PENINGKATAN DAYA BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL SOSIOLOGI KELAS VII SEMESTER GENAP MTsN Padang TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
OLEH : Drs.ZANWIR.S.Pd NIP . 196510081992031002
DEPARTEMEN AGAMA RI BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TAHUN 201
Abstrak Berbagai metode dan pendekatan dapat digunakan dalam pembelajaran.Ada metode konvensional,merode tradisonal,dan ada metode pembelajaran modern. Begitu pula ada pendekatan tradisional,dan pendekatan kontemporer seperti pendekatan dengan PAKEM/ CTL. Salah satu pendekatan yang sekarang tren digunakan adalah pendekatan dengan PAKEM/CTL yang menggunakan berbagai metode dan media dalam pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pendekatan ini adalah media peta konsep. Media ini dapat menyajikan materi ajar dengan sangat praktis dan mudah. Guru sebagai salah satu sumber pembelajaran dapat menggunakan peta konsep yang memudahkan bagi guru dalam menyajikan materi. Begitu pula bagi siswa lebih mudah mencerna dan memahami materi ajar malalui peta konsep ini. Untuk itu penulis mencoba mengadakan penelitian tentang penggunaan peta konsep dalam pembelajaran ilmu sosial ( IPS) di MTsn Padang. Dari hasil penelitian yang dilakukan,ternyata peta konsep sangat membantu guru dalam memudahkan pembelajaran dan membantu murid lebih cepat memahami materi ajar dengan peta konsep tersebut. Penelitian ini dilakukan pada semestr genap tahun pelajaran 2012/2013 terhadap guru IPS di MTsN Padang. Dari hasil penelitian didapat ksmpulan bahwa penggunaan peta konsep dalam pembelajaran IPS di MTsN sangat membantu guru dan membantu siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran. Kata Kunci : Peta Konsep,pembelajaran IPS ,MTsN Padang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan kasih berkat dan pertolonganNya sehingga penelitian yang kami lakukan dengan judul “PENINGKATAN DAYA BERPIKIR SISWA
TERHADAP
PENGGUNAAN
PETA
KONDISI
LINGKUNGAN
KONSEP
DALAM
MELALUI
PEMBELAJARAN
PENGETAHUAN SOSIAL SOSIOLOGI KELAS VII SEMESTER GENAP MTsN Padang TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 “ dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi para guru khususnya dan para penyelenggara pendidikkan pada umumnya dalam upaya meningkatan hasil belajar siswa. Dengan penuh kerendahan hati kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala BDK Denpasar, Bapak Kepala SMP 3 Gianyar yang sudah mengijinkan kami mengadakan penelitian , Ibu Endang Nuraini selaku Guru Mata Pelajaran IPS Sosiologi .
Namun kami juga menyadari masih banyak kekurangan – kekurangan dalam penelitian ini sehingga saran dan
kritik para
pembaca
sangat
kami
harapkan
demi
kesempurnaan
penelitian kami .
Penulis
hasil
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..........................................................................
i
KATA PENGANTAR ........................................................................
ii
DAFTAR ISI .....................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................
2
C. Rumusan Masalah .........................................................
3
D. Tujuan Penelitian ..........................................................
3
E. Manfaat Penelitian .........................................................
3
BAB II KERANGKA TEORI A. Commont Problem .........................................................
5
B. Hakikat Peta Konsep .....................................................
9
C. Ciri-ciri Peta Konsep ...................................................... 10 D. Strategi Penyusunan Peta Konsep ................................ 10 E. Tema Materi .................................................................. 11 F. Metode Penelitian .......................................................... 12 G. Kerangka Berfikir ........................................................... 13 H. Hipotesa ........................................................................ 14
BAB III HASIL PENELITIAN/KAJIAN A. Perangkat Pembelajaran ............................................... 15 B. Peta Konsep .................................................................. 15 C. Analisis data dan Refleksi Siklus ................................... 15 D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................ 18
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................... 20 B. Saran ............................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 22 LAMPIRAN ...................................................................................... 23
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kompetensi dalam, kurikulum 2006 dijabarkan sebagai kemampuan yang harus dimiliki siswa agar mereka dapat survive atau mampu bertahan dalam hidup clan mampu pula mengatasi berbagai masalah yang, akan mereka hadapi dalam hidupnya dengan berbekal ilmu dan pengetahuan, juga pengalaman yang telah mereka pelajari dan alami. Berbagai upaya seperti penerapan berbagai pendekatan, cara, metode, atau strategi
pembelajaran
terus
dikembangkan.
Proses
pembelajaran,
perangkat
pembelajaran, semua dibenahi. Tak ketinggalan, evaluasi dan penilaian sebagai salah satu aspek terpenting, pun dilakukan secara komprehensif dan zip to date. Paradigma lama di mana aspek kognitif siswa menjadi yang terpenting, kini aspek-aspek lain seperti aspek afektif dan psikomotor menjadi bagian penting dalam menentukan penilaian apakah siswa tersebut dianggap berhasil atau tidak dalam pembelajarannya. Berpacu membekali diri dan terus meningkatkan profesionalisme sebelum terjun membekali siswa-siswa dengan berbagai potensi yang tersurat daiarn kurikulum 2006 Peningkatan profesionalisme guru tidak dapat terlepas dari peranan sekolah salah satunya sebagai tempat terselenggaranya pendidikan dan tempat berbagai kebijakan diterapkan. Guru bernaung di sekolah akan banyak diuntungkan dari sisi profesinya bila sekolah mernbuka banyak peluang untuk meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme gurunya. Aplikatif indikator profesionalisme guru salah satunya adalah gemar melakukan kegiatan ilmiah. Konteks ilmiah memberikan fokus kailan pada bidang kerja ilmu
keguruannya dan ilmu pengetahuan (scientific). Minimal mampu
memberikan
kontribusi pengembangan model-model pembelajaran yang mampu menjembatani secara kritis permasalahan yang ada di masyarakat. Sehingga mampu memberikan pembelajaran problematik sosial secara riel kepada siswa, yang diharapkan mampu memberikan bentuk pemikiran tentang pengembangan masyarakat (communial development). Model pembelajaran dengan menggunakan peta konsep dapat melatih daya berpikir kritis siswa. Memberikan pelatihan menyusun sendiri pengetahuan yang dipelajari dengan bersumber pada pemanfaatan media belajar televisi dan lingkungan masyarakat dengan membuat, peta pikiran atau peta konsep, sehingga materi yang dipelajari tidak mudah dilupakan. Hal yang mendasari pemikiran penulis adalah lingkungan belajar siswa yang media
elektronik
(baik
audio
maupun
audio
visual),
dan
lingkungan
masyarakat merupakan media belajar yang mudah ditemukan dan dipahami siswa. Gambaran
secara
real
akan
memberikan
pemahaman
secara
holistik
dan
mengaktualisasikan pemahamannya dalam peta konsep.
B. Identifikasi Masalah Peningkatan daya pikir kritis siswa sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil peserta didik. Upaya peningkatan ini menjadi sebuah masalah yang sangat menarik untuk dikaji dalam suatu penelitian. Studi kasus ada satu obyek dengan menggunakan varian dari suatu mata pelajaran diharapkan akan dapat menjawab permasalahan tersebut.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penggunaan peta konsep dalam peningkatan daya pikir kritis siswa melalui pelajaran Pengetahuan Sosial Sosiologi kelas VII semester genap? 2. Bagaimanakah perbandingan prestasi belajar siswa melalui tes uraian dalam pelajaran Pengetahuan Sosial Sosiologi sebelum dan sesudah penggunaan konsep ?
D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penggunaan peta konsep dalam peningkatan daya pikir kritis siswa melalui pelajaran Petahuan Sosial Sosiologi kelas VII semester genap ? 2. Untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar siswa melalui tes uraian dalam pelajaran Pengetahuan Sosial Sosiologi sebelum dan sesudah p enggunaan konsep ?
E. Manfaat Penelitian a. Bagi Guru: 1.
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengembangan bidang akademik.
2.
Meningkatkan profesionalisme guru.
3.
Sebagai acuan dan bahan pertimbangan untuk menentukan media dan alternatif model pembelajaran.
b. Bagi Siswa: Siswa terbiasa berpikir secara sistematis, kritis, dan memiliki kepekaan sosial. c. Bagi Sekolah:
Menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengembangan program sekolah.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Common Problem Pembekalan permasalahan secara real pada anak dengan menampilkan gambaran yang terfokus pada kondisi sosial-ekonomi (Noeng Muhadjir. 2002:341) masyarakat lingkungan belajar, yang sangat dangkal pemahaman dan kebermaknaan pendidikan. Pendidikan adalah masalah semua orang, bahkan secara extrim pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu proses memanusiakan manusia. Membangun masyarakat dari wacana berfikir yang statis tradisional menjadi masyarakat dengan wacana berfikir kosmopolit yang dinamis rasional. Bahkan keseluruhan proses kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui jalur pembangunan masyarakat desa dan kota (rural and urban conzinunitiv development). Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Bentuknya bervariasi, meliputi pendidikan formal dan nonformal, penyuluhan, pembangunan, komunikasi pembangunan, pendidikan kesejahteraan keluarga, pendidikan tentang nilai-nilai demokrasi, pendidikan keterampilan, pelatihan-pelatihan, dan lain-lain. Margono Slamet (1998:1) mengemukakan tujuan pendidikan sebagai suatu proses untuk mengubah perilaku manusia. Domain yang diharapkan berubah meliputi: pertama, domain perilaku pengetahuan (knowing behavior), kedua, domain perilaku sikap (feeling behavior) dan ketiga, domain perilaku keterampilan (doing behavior).
Pendidikan memegang peranan kunci dalam penyediaan SDM yang
berkualitas, bahkan sangat menentukan berhasil atau gagalnya pembangunan, sehingga kita dapat mengikuti suatu wacana yang menegaskan: Development stands or falls with the improvement of human and institutional competence (Hill, 1962:4). Secara lebih arif dapat disimpulkan bahwa pendidikan bermutu menghasilkan SDM bermutu dan merupakan kata kunci dari keberhasilan pembangunan. Sehingga pluralisme sosial, ekonomi, dan politik sesuai dengan prinsip demokrasi yang seharusnya diterima sebagai suatu kekayaan yang dapat membangun suatu rasa persatuan dan kesatuan untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat di dalam pembangunan, kenyataannya justru sebaliknya melahirkan Social Conflics di masyarakat. Membangun masyarakat dari wacana berpikir yang statis tradisional menjadi dinamis rasional adalah aktivitas pendidikan. Bahkan kesel uruhan proses kegiatan pembangunan masyarakat desa/kota rural and urban community development itu memerlukan "community education". Bentuknya bervariasi, mulai pendidikan formal dan nonformal, penyuluhan pembangunan, komunikasi pembangunan, pendidikan kesejahteraan keluarga, demokrasi. pendidikan keterampilan, dan lain-lain. Pemberdayaannya United Nations (1956: 53-92), telah mengemukakan proses-proses pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut. (1)
Getting to know the local community Mengetahui diberdayakan,
karakteristik termasuk
masyarakat perbedaan
setempat
karakteristik
(lokal) yang
yang
akan
rnembedakan
masyarakat desa yang satu dengan yang lainnya. Mengetahui artinya untuk memberdayakan masyarakat diperlukan hubungan timbal balik antara
petugas dengan masyarakat. (2)
Gathering knowledge about the local community Mengumpulkan
pengetahuan
yang
menyangkut
informasi
mengenai
masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan informasi faktual tentang distribusi penduduk menurut umur, sex, pekerjaan, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, termasuk pengetahuan tentang nilai, sikap, ritual dan Custom, jenis pengelompokan, serta faktor kepemimpinan baik formal maupun informal. (3)
Identifying the local leaders segala usaha pemberdayaan masyarakat akan sia-sia apabila tidak memperoleh dukungan dari pimpinan/tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu, faktor "the local leaders" harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh yang kuat di dalam masyarakat.
(4)
Stimulating the community to realize that it has problems Di dalam masyarakat vang terikat terhadap adat kebiasaan, sadar atau tidak sadar mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang perlu dipecahkan. Karena itu, masyarakat perlu pendekatan persuasif a gar mereka sadar bahwa mereka pun ada masalah yang perlu dipecahkan, dan kebutuhan yang perlu dipenuhi.
(5)
Helping people to discuss their problem Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk mendiskusikan
masalahnya
serta
merumuskan
pemecahannya
suasana kebersamaan. (6)
Helping people to identify their most pressing problems
dalam
Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi permasalahan yang paling menekan. Dan masalah yang paling menekan inilah yang harus diutamakan pemecahannya. (7)
Fostering self-confidence Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat untuk berswadaya.
(8)
Deciding on a program action Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tentunya program dengan skala prioritas tinggilah yang perlu didahulukan pelaksanaannya.
(9)
Recognition of strengths and resources Memberdayakan
masyarakat
berarti
membuat
masyarakat
tabu
dan
anengerti bahwa mereka memiliki kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan permasalahn dan memenuhi kebutuhannya. (10) Helping people to continue to work on solving their problems Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambu ngan. Karena
itu,
masyarakat
perlu
diberdayakan
agar
mampu
bekerja
memecahkan masalahnya secara kontinyu. (11) Increasing peoples ability for self-help Salah
satu
tujuan
pemberdayaan
masyarakat
adalan
tumbuhnya
kemandirian masyrakat. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang
sudah mampu menolong diri sendiri. Untuk itu, perlu selalu ditingkatkan kemampuan masyarakat untuk berswadaya.
B. Hakikat Peta Konsep Peta konsep yaitu suatu gambaran dari beberapa konsep yang satu sama lainnya saling berhubungan membentuk suatu gambar dua dirnensi. Peta konsep merupakan suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan preposisipreposisi suatu bidang. Artinya terdapat dua konsep atau lebih yang dihubungkan dengan kata-kata dalam suatu unit. Common problem dalam belajar bermakna adalah bagaimana para guru dapat menyajikan materi yang relevan dengan sub sumber yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. (Nasution, 1992: 161-.-163). Pemahaman konsep permasalahan berangkat dari langit-langit kognitif siswa dengan lingkungannya yang dikembangkan dalam bentuk: 1. Bacaan atau wacana yang, mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar. 2. Menentukan konsep yang relevan. 3. Mengurutkan dan menghubungkan konsep-konsep tersebut secara rasional
dengan kata-kata atau kata penghubung. Belajar konsep pada hakikatnya meliputi kegiatan intelektual dalam membedakan ciri-ciri dari suatu objek atau peristiwa yang memiliki kesamaan. Pada proses ini telah berlangsung asimilasi antara konsep yang bar u dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif. Dalam hubungan ini maka konsep dalam struktur kognitif antara situ siswa dengan siswa yang lain dapat berbeda bentuk dan. ukuran. Dalam hal ini perbedaan daya serap tergantung, dari kemampuan kognisinya menyerap bahan bacaan.
Pemilihan materi sesuai dengan apa yang penulis paparkan. pada commont problem, minimal sesuai dengan kondisi masyarakat tempat tinggal para siswa.
C. Ciri-ciri Peta Konsep Peta konsep memiliki 4 ciri utama, yaitu: 1. Peta konsep atau pemetaan konsep ialah suatu cara untuk memperlihatkan
konsep-konsep atau preposisi-preposisi suatu bidang studi. Dengan membuat sendiri peta konsep, siswa melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna. 2. Merupakan gambaran dua dimensi dari suatu bidang studi atau bagian
dari bidang studi. 3. Terdapat hubungan hirarki yang terpola di antara konsep-konsep.
D. Strategi Penyusunan Peta Konsep Cara memperoleh konsep hendaknya mendasarkan pada pemahaman hasil pengamatan serta diberikan bantuan verbal untuk memperjelas dan memperkuat pemahamannya. Dalam menyusun peta konsep ada beberapa langkah yang harus diikuti, yaitu: 1. Memilih suatu bahan bacaan dari buku pelajaran atau artikel yan g dibuat
guru atau guntingan dari koran yang akan dibuat peta konsepnya. 2. Tentukan konsep yang relevan. 3. Urutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak
inklusif atau contoh-contoh. 4. Susun konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dari konsep yang paling
inklusif ke konsep yang paling ticlak inklusif. 5. Hubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau kata penghubung.
E. Tema Materi Pemilihan tema atau materi di dasarkan pada karakteristik materi sosiologi dengan pengembangan materi berdasarkan kondisi daerah Gianyar, siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang sistem sosial dan budaya serta menerapkannya untuk: a. Mengembangkan sikap kritis dalam situasi sosial yang timbul sebagai akibat
perbedaan yang ada di masyarakat. b. Menentukan sikap terhadap proses perkembangan dan perubahan sosial
budaya c. Menghargai keanekaragarnan sosial budaya dalam masyarakat multikultur
Sehingga terra atau materi yang dipilih berdasarkan, kondisi masyarakat di lingkungan belajar siswa, yaitu:
Materi Pokok Kompetensi Dasar.
Penyimpangan Sosial 2. Mendeskripsikan berbagai penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat.
Indikator
2.1. Penyimpangan dalam keluarga dan masyarakat. 2.2. Mengembangkan
sikap
simpati
terhadap
penyimpangan sosial. 2.3 Memberikan gagasan tentang upaya pengendalian sosial.
F. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan penelitian yang bersifat praktis dan berdasarkan permasalahan keseharian dalam proses pembelajaran di keias. Dalam melakukan penelitian ini, kami menggunakan prosedur penelitian yang dilaksanakan dengan 2 siklus dengan setiap, siklusnya sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Mengadakan penilaian secara kognitif (pretes dan post tes). b. Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peta konsep. c. Mengadakan observasi. d. Menyusun rencana tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan upaya perbaikan dan perubahan apa yang diinginkan dengan mendasarkan tindakan pada hasil evaluasi. 3. Observasi
Melakukan pengamatan dari hasil tindakan yang dilakukan. 4. Refleksi
Peneliti berusaha mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan. Berdasarkan dari hasil refleksi ini diharapkan melakukan perbaikan sesuai rencana awal tindakan. Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru. Data dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif terdiri atas (1) nilai kognitif (pretes dan post tes).; (2) perangkat pembelajaran; (3) data dari hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan melalui tes (ulangan harian) dan observasi pelaksanaan pembelajaran di kolas dan model mengajar
guru. Standar ketuntasan mata pelajaran Pengetahuan Spsial di SMPN 3 Gianyar adalah 60. Standar ketuntasan ini berdasarkan pada tingkat kemampuan anak berdasarkan hasil pre-test dan media pembelajaran yang tersedia. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dimana menyajikan hasil penelitian dengan inenggunak-an bentuk pernyataan verbal yang mengacu pada data kuantitatif hasil penilaian kognitif dengan melihat prosentase kenaikan prestasi belajar siswa dari penilaian kognitif (pre test dan post test).
G. KERANGKA BERPIKIR 1. Kondisi Awal
Hasil prestasi belajar siswa jauh dari harapan karena metode pembelajaran yang diterapkan masih besifat teacher centries, sehingga siswa tidak diberikan kesempatan mengembangkan wawasan yang dimiliki. 2. Tindakan
Guru merubah metode pembelajaran dengan menerapkan/penggunaan peta konsep dengan harapan prestasi belajar siswa meningkat. 3. Kondisi Akhir Setelah menerapkan metode baru dengan penggunaan peta konsep aktifitas siswa lebih dominan di dalam kelas dibanding guru sehingga ketika dilaksanakan diskusi dan evaluasi hasil prestasi siswa meningkat sangat
signifikan. H. HIPOTESIS Hipotetsis yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui penggunaan peta konsep dapat meningkatkan daya pikir kritis siswa kelas VII semester genap.
BAB III HASIL PENELITIAN / KAJIAN
A. Perangkat Pembelajaran Dalam proses pembelajaran melalui peta konsep, peranan guru sangat penting untuk mengarahkan kegiatan, fasilitator, dan pengembangan materi sesuai kegiatan, pengembangan kondisi lingkungan pebelajar. Berikut rencana pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran di kelas. Lihat Lampiran 3.
B. Peta Konsep Digunakan dua peta konsep dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Peta konsep Macam-macam Penyimpangan Sosial.
2.
Faktor-faktor Penyebab Penyimpangan Sosial
Kedua peta konsep tersebut terlampir
C. Analisis Data dan Refleksi Siklus 1. Analisis Data Siklus 1 Analisis data siklus 1 ini adalah basil uji kemampuan kog nitif (pre tes) yang sudah dianalisis yang dilakukan selama pelaksanaan penelitian antan , lain sebagai berikut: siswa yang memperoleh nilai kurang 60 atau dianggap tidak tuntas sebanyak 26 siswa atau 59,09%, sedangkan yang memperoleh nilai 60 ke atas atau dianggap, tuntas sebanyak 18 atau siswa atau 40, 91%.
2. Analisis Data Siklus 2
Data siklus 2 yang digunakan adalah hasil uji kemampuan kognitif (pos tes) yang sudah dianalisis (analisis hasil evaluasi belajar) yang dilakukan selama pelaksanaan penelitian antara lain sebagai berikut: siswa yang, memperoleh nilai 60 ke atas atau dianggap tuntas sebanyak 38 siswa atau 86, 36% sedangkan siswa yang memperoleh nilai kurang 60 atau dianggap tidak tuntas sebanyak 5 siswa atau 11,36%. 3. Refleksi Data Siklus I Melihat hasil uji kemampuan kognitif (pre tes) sebelum menggunakan media peta konsep, maka nilai rata-rata pada siklus 1 adalah 66,20 atau 40,91% dari nilai 60 ke atas atau dianggap tuntas. Berdasarkan hasil nilai kemampuan kognitif mengidentifikasi model-model penyimpangan sosial di lingkungan belajarnya dengan mengisi kolom yang telah disediakan. Contoh Lembar Tugas No
Hasil Identifikasi
Deskripsi Singkat
Penyimpangan Sosial
Penyimpangan
1
………………………………… …………………………………..
2
………………………………… …………………………………..
3
………………………………… …………………………………..
4. Refleksi Data Siklus 2 Berdasarkan hasil uji kognitif (pos test) yang dilakukan selama penelitian menghasilkan kemampuan kognitif yang kritis menjadi semakin baik ka rena siswa siswa mudah memahami, mengingat, melakukan temuan bentuk penyimpangan secara langsung, dan menguasai konsep materi. Hasil uji kognitif pada saat pos tes, maka nilai rata-rata pada siklus 2 adalah 68.14 atau 86,89% dari nilai 60 keatas atau dianggap tuntas.
5. Analisis Data Siklus 1 dan 2 Data prestasi belajar siswa pada saat pre tes (siklus 1) dengan data prestasi belajar siswa pada saat pos tes (siklus 2) dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Nilai uji kognitif pada siklus 1 sebelum menggunakan peta konsep dalam penyajian materi pelajaran nilainya rendah bila dibandingkan dengan nilai hasil ulangan harian pada siklus 2
yang sudah
menggunakan media peta konsep. b.
Nilai rata-rata yang dihasilkan pada siklus I adalah 66,20 atau 40.91% dari nilai 60 ke atas atau dianggap tuntas dan 59,09% dari nilai kurang 60 atau dianggap tidak tuntas.
c.
Nilai rata-rata yang dihasilkan pada siklus 2 yang sudah menggunakan peta konsep adalah 68.14 atau 86,36% dari nilai 60 ke atas atau dianggap tuntas dan 11,36% nilai kurang 60 atau dianggap tidak tuntas.
d.
Nilai rata-rata pada siklus 1 yang belum menggunakan peta konsep dalam penyajian materi pelajaran dengan nilai rata-rata pada siklus 2 yang menggunakan peta konsep, maka dapat diketahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 1,94 atau 45,45% setelah menggunakan peta konsep dalam proses pembelajaran.
e.
Jadi dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 1,94 atau 45,45% setelah menggunakan peta konsep dalam proses pembelajaran, hal ini membuktikan peta konsep dapat meningkatkan daya pikir siswa melalui soal uraian pelajaran Pengetahuan Sosial-Sosiologi kelas VII
semester genap dapat berhasil. Sehingga proses pembelajaran di kelas yang menggunakan peta konsep dapat meningkatkan prestasi belajar, daya kritis, dan daya pikir pikir siswa mengalami peningkatan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil analisis di atas tersirat bahwa pada saat dilaksanakan pre tes siswa belum mendapatkan proses pembelajaran menggunakan peta konsep dan jika dibandingkan dengan proses pembelajaran yang sudah menggunakan peta konsep, terdapat perbedaan hasil belajar dari proses uji kogitif. Perbedaan prestasi belajar tersebut cukup besar, yaitu 1,94 atau 45,45% dari selisih nilai rata-rata pre tes 66,20 atau 40,91% nilai 60 atau dianggap tuntas dengan nilai rata-rata pos tes 68,14 atau 86,36% nilai 60 keatas atau dianggap tuntas. Perbedaan prestasi belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran yang menggunakan peta konsep dapat meningkatkan daya pikir atau kemampuan berpikir siswa dalam menberima informasi pelajaran. Daya pikir dan kemampuan kritis siswa dapat diketahui melalui cara siswa dalam menjawab pertanyaanb yang diajukan guru dengan cepat (brain storming). Pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan peta konsep memberikan kesempatan siswa lebih aktif, bebas beragumentasi dan penuh perhatian dengan konsep dan bahasa yang telah dipahaminya. Pet a konsep tersebut dapat menggambarkan bagian demi bagian yang dapat dilihat dengan jelas menjadi suatu rangkaian konsep. Penggunaan peta konsep lebih bermakna sehingga memberikan stimulan positif yang besar terhadap prestasi belajar siswa, yaitu sebesar 1,94% atau 45,45% yang berarti penggunaan peta konsep secara efektif dapat meningkatkan daya pikir siswa dalam menerima pelajaran
sehingga prestasi belajar siswa semakin mingkat. Proses pembelajaran di kelas, peranan guru sangat penting sebagai mediator dan motivator yang memberikan kontribusi positif pada keaktifan dan perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran baik pada saat siswa diajar menggunakan peta konsep maupun pada saat siswa tidak menggunakan peta konsep sehingga siswa akan memberikan respon yang baik terhadap proses pembelajaran. Proses pembelajaran Iebih efektif dan efisien, hendaknya materi pembelajaran berdasarkan langit-langit kognitif pemahaman siswa berdasarkan kondisi lingkungan pebelajar. sehingga kondisi ruang kelas lebih hidup dan demokratis, diharapkan minat siswa mempelajari pengetahuan sosial tumbuh secara positif.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat kami simpulkan sebagai berikut: 1. Penelitian yang telah dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2012/2013
di
MTsN
PadangKota
Padang
dengan
materi
pokok
Penyimpangan sosial. 2. Prestasi belajar siswa sebelum menggunakan peta konsep nilai rataratanya adalah 1,94 atau 45,45% dari selisih nilai rata-rata pre tes 66,20 atau 40,91% nilai 60 atau dianggap tuntas, dengan nilai rata-rata pos tes 68,14 atau 86,3 )6% nilai 60 keatas atau dianggap tuntas. 3. Peng-unaan peta konsep lebih bermakna sehingga memberikan stimulan positif yang besar terhadap prestasi belajar siswa, yaitu sebesar 1,94% atau 45,45%
yang
berarti
penggunaan
peta
konsep
secara
efeltif
dapat
meningkatkan daya pikir siswa dalam menerima pelajaran sehingga prestasi belajar siswa semakin mingkat.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan manfaat penelitian, maka penulis memberikan saran-saran sebaai berikut: a. Bagi Guru Diharapkan dalam pembelajaran pengetahuan sosial-sosiologi, guru lebih
mengefektifkan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran di kelas untuk meningkatkan daya kritis, daya pikir siswa, membangkitkan minat, dan aktifitasnya. Dan memanfaatkan lingkungan siswa tinggal sebagai alternatif media yang secara langsung dialami siswa. b. Bagi Sekolah Memberikan kemudahan bagi siswa dan guru dalam mendapatkan media media berupa televisi dan audio visual lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aida Vitayala Sjafri Hubeis et all. 1994. Penyuluhan Pembangunan Indonesia Menyongsong, Abad XXI. Jakarta: PT.Pustaka Pembangunan. Dahama, O.P, dan O.P. Bhatnaaar. 1980. Educational and Communication For Development. New Delhi: Oxford & IBH Publishing, Co. Hill, F.F., 1982. Education in the Developpng Countries International Development Review, 4, No.4. Miarso, Jusufhadi, dkk., (1984) Teknologi Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta: Pustekkom Dikbut dan CV Rajawali. Mukminan, (1996) Yogyakarta.
Dasar-Dasar
Teknologi
Pembelajaran
FPIPS
-TKIP
Murray Ross, 1985. Community Organization. New York: Harper and Brother. Riant Nugroho D, 2000. Otonomi Daerah: Desenteralisasi Tanpa Revolusi Kajian dan Kritik atas Kebijakan Desentralisasi di Indonesia. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo. Tampubolon, D, D, 2001. Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Lampiran 1 PETA KONSEP 1
Berdasarkan Tempat dan Ruang Lingkupnya
Berdasarkan Sifatnya
PENYIMPANGAN SOSIAL
Berdasarkan Intensitasnya
Berdasarkan Pelakunya
Lampiran 2 PETA KONSEP II
Pendidikan Keluarga yang Terlalu keras
Pengaruh Berita dan Tayangan Media Masa
Pengaruh Lingkungan Pergaulan
Penyebab Penyimpangan Sosial
Tidak Sanggup Mengikuti Peraturan Dalam Masyarakat
Merasa Tidak Puas dengan Kondisi Masyarakat
Lampiran 3
RENCANA PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Pengetahuan Sosial
Teman
: Penyimpangan Sosial
Kelas
: VII
Semester
: Genap
Alokasi Waktu
: 6 Jam Pelajaran
Pertemuan ke
: 1,2,3.
A. KOMPETENSI Kemampuan mendiskripsikan berbagai penympangan social dalam keluarga dan masyarakat
B. INDIKATOR PENCAPAIAN Mengidentifikasi penyimpangan sosial di keluarga dan masyarakat Mengembangkan sikap simpati terhadap pelaku penyimpangan sosial
C. MATERI POKOK Penyimpangan Sosial 1. Penyimpangan sosial di keluarga dan masyarakat 2. Sikap smpati terhadap pelaku penyimpangan sosial
D. MEDIA PEMBELAJARAN
Peta konsep
Gambar
Kertas folio
Petikan surat kabar/majalah
E. SKENARIO PEMBELAJARAN a. Pre tes b. Menyampaikan arti penting topic yang akan dibahas c. Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil anggotanya terdiri dari 45 anak d. Guru membagi peta konsep kepada masing-masing kelompok e. Setiap kelompok berdiskusi unuk menjabarkan peta konsep dengan mendasarkan pada wacana dalam buku teks f. Setiap kelompok melalui wakilnya mempresentasikan hasil diskusi g. Kelompok lain menanggapi h. Guru memberikan komentar, meluruskan hasil diskusi sekiranya ada yang kurang tepat dan siswa memberikan tanggapan i. Guru memberikan kesimpulan hasil dikusi j. Guru memberikan tugas kepada siswa agar menyempurnakan hasil diskusi. Hasilnya dikumpulkan pada pertemuan berikutnya
F. PENILAIAN Jenis Penilaian : Ulangan harian Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
2. Amati lingkungan kalian kemudian dari hasil pengamatan buatlah beberapa penyimpangan sosial yang terjadi di keluarga dan masyarakat 3. Dari hasil pengamatan itu juga tentukan bagaimanakalian harus memberikan sikap terhadap terjadinya penyimpangan? 4. Contoh-contoh usaha pengendalian sosial 5. Menurut kalian upaya-upaya apa yang dapat ditempuh untuk pengendalian sosial!
Nilai Pre Tes dan Post Tes Pengetahuan Sosial Kelas VII 1
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Nomor Kode Siswa VII 01 VII 02 VII 03 VII 04 VII 05 VII 06 VII 07 VII 08 VII 09 VII 10 VII 11 VII 12 VII 13 VII 14 VII 15 VII 16 VII 17 VII 18 VII 19 VII 20 VII 21 VII 22 VII 23 VII 24 VII 25 VII 26 VII 27 VII 28 VII 29 VII 30 VII 31 VII 32 VII 33 VII 34 VII 35 VII 36 VII 37 VII 38 VII 39 VII 40 VII 41
Pre Tes 80 79 78 78 76 76 73 67 66 65 63 63 62 62 60 60 60 60 57 56 56 56 55 55 55 55 55 55 54 54 54 54 54 53 50 46 45 45 45 44 44
SK T T T T T T T T T T T T T T T T T T TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT
Aspek Penilaian Pos Tes SK Rata-rata 90 T 85 88 T 83.5 88 T 83 86 T 82 85 T 80.5 85 T 80.5 80 T 76.5 80 T 73.5 80 T 73 80 T 72.5 75 T 69 75 T 69 75 T 68.5 75 T 68.5 75 T 67.5 70 T 65 70 T 65 65 T 62.5 65 T 61 65 T 60.5 65 T 60.5 65 T 60.5 65 T 60 65 T 60 65 T 60 65 T 60 65 T 60 63 T 59 60 T 57 60 T 57 60 T 57 60 T 57 60 T 57 60 T 56.5 60 T 55 60 T 53 60 T 52.5 60 T 52.5 60 T 52.5 58 TT 51 58 TT 51
% Serap 85 83.5 83 82 80.5 80.5 76.5 73.5 73 72.5 69 69 68.5 68.5 67.5 65 65 62.5 61 60.5 60.5 60.5 60 60 60 60 60 59 57 57 57 57 57 56.5 55 53 52.5 52.5 52.5 51 51
42 43 44
VII 42 VII 43 VII 44
44 41 34
TT TT TT
56 56 40
TT TT TT
50 48.5 37
50 48.5 37