KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH Rima Oktaviana, Budiyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
[email protected];
[email protected]
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat kemampuan siswa SMP N dalam menyelesaikan soal cerita yang ditinjau dari status sekolah dan untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa antar status sekolah tersebut. Populasi penelitian ini siswa SMP N kelas VII se-Kecamatan Kutoarjo tahun 2012/2013 sebanyak 770 siswa. Sampel yang dipilih sebanyak 77 siswa yaitu dengan teknik sampling sratified random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan uji t satu pihak dan uji t untuk komparatif dua sampel idependen. Untuk uji hipotesis pertama diketahui harga thitung = -5,266 dan ttabel = 2,042. Karena t hitung < t tabel maka H01 diterima dan H11 ditolak. Untuk uji hipotesis kedua uji satu pihak harga t hitung =-9,584 dan t tabel = 2,042. Karena thitung < ttabel maka H02 diterima dan H12 ditolak. Kemudian untuk uji hipotesis ketiga uji-t, dari data diketahui harga thitung = 5,398 dan ttabel = 2,042. Karena thitung > ttabel maka H03 diterima dan H13 ditolak. Dari pengujian hipotesis dapat disimpulkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau dari status sekolah masih kurang. Serta, terdapat perbedaan secara signifikan kemampuan siswa SMP dalam menyelesaikan soal cerita dari status sekolah. Kata kunci: Kemampuan Siswa, Soal Cerita, Status Sekolah
PENDAHULUAN Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di SMP dan MTs mempunyai tujuan pengajaran tersendiri yang disebut tujuan kurikuler matematika. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2004: 216) mengemukakan bahwa tujuan khusus pengajaran matematika di SMP dan MTs adalah agar siswa memiliki kemampuan yang dapat digunakan melalui kegiatan matematika. Sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah, serta mempunyai keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar.
Ekuivalen: Kemampuan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Cerita ditinjau dari Status Sekolah
79
Dapat digunakan pula dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai pandangan yang dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta menghargai kegiatan matematika. Kurangnya kemampuan sekolah untuk mengetahui potensi yang dimiliki peserta didik mengakibatkan pengalaman peserta didik diperlukan dalam masih kurang. Pada umumnya kemampuan yang sering dibutuhkan pada masyarakat adalah menyelesaikan soal matematika pada kehidupannya sehari-hari mereka. Pembelajaran soal cerita dapat menunjukan karakter pembelajaran matematika yang kontekstual dan realistis. Hal ini disebabkan soal cerita tersebut dapat memuat berbagai permasalahan matematika yang berkaitan erat dengan kehidupan nyata. Melalui pembelajaran soal cerita siswa akan semakin dapat memahami keterkaitan antara konsep matematika dengan permasalahan nyata. Ada banyak permasalahan yang dapat disampaikan dalam soal cerita. Permasalahan-permasalahan tersebut perlu diperhatikan bobotnya karena akan mempengaruhi panjang-pendeknya soal cerita. Semakin besar bobot masalah yang diungkapkan, maka semakin panjang cerita yang disajikan. Penelitian yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dilakukan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPTK). Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakuan kedua lembaga tersebut menunjukan bahwa lebih dari 50% guru mengatakan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998: 134) mengatakan bahwa ilmu hitung yang dipelajari anak-anak harus berguna bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kepada murid-murid diajarkan soal-soal yang diambil dari hal-hal yang terjadi dalam pengalaman-pengalaman mereka. Soal-soal yang demikian itu disebut soal cerita. Pembelajaran soal cerita matematika adalah proses pembelajaran yang bersifat konkret dan nyata yang memuat berbagai permasalahan Ekuivalen: Kemampuan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Cerita ditinjau dari Status Sekolah
80
matematika yang di tuangkan pada soal cerita matematika, yang bertujuan siswa mempunyai kemampuan-kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Pada dasarnya pemerintah berusaha meningkatkan mutu pendidikan salah sasatunya dengan mendorong Sekolah Standar Nasional (SN) menjadi Sekolah Mandiri (SM) dan Sekolah Mandiri diharapkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Tetapi karena ketidakmampuan setiap sekolah untuk mencapai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) maka Pemerintah telah mengganti setiap standar sekolah menjadi Sekolah Standar Nasional (SN). Hal ini juga berdasarkan hasil tesis dari bapak Susilo Pasca Sarjana Universitas Lambung Mangkurat, 2010 dengan judul Perbedaan Komitmen dan Kinerja antara Guru SMP Negeri SN dan Guru SMP Negeri Non SN di Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas Oleh Susilo. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan ada perbedaan komitmen dan kinerja antara guru SMP Negeri SN dan Non SN. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008: 1) Sekolah Standar Nasional (SN) adalah sekolah yang hampir atau sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang system pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. (a) standar isi; (b) standar kompetensi; (c) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (c) standar proses; (d) standar sarana dan prasarana; (e) standar pengelolaan; (f) standar pembiayaan; dan (g) standar penilaian pendidikan. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan Sekolah Standar Nasional (SN) dan Sekolah Non Standar Nasional (Non SN) adalah proses pembelajaran sekolah yang ditetapkan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya dengan Sekolah Non Standar Nasional (Non SN) menjadi Sekolah Standar Nasional (SN) yang bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan siswa pada jenjang sekolah. Hal diharapkan dapat
Ekuivalen: Kemampuan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Cerita ditinjau dari Status Sekolah
81
menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran pemerintah.
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dilakukan penelitian dari bulan November 2012 sampai bulan September 2013 di Kecamatan Kutoarjo. Populasi penelitian ini adalah semua siswa SMP N kelas VII se-Kecamatan Kutoarjo tahun 2012/2013 dari Sekolah SN dan Sekolah Non SN yang sejumlah 770 siswa. Dengan menggunakan teknik sampling stratified random sampling, didapat sampel berjumlah 77 siswa. Data diperoleh dari tes dalam bentuk soal cerita. Langkahlangkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah tahap deskripsi data, tahap uji persyaratan analisis, dan tahap pengujian hipotesis. Dengan pengujian persyaratan analisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji satu pihak kanan dan uji t untuk sampel indenpenden.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan dan hipotesis dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah uji-t satu pihak kanan dan uji-t komparatif dua sampel independen. Hipotesis pertama uji-t satu fihak diketahui harga ttabel = 2,042 dan thitung = -5,266. Karena thitung < ttabel, maka H01 diterima dan H11 ditolak. Disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau dari sekolah SN kurang dari 75. Hipotesis kedua uji-t satu fihak diketahui harga ttabel =2,042 dan thitung = -9,584. Karena thitung < ttabel maka H02 diterima dan H12 ditolak. Disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau dari sekolah Non SN kurang dari 75. Hipotesis ketiga uji-t diketahui ttabel = 2,042 dan thitung = 5,398. Karena t
hitung
> dari t
tabel,
sehingga demikian H03 diterima
Ekuivalen: Kemampuan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Cerita ditinjau dari Status Sekolah
82
dan H13 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan siswa SMP kelas VII se-Kecamatan Kutoarjo dalam menyelesaikan soal cerita operasi hitung antar satuan kuantitas ditinjau dari status sekolah.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
penelitian
ini
adalah
kemampuan
siswa
SMP
dalam
menyelesaikan soal cerita di tinjau dari status Sekolah SN dan Sekolah Non SN masih kurang. Dari data tersebut juga diketahui terdapat perbedaan secara signifikan kemampuan siswa ditinjau dari status Sekolah Standar Nasional (SN) dan Sekolah Non Standar Nasional (Non SN). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan kemampuan siswa sekolah menengah pertama negeri dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau dari status Sekolah. Saran bagi guru hendaknya lebih memahami kemampuan siswanya, sehinga dapat dicari solusi yang tepat agar siswa lebih menguasai konsep-konsep matematika dasar terutama materi kompetensi dasar operasi hitung. Serta sekolah agar lebih efektif dalam memantau proses pembelajaran bidang studi matematika sehingga hasil yang diharapkan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983. Pedoman Umum Matematika Sekolah Dasar. Bandung: Rosda Offset. Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdikbud. Diakses dari www.kemdikbud.go.id pada tanggal 3 Maret 2013. Departemen Pendidikan. 2010. Sekolah Konsep Standar Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN).
Ekuivalen: Kemampuan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Cerita ditinjau dari Status Sekolah
83