Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA Vina Azimatul Mustafidah 148620600189/6/PGSD A3 S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikani proses berpikir kritis siswa sekolah dasar kelas III dalam menyelesaikan soal cerita matematika yang berbentuk soal cerita materi keliling dan luas persegi serta persegipanjang. Subjek dari penelitian ini adalah 3 siswa kelas III MI Hasyim Asy’ari Jambangan Candi Sidoarjo yang masing-masing memiliki kemampuan matematika yang berbeda. Satu siswa memiliki kemampuan rendah, satu siswa memiliki kemampuan sedang, da satu siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Instrumen dalam penelitian ini meliputi observasi, lembar tes soal berpikir kritis, serta wawancara kepada siswa yang bersangkutan. Analisis data dilakukan dengan cara penyajian data. Berpikir kritis siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah hanya bisa pada tahapan awal yaitu tahapan clarification. Pada siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang mempunyai hasil lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah yaitu bisa sampai pada tahapan ketiga yaitu tahapan interfrence. Sedangkan pada siswa yang memiliki tingkat kemampuan matematika tinggi mempunyai hasil yang sangat bagus yaitu bisa sampai pada tahap akhir yaitu tahap strategis. Kata Kunci: proses berpikir kritis, soal cerita matematika, kemampuan matematika PENDAHULUAN Dalam kurikulum
pendidikan
Indonesia
ini
di
merupakan
pelajaran
yang
sulit
dan
matematika
menakutkan. Padahal pelajaran matematika
merupakansatu dari sekian banyak pelajaran
merupakan satu dari pelajaran yang sangat
yang penting untuk dipelajarioleh siswa.
penting untuk untuk diajarakan karena
Matematika merupakan pendidikan pokok
mempunyai banyak
yang diajarkan sejak dini guna untuk
kehidupan
membantu anak dapat berpikir secara kritis
ketakutan atau permasalah yang dihadapi
dan kreatif. Pada saat ini banyak siswa yang
para siswa adalah bagaiman cara untuk
pada
saat
menganggap bahwa pelajaran matematika
1
hubungan
sehari- hari.
Pada
dengan dasarnya
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
menyelesaikan
soal
matematika
yang
berbentuk soal cerita. Steiner
dan
yang selama ini sudah dipakai dalam menyampaikan materi matematika yang
Fresenberg
(2008)
sesuai degan proes berpikir siswa. Dan
mengemukakan bahwa untuk mengetahui
supaya
proses
mengembangkan
berpikir
kritis
siswa
dalam
dalam
upaya
dalam
kemampuan
proses
meyelesaikan soal cerita matematika adalah
berpikir kritis dapat ditingkatkan dengan
adalah hal yang sangat penting pagi setiap
mudah. Dalam hal ini seorang pendidik
pendidik. Dengan guru mengetahui proses
dituntut untuk mengetahui proses cara
cara berpikir siswa, maka guru secara
berpikir kritis siswa. Hal ini dapat dilihat
otomatis akan mengetahui kelemahan siswa
pada
dan
menyelesaikan soal cerita matematika.
guru
juga
dapat
merancang
pembelajaran yang sesuai dengan cara berpikir
siswa.
Siswa
yang
memiliki
saat
Orang
siswa
yang
berpikir
berpikir
dalam
kritis
akan
cenderung peka terhadap suatu kondisi
kemampuan matematika rendah cenderung
yang
memiliki bayak kelemahan dibandingkan
memiliki kemampuan berpikir kritis, orang
dengan siswa yan memiliki kemampuan
tersebut akan mampu menyimpulkan suat
matematika tinggi.
hal secara tepat. Indikator dari berpikir
Menurut
Suharso
&
Retnoningsih
dihadapinya.
Dengan
seseorang
kritis menurut Ennis dkk (2014) adalah
(2005) menyebutkan bahwa matematika
klarifikasi,
keterampilan
dasar,
merupakan ilmu yang mempelajari tentang
menyimpulkan
memberikan
penjelasan
bilangan-bilangan dan cara mengoperasikan
secara mendalam, dan mengatur strategi
dalam menyelesaikan suatu masalah dalam
yang akan dilakukan. Salah satu aspek
hal bilangan. Pada saat ini kebanyakan
penting
pembelajaran
matematika yang harus diperhatikn yaitu
matematika
yang
ada
disekolah cara guru mengajar hanya dengan
dalam
berpikir
kritis
dalam
kemampuan dalam pemechan masalah.
menjelaskan materinya saja. Dengan kata
Menurut Chaffee (2008) menjelaskan
lain hanya menggunakan metode ceramah.
bahwa berpikir kritis merupakan sebuah
Oleh karena itu dalam hal mengembankan
proses berpikir untuk mencari tahu sebuah
kemampuan siswa jadi sangat sulit.
proses berpikir kritis itu sendiri secara
Untuk mencapai tujuan tersebut guru perlu memperbaiki metode pembelajaran
teratur dan penuh menurut
Klurik
makna.
dan
Sedangkan
Rudnick
(2011)
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
menjelaskan bahwa yang termasuk dalam
rumus-rumus (keliling dan luas persegi
berpikir kritis adalah berpikir yang menguji,
serta persegipanjang) yang sudah dijelaskan
memberikan
oleh
pertanyaan
atau
evaluasi
guru
tersebut.
Guru
hanya
dalam semua aspekk yang ada didalam
menggunakan etode ceramah dan siswa
suatu permasalahan.
langsung diberiakan soal evaluasi. Pada saat
Dari hasil penelitian yang dilakukan
guru memberikan soal evaluasi kepada
oleh Nurman (2008) menunjukkan bahwa
siswa yang berupa soal cerita, guru hanya
kemampuan matematika seseorang akan
melihat dari hasil akhir pekerjaan siswa
berpengaruh pada bagaimana cara orang
tersebut, tidak dilihat bagaimana proses
tersebut
penyelesaian
mampu
matematika.
memecahkan
Siswa
soal
tersebut
dan
tidak
mempunyai
mencari tahu jika ada siswanya yang
kemampuan matematika rendah maka akan
merasa kesulita pada saat menyelesaiakn
mempunyai kemampuan yang kurang baik
soal cerita tersebut. Oleh karena itu guru
dalam memecahkan masaah matematika,
sebaiknya
siswa
memperhatikan
yang
yang
soal
mempunyai
kemampuan
mengidentifikasi siswanya
dan dalam
matematika sedang maka akan mempunyai
menyelesaikan soal cerita tersebut dengan
kemampuan matematika yang cukup baik
memalui proses berpikir kritis secara
dalam memecahkan masalah matematika,
mendalam agar guru dapat menetahui
sedangkan
memiliki
kesalahan berpikir kritis siswa sehingga
kemampuan matematika tinggi maka akan
guru dapat merancang pembelajaran dengan
memiliki kemampuan yang sangat bagus
mengganti modelatau metode pembelajaran
dalam memecahkan masalah matematika.
untuk
siswa
yang
Dari hasil observasi yang dilakukan
mengembangkan proses berpikir
siswa.
oleh peneliti di MI Hasyim Asy’ari
Berpikir
Jambangan Candi Sidoarjo tepatnya dikelas
Masalah
III pada mata pelajaran matematika materi
Amir
keliling
dan
persegipanjang guru
hanya
kuas diperoleh
persegi
serta
Kritis
dalam
Pemecahan
(2015)
menyatakan
bahwa
berpikir kritis merupakan ativitas yang
bahwasannya
berhubungan dengan
menerangkan pada ranah
mental seseorang
dalam menalar dengan menggunakan proses
kognitif atau pengetahuannya saja. Siswa
mental
diberi materi kemudian disuruh menghafal
3
yaitu
dengan
memperhatikan,
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
memilih, memutuskan suatu penyelesaian
aturan
masalah.
penyelesaiannya.
Jacob dan Sam (2008) menyatakan bahwa ada 4 tahapan dalam proses berpikir kritis, adalah sebagai berikut : 1) Clarification,
merupakan
yang
diguanakan
pada
Kemampuan Matematika Tambuna (1999) menjelasakan bahwa kemampuan merupakan keterampilan yang
tahapan
dimiliki oleh semua orang untuk bisa
pertama siswa merumuskan masalah
menyelesaikan suatu soal matematika.Yang
secara tepat dan benar.
artinya bahwa jika ssorang dapat terampil
2) Assesmennt, merupakan tahapan kedua
dalam menyelesaikan suatu permasalahan
siswa menemukan sebuah pertanyaan
soal matematika dengan benar maka orang
yang dianggap penting dalam suatu
tersebut dapat dikatan
masalah tersebut.
menyelesaikan soal dalam matematika.
mampu dalam
3) Inferention, merupakan tahapan ketiga
Setiap siswa memiliki tingaktkemampuan
siswa membuat kesimpulan dari apa
matematika yang berbeda. Ada siswa yang
yang ia ketahui.
memiliki kemampuan matematika rendah,
4) Strategis, merupakan tahapan terakhir
tinggi, dan sedang. Kemampuan tersebut
dari proses brpikir kritis yaitu siswa
dapat mempengaruhi proses berpikir siswa
dapat berpikir kritis secara terbuka
dalam
dalam menyelesaikan suatu masalah.
matematika. Dan secara otomatis maka
Pemecahan Masalah Berbentuk Soal
proses dalam berpikir kritis juga akan
Cerita
berbeda.
menyelesaikan
soal
cerita
Amir (2015) mengungkapkan bahwa soal cerita matematika merupakan suatu soal yang bahasanya menggunakan bahasa
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan
verbal yang pada umumnya dipakai pada
penelitian kualitatif , karena menggunakan
kegiatan
bisa
data kualitatif yang menjelaskan secara
dikatakan sebagai sebuah masalah apabila
jelas dalam mengidentifikasi proses berpikir
soal tersebut tidak hanya mengadung unsur
kritis siswa dalam menyelesaikan soal
yang menggambarkan apa adanya dalam
matematika berbentuk soal cerita yang
penyampaiannya, tetapi juga mengandung
ditinjau dari kemampuan matematika siswa
sehari-hari.
Soal cerita
unsur penyelidikan dalam penggunaan
jenis
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
yang mempunyai tingkat kemampuan
Dan penelitihan ini juga menggunakan
matematika rendah, sedang dan tinggi.
metode obsevasi pengumpulan data serta
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
wawancara
yang
digunakan
untuk
III MI Hasyim Asy’ari
mengambil atau mengumpulkan data dan
Jambangan Candi Sidoarjo yang hanya
juga analisa data yang digunakan untuk
diambil 3 siswa yang memiliki kemampuan
menentukan
matematika berbeda. Jadi subjek dari
secara krisis siswa dalam soal cerita
penelitian ini adalah satu siswa yang
matematika
memiliki kemampuan matematika rendah,
didasarkan
satu siswa yang memiliki kemampuan
dikemukan oleh Jacob dan Sam.
kuatitas
dengan pada
tahapan
berpikirr
penilaian
yang
pedomantabel
yang
matematika sedang, dan satu siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi. No
Tahapan Berpikir
Deskripsi
Karakter berpikir kritis (K)
kritis 1
Clarification
2
Assessment
3
Infrence
4
Strategies
Tahap dimana siswa dapat a. Siswa dapat menebutkan informasi merumuskan masalah dengan dalam soal dengan tepat dan jelas. tepat dan jelas b. Siswa dapat menyebutkan pertanyaan yang diminta soal Tahap dimana siswa a. Siswa dapat memilih informasi yang membuat kesimpulan dari dibutuhan oleh soal dan informasi yang informasi yang dieroleh tidak diburtuhkan untuk menyelesaikan . b. siswa dapat menemukan pertanyaan yang penting dalam soalberdasarkan kebutuhan informasi Tahap dimana siwa membuat a. siswa dapat menggukana informasi – kesimpulan berdasarkan informasi yang relevan informasi yang informasi yang diperoleh diperoleh b. siswa dapar menjelaskan hubungan tiap informasi yang ada. c. menemukan langkahlain untuk menyelesaikan soaldan juga dapat menarik kesimpulan. Tahap berpikir secara a. Siswa dpat menjelaskan dengan baik terbuka dalammasalah langkah penemuaan yang sudah saya b. siswa dapar menetukan soal dan jawaban lain
5
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Instrumen penelitian ini adalah (1)
menggunakan informasi yang relevan dan
observasi di MI Hasyim Asy’ari dikelas III
tidak dapat menggunakan pegetahuan
(2) menggunakan tes berpikir kritis pada
yang ia dapatkan di luar soal dan juga
siswa klas III yang terdri dari tiga
tidak dapat menemukan langkah lain
permasalahan berbentuk soal cerita pada
untuk menyelesikan soal dan tidak dapat
materi keliling dan luas persegi serta
menjelaskannya untuk langkah ke empat
persegipanjang.
dia tidak bisa menemukan langkah lain
(3)
melakukan kepada
siswa yang bersangkutan.
jadi dia tidak bisa menyelesaikan point ke
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitihan terhadap beberapa
4 soal nomer 2 dan 3 AKT hanya dapat
siswa kelas 3 dipilih untuk menjadi sampel
pertama dengan point A dan B tercapai
dengan tiga subjek yang dipilih dapat
namun untuk tahapan ke 2,3 dan 4 tidak
disimpulkan sebagai berikut
bisa dikarenakan permsalahan yang sama
melangkah
di tahap
beripikir
kritis
1. Dari siswa pertama dengan inisial AKT
pada soal nomer 1 sehingga menurut
yang termasuk siswa yang berkemapuan
kesimpulan saya untuk proses berpikir
rendah dari 3 subjek yang dipilih sebagai
AKT pada setiap soal hanya sampai pada
tes untuk menentukan sikap berpikir
tahapan Clarification.
kritis didapakan hasil sebagai berikut. Dari soal pertama AKT bisa mencapai
Berikut tabel penelitihan AKT
menemukan pernyataan yang penting dari
Tahapan Clari Asse Inference Str berpikir ficati ssme ate kritis on nt gis Nomer AKT Soal 1 v v v - - - - - - 2 v v - - - - - - - 3 v v - - - - - - - Karakter K K K K K K K K K K atau poin A B A B A B C D A B berpikir kritis Dari siswa subjek kedua dengan inisial
soal berdasarkan kebutuhan soal dan
MHS dengan kemampuan sedang dari tiga
untuk tahap ke ketiga AKT tidakbisa
permasalahan sebagai tolak ukur siswa
tahapan
perttama
dengan
bisa
menyebutkan informasi yang ada dalam soal dengan tepat dan jelass serta AKT bisa juga mengerti maksud pertanyaan yang
dimaksud
aatau
diminta
soal.
Sedangkan untuk tahapan tahapan ke dua AKT hanya dapat melangkah ke point A saja
dikarenakan
mencapainya
dia
karena
tidak
tidak
dapat
dapat
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
tersebut mendapatkan hasil lebih baik
Nb : Point dapat dilihat di metode
dengan detail sebagai berikut.
penelitihan
Untuk soal atau subjek pertama dan ke dua 2. Dari subjek ke tiga dengan inisial BAP subjek MHS dapat melangkah ke tahapan
dengan kemampuan tinggi mendapat hasil
Interfrence dengan
sesuai dengan harapan, siswa tersebut dapat
mampu
menempuh
point A yaitu menyebutkan informasi yang
beripikir krisiss dan memenuhi
diketahui dari soal dan B dapat mengerti
aspek dalam ketentuan untuk berpikir krisis
apa pertanyaan yang dimaksudkan soal
tersebut.
begiu juga untuk ahap k dua dan 3 dia bisa
informasi yang terdapat dari soal serta dapat
menguasai semua point yang
A,B,C,D
menyebutkan pertanyaan yang diminta dari
pada tahap infrence namun pada soal Ke 3
soal untuktahap pertama (clarification) dan
MHS hanya mendapatkan point A dan B
dapat
pada tahap clarification dan point A dan B
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan dari soal
pada tahap assessment serta point A,B,C,
dan juga menemukan pernyataan yang
pada tahap interfrence dikarenakan tidak
penting dan informasi yang dibutuhkan dari
dapat
tidak
soal untuk tahapan (assessment), dan dapat
menemukan langkash untuk meyelesaikan
menggunkan informasi yang relevan di soal
soal sehingga menurut kesimpulan saya
serta dapat menggunakan pengetahuan yang
MHS dapat melangkah ke tahap berpikir
diperoleh diluar soal untuk menyelesaikan
kritis infrence,
soal dan juaga bisa menjelaskan hubungan
Berikut tabel penelitihan MHS :
informasi yang ada di soal, selin itu dia juga
menarik
Tahapan berpikir kritis Nomer Soal 1 2 3 Karakter atau poin berpikir kritis
kesimpulan
Clari Asse ficati ssme on nt
dan
Inference
Str ate gis
v v v K
v v v v v v K K
v v v K
v v v K
memilah
dapat
mana
menyebutkan
informasi yang
dapat menemukan langkah lain untuk menyelesaikan soal dan menarik kesimulan pada tahap (infrence) dan untuk tahap
MHS v v v K
BAP
semua
v v v K
v v K
K
strategesi ia dapat menjelaskan kepada
K
orang lain langkah lain yang dia temukan untuk
menyelesaikan
soal,
sehingga
menurut kesimpulan saya dia sampai pada
A B A B A B C D A B
tahapan straegies dan dengan kata lain dapay menyelesaikan semua tahapan. Brikut ini table penelitihan dari BAP
7
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Tahapan Clari Asse Inference Str berpikir ficati ssme ate kritis on nt gis Nomer BAP Soal 1 V v v v v v v v v V 2 V v v v v v v v VV 3 V v v v v v v v VV Karakter K K K K K K K K K K atau poin A B A B A B C D A B berpikir kritis 3. Nb : Point dapat dilihat di metode penelitihan
dikatakan
bisa
berpikir
kritis
secara
sempurna, karena dapat melewati semua tahapan dalam berpikir kritis pada saat menyelesaikan soal cerita
matematika.
Tahapan yang dilaluinya yaitu mulai dari tahapan clarification, assesment, inference, dan strategis. Berdasarkan simpulan diatas, saran dari
peneliti
yaitu
guru
harus
memperhatikan setiap siswanya agar supaya siswanya dapat berpikir secara kritis. Jika guru memberikan soal evaluasi sebaiknya
SIMPULAN Dari
guru juga memperhatikan setiap siswanya pembahasan
dapat
apabila siswanya mengalami kesulitan guru
disimpulkan bahwa pada subjek pertama
harus bisa membantu siswa tersebut. Guru
yang memiliki kemampuan rendah yang
juga harus dapat menyampaikan materinya
siswanya berinisial AKT dapat dikatakan
dengan baik agar siswanya bisa memahami
belum bisa berpikir kritis, karena pada saat
apa yang disampaikan guru dan suapay
proses berpikir kritis AKT hanya bisa
siswa tidak jenuh dalam belajar, karena
menyelesaikan
tahapan
biasanya setelah guru menerangkan materi
clarification pada saat menyelesaikan soal
kemudian guru menyuruh siswa untuk
cerita matematika. Pada subjek kedua yang
menghafalkan rumus.
sampai
diatas
pada
memiliki kemampuan matematika sedang yang siswanya berinisial MHS
dapat
dikatan bisa berfikir kritis tetapi belum
DAFTAR PUSTAKA Amir, M. F. (2015). Proses Berpikir Kritis
sempurna, karena masih ada satu tahapan
Siswa
yang belum bisa diselesaikan pada saat
Memecahkan Masalah Berbentuk Soal
menyelesaikan soal cerita matematika, yaitu
Cerita Matematika Berdasarkan Gaya
tahap strategis. Pada subjek ketiga yang
belajar. JURNAL MATH EDUCATOR
memiliki kemampuan matematika tinggi
NUSANTARA:
yang
siswanya
berinisial
BAP
dapat
Sekolah
Dasar
Wahana
dalam
Publikasi
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Karya
Tulis
Ilmiah
di
Bidang
Pendidikan Matematika, 1(2). Kelana, M. (2014). Proses Berpikir Kritis Siswa Kelas V Sdn Sidorejo Lor 03 Salatiga dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Materi Pecahan (Doctoral dissertation, Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UKSW). Retna, M., & Mubarokah, L. Suhartatik. 2013.“Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Berdasarkan Kemampuan Matematika (The Student Thinking Process in Solving Math Story Problem)”. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 1(2), 71-82.
9