Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Menemukan Jumlah Jaring-Jaring Bangun Ruang Kubus Erna Yuliawati Erna Yuliawati/148620600013/VI/B1 S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
[email protected] Abstrak Jaring-jaring kubus adalah kumpulan dari bangun datar yang jika dijadikan satu atau dilipat-lipat menurut garis yang berdekatan akan membentuk bangun ruang kubus. Kubus memiliki sebelas bentuk jaringjaring. Namun, kenyataannya dalam materi menentukan jumlah jaringjaring terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menemukan jumlah jaring-jaringnya. Tujuan peneliti adalah untuk menganalisis kesulitan dan mengetahui faktor-faktor dalam kesalahan menemukan jumlah jaring-jaring kubus. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang dipakai adalah deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SD Negeri Suko yang terdiri dari 5 siswa, dengan melihat hasil dari tes tulis yang telah diperiksa oleh guru dengan jawaban yang berbeda. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa (1) kurang telitinya siswa dalam melihat jaringjaring kubus, (2) siswa salah dalam menentukan letak jaring-jaring kubus. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhinya yaitu kurang berpikir kritis siswa dan kurang konsentrasi siswa dalam menemukan jumlah jaring-jaring kubus. Kata Kunci: berpikir kritis, gaya belajar, jaring-jaring kubus membentuk karakter berpikir kritis setiap
PENDAHULUAN Kemampuan berpikir kritis siswa
siswa.
utama bersekolah.
Susanto (2015), bahwa kelas yang
Pembelajaran matematika adalah salah
interaktif dapat membentuk kemampuan
satu
dianggap
berpikir kritis siswa secara optimal. Siswa
memiliki kemampuan berpikir kritis yang
bukan hanya sebagai yang diajar sehingga
tinggi yang dapat membuat siswa berpikir
siswa hanya mendengarkan apa yang
logis, analistis, kreatif, kritis, sistematis
diajar oleh gurunya sehingga guru disini
dan
dianggap
merupakan tujuan
mata
pelajaran
kerjasama.
yang
Dalam
hal
ini
selalu
benar
karena
guru
diperlukan
bertugas mengajar, tetapi disini siswa
dalam setiap jenjang pendidikan untuk
sebagai pemikir jadi siswa dengan bebas
pembelajaran
matematika
mengutarakan
1
pendapat
tentang
Yuliawati,berpikir kritis
pembelajaran dan guru sebagai mediator, fasilitator, dan motivator. Keahlian dalam memilih
dan
penggunaan
model
pembelajaran yang tepat juga dapat menentukan
keberhasilan
dari
pembentukan kemampuan berpikir kritis. Langkah-langkah
dalam
proses
pembentukan kemampuan berpikir kritis adalah
:
1)
mengidentifikasi timbul
Menentukan
dan
permasalahan
yang
sehingga
dapat
menentukan
Gambar 1. Macam-macam jaring-jaring Kubus
Dalam pembelajaran menentukan
informasi yang tepat. 2) Menyeleksi fakta
jumlah
yang
termasuk bangun ruang kubus tentu
ada
disekitar
sesua
dengan
permasalahan, mengecek kebenaran dari permasalahan tersebut. 3) Memecahkan
terdapat
jaring-jaring
kendala
jumlahnya,
hal
bangun
dalam ini
ruang
menentukan yang
dapat
masalah dengan mengumpulkan data-data
mengakibatkan siswa memiliki perbedaan
yang
pendapat dalam membentuk jaring-jaring.
diperlukan,
memperkirakan suatu
Menurut penjelasan-penjelasan di
pemecahan masalah dan kesimpulan yang
atas, peneliti memiliki hasil dari observasi
telah diambil.
yang dilakukan di SD Negeri Suko
konsekuensi
yang
ada
dari
Jaring-jaring adalah perpotongan
Kabupaten Sidoarjo tepatnya di kelas V
dari beberapa bangun yang berhubungan
diperoleh beberapa asumsi atau pendapat
sehingga jika digabungkan akan menjadi
dikerjakan oleh masing-masing siswa. Hal
sebuah bangun ruang tertentu. Jaring-jaring
kubus
dari jumlah jaring-jaring kubus yang telah
adalah
ini dikarenakan siswa kurang teliti dalam
kumpulan dari bangun datar yang jika
mengerjakannya,
sehingga
terdapat
dijadikan satu atau dilipat-lipat menurut
beberapa siswa yang mempunyai pendapat
garis yang berdekatan akan membentuk
berbeda dalam menentukan jumlah jaring-
bangun ruang kubus. Kubus memiliki
jaring kubus. Maka dari itu seharusnya
sebelas bentuk jaring-jaring.
guru lebih memahami dan lebih teliti dalam melihat kemampuan berpikir setiap
Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
siswa
karena
masing-masing
siswa
dipertanggung jawabkan disebut berpikir
memiliki kemampuan berpikir kritis yang
kritis.
berbeda-beda sehingga terjadi perbedaan pendapat
dalam
berpikir
kritis
dapat
jumlah
diartikan sebagai suatu proses yang
jaring-jaring kubus. Dalam permasalahan
dilaksanakan untuk mendapatkan solusi
ini
atau
guru
menentukan
Sehingga
harus
lebih
teliti
dalam
keputusan
dari
menggunakan metode pembelajaran atau
permasalahan
cara pengajaran agar siswa lebih berpikir
beberapa fakta yang ada dan memberikan
kritis dalam menentukan jumlah jaring-
opini yang berbeda. Kemampuan berpikir
jaring kubus.
kritis
Menurut Amir (2015), perbedaan gaya
belajar
setiap
sangat
memecahkan
menganalisis
diperlukan
dalam
permasalahan
dan
dapat
memberikan solusi agar dapat menentukan
mempengaruhi pemahaman informasi atau
keterkaitan masalah yang satu dengan
materi
yang lainnya sehingga hasilnya lebih
pelajaran.
siswa
dengan
beberapa
Setiap
guru
tentu
memahami gaya belajar setiap siswanya, maka
dari
itu
guru
menyesuaiakan
gaya
terpercaya.
diminta
untuk
Kemampuan berpikir kritis dapat
belajar
setiap
diukur berdasarkan enam indikator, yaitu :
siswanya agar kemampuan berpikir kritis
(1)
setiap siswa lebih terasah. Tetapi jika guru
memfokuskan
menggunakan gaya dan metode yang
mengidentifikasi
berbeda dalam setiap siswanya, tentu
jawaban atau solusi dari permasalahan, (5)
pembelajaran tidak akan berjalan dengan
menarik
efektif dan efisien.
permasalahan yang telah diperoleh, (6)
Berpikir
Kritis
dalam
menganalisis
pertanyaan, pertanyaan,
asumsi,
kesimpulan
(4)
dari
(2) (3)
menulis
solusi
menentukan alternatif-alternatif cara lain
Pemecahan
dalam menyelesaikan masalah.
Masalah Menurut kemampuan
Amir
(2015),
seseorang
bahwa
Motivasi Belajar
dalam
Nasution (1992), belajar adalah
menentukan, menjelaskan, memilih-milih
proses yang dapat menimbulkan adanya
data, dan memberikan evaluasi hingga
perubahan pada diri seseorang termasuk
sampai
tingkah laku untuk menjadi lebih bak dari
kesimpulan
yang
dapat
3
Yuliawati,berpikir kritis
sebelumnya yang di dapat dari suatu hal
dan menemukan perbedaan tersebut dari
yang bersifat sementara.
beberapa siswa.
Menurut Sardiman (2005), bahwa belajar
adalah
perolehan
perubahan
Pemerolehan data ini membutuhkan beberapa waktu dan beberapa tahap.
tingkah laku secara keseluruhan dalam
Tahap
proses
dapat
pemerolehan data, tahap (3) analisis data,
memperoleh suatu pengalaman sendiri
tahap (4) menarik kesimpulan. Dari
sehingga
keempat
suatu
usaha
dapat
untuk
berbaur
dengan
masyarakat sekitar. Jadi
(1)
persiapan,
tahap
membutuhkan
motivasi
belajar
adalah
seminggu
tahap
tersebut,
waktu
peneliti
kurang
dalam
(2)
lebih
menyelesaikan
keinginan yang ada pada diri seseorang
observasinya.
untuk belajar dengan sungguh-sungguh,
teknik pengambilan dan pengumpulan
guna memperoleh hasil yang lebih baik
data
dari sebelumnya, hal ini juga tidak lepas
wawancara.
dari dukungan orang disekitarnya.
Peneliti
menggunakan
menggunakan
tes
tulis
dan
Data berupa skor tes kemampuan berpikir kritis dianalisis menurut pedoman penskoran yang telah disediakan.
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
dengan
memilih
subjek
sebanyak 5 siswa dari SD Negeri Suko
Tabel 1. Kriteria penilaian acuan Patokan tentang kemampuan berpikir kritis siswa
Persentase Penguasaan
Kategori
Kelas V. Peneliti hanya memilih 5 siswa
90-100
Sangat Tinggi
dari
memiliki
80-89
Tinggi
pendapat yang berbeda, dikarenakan ada
65-79
Sedang
beberapa siswa yang mempunyai pendapat
55-64
Rendah
yang sama dalam perbedaan itu.
00-54
Sangat Rendah
beberapa
siswa
yang
Dari 5 siswa tersebut memiliki perbedaan pendapat tentang hasil dari jumlah
jaring-jaring
kubus.
Peneliti
dibantu oleh guru pelajaran Matematika yaitu Bapak Rahman dalam mengoreksi
Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini penjabaran dari hasil tes
Siswa kedua dalam menentukan
tulis dan wawancara dari beberapa siswa
benar, tetapi disini siswa hanya
yang telah dipilih oleh peneliti.
menemukan lima (5) jaring-jaring
jumlah jaring-jaring kubus sudah
1.
kubus. Berpikir kritis siswa masih ternilai cukup, jadi perlu adanya penguatan dalam berpikir kritis. Siswa menganggap bahwa tidak bisa lagi
dibuat
bentuk jaring-jaring
selain jaring-jaring yang telah dibuat tersebut. Sehingga mendapat nilai 67 yang dikategorikan sedang. Siswa pertama dalam menentukan jumlah
jaring-jaring
3.
kubus
jawabannya benar semua, dia juga membuat
sebelas
jaring-jaring
kubus. Tidak ada kesalahan dalam membuat
jaring-jaring
kubus.
Kemampuan berpikir kritis siswa sudah tercapai. Mendapat nilai 100 dengan dikategorikan sangat tinggi.
Siswa ketiga hanya membuat enam
2.
(6) model jaring-jaring kubus, tetapi ada dua model jaring-jaring kubus yang salah jadi hanya ada empat model jaring-jaring yang benar.
Siswa
kesulitan
dalam
menemukan jaring-jaring kubus. Mendapat
nilai
36
dikategorikan sangat rendah.
5
yang
Yuliawati,berpikir kritis
4.
menentukan modelnya sehingga terdapat dua jawaban saja yang benar. Siswa mendapat nilai 38 dengan kategori sangat rendah. Dari keterangan dan gambar diatas terlihat sekali perbedaan dari setiap siswa. Terdapat
siswa
yang
sudah mampu
berpikir kritis sampai siswa yang kurang Siswa keempat menemukan tujuh
mampu berpikir kritis. Hal ini sesuai
(7) model jaring-jaring kubus,
dengan tabel
tetapi ada satu model yang salah
berpikir kritis. Siswa yang sudah mampu
dalam
berpikir
menempatkan
Sehingga
nantinya
letaknya.
kritis,
dia
akan
mampu
akan
menyelesaikan dan menemukan sebanyak-
terbentuk bangun ruang kubus.
banyaknya model jaring-jaring kubus.
Kurang
teliti
konsentrasi kesalahan
tidak
penilaian kemampuan
dan
kurang
Terdapat juga siswa yang dinilai cukup
sehingga
terdapat
berpikir kritis jadi siswa tersebut hanya
menentukan
menemukan beberapa model jaring-jaring
dalam
letaknya. Mendapat nilai 57 yang
saja.
dapat dikategorikan rendah.
model jaring-jaring tersebut. Terdapat
5.
Belum
sepenuhnya
menemukan
juga siswa yang tidak mampu berpikir kritis sehingga dia hanya menemukan sedikit model jaring-jaring. Jadi masih terdapat beberapa siswa yang tidak memahami dalam menentukan model jaring-jaring. Kesalahan dalam menentukan jaring-jaring di uraikan di bawah ini : Siswa kelima menemukan enam
a. Sulit menentukan letak jaring-
model jaring-jaring, tetapi dari
jaring
enam
terdapat
Karena kemampuan berpikir setiap
dalam
siswa berbeda-beda maka tentu
empat
model
tersebut
kesalahan
Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
akan ada perbedaan dari penemuan
kurang
model-model
menemukan modelnya.
Adapula
jaring
siswa
memahami Siswa
kubus.
yang
letak
bingung
adanya
kreatifitas
dalam
Dengan adanya
tidak
masalah tersebut seharusnya guru lebih
jaring-jaring.
memahami siswa yang kurang mampu
dimana
akan
berpikir kritis. Sehingga guru memberikan
meletakkan atap dan alas. Jadi bagi
pelajaran tambahan untuk siswa yang
siswa yang hanya bingung dengan
kurang mampu berpikir kritis. Jika siswa
konsep tersebut, maka dia hanya
yang kurang mampu berpikir kritis tidak
dapat menemukan beberapa model
dirubah
saja.
berpengaruhnya
b. Kurang teliti dalam menentukan
cara
berpikirnya, pada
akan
pendidikan
di
jenjang berikutnya. Karena kemampuan
jumlah jaring-jaring.
berpikir kritis sangat diperlukan dalam
Bangun ruang kubus terdiri dari
setiap jenjang pendidikan.
beberapa
potongan
bangun
persegi. Jadi tentu jika bangun ruang kubus garisnya
di
akan
SIMPULAN
belah sesuai model
peneliti dari yang berpikir masalah,
terbentuk.
membuat rumusan masalah, memecahkan
Tetapi disini siswa kurang teliti
permasalahan dengan melakukan tes tulis
dalam melihat model jaring-jaring
dan wawancara, sampai mendapatkan data
tersebut, jadi ada model yang
yang diharapkan.
terlewat oleh siswa padahal jaring-
dilakukan
jaring tersebut nantinya dapat
beberapa siswa yang belum mampu
membentu bangun ruang kubus.
berpikir kritis sehingga siswa tidak dapat
jaring-jaring
Dari
yang
data
didapatkan bahwa terdapat
menyelesaikan tugas menemukan jumlah
memiliki
jaring-jaring kubus dengan benar dan
perbedaan pendapat dalam menemukan
lengkap. Terdapat beberapa siswa yang
jumlah jaring-jaring kubus, hal ini terjadi
mendapat nilai sangat rendah sesuai
kurang teliti siswa dalam menemukan
dengan
model
kemampuan berpikir kritis.
penyebab
jaring-jaring,
diatas
Dari penelitian yang
dapat
diketahui
hasil
banyak
Beberapa tahap yang dilakukan oleh
siswa
kurang
adanya
kemampuan berpikir kritis siswa sehingga
7
ketentuan
kriteria
penilian
Yuliawati,berpikir kritis
Jawaban
yang
mereka
berikan
berbeda-beda hal itu dikarenakan terdapat perbedaan
dari
daya
berpikir
kritis
masing-masing siswa. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa masih rendahnya daya pikir kritis siswa sekolah dasar, hal ini
dikarenakan
metode
dan
cara
pengajaran guru yang kurang tepat. Dari permasalahan memberikan
yang saran
ada, sebaiknya
peneliti guru
memberikan model pengajaran yang tepat agar
siswa
terlatih
berpikir
kritis.
Terutama kepada siswa yang belum mampu berpikir kritis, sebaiknya guru melatih cara berpikir kritis siswa setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA A.M. Sardiman, (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Amir, M. F. (2015). Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Matematika Berdasarkan Gaya belajar. JURNAL MATH EDUCATOR NUSANTARA: Wahana Publikasi Karya Hassoubah, Z. I. (2004). Developing Creative & Critical Thinking Cara Berpikir Kreatif & Kritis. Bandung : Nuansa. Nasution S., (2004), Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara