Proses Perancangan Sepatu pada Industri Sepatu Rumahan di Cibaduyut Oleh: Fajar Sadika Program Studi Desain Produk STISI Telkom E-mail:
[email protected]
Abstract Home industry in Cibaduyut is one kind of industries that evolves in regional industrial central in Cibaduyut.20 years ago, home industry of shoe was industry that designed, made, marketted the shoe independently, yet by following the condition of creative industry that grows, now home industry of shoe begins changin. Currently home industry of shoe in Cibaduyut is industry that specialization for making shoe based on order, or industry that uses the system of production ‘make to order’ to his industrial activities. But present day production activity of home indsutry of shoe in Cibaduyut gets decrease, it is coused by declining the order of consummer/buyer. One of the main cause is the shoe that produced by industry the design does not satisfy the customer/buyer. The shoe that produced by home industry does not match with the scatch draw/image design given by buyer, this thing happens because there is any obstacle in communication between buyer and industry. The obstacle is design process btween them that doesn’t get the same perseption about the style/design of shoe that made. This research is purpossed to know what that makes different perception between craftsmen and buyer. It refers to process basic of shoe design and theory about perseption communication, hoped that result from the analysis could be conclusion in depeloping of shoe design process . Key words: Cibaduyut, Design Process
1.
LATAR BELAKANG
Sentra alas kaki Cibaduyut adalah tempat yang menaungi berbagai macam aktifitas usaha yang berkaitan dengan produk alas kaki, seperti tempat produksi, tempat penyedia bahan baku, peralatan pembuatan sepatu, tempat penjualan, unit pelayaan teknis dan penyedia tenaga terampil. Salah satu aktifitas usaha di Sentra alas kaki Cibaduyut adalah industri sepatu rumahan yang mampu
memproduksi sepatu baik bagi pria, wanita dan anak-anak dengan spesifikasi produk sepatu yang beragam. Pada proses penciptaan produk, industri sepatu rumahan memiliki sistem produksi dengan kualitas produksi dan hasil produksi yang beragam. 20 tahun sebelumnya industri sepatu rumahan merancang, memproduksi dan menjual sepatu buatan mereka secara mandiri, dengan struktur organisasi
80 | F a j a r S a d i k a : P r o s e s P e r a n c a n g a n S e p a t u p a d a I n d u s t r i S e p a t u Rumahan di Cibaduyut
dipimpin oleh kepala keluarga dan anggota keluarga sebagai divisidivisi struktur organisasi di bawahnya. Secara turun-temurun model sepatu dan teknik pembuatan diberikan kepada anggota keluarga, kerabat atau komunitas sehingga menciptakan tradisi proses penciptaan sepatu sendiri. Seiring dengan perkembangan kondisi industri kreatif di Bandung, beberapa industri sepatu rumahan kini berubah menjadi industri yang khusus bergerak pada sistem produksi sepatu make to order, memproduksi sepatu sesuai permintaan dan rancangan dari pemesan. Dalam sistem produksi ini terdapat dua jenis pemesan yaitu; pemesan pribadi yang membuat sepatu satuan untuk dipakai langsung oleh pemesan, dan pemesan penjual yang membuat sepatu dalam kuantitas tertentu untuk kemudian dipasarkan. Sistem produksi ini menerapkan alur produksi dimana pemesan memberikan sebuah rancangan kepada industri sepatu rumahan untuk kemudian disepakati bersama-sama mengenai bentuk sepatu yang akan dibuat, spesifikasi bahan, harga dan waktu pembuatan. Namun berdasarkan surat kabar online Metronews (Rabu, 16 Januari 2013, 11:08 WIB) diketahui bahwa sentra industri alas kaki Cibaduyut saat ini mengalami penurunan pesanan sepatu. Hal ini diyakini karena kurangnya pengembangan SDM, sistem manajemen industri kecil menengah serta, infrastrukstur kawasan sentra.
Berdasarkan observasi di lapangan penurunan pesanan sepatu tersebut salah satunya terjadi akibat berkurangnya minat pemesan (konsumen) unruk membuat sepatu di industri. Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada 5 pemesan diketahui bahwa terdapat ketidak-puasan pemesan pada bentuk sepatu hasil produksi industri, bentuk sepatu yang dibuat tidak sesuai dengan gambar rancangan. Proses perancangan adalah sebuah proses/aktifitas yang dilakukan oleh para desainer dari hasil studi, kemudian dituangkan dalam bentuk inovasi/ide-ide desain dan dilanjutkan pada penjabaran ataupun penyelarasan yang berhubungan dengan interaksi antar kegiatan terkait (Prasetyowibowo, 2000). Selaras dengan pernyataan tersebut, maka sebuah rancangan sepatu sebaiknya menjabarkan segala informasi yang dapat dipahami oleh setiap lini, mulai dari pemesan (desainer) hingga produksi (industri sepatu rumahan). Proses transfer informasi dari pemesan kepada industri mengalami hambatan, terdapat jarak yang membedakan persepsi diantara mereka, jarak tersebut adalah proses komunikasi yang terganggu diantara kedua pihak. Menurut Suprapto (2006) proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahaminya informasi oleh penerima (komunikan) dan berlangsung secara berlanjut, serta esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna
81 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
diantara orang yang terlibat dalam proses komunikasi. Melihat industri sepatu rumahan sebagai salah satu bagian dari industri kreatif di Bandung dan memiliki peran pada industri kreatif di Indonesia, maka diperlukan pengetahuan mengenai permasalahan yang sebenarnya terjadi. Menyangkut pada permasalahan proses perancangan maka dibutuhkan pengetahuan mengenai proses perancangan di antara pemesan dan industri pada aktifitas sistem produksi made to order yang tengah berlangsung. Hal tersebut ditujukan agar diketahui hambatan-hambatan dan dampak negatif yang dihasilkan dari proses perancangan yang sedang berlangsung. 2. METODOLOGI PENELITIAN Untuk menghimpun data mengenai kendala pada proses perancangan dan proses produksi yang terjadi maka akan digunakan strategi kualitatif dengan pendekatan studi kasus di lingkungan aktifitas usaha industri sepatu rumahan. Dengan metode ini, objek akan diteliti secara berkala untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sehingga didapatkan datadata mengenai kendala-kendala yang terjadi pada teknik, ragam masalah yang harus dibenahi, serta solusi ideal bagi kondisi yang tengah berlangsung. A. Objek Penelitian Pengamatan dibatasi pada industri sepatu rumahan yang memiliki minimal 3 pengrajin tidak termasuk pemilik, memiliki minimal 2 pelanggan
tetap, dan memiliki kapasitas produksi minimal 100 pasang sepatu/bulannya. Lokasi penelitian bertempat di Kelurahan Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. B. Teknik Perolehan Data 1. Wawancara Akan dilakukan tiga jenis wawancara dalam mendapatkan sumber data dan referensi, yaitu: Wawancara terstruktur akan dilakukan terhadap beberapa narasumber dan objek penelitian pada waktu yang telah ditentukan. Wawancara tidak terstruktur akan dilaksanakan ketika melakukan observasi di lapangan pada waktu yang tidak tentu. Directed story telling. Peneliti memberikan pertanyaan ketika pelaku usaha di industri sepatu rumahan beraktivitas. Tujuannya adalah agar pelaku usaha menjelaskan kegiatannya saat melakukan kegiatan usahanya, sehingga peneliti akan mengetahui kegiatan penting yang dilakukan. 2. Observasi Observasi yang akan dilakukan adalah observasi participatory, dimana peneliti turut terjun dalam aktivitas usaha di industri sepatu rumahan Cibaduyut. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pembuktian-pembuktian yang berguna sebagai data. 3. Studi Literatur Sumber referensi diperoleh dengan mengetahui penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh orang lain. Materi literatur yang akan digunakan adalah buku, jurnal, tesis, serta situs lembaga
82 | F a j a r S a d i k a : P r o s e s P e r a n c a n g a n S e p a t u p a d a I n d u s t r i S e p a t u Rumahan di Cibaduyut
akademisi, yayasan (foundation), pemerintah dan situs komersil. C. Teknik Analisis Data Analisa diolah melalui metode morphological forced connection untuk mendapatkan variabelvariabel baik dari kaji literatur maupun data lapangan yang akan dijadikan parameter dalam mengetahui kendala apa yang terjadi, dan strategi yang harus Shape / Materi Cylinder al
Cap
Ink Source
Faceted
Metal
Attache No d Cap Cartridge
Square
Glass
No Cap
Permane nt
Beaded
Wood
Retracts
Paper Cartridge
Sculpture Paper d
Cartridge Cleanin made of g Cap ink
diambil dalam membenahi masalah yang terjadi. Paramater yang dijadikan sebagai variabel tersebut ditampilkan dalam sebuah bagan yang menyajikan kombinasi-kombinasi yang ideal dalam proses perancangan sepatu pada sistem produksi make to order. 3. PEMBAHASAN III.1 Sistem Produksi Make To Order Pada Industri Sepatu Rumahan Cibaduyut Sebelumnya industri sepatu rumahan di Cibaduyut adalah industri yang merancang, memproduksi dan menjual sepatunya di toko-toko sepanjang Jalan Cibaduyut. Namun seiring dengan perkembangannya, industri sepatu rumahan di Cibaduyut
kemudian mulai menerima pesanan sepatu dengan rancangan sesuai dari pemesan atau make to order. Kuantitas produsi sepatu tersebut sangat beragam, dari yang hanya satuan hingga ratusan pasang. Peran industri sebagai pihak yang merancang, memproduksi dan memasarkan sepatu kemudian bergeser menjadi pihak yang hanya menerima jasa produksi sepatu saja. Dengan berbekal pengetahuan yang diturunkan dari generasi sebelumnya, industri sepatu rumahan memiliki informasi-informasi mengenai ragam model sepatu, proses produksi serta teknik produksi. Cakupan kegiatan usaha di Sentra Alas Kaki Cibaduyut meliputi : Industri sepatu Industri produk kulit Show room/Toko Toko bahan baku Industri Shoe last Industri peralatan dan mesin pembuat sepatu Industri kemasan Industri sol karet Industri sepatu di Sentra Alas Kaki Cibaduyut memiliki beberapa spesifikasi industri berdasarkan sistem produksinya, yaitu; Pertama, Industri Sepatu Kecil Menengah dengan sistem produksi make to stock dengan kapasitas produksi 250-500 pasang sepatu/minggu. Kedua, Industri sepatu rumahan dengan sistem produksi make to order dengan kapasitas produksi 60-120 pasang sepatu/minggu. Observasi di lapangan memberi data bahwa hingga 2012 terdapat sekitar 20 industri sepatu rumahan Cibaduyut di sekitar daerah Mekarwangi. Observasi difokuskan pada 3 industri sepatu rumahan yang tersebar di Kelurahan Cibaduyut dan
83 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
Kelurahan Mekarwangi. Memiliki kapasitas produksi 60-120 pasang sepatu/industri setiap minggu dengan range harga produksi industri sepatu rumahan berkisar antara 25.000750.000,- tergantung kepada model sepatu, tingkat kerumitan dan bahan yang digunakan. Harga sepatu dan model sepatu yang dapat dibuat oleh industri sepatu rumahan di Cibaduyut tergantung pada material yang dimiliki oleh industri sepatu rumahan dan juga yang dimiliki oleh toko-toko bahan sepatu di lingkungan sentra industri sepatu. Jika mengikuti komponenkomponen pada sepatu maka material yang digunakan pada industri sepatu rumahan di Cibaduyut adalah sebagai berikut: Upper: Bahan yang digunakan beragam tergantung dari keinginan konsumen. Namun pada umumnya bahan yang digunakan adalah, kulit, kulit sintetis, kain (kanvas, jeans, katun, dsb) dan mika. Insole : Bahan yang digunakan beragam tergantung dari rancangan dan model sepatu dari konsumen. Ragam bahan yang umumnya digunakan adalah kain keras dan spon. Outsole: Bahan yang sering digunakan adalah sol kulit, sol karet mentah, sol karet jadi, sol jadi (pvc, tpc, dsb), sol potong (rhinoflex, javarhino, dsb), dan spon 10mm. Benang: Benang yang digunakan beragam pada jenis ukuran dan warna. Untuk benang upper digunakan ukuran 15 ke bawah, untuk insole dan outsle digunakan ukuran 20 ke atas.
Pelapis: Pelapis ini dimaksudkan untuk melapisi bagian dalam upper, berfungsi untuk menyerap keringat dan memberikan kenyamanan saat memakai sepatu. Bahan yang umum digunakan adalah kulit, kulit sintetis, kain, busa ati/busa bh dan spon 1-2mm. Eyelets: Jenis eyelets sangat beragam baik bentuk, ukuran dan warna. Namun toko bahan sepatu Cibaduyut umumnya menyediakan bentuk bulat biasa dengan warna perak atau tembaga dengan ukuran 5mm-7mm. Untuk eyelets yang tidak umum konsumen biasanya membawa langsung kepada industri. Tali: Terdapat 3 jenis tali sepatu berdasarkan harga yaitu berbahan kulit, kain dan kain lapis lilin.
Dengan material yang tersedia di kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut dihasilkan model umum sepatu dengan harga-harga tertentu. Secara umum pembagian model sepatu dan harga produksi dapat dilihat pada tabel III.1.
84 | F a j a r S a d i k a : P r o s e s P e r a n c a n g a n S e p a t u p a d a I n d u s t r i S e p a t u Rumahan di Cibaduyut
Gambar III.1. Model sepatu hasil industri sepatu rumahan (dok. Katalog 2011-2012 Garsel Shoes)
Model Sepatu Flat Shoes/Ballet Heels/Pump Shoes Platform/Wedges Boots Derby/chukka Boat Shoes/moccasin Sneakers
Harga 25.000 75.000 25.000 250.000 45.000 200.000 75.000 750.000 65.000 250.000 35.000 95.000 45.0 200.0 00
Tabel III.1 Daftar harga model sepatu
III.2 Proses Perancangan dan Karakter Pemesan Industri sepatu rumahan melakukan sistem produksi make to order untuk mengikuti perkembangan kondisi dimana banyaknya pemesan yang memerlukan jasa pembuatan sepatu. Dengan sistem make to order pada satu bulan industri dapat membuat sepatu dengan 6 model yang berbeda dalam kuantitas tertentu. Sistem produksi make to order pada industri sepatu rumahan di Cibaduyut digambarkan oleh Bagan 3.1 di bawah. Dengan kondisi sistem produksi make to order ini, industri menerima dua jenis pemesan yaitu pemesan pemakai dan pemesan penjual. Pemesan pemakai Pemesan pemakai ini adalah pemesan yang memesan sepatu dengan jumlah antara 1-5 pasang sepatu/model-nya, biasanya pemesan jenis ini memesan sepatu untuk dipakai sendiri. Pemesan pemakai memilih industri sepatu rumahan dalam membuat sepatu rancangannya dengan tujuan untuk mendapatkan sepatu dengan kualitas bentuk yang baik dengan harga yang murah. Harga yang murah adalah harga yang jauh di bawah rata-rata harga sepatu dengan merek terkenal, contoh; Dr Marteen, Underground, Timberland, Christian Louboutin, Allen Edmonds, Nike, Vans, dsb. Pada umumnya pemesan pemakai tidak memiliki pengetahuan mengenai teknik produksi sepatu, dan bahan sepatu yang terdapat di sentra industri sepatu Cibaduyut. Sistem produksi make to order yang dilakukan antara Industri dan pemesan ini dimulai dengan rancangan sepatu berupa foto yang di dapat dari internet, majalah atau katalog sepatu dan kemudian dicetak atau diduplikasi (photo copy) di atas kertas HVS. Setelah terjadi
85 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
kesepakatan mengenai bentuk detail sepatu, material, waktu pengerjaan, harga sepatu, maka industri akan memulai proses produksi tersebut (Bagan III.2)
Pemesan/ konsumen
Industri
sepatu rumahan adalah untuk membuat sepatu dengan kualitas bentuk sepatu yang baik dengan harga terjangkau. Harga yang terjangkau adalah harga yang sesuai dengan target pasar, dan rencana strategi ekonomi dari merek sepatu yang dimiliki oleh pemesan penjual.
Produksi
Gambar Rancangan
Bagan III.2. Alur produksi pada pemesan pemakai
A. Pemesan penjual
Kesepaktan (detail bentuk, material, waktu dan harga
Produksi
Bagan III.1. Alur produksi pada sistem produksi maketo order industri sepatu rumahan di Cibaduyut
Pemesan penjual adalah pemesan sepatu yang membuat sepatu dalam kuantitas yang lebih banyak, yaitu antara 5-50 pasang sepatu/model. Pemesan penjual ini adalah para pemesan yang membuat sepatu untuk kemudian dijual di pasaran, dan tidak jarang pemesan penjual ini memiliki merek sepatu dengan rancangan sepatu yang khas. Hampir setiap pemesan penjual memiliki pengetahuan tentang teknik produksi sepatu yang dilakukan oleh industri sepatu rumahan, dan juga memiliki pengetahuan tentang material yang tersedia di Sentra Industri Sepatu Cibaduyut. Tujuan pemesan penjual memproduksi sepatu rancangan mereka di industri 86 | F a j a r S a d i k a : P r o s e s P e r a n c a n g a n S e p a t u p a d a I n d u s t r i S e p a t u Rumahan di Cibaduyut
Bagan III.3. Alur produksi pada pemesan penjual
Untuk pemesan penjual, setelah kesepakatan mengenai bentuk, material, jumlah, harga dan waktu pembuatan maka dilakukan proses sampling atau pembuatan prototype. Proses sampling dilakukan melalui briefing dari pemilik industri kepada pegawainya yaitu bagian under dan bagian upper. Briefing dilakukan untuk menentukan shoe last yang akan dipakai dan pembuatan pola upper. Setelah prototype berhasil menuju bentuk sepatu sesuai dengan rancangan maka dilakukan proses produksi (Bagan III.3). Gambar rancangan yang diberikan oleh pemesan penjual pada umumnya berbentuk foto dengan keterangan ukuran sepatu dan jumlah/ukurannya, material yang digunakan, serta tanggal masuk dan tanggal selesai pengerjaan. Namun terdapat juga pemesan penjual yang memberikan gambar rancangan berbentuk gambar tampak (ortogonal).
Gambar III.4. Gambar rancangan dari pemesan penjual (dok. Pribadi 10 November III.3 Proses Perancangan dan2012) Produksi Peran industri pada proses perancangan adalah membuat pola dasar sepatu dari rancangan sepatu. Untuk kepentingan tersebut maka dilakukan proses briefing, atau proses komunikasi antara pemilik industri dengan pegawai bagian upper dan under. Dengan teknik copy of last proses pembuatan pola ini dilakukan melalui:
87 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
Pemilihan Shoe Last. Dilakukan oleh pemilik industri kepada bagian under untuk memilih bentuk shoe last yang sesuai dengan model sepatu pada gambar rancangan. Selain itu dilakukan juga pembahasan mengenai outsole yang digunakan serta teknik pembuatannya.
Gambar III.5. Gambar Rancangan dan Pemilihan Shoe Last (dok. Pribadi 10 November 2012)
Gambar III.6. Pembuatan Pola di atas Shoe Last (Dok. Pribadi 10 November 2012)
Pembuatan pola dilakukan dengan mencontoh gambar bentuk sepatu dari gambar rancangan di atas shoe last yang telah dilapisi oleh masking tape. Tahap ini dilakukan oleh pegawai bagian upper yang biasanya memiliki keterampilan menggambar pola. Setelah gambar sepatu didapatkan lalu kemudian gambar tersebut dipindahkan untuk dijiplak di atas kertas pola. Setelah pola dasar sepatu dihasilkan maka selanjutnya dilakukan pembuatan upper dan unit sol untuk kemudian akhirnya semuanya dirakit pada proses penarikan. A. Proses Produksi 1. Pembuatan Upper
Pembuatan Pola
Gambar III.7. Proses Pembuatan Upper (Dok.Pribadi. 20 November 2012) 88 | F a j a r S a d i k a : P r o s e s P e r a n c a n g a n S e p a t u p a d a I n d u s t r i S e p a t u Rumahan di Cibaduyut
Proses ini diawali dengan menjiplak pola dasar di atas bahan yang akan digunakan untuk membuat upper. Setelah pola terbentuk maka dilanjutkan dengan proses pengguntingan pola, dan setelah bagian-bagian upper telah terbuat maka dilanjutkan dengan proses penjahitan. 2. Proses Penarikan Penarikan dilakukan untuk membentuk sepatu sesuai dengan rancangan, muka yang telah jadi kemudian dimasukan ke dalam shoe last. Bagian penarikan terdiri dari 2 orang dengan tugas kerja yaitu sebagai penarik upper dan penjahit sol. Langkah awal dari proses ini adalah mematenkan secara sementara bagian insole pada bagian bawah shoe last menggunakan paku dan palu. Setelah itu insole bagian paling luar dilapisi lem untuk kemudian menjadi bagian yang disatukan dengan bagian dalam pada tiap tepi upper. Penarikan dilakukan pada shoe last yang sama saat pembuatan muka, dengan peralatan sederhana (palu, paku dan tang). Setelah insolter pasang dilanjutkan pada proses pengeleman seluruh bagian bawah insole untuk kemudian disatukan dengan unit sol. Penyatuan tersebut dilakukan setelah lem pada bagian bawah insole dan bagian atas unit solkering. Kemudian pada akhir proses ini dilakukan penjahitan unit sol.
Gambar III.8. Proses penarikan unit sol (Dok.Pribadi. 20 November 2012)
3. Proses Akhir (Finishing) Pada proses akhir, sepatu yang telah terbentuk kemudian dilepaskan dari shoe last dan bagian dalam sepatu kemudian diberi sock.
Gambar III.9. Proses Akhir (Dok.Pribadi. 20 November 2012)
89 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
B. Peralatan dan Digunakan
Bahan
yang
Gambar III.10. Peralatan dan Bahan Pembuatan dan Penjahitan Upper (Dok.pribadi. 20 November 2012)
1. Pembuatan dan Penjahitan Upper Peralatan yang digunakan adalah mesin jahit, gunting, pena putih dsb. Bahan yang digunakan sesuai dengan bahan pada rancangan (kulit, kulit sintetis, kanvas, dsb) 2. Pembuatan dan Penarikan Unit Sol Alat yang digunakan adalah alat yang sederhana seperti pisau sol, tang (gegep), palu, jarum goni, gunting, sikat dan paku racek (1.5cm). Lem yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan pada material unit sol, karena setiap material memiliki perlakuan proses pengeleman yang khusus. 90 | F a j a r S a d i k a : P r o s e s P e r a n c a n g a n S e p a t u p a d a I n d u s t r i S e p a t u Rumahan di Cibaduyut
C. Kosa-kata yang digunakan industri. 1. Upper = Muka 2. Vamp = badan 3. Toe cap = hidung 4. Quarter = kuping 5. Tounge = lidah 6. Topline = palipit 7. Eyelets = mata itik 8. Stiftener = ujung keras 9. Insole = insol 10. Shank = tamsin 11. Outsole = sol 12. Heels = hil 13. Wedges = wejes 14. Welt = pleteran 15. Sock = taplak 16. Laces = tali 17. Shoe last = sulas III.4 Kualitas Produk Berbekal pengetahuan industri tentang model, bahan dan ergonomi pada sepatu, mereka menerima untuk membuat sepatu dengan model apapun. Dengan tujuan kualitas, industri akan berusaha untuk membuat bentuk sepatu yang mirip dengan bentuk sepatu pada rancangan. Konsumen sebagai pemesan memilki persepsi kualitas sendiri terhadap hasil produksi industri, produk yang berkualitas berarti produk yang bentuknya sesuai dengan rancangan serta dapat diproduksi dengan harga murah. A. Kualitas Menurut Persepsi Industri Bentuk sepatu sama dengan gambar rancangan Berbekal pengetahuan industri tentang model-model sepatu, membuat sepatu yang dirasakan sama dengan gambar rancangan. Tingkat kerumitan yang sesuai dengan penawaran harga
Tingkat kerumitan ini dilihat dari banyaknya bagian muka, ragam komponen penghias pada muka, bahan-bahan yang susah didapat, waktu produksi dan material sol yang harus dibuat sendiri. B. Kualitas Menurut Persepsi Konsumen Bentuk Sepatu yang Sama dengan Gambar Rancangan Dengan bentuk gambar rancangan apapun diharapkan hasil produksi paling dapat menyerupai gambar pada rancangan. Harga yang Murah Harga produksi yang murah adalah harga produksi yang memilki daya saing dengan jenis sepatu sama di pasaran serta sesuai dengan rencana pada sistem pemasaran yang direncanakan. Material yang Kuat Sepatu yang berkualitas adalah sepatu yang memilki daya tahan pemakaian yang lama, seperti jahitan muka dan sol yang kuat. DAFTAR PUSTAKA Buchori Zainuddin, Imam. 2010. Wacana Desain (Karya dan Pemikiran Imam Buchori Zainuddin). Bandung : Penerbit ITB Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa Cross, Nigel. 1984. Development in Design Methodology. John Wiley & Sons
91 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
Ife, Jim & Tesoriero, Frank. 2008. Community Development(Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi). Yogyakarta : Pustaka Pelajar
http://Timberland.com http://store.nike.com http://.allenedmonds.com http://shoesofprey.com/3d
Lawson, Bryan. 2007. Bagaimana Cara Berpikir Desainer (How Designers Think). Yogyakarta : Jalasutra Mayal, William Henry.1979. Principles In Design. London : Design Council Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Prasetyowibowo, Bagas. 1998. Desain Produk Industri. Bandung : Yayasan Delapan-Puluh. Purba, Humiras hardi. 2009. Inovasi Nilai Pelanggan dalam Perencanaan & Pengembangan Produk. Yogyakarta : Graha Ilmu Ritchey, 2011. General Morphological Analysis, a general method for nonquantified modelling. www.swemorph.com/book Sachari, Agus. 2005. Budaya Rupa, Pengantar Metodologi Penelitian (Desain, Arsitektur, Seni Rupa dan Kriya). Jakarta : Penerbit Erlangga Schaffer & Saunders. Design practice and processes for creating hats, bags, shoes and more. 2012 Ulrich, T Karl. 1995. Product Design and Development. Singapore : Mcgraw-Hill, Inc Jurnalonline www.swemorph.com http://www.runningcompanyshoes.co m 92 | F a j a r S a d i k a : P r o s e s P e r a n c a n g a n S e p a t u p a d a I n d u s t r i S e p a t u Rumahan di Cibaduyut