Final version
Paper ini disampaikan dalam SEMINAR NASIONAL VIII TEKNIK LINGKUNGAN ITS DAN SEMINAR NASIONAL VII – IATPI. MASALAH DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN DI NEGARA TROPIS. 22 Juni 2011. Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Kampus ITS Sukolilo, Surabaya. Karya ini oleh Sarwoko Mangkoedihardjo adalah dibawah lisensi Creative Commons Attribution 3.0 Unported License, yang mengijinkan penggunaan, penyebaran dan pengembangan karya ini pada medium apa saja dengan menyebutkan sumber aslinya secara benar. This work by Sarwoko Mangkoedihardjo is licensed under the Creative Commons Attribution 3.0 Unported License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. To view a copy of this license, visit http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/ or send a letter to Creative Commons, 171 Second Street, Suite 300, San Francisco, California, 94105, USA.
Plenary paper PUBLIKASI INTERNASIONAL SEBAGAI TINDAKAN PARIPURNA UNTUK KEMAJUAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN DI INDONESIA (INTERNATIONAL PUBLICATION AS A COMPLETE ACTION FOR THE ADVANCEMENT OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IN INDONESIA) Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Lingkungan Indonesia (IATPI) Abstrak Paper ini ditujukan sebagai harapan kepada para ilmuwan dan praktisi teknologi lingkungan di Indonesia untuk publikasi internasional sebagai tindakan paripurna dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Sejarah publikasi ilmiah di negara maju telah mencatat bahwa transfer pengetahuan melalui publikasi internasional menjadi penentu kemajuan teknologi pada umumnya. Pada saat ini, publikasi ilmiah telah menjadi pilar penerapan penelitian dan pengembangan di negara maju. Karena itu, publikasi internasional dari para ilmuwan dan praktisi Indonesia diyakini akan membawa kemajuan teknologi lingkungan. Lebih dari itu, publikasi tersebut akan membentuk kemandirian dalam pengembangan dan penerapan ilmu dan teknologi pada umumnya, yang cocok dalam penerapan daerah tropis dan setempat pada khususnya. Kata kunci: transfer pengetahuan, kemandirian ilmu, pilar pembangunan Abstract This paper was intended as a hope to scientists and practitioners of environmental technologies in Indonesia to the international publication as a complete action in the development of science and technology. History of scientific publications in the developed countries have noted that the transfer of knowledge through international publications to be determinant of technological progress in general. Now, scientific publication has become a pillar of the application of research and development in developed countries. Therefore, the international publication of the scientists and practitioners in Indonesia was believed to lead to the advancement of environmental technologies. Moreover, these publications will form a self-reliance in the development and application of science and technology in general, are suitable in the tropics and local implementation in particular. Keywords: transfer of knowledge, self-reliance, the pillar of development
Page 1 of 6
Final version
Pendahuluan Publikasi, khususnya melalui jurnal internasional oleh para ilmuwan Indonesia masih tertinggal dari sejawat di negara-negara yang setara kemajuan ekonominya. Sebutlah publikasi dari Malaysia di Asia, Nigeria di Afrika, Brazilia di Amerika. Publikasi tiap negara itu mendekati rata-rata 3paper/penulis/tahun, sementara publikasi dari Indonesia masih di bawah 1paper/penulis/tahun [1]. Salah satu artinya, seorang penulis yang sama di ketiga negara luar tersebut selalu menghasilkan publikasi setiap tahun, sedangkan seorang penulis yang sama di Indonesia tidak selalu mempublikasikan karyanya setiap tahun. Apakah ketertinggalan publikasi itu dapat menjadi ukuran ketergantungan teknologi lingkungan Indonesia pada teknologi internasional?. Sebutlah teknologi pengelolaan ekosistem kota dalam bentuk ruang terbuka hijau (RTH). Mengapa peraturan RTH 30-40% luas kota?, sebagaimana rujukan RTH untuk negara-negara lain termasuk daerah subtropis [2]. Mengapa kriteria tinggi tekanan sisa air di jaringan distribusi pada titik kritis sebesar 10m?, sebagaimana rujukan tekanan sisa di negara-negara maju [3]. Mengapa jarak minimal antara resapan tangki septik dan sumur air sebesar 15m?, sebagaimana rujukan jarak minimal di negara-negara maju [4]. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak mampu dijawab secara ilmiah dalam paper ini, meskipun secara faktual terdapat kegiatan penelitian di semua bidang pembangunan setiap tahun. Pertanyaan yang tidak terjawab itu berada dalam masalah: langkanya fakta-fakta ilmiah dalam bentuk referensi ilmiah yang dipublikasikan. Karenanya, paper ini mengetengahkan solusi masalah tersebut untuk menuju keparipurnaan kegiatan pengembangan ilmu dan teknologi lingkungan. Metode yang digunakan adalah mengetengahkan fakta-fakta adanya hubungan kuat antara publikasi dan kemajuan teknologi, yang didahului dengan definisi teknologi maju. Tulisan ini juga mengetengahkan sekilas fakta yang didapat dari jurnal internasional terbitan Jurusan Teknik Lingkungan ITS (TL-ITS) dan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Lingkungan Indonesia (IATPI), sebagai contoh kondisi penerbitan jurnal internasional di Indonesia saat ini. Kesemuanya ditujukan untuk mendudukkan posisi publikasi dalam konteks menuju kemajuan teknologi lingkungan di Indonesia, serta upaya dan dukungan yang diperlukan. Harapannya adalah suatu kemajuan teknologi yang lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan dari teknologi luar. Kemajuan teknologi Teknologi [5] dinyatakan sebagai tubuh pengetahuan untuk membuat perangkat, mengembangkan keterampilan, dan mengekstrak atau mengumpulkan sumber daya untuk penerapan ilmu pengetahuan dalam memecahkan masalah untuk memenuhi tujuan tertentu. Di dalamnya mengandung pengertian teknik (engineering) [6], yang dinyatakan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmiah kreatif untuk merancang atau mengembangkan struktur, mesin, alat, atau proses manufaktur, atau memanfaatkannya untuk bekerja sendiri maupun kombinasi, atau untuk membangun atau mengoperasikan suatu desain, atau untuk meramalkan perilaku dalam kondisi operasi tertentu secara fungsional. Kemajuan teknologi ditilik dalam kriteria modern, berkualitas dan inovatif. Menurut Modtech [7], modern artinya menjadi baru, sesuai dengan tahap peradaban kontemporer, yang sesuai dengan kemajuan teknis yang sebenarnya. Kualitas adalah, dalam arti luas, tingkat keunggulan yang menyatakan sesuatu yang cocok untuk tujuan yang diciptakan dan memenuhi persyaratan penggunaan, kurangnya cacat, atau untuk kepuasan kebutuhan pengguna. Inovasi harus mencirikan kegiatan yang dikembangkan oleh para insinyur dan ilmuwan.
Page 2 of 6
Final version
Dalam padanan penemu dan penggunanya (manusia), teknologi dapat dipandang sebagai tubuh dan teknik adalah strukur dan fungsi organ tubuh, yang dinamika semuanya menggunakan otak ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu pengetahuan disertai dengan temuan teknik-teknik yang memenuhi kebutuhan pengguna pada peradaban kontemporer menjadikannya sebagai teknologi maju. Publikasi dan kemajuan teknologi Pengembangan ilmu pengetahuan sebagai prasyarat teknologi maju itu bertumpu kepada penelitian. Penelitian belum dinyatakan selesai bila hasil-hasilnya belum dikomunikasikan kepada publik. Hal itu diperkuat oleh Harrison & Stephen [8], bahwa hasil historis dari serangkaian penelitian dan proses kognitif untuk menghasilkan pengetahuan dalam suatu disiplin dicerminkan dalam komunikasi ilmiah. Komunikasi ilmiah tidak hanya ditujukan untuk mencerminkan kemajuan ilmu pengetahuan suatu komunitas keilmiahan tertentu, dan keunggulan teknologi yang dapat digunakan secara meluas namun juga memungkinkan masyarakat penggunanya untuk melakukan praktik-praktik baru. Komunikasi ilmiah dapat berupa konferensi makalah, artikel, buku, jurnal, sosialisasi atau promosi produk, dll. Dari sekian bentuk komunikasi ilmiah, jurnal internasional adalah fokus paper ini. Fokus publikasi melalui jurnal internasional diperkuat oleh Blaxter et al. [9], bahwa sejak tahun 1980, sistem pendidikan tinggi di Inggris berubah orientasi dari kelompok elit menjadi masal. Perubahan orientasi pendidikan itu disertai dengan tuntutan karir akademik yang akuntabel. Lima peran harus menjadi atributnya, yaitu: teaching, research, management, writing, networking. Tiga peran pertama adalah tugas dasar, sebagaimana telah dipraktekkan di perguruan tinggi Indonesia, sementara dua peran terakhir (writing and networking) adalah peran paripurna yang dituntut dalam perubahan orientasi masal tersebut. Perubahan orientasi pendidikan di Inggris tersebut menjadi salah satu faktor kemajuan publikasi di negara-negara maju. Di negara-negara Uni Eropa, semua proyek penelitian dan pengembangan harus menyertakan dua dokumen kontrak, yaitu: laporan ilmiah hasil penelitian dan Rencana Pelaksanaan Teknologi (RPT) yang menjelaskan bagaimana hasil penelitian dan pengembangannya akan dieksploitasi. Di dalam RPT termasuk publikasi global. Hasilnya adalah para ilmuwan Eropa telah memproduksi ilmu kelas dunia, yang tercermin dalam kinerja ekonomi Eropa. Hal sama diikuti oleh ilmuwan Amerika dan Jepang dalam publikasi ilmiah dan ditambah intensifikasi pengajuan paten, peluncuran produk dan peluncuran perusahaan [10]. Kemajuan negara-negara maju di dunia itu membuktikan bahwa penerbitan makalah menghasilkan dampak kepada kemajuan teknologi. Contoh dampak publikasi bagi kemajuan teknologi sanitasi di negara berkembang pada dekade 1980an dikemukakan oleh Prata [11]. Dijelaskannya, bahwa cara pengendalian schistosomiasis menggunakan amoniak di Brasil pada tahun 1980an adalah tidak efisien dan hasilnya tidak efektif dan memerlukan waktu lama dalam skala tahunan. Namun, pengalaman Jepang yang dipublikasikan global pada tahun 1984, yaitu menggunakan pendekatan lingkungan dengan cara proteksi jumlah petani padi, perubahan dalam teknik pertanian dan kebiasaan hidup, kendali penuh atas sistem air, dan sanitasi tangki septik menjadi faktor yang menentukan dalam memutus transmisi agen schistosomiasis. Jepang adalah salah satu dari beberapa negara yang telah berhasil mengendalikan schistosomiasis. Cara Jepang diadaptasi oleh Brazil dan secara efektif mampu mengendalikan schistosomiasis pada tahun 1987. Hal itu menjadi contoh bahwa publikasi ilmiah dari negara lain menjadi peran penting dalam mengatasi masalah schistosomiasis di Brazil.
Page 3 of 6
Final version
Masih banyak fakta dampak positif publkasi internasional bagi kemajuan teknologi, yang terlalu panjang disebut satu per satu. Negara-negara maju sepakat [12,13] bahwa publikasi internasional berperan besar dalam peningkatan kemajuan teknologi, baik di negara setempat maupun negara lain. Itu sebabnya kecenderungan penerbitan ilmiah secara internasional beralih menuju akses terbuka, agar dapat menjadi rujukan secara cepat. Sekilas fakta jurnal internasional terbitan TL-ITS dan IATPI Sejak tahun 2006, Journal of Applied Sciences in Environmental Sanitation (JASES) diterbitkan oleh TL-ITS dan IATPI. Dalam enam bulan pertama, laporan analitik website [14,15] menunjukkan 55% pengunjung adalah dari Indonesia, namun tidak satu pun ada kontribusi paper, kecuali oleh penulis dan sejawat. Namun, di antara 45% pengunjung luar negeri, kontribusi paper berasal dari Kuwait, Pakistan dan USA. Dalam perkembangan tahunan sampai kini, proporsi pengunjung masih belum beranjak signifikan, pengunjung dari Indonesia masih menduduki 50-60% dari seluruh pengunjung website. Dari 10 kontributor Indonesia, hanya ada 1 atau 2 kontributor yang papernya diterima. Namun, proporsi kecil pengunjung luar negeri justru meningkat, baik jumlahnya maupun distribusi negaranya. Dari 10 kontributor semua benua, terdapat 6-8 paper yang diterima terbit. Hal sama berulang kembali pada penerbitan jurnal baru April 2011 yaitu Journal of Applied Technology in Environmental Sanitation (JATES). Dalam penerbitan perdananya, yang disediakan 40 paper gratis, tercatat masuk 1 dari Indonesia dan selebihnya dari Philippines, India, Iran, Nigeria, Kenya, South Africa, the Netherlands. Mulai tahun 2012 akan diterbitkan jurnal baru yaitu Journal of Applied Phytotechnology in Environmental Sanitation (JAPES). Pengunjung dalam 3 minggu sudah mencapai 180 dan lagi-lagi yang terbanyak dari Indonesia, khususnya Bandung, namun belum ada makalah masuk. Ketiga ciri khusus jurnal tersebut dapat ditinjau lebih jauh melalui website http://www.trisanita.org/ sebagai kontribusi TL-ITS dan IATPI bagi media kemajuan teknologi lingkungan. Status pengakuan oleh beberapa lembaga pengindeks jurnal internasional saat ini adalah untuk JASES. JASES mendapat penilaian kualitas makin meningkat oleh Index Copernicus [14], dan juga journal impact factor adalah minimal 2.10 selama penerbitannya [16]. Sementara itu, baru satu lembaga internasional mengindeks JATES karena baru terbit. Upaya dan dukungan Upaya intensifikasi publikasi internasional telah berjalan dalam 3 tahun belakangan ini, terutama melalui penelitian pendanaan Kementerian Pendidikan Nasional. Penelitian dianggap paripurna dan peringkat tinggi, bila hasil-hasilnya dipublikasikan internasional. Dukungan finansial publikasi internasional masuk dalam penelitian, disamping insentif publikasi. Perguruan Tinggi negeri telah mewajibkan peserta program doktor untuk publikasi internasional sebelum layak dipromosikan menjadi doktor. Tidak kepalang basah, Guru Besar pun disentuh untuk publikasi internasional, dan selanjutnya dapat diperpanjang masa baktinya. Upaya dan dukungan di kalangan ilmuwan akademisi tersebut perlu diperluas untuk ilmuwan di lembaga-lembaga lain, baik lembaga penelitian dan pengembangan maupun lembaga teknis, yang membina dan mengeksekusi pembangunan. Publikasi internasional dalam bentuk studi kasus (practical case study), yang masih langka
Page 4 of 6
Final version
sejauh ini dapat terisi dan menjadi bagian sinergis bagi publikasi hasil penelitian (original research) ilmu-ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, asosiasi-asosiasi profesional Indonesia dan khususnya IATPI adalah kompeten untuk intensifikasi publikasi internasional bagi kegiatan pembangunan infrastruktur lingkungan, ditambah menjadi pelatih bagi para profesional untuk menjaga publikasi yang berkelanjutan. Sejalan dengan intensifikasi publikasi adalah media penerbitan jurnal internasional terbitan Indonesia, yang sangat diperlukan untuk mendapat pengakuan internasional. Di sini diketengahkan dua lembaga pengindeks jurnal internasional yang memberikan pengakuan berdasarkan kriteria kualitas tinggi (semacam lembaga akreditasi jurnal nasional). Pada bulan Maret 2011, Scopus [1] mencatat 15 jurnal internasional terbitan Indonesia, yang diantaranya 7 jurnal masih aktif dari sekitar 30.000 jurnal internasional. Pada catatan sama, jurnal terbitan Singapore, Malaysia, Philippines, Pakistan dan India mendulang masing-masing 137, 98, 34, 110 dan 800 jurnal. Pada bulan Mei 2011, DOAJ [17] mencatat daftar 24 jurnal internasional terbitan Indonesia dari 6.600 jurnal yang dikelolanya. Singapore, Malaysia, Philippines, Pakistan dan India masing-masing adalah 6, 50, 12, 78 dan 319 jurnal. Fakta pengakuan jurnal internasional terbitan Indonesia masih pada peringkat bawah di daerah sekitar Indonesia. Karena itu, penting adanya dukungan dari pengambil keputusan penilaian jurnal internasional di Indonesia, baik kementerian pendidikan nasional maupun kementerian lainnya, untuk memperluas kesempatan dan pengakuan penerbitan jurnal internasional terbitan Indonesia. Selain jurnal itu sebagai media publikasi oleh ilmuwan dalam negeri, juga menjauhkan dari ketergantungan kepada jurnal internasional terbitan luar negeri, dan terlebih menjadi media tujuan bagi ilmuwan luar negeri. Penutup Publikasi internasional tidak semata tugas dan kewajiban ilmuwan akademisi, juga para praktisi dan para pengambil keputusan di lembaga-lembaga eksekutif untuk menjadi bagian pelaksanaan pembangunan lingkungan. Selain penggunaannya cocok untuk keperluan sektoral dan dalam negeri, juga memberikan kontribusi pengetahuan kepada dunia, yang bila dirujuk dan diadaptasi oleh mereka, itu menunjukkan kemajuan teknologi Indonesia. Referensi 1. http://www.scopus.com 2. Samudro, G. and Mangkoedihardjo, S. (2006). Water equivalent method for city phytostructure of Indonesia. International Journal of Environmental Science and Technology, 3 (3), 261-267. Open access: www.ceers.org 3. Fair, G.M., D.A. Okun, J.C. Geyer (1966). Water and Wastewater Engineering. Books on Demand, 512 halaman. 4. Metcalf & Eddy, G.Tchobanoglous (1972). Wastewater engineering: collection, treatment, disposal. McGraw-Hill, 782 halaman. 5. The National Center for Research Resources (NCRR). education.nih.gov/supplements/nih4/technology/other/about.htm 6. http://www.abet.org/history.shtml 7. http://www.modtech.ro
Page 5 of 6
http://science-
Final version
8. Harrison, T. M., & Stephen, T. (1997). On the Future of Electronic Academic Journal Publication: Technology, Economics, and Sociology. Revista española de bibliología, 1(1). http://www.uv.es/%7ebarrueco/reb/esp/vol1no1/vol1no1a.html. 9. Blaxter, L., Hughes, C., & Tight, M. (1998). Writing on academic careers. Studies in Higher Education, 23(3), 281-295. 10. http://www.hyperion.ie © hyperion 2000 11. Prata, A. (2004). The Role of the Scientific Research in the Control of Schistosomiasis in Endemic Areas. Mem. Inst. Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro, Vol. 99(Suppl. I): 5-11. 12. Wolfe, D.A. and A. Salter (1997). The Socio-Economic Importance of Scientific Research to Canada. A Discussion Paper Prepared for The Partnership Group for Science and Engineering. 13. FAO. (2005). Long term perspectives for world agriculture and the role of scientific research in its evolution. Dakar Agricole. 14. http://www.indexcopernicus.com 15. https://www.google.com/analytics/settings/ 16. http://www.harzing.com 17. http://www.doaj.org Biosketsa ringkas penulis Sarwoko Mangkoedihardjo adalah Guru Besar Ilmu Sanitasi Lingkungan dan Fitoteknologi ITS dan Insinyur Profesional Madya IATPI. Hasil-hasil keahlian ilmiah di bidang keilmuannya telah mendapat pengakuan dan penghargaan baik nasional maupun internasional. Pengalaman profesional selama 30 tahun telah komplet dalam kompetensi Teknik Lingkungan, yaitu air minum, sanitasi air limbah, persampahan, drainase dan manajemen lingkungan di banyak kota besar Indonesia. Pengalaman publikasi internasional selama 6 tahun berjalan telah tercatat 41 judul, yang tersebar dalam 17 media ilmiah di 4 benua, yang mendapatkan total Author Impact Factor 2.41 (2010); juga sebagai reviewer dan editor di berbagai jurnal Asia, Eropa dan USA. Dalam status evaluasi diri, pengalaman tersebut mencukupi kompetensinya untuk substansi paper ini. Kata mutiara "As little knowledge we have, everything is spread all over the world, because knowledge belongs to everyone. We do not show off and compete with the scientists, because they are partners to co-exist to the advancement of science and technology".
Page 6 of 6