rsBN 978-979-25-1 264-9
PROSIDING
p
PERHIMPUNAN HORTIK[JI URA INilSNAST,A
2011 Batitsa Lemban g, 73-24 November 201
1
Tema : Kemandi rian Produk Horti kultura untuk lvlemenuhi Pasar Damesffk dan Ekspor
Buku 1 TANAMANSAYURAN
*$@ Kerjasama
Perhimpunan Hortikultura lndonesia !nstitut Pertanian Bogor Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian I
PROSIDING $eminar Nasional PERHORTI 2011 g, 23-24 Novembe r Z}fi fiemban I
{rseN s7g-e7e -za.1zer--s I
I
flEditor
:
fRoedhy Poerwanto islamet Susanto iAnas D Susila {Nurul Khumaida jDewi Sukma
{xeuy suketi isintno w. Ardhie Cover design : Rahmi Yunianti : Winda Yulianti
Layout
Penerbit : Perhimpunan Hortikultura lndonesia
Sekretariat : Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor" Jl. Meranti, Kampus IPB Dannaga-Bogor 1668 Telepon/Fax : (0251)- 8422-589/8629-353 Email :
[email protected]
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 201 1
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TOMAT PADA APLIKASI ANEKA KOMPOS KOTORAN TERNAK
Growth and Production of Tomato on the Apptication of Various Animal Manure Compost Danrvin H. Pangaribuan*, dan Andarias Makka Murni** " Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Jl Sumantri Brojonegoro no 1, Bandar Lampung, 35145 Email:
[email protected] .. B4l Pengkajian Teknologi pertanian Lampung Jl ZA Pagar Alam no.1A Bandar Lampung
ABSTRACT
The aim of the research is
to
study the effect of application various animal
manure compost on the growth and yleld of tomato. The research was canducted using a Randomized Btock Design with g The treatments (Po) control; (P1) NPK compound fertilizerrepticatiois. recommendation fi00 kg NPK ha't ; (P2) slreep ian'ure compost to t ha-, i %-;";;;;'.id"a *rpX fertilizer; (P3) sheep manure composl i0 t ia-, + horse manure compost l;i;;;: (P4) horse manure compost t0 t hdl + 14 recommended NpK feiitizii; ."i manure campost -10 t haa + /z recommended NpK fertilizer; (p6) ,o* fpSl *rnur" compost 10 t ha--' + chicken manure compost tO t nii;-ipti jrcXii manure compost 10 t ha-t + % recommended NPK'fertitizer. Research showed that the grovvth and yield of tomato increased after application the va.rious of animal compost. Half doses of NPK fertitizer recommended combined with animal manure compost effectively increased the grovvth and yield of tomato. Chicken manure compost or cow manure compost resulted in the hlghest yield of tomato. Relative efficiency agranomy of chicken manure composf and cow manure composf were higher campared with sieep and horse fianure compost. Keywords:, tomata, animal compost, yietd
PENDAHULUAN
I
Ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik merugikan secara ekonomis
dan juga ketersediaannya tidak selatu ada. -oreh sebab itu, penggunaan pupuk alternatif berupa kompos yang berasal dari aneka kotoran ternak perlu dimanfaatkan secara maksimal- Kotoran ternak yang akan diberikan kepada tanaman, perlu difermentasi terlebih dahulu agar kualitasnya meningkat. Kotoran ternak yang difermentasi dengan menggunakan bioaktivator akan berubah menjadi kompos yang matang. Kompos asal pupuk kandang adalah suatu bahan organik yang diperlukan
untuk memperbaiki kesuburan tanah. Tanaman tomat memerlukan bahan organik yang cukup untuk berproduksi rnaksimal. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman sayuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah pemberian pupuk organik kompos dangan jenis, dosis dan cara yang tepat; Pupuk organik dalam penelitian ini berasal dari bahan organik sisa-sisa kotoran aneka hewan. Kotoran dari ternak sapi, kuda,
17
Prosiding Seminar Nasional PERHORTT 2011 Lembang, 23-24 November 2011
domba dan ayam banyak tersedia di sekitar lahan pertanian. Kotoran ternak ini berupa campuran kotoran padat dan kotoran cair yang sangat berguna untuk menambah unsur hara pada tanah (Rosmarkam and Yuwono, 2OO7l. pemakaian kompos kotoran ternak akan sangat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik. Pemberian bahan organik dalam jumlah tertentu akan mengurangi kebutuhan pupuk anorganik seperti pupuk majemuk NPK. Aplikasi kombinasi kompos aneka kotoran ternak dengan setengah dosis rekomendasi pupuk anorganik belum diketahui bagaimana peqgaruhnya terhadap tanaman tomat. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh kombinasi kompos organik aneka kotoran ternak dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi tomat. BAHAN DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan di lahan kebun percobaan Polinela Lampung dari bulan AprilsampaiNovember 2011. Bahan-bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas Pennata, pupuk kandang domba, kuda, sapi,dan ayam, bioaktivator BEKA dan pupuk majemuk NPK. Percobaan ditata berdasarkan Rancangan Acak Kelompok. Setiap perlakuan diulang tiga kalidengan susunan perlakuan: P0 = kontrol(tanpa kompos dan tanpa pupuk anorganik) P1 = pupuk majemuk NPK dosis rekomendasi(1000 kg NpK 15:1s:1s ha-,) (Agromedia,2QOT\ P2 = kompos domba 10 t ha-l + pupuk NpK % dosls rekomendasi P3 = kompos domba 10 t ha-1 + kompos kuda 10 t ha-1 P4 = kompos kuda 10 t ha-1 + pupuk NpK % dosis rekomendasi P5 = kompos sapi 10 t ha-1 + pupuk NpK % dosis rekomendasi ffi = kompos sapi 10 t ha'1 + kompos ayam 10 t ha-1 P7 = kompos ayam 10 t ha-t + pupuk NpK%dosis rekomendasi Untuk mengetahui pengaruh perlakuan data yang diamati dianalisis sidik ragam
dan apabila terdapat perbedaan nyata terhadap peubah yang diamati maka setiap perlakuan dibandingkan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5o/o.
Sebelum penelitian, kompos dibuat terlebih dahulu sesuai petunjuk pembuatan kompos bokashioleh Simamora dan Salundik (2006). Benih tornat disemai pada media tumbuh campuran tanah dan kompos pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 yang ditempatkan dalam daun pisang. Sementara pemeliharaan bibit tomat dipersemaian
berlangsung, media tumbuh untuk pehelitian disiapkan dalam polybag yang berkapasitas 10 kg berupa tanah yang diaplikasikan dengan aneka pupuk kandang
sesuai dosis yang diperlakukan. Bibit tornat dipindahkan ke dalam.polybag pada umur 3 minggu setelah semai. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan menyiram tanaman setiap dua hari sekali pada waktu pagi atau sore hari. Pemasangan ajir bambu dilakukan saat tanaman tomat mencapai ketinggian 20-25 cm untuk menopang tanaman agar tetap tegak- Pemangkasan tanaman tomat dilakukan terhadap tunas air. pengendatian gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang tumbuh. Sedangkan
18
prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1i
pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan memberikan biopestisida yang telah dipersiapkan sebelumnya menurut metode Kardinan (200s). Untuk mengendalikan hama lalat buah penyebab busuk buah, dipasang perangkap yang diberi Antraxtan, sedangkan untuk mengendalikan serangga pengisap daun seperti Thrips dan Aphid digunakan pestisida nabati. Panen dilakukan jika buah sudah sampai pada fase seinburat (breaker sfage). Variabel yang diamati adalah tinggitanaman (cm) pada umur 55 hari sesudah tanam (HST); bobot kering brangkasan (g) pada umur 56 HST; diameter buah (cm); jumlah bunga per tanaman; jumlah buah per tanaman (butir); produksi bobot buah per petak (kg).
lk n
p n .a
ui
h
k
lrt et tn
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pengamatan Hasil analisis kimia tanah sebelum percobaan disajikan pada Tabel 1. Tanah penelitian tergolong agak masam dengan pH 6.0g, status hara N rendah, sedangkan hara P tersedia tinggi, P potensial sedang dan K potensial tinggi. Kadar bahan organik rendah yang ditunjukkan oleh rendahnya C-organik dan C/N tanah. Demikian pula kandungan unsur hara N, P, dan K semua kompos kotoran temak relatif sama (Tabel 2)- Tingkat kematangan kompos yang dicirikan dengan c/N yang cukup rendah berkisar 7.6 sampai dengan 10.30 menunjukkan bahwa kompos telah cukup matang untuk diaplikasikan sebagai pupuk. Menurut Sutanto (2004) kompos dengan C/N < 15 tergolong kompos yang baik. Jika diberikan ke dalam tanah maka akan segera diikuti dengan pelepasan unsur N ke dalam tanah yang dapat segera dimanfaatkan oleh perakaran tanaman. Tabel
No
1. Hasilanalisis
tanah top soil
Nama Unsur pH HzO pH KCI
6.09 (agak masam) 5.58 1.19 (rendah)
Kandungan
m
2
% C-organik
rp
3
% Nitrogen
0.18 (rendah)
al
4
Rasio C/N
6.61 (rendah)
5
P tersedia (Olsen ppm)
6
P potensial(mg P2Ol100 g) K potensial (mg K2O/100 g)
33.31 (sangat tinggi) 20.79 (sedang)
ln ia tg ln rg
lg ur
7
Sumber: Laboratorium
Tabel
No 1
tn at lp ln
ln
2 3 4 5 6 7
2. Kandungan Nama unsur o/okadar air pH C-organik (%)
N{otal(%) Rasio C/N
P total(%) K total(% Sumber: L
42.41(sangat tinggi)
T@ unsurhara berbagai kompos Kompos Domba 30.95 7.12 11.53 1.28 9.00 1.60 1.59
Kompos 9.94 6.43 22.25 2.16
Kuda
Kornpos
Kompos
52.2
51.21
7.28
7.15
14.23
12.28
1.87
1.39 8.83 1.52 1.72
10.30
7.61
' 2.27 1.83
o.62 2.68
19
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aneka jenis kompos pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Tabel 3)' Dibandingkan dan Oengan kontrol (tanpa perlakuan), perlakuan pupuk anorganik rekomendasi
perlat
10 t ha-1 berbeda nyata pada semua parameter yang diamati. Perlakuan kompos sapi (P7) + % pupuk.rekomendasi (p5) atau kompos ayam 10 tha-1 + % pupuk rekomendasi menghasilkan bobot berangkasan tanaman terting g i'
Tabel
3.
Pengaruh aneka kompos pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman tomat Tinggi Tanaman (cm/tan) 57.16 a
Perlakuan
PO Kontrol
73.71b
Pupuk anorganik 1000 kg NPK ha-1 P2 kompos domba 10 t ha I + % anorganik P3 kompos domba 10 t ha'1 + kuda 10 t ha'1 P4 kompos kuda 10 t ha-I + % anorganik " P5 kompos sapi 10 t ha-l + % anorganik P6 kompos sapi 10 t ha1 + ayam 10 t ha'l
Pl
PTkomposayam BNJ
10thar
84.0B cd 86.03 d
83.00 cd
82.11cd 76.03 b 81.93 c 3.950
+% anqrgelt
Bobot Brangkasan (g/tan) 6.10 a 42.63 d 28.37 b 29.63 bc 35.17 c 55.80 e 44.70 d 55.93 e
5.967
Jumlah Bunga
(bunga/tan) 16.33 a 45.08 b 44.67 b
55.00b 53.33 b 50.33 b 52.67 b 53.17 b 10.647
ioterrnurufyangberbedapadakolomyangsarna adalah berbeda nyata menurut uji BNJ padalaraf 5o/o
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aneka. jenis kompos pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman tomat (Tabel 4 dan 5)' Dibandingkan dengan kontrol (tanpa perlakuan), perlakuan pupuk anorganik rekomendasi dan
perlakuan kombinasi aneka kompos kotoran ternak dan setengah pupuk NPK majemuk berbeda nyata pada semua parameter yang diamati. Perlakuan kompos sapi t0 t ha-1 + % pupuk rekomendasi (p5) atau kompos ayam 10 t ha{ + % pupuk rekornendasi(P7) menghasitkan jumlah buah (Tabel 4) dan produksi buah tomat tertinggi (Tabel 5). Tabel
4. pengaruh
aneka kompos pupuk kandang terhadap jumlah buah dan diameter
buah Jumlah buah
Perlakuan
(buah/tan)
P0 Kontrol
Pl
Pupuk anorganik 1000 kg NPK
ha-1
P2 kompos domba 10 t ha-l + % anorganik P3 kompos domba 10 t ha-1 + kuda 10 t ha
P4 kompos kuda 10 t ha
I
1
+ % anorganik
1/z anorganik P5 kompos sapi 10 t ha-1 + . P6 kompos sapi 10 t ha'' .+ ayam 10 t ha-' 1/z anotQanik P7 kompos ayam 10 t ha-l + BNJ
3.55 a
26.42de
3.88 b
21.00 b
3.63 a
22.75bc
3.57 a
24.08 cd
3.53 a
f
27.41e 33.58 2.76
i i
5.75 a
32.50
i
20
Diameter buah (crn/buah)
f
3.88 b 3.84 b 3.86 b 0.125
flrosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 l-embang, 23-24 November 2011
yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama ,Keterangan: Angka-angka
i,.
adalah berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf
5o/o
Tabel5. Pengaruh aneka kompos pupuk kandang terhadap produksi dan efisiensi
i
relatif agronomi tanaman tomat
Produksi buah
Efisiensi Relatif Agronomi(%)
(kg/petak) 0.60 a 2.81
P0 Kontrol
bc
. pl
puput< anorganik 1000 kg NPK ha-l ,P2 kompos domba 10 t ha-l + % anorganik Pg t orpo" domba 10 t ha-1 + kuda 10 t ha-l P4 kompos kuda 10 t ha-1 + % anorganik P5 kompos sapi 10 t
P6 kompos sapi 10 P7 kampos
ha'l
t ha'l
2.61b 2.62b
cde ef 2.94 bcd 3.71t 3.19 3.59
+ % anorganik + ayam 10 t ha'1
I ayam 10 t ha
+ % anorganik
100
91.0 91.2 117
135 106 14A
0.49
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5% PEMBAHASAN Pertumbuhan dan produksi tanaman yang meningkat akibat pemberian kompos sesuai dengan hasil penelitian oleh Soverda,. Rinaldy, dan Susanti (2008) serta Kandil dan Grad (2010) pada tanaman tomat, dan oleh Widowati (2009) pada sayuran -.. caisim. Hal ini diduga bahwa kompos organik mempunyai peranan besar dalam , mendukung perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Menurut Soetanto (1996) dan Suntoro (2003) perbaikan fisik tanah oleh bahan organik karena bahan organik merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah. Bahan organik bersifat koloid, sehingga mempunyai permukaan spesifik yang luas, menyebabkan kapasitas pertukaran yang tinggi, baik terhadap kation maupun terhadap anion. Pada umumnya bahan organik memperbaiki kemampuan tanah menyimpan air, meningkatkan infiltrasi air, dan memperbaiki drainase. Bahan organik menyebabkan struktur tanah menjadi lebih sesuai untuk pergerakan akar tanaman untuk mencari nutrisi dan Perbaikan sifat kimia tanah oleh kompos bahan organik adalah perbaikan kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan meningkatnya ketersediaan hara dalam tanah (Suntoro, 2003; Sutanto, 2004; Murbandono, 2000). Pemberian bahan organik dari kotoran hewan dapat meningkatkan kadar C-organik tanah, N-total, PzOs dan K2O dalam tanah yang lebih mudah tersedia bagitanaman (Erfandi et a\.,2004). Menurut Suriadikarta dan Simanungkalit (2006), untuk memperoleh produktivitas yang optimal dibutuhkan kandungan C-organik tanah > 2,5o/o. Pada penelitian ini, kadar C-organik tanah yang digunakan sebagai media tumbuh hanya 1,19o/o (Tabel 1), maka dapat dikatak'an bahwa pemberian bahan organik aneka kompos pupuk kandang berperan memperbaiki status C-organik tanah sehingga
..,
air.
21
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011
menunjang pertumbuhan dan produksitomat. Selain itu pemberian bahan organik yang dikombinasikan dengan pupuk NPK majemuk meningkatkan kadar P tersedia dalam tanah (Purnomo et a1.,2003). Selanjutnya pemberian pupuk kandang (sapi atau ayam) meningkatkan ketersediaan P dalam larutan tanah, meningkatkan pH tanah, dan menurunkan kelarutan Al(Tang et a1.,2007;Whalen et a1.,2007). Jumlah buah dan produksi buah tomat meningkat dengan diterapkannya kombinasi kornpos dengan pupuk anorganik. Unsur hara merupakan faktor yang mempengaruhi banyaknya jumlah buah dan produksi buah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam pembentukan buah, tanaman memerlukan unsur hara dalam jumlah besar antara lain fosfor dan kalium. Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan unsur K tanah percobaan sudah sangat tinggi dan unsur P sedang. Selain itu apabila pupuk N, p dan dan bahan organik diaplikasikan secara bersama akan meningkatkan ketersediaan P bagi tanaman dalam larutan tanah pada tanah masam dibandingkan jika P diberikan secara tersendiri (Guppy at a1.,2005; Goyne et al., 2008). Menurut Munawar (2011) dan Winarso (2005) unsur fosfor berguna untuk merangsang pembentukan bunga, buah dan biji, mempertinggi bobot bahan kering, bobot biii, serta mempercepat pembentukan dan pematangan buah tomat. Sedangkan unsur hara Kalium mencegah terjadinya kerontokan bunga tanaman, meningkatkan kualitas buah meniadi lebih baik. Kalium berperan dalam pembentukan karbohidrat, peningkatan asimilasi C02, dan peningkatan translokasihasil fotosintat keluar daun. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya seperti Mayadewi (2007) dan lrwan ef a/. (2005) yang mana pada umumnya pupuk kandang ayam mengandung unsur hara yang lebih tinggi daripada pupuk kandang sapi atau domba. Dalam percobaan ini, kandungan unsur hara dari ke empat jenis kompos pupuk kandang relatif sama (Tabel 2). Hal ini diduga karena kompos yang diaplikasikan di lapangan adalah kompos yang sudah matang yang dicirikan dengan rasio C/N < 10 (Tabel 2). Menurut Munawar (2011) kandungan unsur hara kompos pupuk kandang tergantung dari jenis hewan,'pakan yang dikonsumsi, jenis dan bahan yang digunakan sebagai
K
ji:',
l,ll
l.i, t; li
lli
[ti.] iir
I lli,,. 11r
llt
ii
llr ll,,'
t,
i:i l,i
iii
iri ii,, ll
I
alas.
Produksi tomat tertinggi diperoleh pada perlakuan kompos sapi 1O t ha-1 + Yz rekomendasi (500 kg NPK ha{) atau kompos ayam 10 t ha-1 + % rekomendasi.(S00 kg NpK na{} (Tabel 5}. Fakta inididukung oleh data bobot berangkasan (Tabel3) dan jumlah buah (Tabel 4). Fakta ini bemrti bahwa pqnambahan bahan organik berupa kompos ayam atau kompos sapi diduga lebih baik memperbaiki kualitas fisik tanah sehingga menghasilkan produksitomat lebih tinggi daripada perlakuan kompos domba atau kompos kuda. Dalam penelitian inidosis bahan organik kompos yang diterapkan adalah 10 t ha-1, suatu jumtah bahan organik dosis sedang, kemudian dikombinasikan dengan pupuk NPK majemuk % dosis rekomendasi ((500 kg NPK har), berarti bahwa pupuk anorganik cukup digunakan setengah dari dosis rekomendasinya. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Pangaribuan, Yafizham dan Puiisiswanto 1 (2009) yang menggunakan dosis tinggi bokashi kompos aneka temak 20 ha dikombinasikan dengan setengah dosis campuran pupuk tunggal Urea, SP 36 dan KCl. Selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, produksi tomat pada perlakuan campuran pukan kuda plus pukan domba (P3), atau pukan sapi plus pukan ayam (P6) iuga tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan kombinasi kompos dan
t
22
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011
pupuk NPK lainnya. Hal ini berarti bahwa hakekatnya pupuk kandang masih dapat menyuplai cukup unsur hara kepada tanaman walaupun dalam jumlah sedikit. Hasil perhitungan Relatif Efisiensi Agronomis dapat dilihat dalam Tabel S. Nilai Relatif Efisiensi Agronomis tertinggi berturut-turut diperoleh pada perlakuan kompos ayam + % NPK rekomendasi (1a0%) dan kompos sapi + % NPK rekomendasi (13S%). Hal ini menunjang fakta sebelumnya bahwa kompos ayam atau kompos sapi juga menghasilkan bobot berangkasan dan produksi tomat tertinggi. Tabel 4 menunjukkan bahwa produksi tomat pada perlakuan kompos domba + Yz anorganik atau kompos domba + kompos kuda dibandingkan dengan perlakuan pupuk NPK rekomendasitidak berbeda nyata atau efisiensi agronomisnya relatif lebih rendah. Kenyataan ini dapat dijelaskan dari fakta bahwa kandungan C organik, N total, dan K total kompos domba adalah paling kecil dibandingkan dengan jenis kompos ternak lainnya (Tabel 2). Dari penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa penggunaan pupuk kompos ayam atau sapiakan mengurangi pemakaian pupuk anorganik sampai setengah dosis tanpa menurunkan produksi buah tomat. Hal ini berarti menghemat pemakaian pupuk anorganik dan sekaligus mdmanfaatkan sumberdaya lokal kotoran temak.
1.
KESIMPULAN Aplikasi kompos kotoran ternak memperbaiki pertumbuhan tanaman tomat dan
meningkatkan produksi tomat dan menghemat penggunaan pupuk anorganik. 2. Aplikasi kombinasi kompos organik kotoran ternak ayam 10 t ha-1 atau kompos sapi '.10 t ha-l dengan 500 kg NPK ha-1 menghasilkan produksi buah tomat tertinggi. 3. Kombinasi kompos ayam 10 t ha-l dengan 500 kg NPK ha-latau'kompos sapi 10 t ha-1 dengan 500 kg NPK ha-r relatif lebih efisien secara,.agronomis dibandingkan ,'rP€rlakuan kompos ternak lainnya. I ll
/z
0 n ta
fi )a
ln an
ila ini 1to
ta'-l
cl. ran. P6) dan
UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih atas staf kebun percobaan BPTP Lampung dalam persiapan kompos, staf Polinela atas pinjaman lahan penelitian dan Fitri serta Mey atas kerjasama yang baik di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA Agromedia, R. 2007. Panduan lengkap budidaya tomat. Jakarta. Agromedia pustaka. Erfandi, D., U. Kurnia dan lshak Juarsah. 2003. Pemanfaatan bahan organik dalam perbaikan sifat fisik dan kimia tanah ultisols. Prosiding Simposium Nasional Pendayagunaan Tanah Masam. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian. Bandar Lampung, 29-30 September 2003. Hal77-86. Inlran, A. W., A. Wahyudin, R.Susilawati, dan T. Nurmala. 2005. lnteraksijarak tanam dan ienis pupuk kandang terhadap komponen hasil dan kadar tepung sorghum (Sorghum bicolor [Linn.] Moench) pada lnceptisol di Jatinangor MH 2004. Jurnal Kultivasi 4 (2):128-136. Guppy, c.N., N.w. Menzies., F.P.c. Blamey dan p.w. Moody. 200s. Do decomposing organic matter residues reduce phosphorus sorption in highly weathered soils?. Soil Science Society of America Journal 6g:1405-1411.
23
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 201'1
Goyne, K.W., H.J. Jun., S.H, Anderson, dan RP. Motavalli. 2008. Phosphorus and nitrogen sorption to soil in the presence of poultry litter-derived disssolved organic matter. Journal Environmental Quali$ 37:154-163' Kardinan, A. 2005. Pestisida nabati. Jakarta. Penebar Swadaya. 88 hal. Kandil, H., and N. Gad. 2010. Response of tomato plants to sulphur and organic fertilizer. I ntemationa I J ournal of Academ ic Researc h 2 (3\:20 4-21 0 . Mayadewi, N. N. A. 2007. Pengaruh jenis pupuk kandang dan jarak tanarn terhadap perttrmbuhan gulma dan hasiljagung manis. Agritrop 26 (4):153-159. Munawar, A.2011. Kesuburan tanah dan nutrisitanaman. Bogor: IPB Press. 240hal. Murbandono, L. 2000. Membuat kompos. Jakarta: Penebar Swadaya. 45 hal. Pangaribuan, D. H., Yafizham, dan H. Pujisiswanto. 2009. Aplikasi bahan organik, pupuk organik dan biomulsa pada tanaman tomat. Laporan hibah strategis nasional Tahun l. Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung.
i
],. l.: l,,r
i' l,'
Pumomo, J., Maryam dan l. G. Wigena. 2003. Pengaruh pemberian pupuk P dan bahan organik terhadap serapan dan kadar seng pada oxic dystrudepts dari Jambi. Prosiding Simposium Nasional Pendayagunaan Tanah Masam. Bandar Lampung 29-30 September 2003. Hal l'14. Rosmarkam, A., dan N. W. Yuwono. 2007.llmu kesuburan tanah. Yogyakarta" Penerbit Kanisius. 224 hal. Simamora, S., dan Salundik. 2006. Meningkatkan kualitas kompos. Jakarta. AgroMedia Pustaka. 64 hal.
i;,1
i''i
ll l1
f;',
|' ll'. 1,, i,,,
il,. i,.i ir
:,
ll
l.
Susanti. 2008. Pengaruh beberapa macam bokashi tefiadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat {Lycopersicon esculentumi Mill.) di polybag. Jurnal Agronomi 12 (1):17 -20. Suntoro. 2003. Peranan bahan organik terhadap kesuburan tanah dan upaya pengelolaannya. Orasi ilmiah guru besar ilmu kesuburan tanah UNS Solo. Solo: Sebelas Maret University Press. 36 hal. Sutanto, R. 2004. Pertanian organik. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. 218 hal. Suriadikarta, D.A. dan R.A.M. Simanungkalit. 2006. Pendahuluan. Dalam Simanungkalit dkk. (ed.). Pupuk organik dan pupuk hayati. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Hal 1-10. Tang, Y., H. Zhang., J.L. Schroder., M.E. Payton dan D. Zhotr. 2A07. Animal rnanure reduces aluminium toxicity in an acid soil. Soil Science Society of America Joumal 71:1699-1707. Whalen. J.K., C. Chang., G.W.Claytrin, dan J.P. Carefoot. 2000. Cattle manure amendments can increase the pH of acid soils. Soil Science Society of America Journal 64:962-966 Widowati, L. R. 2009. Peranan pupuk organik terhadap efisiensi pemupukan dan tingkat kebutuhannya untuk tanaman sayuran pada tanah lnceptisols Ciherang Bogor. Jumal Tanah Tropika 14 {31l,221'228. Winarso, S. 2005. Kesuburan tanah: dasar kesehatan dan kualitas tanah. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media. 269 hal.
Soverda, N., Rinaldy,. dan
24