PT PLN (Persero)
Direktori Kompetensi
Edisi III
September 2006
ii
Tim Penyusun
Penyusun: Direktori Kompetensi disusun oleh Tim Pelaksana bersama Tim Pengarah dan Narasumber Tim Pengarah: Deputi Direktur Pengembangan Sistem Sumberdaya Manusia Deputi Direktur Pengembangan Organisasi Deputi Direktur Pengembangan Eksekutif General Manager PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Tim Pelaksana: Nur Pamudji, Sumarsono, Fittarini Retno Wardhani, Budy Djumhana, Wawan Bumowarso, Bambang Winarto, Mohammad Sutirdjo, Dudy Nasriya Hirawan, Tur Chamun Mochammad Nuryan Narasumber: Abi Santoso, Achmad Taufik Haji, Aminuddin, Andi Paherangi, Anita Mardalina, Ario Senoaji, Bambang Haryanto, Bambang Susmono, Bartien Sayogo, Budi Kristanto, Deden Syarif Hidayat, Dewi H. Setiani, Dewi Sri Wahyunie, Djoewarsa, Djoko Paryoto., Djoko Prasetijo, Doddy Hertanto, Dwi Priyo Basuki, Eddy M. Isral, Edward H Gultom, Gunarto, Hanggoro, Harry Hartoyo, Hartoyo, Hilwin Manan, Hudiono, I Made Ro Sakya, Imam Subekti, Ince Syafruddin Amir, Iwan Bachtiar, M.Rahardjo, Muhammad Taufiq, Muljono, Nasai Hamid, Nasser Iskandar, Nugrahadi, Nyoman Ardana, Pramono, Pudjo Sumarto, Putra Dwi Andoko, Rachmat Harijanto, Ronny Kadir, Rusdi, Sadar W. Tobing, Sardjono, Satri Falanu, Sigit Tedjokumoro, Siti Pangestu, Soeroyo AS, Subandi, Sugiarto, Supriyadi Priyo Sudarmo, Suryati, Sutji Rahayu, Sutomo, Suyono,Syarif Maulana, Teguh Hadi Wiranto, TL Tobing, Utoro Wiryawan, Widodo Budi Nugroho, Widodo M, Yudadi Irianto, Yudi Siswanto.
Sanksi Pelanggaran Pasal 44 UU No. 7 1987 Tentang Perubahan atas UU No. 6 1982 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
Visi, Misi, Nilai-nilai, Motto
PT. PLN (Persero)
Visi Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi 1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang usaha lain yang terkait berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Nilai-nilai Saling Percaya Integritas Peduli Pembelajar
Motto Electricity for a better life
iii
iv
Makna Simbolis Gambar Depan
"Gerak Cepat Anak Panah yang menancap tepat di atas Logo PT PLN (Persero) yang terdapat di tengah Bola Dunia” Logo PT PLN (Persero) di tengah bola dunia dengan tulisan Competency-Based Human R e s o u rc e M a n a g e m e n t , m e n y i m b o l k a n keberadaan perusahaan yang telah mendunia karena dukungan kompetensi yang unggul yang dimiliki oleh seluruh insan PT PLN (Persero). Anak panah menggambarkan perusahaan yang tengah bergerak dan akan mencapai sasaran perusahaan yaitu menjadi perusahaan kelas dunia dengan cepat dan tepat. Efek gerakan anak panah menunjukkan arahan gerak laju yang tepat sasaran yang dihasilkan melalui kinerja optimal yang mengacu pada kompetensi unggul tiap insan PT PLN (Persero) seperti yang digambarkan dalam buku ini. Secara keseluruhan, ilustrasi ini ingin memberikan gambaran bahwa buku Direktori Kompetensi ini dibuat untuk mengarahkan gerak laju tiap sumberdaya manusia di perusahaan dalam mencapai cita-cita perusahaan dalam satu gerakan yang cepat, serasi, dinamis namun tepat menuju sasaran. Gerakan serasi, dinamis dan tepat sasaran ini diharapkan lahir dari hasil kinerja yang optimal melalui kompetensi yang unggul dari sumberdaya manusia di perusahaan. Buku direktori kompetensi inilah yang menjadi acuan tertulis mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh tiap sumberdaya manusia tersebut guna memberikan kontribusi bagi perusahaan melalui hasil kerja secara optimal dengan menerapkan kompetensi dalam tiap langkah pekerjaannya.
v
Daftar Isi
A.
Pendahuluan:
B.
Kompetensi Generik a. Kompetensi Inti
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Integritas Integrity CSO Orientasi pelayanan pelanggan Customer Service Orientation PPS Sikap Profesionalisme PLN PLN Professional Style CLE Pembelajaran berkesinambungan Continuous Learning ACC Adaptasi dan kapasitas untuk berubah Adaptability And Capacity for Change b. Kompetensi Kepemimpinan
1 15 17
ING
Membangun hubungan bisnis strategis Building Strategic Business Relationship BIN Kecerdasan bisnis Business Inteligence BPS Pemecahan masalah bisnis Business Problem Solving CAF Kolaborasi antar fungsi Collaboration Across Function CRE Penyelesaian konflik dengan kepekaan eksternal Conflict Resolution with External Sensitivity DFU Pendelegasian dan tindak lanjut Delegation and Follow Up IPA Kemampuan mempengaruhi secara interpersonal Interpersonal Persuasiveness Ability LPA Kemampuan mempengaruhi Leader Persuasiveness Ability LNW Memperluas jaringan Leveraging Network MCD Pengendalian manajemen dan pengambilan keputusan Management Control and Decision Making MPD Memaksimalkan kinerja dan mengembangkan orang lain Maximising Performance and Developing Others MOT Membimbing orang lain Mentoring Others OPD Pemecahan masalah operasional dan pengambilan keputusan Operational Problem Solving and Decision Making PDS Perencanaan dan pemberian arahan Planning and Direction Setting PFS Keterampilan presentasi dan fasilitasi Presentation and Facilitation Skills SET Pertukaran keahlian Sharing of Expertise VLS Kepemimpinan bervisi Visionary Leadership
19 21 23 25 27 29
BSB
31 32 34 35 37 39 40 .42 43 45 47 49 50 52 54 55 57
C. Kompetensi Teknis c. Kelompok Pembangkitan 23.
CFI
24.
CFO
25.
CPI
26.
CPO
27.
DPI
28.
DPO
29.
GMR
30.
GPM
31.
GPO
32.
GTI
33.
GTO
34.
HPI
35.
HPO
36.
OSI
37.
OSO
38.
PCO
39.
POM
Pemeliharaan Pembangkit PLTU Batubara Coal-fired Power Plant Maintenance Operasi Pembangkit PLTU Batubara Coal-fired Power Plant Operation Pemeliharaan Pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak Combined Cycle Power Plant Maintenance Operasi Pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak Combined Cycle Power Plant Operation Pemeliharaan Pembangkit Diesel Diesel Power Plant Maintenance Operasi Pembangkit Diesel Diesel Power Plant Operation Rekondisi Generator dan Motor Generator and Motor Recondition Pemeliharaan PLTP Geothermal Power Plant Maintenance Operasi PLTP Geothermal Power Plant Operation Pemeliharaan PLTG Gasbumi/Minyak Gas Turbine Maintenance Operasi PLTG Gasbumi/Minyak Gas Turbine Operation Pemeliharaan PLTA Hydropower Plant Maintenance Operasi PLTA Hydropower Plant Operation Pemeliharaan PLTU Gasbumi/Minyak Oil/Gas-fired Steam Power Plant Maintenance Operasi PLTU Gasbumi/Minyak Oil/Gas-fired Steam Power Plant Operation Komisioning Pembangkit Power Plant Commisioning Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit Power Plant Operation & Maintenance
d. Kelompok Transmisi dan Operasi Sistem 40.
CSC
41.
CSM
42.
EMG
43.
ETM
44.
ETS
45.
GEP
Pembangunan dan Pemasangan Peralatan Gardu Induk Conventional Substation Apparatus Construction Pemeliharaan Gardu Induk Konvensional Conventional Substation Maintenance Manajemen Energi Energy Management Pengukuran Transaksi Energi Listrik Electric Energy Transaction Metering Setelmen Transaksi Energi Listrik Electric Energy Transaction Settlement Perencanaan Jangka Panjang Sistem Pembangkitan Generation Expansion Planning
59 59 61 62 63 65 66 68 69 70 71 73 74 76 77 78 80 81 82 85 87 88 89 90 92 93
46.
GIC
47.
GIS
48.
HCM
49.
HLM
50.
PCB
51.
PCC
52.
PCM
53.
PSA
54.
PSC
55.
PSD
56.
SEO
57.
SEM
58.
SSC
59.
STC
60.
STM
61.
TEP
62.
TLC
63.
TLM
Pembangunan Gardu Induk Sf6 Gas Insulated Substation Construction 94 Pemeliharaan Gardu Induk Sf6 Gas Insulated Substation Maintenance 95 Pemeliharaan Kabel Tanah dan Laut Tegangan Tinggi High Voltage Power Cable Maintenance 96 Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan High & Extrahigh Voltage Hotline Maintenance 98 Pembangunan Saluran Kabel Tegangan Tinggi Power Cable Construction 99 Konstruksi Rele Proteksi dan Kontrol Protection and Control Construction 100 Pemeliharaan Rele Proteksi dan Kontrol Protection and Control Maintenance 101 Analisis Sistem Tenaga Power System Analysis 102 Inspeksi Komisioning Sistem Proteksi dan Kontrol Protection and Control System Commissioning 104 Operasi Realtime Sistem Tenaga Power System Dispatching 105 Operasi Peralatan Gardu Induk Substation Equipment Operation 106 Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk Substation Equipment Maintenance 107 Inspeksi Komisioning Gardu Induk Substation Commissioning 109 Pembangunan dan Pemasangan Peralatan SCADA dan Telekomunikasi SCADA and Telecommunication Construction 110 Pemeliharaan SCADA dan Telekomunikasi SCADA and Telecommunication Maintenance 111 Perencanaan Pengembangan Transmisi Transmission Expansion Planning 112 Pembangunan/Pemasangan peralatan SUTT/SUTET Transmission Line Apparatus Construction 113 Pemeliharaan SUTT/SUTET Transmission Line Maintenance 115
e. Kelompok Distribusi dan Pemasaran 64. 65. 66. 67. 68.
ABM Manajemen Aktifitas Proses Bisnis Activity Based Management BCO Orientasi Bisnis dan Komersial Business and Commercial Orientation BMA Manajemen Brand Brand Management BSD Pengembangan Usaha Business Development CSA Administrasi Pelanggan Customer Service Administration
117 119 120 121 122 122
69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89.
CUS Pelayanan Pelanggan Customer Service DLF Perkiraan Kebutuhan Listrik Distribusi Distribution Load forecast DLM Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan Distribusi Distribution Hot-Line Maintenance DNC Konstruksi Jaringan Distribusi Distribution Network Construction DND Operasi Realtime Distribusi Distribution Network Dispatching DNG Manajemen Distribusi Distribution Management DNI Inspeksi Jaringan Distribusi Distribution Network Inspection DNM Pemeliharaan Jaringan Distribusi Distribution Network Maintenance DNO Operasi Jaringan Distribusi Distribution Network Operation DNP Perencanaan Jaring Distribusi Distribution Network planning DNS Perencanaan Sistem Jaring Distribusi Distribution Network System Planning MMA Manajemen Pemasaran Marketing Management MPL Alat Pengukur dan Pembatas Metering and Power Limiter MPY Kebijakan Pemasaran Marketing Policy MRB Pembacaan Meter dan Pembuatan Rekening Meter Reading and Billing PDV Pengembangan Produk Product Development PPI Pembuatan dan Instalasi Panel Panel production and installation SCM Manajemen Supply-Chain Supply Chain Management TMG Manajemen Tarif Tariff Management TRC Rekondisi Transformator Transformer Recondition TRS Analisis Tarif Tariff Analysis
f. Kelompok Enjiniring dan Konstruksi 90. 91.
BOE Enjiniring Peralatan Bantu Pembangkit Balance of Plant Engineering CAE Enjiniring Penanganan Batubara dan Abu Coal and Ash Handling Engineering
124 125 126 127 130 131 132 134 135 137 138 139 140 141 142 143 143 145 146 147 148
151 153 154
92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112.
CSV Supervisi Konstruksi Construction Supervision DEE Enjiniring Mesin Diesel dan Peralatan Penunjang Diesel Engine & Auxilliaries Engineering DTE Enjiniring Distribusi Distribution Engineering FDE Enjiniring Pondasi Foundation Engineering GDE Enjiniring Geodesi Geodetic Engineering GTE Enjiniring Pembangkit Panas Bumi Geothermal Plant Engineering GYE Enjiniring Geologi Geology Engineering HCE Enjiniring Bangunan Air Hydraulic Engineering HTE Enjiniring Turbin Air dan Peralatan Penunjang Hydro Turbine and Accessories Engineering HYE Enjiniring Hidrologi Hydrology Engineering ICE Enjiniring Instrumentasi dan Kontrol Pembangkit Instrumentation and Control Power Plant Engineering PEE Enjiniring Listrik Pembangkit Plant Electrical Engineering PRM Manajemen Projek Project Management PWE Enjiniring Pipa Pesat & Pengerjaan Logam Penstock & Metal Works Engineering SBE Enjiniring Gardu Induk Substation Engineering SCE Enjiniring SCADA dan Telekomunikasi SCADA & Telecommunication Engineering SGE Enjiniring Pembangkit Uap dan Peralatan Penunjang Steam Generation Engineering SRE Enjiniring Struktur Structural Engineering STE Enjiniring Turbin Uap/Gas dan Peralatan Penunjang Steam/Gas Turbine and Acessories Engineering TME Enjiniring Transmisi Transmision Engineering TSE Rekayasa Transmisi dan Gardu Induk Transmission and Substation Engineering
g. Kelompok Pengujian dan Riset 113. AQM Audit Manajemen Mutu Audit of Quality Management 114. AQP Audit Produk Mutu Audit of Quality Product
155 156 157 158 159 160 162 162 164 165 166 167 169 170 171 172 173 174 175 177 178
181 183 184
115. CAL Peneraan Meter Calibration 116. HSC Pengujian Tegangan Tinggi dan Hubung Singkat High-Voltage and Short-Circuit Test 117. RSP Perencanaan Penelitian. Research Planning 118. STD Standardisasi Standardization 119. TAS Asesmen Teknologi Technology Assessment 120. TCI Pengujian Kontrol dan Instrumen Testing for Control and Instrument 121. TCS Konsultasi Teknik Technical Consultation 122. TDM Pengujian Motor Bakar dan Alat Bantu Testing for Diesel Machine 123. TFE Pengujian Aspek Lingkungan Testing for Environmen 124. TFW Pengujian Bidang Sipil Testing for Civil Work 125. THG Pengujian Mesin Fluida dan Sistem Testing for Hydro Generation 126. TLV Pengujian Peralatan Listrik Tegangan Rendah Testing for Low-Voltage Equipment 127. TPC Pengujian Sistem Proteksi dan Kontrol Testing for Protection and Control System 128. TSQ Pengujian Peralatan Gardu Induk Testing for Substation Equipment 129. TTD Pengujian Peralatan Transmisi dan Distribusi Testing for Transmission and Distribution Equipment 130. TTS Pengujian Telekomunikasi dan SCADA Testing for Telecommunication and SCADA 131. TSG Pengujian Pembangkit Uap dan Alat Bantu Testing for Steam Generation 132. TOM Pengujian Material dan Elemen Mesin Testing for Material 133. MSV Pelayanan Manajemen dan Sistem Mutu Management Services 134. LQM Manajemen Mutu Laboratorium Laboratory Quality Management 135. TIL Informasi Teknik dan Perpustakaan Technical Information and Library 136. TIN Inspeksi Teknik Technical Inspection
h. Kelompok Pengerjaan Logam 137. MCG Pengoperasian Mesin Produksi Machining
185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 201 202 203 204 205 206 207
209 211
138. MTH Pengolahan Material Material Handling 139. WLD Pengelasan Welding
i. Kelompok Teknologi Informasi 140. CAO Pengoperasian Aplikasi Komputer Computer Aplication Operation 141. CCT Teknologi Pusat Pengatur Beban Control Centre Technology 142. CDT Komunikasi dan Transmisi Data Communication and Data Transmission 143. DAT Pengelolaan Data Data Management 144. MIS Sistem Informasi Manajemen Management Information System 145. PRG Pemrograman Komputer Computer Programming 146. SAD Administrasi Perangkat Lunak Sistem Komputer System/platform Administration 147. SOM Operasi dan Pemeliharaan Perangkat Keras Sistem Komputer System/platform Operation and Maintenance
j. Kelompok Keuangan dan Audit 148. ARM Pengelolaan Piutang Account Receivable Management 149. IAD Pengawasan Internal Internal Auditing 150. BUD Anggaran dan Pembelanjaan Budgeting 151. CBG Analisis Keputusan Investasi Capital Budgeting 152. EIG Intelegensia Ekonomi Economic Intelligence 153. FIA Akuntansi Keuangan Finance and Accounting 154. FMG Manajemen Keuangan Financial Management 155. FMO Model Keuangan Financial Model 156. MAC Akuntansi Manajemen Management Accounting 157. TAX Perpajakan Taxation 158. TFS Perhitungan Tarif Tariff Setting
212 213
215 217 219 220 221 222 223 225 226
229 231 232 233 235 236 237 238 239 240 241 242
k. Kelompok Sumberdaya Manusia dan Organisasi 159. ASC Asesmen Potensi dan Perilaku Assessment Center 160. CMA Manajemen Perubahan Change Management 161. CMG Manajemen Karir Career Management 162. HRM Manajemen Sumberdaya Manusia Human Resource Management 163. HRP Perencanaan Sumberdaya Manusia Human Resource Planning 164. INS Keinstrukturan Instructure 165. INR Hubungan Industrial Industrial Relation 166. KLM Manajemen Pengetahuan Knowledge Management 167. MCS Konsultansi Manajemen Management Consultant 168. ODV Pengembangan Organisasi Organization Developmen 169. PAD Administrasi Personel Personnel Administration 170. PMG Manajemen Kinerja Performance Management 171. QMG Manajemen Mutu Quality Management 172. REM Manajemen Remunerasi Remuneration Management 173. RSL Pengadaan Sumberdaya Manusia Recruitment and Selection 174. TCB Perancangan dan Pengembangan Kurikulum Pelatihan Training and Curriculum Building 175. TND Pelatihan dan Pengembangan Training and Development 176. TMD Penyusunan dan Pengembangan Materi serta Metoda Pelatihan Training Material and Method Development 177. TRG Manajemen Pelatihan Training Management
l. Kelompok Komunikasi, Hukum, Administrasi dan Lingkungan 178. CDV Pengembangan Komunitas Community Development 179. CEX Pelaksanaan Kontrak Contract Execution 180. CMT Manajemen Kontrak Contract Management
243 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263
267 269 270 271
181. EDT Audit Lingkungan Environmental Auditing 182. ELS Keselamatan Ketenagalistrikan Electricity Safety 183. EMM Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan Environmental Monitoring and Management 184. FLG Bahasa Asing Foreign Language 185. LEG Hukum Legal 186. LMA Manajemen Logistik Logistic Management 187. NSL Keterampilan Bernegosiasi Negotiation Skill 188. OAD Administrasi Perkantoran Office Administration 189. PRE Hubungan Masyarakat Public Relation 190. RMG Manajemen Risiko Risk Management 191. SAF Sarana dan Fasilitas Support and Facility 192. SPL Perencanaan Strategik Strategic Planning 193. STP Manajemen Pengamanan Security Management
D. Indeks Nama Kompetensi
272 266 267 269 270 271 271 280 281 282 283 284 285
287
Sambutan Direktur Utama PT PLN (Persero)
Pencanangan Tahun 2004 sebagai Tahun Penerapan Manajemen Sumberdaya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-BK) pada 5 Januari 2004 yang lalu menandai dimulainya pendekatan yang lebih sistematik dan modern dalam mengelola sumberdaya manusia perusahaan. Perwujudan MSDM-BK membutuhkan beberapa tahapan, dan yang paling pertama harus dilakukan adalah menerbitkan sebuah buku referensi yang mendefinisikan seluruh kompetensi yag dibutuhkan oleh perusahaan untuk menjalankan misi dan mewujudkan visinya. Dengan memiliki referensi tersebut-yang dinamakan Direktori Kompetensiperusahaan memiliki acuan standar untuk mendata secara sistematis dan efisien kapabilitas setiap karyawannya, mengidentifikasi pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan pada setiap jabatan, serta merancang program pembelajaran guna mempersiapkan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan agar tetap berjaya di masa depan. Singkat kata, Direktori Kompetensi adalah “jembatan” antara cita-cita yang diniatkan di masa kini dan hasil nyata yang akan kita raih di masa depan dalam rangka mengahadapi perubahan lingkungan bisnis. Kami menyambut gembira terbitnya Direktori Kompetensi PT PLN (PERSERO) edisi yang pertama dengan segala kelebihan dan ketidaklengkapannya. Marilah kita sempurnakan Direktori ini secara bertahap, dari edisi ke edisi, dengan berkontribusi dalam bentuk saran dan kritik konstruktif. Dengan memiliki Direktori Kompetensi yang semakin sempurna, perusahaan dan para karyawannya akan memetik manfaatnya di masa depan. Jakarta, 27 Juli 2004 Direktur Utama
Eddie Widiono S.
xv
A. PENDAHULUAN
Pendahuluan
Kompetensi atau kecakapan adalah pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang nampak serta nilai-nilai, motivasi, inisiatif dan pengendalian diri yang mendasarinya. Kompetensi dibutuhkan oleh seseorang agar dapat melaksanakan tugas secara efektif dan sukses. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, penugasan/pengalaman atau pun bakat bawaan (talent). Kompetensi bisa didefinisikan untuk seorang individu maupun sebuah organisasi. Kompetensi dianggap melekat pada sebuah organisasi bila organisasi tersebut memiliki sebuah sistem untuk mengelola kompetensi para individu di dalamnya sehingga organisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan sukses. Makna paling substansial dari Manajemen Sumberdaya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDMBK) adalah proses pengelolaan sumberdaya manusia di perusahaan yang didasari oleh dua hal: pertama informasi tentang kebutuhan kompetensi di perusahaan dan yang kedua adalah informasi tentang kompetensi yang dimiliki oleh pegawai. Informasi tentang kebutuhan kompetensi di perusahaan dirinci dalam bentuk kebutuhan kompetensi untuk setiap jabatan yang ada di perusahaan, lazim disebut Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ). Substansi KKJ bukanlah hal baru di PLN, karena sejak dulu, secara informal, tidak tertulis atau implisit, persyaratan kompetensi sudah dipakai salah satu di antaranya untuk proses seleksi terhadap sejumlah calon guna mengisi suatu jabatan. Hal yang baru adalah membuat persyaratan kompetensi tersebut menjadi persyaratan yang explisit, formal dan tertulis, serta terkodifikasi dengan mengacu ke sebuah daftar baku kompetensi yang berlaku di perusahaan, lazim disebut sebagai Direktori Kompetensi. Informasi tentang kompetensi yang dimiliki setiap pegawai juga bukan hal baru di PLN. Akan tetapi informasi tersebut hanya tersedia dalam bentuk proxy-nya, yaitu berupa rekaman data kepegawaian yang berisi latar belakang pendidikan formal, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, serta sebutan-sebutan jabatan yang pernah diduduki oleh pegawai sepanjang karirnya di perusahaan. Untuk dapat mengetahui kompetensi seorang pegawai secara lebih lengkap, diperlukan informasi informal dari atasan dan mantan atasan, rekan sekerja, serta anak buah atau pegawai lain yang sering berinteraksi dengannya, misalnya tentang kompetensi dan tingkat kemahiran yang bersangkutan dalam berkomunikasi, memimpin rapat, atau berkoordinasi. Informasi informal juga diperlukan untuk mengetahui tingkat kemahiran seorang pegawai pada jenis kompetensi yang bersifat teknis seperti menulis laporan kerja, menyetel rele proteksi atau mengerjakan buku besar (general ledger). Dalam MSDM-BK, informasi tentang kompetensi yang dimiliki oleh setiap pegawai harus dicatat secara explisit, formal, tertulis, serta terkodifikasi dengan mengacu ke Direktori Kompetensi perusahaan. Model Kompetensi adalah cara pengorganisasian kompetensi di dalam perusahaan. Jenis-jenis kompetensi yang diperlukan di perusahaan diturunkan berturut-turut dari Visi dan Misi perusahaan, Strategi, Struktur Organisasi, Analisa Jabatan, IRMA, dan Uraian Jabatan. Dari proses berantai ini diperoleh jenis-jenis kompetensi yang diperlukan di perusahaan, dan kemudian dikelompokkan secara sistematis menjadi sebuah Model Kompetensi. Visi dan Misi perusahaan sangat mewarnai model kompetensi. Misalnya, jika Visi PLN adalah menjadi perusahaan energi, maka kompetensi teknis di bidang ketenagalistrikan tidak lagi mencukupi, karena listrik hanya salah satu bentuk energi kompersial disamping bentuk yang lain, misalnya bahan bakar minyak dan gas.
3
Pengelompokan kompetensi di PLN adalah sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti (core competency) yaitu beberapa kompetensi generik yang harus dimiliki oleh setiap individu pegawai, terdiri dari: 1. Integritas (integrity) 2. Orientasi melayani pelanggan (customer service orientation) 3. Sikap profesional PLN (PLN professional style) 4. Pembelajaran berkesinambungan (continuous learning) 5. Kemampuan beradaptasi dan kapasitas untuk berubah (adaptability and capacity for change). 2. Kompetensi Kepemimpinan (leadership competency), yaitu beberapa kompetensi generik yang diperlukan pada jabatan tertentu di perusahaan baik jabatan manajerial, kepakaran maupun teknis-operatif, seluruhnya berjumlah 17 buah 3. Kompetensi Teknis yaitu kecakapan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaanpekerjaan secara teknis baik jabatan yang bersifat managerial, kepakaran maupun teknisoperatif yang saat ini berjumlah 193 buah dan akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan.karena listrik hanya salah satu bentuk energi kompersial disamping bentuk yang lain, misalnya bahan bakar minyak dan gas. Jenis-jenis kompetensi ini dijelaskan dalam sebuah buku yang disebut Direktori Kompetensi, yaitu sebuah katalog yang meregister seluruh sebutan kompetensi berikut uraiannya, baik yang bersifat generik maupun yang berupa pengetahuan dan keterampilan fungsional (technical skill and knowledge). Selanjutnya daftar kompetensi yang diperlukan untuk masing-masing jabatan di PLN, baik kompetensi yang bersifat generik maupun yang berupa technical skill and knowledge dikumpulkan dalam buku bernama Kebutuhan Kompetensi Jabatan. Informasi tentang kompetensi yang dimiliki oleh setiap individu pegawai dihimpun dalam Kompetensi Individu dan disimpan dalam bentuk data kepegawaian di komputer. Kompetensi Individu dihasilkan dari assessment terhadap seorang pegawai menggunakan alat ukur yang telah ditentukan dan jenis kompetensi yang diukur merujuk kepada Direktori Kompetensi dan Kebutuhan Kompetensi Jabatan. Setiap butir kompetensi diuraikan ke dalam beberapa level kecakapan (proficiency level). Level ini digunakan sebagai mistar pengukur kesenjangan kompetensi, yaitu beda antara kebutuhan kompetensi suatu jabatan dengan kompetensi yang dimiliki individu yang duduk atau akan duduk pada jabatan tersebut. Pada setiap angka level, tercantum uraian tentang perilaku atau kemampuan yang harus ditunjukkan oleh seorang pegawai dan dapat diamati oleh atasannya atau rekan kerjanya, agar yang bersangkutan dapat disebut telah memiliki kompetensi pada level tersebut. Uraian pada setiap level tersebut bersifat akumulatif, artinya mencakup uraian pada level yang lebih rendah. Dengan demikian, seseorang yang memiliki kompetensi pada Level 3, juga memiliki kompetensi pada Level 2 dan Level 1 (tetapi tidak termasuk Level -1 dan -2). Dengan membandingkan uraian perilaku dan kemampuan yang tercantum di Direktori Kompetensi dengan tindakan aktual yang dapat diamati sehari-hari yang dilakukan oleh seorang pegawai, maka orang-orang yang mengenal sang pegawai dapat mengukur level kompetensi pegawai tersebut.
Pendahuluan - Edisi III September 2006
4
Kompetensi Inti dan Kompetensi Kepemimpinan Kompetensi Inti dan Kompetensi Kepemimpinan dirumuskan menggunakan metode expert panel dengan bantuan sebuah konsultan. Tahapan yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Desk survey yaitu melakukan penelitian terhadap struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, visi dan misi organisasi serta bahan-bahan yang mendukung dan berhubungan dengan jalur profesi yang ingin disusun profil kompetensinya. 2. Visionary session yaitu mengkaji harapan/pandangan manajemen senior terhadap jalur profesi tersebut di atas dalam rangka untuk lebih memahami dan menggali latar belakang/sejarah penentuan jalur profesi dan sistem karir yang terkait dengan jalur profesi tersebut. 3. Penyusunan profil kompetensi tentatif tahap satu penyusunan profil kompetensi dalam expert panel menggunakan direktori kompetensi milik konsultan. 4. Penyusunan profil kompetensi tahap dua penyusunan profil kompetensi yang telah dimodifikasi oleh konsultan dari hasil expert panel tahap satu sampai ke tingkat tindakan kunci. 5. Validasi tindakan kunci, melibatkan 66 responden dari 3 jalur profesi (manajerial, kepakaran dan teknis-operatif) yang diwakili oleh rata-rata 5 orang sampel pada masingmasing jenjang profesi. Validasi tindakan kunci bertujuan untuk mem-validasi hasil kompetensi dan tindakan kunci yang telah disepakati dalam expert panel tahap dua. 6. Integrasi data dan analisis, dilakukan terhadap hasil expert panel tahap satu dan dua serta hasil validasi tindakan kunci. Uraian setiap butir kompetensi inti dan kepemimpinan terdiri dari kode tiga huruf, nama dalam bahasa Indonesia, nama dalam bahasa Inggris, definisi, serta uraian deskripsi perilaku dalam 6 level. Makna umum setiap angka level adalah: Level (-2) : Sangat membutuhkan pelatihan (need major development), tidak memenuhi standar minimum perilaku yang dipersyaratkan. Level (-1) : Membutuhkan pelatihan (need some improvement), meskipun mungkin memenuhi sebagian/beberapa standar minimum perilaku yang dipersyaratkan, namun masih memerlukan peningkatan pada beberapa indikator perilaku yang kritis. Level 1 : Mampu membina diri sendiri sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya (meet basic requirement to do his/her own job). Level 2 : Mampu membina gugus kerja, sehingga dapat meningkatkan prestasi gugus kerja (improving teamwork). Level 3 : Mampu membina unit bisnis, sehingga dapat meningkatkan prestasi unit bisnis (contribution to works in bussiness unit). Level 4 : Mampu membina organisasi, sehingga dapat meningkatkan prestasi organisasi (significantly give critical contribution to the organization).
5
Pendahuluan - Edisi III September 2006
Level 1 adalah level minimum yang dipakai pada persyaratan kompetensi jabatan. Meskipun Level (-2) dan Level (-1) tidak dipakai di persyaratan kompetensi jabatan, namun kedua level tersebut tetap dicantumkan dalam Direktori Kompetensi agar dapat dipakai sebagai mistar pengukur untuk mengukur level kecakapan pegawai yang kebetulan belum mencapai standar minimum.
Kompetensi Teknis Kompetensi Teknis adalah kecakapan yang diperlukan oleh seorang pegawai untuk menangani pekerjaannya secara teknis. Metode yang digunakan oleh Tim dalam merumuskan Kompetensi Teknis adalah dengan mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dalam suatu lokakarya. Para narasumber dan anggota Tim dibagi menjadi beberapa kelompok bidang keahlian, dan setiap kelompok diminta untuk merumuskan jenis-jenis kompetensi yang dibutuhkan dan yang berhubungan dengan bidang yang dibahas. Kompetensi Teknis dikelompokkan menurut bidang-bidang pekerjaan yang telah dikenal secara umum di PLN yaitu Pembangkitan, Transmisi dan Operasi Sistem, Distribusi dan Pemasaran, Enjiniring dan Konstruksi, Pengujian dan Riset, Pengerjaan Logam, Teknologi Informasi, Keuangan dan Audit, Sumberdaya Manusia serta Komunikasi, Hukum, Administrasi dan Lingkungan. Pengelompokan tersebut semata-mata dilakukan untuk memudahkan pembaca dalam mencari sebuah uraian kompetensi dalam buku ini. Sebelum PLN menerbitkan Direktori Kompetensi, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (DJLPE) telah menyusun standar kompetensi personel untuk bidang-bidang pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik. Pada setiap bidang, satuan kompetensi dikelompokkan menjadi beberapa sub-bidang, yaitu perencanaan, konstruksi, inspeksi, operasi dan pemeliharaan. Standar tersebut dituangkan dalam beberapa Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM). Standar kompetensi yang diterbitkan oleh Menteri ESDM diintegrasikan ke dalam Direktori Kompetensi PLN, dengan cara mencantumkan standar kompetensi ESDM yang relevan di dalam uraian kompetensi pada Direktori tersebut. Uraian setiap butir kompetensi teknis terdiri dari kode tiga huruf, nama dalam bahasa Indonesia, nama dalam bahasa Inggris, definisi, serta uraian deskripsi perilaku dalam 6 level, seperti digambarkan pada Diagram-1. Makna umum setiap angka level adalah: Level 1 : Concept. Mengenal konsep dasar tentang pengetahuan atau keterampilan di bidang tersebut. Level 2 : Applied concept. Mengetahui secara menyeluruh penerapan konsep tersebut di perusahaan. Level 3 : Working. Mampu menerapkannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dapat mengatasi masalah-masalah yang bersifat rutin, namun memerlukan bantuan bila masalah yang dihadapi bersifat istimewa. Level 4 : Advanced. Berpengalaman dalam menerapkannya, dapat mengatasi masalah rutin maupun non-rutin tanpa memerlukan bantuan, dapat menjadi pelatih bagi pegawai yang lain.
Pendahuluan - Edisi III September 2006
6
Level 5 : Mastery. Sangat berpengalaman dalam menerapkannya, punya otoritas dalam bidang tersebut yang diakui dalam lingkup perusahaan, dapat mengatasi situasi yang komplek yang belum pernah terjadi sebelumnya. Level 6 : Leading. Mampu mengembangkan sistem dan prosedur di perusahaan yang berhubungan dengan bidang tersebut, mampu mengintegrasikan berbagai bidang lain dengan bidang tersebut untuk perbaikan proses bisnis perusahaan.
Diagram-1: Cara membaca tabel kompetensi Nomor urut dan kode 3 huruf yang diambil dari nama kompetensi dalam bahasa Inggris; Contoh: SMN Nama kompetensi dalam bahasa Indonesia; Contoh: Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk. Nama kompetensi dalam bahasa Inggris; Contoh: Substation Equipment Maintenance Definisi; Contoh: Pengetahuan dan kemampuan dalam … dst. Uraian deskripsi perilaku, mulai dari level 1 sampai level 6; kata kunci dicetak miring. Contoh perilaku yang memenuhi kompetensi Sertifikasi yang diperlukan sesuai dengan standar Menteri ESDM
Ditinjau dari hubungan antara pegawai dengan perusahaan, pegawai dengan level kecakapan 1 sampai 3 perilakunya dipengaruhi oleh perusahaan (dalam bentuk sistem dan prosedur berlaku yang harus diikuti oleh pegawai dalam bekerja; semakin rendah levelnya semakin besar pengaruh perusahaan). Sebaliknya, pegawai dengan level kecakapan 4 sampai 6 justru mempengaruhi perusahaan (semakin tinggi level semakin besar pengaruh seorang pegawai ke perusahaan), karena perilaku dan pemikiran pegawai tersebut dapat merubah sistem dan prosedur yang berlaku di perusahaan ke arah yang lebih baik.
7
Pendahuluan - Edisi III September 2006
Kebutuhan Kompetensi Jabatan Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) untuk sebuah jabatan terdiri dari unsur kompetensi inti, unsur kompetensi kepemimpinan dan unsur kompetensi teknis. Jumlah jenis kompetensi dari unsur kompetensi inti sama bagi setiap pegawai, namun level profisiensinya (tingkat kemahiran) berbeda, tergantung pada jenjang jabatan. Jumlah jenis kompetensi dari unsur kompetensi kepemimpinan berbeda, makin tinggi jenjangnya, makin banyak jumlahnya, dan makin tinggi level profisiensinya. Untuk unsur kompetensi teknis, jumlahnya semakin sedikit pada jabatan berjenjang tinggi; level profisiensinya rendah pada jenjang yang rendah, pada umumnya tinggi pada jenjang pertengahan, dan semakin tinggi pada jabatan-jabatan yang bersifat fungsional atau keahlian, namun semakin rendah pada jabatan-jabatan yang bersifat general management. Penetapan KKJ dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya melalui wawancara dengan pemegang jabatan yang dianggap sukses, metode kuisioner, dan metode expert panel (yaitu sebuah panel yang terdiri dari orang-orang yang dianggap sangat mengetahui hal-ikhwal jabatan yang akan dibuat KKJnya). Penyusunan KKJ untuk unsur kompetensi inti dan kepemimpinan dilakukan dengan bantuan konsultan sedangkan untuk unsur kompetensi teknis, dirintis oleh Tim dan selanjutnya diharapkan dapat dilakukan oleh Pengelola Sumberdaya Manusia PLN (sebagaimana pembuatan uraian jabatan) sesuai dengan kewenangannya. Metode yang digunakan oleh Tim adalah expert panel. Sekelompok narasumber yang pernah menduduki atau pernah membawahkan suatu jabatan atau dianggap tahu tentang tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan tersebut diminta untuk menetapkan jenis kompetensi dan level kompetensi yang dibutuhkan untuk sebutan jabatan tersebut. Struktur umum KKJ di buku ini digambarkan pada Tabel-1. Jumlah jenis kompetensi untuk setiap jabatan berkisar antara 11 sampai 15 buah, terdiri dari 5 buah kompetensi inti, 2 sampai 7 buah kompetensi kepemimpinan dan 3 sampai 5 buah kompetensi teknis. Struktur ini ditetapkan berdasarkan suatu pedoman umum bahwa jumlah jenis kompetensi untuk setiap jabatan tidak lebih dari 15 buah. Jumlah jenis kompetensi inti disimpulkan dari hasil studi bersama konsultan LAPI ITB yang dilakukan pada 2003. Jumlah jenis kompetensi kepemimpinan didapat dari hasil studi yang sama, tetapi kemudian sedikit dikurangi untuk memberi cukup tempat bagi jenis kompetensi teknis dengan cara sedemikian rupa sehingga jumlah keseluruhan tidak lebih dari 15 buah. Kemampuan berbahasa asing (Foreign Language - FLG) dijadikan salah satu syarat pada jenjang Supervisori dan hanya diperuntukkan bagi pegawai berpendidikan S-1 dan D3, dan tidak dipersyaratkan pada jenjang yang lebih tinggi. Pada galibnya, syarat kemampuan berbahasa asing lebih dibutuhkan pada jenjang di atas Supervisori, namun akan lebih alamiah dan realistis bila dipersyaratkan pada jenjang Supervisori. Hal ini didasari pada anggapan bahwa pegawai berpendidikan S-1 dan D-3 yang duduk pada jenjang Supervisori masih berusia relatif muda sehingga syarat ini bisa mereka penuhi. Anggapan lain, pejabat di jenjang di atas Supervisori pernah duduk di jenjang Supervisori, sehingga kompetensi berbahasa asing ini tetap mereka miliki walaupun tidak lagi dipersyaratkan. Atas dasar dua anggapan itu pula maka kompetensi ini tidak dipersyaratkan bagi pegawai berpendidikan di bawah D-3, mengingat jenjang Supervisori pada umumnya merupakan jenjang terakhir yang mereka duduki sebelum pensiun.
Pendahuluan - Edisi III September 2006
8
Tabel-1: Struktur Umum Kebutuhan Kompetensi Jabatan Unsur Jabatan
Kompetensi Kompetensi Kompetensi Jumlah Teknik Kepemimpinan Inti
Deputi Direktur, General Manager, Pemimpin, Sekretaris Perusahaan, Kepala Satuan Pengawas Intern, Kepala Satuan Manajemen Risiko.
5
7
3
15
5
6
4
15
5
6
4
15
Asisten Manajer di PLN Pusat, Deputi Manajer di PLN Unit Induk, Manajer di PLN Unit Pelaksana.
5
5
5
15
Asisten Manajer di Unit Pelaksana
5
5
5*
15
Supervisor di PLN Unit Induk, Manajer di PLN Sub Unit Pelaksana.
5
4
5*
14
Supervisor di PLN Unit Pelaksana, Supervisor di PLN Sub Unit Pelaksana.
5
4
5
14
Ahli Utama/Ahli Teknis Utama
5
7
3
15
Ahli/Ahli Teknis
5
6
4
15
Ahli Madya/Ahli Teknis Madya
5
5/4
4
14/13
Ahli Muda/Ahli Teknis Muda
5
4/2
4*
13/11
Ahli Muda Pratama/Ahli Teknis Muda Pratama
5
4/2
4*
13/11
Terampil Utama & Terampil
5
0
4
9
Manajer di PLN Pusat, Asisten Deputi Direktur, Asisten Sekretaris Perusahaan, Kepala Bidang di PLN Pusat. Manajer Bidang, Manajer Region, Manajer Unit Bidding dan Operasi Sistem, Manajer Unit Setelmen dan Metering, Manajer Udiklat, Jabatan setingkat di PLN Unit Induk.
Keterangan: * = salah satu kompetensi teknis berupa kemampuan berbahasa asing (FLG).
9
Pendahuluan - Edisi III September 2006
Pemetaan level kompetensi inti pada jabatan-jabatan di PLN ditunjukkan pada Tabel-2 berikut. Perlu dicatat bahwa isi tabel ini berbeda dengan yang tercantum pada Buku KKJ edisi I 2004, sebagai hasil dari proses feedback dan evaluasi.
Tabel-2: Pemetaan level kompetensi inti pada jabatan-jabatan di PLN Manajemen Atas, Ahli Utama
Manajemen Menengah, Ahli
Manajemen Dasar, Ahli Madya, Ahli Teknis
Supervisori, Ahli Muda, Ahli Teknis Muda s/d Terampil
Integritas
4
3
2
1
Orientasi Pelayanan Pelanggan
4
3
2
1
Sikap Profesional PLN
4
3
2
1
Pembelajaran berkesinambungan
4
3
2
1
Adaptasi dan Kapasitas untuk
4
3
2
1
Jenjang Jabatan Kompetensi
Rincian jenis kompetensi kepemimpinan ditunjukan pada Tabel-3 (jabatan manajerial), Tabel-4 (jabatan kepakaran) dan Tabel-5 (jabatan teknis operatif).
Tabel-3: Peta Kompetensi Kepemimpinan di Jabatan Struktural
Jenjang Jabatan Jenis Kompetensi/Jabatan
Mgt Atas
Mgt Mgt Mngah Dasar
Spv Unit
GM Man M-AP, AsMen DeDi Bidang M-AJ unit
Mgt Spv Dasar fungsifungsi- onal onal De Mgt
Spv Wil
-
1
Delegation and follow up
-
-
-
-
Business problem Solving
-
-
-
2
2
1
Maximizing Performance and Dev. Others
-
-
2
1
2
1
Collaboration Across Function
-
3
2
1
2
1
Planning and Direction Setting
4
3
1
1
1
-
Management Control and Decision Making
4
3
2
1
1
-
Conflict Resolution with External Sensitivity
4
3
2
-
-
-
Leader Persuasiveness Ability
4
3
-
-
-
-
Business Intelligence
4
2
-
-
-
-
Building Strategic Business Relationship
3
-
-
-
-
-
Visionary Leadership
2
-
-
-
-
-
Pendahuluan - Edisi III September 2006
10
Tabel-4: Peta Kompetensi Kepemimpinan di Jabatan Kepakaran Ahli Utama
Ahli
Collaboration Across Function
-
-
-
2
1
1
Presentation and facilitation skills
4
3
2
1
1
1
Interpersonal Persuasiveness Ability
4
3
2
1
1
1
Business problem Solving
4
3
2
1
1
-
Mentoring Others
4
3
2
1
-
-
Leveraging Network
3
2
1
-
-
-
Sharing of Expertise
2
1
-
-
-
-
Business Inteligence
2
-
-
-
-
-
Maximizing Performance and Dev. Others
-
-
-
-
-
-
Jenjang Jabatan
Ahli Ahli AM P Madya Muda
Ass. AM
Tabel-5: Peta Kompetensi Kepemimpinan di Jabatan Teknis -Operatif Ahli Teknis Utama
Ahli Teknis
Ahli Teknis Madya
Ahli Teknis Muda
Interpersonal Persuasiveness Ability
4
3
2
1
Operational problem Solving and Decision Making
4
3
2
1
Mentoring Others
3
2
1
-
Collaboration Across Function
3
2
1
-
Sharing of Expertise
2
1
-
-
Maximizing Performance and Developing Others
2
1
-
-
Jenjang Jabatan
Pemetaan kompetensi kepemimpinan ke jabatan-jabatan yang dilakukan pada 2003 tersebut di atas baru memperhatikan dua aspek yaitu jenis jabatan (manajerial, kepakaran atau teknis-operatif) serta jenjang jabatan (supervisori sampai manajemen atas). Dengan demikian, unsur kompetensi kepemimpinan pada KKJ Manajer Keuangan misalnya, akan sama dengan unsur kompetensi kepemimpinan pada KKJ Manajer Pembangkitan karena kedua jabatan tersebut sejenis (manajerial) dan sejenjang (Manajemen Menengah). Demikian pula, unsur kompetensi kepemimpinan pada KKJ Ahli Utama Manajemen SDM akan sama dengan KKJ Ahli Utama Pemeliharaan Pembangkitan karena kedua jabatan tersebut sejenis dan sejenjang.
11
Pendahuluan - Edisi III September 2006
Kompetensi Individu Pencatatan kompetensi individu dilakukan melalui Sistem Manajemen Kinerja. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pegawai pada suatu waktu tertentu adalah seluruh kompetensi yang tercantum pada KKJ dari jabatan yang sedang ia duduki. Selain itu, pegawai juga diberi kesempatan untuk memilih beberapa jenis kompetensi yang tidak termasuk dalam KKJ ke dalam daftar pengembangan kompetensi bagi dirinya. Setiap tahun, atasan sang pegawai melalui dialog dengan pegawai yang bersangkutan akan memberikan penilaian dengan mengacu kepada setiap jenis dan level kompetensi yang tercantum di KKJ dan daftar pengembangan, apakah kompetensi yang bersangkutan berada pada level yang sama dengan level yang disyaratkan, lebih tinggi, atau lebih rendah. Penilaian tersebut direkam dalam Sistem Informasi Kepagawaian. Semakin banyak jabatan yang pernah diduduki oleh seorang pegawai, maka jenis dan level kompetensi yang ia miliki akan semakin berkembang. Selain oleh atasan, penilaian kompetensi generik (inti dan kepemimpinan) dapat dilakukan o dengan metode 360 , yaitu penilaian bersama oleh para rekan sekerja, para bawahan, atasan, dan o pegawai yang bersangkutan menggunakan satu set kuisioner. Metode 360 memungkinkan dilakukannya penilaian kompetensi generik secara massal dengan tingkat kualitas yang masih memadai. Cara lain untuk menilai kompetensi generik adalah dengan assessment oleh para pakar; cara ini lazim digunakan untuk memperoleh hasil penilaian dengan akurasi tinggi. Pencatatan kompetensi teknis pegawai yang mengacu kepada Direktori Kompetensi merupakan pendekatan baru. Selama ini, kompetensi teknis pegawai dapat dilihat dari Sistem Informasi Kepegawaian secara tidak langsung, yaitu menggunakan proxy. Riwayat jabatan serta riwayat pendidikan dan pelatihan merupakan proxy dan penduga bagi kompetensi pegawai. Untuk mengetahui dengan persis, proxy tersebut kadang tidak memadai sehingga diperlukan informasi tambahan berupa rekomendasi atau pendapat dari atasan dan mantan atasan atau rekan sekerja pegawai tersebut, baik secara formal maupun informal. Pemanfaatan Informasi Tentang Kompetensi Selain digunakan untuk fungsi-fungsi MSDM-BK (penerimaan pegawai, seleksi, penempatan, manajemen kinerja, penggajian, pelatihan, dan sebagainya), informasi tentang jenis-jenis kompetensi yang dipelihara dan dikembangkan oleh perusahaan (Direktori Kompetensi) dan informasi tentang kompetensi individu pegawai sangat bermanfaat untuk fungsi-fungsi lain yang tidak kalah strategis, antara lain: a. Manajemen human capital, yaitu sebuah kegiatan strategis yang bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan akan memiliki kompetensi yang memadai dalam jangka panjang. b. Integrasi sumberdaya proses bisnis; kegiatan ini dilakukan melalui pemetaaan sasaran dan sumberdaya setiap proses bisnis ke dalam kompetensi sehingga dapat dilakukan pertukaran dan integrasi sumberdaya antar proses bisnis menggunakan bahasa yang standar yang berupa rumusan jenis-jenis kompetensi. c. Expertise locator; tersedianya informasi tentang kompetensi individu memberi sarana untuk menemukan seorang pakar di bidang tertentu secara sistematis. Di sebuah perusahaan dengan jumlah pegawai yang sangat besar, pencarian seorang pakar dalam bidang tertentu tidak dapat lagi mengandalkan proxy terhadap kompetensi (berupa
riwayat jabatan, pendidikan dan pelatihan) apalagi informasi informal.
Pendahuluan - Edisi III September 2006
12
d.
e.
Knowledge Management; pegawai-pegawai dengan kompetensi sejenis dapat bersamasama menggunakan berbagai knowledge management tool seperti Lesson Learned, Technical Documents, dan sebagainya untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman praktis dan kemudian mengembangkan pengetahuan tersebut untuk diterapkan sebagai metode standar di perusahaan. Komunikasi lintas fungsi dan lintas batas organisasi dapat dilakukan dengan lebih jelas dan lebih akurat menggunakan sebutan kompetensi yang distandarkan, sehingga lebih dimungkinkan untuk memanfaatkan kemampuan para pegawai yang ada di berbagai bagian perusahaan secara optimal.
Oleh sebab itu, akan lebih tepat kiranya untuk menyebut Direktori Kompetensi, Kebutuhan Kompetensi Jabatan, rekaman Kompetensi Individu di dalam Sistem Informasi Kepegawaian, serta Sistem Manajemen Kinerja sebagai komponen-komponen pembentuk Sistem Manajemen Kompetensi (Competency Management System), dan di dalam sistem tersebut, MSDM-BK hanya merupakan salah satu dari berbagai kemungkinan pemanfaatannya.
Catatan Perubahan Direktori Kompetensi PLN adalah sebuah dokumen yang tumbuh dan berkembang. Tabel di bawah ini digunakan untuk mencatat perkembangan (revision history) Direktori Kompetensi PLN.
Perubahan
Edisi Juni 2004
September 2005
Edisi pertama berisi jenis-jenis kompetensi yang diperlukan oleh Direktorat SDM Kantor Pusat dan aktivitas unit-unit bisnis di bidang pembangkitan, transmisi, operasi sistem, operasi distribusi, niaga-distribusi, keuangan, audit, sumberdaya manusia, kehumasan, hukum dan administrasi. Perbaikan dan tambahan pada edisi ini dibanding Edisi Juni 2004 adalah: a. Pendahuluan dilengkapi dengan penjelasan tentang susunan Kebutuhan Kompetensi Jabatan, sehingga dengan membaca bab ini dapat diperoleh penjelasan yang lengkap dan utuh tentang Model Kompetensi yang diterapkan di PLN. b. Kelompok Pembangkitan diubah dari 21 menjadi 16 kompetensi dengan penambahan jenis kompetensi baru adalah GPM dan GMR. c. Kelompok Transmisi dan Operasi Sistem adalah nama baru bagi Kelompok Transmisi, Operasi Sistem dan Operasi Pasar Listrik. Kelompok ini mendapat tambahan jenis kompetensi SEO.
13
Pendahuluan - Edisi III September 2006
September 2005
September 2006
Pendahuluan - Edisi III September 2006
d. Kelompok Distribusi dan Pemasaran adalah nama baru untuk Kelompok Distribusi. Tambahan jenis kompetensi baru adalah PPI, SSC, TRC, BCO, BMA, MPY dan BSD. Kompetensi PDV dipindah dari kelompok umum ke kelompok ini. e. Kelompok Enjiniring dan Konstruksi adalah kelompok baru, menampung jenis-jenis kompetensi yang berhubungan dengan rekayasa konstruksi pembangkit, gardu induk dan transmisi serta pengendalian dan pengawasan konstruksi. f. Kelompok Pengujian dan Riset adalah kelompok baru, menampung jenis-jenis kompetensi yang diperlukan untuk kegiatan pengujian dan riset. g. Kelompok Pengerjaan Logam adalah kelompok baru, menampung jenis kompetensi yang berhubungan dengan pengolahan logam. h. Kelompok Teknologi Informasi: uraian MIS, SAD dan SOM diperbaiki. i. Kelompok Keuangan dan Audit mendapat tambahan jenis kompetensi CBG, FMO dan EIG, serta perbaikan pada IAD. j. Kelompok Sumberdaya Manusia ditambah dari 10 menjadi 19 jenis kompetensi dengan menambahkan jenis-jenis kompetensi yang berhubungan dengan pendidikan, pelatihan, asesmen dan konsultansi manajemen. k. Kelompok Komunikasi, Hukum, Administrasi dan Lingkungan merupakan gabungan dari Kelompok Komunikasi, Hukum dan Administrasi dengan Kelompok Umum yang ada pada Edisi Juni 2004, dengan penambahan jenis kompetensi EDT dan perbaikan uraian pada MEV dan namanya diubah menjadi EMM. Selain itu, nama APN diubah menjadi OAD. Perbaikan dan tambahan pada edisi ini dibanding Edisi September 2005 adalah : a. Pendahuluan dilengkapi dengan penjelasan tentang susunan Kebutuhan Kompetensi Jabatan, dimana konsep umum KKJ telah dirubah sesuai dengan SK 003.K/DIR/2006. b. Kelompok Distribusi dan Pemasaran. Tambahan jenis kompetensi baru adalah ABM dan DNS. Sedangkan kompetensi DNG disempurnakan. c. Kelompok Teknologi Informasi : Tambahan jenis kompetensi baru adalah CAO, DAT dan PRG. d. Kelompok Keuangan dan Audit: Tambahan jenis kompetensi baru adalah MAC.
14
B. Kompetensi Generik a. Kompetensi Inti b. Kompetensi Kepemimpinan
B. Kompetensi Generik a. Kompetensi Inti 1.
ING
Integritas Integrity
2.
CSO Orientasi pelayanan pelanggan Customer Service Orientation
3.
PPS Sikap Profesionalisme PLN PLN Professional Style
4.
CLE Pembelajaran Berkesinambungan Continuous Learning
5.
ACC Adaptasi dan kapasitas untuk berubah Adaptability And Capacity for Change
B. Kompetensi Generik
a. Kompetensi Inti 1. ING Integritas Integrity Mematuhi peraturan dan etika berorganisasi, menegakkan kejujuran, memegang teguh komitmen dan prinsip-prinsip yang diyakini benar, bertanggungjawab atas tindakan, keputusan dan risiko yang menyertainya, serta mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Level
-2
-1
1
Deskripsi Perilaku Tidak dapat dipercaya, manipulatif. Tidak memiliki itikad baik untuk melaksanakan peraturan organisasi, baik yang tertampil melalui ucapan, tindakan atau keputusan; cerminan dari rendahnya komitmen dan kesengajaan untuk mendapatkan keuntungan pribadi Contoh: melakukan perbuatan yang diancam tindakan indisipliner; tidak jujur dan mengambil kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi (manipulatif). menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi; tidak berani bertanggungjawab, menyalahkan orang lain (“lempar batu sembunyi tangan”); tidak konsisten dalam ucapan dan tindakan (berubahubah, sulit diprediksi); menjelek-jelekkan rekan kerja, atasan atau perusahaan; membocorkan rahasia organisasi. Berdedikasi rendah, inkonsisten. Tidak melakukan praktek-praktek yang bersifat manipulatif atau kesengajaan untuk melanggar aturan perusahaan, namun demikian menunjukkan kurangnya dedikasi untuk menjalankan suatu kesepakatan, cerminan dari rendahnya komitmen, kurangnya pemahaman akan norma-norma dan etika organisasi dan rasa tanggungjawab. Contoh: melanggar kesepakatan yang telah disetujui bersama/kurang menghargai janji; dalam banyak hal terkesan tidak konsisten/plin plan; tidak berani mengambil keputusan, ingin mencari aman. Beritikad baik, berkomitmen dan bertanggungjawab. Menunjukkan itikad baik untuk mentaati aturan baku organisasi, norma-norma dan etika, berusaha untuk bertindak jujur, bertanggungjawab dan menghargai janji. Contoh: berusaha mentaati aturan-aturan yang berlaku; bertanggungjawab atas tindakan-tindakan dan keputusan yang dibuat; menghormati kesetaraan; membuat janji yang realistik dan menepatinya; menghargai komitmen dan berupaya menjalankannya.
19
Level
2
3
4
Deskripsi Perilaku Berdedikasi dan konsisten. Menunjukkan tindakan-tindakan yang selaras dengan aturan, nilai-nilai dan etika organisasi, cerminan dari komitmen, rasa tanggungjawab dan kepedulian, berani menerima kritik sebagai umpan balik yang positif. Contoh: menghayati nilai-nilai organisasi dan berupaya menjalankannya; menunjukkan rasa tanggungjawab dan kepedulian yang tinggi, berani mengakui kesalahan atas permasalahan yang timbul; menghargai dan menerima kritik dengan lapang dada; dapat dipercaya untuk hal-hal yang bersifat rahasia. Menerapkan prinsip. Memelihara prinsip-prinsip yang benar, menyelaraskan tindakan dengan nilai-nilai organisasi, berani berkata benar dan memperjuangkan kebenaran, melindungi reputasi organisasi secara luas di atas reputasi kelompok dan pribadi. Contoh: tindakan berorientasikan nilai-nilai organisasi; menghargai keberagaman/perbedaan dan dapat menempatkan diri; berupaya memperjuangkan kebenaran dan tidak takut kehilangan muka; berani memberikan sanksi yang tegas secara adil dan konsisten; melindungi kepentingan organisasi di atas kepentingan kelompok dan pribadi. Mendorong organisasi yang berintegritas. Mendorong orang lain untuk membangun kejujuran, kepercayaan, tanggungjawab dan komitmen dengan memberikan contoh yang terpuji dan diakui baik di dalam kelompok maupun organisasi secara luas, cerminan dari kepedulian dalam pembentukan integritas di tingkat organisasi. Contoh: memiliki penghayatan dan pengamalan yang tinggi atas nilai-nilai organisasi; mengajak orang lain untuk bertindak jujur, memiliki rasa tanggungjawab, menunjukkan komitmen dengan bertindak sebagai teladan; menggunakan berbagai kesempatan untuk mengkomunikasikan nilai-nilai organisasi; menerima saran dan kritik secara terbuka; menunjukkan sikap terpuji sebagai teladan yang diakui secara luas dalam organisasi.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
20
2. CSO Orientasi pelayanan pelanggan Customer Service Orientation Membantu orang lain dengan senang-hati dalam berbagai situasi, menunjukkan kepedulian akan kebutuhan orang lain (pelanggan internal maupun eksternal) dan melakukan tindakan yang efektif untuk memenuhi kebutuhannya; mencari solusi yang terbaik atas permasalahan yang dihadapi, dan membina hubungan interpersonal untuk mendapatkan dukungan dan loyalitas.
Level
-2
-1
1
2
Deskripsi Perilaku Tidak kooperatif, tidak peduli. Tidak menunjukkan itikad baik untuk membantu dan bekerjasama dengan orang lain, cerminan dari kurangnya pemahaman akan nilai-nilai organisasi yang berlandaskan pelayanan, rendahnya komitmen, rasa tanggungjawab dan kepedulian. Contoh: menunjukkan sikap yang tidak kooperatif ketika diminta bantuan (tidak ramah, tidak peduli/masa bodoh); menerapkan aturan main: “anda yang butuh, anda yang harus datang pada saya”; tidak peka akan kebutuhan orang lain; bersikap masa bodoh atau pura-pura tidak tahu, padahal sesungguhnya bisa membantu; melempar tanggungjawab kepada orang lain. Membantu setengah hati. Menunjukkan keinginan untuk membantu, seringkali hanya ketika diminta, tidak memiliki pemahaman yang baik akan apa yang diharapkan oleh orang lain. Contoh: memberikan kesan kooperatif untuk membantu tetapi tidak melakukan tindak lanjut; kurang tanggap akan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan/orang lain, tidak berusaha untuk melakukan klarifikasi atas kebutuhannya; kurang memahami siapa yang menjadi pelanggannya; mendiamkan permasalahan yang ada, tidak berusaha mencari inisiatif. Berusaha untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Memahami kebutuhan pelanggan dan menunjukkan itikad baik untuk memenuhi kebutuhan orang lain/pelanggan dengan kepedulian dan rasa tanggungjawab. Contoh: menunjukkan sikap yang kooperatif untuk membantu; tanggap akan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan/orang lain; memahami siapa yang menjadi pelanggannya; melakukan klarifikasi atas kebutuhan pelanggan; menindaklanjuti setiap janji yang diucapkan. Melayani dengan proaktif. Memprakarsai tindakan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, terlebih jika hal tersebut tergantung dari yang bersangkutan. Contoh: berusaha memahami apa yang menjadi harapan pelanggan; menunjukkan inisatif tulus untuk membantu ketika melihat suatu permasalahan (“jemput bola”); menyampaikan informasi terkini kepada pelanggan tanpa perlu diminta; melakukan tindak lanjut dan monitoring atas suatu permintaan; memahami apa yang menjadi tolok ukur kepuasaan pelanggan dan berusaha untuk mencapainya; memberikan beberapa alternatif solusi kepada pelanggan ketika menghadapi suatu permasalahan.
21
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
3
4
Deskripsi Perilaku Berusaha mencapai yang terbaik. Secara konsisten melakukan tindakantindakan perbaikan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dari hari ke hari untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan menepati janji-janji pelayanan. Contoh: membuat daftar prioritas dan pengelolaan waktu yang baik untuk menindaklanjuti permintaan dan keluhan pelanggan; melayani dengan antusias dan dengan hati yang tulus; meminta umpan balik dari pelanggan akan kualitas pelayanan yang diberikan (melalui kuesioner, focus group, dan sebagainya); menetapkan standardisasi pelayanan dan tolok ukur keberhasilan yang harus dicapai; melakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk peningkatan pelayanan. Menumbuhkan budaya melayani. Menularkan antusiasme, komitmen dan Keyakinan dalam memberikan pelayanan yang terbaik dan membangun kepedulian antar fungsi dengan menjadi teladan. Contoh: menyusun rencana dan strategi untuk meningkatkan pelayanan dari hari ke hari; memberikan pengakuan/recognition dan penghargaan kepada anggota tim yang melayani dengan baik; menjadi teladan dalam sikap kepedulian, bertanggungjawab dan berkomitmen tinggi dalam pelayanan yang diakui secara luas dalam organisasi; menyampaikan informasi-informasi yang dibutuhkan organisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di waktu yang akan datang; secara konsisten mengingatkan orang lain untuk selalu bertanggungjawab dan menumbuhkembangkan sikap melayani.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
22
3. PPS Sikap Profesionalisme PLN PLN Professional Style Menggunakan waktu dan sumber daya secara efisien, mengurangi pemborosan, fokus kepada akurasi dan kecepatan, sadar akan keselamatan yang berdampak terhadap efisiensi proses dan hasil, menerapkan acuan standar kerja dan profesi secara konsisten, meningkatkan efisiensi proses dan hasil melalui perbaikan terus menerus; memiliki energi dalam situasi genting, cepat tanggap untuk bertindak secara tepat dalam situasi genting, mengatasi hambatan tanpa mengenal lelah, berupaya mengejar hasil-hasil secara maksimal.
Level
-2
-1
1
Deskripsi Perilaku Tidak sadar operasi. Tidak memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap efisiensi dan efektivitas proses kerja, bekerja secara serampangan tanpa benar-benar memahami apa yang diharapkan dari pekerjaannya. Contoh: tidak menguasai standar operasi kerja; seringkali melakukan pelanggaran terhadap standar operasi; bertindak tanpa perhitungan yang matang, sehingga mengakibatkan risiko yang tidak semestinya terjadi; tidak efisien dalam bekerja, memboroskan sumber daya; tidak mencapai apa yang diharapkan dari pekerjaannya; menunjukkan semangat kerja dan standar yang rendah (asal-asalan); tidak tanggap dalam situasi genting. Bekerja seperti “robot”. Memahami apa yang diharapkan dari pekerjaannya, dan standar operasi di unit kerjanya, berusaha melakukan pekerjaan sebatas standar operasi yang ada, dan tidak berusaha untuk melakukannya dengan lebih baik, tidak tanggap terhadap situasi genting. Contoh: memahami standar operasi kerja, tetapi kadang-kadang melakukan pelanggaran terhadap prosedur dan standar operasi kerja, meskipun tidak substansial; tidak efisien dalam bekerja, memboroskan sumber daya; menerapkan aturan main “lakukan seperti biasa atau lakukan seperti orang lain”; kurang tanggap terhadap situasi genting, lambat dalam bertindak atau memberikan inisiatif; menunjukkan semangat kerja yang rendah. Berupaya memenuhi standar kerja. Menunjukkan keinginan kuat untuk memenuhi apa yang dipersyaratkan dari standar operasi kerja, bahkan lebih daripada itu untuk mencapai efisiensi proses kerja; senantiasa tanggap dalam situasi genting. Contoh: memahami standar operasi kerja dan Sertifikasi yang dibutuhkan dalam pekerjaannya; tahu apa yang menjadi prioritas dalam pekerjaannya; berusaha untuk bekerja lebih giat; tanggap terhadap situasi genting, cepat bertindak dan memberikan inisiatif yang tepat dalam situasi genting; menerapkan aturan main “lakukan dengan lebih baik”.
23
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
2
3
4
Deskripsi Perilaku Meningkatkan standar kerja. Menunjukkan inisiatif untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dalam berbagai hal di unit kerjanya, berupaya mencapai hasil yang lebih baik dari hari ke hari, menunjukkan sikap yang proaktif dalam mencermati suatu permasalahan sebelum situasinya menjadi serius/genting. Contoh: bekerja dengan lebih cerdik untuk mendapatkan hasil-hasil kerja secara maksimal; mengelola waktu dengan efisien, mengatur prioritas yang bersaing; mengenali situasi yang berpotensi menjadi serius/genting dan cepat bertindak untuk mengatasinya; memberikan ide-ide untuk meningkatkan efisiensi proses kerja dan hasil-hasilnya; mampu bekerja efisien dengan keterbatasan sumber daya. Meningkatkan hasil usaha. Secara konsisten memikirkan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil usaha, baik dalam hal pengalokasian sumber daya, sistem dan prosedur dan memiliki jiwa entrepreneur (sadar atas setiap tindakan dan risikonya). Contoh: melakukan evaluasi dan monitoring terhadap proses kerja dan hasil-hasil yang telah dicapai; memiliki jiwa entrepreneur, sadar akan setiap tindakan dan risiko usaha; merasa berkepentingan untuk memajukan unit kerjanya sebagai satu unit usaha, dengan tetap memikirkan kemajuan organisasi secara luas; memiliki komitmen yang tinggi terhadap pencapaian hasil; menetapkan standar kerja yang tinggi bagi diri sendiri dan orang lain. Mengantisipasi kebutuhan masa depan. Berupaya melakukan pendekatanpendekatan dan terobosan baru untuk mencapai kinerja operasi yang lebih baik di masa depan. Contoh: mengenali kendala-kendala operasional di masa depan; memahami kebutuhan operasional di masa depan, baik dari segi sistem, teknologi dan sumber daya; mampu melakukan analisa terhadap situasi yang komplek; menyusun strategi dan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja operasi bisnis.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
24
4. CLE Pembelajaran Berkesinambungan Continuous Learning Mengenali area pembelajaran yang dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu dalam menghadapi tugas-tugas saat ini dan antisipasi tugas masa depan, menciptakan peluang untuk belajar, saling bertukar informasi, pengetahuan dan pengalaman, mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan baru untuk mendukung pencapaian sasaran organisasi dan meningkatkan kinerja individu.
Level
-2
-1
1
Deskripsi Perilaku Tidak sadar belajar. Tidak merasa perlu untuk belajar dari pengalaman dan mempelajari hal-hal yang baru, cerminan dari sikap puas dan keinginan yang lemah untuk maju dan mencapai hasil yang lebih baik. Contoh: tidak mengenali aspek-aspek dari pekerjaannya yang perlu ditingkatkan; melihat kritik dan umpan balik secara negatif; mengulangi kesalahan yang sama tidak belajar dari pengalaman; tidak menyukai tantangan baru; suka dengan status quo/diam di tempat; masa bodoh/tidak peduli dengan kegiatan-kegiatan pelatihan baik di dalam maupun di luar perusahaan.rendah (asal-asalan); tidak tanggap dalam situasi genting. Menunjukkan keinginan setengah hati untuk belajar. Menyadari adanya kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dan untuk pengembangan diri, namun masih bersikap reaktif terhadap umpan balik untuk peningkatan kinerja, tidak berorientasi untuk mencapai keberhasilan. Contoh: belum memanfaatkan kritik dan umpan balik untuk kemajuan pribadi, seringkali masih menanggapi dengan reaktif; ingin diikutsertakan dalam pelatihan atau seminar-seminar baik di dalam dan di luar perusahaan, namun masih bersikap menunggu dari atasan (kalau tidak ada ya tidak apa); kurang menyukai tantangan baru; kurang adanya upaya untuk mencapai keberhasilan. Mengenali kebutuhan untuk pembelajaran. Menyadari adanya kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dan untuk pengembangan diri, menerima umpan balik untuk peningkatan kinerja secara positif dan menunjukkan inisiatif untuk mencapai keberhasilan melalui proses pembelajaran. Contoh: mengenali area pembelajaran yang diperlukan secara spesifik; mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan dengan antusias dan rasa tanggungjawab untuk meningkatkan kinerja dan pengembangan diri; mencari umpan balik untuk meningkatkan kinerja (bisa dari atasan, bawahan atau rekan kerja); menyukai tantangan yang baru.
25
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mencari peluang-peluang pembelajaran. Secara konsisten berupaya untuk mencari peluang pembelajaran, tidak terbatas dalam mengikuti pelatihan, namun juga penugasan baru dan keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat pengembangan. Contoh: mencari tantangan-tantangan pekerjaan baru untuk mengembangkan diri dan mengemukakannya kepada atasan; berupaya untuk mengimplementasikan hasil-hasil pelatihan dalam pekerjaan seharihari; memanfaatkan kritik dan umpan balik untuk peningkatan kinerja dan pengembangan diri; memperluas jaringan untuk memperoleh akses ilmu pengetahuan, melalui internet, forum diskusi, media cetak, dan lain-lain. Menyusun rencana pengembangan diri . Menyusun rencana pengembangan diri secara sistematis, melakukan evaluasi terhadap kemajuan dan hasil yang dicapai. Contoh: mengenali kebutuhan pengembangan diri secara spesifik; menyusun rencana kegiatan dan mendiskusikannya dengan atasan; mengenali kendala yang mungkin dihadapi dan cara mengatasinya; meminta saran dari berbagai nara sumber yang mungkin terlibat; melakukan evaluasi terhadap kemajuan. Mendorong pembelajaran organisasi. Mendorong orang lain untuk menumbuhkan kebiasaan belajar dalam mendukung sasaran organisasi dengan menjadi teladan dan prakarsa tindakan-tindakan pembelajaran di unit kerjanya dan lingkup organisasi yang lebih luas. Contoh: memprakarsai wadah untuk pembelajaran dalam unit kerjanya dan lingkup organisasi yang lebih luas; peduli dengan kebutuhan pembelajaran orang lain; mendorong orang lain untuk senantiasa mengembangkan diri; menunjukkan antusiasme, tanggungjawab dan komitmen terhadap inisiatif-inisiatif pembelajaran; merangsang pola pikir kreatif dan gagasangagasan baru.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
26
5. ACC Adaptasi dan kapasitas untuk berubah Adaptability And Capacity for Change Tetap efektif dan dapat menyesuaikan diri dengan cepat dalam setiap aspek perubahan tugas dan tanggungjawab, prosedur, mekanisme kerja, sistem, teknologi, reorganisasi, nilai-nilai, dan lingkungan ekternal yang berdampak terhadap kinerja individu; mendorong orang lain untuk cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan, dan membantu penerimaan atas suatu perubahan dengan cepat.
Level
-2
-1
1
2
Deskripsi Perilaku Resisten terhadap perubahan. Menunjukkan pola pikir dan sikap yang resisten terhadap perubahan yang terjadi, dengan menampilkan penolakan secara agresif. Contoh: melihat perubahan dari sudut pandang yang negatif; memiliki aturan main “perubahan harus ditentang”; menunjukkan perlawanan/ penolakan terhadap perubahan yang terjadi baik prosedur, sistem, cara kerja, dan lain-lain secara agresif dengan menyebarkan isu negatif terhadap perubahan tersebut; menciptakan kubu yang anti terhadap perubahan. Sulit beradaptasi terhadap perubahan. Tidak peka/masa bodoh terhadap perubahan yang terjadi (menunjukkan perlawanan secara pasif), sulit beradaptasi dalam lingkungan penugasan atau pekerjaan baru. Contoh: melihat perubahan dari sudut pandang yang negatif; memiliki aturan main “ikut arus saja”, “lebih baik diam daripada bersuara”; tidak peka tehadap gejala perubahan yang terjadi; lambat dalam menyesuaikan diri terhadap penugasan, prosedur atau sistem kerja baru; tidak memahami tujuan perubahan bagi unit kerjanya. Menerima perubahan dan beradaptasi. Memahami adanya kebutuhan untuk berubah dan mampu beradaptasi dengan efektif. Contoh: melihat perubahan dari sudut pandang yang positif; memiliki aturan main “perubahan adalah kewajaran”; mengenali kebutuhan untuk berubah bagi kemajuan unit kerja atau organisasi dalam lingkup yang luas tahu mengapa perubahan harus dilakukan; mampu beradaptasi dengan tuntutan perubahan secara efektif. Mengelola perubahan. Mengelola perubahan yang terjadi dengan menyesuaikan tindakan dan arah yang tepat menuju perubahan yang diinginkan, mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi. Contoh: mencari informasi yang relevan untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif dalam lingkungan yang berubah; menyesuaikan perilaku secara efektif terhadap tuntutan perubahan; mengembangkan alternatif solusi untuk menjawab masalah-masalah di unit kerja sebagai akibat dari perubahan; menyesuaikan prioritas-prioritas yang berubah secara cepat.
27
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
3
Memfasilitasi perubahan. Memfasilitasi rencana implementasi perubahan agar dapat berjalan dengan efektif. Contoh: memahami penyebab resistensi terhadap perubahan, dampak perubahan dan orang-orang yang terkena dampaknya; melihat kesiapan unit kerjanya untuk berubah dan strategi yang harus dilakukan; melakukan komunikasi melalui pendekatan interpersonal yang efektif terhadap orangorang yang terkena dampak perubahan, posisi kunci dan pihak yang terkait dalam organisasi; menunjukkan kepedulian, tanggungjawab dan keyakinan bahwa perubahan dibutuhkan untuk kemajuan organisasi.
4
Mengantisipasi perubahan. Merencanakan suatu perubahan untuk mengantisipasi tantangan yang dihadapi organisasi di masa depan. Contoh: mengenali peluang-peluang baru untuk mendukung sasaran organisasi jangka panjang; menyusun strategi dan rencana tindakan untuk suatu perubahan yang terencana; mengenali kendala-kendala yang mungkin dihadapi dan strategi mengatasinya; tanggap dan cepat memperkirakan situasi yang akan muncul dan perubahan yang akan terjadi.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
28
B. Kompetensi Generik b. Kompetensi Kepemimpinan 6. BSB Membangun hubungan bisnis strategis Building Strategic Business Relationship 7. BIN Kecerdasan bisnis Business Inteligence 8. BPS Pemecahan masalah bisnis Business Problem Solving 9. CAF Kolaborasi antar fungsi Collaboration Across Function 10. CRE Penyelesaian konflik dengan kepekaan eksternal Conflict Resolution with External Sensitivity 11. DFU Pendelegasian dan tindak lanjut Delegation and Follow Up 12. IPA Kemampuan mempengaruhi secara interpersonal Interpersonal Persuasiveness Ability 13. LPA Kemampuan mempengaruhi Leader Persuasiveness Ability
14. LNW Memperluas jaringan Leveraging Network 15. MCD Pengendalian manajemen dan pengambilan keputusan Management Control and Decision Making 16. MPD Memaksimalkan kinerja dan mengembangkan orang lain Maximising Performance and Developing Others 17. MOT Membimbing orang lain Mentoring Others 18. OPD Pemecahan masalah operasional dan pengambilan keputusan Operational Problem Solving and Decision Making 19. PDS Perencanaan dan pemberian arahan Planning and Direction Setting 20. PFS Keterampilan presentasi dan fasilitasi Presentation and Facilitation Skills 21. SET Pertukaran keahlian Sharing of Expertise 22. VLS Kepemimpinan bervisi Visionary Leadership
B. Kompetensi Generik
b.
Kompetensi Kepemimpinan
6.
BSB Membangun hubungan bisnis strategis Building Strategic Business Relationship Mengembangkan hubungan dan jaringan dengan unit kerja di dalam organisasi dan pihakpihak di luar organisasi, seperti asosiasi, kelompok profesi, institusi pemerintah, media, dan lain lain untuk meningkatkan akses informasi penting; mengenali kesempatan untuk membangun hubungan strategis yang saling menguntungkan dengan pihak lain di luar organisasi dengan mengantisipasi peluang, ancaman dan risiko yang terukur, mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, politik dan regulasi yang berdampak terhadap strategi bisnis dan hubungan strategis yang akan dibangun di masa depan.
Level
-2
-1
1
2
Deskripsi Perilaku Tidak melihat kesempatan untuk membangun hubungan. Tidak mengenali kesempatan untuk membangun hubungan yang dapat memberikan manfaat jangka pendek dan jangka panjang. Contoh: tidak memanfaatkan akses informasi penting untuk memperluas jaringan; tidak mengenali kebutuhan untuk memperluas hubungan dengan unit kerja lain dan pihak-pihak di luar organisasi yang berhubungan. Hubungan menang kalah (win-loose). Membangun hubungan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sepihak, tanpa memikirkan dampak jangka panjang bagi orang lain. Contoh: melihat suatu hubungan sebagai sarana untuk memanfaatkan orang lain atau meraih keuntungan pribadi; menggunakan strategi pengaruh untuk keuntungan pribadi; menyimpan informasi penting bagi diri sendiri. Membangun hubungan yang berimbang. Memperluas jaringan dan membangun hubungan taktis operasional untuk kepentingan bersama. Contoh: memperluas akses informasi untuk membangun jaringan; mengenali kebutuhan untuk membangun hubungan; tahu nara sumber yang tepat dalam membangun hubungan, di dalam dan di luar organisasi; memahami kebutuhan jangka panjang dalam membangun hubungan. Mengenali kesempatan strategis. Mengenali kebutuhan dalam membangun hubungan strategis untuk menunjang keberhasilan organisasi jangka panjang. Contoh: memahami kesempatan dalam membangun hubungan jangka panjang; melakukan pendekatan-pendekatan untuk membangun hubungan; menyusun dan mengkomunikasikan rencana jangka panjang ke dalam rencana taktis; mengenali dihambatan-hambatan yang dihadapi dan antisipasi yang perlu dilakukan.
31
Level
3
4
7.
Deskripsi Perilaku Membangun hubungan berorientasikan manfaat jangka panjang. Berupaya memberdayakan jaringan internal dan eksternal untuk membangun kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan. Contoh: memperkuat rantai nilai dengan membangun kerjasama yang saling menguntungkan dalam jangka panjang; melakukan kontak dan membangun hubungan jangka panjang dengan stakeholder; menunjukkan partisipasi aktif untuk meningkatkan manfaat jangka panjang bagi organisasi. Mendorong visi bersama dan implementasi strategis. Menggunakan pendekatan pengaruh yang efektif untuk menciptakan visi bersama dengan mitra dalam membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan. Contoh: menciptakan visi bersama dalam hubungan jangka panjang; memperkuat komitmen dan pendekatan pengaruh untuk memperoleh dukungan; menggunakan strategi pengaruh untuk pencapaian sasaran organisasi; memperhitungkan langkah-langkah antisipatif strategis dalam membangun sistem kemitraan.
BIN Kecerdasan bisnis Business Inteligence Menggali ide-ide kreatif/inovatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi, meningkatkan kinerja organisasi, keuntungan dan volume usaha, dengan mengusulkan perubahan mekanisme, cara kerja, pemanfaatan teknologi, menggunakan analisa logis dan pengalaman praktis untuk melihat situasi/permasalahan secara utuh, mengenali peluang untuk memperluas jasa usaha dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas biaya, risiko, situasi/permasalahan yang dihadapi berdasarkan fakta internal dan kondisi sosial, ekonomi, politik, dan regulasi yang mungkin berdampak terhadap bisnis perusahaan; mengembangkan konsep-konsep baru di bidang profesinya yang secara bersama-sama memberikan keuntungan bisnis jangka panjang.
Level
-2
Deskripsi Perilaku Tidak memahami pokok permasalahan bisnis yang dihadapi saat ini. Tidak mengenali isu-isu mendasar yang tengah dihadapi perusahaan, sehingga tidak dapat memberikan solusi yang tepat. Contoh: terpusat kepada masalah-masalah permukaan/periferal; tidak memiliki gambaran utuh akan suatu masalah, terlalu fokus dengan hal-hal yang detil; tidak memahami apa yang menjadi inti permasalahan.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
32
Level
-1
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Tidak kreatif, terpusat pada kondisi saat ini. Tidak melihat kesempatan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara yang berbeda, terlalu sering terpusat pada cara-cara lama dan masalah yang terpola. Contoh: terpusat kepada masalah-masalah yang berulang/terpola; lebih banyak memikirkan hambatan daripada peluang yang bisa diraih; tidak berani mengemukakan gagasan-gagasan yang tidak populer; tidak melihat kemungkinan-kemungkinan untuk mencari ide-ide baru yang dapat meningkatkan kinerja operasi dan usaha. Mampu berpikir logis dan berinisiatif untuk meningkatkan kinerja usaha. Melihat masalah terkini secara utuh, menggali ide-ide baru untuk meningkatkan kinerja operasi dan usaha, dengan mengusulkan perubahan mekanisme, cara kerja, dan lain-lain. Contoh: memahami masalah terkini yang tengah dihadapi unit kerja/ organisasi; melihat permasalahan secara utuh dan mengenali sumber penyebabnya; berani mengemukakan ide-ide untuk mencari solusi permasalahan; melihat kemungkinan-kemungkinan untuk melakukan halhal secara berbeda. Melakukan analisis situasi untuk keuntungan organisasi. Memadukan analisa logis dan pengalaman untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi keuntungan usaha unit kerja/organisasi, dengan memperhitungkan berbagai faktor internal dan eksternal. Contoh: memperhitungkan berbagai faktor yang berpengaruh atas suatu permasalahan; mengenali kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dihadapi; menguji suatu ide sebelum diterapkan; mengembangkan sistem dan metode melalui pengujian penerapannya dalam proses bisnis; memperhitungkan aspek positif dan negatif sebelum suatu rencana dijalankan. Melakukan terobosan usaha secara nyata. Memiliki pemahaman bisnis komprehensif, kemampuan nalar yang ditunjang dengan pengalaman praktis untuk mengimplementasikan ide-ide usaha dan memantau kemajuannya. Contoh: berani mengemukakan gagasan-gagasan yang tidak populer; memahami rencana usaha unit kerja/organisasi jangka panjang; memahami faktor kunci kerhasilan dalam menjalankan usaha unit kerja/organisasi jangka panjang; menyusun analisa usaha unit kerja secara komprehensif dengan melakukan analisa biaya dan manfaat; melakukan implementasi usaha setelah melewati serangkaian tahap pengujian. Mengembangkan konsep orisinal dan strategi usaha. Mengembangkan konsep terapan di bidangnya dan strategi usaha yang dapat memberikan manfaat jangka panjang. Contoh: mengaplikasi konsep-konsep dalam praktek usaha unit kerja secara konkret; menetapkan tema jangka panjang untuk keberhasilan usaha unit kerja/organisasi; melakukan kajian dan simulasi bisnis di bidang yang terkait.
33
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
8.
BPS Pemecahan masalah bisnis Business Problem Solving Memahami inti permasalahan berdasarkan pemahaman terintegrasi atas mata rantai proses bisnis dan keterkaitan antar fungsi/unit kerja, melihat hubungan sebab akibat dari berbagai informasi kritis, mengembangkan alternatif pemecahan masalah berdasarkan fakta, asumsi, dan logika; memberikan arahan sistematis kepada unit kerja dan organisasi yang lebih luas dalam mengambil langkah-langkah tindakan yang diperlukan sesuai dengan sasaran dan strategi/kebijakan perusahaan.
Level -2
-1
1
2
Deskripsi Perilaku Tidak memahami pokok permasalahan bisnis yang dihadapi saat ini. Tidak mengenali isu-isu mendasar yang tengah dihadapi perusahaan, sehingga tidak dapat memberikan solusi yang tepat. Contoh: terpusat kepada masalah-masalah permukaan/periferal; tidak memiliki gambaran utuh akan suatu masalah, terlalu fokus dengan hal-hal yang detil; tidak memahami apa yang menjadi inti permasalahan; tidak mengenali sumber-sumber penyebab kritis dari suatu permasalahan. Meng-generalisasi penyelesaian masalah. Memberikan satu solusi yang sama/melakukan generalisasi terhadap masalah-masalah yang “terlihat sama” , tanpa melakukan penggalian lebih dalam. Contoh: mengenali masalah yang terjadi berdasarkan kemiripannya dengan masalah lain yang pernah terjadi; terlalu men-generalisasi semua masalah, menerapkan satu solusi untuk semua; tidak mampu membedakan informasi kritis dan informasi yang kurang mendukung; tidak mampu melihat hubungan sebab akibat dalam situasi yang lebih besar. Memiliki kemampuan analisis logis dan pengalaman praktis dalam mencermati suatu permasalahan. Memahami inti permasalahan secara utuh dengan menggunakan analisa logis dan pengalaman praktis, memahami faktor-faktor penyebabnya dan mengusulkan solusi yang tepat. Contoh: melihat gambaran masalah secara utuh; mengenali inti permasalahan dan penyebab dominan; tahu membedakan informasi kritis dan informasi yang “nice to have”; menganalisa faktor-faktor penyebab dan mengusulkan solusi yang dinilai tepat; memberi arahan praktis akan solusi yang diusulkan. Melihat masalah dari berbagai perspektif. Mengusulkan alternatif pemecahan berdasarkan analisa kerugian dan manfaat dari berbagai sudut pandang. Contoh: melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda; melakukan analisa kerugian dan manfaat dari solusi yang diusulkan; mengantisipasi risiko yang mungkin muncul; mempersiapkan rencana kedua bila rencana pertama gagal.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
34
Level
3
4
9.
Deskripsi Perilaku Memiliki kemampuan analisis antisipatif. Melakukan analisa antisipatif dengan mengukur kemungkinan risiko dan dampak potensial dari suatu masalah dalam jangka panjang, meluasnya dampak masalah ke unit kerja lain atau organisasi. Contoh: mengenali kemungkinan risiko atas masalah yang terjadi; mengenali dampak potensial atas masalah yang tidak segera diselesaikan terhadap unit kerja dan stakeholder yang terkait; mengantisipasi meluasnya suatu permasalahan; membuat rencana tindakan dan implementasi solusi. Menangani masalah komplek. Menyederhanakan masalah komplek dengan mengenali titik-titik kritis dalam permasalahan yang dihadapi. Contoh: mengenali titik-titik kritis dalam suatu masalah komplek, melihat gambaran secara holistik dari pendekatan proses bisnis; menyederhanakan masalah komplek dengan menggunakan alur berpikir logis dan pragmatis; mengusulkan gagasan-gagasan kreatif dalam memecahkan masalah komplek.
CAF Kolaborasi antar fungsi Collaboration Across Function Memahami peran, tanggungjawab, wewenang di dalam organisasi, keterkaitan antar fungsi bisnis, mendorong kerjasama yang kondusif di dalam unit kerja atau kelompok kerja dan mampu bekerjasama di luar batas-batas unit organisasi, antar fungsi, antar bagian, antar unit kerja atau antar unit bisnis; memahami kontribusi individu, kontribusi lintas fungsi dalam organisasi dengan melihat kepentingan yang lebih besar, meningkatkan saling ketergantungan, menggunakan pendekatan interpersonal guna memperoleh dukungan dari unit kerja lain untuk mencapai hasil-hasil yang optimal dalam mendukung sasaran kelompok dan organisasi.
Level
-2
Deskripsi Perilaku Tidak kooperatif. Tidak memahami peran, tanggungjawab dan batas-batas wewenang dalam organisasi, tidak menunjukkan sikap kooperatif dengan orang lain, pemain tim yang buruk. Contoh: bertindak mengikuti keinginan sendiri tanpa memikirkan kepentingan orang lain; tidak memahami peran, tanggungjawab yang terkait dengan unit kerja lain; melihat suatu permasalahan dalam “perspektif saya atau kelompok saya”, tidak peduli dengan dampaknya terhadap unit kerja lain; mengambil tindakan yang sering merugikan kepentingan pihak lain, terkadang bersikap agresif dan terkesan sulit untuk diajak kerjasama; jika sebagai atasan, tidak mampu mengajak anggota tim untuk bekerjasama terlebih dengan pihak-pihak di luar unit kerja.
35
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
-1
1
2
3
Deskripsi Perilaku Bekerjasama dalam lingkup terbatas. Mampu bekerjasama dalam lingkungan yang terbatas, bersifat subyektif dan tidak mengutamakan kesetaraan, memilih-milih orang bukan karena profesionalisme namun karena alasan personal, kurang dapat mengelola tim internal. Contoh: kurang memahami perannya dalam konteks organisasi secara luas; memilih-milih dengan siapa akan bekerjasama, hanya mampu bekerjasama dalam kalangan terbatas; berpikir terkotak-kotak, tidak mampu melihat kepentingan orang lain/unit kerja lain yang terlibat; jika sebagai atasan, tidak mengkomunikasikan sasaran tim dan apa yang ingin diraih kepada anggota tim. Mendorong kerjasama tim dan kerjasama antar fungsi. Mampu bekerjasama dengan baik di dalam tim maupun antar tim dalam organisasi, melihat kepentingan berbagai pihak yang terlibat dalam konteks yang lebih luas. Contoh: memahami peran, tanggungjawab dan wewenang baik di dalam unit kerja maupun antar unit kerja, pentingnya kerjasama antar fungsi untuk mendukung sasaran unit kerja dan organisasi yang lebih luas; mengkomunikasikan sasaran unit kerja kepada anggota tim dan apa yang diharapkan dari mereka; menunjukkan sikap kooperatif dengan unit kerja lain, mampu bertindak secara profesional; memberikan pengarahan yang diperlukan anggota tim dalam bekerja lintas fungsi, menetapkan sasaran dan prioritas kerja. Meningkatkan efektivitas tim untuk mencapai tujuan. Mampu mengelola tim kerja dan melibatkan anggota dalam proses pemecahan masalah, mendorong anggota tim untuk dapat bekerjasama secara lintas fungsi dalam organisasi. Contoh: menekankan kepada anggota tim kunci keberhasilan dalam kerjasama lintas fungsi; memahami kontribusi yang patut diberikan terhadap unit kerja lain dan tahu ukuran keberhasilannya; meminta umpan balik dari anggota tim dan unit kerja lain dalam menyelesaikan suatu permasalahan; melihat risiko yang mungkin muncul atas suatu permasalahan yang dihadapi yang terkait dengan unit kerja lain; melibatkan anggota tim dalam proses pemecahan masalah. Memberdayakan anggota tim untuk mencapai yang terbaik . Memberdayakan anggota untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan, membangun budaya yang kondusif dalam tim internal dan meningkatkan kerjasama lintas fungsi. Contoh: melatih anggota tim untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam tingkat tertentu; menetapkan indikator keberhasilan prestasi yang harus dicapai anggota tim dan kerjasama lintas fungsi; mengenali area spesifik di unit kerjanya yang terkait dengan unit kerja lain, dukungan dan kerjasama yang perlu dibangun; menggunakan pendekatan pengaruh dalam kerjasama lintas fungsi; menerapkan sistem informasi yang terbuka dalam membangun kerjasama lintas fungsi.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
36
Level
4
Deskripsi Perilaku Meningkatkan kolaborasi efektif lintas fungsi. Meningkatkan saling ketergantungan dan kolaborasi antar unit kerja, membangun sinergi yang saling menguntungkan untuk mencapai tujuan jangka panjang organisasi. Contoh: menentukan kolaborasi spesifik yang perlu dilakukan antar unit kerja, sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai; membuat rencana dan menyusun implementasi tindakan yang dapat diukur; menerapkan mekanisme umpan balik dan kepuasan dalam melakukan kolaborasi antar unit kerja.
10. CRE Penyelesaian konflik dengan kepekaan eksternal Conflict Resolution with External Sensitivity Mengatasi situasi yang berpotensi menimbulkan konflik dalam unit kerja, dalam organisasi atau di luar batas-batas organisasi, mengelola konflik secara konstruktif sehingga mengurangi dampak negatif terhadap organisasi, memiliki pandangan ke depan atas kemungkinan dampak dari suatu keputusan yang berpotensi menimbulkan konflik terhadap organisasi, masyarakat luas, instansi terkait, dan pemerintahan, dengan melakukan tindakan yang efektif untuk meredam ekses-ekses yang tidak diinginkan termasuk memonitor reaksi berbagai pihak atas keputusan yang dibuat.
Level
-2
-1
1
Deskripsi Perilaku Tidak peka terhadap konflik yang terjadi. Tidak peduli atau bersikap masa bodoh terhadap konflik yang terjadi, bahkan memberi kontribusi terhadap meluasnya dampak negatif. Contoh : tidak peka terhadap konflik yang timbul; melempar tanggungjawab terhadap pihak lain/saling menyalahkan; menambah keruh suasana dengan informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan menciptakan konflik baru. Mengenali indikasi konflik. Mengenali indikasi munculnya konflik dalam unit kerja atau antar unit kerja, namun cenderung untuk menghindarinya, meskipun hal tersebut tergantung dari dirinya. Contoh: mengenali indikasi adanya konflik dan orang-orang yang terlibat; cenderung bersikap pasif dan tidak melakukan upaya untuk meredam halhal yang negatif; berharap konflik akan hilang dengan sendirinya. Peka terhadap konflik dan dampaknya. Mengenali indikasi munculnya konflik dalam unit kerja atau antar unit kerja, mengambil inisiatif untuk mempelajari kondisi yang terjadi dan mencari solusi untuk meredam eksesekses negatif. Contoh: mempelajari situasi yang memicu konflik dan sebab-sebabnya; mengenali siapa saja yang terlibat dan mencari alternatif solusi untuk meredam ekses-ekses negatif.
37
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
2
3
4
Deskripsi Perilaku Menjadi mediator untuk mengurangi ekses negatif. Melakukan analisa atas situasi yang dihadapi dan pihak-pihak yang bertikai, melihat berbagai kemungkinan penyebab dan dampak potensial jika permasalahan tidak segera diatasi, berusaha menjadi mediator untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan terjadi. Contoh: melakukan analisa situasi dan berbagai penyebab yang dominan; mengenali sikap pro dan kontra dari pihak-pihak yang terkait; melakukan komunikasi dan pendekatan interpersonal dengan pihak-pihak yang terkait, setidaknya jika hal tersebut tergantung dari dirinya; menjalankan rencana tindakan untuk mengatasi konflik; melakukan koordinasi dengan berbagai pihak kunci untuk mencegah masalah yang sama berulang kembali. Menggunakan konflik secara konstruktif dan kreatif. Melihat konflik sebagai dampak dari suatu keberagaman secara positif, menciptakan suatu situasi yang terkesan mengundang konflik namun dapat mengelolanya secara konstruktif dan bermanfaat bagi organisasi. Contoh: mengumpulkan berbagai informasi dan melakukan validasi akan kebenarannya memeriksa kebenaran atas suatu informasi dengan nara sumber yang dapat dipercaya; menjelaskan duduk perkara suatu pokok permasalahan yang berpotensi mengundang konflik; membuka forum tanya jawab atau dengar pendapat akan beberapa pokok permasalahan penting dalam unit kerja dan antar unit kerja; melihat reaksi yang berkembang (pro dan kontra) sebelum suatu keputusan dikeluarkan. Menciptakan lingkungan kondusif dan matang. Membiasakan budaya yang sadar terhadap konflik dan dapat melihat konflik sebagai suatu sarana umpan balik yang positif bagi perkembangan organisasi. Contoh: memberikan coaching dan pelatihan bagi anggota tim agar mampu memanfaatkan konflik secara konstruktif; mengimplementasikan sistem manajemen terbuka yang siap untuk menerima kritik sebagai umpan balik yang positif; melakukan komunikasi dua arah secara intensif dengan anggota tim dan membahas isu-isu terkini dalam unit kerja dan organisasi, menggunakan berbagai media informasi untuk mengelola konflik secara positif.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
38
11. DFU Pendelegasian dan tindak lanjut Delegation and Follow Up Mendelegasikan tugas-tugas dengan mempertimbangkan kompleksitas pekerjaan dan kapasitas individu, memastikan penyelesaian tugas dengan memonitor proses dan hasil pendelegasian secara seksama.
Level
-2
-1
1
2
Deskripsi Perilaku Tidak mendelegasikan. Melakukan semua pekerjaan seorang diri sehingga terkesan beban pekerjaan menjadi sangat menumpuk. Contoh: tidak tahu menyusun prioritas dan mengatur waktu; tidak mempercayai anggota tim; tidak mengenali kapasitas anggota tim; “perfectionist”; ingin terlihat sibuk. Mendelegasikan pada orang yang tidak tepat. Mendelegasikan pekerjaan kepada orang yang tidak tepat, sehingga terjadi banyak kesalahan yang tidak seharusnya terjadi, beban pekerjaan makin bertambah dan menjadi tidak produktif. Contoh: asal mendelegasikan pekerjaan tanpa melihat porsi pekerjaan mana yang harus dikerjakan sendiri dan mana yang dapat didelegasikan; tidak memberikan arahan yang memadai mengenai hal-hal yang didelegasikan; tidak memonitor kemajuan hasil pendelegasian; tidak tahu menyusun prioritas mengenai hal-hal yang didelegasikan. Membagi tugas secara berimbang. Mengenali pekerjaan mana yang seharusnya dilimpahkan kepada anggota tim dan memberikan pengarahan yang diperlukan agar pelimpahan tugas menjadi efektif. Contoh: menentukan pekerjaan mana yang harus dikerjakan sendiri dan mana yang dapat dilimpahkan kepada anggota tim; mengkoordinasikan rencana-rencana yang disusun dengan anggota tim; memberikan arahan yang memadai mengenai pekerjaan yang dilimpahkan dan hasil yang diharapkan. Mendelegasikan tanggungjawab dan wewenang secara berimbang. Memberikan wewenang/otoritas yang menyertai tugas dan tanggungjawab pekerjaan dalam tingkat yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitas individu dan kepentingannya. Contoh: melimpahkan sebagian wewenang yang menyertai pendelegasian tugas; mendelegasikan wewenang sesuai dengan kompleksitas, kepentingan dan dampak suatu tugas/pekerjaan terhadap organisasi; melakukan pemantauan atas otoritas yang diberikan.
39
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
3
4
Deskripsi Perilaku Meningkatkan efektivitas pendelegasian – mendelegasikan pekerjaan sesuai dengan kemampuan masing-masing orang secara berbeda, menetapkan tolok ukur keberhasilan tugas dan kemajuan hasil yang diharapkan, melakukan bimbingan dalam proses pendelegasian. Contoh: menyesuaikan beban dan kompleksitas pekerjaan yang didelegasikan dengan kapasitas individu; melakukan coaching jika diperlukan agar pendelegasian, khususnya tugas-tugas baru, dapat berjalan dengan efektif; memberikan umpan balik terhadap kemajuan dan hasil pendelegasian; memonitor kemajuan secara berkala. Menciptakan sistem kontrol sederhana. Mengembangkan mekanisme kontrol sederhana untuk mengoptimalkan hasil pendelegasian untuk menghilangkan risiko-risiko yang mungkin terjadi seminimal mungkin. Contoh: mengenali risiko yang mungkin timbul dalam proses pendelegasian; berupaya menghilangkan risiko dengan menetapkan suatu mekanisme kontrol dan tolok ukur keberhasilan proses dan hasil pendelegasian; melakukan evaluasi terhadap proses kerja dan hal-hal yang didelegasikan.
12. IPA Kemampuan mempengaruhi secara interpersonal Interpersonal Persuasiveness Ability Menyampaikan ide-ide secara lugas dan jelas kepada lawan bicara, menunjukkan perhatian kepada lawan bicara dengan menggunakan nalar dan perasaan untuk meningkatkan pemahaman atas inti persoalan yang dihadapi, mempengaruhi lawan bicara dengan menggunakan gaya interpersonal yang efektif untuk mendapatkan dukungan dan komitmen.
Level
-2
-1
Deskripsi Perilaku Tidak berkomunikasi secara terstuktur. Isi pesan/komunikasi sulit dimengerti oleh lawan bicara, bahasa yang digunakan kurang runtut/sistematis. Contoh: tidak mampu mengemukakan isi pesan secara sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti; kurang mengena secara common sense/nalar. Tidak memahami fokus komunikasi dan kepentingan orang lain yang terlibat. Tidak memahami fokus komunikasi, tidak tahu hal-hal apa yang seharusnya disampaikan dan merupakan inti dari pesan, menyampaikan pesan tanpa melihat kepentingan orang lain. Contoh: tidak tahu fokus komunikasi, sehingga tidak mengena sasarannya; menyampaikan pesan tidak secara spesifik; komunikasi terkesan berteletele; cenderung mendominasi pembicaraan tanpa melihat kepentingan lawan bicara.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
40
Level
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Menyampaikan dan menerima pesan secara lugas. Memahami tujuan komunikasi dan inti pesan yang perlu disampaikan, menggunakan bahasa yang terstruktur dan nalar, menanggapi lawan bicara dengan penuh perhatian. Contoh: memahami tujuan komunikasi dan inti pesan yang ingin disampaikan; menggunakan bahasa yang terstruktur dan nalar yang baik; komunikasi sederhana, jelas dan spesifik; menunjukkan perhatian penuh kepada lawan bicara; melakukan klarifikasi atas pesan yang disampaikan. Mendengarkan dan menanggapi pesan-pesan non-verbal. Dapat menangkap dan memberikan respon yang tepat atas pesan-pesan yang disampaikan baik verbal maupun non-verbal (bahasa tubuh), mengenali adanya indikasi persetujuan, penolakan, kebingungan atas pesan yang disampaikan. Contoh: mendengarkan pesan-pesan verbal dan menangkap pesan-pesan non verbal yang disampaikan lawan bicara; melakukan interupsi/ memotong pembicaraan pada saat yang tepat; tahu kapan harus berhenti bicara dan melakukan klarifikasi atas pemahaman lawan bicara; menggunakan strategi interpersonal dalam menghadapi penolakan, keingintahuan dan kebingungan yang tampak pada lawan bicara (nonverbal). Melakukan persuasi secara interpersonal. Menggunakan gaya dan strategi interpersonal yang tepat untuk mempengaruhi lawan bicara atas suatu ide. Contoh: memulai pembicaraan dengan suatu persamaan sudut pandang; menangkap indikasi-indikasi resistensi/penolakan dan kebingungan atas pesan yang disampaikan; menggali keberatan-keberatan yang dirasakan oleh lawan bicara; memahami dengan menggunakan perasaan dan menyatakan perasaan yang dirasakan lawan bicara; mengajak lawan bicara untuk melihat manfaat atas ide/solusi yang diusulkan. Memperoleh dukungan secara efektif. Mengatasi berbagai keberatan secara efektif dengan menggunakan gaya interpersonal yang tepat untuk memperoleh dukungan dan komitmen untuk menjalankan ide-idenya. Contoh: menekankan persamaan lebih dari perbedaan yang ada, mengajak lawan bicara untuk memahami tujuan akan kepentingan bersama; meningkatkan pengaruh dengan menyajikan informasi yang relevan dan mengajak orang lain untuk berpikir akan manfaatnya bagi mereka; menggunakan pengaruh dengan menggunakan orang-orang yang memiliki pengaruh secara positif; mendengarkan masukan dan pandangan secara seksama untuk mencari titik temu dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
41
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
13. LPA Kemampuan mempengaruhi Leader Persuasiveness Ability Menggunakan gaya interpersonal dan strategi pengaruh yang efektif dalam menginspirasi orang lain (bawahan, rekan sekerja, atasan, pihak-pihak di luar organisasi) untuk mendapatkan penerimaan/kesepakatan akan ide-ide yang dilontarkan maupun terhadap keputusan atas justifikasi perkara yang dibuat dalam situasi sulit dan mendesak.
Level
-2
-1
1
2
Deskripsi Perilaku Tidak mengenali situasi yang dihadapi. Tidak mengenali situasi yang dihadapi sehingga sulit untuk menyampaikan isi pesan dengan mendapatkan penerimaan dari orang lain. Contoh: tidak mengenali situasi dan pokok permasalahan yang dihadapi, sehingga tidak tahu bagaimana harus bersikap; menunjukkan sikap yang memihak dan terburu-buru dalam menyatakan opini akan suatu hal; menunjukkan subyektivitas dalam menilai suatu permasalahan, lebih kepada orang dan bukan masalahnya. Memaksa orang lain untuk menerima ide-ide. Memonopoli pembicaraan dengan maksud untuk mengarahkan orang lain untuk memperoleh persetujuan atas ide-idenya. Contoh: berusaha memimpin komunikasi dengan mengarahkan orang lain atas ide-idenya komunikasi satu arah; tidak peduli apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain; tidak berusaha memahami apakah lawan bicara menunjukkan penolakan atau kebingungan atas hal yang disampaikan. Mempengaruhi dengan menunjukkan perhatian. Menggunakan gaya komunikasi yang lugas dan berdasarkan nalar, menunjukkan perhatian terhadap respon lawan bicara atas penerimaan ide-idenya. Contoh: menyampaikan ide-ide secara lugas, dengan nalar dan fakta-fakta yang tersedia; mengenali situasi dan mempelajari opini lawan bicara terhadap pokok persoalan tersebut; menunjukkan perhatian dengan sungguh-sungguh akan masalah yang dihadapi; menyampaikan ide-ide berdasarkan klarifikasi atas pemahaman lawan bicara. Meningkatkan pengaruh. Menggunakan pendekatan interpersonal untuk mengatasi resistensi yang dihadapi. Contoh: melakukan pendekatan interpersonal dengan orang-orang kunci; mengenali keberatan-keberatan dan menyusun strategi komunikasi dan interpersonal untuk mengatasi keberatan; memaparkan fakta-fakta, alasanalasan dan tujuan yang ingin dicapai; mencari titik temu dari berbagai pendapat yang berseberangan; menekankan persamaan lebih daripada perbedaan yang ada.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
42
Level
3
4
Deskripsi Perilaku Mempengaruhi untuk mencapai kesepakatan menang-menang (win-win). Mempengaruhi orang lain dengan menunjukkan manfaatnya bagi mereka, memiliki orientasi untuk mencapai kesepakatan menang-menang. Contoh: mengajak melihat permasalahan bersama-sama dengan itikad baik; menggali pendapat bagaimana seharusnya ide-ide dijalankan agar memberi manfaat bagi semua pihak; mengajak orang lain untuk berpikir “bagaimana jika” dengan memahami berbagai konsekuensi yang akan muncul bila ide-ide tersebut tidak dijalankan atau masalahnya tidak diselesaikan. Meraih komitmen dan dukungan mayoritas. Mendapatkan komitmen dan dukungan dalam menjalankan ide-idenya. Contoh: menyampaikan visi bersama dan sasaran yang ingin dicapai dengan antusias dan optimis; meyakinkan orang lain akan keberhasilan yang akan dicapai dengan terlebih dahulu menjadi teladan dalam sikap dan tindakan; melibatkan orang-orang yang berpengaruh dalam organisasi dan mendapatkan dukungan penuh atas ide-idenya.
14. LNW Memperluas jaringan Leveraging Network Mengembangkan hubungan dan jaringan dengan unit kerja di dalam organisasi dan pihak-pihak di luar organisasi, dalam industri, asosiasi atau kelompok profesi, institusi pemerintahan, media, dan lain-lain guna meningkatkan akses informasi penting, pengetahuan dan keterampilan, memelihara hubungan dengan pihak-pihak terkait dan mendayagunakan jaringan internal dan eksternal sebagai upaya dalam mendukung pencapaian sasaran unit kerja/organisasi.
Level
-2
-1
Deskripsi Perilaku Tidak melihat kesempatan untuk membangun hubungan. Tidak mengenali kesempatan untuk membangun hubungan yang dapat memberikan manfaat jangka pendek dan jangka panjang. Contoh: tidak memanfaatkan akses informasi penting untuk memperluas jaringan; tidak mengenali kebutuhan untuk memperluas hubungan dengan unit kerja lain dan pihak-pihak di luar organisasi yang berhubungan. Hubungan menang kalah (win-loose). Membangun hubungan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sepihak, tanpa memikirkan dampak jangka panjang bagi orang lain. Contoh: melihat suatu hubungan sebagai sarana untuk memanfaatkan orang lain atau meraih keuntungan pribadi; menggunakan strategi pengaruh untuk keuntungan pribadi; menyimpan informasi penting bagi diri sendiri.
43
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Membangun hubungan yang berimbang. Memperluas jaringan dan membangun hubungan taktis operasional untuk kepentingan bersama. Contoh: memperluas akses informasi untuk membangun jaringan; mengenali kebutuhan untuk membangun hubungan; tahu narasumber yang tepat dalam membangun hubungan, di dalam dan di luar organisasi. Memelihara kontak dengan pihak terkait. Memelihara hubungan baik dengan pihak-pihak terkait melalui partisipasi dalam forum formal dan informal; Contoh: Melakukan upaya-upaya untuk membangun hubungan personal; melibatkan diri secara aktif dalam forum diskusi dan acara-acara sosial; meningkatkan intensitas pertemuan dengan pihak-pihak terkait baik secara formal maupun informal. Membangun hubungan berorientasikan manfaat jangka panjang. Berupaya memberdayakan jaringan internal dan eksternal untuk membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan. Contoh: memperkuat rantai nilai dengan membangun kerjasama yang saling menguntungkan dalam jangka panjang; melakukan kontak dan membangun hubungan jangka panjang dengan stakeholder; menunjukkan partisipasi aktif untuk meningkatkan manfaat jangka panjang bagi organisasi; membangun sistem pertukaran informasi yang efektif. Mengimplementasikan tujuan bersama kedalam rencana taktis. Menggunakan pendekatan pengaruh yang efektif untuk secara bersamasama mengimplementasikan tujuan yang disepakati kedalam rencana taktis yang saling menguntungkan. Contoh: memperkuat komitmen dan pendekatan pengaruh untuk memperoleh dukungan; menggunakan strategi pengaruh untuk pencapaian sasaran organisasi; memperhitungkan langkah-langkah antisipatif untuk mengimplementasikan tujuan yang disepakati ke dalam rencana taktis yang dapat memberikan manfaat bagi setiap pihak.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
44
15. MCD Pengendalian manajemen dan pengambilan keputusan Management Control and Decision Making Memahami mata rantai bisnis dalam organisasi dan titik-titik kritis/risiko yang perlu dikendalikan, mengatur implementasi strategis ke dalam besaran-besaran yang dapat dikendalikan, mengendalikan risiko proses dan hasil kerja, mengoptimalkan pemanfaatan dana dan sumber daya melalui pengendalian biaya dan risiko; mengenali persoalan kunci yang relevan dengan isu-isu strategis, mengambil keputusan berdasarkan logika, fakta dan risikorisiko yang terukur, mendelegasikan tugas, tanggungjawab dan wewenang dalam batas-batas risiko yang terukur, dengan mempertimbangkan kompleksitas pekerjaan dan kapasitas individu.
Level
-2
-1
Deskripsi Perilaku Kontrol operasional yang lemah dan pendelegasian yang tidak efektif. Kurang memiliki pemahaman akan proses bisnis dan risiko yang perlu dikendalikan, lemahnya sistem kontrol dan sistem monitoring terhadap tugas yang didelegasikan, mendelegasikan pekerjaan kepada orang yang tidak tepat, sehingga terjadi banyak kesalahan yang tidak seharusnya terjadi, beban pekerjaan makin bertambah dan menjadi tidak produktif. Contoh: tidak mengenali risiko-risiko operasional yang perlu diukur dan dikendalikan; tidak memiliki sistem kontrol yang memadai untuk meminimalkan risiko; asal mendelegasikan pekerjaan tanpa melihat kompleksitas pekerjaan dan kapasitas individu; tidak memonitor kemajuan hasil pendelegasian; mengambil keputusan operasional secara gegabah tanpa melihat risiko dan dampak potensialnya; tidak tahu prioritas pekerjaan. Mendelegasikan tanggungjawab dengan kontrol operasional yang lemah. Mengenali pekerjaan mana yang seharusnya didelegasikan dan memberikan pengarahan yang diperlukan, namun tidak mengukur risiko operasional yang harus dikendalikan dan sistem monitoring yang harus dijalankan sehingga menimbulkan inefisiensi dalam proses kerja. Contoh: mengkoordinasikan rencana-rencana yang disusun dengan anggota tim, namun tidak mengenali risiko-risiko operasional yang perlu diukur dan dikendalikan; memberikan arahan yang memadai mengenai pekerjaan yang didelegasikan dan hasil yang diharapkan, namun tidak memiliki sistem kontrol yang memadai untuk meminimalkan risiko; melakukan pendelegasian sesuai kompleksitas pekerjaan dan kapasitas individu, namun tidak memonitor kemajuan hasil pendelegasian.
45
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Melakukan pengendalian operasional secara efektif. Memahami proses bisnis secara menyeluruh dan risiko operasional yang perlu diukur dan dikendalikan, melakukan pendelegasian dengan efektif dengan menerapkan sistem monitoring dan sistem kontrol terhadap risiko operasi. Contoh: memiliki pemahaman yang baik akan proses bisnis; mengenali risiko-risiko yang perlu diukur dan dikendalikan; memiliki sistem kontrol untuk meminimalkan terjadinya risiko operasi; mengambil keputusan operasional dengan memperhitungkan dampaknya; melimpahkan sebagian wewenang yang menyertai pendelegasian tugas, melakukan pemantauan atas otoritas yang diberikan. Melakukan pengendalian manajemen. Memahami proses bisnis dan strategi usaha perusahaan secara utuh, tolok ukur keberhasilan usaha dan sistem pengendalian manajemen dalam penerapan rencana usaha. Contoh: mampu melihat masalah secara holistic/menyeluruh dari berbagai sudut pandang; memahami faktor kunci keberhasilan unit kerja dan organisasi; mampu menerjemahkan sasaran organisasi ke dalam rencana tindakan yang dapat diukur keberhasilannya; melakukan pengendalian proses mulai dari rencana hingga implementasi usaha; melakukan pengendalian risiko usaha dan mempertanggungjawabkannya kepada tim manajemen. Melaksanakan perencanaan, pengendalian dan keputusan strategis. Memahami kebutuhan strategis organisasi, membuat perencanaan, melakukan antisipasi, mengambil keputusan dan melakukan pengendalian untuk menjamin keberhasilan jangka panjang. Contoh: melakukan analisa strategis, misalnya dengan metode SWOT; menetapkan faktor-faktor strategis internal dan eksternal organisasi yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha jangka panjang; menetapkan risiko-risiko strategis yang perlu diukur dan dikendalikan; mengenali hambatan-hambatan strategis dan rencana antisipatif yang akan diambil; membuat keputusan-keputusan strategis berdasarkan analisa risiko dan pertumbuhan jangka panjang; menetapkan rentang pengendalian strategis dan membuat sistem pengendalian untuk memantau kemajuannya. Mengambil keputusan strategis pada situasi komplek. Mampu membuat keputusan strategis pada situasi kritis, tidak menentu dengan keterbatasan informasi. Contoh: mengenali informasi-informasi kritis dan parameter dalam pengambilan keputusan strategis; memperhitungkan risiko dan dampak potensial jangka panjang; melakukan analisa komprehensif baik dari segi manfaat, biaya dan risiko jangka panjang; mengenali hambatan-hambatan dan pertentangan kepentingan yang dihadapi.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
46
16. MPD Memaksimalkan kinerja dan mengembangkan orang lain Maximising Performance and Developing Others Melakukan upaya-upaya/tindakan yang efektif untuk memaksimalkan kinerja individu melalui perencanaan, tindakan terencana dan sistematis dalam melakukan bimbingan kinerja, dan evaluasi yang terintegrasi untuk mencapai sasaran unit kerja, mengembangkan bawahan melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan keputusan, termasuk menciptakan lingkungan pembelajaran untuk memaksimalkan potensi bawahan dalam menghadapi tantangan organisasi di masa yang akan datang.
Level
-2
-1
1
Deskripsi Perilaku Tidak peduli terhadap upaya peningkatan kinerja. Tidak menetapkan tolok ukur kinerja yang diharapkan untuk dicapai, tidak melakukan tindakan untuk meningkatkan kinerja yang masih di bawah standar. Contoh: tidak mengkomunikasikan secara jelas indikator kinerja yang diharapkan; tidak mengenali aspek-aspek yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja anggota tim; tidak memberikan peringatan dan solusi atas kinerja yang buruk; tidak melakukan tindakan-tindakan untuk perbaikan kinerja; penilaian kinerja dilakukan hanya sebatas formalitas saja. Menetapkan sasaran kinerja tanpa melakukan tindak lanjut. Meminta anggota tim untuk memenuhi tolok ukur kinerja yang ditetapkan, namun tidak membantu mereka untuk memenuhi tolok ukur kinerja yang dipersyaratkan. Contoh: meminta anggota tim untuk memunculkan kinerja yang maksimal tanpa berupaya untuk memahami hambatan yang dihadapi dalam mencapainya; mengenali area peningkatan kinerja yang dibutuhkan anggota tim, namun tidak menyusun rencana untuk menindaklanjutinya. Menetapkan sasaran kinerja dan rencana peningkatan kinerja. Menetapkan sasaran kinerja individu dan tolok ukur kinerja yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya dan rencana tindakan untuk membantu pencapaiannya. Contoh: mengkomunikasikan secara jelas sasaran unit kerja dan individu yang harus dicapai; mendiskusikan tolok ukur kinerja yang menjadi ukuran keberhasilan individu; mendiskusikan hal-hal yang menjadi prioritas peningkatan kinerja dan membuat rencana tindakan yang disetujui bersama; mengikutsertakan anggota tim dalam pelatihan, seminar, dan lain-lain untuk peningkatan kinerja; memonitor kemajuan yang dicapai dan memberikan umpan balik.
47
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
2
3
4
Deskripsi Perilaku Melakukan upaya-upaya konsisten untuk meningkatkan kinerja. Memberikan perhatian lebih untuk meningkatkan kinerja anggota tim, menaruh perhatian terhadap kinerja di bawah standar dan mendorong pencapaian kinerja yang lebih baik lagi. Contoh: menerapkan aturan main yang objektif dan adil terhadap pencapaian kinerja; melakukan pertemuan periodik untuk bimbingan kinerja; memberikan umpan balik yang membangun untuk peningkatan kinerja; mengkomunikasikan kemajuan yang dicapai dan hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi; melakukan counseling untuk membantu anggota tim yang memiliki kinerja buruk. Menyusun rencana pengembangan. Memberikan perhatian khusus untuk pengembangan individu dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki seseorang. Contoh: mengenali potensi yang dimiliki oleh anggota tim; memberikan peluang lebih untuk memunculkan potensi secara maksimal dengan memberikan penugasan yang lebih menantang; melakukan monitoring rencana pengembangan individu secara periodik untuk memantau kemajuan yang dicapai; memberikan umpan balik untuk mencapai hasilhasil yang lebih baik. Memberdayakan orang lain. Memberikan penugasan-penugasan yang lebih menantang untuk memberdayakan orang lain, mempersiapkan orang lain sebagai kader. Contoh: mempersiapkan lapisan kedua/second layer sebagai pengganti; melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan baru untuk posisi yang lebih tinggi; membantu proses pembelajaran orang lain.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
48
17. MOT Membimbing orang lain Mentoring Others Menunjukkan kesediaan untuk membantu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan teknis baik di dalam maupun di luar unit kerjanya dengan memberikan bimbingan teknis dalam kurun waktu tertentu, memfasilitasi penugasan, penelitian dan membantu pemecahan masalah teknis.
Level
-2
-1
1
2
3
Deskripsi Perilaku Tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain akan bimbingan teknis. Menerima penugasan untuk melakukan bimbingan teknis, namun tidak melakukannya dengan baik. Contoh: memberikan bimbingan teknis kurang dari waktu yang semestinya dan cakupan materi yang harus dipenuhi; tidak memberikan arahan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas; tidak memenuhi total jam pertemuan dan target waktu yang ditetapkan. Berusaha mencapai target materi yang ditetapkan. Melakukan bimbingan teknis untuk mengejar kerangka materi yang ingin diberikan, namun tidak memberikan arahan yang memadai dan evaluasi kemajuan. Contoh: hanya memberikan arahan minimum dalam pelaksanaan tugas; tidak melakukan evaluasi terhadap kemajuan peserta; mempersiapkan laporan sebatas formalitas. Berupaya melakukan bimbingan teknis sesuai kerangka acuan yang diberikan. Contoh: mempersiapkan diri untuk melakukan bimbingan teknis, melihat cakupan materi, melakukan up-date materi jika dibutuhkan, target bimbingan dan lama bimbingan; memberikan pengarahan dalam pelaksanaan tugas; memenuhi target waktu yang ditetapkan; melakukan evaluasi terhadap kemajuan peserta; membuat laporan sesuai dengan standar kualitas yang diminta. Berupaya melakukan bimbingan teknis untuk membantu orang lain. Contoh: memberikan pengarahan intensif, dengan tujuan untuk membantu pemahaman yang lebih baik dalam pelaksanaan tugas terutama hal-hal penting yang harus diperhatikan; membuat laporan yang komprehensif mengenai kemajuan peserta; memberikan umpan balik mengenai kemajuan peserta. Melakukan bimbingan teknis secara intensif. Contoh: memonitor kemajuan dan memberikan umpan balik mengenai hal-hal yang perlu ditingkatkan secara berkala; mendampingi peserta secara intensif ketika melaksanakan penugasan; mengenali informasi spesifik yang perlu disampaikan dalam proses monitoring.
49
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
4
Deskripsi Perilaku Berupaya untuk mengembangkan orang lain. Contoh: mengenali potensi yang ditampilkan dalam proses bimbingan; mengenali aspek-aspek non teknis yang dimiliki seperti kemauan tinggi, keinginan belajar kuat, sikap kerja yang baik sehingga orang lain dapat dikembangkan secara optimal; memahami kekuatan dan kelemahan orang lain sehingga dapat memberikan perlakuan yang sesuai dalam hal kontrol, pelatihan dan pembagian tugas.
18. OPD Pemecahan masalah operasional dan pengambilan keputusan Operational Problem Solving and Decision Making Memahami inti permasalahan berdasarkan pemahaman terintegrasi atas mata rantai proses bisnis dan keterkaitan antar fungsi/unit kerja, mengembangkan akses informasi kritis untuk pemecahan masalah di lapangan, melihat hubungan sebab akibat dari berbagai informasi kritis, mengembangkan alternatif pemecahan masalah berdasarkan fakta, asumsi, dan logika, menggali ide-ide kreatif/inovatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi, meningkatkan kinerja organisasi, dengan mengusulkan perubahan mekanisme, cara kerja, pemanfaatan teknologi, menggunakan analisa logis dan pengalaman praktis untuk melihat situasi/permasalahan secara utuh, memberikan arahan sistematis kepada unit kerja dan organisasi yang lebih luas dalam mengambil langkah-langkah tindakan yang diperlukan sesuai dengan sasaran dan strategi/kebijakan perusahaan.
Level
-2
-1
Deskripsi Perilaku Tidak memahami pokok permasalahan bisnis yang dihadapi saat ini. Tidak mengenali isu-isu mendasar yang tengah dihadapi perusahaan, sehingga tidak dapat memberikan solusi yang tepat. Contoh: terpusat kepada masalah-masalah permukaan/periferal; tidak memiliki gambaran utuh akan suatu masalah, terlalu fokus dengan hal-hal yang detil; tidak memahami apa yang menjadi inti permasalahan; tidak mengenali sumber-sumber penyebab kritis dari suatu permasalahan. Meng-generalisasi penyelesaian masalah. Memberikan satu solusi yang sama/melakukan generalisasi terhadap masalah-masalah yang “terlihat sama” , tanpa melakukan penggalian lebih dalam. Contoh: mengenali masalah yang terjadi berdasarkan kemiripannya dengan masalah lain yang pernah terjadi; terlalu men-generalisasi semua masalah, menerapkan satu solusi untuk semua; tidak mampu membedakan informasi kritis dan informasi yang kurang mendukung; tidak mampu melihat hubungan sebab akibat dalam situasi yang lebih besar.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
50
Level
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Melakukan analisis logis dengan mempertimbangkan pengalaman praktis dalam mencermati suatu permasalahan. Memahami inti permasalahan secara utuh dengan menggunakan analisa logis dan pengalaman praktis, memahami faktor-faktor penyebabnya dan mengusulkan solusi yang tepat. Contoh: melihat gambaran masalah secara utuh; mengenali inti permasalahan dan penyebab dominan; tahu membedakan informasi kritis dan informasi yang “nice to have”. menganalisa faktor-faktor penyebab dan mengusulkan solusi yang tepat; memberi arahan praktis akan solusi yang diusulkan; membuat keputusan operasional dan rencana tindakan yang diperlukan. Melihat masalah dari berbagai perspektif. Mengusulkan alternatif pemecahan berdasarkan analisa kerugian dan manfaat dari berbagai sudut pandang. Contoh: melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda; melakukan analisa kerugian dan manfaat dari solusi yang diusulkan; mengantisipasi risiko operasional yang mungkin muncul; mempersiapkan rencana kedua bila rencana pertama gagal. Mampu berpikir logis, berinisiatif untuk meningkatkan kinerja operasi dan antisipasi risiko. Melihat masalah terkini secara utuh, menggali ide-ide baru untuk meningkatkan kinerja operasi dan usaha, dengan mengusulkan perubahan mekanisme, cara kerja, dan lain-lain, melakukan antisipasi risiko operasional dalam pengambilan keputusan. Contoh: memahami masalah operasional terkini di bidangnya; melihat permasalahan secara utuh dan mengenali sumber penyebabnya; melakukan antisipasi risiko dan dampak potensial atas masalah yang tidak segera diselesaikan terhadap unit kerja dan stakeholder yang terkait; mengantisipasi meluasnya suatu permasalahan; mengambil keputusan operasional dengan memperhitungkan risiko operasional dan dampak jangka panjang. Menangani masalah komplek. Menyederhanakan masalah komplek dengan mengenali titik-titik kritis dalam permasalahan yang dihadapi. Contoh: mengenali titik-titik kritis dalam suatu masalah komplek, melihat gambaran secara holistik dari pendekatan proses bisnis; menyederhanakan masalah komplek dengan menggunakan alur berpikir logis dan pragmatis; mengusulkan gagasan-gagasan kreatif dalam memecahkan masalah komplek.
51
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
19. PDS Perencanaan dan pemberian arahan Planning and Direction Setting Menyusun rencana strategis untuk mendukung visi organisasi, mengkomunikasikan visi dan sasaran organisasi dan unit kerja, menjalankan rencana strategis organisasi yang terkait dengan unit kerja, mengalokasikan sumber daya secara optimal untuk kepentingan organisasi dan unit kerja, mendapatkan dukungan dan komitmen dalam mencapai sasaran unit kerja dan organisasi jangka panjang.
Level
-2
-1
1
Deskripsi Perilaku Tidak membuat perencanaan dan memberikan arahan kepada unit kerja. Tidak memahami sasaran organisasi dan prioritas usaha yang terkait langsung dengan unit kerja, tidak membuat suatu perencanaan taktis dan operasional untuk mencapai sasaran organisasi termasuk dalam pengalokasian sumber daya. Contoh: tidak memahami apa yang menjadi sasaran usaha terkait dengan unit kerjanya dan prioritas usaha; melakukan hal-hal secara rutin tanpa perencanaan yang matang; tidak melakukan pengalokasian sumber daya secara tepat, sehingga terjadi inefisiensi dalam proses kerja; kebijakan manajemen tidak disampaikan dengan benar kepada anggota tim. Membuat perencanaan sebatas rencana operasional. Membuat perencanaan sebatas rencana operasional dalam hal pengalokasian sumber daya, pelaksanaan prosedur dan prioritas-prioritas yang harus diselesaikan. Contoh: membuat perencanaan operasional sebatas tugas-tugas rutin dan alokasi sumber daya yang ada; menyampaikan kebijakan manajemen dan memberikan arahan yang diperlukan bagi unit kerja termasuk up-date informasi terkini yang terkait dengan operasional pekerjaan. Membuat perencanaan taktis untuk mendukung sasaran organisasi. Menetapkan sasaran terukur dan rencana taktis untuk mendukung implementasi strategi organisasi. Contoh: memahami sasaran organisasi yang terkait di unit kerjanya; memahami faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian sasaran; menetapkan apa yang menjadi fokus pencapaian dalam kurun waktu satu tahun dan memberi arahan yang diperlukan bagi unit kerjanya; membuat rencana tindakan dan tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran; mengalokasikan sumberdaya secara optimal untuk mendukung rencana taktis.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
52
Level
2
3
4
Deskripsi Perilaku Melakukan antisipasi dan strategi untuk mencapai sasaran unit kerja. Melakukan antisipasi terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi dalam perencanaan taktis dan menetapkan strategi untuk mencapai sasaran unit kerja. Contoh: memahami kendala-kendala operasional yang dihadapi dan menghubungkannnya dengan rencana strategis perusahaan; mengantisipasi risiko yang muncul dan membuat rencana tindakan untuk meminimalkannya; memahami permasalahan yang mungkin dihadapi dalam jangka panjang dan membuat rencana antisipatif; menyiapkan contingency plan; mengantisipasi kebutuhan sumber daya untuk menjalankan rencana. Menetapkan sasaran, prioritas dan implementasi strategis. Menetapkan sasaran dan prioritas jangka panjang (3-5 tahun) dan implementasi strategis di unit kerjanya sesuai dengan visi strategic organisasi. Contoh: melakukan antisipasi kebutuhan jangka panjang 3-5 tahun; memahami visi strategik organisasi dan mengukur ketersediaan sumber daya untuk menunjang sasaran strategis organisasi jangka panjang; menentukan tolok ukur keberhasilan dan hambatan-hambatan yang perlu diantisipasi; membuat perencanaan, antisipasi sumber daya dan kesiapan dalam melaksanakan implementasi usaha di unit kerjanya. Menyusun rencana bisnis strategis. Mengembangkan rencana bisnis strategis untuk fungsi-fungsi bisnis/usaha yang dikelolanya, melihat dan memanfaatkan kesempatan strategis dengan membuat terobosanterobosan baru. Contoh: mampu mengintegrasikan visi strategis organisasi dengan rencana strategis fungsi usaha yang dikelolanya; memiliki pandangan ke depan akan kesempatan-kesempatan baru yang bisa diraih; mengenali apa yang menjadi hambatan dan cara-cara untuk mengatasinya; membuat usulan rencana bisnis strategis dan analisa bisnis yang komprehensif; membuat rencana tindakan untuk implementasi secara bertahap.
53
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
20. PFS Keterampilan presentasi dan fasilitasi Presentation and Facilitation Skills Menyampaikan informasi secara lugas dan jelas kepada sekelompok orang (misalnya eksekutif, manajer, karyawan, atau pelanggan) dengan menggunakan metode dan gaya komunikasi yang efektif disesuaikan dengan pemahaman akan kebutuhan dan preferensi kelompok.
Level
-2
-1
1
2
Deskripsi Perilaku Tidak efektif dalam melakukan presentasi. Tidak melakukan persiapan yang memadai ketika melakukan presentasi, penyampaian tidak terstruktur dan sulit dipahami oleh pendengar. Contoh: melakukan presentasi dengan persiapan yang minim, tidak memahami kebutuhan pendengar dan inti pesan yang ingin disampaikan; menggunakan gaya komunikasi yang sulit dipahami, tidak runtut, terlalu cepat atau terlalu lambat; presentasi searah dan tidak ada kontak bahasa tubuh yang memadai dengan pendengar; tidak memanfaatkan alat bantu presentasi. Kurang trampil dalam melakukan presentasi. Melakukan persiapan teknis, materi dan media teknologi yang dibutuhkan, namun memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan isi presentasi kepada pendengar. Contoh: melakukan persiapan teknis dengan baik, baik materi yang disesuaikan dengan kebutuhan pendengar, dan menggunakan alat bantu presentasi meskipun belum efektif; kurang mampu mengungkapkan isi presentasi secara jelas, lugas dan mudah dipahami oleh pendengar. Melakukan persiapan dan deliveri secara memadai. Melakukan persiapan teknis yang memadai dan mampu mengungkapkan isi presentasi dengan gaya bahasa yang mudah dipahami oleh pendengar. Contoh: memahami kebutuhan pendengar; menggunakan alat bantu presentasi secara maksimal; menyampaikan pesan secara runtut dan jelas sehingga mudah dipahami pendengar; melakukan klarifikasi atas pemahaman. Mengakomodasi kebutuhan pendengar. Menggunakan gaya komunikasi yang tepat untuk menunjukkan perhatian dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan pendengar. Contoh: memahami kebutuhan pendengar; mengajak pendengar untuk terlibat secara aktif; menunjukkan perhatian dengan sungguh-sungguh akan masalah yang dihadapi; menyampaikan ide-ide berdasarkan klarifikasi atas pemahaman pendengar; menekankan poin-poin penting yang dikemukakan; menyimpulkan isi presentasi.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
54
Level
3
4
Deskripsi Perilaku Menggunakan gaya interpersonal untuk menarik minat. Menggunakan gaya interpersonal untuk mempertahankan dan menarik minat pendengar, melakukan presentasi secara interaktif dan menarik. Contoh: melakukan komunikasi interaktif dan menggunakan teknik bertanya untuk mengklarifikasi pemahaman; menjaga antusiasme dan intonasi suara; peka terhadap isyarat bahasa tubuh yang disampaikan pendengar; mampu menarik minat pendengar dengan menggunakan contoh contoh praktis, humor dan variasi dalam presentasi. Meningkatkan pengaruh. Menggunakan pendekatan interpersonal untuk mengatasi resistensi yang dihadapi dan menjadikan presentasi lebih hidup. Contoh : mengenali keberatan-keberatan dan menyusun strategi komunikasi dan interpersonal untuk mengatasi keberatan; memaparkan fakta-fakta, alasan-alasan dan tujuan yang ingin dicapai; mencari titik temu dari berbagai pendapat yang berseberangan; menggunakan teknik persuasi untuk mendapatkan kesepakatan dari orang lain.
21. SET Pertukaran keahlian Sharing of Expertise Melakukan pertukaran informasi, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kepada stakeholders yang terkait dalam organisasi, dan melibatkan stakeholders dalam berbagai kegiatan yang mendukung proses pembelajaran dan pertukaran informasi secara efektif.
Level
-2
-1
Deskripsi Perilaku Tidak melihat pentingnya pertukaran keahlian. Tidak melayani kebutuhan stakeholder yang terkait dengan unit kerjanya dalam hal memberikan informasi terkini atau membantu orang lain dalam aplikasi pengetahuan dan keterampilan. Contoh: tidak melihat manfaat untuk berbagi informasi penting bagi unit kerja terkait atau membantu orang lain yang membutuhkan bantuan teknis; tidak menyediakan akses informasi bagi unit kerja lain yang berhubungan; tidak memahami jenis informasi, pengetahuan dan keterampilan apa yang mungkin dibutuhkan oleh stakeholder terkait dalam hubungan kerja. Memberikan informasi sebatas yang diminta. Memberikan informasi kepada orang lain tanpa melihat kepentingan informasi yang diberikan, untuk siapa dan untuk apa dan manfaatnya bagi unit kerja terkait. Contoh: tidak tahu membedakan informasi yang perlu dibagikan dan yang tidak perlu dibagikan; berbagi informasi mengenai pengetahuan yang terkait erat dengan pekerjaan tertentu ketika diminta.
55
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Menyampaikan informasi yang dibutuhkan kepada stakeholder yang tepat. Mengenali jenis informasi, pengetahuan dan keterampilan spesifik yang dibutuhkan stakeholder atau unit kerja terkait. Contoh: mengenali macam informasi, pengetahuan dan keterampilan yang perlu dibagikan kepada orang yang tepat; memiliki tingkat penguasaan teknis dan profesional, termasuk kemampuan untuk memilah-milah informasi penting dan menyampaikannya kepada orang yang berkepentingan; membagikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh kepada orang lain; membantu menyampaikan ide-ide atas suatu permasalahan yang dihadapi orang lain yang berhubungan dengan unit kerjanya; memimpin diskusi teknis dalam unit kerjanya. Memprakarsai tindakan pertukaran informasi. Memprakarsai tindakan pertukaran informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan melalui sarana yang tersedia untuk mendapatkan akses informasi, pengetahuan dan keterampilan pada waktu yang tepat. Contoh: memberikan akses informasi dan data kepada orang yang membutuhkannya; melihat kepentingan organisasi secara luas dalam memprakarsai tindakan pertukaran informasi, pengetahuan dan keterampilan; melakukan pertukaran informasi, pengetahuan dan keterampilan melalui media komunikasi yang telah ada; membagikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan, seminar, dan lain-lain. Melibatkan diri secara aktif dalam pertukaran keahlian di dalam dan di luar organisasi. Berpartisipasi aktif dalam berbagai forum profesional untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan; berbagi informasi, pengetahuan dan keterampilan dengan orang lain di dalam dan di luar organisasi. Contoh: berpartisipasi aktif dalam forum-forum diskusi dan asosiasi teknis profesional; melakukan benchmark terhadap sistem, teknologi, dan manajemen terhadap industri yang sejenis; membahas suatu pokok permasalahan bersama dengan rekan seprofesi di dalam dan di luar organisasi. Menciptakan wadah pertukaran keahlian dan pembelajaran dalam organisasi. Melakukan sosialisasi atas suatu informasi, pengetahuan dan keterampilan melalui saluran komunikasi yang tersedia, menciptakan wadah resmi untuk pertukaran keahlian dan mendorong keikutsertaan orang-orang di dalam organisasi dalam pertukaran keahlian. Contoh : menjadi moderator dalam suatu forum diskusi; mempropagandakan wadah pembelajaran dan pertukaran keahlian dan mendorong keterlibatan orang lain; menggunakan media promosi, teknologi dan saluran komunikasi yang tersedia secara optimal untuk mengfasilitasi pertukaran informasi; memprakarsai suatu ide atau bahan diskusi dan mengajak orang lain untuk terlibat secara aktif; menyusun penjadualan dan memonitor implementasi pertukaran keahlian dalam organisasi.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
56
22. VLS Kepemimpinan bervisi Visionary Leadership Mengenali perkembangan bisnis regional dan domestik dan implikasinya terhadap bisnis perusahaan, menggali ide-ide yang bervisi untuk kemajuan perusahaan di masa depan dan terobosan-terobosan yang perlu dilakukan serta bersama-sama dengan tim manajemen melakukan share vision.
Level
-2
-1
1
2
Deskripsi Perilaku Tidak memiliki visi bisnis masa depan. Tidak memahami visi strategik organisasi dan implementasi strategis apa yang perlu dilakukan, apa yang seharusnya menjadi fokus dan kesempatan apa yang bisa diraih. Contoh: tidak memiliki gambaran implikasi bisnis global terhadap usaha perusahaan; tidak mampu melihat dan memanfaatkan kesempatan strategis yang ada; tidak melakukan analisa strategis yang dibutuhkan untuk mengambil suatu keputusan strategis; tidak berpikir kreatif untuk suatu terobosan; tetap dalam status quo. Menciptakan ide-ide bervisi namun tidak “membumi”. Berupaya menciptakan ide-ide bervisi, sayang hanya sebatas ide yang belum dikaji secara mendalam sehingga tidak dapat diimplementasikan. Contoh: memikirkan terobosan dan ide-ide untuk memajukan organisasi tanpa didukung oleh analis strategis yang memadai, ide tinggal sebatas ide. Melihat kesempatan strategis dan menciptakan ide-ide yang dapat diimplementasikan. Mengenali perkembangan bisnis yang berdampak terhadap usaha perusahaan, melihat kesempatan strategis dan menciptakan terobosan/ide-ide yang dapat direalisasikan. Contoh: mengenali implikasi global yang berdampak terhadap usaha perusahaan; melihat kesempatan strategis dan mengusulkan ide-ide/ terobosan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada; melakukan analisa strategis, mengenali hambatan-hambatan dan membuat rencana strategis. Melakukan sosialisasi untuk mendapatkan penerimaan dan komitmen. Menjajaki kemungkinan implementasi ide-idenya dengan melakukan sosialisasi dan brainstorming di tingkat manajemen. Contoh: melakukan mekanisme sosialisasi ke jajaran manajemen; membuat analisa komprehensif akan terobosan/ide-ide yang diusulkan, hambatan, risiko dan kemungkinan implementasinya; memberikan arahan-arahan akan suatu visi yang hendak dicapai dan bagaimana cara mencapainya.
57
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
Level
3
4
Deskripsi Perilaku Mengukur kesiapan organisasi dan menggunakan pengaruh interpersonal untuk mendapatkan dukungan. Melihat kesiapan organisasi dengan mengumpulkan informasi yang memadai dan menggunakan gaya interpersonal yang tepat untuk mendapatkan penerimaan dan dukungan dari orang-orang di dalam organisasi untuk menjalankan ide-idenya. Contoh: menerapkan kepemimpinan yang peduli dan akrab (management by walking around) ke seluruh karyawan; mengantisipasi resistensi yang mungkin timbul dan tingkat kesiapan organisasi terhadap perubahan; melakukan mekanisme dengar pendapat dengan tim manajemen dan karyawan atas hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan ide-ide. Menggerakkan organisasi untuk mencapai kesatuan visi. Tampil dengan antusias dan meyakinkan dan mengajak orang lain untuk meraih visi masa depan dengan dukungan dan komitmen yang penuh. Contoh: menunjukkan kegairahan untuk mencapai visi masa depan; memberikan arahan dan wawasan tentang visi yang akan dicapai; membantu orang lain untuk melihat kesempatan yang bisa diraih dan manfaat yang dapat diperoleh; menjadi panutan dalam menerapkan visi yang ingin dicapai, tercermin dalam sikap kepemimpinan yang berintegritas.
Kompetensi Generik - Edisi III September 2006
58
C. Kompetensi Teknis c. Kelompok Pembangkitan 23. CFI
Pemeliharaan Pembangkit PLTU Batubara Coal-fired Power Plant Maintenance
24. CFO Operasi Pembangkit PLTU Batubara Coal-fired Power Plant Operation 25. CPI
Pemeliharaan Pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak Combined Cycle Power Plant Maintenance
26. CPO Operasi Pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak Combined Cycle Power Plant Operation 27. DPI
Pemeliharaan Pembangkit Diesel Diesel Power Plant Maintenance
28. DPO Operasi Pembangkit Diesel Diesel Power Plant Operation 29. GMR Rekondisi Generator dan Motor Generator and Motor Recondition 30. GPM Pemeliharaan PLTP Geothermal Power Plant Maintenance 31. GPO Operasi PLTP Geothermal Power Plant Operation
32. GTI Pemeliharaan PLTG Gasbumi/Minyak Gas Turbine Maintenance 33. GTO Operasi PLTG Gasbumi/Minyak Gas Turbine Operation 34. HPI Pemeliharaan PLTA Hydropower Plant Maintenance 35. HPO Operasi PLTA Hydropower Plant Operation 36. OSI Pemeliharaan PLTU Gasbumi/Minyak Oil/Gas-fired Steam Power Plant Maintenance 37. OSO Operasi PLTU Gasbumi/Minyak Oil/Gas-fired Steam Power Plant Operation 38. PCO Komisioning Pembangkit Power Plant Commisioning 39. POM Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit Power Plant Operation & Maintenance
C. Kompetensi Teknis
c.
Kelompok Pembangkitan
23. CFI Pemeliharaan Pembangkit PLTU Batubara Coal-fired Power Plant Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola pemeliharaan unit pembangkit PLTU Batubara agar dapat beroperasi dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang disyaratkan, dapat mempertahankan umur teknis peralatan pembangkit, serta dapat menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level
1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTU Batubara. Contoh: dapat menyebutkan berbagai jenis pekerjaan pemeliharaan unit pembangkit PLTU Batubara kelas 65 MW. Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTU Batubara. Contoh: mampu menjelaskan secara lengkap dan rinci proses pemeliharaan berbagai bagian (boiler, turbin, generator, alat bantu, handling bahan bakar) dari unit pembangkit PLTU Batubara kelas 100 MW. Mampu melaksanakan; mampu mengelola pemeliharaan unit pembangkit PLTU Batubara sesuai dengan persyaratan dan standar yang berlaku dan dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan. Contoh: mampu mengelola pemeliharaan boiler unit PLTU Batubara kelas 400 MW; memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, serta mencapai target kinerja. Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengelolaan pemeliharaan unit pembangkit PLTU Batubara sehingga dapat merealisasikan target kinerja. Contoh: mampu membimbing pelaksanaan pemeliharaan turbin unit pembangkit PLTU Batubara kelas 600 MW, sehingga mampu merealisasikan target kinerja yang ditetapkan. Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan pemeliharaan unit pembangkit PLTU Batubara yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu merekomendasikan peningkatan keandalan unit pada tingkat biaya pemeliharaan yang lebih rendah, misalnya dengan melakukan predictive maintenance pada burner PLTU Batubara sebagai sebuah terobosan.
61
Level
6
Deskripsi Perilaku Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk pemeliharaan unit pembangkit PLTU Batubara yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menjadikan metode predictive maintenance sebagai sebuah standar kebijakan pemeliharaan untuk PLTU Batubara kelas 55 MW di Perusahaan.
24. CFO Operasi Pembangkit PLTU Batubara Coal-fired Power Plant Operation Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola operasi unit pembangkit PLTU Batubara agar dapat beroperasi sesuai dengan standing operation procedure yang berlaku, dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai kemampuan aktual unit, serta menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui proses; dapat menyebutkan cara pengoperasian unit pembangkit PLTU Batubara. Contoh: dapat menyebutkan cara pengoperasian unit pembangkit PLTU Batubara kelas 55 MW mulai dari cold start sampai full load.
2
Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang tata cara peng operasian unit pembangkit PLTU Batubara. Contoh: mampu menjelaskan berbagai jenis start up unit pembangkit PLTU Batubara kelas 100 MW secara rinci; mampu menjelaskan akibat dari adanya gangguan pada kondensor terhadap kemampuan unit pembangkit.
3
4
Mampu melaksanakan; mampu mengelola pengoperasian unit pembangkit PLTU Batubara sesuai dengan batasan operasi yang berlaku dan dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan. Contoh: mampu mengoperasikan boiler unit PLTU Batubara kelas 400 MW; memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, serta mencapai target efisiensi panas. Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengoperasian unit pembangkit PLTU Batubara sehingga dapat merealisasikan target kinerja. Contoh: mampu membimbing pengoperasian peralatan bantu unit pembangkit PLTU Batubara kelas 600 MW, sehingga unit pembangkit mampu merealisasikan target efisiensi panas yang ditetapkan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
62
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan operasi unit pembangkit PLTU Batubara yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu merekomendasikan peningkatan keandalan unit pada tingkat biaya operasi yang lebih rendah, misalnya dengan melakukan handling batubara yang lebih baik sebelum masuk mill sebagai sebuah terobosan. Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk operasi unit pembangkit PLTU Batubara yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menetapkan metode baru pemeriksaan nilai kalor batubara sebagai sebuah standar kebijakan untuk operasi PLTU Batubara di Perusahaan.
25. CPI Pemeliharaan Pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak Combined Cycle Power Plant Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola pemeliharaan unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak agar dapat beroperasi dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang disyaratkan, dapat mempertahankan umur teknis peralatan pembangkit, sertadapat menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level
1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak. Contoh: dapat menyebutkan berbagai jenis pekerjaan pemeliharaan unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak kelas 450 MW. Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak. Contoh: mampu menjelaskan secara lengkap dan rinci proses pemeliharaan berbagai bagian (boiler, turbin, generator, alat bantu, handling bahan bakar) dari unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak kelas 450 MW.
63
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan; mampu mengelola pemeliharaan unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak sesuai dengan persyaratan dan standar yang berlaku dan dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan. Contoh: mampu mengelola pemeliharaan boiler unit PLTGU Gasbumi/Minyak kelas 400 MW; memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, serta mencapai target kinerja. Sertifikasi: KKG/M.HMT.101(1)A, KKG/M.HMT.201(1)A, KKG/M.HMK.001(1)A, KKG/M.HMR.001(1)A, KKG/M.HMF.001(1)A, KKG/M.HMH.001(1)A, KKG/M.HMP.001(1)A, KKG/M.HMV.001(1)A, KKG/M.HME.001(1)A, KKG/M.HLI.001(1)A, KKG/M.HLD.001(1)A, KKG/M.HLE.001(1)A, KKG/M.HKE.001(1)A, KKG/M.HKT.001(1)A, KKG/M.HPC.001(1)A, KKG/M.HPB.001(1)A. Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengelolaan pemeliharaan unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak sehingga dapat merealisasikan target kinerja. Contoh: mampu membimbing pelaksanaan pemeliharaan turbin unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak kelas 450 MW, sehingga mampu merealisasikan target kinerja yang ditetapkan. Sertifikasi: KKG/M.HMT.101(2)A, KKG/M.HMT.201(2)A, KKG/M.HMK.001(2)A, KKG/M.HMH.001(2)A, KKG/M.HLI.001(2)A, KKG/M.HKE.001(2)A, KKG/M.HKC.001(2)A. Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan pemeliharaan unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu merekomendasikan peningkatan keandalan unit pada tingkat biaya pemeliharaan yang lebih rendah, misalnya dengan melakukan predictive maintenance pada HRSG PLTGU Gasbumi/Minyak sebagai sebuah terobosan. Sertifikasi: KKG/M.HMT.101(3)A, KKG/M.HMT.201(3)A, KKG/M.HMH.001(3)A, KKG/M.HMW.001(3)A, KKG/M.HMC.001(3)A, KKG/M.HLI.001(3)A, KKG/M.HLT.001(3)A, KKG/M.HLG.001(3)A, KKG/M.HLS.001(3)A, KKG/M.HKE.001(3)A, KKG/M.HKP.001(3)A, KKG/M.HKC.001(3)A Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk pemeliharaan unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menjadikan metode predictive maintenance sebagai sebuah standar kebijakan pemeliharaan HRSG untuk PLTGU Gasbumi/Minyak kelas 450 MW di Perusahaan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
64
26. CPO Operasi Pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak Combined Cycle Power Plant Operation Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola operasi unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak agar dapat beroperasi sesuai dengan standing operation procedure yang berlaku, dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai kemampuan aktual unit, serta menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan cara pengoperasian unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak. Contoh: dapat menyebutkan cara pengoperasian unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak kelas 450 MW mulai dari start PLTG, operasi open cycle, start HRSG sampai full load. Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang tata cara peng operasian unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak. Contoh: mampu menjelaskan proses start up HRSG pada unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak kelas 450 MW secara rinci; mampu menjelaskan akibat dari adanya gangguan pada kondensor terhadap kemampuan unit pembangkit. Sertifikasi: KKG/M.HMT.101(2)A, KKG/M.HMT.201(2)A, KKG/M.HMK.001(2)A, KKG/M.HMH.001(2)A, KKG/M.HLI.001(2)A, KKG/M.HKE.001(2)A, KKG/M.HKC.001(2)A. Mampu melaksanakan; mampu mengelola pengoperasian unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak sesuai dengan batasan operasi yang berlaku dan dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan. Contoh: mampu mengoperasikan HRSG unit PLTGU Gasbumi/Minyak kelas 450 MW; memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, serta mencapai target efisiensi panas. Sertifikasi: KKG/M.MOI.001(1)A, KKG/M.MOI.101(1)A, KKG/M.MOI.201(1)A, KKG/M.MOI.401(1)A, KKG/M.MOI.501(1)A, KKG/M.MOI.601(1)A, KKG/M.MOI.701(1)A, KKG/M.MOI.801(1)A. Sertifikasi: KKG/M.HMT.101(3)A, KKG/M.HMT.201(3)A, KKG/M.HMH.001(3)A, KKG/M.HMW.001(3)A, KKG/M.HMC.001(3)A, KKG/M.HLI.001(3)A, KKG/M.HLT.001(3)A, KKG/M.HLG.001(3)A, KKG/M.HLS.001(3)A, KKG/M.HKE.001(3)A, KKG/M.HKP.001(3)A, KKG/M.HKC.001(3)A Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengoperasian unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak sehingga dapat merealisasikan target kinerja. Contoh: mampu membimbing pengoperasian peralatan bantu unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak kelas 450 MW, sehingga unit pembangkit mampu merealisasikan target efisiensi panas yang ditetapkan. Sertifikasi: KKG/M.OUL.201(2)A, KKG/M.OUL.301(2)A, KKG/M.OUL.401(2)A.
65
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan operasi unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu merekomendasikan peningkatan keandalan unit pada tingkat biaya operasi yang lebih rendah, misalnya dengan melakukan handling pasokan gas yang lebih baik sebelum masuk ruang bakar sebagai sebuah terobosan. Sertifikasi: KKG/M.OUK.001(3)A. Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk operasi unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menetapkan metode baru pemeriksaan nilai kalor minyak sebagai sebuah standar kebijakan untuk operasi PLTGU Gasbumi/Minyak di Perusahaan.
27. DPI Pemeliharaan Pembangkit Diesel Diesel Power Plant Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola pemeliharaan unit pembangkit PLTD agar dapat beroperasi dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang disyaratkan, dapat mempertahankan umur teknis peralatan pembangkit, serta dapat menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTD. Contoh: dapat menyebutkan berbagai jenis pekerjaan pemeliharaan unit pembangkit PLTD kelas 12 MW. Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTD. Contoh: mampu menjelaskan secara lengkap dan rinci proses pemeliharaan berbagai bagian dari unit pembangkit PLTD kelas 12 MW.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
66
Level
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan; mampu mengelola pemeliharaan unit pembangkit PLTD sesuai dengan persyaratan dan standar yang berlaku dan dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan. Contoh: mampu mengelola pemeliharaan boiler unit PLTD kelas 400 MW; memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, serta mencapai target kinerja. Sertifikasi: KDM.HMD.001(1)A, KDM.HMF.001(1)A, KDM.HMP.001(1)A, KDM.HME.001(1)A, KDM.HLI.001(1)A, KDM.HLD.001(1)A, KDM.HLE.001(1)A, KDM.HKE.001(1)A, KDM.HKT.001(1)A, KDM.HPC.001(1)A. Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengelolaan pemeliharaan unit pembangkit PLTD sehingga dapat merealisasikan target kinerja. Contoh: mampu membimbing pelaksanaan pemeliharaan turbin unit pembangkit PLTD kelas 12 MW, sehingga mampu merealisasikan target kinerja yang ditetapkan. Sertifikasi: KDM.HMD.001(2)A, KDM.HMK.001(2)A, KDM.HLI.001(2)A, KDM.HKE.001(2)A, KDM.HKC.001(2)A. Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan pemeliharaan unit pembangkit PLTD yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu menemukan sumber gangguan vibrasi pada sebuah PLTD dan dapat merekomendasikan cara mengatasinya sebagai sebuah terobosan. Sertifikasi: KDM.HMD.001(3)A, KDM.HLI.001(3)A, KDM.HLT.001(3)A, KDM.HLG.001(3)A, KDM.HLS.001(3)A, KDM.HKE.001(3)A, KDM.HKP.001(3)A, KDM.HKC.001(3)A. Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk pemeliharaan unit pembangkit PLTD yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menjadikan metode predictive maintenance sebagai sebuah standar kebijakan pemeliharaan untuk PLTD kelas 12 MW di Perusahaan.
67
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
28. DPO Operasi Pembangkit Diesel Diesel Power Plant Operation Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola operasi unit pembangkit PLTD agar dapat beroperasi sesuai dengan standing operation procedure yang berlaku, dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai kemampuan aktual unit, serta menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level
1
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan cara pengoperasian unit pembangkit PLTD. Contoh: dapat menyebutkan cara pengoperasian unit pembangkit PLTD kelas 12 MW mulai dari start sampai full load.
2
Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang tata cara peng operasian unit pembangkit PLTD. Contoh: mampu menjelaskan proses start up pada unit pembangkit PLTD kelas 12 MW secara rinci; mampu menjelaskan akibat dari adanya vibrasi terhadap kemampuan unit pembangkit.
3
Mampu melaksanakan; mampu mengelola pengoperasian unit pembangkit PLTD sesuai dengan batasan operasi yang berlaku dan dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan. Contoh: mampu mengoperasikan unit PLTD kelas 12 MW; memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, serta mencapai target efisiensi panas. Sertifikasi: KDM.OUI.201(1)A, KDM.OUI.501(1)A, KDM.OUI.701(1)A, KDM.OUI.801(1)A.
4
Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengoperasian unit pembangkit PLTD sehingga dapat merealisasikan target kinerja. Contoh: mampu membimbing pengoperasian unit pembangkit PLTD kelas 12 MW, sehingga unit pembangkit mampu merealisasikan target efisiensi panas yang ditetapkan. Sertifikasi: KDM.OUI.501(2)A.
5
Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan operasi unit pembangkit PLTD yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu merekomendasikan peningkatan keandalan unit pada tingkat biaya operasi yang lebih rendah, misalnya dengan melakukan treatment awal yang lebih baik terhadap bahan bakar sebagai sebuah terobosan. Sertifikasi: KDM.OUK.001(3)A.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
68
Level
6
Deskripsi Perilaku Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk operasi unit pembangkit PLTD yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menetapkan metode baru pemeriksaan nilai kalor minyak sebagai sebuah standar kebijakan untuk operasi PLTD di Perusahaan.
29. GMR Rekondisi Generator dan Motor Generator and Motor Recondition Pengetahuan dan kemampuan teknis dalam mengevaluasi kerusakan, merencanakan perbaikan, melaksanakan perbaikan dan modifikasi, mengendalikan pekerjaan agar diperoleh hasil perbaikan yang berkualitas, efisien, tepat waktu dan sesuai standar teknis yang dipersyaratkan.
Level
1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses pekerjaan yang berhubungan dengan perbaikan generator dan motor yang meliputi pembongkaran, pengujian belitan, pengujian inti besi stator dan rotor, rewinding, insulating dan uji beban nol, uji pembebanan dan monitoring kondisi operasional yang memenuhi standar-standar yang dipersyaratkan. Contoh: perbaikan generator dan motor, material isolasi, kawat, pengujian yang diperlukan dsb. Mengetahui secara komprehensif proses pekerjaan yang berhubungan dengan perbaikan generator dan motor yang meliputi pembongkaran, pengujian belitan, pengujian inti besi stator dan rotor, rewinding, insulating dan uji beban nol, uji pembebanan dan monitoring kondisi operasional yang memenuhi standar-standar yang dipersyaratkan. Contoh: mengetahui network planning proses perbaikan generator dan motor, material isolasi, kawat, pengujian yang diperlukan dan standar teknis yang digunakan. Mampu melaksanakan proses pekerjaan perbaikan motor atau generator tegangan rendah mulai dari pembongkaran, pemeriksaan visual, uji teknis, pemakaian material yang disesuaikan kebutuhan tegangan operasional, rewinding, uji hasil perbaikan, assembling dan uji kelaikan operasi sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan, dengan menggunakan peralatan yang layak dan sesuai dengan fungsinya. Contoh: melaksanakan perbaikan generator atau motor yang berkualitas dan memenuhi standar yang dipersyaratkan.
69
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan proses pekerjaan perbaikan generator atau motor tegangan tinggi dengan pengendalian waktu, biaya dan kualitas teknis pekerjaan perbaikan generator atau motor sehingga diperoleh suatu hasil perbaikan yang berkualitas, efisien dan tepat waktu untuk kepuasan pelanggan. Contoh: melaksanakan perbaikan generator atau motor yang berkualitas, memenuhi standar yang dipersyaratkan, efisien dan tepat waktu untuk kepuasan pelanggan. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan, mensupervisi serta menganalisis pelaksanaan perbaikan generator atau motor dengan pengendalian waktu, biaya dan kualitas teknis pekerjaan perbaikan generator atau motor yang memenuhi standar yang dipersyaratkan, sehingga diperoleh suatu hasil perbaikan yang berkualitas, efisien dan tepat waktu untuk kepuasan pelanggan. Contoh: melaksanakan evaluasi dan analisa hasil pekerjaan perbaikan dikaitkan dengan uji kelaikan dan standar yang dipersyaratkan. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode Perbaikan generator atau motor dengan kemajuan teknologi yang berkembang dan melakukan terobosan penggunaan material yang lebih berkualitas, murah dan melakukan modifikasi bila diperlukan serta mampu mengoptimalkan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan perbaikan generator atau motor. Contoh: membuat dan mengembangkan prosedur yang sudah ada dalam suatu pekerjaan perbaikan generator atau motor berdasarkan perkembangan teknologi .
30. GPM Pemeliharaan PLTP Geothermal Power Plant Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola pemeliharaan unit pembangkit Pusat Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) agar dapat beroperasi dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang disyaratkan, dapat mempertahankan umur teknis peralatan pembangkit, serta dapat menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTP. Contoh: dapat menyebutkan berbagai jenis pekerjaan pemeliharaan unit pembangkit PLTP kelas 55 MW.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
70
Level
2
3
4
Deskripsi Perilaku Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTP. Contoh: mampu menjelaskan secara lengkap dan rinci proses pemeliharaan berbagai bagian (turbin, generator, alat bantu, handling uap panasbumi) dari unit pembangkit PLTP kelas 55 MW. Mampu melaksanakan; mampu mengelola pemeliharaan unit pembangkit PLTP sesuai dengan persyaratan dan standar yang berlaku dan dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan. Contoh: mampu mengelola pemeliharaan generator unit PLTP kelas 55 MW; memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, serta mencapai target kinerja. Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengelolaan pemeliharaan unit pembangkit PLTP sehingga dapat merealisasikan target kinerja. Contoh: mampu membimbing pelaksanaan pemeliharaan turbin unit pembangkit PLTP kelas 55 MW, sehingga mampu merealisasikan target kinerja yang ditetapkan.
5
Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan pada hasil pemeliharaan unit pembangkit PLTP yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu mengatasi masalah yang timbul dari meningkatnya kadar boron pada uap panasbumi.
6
Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk pemeliharaan unit pembangkit PLTP yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menjadikan metode predictive maintenance sebagai sebuah standar kebijakan pemeliharaan untuk PLTP kelas 55 MW di Perusahaan.
31. GPO Operasi PLTP Geothermal Power Plant Operation Pengetahuan dan kemampuan mengoperasikan unit pembangkit Pusat Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP).
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses pengoperasian unit pembangkit Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Contoh: mengetahui pengoperasian turbin PLTP 55 MW.
71
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara komprehensif proses pengoperasian PLTP yang dioperasikan oleh perusahaan, termasuk mengetahui karakteristik setiap unit PLTP. Contoh: mengetahui secara komprehensif mengoperasikan turbin generator PLTP 55 MW. Mampu melaksanakan salah satu dari pekerjaan berikut: mengoperasikan sistem pendingin, mengoperasikan sistem pelumasan, mengoperasikan sistem kelistrikan, mengoperasikan sistem uap panasbumi, mengoperasikan sistem udara tekan untuk control and services, mengoperasikan sistem pengolahan limbah, mengoperasikan sistem hidraulik. Contoh: mengoperasikan sistem pendingin pada PLTP 55 MW. Sertifikasi: KUP.OUI.001(1)A, KUP.OUI.101(1)A, KUP.OUI.201(1)A, KUP.OUI.451(1)A, KUP.OUI.501(1)A, KUP.OUI.701(1)A, KUP.OUI.901(1)A Mampu mengoperasikan turbin PLTP serta mengawasi dan mengendalikan pengoperasian PLTP Contoh: mengawasi dan mengendalikan pengoperasian turbin PLTP 35 MW. Sertifikasi: KUP.OUL.201(2)A. Mampu mengoperasikan unit PLTP, serta menganalisis dan mengevaluasi hasil operasi PLTP Contoh: menganalisis dan mengevaluasi hasil operasi sistem uap panas bumi pada PLTP 75 MW. Sertifikasi: KUP.OUK.001(3)A. Mampu mengembangkan metode atau memperbaiki prosedur kerja pengoperasian bagian-bagian dan keseluruhan PLTP. Contoh: memperbaiki prosedur kerja pengoperasian sistem hidraulik pada PLTP 55 MW.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
72
32. GTI Pemeliharaan PLTG Gasbumi/Minyak Gas Turbine Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola pemeliharaan unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak agar dapat beroperasi dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang disyaratkan, dapat mempertahankan umur teknis peralatan pembangkit, serta dapat menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak. Contoh: dapat menyebutkan berbagai jenis pekerjaan pemeliharaan unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak kelas 50 MW. Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak. Contoh: mampu menjelaskan secara lengkap dan rinci proses pemeliharaan berbagai bagian (compressor, turbin, generator, alat bantu, handling bahan bakar) dari unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak kelas 100 MW. Mampu melaksanakan salah satu dari pekerjaan berikut: memelihara turbin gas, memelihara fan, memelihara piping, memelihara valve, memelihara heat exchanger, memelihara transformator, memelihara generator, memelihara pasokan DC, memelihara switchgear, memelihara genset, memelihara sistem pengendali elektronik, memelihara peralatan telekomunikasi, memelihara crane/ overhead crane/elevator. Contoh: memelihara pompa dan kompresor pada PLTG 30 MW. Sertifikasi: KGG/M.HMT.201(1)A, KGG/M.HMF.001(1)A, KGG/M.HMP.001(1)A, KGG/M.HMV.001(1)A, KGG/M.HME.001(1)A, KGG/M.HLT.001(1)A, KGG/M.HLG.001(1)A, KGG/M.HLD.002(1)A, KGG/M.HLS.01(1)A, KGG/M.HLE.001(1)A, KGG/M.HKE.001(1)A, KGG/M.HKT.001(1)A, KGG/M.HPC.001(1)A. Mampu membimbing; mampu membimbing, mengawasi dan mengendalikan pemeliharaan turbin gas, memelihara pompa dan kompresor, memelihara instalasi listrik, memelihara generator, memelihara transformator, memelihara switchgear, memelihara sistem pengendali elektronik, memelihara sistem proteksi, memelihara peralatan kontrol dan instrumen. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pemeliharaan sistem kontrol dan instrumen pada PLTG 50 MW. Sertifikasi: KGG/M.HMT.201(2)A, KGG/M.HMK.001(2)A, KGG/M.HLI.001(2)A, KGG/M.HLG.001(2)A, KGG/M.HLT.001(2)A, KGG/M.HLS.001(2)A, KGG/M.HKE.001(2)A, KGG/M.HKP.001(2)A, KGG/M.HKC.001(2)A.
73
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan pada hasil pemeliharaan unit pembangkit PLTG khususnya pada bagian-bagian: kompresor dan turbin gas, instalasi listrik, transformator, generator, switchgear, perangkat elektronik, sistem proteksi, perangkat kontrol dan instrumen. Gasbumi/Minyak yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: menganalisis dan mengevaluasi hasil pemeliharaan turbin gas pada PLTG 50 MW dan mencarikan jalan keluar apabila hasil pemeliharaan tersebut belum dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Sertifikasi: KGG/M.HMT.201(3)A, KGG/M.HLI.001(3)A, KGG/M.HLT.001(3)A, KGG/M.HLG.001(3)A, KGG/M.HLS.001(3)A, KGG/M.HKE.001(3)A, KGG/M.HKP.001(3)A, KGG/M.HKC.001(3)A.
Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk pemeliharaan unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menjadikan metode predictive maintenance sebagai sebuah standar kebijakan pemeliharaan untuk PLTG Gasbumi/Minyak kelas 100 MW di Perusahaan.
33. GTO Operasi PLTG Gasbumi/Minyak Gas Turbine Operation Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola operasi unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak agar dapat beroperasi sesuai dengan standing operation procedure yang berlaku, dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai kemampuan aktual unit, serta menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan cara pengoperasian unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak. Contoh: dapat menyebutkan cara pengoperasian unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak kelas 100 MW mulai dari start sampai full load. Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang tata cara peng operasian unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak. Contoh: mampu menjelaskan proses start up unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak kelas 100 MW secara rinci; mampu menjelaskan pengaruh temperatur sekitar (ambient) terhadap kemampuan unit pembangkit.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
74
Level
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan; salah satu dari pekerjaan berikut: mengoperasikan sistem pendingin, mengoperasikan sistem pelumasan, mengoperasikan sistem kelistrikan, mengoperasikan sistem udara tekan untuk control and services, mengoperasikan sistem bahan bakar, mengoperasikan sistem pemadam kebakaran pada unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak. Contoh: mengoperasikan sistem pendingin pada PLTG 100 MW. Sertifikasi: KGG/M.OUI.001(1)A, KGG/M.OUI.101(1)A, KGG/M.OUI.201(1)A, KGG/M.OUI.501(1)A, KGG/M.OUI.601(1)A, KGG/M.OUI.801(1)A. Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengoperasian unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak sehingga dapat merealisasikan target kinerja. Contoh: mampu membimbing pengoperasian peralatan bantu unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak kelas 100 MW, sehingga unit pembangkit mampu merealisasikan target efisiensi panas yang ditetapkan. Sertifikasi: KGG/M.OUL.301(2)A. Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan operasi unit pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu merekomendasikan peningkatan keandalan unit pada tingkat biaya operasi yang lebih rendah, misalnya dengan sistem pendingin yang lebih baik pada PLTG sebagai sebuah terobosan. Sertifikasi: KGG/M.OUK.001(3)A Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk operasi unit pembangkit PLTG Gasbumi/Minyak yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menetapkan metode baru pemeriksaan nilai kalor minyak sebagai sebuah standar kebijakan untuk operasi PLTG Gasbumi/Minyak di Perusahaan.
75
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
34. HPI Pemeliharaan PLTA Hydropower Plant Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola pemeliharaan unit pembangkit PLTA agar dapat beroperasi dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang disyaratkan, dapat mempertahankan umur teknis peralatan pembangkit, serta dapat menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTA. Contoh: dapat menyebutkan berbagai jenis pekerjaan pemeliharaan unit pembangkit PLTAkelas 125 MW. Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTA. Contoh: mampu menjelaskan secara lengkap dan rinci proses pemeliharaan berbagai bagian (pipa pesat, turbin, generator, alat bantu, dsb.) dari unit pembangkit PLTAkelas 125 MW. Mampu melaksanakan salah satu dari pekerjaan berikut: memelihara turbin air, memelihara pintu air, memelihara perpipaan (piping), memelihara valve, memelihara instalasi listrik, memelihara pasokan DC, memelihara genset, memelihara peralatan telekomunikasi, memelihara crane/overhead crane/elevator, memelihara saluran dan jembatan, memelihara lingkungan dan green belt. Contoh: memelihara valve pada PLTA25 MW Sertifikasi: KAA.HMT.301(1)A, KAA.HMA.001(1)A, KAA.HMP.001(1)A, KAA.HMV.001(1)A, KAA.HLI.001(1)A, KAA.HLD.001(1)A, KAA.HLE.001(1)A, KAA.HKT.001(1)A, KAA.HPC.001(1)A, KAA.HSS.001(1)A, KAA.HSW.001(1)A. Mampu membimbing; mampu mengawasi dan mengendalikan melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pekerjaan memelihara turbin air, memelihara pompa dan kompresor, memelihara valve, memelihara instalasi listrik, memelihara piping, memelihara sistem kontrol dan instrumen. Contoh: mampu membimbing mengawasi dan mengendalikan pekerjaan memelihara pompa dan kompresor pada PLTA150 MW. Sertifikasi: KAA.HMT.301(2)A, KAA.HMK.001(2)A, KAA.HMV.001(2)A, KAA.HMP.001(2)A, KAA.HLI.001(2)A, KAA.HKC.001(2)A.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
76
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan pemeliharaan unit pembangkit PLTA yang bersifat komplek khususnya pada bagian-bagian: turbin air, instalasi listrik, transformator, generator, switchgear, peralatan proteksi, sistem kontrol dan instrumen, bendungan/dam, waduk. Contoh: menganalisis dan mengevaluasi hasil pemeliharaan waduk pada PLTA100 MW. Sertifikasi: KAA.HMT.301(3)A, KAA.HLI.001(3)A, KAA.HLT.001(3)A, KAA.HLG.001(3)A, KAA.HLS.001(3)A, KAA.HKP.001(3)A, KAA.HKC.001(3)A, KAA.HSB.001(3)A, KAA.HSW.001(3)A. Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk pemeliharaan unit pembangkit PLTA yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: memperbaiki prosedur kerja memelihara turbin air PLTA 150 MW.
35. HPO Operasi PLTA Hydropower Plant Operation Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola operasi unit pembangkit Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) agar dapat beroperasi sesuai dengan standing operation procedure yang berlaku, dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai kemampuan aktual unit, serta menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui proses; dapat menyebutkan cara pengoperasian unit pembangkit PLTA. Contoh: dapat menyebutkan cara pengoperasian dan operasi unit pembangkit PLTAkelas 175 MW mulai dari start sampai full load.
2
Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang tata cara pengoperasian unit pembangkit PLTA. Contoh: mampu menjelaskan proses start up sampai full load dari sebuah unit pembangkit PLTA kelas 175 MW secara rinci; mampu menjelaskan akibat dari adanya kavitasi terhadap kemampuan unit pembangkit.
77
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan salah satu dari pekerjaan berikut: mengoperasikan unit PLTA Kecil, mengoperasikan sistem kelistrikan PLTA besar, mengoperasikan sistem pengelolaan air PLTA kecil & besar, mengoperasikan sistem udara tekan untuk control and services, mengoperasikan sistem pengolahan limbah, mengoperasikan sistem penunjang PLTAkecil & besar. Contoh: mengoperasikan pintu utama pada PLTA175 MW. Sertifikasi: KAA.OUK.001(2)A, KAA.OUI.101(1)A, KAA.OUI.201(1), KA.OUI.401(1)A, KAA.OUI.501(1)A, KAA.OUI.701(1)A, KAA.OU.801(1)A, KAA.OUI.801(1)A.
3
Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengoperasian unit pembangkit PLTA berdaya terpasang besar. Contoh: mampu membimbing pengoperasian peralatan bantu unit pembangkit PLTAkelas 4x175 MW. Sertifikasi: KAA.OUL.201(2)A.
4
Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan operasi unit pembangkit PLTA yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu merekomendasikan perbaikan pengoperasian sistem pendingin PLTAbesar sebagai sebuah terobosan. Sertifikasi: KAA.OUK.001(3)A.
5
Mampu berinovasi ; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk operasi unit pembangkit PLTAyang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menetapkan metode pengoperasian PLTA secara remote sebagai sebuah standar kebijakan untuk operasi PLTAdi Perusahaan.
6
36. OSI Pemeliharaan PLTU Gasbumi/Minyak Oil/Gas-fired Steam Power Plant Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola pemeliharaan unit pembangkit Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar Gasbumi/Minyak agar dapat beroperasi dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang disyaratkan, dapat mempertahankan umur teknis peralatan pembangkit, serta dapat menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak. Contoh: dapat menyebutkan berbagai jenis pekerjaan pemeliharaan unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak kelas 50 MW.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
78
Level
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak. Contoh: mampu menjelaskan secara lengkap dan rinci proses pemeliharaan berbagai bagian (boiler, turbin, generator, alat bantu, handling bahan bakar) dari unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak kelas 100 MW. Mampu melaksanakan salah satu dari pekerjaan berikut: memelihara turbin uap, memelihara fan, memelihara air heater, memelihara boiler, memelihara piping, memelihara valve, memelihara heat exchanger, memelihara instalasi listrik, memelihara DC power, memelihara Genset, memelihara peralatan elektronik, memelihara peralatan telekomunikasi, memelihara crane/ overhead crane/ elevator. Contoh: memelihara heat exchanger pada unit PLTU 100 MW Sertifikasi: KUG/M.HMT.101(1)A, KUG/M.HMF.001(1)A, KUG/M.HMI.001(1)A, KUG/M.HMB.001(1)A, KUG/M.HMP.001(1)A, KUG/M.HMV.001(1)A, KUG/M.HME.001(1)A, KUG/M.HLI.001(1)A, KUG/M.HLD.001(1)A, KUG/M.HLE.002(1)A, KUG/M.HKE.01(1)A, KUG/M.HLT.001(1)A, KUG/M.HPC.001(1)A, KUG/M.HPF.001(1)A. Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengelolaan pemeliharaan unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak khususnya pada bagian-bagian turbin uap, pompa dan kompresor, boiler, instalasi listrik, peralatan elektronik, sistem kontrol dan instrumen, sehingga dapat merealisasikan target kinerja. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pekerjaan memelihara boiler pada PLTU 150 MW Sertifikasi: KUG/M.HMT.101(2)A, KUG/M.HMK.001(2)A, KUG/M.HMB.001(2)A, KUG/M.HLI.001(2)A, KUG/M.HKE.001(2)A, KUG/M.HKC.001(2)A. Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan hasil pemeliharaan unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya khususnya pada bagian-bagian: turbin uap, boiler, feed water heater, condenser, instalasi listrik, transformator, generator, switchgear, perangkat elektronik, sistem proteksi, sistem kontrol dan instrumen. Contoh: menganalisis dan mengevaluasi hasil pemeliharaan turbin uap pada PLTU 300 MW serta memberikan jalan keluar dari permasalahan yang timbul. Sertifikasi: KUG/M.HMT.101(3)A, KUG/M.HMB.001(3)A, KUG/M.HMW.001(3)A, KUG/M.HMC.001(3)A, KUG/M.HLI.001(3)A, KUG/M.HLT.001(3)A, KUG/M.HLG.001(3)A, KUG/M.HLS.001(3)A, KUG/M.HKE.001(3)A, KUG/M.HKP.001(3)A, KUG/M.HKC.001(3)A.
79
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu berinovasi ; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk pemeliharaan unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: memperbaiki prosedur kerja memelihara feed water heater pada PLTU 200 MW.
37. OSO Operasi PLTU Gasbumi/Minyak Oil/Gas-fired Steam Power Plant Operation Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola operasi unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak agar dapat beroperasi sesuai dengan standing operation procedure yang berlaku, dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai kemampuan aktual unit, serta menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan cara pengoperasian unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak. Contoh: dapat menyebutkan cara pengoperasian dan operasi unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak kelas 200 MW mulai dari start dingin sampai full load. Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang tata cara peng operasian unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak. Contoh: mampu menjelaskan proses start up dingin pada unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak kelas 200 MW secara rinci; mampu menjelaskan akibat dari adanya gangguan pada kondensor terhadap kemampuan unit pembangkit. Mampu melaksanakan salah satu dari pekerjaan berikut: mengoperasikan sistem pendingin, mengoperasikan sistem pelumasan, mengoperasikan sistem kelistrikan, mengoperasikan sistem air utama, mengoperasikan sistem udara tekan untuk control and services, mengoperasikan sistem pengolahan limbah, mengoperasikan sistem bahan bakar, mengoperasikan sistem penunjang. Contoh: mengoperasikan sistem bahan bakar minyak pada PLTU 200 MW Sertifikasi: KUG/M.OUI.001(1)A, KUG/M.OUI.101(1)A, KUG/M.OUI.201(1)A, KUG/M.OUI.401(1)A, KUG/M.OUI.501(1)A, KUG/M.OUI.601(1)A, KUG/M.OUI.701(1)A, KUG/M.OUI.801(1)A. Mampu mengoperasikan turbin generator dan boiler PLTU serta mampu membimbing pengoperasian alat bantu PLTU. Contoh: memparalel pembangkit PLTU ke sistem tenaga listrik (grid). Sertifikasi: KUG/M.OUL.101(2)A, KUG/M.OUL.201(2)A.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
80
Level 5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan operasi unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: menganalisis dan mengevaluasi penyebab derating PLTU 100MW. Sertifikasi: KUG/M.OUK.001(3)A. Mampu berinovasi ; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk operasi unit pembangkit PLTU Gasbumi/Minyak yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menetapkan metode monitoring pasokan gas sebagai sebuah standar kebijakan untuk operasi PLTU Gasbumi/Minyak di Perusahaan.
38. PCO Komisioning Pembangkit Power Plant Commisioning Pengetahuan dan kemampuan untuk merencanakan, membuat/menyusun, memantau, mengevaluasi dan mengendalikan pekerjaan pengujian unit pembangkit sesuai dengan persyaratan dan standar yang telah ditetapkan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui proses; mampu menyebutkan jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan komisioning unit pembangkit serta persyaratan dan standar yang harus dipenuhi. Contoh: mampu menyebutkan langkah-langkah pengujian hasil pemeliharaan unit pembangkit PLTA75 MW.
2
Memahami proses; mampu menjelaskan alasan yang melatarbelakangi proses serta persyaratan dan standar yang harus dipenuhi dalam komisioning. Contoh: Mampu menjelaskan langkah-langkah pengujian hasil pemeliharaan generator unit pembangkit PLTA75 MW secara rasional.
3
Mampu melaksanakan proses; mampu melaksanakan komisioning unit pembangkit sesuai dengan persyaratan dan standar yang harus dipenuhi. Contoh: mampu melaksanakan pengujian hasil pemeliharaan generator unit pembangkit PLTA 75 MW secara lengkap, termasuk proses pencatatan data dan penyusunan laporan hasil pengujian.
81
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu membimbing; Mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pelaksanaan komisioning unit pembangkit sehingga dapat terlaksana sesuai dengan persyaratan dan standar yang harus dipenuhi. Contoh: mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pekerjaan komisioning unit pembangkit PLTA 75 MW secara lengkap, sehingga memenuhi persyaratan dan standar yang ditetapkan. Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan pada proses komisioning unit pembangkit yang bersifat komplek dan/atau belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu merekomendasikan penyelesaian (jalan keluar) hasil komisioning unit pembangkit PLTA 75 MW yang menyimpang dari persyaratan dan standar yang harus dipenuhi, dengan tetap mengutamakan kepentingan Perusahaan. Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam menyempurnakan persyaratan /penggunaan standar yang lebih tepat untuk komisioning unit pembangkit di seluruh lingkungan Perusahaan. Contoh: menyempurnakan penggunaan standar batas polusi pada gas buang unit pembangkit PLTGU 600 MW.
39. POM Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit Power Plant Operation & Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola operasi dan pemeliharaan unit pembangkit agar dapat beroperasi dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang disyaratkan, dapat mempertahankan umur teknis peralatan pembangkit, menekan jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan, termasuk membuat rencana anggaran operasi dan pemeliharaan unit pembangkit.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses; dapat menyebutkan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan operasi dan pemeliharaan unit pembangkit. Contoh: dapat menyebutkan pekerjaan operasi dan pemeliharaan unit pembangkit PLTA75 MW. Memahami proses; mampu menjelaskan latar belakang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan operasi dan pemeliharaan unit pembangkit. Contoh: mampu menjelaskan proses pengoperasian dan pemeliharaan unit pembangkit PLTU secara rinci, dari sumber energi primer sampai menghasilkan tenaga listrik.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
82
Level 3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan; mampu mengelola operasi dan pemeliharaan unit pembangkit sesuai dengan persyaratan dan standar yang berlaku dan dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan. Contoh: mampu mengelola operasi dan pemeliharaan unit PLTG 50 MW; memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, serta mencapai target kinerja. Mampu membimbing; mampu melaksanakan pengendalian dan pembimbingan atas pengelolaan operasi dan pemeliharaan unit pembangkit sehingga dapat merealisasikan target kinerja. Contoh: mampu membimbing pelaksanaan operasi dan pemeliharaan unit pembangkit PLTGU 300 MW, sehingga mampu merealisasikan target kinerja yang ditetapkan. Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan operasi dan pemeliharaan unit pembangkit yang bersifat komplek dan/atau yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu merekomendasikan peningkatan keandalan unit pada tingkat biaya pemeliharaan yang lebih rendah, misalnya dengan melakukan predictive maintenance, pemakaian material pemeliharaan non-OEM (non original equipment manufacturer) sebagai terobosan. Mampu berinovasi ; dapat diandalkan dalam memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk operasi dan pemeliharaan unit pembangkit yang diberlakukan di seluruh Perusahaan. Contoh: mampu menjadikan metode predictive maintenance sebagai sebuah standar kebijakan pemeliharaan untuk PLTG kelas 100 MW di perusahaan.
83
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
C. Kompetensi Teknis d. Kelompok Transmisi dan Operasi Sistem 40. CSC Pembangunan dan Pemasangan Peralatan Gardu Induk Conventional Substation Apparatus Construction 41. CSM Pemeliharaan Gardu Induk Konvensional Conventional Substation Maintenance 42. EMG Manajemen Energi Energy Management 43. ETM Pengukuran Transaksi Energi Listrik Electric Energy Transaction Metering 44. ETS Setelmen Transaksi Energi Listrik Electric Energy Transaction Settlement 45. GEP Perencanaan Jangka Panjang Sistem Pembangkitan Generation Expansion Planning 46. GIC Pembangunan Gardu Induk Sf6 Gas Insulated Substation Construction 47. GIS Pemeliharaan Gardu Induk Sf6 Gas Insulated Substation Maintenance 48. HCM Pemeliharaan Kabel Tanah dan Laut Tegangan Tinggi High Voltage Power Cable Maintenance 49. HLM Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan High & Extrahigh Voltage Hotline Maintenance
50. PCB Pembangunan Saluran Kabel Tegangan Tinggi Power Cable Construction 51. PCC Konstruksi Rele Proteksi dan Kontrol Protection and Control Construction 52. PCM Pemeliharaan Rele Proteksi dan Kontrol Protection and Control Maintenance 53. PSA Analisis Sistem Tenaga Power System Analysis 54. PSC Inspeksi Komisioning Sistem Proteksi dan Kontrol Protection and Control System Commissioning 55. PSD Operasi Realtime Sistem Tenaga Power System Dispatching 56. SEO Operasi Peralatan Gardu Induk Substation Equipment Operation 57. SEM Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk Substation Equipment Maintenance 58. SSC Inspeksi Komisioning Gardu Induk Substation Commissioning 59. STC Pembangunan dan Pemasangan Peralatan SCADA dan Telekomunikasi SCADA and Telecommunication Construction 60. STM Pemeliharaan SCADA dan Telekomunikasi SCADA and Telecommunication Maintenance 61. TEP Perencanaan Pengembangan Transmisi Transmission Expansion Planning 62. TLC Pembangunan/Pemasangan peralatan SUTT/SUTET Transmission Line Apparatus Construction 63. TLM Pemeliharaan SUTT/SUTET Transmission Line Maintenance
C. Kompetensi Teknis
d.
Kelompok Transmisi dan Operasi Sistem
40. CSC Pembangunan dan Pemasangan Peralatan Gardu Induk Conventional Substation Apparatus Construction Pengetahuan tentang prosedur pembangunan/pemasangan peralatan gardu induk konvensional serta kemampuan melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pembangunan/pemasangan peralatan gardu induk konvensional tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui macam dan jenis pembangunan/pemasangan peralatan gardu induk konvensional, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pembangunan/pemasangan peralatan gardu induk konvensional tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi. Contoh : mengetahui pekerjaan pemasangan trafo 150/20 kV 60 MVA. Mengetahui prinsip prosedur pembangunan/pemasangan peralatan gardu induk konvensional serta kemampuan melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pembangunan/pemasangan peralatan gardu induk konvensional tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi. Contoh: mengetahui prinsip prosedur pemasangan/perakitan trafo 500/150 kV 500 MVA. Mampu melaksanakan pekerjaan pembangunan/pemasangan peralatan gardu induk, lengkap dengan pekerjaan pembangunan pondasi peralatan dan gedung kontrol, serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pembangunan fondasi switchgear, instalasi pembumian switchgear, membuat konstruksi beton/baja gedung kontrol, instalasi hydrant, instalasi penangkal petir. Contoh: melaksanakan pembangunan/pemasangan instalasi pengawatan peralatan switchgear 150 kV. Sertifikasi: TIG.CIS.001(1)A, TIG.CIS.002(1)A, TIG.CIS.003(1)A, TIG.CIS.004(1)A, TIG.CIS.005(1)A, TBG.CBH.001(1)A, TBG.CBH.002(1)A, TBG.CBH.003(1)A, TBG.CBH.004(1)A, TBG.CBH.005(1)A, TBG.CBH.006(1)A, TBG.CBH.007(1)A, TBG.CBH.008(1)A, TBG.CBH.009(1)A, TBG.CBH.010(1)A, TBG.CBH.011(1)A, TBG.CBH.012(1)A, TBG.CBH.013(1)A, TBG.CBH.014(1)A, TBG.CBH.015(1)A, TBG.CBH.016(1)A, TIG.CIT.001(1)A, TIG.CIT.002(1)A, TIG.CIT.003(1)A, TIG.CIT.004(1)A, TIG.CIT.005(1)A, TIG.CIT.006(1)A, TIG.CIT.007(1)A.
87
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengawasi dan mengendalikan/supervisi pekerjaan pembangunan/ pemasangan bangunan dan peralatan gardu induk serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan membangun pondasi trafo, merakit trafo, mengisi minyak trafo, membangun pondasi gedung kontrol, mendirikan bangunan gedung kontrol, memasang sarana dan prasarana gedung kontrol. Contoh: mengawasi dan mengendalikan/supervisi pekerjaan pemasangan bushing trafo 500/150 kV 500 MVA Sertifikasi: TIG.CIS.001.(2)A, TIG.CIS.002.(2)A, TBG.CBH.001.(2)A, TBG.CBH.002.(2)A, TBG.CBH.003.(2)A, TIG.CIT.001(2)A, TIG.CIT.002(2)A, TIG.CIT.003(2)A. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan pembangunan/ pemasangan peralatan gardu induk dan pembangunan gedung kontrol serta bangunan sipil switchgear serta bangunan sipil lainnya di gardu induk, mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pemasangan switchgear TT/TET, pembangunan gedung kontrol GI, pemasangan trafo. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pemasangan switchgear 500 kV Sertifikasi: TIG.CIS.001(3)A, TBG.CBH.001(3)A, TIG.CIT.001(3)A. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode serta memperbaiki prosedur kerja pembangunan/pemasangan peralatan gardu induk dan pembangunan bangunan sipil gardu induk. Contoh: memperbaiki prosedur kerja pemasangan/perakitan transformator 500/150 kV 500 MVA.
41. CSM Pemeliharaan Gardu Induk Konvensional Conventional Substation Maintenance Pengetahuan tentang jenis, fungsi dan batasan operasi peralatan gardu induk konvensional (tidak termasuk trafo-tenaga/reaktor), serta kemampuan melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pemeliharaan/penggantian /pemasangan peralatan gardu induk konvensional tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis dan fungsi setiap peralatan gardu induk konvensional, dan jenis-jenis pemeliharaan peralatan gardu induk konvensional tengangan tinggi dan ekstra tinggi. Contoh: trafo ukur, PMT, PMS, arrester, busbar; pemeliharaan periodik, pemeliharaan korektif, pemeliharaan prediktif.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
88
Level
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui prinsip kerja dan batasan operasi peralatan gardu induk konvensional, serta pengertian jenis-jenis pemeliharaan peralatan gardu induk konvensional. Contoh: Cara kerja PMT untuk memutus arus beban/arus gangguan hubungsingkat dengan kemampuan tertentu, pemeliharaan periodik untuk mempertahankan keandalan operasi peralatan.
3
Mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk konvensional sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, mampu menggunakan peralatan pemeliharaan peralatan gardu induk konvensional sesuai dengan fungsinya. Contoh: melaksanakan pemeliharaan periodik PMT.
4
Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, mampu melaksanakan trouble-shooting dan tindakan korektif/ perbaikan kerusakan. Contoh: merencanakan dan mensupervisi pemeliharaan PMT lima tahunan serta melakukan tindakan korektif apabila ditemukan anomali.
5
6
Mampu menganalisis dan mengevaluasi penggantian/pemasangan peralatan gardu induk konvensional, serta mampu merencanakan program, sistem dan prosedur serta logistik/anggaran pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan gardu induk konvensional. Contoh: penggantian PMT, penggantian interrupting chamber PMT, membuat program pemeliharaan tahunan. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode pemeliharaan peralatan gardu induk konvensional termasuk predictive maintenance, mampu melaksanakan analisa dan evaluasi operasi peralatan gardu induk konvensional. Contoh: menyempurnakan metode predictive maintenance untuk PMT.
42. EMG Manajemen Energi Energy Management Kemampuan untuk mengalokasikan daya dan produksi pusat listrik secara optimal dengan mempertimbangkan batasan operasi instalasi dan sistem tenaga listrik.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses manajemen energi serta proses yang berhubungan dengan manajemen energi. Contoh: mengetahui konsep load forecast, jadual pemeliharaan pembangkit, optimasi hidro-termal, operasi waduk, production simulation, unit commitment dan economic dispatch.
89
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 2
3
Deskripsi Perilaku Memahami secara komprehensif proses pelaksanaan manajemen energi Contoh: memahami keunggulan dan kelemahan metode yang digunakan untuk load forecast, jadual pemeliharaan pembangkit, optimasi hidrotermal, operasi waduk, production simulation, unit commitment dan economic dispatch. Mampu melaksanakan proses manajemen energi dengan menggunakan metode dan parameter yang sudah ditetapkan. Contoh: mempersiapkan perencanaan operasi (penjadualan pemeliharaan, pola operasi waduk), melakukan alokasi energi pembangkit (production simulation, unit commitment, economic dispatch). Sertifikasi: TOK.OPJ.001(2).A, TOK.ORE.001(3).A, TOK.ORE.002(3).A, TOK.ORE.003(3).A, TOK.ORK.001(2).A.
4
Mampu memodifikasi parameter model-model yang digunakan dalam manajemen energi. Contoh: mampu merubah parameter model pembangkit untuk kebutuhan perhitungan optimasi hidro-termal.
5
Mampu membuat model sistem tenaga listrik dalam proses manajemen energi, membuat model pembangkit yang merepresentasikan kontrak IPP (independent power producer) atau kontrak energi primer, membuat model network untuk merepresentasikan kendala penyaluran.
6
Mampu membuat metode optimasi dalam proses manajemen energi, perbaikan metode penjadualan pemeliharaan pembangkit, perbaikan metode optimasi alokasi energi, menentukan alat bantu perhitungan di dalam manajemen energi.
43. ETM Pengukuran Transaksi Energi Listrik Electric Energy Transaction Metering Kemampuan untuk memahami cara kerja, pengoperasian dan trouble-shooting meter energi sebagai alat ukur transaksi serta menguasai sistem metering dan pengembangannya yang merupakan bagian dari proses transaksi tenaga listrik.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis dan fungsi dasar peralatan metering, mampu mengambil data pengukuran dan dapat mengindentifikasikan indikator pada meter transaksi. Contoh: mengetahui cara kerja meter-kwh, mengetahui faktor kali pada meter transaksi, membaca data transaksi melalui stand register dan dapat mengindentifikasikan indikator yang ada pada meter transaksi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
90
Level
2
3
4
Deskripsi Perilaku Memiliki kemampuan di bidang penggunaan komputer, dapat mengoperasikan software pembaca data meter untuk pengambilan data hasil pengukuran, dapat mengolah serta menganalisa data transaksi yang diperoleh melalui download maupun pembacaan register, memahami prosedur tetap dalam pelaksanaan pengambilan data hasil pengukuran, dan memahami akurasi meter transaksi. Contoh: dapat menggunakan software MS-Excel dan MS-Word untuk pembuatan berita acara pengambilan data meter, dapat melakukan download baik secara lokal maupun remote, dapat mengolah data hasil download maupun pembacaan stand register sebagai lampiran maupun bahan untuk membuat berita acara. Dapat melaksanakan prosedur tetap yang berlaku seperti: tata cara pengambilan data pengukuran dengan melibatkan pihakpihak yang berkepentingan, melakukan pemutusan dan pemasangan segel, dapat mengetahui klas akurasi meter transaksi. Mampu menganalisis data hasil pengukuran meter transaksi, dapat mengatasi permasalahan sistem metering dengan pihak-pihak yang berkepentingan, dapat mengoperasikan meter elektronik, dapat membuat perhitungan faktor kali meter dan faktor koreksi, mengetahui standar pengukuran (IEC/ANSI), memahami dasar-dasar teknologi informasi. Contoh: dapat menganalisa deviasi yang terjadi serta penyelesaiannya, melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam penyelesaian masalah metering, membuat konfigurasi meter elektronik serta men-setting meter, membuat perhitungan faktor kali meter dengan dasar perhitungan dari ratio CT dan PT terpasang, mengenal sistem operasi komputer. Mampu melaksanakan/mensupervisi pemasangan meter elektronik dan sistem komunikasi metering, mampu melakukan tindakan korektif bila ditemukan adanya kelainan/anomali, mampu menggunakan alat kerja yang terkait dengan metering, mampu menganalisa penyebab gangguan pada software sistem metering. Contoh: dapat melaksanakan wiring rangkaian arus, tegangan, serta rangkaian auxiliary dalam pemasangan meter-kwh, melakukan pemasangan sistem komunikasi untuk fasilitas remote (pemasangan jalur komunikasi, modem dan PABX), melakukan komisioning pada meter transaksi dan melakukan langkah perbaikan pada saat menemui kelainan pada sistem metering, menggunakan alat kerja portable test set meter dan menganalisa hasil pengukuran, melakukan instalasi software metering.
91
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pemasangan sistem AMR, mengatasi trouble shooting kelainan hardware dan software metering baik di sisi sistem metering maupun sistem komunikasi data yang terkait dengan remote reading dan AMR. Contoh: melakukan pemasangan hardware server serta jalur komunikasi data, melakukan validasi data meter di server sistem AMR, menguasai akses data dari meter sampai tersimpan di server (sebagai administrator database), melakukan penggantian card modul pada meter maupun pada server. Mampu mengembangkan dan merencanakan sistem metering sesuai dengan kebutuhan mekanisme jual beli tenaga listrik serta membuat aturan-aturan yang berhubungan dengan meter transaksi. Contoh: merencanakan pengembangan sistem metering, menampung kebutuhan transaksi tenaga listrik, membuat prosedur tetap mengenai penggunaan, pemeliharaan dan pengambilan data transaksi pada meter transaksi.
44. ETS Setelmen Transaksi Energi Listrik Electric Energy Transaction Settlement Kemampuan untuk melaksanakan perhitungan transaksi tenaga listrik pada sistem jaringan tenaga listrik (grid) secara akurat dan akuntabel dengan mempertimbangkan mekanisme perjanjian jual beli tenaga listrik.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui, mengerti dan mampu mengkompilasi secara akurat dan benar data transaksi tenaga listrik yang berhubungan dengan perjanjian jual beli tenaga listrik dengan perusahaan pembangkit, kesepakatan mengenai transfer tenaga listrik dengan distribusi (PSA) dan kesepakatan mengenai penggunaan dan pelayanan sistem transmisi (TSA) serta data energi yang digunakan untuk penyusunan laporan neraca energi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Contoh: mengkompilasi data transaksi pembangkit (energi, realisasi availability factor, realisasi pembebanan dan ketidaksiapan pembangkit, data indikator ekonomi, data kontrak dan lainnya), data transaksi distribusi (energi WBP/LWBP, faktor beban, beban puncak koinsiden, MVA available), data energi untuk neraca (pemakaian sendiri gardu induk, realisasi transfer setiap distribusi, susut transmisi setiap region).
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
92
Level
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melakukan verifikasi data pendukung setelmen PSA, TSA dan mampu melaksanakan perhitungan transaksi tenaga listrik yang sederhana sesuai dengan kesepakatan mengenai transfer tenaga listrik (PSA) dan kesepakatan mengenai penggunaan dan pelayanan sistem transmisi (TSA). Contoh: perhitungan energi WBP/LWBP, MW koinsiden (berita acara PSA terurai) dan perhitungan MVA available setiap distribusi (berita acara TSA) dan membuat laporan neraca energi. Mampu melakukan verifikasi data pendukung setelmen PPA termasuk indikator ekonomi serta mampu melaksanakan perhitungan transaksi tenaga listrik yang lebih komplek berdasarkan mekanisme perjanjian jual beli tenaga listrik dengan perusahaan pembangkit (PPA), termasuk perusahaan pembangkit swasta (IPP). Contoh: perhitungan transaksi jumlah tagihan final (berita acara JTF) dengan perusahaan pembangkit, verifikasi data indikator ekonomi (kurs, indek harga konsumen, inflasi, harga bahan bakar minyak, dan lain-lain). Mampu melakukan verifikasi hasil setelmen sesuai dengan perjanjian jual beli tenaga listrik dengan pembangkit (PPA), kesepakatan dengan distribusi (PSA dan TSA) serta mampu membuat laporan dan melakukan evaluasi PPA, PSAdan TSA. Contoh: melakukan evaluasi TSA antara suatu unit transmisi dengan Single Buyer. Mampu membuat model setelmen transaksi jual beli tenaga listrik yang merepresentasikan perjanjian jual beli tenaga listrik seperti kontrak PPA IPP, kontrak penjualan ke distribusi (PSA), biaya jasa transmisi (TSA) dan mampu menyelesaikan perselisihan yang berhubungan dengan PSA/TSA. Contoh: membuat model setelmen transaksi jual beli listrik antara perusahaan pembangkit dengan Single Buyer. Mampu membuat metode sistem dan proses setelmen transaksi tenaga listrik yang akurat dan akuntabel, mampu menyelesaikan perselisihan yang berhubungan dengan mekanisme PPA dan mampu melakukan publikasi setelmen PPA, PSAdan TSA. Contoh: membuat metoda prosedur penyelesaian klaim pada mekanisme PPA.
45. GEP Perencanaan Jangka Panjang Sistem Pembangkitan Generation Expansion Planning Kemampuan untuk merencanakan pemenuhan kebutuhan pasokan tenaga listrik dalam jangka panjang secara optimal, dengan mempertimbangkan ketersediaan energi primer dan teknologi pembangkitan dan penyaluran.
93
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses pembuatan generation expansion planning. Contoh: mengetahui proses yang terkait dengan generation expansion planning antara lain engineering economics, karakteristik pembangkit dan energi primer, mengerti konsep neraca daya, reserve margin, dependable capacity. Memahami secara komprehensif proses pembuatan generation expansion planning serta parameter yang berhubungan dengan generation expansion planning. Contoh: memahami metode perhitungan dalam generation expansion planning, mampu menghitung neraca daya, reserve margin, mengetahui potensi energi primer, mengetahui asumsi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan investasi di sisi pembangkitan. Mampu melaksanakan pembuatan generation expansion planning sesuai dengan metode dan parameter yang telah ditentukan. Contoh: menentukan kebutuhan pembangkit baru. Sertifikasi: TPS.RPE.010(1)A.0, TPS.RPE.011(2)A.0, TPS.RPE.013(3)A.0. Mampu memodifikasi parameter generation expansion planning dengan metode yang telah ditentukan. Contoh: mampu merubah parameter model pembangkit untuk kebutuhan perhitungan optimasi generation expansion planning, mampu menetapkan asumsi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan investasi pembangkit. Mampu membuat model sistem tenaga listrik dalam proses generation expansion planning dan mampu mengintegrasikan hasil transmission expansion planning dalam generation expansion planning. Contoh: membuat model yang merepresentasikan kandidat pembangkit baru dalam perhitungan generation expansion planning, menentukan lokasi dengan mempertimbangkan ketersediaan energi primer, aspek lingkungan hidup dan hasil transmission planning. Mampu membuat dan menentukan metode perhitungan generation expansion planning. Contoh: menentukan metode penentuan investasi pembangkit, menetapkan alat bantu perhitungan dalam generation expansion planning.
46. GIC Pembangunan Gardu Induk SF6 Gas Insulated Substation Construction Pengetahuan dan kemampuan membangun GIS yaitu meliputi pelaksanaan pekerjaan, pengawasan dan pengendalian pekerjaan pembangunan, analisa dan evaluasi, penyempurnaan dan perbaikan prosedur kerja baru untuk pembangunan GIS sesuai dengan standar dan ketetapan perusahaan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
94
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui jenis pekerjaan pemasangan dan pembangunan GIS termasuk pekerjaan memasang dudukan peralatan GIS, memvakum compartement peralatan GIS, mengisi gas SF6 compartementt GIS, memasang pengawatan peralatan GIS Contoh: mengetahui cara pemasangan dudukan PMT pada GIS.
2
Mengetahui prosedur kerja pemasangan dan pembangunan GIS, meliputi pekerjaan memasang dudukan peralatan GIS, memvakum compartement peralatan GIS, mengisi gas SF6 compartement GIS, memasang pengawatan peralatan GIS Contoh: mengetahui prosedur kerja pemasangan compartement GIS.
3
4
5
6
Mampu melaksanakan salah satu pekerjaan berikut, memasang dudukan peralatan GIS, memvakum compartement peralatan GIS, mengisi gas SF6 compartement GIS, memasang pengawatan peralatan GIS. Contoh: memasang dudukan PMT kopel pada GIS 150 kV. Sertifikasi: TIG.CIG.001(1)A, TIG.CIG.002(1)A, TIG.CIG.003(1)A, TIG.CIG.004(1)A. Mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan memasang sarana GIS, memasang compartement GIS, memasang pengawatan peralatan GIS. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pemasangan compartement GIS 500 kV. Sertifikasi: TIG.CIG.001(2)A, TIG.CIG.002(2)A, TIG.CIG.003(2)A. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pemasangan dan pembangunan GIS. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pembangunan T/L bay 150 kV pada GIS 150 kV. Sertifikasi: TIG.CIG.001(3)A. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode serta memperbaiki prosedur kerja pembangunan, pemasangan peralatan GIS. Contoh: memperbaiki prosedur kerja pemasangan PMT 150 kV pada GIS.
47. GIS Pemeliharaan Gardu Induk SF6 Gas Insulated Substation Maintenance Pengetahuan tentang jenis, fungsi dan batas operasi peralatan GIS (gas insulated switchgear) tidak termasuk trafo tenaga dan reaktor, serta kemampuan untuk melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pemeliharaan/penggantian /pemasangan peralatan GIS tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi.
95
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui jenis dan fungsi setiap peralatan GIS, dan jenis-jenis pemeliharaan peralatan GIS tegangan tinggi dan ekstra tinggi. Contoh: PMT, PMS, arrester, busbar; pemeliharaan periodik, pemeliharaan korektif, pemeliharaan prediktif.
2
Mengetahui prinsip kerja dan batasan operasi peralatan GIS, serta pengertian jenis-jenis pemeliharaan peralatan GIS. Contoh: PMT untuk memutuskan arus beban/arus gangguan hubung singkat dengan kemampuan tertentu, pemeliharaan periodik untuk mempertahankan keandalan operasi peralatan.
3
4
5
6
Mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, mampu menggunakan peralatan pemeliharaan peralatan GIS sesuai fungsinya. Mampu mengukur dan membandingkan kemurnian/kelembaban gas SF6, melaksanakan pemurnian gas SF6. Contoh: melaksanakan pemeliharaan periodik PMT. Sertifikasi: TMP.HPN.009.(1).A, TGM.HWZ.001.(1).A. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan peralatan GIS, mampu melaksanakan troubleshooting dan tindakan korektif/perbaikan kerusakan, serta mampu memelihara compartement GIS. Contoh: merencanakan dan mensupervisi pemeliharaan PMT lima tahunan serta melakukan tindakan korektif apabila ditemukan anomali. Sertifikasi: TGI.HWQ.001.(2).A. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi penggantian/pemasangan peralatan GIS, mampu merencanakan program, sistem dan prosedur serta logistik/anggaran pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan GIS. Contoh: penggantian PMT, membuat program pemeliharaan tahunan. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode pemeliharaan peralatan GIS termasuk predictive maintenance, mampu melaksanakan analisa dan evaluasi operasi peralatan GIS. Contoh: menyempurnakan metode predictive maintenance untuk GIS.
48. HCM Pemeliharaan Kabel Tanah dan Laut Tegangan Tinggi High Voltage Power Cable Maintenance Pengetahuan tentang jenis, fungsi dan batasan operasi peralatan kabel tanah dan kabel laut, serta kemampuan melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pemeliharaan atau penggantian/pemasangan peralatan kabel tanah dan kabel laut.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
96
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis dan fungsi setiap peralatan kabel tanah dan kabel laut, dan jenis-jenis pemeliharaan peralatan kabel tanah dan kabel laut. Contoh: terminal kabel, junction box, sistem minyak isolasi, rambu-rambu, proteksi mekanis; pemeliharaan periodik, pemeliharaan korektif. Mengetahui prinsip kerja dan batasan operasi peralatan kabel tanah dan kabel laut, serta pengertian jenis-jenis pemeliharaan peralatan kabel tanah dan kabel laut. Contoh: konduktor untuk menyalurkan tenaga listrik dengan batasan kapasitas arus tertentu, pemeliharaan periodik sistem minyak isolasi untuk mempertahankan keandalan operasi peralatan. Mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, mampu menggunakan peralatan pemeliharaan kabel tanah dan kabel laut sesuai fungsinya, serta mampu memelihara dan menguji cross bounding saluran kabel. Contoh: melaksanakan pemeliharaan periodik. Sertifikasi: TSK.HRC.001.(1).A. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, mampu melaksanakan tindakan korektif/perbaikan kerusakan, serta mampu memelihara saluran kabel bawah tanah Contoh: merencanakan dan mensupervisi perbaikan sistem minyak isolasi kabel tanah yang bocor. Sertifikasi: TSK.HSQ.001.(2).A. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi penggantian/pemasangan peralatan kabel tanah dan kabel laut merencanakan program, sistem dan prosedur serta logistik/anggaran pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan kabel tanah dan kabel laut. Contoh: melakukan pemasangan joint kabel, membuat program pemeliharaan tahunan. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode pemeliharaan kabel tanah dan kabel laut, mampu melaksanakan analisa dan evaluasi operasi kabel tanah dan kabel laut. Contoh: menyempurnakan metode penggantian end-mof kabel.
97
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
49. HLM Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan High & Extrahigh Voltage Hotline Maintenance Pengetahuan dan kemampuan tentang pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan instalasi bertegangan, pengembangan metode pelaksanaan dan faktor-faktor yang membatasi pelaksanaannya dalam instalasi tegangan tinggi (TT) dan tegangan ekstra tinggi (TET).
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis dan fungsi setiap peralatan PDKB (pekerjaan dalam keadaan bertegangan) untuk instalasi tegangan tinggi dan ekstra tinggi. Contoh: tangga, tali-temali, sticks. Mengetahui prinsip kerja dan batasan operasi setiap peralatan PDKB untuk instalasi TT/TET, dan dampak dari kesalahan prosedur pelaksanaannya terhadap personel dan instalasi. Contoh: sticks untuk penopang konduktor bertegangan. Mampu melaksanakan pekerjaan dalam keadaan bertegangan dengan menggunakan peralatan PDKB sesuai fungsinya berdasarkan prosedur yang ditetapkan. Contoh: mengganti isolator 500 kV dalam keadaan instalasi bertegangan (beroperasi). Mampu mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan PDKB sebagai team leader, dan mampu melakukan pengujian peralatan PDKB. Contoh: mensupervisi penggantian isolator 500 kV. Mampu merencanakan rincian tahapan kerja PDKB, mampu membuat perencanaan program dan logistik/anggaran pelaksanaan PDKB instalasi TT dan TET. Contoh: rencana pelaksanaan penggantian isolator 500 kV SUTET, meliputi sistem dan prosedur serta kebutuhan logistik/anggaran. Mampu melaksanakan analisis dan evaluasi pelaksanaan PDKB dan mengembangkan prosedur dan metode pelaksanaan dan peralatan kerja PDKB instalasi TT dan TET. Contoh: menyempurnakan metode PDKB penggatian isolator 500 kV.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
98
50. PCB Pembangunan Saluran Kabel Tegangan Tinggi Power Cable Construction Pengetahuan dan kemampuan membangun Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT), yang meliputi pelaksanaan pekerjaan, pengawasan dan pengendalian, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur kerja pembangunan SKTT untuk mencapai hasil pembangunan instalasi SKTT yang sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
Level 1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis pekerjaan untuk setiap tahap pembangunan Saluran Kabel Tegangan Tinggi, mulai dari pekerjaan persiapan dan sampai dengan pekerjaan penyelesaian (finishing). Contoh: mengetahui cara membangun jembatan kabel pada instalasi SKTT 150 kV. Mengetahui prinsip kerja pelaksanaan pembangunan saluran kabel tanah tegangan tinggi secara komprehensif mulai dari penggalian tanah sampai penyelesaian seluruh instalasi SKTT. Contoh: mengetahui prinsip dasar penyambungan kabel berisolasi minyak pada SKTT 150 kV. Mampu melaksanakan pekerjaan penanaman SKTT, pembangunan jembatan SKTT, pembangunan box culvert SKTT, pemasangan sambungan SKTT, pemasangan oil pressure tank SKTT, pemasangan sealing end SKTT, pengisian minyak SKTT. Contoh: melaksanakan pemasangan sambungan SKTT 150 kV. Sertifikasi: TSH.CSK.001(1).A, TSH.CSK.002(1).A, TSH.CSK.003(1).A, TSH.CSK.004(1).A, TSH.CSK.005(1).A, TSH.CSK.006(1).A, TSH.CSK.007(1).A. Mampu membangun sarana SKTT, menggelar SKTT dan pilot wire, serta mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pembangunan SKTT. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pekerjaan membangun box culvert SKTT 150 kV. Sertifikasi: TSH.CSK.001(2).A, TSH.CSK.002(2).A. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan pembangunan SKTT. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pemasangan sealing end pada SKTT 150 kV. Sertifikasi: TSH.CSK.001(3)A.
99
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode baru serta memperbaiki prosedur kerja pembangunan saluran kabel tanah tegangan tinggi. Contoh: memperbaiki prosedur kerja penyambungan kabel minyak pada SKTT 150 kV.
51. PCC Konstruksi Rele Proteksi dan Kontrol Protection and Control Construction Pengetahuan tentang jenis dan fungsi rele proteksi dan kontrol, serta kemampuan melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pembangunan/pemasangan peralatan rele proteksi dan kontrol.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis dan fungsi setiap rele proteksi dan kontrol yang digunakan di gardu induk, dan mengetahui pemasangan rele proteksi dan kontrol. Contoh: mengetahui cara pemasangan rele jarak, rele diferensial, pengujian dan penyetelan ulang. Mengetahui prinsip kerja rele proteksi dan kontrol, dan mengetahui proserdur cara pemasangan rele proteksi dan kontrol. Contoh: mengetahui prosedur cara pemasangan rele jarak, makna indikator-indikator pada rele, pengujian rele jarak untuk mengecek kebenaran kerjanya. Mampu melaksanakan pekerjaan pemasangan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, mampu menggunakan peralatan kerja untuk pemasangan rele proteksi sesuai fungsinya, mengerti membaca gambar wiring rele proteksi dan kontrol. serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan memasang share facility, memasang panel, memasang panel kontrol, panel tap changer, panel proteksi, panel incoming 20 kV, panelAC-DC. Contoh: Melaksanakan pemasangan rele jarak Sertifikasi: TIG.CIR.001(1)A, TIG.CIR.002(1)A, TIG.CIR.003(1)A, TIG.CIR.004(1)A, TIG.CIR.005(1)A, TIG.CIR.006(1)A, T I G . C I R . 0 0 7 ( 1 ) A , T I G . C I R . 0 0 8 ( 1 ) A , T I G . C I F. 0 0 1 ( 1 ) A , TIG.CIF.002(1)A, TIG.CIF.003(1)A, TIG.CIF.004(1)A, TIG.CIF.005(1)A, TIG.CIF.0061(1)A, TIG.CIF.007(1)A, TIG.CIF.008(1)A.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
100
Level
4
Deskripsi Perilaku Mampu mengawasi dan mengendailkan pekerjaan pemasangan rele proteksi dalam sistem tenaga listrik, merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan pekerjaan pemasangan, mampu membuat gambar wiring rele proteksi dan kontrol, mampu memasang pengawatan panel, membangun sarana common facility, memasang batere common facility, serrta memasang pengawatan common facility. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pemasangan rele jarak pada jaringan 150 kV, merencanakan dan mensupervisi pengujian rele jarak. Sertifikasi: TIG.CIR.001(2)A, TIG.CIR.002(2)A, TIG.CIF.001(2)A, TIG.CIF.002(2)A, TIG.CIF.003(2)A, TIG.CIF.004(2)A.
5
Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pemasangan rele proteksi dan kontrol, serta mampu merencanakan program, sistem dan prosedur serta logistik/anggaran pekerjaan pembangunan/ pemasangan rele proteksi dan kontrol, serta mampu memasang common facility. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pemasangan common facility pada gardu induk 150 kV. Sertifikasi: TIG.CIR.001(3)A, TIG.CIF.001(3)A.
6
Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode serta memperbaiki prosedur kerja pembangunan/pemasangan rele proteksi dan kontrol, serta ahli mendesain skema proteksi dan inovasi aplikasi rele proteksi dan kontrol. Contoh: memperbaiki prosedur kerja pemasangan rele differensial.
52. PCM Pemeliharaan Rele Proteksi dan Kontrol Protection and Control Maintenance Pengetahuan tentang jenis dan fungsi rele proteksi dan kontrol, batasan operasi peralatan yang diproteksi/dikontrol, serta kemampuan melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pemeliharaan/penggantian/pemasangan peralatan rele proteksi dan kontrol.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui jenis dan fungsi setiap rele proteksi dan kontrol yang digunakan di gardu induk, dan macam pemeliharaan rele proteksi dan kontrol. Contoh : rele jarak, rele diferensial, pengujian dan penyetelan ulang.
2
Mengetahui prinsip kerja rele proteksi dan kontrol, dan batasan operasi peralatan yang diproteksi/dikontrol, serta pengertian jenis-jenis pemeliharaan rele proteksi dan kontrol. Contoh: prinsip kerja rele jarak, makna indikator-indikator pada rele, pengujian rele jarak untuk mengecek kebenaran kerjanya.
101
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, mampu menggunakan peralatan pemeliharaan rele proteksi sesuai fungsinya, mengerti membaca gambar wiring rele proteksi dan kontrol. Contoh: Melaksanakan pengujian karakteristik rele jarak Sertifikasi: TGX.HWX.002(1)A, TGX.HWX.003(1)A, TGX.HWX.004(1)A, TGC.HWC.001(1)A, TSK.HRC.001(1)A, TSU.HSC.001(1)A, TSU.HSC.002(1)A, TSU.HSO.001(1)A, TSU.HSQ.001(1)A, TOA.OOM.001(1)A,. TOA.OOM.002(1)A, TOA.OOM.003(1)A. Mampu menghitung dan mengkoordinasikan setting rele proteksi dalam sistem tenaga listrik, merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, mampu melaksanakan troubleshooting dan tindakan korektif/perbaikan kerusakan, mampu membuat gambar wiring rele proteksi dan kontrol. Contoh: Menetapkan setting rele jarak pada jaringan 150 kV, merencanakan dan mensupervisi pengujian rele jarak serta melakukan tindakan korektif apabila ditemukan anomali. Sertifikasi: TGX.HWX.001(2)A, TSK.HSQ.001(2)A, TSU.HSQ.002(2)A, TOA.OOM.005(2)A. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi penggantian/ pemasangan rele proteksi dan kontrol, serta mampu merencanakan serta menganalisa dan mengevaluasi program, sistem dan prosedur serta logistik/ anggaran pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan rele proteksi dan kontrol. Contoh: Penggantian rele jarak, membuat program pemeliharaan tahunan. Sertifikasi: TOA.OOM.004(3)A. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode serta memperbaiki prosedur kerja pemeliharaan rele proteksi dan kontrol, serta ahli mendesain skema proteksi dan inovasi aplikasi rele proteksi dan kontrol. Contoh: Membuat skema load shedding untuk menghindarkan overload trafo interbus.
53. PSA Analisis Sistem Tenaga Power System Analysis Kemampuan untuk membuat model sistem tenaga listrik dan menghitung aliran daya, arus hubung singkat, mengevaluai stabilitas sistem tenaga listrik serta mengimplementasikannya dalam strategi operasi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
102
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui proses perhitungan analisa sistem tenaga. Contoh: mengetahui kegunaan studi loadflow, short circuit dan stabilitas, mengetahui pemodelan sistem tenaga.
2
Memahami secara komprehensif proses perhitungan analisa sistem tenaga serta parameter yang berhubungan. Contoh: memahami metode perhitungan dalam analisa sistem tenaga serta pemanfaatannya, memahami cara-cara pengaturan tegangan dan keandalan sistem, memahami strategi operasi normal, island operation, skema load shedding, konsep stabilitas transient dan small signal.
3
4
5
6
Mampu melaksanakan perhitungan analisa sistem tenaga steady state (aliran daya dan hubung singkat) dengan metode dan parameter yang sudah ditentukan. Contoh: membuat evaluasi load shedding dan islanding operation pada kondisi steady state, membuat studi aliran daya dan hubung singkat. Sertifikasi: TOQ.OPB.001(3)A, TOQ.OPB.003(3)A, TPS.RPA.001(1)A, TPS.RPA.002(2)A, TPS.RPA.003(3)A, TPA.RPH.004(1)A.0, TPA.RPH.005(2)A.0, TPA.RPH.006(3)A.0. Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian/supervisi pelaksanaan perhitungan analisa sistem tenaga kondisi dinamik dengan metode dan parameter yang sudah ditentukan. Contoh: membuat studi load shedding dan island operation dengan model dinamik, membuat studi stabilitas transient untuk load reject test, membuat studi stabilitas small signal utk menentukan batas stabilitas sistem tenaga, merancang skema load shedding dan island operation. Sertifikasi: TOQ.OPB.003(3)A, RPR.007(1)A.0, RPR.008(2)A0, RPR.009(3)A0. Mampu membuat model sistem tenaga listrik untuk analisa sistem tenaga serta mampu menganalisa dan mengevaluasi hasil pembuatan model sistem tenaga listrik. Contoh: membuat model dan parameter sistem tenaga listrik guna memodelkan kasus yang di studi, mampu mengkalibrasi hasil perhitungan guna mengkompensasi kelemahan modelling, mampu memformulasikan strategi operasi berdasarkan hasil studi analisa sistem tenaga. Mampu membuat dan menentukan metode analisa sistem tenaga listrik serta merekomendasikan strategi operasi sistem yang baru. Contoh: menentukan perbaikan metode yang perlu diaplikasikan dalam suatu analisa sistem tenaga, memilih software sebagai alat bantu dalam analisa sistem tenaga, merancang strategi operasi sistem tenaga.
103
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
54. PSC Inspeksi Komisioning Sistem Proteksi dan Kontrol Protection and Control System Commissioning Pengetahuan dan kemampuan dalam pekerjaan komisioning sistem proteksi bay penghantar, sistem kontrol dan pengukuran bay penghantar, sistem proteksi bay trafo, sistem kontrol dan pengukuran bay trafo, serta komisioning trafo daya dan kelengkapannya termasuk bay trafo, untuk memperoleh instalasi proteksi dan kontrol yang memenuhi standar dan ketentuan perusahaan.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui pekerjaan inspeksi komisioning sistem proteksi dan kontrol. Contoh: mengetahui pekerjaan inspeksi komisioning sistem proteksi bay penghantar 70 kV. Memahami secara komprehensif proses pekerjaan sistem proteksi dan kontrol pada gardu induk. Contoh: memahami prosedur pekerjaan inspeksi komisioning sistem kontrol dan pengukuran bay trafo 150/70 kV 100 MVA. Mampu membantu melaksanakan inspeksi komisioning sistem proteksi dan kontrol. Contoh: membantu melaksanakan inspeksi komisioning sistem proteksi bay penghantar 150 kV. Mampu melaksanakan inspeksi komisioning sistem proteksi dan kontrol serta sistem pengukuran pada bay penghantar dan bay trafo serta mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan inspeksi koMISioning sistem proteksi dan kontrol serta pengukuran. Contoh: melaksanakan inspeksi komisioning sistem proteksi bay trafo 150/20 kV 60 MVA. Sertifikasi : TIT.IPH.001.(2)A, TIH.ICH.001.(2)A, TIT.IPT.001.(2)A, TIT.ICT.001.(2)A, TIT.IUT.001.(2)A. Mampu melaksanakan inspeksi komisioning bay penghantar dan bay trafo serta mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil inspeksi komisioning sistem proteksi dan kontrol serta pengukuran pada bay penghantar dan bay trafo. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil inspeksi komisioning sistem kontrol dan pengukuran pada bay penghantar 500 kV Sertifikasi : TIH.IBH.001.(3)A, TIT.IBT.001.(3)A. Mampu membuat dan menentukan metode serta memperbaiki prosedur inspeksi komisioning sistem proteksi dan kontrol pada bay penghantar dan bay trafo. Contoh: memperbaiki prosedur inspeksi komisioning sistem kontrol dan pengukuran bay trafo 150/500 kV 500 MVA.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
104
55. PSD Operasi Realtime Sistem Tenaga Power System Dispatching Kemampuan untuk mengoperasikan sistem tenaga listrik secara real time, termasuk dispatching antar regional control centre.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui konsep dasar pengoperasian sistem tenaga listrik. Contoh: mengetahui karakteristik pusat listrik secara umum, mengetahui batas-batas pengoperasian instalasi tenaga listrik dan batas operasi sistem tenaga listrik, mengetahui prinsip switching.
2
Mengerti secara komprehensif proses pengaturan sistem tenaga listrik. Contoh: mengetahui metode pengaturan tegangan dan frekuensi, memahami standing operation procedure (SOP) baik dalam kondisi normal maupun darurat, mengetahui konsep analisa sistem tenaga dan manajemen energi.
3
4
5
6
Mampu melaksanakan pengendalian operasi tenaga listrik sesuai dengan perencanaan operasi yang telah dibuat, serta melakukan tindakan korektif pada perubahan kondisi sistem yang bersifat minor. Contoh: dapat memerintahkan merubah tingkat pembebanan, memerintahkan switching transmisi, mengatur frekuensi dan tegangan. Sertifikasi: TOL.OOG.001(1).A, TOK.OOG.002.(1).A, TOQ.OOD.001.(3)A, TOQ.OOD.002.(3)A, TOK.OPJ.002(3).A. Mampu melaksanakan pengendalian operasi dalam kondisi darurat, mengatasi gangguan dan memulihkan, dengan menerapkan SOP serta memilih alternatif yang sesuai dengan kondisi aktual. Contoh: mampu melakukan pemulihan sistem dari gangguan besar, mampu melakukan modifikasi urutan switching karena terjadinya perubahan kesiapan instalasi tenaga listrik. Mampu memodifikasi rencana operasi sistem untuk mengantisipasi perubahan kondisi sistem. Contoh: mampu merubah rencana operasi untuk menyesuaikannya dengan perubahan kondisi sistem yang aktual, mampu melakukan pelatihan menggunakan dispatching training simulator (DTS) dengan skenario yang telah ditentukan. Mampu menganalisis dan mengevaluasi strategi dan metode pengaturan sistem tenaga listrik, serta mengembangkan metode baru pengendalian operasi sistem tenaga listrik. Contoh: mampu mengembangkan metode operasi (perubahan SOP), mampu membuat skenario untuk pelatihan dalam DTS (dispatcher training simulator).
105
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
56. SEO Operasi Peralatan Gardu Induk Substation Equipment Operation Pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan peralatan Gardu Induk sesuai SOP yang berlaku, melalui instruksi dispatcher yang mengatur aliran beban, untuk tujuan switching dan penyaluran beban, dalam hal operasi normal atau operasi darurat atau gangguan. Dengan jalan mengoperasikan peralatan Pemutus tenaga (circuit breaker) dan Pemutus Tegangan (Disconnecting Switch).
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui dasar pengoperasian peralatan Gardu Induk lengkap dengan SOP nya, mengetahui macam dan jenis Gardu Induk, mengetahui jenis dan type peralatan Gardu Induk, mengetahui operasi kondisi normal, kondisi darurat, kondisi temporer dan kondisi siaga. Contoh: mengetahui macam Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dengan jenis 1 ½ Breaker, double busbar, kapasitas 2 x 500 MVA. Mengerti secara detail dan komprehensif pengoperasian Gardu Induk lengkap dngan SOP nya, mengerti fungsi alat proteksi dan koordinasi setting relay, mengerti jenis konfigurasi busbar dan kegunaannya, mengerti langkah operasi darurat yang harus dilaksanakan tanpa komando . Contoh: mengetahui langkah operasi darurat dengan meng-off-kan circuit breaker Trafo pada saat Trafo mengeluarkan suara dengung keras diatas suara normal. Mampu melaksanakan pekerjaan pengoperasian peralatan Gardu Induk sesuai prosedur dan tata cara yang berlaku. Mengikuti instruksi dispatcher dengan benar. Melaksanakan tindakan sesuai prosedur pada keadaan genting dan darurat. Contoh: dapat melakukan pelepasan dan pemasukkan disconnecting switch (pemisah tegangan/ PMS) sesuai urutan yang benar pada saat pemindahan operasi busbar I dan II Sertifikasi: {TOL.OOG.001(1).A, TOK.OOG.002.(1).A} {TOQ.OOD.001.(3)A, TOQ.OOD.002.(3)A} Mampu melaksanakan pengawasan dan supervisi pada aktifitas pengoperasian gardu induk dengan memberikan arahan yang benar kepada operator Gardu Induk dalam pembebanan lebih operasi trafo, melaksanakan pengawasan pada saat operasi dengan kondisi darurat, temporer dan siaga. Contoh: mampu memberikan instruksi dengan benar untuk melakukan pengoperasian circuit breaker (pemutus tenaga/ PMT) dalam kondisi tidak normal.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
106
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melakukan analisis dan evaluasi pada SOP yang berlaku untuk peningkatan dan pengembangan pengoperasian gardu induk guna efektifitas dan efisiensi operasi gardu induk, melakukan analisa dan evaluasi angka-angka pengusahaan dengan batas kapasitas peralatan gardu induk. Contoh: mampu melakukan operasi trafo pada kondisi overload dengan hasil analisa dan evaluasi untuk besaran angka beban lebih dan batas waktu operasi di luar normal. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan untuk peningkatan dan penyempurnaan prosedur operasi Gardu Induk, strategi dan metode pengaturan sistem tenaga listrik, serta mengembangkan metode baru pengendalian operasi sistem tenaga listrik. Contoh: mampu memberikan rekomendasi pemasangan no-vvoltage relay, untuk otomatisasi pelepasan semua pemutus tenaga (circuit breaker) yang terhubung dengan busbar, mampu mengembangkan metode operasi (perubahan SOP) untuk melancarkan dan memudahkan pengoperasian peralatan Gardu Induk.
57. SEM Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk Substation Equipment Maintenance Pengetahuan dan kemampuan dalam pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk termasuk menguasai penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan gardu induk dengan tujuan untuk menghasilkan kinerja peralatan gardu induk sesuai target yang ditetapkan perusahaan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui macam pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk serta jenis penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk. Contoh: mengetahui penggunaan peralatan untuk mengukur faktor disipasi (tangen delta). Memahami secara komprehensif prosedur pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk serta memahami berbagai jenis prosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk. Contoh: memahami prosedur pekerjaan penyaringan minyak isolasi trafo secara on - line.
107
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk diantaranya mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pemeliharaan batere, peralatan rectifier, menguji dan mengganti elektrolit batere, menguji kapasitas batere, mampu mengukur faktor dissipasi, tahanan isolasi, tahanan pentanahan, temperatur titik sambungan, kandungan gas pada minyak, partial discharge, menguji keserempakan kontak PMT. Contoh:melaksanakan pekerjaan penyaringan minyak trafo 150/20 kV 60 MVA Sertifikasi: TMP.HPN.001(1)A, TMP.HPN.002(1)A, TMP.HPN.003(1)A, T M P. H P N . 0 0 4 ( 1 ) A , T M P. H P N . 0 0 5 ( 1 ) A , T M P. H P N . 0 0 6 ( 1 ) A , TMP.HPN.007(1)A, TMP.HPN.008(1)A, TMP.HPN.009(1)A, TMP.HPN.010 (1)A, TMP.HPN.011(1)A, TGC.HPC.001(1)A, TMP.HPG.001(1)A T G U . H W N . 0 0 1 ( 1 ) A , T M P. H P N . 0 0 1 ( 1 ) A , T S K . H R C . 0 0 1 ( 1 ) A , TGM.HWJ.001(1)A, TGM.HWJ.002(1)A, TGD.HWA.001(1)A, TGM.HRE.001(1)A, TGQ.HRQ.001(1)A, TGM.HRB.001(1)A, TGM.HRB.002(1)A, TGM.HRB.003(1)A. Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk serta penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk, serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan memelihara PMT, PMS, CT/PT, trafo daya. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pekerjaan penyaringan minyak isolasi trafo 150/70 kV 100 MVA. Sertifikasi: TGV.HGQ.001.(2)A, TGM.HGQ.001.(2)A, TGI.HWQ.002.(2)A, TGM.HWQ.008.(2)A Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk dan penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan gardu induk. serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan memelihara kapasitor, bay bus tie, bay kopel, bay kubikel 20 kV, bay transformator, bus bar. Sertifikasi : TGM.HWQ.001.(3)A, TGM.HWQ.002.(3)A, TGM.HWQ.003.(3)A, TGM.HWQ.004.(3)A, TGM.HWQ.005.(3)A, TGC.HWQ.003.(3)A, TGM.HWU.001.(3)A. Mampu membuat dan menentukan metode atau memperbaiki prosedur kerja pemeliharaan peralatan gardu induk serta prosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan gardu induk. Contoh: memperbaiki prosedur kerja penyaringan minyak isolasi trafo 500/150 kV 500 MVAsecara on - line.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
108
58. SSC Inspeksi Komisioning Gardu Induk Substation Commissioning Pengetahuan dan kemampuan dalam pekerjaan komisioning gardu induk meliputi sistem proteksi bay penghantar, sistem kontrol dan pengukuran bay penghantar, sistem proteksi bay trafo, sistem kontrol dan pengukuran bay trafo, serta komisioning trafo daya dan kelengkapannya termasuk bay trafo, untuk memperoleh instalasi proteksi dan kontrol yang memenuhi standar dalam hal kelaikan operasi dan ketentuan perusahaan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui pekerjaan inspeksi komisioning sistem proteksi dan kontrol gardu induk. Contoh: mengetahui pekerjaan inspeksi komisioning sistem proteksi bay penghantar 70 kV.
2
Memahami secara komprehensif proses pekerjaan inspeksi komisioning sistem proteksi dan kontrol pada gardu induk. Contoh: memahami prosedur pekerjaan inspeksi komisioning sistem kontrol dan pengukuran bay trafo 150/70 kV 100 MVA.
3
4
5
6
Mampu membantu melaksanakan inspeksi komisioning sistem proteksi dan kontrol gardu induk. Contoh: membantu melaksanakan inspeksi komisioning sistem proteksi bay penghantar 150 kV. Mampu melaksanakan inspeksi komisioning gardu induk meliputi sistem proteksi dan kontrol serta sistem pengukuran pada bay penghantar dan bay trafo serta mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan inspeksi komisioning sistem proteksi dan kontrol serta pengukuran. Contoh: melaksanakan inspeksi komisioning sistem proteksi bay trafo 150/20 kV 60 MVA. Sertifikasi : TIT.IPH.001.(2)A, TIH.ICH.001.(2)A, TIT.IPT.001.(2)A, TIT.ICT.001.(2)A, TIT.IUT.001.(2)A. Mampu melaksanakan inspeksi komisioning bay penghantar dan bay trafo serta mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil inspeksi komisioning sistem proteksi dan kontrol serta pengukuran pada bay penghantar dan bay trafo. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil inspeksi komisioning sistem kontrol dan pengukuran pada bay penghantar 500 kV. Sertifikasi : TIH.IBH.001.(3)A, TIT.IBT.001.(3)A. Mampu membuat dan menentukan metode serta memperbaiki prosedur inspeksi komisioning gardu induk meliputi sistem proteksi dan kontrol pada bay penghantar dan bay trafo. Contoh: memperbaiki prosedur inspeksi komisioning sistem kontrol dan pengukuran bay trafo 150/500 kV 500 MVA.
109
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
59. STC Pembangunan dan Pemasangan Peralatan SCADA dan Telekomunikasi SCADA and Telecommunication Construction Pengetahuan tentang prosedur pembangunan/pemasangan peralatan SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) dan telekomunikasi, serta kemampuan untuk melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pembangunan/pemasangan peralatan SCADA dan telekomunikasi dengan tujuan untuk mendapatkan instalasi SCADA dan telekomunikasi yang memenuhi standar sesuai ketetapan perusahaan.
Level
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui macam pekerjaan pemasangan peralatan SCADA dan telekomunikasi yang digunakan di gardu induk, dan macam pengawasan dan pengendalian, pekerjaan menganalisa dan mengevaluasi hasil pemasangan peralatan SCADA dan telekomunikasi. Contoh: mengetahui pekerjaan pemasangan pengawatan input - output RTU. Mengetahui prinsip prosedur kerja pembangunan/pemasangan SCADA/telekomunikasi yang digunakan di gardu induk, dan macam pengawasan dan pengendalian, pekerjaan menganalisa dan mengevaluasi hasil pemasangan peralatan SCADA dan telekomunikasi. Contoh: mengetahui prosedur pemasangan kabel optik serat dan terminal optik serat. Mampu melaksanakan pekerjaan pemasangan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, dan mampu menggunakan peralatan pemasangan SCADA/telekomunikasi sesuai dengan fungsinya. Contoh: melaksanakan pemasangan peralatan hardware SCADA. Sertifikasi: TIC.CIC.001(1)A, TIA.CIA.001(1)A. Mampu mengawasi dan mengendalikan/supervisi pemasangan peralatan SCADA dan telekomunikasi, serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pemasangan pengawatan input - output RTU, software SCADA, kabel coaxial, kabel kontrol, power cable, hardware peralatan PLC dan radio VHF, kabel optik serat dan terminal optik serat, hardware master station SCADA, software master station SCADA. Contoh: mengawasi dan mengendalikan/supervisi pemasangan hardware master station SCADA. Sertifikasi : TIC.CIC.001(2)A, TIC.CIC.002(2)A, TIC.CIT.001(2)A TIC.CIR.001(2)A, TIC.CIR.002(2)A, TIC.CIO.001(2)A, TIC.CIO.002(2)A, TIC.CIM.001(2)A, TIC.CIM.002(2)A, TIC.CIM.003(2)A.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
110
Level 5
6
Deskripsi Perilaku Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pemasangan peralatan SCADA dan telekomunikasi serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pemasangan peralatan SCADA, peralatan telekomunikasi PLC dan radio VHF, kabel optik serat dan terminal optik serat, master station SCADA. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pemasangan software master station SCADA. Sertifikasi: TIC.CIC.001(3)A TIC.CIT.001(3)A, TIC.CIO.001(3)A, TIC.CIM.001(3)A Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode atau memperbaiki prosedur pemasangan SCADA/telekomunikasi, serta mendesain dan berinovasi dalam aplikasi SCADA/telekomunikasi. Contoh: memperbaiki prosedur pemasangan hardware master station SCADA.
60. STM Pemeliharaan SCADA dan Telekomunikasi SCADA and Telecommunication Maintenance Pengetahuan tentang jenis dan fungsi peralatan SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) dan telekomunikasi, serta kemampuan untuk melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pemeliharaan/penggantian/pemasangan peralatan SCADA dan telekomunikasi.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui jenis dan fungsi peralatan SCADA dan telekomunikasi yang digunakan di gardu induk, dan macam pemeliharaannya. Contoh: RTU, transducer, repeater, pemeliharaan periodik dan korektif SCADA/Telekomunikasi.
2
Mengetahui prinsip kerja SCADA/telekomunikasi, dan pengertian jenisjenis pemeliharaan SCADA/telekomunikasi. Contoh: prinsip kerja RTU, repeater, makna indikator-indikator, pengujian RTU untuk mengecek kebenaran kerjanya.
3
Mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, dan mampu menggunakan peralatan pemeliharaan SCADA/telekomunikasi sesuai dengan fungsinya. Contoh: melaksanakan pengujian RTU. S e r t i f i k a s i : T G N . H WA . 0 0 1 ( 1 ) A , T G D . H WA . 0 0 2 ( 1 ) A , TGD.HWL.002(1)A, TGD.HWL.003(1)A, TGD.HWL.001(1)A, TGQ.HRQ.001(1)A, TOA.OHS.003(1).A.
111
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan SCADA /Telekomunikasi, dan mampu melaksanakan troubleshooting serta tindakan korektif/perbaikan kerusakan. Contoh: merencanakan dan mensupervisi pengujian RTU serta melakukan tindakan korektif apabila ditemukan anomali. Sertifikasi: TGD.HWA.003(2)A, TGD.HWL.001(2)A, TOA.OHS.002(2).A. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi penggantian/pemasangan SCADA/telekomunikasi, mampu menganalisa dan mengevaluasi serta merencanakan program, sistem dan prosedur serta logistik/anggaran pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan SCADA/telekomunikasi. Contoh: melaksanakan penggantian RTU, membuat program pemeliharaan tahunan. Sertifikasi: TGD.HWD.001(3)A, TOA.OHS.001(3).A. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode pemeliharaan SCADA/telekomunikasi, ahli mendesain dan berinovasi dalam aplikasi SCADA/telekomunikasi. Contoh: mendesain SCADA/telekomunikasi untuk gardu induk baru dan mengintegrasikannya ke dalam sistem SCADA secara keseluruhan.
61. TEP Perencanaan Pengembangan Transmisi Transmission Expansion Planning Kemampuan untuk merencanakan pemenuhan kebutuhan kapasitas penyaluran tenaga listrik dalam jangka panjang secara optimal, dengan mempertimbangkan pertumbuhan beban, teknologi transmisi dan perkiraan lokasi pusat pembangkit.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui proses pembuatan transmission expansion planning. Contoh: mengetahui konsep load flow, short circuit, hubung singkat serta studi stabilitas sistem tenaga, mengetahui konsep engineering economics.
2
Memahami secara komprehensif proses pembuatan transmission expansion planning serta parameter yang terkait dengan transmission expansion planning. Contoh: memahami keunggulan dan kelemahan metode perhitungan yang digunakan dalam perhitungan transmission expansion planning, memahami hubungan antara tingkat akurasi dengan asumsi yang digunakan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
112
Level 3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pembuatan transmission expansion planning sesuai dengan metode dan parameter yang telah ditentukan. Contoh: melaksanakan perhitungan transmission expansion planning, menghitung kebutuhan dan kelaikan investasi transmisi. Sertifikasi: TPS.RPE.010(1)A.0, TPS.RPE.011(1)A.0, TPS.RPE.013(1)A.0 Mampu memodifikasi parameter transmission expansion planning dengan metode yang telah ditentukan. Contoh: mampu membuat alternatif pilihan (kandidat) tambahan transmisi, mampu membuat alternatif asumsi yang mempengaruhi keputusan investasi. Mampu membuat model sistem tenaga listrik dalam proses transmission expansion planning dan menentukan asumsi yang dipakai dalam pengambilan keputusan investasi. Contoh: mampu mengidentifikasi kebutuhan transmisi baru untuk memenuhi kebutuhan serta memperbaiki kualitas tenaga listrik, mampu menjustifikasi kelaikan investasi transmisi, dapat mengintegrasikan hasil generation expansion planning dalam transmission expansion planning. Mampu mengembangkan metode perhitungan transmission plannning. Contoh: menentukan metode penentuan investasi transmisi, menetapkan alat bantu perhitungan dalam transmission expansion planning.
62. TLC Pembangunan/Pemasangan peralatan SUTT/SUTET Transmission Line Apparatus Construction Pengetahuan tentang macam dan prosedur pekerjaan pembangunan/pemasangan peralatan SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) maupun SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi), serta kemampuan melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pembangunan atau pemasangan peralatan SUTT/SUTET sesuai standar yang ditetapkan perusahaan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui macam pekerjaan pembangunan/pemasangan peralatan SUTT/SUTET, dan jenis-jenis peralatan SUTT/SUTET Contoh: mengetahui pembangunan/pemasangan tower, isolator, konduktor, arcing horn. Mengetahui prosedur pekerjaan pembangunan/pemasangan peralatan SUTT/SUTET, serta pengertian jenis-jenis peralatan SUTT/SUTET. Contoh: mengetahui prosedur pekerjaan pembangunan/pemasangan tower tension SUTT 150 kV dengan konduktor bundled double Drake.
113
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pekerjaan pembangunan/pemasangan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, mampu menggunakan peralatan kerja pembangunan/pemasangan SUTT/SUTET sesuai dengan fungsinya, serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan memasang fondasi SUTT/SUTET tower lattice, peralatan stringing, pondasi SUTT pole, anchor bolt dan grounding SUTT pole. Contoh: melaksanakan pemasangan isolator, suspension clamp, dan pentanahan kaki tiang SUTT 150 kV. Sertifikasi: TSH.CSH.001(1)A, TSH.CSH.002(1)A, TSH.CSH.003(1)A, TSH.CSH.004(1)A, TSH.CSP.001(1)A, TSH.CSP.002(1)A, TSH.CSP.003(1)A. Mampu mengawasi dan mengendalikan/mensupervisi pekerjaan pembangunan/pemasangan SUTT/SUTET, serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan membangun pondasi tower lattice dan pole, memasang tower lattice dan pole, memasang konduktor dan kawat tanah tower lattice dan pole, Contoh: mengawasi dan mengendalikan/mensupervisi pekerjaan stringing konduktorACSR Zebra pada SUTT 150 kV. Sertifikasi: TSH.CSH.001(2)A, TSH.CSH.002(2)A, TSH.CSH.003(2)A, TSH.CSP.001(2)A, TSH.CSP.002(2)A, TSH.CSP.003(2)A
Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan pembangunan dan pemasangan SUTT/SUTET, serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan memasang SUTT/SUTET tower lattice dan pole. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pembangunan SUTET sepanjang 100 km dengan konduktor 4xZebra. Sertifikasi: TSH.CSH.001(3)A, TSH.CSP.001(3)A. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode atau memperbaiki prosedur kerja pembangunan /pemasangan SUTT/SUTET, serta perosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan/pemasangan SUTT/SUTET. Contoh: menyempurnakan metode pemasangan string insulator pada SUTET dengan konduktor 4xDrake.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
114
63. TLM Pemeliharaan SUTT/SUTET Transmission Line Maintenance Pengetahuan tentang jenis, fungsi dan batasan operasi peralatan SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) maupun SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi), serta kemampuan melaksanakan, mensupervisi, merencanakan dan mengembangkan metode pemeliharaan atau penggantian atau pemasangan peralatan SUTT/SUTET.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui jenis dan fungsi setiap peralatan SUTT/SUTET, dan jenis-jenis pemeliharaan peralatan SUTT/SUTET. Contoh: tower, isolator, konduktor, arcing horn, jarak bebas, right of way; pemeliharaan periodik, pemeliharaan korektif.
2
Mengetahui prinsip kerja dan batasan operasi peralatan SUTT/SUTET, serta pengertian jenis-jenis pemeliharaan peralatan SUTT/SUTET. Contoh: konduktor untuk menyalurkan tenaga listrik dengan batasan kapasitas arus tertentu, pemeliharaan periodik pentanahan kaki tiang untuk mempertahankan keandalan operasi peralatan.
3
4
5
6
Mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, mampu menggunakan peralatan pemeliharaan SUTT/SUTET sesuai dengan fungsinya. Contoh: melaksanakan pemeliharaan pentanahan kaki tiang. Sertifikasi: TMC.HMC.001.(1)A, TSU.HSC.001(1)A, TSU.HSC.002(1)A, TSU.HSO.001(1)A, TSU.HSQ.001(1)A. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, mampu melaksanakan tindakan korektif/ perbaikan kerusakan. Contoh: merencanakan dan mensupervisi penggantian isolator serta melakukan tindakan korektif apabila diperlukan. Sertifikasi: TSU.HSQ.002(2)A. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi penggantian/ pemasangan peralatan SUTT/SUTET merencanakan program, sistem dan prosedur serta logistik/anggaran pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan SUTT/SUTET. Contoh: penggantian konduktor SUTET, membuat program pemeliharaan tahunan. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode pemeliharaan SUTT/SUTET, mampu melaksanakan analisa dan evaluasi operasi SUTT/SUTET. Contoh: menyempurnakan metode penggatian isolator.
115
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
C. Kompetensi Teknis e. Kelompok Distribusi dan Pemasaran 64. ABM Manajemen Aktifitas Proses Bisnis Activity Based Management 65. BCO Orientasi Bisnis dan Komersial Business and Commercial Orientation 66. BMA Manajemen Brand Brand Management 67. BSD Pengembangan Usaha Business Development 68. CSA Administrasi Pelanggan Customer Service Administration 69. CUS Pelayanan Pelanggan Customer Service 70. DLF Perkiraan Kebutuhan Listrik Distribusi Distribution Load forecast 71. DLM Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan Distribusi Distribution Hot-Line Maintenance 72. DNC Konstruksi Jaringan Distribusi Distribution Network Construction 73. DND Operasi Realtime Distribusi Distribution Network Dispatching 74. DNG Manajemen Distribusi Distribution Management 75. DNI
Inspeksi Jaringan Distribusi Distribution Network Inspection
76. DNM Pemeliharaan Jaringan Distribusi Distribution Network Maintenance 77. DNO Operasi Jaringan Distribusi Distribution Network Operation 78. DNP Perencanaan Jaring Distribusi Distribution Network planning 79. DNS Perencanaan Sistem Jaring Distribusi Distribution Network System Planning 80. MMA Manajemen Pemasaran Marketing Management 81. MPL Alat Pengukur dan Pembatas Metering and Power Limiter 82. MPY Kebijakan Pemasaran Marketing Policy 83. MRB Pembacaan Meter dan Pembuatan Rekening Meter Reading and Billing 84. PDV Pengembangan Produk Product Development 85. PPI
Pembuatan dan Instalasi Panel Panel production and installation
86. SCM Manajemen Supply-Chain Supply Chain Management 87. TMG Manajemen Tarif Tariff Management 88. TRC Rekondisi Transformator Transformer Recondition 89. TRS Analisis Tarif Tariff Analysis
C. Kompetensi Teknis
e.
Kelompok Distribusi dan Pemasaran
64. ABM Manajemen Aktifitas Proses Bisnis Activity Based Management Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola aktifitas proses bisnis yang memberi nilai tambah kepada pelanggan dan stakeholder lainnya.
Level
1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses manajemen aktifitas yang meliputi pemetaan aktifitas, pemetaan proses bisnis, komponen kunci dari aktifitas, analisis aktifitas dan menghitung biaya aktifitas yang memberi nilai tambah. Contoh : Mengetahui aktifitas-aktifitas yang dilaksanakan di dalam proses pemeliharaan jaringan. Memahami secara komprehensif hubungan antara proses manajemen aktifitas yang meliputi pemetaan aktifitas, pemetaan proses bisnis, komponen kunci dari aktifitas, analisis aktifitas dan menghitung biaya aktifitas yang memberi nilai tambah. Contoh : memahami bisnis proses pemeliharaan jaringan dan aktifitasaktifitas kunci dan memahami dasar biayanya.
3
Mampu melaksanakan identifikasi aktifitas yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder dan pelanggan (eksternal maupun internal). Contoh : mampu mengidentifikasi aktifitas pemeliharaan jaringan yang berpengaruh paling besar terhadap kinerja jaringan.
4
Mampu menganalisis aktifitas dalam perusahaan dan membuat peta aktifitas yang memberikan nilai tambah kepada perusahaan dan konsumen. Contoh : mampu membuat peta aktifitas pengelolaan jaringan distribusi.
5
Mampu merekomendasikan aktifitas kunci yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Contoh : mampu menganalisa dan mengevaluasi aktifitas pemeliharaan jaringan distribusi.
6
Mampu mengembangkan metodologi manajemen aktifitas yang memberi nilai tambah. Contoh : mampu mengaitkan antara aktifitas, penganggaran aktifitas dengan perencanaan strategis.
119
65. BCO Orientasi Bisnis dan Komersial Business and Commercial Orientation Pengetahuan dan kemampuan dalam memahami konsep bisnis dan komersial yang meliputi antara lain hubungan antara supply dan demand, tingkat keuntungan tiap segmen pelanggan, tarif multiguna, mampu membuat/menganalisa /menginterpretasikan peta potensi tingkat keuntungan per daerah/per jenis usaha/kegiatan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengenal konsep bisnis dan komersial dalam industri pasokan tenaga listrik yang meliputi antara lain hubungan antara supply dan demand, harga pokok produksi, surplus produser dan konsumen.
2
Memahami kegunaan penerapan konsep bisnis dan komersial di perusahaan yang meliputi antara lain hubungan antara supply dan demand, harga pokok produksi, tarif listrik, segmentasi pelanggan.
3
4
5
6
Mampu membuat peta potensi tingkat keuntungan per daerah, per jenis usaha/kegiatan. Contoh: dapat memilih pelanggan bisnis yang lebih menguntungkan, misalnya pelanggan yang memakai listrik pada siang hari (misalnya showroom mobil) lebih menguntungkan daripada yang memakai listrik pada malam hari (misalnya tempat hiburan malam). Mampu menganalisa peta potensi tingkat keuntungan per daerah, per jenis usaha/kegiatan dalam rangka pengalokasian sumber daya yang optimal. Contoh: dapat merekomendasikan peningkatan keandalan pasokan listrik pada daerah yang memiliki potensi tingkat keuntungan yang tinggi. Mampu menginterpretasikan peta potensi tingkat keuntungan dan mengaitkannya dengan ketersediaan sumber daya perusahaan, RUKN/RUKD, peraturan dan perundang-undangan, indikator ekonomi, kecendurangan ekonomi global dan lain-lain. Contoh: dapat menetapkan taktik dan strategi pemasaran. Mampu merekomendasikan projeksi bisnis jangka menengah dan jangka panjang dengan mempertimbangkan potensi pasar, ketersediaan sumber daya perusahaan, RUKN/RUKD, peraturan perundang-undangan, indikator ekonomi, kecendurangan ekonomi global dan lain-lain. Contoh : memberikan rekomendasi tentang arah pengembangan ketenagalistrikan berdasarkan peta potensi tingkat keuntungan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
120
66. BMA Manajemen Brand Brand Management Pengetahuan dan kemampuan dalam memahami konsep manajemen brand (merk) yang meliputi antara lain citra merk dalam hubungannya dengan loyalitas pelanggan, mampumembuat rencana dan menerapkannya manajemen brand, mampu menganalisa strategi peningkatan citra dan mampu mengembangakan metode promosi.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengenal konsep manajemen brand yang meliputi antara lain citra merk dalam hubungannya dengan loyalitas pelanggan.
2
Memahami secara komprehensif manfaat penerapan manajemen merk di perusahaan yang berkaitan dengan loyalitas pelanggan.
3
4
5
6
Mampu membuat rencana manajemen merk dan menerapkannya dalam rangka mempertahankan loyalitas pelanggan dan peningkatan citra merk salah satu produk perusahaan. Contoh: mampu membuat rencana acara talk show dan sejenisnya yang dapat meningkatkan citra perusahaan. Mampu membuat berbagai alternatif strategi peningkatan citra merk produk disertai dengan penjelasan untung rugi setiap alternatif. Contoh: mampu membuat analisa rasio benefit-cost atas setiap alternatif strategi peningkatan citra. Mampu menganalisa berbagai alternatif strategi peningkatan citra merk produk dan merekomendasikan alternatif terbaik. Contoh: mampu merekomendasikan kelanjutan sebuah program acara televisi yang disponsori oleh perusahaan untuk mempromosikan produk tertentu. Mampu memilih dan mengembangkan metode promosi untuk peningkatan citra merk produk. Contoh: mampu memberikan solusi/penyempurnaan atas penghentian /kelanjutan program promosi melalui televisi.
121
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
67. BSD Pengembangan Usaha Business Development Pengetahuan dan kemampuan dalam memahami konsep pengembangan usaha baru, memahami kegunaan penerapan rencana bisnis yang berkaitan dengan pengembangan usaha baru di perusahaan, mampu membuat rencana bisnis yang berkaitan dengan pengembangan usaha baru untuk meningkatkan pendapatan, mampu menganalisa rencana pemasaran dan rencana bisnis, mampu memilih dan memutuskan strategi pemasaran.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengenal konsep pengembangan usaha baru.
2
Memahami kegunaan pembuatan dan penerapan rencana bisnis yang berkaitan dengan pengembangan usaha baru di perusahaan.
3
Mampu membuat rencana bisnis yang berkaitan dengan pengembangan usaha baru untuk meningkatkan pendapatan. Contoh: membuat rencana bisnis pengembangan Unit Jasa dan Produksi.
4
5
6
Mampu membuat berbagai alternatif strategi pemasaran dan pembentukan unit usaha baru, akuisisi, merger maupun pembubaran anak perusahaan. Contoh: mampu membuat analisa penggabungan unit bengkel Distribusi Bali ke Unit Jasa dan Produksi. Mampu menganalisa rencana pemasaran dan rencana bisnis yang berkaitan dengan pengembangan usaha baru. Contoh : mampu merekomendasi alternatif pengembangan usaha baru yang terbaik lengkap dengan analisa risikonya. Mampu memilih dan memutuskan strategi pengembangan usaha yang akan ditetapkan oleh Perusahaan dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Contoh: memutuskan pola pembentukan anak perusahaan.
68. CSA Administrasi Pelanggan Customer Service Administration Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan administrasi pelanggan, pengendalian proses dan kaitannya dengan fungsi-fungsi yang berhubungan, analisa dan evaluasi hasil pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi pelanggan, pengembangan prosedur atau metode baru dan perbaikan prosedur kerja dalam upaya mencapai target kinerja yang ditetapkan perusahaan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
122
Level
1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui dasar-dasar proses administrasi pelanggan dan hubungannya dengan fungsi-fungsi lain, analisa dan evaluasi hasil pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi pelanggan, proses mengembangkan prosedur atau metode baru atau proses memperbaiki prosedur kerja. Contoh: mengetahui tentang prosedur proses penyambungan baru untuk pelanggan R1. Mengetahui proses administrasi pelanggan secara komprehensif terkait dengan administrasi di bidang transmisi (pengukuran, TMP, investasi penyambungan), bidang distribusi, bidang hukum, bidang sumberdaya manusia dan organisasi, dan bidang keuangan. Contoh: mengetahui secara komprehensif tentang rangkaian proses di berbagai bidang sebagai kelanjutan dari suatu aktivitas penyambungan pelanggan. Mampu melakukan proses administrasi pelanggan sesuai dengan aturan tata usaha pelanggan (TUL) dan aturan-aturan lain yang berlaku. Contoh: melaksanakan administrasi permintaan penyambungan baru. Mampu melakukan pengendalian pekerjaan proses administrasi pelanggan dikaitkan dengan administrasi di data pelanggan (pengukuran, TMP, investasi penyambungan). Contoh: melaksanakan pengendalian pekerjaan proses administrasi pelanggan di bidang distribusi. Mampu melakukan analisis dan evaluasi atas kinerja administrasi pelanggan, termasuk kaitannya dengan administrasi di bidang transmisi (pengukuran, TMP, investasi penyambungan), bidang distribusi, bidang hukum, bidang sumberdaya manusia dan organisasi, serta bidang keuangan. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi kinerja hasil proses administrasi pelanggan. Mampu memperbaharui sistem administrasi pelanggan sesuai dengan kebutuhan pasar, strategi perusahaan (termasuk keterbatasan sumberdaya, efisiensi, antisipasi kebutuhan masa depan) dan perkembangan teknologi. Contoh: memperbaiki prosedur kerja proses administrasi pelanggan .
123
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
69. CUS Pelayanan Pelanggan Customer Service Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan pelayanan, penyelesaian persoalan pelanggan, dan pengembangan produk layanan, termasuk kemampuan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pekerjaan pelayanan, analisa dan evaluasi hasil pekerjaan yang berkaitan dengan pelayanan, serta kemampuan untuk mengembangkan prosedur/metode baru atau memperbaiki prosedur kerja pelayanan.
Level
1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui dasar-dasar prosedur kerja dan metode pelayanan, termasuk proses penyelesaian persoalan pelanggan, proses pengawasan dan pengendalian pekerjaan pelayanan, proses analisa dan evaluasi hasil pekerjaan yang berkaitan dengan pelayanan, proses pembangan prosedur/metode baru atau perbaikan prosedur kerja pelayanan. sesuai dengan etika pelayanan, serta proses pengembangan produk layanan. Contoh: mengetahui proses pelayanan dan kaitannya dengan kepastian waktu, kecepatan tanggap, dan kepastian biaya. Mengetahui secara komprehensif prosedur pelayanan, termasuk proses penyelesaian persoalan pelanggan, proses pengawasan dan pengendalian pekerjaan pelayanan, sesuai dengan etika pelayanan, proses pengembangan produk layanan, tarif dasar listrik (TDL), proses bisnis, teknik penyambungan dan produk layanan yang ada. Contoh: mengetahui prosedur pelayanan. Mampu melaksanakan pelayanan dan menyelesaikan persoalan pelanggan sesuai dengan etika dan asas pelayanan. Contoh: Melaksanakan permintaan penambahan daya. Mampu melakukan pengawasan dan pengendalian pekerjaan pelayanan dan penyelesaian persoalan pelanggan sesuai dengan etika dan asas pelayanan, mampu melakukan pelayanan sesuai dengan segmentasi pelanggan dan mampu bernegosiasi dengan pelanggan. Contoh: bernegosiasi dengan pelanggan yang menunggak; bertindak sebagai account officer. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan pelayanan dan penyelesaian persoalan pelanggan, pelayanan sesuai dengan segmentasi pelanggan, dan hasil negosiasi dengan pelanggan; mampu menggali kebutuhan pelanggan dan mampu mengukur tingkat pelayanan dengan metode tertentu dan menganalisa hasilnya. Contoh: melakukan survai kebutuhan pelanggan menggunakan kuesioner, wawancara dan metode survai lainnya.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
124
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu mengembangkan dan menciptakan produk-produk layanan baru, serta memperbaiki prosedur kerja yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan. Contoh: membuat produk baru yang sesuai dengan segmen pasar.
70. DLF Perkiraan Kebutuhan Listrik Distribusi Distribution Load forecast Pengetahuan dan kemampuan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga listrik pada suatu kurun dan waktu tertentu ( load forecast ) termasuk kemampuan untuk mencari dan mengumpulkan/mendapatkan kelengkapan data yang akurat, kemampuan untuk melaksanakan perhitungan, mengawasi dan mengendalikan pekerjaan, menganalisa dan mengevaluasi hasil perhitungan, serta kemampuan untuk mengembangkan dan memperbaiki prosedur/metode perhitungan.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui kegunaan perkiraan kebutuhan tenaga listrik, mengetahui metode-metode yang lazim digunakan dalam perkiraan kebutuhan tenaga listrik dan data yang diperlukan. Contoh: mengetahui sumber data resmi tentang rencana pengembangan kawasan industri berikut kebutuhan tenaga listriknya. Memahami secara komprehensif proses pembuatan perkiraan kebutuhan tenaga listrik, memahami metode perkiraan tenaga listrik yang umumnya digunakan oleh sistem tenaga listrik, memahami keunggulan dan kelemahan metode operasi tenaga listrik, memahami model yang digunakan dalam perhitungan perkiraan tenaga listrik. Contoh : mengetahui semua kebutuhan data yang diperlukan dalam perhitungan perkiraan kebutuhan listrik distribusi dari sumber yang resmi dan jelas tanggungjawabnya. Mampu melaksanakan survai dan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga listrik tahunan, 3 tahunan dan 5 tahunan. Contoh: melaksanakan pengumpulan data jumlah penduduk dan rumah tangga, produk nasional bruto (GNP), kerapatan beban suatu daerah, pertumbuhan ekonomi, memahami Rencana Umum Kelistrikan Daerah (RUKD).
125
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu membuat perkiraan kebutuhan tenaga listrik dan mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan survai, pengumpulan data, mampu melakukan perhitungan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga listrik dengan alat dan metode yang telah ditentukan, mampu menilai kualitas dari sebuah perkiraan kebutuhan tenaga listrik, mampu menentukan faktor koreksi hasil perhitungan perkiraan kebutuhan beban. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pengumpulan data kerapatan beban di Jakarta Pusat. Mampu menganalisis dan mengevaluasi akurasi load forecast yang digunakan untuk memprediksi kebutuhan tenaga listrik, mampu menganalisa dan mengevaluasi hasil perhitungan perkiraan kebutuhan listrik distribusi dengan deviasi tertentu. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil perhitungan perkiraan kebutuhan distribusi di kawasan industri Karawang, Jawa Barat. Mampu menentukan model load forecast yang lebih akurat untuk digunakan dalam suatu perhitungan perkiraan kebutuhan tenaga listrik, serta mampu mengembangkan prosedur dan metode baru untuk perhitungan perkiraan kebutuhan listrik distribusi. Contoh: mengembangkan metode atau memilih model perhitungan perkiraan kebutuhan listrik distribusi untuk wilayah Sumatera.
71. DLM Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan Distribusi Distribution Hot-Line Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, pemasangan, penggantian dan pemeriksaan instalasi distribusi dalam keadaan bertegangan di jaringan 20 kV, termasuk kemampunan tentang pengembangan metode pelaksanaan dan faktorfaktor yang membatasi pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) di instalasi distribusi.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis dan fungsi setiap peralatan PDKB untuk instalasi distribusi 20 kV, standar konstruksi jaringan serta prosedur keamanan dan keselamatan kerja (K3). Contoh: mengetahui kegunaan peralatan PDKB seperti tangga, tali-temali, sticks.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
126
Level
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui prinsip kerja dan batasan operasi setiap peralatan PDKB untuk instalasi distribusi 20 kV, dan dampak dari kesalahan prosedur pelaksanaannya terhadap personil dan instalasi; mengetahui prosedur kerja PDKB. Contoh: mengetahui standing operation procedure (SOP) PDKB, mengetahui cara menggunakan stick penopang konduktor bertegangan. Mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, penggantian, pemasangan dan pemeriksaan instalasi distribusi 20 kV (SUTM dan Gardu 20 kV) dalam keadaan bertegangan dengan menggunakan peralatan PDKB sesuai dengan fungsinya dan berdasarkan prosedur yang ditetapkan. Contoh: dapat mengganti isolator 20 kV tanpa pemadaman instalasi. Mampu mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan PDKB, bertindak sebagai team leader, dan mampu melakukan pengujian peralatan PDKB. Contoh: mensupervisi penggantian isolator 20kV di SUTM. Mampu merencanakan rincian tahapan kerja PDKB, mampu membuat perencanaan program dan logistik/anggaran pelaksanaan PDKB instalasi distribusi. Contoh: mampu membuat rencana pelaksanaan penggantian isolator 20 kV atau penggantian load break switch (LBS) berupa rencana sistem dan prosedur serta rencana kebutuhan logistik/anggaran. Mampu melaksanakan analisis dan evaluasi pelaksanaan PDKB serta mengembangkan prosedur dan metode pelaksanaan maupun alat kerja PDKB instalasi distribusi 20 kV. Contoh: menyempurnakan metode PDKB penggatian isolator 20 kV, modifikasi material konektor PDKB.
72. DNC Konstruksi Jaringan Distribusi Distribution Network Construction Pengetahuan dan kemampuan melaksanakan proses pembangunan jaringan distribusi mulai dari analisa kebutuhan, survai lapangan dan rencana anggaran biaya (RAB), standar konstruksi, proses pengadaan jasa dan material, administrasi projek, pengendalian projek, testing dan commisioning, pengoperasian awal dan proses pencatatan asset.
127
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis dan macam pekerjaan pembangunan konstruksi instalasi distribusi yaitu meliputi: konstruksi APP fase tunggal, APP fase 3 pengukuran langsung, APP fase 3 dengan trafo arus, alat pengukur fase 3 TM, rele arus lebih untuk pembatas daya, alat bantu pengukuran, SLTR, SKUTR, instalasi pembumian, SKTR, SUTR, SKTM, kotak sambung dan kotak ujung, SKTM, SUTM, peralatan penghubung/peMISah, SKUTM, kotak ujung dan kotak sambung SKUTM, kubikel TM, instalasi gardu distribusi pasangan dalam/luar, PBO, Peningkatan Power Quality (PPQ), SUKK, STKK, perlengkapan elektromekanik kubikel, DS & CDS, prosedur survai, standar kontruksi dan pembuatan rencana anggaran biaya (RAB). Contoh: mengetahui pekerjaan pembangunan konstruksi gardu distribusi. Mengetahui secara komprehensif prosedur pembangunan/pemasangan instalasi distribusi yaitu meliputi: pemasangan APP fase tunggal, APP fase 3 pengukuran langsung, APP fase 3 dengan trafo arus, alat pengukur fase 3 TM, rele arus lebih untuk pembatas daya, alat bantu pengukuran, SLTR, SKUTR, instalasi pembumian, SKTR, SUTR, SKTM, kotak sambung dan kotak ujung, SKTM, SUTM, peralatan penghubung/pemisah, SKUTM, kotak ujung dan kotak sambung SKUTM, kubikel TM, instalasi gardu distribusi pasangan dalam/luar, PBO, Peningkatan Power Quality (PPQ), SUKK, STKK, perlengkapan elektromekanik kubikel, DS & CDS, alat ukur listrik, uji MCB, meter energi elektromekanik, trafo instrumen, prosedur administrasi dan pengendalian pelaksanaan kontruksi jaringan, prosedur testing dan commisioning, prosedur pengoperasian dan prosedur pencatatan asset. Contoh: mengetahui cara pemasangan instalasi pembumian. Mampu melaksanakan pekerjaan pembangunan instalasi distribusi yaitu meliputi: memasang konektor, SKUTR, PHB-TR, indikator gangguan tanah, kotak sambung dan kotak ujung SKK, perlengkapan catu daya DC, mampu melaksanakan administrasi dan pengendalian pelaksanan konstruksi jaringan. Contoh: mampu memasang indikator gangguan tanah pada kubikel. Sertifikasi : DIS.KON.008(1).A, DIS.KON.0011 (1).A, DIS.KON.013(1).A, DIS.KON.025(1).A, DIS.KON.029(1).A, DIS.KON.030(1).A.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
128
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan instalasi distribusi yaitu meliputi: memasang APP fase tunggal, APP fase 3 pengukuran langsung, APP fase 3 dengan trafo arus, alat pengukur fase 3 TM, rele arus lebih untuk pembatas daya, alat bantu pengukuran, SLTR, SKUTR, instalasi pembumian, SKTR, SUTR, SKTM, kotak sambung dan kotak ujung, SKTM, SUTM, peralatan penghubung/pemisah, SKUTM, kotak ujung dan kotak sambung SKUTM, kubikel TM, instalasi gardu distribusi pasangan dalam/luar, PBO, Peningkatan Power Quality (PPQ), SUKK, STKK, perlengkapan elektromekanik kubikel, DS & CDS,mampu melaksanakan pelelangan dan administrasi projek. Contoh : mampu mengawasi dan mengendalikan pemasangan perlengkapan elektromekanik pada kubikel. Sertifikasi : {DIS INS 0012(2) A, DIS INS 013 (2)A, DIS INS 014 (2)A, DIS INS 015 (2)A, DIS INS 018 92)A, DIS INS 019 (2)A, DIS INS028 (2)A, DIS INS 029 (2)A}atau {DIS INS 031 (2)A, DIS INS 032 (2)A, DIS INS 033 (2)A, DIS INS 034 (2)A, DIS INS 035 (2)A} Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pembangunan instalasi distribusi, mulai dari analisa kebutuhan, survai lapangan, rencana anggaran biaya (RAB), standar konstruksi, proses pengadaan jasa dan barang/material, administrasi proyek, pengendalian pelaksanaan projek, testing dan commisioning, pengoperasian dan proses pencatatan asset. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi besar tahanan tanah pada instalasi pembumian. Mampu mengembangkan prosedur dan metode baru pembangunan instalasi distribusi, serta mampu memperbaiki tata kerja pekerjanpekerjaan pemasangan APP fase tunggal, APP fase 3 pengukuran langsung, APP fase 3 dengan trafo arus, alat pengukur fase 3 TM, rele arus lebih untuk pembatas daya, alat bantu pengukuran, SLTR, SKUTR, instalasi pembumian, SKTR, SUTR, SKTM, kotak sambung dan kotak ujung, SKTM, SUTM, peralatan penghubung/pemisah, SKUTM, kotak ujung dan kotak sambung SKUTM, kubikel TM, instalasi gardu distribusi pasangan dalam/luar, PBO, Peningkatan Power Quality (PPQ), SUKK, STKK, perlengkapan elektromekanik kubikel, DS & CDS. Contoh: memperbaiki prosedur kerja pemasangan sambungan kabel pada SKTM.
129
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
73. DND Operasi Realtime Distribusi Distribution Network Dispatching Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan operasi jaringan distribusi tenaga listrik dalam kondisi normal, darurat, temporer, mendesak dan gangguan, baik secara manual maupun melalui fasilitas SCADA (supervisory control and data acquisition); termasuk kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan, menganalisa dan mengevaluasi serta mengembangkan prosedur/metode/tatakerja operasi realtime distribusi.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui jenis dan macam operasi jaringan distribusi, di berbagai situasi, serta mengetahui konsep dasar. pengoperasian jaringan distribusi, membaca one line diagram jaringan tegangan rendah (JTR), gardu, jaringan tegangan menengah (JTM), mengenal peralatan jaringan dan cara kerjanya. Contoh: mengetahui diagram jaringan tegangan rendah (JTR) rinci dengan kode masing-masing fase untuk keperluan keseimbangan beban pada tiap fase.
2
Mengetahui prosedur dan metode pengoperasian jaringan distribusi di berbagai situasi pada instalasi jaringan tegangan rendah (JTR) dan jaringan tegangan menengah (JTM) baik secara manual maupun menggunakan fasilitas SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition); termasuk pengoperasian gardu dengan peralatan trafo, kubikel dan peralatan gardu lainnya. Contoh: mengetahui prosedur pengoperasian kubikel penyulang 20 kV setelah selesai dipelihara.
3
4
Mampu melaksanakan dan mengendalikan pekerjaan pengoperasian JTR & JTM pada berbagai kondisi sesuai SOP yang telah ditetapkan secara manual maupun dengan bantuan peralatan SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) . Contoh: mampu mengoperasikan jaringan baru yang akan dihubungkan ke sistem yang sudah ada. Sertifikasi : DIS.OPS.035 (2)A* Mampu melaksanakan pengendalian operasi sistem dalam kondisi gangguan, mengatur kembali pembebanan jaringan (manuver beban) untuk memulihkan operasi sistem distribusi sesuai SOP (Standing Operation Prosecure ) yang ada. Contoh: melaksanakan pengendalian operasi sistem Sertifikasi : {DIS.OPS.010 (2)A}{DIS.OPS.034 (2)A}{DIS.OPS.030 (2)A}{DIS.OPS.031 (2)A}{DIS.OPS.032 (2)A}
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
130
Level 5
6
Deskripsi Perilaku Mampu memodifikasi rencana operasi sistem apabila terjadi perubahan sistem jaringan distribusi atau perubahan gardu induk serta mampu melakukan modifikasi rencana operasi sistem apabila terjadi perubahan beban disistem distribusi. Contoh : membuat modifikasi rencana operasi sistem . Mampu menganalisis dan mengevaluasi unjuk kerja sistem distribusi serta mengembangkan metode operasi baru untuk meningkatkan keandalan jaringan distribusi. Contoh: mampu mengembangkan SCADA Sistem.
74. DNG Manajemen Distribusi Distribution Management Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola jaring distribusi agar dapat beroperasi dengan andal, efisien, mutu yang baik, aman serta akrab lingkungan dan dapat mempertahankan unsur teknis peralatan serta mampu membuat rencana anggaran operasi dan pemeliharaan jaring distribusi.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui dasar-dasar pengelolaan jaringan distribusi, merancang bangun sistem jaringan, mengoperasikan, memeliharan serta mengevaluasi unjuk kerja jaringan. Contoh : mengetahui dasar-dasar pengoperasian jaringan.
2
Memahami secara komprehensif bisnis proses pengelolaan jaringan distribusi sehingga menghasilkan unjuk kerja yang sesuai. Contoh : mampu menjelaskan bisnis proses pemeliharaan jaringan.
3
Mampu mengelola sistem jaringan distribusi sehingga menghasilkan unjuk kerja sesuai target. Contoh : mampu mengelola jaringan distribusi yang memberikan unjuk kerja SAIDI, SAIFI, tegangan ujung, susut energi sesuai target.
4
Mampu mengawasi dan mengendalikan pengelolaan jaringan distribusi sesuai bisnis proses yang telah ditetapkan dan memanfaatkan sumber daya yang dialokasikan secara efisien. Contoh : mampu melaksanakan pemeliharaan jaringan secara efisien sesuai target dan memenuhi alokasi anggaran yang ditetapkan.
131
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
5
Mampu menganalisa dan mengevaluasi unjuk kerja jaringan distribusi dan merekomendasikan perbaikan-perbaikan pengelolaan. Contoh : mampu menganalisa penyebab penyimpangan unjuk kerja jaringan misalnya susut energi dan merekomendasikan perbaikanperbaikan.
6
Mampu mengembangkan/mengadopsi metode-metode baru pengelolaan jaringan. Contoh : mampu mengembangkan metode Total Maintenance Contract untuk pemeliharaan jaringan.
75. DNI Inspeksi Jaringan Distribusi Distribution Network Inspection Pengetahuan dan kemampuan untuk menginspeksi, menera, mengkalibrasi dan menguji peralatan instalasi distribusi, termasuk kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan, mengawasi, mengendalikan, menganalisa, mengevaluasi serta mengembangkan prosedur dan metode baru, serta memperbaiki prosedur kerja.
Level
1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis dan macam pekerjaan: menginspeksi, menera, mengkalibrasi dan menguji peralatan pada instalasi distribusi, meliputi inspeksi APP tegangan rendah (TR), SPTR saluran udara (SU), SPTR kabel tanah (KT), JTR , JTR , APP tegangan menengah (TM), SP-TM, JTM SU, JTM-KT, PHB-TM, PBO, SSO, peralatan kapasitor, AVR, LA, rele dan trafo instrumen, gardu pasangan dalam/luar, gardu bergerak, GFD, catu daya dan batere, SUKK, STKK, RTU; menera kWh meter 1 fase, meter energi 3 fase, mengkalibrasi meter kWh 1 fase elektromekanik, 3 fase elektromekanik, meter elektronik, trafo instrumen, alat ukur listrik; menguji MCB, meter energi elektromekanik, trafo instrumen. Contoh: mengetahui cara peneraan meter energi. Mengetahui secara komprehensif tentang prosedur dan metode: inspeksi APP TR, SPTR saluran udara, SPTR kabel tanah, JTR SU, JTR KT, APP TM, SP-TM, JTM SU, JTM-KT, PHB-TM, PBO, SSO, peralatan kapasitor, AVR, LA, rele dan trafo instrumen, gardu pasangan dalam/luar, gardu bergerak, GFD, catu daya & batere, SUKK, STKK, RTU, menera kWh meter 1 fase, meter energi 3 fase, mengkalibrasi meter kWh 1 fase elektromekanik, 3 fase elektromekanik, meter elektronik, trafo instrumen, alat ukur listrik, menguji MCB, meter energi elektromekanik, trafo instrumen. Contoh: mengetahui cara kalibrasi meter kWh 1 fase.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
132
Level
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan dan menginspeksi pekerjaan: inspeksi APP TR, SPTR saluran udara, SPTR kabel tanah, JTR SU, JTR KT, APP TM, SPTM, JTM SU, JTM-KT, PHB-TM, PBO, SSO, peralatan kapasitor, AVR, LA, rele dan trafo instrumen, gardu pasangan dalam/luar, gardu bergerak, GFD, catu daya & batere, SUKK, STKK, RTU, menera kWh meter 1 fase, meter energi 3 fase, mengkalibrasi meter kWh 1 fase elektromekanik, 3 fase elektromekanik, meter elektronik, trafo instrumen, alat ukur listrik, menguji MCB, meter energi elektromekanik, trafo instrumen. Contoh: Melaksanakan peneraan untuk APP, mampu melakukan inspeksi jaringan distribusi, mampu melaksanakana konstruksi jaringan DCC. Sertifikasi : DIS.INS.001(2).A, DIS.INS.002(2).A DIS.INS.003(2).A DIS.INS.004(2).A DIS.INS.005(2).A DIS.INS.006(2).A DIS.INS.007(2).A DIS.INS.008(2).A DIS.INS.009(2).A DIS.INS.010(2).A DIS.INS.011(2).A DIS.INS.012(2).A DIS.INS.013(2).A DIS.INS.014(2).A DIS.INS.015(2).A DIS.INS.016(2).A DIS.INS.017(2).A DIS.INS.018(2).A DIS.INS.019(2).A DIS.INS.020(2).A DIS.INS.021(2).A DIS.INS.022(2).A DIS.INS.023(2).A DIS.INS.024(2).A DIS.INS.025(2).A DIS.INS.026(2).A DIS.INS.027(2).A DIS.INS.028(2).A DIS.INS.029(2).A DIS.INS.030(2).A DIS.INS.031(2).A DIS.INS.032(2).A DIS.INS.033(2).A, DIS.INS.034(2).A, DIS.INS.035(2).A Mampu mengawasi dan mengendalikan inspeksi, JTM SU, JTM-KT, PHB-TM, PBO, SSO, peralatan kapasitor, AVR, LA, rele dan trafo instrumen, gardu pasangan dalam/luar, gardu bergerak, GFD, catu daya & batere, SUKK, STKK, RTU. Contoh: mengkoordinir dan mengendalikan inspeksi jaringan dan peralatan sistem distribusi SUTM. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil inspeksi jaring distribusi dan mengembangkan sistem operasional pada jaringan/peralatan distribusi. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi perfomance jaring distribusi dengan hasil inspeksi kelibrasi peralatan sistem jaringan untuk penyempurnaan SOP (Standing Operation Procedure) inspeksi sistem jaringan. Mampu berinovasi; mampu mengembangkan metode baru dalam inspeksi jaringan distribusi. Contoh: menerapkan penginderaan infra merah untuk inspeksi jaringan distribusi.
133
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
76. DNM Pemeliharaan Jaringan Distribusi Distribution Network Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan instalasi distribusi, termasuk pelaksanaan, pengawasan/pengendalian, analisa dan evaluasi serta pengembangan/perbaikan prosedur baru, mengorganisir kegiatan pemeliharaan seluruh komponen pada jaringan berdasarkan Standing Operation Procedure (SOP), buku manual dan ketentuan yang berlaku di perusahaan.
Level
1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis pemeliharaan SUTR, PHB-TR, SKTR, tiang SUTR, SUTM, instalasi gardu tiang, terminasi dan konektor TR, isolator SUTM, jaringan kabel kontrol sistem SCADA, instalasi GFD, memeriksa beban dan tegangan JTR, mengetahui standar konstruksi, prosedur pemeliharaan, ketentuan K3, dan peralatan-peralatan kerja. Contoh: mengetahui jenis pemeliharaan saluran udara tegangan menengah (SUTM). Mengetahui secara komprehensif proses pemeliharaan SUTR, PHB-TR, SKTR, tiang SUTR, SUTM, instalasi gardu tiang, terminasi dan konektor TR, isolator SUTM, jaringan kabel kontrol sistem SCADA, instalasi GFD, memeriksa beban dan tegangan JTR, mengetahui administrasi dan pengorganisasian pemeliharaan, pembiayaan, manajemen material dan supply chain. Contoh: mengetahui cara, prosedur pengukuran tegangan dan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk perbaikan/penyempurnaan pengoperasian. Mampu memelihara, mengawasi dan mengendalikan SUTR, PHB-TR, SKTR, tiang SUTR, SUTM, instalasi gardu tiang, terminasi dan konektor TR, isolator SUTM, jaringan kabel kontrol sistem SCADA, instalasi GFD, memeriksa beban dan tegangan JTR, mengorganisir kegiatan pemeliharaan seluruh komponen pada jaringan berdasarkan Standing Operation Procedure (SOP), buku manual dan ketentuan yang berlaku di perusahaan. Contoh: memelihara jaringan JTR, memelihara sambungan pelanggan dengan menggunakan pengukuran tidak langsung. Sertifikasi: {DIS HAR 001 (2)A, DIS HAR 003 (2)A, DIS HAR 047 (2)A}{DIS HAR 005 (1)A, DIS HAR 008 (1)A, DIS HAR 020 (1)A}{DIS HAR 009 (2)A, DIS HAR 010 (2)A,DIS HAR 021 (1)A}{DIS HAR 006 (1)A, DIS HAR 007 (2)A , DIS HAR 010 (2)A, DIS HAR 025 (1)A}{DIS HAR 010 (2)A, DIS HAR 011 (1)A, DIS HAR 012 (1)A, DIS HAR 013 (2)A}{DIS HAR 028 (2)A}{DIS HAR 010 (2)A, DIS HAR 024 (1)A, DIS HAR 026 (2)A}{DIS HAR 010 (2)A, DIS HAR 027 (2)A}{DIS HAR 023 (2)A}{DIS HAR 040 (2)A, DIS HAR 041 (2)A, DIS HAR 042 (2)A,DIS HAR 043 (2)A}{DIS HAR 045 (2)A}{DIS HAR 046(2)A}{DIS HAR 048 (2)A, DIS HAR 049 (2)A, DIS HAR 050 (2)A, DIS HAR 051 (2)A}{DIS HAR 010 (2)A TL, DIS HAR 029 (2)A,DIS HAR 030 (2)A, DIS HAR 031 (2)A}{DIS HAR 039 (2)A}{DIS HAR 032 (3)A}{DIS HAR 014 (2)A}{DIS HAR 015 (2)A}{DIS HAR 016 (2)A}{DIS HAR 022 (2)A}{DIS HAR 017 (2)A, DIS HAR 018 (2)A}{DIS HAR 019 (2)A}}{DIS HAR 002 (2)A, DIS HAR 004 (2)A, DIS HAR 047 (2)A}
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
134
Level
Deskripsi Perilaku Mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pemeliharaan instalasi distribusi dan mampu memelihara instalasi kubikel TM, SACO/ACO, trafo gardu tiang, trafo distribusi gardu beton/kios, instalasi TM-GI, rele proteksi dan alat bantu proteksi penyulang, RTU pada sistem SCADA, sistem transmisi data SCADA, sistem komunikasi suara, bank-trafo gardu tiang, mengganti terminasi SKTM, kubikel penyulang GI, PMT dan PMS TM, jumper SUTM . Contoh: memelihara jaringan tegangan menengah dengan menggunakan peralatan khusus.
4
5
Mampu mengembangkan prosedur dan merumuskan metode pemeliharaan jaringan distribusi yang lebih efektif dan efisien, serta memperbaiki prosedur dan metode kerja pemeliharaan instalasi distribusi. Contoh: memperbaiki prosedur pemeliharaan trafo 20/0.38kV 200 kVA gardu tiang.
6
Mampu berinovasi; mampu mengembangkan metode baru dalam pemeliharaan jaringan distribusi. Contoh: menerapkan metode pengurangan susut energi di jaringan distribusi melalui program pemeliharaan jaringan distribusi.
77. DNO Operasi Jaringan Distribusi Distribution Network Operation Pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan instalasi distribusi sesuai dengan Standing Operation Procedure (SOP), mengawasi dan memantau operasi peralatan pada instalasi distribusi, mendeteksi dan mencari gangguan pada instalasi distribusi, menganalisa dan mengevaluasi hasil pengoperasian, pengawasan, pemantauan, deteksi dan pencarian gangguan.
Level
1
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis dan macam pekerjaan yang berhubunganan dengan mengoperasikan, mengawasi, memantau, mendeteksi, mencari gangguan pada instalasi ditribusi yang meliputi instalasi SR, SKTR, PHB-TR, Semi Automatic Change Over (SACO), SUTR, PTS (Pole Top Switch), PT-LBS, PBO, SSO, AVR, CVR, kubikel, trafo distribusi, kubikel semi Automatic Change Over TM. Contoh: mengetahui prinsip operasi SACO pada instalasi pasokan cadangan.
135
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara komprehensif pekerjaan mengoperasikan, mendeteksi, mencari gangguan pada instalasi SR, SKTR, PHB-TR, Semi Automatic Change Over (SACO), SUTR, PTS (Pole Top Switch), PT-LBS, PBO, SSO, AVR, CVR, kubikel, trafo distribusi, kubikel semi automatic change over TM. Contoh: mengetahui prinsip dasar pengoperasian AVR jaringan TM. Mampu mengoperasikan instalasi distribusi meliputi PS-GI, sistem catu daya DC GI, PHB AC pada instalasi GI dan mencari gangguan pada SUTR. Contoh: mengoperasikan instalasi trafo PS-GI 400 kVA. Sertifikasi: {DIS OPS 005 (2)A, DIS OPS 007(1)A, DIS OPS 008(2)A}{DIS OPS 013 (2)A, DIS OPS 024 (2)A}{DIS OPS 001 (2)A}{ DIS OPS 002 (2)A, DIS OPS 006 (2)A}{DIS OPS 003 (2)A,DIS OPS 004 (2)A, , DIS OPS 019 (2)A}{DIS OPS 017 (2)A,DIS OPS 018 (2)A, , DIS OPS 020 (2)A, DIS OPS 021 (2)A }{DIS OPS 025 (2)A,DIS OPS 026 (1)A, , DIS OPS 029 (1)A}{DIS OPS 028 (1)A} Mampu mengawasi pekerjaan operasi instalasi distribusi dan mampu mengoperasikan SR, SKTR, PHB-TR, Semi Automatic Change Over (SACO), SUTR, PTS (Pole Top Switch), PT-LBS, PBO, SSO, AVR, CVR, kubikel, trafo distribusi, kubikel Semi Automatic Change Over (SACO) TM, komputer sistem SCADA, jaringan TM dengan SCADA, sistem komunikasi data untuk SCADA, RTU, mengidentifikasi gangguan pada sistem APP, melokalisir gangguan SKTM, memanuver jaringan SUTM dan mendeteksi gangguan instalasi penyulang dan trafo PS-GI. Contoh: mengawasi pemasangan RTU. Sertifikasi: {DIS OPS 025(2)A, DIS OPS 026 (2)A, DIS OPS 028 (2)A,DIS OPS 029 (2)A,}atau {DIS OPS 014 (2)A, DIS OPS 015 (2)A, DIS OPS 016 (2)A}atau {DIS OPS 009 (2)A, DIS OPS 010 (2)A, DIS OPS 012 (2)A, DIS OPS 017 (2)A}DIS OPS 008(2)A TL Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil operasi instalasi distribusi dan gangguan pada instalasi kubikel dan transformator gardu distribusi. Contoh: mendeteksi gangguan terminasi pada outgoing kubikel. Mampu mengembangkan prosedur dan metode operasi, pada instalasi SR, SKTR, PHB-TR, Semi Automatic Change Over (SACO), SUTR, PTS (pole top switch), PT-LBS, PBO, SSO, AVR, CVR, kubikel, trafo distribusi, kubikel Semi Automatic Change Over (SACO) TM dan mampu memperbaiki prosedur dan mekanisme kerja. Contoh : menganalisa dan mengevaluasi gangguan trafo distribusi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
136
78. DNP Perencanaan Jaring Distribusi Distribution Network planning Pengetahuan dan kemampuan untuk merencanakan, menghitung, menganalisa dan mengevaluasi pembangunan jaringan distribusi SKTM, SUTM, SUTR, SKTR, gardu distribusi, serta menghitung setelan sistem proteksi pada penyulang jaringan distribusi, ukuran kapasitor dan AVR..
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui dasar-dasar perencanaan jaringan distribusi secara umum yaitu meliputi: pembangunan jaringan distribusi saluran kabel tanah, saluran udara, rencana pemeliharaan dan rehabilitasi JTM, JTR dan SR, instalasi gardu distribusi, membuat dokumentasi pembangunan jaringan distribusi dan gardu distribusi, serta membuat gambar teknik. Contoh: mengetahui perencanaan pembangunan gardu distribusi 630 kVA.
2
3
4
Mengetahui prinsip dasar perencanaan jaringan distribusi secara umum meliputi, pembangunan jaringan distribusi saluran kabel tanah, saluran udara, rencana pemeliharaan dan rehabilitasi JTM, JTR dan SR, instalasi gardu distribusi, membuat dokumentasi pembangunan jaringan distribusi dan gardu distribusi, serta membuat gambar teknik. Contoh: mengetahui prinsip dasar perhitungan besaran proteksi. Mampu membuat rencana pembangunan jaringan distribusi saluran kabel tanah, saluran udara, rencana pemeliharaan dan rehabilitasi JTM, JTR dan SR, instalasi gardu distribusi, membuat dokumentasi pembangunan jaringan distribusi dan gardu distribusi, serta membuat gambar teknik. Contoh: membuat rencana pembangunan jaringan distribusi SKTM. Sertifikasi: DIS.REN.009(2).A, DIS.REN.010(2).A, DIS.REN.011(2).A DIS.REN.012(2).A, DIS.REN.013(2).A, atau {DIS REN 014 (2)A, DIS REN 015 (2)A} Mampu membuat rencana sistem jaringan distribusi SKTM, SUTM, SUTR, SKTR, gardu distribusi , serta menghitung setelan sistem proteksi pada penyulang jaringan distribusi tersebut, ukuran kapasitor danAVR. Contoh: menghitung koordinasi proteksi jaringan SUTM. Sertifikasi: {DIS REN 007 (3)A}atau {DIS REN 003 (3)A, DIS REN 004 (3)A, DIS REN 005 (3)A, DIS REN 006 (3)A}atau {DIS REN 008 (3)A, DIS REN 009 (3)A, DIS REN 010 (3)A}
137
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu menganalisis dan mengevaluasi rencana jaringan distribusi SKTM, SUTM, SUTR, SKTR, gardu distribusi, serta menghitung setelan sistem proteksi pada penyulang jaringan distribusi tersebut, ukuran kapasitor dan AVR dan mampu mengembangkan metode baru yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan di atas. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi penambahan jaringan distribusi. Mampu mengembangkan Perencanaan Sistem Distribusi dengan tingkat keandalan yang optimal dengan kondisi kondisi tertentu. Contoh : Pembuatan rencana sistem distribusi di suatu area dengan tingkat keandalan maksimum.
79. DNS Perencanaan Sistem Jaring Distribusi Distribution Network System Planning Pengetahuan dan kemampuan untuk merencanakan, pengembangan sistem jaringan/distribusi sesuai perkembangan beban, tingkat keandalan dan perkembangan teknologi.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui dasar-dasar perencanaan pengembangan sistem jaringan/ distribusi (JTM, Gardu Distribusi, JTR, SR, sistem proteksi dan sistem pengukuran) untuk memenuhi perkembangan beban, tingkat keandalan yang diharapkan dan memperhatikan perkembangan teknologi. Contoh : mengetahui model sistem distribusi dan tingkat keandalan .
2
Memahami secara komprehensif proses perancangan pengembangan sistem jaringan distribusi dengan memperhatikan parameter penting didalam perancangan tersebut. Contoh : mengetahui proses perancangan sistem spindel.
3
Mampu merancang pengembangan sistem jaringan distribusi, kapasitas penyaluran, pemeliharaan jalur jaringan yang paling optimum. contoh : mampu merancang sistem jaringan spindel.
4
5
Mampu mengawasi dan mengendalikan perancangan sistem jaringan distribusi dan mampu menghitung tingkat keandalan dan kinerja jaringan (drop tegangan, arus hubung singkat). Contoh : Mampu mengawasi perancangan system spindle dan menghitung tingkat keandalan dan arus hubung singkat. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan pengembagan sistem jaringan distribusi dan unjuk kerjanya. Contoh : mampu menganalisa dan mengevaluasi tingkat keandalan sistem jaringan spindel.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
138
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu mengembangkan metode perancangan dan pengembangan sistem jaringan distribusi berkenaan dengan perkembangan teknologi. Contoh : mampu merancang sistem jaringan dengan tingkat keandalan tinggi.
80. MMA Manajemen Pemasaran Marketing Management Pengetahuan dan kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan dan mengimplementasikan strategi untuk memanfaatkan peluang pasar dan mengantisipasi potensi persaingan dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui dasar-dasar pemasaran, karakteristik produk dan layanan, proses bisnis, dan Tarif Dasar Listrik (TDL). Contoh: mengetahui cara pemasaran Praqtis, dan layanan 123.
2
3
4
Mengetahui struktur pasar (segmen pasar, pangsa pasar, pesaing), struktur biaya dan pricing, pengetahuan statistik yang berhubungan dengan pemasaran, hasil-hasil penelitian tentang metode pemasaran. Contoh: mengetahui pangsa pasar industri di kawasan industri Pulogadung. Mampu melaksanakan perencanaan, pengorganisasian dan implementasi strategi pemasaran, serta mampu mengidentifikasi kebutuhan pasar dan memberikan perlakuan yang tepat (harga, promosi dan tempat) sesuai dengan ketersediaan produk, target dan segmen pasar. Contoh: melaksanakan promosi pemasaran layanan konsumen industri di kawasan industri Karawang. Mampu mengawasi dan mengendalikan implementasi pemasaran, mampu menganalisa perilaku dan kebutuhan pasar dalam lingkungan yang kompetitif, menganalisa kapasitas alat produksi, menetapkan harga, dan menetapkan strategi bauran pasar (marketing mix) serta mampu mengidentifikasikan dan mengembangkan segmentasi pasar, positioning dan diferensiasi produk, serta menetapkan perencanaan pemasaran jangka pendek. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pemasaran layanan pasokan tenaga listrik temporer untuk pelanggan di Bandung Trade Center.
139
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil implementasi strategi pemasaran, mampu mengembangkan product bundling dan brand yang tepat, mengidentifikasi lingkungan kompetisi (marketing intelligent) dan mengantisipasinya, serta menprojeksikan target pemasaran jangka panjang. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pemasaran layanan paket industri berat. Mampu mengembangkan dan memperbaiki prosedur implementasi strategi pemasaran, mampu memprediksi kecenderungan persaingan dan peluang pasar di masa depan, dan mengembangkan strategi pemasaran terpadu yang memungkinkan terjadinya sinergi dari seluruh elemen marketing untuk memenangkan persaingan dalam melakukan retensi, akuisisi pelanggan, dan penetrasi pasar. Contoh: mengembangkan produk layanan baru Praqtis di kota Bandung.
81. MPL Alat Pengukur dan Pembatas Metering and Power Limiter Pengetahuan dan kemampuan tentang pengoperasian dan pemeliharaan serta pengawatan alat pengukur dan pembatas serta pengetahuan tentang karakteristik alat ukur dan pembatas, termasuk penggunaan jenis alat pengukur dan pembatas (APP) baru.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui jenis alat pengukur dan pembatas elektromekanik, elektronik dan AMR (Automatic Meter Reading) serta standar yang berlaku di perusahaan. Contoh: pengkawatan dan peralatan meter kWh tarif tunggal.
2
Memahami secara komprehensif cara kerja alat pengukur dan pembatas elektromekanik, elektronik dan Automatic Meter Reading (AMR). Contoh: instalasi APP meter digital, rele over load digital.
3
Mampu melaksanakan pengawatan, pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan dan trouble-shooting APP 1 fase elektromekanik. Contoh: melaksanakan pengkawatan APP pada penyulang konsumen TM.
4
Mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pemeliharaan APP 1 fase, mampu memelihara dan mengganti instalasi APP pengukuran langsung dan tidak langsung, melaksanakan pengawatan, pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan dan trouble shooting APP 3 fasa elektromekanik baik single maupun multi tarif. Contoh: mengganti APP pengukuran tidak langsung menjadi pengukuran langsung. Sertifikasi: DIS.HAR.001(2).A, DIS.HAR.002(2).A, atau {DIS OPS 001 (2)AL, DIS HAR 003 (2)A}atau {DIS OPS 001 (2)A TL, DIS HAR 004 (2)A}
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
140
Level 5
6
Deskripsi Perilaku Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pemeliharaan APP, mampu melaksanakan pengawatan, pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan dan trouble shooting APP elektronik. Contoh: pemasangan alat ukur elektronik sebagai alat transaksi dengan pelanggan. Mampu mengembangkan penggunaan meter elektronik menjadi sistem Auto Meter Reading (AMR). Contoh: penggunaan meter elektronik kelas 0,2.
82. MPY Kebijakan Pemasaran Marketing Policy Pengetahuan dan kemampuan dalam memahami konsep pemasaran secara utuh yang meliputi antara lain segmentasi pasar, target pasar, positioning, diferensiasi produk, bauran pemasaran, penjualan dan customer relationship marketing, mampu membuat rencana pemasaran dan alternatif strategi, mampu menganalisa serta mengembangkan metode pemasaran.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengenal konsep pemasaran secara utuh yang meliputi antara lain segmentasi pasar, target pasar, positioning, diferensiasi produk, bauran pemasaran, penjualan dan customer relationship marketing.
2
Memahami penerapan konsep pemasaran secara utuh di perusahaan yang meliputi antara lain segmentasi pasar, target pasar, positioning, diferensiasi produk, bauran pemasaran, penjualan dan customer relationship marketing khususnya yang berkaitan dengan penjualan tenaga listrik.
3
Mampu membuat rencana pemasaran secara spesifik dengan mempertimbangkan kepentingan stakeholder. Contoh: mampu membuat rencana pemasaran dengan analisa SWOT.
4
Mampu membuat berbagai alternatif strategi pemasaran disertai dengan penjelasan untung rugi setiap alternatif. Contoh: mampu membuat analisa rasio benefit-cost atas setiap alternatif pemasaran.
5
Mampu menganalisa berbagai alternatif pemasaran dan merekomendasikan altenatif terbaik serta mendefinisikan kondisi pasar. Contoh: mampu merekomendasikan jumlah penyambungan baru 450 VA.
6
Mampu mengembangkan sistem dan metode pemasaran yang optimal. Contoh: mampu memilih indikator TMP yang akan diberi kompensasi.
141
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
83. MRB Pembacaan Meter dan Pembuatan Rekening Meter Reading and Billing Pengetahuan tentang proses bisnis pembacaan meter dan pembuatan rekening, kemampuan untuk melaksanakan proses bisnis pembacaan meter dan pembuatan rekening disertai dengan kompilasi hasil baca meter dan pembuatan rekening secara periodik, serta kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan pembacaan meter dan pembuatan rekening, menganalisa dan mengevaluasi hasil pekerjaan, mengembangkan prosedur dan memperbaiki metode kerja.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui dasar-dasar pembacaan meter dan dasar-dasar pembuatan rekening, fungsi alat pembatas dan pengukur (APP), Rute Baca Meter (RBM), tarif dasar listrik (TDL) dan proses bisnis tata usaha pelanggan (TUL). Contoh: mengetahui fungsi alat pembatas dan pengukur (APP) 1 fase elektromekanik. Mengetahui secara komprehensif proses bisnis pembacaan meter dan pembuatan rekening dan mengetahui keterkaitan antar fungsi serta pengelolaannya. Contoh: mengetahui proses bisnis pembuatan rekening sesuai dengan proses pembacaan meter dan proses data pelanggan.
3
Mampu melaksanakan proses bisnis pembacaan meter secara manual maupun menggunakan peralatan bantu, dan melaksanakan pembuatan rekening, termasuk proses bisnis rute baca meter, dan tata usaha pelanggan. Contoh: melaksanakan pembuatan rekening pelanggan industri pariwisata.
4
Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan pembacaan meter dan pembuatan rekening (termasuk koreksi rekening) secara manual dan menggunakan peralatan komputer. Contoh: mengawasi dan mengendalikan proses pemasukan data baca meter dan data pelanggan untuk membuat rekening.
5
6
Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pembacaan meter dan pembuatan rekening, termasuk sistem/prosedur/metode/tata kerja pembacaan meter dan pembuatan rekening. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pembuatan rekening berhubungan dengan hasil validasi data baca meter disinkronkan dengan data pelanggan. Mampu mengembangkan prosedur/metode/tata kerja sistem baca meter dan pembuatan rekening yang lebih efektif dan efisien. Contoh: mengembangkan prosedur pembuatan rekening dengan melengkapi jalur validasi data baca meter dan jalur analisa dan evaluasi hasil pembuatan rekening.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
142
84. PDV Pengembangan Produk Product Development Kemampuan untuk mengenali, mendeskripsikan, dan merancang produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui cara-cara mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Contoh: mengetahui berbagai macam cara survai kebutuhan pelanggan.
2
3
4
5
6
Mengetahui kaidah-kaidah didalam pengembangan produk. Dapat menjelaskan langkah-langkah prinsip didalam mengembangkan produk. Contoh : menterjemahkan keinginan kedalam konsep produk, mengkomunikasikan standar mutu, prakiraan biaya, target waktu pengembangan, membuat spesifikasi produk. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang relevan dengan bidang usaha perusahaan. Contoh: mampu mengelola survai kebutuhan pelanggan. Mampu menterjemahkan kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk menyusun konsep produk. Dapat menyusun konsep produk dan spesifikasinya berdasarkan hasil komunikasi (kuisioner, wawancara/interview) dengan pelanggan, baik menyangkut tingkat mutu, jangka waktu pemenuhan, maupun prakiraan biaya produk. Contoh: merancang layanan pasokan listrik yang bersifat sementara. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan produk baru. Contoh: mengevaluasi proposal layanan listrik sementara untuk kontraktor bangunan pencakar langit. Mampu bertindak selaku konsultan internal perusahaan untuk merancang survai kebutuhan pelanggan dan merancang produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Contoh: merancang survai kebutuhan listrik bagi kapal yang sedang berlabuh di pelabuhan.
85. PPI Pembuatan dan Instalasi Panel Panel production and installation Pengetahuan dan kemampuan teknis dalam pembuatan panel dan melakukan evaluasi kerusakan, merencanakan perbaikan, melaksanakan perbaikan, melaksanakan pemasangan instalasi dan atau modifikasi panel, mengendalikan produksi dan pekerjaan perbaikan agar diperoleh hasil produksi dan perbaikan yang berkualitas, efisien, tepat waktu dan sesuai standar teknis yang dipersyaratkan.
143
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses pekerjaan yang berhubungan dengan produksi dan perbaikan panel dan pemasangan instalasi peralatan listrik untuk distribusi atau pembangkitan berdasarkan standar-standar yang dipersyaratkan. Contoh: proses pembuatan panel dan instalasi serta pemasangan instalasi untuk distribusi dan pembangkitan. Mengetahui secara komprehensif proses pekerjaan pembuatan/perbaikan panel dan wiringnya, membaca gambar wiring serta aplikasi instalasi untuk distribusi dan atau pembangkitan skala kecil sesuai standar-standar produk yang dipersyaratkan. Contoh: mengetahui network planning proses pembuatan dan perbaikan panel serta mampu membaca wiring untuk pemasangan instalasi distribusi dan atau pembangkit skala kecil sesuai aturan instalasi listrik dan standar teknis yang dipersyaratkan. Mampu melaksanakan proses pekerjaan pembuatan / perbaikan panel dan pemasangan instalasi tegangan rendah dan membaca wiring dalam melaksanakan pembuatan panel atau pemasangan panel pada instalasi yang telah terpasang ( pemasangan panel pada pembangkit atau feeder yang sudah beroperasi ) dan uji kelaikan operasi sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan, dengan menggunakan peralatan yang sesuai dengan fungsinya. Contoh: melaksanakan pembuatan panel sesuai spesifikasi kebutuhan konsumen dan atau melaksanakan perbaikan panel pada pembangkit / feeder yang sudah beroperasi sesuai standar yang dipersyaratkan. Mampu melaksanakan proses dengan pengendalian waktu dan biaya pekerjaan pembuatan/perbaikan panel dan pemasangan instalasi tegangan menengah pada pembangkit atau feeder terpasang dan membaca wiring yang tersedia, mengevaluasi kondisi proteksi, tepat waktu, biaya, keamanan instalasi dan kualitas teknis sehingga diperoleh suatu hasil pembuatan / perbaikan dan pemasangan instalasi yang berkualitas, efisien dan tepat waktu untuk kepuasan pelanggan. Contoh: melaksanakan pemasangan panel baru ataupun panel hasil perbaikan pada instalasi yang sudah beroperasi secara aman, berkualitas, efisien dan tepat waktu untuk kepuasan pelanggan. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan, mensupervisi, melakukan modifikasi serta menganalisis pelaksanaan pembuatan / perbaikan panel dan atau pemasangan instalasi dan mengevaluasi kondisi proteksi serta melakukan setting jika diperlukan atas persetujuan konsumen berdasarkan standar-standar PLN ataupun SI sehingga diperoleh suatu hasil perbaikan yang berkualitas, efisien dan tepat waktu untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Contoh: melaksanakan evaluasi dan analisa hasil pekerjaan pembuatan / perbaikan panel dan pemasangannya dikaitkan dengan uji kelaikan dan standar yang dipersyaratkan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
144
Level
6
Deskripsi Perilaku Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode Pembuatan / perbaikan panel dan pemasangan instalasi dengan kemajuan teknologi yang berkembang dan melakukan perubahan disain produksi / optimalisasi perbaikan dan pemasangannya bila diperlukan serta mampu mengoptimalkan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan produksi / perbaikan panel dan pemasangannya. Contoh: membuat dan mengembangkan prosedur produksi, mengubah design produksi sesuai selera konsumen, mengembangkan produksi panel berdasarkan perkembangan teknologi dengan harga yang kompetitif.
86. SCM Manajemen Supply-Chain Supply Chain Management Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan pengaturan alur rantai/rangkaian proses pasokan material mulai dari perencanaan kebutuhan, proses pengiriman hingga pengendalian proses pasokan material untuk mendukung kegiatan pembangunan, operasi dan pemeliharaan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui prinsip dasar supply chain, yaitu meliputi alur kegiatan mulai dari perencanaan, proses pengadaan, proses pengiriman, dan pengawasan/pengendalian proses pasokan material serta pemeriksaan mutu dan ketepatan waktu. Contoh: mengetahui perencanaan kebutuhan material pada pembangunan SUTM. Mengetahui secara komprehensif prinsip supply chain dan kaitannya dengan efisiensi perusahaan, dalam kaitannya dengan tujuan pembangunan, operasi dan pemeliharaan serta perbaikan instalasi untuk mencapai target kinerja. Contoh: mengetahui efektifitas proses penyediaan material untuk operasi jaringan distribusi dan hubungannya dengan biaya.
3
Mampu melakukan perencanaan kebutuhan material, pengadaan sampai dengan penyimpanan dan delivery kepada end user. Contoh: memproses pengiriman/penerimaan material sesuai dengan Standing Operation Procedure (SOP).
4
Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan semua kegiatan pada proses supply chain secara komprehensif. Contoh: inventory control.
145
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melakukan evaluasi proses supply chain yang ada dan mengindetifikasikan kelemahan dan kelebihannya. Contoh: pilihan penggunaan supply erect pada kontrak kerja pembangunan lewat perjanjian kerjasama (PKS). Mampu mengembangkan metode/prosedur/tata kerja mulai dari perencanaan, pengadaan, pengiriman serta penyimpanan dan seluruh kegiatan yang termasuk dalam supply chain, mampu mendesain dan mengevaluasi supply chain yang ada dan memberikan langkah perbaikan. Contoh: membuat rancangan pasokan material dengan biaya optimal.
87. TMG Manajemen Tarif Tariff Management Pengetahuan dan kemampuan untuk menganalisa dan menetapkan tarif dan harga suatu produk/jasa berdasarkan model-model pentarifan.
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis dan macam faktor yang digunakan dan pengaruh pada perhitungan dan ketetapan tarif dan harga dari suatu produk/jasa berdasarkan model pentarifan, memahami konsep dasar tarif. Contoh: mengetahui faktor biaya tetap dan biaya variabel untuk perhitungan tarif. Mengetahui secara komprehensif dasar perhitungan tarif, memahami struktur biaya, activity based costing, nilai investasi dan depresiasi, dan ketentuan perpajakan dalam kaitannya dengan pentarifan, serta memahami karakteristik produk dan charging. Contoh: mengetahui prinsip activity based costing. Mampu melakukan perhitungan alternatif tarif produk/jasa berdasarkan model-model pentarifan serta menghitung harga yang kompetitif. Contoh: melaksanakan perhitungan biaya operasi yang termasuk dalam faktor penentuan tarif. Mampu menganalisis besarnya tarif dan tingkat harga yang wajar berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi, daya beli konsumen, pemakaian resource/alat produksi perusahaan untuk menghasilkan produk serta harga produk sejenis milik kompetitor. Contoh: menganalisa tingkat harga yang wajar sesuai dengan pertumbuhan ekonomi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
146
Level
Deskripsi Perilaku Mampu menganalisis dan mengevaluasi model-model pentarifan yang berlaku dan memberikan masukan untuk perbaikan melalui pendekatan, metode dan alternatif solusi baru yang inovatif, termasuk model pentarifan untuk bundled-product. Contoh: mengevaluasi model pentarifan untuk penggunaan tenaga listrik di luar waktu beban puncak.
5
Mampu mengembangkan metode/prosedur perhitungan tarif, dan mampu memprediksi trend jasa, teknologi dan regulasi tenaga listrik, dampaknya terhadap kebijakan tarif saat ini, serta mampu menetapkan strategi/proyeksi tarif sebagai bagian dari strategi perusahaan. Contoh: mengembangkan formula perhitungan tarif dengan melengkapi faktor penambahan tingkat keandalan jaringan pasokan tenaga listrik.
6
88. TRC Rekondisi Transformator Transformer Recondition Pengetahuan dan kemampuan teknis dalam mengevaluasi kerusakan, merencanakan perbaikan, melaksanakan perbaikan dan modifikasi, melaksanakan pemeliharaan dan mengendalikan pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan transformer agar diperoleh hasil perbaikan dan pemeliharaan yang berkualitas, efisien, tepat waktu dan sesuai standar teknis yang dipersyaratkan.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses pekerjaan yang berhubungan dengan perbaikan trafo distribusi maupun trafo Transmissi . Contoh: perbaikan transformator distribusi ( 20KV/380V ), transformator transmissi 150/20KV , penggantian dan filtering minyak trafo off line atau on line. Mengetahui secara komprehensif proses pekerjaan yang berhubungan dengan perbaikan dan pemeliharaan trafo distribusi maupun trafo Transmissi dan standar-standar yang dipersyaratkan. Contoh: mengetahui network planning proses perbaikan transformator, pengujian dan standar teknis yang digunakan. Mampu melaksanakan proses pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan trafo distribusi, mulai dari pembongkaran, pemeriksaan visual, uji teknis, rewinding, proses penggantian packing, vacuum, uji hasil perbaikan, assembling, proses pengisian minyak trafo dan uji kelaikan operasi sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan, dengan menggunakan peralatan yang sesuai dengan fungsinya. Contoh: melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan transformator di bengkel ataupun di lokasi sesuai standar yang dipersyaratkan.
147
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan proses dengan kendali waktu pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan trafo distribusi maupun trafo transmissi, mulai dari pembongkaran, pemeriksaan visual, uji teknis, rewinding, proses penggantian packing, vacuum, uji hasil perbaikan, assembling, proses pengisian minyak trafo dan uji kelaikan operasi sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan sehingga diperoleh suatu hasil perbaikan yang berkualitas, efisien dan tepat waktu untuk kepuasan pelanggan. Contoh: melaksanakan perbaikan trafo distribusi atau trafo transmissi yang berkualitas, efisien dan tepat waktu untuk kepuasan pelanggan. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan, mensupervisi serta menganalisis pelaksanaan dan pemeliharaan trafo distribusi maupun trafo transmissi, mulai dari pembongkaran, pemeriksaan visual, pemakaian material perbaikan, uji teknis, rewinding, proses penggantian packing, vacuum, uji hasil perbaikan, assembling, proses pengisian minyak trafo dan uji kelaikan operasi sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan, dengan menggunakan peralatan yang sesuai dengan fungsinya dan memenuhi standar-standar yang dipersyaratkan sehingga diperoleh suatu hasil perbaikan yang berkualitas, efisien dan tepat waktu untuk kepuasan pelanggan. Contoh: melaksanakan evaluasi dan analisa hasil pekerjaan perbaikan dikaitkan dengan uji kelaikan dan standar yang dipersyaratkan. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode perbaikan dan pemeliharaan transformer dengan kemajuan teknologi yang berkembang seperti reklamasi minyak trafo “ on line” untuk trafo kapasitas besar , melakukan evaluasi umur trafo berkaitan dengan hasil laboratorium dan melakukan perhitungan bila diperlukan modifikasi serta mampu mengoptimalkan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan transformator . Contoh: membuat dan mengembangkan prosedur yang sudah ada dalam suatu pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan transformator, memprediksi umur trafo berdasar uji lab dan reklamasi berdasarkan perkembangan teknologi .
89. TRS Analisis Tarif Tariff Analysis Pengetahuan dan kemampuan melaksanakan pekerjaan merancang segmentasi tarif, faktorfaktor yang mempengaruhi serta penetapan regulasi pertarifan, serta mampu melaksanakan kegiatan setelmen sesuai prosedur tetap yang disepakati semua pihak yang terkait dalam kontrak jual beli tenaga listrik.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
148
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui komponen dasar pembentuk tarif, harga pokok produksi (HPP) dan overhead cost, serta mengetahui mekanisme jual beli tenaga listrik mulai dari sisi pembangkitan, penyaluran, operasi sistem, operasi pasar, distribusi, usaha penjualan dan agen penjualan. Contoh: mengetahui nilai distribution charge pada kontrak distribution services agreement yang merupakan faktor pembentuk tarif.
2
3
4
5
6
Mengetahui secara komprehensif hubungan antara berbagai komponen tarif dan HPP termasuk nilai kontrak dari semua kontrak yang terlibat dalam mekanisme jual beli tenaga listrik mulai dari pembangkitan sampai usaha penjualan. Contoh: mengetahui faktor pembentuk tarif mulai dari komponen biaya pembangkitan, biaya transmisi, biaya operasi sistem, biaya operasi pasar, biaya distribusi dan biaya usaha penjualan. Mampu menyusun dasar-dasar penentuan tarif untuk berbagai segmen, dengan memasukan keterkaitan kontrak Power Purchase Agreement (PPA), Power Sales Agreement (PSA), Transmission Services Agreement (TSA), Distribution Services Agreement (DSA). Contoh: menghitung tarif dengan menggunakan nilai TSA sebesar Rp 225.000,-/MW tahun. Mampu mengawasi dan mengendalikan penggunaan faktor penentu dalam proses perhitungan tarif, serta mampu menyusun komponen-komponen utama tarif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Contoh: mengawasi dan mengendalikan penggunaan nilai harga bahan bakar pembangkit untuk perhitungan tarif. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil perhitungan tarif, serta mampu menyusun komponen utama tarif secara komprehensif sesuai dengan segmennya. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi perhitungan tarif dengan komponen biaya pada semua fungsi usaha penyedia ketenagalistrikan. Mampu mengembangkan metode/prosedur/tata kerja perhitungan tarif, mampu menyusun tarif secara rinci, menganalisa dan mengevaluasi ketentuan tarif dan langkah perbaikannya. Contoh: mengembangkan formula perhitungan tarif dengan data yang lengkap dan akurat dengan meminimalisasi asumsi.
149
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
C. Kompetensi Teknis f. Kelompok Enjiniring dan Konstruksi 90. BOE Enjiniring Peralatan Bantu Pembangkit Balance of Plant Engineering 91. CAE Enjiniring Penanganan Batubara dan Abu Coal and Ash Handling Engineering 92. CSV Supervisi Konstruksi Construction Supervision 93. DEE Enjiniring Mesin Diesel dan Peralatan Penunjang Diesel Engine & Auxilliaries Engineering 94. DTE Enjiniring Distribus Distribution Engineering 95. FDE Enjiniring Pondasi Foundation Engineering 96. GDE Enjiniring Geodesi Geodetic Engineering 97. GTE Enjiniring Pembangkit Panas Bumi Geothermal Plant Engineering 98. GYE Enjiniring Geologi Geology Engineering 99. HCE Enjiniring Bangunan Air Hydraulic Engineering
100. HTE Enjiniring Turbin Air dan Peralatan Penunjang Hydro Turbine and Accessories Engineering 101. HYE Enjiniring Hidrologi Hydrology Engineering 102. ICE Enjiniring Instrumentasi dan Kontrol Pembangkit Instrumentation and Control Power Plant Engineering 103. PEE Enjiniring Listrik Pembangkit Plant Electrical Engineering 104. PRM Manajemen Projek Project Management 105. PWE Enjiniring Pipa Pesat & Pengerjaan Logam Penstock & Metal Works Engineering 106. SBE Enjiniring Gardu Induk Substation Engineering 107. SCE Enjiniring SCADA dan Telekomunikasi SCADA & Telecommunication Engineering 108. SGE Enjiniring Pembangkit Uap dan Peralatan Penunjang Steam Generation Engineering 109. SRE Enjiniring Struktur Structural Engineering 110. STE Enjiniring Turbin Uap/Gas dan Peralatan Penunjang Steam/Gas Turbine and Acessories Engineering 111. TME Enjiniring Transmisi Transmision Engineering 112. TSE Rekayasa Transmisi dan Gardu Induk Transmission and Substation Engineering
C. Kompetensi Teknis
f.
Kelompok Enjiniring dan Konstruksi
90. BOE Enjiniring Peralatan Bantu Pembangkit Balance of Plant Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang Peralatan Bantu Pembangkit termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan peralatan bantu pembangkit antara lain water treatment plant, waste water treatment, fire fighting system, cooling water system, HVAC System, clorination plant, fuel storage system termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: mengetahui prinsip kerja water treatment plant. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan antara lain water treatment plant, waste water treatment, fire fighting system, cooling water system, HVAC System, clorination plant, fuel storage system yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik, spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: mengetahui secara komprehensip rancangan fire fighting system. Mampu melaksanakan rancangan konsep disain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain water treatment plant, waste water treatment, fire fighting system, cooling water system, HVAC System, clorination plant, fuel storage system yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: menyusun spesifikasi teknik waste water treatment. Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail disain, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain water treatment plant, waste water treatment, fire fighting system, cooling water system, HVAC System, clorination plant, fuel storage system. Mampu memodifikasi rancangan peralatan bantu pembangkit dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik cooling water system.
153
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan peralatan bantu pembangkit. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan peralatan bantu pembangkit sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi rancangan HVAC System. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan peralatan bantu pembangkit dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan standar spesifikasi teknik cooling water system sesuai perkembangan teknologi.
91. CAE Enjiniring Penanganan Batubara dan Abu Coal and Ash Handling Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang Peralatan Penanganan Batubara dan Abu termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan penanganan batubara dan abu antara lain coal crusher, belt conveyer, coal pulverizer, silo, precipitator termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui prinsip kerja coal crusher. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan antara lain coal crusher, belt conveyer, coal pulverizer, silo, precipitator yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik , spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip rancangan belt conveyer system. Mampu melaksanakan rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail disain, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain coal crusher, belt conveyer, coal pulverizer, silo, precipitator yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Menyusun spesifikasi teknik belt coveyor system.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
154
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain coal crusher, belt conveyer, coal pulverizer, silo, precipitator. Mampu memodifikasi rancangan penanganan batubara dan abu dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik coal pulverizer. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan penanganan batubara dan abu. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan penanganan batubara dan abu sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi rancangan sistem precipitator. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan penanganan batubara dan abu dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan standar spesifikasi conveyer system sesuai perkembangan teknologi.
92. CSV Supervisi Konstruksi Construction Supervision Pengetahuan dan kemampuan untuk pengawasan dan pengendalian pekerjaan konstruksi sehingga sesuai dengan jadwal, mutu dan biaya yang telah ditentukan serta analisa dan evaluasi, pengembangan metode dan prosedur kerja pada pelaksanaan supervisi konstruksi .
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui macam dan jenis konstruksi instalasi ketenagalistrikan antara lain konstruksi pembangkit Listrik, konstruksi transmisi, konstruksi distribusi dan konstruksi gardu induk. Contoh: mampu membedakan konstruksi Gardu Induk konvensional dan GIS 150 kV. Mengetahui secara komprehensif jenis kontrak, lingkup pekerjaan pengawasan, basic communication, jadwal pelaksanaan, spesifikasi teknis, gambar detail, network planning dan hubungan dengan institusi terkait (owner, konsultan, kontraktor) Contoh : mengetahui beda pokok antara kontrak turnkey dan supply only, pembangunan transmisi 150 kV. Mampu melaksanakan pengawasan pemasangan peralatan berdasarkan pada jadwal dan spesifikasi teknis kontrak, gambar detail yang telah disetujui dan network planning. Contoh: mampu mengawasi pekerjaan konstruksi sipil gedung pusat pembangkit PLTU 100 MW.
155
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan konstruksi, mampu mendeteksi adanya penyimpangan terhadap jadwal, spesifikasi teknis dan gambar detail serta dapat memberikan usulan penyelesaianya termasuk mampu merubah network planning. Contoh: mampu mendeteksi ketidaksesuaian antara ratio current transformer dan pick up current relay yang terkait. Mampu mengevaluasi dan menganalisa masalah rutin dan non rutin yang timbul pada pengawasan konstruksi terhadap jadwal, spesifikasi teknis dan gambar serta menentukan solusinya. Contoh: merekomendasikan untuk menambah stringing equipment untuk memperpendek waktu pelaksanaan. Mampu mengembangkan dan menentukan metode pengawasan pelaksanaan konstruksi yang lebih efektif untuk mempercepat waktu pelaksanaan, dengan sumberdaya optimal Contoh: menerapkan system pengiriman data pelaporan dari site ke kantor unit supervisi konstruksi ke kantor JMK Pusat secara on-line.
93. DEE Enjiniring Mesin Diesel dan Peralatan Penunjang Diesel Engine & Auxilliaries Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang Mesin Diesel dan Peralatan Penunjang termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level
1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan Mesin Diesel dan Peralatan Penunjang antara lain tipe, fungsi dan prinsip kerja mesin diesel termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep disain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: mengetahui prinsip-prinsip sistem pendinginan dan pelumasan mesin diesel. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan mesin diesel dan peralatan penunjang antara lain sistem pendinginan, bahan bakar, pelumasan dan compressed air system yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik , spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: mengetahui secara komprehensip rancangan sistem pelumasan mesin diesel.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
156
Level
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai mesin diesel dan peralatan penunjang antara lain sistem pendinginan, bahan bakar, pelumasan dan compressed air system yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: merancang sistem penanganan bahan bakar mesin diesel. Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai mesin diesel dan peralatan penunjang antara lain sistem pendinginan, bahan bakar, pelumasan dan compressed air system yang lengkap. Mampu memodifikasi rancangan Mesin Diesel dan Peralatan Penunjang dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: mensupervisi perancangan sistem pelumasan mesin diesel. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan Mesin Diesel dan Peralatan Penunjang. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan Mesin Diesel dan Peralatan Penunjang sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi rancangan sistem pendinginan mesin diesel. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan Mesin Diesel dan Peralatan Penunjang dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: mengembangkan standar spesifikasi teknik compressed air system sesuai perkembangan teknologi.
94. DTE Enjiniring Distribusi Distribution Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang jaringan dan operasi Distribusi termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
157
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui lingkup rancangan jaringan distribusi yang meliputi fungsi dan prinsip kerja peralatan distribusi, gardu distribusi, operasi jaringan distribusi termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: mengetahui fungsi dan prinsip gardu distribusi.
2
Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan jaringan distribusi yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik, spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: mengetahui secara komprehensip rancangan perhitungan voltage drop jaringan distribusi.
3
Mampu melaksanakan rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik jaringan distribusi yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: menghitung susut distribusi.
4
Mampu mensupervisi rancangan konsep disain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik sistem kelistrikan pembangkit yang lengkap. Mampu memodifikasi rancangan jaringan distribusi dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: mensupervisi rancangan koordinasi proteksi jaringan distribusi.
5
Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan jaringan distribusi. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan jaringan distribusi sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi pola operasi jaringan distribusi.
6
Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan sistem jaringan distribusi dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: mengembangkan pola operasi dan standar spesifikasi sistem jaringan distribusi di perkotaan sesuai perkembangan teknologi.
95. FDE Enjiniring Pondasi Foundation Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang pekerjaan pondasi dangkal dan beberapa macam struktur sipil, perbaikan tanah/batuan pondasi, pengambilan parameter lewat uji laboratorium maupun in situ, termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
158
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui konsep dasar berbagai macam tipe pondasi untuk berbagai struktur sipil pada tanah atau batuan, perhitungan pondasi, parameter yang diperlukan, standar prosedur yang digunakan. Contoh: Mengetahui perinsip dasar perhitungan pondasi dangkal.
2
Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan antara lain berbagai macam pondasi, perbaikan tanah/batuan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik, spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap dalam enjiniring pondasi. Contoh: Mengetahui secara komprehensip perhitunghan beban-beban pondasi baik statis maupun dinamis.
3
Mampu melaksanakan rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain pondasi statis atau dinamis, yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Membuat spesifikasi teknik pondasi tower transmisi.
4
5
6
Mampu mensupervisi rancangan konsep disain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik tentang pondasi. Mampu memodifikasi rancangan pondasi dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik pondasi turbin. Mampu menganalisis dan mengevaluasi berbagai macam tipe pondasi untuk berbagai struktur sipil pada tanah atau batuan, perhitungan pondasi, parameter yang diperlukan sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi perhitungan pondasi tiang pancang. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan berbagai pondasi, perbaikan tanah/batuan dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan standar spesifikasi pondasi steel pole tower tegangan tinggi sesuai perkembangan teknologi.
96. GDE Enjiniring Geodesi Geodetic Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan enjiniring surveying dan mapping termasuk membuat kerangka peta vertikal & horizontal, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang
berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
159
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar pelaksanaan pekerjaan survey dan mapping serta jenis-jenis peralatan yang digunakan seseuai prosedur enjiniring, metode dan standard yang berlaku untuk disain sarana dan prasarana suatu proyek. Contoh: Mengetahui penggunaan alat dan prinsip dasar untuk pekerjaan survey dan mapping. Mengetahui secara komprehensif pelaksanaan pekerjaan survey dan mapping serta jenis-jenis peralatan yang digunakan sesuai prosedur enjiniring, metode dan standard yang berlaku untuk disain sarana dan prasarana suatu proyek. Contoh: Mengetahui secara komprehensif pembuatan peta topografi. Mampu melaksanakan pekerjaan survey dan mapping, staking out maupun mampu menggabung data foto udara dan foto satelit kedalam peta terrestrial yang dibuatnya. Contoh: Membuat peta terestrial lokasi bendungan dan prasarananya. Mampu mensupervisi pembuatan peta terestrial berbagai skala, untuk keperluan design, konstruksi, maupun pekerjaan survey monitoring. Contoh: Mensupervisi pembuatan peta topografi. Mampu menganalisis dan mengevaluasi kerangka peta vertikal dan horisontal. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi, kerangka peta baik vertikal maupun horisontal hasil penggabungan interpretasi foto udara, foto satelit pada peta terestrial. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode pemetaan maupun interpretasi foto udara serta foto sateleit. Contoh: Mengembangkan prosedur survey dan mapping sesuai perkembangan teknologi.
97. GTE Enjiniring Pembangkit Panas Bumi Geothermal Plant Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang Pembangkit Panas Bumi termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
160
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan mesin pembangkit panas bumi antara lain tipe, fungsi dan prinsip kerja mesin pembangkit panas bumi termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep disain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui prinsip kerja sistem steam separator. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan antara lain sistem pendinginan, pelumasan dan steam line system yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik , spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip rancangan sistem pendinginan condensor. Mampu melaksanakan rancangan konsep disain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain sistem pendinginan, pelumasan dan steam line system yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Menyusun spesifikasi teknik turbin uap pembangkit panas bumi. Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain sistem pendinginan, pelumasan dan steam line system yang lengkap. Mampu memodifikasi rancangan mesin pembangkit panas bumi dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik turbin uap pembangkit panas bumi. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan mesin pembangkit panas bumi. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan mesin pembangkit panas bumi sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi rancangan steam separator. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan mesin pembangkit panas bumi dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan standar spesifikasi teknik cooling tower sesuai perkembangan teknologi.
161
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
98. GYE Enjiniring Geologi Geology Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan enjiniring geologi termasuk membuat dan mengembangkan perencanaan investigasi, investigasi, interpretasi, pengambilan dan penyajian parameter tanah & batuan, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar berbagai macam metoda investigasi geologi untuk mengetahui kondisi tanah dan batuan, standar dan prosedur yang digunakan, serta parameter tanah dan batuan. Contoh: Mengetahui cara-cara pemboran teknik. Mengetahui secara komprehensif berbagai macam metoda investigasi geologi untuk mengetahui kondisi tanah dan batuan, standar dan prosedur yang digunakan, serta parameter tanah dan batuan. Contoh : Mengetahui secara komprehensif parameter tanah dan batuan. Mampu melaksanakan pekerjaan investasi geologi antara lain pemetaan geologi, pemboran, eksplorasi geofisika dan intepretasi serta analisanya, uji laboratorium, uji lapangan maupun uji insitu. Mampu mensupervisi berbagai macam pekerjaan investigasi geologi antara lain pemetaan geologi, pemboran, eksplorasi geofisika dan interpretasi serta analisisnya, uji laboratorium, uji lapangan maupun uji in situ. Contoh: Mensupervisi uji in situ.
5
Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil investigasi geologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi hasil uji in situ
6
Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode investigasi geologi sesuai dengan kondisi lapangan dan perkembangan teknologi. Contoh: Mengembangkan metode pembuatan peta dan sayatan geologi.
99. HCE Enjiniring Bangunan Air Hydraulic Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang pekerjaan Bangunan Air termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
162
Level
1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar disain, fungsi dan pola operasi bangunan air dan peralatannya termasuk prosedur dan standar yang digunakan. Mampu mengolah data untuk masukan pembuatan disain atau masukan untuk menilai ulang kinerja bangunan air pada tahap operasi dan pemeliharaan. Contoh: Mengolah data monitoring stabilitas underground powerhouse suatu PLTA. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan bangunan air antara lain bendungan, waterway, jalur pipa pesat, powerhouse, yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik , spesifikasi teknik, detail design dan gambar design yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip rancangan water way. Mampu melaksanakan pekerjaan pembuatan design dasar dan rinci, spesifikasi teknik, maupun membuat dan memeriksa gambar-gambar disain mengenai antara lain bendungan, waterway, jalur pipa pesat, powerhouse dengan supervisi. Membuat perhitungan kelayakan ekonomis, teknik dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Membuat disain jalur pipa pesat. Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar design mengenai antara lain bendungan, waterway, jalur pipa pesat, powerhouse dengan mengikuti perkembangan teknologi berdasarkan standar dan acuan yang ada. Mampu memodifikasi rancangan bangunan air dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi pembuatan rancangan power house. Mampu menganalisis dan mengevaluasi kelayakan suatu rancangan bangunan air, berdasarkan standar dan prosedur yang digunakan. Mampu membuat evaluasi dan analisa perhitungan rancangan pada bangunan air yang telah beroperasi untuk modifikasi rancangan yang akan datang. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi hasil pemantauan pada struktur bangunan air. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan bangunan air dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya, ataupun karena hasil evaluasi peralatan monitoring. Contoh: Mengembangkan standar operasi bangunan air sesuai perkembangan teknologi.
163
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
100. HTE Enjiniring Turbin Air dan Peralatan Penunjang Hydro Turbine and Accessories Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang Turbine Air dan Peralatan Penunjang termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level
1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan turbin air dan peralatan penunjang antara lain turbin air, governor system, sistem pelumasan, draft tube, termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui prinsip kerja turbin air. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan antara lain turbin air, governor system, sistem pelumasan, draft tube yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik, spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip system pelumasan. Mampu melaksanakan rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain turbin air, governor system, sistem pelumasan, draft tube yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Menyusun spesifikasi teknik governor system. Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain turbin air, governor system, sistem pelumasan, draft tube. Mampu memodifikasi rancangan turbin air dan peralatan penunjang dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik turbin air. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan turbin air dan peralatan penunjang. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan turbin air dan peralatan penunjang sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi fenomena cavitation. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan turbin air dan peralatan penunjang dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan standar spesifikasi sistem pelumasan turbin air sesuai perkembangan teknologi
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
164
101. HYE Enjiniring Hidrologi Hydrology Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan enjiniring tentang perilaku aliran air, yang meliputi pekerjaan pengumpulan dan pengolahan data, forecasting banjir, pembuatan disain banjir, tingkat erosi dan sedimentasi, pola operasi dan manajemen air, pola pemantauan banjir dangkal dan beberapa macam struktur sipil, perbaikan tanah/batuan pondasi, pengambilan parameter lewat uji laboratorium maupun in situ , termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui konsep dasar meteohidrologi yang digunakan untuk disain PLTA yang berkaitan dengan kapasitas waduk, dimensi bendung, tipe PLTAdan pola operasi manajemen air. Contoh: Mengolah data curah hujan dan debit pengaliran sungai.
2
3
4
5
Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan disain banjir, debit rencana suatu PLTA, yang berkaitan dengan skema suatu pembangkit listrik tenaga air. Contoh: Mengetahui secara komprehensif pembuatan kurva banjir untuk penentuan firm discharge. Mampu melaksanakan pekerjaan pembuatan design banjir untuk menentukan firm discharge maupun low flow dan high flow, tingkat erosi dan sedimentasi Daerah Aliran Sungai, perhitungan daerah pasang surut, arus laut. Mampu membuat model matematik pasang surut dan arus laut dengan menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Membuat model matematik penyebaran panas outlet air pendingin PLTU. Mampu mensupervisi pembuatan design banjir untuk menentukan firm discharge maupun low flow dan high flow, tingkat erosi dan sedimentasi Daerah Aliran Sungai, perhitungan daerah pasang surut, arus laut. Mampu membuat model matematik pasang surut dan arus laut. Contoh: Mensupervisi pembuatan kurva debit banjir. Mampu menganalisa dan mengevaluasi kelayakan suatu rancangan pola operasi dan atau manajemen air berdasarkan standar dan prosedur yang digunakan. Mampu membuat evaluasi dan analisa perhitungan rancangan pola operasi dan atau manajemen air untuk modifikasi pola operasi PLTA yang akan datang. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi hasil pemantauan pola operasi PLTA.
165
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode pola operasi dan atau menajemen air dengan mempertimbangkan perubahan klimatologi global dan perkembangan teknologi. Contoh: Mengembangkan perhitungan rancangan pola operasi PLTA sesuai perkembangan teknologi.
102. ICE Enjiniring Instrumentasi dan Kontrol Pembangkit Instrumentation and Control Power Plant Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang Instrumentasi dan Kontrol Pembangkit termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level
1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan Instrumentasi dan Kontrol sistem pembangkit antara lain jenis - jenis instrument, fungsi dan prinsip kerja instrument termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik, disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui prinsip-prinsip pengaturan presure, flow dan temperatur dalam penerapan perancangan instrumentasi dan kontrol sistem pembangkit. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan proses kontrol boiler, turbin dan generator yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik, spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip rancangan instrumentasi dan sistem kontrol level boiler drum. Mampu melaksanakan rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain Distributed Control System (DCS) pembangkit yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Merancang data logging (pencatatan data) dan sistem monitoring proteksi operasi boiler.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
166
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik untuk Distributed Control System (DCS) pembangkit yang lengkap. Mampu memodifikasi rancangan instrumentasi dan kontrol pembangkit dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi perancangan sistem proteksi boiler. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan instrumentasi dan kontrol sistem pembangkit. Mampu membuat analisa penentuan batasanbatasan pada spesifikasi teknik peralatan instrumentasi dan kontrol pembangkit sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi rancangan Control Room instalasi pembangkit. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan instrumentasi dan kontrol sistem pembangkit dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan rancangan Control Room PLTU Batubara sesuai perkembangan teknologi.
103. PEE Enjiniring Listrik Pembangkit Plant Electrical Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang Sistem Kelistrikan Pembangkit termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan sistem kelistrikan pembangkit antara lain fungsi dan prinsip kerja peralatan listrik dan rangkaian listrik pembangkit termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui fungsi dan prinsip kerja exciter generator.
167
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan sistem kelistrikan pembangkit yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik, spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip rancangan perhitungan short circuit level. Mampu melaksanakan rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik sistem kelistrikan pembangkit yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Merancang kapasitas emergency diesel. Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik sistem kelistrikan pembangkit yang lengkap. Mampu memodifikasi rancangan sistem kelistrikan pembangkit dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi rancangan koordinasi proteksi sistem kelistrikan pembangkit. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan sistem kelistrikan pembangkit. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan sistem kelistrikan pembangkit sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi koordinasi proteksi sistem kelistrikan pembangkit. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan sistem kelistrikan pembangkit dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan standar spesifikasi teknik uninteruptable power supply sesuai perkembangan teknologi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
168
104. PRM Manajemen Projek Project Management Kemampuan untuk menyiapkan dan mengelola sebuah pekerjaan yang bersifat projek, termasuk mengelola setiap fase perkembangan projek, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, mencapai milestones, meng-commit dan mengelola sumberdaya, menjaga momentum kemajuan dan mencapai sasaran yang dirumuskan pada awal projek.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui secara umum tatacara pengendalian projek termasuk termasuk terminologi yang sering digunakan seperti: project initiation; project authorization; project scope planning, definition, verification, and change; schedule development and control, cost estimation, budgeting and control.
2
Mengetahui secara komprehensif penerapan “Project Management” di PLN, baik untuk projek konstruksi maupun projek non-konstruksi, termasuk penerapannya pada pekerjaan non-rutin yang secara formal tidak disebut projek. Mengetahui tatacara yang digunakan dalam penerapan “Projek Management” di PLN.
3
4
5
6
Mampu menyusun project plan yang realistik, yang menggambarkan lingkup projek, output yang harus dihasilkan (deliverables), kriteria penerimaan, jadwal dan milestones. Mengerti tentang adanya saling ketergantungan antara berbagai komponen projek dan membuat perencanaan sedemikian rupa sehingga milestone dapat dicapai. Mampu menggunakan sumberdaya di luar tim apabila diperlukan sebagai input, petunjuk (guidance) dan dukungan. Mampu memecah rencana projek ke dalam komponen-komponen aktivitas dan mendelegasikannya ke anggota tim yang tepat dalam tim untuk diselesaikan. Mampu memberikan dukungan dan arahan kepada anggota tim selama projek berjalan. Mampu membangun jalinan komunikasi antar anggota tim, membina kebiasaan saling berbagi pengalaman untuk keperluan penyelesaian masalah. Mampu mengantisipasi potensi halangan dan menyiapkan rencana darurat secara dini. Mampu meniadakan halangan dan menyelesaikan masalah yang menghambat kemajuan anggota-anggota tim. Mampu memantau kemajuan projek dibandingkan terhadap rencana secara teratur, mengidentifikasi kemungkinan kelebihan biaya secara dini sehingga tambahan sumberdaya atau waktu dapat disiapkan. Mampu menginisiasi perubahan output yang harus dihasilkan (deliverables) bila terjadi perubahan kondisi sekitar atau kebutuhan, dan perubahan tersebut mempertimbangkan saling ketergantungan dengan projek lain yang berhubungan dengan projek yang sedang ditangani. Mampu memfokuskan dan merefokuskan anggota-anggota tim ke acceptance criteria dan ukuranukuran kesuksesan projek. Mampu memperluas penerapan “Projek Management” di PLN, menyarankan standar teknis yang dianut, menyarankan jenis training yang diperlukan, termasuk kemungkinan sertifikasinya
169
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
105. PWE Enjiniring Pipa Pesat & Pengerjaan Logam Penstock & Metal Works Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang Pipa Pesat & Pengerjaan Logam termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level 1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan pipa pesat & pengerjaan logam antara lain penstock, intake gate, stop log, valves, trash rack, spilway gate termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui prinsip kerja intake gate. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan antara lain penstock, intake gate, stop log, valves, trash rack, spilway gate yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik , spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip perhitungan water hammer. Mampu melaksanakan rancangan konsep disain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain penstock, intake gate, stop log, valves, trash rack, spilway gate yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Menyusun spesifikasi teknik penstock. Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain penstock, intake gate, stop log, valves, trash rack, spilway gate. Mampu memodifikasi rancangan pipa pesat & pengerjaan logam dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik gates. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan pipa pesat & pengerjaan logam. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan pipa pesat & pengerjaan logam sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi perhitungan water hammer.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
170
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan pipa pesat & pengerjaan logam dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan metode perhitungan water hammer sesuai perkembangan teknologi.
106. SBE Enjiniring Gardu Induk Substation Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang peralatan Gardu Induk termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan gardu induk antara lain circuit breaker, trafo, cubicle, disconnecting switch, gardu konvensional, GIS termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep disain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui prinsip kerja circuit breaker. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan gardu induk yang meliputi antara lain circuit breaker, trafo, cubicle, disconnecting switch, gardu konvensional, GIS yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik , spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip rancangan gardu induk konvensional. Mampu melaksanakan rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain circuit breaker, trafo, cubicle, disconnecting switch, gardu konvensional, GIS yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Menyusun spesifikasi teknik gardu induk konvensional. Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain circuit breaker, trafo, cubicle, disconnecting switch, gardu konvensional, GIS. Mampu memodifikasi rancangan gardu induk dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik GIS.
171
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan gardu induk. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan gardu induk sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi hasil pemasangan GIS. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan gardu induk dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan standar spesifikasi gardu induk tanpa operator sesuai perkembangan teknologi.
107. SCE Enjiniring SCADA dan Telekomunikasi SCADA & Telecommunication Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang peralatan SCADA dan Telekomunikasi termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level
1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan SCADA dan telekomunikasi antara lain RTU, hardware/software SCADA, serat optik, master station, PLC, radio VHF termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik, disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui prinsip kerja radio VHF. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan SCADA dan telekomunikasi yang meliputi antara RTU, hardware/software SCADA, serat optik, master station, PLC, radio VHF yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik , spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip rancangan konfigurasi hardware SCADA. Mampu melaksanakan rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain RTU, hardware/software SCADA, serat optik, master station, PLC, radio VHF yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Menyusun spesifikasi teknik RTU.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
172
Level 4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mensupervisi rancangan konsep disain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain RTU, hardware/software SCADA, serat optik, master station, PLC, radio VHF Mampu memodifikasi rancangan SCADA dan telekomunikasi dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik RTU. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan SCADA dan telekomunikasi. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan SCADA dan telekomunikasi sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi implementasi SCADA dan telekomunikasi. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan SCADA dan telekomunikasi dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan pedoman pola operasi SCADA dan telekomunikasi sesuai perkembangan teknologi.
108. SGE Enjiniring Pembangkit Uap dan Peralatan Penunjang Steam Generation Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang Pembangkit Uap (Boiler) dan Peralatan Penunjang termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level
1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan pembangkit uap dan peralatan penunjang antara lain tipe-tipe, fungsi dan prinsip kerja pembangkit uap dan peralatan penunjang termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui prinsip kerja air heater. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan antara lain sistem bahan bakar, sistem pembakaran, feed water system, combustion air system dan steam line system yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik , spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip rancangan combustion air system.
173
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain sistem bahan bakar, sistem pembakaran, feed water system, combustion air system dan steam line system yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Menyusun spesifikasi teknik feed water pump. Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain sistem bahan bakar, sistem pembakaran, feed water system, combustion air system dan steam line system yang lengkap. Mampu memodifikasi rancangan pembangkit uap dan peralatan penunjang dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik steam super heater. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan pembangkit uap dan peralatan penunjang. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan pembangkit uap dan peralatan penunjang sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi rancangan sistem pembakaran. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan pembangkit uap dan peralatan penunjang dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan standar spesifikasi teknik steam boiler sesuai perkembangan teknologi.
109. SRE Enjiniring Struktur Structural Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang pekerjaan struktur sipil diatas dan bawah tanah termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring dan pengetahuan tentang material/bahan yang digunakan, kegempaan,penggunaan perangkat lunak, metoda perkuatan dan penyanggaan struktur bawah tanah, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
174
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar rancangan berbagai macam tipe struktur bangunan sipil baik yang diatas tanah maupun bawah tanah, perhitungan struktur, parameter yang diperlukan serta standar/prosedur yang digunakan. struktur gedung Contoh: Mengetahui prinsip dasar perhitungan pembangkit. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan antara lain berbagai macam struktur. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik, spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap dalam enjiniring struktur bangunan sipil. Contoh: Mengetahui secara komprehensip perhitungan beban gempa terhadap struktur. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan antara lain berbagai macam struktur. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik , spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap dalam enjiniring struktur bangunan sipil. Contoh: Mengetahui secara komprehensip perhitungan beban gempa terhadap struktur. Mampu mensupervisi rancangan konsep desain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik berbagai struktur bangunan sipil. Mampu memodifikasi rancangan struktur bangunan sipil dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik weir. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan berbagai macam struktur bangunan sipil, sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi perhitungan power house PLTU. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan berbagai struktur bangunan sipil dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan standar spesifikasi struktur terowongan sesuai perkembangan teknologi.
110. STE Enjiniring Turbin Uap/Gas dan Peralatan Penunjang Steam/Gas Turbine and Acessories Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang Turbine Uap/Gas dan Peralatan Penunjang termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
175
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan turbin uap/gas dan peralatan penunjang antara lain turbin uap/gas, governor system, sistem pelumasan, condensor, water heater, deaerator, cooling system termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui prinsip kerja turbin uap/gas. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan antara lain turbin uap/gas, governor system, sistem pelumasan, condensor, water heater, deaerator, cooling system yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik, spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip system pelumasan. Mampu melaksanakan rancangan konsep disain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain turbin uap/gas, governor system, sistem pelumasan, condensor, water heater, deaerator, cooling system yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Menyusun spesifikasi teknik governor system. Mampu mensupervisi rancangan konsep disain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain turbin uap/gas, governor system, sistem pelumasan, condensor, water heater, deaerator, cooling system. Mampu memodifikasi rancangan turbin uap/gas dan peralatan penunjang dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi penyusunan spesifikasi teknik turbin uap/gas. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan turbin uap/gas dan peralatan penunjang. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan turbin uap/gas dan peralatan penunjang sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi perhitungan heat balance. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan turbin uap/gas dan peralatan penunjang dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan standar spesifikasi teknik sistem pendinginan turbin uap sesuai perkembangan teknologi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
176
111. TME Enjiniring Transmisi Transmision Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang jaringan transmisi termasuk membuat dan mengembangkan konsep disain, spesifikasi teknik, perhitungan teknik, disain rinci, supervisi enjiniring, analisa dan evaluasi serta pengembangan metode baru atau perbaikan prosedur enjiniring, acuan disain dan standar yang berlaku dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang berlaku.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup rancangan transmisi antara lain tower, konduktor, isolator, termasuk disiplin ilmu dasar dan standar yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep disain, hasil perhitungan teknik , disain rinci dan spesifikasi teknik. Contoh: Mengetahui jenis- jenis tower. Mengetahui secara komprehensif prosedur rancangan tower, konduktor, isolator yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik , spesifikasi teknik, detail design dan gambar teknik yang lengkap. Contoh: Mengetahui secara komprehensip rancangan penentuan jalur transmisi. Mampu melaksanakan rancangan konsep disain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain tower, konduktor, isolator yang lengkap dengan supervisi, sesuai standar dan prosedur yang berlaku, dan dapat menggunakan perangkat lunak yang tersedia. Contoh: Menyusun spesifikasi teknik tower tegangan tinggi. Mampu mensupervisi rancangan konsep disain, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, dan gambar teknik mengenai antara lain tower, konduktor, isolator Mampu memodifikasi rancangan transmisi dengan mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mensupervisi perhitungan sagging. Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan transmisi. Mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi teknik peralatan transmisi sesuai tingkat keekonomian, keamanan dan perkembangan teknologi. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi penentuan jalur transmisi. Mampu membuat, memperbaiki serta mengembangkan prosedur dan metode rancangan transmisi dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, mutu, keamanan dan tingkat keekonomiannya. Contoh: Mengembangkan prosedur penyusunan spesifikasi teknik tower transmisi 500 kV sesuai perkembangan teknologi.
177
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
112. TSE Rekayasa Transmisi dan Gardu Induk Transmission and Substation Engineering Pengetahuan dan kemampuan untuk merancang saluran transmisi dan gardu induk termasuk kemampuan membuat konsep desain, perhitungan teknik dan detaileded design, membuat dokumen persyaratan dan spesifikasi teknik peralatan dalam suatu dokumen tender, merencanakan anggaran biaya projek, membuat strategi pencapaian target waktu, efisiensi biaya dan target mutu.
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui lingkup perancangan saluran transmisi dan gardu induk, termasuk disiplin ilmu dasar dan teknik yang diperlukan. Mengetahui secara umum bentuk konsep desain, hasil perhitungan teknik dan detailed design, bentuk dokumen tender/persyaratan dan spesifikasi teknik, rencana anggaran biaya projek. Contoh: mengetahui penerapan disiplin ilmu teknik listrik, teknik sipil, pengetahuan tentang bahan dan topografi pada proses perancangan saluran transmisi dan gardu induk. Mengetahui secara komprehensif prosedur perancangan saluran transmisi dan gardu induk yang diterapkan di perusahaan. Mengetahui prinsip dasar pembuatan konsep desain, perhitungan teknik dan detailed design, gambar teknik yang lengkap, dokumen tender yang lengkap dan rencana anggaran biaya proyek yang benar. Contoh: mengetahui prosedur perancangan saluran udara tegangan tinggi, saluran kabel laut, gardu induk tegangan ekstra tinggi. Mampu merancang saluran transmisi dan/atau gardu induk sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku di perusahaan, menggunakan alat bantu dan alat hitung (perangkat lunak) yang tersedia. Mampu membuat konsep desain, perhitungan teknik dan detailed design, membuat dokumen tender, jadual proyek, dan target mutu.. Contoh: Mampu merancang lokasi dan jenis tiang transmisi berdasarkan data topografi dan jenis tanah. Mampu mengawasi perancangan saluran transmisi dan gardu induk. Mampu mengawasi dan mengendalikan proses perencanaan desain awal, perhitungan teknik, gambar teknik dan detailed design, pembuatan dokumen persyaratan dan spesefikasi teknik untuk dokumen tender, serta mengendalikan kebenaran rencana anggaran biaya proyek. Contoh: mengawasi perancangan gardu induk tegangan ekstra tinggi yang berlokasi di tepi laut.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
178
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu menganalisis dan mengevaluasi rancangan saluran transmisi dan gardu induk,mampu membuat analisa penentuan batasan-batasan pada spesifikasi peralatan sesuai tingkat keamanan jaringan yang tersedia, serta mampu mengevaluasi rencana anggaran biaya proyek yang paling optimal dan menguntungkan perusahaan. Contoh: menganalisa rancangan SUTET sepanjang 100 km dengan konduktor 4xZebra. Mampu memperbaiki, membuat serta mengembangkan prosedur dan metode perancangan saluran transmisi dan gardu induk dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi. Contoh: menerapkan jenis konduktor baru untuk saluran transmisi, dilengkapi dengan analisa terhadap kekuatan dan kelemahannya dibandingkan dengan jenis-jenis konduktor yang lazim digunakan.
179
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
C. Kompetensi Teknis g. Kelompok Pengujian dan Riset 113. AQM Audit Manajemen Mutu Audit of Quality Management 114. AQP Audit Produk Mutu Audit of Quality Product 115. CAL Peneraan Meter Calibration 116. HSC Pengujian Tegangan Tinggi dan Hubung Singkat High-Voltage and Short-Circuit Test 117. RSP Perencanaan Penelitian. Research Planning 118. STD Standardisasi Standardization 119. TAS Asesmen Teknologi Technology Assessment 120. TCI Pengujian Kontrol dan Instrumen Testing for Control and Instrument 121. TCS Konsultasi Teknik Technical Consultation 122. TDM Pengujian Motor Bakar dan Alat Bantu Testing for Diesel Machine 123. TFE Pengujian Aspek Lingkungan Testing for Environment 124. TFW Pengujian Bidang Sipil Testing for Civil Work
125. THG Pengujian Mesin Fluida dan Sistem Testing for Hydro Generation 126. TLV Pengujian Peralatan Listrik Tegangan Rendah Testing for Low-Voltage Equipment 127. TPC Pengujian Sistem Proteksi dan Kontrol Testing for Protection and Control System 128. TSQ Pengujian Peralatan Gardu Induk Testing for Substation Equipment 129. TTD Pengujian Peralatan Transmisi dan Distribusi Testing for Transmission and Distribution Equipment 130. TTS Pengujian Telekomunikasi dan SCADA Testing for Telecommunication and SCADA 131. TSG Pengujian Pembangkit Uap dan Alat Bantu Testing for Steam Generation 132. TOM Pengujian Material dan Elemen Mesin Testing for Material 133. MSV Pelayanan Manajemen dan Sistem Mutu Management Services 134. LQM Manajemen Mutu Laboratorium Laboratory Quality Management 135. TIL
Informasi Teknik dan Perpustakaan Technical Information and Library
136. TIN Inspeksi Teknik Technical Inspection
C. Kompetensi Teknis
g.
Kelompok Pengujian dan Riset
113. AQM Audit Manajemen Mutu Audit of Quality Management Pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan penilaian atas sistem pengendalian manajemen mutu dan pelaksanaannya guna memastikan bahwa kegiatan operasional dan bisnis berjalan sesuai dengan kebijakan, sistem dan prosedur yang berlaku. Audit didefinisikan kegiatan melakukan penilaian melalui cara inspeksi atau verifikasi & validasi berdasarkan standar atau persyaratan lain yang ditentukan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui secara umum teknik audit yang bersifat umum dan audit yang bersifat khusus, serta mengetahui bentuk laporan audit. Contoh: mengetahui sistem manajemen mutu ISO 9001, ISO 10011.
2
Mengetahui prinsip dasar teknik audit, meliputi perencanaan dan persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan saran tindakan perbaikan. Contoh: mengetahui prinsip dasar teknik audit.
3
Mampu melakukan audit yang bersifat rutin atau khusus dalam mendeteksi kasus ketidaksesuaian di salah satu bidang. Sertifikasi: Assesor Kepala (Lead Assessor) QM-EMS. Contoh: melakukan audit di bidang pelayanan pelanggan distribusi.
4
5
6
Mampu mengawasi dan memimpin pelaksanaan audit secara menyeluruh terhadap hasil laporan ketidaksesuaian dari salah satu bidang. Contoh: mengawasi dan memimpin pelaksanaan audit proses bisnis secara keseluruhan. Sertifikasi/brevet: Assesor terdaftar( Registered Lead Assessor) PUSTAN/ IQRA Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil audit umum dan audit yang bersifat khusus, serta menilai hasil perbaikan individual maupun yang menyeluruh dan terintegrasi. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil audit dan rencana tindakan perbaikan dengan data dan fakta yang lengkap. Mampu mengembangkan metode/prosedur/tatakerja pelaksanaan audit atau perbaikan pedoman kerja audit, dan penyusunan laporan audit, serta mampu menciptakan/melakukan inovasi/merancang sistem audit secara terpadu untuk diterapkan di perusahaan di dalam atau di luar. Contoh: mengembangkan prosedur pelaksanaan audit dengan alur proses melalui cross function untuk mendapat data dan fakta secara terintegrasi.
183
114. AQP Audit Produk Mutu Audit of Quality Product Pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan penilaian atas sistem pengendalian mutu produk dan pelaksanaannya guna memastikan bahwa kegiatan operasional produksi dan pengujiannya, serta bisnis proses berjalan sesuai dengan kebijakan, sistem dan prosedur yang berlaku Audit didefinisikan kegiatan melakukan penilaian melalui cara inspeksi atau verifikasi & validasi berdasarkan standar atau persyaratan lain yang ditentukan.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara umum teknik audit yang bersifat umum dan audit yang bersifat khusus, serta mengetahui bentuk laporan audit. Contoh: mengetahui sistem manajemen mutu ISO 9001, standar produk peralatan listrik (mcb, trafo, PHB, isolator dll) dan ISO 10011. Mengetahui prinsip dasar teknik audit, meliputi perencanaan dan persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan saran tindakan perbaikan. Contoh: mengetahui prinsip dasar teknik audit, pengujian produk peralatan listrik. Mampu melakukan audit yang bersifat rutin atau khusus dalam mendeteksi kasus ketidaksesuaian di salah satu produk. Contoh: melakukan audit di bidang produksi kwh-meter. Sertifikasi: Lead Assessor QM-EMS Mampu mengawasi dan memimpin pelaksanaan audit mutu produk secara menyeluruh terhadap hasil laporan dari salah satu ketidaksesuaian yang substansial. Contoh: mengawasi dan memimpin pelaksanaan audit proses produk peralatan listrik secara keseluruhan. Sertifikasi/ brevet: RegisterLead Assessor IQRA/ PUSTAN Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil audit pada umumnya suatu proses produksi peralatan listrik dan audit yang bersifat spesifik, serta menilai hasil perbaikan individual maupun yang menyeluruh dan terintegrasi. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil audit dan rencana tindakan perbaikan dengan data dan fakta yang lengkap. Mampu mengembangkan metode/prosedur/tatakerja pelaksanaan audit atau perbaikan pedoman kerja audit, dan penyusunan laporan audit, serta mampu menciptakan/melakukan inovasi/merancang sistem audit secara terpadu untuk diterapkan di perusahaan atau di produsen. Contoh: mengembangkan prosedur pelaksanaan audit dengan alur proses melalui cross function untuk mendapat data dan fakta secara terintegrasi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
184
115. CAL Peneraan Meter Calibration Kemampuan untuk melakukan peneraan alat ukur listrik atau non-listrik pada berbagai alat ukur dengan metode dan persyaratan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam bidang ketenagalistrikan.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis-jenis alat ukur dan alat kalibrasi serta dasar-dasar keilmuan yang berhubungan dengan cara kerja pengujian/kalibrasi alat ukur, serta persyaratan dan standar-standar yang digunakan. Contoh: mengetahui prinsip kerja meter-kWh, mengetahui prinsip kerja flow meter. Memahami secara komprehensif; mampu menjelaskan prinsip kerja alat ukur dan alat kalibrasi di bidang besaran listrik atau non-listrik serta ilmu pengetahuan yang berhubungan cara kerja, persyaratan dan standar-standar yang digunakan dalam proses kalibrasi peralatan ketenagalistrikan. Contoh: memahami fungsi dan prinsip kerja meter kWh serta cara peneraannya, memahami konversi dari aliran ke debit. Mampu melaksanakan kalibrasi alat ukur besaran listrik atau non-listrik sesuai dengan standar teknis yang berlaku. Contoh: melaksanakan kalibrasi meter kWh, melaksanakan kalibrasi meter flow-meter. Mampu membimbing pelaksanaan kalibrasi, mampu menyetel ulang/mengoptimalkan alat pengkalibrasi, mampu membuat laporan serta mengevaluasi hasil kalibrasi peralatan ketenagalistrikan. Contoh: mampu melaporkan hasil kalibrasi pressure gauge, mampu mengoptimalkan alat kalibrasi meter kWh. Mampu mengatasi masalah non-rutin; mengidentifikasi kerusakan pada alat pengkalibrasi dan yang dikalibrasi termasuk solusi perbaikan dan upaya penanggulangannya. Contoh: mampu menyimpulkan bahwa alat pengkalibrasi tidak berjalan dengan benar. Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode kalibrasi teknis, mampu mengoptimalkan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan kalibrasi teknis. Contoh: membuat prosedur dalam suatu pekerjaan kalibrasi teknis.
185
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
116. HSC Pengujian Tegangan Tinggi dan Hubung Singkat High-Voltage and Short-Circuit Test Pengetahuan dan Kemampuan dalam pekerjaan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat peralatan listrik termasuk menguasai penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat serta mempunyai pengetahuan mengenai standar acuan yang dipakai.
Level
1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat serta jenis penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat. Contoh: mengetahui penggunaan peralatan untuk mengukur tegangan tinggi. Memahami secara komprehensif prosedur pekerjaan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat sesuai dengan acuan standar serta memahami berbagai jenis prosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat. Contoh: memahami prosedur pekerjaan pengujian tegangan tinggi pada kabel TM. Mampu melaksanakan pekerjaan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat, diantaranya mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat kabel, trafo, PMT, kubikel, pemutus hubung bagi TM. Contoh:melaksanakan pekerjaan pengujian partial discharge trafo. Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian pekerjaan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat serta penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pengujian partial discharge pada trafo. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat dan penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pekerjaan pengujian partial discharge trafo.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
186
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu membuat dan menentukan metode atau memperbaiki prosedur kerja pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat serta prosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian tegangan tinggi dan hubung singkat. Contoh: memperbaiki prosedur kerja pengujian partial discharge pada trafo TM.
117. RSP Perencanaan Penelitian Research Planning Pengetahuan dan kemampuan teknis dalam bidang perencanaan penelitian ketenagalistrikan secara korporat, kemampuan dalam penyusunan anggaran penelitian, serta pengetahuan mengenai metoda penelitian.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui dasar-dasar keilmuan mengenai aspek-aspek yang dipersyaratkan dalam melakukan penelitian. Contoh: mengetahui secara garis besar metoda penelitian.
2
Mengerti keilmuan yang berhubungan dengan persyaratan dan standarstandar yang digunakan dalam penelitian ketenagalistrikan serta mampu melihat kedepan (prediksi) mengenai kebutuhan jenis-jenis penelitian yang diperlukan PLN, yaitu yang mempunyai strategic links dengan Business Plan atau Statement of Corporate Intent (SCI) PLN. Contoh: memahami kebutuhan penelitian Power Quality untuk peningkatan pelayanan kepada pelanggan.
3
4
5
Mampu melaksanakan penyusunan perencanaan penelitian yang sejalan Visi misi korporasi PLN dan sejalan dengan kebutuhan jangka pendek PLN, dengan menggunakan metode penelitian serta peralatan yang tepat. Contoh: membuat rencana penelitian tahunan yang dimasukan dalam RKAP. Mampu membuat dan mengevaluasi program penelitian yang telah ditetapkan dibandingkan dengan realisasinya, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Contoh: rekomendasi pemeliharaan boiler. Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi kegiatan penelitian yang dibutuhkan PLN sehingga diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi korporasi PLN. Contoh: mampu mensupervisi penyusunan rencana penelitian ketenagalistrikan.
187
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu membuat dan mengembangkan perencanaan penelitian dan hasil penelitian serta menyebarkan (desiminasi) ke unit-unit PLN agar bisa diterapkan secara optimal. Contoh: mengembangkan hasil penelitian mengenai cara penurunan lossess yang sangat diperlukan oleh unit-unit Distribusi.
118. STD Standardisasi Standardization Pengetahuan dan kemampuan teknis dalam bidang standardisasi ketenagalistrikan baik standar perusahaan (SPLN), standar nasional (SNI) maupun standar internasional.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui dasar-dasar keilmuan yang berhubungan proses penyusunan standardisasi bidang ketenagalistrikan dan mengenal beberapa standar yang berkaitan dengan ketenagalistrikan. Contoh: IEC, ASME, ASTM, SNI.
2
Memahami secara komperhensif terhadap hal-hal yang berhubungan dengan bidang standardisasi ketenagalistrikan.
3
4
5
6
Mampu melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan penyusunan standar-standar perusahaan (SPLN) dengan melihat referensi atau standarstandar lain baik tingkat nasional maupun internasional. Mampu mengawasi dan mengendalikan penyusunan standar-standar bidang ketenagalistrikan baik untuk standar baru maupun dalam rangka revisi terhadap standar yang sudah ada. Mampu menganalisis dan mengevaluasi standar-standar bidang ketenagalistrikan yang berlaku di perusahaan apakah masih bisa di berlakukan ataukah perlu dilakukan revisi sejalan dengan perkembangan teknologi. Mampu mengembangkan standar-standar bidang ketenagalistrikan yang sudah ada sejalan dengan perkembangan teknologi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
188
119. TAS Asesmen Teknologi Technology Assessment Pengetahuan dan kemampuan untuk mengkaji perkembangan dan trend teknologi baru dibidang instalasi tenaga listrik (pembangkitan, penyaluran, distribusi atau teknologi penunjangnya) serta adopsi atau adaptasi teknologi tersebut di Perusahaan.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengikuti secara kontinyu perkembangan teknologi baru di bidang instalasi tenaga listrik (pembangkitan, penyaluran, distribusi atau teknologi penunjangnya). Contoh: mengetahui konsep sistem proteksi gardu induk berbasis mikroprosesor. Memahami secara rinci dan komprehensif trigger dan trend perkembangan teknologi baru di bidang instalasi tenaga listrik (pembangkitan, penyaluran, distribusi atau teknologi penunjangnya). Contoh: memahami keunggulan teknologi unattended substation. Mampu mengidentifikasi dan mengkaji kemungkinan adopsi atau adaptasi teknologi baru di bidang instalasi tenaga listrik di Perusahaan. Contoh: mengkaji penerapan teknologi terbaru di bidang penyaluran tenaga arus searah (high voltage direct current) untuk penyaluran daya dari Sumatera ke Jawa. Mampu membimbing dan mengawasi identifikasi dan pengkajian teknologi baru di bidang instalasi tenaga listrik di Perusahaan Contoh: membimbing dan mengawasi kajian penerapan teknologi terbaru di bidang penyaluran tenaga arus searah (high voltage direct current) untuk penyaluran daya dari Sumatera ke Jawa. Mampu mengevaluasi hasil kajian adopsi atau adaptasi teknologi baru di bidang instalasi tenaga listrik di Perusahaan, membandingkan keuntungan yang diperoleh dengan tambahan investasi yang diperlukan, termasuk masalah interfacingnya dengan peralatan terpasang, serta peningkatan keandalan sistem tenaga listrik yang diperoleh. Contoh: mengevaluasi rencana penerapan rele proteksi multipurpose yang berbasis mikroprosesor di GITET 500 kV. Mampu menerapkan ujicoba teknologi baru di bidang instalasi tenaga listrik termasuk masalah interfacing dengan instalasi terpasang dengan tujuan untuk keuntungan Perusahaan. Contoh: menerapkan sistem pamantauan kondisi minyak trafo tenaga secara on-line dan real-time.
189
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
120. TCI Pengujian Kontrol dan Instrumen Testing for Control and Instrument Pengetahuan dan kemampuan untuk, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta melakukan pengawasan serta evaluasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian kontrol dan instrumen termasuk penguasaan peralatan kerja dan metoda pengujian sesuai dengan persyaratan dan standar yang telah ditetapkan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengujian kontrol dan instrumen, termasuk pengetahuan mengenai metoda pengujian serta peralatan yang akan digunakan. Contoh: mengetahui proses pengujian kontrol dan instrumen pada PLTU. Mengetahui secara komprehensif proses pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi hasil pengujian, untuk hal yang berkaitan dengan pengujian kontrol dan instrumen, serta mengetahui persyaratan dan standar yang ditetapkan yang harus dipenuhi. Contoh: memahami standar-standar mengenai kontrol dan instrumen.
3
Mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan dan pelaksanaan pengujian kontrol dan instrumen dengan metoda pengujian sesuai standar. Contoh: melaksanakan pengujian kontrol dan instrumen PLTU.
4
Mampu melaksanakan pengendalian dan pengawasan untuk hal yang berkaitan dengan pengujian kontrol dan instrumen. Contoh: melaksanakan pengendalian dan pengawasan pekerjaan pengujian kontrol dan instrumen PLTU.
5
6
Mampu melaksanakan evaluasi dan analisis untuk hal yang berkaitan dengan pengujian kontrol dan instrumen. Contoh: melaksanakan evaluasi dan analisa hasil pengujian kontrol dan instrumen. Mampu mengembangkan prosedur dan metoda pengujian terhadap pembangkit uap dan alat bantu, serta mampu memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk kontrol dan instrumen. Contoh: menyempurnakan prosedur pengujian kontrol dan instrumen.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
190
121. TCS Konsultasi Teknik Technical Consultation Pengetahuan dan kemampuan teknis dalam bidang konsultansi teknik atau penelitian di bidang tertentu (sipil, kimia & lingkungan, analisa sistem tenaga listrik, mesin pembangkit, teknik tegangan tinggi serta bidang lainnya) mengenai permasalahan yang timbul dalam proses perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan yang berhubungan dengan ketenagalistrikan dengan menggunakan metode dan persyaratan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui dasar-dasar keilmuan yang berhubungan dengan penelitian bidang teknik tertentu, persyaratan dan standar-standar yang digunakan, serta metoda penelitian. Contoh: mengetahui : mekanika tanah, standar tiang, kekuatan material isolasi, pencemaran udara, teknik tegangan tinggi, prinsip dasar PLTGU, mengetahui kegunaan studi load flow, short circuit dan stabilitas, mengetahui pemodelan sistem tenaga. Mengerti keilmuan yang berhubungan dengan persyaratan dan standarstandar bidang teknik tertentu yang digunakan dalam proses perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan dalam pekerjaan ketenagalistrikan. Contoh: memahami : fenomena kelongsoran, deformasi bendungan , fenomena corona, kapitasi turbin, standar kabel, koordinasi isolasi, memahami spesifikasi Heat Rate pada PLTU, memahami metoda perhitungan dalam analisa sistem tenaga serta pemanfaatannya, memahami konsep stabilitas transien dan small signal stability. bidang teknik tertentu yang berhubungan dengan ketenagalistrikan sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan, dengan menggunakan metode analisa yang tepat. Contoh: melaksanakan konsultansi gerakan tanah di jalur tower, menguji karakteristik mesin diesel, menyusun AMDAL, melaksanakan penelitian boiler remaining life assesment, melaksanakan konsultansi studi load flow, short circuit dan stabilitas. Mampu membuat dan mengevaluasi laporan penelitian bidang teknik tertentu yang berhubungan dengan ketenagalistrikan sehingga diperoleh suatu rekomendasi alternatif penyelesaian dalam permasalahan ketenagalistrikan . Contoh: membuat rekomendasi penanganan kelongsoran tanah di sekitar tapak tower dalam rangka penyelamatan instalasi, membuat laporan konsultansi teknik Gardu Induk, membuat rekomendasi pengaman pengolahan limbah minyak pelumas, membuat rekomendasi pemeliharaan boiler.
191
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 5
6
Deskripsi Perilaku Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan konsultansi atau penelitian di bidang teknik tertentu. Mampu merencanakan program, sistem dan prosedur serta anggaran pekerjaan konsultansi teknis bidang sipil. Contoh: melaksanakan supervisi pekerjaan penelitian kelongsoran PLTA, membuat program dan anggaran konsultansi teknik pekerjaan konstruksi pipa pesat, melaksanakan supervisi penyusunan AMDAL PLTU, membuat program dan anggaran konsultansi teknik pekerjaan studi Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode konsultansi teknik, suatu hasil penelitian di bidang teknik tertentu untuk kepentingan yang lebih luas sehingga akan diperoleh nilai tambah. Contoh: membuat modifikasi struktur tower dalam rangka efisiensi, mengembangkan analisa dispersi pencemaran udara dengan menggunakan model dynamic, mengembangan analisa material instalasi boiler dengan menggunakan metoda NOTIS, membuat prosedur dalam suatu pekerjaan konsultansi teknik bidang analisa sistem tenaga.
122. TDM Pengujian Motor Bakar danAlat Bantu Testing for Diesel Machine Pengetahuan dan kemampuan untuk, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta melakukan pengawasan serta evaluasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian motor bakar dan alat bantu termasuk penguasaan peralatan kerja dan metoda pengujian sesuai dengan persyaratan dan standar yang telah ditetapkan.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengujian motor bakar dan alat bantu, termasuk pengetahuan mengenai metoda pengujian serta peralatan yang akan digunakan. Contoh: mengetahui proses pengujian unjuk kerja mesin Diesel. Mengetahui secara komprehensif proses pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi hasil pengujian, untuk hal yang berkaitan dengan pengujian motor bakar dan alat bantu, serta mengetahui persyaratan dan standar yang ditetapkan yang harus dipenuhi. Contoh: memahami standar-standar mengenai mesin diesel. Mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan dan pelaksanaan pengujian pembangkit uap dan alat bantu dengan metoda pengujian sesuai standar. Contoh: melaksanakan pengujian unjuk kerja mesin diesel.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
192
Level 4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pengendalian dan pengawasan untuk hal yang berkaitan dengan pengujian motor bakar dan alat bantu. Contoh: melaksanakan pengendalian dan pengawasan pekerjaan pengujian unjuk kerja mesin diesel. Mampu melaksanakan evaluasi dan analisis untuk hal yang berkaitan dengan pengujian motor bakar dan alat bantu. Contoh: melaksanakan evaluasi dan analisa hasil pengujian vibrasi PLTD. Mampu mengembangkan prosedur dan metoda pengujian terhadap motor bakar dan alat bantu, serta mampu memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk motor bakar dan alat bantu. Contoh: menyempurnakan prosedur pengujian unjuk kerja mesin diesel.
123. TFE Pengujian Aspek Lingkungan Testing for Environment Pengetahuan dan kemampuan untuk, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta melakukan pengawasan serta evaluasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian Aspek Lingkungan termasuk penguasaan peralatan kerja dan metoda pengujian sesuai dengan persyaratan dan standar yang telah ditetapkan.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengujian aspek lingkungan, termasuk pengetahuan mengenai metoda pengujian serta peralatan yang akan digunakan. Contoh: mengetahui cara pengujian emisi SO2 di cerobong PLTU. Mengetahui secara komprehensif proses pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi hasil pengujian, untuk hal yang berkaitan dengan pengujian aspek lingkungan, serta mengetahui persyaratan dan standar yang ditetapkan yang harus dipenuhi. Contoh: memahami perilaku plume dan penyebarannya serta baku mutu udara. Mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan dan pelaksanaan pengujian aspek lingkungan dengan menggunakan metoda pengujian yang sesuai dengan standar. Contoh: melaksanakan pengujian emisi SO2.
193
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pengendalian dan pengawasan untuk hal yang berkaitan dengan pengujian aspek lingkungan. Contoh: melaksanakan pengendalian dan pengawasan pekerjaan pengujian emisi SO2 yang dikeluarkan PLTU. Mampu melaksanakan evaluasi dan analisis untuk hal yang berkaitan dengan hasil pengujian aspek lingkungan. Contoh: melaksanakan evaluasi dan analisa hasil pengujian emisi SO2 dari PLTU. Mampu mengembangkan prosedur dan metoda pengujian terhadap aspek lingkungan, serta mampu memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat yang berkaitan dengan pengujian aspek lingkungan. Contoh: penyempurnaan standar kebisingan di luar pagar PLTD.
124. TFW Pengujian Bidang Sipil Testing for Civil Work Pengetahuan dan kemampuan untuk, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta melakukan pengawasan serta evaluasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian bidang sipil termasuk penguasaan peralatan kerja dan metoda pengujian sesuai dengan persyaratan dan standar yang telah ditetapkan.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengujian bidang sipil , termasuk pengetahuan mengenai metoda pengujian serta peralatan yang akan digunakan. Contoh: mengetahui proses pengujian tiang beton. Mengetahui secara komprehensif proses pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi hasil pengujian, untuk hal yang berkaitan dengan pengujian bidang sipil , serta mengetahui persyaratan dan standar yang ditetapkan yang harus dipenuhi. Contoh: memahami standar tiang beton yang diijinkan PLN. Mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan dan pelaksanaan pengujian bidang sipil dengan metoda pengujian sesuai standar. Contoh: melaksanakan pengujian tiang beton.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
194
Level 4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pengendalian dan pengawasan untuk hal yang berkaitan dengan pengujian bidang sipil. Contoh: melaksanakan pengendalian dan pengawasan pekerjaan pengujian tiang beton. Mampu melaksanakan evaluasi dan analisis untuk hal yang berkaitan dengan hasil pengujian bidang sipil. Contoh: melaksanakan evaluasi dan analisa hasil pengujian tiang beton. Mampu mengembangkan prosedur dan metoda pengujian bidang sipil , serta mampu memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat yang berkaitan dengan pengujian bidang sipil . Contoh: penyempurnaan standar yang diterapkan di PLN untuk tiang beton.
125. THG Pengujian Mesin Fluida dan Sistem Testing for Hydro Generation Pengetahuan dan kemampuan untuk, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta melakukan pengawasan serta evaluasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian mesin fluida dan sistem termasuk penguasaan peralatan kerja dan metoda pengujian sesuai dengan persyaratan dan standar yang telah ditetapkan.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengujian mesin fluida dan sistem, termasuk pengetahuan mengenai metoda pengujian serta peralatan yang akan digunakan. Contoh: mengetahui proses pengujian unjuk kerja turbin air . Mengetahui secara komprehensif proses pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi hasil pengujian, untuk hal yang berkaitan dengan pengujian mesin fluida dan sistem, serta mengetahui persyaratan dan standar yang ditetapkan yang harus dipenuhi. Contoh: memahami standar-standar dan tipe-tipe turbin air. Mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan dan pelaksanaan pengujian mesin fluida dan sistem dengan menggunaan metoda pengujian yang sesuai standar. Contoh: melaksanakan pengujian dan pengawasan pada pekerjaan pengujian unit pembangkit PLTA.
195
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pengendalian dan pengawasan untuk hal yang berkaitan dengan pengujian mesin fluida dan sistem. Contoh: melaksanakan pengendalian dan pengawasan pekerjaan pengujian turbin air tipe Kaplan. Mampu melaksanakan evaluasi dan analisis untuk hal yang berkaitan dengan pengujian mesin fluida dan sistem. Contoh: melaksanakan evaluasi dan analisa hasil pengujian turbin air termasuk memberikan rekomendasi. Mampu mengembangkan prosedur dan metoda pengujian terhadap mesin fluida dan sistem, serta mampu memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk mesin fluida dan sistem. Contoh: menyempurnakan penggunaan standar batas vibrasi pada unit pembangkit PLTA.
126. TLV Pengujian Peralatan Listrik Tegangan Rendah Testing for Low-Voltage Equipment Pengetahuan dan Kemampuan dalam pekerjaan pengujian peralatan listrik tegangan rendah termasuk menguasai penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian peralatan listrik tegangan rendah serta mempunyai pengetahuan mengenai standar acuan yang dipakai.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan pengujian peralatan listrik tegangan rendah serta jenis penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan pengujian peralatan listrik tegangan rendah. Contoh: mengetahui penggunaan peralatan untuk mengukur dimensi mcb. Memahami secara komprehensif prosedur pekerjaan pengujian peralatan listrik tegangan rendah sesuai dengan acuan standar serta memahami berbagai jenis prosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian perlatan listrik tegangan rendah. Contoh: memahami prosedur pekerjaan pengujian karakteristik mcb. Mampu melaksanakan pekerjaan pengujian peralatan listrik tegangan rendah, diantaranya mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pengujian karakteristik mcb, kWh meter, kotak APP, lampu, blok terminal, pemutus hubung bagi TR, alat ukur listrik. Contoh:melaksanakan pekerjaan pengujian karakteristik mcb.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
196
Level 4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian pekerjaan pengujian peralatan listrik tegangan rendah serta penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan pengujian peralatan listrik tegangan rendah. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pengujian karakteristik mcb. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan pengujian peralatan listrik tegangan rendah dan penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian peralatan listrik tegangan rendah. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pekerjaan pengujian karakteristik mcb. Mampu membuat dan menentukan metode atau memperbaiki prosedur kerja pengujian peralatan listrik tegangan rendah serta prosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian peralatan listrik tegangan rendah. Contoh: memperbaiki prosedur kerja pengujian karakteristik mcb.
127. TPC Pengujian Sistem Proteksi dan Kontrol Testing for Protection and Control System Pengetahuan dan kemampuan dalam pekerjaan pengujian sistem proteksi bay penghantar, sistem kontrol dan pengukuran bay penghantar, sistem proteksi bay trafo, sistem kontrol dan pengukuran bay trafo, serta pengujian trafo daya dan kelengkapannya termasuk bay trafo, untuk memperoleh instalasi proteksi dan kontrol yang memenuhi standar dan ketentuan perusahaan.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan pengujian sistem proteksi dan kontrol. Contoh: mengetahui pekerjaan pengujian sistem proteksi bay penghantar 70 kV. Memahami secara komprehensif proses pekerjaan pengujian sistem proteksi dan kontrol pada gardu induk. Contoh: memahami prosedur pekerjaan pengujian sistem kontrol dan pengukuran bay trafo 150/70 kV 100 MVA. Mampu membantu melaksanakan pengujian sistem proteksi dan kontrol Contoh: membantu melaksanakan pengujian sistem proteksi bay penghantar 150 kV.
197
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pengujian sistem proteksi dan kontrol serta sistem pengukuran pada bay penghantar dan bay trafo serta mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pengujian sistem proteksi dan kontrol serta pengukuran. Contoh: melaksanakan pengujian sistem proteksi bay trafo 150/20 kV 60 MVA. Sertifikasi : TIT.IPH.001.(2)A, TIH.ICH.001.(2)A, TIT.IPT.001.(2)A, TIT.ICT.001.(2)A, TIT.IUT.001.(2)A. Mampu melaksanakan pengujian bay penghantar dan bay trafo serta mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pengujian sistem proteksi dan kontrol serta pengukuran pada bay penghantar dan bay trafo. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pengujian sistem kontrol dan pengukuran pada bay penghantar 500 kV. Sertifikasi : TIH.IBH.001.(3)A, TIT.IBT.001.(3)A. Mampu membuat dan menentukan metode serta memperbaiki prosedur pengujian sistem proteksi dan kontrol pada bay penghantar dan bay trafo Contoh: memperbaiki prosedur pengujian sistem kontrol dan pengukuran bay trafo 150/500 kV 500 MVA.
128. TSQ Pengujian Peralatan Gardu Induk Testing for Substation Equipment Pengetahuan dan Kemampuan dalam pekerjaan pengujian peralatan gardu induk termasuk menguasai penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian peralatan gardu induk dengan tujuan menghasilkan kinerja peralatan gardu induk sesuai target yang ditetapkan perusahaan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan pengujian peralatan gardu induk serta jenis penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan pengujian peralatan gardu induk. Contoh: mengetahui penggunaan peralatan untuk mengukur faktor disipasi (tangen delta). Memahami secara komprehensif prosedur pekerjaan pengujian peralatan gardu induk serta memahami berbagai jenis prosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian perlatan gardu induk. Contoh: memahami prosedur pekerjaan pengujian minyak isolasi trafo.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
198
Level
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pekerjaan pengujian peralatan gardu induk diantaranya mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pengujian batere, peralatan rectifier, menguji dan mengganti elektrolit batere, menguji kapasitas batere, mampu mengukur faktor dissipasi, tahanan isolasi, tahanan pentanahan, temperatur titik sambungan, kandungan gas pada minyak, partial discharge, menguji keserempakan kontak PMT. Contoh:melaksanakan pekerjaan pengujian minyak trafo 150/20 kV 60 MVA. Sertifikasi: TMP.HPN.001(1)A, TMP.HPN.002(1)A, TMP.HPN.003(1)A, Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian pekerjaan pengujian peralatan gardu induk serta penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan pengujian peralatan gardu induk, serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pengujian PMT, PMS, CT/PT, trafo daya. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pengujian minyak isolasi trafo 150/70 kV 100 MVA. S e r t i f i k a s i : T G V. H G Q . 0 0 1 . ( 2 ) A , T G M . H G Q . 0 0 1 . ( 2 ) A , TGI.HWQ.002.(2)A, TGM.HWQ.008.(2)A Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan pengujian peralatan gardu induk dan penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian peralatan gardu induk. serta mampu melaksanakan salah satu pekerjaan menguji capasitor, bay bus tie, bay kopel, bay kubikel 20 kV, bay transformator, bus bar. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi pekerjaan pengujian minyak isolasi trafo 150/70 kV 100 MVA. Sertifikasi : TGM.HWQ.001.(3)A, TGM.HWQ.002.(3)A, TGM.HWQ.003.(3)A, TGM.HWQ.004.(3)A, TGM.HWQ.005.(3)A, TGC.HWQ.003.(3)A, TGM.HWU.001.(3)A. Mampu membuat dan menentukan metode atau memperbaiki prosedur kerja pengujian peralatan gardu induk serta prosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian peralatan gardu induk. Contoh: memperbaiki prosedur kerja pengujian minyak isolasi trafo 500/150 kV 500 MVAsecara on line.
129. TTD Pengujian Peralatan Transmisi dan Distribusi Testing for Transmission and Distribution Equipment Pengetahuan dan Kemampuan dalam pekerjaan pengujian peralatan transmisi dan distribusi termasuk menguasai penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian peralatan transmisi dan distribusi serta mempunyai pengetahuan mengenai standar acuan yang dipakai.
199
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan pengujian peralatan transmisi dan distribusi serta jenis penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan pengujian peralatan transmisi dan distribusi. Contoh: mengetahui penggunaan peralatan untuk mengukur dimensi kabel tegangan menengah. Memahami secara komprehensif prosedur pekerjaan pengujian peralatan transmisi dan distribusi sesuai dengan acuan standar serta memahami berbagai jenis prosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian perlatan transmisi dan distribusi. Contoh: memahami prosedur pekerjaan pengujian karakteristik kabel TM. Mampu melaksanakan pekerjaan pengujian peralatan transmisi dan distribusi, diantaranya mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pengujian kabel, trafo, PMT, kubikel, pemutus hubung bagi TM. Contoh: melaksanakan pekerjaan pengujian karakteristik kabel TM. Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian pekerjaan pengujian peralatan transmisi dan distribusi serta penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan pengujian peralatan transmisi dan distribusi. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pengujian karakteristik kabel TM. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan pengujian peralatan transmisi dan distribusi dan penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian peralatan transmisi dan distribusi. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pekerjaan pengujian karakteristik kabel TM. Mampu membuat dan menentukan metode atau memperbaiki prosedur kerja pengujian peralatan transmisi dan distribusi serta prosedur penggunaan alat kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian peralatan transmisi dan distribusi. Contoh: memperbaiki prosedur kerja pengujian karakteristik kabel TM.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
200
130. TTS Pengujian Telekomunikasi dan SCADA Testing for Telecommunication and SCADA Pengetahuan dan kemampuan dalam pekerjaan pengujian telekomunikasi dan SCADA termasuk menguasai penggunaan peralatan kerja, alat ukur dan alat uji yang berkaitan dengan kegiatan pengujian telekomunikasi dan SCADAmemenuhi standar dan ketentuan perusahaan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan pengujian telekomunikasi dan SCADA. Contoh: mengetahui pekerjaan pengujian peralatan telekomunikasi.
2
Memahami secara komprehensif proses pekerjaan pengujian telekomunkasi dan SCADA. Contoh: memahami prosedur pekerjaan pengujian RTU.
3
Mampu membantu melaksanakan pengujian telekomunikasi dan SCADA. Contoh: membantu melaksanakan pengujian telekomunikasi seperti PLC.
4
5
6
Mampu melaksanakan pengujian telekomunikasi dan SCADA termasuk diantaranya mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pengujian RTU, Wave trap, PLC, Fiber optic, point-to-point test. Contoh: melaksanakan pengujian telekomunikasi seperti PLC. Sertifikasi : TIT.IPH.001.(2)A, TIH.ICH.001.(2)A, TIT.IPT.001.(2)A, TIT.ICT.001.(2)A, TIT.IUT.001.(2)A. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pengujian telekomunikasi dan SCADA termasuk diantaranya mampu melaksanakan salah satu pekerjaan pengujian RTU, Wave trap, PLC, Fiber optic, poit-to-point test. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pengujian RTU Sertifikasi : TIH.IBH.001.(3)A, TIT.IBT.001.(3)A. Mampu membuat dan menentukan metode serta memperbaiki prosedur pengujian telekomunikasi dan SCADA. Contoh: memperbaiki prosedur pengujian RTU.
201
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
131. TSG Pengujian Pembangkit Uap dan Alat Bantu Testing for Steam Generation Pengetahuan dan kemampuan untuk, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta melakukan pengawasan serta evaluasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian Pembangkit Uap dan Alat bantu termasuk penguasaan peralatan kerja dan metoda pengujian sesuai dengan persyaratan dan standar yang telah ditetapkan.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengujian pembangkit uap dan alat bantu, termasuk pengetahuan mengenai metoda pengujian serta peralatan yang akan digunakan. Contoh: mengetahui proses pengujian unjuk kerja pembangkit uap suatu PLTU Mengetahui secara komprehensif proses pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi hasil pengujian, untuk hal yang berkaitan dengan pengujian pembangkit uap dan alat bantu, serta mengetahui persyaratan dan standar yang ditetapkan yang harus dipenuhi. Mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan dan pelaksanaan pengujian pembangkit uap dan alat bantu dengan menggunakan metoda pengujian yang sesuai standar. Contoh: melaksanakan pengujian turbin uap. Mampu melaksanakan pengendalian dan pengawasan untuk hal yang berkaitan dengan pengujian pembangkit uap dan alat bantu. Contoh: melaksanakan pengendalian dan pengawasan pekerjaan pengujian unjuk kerja PLTU. Mampu melaksanakan evaluasi dan analisis untuk hal yang berkaitan dengan pengujian pembangkit uap dan alat bantu. Contoh: melaksanakan evaluasi dan analisa hasil pengujian turbin uap pada suatu PLTU. Mampu mengembangkan prosedur dan metoda pengujian terhadap pembangkit uap dan alat bantu, serta mampu memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat untuk pembangkit uap dan alat bantu. Contoh: menyempurnakan penggunaan standar batas vibrasi pada unit pembangkit PLTU.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
202
132. TOM Pengujian Material dan Elemen Mesin Testing for Material Pengetahuan dan kemampuan untuk, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta melakukan pengawasan serta evaluasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan pengujian material dan elemen mesin termasuk penguasaan peralatan kerja dan metoda pengujian sesuai dengan persyaratan dan standar yang telah ditetapkan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengujian material dan elemen mesin, termasuk pengetahuan mengenai metoda pengujian serta peralatan yang akan digunakan. Contoh: mengetahui proses pengujian material dan elemen mesin PLTU. Mengetahui secara komprehensif proses pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi hasil pengujian, untuk hal yang berkaitan dengan pengujian material dan elemen mesin, serta mengetahui persyaratan dan standar yang ditetapkan yang harus dipenuhi. Contoh: memahami standar-standar yang berkaitan dengan material dan elemen mesin.
3
Mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan, perencanaan dan pelaksanaan pengujian material dan elemen mesin dengan menggunakan metoda pengujian yang sesuai standar. Contoh: melaksanakan pengujian material pada boiler untuk keperluan boiler assessment.
4
Mampu melaksanakan pengendalian dan pengawasan untuk hal yang berkaitan dengan pengujian material dan elemen mesin. Contoh: melaksanakan pengendalian dan pengawasan pekerjaan pengujian material boiler.
5
Mampu melaksanakan evaluasi dan analisis untuk hal yang berkaitan dengan pengujian material dan elemen mesin. Contoh: melaksanakan evaluasi dan analisa hasil pengujian material pada boiler.
6
Mampu mengembangkan prosedur dan metoda pengujian material dan elemen mesin, serta mampu memperbaiki atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan standar yang lebih tepat. Contoh: menyempurnakan prosedur pengujian material pada boiler.
203
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
133. MSV Pelayanan Manajemen dan Sistem Mutu Management Services Pengetahuan dan kemampuan tentang tata cara mengatur, melaksanakan dan mengelola hal-hal yang berdampak terhadap mutu termasuk melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan (continual improvement) serta menilai keefektifan sistem. Mutu didefinisikan sebagai pemenuhan persyaratan pelanggan dan persyaratan lainnya yang ditentukan.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengerti berbagai macam sistem manajemen mutu. Contoh: ISO-9001, ISO-Guide-62 & 66 dan ISO-G. Memahami proses bisnis dan berikut sistem manajemen mutu yang berlaku di unitnya dan atau di perusahaan atau perusahaan-perusahaan pada umumnya. Contoh: dapat menjelaskan manajemen mutu yang diterapkan dalam proses bisnis penjualan tenaga listrik. Mampu mengimplementasikan dan mengendalikan dokumentasi sistem manajemen mutu yang berlaku. Contoh: dapat membuat usulan dokumen mutu dan laporan pengendalian mutu yang berlaku.
4
Mampu membuat serta menetapkan instruksi kerja, sasaran mutu, dan rencana tindakan dan merevisi dokumen sistem manajemen mutu. Contoh: dapat melaksanakan pengendalian mutu untuk proses bisnis di unit atau perusahaan.
5
Mampu merencanakan dan melakukan audit mutu internal dalam rangka pemeliharaan sistem manajemen mutu. Contoh: dapat mengevaluasi efektivitas pengendalian mutu yang berlaku.
6
Dapat menganalisis dan memberikan solusi terhadap kesalahan dalam proses bisnis yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu. Contoh: dapat menulis laporan evaluasi pelaksanaan pengendalian mutu di suatu bidang dan memberikan saran-saran perbaikannya.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
204
134. LQM Manajemen Mutu Laboratorium Laboratory Quality Management Pengetahuan dan kemampuan tentang tata cara mengatur, melaksanakan dan mengelola hal-hal yang berdampak terhadap mutu termasuk melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan (continual improvement) serta menilai keefektifan sistem mutu di laboratorium dalam menjalankan Good Laboratory Practices. Mutu didefinisikan sebagai pemenuhan persyaratan pelanggan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengerti berbagai sistem manajemen mutu laboratorium. Contoh: dapat menjelaskan beberapa macam cara pengendalian mutu dan contoh penerapannya di laboratorium pengujian atau kalibrasi.
2
Memahami proses bisnis dan berikut sistem manajemen mutu di laboraorium yang berlaku di bidangnya dan / atau di perusahaan. Contoh: dapat menjelaskan manajemen mutu yang diterapkan dalam pengendalian kegiatan di laboratorium pengujian atau kalibrasi.
3
Mampu mengimplementasikan dan mengendalikan dokumentasi sistem manajemen mutu laboratorium yang berlaku di bidangnya dan atau perusahaan. Contoh: dapat membuat laporan pengendalian mutu yang berlaku di laboratorium pengujian atau kalibrasi.
4
Mampu membuat serta menetapkan instruksi kerja, sasaran mutu, dan rencana tindakan.dan merevisi dokumen sistem manajemen mutu laboratorium. Contoh: dapat melaksanakan pengendalian mutu untuk pengadaan barang.
5
Mampu merencanakan dan melakukan audit mutu internal dalam rangka pemeliharaan sistem manajemen mutu laboratorium. Contoh: dapat mengevaluasi efektivitas pengendalian mutu yang berlaku.
6
Dapat menganalisis dan memberikan solusi terhadap kesalahan dalam proses bisnis yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu di laboratorium pengujian atau kalibrasi. Contoh: dapat menulis laporan evaluasi pelaksanaan pengendalian mutu di suatu bidang dan memberikan saran-saran perbaikannya.
205
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
135. TIL Informasi Teknik dan Perpustakaan Technical Information and Library Pengetahuan dan kemampuan teknis dalam hal penyebaran (desiminasi) informasi teknik khususnya di bidang ketenagalistrikan dan pengetahuan dasar mengenai pengelolaan Perpustakaan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui dasar-dasar keilmuan yang berhubungan proses penyebaran informasi teknik baik secara konvensional maupun dengan menggunakan teknologi informasi serta pengetahuan dasar mengenai pengelolaan perpustakaan. Contoh: mengetahui metoda katalogisasi. Memahami secara komperhensif terhadap hal-hal yang berhubungan dengan informasi-informasi teknik bidang ketenagalistrikan yang diperlukan oleh PLN-Kantor Pusat maupun unit-unit PLN serta memahami metoda penyebarannya. Contoh: memahami cara pengelolaan perpustakaan.
3
Mampu melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan penyebaran informasi teknik dan mampu melaksanakan pengelolaan perpustakaan antara lain penyusunan katalog, peletakan buku, pemeliharaan, sampai dengan pencatatan. Contoh: mampu melakukan penyebaran artikel mengenai medan listrik dan magnit (EMF) yang up to date melalui internet.
4
Mampu mengawasi dan mengendalikan proses penyebaran informasi teknik dan pengelolaan perpustakaan khususnya untuk keperluan PLN dan pelayanan kepada pihak di luar PLN pada umumnya. Contoh: mampu mengawasi dan mengendalikan pengelolaan perpustakaan.
5
6
Mampu menganalisis dan mengevaluasi kebutuhan informasi teknik yang diperlukan oleh PLN sampai dengan penyebarannya dan mampu mengevaluasi pengelolaan perpustakaan khususnya untuk keperluan PLN dan pelayanan kepada pihak luar PLN pada umumnya. Mampu mengembangkan metoda penyebaran informasi teknik dan metoda pengelolaan perpustakaan sejalan dengan perkembangan teknologi. Contoh: Pengembangan pengelolaan perpustakaan melalui kerjasama dengan perpustakaan internasional.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
206
136. TIN Inspeksi Teknik Technical Inspection Pengetahuan dan kemampuan tantang tatacara mengatur, melaksanakan dan mengelola hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan dan pemantauan pemasangan suatu pekerjaan konstruksi dan instalasi dengan metode dan persyaratan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui gambar teknik, spesifikasi teknik, serta standar yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan instalasi. Contoh: gambar teknis, spesifikasi teknis.
2
Mengerti secara komprehensif arti dari gambar teknik, spesifikasi teknik, standar dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan instalasi. Contoh: gambar detailed dari gambar yang diprojeksikan.
3
Mampu melaksanakan pekerjaan inspeksi teknik dari suatu konstruksi dan instalasi sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan, dengan menggunakan peralatan yang sesuai dengan fungsinya. Contoh: melaksanakan inspeksi karakteristik mesin diesel.
4
Mampu membuat dan mengevaluasi laporan inspeksi teknik pekerjaan konstruksi dan instalasi sehingga diperoleh suatu laporan rekomendasi yang baik dan benar dalam pelaksanaan pemasangan suatu pekerjaan konstruksi dan instalasi. Contoh: laporan inspeksi pekerjaan konstruksi gardu induk.
5
Mampu merencanakan, mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan inspeksi teknik. Mampu merencanakan program, sistem dan prosedur serta anggaran pekerjaan inspeksi teknis. Contoh: membuat program dan anggaran inspeksi teknik pekerjaan konstruksi pipa pesat.
6
Mampu membuat dan mengembangkan prosedur dan metode inspeksi teknik, mampu mengoptimalkan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan inspeksi teknis. Contoh: membuat prosedur dalam suatu pekerjaan inspeksi teknis.
207
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
C. Kompetensi Teknis h. Kelompok Pengerjaan Logam 137. MCG Pengoperasian Mesin Produksi Machining 138. MTH Pengolahan Material Material Handling 139. WLD Pengelasan Welding
C. Kompetensi Teknis
h.
Kelompok Pengerjaan Logam
137. MCG Pengoperasian Mesin Produksi Machining Pengetahuan dan kemampuan dalam pengoperasian dan pemeliharaan peralatan permesinan, trouble shooting dan menganalisa serta mengevaluasi benda kerja hasil permesinan (mesin bubut, miling, bor, gerinda, press, balancing, EDM dan CNC).
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis jenis dan fungsi setiap peralatan permesinan konvensional dan non konvensional (EDM dan CNC). Contoh: mesin bubut, milling, bor, gerinda, balancing, press, EDM (Electric Discharge Machine) dan CNC (Computer Numerical Control). Memahami secara komprehensip prinsip kerja dan batasan kemampuan peralatan permesinan. Contoh: pelaksanaan pembubutan benda kerja termasuk pengetahuan untuk mengetahui ukuran, kekerasan dan berat benda kerja. Mampu mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan sesuai jam kerja serta menyelesaikan trouble shooting peralatan permesinan konvensional sesuai dengan buku petunjuk mesin (manual). Contoh: melaksanakan pekerjaan pembubutan poros dan melaksanakan pencatatan jam kerja mesin untuk pemeliharaan periodic. Mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan permesinan konvensional sesuai dengan spesifikasi dan jadwal yang ditetapkan. Contoh: mengawasi pekerjaan permesinan dari tahap awal sampai akhir untuk memperoleh benda kerja hasil permesinan sesuai jadwal dan spesifikasi yang ditentukan.
5
Mampu menganalisis dan mengevaluasi benda kerja hasil pekerjaan permesinan konvensional. Contoh: kesesuaian ukuran dan toleransi benda kerja hasil permesinan sesuai dengan spesifikasi atau gambar disain.
6
Mampu mengembangkan penggunaan peralatan permesinan non konvensional (presisi) seperti CNC dan EDM. Contoh: membuat dies dengan menggunakan G code program.
211
138. MTH Pengolahan Material Material Handling Pengetahuan dan kemampuan dalam membuat model, dies, komposisi material cor, penuangan dan pengoperasian peralatan cor.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis jenis dan fungsi setiap peralatan cor termasuk material dies. Contoh: jenis tungku dan material dies yang digunakan untuk proses cor. Memahami secara komprehensip prinsip kerja dan batasan kemampuan peralatan cor. Contoh: pengecoran harus mengetahui ukuran dan berat benda kerja. Mampu mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan peralatan cor, dies dan menyelesaikan trouble shooting peralatan cor sesuai ketentuan Contoh: melaksanakan pekerjaan pengecoran benda kerja dan mencatat jam operasi peralatan cor. Mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pengecoran sehingga keandalan peralatan dapat dipertahankan dan diperoleh hasil coran yang bermutu. Contoh: mengawasi pekerjaan pengecoran dari tahap awal sampai akhir untuk memperoleh benda kerja hasil coran sesuai jadwal dan spesifikasi yang ditentukan. Mampu menganalisis dan mengevaluasi benda kerja hasil pekerjaan pengecoran. Contoh: kesesuaian ukuran dan toleransi, bentuk, dan berat benda kerja hasil pengecoran sesuai dengan spesifikasi atau gambar disain. Mampu mengembangkan atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan metoda pengecoran yang lebih tepat. Contoh: melaksanakan penyempurnaan metoda pengecoran yang konvensional menjadi nonkonvensional.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
212
139. WLD Pengelasan Welding Pengetahuan dan kemampuan dalam mengoperasikan mesin las, menentukan jenis dan jumlah kawat las, trouble shooting dan mampu melaksanakan pengelasan baik bentuk, jenis dan ukuran benda kerja sesuai standar yang ditentukan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui jenis jenis dan fungsi setiap peralatan las termasuk kawat las. Contoh : penggunaan las argon, las listrik, TIG, atau Spot.
2
Memahami secara komprehensip prinsip kerja dan batasan kemampuan peralatan las. Contoh: melaksanakan pengelasan benda kerja dengan bentuk dan ukuran tertentu.
3
Mampu mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan peralatan las dan menyelesaikan trouble shooting peralatan las sesuai ketentuan. Contoh : melaksanakan pekerjaan pengelasan benda kerja.
4
5
6
Mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan pengelasan sehingga keandalan peralatan dapat dipertahankan dan diperoleh hasil lasan benda kerja yang bermutu. Contoh : mengawasi pekerjaan pengelasan dari tahap awal sampai akhir untuk memperoleh benda kerja hasil lasan sesuai jadwal dan spesifikasi yang ditentukan. Mampu menganalisis dan mengevaluasi benda kerja hasil pekerjaan pengelasan. Contoh : kesesuaian ukuran, kerapihan dan kekuatan benda kerja hasil pengelasan sesuai dengan spesifikasi. Mampu mengembangkan atau menyempurnakan persyaratan/penggunaan metoda pengelasan yang lebih tepat. Contoh : melaksanakan penyempurnaan metoda pengelasan menjadi lebih baik dan efisien atau melaksanakan pengelasan bentuk benda kerja yang rumit.
213
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
C. Kompetensi Teknis i. Kelompok Teknologi Informasi 140. CAO Pengoperasian Aplikasi Komputer Computer Aplication Operation 141. CCT Teknologi Pusat Pengatur Beban Control Centre Technology 142. CDT Komunikasi dan Transmisi Data Communication and Data Transmission 143. DAT Pengelolaan Data Data Management 144. MIS Sistem Informasi Manajemen Management Information System 145. PRG Pemrograman Komputer Computer Programming 146. SAD Administrasi Perangkat Lunak Sistem Komputer System/platform Administration 147. SOM Operasi dan Pemeliharaan Perangkat Keras Sistem Komputer System/platform Operation and Maintenance
C. Kompetensi Teknis
i.
Kelompok Teknologi Informasi
140. CAO Pengoperasian Aplikasi Komputer Computer Aplication Operation Pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan aplikasi komputer beserta sistem operasinya (operating system) termasuk kemampuan dalam mengukur kinerja sistem komputer dan merencanakan jenis perangkat lunak (software) aplikasi komputer yang sesuai dengan proses bisnis yang dilayani. Aplikasi komputer di sini merupakan software aplikasi untuk menunjang pelaksanaan proses bisnis / aktifitas tertentu, antara lain aplikasi berbasis-web, Aplikasi Sistem (ERP, SIPEG, SIMKEU, dll).
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara umum salah satu jenis sistem operasi komputer, office automation, intranet dan software aplikasi penunjang perkantoran. Contoh: Mengetahui istilah umum di bidang komputer dan software aplikasi komputer. Memahami secara komprehensif sistem operasi komputer, office automation, intranet, internet dan software aplikasi penunjang perkantoran, seperti : aplikasi surat menyurat / surat elektronik / e-mail, aplikasi pengolah kata, aplikasi pembuatan tabel, aplikasi penjadwalan pekerjaan / time schedule. Contoh: Mengetahui konsep dasar penggunaan software aplikasi komputer guna menunjang pekerjaan, dapat membuka menu / informasi data pada suatu software aplikasi, dapat mengoperasikan komputer (menghidupkan dan mematikan komputer). Mampu melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan office automation, intranet, internet dan software aplikasi penunjang perkantoran, seperti : aplikasi pengolah kata (word processor), aplikasi surat elektronik / e-mail, aplikasi pembuatan tabel, aplikasi penjadwalan pekerjaan / time schedule dan aplikasi penunjang perkantoran lainnya sesuai dengan proses bisnis yang dilayani dan uraian pekerjaannya. Contoh: Dapat menggunakan software aplikasi seperti Microsoft Office, MYOB, SPSS, atau Office Automation; dapat menggunakan internet / intranet perusahaan untuk mengirim dan menerima surat elektronik (e-mail).
217
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pengaturan resources sistem komputer sehingga dapat menentukan software aplikasi perkantoran yang digunakan, melakukan pemecahan masalah (troubleshooting) terhadap gangguan operating system dan software aplikasi, mengoptimalkan pengoperasian software aplikasi yang digunakan. Contoh: Dapat melakukan instalasi software aplikasi komputer, dapat menggunakan sofware aplikasi tanpa bantuan orang lain, dapat menggunakan fitur-fitur software aplikasi yang tidak standard (contoh: penggunaan formula pada aplikasi Excel, penggunaan mail merge pada aplikasi Word, penggunaan hyperlink pada aplikasi PowerPoint). Mampu mengukur kinerja sistem komputer, serta mampu menganalisis dan mengevaluasi aplikasi penunjang perkantoran apa saja yang dapat digunakan sehingga sesuai dengan proses bisnis yang dilayani, termasuk analisis gangguan operating system dan software aplikasi. Contoh: Menganalisis jenis software aplikasi perkantoran yang digunakan dengan menjabarkan kelebihan dan kekurangan dari aplikasi tersebut, menemukan metode-metode yang efektif dan efisien dalam memanfaatkan software aplikasi. Mampu merencanakan kebutuhan software aplikasi penunjang perkantoran dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi untuk mendukung kegiatan bisnis yang dilayani yang dapat memberi nilai tambah kepada manajemen perusahaan dengan disertakan anggaran investasinya serta mampu menyusun metode/prosedur/tata kerja penggunaan software aplikasi komputer. Contoh: Merekomendasikan penggunaan jenis software aplikasi penunjang pekerjaan yang handal serta merupakan software aplikasi terbaik bagi perusahaan berdasarkan analisis terhadap anggaran, kinerja perusahaan dan perkembangan teknologi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
218
141. CCT Teknologi Pusat Pengatur Beban Control Centre Technology Kemampuan melaksanakan, melakukan analisa, memodifikasi peralatan dan mengidentifikasi kebutuhan pusat pengatur beban (control centre), serta pengetahuan mengenai teknologi untuk pengendalian operasi sistem tenaga listrik, baik dari sisi hardware maupun software.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui fungsi peralatan di dalam control centre. Contoh: mengetahui konsep SCADA, RTU dan master station, mengetahui secara umum kebutuhan hardware dan software dalam sebuah control centre. Memahami secara komprehensif fungsi dan perkembangan teknologi control centre. Contoh: memahami cara kerja dan fungsi masing-masing peralatan yang dibutuhkan di dalam control centre, memahami perkembangan teknologi yang digunakan dalam control centre baik dari sisi hardware maupun software.
3
Mampu melaksanakan pemeliharaan peralatan control centre sesuai dengan kaidah pemeliharaan yang sudah ditentukan. Contoh: pemeliharaan master station dan peripheralnya.
4
Mampu melakukan analisis untuk memperbaiki kesiapan peralatan control centre. Contoh: penggantian peralatan yang rusak, penambahan alat bantu dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi.
5
6
Mampu memodifikasi peralatan hardware maupun software dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi sehingga meningkatkan kinerja peralatan control centre. Contoh: modifikasi peralatan control centre sesuai dengan perkembangan teknologi. Mampu mengidentifikasi kebutuhan control centre di masa yang akan datang serta menentukan pola pengembangan control centre dengan pertimbangan perkembangan teknologi, kapasitas dan fungsi yang dibutuhkan. Contoh: menentukan persyaratan interfacing antara instalasi dengan control centre (Pola SCADA), menentukan spesifikasi hardware untuk pengembangan control centre, menentukan jenis energy management system software yang diperlukan dalam sebuah control centre.
219
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
142. CDT Komunikasi dan Transmisi Data Communication and Data Transmission Pengetahuan dan kemampuan tentang pengoperasian dan pemeliharaan sarana komunikasi menggunakan teknologi komunikasi dan informasi (communication and information technology), baik yang berkaitan dengan perangkat keras maupun software.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar telekomunikasi, pengiriman data digital serta jaringan transmisi data. Contoh: mengetahui konsep LAN/WAN, power line carrier, protokol telekomunikasi, mengetahui secara umum kebutuhan hardware dan software dalam proses pengiriman data. Memahami secara komprehensif fungsi dan pengembangan teknologi telekomunikasi, jaringan komputer dan pengiriman data digital yang diterapkan untuk mendukung proses bisnis di perusahaan. Contoh: memahami konsep LAN/WAN beserta keunggulan dan kelemahan metode konfigurasi jaringan komputer, memahami perkembangan teknologi yang digunakan dalam proses pengiriman data baik dari sisi hardware maupun software, memahami cara kerja jaringan komputer di perusahaan.
3
Mampu melaksanakan pemeliharaan peralatan jaringan komputer dan sarana telekomunikasi yang berhubungan dengan jaringan komputer sesuai dengan kaidah pemeliharaan yang sudah ditentukan. Contoh: pemeliharaan jaringan komputer, PLC, fiber-optic.
4
Mampu melakukan pelacakan ganggguan dalam suatu proses pengiriman data digital baik dari sisi jaringan maupun media telekomunikasi. Contoh: menemukan dan mengganti peralatan yang rusak, menambah alat bantu dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi.
5
6
Mampu mengatasi gangguan dalam suatu proses pengiriman data digital baik dari sisi jaringan maupun media telekomunikasi, mampu membuat rencana alternatif penggunaan jaringan komunikasi dan transmisi data dengan menerapkan kemajuan teknologi, untuk mengintegrasikan sistem telekomunikasi unit-unit perusahaan. Contoh: penggantian peralatan yang rusak, penambahan alat bantu dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, modifikasi peralatan media data transmission sesuai perkembangan teknologi; membuat rencana alternatif penggunaan virtual private network dan VSAT untuk jaringan telekomunikasi dan transmisi data. Mampu mengidentifikasi kebutuhan control centre di masa yang akan datang serta menentukan pola pengembangan control centre dengan pertimbangan perkembangan teknologi, kapasitas dan fungsi yang dibutuhkan. Contoh: menentukan persyaratan dalam membuat jaringan yang terintegrasi, menentukan spesifikasi hardware untuk pengembangan jaringan komputer; mampu memutuskan atau merekomendasikan penggunaan jaringan telekomunikasi dan transmisi data dengan menerapkan kemajuan teknologi untuk mengintegrasikan sistem telekomunikasi uniunitt perusahaan dalam mendukung proses bisnis dan efisiensi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
220
143. DAT Pengelolaan Data Data Management Pengetahuan dan kemampuan untuk memelihara serta mengelola data / database yang dapat memberikan dukungan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan bagi manajemen termasuk pemahaman secara garis besar tentang proses bisnis yang dilayani termasuk memiliki kemampuan untuk mengerti dan membuat relasi data dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD) pada suatu program aplikasi atau prosedur yang digunakan serta dapat menjaga kerahasiaan dan keamanan data.
Level
1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep penyimpanan arsip data / database serta hubungannya dengan proses bisnis yang dilayani, termasuk mengetahui prosedur baku, analisis kinerja, flow data pada pengelolaan data arsip kertas perkantoran atau suatu database komputer. Contoh : mengetahui secara umum prosedur. Memahami secara komprehensif minimal satu jenis sistem penyimpanan arsip data / database; mengetahui prinsip dasar proses bisnis yang dilayani dan hubungannya dengan proses penyimpanan arsip data perkantoran atau suatu database komputer yang diperlukan guna kelancaran pelaksanaan tugas manajemen. Contoh : menyiapkan data pendukung untuk pembuatan laporan manajemen, mengetahui hubungan / keterkaitan data. Mampu melaksanakan penyimpanan dan pengelolaan arsip data perkantoran atau database komputer sesuai dengan prosedur; mampu melakukan proses back-up and recovery database. Contoh : mampu mengolah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk suatu keperluan laporan. Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan arsip data perkantoran atau database komputer. Memiliki kemampuan untuk mengerti dan membuat relasi data dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD) pada suatu program aplikasi atau prosedur yang digunakan. Contoh : Bekerja sebagai Database Administrator, melaksanakan pengaturan user yang berhak create, update dan delete database; mampu mengelola data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk kebutuhan analisis dengan teknik-teknik pengelolaan database relasional, seperti query language. Mampu menganalisis dan mengevaluasi kegiatan pengolahan data secara komputerisasi (database komputer). Contoh : Mampu merancang dan mengembangkan sistem pengelolaan data dalam suatu sistem database.
221
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu mengembangkan metode/prosedur/pedoman operasi dan pemeliharaan pada kegiatan pengelolaan arsip yang berupa database secara komputerisasi dan dapat memberi nilai tambah kepada manajemen perusahaan dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi dan dampaknya terhadap kinerja proses bisnis yang dilayani. Contoh : Mampu mengembangkan metode pengarsipan data dengan berdasarkan analisis terhadap anggaran, kinerja perusahaan dan perkembangan teknologi.
144. MIS Sistem Informasi Manajemen Management Information System Pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan dan memelihara sistem informasi bagi manajemen termasuk pemahaman secara garis besar tentang proses bisnis yang dilayani; kemampuan untuk menyusun prosedur baku penggunaan sistem informasi, pengetahuan tentang kinerja operasi jaringan komputer, operating system dan sistem aplikasi yang digunakan; serta kemampuan untuk mengumpulkan dan mengelola data menggunakan teknologi mutakhir guna mendukung proses bisnis yang dilayani oleh sistem informasi tersebut.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep Management Information System (MIS) dan hubungannya dengan proses bisnis yang dilayani, termasuk mengetahui prosedur baku, analisa kinerja, operasi dan pemeliharaan jaringan komputer dan aplikasi sistem informasi. Contoh: mengetahui alur proses pengumpulan dan pengelolaan data untuk penyusunan laporan-laporan bagi manajemen. Mengetahui secara komprehensif prosedur baku pengoperasian dan pemeliharaan jaringan komputer, operating system, sistem aplikasi; mengetahui prinsip dasar proses bisnis yang dilayani dan hubungannya dengan proses pengumpulan dan pengelolaan data; serta kebijakan penggunaan teknologi di perusahaan. Contoh: mengetahui prosedur metode pemeliharaan jaringan komputer, mengetahui kemampuan sistem aplikasi yang digunakan dalam mengumpulkan dan mengelola data, memahami konsep Sistem Informasi Manajemen yang terintegrasi secara korporat di perusahaan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
222
Level
Deskripsi Perilaku
3
Mampu menyusun prosedur baku untuk MIS serta membantu pemakai MIS yang mengalami kesulitan dalam meraih MIS, serta mampu mengkoordinasikan operasi dan pemeliharaan jaringan komputer, operating system dan sistem aplikasi sehingga meminimalkan interupsi terhadap proses bisnis yang dilayani. Contoh: menyusun prosedur baku pembuatan laporan-laporan bagi manajemen berbasis sistem informasi untuk suatu unit organisasi dengan cara mengumpulkan data secara on-line atau semi on-line dari seluruh subunit organisasi di bawahnya.
4
5
6
Mampu menganalisis kinerja operasi dan pemeliharaan jaringan komputer, operating system dan sistem aplikasi dalam rangka meningkatkan kinerja proses bisnis yang dilayani. Contoh: menganalisa kinerja operasi jaringan komputer dengan target gangguan nihil. Mampu mengarahkan dan mengendalikan integrasi berbagai sistem perangkat keras dan lunak dalam rangka meningkatkan kinerja sistem informasi dan kinerja dari proses bisnis yang dilayani; mampu mengusulkan alternatif sistem informasi bagi manajemen yang terpadu dan terintegrasi untuk seluruh unit-unit di perusahaan dalam rangka mendukung kinerja proses bisnis yang dilayani. Contoh: mengendalikan integrasi sistem aliran data yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan keuangan, lengkap dengan tahap validasi data; mengusulkan sistem informasi bagi manajemen yang mengintegrasikan beberapa sistem informasi yang ada (misalnya mengintegrasikan customer information system dengan enterprise resource planning). Mampu merekomendasikan kebijakan dan strategi untuk bidang sistem informasi dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi dan dampaknya terhadap kinerja dari proses bisnis yang dilayani. Contoh: merekomendasikan kebijakan penggunaan sistem informasi berbasis web; memutuskan atau merekomendasikan kebijakan penggunaan sistem informasi yang terintegrasi untuk seluruh unit perusahaan sehingga meningkatkan kinerja proses bisnis yang dilayani.
145. PRG Pemrograman Komputer Computer Programming Pengetahuan dan kemampuan untuk mengembangkan dan memelihara program aplikasi komputer yang dapat memberikan dukungan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan bagi manajemen termasuk pemahaman secara garis besar tentang proses bisnis yang dilayani termasuk memiliki kemampuan untuk menyusun flow program dari program aplikasi yang dikembangkan.
223
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep algoritma dan pemrograman komputer serta hubungannya dengan proses bisnis yang dilayani, termasuk mengetahui prosedur baku dan diagram alur (flow chart) program komputer. Contoh : Mengetahui simbol-simbol dan tata cara membuat diagram alur. Memahami secara komprehensif konsep algoritma, pemrograman komputer, dan flow chart program komputer serta mengetahui prinsip dasar proses bisnis yang dilayani dan hubungannya dengan proses pengumpulan prosedur dan data yang diperlukan guna pengembangan suatu program aplikasi komputer (pre-requisite). Contoh : Mampu menggambarkan suatu proses / algoritma pemrograman menggunakan diagram alur. Mampu melaksanakan pengembangan dan pemeliharaan program aplikasi komputer; membuat perangkat lunak baik dengan bahasa pemrograman tingkat rendah atau bahasa pemrograman tingkat tinggi sesuai dengan prosedur dan kebutuhan pengguna. Contoh : Junior Programmer; Mampu membuat program aplikasi komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi (antara lain C, C++, C#, Pascal, Basic), pemrograman visual (antara lain Delphi, Visual Basic), atau menggunakan scripts (antara lain Java Scripts, VB Scripts). Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pengembangan / pemeliharaan program aplikasi komputer serta dapat mengembangkan perangkat lunak dengan bahasa pemrograman berorientasi obyek (object oriented). Mampu melakukan trouble-shooting, mengidentifikasi dan mengatasi bug (kesalahan / kecacatan) pemrograman pada program aplikasi komputer yang mengalami gangguan atau kekurang sempurnaan pemrograman. Contoh : Senior Programmer ;Membuat / menggunakan modul-modul perangkat lunak (berorientasi obyek), seperti : dynamic link library, ActiveX control, dan lainnya dalam mengembangkan program / perangkat lunak, membuat perangkat lunak yang terjamin tingkat keamanannya dan memiliki output yang konsisten dan dapat dipercaya, mampu melakukan pelacakan (tracking) kesalahan pemrograman suatu program aplikasi komputer. Mampu menganalisis dan mengevaluasi kinerja perangkat lunak; mengusulkan prosedur alternatif pemrograman dan pemeliharaan program aplikasi atau perangkat lunak sistem komputer. Mampu menterjemahkan proses bisnis perusahaan ke dalam diagram alur maupun diagram proses sistem informasi yang dikembangkan serta memahami sistem database komputer. Contoh : System Analyst; menterjemahkan proses bisnis perusahaan (bagian yang dilayani) ke dalam suatu sistem informasi yang saling terintegrasi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
224
Level
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengembangkan metode / prosedur / pedoman operasi dan pemeliharaan program aplikasi atau sistem informasi terintegrasi dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi dan dampaknya terhadap kinerja proses bisnis yang dilayani; mampu memutuskan dan merekomendasikan prosedur pelaksanaan pemrograman dan pemeliharaan program aplikasi komputer serta pengelolaan database yang dapat mengeliminasi gangguan operasional perangkat lunak dan memberi nilai tambah kepada manajemen perusahaan dengan disertakan anggaran investasinya. Contoh : Senior System Analyst / Project Manager; merekomendasikan kebijakan penggunaan sistem informasi terintegrasi yang handal dan terpercaya berdasarkan analisis terhadap anggaran, kinerja perusahaan dan perkembangan teknologi.
146. SAD Administrasi Perangkat Lunak Sistem Komputer System/platform Administration Pengetahuan dan kemampuan untuk memahami konsep dasar arsitektur komputer dan operating system, mengatur user profile dan hak setiap user, mengatur resources sistem komputer, mampu mengukur kinerja sistem komputer dan merencanakan perangkat sistem komputer. serta mengelola resources/elemen perangkat, users dan aktivitas sistem komputer
Level
1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara garis besar arsitektur komputer dan operating system, pengaturan user profile dan hak setiap user, resources sistem komputer, installing dan customizing operating system serta perlindungan komputer dari intruder, mengetahui kinerja sistem komputer. Contoh: mengetahui cara kerja pengaturan akses user ke local area network dan wide area network. Mengetahui secara komprehensif arsitektur komputer dan operating system, pengaturan user profile dan hak setiap user, resources sistem komputer, installing dan customizing operating system serta perlindungan komputer dari intruder, termasuk jadual dan operasi batch process, perlakuan trouble-shooting terhadap gangguan operating system. Contoh: mengetahui konsep dasar pengaturan hirarki hak user sesuai dengan jenjang jabatan dan kewenangan tugasnya. Mampu melaksanakan pengaturan user profile (create, update, delete), dan mengatur hak setiap users, mampu mengelola resources sistem komputer, menginstal dan mengcustomize operating system serta melindungi sistem komputer dari intruder. Contoh: melaksanakan pengaturan user yang berhak create, update dan delete pada data induk pegawai.
225
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan pengaturan resources sistem komputer, user profile dan hak setiap user, serta mampu menyusun jadual dan mengoperasikan batch process, melakukan troubleshooting terhadap gangguan operating system. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pengaturan resources sistem komputer. Mampu mengukur dan menganalisis kinerja sistem komputer, serta mampu menganalisa dan mengevaluasi hasil pengaturan user profile dan hak user serta penyusunan jadual operasi batch process, termasuk analisa gangguan operating system; mampu mengusulkan perangkat lunak yang diperlukan oleh perusahaan. Contoh: menganalisa pencapaian kinerja sistem komputer sehingga menemukan faktor penyebab deviasi terhadap target kinerja; merancang penerapan teknologi data center. Mampu merencanakan kebutuhan perangkat sistem komputer untuk mendukung kegiatan bisnis yang dilayani oleh sistem komputer, serta mampu mengembangkan metode/prosedur/tata kerja pengaturan sistem komputer; mampu memutuskan atau merekomendasikan perangkat lunak yang perlu digunakan di perusahaan. Contoh: mengembangkan metode trouble-shooting terhadap gangguan operating system; memilih lisensi operating system yang tepat; memutuskan penggunaan data center.
147. SOM Operasi dan Pemeliharaan Perangkat Keras Sistem Komputer System/platform Operation and Maintenance Pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan dan memelihara perangkat keras komputer, termasuk komputer server dan client beserta peripheralnya, jaringan internal (intranet), interface ke internet, proses back up dan recovery sistem komputer.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara umum prosedur operasi dan pemeliharaan perangkat keras sistem komputer, meliputi: komputer server dan client beserta peripheralnya serta jaringan internal (intranet) maupun interface ke internet. Contoh: mengetahui secara umum prosedur operasi jaringan intranet. Mengetahui konsep dasar operasi dan pemeliharaan perangkat keras sistem komputer, meliputi: proses back up dan recovery sistem komputer, trouble-shooting gangguan, men-set up, merakit dan meng-upgrade komputer dan peripheralnya serta jaringan internal (intranet) maupun interface ke internet. Contoh: mengetahui konsep dasar men-set up interface ke internet.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
226
Level 3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengoperasikan dan memelihara perangkat keras sistem komputer sesuai dengan prosedur, dan mampu melakukan proses back-up dan recovery sistem komputer. Contoh: memelihara jaringan intranet dengan menginstal semua komponen yang kompatibel dengan versi yang sesuai dan selalu mengganti komponen yang ketinggalan teknologi. Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan perangkat keras sistem komputer, dan mampu melakukan trouble-shooting untuk gangguan yang bersifat parsial (beberapa bagian atau fungsi terganggu). Contoh: mengawasi dan mengendalikan pekerjaan operasi jaringan interface ke internet. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil perbaikan akibat gangguan perangkat keras sistem komputer, dan mampu men-set-up, merakit atau mengupgrade sebagian dari sistem perangkat keras; mampu mengusulkan prosedur alternatif pengoperasian dan pemeliharaan perangkat keras sistem komputer. Contoh: menganalisa gangguan server pada jaringan intranet; mengusulkan alternatif jaringan untuk meminimalkan risiko gangguan perangkat keras. Mampu mengembangkan metode/prosedur/pedoman operasi dan pemeliharaan perangkat keras sistem komputer, dan mampu melakukan trouble-shooting untuk gangguan yang bersifat keseluruhan (seluruh perangkat tidak berfungsi); mampu memutuskan atau merekomendasikan prosedur operasi dan pemeliharaan perangkat keras sistem komputer di perusahaan Contoh: mengembangkan metode/prosedur untuk pedoman pemeliharaan jaringan intranet agar terhindar dari gangguan induksi akibat petir.
227
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
C. Kompetensi Teknis j. Kelompok Keuangan dan Audit 148. ARM Pengelolaan Piutang Account Receivable Management 149. IAD
Pengawasan Internal Internal Auditing
150. BUD Anggaran dan Pembelanjaan Budgeting 151. CBG Analisis Keputusan Investasi Capital Budgeting 152. EIG Intelegensia Ekonomi Economic Intelligence 153. FIA
Akuntansi Keuangan Finance and Accounting
154. FMG Manajemen Keuangan Financial Management 155. FMO Model Keuangan Financial Model 156. MAC Akuntansi Manajemen Management Accounting 157. TAX Perpajakan Taxation 158. TFS Perhitungan Tarif Tariff Setting
C. Kompetensi Teknis
j.
Kelompok Keuangan dan Audit
148. ARM Pengelolaan Piutang Account Receivable Management Pengetahuan tentang proses terjadinya piutang dan proses penyelesaian piutang lengkap serta aturan dan sanksi yang ditetapkan perusahaan, kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan proses terjadinya piutang dan penyelesaian piutang/penagihan, termasuk melaksanakan penerapan sanksi untuk meminimalkan piutang.
Level
1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses terjadinya piutang dan proses penyelesaian piutang serta aturan dan sanksi yang ditetapkan perusahaan, mengetahui dasar-dasar penyelesaian piutang dan peraturan yang berhubungan. Contoh: mengetahui proses penyelesaian piutang akibat tunggakan pembayaran penggunaan tenaga listrik akibat klaim pelanggan pada besar tagihan. Mengetahui secara komprehensif proses penyelesaian piutang dan sebab terjadinya piutang serta aturan dan sanksi yang ditetapkan perusahaan, termasuk layanan penerimaan pembayaran piutang dan sanksi bagi penunggak. Contoh: mengetahui prinsip penyelesaian piutang dan sanksi yang dijatuhkan pada penunggak. Mampu melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan penyelesaian piutang, penerapan sanksi. serta mampu membuat data induk piutang dan sistem informasi penyelesaian piutang pelanggan. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pekerjaan penyelesaian piutang dan penerapan sanksi yang tepat bagi penunggak. Mampu mengawasai dan mengendalikan pekerjaan penyelesaian piutang dan pelaksanaan penerapan sanksi bagi pelanggar peraturan, serta mampu melaksanakan penerimaan pembayaran piutang dan menerapkan sanksi bagi penunggak. Contoh: mengawasi dan mengendalikan penerimaan pembayaran piutang dari pelanggan I4. Mampu mengevaluasi kinerja pengelolaan piutang, mampu menganalisa dan mengevaluasi hasil pembuatan sistem informasi penyelesaian piutang pelanggan, hasil pengaturan data induk piutang, serta hasil penerimaan pembayaran piutang. Contoh: menganalisa dan mengevaluasi hasil pembuatan sistem informasi penyelesaian piutang pelanggan R3 dan I4.
231
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu melakukan pengembangan prosedur, tata kerja dan metode penyelesaian piutang yang lebih efisien dan efektif, termasuk mengembangkan dan memperbaiki prosedur dan metode pengaturan data induk piutang, layanan penerimaan pembayaran piutang dan pengaturan sistem informasi penyelesaian piutang. Contoh: memperbaiki prosedur layanan penerimaan pembayaran penyelesaian piutang.
149. IAD Pengawasan Internal Internal Auditing Pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan kegiatan penilaian, pengujian dan konsultasi yang independen dan obyektif guna meningkatkan nilai dan operasi perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis dan terstruktur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko, system pengendalian dan proses governance, sesuai dengan peraturan, kebijakan, system dan prosedur yang berlaku.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara umum dasar dan teknik audit yang meliputi antara lain bidang pendanaan, keuangan, akuntansi, audit personalia dan organisasi, audit operasi, tata usaha langganan, system informatika, legal, audit yang bersifat khusus, pengamanan asset, serta mengetahui bentuk laporan audit yang menyeluruh dan terintegrasi. Contoh : Mengetahui audit bidang akuntansi. Pembelajaran :Audit Dasar 1, 2, lanjutan 1, 2 Memahami prinsip dasar dan teknik audit yang meliputi antara lain bidang pendanaan, keuangan, akuntansi, audit personalia dan organisasi, audit operasional pembangkitan, transmisi & distribusi, tata usaha langganan, system informatika, legal pengamanan asset, audit yang bersifat khusus, serta memahami penyusunan laporan audit yang menyeluruh dan terintegrasi. Contoh : Memahami prinsip dasar dan teknik audit keuangan. Pembelajaran: Pemeriksaan Operasional (KPO) Mampu melakukan audit yang bersifat rutin antara lain di bidang pendanaan, keuangan, akuntansi, audit personalia dan organisasi, audit operasional pembangkitan, transmisi & distribusi, tata usaha langganan, sistem informatika, legal, audit yang bersifat khusus yang mengindikasikan penyimpangan serta mampu menyusun laporan audit yang menyeluruh dan terintegrasi secara baik. Contoh: Melakukan audit bidang tata usaha langganan dan menemukan penyimpangan. Sertifikasi: QIA(Qualified InternalAuditor) Pembelajaran: EDP tingkat pelaksana
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
232
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan audit antara lain bidang pendanaan, keuangan, akuntansi, audit personalia dan organisasi, audit operasional pembangkitan, transmisi dan distribusi, tata usaha langganan, sistem informatika, legal, audit yang bersifat khusus yang menindikasikan adanya penyimpangan, serta mampu melakukan perbaikan/penyempurnaan atau revisi secara menyeluruh dan terintegrasi terhadap hasil laporan audit. Contoh: Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan audit khusus serta mengindikasikan pelakunya. Pembelajaran: EDP tingkat Manajemen Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil audit antara lain bidang pendanaan, keuangan, akuntansi, audit personalia dan organisasi, audit operasional pembangkitan, transmisi dan distribusi, tata usaha langganan, system informatika, legal, resiko audit yang bersifat khusus yang mengindikasikan adanya penyimpangan, serta hasil perbaikan laporan audit yang menyeluruh dan terintegrasi dan mampu memberikan saran rekomendasi atas peraturan, kebijakan, system dan prosedur yang berlaku. Contoh: Menganalisa dan mengevaluasi hasil audit yang telah direvisi dengan data dan fakta yang lengkap. Pembelajaran: Audit Fraud, Risk Audit Mampu mengembangkan metode/prosedur/tata kerja pelaksanaan audit atau perbaikan pedoman kerja audit antara lain bidang pendanaan, keuangan, akuntansi, audit personalia dan organisasi, audit operasional pembangkitan, transmisi dan distribusi, tata usaha langganan, legal, resiko audit yang bersifat khusus, dan penyusunan laporan audit, serta mampu menciptakan / melakukan inovasi / merancang sistem audit secara terpadu untuk diterapkan di perusahaan, mampu memberikan saran rekomendasi perbaikan penyempurnaan proses governance. Contoh: Mengembangkan prosedur pelaksanaan audit dengan alur proses melalui cross function untuk mendapatkan data dan fakta secara terintegrasi.
150. BUD Anggaran dan Pembelanjaan Budgeting Pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan, mengawasi dan mengendalikan, menganalisa dan mengevaluasi serta mengembangkan prosedur baru untuk penyusunan rencana anggaran, realisasi pembelanjaan, revisi anggaran, dan pelaporan anggaran, dengan memperhatikan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran (aliran kas/bank), serta memperhatikan semua aturan yang berlaku untuk anggaran dan pembelanjaan.
233
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara umum tentang perencanaan, penetapan, penggunaan/ realisasi, pemantauan, pengendalian, pelaporan dan revisi anggaran dan pelaksanaan pembelanjaan berdasarkan pos anggaran dan sesuai dengan jadual aliran kas/bank. Contoh: mengetahui pelaporan realisasi anggaran dan perhitungan deviasi terhadap target yang ditetapkan perusahaan. Mengetahui secara komprehensif tentang perencanaan, penetapan, penggunaan/realisasi, pemantauan, pengendalian, pelaporan dan revisi anggaran dan pelaksanaan pembelanjaan berdasarkan pos anggaran dan sesuai dengan jadual aliran kas/bank, berdasarkan tata cara pembuatan anggaran dan pembelanjaan yang berlaku. Contoh: mengetahui prinsip dasar realisasi anggaran operasi tidak tercatat pada biaya yang diaktivakan. Mampu melaksanakan pembuatan rencana anggaran, realisasi anggaran, pemantauan anggaran, revisi anggaran, pelaporan realisasi anggaran, serta mampu membuat anggaran dan pembelanjaan untuk satu unit kerja. Contoh: membuat rencana anggaran operasi unit sektor pembangkitan. Mampu mengawasi dan mengendalikan pembuatan rencana anggaran, realisasi anggaran, revisi anggaran dan pelaporan anggaran, dan mampu membuat anggaran dan pembelanjaan untuk satu unit kerja dan memperbaharui anggaran pada setiap jangka waktu tertentu. Contoh: mengawasi dan mengendalikan realisasi anggaran operasi dan memastikan bahwa anggaran operasi tidak digunakan untuk pengeluaran investasi. Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil penetapan anggaran, realisasi anggaran, dan penetuan target anggaran selanjutnya, serta mampu mengevaluasi pencapaian anggaran dan pembelanjaan serta penyimpangan yang mungkin terjadi selama tahun berjalan. Contoh: menganalisa sebab-sebab tidak tercapainya realisasi anggaran dan mengevaluasi usulan target kinerja selanjutnya. Mampu mengembangkan metode/prosedur/pedoman tata kerja penetapan rencana anggaran, pembuatan laporan anggaran, memperbaiki prosedur anggaran dan pembelanjaan, mampu melakukan perbaikan/penyempurnaan/revisi atas sistem anggaran dan pembelanjaan yang berlaku di perusahaan, mampu menciptakan/melakukan inovasi/merancang secara terpadu sistem anggaran dan pembelanjaan perusahaan. Contoh: mengembangkan prosedur/tata kerja untuk dapat mendeteksi lebih awal penyimpangan anggaran yang akan direalisasikan di luar pos yang ditetapkan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
234
151. CBG Analisis Keputusan Investasi Capital Budgeting Pengetahuan dan kemampuan di bidang analisa kelayakan suatu usulan investasi termasuk penerapan analisa kelayakan investasi dan penyertaan saham serta sumber pendanaannya, mampu mengembangkan sistem dan prosedur di perusahaan yang berhubungan dengan analisa kelayakan suatu proyeksi keuangan, mampu mengintegrasikan dengan berbagai bidang yang terkait antara lain ; bidang operasi, perencanaan keuangan, perencanaan korporat, dam perencanaan sistem dan bidang-bidang lain untuk perbaikan proses bisnis perusahaan.
Level
1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengenal konsep dasar tentang pengetahuan atau keterampilan di bidang analisa kelayakan suatu usulan investasi termasuk didalamnya penyertaan saham pada perusahaan lain . Contoh: pemahaman tentang ;IRR,NPV,ROR, Cost of Capital, dan lainlain. Mengetahui secara menyeluruh penerapan analisa kelayakan investasi dan penyertaan saham serta sumber pendanaannya di perusahaan Contoh: mengetahui bagaimana menerapkan analisa rasio-rasio keuangan dalam evaluasi suatu usulan proyek investasi atau usulan penyertaan saham. Mampu menerapkan analisis kelayakan atas usulan investasi tsb diatas sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan dapat mengatasi masalah-masalah yang bersifat rutin namun memerlukan bantuan bila masalah yang dihadapi bersifat istimewa. Contoh: melakukan pengkajian atas usulan investasi rutin yang diperlukan dengan menggunakan kaidah analisa rasio keuangan. Berpengalaman dalam menerapkan analisis kelayakan usulan investasi serta penyertaan saham yang akan disetujui dan dapat mengatasi masalah rutin maupun non-rutin tanpa memerlukan bantuan, dapat menjadi pelatih bagi pegawai yang lain. Contoh : melakukan evaluasi atas usulan investasi rutin yang telah dikaji tersebut diatas dan mengevaluasi usulan investasi non rutin yang membutuhkan keputusan segera. Sangat berpengalaman dalam menerapkan analisis kelayakan usulan proyeksi keuangan, dan mampu memutuskan skala prioritas atas usulan anggaran dalam berbagai kondisi internal dan eksternal perusahaan. Contoh : melakukan suatu evaluasi yang komprehensif untuk dapat menyusun suatu skala prioritas atas usulan anggaran serta penyertaan saham yang harus dilakukan perusahaan.
235
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengembangkan sistem dan prosedur di perusahaan yang berhubungan dengan analisa kelayakan suatu proyeksi keuangan, mampu mengintegrasikan dengan berbagai bidang yang terkait antara lain, bidang operasi, perencanaan keuangan, perencanaan korporat dan perencanaan sistem dan bidang lain untuk perbaikan proses bisnis perusahaan. Contoh : memilih dan mengembangkan suatu metode analisa kelayakan finansial yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan dan mengintegrasikan dengan bidang yang terkait secara teknis dengan usulan anggaran perusahaan.
152. EIG Intelegensia Ekonomi Economic Intelligence Pengetahuan dan kemampuan untuk membuat prediksi kinerja keuangan perusahaan berdasarkan atas faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi jalannya perusahaan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengenal konsep economic intelligent (riset ekonomi) yang meliputi faktor-faktor Ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya perusahaan antara lain: kurs valuta asing, pasar modal, inflasi, tingkat suku bunga. Memahami secara komprehensif manfaat penerapan riset ekonomi di perusahaan, antara lain untuk penentuan alternatif sumberdana pendanaan, risiko pendanaan, korelasi antara harga obligasi negara dengan obligasi perusahaan.
3
Mampu membuat prediksi kinerja keuangan perusahaan yang berkaitan dengan perkiraan kurs valuta asing, projeksi yields obligasi/surat berharga.
4
Mampu membimbing dan mensupervisi pembuatan prediksi kinerja keuangan perusahaan yang berkaitan dengan perkiraan kurs valuta asing, projeksi yields obligasi/surat berharga.
5
Mampu menginterpretasikan dan menganalisis faktor-faktor ekonomi untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan pendanaan, mampu merekomendasikan keputusan pendanaan.
6
Mampu memilih metode pengkajian dalam rangka menentukan sumber pendanaan yang paling baik untuk menutup kesenjangan finansial di bidang investasi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
236
153. FIA Akuntansi Keuangan Finance and Accounting Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan perusahaan yang dilakukan secara rutin dan berulang setiap kali terjadi transaksi keuangan, serta kegiatan pelaporan yang dilakukan pada waktu tertentu.
Level 1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara umum proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan perusahaan yang dilakukan secara rutin dan berulang setiap kali terjadi transaksi keuangan, serta kegiatan pelaporan yang dilakukan pada waktu tertentu. Contoh: mengetahui proses pencatatan transaksi keuangan harian. Mengetahui secara komprehensif proses pencatatan penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan perusahaan yang dilakukan secara rutin dan berulang setiap kali terjadi transaksi keuangan, serta kegiatan pelaporan yang dilakukan pada waktu tertentu. Contoh: mengetahui secara komprehensif penganalisaan data keuangan hasil pengelompokan catatan transaksi keuangan bulanan. Mampu mengumpulkan dan mengelompokkan data-data dan transaksi serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan catatan akuntansi keuangan, mampu melakukan pencatatan jurnal atas transaksi-transaksi yang terjadi pada perkiraan-perkiraan pendapatan, biaya, aktiva, hutang dan modal serta melakukan entry data ke dalam aplikasi komputer akuntansi (general ledger). Contoh: melaksanakan pengumpulan dan pengelompokan data transaksi keuangan pada perkiraan biaya dan hutang. Mampu mengidentifikasi dan memverifikasi serta menganalisa dokumendokumen dan bukti transaksi yang terjadi sebelum melakukan jurnal/posting ke dalam pos-pos perkiraan neraca dan laba rugi, sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan kebijakan akuntansi perusahaan. Mampu melakukan pengolahan data buku jurnal, buku besar (ledger), buku pembantu (sub ledger) dan trial balance dengan bamtuan komputer serta mampu mendeteksi dan melakukan koreksi terhadap setiap posting. Contoh: melaksanakan identifikasi dan verifikasi bukti transaksi keuangan kedalam pos perkiraan neraca laba rugi. Mampu mengintegrasikan laporan keuangan perusahaan secara menyeluruh (trial balance) dari setiap divisi dan unit pusat (untuk dijadikan laporan keuangan). Contoh: mengkompilasi dan mengintegrasikan laporan keuangan dari setiap bidang dan setiap unit perusahaan untuk laporan keuangan korporat.
237
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu menyusun laporan keuangan perusahaan beserta analisnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada akhir periode dan mengkonsolidasikannya dengan laporan keuangan anak perusahaan sebagai bahan audit. Mampu mengevaluasi laporan keuangan dan mengkoordinasikan tindakan perbaikan/koreksi terhadap laporan keuangan atas hasil audit serta mampu memberikan masukan atas kebijakan akuntansi perusahaan. Contoh: melakukan perbaikan laporan keuangan sesuai hasil audit dan kebijakan akuntansi perusahaan.
154. FMG Manajemen Keuangan Financial Management Pengetahuan dan kemampuan untuk menjalankan dan mengelola kegiatan operasional keuangan dalam mendukung aktivitas bisnis perusahaan.
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Memahami konsep-konsep pengelolaan keuangan, memahami kebijakan, prosedur, dan peraturan pengelolaan keuangan yang berlaku di perusahaan, memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan. Contoh: mengetahui konsep sistem sentralisasi keuangan dan integrasi pengelolaan keuangan. Memahami peraturan pajak, fiskal, impor dan ekspor (bea cukai, Letter of Credit, prosedur bank), mampu memahami standar akuntansi perusahaan, mampu menjalankan transaksi-transaksi keuangan dan menyelesaikan masalah berkaitan dengan prosedur keuangan melalui sistim informasi manajemen keuangan perusahaan. Contoh: memahami peraturan pajak untuk kontrak pada anak perusahaan. Mampu mengenali ketidak-efisienan prosedur pengelolaan keuangan dan merekomendasikan perbaikannya, melakukan rekonsiliasi atas kesalahankesalahan transaksi keuangan, mampu menganalisa, mengevaluasi, menyusun dan mengelola anggaran untuk bagiannya. Contoh: melakukan rekonsiliasi atas seluruh laporan keuangan unit. Mampu menganalisis laporan keuangan, mampu mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan, mengidentifikasi kelemahan dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja keuangan. Contoh: mengevaluasi laporan keuangan unit terhadap target kinerja keuangan yang ditetapkan perusahaan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
238
Level 5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melakukan analisis investasi, mampu memilih alternatif sumber dana yang sesuai dengan investasi yang didanai, mampu memperhitungkan risiko investasi dan pendanaan dan mengambil tindakan pencegahan risiko (hedging) yang diperlukan. Contoh: melakukan analisa pelaksanaan investasi dengan pertambahan revenue yang diperoleh dari penambahan instalasi yang beroperasi. Mampu menentukan strategi pengelolaan keuangan perusahaan sejalan dengan perkembangan bisnis yang dinamis. Contoh: mengembangkan metode aliran kas/bank yang efektif dengan menentukan batas maksimum dan minimum saldo kas/bank di setiap unit.
155. FMO Model Keuangan Financial Model Pengetahuan dan kemampuan untuk membuat financial model untuk mempermudah perhitungan di bidang perencanaan keuangan perusahaan, mampu membuat prediksi kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan financial model, mampu membangun financial model serta menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhinya, mampu memilih metodologi dan software yang digunakan dalam financial model.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengenal konsep Financial Model untuk mempermudah perhitungan dibidang perencanaan keuangan perusahaan.
2
Memahami kegunaan penerapan Financial Model dibidang perencanaan keuangan perusahaan dengan menggunakan tools komputer yang tersedia.
3
Mampu membuat prediksi kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan financial model yang tersedia.
4
Mampu menginterpretasikan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dalam rancangan financial model.
5
Mampu membangun financial model serta menganalisis faktor-faktor yang memperngaruhinya.
6
Mampu memilih metodologi dan software yang digunakan dalam financial model sesuai dengan perkembangan yang lazim digunakan diperusahaan kelas dunia.
239
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
156. MAC Akuntansi Manajemen Management Accounting Pengetahuan dan kemampuan tentang analisa laporan keuangan, peranan pendapatan dan biaya dalam perencanaan laba, pengukuran prestasi kinerja serta akuntansi biaya sesuai dengan pedoman dan kebijakan akuntansi keuangan yang ditetapkan perusahaan, serta pedoman yang lazim digunakan dalam dunia bisnis.
Level 1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui penyajian laporan keuangan, perilaku pendapatan dan biaya, ratio kinerja perusahaan, serta pengetahuan akuntansi biaya sesuai pedoman dan kebijakan akuntansi keuangan yang ditetapkan perusahaan, serta pedoman yang lazim digunakan dalam dunia bisnis. Contoh : Mengetahui perilaku pendapatan dan biaya, mengetahui konsep akuntansi biaya, mengetahui penyajian laporan keuangan, mengetahui ukuran-ukuran kinerja keuangan perusahaan. Memahami penyajian laporan keuangan, perilaku pendapatan dan biaya, ratio kinerja perusahaan, serta pengetahuan akuntansi biaya sesuai pedoman dan kebijakan akuntansi keuangan yang ditetapkan perusahaan, serta pedoman yang lazim digunakan dalam dunia bisnis. Contoh : Memahami perilaku pendapatan dan biaya, memahami konsep akuntansi biaya, memahami penyajian laporan keuangan, memahami ukuran-ukuran kinerja keuangan perusahaan. Mampu menyusunan laporan manajemen keuangan yang meliputi perhitungan harga pokok penyediaan tenaga listrik serta mampu menghitung ratio kinerja keuangan. Contoh: Mampu mengelompokkan biaya berdasarkan aktivitas,mampu menyusun laporan manajemen keuangan, mampu menghitung ratio keuangan. Mampu melakukan verifikasi atas laporan manajemen keuangan yang meliputi perilaku pendapatan dan biaya, perhitungan harga pokok penyediaan tenaga listrik, ratio kinerja keuangan. Contoh: Melaksanakan verifikasi mengelompokkan biaya berdasarkan aktivitas, melaksanakan verifikasi atas laporan manajemen keuangan ,melaksanakan verifikasi atas perhitungan ratio keuangan. Mampu menganalisa dan evaluasi serta memberikan saran dan rekomendasi terhadap laporan manajemen keuangan, kinerja keuangan serta biaya pokok penyediaan tenaga listrik. Contoh : Melakukan analisis dan evaluasi serta memberikan rekomendasi atas laporan manajemen keuangan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
240
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu melakukan pengembangan system dan prosedur akuntansi manajemen keuangan sebagai dasar penyusunan strategi pengelolaan perusahaan sejalan dengan perkembangan bisnis yang modern dan mandiri. Contoh : Mengembangkan pola perhitungan dan ukuran kinerja perusahaan sesuai dengan perkembangan proses bisnis perusahaan.
157. TAX Perpajakan Taxation Pengetahuan dan kemampuan .yang berhubungan dengan fungsi manajemen pajak dalam perusahaan termasuk perencanaan pajak, pelaksanaan kewajiban perpajakan dan pengendalian pajak.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Memahami jenis-jenis pajak serta undang-undang perpajakan (KUP, PPh, PPN, PBB) dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan perpajakan. Contoh: mengetahui jenis pajak untuk kontrak dengan anak perusahaan.
2
3
4
5
Mampu memahami secara komprehensif jenis-jenis pajak serta memahami undang-undang perpajakan (KUP, PPh, PPN, PBB) dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan perpajakan dan konsekuensinya bagi perusahaan. Contoh: memahami secara komprehensif jenis-jenis pajak yang menjadi kewajiban perusahaan. Mampu melakukan perhitungan pajak yang sederhana seperti mengisi surat setoran pajak (SSP), faktur pajak, surat pemberitahuan (SPT) masa PPh 21, SPT masa PPN dan dokumen-dokumen perpajakan lainnya. Contoh: melakukan perhitungan pajak untuk penghasilan pegawai dalam satu unit kerja. Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan perhitungan pajak yang lebih komplek seperti melakukan perhitungan PPh pasal 21, PPN dan membuat perhitungan pajak rampung perusahaan yang terhutang (SPT Tahunan) serta proses restitusi pajak. Contoh: mengawasi dan mengendalikan perhitungan pajak PPh pasal 21 untuk kontrak pemborongan pekerjaan. Mampu melakukan perbaikan atas sistem perpajakan PLN dengan cara menganalisa efektivitas pembayaran pajak sesuai dengan aturan dan perubahan-perubahan aturan perpajakan yang terjadi. Contoh: melakukan perbaikan proses pembayaran pajak agar tidak terjadi kelambatan.
241
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu menciptakan/melakukan inovasi/merancang secara terpadu sistem perpajakan di perusahaan sebagai pengembangan atas sistem perpajakan yang berlaku dengan tujuan agar perusahaan lebih diuntungkan namun tetap sejalan dengan peraturan yang berlaku. Contoh: merancang laporan terpadu agar tidak terjadi duplikasi pembayaran pajak.
158. TFS Perhitungan Tarif Tariff Setting Pengetahuan dan kemampuan dalam bidang penentuan tarif listrik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, memahami kegunaan tariff setting dalam rangka penentuan setting tarif dasar listrik yang wajar, mampu merancang tarif dasar listrik yang wajar dengan menggunakan metode yang tersedia serta mempertimbangkan aspek-aspek legal, apsar tenaga listrik dan pajak.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengenal konsep penentuan tarif listrik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2
Memahami kegunaan tariff setting dalam rangka penentuan tarif dasar listrik yang wajar bagi perusahaan dan konsumen dengan mengacu pada peraturan peraturan yang berlaku.
3
Mampu menghitung biaya penyediaan tenaga listrik pada sisi tegangan Tinggi, Menengah dan rendah yang dijadikan dasar perhitungan tarif yang wajar.
4
Mampu merancang tarif dasar listrik yang wajar dengan menggunakan metode yang tersedia serta mempertimbangkan aspek-aspek legal, pasar tenaga listrik dan pajak.
5
Mampu membangun solusi-solusi yang tepat dalam perancangan tarif dengan mempertimbangkan metodelogi dan aspek-aspek yang mempengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
6
Mampu merealisasikan rancangan tarif dengan melakukan pendekatan terhadap pihak terkait yang menentukan dalam proses pengambilan keputusan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
242
C. Kompetensi Teknis k. Kelompok Sumberdaya Manusia dan Organisasi 159. ASC Asesmen Potensi dan Perilaku Assessment Center 160. CMA Manajemen Perubahan Change Management 161. CMG Manajemen Karir Career Management 162. HRM Manajemen Sumberdaya Manusia Human Resource Management 163. HRP Perencanaan Sumberdaya Manusia Human Resource Planning 164. INS Keinstrukturan Instructure 165. INR Hubungan Industrial Industrial Relation 166. KLM Manajemen Pengetahuan Knowledge Management 167. MCS Konsultansi Manajemen Management Consultant 168. ODV Pengembangan Organisasi Organization Development
169. PAD Administrasi Personel Personnel Administration 170. PMG Manajemen Kinerja Performance Management 171. QMG Manajemen Mutu Quality Management 172. REM Manajemen Remunerasi Remuneration Management 173. RSL Pengadaan Sumberdaya Manusia Recruitment and Selection 174. TCB Perancangan dan Pengembangan Kurikulum Pelatihan Training and Curriculum Building 175. TND Pelatihan dan Pengembangan Training and Development 176. TMD Penyusunan dan Pengembangan Materi serta Metoda Pelatihan Training Material and Method Development 177. TRG Manajemen Pelatihan Training Management
C. Kompetensi Teknis
k.
Kelompok Sumberdaya Manusia dan Organisasi
159. ASC Asesmen Potensi dan Perilaku Assessment Center Kemampuan untuk merancang serta melakukan asesmen potensi dan perilaku individu untuk memenuhi kebutuhan manajemen SDM.
Level
1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui maksud dan tujuan asesmen potensi dan perilaku; mampu menyebutkan/menguraikan maksud dan tujuan asesmen dalam rangka menilai dan menganalisa potensi dan perilaku individu sesuai dengan kebutuhan kompetensi jabatan yang telah ditetapkan. Contoh: mampu menyebutkan/menguraikan maksud dan tujuan asesmen potensi dan perilaku individu. Memahami secara komprehensif maksud dan tujuan asesmen potensi dan perilaku; mampu menjelaskan tahapan dan metode asesmen secara komprehensif dalam menilai dan menganalisa potensi dan perilaku individu sesuai dengan kompetensi jabatan yang telah ditetapkan. Contoh: mampu menjelaskan tahapan dan metode asesmen potensi dan perilaku individu calon peserta “Kursus Manajemen Cabang”.
3
Melaksanakan asesmen potensi dan perilaku; mampu melakukan proses asesmen yang meliputi kajian terhadap objek yang akan diases, mengidentifikasi potensi dan kompetensi yang perlu diukur, menerapkan metode asesmen. Contoh: melaksanakan asesmen peserta “Kursus Manajemen Cabang”.
4
Menganalisis potensi dan perilaku individu; mampu menilai objek yang diases melalui pengamatan dan analisa respon yang muncul. Contoh: mengenali karakter individu peserta “Kursus Manajemen Cabang”.
5
6
Merekomendasikan potensi dan perilaku individu yang meliputi perumusan uraian karakter individu dan merekomendasikan kesimpulan hasil asesmen. Contoh: merekomendasikan hasil asesmen calon peserta “Kursus Manajemen Cabang”. Mengevaluasi metoda dan merancang alat ukur asesmen potensi dan perilaku individu; mampu mengevaluasi metode yang digunakan serta merancang alat ukur yang sesuai yang meliputi mengidentifikasi, memilih, memodifikasi dan menetapkan alat ukur. Contoh: mampu merancang alat ukur asesmen potensi dan perilaku; mampu menilai dampak bisnis dari penggunaan metoda dan hasil rancangan alat ukur asesmen potensi dan perilaku.
245
160. CMA Manajemen Perubahan Change Management Pengetahuan dan kemampuan mengenal kebutuhan perubahan, mengidentifikasikan sifat perubahan, memilih agen perubahan, merancang rencana tindakan perubahan, mendiagnosis situasi, memilih strategi dan teknik perubahan, mengimplementasikan perubahan, mendiagnosis kekuatan-kekuatan yang mempengaruh perubahan, mengevaluasi perubahan serta melembagakan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian visi dan misi perusahaan.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara garis besar manajemen perubahan, meliputi kebutuhan perubahan, identifikasi perubahan, pemilihan teknik perubahan. Contoh: dapat menjelaskan berbagai metode manajemen perubahan. Mengetahui maksud dan tujuan perubahan, prinsip-prinsip dasar perubahan, perencanaan perubahan, implementasi perubahan, evaluasi perubahan, pelembagaan perubahan. Contoh: dapat menjelaskan agen-agen yang terlibat dalam suatu manajemen perubahan di perusahaan. Mampu menginventarisasi kebutuhan perubahan, mengidentifikasi sifat perubahan, memilih agen perubahan. Contoh: dapat menetapkan agen perubahan untuk menerapkan metode baru pengendalian mutu. Mampu merencanakan perubahan, mendiagnosis situasi, memilih strategi, memilih teknik dan merancang rencana perubahan. Contoh: membuat rencana perubahan yang berhubungan dengan metode baru inspeksi saluran transmisi. Mampu mengimplementasikan perubahan, setelah mendiagnosis kekuatankekuatan yang mempengaruhi perubahan, melakukan kondisi pencairan dari resistensi sistem lama, melaksanakan kondisi perubahan, mengkondisikan pembekuan hasil perubahan. Contoh: dapat bertindak sebagai manajer projek implementasi sistem manajemen kinerja baru. Mampu mengevaluasi perubahan diikuti umpan balik dengan cara pengumpulan data hasil perubahan dan evaluasi data, diikuti dengan proses melembagakan perubahan. Contoh: dapat membuat laporan tertulis tentang proses perubahan sistem manajemen kinerja yang sedang berlangsung di perusahaan disertai rekomendasi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
246
161. CMG Manajemen Karir Career Management Pengetahuan sistem perencanaan karir, kebijakan karir, siklus karir, jalur karir, dan kemampuan untuk melaksanakan proses kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi karir individual melalui tahapan karir/siklus karir dan jalur karir yang ditetapkan.
Level 1
2
3
4
5
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara umum manajemen karir yang meliputi sistem perencanaan karir, kebijakan karir, siklus karir, jalur karir, konsultasi karir, mengetahui tentang kompetensi individu, prestasi individu, kebutuhan kompetensi jabatan, formasi dan persyaratan jabatan yang dibutuhkan serta mengetahui Direktori Kompetensi perusahaan. Contoh: mengetahui siklus karir lulusan S1 sejak pengangkatan pegawai sampai pensiun. Mengetahui prinsip dasar dan memahami metode yang digunakan untuk melaksanakan pengembangan karir pegawai ,melalui siklus karir dari karir awal, karir tengah, karir puncak dan karir akhir, memahami sistem perencanaan karir, kebijakan karir dan jalur karir. Contoh: memahami jalur karir yang disusun atas dasar kesamaan kebutuhan kompetensi jabatan. Mampu melaksanaan proses penerapan siklus karir dan pengembangan karir secara reguler, melaksanakan proses pengembangan karir sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan. Contoh: melaksanakan proses persiapan promosi pegawai berdasarkan ketentuan waktu pada siklus karir. Mampu mengawasi dan mengendalikan proses pengembangan karir secara reguler dan khusus. Dapat melaksanakan proses pengembangan karir sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan tuntutan/tantangan perusahaan. Contoh: mengawasi dan mengendalikan proses persiapan promosi setiap kali indikasi waktu ditetapkan berdasarkan ketentuan siklus karir telah terpenuhi. Mempu mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pengembangan karir, dapat melaksanakan evaluasi tentang efektivitas dan efisiensi proses pengembangan karir untuk mendapatkan kinerja perusahaan yang lebih baik. Contoh: mengevaluasi jabatan-jabatan yang berada pada satu job family.
247
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu mengembangkan metode pengembangan karir yang sesuai dengan tuntutan dan kondisi yang dihadapi perusahaan, dapat melakukan analisa terhadap metode pengembangan karir yang efektif. Contoh: mengembangkan jalur karir berdasarkan cross-posting untuk jenjang jabatan manajemen menengah.
162. HRM Manajemen Sumberdaya Manusia Human Resource Management Pengetahuan dan kemampuan untuk merencanakan, mengatur, memproses, mengawasi, mengendalikan, menganalisis, mengevaluasi serta mengembangkan atau memperbaiki metode/prosedur/tata kerja yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia, untuk mencapai sasaran kinerja dan efektifitas penggunaan sumberdaya manusia.
Level 1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar mengenai perencanaan, pengaturan, pengendalian, evaluasi serta perbaikan atau pengembangan metode/ prosedur/tata kerja yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia perusahaan. Contoh: mengetahui konsep dasar kebijakan-kebijakan di bidang SDM, seperti rekrutmen, peraturan disiplin pegawai, sistem manajemen kinerja, dan sebagainya. Mengetahui secara komprehensif mengenai perencanaan, pengaturan, pengendalian, evaluasi serta pengembangan atau perbaikan metode/prosedur/tata kerja yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia perusahaan. Contoh: memahami tujuan dari kebijakan-kebijakan di bidang SDM, seperti rekrutmen, peraturan disiplin pegawai, sistem manajemen kinerja, dan sebagainya. Mampu menjelaskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan di bidang SDM meliputi perencanaan, pengaturan, pengendalian, evaluasi serta pengembangan atau perbaikan metode/prosedur/tata kerja yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia perusahaan. Contoh: mampu melaksanakan proses rekrutmen, penilaian sistem manajemen kinerja, dan sebagainya. Mampu mengawasi dan mengendalikan penerapan kebijakan-kebijakan di bidang SDM meliputi perencanaan, pengaturan, pengendalian, evaluasi serta pengembangan atau perbaikan metode/prosedur/tata kerja yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia perusahaan. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pemberian penghargaan dan sanksi kepada pegawai sesuai peraturan yang berlaku.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
248
Level
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan analisis dan evaluasi penerapan kebijakankebijakan di bidang SDM meliputi perencanaan, pengaturan, pengendalian, evaluasi serta pengembangan atau perbaikan metode/prosedur/tata kerja yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia perusahaan. Contoh: melakukan analisis dan evaluasi terhadap sistem remunerasi, sistem karir, dan sebagainya. Mampu memperbaiki atau mengembangkan penerapan kebijakankebijakan di bidang SDM meliputi perencanaan, pengaturan, pengendalian, evaluasi serta pengembangan atau perbaikan metode/prosedur/tata kerja yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia perusahaan Contoh: mengembangkan sistem manajemen SDM konvensional menjadi berbasis kompetensi, memperbaiki sistem manajemen kinerja, dan sebagainya.
163. HRP Perencanaan Sumberdaya Manusia Human Resource Planning Pemahaman tentang rangkaian kegiatan peramalan (prediksi atau estimasi) kebutuhan tenaga kerja yang mencakup pendayagunaan dan optimasi cara-cara pemenuhannya.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui cara mengukur produktivitas pegawai, dapat membandingkan antara beban kerja dengan kebutuhan tenaga kerja. Contoh: tahu cara mengukur jumlah pelanggan/pegawai, kms/peg.
2
Mampu mengukur produktivitas pegawai dan melakukan benchmarking tingkat produktivitas pegawai, bisa mendapatkan informasi pembanding dari unit/institusi lain dalam hal tingkat produktivitas pegawai. Contoh : dapat melakukan benchmarking ke perusahaan lain.
3
4
Mampu menghitung kebutuhan dan formasi tenaga kerja (FTK) dengan memperhitungkan tingkat produktivitas yang direncanakan, dapat menentukan kualifikasi dan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan organisasi. Contoh: dapat membuat kebutuhan formasi tenaga kerja. Mampu menetapkan optimasi (penambahan/pengurangan) jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, dapat memperhitungkan selisih kebutuhan tenaga kerja berdasarkan rencana mutasi, rotasi dan pensiun. Contoh: dapat membuat rencana kebutuhan tenaga kerja jangka panjang.
249
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 5
6
Deskripsi Perilaku Mampu memilih sumber-sumber pemenuhan tenaga kerja berdasarkan evaluasi yang objektif, dapat mengenali sumber-sumber tenaga kerja internal dan eksternal beserta kekuatan dan kesesuaiannya dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di perusahaan Contoh: dapat memutuskan sumber pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, apakah dari internal atau eksternal. Mampu mengintegrasikan perencanaan tenaga kerja sesuai dengan visi, misi dan strategi jangka panjang perusahaan, mampu menerjemahkan visi, misi dan strategi jangka panjang perusahaan ke dalam perencanaan tenaga kerja yang optimal. Contoh: dapat membuat rencana pemenuhan kebutuhan tenaga kerja pada tingkat korporat yang terintegrasi dengan kebutuhan tenaga kerja anak perusahaan.
164. INS Keinstrukturan Instructure Kemampuan mentransformasikan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk pemenuhan kompetensi yang dipersyaratkan.
Level
1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses belajar mengajar efektif; mampu menyebutkan aspekaspek proses belajar mengajar yang meliputi cara mengenal peserta didik, mendorong dan mengarahkan siswa, penggunaan media belajar, metode belajar dan mengevaluasi proses belajar. Contoh: mengetahui teknik presentasi. Memahami secara komprehensif proses belajar mengajar efektif; mampu menjelaskan keterkaitan aspek-aspek proses belajar mengajar yang meliputi cara mengenal peserta didik, mendorong dan mengarahkan siswa, penggunaan media belajar, metode belajar dan mengevaluasi proses belajar dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran dan standar kompetensi yang diharapkan. Contoh: menjelaskan cara mengajar pemasangan kotak APP dan hubungannya dengan prosedur keselamatan instalasi. Mampu melatih; mampu memberikan pelatihan dengan bobot knowledge, skill, attitude yang disesuaikan kebutuhan yang dipersyaratkan standar kompetensi. Contoh: mengajarkan cara pembuatan kotak Alat Pengukur & Pembatas Energi Listrik, mengajarkan manajemen keuangan bagi pejabat non keuangan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
250
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu menganalisis efektifitas proses belajar mengajar. Mampu mengidentifikasi kekurang-sempurnaan proses belajar mengajar untuk bahan penyempurnaan pengajaran berikutnya. Contoh: mampu mengidentifikasi efektifitas proses pelatihan manajemen keuangan berdasarkan hasil evaluasi siswa belajar terhadap sasaran pelatihan. Mampu merekomendasikan sistem baru dalam proses belajar mengajar. Memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam merekomendasikan penggunaan sistem baru dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan efektifitas dalam pencapaian tujuan instruksional. Contoh: merekomendasikan dan menyiapkan penggunaan metode 'on site training' pemeliharaan diesel bersamaan dengan saat over houl atau perbaikan kerusakan. Mampu mengintegrasikan dan mengimplementasikan proses belajar mengajar sesuai kebijakan perusahaan. Memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam mengajar secara inovatif untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran. Contoh: mampu mengajar dengan memberikan sentuhan pada kecerdasan emosi dan/atau spiritual, di samping aspek intelektual.
165. INR Hubungan Industrial Industrial Relation Pengetahuan dan kemampuan tentang penyelenggaraan administrasi kepegawaian yang mampu menyelaraskan kebijakan perusahaan dan ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara manajemen dan pegawai.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui hak dan kewajiban pegawai serta peraturan/ketentuan perundangan yang mendasari Kesepakatan Kerja Bersama (KKB). Contoh: memahami isi KKB dan dapat menjelaskannya.
2
Mampu mengaplikasikan ketentuan KKB dalam pengelolaan pegawai di Perusahaan. Contoh: mampu menerapkan aturan tentang jaminan kesehatan bagi pegawai.
3
Mampu menyelenggarakan hubungan bipartit secara efektif, dapat mengkomunikasikan kebijakan perusahaan dalam penyelesaian permasalahan dengan serikat pekerja, dan merealisasikan kesepakatan yang dicapai. Contoh: mampu mewakili manajemen dalam perundingan dengan serikat pekerja.
251
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
4
Mampu menyelenggarakan hubungan tripartit secara efektif, mampu menyelesaikan tindak-lanjut permasalahan yang belum dapat diselesaikan di tingkat bipartit. Contoh: mampu mewakili perusahaan di perundingan tripartit.
5
Mampu mengevaluasi efektivitas KKB yang berlaku. Contoh: mampu membuat laporan evaluasi tentang KKB.
6
Mampu menterjemahkan visi, misi, dan strategi perusahaan kedalam KKB. Contoh: mampu menyusun draft alternatif KKB dan mampu merundingkannya dengan serikat pekerja.
166. KLM Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Pengetahuan dan kemampuan dalam mengenali kebutuhan pengetahuan (knowledge) di Perusahaan; mencari, menyimpan, menginformasikan dan/atau mendiseminasikan pengetahuan, khususnya di lingkungan Perusahaan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui konsepsi Manajemen Pengetahuan (MP) di Perusahaan; mampu menyebutkan/ menguraikan konsep MP sesuai dengan kaidahkaidah MP yang berlaku. Contoh: mampu menyebutkan/menguraikan konsep MP di Perusahaan.
2
3
Memahami konsepsi MP di Perusahaan; mampu menjelaskan implementasi MP secara rinci dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah MP yang berlaku. Contoh: mampu menjelaskan implementasi MP di Perusahaan, dan dampaknya bagi Perusahaan. Mampu menyelenggarakan penyimpanan dan penyebaran pengetahuan di Perusahaan; mampu mengoperasikan sistem penyimpanan dan penyebarluasan pengetahuan sesuai dengan kaidah-kaidah MP yang berlaku serta kebutuhan Perusahaan. Contoh: dapat mengoperasikan sistem penyimpanan dan penyebarluasan pengetahuan sesuai aturan yang berlaku, antara lain meliputi:mengetahui klasifikasi informasi pengetahuan yang verified untuk di-entry ke Sistem MP; memproses penyimpanan informasi pengetahuan ke Sistem MP; melaksanakan operasi pelayanan informasi pengetahuan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
252
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengenali kebutuhan pengetahuan; mampu mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan di Perusahaan, mencari sumber-sumber informasi pengetahuan yang diperlukan, dan menterjemahkannya ke dalam bentukbentuk informasi yang memenuhi harapan pelanggan. Contoh: mampu memilih topik workshop dan menyelenggarakannya untuk menggali perkembangan pengetahuan; mampu memotivasi stakeholder untuk berpartisipasi aktif memperkaya Sistem MP; mampu mengolah informasi dasar menjadi informasi pengetahuan, dan menyajikan informasi pengetahuan secara tepat guna. Mampu mengidentifikasi perkembangan kebutuhan pengetahuan di Perusahaan; Memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam menilai perkembangan kebutuhan informasi pengetahuan sesuai dengan perkembangan Perusahaan serta kaidah-kaidah MP yang baru. Contoh: mampu mengidentifikasi perkembangan kebutuhan informasi pengetahuan di bidang 'power system economic'; mampu mengidentifikasi perkembangan kebutuhan informasi pengetahuan di bidang 'teknologi kelistrikan'; mampu melaksanakan penelusuran dan penulisan kasus (case writing). Mampu mengoptimalkan Sistem MP; memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam menjadikan MP sebagai roh atau jiwa pengembangan usaha Perusahaan, serta dapat menjaga reliabilitas Sistem MP dalam mendukung daya saing Perusahaan. Contoh: mampu menjalin networking dengan Sistem serupa lainnya dalam hubungan yang win-win.
167. MCS Konsultansi Manajemen Management Consultant Kemampuan memberikan jasa konsultansi dalam bidang manajemen terhadap suatu permasalahan yang timbul dalam proses pengelolaan perusahaan.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses manajemen di perusahaan; mampu menyebutkan/ menguraikan tahapan-tahapan manajemen yang berlaku di Perusahaan. Contoh: mampu menyebutkan/menguraikan tahapan-tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan/pengarahan, pengawasan /pengendalian kegiatan usaha.
253
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
2
Memahami secara komprehensif proses manajemen di perusahaan; mampu menjelaskan keterkaitan antar fungsi-fungsi manajemen di Perusahaan. Contoh: mampu menjelaskan proses penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) yang sinergis.
3
Mampu melaksanakan identifikasi permasalahan manajemen; mampu mengenali dan membedakan akar permasalahan dari gejala (symptom) permasalahan manajemen. Contoh: mampu mengidentifikasi ketidak-efektifan penyusunan RKA.
4
Mampu menganalisis permasalahan manajemen; mampu menganalisa berbagai dampak dari permasalahan manajemen. Contoh: mampu mengidentifikasi berbagai dampak dari penyusunan RKA yang tidak melibatkan bidang-bidang terkait secara sinergis.
5
6
Mampu merekomendasikan skala prioritas alternatif penyelesaian masalah manajemen; memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam menyajikan berbagai alternatif penyelesaian masalah dalam suatu skala prioritas. Contoh: mampu merumuskan berbagai alternatif penyusunan RKA yang akan lebih menjamin kelancaran implementasinya, yang masing-masing dikaitkan dengan asumsi kondisi yang dihadapi. Mampu mengembangkan inovasi (terobosan) penyelesaian masalah; memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam menemukan terobosan inovatif untuk penyelesaian berbagai permasalahan. Contoh: mampu merumuskan alternatif penyusunan RKA di tengah fluktuasi harga BBM yang tidak menentu.
168. ODV Pengembangan Organisasi Organization Development Pemahaman dan kemampuan tentang peran dan perilaku organisasi serta penerapannya di perusahaan.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui fungsi organisasi dalam kegiatan perusahaan, dapat menjelaskan kedudukan sub-organisasi tempat pegawai bekerja terhadap organisasi perusahaan. Contoh: pegawai pada Unit Pelayanan mengetahui fungsi organisasi unitnya.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
254
Level
Deskripsi Perilaku Mengetahui hubungan antara fungsi organisasi dengan visi, misi dan strategi perusahaan. Contoh: dapat menjelaskan hubungan antara misi unit dengan misi perusahaan.
2
Mampu membedakan dan menjelaskan fungsi-fungsi organisasi, dapat menyusun desain organisasi, membuat analisa jabatan dan membuat evaluasi jabatan. Contoh: dapat menyusun analasis jabatan dengan metode IRMA.
3
4
5
Mampu melakukan penyesuaian/optimalisasi pelaksanaan organisasi unit, dapat mengidentifikasi permasalahan organisasi yang ada, dan mengajukan langkah-langkah penyempurnaannya, termasuk memastikan implementasi konsepsi rancangan organisasi. Contoh: menetapkan Key Performance Indicators, standar kompetensi dan melaksanakan business process re-engineering. Mampu mengajukan alternatif konsep dan model organisasi perusahaan disertai dengan pertimbangan kerugian dan keuntungannya, dapat mengantisipasi perubahan lingkungan usaha perusahaan dan merancang penyesuaian organisasi yang diperlukan. Contoh: merancang restrukturisasi di tingkat korporat sebagai antisipasi terhadap proses restrukturisasi di sektor ketenagalistrikan. Mampu mengevaluasi dan memvalidasi alternatif organisasi sehingga diperoleh suatu organisasi yang paling sesuai dengan tuntutan perkembangan usaha perusahaan, dapat memvalidasi kesesuaian organisasi terhadap perubahan lingkungan perusahaan. Contoh: memvalidasi konsep restrukturisasi di tingkat korporat sebagai antisipasi terhadap restrukturisasi di sektor ketenagalistrikan.
6
169. PAD Administrasi Personel Personnel Administration Memahami sistem administrasi personalia yang meliputi pemeliharaan database pegawai, administrasi dan penghitungan pensiun, cuti, emolumen kesehatan, remunerasi, sistem insentif, dan lain-lain.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui semua ketentuan yang berhubungan dengan administrasi personalia yang berlaku diperusahaan. Contoh: mengerti tentang Keputusan Direksi, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis.
255
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
2
Mengetahui secara menyeluruh tentang administrasi personalia. Contoh: mengetahui prosedur untuk jaminan kesehatan, perpajakan, pensiun, sistem penggajian, kenaikan berkala dan kenaikan reguler.
3
Mampu melaksanakan pengelolaan bagian-bagian dari administrasi personalia. Contoh: pengelolaan pensiun, kesehatan, Sistem Informasi Kepegawaian.
4
Mampu melakukan pembinaan pengelolaan bagian-bagian dari administrasi personalia. Contoh: membina pegawai yang menangani pengelolaan kesehatan.
5
6
Mampu mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengelolaan administrasi personalia. Contoh: mampu membuat laporan evaluasi sistem administrasi personalia. Mampu menyusun sistem administrasi kepegawaian yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. Contoh: dapat merancang sistem administrasi personalia yang sesuai dengan budaya perusahaan.
170. PMG Manajemen Kinerja Performance Management Pengetahuan dan kemampuan tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja individual dan organisasi.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui dasardan tujuan penerapan manajemen kinerja individual maupun organisasi (korporasi) yang meliputi konsep-konsep key performance indicator, tool pembuatan dan pemantauan kinerja individu maupun perusahaan seperti balanced scorecard, peraturan pemerintah tentang penilaian kinerja perusahaan. Contoh: mengetahui cara -cara untuk mengevaluasi kinerja pegawai. Mengetahui secara menyeluruh dan dapat menjelaskan penerapan konsep penilaian kinerja di perusahaan, meliputi prosedur dan standar yang diterapkan. Contoh: dapat menjelaskan metode balanced scorecard. Mampu membuat sasaran kinerja bagi dirinya sendiri, organisasi yang dipimpinnya, dapat mengevaluasi kinerja bawahannya. Mampu menggunakan sasaran kinerja sebagai pedoman dalam bekerja. Contoh: dapat merumuskan KPI bagi organisasi yang dipimpinnya menggunakan teknik balanced scorecard.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
256
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu membimbing; mampu membimbing bawahan dalam membuah sasaran kinerja individu, mampu membimbing pembuatan KPI bagi subunit-subunit kerja yang dibawahkannya. Contoh: mampu merumuskan sasaran kinerja sub-unit yang diturunkan secara kaskade dari sasaran kinerja unit menggunakan metode balanced scorecard. Sangat berpengalaman dalam menerapkan konsep manajemen kinerja melalui konsep penilaian kinerja yang telah dipilih, melakukan evaluasi atas pencapaian kinerja yang telah terjadi dan mempunyai otoritas dalam menyampaikan hasil analisa dalam hal tidak tercapainya suatu sasaran kinerja yang telah ditargetkan. Contoh: mampu mengevaluasi validitas sasaran kinerja setiap unit yang diturunkan secara kaskade dari sasaran kinerja perusahaan. Mampu mengembangkan sistem dan prosedur di perusahaan yang berhubungan dengan manajemen kinerja sesuai dengan kondisi perusahan. Mampu mengintegrasikan konsep manajemen kinerja dengan bidang lain yang berhubungan antara lain bidang operasi, niaga, sumberdaya manusia, akuntansi dan sebagainya untuk mendapat data kinerja yang akurat serta mampu menganalisa persoalan yang dihadapi perusahaan dari indikator kinerja. Contoh: mampu mengevaluasi pelaksanaan sistem manajemen kinerja di perusahaan dan mengusulkan perbaikannya.
171. QMG Manajemen Mutu Quality Management Pengetahuan dan kemampuan tentang tata cara mengatur, melaksanakan dan mengelola hal-hal yang berdampak terhadap mutu termasuk melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan (continual improvement) serta menilai keefektifan sistem. Mutu didefinisikan sebagai pemenuhan persyaratan pelanggan.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengerti berbagai macam sistem manajemen mutu. Contoh: Dapat menjelaskan beberapa macam cara pengendalian mutu dan contoh penerapannya. Mengerti ISO-9001, ISO-Guide-62 & 66, ISOGuide 65 dan ISO-17020 & 25. Memahami proses bisnis dan berikut sistem manajemen mutu yang berlaku di unitnya dan atau di perusahaan. Contoh: Dapat menjelaskan manajemen mutu yang diterapkan dalam proses bisnis penjualan tenaga listrik.
257
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 3
4
Deskripsi Perilaku Mampu mengimplementasikan dan mengendalikan dokumentasi sistem manajemen mutu yang berlaku di unitnya dan atau perusahaan. Sertifikasi: Sistem Dokumen Mutu Contoh: dapat membuat laporan pengendalian mutu yang berlaku. Mampu membuat serta menetapkan instruksi kerja, sasaran mutu, dan rencana tindakan dan merevisi dokumen sistem manajemen mutu. Sertifikasi:Audit Mutu Internal Contoh: dapat melaksanakan pengendalian mutu untuk pengadaan barang.
5
Mampu merencanakan dan melakukan audit mutu internal dalam rangka pemeliharaan sistem manajemen mutu. Contoh: dapat mengevaluasi efektivitas pengendalian mutu yang berlaku.
6
Dapat menganalisis dan memberikan solusi terhadap kesalahan dalam proses bisnis yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu. Contoh: dapat menulis laporan evaluasi pelaksanaan pengendalian mutu di suatu bidang dan memberikan saran-saran perbaikannya.
172. REM Manajemen Remunerasi Remuneration Management Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kompensasi karyawan yang terdiri dari penggajian, fasilitas dan bonus/insentif.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui unsur-unsur untuk perhitungan remunerasi. Contoh: mengetahui konsep struktur gaji, tunjangan, dan sebagainya. Memahami secara komprehensif unsur-unsur dan dasar perhitungan remunerasi. Contoh: dapat menjelaskan konsep remunerasi berbasis kompetensi.
3
Mampu melaksanaan perhitungan remunerasi secara reguler. Contoh: dapat menghitung remunerasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4
Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan perhitungan remunerasi secara reguler dan khusus. Contoh: mampu memeriksa hasil perhitungan remunerasi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
258
Level
Deskripsi Perilaku
5
Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil perhitungan remunerasi yang sudah diimplementasikan dibandingkan dengan perubahan faktor-faktor ekonomi. Contoh: dapat membuat analisa terhadap sistem remunerasi yang berlaku dan membandingkannya dengan perusahaan-perusahaan lain.
6
Mempu merancang metode perhitungan remunerasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, mampu mengembangkan sistem remunerasi yang sesuai dengan tantangan yang dihadapi perusahaan. Contoh: mampu merancang sistem remunerasi yang dalam jangka panjang dapat menarik minat orang-orang berbakat yang dibutuhkan perusahaan untuk bergabung dengan perusahaan.
173. RSL Pengadaan Sumberdaya Manusia Recruitment and Selection Pengetahuan dan kemampuan tentang kegiatan untuk mengisi kebutuhan pegawai dengan memanfaat sumber-sumber eksternal.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis-jenis dan proses rekrutmen pegawai baru dari sumber eksternal. Contoh: penerimaan secara terbuka, direct shopping, ikatan dinas dan magang. Mengetahui cara memilih metode rekurtmen yang sesuai dengan kepentingan dan tujuan perusahaan. Contoh: mengetahui dan memahami metode assessment, job posting, fit and proper test.
3
Mampu melaksanakan proses rekrutmen dan seleksi secara reguler. Contoh: mampu menangani proses rekrutmen sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4
Mampu melaksanakan proses rekrutmen dan seleksi lewat program khusus. Contoh: mampu menangani proses rekrutmen dengan bantuan head-hunter.
5
Mampu mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan rekrutmen dan seleksi, baik yang bersifat reguler maupun khusus. Contoh: mampu membuat laporan evaluasi yang membandingkan berbagai metode rekrutmen yang telah dipraktekkan perusahaan.
259
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 6
Deskripsi Perilaku Mampu mengembangkan metode rekrutmen yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi perusahaan. Contoh: mampu menerapkan metode rekrutmen yang belum pernah dipraktekkan perusahaan.
174. TCB Perancangan dan Pengembangan Kurikulum Pelatihan Training and Curriculum Building Kemampuan untuk merancang dan mengembangkan kurikulum/ Kerangka Kursus dan Kerangka Pelajaran (KK/KP) yang dilandasi dengan analisa kebutuhan pelatihan (Training Need Analysis/TNA).
Level
1
2
3
4
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses perancangan dan pengembangan kurikulum; mampu menyebutkan proses perancangan kurikulum yang berawal dari pelaksanaan TNA sampai dengan perencanaan detail pengajaran yang meliputi tujuan kursus dan tujuan pelajaran, metode pelatihan, alokasi waktu, sarana belajar mengajar dan persyaratan siswa pelatihan. Contoh: mampu menyebutkan/ menguraikan prosedur pembuatan KK/KP Pemeliharaan Diesel. Memahami proses perancangan dan pengembangan kurikulum; mampu menjelaskan tahapan proses perancangan dan pengembangan kurikulum mulai dari TNA, penyusunan tujuan kursus, tujuan pelajaran, metoda pelatihan, alokasi waktu, sarana belajar dan persyaratan siswa sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan. Contoh: mampu menjelaskan prosedur pembuatan KK/KP Pemeliharaan Diesel. Mampu menyusun kurikulum suatu modul pelatihan; mampu menyusun kurikulum pelatihan sesuai dengan tahapan yang ada, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Contoh: mampu menyusun KK/KP Pemeliharaan Diesel. Menganalisis efektifitas kurikulum; mampu menganalisa efektifitas kurikulum dengan mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan suatu kurikulum, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal. Contoh: mampu mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan atas kurikulum Diklat Pemeliharaan Diesel bagi optimasi pencapaian tujuan pelatihan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
260
Level
Deskripsi Perilaku
5
Merekomendasikan rancangan pengembangan kurikulum. Memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam merekomendasikan pengembangan kurikulum yang lebih efektif dan efisien. Contoh: mampu merekomendasikan penyempurnaan kurikulum Diklat Pemeliharaan Diesel.
6
Mampu mengintegrasikan kebijakan Perusahaan dalam merancang sesuatu kurikulum; memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam mengintegrasikan berbagai kebijakan Perusahaan ke dalam rancangan kurikulum, sehingga menjamin implementasi dan sekaligus tercapainya maksud dari dikeluarkannya kebijakan tersebut. Contoh: mampu menuangkan arah kebijakan Perusahaan dalam bidang energi primer yang 'menjauhi' BBM kedalam kursus-kursus terkait; mampu menuangkan 'road-map' Perusahaan ke dalam berbagai pengembangan kurikulum.
175. TND Pelatihan dan Pengembangan Training and Development Pengetahuan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi pegawai sesuai dengan Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) baik jabatan yang sedang diduduki pegawai maupun jabatan yang diproyeksikan sesuai dengan perencanaan karir karyawan yang bersangkutan.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis-jenis pelatihan dan pengembangan, dapat membedakan jenis pendidikan dan pelatihan (diklat) yang tersedia. Contoh: tahu tentang jenis-jenis diklat yaitu inti, penunjang, pengembangan dan pelepasan. Mengetahui secara komprehensif tentang konsep pelatihan dan pengembangan pegawai dalam konteks Manajemen Sumberdaya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-BK). Contoh: mengetahui peran pendidikan dan pelatihan dalam konteks MSDM-BK. Mampu mengkoordinasikan pelaksanaan pelatihan dan melakukan evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan. Contoh: dapat membuat laporan evaluasi hasil pelatihan.
261
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level 4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melakukan identifikasi terhadap kesenjangan (gap) kompetensi individu dan menuangkannya dalam kerangka kursus yang diperlukan. Contoh: dapat membuat rencana pelatihan berdasarkan analisa kesenjangan kompetensi. Mampu merumuskan kebutuhan kompetensi pegawai untuk programprogram pengembangan karir pegawai. Contoh: mampu merencanakan jenis-jenis pelatihan bagi peningkatan kompetensi pegawai dalam jangka panjang. Mampu menjabarkan strategi perusahaan ke dalam program-program pelatihan dan pengembangan pegawai. Contoh: mampu menetapkan jenis-jenis pelatihan baru yang belum pernah dipraktekkan perusahaan dalam rangka mengantisipasi kebutuhan kompetensi di masa depan.
176. TMD Penyusunan dan Pengembangan Materi serta Metoda Pelatihan Training Material and Method Development Kemampuan menyusun dan mengembangkan materi serta metode pelatihan sesuai dengan Kerangka Kursus/Kerangka Pelajaran (KK/KP).
Level
1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses penyusunan dan pengembangan materi serta metode pelatihan sesuai KK/KP. Mampu menyebutkan/menguraikan proses penyusunan dan pengembangan materi serta metode pelatihan sesuai dengan KK/KP yang didasarkan atas standar kompetensi dan tujuan pembelajaran. Contoh: mampu menyebutkan/menguraikan proses penyusunan dan pengembangan materi pelajaran “Pengambilan Keputusan”, serta metode pelatihannya. Memahami secara komprehensif proses penyusunan dan pengembangan materi serta metode pelatihan sesuai dengan KK/KP. Mampu menjelaskan proses penulisan materi dan pengembangan metode pelatihan sesuai dengan KK/KP. Contoh: mampu menjelaskan proses penulisan materi pelajaran “Pengambilan Keputusan”, serta metode pelatihannya.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
262
Level 3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu menyusun materi dan metode pelatihan sesuai dengan KK/KP; mampu menulis materi dan menetapkan metode pelatihan sesuai KK/KP dengan berpedoman pada berbagai sumber yang tersedia. Contoh: mampu menulis materi “Pengambilan Keputusan” dan menetapkan metode pelatihannya, serta alat bantu pengajaran yang diperlukan, dengan merujuk kepada narasumber dan berbagai sumber lainnya, termasuk kepustakaan sebagai acuan. Menganalisis efektifitas penulisan materi dan pengembangan metode pelatihan. Mampu mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan atas penulisan materi dan pengembangan metode pelatihan untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran sesuai KK/KP. Contoh: mampu menunjukan kekurangan dan kelebihan penulisan materi Pengambilan Keputusan dan metode pelatihannya dengan merujuk kepada KK/KP. Merekomendasikan penulisan materi dan metode pelatihan. Memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam merekomendasikan penulisan materi dan metode pelatihan yang lebih efektif mendukung tercapainya tujuan pembelajaran sesuai KK/KP. Contoh: mampu merekomendasikan penyempurnaan penulisan materi Pengambilan Keputusan dan metode pelatihannya, antara lain dalam bentuk penulisan studi kasus. Mampu mengintegrasikan kebijakan Perusahaan dalam penulisan materi dan metode pelatihan. Memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam mengintegrasikan kebijakan Perusahaan dan ketentuan perundangan yang berlaku lainnya pada penulisan materi dan metoda pelatihannya. Contoh: mampu mengintegrasikan kebijakan Perusahaan dan konsepsi GCG (good corporate governance) dalam mengembangkan penulisan materi “Pengambilan Keputusan” dan metode pelatihannya.
263
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
177. TRG Manajemen Pelatihan Training Management Pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola pendidikan dan pelatihan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dan pelatihan (diklat).
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui konsep dasar pengelolaan diklat; mampu menyebutkan konsep dasar pengelolaan diklat yang meliputi perencanaan program pelatihan, pemilihan instruktur, penetapan peserta pelatihan, penyediaan fasilitas, sarana, dan biaya, serta evaluasi penyelenggaraan termasuk pelaporannya. Contoh: mampu menyebutkan/ menguraikan prosedur penyelenggaraan diklat “Penekanan Susut”.
2
3
4
5
Memahami secara komprehensif pengelolaan diklat; mampu menjelaskan keterkaitan aspek-aspek pengelolaan diklat yang meliputi perencanaan program pelatihan, pemilihan instruktur, penetapan peserta pelatihan, penyediaan fasilitas, sarana, dan biaya, serta evaluasi penyelenggaraan termasuk pelaporannya. Contoh: mampu menjelaskan tahapan-tahapan kegiatan penyelenggaraan diklat “Penekanan Susut”. Mampu mengelola pelaksanaan diklat; mampu mengkoordinir penyelenggaraan diklat yang meliputi penyusunan anggaran, penetapan instruktur, penetapan peserta, penyiapan bahan-bahan diklat, penyusunan jadwal, penetapan tempat dan ruang kelas, penetapan alat bantu pengajaran, penetapan akomodasi, penetapan fasilitas umum, penyusunan panduan diklat, hingga penetapan keberhasilan peserta pelatihan untuk diklat-diklat teknis operatif. Contoh: menyelenggarakan dan mengelola diklat “PemasanganAPP”. Mampu menganalisis pelaksanaan diklat; mampu menganalisa keberhasilan diklat-diklat teknis operatif, sampai dengan perubahan perilaku di tempat kerja (on the job training). Contoh: mampu mengevaluasi efektivitas diklat “Pemasangan APP” di tingkat unit kerja peserta. Mampu merekomendasikan peningkatan efektifitas penyelenggaraan diklat; memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam meningkatkan efektivitas diklat bagi peningkatan kinerja usaha unit kerja peserta. Contoh: mampu merekomendasikan peningkatan efektivitas penyelenggaraan diklat “Penekanan Susut” bagi suatu unit operasional.
Kompetensi Teknis - Edisi III September
264
Level
6
Deskripsi Perilaku Mengembangkan inovasi dalam pengelolaan pelatihan; memiliki kemampuan yang dapat diandalkan dalam menciptakan cara/langkah kegiatan penyelenggaraan diklat sesuai dengan perkembangan strategi bisnis Perusahaan dan/atau tuntutan situasional pengelolaan pelatihan. Contoh: menyelenggarakan diklat “Calon General Manager” yang menggunakan berbagai model pelatihan, pengembangan maupun evaluasi baik di institusi diklat, di lapangan, di tempat kerja maupun di luar Perusahaan.
265
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
C. Kompetensi Teknis l. Kelompok Komunikasi, Hukum, Administrasi dan Lingkungan 178. CDV Pengembangan Komunitas Community Development 179. CEX Pelaksanaan Kontrak Contract Execution 180. CMT Manajemen Kontrak Contract Management 181. EDT Audit Lingkungan Environmental Auditing 182. ELS Keselamatan Ketenagalistrikan Electricity Safety 183. EMM Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan Environmental Monitoring and Management 184. FLG Bahasa Asing Foreign Language
185. LEG Hukum Legal 186. LMA Manajemen Logistik Logistic Management 187. NSL Keterampilan Bernegosiasi Negotiation Skill Performance Management 188. OAD Administrasi Perkantoran Office Administration 189. PRE Hubungan Masyarakat Public Relation 190. RMG Manajemen Risiko Risk Management 191. SAF Sarana dan Fasilitas Support and Facility 192. SPL Perencanaan Strategik Strategic Planning 193. STP Manajemen Pengamanan Security Management
C. Kompetensi Teknis
l.
Kelompok Komunikasi, Hukum, Administrasi dan Lingkungan
178. CDV Pengembangan Komunitas Community Development Membina hubungan baik antara perusahaan atau unit-unit perusahaan dengan komunitas di sekitarnya.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui manfaat pelaksanaan Community Development serta berbagai success story tentang kegiatan Community Development (CD) yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan lain. Contoh: mengetahui kegiatan CD yang dilaksanakan oleh perusahaanperusahaan listrik swasta di Indonesia. Mengetahui persoalan-persoalan hubungan sosial yang mungkin timbul antara unit perusahaan dengan masyarakat di sekitarnya, dan mengetahui berbagai jenis kegiatan Community Development yang sudah dan dapat dijalankan perusahaan. Contoh: mengetahui jenis-jenis kegiatan CD yang tepat untuk masalah sosial tertentu. Mampu mengelola pelaksanaan Community Development di salah satu unit perusahaan, baik secara swa-kelola maupun outsourcing. Contoh: mampu menjalankan program CD yang berupa pembangunan jalan lingkungan. Mampu merumuskan persoalan hubungan sosial antara unit perusahaan dengan masyarakat di sekitarnya dan merancang kegiatan Community Development yang kreatif dan efektif. Contoh: mampu membuat laporan tentang analisa persoalan sosial antara unit perusahaan dengan lingkungan, dan menyarankan kegiatan jenis CD yang tepat. Mampu mengkoordinasikan kegiatan Community Development di berbagai unit perusahaan dan memberi manfaat bagi perusahaan pada skala regional atau nasional. Contoh: mampu mengkoordinasikan berbagai jenis kegiatan CD di suatu kawasan untuk menunjukkan bahwa perusahaan punya perhatian yang serius terhadap masalah pendidikan. Mampu menjadi konsultan internal perusahaan dalam analisa persoalan hubungan sosial, perancangan kegiatan Community Development serta perancangan koordinasinya pada tingkat regional dan nasional. Contoh: mampu memberi saran yang otoritatif terhadap masalah sosial yang dihadapi oleh suatu unit perusahaan.
269
179. CEX Pelaksanaan Kontrak Contract Execution Mengelola seluruh kontrak kebutuhan jasa dan barang/material dalam rangka pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan berdasarkan rencana tahunan perusahaan yang telah dibuat.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui dasar-dasar pembuatan kontrak sederhana antara perusahaan dengan pihak lain, seperti surat perintah kerja (SPK), work order dan work closure serta proses bisnis yang berkaitan dengan pembuatan kontrak. Contoh: dapat menjelaskan unsur-unsur terpenting pada suatu kontrak.
2
3
4
5
6
Mengetahui pembuatan kontrak yang lebih komplek dengan pihak lain serta skema dan proses bisnis yang berkaitan dengan pembuatan kontrak tersebut (kontrak perjanjian, kontrak internasional). Contoh: dapat menjelaskan isi kontrak PPA dengan pembangkit listrik swasta (IPP). Mampu membuat kontrak dan mengendalikannya berdasarkan klausul kontrak yang ada, serta mampu mengumpulkan data guna pengambilan keputusan pada tingkat berikutnya, apabila terjadi penyimpangan (wanprestasi). Contoh: mampu mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung adanya wanprestasi. Mampu melakukan evaluasi kontrak jika terjadi penyimpangan (wanprestasi) dan melakukan eksekusi agar kontrak bisa berjalan dengan semestinya. Contoh: berunding dengan pihak lain untuk membuktikan adanya wanprestasi, dan dapat merumuskan penyelesaiannya. Mampu melakukan evaluasi terhadap sistem kontrak yang ada dan mengembangkannya guna memperoleh model kontrak baru yang lebih efisien dan efektif bagi perusahaan. Contoh: dapat membuat laporan evaluasi kontrak listrik swasta. Ahli dalam masalah kontrak, mampu mengembangkan bentuk-bentuk kontrak baru dalam rangka menciptakan model kontrak baru yang lebih bermanfaat bagi bisnis perusahaan. Contoh: membuat model kontrak PPA yang baru.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
270
180. CMT Manajemen Kontrak Contract Management Pengetahuan dan kemampuan mengelola, merencanakan, membuat/menyusun, memantau, mengevaluasi dan mengendalikan kontrak-kontrak yang berkaitan dengan Power Purchase Agreement (PPA), Transmission Service Agreement (TSA) serta memahami tentang koordinasi dan implementasi BGA, TSA, TUOSA dan pengaturannya dalam pasar single buyer.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui tentang negosiasi, koordinasi dan implementasi PPA, TSA serta kontrak terkait lainnya. Mengetahui tentang koordinasi dan implementasi BGA, TSA, TUOSA dan pengaturannya dalam pasar single buyer.
2
3
4
Mengetahui tentang prinsip dasar dan prosedur yang berlaku dalam hal negosiasi, koordinasi dan implementasi PPA, TSA serta kontrak terkait lainnya. Mengetahui tentang prinsip dasar dan komunikasi dalam hal koordinasi dan implementasi BGA, TSA, TUOSA dan pengaturannya dalam pasar single buyer. Mampu melakukan negosiasi, koordinasi dan implementasi PPA, TSA serta kontrak terkait lainnya. Mampu melakukan koordinasi dan implementasi BGA, TSA, TUOSA dan pengaturannya dalam pasar single buyer. Mampu memantau dan mengatur hal yang berkaitan dengan proses negosiasi, koordinasi dan implementasi PPA, TSA serta kontrak terkait lainnya. Mampu memantau dan mengatur hal yang berkaitan dengan proses koordinasi dan implementasi BGA, TSA, TUOSA dan pengaturannya dalam pasar single buyer.
5
Mampu menganalisis dan mengevaluasi proses yang berkaitan dengan negosiasi, koordinasi dan implementasi PPA, TSA serta kontrak terkait lainnya. Mampu membuat dan mengelola proses yang berkaitan dengan koordinasi dan implementasi BGA, TSA, TUOSA dan pengaturannya dalam pasar single buyer.
6
Mampu merancang metode batu yang berkaitan dengan proses negosiasi, koordinasi dan implementasi PPA, TSA serta kontrak terkait lainnya. Mampu merancang metode baru yang berkaitan dengan proses koordinasi dan implementasi BGA, TSA, TUOSA dan pengaturannya dalam pasar single buyer.
271
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
181. EDT Audit Lingkungan Environtmental Auditing Pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan Audit Lingkungan di perusahaan untuk digunakan sebagai strategi pengelolaan lingkungan; menilai dokumen lingkungan yang menjamin bahwa suatu usaha atau kegiatan pembangunan di lingkungan perusahaan layak lingkungan.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui jenis-jenis aspek hukum dan dasar-dasar audit lingkungan, dokumentasi dan penataan laporan audit yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan lebih lanjut. Contoh: mengetahui jenis-jenis laporan/dokumen lingkungan dan tahu tentang survai lingkungan dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Memahami secara komprehensif kegunaan penerapan audit lingkungan di perusahaan, sebagai rujukan perusahaan dalam mengatasi permasalahan lingkungan di sekitar instalasi perusahaan, sebagai kontrol terhadap pencapaian kinerja lingkungan perusahaan, sebagai usaha pencegahan tekanan sanksi hukum terhadap penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, serta sebagai upaya identifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya konservasi energi, pemakaian ulang dan daur ulang limbah. Contoh: memahami bentuk potensi dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan perusahaan dan memahami kegiatan mitigasi, memahami prosedur audit lingkungan, proses konsultasi masyarakat dan sosialisasi penyelesaian masalah lingkungan. Mampu melaksanakan persiapan proses audit lingkungan hidup dengan menggunakan perangkat antara lain checklist/protokol audit, peraturan perundang-undangan dan pedoman-pedoman, wawancara dan pemeriksaan lapangan/pencatatan/dokumentasi pengamatan, serta komponen kegiatan instalasi perusahaan yang diaudit. Contoh: membuat daftar pertanyaan pra-kunjungan audit, membuat rencana proses, menyusun checklist/protokol audit dan lain-lain guna pelaksanaan audit lingkungan berdasarkan pemenuhan baku mutu lingkungan yang dihasilkan komponen kegiatan insatalasi terhadap yang disyaratkan. Sertifikasi yang disarankan: AMDAL-A/IEM (Integrated Environmental Management).
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
272
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan proses audit lingkungan hidup dengan menggunakan perangkat antara lain checklist/protokol audit, peraturan perundang-undangan dan pedoman-pedoman, wawancara dan pemeriksaan lapangan/pencatatan/dokumentasi pengamatan, serta komponen kegiatan instalasi perusahaan yang diaudit. Contoh: mampu menyusun LaporanAudit Lingkungan. Sertifikasi yang disarankan: Penyusun UKL dan UPL;Audit Lingkungan. Mampu membuat dan menyusun ringkasan dan interpretasi laporan audit lingkungan yang meliputi evaluasi secara sistimatik, terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagaimana kinerja perusahaan, sistim manajemen dalam hubungannya dengan lingkungan, yang antara lain ditujukan sebagai fasilitas kontrol manajemen terhadap pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan. Contoh: mampu menyajikan evaluasi tentang tingkat kepatuhan / ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan perudang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup, mampu memberikan uraian tentang penyebab terjadinya ketidakpatuhan dan atau ketidaktepatan penerapan kebijaksanaan perusahaan dibidang lingkungan hidup, mampu memberikan rekomendasi atas temuan temuan pelaksanaan audit lingkungan, mampu memberi jaminan untuk mencegah dan menghindari kerusakan atau kecenderungan kerusakan lingkungan atas penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan perusahaan. Sertifikasi yang disarankan:AMDAL-C (PenilaiAmdal) Mampu memilih metode dan jenis audit lingkungan dan mampu menerapkan metode tersebut di perusahaan antara lain siap menyelenggarakan dan mendukung penelitian, pengkajian dan pengembangan cara-cara audit lingkungan untuk meningkatkan kualitas/mutu produk dan pelayanan. Contoh: mampu membuat rencana strategis ligkungan (environmental strategic planning) perusahaan penyedia tenaga listrik yang berkualitas, aman, andal dan akrab lingkungan, mewujudkan peningkatan sumberdaya melalui penghematan penggunaan bahan, minimisasi limbah dan identifikasi kemungkinan melakukan proses daur ulang untuk mencapai standar lingkungan mutakhir dengan kualitas tinggi dan terbaik, melalui mitigasi dampak negatif penting serta monitoring dan audit lingkungan yang efektif.
273
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
182. ELS Keselamatan Ketenagalistrikan Electricity Safety Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan program keselamatan ketenagalistrikan meliputi penerapan standarisasi, keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan umum, keselamatan instalasi, keselamatan lingkungan dan penerapan sertifikasi pada pelaksanaan kegiatan penunjangnya .
Level
1
Deskripsi Perilaku Mengetahui ketentuan; mampu menyebutkan ketentuan keselamatan ketenagalistrikan yang berlaku diperusahaan. Contoh: mengetahui ketentuan tentang persiapan keselamatan pada pemaasangan instalasi penyediaan tenaga listrik, penggunaan peralatan kerja, peralatan keselamatan kerja dan alat pelindung diri serta prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan.
2
Memahami ketentuan; mampu menjelaskan dasar hukum dan manfaat peraturan keselamatan ketenagalistrikan yang dipersyaratkan di pekerjaan. Contoh: Mampu menjelaskan dasar hukum dan manfaat peraturan yang mewajibkan tersedianya peralatan keselatan kerja dan alat pelindung diri.
3
Mampu melaksanakan; mampu melaksanakan ketentuan keselamatan ketenagalistrikan yang diberlakukan di pekerjaan secara berdisiplin. Contoh: mampu melaksanakan check-list persyaratan keselamatan pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
4
5
6
Mampu membimbing; mampu melakukan pengendalian dan pembimbingan untuk memastikan diterapkannya keselamatan ketenagalistrikan pada kegiatan operasional. Contoh: mampu mengawasi penerapan persyaratan keselamatan pada pekerjaan dalam keadaan bertegangan (hot-line maintenance). Mampu mengatasi krisis; dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan keselamatan ketenagalistrikan yang bersifat komplek yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh: mampu merekomendasikan tindakan untuk memastikan bahwa keselamatan ketenagalistrikan berjalan baik pada saat terjadi black-out atau kekacauan luar biasa. Mampu berinovasi; dapat diandalkan dalam menyempurnakan ketentuan keselamatan ketenagalistrikan di seluruh jajaran perusahaan. Contoh: mampu menetapkan persyaratan keselamatan ketenagalistrikan untuk inspeksi jaringan menggunakan helikopter.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
274
183. EMM Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan Environmental Monitoring and Management Pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), Rencana Pemantauan/Pengelolaan Lingkungan (RPL/RKL), Upaya Pemantauan/Pengelolaan Lingkungan (UPL/UKL) di perusahaan untuk digunakan sebagai strategi pengelolaan lingkungan; menilai dokumen Lingkungan (AMDAL, RUL, RKL, UPL, UKL) yang menjamin agar suatu usaha atau kegiatan pembangunan layak lingkungan.
Level
1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui bentuk dan metode pengelolaan lingkungan yang meliputi, Dasar-dasar Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), Rencana Pemantauan/Pengelolaan Lingkungan (RPL/RKL), Upaya Pemantauan / Pengelolaan Lingkungan (UPL/UKL) yang berkaitan dengan dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Contoh: Mengerti tentang kegiatan-kegiatan Amdal, RPL, RKL, UPL, UKL. Memahami kegunaan penerapan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), Rencana Pemantauan/Pengelolaan Lingkungan (RPL/RKL), Upaya Pemantauan/Pengelolaan Lingkungan (UPL/UKL) di perusahaan, mengetahui strategi pengelolaan lingkungan baik yang bersifat preventif, persuasif, kuratif maupun represif dalam mengatasi permasalahan lingkungan di sekitar instalasi perusahaan. Contoh: memahami bentuk potensi dampak besar dan penting terhadap lingkungan dari suatu usaha dan/atau kegiatan perusahaan dan memahami cara melakukan mitigasi, proses konsultasi masyarakat dan sosialisasi penyelesaian masalah lingkungan. Mampu membuat prediksi dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup dengan menggunakan perangkat antara lain peraturan perundang-undangan, komponen kegiatan instalasi perusahaan, rona lingkungan awal sekitar instalasi Contoh: membuat proses penapisan wajib Amdal, matriks dampak besar dan penting serta matriks pengelolaan lingkungan, membuat daftar prioritas penanganan lingkungan berdasarkan pemenuhan baku mutu lingkungan yang dihasilkan komponen kegiatan insatalasi terhadap yang disyaratkan. Sertifikasi yang disarankan: AMDAL-A/IEM (Integrated Environmental Management).
275
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu menginterpretasikan, melakukan kajian serta menganalisa dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup antara lain untuk digunakan sebagai data bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Contoh: menyusun Kerangka Acuan Analisa Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL), menganalisa dampak besar dan penting serta membuat pola pengelolaan lingkungan. Sertifikasi yang disarankan: Penyusun UKL dan UPL; AMDAL-B (PenyusunAmdal). Mampu melakukan penilaian dokumen lingkungan (AMDAL, RPL/RKL, UPL/UKL) serta mampu memutuskan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan layak lingkungan. Contoh: melakukan evaluasi dokumen Amdal, RPL, RKL, UPL, UKL; sosialisasi penanganan lingkungan kepada masyarakat sekitar instalasi sesuai dengan cara-cara pengelolaan terbaik (best practical and economic option) sehingga dapat menjadi acuan pola pikir prima (mindset of excellence), sikap, perilaku dan janji/komitmen seluruh pelaku perusahaan dalam menerapkan penyelenggaraan perusahaan yang baik (good coorporate governance) yang secara terus menerus berusaha keras mencapai standar lingkungan mutakhir dengan kualitas tinggi dan paling baik. Sertifikasi yang disarankan: AMDAL-C (Penilai Amdal); Audit Lingkungan. Mampu memilih metode riset pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan di perusahaan, dan mampu menerapkan metode tersebut di perusahaan, siap menyelenggarakan dan mendukung penelitian, pengkajian dan pengembangan (research and development) cara-cara pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan kualitas/mutu produk dan pelayanan, Siap memfasilitasi peningkatan kesadaran, kepahaman dan kepedulian dari seluruh anggota perusahaan dan mitra terhadap masalah lingkungan hidup yang berkaitan dengan instalasi perusahaan. Contoh: membuat rencana strategis lingkungan (environmental strategic planning) perusahaan sebagai penyedia tenaga listrik yang berkualitas, aman, andal dan akrab lingkungan, mewujudkan visi, misi perusahaan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
276
184. FLG Bahasa Asing Foreign Language Pengetahuan dan kemampuan mendengarkan percakapan, membaca buku-buku berbahasa asing, menerjemahkan spesifikasi, standar, buku manual, berbicara dalam bahasa asing serta kemampuan untuk melakukan presentasi dengan bahasa asing baik pada forum nasional maupun internasional.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mengetahui pembicaraan pihak lain dalam bahasa asing, mengerti perintah khusus, peringatan, spesifikasi peralatan baik lisan maupun tulisan dalam bahasa Asing, mengetahui tulisan kata-kata dalam bahasa Asing dengan baik dan benar. Mengetahui ucapan kata-kata dalam bahasa asing, mengetahui membaca surat, terjemahan, mengikuti presentasi dalam bahasa asing, menjawab pertanyaan sederhana dalam bahasa asing. Mampu mengucapkan kata-kata dalam bahasa asing dengan baik dan benar, mengerti perintah khusus, peringatan, spesifikasi teknik peralatan baik lisan maupun tulisan dalam bahasa asing, mampu menulis kata-kata dalam bahasa asing dengan baik dan benar. Mampu menulis kalimat-kalimat dalam bahasa asing, memahami pembicaraan pihak lain dalam bahasa asing, mampu menterjemahkan tulisan berbahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya dengan perbendaharaan kata yang memadai, mampu membuat perintah khusus, peringatan, dan spesifikasi peralatan dalam bahasa asing. Mampu berdialog dengan bahasa asing terstruktur dengan pihak lain, mampu menulis surat, risalah, kesimpulan dan artikel dalam bahasa asing dengan baik dan benar, mampu bertindak sebagai penerjemah percakapan, memahami literatur-literatur dalam bahasa asing. Mampu membuat karya tulis dalam bahasa asing, mampu berdialog lancar dengan banyak ungkapan dalam bahasa asing dengan banyak pihak, mampu melakukan presentasi dalam bahasa asing dengan lancar, mampu berbicara dengan lancar dalam forum internasional.
277
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
185. LEG Hukum Legal Pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menangani permasalahan hukum, fungsi perikatan dan pendapat hukum.
Level 1
2
3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu memahami aturan dan kaidah yang berhubungan dengan bidang perikatan dan legal opinion. Contoh: mampu menjelaskan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan legal opinion. Mampu memahami rencana penyelesaian permasalahan hukum antara perusahaan dengan pihak lain. Contoh: mampu memahami dasar-dasar hukum yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Mampu membuat perencanaan penyelesaian permasalahan hukum antara perusahaan dengan pihak lain. Contoh: mampu membuat rencana penyelesaian masalah hukum. Mampu mewakili perusahaan dalam penyelesaian permasalahan perusahaan yang berhubungan dengan hukum. Contoh: mampu berunding dengan pihak yang sedang berhadapan dengan perusahaan. Mampu membuat kebijakan di bidang hukum dalam mendukung bisnis perusahaan. Contoh: mampu membuat petunjuk pelaksanaan penanganan masalah hukum yang bersifat umum. Mampu menjelaskan dampak dari rencana penetapan regulasi yang berhubungan dengan masalah hukum baik di tingkat nasional maupun internasional terhadap perusahaan. Contoh: mampu membuat laporan yang berisi analisa terhadap rencana penerapan regulasi di suatu masalah terhadap perusahaan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
278
186. LMA Manajemen Logistik Logistic Management Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola proses perencanaan, pengadaan dan pengelolaan logistik serta pendistribusian kebutuhan logistik.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mampu mamahami konsep dasar pengelolaan logistik dan asset. Contoh: dapat menjelaskan sebuah model perencanaan logistik.
2
Mampu mengenali, memahami proses dan prosedur dasar dalam manajemen logistik serta mengidentifikasi kebutuhan user. Contoh: dapat menjelaskan suatu model pengendalian logistik yang berlaku di perusahaan.
3
4
Mampu mendokumentasikan proses dan transaksi logistik, membantu menyimpan data logistik dan membangun serta memelihara hubungan dengan supplier. Contoh: menyimpan secara sistematik bukti-bukti pengiriman logistik. Mampu merencanakan dan mengelola logistik agar sesuai kebutuhan perusahaan, memelihara dan mengelola database logistik serta memahami pengelolaan logistik yang berkaitan dengan regulasi. Contoh: dapat merancang sebuah struktur database tentang informasi logistik.
5
Mampu mengendalikan seluruh aktivitas logistik dalam perusahaan, meramalkan kebutuhan di masa mendatang. Contoh: dapat membuat rencana kebutuhan logistik jangka panjang.
6
Mampu memformulasikan cara-cara baru dalam pengelolaan logistik dan menyusun sistem dan prosedur logistik yang bersih, transparan dan profesional. Contoh: dapat membuat model pengendalian logistik yang lebih efisien.
187. NSL Keterampilan Bernegosiasi Negotiation Skill Kemampuan untuk memperoleh kesepakatan optimal dari kepentingan-kepentingan spesifik beberapa pihak.
Level 1
Deskripsi Perilaku Memahami teknik dasar negosiasi dan mengenali kebutuhan dan perspektif pihak lain. Mampu menyampaikan kepentingan perusahaan kepada pihak lain.
279
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
2
Memberikan rekomendasi dengan cara yang dapat diterima dan disetujui oleh pihak lain (win-win solution).
3
Mampu mendapatkan dukungan pihak tertentu dalam memenangkan negosiasi.
4
Mampu mengidentifikasi situasi yang membutuhkan negosiasi secara efektif. Memelihara hubungan yang positif dengan pihak lain dalam menyelesaikan permasalahan.
5
Mampu menciptakan kemungkinan-kemungkinan yang memberikan kontribusi terhadap penyelesaian yang disepakati. Mampu menilai kekuatan dan kelemahan pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi.
6
Mampu menunjukkan fleksibilitas dalam penyelesaian masalah. Mampu memimpin kelompok untuk mencapai konsensus. Mampu melakukan negosiasi untuk situasi yang sulit dan sensitif secara diplomatis. Mampu memimpin dalam negosiasi-negosiasi yang memberikan pengaruh strategis baik terhadap klien maupun perusahaan.
188. OAD Administrasi Perkantoran Office Administration Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan pengaturan administrasi perkantoran termasuk pekerjaan sekretariat, meliputi pelaksanaan agenda surat keluar/masuk, pelayanan sarana telekomunikasi, pengarsipan dokumen, pelaksanaan pembuatan surat perintah perjalanan dinas.
Level 1
2
Deskripsi Perilaku Mengetahui secara umum proses kerja dan prosedur kegiatan administrasi perkantoran, termasuk pekerjaan sekretariat, penyediaan sarana dan fasilitas perkantoran serta administrasi pengadaannya. Contoh: mengetahui proses kerja pembuatan surat perintah perjalanan dinas. Mengetahui prinsip dasar prosedur kerja yang berlaku dilingkungan perkantoran, yang meliputi kegiatan administrasi perkantoran, termasuk kesekretariatan, administrasi penyediaan sarana dan fasilitas perkantoran, serta administrasi kegiatan pendukung. Contoh: mengetahui prinsip dasar administrasi penyelesaian penyediaan sarana dan fasilitas perkantoran.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
280
Level 3
4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu melaksanakan pekerjaan kegiatan kesekretariatan, melaksanakan pengarsipan dokumen, pengagendaan surat masuk/keluar, pelayanan sambungan telepon baru, pelayanan tamu dinas, pekerjaan administrasi surat penting. Contoh: pembuatan arsip dokumen surat keluar. Mampu mengawasi dan mengendalikan pekerjaan administrasi perkantoran, termasuk perencanaan anggaran, rencana kerja dan pengendalian dan pengawasan waktu kerja lembur. Contoh: mengawasi pekerjaan penggandaan laporan manajemen perusahaan pada waktu kerja lembur. Mampu menganalisis dan mengevaluasi prosedur kerja kegiatan administrasi kantor dari mulai kesekretariatan sampai dengan administrasi pengadaan sarana dan fasilitas perkantoran. Contoh: mengevaluasi rencana anggaran kebutuhan kesekretariatan. Mampu mengembangkan prosedur atau memperbaiki tata kerja untuk mengatur semua kegiatan yang berkaitan dengan administrasi perkantoran, untuk mendukung pencapaian target yang ditetapkan perusahaan. Contoh: membuat prosedur baru dengan memanfaatkan kemajuan teknologi penyimpanan data arsip surat penting.
189. PRE Hubungan Masyarakat Public Relation Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk penyebaran informasi perusahaan, sosialisasi dan meningkatkan citra dan nilai perusahaan ke masyarakat umum dan ke pegawai.
Level 1
2
3
Deskripsi Perilaku Mampu memahami konsep dan prinsip dasar di bidang public relation. Contoh: mengetahui berbagai metode komunikasi massa. Mampu memberikan informasi yang jelas tentang lingkup bisnis perusahaan, mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan perusahaan kepada pegawai. Contoh: mampu menjelaskan kebijakan baru di bidang penggajian. Mampu mengkomunikasikan kebijakan perusahaan ke pihak luar melalui pernyataan-pernyataan di media massa. Contoh: mampu membuat press release.
281
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
4
Mampu menciptakan opini publik yang positif terhadap citra perusahaan. Contoh: mampu mengukur pendapat masyarakat tentang perusahaan dengan bantuan lembaga survai, dan merancang rencana tindakan yang sesuai.
5
Mampu mewakili perusahaan dalam menyampaikan propektus perusahaan pada tingkat nasional. Contoh: mampu memberikan penjelasan tentang prospek perusahaan kepada calon pemegang obligasi perusahaan.
6
Mampu menjadi juru bicara perusahaan untuk mempengaruhi opini publik pada tingkat internasional. Contoh: mampu menjelaskan prospek perusahaan di forum internasional.
190. RMG Manajemen Risiko Risk Management Kemampuan untuk memprediksi risiko dalam setiap rencana tindakan, dan menetapkan kebijakan antisipasinya.
Level
1
2
3
Deskripsi Perilaku Mengetahui konsep dasar manajemen risiko; bahwa setiap rencana tindakan mempunyai risiko; bahwa setiap tindakan yang direncanakan mempunyai risiko-risiko yang dapat mengganggu pencapaian sasaran rencana tindakan tersebut. Contoh: mengetahui bahwa risiko rencana pengadaan barang antara lain adalah kelangkaan barang, ketidakcukupan anggaran, perubahan kurs valuta asing, dan lain-lain. Mengetahui cara-cara mengidentifikasi dan menilai dampak risiko. Dapat mengenali jenis-jenis risiko, dan mengukur kemungkinan terjadinya maupun besar/kecil dampak terhadap rencana tindakan yang bersangkutan. Dapat menjelaskan kegunaan pengelolaan resiko yang ada diperusahaan (Enterprise Risk Management/ERM) dalam rangka meminimalkan risiko yang berdampak serius bagi perusahaan. Contoh: dapat menjelaskan cara memperkirakan secara kuantitatif risiko perubahan kurs terhadap rencana pengadaan barang. Mampu mengidentifikasi dan mengukur pengaruh risiko-risiko yang umum dikenali. Mampu membuat prediksi/mengidentifikasi resiko-resiko yang utama yang mempunyai dampak serius bagi perusahaan dan pemegang saham. Contoh : risiko gangguan jaringan distribusi.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
282
Level 4
5
6
Deskripsi Perilaku Mampu mengidentifikasi dan menilai pengaruh risiko-risiko yang tidak bersifat rutin. Mampu membimbing orang lain dalam mengukur dan mengidentifikasi risiko. Contoh: mampu menilai risiko gangguan politik, keamanan, krisis moneter, dan sebagainya. Mampu menyusun langkah-langkah alternatif dalam mengantisipasi risiko. Mampu membangun langkah mitigasi risiko yang tepat dalam pengelolaan risiko utama. Contoh: merancang sumber pasokan alternatif untuk mengamankan pasokan listrik ke lokasi tertentu pada hari tertentu. Mampu menyajikan disclosure risiko yang dihadapi perusahaan secara layak. Dapat memenuhi kaidah transparansi dari Good Corporate Governance (GCG) dengan tetap menjaga kepentingan (antara lain kerahasiaan) usaha perusahaan. Mampu memilih kerangka kerja pengambilan keputusan yang lebih baik atas dasar pengertian yang sama terhadap tingkat risiko yang dihadapi. Contoh: dapat menjelaskan risiko pemberlakuan regulasi baru terhadap ketersediaan cadangan daya listrik.
191. SAF Sarana dan Fasilitas Support and Facility Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan pengaturan pengadaan sarana dan fasilitas dan mengelola serta memelihara sarana dan fasilitas yang tersedia untuk kelancaran pelayanan kepada pihak yang membutuhkan.
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui secara umum pengelolaan sarana dan fasilitas termasuk prosedur pengadaannya, dan mengetahui alur proses mulai dari permintaan pihak yang membutuhkan, evaluasi urgensi, permohonan anggaran, pelaksanaan pengadaan, dan perawatan sarana dan fasilitas. Contoh: mengetahui hasil evaluasi urgensi pengadaan LCD untuk sarana rapat Direksi.
2
Mengetahui prinsip dasar penyediaan sarana dan fasilitas terkait dengan segala peraturan yang mendukung, serta kaitannya dengan kelancaran proses bisnis perusahaan dan pencapaian target yang ditetapkan. Contoh: mengetahui prosedur persetujuan anggaran untuk kebutuhan fasilitas bagi pihak yang berhak.
283
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
3
Mampu melaksanakan penyediaan sarana dan fasilitas sesuai dengan permintaan, tepat waktu dan tertib anggaran, mampu melayani segala permintaan sarana dan fasilitas untuk lingkungan yang menjadi tanggung jawabnya. Contoh: melaksanakan penyediaan sarana dan fasilitas untuk keperluan rapat koordinasi.
4
5
6
Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan penyediaan sarana dan fasilitas dengan mengatur sesuai urutan prioritas dan tingkat kepentingan yang dihadapi. Contoh: mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan penyediaan sarana dan fasilitas untuk acara pencanangan kebijakan Direksi. Mampu menganalisi dan mengevaluasi prioritas serta urgensi penyediaan sarana dan fasilitas, mampu mengevaluasi anggaran pengadaan sarana dan fasilitas, mampu menganalisa kebutuhan waktu, tenaga dan biaya untuk penyediaan sarana dan fasilitas sesuai kemampuan perusahaan. Contoh: menganalisa kebutuhan sarana dan fasilitas untuk kelancaran operasional kantor induk PLN Wilayah. Mampu mengembangkan prosedur baru atau memperbaiki proses kerja yang berkaitan dengan kelancaran penyediaan sarana dan fasilitas untuk mendukung pencapaian target kinerja unit kerja yang bersangkutan. Contoh: mengembangkan prosedur penyediaan sarana dan fasilitas dengan membuat perjanjian kerjasama dengan pihak penyedia sewa beli.
192. SPL Perencanaan Strategik Strategic Planning Pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan perencanaan jangka panjang perusahaan yang meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, penetapan asumsi dan parameter, interpretasi terhadap strategi perusahaan, penyusunan rencana, pemantauan terhadap implementasi rencana, evaluasi dan perbaikan, serta penggunaan tools untuk melakukan keseluruhan proses tersebut.
Level 1
Deskripsi Perilaku Mengetahui proses yang berhubungan dengan pembuatan rencana strategis mulai dari pengumpulan dan pengolahan data, penetapan asumsi dan parameter, interpretasi terhadap strategi perusahaan, penyusunan rencana, serta tool yang digunakan. Contoh: mengetahui proses penyusunan rencana jangka panjang, mengetahui tools yang digunakan.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
284
Level
2
3
4
Deskripsi Perilaku Memahami secara komprehensi; dapat menjelaskan penusunan rencana strategis mulai dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, penetapan asumsi dan parameter, interpretasi terhadap strategi perusahaan, penyusunan rencana, pemantauan terhadap implementasi rencana, evaluasi dan perbaikan, serta penggunaan tools untuk melakukan keseluruhan proses tersebut. Contoh: dapat menjelaskan asumsi-asumsi yang digunakan, parameterparameter yang digunakan sebagai acuan untuk RPTL dan RUKN, dapat menjelaskan proses penjualan tenaga listrik. Mampu membuat rencana strategis perusahaan berdasarkan data yang tersedia, asumsi dan parameter yang ditetapkan menggunakan tool yang ditetapkan. Contoh: dapat menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dapat mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan, dapat menggunakan alat bantu yang tepat untuk proses pengumpulan dan pengolahan data. Mampu membimbing pembuatan rencana strategis perusahaan memvalidasi data yang digunakan, memvalidasi penetapan asumsi dan parameter yang digunakan, menginterpretasikan strategi perusahaan, mensupervisi penggunaan tool. Contoh: mampu menginterpretasikan kebijakan strategis yang muncul dari Board Meeting.
5
Mampu memvalidasi rencana strategis perusahaan. Contoh: mampu memilih rencana strategis yang masih valid didasarkan atas perkembangan yang terjadi di industri serta kondisi perusahaan.
6
Mampu mengembangkan metode untuk pembuatan rencana strategis perusahaan. Contoh: mengembangkan, memilih dan mendorong penggunaan tools yang tepat dan optimal untuk penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan.
193. STP Manajemen Pengamanan Security Management Pengetahuan dan kemampuan untuk menganalisa kebutuhan satuan pengamanan dan membuat sistem pengamanan untuk kelancaran operasional unit kerja baik perkantoran maupun instalasi ketenagalistrikan, serta memahami peraturan, prosedur tetap dan SOP yang berlaku sesuai ketentuan yang berwajib.
285
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
Level
Deskripsi Perilaku
1
Mengetahui secara umum sistem pengamanan yang meliputi prosedur tetap, SOP dan peraturan yang berlaku serta unsur objek yang diamankan. Memiliki pengetahuan parsial tentang sistem keamanan baik perkantoran maupun instalasi ketenagalistrikan. Contoh: mengetahui prosedur tetap keadaan darurat huru hara.
2
3
4
5
6
Mengetahui prinsip dasar ketentuan dan peraturan yang berkaitan dengan sistem pengamanan perkantoran dan instalasi vital ketenagalistrikan, mengetahui jalur komunikasi pengamanan dengan unsur aparat yang berwajib. Contoh: mengetahui perjanjian kerja sama sistem pengamanan instalasi vital ketenagalistrikan dengan pihak Kepolisian RI. Mampu melaksanakan pengaturan tenaga satuan pengamanan dalam lingkungan perkantoran atau lingkungan instalasi ketenagalistrikan. Contoh: melakukan patroli periodik ke lokasi prioritas rawan keamanan. Mampu mengawasi dan mengendalikan satuan pengamanan untuk pelaksanaan tugas secara optimal dengan prosedur baku yang ditetapkan, dapat mengambil tindakan tepat dalam mengantisipasi kejadian ketidakamanan. Contoh: bertindak cepat dalam mengatasi ancaman pengrusakan instalasi PLTD dengan meminta bantuan aparat Kepolisian terdekat. Mampu menganalisis dan mengevaluasi kebutuhan tenaga satuan pengamanan dan klasifikasi kompetensi yang dibutuhkan sertas mampu mengevaluasi situasi dan kondisi kerawanan keamanan dilingkungan obyek pengamanan. Contoh: mengevaluasi kekuatan satuan pengamanan dengan tingkat kerawanan setempat dan koordinasi kecepatan bantuan dari Kepolisian. Mampu mengembangkan prosedur, sistem pengamanan baru sesuai perkembangan tingkat kerawanan keamanan dari berbagai gangguan, ancaman pengrusakan, demonstrasi, huru-hara dan pencurian. Contoh: mengembangkan sistem keamanan terhadap gangguan pencurian alat komunikasi operasi instalasi tenaga listrik.
Kompetensi Teknis - Edisi III September 2006
286
Indeks Nama Kompetensi
Indeks Nama Kompetensi
A ABM............................................................119 ACC ..............................................................27 Account Receivable Management .............. 231 Activity Based Management........................119 Adaptability and capacity for change ...........27 Adaptasi dan kapasitas untuk berubah..........27 Administrasi Pelanggan..............................122 Administrasi Perangkat Lunak sistem Komputer.....................................................225 Administrasi Perkantoran............................280 Administrasi Personel.................................255 Akuntansi Keuangan...................................235 Akuntasi Manajemen..................................240 Alat Pengukur dan Pembatas......................140 Analisis Keputusan Investasi......................235 Analisis Sistem Tenaga...............................102 Analisis Tarif ..............................................148 Anggaran dan Pembelanjaan ......................233 AQM...........................................................183 AQP ............................................................184 ARM ...........................................................231 ASC ............................................................245 Assesment Center........................................245 Asesmen Teknologi ....................................189 Asesmen Potensi dan Perilaku....................245 Audit of Quality Product ............................184 Audit Lingkungan.......................................272 Audit Manajemen Mutu..............................183 Audit of Quality Management.....................183 Audit Produk Mutu.....................................184
B Bahasa Asing ..............................................277 Balance of Plant Engineering.....................153 BCO ............................................................120 BIN ...............................................................32 BMA ...........................................................121 BOE ............................................................153 BPS ...............................................................34 Brand Management ....................................121 BSB...............................................................31 BSD ............................................................122 BUD............................................................233 Budgeting ....................................................233 Building strategic business relationship .......31 Business and Commercial Orientation .......120 Business Development ................................122 Business inteligence ......................................32 Business problem solving .............................34
C CAE ............................................................154 CAF ..............................................................35 CAL ............................................................185 CAO............................................................217 Calibration..................................................185 Capital Budgeting .......................................235 Career Management ...................................247 CBG ............................................................235 CCT ............................................................219 CDT ............................................................220 CDV............................................................269 CEX ............................................................270 CFI ................................................................61 CFO ..............................................................62 Change Management ..................................246 CLE...............................................................25 CMA ...........................................................246 CMG ...........................................................247 CMT............................................................271 Coal and Ash Handling Engineering..........154 Coal-fired Power Plant Maintenance ...........61 Coal-fired Power Plant Operation ...............62 Collaboration across function ......................35 Combined Cycle Power Plant Maintenance .................................................63 Combined Cycle Power Plant Operation ............................................65 Communication and Data Transmission ......................................220 Community Development ............................269 Computer Aplication Operation..................217 Computer Programming..............................223 Conflict resolution with external sensitivity ......................................................37 Construction Supervision ...........................155 Continuous Learning ....................................25 Contract Execution .....................................270 Contract Management ................................271 Control Center Technology ........................ 219 Conventional Substation Apparatus Construction .................................................87 Conventional Substation Maintenance .........88 CPI ................................................................63 CPO ..............................................................65 CRE ..............................................................37 CSA ............................................................122 CSC...............................................................87 CSM..............................................................84 CSO ..............................................................23
289
EMM...........................................................275 Energy Management .....................................89 Enjiniring Geologi .....................................162 Enjiniring Bangunan Air.............................162 Enjiniring Distribusi ...................................157 Enjiniring Gardu Induk...............................178 Enjiniring Geodesi......................................159 Enjiniring Hidrologi ...................................165 Enjiniring Instrumentasi dan Kontrol Pembangkit .................................................166 Enjiniring Listrik Pembangkit ....................167 Enjiniring Mesin Diesel dan Peralatan Penunjang ...................................................156 Enjiniring Pembangkit Panas Bumi............160 Enjiniring Pembangkit Uap dan Peralatan Penunjang ...................................................173 Enjiniring Penanganan Batubara dan Abu..154 Enjiniring Peralatan Bantu Pembangkit .....153 Enjiniring Pipa Pesat & Pengerjaan Logam ......................................170 Enjiniring Pondasi ......................................158 Enjiniring SCADA dan Telekomunikasi ....172 Enjiniring Struktur......................................174 Enjiniring Transmisi ...................................177 Enjiniring Turbin Air dan Peralatan Penunjang ...................................................163 Enjiniring Turbin Uap/Gas dan Peralatan Penunjang ...................................................175 Environmental Auditing ..............................272 Environmental Monitoring and Management ...............................................275 ETM..............................................................90 ETS ...............................................................92
CSV ............................................................155 CUS ............................................................124 Customer Service ........................................124 Customer Service Administration ...............122 Customer Service Orientation......................21
D DAT..............................................................221 Data Management........................................221 DEE ............................................................156 Delegation and follow up .............................39 DFU ..............................................................39 Diesel Engine & Auxilliaries Engineering ................................................156 Diesel Power Plant Maintenance .................66 Diesel Power Plant Operation .....................68 Distribution Engineering ............................157 Distribution Hot-Line Maintenance ...........126 Distribution Load Forecast ........................125 Distribution Management...........................131 Distribution Network Construction ............127 Distribution Network Dispatching..............130 Distribution Network Inspection ................132 Distribution Network Maintenance ............134 Distribution Network Operation .................135 Distribution Network Planning ..................137 Distribution Network System Planning......138 DLF.............................................................125 DLM ...........................................................126 DNC............................................................127 DND............................................................130 DNG............................................................131 DNI .............................................................132 DNM...........................................................134
F FDE.............................................................158 FIA..............................................................237 Finance and Accounting .............................237 Financial Management ...............................238 Financial Model .........................................239 FLG.............................................................277 FMG............................................................238 FMO............................................................239 Foreign Language ......................................277 Foundation Engineering .............................158
E Economic Intelligence ................................236 EDT ............................................................272 EIG..............................................................236 Electric Energy Transaction Metering .........90 Electric Energy Transaction Settlement .......92 Electricity Safety .........................................274 ELS..............................................................266 EMG .............................................................89
Indeks Nama Kompetensi - Edisi III September 2006
290
I
G Gas Insulated Substation Construction ........94 Gas Insulated Substation Maintenance ........95 Gas Turbine Maintenance ............................73 Gas Turbine Operation .................................74 GDE ............................................................159 Generation Expansion Planning ..................93 Generator and Motor Recondition ...............69 Geodetic Engineering .................................159 Geology Engineering ..................................162 Geothermal Plant Engineering ..................141 Geothermal Power Plant Maintenance ........70 Geothermal Power Plant Operation.............71 GEP...............................................................93 GIC ...............................................................94 GIS................................................................95 GMR .............................................................69 GPM..............................................................70 GPO ..............................................................71 GTE ............................................................160 GTI................................................................73 GTO ..............................................................74 GYE ............................................................162
IAD .............................................................232 ICE..............................................................166 Industrial Relation ......................................251 Informasi Teknik dan Perpustakaan............206 ING ...............................................................19 INR .............................................................251 INS..............................................................250 Inspeksi Jaringan Distribusi........................132 Inspeksi Komisioning Gardu Induk............109 Inspeksi Komisioning Sistem Proteksi dan Kontrol .................................................104 Inspeksi Teknik...........................................207 Instructure...................................................250 Instrumentation and Control Power Plant Engineering ................................................166 Integritas .......................................................19 Integrity ........................................................19 Intelegensia Ekonomi .................................236 Internal Auditing.........................................232 Interpersonal persuasiveness ability ............40 IPA ................................................................40
H
K
HCE ............................................................162 HCM .............................................................96 High & Extrahigh Voltage Hotline Maintenance ....................................98 High Voltage Power Cable Maintenance .....96 High-Voltage and Short-Circuit Test ..........186 HLM .............................................................98 HPI................................................................76 HPO ..............................................................77 HRM ...........................................................248 HRP ............................................................249 HSC ............................................................186 HTE ............................................................164 Hubungan Industrial ...................................251 Hubungan Masyarakat................................281 Hukum ........................................................278 Human Resource Management ...................248 Human Resource Planning .........................249 Hydraulic Engineering ...............................162 Hydro Turbine and Accessories Engineering.............................164 Hydrology Engineering ..............................162 Hydropower Plant Maintenance...................76 Hydropower Plant Operation .......................77 HYE ............................................................165
Kebijakan Pemasaran .................................141 Kecerdasan bisnis .........................................32 Keinstrukturan ............................................250 Kemampuan mempengaruhi.........................42 Kemampuan mempengaruhi secara interpersonal .................................................40 Kepemimpinan bervisi..................................57 Keselamatan Ketenagalistrikan ..................274 Keterampilan Bernegosiasi.........................279 Keterampilan presentasi dan fasilitasi ..........53 KLM ...........................................................252 Knowledge Management ............................252 Kolaborasi antar fungsi.................................35 Komisioning Pembangkit .............................81 Komunikasi dan Transmisi Data.................220 Konstruksi Gardu Induk SF6........................94 Konstruksi Jaringan Distribusi ...................127 Konstruksi Rele Proteksi dan Kontrol........................................................100 Konstruksi SCADA dan Telekomunikasi...........................................110 Konsultansi Manajemen .............................253 Konsultasi Teknik .......................................191
291
Indeks Nama Kompetensi - Edisi III September 2006
L Laboratory Quality Management ...............205 Leader persuasiveness ability .......................42 LEG ............................................................278 Legal ...........................................................278 Leveraging network ......................................43 LMA ...........................................................279 LNW .............................................................43 Logistic Management .................................279 LPA ...............................................................42 LQM ...........................................................205
M MAC...........................................................240 Machining ...................................................211 Management Accounting............................240 Management Consultant .............................253 Management Control and Decision making ...........................................45 Management Information System ...............222 Management Services .................................204 Manajemen Aktifitas Proses Bisnis.............119 Manajemen Brand.......................................121 Manajemen Distribusi.................................131 Manajemen Energi........................................89 Manajemen Karir........................................247 Manajemen Keuangan ................................238 Manajemen Kinerja ....................................256 Manajemen Kontrak ...................................271 Manajemen Logistik ...................................279 Manajemen Mutu........................................257 Manajemen Mutu Laboratorium.................205 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit...................................................82 Manajemen Pelatihan .................................264 Manajemen Pemasaran ...............................139 Manajemen Pengamanan............................285 Manajemen Pengetahuan............................252 Manajemen Perubahan ...............................246 Manajemen Projek......................................149 Manajemen Remunerasi .............................258 Manajemen Risiko......................................282 Manajemen Sumberdaya Manusia..............248 Manajemen Supply-Chain ..........................145 Manajemen Tarif.........................................146 Marketing Management ..............................139 Marketing Policy ........................................141 Material Handling ......................................212
Indeks Nama Kompetensi - Edisi III September 2006
Maximising performance and developing others..........................................47 MCD .............................................................45 MCG ...........................................................211 MCS............................................................253 Memaksimalkan kinerja dan mengembangkan orang lain..........................39 Membangun hubungan bisnis strategis.........23 Membimbing orang lain ...............................41 Memperluas jaringan ....................................35 Mentoring others ..........................................41 Meter Reading and Billing .........................142 Metering and Power Limiter ......................140 MIS .............................................................222 MMA ..........................................................139 Model Keuangan.........................................239 MOT .............................................................41 MPD..............................................................47 MPL ............................................................140 MPY............................................................141 MRB ...........................................................142 MSV............................................................204 MTH ...........................................................212
N Negotiation Skill .........................................271 NSL.............................................................271
O OAD............................................................280 ODV............................................................254 Office Administration .................................280 Oil/Gas-fired Steam Power Plant Maintenance .................................................78 Oil/Gas-fired Steam Power Plant Operation ............................................80 OPD ..............................................................42 Operasi dan Pemeliharaan Perangkat Keras Sistem Komputer ........................................226 Operasi Jaringan Distribusi ........................135 Operasi Pembangkit Diesel ..........................68 Operasi Pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak ..........................................65 Operasi Pembangkit PLTU Batubara............62 Operasi Peralatan Gardu Induk...................106 Operasi PLTA ...............................................77 Operasi PLTG Gasbumi/Minyak ..................74 Operasi PLTP................................................71 Operasi PLTU Gasbumi/Minyak ..................80 Operasi Realtime Distribusi........................130
292
Operasi Realtime Sistem Tenaga ................105 Operational problem solving and Decision making ...........................................42 Organization Development .........................254 Orientasi Bisnis dan Komersial ..................120 Orientasi pelayanan pelanggan.....................21 OSI................................................................78 OSO ..............................................................80
Pemeliharaan Pembangkit PLTGU Gasbumi/Minyak ..........................................63 Pemeliharaan Pembangkit PLTU Batubara ..61 Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk .........107 Pemeliharaan PLTA ......................................76 Pemeliharaan PLTG Gasbumi/Minyak.........73 Pemeliharaan PLTP ......................................70 Pemeliharaan PLTU Gasbumi/Minyak.........78 Pemeliharaan Rele Proteksi dan Kontrol....101 Pemeliharaan SCADA dan Telekomunikasi ...........................................111 Pemeliharaan SUTT/SUTET ......................115 Pemrograman Komputer..............................223 Pendelegasian dan tindak lanjut ...................39 Peneraan Meter ...........................................185 Pengadaan Sumberdaya Manusia ...............259 Pengawasan Internal ...................................232 Pengelasan ..................................................213 Pengelolaan Data........................................ 221 Pengelolaan Piutang ...................................231 Pengembangan Komunitas .........................269 Pengembangan Organisasi..........................254 Pengembangan Produk ...............................143 Pengembangan Usaha.................................122 Pengendalian manajemen dan pengambilan keputusan..........................45 Pengolahan Material ...................................212 Pengoperasian Mesin Produksi...................211 Pengoperasian Aplikasi Komputer..............217 Pengujian Aspek Lingkungan.....................193 Pengujian Bidang Sipil ...............................194 Pengujian Kontrol dan Instrumen...............190 Pengujian Material dan Elemen Mesin .............................................203 Pengujian Mesin Fluida dan Sistem...................................................195 Pengujian Motor Bakar dan Alat Bantu ............................................192 Pengujian Pembangkit Uap dan Alat Bantu ............................................202 Pengujian Peralatan Gardu Induk ...............198 Pengujian Peralatan Listrik Tegangan Rendah .......................................196 Pengujian Peralatan Transmisi dan Distribusi..............................................199 Pengujian Sistem Proteksi dan Kontrol ......197 Pengujian Tegangan Tinggi dan Hubung Singkat........................................................186 Pengujian Telekomunikasi dan SCADA ....201 Pengukuran Transaksi Energi Listrik ...........90 Penstock & Metal Works Engineering ........170
P PAD.............................................................255 Panel production and installation ..............143 PCB...............................................................99 PCC.............................................................100 PCM............................................................101 PCO ..............................................................71 PDS...............................................................52 PDV ............................................................143 PEE .............................................................167 Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan.......98 Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan Distribusi ....................................................126 Pelaksanaan Kontrak ..................................270 Pelatihan dan Pengembangan .....................261 Pelayanan Manajemen dan Sistem Mutu............................................................204 Pelayanan Pelanggan ..................................124 Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan.................................................267 Pembacaan Meter dan Pembuatan Rekening.....................................................142 Pembangunan Gardu Induk SF6...................94 Pembangunan dan Pemasangan Peralatan Gardu Induk..................................................87 Pembangunan Saluran Kabel Tegangan Tinggi............................................................99 Pembangunan/Pemasangan peralatan SUTT/SUTET.............................................113 Pembelajaran Berkesinambungan.................25 Pembuatan dan Instalasi Panel ...................143 Pemecahan masalah bisnis............................34 Pemecahan masalah operasional dan pengambilan keputusan ................................50 Pemeliharaan Gardu Induk Konvensional....88 Pemeliharaan Gardu Induk SF6....................95 Pemeliharaan Jaringan Distribusi ...............134 Pemeliharaan Kabel Tanah dan Laut Tegangan Tinggi ...........................................96 Pemeliharaan Pembangkit Diesel .................66
293
Indeks Nama Kompetensi - Edisi III September 2006
Q
Penyelesaian konflik dengan kepekaan eksternal .......................................................37 Penyusunan dan Pengembangan Materi serta Metoda Pelatihan................................262 Perancangan dan Pengembangan Kurikulum Pelatihan...................................260 Perencanaan dan pemberian arahan..............52 Perencanaan Jangka Panjang Sistem Pembangkitan...............................................93 Perencanaan Jaringan Distribusi.................137 Perencanaan Penelitian ...............................187 Perencanaan Pengembangan Transmisi ......112 Perencanaan Sistem Jaringan Distribusi.....138 Perencanaan Strategik.................................284 Perencanaan Sumberdaya Manusia ............249 Performance Management .........................256 Perhitungan Tarif ........................................242 Perkiraan Kebutuhan Listrik Distribusi......125 Perpajakan ..................................................241 Personnel Administration ...........................255 Pertukaran keahlian ......................................55 PFS................................................................53 Planning and direction setting......................52 Plant Electrical Engineering ......................167 PLN Professional Style .................................23 PMG............................................................256 POM..............................................................82 Power Cable Construction ...........................99 Power Plant Commisioning ..........................81 Power Plant Operation & Maintenance .......82 Power System Analysis ...............................102 Power System Dispatching .........................105 PPI ..............................................................143 PPS................................................................23 PRE.............................................................281 Presentation and Facilitation Skills .............53 PRG.............................................................223 PRM............................................................169 Product Development .................................143 Project Management ...................................169 Protection and Control Construction .........100 Protection and Control Maintenance .........101 Protection and Control System Commissioning ...........................................104 PSA.............................................................102 PSC .............................................................104 PSD.............................................................105 Public Relation ...........................................281 PWE............................................................170
Indeks Nama Kompetensi - Edisi III September 2006
QMG...........................................................257 Quality Management ..................................257
R Recruitment and Selection ..........................259 Rekayasa Transmisi dan Gardu Induk ........178 Rekondisi Generator dan Motor ...................69 Rekondisi Transformator ............................147 REM............................................................258 Remuneration Management ........................258 Research Planning ......................................187 Risk Management .......................................282 RMG ...........................................................282 RSL.............................................................259 RSP .............................................................187
S SAD ............................................................225 SAF.............................................................283 Sarana dan Fasilitas ....................................283 SBE.............................................................171 SCADA & Telecommunication Engineering ................................................172 SCADA and Telecommunication Construction ...............................................110 SCADA and Telecommunication Maintenance................................................111 SCE.............................................................172 SCM............................................................145 Security Management .................................285 SEM ............................................................107 SEO.............................................................106 SET ...............................................................55 Setelmen Transaksi Energi Listrik................92 SGE.............................................................173 Sharing of Expertise .....................................55 Sikap Profesionalisme PLN..........................23 Sistem Informasi Manajemen.....................222 SOM............................................................226 SPL .............................................................284 SRE.............................................................174 SSC .............................................................109 Standardisasi...............................................188 Standardization ...........................................188 STC .............................................................110 STD.............................................................174
294
STE .............................................................175 Steam Generation Engineering ..................173 Steam/Gas Turbine and Acessories Engineering ................................................175 STM ............................................................111 STP .............................................................285 Strategic Planning ......................................284 Structural Engineering ...............................174 Substation Commissioning .........................109 Substation Engineering...............................171 Substation Equipment Maintenance ...........107 Substation Equipment Operation................106 Supervisi Konstruksi...................................155 Supply Chain Management .........................145 Support and Facility ...................................283 System/platform Administration .................225 System/platform Operation and Maintenance ..............................................226
TFE .............................................................193 TFS .............................................................242 TFW............................................................194 THG ............................................................195 TIL ..............................................................206 TIN..............................................................207 TLC.............................................................113 TLM............................................................115 TLV.............................................................196 TMD ...........................................................262 TME............................................................177 TMG ...........................................................146 TND ............................................................261 TOM ...........................................................203 TPC.............................................................197 Training and Curriculum Building .............260 Training and Development .........................261 Training Management.................................263 Training Material and Method Development ..............................................262 Transformer Recondition ............................147 Transmission Engineering...........................177 Transmission and Substation Engineering...............................178 Transmission Expansion Planning .............112 Transmission Line Apparatus Construction ...............................................113 Transmission Line Maintenance .................115 TRC ............................................................147 TRG ............................................................263 TRS.............................................................148 TSE .............................................................178 TSG.............................................................202 TSQ.............................................................198 TTD ............................................................199 TTS .............................................................201
T Tariff Analysis .............................................148 Tariff Management......................................146 Tariff Setting ...............................................242 TAS .............................................................189 TAX ............................................................241 Taxation ......................................................241 TCB ............................................................260 TCI..............................................................190 TCS.............................................................191 TDM ...........................................................192 Technical Consultation ...............................191 Technical Information and Library ............206 Technical Inspection ...................................207 Technology Assessment ...............................189 Teknologi Pusat Pengatur Beban ................219 TEP .............................................................112 Testing for Civil Work .................................194 Testing for Control and Instrument ............190 Testing for Diesel Machine .........................192 Testing for Environment..............................193 Testing for Hydro Generation .....................195 Testing for Low-Voltage Equipment............196 Testing for Material ....................................203 Testing for Protection and Control System ............................................197 Testing for Steam Generation .....................202 Testing for Substation Equipment ...............198 Testing for Telecommunication and SCADA .................................................201 Testing for Transmission and Distribution Equipment ..............................199
V Visionary Leadership.................................. 57 VLS............................................................. 57
W Welding .......................................................213 WLD ...........................................................213
295
Indeks Nama Kompetensi - Edisi III September 2006