Media Informasi & Komunikasi K O TI K A N A AL *
A
EP BNN SI UB LIK INDONE
R
SINAR BNN
* BAD A
ON
N
AR
SI
N
www.bnn.go.id
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Langkah Terpadu
Pulihkan Pecandu Narkoba
Ratna Djoko Suryanto
SIKIB Dukung Sukseskan Indonesia Sehat Tanpa Narkob
Prof Drs Koentjoro MBSc PhD
"Drug is Any Kind of Terrorism"
THINK HEALTH NOT DRUGS EDISI 5 - 2011
Edisi 5 -
2011
GRATIS
DARI KAMI
SINAR MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Pelindung Kepala BNN Penasehat Sekretaris Utama BNN Inspektur Utama BNN Dewan Pengarah Deputi Bidang Pencegahan BNN Deputi Bidang Pemberantasan BNN Deputi Bidang Rehabilitasi BNN Deputi Bidang Hukum dan Kerjasama BNN Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN Koordinator Kelompok Ahli Ketua Dewan Redaksi Karo Umum Settama BNN Pemimpin Redaksi Kabag Humas dan Dokumentasi BNN Drs Sumirat Dwiyanto MSi, Utami Kartika Putri Wakil Pemimpin Redaksi Karjono Anggota Redaksi Bambang Harjoko, Samsul Muarif Reporter Utama Sardhi Duryatmo Asisten Reporter Indira Kelana Devi, Endah Kurnia Fotografer Omar Abidin Gilang, Luciana Astrid Kuswandi Designer Bahrudin, Tony Parhansyah Editor Elisabet Diyas Puspandari Koresponden Niken Anggrek Wulan (Jawa), Rahmansyah Dermawan (Sulawesi), Argo Hartono Arie (Sumatera) Alamat Redaksi Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia Jl. MT. Haryono No. 11, Cawang, Jakarta Timur Telp. (021) 80871556, 80871557 Faks. (021) 808852525, 80871591, 80871592 Penerbit PT Trubus Swadaya Wisma Hijau, Jl. Mekarsari Raya No. 15, Mekarsari, Cimanggis, Depok 16452 Telp. (021) 8729060; Faks. (021) 8729059 Sirkulasi Bag Humas & Dokumentasi BNN
Penjara Stigma Halangi Rehabilitasi
S
ebuah data menyebutkan, korban meninggal akibat narkoba mencapai 40 jiwa per hari di seluruh Indonesia. Berarti, setiap jam sekitar 2 orang meregang nyawa karena penyalahgunaan obat terlarang tersebut. Lebih rinci disebutkan, sebagian besar korban itu meninggal bukan di lokasi rehabilitasi dan fasilitas terapi, melainkan di jalan dan tempat hiburan. Suatu kenyataan yang menggambarkan adanya stigma korban takut berobat ke rehabilitasi. Stigma membuat penyalahguna narkoba dan keluarga sulit memperoleh dan mengakses bantuan serta dukungan yang sangat dibutuhkan. Stigma negatif yang memojokkan mereka sangat kuat berakar sehingga berlanjut meski pecandu narkoba telah direhabilitasi atau berhenti. Dampaknya, para pecandu dan keluarga selalu menyembunyikan masalah serta takut mengungkapkan kenyataan yang ada. Padahal tindakan yang diambil justru memicu permasalahan baru yakni disfungsi keluarga. Rasa bersalah dan tidak adanya langkah menuju pemulihan malah membuat pecandu narkoba dan keluarga semakin tenggelam dalam permasalahan. Melihat fakta tersebut, edisi Sinar kali ini mengupas mengenai pentingnya layanan terapi dan rehabilitasi. Di antaranya mengenai pusat-pusat rehabilitasi, metode yang digunakan, kriteria pasien, persyaratan masuk, tahapan rehabilitasi dan terapi, serta program penunjang. Bagaimana cara tepat untuk memulihkan diri dari cengkeraman narkoba? Simak tulisan Ilham Malayu tentang hal tersebut. Mengingat pentingnya tahapan rehabilitasi, maka salah satu tugas BNN adalah menyediakan layanan rehabilitasi yang terdapat di Lido, Bogor, Jabar. Para pasien tak dipungut bayaran selama menjalani terapi dan rehabilitasi. Selain fasilitas tersebut, BNN pun kini menyediakan Ruang Konsultasi dan Asesmen untuk memudahkan pecandu narkoba atau keluarga melakukan wajib lapor, sesuai PP No. 25/2011. Masih mengenai rehabilitasi, kini banyak pihak yang menyorot peranan wanita dan keluarga. Mereka diyakini mampu berperan besar terhadap P4GN terutama rehabilitasi. Cinta dan kasih sayang dari seorang ibu, isteri, atau orang terdekat menjadi faktor penting upaya pemulihan penyalahgunaan narkoba. Dengan keyakinan itu, maka SIKIB beserta BNN menggelar sosialisasi peran wanita dan remaja dalam mendukung upaya terapi dan rehabilitasi pecandu narkoba. Satu catatan penting, adalah kepedulian pihak lain untuk ikut aktif dalam P4GN. Simak apa yang dilakukan oleh lembaga pendidikan Santa Laurensia dan UP2N Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sebuah upaya yang perlu diteladani bagi semua pihak dan masyarakat demi keselamatan generasi kini dan esok.
Salam, Redaksi
Alamat Email Humas BNN
[email protected] Bagi yang ingin menyumbangkan tulisan silahkan kirim ke email humas BNN.
Wartawan Majalah SINAR BNN dilengkapi dengan identitas dan menandatangani Pakta Intergritas. Jurnalis SINAR BNN bersedia diproses secara hukum bila terkait permasalahan narkoba dan langsung dikeluarkan sebagai tim. Menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik dan di bawah naungan DEWAN PERS yang indenpendent (pasal 15 (1) UU No. 40/1999 Tentang Pers.
2
SINAR BNN EDISI V/2011
2011. Majalah SINAR BNN. All Right Reserved Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Kutipan isi penerbit diperbolehkan asal menyebutkan sumbernya. Redaksi menerima sumbangan artikel dan foto mengenai gaya hidup sehat, informasi anti narkoba, dan tulisan yang membangun moral bangsa. Redaksi berhak menyunting tulisan kontributor tanpa mengurangi makna tulisan. Semua isi majalah dan konsepnya terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asazi Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual no agenda: D002010022007 Izin No 10/PPBJ/Roum-04/IV/2011/BNN Internasional Standard of Serial Number (ISSN) N0 2086-454X - 9772086454046
DAFTAR ISI INFO UPT Terapi dan Rehabilitasi BNN di Lido ..........................
4
Ruang Konsultasi BNN ............................................................
8
Daftar Institusi Penerima Wajib Lapor ..............................
10
Sibolangit Centre .....................................................................
12
Napza Crisis Center (NCC) ....................................................
14
Klinik Narkoba Pondok Pesantren Al Munawwir ..........
16
LIPUTAN BNN Raih Juara I (Fotografi) dalam Acara Pekan Informasi Nasional 2011 ........................................................
56
Sosialisasi P4GN di Kemang (Festival Palang Pintu) ....
58
Ludruk Anti Narkoba ..............................................................
60
BNN Indikasikan Adanya Bandar Narkoba di Kerobokan .............................................................................
62
The Life Award 2011 : Penghargaan Jurnalistik di Bidang Pencegahan Narkoba ........................................
64
Jelabau Sakau ...........................................................................
68
Jalan Sehat Menuju Indonesia Negeri Bebas Narkoba ...
70
Pelimpahan Berkas Perkara MA (Mantan Kalapas Narkotika Nusakambangan) dkk .......................................
72
Talkshow : Fokus Publik TVRI Sumut .................................
74
OPINI Prof Drs Koentjoro MBSc PhD: “Narkoba Bagian dari Terorisme” ..
76
.......................................................................
79
Drs Nasution MA : Pionir Pencegahan Narkoba di Sumatera Utara ....................................................................
80
Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara .............................................................................................
82
KOLOM 7 Langkah Pemulihan dari Narkoba ..................................
20
FOKUS SIKIB ke CBU Kamboja Depok .............................................
24
SIKIB Gelar Sosialisasi P4GN di Kementerian BUMN ... Sosialisasi Peran Aktif Kaum Perempuan dan Remaja di Bidang Rehabilitasi ............................................................
28
Kunjungan SIKIB Ke UPT T&R BNN .................................... Malam Kebersamaan Menuju Indonesia Negeri Bebas Narkoba .........................................................................
30 32 36
HALO BNN SPOT
TIPS
PERNIK Santa Laurensia, Sekolah Bebas Narkoba .......................
38
Friendship Born In School .......................................................
42
KABAR DAERAH
Melawan Lemas Saat Puasa .................................................
84
Sehat Berpuasa ........................................................................
85
KESEHATAN
Peringatan HANI 2011 di BNNK Deli Serdang ........ 44 Peran Aktif BNNP Yogyakarta dan Masyarakat dalam P4GN ........................................ 46 Kegiatan HANI 2011 di BNNP Jawa Tengah ........................... 52
Pilihan Nabi untuk Berbuka ................................. 86
REFLEKSI
Optimalisasi Peran Humas Pemerintah ............................ Pameran BNN di Mako Brimob Kelapa Dua Depok .....
Resensi Buku ......................... 55 Foto Cover
Rahasia Sehat Selama 35 Abad ................................. 89
DOKUMEN
92 94
: Humas BNN SINAR BNN EDISI V/2011
3
INFO
UPT Terapi dan Rehabilitasi BNN di Lido Berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada 2008 terdapat sekitar 3,6-juta penyalahguna narkoba di Indonesia. Bila tidak ada penanganan serius dari berbagai pihak diperkirakan jumlah itu melonjak menjadi 5,1-juta orang pada 2015.
U
Gedung utama UPT T&R BNN
4
SINAR BNN EDISI V/2011
ntuk itulah disusun Kebijakan dan Strategi Nasional P4GN (Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) 2011–2015. Salah satu arah dan kebijakan di bidang P4GN yang telah ditetapkan adalah menjadikan 2,8% penduduk Indonesia yang telah menjadi korban penyalahgunaan narkoba memperoleh layanan terapi dan rehabilitasi baik rehabilitasi medis maupun rehabilitasi sosial. Saat ini BNN memiliki sebuah panti rehabilitasi berkapasitas 500 residen atau pecandu yang terletak di Lido, Bogor, Jawa Barat. Namun, jangan bayangkan UPT T&R tersebut seperti penjara atau rumah tahanan. UPT yang berdiri di atas tanah seluas 11,5 ha dengan luas bangunan 5,5 ha itu dibangun mirip sekolahan atau tempat Diklat. Tak heran bila BNN menyebut tempat ini sebagai Kampus
INFO
Mess Karyawan
Layaknya keluarga Kepala UPT Terapi dan Rehabilitasi BNN Dra Yunis Farida Oktoris MSi mengatakan, Pusat Rehabilitasi ini resmi berdiri sejak 26 Juni 2007. Dan hingga 2010, UPT T&R BNN
sudah menyembuhan sekitar 900 residen. “Di sini kasus residen yang menyalahgunakan narkotika jenis sabu lebih mendominasi dibandingkan narkotika jenis Ganja dan Putau,” terang Yunis. Seluruh pasien, ditangani dengan pendekatan humanis dan kekeluargaan. Mereka dirangkul layaknya orang yang sedang mengalami keterpurukan akibat narkoba. “Seperti kita ketahui, para pemakai (narkoba) dianggap tak berguna di masyarakat. Di sini seorang pecandu tidak pernah dianggap buangan dalam hubungan sosial, n a m u n l e b i h pada pelayanan kekeluargaan,” t e r a n g Yu n i s . Setiap pasien, bisa mendaftarkan sendir i untuk mendapatkan rehabilitasi. Dan seluruh pasien, akan menjalani pelayanan rehabilitasi sesuai prosedur hingga pulih. “Ada tahapan yang akan dilalui pasien yang baru masuk hingga akhirnya dinyatakan pulih,” terang Yunis. Tahapan pertama, pasien akan menjalani detoksifikasi atau putus zat d e n g a n t e r a p i simptomik
KRITERIA RESIDEN DI UPT T&R BNN 1. Calon residen merupakan pengguna narkoba aktif dengan pemakaian terakhir kurang dari 12 bulan. Jika terakhir mengkonsumsi narkoba lebih dari 3 bulan, wajib melampirkan surat keterangan dokter yang menerangkan bahwa yang bersangkutan adalah pengguna narkoba. 2. Berusia 17–40 tahun. Jika berusia kurang dari 17 tahun hanya menjalani detoksifikasi dan entry unit. 3. Tidak sedang hamil (pada calon residen wanita) 4. Tidak menderita penyakit fisik (diabetes, stroke, jantung) maupun gangguan jiwa berat (yang dapat mengganggu pelaksanaan program) 5. Calon residen datang dengan didampingi orang tua/wali 6. Bagi residen yang menjalani rehabilitasi karena putusan pengadilan, wajib melampirkan salinan putusan. 7. Calon residen yang menjalani rehabilitasi karena berdasar pada Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 4 Tahun 2010, harus didampingi oleh pihak pengadilan.
Foto-foto: Rosy NA
Unitra. Istilah kampus digunakan agar jauh dari bayang-bayang bahwa pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba sangat menyeramkan. Di pusat rehabilitasi ini tersedia fasilitas seperti olahraga, pusat keterampilan hingga kegiatan sosial. Saat ini, UPT T&R BNN dihuni sebanyak 380 pasien atau biasa disebut residen.
Gedung olahraga SINAR BNN EDISI V/2011
5
INFO
secara berkelanjutan selama satu bulan. Pada tahap ini digunakan metode terapi Medical base berupa detoksifikasi, pelayanan rawat jalan, pelayanan penunjang medis, penanganan k o m p l i k a s i a k i b a t d a m p a k penggunaan narkoba, pelayanan psikoterapi, serta penanganan problem kejiwaan. Di Medical base ini biasanya terdapat akupunktur medik bagi mereka yang mengalami gejala putus zat (sakaw), sehingga diharapkan dengan menggunakan akupunktur dapat mengurangi rasa nyeri akibat gejala putus zat yang timbul. Setelah itu, residen akan menjalani terapi social base yang menggunakan metode TC (Therapeutic Community) selama 6 bulan pada fase primary. Yakni sebuah terapi yang meliputi perhatian, perlindungan serta mendukung perkembangan secara fisik, mental, emosional, dan spritual yang seimbang. Dan perpaduannya dengan 12 langk ah Narcotic Anonymous yang dapat berpengaruh besar terhadap proses pemulihan pecandu narkoba. Isi dari 12 langkah
Gedung Therapeutic Community (TC)
ini meliputi sikap kepasrahan para pasien yang akan direhabilitasi dan rasa optimis akan kesembuhannya.
Program penunjang Metode terapi lain yang digunakan sebagai program penunjang program TC yaitu Faith base dan Alternative base. Faith base merupakan program terapi yang melibatkan unsur agama yang disesuaikan dengan agama
yang dianut para pasien. Untuk yang beragama Islam, biasanya UPT T&R mengundang ustad atau pembicara untuk berceramah, demik ian halnya untuk yang beragama lain. Dalam program ini para korban penyalahgunaan narkoba diberikan pembekalan spiritual dengan metode keagamaansesuaidenganajaranagama yang dianutnya. Sementara Alternative base, seperti hypnotheraphy.
KETENTUAN REHABILITASI 1. Masa pembinaan residen selama 6 (enam) bulan meliputi detoksifikasi, entry unit, primary, dan re-entry. 2. Selama masa detoksifikasi, residen tidak dapat dikunjungi oleh pihak keluarga. 3. Residen baru dapat dikunjungi setelah memasuki fase EU (Entry Unit) pada saat FD (Family Dialog) sebagai kunjungan pertama dan setelah memasuki program primary dan re-entry 4. Apabila residen melarikan diri dari tempat rehabilitasi dan kembali ke keluarga, maka keluarga wajib menginformasikan kepada UPT T&R BNN dan mengantar kembali untuk melanjutkan proses rehabilitasi. 6
SINAR BNN EDISI V/2011
Guest house
INFO
Setelah Primary Program, residen akan melanjutkan ke Program TC Lanjutan, Terapi Vokasional dan Resosialiasi selama 5 bulan. “Setelah menjalani satu tahun program, residen masih kita terus lakukan pemantauan. Jika sudah dinyatakan sembuh, maka akan dikembalikan ke keluarganya masing-masing dengan sebelumnya menjadi tiga tahapan yang disebut dengan program Back to family,” terang
PERSYARATAN MASUK Residen datang dengan didampingi anggota keluarga dan membawa: A. Perlengkapan administrasi 1. Foto copy kartu keluarga 2. Foto copy KTP calon residen (pasien) dan orang tua 3. Pas foto 4 x 6 sebanyak 2 lembar 4. Materai Rp6.000,- sebanyak 2 lembar 5. Bagi residen yang menjalani rehabilitasi karena putusan pengadilan, wajib melampirkan salinan putusan
Di after care, residen diberikan keterampilan, salah satunya dibidang seni dan musik
Yunis. Tiga tahapan yang dimaksud dalam Program Back to Family adalah tahapan Healing, Revolution, dan Transformation. Semua tahapan tersebut sangat penting guna membentuk pemulihan dan pembentukan karakter. Setelah pasien selesai menjalankan rehabilitasi, ada pendekatan after care. Di after care, mereka diberikan workshop untuk kegiatan seni, dan pembekalan yang bisa menambah keterampilan merek a seper ti perbengkelan, elektronika, pertamanan, perikanan, dan peternakan. Dengan adanya pembekalan itu diharapkan ketika kembali ke masyarakat mereka memiliki keterampilan khusus agar bisa mandiri.
B. Perlengkapan (Pria) 1. Pakaian : celana pendek 3/4 (di bawah lutut) sebanyak tiga buah, pakaian dalam sebanyak enam buah. 2. Perlengkapan ibadah. 3. Peralatan mandi dan cuci: handuk 1 buah, sabun mandi (batang) 2 buah, sikat gigi 1 buah, pasta gigi 1 buah, shampo (sachet) 10 buah, deterjen (sachet) 2 buah. 4. Kebutuhan pribadi: snack berupa susu sachet dan makanan ringan (tidak dalam bentuk kaleng), rokok 19 bungkus (bagi yang merokok).
C. Perlengkapan (Wanita) 1. Pakaian : celana pendek 3/4 (di bawah lutut) sebanyak tiga buah, pakaian dalam sebanyak enam buah. 2. Perlengkapan ibadah. 3. Peralatan mandi dan cuci : handuk 1 buah, sabun mandi (batang) 2 buah, sikat gigi 1 buah, pasta gigi 1 buah, shampo (sachet) 10 buah, rinso (sachet) 2 buah. 4. Kebutuhan pribadi : snack berupa susu sachet dan makanan ringan (tidak dalam bentuk kaleng), rokok 10 bungkus (bagi yang merokok).
Mengenai biaya selama di UPT T&R, Yunis menyebut semua ditanggung negara. Kecuali pengobatan penyakit yang diderita pasien. “Untuk saat ini semua biaya ditanggung oleh negara, namun tidak termasuk dalam penyakit penyerta selama menjadi seorang pecandu,” terangnya. Rosy Nur Apriyanti
Bagi siapa saja yang ingin pulih, dipersilakan menghubungi UPT Terapi dan Rehabilitasi BNN di Telp. (0251) 8220928 dan fax (0251) 8220875. Atau bisa mengirim email ke
[email protected]. SINAR BNN EDISI V/2011
7
INFO
Ruang Konsultasi BNN
Ratu A
Dalam rangka melaksanakan program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), maka Badan Narkotika Nasional (BNN) menyulap ruang kosong di sudut kiri lantai dasar kantor BNN menjadi Ruang Konsultasi dan Asesmen bagi pecandu narkoba.
R
uang Konsultasi dan Asesmen ini berjalan sejak Maret 2011, tetapi secara resmi baru beroperasi pada April 2011. Pembuatan tempat tersebut atas dasar keputusan Kepala BNN, Drs Gories Mere, Nomor: KEP/40/III/BNN Tanggal 9 Maret 2011 tentang pemberian bantuan hukum terhadap pecandu, korban
8
SINAR BNN EDISI V/2011
penyalahgunaan, dan penyalahgunaan narkoba. Dan dari surat keputusan yang terbaru, yaitu SK TIM Nomor: KEP/107/ VII/2011/BNN mengenai Tim penanganan tersangka/terdakwa penyalahgunaan, korban penyalahgunaan, dan pecandu narkotika. Pembentukan Ruang Konsultasi pun ber tujuan untuk meng-
implementasikan dari PP No. 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika, yaitu sebagai sarana bagi para pecandu yang akan melapor. Data menunjukkan, sejak Maret—Juli 2011, ada 86 pecandu narkoba yang telah mendaftar/ melapor melalui Ruang Konsultasi dan Asesmen BNN.
INFO Mekanisme Ruang Konsultasi dan Asesmen BNN yang pengelolaanya bekerja sama antara Deputi Hukum dan Kerjasama serta Deputi Terapi dan Rehabilitasi BNN tersebut melayani pelaporan dan pengaduan tentang penyalahgunaan narkoba. Mekanismenya ada dua. Pertama, bagi pecandu yang lapor secara sukarela melalui ruang rehabilitasi BNN, setelah melengkapi surat administrasi, ak an langsung ditempatkan ke pusat terapi dan rehabilitasi BNN di Lido tanpa melalui proses hukum. Di sana pecandu tersebut akan diperiksa secara fisik maupun psikis oleh tim dokter dari konsultan rehabilitasi BNN ataupun Kemenkes/Kemensos untuk mengetahui sejauh mana riwayat pemakai narkoba, jenis apa yang dia pakai. Mekanisme yang kedua, bagi pecandu yang sudah ditangani oleh penyidik, ia akan diasesmen terlebih dahulu, kemudian hasil asesmen tersebut dikaji oleh pihak Pemberantasan dan Direktorat Hukum BNN, apakah pelapor tersebut berhubungan dengan jaringan narkoba atau pengguna narkoba murni. Jika dia dinyatakan memiliki jaringan narkoba, maka selanjutnya akan ditangani oleh hakim yang menangani kasus tersebut melalui proses peradilan. Menurut Supardi SH MH, Sekretaris Umum penanganan pecandu di Ruang Konsultasi dan Asesmen BNN mengatakan, orang tua atau yang mewakili pelapor bisa mengajukan asesmen melalui penyidik (BNN, Kepolisian, dan Kejaksaan) maupun hakim berdasarkan PP No. 25 Tahun 2011. Kemudian, jika asesmen telah dilakukan, maka selanjutnya tim akan mengeluarkan surat rekomendasi
Proses dari ruang konsultasi mulai dari awal hingga akhir, tidak dipungut biaya apapun. Pelayanan yang dilakukan oleh BNN diperuntukkan untuk umum dan gratis. bahwa pelapor atau pecandu tersebut dapat direhabilitasi di lido atau di lapas, atau rehabilitasi yang ditunjuk oleh pemerintah, setelah mendapat putusan hakim. Dalam rekomendasi tersebut tidak mempengaruhi proses penyidikan dan putusan hakim. Supardi menambahkan, proses dari ruang konsultasi mulai dari awal hingga akhir, tidak dipungut biaya apapun. Pelayanan yang dilakukan oleh BNN diperuntukkan untuk umum dan gratis. “Karena pada dasarnya, ruang konsultasi didirikan untuk membantu korban penyalahgunaan narkoba yang benar-benar ingin sembuh dan lepas dari narkoba. Kita bekerja secara
sosial, jadi ruang konsultasi ini sama sekali tidak memungut biaya sepeser pun,” tegas Supardi. Supardi menjelaskan, Ruang Konsultasi dan Asesmen BNN didirikan dengan tujuan, untuk menyelamatkan pecandu, khususnya korban penyalahgunaan narkoba yang sebagian besar merupakan generasi penerus bangsa Indonesia. “Oleh sebab itu, jika ada kerabat ataupun orang di sekeliling kita yang terkena narkoba, bawa dan lapor kepada BNN maupun instansi kesehatan yang telah ditunjuk pemerintah. Bersama kita pulihkan korban pecandu narkoba demi tercapainya Indonesia Negeri Bebas Narkoba,” ujarnya. Ratu Annisa
Syarat-Syarat Permohonan Rehabilitasi 1.
Surat permohonan ke BNN berisi (+materai): t Identitas pemohon dan tersangka t Hubungan pemohon dan tersangka t Kronologi dan pokok permasalahan penangkapan tersangka
2.
Pas Foto tersangka 4x6, total 2 lembar
3.
Foto copy surat nikah bila pemohon adalah suami/istri tersangka
4.
Foto copy surat Izin beracara bila pemohon adalah kuasa hukum/pengacara tersangka dan surat kuasa dari keluarga tersangka
5.
Surat keterangan dari sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan, bila tersangka adalah pelajar/mahasiswa
6.
Surat keterangan dan tempat kerja, bila tersangka sebagai pekerja/pegawai
7.
Foto copy surat penangkapan dan surat penahanan
8.
Surat keterangan dari tempat rehabilitasi, bila yang bersangkutan pernah atau sedang proses rehabilitasi
9.
Surat permohonan dari penyidik, Jaksa Penuntut Umum atau hakim untuk dilakukan pemeriksaan/asesmen
10. Menandatangani surat pernyataan permohonan rehabilitasi. Menunjukkan surat penangkapan dan penahanan asli 11. Foto copy kartu keluarga 12. Berkas dibuat dalam 8 rangkap
Ruang Konsultasi dan Asesmen BNN Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN) Lantai 1, Jl. MT. Haryono No. 11, Cawang, Jakarta Timur Call Center: 021-80871574-175 SINAR BNN EDISI V/2011
9
INFO
Daftar Institusi Penerima Wajib Lapor Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1305/MENKES/SK/VI/2011
10
No
Provinsi
1
Aceh
2
Bali
3
Bangka Belitung
4
Banten
5
Bengkulu
6
DIY
7
DKI Jakarta
8
Gorontalo
9
Jambi
SINAR BNN EDISI V/2011
Institusi Penerima Wajib Lapor RSJ Provinsi Aceh RSUD Cut Nyak Dien RSUD Jantho Puskesmas Kuta Baro Puskesmas Johan Pahlawan I Puskesmas Kota Malaka Puskesmas Langsa Barat RSUP Sanglah BPKJ Provinsi Bali Puskesmas Kuta I Puskesmas Tabanan II Puskesmas Abiansemal I Puskesmas Ubud I Puskesmas Ubud II RSJ Sungai Liat RSUD Tangerang RSUD Serang Puskesmas Cibodasari-Banten Puskesmas Jalan Emas-Banten Puskesmas Cipondoh-Banten Puskesmas Ciputat-Banten RSJKO Bengkulu RSUP Dr Sardjito, DI Yogyakarta RS Grhasia, DI Yogyakarta Puskesmas Umbul Harjo-DI Yogyakarta Puskesmas Gedong Tengen-DI Yogyakarta Puskesmas Banguntapan II RSKO Jakarta RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta RSUP Fatmawati-Jakarta RSUD Duren Sawit-DKI Jakarta Puskesmas Kec.Tanjung Priok Puskesmas Kec. Gambir Puskesmas Kec.Tebet Puskesmas Kec.Jatinegara Puskesmas Kec.Tambora Jakarta Puskesmas Kec.Koja Jakarta Puskesmas Kec.Cengkareng Puskesmas Kec.Kemayoran Puskesmas Kec.Senen-DKI Jakarta Puskesmas Kec.Kramat Jati-DKI Jakarta Puskesmas Kec.Grogol Petamburan-DKI Jakarta Puskesmas Kec.Johar Baru-DKI Jakarta Poliklinik BNN-DKI Jakarta RSUD Prof Dr H Aloei Saboe RSJ Daerah Provinsi Jambi RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi RSUD H Hanafie Kabupaten Bungo RSUD KH Daud Arif Kabupaten Tanjung Jabung Barat Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi
INFO
10
Jawa Barat
11
Jawa Tengah
12
Jawa Timur
13
Kalimantan Barat
14
Kalimantan Selatan
15
Kalimantan Tengah
16
Kalimantan Timur
17
Kepulauan Riau
18
Lampung
19 20 21 22 23 24
Maluku Maluku Utara NTB NTT Papua Papua Barat
25
Riau
26
Sulawesi Barat
27
Sulawesi Selatan
RSUP Hasan Sadikin-Bandung RSUD Tasikmalaya-Jawa Barat RSUD Syamsuddin Sukabumi-Jawa Barat RSJD Propinsi Jawa Barat RS Marzoeki Mahdi RSUD Kota Bekasi-Jawa Barat RSUD Gunung Jati-Cirebon Puskesmas Sukmajaya Depok-Jawa Barat Puskesmas Bogor Timur Puskesmas Salam Kota Bandung Unitra BNN Lido Sukabumi-Jawa Barat RSUP Dr Kariadi RSUD Dr Muwardi Surakarta RSUD Dr Margono Soekarjo Purwokerto RSJ Soejarwadi Klaten RSJD Amino Gondohusodo Semarang RS RA Kartini Jepara Prof Dr Soeroyo Magelang Puskesmas Manahan Surakarta Puskesmas Poncol Semarang Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga Puskesmas Cilacap Selatan RSU Dr Soetomo-Surabaya RSJ Menur Surabaya-Jawa Timur RSUD Dr Sjaiful Anwar-Malang RSUD Dr Soedono Madiun-Jawa Timur RSJ Radjiman Wedyodiningrat Lawang RSUD Soebandi Jember-Jawa Timur Puskesmas Manukan Kulon Surabaya-Jawa Timur Puskesmas Jagir Surabaya-Jawa Timur Puskesmas Kendal Sari Malang-Jawa Timur Puskesmas Gondang Legi Malang-Jawa Timur RSUD Sudarso-Pontianak RSJ Alianyang Pontianak-Kalimantan Barat RSJ Singkawang RSJ Sambang Lihum Banjarmasin Puskesmas Kecamatan Pekauman Kota Banjarmasin BPKJ Kalawa Atei RSKD Atma Husada Mahakam RSUD A W Syahanie Samarinda RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Unitra Butterfly (UPTD DKK Balikpapan) RSU Tarakan RS Bontang RS Perikesit Tenggarong RSUD Kota Batam RSJ Lampung RSU Abdoel Moloek Puskesmas Kedaton Puskesmas Sukaraja Puskesmas Rajabasa Indah Puskesmas Metro Puskesmas Kotabumi II RSKD Promal RSUD Dr H Chasan Boesoirie, Ternate RSJ Provinsi NTB RS Prof Yohanes Kupang RSJ Abepura RSUD Manokwari RSU Petala Bumi-Riau RSJ Tampan RSUD Provinsi Sulawesi Barat RS Khusus Dadi Makassar RSU Dr Wahidin-Makassar SINAR BNN EDISI V/2011
11
INFO
Sibolangit Centre Terjerat dalam belenggu narkoba bukanlah akhir dari segalanya. Banyak pengobatan yang bisa dijalani demi melepaskan diri dari lingkaran narkoba. Salah satunya terapi herbal yang dilakukan pusat rehabilitasi Sibolangit Center (SC) yang terkenal di Sumatera Utara.
B
Anti Narkoba Indonesia (GANI), menyajikan penyembuhan kepada pecandu narkoba melalui terapi medis, tradisional, spiritual, terapi alami, konseling, dan olahraga. Kegiatan rutin yang dilakukan penderita selama di SC antara lain pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan perawat. “Pengobatan medis tidak kami tinggalkan. Namun, kami
peruntukkan untuk menangani penyakit-penyakit yang dibawa oleh penyalahgunaan narkoba, bukan untuk menagani kecanduan,” kata Drs Zulkarnain Nasution MA, Direktur Eksekutif PIMANSU. Pasien juga diberikan ramuan herbal hasil olahan tenaga ahli Sibolangit Centre yang berfungsi untuk menetralisir racun di dalam tubuh pasien. Foto-foto: Dwi P
erobat dan bertobat. Itulah semboyan pusat rehabilitasi Sibolangit Centre yang berdiri sejak 2001 di Jalan Medan Brastagi Km. 45 Desa Sukamakmur, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara. SC yang dikelola oleh Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU) dan Gerakan
Sibolangit Centre merupakan panti rehabilitasi yang metode penyembuhannya sudah diakui oleh berbagai pihak
12
SINAR BNN EDISI V/2011
INFO
Sibolangit Centre merupakan panti rehabilitasi yang metode oleh berbagai pihak
Kegiatan Kegiatan lain, pasien dimasukkan ke dalam ruangan Ou kup yang berguna untuk mengeluarkan racun-racun di dalam tubuh pasien akibat mengkonsumsi narkoba alias detoksifikasi. Sementara untuk melancarkan aliran darah, pasien disiram air belerang yang dicampur garam. Terapi itu dilakukan di pemandian alam Lau Debik-debuk setiap dua minggu. Adapula kegiatan cross country (jalan di alam) yang bertujuan untuk pemulihan fisik dan refreshing dilakukan 2 minggu sekali. Pasien di SC juga rutin melakukan senam mahatma setiap pagi di lapangan Sibolangit Centre untuk melancar k an per nafasan dan pemulihan kondisi fisiknya. Yang unik dari pengobatan ini adalah mandi taubat di kolam taubat. Itu dilakukan oleh semua pecandu baik dia seorang muslim ataupun non muslim. Di pusat rehabilitasi SC, penderita penyalahgunaan narkoba juga mendapat pelajaran tentang komputer, olahraga renang, menyablon, melukis,
bercocok tanam, dan lainnya. Kegiatan itu bertujuan agar penderita mempunyai kesibukan sehingga bisa melupakan kebiasaan mereka memakai narkoba. Pusat rehabilitasi SC menampung penderita yang berasal dari Pemantangsiantar, Sibolga, dan daerah lainnya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk daya tampung, Sibolangit Centre mempunyai k apasitas 50 orang. “Sebenarnya kami mampu menampung hingga 150 orang, penyembuhannya sudah diakui tetapi SDM kami terbatas. Untuk itulah kami meminta bantuan BNN,” ujar Zulkarnain. Untuk rehabilitasi pecandu, SC mengenakan biaya Rp6-juta per pasien/bulan. Namun bila penderita tergolong orang yang tidak mampu, akan mendapat subsidi sehingga pasien dapat dirawat hingga pulih dan dapat kembali berkumpul dengan keluarganya. “Masalah pendanaan sangat relatif. Kita memang punya standar, namun kita tetap mengadakan sosialisasi dengan gi pa p tia se a m masyarakat,” kata Zulkarnain. Tiara m mahat elakukan sena
Pasien SC m
Kusuma Dewi dan Argo Hartono
Pasien diberi ramuan herbal hasil olahan tenaga ahli SC SINAR BNN EDISI V/2011
13
INFO
N
CC didirikan dalam rangka penanganan m a s a l a h penyalahgunaan narkoba melalui layanan informasi, pendidikan, dan konseling bagi masyarakat di Yogyakarta. Tujuan NCC juga untuk memacu arus sambung nalar lintas elemen dan antar sesama warga Kota Yogyakarta guna memperluas cakrawala pandangan, mempertajam analisis, mempertinggi obyektivitas, dan menghilangkan fanatisme golongan yang sempit; membantu mewujudkan insan warga Kota Yogyakarta yang berkepribadian, berwawasan kebangsaan, berpola pikir serba cakup, dinamis, dan berorientasi kerakyatan; dan meningkatkan profesionalisme dalam rangka kepedulian sosial dan gerakan aktif melawan tindak peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba. Sasaran utamanya adalah seluruh pelajar SMP dan SMA di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Hampir seluruh kegiatan organisasi yang didirikan bertepatan dengan 14
SINAR BNN EDISI V/2011
momentum Hari Anti Narkoba Internasional tahun 2004 itu diisi dengan penyuluhan tentang narkoba ke sekolah-sekolah yang ada di Yogyakarta.
Datangi sekolah Menurut ketua NCC, Amri Uchrowi Budiyanto, kegiatan penyuluhan dan pengkaderan yang didesain NCC tidak hanya bertujuan memberikan penyadaran tentang bahaya narkoba saja, tetapi juga memunculkan gerakan anti narkoba berbasis pelajar se-Kota Yogyakarta. “Konsep penyuluhannya, kita mendatangi sekolah-sekolah dan berdiskusi di dalam kelas. Di mana ada kelas yang kosong ataupun yang bisa kita isi dengan penyuluhan di sela-sela mereka belajar, kita masuk”, jelas Amri. Upaya ini dilakukan untuk memunculkan kader-kader pada masing-masing sekolah setingkat SMA dan SMK, seperti SMA Negeri 4 Foranza (Forum Anti Napza), SMA Negeri 8 Panza (Satuan Paksi Anti Napza), dan SMK Negeri 2 Sleman Giants (Generasi
Enam tahun silam Napza Crisis Center (NCC) resmi dibuka oleh Walikota beserta jajaran Muspida Kota Yogyakarta di Komplek RSUD Kota Yogyakarta. Insan Anak Anti Narkotika dan freeSex). Oleh karenanya NCC menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta melalui program pendampingan kelompok anti narkoba sekolah tingkat SMP dan SMA se-Kota Yogyakarta, dengan target untuk pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di sekolah maupun kalangan remaja. Pendampingan dilakukan dengan cara pembekalan materi kelas di sekolah-sekolah untuk memahamkan informasi masalah narkoba yang sedang tren pada remaja sekarang. “Tetapi, untuk tahun ini NCC sudah memberikan penyuluhan di semua SMP di kota Yogyakarta, seperti SMP Negeri 1, 5, dan 16, kalau swastanya seperti SMP Muhammadiyah dan Budi Luhur. Jadi tahun ini dan selanjutnya sasarannya kepada siswa-siswi SMA saja,” kata Amri. Amri menambahkan, untuk pemilihan kader di tiap sekolah hanya dibentuk di SMA dan SMK saja. Sedangkan untuk tingkat SMP hanya sebatas diberikan pengetahuan saja. “Karena pada dasarnya nanti mereka akan mendapatkan pengetahuan kembali di tingkat SMA,” ucap Amri. Tidak hanya itu, pemberian materi kepada siswa-siswi tingkat SMP dan SMA pun berbeda tergantung dari pola pikir tingkatan umur mereka. Ratu Annisa
Foto-foto: Ratu A
Napza Crisis Center (NCC)
INFO
Penyuluhan Narkoba dan HIV/AIDS di Kulon Progo Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Napza Crisis Center (NCC) adalah penyuluhan lewat Divisi Penyuluhannya. Penyuluhan yang pernah dilakukan adalah tentang penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS yang terselenggara berkat kerjasama dengan mahasiswa KKN UPN Veteran Yogyakarta. Lokasi penyuluhan di Pedukuhan Banggan, Sukoreno, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Tim yang diluncurkan pada penyuluhan yang dihadiri 50 peserta itu adalah Dian, Koordinator Divisi Penyuluhan dan Konseling, sebagai pembicara utama dan Peppy dari Divisi Media dan Informasi. Pada sesi penyuluhan itu tim NCC berusaha untuk membuat suasana lebih santai, supaya acara dapat berlangsung dengan lebih nyaman. Sesi penyuluhan diawali dengan perkenalan tim penyuluh NCC dan perkenalan singkat mengenai Napza Crisis Center (NCC) Kota Yogyakarta. Selanjutnya disampaikan materi tentang kenarkobaan, penyalahgunaannya yang terjadi selama ini, serta dampakdampak yang ditimbulkan. Pemberian materi kenarkobaan itu juga dilengkapi dengan pemutaran film tentang korban kecanduan narkoba. Materi selanjutnya yang disampaikan adalah tentang HIV/AIDS yang disampaikan oleh Peppy. Materi HIV/AIDS diberikan karena masalah narkoba dan HIV/AIDS memiliki keterkaitan, hubungan yang cukup erat, bahkan sering disebut sebagai lingkaran setan. Seperti halnya pada materi kenarkobaan, penyampain materi HIV/AIDS juga dilengkapi dengan tayangan film tentang penderita HIV/AIDS akibat kecanduan narkoba suntik. Penyampaian materi-materi tersebut memakan waktu sekitar 60 menit. Acara pun kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Tercatat ada sekitar 12 pertanyaan yang berasal dari empat orang penanya pada malam itu. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul cukup rata antara masalah narkoba maupun HIV/ AIDS. Ada beberapa pertanyaan yang terbilang jarang ditemui dalam penyuluhan-penyuluhan lain, yakni (1) apakah ada keterkaitan masalah politik sebagai latar belakang penjualan narkoba yang marak terjadi di Indonesia, (2) apakah ada unsur motif pembodohan oleh bangsa lain dibalik motif ekonomi oleh para Bandar besar narkoba dalam menjual ke Indonesia, sampai pada (3) bagaimana narkoba itu bisa menjadi suatu transaksi yang cukup besar, dengan omzet yang cukup tinggi. Dengan penyuluhan tersebut diharapkan para peserta dapat menjadi generasi-generasi pembentuk benteng perlawanan terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba.*** Sumber: www.napzacrisiscenter.blogspot.com
Struktur Organisasi NCC NCC hanya berdiri dengan tiga pendiri utama. Namun, NCC juga dibantu oleh volunter dari beberapa mahasiswa dan pekerja di kota Yogyakarta yang sangat peduli dengan narkoba. Berikut adalah struktur organisasi NCC:
Amri Uchrowi Budiyanto Koordinator NCC
Dian Ekawati Kurnianingsih Kerumahtanggaan
Agus Supriadi Koordinator Divisi
Divisi Penyuluhan
Divisi Konseling
Supervisor
Supervisor
Volunter
Volunter
Divisi Media & Informasi Supervisor Volunter
Divisi Outbound Supervisor Volunter
Job Description Volunter: 1. Divisi Penyuluhan adalah lembaga struktural yang melaksanakan pemberian layanan informasi secara langsung dalam rangka pengembangan wawasan masyarakat Kota Yogyakarta dan sekitarnya dalam menanggapi dan menyikapi permasalahan dan penanganan tindak penyalahgunaan narkoba yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Koordinator I Napza Crisis Center Kota Yogyakarta. 2. Divisi Konseling adalah lembaga struktural yang melaksanakan pemberian layanan konseling kepada masyarakat Kota Yogyakarta dan sekitarnya melalui berbagai media yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Koordinator I Napza Crisis Center Kota Yogyakarta. 3. Divisi Media dan Informasi adalah lembaga struktural yang melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan hasil penelitian ilmiah lainnya yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Koordinator II Napza Crisis Center Kota Yogyakarta. 4. Divisi Outbond adalah lembaga struktural yang melaksanakan pelatihan dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia di bidang kepemimpinan dan manajemen organisasi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Koordinator II Napza Crisis Center Kota Yogyakarta.
SINAR BNN EDISI V/2011
15
INFO
Klinik Narkoba Pondok Pesantren Al Munawwir
K
linik narkoba itu disebut Daarul Mubarot yang dipimpin oleh Dra Hj Ida Fatimah MSi sejak 2005 hingga sekarang. Pendirian klinik itu bermula dari pelatihan selama 5 hari tentang narkoba yang Ida ikuti di Malaysia bersama dengan perwakilan dari Badan Narkotika Nasional
Ruang belajar Pesantren Al-Munnawir, Komplek R
16
SINAR BNN EDISI V/2011
(BNN) dan Colombo Plan. Sepulang dari sana, ia diminta oleh BNN untuk membuka klinik yang awalnya untuk lingkungan pesantren. “Dari BNN kita mendapat beberapa bantuan peralatan seperti kasur dan lain-lain,” ucap Ida. Seiring waktu klinik narkoba Daarul Mubarot tidak hanya
Foto-foto: Ratu A
Pondok pesantren tak hanya sebagai tempat belajar agama, tapi juga turut meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Itulah yang dilakukan pondok pesantren Al Munawwir di Krapyak, Bantul, Yogyakarta, yang juga memiliki klinik narkoba di dalamnya.
Dra Hj Ida Fatimah MSi, Ketua Yayasan Daarul Mubarot Pesantren Al-Munawwir
bekerjasama dengan BNN, tapi juga dengan Lembaga Permasyarakatan Narkoba di Pakem. Pada April 2011, kerjasama itu dilakukan secara resmi dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Daarul Mubarot pesantren Al-Munawwir dengan Lapas Narkoba Pakem. “Tahanan yang menjadi pecandu narkoba, kita tangani dengan rawat jalan,” kata Ida. Kini, klinik narkoba Daarul Mubarot tak hanya untuk pesantren, tetapi juga untuk masyarakat umum. Namun, penanganan yang dilakukan sampai sekarang hanya untuk
INFO
Sertifikat pelatihan mengenai narkoba di Malaysia selama 5 hari
pasien rawat jalan, belum ada yang rawat inap. “Penangan medis seperti pemberian obat-obatan, kami belum menyediakan. Baru sebatas konseling dan pemberian terapi seperti terapi dzikir,”ujar Ida. Ida pun menambahkan, saat ini kliniknya sudah mandiri dan tidak mendapat subsidi lagi dari BNN. Melalui tenaga sukarela dari dokter dan psikolog, Daarul Mubarot tetap dapat melanjutkan penanganan pemulihan terhadap pasien narkoba yang ada di Pakem setiap dua kali seminggu.
Edukasi Selain menangani pasien narkoba, Komite Pesantren AlMunawwir Daarul Mubarot juga rutin memberikan penyuluhan tentang narkoba kepada para santri mulai dari tingkat Tsanawiyah maupun Aliyah (SMP maupun SMA, red). Penyuluhan diberikan hampir di setiap khotbah jumat maupun di sela-sela pembelajaran. “Tujuan kami memberikan penyuluhan agar para santri tahu akibat dan bahaya penyalahgunaan narkoba. Dulu kita pernah mengadakan tes urine kepada santri yang akan masuk sini,” ucap Ida. Penyuluhan tentang narkoba tak
hanya diberikan oleh pihak dalam pesantren, tetapi juga dibantu oleh pihak luar seperti Kapolres Bantul. Ida mengatakan, pelajaran ataupun pendidikan mengenai narkoba yang diberikan kepada para santri itu untuk mencegah peredaran narkoba. “Meskipun tidak secara formal dan tidak masuk dalam kurikulum, tapi setidaknya kita bisa membimbing para santri agar terhindar dari bahaya penyalahgunaan narkoba,” ucapnya. Penerapan pendidikan narkoba di pesantren Al Munawwir tersebut didasari oleh pendidikan agama yang kuat, melalui pelajaran akhlak dan aqidah. “Narkoba itu kan benda haram dan melalui pergaulan yang salah, anak muda akan terjerumus. Itulah yang mendasari kita menanamkan pendidikan akhlak dan aqidah untuk pendidikan narkoba,” kata Ida. Dengan memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba kepada para santri Ida pun merasa bersyukur karena sampai saat ini tidak ada santriwan maupun santriwatinya yang terjerumus apalagi memakai narkoba.
Respon sebelumnya Pa d a h a l , s e b e l u m n y a I d a mendapat larangan keras dari para kyai untuk mendirikan klinik narkoba Daarul Mubarot. Mereka ragu untuk menjalankan program tersebut karena agak sangsi terhadap omongan dari luar. “Pak Kyai sempat ragu dan bilang, bagaimana kalau orang lain menyangka bahwa santri kita ada yang menggunakan narkoba dengan adanya klinik tersebut. Dan risikonya pun sangat besar,” jelasnya. Namun, setelah diberikan penjelasan mengenai baik dan buruknya, akhirnya Daarul Mubarot mendapat persetujuan untuk didirikan. Bahkan sampai sekarang keluarga para santri dan guru-guru yang mengajar di Pesantren Al-Munawwir pun antusias dan merespon secara positif. Ida dan rekan-rekan Daarul Mubarot pesantren Al-Munawwir siap memberikan bantuan bimbingan untuk para pecandu narkoba (home care) rawat jalan. Karena untuk
Pondok inap santriwati Pesantren Al-Munawwir, Komplek R SINAR BNN EDISI V/2011
17
INFO
perawatan dari awal hingga 100% pulih, mereka belum bisa menampungnya. Ida berharap, “Santri kami yang sudah menjadi alumnus di sini punya bekal tentang pengetahuan agama kuat dan pengetahuan narkoba. Sehingga mereka bisa menyiarkan agama juga menyiarkan bahaya penyalahgunaan narkoba kepada masyarakat,” ucap wanita paruh baya itu.
Pesantren Pondok pesantren Al-Munawwir sendiri didirikan oleh KH Munawirr pada 1911. Santrinya yang berjumlah hingga ribuan itu terdiri dari santri domestik dan internasional. Di dalam kompleks, lokasi santri putra dan putri dipisahkan. Santri yang belajar di sana dapat digolongkan menjadi tiga kategori. Pertama adalah santri biasa, yaitu selain belajar mengaji mereka juga murid Tsanawiyah atau Aliyah di lingkungan pesantren. Kedua, santri takhosus, yakni santri yang khusus belajar mengaji dan menghafal Al Qur’an. Yang terakhir adalah santri
Masjid Pesantren Al-Munnawir, Komplek R
yang tinggal dan mengaji di pondok, tetapi belajar pula di berbagai sekolah atau perguruan tinggi di luar lingkungan pondok. M eto de p engajian yang dib er lak uk an dalam p ondok diantaranya dalam b entuk sorogan, bandungan, wetonan, dan muhadloroh. Sedangkan di luar kegiatan utama tersebut, diberikan juga latihan berorganisasi,
Ruang tunggu dan informasi, klinik narkoba Daarul Mubarot
18
SINAR BNN EDISI V/2011
kepemimpinan, orasi, berbahasa Arab, olah raga, dan lain sebagainya. Berbekal pendidikan yang didapat di dalam pondok, melalui wadah Korps Dakwah Mahasiswa (Kodama) yang beranggotakan para santri senior, atas nama pondok, mereka mengadakan pembinaan agama setiap Kamis malam kepada masyarakat sekitar Yogyakarta. Dengan begitu harapannya masyarakat memiliki dasar agama kuat sehingga bisa terhindar dari bahaya penyalahgunaan narkoba. Ratu Annisa
Ruang periksa dan konsultasi, klinik Daarul Mubarot
INFO
SINAR BNN EDISI V/2011
19
Dok. Humas BNN
KOLOM
ILHAM MALAYU Pengamat Masalah Narkoba
Langkah Pemulihan dari Narkoba
Pada Sinar BNN sebelumnya, edisi 4, telah diterangkan tentang tujuh langkah menangkal/pencegahan penyalahgunaan narkoba. Pada edisi kali ini akan dibahas mengenai tujuh langkah untuk lepas dari “lumpur hidup” narkoba. Berikut ketujuh langkah tersebut.
1. Kita Bisa Karena Kita Yakin Pecandu akan lebih mudah keluar dari kecanduannya bila dari dirinya sendiri ada keinginan untuk berhenti, untuk mengakhiri kehidupan yang tidak bisa ia kendalikan lagi (tak terkendali), yang terus mendorong dan menjerumuskannya ke dalam pusaran kuat “Lumpur Hidup” (Quicksand) kecanduan narkoba yang pasti akan membuatnya lebih menderita lagi. Seorang yang ingin pulih, harus percaya benar/yakin pada kemungkinan pemulihan dirinya. Itu adalah suatu keharusan bagi setiap pecandu yang ingin pulih. Kalau kurang yakin, sama saja dengan “menjegal” pemulihannya sendiri. Ingat: Kita bisa karena kita yakin. Bila, misalnya, kita ingin berpelesiran ke Bandung dari Jakarta dengan berkendaraan mobil, pada umumnya kita pasti yakin akan sampai di sana, berpelesiran, dan kembali lagi ke Jakarta dengan selamat. Tentunya dengan persiapan-persiapan yang baik, misalnya memeriksa semua komponen mobil—ban, oli, bensin, mesin—kondisi umum sebuah kendaraan, dan juga kesehatan yang menyopir kendaraan kita (sopir atau orang lain atau kita sendiri). Biasanya semuanya akan berjalan lancar seperti yang direncanakan. Namun, bila ragu-ragu dan kurang yakin dengan kemampuan dan kesiapan mobil serta pengendara mobilnya, maka besar kemungkinan kita akan mendapat kecelakaan di tengah jalan atau sama sekali gagal mencapai tujuan, karena terlalu was-was dan akhirnya takut sendiri untuk melanjutkan perjalanannya. 20
SINAR BNN EDISI V/2011
Begitu pula dengan pemulihan, kita harus yakin dan mempunyai keinginan kuat untuk keluar dari dunia roller coaster-nya narkoba, barulah kita dapat selamat kembali ke dunia waras dan meneruskan tugas kita masing-masing di dunia ini, yang selama menggunakan narkoba menjadi terbengkalai.
2. Panti Rehabilitasi & Merubah Persepsi/ Paradigma tentang Narkoba Menjalani rehabilitasi di panti-panti rehab dengan baik, merupakan sarana yang dapat merubah paradigma kita mengenai hidup ini untuk menuju hidup yang lebih baik, kehidupan yang ‘Bersih dan Waras’ (Clean and Sober). Supaya dapat menata ulang kembali nilai-nilai luhur di kehidupan seseorang dan yang paling penting adalah merubah persepsi tentang narkoba itu sendiri. Yang dulunya narkoba itu sebagai suatu kesenangan dan kebutuhan, menjadi narkoba itu racun yang dapat menghancurkan hidup kita dan hidup orang-orang di sekitar kita. Zat yang dapat menghancurkan semua bagianbagian terpenting dari kehidupan seseorang diantaranya: a. Hubungan keluarga; b.
Hubungan dengan orang yang kita kasihi;
c.
Hubungan dengan masyarakat luas;
d.
Kesehatan organ-organ tubuh kita;
e.
Kestabilan finansial/keuangan;
f.
Kinerja di pekerjaan;
KOLOM
Konsentrasi di sekolah, dlsb.
Salah satu pedoman untuk merubah paradigma kita mengenai narkoba adalah dengan menempatkan narkoba di tempat yang seharusnya kita tempatkan di alam sadar kita. Karena kompas utama (insting) seorang manusia dalam mengarungi kehidupan ini adalah Pain (menyakitkan, tidak menyenangkan, merugikan) dan Pleasure (kenikmatan, kepuasan). Maka yang dulunya narkoba kita taruh di bagian Pleasure, kini harus dipindahtempatkan di bagian Pain.
3. Introspeksi Paradigma Pecandu PLEASURE 1. Narkoba 2. Minuman beralkohol 3. Mabuk 4. Seks bebas
PAIN 1. Bersosialisasi 2. Olahraga 3. Hidup Bersih & Waras 4. Diet yang sehat, dll.
Menjalani kehidupan yang Bersih & Waras, kita harus memindah tempatkan sebagian besar yang terdapat di bagian Pain dari paradigma pecandu, ke bagian Pleasure. Dan sebaliknya. Pada fase pemulihan dalam perubahan paradigma/ persepsi, kita harus menata ulang isi dari titik magnet kompas kehidupan kita.
Banyak bertanya pada diri sendiri: Siapakah aku? Siapakah aku sebenarnya? Mulailah dari pertanyaan yang sederhana tapi mendasar ini. Kalau merasa sulit untuk berintrospeksi, mungkin pertama-tama bisa dibantu dan dipandu oleh seorang profesional seperti seorang psikolog atau psikiater. Dalam situasi tertentu, dapat dipandu oleh orangtua atau keluarga si pecandu yang dapat membuatnya merasa nyaman untuk mengeluarkan isi hatinya/curhat. Menggali ke dalam diri kita sendiri selalu mendatangkan tantangan, perasaan yang kurang enak. Selalu pada mulanya ada semacam kegalauan emosional, karena membuka diri dengan jujur kepada diri sendiri merupakan ujian yang tidak mudah. Namun lama-kelamaan, introspeksi menjadi sebuah kegiatan cognitive dan emosional yang menarik, tambah interesan, dan menyenangkan untuk dikerjakan.
Kita akhirnya dapat menyadari bahwa pencarian yang mendalam ke dalam diri kita akhirnya dapat menyembuhkan b a n y a k kepedihan, sakit hati, dan penyesalan yang ada jauh di dalam lubuk hati dan memori kita. Bila kita sunguh-sunguh menjalankannya, maka pencerahanpencerahan yang dapat diperoleh dari introspeksi ini dapat membangkitkan kita kembali untuk tetap tegar dan memberi semangat berjalan badan tegak dengan mata menatap ke atas, ke angkasa luas, tidak selalu menatap pada ibu jari kaki kita saja. www.zalfaadzraathari.blogspot.com
g.
4. Menjalani Hidup Sehat -
Diet sehat dengan memakan sayur-sayuran, buahbuahan, Omega-3/6/9, ikan, dsb. Meminum air putih yang cukup.
-
Olah raga rutin seperti senam pagi, berenang, jalan kaki pagi/sore, sepeda, jogging, main bola, dan olahraga yang lainnya.
-
Berhenti/tidak merokok, minuman beralkohol.
berhenti/tidak
minum
Menjaga kesehatan tubuh kita memang tanggung jawab dari diri kita masing-masing. Semua orang tahu hal ini, tetapi banyak orang yang belum bisa mengatur diet yang sehat dan rutinitas berolah raga yang sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh mereka. Berjemur 10 sampai 15 menit di sinar matahari pagi yang bersinar pada pukul 07.00 sampai pukul 09.00 pagi, sangat bermanfaat bagi diri kita. Tetapi, sinar matahari sesudah jam sembilan pagi hanya akan membakar kulit SINAR BNN EDISI V/2011
21
KOLOM
b.
Meredam kolesterol darah Ini merupakan kelanjutan proses di atas. Setelah kolesterol di bawah kulit dirubah menjadi vitamin D, otak dan tubuh kemudian memberikan sinyal kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk keluar dari darah menuju ke kulit. Dari proses inilah kadar kolesterol dalam darah dapat dikontrol dengan baik.
c.
Sinar matahari mampu membunuh bakteri penyakit, virus, juga jamur. Pada perawatan TBC, erysipelas, keracunan darah, peritonisis, pneumonia, mumps, dan asma; terapi sinar matahari sangat dibutuhkan. Bahkan beberapa dari virus penyebar kanker dapat dibinasakan oleh sinar ultraviolet ini. Infeksi jamur, termasuk candida, juga bakteri di udara bereaksi dan dapat dibinasakan oleh sinar matahari.
kita dan sinarnya terlalu banyak mengandung sinar UV (ultraviolet) yang sangat berbahaya bagi tubuh kita. Selain gratis, banyak lagi manfaat dari sinar matahari pagi, misalnya: Vitamin D Pada waktu berkas sinar ultraviolet disaring di kulit, sinar tersebut merubah simpanan k o l e s t ro l d i k u l i t m e n j a d i v i t a m i n D. Menerima paparan sinar matahari selama 5 menit saja sama artinya dengan memberikan 400 unit vitamin D pada tubuh.
d.
Mengurangi gula darah Sinar matahari adalah insulin alami yang memberikan kemudahan penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Hal inilah yang merangsang tubuh untuk mengubah gula darah menjadi glikogen, yang kemudian disimpan di hati dan otot. Proses inilah yang disebut sebagai turunnya kadar gula darah.
5. Pertemuan
Olahraga rutin
22
SINAR BNN EDISI V/2011
Mengikuti pertemuan-pertemuan harian dan mingguan yang diadakan di panti-panti rehab akan dapat membantu mengontrol perubahan-perubahan perasaan yang bergejolak/timbul yang sering membuat gelisah mereka-mereka yang sedang menjalani tahap-tahap pemulihan dari kecanduan narkoba. Lingkaran pertemuan (meeting circle) ini sangat amat diperlukan untuk mencapai pemulihan yang baik. Di dalam lingkaran pertemuan dengan para mantan pecandu aktif lainnya, individu-individu akan menyadari seberapa jauh perjalanan yang sudah ditempuhnya dan seberapa jauh lagi perjalanan yang masih harus ditempuhnya. Itu semua hanya dengan berbagi (sharing) pengalaman pada sesama mantan pecandu aktif lainnya di dalam lingkaran pertemuan tersebut. Ada semacam energi yang dapat dirasakan di dalam setiap lingkaran pertemuan yang
Foto-foto: Dok. Trubus
Konsumsi makanan sehat
a.
Penawar infeksi dan pembunuh bakteri
Dok. Majalah Trubus
KOLOM
Mengikuti pertemuan dengan para mantan pecandu
sanggup memberikan kekuatan untuk bertahan pada jalur pemulihan kepada setiap individu-individu yang berada di dalam lingkaran tersebut.
6. Menjauhi Tempat/Situasi Rawan Setelah 6 bulan sampai setahun di panti rehab (tergantung dari keberhasilan tahap-tahap pemulihan bagi tiap individu), ia mulai dapat kembali ke lingkungannya di masyarakat. Sebaiknya pada fase ini, ia selalu didampingi 24 jam oleh pendamping khusus dari keluarga atau seorang profesional, untuk beberapa bulan ke depan. Minuman alkohol sebaiknya dijauhi (avoid). Sesuatu yang dapat mencelakakan kita patut kita jauhi. Contohnya, bila kita memasuki sebuah lobby hotel dan melihat tanda “Lantai Licin” yang biasanya di taruh pada lantai yang baru saja dipel/dibersihkan dan masih basah, maka tentunya kita tidak akan berjalan ke lantai yang masih basah tersebut. Kita secara refleks akan menjauhi (avoid) tempat yang masih basah itu. Demikian pula bila kita melihat dalam sebuah pesta atau tempat yang kita kunjungi ada beberapa orang yang mabuk dan suasana yang bernuansa “Let’s have fun” yang lebih menjurus ke fun with a little help from my friend alias narkoba, maka kita sebaiknya menghindari tempat-tempat tersebut seperti kita menghindari lantai yang masih basah tadi. Mantan pecandu aktif harus perlahan menyesuaikan diri kembali dengan ritme kehidupan di masyarakat.
Meneruskan sekolahnya, pendidikannya, kariernya di pekerjaan, atau berkreasi. Kualitas pemulihannya akan lebih sempurna bila ada kegiatan harian yang rutin dan positif seperti belajar dan bekerja. Menganggur dan tidak berbuat apa-apa di rumah selain makan, tidur, makan, tidur, akan membahayakan pemulihannya. Kemungkinan terpelesetnya lagi ke “jurang pusing” narkoba akan semakin besar.
7. Membangun Rumah Tangga atau Membenahi Hubungan dengan Pasangan Bila enam langkah tadi sudah semua dijalankan dengan baik, tahapan berikutnya adalah menikah bagi yang belum menikah, dan membenahi hubungan yang baik dengan pasangan (suami atau istri), bagi yang sudah menikah. Bagi yang masih terlalu muda untuk menikah, cukup membenahi hubungan secara sungguh-sungguh, supaya lebih baik, dengan orang tua dan keluarga. Karena membangun sebuah keluarga yang baik membutuhkan usaha kita yang lebih dari biasanya untuk mengalah, bertenggang rasa, serta mengontrol emosi, dan harus selalu berfikir yang jernih bila ingin hubungan yang telah dibangun tetap kokoh dan nyaman. Fase inilah yang menentukan keberhasilan seorang mantan pecandu aktif membenahi hidupnya yang dulu tidak terkendali dan berantakan, menjadi hidup yang penuh tanggung jawab dan berarti bagi diri sendiri, pasangan hidup, keturunannya, dan masyarakat. Fase ini sangat penting walaupun terkadang sulit untuk dicapai dalam waktu yang singkat. Banyak langkahlangkah yang harus dilalui terlebih dahulu secara bertahap sebelum dapat mencapai tingkatan yang lebih stabil dan harmonis. Sebuah proses tentunya memakan waktu yang tidak sama bagi setiap individu dan tentunya ada beberapa dari anak-anak kita yang dapat mencapai tujuan lebih cepat dari yang lainnya. Dengan komitmen sungguh-sungguh dan usaha keras dalam menjalani ketujuh langkah ini diharapkan para pecandu narkoba bisa pulih dan kembali ke masyarakat untuk menjalani aktivitasnya.***
SINAR BNN EDISI V/2011
23
FOKUS
SIKIB ke CBU Kamboja Depok
Foto-foto: Humas BNN
Dalam rangka Hari Anti Narkoba Internasional (HANI), Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) mengunjungi panti rehabilitasi masyarakat berbasis agama Community Based Unit (CBU) Kamboja, Depok, Jawa Barat, pada Senin, 6 Juni 2011.
Rombongan SIKIB
K
egiatan itu dihadiri oleh istri Menkopolhukam sekaligus Ketua II SIKIB, Ratna Djoko Suyanto; istri Menteri BUMN, Lies Mustofa Abu Bakar; istri Menteri Keuangan, Nies Mantowardoyo; istri Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Santy H Faizal; istri Menteri Kelautan dan Perikanan, Hana Fadel
24
SINAR BNN EDISI V/2011
Moehammad; istri Wakil Menteri Luar Negeri, Moeliek Triyono; istri Panglima TNI, Tetty Agus Sukartono; istri Kapolri, Heny Timur Pradopo; istri Mantan Kasau, Rata H. Prayitno; Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Nani Syamsul Maarif; istri Mantan Jaksa Agung, Dani Hendarman Supandji; dan Profesional SIKIB,
Moeryono Aladin. Pada acara itu hadir pula Deputi Rehabilitasi BNN dr Kusman Suriakusumah SpKJ, Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat BNN Dr Victor Pudjiadi SpB FICS DFM, OPD Pemkot Depok, Muspida, LSM se-Kota Depok, dan para mantan penyalahguna narkoba.
FOKUS
Idris menambahkan, Pemkot Depok telah berpartisipasi dan berperan aktif dalam menangani masalah narkoba, yaitu dengan menyediakan tempat konseling, pengobatan, dan rehabilitasi bagi para pecandu
Menurut Wakil Walikota Depok, KH M Idris Abdul Somad, CBU Kamboja merupakan unit penanggulangan narkoba satu-satunya di Kota Depok yang berbasis agama. “Penyalahgunaan yang cenderung selalu meningkat perlu kita minimalisir dengan cara penanganan bersama yang dilandasi oleh rasa kasih sayang. Kita harus optimis bahwa kita bisa menanggulangi para pecandu dengan harapan nantinya Indonesia bisa bebas dari narkoba,” kata Idris dalam sambutannya. Idris menambahkan, Pemkot Depok telah berpartisipasi dan berperan aktif dalam menangani masalah narkoba, yaitu dengan menyediakan tempat konseling, pengobatan, dan rehabilitasi bagi para pecandu. “Kita juga telah memberikan kegiatan-kegiatan positif dengan memberikan keterampilan dan latihan kerja sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Kami berharap dengan dukungan kita
Ratna Djoko Suyanto selaku Ketua II SIKIB pun menghimbau kepada seluruh elemen untuk turut berpartisipasi dan mendukung program BNN dalam memberantas narkoba
semua penyalahgunaan narkoba bisa berkurang,” ungkap Wakil Walikota. Diakhir sambutannya, Idris juga meminta kepada BNN untuk mendirikan CBU yang berbasis sosial kemasyarakatan. Senada dengan Idris, Deputi Rehabilitasi BNN dr Kusman Suriakusumah SpKJ juga berharap dan berusaha untuk mendirikan CBU di berbagai tempat dan berbasis sosial kemasyarakatan agar Indonesia dapat bebas dari penyalahgunaan narkoba di masa mendatang.
Pengguna narkoba meningkat Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Prevalensi penyalahgunaan narkoba telah meningkat dari 1,5% atau sekitar 3,2-juta orang pada 2004 menjadi
Menurut Kusman, dari 3,6-juta jiwa pengguna narkoba, sebanyak dua pertiga di antaranya adalah warga tidak mampu
1,99% atau 3,6-juta orang pada 2008. “Pengguna narkoba didominasi usia muda dan sebagian besar adalah siswa SMA ke atas,” ujar Deputi Rehabilitasi BNN. Menurut Kusman, dari 3,6-juta jiwa pengguna narkoba, sebanyak dua pertiga di antaranya adalah warga tidak mampu. Mereka mendapatkan barang haram secara cuma-cuma dari pengedarnya berupa ganja dan pil koplo. “Harga kedua jenis narkoba ini tidak terlalu mahal, sehingga mereka mudah memperolehnya,” katanya. Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Kota Depok dari Fraksi Partai Demokrat, Siti Zubaidah menyatakan bahwa jumlah pengguna narkoba di Kota Depok semakin meningkat. Disebut meningkat karena setiap hari seorang pengguna narkoba meninggal. Oleh karenanya Siti mengatakan, di Kota Depok itu harus berdiri BNN bukan BNK. “Dengan berdirinya BNN maka Pemerintah Pusat yang memberikan bantuan SINAR BNN EDISI V/2011
25
FOKUS
dana ke BNN Depok. Pemerintah Kota Depok yang mencari lahan dan mendirikan kantornya,” tutur Zubaidah. Dalam situasi terus meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba tersebut, maka diperlukan upaya penanggulangan yang komprehensif, melibatkan tidak hanya sektor pemerintah terkait saja, tetapi seluruh komponen masyarakat bahu membahu, baik sebagai organisasi atau lembaga masyarakat, maupun individu atau tokoh masyarakat. Ratna Djoko Suyanto selaku Ketua II SIKIB pun menghimbau kepada seluruh elemen untuk turut berpartisipasi dan mendukung program BNN dalam memberantas narkoba. “Mari bersama SIKIB kita sukseskan penanggulangan narkoba, kita wujudkan Indonesia yang sehat
Para peserta yang hadir
26
SINAR BNN EDISI V/2011
dan bebas narkoba di tahun 2015,” ajak Ratna.
Terapi dan rehabilitasi Untuk itu dalam rangk a meningkatkan peran organisasi atau lembaga masyarakat dalam upaya terapi dan rehabilitasi, BNN bekerjasama dengan SIKIB menyelenggarakan rangkaian kegiatan untuk mensosialisasikan pentingnya peran nyata perempuan dan remaja dalam mendukung upaya terapi dan rehabilitasi pencandu narkoba. Contohnya kegiatan Sosialisasi Peran Aktif Kaum Perempuan dan Remaja dalam P4GN di Bidang Rehabilitasi di kementerian BUMN dan di Puri Adhya Garini, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Proses pemulihan pecandu membutuhkan waktu lama dan
Pengunjung Pameran Humas BNN dapat membawa pulang poster, brosur, dan stiker secara gratis
akan melalui beberapa tahapan. Terjadinya pemakaian kembali atau relaps merupakan salah satu ciri dari ketergantungan narkoba yang menyebabkan stigma dan diskriminasi pada pecandu, sehingga akses terhadap layanan terapi dan rehabilitasi terbatas, terutama akses layanan bagi pecandu narkoba perempuan. Tersedianya tempat layanan terapi rehabilitasi yang
FOKUS
Humas BNN ikut sosialisasikan tentang P4GN melalui pameran
terjangkau dari segi biaya, lokasi, waktu, serta jenis layanan amat penting, agar pecandu dapat memperoleh perawatan dalam setiap tahap proses pemulihan, sehingga dapat terwujud pelayanan yang terpadu dan berkesinambungan. Tujuan utama upaya terapi dan rehabilitasi adalah pemulihan pecandu menuju hidup yang sehat, produktif, bebas narkoba, dan jauh dari kriminalitas, serta mampu berintegrasi ke masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan visi SIKIB yaitu mewujudkan tatanan kehidupan dan penghidupan masyarakat dan bangsa Indonesia yang cerdas, sehat dan sejahtera. Melalui kegiatan ini diharapkan CBU Kamboja Depok dapat meningkatkan layanan rehabilitasi pecandu narkoba dan memberi contoh kepada CBU lain.
CBU CBU Kamboja merupakan satu dari lima CBU yang diresmikan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Menurut Ketua CBU Kamboja, Depok, Ignatius Delayola, CBU Kamboja adalah yang terbaik se Indonesia berdasarkan penilaian dari BNN.
Rehabilitasi masyarakat berbasis agama CBU Kamboja memiliki program rehabilitasi secara biologis, psikologis, dan volunter yang memberikan motivasi kepada penderita HIV untuk minum obat serta tes HIV kepada pengguna narkoba. “Sejak 2006 sudah ada 150 pengguna narkoba yang menjalani rehabilitasi. Tahun ini (2011) ada 45, namun yang aktif 30 orang. Ada yang beragama Kristen ada juga yang beragama Islam. Untuk yang beragama Islam kami menerapkan rehabilitasi sesuai ajaran Islam,” tutur Ignatius. Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Swasta Komponen Masyarakat BNN, Retno Daru Dewi, umumnya pengguna narkoba di CBU Kamboja adalah anak jalanan yang tergabung dalam Yayasan Bina Insan Mandiri atau Masyarakat Terminal (Master). “Selain memakai ganja dan putau mereka juga telah meminum kopi dicampur obat nyamuk cair,” tutur Retno. Mereka menganggap bila mencampur obat nyamuk cair dengan kopi dan meminum kopi tersebut maka nyamuk tidak akan menggigit mereka. Padahal, persepsi itu salah besar. “Nah, saat ini kami telah
berusaha mengubah pemahaman anak jalanan itu agar tidak meminum campuran tersebut,” tambah Retno. Tak mau melewatkan kesempatan mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, Humas BNN pun membuka stan pameran di CBU Kamboja. Kegiatan pameran tersebut diisi dengan display brosur/leaflet, stiker, poster, banner, buku saku, film Bahaya Narkoba, jurnal BNN, dan narkoba sintetis yang merupakan produk dari BNN. Pengunjung pun mendapat oleh-oleh berupa poster, brosur/leaflet, stiker, buku saku, VCD film Bahaya Narkoba dan jurnal BNN secara cuma-cuma alias gratis. Rosy Nur Apriyanti
SINAR BNN EDISI V/2011
27
FOKUS
SIKIB Gelar Sosialisasi P4GN di Kementerian BUMN Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Menurut data BNN, prevalensi penyalahgunaan narkoba telah meningkat dari 1,5% pada 2004 menjadi 1,99% pada 2008.
Ratna Djoko Suyanto, Ketua II SIKIB, bersama dr Victor Pudjiadi SpB FCIS DFM sama-sama memberikan penyuluhan tentang narkoba kepada para pengunjung yang datang
28
SINAR BNN EDISI V/2011
D
alam situasi terus meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba tersebut, maka diperlukan upaya penanggulangan yang komprehensif, melibatkan tidak hanya sektor pemerintah terkait saja, tetapi seluruh komponen masyarakat bahu membahu, baik sebagai organisasi atau lembaga masyarakat, maupun individu atau tokoh masyarakat. Dalam rangka meningkatkan peran organisasi atau lembaga masyarakat dalam upaya terapi dan rehabilitasi, Badan Narkotika Nasional (BNN) telah bekerjasama dengan SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu) menyelenggarakan rangkaian kegiatan untuk mensosialisasikan pentingnya peran nyata perempuan dan remaja dalam mendukung upaya terapi dan rehabilitasi pencandu narkoba. Tidak hanya dalam upaya rehabilitasi dan upaya terapi terhadap pecandu narkoba, SIKIB pun bertekad untuk ikut berpartisipasi dalam pemberantasan narkoba. Hal itu dilakukan dengan memperkuat keluarga untuk membentengi anak-anak bangsa dari serangan penyalahgunaan narkoba. Tekad tersebut terlihat dari kegiatan SIKIB dalam Sosialisasi Peran Aktif Kaum Perempuan dan Remaja dalam Pelaksanaan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di Bidang Rehabilitasi, salah satunya di Kementerian BUMN yang berlangsung di gedung Graha Telkom, Jakarta, 14 Juni 2011.
FOKUS
Penasihat Kementerian BUMN hadir untuk memberikan sambutan. Tidak hanya itu, penyuluhan narkoba tersebut juga diisi narasumber dari BNN, Dr Victor Pudjiadi, SpB FCIS DFM yang menjelaskan mengenai dampak bahaya penyalahgunaan narkoba. Sementara Deputi Rehabilitasi BNN dr Kusman Suriakusumah SpKJ memberikan pengetahuan tentang peran aktif kaum perempuan dan remaja dalam bidang rehabilitasi. Penyuluhan mengenai narkoba itu pun didukung stan BNN yang menyediakan berbagai informasi tentang dampak dari narkoba bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih jelas. Para pengunjung bisa mendapatkan buku saku, brosur, stiker, poster, majalah Sinar BNN, dan CD bahaya narkoba secara gratis. Stan pameran tersebut pun dapat membantu untuk mensosialisasikan
penyuluhan tentang narkoba, dengan adanya konsultasi pengunjung pameran dengan pihak BNN mengenai permasalahan narkoba. Ratu Annisa
Foto-foto: Dok. Humas BNN
“Jika hubungan keluarga kuat, maka dapat dipastikan keluarga dapat aman dari penyalahgunaan narkoba,” ujar Ketua II SIKIB Ratna Djoko Suyanto. Dengan pengentasan penyalahgunaan narkoba, Indonesia diharapkan dapat menjadi negara yang lebih maju. “Kami ingin peran aktif dari semua pihak, termasuk SIKIB dan organisasi wanita. Karena remaja dan ibu, memiliki keterkaitan untuk memberantas dan memerangi narkoba. Lingkungan keluarga sangat tepat untuk mencegah dan memerangi narkoba. Penderita atau pengguna narkoba bukanlah orang jahat, jadi harus dirangkul. Di sinilah peran ibu dan keluaga sangat penting,” tambah Ratna. Acara tersebut dihadiri oleh 500 peserta yang terdiri dari para Dharma Wanita Kementerian BUMN, pelajar, dan para undangan lainnya. Liza Mustofa Abu Bakar, selaku
Stan BNN dikunjungi oleh Ibu dan pelajar yang ingin mengetahui informasi mengenai bahaya narkoba
Acara “Sosialisasi Peran Aktif Perempuan dan Remaja” dihadiri 500 peserta SINAR BNN EDISI V/2011
29
FOKUS
Sosialisasi Peran Aktif Kaum Perempuan dan Remaja di Bidang Rehabilitasi ’’Pemberdayaan perempuan dalam pencegahan dan rehabilitasi narkoba memegang peran penting karena perempuan sebagai sosok ibu dan panutan bagi keluarga,’’ ujar Ratna Joko Suyanto, Ketua II Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB).
Deputi penyetaraan gender di bidang hukum dan sosial bersama Kepala BNN dan Ketua II SIKIB secara resmi membuka sosialisasi peran aktif perempuan dan remaja dalam P4GN di bidang rehabilitasi.
30
SINAR BNN EDISI V/2011
P
ermasalahan narkoba yang kian kompleks sudah seharusnya menjadi tanggung jawab seluruh lapisan bangsa Indonesia. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2008, angka prevalensi penyalahguna narkoba sebesar 1,99% atau setara dengan 3,6-juta jiwa. Fakta tersebut sungguh memprihatinkan jika tidak ada tindak lanjut yang signifikan dari seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu pada 16 Juni 2011, BNN bersama dengan SIKIB Jilid ke dua mengadakan acara sosialisasi bagi kaum perempuan dan remaja di Puri Adhya Garini, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Acara yang dihadiri sekitar 1.500 peserta itu merupakan salah satu rangkaian acara Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2011. Kaum perempuan dan remaja adalah salah satu pilar bangsa yang memiliki potensi kuat sebagai pelaku dalam rangka mempercepat Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) khususnya di bidang rehabilitasi. Dalam upaya P4GN, kaum perempuan memegang peran penting mengingat perannya sebagai seorang ibu/istri yang menjadi panutan bagi keluarga. Bukan hanya berperan di bidang pencegahan saja, kaum perempuan juga memiliki peran yang strategis dalam bidang rehabilitasi. Cinta dan kasih sayang dari seorang ibu menjadi faktor penting dalam upaya pemulihan dari
FOKUS
penyalahgunaan narkoba. Menurut Kepala BNN Drs Gories Mere dalam pidatonya menekankan, remaja dan perempuan merupakan elemen penting dalam sosialisasi P4GN. ’’Perlu adanya sosialisasi yang terusmenerus agar kepekaan masyarakat khususnya kaum perempuan dan remaja terhadap bahaya narkoba meningkat,’’ ujarnya. Sementara itu, Ketua II SIKIB Ratna Joko Suyanto menyatakan peran perempuan sangat penting khususnya di bidang rehabilitasi. ’’Pemberdayaan perempuan dalam pencegahan dan rehabilitasi narkoba memegang peran penting karena perempuan
Sekitar 1.500 peserta hadir dalam acara sosialisasi bagi kaum perempuan dan remaja dalam P4GN
Masyarakat BNN. Sosialisasi yang dikemas dengan atraksi sulap tersebut mendapat sambutan antusias oleh peserta sosialiasi. Dwi Prasetyo
^^ & ^ Peserta sosialisasi begitu antusias mengunjungi stan pameran BNN yang diselengarakan oleh bagian Humas dan Dokumentasi.
SINAR BNN EDISI V/2011
Foto-foto: Dwi PA
dr Kusman Suriakusumah SpKJ memaparkan tentang peranan keluarga dalam pencegahan narkoba
sebagai sosok ibu dan panutan bagi keluarga,’’ ujar istri Menkopolhukam tersebut. Ratna menambahkan perlu ada perhatian khusus bagi anak dan perempuan yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Acara yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam tersebut diisi dengan seminar oleh Deputi Rehabilitasi BNN dr Kusman Suriakusumah SpKJ tentang peranan keluarga dalam pencegahan narkoba. Selain itu, acara juga diisi dengan pameran dan sosialiasi bahaya narkoba oleh Dr Victor Pudjiadi SpB FICS DFM, Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen
31
FOKUS
Kunjungan SIKIB ke UPT T&R BNN
Foto-foto: Ratu A
Dalam rangka kegiatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2011, pada 27 Juni 2011 SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu) berkunjung ke Unit Pelaksana Teknis Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (UPT T&R BNN) di Lido, Bogor, Jawa Barat.
Foto bersama SIKIB, Perempuan Demokrat, Bhayangkari, dan Darmawanita dari beberapa Kementerian, serta Deputi Rehabilitasi, Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah, dan Kepala UPT T&R BNN
M
enurut Ketua II SIKIB, Ratna Djoko Suyanto, kunjungan tersebut juga sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman antara BNN dengan SIKIB di dalam penyelenggaraan P4GN. “Ini juga merupakan wujud kepedulian SIKIB
32
SINAR BNN EDISI V/2011
dalam rangka meyelenggarakan program pemerintah cegah dan berantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,” kata Ratna dalam sambutannya. Maklum, masalah penyalahgunaan narkoba senantiasa menunjukkan kecenderungan meningkat dari
tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada 2008 terdapat sekitar 1,99% atau setara 3,6-juta penyalahguna narkoba di Indonesia. Sedangkan jumlah korban yang mengikuti
FOKUS
Ratna Djoko Suyanto mengatakan, kunjungan SIKIB ke UPT T&R BNN merupakan wujud kepedulian SIKIB dalam rangka meyelenggarakan program pemerintah cegah dan berantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
terapi dan rehabilitasi masih sangat rendah. “Jumlah penyalahguna yang mengakses layanan terapi rawat jalan dan inap dari 2009 sekitar 17.730 orang. Berarti hanya sekitar 0,5% dari pecandu narkoba yang mendapatkan terapi. Sedangkan ada 99,5 % lainnya belum diterapi dan masih ada di lingkungan masyarakat, keluarga, sekolah, ataupun tempat dan komunitas lain,” ujar Ratna. Kondisi tersebut dinilai sangat memprihatinkan. “Keterbatasan fasilitas terapi dan rehabilitasi, serta stigma masyarakat tentang penyalahguna narkoba sebagai pelaku kejahatan menyebabkan ini semua. Sebagian besar penyalahguna ini masih termarginalisasi sehingga kesulitan
Di akhir penampilan para penari saman membentangkan spanduk BNN dan SIKIB sebagai rasa kepedulian terhadap para residen
memperoleh akses sarana atau pelayanan kesehatan dan kesosialan. Mereka merasa terdiskriminasi dan dijauhi dari lingkungannya,” jelas istri Menkopolhukam Djoko Suyanto itu. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi kendala itu, dalam hal ini BNN, adalah meningkatkan tersedianya pelayanan terapi dan rehabilitasi bagi penyalahguna nakoba yang mudah diakses, salah satunya seperti Kampus Unitra BNN—nama lain UPT T&R—di Lido. Unitra Lido merupakan unit pelaksana teknis BNN
Kunjungan SIKIB ke UPT T&R BNN dihibur oleh tarian saman
yang menjadi pusat rujukan terapi dan rehabilitasi bagi pengguna narkoba dan sebagai sarana penddidikan dan pelatihan serta riset keterantungan obat.
Tanya jawab
Rombongan SIKIB membeli hasil kreasi/keterampilan tangan residen wanita UPT T&R BNN berupa aksesoris dan perhiasan bebatuan
Di akhir sambutannya Ratna mengatakan, SIKIB telah berkomitmen untuk berpartisipasi dalam mendukung program pemerintah untuk mensukseskan Indonesia menuju sehat tanpa narkoba dan bebas narkoba pada 2015 dalam rangka membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan motto SIKIB “Bersama Menuju Indonesia yang Sejahtera”. Selain SIKIB, pada kunjungan tersebut juga hadir Perempuan Demokrat, Bhayangkari, dan Darmawanita dari beberapa Kementrian. Pada acara SINAR BNN EDISI V/2011
33
FOKUS
Deputi Rehabilitasi BNN dr Kusman Suriakusumah SpKj
kunjungan yang disambut oleh Deputi Rehabilitasi BNN dr Kusman Suriakusumah SpKJ itu ditampilkan hiburan musik yang dibawakan oleh para residen UPT T&R BNN, serta sosialisasi tentang UU No.35 Tahun 2009. Pada kesempatan itu, SIKIB beserta rombongan juga melakukan tanya jawab kepada beberapa residen mengenai kapan pertama kali mereka pakai narkoba dan apa motivasi mereka untuk berhenti. Jamal, salah satu residen, mengatakan ia menggunakan narkoba sejak 1996 dan sudah pernah beberapa kali direhabilitasi di rumah sakit jiwa. Sementara di Unitra BNN ini ia baru menjalani rehabilitasi selama dua bulan. Adam, residen asal Banten, mengaku mengkonsumsi narkoba sejak 6 tahun silam dan direhabilitasi di UPT T&R BNN ini sejak 3 bulan lalu. Ia mengatakan menjalani rehabilitasi atas keinginan sendiri dengan motivasi keluarga. ”Karena banyak berdosa meninggalkan keluarga dan pekerjaan sehingga saya sadar, 34
SINAR BNN EDISI V/2011
SIKIB memberikan beberapa pohon yang ditanam di UPT T&R BNN
ingin berbuat yang terbaik bagi saya, keluarga, dan negara,” ujar Adam. Pada kunjungan tersebut SIKIB dan rombongan juga memberikan beberapa bantuan yang bisa dimanfaatkan oleh para residen agar menjadi orang yang lebih baik. Contohnya buku, TV, kulkas, dan peralatan olah raga, serta beberapa pohon untuk lebih menghijaukan UPT T&R BNN. Rosy Nur Apriyanti
Hiburan musik yang dibawakan oleh para residen
Beberapa bantuan yang diberikan oleh SIKIB beserta rombongan
FOKUS
SINAR BNN EDISI V/2011
35
FOKUS
Malam Kebersamaan Menuju Indonesia Negeri Bebas Narkoba Sehari setelah puncak peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) di silang Monas, Jakarta, Badan Narkotika Nasional (BNN) memberikan penghargaan kepada beberapa tokoh masyarakat yang peduli pada kegiatan P4GN.
36
SINAR BNN EDISI V/2011
Foto-foto : Humas BNN
A
cara ini dihadiri oleh Kapolri, Kepala BNN, Ketua Komisi III DPR RI, Ketua II SIKIB, Kapolda Metro Jaya, para Deputi BNN, serta pejabat terkait lainnya. Acara yang dikemas ringan ini diisi dengan penampilan dari Frida Luciana—duta anti narkoba BNN 2009—para mantan residen di UPT Terapi dan Rehabilitasi BNN di Lido, dan pemberian penghargaan kepada pihak-pihak yang concern terhadap pencegahan penyalahgunaan narkoba. Penghargaan diberikan kepada SIKIB, Yayasan Putri Indonesia, Community Base Unit (CBU) Kamboja, Universitas Trisakti, dr Sudirman, dan H Agus Santoso. Menurut Kepala BNN, Drs Gories Mere, dalam pidatonya, penghargaan
Kepala BNN, Drs Gories Mere bersama para peneri ma penghargaan di malam kebersamaan dalam rangka menuju Indonesia Negeri Bebas Narkoba
FOKUS
Malam kebersamaan dengan hiburan musik angklung yang dibawakan oleh para residen UPT T&R BNN
yang diberikan oleh BNN tersebut dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih atas kerja keras pihak-pihak tersebut bersama BNN dalam rangka melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba. ’’Dengan diberikannnya penghargaan ini
diharapkan akan memacu pihakpihak lainnya untuk bersama-sama mencegah bahaya peredaran gelap narkoba di masyarakat, agar citacita Indonesia menuju Negeri Bebas Narkoba dapat terwujud,’’ tambah Kepala BNN.
Selain memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang concern terhadap pencegahan narkoba, BNN juga memberikan penghargaan khusus kepada empat anggota kepolisian dari kepolisian daerah Kalimantan Barat yang berjasa memutus mata rantai jaringan sabu WN Iran. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi BNN terhadap anggota kepolisian yang turut serta membantu dalam pemberantasan narkoba di segala lini baik darat, laut, maupun udara. Acara yang berlangsung selama kurang lebih 4 jam ini diisi dengan makan malam serta ramah tamah Kepala BNN dengan para tamu undangan lainnya. Dengan diadakannya acara ini, diharapkan seluruh pihak baik internal maupun eksternal dapat sama-sama bergandengan tangan bersama BNN dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa ini untuk menjadi Negeri Bebas Narkoba. Dwi Prasetyo
Dengan diadakannya acara ini, diharapkan seluruh pihak baik internal maupun eksternal dapat sama-sama bergandengan tangan bersama BNN dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa ini untuk menjadi Negeri Bebas Narkoba SINAR BNN EDISI V/2011
37
PERNIK
Santa Laurensia
Sekolah Bebas Narkoba
M
enurut kepala Badan N a r k o t i k a Nasional (BNN) Drs Gories Mere, kalau dilihat angka penyalahgunaan yang tertinggi itu ada pada kelompok 30 tahun ke atas. Namun, bila remaja usia 16-25 tahun ke atas dijumlahkan antara pelajar dan mahasiswa, muncul
38
SINAR BNN EDISI V/2011
Foto-foto: Dahlia
Sudah saatnya lembaga pendidikan secara aktif melakukan program Pencegahan, Pemberatasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) kepada siswa-siswinya. Itu karena pelajar yang notabane masih remaja sangat rentan terhadap godaan narkoba.
angka tertinggi adalah usia itu. “Itu lebih tinggi dari kelompok kerja dan buruh yang berumur 30 tahun ke atas, jadi memang usia itu yang menjadi perhatian kita. Ya, Kementrian Sosial, Kementrian Agama, Kementrian Pendidikan, bagaimana caranya agar golongan itu menjadi imun,” ujar Gories Mere dalam sambutanya pada puncak
acara Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2011 di silang Monas, Jakarta. Salah satu sekolah yang sudah secara aktif melakukan pencegahan terhadap bahaya narkoba di kalangan anak didiknya adalah Santa Laurensia di Alam Sutera, Tangerang, Banten. Menurut dr Hartati Kurniadi SpKJ, MHA, Kepala Health Centre di sekolah
PERNIK
tersebut, pencegahan terhadap narkoba sudah dilakukan pada saat murid baru masuk ke sekolah itu. “Awal masuk sekolah semua murid dan orangtua menandatangani perjanjian di atas materai bahwa akan ada pengecekan narkoba secara mendadak,” kata dr Hartati. Bila pada saat pengecekan itu tertangkap ada siswa yang ketahuan memakai narkoba, diberi sanksi berupa dikeluarkan dari sekolah alias drop out. Pengecualian tidak diberikan kepada siswa yang sejak awal memberitahu bahwa dulunya ia pernah memakai narkoba. ”Tidak masalah jika mantan pecandu itu masuk ke sekolah asalkan selama belajar di sekolah ini mereka bersih dari narkoba dan siap sedia diperiksa sewaktu-waktu,” ujar dr Hartati. Sanksi tidak diberikan kepada anak yang sedang dalam masa pengobatan. “Bila pada saat screening hasilnya positif ,tapi anak itu memang mendapat resep dokter yang mengandung opiate, misalnya, itu tidak apa-apa asalkan dia jujur,” tambah dr Hartati. “Karena memang sudah ada perjanjian dari awal, bahwa kalau sudah masuk sini akan diberlakukan seperti apa, termasuk SMP, SMA, ada tes urine, jadi mereka tidak boleh komplain,” kata dr Rossa, dokter tetap di Health Center Santa Laurensia. Pada saat melakukan tes urine, siswa yang bersangkutan harus diawasi sehingga ada saksinya.
Kendala Awalnya dr Hartati mengalami kesulitan saat menerapkan peraturan untuk berhenti merokok dan larangan antinarkoba di sekolah Santa Laurensia. Beliau harus terjun langsung untuk memeriksa dan menegur setiap orang yang merokok di kawasan sekolah. “Itu butuh perjuangan sekali karena banyak yang tidak setuju khususnya larangan untuk tidak merokok di kawasan sekolah. Satpam pun tidak berani untuk menegur, jadi memang saya harus turun langsung,” ujarnya. Kesulitan lain adalah saat menegur guru yang juga merokok di kawasan itu, “Menurut saya lebih mudah menegur siswa daripada guru karena kebiasaan merokok itu sudah sangat membudaya. Padahal, mereka contoh untuk murid-muridnya,” tambah Hartati. Namun seiring berjalannya waktu, kebiasaan untuk tidak merokok
pun dapat diterima oleh semua pihak yang berada dalam kawasan sekolah tersebut. Begitu pula dengan larangan antinarkoba. Untuk tahun-tahun pertama, dr Hartati sering melakukan pengecek an secara langsung ke kelas-kelas, loker, tas siswa, lapangan parkir, bahkan ke seluruh WC murid-murid Santa Laurensia demi menerapkan kebijakan baru di sekolah itu. “ Banyak siswa yang tidak mau jujur kalau mereka memang ‘pemakai’, namun lambat laun siswasiswa ‘pemakai’ tersebut ada yang mengundurkan diri walaupun sudah kelas 2 atau 3, jadi tersaring dengan sendirinya,” kata dr Hartati.
Cegah Santa Laurensia memiliki lima program pencegahan penggunaan narkoba. Pertama adalah program informatif yang terdiri dari pemasangan poster, penyuluhan pencegahan narkoba untuk murid, guru, dan orang tua. Kedua, program pendidikan yang terdiri dari FBIS (Friendship Born In School), integrasi pendidikan pencegahan NAPZA, life skills, hidup sehat dan pendidikan Parenting Skills bagi guru dan orang tua. Program ketiga adalah kegiatan alternatif, yaitu kegiatan olahraga, kesenian, sosial, dan lombalomba. Keempat, program intervensi yang terdiri dari larangan merokok di seluruh wilayah sekolah, peraturanperaturan sekolah, tes urine, anjing pelacak, konseling, serta sistem rujukan.
dr Hartati Kurniadi SpKJ MHA, kepala Health Centre di sekolah Santa Laurensia SINAR BNN EDISI V/2011
39
PERNIK
Health centre di gedung untuk SMP dan SMA
Terakhir adalah program evaluasi yang terdiri dari evaluasi perilaku serta program. FBIS didirikan dengan tujuan utama mencegah penggunaan narkoba di lingkungan sekolah Santa Laurensia. Kegiatannya berupa penyuluhan tentang bahaya narkoba serta rokok, kegiatan melatih jiwa kepemimpinan para anggota dan kegiatan lainnya. FBIS juga menjalin kerjasama dengan pihak lain, baik bekerjasama dengan pihak internal (pimpinan yayasan, bimbingan konseling (BK), kepala sekolah, ketua kordinator, serta seluruh karyawan). Dan pihak eksternal, salah satunya dengan BNN.
Pintu masuk menuju ruang periksa di Health Centre
Ruang periksa di Health Centre
Santa Laurensia menerapkan peraturan antinarkoba dan larangan merokok di dalam lingkungan sekolah
40
SINAR BNN EDISI V/2011
PERNIK
Ivony, guru BK St. Laurensia, menyarankan agar pengguna narkoba berkonsultasi dengan pskiater
“Kita tetap terbuka dan mau bekerjasama dengan siapa saja. Biasanya kami bekerjasama dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan,” ujar dr Hartati. Selain BNN, FBIS juga bekerja sama denganYayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), para oang tua murid, Yayasan Kasih Mulia, dan lain sebagainya.
dr Hartati sangat ingin para pelajar biasa mengemukakan permasalahannya dengan guru bimbingan konseling, psikolog atau psikiater (semuanya tersedia di Santa laurensia); sehingga mereka mampu menjaga dirinya agar selalu terbebas dari bahaya narkoba. Para anggota FBIS selama ini sudah terbiasa berkonsultasi dengan psikiater. ”Ada pasien yang takut kepada psikiater karena mereka akan dianggap mempunyai gangguan jiwa bila melakukan kontak langsung dengan seorang psikiater. Maka dari itu saran saya sebelum ‘gangguan jiwa’ akibat narkoba terjadi, sebaiknya segara berkonsultasi dengan psikiater,” kata dr Hartati. Tiara Kusuma Dewi
dr Rossa mengatakan tes urine pada siswa-siswi St. Laurensia dilakukan secara mendadak
Konsultasi Menurut Ibu Ivony, guru bimbingan konseling di Santa Laurensia, para pemakai narkoba seharusnya banyak berkonsultasi dengan psikiater karena penyalahgunaan narkoba itu berdampak pada kondisi kejiwaannya. Selama ini, masyarakat belum menganggap psikiater penting untuk mengatasi pecandu narkoba. Padahal, peran psikiater sangat dibutuhkan untuk memulihkan kondisi jiwa pecandu.
(kiri-kanan) Sherlyn, Grace, dan Claudia adalah anggota FBIS yang aktif SINAR BNN EDISI V/2011
41
PERNIK
Friendship Born In School Friendship Born In School (FBIS) merupakan sebuah organisasi di Tangerang yang bergerak dalam pencegahan primer narkoba dan khususnya rokok. Bisa dikatakan FBIS berdiri pada 7 September 2000 itu adalah organisasi pertama di Indonesia dalam pencegahan narkoba. Didirikan oleh 12 orang yaitu Adeline, Adit, Catherine Kosasih, Christian, Chyntia, Hary, Handy, Jonathan, Kris, Mario, Novi, dan Valentine. Serta dibantu oleh Karina, Tomo, dan Yoan dalam rangka mengembangkan persahabatan sebaya. Dibimbing oleh seorang guru konseling MG Ivone Utami dan dibawahi oleh unit SLTP Santa Laurensia. Pada perkembangannya FBIS dibawahi oleh dr Hartatik Kurniadi SpKJ MHA, sebagai kepala Health Center sekolah St. Laurensia. Tujuan pembentukan FBIS antara lain mencegah pengguna narkoba di lingkungan sekolah St. Laurensia, berani mengemukakan pendapat dengan cara positif, bersikap tanggap dan bereaksi cepat serta positif terhadap keadaan sekelilingnya terutama dalam hal menggunakan narkoba, membina rasa kebersamaan dan solidaritas antar siswa se-St. Laurensia, menampung dan menyalurkan agresivitas dan kreativitas pada hal yang positif, dan yang teakhir memberikan kesempatan atau wadah bagi alumni St. Laurensia agar tetap bergabung denga FBIS. Dalam perjalanannya FBIS mengalami banyak perkembangan. Awalnya merupakan tim sebaya yang kurang terstruktur, tapi kini sudah jalan profesional
42
SINAR BNN EDISI V/2011
yang dibuktikan dengan adanya susunan hirark i kepemimpinan dan bergerak secara dinamis melalui sistem dan teknologi yang sesuai dengan kondisi serta situasi. Dengan begitu F B I S b u ka n l a g i h a n ya sebagai tim, tetapi sebagai salah satu organisasi y a n g kompeten di tanah air. FBIS pun banyak meraih berbagai penghargaan dari luar negeri, contohnya The Bronze Award For Best School Based Drug Abuse & HIV/AIDS Prentation Programe The Year 2005. FBIS juga pernah masuk dalam tabloid rohani ‘Bulir’ edisi 18,18 Juli-15 Agustus 2004. Dalam perkembangannya, FBIS melewati beberapa tahap pergantian pemimpin dan pembimbing. Ketua pertama adalah Christian yang selanjutnya digantikan oleh Alice (non aktif) yang disayangkan tidak berjalan lama. Kemudian tongkat kepemimpinan dipindahkan dan diberikan pada Alexandra. Dan saat ini FBIS dipimpin oleh Ivana. Sementara pergantian pembimbing FBIS sudah tiga kali dilakukan sejak FBIS berdiri 11 tahun lalu. Mulai dari Ivone, kemudian Tisya, dr Luciawati, dan kini FBIS dibimbing oleh dr Rossa.
PERNIK
Aktif FBIS memiliki keunikan, ketua yang ada dapat digantikan oleh siapa saja asalkan merupakan anggota aktif untuk acara dan kegiatan-kegiatan. Dengan begitu diharapkan semua orang dapat berkembang dan menjadi pemimpin yang handal di masa akan datang di masyarakat. Itulah yang dirasakan oleh Allen Miscelle, wakil ketua FBIS. “Di organisasi ini selain kita belajar tentang narkoba, kita juga belajar tentang bagaimana menjadi pemimpin,” ujarnya. Saat ini ada sekitar 40 orang anggota FBIS yang masih aktif di St. Laurensia, itu di luar dari anggota FBIS yang tersebar di sekolah lain dan di beberapa negara lainnya.
Sedangkan anggota yang sudah tidak aktif dapat mencapai ratusan orang. Mayoritas anggota FBIS adalah remaja, baik pelajar maupun mahasiswa. Itu karena ”Narkoba itu lebih mudah menyerang anak-anak remaja, karena biasanya mereka berkelompok. Untuk itu penting sekali pembekalan agar mereka tidak terjerumus untuk menggunakan narkoba,” ujar Hartatik. Kemampuan akademis bukan menjadi salah satu prioritas dari organisasi ini, melainkan sikap kepedulian sosial khususnya pada anak bangsa untuk jauh dari narkoba dan dampak yang ditimbulkannya jadi minimal bisa lebih protect ke diri sendiri,” ujar Ryan Alihamzah, salah satu anggota FBIS yang masih aktif. Tiara Kusuma Dewi
Arti logo : t t
t
t
t
Lingkaran abu-abu yang menadakan arti cinta yang tulus, semangat dan pengorbanan terhadap bangsa Indonesia terhadap pencegahan primer terhadap narkoba tidak pernah terputuskan. Lambang tambah yang berwarna hijau dan memiliki lingkaran hilang di ujung kiri atas dan bawah kanan melambangkan bahwa FBIS ingin menciptakan pengaruh positif dan memberikan kontribusi yang bernilai baik kepada masyarakat luas khususnya negara. Bola lingkaran biru kecil melambangkan setiap anggota dan seluruh lapisan masyarakat yang ada untuk mendukung nilai tambah FBIS dan memberikan kelengkapan yang mengartikan FBIS tidak dapat jalan dengan sendirinya. Tulisan FBIS yang berwarna hitam dan dicetak besar mengartikan suatu harapan FBIS dapat menjadi organisasi yang semakin besar dan kuat disamping tetap rendah hati dilihat dari penulisan kepanjangan FBIS dicetak dengan warna abu-abu muda. Lingkaran merah melambangkan komitmen yang penuh dan membara untuk mengemban tugas pada pelaksanaannya dalam pencegahan primer terhadap narkoba.
SINAR BNN EDISI V/2011
43
KABAR DAERAH
Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2011 tak hanya berlangsung di silang Monas, Jakarta, tetapi juga di Alun-alun Pemerintah Kabuten Deli Serdang.
Lomba bakyak merupakan salah satu kegiatan dalam acara peringatan HANI 2011
44
SINAR BNN EDISI V/2011
A
cara yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional K abupaten (BNNK) Deli Serdang yang merupakan Instansi vertikal dari BNN dan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program P4GN di Kabupaten Deli Serdang itu berlangsung pada Minggu, 26 Juni 2011. Peringatan HANI ini merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh BNN Kab. Deli Serdang, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Surat Perintah Kepala BNN Nomor: Sprin/399/III/2011/BNN tanggal 14 Maret 2011 tentang Kepanitiaan Hari Anti Narkoba Internasional 2011. Peringatan HANI 2011 diselenggarakan karena adanya kecenderungan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang meningkat setiap tahunnya. Hal itu menjadi ancaman serius bagi berbagai aspek kehidupan manusia, masyarakat, dan bangsa. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba tidak hanya membutuhkan komitmen dan kesanggupan semua pihak, tetapi juga aksi nyata dari semua jajaran pemerintah, pihak legislatif pusat dan daerah, serta partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat termasuk organisasi non-Pemerintah (NGO), dan dunia usaha. Acara ini juga bertujuan agar masyarakat semakin menyadari bahaya penyalahgunaan narkoba dan sebagai masukan kepada pimpinan dalam pelaksanaan tugas di BNN Kab. Deli Serdang agar dapat mengambil kebijakan lebih lanjut.
Foto-foto: Dok. BNN Kab. Deli Serdang
Peringatan HANI 2011 di BNNK Deli Serdang
KABAR DAERAH
Joget balon, hiburan dalam acara HANI 2011
Puncak peringatan HANI 2011 di Deli Serdang itu dihadiri oleh sekitar 1.000 peserta terdiri dari Muspida Plus Pemkab. Deli Serdang, pejabat SKPD dan PNS Pemkab. Deli Serdang, TNI dan Polri, PKK, Bhayangkari, Persit, karyawan swasta, pelajar, serta masyarakat Kabupaten Deli Serdang, dan sekitarnya.
Beragam Kegiatan Pada acara peringatan HANI 2011 itu, BNN Kab. Deli Serdang menyelenggarakan beberapa kegiatan, seperti senam aerobik, gerak jalan santai, outbound (lomba bakiak, tali tambang, joget balon, sajojo, dan poco-poco), serta pemusnahan barang bukti. Pemusnahan barang bukti yang digelar di Alun-alun Pemda Kabupaten Deli Serdang itu disaksikan oleh Kepala BNN Kabupaten Deli Serdang AKBP Magdalena Sirait, Wakil Bupati Deli Serdang H Zainuddin Mars, Kapolres Deli Serdang AKBP H Wawan Munawar MSi, Dandim 0204/DS Letkol Arh Wawiek Dwinanto, Ketua DPRD Hj Fatmawaty, Sekretaris Daerah Kabupaten Drs H Azwar S MSi, dan masyarakat setempat. Pada kegiatan itu BNN Kab. Deli Serdang dan Polres Deli Serdang memusnahkan 10 kg ganja, 1,4 gram sabu, 167 butir pil ekstasi, dan 1.861 botol Miras.
Kepala BNN Kabupaten Deli Serdang AKBP Magdalena Sirait mengatakan, pemusnahan barang bukti dilakukan di hadapan masyarakat guna menyampaikan informasi bahwa penggunaan barang-barang tersebut dilarang. “Mereka juga harus tahu bahwa ada sanksi hukum yang tegas jika ketentuan itu dilanggar, terutama bagi mereka yang mengedarkan,” kata Magdalena. Pada kesempatan itu Magdalena juga menghimbau agar generasi muda tidak hanya menjauhi pemakaian narkoba, tetapi juga harus turut memeranginya. “Generasi muda harus turut memerangi penyebaran narkoba di lingkungannya karena kemajuan bangsa Indonesia berada di pundak generasi muda sebagai tumpuan masa depan bangsa dan negara,” ujarnya. Kegiatan yang dirangkai dengan gerak jalan sehat ini juga diharapkan dapat dijadikan media pengetahuan bagi masyarakat Deli Serdang bahwa dengan berolahraga, pemuda Deli Serdang akan memiliki jiwa dan raga yang sehat dan jauh dari narkoba yang merusak generasi muda. Sehingga ke depan, penyalahgunaan narkoba di Deli Serdang dapat diminimalisir.
Pemusnahan ganja, shabu, dan pil ekstasi dalam acara Peringatan HANI 2011 di Deli Serdang
Semua Pihak Menurut Wakil Bupati Deli Serdang H Zainuddin MARS, kegiatan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) harus didukung oleh semua pihak karena semua punya keyakinan yang sama, yaitu tidak ada bangsa yang sejahtera jika terusterusan dirongrong penyalahgunaan narkoba. “Jika peredaran narkoba tidak diperangi dari sekarang, maka kondisi bangsa akan lebih memprihatinkan lagi. Pada umumnya yang dirusak narkoba adalah generasi muda yang menjadi tumpuan masa depan bangsa dan negara,” tegas Zainuddin. Karena itu, seluruh elemen masyarakat diajak agar menjadikan peringatan HANI sebagai sarana untuk lebih memperkuat komitmen dan merapatkan barisan agar dapat mengurangi penyalahgunaan narkoba dalam format apa pun. Berkaitan dengan peringatan HANI 2011, BNN Kabupaten Deli Serdang mengharapkan program P4GN dapat didukung oleh seluruh instansi terkait baik Instansi Swasta, Pemerintah, dan BUMN untuk mewujudkan Indonesia Negeri Bebas Narkoba. Reza Putri Pratiwi dan Argo Hartono
Pemusnahan minuman keras disaksikan oleh masyarakat sekitar SINAR BNN EDISI V/2011
45
KABAR DAERAH
Peran Aktif BNNP Yogyakarta dan Masyarakat dalam P4GN
B
uktinya, BNNP Yogyakarta yang baru aktif mulai 1 Mei 2011, menindaklanjuti berbagai rangkaian program kegiatan BNP mengenai P4GN (Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba), hingga datangnya Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2011. Kegiatan yang dilaksanakan hingga Juni itu melibatkan Pemerintah DI Yogyakarta, LSM terkait, dan masyarakat Kabupaten maupun Kota Yogyakarta.
Rangkaian Acara
Kepala BNNP DI Yogyakarta Drs Budiharso MSi menyerahkan Tropi kepada Juara II Lomba Kampung Bersih narkoba
46
SINAR BNN EDISI V/2011
Dalam rangka memperingati HANI 2011 di Yogyakarta itu dimulai sejak Januari 2011, yaitu dengan Jogja Anti Drugs Abuse. Kegiatan tersebut berupa penyuluhan atau sosialisasi kepada siswa-siswi SLTP dan SLTA di seluruh Provinsi DIY. Total ada 150 sekolah, terbagi atas: Kota
Foto-foto: Dok. BNNP DI Yogyakarta
BNNP Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta dan pemerintah setempat, serta masyarakat Yogyakarta telah memperlihatkan peran aktif dalam Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di provinsi DI Yogyakarta.
KABAR DAERAH
Penyuluhan di SMPN 2 Banguntapan
Yogyakarta, Kab. Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul dan Sleman masingmasing 30 sekolah. Ke-30 sekolah itu terdiri atas 15 SMP dan 15 SMA/SMK. Kegiatan Jogja Anti Drugs Abuse ini terselenggara atas kerjasama BNNP DIY dengan Lembaga Anak Bangsa Cerdas (LABC). Kegiatan lain adalah Leadership Training (Pelatihan) dimulai pada 20—21 Januari 2011 di Bangsal Wiyoto Projo. Peserta yang hadir sebanyak 200 Pengurus OSIS tingkat SMP dan SMA dari 40 sekolah, yaitu 20 tingkat SMP dan 20 tingkat SMA/ SMK. Masing-masing sekolah diwakili oleh 5 siswa. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan mereka mampu menyampaikan informasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba kepada rekannya di sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan bagi peserta yang mampu menyampaikan informasi terbanyak kepada rekan-rekannya, diberikan reward berupa HP atau hadiah lainnya. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan Sosialisasi Lomba Kampung Bersih Narkoba (LKBN) Tingkat Provinsi, yang diselenggarakan di Pusat Pemerintahan Yogyakarta,
Penyuluhan di SMPN 2 Sedayu
Pengarahan dari Kepala Satuan Narkoba dan Sekretaris LAKHAR BNP sebelum pelaksanaan operasi
Suasana Penggeledahan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman Yogyakarta
Suasana penggeledahan di kamar tahanan perempuan SINAR BNN EDISI V/2011
47
KABAR DAERAH
Sleman, dan jajaran Satuan Narkoba Polres Sleman. Dalam operasi tersebut dilakukan tes urine kepada 41 penghuni rutan, hasinya ditemukan 4 orang positif pengguna narkoba jenis Benzodiazepam.
Seminar
Pengarahan oleh Kalahar BNNP DIY dan Kepala Satpol PP Gunung Kidul kepada Petugas sebelum operasi
yaitu di Gedung Unit VIII dan Unit IX Kepatihan Danurejan Yogyakarta. Peserta yang hadir antara lain Camat, Lurah, dan RW di Kota Yogyakarta; Camat, Kepala Desa, dan Kepala Dusun di Kabupaten Yogyakarta; dan lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat di Kota dan Kabupaten. Sosialisasi LKBN di masing-masing Kabupaten/Kota, dilakukan secara berurutan mulai 18 Februari di Kota Yogyakarta, 21 Februari 2011 di Kabupaten Bantul, 22 Februari 2011 di Kabupaten Sleman, 23 Februari 2011 di Kabupaten Kulonprogo, dan 24 Februari di Kabupaten Gunung Kidul. Sedangkan pelaksanaan LKBN di tingkat RW/Padukuhan, dilakukan pada 15 Maret—15 April 2011, dan dilanjutkan Lomba Tingkat Desa, Kecamatan, dan Kabupaten yang berakhir pada 22 Juni 2011. LKBN diakhiri dengan Rapat Pleno Tim Juri LKBN pada 23 Juni 2011. Sedangkan pengumuman pemenang dilaksanakan pada saat puncak acara HANI 2011. 48
SINAR BNN EDISI V/2011
BNNP Yogyakarta juga melakukan kegiatan Operasi Penyalahgunaan Narkoba di Rumah Tahanan Cebongan, Sleman yang dilaksanakan pada 28 Maret 2011. Operasi tersebut dilaksanakan secara gabungan antara BNNP DIY selaku Pelaksana Program, Satpol PP Provinsi DIY selaku penegak Perda No. 3 Tahun 2000, BNN Kabupaten
Peserta refleksi dari unsur Tagana
Talkshow dan Temu Pemuda dengan tema "Yogyaku Yogya Istimewa Bebas Narkoba" diseleggarakan oleh KNPI DIY, bekerjasama dengan BNK dan BNNP bertempat di Aula Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta, yang diikuti kurang lebih 150 orang perwakilan berbagai Organisasi Masyarakat kepemudaan. L S M d i Yo g y a k a r t a p u n melaksanakan berbagai seminar, antara lain tentang "Ganja dan Kesehatan Jiwa" yang bekerjasama dengan BNNP Yogyakarta dan Griya Pemulihan Siloam, pada 23 Juni 2011 di Gedung Pracimosono, Kepatihan Yogyakarta. Pada seminar tersebut audience dibawa pada sebuah suasana yang hidup dan komunikatif sehingga setiap peserta ambil bagian dalam
KABAR DAERAH
acara ini. Masih banyak permasalahan sekitar narkoba yang menjadi tugas dan “warning” bersama ketika di tempat “penjara” yang penjagaannya ketat pun masih “kecolongan” bahkan melibatkan “oknum lapas” dalam peredaran gelap narkoba. Muncullah pertanyaan, bagaimana sistem hukum di negara kita ini? Apakah hal ini terjadi karena urusan perut semata? Atau…??? Masih banyak peryataan dan pertanyaan yang memerlukan respon serta jawaban yang mengarah pada penanganan masalah narkoba. Ini tugas bersama. Ada juga seminar “Menguak Tabir Peredaran Gelap Narkoba di Lapas dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba 2015 dan membangun jati diri Lapas di Indonesia. Seminar diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Peduli Napza pada 25 Juni 2011 di LPP Convention Yogyakarta bekerjasama dengan Pemda Provinsi DIY.
Kegiatan ini dihadiri 100 peserta dari berbagai elemen, diantaranya BNNP DIY, Lapas/Rutan, Polda DIY, Kanwilhumham, Dinas Sosial Kota/ Kabupaten, Kemenag, Kemenkes, Kemdikpora dan pemuda, LSM, Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri, Komunitas Addict, Komunitas eks narapidana, dan media.
Puncak Acara Malam Refleksi HANI atau renungan ber langsung pada 25 Juni 2011, pukul 19.00 s/d 22.00 WIB di Pendopo Kabupaten Gunung Kidul. Renungan tersebut ditandai dengan penyalaan lilin berlambang Hati dan pembacaan puisi, serta sebuah perenungan. Lilin berlambang hati mengandung arti Kasih Sayang atau Cinta, bahwa pemakai atau pecandu narkoba adalah juga manusia yang perlu diberikan kasih sayang,
Pembacaan puisi refleksi HANI 2011
Tamu undangan dari SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota
Sekretaris Lakhar BNNP DIY menyalakan lilin dalam rangka Refleksi
Tamu undangan dari Jajaran Muspida Kabupaten/Kota SINAR BNN EDISI V/2011
49
KABAR DAERAH
Zubaedi, dari Media BERNAS JOGJA Menyerahkan Tropi kepada Juara harapan I Lomba Kampung Bersih Narkoba
bukan malah di benci atau dikucilkan. Mereka adalah korban yang harus mendapatkan perlindungan dan mereka juga ingin hidup normal. Puncak acara HANI 2011 diperingati pada 27 Juni 2011 dengan mengadakan upacara di alun-alun Pemda Gunung Kidul diikuti sekitar 1.000 peserta dari Lembaga Pemerintah, Perangkat Desa, Sekolah SLTP, SLTA, Lembaga Swadaya, Pemuda, dan Karang Taruna. Pada acara puncak tersebut juga dilakukan pemusnahan barang bukti di lapangan alun-alun Pemda Gunung Kidul. Kegiatan tersebut dalam rangka kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap kegiatan P4GN. Pemusnahan barang bukti dihadiri oleh Inspektur upacara, Drs Ichsaruri—Pelaksana tugas Sekda provinsi DIY—para saksi dari Kejaksaan Negeri, Balai POM, Dit. Narkoba DPRD DIY, MUI, dan Lembaga Swadaya Masyarakat terkait.
Peserta Refleksi dari Unsur Tagana
Barang bukti yang dimusnahkan
Ibu Nuri Triharjun mewakili GKR. Hemas selaku TP PKK menyerahkan Tropi kepada Juara III LKBN
Secara Berurutan Juara I, Dusun Brajan Bantul, Juara II Dusun Margoluwih Sleman, Juara III Dusun Ngunut Gunungkidul, Juara Harapan I Dusun Kulonprogo, Juara Harapan II RW Celeban Yogyakarta
50
SINAR BNN EDISI V/2011
Inspektur Upacara menyulutkan obor ke dalam Barang Bukti yang dimusnahkan
KABAR DAERAH
Barang Bukti dibongkar dari Dus
Barang Bukti yang dimusnahkan adalah jenis narkotika berupa ganja seberat 21 kg dan berbagai macam pil sebanyak 2.153,75 butir/tablet. Sementara jenis psikotropika diataranya putaw, heroin, dan pil masingmasing berjumlah 114,031 gram, 15,224 gram, dan 12.588,75 butir/ tablet. Tidak hanya itu, ditemukan juga obat berbahaya lainnya sebanyak 7.389 butir yang disita dan dimusnahkan pada hari itu. Selesai upacara, dilanjutkan dengan Kegiatan Say No To Drugs, yaitu Pentas Musik yang dilaksanakan oleh Kelompok NASITH dan anakanak muda dari Gunung Kidul dan Yogyakarta. Kegiatan terakhir pada puncak acara HANI 2011 tersebut adalah Light On peserta dari Provinsi dan Kabupaten Kota yang membawa spanduk bertemakan perang melawan penyalahgunaan narkoba sebagai media sosialisasi terhadap masyarakat agar masyarakat mengetahui bahaya penyalahgunaan narkoba, baik bagi kesehatan jiwa maupun dari kerugian ekonomi. Titik start dimulai dari Alunalun Wonosari menuju Pantai Baron, Gunung Kidul. Ratu Annisa
Bupati Gunung Kidul melepas Mobil Bantuan Air Bersih dari Dinas Sosial ke Wilayah Rongkop Gunung Kidul
Inspektur Upacara menandatangani Berita Acara Pemusnahan Barang Bukti bersama para saksi dari Kejari, Balai POM, Dit Narkoba DPRD DIY, MUI dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Inspektur Upacara melepas Peserta Light On ke Pantai Baron
Group Band Duta Anti Narkoba Yogyakarta “EUREKA” sedang tampil membawakan lagu SINAR BNN EDISI V/2011
51
KABAR DAERAH
Kegiatan HANI 2011 di BNNP Jawa Tengah Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah kompleks yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerjasama dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
B
Peredaran Gelap Narkoba). Berbagai rangkaian kegiatan telah mereka laksanakan dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) yang setiap tahunnya diperingati di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Rangkaian acara HANI yang dilaksanakan oleh BNNP Jawa Tengah pun tidak lepas dari peranan pemerintah, masyarakat, maupun LSM dan Instansi terkait. Berikut beberapa kegiatan yang dilaksanakan.
Foto-foto: Dok. BNNP Jawa Tengah
adan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah bekerjasama dengan pemerintah kota Semarang dalam kegiatan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Ketua BNNP Jawa Tengah (kiri) menerima sertifikat Seminar Nasional
52
SINAR BNN EDISI V/2011
KABAR DAERAH
Kegiatan Pada Kamis, 16 Juni 2011, Kepala BNNP Jawa Tengah, H Soetarmono DS SE MSi, menjadi pembicara pada acara Talkshow Nasional Hanimoon 2011 dengan tema “Potret Penanganan Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan” di Gedung Prof Soedarto Universitas Diponegoro Tembalang. Ketua Panitia UKM Peduli Napza, Feri Saputra, mengemukakan, acara tersebut merupakan program kerja Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Peduli Napza Undip dalam rangka memperingati HANI. Kegiatan tersebut didasari karena masih tingginya jumlah pemakai narkoba.
Acara seminar yang dihadiri 280 orang peserta itu, disambut oleh Ketua UKM Peduli Napza Undip, Indah Kurniasari; Pembina UKM Peduli Napza Undip, Dra Endah Wahyuningsih; dan
Pembantu Rektor III yang diwakili oleh Ngadhiwiyana MS. Acara yang dipandu dr Daru Lestyanto MSi, sebagai moderator, itu juga menghadirkan dr Adhi Yustiawan SH selaku perwakilan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas I Kota Semarang. Adhi mengemukakan tentang upaya penanganan, pembinaan, dan faktor pada narapidana atau tahanan narkoba. Sementara Kepala BNNP Jawa Tengah mengutarakan tentang peranan BNNP Jawa Tengah dalam usaha Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (PN4GN) di Jawa Tengah. Tidak hanya itu, kegiatan dalam rangka menyambut HANI 2011 pun ditunjukkan dengan kegiatan Seminar Nasional yang diadakan oleh UKM GERHANA (Gerakan Mahasiswa Anti Narkoba) UNNES (Universitas
^^ Ketua BNNP Jawa Tengah Soetarmo SE MSi, beserta mahasiswa saat menggelar aksi peduli keprihatinan terhadap penyalahgunaan narkoba di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah <
Ketua BNNP Jawa Tengah Soetarmo SE MSi, salah satu pembicara di seminar Nasional SINAR BNN EDISI V/2011
53
KABAR DAERAH
Negeri Semarang) pada Sabtu, 18 Juni 2011. Seminar yang bertempat di Gedung D6 Lantai 3 ini mendapat apresiasi yang cukup baik dari seluruh mahasiswa maupun guru di wilayah Semarang. Seminar yang dihadiri oleh mahasiswa IKIP PGRI Semarang, Unisulla (Universitas Islam Sultan Agung) Semarang, UNESA (Universitas Negeri Surabaya), dan UNNES yang menempati urutan peserta terbanyak pertama itu dibuka dengan tarian tradisional Gado-gado Semarang. Seminar Nasional bertema “Permasalahan Rokok dan Narkoba serta Relevansinya dengan Dunia Pendidikan” itu menghadirkan pembicara terkemuka, diantaranya Soetarmono SE MSi, Ketua BNNP Jawa Tengah; drh Dwi Yanny MPsi, Dosen Psikologi UNIKA; dan salah satu pendiri UKM GERHANA, Natal Kristianto, SPd. Masih dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2011 yang jatuh pada tanggal 26 Juni 2011, BNNP Jawa Tengah juga bekerjasama dengan UKM 54
SINAR BNN EDISI V/2011
Perguruan tinggi di Kota Semarang menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk “Aksi Peduli Keprihatinan Terhadap Penyalahgunaan Narkoba dengan Membagikan Stiker Anti Narkoba”. Aksi ini diselenggarakan di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang mahasiswa. Aksi peduli tersebut diharapkan mampu mempersatukan langkah para mahasiswa di Kota Semarang dalam upaya menolak penyalahgunaan
narkoba, sekaligus sebagai momentum untuk mempersatukan langkah masyarakat Jawa Tengah dalam melaksanakan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba khususnya di kalangan masyarakat Kota Semarang. Pada 27 Juni 2011, BNNP Jawa Tengah juga mengisi acara peringatan HANI 2011 yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Kabupaten Brebes. Acara yang diselenggarakan di Pendopo Kantor Bupati Brebes ini dihadiri 150 peserta yang berasal dari pegawai instansi pemerintah Kabupaten Brebes serta masyarakat setempat. Diharapkan acara peringatan HANI tersebut dapat menyatukan langkah dalam upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. Ratu Annisa, Niken Anggrek Wulan dan Indah Saraswati
^ & v Aksi peduli keprihatinan terhadap penyalahgunaan narkoba dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba Internasional diikuti 50 mahasiswa
REFLEKSI
10 Mitos & Satu Kebenaran Tentang Narkoba : Veronica Colondam : Remaja-Dewasa : Yayasan Cinta Anak Bangsa dan Media Indonesia
Narkoba bukan semata realitas yang mengerikan, tetapi juga perkara mitos yang menyesatkan. Salah satu kesulitan besar dalam perang melawan penyalahgunaan narkoba adalah karena hidup dan kuatnya sang mitos. Anak muda bangsa adalah kelompok korban sekaligus sasaran para bandar narkoba. Mitos yang beredar di dalam pergaulan menjerumuskan mereka ke dalam dunia narkoba. Mulai dari hanya sekadar coba-coba sampai pada tingkat kecanduan. Apa benar sekali mencoba narkoba akan terbelenggu seumur hidup? Bagaimana dengan ganja? Kata orang ganja tidak adiktif karena merupakan “herbal alami”. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan seseorang kecanduan dan orang lain tidak? Kebijakan narkoba seperti apa yang tepat untuk kultur Indonesia: harm reduction, legalisasi, atau abstinensi? Itulah ulasan yang akan kita temui dalam buku ini. Pada bab pembuka, penulis mengajak pembaca untuk memandang persoalan narkoba pada tatanan yang lebih luas. Mulai dari bagaimana peran “Narkoba dalam Sejarah Dunia” sampai pada konteks khusus permasalahan narkoba di Indonesia. Bab selanjutnya membahas tentang pendapat dari para ‘aktor’ yang bermain dalam dunia narkoba yang dilanjutkan tentang bagaimana pengentasan kemiskinan dapat menjadi solusi alternatif dalam penanggulangan narkoba. Serangkaian topik tersebut, dapat menjadi landasan dalam menjawab secara objektif berbagai mitos seputar narkoba yang beredar di masyarakat. Selain mitos, ada juga fakta-fakta menarik yang dapat kita temui dalam buku ini. Sebut saja fakta tentang kandungan zat beracun ganja, pemaparan tentang berbagai zat psikotropika, serta cara-cara terapi untuk bebas dari jeratan narkoba. Buku ini juga memuat tentang berbagai pengalaman pecandu yang berhasil lepas dari belenggu narkoba dengan segala lika-likunya. Ada juga cerita dari ustad gaul, Jefry Al-Bukhari, mengenai pengalamannya terbebas dari narkoba. Buku karya Veronica Colondam ini sangat patut untuk menjadi referensi kita tentang dunia narkoba. Selain inspiratif, buku ini juga memberikan motivasi-motivasi agar kita tidak terjerumus dalam lembah hitam narkoba. Penuturan kata yang sederhana dapat lebih mudah dinikmati, didukung dengan adanya ilustrasi yang menambah pengertian kita tentang dunia narkoba. Dahlia
SINAR BNN EDISI V/2011
55
Dahlia
Penulis Kategori Penerbit
LIPUTAN
BNN Raih Juara I (Fotografi) dalam Acara Pekan Informasi Nasional 2011
P
Foto-foto: Dok. Humas BNN
Demi terwujudnya Indonesia Bebas Narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Humasnya terus melakukan sosialisasi tentang Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) kepada masyarakat luas.
ekan Informasi Nasional 2011 di Taman Budaya Surakarta ( TBS/TBJT ) Solo, Jawa Tengah, dirasa sebagai media pas untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan nar koba kepada masyarak at, khususnya warga Solo. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pendidikan Nasional RI
Menkominfo Tifatul Sembiring memberikan sambutan dalam acara pembukaan Pekan Informasi Nasional
56
SINAR BNN EDISI V/2011
LIPUTAN
display produk, maupun penjelasan secara lisan. Antusiasme masyarakat itulah yang berhasil mengusung BNN menjadi stan dengan predikat pengunjung teramai dalam kegiatan Pekan Informasi Nasional tersebut.
Menkominfo Tifatul Sembiring menandatangani perangko Internet Sehat dan Aman (Insan)
bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Surakarta merupakan salah satu kegiatan dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Pendidikan Nasional. Acara yang berlangsung selama empat hari, 21—24 Mei 2011, itu dihadiri oleh sekitar 2.500 peserta, yang berasal dari Pemerintahan Pusat (Kemkominfo, Kemdiknas, Operator Telekomunikasi dan Penyiaran, Bakohumas Pusat), Pemerintah Provinsi yang terdiri dari Dinas/ Instansi/Badan Kominfo/Humas Daerah serta Pemerintah Kabupaten/ Kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kabupaten/Kota, LSM bidang Informasi, para seniman dari berbagai daerah di Indonesia, guru, pelajar, mahasiswa, serta pegawai di lingkungan Taman Budaya Jawa Tengah.
BNN raih juara I Barang-barang yang dipamerkan di stan BNN
peserta, serta bimbingan teknis Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas). Pada pameran kali ini, BNN bekerjasama dengan Bakohumas melakukan kampanye mengenai bahaya narkoba kepada masyarakat khususnya masyarakat Solo, dengan perwakilan Kabag Humas & Dokumentasi BNN Drs Sumirat Dwiyanto MSi dan Kasubag Dokumentasi sekaligus koordinator pelaksana pameran Ari Lispriyanto SH MM. Pada acara pameran tersebut tim BNN mensosialisasikan tentang bahaya narkoba secara maksimal. Peserta yang hadir pun sangat antusias terhadap informasi yang diberikan BNN baik dalam bentuk brosur, buku, poster, souvenir,
Selain pameran, BNN juga turut serta dalam lomba Fotografi ANTARA. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kantor Berita ANTARA itu mengangkat tema tentang pendidikan, karena bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Hasil membanggakan pun kembali diraih BNN melalui Septianto Dianmas Jaya, yang berhasil menyabet gelar Juara I pada lomba fotografi tersebut. BNN yang diwakili oleh Vidya Ayuningtias sebagai peser ta pelatihan, Irwan Siswanto Haris Hernowo selaku tim dokumentasi juga mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis Bakohumas. Melalui Bimbingan Teknis mengenai Teknik Pengelolaan Informasi itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kualitas SDM yang ada di BNN khususnya Bagian Humas dan Dokumentasi Settama BNN. Dahlia
Pameran Pada acara yang dibuka oleh Menkominfo itu BNN mengikuti beberapa kegiatan, diantaranya Pameran Bakohumas yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional didampingi Menkominfo, Gubernur Jawa Tengah, dan Walikota Solo, lomba fotografi di Kantor Berita ANTARA yang diikuti sekitar 30 orang
Stan BNN ramai dipenuhi pengunjung siswa SMP yang ingin tahu tentang narkoba SINAR BNN EDISI V/2011
57
LIPUTAN
(Festival Palang Pintu) Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui bagian Humasnya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui kegiatan pemeran Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
K
ali ini, sosialisasi dilakukan pada Festival Palang Pintu VI dan Gelar Budaya Betawi 2011 yang digelar di Jalan Kemang Raya, Kemang, Jakarta Selatan. Event unggulan kota Jakarta Selatan itu merupakan bentuk kepedualian anakanak Betawi akan warisan kebudayaan Betawi yang sedikit demi sedikit mulai tergeser oleh kebudayaan modern. Kegiatan tersebut menyajikan pagelaran budaya Betawi yang dilakukan oleh anak-anak muda Betawi, bazar, pameran, dan kegiatan positif lainnya. Tujuan festival ini adalah untuk menghidupkan kembali ragam kesenian Betawi, seperti palang pintu dan pantun, tanjidor, rampak beduk, dan tarian-tarian Betawi. Tentunya pengunjung juga bisa menikmati aneka kuliner Betawi dan membeli aneka kerajinan tangan yang unik dari 500-an stan yang ada. Hampir semuanya dihasilkan oleh produksi rumahan industri kecil, yang tentunya menarik dijadikan kenang-kenangan Festival Kemang.
BNN buka stan
Ada sekitar 500 stan yang meramaikan Festival Palang Pintu VI
58
SINAR BNN EDISI V/2011
BNN sendiri berpartisipasi dalam bentuk membuka stan pameran. Di sana didisplay brosur/leaflet, stiker, banner, note book, pin ikon anti narkoba, VCD film bahaya narkoba, majalah Sinar BNN, buku P4GN, dan narkoba sintetis yang merupakan produk dari BNN. Kegiatan lain yang dilakukan adalah membuka konsultasi seputar narkoba bagi pengunjung pameran dan membagikan brosur, stiker, banner, note book, pin ikon
Foto-foto: Dok. Humas BNN
Sosialisasi P4GN di Kemang
LIPUTAN
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, Festival Palang Pintu bisa menanamkan budaya Betawi di kalangan masyarakat dan generasi muda
anti narkoba, VCD film bahaya narkoba, majalah Sinar BNN, dan buku P4GN kepada pengunjung secara cuma-cuma. Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat, khususnya para pengunjung pameran tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Kegiatan yang dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo tersebut berjalan sangat meriah. Hal ini tampak dari ribuan pengunjung yang datang pada kegiatan yang d i s e l e n g g a r a k a n o l e h Fo r u m Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) bekerja sama dengan Pemerintah Kota DKI Jakarta. Baik mereka yang datang karena ingin mengetahui kebudayaan betawi, maupun mereka yang datang hanya sekedar untuk berbelanja dan mengunjungi stan pameran, ataupun sekedar jalanjalan wisata keluarga. Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, menjelaskan inti acara tersebut adalah bagaimana cara bersilaturahim dan diharapkan tradisi Betawi bisa tetap dilestarikan. “Intinya adalah
bagaimana bersyukur, kita bisa bersilaturahim, tapi juga bahwa segala sesuatu ini selalu ada syaratnya. Kemudian juga saya berharap bahwa festival ini mendapat sambutan juga dari masyarakat lain,” ujarnya. Fauzi Bowo juga mengatakan, festival ini bisa menanamkan budaya Betawi di kalangan masyarakat dan generasi mudanya.
Satu kilometer
dari arah Jalan Ampera maupun Jalan Antasari. Untuk mengantisipasi kemacetan, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya melakukan pengalihan arus lalu lintas bagi pengendara. Selama dua hari berlangsungnya pameran, stan BNN tidak pernah sepi dari para pengunjung festival. Mereka banyak menanyakan mengenai informasi bahaya narkoba. Kebanyakan dari mereka merupakan pelajar, orang tua, dan pendidik, seperti guru, dosen, dan aktivis anti narkoba. “Mereka sangat antusias terhadap informasi yang diberikan BNN baik informasi melalui media brosur, buku, poster, stiker, maupun informasi yang diberikan Tim BNN secara lisan,” kata Suhartini Titin P Skom, staf Humas BNN yang juga salah satu penjaga stan pameran tersebut. Melalui kegiatan ini, BNN berupaya untuk melakukan sosialisasi ke berbagai kalangan yang hadir dalam Festival Palang Pintu VI dan Gelar Budaya VI 2011 dan berharap dapat menjadi salah satu cara untuk mensuksesk an Indonesia Bebas Narkoba pada 2015 mendatang. Rosy Nur Apriyanti
Panitia menyediakan dua panggung sebagai sarana penyajian pagelaran bagi peserta pagelaran budaya Betawi serta stan penjualan dan pameran lebih dari satu kilo meter sepanjang jalan Raya Kemang. Tak heran bila demi kelancaran kegiatan dalam rangka ulang tahun Kota Jakarta ke-484 itu, jalan Kemang Raya ditutup mulai pukul 06.00 hingga 22.00 WIB setiap harinya selama festival ini berlangsung (4—5 Juni 2011). Acara tersebut juga Stan BNN tidak pernah sepi dikunjungi pengunjung menutup akses Jalan Kemang
SINAR BNN EDISI V/2011
59
LIPUTAN
Ludruk Anti Narkoba
L
Foto-foto: Dok. Humas BNN
Ludruk merupakan salah satu kesenian khas Jawa Timur yang digelar oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) di depan kantor Kecamatan Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 11 Juni 2011.
udruk merupakan pagelaran pertama dari sembilan pagelaran yang akan diselenggarakan BNN dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia bebas narkoba. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Para pemain pagelaran ludruk anti narkoba
60
SINAR BNN EDISI V/2011
LIPUTAN
rta masyarakat
, bese ultan ahli BNN, Camat Wiyung Surabaya Direktur Diseminasi Informasi BNN, Kons oba Nark Anti ntasan Ludruk yang hadir sedang menyaksikan peme
Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) melalui kesenian tradisional Indonesia. Kesenian ludruk mirip dengan lenong, kesenian khas Jakarta dimana seni panggungnya menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial. Umumnya ludruk dibuka dengan tari remo dan parikan. Kegiatan Pagelaran Seni Budaya Penyalahgunaan Anti Narkotika dan Prekursor Narkotika di Provinsi Jawa Timur yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB itu dihadiri sekitar 600 warga masyarakat Kota Surabaya dan sekitarnya. Pada acara yang berakhir pada pukul 00.30 WIB itu juga hadir perwakilan dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Kepala BNNP Jawa Timur, BNNK/Kota Surabaya, Kapolsek Wiyung, Camat Wiyung, serta tokoh masyarakat kota Wiyung dan sekitarnya. BNN sendiri diwakili oleh Direktur Diseminasi Informasi Deputi Pencegahan BNN Drs Kurniawan beser ta Konsultan Ahli BNN Dra Noldy Ratta.
Tragedi Pagelaran ludruk mengisahkan tentang salah satu bandar narkoba yang tinggal dalam keluarga yang sangat harmonis dan rukun. Kondisi keluarga berubah jadi tragedi yang menyedihkan ketika Bandar itu ingin merebut harta kedua orangtuanya. Akibatnya di dalam keluarga itu terjadi perpecahan hingga akhirnya sang ayah meninggal dunia karena
masalah tersebut. Pagelaran itu sungguh dapat menyampaikan kampanye bahaya narkoba ke masyarakat. BNN pun berharap pesan moral yang disampaikan melalui kesenian tradisional Jawa Timur dapat membuat masyarakat sadar akan bahaya penyalahgunaan narkoba. Selain itu, juga tumbuh kesadaran akan pentingnya melestarikan dan mengembangkan seni budaya lokal dan bangkitnya semangat nasionalisme. Melalui kebudayaan Jawa Timur itu masyarakat diajak peduli akan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. Pesan moral yang disampaikan pun diharapkan dapat mengena di hati para masyarakat penikmat kesenian tradisional, sehingga pesan tersebut dapat disampaikan kembali kepada masyarakat lainnya. Khususnya mengenai pesanpesan pencegahan dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Rosy Nur Apriyanti
Dihadiri 600 warga masyarakat kota Surabaya dan sekitarnya SINAR BNN EDISI V/2011
61
LIPUTAN
BNN Indikasikan Adanya Bandar Narkoba di Kerobokan Badan Narkotika Nasional (BNN) terus memburu otak peredaran narkoba tak terkecuali di Lembaga Pemasyarakatan (LP). Setelah menangkap bandar narkoba yang memiliki jaringan internasional di LP Narkotika Kelas II A Nusakambangan, kali ini giliran LP Kerobokan, Denpasar, Provinsi Bali, yang menjadi target.
Dr Benny Jozua Mamoto SH MSi memberi catatan, "Semua orang yang menghalangi penyidikan itu bisa dikenakan pasal 138 UU Narkotika, ancamannya 7 tahun penjara.”
62
SINAR BNN EDISI V/2011
botol kaleng minuman Pocari Sweat di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Setelah dilakukan kontrol pengiriman, petugas berhasil membekuk tersangka lain, yaitu YI dan dan MN di Denpasar, Bali, pada 24 Juni 2011, pukul 09.30 WITA.
Kurir Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa DS adalah anak buah R yang bertugas sebagai kurir. DS bertugas mengambil barang dari bandar di Jakarta, biasanya barang itu dititip di sebuah tempat atas nama DS. Kemudian DS membawanya ke Bali via bus agar tak dicurigai. Sesampainya di Bali, barang tersebut diberikan pada kurir YI—anak buah narapidana lain berinisial R yang membeli barang pada R di LP. Menurut Benny tersangka yang ditangkap terakhir oleh BNN itu sedang berhubungan telepon dengan oknum di dalam (Lapas). “Jadi kalau sedang berkomunikasi mau jam berapa pun kita harus segera tangkap, karena kalau tidak keburu nanti diilangin barang buktinya,” ujar Benny. Benny juga menjelaskan, kalau bicara jaringan berarti mata rantai. “Begitu kena satu ini harus segera
Foto-foto: Dok. Humas BNN
O
perasi BNN yang dipimpin oleh Direktur Narkotika Alami Dr Benny Jozua Mamoto SH MSi berlangsung sehari sebelum Hari Anti Narkoba Internasional (HANI). Pada Sabtu (25/6) dini hari, Benny langsung mendatangi LP Kerobokan yang menampung lebih 1.000 narapidana yang umumnya dihuni oleh terpidana kasus narkoba. Benny mengincar R karena diduga terlibat jaringan narkoba dari hasil pengembangkan penangkapan jaringan narkoba di Jakarta oleh BNN. Pada 22 Juni 2011, sekitar pukul 21.00 WIB, aparat BNN menangkap seorang kurir berinisial DS, dan T, dengan barang bukti 187,25 gram sabu yang dimasukkan ke dalam
LIPUTAN
Barang bukti kartu domino yang ditemukan saat penggeledahan
Tim BNN saat melakukan penggeledahan
dikejar kalau tidak akan lari, hilang, dan sebagainya. Kecepatan waktu itu menjadi penting sekali,” tambahnya. Benny juga menuturkan, Tim BNN mempunyai pengalaman ketika menangkap tersangka Y di Lapas besi. “Prosedur sudah kami taati, birokrasi kami ikuti begitu lama akhirnya ketika kami geledah semua bersih. Setelah kami pulang kami panggil KPLP, ‘anda saya tangkap atau HP Y diserahkan’. Kami tunggu satu jam lalu barang itu datang. Jadi wajar kalau kami tidak begitu saja percaya karena pengalaman,” ujar Benny. Oleh karena itu Tim BNN selalu bertindak cepat untuk mengungkap jaringan narkoba.
perjalanan hal tak terduga terjadi. Penangkapan yang semestinya berjalan lancar dan aman berubah menjadi sebuah kerusuhan. Ketika Tim BNN masuk terlihat mereka—R dan narapidana lain—sedang pesta (main judi, minuman keras, ditemukan sabu, suntikan, pisau belati) bukan lagi tidur. “Nah, pas kita sedang berjalan ada seorang provokator yang teriak untuk memprovokasi yang lain,
Rusuh Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan, Tim BNN pun langsung terbang dari Jakarta ke Bali. Semula operasi berjalan lancar dan aman. Kalapas Siswanto pun membukakan pintu dan menemani Tim BNN masuk sel untuk menangkap R. Namun, dalam
BNN incar R, narapidana kasus narkoba di LP Kerobokan, Denpasar, Bali
akhirnya spontan yang lain ikut-ikutan kemudian terjadilah ketegangan itu. Kita tidak mau mengambil risiko, karena ini memang rumah orang, lalu kita keluar, kita mundur. Tapi, ternyata mereka terus diprovokasi kemudian menjebol pintu,” jelas Benny. Narapidana melakukan perlawanan. Mereka menyerang dan melempari petugas dengan benda-benda. Puluhan narapidana dari tiga blok ikut menyerang. Mereka menjebol tiga blok sel, merangsek menuju ruang kalapas. Kantin LP ikut menjadi sasaran. Pintu ruangan kantin dihancurkan, kaca dipecahkan dan barang-barang kantin dibakar. Kerusuhan berangsur pulih setelah situasi terkendali pukul 03.00 WITA. Petugas LP dibantu polisi berhasil meredam aksi anarkis narapidana. Benny sangat menyayangkan kejadian tersebut. Namun, semua itu tak menyurutkan langkah BNN dalam mengungkap dan memberantas jaringan peredaran narkoba di tanah air. Bahkan Benny memberi catatan, “Semua orang yang menghalangi penyidikan itu bisa dikenakan pasal 138 UU Narkotika, ancamannya 7 tahun penjara,” katanya. Rosy Nur Apriyanti SINAR BNN EDISI V/2011
63
LIPUTAN
The Life Award 2011
Penghargaan Jurnalistik di Bidang Pencegahan Narkoba
Foto-foto: Dok. Humas BNN
The Life Award kembali digelar pada 27 Juni 2011. Sejumlah jurnalis media cetak, televisi, dan foto, hadir pada acara yang diselenggararakan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) bekerja sama dengan Media Group, Masima Group, United Nations Office of Drugs and Crime (UNODC) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) di Goeth Haus Jakarta.
Perwakilan UNODC Gerry Lewis saat memberikan selamat kepada pemenang
64
SINAR BNN EDISI V/2011
LIPUTAN
CEO YCAB Veronica Colondam menekankan pentingnya pembangunan karakter dalam pencegahan narkoba
T
he Life Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada jurnalis yang mengangkat cerita seputar pencegahan primer dan penyalahgunaan narkoba, serta perilaku berisiko lainnya seperti seks bebas, dengan cara yang inspiratif dan mampu membangun kesadaran masyarakat tentang bahayanya. Penghargaan ini diberikan pada skala nasional sejak 2008. Sedangkan pada 2011, penghargaan diberikan kepada jurnalis di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik yang bertemakan “Narkoba dan Seks di Kalangan Remaja: Fakta di Situasi Terkini”. “Kami menyadari peran besar media massa dalam menyebarluaskan informasi mengenai bahaya narkoba dan seks di kalangan remaja. Penghargaan ini diberikan kepada jurnalis media massa sebagai bentuk apresiasi sekaligus insentif bagi mereka untuk bersama-sama melakukan penyadaran tentang bahaya narkoba dan seks bebas di kalangan remaja melalui media,”ujar
Presiden Direktur Media Indonesia Lisa Luhur Schad. Lisa juga mengatakan Media Group sangat senang bisa bekerjasama dalam penyelenggaran The Life Award. “Kami akan menjalankan program ini secara berkala untuk menggerakan media massa dalam melakukan penyadaran mengenai isu-isu sosial di Indonesia melalui karya jurnalistik,” tutur Lisa.
Penghargaan Hadiah yang diberikan pada acara penganugerahan The Life Award ini senilai USD2.500 untuk pemenang pertama dan USD1.000 untuk pemenang kedua. Pemenang diseleksi dari hasil karya yang masuk dan sudah diterbitkan dalam priode 1 Januari 2010—25 April 2011. Tim Juri yang diketuai oleh Mamiar Mangiang (media cetak), Ed Wray (fotografi), Kathy Quaiano (televisi), dan Eddy Harsono (radio) menyerahkan hadiah secara langsung kepada pemenang yang terpilih dari 169 kandidat.
Juri menetapkan tujuh pemenang dari beberapa kategori. Dua juara untuk kategori media cetak, dua penghargaan untuk kategori radio, dan satu penghargaan khusus untuk media cetak, fotografi, dan televisi. Dua penghargaan lagi diberikan kepada media asing. Acara ini didukung oleh sejumlah pihak seperti Media Group, Masima Group dan pewarta foto mulai dari proses promosi, seleksi, hingga penjurian berlangsung. Acara yang disponsori oleh Chevron dan Telkomsel ini dihadiri oleh perwakilan dari UNODC Gerry Lewis, CEO/ Founder YCAB Veronica Colondam, serta tamu lainnya dari kalangan korporasi dan media. Awalnya penghargaan ini diprakarsai oleh YCAB bekerjasama dengan United Nation Information Center (UNIC) pada 2003 dalam program Journalism Award untuk kategori media cetak. Kemudian penghargaan ini berlanjut di tahun berikutnya untuk kategori karikatur, foto dan media cetak, serta berganti nama menjadi YCAB—UNIC Awards. Pada 2005, peserta lomba foto dan karikatur diperluas tidak hanya jurnalis, tetapi juga masyarakat luas.
YCAB “Kami berharap peran media dalam membentuk opini publik dan membangun kesadaran masyarakat pada akhirnya dapat melahirkan sebuah kolaborasi antar sektor untuk bersama-sama mencegah bahaya perilaku berisiko, dalam hal ini narkoba dan seks bebas dikalangan remaja,” ujar Founder/ CEO YCAB Veronika Colondam. Ia SINAR BNN EDISI V/2011
65
LIPUTAN
juga menyatakan harapannya agar penghargaan ini dapat memotivasi jurnalis untuk aktif memaparkan fakta-fakta adiksi yang ditimbulkan oleh narkoba dan seks bebas di kalangan remaja melalui media. YCAB sebagai organisasi yang bertujuan memandirikan remaja Indonesia menyadari, narkoba dan seks bebas jelas menghalangi proses pembangunan sebuah bangsa, termasuk menghalangi remaja membentuk kemandirian. Tim Kelompok Kerja Pemberantasan Penyalahgunaan Narkoba Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan, 70% pengguna narkoba di Indonesia adalah anak usia sekolah. Oleh karena itu, YCAB melalui salah satu dari tiga programnya yang bersama Healty Lifestyle Promotion (HeLP) aktif mempromosikan gaya hidup sehat untuk menjauhkan remaja
Sestama BNN Bambang Abimanyu saat mengalungkan medali kepada pemenang
dari perilaku berisiko, termasuk memberikan materi lainnya seperti tentang Love, Sex and Dating (LSD), serta pengembangan kepemimpinan dan kewiraswastaan. Selain fokus dalam bidang youth development, YCAB juga memliki dua pilar program lainnya yakni
House of Learning and Development (HoLD) dan Hands-on Operation for Entrepreneurship (HopE) yang memberikan pendidikan, pelatihan vokasional, serta pendampingan ekonomi bagi remaja putus sekolah, anak jalanan dan remaja dari keluarga pra sejahtera di Indonesia. Dwi Prasetyo
Para pemenang bersama Sekretaris Utama BNN Bambang Abimayu serta perwakilan UNODC Gerry Lewis, Ceo YCAB Veronica Colondam, dan Presiden Direktur Media Indonesia, Lisa Luhur Schand
66
SINAR BNN EDISI V/2011
LIPUTAN
Penerima Penghargaan The Life Award 2011 Kategori
Media Cetak
Juara/ Penghargaan
Judul
I
“Perempuan Muda di Jalur Narkoba, Tergiur Iming-Iming Kawan”
Penulis/Fotografer/ Pengirim Erwin Dariyanto
Media
Majalah Tempo
II
“Tak Mudah Lepas dari Jerat Narkoba”
Subroto
Harian Republika
Khusus
“Menghapus Stigma di Kampung Beting”
Agus Wahyuni
Harian Borneo Tribune
Khusus I
“Mentari Terbit di Kampung Bali”
Muhammad Irham
Radio KBR68H
Radio Khusus II
“Menguak Tabir Peredaran Narkoba di Kampus”
Fotografi
I
“Sindikat Narkotika Internasional”
Televisi
I
Vitali Ridho
Radio 101,4 Trax FM
Heru Haryono
www.okezone.com
“Narkoba Wajah Buram Anak Jalanan”
Yosua Panggabean
ANTV
I
“New Approach at Drug Rehab Center”
Zhang Yan
II
“Helping Drug Addicts”
Media Asing
Editorial
China Daily
Asahi Shimbun
SINAR BNN EDISI V/2011
67
LIPUTAN
Jelabau Sakau Sosialiasi tentang peredaran gelap dan bahaya penyalahgunaan narkoba tak melulu harus dengan penyuluhan, seminar, atau talkshow. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pertunjukan rakyat seperti yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan BNN.
M
engambil judul ’’Jelabau Sakau’’, acara yang dilaksanakan di lapangan sepak bola Mabar, Medan Deli, Medan, pada Sabtu malam (2/07) cukup menarik antusiasme masyarakat sekitar. Menurut ketua panitia acara tersebut, Rosmidar SAg, MPd, acara ini dimaksudkan sebagai media sosialisasi terhadap bahaya narkoba kepada masyarakat daerah Mabar dan sekitarnya. ’’Sekarang narkoba itu tidak hanya ada di kota besar, tetapi sudah sampai ke pedesaan. Oleh karena itu, kami (Diskominfo Sumut,red) memilih pertunjukan rakyat sebagai media sosialisasi bahaya narkoba agar dapat dicerna masyarakat di sini’,’ ungkap Rosmidar. Mabar dipilih sebagai tempat berlangsungnya pertunjukan karena daerah ini merupakan daerah pesisir yang rawan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dan masyarakatnya juga awam terhadap informasi tentang bahaya narkoba. Per tunjuk an rakyat ini dipersembahkan oleh grup Dimensi Jelabau dan Sakau, tokoh yang dikedepankan pada pagelaran pertunjukan rakyat dalam rangka sosialisasi bahaya narkoba di lapangan bola Mabar, Medan Deli, Medan
68
SINAR BNN EDISI V/2011
LIPUTAN
yang merupakan asuhan dari Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Sumut sejak 2006. Grup Dimensi merupakan sebuah grup kesenian yang sudah memiliki nama besar di daerah Sumatera Utara dan sekitarnya. Pada 2007, grup ini berhasil menjadi juara satu lomba seni dan budaya tingkat nasional di Makassar, Sulawesi Selatan.
Rosmidar SAg MPd, selaku ketua panitia acara menekankan pentingnya informasi mengenai bahaya narkoba kepada masyarakat
Grup Dimensi merupakan grup kesenian yang sudah memiliki nama di Sumatera Utara
Pertunjukan ini sendiri berkisah tentang kehidupan sebuah kerajaan yang mengalami gangguan akibat penyalahgunaan narkoba oleh generasi mudanya. Jelebau, seorang rakyat yang dianggap menjadi biang keladi dari kekacauan yang terjadi di kerajaan. Jelabau menjadi pecandu narkoba yang merusak hidupnya. Melihat hal tersebut, sang raja lalu memerintahkan orang-orang kepercayaannya untuk mengatasi masalah ini. Pertunjukan yang berlangsung sekitar 60 menit itu cukup menarik dan menghibur apalagi di salah satu adegannya melibatkan narasumber untuk menambah informasi mengenai bahaya narkoba. Adalah Direktur Advokasi BNN, Drs Anang Iskandar SH MH, yang didaulat untuk naik ke atas panggung memberikan paparan tentang PP No. 25 Tahun 2011 tentang Pelakasanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika dan berbagai kebijakan BNN lainnya. Pertunjukan ini juga dihadiri oleh Direktur Kemitraan Kementrian Komunikasi dan Informatika, James Pardede, Kepala BNNK Deli Serdang, AKBP Magdalena Sirait, dan sejumlah pejabat dari dinas Komunikasi Informasi Sumatera Utara. Dwi Prasetyo dan Argo Hartono
Foto-foto: Dwi PA
Kisah
Direktur advokasi BNN, Drs Anang Iskandar SH MH saat mensosialisasikan PP No. 25 Tahun 2011 dan kebijakan BNN lainnya kepada masyarakat Mabar
Seni merupakan media yang tepat untuk sosialisasi bahaya narkoba ke masyarakat, agar pesan dapat tersampaikan dengan baik SINAR BNN EDISI V/2011
69
LIPUTAN
Jalan Sehat Menuju Indonesia Negeri Bebas Narkoba
Foto-foto: Tiara
Dalam rangka Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2011, Badan Narkotika Nasional (BNN) ikut serta dalam kegiatan jalan sehat yang diadakan oleh Kementrian Sosial RI.
A
cara yang dilaksanakan pada Sabtu, 09 Juli 2011 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, itu diikuti sekitar 2.000 peserta yang terdiri dari anak-anak hingga orang tua. BNN diwakili oleh Sekretaris Utama D r s B a m b a n g A b i m a y u , K a ro Keuangan Drs Ridwan Iskandar, Humas BNN— Irwan Suswanto, Kukuh Pujihandoko, Azka Kani Febriyani dan Yenny Christine—dan perwakilan Satker BNN lainnya. Kegiatan yang dibuka oleh Sekjen Kementerian Sosial Drs Toto Utomo Budi Santoso itu bertema “Tinggalkan Narkoba Jalani Rehabilitasi Sebelum Divonis”. Menurut Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza Drs Max H Tuapattimain, kata divonis
Kegiatan jalan sehat dilepas oleh Sekjen Kemensos Drs Toto Utomo Budi Santoso
70
SINAR BNN EDISI V/2011
LIPUTAN
oleh Ahmadin MSi. Setelah itu dilanjutkan dengan pelepasan gerak jalan santai oleh Sekjen Kemensos Drs Toto Utomo Budi Santoso dengan start di depan Anjungan Terpadu dan finish kembali di tempat tersebut.
Rehabilitasi
Drs Max H Tuapattimain mengatakan kata divonis pada kegiatan jalan sehat itu berarti divonis hukum dan sosial
pada tema kegiatan jalan sehat itu memiliki dua arti, yaitu divonis hukum dan sosial. Divonis hukum maksudnya pengguna narkoba akan mendapatkan tempat di lembaga pemasyarakatan. Sedangkan divonis sosial yaitu pengguna narkoba akan divonis oleh masyarakat sekitar yang menyangkut pribadi dan keluarga, “Hal inilah yang menjadi alasan menggunakan tema ‘Tinggalkan Narkoba Jalani Rehabilitasi Sebelum Divonis’, "kata Drs Max H Tuapattimain selaku ketua panitia acara tersebut. Kegiatan jalan sehat yang juga merupakan acara kampanye sosial untuk mengajak masyarakat memerangi narkoba itu diawali dengan doa bersama yang dipandu
Drs Bambang Abimanyu Sekretaris Utama BNN hadir dalam acara jalan sehat
D a l a m s a m b u t a n ny a To t o menyebutkan, pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai angka
dengan perannya. “Kalau dia adalah orang tua, maka dia tidak bisa menjadi orang tua yang baik. Maka dari itu kita rehabilitasi,” tegasnya. Menurut Max saat ini lembagalembaga rehabilitasi ak an dipersiapkan sebagai tempat wajib lapor karena apabila mereka tidak melapor, maka akan dikenakan hukuman. Bila mereka berusia di bawah 18 tahun, maka orang
Acara pembagian doorprize
3,5—3,9-juta jiwa dan ini sangat memprihatinkan. Untuk mengatasi masalah narkoba tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja karena dampaknya sudah sangat luas. Jaringan narkoba kan internasional sehingga perlu kerjasama semua pihak untuk mengatasinya,” tambah Toto. To t o j u g a m e n g a t a k a n untuk menanggulangi masalah bertambahnya pengguna narkoba, dapat dilakukan dua jenis rehabilitasi, yaitu rehabilitasi kesehatan atau medis yang berupa fisik, dan rehabilitasi sosial, berupa aspekaspek psikologis. Itu karena orang yang tercandu narkoba sudah tidak bisa menjalankan fungsi sosialnya
tua mereka yang melaporkan. Namun, bila mereka berusia di atas 18 tahun, mereka wajib lapor sendiri atau orang tua juga ikut bantu melaporkan. “Paling tidak dengan adanya kampanye seperti ini kita bisa menekan jumlah laju pertumbuhan pengguna narkoba dan masyarakat bisa mengetahui bahaya narkoba,” tambahnya. Selain gerak jalan santai, acara tersebut juga dimeriahkan oleh acara hiburan dengan menampilkan artis Smile AFI dan acara doorprize dengan hadiah menarik seperti rice cooker, kipas angin, sepeda, dan motor elektrik. Serangkaian kegiatan itu dimulai tepat pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.45 WIB. Tiara Kusuma Dewi SINAR BNN EDISI V/2011
71
LIPUTAN
Terungkapnya kasus pengendalian narkoba dari lapas yang dilakukan H, salah satu narapidana Lapas Narkotika Nusakambangan, pada 8 Maret 2011, bak bola salju yang akhirnya menguak 8 tersangka lain.
MA menerima imbalan Rp400-juta dari H
72
SINAR BNN EDISI V/2011
M
ereka adalah MA, IS, FB, AP, DS, RK, MW, dan RJ. Pada 11 Juni 2011 delapan tersangka beserta H dan barang bukti dilimpahkan Badan Narkotika Nasional (BNN) kepada Kejaksaan Negeri Cilacap, Jawa Tengah, karena pihak Kejaksaan Agung telah menyatakan berkas perkara tersangka sudah lengkap atau P-21. Terkuaknya kasus tersebut bermula dari H yang digrebek oleh satuan Narkoba Polres Cilacap dengan barang bukti 380 gram sabu. Dari situ kasus dikembangkan yang akhirnya menyeret 3 tersangka dari jajaran petugas lapas, yaitu MA, Kepala Lapas Narkotika; IS dari Kesatuan Pengamanan Lapas; dan FB, Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Pendidikan. Dalam kasus ini MA diduga sebagai fasilitator bagi tersangka H.
Foto-foto: Humas BNN
Pelimpahan Berkas Perkara MA (Mantan Kalapas Narkotika Nusakambangan) dkk
LIPUTAN
MA melegalkan penggunaan telepon genggam dalam lapas kepada H dan (berdasarkan keterangan K) memerintahkan K (rekan yang pernah satu sel dengan H) untuk mencarikan sabu yang kemudian diserahkan kepada H.
Imbalan H juga diberikan fasilitas seperti rumah di luar Lapas yang didalamnya ditemukan kulkas, TV, tempat tidur, dan alat olah raga/fitness. Saat penyidik datang kembali ke TKP (Tempat Kejadian Perkara) untuk melakukan penyitaan rumah di samping lapas sudah dirobohkan. Selain itu, Kalapas juga melegalkan penggunaan HP kepada semua napi yang memegang HP dengan imbalan uang sebesar Rp50.000 yang hasilnya dibagi-bagi ke staf dan untuk keperluan lain.
Pengembangan kasus MA menyeret 5 tersangka lain, yaitu IS dan FB—rekan kerja MA—dan anggota keluarga MA (AP, DA, RK). RK adalah seorang mahasiswa semester satu Indocom, Cilacap, yang juga cucu tersangka MA. Sementara AP dan DA adalah anak MA yang diduga kuat menerima dana hasil penjualan narkoba. Dari hasil bisnis narkoba H, diduga MA mendapatkan imbalan yang tidak sedikit terutama dari dua Bandar yang ditangkap yaitu H dan K. Semua itu ditransfer secara berulang-ulang sejak 2009 hingga Februari 2011 dengan total keseluruhan mencapai Rp400-juta. IS menerima transfer dana sebesar Rp150-juta, sedangkan FB mener ima transfer sebesar Rp300-juta. Tersangka lain, MW dan RJ, diduga membantu H dengan menggunakan rekeningnya. MW dan RJ mendapat transfer dana sebesar Rp2-juta sebagai imbalan dari rekening yang dipinjam oleh H untuk melakukan pencucian uang. Sampai saat ini Penyidik masih mengembangkan tentang rekening yang digunakan oleh MA.
Barang bukti Dari hasil penggeledahan ruangan milik MA, IS, dan FB, petugas berhasil menyita sejumlah barang bukti. Dari ruang kerja Kalapas, petugas mengamankan satu unit CPU dan 16 unit telepon genggam. Sementara dari ruangan Is petugas menyita barang bukti 1 unit laptop,
3 unit telepon genggam, 1 STNK, 1 unit motor dan 1 unit mobil, serta catatan nomor rekening dan ponsel milik para napi. Dari ruangan FB, petugas pun berhasil menyita barang bukti 3 unit laptop serta 12 unit telepon genggam. Dari hasil perbuatannya para tersangka pun akhirnya mendapat ganjaran. Contohnya MA, IS, dan FB yang dijerat pasal 112 ayat 2 jo132 dan 114 ayat 2 jo132 serta pasal 137 huruf b Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 atau pasal 5 UndangUndang Nomor 8 Tahun 2010 dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara dan denda maksimal Rp5-miliar. Sementara AP, RK, DA, MW, dan RJ dijerat pasal 137 huruf b UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 jo Pasal 56 KUHP, atau Pasal 5 jo Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara dan denda maksimal Rp5-miliar. Sedangkan sang Bandar narkoba, H, mendapat hukuman lebih berat dengan dijerat Pasal 112 ayat 2 jo 132, Pasal 114 ayat 2 jo 132 dan Pasal 137 huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 atau Pasal 3 UndangUndang Nomor 8 Tahun 2010 dengan hukuman maksimal hukuman mati. Tiara Kusuma Dewi
SINAR BNN EDISI V/2011
73
LIPUTAN
Talkshow
Fokus Publik TVRI Sumut
Foto-foto: Dwi PA
Pada Sabtu (2/07), Direktur Advokasi BNN, Drs Anang Iskandar SH MH, dan Direktur Kemitraan Kementrian Komunikasi dan Informatika, James Pardede menjadi narasumber dalam acara fokus publik TVRI Sumatera Utara. Talkshow ini mengambil tema ’’Indonesia Negeri Bebas Narkoba, Mungkinkah?".
Dialog fokus publik di TVRI Sumatera Utara yang mengangkat tema "Indonesia Negeri Bebas Narkoba, Mungkinkah?"
74
SINAR BNN EDISI V/2011
LIPUTAN
D
ialog yang berlangsung selama kurang lebih satu jam tersebut mengedepankan sebuah pertanyaan besar, apakah Indonesia mampu menjadi negeri bebas narkoba. Sejak pencanangannya oleh Presiden RI pada Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 26 Juni 2011, publik memper tanyakan tentang definisi bebas narkoba tersebut. ’’Bebas narkoba itu bukan berarti Indonesia bebas narkoba atau zero point. Yang dimaksud bebas narkoba sebagaimana tercantum dalam kebijakan dan strategi nasional (Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011) itu adalah berkurangnya pengguna dan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia, masyarakatnya imun, dan pemberantasan meningkat,’’ ungkap Anang. Selain itu, PP No. 25 Tahun 2011 juga menjadi pembahasan dalam dialog ini. Anang menyatakan PP No. 25 Tahun 2011 tentang Pelaksana Wajib Lapor Pecandu Narkoba dan rehabilitasi terhadap pencandu narkoba hadir sebagai amanat UU No. 35 Tahun 2009 yang keras terhadap pengedar dan humanis terhadap pengguna. ’’PP ini merupakan langkah pemerintah untuk menekan pencandu narkoba di Indonesia,’’ tambah Anang. Oleh karena itu, penting untuk mensosialisasikan PP ini ke masyarakat dengan sejelassejelasnya.
Direktur Kemitraan Kementrian Komunikasi dan Informatika, James Pardede menyatakan informasi jelas maka akan menimbulkan kesepahaman
Senada dengan Anang, Direktur Kemitraan Kementrian Komunikasi dan Informatika, James Pardede, menyatakan penting informasi yang jelas terhadap sebuah kebijakan dari pemerintah. ’’Informasi jelas maka akan menimbulkan kesepahaman,’’ ungkap James. James juga menambahkan pentingnya peran dari media massa dalam mensosialisasikan kebijakan pemerintah.
Dalam kapasitasnya sebagai perwakilan dari Kemenkominfo, James menyatakan siap mendukung untuk mensosialisasikan kebijakan BNN dalam rangka menuju Indonesia Negeri Bebas Narkoba. Di akhir sesi dialog, kedua narasumber ini optimis Indonesia dapat m e n j a d i n e g e r i b e b a s narkoba asalkan semua pihak bersatu padu melawan bahaya penyalahgunaan narkoba. Dwi Prasetyo
Drs Anang Iskandar SH MH, menyatakan pentingnya semua pihak untuk paham terhadap kebijakan pemerintah termasuk PP No. 25 Tahun 2011
Kedua narasumber optimis Indonesia dapat terbebas dari narkoba asalkan semua pihak bersatu padu SINAR BNN EDISI V/2011
75
OPINI
Prof Drs Koentjoro MBSc PhD:
“Narkoba Bagian dari Terorisme”
M
enurut data yang dimuat dalam situs resmi UGM pada 2009, DIY menempati peringkat II kasus penyalahgunaan narkoba setelah DKI Jakarta. Sementara untuk wilayah DIY, Sleman menempati posisi pertama, disusul dengan Bantul, Kota Yogyakarta, Kulon Progo, dan Gunung Kidul. Ironisnya,
76
SINAR BNN EDISI V/2011
yang paling banyak mengalami kasus narkoba di Sleman adalah Kecamatan Depok, yang di dalamnya terdapat sejumlah perguruan tinggi ternama, seperti UGM (Universitas Gadjah Mada), UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, UPN (Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”), UKDW (Universitas Kristen
Ratu A
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kota pendidikan, pariwisata, dan budaya, memiliki berbagai potensi dan prestasi yang diakui secara nasional dan internasional. Namun demikian, masih banyak persoalan yang butuh perhatian serius dari seluruh stakeholders di dalamnya, salah satunya adalah masalah penyalahgunaan narkoba.
Duta Wacana), dan Sanata Dharma. Di Yogyakarta sendiri ada lebih dari 100 perguruan tinggi Menurut Prof Drs Koentjoro MBSc PhD, tingginya peredaran narkoba di Yogya karena banyak orang yang kos. “Selain itu banyak pendatang yang masuk ke sini,” jelasnya. Koentjoro pernah melakukan pemetaan terhadap mahasiswa
daerah yang berada di lingkungan kampus, seperti asrama Lampung, asrama Sunda, asrama Sumatra Utara, dan lain-lain. “Dari pemetaan asrama tersebut, kita bisa dengan mudah melakukan penyuluhan di perkumpulan tersebut,” katanya. Ia juga memberikan teori psikologis bahwa pada dasarnya manusia itu mengelompokkan ciri-ciri dari identitas tertentu.
UP2N
Prof Drs Koentjoro MBSc PhD Direktur UP2N pada 2004—2009
UGM serta karyawan UGM, alumni UGM, dan masyarakat DIY. Organisasi tersebut telah melakukan kegiatan mengenai P4GN baik kegiatan di lingkup civitas UGM maupun kegiatan yang diselenggarakan di luar universitas. “Untuk kegiatan yang dilakukan di lingkungan kampus, tidak kita pungut biaya. Namun jika kegiatan yang kita lakukan untuk
www.ugm.ac.id
Melihat kondisi tersebut, pada akhir 2004, Koentjoro mendirikan Unit Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba (UP2N) UGM yang berada di bawah Direktorat Kemahasiswaan UGM. Salah satu tujuan berdirinya UP2N-UGM adalah untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan civitas akademika dan masyarakat.
“Pada 2003, saya pernah dikirim BNN (Badan Narkotika Nasional) untuk mempelajari dan melakukan pelatihan tentang narkoba di Australia. Setahun kemudian, kita membantu menangani narkoba di tingkat kota. Kita memanfaatkan fasilitas seperti masjid dan gereja sebagai penanganan narkoba,” ujar Koentjoro. Tidak hanya itu, tujuan beliau mendirikan UP2N juga atas dasar penanganan terhadap narkoba itu sendiri. “ Harus melibatkan stakeholder mahasiswa sebagai sasaran utama, dosen, karyawan, alumni, dan masyarakat sekitar kampus UGM. Kita sama-sama belajar tentang narkoba, yaitu memahami bagaimana narkoba, penanganannya, serta konselingnya,” tambahnya. Anggota UP2N terdiri dari mahasiswa dan dosen yang berasal dari beberapa jurusan yang ada di
www.ugm.ac.id
OPINI
Koentjoro, dosen Psikologi sekaligus Guru Besar Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta SINAR BNN EDISI V/2011
77
OPINI
Mengkhawatirkan Koentjoro yang juga Guru Besar Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta, melihat perkembangan narkoba di Indonesia khususnya di Yogyakarta sebagai penghancur bangsa. “Peredaran narkoba saat ini menurut saya semakin mengkhawatirkan, karena perhatian masyarakat semakin berkurang. Masyarakat hanya menggantungkan dari pemerintah
usaha mandiri dari masyarakat masih lemah dan BNN, jadi usaha mandiri dari masyarakat masih lemah,” ujarnya. Padahal, masalah narkoba adalah masalah kita bersama. Seperti yang dikatakan Koentjoro bahwa narkoba tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah ataupun BNN yang bertindak, tetapi masyarakat pun seharusnya ikut menangani masalah ini. “Akar mulanya itu keluarga. Peranan keluarga itu sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan narkoba,” tambahnya. Penelitian menunjukkan, remaja sangat rentan terhadap narkoba. Menurut Koentjoro, para remaja sedang berada pada titik pencarian jati diri dengan berbagai macam cara, termasuk narkoba. Banyak remaja yang terjerumus menggunakan barang tersebut sebagai fasilitas mencari jati diri dan menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya yang ujungnya menyebabkan addict terhadap pemakaian barang tersebut. “Penyebab remaja seperti itu, paling utama yaitu berasal dari suatu komformitas kelompok yang begitu 78
SINAR BNN EDISI V/2011
status sosial tinggi, tetapi juga status sosial rendah. “Banyak diantara mereka yang menggunakan narkoba dari kelas berbeda. Jika kelas rendah, menggunakan barang seperti naspro, kecubung, bensin, ataupun lem,” ucapnya. Koentjoro mengatakan, gender, umur, dan status sosial bukan faktor utama dalam penyalahgunaan narkoba. “Faktor utama itu ada di dalam diri masing-masing, seperti rasa ingin tahu dan mencoba. Pada dasarnya orang yang memakai narkoba itu suka tantangan," ujar pria yang memiliki 170 koleksi keris itu. Koentjoro juga menjelaskan, Drug is any kind of terrorism, narkoba itu bagian dari terorisme. Karena ia merusak bangsa ini. Ratu Annisa
kuat, sehingga membuat seseorang yang tidak berani menjadi berani. Narkoba itu tidak hanya dalam konteks pil, tapi juga minuman alkohol,” tuturnya.
Korban Banyak yang beranggapan bahwa korban narkoba berasal dari keluarga yang broken home, namun saat ini tidak bagi Koentjoro. “Tidak hanya keluarga broken home yang terjerumus narkoba, dari keluarga yang bahagia pun banyak. Menurut saya itu lebih kepada rasa ingin mencoba dan rasa ingin tahu yang besar terhadap narkoba,” ucap Koentjoro. Mengapa laki-laki lebih dominan terhadap penyalahgunaan narkoba? Menurut Koentjoro itu berdasarkan dengan budaya di Indonesia. “Lelaki itu mendapatkan kebebasan yang lebih dari perempuan. Sebaliknya, perempuan itu tuntutan sosialnya lebih besar dari laki-laki. Contoh, jika perempuan menguap tidak ditutupi, dilihatnya tidak sopan. Jika kamar perempuan tidak rapi, juga tidak etis. Ataupun jika perempuan makan sambil berdiri pun begitu. Namun jika laki-laki, dipandang bebas dan sudah biasa untuk melakukan hal seperti itu,” jelasnya. Tuntutan budaya seperti itu melihatkan bahwa perempuan lebih berhati-hati dalam mengambil sikap. Sementara dari segi usia, Koentjoro menggambarkan usia 16—30 tahun sebagai pengguna narkoba paling banyak karena masih dalam usia pancaroba. Namun, untuk status sosialnya beragam. Pengguna narkoba tidak hanya berasal dari
Drug is any kind of terrorism, narkoba itu bagian dari terorisme
Ratu A
umum, dikenakan biaya bagi peserta, tapi itu pun tidak banyak,” ujarnya.
Koentjoro bersama koleksi keris-nya
HALO BNN
Ke mana saya bisa memberi informasi mengenai peredaran narkoba yang selama ini terjadi di depan mata saya?
2.
Apakah ada kerahasiaan sehingga pelapor
melaporkan
Kangen itu sebuah perasaan yang manusiawi. informasi
bagian Direktorat Narkoba, atau Direktorat Intelejen Deputi Pemberantasan BNN. Alamat : Gedung BNN, Jl. MT Haryono No. 11 Cawang, Jakarta Timur. Dapat juga menghubungi: - Call Center BNN: 021-80880011 - SMS Center BNN: 081-221-675-675 - Suara Masyarakat (www.bnn.go.id) 2) Tim penyidik akan menjaga kerahasiaan setiap pelapor sehingga tetap aman
BNNP Banjarmasin Palangkaraya
melapor kepada polisi?
Tapi, jika kaitannya dengan sabu, akan lain ceritanya. Salah satu cara untuk mengatasinya,
jocelyn_wonowidjoyo@...
Anda dapat menyibukkan diri dengan melakukan hal yang positif dan lebih bermanfaat. Seperti
Bagi para pecandu disarankan untuk
menyalurkannya pada kesenian, olah raga,
mengikuti proses rehabilitasi agar terlepas dari
dan lain-lain. Bisa juga mendatangi psikiater
kecanduan narkoba. Untuk pecandu narkoba
untuk berkonsultasi tentang masalah tersebut.
sudah diatur dalam Undang-Undang No. 35
Semuanya kembali pada diri Anda, yang paling
Tahun 2009 bahwa, pecandu dan korban
penting bahwa kita hanya bisa berusaha dan
penyalahgunaan narkotika wajib menjalani
masih butuh pertolongan, yaitu dari Tuhan YME.
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Jadi jika
Mohonlah perlindungan pada-Nya untuk tetap
pihak keluarga atau orang terdekat melaporkan
terhindar dari barang tersebut.
bahwa ada pecandu narkoba, maka orang tersebut mempunyai hak untuk direhabilitasi,
dan
Mohon informasi alamat kantor dan call center BNNP Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah? cevu.cevu@... BNNP Kalimantan Selatan Jl. S Parman No. 45 Banjarmasin, Kalimantan Selatan Telp. (0511) 3352542 2.
menghilangkan dan memulihkannya.
Jika saya mau melaporkan tetangga yang
tentang peredaran narkoba ke Polres, Polda
1.
penanganan secara intensif dan serius dalam
memakai narkoba, apakah bisa dibantu selain
marthensilvester@... dapat
perasaan sang pecandu. Oleh karena itu, butuh
Melapor Pemakai
tetap aman?
1) Saudara
yang terus membuntuti alam pikiran dan
BNNP Kalimantan Tengah Jl. R T A Milano No. 1 Palangkaraya (Komplek Kantor Gubernuran) Telp. (0536) 3222160
‘Kangen’ Sabu Bagaimana caranya agar bisa meng-
Zat Narkoba Berapa lama zat narkoba dalam tubuh kita akan hilang?
tidak
dilakukan
untuk
tindakan
hukum
(pengadilan atau dipenjara). Saat ini, BNN memiliki UPT Terapi dan Rehabilitasi, yang juga disebut dengan istilah
porwo.cahyo@... Lamanya waktu yang dibutuhkan agar zat
inilah.com
1.
www.skalanews.com
Informasi Peredaran Narkoba
narkoba hilang dari tubuh itu tergantung dari pemakai sendiri. Bagaimana pemakai tersebut menghilangkannya, dimulai dari niat diri si pemakai. Lalu, bisa dengan cara penghentian
Kampus Unitra (Unit Terapi & Rehabilitasi) yang
total pemakaian semua zat adiktif yang
merupakan pusat rujukan terapi & rehabilitasi bagi
dipakai atau dengan penurunan dosis obat
korban penyalahgunaan narkoba dan juga sebagai
pengganti yang biasa disebut (detoksifikasi).
sarana pendidikan maupun penelitian terhadap
Untuk lebih mengoptimalkan menghilangkan
berbagai hal yang berkaitan dengan narkoba.
zat tersebut, disarankan menjalani rehabilitasi
Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi
setelah detoksifikasi hingga tuntas. Biasanya,
bagian informasi UPT T&R BNN,
jika melakukan tes urine, hasilnya akan negatif.
telp. 0251 - 822 0928.
Artinya, zat narkoba telah hilang. Dengan
Dapat juga menghubungi:
kondisi seperti itu, tubuh secara fisik memang
hilangkan rasa ‘kangen’ terhadap sabu?
- Call Center BNN: 021-80880011
tidak “ketagihan” lagi. Namun, secara psikis ada
@...
- SMS Center BNN: 081-221-675-675
rasa rindu dan kangen terhadap zat tersebut
- Suara Masyarakat (www.bnn.go.id)*** SINAR BNN EDISI V/2011
79
SPOT
Drs Nasution MA
Pionir Pencegahan Narkoba di Sumatera Utara
Foto-foto: Dwi PA
“Berjuang dari hati”. Itulah prinsip yang selalu dipegang oleh Drs Zulkarnain Nasution MA. Pria kelahiran Kota Nopan, 19 Mei 1964 itu mengabdikan hidupnya pada dunia pendidikan dan 11 tahun terakhir aktif di bidang pencegahan penyalahgunaan narkoba. Apa yang dilakukan oleh lulusan Pesantren Darusalam, Gontor, Ponorogo, ini semata-mata untuk menyelamatkan anak bangsa dari jeratan narkoba. Drs Zulkarnain Nasution
D
i Medan, awal 1999, masalah narkoba m a s i h b a nya k dikesampingkan orang. Masyarakat masih tidak mau bicara narkoba. Bahkan bagi keluarga yang anggota keluarganya terkena narkoba, itu menjadi aib keluarga yang harus ditutupi sehingga mereka tidak mau membuka diri dan berusaha mencari informasi. Masyarakat luas belum paham betul apa bahaya narkoba. Padahal, pada saat itu tren narkoba sedang meningkat, tetapi masyarakat belum peduli pada masalah ini.
Dari Hati Usai menuntaskan pendidikan adiksi dari Belanda, Zulkarnain melihat masalah narkoba di Medan mulai mengkhawatirkan, dan tentu 80
SINAR BNN EDISI V/2011
SPOT
saja harus segera ditanggulangi, karena barang haram ini sudah menelan banyak korban. Bersama rek an-rek an seperjuangannya, tepatnya pada Februari 2000, pria yang akrab dipanggil Bang Zul ini mendirikan Gerakan Anti Narkoba (GAN) Indonesia. Masalah narkoba yang kian parah ini mengetuk hati Bang Zul untuk bergerak di bidang penanggulangan narkoba dari sisi pencegahan. Selain dorongan dari hati dan juga latar belakang pendidikannya, faktor pengalaman pahit yang dialami oleh salah seorang rekannya yang juga menjadi korban narkoba menjadi motivasi tersendiri bagi dirinya untuk berbuat sesuatu. Mengatasi masalah narkoba dalam hal pencegahan, pada kenyataannya buk an hal yang mudah. Awalnya ia menerima banyak cibiran, komentar yang tidak enak, dan pernyataan negatif lainnya dari orang di sekitarnya. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah Bang Zul untuk berkecimpung dalam kegiatan pencegahan narkoba. “Saya itu dikatakan orang kurang kerjaan, cari masalah, dan dianggap membahayakan diri sendiri karena
bisa diincar bandar nar koba,” ungkapnya. Untuk memulai langkah awal di bidang pencegahan, Bang Zul mulai mensosialisasikan masalah narkoba ke masyarakat, instansi pemerintah, bahkan ke perusahaanperusahaan swasta. Bagi Zulkarnain, aktif di bidang penanggulangan narkoba harus dari hati dan tidak ada orientasi lain seperti mencari materi atau motif lainnya. Banyak pihak kadang memanfaatkan atribut dan materi penyuluhan narkoba untuk dijual ke masyarakat. “Ada orang-orang yang menjadikan bidang ini sebagai bisnis,” katanya. Sehingga hal ini kadang mempersulit dirinya untuk mensosialisasikan bahaya narkoba ke masyarakat.Hal ini karena ia dianggap sama dengan oknum lain yang suka menjual paksa materi-materi penyuluhan baik buku, brosur, ataupun barang-barang lainnya. Namun, itu tak menyurutkan langkah Zulkarnain. Segala upaya ia kerahkan untuk bisa menyampaikan materi narkoba ke semua lapisan masyarakat.
Kerjasama dengan media Zul memanfaatkan media sebagai sarana untuk menyebarkan pesanpesan anti penyalahgunaan narkoba, karena ia merasa sosialisasi narkoba tidak akan bisa berjalan mulus tanpa dukungan media. “Media memegang peran yang sangat penting karena bisa menjadi referensi masyarakat untuk menyerap informasi,” kata Zulkarnain. Pada 2001, Zulkarnain mulai menjadi penulis kolom tetap di surat kabar harian Waspada. Di media ini ia mencurahkan ide dan gagasannya terkait dengan masalah narkoba. Ia
secara aktif terus menulis tentang narkoba dengan tinjauan berbagai aspek baik dari segi hukum, realitas sosial, dan lain sebagainya. Tidak cukup dengan media cetak, Bang Zul pun menggandeng radio dan televisi. Hebatnya, di sebuah radio terkemuka di Medan, acara talkshow tentang narkoba yang digagas oleh Bang Zul sudah lebih dari 7 tahun selalu mengudara. Program ini dikemas segar, interaktif, dan juga selalu menghadirkan narasumber dari kalangan pejabat daerah, seperti Gubernur, Walikota, Bupati, hingga pelaku bisnis yang sudah punya nama. Untuk di televisi, Bang Zul pun terus berinovasi sehingga ia bisa menyiapkan materi-materi narkoba yang up to date dan juga memberikan manfaat bagi masyarakat Sumatera Utara. Beberapa kali Bang Zul menjadi narasumber acara di TVRI Sumut dan menggandeng beberapa pihak yang kompeten dalam urusan pencegahan narkoba. Masih banyak cita-cita yang ingin diraih oleh pria penyuka aneka masakan ikan ini. Salah satu hal yang ia inginkan adalah suatu saat, tersedia jurusan khusus tentang narkoba. “Mudah-mudahan bisa saya wujudkan mimpi itu,” tutup Bang Zul. Dwi Prasetya/Budi SINAR BNN EDISI V/2011
81
SPOT
Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara
Keadaan ini mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat dengan cara mensosialisasikan permasalahan penyalahgunaan dan beredaran gelap narkoba. Oleh karena itu, Pemprov Sumatera Utara bersama Gerakan Anti Narkoba (GAN) Indonesia mendirikan sebuah pusat informasi yang diberi nama Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU). PIMANSU diresmikan pada 26 Mei 2000 oleh Gubernur Sumatera Utara pada masa itu, HT Rizal Nurdin. Pusat informasi yang berkantor di komplek kantor Gubernur Sumut ini diharapkan dapat memberikan informasi sejelas-jelasnya tentang bahaya dan permasalahan narkoba di Indonesia dan khususnya di Sumatera Utara. Kehadiran PIMANSU merupakan bukti dari sinergitas stake holder (pemangku kepentingan) dengan pemerintah daerah yang memiliki pandangan sama bahwa narkoba adalah Penjelasan kepada peserta musuh bersama. bimbingan teksnis PIMANSU PIMANSU memiliki cita-cita mulia mewujudkan kesadaran msyarakat untuk tidak menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba secara gelap di Sumatera Utara. PIMANSU hadir sebagai pusat 82
SINAR BNN EDISI V/2011
informasi, lembaga pendidikan, penerbitan, dan pusat data khususnya di bidang permasalahan narkoba yang dapat diakses secara mudah oleh masyarakat. Berbagai macam kegiatan dilakukan oleh PIMANSU mulai dari advokasi hingga pencegahan yang berbasis pendidikan, media, masyarakat, dan tempat kerja. Kegiatan-kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan di berbagai tempat seperti sekolah, kampus, tempat ibadah, dan perkantoran pemerintah maupun swasta. Hal ini sesuai dengan prinsip jemput bola dan pemberdayaan Masyarakat yang sedang masyarakat yang mendengarkan penyuluhan HIV dikedepankan oleh PIMANSU agar informasi mengenai bahaya narkoba dapat tersampaikan dengan baik langsung kepada masyarakat. PIMANSU dipimpin oleh seorang direktur eksekutif, bernama Drs Zulkarnain Nasution. Pria yang akrab disapa Bang Zul itu merupakan pionir pengerak partisipasi masyarakat dalam mencegah dan memberantas narkoba di Provinsi Sumatera Utara. Dalam menjalankan kegiatan seharihari, Direktur eksekutif PIMANSU dibantu oleh 6 pengurus terdiri dari koordinator harian dan beberapa divisi kerja lainnya. Reza Putri Pratiwi
Piagam penghargaan yang diterima oleh PIMANSU
Foto-foto: Dok. PIMANSU
Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang dilarang oleh agama dan undang-undang sudah lama menjadi penyakit masyarakat Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Jutaan korban penyalahgunaan narkoba diakibatkan kurangnya informasi mengenai bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
INFO
SINAR BNN EDISI V/2011
83
TIPS
www.hileud.com
Melawan Lemas Saat Puasa Olahraga sebaiknya dilakukan menjelang waktu berbuka
Saat matahari beranjak semakin siang, tubuh orang yang berpuasa biasanya mulai lemas dan inginnya selalu tidur. Namun, ada beberapa cara untuk melawan lemas saat puasa di siang hari.
84
SINAR BNN EDISI V/2011
Dok. Trubus
P
uasa bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan kegiatan atau hanya tiduran saja. Agar tidak lemas jalani dengan cara yang wajar dan sehat bukan dengan tidur-tiduran. Melakukan aktivitas seperti biasa adalah kunci puasa tidak lemas. Karena bagaimana pun, kebutuhan nutrisi saat puasa sebenarnya tidak berkurang. Puasa Ramadan sebenarnya hanya memindahkan waktu makan saja, yaitu makan pagi dimajukan sebelum waktu subuh, makan siang saat berbuka serta makan malam setelah tarawih. Yang berbeda adalah tidak adanya waktu untuk ngemil lagi. Dengan demikian, asupan energi dan zat gizi dari makanan tidak begitu berbeda dengan saat tidak berpuasa. Yang sangat terpengaruh adalah status hidrasi tubuh, karena tidak adanya asupan air sepanjang hari saat tubuh harus beraktivitas. "Oleh karena itu, disarankan agar selama berpuasa melakukan kegiatan yang
Olahraga sebaiknya dilakukan menjelang waktu berbuka
tidak terlalu menguras keringat," ucap Dr dr Saptawati Bardosono, MSc dari Departemen Ilmu Gizi FKUI. Menurut Dr Tati, apabila ingin melakukan kegiatan yang akan mengeluarkan keringat, sebaiknya dilakukan menjelang waktu berbuka sehingga dapat segera menggantikan jumlah cairan tubuh yang keluar sebagai keringat tersebut. Oleh karena itu, jika selama puasa tidak
melakukan kegiatan atau hanya tiduran saja, maka rasa lemas dan tidak bertenaga akan lebih terasa. Karena tubuh menjadi malas untuk digerakkan, tidak ada gairah untuk melakukan aktivitas dan pikiran akan terfokus untuk menunggu waktu buka saja. Untuk mencegah rasa lemas, Dr Tati menyarankan agar tetap melakukan kegiatan rutin sehari-hari tanpa khawatir kekurangan tenaga karena sedang berpuasa, dengan memperhatikan asupan energi dan zat gizi dari makanan di saat berbuka, makan malam, dan saat sahur. Sebaiknya hindari makanan yang terlalu manis dan dikonsumsi secara berlebihan, karena akan meningkatkan gula darah secara cepat, namun kemudian akan menurunkannya secara drastis, yang akhirnya akan menyebabkan tubuh kekurangan zat gula sebagai zat tenaga sehingga tubuh cepat lemas dan mengantuk. "Tetaplah melakukan kegiatan rutin sehari-hari tanpa khawatir kekurangan tenaga karena sedang berpuasa akan menjadikan badan tidak lemas," ucap dokter yang juga menjadi anggota Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) itu.*** Sumber: detik.com (1 September 2010)
TIPS
SEHAT BERPUASA
B
3.
yang disantap selama sahur dan buka puasa. Untuk makanan, sebaiknya pilih makanan alami karena lebih aman. Misalnya: karbohidrat diperoleh dari nasi, kentang, mi atau jagung. Protein dari daging, ikan, tempe, tahu, dan lain-lain. Sedangkan sumber vitamin dan mineral ada pada sayuran dan buahbuahan berwarna kuning, hijau tua, dan merah. Saat berbuka puasa, hendaknya tidak makan sekaligus banyak, tapi secara bertahap. Dimulai dengan menikmati makanan ringan atau minuman yang manis-manis. Jika Anda suka kurma, makanlah buah yang berasa manis ini. Selain berguna untuk menyuplai energi, kurma juga kaya kandungan zat gizi seperti kalium, magnesium, niasin, dan serat. 4. Sedangkan pada saat sahur, meski kurang bernafsu untuk makan karena rasa kantuk belum hilang, sebaiknya digunakan sebaik-baiknya. Ada anjuran untuk makan sahur selambat mungkin, kira-kira setengah jam sebelum Imsak. Tapi ingat, sebaiknya makan sahur tidak terlalu kenyang, kira-kira sepertiga dari kebutuhan kalori sehari Jika tidak bisa makan nasi dalam jumlah yang cukup banyak (karena ada perubahan pada lambung dan gerakan usus) cobalah untuk makan camilan. Untuk mencegah sembelit, sebaiknya sayur dan buah dikonsumsi setiap hari. Jika perlu mengkonsumsi suplemen. Istirahat di waktu siang hari. Ini berguna untuk menghindari keluarnya keringat yang sangat banyak. Jika ingin olahraga, bisa dilakukan pada sore hari sekitar satu atau setengah jam sebelum berbuka.*** www.anggawae.wordpress.com
anyak para ahli yang setuju bahwa puasa dapat menjaga tubuh kita dari beberapa penyakit diantaranya dapat menjaga kadar kolesterol darah, mengurangi radikal bebas dalam tubuh, dan mengurangi risiko penyakit diabetes tipe 2. Selain itu, seperti dijelaskan oleh dokter Probosuseno SpPD, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta, ada beberapa manfaat lain dari puasa untuk kesehatan yaitu : a. Mendorong terjadinya rejuvinasi (pergantian) selsel tubuh b. Membantu menurunkan tekanan darah bagi yang menderita tekanan darah tinggi. Berat badan juga akan turun. c. Dispepsia (maag) fungsional kebanyakan akan membaik berkat puasa d. Penyakit kulit khususnya jamur akan lebih cepat membaik e. Puasa dapat meningkatkan volume semen, persentase spermatozoa hidup dan jumlah total spermatozoa. Berikut adalah langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan sesuai dengan kaidah agama juga kesehatan agar puasa kita memberikan hasil yang optimal : 1. Makan dan minum yang cukup, sekitar 8—10 gelas sehari. Minum air di sini tidak selalu berarti air putih semata, tetapi minum teh, susu, jus buah, koktil buah, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam jumlah air yang kita konsumsi. 2. Untuk kebutuhan kalori, biasanya wanita membutuhkan kalori sekitar 1.900 kalori, sementara pria 2.100 kalori. Kalori sebanyak ini bisa terpenuhi dari makanan dan minuman
5.
6. 7.
Sumber: republika-online (17 Agustus 2008) SINAR BNN EDISI V/2011
85
KESEHATAN
Barang siapa makan 7 butir kurma ajwa tiap pagi, niscaya racun atau sihir tak akan mencelakainya pada hari itu.
Ajwa lebih dikenal dengan sebutan kurma nabi, memiliki tekstur dan kering. Ciri khas ajwa, kulit cokelat kehitaman atau hitam pekat dan citarasa legit seperti kismis
86
SINAR BNN EDISI V/2011
H
adis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari itu hanya satu dari setidaknya 3 hadis yang menyebut-nyebut keistimewaan kurma varietas ajwa. Riwayat menyebutkan, ajwa pertama kali ditanam oleh Rasul umat Muslim itu di dekat Masjid Quba, Madinah, sekitar 14 abad silam. Ajwa juga menjadi kurma favorit Nabi makanya sekarang lebih dikenal dengan sebutan kurma nabi. Kini kurma hitam itu favorit kaum muslim di seluruh dunia. Pantas jika harganya paling mahal dibanding varietas lain. Di gerai Thamra, salah satu distributor kurma asal Arab Saudi di Durensawit, Jakarta Timur, misalnya, harga ajwa mencapai 45.000/ons. Tiap ons paling banyak berisi 15 butir, artinya harga tiap butir mencapai lebih dari Rp3.000. Menurut Abdulkarem bin Taleb, pemilik Thamra Al Tumur Trading Est di Arab Saudi sekaligus pemasok kurma ke gerai Thamra, lahan perkebunan di Madinah terus menyusut dan digantikan dengan perumahan dan infrastruktur lain. ”Makanya, pasokan kurma asal Madinah itu relatif sedikit dan harga pun mahal,” ujar Abdulkarem. Meski mahal, ajwa memang layak dinikmati. Tekstur buahnya lembut dan kering, dengan ciri khas kulit cokelat kehitaman atau hitam pekat dan citarasa legit seperti kismis.
Foto-foto: Dok. Trubus
Pilihan Nabi untuk Berbuka
KESEHATAN
Kurma dengan kadar gula tinggi seperti itu cocok dimanfaatkan sebagai menu berbuka puasa. Penelitian Endang Sri Sunarsih, dosen dan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, membuktikan kurma dapat meningkatkan kadar gula darah orang berpuasa. Bahkan, kurma juga dapat dijadikan sebagai makanan pokok dalam kondisi darurat. Sebab itu ada pepatah dalam kultur Arab bahwa suatu keluarga tidak akan kelaparan selama ada kurma.
Medjool, biasa disebut kurma kalifornia, sosok relatif besar dan panjang, kulit cokelat tipis, dan daging buah kenyal
Sukkari, dalam bahasa Arab berarti manis. Salah satu varietas yang digemari di Arab untuk disantap bersama kopi pahit. Buah berbentuk kerucut, kulit kuning dan keras, dan buah agak renyah dan manis
Fotot-foto: Dok. Trubus
Ribuan varietas
Di tanah air, baru sebagian orang mengenal ajwa. Selama ini buah Phoenix dactylifera yang banyak beredar di Indonesia adalah varietas yang diproduksi massal seperti deglet noor. Varietas yang berarti kurma cahaya dalam bahasa Arab itu dikebunkan massal di Aljazair dan Tunisia. Deglet noor memiliki ciri khas kulit tipis dan keras sehingga tembus pandang, daging buah lunak, dan citarasa karamel yang sedikit asam dibanding kurma lain. Varietas lain yang populer yaitu medjool yang dikenal dengan sebutan kurma kalifornia lantaran banyak dikebunkan di negara bagian Amerika Serikat itu. Keistimewaan medjool, ukuran buah besar serta berdaging buah kenyal dan manis. Di tanah air, harga medjool rata-rata 15.000—20.000/ons. Padahal menurut Abdelouahhab Zaid dari Date Production Support Programe Food and Agricultural Organization (FAO) dalam Date Palm Cultivation, di seluruh dunia ada lebih dari 3.000 varietas kurma. Sekitar 400 varietas yang telah dideskripsikan ada di Iran, 370 varietas di Irak dan
Ruzeiz, berbentuk bulat dengan kulit cokelat serta daging buah lembut dan kenyal
300-an varietas di Arab Saudi. Sisanya tersebar di negara-negara Timur Tengah hingga Afrika Utara. Sebab itu, varietas yang digemari di tiap negara pun berbeda. Masyarakat Arab, misalnya, menggemari varietas khalas dan sukkari. ”Khalas dan sukkari biasa disantap untuk sarapan bersama kopi pahit, maupun untuk camilan,” tutur Abdulkarem. Varietas lain yang populer di sana yaitu ruzeiz yang bertekstur lembut dan kenyal. Di Eropa, varietas deglet noor lebih digemari sementara di Amerika Serikat, medjool paling populer. Untuk produksi, berdasar data FAO Mesir menduduki peringkat pertama. Pada 2008, total produksi kurma di Mesir mencapai 1.326.130 ton. Peringkat kedua dan ketiga diduduki Iran dan Arab Saudi, masing-masing dengan produksi 1.006.410 ton dan 986.000 ton. Kurma-kurma itu lantas diekspor ke seluruh dunia. Menjadi santapan favorit untuk berbuka puasa.*** Sumber: Majalah Trubus SINAR BNN EDISI V/2011
87
KESEHATAN
Manis Bukan Gula ”Ini pakai gula ya?” tanya Puri Kartika waktu menyantap kurma medjool. Maklum rasanya sangat manis dengan daging buah cokelat kekuningan. Rupa dan rasa seperti itu membuat banyak orang menduga, kurma yang disantap hasil pengolahan, seperti manisan. Padahal menurut Abdulkarem bin Taleb, salah satu produsen dan distributor kurma asal Arab Saudi, itu kondisi kurma matang sempurna. ”Biasa disebut tamr,” ujarnya. Sebelum mencapai matang sempurna kurma mengalami beberapa fase pematangan. Pada fase kimri misalnya, warna kulit buah hijau. Fase khalaal kulit kuning atau merah. Pada fase itu buah mulai dapat dikonsumsi. Namun, fase buah yang paling disukai yaitu rutab dan tamr. Rutab: buah masih kecokelatan, berkadar gula cukup tinggi dan kandungan air cukup banyak. Sayang, dalam kondisi itu kurma hanya awet selama 7—10 hari. Dalam fase tamr, kurma tahan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Sosok tamr memang cenderung kering dan keriput dengan kadar gula sangat tinggi: mencapai 80% atau lebih pada beberapa varietas. Meski ada pula varietas kurma yang kulitnya cenderung lembut saat matang pohon, misalnya khalas. Ada pula yang tidak terlalu manis misalnya aseela. Jadi, yang banyak dijajakan di tanah air itu kurma matang pohon, bukan manisan atau karena dikeringkan. *** Sumber: Majalah Trubus
Kurma mentah umur 5—17 minggu. Warna kehijauan, ukuran buah belum penuh. Kandungan air 85%. Buah masih mentah dan belum dapat dikonsumsi, kadar gula 40—55%
88
SINAR BNN EDISI V/2011
Buah umur 19—25 minggu. Ukuran buah penuh, kulit kencang, warna kuning atau merah. Kandungan air 50%. Buah renyah seperti apel dan mulai dapat dikonsumsi. Kadar gula 55—67%
Buah umur 26—28 minggu. Buah berwarna kecokelatan, kulit relatif masih kencang. Kandungan air 30—40%. Buah bercitarasa manis, kadar gula 70—73%
Buah matang sempurna (umur 29 minggu). Warna kuning kecokelatan hingga hitam, kulit keriput. Kandungan air 24% atau kurang. Buah sangat manis, kadar gula 75—85%
KESEHATAN
Rahasia Sehat Selama 35 Abad
Foto-foto: Dok. Trubus
Jangan berhenti menyantap kurma setelah Ramadhan usai. Riset membuktikan rutin mengkonsumsi kurma mencegah kanker.
I
tu hasil riset Omar Oshurd dari Biotechnology Research Centre, Libya, dan John F Kennedy dari University of Birmingham, Inggris. Kedua peneliti itu melakukan transplantasi sarcoma-180 (salah satu jenis tumor ganas, red) berumur 7 hari pada tikus betina berbobot 22 g. Setiap mililiter tumor sarcoma yang digunakan mengandung 2-juta sel kanker.
Buah kurma, terbukti secara ilmiah sebagai terapi kesehatan
Mereka lalu memberikan (1—3)-β-Dglucan—jenis polisakarida yang diekstrak dari kurma—pada tikus percobaan yang terpapar sel kanker. Dosis pemberian 0,2 mg, 1 mg, dan 5 mg per kg bobot badan (BB). Polisakarida itu diinjeksikan setiap hari dimulai 24 jam pascatransplantasi. Pada hari ke-10, 20, dan 30, diameter tumor diukur menggunakan alat khusus.
Pada sepuluh hari pertama, belum terlihat beda nyata kondisi tumor dengan tikus kontrol. Efek pemberian polisakarida asal kurma mulai terlihat pada hari ke-15. Ukuran tumor berkurang dan terus mengecil hingga hari ke-30. Dosis 1 mg D-glucan per kg BB merupakan dosis terbaik dengan jumlah penghambatan sel kanker mencapai 99%. SINAR BNN EDISI V/2011
89
KESEHATAN
Dalam penelitian itu Omar dan John juga meneliti efek pemberian D-glucan 11 hari sebelum transplantasi sel kanker dan 10 hari sesudahnya. Hasilnya cukup mencengangkan, persentase penghambatan sel kanker mencapai 95% dibandingkan tikus kontrol. Hasil penelitian itu menunjukkan konsumsi kurma secara rutin dapat mencegah kanker dengan mendongkrak sistem kekebalan tubuh.
Cepat saji Riset itu jelas berita baik untuk penggemar kurma di tanah air, khususnya umat Muslim. Mereka terbiasa berbuka puasa dengan kurma terutama selama Ramadhan. Ajaran Islam memang sudah menganjurkan konsumsi kurma untuk berbuka puasa sejak 24 abad silam. Para ahli gizi membuktikan mengonsumsi kurma ibarat mengonsumsi energi “cepat saji”.
Sejak 35 abad silam buah kurma sudah digunakan untuk pengobatan, riset terkini buktikan buah kurma mencegah kanker
90
SINAR BNN EDISI V/2011
“Itu karena kurma mengandung zat gula tinggi yang mudah dicerna sehingga mampu menyediakan energi yang cukup bagi sel-sel tubuh yang kelaparan selama berpuasa secara cepat,” tutur Prof Ali Khomsan, ahli gizi dari Institur Pertanian Bogor (IPB). Dengan begitu kondisi tubuh yang lemas karena puasa cepat segar kembali. Pantas selama Ramadhan di tanah air kurma mudah ditemukan dijajakan di pasar modern hingga tradisional. Dengan riset Omar Oshurd dan John F Kennedy kini menyantap kurma layak dilanjutkan meski tidak dalam bulan puasa. Apalagi banyak riset lain mengungkap khasiat kurma untuk kesehatan. Roihatul Zahroh dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga meriset sari kurma untuk mengatasi demam berdarah. Mahfum dalam tiga tahun terakhir popularitas sari alias sirup kurma di tanah air memang meroket karena dipercaya mampu membantu meningkatkan jumlah trombosit alias keping darah penderita demam berdarah. Dalam penelitiannya Roihatul memberikan 270 U heparin per kg BB untuk merusak trombosit 24 tikus jantan Ratus norvegicus berumur 2—3 bulan berbobot 150—200 g. Ia kemudian membagi tikus percobaan ke dalam 3 kelompok. Roihati memberikan 3 ml air murni secara oral kepada tikus kelompok I sebagai kontrol positif, 0,4 mg ekstrak kurma pada kelompok II, dan 0,8 mg ekstrak kurma pada tikus di kelompok III. Hasil penelitian menunjukkan pada hari ke-3 tikus pada kelompok II dan III sudah memperlihatkan peningkatan trombosit darah secara signifikan.
Sirop kurma populer 3 tahun terakhir di tanah air
Pemberian 0,4 mg ekstrak kurma merupakan dosis paling optimal dan efisien dalam menambah trombosit darah sebanyak 0,254 U/mikroliter dalam waktu 2 x 24 jam. Menurut riset Mohammed Al-Mamary dan kawan-kawan dari University of Sana’a, Yaman, sirup kurma terbaik terbuat dari rutab (kurma muda, red) karena mengandung antioksidan paling tinggi ketimbang tahap perkembangan lain.
Imunitas tubuh Buah kurma Phoenix dactylifera juga terbukti kaya nutrisi seperti karbohidrat, serat, vitamin esensial, dan mineral. Selain itu kurma mengandung antosianin, fenol, sterol,
KESEHATAN
karoten, procyanidin, dan flavonoid yang merupakan sumber antioksidan. Menurut Ali Khomsan, kandungan mineral dan vitamin dalam makanan yang kita santap membantu membangun sistem imunitas tubuh. Literatur lain juga menyebutkan kurma berfaedah sebagai antimutagen, antimikroba, antiradang, pelindung lambung (gastroprotektif ), pelindung hati (hepatoprotektif ), dan pelindung ginjal (nefroprotektif ). Berbagai faedah itulah yang membuat kurma populer di berbagai negara sebagai salah satu bahan untuk terapi kesehatan. Misalnya di Maroko Selatan. Secara tradisional kurma digunakan sebagai pencegah hipertensi dan diabetes. Khasiat kurma kering juga tercantum dalam Ayurveda. Dalam kitab pengobatan tradisional bangsa India itu disebutkan kurma ampuh sebagai antitusif, peluruh dahak, peluruh kencing, penawar rasa sakit, pencahar, dan juga penyegar. Karya ilmiah berjudul The Scientific Literature on Herbs yang ditulis AF Chadwick dan LE Craker terungkap pemanfaatan kurma untuk pengobatan dimulai sejak zaman Mesir kuno 35 abad silam. Menurut herbalis asal Yogyakarta, Lina Mardiana, di tanah air konsumsi kurma untuk terapi kesehatan baru marak sejak 3 tahun silam. Contohnya penggunaan sari atau sirup kurma itu untuk membantu mengatasi demam berdarah. Ingin sehat dengan cara enak? Konsumsi saja kurma, walau bukan Ramadhan.*** Sumber: Majalah Trubus
Khasiat Biji Stop! Jangan buang biji kurma. Biji kurma bisa diolah menjadi tepung dan diseduh seperti kopi. Itulah yang diproduksi oleh beberapa perusahaan di Arab Saudi, salah satu sentra utama penghasil kurma. “Kopi” biji kurma menjadi alternatif bagi penggemar kopi yang berusaha menghindari kafein. Tepung biji kurma juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kue.
Riset Habib HM dan Ibrahim WH dari United Arab Emirates University menunjukkan setiap 100 g biji kurma mengandung 5,1 g protein, 9 g lemak, 73,1 g serat, 3,9 g fenol, dan 80.400 mikromol antioksidan. Dengan kandungan itu biji kurma berpotensi sebagai makanan kesehatan dan sumber serat.
SINAR BNN EDISI V/2011
91
DOKUMEN
Optimalisasi Peran Humas Pemerintah Sadar akan pentingnya bagian Humas dalam suatu instansi, maka pada 11—12 Mei 2011, Humas BNN menghadiri pertemuan Bakohumas Regional Indonesia Barat 2011 di Hotel The Hills, Bukittinggi, Sumatra Barat.
Peserta menyanyikan Lagu Indonesia Raya pada pembukaan Pertemuan Bakohumas Regional Indonesia Barat Tahun 2011 di Hotel The Hills Bukittinggi, Sumatera Barat
92
SINAR BNN EDISI V/2011
A
cara yang berlangsung selama 2 hari itu dihadiri perwakilan dari berbagai instansi, seper ti Kementer ian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Dirjen Otda Kemendagri, Pemred Newsroom, Ditjen IKP, Kemenakertrans, Dispel TNI AL, anggota Bakohumas Pusat, Provinsi, Kabupaten, dan Kota di seluruh Indonesia Bagian Barat, tak terkecuali Humas BNN. Pertemuan itu bertujuan untuk menyamakan persepsi para Humas pemerintah, baik pusat maupun daerah, selaku pengelola informasi dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap berbagai informasi dan kebijakan pemerintah. Dengan demikian diharapkan peran Humas pemerintah dalam pengelolaan informasi lebih optimal. “Pertemuan ini sangat bermanfaat untuk saling bersilaturahmi sebagai sesama aparatur yang memiliki kesamaan profesi di bidang kehumasan,” ungkap Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dalam sambutannya yang diwakili oleh Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri/Kepala Pusat Penerangan Drs Reydonnyzar Moenek, MDevt M. Pada hari pertama, acara yang secara resmi dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informasi yang diwakili oleh Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Freddy H Tulung itu, diisi dengan diskusi panel yang menghadirkan Dirjen
Foto-foto: Dok Humas BNN
DOKUMEN
Sambutan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi diwakilkan oleh Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri/Kepala Pusat Penerangan Drs Reydonnyzar Moenek, MDevt
Informasi dan Komunikasi Publik serta Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri sebagai pembicara. Diskusi panel tersebut membahas tentang Peraturan Menkominfo No. : 22/PER/M. KOMINFO/12/2010 mengenai standar pelayanan minimal bidang komunikasi dan informatika. Peserta dalam acara ini merupakan anggota Bakohumas Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kota di seluruh wilayah Indonesia Bagian Barat. Selain itu, dihadiri pula oleh pejabat Kementerian Kominfo.
Tiga Kelompok Dalam diskusi panel, peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama mengenai mekanisme agenda setting pemerintah; kelompok kedua, standar pelayanan minimal kegiatan Bakohumas; dan kelompok terakhir mengenai pola kerjasama kehumasan pemerintah pusat dan daerah. Pada hari kedua, ketiga kelompok tersebut melakukan diskusi pleno dan menyerahkan hasil diskusi kelompoknya masing-masing. Acara selanjutnya yaitu Best Practice, yakni memaparkan pengalaman empiris
Suasana Pertemuan Bakohumas Regional Indonesia Barat Tahun 2011 “Optimalisasi Peran Humas Pemerintah dalam Pengelolaan Informasi”
tentang pelayanan informasi. Kepala Pusat Humas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Suhartono dalam seminarnya menyampaikan, program kehumasan dalam strategi pemberitaan TKI di media massa. Kegiatan kehumasan Kemenakertrans dengan media massa antara lain menjalin hubungan kemitraan dengan redaktur, menjalin hubungan kemitraan dengan wartawan, dan pembentukan opini dan publikasi melalui pemberitaan seperti penayangan liputan dan iklan di media elektronik. Kemudian menjalin hubungan kemitraan antar lembaga dan instansi pemerintah melalui Bakohumas ser ta kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Pertemuan ini berhasil merumuskan dua hal mengenai pola kerjasama kehumasan pemerintah di pusat dan daerah, yaitu: 1. Pola kerjasama kehumasan pemerintah di pusat dan daerah dalam Diseminasi Informasi, menyusun agenda setting (penyeimbang informasi). 2. Standardisasi minimal kegiatan kehumasan di Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Pertemuan Bakohumas Regional Indonesia Barat ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran dan fungsi Humas Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam pengelolaan informasi, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin baik. Dahlia
Kabag Humas BNN Drs Sumirat Dwiyanto MSi melakukan diskusi kelompok bersama peserta Pertemuan Bakohumas Regional Indonesia Barat Tahun 2011 SINAR BNN EDISI V/2011
93
DOKUMEN
Narkoba merupakan ancaman serius terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara. Untuk itu Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai instansi pemerintah yang bergerak dalam upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) merasa perlu melakukan sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, contohnya dalam bentuk ceramah dan pameran.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya pada acara pembukaan
94
SINAR BNN EDISI V/2011
D
Foto-foto: Dok Humas BNN
Pameran BNN di Mako Brimob Kelapa Dua Depok
a l a m ra n g k a partisipasi aktif dalam mensosialisasikan P4GN bidang Advok asi BNN mengadakan kegiatan ceramah di Aula Satya Haprabu Mako Korps Brimob, KSAT Amjiattak Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dengan tema Advokasi dalam Rangka Perluasan Kader Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Instansi Pemerintah. Kegiatan tersebut juga didukung oleh Humas BNN dengan pameran Informasi Bahaya Narkotika. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapk an dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan informasi bagi para pengunjung pameran di Aula Satya Haprabu Mako Korps Brimob,KSAT Amjiattak Kelapa Dua, Depok, tentang bahaya serta tren penyalahgunaan narkoba saat ini. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk Perluasan Kader Anti Penyalahgunaan Narkoba yang berasal dari anggota Brimob dalam upaya mewujudkan Indonesia Negeri Bebas Narkoba.
DOKUMEN
Sambutan Kakor Brimob Irjen Pol Drs Syafei Aksal sekaligus membuka acara
Acara yang dibuka dengan sambutan oleh Direktur Advokasi BNN Drs Anang Iskandar SH MH dan Kakor Brimob Irjen Pol Drs Syafei Aksal tersebut berlangsung pada Rabu, 8 Juni 2011. Kegiatan ceramah yang dihadiri sekitar 500 anggota Brimob itu menghadirkan 2 narasumber: Drs Anang Iskandar SH MH dari BNN dan Dr Diah Setya Utami SpKJ dari RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat). Ceramah pertama dilakukan oleh Anang Iskandar yang memaparkan tentang Strategi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika. Kemudian dilanjutkan oleh Diah Setya Utami yang memaparkan tentang narkoba dan permasalahannya.
Sementara kegiatan pameran diisi dengan display brosur/leaflet, stiker, poster, banner, buku saku, film Bahaya Narkoba, jurnal BNN, dan narkoba sintetis yang merupakan produk dari BNN. Pengunjung pameran juga bisa konsultasi seputar narkoba. Selain berkunjung dan berkonsultasi, pengunjung pun mendapat oleh-oleh berupa poster, brosur/leaflet, stiker, buku saku, VCD film Bahaya Narkoba dan jurnal BNN secara gratis. Rosy Nur Apriyanti
Drs Anang Iskandar SH MH sedang memberikan sosialisai tentang Strategi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika
Dr Diah Setya Utami SpKJ sedang memberikan sosialisasi tentang Narkoba dan permasalahannya
Peserta ceramah mengunjungi stan pameran Humas BNN SINAR BNN EDISI V/2011
95
DOKUMEN
96
SINAR BNN EDISI V/2011