Doc . No : 06
Issued Note 1 October 2009
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
Page
1 of 13
6. FERTILIZER APPLICATION TECHNIQUE Teknik Aplikasi Pupuk 6.1.
Immature rubber
6.1.
Tanaman belum menghasilkan
The schedule that follows is recommended (i) Jadwal berikut adalah untuk tanaman for immature rubber. Fertilizer application
belum menghasilkan. Jumlahnya dapat
rates are subject to modification depending
dimodifikasi tergantung pada kejaguran
upon
tanaman,
tree
vigour,
ground
cover,
tanaman
penutup
tanah,
stands/hectare, soil fertility and other
jumlah tanaman per ha, kesuburan
factors.
tanah dan faktor lainnya. Jumlahnya
Rates
should
follow
the
recommendation.
harus sesuai dengan rekomendasi.
Fertilizer for leguminous cover crops
Pupuk untuk kacangan harus diaplikasi
should be applied as described in the
seperti dijelaskan pada “Bagian General”.
General section. A summary is repeated
Ringkasannya
below. If covers are very dense, Rock
kacangan sangat tebal, rock fosfat dapat
phosphate application can be reduced or
dikurangi atau dihentikan lebih cepat dari
ended earlier than scheduled.
yang dijadwalkan.
dijelaskan
disini.
Manuring of Cover Crops for Mucuna bracteata
Planting hole
250 g/pk
1 bulan sesudah tanam
NPK 15.15.6.4
10 gr/pk
2
NPK 15.15.6.4
25 gr/pk
3
Rock Phospate
250 kg/Ha
6
Rock Phospate
300 kg/Ha
12
Rock Phospate 500 kg/Ha (hanya untuk kacangan yang pertumbuhannya jelek)
Table 6.1 Manuring schedule for Mucuna brachteata
Jika
Doc . No : 06
Issued Note
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
1 October 2009
Page
2 of 13
Immature Rubber Manuring Schedule 2-Whorl Polybag Budded Stumps
Mths after planting
Tall stumps (APM)
Mths after planting
Fertilizers (g/tree)
Fertilizer (g/tree)
0
200 g CIRP (pltg. hole)
0
100 g
TSP (pltg. hole)
1 3 5 8 12
50 g 75 g 75 g 75 g 100 g
1 4
75 g 100 g
NPK 15.15.6.4 NPK 15.15.6.4
SA 16 20 24
90 135 135
28 32 36
40 46
NPK 15.15.6.4 NPK 15.15.6.4 NPK 15.15.6.4 NPK 15.15.6.4 NPK 15.15.6.4
Urea TSP MOP Kies 8 12
50 75
50 75
50 75
50 -
18 24
75 100
75 75
100 (50)* 100 -
TSP MOP Kies 50 50 50
50 50
50 -
135 (180) 50 135 (180) 75 135 (180) 75
75 75
(50)* (50)*
180 (270) 75 180 (270) 75
75 75
From year 3, fertilizers as per recommended, based on analysis of leaves sampled at 21-22 months after planting.
-
Notes: 1.
The higher rate of SA (in brackets) should be used where legume covers have not been established.
2.
* Kieserite is required in year 3 only (year 2 for APM) if magnesium deficiency symptoms are widespread.
Doc . No : 06
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
Issued Note
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
1 October 2009
Page
3 of 13
Manuring Schedule For Rubber Multiplying Garden This schedule assumes that the planting material used for a multiplying garden is planted as advanced polybag budded stumps (1 or 2 whorls).
Mths after planting
0 1 4 8 12 16 20 24
Fertilizers
Fertilizer placemant
100 g TSP 50 g 75 g 75 g 75 g
In planting hole
NPK 15.15.6.4 NPK 15.15.6.4 NPK 15.15.6.4 NPK 15.15.6.4
Circle 10 cm from stem Circle 20 cm from stem Circle 30 cm from stem Circle 30 cm from stem
100 g NPK 15.15.6.4 per meter Broadcast between rows 100 g ” ” ” ” ” ” 100 g ” ” ” ” ” ”
Then subsequently each year : 2 rounds 100 g NPK 12.12.17.2 per meter, roadcast between rows
After cutting back ( for budwood) : Apply 25 g urea per plant at 1 and 4 month after cutting back (in addition to the 2 rounds of NPK 12.12.17.2 per year)
6. 2 Mature rubber
6.2. Tanaman menghasilkan
The types and rates of recommended
Jenis
fertilise takes account of tree nutrient
direkomendasikan pada jadwal berikut ini
status, recent tree growth, density of
didasarkan atas
canopy, leaf disease status, soil conditions,
pertumbuhan tanaman, kerapatan tajuk,
previous yield trends and estimated yield
produksi tahun lalu dan produksi yang
for the forthcoming year.
diestimatekan untuk tahun mendatang.
dan
jumlah
status
pupuk
hara
yang
tanaman,
Doc . No : 06
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
Issued Note
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
1 October 2009
Page
4 of 13
6.3 Application of fertilizer
6.3 Aplikasi pupuk
(i) Accuracy in applying the correct
(i) Ketepatan waktu dan jumlah pupuk
amount of fertilizer per tree is
yang diaplikasi per pohon adalah sangat
important. To achieve this, plastic or
penting. Untuk itu, gunakan takaran
metal cups should be cut down to
dari
hold the correct weight of fertilizer,
memperoleh berat yang tepat, takaran
the cup should be filled level without
tersebut harus berisi peres (rata).
heaping. Tall narrower cups are more
Takaran memanjang dan sempit lebih
accurate than short broad ones.
baik dari pada yang lebar dan luas.
(ii) Different cups should be used for fertilizers
having
different
bulk
plasik
atau
logam
untuk
(ii) Setiap jenis pupuk harus menggunakan mangkuk takaran yang berbeda, karena ‘bulk density”nya berbeda.
densities.
(iii)As the efficiency of nutrient uptake
(iii)Karena penyerapan hara dipengaruhi
is influenced by the frequency,
oleh frequensi, waktu dan peletakan
timing and placement of fertilizer,
pupuk,
attention must be given to the
diberikan untuk hal-hal berikut ini:
perhatian
khusus
harus
following:-
6.3.1. Frequency & time of application
6.3.1 Frekuensi dan waktu pemberian
6.3.1.1 Immature rubber
6.3.1.1 Tanaman belum menghasilkan
(i) Routine applications are required for
(i) Aplikasi rutin harus dilaksanakan tiga
the first three years and applied
tahun pertama dan berikan sesuai
according
dengan
to
manuring
recom-
rekomendasi
pemupukan.
mendation. The time table is a guide
Jadwal tersebut merupakan pedoman
as adjustments will have to be made
pelaksanaan
in times of drought or wet weather.
seharusnya dibuat pada kondisi musim kering atau hujan.
dan
penyesuaian
Doc . No : 06
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
(ii)
More frequency applications are
Issued Note
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
(ii) Untuk
tanah-tanah
1 October 2009
Page
5 of 13
ringan
dan
need for light soils with poor nutrient
kemampuan mengikat hara rendah,
retention ability. As most efficient
aplikasinya harus lebih sering. Karena
uptake of nutrients occurs whilst
penyerapan hara yang paling efisien
young rubber is rapidly producing
terjadi
new
of
menghasilkan daun baru, maka aplikasi
maintenance and corrective fertilizer
pupuk untuk pemeliharaan maupun
should be given just before the
ekstra harus diberikan tepat sebelum
emergence of a new flush of leaves.
pucuk baru muncul.
leaf
the
application
pada
saat
tanaman
6.3.1.2 Mature rubber
6.3.1.2 Tanaman menghasilkan
(i) Research shows that fertilizer uptake,
(i) Penelitian
menunjukkan
muda
bahwa
especially nitrogen, is most efficient
pemberian pupuk, terutama nitrogen,
within 14 weeks after refoliation has
paling efisien jika dilakukan pada 14
started. Maintenance and corrective
minggu setelah daun tumbuh kembali.
fertilizer should be applied during this
Semua jenis aplikasi pupuk harus
period.
dilaksanakan selama periode ini.
(ii) Split applications, the first at the start
(ii) Bagilah aplikasinya menjadi, pertama
of refoliation and the second 6-8
saat daun tumbuh kembali dan kedua 6-
weeks later, should be considered in
8 minggu kemudian, jika situasinya
the following circumstances:-
seperti di bawah ini:
-
The amount of fertilizer > 1 kg/tree
-
Jika jumlah pupuk > 1 kg/ pohon
-
Where the terrain is steep
-
Jika topografinya curam
-
Where the soil is light and sandy
-
Jika tanahnya ringan dan berpasir
-
Where fertilizer types are incompatible
-
Jika jenis pupuknya tidak kompatibel
(iii)The application of fertilizer should be avoided during very wet or dry
(iii)Hindarkan mengaplikasi pupuk pada musim hujan besar atau kemarau.
Doc . No : 06
Issued Note
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
1 October 2009
Page
6 of 13
periods. If average monthly rainfall of
Jika rata-rata curah hujan/bulan 15-25
15 – 25cm can be expected, this is a
cm, ini waktu paling tepat untuk
good time for application. This does
aplikasi pupuk. Ini tidak berlaku untuk
not apply in respect of urea or urea
pupuk urea atau mengandung urea,
based
or
waktu yang sesuai jika hujan ringan
moderate rainfall periods are best as
sampai sedang, karena kelembaban
the moisture will dissolve the urea into
akan melarutkan urea ketanah sekaligus
the soil thus reducing volatilisation.
mengurangi penguapan.
fertilizer,
when
light
6.3.2 Placement of fertilizers
6.3.2 Penempatan pupuk
To minimise leaching and volatilisation,
Untuk
an even spread of fertilizer is of major
penguapan maka taburkan pupuk secara
importance.
merata.
6.3.2.1 Immature rubber
6.3.2.1 Tanaman belum menghasilkan
(i) Recommended placement of fertilizer
(i) Peletakan
memperkecil
pupuk
pencucian
yang
dan
dianjurkan
related to tree age in normally
sehubungan dengan umur tanaman
plantings is as follows:
secara umum adalah sebagai berikut:
Stage of Growth (month after planting) 1 3 5 7 9 12 15 18 21 24
Nature Ring “ “ “ “ “ “ “ “ Strip
No closer to tree than 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 30 cm 30 cm 30 cm 30 cm
Max. distance from tree 20 cm 30 cm 35 cm 45 cm 60 cm 75 cm 90 cm 90 cm 90 cm 90 cm
36 to 60
“
30 cm
150 cm
Table 6.2 Manuring in immature area
Doc . No : 06
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
Issued Note
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
1 October 2009
Page
7 of 13
(ii) Workers frequently apply fertilizer in a
(ii) Pekerja sering menabur pupuk dalam
small ring round large trees in the later
lingkaran kecil pada pohon besar di
stages of immaturity or early maturity.
akhir masa TBM atau di awal TM.
Field supervisors should carry a
Mandor
measuring stick to check distance and
pengukur untuk mengecek jarak dan
correct workers as necessary.
mengarahkan pekerja jika diperlukan.
harus
membawa
tongkat
6.3.2.2 Mature rubber
6.3.2.2 Tanaman menghasilkan
(i) In mature areas, fertilizer can be
(i) Pada tanaman menghasilkan, pupuk
broadcast in the avenues if ground
dapat
disebar
di
gawangan
jika
covers are light and non-competitive.
kacangan jarang dan tidak kompetitif.
(ii) In hilly areas apply the fertilizer in
(ii) Di daerah berbukit, aplikasikan pupuk
wide band along the row 30 cm from
secara larikan pada barisan tanaman 30
the tree extending to the terrace edge.
cm dari pohon melebar ke bibir teras.
(iii)Fertilizers should be spread thinly and
(iii)Pupuk harus disebar tipis dan merata
evenly in a band as accumulations
karena penumpukan akan memperberat
aggravate leaching and, where urea is
pencucian, dan jika menggunakan urea
used, losses by volatilisation.
akan terjadi penguapan.
(iv) Urea and urea based fertilizers should
(iv) Pupuk urea dan yang mengandung urea
be applied on moist to wet ground so
harus diaplikasikan pada tanah lembab
that the urea is quickly taken into the
sampai basah supaya urea segera
soil. Losses are likely to be high if
diserap oleh tanah. Kehilangan menjadi
urea is applied on dry ground in very
besar jika diaplikasikan pada cuaca
hot weather. In area where leaf litter is
yang sangat panas. Jika terdapat banyak
in abundance the leaf should be moved
serasah, buka serasahnya dan taburkan
so that the urea can be applied directly
dipermukaan tanah.
to the soil.
Doc . No : 06
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
(v) For the best response, it is essential that
vigorous
cover
which
Issued Note
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
1 October 2009
Page
8 of 13
(v) Untuk memperoleh hasil yang terbaik,
may
tanaman penutup tanah yang terlalu
compete for nutrients and moisture are
jagur harus dieradikasi atau ditekan
suppressed
by
Non-
pertumbuhannya dengan menyemprot.
productive
shoots
also
Tunas-tunas yang tidak produktif juga
competing for nutrients should be
bersaing hara dalam tubuh pohon, ini
thinned out before fertilizer is applied.
harus dibuang sebelum pemupukan.
spraying. in
trees
6.4 Leaf sampling in rubber
6.4 Sampel Daun Karet
6.4.1 Establishing LSUs
6.4.1 Leaf Sampling Unit (LSU)
(i) LSU (leaf sampling unit) is the area in (i) LSU adalah areal dimana sample daun which
leaf
samples
are
collected
diambil setiap tahun. keadaan
LSU harus
annually. LSUs must be representative
mewakili
lapangan
suatu
of the estate field as a whole, in terms
kebun dalam hal keseragaman bahan
of uniformity of material, growth, soil
tanaman, pertumbuhan, jenis tanah, dan
type and terrain. For rubber, one LSU
keadaan tofografi. Untuk kebun karet,
per 30 hectares is usually appropriate.
satu LSU per 30 hektar areal biasanya mencukupi.
(ii) The LSUs should be clearly marked on
(ii) LSU sebaiknya dicantumkan didalam
the estate map and be given a
peta kebun dan diberi nomor referensi
refference number.
yang jelas.
(iii)It is good practice to select LSU areas
(iii) Penetapan LSU di lapangan dimulai
in the first or second year after planting
pada tahun I atau II sejak tanam, saat
when the uniformity of growth is
keseragaman pertumbuhan tanaman
evident. The first samples are collected
jelas. Sampel daun I biasanya mulai
usually in the 3rd year after planting.
diambil pada tahun III setelah tanam.
Doc . No : 06
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
1 October 2009
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
Page
9 of 13
6.4.2 Pokok sampel
6.4.2 Samples trees (i)
Issued Note
The number of sampling trees per
(i)
Jumlah pokok sampel per LSU
LSU depends on the size of the
bergantung
LSU, as follows :
sebagai berikut :
Size of sampling unit (hectares)
kepada
ukuran
LSU,
No. Of sampling points (trees)
> 10 10 – 20 20 – 30 > 30
30 35 40 45
Table 6.3 Sampling points per sampling units (ii)
The sampling trees should be
(ii)
Pokok sampel harus tersebar merata
distributed evenly over the unit. To
di dalam unit. Pilihlah pokok ke -25
achieve this, select sampling trees
pada setiap baris ke-10 sebagai pokok
in every 10th row and select
sampel. Untuk unit yang kecil, pokok
th
(approximately) every 25 tree for
sampel menjadi lebih dekat jaraknya,
sampling. For small units, the
misalnya setiap pokok ke-20, untuk
sampling trees would be closer, e.g.
unit yang lebih besar, pokok sampel
th
every 20
tree, and for large unit
ditentukan pada setiap pokok ke-30.
further apart, e.g. every 30th tree.
Jarak
The exact spacing is not important,
diperhitungkan,
the objective being to select trees
adalah menentukan pokok sampel
evenly dispersed over the LSU.
yang tersebar merata diseluruh LSU.
tanam
tidak sebab
perlu
sasarannya
(iii) The sampling trees must be typical
(iii) Pokok sampel harus tanaman normal.
of the planting. Trees affected by
Pokok terserang penyakit akar, rusak
root disease, damaged by wind,
karena angin, terserang Brownbast,
Doc . No : 06
1 October 2009
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
Page
10 of 13
affected by Brownbast or are
atau kerdil, tidak boleh dipakai
retarded should not be used, but the
sebagai pokok sampel, tetapi pokok
next representative tree can be
normal
taken
sebagai sampel. Pokok dipinggir jalan
as
the
sampling
tree.
sebelahnya
boleh
dapat
digunakan.
dipilih
Roadside trees are abnormal. Start
tidak
the selection from the 5th tree in the
memilih pokok sampel dari pokok ke-
fist row.
5 pada baris pertama.
(iv) Once selected, the trees should be
(v)
Issued Note
(iv) Pokok sampel
Mulai
yang ditentukan
clearly marked with a blue color at
ditandai dengan warna biru pada
30 cm above the projected opening
ketinggian 30 cm diatas bukaan
height. The same trees are sampled
sadap.
annually.
disampel setiap tahun.
Selecting trees in contour areas is
(v)
Pokok-pokok yang serupa
Menentukan pokok sampel di areal
more difficult. The easiest way is to
berteras
choose contours and points within
termudah adalah dengan memilih
contours at approximately the same
teras dan titik di dalam teras, dengan
frequency as described above for
frekwensi + sama dengan proses
flat area plantings.
pengambilan sampel diareal rata.
6.4.3 Leaf sampling
lebih
sulit.
Cara
yang
6.4.3 Pengambilan sampel daun
The purpose of the instructions is to sample
Tujuan
leaves of a standard age (100 – 120 days),
mensampel daun pada umur standar (100 –
as the nutrient content of leaves changes
120 hari), saat hara daun berubah seiring
with age. This allows valid comparison to
umur. Ini memungkinkan perbandingan
be made and standard levels to be
valid dan menetapkan peringkat standar
established for each clone and age of tree.
setiap klon dan umur tanaman.
(i) Rubber leaves consist of three leaflets on a long petiole. Only the central
instruksi
ini
adalah
untuk
(i) Daun karet terdiri dari 3 anak daun melekat
pada
tangkai
daun
yang
Doc . No : 06
Issued Note
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
1 October 2009
Page
11 of 13
leaflet should be sampled, the others
panjang. Hanya anak daun yang berada
discharged.
di tengah yang diambil sebagai sampel.
(ii) The points of the sample will depends
(ii)
Titik
pengambilan
daun
kepada
sampel
on the development stage of the tree,
bergantung
tahap
as detailed below :
perkembangan pokok, seperti berikut
(iii) Stage of tree Development
Whorl to be sampled
Exposure of leaves
Young trees with primary and secondary branches
2nd whorl on secondary branches (2 per tree)
Fully exposed to sunlight ( LIGHT )
Young trees with tertiary branches but canopies not overlapping
2nd whorl on tertiary branches (2 per tree)
Fully exposed to sunlight ( LIGHT )
Trees with canopies overlapping
basal leaves on terminal whorl (2 per tree)
In full shade (SHADE)
Table 6.4 Rubber leaf sampling points during growth stages (iii)It must be noted that in every case, four (iii)Dalam setiap pekerjaan sampel, empat leaves are colected per tree. 2 whorls
daun diambil dari setiap pokok.
are sampled per tree, from opposite
payung daun dari setiap pokok diambil
sides of the tree, and from each whorl
sebagai sampel, dan dari setiap payung
the central leaflets of two basal leaves
daun anak daun yang berada ditengah
on opposite sides of the whorl are
dari
collected for analysis.
berhadapan
Thus, for a
daun
terbawah didalam
2
pada
posisi
payung
daun
minimum sample of 30 trees, 120
diambil untuk dianalisa. Ini berarti
leaflets are collected in total for
untuk jumlah pokok sampel minimum
analysis.
30 pokok,
sebanyak 120 anak daun
diambil untuk dianalisa.
Doc . No : 06
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
Issued Note
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
1 October 2009
Page
12 of 13
6. 4.3.1 Waktu pengambilan sampel
6.4.3.1Time of sampling (i) For North Sumatra,
for
late July (i) Untuk Sumatera Utara, akhir July
to early September, when the leaves are
sampai awal September, pada saat daun
100 – 120 days old (i.e. 3 – 4 months
berumur 100 – 120 hari (3-4 bulan
after wintering.
bulan setelah wintering).
(ii) Sample must be collected by mid day. (ii) Sampel harus selesai diambil sebelum Sampling
should
not
be
done
tengah hari. Sampel daun tidak boleh
immediately following rain.
6.4.3.2Sample preparation
dilakukan segera setelah turun hujan.
4.3.2 Persiapan sampel daun
(i) After collection clean the leaves with (i)
Setelah dikumpulkan, bersihkan daun-
distilled water (“Aquades”), remove the
daun dengan air suling (“aquades”),
midrib and retain one half of the leaflet
buang tulang daunnya dan ambil bidang
for the sample.
tengah daun sebagai sampel.
(ii) Cut the leaflet into small trips and dry (ii) Iris daun sampel menjadi bagian-bagian in an oven for 18-24 hours at 80 oC.
kecil kemudian keringkan didalam oven pada suhu 80o selama 18-24 jam.
(iii)Seal in air-tight polythene bags for (iii) Masukkan daun yang sudah kering despatch to the laboratory.
oven kedalam kemasan plastik kedap udara untuk dikirim
ke laboratorium
analisa. 6.4.3.3 Analysis
4.3.3 Analisa
Analyse for N, P, K, Mg, Ca,Mg (% on dry Analisa daun meliputi N, P, K, Ca, Mg (% matter
terhadap berat kering)
Doc . No : 06
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
SOP/Rubber/ESD 1 Rev. 1 October 2009
Issued Note 1 October 2009
Page
13 of 13
Payung pertama (terminal whorl) Payung kedua (sub terminal whorl) Bagian daun untuk dianalisa
Daun terbawah Tanaman dengan cabang primer : Daun yang diambil adalah daun pada paying kedua diatas cabang sekunder Jika hanya satu cabang primer, maka dapat diambil dari cabang primer
Cabang sekunder Cabang tertier
Cabang primer
Tanaman dengan cabang tertier tetapi kanopi belum tumpang tindih, daun daun yang diambil pada payung
Payung teratas dari dari bagian terlindung
kedua diatas cabang tertier Jika hanya ada satu cabang tertier, daun dapat diambil dari cabang sekunder
Untuk tanaman yang sudah saling tumpang tindih daun diambil dari dari bagian tanaman yang terlindung yaitu daun terbawah dari payung teratas