DAMPAK PELATIEIAN PADA PERILAKU PENGELOWN SUMBERDAYA ALAM DAN LlNGKUNGAN PERTANXAN, STUD1 KASUS PENGENDALIAN HAMA TERPADU PADA BUDIDAYA PAD1 ( Effect of Training to Management Behaviour of Natural Resources and Agriculture Environment, Case Study on Integrated Pest Management in Rice Cultivation) ABSTRACT l;hefanner's behaviour topest control, rice field ecowem management practiced and constraints of integratedpesl management (rPM) implementation as the effect of Field IiifegratedPest Mamgement Training (FIPMlJ are studied d~rrit~g on July to October 1996 in Karanmg West Java Province. Four@fi trained farmers mzd 45 untrained fanners were inimeMewedfiom three " k e e "i.e. J a h ' d , Ret@ngWok and Telukjambe.
Ihe results are :lhe preckrioiy arthroM i.e qider, h w ~ i e stettigonid , hopper (Conocephalus longipennis de Haan), carabid beetle (Ophionea q.)and mirid bug (Cyrtorhinus lividipennis Reuter) are better known by ~ainedfanners compared with untrained farmers Systematically of pest obsemtion and more tmiaii'on objects were obserb by trainedfanners. The trainedfanners beliew thai peshshcideused is not the otzly w y for pest control, but there are no match with they &me that there are no effect to pesticide *il&'on behaviour. Beside to apply of pesticide, the brown planthopper wtlho/ practiced by fruitzed fanners are resistant vwiety, plant rotation cad not d i m b the predator's life. lhe stemborer m t r o l practiced are pesticide used seeding d e b until the stemborer adult emerg d f 2 y period finished and not dislurb the predaiiw's life, but there are no dzfferent to rat control practiced Duriiig 5 late planting s e w n , 84 4 untrained fanners and 76 % frcrnedfanners usedpestrstrci& to confrd ofpesf.
T?ierice C U I W O I I andricefield ecosystem rnanagemet~tpradcedrelated with the FIPWare ie. landprepation, water mmgenent in vegetafive phase, early mechanical control to pathogen symptom, but there are not related wiih the practical of weed control, fertilize and straw cutting during harvesting time. Wet s e a m land preparation have &ne by trained fanners betier than untrained fanners. G o d land preparaiion influence to healthy q , and become higher ecologicalpes! resistance. Intermitetit water management during wgemive sfage (a week + 5 cmflood and a week dq) is betterfor plant growth and unsuitable micro emironmeid fwp& growth The untrainedfanners haw have p q attenti011 to water management during vegetative stage.
7.W constraint of IPM implementatiw~ by farmers in Karawang are i.e. psychologiml consbaint abolrtpesticide used; extemimproblem, f m e r ' s side job, external presnrre, ouifanner's group @?antic. The fanners wm.der that pesticide is i t q ~ m ' v e , e q to obtan, and effective topest control. Im~ass&mnrronpracticed and corducfed in
pw planting s e m only is not suitable with FIPMTmethod The tum agriculture sidejob by 64 % of farmers is one of IPM implementation consfraitilfwhile they must also to mamge their rice field During the recent fiw phiting seasori, 557.78% of farmers have extenzal pressure by oflcials to used partcular pesticide. Finally, 55.56 % of farmers feel that f m e r s group meeting is rare ca2d 12,22 % of fanners feel there is no farmers group meeting.
DAMPAK PELATJHAN PADA PERIW
(Effect of Training to Management Behaviour of Natural Resources and Agriculture Environment, Case Study on Integrated Pest Management in Rice Cultinvation) RINGKASAN
Soelrimo Nrp. 94.144 : Dampak Pelatihan Pada Perilaku Pengelolaan Swnberdaya Alam dan Lmgkungan Pertanian, Studi I
Upaya peningkatan produksi beras dengan cara intensifikasi pemah di tempuh oleh p e m e ~ t a hantara lain dengan penggunaan pestisida yang intensif untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Penggunaan pestisida yang intensif telah menimhlkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif kebijaksanaan tersebut adalah perilaku peiani dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman dan budidaya tanaman tidak mengkbkm praktek-praktek pengelolaan lingkungan sawah secarabail Sejak tahun 1990 telah dilakukan pelatihan pengendalian hama terpadu (PHT)bagi petani dalam bentuk sekolah lapang PHT (SLPHT). Metode SLPHT mernberi latihan kepada petani agar mampu mengelola lingkungan sawah sesuai dengan prinsip pengelolaan
Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku petani dalam pengendalian hama padi sawah setelah mendapatkan latihan PHT, menganalisis hambatan dan faktor-faktor eksternal yang dihadapi petani dalam menerapkan PHT dan mengelola ekosis-tem sawahnya, dan mengetahui praktek budidaya padi dm pengelolaan ekosistem sawah yang dilakukan oleh petani setelah mendapatkan latihan PHT. Penelitian diakukan dengan mengadakan wawancara langsung kepada petani contoh dan dilakukan pengamatan lapangan terhadap praktek pengelolaan ekosistem sawah di daerah penelitian. Sebanyak 90 petani contoh ditentukan sebagai responden di tiga k m t a n yaitu Jatisari, Rengasdengklok dan Telukjambe. Petani contoh terdiri dari 45 orang petani belum pernah mengikuti SLPHT dan 45 orang petani telah mengikuti SLPHT. Masing-masing kecamatan ditentukan 30 orang petani contoh yang terdiri dari 15 orang belum pernah mengkuti SLPHT dan 15 orang telah mengikuti SLPHT. Hasii-hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan tentang hama, pengenddian hama dan musuh alami Dalam ha1 kemampuan petani mengenali jenis-jenis harna yang sering menyerang di lahan usahataninya, antara petani yang pernah mengikuti SLPHT dan yang belum pernah mengkuti SLPHT tidak menunjukkan peMaan, yaitu tidak terdapat hubungan yang nyata antara keikutsertaan petani dalam SLPHT dengan kemampuan yang d i k i . Kemampuan kedua kelompok petani tersebut &lam mendiskripsikan prinsip hidup dan cara merusak