[INDONESIA-NEWS] KMP - Perjalanan Mengungkap Tiga Pr
[INDONESIA-NEWS] KMP - Perjalanan Mengungkap Tiga Proyektil From:
[email protected] Date: Thu May 11 2000 - 17:48:53 EDT
X-URL: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0005/12/nasional/perj20.htm Jumat, 12 Mei 2000 Perjalanan Mengungkap Tiga Proyektil PENGUNGKAPAN kasus 12 Mei yang tengah dilakukan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI bekerja sama dengan Tim Penuntasan Kasus 12 Mei Trisakti, kini sangat tergantung pada hasil uji balistik atas tiga proyektil yang bisa "diselamatkan". Hal itu tidak bisa dihindari, karena menurut Komandan Puspom TNI Mayjen Djasri Marin, alat-alat bukti lain tidak bisa menunjukkan siapa pelaku penembakan yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti tersebut. Proyektil atau anak peluru yang diharapkan bisa mengungkap misteri penembakan mahasiswa Trisakti itu ada tiga buah, yaitu anak peluru yang diambil dari salah satu bagian dinding dan jendela Gedung Blok M Usakti (selanjutnya disebut APB-1), anak peluru yang diambil dari tubuh (almarhum) Hery Hartanto (disebut APB-2), dan anak peluru yang diambil dari tubuh (almarhum) Hendriawan Sie (disebut APB-3). Menurut Koordinator Tim Investigasi Uji Balistik Usakti Ari Gunarsa dan dua orang anggotanya, yaitu Pramudya Wardhana dan M Hafiz Lubis, APB-2 diambil 7 Juni 1998 dengan melakukan penggalian kembali jenazah Heri Hertanto, mahasiswa Teknik Mesin (angkatan 1995). Sedangkan dua anak peluru lainnya sudah "diamankan" terlebih dulu. Anak peluru itu oleh Puspom kemudian diserahkan kepada Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri untuk diselidiki. Namun, ini pun pernah menghadapi kendala karena Puslabfor menyatakan proyektil pem-banding belum ada, disebabkan senjata-senjata yang dicurigai belum diserahkan ke Puslabfor. Meskipun demikian, Puslabfor kemudian mengeluarkan hasil penelitiannya, yaitu APB-1 dan APB-2 tidak identik dengan anak peluru pembanding. Belakangan disebutkan APB-1 dan APB-2 http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2000/05/11/0045.html (1 of 6)09/01/2007 10:33:18
[INDONESIA-NEWS] KMP - Perjalanan Mengungkap Tiga Pr
itu berasal dari jenis senjata M16-a2, ini adalah senjata untuk latihan. "Hasil Puslabfor itu tidak sesuai dengan bukti-bukti yang kami kumpulkan mengenai jenis senjata yang digunakan pada saat itu, oleh karena itu kami teliti ulang ke Laboratorium Metalurgi ITB," jelas Djasri. Hasil dari Laboratorium ITB yang dipimpin Prof Dr Mardjono Siswosuwarno menyebutkan, anak peluru itu kemungkinan besar berasal dari jenis senjata SS-1 dan Styer. Hasil itu diperoleh setelah menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) jenis XL 20 yang dimiliki ITB. Puslabfor Polri sendiri sebenarnya memiliki SEM yang sama dengan jenis yang lebih canggih, yaitu XL 40. Melihat hasil penelitian yang benar-benar bertolak belakang itu, Puspom bersama-sama tim Trisakti dan Metalurgi ITB kemudian mencari third opinion ke Singapura, tetapi laboratorium di negeri itu justru tidak mampu. Petunjuk datang dari Kanada, sehingga anak-anak peluru yang berstatus barang bukti itu pun dibawa ke lembaga Forensic Technology Inc (FTI) Montreal, Kanada. Dengan menggunakan metode Integrated Balistic Identification System (IBIS), menurut Ary, diperoleh persentase kemiripan antara anak peluru bukti dengan beberapa anak peluru pembanding. Tim Balistik Usakti ketika itu membawa 49 proyektil, 46 di antaranya adalah peluru pembanding yang terdiri dari 22 proyektil yang dilepaskan dari senjata Styer dan 24 proyektil yang dilepaskan dari senjata SS-1. Selain itu, menurut Lubis dan Pramudya, hasil uji di Kanada juga mampu mendeteksi metal jacket yang diambil dari tubuh Hendriawan Sie. Sebelumnya metal jacket tidak bisa diidentifikasi, baik oleh Puslabfor Polri maupun laboratorium Metalurgi ITB dan laboratorium PT Pindad. "Metal jacket itu dipastikan berasal dari jenis senjata Styer," ungkap Lubis. Sayangnya, seperti diungkapkan Prof Mardjono, FTI Kanada juga tidak bisa menunjukkan dari laras senapan mana peluru itu berasal, karena FTI tidak mempunyai ballistic examiner. "Mereka memberi tahu ballistic examiner itu ada di Hongkong, tetapi setelah kita lacak ke sana, ternyata di sana pun tidak bisa," jelasnya. *** http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2000/05/11/0045.html (2 of 6)09/01/2007 10:33:18
[INDONESIA-NEWS] KMP - Perjalanan Mengungkap Tiga Pr
PADA 20 Februari 2000, anak peluru bukti dan anak peluru pembandingnya dibawa ke Belfast (Irlandia Utara/Inggris), yakni ke The Forensic Science Agency of Northern Ireland (FSANI). Akan tetapi, permasalahan sempat timbul sebelum anak-anak peluru dibawa ke Belfast, yaitu ditahankan anak-anak peluru pembanding oleh Puslabfor Polri. "Alhamdulillah, sebelum berangkat ke Belfat pihak Puslabfor Mabes Polri telah menyerahkan anak peluru pembanding ke penyidik Puspom TNI," papar Adi Andojo. Namun, setelah barang bukti dihitung, sempat juga terdapat ketidakcocokan antara jumlah yang tertulis yaitu 46, sedangkan yang ada hanya 40. Untunglah setelah tim Trisakti menuntut agar kehilangan itu dibuatkan berita acara dan diancam akan dipraperadilankan, tidak lama kemudian barang bukti enam buah peluru pembanding yang semula "hilang" kembali ke tempatnya lagi. Menurut Ary, Lubis dan Pramudya, uji coba yang dilakukan FSANI telah menghasilkan laporan tanggal 24 Februari 2000 yang dibuat Gary Elliot Montgomery selaku forensic scientist. FSANI mengkode anak-anak peluru dari yang terluka yaitu APB-1 sampai 3 dengan sebutan LR1 (List of Reference). Sedangkan anak-anak peluru pembanding disebut LR2. Tujuan pengujian adalah menguji anak-anak peluru yang diambil dari pihak yang terluka (the injured parties), untuk dibandingkan dengan anak peluru pembanding dari 25 pucuk senjata api laras panjang (rifles) dengan maksud untuk mengidentifikasi sejauh mungkin senjata api mana yang telah memuntahkan anak-anak peluru tersebut. Dari hasil pengujian terhadap LR1 didapat hasil sebagai berikut. APB-1 itu anak peluru dalam keadaan rusak karena mengalami ricochet. Jelas terlihat bekas goresan dan cungkilan pada bagian permukaannya. Terlihat dataran dari anak peluru. Dataran tersebut mengalami korosi (distorted) yang disebabkan proses pemuaian anak peluru di dalam laras, sehingga anak peluru dan lokasi lekukan-lekukan akibat distorsi menyebabkan pelaksanaan pekerjaan membandingkan menjadi sulit. APB-2, anak peluru dalam keadaan rusak karena mengalami ricochet atau merusak kaca pada bagian permukaannya. Bagian dataran yang terkena gesekan dan berbentuk seperti ginjal di seluruh bagian permukaannya adalah pertanda anak peluru telah mengenai tubuh manusia. Untuk APB-2 diperkirakan bisa berjarak sekitar 125 sampai dengan 200 meter ke http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2000/05/11/0045.html (3 of 6)09/01/2007 10:33:18
[INDONESIA-NEWS] KMP - Perjalanan Mengungkap Tiga Pr
sasaran. Bagian dan lapisan kuningan menjadi kehitam-hitaman kemungkinan terkena cairan tubuh dan permukaannya yang lain sudah beroksidasi. APB-3 tidak bisa dibuktikan karena terkena kaca atau richocet. Ini ditunjukkan dengan bagian ujung (ogive) dari jaket anak peluru itu rusak. Bagian ini merupakan bagian luar (jacket) yang bisa keluar dari anak peluru ketika anak peluru itu dimuntahkan, sedangkan bagian inti dari anak peluru pecah di dalam tubuh manusia. Fakta ini sesuai dengan jarak jangkau sekitar 100 meter atau kurang. Dari hasil pelaksanaan pembandingan secara mikroskopi dengan menggunakan alat Leica DMC Comparison Microscope terhadap anak peluru dari bukti APB-1, APB-2 dan APB-3 diperbandingkan dengan anak peluru pembanding, hasilnya tidak dapat ditentukan (inconclusive). Maksudnya, penguji tidak dapat mengatakan apakah ada dari ketiga barang bukti anak peluru tersebut yang telah ditembakkan dari ke-25 pucuk senjata api laras panjang tersebut. Hasil tidak bisa ditentukan (inconclusive) tersebut disebabkan faktor-faktor rusaknya anak peluru barang bukti, pemeliharaan barang bukti senjata api yang kurang memenuhi persyaratan-yakni cara membersihkannya dan cara meminyakinya tidak secara teratur pada bagian dalam larasnya-, serta jarak waktu antara kejadian dan pelaksanaan penembakan untuk memperoleh anak-peluru pembanding. Maklumlah, sebagaimana diungkapkan Prof Mardjono, anak peluru pembanding itu baru bisa diperoleh lebih dari sebulan setelah kejadian akibat adanya penolakan dari Polri untuk menyerahkan senjata-senjata yang digunakan anggotanya kepada Puspom. Menyangkut jenis senjata api laras panjang yang telah menembakkan anak-anak peluru bukti, menurut penguji jenis senjata, APB-1 dan APB-2 ternyata telah ditembakkan dari SS-1, sedangkan APB-3 dari Styer. *** HASIL pengujian dari Belfast ini telah mendapat pengesahan dari Kedutaan Besar RI di London. Hasil ini merupakan hasil maksimal dari jenis semua uji coba balistik yang telah dilakukan selama ini. Dari hasil uji di Belfast ini, setidaknya dapat dipastikan bahwa anak peluru yang dijadikan barang bukti itu ditembakkan dari senjata api laras panjang jenis SS-1 dan Styer. Di samping itu jarak menembak juga http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2000/05/11/0045.html (4 of 6)09/01/2007 10:33:18
[INDONESIA-NEWS] KMP - Perjalanan Mengungkap Tiga Pr
dapat dipastikan, sehingga sebetulnya dapat ditelusuri pasukan mana yang berada di sana. Pada waktu pemaparan oleh Puspom TNI pada 10 April 2000 yang dihadiri Tim Trisaksi, sudah diisyaratkan bahwa perkara penembakan mahasiswa Trisakti ini sudah akan bisa disidangkan sebelum 12 Mei 2000. Sehubungan dengan hal itu, Koordinator Advokasi telah menyiapkan para saksi kunci agar tidak ragu menghadapi persidangan mendatang. Sebanyak 33 orang saksi yang sudah diberkas nantinya akan diberi pembimbing yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa Trisakti. Indikasi bahwa aparat kepolisian tidak pernah memegang senjata sesuai dengan nomor senjata pegangannya akan berbuntut dengan kesulitan dalam pelacakan pelaku penem-bakan. Bila Indonesia menggunakan IBIS dalam uji balistik-nya dengan basis data seluruh senjata di Indonesia, maka yang mungkin terjadi bahwa senjata yang digunakan menembak di Jakarta itu justru pemegang resminya justru bertugas di Timor Timur. Hal ini akan menjadi alibi dan memunculkan keraguan terhadap akurasi IBIS. Pemeriksaan menggunakan Comparison Microscope Manual akan dapat membuktikan kebenaran temuan, sepanjang kondisi anak peluru masih baik. Namun, tetap saja si pemegang resmi senjata tersebut tidak dapat dihukum karena pada saat kejadian ia tidak ada di tempat kejadian perkara. Demikian pula dengan pemeriksaan yang telah dilakukan di FTI. Walau jenis senjata tersangka sudah diketahui, similarity and probability correlation score-nya masih rendah. Dan dari gambar-gambar pembandingan dataran dan galangan anak peluru, belum tampak suatu kesamaan yang signifikan antara anak peluru bukti dengan anak peluru pembanding. Hasil maksimal uji balistik atas anak-anak peluru bukti tersebut tampaknya malah akan membuat kasus 12 Mei tidak bisa sepenuhnya dituntaskan. Agaknya, hanya kejujuran si penembak sajalah yang akan mengungkapkan kasus 12 Mei ini secara tuntas. Namun, mengharapkan kejujuran seseorang untuk mengaku telah berbuat salah juga tidak mudah. Apalagi ini berkaitan dengan penghilangan nyawa seseorang. (bw/oki) --Place your advertisement here and reach approximately 200,000 readers. Up http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2000/05/11/0045.html (5 of 6)09/01/2007 10:33:18
[INDONESIA-NEWS] KMP - Perjalanan Mengungkap Tiga Pr
to five lines of ascii text. US$200 for one week. Ad will appear in all postings on INDONESIA-NEWS, INDONESIA-VIEWS, and INDONESIA-L. Advance payment by credit card required. Email payment info and ad text to
[email protected]. ---
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2000/05/11/0045.html (6 of 6)09/01/2007 10:33:18