1. 2. 3. 4.
Proses produksi garment dimulai dari diterimanya order dari buyer yang dilanjutkan dengan pembuatan disain serta pembelian bahan baku. Proses awal sebelum produksi dapat diuraikan sebagai berikut: ORDER : Proses pertama dalam alur produksi garment adalah penerimaan order. Bentuk order yang datang dari buyer biasanya berbentuk work sheet yang di dalamnya terdapat bentuk, ukuran termasuk toleransinya, jumlah dan bentuk pakaian yang dipesan. SAMPLE: Bagian ini bertugas menterjemahkan pesanan buyer seperti membuat pola sesuai dengan yang diminta buyer, sampai dengan membuat contoh pakaian yang akan diproduksi PEMBELIAN KAIN: Setelah sampel disetujui maka perusahaan akan berbelanja bahan baku kain yang akan digunakan. Sistim pembelian biasanya berdasarkan panjang kain sehingga meskipun kain dari supplier berbentuk roll atau gulungan, panjang keseluruhan kain adalah sesuai dengan pesanan. PEMERIKSAAN KAIN: Pemeriksaan kain dilakukan dengan menggunakan mesin inspeksi untuk melihat apakah terdapat cacat yang terdapat pada bahan baku kain. Setelah melalui tahap persiapan maka dimulailah proses produksi garment. Proses produksi dimulai dari pemotongan kain, penjahitan dan finishing. Pemotongan kain dilakukan dalam beberapa tahap, demikian pula untuk proses penjahitan dan finishing. Lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut.
1. CUTTING Marking: Tahap pertama dalam proses pemotongan (cutting) adalah pembuatan marker. Marker adalah kertas panjang yang di dalamnya terdapat pola-pola yang disusun sedemikian rupa sehingga didapat penggunaan bahan sehemat mungkin. Penggunaan teknologi komputer untuk menyusun marker akan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku. Spreading: Setelah pembuatan marking, maka tahap berikutnya adalah pembentangan kain (spreading). Kain bahan baku diangkat dan diletakkan di atas penyangga yang ada pada meja spreading dan siap digelar. Di atas meja tersebut dihamparkan kertas yang panjang dan lebarnya sesuai dengan panjang-lebar marker. Kain kemudian diratakan dan diatasnya diletakkan marker. Cutting: Setelah marker diletakkan di atas tumpukan kain yang digelar maka kain siap dipotong. Proses pemotongan kain bisa dilakukan dalam beberapa tahap. Pada pemotongan pertama, yang dilakukan adalam pemotongan komponen-komponen besar dan juga komponen kecil yang masih berkelompok. Pemotongan dilakukan menggunakan mesin potong vertikal (vertical knife). Sebagai kelanjutan pemotongan pertama, dilakukan pemotongan kedua, yakni pemotongan komponen kecil (atau pemotongan komponen besar dan kecil untuk kain bermotif) dengan menggunakan band knife. Bundling: Pembundelan adalah menyatukan komponen-komponen pola yang telah dipotong sesuai dengan operasi penjahitannya (misalnya, untuk body, berarti terdiri dari body front, back, yoke dan juga centerline dalam satu bundel). Pada tiap bundelan ini disertakan tiket yang berisi informasi: banyaknya komponen yang harus dibundel, job order, ukuran dan jenis komponen yang dibundel. Fusing: Untuk komponen-komponen kecil seperti collar, ban collar, cuff dan juga centerline, sebelum dijahit harus diberi lining terlebih dahulu. Setelah komponen-komponen tersebut dibundel maka dibawa ke bagian fusing untuk merekatkan lining. Sebelum dimasukkan ke dalam mesin fuse, komponen dan lining disolder terlebih dahulu agar pada waktu fuse liningnya tidak bergeser.
QUALITY
CONTROL
GARMEN
Oleh: Noor Fitrihana QUALITY CONTROL Definisi Quality Control (pengendalian mutu) adalah semua usaha untuk menjamin (assurance) agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen (pelanggan).
Tujuan quality control adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Tujuan Pengusaha menjalankan QC adalah untuk menperoleh keuntungan dengan cara yang fleksibel dan untuk menjamin agar pelanggan merasa puas, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang. Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu melaksanakan, tetapi perlu kelancaran dengan memanfaatkan data, penelitian dan testing dengan analisa statistik dari bagian QC yang disampaikan kepada pihak produksi untuk mengetahui bagaimana hasil kerjanya sebagai langkah untuk perbaikan. Saat pelaksanaan pengujian QC dan testing bila ditemukan beberapa masalah khusus, perlu dibuat suatu study agar dapat digunakan untuk mengatasi masalah di bagian produksi tersebut. Di samping tersebut di atas tugas bagian QC yaitu jika terjadi komplain, mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran untuk bisa diterima secara terpisah lalu dilaporkan kepada departemen terkait untuk perbaikan proses selanjutnya. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut 1. Pengendalian biaya (Cost Control) Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan memberikan harga yang bersaing (Competitive price) 2. Pengendalian Produksi (Production Control) Tujuanya adalah agar proses produksi (proses pelaksanaan ban berjalan) bisa lancar, cepat dan jumlahnya sesuai dengan rencana pencapaian target. 3. Pengendalian Standar Spesifikasi produk Meliputi aspek kesesuaian, keindahan, kenyamanan dipakai dsb, yaitu aspek-aspek fisik dari produk. 4. Pengendalian waktu penyerahan produk (delivery control) Penyerahan barang terkait dengan pengaturan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat waktu pengiriman, sehingga dapat tepat waktu diterima oleh pembeli. JENIS JENIS QUALITY CONTROL DI GARMEN 1. Piece Goods quality control/pemeriksaan bahan baku. 1. Adanya inspector pada saat staffing ( bongkar muat ) 2. Melakukan pengecekan sejumlah 10% kain dari total kain yang diterima 3. Melakukan dan mengevaluasi adanya fabric defect/ cacat kain 4. Melakukan perbaikan apabila diperlukan 2. Cutting Departemen Quality Control
Melakukan persiapan terhadap kebutuhan manpower
Mempunyai sistim pengecekan pada setiap step proses cutting ( Misalnya pada proses : marker, spreading, cutting dan cutting pieces/ komponen )
Mempunyai sistim perbaikan apabila diperlukan.
0. In process Quality Control Melakukan persiapan terhadap manpower, alat yang diperlukan mempunyai tempat dengan penerangan yang baik sebagai tempat pengecekan. Mempunyai sistim sampling plan Mempunyai
prosedur
dalam
menangani
masalah rejection dalam bundeling sistim sistim audit minimum
Mempunyai
per
hari
untuk
setiap operator. Untuk operatorbaru pengecekan minimum 3 x per hari Mempunyai sistim audit untuk setiap tahapan proses Mempunyai sistim inspect untuk setiap bundle, dengan cara diambil 7 pcs perbundle dan akan dinyatakan reject apabila ditemukan 1 pcs. Mempunyai sistim kontinyu audit untuk operator yang mempunyai masalah. Mempunyai sistim menyimpanan record untuk operator bermasalah. 1. Final Statistical Audit Menentukan
pada step mana
kita
melakukan
sistim
audit
,
dengan
menentukan dari status produksi. Menentukan berapa colour/warna atau berapa model/style yang akan di audit. Mempersiapkan manpower, alat dan tempat Melakukan pemilihan pada garmen sesuai dengan statistical
sampling plan Melakukan pemeriksaan terhadap jumlah contract dan melakukan periksaan terhadap akurasi labelling dan model/style. Melakukan pemeriksaan secara visual untuk setiap jenis quality defect Melakukan pemeriksaan terhadap jumlah garmen yang bermasalah SISTEM PEMERIKSAAN DALAM PROSES PRODUKSI Pemeriksaan Sample (Sample Inspection) Sample adalah contoh bahan atau material, contoh model atau style, atau contoh garmen. Sample ini dapat berupa sample dari pihak pembeli atau pun yang dibuat oleh pihak pabrik. Sample yang dimaksud di sini adalah sample yang dibuat oleh pihak pabrik berdasarkan contoh dari pihak pembeli. Tujuan pemeriksaan adalah agar seluruh sample yang dibuat oleh pihak pabrik (bagian sample) bebas dari cacat, kerusakan, penyimpangan/ ketidaksesuain baik model, mutu jahitan/finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya.
Mutu produk adalah kesesuaian ciri dan karakter produk yang dibuat, dengan ciri dan karakter produk yang diminta, dan kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam kondisi tertentu. Setelah menerima sample, selanjutnya sample di-copy komplit size, cek style dan ukuran, kemudian dilanjutkan dengan membuat top sample pre production sebanyak 4 pcs atau lebih per style dan size. Urutan/Prosedur Pemeriksaan Sampel (QC Sampel): Petugas bagian quality control (QC) akan menerima sample dan lembar pemeriksaan sample dari petugas bagian sample. Lembar rencana kerja (work-sheet) dan contoh produk garmen yang akan diproduksi dibuat oleh petugas bagian sample & Merchandiser diserahkan ke bagian QC. Petugas QC akan memeriksa dan memberi komentar/koreksi terhadap sample pada lembar pemeriksaan (work-sheet) dan menyerahkan kembali kepada merchandiser. Merchandiser mempelajari catatan QC dan memutuskan untuk dikirim ke bagian produksi atau ditolak dan dikembalikan kepada bagian pembuatan sample untuk dibuat ulang contoh atau sample. Jika sample ditolak oleh merchandiser maka sample akan dikembalikan kepada bagian pembuatan sample untuk diperbaiki atau dibuat ulang sesuai dengan mutu sample yang dikehendaki oleh pembeli. Jika sample diterima atau disetujui oleh merchandiser maka sample tersebut akan dikirim oleh merchandiser ke pihak pembeli guna mendapatkan persetujuan, sesuai permintaan atau tidak (approval sample) Petugas QC akan menerima salinan atau copy laporan pemeriksaan sample dari merchandiser. Sampel yang telah disetujui pihak pembeli (approval sample) dikembalikan ke bagian produksi untuk diproduksi secara massal. PEMERIKSAAN PADA BAGIAN POTONG/CUTTING
Cutting adalah proses pemotongan kain sesuai pola marker yang ada dan sudah dicek kebenarannya oleh bagian marker dan QC cutting. Secara singkat yang dilakukan oleh bagian QC cutting adalah mengecek gelaran kain, kain tidak gelombang, tidak melipat, kain bawah sampai atas harus sama, dan penyusutan kain. Kemudian mengecek hasil potongan, potongan harus sesuai dengan sample dan toleransi ukuran. Urutan/prosedur pemeriksaan pada cutting (QC Cutting): Periksa lembar kain bagian atas sampai pada lembar kain bagian bawah dengan posisi kertas marker.
Periksa dan cocokkan komponen pola dengan komponen pola yang terdapat pada kertas marker apakah komponen pola sudah lengkap atau belum. Petugas QC harus mencatat semua temuan pada lembar laporan pemeriksaan. Periksa apakah terdapat kesalahan potong pada setiap garis komponen pola ataukah tidak. Cek interlining dengan pola (bila komponen garmen menggunakan interlining dan bordir) Kesalahan potong pada bagian yang seharusnya dipotong ulang pada kain cadangan, dilakukan pencatatan dan pemotongan ulang Lebih detailnya adalah sebagai berikut Melakukan pemeriksaan terhadap kontruksi kain, warna kain, design kain, bagian luar dalam kain, dan bagian centre line kain. Juga melakukan pemeriksaan terhadap kualitas kain. Melakukan
pemeriksaan
pada marker, apakah
rasio size/ukuran
sudah
memenuhi seluruh size/ukuran yang dipesan Melakukan pemeriksaan terhadap hasil spreading/ampar apakah kain yang diampar sudah benar benar rata tidak bergelombang dan lurus. Melakukan pemeriksaan terhadap metode cutting Pemeriksaan terhadap hasil potong, apakah seluruh hasil potong sudah benar
benar
sesuai
dengan
original pattern/pola
yang
diberikan
olehbuyer/pemesan. Pemeriksaan pada hasil potong, apakah stripe atau kotak dari potongan komponen benar benar matching dan balance. PEMERIKSAAN PADA BAGIAN FUSING Melakukan
pemeriksaan
hasil fusing sebelum
terhadap
dan
sesudah
pencucian. Apakah mengalami perubahan warna dan ukuran. Melakukan
pemeriksaan
terhadap
terdapatdelamination dan strike
kualitas fusing yang
trough atau
tidak.
dihasilkan, Apakah bond
strength sudah memenuhi standar atau tidak. Melakukan pemeriksaan khusus untuk kain stripe/kotak hasil fuse benar benar lurus dan balance. Melakukan pemeriksaan apakah interlining yang digunakan sudah sesuai dengan yang ditentukan oleh buyer atau tidak.
PEMERIKSAAN PADA BAGIAN JAHIT. Urutan/prosedur pemeriksaan pada proses Sewing: Bekerja sesuai dengan pedoman produksi atau work sheet. Mengikuti proses sesuai dengan layout sampai baju jadi
Periksa hasil cutting per komponen sesuai dengan sample dan toleransi Memeriksa jumlah stikan dalam 1 inch (stitch/inch) Periksa hasil jahitan dan ukuran tiap tahapan proses, jahitan harus baik, rapi, tidak loncat. Periksa hasil jadi sesuai dengan work sheet Periksa hasil jadi setelah dilakukan trimming Semua data dicatat pada blangko yang sudah disediakan Lebih detailnya adalah sebagai berikut Melakukan pemeriksaan terhadap model/style yang akan digunakan. Melakukan pemeriksaan terhadap material penunjang yang akan digunakan, nisalnya : Label, Button, benang Melakukan
pemeriksaan
terhadap
hasil komponen
jadi, spi, ukuran,
model/style,handling/penanganan Melakukan pengukuran terhadap garmen jadi Melakukan tes cuci pada garmen jadi untuk mengetahui apakah ada perubahan warna, dan ukuran setelah pencucian. PEMERIKSAAN PADA BAGIAN GOSOK-LIPAT – PENGEPAKAN Melakukan pemeriksaan secara tekhnis apakah temperature/suhu yang digunakan sudah sesuai dengan jenis kain yang akan digosok atau tidak. Melakukan pemeriksaan dari hasil gosok, apakah ada perubahan warna, bentuk dan ukuran setelah penggosokan. Melakukan pemeriksaan dari hasil gosokan apakah sudah halus sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Melakukan pemeriksaan apakah folding method/cara lipat sudah seusesuai dengan permintaan buyer atau tidak. Melakukan pemeriksaan terhadap material penunjang( card board, paper
collar stripe, plastic collar support, tissue paper, hang tag, price ticket ) apakah sudah sesuai yang dengan permintaan dari buyer atau tidak. Melakukan pemeriksaan terhadap kualitas, ukuran dari export carton. Melakukan pemeriksaan terhadap total jumlah per carton, dan methode packing. FINAL AUDIT PROCEDURE/ PROSEDUR FINAL AUDIT Final audit akan dilakukan pada posisi garmen dengan status produksi tertentu. Melakukan pemeriksaan kesesuain pada jumlah pemesanan, warna dan model. Melakukan
pemilihan/pengambilan
garmen
secara random sesuai
denganstatistical sample plan. Melakukan pemeriksaan secara visual dari hasil operasi sewing/ jahit apakah kualitas jahit sudah sesuai atau tidak dengan standar
Melakukan pemeriksaan terhadap ukuran, apakah sudah sesuai dengan pemesanan atau tidak. Minimum pengukuran 5 pieces untuk setiap warna dan ukuran. Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap: model, kain, warna, jahitan, material penunjang, konstruksi material, price ticket, folding
method/cara lipat, carton marking. Dan carton labeling. KLASIFIKASI DEFECT
Defect akan diklasifikasikan menjadi dua yaitu, defect major dan defect minor. Major defect adalah sebuah kondisi garmen yang diindikasikan akan menjadi second quality atau tidak memenuhi standar karena beberapa alasan berikut : Defect tersebut akan mempengaruhi integrity/keutuhan dari product Defect tersebut akan mempengruhi terhadap daya jual dari product Defect tersebut akan mempengaruhu kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap product Defect tersebut menjadikan ketidak sesuaian pada style 3. Minor defect adalah sebuah kondisi dimana defect tersebut tidak akan menimbulkan complain dari konsumen. DEFINISI DEFECT PADA BAGIAN SEWING/JAHIT
1. Crooked label/ label tidak di tengah +/- 1/16” dari tengah masih diperbolehkan 2. Label seam ends on yoke/ jahitan label tembus satu jarum pada bahu. Diperbolehkan tidak melebihi 1/8” 3. Label stitching over run/ jahitan label keluar. Diperbolehkan tidak melebihi satu jarum 4. Poor banding/ lapisan kaki kerah melintir. Tidak diperbolehkan 5. Nose on band extension/pemasangan kaki kerah nonjol. Diperbolehkan tidak melebihi 1/16”. 6. Uneven collar point length/Lebar dari pucuk kerah tidak sama kiri dan kanan. Tidak ada toleransi , ukuran harus benar benar akurat. 7. Untidy joint stitching at collar/jahitan sambungan pada kerah. Tidak diperbolehkan ada jahitan sambung pada bagian kerah. 8. Mismatched collar/kerah tidak matching. Diharuskan matching pada bagian ini. 9. Skip stitch collar/stik kerah loncat. Tidak diperbolehkan 10. Open seam collar closing/pasang tutup kerah jebol. Tidak ada toleransi. 11. Beading collar point/pucuk kerah tidak lancip. Tidak ada toleransi. 12. Fractured Collar point/pucuk kerah jebol. Tidak ada toleransi. 13. One front longer than other/bagian depan kiri kanan tidak sama. Tidak diperbolehkan melebihi ¼” 14. Skip stitch top centre/jahitan loncat pada bagian tengah. Tidak ada toleransi. 15. Missing or faulty button/kurang atau rusak kancing. Tidak ada toleransi. 16. Open seam joining/jebol pada penggabungan. Tidak ada toleransi 17. Faulty pocket blocking/Block saku kurang baik. Tidak ada toleransi. 18. Incorrect pocket location/penempatan saku yang tidak sesuai. Diperbolehkan tidak melebihi ¼” 19. Hi Low Pocket/Pocket kiri dan kanan tidak sama posisinya. Diperbolehkan tidak melebihi 1/4”
20. Sleeve not even at armhole/ tangan tidak sama pada bagian ketiak. Diperbolehkan tidak melebihi ¼” 21. One sleeve longer than other/panjang tangan kiri dan kanan tidak sama. Diperbolehkan tidak melebihi ¼” 22. Puckering/Kerut. Tidak diperbolehkan. 23. Sleeve placket faulty blocking/Blocking tangan tidak bagus. Harus diperbaiki. 24. Fullness in Cuff/Gelembung pada manset. Harus diperbaiki. 25. Nose on Cuff/pemasangan manset menonjol ke luar.Harus diperbaiki. 26. Beading Cuff attached/Pasang manset menonjol ke atas. Harus diperbaiki. 27. Needle pulls, needle chew/Terdapat bekas karena jarum tumpul. Tidak diperbolehkan. 28. Brooken stitch/Jahitan putus. Tidak diperbolehkan. 29. Half sewn button/jahitan kancing hanya separuh. DEFINISI DEFFECT PADA BAGIAN FOLDING DAN PACKING
Crushed or no collar support/Rusak atau sobek kertas penahan kerah. Harus diperbaiki. Tie space too big/overlap/Jarak pemasangan dasi terlalu lebar atau bertumpang tindih. Crooked Collar/Kerah tidak pas pada bagian tengah lipatan. Mismatched front stripe/plaid/Bagian kiri dan kanan tidak matching untuk stripe atau kotak.
Mismatched pocket/Pemasangan saku tidak matching. Mismatched collar/Kerah tidak matching Collar not rolled properly/Kerah tidak bulat secara sempurna. Torn/misprinted poly bag/ Plastik robek dan ada kesalahan print. Dry wrinkles/ Gosokan tidak rapi. Poor Pinning/Pemasangan jarum pentul tidak baik. Crooked front folding/Bagian lipatan kiri kanan tidak seimbang. Flaps not covering to pocket/Tutup saku tidak menutupi secara sempurna. Puckering collar closing/kerut pada bagian pemasangan kerah. Fullnes in band/gelembung pada bagian dalam kaki kerah Hi Low Button Down/Kancing kerah kiri kanan tinggi rendah. Misaligned neck button to front button/Kancing leher tidak lurus terhadap kancing depan. Fullness around collar/Gelembung sekitar kerah Fullness between 1st and 2nd front button/Gelembung antara kancing pertama dan kedua pada bagian depan.
Wrong size in box/Salah memasukan ukuran pada box Wrong assortment/ Salah assortment Wrong style in box/ Salah style yang masuk pada box Wrong poly bag/ Salah plastic Wrong Carton Marking/ Salah print pada karton box
BAB III Produk dan Jasa Bagian ini menjelaskan secara detail tentang apa yang Anda jual, baik produk, jasa ataupun keduanya. 3.1
Ringkasan Produk dan Jasa
Berisi penjelasan tentang produk atau jasa yang ditawarkan, bagaimana mereka tersedia dan siapa yang menyediakan, dan perencanaan ke depannya. Contoh (Café Internet) : PT. A akan menyediakan akses penuh terhadap penggunaan email, FTP, www, dan aplikasi internet lainnya. Pencetakan dan scanning dokumen serta pelatihan singkat tentang internet juga akan disediakan bagi konsumen. Untuk menu kafe akan disediakan kopi, makanan dan kue dengan desain interior yang menarik. 3.2
Deskripsi Produk dan Jasa
Gunakan bagian ini untuk menjelaskan produk atau jasa perusahaan Anda secara lebih detail, misalnya :
o
Berapa harga produksi produk atau jasa tersebut
o
Berapa harga jual produk atau jasa tersebut
o
Produk atau jasa tersebut memenuhi kebutuhan dalam bidang apa
Pertimbangkan kebutuhan konsumen dan keuntungan yang mereka dapatkan dari produk atau jasa Anda. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Anda mungkin bisa mendapatkan kebutuhan baru dan bahkan jenis knsumen baru. Contoh (Kontraktor): •1. Perencanaan Kami dapat merencanakan dan mendesain rumah atau bangunan yang ingin Anda bangun, baik dalam bentuk 2D, 3D maupun maket. •2. Perhitungan RAB Kami dapat melakukan perhitungan kebutuhan anggaran belanja proyek pembangunan rumah atau bangunan Anda. •3. Pembangunan Kami dapat melakukan pembangunan rumah atau bangunan Anda sesuai dengan desain dan anggaran yang disepakati. 3.3
Perbandingan Kompetitif
Jelaskan tentang posisi produk atau jasa Anda di pasar. Pikirkan tentang keuntungan maupun fitur yang spesifik, sehingga Anda akan memiliki differensiasi. Pertimbangkan hal-hal berikut :
o
Kenapa konsumen harus membeli produk Anda dibandingkan dengan yang lain?
o
Apa keuntungan yang Anda tawarkan, berapa harganya dan kepada siapa?
o
Bagaimana produk Anda dibandingkan dengan competitor?
Contoh (Kafe Steak): Kafe A, B dan C memiliki atmosfer yang menyenangkan untuk menikmati makanan sambil berinteraksi dengan keluarga dan kerabat. Keunggulan utama kami adalah manager kami, serta kemampuan dan kemauannya untuk menciptakan hubungan baik dengan konsumen, selalu bisa mengatasi permasalahan dan merubahnya jadi pengalaman yang positif. Kafe kami menawarkan steak dan makanan lainnya yang dengan kombinasi bumbu dan rasa yang lezat. Tidak ada kafe lain yang menawarkan makanan selezat kami. 3.4
Kebutuhan Dasar
Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dasar yang harus Anda penuhi untuk menjual produk atau jasa Anda. Misalanya pada bisnis pelayanan professional, maka yang sangat tergantung kepada ketersediaan tenaga kerja professional. Untuk bisnis manufaktur, maka sangat tergantung kepada ketersediaan bahan mentah, harga bahan mentah dll. Contoh (Konsultan): Nilai dasar yang harus dipenuhi adalah pengalaman professional, yang dipadukan dengan pengalaman, kerja keras dan pendidikan. 3.5
Teknologi
Jelaskan bagaimana teknologi dapat mempengaruhi produk dan jasa yang disediakan, keuntungan konsumen dan kekuatan kompetitif Anda. Misalnya, sebuah perusahaan penyedia internet akan sangat bergantung kepada kecepatan dan kualitas koneksinya. Sebuah laboratorium kesehatan akan sangat bergantung kepada kecanggihan peralatan diagnose medisnya. Contoh (Konsultan) : •1. Fasilitas website dan internet yang lengkap •2. Fasilitas presentasi dan multimedia •3. Sistem Informasi yang terintegrasi 3.6
Perencanaan Masa Depan
Proyeksikan tentang rencana produk atau jasa di masa mendatang, seperti :
o
Strategi pelayanan jangka panjang
o
Rencana pembentukan produk atau jasa ke depannya
o
Apakah ada keterkaitan antara segmen pasar, kebutuhan pasar, kebutuhan pasar dan pengembangan pelayanan.
Bagian ini juga dapat menjelaskan rencana-rencana seperti, pembukaan kantor cabang atau rencana penambahan alat produksi Contoh (Taman Hiburan) : PT. A akan mengembangkan aktivitas hiburan keluarga selama tahun pertama operasi, dengan menambah gokart, ATV, flying fox dan atraksi lainnya. Di masa mendatang, PT. A akan menambah aktivitas hiburan outdoor lainnya, seperti bungee jumping, balon udara, air shotgun dan lainnya.
Pengertian Jasa Menurut Lupiyoadi (2001:5)pengertian jasa adalah: “A service is an activity or series of activities of more or less intangible nature that normally, hut not necessarile, take place in interactions between the customer and service employees and/or physical resources or good ard/or system of the service provider, which are provided as solutions to customer problems.”(Gronroos, 1 990) Tidak jauh berbeda dengan definisi diatas, Kotler(1991: 260)mendefinisikan jasa sebagai: “Setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan suatu pihak kepada yang lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.” Sementara itu, produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Jadi pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen. Karaktenstik Jasa Beberapa karakteristik utama dari jasa, menurut Kotler(1 993:230), adalah sebagai berikut: 1. Intangibility (Tidak berwujud) Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karma tidak bisa dindentifikasi oleh ke lima indera manusia, seperti: dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum terjadi proses transaksi pembelian. 2. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan) Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang maupun mesin, disamping itu apakah sumber itu hadir atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada. 3. Variability (Berubah-ubah) Jasa dapat mudah berubah-ubah karena jasa ini tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan, dan dimana disajikan. 4. Perishability (Daya tahan) Jasa tidak dapat disimpan dan tidak memiliki daya than yang lama karena sifatnya tergantung dari fluktuasi pennintaan. Macam-macam jasa Menurut Converse (1992:233), macam-macam jasa seperti yang telah disebutkan diatas, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
I. Personalized services Personal services adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya, seperti tukang cukur, salon kecantikan, laundry, foto. Sementara itu, yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasaran jasa antara lain adalah, lokasi yang baik, menyediakan fasilitas dan suasana yang menarik, serta nama baik yang bersangkutan. Dalam marketing personal services diusahakan supaya timbul semacam patronage motive yaitu keinginan untuk menjadi langganan tetap. Contohnya patronage ini bisa timbul di dalam usaha laundries, karena kebersihan, layanan yang ramah tamah serta baik, dan sebagainya. 2. Financial services Financial services terdiri dari: a) Banking services (Bank). b) Insurance services (Asuransi). c) Investment securities (Lembaga penanaman modal). d) Public utility and Transportation services. Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara alamiah, misalnya perusahaan listrik, air minum. Para pemakainya terdiri dari: Domestic consumer (konsumen lokal), Commercial and office (perkantoran dan perdagangan), Municipalities (kota praja, pemda). Sedangkan dalam transportation services, meliputi: angkutan kereta api, kendaraan umum, pesawat udara, dsb. Pelayanan disini ditujukan untuk angkutan penumpang dan angkutan barang. 3. Entertainment Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha dibidang olahraga, bioskop, gedung-gedung pertunjukan, dan usaha-usaha hiburan lainnya. Metode marketing yang dipakai adalah sistem penyaluran langsung dimana karcis dijual di loket-loket. 4. Hotel services Hotel merupakan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan. Dalam hal ini hotel perlu mengadakan kegiatan bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, travel biro, dan sebagainya.
PENGERTIAN JASA Kotlet (2000) mengemukakan pengertian jasa (service) sebagai berikut : “ A service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. It`s production may or may not be tied to a pshyical product “ (Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak yang lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan, produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik). Sedangkan Zeithaml dan bitner (2003:3) mengemukakakn definisi jasa sebagai berikut : include all economic, activities whoise output is not physical product or construction is generally consumed at the time it`s produced and provided added value in forms (such as convenience, amusement,, timeliness, comfort or health) that are essentially intangible concerns of it`s first purchaser. Jasa pada dasarnya adalah seluruh ativitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikomsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan , memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka jasa pada sasarnya adalah sesuatu yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : 1. Tidak berwujud tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan 3. Suatu produk fisik 4. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan 5. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/2001118-pengertian-jasa/#ixzz1hqDk7hCJ
Jasa Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa
Dalam ilmu ekonomi, jasa atau layanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Definisi Banyak ahli yang mendefinisikan "jasa" diantaranya adalah : Phillip Kotler : Adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik. Adrian Payne : Adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau rnanfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan daiam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik. Christian Gronross : Adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya(namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan". Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak menyadarinya. Selain itu, dimungkinkan ada situasi di mana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa.
[sunting]Karakteristik
Jasa
Seringkali dikatakan bahwa jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang atau produk – produk manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa dan pembeda dari barang pada umumnya adalah (Payne, 2001:9): 1.Tidak berwujud Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau disentuh seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang. 2.Heteregonitas Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai interaksi tersebut.
3.Tidak dapat dipisahkan Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada di tempat jasa yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan ikut ambil bagian dalam proses produksi tersebut. 4.Tidak tahan lama Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana ia membeli jasa.
Eceran atau disebut pula ritel (bahasa Inggris: retail) adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barangsecara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula sebagai pengecer. Pada prakteknya pengecer melakukan pembelian barang ataupun produk dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik secara langsung ataupun melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil.
ENGERTIAN RETAIL Perkembangan Industri Retail di Indonesia begitu sangat pesat, namun tidak diiringi oleh informasi yang menunjang, sangat susah mencari informasi tentang perkembangan retail di internet. coba saja cari di om google tentang " retail " yang keluar pasti kebanyakan link dari luar ataupun iklan yang tidak ada hubungannya dengan informasi retail yang kita cari. Melalui website ini, saya berusaha berbagi pengetahuan mengenai seluk beluk Industri Retail di Indonesia. untuk mendukung penjelasan ini, saya menggunakan teori yang penulis dapatkan langsung dari sumber terbesar retail di indonesia, yaitu Matahari Dept Store. Pengertian Retail Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu " Retailer" yang berarti " Memotong menjadi kecil kecil" (Risch, 1991 ).
Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah Semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi Dalam kamus Bahasa Inggris - Indonesia, Retail bisa juga di artikan sebagai "Eceran" Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan Pengertian Retailer adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebuh dari setengah hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush dan Gresham, 1994)
Klasifikasi Retail Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb : - Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen. Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship) - Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi : Departemen Store - Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online ) Departemen Store merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan berbagai macam jenis produk / barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam berbelanja. Produk yang ditawarkan bisa meliputi : - Perlengkapan pria ( Mens World ) dan Wanita ( Ladies World ) - Perlengkapan Remaja ( Youth World )
- Perlengkapan anak anak & permainan (Children & Toys World) - Perlengkapan Sepatu dan Accesories ( Shoes World ) - Perlengkapan Olahraga & Alat Musik (Sport Center) - Perlengkapan perangkat keras /Rumah tangga (Hardware) - Perlengkapan Kosmetik - Dan sebagainya Gambaran Umum Manajemen Retail Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu ” Retailer” yang berarti ” Memotong menjadi kecil kecil” (Risch, 1991 ). Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah Semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi Dalam kamus Bahasa Inggris – Indonesia, Retail bisa juga di artikan sebagai “Eceran” Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan Pengertian Retailer adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebuh dari setengah hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush dan Gresham, 1994) Klasifikasi Retail Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb : Retail Kecil Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen. Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship) Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi : Departemen Store – Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online ) Departemen Store merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan berbagai macam jenis produk / barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam berbelanja