Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2015
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2015
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan kehendak-Nya Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2015 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air telah dapat disusun dan diselesaikan pada waktunya. Penyusunan LKIP ini dilakukan sebagaimana amanat Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LKIP Pusat Litbang SDA ini disusun dengan merujuk pada Rencana Strategis (Renstra) Pusat Litbang SDA tahun 2015-2019 dan dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan (2015) serta Perjanjian Kinerja tahun 2015 melalui korelasi sasaran dan indikator kinerja. LKIP yang disusun memuat gambaran keberhasilan maupun kendala dalam upaya mencapai sasaran kegiatan yang mendukung sasaran program Unit Organisasi Eselon I dan sasaran strategis Kementerian. Selain itu, LKIP ini berperan pula sebagai alat kendali dan penilai kualitas kinerja secara terukur, serta alat untuk mendorong peningkatan kinerja melalui siklus Sistem Akuntabilitas Kinerja Pusat Litbang SDA. Sangat disadari bahwa dalam laporan ini masih akan dijumpai sejumlah kekurangan dan kekeliruan, namun diharapkan laporan ini tetap dapat menjadi bahan masukan bagi pemangku kepentingan dan umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kinerja berikutnya. Dengan demikian dapat dilakukan perbaikan dalam rangka continuous improvement untuk meningkatkan kinerja dan tingkat akuntabilitas organisasi di masa yang akan datang. Ungkapan terima kasih dan apresiasi kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah mendukung pencapaian kinerja Pusat Litbang Sumber Daya Air tahun 2015 melalui berbagai daya dan upaya sesuai dengan tugas dan fungsinya, termasuk membantu terselesaikannya penyusunan laporan kinerja ini. Semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Litbang Sumber Daya Air tahun 2015 ini dapat bermanfaat dan dipergunakan oleh semua pihak yang berkepentingan.
Bandung, 29 Januari 2016 KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR,
DR. Ir. William M. Putuhena M.Eng NIP. 195707221985031002
Kata Pengantar
i
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
ii
Kata Pengantar
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Ringkasan Eksekutif Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) merupakan salah satu unit kerja dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tugas Puslitbang SDA adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air yang terutama mendukung pelaksanaan tugas pembangunan infrastruktur pekerjaan umum bidang sumber daya air. Bentuk dukungan yang diberikan Puslitbang SDA berupa hasil penelitian dan pengembangan, advis teknis, dan layanan pengujian laboratorium. Pusat Litbang SDA diberikan kewenangan dalam hal penggunaan sumber daya organisasi berupa anggaran, sumber daya manusia, dan sarana prasarana untuk dapat mencapai target dan sasaran yang telah ditetapkan, termasuk memberikan kontribusi pencapaian sasaran program dan sasaran strategis pada jenjang diatasnya, yaitu Badan Litbang dan Kementerian PUPR. Sebagai wujud akuntabilitas dalam hal penggunaan sumber daya tersebut, maka setiap tahun Pusat Litbang SDA harus mempertanggungjawabkan pengelolaannya dibandingkan dengan penetapan kinerja yang telah diperjanjikan dalam Laporan Kinerja. Atas dasar tersebut, Puslitbang SDA menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban berupa laporan evaluasi secara mandiri. Tahun 2015 merupakan tahun pertama perencanaan jangka menengah 2015-2019, sehingga tahun ini merupakan tahap awal yang menjadi transisi pelaksanaan kinerja setelah menuntaskan perencanaan jangka menengah 2010-2014. Oleh karena itu, sejumlah perbaikan dan penyesuaian telah dilakukan dalam struktur perencanaan pada level output dan outcome dari jenjang Kementerian, Unit Organisasi Eselon I, dan Unit Kerja Eselon II, termasuk pada Pusat Litbang SDA. Target dan realisasi Indikator Kinerja Program yang menjadi kontribusi untuk outcome Badan Litbang tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh stakeholders berupa Jumlah teknologi yang termanfaatkan dapat sepenuhnya tercapai sebanyak 6 unit (capaian: 100%) Meningkatnya kualitas layanan teknis kepada stakeholders berupa Indeks kepuasan pelanggan terhadap: 1) Layanan advis teknis dapat tercapai 84,14% dari target sebesar 72% (capaian: 116,86%); 2) Proses sertifikasi yang diterbitkan, tidak dapat diukur kinerjanya; dan 3) Layanan Uji Laboratorium dapat tercapai 76,62% dari target sebesar 72% (capaian: 106,42%)
Adapun dalam hal Indikator Kinerja Kegiatan atau kinerja skala output Pusat Litbang SDA pada tahun 2015, dari 16 (enambelas) indikator yang dikelompokkan ke dalam 4 (empat) Sasaran Kegiatan, 13 (tigabelas) indikator memenuhi target (100%) sesuai perjanjian kinerja, adapun 2 (dua) indikator dapat melampaui target, yaitu sebagai berikut:
Jumlah Rekomendasi Teknis dapat tercapai 31 Dokumen dari target 23 Dokumen (capaian: 140%) Jumlah R-3 dapat tercapai 11 Dokumen dari target 10 Dokumen (capaian: 110%)
Sementara itu, 1 (satu) indikator lainnya berupa Jumlah Penerimaan PNBP, hanya dapat tercapai sebesar Rp2.115.526.000 dari target Rp2.185.985.000 (capaian: 96,78%)
Ringkasan Eksekutif
iii
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Capaian Pusat Litbang SDA dihasilkan melalui penggunaan atau penyerapan anggaran sebesar Rp144.730.453.000 atau 97,46% dari alokasi pagu Rp148.500.000.000. Dari total alokasi pagu tersebut, komposisi untuk kegiatan Litbang sebesar Rp42.136.973.000 atau 28,38% (terserap 97,20%), untuk kegiatan Non-Litbang sebesar Rp46.431.824.000 atau 31,27% (terserap 97,33%), dan untuk kegiatan Layanan Perkantoran sebesar Rp59.931.203.000 atau 40,36% (terserap 97,75%). Berdasarkan pelaksanaan dan pencapaian kinerja tahun 2015, terdapat sejumlah permasalahan/kendala yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan kinerja, diantaranya sebagai berikut:
Tertundanya pengesahan DIPA disebabkan perubahan Nomenklatur disetiap jenjang Kementerian PUPR; Kebijakan penghentian pencairan anggaran sampai dengan pengesahan DIPA pada tanggal 16 April 2015; Kondisi ekonomi makro berupa fluktuasi nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing; Faktor cuaca dan kondisi lingkungan yang berpengaruh pada sejumlah pelaksanaan kegiatan Litbang tertentu; dan Kesulitan dalam proses pengumpulan data primer/sekunder beruntun (sequential).
Adapun rekomendasi yang diharapkan dapat ditindaklanjuti pada pelaksanaan kinerja kedepan diantaranya adalah sebagai berikut:
iv
Finalisasi penyesuaian ADIK dalam struktur output untuk diimplementasikan pada tahun 2016; Mengembangkan pemantauan tahapan/proses kegiatan/pekerjaan dalam rangka menghasilkan output (capaian fisik) secara online; Meningkatkan komposisi/porsi anggaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan; Melaksanakan pelelangan secara dini untuk kegiatan/paket pekerjaan kontraktual; Meningkatkan kualitas Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP) sebagai dokumen rencana mikro yang andal; dan Merubah pola pelaksanaan pada sejumlah kegiatan swakelola tertentu menjadi kegiatan kontraktual melalui jasa konsultansi.
Ringkasan Eksekutif
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Daftar Isi Kata Pengantar......................................................................................................................................... i Ringkasan Eksekutif................................................................................................................................ iii Daftar Isi .................................................................................................................................................. v Daftar Tabel .......................................................................................................................................... vii Daftar Gambar ....................................................................................................................................... ix BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1 1.1 Umum ................................................................................................................................. 1 1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ............................................................................... 2 1.2.1 Tugas dan Fungsi ...................................................................................................... 2 1.2.2 Struktur Organisasi................................................................................................... 3 1.2.3 Sumber Daya Manusia (SDM) .................................................................................. 5 1.3 Kondisi dan Tantangan Pembangunan ............................................................................... 8 1.4 Peran Strategis ................................................................................................................. 11 1.5 Sistematika Pelaporan ...................................................................................................... 12 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA .......................................................................................................... 15 2.1 Perencanaan Strategis ...................................................................................................... 15 2.1.1 Visi dan Misi ........................................................................................................... 15 2.1.2 Tujuan..................................................................................................................... 16 2.1.3 Sasaran Strategis/Program/Kegiatan ..................................................................... 17 2.2 Rencana Kinerja Tahun 2015 ............................................................................................ 20 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ......................................................................................... 21 2.4 Metode Pengukuran Kinerja ............................................................................................ 27 2.4.1 Pengukuran Kinerja Output.................................................................................... 28 2.4.2 Pengukuran Kinerja Outcome ................................................................................ 28 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................................................... 31 3.1 Capaian Kinerja Pusat Litbang SDA................................................................................... 31 3.1.1 Pengukuran Kinerja Outcome ................................................................................ 31 3.1.2 Pengukuran Kinerja Output.................................................................................... 32 3.1.3 Pengukuran Kinerja Periodik (per Triwulan) .......................................................... 33 3.1.4 Permasalahan dan Tindak Lanjut (per Triwulan) ................................................... 36 3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Outcome ............................................................... 38 3.2.1 Sasaran Program Meningkatnya Pemanfaatan IPTEK oleh Stakeholders .............. 38 3.2.2 Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis kepada Stakeholders .. 54 3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Output .................................................................. 56 3.3.1 Sasaran Kegiatan Hasil Riset dan Pengembangan dan Penerapan/Pemanfaatan . 56 3.3.2 Sasaran Kegiatan Rekomendasi dan Masukan Kebijakan ...................................... 87 3.3.3 Sasaran Kegiatan Perencanaan, Monev, Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya .......................................................................................................... 95 Daftar Isi
v
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
3.3.4 Sasaran Kegiatan Layanan PNBP .......................................................................... 115 3.3.5 Analisis Efisiensi dan Efektivitas Kinerja............................................................... 116 3.3.6 Penghargaan yang Diperoleh ............................................................................... 120 3.4 Realisasi Anggaran .......................................................................................................... 121 3.4.1 Perbandingan Pencapaian Anggaran ................................................................... 122 3.4.2 Kendala yang Dihadapi dalam Pencapaian Kinerja Keuangan ............................. 125 3.5 Hal-Hal yang Memerlukan Perhatian untuk Peningkatan Kinerja .................................. 125 BAB 4 PENUTUP ................................................................................................................................ 127 4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 127 4.2 Rekomendasi .................................................................................................................. 128 Daftar Pustaka..................................................................................................................................... 129 Lampiran ............................................................................................................................................. 131
vi
Daftar Isi
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Daftar Tabel Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 1.3 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Tabel 3.15 Tabel 3.16 Tabel 3.17 Tabel 3.18 Tabel 3.19 Tabel 3.20 Tabel 3.21 Tabel 3.22 Tabel 3.23 Tabel 3.24 Tabel 3.25 Tabel 3.26 Tabel 3.27 Daftar Tabel
Pemetaan SWOT Pusat Litbang SDA .............................................................................. 10 Dukungan Pusat Litbang SDA terhadap Sasaran Strategis Ditjen SDA .......................... 11 Kegiatan Prioritas tahun 2015 ....................................................................................... 12 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Program/kontribusi Outcome) ....................................................................................................................... 18 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) ... 19 Rencana Kinerja Tahun 2015 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Program/kontribusi Outcome) ....................................................................................................................... 20 Rencana Kinerja Tahun 2015 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) ...... 20 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 (PK) Pusat Litbang SDA (Sasaran Program/kontribusi Outcome) ....................................................................................................................... 22 Lingkup Lembaga Inspeksi Puslitbang Sumber Daya Air yang Sudah Terakreditasi ...... 24 Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA dan Lingkup Layanan Pengujiannya .. 24 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 (PK) Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) ..... 26 Kriteria Pemenuhan Outcome Teknologi Termanfaatkan ............................................. 29 Pengukuran Kinerja Program (Kontribusi Outcome) Pusat Litbang SDA Tahun 2015 ... 32 Pengukuran Kinerja Kegiatan (Output) Pusat Litbang SDA Tahun 2015 ........................ 32 Pengukuran Kinerja Triwulanan (Periodik/Berkala) Berbasis Data Capaian Fisik eMonitoring ..................................................................................................................... 34 Permasalahan dan Tindak Lanjut per Triwulan Dalam Rangka Pencapaian Kinerja Tahun 2015 .................................................................................................................... 36 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR) .......................................................................................................................... 40 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Penyediaan Air Baku melalui Pompa Air Tenaga Hidro (PATH)...................................................................................................... 42 Identifikasi Pemenuhan Outcome Sistem Jaringan Hidrologi secara Realtime ............. 46 Optimasi Pemanfaatan Radar Cuaca untuk Siaga Bencana di Daerah Gunung Merapi 47 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Peringatan Dini Bencana Lahar............... 48 Data Teknis Jaringan Pipa Irigasi (Kab. Sumedang) ....................................................... 50 Efisiensi Penyaluran Air.................................................................................................. 51 Identifikasi Pemenuhan Outcome Sistem Perpipaan Irigasi Lahan Miring .................... 51 Data Teknis Bangunan Pengendali Sedimen Cikamiri dan Cibuah ................................ 52 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Bangunan Pengendali Sedimen .............. 53 Layanan PULSA Pusat Litbang SDA ................................................................................ 54 Tabulasi dan Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Layanan Advis Teknis ................. 55 Tabulasi dan Pengolahan Data Persepsi Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA tahun 2015 ........................................ 56 Output Naskah Ilmiah Pusat Litbang SDA tahun 2015 ................................................... 68 Output Model Sistem Pusat Litbang SDA tahun 2015 ................................................... 75 Output Model Fisik Pusat Litbang SDA tahun 2015 ....................................................... 77 Output Prototipe Pusat Litbang SDA tahun 2015 .......................................................... 79 Output R-0 Pusat Litbang SDA tahun 2015 .................................................................... 80 Penyelenggaraan Diseminasi dan Sosialisasi Standar Pedoman Bidang SDA ................ 81 Penyelenggaraan Sosialisasi Analisa Harga Satuan Pekerjaan bidang ke-PU-an ........... 81 Output Model Dukungan NCICD .................................................................................... 82 Penyelenggaraan Layanan Advis Teknis Bidang SDA ..................................................... 92 Konsensus R-3 (Standar, Pedoman, dan Manual bidang SDA) ...................................... 93
vii
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.28 Tabel 3.29 Tabel 3.30 Tabel 3.31 Tabel 3.32 Tabel 3.33 Tabel 3.34 Tabel 3.35 Tabel 3.36 Tabel 3.37 Tabel 3.38 Tabel 3.39 Tabel 3.40 Tabel 3.41 Tabel 3.42 Tabel 3.43
viii
Penyebarluasan Kegiatan/Workshop/Pameran/Seminar dan Publikasi ....................... 97 Pengadaan Alat Pengolah Data.................................................................................... 100 Pengadaan Buku-Buku Perpustakaan .......................................................................... 100 Rincian Pengadaan Meubelair ..................................................................................... 101 Pengadaan Alat/Perkuatan Laboratorium ................................................................... 102 Alokasi Anggaran Pusat Litbang SDA Tahun 2016 ....................................................... 106 Realisasi Perjanjian Kerjasama Pusat Litbang SDA ...................................................... 108 Daftar Paten Pusat Litbang SDA Ttahun 2015 ............................................................. 110 Pengembangan SPM di Lingkungan Pusat Litbang SDA............................................... 112 Perbandingan Input, Output, dan Harga setiap Output pada RKT, PK dan Capaian/Realisasi Pusat Litbang SDA tahun 2015 ....................................................... 117 Tingkat Efisiensi Input (Anggaran) dalam Pencapaian Output .................................... 119 Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA Tahun 2015 .................................................. 122 Perubahan/Revisi DIPA Pusat Litbang SDA Tahun Anggaran 2015.............................. 123 Perbandingan Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA 2014-2016 (Berdasarkan Jenis Belanja) ........................................................................................................................ 123 Realisasi Keuangan dan Fisik Satuan Kerja (e-Monitoring).......................................... 124 Tindak Lanjut Rekomendasi LKIP 2014 ........................................................................ 125
Daftar Tabel
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Daftar Gambar Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4 Gambar 1.5 Gambar 1.6 Gambar 1.7 Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 3.18 Gambar 3.19 Gambar 3.20 Gambar 3.21 Gambar 3.22
Gambar 3.23 Gambar 3.24 Gambar 3.25 Gambar 3.26 Gambar 3.27 Gambar 3.28 Gambar 3.29 Gambar 3.30 Gambar 3.31 Gambar 3.32 Gambar 3.33 Daftar Gambar
Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air .................. 4 Struktur Organisasi UPT/Balai di Lingkungan Pusat Litbang SDA .................................... 4 Grafik Jumlah Pegawai di Lingkungan Pusat Litbang Sumber Daya Air ........................... 5 Grafik Perbandingan Jumlah Pegawai Laki-Laki dan Perempuan di Pusat Litbang SDA .. 6 Grafik Sebaran Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan .... 6 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Golongan ............................................. 7 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Jabatan Fungsional .............................. 7 Prosedur Layanan Advis Teknis...................................................................................... 23 Pemasangan Pemecah Gelombang Ambang Rendah .................................................... 39 Hasil Pemantauan Prototipe PEGAR di Serang, 2010-2013 ........................................... 39 Replikasi PEGAR oleh Pemerintah Kota Pekalongan ..................................................... 39 Ilustrasi Desain Pompa Air Tenaga Hidro....................................................................... 40 Prototipe Pompa Air Tenaga Hidro (PATH).................................................................... 41 Skema/Alur Kerja Pompa Air Tenaga Hidro ................................................................... 42 Diagram Sistem Pengumpulan Data Tepat Waktu ........................................................ 43 Pos Hujan ....................................................................................................................... 44 Pos Duga Air ................................................................................................................... 44 Smart Control Unit ......................................................................................................... 45 Komponen Smart Control Unit ...................................................................................... 45 Stasiun/Server Penerima Data Hidrologi di Pusat Litbang SDA Bandung ...................... 45 Radar Cuaca Balai Sabo .................................................................................................. 46 Tampilan Antar Muka SiJawah....................................................................................... 47 Pengembangan Teknologi Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar .................................... 48 Kondisi Model Fisik Jaringan Irigasi Pipa (Kab. Sumedang) Tahun 2015 ....................... 49 Kondisi Kecepatan (velocity) dan Tekanan (pressure) ................................................... 50 Kondisi Awal Bangunan Pengendali Sedimen di Cikamiri dan Cibuah ........................... 52 Bangunan Pengendali Sedimen Cikamiri (Tahun 2015) ................................................. 53 Skema Kerja Penyediaan Air Baku di Pantai Berkarang ................................................. 57 Prototip Penyediaan Air Baku di Pantai Berkarang cara Sederhana ............................. 58 Pelatihan Perencanaan Pemasangan Sistem Jaringan Titik Kontrol Geodesi pada Suatu Wilayah Sungai dan Pelatihan Peer Reviewer untuk RBO Benchmarking dalam Rangka Sertifikasi Kompetensi Internasional. ............................................................................ 60 Pembuatan dan Perakitan IPAL Individual..................................................................... 60 Model Fisik dan Hasil Pengolahan Limbah Cair Batik di Pekalongan skala Rumah Tangga ............................................................................................................................ 61 Skema Inspeksi Tanggul Berbasis Aplikasi (Android) ..................................................... 62 Skema Kinerja Alat Pemantauan Gerusan pada Pilar Jembatan ................................... 63 Rumusan Model Sistem Pengendalian Aliran Lahar Berbasis Mitigasi Bencana ........... 64 Peta Sebaran Sabo/ Zonasi kawasan lahar di Kali Putih dan Peta Simulasi Tinggi Muka air 1 meter ..................................................................................................................... 66 Tampilan Aplikasi Sistem Pemantauan Banjir (CCTV) .................................................... 66 Lokasi usulan untuk pembangunan check dam dan penghijauan kembali/Reboisasi demi mengurangi laju erosi yang masuk ke waduk Mrica............................................. 68 Peta Kekeringan (SPI-3) Bulanan WS Citarum dan WS Brantas Periode Januari s/d Desember 2015 .............................................................................................................. 69 Pos Duga Air (PDA) Citarum-Nanjung dan Citanduy-Cirahong ...................................... 70 Bangunan Pelimpah Tiper Bertangga ............................................................................ 71
ix
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 3.34 Gambar 3.35 Gambar 3.36 Gambar 3.37 Gambar 3.38 Gambar 3.39 Gambar 3.40 Gambar 3.41 Gambar 3.42 Gambar 3.43 Gambar 3.44 Gambar 3.45 Gambar 3.46 Gambar 3.47 Gambar 3.48 Gambar 3.49 Gambar 3.50 Gambar 3.51 Gambar 3.52 Gambar 3.53 Gambar 3.54 Gambar 3.55 Gambar 3.56 Gambar 3.57 Gambar 3.58 Gambar 3.59 Gambar 3.60 Gambar 3.61 Gambar 3.62 Gambar 3.63 Gambar 3.64 Gambar 3.65 Gambar 3.66 Gambar 3.67 Gambar 3.68 Gambar 3.70 Gambar 3.71 Gambar 3.72
x
Bangunan Peredam Energi Tipe Ganda ......................................................................... 71 Peta Kerentanan Gerakan Tanah DAS Serayu................................................................ 72 Peta prediksi genangan skenario 1 dan skenario 2 Kecamatan Banjar Provinsi Bali..... 74 Jaringan Irigasi Air Tanah berbasis Pompa Air Tenaga Surya ........................................ 75 Peta Zonasi Potensi Dan Alih Fungsi Lahan Irigasi ......................................................... 75 Perakitan dan Pemasangan Bambu Pemecah Gelombang Terapung di Pantai Pisangan . ....................................................................................................................................... 77 Perakitan dan Pemasangan Floaton HDPE Pemecah Gelombang Terapung di Pantai Sangsit ............................................................................................................................ 78 Simulasi kenaikan TMA pada Kalibrator AWLR.............................................................. 78 Pemodelan dan Uji Coba Timbunan di Tanah Gambut.................................................. 79 Pabrikasi, Pemasangan dan Pengujian Pompa Aksial Rembang .................................... 80 Wilayah Kerja Kegiatan Dukungan NCICD Sumber Daya Air Tahun 2015 (termasuk DAS Ciliwung-Cisadane)......................................................................................................... 82 Hasil Simulasi Air Tanah Jakarta Tahun 1900 dan 2013................................................. 84 Penggambaran Log Bor Menggunakan IMOD ............................................................... 84 Kondisi geologi DKI Jakarta penggambaran 3D ............................................................. 84 Model Sea Wall dengan Pipa Beton............................................................................... 85 Peta areal potensial penanaman mangrove .................................................................. 85 Uji model fisik Pompa Kali Angke (Skala Model) ........................................................... 86 Lokasi Distribusi Pos Hidrologi di Jakarta....................................................................... 86 Peta karakteristik pendayagunaan SDA di Pulau Sumba berdasarkan Diagram Radar . 88 Peta Rekomendasi Infrastruktur Sumber Daya Air (Kab. Sumba Timur) ....................... 89 Koordinasi Pengendalian Pencemaran Sungai Citarum. ................................................ 90 Pengujian Emisi Gas Metana dari Waduk ...................................................................... 91 Ekotek Garden ............................................................................................................... 91 Peta Kontur Danau Tempe Tahun 2015 Ditumpang Tindih dengan Peta Google ......... 94 Lomba Karya Ilmiah Tingkat SMA/SMK/MA Tahun 2015 .............................................. 96 Tampilan Sistem Informasi Geografis SDA..................................................................... 96 Pompa Sentrifugal ....................................................................................................... 103 GPS Geodetik GNSS Dual Freq ..................................................................................... 103 Water Leak Detector, Laser Distance Meter dan Canal Flow Profile .......................... 104 Akses Jalan Laboratorium ............................................................................................ 105 Bangunan/ Rumah Pompa dan Kolam Tandon ............................................................ 105 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Laporan Tahunan Pusat Litbang SDA tahun 2014 ............................................................................................................................. 106 Pemantauan Jaringan Hidrologi secara Realtime di BBWS Citarum ............................ 107 Pemantauan Sistem Manajemen Operasi Irigasi (SMOI), Kab. Banyumas .................. 107 Penandatanganan PKS Pusair – Universitas Veteran dan Penandatanganan Collaboration Agreement on Building with Nature ..................................................... 109 Grafik Realisasi dan Target Penerimaan PNBP ............................................................ 115 Penghargaan Tahun 2015 atas Kinerja 2 (dua) Satuan Kerja di Lingkungan Pusat Litbang SDA .................................................................................................................. 120 Grafik Pagu dan Realisasi Tahun 2010-2015................................................................ 124
Daftar Gambar
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Umum
Sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah, ini berarti instansi pemerintah secara mandiri merencanakan, melaksanakan, mengukur, dan memantau kinerja serta melaporkannya kepada instansi/jenjang yang lebih tinggi. Evaluasi akuntabilitas ini adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur kinerja instansi. Tujuan akuntabilitas kinerja instansi adalah untuk: 1) menilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; 2) memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah; dan 3) memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya (Kajian Terhadap Evaluasi Pembangunan, Bappenas, 2014). Dalam Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa setiap Instansi Pemerintah wajib mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur. Adapun dasar peraturan utama terkait SAKIP ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan Permen PAN dan RB 53 tahun 2014 tersebut, tujuan dari pelaporan kinerja ini adalah memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Maka penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi suatu kewajiban yang melekat terhadap institusi/instansi untuk menggambarkan tentang akuntabilitas pelaksanaan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya, dalam hal ini termasuk pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusat Litbang SDA). Sebagai unit kerja pada jenjang eselon II, maka diperlukan dasar acuan yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatannya, yaitu Rencana Strategis (Renstra) Puslitbang SDA tahun 2015-2019 sebagai hasil rasionalisasi teknis dari Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) dan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Renstra
PENDAHULUAN
1
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Kementerian PUPR itu sendiri tidak terlepas pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 yang menjadi tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. RPJPN 2005–2025 memberi arahan dalam upaya menciptakan, menguasai dan memanfaatkan IPTEK dasar/terapan/sosial/humaniora hasil litbang; Peningkatan kemampuan dan Kapasitas IPTEK; Pengembangan sumber daya; sinergi kebijakan; agenda riset yang selaras pasar; dan mekanisme intermediasi; penguatan sistem inovasi untuk mendorong ekonomi berbasis ilmu pengetahuan; 6 (enam) bidang fokus (pangan, energi, ICT , transportasi, pertahanan dan kesehatan). Dalam penyelenggaraannya, Kementerian PUPR memiliki Badan litbang yang berperan sebagai the technostructure atau scientific backbone. Hal ini memiliki arti bahwa litbang dapat berfungsi untuk memberikan saran atau masukan maupun pertimbangan ilmiah dalam perumusan kebijakankebijakan kementerian. Bidang dari litbang tersebut diantaranya adalah sumber daya air yang didelegasikan pelaksanaan teknis, tugas dan fungsinya kepada Pusat Litbang SDA. Pembagian tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab tersebut setiap jenjangnya adalah sebagaimana tertuang dalam peraturan berikut:
Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Peraturan Menteri PUPR Nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; dan Peraturan Menteri PUPR Nomor 34 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 1.2.1 Tugas dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusat Litbang SDA) mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air (Pasal 1143). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal tersebut, Pusat Litbang Sumber Daya Air menyelenggarakan fungsi (Pasal 1144) : 1. 2. 3. 4. 5.
2
penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air; pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pelayanan uji laboratorium dan lapangan, sertifikasi, inspeksi, kalibrasi, dan advis teknis di bidang sumber daya air; pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air; pelaksanaan urusan peningkatan kapasitas sumber daya manusia penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air; pelaksanaan pengelolaan sarana kelitbangan;
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
6. 7. 8.
pelaksanaan urusan keuangan, ketatausahaan, dan umum; penyiapan penyusunan standar dan pedoman; dan pelaksanaan diseminasi dan kerja sama penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air.
Untuk melaksanakan Fungsi tersebut Pusat Litbang SDA didukung oleh unit kerja setingkat eselon III sebagai unit kerja pendukung administrasi dan manajemen kelitbangan yang terdiri dari : 1. 2. 3. 4.
Bagian Tata Usaha; Bidang Program dan Evaluasi; Bidang Sumber Daya Kelitbangan; Bidang Standardisasi dan Kerjasama;
Di samping Unit Kerja yang ada, Pusat Litbang Sumber Daya Air memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Kelompok Jabatan Fungsional yang merupakan kelompok fungsional tertentu yang ada di UPT/ Balai-balai. Hal itu ditetapkan selanjutnya melalui Peraturan Menteri PUPR Nomor 34 tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR (Pasal 181-233). UPT merupakan Balai-balai yang secara umum melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang sumber daya air. Berikut adalah balai yang ada di lingkungan Pusat Litbang Sumber Daya Air, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan di Bandung; Balai Lingkungan Keairan di Bandung; Balai Hidrologi dan Tata Air di Bandung; Balai Litbang Teknologi Pantai di Buleleng; Balai Litbang Teknologi Sungai di Surakarta; Balai Litbang Teknologi Rawa di Banjarmasin; Balai Litbang Teknologi Irigasi di Bekasi; dan Balai Litbang Teknologi Sabo di Yogyakarta.
1.2.2 Struktur Organisasi Pusat Litbang Sumber Daya Air merupakan Instansi Pemerintah setingkat Eselon II di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pusat Litbang Sumber Daya Air terdiri 6 (enam) Satuan Kerja dengan 12 (dua belas) unit kerja Eselon III yaitu 1 (satu) Bagian, 3 (tiga) Bidang dan 8 (delapan) Balai yang masing-masing mempunyai 2 (dua) unit eslon IV untuk balai di dalam kampus dan 3 (tiga) unit eselon IV untuk balai di luar kampus. Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air juga secara langsung membawahi Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) yang terdiri dari Peneliti, Perekayasa, Pengendali Dampak Lingkungan (Pedal), Arsiparis, Kehumasan dan Litkayasa. Sebagai lembaga litbang, Pusat Litbang Sumber Daya Air menerapkan pola organisasi fungsional yang berciri fleksibel, adaptif, multi disiplin dan terus dikembangkan melalui keterkaitan jejaring keahlian, serta ditunjang oleh beragam keahlian seperti teknik sipil, teknik geologi, teknik sumber daya air, teknik lingkungan, hidrologi dan lain-lain. Dalam upaya menciptakan pelaksanaan tugas dan fungsi yang tertib dan efektif serta dalam rangka penetapan dan pencapaian target kinerja yang berkualitas PENDAHULUAN
3
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4 tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu, masih diperlukan peningkatan kualitas implementasi yang sesuai dengan standar internasional dengan merujuk kepada ISO 9001 : 2008.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
Adapun terkait struktur organisasi UPT/Balai tersebut diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 34 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR, adalah sebagai berikut:
Struktur Organisasi UPT/Balai di Bandung: 1. Lingkungan Keairan 2. Bangunan Hidrolik dan Geoteknik Keairan 3. Hidrologi dan Tata Air
Struktur Organisasi UPT/Balai: 1. Litbang Teknologi Irigasi di Bekasi 2. Litbang Teknologi Sungai di Surakarta 3. Litbang Teknologi Sabo di Yogyakarta 4. Litbang Teknologi Pantai di Buleleng 5. Litbang Teknologi Rawa di Banjarmasin
Gambar 1.2 Struktur Organisasi UPT/Balai di Lingkungan Pusat Litbang SDA
4
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
1.2.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Dessler (1999) yang mendefinisikan manajemen sumber daya manusia pada era informasi ini, yaitu: “Strategic Human Resource Management is the linking of Human Resource Management with strategic role and objectives in order to improve business performance and develop organizational cultures and foster innovation and flexibility”. Terlihat bahwa organisasi harus dapat mengaitkan pelaksanaan manajemen sumber daya manusia dengan strategi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja, serta mengembangkan budaya organisasi yang akan mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas. Sumber daya manusia atau dalam pemerintahan disebut dengan sumber daya aparatur, atau kini disebut sebagai aparatur sipil negara adalah salah satu unsur penting dalam pelaksanaan manajemen organisasi pemerintahan. Sumber daya tersebut memegang peran utama dalam menggerakkan dan menentukan keberhasilan organisasi pemerintah untuk mencapai target atau sasarannya. Terutama dalam rangka mewujudkan good governance, maka organisasi harus didukung oleh sumber daya aparatur yang profesional dan berkompeten, terutama dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan untuk memenuhi lingkup akademis dan teknisnya. Jumlah Sumber Daya Manusia yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)/ Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pusat Litbang SDA mengalami tren penurunan, terutama sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Hal itu disebabkan jumlah PNS yang memasuki masa purnabakti lebih besar dibandingkan dengan jumlah dan formasi penerimaan PNS. Adapun memasuki Periode Perencanaan Strategis 2015-2019, pada akhir tahun 2014 jumlah PNS di lingkungan Pusat Litbang SDA adalah sebanyak 406 orang dan pada akhir tahun 2015 sedikit meningkat menjadi 411 orang. Sementara Tenaga Bantuan atau NonJumlah Total Pegawai Negeri Sipil Tenaga Bantuan PNS mengalami penurunan jumlah dari 243 orang pada akhir tahun 2014 700 menjadi 237 orang pada akhir tahun 600 649 648 2015. Hal itu sebagaimana dapat 500 dicermati pada grafik berikut ini: 411 406 400 300
243
237
200 100 0 2014
2015
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2015
Gambar 1.3 Grafik Jumlah Pegawai di Lingkungan Pusat Litbang Sumber Daya Air
PENDAHULUAN
Berdasarkan data tersebut, pada periode tahun 2014 dan 2015 secara umum jumlah pegawai di lingkungan Pusat Litbang SDA hanya berkurang 1 (satu) orang. Besaran sumber daya manusia non-PNS atau Tenaga Bantuan adalah 37,44% pada tahun 2014 dan berkurang menjadi 36,57% pada akhir tahun 2015.
5
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Adapun dari jumlah tersebut, sebaran berdasarkan gender adalah sebagaimana berikut: Jumlah Total
Pria
Berdasarkan grafik tersebut, perbandingan atau besaran jumlah pegawai wanita dibandingkan dengan pegawai pria adalah 28,35% pada tahun 2014 dan sedikit menjadi semakin kecil pada tahun 2015, yaitu hanya 27,62%.
Wanita
700 600
649
648 469
465
500
400 300 184
200
179
100 0 2014
2015
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2015
Gambar 1.4 Grafik Perbandingan Jumlah Pegawai Laki-Laki dan Perempuan di Pusat Litbang SDA
Pusat Litbang SDA sebagai bagian dari instansi pemerintah yang diberikan tugas dan fungsi untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan perlu didukung oleh SDM yang berkompeten dan berkualitas, serta harus dapat mencukupi kebutuhan basis keilmuan yang bersifat multi disiplin.
Sementara komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikannya adalah sebagaimana berikut: 2014
2015
300 255 261 240 238
250
200
150
100 64 64
51 47
50 10 10
21 21
8
7
0 SD
SMP
SMA
DIII
S1/DIV
S2
S3
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2015
Gambar 1.5 Grafik Sebaran Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Upaya peningkatan kualitas SDM terus dilakukan dengan mendorong dan mengirim PNS --terutama PNS muda potensial-- untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3, baik di dalam maupun luar negeri. Sedangkan berdasarkan total jumlah PNS pada tahun 2014 dan 2015, sebaran tingkat golongannya adalah sebagaimana berikut:
6
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2014
2015
300 267
277
250
200
150
100
72
81 55
50 12
47
6
0 Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2015
Gambar 1.6 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Golongan
Sebagai unit kerja dengan core-bussiness berupa penelitian dan pengembangan, maka Pusat Litbang SDA secara sumber daya manusia bertumpu pada tenaga fungsional sebagai ujung tombak dalam melaksanakan riset. Dari total jumlah SDM aparatur/ PNS yang ada pada akhir tahun 2014, jumlah pegawai yang menempati jabatan fungsional adalah sebanyak 100 orang (24,57%) dan meningkat menjadi 127 orang (30,90%) pada akhir tahun 2015. Adapun sebaran pejabat fungsional tersebut adalah sebagai berikut:
PBJ Pedal Arsiparis Pustakawan Pranata Komputer Teknik Pengairan Perekayasa Peneliti 0
20
40
Peneliti
Perekayasa
2015
107
14
Teknik Pengairan 1
2014
77
17
2
60
80
Pranata Pustakawan Komputer 1 1 1
100
120
Arsiparis
Pedal
PBJ
1
1
1
1
1
1
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2015
Gambar 1.7 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Jabatan Fungsional
PENDAHULUAN
7
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Kondisi dan formasi sumber daya manusia pada akhir tahun 2014 dan dinamikanya selama tahun 2015 berjalan merupakan input yang menjadi modal organisasi dalam upaya mencapai sasaran kinerja pada tahun anggaran 2015.
1.3
Kondisi dan Tantangan Pembangunan
Pelaksanaan pembangunan bidang Pekerjaan Umum pada kurun waktu 2010-2014 secara umum menunjukkan pencapaian yang signifkan, baik terhadap target-target yang ditetapkan di dalam RPJMN maupun terhadap target Renstra Kementerian Pekerjaan Umum. Dengan demikian tantangan utama ke depan adalah perlunya upaya-upaya dalam pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang, menjaga konsistensi antara pemanfaatan dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama periode tahun 2010-2014, capaian pengelolaan sumber daya air diarahkan untuk mendukung ketahanan air nasional yang diharapkan dapat mendukung ketahanan/kedaulatan pangan untuk peningkatan produksi padi serta ketahanan energi nasional melalui pengembangan potensi PLTA pada wadukwaduk yang ada saat ini. Pencapaian kinerja pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) sampai tahun 2014 hampir seluruhnya memenuhi target di dalam RPJMN maupun Renstra, kecuali untuk pembangunan air baku yang memiliki backlog sebesar 4,56 m³/detik. Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945 menyebutkan bahwa “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu misi dibentuknya negara Indonesia, karena itu sepanjang masa negara harus menyusun strategi pengembangan IPTEK. Nilai-nilai dalam butir UUD 1945 digunakan sebagai landasan konstitusional dan dasar hukum dalam menyusun konsepsi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selama periode Renstra 2010-2014 sasaran strategis Pusat Litbang Sumber Daya Air adalah: “Meningkatnya IPTEK dan NSPM (K) Bidang Sumber Daya Air siap pakai”. Adapun pengelompokan kegiatan yang ada di Puslitbang Sumber Daya Air, dibuat untuk memudahkan dalam mengetahui proporsi kegiatan tiap tahunnya, yang terbagi kedalam 3 (tiga) kelompok kegiatan, yaitu: Kelompok Kegiatan Litbang, Kelompok Kegiatan Dukungan Penyelenggaraan Litbang, dan Kelompok Kegiatan Dasar. Jenis kegiatan yang masuk kedalam kegiatan litbang adalah kegiatan yang menghasilkan output litbang (Naskah Ilmiah, Teknologi, Model Fisik, Model Sistem, R-0, Prototipe, dan Naskah Kebijakan), sedangkan yang termasuk kegiatan dukungan litbang adalah kegiatan yang menghasilkan output dokumen dan output Prosiding, dan untuk kegiatan yang masuk dalam kelompok kegiatan dasar adalah kegiatan Layanan Perkantoran dan PNBP. Pencapaian pada Renstra 2010-2014 telah menghasilkan output kegiatan litbang sebanyak 47 Naskah Ilmiah, 55 Teknologi, 25 Model Fisik, 152 Model Sistem, 59 R-0, 18 Prototipe, 11 Naskah Kebijakan, 24 Prosiding DSP, 9 Prosiding ATSE sedangkan output kegiatan dasar menghasilkan 381 dokumen, 60 bulan layanan perkantoran dan layanan PNBP, 132 Paket dengan anggaran sebesar Rp. 685.279.217.000 selama periode Tahun 2010-2014. Saat ini, Renstra Puslitbang Sumber Daya Air, Badan Litbang, Kementerian PUPR 2015-2019 disusun berdasarkan gambaran kinerja yang ditinjau dari aspek input sebagai berikut :
8
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7.
Input tenaga inti (profesional) memiliki rasio tenaga sarjana dengan non sarjana 65% berbanding 35%, yang mana 19% dari tenaga sarjana berpendidikan pasca sarjana. Input tenaga fungsional memiliki rasio tenaga fungsional dengan non fungsional 29% berbanding 71%, yang mana 23% dari fungsional peneliti, 4% dari fungsional perekayasa dan 2% dari fungsional lainnya. Input peralatan laboratorium laik pakai 90%, artinya peralatan laboratorium yang rusak mencapai 10%. Laboratorium terakreditasi telah mencapai 75%. Akreditasi mencerminkan tingkat kepercayaan pasar terhadap mutu (kualitas) hasil uji laboratorium Input sarana dan prasarana laik pakai 80%, artinya sarana dan prasarana yang rusak mencapai 20%. Inventarisasi BMN yang telah selesai 65%, artinya BMN terkait Peralatan 50%, BMN terkait Aset Gedung dan Bangunan 75%, BMN terkait Kendaraan Bermotor 70%. Nilai Input Dana Puslitbang Sumber Daya Air pada periode Renstra sebelumnya yaitu Tahun 2010-2014 sebesar Rp. 688.600.225.000. Nilai ini meliputi biaya litbang dan pendukung kegiatan litbang dengan presentase 33,83% untuk biaya litbang dan 66,17% untuk pendukung kegiatan litbang.
Kondisi kinerja periode Renstra 2010-2014 tersebut, selain menggambarkan kekuatan dan kelemahan internal, juga menyiratkan adanya tantangan-tantangan baru. Kinerja dan capaian sasaran Litbangrap IPTEK tersebut, pada dasarnya mempunyai keterkaitan yang erat dengan variasi capaian tingkat ketersediaan infrastruktur bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Potensi dan permasalahan tersebut menjadi acuan untuk merumuskan tujuan dan sasaran Puslitbang Sumber Daya Air Balitbang Kementerian PUPR, serta kebijakan dan strategi pencapaiannya. Dukungan Manajemen juga memegang peranan penting dalam pencapaian Renstra Puslitbang Sumber Daya Air maka dukungan manajemen dengan prinsip-prinsip good governance harus dilaksanakan dalam keseharian. Tuntukan saat ini adalah pengaanggaran berbasis kinerja sesuai dengan UU No 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara: Penganggaran di Indonesia menggunakan cara penganggaran berbasis kinerja dengan orientasi pada hasil (outcome); Dalam rangka penguatan penganggaran berbasis kinerja, dilakukan penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam RKA-KL, dan akan diterapkan mulai perencanaan penganggaran TA 2016. Diawali dengan penataan arsitektur kinerja dalam dokumen RKA-K/L yang selanjutnya dilakukan penajaman informasi kinerja menjadi semakin jelas, relevan dan terukur. Pada periode 2015-2019 yang akan datang, Puslitbang Sumber Daya Air dituntut untuk meningkatkan kinerja dari lima tahun sebelumnya. Hal itu berarti bahwa karya-karya yang dihasilkan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas harus lebih baik dari sebelumnya dan sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga orientasi hasil tidak hanya menekankan “output”, namun juga “outcome” dan “impact”. Peningkatan kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan dan manajemen Sumber Daya Litbang termasuk permasalahan yang harus dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan kedepan. Tantangan/permasalahan Litbang saat ini adalah adanya tuntutan penyediaan IPTEK siap pakai bidang Sumber Daya Air untuk:
PENDAHULUAN
9
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
1.
meningkatkan akses masyarakat terhadap upaya - upaya pengendalian pemanfaatan ruang termasuk mitigasi dan adaptasi terhadap bencana; 2. meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendayagunaan air irigasi; 3. mengurangi kelangkaan air baku; 4. memperbaiki kualitas air baku; 5. pemanfaatan bahan lokal dan potensi wilayah; 6. perlunya mempercepat proses standarisasi untuk menambah jumlah SNI maupun pedoman di bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil, untuk mengantisipasi semakin meningkatnya proteksi produk dan standar oleh negara lain; 7. perlunya memperluas simpul-simpul pemasyaratkatan IPTEK PU dan Perumahan Rakyat, standar bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil, termasuk memperluas kontribusi perguruan tinggi, asosiasi dan media informasi; 8. perlunya memanfaatkan peluang riset insentif (kegiatan riset yang didanai oleh Depdiknas) untuk meningkatkan pengalaman dan keahlian para calon peneliti dan perekayasa, sehingga dapat mengurangi kesenjangan keahlian akibat zero growth; 9. dituntut untuk melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga litbang internasional dalam rangka meningkatkan kompetensi lembaga maupun sumber daya manusia litbang dalam mengantisipasi dampak pemanasan dan perubahan iklim global, khususnya terhadap penyediaan dan kualitas pelayanan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat; dan 10. adanya tuntutan Reformasi Birokrasi penyelenggaraan Litbangrap IPTEK. Dalam kaitan merencanakan program Unit Kerja Puslitbang SDA menghadapi situasi dan kondisi lingkungan internal dan eksternal periode 2015-2019, dapat dipetakan sesuai pola dalam analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunity, dan Threath) sebagaimana berikut: Tabel 1.1 Pemetaan SWOT Pusat Litbang SDA STRENGHTS (KEKUATAN)
WEAKNESS (KELEMAHAN)
SDM Pusair terdiri dari 9 orang S3, 61 orang S2, dan 158 orang S1 (diatas rata-rata seBalitbang) Anggaran cukup tersedia Pusair mempunyai 8 laboratorium dan 6 Laboratorium sudah terakreditasi
Adanya gap keahlian akibat tidak adanya penerimaan PNS dalam waktu lama sehingga PNS senior banyak yang pensiun sebelum mentransferkan ilmunya kepada PNS muda Banyak pegawai yang memasuki usia pensiun dimana perbandingan penerimaa dan pensiun 1:2,4 Idealnya SDM Litbang JFT: JFU = 70:30 (piramida terbalik), saat ini SDM Pusair masih piramida tegak JFT:JFU = 29:71 namun komposisi ideal jabatan fungsional (1:2:4) sudah tercapai
OPPORTUNITIES (PELUANG)
THREATHS (ANCAMAN)
Pemberlakukan SNI Wajib di lingkungan PUPR (SNI Wajib yang sudah diajukan Pusair 22 buah terkait pembangunan 65 waduk) Pengembangan teknologi dengan bahan lokal Kebijakan menteri untuk menerapkan hasil litbang di direktorat terkait
Tumbuhnya Lab Swasta dan Perguruan tinggi di daerah Adanya moratorium penerimaan PNS Tenaga Ahli dari luar (MEA 2015)
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019
10
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
1.4
Peran Strategis
Dalam rangka mendukung terciptanya mutu penyelenggaraan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang andal, Puslitbang Sumber Daya Air, Badan Litbang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berperan sebagai scientific backbone dan sebagai leader dalam bidang infrastruktur dan bertanggung jawab dalam memberikan masukan dalam perumusan kebijakan dan penyelesaian masalah pembangunan infrastruktur bidang Sumber Daya Air. Hal tersebut dilaksanakan dengan melakukan inovasi teknologi (IPTEK siap pakai), advis teknis, pelatihan teknis tenaga terampil, yang dalam pelaksanaannya diharapkan lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan sustainable. Dengan demikian, keberadaan Pusat Litbang SDA sekurang-kurangnya dapat mendukung pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) di lingkungan internal Kementerian PUPR. Isu Utama Kegiatan Litbang Puslitbang SDA Renstra 20152019 didasarkan pada sasaran strategis Ditjen SDA adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Dukungan Pusat Litbang SDA terhadap Sasaran Strategis Ditjen SDA NO
ISU STRETEGIS
1.
Konservasi SDA
2.
Pendayagunaan SDA
3.
Pengendalian Daya Rusak Air
4.
Peningkatan Kapasitas kelembagaan, Tata Kelola dan Keterpaduan Pengelolaan SDA
RENCANA STRATEGIS Pembangunan 65 Buah bendungan Rehabilitasi/peningkatan bendungan/waduk sebanyak 46 Buah Restorasi sungai 55 Buah, revitalisasi danau 17 Buah dan konservasi rawa 29 Buah. Pembangunan bangunan pengendali sedimen (check dam) sebanyak 180 Buah. Peningkatan fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan air baku sebesar 67,52 m3/detik Peningkatan layanan jaringan irigasi seluas 1 juta Ha Rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3 juta Ha Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi 3,9 juta Ha Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana dan prasarana pengamanan pantai sepanjang 530 Km. Normalisasi sungai dan pembangunan/peningkatan tanggul sepanjang 3.080 Km. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air seluas 200 ribu Ha Penyusunan dan penerapan pola dan rencana pengelolaan SDA terpadu yang berbasis wilayah sungai Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019
Berdasarkan tugas dan fungsinya yang dihadapkan dengan kondisi dan tantangan pembangunan melalui penelitian dan pengembangan bidang sumber daya air, serta selaras dengan sasaran strategis Ditjen SDA, maka terdapat peran strategis bagi Pusat Litbang SDA yang harus dipenuhi. Adapun dalam menindaklanjuti peran tersebut, maka pada tahun 2015 tercermin dalam kegiatan prioritas sebagai berikut:
PENDAHULUAN
11
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 1.3 Kegiatan Prioritas tahun 2015 NO
ISU STRATEGIS
1.
Ketahanan Pangan
2.
Ketahanan Air
3.
Kedaulatan Energi
4.
Ran - Mapi (Global Warming)
5.
Pengendalian Daya Rusak (Mitigasi Bencana)
1.5
KEGIATAN LITBANG Kajian Penerapan Irigasi Hemat Air Kajian Jaringan Irigasi Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Zonasi dan Alih Fungsi lahan Irigasi Kajian Penerapan Irigasi Hemat Air Penelitian Sistem Tata Air Makro Rawa Pasang Surut Kajian Harmonisasi Perencanaan Sumber Daya Air dengan Penataan Ruang Wilayah Revitalisasi Keamanan Danau-danau Kritis dan Situ Pengendalian Pencemaran di Sungai Citarum Teknologi Penyediaan Air Baku di Pantai Berkarang Peningkatan Kapasitas SDM Dan Tata Kelola Lembaga Pengelola Wilayah Sungai Penyusunan Pedoman Pemanfaatan Energi Gelombang Laut Penelitian Proyeksi Besaran Angka Emisi Karbon dan Penurunan Tanah Akibat Dari Degradasi Lahan Rawa Gambut Penelitian Hujan Rencana untuk Kepentingan Perhitungan Banjir Rencana Akibat Pengaruh Perubahan Iklim Pengurangan Emisi Gas Metana dari Waduk Pengembangan Sistem Monitoring dan Peramalan banjir Terpadu untuk Peringatan Dini Banjir Penerapan Delft-FEWS sebagai Sistem Peramalan Banjir Pengembangan Teknologi Pompa Aksial Untuk Pengelolaan Banjir Pengembangan Perangkat Lunak Inspeksi Tanggul Kajian Pengendalian Aliran Lahar Pengembangan Teknologi Radar Untuk Mitigasi Bencana
Sistematika Pelaporan
Penyusunan Laporan Kinerja Pusat Litbang SDA ini mengacu pada pedoman penyusunan yang tertuang dalam Permen PAN dan RB Nomor 53 tahun 2014. Namun, dalam rangka penyesuaian jenjangnya pada tingkat Eselon II dan sesuai dengan kebutuhan pelaporan pada jenjang Eselon I, maka sistematika pelaporan kinerja ini adalah sebagai berikut: BAB 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 BAB 2 2.1 2.2 2.3 2.4
12
PENDAHULUAN Umum Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kondisi dan Tantangan Pembangunan Peran Strategis Sistematika Pelaporan PERENCANAAN KINERJA Perencanaan Strategis Rencana Kinerja Tahun 2015 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Metode Pengukuran Kinerja
Pusat Litbang SDA sebagai organisasi yang diberikan mandat melalui tugas dan fungsi, berikut dengan kewenangan yang diberikan. Termasuk didalamnya struktur organisasi yang terbentuk dan sumber daya aparatur yang menggerakkan organisasi. Aspek-aspek yang melingkupi organisasi, yaitu berupa peran strategisnya berdasarkan pada kondisi dan tantangan. Pada perencanaan kinerja, diuraikan secara ringkas perencanaan strategis organisasi yang mencakup: perencanaan jangka menengah 5 tahun; perencanaan kinerja tahun 2015 berdasarkan target rencana strategis; dan perjanjian kinerja tahun 2015 sebagai reasionalisasi target kinerja dengan alokasi anggaran. Termasuk disampaikan metode untuk mengukur target dan capaiannya.
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BAB 3 3.1 3.2 3.3 3.4
BAB 4 4.1 4.2
AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Pusat Litbang SDA Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Realisasi Anggaran Hal-Hal yang Memerlukan Perhatian untuk Peningkatan Kinerja
PENUTUP Kesimpulan Rekomendasi
PENDAHULUAN
Pada akuntabilitas kinerja, diuraikan capaian unit kerja yang terdiri dari pengukuran kinerja tahun 2015 berdasarkan indikator kinerja yang mendukung masing-masing sasaran kegiatan dan program, disertai dengan rincian evaluasi dan analisis capaian kinerjanya yang mencakup: Keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kinerja organisasi, yang diantaranya mencakup kunci keberhasilan dan penyebab kegagalan, serta upaya-upaya yang dilakukan dalam mengendalikan pencapaian kinerja; Perbandingan capaian kinerja dibandingkan dengan perencanaan strategis; Analisis Efisiensi dan Efektivitas Kinerja; dan Kinerja keuangan berdasarkan realisasi anggaran. Sebagai penutup laporan, dikemukakan kesimpulan secara umum atas substansi Laporan Kinerja dan disertai harapan dan atau langkah yang direkomendasikan untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya.
13
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
14
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1
Perencanaan Strategis
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Rencana Strategis (Renstra) sebagai bentuk dari perencanaan strategis merupakan landasan penyelenggaraan dalam SAKIP. Adapun penyelenggaraan SAKIP tersebut dilaksanakan oleh entitas akuntabilitas kinerja secara berjenjang dengan tingkatan Satuan Kerja (Eselon II/III), Unit Organisasi (Eselon I) dan Kementerian/Lembaga. Petunjuk teknis penyusunan Renstra tersebut mengacu pada Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019. Di dalamnya (Subbab 5.2 Kaidah Khusus Pelaksanaan, hal. 74) disebutkan bahwa pedoman penyusunan tersebut hanya ditujukan untuk penyusunan renstra pada tingkat K/L, sementara pada tingkat dibawahnya (eselon I dan eselon II), maka ketentuan proses penyusunannya harus diatur lebih lanjut oleh masing-masing K/L. Terkait hal itu Kementerian PUPR sendiri tidak mengatur lebih lanjut perihal penyusunan renstra untuk unit organisasi eselon I maupun unit kerja eselon II. Dengan demikian, rancangan Rencana Strategis Pusat Litbang SDA menyesuaikan secara sistematika dan substansinya dengan Rencana Strategis Badan Litbang dan Rencana Strategis Kementerian PUPR tahun 2015-2019.
2.1.1 Visi dan Misi Mengacu pada visi dan misi Presiden/Pemerintah, Renstra Kementerian PUPR, dan Renstra Badan Litbang, maka penjabaran kedalam visi Pusat Litbang SDA sesuai dengan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut: Termanfaatkannya Teknologi Terapan Dan Rekomendasi Kebijakan Bidang Sumber Daya Air Untuk Mendukung Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Yang Handal Dalam Mendukung Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Sesuai dengan visi Pusat Litbang SDA tersebut, maka penjabaran kedalam misi yang harus dijalankan pada periode 2015-2019 adalah sebagi berikut: 1.
2.
Meneliti dan mengembangkan teknologi terapan bidang sumber daya air guna mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air, termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi; Menyusun Standar Pedoman dan Manual (SPM), dan Naskah Kebijakan bidang sumber daya air untuk menjamin mutu infrastruktur dan pengelolaan sumber daya air yang berkeadilan dan berkelanjutan;
PERENCANAAN KINERJA
15
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
3.
4.
Memberikan Layanan Teknis berupa advis teknis, uji laboratorium, sertifikasi, serta penyediaan data dan informasi bidang sumber daya air untuk mendukung terselenggaranya infrastruktur bidang sumber daya air yang berkualitas; dan Melaksanakan peningkatan tata kelola sumber daya organisasi Pusat Litbang Sumber Daya Air yang meliputi Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN), Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sarana Kelitbangan, Program, Monitoring dan Evaluasi, serta Administrasi Standardisasi, Diseminasi dan Kerjasama.
2.1.2 Tujuan Tujuan Pusat Litbang SDA selaras dengan tujuan Badan Litbang PUPR dan bersifat lebih teknis operasional. Tujuan ini mencerminkan arah pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Litbangrap IPTEK) dalam jangka waktu 5 (lima) tahun untuk menunjang tercapainya tujuan yang lebih luas, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tujuan Pusat Litbang SDA adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
5.
Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka Konservasi Sumber Daya Air; Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka Pendayagunaan Sumber Daya Air; Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka Pengendalian Daya Rusak Terkait Air; Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan, ketatakelolaan dan keterpaduan Pengelolaan Sumber Daya Air; dan Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi Pusat Litbang Sumber Daya Air untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Tujuan tersebut mengandung pengertian bahwa pilihan IPTEK yang handal dengan inovasi lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan sustainable. Handal diartikan sebagai tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan serta kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahana Rakyat yang produktif, cerdas, berkeselamatan, mendukung kesejahteraan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta bekelanjutan berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. Kegiatan Litbangrap IPTEK juga harus dapat menghasilkan konsep SPM (R-0) untuk dinilai kelayakannya menjadi SNI maupun pedoman. SNI dan Pedoman yang disetujui melalui Peraturan Menter harus segera disosialisasikan supaya penerapannya berkesesuaian. Pemberian advis teknis untuk meminimalisir masalah infrastruktur yang diperkirakan muncul atau telah benar-benar terjadi, harus diberikan oleh Puslitbang Sumber Daya Air, Badan Litbang PUPR, dengan memanfaatkan IPTEK yang dihasilkan melalui litbang. Sementara itu, kualitas pembinaan dan
16
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
dukungan administrasi serta manajemen yang dilaksanakan oleh unit pendukung operasional harus terus ditingkatkan kualitasnya agar kegiatan dan hasil Litbangrap IPTEK selalu meningkat kualitasnya.
2.1.3 Sasaran Strategis/Program/Kegiatan Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi serta mengantisipasi potensi maupun permasalahan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang sumber Daya Air pada periode lima tahun mendatang, disusunlah Sasaran Kegiatan Puslitbang Sumber Daya Air yang selaras dengan sasaran strategis Balitbang PUPR lima tahun kedepan (2015 - 2019) yaitu : Meningkatnya inovasi teknis terapan bidang Sumber Daya Air. Dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut, sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan penganggaran serta perencanaan kinerja, maka ditetapkan 1 (satu) program pada level eselon I dan masing-masing 1 (satu) kegiatan pada level eselon II. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, definisi Program dan Kegiatan adalah sebagai berikut:
Program adalah penjabaran kebijakan kementerian negara/lembaga atau SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi kementerian negara/lembaga atau SKPD. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja pada Kementerian Negara/Lembaga atau unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Oleh karena itu, sesuai dengan arsitektur perencanaan dan pengganggaran sebagaimana dimuat dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019, maka Pusat Litbang SDA mendukung: “Program Penelitian dan Pengembangan” yang melekat pada Unit Organisasi Eselon I Badan Litbang, Kementerian PUPR. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan Pusat Litbang SDA untuk mendukung program tersebut adalah “Penelitian dan Pengembangan Bidang Sumber Daya Air.” Adapun Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Balitbang PUPR sebagaimana dimaksud pada program diatas adalah: 1.
2.
Meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh stakeholders, dengan indikator berupa: a. Jumlah teknologi yang termanfaatkan; b. Jumlah rekomendasi kebijakan yang termanfaatkan. Meningkatnya kualitas layanan teknis kepada stakeholders, dengan indikator berupa: a. Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan advis teknis; b. Indeks kepuasan pelanggan terhadap proses sertifikasi yang diterbitkan; c. Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan uji laboratorium.
PERENCANAAN KINERJA
17
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Dalam rangka mendukung program, sasaran program dan indikator kinerja program tersebut diatas, Pusat Litbang Sumber Daya Air memberikan kontribusi berupa kegiatan yang dijabarkan kedalam Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagaimana berikut: 1.
Tersedianya Hasil riset dan pengembangan, penerapan/pemanfaatan a. Jumlah komponen teknologi (Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0) untuk menghasilkan 20 teknologi selama 5 tahun b. Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi, pelatihan (TOT) Tersedianya Rekomendasi dan Masukan Kebijakan a. Jumlah Naskah Kebijakan b. Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis c. Jumlah R-3 d. Jumlah Laporan Hasil Pengujian Laboratorium Terselenggaranya Perencanaan, Monev, Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya a. Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran b. Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN) c. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana (Seluruh kegiatan pengadaan d. Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev e. Jumlah Laporan Kerjasama f. Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala g. Jumlah Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI ) h. Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran) Terselenggaranya layanan PNBP (PULSA) Jumlah penerimaan PNBP
2.
3.
4.
Adapun target Pusat Litbang SDA berdasarkan Rencana Strategis tahun 2015-2019 pada sasaran kegiatan (output) dan sasaran program (kontribusi outcome untuk Badan Litbang) adalah sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 2.1 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Program/kontribusi Outcome) NO
1
2
SASARAN STRATEGIS/PROGRAM Meningkatnya Inovasi Teknologi Terapan Bidang PUPR Meningkatnya Pemanfaatan IPTEK oleh Stakeholders
Meningkatnya kualitas layanan teknis kepada stakeholder
INDIKATOR KINERJA
Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium
TARGET
20 Unit 82% 82% 82%
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019
18
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 2.2 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) NO
1.
KEGIATAN/ SASARAN KEGIATAN Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bidang Sumber Daya Air Hasil Riset dan Pengembangan, Penerapan/ Pemanfaatan a. Teknologi
b.
2.
3.
4.
Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT) c. Model Dukungan NCICD Rekomendasi dan Masukan Kebijakan a. Naskah Kebijakan b. Dokumen Rekomendasi Teknis c. R-3 d. Layanan Uji Laboratorium Perencanaan, Monev, Kerjasama, dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya a. Laporan Pengelolaan Keuangan
b.
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum
c.
Pengadaan Sarana dan Prasarana
d.
Laporan Perencanaan dan Monev
e. f.
Laporan Kerjasama Laporan Kepegawaian dan Ortala
g.
Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan
h.
Laporan Layanan Perkantoran
Layanan PNBP
INDIKATOR KINERJA
Jumlah Teknologi yang Dihasilkan
TARGET
Jumlah Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT) Jumlah Model
197 Komponen Teknologi (20 Teknologi) 13 Prosiding DSP 5 Model
Jumlah Naskah Kebijakan Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis Jumlah R-3 Jumlah Layanan Pengujian Lab
25 Naskah 119 Dokumen 50 Naskah 42 Laporan
Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI dan administrasi kesatkeran) Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN) Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana (seluruh kegiatan pengadaan) Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev Jumlah Laporan Kerjasama Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala Jumlah Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan (perpustakaan, jurnal, SMM dan HAKI) Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional dan pemeliharaan perkantoran) Jumlah Penerimaan PNBP (sertifikasi/uji laboratorium)
67 Dokumen
49 Dokumen
117 Unit
37 Dokumen 5 Dokumen 30 Dokumen 50 Dokumen
60 Bulan
Rp13.060 juta
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019
PERENCANAAN KINERJA
19
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2.2
Rencana Kinerja Tahun 2015
Rencana Kinerja Tahunan ini merupakan rencana 1 (satu) tahun sebagai turunan dari rencana strategis yang berjangka waktu 5 (lima) tahun. Rencana kinerja ini memberikan gambaran lebih rinci mengenai sasaran dan strategi pencapaiannya, serta menjadi jembatan antara perencanaan jangka menengah ke dalam rencana jangka pendek. Dokumen ini memuat program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun anggaran untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Sebagaimana telah diuraikan pada Subbab sebelumnya, sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian PUPR dan Rencana Strategis Badan Litbang 2015-2019, maka Pusat Litbang SDA diarahkan untuk mendukung 2 (dua) Sasaran Program Badan Litbang yang terbagi kedalam 4 (empat) Indikator Kinerja Program. Dalam rangka upaya mendukung capaian kinerja program tersebut diatas, maka Pusat Litbang SDA ditetapkan memiliki 1 (satu) kegiatan dengan 4 (empat) Sasaran Kegiatan yang dibagi kedalam 16 Indikator Kinerja Kegiatan untuk menjadi output eselon II. Hal itu sebagaimana terlihat dalam tabel berikut: Tabel 2.3 Rencana Kinerja Tahun 2015 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Program/kontribusi Outcome) NO
1
2
SASARAN STRATEGIS/PROGRAM Meningkatnya Inovasi Teknologi Terapan Bidang PUPR Meningkatnya Pemanfaatan IPTEK oleh Stakeholders
Meningkatnya kualitas layanan teknis kepada stakeholder
INDIKATOR KINERJA
Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium
TARGET
6 Unit 72% 72% 72%
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019
Tabel 2.4 Rencana Kinerja Tahun 2015 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) NO
1.
KEGIATAN/ SASARAN KEGIATAN Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bidang Sumber Daya Air Hasil Riset dan Pengembangan, Penerapan/ Pemanfaatan a. Teknologi
b.
2.
20
Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT) c. Model Dukungan NCICD Rekomendasi dan Masukan Kebijakan a. Naskah Kebijakan b. Dokumen Rekomendasi Teknis c. R-3 d. Layanan Uji Laboratorium
INDIKATOR KINERJA
Jumlah Teknologi yang Dihasilkan
Jumlah Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT) Jumlah Model Jumlah Naskah Kebijakan Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis Jumlah R-3 Jumlah Layanan Pengujian Lab
TARGET
7 Teknologi dan 37 Komponen Teknologi 5 Prosiding DSP 1 Model 5 Naskah 23 Dokumen 10 Naskah 10 Laporan
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO 3.
4.
KEGIATAN/ SASARAN KEGIATAN Perencanaan, Monev, Kerjasama, dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya a. Laporan Pengelolaan Keuangan
b.
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum
c.
Pengadaan Sarana dan Prasarana
d.
Laporan Perencanaan dan Monev
e. f.
Laporan Kerjasama Laporan Kepegawaian dan Ortala
g.
Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan
h.
Laporan Layanan Perkantoran
Layanan PNBP
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI dan administrasi kesatkeran) Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN) Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana (seluruh kegiatan pengadaan) Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev Jumlah Laporan Kerjasama Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala Jumlah Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan (perpustakaan, jurnal, SMM dan HAKI) Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional dan pemeliharaan perkantoran) Jumlah Penerimaan PNBP (sertifikasi/uji laboratorium)
19 Dokumen
21 Dokumen
37 Unit
9 Dokumen 1 Dokumen 6 Dokumen 23 Dokumen
12 Bulan
Rp2.139 juta
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019
Adapun Indikator kinerja kegiatan Pusat Litbang SDA (tingkat eselon II) berupa output (barang atau jasa/layanan) yang mendukung indikator program berupa outcome (tingkat eselon I) ditentukan dalam dokumen RKT untuk kemudian dirasionalisasikan dengan penganggaran untuk menghasilkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015.
2.3
Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Perencanaan kinerja tahunan merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis dan dituangkan kedalam Perjanjian Kinerja. Dalam Perjanjian Kinerja tersebut berupa kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun anggaran, dalam hal ini tahun 2015. Dokumen Perjanjian Kinerja yang mengacu pada Rencana Strategis memuat informasi tentang:
Sasaran strategis, sasaran program atau sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada tahun yang bersangkutan; Indikator kinerja yang menjadi parameter dalam tingkat kinerja organisasi (sasaran strategis, sasaran program atau sasaran kegiatan); Target Kinerja yang ingin dicapai dalam satuan output yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.
PERENCANAAN KINERJA
21
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Sebagaimana telah diuraikan pada Latar Belakang (Bab 1: Pendahuluan), Indikator Kinerja pada level Kementerian sebagai Indikator Kinerja Sasaran Strategis, pada level Unit Organisasi Eselon I sebagai Indikator Kinerja (sasaran) Program dan pada Unit Kerja Eselon II sebagai Indikator Kinerja (sasaran) Kegiatan. Adapun definisi indikator kinerja yang dimuat dalam Perjanjian Kinerja tersebut menurut Perpres 29 tahun 2014 tentang SAKIP adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Program adalah ukuran atas hasil (outcome) dari suatu program yang merupakan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu kementerian negara/lembaga dan pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh satuan kerja/SKPD. Indikator Kinerja Kegiatan adalah ukuran atas keluaran (output) dari suatu kegiatan yang terkait secara logis dengan indikator Kinerja Program.
Kepala Pusat Litbang SDA sendiri memiliki 1 (satu) kegiatan, yaitu penelitian dan pengembangan bidang sumber daya air yang mendukung 1 (satu) Program Unit Organisasi Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan dengan sasaran strategis: “Meningkatnya inovasi teknologi terapan bidang PUPR”. Pada tahun 2015, Badan Penelitian dan Pengembangan telah menandatangani Perjanjian Kinerja terkait pelaksanaan program dan diturunkan kepada masing-masing Eselon II, termasuk Kepala Pusat Litbang SDA sebagaimana berikut ini: Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 (PK) Pusat Litbang SDA (Sasaran Program/kontribusi Outcome) NO
1
2
SASARAN STRATEGIS/PROGRAM Meningkatnya Inovasi Teknologi Terapan Bidang PUPR Meningkatnya Pemanfaatan IPTEK oleh Stakeholders
Meningkatnya kualitas layanan teknis kepada stakeholder
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium
6 Unit 72% 72% 72%
Sumber: Perjanjian Kinerja Tahun 2015
6 (enam) teknologi termanfaatkan telah ditetapkan sebagai target yang harus dapat dicapai dalam Perjanjian Kinerja tahun 2015. Teknologi yang diusulkan untuk diidentifikasi kinerja dan pemanfaatannya adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
22
Teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah Teknologi Penyediaan Air Baku Sistem Jaringan Hidrologi Secara Real Time Teknologi Peringatan Dini Bencana Lahar Sistem Perpipaan Irigasi Lahan Miring dan Datar Teknologi Bangunan Pengendali Sedimen
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Sistem Manajemen Operasi Irigasi yang sebelumnya dinyatakan dalam Perjanjian Kinerja, digantikan dengan Sistem Perpipaan Irigasi Lahan Miring dan Datar, hal tersebut dengan sejumlah pertimbangan, terutama terkait implementasi di lapangan oleh stakeholders. Adapun terkait kualitas layanan teknis oleh Pusat Litbang SDA kepada stakeholders yang harus diukur kinerja layanannya berdasarkan tingkat kepuasan pelanggan eksternal/internal adalah sebagai berikut:
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Kegiatan Advis Teknis merupakan layanan konsultasi teknis oleh para ahli dari balai-balai yang ada di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air serta dengan didukung oleh laboratorium, SPM dan inovasi teknologi terkini. Layanan dapat berupa kunjungan lapangan sesuai permintaan atau layanan konsultasi teknis di kampus Puslitbang Sumber Daya Air (Home Doctor). Gambar 2.1 Prosedur Layanan Advis Teknis
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Proses sertifikasi yang diterbitkan adalah terkait pelaksanaan Pusat Litbang SDA sebagai Lembaga Inspeksi. Lembaga Inspeksi itu sendiri didefinisikan sebagai suatu kegiatan penilaian terhadap deswain produk, produk, proses, atau instalasi serta determinasi kesesuaiannya terhadap persyaratan tertentu atau persyaratan umum berdasarkan pertimbangan profesional. Pusat Litbang Sumber Daya Air telah menerapkan Sistem Manajemen Lembaga Inspeksi berdasarkan SNI ISO/IEC 17020:1999 yang telah terakreditasi oleh KAN dengan nomor LI-054-IDN pada tanggal 18 April 2013. Pengakuan legal dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk Lembaga Inspeksi merupakan bagian penting sebagai jaminan kompetensi dalam Sistem Standar Nasional dan jaminan bahwa lembaga tersebut terjaga kompetensi dan konsistensinya dalam penerapan sistem sertifikasi atau inspeksi nasional. Lembaga Inspeksi Puslitbang SDA mengelola kegiatan inspeksinya melalui penerapan sistem manajemen mutu (SNI 19-17020-1999 dan SNI ISO 9001:2008) yang telah tersertifikasi sejak 28 Juli 2011. Keberadaan Lembaga Inspeksi Puslitbang SDA sebagai pihak ketiga yang independen dalam sistem sertifikasi bertindak sebagai penengah antara produsen dan konsumen dalam memastikan mutu pekerjaan, rancangan atau spesifikasi tertentu dari suatu objek yang diinspeksi. Hasil inspeksi berupa Serifikat Inspeksi merupakan rekomendasi dalam menetapkan kesesuaian atau merupakan rujukan bagi sertifikasi lain. Lembaga Inspeksi Pusat Litbang SDA sampai saat ini menyediakan layanan inspeksi untuk 6 ruang lingkup, 3 (tiga) diantaranya sudah terakreditasi oleh KAN sebagaimana tersebut diatas, dan 3 (tiga) lainnya sedang dalam proses akreditasi.
PERENCANAAN KINERJA
23
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 2.6 Lingkup Lembaga Inspeksi Puslitbang Sumber Daya Air yang Sudah Terakreditasi BIDANG INSPEKSI
PRODUK/BAHAN/JASA DIINSPEKSI
JENIS INSPEKSI
Bidang Pemeliharaan dan Konstruksi
Jaringan Irigasi (Balai Irigasi) Pos Duga Air (Balai Hidrologi dan Tata Air) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (Balai Lingkungan Keairan)
Kinerja Jaringan Irigasi Kinerja Pos Duga Air Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2014
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air merupakan aset yang sangat berharga dalam peningkatan hasil penelitian dan pengembangan, supaya mampu menjadi institusi yang dapat bersaing dengan institusi lainnya. Oleh karena itu, mekanisme pengelolaan Laboratorium harus berlangsung responsif dan akomodatif terhadap semua perkembangan yang ada sehingga peran Laboratorium benar-benar dapat memberikan competitive value added bagi institusi. Semua kontribusi, masukan, dan keterlibatan setiap unsur yang menjadi stakeholder serta pengelola lab yang profesional mutlak di perlukan bagi keberlangsungan laboratorium di lingkungan Puslitbang SDA kedepan. Dengan demikian, kepuasan pelanggan terhadap layanan uji laboratorium merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerjanya. Di lingkungan Pusat Litbang SDA, terdapat 8 (delapan) laboratorium yang disediakan untuk memberikan layanan pengujian. Masing-masing laboratorium dan jenis layanan pengujiannya adalah sebagai berikut: Tabel 2.7 Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA dan Lingkup Layanan Pengujiannya NO
LABORATORIUM
FASILITAS/LINGKUP PENGUJIAN
LINGKUP AKREDITASI
1.
Balai Lingkungan Keairan.
o Laboratorium hidrokimia: Parameter fisika, kimia air dan uji pengolahan air. o Laboratorium kualitas sedimen: Parameter kualitas sediman, yaituL parameter fisik (pH sedimen, besar butir, kadar, sedimen layang dan dasar) dan paramter kimia sedimen (kesuburan, logam berat, dan uji TCLP. o Laboratorium hidrobiologi: Parameter mikrobiologi (fecal coli dan total coli), plankton dan bentos.
Pengujian Kualitas Air dan Air Limbah yang mencakup 20 parameter pengujian, terdiri dari: pH, daya hantar listrik (DHL), Klorida (Cl), Sulfat (SO4), logam terlarut: tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), nikel (Ni), timbal (Pb), krom (cr), kadmium (Cd), logam total: tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), nikel (Ni), timbal (Pb), krom (cr), kadmium (Cd). Kalibrasi Peralatan Hidrologi, mencakup 3 parameter: o alat ukur kecepatan; o alat penakar hujan; dan o anenometer/ alat ukur kecepatan angin lainnya
Terakreditasi KAN, LP217-IDN
2.
Balai Hidrologi dan Tata Air (Kalibrasi Peralatan Hidrologi) Terakreditasi KAN, LK-127-IDN
o Laboratorium alat ukur kecepatan aliran: Kalibrasi alat current meter propeller. o Laboratorium alat ukur klimatologi: Kalibrasi alat thermometer, humidity, pressure chamber, wind tunnel, dan rain gauge. Lingkup kalibrasi yang sedang dalam proses akreditasi: Barometer/ barograph, thermometer/ thermograph, hygrometer/ hygrograph,
24
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
3.
LABORATORIUM
Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan Terakreditasi KAN, LP456-IDN
4.
Balai Irigasi Terakreditasi KAN, LP637-IDN
5.
Balai Sabo Terakreditasi KAN, LP591-IDN
FASILITAS/LINGKUP PENGUJIAN actinograph dan alat pengukur radiasi matahari lainnya, automatic water level recorder (AWLR) dan alat ukur fluktuasi tinggi muka air lainnya, serta automatic rainfall recorder (ARR). Laboratorium Hidraulik dan laboratorium Mekanika Tanah, mencakup: Pengujian tanah, pengujian batuan, pengujian bahan bangunan, pengujian model hidraulik dan geosintetik. Laboratorium beton dan aspal; lab. mekanika tanah; laboratorium hidraulika (indoor dan outdoor), serta perangkat lunak bidang irigasi.
Laboratorium beton, laboratorium mekanika tanah, laboratorium aliran debris serta perangkat lunak bidang sabo. Pengujian mekanika tanah dengan 8 parameter yang sedang diajukan dalam rangka perluasan lingkup akreditasi, mencakup: kadar air tanah, BJ tanah, batas cair tanah, batas plastik (indeks plastisitas tanah), batas susut tanah, ukutan butir tanah, kuat tekan tanah.
6.
Balai Sungai Terakreditasi KAN, LP706-IDN
7.
Balai Pantai dalam proses akreditasi
PERENCANAAN KINERJA
Laboratorium uji model hidraulik fisik indoor dan outdoor, laboratorium kalibrasi current meter, laboratorium mekanika tanah, dan laboratorium permodelan matematik/ numerik. Laboratorium indoor dan outdoor (saluran kaca 2D, kolam gelombang 3D, kolam tsunami), peralatan survey bathimetri, topografi, dan hidroseanografi (pasang surut, gelombang arus, sedimen), serta perangkat lunak.
LINGKUP AKREDITASI
Uji Triaxial dan Konsolidasi (mencakup 3 Parameter pengujian: o Triaxial; o Konsolidasi; o Model Fisik 2D; dan o Model Fisik 3D) Aspal-beton, mekanika tanah dan hidrolika dengan 14 parameter pengujian: Berat jenis semen portland; berat jenis dan penyerapan agregat halus; analisa saringan agregat halus; jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no.200; berat isi dan rongga udara agregat halus; beray jenis dan penyerapan air agregat kasar; abraso dengan mesin Los Angeles; berat isi dan rongga udara agregat kasar; kuat tekan beton; kuat lentur beton normal dengan 2 titik; kuat tekan dengan alat palu tipe N dan NR; kuat tekan beton inti; kekentalan beton (slump); dan kuat tarik baja beton. Pengujian beton dengan 11 parameter terakreditas dari 16+ parameter, terdiri dari: berat jenis dan penyerapan agregat halus/ kasar, analisa saringan agregat halus/ kasar, kadar air, kuat tekan beton, kuat lentur beton, hammer test, bobot isi dan rongga udara dalam agregat, keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles, abrasi beton, mixed desain, kadar air speedy, slump, impac beton, core drill, dsb. Uji Model Hidraulik fisik dengan parameter: o pengukuran kecepatan aliran; o pengujian tinggi muka air; o pengujian pola aliran; dan o pengujian sedimentasi. Uji Model Fisik 2D, dengan parameter (tanpa SNI): o stabilitas bangunan pantai o tinggi rayapan pada bangunan pantai.
25
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
8.
LABORATORIUM
Balai Rawa dalam proses akreditasi
FASILITAS/LINGKUP PENGUJIAN
Laboratorium indoor dan outdoor, serta perangkat lunak.
LINGKUP AKREDITASI Uji Model Fisik 3D, dengan parameter (tanpa SNI): o transformasi gelombang o perubahan morfologi pantai setelah dibangun struktur pantai. Kualitas Air dengan parameter: o kadar padatan tanah (total solid); o kadar padatan terlarut (total dissolved solid); dan o kadar padatan tersuspensi (total suspended solid) Sumber: Profil Laboratorium Pusair, 2014
Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program dan outcome tersebut, maka telah diturunkan dalam kegiatan berupa output-output Pusat Litbang SDA tahun 2015 sebagaimana berikut ini: Tabel 2.8 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 (PK) Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) NO
1.
2.
3.
26
KEGIATAN/ SASARAN KEGIATAN Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bidang Sumber Daya Air Hasil Riset dan Pengembangan, Penerapan/ Pemanfaatan a. Teknologi b. Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT) c. Model Dukungan NCICD Rekomendasi dan Masukan Kebijakan a. Naskah Kebijakan b. Dokumen Rekomendasi Teknis c. R-3 d. Layanan Uji Laboratorium Perencanaan, Monev, Kerjasama, dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya a. Laporan Pengelolaan Keuangan
b.
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum
c.
Pengadaan Sarana dan Prasarana
d.
Laporan Perencanaan dan Monev
e. f.
Laporan Kerjasama Laporan Kepegawaian dan Ortala
g.
Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Jumlah Teknologi yang Dihasilkan Jumlah Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT) Jumlah Model
7 Teknologi 5 Prosiding DSP 1 Model
Jumlah Naskah Kebijakan Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis Jumlah R-3 Jumlah Layanan Pengujian Lab
5 Naskah 23 Dokumen 10 Naskah 10 Laporan
Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI dan administrasi kesatkeran) Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN) Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana (seluruh kegiatan pengadaan) Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev Jumlah Laporan Kerjasama Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala Jumlah Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan (perpustakaan, jurnal, SMM dan HAKI)
19 Dokumen
21 Dokumen
37 Unit
9 Dokumen 1 Dokumen 6 Dokumen 23 Dokumen
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO h.
4.
KEGIATAN/ SASARAN KEGIATAN Laporan Layanan Perkantoran
Layanan PNBP
INDIKATOR KINERJA Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional dan pemeliharaan perkantoran) Jumlah Penerimaan PNBP (sertifikasi/uji laboratorium)
TARGET 12 Dokumen
Rp2.185.985.000
Sumber: Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia (UU 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Rangkaian teknologi itu sendiri mencakup tahapan dan proses dengan komponen sebagai berikut:
Naskah ilmiah adalah tulisan/telaah ilmiah tentang masalah strategis untuk menunjang pembangunan infrastruktur pekerjaan umum yang berkelanjutan. Naskah ilmiah didasarkan kepada hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan baik perorangan maupun kelompok, dengan mengikuti kaidah ilmiah. Model sistem adalah penyederhanaan dari suatu obyek dalam bentuk non fisik, yang merepresentasikan keadaan nyata yang bersifat managerial dan kebijakan. Model fisik adalah contoh uji yang merupakan penyederhanaan dari suatu obyek dalam bentuk fisik, dan diupayakan tetap merepresentasikan keadaan nyata, untuk melakukan pengujian, pengamatan, dan perkiraan kinerjanya dalam rangka menetapkan kriteria desain fisik. Prototip adalah suatu produk litbang dan/atau perekayasaan yang mengikuti kaidah ilmiah, dibuat dalam skala lapangan, dan kinerjanya harus dipantau supaya aplikasinya optimal. R0 adalah output dari kegiatan litbang berupa rancangan awal standar (spesifikasi, metoda, tata cara), pedoman dan manual, yang disusun oleh peneliti yang akan dibahas oleh gugus kerja Balai dengan mengundang narasumber dan anggota subpantek.
Pusat Litbang SDA menetapkan suatu proses atau produk penelitian dan pengembangan bidang sumber daya air sebagai suatu keluaran yang sudah memenuhi kriteria TEKNOLOGI jika produk tersebut sudah berwujud prototipe atau model fisik/sistem. Selain itu, penetapan tersebut mempertimbangkan juga keberhasilan pengujian dan kesiapan untuk diusulkan masuk dalam proses/tahap berikutnya, yaitu menjadi rancangan R-O.
2.4
Metode Pengukuran Kinerja
Menurut Pedoman Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan (Bappenas, 2009) pengukuran kinerja merupakan upaya membandingkan tujuan yang ingin dicapai pada waktu yang telah ditentukan dengan perkembangan pencapaian yang sedang diamati atau pada suatu waktu atas suatu materi perencanaan yang ditunjukkan oleh suatu indikator. Indikator tersebut mencakup Input, Output, Outcome dan Impact (dampak).
PERENCANAAN KINERJA
27
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Dengan demikian, pengukuran kinerja secara umum dilakukan dengan membandingkan target dengan hasil yang diperoleh dari aktivitas organisasi pada periode waktu tertentu, sebagai upaya untuk mencapai tujuan atau sasaran strategis organisasi.
2.4.1 Pengukuran Kinerja Output Pengukuran Kinerja output dilakukan dengan membandingkan antara jumlah output yang dapat dihasilkan pada akhir tahun dengan rencana pada awal tahun atau sesuai dengan penetapan kinerja yang diperjanjikan (Perjanjian Kinerja) pada tahun bersangkutan (gap analysis). Sedangkan formulasi yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kinerjanya adalah sebagai berikut: 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = ( ) × 100 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎
2.4.2 Pengukuran Kinerja Outcome Metode untuk menentukan tingkat kinerja capaian outcome menggunakan formulasi yang sama dengan cara menentukan tingkat kinerja capaian output. Namun, sebelumnya perlu dilakukan penetapan terhadap capaian outcome yang dihasilkan pada tahun bersangkutan. Adapun metode untuk menentukan 2 (dua) kelompok capaian outcome Pusat Litbang SDA yang menjadi kontribusi terhadap capaian outcome Badan Litbang adalah sebagai berikut: 2.4.2.1 Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Cara untuk menetapkan outcome atas teknologi yang termanfaatkan dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap teknologi yang dihasilkan oleh Pusat Litbang SDA, terutama teknologi yang dihasilkan pada periode 2010-2014. Proses identifikasi tersebut dapat berupa pelaporan outcome, testimoni pemanfaat, informasi/berita media publik, diskusi/wawancara, dan atau survey lapangan. Kriteria yang ditetapkan bahwa teknologi telah termanfaatkan sebagai outcome adalah dengan salah satu kondisi sebagai berikut: 1. 2.
28
Teknologi sudah di-replikasi atau diwujudkan/dibangun sepenuhnya oleh stakeholders tanpa melalui kegiatan dan penggunaan anggaran Pusat Litbang SDA. Output yang dihasilkan langsung melalui kegiatan/anggaran Pusat Litbang SDA berwujud prototipe atau model fisik/sistem dengan kualitas dan kriteria outcome, yaitu bahwa pada saat dilakukan pengukuran dapat memenuhi sejumlah kriteria sebagaimana berikut ini:
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 2.9 Kriteria Pemenuhan Outcome Teknologi Termanfaatkan NO
KRITERIA
PARAMETER MINIMUM
1.
Kebermanfaatan
2.
Keberfungsian
3.
Keberlanjutan
4.
Ketercukupan
Prototipe atau model fisik/sistem teknologi dapat memberikan nilai lebih/berguna bagi stakeholders dalam hal: Peningkatan kuantitas/kapasitas; Peningkatan kualitas; dan Penurunan/perlindungan kerusakan. Prototipe atau model fisik/sistem teknologi masih berfungsi optimal atau laik fungsi sebagaimana tujuan kegunaannya. Prototipe atau model fisik/sistem sudah: diserah terimakan pengoperasian dan pemeliharaannya atau sudah dikelola oleh stakeholders secara mandiri. Dikembangkan/ditingkatkan oleh stakeholders secara mandiri. Prototipe atau model fisik/sistem sudah mencukupi kebutuhan atau menjawab permasalahan stakeholders sepenuhnya (100%).
SYARAT PEMENUHAN Mutlak
Mutlak Mutlak
Tidak Mutlak (terkait tugas, fungsi dan kewenangan)
2.4.2.2 Indeks Kepuasan Pelanggan Metode untuk mendapatkan indeks kepuasan pelanggan ini yaitu dengan melakukan pengumpulan data/informasi layanan berupa advis teknis; proses penerbitan sertifikasi; dan pengujian di laboratorium. Adapun indeks kepuasan pelanggan diperoleh berdasarkan persepsi pelanggan atau stakeholders internal/eksternal terhadap layanan tertentu melalui instrumen angket/kuesioner sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam Sistem Manajemen Mutu. Secara umum survey kepuasan pelanggan di lingkungan Pusat Litbang SDA, terutama untuk mengukur 3 (tiga) indikator kinerja outcome terkait, setiap balai atau bidang terkait menggunakan parameter yang berbeda satu sama lain. Namun, pola pembobotan terhadap masing-masing parameter secara umum sama dan dapat disetarakan/disejajarkan. Oleh karena itu dalam pengukuran kontribusi outcome bidang SDA tahun 2015 dalam hal indeks kepuasan pelanggan adalah berdasarkan perbandingan nilai maksimal dari setiap kuesioner dengan nilai aktual yang menjadi jawaban dari responden. Formulasi yang digunakan dalam mengukur Indeks Kepuasan Pelanggan adalah sebagai berikut: 𝑑 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 (%) = ( ) × 100 (𝑎 × 𝑏 × 𝑐 Keterangan: a = Jumlah Kriteria (Parameter) b = Nilai Tertinggi setiap Kriteria c = Jumlah Responden d = Total Skor Responden
PERENCANAAN KINERJA
29
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
30
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1
Capaian Kinerja Pusat Litbang SDA
Sebagaimana disebutkan dalam Permen PAN dan RB Nomor 53 tahun 2014, maka pada subbab ini akan disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis (dalam hal Pusat Litbang SDA adalah sasaran program dan sasaran kegiatan) sesuai dengan hasil pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja memegang peranan sangat penting dalam penyusunan LKIP, akuntabilitas kinerja suatu instansi pemerintah tidak dapat dipertanggungjawabkan jika tidak dilengkapi dengan informasi mengenai hasil-hasil yang diperoleh secara valid. Pengukuran kinerja digunakan untuk:
Menilai pencapaian secara kuantitatif setiap indikator kinerja sebagai bahan kontribusi bagi proses penilaian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan. Memberikan pemahaman bahwa pengukuran kinerja tidak hanya difokuskan kepada indikator input saja, tetapi yang lebih penting adalah indikator output, outcome, manfaat dan dampak. Memberikan dasar pengukuran dan evaluasi kinerja yang lebih sistimatis, terukur dan dapat diterapkan.
Pengukuran Kinerja yang dilakukan dalam LKIP ini mencakup:
Pengukuran Kinerja Outcome/Program. Merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) indikator kinerja program dari masing-masing kelompok sasaran program. Dalam hal Pusat Litbang SDA adalah kontribusi bagi capaian sasaran program Badan Litbang. Pengukuran Kinerja Output/Kegiatan. Merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) indikator kinerja kegiatan dari masing-masing kelompok sasaran kegiatan.
Atas setiap pernyataan kinerja sasaran program dan sasaran kegiatan tersebut kemudian dilakukan evaluasi dan analisis capaian kinerjanya.
3.1.1 Pengukuran Kinerja Outcome Capaian kinerja outcome Pusat Litbang SDA memberikan gambaran kondisi outcome sebelumnya (baseline) atau rencana/target outcome yang diharapkan (ditetapkan pada awal tahun 2015) dibandingkan dengan kondisi outcome yang terwujud pada akhir tahun 2015. Adapun hasil pengukuran kinerja outcome Pusat Litbang SDA pada akhir tahun 2015 berdasarkan masing-masing kelompok sasaran program (litbang bidang sumber daya air) adalah sebagaimana berikut ini:
AKUNTABILITAS KINERJA
31
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja Program (Kontribusi Outcome) Pusat Litbang SDA Tahun 2015 NO 1 2
SASARAN PROGRAM Meningkatnya Pemanfaatan IPTEK oleh Stakeholders Meningkatnya kualitas layanan teknis kepada stakeholders
INDIKATOR KINERJA Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium
TARGET 2015-2016 2015
REALISASI 2015
TINGKAT CAPAIAN
20 Unit
6 Unit
6 Unit
100,00%
82%
72%
84,14%
116,86%
82%
72%
-
-
82%
72%
76,62%
106,42%
Sumber: Hasil Pengukuran 2015
3.1.2 Pengukuran Kinerja Output Capaian kinerja output Pusat Litbang SDA diperoleh dengan cara mengukur dan membandingkan rencana/target output yang ingin dihasilkan (ditetapkan pada awal tahun 2015) dengan realisasi output yang mampu dihasilkan dan diwujudkan pada akhir tahun 2015. Adapun hasil pengukuran kinerja output Pusat Litbang SDA pada akhir tahun 2015 berdasarkan masing-masing kelompok sasaran kegiatan adalah sebagaimana berikut ini: Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Kegiatan (Output) Pusat Litbang SDA Tahun 2015 NO 1.
SASARAN KEGIATAN
Hasil Riset dan Pengembangan, Penerapan/ Pemanfaatan a. Teknologi Jumlah Teknologi yang Dihasilkan b.
2.
3.
32
INDIKATOR KINERJA
Prosiding Diseminasi, Jumlah Prosiding Sosialisasi, Pelatihan Diseminasi, Sosialisasi, (TOT) Pelatihan (TOT) c. Model Dukungan Jumlah Model NCICD Rekomendasi dan Masukan Kebijakan a. Naskah Kebijakan Jumlah Naskah Kebijakan b. Dokumen Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis Rekomendasi Teknis c. R-3 Jumlah R-3 d. Layanan Uji Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium Lab Perencanaan, Monev, Kerjasama, dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya a. Laporan Pengelolaan Jumlah Laporan Keuangan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI dan administrasi kesatkeran)
SATUAN
Teknologi
TARGET 2015
2015-2019
CAPAIAN 2015
20 (197)
7
7
100%
Prosiding DSP
13
5
5
100%
Model
5
1
1
100%
Naskah
25
5
5
100%
Dokumen
119
23
31
140%
Naskah Laporan
50 42
10 10
11 10
110% 100%
Dokumen
67
19
19
100%
(Komponen Teknologi)
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
SASARAN KEGIATAN b.
c.
d.
e. f.
g.
h.
4.
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum
Pengadaan Sarana dan Prasarana Laporan Perencanaan dan Monev Laporan Kerjasama Laporan Kepegawaian dan Ortala Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan
Laporan Layanan Perkantoran
Layanan PNBP
INDIKATOR KINERJA Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN) Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana (seluruh kegiatan pengadaan) Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev Jumlah Laporan Kerjasama Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala Jumlah Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan (perpustakaan, jurnal, SMM dan HAKI) Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional dan pemeliharaan perkantoran) Jumlah Penerimaan PNBP (sertifikasi/uji laboratorium)
SATUAN
TARGET 2015
2015-2019
CAPAIAN 2015
21
100%
37
100%
Dokumen
49
21
Unit
117
37
Dokumen
37
9
9
100%
Dokumen
5
1
1
100%
Dokumen
30
6
6
100%
Dokumen
50
23
23
100%
Dokumen
60 Bulan
12
12
100%
Rp (ribuan)
13.060.000
(4.030m²)
2.185.985 2.115.526 96,78%
Sumber: Hasil Pengukuran 2015
3.1.3 Pengukuran Kinerja Periodik (per Triwulan) Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014, maka entitas SAKIP harus melaporkan kinerja interim, yaitu berupa Laporan Kinerja Triwulanan atau Semester. Adapun capaian kinerja per triwulan ini diolah berdasarkan rencana aksi dan pemantauannya (monitoring dan evaluasi) setiap triwulan dengan basis data laporan e-Monitoring pada realisasi fisik. Capaian kinerja per triwulan Pusat Litbang SDA pada tahun 2015 adalah sebagaimana berikut ini:
AKUNTABILITAS KINERJA
33
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Triwulanan (Periodik/Berkala) Berbasis Data Capaian Fisik e-Monitoring NO
1
2
3
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TARGET
Hasil Riset dan Pengembangan, Penerapan/ Pemanfaatan Teknologi Jumlah Teknologi yang 7 Dihasilkan Teknologi Jumlah Naskah Ilmiah 18 Buku Jumlah Model Sistem 8 Naskah Jumlah Model Fisik 4 Unit Jumlah Prototipe 3 Unit Jumlah R-0 4 Naskah Prosiding Diseminasi, Jumlah Prosiding Diseminasi, 5 Sosialisasi, Pelatihan Sosialisasi, Pelatihan (TOT) Prosiding (TOT) DSP Model Dukungan NCICD Jumlah Model 1 Model Rekomendasi dan Masukan Kebijakan Naskah Kebijakan Jumlah Naskah Kebijakan 5 Naskah Dokumen Rekomendasi Jumlah Dokumen 23 Teknis Rekomendasi Teknis Dokumen R-3 Jumlah R-3 10 Naskah Layanan Uji Jumlah Layanan Pengujian Lab 10 Laboratorium Laporan Perencanaan, Monev, Kerjasama, dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Laporan Pengelolaan Jumlah Laporan Pengelolaan 19 Keuangan Keuangan (pembinaan Dokumen administrasi keuangan, SAI dan administrasi kesatkeran)
34
TRIWULAN I S R
KEUANGAN (%) TRIWULAN II TRIWULAN III S R S R
TRIWULAN IV S R
11,18
29,81
100
0,43
19,00
69,66
54,13
97,18
TRIWULAN I S R K 11,45
0,43
3,76
FISIK (%) TRIWULAN II TRIWULAN III S R K S R K 31,42 20,96
100 100
100
33,67 34,97 103,86 72,26 75,04 103,85 100 100
100
█ 13,93
0,75
31,08
32,19
67,24
65,34
100
97,58
14,16
0,75
5,29
6,05
0,40
32,93
15,69
63,97
57,52
100
99,88
6,41
0,40
6,24
19,41
0,16
25,21
9,58
74,98
42,53
100
94,85
19,41
0,16
0,82
4,11
-
35,26
20,09
65,24
45,51
100
99,79
4,11
-
16,07
-
31,17
2,60
72,38
47,29
100
97,68
17,40
2,88
-
16,04
17,79
44,73
51,82
100
97,62
2,88
66,72
71,75 63,14
█
█
█
█
█ 67,08 63,21
94,23
76,30 43,28
56,72
54,04 51,39
95,10
100 100
100
25,74
9,98
38,77
100 100
100
-
37,62 26,80
71,24
100 100
100
-
-
31,17
8,66
72,38 79,19 109,41 100 100
100
-
-
16,04 17,79 110,91 44,73 51,82 115,85 100 100
█
█
█ 2,70
45,87
100
93,65
15,00
-
-
30,00 16,02
53,41
2,22
28,65
23,14
59,89
60,92
100
99,40
16,00
2,22
13,88
47,25 31,35
█ 13,21
2,33
42,61
39,80
78,04
65,22
100
99,60
13,21
2,33
17,64
8,99
0,66
35,63
28,56
82,35
44,27
100
99,95
8,99
0,66
7,34
8,40
0,12
40,99
18,78
73,52
47,94
100
99,35
8,39
0,12
1,43
60,00 45,87
42,61 39,80
93,42
35,63 28,56
80,15
41,13 18,99
46,18
45,47
36,08
67,67
63,37
100
98,47
10,29
1,41
13,70
█
80,64
█
91,66
78,04 61,70
79,06
82,35 44,27
53,76
79,10 65,72
83,09
100 100
100
100 100
100
100 100
100
100 100
100
█ █
█
█
█ 69,25 68,19
98,35
100
█
█
█ 45,55 36,73
100 100
█
█
█ 1,41
74,89 68,65
█
█
76,45
100
█
█
█
█
10,29
66,34
█
█
█ 10,04
█
█
█ 60,00
█
█
█
16,02
█
█
█
30,00
█
52,28
█
-
█
35,36 18,44
█
10,00
88,00
TRIWULAN IV S R K
█ 100 100
█
AKUNTABILITAS KINERJA
100
█
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum
Pengadaan Sarana dan Prasarana Laporan Perencanaan dan Monev Laporan Kerjasama
Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN) Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana (seluruh kegiatan pengadaan) Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev Jumlah Laporan Kerjasama
21 Dokumen
TRIWULAN I S R 16,29 0,37
KEUANGAN (%) TRIWULAN II TRIWULAN III S R S R 48,57 30,33 76,65 60,77
TRIWULAN IV S R 100 95,81
TRIWULAN I S R K 16,29 0,37 2,27
FISIK (%) TRIWULAN II TRIWULAN III S R K S R K 48,67 32,55 66,88 78,15 63,27 80,94
█
37 Unit
1,07
9 Dokumen 1 Dokumen 6 Dokumen 23 Dokumen
15,41
0,01
38,00
23,32
76,99
47,03
100
97,69
1,07
0,01
0,93
█
38,00 22,50
█
35
100
96,15
15,41
2,22
14,41
27,95 21,07
█ 9,79
0,25
29,24
19,88
60,62
37,24
100
97,90
9,74
0,25
2,57
█
75,39
59,18 56,00
█ 29,24 21,31
72,88
█
95,28
100
█
100
30 50 65 75 85 100
52,98
100 100
█
Jumlah Laporan Kepegawaian 9,95 39,85 23,78 68,82 59,66 100 98,31 9,95 39,96 24,60 61,57 75,41 60,48 81,34 100 100 dan Ortala █ █ Jumlah Laporan 8,57 0,63 34,15 18,21 64,41 46,64 100 97,33 8,75 0,63 7,20 34,30 18,75 54,68 67,39 52,85 78,50 100 99,6 Penyelenggaraan Sarana █ █ █ Kelitbangan (perpustakaan, jurnal, SMM dan HAKI) Laporan Layanan Jumlah Laporan Layanan 12 22,75 19,01 46,79 44,91 74,89 74,63 100 97,75 22,75 19,01 83,56 46,82 45,70 97,61 73,52 77,17 104,91 100 100 Perkantoran Perkantoran (gaji, tunjangan, Dokumen █ █ █ operasional dan pemeliharaan perkantoran) Rp Layanan PNBP Jumlah Penerimaan PNBP 9,73 30,00 19,16 60,00 45,61 100 96,87 14,59 30,00 19,16 68,87 60,00 45,61 76,02 100 100 2.185.985.000 (sertifikasi/uji laboratorium) █ █ Keterangan: S = Sasaran; R = Realisasi; K = Kinerja realisasi terhadap sasaran Catatan: Pada laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan ada salah satu sub kegiatan yang tercapai outputnya, namun terdapat salah satu lingkup yang tidak tercapai sepenuhnya sehingga fisik tidak tercapai 100%.
-
56,70
63,57
100
0 31 51 66 76 86
20,31
76,99 48,94
█
█
100 100
NILAI/ANGKA
27,91
█
100
█ █ █ █ █ █
2,22
59,20
TRIWULAN IV S R K 100 100 100
100 100
Laporan Kepegawaian dan Ortala Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan
4
TARGET
█ 60,62 38,49
63,50
█
█
INTERPRETASI Sangat kurang, perlu banyak sekali perbaikan dan perubahan yang sangat mendasar Kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk perubahan yang mendasar Cukup (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar Baik, perlu sedikit perbaikan Sangat baik Memuaskan
AKUNTABILITAS KINERJA
█ █ 99,6
█ 100
█ 100
█
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
3.1.4 Permasalahan dan Tindak Lanjut (per Triwulan) Pelaksanaan kinerja tahun anggaran 2015 dihadapkan dengan sejumlah dinamika yang terjadi terhadap organisasi. Diantara dinamika tersebut diantaranya mencakup:
Perubahan dan transisi struktur, nomenklatur, tugas dan fungsi Kementerian, Unit Organisasi Eselon I, Unit Kerja Eselon II dan jenjang dibawahnya. Terlambatnya pengesahan DIPA dan berlakunya Kebijakan Pembekuan pencairan anggaran kegiatan terkecuali untuk sejumlah komponen yang bersifat rutin. Transisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian dari 2010-2014 menuju 2014-2015, termasuk didalamnya struktur output.
Dinamika tersebut secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan sejumlah permasalahan yang harus dihadapi dan ditindak lanjuti dengan langkah-langkah strategis dan operasional dalam rangka pengendalian organisasi untuk tetap dapat memenuhi sasaran-sasaran kinerjanya. Adapun permasalahan dan tindak lanjutnya tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut ini Tabel 3.4 Permasalahan dan Tindak Lanjut per Triwulan Dalam Rangka Pencapaian Kinerja Tahun 2015 PERIODE
PERMASALAHAN
TINDAK LANJUT
Triwulan 1
Adanya perubahan nomenklatur yang menyebabkan perubahan DIPA, sehingga terjadi keterlambatan beruntun dalam pelaksanaan kegiatan, termasuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
Menyusun rencana jangka pendek untuk masing-masing kegiatan, terutama untuk aktivitas yang dapat dilaksanakan lebih dahulu tanpa anggaran. Menyusun kembali jadwal pelaksanaan kegiatan dengan optimalisasi waktu dan perkiraan berkurangnya jangka waktu tahun anggaran.
Terkait butir (1) tersebut diatas diikuti dengan kebijakan penghentian seluruh kegiatan sehingga sampai dengan akhir triwulan I tidak dapat melakukan aktivitas melalui pengeluaran non-rutin sampai dengan ditetapkannya penganggaran (DIPA) tahun 2015, hal ini dipastikan akan memberikan efek beruntun dalam pelaksanaan kegiatan kedepan. Masih terdapat sejumlah kegiatan yang masih di blokir dan terjadinya perubahan Mata Anggaran Pengeluaran (MAK) sehingga berpengaruh terhadap pencairan yang kemudian berimplikasi pada aktivitas kegiatan yang memerlukan anggaran. Kondisi sebagaimana diuraikan dalam butir-butir tersebut diatas juga mengakibatkan proses/ pelaksanaan pengadaan barang dan jasa atau kegiatan kontraktual menjadi mundur. Triwulan 2
36
Masih terkait perubahan nomenklatur yang menyebabkan perubahan DIPA (sementara Pengesahan DIPA baru terlaksana Maret 2015 dan APBN-P yang baru disahkan pada tanggal 16 April 2015), sehingga terjadi keterlambatan beruntun dalam pelaksanaan kegiatan, termasuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, walaupun sudah dilakukan sejumlah revisi dan penyesuaian administratif maupun teknis. Perubahan struktur organisasi dan termasuk pejabatnya di lingkungan Kementerian PUPR (diseluruh
Melakukan perbaikan.
review
dan
revisi/
Melakukan pemantauan secara intensif oleh pimpinan. Merumuskan tahapan percepatan pelaksanaan pekerjaan yang dikontrakan. Melakukan sejumlah revisi kegiatan, baik secara substansi, administratif, jadwal sampai dengan penganggaran; Pembuatan ulang jadwal, pengetatan jadwal untuk percepatan progress fisik dan keuangan.
Melakukan penyesuaian kegiatan seiring dengan terjadi perubahan
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PERIODE
Triwulan 3
PERMASALAHAN
TINDAK LANJUT
jenjang eselon) termasuk di Pusat Litbang SDA diikuti sejumlah refocussing yang menyebabkan diperlukannya sejumlah penyesuaian rencana kerja; Gagal lelang pada sejumlah paket pekerjaan kontraktual, sehingga harus penjadwalan ulang dan mengalami lelang ulang;
struktur, tugas dan fungsi organisasi di lingkungan Pusat Litbang SDA.
Ditengah sempitnya waktu pelaksanaan kegiatan dan termasuk realisasi anggarannya, secara paralel atau bersamaan berlangsung juga proses perencanaan dan penganggaran tahun 2016, sehingga semua sumber daya dan organisasi harus melipat gandakan tingkat kinerjanya. Terhambatnya proses penyerapan akibat kendala faktor non-teknis yang dialami SDM pada posisi strategis dan terhambatnya pelaksanaan pekerjaan karena keterbatasan SDM peneliti akibat jadwal pekerjaan yang semakin sempit. Belum dimanfaatkannya fasilitas TUP oleh sub ketua tim NCICD dalam melaksanakan penyerapan anggararan. Terkait hal ini diharapkan optimalisasi pemanfaatan fasilitas TUP oleh ketua sub tim NCICD.
Fluktuasi nilai mata uang yang mengakibatkan tidak relevannya harga dalam sejumlah pengadaan barang dan jasa serta pembelian barang dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Terdapat paket sisa lelang yang masih dalam proses lelang dan harus mengalami pelaksanaan lelang ulang akibat kurangnya peserta yang memasukkan atau mengembalikan dokumen penawaran.
Triwulan 4
Secara umum tidak ada permasalahan signifikan yang dihadapi oleh Pusat Litbang SDA pada triwulan 4 (Oktober-November-Desember) selain dari dampak permasalahan sebelumnya, terutama triwulan pertama. Diantaranya adalah sebagai berikut: Sempitnya waktu pelaksanaan kegiatan, baik pada swakelola maupun kontraktual. Sehingga pada 3 (tiga) bulan terakhir seluruh sumber daya yang dimiliki dipacu untuk menyelesaikan target, baik fisik (substansi) maupun keuangannya (administrasi)
AKUNTABILITAS KINERJA
Melakukan evaluasi spesifikasi teknis dan HPS dan melakukan penjadwalan ulang serta mempercepat pelaksanaan pengadaan barang dan jasa; Mengintensifkan koordinasi dengan pihak eksternal, misalnya dengan Ditjen SDA terkait lokasi kajian, sehingga pelaksanaan penelitian dapat segera dipercepat; Melakukan revisi anggaran, terutama pada gaji secara lintas Satuan Kerja dalam rangka optimalisasi penyerapan anggaran pada akhir tahun. Menerapkan pola Tambahan Uang Persediaan (TUP) untuk dapat mendorong percepatan pelaksanaan kegiatan terpadu NCICD sekaligus penyerapan anggarannya. Adapun terkait pelaksanaannya sendiri dilakukan melalui PUM atau Pemegang Uang Muka NCICD yang ditetapkan oleh Kepala Balai/Kepala Satuan Kerja. Pada pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada paket-paket pekerjaan yang mengalami gagal lelang, dilakukan perhitungan kembali nilai HPS dengan cara penyesuaian spesifikasi/volume alat terutama pada pengadaan barang yang menggunakan kurs mata uang asing akibat pelemahan rupiah. Melakukan kalkulasi dan estimasi prognosa setiap kegiatan dan rekapitulasi pada tingkat satuan kerja untuk menentukan strategi dan tindakan yang dapat dilaksanakan untuk peningkatan kinerja dan optimalisasi pemanfaatan anggaran. Kepala Pusat Litbang SDA memberikan instruksi kepada Seluruh Satker untuk memantau secara seksama realisasi penyerapan sampai dengan tanggal 31 Oktober untuk memastikan perlu tidaknya pengalihan anggaran yang masih tidak optimal penyerapannya.
37
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PERIODE
PERMASALAHAN
TINDAK LANJUT
Gap/kesenjangan antara rencana penyerapan dengan realisasi penyerapan yang cukup tinggi (10%) sebagaimana terpantau dalam sistem e-Monitoring.
Atas instruksi tersebut, maka dilakukan identifikasi dan rasionalisasi penyerapan anggaran melalui perumusan Prognosa masing-masing satuan kerja dan melakukan revisi DIPA untuk optimalisasi penyerapan dan pemanfaatan anggaran. Dilakukan perubahan/ revisi DIPA dengan melakukan realokasi anggaran.
Adanya kekurangan anggaran untuk operasional peralatan telemetri/jaringan hidrologi (pembayaran pulsa) yang masih dalam pengelolaan Pusat Litbang SDA. Tidak adanya pihak/stakeholders yang mengajukan layanan Lembaga Inspeksi Bidang SDA sampai dengan akhir tahun 2015 ini.
Kedepan perlu didorongnya legal base untuk kewajiban sertifikasi oleh Lembaga Inspeksi.
Sumber: Dokumen Monitoring dan Evaluasi Berkala (T1, T2, T3, dan T4) tahun 2015
3.2
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Outcome
Sebagaimana hasil pengukuran kinerja outcome pada Subbab Capaian Kinerja, maka dilanjutkan dengan evaluasi dan analisis kinerja outcome pada masing-masing pernyataan sasaran program yang menjadi kontribusi Pusat Litbang SDA bagi capaian Badan Litbang pada tahun 2015 sebagaimana berikut ini:
3.2.1 Sasaran Program Meningkatnya Pemanfaatan IPTEK oleh Stakeholders Sasaran program tersebut hanya mencakup 1 (satu) indikator kinerja yang menunjukkan peningkatan pemanfaatan IPTEK berupa teknologi yang telah dihasilkan Pusat Litbang SDA. Adapun teknologi hasil litbang bidang sumber daya air yang didorong untuk dapat dicapai kebermanfaatannya pada tahun 2015 ini, sebagaimana telah disebutkan dalam Subbab Perjanjian Kinerja adalah sebanyak 6 (enam) teknologi. Berdasarkan hasil identifikasi pemanfaatannya, maka untuk masing-masing teknologi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR)
PEGAR merupakan akronim dari pemecah gelombang ambang rendah, yaitu struktur pelindung pantai yang ditempatkan sejajar pantai dengan bagian puncak berada di bawah air mendekati atau sedikit muncul di atas permukaan air laut rata-rata. Struktur tersebut akan berfungsi baik apabila keberadaannya tidak hanya mampu memulihkan pantai yang tererosi yang berada di belakang struktur, tetapi juga mampu memperlebar pantai ke arah laut dengan terbentuknya salient atau lahan timbul. Demikian pula energi gelombang yang melewati struktur tersebut mengalami pelemahan yang memungkinkan terjadinya proses sedimentasi di pantai. 2 (dua) kriteria keberhasilan penerapan pemecah gelombang tenggelam hanya dapat diketahui dari hasil monitoring secara kontinyu setelah struktur tersebut dibangun.
38
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 3.1 Pemasangan Pemecah Gelombang Ambang Rendah
Teknologi ini dihasilkan Pusat Litbang Sumber Daya Air melalui Balai Pantai dan diwujudkan dalam skala penuh berupa prototipe di daerah Serang, Provinsi Banten pada tahun 2010. Berdasarkan hasil pengamatan sederhana dari tahun 2010-2013, kriteria keberhasilan dari pemanfaatan teknologi ini dapat tercapai sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini: Keunggulan dari pemecah gelombang ambang rendah adalah tidak mengganggu pemandangan ke arah laut, respon pantai relatif seragam pada arah memanjang pantai karena gelombang tidak dimatikan secara total, ramah lingkungan karena dampak yang ditimbulkan lebih kecil dari Pemecah Gelombang Konvensional.
Gambar 3.2 Hasil Pemantauan Prototipe PEGAR di Serang, 2010-2013
Teknologi ini sudah dalam kategori termanfaatkan secara utuh karena sudah di-replikasi oleh Pemerintah Kota Pekalongan melalui APBD (termasuk bantuan Pemerintah Provinsi) dan dilaksanakan secara berkesinambungan pada tahun 2012-2015. Total panjang pemecah gelombang yang telah diaplikasikan adalah sepanjang 6,15 Km yang diantaranya diwujudkan di Pantai Degayu (660 meter), Pantai Slamaran dan Pantai Sari. Hasil dari pemantaun di lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2015, secara visual pantai mengalami akresi sebagaimana terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3.3 Replikasi PEGAR oleh Pemerintah Kota Pekalongan Keterangan: Penerapan Teknologi PEGAR di lepas pantai (kiri); kombinasi dengan Sandbag (tengah); dan pengembangan Mangroove (Kanan)
Berdasarkan hasil diskusi dengan pihak Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Pekalongan, diperoleh kesimpulan bahwa telah terjadi akresi di pantai Sari, Slamaran dan Degayu. Namun demikian diakui juga bahwa belum dilakukan monitoring perubahan garis pantai, sehingga evaluasi perubahan garis pantai belum dapat diketahui secara kuantitatif.
AKUNTABILITAS KINERJA
39
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Terlepas dengan berbagai faktor yang memberikan pengaruh (karena Pemerintah Kota juga sebelumnya membangun revetment dengan sandbag dan groin), kebermanfaatan dan keberfungsian pengembangan PEGAR ini sangat terlihat dengan jelas di Pantai Sari yang mampu mencegah bahkan menurunkan dampak erosi terhadap pantai sehingga dapat mendukung pengembangan kawasan wisata pantai kota Pekalongan yang pada gilirannya akan menggerakkan ekonomi usaha kecil disekitarnya. Bahkan, dengan efektivitas penggunaan PEGAR berlumpur di Pantai Slamaran telah ditindaklanjuti dengan program/fasilitasi pengembangan Mangroove oleh Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 ini. Tabel 3.5 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR) NO
KRITERIA
PEMENUHAN
URAIAN
1.
Kebermanfaatan
√
2.
Keberfungsian
√
3.
Keberlanjutan
√
Mengurangi dampak erosi dan sebaliknya mendorong terjadinya akresi Prototipe Serang: Terpantau 2010-2013 Replikasi oleh Pemerintah Kota Pekalongan pada tahun 20122015. Replikasi oleh Pemerintah Kota Pekalongan secara mandiri melalui APBD Pemerintah Kota dan Bantuan Pemerintah Provinsi, juga ditindaklanjuti program pengembangan kawasan Mangroove oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.
4.
Ketercukupan
-
2.
-
Teknologi Penyediaan Air Baku melalui Pompa Air Tenaga Hidro (PATH)
Salah satu bentuk teknologi penyediaan air baku adalah melalui Pompa Air Tenaga Hidro (PATH) yang dikembangkan oleh Pusat Litbang SDA melalui Balai Sungai. Teknologi ini berupa pompa air yang digerakkan oleh tenaga putaran turbin penangkap tenaga air, tanpa melalui transformasi menjadi tenaga listrik. PATH yang dibangun di Desa Wonokerso, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Gambar 3.4 Ilustrasi Desain Pompa Air Tenaga Hidro Temanggung memanfaatkan potensi Curug Ketitang di alur Kali Lungge. Kali Lungge ini bermuara di Kali Jambe, anak Kali Progo, yang berada di dalam wilayah kerja Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. PATH Wonokerso difungsikan untuk pemenuhan kebutuhan air baku irigasi seluas 36 ha dengan debit sebesar 50 l/det. Selain mampu mensuplai debit 50 l/det tersebut, PATH ini masih memiliki potensi mensuplai air 35 l/det yang disediakan untuk pengembangan daerah untuk berbagai pemanfaatan seperti perluasan daerah oncoran, pengembangan wisata, perikanan, dan lain sebagainya. Gambar daerah layanan pompa air Wonokerso. Pada saat sebelum dibangunnya pompa air Wonokerso, persawahan Sicandi (36 Ha) hanya dapat ditanami padi 1 kali dalam satu tahun dikarenakan debit yang masih kecil yaitu 10 l/detik. Sedangkan persawahan Sicandi 23 Ha mendapatkan air sisa dari persawahan diatasnya dengan pola tanam 1 kali dalam satu tahun. Dengan adanya pompa air tersebut, saluran irigasi eksisting (elevasi +117,6 m)
40
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
mendapat debit tambahan sebesar 50 l/detik sehingga mampu meningkatka pola tanam menjadi 3 kali tanam dalam satu tahun. Pemompaan air menuju bak penampungan di elevasi +131,4 m belum dilakukan secara efektif dikarenakan belum adanya saluran yang mendistrisbusikan air dari bak penampungan ke persawahan Sicandi (25Ha). Pada tahun 2016, Pemda Kabupaten Temanggung telah mengalokasikan dana untuk membuat saluran tersebut.
Bendung
Outlet Bawah
Kolam Penenang dan Inlet Pipa Pesat
Pompa Hidro
Outlet Atas (Bak Penampung)
Pipa Bocor Akibat Terbakar
Gambar 3.5 Prototipe Pompa Air Tenaga Hidro (PATH)
Uraian Teknis Teknologi Bangunan PATH Wonokerso terdiri dari instalasi hidromekanik dan bangunan sipil pendukungnya, Instalasi hidromekanik terdiri dari: a) b) c) d)
e)
pipa pesat panjang 39 m dengan diameter 60 cm yang memberikan tinggi energi bruto sebesar 11 m dan debit aliran sebesar 585 l/det. Terdapat 2 (dua) buah turbin dengan diameter runner 22,5 cm dan debit rencana masingmasing 250 l/det; 2 (dua) buah pompa air masing-masing berkapasitas 50 l/det dengan tinggi pemompaan 18 m dan 35 l/det dengan tinggi pemompaan 32 m; 2 (dua) jalur pipa PVC untuk suplai air dari pompa masing-masing berdiameter 8” dengan panjang 46 m untuk penyalur air 50 l/det dan berdiameter 6” dengan panjang 67 m untuk penyalur air 35 l/det. Bangunan sipil pendukung PATH terdiri dari bendung setinggi 80 cm dengan panjang mercu 14 m yang didesain aman dilalui banjir Kali Lungge 50 tahunan sebesar 10 m 3/det.; pintu intake lebar 0,75 m dengan kapasitas debit 585 l/det; saluran pembawa lebar 0,75 m dalam 0,50 m; kolam penenang seluas kurang lebih 5 m2 yang dilengkapi dengan pintu penguras lebar 0,75 m; dan rumah turbin/pompa berukuran panjang 4,50 m lebar 3,50 m dan tinggi 2,50 m dari struktur beton bertulang.
AKUNTABILITAS KINERJA
41
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 3.6 Skema/Alur Kerja Pompa Air Tenaga Hidro Sumber: Laporan Akhir Balai Sungai, 2014
PATH Wonokerso saat ini telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Temanggung dan pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Desa Wonokerso bekerjasama dengan Pemerintah Desa Tembarak. Tabel 3.6 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Penyediaan Air Baku melalui Pompa Air Tenaga Hidro (PATH) NO
KRITERIA
PEMENUHAN
1.
Kebermanfaatan
√
2.
Keberfungsian
√
3.
Keberlanjutan
√
4.
Ketercukupan
-
42
URAIAN Menyediakan air baku dari bawah sungai ke atas 2 (dua) daerah ketinggian. Masih berfungsi sejak 2014 sampai dengan 2015 ini, namun dari 2 (dua) saluran pipa, baru pipa 1 (satu) pipa yang dimanfaatkan secara penuh. Telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Temanggung dengan pengelolaan oleh Pemerintah Desa Wonokerso bekerjasama dengan Pemerintah Desa Tembarak. Telah dibentuk tim khusus yang bertanggung jawab dalam operasi dan pemeliharaannya, termasuk pengelolaan keuangan yang bersumber dari pemanfaat air. -
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
3.
Sistem Jaringan Hidrologi Secara Real Time
Pembangunan Jaringan Pos Hidrologi Nasional Telemetri, yang dikembangkan oleh Balai Hidrologi dan Tata Air Puslitbang SDA merupakan salah satu program dalam rangka pengembangan pengumpulan data hidrologi tepat waktu melalui sistem telemetri dengan cara pemasangan alat telemetri pada pos duga air di sungai-sungai dan lokasi pos hujan berdasar kriteria tertentu. Pengumpulan data hidrologi secara tepat waktu berguna untuk berbagai kepentingan antara lain untuk sistem peringatan banjir secara dini (flood early warning system), sistem operasi waduk atau bendung, pengumpulan data secara akurat dan berkesinambungan untuk mendukung perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya air. Dengan berbagai kegunaan tersebut, maka peralatan telemetri diutamakan/diprioritaskan dipasang pada pos duga air yang terletak pada sungaisungai yang digunakan untuk keperluan tersebut. Tujuan jangka pendek adalah dalam rangka peningkatan kualitas data hidrologi melalui modernisasi sistem dan peralatan, sedangkan tujuan jangka panjang adalah: a. b. c. d.
Tersedianya sistem peringatan dini yang handal untuk banjir dan kekeringan sebagai upaya adaptif terhadap perubahan iklim. Tersedianya sistem untuk menunjang pengoperasian waduk dan sarana serta prasarana sumber daya air yang lebih optimal. Berpartisipasi dalam rencana aksi nasional mitigasi dan adaptasi perubahan iklim (RAN MAPI). Tersedianya sistem pengumpulan data hidrologi yang terintegrasi secara nasional.
Sistem Telemetri adalah suatu sistem yang memungkinkan pengukuran parameter hidrologi dapat dilakukan secara jarak jauh, dan dapat mengirimkan data hidrologi ke stasiun penerima (server) dengan menggunakan fasilitas telekomunikasi, baik GSM ataupun Radio, dengan interval waktu sesuai dengan kebutuhan (15 menit, 30 menit, 1 jam dan sebagainya). Adapun Komponen sistem pengumpulan data secara sketsa dapat dilihat pada gambar disamping.
AKUNTABILITAS KINERJA
Gambar 3.7 Diagram Sistem Pengumpulan Data Tepat Waktu
43
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Sebagaimana terlihat, Sistem pengumpulan data tepat waktu secara umum terdiri dari 4 komponen yaitu: a.
Pos pengamatan di lapangan yang berfungsi untuk mengamati parameter (hidrologi) adalah pos hujan dan Pos klimatologi serta pos duga air. b. Sarana jaringan telekomunikasi (Smart Controling Unit) yang berfungsi sebagai sarana untuk menyimpan (logger) dan mengirimkan (modem) data dari stasiun pengamatan ke stasiun penerima (server). c. Stasiun penerima (server) yang dipasang di kantor yang berfungsi untuk menerima dan menyimpan Gambar 3.8 Pos Hujan data pengamatan. d. Software aplikasi data dan aplikasi DCN (Data Communication Network). Di samping itu ada komponen pendukung yang sangat diperlukan dalam system ini yaitu power supply yang digunakan untuk mengaktifkan sistem server yang berada di dalam gedung kantor maupun sistem pengukuran yang terpasang di lapangan. Sumber listrik untuk system yang berada di lapangan berasal dari panel surya yang terhubung dengan battery kering sebagai penyimpan daya. Cara kerja dari sistem ini adalah sebagai berikut: a.
b.
c.
d.
44
Data (parameter muka air, curah hujan, suhu, kelembaban) di lapangan diamati/dimonitor dengan menggunakan sensor yang dihubungkan dengan GPA (General Purpose Agent) Setelah GPA menerima data dari sensor, kemudian Gambar 3.9 Pos Duga Air data tersebut disimpan dalam data logger dan secara otomatis dikirim ke server melalui sarana telekomunikasi (modem) dengan interval waktu sesuai dengan kebutuhan (5, 15, 30, 60 menit). Data yang dikirim dari lapangan kemudian diterima oleh server dalam bentuk digital, dan dapat dirubah ke dalam bentuk lain misal grafik. Data tersebut merupakan data mentah yang harus dioleh terlebih dahulu sebelum digunakan untuk peramalan banjir, operasional bangunan air, dan lain-lain. Khusus data debit, maka data muka air yang dikirim harus dikonversi ke dalam debit dengan menggunakan lengkung debit (rating curve), dengan memperhatikan kondisi lapangan (terjadi penggerusan, atau pengendapan) pada dasar sungai. Data yang diterima server dapat diakses melalui www.tech4water.com. Website tersebut dapat mengintegrasikan data-data telemetri yang didapat dari stasiun telemetri yang dibangun oleh instansi lain sehingga website tersebut dapat dijadikan pusat data nasional untuk system telemetri.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 3.10 Smart Control Unit
Gambar 3.11 Komponen Smart Control Unit
Teknologi telemetri dikembangkan dalam rangka upaya implementasi program Sistem Informasi Hidrologi, Hidrogeologi dan Hidroklimatologi (SIH3) di bawah koordinasi Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG). Dalam SIH3 tersebut, Kementerian PUPR mempunyai tugas untuk mengembangkan dan menyediakan sistem informasi bidang hidrologi yang selanjutnya tugas tersebut diturunkan kepada Dirjen SDA dan Puslitbang Sumber Daya Air. sehingga teknologi telemetri yang dikembangkan ini dapat menjadi instrumen untuk membangun jaringan hidrologi nasional yang mendukung SIH3. Sampai saat ini, teknologi telemetri (pos duga air dan pos hujan) yang telah terpasang berjumlah 561 pos. Sebanyak 154 pos diantaranya kini diaplikasikan oleh Direktorat Bina PSDA (Ditjen SDA, Kementerian PUPR) yang terpasang di 17 wilayah kerja BBWS/BWS, yaitu: BWS Sulawesi I, BWS Sulawesi II, BWS Sulawesi III, BBWS Cimanuk-Cisanggarung, BBWS Bengawan Solo, BBWS Citarum, BBWS Ciliwung Cisadane, BBWS CidanauCiujung-Cidurian, BBWS Pemali Juana, BBWS Citanduy, BBWS Serayu Opak, BWS Sumatera I, BWS Sumatera II, BWS Sumatera IV, BWS Sumatera VIII, BBWS Mesuji Sekampung, dan BWS Kalimantan I. Adapun berdasarkan hasil pendataan, dari total 561 pos tersebut hanya 179 pos (32%) yang masih aktif merekam dan mengirimkan data. Kemudian diantara 154 Pos yang dikelola oleh PSDA tersebut, hanya 43 pos (27,94%) yang masih dalam kondisi aktif. Dengan demikian untuk optimalisasi jaringan hidrologi dan keandalaan datanya tersebut, maka perlu dilakukan peninjauan/perbaikan terhadap pos telemetri yang berada dalam kondisi mati atau tidak aktif. Gambar 3.12 Stasiun/Server Penerima Data Hidrologi di Pusat Litbang SDA Bandung
AKUNTABILITAS KINERJA
45
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.7 Identifikasi Pemenuhan Outcome Sistem Jaringan Hidrologi secara Realtime NO
KRITERIA
PEMENUHAN
1.
Kebermanfaatan
√
2.
Keberfungsian
√
3.
Keberlanjutan
√
4.
Ketercukupan
-
4.
URAIAN Terbentuknya jaringan yang menghasilkan Data Hidrologi untuk internal/eksternal Jumlah total pos sampai saat ini sebanyak 561 pos, namun 53% diantaranya dalam kondisi mati (tidak mengirimkan data lebih dari 7 hari). Ketersediaan data dari Pos Aktif masih ter-publikasi di www.tech4water.com 154 Pos sudah dioperasikan dan dipelihara oleh Direktorat Bina PSDA (Ditjen SDA Kementrian PUPR) dan dipasang di 17 wilayah kerja BBWS/BWS -
Teknologi Peringatan Dini Bencana Lahar
Teknologi Peringatan Dini Bencana Lahar dikembangkan Pusat Litbang SDA melalui Balao Sabo di Yogyakarta. Dalam rangka melengkapi sarana sistem peringatan dini di daerah Gunung Merapi, pada awal tahun 2012 sudah dipasang radar cuaca di Kantor Balai Sabo Yogyakarta. Radar ini mempunyai frekuensi X-band bertipe Doppler, jangkauan radar saat ini telah diset dengan radius jangkauan 94 km, mampu mengamati wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sebagian Jawa Tengah. Dari hasil pemantauan radar dihasilkan data curah hujan spasial sehingga daerah yang tak terpantau oleh stasiun penakar curah hujan di permukaan dapat dipantau oleh radar tersebut. Data curah hujan spasial dan temporal yang telah terkalibrasi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam prakiraan terjadinya bencana yang berpotensi terjadi di DIY dan sebagian Jawa Tengah, seperti banjir debris, banjir bandang, tanah longsor dan dapat pula digunakan untuk pemantauan pengisian waduk dan memprakirakan bencana kekeringan. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan radar cuaca di Balai Sabo akan lebih banyak memberikan kontribusi berupa penyediaan data secara realtime sebagai masukan utama dalam kegiatan optimasi pemanfaatan radar cuaca untuk siaga bencana di daerah Gunung Merapi. Melalui peralatan radar Gambar 3.13 Radar Cuaca Balai Sabo cuaca didukung peralatan hidrologi sistem telemetri, Balai Sabo dapat memantau kondisi cuaca secara realtime dan terus menerus. Disamping itu, informasi yang diperoleh dari peralatan-peralatan tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih optimal untuk kepentingan masyarakat, bukan hanya untuk menghadapi bencana, tetapi juga informasi umum yang dibutuhkan masyarakat dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Informasi tentang turunnya curah hujan di suatu wilayah dibutuhkan oleh masyarakat yang akan bepergian. Informasi tentang tinggi muka air sungai juga dibutuhkan, utamanya pada saat siaga banjir.
46
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.8 Optimasi Pemanfaatan Radar Cuaca untuk Siaga Bencana di Daerah Gunung Merapi
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
PEMANFAATAN DATA RADAR Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta BPBD Kota Madya Yogyakarta BPBD Kabupaten Sleman BPBD Kabupaten Bantul BPBD Kabupaten Kulon Progo Komunitas Peduli Bencana Masyarakat/Perorangan
Prakiraan Banjir Lahar
PENGGUNA Informasi Prakiraan Hujan Tanah Longsor
√ √
Ø
Prakiraan Banjir Bandang
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø √
√
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Keterangan: √ = Penyampaian informasi secara tidak langsung, via telepon/radio komunikasi Ø = Penyampaian informasi secara langsung, via media sosial berbasis internet. (www.sijawah-sabo.pusair-pu.go.id).
Pada tahun 2014, dalam rangka optimasi data radar untuk siaga bencana di daerah gunung merapi dan sekitarnya telah diperkenalkan “SiJawah” (Sistem Informasi Hujan Jogjakarta dan Jawa Tengah) sebagai hasil kerjasama Balai SABO dengan Nusantara Earth Observation Network (NEOnet) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membangun sistem informasi hujan untuk daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sistem yang dibangun adalah berdasarkan informasi hasil olahan dari radar cuaca. Dalam “SiJawah” selain menayangkan informasi hujan yang dipantau radar Balai Sabo juga memaparkan hasil pantauan CCTV untuk daerah Gunung Merapi dan sungai laharnya dari BPPTKG, BMKG (prakiraan cuaca, komposit hujan yang akan datang dan saat ini serta komposit awan, dinamika angin, citra suhu relatip, kandungan uap air, animasi citra awan dan sebagainya dengan sumber asli dari badan internasional). Untuk meningkatkan pemanfaatan peralatan serta sistem teknologi peringatan dini banjir lahar, maka data, informasi dan citra yang diperoleh tersebut telah diunggah kedalam website: sijawah-sabo.pusair-pu.go.id.
Gambar 3.14 Tampilan Antar Muka SiJawah
AKUNTABILITAS KINERJA
47
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Untuk menghasilkan keakuratan data “SiJawah”, telah dilakukan kalibrasi secara terus menerus dalam proses konversi data radar menjadi data hujan Rainrate, dengan satuan mm/waktu. Dengan demikian, kini teknologi yang telah dikembangkan dalam rangka peringatan dini banjir lahar dapat digambarkan sebagaimana berikut ini:
Gambar 3.15 Pengembangan Teknologi Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Sumber: Laporan Akhir Balai Sabo
Tabel 3.9 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Peringatan Dini Bencana Lahar NO
KRITERIA
PEMENUHAN
1.
Kebermanfaatan
√
2.
Keberfungsian
√
3.
Keberlanjutan
√
4.
Ketercukupan
-
5.
URAIAN Bagi BBWS Serayu-Opak; BPBD (terutama DI Yogyakarta, Sleman) dan Komunitas Peduli Bencana, serta masyarakat secara tidak langsung. Masih berfungsi dan telah dikembangkan sejak tahun 2012 sampai dengan saat ini. Dikelola sendiri (operasi dan pemeliharaan) oleh Balai Sabo
Sistem Perpipaan Irigasi Lahan Miring dan Datar
Teknologi ini dihasilkan Pusat Litbang Sumber Daya Air melalui Balai Irigasi dan diwujudkan dalam skala utuh berupa model fisik di Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013.
48
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Latar belakang wilayah studi mempunyai tekstur tanah dengan komposisi 33% pasir; 42,5% debu; dan 24,5% Liat, sehingga potensi kehilangan air/ porositas-nya sangat tinggi. Berdasarkan hasil identifikasi dan diskusi dengan petani pengelola/penerima manfaat di sekitar lokasi, model fisik tersebut sudah memberikan nilai lebih terhadap lahan sawah berupa: a.
b.
Frekuensi tanam (indeks pertanaman) dapat ditingkatkan. Lahan sawah yang sebelumnya menggunakan irigasi konvensional hanya dapat ditanami/panen padi 1 (satu) kali dan 1 (satu) kali palawija dalam satu tahun, maka dengan adanya teknologi ini lahan sawah menjadi mampu berproduksi 3 (tiga) kali dalam satu tahun, baik dengan pola padi-padi-padi, maupun pola padipadi-palawija. Sebagaimana pada tahun 2015 ini lahan sawah hanya digunakan untuk 2 (dua) kali panen padi dengan mempertimbangkan masa recovery tanah. Sebelum ada teknologi ini, air yang akan mengairi sawah seluas 25 Ha memerlukan waktu dari sumbernya selama 12 jam dengan jarak 800 meter areal sawah. Dengan berfungsinya teknologi ini, secara umum hanya membutuhkan waktu 3 (tiga) menit.
Pengelolaan (operasi dan pemeliharaan) teknologi ini di lokasi tersebut sudah dilakukan oleh kelompok petani pengguna/penerima manfaat, namun belum terorganisir dengan baik. Adapun sampai saat ini luasan sawah yang teraliri melalui teknologi ini adalah 25-26 Ha sebagaimana kapasitas awal pembangunan model fisiknya dan belum ada inisiatif pengembangan, baik dari masyarakat maupun pemerintah daerahnya.
Model Fisik Jaringan Pipa Irigasi
Sumber Mata Air
Bangunan Utama (Inlet)
Saluran Pembagi
Outlet (Bak Pembagi)
Saluran Pipa yang Terbakar
Gambar 3.16 Kondisi Model Fisik Jaringan Irigasi Pipa (Kab. Sumedang) Tahun 2015
Uraian Teknis Teknologi Irigasi pipa adalah sistem irigasi yang penyalurannya menggunakan bahan pipa sebagai sarana pendistribusian air. Dengan sistim irigasi pipa, efisiensi air dapat dapat ditingkatkan dan kehilangan air di sepanjang saluran dapat ditekan. Selain itu, pemberian air irigasi relatif lebih mudah diatur dan diukur serta lebih cepat dalam pendistribusian air. Lokasi penerapan irigasi perpipaan adalah daerah pertanian irigasi pedesaan yang terletak di sebelah utara kota Sumedang tepatnya di Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat dengan posisi koordinat 6° 43'36.42" Lintang Selatan dan 107° 56'12.57" Bujur
AKUNTABILITAS KINERJA
49
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Timur. Secara umum lokasi penerapan ini mempunyai berupa pesawahan dan perbukitan. Berada pada kaki Gunung Tampomas dengan ketinggian +505 m sampai +608 m di atas permukaan air laut (DPL). Berdasarkan persentase antara beda tinggi dengan jarak dari sumber air ke lahan terendah, lokasi kajian termasuk pada lahan berlereng curam. Berdasarkan data sifat fisik tanah, lahan di lokasi kajian mempunyai tekstur terdiri dari 33% partikel pasir, 42.5% debu dan 24.5% liat. Menurut segitiga tekstur tanah (Suripin 2004), tanah tersebut diklasifikasikan dalam kelas tekstur tanah debu kepasiran. Dengan lebih besarnya jumlah partikel debu dibanding dengan partikel lainnya, menggambarkan bahwa kondisi tanah, sangat berpotensi terhadap erosi, karena partikel debu sangat mudah dihanyutkan oleh air, cepat penurunan kapasitas infiltrasinya serta rendah terhadap kemantapan strukturnya. Hal demikian sangatlah wajar apabila terjadi efisiensi air irigasi, karena kehilangan air di sepanjang saluran. Untuk mendesain saluran pipa irigasi digunakan software EPANET 2.0. Hasil simulasi terhadap desain saluran dapat dilihat pada gambar disamping. Dari hasil pemodelan kecepatan, dapat diketahui bahwa jaringan pipa telah memenuhi persyaratan kecepatan yang diizinkan, yaitu tidak kurang dari 0,5 m/detik dan tidak lebih dari 3 m/s. Artinya jaringan irigasi perpipaan tersebut aman terhadap sedimentasi dan terhindar dari potensi kerusakan jaringan akibat pukulan Gambar 3.17 Kondisi Kecepatan (velocity) dan Tekanan air yang disebabkan oleh kecepatan aliran (pressure) yang sangat tinggi. Tabel 3.10 Data Teknis Jaringan Pipa Irigasi (Kab. Sumedang) PARAMETER Total Luas Lahan Irigasi Sumber air Sistem tekanan distribusi Debit di bangunan Pengumpul (Capturing) Saluran Pipa Utama Saluran Pipa Skunder Saluran Pipa Tersier Sistem sambungan
DATA TEKNIS 35.05 H Mata Air Gravitasi 40 liter/detik Pipa PVC S-12 SNI 8- 10" Pipa PVC, S-12 SNI 6" Pipa PVC, S-12 SNI 2-2,5" Rubber joint & solvent cement (lem)
Bersarkan hasil pengukuran dan analisis, diperoleh besarnya efisiensi penyaluran air sebesar sebagai berikut:
50
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.11 Efisiensi Penyaluran Air NO
PENGUKURAN
I
Debit Masuk (Qin)
II
Debit Keluar (Qout) B-17 B31 B-32 B-33 B-34 B-35 B-36 Efisiensi (%)
III
METODA DAN ALAT UKUR Current Meter & Ambang Tajam Thompson Volumetrik, Thompson Volumetrik, Thompson Volumetrik, Thompson Volumetrik, Thompson Volumetrik, Thompson Volumetrik, Thompson
DEBIT (L/S) 35,79 0,48 3,42 3,75 3,87 4,42 8,90 10,56 35,41 98,94
KETERANGAN Bangunan Pengumpul (capturing) Outlet (oncoran)
Qin/Qout x 100 Sumber: Laporan Akhir Balai Irigasi
Masih adanya nilai inefisiensi dalam jaringan irigasi pipa disebabkan masih adanya kebocoran di sambungan katup pengatur dan di bangunan pengumpul. Analisis usaha tani berdasarkan data dan informasi dilapangan menggambarkan bahwa jenis padi yang digunakan adalah tanaman padi jenis varietas biasa, yang membutuhkan waktu budidaya yang lebih lama yaitu sekitar 4 bulan, dari mulai tanam sampai dengan panen. Rata-rata produktivitas padi gabah kering giling (GKG) di lokasi studi yaitu sekitar 5600 kg/Ha, dengan harga padi di tingkat petani adalah Rp. 4000,-/kg. Pendapatan kotor yang diperoleh petani dari jumlah hasil panen dikalikan harga per kg adalah Rp. 22.400.000,-. Jumlah biaya produksi yang dibutuhkan per hektar per musim tanamnya adalah Rp. 7.305.915, termasuk sudah diperhitungkan biaya irigasi. Dengan produktivitas padi 5.600 kg/ha, rata-rata petani mendapat keuntungan sebesar Rp. 15.090.000,- per musim tanam. Atau ratarata pendapatan petani per bulan sekitar Rp. 3.772.500,-. Sehingga dilihat dari Benefit Cosi Ratio (B/C Ratio), jumlah pendapatan dibandingkan dengan jumlah uang yang dikeluarkan, budidaya tanaman padi menggunakan sistim irigasi pipa sangat layak dan menguntungkan, hal ini dapat dilihat dari nilai B/C Ratio sebesar 2.06 > 1. Berdasarkan hasil peninjauan di lapangan, dengan adanya irigasi perpipaan, kini petani dapat melaksanakan pola tanam padi – padi – palawija atau bahkan padi – padi – padi. Sedangkan, sebelum adanya irigasi pipa petani setempat hanya melaksanakan pola tanam padi – palawija. Tabel 3.12 Identifikasi Pemenuhan Outcome Sistem Perpipaan Irigasi Lahan Miring NO
KRITERIA
PEMENUHAN
1.
Kebermanfaatan
√
2.
Keberfungsian
√
3.
Keberlanjutan
√
4.
Ketercukupan
-
AKUNTABILITAS KINERJA
URAIAN Kecepatan aliran dan kapasitas debit air yang tinggi sehingga terjadi Peningkatan Indeks Pertanaman Masih dapat dioperasikan dan dimanfaatkan dari tahun 2013 sampai dengan saat ini. Dikelola oleh petani pengguna/pemanfaat air, namun belum secara terorganisir. -
51
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
6.
Teknologi Bangunan Pengendali Sedimen (BPS)
Teknologi ini dihasilkan oleh Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan. Sebelumnya, hasil penelitian terhadap waduk di dunia menunjukan bahwa laju sedimentasi yang terjadi seringkali lebih cepat dari yang direncanakan/ diperkirakan. Hal ini menyebabkan berkurangnya umur layanan waduk karena pendangkalan dan penurunan kapasitas. Ancaman sedimentasi juga diperkirakan akan dihadapi oleh waduk Jatigede yang terlaetak Sungai Cimanuk, Jawa Barat. Sedimentasi dapat diakibatkan oleh adanya longsoran di daerah tampungan waduk maupun akibat angkutan sedimen. Berbagai upaya secara struktural dan non struktural telah dilakukan untuk mengurangi laju angkutan sedimen, salah satunya dengan cara menangkap potensi sedimen yang ada pada anak-anak sungai di daerah hulu sebelum masuk ke dalam tampungan waduk. Gambar 3.18 Kondisi Awal Bangunan Penangkapan sedimen ini memerlukan suatu teknologi Pengendali Sedimen di Cikamiri dan Cibuah berupa bangunan yang dapat dibuat, dioperasikan, dan dipelihara secara mudah, praktis dan berbiaya rendah. Bangunan ini berfungsi untuk mengendalikan muatan sedimen yang terdapat pada alur sungai dan diberi nama Bangunan Pengendali Sedimen (BPS). Bangunan Pengendali Sedimen (BPS) adalah bangunan yang dirancang dalam ukuran tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran dan mengendapkan sedimen selama periode waktu tertentu pada suatu aliran sungai. Komponen utama BPS adalah bendung, pintu intake dan bak pengendap. Pada tahun 2008 dan 2011, Pusat Litbang SDA telah membuat Prototip Bangunan Pengendali Sedimen di alur Sungai Cikamiri, Desa Sirnasari, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Tabel 3.13 Data Teknis Bangunan Pengendali Sedimen Cikamiri dan Cibuah
Berdasarkan hasil pemantauan, volume sedimen yang tertangkap selama tahun 2012 di BPS Cibuah rata-rata memiliki laju endapan sedimen sebesar 10,74x10-7 m3/s. Sedangkan di BPS Cikamiri adalah sebesar 3,42x10-4 m3/s. Material sungai yang berhasil terendapkan di BPS Cibuah dan Cikamiri terdiri dari kerikil, pasir, lempung dan lanau, dimana pasir merupakan material yang paling dominan (>60%). Komposisi material memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena mengandung butiran lanau dan
52
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
lempung yang kecil (<10%). Hasil sedimen yang tertangkap di BPS Cikamiri memiliki kualitas sedimen yang baik dan saat ini menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat sekitar sedangkan di BPS Cibuah belum termanfaatkan oleh masyarakat sekitar karena kualitas material yang tercampur sampah dan kesulitan dalam hal akses. Hasil pemeriksaan secara fisik pada bulan November 2015, secara umum, tidak menunjukkan adanya kerusakan struktur baik di tubuh bendung, sayap, tembok tepi, endsill, bak penangkap sedimen dan lain-lain. Namun demikian, terdapat gerusan kecil di sekitar bangunan pengendali sedimen dan hal tersebut seharusnya dapat ditangani secara swadaya oleh masyarakat pemanfaat.
Gambar 3.19 Bangunan Pengendali Sedimen Cikamiri (Tahun 2015)
Saat peninjauan pada Bulan November 2015 belum dapat dilihat aktifitas “pemanenan” pasir, dikarenakan tidak terjadi sedimentasi di bangunan tersebut akibat belum adanya hujan yang menyebabkan proses erosi di hulu. Tabel 3.14 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Bangunan Pengendali Sedimen NO
KRITERIA
PEMENUHAN
1.
Kebermanfaatan
√
2.
Keberfungsian
√
3.
Keberlanjutan
√
4.
Ketercukupan
-
AKUNTABILITAS KINERJA
URAIAN Terkendalinya sedimen akibat erosi sungai dan termanfaatkannya sedimen yang terkumpul di satu lokasi bagi penambang pasir Bangunan masih berfungsi dari tahun 2011 sampai dengan saat ini dan belum ada kerusakan berarti pada strukturnya. Selain dari pemanfaatan oleh warga, upaya pengelolaan terutama pemeliharaannya oleh warga belum terlihat. Diantaranya adalah adanya kerusakan minor akibat gerusan air dan hilangnya sejumlah pelengkap bangunan (saringan pada pintu air dan papan nama) -
53
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
3.2.2 Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis kepada Stakeholders Sasaran program tersebut mencakup 3 (tiga) indikator kinerja yang menunjukkan tingkat layanan yang mampu diberikan oleh Pusat Litbang SDA dalam hal advis teknis, proses sertifikasi dan uji laboratorium. Sasaran program ini terkait juga dengan layanan PULSA sebagai salah satu quick wins dalam Reformasi Birokrasi Kementerian PUPR. Pada tahun 2015, rekapitulasi layanan PULSA tersebut oleh Pusat Litbang SDA adalah sebagai berikut: Tabel 3.15 Layanan PULSA Pusat Litbang SDA
NO
BALAI
1. HITA 2. BHGK 3. LK 4. Irigasi 5. Rawa 6. Sabo 7. Sungai 8. Pantai Gabungan Total
JUMLAH ADVIS LAYANAN TEKNIS *) LAB. 14 4 13 2 51 3 117 5 4 8 7 2 4 30 7 31 240
NO
JENIS INSPEKSI
JUMLAH
1.
Kinerja Jaringan Irigasi
-
2.
Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah
-
3.
Kinerja Pos Duga Air
-
Total
-
Catatan: *) Penjumlahan layanan advis teknis dibagi berdasarkan yang paling relevan, karena pada dasarnya layanan tersebut dapat diberikan oleh lebih dari 1 (satu) Balai dan tergantung kebutuhan, adapun gabungan merupakan advis teknis yang bersifat genertik.
Adapun dari ketiga layanan tersebut pada tahun 2015 dapat diukur tingkat kepuasan pelanggannya sebagai berikut: 3.2.2.1 Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Pusat Litbang SDA memberikan layanan advis teknis kepada sejumlah stakeholders yang menjadi pelanggan. Adapun pada tahun 2015 ini dari sebanyak 31 advis teknis, terdapat 15 (lima belas) pelanggan yang menjadi responden, yaitu: BBWS Pemali Juana (1); BBWS Citarum (2); BBWS Mesuji Sekampung (3); BWS Sumatera II (5); BWS Sumatera VII (1); dan Dinas PU Kota Pekalongan (3). Parameter yang menjadi butir pernyataan instrumen survey kepuasan pelanggan tersebut adalah sebanyak 9 (sembilan) pernyataan, yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. i.
54
Kejelasan informasi prosedur pelayanan Cepat tanggap dalam melayani permohonan Komunikasi yang efektif dengan stakeholder Transparansi alur pelayanan Waktu pelayanan tepat waktu Kemampuan tenaga ahli memberikan pendampingan teknis Kemampuan tenaga ahli memberikan rekomendasi teknis Kontribusi rekomendasi teknis terhadap penyelesaian masalah Wawasan dan pemahaman tenaga ahli terhadap acuan normatif yang terkait
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Pada tahun 2015 ini sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja, Pusat Litbang SDA ditargetkan untuk dapat memberikan kontribusi indeks kepuasan pelanggan dalam hal layanan advis teknis sebesar 72,00%. ini Tabulasi data dan pengolahan data berdasarkan hasil survei kepada pelanggan sebagaimana tersebut diatas adalah sebagai berikut: Tabel 3.16 Tabulasi dan Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Layanan Advis Teknis NO a. b. c. d. e.
FORMULASI Jumlah Kriteria (Parameter) Nilai Tertinggi per Kriteria Jumlah Responden Total Skor Responden Total Skor Maksimal = (a) x (b) x (c)
Indeks Kepuasan Pelanggan = (d) : (e) x 100
DATA 9 4 15 451 536
81,14 %
Sumber: Pengolahan Data 2015 (Data Bidang Standarisasi dan Kerjasama)
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, diperoleh indeks kepuasan pelanggan atas layanan teknis oleh Pusat Litbang SDA pada tahun 2015 adalah sebesar 81,14% dan melampaui target Perjanjian Kinerja. 3.2.2.2 Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Terkait proses sertifikasi yang diterbitkan, pada tahun 2015 ini tidak ada satupun pengajuan layanan Lembaga Inspeksi kepada Pusat Litbang SDA, dengan demikian tidak ada nilai dan persepsi kepuasan pelanggan/stakeholders yang dapat diukur. Namun demikian, hal ini memerlukan perhatian berupa strategi yang dapat mendorong para stakeholders untuk mengajukan sertifikasi dalam bidang sumber daya air, terutama pada jenis dan lingkup sertifikasi yang telah diberikan akreditasinya kepada Pusat Litbang SDA. 3.2.2.3 Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium Masing-masing balai di lingkungan Pusat Litbang SDA memberikan layanan pengujian laboratorium tertentu dalam bidang sumber daya air sesuai lingkupnya sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Stakeholders yang menjadi pelanggan berasal dari internal (pihak-pihak di lingkungan Pusat Litbang SDA dan Kementerian PUPR), maupun berasal dari eksternal yang secara umum diantaranya adalah instansi pemerintah pusat lainnya, instansi pemerintah daerah, badan usaha milik negara/daerah, perusahaan swasta, dan individual masyarakat. Pada tahun 2015 ini sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja, Pusat Litbang SDA ditargetkan untuk dapat memberikan kontribusi dalam hal layanan uji laboratorium sebesar 72,00%. Maka, berdasarkan pelaksanaan layanan uji laboratorium masing-masing balai sepanjang tahun 2015 ini dapat ditabulasikan dan diolah sebagai berikut:
AKUNTABILITAS KINERJA
55
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.17 Tabulasi dan Pengolahan Data Persepsi Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA tahun 2015 LABORATORIUM BALAI BHGK
FORMULASI a. b. c. d. e.
Jumlah Kriteria (Parameter) Nilai Tertinggi per Kriteria Jumlah Responden Total Skor Responden Total Skor Maksimal = (a) x (b) x (c)
Indeks Kepuasan Pelanggan (%) = (d) : (e) x 100 Catatan:
Hidraulik
Mekanika Tanah
LK
HITA
IRIGASI
RAWA
SABO
PANTAI
SUNGAI
22 4 6 424
22 4 7 487
6 4/5* 39 647
8 4 14 350
17 4 117 6499
20 4 5 303
9 100 8 5810
17 4 30 1455
24 4 2 145
528
616
975
448
7956
400
7100
2032
192
80,30
79,06
66,36
78,13
81,06
75,75
81,83
71,60
75,52
76,62 %
Jumlah responden tidak menggambarkan banyaknya jumlah layanan pengujian laboratorium. Indeks Kepuasan Pelanggan Pusat Litbang SDA adalah hasil penyetaraan dan berupa rata-rata dari masing-masing Lab. Balai disebabkan terdapat nilai atribut yang berbeda. *) Pada kuesioner Lab. Balai LK, dari 6 (enam) parameter, salah satu parameter memiliki nilai tertinggi/max (5). Sumber: Pengolahan Data 2015 (data dari masing-masing balai di lingkungan Pusat Litbang SDA)
Berdasarkan tabulasi dan hasil pengolahan data tersebut diatas, dapat diketahui bahwa capaian Indikator Kinerja Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium pada tahun 2015 adalah sebesar 76,62% atau melampaui target yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja.
3.3
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Output
Sebagaimana hasil pengukuran kinerja output pada Subbab Capaian Kinerja, dapat diketahui bahwa hampir seluruh indikator kinerja dapat memenuhi atau sesuai dengan target/sasaran yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2015. Namun, terdapat 2 (dua) indikator kinerja yang dapat melampaui target kinerja dan 1 (satu) indikator kinerja tidak dapat mencapai target. Maka, dari hasil pengukuran kinerja tersebut kemudian dilakukan evaluasi dan analisis kinerja output pada masing-masing pernyataan sasaran kegiatan Pusat Litbang SDA, yaitu sebagaimana berikut ini:
3.3.1 Sasaran Kegiatan Hasil Riset dan Pengembangan dan Penerapan/Pemanfaatan Sasaran kegiatan ini terdiri dari 3 (kelompok) kelompok output, dimana output teknologi menjadi indikator kinerja utama dari pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan sumber daya air. Adapun evaluasi dan analisis capaiannya adalah sebagaimana berikut: 3.3.1.1 Output Teknologi Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 7 (tujuh) teknologi pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai seluruhnya (100%). Adapun teknologi yang dapat dihasilkan tersebut adalah sebagai berikut:
56
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
1.
Teknologi Penyediaan Air Baku
Teknologi Penyediaan Air Baku terlaksana pada tahun 2015 oleh Balai Litbang Teknologi Pantai melalui Subkegiatan Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan Pengamanan Pantai dengan salah satu outputnya adalah R-0 Penyediaan Air Baku di Gambar 3.20 Skema Kerja Penyediaan Air Baku di Pantai Berkarang Pantai Berkarang Cara Sederhana. Rangkaian penelitian dan pengembangan teknologi ini adalah sebagai berikut: a. b.
c.
d.
Model Sistem pada tahun 2011 (Pengembangan Teknologi Penyediaan Air Baku di Daerah Pantai Berkarang/Bertebing) dengan penelitian di DIY, Jawa Timur, Bali, Lombok dan Ambon; Prototipe pada tahun 2012 di Pantai Tulehu, Desa Tanjung Air Panas, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (Pengembangan Teknologi Pelindungan dan Pemanfaatan Mata Air di Daerah Pantai Berkarang/Bertebing); Prototipe pada tahun 2013 di Pantai Banyu Asri, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali (Pengembangan Teknologi Penyediaan Air Baku Di Daerah Pantai Berkarang-Bertebing) yang didalamnya termasuk Monitoring kondisi dan kinerja prototip di Pantai Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah; dan Teknologi pada tahun 2014 (Pengembangan Teknologi Perlindungan dan Pemanfaatan Mata Air di Pantai Berkarang).
Dengan demikian, pada tahun 2015 ini sudah dinilai siap sebagai suatu keluaran Teknologi melalui tersusunnya pedoman berupa R-0. Muatan dari output ini adalah: gambar konstruksi penurapan mata air; analisa perencanaan pelindung kaki bangunan penurapan; analisa material, peralatan dan metoda pelaksanaan konstruksi penurapan mata air; serta spesifikasi teknis teknologi.
Dengan penggunaan buis beton yang dimodifikasi dan lapisan armor maka turap akan stabil dari gaya gelombang dan arus, dengan tambahan klep melalui pipa dari turap maka head air di dalam turap dapat stabil sehingga tidak ada perubahan pola aliran mata air/ tetap terkonsentrasi pada bak turap. Sistem penurapan mata air dengan bak yang dilindung oleh perkuatan lapisan armor dari buis beton dan untuk pengaturan head dalam tampungannya dilengkapi dengan pipa bahan HDPE dan dan pintu klep dari bahan resin. Dengan pompa flap gelombang, air tawar dapat dialirkan ke darat pada kondisi muka air laut ratarata dengan tinggi maksimal gelombang 1,5 meter.
Operasi penurapan air baku di pantai berkarang cara sederhana antara lain :
Pada saat muka air laut surut (Low Water Level = LWL) pemanfaatan air panas dilakukan pada dua bak penampung terluar/bak sekunder yang keluar dari pintu klep, kondisi dua bak turap utama tertutup.
AKUNTABILITAS KINERJA
57
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Pada saat muka air laut tinggi (High Water Level = HWL) pemanfaatan air panas diambil melalui bak utama dengan pompa dimana pipa intake-nya dapat dimasukkan lewat lubang yang disediakan pada tutup bak turap utama (kondisi bak utama tetap tertutup). Klem pada pintu klep harus kencang untuk memastikan tidak ada sampah dan sedimen yang mengganggu gerak buka tutup pintu klep.
Manfaat yang dihasilkan dari teknologi ini adalah kemampuan mengangkat dan menyalurkan mata air yang berada di perairan pantai ke arah darat/tampungan dengan kandungan garam rendah dengan suatu perangkat dan kedalaman tertentu yang Gambar 3.21 Prototip Penyediaan Air Baku di Pantai Berkarang cara dilengkapi pompa hisap dengan Sederhana energi gelombang. Adapun yang harus menjadi perhatian adalah kedalaman penurapan yang sangat rentan menyebabkan hilangnya mata air apabila di daerah batuan karst. Selain itu, spesifikasi beton juga memerlukan perhatian khusus karena konstruksi yang berada di pantai. Adapun kedepan perlu dilakukan diseminasi dan peningkatan status pedoman, serta monitoring dan evaluasi pemanfaatan teknologi tersebut.
2.
Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Hidrologi
Teknologi Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Hidrologi terlaksana pada tahun 2015 oleh Balai Hidrologi dan Tata Air melalui Subkegiatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Peramalan Banjir Terpadu untuk Peringatan Dini Banjir yang menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Monitoring dan Peringatan Dini Banjir. Tujuan kegiatan ini adalah terbangunnya jaringan hidrologi secara realtime yang menunjang monitoring banjir terpadu dengan sistem peramalan banjir dengan rekomendasi, tahapan dan langkah perencanaan jaringan, survei, pemasangan dan monitoring pos hidrologi telemetri realtime, serta hasil evaluasi kinerja pos yang telah terpasang. Sistem monitoring peramalan banjir menggunakan FEWS dengan pada tahun 2015 ini melakukan analisis hujan limpasan menggunakan WFLOW untuk DAS Ambon, dan Sobek untuk DAS Citarum Hulu dan Kaligarang. Simulasi hubungan hujan-limpasan secara terpadu dapat digunakan untuk mendukung peringatan dini banjir yang terintegrasi secara online.
58
Analisis hujan-limpasan menggunakan WFLOW dilakukan dengan: Pengamatan muka air sungai; Melanjutkan simulasi hujan-limpasan dengan Model WFLOW; Kalibrasi output model dengan data pengamatan. Model yang digunakan WFLOW adalah suatu model hidrologi terdistribusi yang terdiri dari 3 sub-model, yaitu model intersepsi curah hujan (Gash Model), model aliran sungai dan aliran permukaan (menggunakan persamaan Manning), dan model aliran air tanah (SBM TOPOG);
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Integrasi Model WFLOW ke dalam Sistem D-FEWS dengan membuat link hasil simulasi Model WFLOW ke dalam Sistem D-FEWS dan Uji coba model D-FEWS sebagai sistem peringatan dini banjir; Data-data yang telah dikumpulkan kemudian digunakan sebagai input model WFLOW untuk simulasi hujan-limpasan di wilayah DAS Citarum, Semarang, dan Maluku. Keluaran hasil pemodelan tersebut dikalibrasikan dengan data hasil pengamatan di lapangan. Hasil keluaran model yang telah dikalibrasikan kemudian ditampilkan dalam Sistem D-FEWS. Sistem ini masih perlu diuji coba hingga didapatkan hasil yang optimal dalam memberikan informasi peringatan dini banjir bagi para pengguna; dan Simulasi model WFLOW di DAS Garang, DAS Ambon, dan DAS Citarum Hulu telah dilakukan dengan input berupa data statis (DEM SRTM NASA resolusi 90m, tata guna lahan Landsat resolusi 300m, tipe tanah FAO DSMW, serta data dinamis presipitasi TRMM dan evapotranspirasi watch).
Selain output ini, pada tahun 2015 ini pun telah disusun Pedoman (R-0) Perencanaan Jaringan, Survei, dan Pemasangan Pos Hidrologi Telemetri sebagai pendukung teknologi sistem pengelolaan data dan informasi hidrologi. Ruang lingkup rancangan Pedoman Sistem Jaringan Telemetri Pos Hidrologi yang disusun meliputi panduan dalam survei, perencanaan, pembangunan, penyetelan, operasi dan pemeliharaan pos hidrologi yang dilengkapi sistem telemetri menggunakan Global System for Mobile (GSM) dan mencakup pos duga air, pos hujan, pos klimatologi, dan pos pemantauan kualitas air otomatik. Kedepan, diperlukan Informasi Kekeringan, banjir dan ketersediaan air dengan model wflow (tahun 2016).
3.
Teknologi Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai
Teknologi Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai terlaksana pada tahun 2015 oleh Balai Litbang Teknologi Sungai melalui Subkegiatan Peningkatan Kapasitas SDM Dan Tata Kelola Lembaga Pengelola Wilayah Sungai yang menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Peningkatan Kapasitas SDM dan tata kelola lembaga wilayah sungai. Tujuan teknologi sistem ini adalah untuk mendukung implementasi pengelolaan sumber daya air secara terpadu, dan meningkatkan kapasitas SDM lembaga pengelola wilayah sungai dalam penerapan teknologi dan manajemen sumber daya air. Terkait dengan sistem ini, Pusat Litbang SDA telah melakukan sejumlah kegiatan terkait, diantaranya adalah sebagi berikut: a. b.
Model Sistem dan R-0 pada tahun 2011 (Peningkatan Kapasitas Lembaga Pengelola Wilayah); dan Naskah Ilmiah pada tahun 2013 (Peningkatan Kapasitas SDM Lembaga Pengelola Wilayah Sungai di Indonesia).
Adapun pada tahun 2015 ini dari hasil Pengkajian Tingkat Implementasi Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Terpadu Pada Wilayah Sungai Tondano-Sangihe-Talaud-Miangas, di Sulawesi Utara (Studi Kasus di DAS Tondano), menunjukkan bahwa tingkat implementasi pengelolaan sumber daya air secara terpadu di DAS Tondano berada pada level 7,59. Nilai tersebut masuk dalam katagori cukup memuaskan dan sudah terjalin keterpaduan antar sektor dalam pengelolaan sumber daya air. Jumlah Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan untuk mengukur: KPI Aspek konservasi SDA (15); pendayagunaan SDA (15); pengendalian SDA (9); sistem informasi SDA (3); dan pemberdayaan AKUNTABILITAS KINERJA
59
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
dan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha (9). Pengolahan data dilakukan dengan metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS) sedangkan Analisis KPI prioritas dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dengan menggunakan perangkat lunak Expert Choice11. Sedangkan Scoring system dilakukan dengan metode Objective Matrix dan Traffic Light Systems.
Gambar 3.22 Pelatihan Perencanaan Pemasangan Sistem Jaringan Titik Kontrol Geodesi pada Suatu Wilayah Sungai dan Pelatihan Peer Reviewer untuk RBO Benchmarking dalam Rangka Sertifikasi Kompetensi Internasional.
4.
Teknologi Perbaikan Kualitas Air
Teknologi Perbaikan Kualitas Air pada tahun 2015 terlaksana oleh Balai Lingkungan Keairan melalui Subkegiatan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Oleh Limbah Cair Industri Batik di Pekalongan Provinsi Jawa Tengah yang menghasilkan 1 (satu) output Model Fisik: Pengendalian Pencemaran Air Sungai oleh Limbah Cair Industri Batik di Pekalongan. Manfaat yang menjadi tujuan model fisik IPAL adalah untuk mengatasi pencemaran dan penurunan kualitas air (khususnya di Kali Pekalongan) dalam rangka mendukung teknologi perbaikan kualitas air. IPAL skala individual tersebut ditargetkan melalui proses pengolahan fisika-kimia mampu menurunkan bahan pencemar BOD, COD sebesar 60-70% dan TSS 80 %. Pemasangan model fisik IPAL Batik berlokasi di kelurahan Padukuhan Kraton, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah. Adapun secara teknis adalah sebagai berikut:
60
Model Fisik IPAL skala rumah tangga di desain dengan kapasitas 0,07 liter/detik atau 6,5 m3/hari (sekitar 8 jam hari atau sekitar 2,1 m3/hari) menggunakan konstruksi yang mudah diperoleh, yaitu drum – drum plastik berkapasitas 50L, 100L dan 200L untuk tempat koagulan, pengaduk (cepat, koagulasi, lambat), pengumpul, filtrasi dan pengering lumpur. Bahan Kimia mencakup: Larutan Kapur (Ca O) 10% ditimbang 6 kg Gambar 3.23 Pembuatan dan Perakitan IPAL Individual
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
kapur dan dilarutkan didalam air, sehingga volumenya menjadi 60L; Larutan Aluminium Formulated Chloride (AFC) 10% ditimbang 6 Kg AFC dan dilarutkan di dalam air sehingga volumenya menjadi 60L; Larutan polimer 0,01%, ditimbang 6 g polimer dan dilarutkan didalam air sehingga volumenya menjadi 60L; Larutan asam sulfat, H2SO4 5 N (Air sebanyak 500 ml dan 139 mL H2SO4 36 N); Kinerja model fisik IPAL batik di Pekalongan menunjukkan hasil yang memuaskan dengan penurunan kadar pencemar BOD, COD, TSS, dan minyak & lemak lebih besar dari 90%. Efisiensi kinerja model fisik IPAL batik ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil efisiensi instalasi pengolahan limbah industri batik cetak dengan metode fisika, kimia dan biologi berdasarkan penurunan parameter pencemar COD dan BOD rata-rata 80 – 84 %, maupun pengolahan melalui proses elektrokoagulasi yang menurunkan COD rata-rata 15%, warna 55%, dan TSS 77%. Total biaya operasional pengolahan untuk bahan kimia/m3 air limbah batik: Kapur (Rp125); AFC (Rp 1.000); Polymer (Rp15); dan Asam sulfat (Rp105), sehingga total Rp1.245/m3. Biaya listrik dengan pemakaian 8 jam hari Rp2.500/hari untuk mengolah air limbah batik 2,1m3 atau Rp. 1.190/m3 air limbah.
Gambar 3.24 Model Fisik dan Hasil Pengolahan Limbah Cair Batik di Pekalongan skala Rumah Tangga
Dalam melaksanakan kegiatan ini dilakukan pula pengujian terhadap 2 (dua) IPAL Kota Pekalongan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis laboratorium pada Inlet IPAL Batik Jenggot, parameter Amonia total, BOD dan COD tidak memenuhi Baku Mutu sesuai Perda Jateng No.10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air limbah dan untuk Inlet IPAL Batik Kauman parameter ammonia total tidak memenuhi Baku Mutu sesuai Perda Jateng No.10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air limbah. Rekomendasi teknis yang dapat disampaikan untuk kedua IPAL terpadu di Pekalongan adalah sebagai berikut : - IPAL Terpadu Batik Jenggot : Debit perencanaan agar disesuaikan dengan kapasitas IPAL dan System pengolahan kimia- netralisasi agar difungsikan kembali. - IPAL Terpadu Batik Kauman : Pada bak equalisasi perlu adanya alat scraper dan dilengkapi bak pemisah minyak & lemak (oil catcher), Pada bak biologi proses harus sesuai dengan SOP, Pada bak filter tidak dilakukan backwash/pengurasan dan Pada bak sludge drying bed Agar dilengkapi resirkulasi lumpur aktif.
AKUNTABILITAS KINERJA
61
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
5.
Teknologi Pengaman Sungai
Teknologi Pengaman Sungai pada tahun 2015 ini terlaksana oleh Balai Litbang Teknologi Sungai melalui 2 (dua) Subkegiatan. Teknologi ini diarahkan untuk menurunkan resiko dan mengendalikan daya rusak air. Adapun uraian ringkasnya adalah sebagai berikut: a.
Subkegiatan Pengembangan Perangkat Lunak Inspeksi Tanggul menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Pengelolaan Data Hasil Inspeksi Tanggul. Output ini sebagai tindak lanjut/pengembangan Penilaian Kinerja Tanggul dalam Rangka Pengendalian Banjir (2013). Tujuannya kegiatan ini adalah untuk menghasilkan perangkat lunak inspeksi tanggul yang dapat digunakan oleh instansi pengelola wilayah sungai di Indonesia dalam pelaksanaan inspeksi tanggul, sehingga pelaksanaan baik pengelolaan data dan inspeksi tanggul di lapangan bisa dilakukan secara sistematis, lebih handal dan efektif. Teknologi ini memadukan panduan inspeksi tanggul dengan pengembangan perangkat lunak (berikut manualnya) untuk mengolah data yang disiagakan di pusat pengolahan data. Data yang diperlukan untuk pengembangan perangkat lunak inspeksi tanggul ini antara lain: data input dan tampilan output yang dapat menampilkan riwayat inspeksi tanggul terdahulu beserta upaya perbaikan yang pernah dilakukan.
Gambar 3.25 Skema Inspeksi Tanggul Berbasis Aplikasi (Android)
Bersama dengan pelaksanaan kegiatan ini juga telah dilaksanakan inspeksi tanggul secara walkthrough sebagai berikut:
62
Telah dilakukan pengujan terhadap panduan inspeksi tanggul di Tanggul Bengawan Solo Hilir, dimana hasilnya berupa data kerusakan tanggul kanan dan kiri Bengawan Solo Hilir. Hasil dari inspeksi tersebut dapat merepresentasikan kondisi tanggul dan dapat dilihat pada laporan walk-through tanggul. Telah dihasilkan parameter panduan inspeksi tanggul, yang dibagi dalam 4 (empat) kelompok dan Penilaian kerusakan dibagi menjadi tiga, yaitu: Baik (B), Rusak Ringan (RR), Rusak Berat (RB). Empat kelompok Parameter Inspeksi Tanggul adalah sebagai berikut: Kestabilan tanggul: Perubahan geometri yang ditandai dengan terjadinya deformasi pada tanggul; Erosi puncak dan lereng tanggul; Retakan arah memanjang dan melintang AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
b.
tanggul; Longsoran tebing tanggul; Rembesan (seepage); Degradasi dan Agradasi; Lubang-lubang akibat ulah binatang; dan Perubahan elevasi puncak tanggul; Infrastruktur dalam tanggul: Perkuatan lereng tanggul; Gorong-gorong, pintu air masuk/ keluar sungai menyilang tanggul. Lingkungan tanggul: Vegetasi/tanaman; Rumput penutup; Bantaran sungai (tegalan/sawah/hunian), Hunian di sekitar tanggul; dan Sempadan sungai. Fasilitas Operasi dan Pemeliharaan (O&P): Patok Tetap Utama (BM-Bench Mark) jarak setiap. 5.000 m; Patok control point (CP) jarak setiap 200 m; Patok kilometer (1000m); dan Patok hectometer (100 m). Uji coba Inspeksi tanggul dilakukan di Wilayah Sungai Bengawan Solo bagian Hilir, mulai dari Cepu sampai dengan Karang Geneng meliputi tanggul kiri dan tanggul kanan. Dengan adanya aplikasi inspeksi tanggul (berbasis android) akan memudahkan pengolahan dan penyimpanan data yang sistematis dan memudahkan bagi pengelola sungai untuk membuat skala prioritas dalam Solar cell melakukan O&P.
Subkegiatan Pengkajian Kinerja Alat Pemantauan Gerusan Pada Pilar Sensor TMA Jembatan menghasilkan 1 (satu) ouput Box Utama Pengendali Prototipe: Alat Pemantau Gerusan Lokal Sensor Pada Pilar Jembatan, dengan uji coba alat pemantau gerusan menggunakan TMA Sensor Pemantau berbagai macam sensor. Tujuan dari Dasar Sungai Pilar kegiatan ini adalah terpantaunya gerusan Jembatan lokal secara berkelanjutan yang dapat Dasar Sungai mengetahui tren perubahan dasar sungai, Gambar 3.26 Skema Kinerja Alat Pemantauan Gerusan mengukur dalamnya gerusan lokal setiap pada Pilar Jembatan kejadian gerusan dasar sungai dengan bantuan sonar yang terhubung dengan data logger, dan menjadi alat peringatan dini kerusakan jembatan akibat gerusan lokal. Prototipe dipasang Jembatan berdasarkan 3 kriteria yaitu, jembatan tanpa proteksi, tipe pilar dan propertis dasar sungai. Lokasi terpilih untuk pemasangan alat adalah Jembatan Cepu, Bengawan Solo; Jembatan Serenan, Sukoharjo, Bengawan Solo; Jembatan Kali Pucang, Sungai Citanduy; dan Jembatan Maos, Sungai Serayu. Pengujian laboratorium sensor sonar mampu membaca data dengan ketelitian yang cukup baik yaitu 0,03 % serta kecepatan membaca data gerusan cukup cepat jika dibandingkan dengan sensor CrozPro, Fish Finder, Reed Relay dan, image processing. Berdasarkan hasil pembacaan alat pemantauan gerusan dengan pengukuran secara langsung di lapang dapat diketahui bahwa selisih pembacaan tertinggi sebesar 7 cm, serta selisih rata-rata pembacaan sebesar 3.1 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat pemantauan gerusan dengan sensor sonar menunjukan kinerja yang masih bagus baik kecepatan dan keakuratan membaca data gerusan lokal baik ketika arus deras atau kondisi air meningkat.
AKUNTABILITAS KINERJA
63
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
6.
Teknologi Sistem Pengelolaan Banjir Debris
Teknologi Sistem Pengelolaan Banjir Debris pada tahun 2015 terlaksana melalui 4 (empat) Subkegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Litbang Teknologi Sabo dan secara khusus dapat dimanfaatkann langsung oleh BPBD Provinsi DIY, yaitu sebagai berikut: a.
b.
64
Subkegiatan Pengembangan Teknologi Radar Untuk Mitigasi Bencana menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Prakiraan Banjir Debris Berbasis Data Radar di Daerah Gunung Berapi (Studi Kasus di Daerah Gunung Merapi). Didalamnya termasuk pengadaan suku cadang radar hujan yang mencakup Pengadaan Spare Parts dan Pengadaan Consumables untuk Radar EWR700D. Kegiatan ini mendukung teknologi Early Warning System berupa sistem informasi curah hujan dan prakiraan dini banjir lahar yang handal di daerah Gunung Merapi. Koordinat data radar yang mempunyai nilai korelasi yang mendekati nilai korelasi sendiri data hujan permukaan tidak selalu dekat dengan stasiun hujan. Arah gerakan butir hujan pada setiap elevasi dapat berbeda bahkan pada waktu yang sama. Radar dapat digunakan untuk memprediksi intensitas hujan yang akan jatuh dipermukaan. besaran rerata butir hujan yang jatuh dapat diperkirakan dengan memperhitungkan waktu tunda dan selisih jarak antara elevasi pembacaan radar dan elevasi ARR dengan waktu tunda antara 30 menit. Kalibrasi lanjut data radar dapat digunakan di daerah Gunung Merapi adalah: Y = 2,052 X0,53. Persamaan ini digunakan untuk memprediksi curah hujan spasial yang jatuh di permukaan tanah, sehingga data spasial yang dihasilkan oleh radar mendekati besaran curah hujan permukaan dan dapat diinputkan dalam simulasi banjir lahar. SIMLAR 2.1, Hasil simulasi aliran banjir lahar menunjukkan tinggi aliran banjir lahar yang diwakili dengan gradasi warna merah hingga biru, untuk memodelkan disungai lain harus dilakukan dengan trial and error. Aplikasi dapat memodelkan aliran lahar di Kali Putih dengan baik tetapi di Kali Gambar 3.27 Rumusan Model Sistem Pengendalian Woro masih terkendala. Hasil Aliran Lahar Berbasis Mitigasi Bencana keluaran dari SIMLAR dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan peta bahaya aliran lahar dan prediksi rambatan banjir lahar di sepanjang alur. Subkegiatan Kajian Pengendalian Lahar menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Pengendalian Aliran Lahar Berbasis Mitigasi Bencana. Tujuan kegiatan ini adalah Untuk mendapatkan Model Sistem Pengendalian Aliran Lahar Berbasis Mitigasi Bencana. Gambar di samping menjelaskan bahwa Kebijakan Mitigasi Bencana ini dapat di kombinasikan antara Kebijakan Pengendalian Lahar secara Fisik dan non Fisik. Secara umum Sistem Pengendalian Aliran Lahar Sebelum, Sesaat, dan Pasca Bencana Secara Fisik telah dilaksanakan, adanya struktur bangunan sabo berfungsi mengendalikan dasar
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
c.
sungai, yang akan membentuk kemiringan dasar sungai menjadi lebih landai dari sebelumnya. Hal ini juga akan mereduksi kecepatan aliran lahar akibat kemiringan dasar sungai yang relatif lebih landai. Biaya yang mahal serta permasalahan pembebasan lahan menjadi salah satu kekurangan dalam pembangunan sabodam. Kegiatan nonstruktural seperti pemasangan ARR (Automatic Rain Recorder), AWLR (Automatic Water Level Recorder), Vibration Sensor, kamera CCTV pemantau kondisi dan situasi sungai, sistem alarm (sirine), sistem Telemetri, pemantau awal gerak material debris, pemantau kadar air dalam tanah, SIMLAR, SI JAWAH, serta instalasi alat pemantau terpadu menjadi solusi dalam pemantauan kondisi lapangan dari jarak jauh. Pemantauan tidak lagi dilakukan di lapangan, namun bisa terpantau melalui pos induk, sehingga dalam kondisi apapun, data lapangan bisa kita dapatkan. Permasalahan yang ada dalam penerapan sistem ini adalah terkait konsistensi sistem, karena kelancaran sistem sangat tergantung oleh jaringan satelit dan keberfungsian peralatan di lapangan. Sistem pengendalian aliran lahar dibangun dari tiga pendekatan yaitu pengendalian aliran lahar secara fisik, pengendalian aliran lahar secara nonfisik dan pengendalian aliran lahar secara dinamik. Ketiganya dapat berjalan secara bersamaan menjadi model sistem. Subkegiatan Penetapan Status Bahaya Banjir Lahar Hujan Di Gunung Merapi menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Penetapan Status Bahaya Banjir Lahar Hujan di Gunung Merapi. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan kriteria teknis menentukan status: normal lahar; siaga lahar 1; siaga lahar 2; siaga lahar 3 terhadap banjir lahar. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung teknologi peringatan dini dan mitigasi bencana banjir lahar. Berdasarkan perhitungan yang ada diplotkan sebagai grafik curah hujan kritik antara intensitas curah hujan dan working rainfall, garis regresi dengan persamaan Rh (y) = 46 – 0.12 Rw (x) adalah garis kritik curah hujan yang merupakan batas antara curah hujan yang mampu memicu banjir dan yang tidak memicu. Curah hujan di bawah garis kritik tidak berpotensi menimbulkan banjir debris sedangkan di atas garis kritik berpotensi memicu banjir debris. Dimana curah hujan kumulatif diatas 125 mm atau hujan efektif diatas 46 mm rawan akan menyebabkan terjadinya banjir lahar. Hasil simulasi SIMLAR menunjukan limpasan mulai terjadi bila ketinggian banjir lahar di PUD5 sebesar 1 meter. Kriteria penetapan status berdasarkan data kejadian banjir lahar yang telah lampau dan hasil simulasi SIMLAR yaitu: normal lahar bila tidak ada aliran, siaga lahar 1 bila ada aliran 0,2 meter, siaga lahar 2 bila aliran telah mencapai 0,5 meter dan siaga 3 bila aliran telah mencapai 1 meter atau lebih. Model garis kritis curah hujan merupakan bagian dari sistem prakiraan dini dimana ada kemungkinan akan atau tidak terjadi banjir lahar berdasarkan kejadian banjir lahar masa lampau. Pengukuran tinggi muka air merupakan fase selanjutnya sebagai bagian dari sistem pemantauan banjir lahar yang telah terjadi dimana level tinggi muka air tertentu akan merupakan bahan masukan dalam penetapan status banjir lahar tergantung dari perkiraan dampak yang akan ditimbulkan. Perkiraan dampak yang akan ditimbulkan kemudian menjadi masukan dalam pembuatan peta rawan bahaya beserta upaya pencegahan dan penanggulangan bencana yang akan terjadi. Peta rawan bahaya ini merupakan representasi area terdampak dari hasil SIMLAR dan upaya sistem mitigasi untuk daerah rawan bencana. Sistem ini nantinya diterapkan di daerah tingkat penduduk relatif tinggi atau daerah dengan infrastruktur penting dan mungkin juga
AKUNTABILITAS KINERJA
65
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
daerah budidaya, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pedoman keselamatan jiwa dan harta.
Gambar 3.28 Peta Sebaran Sabo/ Zonasi kawasan lahar di Kali Putih dan Peta Simulasi Tinggi Muka air 1 meter
d.
66
Subkegiatan Pengembangan Sistem Pemantauan Banjir Lahar di Daerah Gunung Merapi menghasilkan 1 (satu) ouput Prototipe: Pemantauan Banjir Lahar di Daerah Gunung Merapi menggunakan CCTV untuk Meningkatkan Akurasi Data Banjir. Tujuaan pemantauan banjir lahar di Daerah Gunung Merapi dengan menggunakan CCTV untuk meningkatkan akurasi data banjir dan mendukung teknologi sistem prakiraan dan peringatan dini banjir lahar agar berfungsi lebih handal dan akurat. Tersedianya sistem pemantauan banjir lahar di daerah Gunung Merapi yang berbasis video (CCTV) yang lebih akurat dan dapat diakses melalui media internet untuk mendukung teknologi sistem pengendalian banjir lahar/debris; Terpasangnya sensor getaran di stasiun seismograf digital PU-C13 yang dapat mendeteksi adanya aliran lahar di hulu K. Putih dapat digunakan sebagai pemicu peralatan perekam data video di Gambar 3.29 Tampilan Aplikasi Sistem Pemantauan Banjir stasiun induk pengendali di Balai (CCTV) Sabo. Terpasangnya 2 sensor getaran di stasiun seismograf digital PU-C13 dan di stasiun CCTV PUD2 dapat digunakan untuk mengoreksi hasil perhitungan kecepatan aliran lahar yang menggunakan perangkat lunak. Dengan pengembangan sistem pemantauan banjir lahar ini dapat diperoleh data aliran lahar lahar sedini mungkin dan dapat dilakukan analisa tinggi muka air/aliran lahar serta kecepatannya.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
7.
Teknologi Alokasi Air
Teknologi Alokasi Air pada tahun 2015 terlaksana melalui Subkegiatan Kajian Harmonisasi Perencanaan Sumber Daya Air Dengan Penataan Ruang Wilayah oleh Balai Hidrologi dan Tata Air yang menghasilkan 1 (output) Naskah Ilmiah: Dinamika Sistem Pengelolaan Sumber Daya Air Dikaitkan dengan Tata Ruang Wilayah, dengan Studi Kasus: Sumatera Water Resources Strategic Study (SWRSS). Pada tahun 2016 diharapkan dapat direalisasikan menjadi Rancangan pedoman (R-0) penggunaan dinamika sistem dalam perencanaan SDA. Adapun tujuan dan manfaat dari teknologi ini adalah dalam rangka perencanaan SDA yang harmonis dengan penataan ruang wilayah dengan pendekatan dinamika sistem. Selain itu dapat menyelaraskan tata ruang dengan pengelolaan sumber daya air untuk mengantisipasi kurangnya pasokan air dan mencegah ancaman bencana banjir, erosi dan sedimentasi, serta pencemaran.
Rencana pembangunan bendungan di Pulau Sumatera sebagaimana yang tercantum dalam RPJM tahun 2015-2019 terdapat 12 bendungan. Dari 12 bendungan tersebut terdapat 3 wilayah yang telah dikunjungi yang melingkupi 5 bendungan. Identifikasi hotspot yang dilakukan saat ini sudah berdasarkan pusat kegiatan kawasan, daerah konservasi, dan daerah rawan bencana. Identifikasi hotspot berdasarkan pusat kegiatan kawasan terdapat di 6 wilayah yang meliputi: Medan, Padang, Riau, Batam, Palembang, dan Bandar Lampung. Berdasarkan daerah konservasi, wilayah sebelah barat pulau Sumatera memperlihatkan lebih banyak area konservasi. Sedangkan berdasarkan daerah risiko bencana, wilayah - wilayah yang berada di pesisir pantai pulau Sumatera sebagian besar masuk dalam zona yang tinggi terhadap bencana. Hasil perhitungan Indeks Pemakaian Air (IPA) tahun 2010 tanpa aliran pemeliharaan menunjukkan ada 4 wilayah sungai yang masuk pada zona “kritis sedang” yaitu WS Kepulauan Karimun, WS Kep. Lingga-Singkep, WS Kep. Batam-Bintan, dan WS Kep. Natuna-Anambas. Sedangkan Wilayah sungai yang masuk pada zona “kritis ringan“ yaitu WS Seputih-Sekampung. Pemilihan wilayah sungai prioritas sebagai studi kasus menggunakan AHP menunjukkan bahwa WS Seputih – Sekampung berada pada urutan pertama, sedangkan WS Kep. Batam – Bintan, dan WS Belawan – Ular – Padang berada pada urutan kedua dan ketiga. Tiga WS ini menjadi WS prioritas penelitian selanjutnya. Analisis dengan model dinamika sistem pada sistem tata air waduk Batutegi, DAS Sekampung di WS Seputih–Sekampung menghasilkan skenario pengoperasian terbaik adalah dengan memenuhi kebutuhan air irigasi dengan memperhatikan kondisi air di tampungan waduk serta membangkitkan energi hanya pada saat pengeluaran air untuk irigasi. Analisis dengan model dinamika sistem rencana waduk Sei Gong di WS Batam–Bintan dan rencana waduk Lausimeme di WS Belawan-Ular-Padang dengan memperhitungkan tata guna lahan yang mempengaruhi sedimentasi di waduk dan aliran rendah pada musim kemarau.
Selain dari 7 (tujuh) teknologi tersebut yang didukung oleh sejumlah output tahun 2015, dalam upaya menghasilkan teknologi lainnya sebagai bagian dari kesinambungan pencapaian sasaran jangka menengah, pada tahun 2015 ini ditargetkan total sebanyak 37 komponen teknologi. Dari target tersebut dapat tercapai sepenuhnya (100%) dengan rincian sebagai berikut:
AKUNTABILITAS KINERJA
67
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
1.
Naskah Ilmiah sebanyak 18 (delapan belas) output. Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.18 Output Naskah Ilmiah Pusat Litbang SDA tahun 2015
NO 1.
URAIAN NASKAH ILMIAH Balai Hidrologi dan Tata Air Subkegiatan Kajian Pengelolaan Sumber Daya Air Di DAS Serayu (Penelitian Erosi dan Sedimentasi Akibat Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan Di Das Serayu) menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Erosi dan Sedimentasi Akibat Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan (Landuse) di DAS Serayu. Hasil analisis yang dilakukan di DAS Serayu tahun 2015 ini telah dapat menggambarkan secara makro potret kondisi besarnya erosi dan sedimentasi yang akan berdampak pada waduk Mrica. Dari hasil analisis karakteristik hujan-erosi-aliran dan sedimentasi yang dilakukan terindikasi bahwa sungai sungai di hulu waduk mrica ini yang terdiri dari beberapa sungai besar seperti Serayu, Mrawu, Tulis, dan Begaluh sudah sampai pada titik kritis dimana DAS ini tidak dapat menyimpan air untuk kebutuhan bulan kering dan mengalirkan tanah dalam bentuk sedimentasi sangat besar dan efeknya diterima langsung oleh waduk Mrica yang menyebabkan umur layanan waduk Mrica yang semakin pendek.
Gambar 3.30 Lokasi usulan untuk pembangunan check dam dan penghijauan kembali/Reboisasi demi mengurangi laju erosi yang masuk ke waduk Mrica.
2.
68
Subkegiatan Pengembangan Sistem Informasi Bencana Kekeringan Menggunakan Data Satelit (Pengembangan Model Monitoring Kekeringan Menggunakan Data Satelit) dan Penelitian Hujan Rencana Untuk Kepentingan Perhitungan Banjir Rencana Akibat Pengaruh Perubahan Iklim, menghasilkan 2 (dua) output Naskah Ilmiah: (1) Pengembangan Sistem Informasi Bencana Kekeringan; dan (2) Hujan Rencana untuk Kepentingan Perhitungan Banjir Rencana Akibat Pengaruh Perubahan Iklim. Output (1): Penggunaan data GPCC (sedikit) lebih baik dibandingkan data TRMM untuk pengisian data kosong, dilihat dari nilai koefisien korelasi dan RMSE. Penggunaan data GPCC ini juga sebagai bagian (awal) dari pembentukan monitoring kekeringan dengan memanfaatkan sumber data lain selain data groundstations. Pada kajian ini juga dihasilkan gambaran kondisi kekeringan meteorologi di WS Citarum, Brantas, dan Pemali Comal sepanjang tahun 2015 yang diinterpretasikan dalam bentuk peta kekeringan bulanan. Kondisi kekeringan di WS Citarum dan Pemali Comal sepanjang tahun 2015 berada dalam tingkat amat parah yang berangsur mendekati normal pada akhir tahun 2015. Berbeda dengan WS Brantas yang mengalami kondisi cukup basah pada awal tahun 2015 dan berangsur mendekati normal pada akhir tahun 2015. Berdasarkan informasi dari BMKG, sepanjang tahun 2015 ini, di wilayah Jawa Timur, hanya beberapa spot tertentu saja yang mengalami kekeringan cukup parah.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN NASKAH ILMIAH
Gambar 3.31 Peta Kekeringan (SPI-3) Bulanan WS Citarum dan WS Brantas Periode Januari s/d Desember 2015 Untuk lebih mendukung pemanfaatan sumber data selain data groundstations khususnya satelit, maka diharapkan dan diusulkan koordinasi dengan pakar terkait remote sensing untuk mendapatkan data satelit atau sumber data lain yang lebih optimal dan sesuai dengan kepentingan penelitian. Output (2): Hasil analisis dari 719 pos di Provinsi Jawa Barat, 753 pos di Provinsi Jawa Tengah, 931 pos di Provinsi Jawa Timur, 69 pos di DI Yogyakarta, 63 pos di Banten, dan 76 pos di DKI Jakarta; menunjukkan bahwa isu perubahan iklim yang terjadi pada tahun 70an tidak merubah karakteristik hujan maksimum tahunan di Pulau Jawa secara signifikan sehingga periode pencatatan panjang data lebih difokuskan pada tahun di mana data memiliki kualitas baik atau tahun dimana banyaknya data yang lolos uji statistik (uji pencilan, uji trend, serta uji kebebasan dan stasioneritas) lebih dari 70% (P > 0.70), yaitu periode tahun 1916 – 1945; 1950 – 1969; dan 1990 – 2013. Secara umum, nilai rata-rata dari rata-rata curah hujan harian maksimum tahunan di Pulau Jawa (average mean) berkisar antara rentang 86 – 140 mm. Sedangkan hasil analisa downscaling, dari 24 GCM yang tersedia pada DIAS, model GCM yang terpilih untuk mewakili Pulau Jawa, yaitu: csiro_mk3_0, csiro_mk3_5, gfdl_cm2_0, gfdl_cm2_1, giss_aom, mri_cgcm2_3_2a, ipsl_cm4, miroc3_2_hires, dan miub_echo_g. Pada dasarnya, dengan pendekatan statistik, metode pemilihan GCM yang dilakukan pada penelitian ini sudah sesuai. 3.
Subkegiatan Penelitian Dan Pengembangan Kendali Mutu Data Hidrologi Nasional menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Kendali Mutu Hidrologi berupa Deteksi Kesalahan secara Spasial dan Temporal serta Pemeriksaan Kondisi Fisik Pos. Kendali mutu data debit terdiri dari: QC 1 Data Debit dengan kriteria: kesesuaian lokasi pos, kondisi pos dan bangunan, kinerja alat, kinerja mandor. QC 2 Data Debit dengan krtiteria : analisis muka air, analisis data pengukuran debit, pembuatan lengkung debit. QC 3 Konversi data H ke Q dengan kriteria : informasi pos, aliran maksimum, kondisi data debit. Hasil penilaian bobot AHP sebagai berikut: PDA Citarum – Nanjung: 0.63; dan PDA Citanduy – Ciraong: 0.79, Keduanya termasuk ke dalam kategori data PDA jelek.
AKUNTABILITAS KINERJA
69
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN NASKAH ILMIAH
Gambar 3.32 Pos Duga Air (PDA) Citarum-Nanjung dan Citanduy-Cirahong Hasil analisis karakteristik hidrologi: Karakteristik DAS PDA Citarum – Nanjung dan PDA Citanduy – Cirahong masuk kategori level 2 (meragukan). Analisis trend: keduanya ada trend. Tingkat keandalan data untuk analisis banjir rencana PDA Citarum – Nanjung masuk kategori level 2 (kurang andal), sedangkan PDA Citanduy – Cirahong level 3 (tidak dapat dianalisis). Tingkat keandalan data untuk analisis debit andalan, kedua pos menunjukkan level 1 (andal) Koefisien limpasan PDA Citarum – Nanjung 0.5, sedangkan PDA Citanduy – Cirahong 0.9 4.
5.
70
Subkegiatan Kajian Harmonisasi Perencanaan Sumber Daya Air Dengan Penataan Ruang Wilayah menghasilkan 1 (output) Naskah Ilmiah: Dinamika Sistem Pengelolaan Sumber Daya Air Dikaitkan dengan Tata Ruang Wilayah, dengan Studi Kasus: Sumatera Water Resources Strategic Study (SWRSS).
Telah diuraikan dalam Output Teknologi.
Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan Subkegiatan Optimasi Kinerja Bangunan Hidraulik menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: (1) Pelimpah Bertangga/ Stepped (2) Desain Hidraulik Peredam Energi Bendung Tipe Ganda Hasil yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pemantauan di Bendung Cikarag, pelimpah tipe bertangga yang sudah diterapkan dapat meredam energi dan meningkatkan terjadinya aerasi di hilir pelimpah. Hal ini terlihat dari distribusi aliran di hilir yang lebih stabil dan merata dibandingkan di hulu. Peredaman energi masih berfungsi dengan baik sehingga tidak terjadi gerusan lokal yang terlalu dalam. Berdasarkan hasil pemantauan efek dari gerusan local di dasar sungai di hilir bendung yang menerapkan peredam energi ganda. Masih terlihat adanya gerusan lokal yang terjadi namun masih dalam batas yang diijinkan. Masih terdapat lokasi bendung yang mengalami kerusakan pada struktur endsillnya rusak, maka harus direview kembali apakah desain peredam energinya sudah optimal. Desain pelimpah tipe bertangga ini belum popular dan belum banyak diterapkan di Indonesia sehingga keandalannya masih belum terlihat. Namun pelimpah ini merupakan salah satu alternatif yang bisa diterapkan karena kelebihannya yang dapat meredam energy air yang lebih besar dibanding tipe lainnya. Sehingga sebaiknya dalam penerapan desain ini juga didahukui dengan uji coba model baik numerik maupun fisik untuk mendapatkan desain yang optimal. Peredaman energi bisa dioptimalkan jika aliran masuk ke pelimpah dengan kondisi yang stabil. Oleh karena itu diusulkan untuk dilakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan secara rutin untuk menjaga fungsi dari struktur bangunan pelimpah mau pun peredam energi. Sehingga tidak ada endapan sedimen yang terakumulasi dan mengganggu aliran ke pelimpah dan peredam energi. Gerusan lokal yang terjadi harus selalu dipantau supaya masih dalam batas normal. Jika sudah melebihi batas normal yang dianjurkan maka diperlukan proteksi tambahan di hilir bangunan air.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN NASKAH ILMIAH
Gambar 3.33 Bangunan Pelimpah Tiper Bertangga
Gambar 3.34 Bangunan Peredam Energi Tipe Ganda
6.
7.
8.
Balai Lingkungan Keairan Subkegiatan Penelitian Kandungan Logam Berat Dalam Sedimen Di Badan Air menghasilkan 1 (satu) Output Naskah Ilmiah: Penelitian Kandungan Logam Berat dalam Sedimen di Badan Air. Hasil dari uji TCLP menunjukkan bahwa semua logam berat pada S. Citarum, S. Cimanuk dan S. Citanduy konsentrasinya masih dibawah baku mutu TCLP. Dari semua lokasi penelitian pada sungai, waduk dan danau di Provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Selatan dapat disimpulkan bahwa semua konsentrasi logam beratnya masih dibawah baku mutu TLCP Subkegiatan Kajian Kriteria Kualitas Air Baku Untuk Air Minum menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Kajian Kriteria Air Baku Untuk Air Minum Kriteria kualitas air baku air minum yang sesuai dengan kondisi di Indonesia untuk beberapa parameter yang dikaji berdasarkan hasil pengolahan menggunakan alum, antara lain pH sebesar 6,5 – 8,5, oksigen terlarut 6 mg/L, logam Fe kurang dari 5 mg/L, Mn kurang dari 2,5 mg/L, nilai permanganat kurang dari 21 mg/L, COD kurang dari 15 mg/L, sedangkan untuk parameter Fekal Koli kurang dari 160.000 jml/100m dapat dihilangkan dengan menggunakan 0,2 ml kaporit. Tingkat efisiensi pengolahan air menggunakan jar test untuk parameter kekeruhan adalah sebesar 93% - 100%, Nilai pemanganat 39%-89%, dan Mangan 98%-100%. Balai Litbang Teknologi Irigasi Penelitian Hujan Efektif Untuk Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Tinjauan Rumusan Hujan Efektif Pada Buku Kriteria Perencanaan Irigasi 1986. Hasil simulasi model hujan efektif dengan berbagai metode pemberian air menunjukkan bahwa: Terdapat perbedaan rasio hujan efektif* pada musim kering (0,52) dan musim basah (0,45). Rasio hujan efektif* pemberian air secara terkontrol (0,61) dan terjadwal (0,59) lebih besar dibandingkan irigasi kontinu (0,27). Rasio hujan efektif (perbandingan antara hujan yang digunakan untuk tanaman dan hujan yang jatuh) lebih kecil dibandingkan KP (0,7) sehingga kapasitas tampung hujan efektif untuk irigasi lebih kecil dari kebutuhan sebenarnya.
AKUNTABILITAS KINERJA
71
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN NASKAH ILMIAH
9.
Subkegiatan Penelitian Komponen Struktur Jaringan Irigasi menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Komponen Struktur Jaringan Irigasi Berupa Pengembangan Pintu Elektromekanis Kombinasi Aliran Atas Bawah. Prototip pintu pembilas otomatis tenaga surya. Pengembangan pintu GFRP dengan penggerak elektromekanis berbasis tenaga surya dapat menjadi alternatif pengganti pintu pembilas. Perlu pengembangan untuk pintu bagi/sadap menggunakan jenis penggerak (linear actuator, pneumatic actuator atau motor).
10.
Subkegiatan Kajian Jaringan Irigasi Dalam Mendukung Ketahanan Pangan menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Verifikasi Data Luasan Daerah Irigasi. Hasil verifikasi luas di 50 DI kewenangan pusat DI menunjukkan tidak ada perbedaaan yang signifikan dengan data yang ada dalam Permen PUPR 14/2015.
11.
Balai Litbang Teknologi Sabo Subkegiatan Pemetaan Daerah Rentan Gerakan Tanah Pada Hulu Das Serayu Wilayah Timur (Hulu Waduk Mrica) menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Peta Daerah Rentan Gerakan Tanah Pada Hulu DAS Serayu. Daerah kerentanan terhadap gerakan tanah rendah 41,3 %, sedang 38 %, dan tinggi 20.7 % Metode penanganan gerakan tanah yaitu mengendalikan aliran air (drainase), mengendalikan air bawah permukaan, sementasi, relokasi pemukiman, relokasi jalan dan struktur bangunan. Diharapkan PEMDA Kabupaten Banjarnegara memiliki divisi pemantau longsor.
Gambar 3.35 Peta Kerentanan Gerakan Tanah DAS Serayu
12.
72
Balai Litbang Teknologi Sungai Subkegiatan Kajian Teknologi Penanganan Perubahan Alur Sungai (Studi Kasus Sungai Serayu) menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Kajian Teknologi Penanganan Perubahan Alur Sungai (Studi Kasus: Sungai Serayu), berupa penentuan teknologi pengendali alur sungai. Kajian terhadap teknologi penanganan perubahan alur sungai diperlukan sebagai upaya untuk mendapatkan suatu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan perubahan alur sungai pada Sungai Serayu, dan pada sungai-sungai lainnya di Indonesia dengan karakteristik sama. Kajian terhadap permasalahan perubahan alur Sungai Serayu diperlukan sebagai upaya untuk mendapatkan suatu teknologi yang paling sesuai yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan perubahan alur Sungai Serayu di daerah hilir. Telah terjadi kerusakan morphologi Sungai Serayu yang diakibatkan oleh perubahan karakteristik hydrograph banjir, pola operasi pintu bendung gerak dan adanya galian C yang melebihi kapasitas alur sungai. Hal tersebut akan memicu gerakan sungai arah vertikal (degradasi) dan horisontal, yang berakibat pada: Hilangnya tanah di pinggir sungai; Terancamnya end-sill dan kolam olak Bendung
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN NASKAH ILMIAH Gerak Serayu; dan Terancamnya Jembatan Cindaga akibat runtuhnya ground sill pelindung jembatan. Patut diduga akan timbul Permasalahan sosial ditengah masyarakat berupa: Air dari bendung gerak dimanfaatkan oleh daerah lain; Kurangnya perhatian pemerintah terhadap gerakan horisontal sungai, yang mengakibatkan kehilangan tanah di tepi sungai; dan Jika pelaksanaan pembangunan ground sill dihilir bendung terlaksana, akan terjadi penurunan produksi galian C, karena kiriman galian C dari hulu bendung terhambat, serta tidak adanya runtuhan tebing (sumber galian C).
13.
14.
15.
Subkegiatan Peningkatan Kapasitas SDM Dan Tata Kelola Lembaga Pengelola Wilayah Sungai menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Peningkatan Kapasitas SDM dan tata kelola lembaga wilayah sungai. Subkegiatan Pengembangan Perangkat Lunak Inspeksi Tanggul menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Pengelolaan Data Hasil Inspeksi Tanggul.
Telah diuraikan dalam Output Teknologi.
Balai Litbang Teknologi Pantai Subkegiatan Kajian Karakteristik Pantai di Kawasan Tropis menghasilkan 1 (satu) Naskah Ilmiah Identifikasi Karakteristik Pantai di Pulau Bali. Perubahan pola bathimetri dari tahun 2011 ke tahun 2015 setelah adanya konstruksi jembatan layang cenderung terjadi sedimentasi yang menyebar di sisi sebelah barat dan sebelah timur jembatan, adanya sedimen sisa saat proses konstruksi yang terdeposisi menyebar karena proses hidrodinamika arus pasang surut. Hasil simulasi prediksi perubahan morfologi di Teluk Benoa untuk 5 tahun kedepan (2020) menunjukkan adanya struktur pilar jembatan tidak berpengaruh signifikan terhadap morfologi pantai disekitarnya. Hasil monitoring oleh BWS Bali Penida, Pantai Sanur selama 8 tahun (2004 sd 2012) total kehilangan pasir dari wilayah Hangtuah sampai dengan Mertasari sebesar ±9,45% sedangkan hasil monitoring Pantai Nusa Dua selama 8 tahun (2004 sd 2012) total kehilangan pasir sebesar 12,10 %. Sedangkan hasil monitoring yang dilakukan oleh Balai Pantai tahun 2007 sd 2015 pantai Sanur segmen GN1 – G16 mengalami kehilangan pasir sebesar 4,05% dan pantaI Nusa Dua segmen G4 – G5 mengalami kehilangan pasir 2,26%. Secara umum masih dibawah 10% sehingga dapat dikatakan cukup stabil. Data pantai tererosi di Pulau Bali selama 20 tahun (1990 sd 2009) dari panjang pantai total 437,70 km mengalami erosi sebesar 252,03 km,a pantai di Kabupaten Buleleng yang mengalami erosi terbesar 54,83 km. penanganan yang telah dilakukan sepanjang 151,83 km menghabiskan anggaran 944,28 miliar. Karekteristik pantai di Pulau Bali secara umum adalah pantai berpasir dan curam, penyebab terjadinya erosi di pantai adalah angkutan sedimen sejajar pantai yang dominan di Pulau Bali . Terumbu karang selain berpotensi sebagai destinasi wisata juga berfungsi sebagai peredam energi gelombang secara alami sehingga dapat mengurangi terjadinya erosi pantai, permasalahan kerusakan parah di 20 lokasi yang mempunyai IM ≥ 0,50 dan didominasi pada terumbu karang kedalaman 7 – 10 m mengancam keberlangsungan turumbu karang kedepannya serta pantai-pantai disekitarnya. Salah satu potensi hutan mangrove adalah menjaga garis pantai tetap stabil dari abrasi air laut, serta untuk melindungi pantai dari bahaya erosi. Sedangkan permasalahan yang dihadapi terhadap keberadaan mangrove adalah semakin berkurangnya luas tutupan hutan mangrove akibat pencemaran lingkungan, alih fungsi lahan serta penebangan. Genangan akibat kenaikan muka air laut terutama pada lokasi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi berpotensi menimulkan kerugian, hasil simulasi spasial yang telah dilakukan terlihat bahwa sebagian wilayah pesisir di Provinsi Bali cukup berpotensi terdampak adanya genangan akibat akumulasi kenaikan air laut. Untuk Skenario 1 wilayah yang berpotensi tergenang di kawasan Bali Utara dan Kawasan Bali selatan mempunyai luasan yang hampir sama yaitu 297,61 Ha (Bali Utara) dan 292,17 Ha (Bali Selatan). Sedangkan untuk skenario 2, wilayah yang berpotensi terdampak genangan yaitu 409,76 Ha (Bali Utara) dan 740,68 Ha (Bali Selatan).
AKUNTABILITAS KINERJA
73
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN NASKAH ILMIAH
Gambar 3.36 Peta prediksi genangan skenario 1 dan skenario 2 Kecamatan Banjar Provinsi Bali
16.
74
Setiap hasil simulasi model maupun analisis spasial sebaiknya dilakukan verifikasi langsung ke lapangan untuk memberikan penilaian akan keakuratan dari simulasi model maupun analisis spasial yang dilakukan tersebut. Perlunya penguatan struktur yang mendukung undang-undang dan kebijakan yang mengatur dan melindungi keberadaan terumbu karang dan mangrove. Pada setiap proses perencanaan infrastruktur di kawasan pantai diharapkan selalu didahului dengan kajian yang mendalam baik melalui pemodelan numerik maupun model fisik skala laboratorium serta analisis terhadap dampak lingkungannya.
Balai Litbang Teknologi Rawa Subkegiatan Penelitian Sistem Tata Air Makro Rawa menghasilkan 1 (satu) output Naskah Ilmiah: Sistem Tata Air Makro Rawa. Tujuan dihasilkannya output ini adalah terciptanya sistem tata air terbarukan dengan kriteria desain dimensinya untuk daerah urban dan rural. Sistem Tata Air Rawa Pasang Surut di Daerah Urban (Studi Kasus di Polder Banger Prov. Jawa Tengah), Pengembangan Polder Banger terkendala pada masalah Operasional dan Pemeliharaan. Sistem Tata Air Rawa Pasang Surut di Daerah Rural (Studi Kasus di Delta Telang Prov. Sumatera Selatan dan DIR. Belanti II, Prov. Kalimantan Tengah), Sistem grid yang diterapkan di Delta Saleh cukup berhasil terbukti dengan tingkat produktivitas pertanian yang cukup tinggi; Sedimentasi pada saluran primer dan sekunder Delta Telang cukup tinggi sehingga perlu normalisasi setiap 5 tahun sekali; Normalisasi saluran sekunder pada Delta Telang berdampak positif terhadap kuantitas produksi pertanian; Pintu Klep yang terpasang pada DR. Telang kurang efektif dikarenakan kurangnya pemeliharaan sehingga air tetap mengalir dibawah pintu klep tersebut; Sistem tata air pada DIR. Belanti II lebih baik dibandingkan DIR pada Unit Rawa Pangkoh lainnya dikarenakan pengaruh pasang surut sampai kepada tersier dan lahan pertanian serta ketebalan gambutnya lebih tipis; dan Permasalahan pada DIR. Belanti II adalah instrusi air asin yang masuk ke lahan pada musim kemarau. Sistem Tata Air Rawa Lebak di Daerah Urban (Studi Kasus di DAS. Tondano Prov. Sulawesi Utara): Banjir Bandang Manado yang terjadi bukan merupakan banjir tahunan; Kondisi Sungai Tondano yang mengalami sedimentasi perlu dilakukan rehabilitasi. Sistem Tata Air Rawa Lebak di Daerah Rural (Studi Kasus di Polder Alabio Prov. Kalimantan Selatan): Tidak berfungsinya tanggul pada polder alabio karena banyak pintu di sekeliling polder dalam kondisi terbuka, tanpa pintu dan adanya jembatan kayu yang telah rusak; Saluran drainasi pada Polder Alabio penuh dengan sedimentasi dan kemiringan saluran yang tidak layak (landai dan tidak beraturan); dan Hampir semua pintu pada Polder Alabio di Bangunan Bagi dan Bangunan Sadap kondisinya rusak.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2.
Model Sistem sebanyak 8 (delapan) output. Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.19 Output Model Sistem Pusat Litbang SDA tahun 2015
NO 1.
URAIAN MODEL SISTEM Balai Litbang Teknologi Irigasi Subkegiatan Kajian Penerapan Irigasi Hemat Air menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Optimalisasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Non Padi. Prototip pengembangan JIAT berbasis pompa air tenaga surya dan sistem irigasi hemat air dapat dimanfaatkan oleh petani; Perlu pengmbangan model sistem JIAT yang terintegrasi dengan sistem tampungan air permukaan melalui reservoir lapangan/embung sebagai sumber air cadangan; Biaya operasi dapat ditekan lebih dari 80%; Efisiensi penggunaan air dengan sistem irigasi tetes (drip irrigation) 92%; Water productivity tanaman semangka dengan sistem irigasi tetes 35,63 kg/m3.
Gambar 3.37 Jaringan Irigasi Air Tanah berbasis Pompa Air Tenaga Surya 2.
Subkegiatan Zonasi Dan Alih Fungsi Lahan Irigasi menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Zonasi Potensi dan Alih Fungsi Lahan Irigasi di Indonesia. Kalimantan, Maluku dan Papua merupakan wilayah yang sangat berpotensi untuk pengembangan lahan irigasi (luas potensi besar dan alih fungsi kecil) Kendala utama dalam pengembangan lahan adalah ketersediaan jalan akses dan petani.
Gambar 3.38 Peta Zonasi Potensi Dan Alih Fungsi Lahan Irigasi
AKUNTABILITAS KINERJA
75
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO 3.
4.
URAIAN MODEL SISTEM Balai Litbang Teknologi Rawa Subkegiatan Penelitian Proyeksi Besaran Angka Emisi Karbon Dan Penurunan Tanah Akibat Dari Degradasi Lahan Rawa Gambut menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Proyeksi Besaran Angka Emisi Karbon dan Penurunan tanah di Lahan Rawa Gambut Sei Ahas, Kalimantan Tengah dan Tanjung Jabung Timur, Jambi. Lingkup dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui besaran angka emisi karbon dan laju emisi karbon serta proyeksi penurunan tanah dan komparasinya akibat dari degradasi lahan rawa gambut di Sei Ahas, Kalimantan Tengah dan Sungai Buluh, Tanjung Jabung Timur, Jambi. Hal itu dengan tujuan untuk memperoleh sistem tata air rawa gambut yang dapat meninggikan muka air tanah di lahan gambut terdegradasi. Dari komparasi Model Sistem penurunan tanah gambut di Sei Ahas dan di Tanjung Jabung timur. diperoleh hasil bahwa lokasi penelitian di Tanjung Jabung Timur memiliki laju subsiden dan waktu subsiden yang lebih tinggi daripada lokasi penelitian di Sei Ahas. Telah dilakukan komparasi Model Sistem Besaran Angka Emisi Karbon terhadap 4 skenario tutupan lahan. Dari hasil komparasi terhadap 4 skenario tutupan lahan, yaitu Kondisi aktual/eksisting, kondisi jika daerah tersebut dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan, kondisi eksisting dengan adanya Canal Blocking (Drainpile) tanpa pemanfaatan, kondisi dengan adanya Canal Blocking (Drainpile) dan penghutanan kembali, untuk lokasi penelitian di Sei Ahas dan Tanjung Timur dengan hasil memasangcanal blocking disertai dengan penghutanan kembali dapat menahan laju emisi karbon dan memberikan total emisi yang lebih kecil daripada 3 skenario lain. Secara umum hasil penelitian ini telah menjawab ke empat batasan masalah, yaitu : gambut cenderung mengalami penurunan tanah, belum banyak diketahuinya laju dan proyeksi penurunan tanah dan emisi karbon, perubahan fungsi lahan gambut mengakibatkan penurunan tanah dan emisi karbon, serta karakteristik gambut di Kalimantan dan Sumatera berbeda. Terbuktinya hipotesis bahwa emisi karbon dan laju penurunan gambut di kawasan budidaya terbatas dapat dikendalikan melalui sistem tata air dan pengendalian drainase yang baik, yaitu dengan mempertahankan atau menaikkan muka air tanah setinggi mungkin. Balai Litbang Teknologi Sabo Subkegiatan Pengembangan Teknologi Radar Untuk Mitigasi Bencana menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Prakiraan Banjir Debris Berbasis Data Radar di Daerah Gunung Berapi (Studi Kasus di Daerah Gunung Merapi).
5.
Subkegiatan Kajian Pengendalian Lahar menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Pengendalian Aliran Lahar Berbasis Mitigasi Bencana
6.
Subkegiatan Penetapan Status Bahaya Banjir Lahar Hujan Di Gunung Merapi menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Penetapan Status Bahaya Banjir Lahar Hujan di Gunung Merapi.
7.
76
Telah diuraikan dalam Output Teknologi.
Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan Subkegiatan Pengembangan Sistem Monitoring Perilaku Bendungan menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Pengembangan Analisis Keruntuhan Bendungan Berdasarkan Sistem Monitoring Instrumentasi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui perilaku aktual bendungan dalam rangka mengidentifikasi potensi masalah, verifikasi asumsi dan parameter aktual untuk evaluasi tindakan perbaikan dan penanggulangannya. Data pendukung Bendungan Wonorejo cukup lengkap mencakup data teknis, laporan studi kelayakan, riwayat rembesan, data geologi dan geoteknik, gambar as built drawing serta data monitoring instrumentasi. Sedangkan data Bendungan Jatigede dan Teritip tidak lengkap. Hasil evaluasi dan analisis data instrumentasi Bendungan Wonorejo didapatkan bahwa piezometer hidraulic masih berfungsi dengan baik. Adapun Bendungan Teritip berdasarkan grafik histerisis pembacaan piezometer vibrating wire bahwa kecenderungan peningkatan volume timbunan
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN MODEL SISTEM tekanan air porinya semakin menurun dan menunjukkan vertical drain dapat berfungsi dengan baik. Sementara Bendungan Jatigede belum diperoleh data instrumentasi tahun 2015. Hasil analisis pemodelan numerik Bendungan Jatigede pada kondisi muka air normal, muka air rendah maupun pada kondisi selesai konstruksi menunjukkan faktor kemanan pada kondisi beban gempa OBE masih memenuhi syarat stabilitas, sedangkan pada beban gempa MDE nilai faktor keamanan pada lereng hulu harus dilakukan analisa deformasi, begitu pun juga dengan Bendungan Wonorejo. Adapun Bendungan Teritip yang dalam tahap konstruksi (penimbunan) didapat nilai faktor keamanan bendungan stabil.
8.
3.
Balai Hidrologi dan Tata Air Subkegiatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Peramalan Banjir Terpadu Untuk Peringatan Dini Banjir menghasilkan 1 (satu) output Model Sistem: Monitoring dan Peringatan Dini Banjir.
Telah diuraikan dalam Output Teknologi.
Model Fisik sebanyak 4 (empat) output. Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.20 Output Model Fisik Pusat Litbang SDA tahun 2015
NO 1.
URAIAN MODEL FISIK Balai Litbang Teknologi Pantai Subkegiatan Pemecah Gelombang Terapung Sebagai Pelindung Pantai 1 (satu) output Model Fisik: Penerapan Struktur Pemecah Gelombang Terapung Skala Lapangan di 2 Lokasi Kajian di Propinsi Bali dan Propinsi Jawa Barat. Lokasi penempatan uji model fisik di Pantai Pisangan, Karawang, Jawa Barat dan Pantai Sangsit, Buleleng, Bali. Dari hasil analisa gelombang, dengan menggunakan periode ulang tinggi gelombang 50 tahun, diperoleh tinggi gelombang sebelum struktur floating breakwater: Pantai Sangsit Bali Utara maksimum tinggi gelombang 1,5 meter dari arah Utara; dan Pantai Pisangan (Karawang) maksimum tinggi gelombang 0,67 meter dari arah Utara. Dari hasil pelaksanaan pengujian dilaboratorium 2D dan perhitungan dengan pendekatan rumus untuk stabilitas pada floaton HDPE diperoleh nilai 1,3 ton untuk satu unit pemberat angker (anchor) dengan jarak setiap 2 m, sedangkan pada floaton bambu diperoleh nilai 0,8 ton untuk satu unit pemberat angker (anchor), dengan jarak setiap 2 m. Hasil pengujian pada laboratorium 2D untuk redaman pada tipe floaton HDPE struktur pemecah gelombang terapung dapat meredam/mereduksi gelombang berkisar 8% - 32%, sedangkan untuk tipe bambu diperoleh berkisar 4% - 10%.
Gambar 3.39 Perakitan dan Pemasangan Bambu Pemecah Gelombang Terapung di Pantai Pisangan
AKUNTABILITAS KINERJA
77
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN MODEL FISIK
Gambar 3.40 Perakitan dan Pemasangan Floaton HDPE Pemecah Gelombang Terapung di Pantai Sangsit Hasil redaman monitoring kinerja pemecah gelombang tipe floaton HDPE yang dilakukan pada tanggal 3-5 Desember 2015 berkisar 28% - 35%. Sedangkan hasil redaman monitoring kinerja pemecah gelombang tipe bambu yang dilakukan pada tanggal 10-11 November 2015 berkisar 13% - 27%.
2.
3.
78
Balai Hidrologi dan Tata Air Subkegiatan Pengembangan Kalibrator AWLR menghasilkan 1 (satu) output Model Fisik: Kalibrator AWLR sebagai sarana kalibrasi alat AWLR (Automatic Water Level Recorder). Tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatkan Model Fisik kalibrator AWLR yang mampu mengkalibrasi alat AWLR tipe mekanik untuk pengukuran vertikal TMA secara baik dan siap untuk dilakukan akreditasi; Model Fisik Kalibrator AWLR telah dilaksanakan dengan Pembuatan gambar teknik, desain sirkulasi dan hasil uji coba pengisian dan pengeluaran air yang menunjukkan hasil kinerja cukup baik; Hasil pengujian kenaikan TMA pada media uji kalibrator AWLR menggunakan pompa, debit yang dihasilkan melalui bukaan kran maksimum 0.50 liter/detik, bukaan kran setengah mempunyai debit 0.39 liter/detik sedangkan bukaan kran seperempat diperoleh debit 0.24 liter/detik; Hasil pengujian penurunan TMA pada media uji kalibrator AWLR dengan cara air dibuang langsung tanpa Gambar 3.41 Simulasi kenaikan TMA pada Kalibrator pompa, debit yang dihasilkan melalui AWLR bukaan kran maksimum 0.54 liter/detik. Balai Hidraulika dan Geoteknik Keairan Subkegiatan Pengembangan Teknologi Pondasi Bangunan Air di Tanah Gambut menghasilkan 1 (satu) output Model Fisik: Pengembangan Teknologi Pondasi Bangunan Air di Tanah Gambut. Timbunan dengan tinggi 3 m di tanah tanah gambut tanpa perkuatan akan mengalami penurunan sebesar ±1 m dalam minggu pertama, sedangkan yang menggunakan cerucuk panjang 4 m penurunan 24 centimeter, dan menggunakan alternatif fondasi 17 cm.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN MODEL FISIK Interpretasi parameter dari uji sondir untuk tanah gambut dengan menggunakan korelasi untuk tanah lunak akan menghasilkan parameter yang terlalu konservatif, hal ini dibuktikan dengan besarnya penurunan pada model numerik 2 kali lebih besar dari penurunan model fisik.
Gambar 3.42 Pemodelan dan Uji Coba Timbunan di Tanah Gambut
4.
4.
Balai Lingkungan Keairan Subkegiatan Pengendalian Pencemaran Air Sungai Oleh Limbah Cair Industri Batik Di Pekalongan Provinsi Jawa Tengah menghasilkan 1 (satu) output Model Fisik: Pengendalian Pencemaran Air Sungai oleh Limbah Cair Industri Batik di Pekalongan.
Telah diuraikan dalam Output Teknologi.
Prototipe sebanyak 3 (tiga) output. Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.21 Output Prototipe Pusat Litbang SDA tahun 2015
NO 1.
2.
URAIAN PROTOTIPE Balai Litbang Teknologi Sabo Pengembangan Sistem Pemantauan Banjir Lahar di Daerah Gunung Merapi menghasilkan 1 (satu) ouput Prototipe: Pemantauan Banjir Lahar di Daerah Gunung Merapi menggunakan CCTV untuk Meningkatkan Akurasi Data Banjir.
Telah diuraikan dalam Output Teknologi.
Balai Litbang Teknologi Sungai Pengembangan Teknologi Pompa Aksial Horizontal Untuk Pengelolaan Banjir menghasilkan 1 (satu) ouput Prototipe: Pompa Aksial Horizontal untuk Pengelolaan Banjir tahap 1, sebagai prasarana untuk uji coba pengendalian banjir dengan teknologi percepatan aliran. Genangan banjir biasanya terjadi di daerah dataran rendah terutama di daerah sekitar muara sungai dimana kemiringan memanjang alur sungainya sangat kecil, kecepatan alirannya rendah dan kemampuan mengalirkan debitnya kecil. Pompa aksial horizontal berfungsi untuk mendorong air yang semula diam atau mengalir secara gravitasi menjadi aliran cepat mengikuti arah poros baling-baling pompa. Dengan kecepatan aliran yang tinggi akan dapat meningkatkan debit aliran dengan energi yang relatif rendah karena tanpa melalui pengangkatan. Lokasi Prototipe: Desa Dasun, Kec. Lasem, Kab. Rembang Provinsi Jawa Tengah Dimensi pompa: Diameter 1,0 m; Diameter poros 0,20 m; dan Jumlah proppeller 10 buah. Desain kapasitas Pompa: Daya Genset 30 Kilowatt; Daya motor listrik 15 Kilowatt; Debit 2,5 m3/s; Kecepatan aliran 3,2 m/s; dan RPM proppeller: 105.
AKUNTABILITAS KINERJA
79
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN PROTOTIPE Operasional pompa: dilakukan dengan mengatur RPM proppeller melalui Inverter. Besarnya debit yang dialirkan merupakan fungsi dari RPM proppeller. Pada uji coba ini rangkaian pompa dan mekanikal elektrikal pendukungnya dapat beroperasi dengan baik untuk mempercepat aliran. Putaran baling-baling dapat diatur kecepatannya dengan bantuan inverter. Kecepatan putar maksimum pada motor adalah 1.500 rpm, dan pada balingbaling 150 rpm.
Gambar 3.43 Pabrikasi, Pemasangan dan Pengujian Pompa Aksial Rembang 3.
5.
Pengkajian Kinerja Alat Pemantauan Gerusan Pada Pilar Jembatan menghasilkan 1 (satu) ouput Prototipe: Alat Pemantau Gerusan Lokal Pada Pilar Jembatan, dengan uji coba alat pemantau gerusan menggunakan berbagai macam sensor.
Telah diuraikan dalam Output Teknologi.
R-0 sebanyak 4 (empat) output. Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.22 Output R-0 Pusat Litbang SDA tahun 2015
NO 1.
2.
80
URAIAN R-0 Balai Hidrologi dan Tata Air Subkegiatan Pengembangan Jaringan Hidrologi Secara Realtime menghasilkan 1 (satu) output R-0: Perencanaan Survey dan Pemasangan Pos Hidrologi Telemetri
Telah diuraikan dalam Output Teknologi.
Balai Litbang Teknologi Pantai Subkegiatan Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan Pengamanan Pantai menghasilkan 3 (tiga) output R-0 oleh Balai Litbang Teknologi Pantai, yaitu: Output (1) Penyediaan Air Baku di Pantai Berkarang Cara Sederhana dan Mekanis. Telah diuraikan dalam Output Teknologi. Output (2) Perencanaan dan Pelaksanaan Pemecah Gelombang Ambang Rendah, material geotekstil berfungsi sebagai filtrasi. Tahap perencanaan PEGAR lebih terpusat pada stabilitas yang bekerja pada geotube dan tata cara perletakan pegar dari garis pantai. Output (3) Monitoring dan OP Pemecah Gelombang Ambang Rendah yang dilaksanakan oleh Balai Litbang Teknologi Pantai, penggunaan material geotekstil masih rentan dari gangguan manusia.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
URAIAN R-0 Kerusakan geotekstil berasal dari lubang kecil dan akibat dari paparan sinar matahari dan gesekan material serta gelombang maka lubang tersebut semakin membesar sehingga material pengisi geotube akan keluar.
3.3.1.2 Output Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, dan Pelatihan (TOT) Sasaran kegiatan dengan output berupa prosiding diseminasi, sosialisasi dan pelatihan sebanyak 5 (lima) prosiding DSP pada tahun 2015 ini dapat tercapai sepenuhnya (100%). Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: 1.
Diseminasi dan Sosialisasi Standar, Pedoman, Manual (SPM) bidang Sumber Daya Air yang menghasilkan output berupa 1 (satu) Prosiding dan dilaksanakan oleh Bidang Standarisasi dan Kerjasama. Output ini terdiri dari kegiatan sebagai berikut: a. Penyelenggaraan diseminasi dan sosialisasi standar dan pedoman bidang SDA di 3 (tiga) Provinsi sebagai berikut: Tabel 3.23 Penyelenggaraan Diseminasi dan Sosialisasi Standar Pedoman Bidang SDA
1.
LOKASI (PROVINSI) Sumatera Utara
2.
Gorontalo
3.
Kalimantan Selatan
NO
PELAKSANAAN Bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera II pada Tanggal 4-5 Agustus 2015 di Hotel Garuda Plaza, Medan (±70 peserta dari 46 instansi) Bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi II pada tanggal 17-18 September 2015 di Hotel Maqna, Gorontalo (±70 peserta dari 34 instansi) Bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai Kalimantan II pada tanggal 6-7 Oktober 2015 di Hotel Nasa, Banjarmasin (±70 peserta dari 51 instansi)
Keterangan: Peserta secara umum berasal dari Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota), BUMD, Konsultan/Kontraktor (Asosiasi) dan Lembaga Pendidikan Tinggi.
b.
Penyelenggaraan Sosialisasi Analisa Harga dan Satuan Pekerjaan bidang ke-PU-an di 6 (enam) lokasi. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam rangka sosialisasi Peraturan Menteri PU Nomor 11/PRT/M/2013 dengan lokasi dan pelaksanaan sebagai berikut: Tabel 3.24 Penyelenggaraan Sosialisasi Analisa Harga Satuan Pekerjaan bidang ke-PU-an
NO
LOKASI (PROVINSI)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sumatera Utara Nusa Tenggara Barat Sulawesi Tengah Bengkulu Kalimantan Barat Jawa Tengah
PELAKSANAAN 23-24 April 2015 di Balai Diklat Wilayah I, Medan (±160 peserta) 29-30 April 2015 di Hotel Lombok Garden, Mataram (±140 peserta) 6-7 Mei 2015 di Palu (±89 peserta) 19-20 Mei 2015 di Hotel Santika, Bengkulu (±100 peserta) 28-29 Mei 2015 di Hotel Orchard, Pontianak (±100 peserta ) 26-27 Agustus 2015 di Hotel Plaza, Semarang (±100 peserta)
Keterangan: Peserta secara umum berasal dari Kementerian PUPR, BPKP, Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota), Asosiasi terkait (HPJI, LPJK, INKINDO, GAPEKSINDO), dan Lembaga Pendidikan Tinggi.
2.
Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia bidang Sumber Daya Air menghasilkan 4 (empat) prosiding penyelenggaraan yang dilaksanakan oleh Bidang Sumber Daya Kelitbangan. Adapun dalam laporan tersebut mencakup:
AKUNTABILITAS KINERJA
81
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
a. b. c. d. e. f. g.
Pengurusan Tugas dan Ijin Belajar sebanyak 10 Pegawai dari 12 Pegawai, atau 83%. Pengurusan Ijin Perjalanan Dinas Luar Negeri sebanyak 9 Pegawai dari 10 Pegawai, atau 90% dalam rangka mengikuti event/kegiatan internasional. Pemilihan Pegawai/ Pejabat Fungsional Terinovatif 2015 di Lingkungan Puslitbang SDA. Fasilitasi Diklat penjenjangan sebanyak 17 orang dari 15 orang, atau 113% dalam 3 (tiga) penyelenggaraan. Fasilitasi Diklat Teknis dan Non Teknis sebanyak 32 orang dari 20 orang, atau 160% dalam 7 (tujuh) penyelenggaraan. Penyelenggaraan In House Training sebanyak 194 orang dari 180 orang, atau 108% dalam 5 (lima) kegiatan. Fasilitasi keikutsertaan exhouse training, workshop, dll sebanyak 40 orang dari 15 orang, atau 267% dalam 9 (sembilan) kegiatan.
3.3.1.3 Output Model Dukungan NCICD Sasaran kegiatan dengan tareget output sebanyak 1 (satu) unit model (mencakup beberapa sub-output) pada tahun 2015 ini dapat tercapai sepenuhnya (100%). Tujuan kegiatan ini adalah mendukung terwujudnya Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) melalui Penelitian dan Pengembangan Bidang Sumber Daya Air. Model ini didukung oleh peneliti Puslitbang SDA yang kompeten dan berpengalaman untuk mendukung pelaksanaan NCICD fase A (tahun 2015-2017) sehingga diharapkan bermanfaat bagi stakeholders terkait, yaitu dapat mengoptimalkan (efisiensi) Gambar 3.44 Wilayah Kerja Kegiatan pembangunan dan meminimalisir dampak pembangunan Dukungan NCICD Sumber Daya Air Tahun terkait NCICD. Hasil yang dicapai pada tahun 2015 ini berupa 2015 (termasuk DAS Ciliwung-Cisadane) 11 (sebelas) Naskah Ilmiah, 2 (dua) Model Fisik, dan 2 (dua) Model Uji, serta 1 (satu) dokumen kesekretariatan. Adapun subkegiatan yang bersifat terpadu ini dilaksanakan secara lintas Balai/Bidang/Bagian, yaitu sebagai berikut: Tabel 3.25 Output Model Dukungan NCICD NO
JUDUL KEGIATAN
SUB-OUTPUT PENDUKUNG
1.
Balai Sabo: Erosi dan Pengendaliannya (Kajian Potensi Sumber Sedimen Pada Kawasan Hulu Das Ciliwung dan Das Bekasi) Balai HITA: Sistem Tata Air Banjir dan Penyediaan Air Baku (Evaluasi Jaringan Pos Hidrologi dan Penyusunan Model Pengelolaan Tata Air Banjir) Balai HITA: Sistem Tata Air Banjir dan Penyediaan Air Baku (Review Penyediaan Air Baku DKI Jakarta Mendatang)
Naskah Ilmiah Prediksi Potensi Erodi di DAS Ciliwung berdasarkan fungsi waktu dan tempat
2.
3.
82
Naskah ilmiah Evaluasi Jaringan Pos Hidrologi menghadapi implementasi NCICD Model Sistem Penyusunan Model Pengelolaan Tata Air Banjir Fase A
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
JUDUL KEGIATAN
SUB-OUTPUT PENDUKUNG
4.
Balai LK: Pengelolaan Kualitas Air (Penelitian Kualitas Air Di Jakarta Untuk Mendukung Pembangunan Great Sea Wall)
5.
Balai Sungai: Sedimentasi dan Morphologi Sungai (Penanganan Perubahan Morfologi Sungai Akibat Adanya Sea Wall)
6.
Balai Pantai: Morphologi dan Bangunan Pantai
7.
Balai Rawa: Soft Structure Pesisir (Penelitian Efek Pembangunan Tanggul Laut Terhadap Ekologi Hutan Mangrove Beserta Alternatif Penanggulangannya) Balai BHGK: Perilaku Geoteknik dan Penurunan Muka Tanah (Perilaku Geoteknik Terhadap Penurunan Muka Tanah di Pesisir Utara Jawa) Balai BHGK: Penyelidikan Tanah (Pemboran) Dalam Rangka Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (NCICD) Bidang Proker (Kesekretariatan NCICD)
Naskah Ilmiah Penentuan status mutu air sungai, waduk, dan muara Naskah ilmiah penilaian sistem pengendalian pencemaran pada masterplan sistem pengelolaan limbah cair DKI Jakarta Naskah ilmiah identifikasi perubahan morfologi sungai yang bermuara di teluk jakarta 2 (dua) Uji model fisik layout pompa Naskah ilmiah konsep desain tanggul fase A Uji model fisik 3D morfologi pantai Naskah ilmiah uji numerik untuk mengetahui respon morfologi pantai Naskah ilmiah review pedoman operasi, monitoring dan pemeliharaan tanggul laut Naskah ilmiah identifikasi karakteristik dan potensi hujan mangrove sebagai softstructure pesisir serta konsep desain tanggulnya
8.
9.
10.
Naskah ilmiah pengaruh tektonik terhadap penurunan muka tanah Naskah Ilmiah perilaku air tanah Model sistem parameter desain pondasi tanggul laut offshore Dokumen kesekretariatan NCICD
Dari hasil penelitian dan pengembangan bidang sumber daya air pada tahun 2015 terkait NCICD ini secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
2.
3.
Berdasarkan hasil pemodelan numerik, secara geologi Jakarta merupakan cekungan kwarter aktif (berhubungan dengan penyebab tektonik yang sudah terjadi sebelumnya/ Base level Jakarta) yang berupa rekativasi sesar periode Tersier atau yang lebih tua. Cekungan Jakarta merupakan cekungan turun (Subsicence) dimana pada bagian selatan (kawasan Cibinong) menunjukkan adanya zona naik (Axial Zone). Selain itu, amblesan di Jakarta diperbesar oleh adanya pengaruh struktur geologi berupa sesar mendatar yang mengakibatkan terjadinya stepping basin (cekungan miring) dan pengangkatan (uplifting); Amblesan/ subsidence DKI Jakarta karena faktor tektonik menunjukkan angka sebesar 0,2 sampai 0,6 cm per tahun (kategori low level subsidence dengan rata-rata kurang dari 0,8 cm/ tahun). Fakta di lapangan menunjukkan amblesan yang terjadi lebih dari 5 cm/tahun, hal ini menunjukkan adanya pengaruh bertingkat (multiplier effect) dari proses tektonik diperberat dengan konsolidasi hasil pengambilan air tanah, pembebanan dan pemadatan. Pemodelan air tanah dilakukan untuk mengetahui jumlah air hujan yang mengisi sistem akuifer. Batas horizontal pemodelan air tanah Jakarta adalah Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta seluas 1.439 km² yang dibagi ke dalam 4 (empat) lapisan akuifer.
AKUNTABILITAS KINERJA
83
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 3.45 Hasil Simulasi Air Tanah Jakarta Tahun 1900 dan 2013
4.
5.
6.
7.
84
Berdasarkan pengeboran yang telah dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta, diketahui bahwa kawasan utara Jakarta merupakan daerah dengan sistem pengendapan yang sama dengan daratan di Kota Jakarta sehingga mekanisme amblesan yang ada di Teluk Jakarta sama dengan daratan DKI Jakarta. Sedangkan dari pemodelan litologi kombinasi pengeboran Pemda DKI Jakarta dan Gambar 3.46 Penggambaran Log Bor Menggunakan pengeboran Puslitbang SDA dalam kajian IMOD ini diperoleh lapisan tanah di sekitar Teluk Jakarta meliputi lanau, lempung-lanauan, lempung dan pasir. Nilai parameter geoteknik yang diperoleh belum mewakili secara baik kondisi geoteknik kawasan tersebut. Hasil kajian elevasi desain tanggul laut fase A dengan periode 100 tahun menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan desain eksisting (Master Plan NCICD dan DED BBWS Ciliwung Cisadane) yang menggunakan periode desain 1.000 tahun, untuk bangunan kaku (Pluit-Muara Baru) elevasi desain maksimum 4,4 m dan untuk bangunan fleksibel (Kali Baru) elevasi desain Gambar 3.47 Kondisi geologi DKI Jakarta maksimum 4,8 m, dimungkinkan karena penggambaran 3D desain Master Plan meminimalisir nilai runup sebab pada desain tersebut masih memungkinkan limpasan air laut. Konsep sementara kajian joint (sambungan) tanggul, untuk kombinasi tanggul sepanjang Teluk Jakarta dapat diterapkan sistem overlapping design antar pertemuan tanggul, hal ini untuk menghindari adanya celah yang dapat menyebabkan local scouring pada lokasi persambungan tersebut. Berdasarkan hasil simulasi model fisik 2D elevasi dan stabilitas desain tanggul laut dengan Wall Concept secara umum cukup aman, terkait uji tingkat kerusakan: pada kondisi tenggelam (HHWL) dan kondisi crest toe protection berada di atas muka air (LLWL) tidak terjadi perpindahan armor, AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
sedangkan terkait uji stabilitas pelindung kaki dengan sea wall tipe vertikal (tiang pancang): keruntuhan tidak terjadi pada kondisi HHWL dan hanya terjadi pada kondisi MSL dan LLWL.
Gambar 3.48 Model Sea Wall dengan Pipa Beton
8.
Hasil simulasi model hidrodinamika dan model transpor sedimen menunukkan pola arus secara umum, dimana pada kondisi menuju pasang, massa air bergerak dari Teluk Jakarta bagian barat ke bagian timur sedangkan saat kondisi menuju surut arus bergerak sebaliknya, pengaruh angin musim parat dan timur tidak mengubah pola arus secara signifikan, adanya pembangunan reklamasi juga tidak mengubah pola arus perairan secara keseluruhan kecuali di celah dan sekitar area reklamasi, dimana sedimen berpotensi muncul di sisi bagian dalam (dekat pesisir) dan celah antar reklamasi. 9. Kegiatan review pedoman operasi, monitoring dan pemeliharaan tanggul sudah mengumpulkan beberapa pedoman terkait monitoring dan pemeliharaan bangunan pantai serta membahas updating kesesuaian OP tanggul dengan kondisi perencanaan NCICD. 10. Berdasarkan kajian potensi hutan mangrove sebagai soft structure, teridentifikasi beberapa wilayah yang berpotensi untuk dilakukan penanaman, dimana memenuhi kriteria adanya proses sedimentasi dan terlindung oleh tanggul baik alami maupun man-made, yaitu antara Sungai Cengkareng Drain-Kali Angke dan Kawasan Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Upaya perluasan dan penanaman mangrove harus Gambar 3.49 Peta areal potensial penanaman mangrove mempertimbangkan jenis mangrove, legalitas tanah, rencana tata ruang serta penerapan desain struktur berbasis mangrove yang tepat. 11. Hasil skenario pemodelan perubahan morfologi sungai pada Kali Karang memiliki pola perubahan berupa agradasi (-0,083 meter, -0,111 meter) dan degradasi (0,276 meter, 0,318 meter dan 0,350
AKUNTABILITAS KINERJA
85
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
meter) akibat perubahan elevasi muka air di Muara Kali Karang. Perubahan elevasi tersebut bisa disebabkan oleh dibangunnya tembok laut atau sea wall untuk pengendalian banjir di Jakarta. 12. Uji model fisik Pompa Kali Kamal dan Kali Angke dilakukan dengan skala model 1:40 (horisontal) dan 1:20 (vertikal), sebagai tambahan skenario dilakukan juga model fisik eksisting yang bertujuan untuk mendapatkan masukan teknis yang efektif. 13. Berdasarkan evaluasi jaringan pos hidrologi, jumlah pos hujan yang terdapat di DAS Jakarta telah memenuhi kriteria, namun sebaran pos hujan yang tidak merata, karena terdapat pos yang berdekatan satu sama lain sehingga tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap isohyet curah hujan rata-rata bulanan di DAS Jakarta. Selain itu, beberapa pos hujan pada bagian hilir banyak yang tidak Gambar 3.50 Uji model fisik Pompa aktif mengirimkan data pada tahun 2014. Kali Angke (Skala Model)
Gambar 3.51 Lokasi Distribusi Pos Hidrologi di Jakarta
86
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
14. Pemutahiran model banjir Jakarta masih dalam tahapan mengupdate data input fisik sungai seperti penampang melintang dan juga beberapa infrstruktur sungai yang ditambahkan karena adanya perubahan yang terjadi di Jakarta sedangkan data pompa dan sistem tata air sudah dilakukan updating berdasarkan survey. 15. Hasil penilaian status mutu air di Teluk Jakarta, termasuk muara sungai, menggunakan metode Indeks Pencemaran menyatakan bahwa untuk penilaian mutu air Kali Angke – Muara Angke : tercemar ringan sampai berat, Kali Cakung – Tipar Cakung : tercemar ringan, Sungai Cisadane – Tanjung Burung : tercemar ringan sampai sedang, Kali Sunter – Koja : tercemar ringan sampai berat, Kali Pesanggrahan – Srengseng : tercemar ringan sampai berat, Kali Krukut – Petojo Utara : tercemar ringan sampai berat, Banjir Kanal Timur – Rorotan : tercemar ringan sampai dengan, Kali Cideng – Setiabudi : tercemar sedang sampai berat, Kali Grogol – Kampung Dukuh : tercemar sedang sampai berat, K. Ciliwung – manggarai : tercemar ringan sampai berat. 16. Berdasarkan hasil penelitian penilaian sistem pengendalian pencemaran pada masterplan sistem pengelolaan limbah cair DKI Jakarta, khususnya pada IPAL Setiabudi, pengendalian pencemaran Kriteria kualitas influent yang dijadikan sebagai dasar desain adalah BOD, COD dan TSS, yaitu sekitar 250 mg/l, 550 mg/l dan 260 mg/l. Sedangkan parameter ammonia, total organic dan lemak tidak dijadikan dasar criteria desain karena masih di bawah ambang baku mutu.
3.3.2 Sasaran Kegiatan Rekomendasi dan Masukan Kebijakan Sasaran kegiatan ini terdiri dari 4 (empat) kelompok output, adapun evaluasi dan analisis capaiannya adalah sebagaimana berikut: 3.3.2.1 Output Naskah Kebijakan Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 5 (lima) naskah kebijakan pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian Potensi Sumber Daya Air untuk Penyediaan Air Baku (Studi Kasus Pulau Sumba NTT) menghasilkan 1 (satu) output Naskah Kebijakan: Pendayagunaan Sumber Daya Air di Pulau Sumba ini difokuskan untuk pengembangan ternak Kabupaten Sumba Timur, sehingga dalam Naskah Kebijakan ini berisi data, informasi, rekomendasi untuk pendayagunaan air Kabupaten Sumba Timur.
AKUNTABILITAS KINERJA
87
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 3.52 Peta karakteristik pendayagunaan SDA di Pulau Sumba berdasarkan Diagram Radar
Berdasarkan hasil analisis AHP, kemudian divalidasi melalui sejumlah FGD dengan melibatkan stakeholder sehingga dapat disusun rekomendasi sebagai berikut: a. Sebaran sumber-sumber air potensial yang teridentifikasi, terkonsentrasi di wilayah Barat dan Timur bagian Utara Pulau Sumba, terdiri dari air sungai, mata air, sumur gali, dan sumur bor. b. Hasil verifikasi peta neraca air menunjukkan Kecamatan Loli, Kec. Lamboya, Kec. Lamboya Barat, Kec. Mamboro, Kec. Umalulu, mengalami defisit, sedangkan Kec. Wewewa Selatan dan Kec. Kambera mengalami surplus. c. Karakteristik wilayah pendayagunaan sumber daya di Pulau Sumba yang dikelompokkan dengan diagram radar sudut 5 telah terbagi menjadi wilayah pengelolaan di kabupaten Sumba Barat dan wilayah pengembangan di Sumba Tengah. Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Timur merupakan wilayah peningkatan yaitu untuk penyediaan air dan pengembangan sumber air baru serta peningkatan infrastruktur dan teknologi baru untuk mendapatkan air baku. d. Urutan prioritas pendayagunaan sumber daya air di Pulau Sumba adalah untuk RKI, peternakan dan untuk air irigasi dilengkapi dengan pengembangan infrastruktur berupa penurapan mata air, sumur bor, PAH, embung dan sungai bawah tanah pada lokasi terpilih. e. Lokasi terpilih dan menjadi prioritas untuk wilayah pengembangan dan peningkatan pendayagunaan sumber daya air adalah Kota Waingapu dan kecamatan Lewa di wilayah kabupaten Sumba Timur. Kecamatan Mahu dan Kanatang adalah 2 (dua) kecamatan di Sumba Timur yang menjadi kecamatan pengelolaan yaitu mengelola sumber daya air dalam wilayahnya, hanya untuk air baku dan infrastruktur atau teknologi yang ada perlu dipertahankan .
88
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 3.53 Peta Rekomendasi Infrastruktur Sumber Daya Air (Kab. Sumba Timur)
f.
g.
h.
Naskah Kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Air di Pulau Sumba ini difokuskan untuk pengembangan ternak Kabupaten Sumba Timur. Berdasarkan FGD pengembangan ternak disepakati di Kecamatan Lewa, Nggaha ori angu, Lewa tidahu, Pinu Pahar, Paberiwai, Karera, Pahunga lodu, Rindi, Pandawai, Kambera, Kanatang. Teknologi alternatif yang bisa dikembangkan untuk pendayagunaan sumber daya air di Sumba Timur antara lain penurapan mata air di wilayah Kecamatan Pahunga Lodu, Lewa, Paberiwai, dan Rindi, Sumur bor di area cekungan air tanah Waikabubak yaitu di wilayah Kecamatan Pahunga Lodu, Lewa, Nggaha Ori Angu, Rindi, Kahaungu Eti, Mahu, Haharu, Kota Waingapu, Kambera, Pandawai, dan Umalulu. Peningkatan status bendung dapat dikembangkan di Kecamatan Pahunga Lodu, Lewa, Paberiwai, Nggaha Ori Angu, Tabundung, dan Karera, sedangkan teknologi PAH (Penampungan Air Hujan) dapat dikembangkan di Kecamatan Pahunga Lodu, Paberiwai, Tabundung, Karera, Kahaungu Eti, Mahu, Kanatang, Katala Hamu Lingu, Kambata Mapambuhang, Matawai La Pawu, Pinu Pahar, Ngadu Ngala, dan Wula Waijelu, sementara Embung dan Rorak dapat dikembangkan di seluruh Kecamatan yang berada di Kabupaten Sumba Timur. Teknologi alternatif yang bisa dikembangkan untuk pendayagunaan sumber daya air di Sumba Timur antara lain penurapan mata air di wilayah Kecamatan Pahunga Lodu, Lewa, Paberiwai, dan Rindi, Sumur bor di area cekungan air tanah Waikabubak yaitu di wilayah Kecamatan Pahunga Lodu, Lewa, Nggaha Ori Angu, Rindi, Kahaungu Eti, Mahu, Haharu, Kota Waingapu, Kambera, Pandawai, dan Umalulu. Peningkatan status bendung dapat dikembangkan di Kecamatan Pahunga Lodu, Lewa, Paberiwai, Nggaha Ori Angu, Tabundung, dan Karera, sedangkan teknologi PAH (Penampungan Air Hujan) dapat dikembangkan di Kecamatan Pahunga Lodu, Paberiwai, Tabundung, Karera, Kahaungu Eti, Mahu, Kanatang,
AKUNTABILITAS KINERJA
89
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Katala Hamu Lingu, Kambata Mapambuhang, Matawai La Pawu, Pinu Pahar, Ngadu Ngala, dan Wula Waijelu, sementara Embung dan Rorak dapat dikembangkan di seluruh Kecamatan yang berada di Kabupaten Sumba Timur. 2.
Pengendalian Pencemaran di Sungai Citarum menghasilkan 1 (satu) output Naskah Kebijakan: Pengendalian Pencemaran di Sungai Citarum. a. Penilaian kinerja institusi dengan Balance Score Card menunjukan bahwa BPLHD dan BPLH Kabupaten Bandung berfungsi sebagai regulator, BBWS Citarum sebagai eksekutor serta PJT-II sebagai operator. b. Penilaian lembaga pengelola pengendalian pencemaran air dengan Analitycal Hyrarcy Process (AHP) menunjukkan lembaga pengelola PPA prioritas di Citarum adalah Ad Hoc Pembentukan TimNas sedangkan lembaga pengelola IPAL Cisirung prioritas adalah PJT-II. c. Tingkat keberlanjutan pelaksanaan PPA di Citarum dengan Multi Dimensional Scalling menunjukkan bahwa dimensi teknis dapat dikembangkan lebih mudah dari pada yang lainnya untuk keberlanjutan untuk tahun 2030 dan 2050.
Gambar 3.54 Koordinasi Pengendalian Pencemaran Sungai Citarum.
d.
e.
3.
90
Pengelolaan lingkungan sumber daya air dengan analisis sistem dinamik, menunjukkan bahwa pada sub sistem kualitas air yang disimulasi di lokasi Nanjung, kadar BOD akan terus meningkat apabila tidak ada upaya pengendalian pencemaran air di Sungai Citarum. Kebijakan pengendalian pencemaran air di Sungai Citarum ditempuh melalui rekomendasi regulasi, integrasi, kemitraan, partisipasi dan teknologi yang masing – masing berupa rekomendasi pemulihan kualitas air Sungai Citarum dan rekomendasi terobosan.
Pengurangan Emisi Gas Metana dari Waduk menghasilkan 1 (satu) output Naskah Kebijakan: Pengurangan Emisi Gas Metana dari Waduk. a. Dengan pengukuran emisi gas metana yang dilakukan pada tahun 2015 ini, maka jumlah waduk yang telah diteliti menjadi 18 waduk, dan besarnya emisi gas metana dari waduk di Indonesia diperkirakan sekitar 1.680 ton/ hari atau 35.288 ton equivalent CO2/hari; b. Berdasarkan nilai tersebut, waduk bukan merupakan sumber emisi gas metana yang potensial, tetapi dalam rangka pengendalian pemanasan global, usaha pengurangan emisi gas metana dari waduk tetap diperlukan; dan c. Pengurangan emisi gas metana dari waduk antara lain dapat dilakukan dengan mengurangi biomassa yang akan terendam dan terurai menjadi gas metana. Pengurangan biomassa ini dapat dilakukan dengan membersihkan tanaman dan tumbuhan lain dari waduk dan bakal waduk.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 3.55 Pengujian Emisi Gas Metana dari Waduk
4.
Revitalisasi Danau Dan Situ Kritis menghasilkan 1 (satu) output Naskah Kebijakan: Revitalisasi Danau-danau dan Situ Kritis. a. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan strategi revitalisasi danau dan situ kritis sebagai rekomendasi kebijakan untuk melakukan revitalisasi dan upaya pengembalian fungsi dan kondisi danau/situ kritis. b. Terdapat 796 danau dan situ dibawah pengelolaan PSDA Jawa Barat yang terbagi kedalam 3 kelompok danau/situ, yaitu: pengembangan/ kritis dan agak kritis (196 buah), pengelolaan/ tidak kritis dan agak kritis (194 buah), dan revitalisasi/ kritis (202 buah). c. Penilaian dan pembuatan radarchart BSC terhadap 20 danau/situ terpilih dan didapatkan: Bojongmengger, Karangpanimbal, Cipondoh dan Gede sebagai situ pengembangan; Lengkong, Cibojan, Terate, dan Bulakan sebagai situ pengelolaan; Geyongan, Cikamar, Citapen, Jungkur, Kali Jember, Kamojing, Ranca Teja, Sipatahunan, Blungun, Cijoro, Ciherang Banjar dan Cangkring sebagai situ Revitalisasi. d. Dari 12 danau/situ kelompok revitalisasi, berdasarkan prioritas melalui pengolahan data analytical hierarchy process (AHP) yang menghasilkan Situ Cangkring berada di urutan ke-1 dengan menambah manfaat sebagai pengendali banjir dengan adanya gangguan fungsi situ yang disebabkan oleh pertumbuhan gulma berlebihan sehingga inspeksi berkala perlu ditingkatkan.
5.
Teknologi Perbaikan Kualitas Air Dengan Ekoteknologi menghasilkan 1 (satu) output Naskah Kebijakan: Teknologi Perbaikan Kualitas Air pada Badan Air dengan Ekoteknologi. a. Agar upaya pengendalian pencemaran air oleh limbah domestik dan industri makanan dan minuman menggunakan sistem Ekoteknologi berjalan dengan baik dan berkelanjutan maka diperlukan penerapan kebijakan tentang teknologi perbaikan kualitas air dengan Ekoteknologi. b. Adapun hal yang mendasari kebijakan tersebut adalah faktor teknis, non teknis dan landasan hukum. Faktor teknis yang harus dipenuhi dalam pembangunan pengolah limbah dengan Ekoteknologi antara lain: Sistem konstruksi yang efektif dan efisien; Operasi dan pemeliharaan yang optimal; Jenis tanaman yang sesuai dan mudah didapat; Lokasi ekoteknologi yang sesuai; dan Efektifitas pengolahan yang tinggi. c. Adapun faktor non teknis yang harus dipenuhi adalah adanya: Bidang Kinerja Kritis (BKK) badan pengelola; BKK Gambar 3.56 Ekotek Garden
AKUNTABILITAS KINERJA
91
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
kepuasan pelanggan; BKK keuangan; BKK proses internal; dan BKK pembelajaran dan pertumbuhan.
3.3.2.2 Output Dokumen Rekomendasi Teknis Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 23 rekomendasi teknis pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai 31 (134,78%). Kegiatan yang dilaksanakan berupa Prosiding Advis Teknis dan Pendampingan Mutu Perencanaan Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur Sumber daya Air yang menghasilkan: 22 (duapuluh dua) Prosiding Advis Teknis yang berasal dari Layanan Advis Teknis; dan 9 (sembilan) Prosiding Advis Teknis yang berasal dari Penyelenggaraan Home Doctor. Penyelenggaraan layanan advis teknis dilaksanakan oleh balai-balai dalam koordinasi Bidang Standarisasi dan Kerjasama (sebelumnya Standarisasi dan Diseminasi), adapun layanan advis teknis pada tahun 2015 ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.26 Penyelenggaraan Layanan Advis Teknis Bidang SDA NO
ADVIS TEKNIS/PENGUSUL
1.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Waduk Kedungombo (BBWS Pemali Juana) Perbaikan Tanggul Sungai Cipunagara di Blok Istal Desa Lengkong Jaya, Kecamatan Pamanukan (BBWS Citarum) Penyelesaian Pekerjaan Saluran Suplesi Wai Besai (BBWS Mesuji Sekampung) Penanganan Longsoran Lereng Galian Gesing Randupitu Pekerjaan Pembangunan Pengendali Banjir Air (SNVT PJSA Sumatera VII) Pekerjaan Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Batanghari (BWS Sumatera VI) Penyelesaian Permasalahan Pola Operasi Bendung Gerak Kali Bekasi (Direktorat Bina Penatagunaan SDA) Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Kota Medan (Ditjen Cipta Karya) Pengamanan Pantai Kota Baru, Mangga Dua, Pantai Kota Baru (BWS Maluku Utara) Pekerjaan Sabo DAM Karlutu Pulau Seram (BWS Maluku)
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
92
Monitoring Pantai di Pekalongan, Pesisir Pantai Kota Pekalongan Irigasi Tetes Desa Kailolo, Kecamatan Pulau Haruku Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pekerjaan Penanganan Darurat Erupsi Gunung Sinabung (BWS Sumatera II) Pemberitahuan Pekerjaan pada Sungai Glagah dan Pedes Daerah Ciregol (BBWS Pemali Juana) Persiapan Jalur Mudik Lebaran 2015 Jawa-Sumatera (Badan Litbang) Pembangunan Sabo DAM Way Kaki Setan Ky. Tiga, Karpan P. Ambon (BWS Maluku) Saluran Sungai Cisarongge (BBPJN IV) Kajian Lingkungan Banjarnegara (Bupati Banjarnegara) Pantai Salido, Kota Painan (BWS Sumatera V Padang)
LOKASI/WAKTU Prov. Jawa Tengah, 2-3 Februari 2015 Kab. Subang, 5-6 Februari 2015 Bandar Lampung
Kota Bengkulu, 14-15 April 2015 Muaro Jambi, April 2015 Kota Bekasi, 24 April 2015 Prov. Sumatera Utara, 18 Mei 2015 Provinsi Maluku Utara, Mei 2015 Kab. Maluku Tengah, 26-29 Mei 2015 Kota Pekalongan, 9 Juni 2015 Kab. Maluku Tengah, 8-12 Juni 2015 Kota Medan, 3-6 Juni 2015 Kab. Brebes, 23 Juni 2015 24 Juni 2015 Kota Ambon, Juli 2015 Kab. Banjarnegara, 10 Juni 2015 Kab. Pesisir Selatan, 20-22 September 2015
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
ADVIS TEKNIS/PENGUSUL
20. 21.
Bendung DI Dafa dan DI Way Geren di Pulau Buru (BWS Maluku) Pengamanan Pantau Desa Wewemo, Kec. Morotai Timur (BWS Maluku) Pengamanan Konstruksi Bendung Pamarayan (BBWS CidanauCiujung-Cidurian)
22.
LOKASI/WAKTU Kab. Pulau Morotai, September 2015 Kab. Serang, 27-28 Oktober 2015
Adapun terkait pelaksanaan Home Doctor pada tahun 2015 sudah terlaksana dalam koordinasi Bidang Standaraisasi dan Kerjasama, yaitu sebagai berikut: a.
b. c.
d.
e. f. g. h. i.
BWS Sumatera III Padang, (26 Januari 2015), terkait Perubahan ukuran pipa dari diameter 300 menjadi 400 pada proyek pembangunan irigasi Batang Mahat Kab. Limapuluh Kota (Prov. Sumatera Barat); Dinas PU Kota Bengkulu, (10 Februari 2015), berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan SID pengelolaan banjir sungai Rupat, Kota Bengkulu; BWS Sumatera V Padang, BWS Sulawesi II Gorontalo, dan BWS Sumatera I Banda Aceh (18 Februari 2015); BWS Sumatera VIII, BWS Citanduy, BWS Sumatera V, BWS Sulawesi II, Perum Jasa Tirta I, Dinas SDA Prov. Banten, BBWS Mesuji-Sekampung, BWS Sumatera II, BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian, BWS Sulawesi IV dan BWS Papua Barat. (18 Mei 2015, sebagai bagian dari rangkaian acara kegiatan Kolokium); Dinas Kelautan Provinsi Jawa Barat (10 Agustus 2015); BWS Mesuji Sekampung dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dan Sumber Daya Air Pemerintah Provinsi Riau. (10 September 2015); BBWS Citarum dan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat (16 Oktober 2015); BBWS Citarum dan BWS Sumatera VI, Jambi (4-5 November 2015); dan BBWS Kalimantan Selatan II, Dinas PU Kab. Tabalong, Dinas Bina Marga dan SDA Kab. Banjar dan Dinas PU Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Selatan. (18 November 2015).
3.3.2.3 Output R-3 Sasaran kegiatan dengan output ini dilaksanakan melalui kegiatan Perumusan SPM dengan target sebanyak 10 (sepuluh) naskah konsensus R-3 (Standar, Pedoman, dan Manual Bidang SDA), selain itu dilaksanakan pula evaluasi penerapan pada 3 (tiga) Provinsi (Medan, Gorontalo dan Banjarmasin). Adapun di tahun 2015 ini dapat tercapai sebanyak 11 (sebelas) naskah dengan capaian sebesar 110%. Output ini dikoordinasikan sepenuhnya oleh Bidang Standarisasi dan Kerjasama dengan hasil sebagai berikut: Tabel 3.27 Konsensus R-3 (Standar, Pedoman, dan Manual bidang SDA) KATEGORI R-3 : Rancangan Pedoman Spesifikasi Teknis (RPT-3) Bidang Sumber Daya Air Volume I Komponen Dasar
AKUNTABILITAS KINERJA
JUDUL (OUTPUT) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Bagian 1 : Pekerjaan Tanah Bagian 2 : Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Bagian 3 : Pekerjaan Geoteknik Bagian 6 : Pekerjaan Pemasangan Bagian 7 : Pekerjaan Dewatering Bagian 9 : Pekerjaan Pintu air dan Peralatan Hidromekanik Bagian 10 : Pekerjaan Lain-lain
93
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
KATEGORI R3 : Rancangan Pedoman Spesifikasi Teknis (RPT-3) Bidang Sumber Daya Air Volume II Bendung
JUDUL (OUTPUT) 8. 9. 10. 11.
Bagian 1 : Perencanaan Bagian 2 : Detail desain Bagian 3 : Konstruksi Bagian 4 : operasi dan Pemeliharaan
Selain R-3 tersebut diatas, pada tahun 2015 ini juga telah diselesaikan rancangan R-2 sebagai berikut: a. b. c. d.
RPT2-Rancangan Pedoman evaluasi kualitas air sungai dan air tanah sesuai pemanfaatan RSNI2-Rancangan Pengukuran korosifitas air pada infrastruktur sumber daya air RPT2-Rancangan Pedoman SOP Waduk Irigasi-Air Baku-Listrik RSNI2-Rancangan Pembuatan peta neraca dan alokasi air berbasis wilayah sungai
3.3.2.4 Output Layanan Uji Laboratorium Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 10 (sepuluh) laporan berupa dokumen penyelenggaraan laboratorium pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai sepenuhnya 100%. Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
Penyelenggaraan Laboratorium dengan dokumen/laporan sebanyak 8 (delapan) yang dilaksanakan oleh seluruh Balai di lingkungan Pusat Litbang SDA. Kegiatan ini mencakup: pengadaan peralatan laboratorium; kalibrasi peralatan laboratorium; optimalisasi pelaksanaan operasional laboratorium (pemeliharaan, uji kompetensi dan pelatihan/ inhouse training); penerapan SMM/audit laboratorium; akreditasi; dan dukungan lembaga inspeksi. Khusus Balai Rawa pada akhir tahun 2015 berhasil mendapatkan keputusan dari Komite Badan Akreditasi Nasional (KAN) tertanggal 28 Oktober dengan Nomor akreditasi LP-944-IDN. Monitoring dan Evaluasi Jaringan Hidrologi di Waduk dan DAS Waduk sebanyak 1 (satu) dokumen yang dilaksanakan oleh Balai HITA. Terkait kegiatan ini terjadi refocussing substansi kegiatan sehingga terjadi revisi menjad Monitoring dan Evaluasi Sedimentasi di Danau Tempe. Adapun kegiatan ini mencakup: Pengukuran batimetri ¼, tachimetri dan Pengambilan Contoh Sedimen Danau Tempe. Selain itu dilakukan pula pembuatan peta kontur dan sejumlah analisa. Layanan Laboratorium dan Advis Teknis sebanyak 1 (satu) dokumen laporan oleh Balai Pantai. Kegiatan ini mencakup: Pelayanan pengujian laboratorium berupa uji model fisik 2D dan 3D serta layanan advis teknis (berupa konsultasi) yang diajukan Gambar 3.57 Peta Kontur Danau baik dari stakeholders internal maupun eksternal. Tempe Tahun 2015 Ditumpang Tindih dengan Peta Google
94
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
3.3.3 Sasaran Kegiatan Perencanaan, Monev, Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Sasaran kegiatan ini terdiri dari 8 (delapan) kelompok output, adapun evaluasi dan analisis capaiannya adalah sebagaimana berikut: 3.3.3.1 Output Pengelolaan Keuangan Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 19 dokumen pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
Administrasi Kegiatan Manajemen dan Penunjang, serta Kegiatan Teknis Litbang sebanyak 7 (tujuh) dokumen dari seluruh satuan kerja yang masing-masing mencakup: Verifikasi bukti pertanggung jawaban anggaran; Surat Permintaan Pembayaran; Surat Perintah Membayar; Surat Perintah Pencairan; Pembukuan Bendahara dan Revisi Anggaran. Dokumen Monitoring dan Evaluasi atau Sistem Pelaporan Elektronik (e-Monitoring) sebanyak 6 (enam) dokumen oleh seluruh satuan kerja. Kegiatan ini secara umum mencakup: Penerimaan Data SPM dan SP2D berupa input data pada laporan realisasi keuangan dan fisik dua minggu (Laporan P1 sd P8); Klarifikasi Data Anggaran dan Checklist Data; Pengiriman Laporan eMonitoring Hard Copy kepada Sekretariat Badan Litbang; dan Pelaksanaan Laporan Data Kontrak; Dokumen Perencanaan Implementasi Pengelolaan Sistem Akuntansi sebanyak 6 (enam) dokumen yang mencakup Rekonsiliasi Realisasi Keuangan yang terdiri Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara setiap Bulan dan setiap 6 (enam) bulan. Dilaksanakan oleh Bagian Tata Usaha dan Balai-Balai luar kota Bandung: Irigasi, Sabo, Sungai, Pantai dan Rawa (manajemen keuangan). Kegiatan ini secara umum mencakup: Rekonsiliasi dan pelaporan SAIBA, dokumen laporan bulanan,triwulan, semester dan tahunan; (Berita Acara Rekonsiliasi dari KPPN); dan Penerimaan Neraca SIMAK-BMN;
3.3.3.2 Output Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 21 dokumen/laporan pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: 1.
Penyelenggaraan Kolokium dan Lomba Karya Ilmiah yang dilaksanakan oleh Bidang Program dan Evaluasi (sebelumnya Program dan Kerjasama) sebanyak 1 (satu) dokumen/laporan. Adapun kegiatan ini mencakup:
AKUNTABILITAS KINERJA
95
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
a.
2.
3.
96
Lomba Karya Ilmiah tingkat SMA/SMK/MA tingkat Nasional dengan puncak final kegiatan pada tanggal 19 Mei 2015 dengan tema “Air dan Pembangunan Berkelanjutan” yang memuat 10 (sepuluh) karya terbaik dari seluruh peserta lomba. b. Penyelenggaraan Sidang Kolokium terlaksana pada tanggal 20-21 Mei 2015 dengan tema “Peran Litbang Sumber Daya Air dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan Gambar 3.58 Lomba Karya Ilmiah Tingkat SMA/SMK/MA Tahun 2015 Menuju Kedaulatan Pangan dan Energi”. Pengelolaan Sistem Informasi dan Jaringan Internet Bidang Sumber Daya Air menghasilkan 1 (satu) dokumen yang dilaksanakan oleh Bidang Program dan Evaluasi (sebelumnya Program dan Kerjasama). Didalamnya mencakup pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: a. Updating / Pengkinian Website Puslitbang SDA (Evaluasi dan Perbaikan Konten Website Puslitbang SDA); b. Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air (SIGSDA) melalui Koordinasi Tim Basisdata dan SIGSDA, updating dan user manual web SIGSDA, dan updating berita/informasi; c. Penerapan dan sosialisasi Video Converence menggunakan Team Gambar 3.59 Tampilan Sistem Informasi Geografis SDA Viewer Software (identifikasi / Assessment Jaringan Internet untuk Video Conference); d. Pengembangan System Operasional dan Presentation Room (Perancangan Denah dan Struktur Sarana/Prasarana Pengoperasian Operational room); e. Design Operational Room sebagai pusat informasi dan monitoring aplikasi-aplikasi sumber daya air, disertai dengan Sosialisasi Rancangan Pengoperasian Operational / Presentation Room; dan f. Katalog Basis Data Bidang Sumber Daya Air. Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) atau manajemen asset yang mencakup pengelolaan, inventarisasi, dan pemindahtanganan/ penghapusan BMN. Jumlah dokumen output sebanyak 6 (enam) oleh Bagian Tata Usaha dan Balai: Irigasi, Sabo, Sungai, Pantai dan Rawa. Kegiatan ini mencakup: a. inventarisasi terhadap penerimaan barang milik negara dari pengadaan alat pengolah data, pengadaan perlengkapan sarana gedung (passenger lift 800Kg), pengadaan mebelair, renovasi bangunan mess dago; pengadaan alat laboratorium, pengadaan peralatan dan mesin untuk menunjang kegiatan di DAS Serayu, pembuatan ruang rapat, dan penggantian panel listrik gedung utama dan gensetnya, pengadaan buku perpustakaan, dan pengadaan belanja modal peralatan/mesin lainnya. b. Pelaksanaan Penetapan Status Penggunaan (PSP) BMN (identifikasi aset tanah dan bangunan dan pengajuan permohonan PSP.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
c.
d. 4.
5.
6.
Inventarisasi berupa pendataan, pencatatan dan pelaporan BMN (Laporan Semester dan Tahunan). Dilakukan secara bertahap diantaranya di lingkungan Pusat Litbang SDA Bandung dam inventarisasi alat telemetri untuk diserahkan kepada BWS Nusa Tenggara I. Adapun untuk aset tanah yang dimiliki oleh Pusat Litbang SDA, terdapat 1 (satu) bidang tanah yang pemecahan sertifikat induknya belum tuntas, yaitu tanah yang berlokasi di Jl. Tubagus Ismail. Saat ini tanah tersebut dimiliki oleh beberapa orang. Luas tanah yang tercantum dalam sertifikat induk adalah 2.422 m2, sedangkan luas tanah yang dikuasai oleh Pusat Litbang SDA saat ini adalah kurang lebih 654 m2, dengan demikian terdapat selisih luas tanah yang perlu diklarifikasi. Penghapusan BMN pada satker Pusat Litbang SDA Bandung yang sudah dalam tahap pengajuan permohonan pelelangan kepada KPKNL.
Penyelenggaraan Kehumasan mencakup publikasi kegiatan/hasil litbang; liputan kegiatan dan kunjungan; buletin; dan pembuatan film videotron sebanyak 1 (satu) dokumen oleh Bagian Tata Usaha. a. Peliputan kegiatan sebanyak 4 (empat) kali dan penerimaan tamu kunjungan sebanyak 7 (tujuh) kali, termasuk didalamnya penandatanganan kerjasama dengan pemerintah daerah. b. Penerbitan artikel publikasi kegiatan dan hasil litbang SDA di media massa (14 kali di media cetak dan 12 kali di Buletin) dan talkshow di radio serta Televisi (2 kali talkshow di televisi, 6 kali softnews televisi dan 4 kali softnews di radio. c. Pembuatan film videotron sebanyak 12 film, namun masih dalam proses yang disebabkan adanya perubahan DIPA dan pemberhentian sementara dana kegiatan. Penyelenggaraan tata persuratan dan kearsipan sebanyak 5 (lima) dokumen laporan oleh Bagian Tata Usaha, Balai: Sabo, Sungai, Pantai dan Rawa. Secara umum output ini mencakup: dokumen penyelenggaraan penerimaan, penomoran dan peng-agendaan surat, serta dokumen penyelenggaraan, pemberkasan dan pendistribusian surat. Penyelenggaraan penyebarluasan kegiatan/ workshop/ pameran/ seminar dan publikasi atau pendampingan teknis hasil litbang sebanyak 5 (lima) dokumen oleh Bidang Standarisasi dan Kerjasama, Balai: Irigasi, Sabo, Pantai dan Rawa. Bidang Standarisasi dan Kerjasama dengan 1 (satu) dokumen untuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut: Tabel 3.28 Penyebarluasan Kegiatan/Workshop/Pameran/Seminar dan Publikasi
NO
KEGIATAN
1.
4. 5.
Open House, (sebagai salah satu rangkaian acara kegiatan Kolokium) Pameran Rapat Kerja Kementerian PUPR Pameran Hari Air Dunia ke-23 tingkat Provinsi Jawa Barat Pameran Hari Air Dunia ke-23 tingkat Pusat Pameran Produk Hilir Karet 2015
6. 7.
Pameran 5th Indonesia Climate Change Pameran Hari Koperasi Nasional ke-68
8.
Pameran Pekan Lingkungan Indonesia
2. 3.
AKUNTABILITAS KINERJA
TEMPAT/WAKTU Kantor Puslitbang SDA Bandung, 18-21 Mei 2015 Gedung Serbaguna Kementerian PUPR, 6 Maret 2015 Cikapundung Promenade, Babakan Siliwangi, Bandung, 22 Maret 2015 Taman Waduk Pluit, Jakarta, 9-10 Mei 2015 Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, 1115 Mei 2015 Jakarta Convention Center, 14-17 Mei 2015 Lapangan Rumah Jabatan Gubernut NTT, Kota Kupang, 11-14 Juni 2015 Assembly Hall Jakarta Convention Center, 18-21 Juni 2015
97
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
KEGIATAN
TEMPAT/WAKTU
9.
Lapangan Parkir JCC Senayan Jakarta, 7-10 Agustus 2015
11.
Pameran Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Pameran Diseminasi dan Sosialisasi SPM dan AHSP Pameran Teknologi Tepat Guna
12. 13.
Pameran International Science Expo Pameran Konstruksi Indonesia
14.
Pameran Hari Bhakti PU 2015
10.
Hotel Plasa Semarang, 25-28 Agustus 2015 Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, 7-10 Oktober 2015 Gedung LIPI Jakarta, 8-11 Oktober 2015 Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, 4-6 November 2015 Lapangan Parkir JCC Senayan Jakarta, 27-28 November 2015
Balai Rawa menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan cakupan dan gambaran pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: a. b. c. d. e.
Partisipasi pada Pusat Litbang SDA di Bandung pada tanggal 19-21 Mei 2015 (stand Balai Rawa dalam Pameran Kolokium tahun 2015). Pembuatan maket ship lock dan maket kapal HATIGA. Cetak leaflet dan poster hasil kegiatan yang telah dilaksanakan Litbang Balai Rawa. Pengemasan materi/bahan sosialisasi diantaranya pembuatan video tutorial sounding dan pemasangan GPS-RTK. Pelaksanaan workshop dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM teknis, di Balai Rawa pada tanggal 4-5 Juni 2015 berjudul “Pelatihan Pengukuran Bathimetri dan Pemetaan Menggunakan Software Hydropro dan GPS Trimble R10” yang diikuti ±50 peserta dari beberapa instansi dan perguruan tinggi.
Balai Sabo menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan cakupan dan gambaran pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: a.
b.
98
Pengumpulan data mengenai produk teknologi berupa model sistem prakiraan dan peringatan dini banjir debris di Jember (Jawa Timur), Perangkat Lunak Prakiraan Dini Banjir Debris dan Tanah Longsor Berbasis Sistem Transfer Data Seluler di Banyumas (Jawa Tengah) dan Penerapan Sabodam Mikro untuk Pengendalian Aliran Lumpur pada Lahan Kritis di Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah), Uji Coba Bangunan Sabo dengan Metode SPAM di Padang (Sumatera Barat), dan Studi Penerapan Teknologi Sabo Untuk Pengendalian Aliran Debris di sepanjang alur Sungai Sibowintua (Sulawesi Tengah); Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Hasil Litbang Bidang Sabo di: - Jember (Jawa Timur): pada alat telemetri seluler, kondisi komputer server tidak dapat booting; alat curah hujan di Stasiun Gentong mengalami penyumbatan pada tipping bucket sehingga data tidak tercatat; Akses data tidak dapat lakukan karena pulsa seluler kosong dan display LED rusak. Peralatan pemantauan gerakan tanah dan curah hujan di Desa Cibangkong rusak dan perlu perbaikan menyeluruh; sistem peringatan dini tanah longsor tidak berfungsi cukup lama, penakar curah hujan dan pencatat gerakan tanah tidak berfungsi. - Banyumas (Jawa Tengah): Peralatan pemantauan banjir debris di Desa Selanegara tidak berfungsi; Peralatan penakar curah hujan dan tinggi muka air tidak dapat memberikan
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
c.
d.
informasi; Penampil data di Kecamatan Sumpiuh masih hidup, namun data terakhir per tanggal 27 April 2010. - Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah): Prototipe Sabodam Mikro di Sigeblog masih baik; Kondisi Sabodam mikro di Bakal sudah tertutup material dan sudah digunakan tidak semestinya. - Padang (Sumatera Barat): kondisi Sabodam Semen Tanah (SPAM) di Sungai Batang Arau dalam kondisi berfungsi dengan baik, namun pada bagian sayap kanan bangunan ada timbunan material yang berasal dari aktivitas Pabrik Semen Padang. Pembuatan maket hasil litbang bidang sabo, telah menyelesaikan 3 (tiga) desain maket (Komponen Bangunan Sabo, Sabodam Mikro, dan Gunungapi Merapi beserta Peralatan EWS) Penerbitan Jurnal Volume 10: November 2015. Selain itu dilakukan pencetakan buku Aplikasi Sabodam Mikro dalam Pengendalian Aliran Lumpur di Dataran Tinggi Dieng dan Stabilitas Pondasi Mengambang (Floating Fondation).
Balai Irigasi menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan cakupan dan gambaran pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: Kolokium dan Pameran hasil Litbang bidang irigasi belum banyak diketahui oleh stakeholder karena kurangnya sarana penyebaran informasi hasil litbang bidang irigasi, serta pendampingan teknis terkait irigasi. Balai Pantai menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan cakupan dan gambaran pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: Keikutsertaan pelaksanaan Kolokium di Puslitbang SDA; 5 (lima) kali keikutsertaan pelaksanaan seminar yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian PUPR. 7.
Operasional dan Pemeliharaan sebanyak 2 (dua) dokumen yang terdiri dari: a. Operasi dan Pemeliharaan terhadap Kapal Hatiga sebanyak 1 (satu) dokumen yang dilaksanakan oleh Balai Rawa. Output ini mencakup sewa Tambat Kapal HATIGA dan Pemeliharaan kapal HATIGA (pengisian BBM untuk pemanasan mesin Kapal HATIGA, dan Perawatan Kapal) selama 12 bulan. Adapun dalam rangka perbaikan atau rehabililitasi kapal HATIGA dilaksanakan dengan cara kontraktual melalui pihak ketiga (rekanan) dengan penunjukkan langsung. b. Operasional Dan Pemeliharaan Jaringan Sistem Alat Telemetri oleh Balai Pantai sebanyak 1 (satu) dokumen yang mencakup pelaksanaan kegiatan: pemeliharaan jaringan sistem alat telemetri; pengambilan data pasang surut dan data angin; dan menjamin konektivitas pengambilan data telemetri dengan server dalam jangka waktu 12 bulan.
3.3.3.3 Output Pengadaan Sarana dan Prasarana Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 37 unit pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai sebanyak: 37 unit dan atau dokumen/laporan (100%) yang termasuk didalamnya penanganan sarana/prasarana seluas 4.030m². Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: 1.
Pengadaan Alat Pengolah Data sebanyak 6 (enam) dokumen laporan dari 6 (enam) Balai/Bagian yang dilaksanakan masing-masing sebagai berikut:
AKUNTABILITAS KINERJA
99
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.29 Pengadaan Alat Pengolah Data NO
BALAI/BAGIAN
URAIAN
1.
Balai Sungai
Desktop PC i5 (3 unit); Desktop PC i3 (3 unit); UPS 650 VA (7 unit); Papper Shrader (2 unit); Digital Camera (1 Unit); Laptop i5 (2 unit); Barcode Scanner (1 unit); Scanner A4 (2 unit); Printer Colors A4 (2 unit); Printer Colors A3 (2 unit);
2.
Balai Sabo
3. 4. 5.
Balai Irigasi Balai Pantai Balai Rawa
6.
Bagian Tata Usaha (Pusat Litbang SDA)
Scanner Fujitsu Scansnap (2 unit); Printer A3 Canon Pixma IX-6870 (2 unit); Lenovo Think Centre Edge E-73 i5 (2 unit); Dell Vostro 3450 i3 (4 unit); LED TV Samsung 55” UA55H6400 (2 unit); IP Camera Surveillance (1 paket); dan UPS Smart 1500VA APC SMC1500i (2 unit). Revitalisasi Jaringan LAN: Access Switch (2 unit); Akses Point Type 1 (2 unit); Acces Point Type 2 (5 unit); dan masing-masing 1 unit untuk Internet Router (enterprise); core switch layer 3; firewall; langganan keamanan internet; Wireless LAN controller bundle 2 access point 1702 series; storage server 8xSAS 10K 2,5” 300GB dan server basis data. Ditambah dengan paket pendukung Computer PC dan UPS (6 unit); printer (2 unit); Cable UTP CAT 6 @ 300 m (5 set); dan masing-masing 1 unit satbilizer; jaringan LAN; dan ruang server. 6 unit laptop dan 1 unit Mesin Foto Copy 2 (dua) unit Desktop PC dan 1 (satu) unit Laptop/Notebook Masing-masing 1 unit pengadaan berupa: Printer A3, Printer Warna, Komputer PC , Pengadaan Laptop Lapangan, dan 2 unit Laserjet Printer. LED Display/Videotron 1 set, Computer Desktop 5 unit, Laptop1 unit, Printer Warna 2 unit, Projector 1 unit, Hard Disk External 1 unit, LED Monitor/TV 50” 1 unit, Mesin Tik 1 unit
2.
Pengadaan Buku-Buku Perpustakaan sebanyak 4 (empat) dokumen laporan yang dilaksanakan sebagai berikut: Tabel 3.30 Pengadaan Buku-Buku Perpustakaan
NO
BALAI/BAGIAN
URAIAN
1.
Balai Irigasi (18 Eksemplar)
Flow in Open Channels 3rd (Subramanya, Mcghill Publ, latest); Engineering Hydrology 3rd(Subramanya, mghill, latest); Urban Hydrology , Hidraulics & Stromwater Quality: (Engineering Applications and Computer Modelling)(Osman cs, wi, latest); Water Resources Systems (Planning and Management) (S.K. Jain cs, elsivier Publisher, latest); Crop Irrigation Management (Water and Soil) (Aiken, CRPress, 2015); The Complete Irrigation Handbook (management, pollution and solutions) (Davis Twomey, CR Press, 2015); Irrigation System (theory and practice)(Davis Twomey, CR Press, 2015); Handbook of Drainage System(Keith Wheatley, CR Press, 2015); Predictive Hydrology (A frequency analysis approach)(Andre Musy, sp crc, 2012); Rainfall-Runoff Modelling: The Primer, 2nd Edition(Keith J. Beven, Hardcover-Wiley-Blackwell, February 2012); Water Resources Engineering(Larry, wi, 2005); Open Channel Flow: (Numerical methods and computer applications)+VD-ROM(Roland Jeppson, cRc Press, 2011); Irrigation Management (Principles and Practices) (Burton, cb Publ, 2010); Sustainable Irrigation (Management, Technologies & Policies II) (C.A. Brebbia cs, WIT , 2008); Hydrometry (A comprehensive introduction to the measurement of flow in open channels)(Wubbo, crc, 2008); Groundwater Characterization, Management and Monitoring (Cunha and Nunes, WIP Ress, 2007); Sedimentation Engeenering(Vito, ASCE, 2006); Irrigation and Performance Drainage Assessment (Practical Guidelines)(Molden, cabi Press, 2005)
100
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
BALAI/BAGIAN
URAIAN
2.
Balai Sabo (16 Eksemplar)
3.
Balai Sungai (21 Eksemplar)
4.
Bagian Tata Usaha (6 set dan 3 eksemplar)
Geographic Information Systems in Water Resources Engineering; Remote sensing and Geographic Information System; Cohesiva Sediments in Open Chanel; Construction Site Erosion & Sediment Control; Hydrology and the Management of Water Environment Federation; Fuzzy Logic and Hydrological Modeling/Stanley; Fuzzy Logic and Hydrological Modeling/Zekai; The Riverine Ecosystems Synthesis: Toeards Conceptual Cohesiveness in River Science; Analisis Geostatistik; Perka LKPP No 14 2012 Tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; GIS : Mengelola Peta Digital (2); GIS : Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika) (2); dan Garis Besar Geomorfologi Indonesia (2) Post-Disaster Reconstruction Of The Built (Amaratungga); Handbook of Tunnel Engineering II (Bernhard Maidl); Irrgation System desaign, Planning and Construc (A Laycock); Elementary Surveying: International Version (Charles D. Ghilani); Water Resources in the Built Environment: Manageme (Colin A. Booth); City Futures in the Age of a Changing Climate (Tony Fry); Ecological Urbanism: The Nature of the City (Susannah Hagan); Numerical modeling of water waves (Pengzhi lin); Craigs Soil Mechanics 8ed (Knappett); HDPE Geomembranes in Geotechnics (Muller); Sedimentation Engineering: Measurements, Modeling (Marcelo H. Garcia); The art of resisting extreme natural forces (Brebbia); Capture and Reuse of Project Knowledge (Anumba); Construction Crew Supervision (Schmid); Handbook of Tunel Fire Safety (Amaz); Practical Channel Hydraulics (Knight); Water Resistant Design and Construction Illustrate(Walker); Specification for Tunnelling, 3rd Edition (Thomas); Hdyrology and the Managemnt of watersheds 3rd (brooks); Water Transport in Brick, Stone and Concrete 2E (Hall); dan Bridge Hydraulics (L. Hamill) Jurnal dari Reston ASCE mencakup: Journal of Waterway Port Coastal and Ocean Engineering (2014); Journal of Geotechnical and Geoenvironmental (2014); Journal of Hydraulic Engineering (2014); Journal of Hydrologic Engineering (2014); Journal of Environmental Engineering (2014); Journal of Irrigation and Drainage Engineering (2014); dan Buku-buku: Physical Models and Laboratory Techniques in Coastal Engineering (Stevem A. Hughes, 1993); Coastal Stabilization (Richard Silveseter, 1997); Design of Coastal Structures and Sea Defenses (Young C. Kim, 2014).
3.
Pengadaan Meubelair sebanyak 5 (lima) Unit/paket yang masing-masing dilaksanakan sebagai berikut: Tabel 3.31 Rincian Pengadaan Meubelair
NO
BALAI/BAGIAN
1.
Balai Pantai
2.
Balai Sabo
AKUNTABILITAS KINERJA
URAIAN Rak Kayu Perpustakaan (7 unit); Meja Resepsionis (1 Unit); Meja Makan Besi (8 unit); dan Kursi Fiberglass (15 unit). Lantai 1 Gedung A: Ruang Studi Mix Design: rak terbuka (4 unit) dan kursi lab (4 unit). Ruang Lab Beton: Meja Lab (7 unit); rak tertutup kaca (7 unit); rak buku (2 unit): meja cuci+drawer, rak pengering gelas dan tabung masing-masing 1 (satu) unit. Ruang Administrasi: Meja kerja (3 unit); kursi kerja (3 unit); dan rak tertutup kaca (3 unit). Ruang Perpustakaan: Rak buku (12 unit); rak terbuka (1 unit); kursi kerja (26 unit); meja baca (2 unit); meja perpustakaan (1 unit); kursi rapat (10 unit); dan meja kerja (2 unit). Lantai 2 Gedung A: Ruang Rapat: 1 unit meja rapat. Ruang Staff: Meja kerja (8 unit); kursi kasie (2 unit); kursi kerja (9 unit); dan rak arsip (3 unit).
101
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
BALAI/BAGIAN
3.
Balai Sungai
4.
Balai Rawa
5.
Bagian Tata Usaha (Pusat Litbang SDA)
URAIAN Lantai 1 Gedung B: Ruang Gudang: Meja Lab (3 unit); meja cuci+drawer (2 unit); kursi lab (5 unit) dan rak pengering geas/tabung (2 unit). Ruang Timbangan: 6 unit kursi lab. Ruang Oven: Meja Lab (1 unit) dan Kursi lab (4 unit). Ruang Sampel: Rak terbuka (5 unit). Ruang Penerima Tamu: Sofa double (2 unit); coffe table (1 unit); meja tamu (1 unit); kursi kerja (3 unit); rak publikasi (1 unit) plat nama sabo (1 unit) kursi tamu (2 unit). Ruang Staf dan Teknisi: Rak terbuka (2 unit); rak tertutup (2 unit); kursi kerja (3 unit) dan meja kerja (3 unit). Ruang Alat Survey: Rak terbuka (8 unit) dan rak tertutup (4 unit). Lantai 2 Gedung B: Ruang Pantry: Meja, sink, dan rak atas (1 set); serta meja makan dan kursi makan (1 set). Meubelair Kantor: Kursi susun (50 unit); kursi kantor (10 unit); Filling Cabinet Almari besi (4 buah); dan almari arsip kaca (3 unit). Lemari arsip besi (6 unit); Filling Cabinet (2 unit); Credenza (1 unit); Rak Buku (6 set); Kursi Kerja (21 buah); Wire Rack (2 set); Meja Kerja (10 unit); Meja rapat (1 set); Meja Kursi Tamu (1 set); Locker Security (1 unit); dan Meja Makan (1 set). Meja Kerja Laboratorium (2 unit), Lemari Asam (1 unit), Rak Pengering Gelas Lab (2 unit), Kursi Untuk Lab (5 unit), Lemari Untuk Lab (5 unit), dan Lemari Arsip (2 unit). Lemari Type 1 (1 Unit), Lemari Type (2 Unit), Lemari Type 3 (1 Unit), Lemari Type 4 (3 Unit), Filling Cabinet (1 Unit), Rak Besi (30 Unit), Lemari Panjangan (2 Unit), Kursi Type 1 (1 unit), Kursi Type 2 (4 unit), Kursi Type 3 (9 unit) dan Tripod (1 unit).
4.
Pengadaan Perlengkapan Sarana Gedung sebanyak 4 (empat) dokumen laporan sebagai berikut: a) Balai Sungai, 1 (satu) dokumen yang mencakup pengadaan: 3 (tiga) set Air Conditioner 1 ½ PK dan masing-masing 1 (satu) unit/set Vacuum Cleaner; Mesin Pemotong Rumput; TV LED 55 “; Water heater; dan CCTV. b) Balai Sabo, 1 (satu) dokumen yang mencakup pengadaan: berupa pengadaan alat pendingin ruangan dan portable wireless meeting serta termasuk penambahan daya listrik. c) Balai Rawa, 1 (satu) dokumen yang mencakup pengadaan: AC 1 PK, AC 2 PK, kamera, mesin penghancur kertas, proyektor, exhause fan untuk lab, exhause fan dan teleconference. d) Bagian Tata Usaha, 1 (satu) dokumen yang mencakup 1 Unit/Paket Pengadaan Lift Gedung Utama Pusat Litbang SDA, Bandung.
5.
Pengadaan Alat/Perkuatan Laboratorium dalam Rangka Mendukung Kegiatan Prioritas Pengadaan 10 (sepuluh) unit. 4 (empat) unit diantaranya dilaksanakan oleh Bidang Sumber Daya Kelitbangan dan 6 (enam) unit lainnya dilaksanakan oleh Balai/Satker, yaitu sebagai berikut: Tabel 3.32 Pengadaan Alat/Perkuatan Laboratorium
NO
BALAI/BIDANG
URAIAN
1.
Bidang SDK/ Balai Lingkungan Keairan
Alat Standar Kalibrasi Kecepatan Angin Thermal; Counter Timer; Alat Kalibrasi kelembaban Udara; Heating Mantle; Water Purification System; Komputer / PC Server; Monitor LED; Rack System Closed; Server; dan Drone.
102
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
BALAI/BIDANG
URAIAN
2.
Bidang SDK/ Balai Lingkungan Keairan
Daya Hantar Listrik Meter; pH Meter; COD Blok Digister + Tube Lengkap; Alat Saringan TSS; Portable Dissolved Oxygen Meter; Hot Plate; dan Heating Mantle.
3.
Bidang SDK/ Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan
4.
Bidang SDK/ Balai Hidrologi dan Tata Air
5.
Balai Irigasi
6.
Balai Sungai
7.
Balai Sabo
Continuous Consolidation Cell for CRS Test; Slake Durability Apparatus; Laboratory Crusher; Laboratory Coring Machine 2-Speed, Complete with Water Inlet, 230 v, 50 - 60 Hz, 1 ph; dan Semi Automatic Test System Uniaxial and Triaxial Test on Rock Spesciment. Alat Thermo-Hygro Barometer Digital): Hight Accuracy Handhled GPS; Kabel Geolistrik Iris Syscal Junior Multielectrode; Jam AWLR; GPS Antenne for Maximum Flexibility for Geo 7x; Rengelinder Modul for Geo 7x; dan Paket pelatihan Alat GPS, trimble Geo 7x with Terrasync professional Software. 1 (satu) unit Water Destillation Apparatus Stainless Steel, 1 (satu) unit Water Bath (Hydrometer Jar Bath), 4 (empat) unit Mobile Monitoring Data Tools dan1 (satu) unit Electro Magnetic Current Meter. Oven Digital (1), Piknometer (13); Water pass (3); dan masing-masing 1 (satu) Set: Alat Batas Plastis Tanah; Alat Batas cair Tanah dan Alat batas Susut Tanah; Hidrometer; Alat Pemadatan Tanah Laboratorium Otomatis; Alat Konsolidasi Tanah Otomatis; Alat Uji Geser Langsung; Timbangan digital (620 g; 4200 g; dan 8200 g); Ayakan; Alat pengamat kecepatan aliran; Alat Fotogrametri; Gambar 3.60 Pompa Sentrifugal dan 1 (satu) Pompa Sentrifugal 150 ltr/det berikut kelengkapannya. GPS Geodetik GNSS Dual Freq L1+L2 (GPS + GLONASS); Mesin Diesel 638 cc; Tri pod; Heavy Duty Chain Block 5.0 Ton X 5.0 m; Jack Stand (Dongkrak); Ajustable wrench (kunci inggris); Socket Set SQ 1/4” + SQ 3/8” + SQ1/2”, mm + inch (147pcs); Rubber Hammer; Heavy Duty Pipe Vise; Pompa Pompa Air Engine 3"; Mesin Pemotong Rumput; Mesin Penyedot Debu; Shrinkage limit set; Top Loading Balances Capacity 420 Gram, 6000 Gram, dan 10000 Gram; Compaction Rammer / Proctor Rammer Untuk Kepadatan Ringan; Compaction Rammer /Proctor Rammer Untuk Kepadatan Berat; Universal specimen extruder; General utility hot plates; Digital hot plates; Digital caliper, range 0-200 mm; Digital caliper, range 0-300 mm; Platform Handtruck 300 kg; Handy Cam; Desktop PC untuk Otomatisasi Alat Tranducer; Desktop PC untuk Pengolah Data Pengujian Laboratorium; Desktop PC untuk Databse Laboratorium; Printer A4 + Scan; dan Printer A3.
Gambar 3.61 GPS Geodetik GNSS Dual Freq
AKUNTABILITAS KINERJA
103
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
BALAI/BIDANG
8.
Balai Pantai (2 unit)
9.
Balai Rawa
6.
URAIAN Alat Pengangkat (Forklift) 2-2,5 ton (1 unit), Alat pembersih Kolam uji (1 unit), trolley 500-700 kg (1 unit), alat penyapu (1 unit) dan alat pembersih lantai (1 unit). Pengadaan Alat sebanyak 1 (satu) Unit Alat Bathimetric System. Pengadaan ini dilaksanakan secara kontraktual dan sempat mengalami pelelangan ulang. Sudah dapat diselesaikan kendatipun sempat mengalami hambatan (keterlambatan dari Amerika). Total Station (1 Unit), AWLR (1 Unit), GPS RTK (1 Unit), Keypad GPS RTK (1 Software), dan Current Meter (2 Unit).
Peralatan Peningkatan Layanan Laboratorium dan Advis Teknis sebanyak 1 (satu) dokumen oleh Balai Irigasi. Dalam rangka penguatan lembaga dilaksanakan penambahan peralatan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan kepada pelanggan khususnya BBWS di bidang advis teknis dan inspeksi kinerja jaringan irigasi. Peralatan tersebut diantaranya Water Leak Detector, Laser Distance Meter dan Canal Flow Profile.
Gambar 3.62 Water Leak Detector, Laser Distance Meter dan Canal Flow Profile
7.
104
Renovasi/Peningkatan Gedung/Bangunan Pusat Litbang Sumber Daya Air sebanyak 7 (tujuh dokumen) dengan luasan total 4.030 m². Adapun capaian output ini berasal dari beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Peningkatan Gedung dan Bangunan berupa renovasi dan perbaikan gedung kantor seluas 1.362m² yang terlaporkan dalam 1 (satu) dokumen dan dilaksanakan secara kontraktual. Lingkup pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan pengecetan dan kitchen-set gedung Informasi Center, perbaikan rumah jabatan, perbaikan pipa air bersih, perbaikan pagar kantor Balai Irigasi dan lain-lain. b. Perbaikan gedung seluas 320m² dan Perencanaan DED Gedung sebanyak 1 (satu) dokumen DED dari Balai Rawa: - Perbaikan gedung dengan rincian: pembuatan tangga, penutup lantai dan dinding, plafond dan perbaikan atap, dinding partisi dan kusen pintu –jendela dan pengecatan, pemeriksaan fisik pekerjaan dan serah terima pekerjaan atau sudah selesai dikerjakan. Pada kegiatan ini terdapat penambahan dana untuk penambahan volume pembuatan pagar dan pengurukan teras lantai dasar. - Perencanaan DED mencakup tahapan penyusunan rencana kerja (konsep teknis, organisasi, sumber daya, metode, survey, skema dan konsep desain), pengembangan rencana (gambar rencana arsitektur, utilitas, rencana anggaran dan syarat) dan rencana detil (rencana pelaksanaan arsitektur, struktur, mekanikal, dan eletrikal). c. Renovasi Bangunan Mess Dago Pusat Litbang Sumber Daya Air seluas 286,60m2 (3 Lantai) dan dilaporkan dalam 1 (satu) dokumen oleh Bagian Tata Usaha. Lingkup pekerjaan mencakup: Pekerjaan bongkaran, tangga baru, pondasi, lantai, dinding, plafond, kusen, AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
d.
e.
elektrikal, sanitair, dan ground reservoir. Dalam masa pelaksanaan kontrak terjadi beberapa perubahan-perubahan desain yang mengakibatkan pertambahan waktu penyelesaian pekerjaan sehingga mundur dari awal kontrak. Sesuai dengan adendum kontrak pekerjaan selesai pada akhir bulan november. Pembuatan Ruang Rapat di Pusat Litbang SDA dengan luas 550m² dan dilaporkan dalam 1 (satu) dokumen pelaksanaan berupa pekerjaan renovasi lantai 5 Gedung Balai Lingkungan Keairan, Bandung. Rincian pekerjaan tersebut berupa pembongkaran, pekerjaan lantai, dinding, plafond, kusen, elektrikal, sanitair dan finsihing. Pembuatan Jalan Akses Jalan Laboratorium Indoor dan Pembuatan Rumah Pompa, Kolam Tandon dan Saluran Pembagi dengan total luas 526m² dan dilaporkan menjadi sebanyak 1 (satu) dokumen oleh Balai Sungai.
Gambar 3.63 Akses Jalan Laboratorium
f.
g.
Gambar 3.64 Bangunan/ Rumah Pompa dan Kolam Tandon
Peningkatan Gedung Bangunan dengan luas 496m² dan dilaporkan sebanyak 1 (satu) dokumen/laporan oleh Balai Sabo. Output ini dicapai dengan pelaksanaan renovasi Laboratorium Beton dan Laboratorium Mekanika Tanah, dan pendukungnya berupa Pembuatan jembatan/jalan penghubung; pembuatan mushola; pembuatan sumur resapan; pembuatan canopy, pemasangan instalasi listrik. Sarana Laboratorium Perkuatan Kolam Gelombang dengan luas 485m² dan dilaporkan menjadi 1 (satu) dokumen/laporan oleh Balai Pantai. Pengadaan Perkuatan Gelombang pagu Rp.504.864.000,- dilaksanakan secara kontraktual senilai Rp.418.000.000,- dan terjadi penambahan pekerjaan sehingga nilai yang terkontrak berikut perubahan (amandemen) menjadi Rp.439.632.000.
3.3.3.4 Output Perencanaan dan Monev Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 9 (sembilan) dokumen/laporan pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: 1.
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran sebanyak 6 (enam) Dokumen (yang dilaksanakan oleh 6 satuan kerja dalam koordinasi Bidang Program dan Evaluasi). Dalam output ini mencakup pelaksanaan kegiatan: a. Penyusunan Perjanjian Kinerja tahun 2015 dan revisinya;
AKUNTABILITAS KINERJA
105
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
b.
c. d.
Perencanaan Kegiatan Anggaran tahun 2016 (Sosialisasi Penataan Arsitektur Dan Informasi Kinerja (ADIK); Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting) Penyusunan Renja KL; Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI; Sosialisasi Aplikasi RKA-K/L 2016; Penyusunan RKA-K/L 2016; Penelaahan Direktorat Jenderal Anggaran Tahap 1; Penyusunan RKA-K/L 2016 sesuai Alokasi Anggaran; Penelitian, Reviu dan Penelaahan RKA-K/L 2016; Penerimaan usulan kegiatan, output, anggaran (proposal); Persiapan, Pembahasan dan Evaluasi Proposal 2016; Klarifikasi Proposal 2016; Revisi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2015 (Pemanfaatan dan Refocusing; Perubahan Nomenklatur; dan Perubahan Struktur Output) Tabel 3.33 Alokasi Anggaran Pusat Litbang SDA Tahun 2016
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6.
SATUAN KERJA Pusat Litbang SDA Balai Litbang Teknologi Irigasi Balai Litbang Teknologi Sungai Balai Litbang Teknologi Pantai Balai Litbang Teknologi Sabo Balai Litbang Teknologi Rawa TOTAL
PEGAWAI
BELANJA (ribuan rupiah) BARANG OPS NON-OPS
MODAL
JUMLAH
24.596.855
8.010.646
50.320.759
6.575.039
89.503.299
5.215.695
3.011.670
5.785.272
283.688
14.296.325
4.704.374
2.546.409
5.690.168
703.935
13.644.886
2.252.778
2.985.374
5.420.839
1.345.150
12.004.141
6.433.412
2.374.590
6.783.127
732.839
16.323.968
1.772.542
1.496.125
6.787.247
171.466
10.227.380
44.975.656
20.424.814
80.787.413
9.812.117
156.000.000
Sumber: Bidang Program dan Evaluasi 2015
2.
3.
106
Penyusunan Renstra 2015-2019 dan Integrasi Kegiatan Terpadu sebanyak 1 (satu) dokumen yang dilaksanakan oleh Bidang Program dan Evaluasi. Diantara dokumen yang dihasilkan dari output ini adalah draft Renstra Pusat Litbang SDA 2015-2019 berdasarkan versi ADIK (Aristektur dan Informasi Kinerja). Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pusat Litbang SDA sebanyak 1 (satu) dokumen dilaksanakan oleh Bidang Program dan Evaluasi dengan target yang terdiri dari dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pusat Litbang Sumber Daya Air Tahun 2014 (diselesaikan pada Februari 2015); dokumen Laporan Tahunan Pusat Litbang Sumber Daya Air Tahun 2014 (diselesaikan Maret 2015); dan terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pusat Litbang Sumber Daya Air Tahun Anggaran 2015 yang mencakup: Gambar 3.65 Laporan Kinerja Instansi a. Pembahasan/Evaluasi RMP kegiatan Pusat Pemerintah dan Laporan Tahunan Pusat Litbang SDA TA. 2015, dilaksanakan pada Litbang SDA tahun 2014 tanggal 27-30 Januari 2015 (48 kegiatan Litbang dievaluasi oleh 8 orang, 125 kegiatan Dasar dievaluasi oleh 7 otang, serta dibantu oleh 3 Narasumber merangkap evaluator).;
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
b. c. d.
e. f.
4.
Pembahasan/evaluasi Laporan Awal dilaksanakan pada tanggal 4-7 Mei 2015 dan pelaksanaan Klarifikasi/Presentasi Laporan Awal dilaksanakan pada tanggal 4-16 Juni 2015; Pembahasan/evaluasi Laporan Interim dilaksanakan pada tanggal 11-14 Agustus 2015 dan pelaksanaan Klarifikasi Laporan Interim dilaksanakan pada tanggal 10-16 September 2015; Pembahasan/evaluasi Konsep Laporan Akhir dilaksanakan pada tanggal 16-21 November 2015 dan pelaksanaan Klarifikasi Konsep Laporan Akhir dilaksanakan pada tanggal 30 November-4 Desember 2015; Tersusunnya Dokumen Rencana Aksi tahun 2015 dan Dokumen Monitoring-Evaluasi Triwulan 4 tahun 2014 serta Triwulan 1 s.d 3 tahun 2015; dan Tersusunnya Draft Dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pusat Litbang SDA tahun 2015.
Evaluasi Kinerja Teknologi sebanyak 1 (satu) dokumen yang dilaksanakan oleh Bidang Program dan Evaluasi. Adapun dalam pelaksanaan subkegiatan ini telah mengidentifikasi 6 (enam) teknologi hasil Litbang Bidang SDA yang telah termanfaatkan dan memenuhi kriteria outcome atau output berkualitas outcome. Selain dari teridentifikasinya 6 (enam) teknologi termanfaatkan tersebut, telah dilakukan juga pemantauan sebagai berikut: a. Monitoring di BBWS/BWS Jaringan Hidrologi Secara Real Time yang telah terpasang di tahun 2014: Kegiatan Pembangunan Jaringan Hidrologi Nasional Real Time Balai Hidrologi TA. 2014, di BBWS Citarum telah terpasang Pos Telemetri yang terdiri dari 2 AWLR dan 4 ARR. Dalam perjalanannya alat tersebut ada yang tidak berfungsi/ mati; dan Pemantauan di BBWS MesujiSekampung Lampung; b. Jaringan Perpipaan Untuk Irigasi Pada Lahan Datar melalui Pemantauan pada 30-31 Maret 2015, di Desa Panulisan, Kecamatan Dayeuh Luhur, Kabupaten Cilacap; c. Pengembangan Sistem Manajemen Operasi Irigasi Gambar 3.66 Pemantauan Jaringan Hidrologi secara Realtime di BBWS (SMOI), dipantau tanggal 30 Maret s/d. 1 April Citarum 2015. Kelemahan data debit di saluran tersier masih manual yg diukur oleh warga Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A); d. Optimasi Pemanfaatan Radar Cuaca Untuk Siaga Bencana Di Daerah Gunung Merapi, Pemantauan tanggal 8 April 2015, Stasiun Radar Balai Sabo; e. Optimasi Kapasitas Tampung Bangunan Sabo Pasca Erupsi Merapi 2010 (Studi Kasus di DAS Woro), melalui pemantauan tanggal 8 April 2015, Gambar 3.67 Pemantauan Sistem ke Stasiun/ Tower CCTV di Kali Putih; Manajemen Operasi Irigasi (SMOI), Kab. f. Pemanfaatan Air Sungai Dengan Penerapan Banyumas Teknologi Pompa Air Tenaga Hidro, tanggal 6-7 April 2015, Balai Sungai perlur segera menyusun dan merencanakan Berita Acara Serah Terima Barang, beserta Panduan OP; g. Pengembangan Teknologi Pemanfaatan Energi Gelombang Laut, pemantauan tanggal 30 Maret - 1 April 2015, Pantai Santolo;
AKUNTABILITAS KINERJA
107
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
h.
Adapun pemantauan Penerapan Teknologi Pengolahan Air Baku di Kawasan Perbatasan tidak terlaksana sebagaimana direncanakan.
3.3.3.5 Output Kerjasama Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 1 (satu) dokumen pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai 100% melalui kegiatan Perintisan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri. Adapun output ini mencakup 12 (duabelas) dokumen perjanjian kerjasama dalam dan luar negeri (3 diantaranya berupa perintisan kerjasama, pengiriman delegasi, dan penyelenggaraan kegiatan bersama), 1 (satu) dokumen pemantauan aktifitas organisasi internasional, dan 1 (satu) dokumen monitoring dan evaluasi kemajuan kerjasama. Adapun dalam realisasinya, Pusat Litbang SDA dapat melakukan komitmen kerjasama sebagai berikut: Tabel 3.34 Realisasi Perjanjian Kerjasama Pusat Litbang SDA NO
LEMBAGA/INSTANSI
TANGGAL
1.
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
Solo, 14 Januari 2015
2.
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Muhammadiyah Badan Litbang Daerah Provinsi Kalimantan Timur Fakultas Teknik Universitas Hasanudin
Bandung, 5 Maret 2015
Program Pasca Sarjana Universitas Katolik Parahyangan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung UNESCO IHE
Bandung, 5 Juni 2015
BMKG, LAPAN, BIG, Badan Pengusahaan Batam dan KICT Belanda dan Hongaria
-
Penyelenggaraan bersama Refresher Course on Managing Flood For Spate Irrigation Development Related To Food Crops Security Reflex To The Impact Of Climate Change. Perintisan Kerjasama.
2-7 November 2015 Bali, 15 Desember 2015
Pengiriman Delegasi Program Indonesian Benchmarking for NCICD. Penandatanganan Collaboration Agreement on the Building with Nature (BWN) Indonesia – Securing Eroding Delta Coastline Project.
Jakarta, 21 Desember 2015
Pemanfaatan dan Pertukaran Data dan Informasi untuk Pembangunan Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir dan Gerakan Tanah.
3. 4. 5.
6.
7. 8.
9.
10. 11.
12.
108
Direktorat Pesisir Kementerian Perikanan dan Kelautan dan Ecoshape Consortium BNPB, BMKG, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Malang, 17 Maret 2015 Samarinda, 24 Maret 2015 Makasar, 16 April 2015
Bandung, 15 Juni 2015 Bandung, 26-30 Oktober 2015
LINGKUP KERJASAMA Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pemagangan, kerja praktek, review kurikulum, penelitian bersama dan resource sharing. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pemagangan, kerja praktek, review kurikulum, penelitian bersama dan resource sharing. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pemagangan, praktek kerja, dan penelitian bersama. Kerjasama penelitian dan pengembangan bidang SDA. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pemagangan, kerja praktek, penelitian bersama dan kegiatan ilmiah lainnya. Peningkatan keahlian dan peningkatan muru keluaran penelitian dan pengembangan bidang SDA. Penanganan permasalahan bidang SDA
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Terkait dengan pemantauan aktifitas organisasi internasional telah dilakukan beberapa hal sebagai berikut: a. b. c. d.
Pengiriman delegasi ke pertemuan 17th Congress WMO (Cg-17) yang dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015. Pengiriman delegasi untuk menghadiri the 9th session of working group on Hydrology RA V WMO pada 9-13 November 2015 di Brisbane Australia. Pelatihan Drought Early Warning System on Hydrology, Indonesian Regional Training Center (InaRTC) pada tanggal 23-25 November 2015 di Citeko. Pengiriman delegasi untuk menghadiri short course terkait water quality management in K-Water di Korea pada tanggal 30 November- 4 Desember 2015.
Gambar 3.68 Penandatanganan PKS Pusair – Universitas Veteran dan Penandatanganan Collaboration Agreement on Building with Nature
Adapun terkait Monitoring dan Evaluasi Kemajuan Kerjasama, telah dikirimkan formulir evaluasi terkait kerjasama Pusat Litbang SDA dengan Universitas Taman Siswa dan Dinas PU Kab. Temanggung; formulir monitoring ke seluruh Balai di lingkungan Pusat Litbang SDA; dan formulir usulan kerjasama Puslitbang SDA di tahun 2016. 3.3.3.6 Output Kepegawaian dan Ortala Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 6 (enam) dokumen pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai 100%. Output ini dicapai melalui kegiatan Administrasi Pembinaan dan Pengelolaan/Pemberdayaan Kepegawaian/SDM yang dilaksanakan di masing-masing Satuan Kerja Pusair (Bidang Sumber Daya Kelitbangan, termasuk dalam hal pembinaannya), Irigasi, Sabo, Sungai, Pantai dan Rawa. Secara umum, dalam hal pembinaan pegawai telah dilakukan pengurusan Jabatan Fungsional berjumlah 48 pegawai dan Pengurusan Penilaian Prestasi Kerja 2014 sebanyak 411 pegawai, sedangkan untuk Sasaran Kerja Pegawai (SKP) tahun 2015 sebanyak 303 pegawai. Selain itu telah diusulkan pembebasan sementara 8 (delapan) jabatan fungsional, dimana 3 (tiga) diantaranya masih dalam proses, dan proses pengaktifan kembali sebanyak 3 (tiga) jabatan fungsional tertentu, serta usulan orasi jabatan Peneliti Utama Drs. Waluyo Hatmoko, Msc. Adapun dalam hal pengelolaan pegawai telah diselesaikan berupa: a.
Pengurusan Kenaikan Pangkat (KP) tahun 2015 sebanyak 113 pegawai. Periode April telah dilaksanakan pada minggu kedua bulan Januari sebanyak 89 pegawai (KP Otomatis 69 orang, KP Pilihan 20 orang) sedangkan untuk periode Oktober telah dilakukan proses pemberkasan sebanyak 25 orang (KP Otomatis 9 orang, KP Pilihan 16 orang).
AKUNTABILITAS KINERJA
109
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
b.
c. d. e.
f. g.
h.
Pengurusan Pensiun Pegawai Puslitbang Sumber Daya Air sebanyak 9 (sembilan) pegawai, dengan 7 (tujuh) pegawai diantaranya telah memegang SK dan 2 (dua) pegawai lainnya sedang proses di BKN. Pengurusan Kenaikan Gaji Berkala (KGB) sebanyak 96 pegawai. Pengurusan Inpassing Gaji telah dilaksanakan pada bulan September 2015 sebanyak 415 pegawai dengan adanya tambahan 4 (empat) CPNS 2014. Pengurusan Tanda Penghargaan sebanyak 22 pegawai. Pemberkasan dilaksanakan pada minggu kedua bulan Maret 2015, untuk pemberkasan Satyalancana Karya Satya 10, 20 dan 30 tahun sebanyak 21 pegawai sedangkan untuk pemberkasan Satyalancana Pembangunan 2015 sebanyak 1 pegawai. Pengurusan cuti dari sebanyak 140 pengajuan. Sosialisasi SPT melalui e-Filling tahun Pajak 2014, sosialisasi e-PUPNS, dan penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKSN). Adapun pengisian laporan kekayaan melalui https://siharka.menpan.go.id dan disertai penyerahan bukti pelaporannya adalah sebanyak 358 pegawai. Penyusunan Analisa Jabatan (Anjab) dan Analisa Beban Kerja (ABK) sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR No. 15/PRT/M/2015.
3.3.3.7 Output Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 23 dokumen pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Adapun kegiatan dan rincian output yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: 1.
Peningkatan Sarana Kelitbangan sebanyak 1 (satu) dokumen melalui Bidang Sumber Daya Kelitbangan. Output ini mencakup: Fasilitasi dan dukungan administrasi untuk akreditasi Laboratorium; peningkatan kompetensi personil pengelola laboratorium; Fasilitasi pembayaran iuran tahun kedua akreditasi Lembaga Inspeksi; Pelaksanaan dan Peningkatan Sistem Managemen Lembaga Inspeksi dan SDM-nya; Pelaksanaan, Peningkatan SMM dan kompetensi personil SMM; dan Fasilitasi/pengurusan pendaftaran dan drafting paten. Adapun jumlah invensi/penemuan baru Litbang bidang SDA yang sedang dalam proses di Ditjen HKI (sudah terdaftar) adalah sebanyak 12 (duabelas) invensi dengan 11 (sebelas) invensi diantaranya sudah dipublikasikan. Sampai dengan akhir tahun 2015 sudah didaftarkan 2 (dua) invensi baru dan terdapat 2 (dua) invensi masuk dalam daftar usulan Paten tahun 2015. Daftar pengajuan Paten Pusat Litbang SDA tersebut adalah sebagaimana berikut ini: Tabel 3.35 Daftar Paten Pusat Litbang SDA Ttahun 2015
NO
NAMA INVENSI
1.
Pintu Air Berbahan Fiberglass dengan Tonjolan pada Bagian Bawahnya untuk Meredam Aliran Turbulensi. Sprinkler dengan Debit Kecil yang dapat Mengotimalkan Keseragaman dan Jarak Pancaran Box Tersier Ferosemen Pra-Cetak
2.
3.
110
UNIT Balai Irigasi
Balai Irigasi Balai Irigasi
STATUS
KETERANGAN
Paten Sederhana (ID S0001220) 3 Desember 2012 Paten Sederhana (ID S0001216) 18 November 2012 Paten (ID P0033944) 19 Juni 2013
Sudah mendapat sertifikat Paten dari Ditjen HKI (Pemeliharaan)
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
NAMA INVENSI
UNIT
4.
Sprinkler yang dapat Memancarkan Cairan secara Merata
Balai Irigasi
5.
Metode Pengolahan Limbah Cair untuk Mengendalikan Zat-Zat Beracun dan Berbahaya yang Terkandung dalam Limbah Hasil dari Laboratorium Pengujian Kualitas Air Metode Pencegahan Pencemaran Air Tanah Akibat Sumur Resapan Air Hujan dan Produknya.
Balai Lingkungan Keairan
7.
DAM Aerator untuk Perbaikan Kualitas Air Permukaan pada Sungai dan Saluran Irigasi,
Balai Lingkungan Keairan
8.
Metode dan Peralatan Pengolahan Air Irigasi untuk Menghasilkan Air Baku yang Bersih
Balai Lingkungan Keairan
9.
Kincir Air yang Disempurnakan
Balai BHGK
10.
Metode dan Peralatan Pembuatan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan untuk Penyediaan Air Baku
Balai HITA
11.
Metode dan Peralatan untuk Pencegahan terhadap Erosi Garis Pantai
Balai Pantai
12.
Alat Pembuat Bunyi Tanda Peringatan Dini Banjir yang Disempurnakan
Balai Sabo
6.
Balai Lingkungan Keairan
STATUS Paten (ID P0027768) 8 Maret 2011 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 6 Maret 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 6 Maret 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 28 Agustus 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 8 Mei 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 8 Mei 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 6 Maret 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 27 November 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012
KETERANGAN
Pemeriksaan Substantif (Batas pengajuan pemeriksaan Paten paling lambat 3 tahun sejak penerimaan permohonan)
Pemeriksaan oleh Ditjen HKI: belum memenuhi persyaratan formalitas
13.
Revetmen Pengaman Pantai dari Susunan Armor Blok Beton Berkait
Balai Pantai
14.
Metode Penurunan Zat Pencemar Organik dengan Bioremediasi oleh Bakteri Indigenous
Balai Lingkungan Keairan
15.
Bangunan Pemecah Gelombang Ambang Rendah dari Karung Geotekstil untuk Pengendali Erosi Pantai
Balai Pantai
16.
Metode Perbaikan Kualitas Air Baku Tercemar Limbah Penduduk menggunakan Taman Ekoteknologi (Ekotek Garden) Saringan Tetes Bertingkat dan Beraerasi (EGA Sattira)
Balai Lingkungan Keairan
AKUNTABILITAS KINERJA
Pendaftaran: 13 Desember 2013 Publikasi: 19 Juni 2015 Pendaftaran: 13 Desember 2013 Publikasi: 19 Juni 2015 Pendaftaran: 13 Desember 2013 Publikasi: 19 Juni 2015 Pendaftaran: 13 Desember 2013 Publikasi: 19 Juni 2015
Proses selanjutnya: Pemeriksaan Substantif (Batas pengajuan paling lambat 3 tahun)
111
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
17.
18.
19.
20.
NAMA INVENSI
UNIT
untuk dimanfaatkan Kembali dan Produk yang Terkait dengan Invensi ini Metode Mengurangi Limpasan Air Permukaan pada Permukiman dan Perkotaan secara Tegak dan Mendatar yang Ramah Lingkungan dan Produk yang terkait dengan Inevensi ini Metode Penerapan Blok Beton Kubus Kaki Enam dalam Penanggulangan Masalah Gerusan Lokal dan Penurunan Dasar Sungai Proses Pengolahan Air Baku dengan Kadar Warna dan Organik Tinggi menjadi Air Bersih yang Terpadu dan Hemat Lahan beserta Produk yang terkait dengan invensi ini Sistem Manajemen Operasi Irigasi Berbasis Website (SMOI)
STATUS
Balai Lingkungan Keairan
Pendaftaran: 10 Maret 2015
Balai BHGK
Pendaftaran: 10 Maret 2015
Balai Lingkungan Keairan
Proses Pendaftaran
Balai Irigasi
Proses Pendaftaran
KETERANGAN
Dalam proses publikasi (pengumuman segera setelah 18 bulan sejak tanggal penerimaan)
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2015
2.
Pengembangan SPM sebanyak 7 (tujuh) dokumen yang dilaksanakan melalui Balai-Balai sebagaimana berikut ini: Tabel 3.36 Pengembangan SPM di Lingkungan Pusat Litbang SDA
NO
PELAKSANA
LINGKUP OUTPUT/KOMPONEN OUTPUT
1.
Balai BHGK (1 Dokumen)
2.
Balai LK (1 Dokumen)
3.
Balai HITA (1 Dokumen)
4.
Balai Irigasi (1 Dokumen) Balai Sabo (1 Dokumen)
Review pedoman/standar bidang bangunan hidraulik dan geoteknik keairan yang telah berumur lebih dari 10 tahun, yaitu: pengembangan pedoman R-1 mereview standar SNI 03-4148.1-2000; Tata Cara Pengambilan Contoh Tanah dengan Tabung Dinding Tipis; dan pengembangan pedoman R-1 mereview standar SNI 03-67902002 Metode Penyiapan Benda Uji dari Contoh Tanah Terganggu. Tersusunnya 1 (satu) dokumen pedoman/standar baru bidang bangunan hidraulik dan geoteknik keairan yaitu pengembangan R-1 pedoman standar Pengukuran Cross Hole. Rancangan Rancangan Pedoman (R-0) Pengujian kromium total dalam sedimen dasar sungai dengan metode Spektrometer serapan atom nyala (AAS-Nyala). Mencakup: Tersusunnya pedoman pengujian logam Cr dalam sedimen; dan pengembangan teknik pengujian logam Cr dalam sedimen dengan AAS-Nyala Rancangan Pedoman (R-0) Pengecekan data kualitas air alami. Rancangan Pedoman (R-0) Pengelolaan peralatan kualitas air di lapangan. Mencakup: Tersusunnya rancangan pedoman Pengelolaan peralatan kualitas air di lapangan; dan Pengelolaan peralatan kualitas air di lapangan. Tersusunnya pedoman Pembuatan Lengkung Debit Sungai/Saluran Terbuka (Revisi SNI 03-2822-1992) yang mencakup metode grafis, analitis dan gabungan grafisanalitis. Tersusunnya Pedoman Penyusunan Pola Operasi Waduk Tunggal Multiguna untuk memudahkan operasional waduk (peningkatan R-0 menjadi R-1). Tersusunnya R-0 Pedoman Operasi Irigasi Mikro.
5.
112
R-0 menjadi R-1 yang mencakup Pedoman Pemeliharaan Bangunan Sabo dan Pedoman Sistem prakiraan dan peringatan dini; dan pemetaan daerah bahaya banjir bandang.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
6. 7.
3.
4.
PELAKSANA
Balai Sungai (1 Dokumen) Balai Pantai (1 Dokumen)
LINGKUP OUTPUT/KOMPONEN OUTPUT Revisi SPMK Produk Bidang Sabo: Perencanaan teknis bendung pengendali dasar sungai (2 Judul R-1 dan 1 Pedoman) Tersusunnya R-0 Pedoman Perencanaan Teknis Pompa Air Tenaga Hidro Terpenuhinya gambar konstruksi, analisa perencanaan, analisa material, peralatan dan metoda pelaksanaan konstruksi, dan spesifikasi teknis dalam: Konsep Pedoman (R-0) Penyediaan Air Baku di Pantai Berkarang Cara Sederhana Konsep Pedoman (R-0) Perencanaan Pemecah Gelombang Ambang Rendah Konsep Pedoman (R-0) Monitoring dan OP Pemecah Gelombang Ambang Rendah
Penyusunan Jurnal dan Pencetakan Buku-Buku Produk Litbang sebanyak 3 (dokumen) melalui Bidang Standarisasi dan Kerjasama, Balai Irigasi dan Balai Sungai. a. Bidang Standarisasi dan Kerjasama, 1 (satu) dokumen yang didalamnya terdapat - pencetakan buku hasil Litbang sebanyak 3 (tiga) judul buku: (1) Model Pendukung Penanggulangan Kekeringan Berbasis Disaster Risk Management; (2) Pengendalian Drainase Gambut di Kawasan Penyangga Budidaya Terbatas; dan (3) Aplikasi Sabodam Mikro dalam Pengendalian Aliran Lumpur di Dataran Tinggi Dieng - Penerbitan Jurnal sebanyak 2 (dua) Jurnal, yaitu Jurnal Sumber Daya Air Vol. 11 No. 1 dan 2 tahun 2015 (periode Bulan Mei dan November), serta Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 6 No. 1 dan 2 tahun 2015 (periode Bulan Juni dan Desember). b. Balai Sungai, 1 (satu) dokumen yang mencakup Penerbitan Jurnal sebanyak 300 eksemplar yang terbit baru 1 (satu) kali dari target sebanyak 2 (dua) kali dalam 12 bulan pada tahun 2015 dan Pengusulan atau Proses Akreditasi (baru sampai tahap pengumpulan persyaratan). Dengan tidak terpenuhinya seluruh lingkup pelaksanaan fisik, kegiatan ini hanya mencapai 68,00% dengan penyerapan keuangan 70,52%. c. Balai Irigasi, 1 (satu) dokumen yang mencakup penyusunan hasil pengumpulan dan review naskah, pencetakan serta distribusi Jurnal Irigasi, Edisi Vol. 10, No. 1 dan 2. Penulis naskah jurnal berasal dari internal sebanyak 2 (dua) tulisan serta 4 (empat) tulisan dari eksternal Balai Irigasi. Updating/Pengelolaan Basis Data sebanyak 8 (delapan) dokumen melalui Balai-balai sebagai berikut: a. Balai Pantai: Pemeliharaan jaringan dan server Internal, Pengembangan Jaringan; Pengembangan website dengan aktivasi WEB GIS Pantai; Updating garis pantai di Pulau Bali; Updating informasi genangan di Pulau Bali. b. Balai Lingkungan Keairan: Updating Basisdata Kualitas Air di 9 WS dengan 20 DAS dan Updating Website; Penyempurnaan software database; Pemantauan kualitas air di situ yang harmoni akibat deposisi asam; dan Penyusunan Buku Data Tahunan Kualitas Air tahun 2014. c. Balai Sabo: Pembaruan data Bangunan Sabo di wilayah Merapi; Analisis dan publikasi data curah hujan wilayah Merapi; Analisis Karakteristik dan Publikasi DAS Bangunan Sabo; Konsep Yearbook Data Spasial Balai Sabo 2016; Pengembangan desain web spasial basis data; Pengelolaan dan perawatan rutin software dan hardware; Pemanfaatan dan optimalisasi hardware server; Pengembangan database curah hujan Merapi; Desain dan upgrade template portal basis data Balai Sabo Sosialisasi penerapan
AKUNTABILITAS KINERJA
113
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
d.
5.
Balai HITA: Basis data bidang hidrologi dan tata air di Indonesia yang termutakhir; Platform SIG SDA Bidang Hidrologi dan Tata Air berupa data rata-rata tahunan untuk data hujan, debit dan klimatologi; dan Website Balai Hidrologi dan Tata Air dengan informasi yang termutakhir. e. Balai Sungai: Tersedianya Katalog Sungai Bogowonto dan Katalog Tukad Badung sesuai dengan format Catalogue of Rivers yang ditetapkan oleh UNESCO; Basis data dan informasi sumber daya air bidang sungai dalam web Bidang Sungai; Tersedianya jaringan internet di Balai Sungai yang memiliki bandwidth 2 Mbps; dan Penyebarluasan hasil Litbang dalam bentuk makalah dan kegiatan Balai Sungai pada seminar-seminar yang dilaksanakan PUSAIR serta event-event sejenisnya. f. Balai BHGK: Updating Data Bendung dan Bendungan di Pulau Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur), Jumlah yang di update berjumlah tiga buah Bendung dan satu buah Bendungan di setiap provinsi; Pengumpulan dan pengarsipan data hasil kegiatan penelitian dan pengembangan Balai BHGK dalam satu renstra (2009-2014) serta pengembangan sistem informasi (Website BHGK); dan Pengembangan sistem informasi (optimalisasi Website BHGK). g. Balai Rawa: Pengumpulan data sekunder di Provinsi Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Papua (Irian Jaya) dan Kalimantan Selatan (Verifikasi Data Lapangan) yang mengacu pada platform basis data rawa; Digitasi, registrasi, pengisian data pada layers berdasarkan platform SIG SDA rawa; dan Input data hasil digitasi ke dalam web SIG-SDA. Sehingga tersedia informasi data rawa berbasis web di Provinsi Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Papua (Irian Jaya) dan Kalimantan Selatan (Verifikasi Data Lapangan) melalui website yang dapat di akses secara langsung oleh stakeholder pada tahun 2015 dan provinsi lainnya pada tahun mendatang . h. Balai Irigasi: Pemutakhiran basis data irigasi; Pemutakhiran SIG-SDA bidang Irigasi di Jawa Barat (Bekasi dan Bandung); Penyusunan katalog Litbang bidang Irigasi di jawa Barat (Cianjur, Karawang), Jawa Tengah (Purworejo, Banyumas), dan Jawa Timur (Surabaya). Dengan demikian dapat terbentuk Pangkalan data Irigasi (berbasis website), SIG-SDA bidang Irigasi, dan Katalog litbang irigasi yang memuat hasil penelitian tahun 2010-2012. Penyelenggaraan Perpustakaan sebanyak 4 (empat) Unit Penyelenggaraan Perpustakaan oleh masing-masing Bidang SDK, Balai Irigasi, Balai Sabo dan Balai Sungai yang didalamnya mencakup: Inventarisasi Koleksi Perpustakaan (Prosesing Bahan Pustaka dan Pengadaan Buku Literatur Perpustakaan); Pembuatan Produk Perpustakaan (Guntingan Berita per 3 Bulan); Pengelolaan dan Pelayanan Perpustakaan (Fumigasi); dan operasional SIMPustaka serta peningkatan kompetensi. Selain itu dilakukan Pembinaan Perpustakaan oleh Bidang SDK berupa: Koordinasi dengan perpustakaan pusat serta Komunikasi dan kerjasama dengan perpustakaan balai/ unitunit perpustakaan di lingkungan Pusat Litbang SDA dan Membuat Jaringan & Kerjasama Perpustakaan.
3.3.3.8 Output Layanan Perkantoran Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target sebanyak 12 bulan pada tahun 2015 ini dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Output berupa layanan ini dilaksanakan oleh 6 (enam) satuan kerja di lingkungan Pusat Litbang SDA melalui: 1.
114
Pembayaran Gaji dan Tunjangan. Output ini mencakup komponen gaji dan tunjangan; tunjangan kinerja; uang makan; uang lembur; dan gaji non-PNS. Khusus di Satuan Kerja Pusat Litbang SDA, AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2.
Realisasi keuangan mencapai 103,77% atau senilai Rp24.009.233.389,- dari pagu Rp23.137.969.000. Hal tersebut terjadi pada pembayaran gaji dan tunjangan dengan pagu Rp12.964.231.000,- dan dapat tercapai Rp14.270.395.014,- (110,08%). Sesuai dengan peraturan bahwa khusus pelaksanaan pengeluaran negara untuk pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji dapat melampaui alokasi dalam DIPA sebelum dilakukan perubahan/revisi DIPA. Dengan demikian pada akhir tahun harus dilakukan revisi anggaran supaya tidak terjadi pagu minus, namun hal ini harus menjadi perhatian dalam proses perencanaan (termasuk perubahan) anggaran kedepannya. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran. Pada tahun 2015 ini mencakup: Perawatan Gedung Kantor; Perbaikan Peralatan Kantor; Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4; Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2; Perawatan Sarana dan Prasarana Gedung Kantor; Pengadaan Peralatan/ Perlengkapan Kantor; Langganan Daya dan Jasa; Pengiriman Jasa Pos dan Giro; Operasional Perkantoran dan Pimpinan; Pengadaan Seragam Kerja Satpam, Pengemudi, Cleaning Service dan Tenaga Teknis Lainnya; Honorarium Satpam, Cleaning Service, Pramubakti, Supir dan Dokter; Makanan/Minuman Penambah Daya Tahan Tubuh; dan Penyelenggaraan poliklinik/obat-obatan.
3.3.4 Sasaran Kegiatan Layanan PNBP Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target penerimaan PNBP dari layanan sertifikasi/uji laboratorium pada tahun 2015 adalah sebesar Rp2.185.985.000,- dan dapat tercapai sebesar: Rp2.115.525.846 (96,78%). Adapun kegiatan yang mendukungnya adalah: (1) Jasa Pelayanan Litbang Bidang SDA dan (2) Administrasi Kegiatan PNBP, dimana keduanya dilaksanakan selama 12 bulan. Realisasi penerimaan PNBP dan perbandingan antara realisasi dan targetnya adalah sebagaimana berikut: 2.500.000.000
2.000.000.000
1.500.000.000
1.000.000.000
500.000.000
Series 1
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Realisasi 2015
Target 2015
389.354.252
534.942.500
344.246.734
846.982.360
2.115.525.846
2.185.985.000
Gambar 3.69 Grafik Realisasi dan Target Penerimaan PNBP
AKUNTABILITAS KINERJA
115
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tidak terpenuhinya target penerimaan disebabkan karena adanya amandemen penundaan sisa pelunasan biaya pekerjaan sebesar 20% dari pihak pengguna jasa Litbang, yaitu kegiatan “Refresher Course on Managing Flood for Spate Irrigation Development to Food Crops Security Reflex to the Impact of Climate Changes”. Adapun dari sisi penggunaan/belanja dalam subkegiatan PNBP tersebut dapat direalisasikan sebesar Rp2.072.302.745,- dari target belanja Rp2.139.291.000,- atau sebesar 96,87%.
3.3.5 Analisis Efisiensi dan Efektivitas Kinerja Menurut Soekarno K. (1986), yang dimaksud dengan efisiensi ialah perbandingan yang terbaik antara masukan (“input”) dan keluaran (“output”), atau antara daya usaha dan hasil, atau antara “pengeluaran” dan “pendapatan.” Dengan demikian, efisiensi dapat dihitung dengan membandingkan input dan output dari suatu aktifitas organisasi. Adapun tingkat efisiensi terhadap penggunaan sumber daya dalam LKIP Pusat Litbang SDA tahun 2015 diukur pada input berupa penggunaan anggaran saja dengan output yang dihasilkan atau perhitungan harga per output yang dibandingkan antara perencanaan awal dengan realisasi pada akhir tahun. Dalam melaksanakan sasaran kinerja pada tahun 2015, berdasarkan target output yang ditetapkan dan alokasi anggaran yang tersedia sebagai input, maka dapat terlihat perbandingan pencapaian data kinerjanya sebagai berikut:
116
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.37 Perbandingan Input, Output, dan Harga setiap Output pada RKT, PK dan Capaian/Realisasi Pusat Litbang SDA tahun 2015 SASARAN KEGIATAN
NO 1
2
3
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Hasil Riset dan Pengembangan, Penerapan/ Pemanfaatan a. Teknologi Jumlah Teknologi yang Dihasilkan
RKT (Rp. Ribuan) SATUAN
INPUT
TARGET
Teknologi
24.203.532
7 Teknologi dan (37 Komponen Teknologi)
PK (Rp. Ribuan) HARGA PER OUTPUT
INPUT
TARGET
3.457.647 per teknologi (654.150 per komponen)
24.203.532
7 Teknologi (37 Komponen Teknologi)
REALISASI (Rp. Ribuan) HARGA PER OUTPUT
HARGA PER OUTPUT
INPUT
CAPAIAN
3.457.647 per teknologi (654.150 per komponen)
23.292.967
7 Teknologi (37 Komponen Teknologi)
3.329.515 per teknologi (629.908 per komponen)
b.
Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT)
Jumlah Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT)
Prosiding DSP
2.181.233
5 Prosiding DSP
436.247
2.181.233
5 Prosiding DSP
436.247
2.110.691
5 Prosiding DSP
422.138
c.
Model Dukungan NCICD
Jumlah Model
Model
5.604.853
1 Model
5.604.853
5.604.853
1 Model
5.604.853
5.034.656
1 Model
5.034.656
Rekomendasi dan Masukan Kebijakan a. Naskah Kebijakan Jumlah Naskah Kebijakan
Naskah
2.659.263
5 Naskah
531.853
2.659.263
5 Naskah
531.853
2.585.993
5 Naskah
517.199
b.
1.296.100
23 Dokumen
56.352
1.296.100
23 Dokumen
56.352
1.290.917
31 Dokumen
41.642
Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis Jumlah R-3
Dokumen
c.
Dokumen Rekomendasi Teknis R-3
Naskah
842.547
10 Naskah
84.2555
842.547
10 Naskah
84.2555
842.117
11 Naskah
76.556
d.
Layanan Uji Laboratorium
Jumlah Layanan Pengujian Lab
Laporan
4.989.500
10 Laporan
498.950
4.989.500
10 Laporan
498.950
3.701.763
10 Laporan
371.295
Dokumen
3.903.629
19 Dokumen
205.454
3.903.629
19 Dokumen
205.454
4.073.185
19 Dokumen
215.352
Perencanaan, Monev, Kerjasama, dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya a. Laporan Pengelolaan Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI dan administrasi kesatkeran) b.
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum
Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
Dokumen
5.923.762
21 Dokumen
282.084
5.923.762
21 Dokumen
282.084
6.363.236
21 Dokumen
301.467
c.
Pengadaan Sarana dan Prasarana
Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana (seluruh kegiatan pengadaan)
Unit
22.789.855
37 Unit
615.942
22.789.855
37 Unit
615.942
22.085.955
37 Unit
597.063
117
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
SASARAN KEGIATAN
NO
RKT (Rp. Ribuan) SATUAN
PK (Rp. Ribuan)
INPUT
TARGET
3.185.520
9 Dokumen
HARGA PER OUTPUT 353.947
REALISASI (Rp. Ribuan)
INPUT
TARGET
3.185.520
9 Dokumen
HARGA PER OUTPUT 353.947
INPUT
CAPAIAN
3.528.996
9 Dokumen
HARGA PER OUTPUT 394.786
d.
Laporan Perencanaan dan Monev
Jumlah Laporan Perencanaan Dokumen dan Monev
e.
Laporan Kerjasama
Jumlah Laporan Kerjasama
Dokumen
660.531
1 Dokumen
660.531
660.531
1 Dokumen
660.531
620.746
1 Dokumen
620.746
f.
Laporan Kepegawaian dan Ortala Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan
Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala Jumlah Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan (perpustakaan, jurnal, SMM dan HAKI) Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional dan pemeliharaan perkantoran) Jumlah Penerimaan PNBP (sertifikasi/uji laboratorium)
Dokumen
1.386.408
6 Dokumen
231.068
1.386.408
6 Dokumen
231.068
1.263.215
6 Dokumen
211.487
Dokumen
7.797.544
23 Dokumen
339.024
7.797.544
23 Dokumen
339.024
7.236.481
23 Dokumen
314.630
Dokumen
58.936.432
12 Bulan
4.911.369
58.936.432
12 Dokumen
4.911.369
58.556.159
12 Dokumen
4.881.769
Rupiah
2.139.291
Rp2.139 juta
2.139.291
2.139.291
Rp2.186 juta
2.139.291
2.072.243
Rp2.115 juta
2.072.243
g.
h.
4
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Laporan Layanan Perkantoran
Layanan PNBP
Sumber: Pengolahan Data, 2015
118
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Berdasarkan perbandingan input dan output Pusat Litbang SDA tahun 2015 tersebut, dapat diketahui bahwa: 1.
2. 3.
Dari 13 (tigabelas) indikator kinerja yang jumlah outputnya memenuhi target atau tercapai 100%, terdapat 10 (sepuluh) indikator kinerja diantaranya yang dicapai dengan serapan atas alokasi anggaran lebih rendah dibandingkan dengan estimasi dalam perencanaan (Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja). 2 (dua) indikator kinerja dapat melampaui target dengan serapan alokasi anggaran yang lebih rendah, yaitu Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis dan Jumlah R-3. 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Jumlah Penerimaan PNBP tidak dapat memenuhi target (96,78) berbanding lurus dengan serapan anggaran yang hanya 96,87%. Walaupun demikian, jumlah penerimaan tersebut masih lebih besar nilainya dibandingkan dengan alokasi anggaran yang dipergunakan. Tabel 3.38 Tingkat Efisiensi Input (Anggaran) dalam Pencapaian Output
NO 1.
2.
3.
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
Hasil Riset dan Pengembangan, Penerapan/ Pemanfaatan a. Teknologi Jumlah Teknologi yang Dihasilkan b. Prosiding Diseminasi, Jumlah Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT) Sosialisasi, Pelatihan (TOT) c. Model Dukungan NCICD Jumlah Model Rekomendasi dan Masukan Kebijakan a. Naskah Kebijakan Jumlah Naskah Kebijakan b. Dokumen Rekomendasi Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis Teknis c. R-3 Jumlah R-3 d. Layanan Uji Laboratorium Jumlah Layanan Pengujian Lab Perencanaan, Monev, Kerjasama, dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya a. Laporan Pengelolaan Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI dan administrasi kesatkeran) b. Laporan Pengelolaan Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN Administrasi Umum, BMN dan dan Hukum Hukum (administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN) c. Pengadaan Sarana dan Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Prasarana (seluruh kegiatan pengadaan) d. Laporan Perencanaan dan Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev Monev e. Laporan Kerjasama Jumlah Laporan Kerjasama f. Laporan Kepegawaian dan Jumlah Laporan Kepegawaian Ortala dan Ortala g. Laporan Penyelenggaraan Jumlah Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan Sarana Kelitbangan (jurnal, perpustakaan, SMM dan HAKI) h. Laporan Layanan Jumlah Laporan Layanan Perkantoran Perkantoran (gaji, tunjangan,
AKUNTABILITAS KINERJA
CAPAIAN OUTPUT
EFISIENSI (Rp Ribuan)
100%
128.133
0,53%
100%
14.108
0,65%
100%
570.197
10,61%
100%
14.654
0,56%
140%
14,710
1,13%
110% 100%
7.699 127.655
0,91% 3,42%
100%
+9.898
+0,24%
100%
+19.383
+0,29%
100%
18.879
0,08%
100%
+40.839
+1,11%
100%
39.785
6,27%
100%
19.581
1,52%
100%
24.394
0,33%
100%
29.600
0,05%
119
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
4.
SASARAN KEGIATAN
Layanan PNBP
INDIKATOR KINERJA operasional dan pemeliharaan perkantoran) Jumlah Penerimaan PNBP (sertifikasi/uji laboratorium)
CAPAIAN OUTPUT
96,78%
EFISIENSI (Rp Ribuan)
67.048
3,13%
Secara umum, efisiensi yang didapat dari pencapaian output Pusat Litbang SDA tahun 2015 cenderung berasal dari terjadinya kebijakan berupa refocussing dan perubahan DIPA yang menjadi strategi dalam optimalisasi anggaran, sehingga ada pengurangan anggaran yang tidak merubah output. Sedangkan pada indikator kinerja yang mengalami in-efisiensi dibandingkan dengan perencanaan awal, berlaku sebaliknya, yaitu lebih disebabkan pada adanya penambahan lingkup kegiatan/pekerjaan termasuk dengan konsekuensi anggarannya, namun tidak merubah atau tidak menambah jumlah output. Sementara itu, Emerson dalam Handayaningrat (1996:16) menyatakan bahwa Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian berdasarkan hasil pengukuran kinerja, Pusat Litbang SDA pada tahun 2015 secara umum telah menunjukkan efektivitas dalam 1 (satu) tahun dapat memenuhi seluruh sasaran dan target yang ditentukan melalui sumber daya yang ada (terutama alokasi anggaran, sarana-prasarana dan sumber daya aparatur).
3.3.6 Penghargaan yang Diperoleh Pada tahun 2015, Pusat Litbang SDA berhasil meraih 1 (satu) penghargaan dan 2 (dua) penghargaan yang ditujukan kepada satuan kerjanya berupa: 1.
2.
3.
Peringkat Pertama/ Nilai Tertinggi dalam evaluasi SAKIP yang dilaksanakan pada tahun 2015 terhadap implementasi SAKIP tingkat Eselon II di lingkungan Badan Litbang yang mencakup perencanaan sampai dengan pelaporan kinerja tahun 2014 dengan nilai total 93,14 atau kategori “AA”. Peringkat I sebagai Satuan Kerja Kinerja Terbaik Tahun Anggaran 2015 di lingkup/wilayah kerja KPPN Bekasi (dari total 74 Satuan Kerja); dan Peringkat III Dalam Rangka Pelaksanaan Rekonsiliasi Penyampaian Laporan Keuangan, LPJ Bendahara dan Penyerapan Realisasi Anggaran Tahun 2015 di lingkup KPPN Bandung II. Gambar 3.70 Penghargaan Tahun 2015 atas Kinerja 2 (dua) Satuan Kerja di Lingkungan Pusat Litbang SDA
120
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
3.4
Realisasi Anggaran
Menurut Munandar (2000), anggaran (budgeting) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Adapun fungsi anggaran menurut Mardiasmo (2002) adalah sebagai berikut: 1.
2.
3. 4. 5.
6.
7.
8.
Anggaran sebagai alat perencaan (planning tool). Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut. Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool). Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Anggaran sebagaialat kebijakan fiskal (fiscal tool). Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Anggaran sebagai alat politik (political tool). Anggaran sebagai alat politik digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan tehadap prioritas tersebut. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (coordination and communication tool) Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintah. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organiasasi. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (performance measurenment tool). Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerka eksekutif akan dinilai berdasarkanpencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool). Anggaran dapa digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan staffnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, fan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Anggaran sebagai alat menciptakan ruang publik (public sphere). Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik.
AKUNTABILITAS KINERJA
121
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
3.4.1 Perbandingan Pencapaian Anggaran Alokasi anggaran Pusat Litbang SDA yang Litbang Non-Litbang Layanan Perkantoran bersumber dari APBN (rupiah murni) pada tahun 2015 sesuai dengan alokasi yang tertuang pada Rencana Strategis 2015-2019 untuk tahun 2015, yaitu sebesar Rp148.500.000.000 dengan komposisi anggaran untuk pegawai dibawah 30% 29% dan alokasi untuk belanja modal dan belanja barang 40% mencapai diatas 70%. Sedangkan dari sisi penggunaan terkait dengan core-business, alokasi yang secara langsung mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan hanya 28,38%, kegiatan non-litbang sebesar 31,27% dan Layanan 31% Perkantoran sebesar 40,36%. Dengan demikian, porsi anggaran untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan alokasi untuk Tabel 3.39 Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA Tahun 2015 mendukungnya (tidak terkait secara langsung). Kendatipun terjadi sejumlah dinamika perubahan anggaran pada tahun 2015, namun alokasi pagu anggaran Pusat Litbang SDA secara total tetap sebagaimana semula. Dinamika perubahan kebijakan terkait anggaran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
4. 5.
122
Revisi DIPA tahap 1, mencakup: a. Pengalihan alokasi pengadaan kendaraan sebesar Rp1.123.470.000,- menjadi alokasi untuk memenuhi kegiatan prioritas di lingkungan Pusat Litbang SDA berupa: penggantian panel listrik dan genset, perbaikan ruang rapat lantai 5 (Balai LK), menambah anggaran kekurangan gaji dan tunjangan kinerja bagi CPNS (Bandung dan Yogyakarta), dan pengadaan alat di Balai Pantai. b. Penghematan 20% dari perjalanan dinas/ konsinyering sebesar Rp7.019.229.000,berdasarkan Instruksi Presiden nomor 2 tahun 2015. Revisi DIPA tahap 2 (Agustus), sebagai tindak lanjut surat edaran Kementerian Keuangan mengenai pembelian bahan ATK dan bahan komputer dari akun belanja bahan menjadi akun belanja barang persediaan konsumsi. Selain itu juga terdapat tindak lanjut arahan Kepala Badan Litbang dalam menyusun/merumuskan rekomendasi terkait Danau Tempe. Revisi DIPA tahap 3 (September), terkait dengan pergeseran anggaran pembayaran gaji yang disebabkan adanya perubahan penempatan pegawai di lingkungan Pusat Litbang SDA, sehingga terjadi tambah-kurang diantara 5 (lima) satuan kerja. Revisi DIPA tahap 4 (November), yaitu berupa pergeseran antar output untuk memenuhi pembayaran langganan jasa pulsa alat telemetri sebesar Rp405.000.000,Revisi DIPA tahap 5 (Desember 2015), terkait pergeseran anggaran antar output untuk memenuhi pembayaran gaji sebesar Rp814.000.000.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.40 Perubahan/Revisi DIPA Pusat Litbang SDA Tahun Anggaran 2015 NO
SATUAN KERJA
ANGGARAN (Rp. ribuan) REVISI 1 + Realokasi REVISI 3
DIPA AWAL
Penghematan
Pemanfaatan
(Gaji)
DIPA AKHIR
1.
Pusat Litbang SDA
76.924.540
4.025.175
4.858.864
585.000
77.173.229
2.
Balai Irigasi
14.379.638
644.652
644.652
- 250.000
14.629.638
3.
Balai Sungai
16.451.584
650.723
571.123
141.000
16.230.984
4.
Balai Pantai
12.363.250
193.195
390.275
-
12.560.330
5.
Balai Sabo
19.139.438
1.008.754
91.660
- 335.000
18.557.344
6.
Balai Rawa
9.241.550
496.730
462.655
- 41.000
9.348.475
JUMLAH
148.500.000
-7.019.229
+7.019.229
-
148.500.000
Catatan: Revisi 2, Revisi 4 dan Revisi 5 adalah pergeseran antar akun atau output, sehingga tidak merubah komposisi anggaran Satuan Kerja
Terkait dengan kinerja dan tingkat penyerapan keuangan, realisasi anggaran tahun 2015 ini berdasarkan e-Monitoring Kementerian PUPR per tanggal 25 Januari 2016, Pusat Litbang SDA mampu menyerap sebesar Rp144.730.453.000 dari alokasi Rp148.500.000.000 atau sebesar 97,41 %. Besaran tersebut berada diatas serapan Badan Litbang yang hanya sebesar 94,76%. Komposisi anggaran pada tahun 2015 berdasarkan jenis belanja, dibandingkan dengan komposisi tahun 2014 berikut kinerja penyerapannya dan rencana 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 3.41 Perbandingan Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA 2014-2016 (Berdasarkan Jenis Belanja) TAHUN 2014 2015 2016
Rencana Penyerapan Rencana Penyerapan Rencana
PEGAWAI 28.102.764 91,82% 43.081.115 98,17% 44.189.588
BELANJA (Rp Ribuan) BARANG MODAL 77.383.381 41.969.336 97,47% 99,70% 81.935.267 23.483.618 97,01% 97,75% 102.443.766 9.366.656
SOSIAL -
PAGU TOTAL 147.455.481 97,03% 148.500.000 97,46% 156.000.000
Sumber: e-Monitoring (25 Januari 2016)
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa alokasi belanja pegawai pada tahun 2015 mengalami peningkatan signifikan, yaitu sebesar 34,77% dibandingkan dengan tahun 2014 dan sedikit meningkat pada tahun 2016. Adapun komposisi belanja barang tahun 2015 hanya meningkat sebesar 5,56% dari tahun 2014 dan meningkat cukup signifikan pada tahun 2016, sementara belanja modal pada tahun 2015 mengalami penyusutan sebesar 44,05% dibanding tahun 2014 dan lebih menyusut lagi pada tahun 2016. Adapun sebaran alokasi dan capaian/realisasi keuangan dan fisik satuan kerja di lingkungan Pusat Litbang SDA pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
AKUNTABILITAS KINERJA
123
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 3.42 Realisasi Keuangan dan Fisik Satuan Kerja (e-Monitoring) NO
KODE
SATUAN KERJA
1.
11622323
2.
11636850
3.
11636846
4.
11576981
5.
11279842
6.
11279860
PAGU DIPA
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Balai Litbang Teknologi Rawa di Banjarmasin Balai Litbang Teknologi Sungai di Surakarta Balai Litbang Teknologi Pantai di Buleleng Balai Litbang Teknologi Irigasi di Bekasi Balai Litbang Teknologi Sabo di Yogyakarta
TOTAL PUSAT LITBANG SDA
REALISASI KEUANGAN (Rp Ribuan)
FISIK
77.173.229
76.218.039
98,76
100,00
9.348.475
9.200.512
98,42
100,00
16.230.984
15.680.032
96,61
99,84
12.560.330
12.055.131
95,98
100,00
14.629.638
13.978.720
95,55
100,00
18.557.344
17.598.019
94,83
100,00
148.500.000
144.730.453
97,46
99,98
Sumber: e-Monitoring (25 Januari 2016)
Satuan kerja Pusat Litbang SDA Bandung dengan alokasi anggaran terbesar mampu merealisasikan anggaran tertinggi sebesar 98,76% disusul Balai Litbang Teknologi Rawa dengan alokasi anggaran terkecil, namun mampu merealisasikan 98,42%. Sedangkan Balai Litbang Teknologi Sabo dengan anggaran yang paling besar diantara Satuan Kerja Balai, hanya dapat merealisasikan 94,82% anggarannya (paling efisien dengan capaian output tetap tercapai 100%).
Miliar Rupiah
Dibandingkan dengan periode tahun 2010-2014, maka anggaran tahun 2015 yang mengawali perencanaan jangka menengah 2015-2019, Pusat Litbang SDA langsung mendapatkan anggaran yang relatif sangat besar dan sedikit meningkat dibandingkan pagu anggaran tahun sebelumnya (2014). Bahkan dibandingkan dengan rata-rata anggaran pada periode tahun 2010-2014 yang mencapai Rp 136.396.386.800,- maka terdapat peningkatan sebesar Rp12.103.613.200,160
100,00 90,00
140
80,00 120 70,00 100
60,00
80
50,00 40,00
60
30,00 40 20,00 20 -
10,00 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Pagu
103.947.439.000
148.089.154.000
142.033.673.000
140.456.187.000
147.455.481.000
148.500.000.000
Realisasi
97.161.468.000
140.111.995.000
123.025.055.000
134.416.926.000
143.074.609.000
144.730.453.000
93,47
94,61
86,62
95,70
97,03
97,46
Persentase
-
Sumber: LKIP Puslitbang SDA 2014 (2010-2014) dan e-Monitoring (25 Januari 2016)
Gambar 3.71 Grafik Pagu dan Realisasi Tahun 2010-2015
124
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Adapun terkait dengan kinerja dan tingkat penyerapan keuangannya, dimana pada periode tahun 2010-2014 terjadi peningkatan secara bertahap dan pada tahun 2015 ini menjadi capaian tertinggi dalam 6 (enam tahun terakhir). Hal tersebut merupakan hal yang baik sebagai langkah awal atau tahun pertama dari periode perencanaan strategis 2015-2019.
3.4.2 Kendala yang Dihadapi dalam Pencapaian Kinerja Keuangan Dalam pelaksanaan pencapaian kinerja keuangan, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi sehingga ikut berdampak pada kinerja fisik sebagaimana telah diuraikan dalam Subbab Evaluasi Dan Analisis Capaian Kinerja. Kendala tersebut diantaranya:
Blokir anggaran/bintang sebesar Rp10.123.470.000,- dimana 9 (sembilan) kegiatan memerlukan review BPKP dan 3 (tiga) pengadaan kendaraan yang harus dialihkan berdasarkan kebijakan Menteri PUPR; Pengesahan DIPA yang baru terlaksana pada bulan Maret 2015 dan APBN perubahan yang baru disahkan pada tanggal 16 April 2015; Pembekuan dana kegiatan berdasarkan Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 02/SE/M/2015 Perihal Pelaksanaan APBN di lingkungan Kementerian PUPR, terkecuali pencairan pada komponen belanja pegawai, belanja barang penyelenggaraan satuan kerja, dukungan operasional penyelenggaraan pertahanan keamanan, dukungan operasional penyelenggaraan pendidikan, dan dukungan penyelenggaraan tugas dan fungsi unit. Akibatnya adalah proses kegiatan dan anggaran baru dapat berjalan efektif pada bulan Mei 2015. Proses pencairan dana pada kegiatan terpadu NCICD yang pelaksanaan fisik dan administrasi keuangannya dilakukan secara lintas Balai/Bidang/Bagian dalam Satuan Kerja yang berbeda, sehingga progres penyerapan keuangannya sangat lambat dibandingkan dengan kegiatan lainnya.
3.5
Hal-Hal yang Memerlukan Perhatian untuk Peningkatan Kinerja
Berdasarkan LKIP Pusat Litbang SDA tahun 2014, yang menandai berakhirnya pelaksanaan rencana jangka menengah kedua (2010-2014) dan capaiannya menjadi baseline perencanaan berikutnya (2015-2019), maka terdapat sejumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti pada tahun 2015 ini. Rekomendasi dan tindaklanjut tersebut adalah sebagaimana berikut ini: Tabel 3.43 Tindak Lanjut Rekomendasi LKIP 2014 NO
REKOMENDASI
TINDAK LANJUT
1.
Renstra II (2010-2014) dapat menjadi Baseline yang baik bagi Renstra III (2015-2019) dan seterusnya.
2.
Output-output Pusat Litbang Sumber Daya Air lebih dapat termanfaatkan oleh stakeholders.
Penyusunan Renstra 2015-2019 sebagai perencanaan jangka menangah menggunakan Renstra 2010-2014 sebagai benchmark untuk perbaikan (terutama dalam hal perumusan indikator kinerja) dan menjadi baseline perencanaan. Perubahan indikator kinerja pada tahun 2015-2019 yang lebih SMART mendorong output litbang yang telah dihasilkan pada tahun 2010-2014 dan kedepannya untuk siap terap dan dapat terukur pemanfaatannya secara nyata, serta terukurnya
AKUNTABILITAS KINERJA
125
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
NO
3.
REKOMENDASI
SDM Pusat Litbang SDA mempunyai kompetensi yang tinggi untuk menjawab tantangan kedepan sesuai kebutuhan stakeholders.
TINDAK LANJUT kepuasan stakeholders terkait sejumlah layanan sarana/prasarana bidang litbang SDA. Terbentuknya Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada tingkat Kementerian akan secara langsung mendorong peningkatan kompetensi seluruh sumber daya aparatur. Adapun pada skala Pusat Litbang SDA sendiri telah dilakukan: Perubahan struktur dan nomenklatur eselon II dan III pada pertengahan tahun 2015 sebagai bentuk penyesuaian terhadap tantangan yang akan dihadapi dan sasaran yang harus dicapai. Telah dilaksanakan agenda berupa preconditioning (diantaranya pemetaan pegawai/ assesement), penguatan JFT, kursus-kursus tertentu (diantaranya refresher course dan Kursus Polder Water Management System. Me-motivasi dan mendorong melalui nominasi dan penghargaan kandidat Jafung Peneliti dan Jafung Perekayasa terbaik pada tingkat Balitbang
Adapun dari hasil evaluasi atas capaian kinerja Pusat Litbang SDA pada tahun 2015, maka terdapat beberapa hal yang memerlukan perhatian untuk menghadapi pelaksanaan kinerja kedepan: 1.
2. 3. 4. 5.
6.
126
Menata pola penyusunan program/kegiatan dengan mengelompokkannya berdasarkan skala prioritas, sehingga dapat mengantisipasi dinamika perubahan anggaran (DIPA) maupun fokus pelaksanaan Litbang (perubahan kebijakan); Mengantisipasi keterbatasan sumber daya melalui penggabungan kegiatan yang dapat dilaksanakan secara terpadu dan pemanfaatan jasa profesi/konsultan; Meningkatkan kualitas dan validitas hasil pemantauan kinerja, terutama terkait tahapan pelaksanaan dalam wujud fisik yang mendukung output; Melaksanakan pelelangan dini untuk mengantisipasi hambatan pelaksanaan lelang dan ketidakpastian kondisi ekonomi; Memperkuat basis data yang terkait dengan pelaksanaan penelitian dan pengembangan bidang sumber daya air, untuk dapat melengkapi dan memperbaiki validitas data yang dimiliki dan diperlukan; Memperbaiki mekanisme kerja pelaksanaan kegiatan maupun administrasi terkait kegiatan terpadu NCICD;
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BAB 4 PENUTUP 4.1
Kesimpulan
Sebagaimana disebutkan dalam renstra Kementerian PUPR, penelitian dan pengembangan memiliki peran sebagai scientific backbone dan sebagai leader dalam bidang teknologi infrastruktur. Pusat Litbang SDA sendiri sebagai salah satu unit kerja eselon II di bawah Badan Litbang Kementerian PUPR mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang sumber daya air. Dengan demikian, tantangan utama yang harus dihadapi adalah tuntutan penyediaan IPTEK siap pakai dalam hal pendayagunaan air irigasi, mengurangi kelangkaan air baku, memperbaiki kualitas air baku, mempercepat proses standarisasi, memperluas simpul pemasyarakatan IPTEK bidang sumber daya air, kerjasama riset dan kompetensi pelaksanaan litbang. Pada tahun 2015 ini, mengawali pelaksanaan perencanaan jangka menengah yang ketiga (2015-2019), Kementerian PUPR dan Badan Litbang --yang didalamnya termasuk Pusat Litbang SDA-- telah memperbaiki indikator kinerjanya, terutama pada skala outcome. Hal itu sesuai dengan hasil sejumlah kajian dan evaluasi, serta rekomendasi Kementerian PAN dan RB dalam evaluasi SAKIP Kementerian PUPR. Dengan demikian, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2015 Pusat Litbang SDA menjadi lebih baik dan terukur dalam memberikan gambaran kinerjanya. Dalam LKIP ini sudah disajikan sejumlah keberhasilan dan kendala yang harus dihadapi dalam upayanya memenuhi sasaran kegiatan untuk mendukung tercapainya sasaran program Badan Litbang dan sasaran strategis Kementerian PUPR. Sasaran tersebut telah dituangkan ke dalam 4 (empat) indikator kinerja program berskala outcome dan 16 indikator kinerja kegiatan berskala output pada bidang sumber daya air. Berdasarkan hasil pengukurannya, 1 (satu) indikator kinerja program dapat tercapai sesuai target, 2 (dua) indikator melampaui target, dan 1 (satu) indikator tidak dapat diukur sebagai kinerja. Sedangkan dari 16 indikator kinerja kegiatan, hampir seluruhnya tercapai sesuai target, sementara 2 (dua) indikator melampaui target dan 1 (satu) indikator tidak memenuhi target. Adapun dari sisi penggunaan anggarannya dapat terserap sebesar 97,46 % (e-Monitoring 25 Januari 2016), menunjukkan bahwa Pusat Litbang SDA cukup optimal dalam pemanfaatan anggarannya. Selain keberhasilan dalam pelaksanaan pencapaian target/sasaran kinerja, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi Pusat Litbang SDA pada tahun 2015 diantaranya secara umum adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
Tertundanya pengesahan DIPA yang diantaranya disebabkan oleh kebijakan Kementerian Keuangan dan perubahan nomenklatur dari level Kementerian, Unit Organisasi Eselon I dan Unit Kerja Eselon II sampai dengan Eselon III dan IV. Kebijakan penghentian pencairan anggaran sampai dengan pengesahan DIPA pada tanggal 16 April 2015, sehingga jadwal pelaksanaan fisik dan keuangan menjadi lebih pendek dengan resources dan lingkup pekerjaan yang secara umum masih sesuai dengan rencana pada awal tahun. Fluktuasi nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing yang berpengaruh terhadap sejumlah paket pengadaan barang, sehingga harus terjadi lelang ulang dengan penyesuaian nilai.
PENUTUP
127
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
4.
5.
Terhambatnya proses pengumpulan data dan atau uji coba sejumlah riset yang dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kondisi lingkungan, serta terhambatnya sebagian proses pengumpulan bahan penerbitan untuk jurnal. Terhambatnya pengolahan data dalam sejumlah riset yang disebabkan oleh kesulitan mengumpulkan data primer/sekunder beruntun (sequential).
Dengan demikian secara umum target dan sasaran yang telah diperjanjikan oleh Kepala Pusat Litbang SDA pada tahun 2015 telah dapat dituntaskan dengan sangat baik.
4.2
Rekomendasi
Berdasarkan pelaksanaan kinerja Pusat Litbang SDA di lingkungan Badan Litbang dan Kementerian PUPR, maka terdapat sejumlah rumusan rekomendasi yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam rangka perbaikan pelaksanaan kinerja berikutnya. Rekomendasi tersebut diantaranya adalah: 1. Penyesuaian berupa review bahkan revisi Rencana Strategis pada tingkat Pusat Litbang SDA berdasarkan atau mengacu pada revisi Rencana Strategis Badan Litbang dan Rencana Strategis Kementerian PUPR. Hal ini terutama terkait dengan konsep ADIK dalam struktur output yang harus diimplementasikan pada tahun 2016. Hal ini termasuk memperbaiki dan menyederhanakan pengelompokan output kegiatan, terutama terkait dengan satuan dan substansi kegiatan, serta penyeragaman output kegiatan diantara satuan kerja; 2. Mengembangkan pemantauan tahapan/proses kegiatan/pekerjaan dalam rangka menghasilkan output (capaian fisik) dilaksanakan melalui sistem informasi berbasis WEB. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendampingi dan melengkapi pemantauan dalam sistem e-Monitoring yang data/informasinya lebih handal (reliable) dalam hal capaian dan penyerapan keuangan; 3. Meningkatkan komposisi/porsi anggaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan sebagai core-business unit kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan, dalam hal ini bidang Sumber Daya Air. Hal itu terutama dalam rangka dukungan pelaksanaan kegiatan kepada stakeholder utama, yaitu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan optimalisasi kontribusi pencapaian outcome Pusat Litbang SDA; 4. Melaksanakan pelelangan secara dini untuk kegiatan/paket pekerjaan kontraktual, hal ini untuk mengantisipasi terjadinya lelang ulang, perubahan lingkungan strategis yang berdampak pada efektifitas dan efisiensi pencapaian target/sasaran kegiatan (perubahan kebijakan, kondisi ekonomi makro, dsb) dan mengurangi beban pekerjaan pada akhir tahun. 5. Meningkatkan Kualitas Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP) sebagai dokumen rencana mikro yang dapat diandalkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kinerja, terukur dalam monitoringevaluasi, serta dapat menjadi basis pengendalian kinerja organisasi; 6. Menggabungkan sejumlah kegiatan menjadi kegiatan yang lebih terpadu dalam pelaksanaannya. Hal itu dalam rangka optimalisasi dan mengatasi keterbatasan sumber daya; dan 7. Merubah pola pelaksanaan kegiatan swakelola menjadi kegiatan kontraktual melalui jasa konsultansi, terutama pada pekerjaan-pekerjaan yang dapat memanfaatkan jasa profesi. Diharapkan dengan tersusunnya Laporan Kinerja ini akan dapat memberikan informasi yang bermanfaat secara transparan dan akuntabel kepada seluruh pihak yang berkepentingan, (terutama terkait dengan perencanaan kedepan) sehingga kemudian dapat memberikan feedback untuk peningkatan kinerja berikutnya.
128
PENUTUP
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Daftar Pustaka Dessler, Garry. 1999. Human Resources Management. London: Prentice Hall Direktorat Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan. 2014. Kajian Terhadap Pelaksanaan Evaluasi Pembangunan. Jakarta: Bappenas Handayaningrat. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Erlangga. K, Soekarno. 1986. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Miswar Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan. 2009. Pedoman Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan. Jakarta: Bappenas. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Munandar, M. 2000. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Cetakan Ketigabelas. Yogyakarta: BPFE Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sekretariat Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 52 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Kementerian PAN dan RB. Jakarta Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019. Bappenas. Jakarta Republik Indonesia. 2014. Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sekretariat Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kementerian PUPR. Jakarta Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 34 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kementerian PUPR. Jakarta Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 13.1 tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kementerian PUPR. Jakarta Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sekretariat Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara. Sekretariat Negara. Jakarta
Daftar Pustaka
129
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
130
Daftar Pustaka
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 - PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Lampiran 1. 2. 3.
Perjanjian Kinerja 2015 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Matriks Program dan Pendanaan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Kuesioner Kepuasan Pelanggan Layanan Advis Teknis dan Laboratorium
Lampiran
131
LAMPIRAN 1
PERJANJIAN KINERJA 2015 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
LAMPIRAN 2
MATRIKS PROGRAM DAN PENDANAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019
Lampiran 2. Matriks Program, Kegiatan, Sasaran Program, dan Pendanaan Pusat Litbang Sumber Daya Air Tahun 2015-2019 SASARAN /INDIKATOR KINERJA
SATUAN
LOKASI 2015
2016
2017
Naskah Ilmiah Model Sistem Model Fisik Prototipe R-0 1,2 Jumlah Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT) 1,3 Model Dukungan NCICD 1,4 Jumlah Desiminasi dan Sosialisasi 1,5 Jumlah Penerapan Standar
2
Komponen Teknologi
2018
2019
TOTAL
2,2 Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis 2,3 Jumlah R-3 2,4 Jumlah Laporan Layanan Pengujian Laboratorium 2,5 Jumlah Rekomendasi Kebijakan 2,6 Jumlah R-3 yang ditetapkan 2,7 Jumlah Pembinaan Lab Pusat Litbang dan Daerah SASARAN /INDIKATOR KINERJA
3,2 Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN) 3,3 Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana (Seluruh kegiatan pengadaan) 3,4 Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev 3,5 Jumlah Laporan Kerjasama
-
-
2015
2016
2017
2018
2019
TOTAL
148.500 148.500 148.500
195.461 195.461 195.461
247.476 247.476 247.476
254.596 254.596 254.596
246.147 246.147 246.147
1.092.180 1.092.180 1.092.180
31.990
96.849
139.002
135.354
115.063
518.257
37
47
42
37
34
197
24.204
83.959
124.823
119.757
97.906
450.649
Proseding DSP Bandung
5
2
2
2
2
13
2.181
3.890
4.279
4.707
5.178
20.235
Unit Model
Bandung
1
1
1
1
1
5
5.605
9.000
9.900
10.890
11.979
47.374
Dokumen
Bandung
0
0
0
0
0
0
-
-
-
-
-
-
Dokumen
Bandung
0
0
0
0
0
0
-
-
-
-
-
-
9.787
10.511
11.562
12.639
13.821
58.320
Naskah
Bandung
5
5
5
5
5
25
2.659
2.925
3.218
3.539
3.893
16.235
Dokumen
Bandung
23
24
24
24
24
119
1.296
1.426
1.568
1.647
1.729
7.666
Naskah
Bandung
10
10
10
10
10
50
843
1.600
1.760
1.936
2.129
8.268
Laporan
Bandung
10
8
8
8
8
42
4.990
4.560
5.016
5.517
6.069
26.152
Rekomendasi
Bandung
0
0
0
0
0
0
-
-
-
-
-
-
Dokumen
Bandung
0
0
0
0
0
0
-
-
-
-
-
-
Dokumen
Bandung
0
0
0
0
0
0
-
-
-
-
-
-
SATUAN
LOKASI 2015
2016
2017
2018
2019
TOTAL
TARGET
ANGGARAN ( JUTA RUPIAH )
Perencanaan, Monev, Kerjasama dan 3 Pengembangan Kapasitas Sumber Daya 3,1 Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
-
Bandung
Rekomendasi dan Masukan Kebijakan 2,1 Jumlah Naskah Kebijakan
-
ANGGARAN ( JUTA RUPIAH )
KEGIATAN 1 : PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUBBIDANG SUMBER DAYA AIR UNIT ORGANISASI : PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR SASARAN KEGIATAN 1 1 Hasil Riset dan Pengembangan, Penerapan/Pemanfaatan 1,1 Jumlah Komponen Teknologi (Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0) untuk Menghasilkan 20 Teknologi selama 5 tahun
-
TARGET
2015
2016
2017
2018
2019
TOTAL
104.584
85.748
94.323
103.756
114.131
502.542
Dokumen
Bandung
19
12
12
12
12
67
3.904
3.322
3.655
4.020
4.422
19.323
Dokumen
Bandung
21
7
7
7
7
49
5.924
1.796
1.976
2.174
2.391
14.261
Unit
Bandung
37
20
20
20
20
117
22.790
4.051
4.456
4.902
5.392
41.592
Dokumen
Bandung
9
7
7
7
7
37
3.186
3.685
4.053
4.459
4.904
20.287
Dokumen
Bandung
1
1
1
1
1
5
661
700
770
847
932
3.909
3,6 Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala
Dokumen
Bandung
6
6
6
6
6
30
1.386
1.252
1.378
1.515
1.667
7.199
3,7 Jumlah Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
Dokumen
Bandung
23
6
7
7
7
50
7.798
5.270
5.797
6.377
7.014
32.255
Bulan
Bandung
12
12
12
12
12
60
58.936
65.671
72.238
79.462
87.409
363.717
2.139
2.353
2.589
2.847
3.132
13.060
2.139
2.353
2.589
2.847
3.132
13.060
2.139
2.353
2.589
2.847
3.132
13.060
2.139
2.353
2.589
2.847
3.132
13.060
3,8 Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran) 4 Layanan PNBP 4,1 Jumlah penerimaan PNBP
Jumlah Rupiah Bandung
LAMPIRAN 3
KUESIONER KEPUASAN PELANGGAN LAYANAN ADVIS TEKNIS DAN LABORATORIUM
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Jalan Ir. H. Djuanda 193 Bandung 40135 (022) 2501083, 2504053, 2500507 Faks. (022) 2500163 PO.Box 841
2015
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat