Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2016
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2016
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
i
2016
ii
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Kata Pengantar
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Ringkasan Eksekutif Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) merupakan salah satu unit kerja dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tugas Puslitbang SDA adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air yang terutama mendukung pelaksanaan tugas pembangunan infrastruktur pekerjaan umum bidang sumber daya air. Bentuk dukungan yang diberikan Puslitbang SDA berupa hasil penelitian dan pengembangan, advis teknis, dan layanan pengujian laboratorium. Pusat Litbang SDA diberikan kewenangan dalam hal penggunaan sumber daya organisasi berupa anggaran, sumber daya manusia, dan sarana prasarana untuk dapat mencapai target dan sasaran yang telah ditetapkan, termasuk memberikan kontribusi pencapaian sasaran program dan sasaran strategis pada jenjang diatasnya, yaitu Badan Litbang dan Kementerian PUPR. Sebagai wujud akuntabilitas dalam hal penggunaan sumber daya tersebut, maka setiap tahun Pusat Litbang SDA harus mempertanggungjawabkan pengelolaannya dibandingkan dengan penetapan kinerja yang telah diperjanjikan dalam Laporan Kinerja. Atas dasar tersebut, Puslitbang SDA menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban berupa laporan evaluasi secara mandiri. Sasaran dan realisasi Indikator Kinerja Program yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) sekaligus kontribusi Pusat Litbang SDA (Eselon II) untuk outcome Badan Litbang (Eselon I) tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh stakeholders berupa Jumlah teknologi yang termanfaatkan dapat sepenuhnya tercapai sebanyak 6 unit (capaian: 100%) Meningkatnya kualitas layanan teknis kepada stakeholders berupa Indeks kepuasan pelanggan terhadap: 1) Layanan advis teknis dapat tercapai 89,33% dari target sebesar 74% (tingkat capaian: 121%); 2) Layanan Uji Laboratorium dapat tercapai 76,62% dari target sebesar 72% (capaian: 106,42%); sedangkan 3) Proses sertifikasi yang diterbitkan, belum dilakukan pengukuran kepuasan pelanggannya.
Adapun dalam hal Indikator Kinerja Kegiatan atau kinerja skala output Pusat Litbang SDA pada tahun 2016, dari 22 (duapuluh dua) indikator yang dikelompokkan ke dalam 5 (lima) sasaran kegiatan, 19 (sembilan belas) indikator dapat memenuhi target (100%). Adapun 3 (tiga) indikator lainnya adalah sebagai berikut:
Jumlah Perumusan SPM (R-3) dapat tercapai 12 Naskah dari target sebanyak 10 (tingkat capaian: 120%); Jumlah Advis Teknis dan Pendampingan Teknis dapat tercapai 82 Rekomendasi Teknis dari target sebanyak 34 (tingkat capaian: 241,18%); sementara Jumlah Penerimaan PNBP, hanya dapat tercapai sebesar Rp1.647.058.372,- dari target Rp2.292.675.000,- (tingkat capaian: 71,84%)
Ringkasan Eksekutif
iii
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Capaian Pusat Litbang SDA dihasilkan dengan penyerapan anggaran sebesar Rp152.253.220.000 atau 91,63% dari alokasi pagu Rp166.175.206.000 dengan komposisi sebagai berikut: -
Kegiatan Litbang sebesar Rp81.644.611.000 (49,13%) dapat terserap 85,92% (2015: 97,20%); Kegiatan Non-Litbang sebesar Rp20.763.635.000 (12,50%) dapat terserap 96,25% (2015: 97,33%); dan Kegiatan Layanan Perkantoran sebesar Rp63.766.960.000 (38,37%) dapat terserap 97,40% (2015: 97,75%).
Berdasarkan pelaksanaan dan pencapaian kinerja tahun 2016, terdapat sejumlah permasalahan / kendala yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan kinerja, diantaranya sebagai berikut: -
-
Terjadinya kerusakan pada sejumlah peralatan yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan; Terdapat kegiatan litbang yang mengadopsi teknologi baru yang didorong untuk menjadi prototip dengan anggaran hasil refocussing pada bulan April. Teknologi tersebut sebelumnya harus melalui beberapa tahap penelitian, namun uji model fisik skala laboratorium, desain dan pembuatan prototip dilaksanakan pada tahun yang sama. Kegiatan yang bersumber dari pinjaman luar negeri (loan) baru dipastikan pada pertengahan tahun anggaran (APBN-P) dan perpanjangan loan agreement masih dalam proses, sehingga menghambat proses pelaksanaan lelang.
Adapun rekomendasi yang diharapkan dapat ditindaklanjuti pada pelaksanaan kinerja kedepan diantaranya adalah sebagai berikut: -
iv
Tahun 2017 perencanaan kegiatan litbang bidang sumber daya air harus lebih banyak diarahkan pada penerapan-penerapan teknologi terbatas (pilot project); Perencanaan untuk target penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) perlu lebih dioptimalkan; Pelaksanaan kegiatan yang terkait langsung dengan penelitian dan pengembangan harus dapat didorong penyelesaiannya dengan batas waktu paling lambat bulan Oktober, sehingga pada bulan November dan Desember difokuskan pada penyusunan Laporan dan Output Kegiatan, serta persiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan tahun 2018.
Ringkasan Eksekutif
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Daftar Isi Kata Pengantar......................................................................................................................................... i Ringkasan Eksekutif ............................................................................................................................... iii Daftar Isi .................................................................................................................................................. v Daftar Tabel .......................................................................................................................................... vii Daftar Gambar ....................................................................................................................................... ix BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1 1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ............................................................................... 2 1.2.1 Tugas dan Fungsi ...................................................................................................... 2 1.2.2 Struktur Organisasi................................................................................................... 3 1.3 Isu Strategis ........................................................................................................................ 5 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA ............................................................................................................ 9 2.1 Perencanaan Strategis........................................................................................................ 9 2.1.1 Visi dan Misi ............................................................................................................. 9 2.1.2 Tujuan .................................................................................................................... 10 2.1.3 Sasaran Strategis, Program dan Kegiatan .............................................................. 11 2.2 Rencana Kinerja Tahun 2016 ............................................................................................ 15 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ......................................................................................... 16 2.4 Metode Pengukuran Kinerja ............................................................................................ 20 2.4.1 Formulasi Pengukuran Kinerja Output ................................................................... 20 2.4.2 Formulasi Pengukuran Kinerja Outcome ............................................................... 21 BAB 3 KAPASITAS ORGANISASI ........................................................................................................... 23 3.1 Sumber Daya Manusia ..................................................................................................... 23 3.2 Sarana dan Prasarana ....................................................................................................... 26 3.2.1 Aset Barang Milik Negara (BMN) ........................................................................... 26 3.2.2 Kapasitas Laboratorium ......................................................................................... 28 3.3 Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) ....................................................................... 29 BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA.......................................................................................................... 31 4.1 Capaian Kinerja Pusat Litbang SDA .................................................................................. 31 4.1.1 Pengukuran Kinerja Outcome ................................................................................ 31 4.1.2 Pengukuran Kinerja Output.................................................................................... 32 4.1.3 Pengukuran Kinerja Periodik (per bulan) ............................................................... 33
Daftar Isi
v
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
4.1.4 Permasalahan dan Tindak Lanjut (per Triwulan) ................................................... 43 4.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Outcome ............................................................... 44 4.2.1 Sasaran Program Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi Kebijakan .......................................................................................................................... 45 4.2.2 Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis kepada Stakeholders .. 60 4.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Output................................................................... 62 4.3.1 Sasaran Kegiatan Teknologi Terapan ..................................................................... 63 4.3.2 Sasaran Kegiatan Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan IPTEK ................... 107 4.3.3 Sasaran Kegiatan Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) ......................... 110 4.3.4 Sasaran Kegiatan Layanan Teknis dan Alih Teknologi .......................................... 112 4.3.5 Sasaran Kegiatan Layanan Dukungan Manajemen .............................................. 127 4.4 Capaian Kinerja Terhadap Rencana Jangka Menengah .................................................. 142 4.5 Realisasi Anggaran .......................................................................................................... 144 4.5.1 Perbandingan Kinerja Keuangan .......................................................................... 144 4.5.2 Kendala yang Dihadapi dalam Pencapaian Kinerja Keuangan ............................. 145 4.6 Analisis Efisiensi dan Efektivitas Kinerja ......................................................................... 146 4.7 Penghargaan ................................................................................................................... 149 4.8 Tindak Lanjut Atas Rekomendasi LKIP Tahun 2015 ........................................................ 150 BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................................ 153 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 153 5.2 Rekomendasi .................................................................................................................. 153 Daftar Pustaka ..................................................................................................................................... 155 Lampiran ............................................................................................................................................. 156
vi
Daftar Isi
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Daftar Tabel Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 2.1
Dukungan Pusat Litbang SDA terhadap Sasaran Strategis Ditjen SDA ............................... 5 Kegiatan Prioritas tahun 2016 ............................................................................................ 6 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Program / kontribusi Outcome) .......................................................................................................................... 13 Tabel 2.2 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan / Output) Awal .......................................................................................................................................... 13 Tabel 2.3 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan / Output) Revisi ................................................................................................................................ 14 Tabel 2.4 Rencana Kinerja Tahun 2016 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Program / kontribusi Outcome) .......................................................................................................................... 15 Tabel 2.5 Rencana Kinerja Tahun 2016 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) ........ 15 Tabel 2.6 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (PK) Pusat Litbang SDA (Sasaran Program / kontribusi Outcome) .......................................................................................................................... 17 Tabel 2.7 Lingkup Lembaga Inspeksi Puslitbang Sumber Daya Air yang Sudah Terakreditasi ........ 18 Tabel 2.8 Perjanjian Kinerja (PK) Revisi Pusat Litbang SDA Tahun 2016 (Sasaran Kegiatan / Output) .......................................................................................................................................... 19 Tabel 2.9 Kriteria Pemenuhan Outcome Teknologi Termanfaatkan................................................ 21 Tabel 3.1 Aset Barang Milik Negara Pusat Litbang SDA Tahun 2016 ............................................... 27 Tabel 3.2 Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA dan Lingkup Layanan Pengujiannya ..... 28 Tabel 3.3 DIPA Pusat Litbang SDA Tahun Anggaran 2016 ............................................................... 30 Tabel 3.4 Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA Tahun 2015-2017 ............................................. 30 Tabel 4.1 Pengukuran Kinerja Program (Kontribusi Outcome) Pusat Litbang SDA Tahun 2016 ...... 32 Tabel 4.2 Pengukuran Kinerja Kegiatan (Output) Pusat Litbang SDA Tahun 2016 .......................... 32 Tabel 4.3 Pengukuran Kinerja Bulan Januari Sampai Dengan Bulan April Berbasis Data Capaian Fisik e-Monitoring............................................................................................................. 34 Tabel 4.4 Pengukuran Kinerja Bulan Mei Sampai Dengan Bulan Agustus Berbasis Data Capaian Fisik e-Monitoring............................................................................................................. 37 Tabel 4.5 Pengukuran Kinerja Bulan September Sampai Dengan Bulan Desember Berbasis Data Capaian Fisik e-Monitoring............................................................................................... 40 Tabel 4.6 Permasalahan dan Tindak Lanjut per Triwulan Dalam Rangka Pencapaian Kinerja Tahun 2016 .................................................................................................................................. 43 Tabel 4.7 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor . 47 Tabel 4.8 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Lining Saluran dan Box Tersier Berbahan Ferosemen ........................................................................................................................ 50 Tabel 4.9 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Bangunan Pengendali Paras Muka Air di Lahan Gambut (Drainpile) ................................................................................................ 52 Tabel 4.10 Strategi Revitalisasi Danau Tempe ................................................................................... 53 Tabel 4.11 Rencana Revitalisasi Danau Tempe (3 Tahap) oleh BBWS Pompengan Jeneberang ....... 54 Tabel 4.12 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Revitalisasi Danau ..................................... 55
Daftar Tabel
vii
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Tabel 4.28 Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31 Tabel 4.32 Tabel 4.33
viii
Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Pengaman Pantai dengan Blok Beton 3B .. 58 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Pengolahan Air Baku di Lahan Gambut ..... 59 Layanan PULSA Pusat Litbang SDA tahun 2015-2016 ...................................................... 60 Tabulasi dan Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Layanan Advis Teknis .................... 61 Tabulasi dan Pengolahan Data Persepsi Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA tahun 2016 ........................................... 62 Upaya-Upaya yang Perlu Dilakukan Dalam Implementasi Pengembangan Irigasi di Setiap Kelas Potensi................................................................................................................... 108 Daftar Penyelenggaraan Pameran Pusat Litbang SDA Tahun 2016 ............................... 112 Daftar Layanan Advis Teknis oleh Puslitbang SDA tahun 2016 ...................................... 113 Daftar Layanan Pendampingan Teknis oleh Puslitbang SDA tahun 2016 ...................... 114 Daftar Layanan Home Doctor oleh Puslitbang SDA tahun 2016 .................................... 116 Kronologis Revisi DIPA Satuan Kerja di Lingkungan Pusat Litbang SDA Tahun 2016 ..... 128 DIPA Pusat Litbang SDA Tahun 2017 .............................................................................. 128 Pemantauan dan Evaluasi Kandidat Outcome 2016 Bidang SDA ................................... 130 Daftar Paten dan Proses Paten Hasil Litbang SDA sampai Tahun 2016 ......................... 135 Capaian Kinerja Outcome Terhadap Rencana Strategis 2015-2019............................... 142 Capaian Kinerja Output Terhadap Rencana Strategis 2015-2019 .................................. 142 Perbandingan Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA 2014-2016 (Berdasarkan Jenis Belanja) ........................................................................................................................... 145 Realisasi Keuangan dan Fisik Satuan Kerja (e-Monitoring) Tahun 2016 ........................ 145 Perbandingan Input, Output, dan Harga setiap Output pada RKT, PK dan Capaian / Realisasi Pusat Litbang SDA tahun 2016 ......................................................................... 147 Tindak Lanjut Rekomendasi LKIP 2015 ........................................................................... 150
Daftar Tabel
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Daftar Gambar Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 Gambar 4.21
Gambar 4.22
Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air .................. 4 Struktur Organisasi UPT / Balai di Lingkungan Pusat Litbang SDA .................................. 4 Prosedur Layanan Advis Teknis ..................................................................................... 18 Grafik Jumlah Pegawai di Lingkungan Pusat Litbang Sumber Daya Air ......................... 23 Grafik Perbandingan Jumlah Pegawai Laki-Laki dan Perempuan di Pusat Litbang SDA .... ....................................................................................................................................... 24 Grafik Sebaran Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan .. 24 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Golongan ........................................... 25 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Jabatan Fungsional ............................ 25 Alat Pengukur Rekahan Tanah (Ekstensometer) Dipasang dengan Logger Dan Modem GSM Pada Blok Longsoran di Desa Cibangkong, Kab. Banyumas .................................. 45 Alat Pemantau Banjir (AWLR) dan Alat Penakar Hujan (ARR) Dipasang dengan Logger Dan Modem GSM Pada Blok Longsoran di Desa Cibangkong, Kab. Banyumas ............. 46 Parameter Keadaan Kritis pada Sistem Peringatan Dini Longsor dan Banjir ................. 46 Alur Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor............................................................... 47 Sistim Tulangan Ferosement (Balai Irigasi, 2012) dan Karakteristik terhadap lentur ... 48 Proses Pembuatan dan Pemasangan Saluran Pembawa Sistim Pra Cetak.................... 49 Proses Pemasangan Bangunan Bagi Tersier (Box Tersier) ............................................. 49 Kondisi Bangunan Bagi Tersier dan Saluran Pembawa Pra Cetak (Kondisi 2016) ......... 49 Desain Final Drain pile Sei Ahas dengan Material Beton ............................................... 51 Drain Pile Sei Ahas yang Terbangun dengan Material Beton Tahun 2013 / 2014 ......... 51 Kondisi Drain pile / Canal Blocking Sei Ahas pada Tahun 2016 ..................................... 51 Peta Layout Revitalisasi Danau Tempe (Galian dan Pulau Buatan / DED Ditjen SDA)... 54 Denah dan Potongan Melintang Tepian Rencana Pulau Buatan di Danau Tempe (DED Ditjen SDA) ..................................................................................................................... 55 Blok Beton 3B yang telah Dicetak dan Disusun ............................................................. 56 Blok Beton 3B di Pantai Banyupoh, Kab. Buleleng ........................................................ 57 Kondisi Blok Beton 3B dan Tepian yang terlindungi / Tidak Terlindungi di Pantai Banyupoh, Kab. Buleleng (2016).................................................................................... 58 Instalasi Pengolahan Air Baku dan Sampel Hasil Pengolahan ....................................... 59 Kondisi Instalasi Pengolahan Air Baku (2016)................................................................ 59 Uji Model Fisik Teknologi Pengendali Sedimen (Sabo Jangkar) Q=51,79 l/s dan Q=103,3 l/s ................................................................................................................................... 63 Prediksi Kekeringan dengan Hujan Prediksi ECMWF tanggal 30 oktober 2015 ............ 64 Perbandingan Debit Observasi Dari TRMM dan Debit Prediksi dari ECMWF dengan Batasan Debit Andalan 80 dan 90 Untuk Tanggal 26 September – 27 November 2015 ....................................................................................................................................... 64 Ilustrasi Revitalisasi Waduk, Situ dan Danau ................................................................. 65
Daftar Gambar
ix
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 4.23 Rencana (awal) dan Perubahan (Aktual) Lokasi Pemasangan Modular di Pantai Candidasa ....................................................................................................................... 67 Gambar 4.24 Pemodelan Perletakan Pada Angkur Mooring ............................................................... 67 Gambar 4.25 Proses Pemasangan Prototip JIAT Skala Demplot ......................................................... 68 Gambar 4.26 Prototip JIAT Skala Demplot yang Terpasang (1) ........................................................... 68 Gambar 4.27 Prototip JIAT Skala Demplot yang Terpasang (2) ........................................................... 69 Gambar 4.28 Boks Tersier Precast pada Saluran Cilempung, Cilamaya Wetan, Kab. Karawang......... 69 Gambar 4.29 Mesin Press (kiri) dan Cetakan (Die) Beserta Pintu Air Karet yang Diproduksi dan Pengujian Hidarulik Pintu Air Berbahan Karet ............................................................... 70 Gambar 4.30 Green House Balai Litbang Irigasi untuk menerapkan teknologi irigasi tetes tipe regulating stick (PCJ Dripper) dan hidroponik NFT ........................................................ 71 Gambar 4.31 Sirkulasi Aliran Air Laboratorium Outdoor Eksisting ...................................................... 71 Gambar 4.32 Tampilan Awal Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) dan Rancangan Sistem Manajemen Operasi Irigasi ............................................................................................ 72 Gambar 4.33 Peredam Gelombang Untuk Restorasi Tanaman Pelindung Pantai............................... 72 Gambar 4.34 Gambar 3D pompa tenaga gelombang dan Perakitan di Lapangan .............................. 74 Gambar 4.35 Potensi Ketersediaan Air di DAS Bian, Kumbe, dan Maro berdasarkan Studi Pola ....... 75 Gambar 4.36 Peta Hasil Review Sabo Plan di Kawasan Sinabung ....................................................... 77 Gambar 4.37 Pembagian Area Poligon yang Digunakan dalam Estimasi Curah Hujan Wilayah pada Periode Ulang 2-1000 Tahun di Wilayah Kajian Gunungapi Sinabung, Kelud, dan Gamalama ...................................................................................................................... 78 Gambar 4.38 Peta Risiko DAS Bengawan Solo Hilir (Kala Ulang Q10, Q25 dan Q50) .......................... 81 Gambar 4.39 Lokasi Ambang Alam yang dikaji di Sungai Serayu ........................................................ 81 Gambar 4.40 Foto Pola Aliran Seri-IV (Q.25th) .................................................................................... 82 Gambar 4.41 Foto Pola Aliran Seri-IV (Q.25th) .................................................................................... 83 Gambar 4.42 Denah dan Potongan Bak Ekoteknologi ......................................................................... 84 Gambar 4.43 Identifikasi Lokasi Oxbow Citarum Hulu ........................................................................ 85 Gambar 4.44 Penataan Oxbow Daraulin ............................................................................................. 85 Gambar 4.45 Konsep River Amenity Sungai Citarum .......................................................................... 87 Gambar 4.46 Erosi Lahan Tahunan Kondisi Good Management (kiri) dan Bad Manaement (kanan) .... ....................................................................................................................................... 88 Gambar 4.47 Lokasi Usulan Check Dam Di Lokasi Citarum - Majalaya................................................ 89 Gambar 4.48 Kapasitas Cek Dam dan Potensi Volume Sedimen pada Alur Sungai ............................ 90 Gambar 4.49 Peta Rekomendasi Penambangan pada Cek Dam ......................................................... 91 Gambar 4.50 Basic Desain Sabodam Mikro dan Desain Rencana Jaring Serabut Kelapa .................... 91 Gambar 4.51 Pengumpulan Data Hidrologi ......................................................................................... 93 Gambar 4.52 Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Hidrologi ........................................................ 94 Gambar 4.53 Komponen Kalibrator AWLR .......................................................................................... 95 Gambar 4.54 Hasil Uji Coba Injeksi Grouting Kimia Dan Grouting Semen .......................................... 96 Gambar 4.55 Lokasi Zona Encong Gondok Yang Dapat Diterapkan Waduk Rawapening ................... 97 Gambar 4.56 Prototipe IPAL di Danau Rawapening ............................................................................ 97 Gambar 4.57 Hasil Simulasi : Perubahan morfologi akibat erosi dan sedimentasi pada kondisi awal reklamasi di Cengkareng Drain dan Banjir Kanal Barat (BKB) ........................................ 99 Gambar 4.58 Alternatif layout desain tanggul; tegak lurus (atas), paralel (tengah), eksisting (bawah), untuk mengetahui dampak dari Tsunami ...................................................................... 99
x
Daftar Gambar
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.59 Desain Tanggul Laut Tipe Dinding Tegak / Spoon Pile ................................................. 100 Gambar 4.60 Kontur Amblesan Dengan Skenario Steady Air Tanah Di Jakarta Utara Proyeksi Sampai Tahun 2175 .................................................................................................................. 100 Gambar 4.61 Proyeksi Spasial dengan Skenario Kombinasi Tahun 2050 .......................................... 101 Gambar 4.62 Lokasi rencana pintu air di Kali Sentiong ..................................................................... 101 Gambar 4.63 Contoh Grafik Lengkung Debit di Pos Kali Cakung-Duta Kranji ................................... 102 Gambar 4.64 Kegiatan Model Hidraulik Fisik 2 Dimensi dan 3 Dimensi ........................................... 103 Gambar 4.65 Hasil Uji Coba eksisting konsentrasi parameter COD di Kali Angke............................. 103 Gambar 4.66 Rencana Pengembangan IPAL Waduk Melati (Modifikasi) ......................................... 104 Gambar 4.67 Hasil Foto Udara Waduk Melati................................................................................... 104 Gambar 4.68 Causal Loop Diagram (CLD) Ketersediaan Pangan-Konversi Sawah ............................ 105 Gambar 4.69 Halaman Depan Web Site NCICD (Organisasi, Sejarah, Pemangku Kepentingan, Program dan Rencana) ................................................................................................ 105 Gambar 4.70 Diskusi Tim NCICD PUPR dengan Konsultan KOICA (Korea) ........................................ 106 Gambar 4.71 Langkah Pemetaan Zonasi Pengembangan Irigasi....................................................... 107 Gambar 4.72 Kriteria yang digunakan dalam pemetaan ................................................................... 108 Gambar 4.73 Komponen Bangunan PATH......................................................................................... 110 Gambar 4.74 Alat Pemantau Lingkungan, Sumur Resapan, dan Alat Pemantau Kebisingan............ 111 Gambar 4.75 Advis Teknis Kajian Bangunan Pengaman Pantai di Pantai Karya Tani, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung ............................................................................. 114 Gambar 4.76 Pendampingan Teknis Banjir Bandang dan Longsor Batang Mahat, Batang Bangko dan Batang Kuranji, Provinsi Sumatera Barat ..................................................................... 116 Gambar 4.77 Home Doctor Review Desain Pembangunan Bendung DI. Krueng Pase, Kabupaten Aceh Utara ............................................................................................................................ 119 Gambar 4.78 Penelitian Kualitas Air pada Layanan Laboratorium .................................................... 121 Gambar 4.79 Kegiatan Pelatihan Petugas Laboratorium .................................................................. 122 Gambar 4.80 Ruang Crisis Center Balai Litbang Sabo........................................................................ 126 Gambar 4.81 Grafik Target dan Realisasi Penerimaan PNBP Tahun 2015-2016 ............................... 127 Gambar 4.82 Kolokium Gabungan Pusat Litbang SDA dalam Lingkup Badan Litbang Tahun 2016 .. 129 Gambar 4.83 LKIP Pusat Litbang SDA 2015 ....................................................................................... 129 Gambar 4.84 Pelaksanaan Evaluasi 2 (dua) Bulanan Balai Litbang: Irigasi, Pantai, Sabo, Rawa, Sungai, HITA, LK dan BHGK....................................................................................................... 130 Gambar 4.85 Penandatanganan Kesepakatan Bersama / MoU dengan Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Labmath Indonesia, dan Deltares................................ 134 Gambar 4.86 Pengadaan PC Balai Litbang Irigasi Tahun 2016 .......................................................... 140 Gambar 4.87 Saluran Pembagi Debit Laboratorium Balai Litbang Sungai (Tampak depan dan Samping) ...................................................................................................................... 141 Gambar 4.88 Grafik Pagu dan Realisasi Tahun 2011-2016................................................................ 144 Gambar 4.89 Penghargaan kepada Satuan Kerja Pusat Litbang SDA dari Kementerian Keuangan pada Tahun 2016 .................................................................................................................. 149 Gambar 4.90 Penghargaan Dutch Engineering Award ...................................................................... 150 Gambar 4.91 Penghargaan kepada Balai Litbang Teknologi Irigasi (Bekasi) dari Kementerian Keuangan dan dari Kementerian PUPR pada Tahun 2016 .......................................... 150
Daftar Gambar
xi
2016
xii
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Daftar Gambar
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BAB 1
1.1
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah, ini berarti instansi pemerintah secara mandiri merencanakan, melaksanakan, mengukur, dan memantau kinerja serta melaporkannya kepada instansi/jenjang yang lebih tinggi. Evaluasi akuntabilitas ini adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur kinerja instansi. Tujuan akuntabilitas kinerja instansi adalah untuk: 1) menilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; 2) memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah; dan 3) memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya (Kajian Terhadap Evaluasi Pembangunan, Bappenas, 2014). Dalam Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa setiap Instansi Pemerintah wajib mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur. Adapun dasar peraturan utama terkait SAKIP ini diantaranya adalah sebagai berikut: -
Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan Permen PAN dan RB 53 tahun 2014 tersebut, tujuan dari pelaporan kinerja ini adalah memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Maka penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi suatu kewajiban yang melekat terhadap institusi/instansi untuk menggambarkan tentang akuntabilitas pelaksanaan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya, dalam hal ini termasuk pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusat Litbang SDA). Sebagai unit kerja pada jenjang eselon II, maka diperlukan dasar acuan yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatannya, yaitu Rencana Strategis (Renstra) Puslitbang SDA tahun 2015-2019 sebagai hasil rasionalisasi teknis dari Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan
PENDAHULUAN
1
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Litbang) dan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Renstra Kementerian PUPR itu sendiri tidak terlepas pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 yang menjadi tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. RPJPN 2005–2025 memberi arahan dalam upaya menciptakan, menguasai dan memanfaatkan IPTEK dasar/terapan/sosial/humaniora hasil litbang; Peningkatan kemampuan dan Kapasitas IPTEK; Pengembangan sumber daya; sinergi kebijakan; agenda riset yang selaras pasar; dan mekanisme intermediasi; penguatan sistem inovasi untuk mendorong ekonomi berbasis ilmu pengetahuan; 6 (enam) bidang fokus (pangan, energi, ICT , transportasi, pertahanan dan kesehatan). Dalam penyelenggaraannya, Kementerian PUPR memiliki Badan litbang yang berperan sebagai the technostructure atau scientific backbone. Hal ini memiliki arti bahwa litbang dapat berfungsi untuk memberikan saran atau masukan maupun pertimbangan ilmiah dalam perumusan kebijakankebijakan kementerian. Bidang dari litbang tersebut diantaranya adalah sumber daya air yang didelegasikan pelaksanaan teknis, tugas dan fungsinya kepada Pusat Litbang SDA. Pembagian tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab tersebut setiap jenjangnya adalah sebagaimana tertuang dalam peraturan berikut: -
Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Peraturan Menteri PUPR Nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; dan Peraturan Menteri PUPR Nomor 20 tahun 2016 (menggantikan Permen PUPR Nomor 34 tahun 2015) tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR.
1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 1.2.1 Tugas dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusat Litbang SDA) mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air (Pasal 1143). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal tersebut, Pusat Litbang Sumber Daya Air menyelenggarakan fungsi (Pasal 1144) : 1. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air; 2. pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pelayanan uji laboratorium dan lapangan, sertifikasi, inspeksi, kalibrasi, dan advis teknis di bidang sumber daya air; 3. pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air; 4. pelaksanaan urusan peningkatan kapasitas sumber daya manusia penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air;
2
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
5. 6. 7. 8.
2016
pelaksanaan pengelolaan sarana kelitbangan; pelaksanaan urusan keuangan, ketatausahaan, dan umum; penyiapan penyusunan standar dan pedoman; dan pelaksanaan diseminasi dan kerja sama penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air.
Untuk melaksanakan Fungsi tersebut Pusat Litbang SDA didukung oleh unit kerja setingkat eselon III sebagai unit kerja pendukung administrasi dan manajemen kelitbangan yang terdiri dari : 1. 2. 3. 4.
Bagian Keuangan dan Umum; Bidang Program dan Evaluasi; Bidang Sumber Daya Kelitbangan; Bidang Standardisasi dan Kerjasama;
Di samping Unit Kerja yang ada, Pusat Litbang Sumber Daya Air memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Kelompok Jabatan Fungsional yang merupakan kelompok fungsional tertentu yang ada di UPT/ Balai-balai. Hal itu ditetapkan selanjutnya melalui Peraturan Menteri PUPR Nomor 20 / PRT / M / 2016 (menggantikan Permen PUPR Nomor 34 / PRT / M / 2015) tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR. UPT merupakan Balai-balai yang secara umum melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang sumber daya air. Berikut adalah balai yang ada di lingkungan Pusat Litbang Sumber Daya Air, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan di Bandung; Balai Lingkungan Keairan di Bandung; Balai Hidrologi dan Tata Air di Bandung; Balai Litbang Pantai di Buleleng; Balai Litbang Sungai di Surakarta; Balai Litbang Rawa di Banjarmasin; Balai Litbang Irigasi di Bekasi; dan Balai Litbang Sabo di Yogyakarta.
1.2.2 Struktur Organisasi Pusat Litbang Sumber Daya Air merupakan Instansi Pemerintah setingkat Eselon II di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pusat Litbang Sumber Daya Air terdiri 6 (enam) Satuan Kerja dengan 12 (dua belas) unit kerja Eselon III, yaitu 1 (satu) Bagian, 3 (tiga) Bidang dan 8 (delapan) Balai yang masing-masing mempunyai 2 (dua) unit eselon IV untuk balai di dalam kantor pusat (kanpus) dan 3 (tiga) unit eselon IV untuk balai di luar kanpus. Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air juga secara langsung membawahi Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) yang terdiri dari Peneliti, Perekayasa, Pengendali Dampak Lingkungan (Pedal), Arsiparis, Kehumasan dan Litkayasa. Sebagai lembaga litbang, Pusat Litbang Sumber Daya Air menerapkan pola organisasi fungsional yang berciri fleksibel, adaptif, multi disiplin dan terus dikembangkan melalui keterkaitan jejaring keahlian,
PENDAHULUAN
3
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
serta ditunjang oleh beragam keahlian seperti teknik sipil, teknik geologi, teknik sumber daya air, teknik lingkungan, hidrologi dan lain-lain.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
Adapun terkait struktur organisasi UPT / Balai tersebut diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 20 / PRT / M / 2016 (menggantikan Permen PUPR Nomor 34 / PRT / M / 2015) tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR, adalah sebagai berikut:
Struktur Organisasi UPT/Balai di Bandung: 1. Litbang Lingkungan Keairan 2. Litbang Bangunan Hidrolik dan Geoteknik Keairan 3. Litbang Hidrologi dan Tata Air
Struktur Organisasi UPT/Balai: 1. Litbang Irigasi di Bekasi 2. Litbang Sungai di Surakarta 3. Litbang Sabo di Yogyakarta 4. Litbang Pantai di Buleleng 5. Litbang Rawa di Banjarmasin
Gambar 1.2 Struktur Organisasi UPT / Balai di Lingkungan Pusat Litbang SDA
4
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
1.3
2016
Isu Strategis
Dalam rangka mendukung terciptanya mutu penyelenggaraan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang andal, Puslitbang Sumber Daya Air, Badan Litbang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berperan sebagai scientific backbone dan sebagai leader dalam bidang infrastruktur dan bertanggung jawab dalam memberikan masukan dalam perumusan kebijakan dan penyelesaian masalah pembangunan infrastruktur bidang Sumber Daya Air. Hal tersebut dilaksanakan dengan melakukan inovasi teknologi (IPTEK siap pakai), advis teknis, pelatihan teknis tenaga terampil, yang dalam pelaksanaannya diharapkan lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan sustainable. Dengan demikian, keberadaan Pusat Litbang SDA sekurang-kurangnya dapat mendukung pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) di lingkungan internal Kementerian PUPR. Isu Utama Kegiatan Litbang Puslitbang SDA Renstra 20152019 didasarkan pada sasaran strategis Ditjen SDA adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Dukungan Pusat Litbang SDA terhadap Sasaran Strategis Ditjen SDA No 1
Isu Stretegis Konservasi SDA
Rencana Strategis -
2
3
Pendayagunaan SDA
-
Pengendalian Daya Rusak Air
-
4
Peningkatan Kapasitas kelembagaan, Tata Kelola dan Keterpaduan Pengelolaan SDA
-
Pembangunan 65 Buah bendungan Rehabilitasi/peningkatan bendungan/waduk sebanyak 46 Buah Restorasi sungai 55 Buah, revitalisasi danau 17 Buah dan konservasi rawa 29 Buah. Pembangunan bangunan pengendali sedimen (check dam) sebanyak 180 Buah. Peningkatan fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan air baku sebesar 67,52 m3/detik Peningkatan layanan jaringan irigasi seluas 1 juta Ha Rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3 juta Ha Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi 3,9 juta Ha Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana dan prasarana pengamanan pantai sepanjang 530 Km. Normalisasi sungai dan pembangunan/peningkatan tanggul sepanjang 3.080 Km. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air seluas 200 ribu Ha Penyusunan dan penerapan pola dan rencana pengelolaan SDA terpadu yang berbasis wilayah sungai
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019
Berdasarkan tugas dan fungsinya yang dihadapkan dengan kondisi dan tantangan pembangunan melalui penelitian dan pengembangan bidang sumber daya air, serta selaras dengan sasaran strategis Ditjen SDA, maka terdapat peran strategis bagi Pusat Litbang SDA yang harus dipenuhi. Adapun dalam menindaklanjuti peran tersebut, maka pada tahun 2016 tercermin dalam kegiatan prioritas sebagai berikut:
PENDAHULUAN
5
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 1.2 Kegiatan Prioritas tahun 2016 Dukungan Agenda Prioritas Ketahanan Pangan
Ketahanan Air
Kedaulatan Energi
RAN - MAPI (Global Warming) Pengendalian Daya Rusak (Mitigasi Bencana)
6
Kegiatan
Unit Kerja
- Pengembangan Teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah - Studi Awal Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah (Bendungan Bawah Tanah) - Pengembangan dan Penerapan Teknologi Bendungan Bawah Tanah - Pengembangan Teknologi Irigasi Hemat Air* - Penerapan Teknologi Irigasi Mikro Skala Laboratorium - Pengembangan Data Spasial Zonasi Pengembangan Lahan Irigasi - Pengembangan Lahan Irigasi di Papua - Audit Tata Air* - Pedoman Pengembangan Lahan Rawa Gambut untuk Pertanian di Indonesia*
Balai Litbang Irigasi
- Pengembangan Aplikasi Grouting Kimia dan Teknologi Vakum Konsolidasi pada bangunan Air - Pengembangan Pondasi Bangunan Air di Tanah Gambut - Pengembangan dan Penerapan Teknologi Peta Gempa - Konservasi Danau/Situ Kritis Rawapening* - Pengembangan Model Monitoring Kekeringan Menggunakan Data Satelit* - Penelitian dan Pengembangan Kendali Mutu Data Hidrologi - Pengembangan Model Dinamika Sistem untuk Harmonisasi Perencanaan Sumber Daya Air dengan Penataan Ruang Wilayah* - Restorasi Kualitas Air Sungai Citarum Hulu* - Kajian Potensi Pemanfaatan Bekas Sudetan Sungai
Balai BHGK
- Pedoman Pemanfaatan Sumber Air Daerah Pantai
Balai Litbang Pantai Balai Litbang Sungai Balai BHGK
- Peningkatan Kapasitas SDM dan Tata Kelola Lembaga Pengelola Wilayah Sungai - Penerapan Teknologi Hidropower di Infrastruktur Sumber Daya Air - Penerapan Teknologi Pumping Storage
Balai Litbang Rawa
Balai HITA
Balai LK
Didukung juga dengan 11 (sebelas) Kegiatan dengan tanda (*)
- Jaringan Hidrologi Nasional secara Real Time untuk Monitoring dan Peramalan Banjir* - Pengembangan Kalibrator AWLR - Penerapan Delft-FEWS sebagai Sistem Peramalan Banjir* - Hujan Rencana untuk Perhitungan Banjir Rencana Akibat Pengaruh Perubahan Iklim* - Penelitian Erosi dan Sedimentasi Dalam Rangka Untuk Mengurangi Laju Sedimentasi Di Sungai Akibat Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan - Teknologi Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di DAS Citarum Hulu - Pengembangan Teknologi Pengaman Pantai - Pengembangan Teknologi Sistem Modular Apung - Studi Hidrodinamika dan Morfologi Daerah Tambah Lorok - Review Desain Tanggul Tambak Lorok - Sistem Drainase Tambak Lorok (RAWA)
Balai HITA
Balai Litbang Pantai
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Dukungan Agenda Prioritas
Kegiatan - Desain Tata Air Polder Tambak Lorok (HITA) - Basic Design Sabo Jangkar - Pengembangan Model Rekonstruksi Kawasan Terdampak Erupsi - Pengembangan Percepatan Aliran Dalam Sistem Pengendalian Banjir - Kajian Teknologi Pembuatan Peta Risiko Banjir (Studi Kasus DAS Krueng Aceh dan DAS Bengawan Solo Hilir)* - Teknologi Kajian Dampak Ambang Alam Sungai Terhadap Morfologi Sungai Dengan Uji Hidraulik Fisik - NCICD: - Sistem Tata Air Phase B - Kajian Perilaku Air Tanah terkait Pembangunan Tanggul Laut Jakarta - Pemodelan Kualitas Air dan Pengembangan Teknologi Terpilih Untuk Mendukung Pembangunan Great Sea Wall - Morphologi dan Bangunan Pantai - Teknologi Penanganan Perubahan Morpologi Sungai Akibat Adanya sea wall - UMH Sudetan - Kajian Kelestarian Lahan Sawah Irigasi Teknis Mendukung Pengembangan Kawasan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara dan Ketahanan Pangan Nasional - Kajian Penyelidikan Amblesan (Subsidence) di Kawasan Jakarta Dukungan PTPIN-NCICD - Identifikasi Perubahan Morfologi Muara Sungai Akibat Sea Dike dan Reklamasi - Kajian Teknologi Perbaikan Kualitas Air
PENDAHULUAN
2016
Unit Kerja Balai Litbang Sabo
Balai Litbang Sungai
Seluruh Balai + Bidang Progrev
7
2016
8
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BAB 2
2.1
2016
PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan Strategis
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Rencana Strategis (Renstra) sebagai bentuk dari perencanaan strategis merupakan landasan penyelenggaraan dalam SAKIP. Adapun penyelenggaraan SAKIP tersebut dilaksanakan oleh entitas akuntabilitas kinerja secara berjenjang dengan tingkatan Satuan Kerja (Eselon II/III), Unit Organisasi (Eselon I) dan Kementerian/Lembaga. Petunjuk teknis penyusunan Renstra tersebut mengacu pada Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019. Di dalamnya (Subbab 5.2 Kaidah Khusus Pelaksanaan, hal. 74) disebutkan bahwa pedoman penyusunan tersebut hanya ditujukan untuk penyusunan renstra pada tingkat K/L, sementara pada tingkat dibawahnya (eselon I dan eselon II), maka ketentuan proses penyusunannya harus diatur lebih lanjut oleh masing-masing K/L. Terkait hal itu Kementerian PUPR sendiri tidak mengatur lebih lanjut perihal penyusunan renstra untuk unit organisasi eselon I maupun unit kerja eselon II. Dengan demikian, rancangan Rencana Strategis Pusat Litbang SDA menyesuaikan secara sistematika dan substansinya dengan Rencana Strategis Badan Litbang dan Rencana Strategis Kementerian PUPR tahun 2015-2019.
2.1.1 Visi dan Misi Mengacu pada visi dan misi Presiden/Pemerintah, Renstra Kementerian PUPR, dan Renstra Badan Litbang, maka penjabaran kedalam visi Pusat Litbang SDA sesuai dengan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut: Termanfaatkannya Teknologi Terapan Dan Rekomendasi Kebijakan Bidang Sumber Daya Air Untuk Mendukung Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Yang Handal Dalam Mendukung Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Sesuai dengan visi Pusat Litbang SDA tersebut, maka penjabaran kedalam misi yang harus dijalankan pada periode 2015-2019 adalah sebagi berikut: 1.
2.
Meneliti dan mengembangkan teknologi terapan bidang sumber daya air guna mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air, termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi; Menyusun Standar Pedoman dan Manual (SPM), dan Naskah Kebijakan bidang sumber daya air untuk menjamin mutu infrastruktur dan pengelolaan sumber daya air yang berkeadilan dan berkelanjutan;
PERENCANAAN KINERJA
9
2016 3.
4.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Memberikan Layanan Teknis berupa advis teknis, uji laboratorium, sertifikasi, serta penyediaan data dan informasi bidang sumber daya air untuk mendukung terselenggaranya infrastruktur bidang sumber daya air yang berkualitas; dan Melaksanakan peningkatan tata kelola sumber daya organisasi Pusat Litbang Sumber Daya Air yang meliputi Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN), Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sarana Kelitbangan, Program, Monitoring dan Evaluasi, serta Administrasi Standardisasi, Diseminasi dan Kerjasama.
2.1.2 Tujuan Tujuan Pusat Litbang SDA selaras dengan tujuan Badan Litbang PUPR dan bersifat lebih teknis operasional. Tujuan ini mencerminkan arah pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Litbangrap IPTEK) dalam jangka waktu 5 (lima) tahun untuk menunjang tercapainya tujuan yang lebih luas, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tujuan Pusat Litbang SDA adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
5.
Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka Konservasi Sumber Daya Air; Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka Pendayagunaan Sumber Daya Air; Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka Pengendalian Daya Rusak Terkait Air; Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan, ketatakelolaan dan keterpaduan Pengelolaan Sumber Daya Air; dan Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi Pusat Litbang Sumber Daya Air untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Tujuan tersebut mengandung pengertian bahwa pilihan IPTEK yang handal dengan inovasi lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan sustainable. Handal diartikan sebagai tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan serta kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahana Rakyat yang produktif, cerdas, berkeselamatan, mendukung kesejahteraan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta bekelanjutan berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. Kegiatan Litbangrap IPTEK juga harus dapat menghasilkan konsep SPM (R-0) untuk dinilai kelayakannya menjadi SNI maupun pedoman. SNI dan Pedoman yang disetujui melalui Peraturan Menter harus segera disosialisasikan supaya penerapannya berkesesuaian. Pemberian advis teknis untuk meminimalisir masalah infrastruktur yang diperkirakan muncul atau telah benar-benar terjadi, harus diberikan oleh Puslitbang Sumber Daya Air, Badan Litbang PUPR, dengan memanfaatkan IPTEK yang dihasilkan melalui litbang. Sementara itu, kualitas pembinaan dan
10
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
dukungan administrasi serta manajemen yang dilaksanakan oleh unit pendukung operasional harus terus ditingkatkan kualitasnya agar kegiatan dan hasil Litbangrap IPTEK selalu meningkat kualitasnya.
2.1.3 Sasaran Strategis, Program dan Kegiatan Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi serta mengantisipasi potensi maupun permasalahan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang sumber Daya Air pada periode lima tahun mendatang, disusunlah Sasaran Kegiatan Puslitbang Sumber Daya Air yang selaras dengan sasaran strategis Balitbang PUPR lima tahun kedepan (2015 - 2019) yaitu : Meningkatnya inovasi teknis terapan bidang Sumber Daya Air. Dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut, sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan penganggaran serta perencanaan kinerja, maka ditetapkan 1 (satu) program pada level eselon I dan masing-masing 1 (satu) kegiatan pada level eselon II. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, definisi Program dan Kegiatan adalah sebagai berikut: -
-
Program adalah penjabaran kebijakan kementerian negara/lembaga atau SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi kementerian negara/lembaga atau SKPD. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja pada Kementerian Negara/Lembaga atau unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Oleh karena itu, sesuai dengan arsitektur perencanaan dan pengganggaran sebagaimana dimuat dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019, maka Pusat Litbang SDA mendukung: “Program Penelitian dan Pengembangan” yang melekat pada Unit Organisasi Eselon I Badan Litbang, Kementerian PUPR. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan Pusat Litbang SDA untuk mendukung program tersebut adalah “Penelitian dan Pengembangan Bidang Sumber Daya Air.” Adapun Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Balitbang PUPR sebagaimana dimaksud pada program diatas adalah: Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi Kebijakan, dengan indikatornya yang menjadi Indikator Kinerja Utama Pusat Litbang SDA adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya pemanfaatan IPTEK dan Rekomendasi Kebijakan, dengan indikator berupa: a. Jumlah teknologi yang termanfaatkan; b. Jumlah rekomendasi kebijakan yang termanfaatkan. 2. Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Stakeholders, dengan indikator berupa: c. Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan advis teknis; d. Indeks kepuasan pelanggan terhadap proses sertifikasi yang diterbitkan; e. Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan uji laboratorium.
PERENCANAAN KINERJA
11
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Dalam rangka mendukung program, sasaran program dan indikator kinerja program tersebut diatas, Pusat Litbang Sumber Daya Air memberikan kontribusi berupa kegiatan yang dijabarkan kedalam Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagaimana berikut: 1.
2.
3. 4.
5.
Teknologi Terapan a. Jumlah Teknologi (dari komponen teknologi : Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0)Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi, pelatihan (TOT) Rekomendasi dan Pemanfaatan Teknologi a. Jumlah Naskah Kebijakan b. Jumlah Dokumen Kebijakan c. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Layanan Teknis dan Alih Teknologi a. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran b. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis c. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium d. Jumlah Layanan Data dan Informasi e. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Layanan Dukungan Manajemen a. Jumlah Penyusunan Program Jangka Menengah b. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan c. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan d. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan e. Jumlah Pengelolaan BMN f. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kehumasan g. Jumlah Pengembangan SDM h. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian i. Jumlah Penyelenggaraan Organisasi dan Tata Laksana j. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama k. Jumlah Fasilitasi Pengembangan Standar, Pedoman, Manual l. Jumlah Fasilitasi Layanan Teknis dan Hukum m. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI n. Jumlah Administrasi Kesatkeran o. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang p. Jumlah Layanan Perkantoran q. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor r. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan
Dari 28 indikator tersebut, Puslitbang SDA diberikan target oleh Badan Litbang untuk melaksanakan target pada 23 (duapuluh tiga) indikator, namun khusus tahu 2015 masih 16 indikator (konversi ke 22) dan tahun 2016 masih sebanyak 22 indikator kinerja output. Adapun target Pusat Litbang SDA berdasarkan Rencana Strategis tahun 2015-2019 pada sasaran program (kontribusi outcome untuk Badan Litbang) adalah sebagaimana tabel berikut ini:
12
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Tabel 2.1 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Program/kontribusi Outcome) No
1
2
Sasaran Strategis/Program Meningkatnya Inovasi Teknologi Terapan Bidang PUPR Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi Kebijakan
Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Stakeholder
Indikator Kinerja
Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang Termanfaatkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium
Target 2015-2019
20 Unit 82% 82% 82%
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019
Adapun target Pusat Litbang SDA berdasarkan Rencana Strategis tahun 2015-2019 pada sasaran kegiatan (output) adalah sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 2.2 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) Awal No
1.
Kegiatan/ Sasaran Kegiatan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bidang Sumber Daya Air Teknologi Terapan Teknologi
Indikator Kinerja
Jumlah Teknologi (dari komponen
Target 2015-2019
20 Unit
teknologi: Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototipe, dan R-0)
2.
3.
4.
Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan IPTEK a. Naskah Kebijakan b. R-3 Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) Penerapan Teknologi Terbatas Layanan Teknis dan Alih Teknologi a. Penyelenggaraan Diseminasi dan Sosialisasi b. Pelayanan Advis Teknis
c.
5.
Layanan Pengujian Laboratorium
d. Pelayanan Data dan Informasi e. Layanan Jasa Litbang (PNBP) Layanan Dukungan Manajemen a. Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan b. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan c.
Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan
PERENCANAAN KINERJA
Jumlah Naskah Kebijakan Jumlah Perumusan SPM (R-3)
Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi dan Sosialisasi Jumlah Pelayanan Advis Teknis
Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium Jumlah Pelayanan Data dan Informasi Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan
25 Naskah 50 Dokumen
8 Unit 13 Proseding DSP 119 Rekomendasi Teknis 41 Laporan 60 Dokumen 60 Bulan 31 Dokumen 6 Dokumen 36 Dokumen
13
2016 No d.
e.
f. g. h. i.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Kegiatan/ Sasaran Kegiatan Pengelolaan BMN, Tata Persuratan, Kearsipan dan Kerumahtanggaan Pengembangan SDM dan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Penyelenggaraan Kerjasama Administrasi Kesatkeran Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Layanan Perkantoran
Indikator Kinerja Jumlah Pengelolaan BMN, Tata Persuratan, Kearsipan dan Kerumahtanggaan Jumlah Pengembangan SDM dan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama Jumlah Administrasi Kesatkeran Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Jumlah Layanan Perkantoran
Target 2015-2019 50 Dokumen
75Dokumen
5 Dokumen 31 Dokumen 117 Unit 60 Bulan
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019
Berdasarkan revisi Rencana Strategis tahun 2015-2019 pada tahun 2016, maka sasaran kegiatan (output) Pusat Litbang SDA menjadi sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 2.3 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) Revisi No 1
2
3 4
5
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Teknologi Terapan - Jumlah Teknologi (Dari Komponen Teknologi : Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0) Rekomendasi Kebijakan Dan Pemanfaatan Teknologi 1. Jumlah Naskah Kebijakan 2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) - Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Layanan Teknis dan Alih Teknologi 1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran 2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis 3. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium 4. Jumlah Layanan Data dan Informasi 5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Layanan Dukungan Manajemen 1. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan 2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan 4. Jumlah Pengelolaan BMN 5. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kehumasan 6. Jumlah Pengembangan SDM 7. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian 8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama 9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI 10. Jumlah Administrasi Kesatkeran 11. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang 12. Jumlah Layanan Perkantoran 13. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 14. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan
Satuan
Target
Teknologi
49
Naskah Naskah
6 51
Unit
25
Proseding DSP Rekomendasi Teknis Laporan Hasil Uji Data-Informasi Miliar Rupiah
10 61 42 46 13,026
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
32 6 21 15
Dokumen
10
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Bulan Layanan Unit M2
6 14 5 3 31 55 60 54 8,936
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019 (Revisi 2016)
14
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2.2
2016
Rencana Kinerja Tahun 2016
Rencana Kinerja Tahunan ini merupakan rencana 1 (satu) tahun sebagai turunan dari rencana strategis yang berjangka waktu 5 (lima) tahun. Rencana kinerja ini memberikan gambaran lebih rinci mengenai sasaran dan strategi pencapaiannya, serta menjadi jembatan antara perencanaan jangka menengah ke dalam rencana jangka pendek. Dokumen ini memuat program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun anggaran untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Sebagaimana telah diuraikan pada Subbab sebelumnya, sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian PUPR dan Rencana Strategis Badan Litbang 2015-2019, maka Pusat Litbang SDA diarahkan untuk mendukung 2 (dua) Sasaran Program Badan Litbang yang terbagi kedalam 5 (lima) Indikator Kinerja Program. Dalam rangka upaya mendukung capaian kinerja program tersebut diatas, maka Pusat Litbang SDA ditetapkan memiliki 1 (satu) kegiatan dengan 5 (lima) Sasaran Kegiatan yang dibagi kedalam 22 Indikator Kinerja Kegiatan untuk menjadi output eselon II (tahun 2015 masih 4 Sasaran dengan 16 Indikator). Hal itu sebagaimana terlihat dalam tabel berikut: Tabel 2.4 Rencana Kinerja Tahun 2016 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Program/kontribusi Outcome) No
1
2
Sasaran Strategis/Program Meningkatnya Inovasi Teknologi Terapan Bidang PUPR Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi Kebijakan Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Stakeholder
Target 2016
Indikator Kinerja
Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang Termanfaatkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium
4 Unit 74% 74% 74%
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019
Sedengkan Rencana Kinerja Tahun 2016 pada sasaran kegiatan / output Pusat Litbang SDA adalah sebagai berikut: Tabel 2.5 Rencana Kinerja Tahun 2016 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) No 1
2
3 4
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Teknologi Terapan - Jumlah Teknologi (Dari Komponen Teknologi : Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0) Rekomendasi Kebijakan Dan Pemanfaatan Teknologi 1. Jumlah Naskah Kebijakan 2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) - Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Layanan Teknis dan Alih Teknologi 1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran 2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis 3. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium
PERENCANAAN KINERJA
Satuan
Target
Teknologi
4
Naskah Naskah
1 10
Unit
1
Proseding DSP Rekomendasi Teknis Laporan Hasil Uji
2 32 8
15
2016 No
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja 4. Jumlah Layanan Data dan Informasi 5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Layanan Dukungan Manajemen 1. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan 2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan 4. Jumlah Pengelolaan BMN 5. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kehumasan 6. Jumlah Pengembangan SDM 7. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian 8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama 9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI 10. Jumlah Administrasi Kesatkeran 11. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang 12. Jumlah Layanan Perkantoran 13. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 14. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan
5
Satuan
Target
Data-Informasi Miliar Rupiah
13 2,292
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
6 1 6 6
Dokumen
1
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Bulan Layanan Unit M2
2 6 1 6 9 12 16 109
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019 (Revisi)
Adapun Indikator kinerja kegiatan Pusat Litbang SDA (tingkat eselon II) berupa output (barang atau jasa/layanan) yang mendukung indikator program berupa outcome (tingkat eselon I) ditentukan dalam dokumen RKT untuk kemudian dirasionalisasikan dengan penganggaran untuk menghasilkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016.
2.3
Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Perencanaan kinerja tahunan merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis dan dituangkan kedalam Perjanjian Kinerja. Didalamnya berupa kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun anggaran, dalam hal ini tahun 2016. Dokumen Perjanjian Kinerja yang mengacu pada Rencana Strategis memuat informasi tentang: -
Sasaran strategis, sasaran program atau sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada tahun yang bersangkutan; Indikator kinerja yang menjadi parameter dalam tingkat kinerja organisasi (sasaran strategis, sasaran program atau sasaran kegiatan); Target Kinerja yang ingin dicapai dalam satuan output yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.
Sebagaimana telah diuraikan pada Latar Belakang (Bab 1: Pendahuluan), Indikator Kinerja pada level Kementerian sebagai Indikator Kinerja Sasaran Strategis, pada level Unit Organisasi Eselon I sebagai Indikator Kinerja (sasaran) Program dan pada Unit Kerja Eselon II sebagai Indikator Kinerja (sasaran) Kegiatan. Adapun definisi indikator kinerja yang dimuat dalam Perjanjian Kinerja tersebut menurut Perpres 29 tahun 2014 tentang SAKIP adalah sebagai berikut:
16
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
-
-
2016
Indikator Kinerja Program adalah ukuran atas hasil (outcome) dari suatu program yang merupakan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu kementerian negara/lembaga dan pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh satuan kerja / SKPD. Indikator Kinerja Kegiatan adalah ukuran atas keluaran (output) dari suatu kegiatan yang terkait secara logis dengan indikator Kinerja Program.
Kepala Pusat Litbang SDA memiliki 1 (satu) kegiatan, yaitu penelitian dan pengembangan bidang sumber daya air yang mendukung 1 (satu) Program Unit Organisasi Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan dengan sasaran strategis (pada tingkat Kementerian PUPR): “Meningkatnya inovasi teknologi terapan bidang PUPR”. Pada tahun 2016, Badan Penelitian dan Pengembangan telah menandatangani Perjanjian Kinerja terkait pelaksanaan program dan diturunkan kepada kegiatan masing-masing Eselon II. Adapun Perjanjian Kinerja Kepala Pusat Litbang SDA adalah sebagaimana berikut: Tabel 2.6 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (PK) Revisi Pusat Litbang SDA (Sasaran Program / kontribusi Outcome) No
Sasaran Strategis/Program
Indikator Kinerja
Target 2016
Meningkatnya Inovasi Teknologi Terapan Bidang PUPR Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi Kebijakan
1
Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Stakeholder
2
Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang Termanfaatkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium
46 Unit 74% 74% 74%
Sumber: Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (Revisi November)
6 (enam) teknologi termanfaatkan telah ditetapkan sebagai target yang harus dapat dicapai dalam Perjanjian Kinerja tahun 2016. Teknologi yang diusulkan untuk diidentifikasi kinerja dan pemanfaatannya adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Teknologi Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor Teknologi Lining Saluran dan Box Tersier Berbahan Ferosemen Teknologi Bangunan Pengendali Paras Muka Air di Lahan Gambut (Drainpile) Teknologi Revitalisasi Danau Tempe Teknologi Pengaman Pantai dengan Sistem Modular, dalam pelaksanaannya digantikan dengan Teknologi Pengaman Pantai dengan Beton Berkait 3B 6. Teknologi Perbaikan Kualitas Air dengan Wetland Apung, dalam pelaksanaannya digantikan dengan Teknologi Pengolahan Air Baku di Lahan Gambur Adapun terkait kualitas layanan teknis oleh Pusat Litbang SDA kepada stakeholders yang harus diukur kinerja layanannya berdasarkan tingkat kepuasan pelanggan eksternal/internal adalah sebagai berikut:
PERENCANAAN KINERJA
17
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis
-
Kegiatan Advis Teknis (termasuk Pendampingan Teknis) merupakan layanan konsultasi teknis oleh para ahli dari balai-balai yang ada di Pusat Litbang SDA serta dengan didukung oleh laboratorium, SPM dan inovasi teknologi terkini. Layanan dapat berupa kunjungan lapangan sesuai permintaan atau layanan konsultasi teknis di kampus Puslitbang Sumber Daya Air (Home Doctor). Gambar 2.1 Prosedur Layanan Advis Teknis
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan
-
Proses sertifikasi yang diterbitkan adalah terkait pelaksanaan Pusat Litbang SDA sebagai Lembaga Inspeksi. Lembaga Inspeksi itu sendiri didefinisikan sebagai suatu kegiatan penilaian terhadap desain produk, produk, proses, atau instalasi serta determinasi kesesuaiannya terhadap persyaratan tertentu atau persyaratan umum berdasarkan pertimbangan profesional. Pusat Litbang Sumber Daya Air telah menerapkan Sistem Manajemen Lembaga Inspeksi berdasarkan SNI ISO/IEC 17020:1999 yang telah terakreditasi oleh KAN dengan nomor LI-054-IDN pada tanggal 18 April 2013. Lembaga Inspeksi Puslitbang SDA mengelola kegiatan inspeksinya melalui penerapan sistem manajemen mutu (SNI 19-17020-1999 dan SNI ISO 9001:2008) yang telah tersertifikasi sejak 28 Juli 2011. Keberadaan Lembaga Inspeksi Puslitbang SDA sebagai pihak ketiga yang independen dalam sistem sertifikasi bertindak sebagai penengah antara produsen dan konsumen dalam memastikan mutu pekerjaan, rancangan atau spesifikasi tertentu dari suatu objek yang diinspeksi. Hasil inspeksi berupa Serifikat Inspeksi merupakan rekomendasi dalam menetapkan kesesuaian atau merupakan rujukan bagi sertifikasi lain. Tabel 2.7 Lingkup Lembaga Inspeksi Puslitbang Sumber Daya Air yang Sudah Terakreditasi Bidang Inspeksi
Produk/Bahan/Jasa Diinspeksi
Bidang Pemeliharaan dan Konstruksi
Jaringan Irigasi (Balai Irigasi) Pos Duga Air (Balai Hidrologi dan Tata Air) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (Balai Lingkungan Keairan)
Jenis Inspeksi Kinerja Jaringan Irigasi Kinerja Pos Duga Air Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2014
-
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air merupakan aset yang sangat berharga dalam peningkatan hasil penelitian dan pengembangan, supaya mampu menjadi
18
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
institusi yang dapat bersaing dengan institusi lainnya. Oleh karena itu, mekanisme pengelolaan Laboratorium harus berlangsung responsif dan akomodatif terhadap semua perkembangan yang ada sehingga peran Laboratorium benar-benar dapat memberikan competitive value added bagi institusi. Semua kontribusi, masukan, dan keterlibatan setiap unsur yang menjadi stakeholder serta pengelola lab yang profesional mutlak di perlukan bagi keberlangsungan laboratorium di lingkungan Puslitbang SDA kedepan. Dengan demikian, kepuasan pelanggan terhadap layanan uji laboratorium merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerjanya. Di lingkungan Pusat Litbang SDA, terdapat 8 (delapan) laboratorium yang disediakan untuk memberikan layanan pengujian. Masing-masing laboratorium dan jenis layanan pengujiannya adalah sebagai berikut: Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program dan outcome tersebut, maka telah diturunkan dalam kegiatan berupa output-output Pusat Litbang SDA tahun 2016 sebagaimana berikut ini: Tabel 2.8 Perjanjian Kinerja (PK) Revisi Pusat Litbang SDA Tahun 2016 (Sasaran Kegiatan/Output) No 1
2
3 4
5
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Teknologi Terapan - Jumlah Teknologi (Dari Komponen Teknologi : Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0) Rekomendasi Kebijakan Dan Pemanfaatan Teknologi 1. Jumlah Naskah Kebijakan 2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) - Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Layanan Teknis dan Alih Teknologi 1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran 2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis 3. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium 4. Jumlah Layanan Data dan Informasi 5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Layanan Dukungan Manajemen 1. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan 2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan 4. Jumlah Pengelolaan BMN 5. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kehumasan 6. Jumlah Pengembangan SDM 7. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian 8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama 9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI 10. Jumlah Administrasi Kesatkeran 11. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang 12. Jumlah Layanan Perkantoran 13. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 14. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan
Satuan
Target
Teknologi
4
Naskah Naskah
1 10
Unit
1
Proseding DSP Rekomendasi Teknis Laporan Hasil Uji Data-Informasi Miliar Rupiah
2 34 8 13 2,292
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
6 1 6 6
Dokumen
1
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Bulan Layanan Unit M2
2 6 1 3 6 9 12 18 109
Sumber: Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (Revisi November)
Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan
PERENCANAAN KINERJA
19
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia (UU 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Rangkaian teknologi itu sendiri mencakup tahapan dan proses dengan komponen sebagai berikut: -
-
-
2.4
Naskah ilmiah adalah tulisan/telaah ilmiah tentang masalah strategis untuk menunjang pembangunan infrastruktur pekerjaan umum yang berkelanjutan. Naskah ilmiah didasarkan kepada hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan baik perorangan maupun kelompok, dengan mengikuti kaidah ilmiah. Model sistem adalah penyederhanaan dari suatu obyek dalam bentuk non fisik, yang merepresentasikan keadaan nyata yang bersifat managerial dan kebijakan. Model fisik adalah contoh uji yang merupakan penyederhanaan dari suatu obyek dalam bentuk fisik, dan diupayakan tetap merepresentasikan keadaan nyata, untuk melakukan pengujian, pengamatan, dan perkiraan kinerjanya dalam rangka menetapkan kriteria desain fisik. Prototip adalah suatu produk litbang dan/atau perekayasaan yang mengikuti kaidah ilmiah, dibuat dalam skala lapangan, dan kinerjanya harus dipantau supaya aplikasinya optimal. R0 adalah output dari kegiatan litbang berupa rancangan awal standar (spesifikasi, metoda, tata cara), pedoman dan manual, yang disusun oleh peneliti yang akan dibahas oleh gugus kerja Balai dengan mengundang narasumber dan anggota subpantek.
Metode Pengukuran Kinerja
Menurut Pedoman Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan (Bappenas, 2009) pengukuran kinerja merupakan upaya membandingkan tujuan yang ingin dicapai pada waktu yang telah ditentukan dengan perkembangan pencapaian yang sedang diamati atau pada suatu waktu atas suatu materi perencanaan yang ditunjukkan oleh suatu indikator. Indikator tersebut mencakup Input, Output, Outcome dan Impact (dampak). Dengan demikian, pengukuran kinerja secara umum dilakukan dengan membandingkan target dengan hasil yang diperoleh dari aktivitas organisasi pada periode waktu tertentu, sebagai upaya untuk mencapai tujuan atau sasaran strategis organisasi.
2.4.1 Formulasi Pengukuran Kinerja Output Pengukuran Kinerja output dilakukan dengan membandingkan antara jumlah output yang dapat dihasilkan pada akhir tahun dengan rencana pada awal tahun atau sesuai dengan penetapan kinerja yang diperjanjikan (Perjanjian Kinerja) pada tahun bersangkutan (gap analysis). Sedangkan formulasi yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kinerjanya adalah sebagai berikut: 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = (
20
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 ) × 100 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
2.4.2 Formulasi Pengukuran Kinerja Outcome Metode untuk menentukan tingkat kinerja capaian outcome menggunakan formulasi yang sama dengan cara menentukan tingkat kinerja capaian output. Namun, sebelumnya perlu dilakukan penetapan terhadap capaian outcome yang dihasilkan pada tahun bersangkutan. Adapun metode untuk menentukan 2 (dua) kelompok capaian outcome Pusat Litbang SDA yang menjadi kontribusi terhadap capaian outcome Badan Litbang adalah sebagai berikut: 2.4.2.1 Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Cara untuk menetapkan outcome atas teknologi yang termanfaatkan dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap teknologi yang dihasilkan oleh Pusat Litbang SDA, terutama teknologi yang dihasilkan pada periode 2010-2014. Proses identifikasi tersebut dapat berupa pelaporan outcome, testimoni pemanfaat, informasi/berita media publik, diskusi/wawancara, dan atau survey lapangan. Kriteria yang ditetapkan bahwa teknologi telah termanfaatkan sebagai outcome adalah dengan salah satu kondisi sebagai berikut: 1.
Teknologi sudah di-replikasi atau diwujudkan/dibangun sepenuhnya oleh stakeholders tanpa melalui kegiatan dan penggunaan anggaran Pusat Litbang SDA. Output yang dihasilkan langsung melalui kegiatan/anggaran Pusat Litbang SDA berwujud prototipe atau model fisik/sistem dengan kualitas dan kriteria outcome, yaitu bahwa pada saat dilakukan pengukuran dapat memenuhi sejumlah kriteria sebagaimana berikut ini:
2.
Tabel 2.9 Kriteria Pemenuhan Outcome Teknologi Termanfaatkan No
Kriteria
Parameter Minimum
1
Kebermanfaatan
2
Keberfungsian
3
Keberlanjutan
4
Ketercukupan
Prototipe atau model fisik / sistem teknologi dapat memberikan nilai lebih/berguna bagi stakeholders dalam hal: Peningkatan kuantitas / kapasitas; Peningkatan kualitas; dan Penurunan / perlindungan kerusakan. Prototipe atau model fisik / sistem teknologi masih berfungsi optimal atau laik fungsi sebagaimana tujuan kegunaannya. Prototipe atau model fisik/sistem sudah: diserah terimakan pengoperasian dan pemeliharaannya atau sudah dikelola oleh stakeholders secara mandiri. Dikembangkan / ditingkatkan oleh stakeholders secara mandiri. Prototipe atau model fisik / sistem sudah mencukupi kebutuhan atau menjawab permasalahan stakeholders sepenuhnya (100%).
Syarat Pemenuhan Mutlak
Mutlak Mutlak
Tidak Mutlak (terkait tugas, fungsi dan kewenangan)
2.4.2.2 Indeks Kepuasan Pelanggan Metode untuk mendapatkan indeks kepuasan pelanggan ini yaitu dengan melakukan pengumpulan data/informasi layanan berupa advis teknis; proses penerbitan sertifikasi; dan pengujian di laboratorium. Adapun indeks kepuasan pelanggan diperoleh berdasarkan persepsi pelanggan atau stakeholders internal/eksternal terhadap layanan tertentu melalui instrumen angket/kuesioner sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam Sistem Manajemen Mutu.
PERENCANAAN KINERJA
21
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Secara umum survey kepuasan pelanggan di lingkungan Pusat Litbang SDA, terutama untuk mengukur 3 (tiga) indikator kinerja outcome terkait, setiap balai atau bidang terkait menggunakan parameter yang berbeda satu sama lain. Namun, pola pembobotan terhadap masing-masing parameter secara umum sama dan dapat disetarakan/disejajarkan. Oleh karena itu dalam pengukuran kontribusi outcome bidang SDA tahun 2016 dalam hal indeks kepuasan pelanggan adalah berdasarkan perbandingan nilai maksimal dari setiap kuesioner dengan nilai aktual yang menjadi jawaban dari responden. Formulasi yang digunakan dalam mengukur Indeks Kepuasan Pelanggan adalah sebagai berikut: 𝑑 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 (%) = ( ) × 100 (𝑎 × 𝑏 × 𝑐 Keterangan: a = Jumlah Kriteria (Parameter) b = Nilai Tertinggi setiap Kriteria c = Jumlah Responden d = Total Skor Responden
22
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BAB 3
3.1
2016
KAPASITAS ORGANISASI
Sumber Daya Manusia
Suatu organisasi harus dapat mengaitkan pelaksanaan manajemen sumber daya manusia dengan strategi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja, serta mengembangkan budaya organisasi yang akan mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas. Hal itu sebagaimana disebutkan oleh Dessler (1999) yang mendefinisikan manajemen sumber daya manusia pada era informasi ini, yaitu: “Strategic Human Resource Management is the linking of Human Resource Management with strategic role and objectives in order to improve business performance and develop organizational cultures and foster innovation and flexibility”. Dengan demikian, sumber daya manusia atau dalam pemerintahan disebut dengan sumber daya aparatur, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau kini disebut sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan manajemen organisasi pemerintahan. Dalam rangka mewujudkan good governance, maka organisasi harus didukung oleh sumber daya aparatur yang profesional dan berkompeten, terutama dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan untuk memenuhi lingkup akademis dan teknisnya. Oleh karena itul, maka sumber daya tersebut memegang peran utama dalam menggerakkan dan menentukan keberhasilan organisasi pemerintah untuk mencapai target atau sasarannya. Jumlah Sumber Daya Manusia yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) / Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pusat Litbang SDA sendiri mengalami tren penurunan, terutama sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Hal itu disebabkan jumlah PNS yang memasuki masa purnabakti lebih besar dibandingkan 700 dengan jumlah dan formasi penerimaan 600 649 648 PNS. Adapun memasuki Periode 614 Perencanaan Strategis 2015-2019, pada 500 411 406 akhir tahun 2014 jumlah PNS di 369 400 lingkungan Pusat Litbang SDA adalah 300 245 243 sebanyak 406 orang dan pada akhir 237 tahun 2016 mengalami penurunan 200 menjadi 369 orang, kendatipun pada 100 akhir tahun 2015 sempat sedikit 0 bertambah. Implikasi penurunan 2014 2015 2016 tersebut, diimbangi dengan peningkatan Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016 jumlah Tenaga Bantuan atau Non-PNS Jumlah Total Pegawai Negeri Sipil Tenaga Bantuan dari 237 orang pada akhir tahun 2015 menjadi 245 orang pada akhir tahun Gambar 3.1 Grafik Jumlah Pegawai di Lingkungan Pusat Litbang 2016, walaupun belum dapat Sumber Daya Air
KAPASITAS ORGANISASI
23
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
mengimbangi jumlah penurunan ASN / PNS. Hal itu dipandang perlu mengingat alokasi anggaran dan beban kerja pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Litbang Sumber Daya Air semakin bertambah. Adapun dari jumlah pegawai tersebut, sebaran berdasarkan gender berupa perbandingan atau besaran jumlah pegawai wanita dibandingkan dengan jumlah total pegawai berada pada kisaran 30% pada tahun 2014-2016.
700
600 500
649
648
614 452
450
427
400 300 199
196
187
Pusat Litbang SDA sebagai bagian dari instansi pemerintah yang diberikan tugas 100 dan fungsi untuk melaksanakan 0 penelitian dan pengembangan perlu 2014 2015 2016 didukung oleh SDM yang berkompeten Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016 dan berkualitas, serta harus dapat Jumlah Total Pria Wanita mencukupi kebutuhan basis keilmuan yang bersifat multi disiplin. Upaya Gambar 3.2 Grafik Perbandingan Jumlah Pegawai Laki-Laki dan peningkatan kualitas SDM terus Perempuan di Pusat Litbang SDA dilakukan dengan mendorong dan mengirim PNS --terutama PNS muda potensial-- untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3, baik di dalam maupun luar negeri. Adapun komposisinya adalah sebagaimana berikut: 200
180 154
160
144
140
125
120
108 108
102
100
89
80
64 64
60
51
47
40 21 21
20
10 10 7
19
17
8
7 10
0 SD
SMP
SMA
DIII
S1/DIV
S2
S3
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016
2014
2015
2016
Gambar 3.3 Grafik Sebaran Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Berdasarkan grafik tersebut, dapat terlihat bahwa jumlah pegawai S1 mengalami peningkatan tahun 2014-2015 dan diantaranya berhasil didorong untuk mendapatkan jenjang lebih tinggi sebagaimana terlihat di kelompok S2 pada tahun 2016. Sedangkan berdasarkan total jumlah PNS pada tahun 20142016, sebaran tingkat golongan menunjukkan tren penurunan mengikuti jumlah pegawai yang
24
KAPASITAS ORGANISASI
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 300
2016
purnabakti / pensiun dan atau mutasi keluar dari lingkungan Pusat Litbang SDA. Tren tersebut nampak pula pada tabel disamping.
277 267
250 200
Sebagai unit kerja dengan corebussiness berupa penelitian dan pengembangan, maka Pusat Litbang 100 72 81 55 47 SDA secara sumber daya manusia 50 bertumpu pada tenaga fungsional 12 6 sebagai ujung tombak dalam 0 melaksanakan riset. Dari total jumlah Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016 SDM aparatur / PNS yang ada pada akhir tahun 2014, jumlah pegawai yang 2014 2015 2016 menempati jabatan fungsional adalah sebanyak 115 orang, kemudian menjadi Gambar 3.4 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Golongan 125 orang (2015), dan menurun kembali pada tahun 2016 menjadi 117 orang. Adapun sebaran pejabat fungsional tersebut adalah sebagai berikut: 150
PBJ Pedal Arsiparis Pustakawan Pranata Komputer Teknik Pengairan Perekayasa Peneliti 0
20
40
60
Peneliti
Perekayasa
2016
102
9
Teknik Pengairan 1
2015
105
14
1
1
2014
92
17
2
1
80
Pranata Pustakawan Komputer 1 1
100
120
Arsiparis
Pedal
PBJ
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016
Gambar 3.5 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Jabatan Fungsional
Kondisi dan formasi sumber daya manusia pada akhir tahun 2014 dan dinamikanya sampai dengan tahun 2016 merupakan input yang menjadi modal organisasi dalam upaya mencapai sasaran kinerja pada tahun anggaran 2016.
KAPASITAS ORGANISASI
25
2016 3.2
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Dengan demikian, sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak / permanen.
3.2.1 Aset Barang Milik Negara (BMN) Aset (assets) adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aset perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu. Sedangkan Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (“Barang Negara”). Berdasarkan pada laporan masing-masing satker di lingkungan Pusat Litbang SDA, dapat diketahui bahwa pada awal tahun 2016, nilai Aset Puslitbang SDA adalah Rp114.213.727.283,- Pada proses pelaksanaan kegiatan terjadi penambahan aset sebesar Rp445.936.500,- sementara aset yang berkurang adalah Rp782.913.235,- Dengan demikian nilai aset Pusat Litbang SDA pada akhir tahun 2016 adalah sebesar Rp113.876.750.548,-
26
KAPASITAS ORGANISASI
Tabel 3.1 Aset Barang Milik Negara Pusat Litbang SDA Tahun 2016
Akun Neraca/ Sub-Sub Kelompok Barang Kode 1
Uraian 2
Mutasi
Saldo Per 1 Januari 2016
Satuan
Bertambah
Saldo Per 31 Desember 2016
Berkurang
3
4
Nilai (Rp) 5
m2
299.438
334.796.676.608
166
11.184.074.222
302
311.664.000
312.219
345.669.086.830
Kuantitas
Kuantitas
6
Nilai (Rp) 7
Kuantitas
8
Nilai (Rp) 9
Kuantitas
10
Nilai (Rp) 11
131111
Tanah
132111
Peralatan dan Mesin
Unit / Buah
12.956
168.593.237.211
446
16.182.116.290
97
1.391.305.900
13.305
183.384.047.601
133111
Gedung dan Bangunan
Unit / Buah
606
98.992.014.114
17
2.977.061.432
46
1.293.052.682
577
100.676.022.861
134111
Jalan dan Jembatan
M2
6.523
9.061.628.494
1
306.591.000
6.524
9.368.219.494
134112
Irigasi
Unit
40
16.005.135.283
2
774.229.400
42
16.779.364.683
134113
Jaringan Aset Tetap dalam Renovasi Aset Tetap Lainnya Aset Tetap yang Tidak Digunakan Konstruksi Dalam Pengerjaan Software Aset Tak Berwujud Lainnya Total
Unit
30
4.514.018.195
1
203.045.300
31
4.717.063.495
1
525.960.000
135111 135121 166112 136111 162151 162191
1
525.960.000 787.094.400
4.344
23.598.118.810
2.884.820.923
1.537
1.729.881.440
Buah
4.265
24.191.493.410
81
193.764.800
2
Unit / Buah
1.734
4.363.207.913
93
251.494.450
290
1
887.741.000
8.219.961.000
1
74.112.500
1
74.112.500
1
27.597.240
1
27.597.240
114.213.727.283
Sumber: Data Rekapitulasi Aset Barang Milik Negara dari 6 (enam) Satuan Kerja di Lingkungan Pusat Litbang SDA Tahun 2016
445.936.500
8.219.961.000
782.913.235
887.741.000
113.876.750.548
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
3.2.2 Kapasitas Laboratorium Pusat Litbang SDA memiliki 8 (delapan) Laboratorium dengan fasilitas dan lingkup pengujian sesuai dengan balai-balainya. Adapun dari kedelapan balai tersebut, 7 (tujuh) diantaranya sudah memiliki akreditasi dengan lingkup tertentu. Sementara 1 (satu) balai lainnya (Balai Litbang Pantai) masih dalam proses akreditasi. Secara lengkap, akreditasi dan lingkup pengujian masing-masing laboratorium di lingkungan Pusat Litbang SDA adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA dan Lingkup Layanan Pengujiannya No
Laboratorium
Fasilitas / Lingkup Pengujian
Lingkup Akreditasi
1.
Balai Lingkungan Keairan. Terakreditasi KAN, LP-217-IDN
- Laboratorium hidrokimia: Parameter fisika, kimia air dan uji pengolahan air. - Laboratorium kualitas sedimen: Parameter kualitas sediman, yaituL parameter fisik (pH sedimen, besar butir, kadar, sedimen layang dan dasar) dan paramter kimia sedimen (kesuburan, logam berat, dan uji TCLP. - Laboratorium hidrobiologi: Parameter mikrobiologi (fecal coli dan total coli), plankton dan bentos.
2.
Balai Hidrologi dan Tata Air (Kalibrasi Peralatan Hidrologi) Terakreditasi KAN, LK-127-IDN
- Laboratorium alat ukur kecepatan aliran: Kalibrasi alat current meter propeller. - Laboratorium alat ukur klimatologi: Kalibrasi alat thermometer, humidity, pressure chamber, wind tunnel, dan rain gauge.
Pengujian Kualitas Air dan Air Limbah yang mencakup 20 parameter pengujian, terdiri dari: pH, daya hantar listrik (DHL), Klorida (Cl), Sulfat (SO4), logam terlarut: tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), nikel (Ni), timbal (Pb), krom (cr), kadmium (Cd), logam total: tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), nikel (Ni), timbal (Pb), krom (cr), kadmium (Cd). Kalibrasi Peralatan Hidrologi, mencakup 3 parameter: - alat ukur kecepatan; - alat penakar hujan; dan - anenometer/ alat ukur kecepatan angin lainnya
3.
Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan Terakreditasi KAN, LP-456-IDN
Lingkup kalibrasi yang sedang dalam proses akreditasi: Barometer/ barograph, thermometer/ thermograph, hygrometer/ hygrograph, actinograph dan alat pengukur radiasi matahari lainnya, automatic water level recorder (AWLR) dan alat ukur fluktuasi tinggi muka air lainnya, serta automatic rainfall recorder (ARR). Laboratorium Hidraulik dan laboratorium Mekanika Tanah, mencakup: Pengujian tanah, pengujian batuan, pengujian bahan bangunan, pengujian model hidraulik dan geosintetik.
4.
Balai Irigasi Terakreditasi KAN, LP-637-IDN
28
Laboratorium beton dan aspal; lab. mekanika tanah; laboratorium hidraulika (indoor dan outdoor), serta perangkat lunak bidang irigasi.
Uji Triaxial dan Konsolidasi (mencakup 3 Parameter pengujian: - Triaxial; - Konsolidasi; - Model Fisik 2D; dan - Model Fisik 3D) Aspal-beton, mekanika tanah dan hidrolika dengan 14 parameter pengujian: Berat jenis semen portland; berat jenis dan penyerapan agregat halus; analisa saringan agregat halus; jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no.200; berat isi dan rongga udara agregat halus; beray
KAPASITAS ORGANISASI
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No
5.
Laboratorium
Balai Sabo Terakreditasi KAN, LP-591-IDN
Fasilitas / Lingkup Pengujian
Laboratorium beton, laboratorium mekanika tanah, laboratorium aliran debris serta perangkat lunak bidang sabo. Pengujian mekanika tanah dengan 8 parameter yang sedang diajukan dalam rangka perluasan lingkup akreditasi, mencakup: kadar air tanah, BJ tanah, batas cair tanah, batas plastik (indeks plastisitas tanah), batas susut tanah, ukutan butir tanah, kuat tekan tanah.
6.
Balai Sungai Terakreditasi KAN, LP-706-IDN
Laboratorium uji model hidraulik fisik indoor dan outdoor, laboratorium kalibrasi current meter, laboratorium mekanika tanah, dan laboratorium permodelan matematik/ numerik.
7.
Balai Pantai dalam proses akreditasi
Laboratorium indoor dan outdoor (saluran kaca 2D, kolam gelombang 3D, kolam tsunami), peralatan survey bathimetri, topografi, dan hidroseanografi (pasang surut, gelombang arus, sedimen), serta perangkat lunak.
8.
Balai Rawa Terakreditasi KAN, LP-944-IDN
Laboratorium indoor dan outdoor, serta perangkat lunak.
2016
Lingkup Akreditasi jenis dan penyerapan air agregat kasar; abraso dengan mesin Los Angeles; berat isi dan rongga udara agregat kasar; kuat tekan beton; kuat lentur beton normal dengan 2 titik; kuat tekan dengan alat palu tipe N dan NR; kuat tekan beton inti; kekentalan beton (slump); dan kuat tarik baja beton. Pengujian beton dengan 11 parameter terakreditas dari 16+ parameter, terdiri dari: berat jenis dan penyerapan agregat halus/ kasar, analisa saringan agregat halus/ kasar, kadar air, kuat tekan beton, kuat lentur beton, hammer test, bobot isi dan rongga udara dalam agregat, keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles, abrasi beton, mixed desain, kadar air speedy, slump, impac beton, core drill, dsb. Uji Model Hidraulik fisik dengan parameter: - pengukuran kecepatan aliran; - pengujian tinggi muka air; - pengujian pola aliran; dan - pengujian sedimentasi. Uji Model Fisik 2D, dengan parameter (tanpa SNI): - stabilitas bangunan pantai - tinggi rayapan pada bangunan pantai. Uji Model Fisik 3D, dengan parameter (tanpa SNI): - transformasi gelombang - perubahan morfologi pantai setelah dibangun struktur pantai. Kualitas Air dengan parameter: - kadar padatan tanah (total solid); - kadar padatan terlarut (total dissolved solid); dan - kadar padatan tersuspensi (total suspended solid)
Sumber: Profil Laboratorium Pusair tahun 2014 (update tahun 2016)
3.3
Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA)
Alokasi anggaran Pusat Litbang SDA yang bersumber dari APBN (rupiah murni) pada tahun 2016 sesuai dengan alokasi yang tertuang pada Rencana Strategis 2015-2019, yaitu sebesar Rp156.000.000.000. Namun dalam pelaksanaannya terjadi dinamika perubahan kebijakan yang berimplikasi pada
KAPASITAS ORGANISASI
29
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
perubahan anggaran, sehingga pada APBN Perubahan Tahun 2016, alokasi Anggaran Pusat Litbang SDA bertambah menjadi sebesar Rp166.175.206.000. Adapun perubahan-perubahan alokasi anggaran yang disebabkan oleh refocussing / penajaman kegaitan di dalam lingkungan Pusat Litbang SDA sendiri terjadi beberapa kali perubahan alokasi anggaran diantara Satuan Kerja. Kronologi perubahan APBN dan APBNP serta perubahan masing-masing Satuan Kerja adalah sebagaimana dalam tabel berikut: Tabel 3.3 DIPA Pusat Litbang SDA Tahun Anggaran 2016 No 1 2 3 4 5 6
DIPA 2016 (Rupiah) Awal Akhir
Satuan Kerja Pusat Litbang SDA Balai Litbang Irigasi Balai Litbang Sungai BalaiLitbang Pantai Balai Litbang Sabo Balai Litbang Rawa Jumlah
89.503.299.000 14.295.325.000 13.644.887.000 12.004.141.000 16.323.968.000 10.227.380.000 156.000.000.000
99.773.758.000 14.606.621.000 13.974.061.000 13.434.994.000 15.383.137.000 9.002.635.000 166.175.206.000
Sumber: Bidang Program dan Evaluasi (2016)
Pada tahun 2016, selain meningkatkan pagu anggarannya, Pusat Litbang SDA berhasil melakukan penyesuaian komposisi anggaran. Untuk mendukung penelitian dan pengembangan bidang sumber daya air secara langsung sebagai core-business nya, alokasi anggaran dapat ditingkatkan secara signifikan, yaitu 66% dari total anggaran dibandingkan 27% (2014) dan 45% (2015). Dengan demikian alokasi anggaran yang tidak terkait langsung kegiatan litbang dapat ditekan menjadi hanya 34% (2016), sebagaimana dapat terlihat pada grafik berikut ini: 120,00
Alokasi Anggaran (Miliar Rupiah)
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
2015 (Rp149M)
Litbang
2016 (Rp166M)
Dukungan Manajemen
2017 (Rencana Rp275M)
Layanan Perkantoran
Tabel 3.4 Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA Tahun 2015-2017
30
KAPASITAS ORGANISASI
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BAB 4
4.1
2016
AKUNTABILITAS KINERJA
Capaian Kinerja Pusat Litbang SDA
Sebagaimana disebutkan dalam Permen PAN dan RB Nomor 53 tahun 2014, maka pada subbab ini akan disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis (dalam hal Pusat Litbang SDA adalah sasaran program dan sasaran kegiatan) sesuai dengan hasil pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja memegang peranan sangat penting dalam penyusunan LKIP, akuntabilitas kinerja suatu instansi pemerintah tidak dapat dipertanggungjawabkan jika tidak dilengkapi dengan informasi mengenai hasil-hasil yang diperoleh secara valid. Pengukuran kinerja digunakan untuk: -
-
Menilai pencapaian secara kuantitatif setiap indikator kinerja sebagai bahan kontribusi bagi proses penilaian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan. Memberikan pemahaman bahwa pengukuran kinerja tidak hanya difokuskan kepada indikator input saja, tetapi yang lebih penting adalah indikator output, outcome, manfaat dan dampak. Memberikan dasar pengukuran dan evaluasi kinerja yang lebih sistimatis, terukur dan dapat diterapkan.
Pengukuran Kinerja yang dilakukan dalam LKIP ini mencakup: -
-
Pengukuran Kinerja Outcome/Program. Merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) indikator kinerja program dari masing-masing kelompok sasaran program. Dalam hal Pusat Litbang SDA adalah kontribusi bagi capaian sasaran program Badan Litbang. Pengukuran Kinerja Output/Kegiatan. Merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) indikator kinerja kegiatan dari masing-masing kelompok sasaran kegiatan.
Atas setiap pernyataan kinerja sasaran program dan sasaran kegiatan tersebut kemudian dilakukan evaluasi dan analisis capaian kinerjanya.
4.1.1 Pengukuran Kinerja Outcome Capaian kinerja outcome Pusat Litbang SDA memberikan gambaran kondisi outcome sebelumnya (baseline) atau rencana/target outcome yang diharapkan (ditetapkan pada awal tahun 2015) dibandingkan dengan kondisi outcome yang terwujud pada akhir tahun 2015. Adapun hasil pengukuran kinerja outcome Pusat Litbang SDA pada akhir tahun 2015 berdasarkan masing-masing kelompok sasaran program (litbang bidang sumber daya air) adalah sebagaimana berikut ini:
AKUNTABILITAS KINERJA
31
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 4.1 Pengukuran Kinerja Program (Kontribusi Outcome) Pusat Litbang SDA Tahun 2016 No
Sasaran Strategis/Program
Indikator Kinerja
Target 2016
Realisasi
Capaian
46 Unit
6 Unit
100%
74%
89,33%
121%
74%
-
-
74%
78,76%
106%
Meningkatnya Inovasi Teknologi Terapan Bidang PUPR 1
2
Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi Kebijakan
Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Stakeholder
Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang Termanfaatkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium
-
Sumber: Hasil Pengukuran Kinerja (2016)
4.1.2 Pengukuran Kinerja Output Capaian kinerja output Pusat Litbang SDA diperoleh dengan cara mengukur dan membandingkan rencana/target output yang ingin dihasilkan (ditetapkan pada awal tahun 2016 dan atau sesuai perubahannya) dengan realisasi output yang mampu dihasilkan dan diwujudkan pada akhir tahun 2015. Adapun hasil pengukuran kinerja output Pusat Litbang SDA pada akhir tahun 2016 berdasarkan masing-masing kelompok sasaran kegiatan adalah sebagaimana berikut ini: Tabel 4.2 Pengukuran Kinerja Kegiatan (Output) Pusat Litbang SDA Tahun 2016 No
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja
1
Teknologi Terapan - Jumlah Teknologi (Dari Komponen Teknologi : Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0) Rekomendasi Kebijakan Dan Pemanfaatan Teknologi 1. Jumlah Naskah Kebijakan 2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) - Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Layanan Teknis dan Alih Teknologi 1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran 2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis 3. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium 4. Jumlah Layanan Data dan Informasi 5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Layanan Dukungan Manajemen 1. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan
2
3 4
5
32
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
Teknologi
4
4
100%
Naskah Naskah
1 10
1 12
100% 120%
Unit
2
2
100%
Proseding DSP
2
2
100%
Rekomendasi Teknis Laporan Hasil Uji Data-Informasi Miliar Rupiah
34
82
241,18%
8 13 2,292
8 13 1,647
100% 100% 71,86%
Dokumen
6
6
100%
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No
2016
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan Jumlah Pengelolaan BMN Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kehumasan 6. Jumlah Pengembangan SDM 7. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian 8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama 9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI 10. Jumlah Administrasi Kesatkeran 11. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang 12. Jumlah Layanan Perkantoran 13. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 14. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan
Dokumen Dokumen Dokumen
1 6 6
1 6 6
100% 100% 100%
Dokumen
1
1
100%
Dokumen
2
2
100%
Dokumen
6
6
100%
Dokumen Dokumen Dokumen
1 6
1 6
100% 100%
Dokumen
9
9
100%
Bulan Layanan
12
12
100%
Unit
18
18
100%
M2
109
109
100%
2. 3. 4. 5.
Sumber: Hasil Pengukuran Kinerja (2016)
4.1.3 Pengukuran Kinerja Periodik (per bulan) Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014, maka entitas SAKIP harus melaporkan kinerja interim, yaitu berupa Laporan Kinerja Triwulanan atau Semester. Namun, pada tahun 2016 di lingkungan Badan Litbang dan Kementerian PUPR dilakukan setiap bulan. Adapun capaian kinerja per bulan ini diolah berdasarkan rencana aksi dan pemantauannya (monitoring dan evaluasi) setiap bulan dengan basis data laporan e-Monitoring pada realisasi fisik. Sesuai dengan terjadinya perubahan atau revisi Perjanjian Kinerja tahun 2016, maka target Perjanjian Kinerja (PK Awal) dicantumkan dari Bulan Januari sampai dengan Oktober, sementara target baru Perjanjian Kinerja (PK revisi) dicantumkan dari Bulan November sampai dengan Desember. Adapun capaian kinerja setiap bulan kegiatan Pusat Litbang SDA pada tahun 2016 adalah sebagaimana berikut ini:
AKUNTABILITAS KINERJA
33
Tabel 4.3 Pengukuran Kinerja Bulan Januari Sampai Dengan Bulan April Berbasis Data Capaian Fisik e-Monitoring Sasaran Kegiatan
No
Indikator Kinerja Kegiatan
Januari Renc Real
KEUANGAN (%) Februari Maret Renc Real Renc Real
April Renc Real
2 Unit
0,59
0,28
4,58
2,17
12,62
9,09
1 Naskah 10
0,75
0,04
3,85
6,97
11,86
2,20
-
6,66
1,01
1 Unit
1,05
-
2,03
2
0,03
-
0,04
Teknis 8 Laporan 13
Target
Renc
Januari Real Kinerja
FISIK (%) Februari Renc Real Kinerja Renc
23,94 16,71
1,10
0,31
27,70 █
5,82
2,73
46,96 █
14,89 11,18
21,81
20,65 28,04
0,75
0,04
5,28 █
3,85
3,31
85,92 █
12,14 21,81 179,62 20,65 28,04 135,77 █ █
16,47
5,05
26,68 17,08
2,20
-
█
6,66
0,84
12,56 █
16,47
5,05
30,68 █
26,68 17,08
64,03 █
-
4,69
-
18,94
1,05
-
█
2,03
0,79
38,92 █
4,69
0,79
16,84 █
18,94
0,53
2,79 █
1,75
3,06
13,42
11,08
29,27 17,60
0,03
-
█
1,75
2,72
155,32 13,42 11,08 █
82,58 █
29,27 17,60
60,13 █
-
3,33
13,23
9,17
28,89
21,66 40,50
0,04
-
█
3,33
13,23 397,30 █
9,17
0,48
0,40
9,45
2,68
12,45
10,85
19,83 24,83
0,83
0,40
47,71 █
9,77
2,76
28,28 █
13,26 10,96
82,70 █
21,19 25,06 118,26 █
0,71
0,18
3,81
2,68
13,52
9,39
21,36 16,15
0,84
0,23
26,94 █
4,04
2,44
60,40 █
15,64
59,86 █
22,79 16,56
Maret Real Kinerja Renc
April Real Kinerja
1. Teknologi Terapan Jumlah Teknologi (dari Teknologi
komponen teknologi: Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototipe, dan R-0)
Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan IPTEK Naskah Jumlah Naskah a. Kebijakan Kebijakan Jumlah Perumusan b. R-3 SPM (R-3) Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot 3. Project) Penerapan Jumlah Penerapan Teknologi Teknologi Terbatas Terbatas 4. Layanan Teknis dan Alih Teknologi Jumlah Penyelenggaraa Penyelenggaraan a. n Diseminasi Diseminasi dan dan Sosialisasi Sosialisasi
75,09 █
26,51 19,57
73,83 █
2.
b.
Pelayanan Advis Jumlah Pelayanan Teknis Advis Teknis
Layanan c. Pengujian Laboratorium Pelayanan Data d. dan Informasi
Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium Jumlah Pelayanan Data dan Informasi
Dokumen
-
Proseding
DSP
32 Rekomendasi
Dokumen
28,89 315,05 21,66 40,50 186,98 █ █
9,36
72,67 █
Sasaran Kegiatan
No
Indikator Kinerja Kegiatan
Layanan Jasa Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Litbang (PNBP) 5. Layanan Dukungan Manajemen Penyusunan Jumlah Penyusunan Program dan a. Program dan Anggaran Anggaran Tahunan Tahunan Pemantauan, Jumlah Pemantauan, b. Evaluasi dan Evaluasi dan Pelaporan Pelaporan Pengelolaan Jumlah Pengelolaan c. dan Pelaporan dan Pelaporan Keuangan Keuangan Pengelolaan BMN, Tata Jumlah Pengelolaan Persuratan, BMN, Tata Persuratan, d. Kearsipan dan Kearsipan dan Kerumahtangga Kerumahtanggaan an Pengembangan Jumlah SDM dan Pengembangan SDM e. Pengelolaan dan Pengelolaan Administrasi Administrasi Kepegawaian Kepegawaian Jumlah Penyelenggaraa f. Penyelenggaraan n Kerjasama Kerjasama e.
g.
Administrasi Kesatkeran
Jumlah Administrasi Kesatkeran
Pengembangan Jumlah Sarana dan h. Pengembangan Sarana Prasarana dan Prasarana Litbang Litbang
Target
12 Bulan 6
Januari Renc Real 0,33 -
KEUANGAN (%) Februari Maret Renc Real Renc Real 0,53 0,30 2,10 0,50
April Renc Real 7,75 2,46
Renc 0,33
Januari Real Kinerja █
FISIK (%) Februari Renc Real Kinerja Renc 0,53 0,30 57,21 2,10 █
0,05
0,30
1,54
16,48
8,67
30,46
14,68 32,76
0,05
0,30
556,88 █
1,54
16,49 1.071, 31 █
8,67
2,00
-
7,70
7,55
15,34
17,29
24,86 17,16
2,00
-
█
7,70
7,55
15,34 17,29 112,71 24,86 17,16 █
6,99
4,39
9,33
11,35
12,41
21,48
20,41 33,82
6,99
4,42
63,27 █
9,33
11,43 122,42 12,41 21,66 174,52 20,59 34,06 165,42 █ █ █
0,76
2,03
6,08
8,14
8,81
14,84
17,78 19,18
0,76
2,09
275,66 █
6,08
8,23
135,42 █
8,81
14,98 170,07 17,70 19,28 108,91 █ █
0,53
0,74
5,37
5,32
15,91
15,57
19,53 27,63
0,56
0,78
138,76 █
5,37
5,34
99,49 █
9,70
15,63 161,10 24,20 27,69 114,43 █ █
0,34
-
0,66
6,85
0,97
18,90
5,18
21,99
0,34
-
█
0,66
1,36
206,06 █
0,97
18,90 1.948, 45 █
1,15
1,88
5,39
11,87
9,53
19,10
15,73 33,34
1,15
1,91
165,88 █
4,99
11,98 240,11 █
9,22
18,70 202,82 15,73 33,46 212,75 █ █
0,54
0,21
3,78
0,86
6,19
5,88
13,90
0,54
0,21
39,31 █
3,78
0,86
6,19
5,88
Dokumen
1 Dokumen
6 Dokumen
7 Dokumen
8 Dokumen
1 Dokumen
6 Dokumen
9 Unit
9,01
98,05 █
22,66 █
Maret Real Kinerja Renc 0,50 23,60 7,75 █
April Real Kinerja 2,46 31,74 █
30,55 352,45 14,74 32,82 222,67 █ █
94,93 █
5,18
13,83
69,03 █
21,99 424,52 █
9,01
65,14 █
No
Sasaran Kegiatan
6. Output Tambahan Layanan a. Perkantoran Perangkat b. Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan dan c. Fasilitas Perkantoran Gedung/ d. Bangunan
Indikator Kinerja Kegiatan
Jumlah Layanan Perkantoran Jumlah Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Jumlah Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Jumlah Gedung/ Bangunan
Januari Renc Real
KEUANGAN (%) Februari Maret Renc Real Renc Real
April Renc Real
Renc
Januari Real Kinerja
12 Bulan 6 unit
3,56
6,69
11,16
13,11
18,89
19,26
26,88 28,96
3,56
6,75
189,66 █
11,16 13,16 117,90 18,90 19,39 102,61 26,96 29,10 107,95 █ █ █
-
8,10
-
11,23
20,58
27,74
39,64 51,28
1,13
8,10
713,61 █
5,67
10 unit
-
-
-
-
10,46
8,72
44,33
-
-
█
-
Target
109 m2
8,72
FISIK (%) Februari Renc Real Kinerja Renc
Maret Real Kinerja Renc
April Real Kinerja
13,01 229,31 12,48 27,95 224,02 39,64 53,13 134,03 █ █ █ -
█
10,46 10,46 100,00 44,33 45,87 103,49 █ █
Tabel 4.4 Pengukuran Kinerja Bulan Mei Sampai Dengan Bulan Agustus Berbasis Data Capaian Fisik e-Monitoring Sasaran Kegiatan
No
Indikator Kinerja Kegiatan
Target
Mei Renc Real
KEUANGAN (%) Juni Juli Renc Real Renc Real
Agustus Renc Real
Renc
Mei Real Kinerja
Renc
FISIK (%) Juni Real Kinerja Renc
Juli Real
Kinerja Renc
Agustus Real Kinerja
1. Teknologi Terapan Jumlah Teknologi Teknologi
(dari komponen teknologi: Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototipe, dan R-0)
2 Unit
36,31 23,66 46,61
35,62
56,62
43,82
67,19 52,80 38,32 25,20
65,75 █
50,57 36,13
71,44 █
61,10 44,78
73,29 █
71,10 53,34
75,01 █
37,02 40,11
46,02
54,00
49,97
70,99 60,60 28,88 37,02
128,19 █
40,11 46,02
114,74 █
54,00 49,98
92,54 █
70,99 60,61
85,38 █
29,79 47,93
36,20
57,69
43,17
67,28 46,09 35,75 29,79
83,34 █
47,93 36,02
75,54 █
57,69 43,17
74,83 █
67,28 46,09
68,50 █
13,56 26,08
18,31
29,17
19,92
34,65 34,15 22,00 14,68
66,74 █
26,08 19,81
75,95 █
29,17 21,48
73,64 █
34,65 56,81 163,98 █
42,65 61,83
65,73
74,58
73,14
87,80 75,80 43,41 42,65
98,25 █
61,83 65,73
106,31 █
74,58 73,14
98,07 █
87,80 75,80
37,18 55,80 41,33
78,11
52,17
75,72
67,74 83,56 37,18 55,80
150,08 █
41,33 78,11
188,99 █
52,17 75,72 145,14 67,74 83,56 123,35 █ █
Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan IPTEK 28,88 Jumlah Naskah 1 a. Naskah Kebijakan Kebijakan Naskah 35,75 Jumlah Perumusan 10 b. R-3 Dokumen SPM (R-3) Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot 3. Project) 22,00 Penerapan Jumlah Penerapan 1 Teknologi Terbatas Teknologi Terbatas Unit 4. Layanan Teknis dan Alih Teknologi 43,41 Jumlah 2 Penyelenggaraan 2.
a. Diseminasi dan Sosialisasi b. c.
Pelayanan Advis Teknis
Jumlah Pelayanan Advis Teknis
Layanan Pengujian Laboratorium
Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium Jumlah Pelayanan Data dan Informasi
Pelayanan Data dan Informasi Layanan Jasa e. Litbang (PNBP) d.
Penyelenggaraan Diseminasi dan Sosialisasi
Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP)
Proseding
86,33 █
DSP
32 Rekomendasi
Teknis 28,47 32,90 31,05 34,42 40,24 38,20 50,47 44,21 28,89 33,13 114,69 30,46 34,42 113,00 38,93 38,04 97,69 49,50 44,22 89,33 8 █ █ █ █ Laporan 13
34,75 22,46 42,07
27,90
67,02
34,51
83,52 31,74 36,43 22,96
63,02 █
43,90 29,06
66,21 █
66,31 36,34
54,80 █
84,23 33,83
40,16 █
15,25
7,07
37,24
20,90
47,74 23,19 15,25
29,55 █
26,08
27,10 █
37,24 20,90
56,11 █
47,74 23,19
48,58 █
Dokumen
12 Bulan
4,51
26,08
4,51
7,07
Sasaran Kegiatan
No
Indikator Kinerja Kegiatan
KEUANGAN (%) Juni Juli Renc Real Renc Real
Agustus Renc Real
36,00
38,42
47,32
42,18
56,47 48,54 23,65 36,91
156,07 █
36,01 38,44
106,73 █
47,33 42,19
89,15 █
56,47 48,55
85,98 █
44,79
30,85
56,82
40,31
72,41 46,12 34,82 20,37
58,50 █
44,79 30,85
68,88 █
56,82 40,31
70,94 █
72,41 46,12
63,69 █
32,47
46,42
49,24
50,91
58,91 57,07 26,91 41,53
154,34 █
32,54 46,56
143,06 █
49,31 50,98 103,38 58,91 56,91 █
96,60 █
41,14
36,99
55,57
38,36
66,79 44,45 27,77 22,83
82,20 █
41,11 37,20
90,50 █
55,36 38,58
67,16 █
34,97 40,81 45,20
53,57
55,14
63,92
66,25 73,37 38,63 40,87
105,78 █
48,17 53,66
111,40 █
58,37 64,01 109,65 68,24 73,45 107,64 █ █
8,82
28,54 27,64
43,63
31,05
46,68
34,46 53,91
28,54
323,58 █
27,64 43,63
157,85 █
31,05 46,68 150,34 34,46 53,91 156,44 █ █
23,52 45,29 35,88
48,61
50,33
56,74
58,80 63,10 23,64 45,41
192,09 █
35,97 48,70
135,38 █
50,41 56,82 112,72 58,88 63,18 107,31 █ █
9 Unit
26,39 21,20 32,19
33,96
48,69
36,52
59,15 37,98 26,30 21,20
80,60 █
32,15 34,32
106,76 █
48,60 36,87
12 Bulan
34,71 38,77 44,42
50,12
55,52
59,70
63,70 67,35 34,79 39,08
112,33 █
44,50 50,35
113,14 █
55,61 59,96 107,83 63,76 67,88 106,46 █ █
Target
Mei Renc Real
5. Layanan Dukungan Manajemen 23,60 36,86 Penyusunan 6 Jumlah Penyusunan Dokumen Program dan a. Program dan Anggaran Tahunan Anggaran Tahunan 34,82 20,37 Pemantauan, 1 Jumlah Pemantauan, Dokumen Evaluasi dan b. Evaluasi dan Pelaporan Pelaporan 26,73 41,29 Pengelolaan dan 6 Jumlah Pengelolaan Dokumen dan Pelaporan c. Pelaporan Keuangan Keuangan 27,78 22,73 7 Pengelolaan BMN, Jumlah Pengelolaan d.
Tata Persuratan, Kearsipan dan Kerumahtanggaan
Pengembangan SDM dan e. Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
BMN, Tata Persuratan, Kearsipan dan Kerumahtanggaan
Jumlah Pengembangan SDM dan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
Dokumen
8 Dokumen
f.
Penyelenggaraan Kerjasama
Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama
Dokumen
g.
Administrasi Kesatkeran
Jumlah Administrasi Kesatkeran
Dokumen
Pengembangan h. Sarana dan Prasarana Litbang 6. Output Tambahan Layanan a. Perkantoran
Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Jumlah Layanan Perkantoran
Renc
Mei Real Kinerja
1 6
8,82
Renc
FISIK (%) Juni Real Kinerja Renc
Juli Real
Kinerja Renc
69,69 █
75,86 █
Agustus Real Kinerja
66,51 44,66
59,13 49,02
82,90 █
No
Sasaran Kegiatan
Perangkat b. Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan dan c. Fasilitas Perkantoran d. Gedung/ Bangunan
Indikator Kinerja Kegiatan
Jumlah Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Jumlah Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Jumlah Gedung/ Bangunan
Target
6 unit
KEUANGAN (%) Mei Juni Juli Renc Real Renc Real Renc Real 60,37 46,14 60,37 59,29 74,49 59,29
Agustus Mei Renc Real Renc Real Kinerja 74,49 88,99 60,37 91,33 151,28 █
FISIK (%) Juni Juli Agustus Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja 60,37 60,22 99,75 74,49 60,22 80,84 74,49 91,78 123,21 █ █ █
10 unit
54,35 58,92 60,38
59,02
77,26
59,02
88,59 89,08 54,35 59,49
109,47 █
60,38 60,19
99,68 █
77,26 60,19
109 m2
78,87
89,81
78,87
90,27
78,87 90,27 78,87 46,25
58,64 █
78,87 94,39
119,69 █
78,87 94,87 120,29 78,87 94,87 120,29 █ █
9,46
78,87
77,91 █
88,59 95,79 108,12 █
Tabel 4.5 Pengukuran Kinerja Bulan September Sampai Dengan Bulan Desember Berbasis Data Capaian Fisik e-Monitoring Sasaran Kegiatan
No
Indikator Kinerja Kegiatan
KEUANGAN (%) Oktober November Renc Real Renc Real
Desember Renc Real
September Renc Real Kinerja
FISIK (%) Oktober November Desember Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja
Target
September Renc Real
24 Unit
64,31 65,99 73,20
74,96
82,02
69,05
100
82,97 52,21 52,64
79,78 █
61,09 61,59
82,17 █
82,75 69,72
84,25 █
100
86,28
86,28 █
1 Naskah 10
77,97 77,97 85,52
85,52
95,55
86,32
100
91,11 68,17 68,17
87,43 █
71,72 72,00
84,19 █
95,55 90,00
94,19 █
100
100
100 █
81,41 81,41 90,00
90,00
98,17
83,51
100
98,17 60,58 60,58
74,42 █
72,91 72,91
81,01 █
9817 83,51
85,06 █
100
100
100 █
12 Unit
46,43 46,43 83,78
83,78
96,64
88,80
100
93,35 37,21 57,89
124,68 █
79,37 79,37
94,73 █
96,64 88,80
91,88 █
100
100
100 █
2
90,76 90,76 93,42
93,42
99,41
93,28
100
97,79 78,72 78,72
86,73 █
92,36 92,36
98,87 █
99,41 93,28
93,83 █
100
100
100 █
24 34 58,16 58,16 73,31 73,61 84,67 90,29
100
99,35 68,68 76,80
132,05 █
81,18 81,18 110,29 84,67 90,29 106,64 █ █
100
100
100 █
100
98,72 76,95 77,06
98,94 █
84,56 84,67
98,10 █
94,52 91,49
96,80 █
100
100
100 █
1. Teknologi Terapan Jumlah Teknologi Teknologi
2.
(dari komponen teknologi: Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototipe, dan R-0)
Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan IPTEK a. Naskah Kebijakan b. R-3
Jumlah Naskah Kebijakan Jumlah Perumusan SPM (R-3)
Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) Penerapan Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Teknologi Terbatas 4. Layanan Teknis dan Alih Teknologi
Dokumen
3.
Penyelenggaraan a. Diseminasi dan Sosialisasi b.
Pelayanan Advis Teknis
c.
Layanan Pengujian Laboratorium
d.
Pelayanan Data dan Informasi
Layanan Jasa e. Litbang (PNBP)
Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi dan Sosialisasi Jumlah Pelayanan Advis Teknis Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium Jumlah Pelayanan Data dan Informasi Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP)
Proseding
DSP
Rekomendasi
Teknis 79,02 77,88 87,05 86,31 94,52 91,49 8 Laporan 13
89,86 89,90 94,85
95,05
98,77
58,43
100
89,04 36,93 41,06
45,67 █
47,36 47,23
49,69 █
98,77 55,48
58,43 █
100
92,48
92,48 █
58,57 58,57 70,97
70,97
84,78
38,61
100
71,84 23,38 23,38
39,92 █
25,22 25,22
35,53 █
84,78 38,61
45,54 █
100
74,65
74,65 █
Dokumen 12 Bulan Rp2,292 Miliar
Sasaran Kegiatan
No
Indikator Kinerja Kegiatan
Target
September Renc Real
5. Layanan Dukungan Manajemen 71,40 71,40 Penyusunan 6 Jumlah Penyusunan Dokumen Program dan a. Program dan Anggaran Tahunan Anggaran Tahunan 81,53 81,53 Pemantauan, 1 Jumlah Pemantauan, Dokumen Evaluasi dan b. Evaluasi dan Pelaporan Pelaporan 75,54 75,54 Pengelolaan dan 6 Jumlah Pengelolaan Dokumen dan Pelaporan c. Pelaporan Keuangan Keuangan 68,59 67,95 Jumlah Pengelolaan 6 d. Pengelolaan BMN Penyelenggaraan Tata Persuratan, e. Kearsipan dan Kerumahtanggaan Pengembangan SDM Pengelolaan g. Administrasi Kepegawaian f.
BMN Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kerumahtanggaan Jumlah Pengembangan SDM
Dokumen
6
h.
Penyelenggaraan Kerjasama
Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama
i.
Administrasi Kesatkeran
Jumlah Administrasi Kesatkeran
Pengembangan j. Sarana dan Prasarana Litbang k.
Layanan Perkantoran**)
KEUANGAN (%) Oktober November Renc Real Renc Real
Desember Renc Real
80,27
80,27
87,18
73,89
100
95,34 55,80 55,89
78,28 █
67,92 67,98
84,69 █
87,18 73,89
84,76 █
100
100
100 █
88,70
88,70
95,16
74,46
100
94,37 47,57 47,57
58,35 █
63,55 63,55
71,65 █
95,16 74,46
78,25 █
100
100
100 █
82,65
82,65
94,37
87,69
100
98,82 67,86 68,12
90,18 █
79,95 80,13
96,96 █
94,21 87,69
93,09 █
100
100
100 █
79,83
79,38
91,68
71,83
100
90,17 51,54 51,65
76,01 █
65,43 65,51
82,53 █
93,22 71,83
77,05 █
100
100
100 █
90,00
69,84
100
81,02
90,00 69,84
77,60 █
100
100
100 █
95,51
90,61
100
98,31 81,87 81,65
98,11 90,61
92,36 █
100
100
100 █
95,26
87,42
100
96,21
95,26 87,42
91,77 █
100
100
100 █
1
September Renc Real Kinerja
FISIK (%) Oktober November Desember Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja
Dokumen
2
84,11 84,11 89,55
90,71
Dokumen
97,08 █
86,09 86,13
94,96 █
Dokumen 48,68 48,68 77,27
77,27
81,25
80,64
100
99,51 63,72 63,72
130,90 █
78,05 78,05 101,01 81,25 80,64 █
99,25 █
100
100
100 █
72,73 72,73 81,45
81,45
89,74
88,72
100
99,32 73,42 73,56
101,14 █
80,70 81,00
99,45 █
91,37 88,72
97,10 █
100
100
100 █
70,37 70,38 79,33 79,42 Jumlah 9 Pengembangan Unit Sarana dan Prasarana Litbang 12 Bulan Jumlah Layanan Perkantoran
97,44
83,01
100
96,79 64,75 64,75
92,01 █
74,17 73,97
93,14 █
97,57 83,01
85,07 █
100
100
100 █
89,34
92,72
100
97,40
89,84 92,72 103,21 █
100
100
100 █
1 Dokumen
6 Dokumen
Sasaran Kegiatan
No
Indikator Kinerja Kegiatan
Pengadaan Sarana l. dan Prasarana Kantor**) Peningkatan m Gedung/Bangunan . **) Output Tambahan *)
Jumlah Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Jumlah Gedung/Bangunan
Target
September Renc Real
18 unit
KEUANGAN (%) Oktober November Renc Real Renc Real 98,03 99,62
109 m2
100
Jumlah Layanan Perkantoran Jumlah Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
12 Bulan 6 unit
72,16 72,54 80,59
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Jumlah Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
10 unit
91,50 91,50 90,33
Jumlah Gedung/ Bangunan
109 m2
78,95 78,95
Gedung/ Bangunan
a.
Layanan Perkantoran
b.
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
c. d
81,78 81,78
100
100
94,89
Desember Renc Real 100 98,49
100
September Renc Real Kinerja
FISIK (%) Oktober November Desember Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja 98,03 99,62 101,62 100 100 100 █ █
97,45
100
80,91
76,09 76,56
105,54 █ 120,90 █
85,70 86,55 106,98 █ 98,58 99,05 99,05 █
100
98,40 98,87
90,33
91,47 96,89
105,88 █
98,26 99,20 109,81 █
100
93,09 94,89
120,19 █
93,09 94,89
94,89
94,89 █
100
100
94,89 █
Sumber: Dokumen Monitoring dan Evaluasi Berkala (Bulanan) Tahun 2016 Keterangan: S = Sasaran; R = Realisasi; K = Kinerja realisasi terhadap sasaran; “”= Revisi Target PK; *) Kelompok “Output Tambahan” Hilang dalam Revisi PK dan output-output nya masuk “Dukungan Manajemen”; **) Output hasil revisi pemindahan dari Kelompok “Output Tambahan” Catatan: Pada laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan ada salah satu sub kegiatan yang tercapai outputnya, namun terdapat salah satu lingkup yang tidak tercapai sepenuhnya sehingga fisik tidak tercapai 100%. NILAI/ANGKA █ █ █ █ █ █
0 31 51 66 76 86
-
30 50 65 75 85 100
INTERPRETASI Sangat kurang, perlu banyak sekali perbaikan dan perubahan yang sangat mendasar Kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk perubahan yang mendasar Cukup (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar Baik, perlu sedikit perbaikan Sangat baik Memuaskan
100 █
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
4.1.4 Permasalahan dan Tindak Lanjut (per Triwulan) Pelaksanaan kinerja tahun anggaran 2016 dihadapkan dengan sejumlah dinamika hambatan, tantangan dan permasalahan yang dihadapi (sebagaimana tergambar pada subbab 4.13 Pengukuran Kinerja Periodik per Bulan). Maka, diantara permasalahan dan tindak lanjut yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Permasalahan dan Tindak Lanjut per Triwulan Dalam Rangka Pencapaian Kinerja Tahun 2016 Periode Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Permasalahan
Tindak Lanjut
Penajaman Kegiatan sesuai dengan arahan baru dan tindaklanjut atas perubahan lingkungan strategis bidang sumber daya air, termasuk mewujudkan sejumlah produk fisik hasil Litbang Kerusakan pada sejumlah komponen utama dan komponen pendukung pada sistem Peringatan Dini Bencana Longsor
Refocussing Rencana Kegiatan dan Alokasi Anggaran, serta Penambahan Paket Lelang
Kegiatan PNBP dibiayai oleh anggaran yang diterima dari jasa litbang dan rekayasa, sehingga apabila belum ada setoran masuk ke Kas Negara, maka pencairan anggaran belum bisa dilaksanakan. Batas Maksimum Pencairan anggaran adalah 98% dari jumlah setoran yang masuk ke kas Negara. Sementara belum adanya kontrak baru yang masuk ke Pejabat Penerimaan PNBP Pada salah satu kegiatan, Terjadi perubahan kebijakan kerjasama akibat pergantian direksi PDAM dan Adanya keberatan pihak pengelola IPAL Bojongsoang untuk penempatan Wetland apung di wilayah tersebut dengan sejumlah alasan teknis Hasil pengukuran Modular Apung saat dipasang nantinya akan terdapat jarak kiritis dengan dasar, terutama saat air surut, sehingga berpotensi mematahkan sirip modular akibat benturan di bawah Terdapat kegiatan di Balai yang memerlukan dukungan alat berat, namun peralatan yang dimiliki mengalami kerusakan (diantaranya Backhoe, Roll Stamp Machine dan Mesin Pompa Air) Libur dan Cuti Bersama Idul Fitri / Lebaran menimbulkan perlambatan penyerapan anggaran sehingga menimbulkan deviasi kinerja dan terutama penyerapan anggaran Banyaknya kegiatan Litbang dan Advis Teknis menyebabkan ketatnya jadwal SDM dan penggunaan Laboratorium. Hambatan pada satu kegiatan menimbulkan keterlambatan pada kegiatan Litbang yang lain APBNP tahun 2016 terjadi penambahan alokasi anggaran yang bersumber dari Loan (WISMP: Rp5,9 miliar dan JUFMP: Rp7 miliar) dan harus dilelang dengan kriteria/standar bank dunia, sehingga menyebabkan beban rencana penyerapan menjadi lebih tinggi pada semester kedua (menyebabkan
AKUNTABILITAS KINERJA
Mengalokasikan anggaran untuk perbaikan komponen yang rusak, optimalisasi kinerja dan penyesuaian sistem -
Mengusulkan pemindahan lokasi dan merubah wujud keluaran hasil penelitian dan pengembangannya (dari model fisik menjadi basic design) Disiapkan alternatif perubahan posisi Modular, yaitu dengan menjauhi pantai dan melakukan pengujian modular dengan 3 sirip dan 2 sirip Melakukan penyewaan untuk alat / komponen yang mengalami kerusakan
Kepala Pusat Litbang memberikan instruksi percepatan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran Pengetatan jadwal kegiatan dengan percepatan proses running untuk langsung melakukan analisa, sehingga pembongkaran struktur dapat cepat dilaksanakan untuk kegiatan lain Mendorong langkah koordinasi dengan pihak terkait (Bank Dunia dan Ditjen SDA) Melakukan percepatan pelelangan paket yang bersumber dari loan:
43
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Periode
Permasalahan realisasi anggaran menjadi lebih rendah dari rencana atau menimbulkan deviasi besar)
Tindak Lanjut -
-
Belum terjadi kontrak baru yang masuk ke Pejabat Penerimaan PNBP. Sementara terdapat kontrak baru yang sebagian angsuran pembayarannya pada tahun anggaran 2017 Karena permasalahan sebelumnya, yaitu pengukuran sedimen, sehingga mengakibatkan terlambatnya pengujian di laboratorium Keterlambatan proses desain (Modular Apung) mengakibatkan proses pekerjaan konstruksi mengalami keterlambatan dan belum selesai sampai akhir tahun 2016.
WISMP dapat terkontrak pada 10 Oktober 2016, walaupun belum terserap sepenuhnya dan pelaksanaannya belum selesai pada tahun 2016. JUFMP baru akan dapat terkontrak pada tahun 2017, sehingga telah dilakukan upaya pengajuan revisi anggaran sebanyak 2 (dua) kali kepada Kementerian Keuangan, namun ditolak. Oleh karena itu dilakukan proses perpanjangan loan agreement.
Dilakukan upaya mempercepat proses pengujian / analisis di laboratorium. Kontrak diperpanjang selama 50 hari kalender sampai dengan tanggal 19 februari terhitung sejak tanggal 31 desember 2016. dasar perpanjang kontrak adalah perpres no 4 tahun 2015 pasal 93 ayat 2 tentang pengadaaan barang / jasa pemerintah. berdasarkan data E-mon tgl 12 januari 2017 progres pelaksanaan pekerjaan apung baik fisik maupun keuangan adalah sebesar 85%. Atas perpanjangan waktu tersebut, Satker Balai Litbang Pantai harus menganggarkan 15% (329 jt) dari harga kontrak (2,197 M) untuk membayar sisa pekerjaan yang dilaksanakan tahun 2017. Pembayaran setelah pekerjaan dinyatakan selesai dan setelah mata pembayaran untuk pekerjaan tersebut tercantum dalam RKAKL satker Balai Litbang Pantai (revisi RKAKL).
Sumber: Dokumen Monitoring dan Evaluasi Berkala (Bulanan) Tahun 2016
4.2
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Outcome
Sebagaimana hasil pengukuran kinerja outcome pada Subbab Capaian Kinerja, maka dilanjutkan dengan evaluasi dan analisis kinerja outcome pada masing-masing pernyataan sasaran program yang menjadi kontribusi Pusat Litbang SDA bagi capaian Badan Litbang pada tahun 2015 sebagaimana berikut ini:
44
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
4.2.1 Sasaran Program Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi Kebijakan Sasaran program tersebut hanya mencakup 1 (satu) indikator kinerja yang menunjukkan peningkatan pemanfaatan IPTEK berupa teknologi yang telah dihasilkan Pusat Litbang SDA. Adapun teknologi hasil litbang bidang sumber daya air yang didorong untuk dapat dicapai kebermanfaatannya pada tahun 2016 ini, sebagaimana telah disebutkan dalam Subbab Perjanjian Kinerja adalah sebanyak 6 (enam) teknologi. Berdasarkan hasil identifikasi pemanfaatannya, maka untuk masing-masing teknologi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Teknologi Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor
Peringatan dini bencana longsor adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana longsor pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan prabencana dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana perlu adanya sebuah sistem peringatan dini dimana hal ini dilakukan untuk pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam rangka mengurangi risiko terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap darurat. Oleh karena itu, Pusat Litbang SDA melalui Balai Sabo mengembangkan sistem peringatan dini terhadap tanah longsor dan banjir debris di Banyumas sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Hasil yang telah dicapai pada penelitian tahun 2006 adalah hasil uji laboratorium untuk mengetahui indek parameter tanah, peta geologi teknik daerah blok longsoran Desa Cibangkong, pemasangan alat pantau longsoran, bangunan penanggulangan longsoran berupa terasering dan saluran permukaan sebagai model percontohan, pemasangan rambu tanda bahaya longsor dan jalur evakuasi serta sosialisasi ke warga dan aparat desa.
Gambar 4.1 Alat Pengukur Rekahan Tanah (Ekstensometer) Dipasang dengan Logger Dan Modem GSM Pada Blok Longsoran di Desa Cibangkong, Kab. Banyumas
Alat deteksi longsoran yang dipasang didaerah blok longsoran Desa Cibangkong pada tahun 2006 adalah 4 (empat) ekstensometer (2 otomatis dan 2 sederhana) untuk mengukur rekahan tanah, 2
AKUNTABILITAS KINERJA
45
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
(dua) tilt meter untuk mengukur deformasi tanah, dan 1 (satu) alat penakar hujan otomatis untuk mengukur curah hujan. Sementara pada tahun 2007 terpasang alat pantau longsoran dengan transfer data berbasis seluler melalui SMS berupa 1 (satu) unit ektensometer dengan sensor dan logger dan GSM Modem, 1 (satu) unit alat penakar hujan dengan sensor dan logger serta GSM Modem di Desa Cibangkong, Kec. Pekuncen, Banyumas. serta 1 (satu) unit alat pemantau banjir di K. Setra, Desa Nusadadi, kec. Sumpiuh, Banyumas.
Gambar 4.2 Alat Pemantau Banjir (AWLR) dan Alat Penakar Hujan (ARR) Dipasang dengan Logger Dan Modem GSM Pada Blok Longsoran di Desa Cibangkong, Kab. Banyumas
Keputusan diberlakukannya kondisi taraf siaga atau evakuasi maka dalam kesepakatan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah di Kabupaten Banyumas, untuk sementara waktu ditetapkan beberapa parameter sebagai berikut:
Parameter Keadaan Kritis
Kondisi Taraf Siaga / Evakuasi
•Intensitas hujan terus menerus lebih dari 4 jam > 50 mm/jam. •Jumlah curah hujan kumulatif secara terus menerus lebih dari 3 hari > 150 mm/hari. •Rekahan tanah di daerah Cibangkong. •Tinggi muka air banjir K. Setra > 2,20 m pada peil scale. Gambar 4.3 Parameter Keadaan Kritis pada Sistem Peringatan Dini Longsor dan Banjir
Apabila ada informasi melalui jaringan sistem peringatan dini bahaya longsor dan banjir yang terjadi seperti pada kondisi yang termasuk dalam parameter tersebut, maka wewenang Keputusan diambil
46
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
oleh : Ketua SATLAK PBP setelah musyawarah dalam instansi yang masuk jajaran organisasi Satlak PBP. Keputusan akan diambil dalam bentuk Siaga atau harus Evakuasi akan menyesuaikan dengan tingkatan bahaya walaupun tetap memberlakukan kearifan lokal, sebelum semua ditangani secara terpadu oleh Pemerintah Kabupaten. Sebagai kelanjutan dari kegiatan sebelumnya, dimana pemasangan perangkat sistem peringatan dini dirasa perlu di daerah yang lebih hulu. Setelah dilakukan survei lanjutan, ditetapkan bahwa diperlukan dua alat deteksi lagi yaitu alat pengukur tinggi muka air dan alat pengukur tinggi curah hujan. Untuk pemasangan kedua alat ini tim peneliti balai sabo sekali lagi berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas, dimana bentuk kolaborasi ini berupa dukungan fisik. Pihak Balai Sabo menyediakan alat pengukur curah hujan dan pengukur tinggi muka air sedangkan pihak Pemerintah Kabupaten Banyumas menyediakan rumah alat dan pengaman.
Gambar 4.4 Alur Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor
Data yang dipantau dari alat pemantau di lapangan selain disimpan dalam Data Logger, dikirim ke stasiun induk melalui GSM Modem menuju Stasiun Induk yang diterima Server dan disimpan dalam bentuk data base dalam file server, kemudian diproses oleh alat pemroses data agar dapat ditampilkan dalam layar tampilan atau Display . Apabila terjadi pergeseran rekahan tanah dan curah hujan yang sudah melampaui batas tertentu atau batas kritis yang sudah ditentukan secara otomatis akan mengaktifkan tanda alarm dan juga mengirim berita tanda ”WARNING” dalam bentuk layanan pesan pendek (SMS) kepada pengguna atau penentu kebijakan dalam jajaran SATLAK PBP Kabupaten Banyumas yang nomor HP-nya telah terdaftar dalam Server di stasiun induk. Tabel 4.7 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor No
Kriteria
Pemenuhan
1.
Kebermanfaatan
√
2.
Keberfungsian
√
AKUNTABILITAS KINERJA
Uraian Mampu memantau dan memberikan informasi dalam skala lokal (sekitar alat) mengenai sejumlah situasi yang menjadi parameter siaga bencana. Peralatan dapat berfungsi dengan baik sejak tahun 2006, namun pada tahun 2015 mengalami sejumlah kerusakan. Oleh karena itu telah ditindaklanjuti dengan sejumlah perbaikan dan untuk mengembalikan fungsinya pada tahun 2016.
47
2016 No
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Kriteria
Pemenuhan
Uraian Informasi yang dihasilkan digunakan oleh Satlak Bencana, namun OP masih dilaksanakan oleh Balai Sabo dan saat inis sedang dalam proses serah terima kepada Pemerintah Daerah.
3.
Keberlanjutan
√
4.
Ketercukupan
-
2.
Teknologi Lining Saluran dan Box Tersier Berbahan Ferosemen
Teknologi ini dikembangkan oleh Pusat Litbang SDA melalui Balai Irigasi dan telah diwujudkan dalam bentuk prototipe pada tahun 2012 di Daerah Irigasi (DI) Kiawit, Desa Sajingan Besar, Kecamatan Sajingan, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Teknologi ini menggunakan ferosemen sebagai komponen bahan utama. Ferosemen sendiri adalah mortar yang terdiri dari campuran pasir, semen dan air diperkuat dengan tulangan yang dilapisi kawat anyam (galvanis) sebagai tulangan susut dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk massa padat. Ferosemen merupakan teknologi konstruksi alternatif yang telah digunakan dalam penyediaan suplai air dan berbagai pembangunan irigasi, yang mudah untuk diterapkan, hasilnya kuat, lentur, tahan lama, lebih ekonomis, dan mudah untuk diadopsi baik ke dalam prinsip fisik, mekanik maupun teori hidraulika yang tepat. Keunggulan lainnya yaitu penggunaan material lokal dan dapat dibuat secara insitu atau ditempat lain (pracetak), selanjutnya dirangkai di lapangan. Bahan pengikat atau matrik dalam ferosemen dikenal sebagai adukan semen atau biasa disebut mortar, yang terdiri dari semen dan pasir silika biasa yang terbebas dari lumpur dan benda asing lain, dengan karakteristik terhadap lentur.
Gambar 4.5 Sistim Tulangan Ferosement (Balai Irigasi, 2012) dan Karakteristik terhadap lentur (Naaman et.al.2001)
Tulangan rangka berfungsi sebagai rangka untuk membentuk profil yang diinginkan dan sebagai tempat untuk memasang kawat anyam atau jala. Tulangan rangka tersebut tidak berfungsi sebagai tulangan struktur. Sedangkan bahan pengikat atau matrik dalam ferosemen dikenal sebagai adukan semen atau biasa disebut mortar, yang umumnya terdiri dari semen dan pasir. Pasir yang digunakan sebagai bahan pembuatan ferosemen harus terbebas dari lumpur dan benda asing lain, serta ditempatkan dalam kondisi kering dan memenuhi persyaratan penyimpanan bahan konstuksi.
48
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.6 Proses Pembuatan dan Pemasangan Saluran Pembawa Sistim Pra Cetak
Gambar 4.7 Proses Pemasangan Bangunan Bagi Tersier (Box Tersier)
Setiap penentuan dimensi dan cara pembuatan harus memperhatikan efisiensi ekonomi sebagai bahan bangunan. Untuk mengatasi kelangkaan bahan-bahan bangunan baik di desa maupun di kota, bahan-bahan ini dapat diproduksi sendiri dengan menggunakan peralatan dan cetakan sederhana yang dibuat dengan kayu lapis biasa. Selain itu, dalam hal konstruksi: Cetakan sederhana; Cara pencetakan yang mudah; dan Tidak memerlukan alat khusus; adapun dalam hal pengangkutan dan pemasangan: Berat yang memadai; Cara penyiapan yang efisien; dan Sambungan sederhana.
Gambar 4.8 Kondisi Bangunan Bagi Tersier dan Saluran Pembawa Pra Cetak (Kondisi 2016)
Secara teknis rata-rata kecepatan aliran air di saluran pembawa cukup baik memenuhi kecepatan aliran yang disyaratkan, yaitu berkisar antara 2,34 m/s - 2,81 m/s. Kapasitas aliran akan cukup aman terhadap sedimentasi, kecepatan aliran mampu membawa material lebih dari 0,008 mm. Keuntungan dari penerapan prototip ini selain dapat dijadikan model percontohan, juga dapat memberikan input baik dalam pengelolaan irigasi, diantaranya berpotensi meningkatkan index pertanaman (IP) lebih dari 49% dan memberikan efisiensi penyaluran irigasi tinggi yaitu lebih dari 91,5%.
AKUNTABILITAS KINERJA
49
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 4.8 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Lining Saluran dan Box Tersier Berbahan Ferosemen No
Kriteria
Pemenuhan
1
Kebermanfaatan
√
Mampu meningkatkan indeks pertanaman lebih dari 49% dan memberikan efisiensi penyaluran irigasi lebih dari 91,5%.
2
Keberfungsian
√
3
Keberlanjutan
√
Sejak tahun 2012, sepanjang ada ketersediaan air dan tidak terjadi kerusakan berat pada konstruksi bangunan, maka prototip ini dapat berfungsi dengan optimal. Pemeliharaan dilaksanakan oleh pengguna saluran irigasi terkait di sekitar prototipe dan diketahui oleh Pemerintah Daerah setempat, namun belum ada upaya untuk pengembangan maupun replikasi
4
Ketercukupan
-
3.
Uraian
Teknologi Bangunan Pengendali Paras Muka Air di Lahan Gambut (Drainpile)
Salah satu upaya yang paling efektif dan telah terbukti dalam menanggulangi degradasi lahan gambut (akibat drainase) adalah dengan menaikkan elevasi muka air tanah, yaitu melalui upaya intervensi hidraulikdengan membangun bendung-bendung (canal blocking). Balai Rawa, Puslitbang SDA pada tahun 2012-2013 telah membangun 2 buah bendung (terbuat dari beton dan dari materi gambut yang dipadatkan) di Sei Ahas, eks PLG-Kalimantan Tengah. Desa Sei Ahas terletak sekitar ± 160 km (mengikuti alur sungai Kapuas) dari muara sungai Kapuas ke arah hulu. Sei. Ahas terletak di tepi sungai Kapuas dan merupakan areal gambut relatif dangkal dengan kedalaman ± 3 meter, tapi semakin jauh dari sungai, kearah pedalaman, ketebalan gambutnya > 3 m. Areal ini dipilih karena berbatasan/berhubungan langsung dengan gambut dalam sehingga dengan mengendalikan muka air tanah di lokasi lahan gambut dengan kedalaman < 3 m (kawasan budidaya) diharapkan akan dapat mengendalikan / mempertahankan muka air tanah dilahan gambut dalam (> 3 m) di sekitarnya. Sebelum bendung/bendung tersebut di bangun, nilai subsiden lahan gambut di sekitarnya adalah 3,71 cm/tahun (pada musim kemarau) dan 2,95 cm/tahun (pada musim hujan). Namun setelah bendung dibangun, nilai subsiden cenderung menurun, yaitu 2,61 cm/ tahun pada musim kemarau dan 2,23 cm/tahun pada musim hujan. Canal Blocking yang dilengkapi dengan alur perahu merupakan pilihan yang paling sesuai dengan kondisi di Sei. Ahas dimana saluran/kanal masih dapat dipergunakan oleh penduduk setempat sebagai sarana transportasi Desain dan konstruksi dari bangunan bendung dibuat Oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II, Banjarmasin dengan pengarahan dan supervisi dari Balai Rawa - Puslitbang SDA. Bangunan tersebut terdiri dari dua macam desain, pertama berupa material beton dan desain kedua adalah dari tanah gambut yang dipadatkan (compacted peat dam). Keduanya memiliki pondasi dari cerucuk kayu Galam dan pada desain dengan bahan beton dilengkapi dengan alur perahu yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
50
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.9 Desain Final Drain pile Sei Ahas dengan Material Beton
Pada bangunan drain pile yang terbuat dari material tanah gambut dipadatkan merupakan jenis drain pile yang tertutup penuh tanpa adanya alur perahu. Jenis ini biaya konstruksinya jauh lebih murah daripada yang terbuat dari beton karena hanya terdiri dari tanah gambut yang dipadatkan dan materialnya bisa diambil dari lokasi setempat. Sementara itu pada drain pile yang terbuat dari material beton, nampak alur perahu yang terletak di tengah bangunan, alur ini sengaja disediakan agar perahuperahu kecil nelayan dapat melewati bangunan sehingga tidak mengganggu aktifitas mereka seharihari. Mercu alur perahu dibuat cukup tinggi, sama dengan mercu drain pile agar air tidak dapat lewat dan dilengkapi dengan rel sehingga perahu dapat ditarik dengan mudah dan ringan saat melewatinya.
Gambar 4.10 Drain Pile Sei Ahas yang Terbangun dengan Material Beton Tahun 2013 / 2014
Gambar 4.11 Kondisi Drain pile / Canal Blocking Sei Ahas pada Tahun 2016
AKUNTABILITAS KINERJA
51
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Tabel 4.9 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Bangunan Pengendali Paras Muka Air di Lahan Gambut (Drainpile) No
Kriteria
Pemenuhan
Uraian
1
Kebermanfaatan
√
2
Keberfungsian
√
3
Keberlanjutan
√
Studi dari Balai Rawa (2016) meunjukkan tingkat kemanfaatan dari pembangunan drain pile. Mayoritas responden sebanyak 48% menjawab bahwa pembangunan drainpile di Sei Ahas cukup bermanfaat untuk masyarakat, dan 34% menjawab sangat bermanfaat, sementara 16% menjawab kurang bermanfaat dan 2% responden menjawab tidak tahu atau tidak memberikan jawaban Fungsi drain pile sudah sesuai dengan tujuan pembangunan, yaitu mampu menaikan elevasi air saluran setinggi elevasi mercu bendung dan fungsinya sebagai blocking kanal menurut persepsi masyarakat dari angket yang disebarkan tim Balai Rawa menunjukkan fungsi bangunan dapat meredam kebakaran yang terjadi di beberapa spot. Hasil Kuesioner pada aspek relevansi membuktikan bahwa kegiatan pembangunan drainpile sudah sesuai dengan harapan/keinginan masyarakat, dimana mayoritas responden dengan total 78% menjawab cukup sesuai dan sangat sesuai, dan total mayoritas responden sebanyak 82% masyarakat menyatakan bahwa kegiatan pembangunan drainpile cukup bermanfaat dan sangat bermanfaat bagi masyarakat Sei Ahas. Saat ini pelaksana Operasi dan Pemeliharaan (OP) adalah pihak Balai Wilayah Sungai Kalimantan II. Material rel untuk alur perahu telah diganti menjadi bahan PVC diisi beton akibat besi stainless hilang/rusak pada tahun 2015. Perbaikan dilakukan pada bulan Februari 2016, Kerusakan yang terjadi sifatnya minor yaitu rel alur yang hilang setelah diganti PVC.
4
Ketercukupan
-
4.
Teknologi Revitalisasi Danau Tempe
Danau Tempe merupakan salah satu danau besar di Propinsi Sulawesi Selatan, danau ini melintasi 10 Kecamatan dan 51 Desa. Danau Tempe memiliki luas 47.800 ha pada ketinggian 10m dpl dengan luas tangkapan air seluas 4.587 km2. Lahan di sekitar danau dimanfaatkan untuk pemukiman dan areal pertanian. Seiring waktu, danau perlu direvitalisasi untuk memperbaiki fungsi dan kualitas lingkungan danau ke titik tertinggi yang mungkin dicapai dengan tanpa mengabaikan keterbatasan kondisi sosial, ekonomi, lingkungan dan pemanfaatan danau saat ini untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut: (i) Laju sedimentasi di Danau Tempe dan sungai-sungai terkait; (ii) Dampak sedimentasi terhadap sistem sungai dan bio-diversity danau; dan (iii) Dampak sedimentasi terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan. Berdasarkan hasil kegiatan Litbang pada tahun 2015 dalam wujud basic design dengan rekomendasi untuk melakukan revitalisasi di Danau Tempe adalah sebagai berikut: a. Pengerukan sedimen yang berada di tampungan efektif; b. Pembuatan pulau artifisial sebagai disposal area dan habitat burung. Pulau seyogyanya terpisah dari daratan, dengan luas dan geometri yang baik secara hidraulik dan mampu
52
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
menampung sebanyak mungkin disposal. Selanjutnya pulau-pulau ini dilengkapi dengan karde; dan c. Pembuatan tanggul sebagai disposal area, menyusuri tepi danau agar dapat berfungsi sebagai pembatas daerah milik danau, sistem agar m.a danau bisa diatur dengan fleksibilitas yang lebih tinggi serta daerah di luar tanggul dapat berfungsi sebagai penangkap sedimen pada musim penghujan. Pada musim kemarau daerah tersebut dapat dipergunakan sebagai lahan pertanian. Untuk menghindari banjir dari tangkapan hujan dan/atau danau, sistem ini perlu dilengkapi dengan pelimpah dan pintu klep automatik. Strategi Revitalisasi Danau Tempe mencakup: Pengembalian Fungsi Utama Danau, Pengembangan Pemanfaatan, dan Pencegahan Degradasi Fungsi Tabel 4.10 Strategi Revitalisasi Danau Tempe No
Penyebab Utama
Isu
Strategi
Langkah
Potensi
1
Semakin berkurangnya volume tampungan
Sedimentasi
Meningkatkan fungsi tampungan
Pengerukan sedimen
2
Perubahan pola penguasaan / pengelolaan lahan
Penataan pola pemanfaatan lahan (zonasi)
Pembuatan tanggul batas
3
Berkurangnya fungsi danau sebagai peredam banjir di Hilir Degradasi Area Wisata
Sedimentasi dan pola pengaturan muka air danau Sedimentasi
Meningkatkan fungsi tampungan
Pengerukan sedimen
Potensi pengembangan lahan pertanian 10.750 ha
Sedimentasi dan pengendalian tanaman air
Penataan daerah genangan danau
Pembuatan pulau dan pengendalian tanaman air
Area pertanian, perikanan, sarana pariwisata / olahraga
4
Penambahan volume tampungan dengan merubah pengaturan m.a. danau dari +5,50 menjadi +6,50 (dari 31,3 juta m3 menjadi 137,6 juta m3) Zona pertanian dapat tanam setahun penuh (ketersediaan air)
Program Kerja Pengerukan sedimen
Pembuatan tanggul batas zona pertanianperikanan Pembuatan pulau-pulau artifisial multiguna Pembuatan sistem tata ait dan pengendali sedimen di pinggir danau
Tahapan Pelaksanaan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut: -
Pengerukan sedimen dari +5.00 sampai elevasi +3.50. Pembuatan tanggul pemisah zonasi elevasi bawah +5.00, elevasi atas +7.50, lebar tanggul 5,5m. Pembuatan pulau-pulau artifisial menyebar danau berbentuk lingkaran D = 1km, jarak pulau dengan tanggul 500 m, dan jarak antar pulau 1.5 – 2 km. Membangun infrastruktur pendukung di sekitar tanggul dan pulau. Perbaikan sistem sungai terkait banjir dan laju sedimen sungai. Membangun sistem penangkap sedimen di sekitar tanggul. Membuat sistem tata air irigasi di Zona Pertanian, sekitar danau. Membuat penyesuaian struktur pintu dan O&P di bendung gerak.
AKUNTABILITAS KINERJA
53
2016 -
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Melakukan sosialisasi dan penyelesaian potensi konflik dengan masyarakat di sekitar danau untuk tiap pelaksanaan kegiatan. Waktu pelaksanaan : 3 tahun dengan estimasi biaya minimum adalah Rp3,1 triliun.
Gambar 4.12 Peta Layout Revitalisasi Danau Tempe (Galian dan Pulau Buatan / DED Ditjen SDA)
Pada tahun 2016, Basic Design dari Puslitbang SDA melalui Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan telah ditindaklanjuti oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jeneberang kedalam perencanaan program dan anggaran kegiatan, termasuk dengan penyusunan DED. Setelah tahap perencanaan selesai dilaksanakan, maka pihak BBWS melakukan sosialisasi kepada stakeholders terkait disekitar Danau Tempe dan lelang pekerjaan fisik untuk tahap pertama melalui APBN tahun 2017. Tabel 4.11 Rencana Revitalisasi Danau Tempe (3 Tahap) oleh BBWS Pompengan Jeneberang Uraian Volume Galian Volume Netto Tampungan RPB
Sesuai desain Tahap 1
Estimasi Tahap 2
Tahap 3
Total -
8,66 juta m3
9,00 juta m3
9,29 juta m3
27,95 juta m3
7,23 juta m3
7,51 juta m3
7,76 juta m3
22,50 juta m3
Rp903,47 M
Rp938,94 M
Rp969,20 M
Rp2.811,61 M
Sumber: BBWS Pompengan Jeneberang (2016)
54
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.13 Denah dan Potongan Melintang Tepian Rencana Pulau Buatan di Danau Tempe (DED Ditjen SDA)
Pelaksanaan pekerjaan fisik tahap pertama diharapkan terjadi penambahan volume tampungan 7,23 juta m3 dan pemanfaatan lainnya berupa: a. Pemanfaatan pulau-pulau artifisial (buangan hasil galian) untuk: pengembangan tempat wisata dan penanaman pohon bagi habitat burung b. Pemenuhan kebutuhan air baku disekitar Danau Tempe, untuk ± 30.000 jiwa, kebutuhan per hari 90 lt/orang, total 0,99 juta m3/tahun dan Peningkatan penduduk terlayani: Wajo dari 7,5% menjadi 10,0%: Sidrap dari 7,9% menjadi 11,5%: Soppeng dari 19,8% menjadi 24,2 % c. Sumber air irigasi pompa (di sekitar Danau Tempe) seluas 5.000 ha dan Pola Tanam: Padi (100%) – Padi (80%) – Palawija (80%), Indek Pertanaman dari 106% menjadi 260% d. Peningkatan Produksi Ikan seluas 661 ha (lahan perikanan) dan Budi daya ikan nila dengan jumlah ikan 3 ekor/m2, dengan kematian 20% dan dipanen dengan berat 330 gr/ekor, produksi = 7,92 ton/ha. Tabel 4.12 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Revitalisasi Danau No
Kriteria
Pemenuhan
1. 2. 3.
Kebermanfaatan Keberfungsian Keberlanjutan
√ √ √
AKUNTABILITAS KINERJA
Uraian BBWS menindaklanjuti Basic Design (Penggalian Sedimen dan Pembuatan Pulau Buatan) ke dalam perencanaan kegiatan dan anggarannya pada tahun 2016 berupa DED dan pelaksanaan fisik 2017-2018 yang sedang dalam tahap lelang.
55
2016 No
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Kriteria
Pemenuhan
Uraian Tahap Pertama Pekerjaan di 3 (tiga) Kabupaten (Wajo, Sidrap, dan Soppeng) dengan total volume galian 8,66 juta m3 dengan nilai total Rp903,47 miliar dan supervisi senilai Rp29,99 miliar.
4.
5.
Ketercukupan
-
Teknologi Pengaman Pantai dengan Blok Beton 3B
Blok Beton 3B merupakan armor pelindung pantai sebagai bahan pengganti material batu besar dengan berat tertentu yang sulit didapat, memiliki stabilitas yang tinggi. Teknologi Armour dengan Blok Beton Tipe 3B berupa Prototip 3B (Berkait, Berongga, Bertangga) terpasang pada tahun 2009 di Pantai Banyupoh, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Gambar 4.14 Blok Beton 3B yang telah Dicetak dan Disusun
Blok Beton 3B Berfungsi untuk mencegah longsor dan melindungi pergeseran garis pantai akibat abrasi di kawasan pantai. Blok Beton ini dirancang sebagai salah satu struktur pelindung pantai dari ancaman abrasi sebagaimanan struktu pelindung pantai lainnya seperti sea wall dan revetment. Belok beton 3B ini mempunyai keuntungan dibandingkan dengan struktur lainnya yaitu: a. Bersifat pracetak sehingga proses pengerjaan dapat lebih cepat karena proses pengecoran beton yang dilaksanakan berada di luar titik lokasi pemasangan sehingga terbebas dari ancaman gelombang. b. Berongga sehingga lebih efektif dalam meredam gelombang yang menghantam struktur. Dengan redaman yang cukup tinggi maka tinggi rayapan akan semakin rendah dan durabilitas struktur terhadap gelombang lebih tinggi c. Berkait sehingga struktur lebih stabil (mempunyai nilai KD yang tinggi) karena saling terkunci. Tidak seperti struktur sea wall lainnya, struktur 3B ini tidak kaku sehingga dapat mengakomodir deformasi yang terjadi pada struktur akibat penurunan pondasi struktur atau gerusan di kaki struktur. d. Bertangga sehingga dapat memberikan akses kepada para pengunjung pantai untuk berjalan menuju laut di sepanjang struktur tersebut.
56
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.15 Blok Beton 3B di Pantai Banyupoh, Kab. Buleleng
Dari hasil pengujian di laboratorium didapatkan besarnya nilai koefisien kestabilan (KD) sebagai berikut: a. Untuk kemiringan 1 : 1,2 dengan nilai KD = 53; Berat Armor : W = 95 kg b. Mampu menahan tinggi gelombang H = 1,8 m c. hasil perhitungan / analisa pelaksanaan lapangan sbb: berat blok beton (W) = 230 kg; hasil perhitungan KD = 34,63; dengan prediksi kemampuan menahan gelombang 25 tahunan setinggi 2 m d. Nilai koefisien rayapan (r) rata-rata: untuk kemiringan 1:1,2 dengan nilai r = 1,21 e. Model blok beton Bertangga berkait dan berlubang ini sangat efektif bila diterapkan dilapangan (prototipe) selain meredam energi gelombang juga blok beton satu sama lainnya merupakan satu ikatan sehingga menjadikan kuat dan kokoh. f. Penyelidikan dengan pemberian pasir setebal 5 cm,didepan struktur inipun berpengaruh sedimentasi, penutupan blok-blok beton bagian dasar. Pada tahun 2016, walaupun kontruksi secara keseluruhan masih kokoh, namun kondisi beton sudah mulai terkikis oleh gelombang laut dan garam yang terkandung dalam air laut hal tersebut mengakibatkan terkelupasnya lapisan beton dan berlanjut pada bekaratnya besi tulangan. Kesadaran masyarakat setempat untuk memelihara konstruksi revetmen 3B ini dinilai masih rendahnya. Hal tersebut, selain dilihat dari kondisi beton yang terkikis, juga dari adanya lubang di belakang revetment sebagai akibat aliran air hasil limpasan gelombang. Jika hal tersebut dibiarkan, dihawatirkan akan mengikis tanah yang ada di belakang revetment dan menghilangkan kestabilan konstruksi revetment.
AKUNTABILITAS KINERJA
57
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 4.16 Kondisi Blok Beton 3B dan Tepian yang terlindungi / Tidak Terlindungi di Pantai Banyupoh, Kab. Buleleng (2016)
Tabel 4.13 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Pengaman Pantai dengan Blok Beton 3B No
Kriteria
Pemenuhan
Uraian
1
Kebermanfaatan
√
2
Keberfungsian
√
3
Keberlanjutan
√
Mampu mellindungi garis pantai dari abrasi sekaligus meredam gelombang ombak yang menghantam infrastruktur pengaman pantai itu sendiri, sehingga daya tahan / durabilitasnya dapat lebih panjang. Mampu menahan tinggi gelombang H = 1,8 m dan dengan berat blok beton (W) = 230 kg; hasil perhitungan KD = 34,63 yang menunjukkan tingkat kestabilan yang tinggi; dengan prediksi kemampuan menahan gelombang 25 tahunan setinggi 2 m Telah diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah, namun belum terlihat adanya pemeliharaan / perbaikan maupun pengembangan.
4
Ketercukupan
-
6.
Teknologi Pengolahan Air Baku di Lahan Gambut
Teknologi Pengolahan Air Baku di Lahan Gambut telah dapat diimplementasikan dalam wujud prototipe oleh Pusat Litbang SDA melalui Balai Lingkungan Keairan pada tahun 2014 di kawasan perbatasan, yaitu Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Sebelum dibangunnya saran pengolahaan air baku ini, masyarakat mengambil dari suatu sumber air di suatu bukit. Akan tetapi, sumber air tersebut sudah tercemar oleh air gambut sehingga jika dikonsumsi dalam waktu yang cukup lama air tersebut dapat mengancam kesehatan warga yang ada di desa Sebubus. Oleh karena itu, pada tahun 2014 Balai Lingkungan Keairan bekerjasama dengan
58
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Pemerintah Kabupaten Sambas membangun saran pengolah air baku trersebut. Terdapat 2 sumber air yang ada di desa tersebu, yaitu sumber air yang ada di bukit dan sungai Liku. Namun kualitas Sungai Liku masih di bawah kualitas sumber air yang ada di bukit, sehingga pada saat pembangunan pengolahan air tersebut diprioritaskan untuk mengolah air yang berasal dari bukit. Untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan air, instalasi pengolahan sudah didesain untuk mengolah air yang berasal dari Sungai Liku.
Gambar 4.17 Instalasi Pengolahan Air Baku dan Sampel Hasil Pengolahan
Gambar 4.18 Kondisi Instalasi Pengolahan Air Baku (2016)
Sampai pertengahan tahun 2016, instalasi pengolahan masih berfungsi dengan baik. Namun 6 (enam) bulan terakhir pada tahun 2016, Instalasi terhenti pengoperasiannya disebabkan terdapat kerusakan (kebocoran) pada salah satu bagian komponen pengolahan air. Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas sendiri telah berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan pengembangan jaringan (untuk memperluas layanan / distribusi), bahkan hal itu sedang dalam pelaksanaan oleh kontraktor melalui APBD tahun 2016 dan sampai dengan pertengahan Bulan Desember masih dalam tahap pengerjaan. Adapun kendala lainnya adalah tidak dapat diperolehnya bahan kimia yang menjadi bagian penting dalam pengolahan air di daerah Kab. Sambas, sehingga diperkirakan harus membelinya dari Kota Pontianak atau bahkan perlu dikirimkan dari dari Jawa. Tabel 4.14 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Pengolahan Air Baku di Lahan Gambut No
Kriteria
Pemenuhan
Uraian
1
Kebermanfaatan
√
Teknologi ini telah mampu mengolah air baku menjadi air bersih yang memenuhi baku mutu sesuai dengan Permenkes No : 416 / MENKES / PER / IX / 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Adapun Total Biaya proses bahan kimia pengolahan IPAB sebesar Rp500/m3 dalam jangka waktu 5 tahun.
AKUNTABILITAS KINERJA
59
2016 No
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Kriteria
Pemenuhan
Uraian Prototipe mampu mengolah air dengan debit 0,5 L/dt sehingga dapat melayani ±72 KK (360 orang), dengan proses yang digunakan adalah secara Fisika-Kimia dan Filtrasi. Hasil pengujian kinerja prototip IPA mampu mereduksi parameter : warna dari 74 Unit PtCo menjadi 0,4 Unit PtCo, kekeruhan dari 4,6 NTU menjadi 4 NTU dan zat organik dari 56 mg/L menjadi 9,2 mg/L. IPAB telah diserah terimakan kepada Pemerintah daerah dan ditindak lanjuti dengan menunjuk petugas untuk menjadi operator IPAB kendatipun masih berstatus relawan. Selain itu, sudah ada inisiatif dari Pemerintah Daerah untuk memperbaiki kerusakan yang timbul dan mengembangkan jaringan IPAB melalui APBD tahun 2016.
2
Keberfungsian
√
3
Keberlanjutan
√
4
Ketercukupan
-
4.2.2 Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis kepada Stakeholders Sasaran program tersebut mencakup 3 (tiga) indikator kinerja yang menunjukkan tingkat layanan yang mampu diberikan oleh Pusat Litbang SDA dalam hal advis teknis, proses sertifikasi dan uji laboratorium. Sasaran program ini terkait juga dengan layanan PULSA sebagai salah satu quick wins dalam Reformasi Birokrasi Kementerian PUPR. Pada tahun 2015, rekapitulasi layanan PULSA tersebut oleh Pusat Litbang SDA adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Layanan PULSA Pusat Litbang SDA tahun 2015-2016 No 1
2
Balai Litbang Hidrologi dan Tata Air Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan
Layanan Lab 2015 2016
No
14
113
1.
13
8
2.
3
Lingkungan Keairan
51
133
3.
4 5 6 7 8
Irigasi Rawa Sabo Sungai Pantai Total
117 5 8 2 30 240
508 2 42 7 3 816
No 1. 2. 3.
Jenis Inspeksi Kinerja Pos Duga Air (Balai HITA) Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (Balai LK) Kinerja Jaringan Irigasi (Balai Irigasi) Total Layanan Advis Advis Teknis Pendampingan Teknis Home Doctor Total
Jumlah 2015 2016 1
1
1
1
1
2
3 2015 22 9 31
4 2016 8 30 44 82
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan dan Bidang Standarisasi dan Kerjasama (2016)
Adapun dari ketiga layanan tersebut pada tahun 2016 dapat diukur tingkat kepuasan pelanggannya sebagai berikut:
60
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
4.2.2.1 Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Pusat Litbang SDA memberikan layanan advis teknis kepada sejumlah stakeholders yang menjadi pelanggan. Adapun pada tahun 2016 ini dari sebanyak 83 advis teknis, terdapat 50 (lima puluh) pelanggan yang menjadi responden. Parameter yang menjadi butir pernyataan instrumen survey kepuasan pelanggan tersebut adalah sebanyak 9 (sembilan) pernyataan, yaitu: (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kejelasan informasi prosedur pelayanan Cepat tanggap dalam melayani permohonan Komunikasi yang efektif dengan stakeholder Transparansi alur pelayanan Waktu pelayanan tepat waktu Kemampuan tenaga ahli memberikan pendampingan teknis Kemampuan tenaga ahli memberikan rekomendasi teknis Kontribusi rekomendasi teknis terhadap penyelesaian masalah Wawasan dan pemahaman tenaga ahli terhadap acuan normatif yang terkait
Sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja, Pusat Litbang SDA ditargetkan untuk dapat memberikan kontribusi indeks kepuasan pelanggan dalam hal layanan advis teknis sebesar 74,00%. Berdasarkan hasil pengolahan hasil tabulasi data, diperoleh indeks kepuasan pelanggan atas layanan teknis adalah sebesar 89,33%, melampaui target 2016 dan meningkat dibandingkan capaian tahun 2015 (84,14%). Tabulasi data dan pengolahan data berdasarkan hasil survei kepada pelanggan sebagaimana tersebut diatas adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Tabulasi dan Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Layanan Advis Teknis Formulasi
Tahun 2015
2016
Jumlah Kriteria (Parameter) Nilai Tertinggi per Kriteria Jumlah Responden Total Skor Responden Total Skor Maksimal = (a) x (b) x (c)
9 4 15 451 536*
9 4 50 1.608 1.800
Indeks Kepuasan Pelanggan = (d) : (e) x 100
84,14 %
89,33 %
a. b. c. d. e.
Keterangan: *) terdapat 1 (satu) responden tidak mengisi salah satu pernyataan kuesioner (-4). Sumber: Pengolahan Data (2016)
4.2.2.2 Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Pada tahun 2016, Lembaga Inspeksi melakukan pengujian dan sertifikasi terhadap: 1. Kinerja IPAL Hotel Cipaku Bandung oleh Balai Litbang LK; 2. Kinerja Pos Duga Air Waduk Cirata oleh Balai Litbang HITA; 3. Kinerja Jaringan Irigasi Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabupaten Banyumas oleh Balai Litbang Irigasi; dan
AKUNTABILITAS KINERJA
61
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
4. Kinerja Jaringan Irigasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Pandeglang oleh Balai Litbang Irigasi
4.2.2.3 Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium Masing-masing balai di lingkungan Pusat Litbang SDA memberikan layanan pengujian laboratorium tertentu dalam bidang sumber daya air sesuai lingkupnya sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Stakeholders yang menjadi pelanggan berasal dari internal (pihak-pihak di lingkungan Pusat Litbang SDA dan Kementerian PUPR), maupun berasal dari eksternal yang secara umum diantaranya adalah instansi pemerintah pusat lainnya, instansi pemerintah daerah, badan usaha milik negara/daerah, perusahaan swasta, dan individual masyarakat. Pada tahun 2016 ini sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja, Pusat Litbang SDA ditargetkan untuk dapat memberikan kontribusi dalam hal layanan uji laboratorium sebesar 74,00%. Maka, berdasarkan pelaksanaan layanan uji laboratorium masing-masing balai sepanjang tahun 2016 ini dapat ditabulasikan dan diolah sebagai berikut: Tabel 4.17 Tabulasi dan Pengolahan Data Persepsi Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA tahun 2016 Laboratorium Balai Formulasi
BHGK
LK
HITA
Irigasi
Rawa
Sabo
Pantai
Sungai
a. b. c. d.
Jumlah Kriteria (Parameter) 22 6 8 23 8 9 20 24 Nilai Tertinggi per Kriteria 4 4 4 4 4 100 4 4 Jumlah Responden 8 83 25 138 12 30 30 8 Total Skor Responden 536 1.495 625 9.152 311 22.075 2.096 627 Total Skor Maksimal e. 704 2.075 800 12.696 384 27.000 2.400 768 = (a) x (b) x (c) 76,14 72,05 78,13 72,09 80,99 81,76 87,33 81,62 Indeks Kepuasan Pelanggan (%) = (d) : (e) x 100 78,76 % Catatan: Jumlah responden tidak menggambarkan banyaknya jumlah layanan pengujian laboratorium. Indeks Kepuasan Pelanggan Pusat Litbang SDA adalah hasil penyetaraan dan berupa rata-rata dari masing-masing Lab. Balai disebabkan terdapat nilai atribut yang berbeda. Sumber: Pengolahan Data 2016 (data dari masing-masing balai di lingkungan Pusat Litbang SDA)
Berdasarkan tabulasi dan hasil pengolahan data tersebut diatas, dapat diketahui bahwa capaian Indikator Kinerja Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium pada tahun 2016 adalah sebesar 78,76% atau melampaui target yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja.
4.3
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Output
Sebagaimana hasil pengukuran kinerja output pada Subbab Capaian Kinerja, dapat diketahui bahwa hampir seluruh indikator kinerja dapat memenuhi atau sesuai dengan target/sasaran yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2016. Namun, terdapat 2 (dua) indikator kinerja yang dapat melampaui target kinerja dan 1 (satu) indikator kinerja tidak dapat mencapai target. Maka, dari hasil pengukuran
62
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
kinerja tersebut kemudian dilakukan evaluasi dan analisis kinerja output pada masing-masing pernyataan sasaran kegiatan Pusat Litbang SDA, yaitu sebagaimana berikut ini:
4.3.1 Sasaran Kegiatan Teknologi Terapan Sasaran Kegiatan Teknologi Terapan terbagi kedalam output berupa teknologi dan komponen output / teknologi berupa tahapan-tahapan hasil kegiatan yang mendukung output. Terkait sasaran kegiatan ini didalam Perjanjian Kinerja Eselon II hanya memperjanjikan output teknologi, sedangkan komponen output tercantum dalam Perjanjian Kinerja Eselon III. Namun demikian, seluruh kegiatan yang menghasilkan output maupun kegiatan yang mendukung komponen output tetap dimuat dalam DIPA. Dengan demikian, output teknologi tahun 2016 pada dasarnya didukung dengan komponen output pada tahun 2016 dan atau komponen output tahun-tahun sebelumnya sesuai dengan siklus penelitian dan pengembangan. Sementara komponen output (diluar yang menjadi output tahun 2016) akan mendukung output yang dihasilkan pada tahun-tahun berikutnya (untuk memenuhi kriteria teknologi). 4.3.1.1 Output Teknologi Sasaran kegiatan dengan output teknologi terapan ini memiliki target sebanyak 4 (empat) teknologi pada tahun 2016 dan dapat tercapai seluruhnya (100%). Adapun teknologi yang dapat dihasilkan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Teknologi Pengendali Sedimen
Teknologi pengendali sedimen yang dikembangkan adalah teknologi sabo yang berfungsi untuk mengendalikan aliran sedimen/debris material erupsi gunung berapi. Sabo Jangkar (key sabodam) merupakan gabungan beberapa struktur sabo dalam suatu daerah aliran sungai dan menjadi satu kesatuan system untuk mengendalikan aliran sedimen/debris. Satu kesatuan mengandung arti bahwa jika terjadi keruntuhan pada satu struktur sabodam dapat dilihat pengaruhnya terhadap struktur sabo dam yang lainnya. Basic design sabo jangkar dilakukan di Gunungapi Sinabung.
Gambar 4.19 Uji Model Fisik Teknologi Pengendali Sedimen (Sabo Jangkar) Q=51,79 l/s dan Q=103,3 l/s
Basic design aplikasi sabo jangkar dilakukan berdasarkan hasil kegiatan penelitian yang pernah dilakukan oleh Balai Sabo terkait sabo jangkar dengan judul Model Sistem Pengembangan Teknologi Bangunan Sedimen berupa DRO (Design, Requirement, and Objective). Teknologi Pengendalian sedimen yang akan dicapai pada Tahun 2016, dengan komponen teknologi berupa Basic Design Aplikasi Sabo Jangkar dan komponen output berupa Model Fisik Sabo Jangkar dengan skala 1 : 25.
AKUNTABILITAS KINERJA
63
2016 2.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Teknologi Sistem Monitoring dan Prakiraan Kekeringan
Monitoring dan prakiraan kekeringan digunakan sebagai alat dalam rangka mitigasi bencana kekeringan. Bencana kekeringan yang dimaksud adalah kekeringan akibat pengaruh meteorologi dalam hal ini dipengaruhi oleh kondisi hujan. Teknologi ini dapat meramalkan kondisi kekeringan untuk periode sampai 6 bulan ke depan dengan menggunakan suatu indikator berupa nilai index kekeringan, Standadized Precipitaion Index (SPI) berdasarkan data hujan historis yang ada. Index tersebut dapat merepresentasikan tingkat keparahan (intensitas dan durasi) secara spasial suatu kejadian kekeringan. Prakiraan kekeringan, dapat memberikan peringatan kepada para pihak yang berkepentingan untuk melakukan upaya-upaya agar dapat mengatasi kekeringan yang akan terjadi mengingat kekeringan terjadi besifat “merayap” (gejala tidak dapat dilihat secara fisik).
Gambar 4.20 Prediksi Kekeringan dengan Hujan Prediksi ECMWF tanggal 30 oktober 2015
Gambar 4.21 Perbandingan Debit Observasi Dari TRMM dan Debit Prediksi dari ECMWF dengan Batasan Debit Andalan 80 dan 90 Untuk Tanggal 26 September – 27 November 2015
Monitoring kekeringan yang telah dilakukan selama ini masih memiliki kendala berupa keterbatasan panjang data. Dalam konteks analisa kekeringan dibutuhkan data hujan yang cukup panjang yaitu sekitar 30 tahun. Sedangkan rekaman data yang dimiliki di Indonesia data hujan hasil pengukuran lapangan (groundstations) rata-rata kurang dari 30 tahun. Dengan demikian, tidak dapat
64
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
mengandalkan data hujan groundstations, melainkan melalui data satelit. Salah satu data satelit yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan analisa kekeringan yaitu data satelit TRMM.
3.
Teknologi Revitalisasi Waduk, Situ dan Danau
Berdasarkan identifikasai yang telah dilakukan, saat ini terdapat 15 danau yang masuk dalam kategori kritis. Danau-danau yang termasuk dalam danau kategori meliputi : Danau Toba, Danau Kerinci, Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Rawa Besar, Danau Rawapening, Danau Batur, Danau Sentarum, Danau Semayang Melintang Jempang (tiga danau yang menjadi satu), Danau Tondano, Danau Limoto, Danau Poso/Tentena, Danau Tempe, Danau Matano, dan Danau Sentani. Penelitian dilakukan secara bertahap sampai dengan tahun 2018 untuk mendapatkan tipikal (teknologi) Basic Design Revitalisasi Danau. Dalam rangkaian program penelitian tersebut, dipilih 4 danau kritis sebagai percontohan dalam upaya revitalisasi. Keempat danau tersebut adalah Danau Tempe, Danau Rawapening, Danau Limboto, dan Danau Tondano.
Gambar 4.22 Ilustrasi Revitalisasi Waduk, Situ dan Danau
Sesuai dengan program tersebut, pada tahun 2015 telah dilakukan penelitian terkait Revitalisasi Danau Tempe dan pada tahun 2016 di Rawapening, dengan hasil berupa tipikal (teknologi) Revitalisasi Danau sebagai berikut : -
Penggalian sedimen untuk menambah kapasitas tampungan air danau.
AKUNTABILITAS KINERJA
65
2016 -
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Pembangunan tanggul pemisah antara zona pertanian dan zona perikanan. Pembuatan pulau-pulau aritfisial sebagai area penempatan material hasil galian sedimen. Pengembangan potensi area pertanian di sekitar danau. Penyiapan bangunan penangkap sedimen dan tata air di sekitar danau, yang dilengkapi dengan sistem perbaikan kualitas air.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dilakukan, dapat diformulasikan 6 sasaran kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka Revitalisasi Danau Rawapening, yaitu Peningkatan/optimasi Fungsi Tampungan, Peningkatan Kapasitas Alur Sungai, Sistem Pengendalian Laju Angkutan Sedimen Sungai, Perbaikan Kualitas Air (dan Sedimen) dari Sungai dan Tampungan Waduk, Penataan Pola Pemanfaatan Lahan (Zonasi), dan Penataan Daerah Genangan Danau serta konservasi danau.
4.
Teknologi Pengaman Pantai dengan Sistem Modular
Untuk mengatasi keterbatasan biaya, teknologi khusus harus digunakan dalam pembangunan infrastruktur di atas wilayah perairan khususnya laut. Salah satu teknologi tersebut adalah dengan membangun struktur apung yang dibuat secara modular. Struktur apung memiliki kelebihan dalam hal biaya konstruksi yang lebih murah dibandingkan struktur masif yang dibangun dari dasar laut, serta membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih singkat karena bisa dipabrikasi di darat. Dengan membuat bangunan menjadi terapung, pasang surut yang sering menjadi tantangan dalam pembangunan di kawasan pesisir dapat diatasi. Selain itu dengan membuat struktur menjadi terapung, permasalahan geoteknik pun dapat diminimalisir karena air merupakan “pondasi” utama bagi struktur. Dengan membuat strukturstruktur apung ini ke dalam sistem modular, maka kegiatan konstruksi tidak perlu dillaksanakan di lokasi (in situ), namaun dapat dilaksanakan di luar area konstruksi (di darat). Pelaksanaan in situ hanya untuk pekerjaan instalasi modul pemecah gelombang. Selain itu, waktu kontruksi dapat dipersingkat. Peredam gelombang apung (wave attenuator) digunakan untuk melindungi pelabuhan kecil dan sebagai pelindung pantai. Peredam gelombang ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah dapat dipabrikasi di luar area konstruksi dan dapat mempersingkat waktu pelaskanaan pekerjaan. Peredam gelombang apung juga memungkinkan sirkulasi air yang lebih baik dan memiliki dampak yang kecil pada perpindahan sedimen dan pergerakan ikan dibandingkan struktur dengan pondasi sampai dasar . Dibandingkan dengan struktur pemecah konvensional dengan pondasi sampai dasar, lebih banyak energi yang ditransmisikan melalui pemecah gelombang. Berdasarkan pertimbangan ukuran praktis, tambatan yang diperlukan, pemecah gelombang apung hanya terbatas pada gelombang dengan periode pendek. Gelombang dengan periode lebih dari 4 detik sampai 5 detik memerlukan struktur yang masif dan inovasi pada desain. Pemecah gelombang apung meredam gelombang dengan menggunakan prinsip interferensi yaitu dengan membuat gelombang yang berbeda fasa bertemu dengan gelombang datang sehingga saling meniadakan dan atau menggunakan gesekan atau turbulensi untuk menghilangkan energi gelombang datang.
66
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.23 Rencana (awal) dan Perubahan (Aktual) Lokasi Pemasangan Modular di Pantai Candidasa
Berdasarkan hasil analisis pengolahan data, maka lokasi modular digeser dari rencana (pada awalnya modular akan langsung terhubung dengan akses darat), sehingga bergeser keluar menjauh dari daratan. Dengan demikian, sebagian tujuan awal fungsi modular apung ini dipastikan tidak tercapai.
Gambar 4.24 Pemodelan Perletakan Pada Angkur Mooring
Sampai dengan bulan Desember 2016, pekerjaan yang belum terlaksana mencakup: Pengecoran plat lantai bagian tersisa 1 (satu) modul belum selesai (4 modul selesai), pekerjaan pengecoran pemberat (angkur) baru tersisa 10 (sepuluh) unit masih dalam proses (146 unit selesai), Pemasangan konektor dan kelengkapannya, pengecoran dinding dan plat lantai pada modul apung, pengadaan rantai untuk penjangkaran, elektrikal lampu navigasi, pemasangan modul ke titik hasil stacking out. -
-
-
Pekerjaan telah mengalami 2 kali addendum: addendum 1 tgl 15 september 2016 terkait pekerjaan tambah/kurang dan addendum 2 tanggal 7 desember 2016 terkait addendum penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga jangka waktu pelaksanaan selama 201 hari kalender berakhir pada tanggal 31 desember 2016. Terhitung sampai dengan tanggal 31 desember 2016, pekerjaan diperkirakan tidak akan selesai. Atas hal tersebut, berdasarkan perpres 4/2015 maka akan diberikan perpanjangan kontrak selama 50 hari terhitung sejak tanggal 31 desember 2016 atau berakhir pada 19 februari 2017. Selain perpres 4/2015, Peraturan Menteri Keuangan no 243/PMK.05/2015 juga mengatur tentang pelaksanaan anggaran dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang tidak terselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran
AKUNTABILITAS KINERJA
67
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
4.3.1.2 Komponen Output Komponen output yang dihasilkan pada tahun 2016 sebagai rangkaian tahapan dari pencapaian output teknologi bidang sumber daya air adalah sebagai berikut: Teknologi Jaringan Irigasi Tanah (2018) Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2018 oleh Balai Litbang Irigasi. Adapun pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan Pengembangan Teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah, yang telah menghasilkan komponen output berupa: a. Prototipe pengembangan teknologi JIAT skala demplot (demontration plot). Prototip yang dihasilkan pada tahun 2016 ini berupa jaringan irigasi tetes seluas 2 hektar dan irigasi sprinkler seluas 8 hektar untuk tanaman tebu di kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai model percontohan pengembangan JIAT. Adapun Prototip skala demplot pengembangan JIAT sendiri telah dibangun seluas 12 Ha dengan rincian 4 Ha fix sprinkler, 4 Ha moveable sprinkler, 2 Ha surface drip, 2 Ha subsurface drip. Dari uji kinerja yang telah dilaksanakan diperoleh angka CU sebesar 83,77%
Gambar 4.25 Proses Pemasangan Prototip JIAT Skala Demplot
Gambar 4.26 Prototip JIAT Skala Demplot yang Terpasang (1)
68
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.27 Prototip JIAT Skala Demplot yang Terpasang (2)
b. Naskah ilmiah potensi sumber air di area Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT). Naskah Ilmiah ini menyajikan Sumber daya air di area JIAT (Jaringan Irigasi Air Tanah) khususnya di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat. Didalamnya berisi sebaran sumber air area JIAT, Potensi Air Permukaan dan potensi Air Tanah. Berdasarkan analisis potensi, air tanah yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan irigasi berada pada kedalaman sekitar 10 – 40 m untuk air tanah dangkal dan 40 – 80 m di bawah muka tanah. Potensi resapan air dibagi menjadi 8 zona dari hasil perpotongan batas litologi dan curah hujan. Sebagian dari potensi resapan air tanah keluar sebagai mata air, sebanyak 16 sumber dengan kisaran debit 0,5 - 356 l/s, dan total debit sekitar 588 l/s. Kualitas air sumur gali dan mata air layak digunakan sebagai air minum penduduk Pekat. Air dari sumur bor layak digunakan sebagai air irigasi, namun air sungai di Pekat kurang baik apabila digunakan untuk irigasi tanaman, sayuran, buah – buahan, dan kacang – kacangan tertentu yang sensitif terhadap garam – garam sulfat dan sodium. Teknologi Irigasi Hemat Air (2018) Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2018 oleh Balai Litbang Irigasi. Adapun pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan Pengembangan Teknologi Irigasi Hemat Air dan telah menghasilkan komponen output berupa: a. Model Fisik boks tersier precast untuk irigasi pasang surut. Penelitian dan pengembangan boks tersier oleh Balai Litbang Irigasi telah dilakukan sejak tahun 2009. Boks ini berfungsi sebagai pengatur air irigasi secara proporsional, sebagai penahan pengaruh pasang air laut, dengan keunggulan struktur yang kokoh saling terkunci, murah, dan praktis pemasangannya. Ferosemen sendiri merupakan teknologi konstruksi alternatif yang telah digunakan dalam berbagai macam Gambar 4.28 Boks Tersier Precast pada Saluran konstruksi, baik yang bersifat struktural Cilempung, Cilamaya Wetan, Kab. Karawang maupun ornamental, karena relatif mudah diterapkan, hasilnya kuat (tekan, tarik dan, lentur) memadai, tahan lama, dan lebih ekonomis (kompetitif), serta mudah diadaptasi ke dalam prinsip fisik, mekanik maupun teori hidraulika yang tepat. Boks tersier precast system knockdown juga dilengkapi dengan pintu klep berbahan ferosemen yang memiliki sejumlah keunggulan.
AKUNTABILITAS KINERJA
69
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
b. Model Fisik Pintu Air berbahan Karet Alam. Penelitian dan pengembangan pintu air berbahan karet ini dilakukan untuk mendapatkan material / bahan alternatif, sekaligus sebagai tindak lanjut arahan pemerintah sebagai solusi untuk menyerap ditengah lesunya karet di pangsa pasar global. Proses pembuatan dilakukan bekerja sama dengan industri pembuat karet yang memiliki kemampuan membuat panel karet dengan ukuran sesuai yang desain. Pengujian sifat fisik vulkanisat untuk pintu karet dilakukan di laboratorium penguji Balai Besar Karet, Kulit, dan Plastik serta Puslit Karet. Pengujian hidraulik untuk mengetahui lendutan pada pintu dilakukan di laboratorium hidraulika Balai Litbang Irigasi. Berdasarkan hasil pengujian fisik karet, karakteristik dan komposisinya dapat mengakomodir gaya-gaya yang bekerja pada saluran tersier namun masih harus dilakukan penyempurnaan desain pengaku. Tipe yang layak dikembangkan adalah tipe hard rubber karena memiliki sifat tidak menyerap air. Pintu air karet tipe soft rubber memiliki nilai lendutan yang memenuhi syarat namun menyerap air hingga 22% pada perendaman 72 jam. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penyempurnaan desain pengaku untuk pintu air tipe hard rubber.
Gambar 4.29 Mesin Press (kiri) dan Cetakan (Die) Beserta Pintu Air Karet yang Diproduksi dan Pengujian Hidarulik Pintu Air Berbahan Karet
Selain itu, terdapat pula kegiatan Penerapan Teknologi Irigasi Mikro Skala Laboratorium. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: a. Model sistem jaringan irigasi mikro berbasis kelompok usaha tani. Kajian Model Jaringan Irigasi Mikro Berbasis Kelompok Usaha Tani pada tahun 2016 merupakan hasil kegiatan lanjutan dari kegiatan tahun 2015, yang akan menitikberatkan pada sistem pengelolaan irigasi mikro. Keberhasilan pengelolaan irigasi mikro dipengaruhi salah satunya oleh kesiapan petani yang lebih mandiri, terutama dalam hal pembiayaan irigasi dan pemasaran hasil usaha tani. Keluaran yang telah dihasilkan berupa Model Sistem Jaringan Irigasi Mikro Berbasis Kelompok Usaha Tani, sebagai bahan masukan dalam pengelolaan irigasi mikro. Model sistem pengelolaan jaringan irigasi mikro berbasis kelompok usaha tani yang disusun dinilai akan mampu menunjukkan jenis pengelolaan usaha tani pada irigasi mikro dengan keuntungan maksimum. b. Naskah ilmiah formula hujan efektif di tingkat lahan pertanian. Naskah ilmiah ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk perhitungan kebutuhan air irigasi yang mewakili beberapa karakteristik tanah di Indonesia. Kajian dilakukan di dua lokasi yang memiliki karakteristik lahan berbeda, yaitu pengamatan lahan perkolasi sedang di Daerah Irigasi Cacaban, Desa Karanganyar, Kecamatan Kedung Banting, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, sedangkan
70
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
pengamatan lahan perkolasi tinggi di Daerah Irigasi Kali Bawang, Desa Banjarharjo, Kecamatan Kali Bawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. c. Model fisik berupa teknologi irigasi mikro skala laboratorium. Penerapan jaringan irigasi mikro skala laboratorium meliputi sub kegiatan pembuatan etalase irigasi mikro serta aktifasi laboratorium outdoor. Pembuatan etalase bertujuan sebagai showcase irigasi mikro yang ada di lapangan dengan skala tertentu. Sedangkan aktifasi laboratorium outdoor dilakukan dengan pembuatan greenhouse di area laboratorium outdoor. Di area greenouse di terapkan pada hidroponik NFT dan jaringan irigasi mikro menggunakan regulating stick, sedangkan pada laboratorium outdoor dikembangkan penanaman jeruk lemon dan buah naga.
Gambar 4.30 Green House Balai Litbang Irigasi untuk menerapkan teknologi irigasi tetes tipe regulating stick (PCJ Dripper) dan hidroponik NFT
Gambar 4.31 Sirkulasi Aliran Air Laboratorium Outdoor Eksisting
d. Naskah ilmiah pengembangan sarana OP berbasis teknologi informasi. Pengembangan Sistem Manajemen Operasi Irigasi (SMOI) dan Sistem Manajemen Pemeliharaan Irigasi bertujuan untuk mendapatkan bentuk aplikasi pelaporan operasi dan pemeliharaan irigasi yang mampu secara efektif mendukung operasi irigasi, sehingga pembagian irigasi diharapkan dapat dilakukan mendekati tepat jumlah dan tepat waktu, dapat membantu dan mempercepat proses komunikasi antara petani pengguna air, petugas di lapangan dan instansi pemerintah yang menangani irigasi. Blangko pemeliharan terdiri atas 10 blangko yang terdiri atas 5 tahap, yaitu inspeksi, perencanaan, persiapan, pemeliharaan, serta evaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi. Hasil pengembangan SMOI memungkinkan pilihan periode pelaporan 10 harian dan metode perhitungan air menggunakan metode LPR – FPR (Luas Palawija Relatif – Faktor Palawija Relatif) khusus untuk Jawa Timur, serta ditambahkan menu assignment untuk masing-masing kewenangan. Hasil pembuatan aplikasi Sistem Pemeliharaan Jaringan Irigasi dibutuhkan ujicoba dengan menggunakan data-data yang ada di lapangan, sehingga dapat diketahui kinerja aplikasi tersebut.
AKUNTABILITAS KINERJA
71
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 4.32 Tampilan Awal Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) dan Rancangan Sistem Manajemen Operasi Irigasi
Manfaat naskah ilmiah ini adalah untuk mempercepat pelaksanaan operasi dan pemeliharaan irigasi, yang selama ini harus dilaksanakan secara berjenjang, sehingga membutuhkan waktu serta SMOI yang terintegrasi dengan SPDI, sehingga data DI, saluran dan bangunan tersimpan dalam database. Secara teknis SMOI yang terkoneksi dengan SPDI dapat bekerja dengan baik, data DI yang sudah dimasukkan dalam SPDI dapat dipakai di aplikasi SMOI. Teknologi Pengaman Pantai (2016) Output teknologi ini diantaranya dapat dikeluarkan pada tahun ini oleh Balai Litbang Pantai (Subbab 4.3.1.1), yaitu Teknologi Pengaman Pantai dengan Sistem Modular, dengan didukung melalui Pengembangan Teknologi Sistem Modular Apung yang menghasilkan komponen output berupa Naskah ilmiah analisis gaya apung dan hidrodinamika pada struktur apung beserta sistem mooring; Model fisik tiga dimensi (3D) struktur apung; dan Prototip sistem modular apung. Adapun pada tahun 2016 komponen output lainnya dari kegiatan Pengembangan Teknologi Pengaman Pantai adalah: a. Model fisik skala lapangan struktur peredam gelombang untuk restorasi tanaman pelindung pantai. Model fisik ini dikembangkan dalam rangka pengendalian daya rusak terkait air berupa teknologi pengaman pantai yang akhirnya akan menghasilkan teknologi pelindung pantai dengan mangrove. Metode ini dapat menjadi solusi atas keterbatasan biaya, dimana struktur lunak (soft structure) seperti hutan bakau, lebih Gambar 4.33 Peredam Gelombang Untuk efektif dalam mengatasi erosi pada pantai Restorasi Tanaman Pelindung Pantai berlumpur karena kemampuannya dalam beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Pada tahap awal diperlukan struktur penahan gelombang, sehingga kemudian dapat merehabilitasi vegetasi di sepanjang zona pantai sebagai sebuah metode perlindungan pantai yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan dapat mendukung pengembangan ekosistem pesisir. Struktur penahan gelombang dapat menjaga tumbuhnya vegetasi supaya tidak hanyut akibat hempasan gelombang yang menerpanya, selain itu struktur penahan gelombang juga dapat menangkap material pantai di bagian darat dan membentuk endapan material baru di pantai tererosi. Dengan adanya
72
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
struktur dan pendangkalan di belakangnya, maka vegetasi pantai dapat tumbuh dan terlindung dari hantaman gelombang. Struktur berupa Pengaman Pantai Ambang Rendah (PEGAR) dirancang supaya terjadi pembentukan sedimen di belakangnya. PEGAR tersebut dapat dirancang untuk mengurangi atau mencegah erosi pantai dan mendorong terakumulasinya sedimen dalam membentuk pantai baru. Kemampuan PEGAR dalam menangkap sedimen dibelakangnya sangat bergantung pada lebar celah dan jarak dari pantai. Dengan terbentuknya sedimen tersebut akan memudahkan proses tumbuhnya mangrove. b. Naskah Ilmiah karakteristik hidro-oseanografi (Kajian Hidro dan Morfodinamika) di Pantai Sriwulan Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah. Naskah ilmiah ini disusun untuk mengetahui karakterisitik pasang surut dan arah rambatan gelombang sehingga kofigurasi pemasangan PEGAR dapat ditentukan untuk mendapatkan konfigurasi yang efektif dalam menahan gelombang untuk melindungi bibit vegetasi mangrove dan menangkap sedimen. c. Rancangan Draft Pedoman (R-0) Pengaman Pantai dengan Struktur Peredam Gelombang untuk Restorasi Tanaman Pelindung Pantai. Pedoman ini disusun untuk perencanaan, kontruksi, operasi dan pemeliharaan vegetasi sebagai pengaman pantai dengan memanfaatkan material alternatif sebagai struktur yang diharapkan dapat mengurangi kerusakan akibat erosi dan abrasi. Hal tersebut dapat menjadi alternatif pengembangan infrastruktur di wilayah pesisir dan di atas laut yang ketersediaan teknologinya masih terbatas. Selain itu terdapat kegiatan penelitian dan pengembangan untuk teknologi pengaman pantai yang mendukung kawasan Tambak Lorok, yaitu sebagai berkut: 1.
2.
3.
Studi Hidrodinamika dan Morfologi Daerah Tambah Lorok. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Naskah ilmiah hasil studi hidrodinamika dan morfologi daerah Tambak Lorok untuk menunjang konsep desain kawasan terpilih dan penentuan elevasi tanggul dari kondisi hidrodinamika yang didapat. Pembangunan Polder akan mengakibatkan respon terhadap morfologi pantai oleh karena itu diperlukan studi respon morfologi pantai pasca pengoperasian Banjir Kanal Timur dan pasca pembangunan polder. Kondisi Tambak Lorok yang rawan banjir akibat rob memerlukan struktur untuk melindungi kawasan tersebut dengan memperhitungkan penurunan muka tanah lunak, run-up gelombang dan sea level rise. Review Desain Tanggul Tambak Lorok. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Balai Litbang BHGK dan menghasilkan komponen output berupa: Naskah ilmiah teknologi tanggul pengaman rob pada kawasan Tambak Lorok Semarang dengan memperhitungkan laju land subsidence. Kondisi kawasan Tambak Lorok memerlukan desain tanggul yang memenuhi kriteria, oleh karena itu perlu adanya review terkait konsep desain tanggul termasuk tipe pondasi yang telah disusun pada kegiatan sebelumnya. Terjadinya land subsidence di kawasan Tambak Lorok memerlukan kajian serta review terhadap kajian perkiraan laju land subsidence guna menentukan strategi untuk menentukan tinggi tanggul; Desain Sistem Tata Air Tambak Lorok. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Naskah Ilmiah Teknologi Desain Sistem Tata Air Tambak Lorok dalam menanggulangi masalah banjir Rob (dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA). Kajian kinerja sistem tata air / drainase air dilaksanakan untuk mengetahui dampak penutupan Kali Banger terhadap lingkungan di sekitarnya. Dampak dari penutupan Kali Banger salah satunya adalah dapat mengakibatkan banjir, maka kinerja sistem tata air / drainase harus dirancang bekerja dengan optimal dalam mengantisipasi permasalahan banjir kawasan.
AKUNTABILITAS KINERJA
73
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Teknologi Penyediaan Air Baku (2015) Output teknologi telah dikeluarkan pada tahun 2015 oleh Balai Litbang Pantai. Adapun pada tahun 2016 merupakan tindak lanjutnya berupa kegiatan Pedoman Pemanfaatan Sumber Air Daerah Pantai. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa Konsep Pedoman (R-0) Pemanfaatan Sumber Air Di Daerah Pantai Sebagai Sumber Air Baku Secara Mekanis. Pedoman ini memberi pedoman teknis tentang perencanaan, persiapan pemasangan dan pemeliharaan teknologi pemanfaatan mata air dengan pompa mekanis tenaga gelombang di pantai berkarang/bertebing. Pedoman Pemanfaatan Sumber Air di Daerah Pantai Sebagai Sumber Air Baku Secara Mekanis yang memuat ketentuanketentuan teknis yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemanfaatan sumber air tawar di daerah pantai sebagai sumber air baku ditujukkan kepada para pemangku kepentingan di bidang pantai, masyarakat serta kalangan swasta
Gambar 4.34 Gambar 3D pompa tenaga gelombang dan Perakitan di Lapangan
Teknologi Pengembangan Lahan Rawa (2019) Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2019 oleh Balai Litbang Rawa. Adapun pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan: 1.
74
Pengembangan Lahan Irigasi di Papua telah menghasilkan komponen output berupa: Naskah Ilmiah Pengembangan Lahan Irigasi Rawa di Papua yang memuat: Potensi Pasang Surut; Neraca Air; dan Macro Zoning Rawa. Naskah Ilmiah disusun dalam mendapatkan sistem tata air adaptif untuk pertanian sebagai terobosan untuk perluasan sawah baru dalam rangka peningkatan produksi padi dan tercapainya kedaulatan pangan. Di dalamnya termasuk hasil identifikasi potensi pasang surut di 3 (tiga) sungai (Sungai Maro, Kume dan Bian). Debit pada Sungai Maro, Kumbe dan Bian, berdasarkan survei dan hasil analisis, mempunyai potensi pasang surut yang cukup besar dengan kisaran 500 s.d. 1000 m3/detik. Namun, dengan skenario pengembangan lahan rawa di sekitarnya, potensi pasang surut belum mampu memenuhi keperluan air irigasi pada musim kemarau, sehingga diperlukan integrasi ketiga sungai melalui skenario penyudetan. Terkait Neraca air yang merupakan selisih antara kebutuhan air dan ketersediaan air, debit yang yang digunakan dalam perhitungan neraca air adalah debit dengan nilai keandalan 80%, sedangkan untuk kebutuhan air yaitu kebutuhan air total pada DAS. Dalam perhitungan neraca air ini terdapat 2 skenario yaitu skenario dasar atau kondisi saat ini, dan skenario pengembangan yang terkait dengan pengembangan irigasi, rumah tangga perkotaan, dan peternakan. Untuk perhitungan kebutuhan air irigasi, harus dilakukan modifikasi terhadap perhitungan kebutuhan
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
air irigasi sebagaimana tertuang dalam Kriteria Perencanaan 01 (KP-01) dikarenakan adanya kebutuhan air untuk drainase dan leaching. Untuk Penyusunan Macro-Zoning Rawa di Kabupaten Merauke terbentuk empat kawasan (zoning), yaitu kawasan konservasi, kawasan pengelolaan adaptif, kawasan pengelolaan pantai, dan kawasan pengembangan.
Potensi Ketersediaan Air (Hasil Analisis) Ketersediaan Air (m3/s)
600 500 400 300
DAS Bian
200
DAS Kumbe
100
DAS Maro
0
Bulan Gambar 4.35 Potensi Ketersediaan Air di DAS Bian, Kumbe, dan Maro berdasarkan Studi Pola
AKUNTABILITAS KINERJA
75
2016 2.
3.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Audit Tata Air. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Naskah Ilmiah Audit Sistem Tata Air. Naskah Ilmiah ini disusun untuk dapat digunakan menjadi bahan bagi penyusunan kebijakan yang mengatur tentang sistem audit tata air untuk perkebunan di lahan gambut. Kebijakan tersebut merupakan bagian dari upaya perbaikan tatakelola lahan gambut dalam aspek tata air dan bagian dalam pengelolaan rawa. Naskah ilmiah ini juga diharapkan dapat menjadi bahan bagi pengembangan suatu standar baku yang memuat prinsip dan kriteria dalam melaksanakan audit system tata air pada perkebunan di lahan gambut. Cakupan Audit tata air ini dilakukan pada tingkat tapak atau skala unit usaha perkebunan. Masa berlaku hasil audit adalah 3 (tiga) tahun sehingga pada tahun ke-4 akan dilaksanakan audit ulang. Dalam satu kali audit cakupan data adalah data dalam periode satu tahun yang mewakili periode musim hujan dan musim kemarau. Parameter audit, metode pemeriksaan, acuan dan kriteria penilaiannya disajikan didalam naskah ilmiah ini. Pedoman Pengembangan Lahan Rawa Gambut untuk Pertanian di Indonesia. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Pedoman (R-0) Pengembangan Lahan Rawa Gambut untuk Pertanian Di Indonesia yang Berkelanjutan. Penyusunan pedoman untuk mengadopsi Standar yang dimiliki oleh Malaysia (Water Management Guidelines for Agricultural Development in lowland Peat Swamp of Sarawak) dengan menyesuaikan terhadap kondisi di Indonesia. Hal ini diupayakan dapat menjadi acuan stakeholder dalam memanfaatkan lahan gambut dikawasan budidaya untuk membantu meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Teknologi Sistem Pengelolaan Banjir Debris (2017) Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2017 oleh Balai Litbang Sabo. Adapun pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan Pengembangan Model Rekonstruksi Kawasan Terdampak Erupsi dan telah menghasilkan komponen output berupa: a. Model Sistem Sabo Plan di Gunungapi Sinabung. Model sistem ini dilakukan untuk melaksanakan review atas sabo plan yang telah disusun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II pada tahun 2015 di kawasan Gunungapi Sinabung, yaitu dengan melihat kesesuaiannya dalam mengendalikan potensi sedimen yang ada terhadap pedoman teknis penyusunan sabo plan. Pelaksanaan review sabo plan dilakukan pada ketujuh sungai yang ada di kawasan Sinabung dengan mengestimasi potensi produksi sedimen/jumlah sedimen sasaran; kapasitas sungai yang mencakup tipe dan fungsi bangunan; jarak antar bangunan; kapasitas tampungan bangunan; dan zonasi angkutan sedimen; serta implementasi/hasil review sabo plan. Hasil review sabo plan adalah nilai potensi produksi sedimen/jumlah sedimen sasaran dan kapasitas ketujuh sungai di kawasan Sinabung, kesesuaian sabo plan dengan persyaratan teknis dan usulan penambahan bangunan, serta tipe priotitas penanggulangan banjir lahar.
76
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.36 Peta Hasil Review Sabo Plan di Kawasan Sinabung
b. Naskah Ilmiah Kajian Kualitas Sumber-Sumber Air Terdampak Erupsi di Gunungapi Sinabung (dilaksanakan oleh Balai Litbang LK). Pelaksanaan kajian ini untuk mengetahui dampak erupsi terhadap kondisi sumber air yang dimanfaatkan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, sumber air yang dimanfaatkan di lokasi baru (relokasi) dan pemukiman penduduk di kawasan terdampak erupsi Gunungapi Sinabung cukup aman karena parameter fecal coli tidak terdeteksi, kecuali untuk Relokasi Permanen terdeteksi parameter fecal coli sebesar 5200 kol/100mL, perlu dilakukan pengawasan terhadap bak tampung mata air agar tidak terkontaminasi, sebelum disalurkan ke bak penampungan air di areal Relokasi Permanen. Selain itu, kondisi air di lokasi terdampak erupsi dikhawatirkan mengandung kadar asam yg cukup tinggi akibat dari kandungan sulphur. Kondisi kualitas air di anak sungai yang berada di sekitar Gunungapi Sinabung seperti Lau Perbaji, Lau Makam, Lau Kecinggung masih cukup baik dan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif sumber air baku bagi masyarakat c. Naskah Ilmiah Kajian Kualitas Sumber-Sumber Air Terdampak Erupsi di Gunungapi (dilaksanakan oleh Balai Litbang LK). Selain aliran lahar, erupsi gunung berapi juga berdampak buruk pada lingkungan dan sumberdaya alam di sekitarnya, diantaranya sumberdaya air yang berujung pada terganggunya penyediaan air untuk berbagai penggunaan terutama pertanian dan domestik. Material erupsi gunungapi merupakan salah satu penyebab berubahnya kualitas air. Setelah erupsi, kekeruhan air akan meningkat dan komposisi mineral akan mengalami perubahan. Namun, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada saat ini dampak erupsi Gunung Kelud terhadap kualitas sumber-sumber air di kawasan tersebut belum mengganggu pemanfaatannya sebagai sumber baku air minum dan air baku irigasi. Meskipun ada peningkatan kadar zat tersuspensi, namun kualitas sumber-sumber air yang diteliti masih memenuhi Kriteria Mutu Air untuk dimanfaatkan sebagai sumbar baku air minum, pertanian dan peternakan. d. Naskah Ilmiah Zonasi Potensi Pengembangan Daerah Irigasi di Gunungapi Sinabung, sudah termasuk Peta Zonasi Potensi Pengembangan Daerah Irigasi (dilaksanakan oleh Balai Litbang Irigasi). Naskah ilmiah ini menentukan zonasi potensi irigasi sementara yang terdiri dari 4
AKUNTABILITAS KINERJA
77
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
(empat) kelas di Gunungapi Sinabung, yaitu potensi tinggi, cukup tinggi, cukup rendah, dan rendah. Zona paling luas adalah zonasi potensi tinggi yaitu 9.391Ha, sedangkan paling kecil adalah kelas potensi cukup tinggi seluas 47 Ha. Secara umum permasalahan bagi warga Kabupaten Karo untuk irigasi adalah masih mengandalkan air hujan. Meskipun zonasi sudah tersusun, akan tetapi diperlukan strategi tahapan untuk penerapan dari pengembangan zonasi tersebut. e. Naskah Ilmiah Pengelolaan dan Analisis Data Curah Hujan Harian Maksimum (HHMT) Wilayah Gunungapi Sinabung, Kelud, dan Gamalama terkait Sabo plan dan Aplikasi Sabo Jangkar (dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA). Berdasarkan perhitungan rata-rata dengan pembobotan, diperoleh hujan rencana rata-rata wilayah Gunungapi Sinabung, Gamalama, dan Kelud untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 500, dan 1000 tahun berturut-turut. Perhitungan hujan rencana sangat diperlukan dalam menentukan debit rencana pada sungaisungai yg berhulu dari Gunungaapi Sinabung, Kelud dan Gamalama. Dan debit rencana tersebut diperlukan dalam menentukan desain sabo dam.
Gambar 4.37 Pembagian Area Poligon yang Digunakan dalam Estimasi Curah Hujan Wilayah pada Periode Ulang 21000 Tahun di Wilayah Kajian Gunungapi Sinabung, Kelud, dan Gamalama
f.
78
Naskah Ilmiah Peta Hujan Rencana Wilayah Berbagai Periode Kala Ulang Gunungapi Sinabung (dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA). Penanganan masalah banjir di wilayah Gunungapi Sinabung, Kelud dan Gamalama tidak terlepas dari perencanaan infrastruktur pengendali banjir. Oleh karena itu dalam mendesain bangunan air pengendali banjir tersebut dibutuhkan informasi curah hujan maksimum dengan berbagai periode ulang. Peta hujan rencana wilayah pada kawasan terdampak erupsi Gunungapi Sinabung, dalam cakupan DAS Wampu, menunjukkan bahwa curah hujan di bagian barat gunungapi relatif lebih tinggi untuk periode ulang 2, 5, dan 10 tahun; sebaliknya untuk periode ulang 25, 50, 100, 500, dan 1000, bagian tenggara gunungapi relatif lebih tinggi dibandingkan area lainnya. Pada kawasan Gunungapi Kelud, peta estimasi curah hujan rencana menunjukkan bahwa kejadian curah hujan yang terjadi di bagian selatan lereng gunungapi (mencakup wilayah Kabupaten Blitar dan sekitarnya) cenderung lebih tinggi. Sebaran spasial peta hujan rencana wilayah Gunungapi
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gamalama menunjukkan bahwa secara umum, pada keseluruhan kajian periode ulang, curah hujan di utara gunungapi lebih tinggi dibandingkan bagian selatan. g. Model Sistem Penetapan Status Bahaya Banjir Lahar Berbasis Data Radar di Kawasan Gunungapi. Model sistem ini diharapkan menjadi suatu sistem peringatan dini melalui penetapan status bahaya banjir lahar berdasarkan data radar sehingga dapat memperkirakan dampak banjir lahar untuk mereduksi dampak bencana akibat banjir lahar. Penetapan status bahaya banjir didasarkan atas prakiraan intensitas hujan berdasarkan data radar hujan melalui aplikasi SIJAWAH. Teknologi ini bermanfaat untuk memberikan status peringatan dini lebih cepat tentang bahaya banjir lahar karena peringatan sudah dapat dikeluarkan sebelum hujan terjadi. Sehingga warga masyarakat yang tinggal di daerah bahaya banjir lahar dapat segera melakukan tindakan evakuasi untuk meminimalisir kerugian yang dapat terjadi. Nilai korelasi yang diperoleh dari hasil kalibrasi lanjut data radar masih rendah karena penyebaran plot titik yang masih cukup lebar pada grafik regresi. Urutan stasiun dengan nilai korelasi dari yang terbesar hingga terkecil yaitu stasiun Ngandong, Plosokerep, dan Sukorini. Penetapan status peringatan dini banjir lahar dapat dilakukan dengan kombinasi antara data radar yang terkalibrasi sebagai pengganti data hujan permukaan dengan model garis kritis yang sudah diperoleh pada tahun sebelumnya. Status tersebut dimulai dengan yang paling rendah statusnya (tingkat risiko bencana) yaitu siaga lahar 3, siaga lahar 2, dan terakhir siaga lahar 1. Teknologi Sistem Peringatan dan Prakiraan Dini Banjir Lahar (Early Warning and Forecasting System) Output teknologi dilaksanakan oleh Balai Litbang Sabo. Adapun pada tahun 2016 telah menghasilkan komponen output berupa: a. Model Sistem Kalibrasi dan Verifikasi Penetapan Status Bahaya Banjir Lahar Berbasis Tinggi Muka Air di Kawasan Gunungapi. Peringatan dini banjir lahar berbasis tinggi muka air merupakan solusi alternatif untuk mendapatkan prediksi hasil yang lebih akurat (pasti) akan terjadinya aliran lahar. Dengan sistem ini tinggi muka air banjir yang terjadi dideteksi di pengamatan pos tinggi muka air daerah paling hulu yang masih bisa dijangkau atau di bangunanan permanen paling hulu. Sistem peringatan dini berbasis tinggi muka air memanfaatkan hasil dari pemodelan numerik aliran lahar dengan berbagai skenario tinggi muka air. Dari hasil simulasi yang didapatkan, maka prediksi daerah terdampak dengan berbagai skenario tinggi muka air dapat diketahui dan selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh instansi berwenang terkait bencana aliran lahar seperti BPBD. Acuan sementara yang digunakan dalam pemberian nama dan kriteria status bahaya banjir lahar di kawasan Gunungapi Merapi berdasarkan hasil diskusi teknis yang telah dilakukan bersama dengan BPBD pada kawasan Gunungapi Merapi, yaitu BPBD Provinsi DIY, Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Boyolali. Status bahaya banjir lahar terdiri dari normal, siaga lahar 1, siaga lahar 2, dan siaga lahar 3. b. Pedoman (R-0) Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Berbasis Video di Kawasan Gunungapi. Tersedianya konsep pedoman sistem peringatan dini banjir lahar berbasis video dengan cara pengamatan terhadap pergerakan aliran lahar yang diinisiasi oleh getaran yang ditangkap oleh perangkat Geophone yang telah terkalibrasi terhadap getaran-getaran lainnya. Pedoman
AKUNTABILITAS KINERJA
79
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
sistem peringatan dini banjir lahar dapat dijadikan acuan oleh pihak terkait dalam merencakan mitigasi bencana lahar. Teknologi Sistem Pengendalian Banjir (2018) Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2018 oleh Balai Litbang Sungai. Adapun pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan: 1.
2.
80
Pengembangan Percepatan Aliran Dalam Sistem Pengendalian Banjir. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Naskah Ilmiah Teknologi Percepatan Aliran dalam Penanggulangan Banjir. Salah satu teknik pengelolaan banjir lainnya yaitu dengan pompa air. Pompa yang digunakan secara umum berupa pompa sentrifugal atau pompa ulir yang bekerja dengan cara mengangkat air dari daerah genangan dan kemudian dilepas kembali di sebelah hilirnya. Pompa jenis ini memerlukan energi dengan daya yang besar untuk mengangkat air dan kehilangan energi dari aliran dalam pipa, sehingga diperlukan upaya lain yaitu dengan menggunakan pompa aksial. Diharapkan metode atau teknologi ini akan dapat mempercepat waktu genangan akibat banjir di kawasan Pantura Jawa Tengah secara baik dan para pengelola sumber daya air. Kehandalan komponen-komponen pompa aksial horizontal yang meliputi baling-baling atau proppeller, gigigigi transmisi dan as atau poros pompa harus ditingkatkan dengan material yang mempunyai kekuatan tinggi (kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur dan kuat puntir), dengan berat jenis rendah/ringan dan tahan terhadap korosi. Pompa aksial horizontal mempunyai kinerja yang tinggi apabila dioperasikan pada perbedaan muka air antara hulu dan hilir pompa rendah. Pompa dapat dioperasikan meskipun elevasi muka air di hilir lebih tinggi. Akan tetapi apabila muka air di hilir jauh lebih tinggi dari muka air di hulu, kemampuan pompa akan menurun. Naskah Ilmiah--Kajian Teknologi-- Pembuatan Peta Risiko Banjir ( Studi Kasus Das Krueng Aceh Dan Das Bengawan Solo Hilir). Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Peta Risiko Banjir DAS Krueng Aceh dan Bengawan Solo Hilir, sebagai pendekatan untuk memperlihatkan potensi dampak negative yang mungkin timbul akibat bencana banjir. Naskah ilmiah ini untuk memberikan informasi tentang tingkat risiko banjir yang ada di suatu kawasan berdasarkan tingkat bahaya banjir, kapasitas. Hasil analisis menunjukan Kabupaten Bojonegoro merupakan kawasan dengan risiko yang tinggi terhadap bencana banjir, terutama di Kecamatan Baureno. Sedangkan di Krueng Aceh tidak terdapat risiko akibat banjir. Hal ini dikarenakan sudah baiknya infrastruktur sungai seperti tanggul dan floodway. Dari hasil analisis floodway mampu mereduksi debit sebesar 68.13%
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Peta Risiko DAS Bengaw an Solo Hilir Kala Ulang Q 25
Peta Risiko DAS Bengaw an Solo Hilir Kala Ulang Q 10
JENU
BANCAR
JENU
BANCAR
TAMBAKBO YO
JATIRO GO
TAMBAKBO YO
JATIRO GO KEREK
KEREK
PACIRAN
TUBAN
MERAKURAK
PACIRAN
TUBAN
MERAKURAK
BRO NDO NG
BRO NDO NG
PANCENG
PANCENG SO LOKURO SEMANDING
KENDURU AN BANG ILAN
SO LOKURO UJUNG PAN GKAH
PALANG
SEMANDING
KENDURU AN BANG ILAN
MO NTO NG SING GAHAN
2016
DUKU N
LAREN
UJUNG PAN GKAH
PALANG
MO NTO NG SING GAHAN
DUKU N
LAREN
SIDAYU
SIDAYU GRABAG AN
GRABAG AN
MADURAN
MADURAN KALITENG AH KEDEW AN
KARANG G ENENG
W IDAN G
PLUMPANG
SENO RI
KALITENG AH KARANGBINANG UN
BUNG AH
KEDEW AN SEKAR AN
PARENGAN
GLAGAH
RENG EL
BABAT
PUCU K
BAURENO KASIMAN KALITIDU
GLAGAH
RENG EL MANYAR
DEKET
MALO
SO KO
BABAT
SUKO DAD I
BAURENO
KANO R
PUCU K
KASIMAN
LAMO NGAN
TRUCUK
LAMO NGAN
TRUCUK
KALITIDU DUDUKSAMPEYAN
DUDUKSAMPEYAN
BO JO NEGO RO
MO DO
NGASEM SUKO SEW U
SAMBENG
NGIMBAN G
TAMBAKREJ O
MANT UP
BLULUK SUG IHW ARAS
BUBULAN
GRESIK
GAYAM
PADANGAN
KEDUNG PRING
KEDUNG ADEM
KEDAMEAN
0
10
PURW OSARI
KEMBANG BAHU
NGASEM SUKO SEW U
NGIMBAN G
TAMBAKREJ O
SAMBENG
BLULUK NGAMBO N
SUG IHW ARAS
BUBULAN
DRIYO REJO
TEMAYAN G
MO DO
DAND ER
Km
KEBOMAS
SARIREJ O TIKUNG
SUMBEREJ O
CERME
B e ng a w a n S olo B a ta s D A S BENJ EN G K e la s P e t a R isiko Re n d a h BALON GPAN GG ANG MENG AN TI S e da n g Tin g gi P e m u kim a n
SUG IO
KEPOH BARU
BALEN
KAPAS
KEMBANG BAHU
DAND ER
NGAMBO N
KEBOMAS
SARIREJ O TIKUNG
SUMBEREJ O PURW OSARI
BO JO NEGO RO
GRESIK SUG IO
KEDUNG PRING KEPOH BARU
BALEN
KAPAS
MANYAR
SUKO DAD I
KANO R
GAYAM
PADANGAN
BUNG AH
TURI
PERAIRAN
DEKET SO KO
KARANGBINANG UN
SEKAR AN
PARENGAN
PERAIRAN MALO
KARANG G ENENG
W IDAN G
PLUMPANG
SENO RI
TURI
KEDUNG ADEM
MANT UP
CERME
B e ng a w a n S olo B a ta s D A S BENJ EN G K e la s P e t a R isiko Re n d a h BALON GPAN GG ANG MENG AN TI S e da n g Tin g gi P e m u kim a n 0
KEDAMEAN
10
Km DRIYO REJO
TEMAYAN G SUKO RAME
SUKO RAME W RINGIN ANO M
W RINGIN ANO M
Peta Risiko DAS Bengaw an Solo Hilir Kala Ulang Q 50
JENU
BANCAR
TAMBAKBO YO
JATIRO GO
KEREK
PACIRAN
TUBAN
MERAKURAK
BRO NDO NG PANCENG SO LOKURO SEMANDING
KENDURU AN BANG ILAN
UJUNG PAN GKAH
PALANG
MO NTO NG SING GAHAN
DUKU N
LAREN
SIDAYU GRABAG AN MADURAN KALITENG AH KEDEW AN
KARANG G ENENG
W IDAN G
PLUMPANG
SENO RI
KARANGBINANG UN
SEKAR AN
PARENGAN
BUNG AH
TURI GLAGAH
RENG EL PERAIRAN
DEKET
MALO
SO KO
BABAT BAURENO
PUCU K
MANYAR
SUKO DAD I
KANO R KASIMAN KALITIDU
LAMO NGAN
TRUCUK
DUDUKSAMPEYAN BO JO NEGO RO
GRESIK
GAYAM
PADANGAN
KEDUNG PRING KAPAS
MO DO
KEMBANG BAHU
DAND ER NGASEM SUKO SEW U
NGIMBAN G
TAMBAKREJ O BLULUK NGAMBO N
SUG IHW ARAS
BUBULAN
KEBOMAS
SARIREJ O TIKUNG
SUMBEREJ O PURW OSARI
SUG IO
KEPOH BARU
BALEN
KEDUNG ADEM
SAMBENG MANT UP
CERME
B e ng a w a n S olo B a ta s D A S BENJ EN G K e la s P e t a R isiko Re n d a h BALON GPAN GG ANG MENG AN TI S e da n g Tin g gi P e m u kim a n 0
KEDAMEAN
10
Km DRIYO REJO
TEMAYAN G SUKO RAME W RINGIN ANO M
Gambar 4.38 Peta Risiko DAS Bengawan Solo Hilir (Kala Ulang Q10, Q25 dan Q50)
3.
Teknologi Kajian Dampak Ambang Alam Sungai Terhadap Morfologi Sungai Dengan Uji Hidraulik Fisik. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Naskah Ilmiah Hasil Kajian Ancaman Hilangnya Fungsi Ambang Alam terhadap Perubahan Morfologi Sungai serta Alternatif Penanganannya dengan UMH-Fisik. Erosi lahan yang terjadi pada DAS Serayu Hulu, berakibat terjadinya pengendapan yang mengurangi kapasitas tampung pada bendung-bendung di bagian hulu DAS Serayu, yang selanjutnya penurunan kapasitas tersebut mengubah karakter hidrograph didaerah hilir yang menaikan tinggi muka air banjir maksimum dan perubahan alur sungai yang lebih progresif. Hilangnya fungsi ambang alam di Sungai Serayu akan menyebabkan perubahan morfologi sungai yang berpengaruh terhadap kestabilan bangunan-bangunan persungaian disekitarnya. Berdasarkan hasil Uji Model Fisik, maka direkomendasikan sebagai berikut: Dari beberapa alternatif modifikasi ini dipilih model seri – IV. Model seri – IV adalah melakukan perubahan gabungan antara pengeprasan dasar alur sungai dengan pemasangan Krib Untuk mengatasi kerusakan tebing disbelah kanan akibat serangan arus dipilih bangunan Krib, sejumlah lima unit (Pengaliran Model Seri-II).
Gambar 4.39 Lokasi Ambang Alam yang dikaji di Sungai Serayu
AKUNTABILITAS KINERJA
81
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 4.40 Foto Pola Aliran Seri-IV (Q.25th)
Teknologi Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai (2015) Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM dan Tata Kelola Lembaga Pengelola Wilayah Sungai dilaksanakan oleh Balai Litbang Sungai. Teknologi sistem pengelolaan wilayah sungai telh dikeluarkan pada tahun 2015 dengan komponen output berupa naskah ilmiah Kajian Tingkat Implementasi Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Terpadu Pada Wilayah Sungai Tondano-Sangihe-Talaud-Miangas, di Sulawesi Utara (Studi Kasus di DAS Tondano). Dari hasil scoring system, menunjukkan bahwa nilai tingkat implementasi pengelolaan sumber daya air secara terpadu di DAS Tondano berada pada level 7,59. Nilai tersebut masuk dalam kategori cukup memuaskan dan sudah terjalin keterpaduan antarsektor dalam pengelolaan sumber daya air di DAS Tondano. Untuk lebih meningkatkan keterjalinan keterpaduan antar sektor dalam pengelolaan sumber daya air di DAS Tondano perlu dilakukan koordinasi yang lebih intensif. Pada tahun 2016, teknologi ini dilengkapi dengan Naskah Ilmiah roadmap peningkatan kapasitas BBWS Pemali Juana didalamnya mencakup: Koreksi terhadap 15 Indikator Kinerja Pengelola Wilayah Sungai, roadmap peningkatan kapasitas BBWS Pemali Juwana disusun berdasarkan kondisi kapasitas saat ini terhadap target kinerja yang akan dicapai pada tahun 2019 berdasarkan 15 indikator kinerja tersebut. Teknologi Restorasi Sungai Output teknologi ini akan dihasilkan oleh Balai Litbang Lingkungan Keairan. Adapun pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan sebagai berikut: 1.
82
Restorasi Kualitas Air Sungai Citarum Hulu, yang telah menghasilkan komponen output berupa: a. Model Sistem Kualitas air Sungai Citarum Hulu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi perubahan kualitas air yang terjadi apabila menerima beban pencemaran tertentu dengan simulasi pengendalian pencemaran di beberapa lokasi. Hasil dari model berupa grafik kondisi kualitas air dari bagian hulu sampai hilir sebagai hasil simulasi pembebanan dari beberapa upaya pengendalian pencemaran yang dilakukan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penurunan beban pencemaran sebesar 80% belum dapat memperbaiki kualitas air sungai yang memenuhi Baku Mutu Kualitas Air yang disyaratkan. Oleh karena itu, untuk Restorasi Sungai Citarum Hulu diperlukan kebijakan pengendalian pencemaran air yang lebih ketat. b. Basic Design pengendalian pencemaran dari kegiatan pertanian. Buku ini berisi rancang dasar teknologi pengolahan pertanian menggunakan wetland yang disusun berdasarkan hasil
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
penelitian di sub DAS Citarik, Desa Haurpugur, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Hasil kajian basic design ini menunjukkan bahwa secara teknis, teknologi Wetland dapat menurunkan kadar nitrogen, fosfor dan BOD lebih dari 80% sesuai dengan kebutuhan, namun diperlukan lahan yang luas dan biaya yang relatif mahal untuk pembangunannya sehingga kebijakan dalam rangka pengendalian penggunaan pupuk oleh petani harus lebih diupayakan. c. Basic Design pengendalian pencemaran dari kegiatan peternakan Pangalengan. Pembuatan basic desain pengendalian pencemaran dari kegiatan peternakan. Kegiatan ini bertujuan mengatasi pencemaran air dan perbaikan kualitas air Citarum Hulu, Pangalengan. Basic Desain Pengendalian Pencemaran dari Kegiatan Peternakan yang berisi tentang pengumpulan data/penyelidikan lapangan, analisis data yang meliputi pengolahan dan analisis hasil investigasi lapangan dan perhitungan desain lingkup pekerjaan serta gambar desain, spesifikasi teknis dan RAB. d. Basic Design Pengendalian Pencemaran dari Kegiatan Peternakan Cikapundung Hulu. Kegiatan ini bertujuan mengatasi pencemaran air dan perbaikan kualitas air Sungai Cikapundung akibat limbah peternakan. Buku Basic Desain ini berisi tentang pengumpulan data/penyelidikan lapangan, analisis data yang meliputi pengolahan dan analisis hasil investigasi lapangan dan perhitungan desain lingkup pekerjaan serta gambar desain, spesifikasi teknis dan RAB.
Gambar 4.41 Foto Pola Aliran Seri-IV (Q.25th)
AKUNTABILITAS KINERJA
83
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 4.42. Denah dan Potongan Bak Ekoteknologi
2.
84
e. Basic Design Cluster IPAL Industri Majalaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan Basic Design Cluster IPAL Industri Majalaya sebagai acuan pembutan DED IPAL Industri Majalaya, dalam rangka upaya pengendalian pencemaran air limbah industri di Sungai Citarum Hulu. f. Basic Design Cluster IPAL Cisirung. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan model terbaru fisik IPAL untuk mengatasi pencemaran dan penurunan kualitas air di IPAL Cisirung dalam rangka mendukung teknologi perbaikan kualitas air. g. Basic Design Penerapan Wetland Apung di Sungai Mati. Dalam rangka meningkatkan kualitas air dan river amenity Oxbow Daraulin telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan basic disain penerapan wetland apung di Oxbow Daraulin. Wetland apung merupakan rekayasa yang dirancang dan dibangun untuk memanfaatkan fungsi alami yang melibatkan vegetasi, tanah, dan kumpulan mikroba untuk mereduksi kontaminan (nutrisi, logam, sedimen, bahan organik) yang ada di perairan, permukaan air, maupun aliran air limbah. Kajian Potensi Pemanfaatan Bekas Sodetan Sungai. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: a. Basic desain pengembangan bekas Sungai Citarum Hulu (dilaksanakan oleh Balai Litbang Sungai). Tujuan dari kegiatan adalah menghasilkan suatu konsep penataan bekas sungai yang salah satunya di oxbow Daraulin. Penataan dilakukan dengan menjadikan taman-taman, ruang terbuka hijau atau fasilitas umum yang tidak menggangu fungsi sungai/ mengembalikan menjadi hutan sempadan sungai. Daerah sempadan sungai dapat dimanfaatkan sebagai River amenity, yaitu area kenyamanan sungai yang merupakan salah satu area terbuka untuk publik yang berada di pinggir sungai dengan memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan sehingga membuat masyarakat / orang senang berada di area sungai dan konsep penataan ini diharapkan dapat dijadikan contoh penataan bekas sungai di lokasi lain. b. Naskah Ilmiah Review pengelolan bekas Sungai Citarum Hulu (dilaksanakan oleh Balai Litbang Sungai). Tujuan dari penelitian ini adalah tersedianya Review Pengelolaan Bekas Sungai
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Citarum hulu mulai dari Nanjung s/d Sapan dalam rangka mendukung Teknologi Pemanfaatan Bekas Sungai Citarum Hulu pada alur Sungai Citarum Hulu. Mulai dari Sapan sampai dengan Nanjung terdapat 14 titik lokasi bekas sungai/oxbow, beberapa diantara oxbow tersebut tidak dimanfaatkan hanya berupa genangan saja dan ada yang masih memiliki ekosistem sungai yang baik dan memiliki lembaga masyarakat penggiat lingkungan sehingga ada upaya untuk melakukan konservasi untuk menjaga keutuhan ekosistem Sungai Citarum lama.
Gambar 4.43 Identifikasi Lokasi Oxbow Citarum Hulu
Gambar 4.44 Penataan Oxbow Daraulin
AKUNTABILITAS KINERJA
85
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
c. Model sistem konsep river amenity Sungai Citarum dengan mempertimbangkan ekohidraulik (dilaksanakan oleh Balai Litbang Sungai). Tujuan dari kegiatan adalah menghasilkan suatu konsep penataan sungai dengan pendekatan pembangunan sungai yang ramah lingkungan. Konsep pengembangan kawasan berupa Konsep river amenity dibuat berdasarkan zonasi dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, kriteria zonasi antara lain kondisi sosial ekonomi disekitar area sungai, pemanfaatan area sungai saat ini, kemudahan akses serta yang utama adalah tersedianya space (lahan) untuk pengembangan dan mempertimbangkan konsep ekohidraulik. Dan diharapkan konsep penataan area sungai untuk river amenity ini dapat dijadikan contoh di tempat lain.
86
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.45 Konsep River Amenity Sungai Citarum
AKUNTABILITAS KINERJA
87
2016 3.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Penelitian Erosi dan Sedimentasi dalam Rangka untuk Mengurangi Laju Sedimentasi di Sungai Akibat Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Naskah ilmiah sumber sedimentasi, pemetaan dan prediksi erosi dan sedimentasi dalam skala waktu dan tempat (dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA). Naskah ilmiah ini merupakan naskah yang berisi pemodelan erosi untuk menyelidiki parameter hidrologi, yang secara spesifik menyelidiki parameter untuk erosi dan sedimentasi pada DAS Citarum-Majalaya, serta analisis erosi lahan berdasarkan skenario jika penutup lahan dilakukan konservasi lahan dan tidak dilakukan konservasi lahan. Dari hasil analisis didapatkan bahwa erosi lahan aktual tahunan sebesar 940.465,16 Ton/Tahun, erosi lahan jika penutup lahan dilakukan konservasi di dapatkan erosi lahan sebesar 715.886,30Ton/Tahun (berkurang 24 % dari kondisi aktual) serta jika penutup lahan tidak dilakukan konservasi maka erosi lahan yang terjadi sebesar 2.482.587,64 Ton/Tahun (bertambah 263 % dari kondisi aktual) . Besarnya erosi lahan yang terjadi pada kondisi tutupan lahan aktual, baik dan buruk menandakan bahwa penutup lahan memegang peranan penting dalam terjadinya erosi dan sedimentasi selain faktor curah hujan dan kemiringan lereng.
Gambar 4.46 Erosi Lahan Tahunan Kondisi Good Management (kiri) dan Bad Manaement (kanan)
88
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.47 Lokasi Usulan Check Dam Di Lokasi Citarum - Majalaya
4.
Evaluasi Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di DAS Citarum Hulu. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: a. Model sistem hubungan hujan, erosi, aliran dan sedimentasi (dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA). Kajian ini menyelidiki parameter hidrologi dalam lingkup erosi dan sedimentasi di DAS Citarum-Majalaya dengan tujuan mendapatkan erosi dan sedimentasi yang terjadi di DAS Citarum-Majalaya yang telah modelkan untuk mengetahui besarnya erosi dan sedimentasi yang terjadi, sehingga dapat memberikan masukan untuk pengelola SDA dalam memitigasi laju peningkatan erosi dan sedimentasi yang terjadi di DAS. b. Model sistem review saboplan pengendalian erosi dan sedimentasi di DAS Citarum Hulu (dilaksanakan oleh Balai Litbang Sabo). Berbagai masalah dan pelaksanaan pengendalian erosi dan sedimentasi (terutama cek dam) memerlukan suatu studi dan peninjauan untuk mengetahui pengaruh atau kegunaan dari upaya yang telah dilaksanakan seraya mempelajari rencana yang dapat diaplikasikan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah melaksanakan peninjauan terhadap pengendalian erosi dan sedimentasi yang telah dilaksanakan di DAS Citarum Hulu, meliputi:
AKUNTABILITAS KINERJA
89
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Mengetahui potensi erosi dan sedimentasi di lokasi penelitian. Mengetahui kondisi dan efektifitas cek dam di lapangan mengenai fungsi dan bangunannya. Titik Kontrol TC 1
TC 2
TC 3
TC 4
TC 5
No
Kode Cek Dam
Kapasitas (m3)
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22 23 1
CD 1 CD 2 CD 3 CD 7 CD 8 CD 9 CD 3 SU CD 2 SU CD 14 CD 13 CD 15 CD 16 CD 18 CD 19 CD 20 CD 21 CD 33 CD 32 CD 34 CD 35 CD 21 SU CD 51 CD 49 CD 50 CD 47 CD 48 CD 19 SU CD 20 SU CD 16 SU CD 17 SU CD 18 SU CD 15 SU CD 13 SU CD 12 SU CD 11 SU CD 10 SU CD 9 SU CD 36 CD 37 CD 5 SU CD 8 SU CD 6 SU CD 7 SU CD 31 CD 37 CD 42 CD 46 CD 48 CD 45
138.6 100.1 92.04 155.03 139.5 157.5 130 139.5 117.6 112 112 143.5 154 120.4 112 112 112 117 207 164.5 202.5 182 179.48 147 207 135 154 120.4 138.6 125.13 129.19 157.5 159.6 202.5 206.5 171 229.5 202.5 229.5 179.48 135 147 182 143.5 229.5 171 164.5 135 112
Volume Total (m3)
Potensi Sedimen (m3/tahun)
782.77
1872.7
1253
3370.8
1653.48
1498.1
3712.9 112
1685.4 187.3
Gambar 4.48 Kapasitas Cek Dam dan Potensi Volume Sedimen pada Alur Sungai
c. Naskah Ilmiah kegiatan operasi dan pemeliharaan bangunan cek dam di DAS Citarum Hulu (dilaksanakan oleh Balai Litbang Sabo). Naskah ilmiah merupakan upaya untuk menjaga dan menjamin fungsi dari bangunan pengendali sedimen yang diantaranya adalah mencegah terjadinya kerusakan pada bangunan tersebut. Kegiatan ini merupakan studi awal yang dapat dijadikan panduan dalam merencanakan ataupun melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan cek dam di Subdas Citarum Hulu. Kegiatan pengerukan juga diperlukan sehingga bangunan cek dam tersebut kembali memiliki tampungan. Kegiatan seharusnya dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Lokasi pengerukan direkomendasikan berdasarkan besarnya laju sedimentasi yang dibagi pada beberapa segmen.
90
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
d. Basic desain pengendalian erosi sedimentasi di DAS Citarum Hulu (dilaksanakan oleh Balai Litbang Sabo). Penyusunan basicdesign pengendalian erosi dan sedimentasi menjadi tujuan yang dicapai dari studi ini. Studi ini digunakan untuk menindaklanjuti studi karakteristik erosi dan sedimentasi yang telah banyak dilakukan dan telah memberikan informasi mengenai sumber sedimentasi dan karakteristik di lokasi penelitian. Desain dan konsep pengendalian yang akan diterapkan di lapangan baik dari segi metoda yang bersifat struktural maupun yang bertipe non struktural telah dihasilkan seperti metoda sabodam mikro, jaring sabut kelapa, dan green sabo. Pencegahan sedimentasi selanjutnya ditargetkan untuk dilaksanakan di daerah hilir dan juga di lokasi sumber erosinya (di Gambar 4.49 Peta Rekomendasi Penambangan pada Cek Dam daerah hulu). Studi ini tidak hanya memberikan pengendalian yang secara teknis tetapi juga dapat dijadikan panduan dalam melaksanakan pengendalian yang melibatkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi menanggulangi persoalan erosi dan sedimentasi.
Gambar 4.50 Basic Desain Sabodam Mikro dan Desain Rencana Jaring Serabut Kelapa
Teknologi Sistem Monitoring dan Prakiraan Kekeringan (2016) Output teknologi dikeluarkan pada tahun ini oleh Balai Litbang HITA. Adapun pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan Pengembangan Model Monitoring Kekeringan Menggunakan Data Satelit, yang telah menghasilkan komponen output berupa:
AKUNTABILITAS KINERJA
91
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
a. Model Sistem Pengelolaan Monitoring Kekeringan. Kondisi kekeringan yang terjadi di Indonesia semakin lama frekuensinya semakin meningkat, hal tersebut terkait dengan perubahan iklim, untuk itu diperlukan langkah monitoring sebelum bencana kekeringan melanda. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk monitoring yang tepat baik dari segi waktu maupun tingkat kekeringan sebagai upaya mitigasi bencana kekeringan. Dalam konteks analisa kekeringan dibutuhkan data hujan yang cukup panjang yaitu sekitar 30 tahun. Sedangkan rekaman data yang dimiliki di Indonesia data hujan hasil pengukuran lapangan (groundstations) rata-rata kurang dari 30 tahun atau terdapat data kosong. Hal tersebut dikarenakan alat pengukur rusak dan tidak diganti, hilang, dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut dapat memanfaatkan data satelit. Salah satu data satelit yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan analisa kekeringan yaitu data satelit TRMM. b. Konsep Pedoman (R0) Tata Cara Pengelolaan Sistem Monitoring Kekeringan. Dalam rangka mengantisipasi upaya mitigasi kekeringan maka kegiatan monitoring kekeringan sangat diperlukan. Monitoring kekeringan meteorologi meliputi berbagai tahapan analisis sehingga menghasilkan informasi kekeringan meteorologi berupa peta kekeringan bulanan, durasi, serta intensitas kekeringan. Tujuan utama buku pedoman ini adalah untuk membantu pihak yang berwenang di daerah (provinsi dan kabupaten) untuk meningkatkan kemampuan dalam pemetaan serta kajian terkait kekeringan khususunya kekeringan meteorology. Teknologi Pengumpulan Data Hidrologi (2019) Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2019 oleh Balai Litbang HITA. Adapun pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kendali Mutu Data Hidrologi, yang telah menghasilkan komponen output berupa: a. Pedoman (R0) Kendali Mutu Data Debit dan Hujan. b. Naskah Ilmiah kendali mutu data air tanah.
92
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
MULAI
Kondisi pos hidrologi O&P Pengukuran data hidrologi
QC 1
Seri data hujan (minimal 20 tahun) dan data debit (minimal 10 tahun)
Hujan Analisa Spasial dan atau analisa temporal
Debit Analisa data MA, Q Pembuatan RC Analisa RC
Penyaringan data
QC 2b
QC 2a
Data tersaring
2016-2017
QC 4
GRAFIK
RATING Pengisian data kosong CURVE
SCAN/ DIGIT
TABEL
POTRET DATA HIDROLOGI
KONSEP DATA DEBIT
NEO PERDAS
MANUAL
PEMBUAT KEBIJAKAN (Dirjen SDA/BBWS/BWS/ Dinas PSDA)
DATA BASE
SCAN/ DIGIT
DATABASE
HITA 1
N
Data terklasifikasi
QC 5
KENDALI MUTU
GRAFIK
Cek parameter & informasi umum pd format data debit Membandingkan hidrograf dengan pos duga air terdekat
QC 3a
Data terisi
HITA 1
Konversi data MA final jadi Q final Analisis data Q final
EXCEL
GI
KONSEP DATA HUJAN DAN KLIMATOLOGI
BUKU DATA HIDROLOGI NASIONAL
MASYARAKAT
MASYARAKAT
SELESAI TABEL
MANUAL
Gambar 4.51 Pengumpulan Data Hidrologi
Teknologi Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Hidrologi (2015) Output teknologi ini telah dikeluarkan pada tahun 2015 oleh Balai Litbang HITA. Adapun pada tahun 2016 terlaksana pengembangannya melalui kegiatan Penerapan Delft-FEWS sebagai Sistem Peramalan Banjir. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Model Sistem Informasi Kekeringan, Banjir dan Ketersediaan Air dengan Model WFLOW berbasis FEWS. Sistem informasi sumber daya air khususnya ketersediaan air sangat diperlukan terutama oleh para stakeholder dalam pengambilan keputusan. Agar dihasilkan sistem informasi ketersediaan air yang mumpuni maka diperlukan suatu teknologi yang dapat menyajikan besaran ketersediaan air secara spasial dengan akurat. Teknologi FEWS yang ada saat ini merupakan pengembangan dari beberapa konsep peringatan dini banjir yang sebelumnya telah diterapkan. Pada tahun 2016 akan dikembangkan pemodelan
AKUNTABILITAS KINERJA
93
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
WFLOW yang berbasis FEWS untuk informasi ketersediaan air di Indonesia khususnya untuk Pulau Sumatera. Pengembangan wilayah perkotaan yang belum mempertimbangkan dukungan sumber daya air, mengakibatkan sulitnya dukungan pasok air untuk wilayah yang dikembangkan.
Gambar 4.52 Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Hidrologi
Teknologi Pengalokasian Sumber Daya Air (2015) Output teknologi ini telah dikeluarkan pada tahun 2015 oleh Balai Litbang HITA. Adapun pada tahun 2016 terlaksana tindak lanjut penyusunan pedomannya melalui kegiatan Pengembangan Model Dinamika Sistem untuk Harmonisasi Perencanaan Sumber Daya Air dengan Penataan Ruang Wilayah, yang telah menghasilkan komponen output berupa: Konsep Pedoman (R0) Penggunaan Dinamika Sistem dalam Perencanaan Sumber Daya Air. Selain itu, terdapat kegiatan Balai Litbang HITA lainnya sebagai berikut pada tahun 2016, yaitu: 1.
94
Kegiatan Hujan Rencana untuk Perhitungan Banjir Rencana Akibat Pengaruh Perubahan Iklim, menghasilkan komponen output berupa: Model sistem Perhitungan Hujan Rencana Untuk Perhitungan Banjir Rencana Akibat Pengaruh Perubahan Iklim. Pola iklim baru akibat perubahan iklim yang ditandai dengan musim hujan yang semakin singkat dengan intensitas yang lebih tinggi serta diperburuk dengan terjadinya degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS), telah meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana banjir di Indonesia. Kondisi ini menuntut para pengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang komprehensif. Oleh karena itu diperlukan
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2.
2016
perhitungan hujan rencana untuk perhitungan banjir rencana dengan mempertimbangkan perubahan iklim. Pengembangan Kalibrator AWLR. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Model Fisik Kalibrator AWLR.
Gambar 4.53 Komponen Kalibrator AWLR
3.
Jaringan Hidrologi Nasional secara Real Time untuk Monitoring dan Peramalan Banjir. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: a. Model Sistem pendeteksi kondisi perangkat sensor telemetri. Modul sensor pendeteksi kinerja voltase perangkat sensor di lapangan telah terbentuk yang dikemas dengan konsep plug n play. Pendukung monitoring pendeteksi kinerja voltase perangkat sensor berbasis sensor telah tersusun dengan tampilan berupa penambahan field voltase battery yang dapat difungsikan untuk memberi informasi kinerja catu daya sensor GPA. b. Naskah Ilmiah monitoring evaluasi kinerja peralatan telemetri yang telah terpasang. Monitoring kinerja pos hidrologi telemetri dilakukan dengan cara kunjungan perbaikan dan pengujian alat di lapangan. Data kerusakan komponen yang diperoleh di lapangan, kemudian diolah menjadi laporan hasil evaluasi kinerja pos hidrologi telemetri. Selanjutnya disusul dengan penyususunan dokumen berita acara serah terima peralatan telemetri dari Pusair kepada BBWS/BWS yang menjadi target BAST TA-2016 (Berita Acara Serah Terima Tahun Anggaran 2016).
Teknologi Bangunan Air Utama Output teknologi ini akan dihasilkan oleh Balai Litbang Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan (BHGK). Adapun kegiatan yang meliputinya adalah:
AKUNTABILITAS KINERJA
95
2016 1.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Pengembangan Aplikasi Grouting Kimia dan Teknologi Vakum Konsulidasi pada Bangunan Air. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: a. Naskah Ilmiah Grouting Kimia pada Bangunan Air. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas perbaikan pondasi dengan metode grouting kimia (menurunkan nilai lugeon pada pondasi) dalam menanggulangi permasalahan rembesan pada pondasi bendungan, termasuk pada saat waduk digenangi. Penelitian dilakukan di bendungan Bajulmati (efektif), bendungan Situpatok (nilai lugeon belum mencapai 5), dan bendungan Titab (terdapat indikasi kurang efektif).
Gambar 4.54 Hasil Uji Coba Injeksi Grouting Kimia Dan Grouting Semen
b. Naskah Ilmiah Konsolidasi Vakum pada Bangunan Air. Tujuannya adalah untuk mengetahui efektivitas aplikasi vacuum consolidation sebagai metode perbaikan pada tanah lunak. Hal tersebut dapat ditinjau dari peningkatan nilai tahanan ujung konus (cone penetration test) pada tanah yang sudah selesai dilakukan vacuum. Hasilnya adalah bahwa perbaikan pondasi di tanah lunak menggunakan PVD dan vacuum consolidation sangat efektif untuk mengurangi penurunan jangka panjang dan meningkatkan kuat geser, dengan waktu konstruksi lebih cepat dibanding preloading. Dengan demikian, metode ini dapat diaplikasikan pada tanggul bangunan air di tanah lunak yang membutuhkan waktu konstruksi yang lebih cepat. Biaya konstruksi vakum konsolidasi lebih mahal dibandingkan dengan system pre loading. Tetapi dari segi ekonomi terhadap waktu, system vakum konsolidasi lebih murah karena waktu pengerjaan vakum konsolidasi lebih cepat daripada sistem preloading. 2. Pengembangan Pondasi Bangunan Air di Tanah Gambut. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Naskah Ilmiah Alternatif Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut. Hal tersebut dalam rangka investigasi geoteknik di tanah gambut, metode desain, dan performa fondasi bangungan air di tanah gambut. Hasilnya dapat berupa alternatif pondasi sebagai acuan dalam penyediaan bangunan air di tanah gambut. 3. Pengembangan dan Penerapan Teknologi Peta Gempa. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: a. Naskah Ilmiah Review stabilitas lereng bendungan akibat gempa. Tujuan kegiatan penelitian ini adalah meningkatkan akuntabilitas evaluasi keamanan bangunan air terhadap gempa. Kegiatan ini penting dilaksanakan karena pembangunan bangunan air utama (bendung dan bendungan) yang semakin banyak, sehingga resiko kegagalan juga semakin meningkat. Peningkatan risiko ini perlu menjadi perhatian bersama untuk mencegah terjadinya kegagalan bangunan air utama tersebut.
96
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
b. Analisis Gempa Imbas Akibat Pengisian Waduk. Tujuan kegiatan penelitian ini adalah meningkatkan akuntabilitas evaluasi keamanan bangunan air terhadap gempa. Kegiatan ini penting dilaksanakan karena pembangunan bangunan air utama (bendung dan bendungan) yang semakin banyak, sehingga resiko kegagalan juga semakin meningkat. Peningkatan risiko ini perlu menjadi perhatian bersama untuk mencegah terjadinya kegagalan bangunan air utama tersebut. Teknologi Revitalisasi Danau / Situ Kritis Konservasi Danau/Situ Kritis Rawa Pening. Kegiatan ini dilaksanakan secara terpadu dengan menghasilkan komponen output berupa: a. Naskah Ilmiah Sedimentasi Danau Rawapening (dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA), yaitu untuk memberikan solusi terhadap tantangan terkait optimasi peningkatan tampungan. b. Naskah Ilmiah Kualitas Lingkungan Keairan Rawapening (dilaksanakan oleh Balai Litbang LK), yaitu untuk dapat melakukan optimasi perbaikan kualitas air-sedimen dari sungai dan tampungan danau. c. Naskah Ilmiah Reduksi Sedimen Danau Rawapening Gambar 4.55 Lokasi Zona Encong Gondok dengan Teknosabo (dilaksanakan oleh Balai Litbang Yang Dapat Diterapkan Waduk Sabo), yaitu untuk memberikan gambaran terhadap Rawapening sistem pengendalian laju angkutan sedimen sungai.
Gambar 4.56 Prototipe IPAL di Danau Rawapening
d. Naskah Ilmiah Penataan Pola Pemanfaatan Lahan dan Daerah Genangan (dilaksanakan oleh Balai Litbang BHGK). Bertujuan optimasi penataan pola pemanfaatan lahan (zonasi), optimasi penataan daerah genangan danau, dan basic design revitalisasi Danau Rawapening.
AKUNTABILITAS KINERJA
97
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Teknologi Pemanfaatan Energi Air 1.
2.
Penerapan Teknologi Hidropower di Infrastruktur Sumber Daya Air. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: a. Naskah Ilmiah Ketersediaan Air dan Debit Andalan Sungai Komering. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan analisa ketersediaan air dan model banjir dengan metode rainfall runoff untuk DAS Komering. Untuk mendapatkan perencanaan yang akurat dan efisien diperlukan pengamat data yang bertanggung jawab, kuantitas data yang panjang, kualitas yang baik, pengambilan/penggunaan metode yang tepat. Keterpaduan ini akan meningkatkan efisien dan efektifitas dari perencanaan dan kualitas dari pengoperasian. b. Naskah Ilmiah Struktur PLTMH. Tujuannya adalah menyediakan alternatif pengembangan teknologi pemanfaatan energi air, untuk menjawab optimasi pemanfaatan potensi energi air. Komponen teknologi alternatif dari kegiatan ini yaitu teknologi PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro) yang dapat diterapkan pada infrastruktur sumber daya air, seperti pada bangunan air utama. Penerapan Teknologi Pumping Storage. Kegiatan diharapkan dapat memberikan alternatif pemanfaatan energi air yang digunakan untuk mengisi beban puncak pada malam hari dengan memanfaatkan kelebihan daya di siang hari untuk memompa air ke reservoir atas sebagai cadangan energy yang akan digunakan pada malam hari). Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Naskah Ilmiah Pemetaan Lokasi Pumped Storage dan Naskah Ilmiah Geologi dan Geoteknik Lokasi Pumped Storage.
Teknologi Dukungan Pengembangan Kawasan pesisir (NCICD) Dukungan terkait pengembangan kawasan peisisir pada National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) pada tahun 2016 dilaksanakan oleh lintas Balai di lingkungan Puslitbang SDA melalui kegiatan dan komponen output yang dihasilkan sebagai berikut: 1.
98
Uji Model Numerik Respon Morfologi Desain Tanggul Fase B. Melakukan simulasi model hidrodinamika 2 dimensi MIKE-21 dengan mensimulasikan pola sebaran arus, sedimen dan perubahan morfologi Teluk Jakarta. Simulasi dilakukan untuk mengetahui respon morfologi pantai akibat adanya rencana reklamasi dan untuk mengetahui dampak kemungkinan ledakan tsunami Gunung Anak Krakatau terhadap tanggul lepas Pantai Fase-B kemudian untuk mengetahui tendensi erosi/sedimentasi di Teluk Jakarta. Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola sebaran sedimen dan tendensi erosi /sedimentasi dan dampak gelombang tsunami dan mengetahui layout optimum dari tanggul lepas pantai Fase-B.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Gambar 4.57 Hasil Simulasi : Perubahan morfologi akibat erosi dan sedimentasi pada kondisi awal reklamasi di Cengkareng Drain dan Banjir Kanal Barat (BKB)
Gambar 4.58 Alternatif layout desain tanggul; tegak lurus (atas), paralel (tengah), eksisting (bawah), untuk mengetahui dampak dari Tsunami
2.
3.
Uji Model Fisik 2D Tanggul Laut Untuk Fase A. Kegiatan utama yaitu melakukan uji model fisik 2 dimensi di saluran gelombang laboratorium Balai Pantai dengan skala model pohon mangrove 1:25, menggunakan gelombang reguler dan gelombang acak. Kemudian dianalisis dengan tahap pengecekan kualitas data, analisis refleksi gelombang, keterkaitan aspek fisik dan alternatif desain tanggul hijau. Dari hasil uji model fisik akan diketahui transmisi gelombang dengan adanya mangrove dan efektifitas tanggul eksisting. Penyusunan Konsep Pedoman OP Tanggul Laut Stage A. Kegiatan utama ini melakukan diskusi review pedoman OP tanggul laut milik Ditjen SDA PUPR dan menyesuaikam kebutuhan OP tanggul laut stage A. Kegiatan ini dilakukan untuk menyediakan manual pemeliharaan tanggul NCICD sehingga dapat digunakan oleh instansi terkait dalam melakukan kegiatan pemeliharaan tanggul laut NCICD khususnya tipe dinding tegak/spoon pile yang saat ini dilaksanakan oleh BBWS Ciliwung Cisadane PUPR, di lokasi Kali Baru dan Muara Baru DKI Jakarta
AKUNTABILITAS KINERJA
99
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Laut
Darat
CL
POTONGAN U8
Gambar 4.59 Desain Tanggul Laut Tipe Dinding Tegak / Spoon Pile
4.
100
Kajian Penyelidikan Amblesan (Subsidence) di Kawasan Jakarta Dukungan PTPIN-NCICD. Kegiatan dilakukan dengan melakukan Pengumpulan data sekunder geologi, geoteknik, hidrogeologi kemudian pemantauan diseluruh wilayah titik Jakarta dengan metode survei GPS. Pengolahan data lapangan memasukkan parameter penurunan ke dalam Gambar 4.60 Kontur Amblesan Dengan Skenario Steady Air Tanah Di piranti lunak. Pemodelan numerik Jakarta Utara Proyeksi Sampai Tahun 2175 menggunakan piranti lunak model geologi 3 dimensi Rockworks, kemudian dengan pembuatan model penurunan/amblesan D-Settle dan terakhir dilakukan kuantifikasi penyebab amblesan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk dapat memberikan pendekatan parameter desain pada rencana lokasi tanggul, dan kewaspadaan terhadap pondasi yang ada di Teluk Jakarta melalui naskah ilmiah.
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
5.
6.
2016
Kajian Perilaku Air Tanah terkait Pembangunan Tanggul Laut Jakarta. Kegiatan dilakukan diantaranya melakukan penyusunan model konfigurasi akuifer Cadangan Air Tanah (CAT) Jakarta, updating data sekunder dan pemetaan ekstraksi air tanah Jakarta, pengukuran muka air tanah eksisting, uji pemompaan dan pengukuran parameter fisik di beberapa sumur pantau, analisis intrusi air laut. Penyusunan model konseptual detail dengan SLURP (Sand Lenses Calculation and Interpolation). Simulasi perilaku dan potensi air tanah terkait pembangunan Gambar 4.61 Proyeksi Spasial dengan Skenario Kombinasi Tahun 2050 tanggul laut Jakarta. Melakukan update simulasi air tanah eksisting 1991 – 2014 dengan model IMOD terkahir melakukan pemodelan dengan skenario. Kegiatan ini berupa Model Sistem berisi gambaran mengenai perilaku air tanah, potensi air tanah, serta daya dukung Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta dalam mendukung pembangunan tanggul laut di pesisir Jakarta melalui pemodelan air tanah. Sistem Tata Air Banjir Fase B. Kegiatan, ini melakukan update terhadap model banjir di Jakarta dengan menambah jaringan sungai seperti Kali Tahang, Kali Dadap, Kali Kamal dan Kali Tanjungan. Pada model banjir yang telah dilakukan update tersebut, selanjutnya dilakukan simulasi ulang untuk kejadian banjir 2007, periode ulang 100 tahun dan periode ulang 1000 Gambar 4.62 Lokasi rencana pintu air di Kali Sentiong tahun sebagai input untuk melakukan simulasi water balance di rencana waduk fase B. Model water balance di rencana waduk fase B dilakukan dengan menggunakan HEC-HMS. Input lainnya yang diperlukan dalam melakukan simulasi water balance di rencana waduk adalah hubungan antara elevasi-area - dan volume di rencana waduk tersebut. Selain kegiatan yang berikutnya adalah perencanaan Polder Sentiong. Dalam perencanaan tersebut, dilakukan kegiatan analisis dan penempatan lokasi pompa untuk rencana Polder Sentiong. Dalam kajian ini telah dilakukan analisis dengan berbagai skenario untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dari seluruh proses, Model Sistem tata air di waduk fase B ini akan mendapatkan informasi besarnya tampungan rencana waduk fase B,
AKUNTABILITAS KINERJA
101
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
kebutuhan kapasitas pompa di rencana waduk, rencana layout dari Polder Sentiong serta daerah kritis dari tanggul laut fase A dan kebutuhan jumlah pompa di Fase A. 7.
Pembuatan dan Pengkinian Lengkung Debit dan Sedimen. Tahap kegiatan dimulai dari pengumpulan data sekunder, studi literatur, pengukuran debit dan sedimen, pengambilan sampel air, analisis laboratorium Kemudian dilakukan pengembangan model lengkung debit dan lengkung sedimen, Metode untuk memperkirakan debit pada muka air tinggi dilakukan dengan metode slope area. Tahap selanjutnya dengan membuat lengkung debit, merekapitulasi debit hasil pengukuran sedimen dan membuat lengkung sedimen. Kegiatan pembuatan dan pengkinian lengkung debit dan sedimen menghasilkan komponen output naskah ilmiah diperlukan untuk dapat membuat lengkung debit dan sedimen di 13 lokasi pos duga air pada sungai yang masuk ke Teluk Jakarta karena lengkung debit yang tersedia masih kurang memadai dalam membuat persamaannya.
Gambar 4.63 Contoh Grafik Lengkung Debit di Pos Kali Cakung-Duta Kranji
8.
9.
102
Model Sistem Teknologi Penanganan Perubahan Morfologi Sungai Akibat Adanya Sea Wall. Proses penyusunan model sistem ini dimulai dari survey identifikasi titik lokasi terjadinya perubahan morfologi sungai. Setelah ditentukan konsep teknis penanganannya dilakukan pemodelan numerik (software HEC-RAS) terhadap konsep penanganan akibat terjadinya perubahan morfologi sungai. Tahap berikutnya berupa analisa efektifitas konsep penanganan akibat adanya perubahan morfologi sungai. Kegiatan ini bertujuan mengkaji perubahan morfologi sungai akibat adanya pembangunan sebelum dan sesudah adanya sea wall di Kanal Banjir Barat dan Kali Karang beserta konsep penanganan perubahan morfologi tersebut. Uji Model Fisik Sudetan Kali Ciliwung- Kanal Banjir Timur (KBT) 2 Dimensi dan 3 Dimensi. Pembuatan model hidraulik fisik 2 dimensi dan 3 dimensi dilakukan di Laboratorium Balai Sungai, Surakarta. Uji fisik yang dilakukan berupa Uji fisik 2 dan 3 dimensi sudetan sungai Ciliwung – Kanal Banjir Timur. menggunakan pompa aksial horizontal sebagai sarana percepatan aliran dengan skala tertentu. Model fisik yang dilengkapi dengan alat-alat ukur (debit, tinggi muka air, RPM,dll)
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
dan sarana lainnya (pompa, pintu air, dll) kemudian dilakukan pengujian hidraulik. Modifikasi pada model dilakukan beberapa kali untuk mencapai hasil yang maksimal. Uji model fisik ini dilakukan untuk mendapatkan teknologi peningkatan debit desain aliran pada sudetan sungai Ciliwung – Kanal Banjir Timur.
Gambar 4.64 Kegiatan Model Hidraulik Fisik 2 Dimensi dan 3 Dimensi
10. Pemodelan Kualitas Air Sungai di DKI Jakarta. Software yang digunakan untuk memodelkan kualitas air di DKI adalah SOBEK-Rural 1DWAQ (Kualitas Air). Tahap kegiatan utamanya adalah pengumpulan dan updating data, pengukuran dan analisis kualitas air lapangan dan laboratorium, menghitung beban pencemaran data kualitas air sungai, inputing data, simulasi model dengan tiga skenario (prediksi parameter BOD untuk periode waktu 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun). Terakhir berupa analisis dan evaluasi hasil model. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kualitas sumber-sumber air untuk mendukung pengembangan kawasan terpadu pesisir ibu kota negara (NCICD).
Gambar 4.65 Hasil Uji Coba eksisting konsentrasi parameter COD di Kali Angke
11. Detail Desain Penerapan Teknologi Pengendalian Pencemaran Air Limbah Domestik. Kegiatan ini berupa Revitalisasi IPAL Waduk Melati DKI Jakarta dengan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR), didukung oleh kegiatan pengukuran kualitas Air dan Evaluasi : Sumber-sumber pencemar, pengukuran IPAL eksisting Waduk Melati, kemudian revitalisasi IPAL Waduk Melati bersisi gambar teknis dan perhitungan. Tujuan kegiatan adalah untuk membuat Detail Desain Penerapan Teknologi Pengendalian Pencemaran Air Limbah Domestik, yang dapat memperbaiki kualitas air dan menurunkan beban pencemaran yang masuk ke Waduk Melati, dan Kegiatan ini
AKUNTABILITAS KINERJA
103
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
dilaksanakan untuk mendukung pengembangan kawasan terpadu pesisir ibu kota negara (NCICD) dan untuk persiapan implementasi fisik berupa kegiatan Pilot Project.
Gambar 4.66 Rencana Pengembangan IPAL Waduk Melati (Modifikasi)
Gambar 4.67 Hasil Foto Udara Waduk Melati
12. Kajian Kelestarian Lahan Sawah Irigasi Teknis Mendukung Pengembangan Kawasan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara dan Ketahanan Pangan Nasional. Tahapan utama dalam kegiatan ini berupa penyusunan Causal Loop Diagram (CLD) beserta pengembangannya, kemudian pengembangan Stock Flow Diagram (SFD) dilakukan dengan analisa data. Pengujian dan kalibrasi model SFD dilakukan untuk mengetahui apakah struktur model sudah kuat, hingga terakhir berupa penyusunan intervensi kebijakan dan simulasi model SFD dengan intervensi kebijakan. Tujuan kegiatan kajian ini adalah memprediksi potensi peningkatan alih fungsi lahan pertanian sebagai dampak Pengembangan Kawasan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD). Kegiatan menghasilkan komponen output berupa
104
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Model System Dynamics yang memprediksi pengaruh NCICD terhadap kelestarian lahan sawah dan ketahanan pangan sampai dengan tahun 2050.
+
Pasokan dari Luar Jabodetabek
Permintaan Pangan
+
B3
-
Pasokan Pangan
Produksi Pangan + +
+ Kebutuhan Pangan
Luas Panen
B2
+
+
Ketersediaan Pangan
Penduduk Jabodetabek +
Luas Pelayanan + Irigasi
-
B1 R
Pembangunan Irigasi
+
+
Fraksi Pertambahan Penduduk
+ Pertambahan + Penduduk
B4
Luas Sawah -
+ Kebutuhan Permukiman +
Luas Permukiman
-
Ketersediaan Lahan Permukiman +
-
Konversi Sawah ke Lahan Permukiman
Lahan untuk Permukiman
Gambar 4.68. Causal Loop Diagram (CLD) Ketersediaan Pangan-Konversi Sawah
13. Pembuatan Pusat Basis Data NCICD. Basis Data NCICD dibuat terintegrasi dalam konsep web desain. Web memiliki menu utama diantaranya informasi organisasi, sejarah, tujuan NCICD, kemudian video, foto, berita dan Database. Inventarisasi dan pengumpulan data-data lain yang terkait dan diupload langsung kedalam website di dalam konten Gambar 4.69 Halaman Depan Web Site NCICD (Organisasi, Sejarah, Database dikelompokkan Pemangku Kepentingan, Program dan Rencana) berdasarkan kategori data yang diperoleh dari berbagai instansi. Pembuatan Pusat Basis Data NCICD bertujuan membuat sistem yang berfungsi untuk penyimpanan data kegiatan yang mempermudah koordinasi dan pencarian data pada kegiatan NCICD.
AKUNTABILITAS KINERJA
105
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
14. Kesekretariatan NCICD. Kegiatan NCICD mengkaji berbagai aspek meliputi kegiatan geoteknik, air tanah, bangunan dan morfologi pantai, morfologi sungai, model pengelolaan tata air banjir, lingkungan keairan sehingga perlu dilakukan koordinasi dan monitoring. Pusat Litbang SDA bekerjasama dengan Ditjen SDA, Ditjen Cipta Karya, Ditjen Bina Gambar 4.70 Diskusi Tim NCICD PUPR dengan Konsultan KOICA (Korea) Konstuksi, BPIW, Pusat PKPT dan Pemprov DKI, keseluruhannya merupakan tim pelaksana NCICD. Kegiatan koordinasi dan monitoring dilakukan oleh Kesekretariatan NCICD sehingga hasil kegiatan menjadi optimal dan outputnya yang sifatnya terintegrasi dapat sesuai dengan kebutuhan stakeholders.
106
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
4.3.2 Sasaran Kegiatan Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan IPTEK Sasaran kegiatan ini terdiri dari 2 (dua) kelompok output, adapun evaluasi dan analisis capaiannya adalah sebagaimana berikut: 4.3.2.1 Output Naskah Kebijakan Naskah Kebijakan sebanyak 1 (satu) output dihasilkan melalui Balai Litbang Irigasi dengan judul Zonasi Potensi Pengembangan Lahan Irigasi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) adalah pengembangan lahan beririgasi. Untuk mendukung hal tersebut, JICA-FIDP telah melakukan studi koordinasi antar lembaga yaitu Departemen Pekerjaan Umum dan Bappenas dibantu expert dari Jepang (JICA) untuk mengusulkan pengembangan areal irigasi di Indonesia. Studi ini cukup komprehensif namun hasilnya belum dapat direpresentasikan secara spasial dan belum mengakomodir kriteria yang diperlukan untuk pengembangan irigasi, meliputi kesuburan tanah, ketersediaan air, ketersediaan petani, pemasaran produksi, jaringan jalan dan komunikasi, status tanah, kerawanan banjir dan genangan, serta aspek lainnya (potensi transmigrasi, pertimbanganpertimbangan nonekonomis, dsb).
Peta RTRW
Peta Podes
Peta Tanah Air
Peta Jaringan Infrastruktur
INPUT - Peta 8 Kriteria
Peta Tanah dan Ketersediaan Air
Peta Status Lahan, IPM, Infrastruktur
Peta Rawan banjir, RTRW, Petani
PROSES - Overlay Peta
Peta Zonasi Potensi Pengembangan Lahan Irigasi
OUTPUT
Gambar 4.71 Langkah Pemetaan Zonasi Pengembangan Irigasi
Untuk itu, Balai Litbang Irigasi telah menindaklanjutinya dengan melaksanakan kegiatan sejak tahun 2012. Kegiatan ini menghasilkan peta zonasi dan alih fungsi lahan irigasi di wilayah Jawa (2012), Sumatera (2013), Bali (2014), Nusa Tenggara (2014), Sulawesi (2014), Kalimantan (2015), Maluku (2015) dan Papua (2015). Peta yang telah disusun perlu di-review untuk diseragamkan metodenya dan direvisi berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan. Agar dapat langsung digunakan dalam penentuan kebijakan, peta dan informasi terkait selanjutnya perlu dipadukan dengan kebijakan pengembangan irigasi yang telah ada dan disajikan dalam bentuk naskah kebijakan yang mudah diinterpretasi oleh pemangku kebijakan.
AKUNTABILITAS KINERJA
107
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
•Kesesuaian Tanah •Ketersediaan air •Kerawanan Banjir •Kesesuaian RTRW •Status Lahan
Kriteria Lingkungan
Kriteria Sosial
Kriteria Ekonomi
•Ketersediaan Petani •Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
•Dukungan infrastruktur (jaringan irigasi dan jalan usaha tani)
Gambar 4.72 Kriteria yang digunakan dalam pemetaan
Berdasarkan hasil penelitian, maka pengembangan lahan irigasi diprioritaskan pada daerah yang berada dalam kelas potensi sedang hingga sangat tinggi. Kelas potensi sedang hingga sangat tinggi telah mengakomodir kedelapan kriteria pengambangan lahan irigasi sehingga kebijakan untuk perencanaan dan pengembangan lahan irigasi dapat diterapkan. Luasan lahan dengan kelas potensi sedang, tinggi, dan sangat tinggi pada Pulau Jawa adalah adalah 1.714.929 Ha, Sumatera adalah 1.379.777 Ha, Bali dan Nusa Tenggara adalah 233.900 Ha, Kalimantan adalah 741.097 Ha, Sulawesi adalah 1.556.530 Ha, Maluku adalah 43.314 Ha, dan Papua adalah 1.103.152 Ha. Di Jawa dan Sumatera, kondisi lahan cukup subur dan didukung dengan kondisi masyarakat dan infrastruktur yang relatif sudah berkembang baik. Dengan demikian, lebih dari 50% lahan yang berpotensi berada pada kelas sangat tinggi. Di wilayah lainnya, kondisi masyarakat dan infrastruktur masih terus dikembangkan sehingga prosentase setiap kelas potensi lebih tersebar merata. Perbedaan paling mencolok terdapat di wilayah Papua. Sebelum di-update, hampir 90% lahan dinyatakan dalam kelas potensi sangat tinggi. Namun demikian, kelas potensi menjadi lebih bersesuaian dengan kondisi lapangan setelah direview. Kendala utama pengembangan irigasi yang terjadi adalah status lahan (sebagai kawasan konservasi), ketersediaan petani dan akses jalan. Tabel 4.18 Upaya-Upaya yang Perlu Dilakukan Dalam Implementasi Pengembangan Irigasi di Setiap Kelas Potensi
No
Kelas
1
Tidak Berpotensi
2
Potensi rendah
108
Upaya yang Harus Dilakukan Lahan tidak memenuhi kriteria tanah dan air sehingga dinilai kurang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan lahan irigasi di wilayah ini perlu didasarkan atas studi lanjutan terutama terkait kondisi tanah dan teknologi irigasi yang cocok untuk diterapkan. - Pengendalian banjir atau Genangan - Mengusahakan petani penggarap - Memperhatikan peruntukan nya dalam RTRW. - Meninjau status lahan lokasi yang akan dikembangkan - Meningkatkan Indeks Potensi Desa menjadi nilai yang lebih tinggi - Harus melakukan perbaikan terhadap infrastruktur desa khususnya untuk sarana pemasaran produksi
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No
Kelas
3
Potensi cukup rendah
4
Potensi sedang
5
Potensi tinggi
6
Potensi sangat tinggi
2016
Upaya yang Harus Dilakukan Pengendalian terhadap banjir atau Genangan Meninjau status lahan lokasi yang akan dikembangkan Meningkatkan Indeks Potensi Desa menjadi nilai yang lebih tinggi. Harus melakukan perbaikan terhadap infrastruktur desa khususnya untuk sarana pemasaran produksi - Meninjau status lahan lokasi yang akan dikembangkan - Meningkatkan Indeks Potensi Desa menjadi nilai yang lebih tinggi. - Harus melakukan perbaikan terhadap infrastruktur desa khususnya untuk sarana pemasaran produksi Harus melakukan perbaikan terhadap infrastruktur desa khususnya untuk sarana pemasaran produksi Lahan yang masuk dalam potensi sangat tinggi berarti sudah memenuhi 8 syarat pengembangan lahan irigasi sehingga tidak perlu melakukan perbaikan apapun terhadap kelas ini. -
4.3.2.2 Output Perumusan SPM (R-3) Perumusan SPM (R-3) sebanyak 12 (duabelas) output dari target 10 (sepuluh) yang dihasilkan melalui Bidang Standarisasi dan Kerjasama, rinciannya adalah sebagai berikut: 1. RSNI3 Metode Pengukuran Kedalaman Menggunakan Alat Perum Gema untuk Menghasilkan Peta Bathimetri; 2. RSNI3 Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi; 3. RSNI3 Tata Cara Perencanaan Krib di Sungai, bagian I: Perencanaan Umum; 4. RSNI3 ASTM D 4288 / D4288M-14: Standard Test Methods For Crosshole Seismic Testing (Metode Uji Standar untuk Pengujian Seismic Crosshole); 5. RSNI3 ASTM D 1587 / D15187-15: Standar Practice For Thinwalled Tube Sampling of Soils For Geotechnical Purpose (Tata Cara Pengambilan Contoh Tanah dengan Tabung Dinding Tipis untuk Keperluan Geoteknik); 6. RPT3 Pedoman Penyusunan Pola Operasi Waduk Tunggal Multiguna; 7. RPT3 Pedoman Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel Aliran Sungai / Saluran Terbuka dengan Metode Analisa Grafis, Analitis dan Gabungan; 8. RPT3 Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Sabodam; 9. RPT3 Pedoman Perencanaan dan Operasionalisasi Sistem Peringatan Dini Banjir Debris; 10. RPT3 Pedoman Pengukuran Debit Sungai Pasang Surut; 11. RPT3 Pedoman Pelaksanaan dan Spesifikasi Teknis Konstruksi Revetment Blok Beton Berkait (3B); dan 12. RPT3 Pedoman Pemecah Gelombang Ambang Rendah. Terdapat 1 (satu) RPT2 (sampai dengan Rapat Teknis) berjudul Pedoman Desain Sabodam (Groundsill) untuk Pengendali Dasar Sedimen. Judul tersebut direncanakan pada awalnya sampai dengan RPT3, namun sampai akhir tahun belum dapat terlaksana. Selain itu, terdapt 3 (tiga) judul merupakan permintaan dari BSN, disebabkan belum selesai sehingga menjadi kadaluarsa (kembali ke R-0), oleh karena itu dilakukan Rapat Konsensus kembali sehingga mampu menjadi R-3 dengan sejumlah perbaikan bersifat minor pada tahun 2016.
AKUNTABILITAS KINERJA
109
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Output tersebut dihasilkan melalui 9 (sembilan) kegiatan sebagai berikut: Perumusan Standar, Pedoman, Manual Bidang Sumber Daya Air; Penyusunan SPM Bidang Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan; Penyusunan SPM Bidang Lingkungan Keairan; Penyusunan SPM Bidang Hidrologi dan Tata Air; Penyusunan SPM Bidang Irigasi; Penyusunan SPM Bidang Sabo; Penyusunan SPM Bidang Pantai; Penyusunan SPM Bidang Sungai; dan Penyusunan SPM Bidang Rawa.
4.3.3 Sasaran Kegiatan Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) Sasaran kegiatan yang sekaligus sebagai output berupa Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) ditargetkan 1 (satu) unit. Namun, pada akhir tahun Puslitbang SDA dapat menghasilkan 2 (dua) unit Pilot Project dalam bentuk prototip, yaitu sebagai berikut: 1. Prototip Pompa Air Tenaga Hidro (PATH) untuk Penyediaan Air Baku / Air Bersih yang dilaksanakan oleh Balai Litbang Sungai. Lokasi penempatan prototip adalah di Desa Gondangrejo, Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang. Dusun Kiringan, Jurangsari, Bekelan dan Sampang yang terletak di Desa Gondang memiliki potensi sumber daya air yang besar. Di desa tersebut terdapat sendang/ sumur artesis yang memiliki debit ± 64 lt/s pada musim kemarau. Dari debit 64 lt/s tersebut baru termanfaatkan 10 lt/s untuk irigasai. Sehingga diperlukan suatu teknologi untuk memaksimalkan potensi sumber daya air tersebut. Salah satu teknologi yang bisa diterapkan pada desa tersebut adalah Pompa Air Tenaga Hidro (PATH).
Gambar 4.73 Komponen Bangunan PATH
Tujuan pembangunan PATH Kiringan adalah menerapkan teknologi tepat guna (pilot project) berupa Pompa Air Tenaga Hidro (PATH) untuk memenuhi kebutuhan air baku. Bangunan PATH meliputi bangunan penangkap air yang dilengkapi dengan saluran pembawa, kolam penenang, pipa pesat, turbin, pompa, rumah turbin, pipa tekan dan tower tangki tampungan air. Pekerjaan pembangunan PATH ini tidak mencakup pembuatan saluran distribusi dari tangki tampungan, setelah dari tangki tampungan diarahkan untuk dibangun masyarakar sekitar dengan tujuan masyarakat ada rasa memiliki karena merasa ikut membangunnya juga. PATH bermanfaat menyediakan air sebesar 2,5 l/det untuk mensuplai air guna keperluan air baku 900 kepala keluarga atau tepatnya 2.700 jiwa di 4 (empat) dusun yaitu Dusun kiringan, Jurangsari, Bekelan dan Sampang.
110
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
2. Prototip Penerapan Teknologi Bidang Sumber Daya Air Menuju Kampus Hijau di Bandung yang dilaksanakan melalui Bagian Keuangan dan Umum. Lingkup kegiatan ini adalah: a. Optimalisasi Bangunan Ega Satira (Ecotech Garden dan Saringan Tetes Bertingkat Beraerasi) dengan melakukan perbaikan intake dan kebocoran pada bangunan, pembersihan media filter dan penggantian tanaman. b. Optimalisasi Bangunan ITSA (Inovasi Teknologi Sumber Daya Air) dengan memperbaiki dan membersihkan saluran air serta bak penampungan air. c. Optimalisasi Sumur Resapan dengan melakukan optimalisasi pada 18 unit dan memperbaiki koneksitas antara 3 sumur resapan di area Ega Satira. Selain itu dilakukan renovasi 1 sumur pantau muka air tanah dan memasang alat pemantau lingkungan; membuat 2 unit sumur resapan di halaman gedung utama; dan membuat 2 unit bak penampuung air hujan sekaligus resapan air di Balai LK dan timur Gedung Utama. d. Optimalisasi Mikrohidro dengan mengganti suku cadang peralatan. e. Optimalisasi Pengolahan Sampah dengan memperbaiki dan menambah wadah sampah berikut penampungannya, serta menambah kapasitas pengolahan kompos. f. Pelestarian Lingkungan Kampus / Penghijauan di Gedung Utama dan Balai HITA dengan membuat bertikal garden, menambah tanaman (roof garden) dan tanaman di halaman gedung pusair. g. Pemantauan Kebisingan dan Kualitas Udara dengan memasang alat pengukurnya. h. Mempersiapkan sertifikasi bangunan hijau melalui penghematan energi listrik, air tanah (air proses daur ulang), pengurusan sertifikat laik fungsi, pengajuan izin kepengurusa ke Badan Perijinan Terpadu kota Bandung, Penyusunan Roadmap dan sosialisasi kawasan Kampus Hijau, Workshop, menyusun SOP pengelolaan, dan edaran-edaran Gambar 4.74 Alat Pemantau Lingkungan, Sumur Resapan, dan Alat Pemantau Kebisingan. penunjang pemenuhan syarat bangunan hijau.
AKUNTABILITAS KINERJA
111
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
4.3.4 Sasaran Kegiatan Layanan Teknis dan Alih Teknologi Sasaran Kegiatan berupa Layanan Teknis dan Alih Teknologi Pusat Litbang SDA pada tahun 2016 ini terbagi kedalam 5 (lima) kelompok output.
4.3.4.1 Output Penyelenggaraan Diseminasi dan Sosialisasi Penyelenggaraan diseminasi dan sosialisasi ditargetkan sebanyak 2 (dua) output berupa Proseding DSP. Pada akhir tahun dapat dihasilkan 2 output (100%) melalui Bidang Standarisasi dan Kerjasama. a. Diseminasi dan sosialisasi terselenggara sebanyak 4 (empat) kali, yaitu: - 29-31 Maret 2016 di Hotel Grand Inna Muara, Kota Padang - 24-25 Mei 2016 di Hotel Aryadutha, Kota Manado - 27-28 September 2016 di Hotel Swissbell, Kota Sorong - 13-15 Desember 2016 di Hotel Santosa Villa and Resort Lombok, NTB b. Pameran terselenggara sebanyak 22 (duapuluh dua) kali, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.19 Daftar Penyelenggaraan Pameran Pusat Litbang SDA Tahun 2016 No 1 2
Pameran Seminar Nasional INACID Kolokium Balitbang: Inovasi Teknologi Mendukung Pembangunan Infrastruktur yang Berkualitas
Tempat dan Waktu 22 Januari 2016 di Hotel Werdhapura, Bali 1-2 Februari 2016 di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta 20 Maret 2016 di Lapangan Gelora Saparua, Kota Bandung 24-26 Maret 2016 di Hotel Nusa Dua, Bali 29-31 Maret 2016 di Hotel Grand Inna Muara, Kota Padang
3
Hari Air Dunia Tingkat Provinsi Jawa Barat
4
Asia Water Council (AWC)
5
Diseminasi dan Sosialisasi Standar dan Pedoman
6
Pengukuhan Profesor Riset Dr. Drs Waluyo Hatmoko
7
Diseminasi dan Sosialisasi Standar dan Pedoman
8
Hari Air Dunia Tingkat Nasional
9 10
Riset Kebencanaan Diseminasi dan Sosialisasi Standar dan Pedoman
11
Rapat Kerja Balitbang
12
Seminar Internasional: Water Resilience in a Changing World
30 Juli 2016 di Hotel Patra Jasa, Bali
13
Pekan Inovasi Sains dan Teknologi Litbang
9-11 Agustus 2016 di Hotel Discovery Ancol, Jakarta
14 15
Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 21 Seminar Nasional Sumber Daya Air HATHI Jawa Barat
16
Soft Soil Conference
17
Concrete Show
18
Diseminasi dan Sosialisasi Standar dan Pedoman
112
21 April 2016 di Kementerian PUPR, Jakarta 26-27 April 2016 di Hotel Orchardz, Kota Pontianak 10-12 Mei 2016 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta 23-24 Mei 2016 di Kampus ITB, Kota Bandung 24-25 Mei 2016 di Hotel Aryadutha, Kota Manado 10 Juni 2016 di Gedung Puslitbang Permukiman, Kota Bandung
10-13 Agustus 2016 di Stadion Manahan Solo 17 September 2016 di Gedung Sasana Krida, Cimahi, Jawa Barat 27-28 September 2016 di Grand Royal Panghegar, Kota Bandung 14-16 September 2016 di Jakarta International Expo Indonesia 27-28 September 2016 di Hotel Swissbell, Kota Sorong
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No
Pameran
19
Pertemuan Ilmiah Ikatan Ahli Geologi ke 45
20
Indonesia Infrastructure Week
21
Teknologi Informasi dan Komunikasi
22
Diseminasi dan Sosialisasi Standar dan Pedoman
2016
Tempat dan Waktu 10-13 Oktober 2016 di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung 9-11 November 2016 di Jakarta Convention Center 16-18 November 2016 di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta 13-15 Desember 2016 di Hotel Santosa Villa and Resort Lombok, NTB
c. Selain itu terdapat pencetakan buku sebanyak 3 (tiga) judul, yaitu: Bendung Beronjong Kawat; Saluran Irigasi Sederhana; dan Tempat Cuci di Saluran Irigasi. Buku tersebut untuk mendukung instruksi Menteri dalam menyusun Buku Panduan Pembangunan Bangunan Air Pedesaan.
4.3.4.2 Output Pelayanan Advis Teknis Advis teknis bidang sumber daya air pada awalnya ditargetkan sebanyak 32 (tiga puluh dua) output berupa rekomendasi teknis. Namun, dilakukan revisi PK berupa penambahan target menjadi sebanyak 34 (tigapuluh empat) output. Dalam pelaksanaannya, pada akhir tahun dapat dihasilkan 82 output melalui Bidang Standarisasi dan Kerjasama. Rinciannya adalah sebagai berikut: a. 8 (delapan) Advis Teknis; b. 30 (tigapuluh) Pendampingan Teknis; dan c. 44 (empatpuluh lima) Layanan melalui 14 (empatbelas) kegiatan Home Doctor. Tabel 4.20 Daftar Layanan Advis Teknis oleh Puslitbang SDA tahun 2016
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Layanan Advis Teknis Investigasi dan Penanganan Longsor di Sungai Cipunagara dan Cimerta, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat Kajian Bangunan Pengaman Pantai di Pantai Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara Kajian Teknis Rehabilitasi Terowongan Puncak Gunung Kelud dan Jalan Inspeksi, Kabupaten Kediri Penanganan Sedimentasi Pintu Penguras Bendungan Beriwit, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Kajian Bangunan Pengaman Pantai di Pantai Punggur, Kabupaten Muko-muko, Provinsi Bengkulu Desain Konstruksi Penanganan Alur Sungai Lasusua dan Sungai Konaweha, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara Kajian Bangunan Pengaman Pantai di Pantai Karya Tani, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung Penanganan Darurat Bencana Alam Abrasi Pantai Punggur Air Dikit di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu
Instansi
Keterangan
BBWS Citarum
Balai Litbang Sungai
BWS Sulawesi IV
Balai Litbang Pantai
BBWS Brantas
Balai Litbang Sabo
BWS Kalimantan III
Balai BHGK
BWS Sumatera VII
Balai Pantai
BWS Sulawesi IV
Balai Litbang Sabo
BBWS Mesuji Sekampung
Balai Litbang Pantai
BWS Sumatera VII
Balai Litbang Pantai
Sumber: Bidang Standarisasi dan Kerjasama (2016)
AKUNTABILITAS KINERJA
113
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 4.75 Advis Teknis Kajian Bangunan Pengaman Pantai di Pantai Karya Tani, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung
Tabel 4.21 Daftar Layanan Pendampingan Teknis oleh Puslitbang SDA tahun 2016
No 1.
2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
11.
12. 13. 14. 15.
114
Layanan Pendampingan Teknis Banjir Bandang dan Longsor Batang Mahat, Batang Bangko dan Batang Kuranji, Provinsi Sumatera Barat Kajian Terintegrasi Terkait Aspek Sabo, Geologi dan Hidrologi Tanah Longsor di Kawasan Kota Bunga dan Sekitarnya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat Penanganan Sedimentasi Segara Anakan Audit Teknis Komplek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) Hambalang, Bogor Penanganan Permasalahan Sumber Daya Air di Tulungagung Pengendalian Banjir Sungai Citarum Hulu di Kota Bandung, Design and Build Sinkronisasi Pemanfaatan Saluran Cikarang Bekasi Laut (CBL) untuk percepatan perijinan Identifikasi Permasalahan Drainase dan Penanganan Banjir di Jalan Raya Rancaekek, Kabupaten Bandung Evaluasi Perilaku Hidraulik Penggantian Jembatan Banjir Kanal Pelbak di DKI Jakarta Bantuan Tenaga Ahli Bendungan (Kabupaten Sarmi, Papua) Saksi Ahli terkait permasalahan dalam penyelenggaraan Normalisasi di Muara Pantai Karangantu, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten Pengendalian Abrasi Pantai Utara Jawa (Building with Nature) Daerah Irigasi Klambu Kiri Kajian Permasalahan Tambak Lorok Penanganan Land Subsidence di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah
Instansi
Keterangan
Badan Litbang
Gabungan (BHGK, Sabo dan Pantai)
Badan Litbang
Gabungan
BBWS Citanduy
Gabungan (BHGK, Pantai dan LK)
Badan Litbang
Gabungan (Tim Auditor Teknis)
Badan Litbang
Gabungan (Sungai dan Sabo)
BBWS Citarum
Balai BHGK
Badan Litbang
Gabungan
Badan Litbang
Balai HITA
Badan Litbang
Balai BHGK
Inspektorat Jenderal
Balai BHGK
Pemerintah Provinsi Banten
Balai Litbang Sungai
Badan Litbang
Balai Litbang Pantai
Badan Litbang Badan Litbang
Balai BHGK Balai Litbang Pantai Gabungan (Pantai, HITA, dan Rawa)
Badan Litbang
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No 16. 17. 18. 19. 20.
Layanan Pendampingan Teknis Kajian Pintu Air Pasang Surut Daerah Irigasi Kedung Semat, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah Penyelesaian Permasalahan Polder Banger Kota Semarang Kerusakan Bendung Gerak Bojonegara, kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur Banjir Bojonegoro Evaluasi Rencana Pembangunan Tanggul Penutup Sistem Polder Banger, Kota Semarang, Jawa Tengah
Instansi Badan Litbang Badan Litbang BBWS Bengawan Solo Badan Litbang Dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang P2JN Kalimantan Timur
21.
Penanganan Longsoran Pada Ruas Jalan Bujangga, Tanjung Redeb, Provinsi Kalimantan Utara
22.
Peninjauan dan Diskusi Teknis Permasalahan DI. Batang Sinamar, Sumatera Barat
BWS Sumatera V
23.
Pengendalian Banjir Rob Semarang
Badan Litbang
24.
Penyesuaian Sistem Drainase Gedung Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tanggerang, Provinsi Banten
Badan Litbang
25.
Longsoran Dinding Penahan Tanah Kali Bekasi
26.
Syphon Kali Bekasi Identifikasi Program Penyediaan Infrastruktur PUPR di Kabupaten Halmahera Barat
27.
28.
29. 30.
Pekerjaan Pemasangan Hollow Cone Valve Morning Glory Spillway Bendungan Djuanda Penetapan Panjang Connector Tiang Pipa Beton Untuk Pekerjaan Pembangunan Pengaman Pantai Di Jakarta, Tahap 2 Paket 2 Rencana Lokasi Pembangunan Jembatan Gantung Di Wilayah Sungai Bengawan Solo
BBWS Ciliwung Cisadane Badan Litbang Badan Litbang
2016
Keterangan Balai Litbang Irigasi Gabungan (Sungai dan BHGK) Gabungan (Sungai dan BHGK) Balai Litbang Sungai Balai BHGK Balai BHGK Gabungan (Seluruh Balai) Gabungan (Sungai, Pantai, BHGK dan HITA) Gabungan (BHGK, HITA, Progrev) Balai BHGK Balai BHGK Gabungan (Irigasi dan Sabo)
Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan, Ditjen SDA
Balai HITA
WIKA – SACNA, KSO
Balai BHGK
-
Balai Litbang Sungai
Sumber: Bidang Standarisasi dan Kerjasama (2016)
AKUNTABILITAS KINERJA
115
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 4.76 Pendampingan Teknis Banjir Bandang dan Longsor Batang Mahat, Batang Bangko dan Batang Kuranji, Provinsi Sumatera Barat
Tabel 4.22 Daftar Layanan Home Doctor oleh Puslitbang SDA tahun 2016
No
Layanan Home Doctor
Instansi
18 Januari 2016 (Puslitbang SDA)
HOME DOCTOR 1 1. 2. 3.
Permasalahan Pembangunan Pintu Tapodu Outlet Danau Limboto Pengoperasian Pintu Kanal Tamalate Penyusunan Kelayakan Typikal Konstruksi Bidang SDA (Sungai Batanghari, Provinsi Jambi)
BWS Sulawesi II
Balai BHGK
BWS Sulawesi II Dinas PU Provinsi Jambi
Balai BHGK
HOME DOCTOR 2 4. 5. 6. 7.
Kajian Teknis Desain Jembatan Cinambo Baru Rencana Revitalisasi Danau Tondano di Kabupaten Minahasa Kajian Teknis Jembatan Cipamingkis 2 (Kab. Bekasi) Kajian Teknis Jembatan Pada Sungai Cikapundung (Komplek Citra Green) HOME DOCTOR 3
116
Keterangan
BBWS Citarum BWS Sulawesi I
Balai BHGK 11 Februari 2016 (Puslitbang SDA) Gabungan (BHGK dan HITA) Gabungan (BHGK dan HITA)
BBWS Citarum
Balai BHGK
BBWS Citarum
Balai BHGK 1 Maret 2016 (Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta)
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No
Layanan Home Doctor
8.
Perbaikan Tebing Tanggul-tanggul Kritis di Sungai Citarum Hilir
Instansi BBWS CItarum
HOME DOCTOR 4 9. 10. 11. 12. 13
Kajian Teknis Pola Operasi Bendung Kanal Banjir Medan dan Bendung Sungai Deli Analisis Stabilitas Lereng Sandaran Kiri Pada Pekerjaan Pembangunan Bendungan Lolak Sulawesi Utara Rencana Pembangunan Prasarana Pengendali Sedimen Batang Air Dingin Padang Pembuatan Rating Curve (Bengkulu) Pekerjaan Pembangunan Tampungan Air Baku, Teluk Buton, Kabupaten Natuna
BWS Sumatera II
15. 16. 17.
Penelitian Dalam Rangka Penanganan Mercusuar Karang Unarang Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Mamasa, Kabupaten Mamasa, Palu Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Sungai Batanghari Pasar Angso Duo, Kota Jambi Pembangunan Embung Soropadan Tahap III (Kab. Temanggung)
Keterangan Balai BHGK 12 April 2016 (Puslitbang SDA) Gabungan (HITA dan BHGK)
BWS Sumatera I
Balai BHGK
BWS Sumatera V
Balai Litbang Sabo
BWS Sumatera VII
Balai HITA
BWS Sumatera IV
Balai BHGK 13 Mei 2016 (Puslitbang SDA)
HOME DOCTOR 5 14.
2016
BWS Kalimantan III BWS Sulawesi III BWS Sumatera VI BBWS Serayu Opak
Gabungan Gabungan (Sungai, BHGK dan HITA) Gabungan (BHGK dan HITA) Balai BHGK 27 Mei 2016 / 14 Juni 2016 (Puslitbang SDA)
HOME DOCTOR 6 Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Krueng Singkil di Kabupaten Aceh Singkil
BWS Sumatera I
Balai BHGK
19.
Review Design Optimalisasi Jaringan Air Limbah Kota Medan Zona 10 - 12
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Ditjen CK
Balai BHGK
20.
Perhitungan MC 0 Bendungan Lolak, Sulawesi Utara
BWS Sulawesi I
Balai BHGK
21.
Penanganan Banjir Sungai Sulin, Mataram
BWS Nusa Tenggara I
22.
Normalisasi Kali Cisadane
BBWS Ciliwung CIsadane
23.
Perkuatan Tanggul Sungai Indragiri, Sungai Rokan dan Sungai Kampar, Provinsi Riau
Dinas Cipta Karya dan SDA Provinsi RIau
18.
Telaahan Perhitungan Rencana Prakiraan Biaya (RPB) Bendungan Leuwikeris
BBWS Citanduy
26.
Review Desain dan Rencana Pembangunan Pengendalian Banjir Sungai Krueng Singkil di Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2017 Review Desain Konstruksi Tanggul Pengendali Banjir (tanpa Vinyl Sheetpile) Pada Pembangunan
AKUNTABILITAS KINERJA
Balai LK 10 Agustus 2016 (Hotel Discovery Ancol)
HOME DOCTOR 8 25.
Gabungn (Sungai dan BHGK) 27 – 28 Juni 2016 (Puslitbang SDA)
HOME DOCTOR 7 24.
Gabungan (BHGK dan HITA) Gabungan (BHGK, HITA dan Sungai)
BWS Sumatera I
Balai BHGK
BWS Sumatera I
Balai BHGK
117
2016 No
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Layanan Home Doctor
Instansi
Keterangan
Pengendalian Banjir Sungai Krueng Singkil di Kabupaten Aceh Singkil tahun 2016 25 Agustus 2016 (Puslitbang SDA)
HOME DOCTOR 9 27. 28. 29.
Advis Teknis terhadap Hasil Review Desain Jaringan Air Limbah dan Bangunannya di Kota Medan Desain Groundsill di Sungai Cipamingkis Stabilitas Perkuatan Struktur Outlet Floodway Cisangkuy pada Paket 1
Satker PSPLP Sumatera Utara BBWS Citarum
Balai BHGK
BBWS Citarum
Balai BHGK
BWS Sumatera I
26 Agustus 2016 (BHGK, Puslitbang SDA) Gabungan (BHGK dan HITA) 23 dan 26 September 2016 (Puslitbang SDA)
BWS Sulawesi IV
Gabungan (BHGK dan HITA)
HOME DOCTOR 10 30.
Review Desain Pembangunan Bendung DI. Krueng Pase, Kabupaten Aceh Utara HOME DOCTOR 11
31. 32. 33.
Pekerjaan Pembangunan Intake dan Jaringan Transmisi Air Baku, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara Diskusi AHSP dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan Siaran dan Plesteran Bidang Sumber Daya Air Kajian Teknis dan Detail Engineering Design Cascade Bendung Cipamingkis yang Collapse
Dinas SDA dan ESDM Kabupaten Purworejo BBWS Citarum
35. 36. 37.
Jaringan Pipa Transmisi Air Baku, Kabupaten Manokwari Bendung Jaringan Air Baku, Kabupaten Teluk Bintuni Jaringan Air Baku, Kabupaten Malaos Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare, Kabupaten Manokwari
39.
Perbaikan dan Perkuatan Sayap Hilir Bendung Sumurwatu, Kabupaten Indramayu Pembangunan DI. Leuwisaheng, Kabupaten Sumedang
40.
Revitalisasi DI. Cisadane – Empang, Kota Bogor
41.
Diskusi Permasalahan Irigasi dengan Dinas PSDAP Kabupaten Cianjur
42.
Diskusi Permasalahan Irigasi dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tasikmalaya
Balai BHGK
BWS Papua Barat
Balai BHGK
BWS Papua Barat
Balai BHGK
BWS Papua Barat
Balai BHGK 17 November 2016 (Balai Irigasi)
BBWS Cimanuk Cisanggarung BBWS Cimanuk Cisanggarung Balai Pendayagunaan SDA Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane, Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat Dinas PSDAP Kabupaten Cianjur Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tasikmalaya
118
Penanganan Darurat Bendung Gerak Bojonegoro
Balai BHGK Balai BHGK
Balai Litbang Irigasi
Balai Litbang Irigasi Balai Litbang Irigasi 23 November 2016 (Puslitbang SDA)
HOME DOCTOR 14 43.
Balai BHGK
BWS Papua Barat
HOME DOCTOR 13 38.
Balai LK
25 Oktober 2016 (Puslitbang SDA)
HOME DOCTOR 12 34.
Gabungan (BHGK dan LK)
BBWS Bengawan Solo
Balai BHGK
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No
Layanan Home Doctor
44.
Peningkatan Penyediaan Air Baku Kolong Sei Bati – Dang Merdu – Kodim di Kabupaten Karimun
Instansi BWS Sumatera IV
2016
Keterangan Balai BHGK
Sumber: Bidang Standarisasi dan Kerjasama (2016)
Gambar 4.77 Home Doctor Review Desain Pembangunan Bendung DI. Krueng Pase, Kabupaten Aceh Utara
Output tersebut dihasilkan melalui 3 (tiga) kegiatan, yaitu: 1. Advis teknis bidang sumber daya air, 2. Pengukuran Geolistrik Tahanan Jenis dan Pengukuran Georadar di Komplek P3SON Hambalang (APBN-P), dan 3. Antisipasi dan Pengelolaan Banjir (APBN-P).
4.3.4.3 Output Layanan Pengujian Laboratorium Layanan pengujian laboratorium ditargetkan sebanyak 8 (delapan) output berupa laporan. Pada akhir tahun dapat tercapai sepenuhnya (100%) melalui 8 (delapan) Balai Litbang sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Balai Irigasi menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi: 1. Reakreditasi dan penambahan 3 Parameter pengujian (2 pengujian mekanika tanah dan 1 pengukuran debit aliran) selama 4 tahun ke depan. 2. Kalibrasi 2 mesin uji Beton dan Mesin uji Tarik Tulangan Baja, 9 buah timbangan, 3 buah proving ring dan 3 buah stopwatch serta 2 dial gauge CBR. Serta tambahan kalibrasi untuk memenuhi akreditasi yang terdiri: 1 hammer test, 11 ayakan, 2 mistar stainless dan 1 Jangka sorong. Secara keseluruhan telah diberikan sertifikat kalibrasinya; 3. Pelaksanaan ujiprofisiensi yaitu uji banding antar laboratorium sejenis, telah menyelesaikan pengujian Bidang Beton 1 parameter, Bidang Baja 1 parameter dan Bidang Tanah 3 parameter serta bidang agregat 4 parameter pengujian; dan 4. Jumlah layanan sebanyak 2.536 sehingga melebihi target 850 layanan. Selain itu, telah dilakukan juga pengujian boks tersier dengan pintu klep otomatis dari bahan ferosemen sebagai dukungan kegiatan litbang.
AKUNTABILITAS KINERJA
119
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Balai Litbang Rawa menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi: 1. Kegiatan Penerapan dan pemeliharaan SMM yang mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2008 hal yang sudah dilakukan yaitu terkalibrasinya 19 (sembilan belas) alat laboratorium dan 2 (dua) alat sudah diperbaiki; 2. Audit internal sudah dilaksanakan pada tanggal 2 September 2016, Kaji ulang dokumen sudah dilaksanakan pada tanggal 5 Sepetember 2016, Survailen sudah dilaksanakan pada tanggal 7 Nopember 2016, dan Kaji Ulang Manajemen sudah dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2016; 3. Uji banding dengan BBTKLPP Banjarbaru; 4. Pelayanan pada pelanggan Penyelenggaraan Laboratorium Balai Litbang Rawa melakukan pengujian secara rutin yang telah dilaksanakan berjumlah 157 sampel; 5. Menyebarkan brosur ke instansi-instansi yang ada di Kalimantan Selatan dan beberapa wilayah Provinsi Kalimantan Tengah; dan 6. Konsistensi pelaksanaan ISO/IEC 17025:2008 masih menunggu hasil keputusan dari Badan Komite Akreditasi Nasional (KAN) terkait closing temuan dari survailen pada tanggal 7 Nopember 2016. Balai Litbang Pantai menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi: 1. Penerapan sistem manajemen mutu Laboratorium (SMM ISO 17025:2008): audit internal dan kaji ulang manajemen; pendaftaran dokumen pengajuan akreditasi ke KAN, simulasi assesment Akreditasi, pelaksanaan Asessment Akreditasi Laboratorium Balai Litbang Pantai (24-25 Oktober 2016), Uji banding personil dan uji kinerja alat, uji kinerja antar laboratorium. 2. peningkatan kompetensi SDM dilakukan dalam 4 (empat) kegiatan pelatihan dan pemeliharaan peralatan laboratorium balai pantai meliputi pemeliharaan rutin / berkala, inventarisasi dan pengecekan / penataan ulang peralatan survet dan laboratorium, pembersihan dan perawatan prasarana untuk pengujian model fisik, kalibrasi yang dilakukan pada peralatan survet dan instrumentasi pengukuran. 3. Layanan pengujian laboratorium pada tahun 2016 diantaranya: Uji model fisik 2D dan 3D Modular Apung, Uji Model Fisik 2D NCICD, Uji Model Fisik 2D Breakwater sisi Miring Universitas Maranatha. Balai Litbang Sungai menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi: Inventarisasi peralatan laboratorium (584 unit); Kalibrasi dan sertifikasi peralatan laboratorium (20 unit); Uji banding laboratorium UMH fisik (1 parameter) dan laboratorium mektan (6 parameter); Kaji ulang dokumen, audit internal dan kaji ulang manajemen; Re-akreditasi laboratorium. Sedangkan terkait peningkatan kompetensi laboratorium: uji mekanika tanah (2 orang); analisis numerik hidraulik / software delft 3D (2 orang); dan analisis numerik geoteknik / software geoslope dan plaxis (2 orang). Balai Litbang Sabo menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi: Penerapan Peningkatan jumlah pelanggan (110%) dibandingkan tahun 2015; Menambahkan 2 (dua) lingkup pengujian untuk uji pengukuran tinggi muka air dan pengukuran dasar saluran, sehingga total lingkup pengujian menjadi 21 (parameter); Penerapan dan pemeliharaan SMM sesuai SNI ISO / IEC 17025:2008 (Kaji Ulang Dokumen, Manajemen dan Survailen); mendapatkan sertifikasi sampai tahun 2020 (re-akreditasi); peningkatan kompetensi SDM di bidang Simulasi Aliran Lahar (3 orang); dan
120
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
tersedianya data hidrologi di wilayah Gunungapi Merapi yang terbarukan dan sistem informasi layanan laboratorium. Balai Lingkungan Keairan menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi: Pemeliharaan dan pemeliharaan SMM laboratorium Balai LK (optimalisasi pelayanan laboratorium dengan menyelesaikan 2.291 sampel yang terdiri dari 716 contoh air bersih dan parameter pilihan, 387 contoh air limbah, 127 contoh sedimen dan 1.061 contoh air penelitian), Peningkatan kompetensi personil laboratorium sebanyak 7 (tujuh) kegiatan (4 kegiatan difasilitasi Bidang SDK), terpeliharanya sertifikat akreditasi (uji profisiensi, kaji ulang dokumen SMM, dan audit internal), pengolahan limbah cair laboratorium (hasil pengolahan awal menunjukkan parameter krom III tidak memenuhi, namun dapat memenuhi setelah penyempurnaan dan masih diperlukan unit pengolahan biologi dengan sistem aerasi untuk menurunkan parameter COD), dan mendukung LPUP Balitbang sebagai laboratorium pelaksana bidang air sesuai SNI ISO / IEC 17043:2010. Adapun penambahan ruang lingkup parameter akreditasi dan survailen laboratorium baru akan dapat terlaksana pada Bulan Februari 2017 sesuai kesepakatan dengan pihak KAN.
Gambar 4.78 Penelitian Kualitas Air pada Layanan Laboratorium
Balai Hidrologi dan Tata Air menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi: Pengelolaan laboratorium mengacu pada SNI ISO / NEC 17025:2008 (layanan laboratorium menghasilkan 147 sertifikat, yang terdiri dari 88 current meter, 9 anemometer, 23 ARR, 9 thermohygrometer, dan 18 tekanan; kalibrasi peralatan hidrologi dan kabirasi kalibrator; pengukuran kepuasan pelanggan; peningkatan kompetensi SDM (4 kegiatan); audit internal (30 september 2016); uji banding; survailen; kaji ulang dokumen dan manajemen; dan input data alat kalibrasi kedalam sistem informasi pemantauan kalibrasi. Dalam hal penyediaan sarana prasarana pendukung operasional telah dilakukan inventarisasi peralatan, perawatan peralatan, pegamanan pompa dan
AKUNTABILITAS KINERJA
121
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
pemasangan penangkal petir, dukungan lembaga inspeksi 17020:2012 lingkup kinerja pos duga air, dan inspeksi kinerja pos duga air. Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi: Pengembangan teknologi dan pemeliharaan alat uji laboratorium (Bangunan Udik Pelimpah Bendungan, Peredam Energi Bendungan, Pelimpahan Bendungan, Kalibrasi dan revitalisasi Alat Laboratorium); Penambahan pangkalan data hasil uji laboratorium, pemeliharaan dokumen dan kompetensi laboratorium (Basis Data Peta Dasar Geoteknik Indonesia, Batuan Indonesia, Layanan Uji Model); dan penambahan dokumen digital hasil uji laboratorium. Selain itu dilaksanakan pula pemeliharaan kompetensi dan akreditasi, serta penerapan dan pemeliharaan SMM laboratorium balai BHGK sesuai SNI ISO / IEC 17025:2008.
Gambar 4.79 Kegiatan Pelatihan Petugas Laboratorium
4.3.4.4 Output Pelayanan Data dan Informasi Pelayanan data dan informasi ditargetkan sebanyak 13 (tiga belas) output. Adapun pada akhir tahun dapat dihasilkan 12 (dua belas) output berupa dokumen, yaitu mencakup: Bidang Program dan Evaluasi menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan dan Pengembangan Basis Data dan Sistem Informasi, dengan lingkup yang tercapai meliputi: a. Pengelolaan dan Pengembangan SIG SDA: Updating konten Sistem Informasi Geografis Puslitbang SDA; Koordinasi data website SIG-SDA; Koordinasi website basis data di balai-balai; sinkronisasi basis data Puslitbang SDA dengan basis data balai-balai.
122
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
b. Pengembangan Document Managemen: Sytem and stakeholder assessment; koordinasi pembuatan document management; pembuatan desain system / aplikasi document management; Pengujian / ujicoba dan evaluasi serta sosialisasi document management; dan peningkatan kapasitas dan pengembangan software document management melalui cloud computing. Balai Bangunan Hidraulk dan Geoteknik Keairan menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Geografis SDA Bidang Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan, dengan lingkup yang tercapai meliputi: a. Pengumpulan dan pengarsipan data bangunan air (bendung dan bendungan) diperoleh 6 bendung (dari Sumatera Utara, Riau dan Jawa Tengah), 7 bendung (Jawa Barat), 3 bendungan (Lampung), 5 bendung + 1 bendungan (Jawa Timur), dan 6 bendung (Sumatera Selatan). b. Klasifikasi kerusakan bangunan air (18 bendung) di pulau jawa, dengan permasalahan diantaranya: kerusakan lapisan tahan aur mercu bendung, pecahnya endsill peredam energi, retak vertikal pada tembok pangkal, retak memanjang pada tembok sayap hulu, dan sayap hilir, kebocoran pintu bendung gerak, kerusakan pada pintu intake dan pembilas, kerusakan ambang intake, kerusakan pemutar pintu intake, hilangnya stang pembilas, kerusakan plesteran pilar intake dan pembilas. Selain itu terjadi sedimentasi di hulu bendung (merubah morfologi sungai) dan hilir bendung, penyadapan aliran terhambat oleh sampah atau sedimen. c. Penyusunan peta bangunan air di pulau Jawa dan sebagian pulau Sumatera dengan software berbasis SIG dan data bendung sebanyak 209 titik / lokasi telah diinput kedalam peta. Balai Hidrologi dan Tata Air menghasilkan 3 (tiga) dokumen dari kegiatan berikut: 1. Pembinaan Teknis Pengelolaan Data Hidrologi a. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan data bidang hidrologi sudah sampai tahap pengumpulan, survei dan identifikasi pos. Konfirmasi data hidrologi telah dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah kecuali Solo, Jawa Timur dan Gorontalo. b. Validasi lengkung debit sudah dievaluasi sebanyak 180 pos di provinsi Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur dan Gorontalo dan. Pengolahan data yang telah dilakukan: data muka air 455 pos, data hujan 348 pos, data klimatologi 6 pos. c. Pelaksanaan kegiatan basis data hidrologi untuk data debit sudah siap dimasukkan ke dalam basis data FEWS dengan cakupan wilayah pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara. Sementara itu, software FEWS basis data sudah siap menganalisis periode ulang data debit. Pelaksanaan platform basis data sudah sampai tahap pengumpulan data Wilayah Sulawesi Selatan. 2. Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Hidrologi Milik BBWS / BWS (WISMP) 3. Pusat Manajemen Informasi Hidrologi Nasional Balai Lingkungan Keairan menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Geografis SDA Bidang Lingkungan Keairan a. Pengumpulan dan penyusunan data dan informasi hasil litbang Balai LK tahun 2014-2015 pada 358 titik lokasi pengambilan contoh.
AKUNTABILITAS KINERJA
123
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
b. Pengumpulan dan pengolahan data sekunder yang meliputi data pemantauan kualitas air serta sumber pencemar domestik dan pertanian tahun 2015. Titik lokasi pemantauan data kualitas air sekunder yang terkumpul adalah 392 yang berasal dari 110 sungai. c. Penyedian sistem basis data sungai Citarum, Ciliwung dan Cisadane tahun 2014-2015 sampai pada tersusunnya form penginputan data, pembuatan setting data kualitas air dan grafis kualitas air. Balai Litbang Irigasi menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan Basis Data Dan Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air Bidang Irigasi, dengan lingkup yang tercapai meliputi: 1. Terkumpulnya data hasil litbang tahun 2013-2015 sebagaimana dapat dilihat di katalog litbang irigasi berbasis website. 2. Terkumpulnya Data sekunder, meliputi data zonasi potensi irigasi yaitu Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku dan Papua, peta Daerah Irigasi (DI) di wilayah Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Melakukan monitoring kegiatan hasil litbang tahun 2014 berupa Prototipe Jaringan Irigasi Permukaan di Kawasan Perbatasan, monitoring kegiatan hasil litbang tahun 2015 berupa Model Sistem Optimalisasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) dan Prototipe JIAT Berbasis Pompa Air Tenaga Surya dan Irigasi Hemat Air di Desa Bedingin Ponorogo, Jawa Timur dan data umum kegiatan penelitian tahun 2013-2015. 3. Perbaikan pada pengembangan aplikasi basis data, yaitu Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) dapat terkoneksi dengan Google Earth, hasil Lembaga Inspeksi Kinerja Jaringan Irigasi bisa tersimpan ke dalam Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) dan penambahan integrasi data tabular dengan data spasial, serta penambahan fungsi download skema. Balai Litbang Pantai menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi SDA Bidang Pantai yang mencakup: a. Sistem Informasi Geografi Pantai Pulau Kalimantan dan Pulau Bali. Telah terlaksana inventarisasi data pantai di wilayah pulau Kalimantan dan Bali yang belum lengkap, pengumpulan dan pengolahan data sekunder, diskusi narasumber terkait teknis sistem WebGIS Balai Litbang Pantai dan informasi yang ditampilkan pada WebGIS, pembuatan platform WebGIS Pantai, uploading dan integrasi WebGIS pantai ke dalam server Balai Pantai sehingga dapat diakses melalui portal www.balaipantai.org/gis b. Pengembangan Alat Telemetri, telah melakukan identifikasi output data telemetri, pemeliharaan jaringan telemetri, pembuatan platform aplikasi pengolah data telemetri. Selain itu, telah dilakukan integrasi aplikasi ke dalam server Balai Pantai sehingga dapat diakses melalui portal www.balaipantai.org/telemetri Balai Litbang Rawa menghasilkan 1 (satu) dokumen Data dan Informasi Sumber Daya Air Bidang Rawa yang mencakup sebagai berikut: a. Pengumpulan dan input data hasil litbang dari kegiatan litbang yang dilaksanakan dari tahun 2012 sampai 2015, yaitu: Peta daerah rawa (Provinsi Sulawesi Tenggata, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara); data rawa berikut jaringan tata air (Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara); peta daerah rawa jejangkit beserta jaringan tata air, data peta topografi Daerah Rawa Jejangkit; Layout peta kedalaman gambut di daeraj Jambi dan Sei Ahas (Kalimantan Selatan); data sebaran rawa,
124
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
gambut, mangrove, kesatuan hidrologi gambut dan sebaran titik api di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Selatan, dan Merauke. b. Pengumpulan dan input data sekunder Kab. Merauke / Papua (data pengukuran pada musim kering dan basah di sungai Kumbe dan Maro, data koordinat BM, cross section, kecepatan dan salinitas); Daerah Rawa Gandus / Palembang (data pengukuran muka air pada musim basah dan musim kering di sungai Lacak dan sungai Rengas, analisis curah hujan, data koordinat BM, CP, dan data hidral sungai Musi, Kebutuhan Air DR Gandus, dan analisis potensi drainase); dan Daerah Rawa Kanamit / Pulang Pisau (data pengukuran muka air, data inventaris saluran, titik koordinat BM, CP dan beberapa pintu air berikut dokumentasi inventarisnya). c. Pengisian data layer dengan menggunakan data sekunder dan hasil verifikasi data lapangan, sehingga Data yang telah diunggah di web SIG SDA (pusair-pu.go.id): basis data hasil litbang 2013-2014, basis data 2015 meliputi Kalimantan (Selatan, Timur, Utara, Tengah, dan Barat) dan data yang tidak berbasis SIG diunggah pada website portal balai rawa (balairawa.pusairpu.go.id) Balai Litbang Sabo menghasilkan 2 (dua) dokumen dari kegiatan berikut: 1. Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi SDA Bidang Sabo a. Pengolahan data dan informasi bidang sabo mencakup: Pembaruan informasi kegiatan Balai Litbang Sabo, pengolahan dan pembaruan data curah hujan Merapi, dan pembaruan data spasial teknosabo. b. Pengelolaan dan pengembangan infrastruktur basis data dan sistem informasi bidang sabo, mencakup: instalasi monitoring jaringan dan web berupa penyesuaian setting pada computer client di Balai Litbang Sabo; mengembangkan aplikasi mobile android teknosabo tahap revisi user interface dan input data bangunan sabo; mengolah data hujan merapi (tabulasi hujan tahunan, bulanan dan harian maksimum). 2. Crisis Center Bencana Banjir Debris/Lahar Dan Tanah Longsor Pada tahun anggaran 2016, Balai Litbang Sabo juga ditunjuk sebagai Satgas (Satuan Tugas) bencana longsor dan debris dari Kementerian PUPR. Untuk mendukung kegiatan tersebut dan sekaligus sebagai respon cepat atas berbagai kejadian bencana banjir debris dan tanah longsor di Indonesia, maka diperlukan adanya suatu sistem terpadu yang dapat memberikan informasi dan peringatan dini atas kejadian bencana aliran debris dan tanah longsor yang sedang berlangsung atau akan berlangsung. Sistem tersebut adalah sebuah sistem terpusat krisis bencana banjir debris dan tanah longsor yang mengintegrasikan data/informasi, pengolahan dan analisis cepat yang nantinya menghasilkan rekomendasi teknis yang berguna untuk stakeholder terkait dalam rangka mengatasi dan mendukung tanggap darurat bencana banjir debris dan tanah longsor.
AKUNTABILITAS KINERJA
125
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 4.80 Ruang Crisis Center Balai Litbang Sabo
Crisis Center mengkombinasikan konektifitas kecepatan tinggi, software dan hardware analisis spasial performa tinggi serta didukung tenaga ahli yang terkait dan staf teknik yang mendukung sistem. Konsep ini belum pernah diterapkan di lingkungan Kementerian PUPR sebelumnya sehingga respon terhadap bencana banjir debris dan tanah longsor masih relatif lambat. Dengan adanya crisis center bencana banjir debris dan tanah longsor ini diharapkan dapat mempercepat waktu respon, serta mendukung pengambilan keputusan dan upaya penanggulangan bencana banjir debris dan tanah longsor yang lebih cepat dan tepat. Balai Litbang Sungai menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan basis data dan Sistem Informasi Bidang Sungai a. Penyusunan Katalog Sungai, diantaranya pengumpulan data sekunder ke BBWS Bengawan Solo, Surakarta dan Jasa Tirta I, Bojonegoro. Adapun yang diperoleh dari DAS Krueng Aceh dan Bengawan Solo diantaranya: Daftar stasiun pengamatan klimatologi, Data iklim bulanan, Daftar stasiun pengamatan hidrometri, Data bendung dan bendungan, Data kualitas air, Data debit, Data hujan, Data klimatologi, Peta landuse, dan Peta DAS. b. Inventarisasi data dan informasi (primer dan sekunder) Hasil Litbang Balai Sungai Tahun 20142015 c. Revitalisasi jaringan internet di Balai Sungai melalui proses pengadaan bahan dan pemasangan instalasi jaringan.
126
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
4.3.4.5 Output Layanan Jasa Litbang (PNBP) Layanan jasa penelitian dan pengembangan yang menjadi sumber Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditargetkan dapat terlaksana selama 12 (dua belas) bulan dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Output layanan tersebut dihasilkan melalui 2 (dua) kegiatan dalam koordinasi Bidang Keuangan dan Umum selama 12 (dua belas) bulan, yaitu: 1. Administrasi Kegiatan PNBP, dan 2. Jasa Layanan Litbang Bidang SDA 2.500.000.000
Penerimaan (Rupiah)
2.000.000.000
1.500.000.000
1.000.000.000
500.000.000
-
2015
2016
Target
2.185.985.000
2.292.675.000
Realisasi
2.121.568.598
1.647.058.372
Sasaran kegiatan dengan output ini memiliki target penerimaan PNBP dari layanan sertifikasi/uji laboratorium pada tahun 2016 adalah sebesar Rp2.292.675.000,namun hanya dapat tercapai sebesar Rp1.647.058.372 (71,84%). Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 96,78% sebagaimana dapat terlihat dalam grafik.
Tidak terpenuhinya target penerimaan diantaranya Gambar 4.81 Grafik Target dan Realisasi Penerimaan PNBP Tahun 2015disebabkan karena terdapat 2016 kerjasama yang mengalami putus kontrak diakibatkan perubahan lokasi pekerjaan dan terdapat beberapa kerjasama yang sebagian besar angsuran / tagihannya baru akan dibayarkan pada Tahun 2017.
4.3.5 Sasaran Kegiatan Layanan Dukungan Manajemen Sasaran Kegiatan berupa Layanan Dukungan Manajemen Pusat Litbang SDA terbagi kedalam 5 (lima) kelompok output.
4.3.5.1 Output Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan Penyusunan program dan anggaran tahunan ditargetkan sebanyak 6 (enam) output yang sesuai dengan jumlah satuan kerja di lingkungan Pusat Litbang SDA dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Lingkup output ini diantaranya adalah: penyusunan proposal; sosialisasi / uji coba RKA-K/L; penyusunan RKA-K/L; penelitian reviu dan penelaahan RKA-K/L; dan pengesahan RKA-K/L dan DIPA. Diantara sejumlah penyebab dilaksanakannya revisi diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Revisi yang diakibatkan perlunya perbaikan redaksional; 2. Revisi untuk perubahan antar akun pada kegiatan;
AKUNTABILITAS KINERJA
127
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
3. Revisi pergeseran antar Satker (kebijakan refocussing) dikarenakan ada beberapa kegiatan penugasan baru (dengan mengurangi beberapa kegiatan) berdasarkan prioritas; 4. Revisi pergeseran antar output unruk memenuhi sejumlah kekurangan anggaran; 5. Revisi APBNP dengan penambahan kegiatan dan lingkup (loan JUFMP dan WISMP, penugasan baru advis teknis Hambalang dan antisipasi / pengelolaan banjir Rob); 6. Realokasi pemanfaatan sisa lelang dan potensi anggaran tidak terserap; dan 7. Revisi atas kebijakan Self Blocking. Tabel 4.23 Kronologis Revisi DIPA Satuan Kerja di Lingkungan Pusat Litbang SDA Tahun 2016
Satuan Kerja Pusat Litbang SDA Awal Revisi 1 2 3 4 5 6 7
Pagu 2016 (Rp Ribuan) Satuan Kerja Balai Litbang Sungai Pantai Sabo
Irigasi
Rawa
89.503.299
14.295.325
13.644.887
12.004.141
16.323.968
10.227.380
88.631.275 88.631.275 100.598.617 99.773.758 99.773.758 99.773.758 99.773.758
15.389.994 14.606.621 14.606.621
13.329.499 13.974.061 13.974.061
13.641.656 13.434.994 13.434.994
15.748.781 15.383.137
9.258.795 9.002.635 9.002.635
Sumber: Bidang Program dan Evaluasi (2016)
Khusus untuk 1 (satu) output yang dihasilkan melalui Bidang Program dan Evaluasi (Satuan Kerja Pusat Litbang SDA), mencakup juga pelaksanaan sejumlah kegiatan yang diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Lingkup Koordinasi terhadap satuan kerja lainnya, yaitu: a. Penyusunan revisi RKA-KL dan DIPA Tahun 2016; b. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran 2017 (6 satuan kerja) sudah dilaksanakan berdasarkan pagu definitif sebesar Rp 228.426.439.000; dan c. Pembahasan dan koordinasi penyusunan Reviu Renstra II telah dilaksanakan dengan melakukan penyesuaian berdasarkan struktur ADIK. Tabel 4.24 DIPA Pusat Litbang SDA Tahun 2017 No
Kode Satker
1. 2. 3. 4. 5. 6.
11636846 11576981 11622323 11636850 11279860 11279842
Satuan Kerja Balai Litbang Sungai Surakarta Balai Litbang Pantai Buleleng Pusat Litbang Sumber Daya Air Balai Litbang Rawa Banjarmasin Balai Litbang Sabo Yogyakarta Balai Litbang Irigasi Bekasi Total
Pagu (Rp Rupiah)
Jumlah Kegiatan
14.273.526 24.447.763 123.930.805 27.149.085 19.069.613 19.555.647 228.426.439
27 22 83 26 27 29
Sumber: e-Monitoring (2017)
2. Kolokium bidang Sumber Daya Air, diselenggarakan pada tanggal 1-2 Maret 2016 bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Kolokium tahun ini menggunakan format baru yaitu
128
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
dilaksanakan secara terpadu dengan mengintegrasikan semua Pusat-Pusat Litbang dan Sekretariat Badan Litbang Kementerian PUPR. Tema Kolokium Tahun 2016: “Inovasi Teknologi mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur yang Berkaualitas”, sebagai hasilnya telah disusun rekomendasi untuk penyempurnaan kegiatan litbang TA. 2016
Gambar 4.82 Kolokium Gabungan Pusat Litbang SDA dalam Lingkup Badan Litbang Tahun 2016
4.3.5.2 Output Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pemantauan, evaluasi dan pelaporan ditargetkan sebanyak 1 (satu) output dan dapat tercapai (100%) melalui Bidang Program dan Evaluasi. Adapun lingkup yang terdapat didalam output tersebut adalah: 1. Laporan Kinerja yang mencakup Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Puslitbang SDA Tahun Anggaran 2015, Laporan Triwulan (kemudian dirubah menjadi Laporan Bulanan / Tabel 4.4 pada Subbab 4.13), dan Laporan Evaluasi SAKIP (dalam koordinasi Sekretariat Badan Litbang). Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Puslitbang SDA pada pelaksanaan evaluasi tahun 2016 di lingkungan Badan Litbang mendapatkan nilai 55,49 (ekuivalen dengan 79,27) berada pada kategori “B+”. 2. Laporan Pemantauan dan Evaluasi Berkala yang Gambar 4.83 LKIP Pusat Litbang SDA 2015 mencakup laporan hasil pemantauan dan evaluasi dari Januari sampai dengan Desember terhadap e-monitoring setiap tanggal 5 dan 20, laporan progres fisik dan keuangan mingguan, serta laporan pemantauan dan evaluasi 2 (dua) bulanan.
AKUNTABILITAS KINERJA
129
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 4.84 Pelaksanaan Evaluasi 2 (dua) Bulanan Balai Litbang: Irigasi, Pantai, Sabo, Rawa, Sungai, HITA, LK dan BHGK
3. Laporan Pemantauan dan Evaluasi Laporan Kegiatan 2016 yang mencakup laporan awal (Februari), laporan interim (Juni), konsep laporan akhir dan konsep output kegiatan (November), serta laporan akhir dan output kegiatan (Desember). 4. Laporan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Teknologi yang mencakup laporan hasil pemantauan dan evaluasi outcome, serta laporan hasil pemantauan dan evaluasi teknologi litbang. Tabel 4.25 Pemantauan dan Evaluasi Kandidat Outcome 2016 Bidang SDA No
Teknologi
Lokasi
Identifikasi
Desa Cibangkong, Kecamatan Pakuncen, Kab. Banyumas, Jawa Tengah Desa Kaliau, Kecamatan Sajingan Besar, Kab.Sambas, Kalimantan Barat
Januari / Kriteria terpenuhi dengan tindakan perbaikan
1
Teknologi Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor
2
Teknologi Lining Saluran dan Box Tersier Berbahan Ferosemen
3
Teknologi Bangunan Pengendali Paras Muka Air di Lahan Gambut (Drainpile)
Desa Sei Ahas, Kecamatan Mantangai, Kab. Kapuas, Kalimantan Tengah
4
Teknologi Revitalisasi Danau Tempe
Danau Tempe, Kab. Wajo, Sulawesi Selatan
5
Teknologi Pengaman Pantai dengan Sistem Modular
Pantai Candidasa, Bali
6
Teknologi Perbaikan Kualitas Air dengan Wetland Apung
Bojongsoang, WS Citarum, Kab. Bandung, Jawa Barat
Dibatalkan dan dirubah dengan teknologi lain #7
7
Teknologi Pengolahan Air Baku di lahan Gambut
Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat
Desember / Kriteria terpenuhi
8
Teknologi Pengaman Pantai dengan Blok Beton 3B
Banyu Poh, Kab. Buleleng, Bali
Desember / Kriteria terpenuhi
April / Kriteria terpenuhi Oktober / Kriteria terpenuhi November / Kriteria terpenuhi Oktober / Kriteria terpenuhi
Sumber: Bidang Program dan Evaluasi (2016)
130
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
4.3.5.3 Output Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan Pengelolaan dan pelaporan keuangan ditargetkan sebanyak 6 (enam) output yang sesuai dengan jumlah satuan kerja di lingkungan Pusat Litbang SDA dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Sasaran keluaran ouput kegiatan ini adalah tersusunnya Dokumen Kegiatan Sistem Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan dengan masing-masing satuan kerja menyusun laporan sebagai berikut: 1. Sistem Pelaporan Secara Elektronik (E-Monitoring), berupa: 1) Laporan Realisasi Keuangan 2 Mingguan terdiri dari form P1, P4 dan P4-1 (masing-masing 24 dokumen); 2) Laporan Realisasi Keuangan Bulanan terdiri dari form P1 s.d P10 (masing-masing 12 dokumen); dan 3) Laporan Realisasi Keuangan Triwulan terdiri dari formulir A dan C (masing-masing 4 dokumen). 2. Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA), berupa: 1) Hasil Rekonsiliasi Bulanan Internal, Tingkat Satker (dengan KPPN dan Eselon I) dan Tingkat Wilayah (masing-masing 12 dokumen); 2) Laporan Keuangan Bulanan dan Triwulanan (masing-masing 12 Dokumen); dan 3) Laporan Realisasi Anggaran Semester II 2015, dan Semester I 2016, (2 dokumen). Khusus untuk satuan kerja Pusair, terdapat lingkup kegiatan berupa Sistem Informasi Pengendalian Keuangan Pusair (Sidakep) yang berlaku secara internal berupa Laporan Realisasi Bulanan (12 dokumen) dan Laporan Rekapitulasi Pengeluaran (12 dokumen).
4.3.5.4 Output Pengelolaan BMN Pengelolaan BMN ditargetkan sebanyak 6 (enam) output berupa dokumen yang terdiri dari rekaman pengelolaan BMN selama 12 bulan dan dapat tercapai sepenuhnya (100%) pada akhir tahun 2016 oleh masing-masing satuan kerja di lingkungan Puslitbang SDA. Pada awal tahun 2016 pengelolaan BMN dan tata persuratan, kearsipan dan kerumahtanggaan masih berada dalam satu kelompok output (berjumlah 7 dokumen), maka penamaan 6 (enam) output kegiatannya di setiap satuan kerja masih sama, yaitu: Pengelolaan BMN, Tata Persuratan dan Kearsipan. Sehingga lingkup penyelenggaraan tata persuratan, kearsipan dan kerumahtanggaan pada tingkat satuan kerja masih satu output dengan pengelolaan BMN. Dokumen output yang dihasilkan merupakan rangkaian pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) tahun berupa: 1. Inventarisasi BMN yang rusak berat sebagai dasar pengajuan BMN baru; 2. Penerimaan Barang (dari pihak ketiga kepada pejabat penerima barang atas nama PPK atau pengguna jasa); 3. Penetapan status penggunaan, penatausahaan, penilaian dan penghapusan asset; 4. Penyusunan Laporan BMN Semester I (Juli) dan Semester II (Desember) yang tertuang dalam Catatan Atas Laporan BMN (CALK BMN) berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi BMN; Salah satu lingkup, yaitu kegiatan pemindahtanganan dan penghapusan BMN tidak dapat tercapai pada tahun 2016 disebabkan belum terbitnya rekomendasi teknis dari Kepala Badan Litbang dan masih terdapat ketidaksesuaian data (antara SIMAK BMN dengan kenyataan dilapangan dalam hal
AKUNTABILITAS KINERJA
131
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
jumlah dan kondisi), sehingga kedepan perlu dilakukan pemeriksaan ulang terhadap status kondisi dan keberadaan barang yang akan dihapus.
4.3.5.5 Output Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kerumahtanggaan Penyelenggaraan tata persuratan, kearsipan dan kerumahtanggaan ditargetkan sebanyak 1 (satu) output berupa Dokumen kegiatan Humas dan Protokoler (tercapai 100%) yang dilaksanakan oleh Bagian Keuangan dan Umum. Adapun lingkup pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) tahun yang dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja mencakup: 1. Penyelenggaraan penerimaan, penomoran, dan pengagendaan surat / berkas; dan 2. Pendistribusian dan pemberkasan surat / berkas; Sementara kegiatan kehumasan dapat melaksanakan 5 (lima) kegiatan berupa: penulisan artikel ilmiah dan hasil litbang; publikasi kegiatan; luiputan kegiatan dan penerimaan kunjungan; pengelolaan website; dan penerbitan bulten. Adapun 1 (satu) kegiatan berupa pembuatan konten videotron tidak dapat terlaksana disebabkan anggaran yang terbatas (dialihkan pada kegiatan lain).
4.3.5.6 Output Pengembangan SDM dan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Pengembangan SDM ditargetkan sebanyak 2 (dua) output dan dapat tercapai seluruhnya (100%) melalui Bidang Sumber Daya Kelitbangan, yaitu: 1. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia a. Pendidikan, Dukungan Administrasi Pengurusan ILN, Pembinaan dan Pengembangan JFT berupa Pengurusan Tugas dan Ijin Belajar (17 Pegawai); b. Pengurusan Ijin Perjalanan Dinas Luar Negeri (16 pegawai); c. Pembinaan dan Pengembangan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) dengan program sebagai berikut: - Preconditioning (Boosting Motivation and Collaboration sebanyak 25 pegawai), - Penguatan Kapasitas SDM: Bimbingan Teknis (11 pegawai); Fasilitasi Diskusi / Workshop / Seminar (26 pegawai); Bimbingan Persiapan Laporan Advis Teknis berbentuk Mentoring; Sertifikasi Keahlian (11 pegawai); dan Pengembangan Kompetensi JFT Perekayasa (59 Pegawai). - Pengembangan Kualitas Fungsional: Pengangkatan Pejabat JFT (5 Pegawai); Pemilihan Pejabat Fungsional Terinovatif (sebanyak 21 makalah), Pengembangan Kompetensi melalui Diklat Penjenjangan (15 pegawai), Usulan dan Fasilitasi Diklat Teknis dan Non Teknis (54 pegawai), 2. Penyelenggaraan Seminar dan Lomba Karya Ilmiah Berdasarkan penilaian makalah oleh Tim, maka yang terpilih sebanyak 14 makalah dari internal (40 makalah yang masuk dari total 46 kegiatan litbang / 51 output). Seminar dan Final Lomba Karya Ilmiah terselenggara dalam rangkaian agenda pelaksanaan Pekan Inovasi Sains dan Teknologi di Discovery Hotel Ancol Jakarta pada tanggal 9-14 Agustus 2016, yang dikoordinasikan oleh Badan Litbang.
132
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
4.3.5.7 Output Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Pengelolaan Administrasi Kepegawaian ditargetkan sebanyak 6 (enam) output dan dapat tercapai seluruhnya (100%) melalui masing-masing satuan kerja di lingkungan Pusat Litbang SDA. Balai Litbang Irigasi telah melaksanakan pengurusan usulan kenaiakan pangkat (2 orang), pengurusan gaji berkala (18 orang), pengurusan pensiun (5 orang), pengurusan cuti (5 orang), pengurusan lapran LHKASN (7 orang), mutasi pegawai (2 orang), pengusulan ABK (validasi nama kelas jabatan 42 orang), pengurusan Surat Keputusan (22 SK), pengurusan BPJS (9 orang), pengurusan jabatan fungsional (1 orang), pengurusan ijin belajar (1 orang), pengurusan absensi dan tunjangan (42 orang), pengurusan penilaian prestasi kerja (42 orang), pengurusan diklat pelatihan atau seminar (2 orang). Balai Litbang Sabo telah memproses Kenaikan Gaji Berkala (32 pegawai); KP4 (58 pegawai); LP2P (30 pegawai); Sasaran Kerja Pegawai / SKP (63 pegawa); Cuti (30 pegawai); SK Kenaikan Pangkat (5 pegawai); Pengusulan SK Jabatan Fungsional Peneliti (1 pegawai); Jabatan Fungsional Tertentu (1 pegawai); Penilaian Prestasi Kinerja (58 pegawai) dan Pengusulan SK Pensiun (5 pegawai). Dalam pengelolaan SDM: Pembuatan Sprint dan Surat Tugas (56 buah); Pengusulan dan keikutsertaan Diklat / Pelatihan / Seminar (68 pegawai) Balai Litbang Rawa telah melakukan Pengurusan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan non PNS (24 pegawai), Karis (4 pegawai); Kenaikan Gaji Berkala (3 pegawai); Pengurusan JFT Peneliti dan Perekayasa (1 pegawai); Validasi Nama dan Kelas Jabatan SK nomor: 05/KPTS/La/2016 tanggal 11 Februari 2016; Analisa beban kerja pegawai; Formulir Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang sudah disetujui oleh Pejabat Penilai; Penilaian SKP semester 1, bulan Januari sampai dengan Juni 2016 (18 PNS dan 25 non PNS); Rekaman Absensi dan Tunjangan Kinerja; Pengurusan Surat Izin Belajar (1 pegawai); Usulan Kebutuhan Pelatihan dan Pendidikan sebanyak 28 jenis pelatihan dan pendidikan; dan Pengiriman pegawai mengikuti pelatihan dan Pendidikan (22 pegawai). Balai itbang Sungai telah melakukan pengurusan Taspen dan BPJS(2 pegawai); Pengurusan Kenaikan Gaji Berkala (21 pegawai); Pengusulan Pensiun (3 pegawai); Pengurusan LHKASN dan Pajak-Pajak Pribadi (29 pegawai); Pengusulan Kenaikan Pangkat Golongan (5 pegawai); Pengurusan Cuti (13 pegawai); Pengusulan Tanda Kehormatan (7 pegawai); Pengurusan ABK, validasi nama dan kelas jabatan (36 pegawai); Pengusulan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat dan Jabatan (4; Pengusulan Jabatan Fungsional Tertentu (4 pegawai); Pengusulan Izin Belajar dan Tugas Belajar (3 pegawai); Pengusulan Izin Luar Negeri (1 pegawai). Pengurusan Absensi dan Tunjangan Kinerja serta pengurusan Penilaian Prestasi Kerja (seluruh pegawai) dan Pengusulan Diklat / Pelatihan / Seminar (17 pegawai). Balai Litbang Pantai telah memproses Mutasi (3 pegawai); Kenaikan Pangkat / Golongan (4 pegawai); Sasaran Kerja Pegawai (17 pegawai); Pembebasan Sementara dari Jabatan Peneliti (1 pegawai); Pengusulan Izin Belajardan Tugas Belajar (1 pegawai); Pengusulan Izin Luar Negeri (1 pegawai). Bidang Sumber Daya Kelitbangan menghasilkan 1 (satu) dokumen output Pengelolaan Administrasi Kepegawaian. Pengelolaan Administrasi Kepegawaian berupa Kenaikan Pangkat / KP (48 pegawai), pengurusan pensiun (37 pegawai), pengurusan rotasi / mutasi (16 pegawai), Pengurusan Kenaikan Gaji Berkala / KGB (109 pegawai), Pengurusan cuti (76 pegawai), pengurusan tanda kehormatan / penghargaan (Agustus: 27 pegawai dan Desember 1 pegawai), pengurusan Analisa Beban Kerja (ABK / 410 pegawai), perhitungan absensi, tunjangan kinerja, pengurusan SKP dan Penilaian Prestasi Kerja
AKUNTABILITAS KINERJA
133
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
(382 dari 389 pegawai, karena 7 orang perlu perbaikan), Usulan Penetapan Angka Kredit / UPAK dan rata PAK (10 pegawai), Pengurusan SK dan Jabatan Fungsional Tertentu / JFT (10 orang).
4.3.5.8 Output Penyelenggaraan Kerjasama Penyelenggaraan kerjasama ditargetkan dapat menghasilkan 1 (satu) output berupa dokumen dan dapat tercapai (100%). Output tersebut dihasilkan melalui Bidang Standarisasi dan Kerjasama yang mancakup terwujudnya sejumlah kerjasama, yaitu antara Puslitbang SDA dengan: 1. Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (Badan Geologi Kementerian ESDM), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dan Lembaga Antariksa Nasional terkait pemanfaatan dan pertukaran data dan informasi untuk pengembangan sistem peringatan dini banjir dan gerakan tanah di Jakarta tanggal 10 Februari 2016. 2. Labmath-Indonesia, terkait penelitian bidang pantai dengan menggunakan model numerik untuk mendukung rencana pembangunan tanggul laut Jakarta, di Jakarta tanggal 1 Maret 2016. 3. Deltares (berupa Kerpakatan bersama / MoU), terkait penelitian dan pengembangan sumber daya air, di Bandung tanggal 30 Mei 2016.
Gambar 4.85 Penandatanganan Kesepakatan Bersama / MoU dengan Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Labmath Indonesia, dan Deltares
4. Pusat Litbang Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi terkait penelitian dan pengembangan Peta Potensi Mikro Hidro di Indonesia, di Jakarta tanggal 1 Maret 2016. 5. PT. Mediatama Saptakarya di Jakarta, tanggal 4 November 2016.
4.3.5.9 Output Administrasi Kesatkeran Administrasi kesatkeran sesuai dengan jumlah satuan kerja di lingkungan Puslitbang SDA ditargetkan dapat menghasilkan 6 (enam) output dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Administrasi kesatkeran ini dilaksanakan selama 12 bulan layanan manajemen oleh setiap satuan kerja yang terdiri dari: a. Rekapitulasi Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM). Proses SPP dan SPM yang dilaksanakan oleh masing-masing satuan kerja selama 12 (duabelas) bulan adalah sebagai berikut: Satker Pusair (2.939 lembar), Satker Balai Litbang Sungai (455), Sabo (255), Rawa (296), dan Pantai (372); b. Pembukuan Perbendaharaan;
134
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
c. Revisi Anggaran. Proses revisi yang dilaksanakan oleh masing-masing satuan kerja adalah sebagai berikut: pada tingkat KPA Satker Pusair (7 kali), Balai Litbang Sungai (3 kali), Rawa (3 kali), Pantai (3 kali), dan Sabo (2 kali). d. Sosialisasi, Diskusi, Koordinasi dan Evaluasi Kegiatan Kesatkeran (oleh Bagian Keuangan dan Umum) telah dilaksanakan adalah rapat bulanan internal satker Pusair sebanyak 8 (delapan) kali, sedangkan diskusi dan koordinasi dengan balai luar kota telah dilaksanakan sebanyak 5 (lima) kali yaitu ke Balai Pantai, Balai Sungai, Balai Sabo, Balai Irigasi, dan Balai Rawa; dan e. Rekapitulasi / Administrasi Pembukuan Pengadaan Barang dan Jasa.
4.3.5.10 Output Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Pengembangan sarana dan prasarana litbang ditargetkan dapat menghasilkan 9 (sembilan) dokumen dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Bidang Sumber Daya Kelitbangan menghasilkan 4 (empat) dokumen output Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang yang terdiri dari: 1. Dokumen Peningkatan Sarana Kelitbangan diantaranya Dokumen Peningkatan Kompetensi Laboratorium, Dokumen Akreditasi Lembaga Inspeksi, Dokumen Penerapan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001) dan Dokumen Paten, mencakup: a. Peningkatan kompetensi Laboratorium ISO 17025: pendaftaran akreditasi dan pelaksanaan asesmen laboratorium, survailen akreditasi laboratorium, uji profisiensi laboratorium, fasilitasi administrasi dan pembiayaan LPUP Balai LK, persiapan akreditasi laboratorium, dan pembuatan profil laboratorium di lingkungan Pusat Litbang SDA. b. Peningkatan kompetensi personel pengelola laboratorium: Pengukuran kepuasan pelanggan (40 peserta), Estimasi ketidakpastian pengukuran (25 peserta), dan kesehatankeselamatan kerja laboratorium (30 peserta). c. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pembuatan struktur organisasi; finalisasi, pengesahan dan pendistribusian dokumen SMM; pelaksanaan Audit Internal ISO 9001; pendampingan persiapan dan pelaksanaan survailen; dan pelaksanaan tinjauan manajemen; serta peningkatan kompetensi personel SMM melalui refreshment auditor (28 peserta) dan pemahaman SNI ISO 9001:2015 (38 peserta). d. Penerapan Lembaga Inspeksi ISO 17020: Pelaksanaan audit internal, pelaksanaan tinjauan manajemen, pelaksanaan asesmen re-akreditasi Lembaga Inspeksi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), peningkatan kompetensi personel lembaga inspeksi (29 peserta) e. Fasilitasi Hak atas Kekayaan Intelektual / HAKI (Paten): Inventarisasi usulan paten tahun 2016; koordinasi dengan Ditjen HKI terkait status pendaftaran paten Puslitbang SDA 2012-2015; dan pelaksanaan drafting paten bekerjasama dengan Ditjen Paten Kementerian Hukum dan HAM. Tabel 4.26 Daftar Paten dan Proses Paten Hasil Litbang SDA sampai Tahun 2016
No
Nama Invensi
1.
Pintu Air Berbahan Fiberglass dengan Tonjolan pada Bagian Bawahnya untuk Meredam Aliran Turbulensi.
AKUNTABILITAS KINERJA
Unit Balai Irigasi
Status Paten Sederhana (ID S0001220) 3 Desember 2012
Keterangan Sudah mendapat sertifikat Paten
135
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No
Nama Invensi
2.
Sprinkler dengan Debit Kecil yang dapat Mengotimalkan Keseragaman dan Jarak Pancaran Box Tersier Ferosemen Pra-Cetak
Balai Irigasi
4.
Sprinkler yang dapat Memancarkan Cairan secara Merata
Balai Irigasi
5.
Metode Pengolahan Limbah Cair untuk Mengendalikan Zat-Zat Beracun dan Berbahaya yang Terkandung dalam Limbah Hasil dari Laboratorium Pengujian Kualitas Air Metode Pencegahan Pencemaran Air Tanah Akibat Sumur Resapan Air Hujan dan Produknya.
Balai Lingkungan Keairan
7.
DAM Aerator untuk Perbaikan Kualitas Air Permukaan pada Sungai dan Saluran Irigasi,
Balai Lingkungan Keairan
8.
Metode dan Peralatan Pengolahan Air Irigasi untuk Menghasilkan Air Baku yang Bersih
Balai Lingkungan Keairan
9.
Kincir Air yang Disempurnakan
Balai BHGK
10.
Metode dan Peralatan Pembuatan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan untuk Penyediaan Air Baku
Balai HITA
11.
Metode dan Peralatan untuk Pencegahan terhadap Erosi Garis Pantai
Balai Pantai
12.
Alat Pembuat Bunyi Tanda Peringatan Dini Banjir yang Disempurnakan
Balai Sabo
13.
Revetmen Pengaman Pantai dari Susunan Armor Blok Beton Berkait
Balai Pantai
14.
Metode Penurunan Zat Pencemar Organik dengan Bioremediasi oleh Bakteri Indigenous
Balai Lingkungan Keairan
3.
6.
136
Unit
Balai Irigasi
Balai Lingkungan Keairan
Status
Keterangan
Paten Sederhana (ID S0001216) 18 November 2012 Paten (ID P0033944) 19 Juni 2013 Paten (ID P0027768) 8 Maret 2011 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 6 Maret 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 6 Maret 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 28 Agustus 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 8 Mei 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 8 Mei 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 6 Maret 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012 Publikasi: 27 November 2014 Pendaftaran: 7 Agustus 2012
Pendaftaran: 13 Desember 2013 Publikasi: 19 Juni 2015 Pendaftaran: 13 Desember 2013 Publikasi: 19 Juni 2015
dari Ditjen HKI (Pemeliharaan)
Pemeriksaan Substantif (Batas pengajuan pemeriksaan Paten paling lambat 3 tahun sejak penerimaan permohonan)
Pemeriksaan oleh Ditjen HKI: belum memenuhi persyaratan formalitas Proses selanjutnya: Pemeriksaan Substantif (Batas pengajuan paling lambat 3 tahun)
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No
Nama Invensi
15.
Bangunan Pemecah Gelombang Ambang Rendah dari Karung Geotekstil untuk Pengendali Erosi Pantai
Balai Pantai
16.
Metode Perbaikan Kualitas Air Baku Tercemar Limbah Penduduk menggunakan Taman Ekoteknologi (Ekotek Garden) Saringan Tetes Bertingkat dan Beraerasi (EGA Sattira) untuk dimanfaatkan Kembali dan Produk yang Terkait dengan Invensi ini Metode Mengurangi Limpasan Air Permukaan pada Permukiman dan Perkotaan secara Tegak dan Mendatar yang Ramah Lingkungan dan Produk yang terkait dengan Inevensi ini Metode Penerapan Blok Beton Kubus Kaki Enam dalam Penanggulangan Masalah Gerusan Lokal dan Penurunan Dasar Sungai Proses Pengolahan Air Baku dengan Kadar Warna dan Organik Tinggi menjadi Air Bersih yang Terpadu dan Hemat Lahan beserta Produk yang terkait dengan invensi ini Sistem Manajemen Operasi Irigasi Berbasis Website (SMOI)
Balai Lingkungan Keairan
17.
18.
19.
20.
Unit
Status
Pendaftaran: 10 Maret 2015 Publikasi: 18 November 2016
Balai BHGK
Pendaftaran: 10 Maret 2015 Publikasi: 18 November 2016 Pendaftaran: 18 Februari 2016
Balai Irigasi
Keterangan
Pendaftaran: 13 Desember 2013 Publikasi: 19 Juni 2015 Pendaftaran: 13 Desember 2013 Publikasi: 19 Juni 2015
Balai Lingkungan Keairan
Balai Lingkungan Keairan
2016
Dalam proses publikasi (Persyaratan Formalitas telah terpenuhi)
Proses Pemeriksaan Persyaratan Formalitas
Pendaftaran 18 Februari 2016
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan (2016)
2. Dokumen Penyelenggaraan Perpustakaan yang diantaranya mencakup: pelaksanaan update data koleksi dan usulan pengadaan buku perpustakaan(7.641 buku, 12.619 majalah, dan 4.473 laporan penelitian), pemeliharaan fasilitas perpustakaan (fumigasi pada bulan Juli 2016), pembuatan produk perpustakaan (Dokumen Buku Bijak SDA, Dokumen Guntingan Berita, dan Dokumen Info Perpustakaan), pembinaan terhadap perpustakaan balai litbang irigasi, sabo, sungai, pantai dan rawa; koordinasi dengan perpustakaan Kementerian PUPR dan migrasi SIMPUSTAKA ke SliMS (Senayan Library Management System) dan melaksanakan sebagian digitalisasi buku-buku perpustakaan. Adapun tingkat kepuasan pelanggan perpustakaan tahun 2016 adalah 67%. 3. Dokumen Penyusunan Jurnal dan Pencetakan Buku Produk litbang diantaranya: Jurnal Sumber Daya Air (Vol 12 Nomor 1, Mei 2016 dan Vol 12 Nomor 2, November 2016) dan Jurnal Teknik Hidraulik (Vol 7 Nomor 1, Juni 2016 dan Vol 7 Nomor 2, Desember 2016). Selain itu, telah dilakukan pendaftaran ISSN Jurnal SDA versi elektronik (e-ISSN). 4. Dokumen Pengadaan Sistem Simulasi 3D, yang mencakup proses pengadaan dan instalasi alat pendukung laboratorium. Balai Litbang Irigasi menghasilkan 1 (satu) dokumen Penyelenggaraan Perpustakaan dan Penerbitan Jurnal dan Buku. a. Penyelenggaraan perpustakaan berupa inventarisasi tambahan koleksi perpustakaan (259 buku referensi, 2.470 buku monograf, 97 jurnal dan majalah, 84 laporan 14 prosiding, 50
AKUNTABILITAS KINERJA
137
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
modul, 16 panduan, dan 11 peraturan). Adapun pada tahun 2016 telah diterima tambahan sebanyak 27 judul buku dan 47 eksemplar SNI bidang PUPR terbaru. Sementara kegiatan fumigasi telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016. b. Kegiatan penerbitan Jurnal Irigasi terlaksana 2 (dua) kali untuk Volume 11 Nomor 1 (6 makalah) dan 2 (7 makalah); Balai Litbang Sungai menghasilkan 1 (satu) dokumen Penyelenggaraan Perpustakaan dan Penerbitan Jurnal dan Buku. Terkait penyelenggaraan perpustakaan mencakup: Layanan perpustakaan, inventarisasi koleksi perpustakaan (394 buku, 80 majalah, 978 laporan penelitian dan 194 jurnal ASCE), pembuatan produk perpustakaan (kliping guntingan berita dan berita pustaka) dan fumigasi. Sedangkan terkait penerbitan jurnal dan buku: Tersusunnya satu Nomor Jurnal Teknologi Sumber Daya Air, sampai november baru review 1 makalah. Pada kegiatan Penyelenggaraan Perpustakaan dan Penerbitan Jurnal dan buku ini kendala yang dihadapi adalah minimnya mencari makalah yang akan dijadikan bahan untuk pembuatan jurnal, sehingga pelaksanaan kadang harus mundur dari jadwal yang telah ditentukan. Pemecahan masalah, melakukan publikasi pada universitas terdekat dan mendorong para calon peneliti, peneliti, calon perekayasa dan perekayasa di lingkungan Balai Sungai untuk memenulis makalah. Satker Litbang Sabo mengasilkan 2 (dua) dokumen output yang terdiri dari: 1. Dokumen Penyelenggaraan Perpustakaan dan Penerbitan Jurnal dan Buku meliputi pengelolaan koleksi (338 buku, 161 majalah, dan 707 laporan penelitian); upload 70 judul buku ke dalam katalog online web perpustakaan Balai Litbang Sabo; Pembuatan gunting berita kebencanaan edisi X (Januari – Juni) dan XI (Juli – Desember); kegiatan fumigasi (Januari 2016, volume 288m3); dan peningkatan SDM pengelola perpustakaan yang dilaksanakan oleh Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR (Bimbingan Teknis, 29 April 2016), maupun yang diselenggarakan oleh Bidang SDK (SLiMS, 14 September 2016). 2. Dokumen Pengadaan (langsung) Peralatan Laboratorium (SPK: Rp197.637.000, CV Nusantek Refrigerasi) masing-masing 1 (satu) unit berupa: Repeater GPS GNSS Merk Topcon Tipe SRL35; Vacuum Cleaner Portable; Alat Pembuat Model (Sander Listrik, Planer Listrik, Gergaji Jigsaw Listrik, Straight Grinder, Gergaji Saber Listrik dan Mesin Bor Listrik); GPS Android Base; Mikroskop Portable Digital (Celestron); dan (6 unit) Alat Pendingin Ruangan Kapasitas 2PK untuk Ruang Laboratorium. Balai Litbang Rawa menghasilkan 1 (satu) dokumen Operasional dan Pemeliharaan Kapal HATIGA yang mencakup: a. Pembayaran sewa tambat kapal HATIGA selama 12 (duabelas) bulan. b. Pemeliharaan peralatan dan mesin kapal HATIGA selama 12 (duabelas) bulan berupa: pembelian BBM (Februari: 609,75 liter, April: 1.316,01 liter, Juli: 1.367 liter, dan September: 758 liter); ganti oli sebanyak 1 (satu) drum, perbaikan dinamo mesin induk, selenuit, busing, melilit armature, kolektur, rotor, setting dan las blehdes; perbaikan dinamo mesin listrik; pembelian accu N-200; dan overhaul seperti kalibrasi kit repair, conrod bearing, main bearing, sealassy C/shaft, shield, gasket, grp cyl/head, dan king piston ass.
138
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
c. Rehabilitasi kapal HATIGA berupa pengecatan ruang dapur, kamar mandi, deck depan, deck belakang, deck 1, deck 2, kamar ruang atas dan bawah, perbaikan dapur dan kamar mandi, serta perbaikan speedboat. Terkait dengan pengelolaan perpustakaan Balai Litbang Rawa telah menginventarisasi 369 buku / SNI, 163 majalah, dan 235 laporan penelitian.
4.3.5.11 Output Layanan Perkantoran Layanan perkantoran ditargetkan dapat terpenuhi selama 12 bulan dan dapat terlaksana 100%. Adapun cakupan untuk masing-masing Satuan Kerja adalah sebagai berikut: Pembayaran Gaji dan Tunjangan, Tunjangan Kinerja dan Lembur, Perawatan Gedung Kantor, Perbaikan Peralatan Kantor, Pengadaan Perlengkapan Kantor, Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4 / 6 / 8 / 10, Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2, Perawatan Sarana dan Prasarana Gedung, Langganan Daya dan Jasa, Pengiriman Jasa Pos dan Giro, Operasional Perkantoran dan Pimpinan, Honorarium Satpam, Cleaning Service, Pramubakti, Supir dan Dokter, serta Pengadaan Pakaian Seragam Pegawai. Khusus Satuan Kerja Pusair dengan tambahan Honoraroim Dokter dan Penyelenggaraan Poliklinik / Obat-obatan, serta Satuan Kerja Balai Litbang Sungai dengan tambahan Makanan / Minuman Penambah Daya Tahan Tubuh.
4.3.5.12 Output Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Peralatan dan fasilitas perkantoran ditargetkan melalui pengadaan sebanyak 18 (delapan belas) unit dan dapat tercapai sepenuhnya (100%) pada akhir tahun 2016. Jumlah tersebut merupakan gabungan dengan Perangkat pengolah data dan komunikasi yang pada Perjanjian Kinerja sebelumnya berada dalam kelompok output yang berbeda. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Bagian Keuangan dan Umum menghasilkan 5 (lima) dokumen output pengadaan sarana dan prasaran perkantoran, mencakup: 1. Perlengkapan Sarana Gedung (Kontrak Rp549.312.500; CV Duta Sentosa Mandiri), terdiri dari: AC Split 2,5PK (2 unit); AC Split 1PK (5 unit); LED TV 40” (1 unit); LED TV 43” (2 unit); LED TV 55” (1 unit); Paket Sound System (1 set); Projector (6 unit); Portable Projector (2 unit); Kamera Digital (3 unit); Kamera Pocket (1 unit); GPS (1 unit); Mesin Fotovopy (1 unit); Mic Wired (2 unit); Mic Wireless Headset (2 unit); HT (5 unit); dan Paket Conference (1 set). 2. Meubelair (SPK: Rp198.236.500; CV Guna Jaya), terdiri dari: Lemari File (3 buah); Lemari Type 1 (6 buah); Lemari Type 2 (9 buah); Kursi Susun (20 buah); Kursi Kerja (6 buah); Meja Kerja (5 buah); dan Kursi Ruang Tunggu (1 set). 3. Pengadaan Buku Perpustakaan (SPK: Rp112.083.400; CV Ginajaya) yang terdiri dari 11 (sebelas) judul buku. 4. Pengadaan Trafo (SPK: Rp209.000.000; PT Menara Citra Utama) dan Gardu Listrik (SPK: Rp199.172.000; CV Kembar Abadi) 5. Pengadaan Alat Pengolah Data (Kontrak Rp380.000.000; CV Nusantara Teknik), terdiri dari: PC AIO (3 unit); PC Desktop i7 (5 unit); PC Desktop i5 (8 unit); Scanner A3 (2 unit); UPS1 (1 unit); SSD card (2 buah); Printer A3 (5 unit); Printer A4 Laser (2 unit); Printer A4 inkjet (8 unit); Laptop
AKUNTABILITAS KINERJA
139
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
(1 unit); UPS2 (1 unit); Harddisk external 2 TB (2 buah) dan 1 TB (5 buah); DVD Eksternal (1 unit); Voice Recorder (2 unit); dan Wireless Pointer (2 buah). Balai Litbang Irigasi menghasilkan 2 (dua) output melalui kegiatan berupa: 1. Pengadaan Air Condition (AC), Audio dan Alat Pemadam Kebakaran melalui penunjukkan langsung kepada: PT. Bintang Purnama (KU.02.03/P.05/SPK/Satker-BLTI/I/2016 tanggal 25 Januari 2016) dengan Nilai SPK: Rp.127.687.000,- yang terdiri dari: Air Condition (AC) Split spesifikasi 2 PK sebanyak 10 unit; Audio terdiri Wireless Michrophone Set, Mixer, Power Amplfier, Speaker sebanyak 3 unit; dan Alat Pemadam Dry Cemical Fire Extinguisher YA-20L 6 Kg sebanyak 11 unit. 2. Pengadaan Alat Pengolah Data yang terdiri dari Personal Computer (PC) sebanyak 12 unit telah dilakukan pengadaan secara penunjukan langsung kepada PT. Domas (KU.02.03/P.04/SPK/SatkerBLTI/I/2016 tanggal 25 Januari 2016) dengan Nilai SPK: Gambar 4.86 Pengadaan PC Balai Litbang Rp.155.940.000,Irigasi Tahun 2016
Balai Litbang Sungai menghasilkan 4 (empat) output melalui kegiatan berupa: 1. Pengadaan Meubelair, total berjumlah 62 unit yang terdiri dari: Lemari arsip besi pintu geser kaca; Lemari Laboratorium; Locker 1 pintu; Locker 4 pintu; Kursi kerja Kecil; Kursi Kerja Besar; Sofa Tamu; Meja Tamu; Wire rack set; Locker 6 pintu; dan Meja Kerja. 2. Pengadaan Perlengkapan Sarana Gedung, sebanyak 12 unit alat dan 1 set alat keamananyang terdiri dari: Air Conditioner 1,5 PK; Tangga Aluminium Panjang; Tangga Aluminium Pendek; Water heater; Rollerblind; TV LED 55 inch; Handy Talky; Lemari Pendingin / Kulkas; Pompa air; dan Gergaji Mesin. 3. Pengadaan Buku-Buku Perpustakaan, sebanyak 17 judul dengan masing-masing 1 (satu) buku yaitu: Fluvial Forms and Processes (David Knighton); Fluvial Remote Sensing for Science and Management; Sediment Dynamics and the Hydromorphology of Fluvial Systems; Fluvial Processes In Dryland Rivers(William L. Graf); Fluvial Hydrodynamics (Subhasish Dey); Fundamentals of Fluvial Geomorphology (Charlton); The Fluvial System (Stanley A. Schumm); River Flow 2004 Volume 1 dan 2; An Intrudoction to Hydraulics of Fine Sediment Transport (Ashish J. Mehta); Fluvial Depositional Systems (Andrew Miall); Remote Sensing and GIS Integration (Qihao Weng); River Processes (Andre Robert); Geomorphic Analysis of River Systems (Kirstie A. Fryirs and Gary J. Brierley); River Degradation: Issue and Challenges; Simplified Models for Morphological Evolution of Rivers and Lagoons; Fluvial Hydrosystems (G. E. Petts and C. Amoros); dan Long Term Hillslope and Fluvial System Modelling (Andreas Lang, Kirsten Hennrich and Richard Dikau). 4. Pengadaan Alat Pengolah Data, sebanyak 27 unit yang terdiri dari: Desktop PC Intel Core i3; UPS 650 VA; Notebook Lenovo G40-80; Printer Warna A3; Printer Warna A4; Printer Laser Jet Mono A4; Scanner A4; Mesin Fax; dan Telepon Single Line (PABX).
140
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Balai Litbang Sabo menghasilkan 2 (dua) output melalui kegiatan berupa: 1. Pengadaan perangkat pengolah data (SPK: Rp68.313.000, CV Nusakomunika Sejahtera)) berupa: Telephone PABX beserta instalasinya (1 unit); AC 1,5PK untuk Ruang pengolah data dan pemasangannya (5 unit); Printer Wifi all in one (1 unit) dan Printer Inkjet (1 unit) 2. Penambahan Daya Listrik Balai Litbang Pantai menghasilkan 2 (dua) output melalui kegiatan berupa: 1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Peralatan Sarana Perkantoran berupa Meubelair (SPK: Rp194.410.000; CV Makmur Jaya) yang terdiri dari: Kursi Kerja (8 buah); Kursi Rapat (16 buah); Lemari Arsip (10 buah); Lemari Arsip Tipe 2 (5 buah); Filling Cabinet (10 buah); Meja Kerja (9 buah); Meja Rapat (2 buah); dan Mobile File (1 buah). 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Peralatan Sarana Kantor berupa Peralatan Pengolah Data (SPK: Rp105.000.000; CV Integrasi Solusi Inovatif) mencakup: Laptop (2 unit); Laptop Toughbook (1 unit); PC Desktop (1 unit); dan Kamera (1 unit). Balai Litbang Rawa menghasilkan 3 (tiga) output melalui kegiatan berupa: 1. Perlengkapan Kantor, yaitu 1 (satu) unit brankas dengan tinggi 121 meter dan kapasitas 60 liter. 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Gedung, berupa: pemadam api otomatis (8 unit) dengan spesifikasi saat ampul BONET pecah pada suhu 290-360 derajat; CCTV (1 unit / 8 pcs); pemadam api tabung gas 3Kg (7 unit); dan selang pemadam kebakaran (2 set). 3. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi, berupa: Printer portable (2 unit); Laptop i7 Display 15,6HD (1 unit); dan PC Desktop i7 Windows 8.1 (2 unit).
4.3.5.13 Output Gedung / Bangunan Gedung dan bangunan ditargetkan dapat menghasilkan output seluasi 109 m2 melalui pelaksanaan kegiatan di Balai Litbang Sungai dan dapat tercapai sepenuhnya (100%), yang mencakup: 1. Penyelenggaraan Laboratorium Balai Sungai, yaitu Pembuatan Saluran Pembagi Debit Laboratorium.
Gambar 4.87 Saluran Pembagi Debit Laboratorium Balai Litbang Sungai (Tampak depan dan Samping)
AKUNTABILITAS KINERJA
141
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2. Pengadaan Tambah Daya Listrik, dengan tujuan menjamin kelancaran penggunaan peralatan elektronik sehingga menambah daya dukung layanan kantor di 2 (dua) titik sebesar 41.500 VA dan 23.000 VA.
4.4
Capaian Kinerja Terhadap Rencana Jangka Menengah
Pelaksanaan kinerja Pusat Litbang SDA pada 2 (dua) tahun awal perencanaan jangka menengah (Rencana Strategis 2015-2019) dapat memenuhi target sasaran yang telah ditetapkan (bahkan sejumlah indikator menunjukkan pencapaian yang cukup signifikan). Namun, hal tersebut tidak terlepas dari kondisi penyesuaian dokumen Rencana Strategis yang beberapa kali mengalami revisi sampai dengan perubahan struktur output. Berikut ini adalah capaian kinerja outcome sebagai kontribusi kepada Badan Litbang terhadap target jangka menengah atau rencana strategis: Tabel 4.27 Capaian Kinerja Outcome Terhadap Rencana Strategis 2015-2019
No
1
2
Sasaran Strategis/Program Meningkatnya Inovasi Teknologi Terapan Bidang PUPR Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi Kebijakan
Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Stakeholder
Indikator Kinerja
Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang Termanfaatkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium
Capaian 2015 2016
Target 2015-2019
Total
20
6
46
10 12
Unit
Unit
Unit
Unit
82%
84,14%
89,33%
89,33%
82%
-
-
-
82%
76,62%
78,76%
78,76%
-
Sumber: Pengolahan Data Kinerja (2016)
Adapun capaian kinerja output Pusat Litbang SDA terhadap perencanaan jangka menengah adalah sebagai berikut: Tabel 4.28 Capaian Kinerja Output Terhadap Rencana Strategis 2015-2019
No
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja
1
Teknologi Terapan - Jumlah Teknologi (Dari Komponen Teknologi : Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0) Rekomendasi Kebijakan Dan Pemanfaatan Teknologi 1. Jumlah Naskah Kebijakan 2. Jumlah Perumusan SPM (R-3)
2
142
Capaian 2015 2016
Satuan
Target
Teknologi
49
7
Naskah Naskah
6 51
5 11
2015-2019
Total
%
4
11
22,45
1 12
6 23
100 45,10
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No 3
4
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) - Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Layanan Teknis dan Alih Teknologi 1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran 2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis 3. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium 4. Jumlah Layanan Data dan Informasi
5
5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Layanan Dukungan Manajemen 1. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan 2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan 4. Jumlah Pengelolaan BMN 5. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kehumasan 6. Jumlah Pengembangan SDM 7. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian 8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama 9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI 10. Jumlah Administrasi Kesatkeran 11. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang 12. Jumlah Layanan Perkantoran 13. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 14. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan
Capaian 2015 2016
Satuan
Target
Unit
25
-
10
2016
Total
%
2
2
8,00
5
2
7
70,00
61
31
82
113
185,25
42
10
8
18
42,86
2015-2019
Proseding DSP Rekomendasi Teknis Laporan Hasil Uji DataInformasi Miliar Rupiah
46
9
13
22
47,83
13,026
2,122
1,647
3,769
28,93
Dokumen
32
8
6
14
43,75
Dokumen
6
2
1
3
50,00
Dokumen
21
12
6
18
85,71
Dokumen
15
6
6
12
80,00
Dokumen
10
6
1
7
70,00
Dokumen
6
1
2
3
50,00
Dokumen
14
5
6
11
78,57
Dokumen Dokumen Dokumen
5 3 31
1 7
1 6
2 13
40,00
Dokumen
55
21
9
30
54,55
Bulan Layanan
60
12
12
24
40,00
Unit
54
16
18
34
62,96
M2
8.936
4.030
109
4.139
46,32
41,94
Sumber: Pengolahan Data Kinerja (2016)
Berdasarkan tabel tersebut baik outcome maupun output Puslitbang SDA masih tercapai sesuai rencana, bahkan output Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis sudah melampaui target 5 (lima) tahunan. Sementara itu, Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) perlu mendapatkan perhatian disebabkan 2 (dua) tahun terakhir tidak mampu mencapai target, terutama pada tahun 2016.
AKUNTABILITAS KINERJA
143
2016 4.5
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Realisasi Anggaran
Menurut Munandar (2000), anggaran (budgeting) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
4.5.1 Perbandingan Kinerja Keuangan Dibandingkan dengan periode tahun 2010-2014, maka anggaran tahun 2016 sebagai tahun kedua perencanaan jangka menengah 2015-2019, Pusat Litbang SDA langsung mendapatkan anggaran yang mengalami peningkatan signifikan dibandingkan pagu anggaran tahun sebelumnya (2015). Sebagaimana telah diuraikan pada Bab III: Kapasitas Orgnaisasi, Puslitbang SDA pada DIPA Awal (APBN) 2016 mempunyai pagu Rp156.000.000.000,- dan kemudian bertambah melalui APBN-P 2016 menjadi Rp166.175.206.000,Puslitbang SDA dari tahun ke tahun (2013-2015) berada ditengah trend peningkatan alokasi anggaran dan kemampuan penyerapannya. Pada tahun 2016 kembali terjadi peningkatan alokasi anggaran signfikan, namun penyerapan / realisasi anggarannya berbanding terbalik, walaupun masih lebih baik apabila dibandingkan dengan penyerapan tahun 2012 (86,62%). Kinerja dan tingkat penyerapan keuangan / realisasi anggaran tahun 2016, berdasarkan e-Monitoring Kementerian PUPR per tanggal 10 Januari 2016, Pusat Litbang SDA mampu menyerap sebesar Rp152.266.686.000,- dari alokasi Rp166.175.000.000,- atau sebesar 91,63%. Besaran tersebut sedikit berada diatas serapan Badan Litbang yang hanya sebesar 91,57%. 180
100,00
160
90,00
140
80,00
Miliar Rupiah
60,00
100
50,00 80
40,00
60
30,00
40
20,00
20
10,00
-
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Pagu
148.089.154.000
142.033.673.000
140.456.187.000
147.455.481.000
148.500.000.000
166.175.206.000
Realisasi
140.111.995.000
123.025.055.000
134.416.926.000
143.074.609.000
144.730.453.000
152.266.686.000
94,61
86,62
95,70
97,03
97,46
91,63
Persentase
Persentase (%)
70,00
120
-
Sumber: LKIP Puslitbang SDA 2014 (2010-2015) dan e-Monitoring (10 Januari 2017)
Gambar 4.88 Grafik Pagu dan Realisasi Tahun 2011-2016
Adapun perbandingan komposisi anggaran pada tahun 2016 berdasarkan jenis belanja, dibandingkan dengan komposisi tahun 2014-2015 berikut kinerja penyerapannya adalah sebagai berikut:
144
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Tabel 4.29 Perbandingan Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA 2014-2016 (Berdasarkan Jenis Belanja) Tahun 2014 2015 2016
Pegawai
Rencana Penyerapan Rencana Penyerapan Rencana Penyerapan
28.102.764 91,82% 43.081.115 98,17% 43.204.731 97,92%
Belanja (Rp Ribuan) Barang Modal 77.383.381 97,47% 81.935.267 97,01% 108.841.533 88,54%
41.969.336 99,70% 23.483.618 97,75% 14.128.942 96,10%
Sosial
Pagu Total
-
147.455.481 97,03% 148.500.000 97,46% 166.175.206 91,63%
Sumber: e-Monitoring (10 Januari 2017)
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa alokasi belanja pegawai pada tahun 2016 mengalami peningkatan signifikan, dibandingkan dengan tahun 2014 dan 2015. Demikian pula dengan komposisi belanja barang tahun 2016 yang meningkat sangat signifikan, sementara belanja modal pada tahun 2016 mengalami penyusutan dalam 3 tahun terakhir. Sebaran alokasi dan capaian/realisasi keuangan dan fisik satuan kerja di lingkungan Pusat Litbang SDA pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.30 Realisasi Keuangan dan Fisik Satuan Kerja (e-Monitoring) Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6
Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air di Bandung Balai Litbang Irigasi di Bekasi Balai Litbang Sabo di Yogyakarta Balai Litbang Sungai di Surakarta Balai Litbang Pantai di Buleleng Balai Litbang Rawa di Banjarmasin Total Pusat Litbang SDA
Pagu DIPA
Pagu Blokir
Realisasi Keuangan (Rp Ribuan)
Fisik
99.773.758
185.266
87.910.197
88,11
91,48
14.606.621 15.383.137 13.974.061 13.434.994 9.002.635
101.856 168.222 60.000 484.656
14.100.018 15.205.735 13.652.776 13.085.132 8.312.828
96,53 98,85 97,70 97,40 92,34
100 100 100 97,55 100
166.175.206
1.000.000
152.266.686
91,63
94,69
Sumber: e-Monitoring (10 Januari 2017)
Satuan Kerja Balai Litbang Sabo mampu merealisasikan anggaran tertinggi (98,85%) dengan kinerja fisik 100%, diikuti kemudian oleh Satuan Kerja Balai Litbang Sungai. Sementara Pusat Litbang SDA Bandung hanya mampu menyerap anggaran 88,11% dan realisasi fisik 91,48% dengan diikuti oleh Balai Litbang Rawa (92,34%) namun mampu menyelesaikan fisiknya 100%.
4.5.2 Kendala yang Dihadapi dalam Pencapaian Kinerja Keuangan Dalam pelaksanaan pencapaian kinerja keuangan, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi sehingga ikut berdampak pada kinerja fisik sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Kendala tersebut diantaranya:
AKUNTABILITAS KINERJA
145
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Hal itu disebabkan karena terdapat kegiatan Jasa Layanan Litbang Bidang SDA yang hanya mampu meralisasikan anggaran dan fisik sebesar 72,25% (Penerimaan PNBP jauh dari target yang direncanakan sebagaimana telah diuraikan pada subbab 4.3.4.5 Output Layanan Jasa Litbang / PNBP), selain itu terdapat kegiatan yang bersumber dari loan, yaitu: -
-
4.6
Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Hidrologi Milik BBWS/BWS (WISMP) baru mampu merealisasikan anggaran 78,78% dan fisik 84,53%. Hal ini disebabkan karena masuk dalam kegiatan APBN-P yang baru disahkan pada bulan Agustus 2016 dan pelaksanaannya harus menyesuaikan dengan standar Worldbank, sehingga baru dapat terkontak pada tanggal 10 Oktober 2016. Kaji Ulang Masterplan Pengendalian Banjir di Cisadane - Jakarta - Bekasi (JUFMP) yang belum menyerap anggaran ataupun merealisasikan kinerja fisiknya. Sebagaimana dengan kegiatan WISMP, namun baru akan terkontrak pada tahun 2017. Sebelumnya telah diupayakan untuk melakukan revisi anggaran sebanyak 2 (dua) kali pada tingkat Direktorat Jenderal Anggaran, namun tidak dapat diproses sampai dengan berakhirnya tahun 2016.
Analisis Efisiensi dan Efektivitas Kinerja
Menurut Soekarno K. (1986), yang dimaksud dengan efisiensi ialah perbandingan yang terbaik antara masukan (“input”) dan keluaran (“output”), atau antara daya usaha dan hasil, atau antara “pengeluaran” dan “pendapatan.” Dengan demikian, efisiensi dapat dihitung dengan membandingkan input dan output dari suatu aktifitas organisasi. Adapun tingkat efisiensi terhadap penggunaan sumber daya dalam LKIP Pusat Litbang SDA tahun 2016 diukur pada input berupa penggunaan anggaran saja dengan output yang dihasilkan atau perhitungan harga per output yang dibandingkan antara perencanaan awal dengan realisasi pada akhir tahun. Dalam melaksanakan sasaran kinerja pada tahun 2016, berdasarkan target output yang ditetapkan dan alokasi anggaran yang tersedia sebagai input, maka dapat terlihat perbandingan pencapaian data kinerjanya sebagai berikut:
146
AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 4.31 Perbandingan Input, Output, dan Harga setiap Output pada RKT, PK dan Capaian/Realisasi Pusat Litbang SDA tahun 2016 No
1
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Kegiatan
3
4
Rekomendasi Kebijakan Dan Pemanfaatan Teknologi 1. Jumlah Naskah Kebijakan 2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) - Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Layanan Teknis dan Alih Teknologi 1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran 2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis 3. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium 4. Jumlah Layanan Data dan Informasi
5
Input
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Teknologi Terapan - Jumlah Teknologi (Dari Komponen Teknologi : Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0)
2
Satuan
5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Layanan Dukungan Manajemen 1. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan
RKT (Rp. Ribuan) Target Harga Per Output
156.000.000
PK Revisi (Rp. Ribuan) Input Target Harga Per Output 166.175.206
Realisasi (Rp. Ribuan) Input Capaian Harga Per Output 152.266.686
Teknologi
46.055.196
4
11.513.799
52.500.403
4
13.417.822
44.530.874
4
11.132.719
Naskah Naskah
510.000 2.968.746
1 10
510.000 296.875
510.000 2.818.635
1 10
510.000 234.886
464.661 2.767.073
1 12
464.661 230.589
Unit
2.024.820
2
1.012.410
2.581.936
2
1.290.968
2.410.184
2
1.205.092
Proseding DSP
2.004.640
2
1.002.320
1.497.691
2
748.846
1.464.592
2
732.296
1.250.000
32
39.063
1.933.523
34
56.868
1.920.954
82
23.426
4.253.214
8
531.652
4.075.758
8
509.470
4.023.628
8
502.953
9.012.025
13
693.233
13.480.415
13
946.887
10.960.684
13
843.130
Miliar Rupiah
2.246.250
2,292
0,98
2.246.250
2,292
0,98
1.613.633
1,647
Dokumen
2.434.808
6
405.801
2.307.503
6
388.611
2.223.069
6
Rekomendasi Teknis Laporan Hasil Uji DataInformasi
0,98
370.512
No
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Kegiatan 2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan 4. Jumlah Pengelolaan BMN 5. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kehumasan 6. Jumlah Pengembangan SDM 7. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian 8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama 9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI 10. Jumlah Administrasi Kesatkeran 11. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang 12. Jumlah Layanan Perkantoran 13. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 14. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan Sumber: Pengolahan Data Kinerja (2016)
Satuan Input
RKT (Rp. Ribuan) Target Harga Per Output
PK Revisi (Rp. Ribuan) Input Target Harga Per Output
Realisasi (Rp. Ribuan) Input Capaian Harga Per Output
Dokumen
1.965.000
1
1.965.000
2.118.209
1
2.118.209
1.998.954
1
1.998.954
Dokumen
1.144.986
6
190.831
900.326
6
146.028
865.839
6
144.307
1.250.312
6
208.385
1.127.392
6
187.899
700.000
1
700.000
567.140
1
567.140
2.128.071
2
1.069.036
2.101.922
2
1.050.961
1.067.308
6
178.935
1.032.970
6
172.162
Dokumen 1.895.722
7
270.817
3.192.418
8
399.052
Dokumen
700.000
1
700.000
627.541
1
627.541
624.466
1
624.466
Dokumen Dokumen
2.347.845
6
391.308
2.112.625
6
352.104
2.098.311
6
349.719
Dokumen
4.540.966
9
504.552
4.343.892
9
480.844
4.188.750
9
465.417
Bulan Layanan
64.614.402
12
5.384.534
63.766.960
12
5.313.913
62.112.083
12
5.176.007
Unit
2.496.527
16
156.033
2.875.797
18
159.767
2.832.452
18
157.358
M2
342.435
109
3.142
332.051
109
3.046
323.591
109
2.969
Dokumen Dokumen Dokumen
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Pencapaian output pada tahun 2016 relatif sama dengan pada tahun 2015. Namun, dari sisi penggunaan anggaran (penyerapan) pada tahun 2016 lebih rendah dibanding pada tahun 2015, dengan alokasi / pagu anggaran lebih besar. Dengan demikian, apabila tingkat efisiensi diukur dengan perbandingan tingkat penyerapan dengan tingkat ketercapaian output, maka pelaksanaan anggaran dan kegiatan tahun 2016 lebih efisien dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, Emerson dalam Handayaningrat (1996:16) menyatakan bahwa Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian berdasarkan hasil pengukuran kinerja, Pusat Litbang SDA pada tahun 2016 secara umum telah menunjukkan efektivitas dalam 1 (satu) tahun dapat memenuhi seluruh sasaran dan target yang ditentukan melalui sumber daya yang ada (terutama alokasi anggaran, sarana-prasarana dan sumber daya aparatur).
4.7
Penghargaan
Pada tahun 2016, Satuan Kerja Pusat Litbang SDA meraih penghargaan sebagai berikut: 1. Penghargaan sebagai Satker terbaik ke-9 Mitra Kerja KPPN Bandung II kepada satuan kerja Pusat Litbang SDA (Bandung).
Gambar 4.89 Penghargaan kepada Satuan Kerja Pusat Litbang SDA dari Kementerian Keuangan pada Tahun 2016
2. Penghargaan kepada Balai Litbang Teknologi Irigasi (Bekasi) sebagai Satker berkinerja Terbaik dalam Pengelolaan APBN Tahun 2016 dari KPPN Bekasi 3. Penghargaan kepada satuan kerja Balai Litbang Teknologi Irigasi (Bekasi) atas prestasi sebagai Peringkat Terbaik Ketiga dalam Pengelolaan BMN Badan Litbang 2016 dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
AKUNTABILITAS KINERJA
149
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Gambar 4.91 Penghargaan kepada Balai Litbang Teknologi Irigasi (Bekasi) dari Kementerian Keuangan dan dari Kementerian PUPR pada Tahun 2016
4. Penghargaan Dutch Engineering Award untuk Kategori Karya Rekayasa Inovatif dari Persatuan Insinyur Belanda melalui Kedutaan Besar Belanda atas Program Building With Nature (Hybrid Engineering), yang dilaksanakan oleh Direktorat Pendayagunaan Pesisir (KKP), Puslitbang SDA (Kem-PUPR) dan Pemkab Demak. Gambar 4.90 Penghargaan Dutch Engineering Award
4.8
Tindak Lanjut Atas Rekomendasi LKIP Tahun 2015
Berdasarkan LKIP Pusat Litbang SDA tahun 2015, maka terdapat sejumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti pada tahun 2016 ini. Rekomendasi dan tindaklanjut tersebut adalah sebagaimana berikut ini: Tabel 4.32 Tindak Lanjut Rekomendasi LKIP 2015 No
Rekomendasi
Tindak Lanjut
1.
Penyesuaian berupa review bahkan revisi Rencana Strategis pada tingkat Pusat Litbang SDA berdasarkan atau mengacu pada revisi Rencana Strategis Badan Litbang dan Rencana Strategis Kementerian PUPR. Hal ini terutama terkait dengan konsep ADIK dalam struktur output yang harus diimplementasikan pada tahun 2016. Hal ini termasuk memperbaiki dan menyederhanakan pengelompokan output kegiatan, terutama terkait dengan satuan dan substansi kegiatan, serta penyeragaman output kegiatan diantara satuan kerja; Mengembangkan pemantauan tahapan / proses kegiatan / pekerjaan dalam rangka menghasilkan output (capaian fisik)
Proses revisi sudah dilakukan dan masih dalam tahap proses di tingkat Badan Litbang (Renstra Eselon I). Diantara perubahan yang telah dilakukan adalah terkait struktur output yang kemudian telah diimplementasikan kedalam perubahan / revisi Perjanjian Kinerja Tahun 2016 pada bulan November 2016. Perubahan tersebut diantaranya penyederhanaan output (4 menjadi 5) dan penyesuaian satuannya. Adapun terkait penyeragaman output kegiatan antar satuan kerja dengan lingkup yang sama, pada tahun 2016 masih belum dapat diseragamkan sepenuhnya. Pemantauan melalui sistem informasi berbasis Web sudah dikembangkan melalui SIM-MONEV. Namun, disebabkan pengembangan dan pelaksanaan
2.
150
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
No
3.
4.
5.
6.
7.
2016
Rekomendasi
Tindak Lanjut
dilaksanakan melalui sistem informasi berbasis WEB. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendampingi dan melengkapi pemantauan dalam sistem e-Monitoring yang data / informasinya lebih handal (reliable) dalam hal capaian dan penyerapan keuangan; Meningkatkan komposisi/porsi anggaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan sebagai core-business unit kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan, dalam hal ini bidang Sumber Daya Air. Hal itu terutama dalam rangka dukungan pelaksanaan kegiatan kepada stakeholder utama, yaitu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan optimalisasi kontribusi pencapaian outcome Pusat Litbang SDA; Melaksanakan pelelangan secara dini untuk kegiatan / paket pekerjaan kontraktual, hal ini untuk mengantisipasi terjadinya lelang ulang, perubahan lingkungan strategis yang berdampak pada efektifitas dan efisiensi pencapaian target / sasaran kegiatan (perubahan kebijakan, kondisi ekonomi makro, dsb) dan mengurangi beban pekerjaan pada akhir tahun.
dilakukan secara paralel, dengan demikian hasilnya belum optimal dan masih memerlukan sejumlah penyesuaian sistem. Hal itu disebabkan karena pelaksanaan kegiatan bersifat dinamis, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi harus mampu diakomodasi oleh sistem. Alokasi anggaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan pada tahun 2016 sudah meningkat proporsinya seara signifikan dibandingkan dengan tahun 2015. Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam uraian Bab 3: Kapasitas Organisasi, Subbab: Daftar Isian Penggunaan Anggaran
Meningkatkan Kualitas Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP) sebagai dokumen rencana mikro yang dapat diandalkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kinerja, terukur dalam monitoring-evaluasi, serta dapat menjadi basis pengendalian kinerja organisasi; Menggabungkan sejumlah kegiatan menjadi kegiatan yang lebih terpadu dalam pelaksanaannya. Hal itu dalam rangka optimalisasi dan mengatasi keterbatasan sumber daya; dan
Upaya meningkatkan kualitas dokumen RMP pada tahun 2016 sudah dilakukan dengan beberapa kali penajaman substansi kegiatan dan merinci tahapan masing-masing kegiatannya.
Merubah pola pelaksanaan kegiatan swakelola menjadi kegiatan kontraktual melalui jasa konsultansi, terutama pada pekerjaanpekerjaan yang dapat memanfaatkan jasa profesi.
AKUNTABILITAS KINERJA
Pelaksanaan pelelangan dini sejumlah paket tahun 2016 sudah dilaksanakan di akhir tahun 2015, terutama untuk kegiatan yang bersifat rutin. Jumlah paket yang diumumkan pelelangannya pada akhir tahun 2015 adalah sebanyak 17 (dari total 30 paket lelang tahun 2016), namun yang dapat terkontrak langsung setelah DIPA disahkan hanya 4 (empat) paket pada Bulan Desember 2015 dan 2 (dua) paket pada Bulan Januari 2016.
Pengelompokan paket/kegiatan Litbang berdasarkan cluster terna kegiatan (pengaturan / pembagian dalarn sub paket sub kegiatan diatur internal di tingkat Eselon 2 dan atau Satker). Dari total 228 paket kegiatan tahun 2016 di lingkungan Pusat Litbang SDA, 93 diantaranya masuk dalam kelompok penelitian dan pengembangan. Dari 93 tersebut terdapat sejumlah kegiatan yang digabungkan dan atau dilaksanakan lintas balai sehingga bersifat terpadu, yaitu menjadi sebanyak 10 kegiatan terpadu. Pada tahun 2016 terdapat 30 paket pengadaan barang dan jasa dengan 20 diantaranya berkaitan langsung dengan kegiatan penelitian dan pengembangan (6 paket terkait dengan pengadaan jasa konsultansi yang memanfaatkan jasa profesi)
151
2016
152
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BAB 5 5.1
2016
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagaimana disebutkan dalam renstra Kementerian PUPR, penelitian dan pengembangan memiliki peran sebagai scientific backbone dan sebagai leader dalam bidang teknologi infrastruktur. Pusat Litbang SDA sendiri sebagai salah satu unit kerja eselon II di bawah Badan Litbang Kementerian PUPR mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang sumber daya air. Dengan demikian, tantangan utama yang harus dihadapi adalah tuntutan penyediaan IPTEK siap pakai dalam hal pendayagunaan air irigasi, mengurangi kelangkaan air baku, memperbaiki kualitas air baku, mempercepat proses standarisasi, memperluas simpul pemasyarakatan IPTEK bidang sumber daya air, kerjasama riset dan kompetensi pelaksanaan litbang. Dalam LKIP ini sudah disajikan sejumlah keberhasilan dan kendala yang harus dihadapi dalam upayanya memenuhi sasaran kegiatan untuk mendukung tercapainya sasaran program Badan Litbang dan sasaran strategis Kementerian PUPR. Sasaran tersebut telah dituangkan ke dalam 4 (empat) indikator kinerja program berskala outcome dan 22 indikator kinerja kegiatan berskala output pada bidang sumber daya air. Berdasarkan hasil pengukurannya, 1 (satu) indikator kinerja program dapat tercapai sesuai target, 2 (dua) indikator melampaui target, dan 1 (satu) indikator tidak dapat diukur sebagai kinerja. Sedangkan dari 22 indikator kinerja kegiatan, hampir seluruhnya tercapai sesuai target, sementara 2 (dua) indikator melampaui target dan 1 (satu) indikator tidak memenuhi target. Capaian indikator tersebut sama dengan tahun sebelumnya (2015), kendatipun jumlah indikatornya hanya 16. Pada sisi penggunaan anggaran, tahun 2016 ini hanya dapat terserap sebesar 91,63% atau jauh lebih rendah dari serapan tahun 2015 (97,46 %), hal ini menunjukkan bahwa Pusat Litbang SDA dengan peningkatan pagu yang signifikan kurang optimal dalam pemanfaatan anggarannya.
5.2
Rekomendasi
Berdasarkan pelaksanaan kinerja Pusat Litbang SDA di lingkungan Badan Litbang dan Kementerian PUPR, maka terdapat sejumlah rumusan rekomendasi yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam rangka perbaikan pelaksanaan kinerja berikutnya. Rekomendasi tersebut diantaranya adalah: 1. Pada tahun 2016, alokasi anggaran yang dihabiskan untuk mencapai output 4 (empat) teknologi seolah-olah terlihat sangat besar (30%). Hal itu disebabkan terdapat sejumlah kegiatan yang masih dalam proses litbang dan belum mencapai kriteria teknologi yang siap diterapkan, sehingga tidak terhitung dalam capaian output kendatipun terdapat pembiayaan. Oleh karena itu, tahun 2017 perencanaan kegiatan litbang bidang sumber daya air harus lebih banyak diarahkan pada penerapan-penerapan teknologi terbatas (pilot project).
PENUTUP
153
2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2. Perencanaan untuk target penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) perlu lebih dioptimalkan, hal itu disebabkan selama 2 (dua) tahun terakhir belum mampu mencapai target tahunan, terutama pada tahun 2016. 3. Pelaksanaan kegiatan yang terkait langsung penelitian dan pengembangan dengan wujud keluaran fisik berupa Pilot Project, Prototip, dan Model Fisik skala penuh harus dapat didorong penyelesaiannya paling lambat pada bulan Oktober. Dengan demikian, pada bulan November dan Desember difokuskan untuk penyusunan Laporan dan Output Kegiatan, serta persiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan tahun 2018.
154
PENUTUP
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Daftar Pustaka Dessler, Garry. 1999. Human Resources Management. London: Prentice Hall Direktorat Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan. 2014. Kajian Terhadap Pelaksanaan Evaluasi Pembangunan. Jakarta: Bappenas Handayaningrat. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Erlangga. K, Soekarno. 1986. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Miswar Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan. 2009. Pedoman Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan. Jakarta: Bappenas. Munandar, M. 2000. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Cetakan Ketigabelas. Yogyakarta: BPFE Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sekretariat Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 52 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Kementerian PAN dan RB. Jakarta Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019. Bappenas. Jakarta Republik Indonesia. 2014. Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sekretariat Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kementerian PUPR. Jakarta Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 34 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kementerian PUPR. Jakarta Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 13.1 tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kementerian PUPR. Jakarta Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sekretariat Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara. Sekretariat Negara. Jakarta
Daftar Pustaka
155
2016
156
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Lampiran
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
2016
Lampiran 1. 2.
Perjanjian Kinerja 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Matriks Program dan Pendanaan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 (Revisi 2016)
Lampiran
157
PERJANJIAN KINERJA PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR
1
2
NO
SASARAN STRATEGIS / PROGRAM / KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET OUTCOME
1
2
3
4
Sasaran Program / Outcome 1 : Meningkatnya Pemanfaatan IPTEK oleh Stakeholders
Sasaran Program / Outcome 2 : Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Stakeholders
1. Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan
6 unit
2. Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang Termanfaatkan
-
1. Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis
74,00 %
2. Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan
74,00 %
3. Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium
74,00 %
Jumlah Anggaran : Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bidang Sumber Daya Air : Rp 166.175.206.000,- (Seratus Enam Puluh Enam Milyar Seratus Tujuh Puluh Lima Juta Dua Ratus Enam Ribu Rupiah)
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Bandung, November 2016 Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air
Dr. Ir. Danis H. Sumadilaga, M.Eng.Sc
Dr. Ir. William Marcus Putuhena, M.Eng
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR No.
Sasaran Strategis/Program/Kegiatan
Indikator Kinerja
1
2
3
Target 2016 Input
Output
4
5
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan PUPR Sumber Daya Air 1 2
3 4
TEKNOLOGI TERAPAN a Teknologi REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN PEMANFAATAN IPTEK a Naskah Kebijakan b R-3 PENERAPAN TEKNOLOGI TERBATAS ( Pilot Project ) a Penerapan Teknologi Terbatas LAYANAN TEKNIS DAN ALIH TEKNOLOGI a Penyelenggaraan Diseminasi, dan Sosialisasi, b
5
Layanan Advis Teknis
c Layanan Pengujian Laboratorium d Pelayanan Data dan Informasi e Layanan Jasa Litbang (PNBP) LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN a Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan b Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan c Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan d Pengelolaan BMN e Penyelenggaraan Tata persuratan, Kearsipan dan Kehumasan f Pengembangan SDM g Pengelolaan Administrasi Kepegawaian h Penyelenggaraan Kerjasama i Administrasi Kesatkeran j Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang k Layanan Perkantoran l Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor m Peningkatan Gedung/Bangunan TOTAL
Jumlah Teknologi (dari komponen teknologi : Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0)
52.500.403.000
4
Unit
Jumlah Naskah Kebijakan Jumlah Perumusan SPM (R-3)
510.000.000 2.818.635.000
1 10
Naskah Naskah
Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas
2.581.936.000
2
Unit
Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium Jumlah Pelayanan Data dan Informasi Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP)
1.497.691.000
2
Proseding DSP
1.933.523.000
34
Rekomendasi Teknis
4.075.758.000 13.480.415.000 2.246.250.000
8 13 2.292.000.000
2.307.503.000 2.118.209.000 900.326.000
6 1 6
Dokumen Dokumen Dokumen
1.950.312.000
7
Dokumen
3.195.379.000
8
Dokumen
627.541.000 2.112.625.000 4.343.892.000 63.766.960.000 2.875.797.000 332.051.000 166.175.206.000
1 6 9 12 18 109
Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan Jumlah Pengelolaan BMN Jumlah Penyelenggaraan Tata persuratan, Kearsipan dan Kehumasan Jumlah Pengembangan SDM Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama Jumlah Administrasi Kesatkeran Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Jumlah Layanan Perkantoran Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan
Laporan Hasil Uji Data-Informasi Rupiah
Dokumen Dokumen Dokumen Bulan Layanan Unit m2