang
Beban Mati P1
165
166
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Plat Lantai 11 cm Tegel dan Spesi Balok Memanjang Pasangan ½ bata Plafond dan Penggantung P1 P2 Plat Lantai 11 cm Tegel dan Spesi Balok Memanjang Pasangan ½ bata Plafond dan Penggantung P2 P3 Plat Lantai 11 cm Tegel dan Spesi Balok Memanjang Pasangan ½ bata Plafond dan Penggantung P3 q1 Plat Lantai 11 cm Tegel dan Spesi Pasangan ½ bata q1 q2 Plat Lantai 11 cm Tegel dan Spesi
= 0,11 x 2400 x 4 = 1056 kg = 66 x 4 = 264 kg = 0,25x0.2 x 2400 x 4= 480 kg = 4 x 250 x 3,78 = 3780 kg = 18 x 3,75 x 4 = 270 kg = 5850 kg = (7/4)x0,11x2400x4= 1848 kg = (7/4)x66 x 4 = 462 kg = 0,2x0.15 x 2400 x 4= 288 kg = 4 x 250 x 3,78 = 3780 kg = 18 x 4,75 x 4 = 342 kg = 6720 kg = (3/4)x0,11x2400x4= 792 kg = (3/4) x 66 x 4 = 198 kg = 0,2x0.25 x 2400 x 4= 480 kg = 4 x 250 x 0,9 = 900 kg = 18 x 1 x 4 = 72 kg = 2442 kg = (22/7,5) x 264 = (22/7,5) x 66 = 250 x 3,78 = 1913 kg/m
= 774,4 kg/m = 193,6 kg/m = 945 kg/m
= (1) x 264 = (1) x 66 q2
= 264 kg/m = 66 kg/m = 330 kg/m
Perhitungan Pelat Lantai Plat Lantai Tipe A (7,5 m x 4 m) Data-data Pembebanan dan Koefisien Momen Berdasarkan perhitungan pembebanan plat lantai pada subbab 3.1.4.1 diatas didapatkan dan berdasarkan tabel 3.1 Koefisien Momen Plat didapatkan data-data sebagai berikut : Wu (beban ultimate) = 846,4 kg/m2, Mtx = - 0,001 Wu.Lx2.81 Mty = - 0,001 Wu.Lx2.54 Mlx = 0,001 Wu.Lx2.53 Mly = 0,001 Wu.Lx2.15 Penulangan Plat
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
Mtx = - 0,001 Wu.Lx2.81 = -0,001 x 817,6 x 42 x 81 = 1059,6 kg-m 2 Mty = - 0,001 Wu.Lx .54 = -0,001 x 817,6 x 42 x 54 = 706,4 kg-m Mlx = 0,001 Wu.Lx2.53 = 0,001 x 817,6 x 42 x 53 = 693,4 kg-m Mly = 0,001 Wu.Lx2.15 = 0,001 x 817,6 x 42 x 15 = 196,23 kg-m Tebal Pelat = 110 mm decking = 20 mm Tulangan 10 mm A = 0,79 cm2 d = 110 – 20 – 0,5 x 10 = 85 mm …………………….(arah x) d = 110 – (20 + 10 + 5) = 75 mm…………………….. (arah y) untuk fc’ = 22,5 Mpa < 30 Mpa, maka 1 = 0,85 0,85. fc '.1 600 0,85.22,5.0,8 600 b 0,045 240 fy 600 240 600 fy max = 0,75 b = 0,75 . 0,045 = 0,034 1,4 1,4 min = = 0,00583 fy 240 Penulangan Tumpuan Arah x t = 110 mm dx = 110 – 20 – 0,5 . 10 = 85 mm Mtx = 1059,6 kg-m = 10596000 Nmm Mu 10596000 = 1,83 Mpa Rn 2 .b.d 0,8.1000.85 2 fy 240 m= 12,55 0,85. fc ' 0,85.22,5 perlu
=
1 2.m.Rn 1 2.12,55.1,83 1 1 1 1 m fy 12,55 240
= 0,00803 ≥ min pakai = 0,00803 Tulangan pasang = Asperlu = .b.d = 0,00803 .100 . 8,5 = 6,83 cm2 Dipakai tulangan 10 mm – 11 cm (As = 7,14 cm2) Tulangan susut dan suhu : Asusut = 0,002.b.t = 0,002 (1000) (110) = 220 mm2 = 2,20 cm2 Dipakai tulangan 8 mm – 22 cm (As = 2,28 cm2) Penulangan Tumpuan Arah y t = 110 mm d = 110 – (20 + 10 + 5) = 75 mm Mty = 706,4 kg-m = 7064000 Nmm Mu 7064000 = 1,57 Mpa Rn 2 .b.d 0,8.1000.75 2 fy 240 m= 12,55 0,85. fc ' 0,85.22,5
167
168
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
perlu
=
2.12,55.1,57 1 2.m.Rn 1 1 1 1 1 m fy 12,55 240
= 0,00683 ≥ min pakai = 0,00683 Tulangan pasang = Asperlu = .b.d = 0,00683 . 100 . 7,5 = 5,13 cm2 Dipakai tulangan 10 mm – 15 cm (As = 5,23 cm2) Tulangan susut dan suhu : Asusut = 0,002.b.t = 0,002 (1000) (110) = 220 mm2 = 2,20 cm2 Dipakai tulangan 8 mm – 22 cm (As = 2,28 cm2) Penulangan Lapangan Arah x t = 110 mm dx = 110 – 20 – 0,5 . 10 = 85 mm Mlx = 693,4 kg-m = 69340000 Mu 6934000 = 1,2 Mpa Rn 2 .b.d 0,8.1000.85 2 fy 240 m= 12,55 0,85. fc ' 0,85.22,5 perlu
=
1 2.m.Rn 1 2.12,55.1,2 1 1 1 1 m fy 12,55 240
= 0,00517 min pakai = min = 0,00583 Tulangan pasang = Asperlu = .b.d = 0,00583 . 100 . 9,5 = 5,54 cm2 Dipakai tulangan 10 mm – 11 cm (As = 7,14 cm2) Tulangan susut dan suhu : Asusut = 0,002.b.t = 0,002 (1000) (110) = 220 mm2 = 2,20 cm2 Dipakai tulangan 8 mm – 22 cm (As = 2,28 cm2) Penulangan Lapangan Arah y t = 110 mm d = 110 – (20 + 10 + 5) = 75 mm Mly = 196,23 kg-m = 1962300 Nmm Mu 1962300 = 0,436 Mpa Rn 2 .b.d 0,8.1000.75 2 fy 240 m= 12,55 0,85. fc ' 0,85.22,5 perlu
=
1 2.m.Rn 1 2.12,55.0,436 1 1 1 1 m fy 12,55 240
= 0,00183 min pakai = min = 0,00583 Tulangan pasang = Asperlu = .b.d = 0,00583 . 100 . 7,5 = 4,38 cm2 Dipakai tulangan 10 mm – 15 cm (As = 5,23 cm2)
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
Tulangan susut dan suhu : Asusut = 0,002.b.t = 0,002 (1000) (110) = 220 mm2 = 2,20 cm2 Dipakai tulangan 8 mm – 22 cm (As = 2,28 cm2)
169
170
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Ly 8 – 22 cm
Lx
10 – 22 cm 10 – 22 cm
12
A
10 – 30 cm
10 – 30 cm
Penulangan Plat Tipe A Plat Lantai Tipe B (4 m x 2 m) Data-data Pembebanan dan Koefisien Momen Berdasarkan perhitungan pembebanan plat lantai pada subbab 3.1.4.1 diatas didapatkan dan berdasarkan tabel 3.1 Koefisien Momen Plat didapatkan data-data sebagai berikut : Wu (beban ultimate) = 846,4 kg/m2, Mtx = - 0,001 Wu.Lx2.82 Mty = - 0,001 Wu.Lx2.53 Mlx = 0,001 Wu.Lx2.58 Mly = 0,001 Wu.Lx2.15 Penulangan Plat Mtx = - 0,001 Wu.Lx2.82 = -0,001 x 817,6 x 22 x 82 = 268,2 kg-m Mty = - 0,001 Wu.Lx2.53 = -0,001 x 817,6 x 22 x 53 = 173,33 kg-m Mlx = 0,001 Wu.Lx2.58 = 0,001 x 817,6 x 22 x 58 = 189,7 kg-m 2 Mly = 0,001 Wu.Lx .15 = 0,001 x 817,6 x 22 x 15 = 49,06 kg-m Dengan cara yang sama pada hitungan plat A didapatkan Penulangan Plat B sebagai berikut Penulangan Plat Tipe B Jenis Tulangan Arah Dipakai Tulangan 10 mm – 15 cm Tulangan Tumpuan Sumbu x 10 mm – 15 cm Tulangan Tumpuan Sumbu y 10 mm – 15 cm Tulangan Lapangan Sumbu x 10 mm – 15 cm Tulangan Lapangan Sumbu y
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
Tulangan Susut
Sumbu x dan Sumbu y
8 mm – 22 cm
171
172
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Perhitungan Portal Memanjang PEMBEBANAN PORTAL MEMANJANG Pada preliminary desain pada subbab 3.1.3 (2) kita rencanakan dimensi balok memanjang 20/25 cm, dan pembebanan diatasnya masuk dalam perhitungan sistem pembebanan portal memanjang pada subbab 3.1.4.3, untuk selanjutnya kita pakai sebagai input pada program SAP 2000, sehingga didapatkan gaya-gaya dalam yang terjadi akibat beban-beban tersebut. PENULANGAN PORTAL MEMANJANG
OutPut Bidang Momen pada Portal Memanjang PENULANGAN LENTUR Mut = - 3280,04 kg-m = - 32800400 Nmm Mul = 1641,86 kg-m = 16418600 Nmm B = 20 cm H = 25 cm Direncanakan menggunakan tulangan D16 mm, deking = 3 cm d = H – Deking - Sengkang - ½ Tulangan Utama d = 250 – 30 –10 – 12/2 = 204 mm d’ = Deking + Sengkang + ½ Tulangan Utama d’ = 30 + 10 + 12/2 = 46 mm Pada tumpuan Mut = - 32800400 Nmm Mu 32800400 4,93 Mpa Rn 2 .b.d 0,8.200.204 2 1,4 1,4 min = = = 0,0035 400 fy Tulangan Tarik 1 2.m.Rn 1 2.20,92.4,93 1 1 perlu = 1 1 m fy 20,92 400 = 0,0145 ≥ min pakai = 0,0145 Asperlu = .b.d = 0,0145 . 20 . 20,4 = 5,916 cm2 Dipakai tulangan 6D12 mm (As = 6,78 cm2)
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
173
Tulangan Tekan (dari table momen berfaktor penampang persegi =0,5) As’ = .Asperlu = 0,5 . 5,916 cm2 = 2,952 cm2 Dipakai tulangan 3D12 mm (As = 3,39 cm2) Pada Lapangan Mul = 16418600 Nmm Mu 16418600 2,46 Mpa Rn 2 .b.d 0,8.200.204 2 Tulangan Tarik perlu
=
2.20,92.2,46 1 2.m.Rn 1 1 1 1 1 m fy 20,92 400
= 0,0066 ≥ min pakai = 0,0066 Asperlu = .b.d = 0,0066 . 20 . 20,4 = 2,693 cm2 Dipakai tulangan 3D12 mm (As = 3,39 cm2) Tulangan Tekan (dari table momen berfaktor penampang persegi =0,2) As’ = .Asperlu = 0,2 . 2,693 cm2 = 0,54 cm2 < As min As’ = As min = 0,0035 . 20 . 20,4 = 1,428 cm2 Dipakai tulangan 2D12 mm (As = 2,26 cm2) PENULANGAN GESER
OutPut Bidang Geser pada Portal Memanjang
Vuk
400 cm
x
Bidang Geser Kritis pada Portal Memanjang
d
174
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Penulangan Geser pada Tepi ¼ Bentang Balok 4925,4 * 400 4915,27 4925,4 ,x = = 200,206 cm 400 x x 4915,27 4925,4 4925,4 * (200,206 20,4) 4925,4 Vuk 4925,4 * ( x d ) , Vuk = = x xd x 200,206 Vuk = 4428,45 kg = 44284,5 N
f 'c *b * d 22,5 * 200 * 204 = = 31939 N 6 6 Vc yang digunakan = ½ Vc = ½ 31939 = 15969,5 N 44284,5 Vuk Vs = - Vc = - 15969,5 = 57838 N 0,6 bw * d 200 * 204 Vsmin = = =13466,67 N 3 3 Check kebutuhan tulangan geser 1 Vc Vs min Vu Vc fc * bw * d , 3 1 0,631939 13466,67 44284,5 0,6 31939 22,5 * 200 * 204 , 3 27243,33 44284,5 57490 , dipakai tulangan geser dengan memperhitungkan jarak sengkang 2 * 0,25 * * 10 2 * 400 * 204 Av * fy * d s= = = 219.44 mm Vs 57838 dipasang sengkang 10 – 200 mm Vc =
Penulangan Geser pada Tengah Bentang Vuk = 2465,23 kg = 24652,3 N
f 'c *b * d 22,5 * 200 * 204 = = 31939 N 6 6 Check kebutuhan tulangan geser 0,5 * Vc Vu Vc , dipakai tulangan geser minimum dipasang sengkang 10 – 300 mm Vc =
10 – 200 cm
2D12
10 – 300 cm 25 cm
25 cm
6D12
3D12
3D12
20 cm
20 cm
Tumpuan
Lapangan
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
175
Penulangan Lentur dan Geser Portal Memanjang
Perhitungan Portal Melintang PEMBEBANAN PORTAL MELINTANG Pada preliminary desain direncanakan dimensi balok anak 30/45 cm, dan pembebanan diatasnya masuk dalam perhitungan sistem pembebanan portal melintang, untuk selanjutnya kita pakai sebagai input pada program SAP 2000, sehingga didapatkan gaya-gaya dalam yang terjadi akibat bebanbeban tersebut. PENULANGAN PORTAL MELINTANG
OutPut Bidang Momen pada Portal Melintang PENULANGAN LENTUR Mut = - 31438,54 kg-m = - 314385400 Nmm
176
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Mul = 26828,26 kg-m = 268282600 Nmm B = 40 cm H = 60 cm Direncanakan menggunakan tulangan D22 mm, deking = 3 cm d = 600 – 30 –10 – 22/2 = 549 mm Pada tumpuan Mut = 314385400 Nmm Mu - 314385400 3,26 Mpa Rn 2 .b.d 0,8.400.549 2 perlu
=
1 2.m.Rn 1 2.20,92.3,26 1 1 1 1 m fy 20,92 400
= 0,009 ≥ min pakai = 0,009 Asperlu = .b.d = 0,009 . 40 . 54,9 = 19,76 cm2 Dipakai tulangan 6 D 22 mm (As = 22,81 cm2) Tulangan Tekan (dari table momen berfaktor penampang persegi =0,5) As’ = .Asperlu = 0,5 . 19,76 cm2 = 9,882 cm2 Dipakai tulangan 3D22 mm (As = 11,41 cm2) Pada Lapangan Mut = 268282600 Nmm Mu 268282600 2,79 Mpa Rn 2 .b.d 0,8.400.547,5 2 perlu
=
1 2.m.Rn 1 2.20,92.2,79 1 1 1 1 m fy 20,92 400
= 0,0076 ≥ min, pakai = 0,0076 Asperlu = .b.d = 0,0076 . 40 . 54,9 = 16,64 cm2 Dipakai tulangan 5 D 22 mm (As = 19 cm2) Tulangan Tekan (dari table momen berfaktor penampang persegi =0,2) As’ = .Asperlu = 0,2 . 16,64 cm2 = 3,28 cm2 Dipakai tulangan 2D22 mm (As = 7,6 cm2)
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
PENULANGAN GESER
OutPut Bidang Geser pada Portal Melintang
Bidang Geser Kritis pada Portal Melintang Penulangan Geser pada Tepi ¼ Bentang Balok Vuk = 23446,31 kg = 234463,1 N
f 'c *b * d 22,5 * 400 * 549 = = 173609,04 N 6 6 Vc yang digunakan = ½ Vc = ½ 173609,04 = 86804,52 N 173134,7 Vuk Vs = - Vc = - 86804,52 = 201753,3133 N 0,6 bw * d 400 * 549 Vsmin = = = 73200 N 3 3 Check kebutuhan tulangan geser Vc =
177
178
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
1 Vc Vs min Vu Vc 3
fc * bw * d , 1 0,6173609,04 73200 234463,1 0,6 173609,04 22,5 * 400 * 549 , 3 148085,42 234463,1 312496,3 , dipakai tulangan geser dengan memperhitungkan jarak sengkang Av * fy * d 2 * 0,25 * * 10 2 * 400 * 549 s= = = 170,97 mm Vs 201753,3133 dipasang sengkang 10 – 150 mm Penulangan Geser pada Tengah Bentang Vuk = 12334,65 kg = 123346,5 N
f 'c *b * d 22,5 * 400 * 547,5 = = 173134.70 N 6 6 Check kebutuhan tulangan geser 0,5 * Vc Vu (Vc Vs min) , dipakai tulangan geser minimum dipasang sengkang 10 – 200 mm Vc =
10-150 3D22
40 cm Tumpuan
2D22 60 cm
60 cm
6D22
10- 200 5D22
40 cm Lapangan
Penulangan Lentur dan Geser Portal Melintang Perhitungan Kolom 30/50 Lantai Dasar Beban kombinasi berfaktor Mu kolom atas = 12720,37 kgm Mu kolom bawah = 5612,86 kgm Pu = 64651,57 kg = 646515,7 N Pu 646515,7 0,28 . Agr .0,85. fc' 0,8.300.500.0,85.22,5 e
Mu 12720,37 = 0,196m = 196mm p 64651,57
= 127203,7 Nm = 56128,6 Nm
e 0,196 0,392 h 0,50
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
e Pu = 0,28.0,392 = 0,11 . A .0,85. fc ' h gr d ' 50 Dianggap = 0,1 h 500 r = 0,028 ; = 0,9; = 0,0252 ( Lihat Grafik 3.1) ………..(a) Asperlu = .Agr = 0,0252 . 50 . 30 = 37,8 cm2 Dipakai tulangan kolom 14 D 19 (As = 39.7 cm2)
30 cm
14D19 8 – 12,5 cm
50 cm
Penulangan Kolom 30/50 cm Lantai Dasar
Lantai 1 Beban kombinasi berfaktor Mu kolom atas = 19745,89 kgm Mu kolom bawah = 18718,18 kgm Pu = 34192,41 kg = 341924,1 N Pu 341924,1 0,14 . Agr .0,85. fc' 0,8.300.500.0,85.22,5
= 197458,9 Nm = 187181,8 Nm
Mu 197458,9 e 0,57 = 0,57 m = 577 mm 1,14 p 341924,1 h 0,50 e Pu = 0,14.1,14 = 0,16 . A .0,85. fc ' h gr d ' 50 Dianggap = 0,1 h 500 r = 0,028 ; = 0,9; = 0,0252 ( Lihat Grafik 3.1) ………..(b) Asperlu = .Agr = 0,0252 . 50 . 30 = 37,8 cm2 Dipakai tulangan kolom 14 D 19 (As = 39.7 cm2) e
30 cm
14D19 8 – 12,5 cm
50 cm
179
180
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Penulangan Kolom 30/50 cm Lantai 1
Lantai 2 Beban kombinasi berfaktor Mu kolom atas = 82,9 kgm = 829 Nm Mu kolom bawah = 10231,13 kgm = 102311,3 Nm Pu = 3808,14 kg = 38081,4 N Pu 38081,4 0,017 . Agr .0,85. fc' 0,8.300.500.0,85.22,5 Mu 102311,3 = 2,686 m p 38081,4 e Pu = 0,0165.5,372 = 0,088 . A .0,85. fc ' h gr d ' 50 Dianggap = 0,1 h 500 r = 0,012 ; = 0,9; = 0,0108………..(c) Asperlu = .Agr = 0,0108 . 50 . 30 = 16,2 cm2 Dipakai tulangan kolom 8 D 19 (As = 22.7 cm2) e
30 cm
e 2,686 5,372 h 0,50
8 D 19 8 – 12,5 cm
50 cm
Penulangan Kolom 30/50 cm Lantai 2
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
(c) (b) (a)
(c)(a)(b) Grafik W.C Wis dan Gideon Kusuma, Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang
181
182
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
ANALISIS BIAYA DESAIN AWAL Balok Portal Memanjang 20/40 cm, L = 4 m No.
Item Pekerjaan
1 2 3 4 5
Beton Bekisting Jembatan Perancah Tul. Pokok 6 D 16 mm Sengkang10 mm
HS (Rp.) 542,460.00 498,450.00 668,647.50 5,826.50 5,826.50
Total (Rp.) 173,587.20 135,578.40 160,475.40 218,144.16 36,124.30
Total Lantai 1 dibulatkan Lantai 2 dibulatkan
723,909.46 724,000.00 760,200.00
Sat. Volume M3 M3 M3 Kg Kg
0.32 0.27 0.24 37.44 6.20
Balok Portal Melintang 35/70 cm, L = 10 m No.
Item Pekerjaan
Sat. Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
2.45
542,460.00
1,329,027.00
2
Bekisting
3
M
2.08
498,450.00
1,038,022.13
3 4 5
Jembatan Perancah Tul. Pokok 9 D 22 mm Sengkang10 mm
M3 Kg Kg
1.84 273.60 17.67
668,647.50 5,826.50 5,826.50
1,228,639.78 1,594,130.40 102,954.26
Total Lantai 1 dibulatkan Lantai 2 dibulatkan
5,292,773.56 5,293,000.00 5,557,650.00
Kolom Lt Dasar, 1 No.
Item Pekerjaan
Sat. Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
0.72
542,460.00
389,499.84
2
Bekisting
M3
0.36
498,450.00
178,949.78
3
Jembatan Perancah
M3
0.54
668,647.50
360,079.22
4 5
Tul. Pokok 12 D 19 mm Sengkang10 mm
Kg Kg
100.71 18.50
5,826.50 586,786.82 5,826.50 107,794.91 Total 1,623,110.56 Lantai Dasar dibulatkan 1,623,000.00 Lantai 1 dibulatkan 1,704,150.00
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
183
Kolom Lt.2 No.
Item Pekerjaan
Sat.
Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
0.72
542,460.00
389,499.84
2
Bekisting
M
3
0.36
498,450.00
178,949.78
3
Jembatan Perancah Tul. Pokok 10 D 19 mm Sengkang10 mm
M3
0.54
668,647.50
360,079.22
Kg
83.93
5,826.50
488,989.01
Kg
18.50
4 5
5,826.50 Total Lantai 2 dibulatkan
107,794.91 1,525,312.76 1,602,000.00
Plat Lantai Type A (750 x 400 cm) No.
Item Pekerjaan
Sat.
Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
3.60
542,460.00
1,952,856.00
2
Bekisting
M3
3.06
498,450.00
1,525,257.00
3 4 5
Jembatan Perancah Tul. Utama Tulangan Susut
M3 Kg Kg
2.70 47.53 16.87
668,647.50 5,826.50 5,826.50 Total Lantai Dasar dibulatkan Lantai 1 dibulatkan Lantai 2 dibulatkan
1,805,348.25 276,952.97 98,273.63 5,658,687.85 5,659,000.00 5,941,950.00 5,941,950.00
Plat Lantai Type B (400 x 200 cm) No.
Item Pekerjaan
Sat.
Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
0.96
542,460.00
520,761.60
2
Bekisting
M3
0.82
498,450.00
406,735.20
3 4 5
Jembatan Perancah Tul. Utama Tulangan Susut
M Kg Kg
0.72 15.72 8.80
3
668,647.50 5,826.50 5,826.50 Total Lantai Dasar dibulatkan Lantai 1 dibulatkan Lantai 2 dibulatkan
481,426.20 91,592.58 51,273.20 1,551,788.78 1,552,000.00 1,629,600.00 1,629,600.00
184
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
HASIL PEMBAHASAN Balok Portal Memanjang 20/25 cm, L = 4 m No.
Item Pekerjaan
Sat.
Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
0.20
542,460.00
108,492.00
2
Bekisting
M3
0.17
498,450.00
84,736.50
3 4 5
Jembatan Perancah Tul. Pokok D 12 mm Sengkang10 mm
M3 Kg Kg
0.15 27.86 10.33
668,647.50 5,826.50 5,826.50
100,297.13 162,326.29 60,207.17
Total Lantai 1 dibulatkan Lantai 2 dibulatkan
516,059.08 516,000.00 541,800.00
Balok Portal Melintang 40/60 cm, L = 10 m No.
Item Pekerjaan
Sat.
Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
2.40
542,460.00
1,301,904.00
2
Bekisting
M3
2.04
498,450.00
1,016,838.00
3
Jembatan Perancah Tul. Pokok 9 D 22 mm Sengkang10 mm
M3
1.80
668,647.50
1,203,565.50
Kg
243.20
5,826.50
1,417,004.80
Kg
13.02
5,826.50
75,861.03
4 5
Total Lantai 1 dibulatkan Lantai 2 dibulatkan
5,015,173.33 5,015,000.00 5,265,750.00
Kolom Lt Dasar dan 1 No.
Item Pekerjaan
Sat.
Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
0.56
542,460.00
303,506.37
2
Bekisting
M3
0.28
498,450.00
139,441.39
3
Jembatan Perancah Tul. Pokok 12 D 19 mm Sengkang10 mm
M
0.42
668,647.50
280,581.21
Kg
117.50
5,826.50
684,584.62
Kg
16.42
4 5
3
5,826.50 Total Lantai Dasar dibulatkan Lantai 1 dibulatkan
95,659.29 1,503,772.87 1,504,000.00 1,579,200.00
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
185
186
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Kolom Lt.2 No.
Item Pekerjaan
Sat.
Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
0.56
542,460.00
303,506.37
2
Bekisting
M3
0.28
498,450.00
139,441.39
3
Jembatan Perancah
M3
0.42
668,647.50
280,581.21
Kg
67.14
5,826.50
391,191.21
Kg
0.56
4 5
Tul. Pokok 10 D 19 mm Sengkang8 mm
5,826.50 Total Lantai 2 dibulatkan
3,259.93 1,117,980.10 1,174,000.00
Plat Lantai Type A (750 x 400 cm) No.
Item Pekerjaan
Sat.
Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
3.30
542,460.00
1,790,118.00
2
Bekisting
M3
2.81
498,450.00
1,398,152.25
3 4 5
Jembatan Perancah Tul. Utama Tulangan Susut
M Kg Kg
2.48 58.81 20.54
668,647.50 5,826.50 5,826.50 Total Lantai Dasar dibulatkan Lantai 1 dibulatkan Lantai 2 dibulatkan
1,654,902.56 342,633.51 119,694.85 5,305,501.17 5,306,000.00 5,571,300.00 5,571,300.00
3
Plat Lantai Type B (400 x 200 cm) No.
Item Pekerjaan
Sat.
Volume
HS (Rp.)
Total (Rp.)
1
Beton
M3
0.88
542,460.00
477,364.80
2
Bekisting
M3
0.75
498,450.00
372,840.60
3 4 5
Jembatan Perancah Tul. Utama Tulangan Susut
M Kg Kg
0.66 24.80 10.72
3
668,647.50 5,826.50 5,826.50 Total Lantai Dasar dibulatkan Lantai 1 dibulatkan Lantai 2 dibulatkan
441,307.35 144,497.20 62,449.49 1,498,459.44 1,498,000.00 1,572,900.00 1,572,900.00
Re-Desain Teknis dan Biaya Struktur Portal Beton (Julistyana T)
187
Dari analisa perhitungan biaya kedua balok portal dan kolom dan juga plat lantai, ternyata setelah dievaluasi terdapat beberapa efisiensi volume dan biaya sebagai berikut : Semula Harga Redesain Harga Selisih (Rp.) (Rp.) harga (Rp.) Balok Balok 724,000.00 Memanjang 516,000.00 Memanjang 208,000.00 20/40 20/40 Balok Balok Melintang
5,293,000.00 Melintang
35/70 Kolom 35x55cm Plat Type A (750 x 400cm) Plat Type B (200 x 400cm)
5,015,000.00
278,000.00
1,504,000.00
119,000.00
5,571,300.00
87,700.00
1,498,000.00
54,000.00
40/60 1,623,000.00 5,659,000.00 1,552,000.00
Kolom 30x50cm Plat Type A (750 x 400cm) Plat Type B (200 x 400cm)
KESIMPULAN
Dari hasil evaluasi desain teknik diatas dapat diambil kesimpulan : Untuk keseluruhan balok, kolom dan plat dapat dilakukan efisiensi yang cukup besar dalam pengurangan volume dan biaya. Efisiensi ini bisa dilakukan pada saat preliminary desain dengan cara memperhatikan kebutuhan-kebutuhan minimum perencanaan berdasarkan peraturanperaturan yang ada. Untuk keseluruhan redesain telah terjadi efisiensi biaya sebesar Rp.82.795.250,00 (Delapan Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Dua Ratus Lima Puluh Rupiah) atau setara 9,183% dari biaya perencanaan awal. Untuk perencana atau konstruktor memang dituntut untuk menghasilkan desain rencana yang seefisien mungkin namun harus tetap memperhatikan persyaratan teknis sehingga akan diperoleh manfaat ekonomis dan teknis yang seoptimal mungkin. REFERENSI
Analisa BOW Edisi Revisi, M2S Bandung, Anggota IKAPI. C.K. Wang & C.G. Salmon, Reinforced ConcreteDesign, 4th edition, Harper and 57 Row, New York, 1985.
188
NEUTRON, Vol.6, No.2, Agustus 2006: 155-184
Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, D.P.U., Bandung, 1977. Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung, 1983. Departemen Pekerjaan Umum, Buku Pedoman untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung, D.P.U., Bandung, 1983. Departemen Pekerjaan Umum, Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03, Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung, 1991. W.C. Vis dan Gideon H.K., Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang, edisi kedua, Erlangga, Jakarta, 1993. W.C. Vis dan Gideon H.K., Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta, 1993.