PROGRAM QUALITY CONTROL MENUJU SEKOLAH ISLAM LAYANAN UNGGUL (STUDI KASUS SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU KOTA PEKANBARU)
Zaitun
[email protected] Abstrak Quality Control di sekolah diperlukan untuk melakukan tindakan perbaikan terus menerus terhadap peserta didik, pendidik, intrumental pembelajaran, kurikulum dan faktor-faktor penggerak pendidikan termasuk manajemen sekolah. Sehingga menghasilkanout put yang sesuai dengan harapan yakni sesuai dengan visi, misi, tujuan sekolah yang diukur.Melalui penggunanaan Quality Control ini, maka sekolah akan terkontrol kualitasnya dengan baik dan mempunyai standar mutu yang jelas. Keyword: Quality control, Sekolah dasar Islam terpadu, Sekolah unggul I.
Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan munculnya sekolah-sekolah unggulan dalam pentas
dunia pendidikan Islam, muncul sekolah Islam terpadu yang berkembang sejak tahun 1990. Munculnya sekolah Islam Terpadu tersebut menunjukkan bahwa lembaga pendidikan Islam sudah membuka diri dan akomodatif terhadap aspirasi dan tuntutan masyarakat. Masyarakat yang merasa kuatir terhadap keselamatan putra-putrinya meyakini bahwa dengan menyekolahkan anaknya pada sekolah yang berbasis agama merupakan upaya preventif untuk melindungi generasi bangsa dari ancaman penyakit masyarakat, terlebih pada pendidikan dasar yang merupakan pendidikan yang sangat fundamental. Pilihan masyarakat pada sekolah dengan basis agama menguatkan keyakinan bahwa agama mampu menjadi alat untuk memperbaiki keadaan, penjaga (kontrol) terhadap penyimpangan norma, serta bekal hidup yang lebih baik.
2
Dalam implikasinya, sekolah Islam terpadu merupakan sekolah yang menerapkan pendekatan pembelajaran dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu kesatuan kurikulum yang terintegrasi. Dengan pendekatan ini semua mata pelajaran dan kegiatan sekolah tidak lepas dari bingkai ajaran dan pesan-pesan nilai Islam.Implikasi dari keterpaduan ini menuntut pengembangan pendekatan proses pembelajaran yang kaya, variatif dan menggunakan media serta sumber belajar yang luas dan luwes. Untuk mengimplementasikan diperlukan Quality Control (Pengendalian mutu).
Quality
Control
dipergunakan
untuk
mendeteksi
terjadinya
penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai dengan standar. Quality Control memerlukan indikator kualitas yang jelas dan pasti sehingga dapat ditentukan penyimpangan kualitas (mutu) yang terjadi. Tolak ukur keberhasilan manajemen mutu diukur dari tingkat kepuasan pelanggan baik internal yakni guru dan staf maupun eksternal yakni siswa, orang tua siswa, dan masyarakat. Sekolah dikatakan berhasil jika mampu memberikan layanan sama atau melebihi harapan pelanggan. Sekolah Islam berusaha menyiapkan
lulusan yang memiliki
kemampuan sains dan tekhnologi handal dan dikawal oleh keimanan dan ketakwaan melalui bentuk lembaga pendidikan terpadu seperti Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD-IT) dan Sekolah Menengah Islam Terpadu (SMP-IT) dan lain sebagainya. Apalagi, output yang dihasilkan Sekolah Islam Terpadu tak kalah dengan sekolah-sekolah unggulan yang selama ini terkesan hanya didominasi sekolah-sekolah non-Muslim. Begitu bertumbuhkembangnya Sekolah Dasar Islam Terpadu di Pekanbaru. Orang tua menganggap SDIT sebagai pilihan untuk pendidikan anak-anak mereka. Biaya yang mahal tidak menjadi persoalan karena harapan bahwa sekolah dapat memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Perkembangan SDIT di Pekanbaru terus meningkat sampai satu-dua tahun terakhir.
3
Beberapa Sekolah Dasar Islam Terpadu, menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar siswanya 7,5 serta hasil belajar siswa tidak hanya diukur melalui kemampuan kognitif saja, karena kemampuan kognitif hanya 40% sedangkan afektif (akhlak siswa) ditetapkan 60% dan menjadi syarat dalam kenaikan kelas. Sekolah Dasar Islam Terpadu senantiasa aktif menyelenggarakan kegiatan akademik dan pembinaan karakter siswa seperti lomba Tahfizul al-Qur`an, puisi, kaligrafi, olimpiade sains, matematika, dan lain sebagainya. Ditambahkan, kuatnya keinginan untuk mendapatkan pendidikan layak, patut mendapat dukungan dari banyak pihak, seperti masyarakat, orangtua apalagi pemerintah. Sementara itu ia menjelaskan, dalam mewujudkan sekolah yang bernilai lebih, maka menjadikan generasi manusia yang berpendidikan merupakan hal wajib diaktualisasikan. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja program quality Assurance menuju sekolah layanan unggul (Studi Kasus Sekolah Dasar Islam Terpadu Kota Pekanbaru? 2. Langkah-langkah yang
tepat yang dilakukan untuk mewujudkan
program quality control menuju sekolah layanan unggul (Studi Kasus Sekolah Dasar Islam Terpadu Kota Pekanbaru? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a.
Untuk mengetahui apa saja program quality control menuju sekolah layanan unggul (studi kasus Sekolah Dasar Islam Terpadu Bagi Kota Pekanbaru )
b.
Untuk menghasilkan program quality control yang tepat menuju sekolah layanan unggul (studi kasus Sekolah Dasar Islam Terpadu Bagi Kota Pekanbaru )
4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Menciptakan Pendidikan bermutu Pendidikan bermutu lahir dari sistem perencanaan yang baik (good planning system), dengan materi dan sistem kelola yang baik (good govermance system) dan disampaikan oleh guru yang baik (good teachers). Untuk mendukung tercapainya pola penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, pimpinan lembaga pendidikan mesti melakukan langkah-langkah yang lebih efektif, efisien,dan produktif. Para penyelenggara pendidikan setidaknya mampu
menberdayakan
lembaganya
sesuai
dengan
kondisi
dan
kemampuannya. Sistem penjamin mutu pendidikan pendidikan (SPMP), antara lain harus memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal dan/atau informal; 2. Pembangunan tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada satuan pendidikan 3. Ditetapkan secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang dirinci meurut provinsi, kabupaten atau kota dan satuan atau program pendidikan 4. Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi dan komunikasi yang handal, terpadu Terkait dengan itu, untuk mengoptimalkan SPMP secara benar, perlu dirumuskan paradigma dan prinip penjaminan mutu pendidikan yang meliputi: a. Pendidikan untuk semua yang bersifat inklusif dan tidak mendiskriminasi peserta didik atas dasar latar belakang apapun
5
b.
Pembelajaran sepanjang hayat berpusat kepada peserta didik yang memperlakukan;
c. Menfasilitasi dan mendorong peserta didik menjadi insan pembelajar yang mandiri, yang kreatif, inovatif d. Pendidikan
untuk
perkembangan,
pengembangan,
dan/atau
pembangunan berkelanjutan (education for sustainable development)yaitu pendidikan yang mampu meengembangkan peserta didik menjadi rahmat bagi sekalian alam. Terkait dengan itu, pimpinan lembaga pendidikan setudaknya harus memperhatikan konsep-konsep tentang visi, misi, tujuan, program, dan strategi secara tepat. Juga harus memperhatikan kekuatan, kelemahan dan posisi lembaga pendidikan yang dipimpinnya. B. Konsep Quality Control Management Kontrol
kualitas
(Quality
Control)
bertujuan
menjaga
dan
mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sesuai dengan rencana. Kontrol kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu. Tidak hanya dalam industri, kontrol kualitas dibutuhkan juga pada manajemen. Kontrol kualitas adalah kombinasi semua alat dan teknik yang digunakan untuk mengontrol kualitas suatu sekolah dengan biaya seekonomis
mungkin
untuk
memenuhi
syarat
keinginan
masyarakat.Beberapa langkah yang dilakukan dalam proses kontrol kualitas yaitu: 1. Penentuan. Menentukan standar kualitas sekolah sesuai dengan permintaan masyarakat 2. Konfirmasi membandingkan hasil pembelajaran dengan ukuran standar yang telah ditentukan. 3. Tindakan. Mengambil tindakan ( koreksi ) bila standar dilampaui.
6
4. Rencana perbaikan. Menggambarkan usaha terus–menerus untuk memperbaiki standar hargadan standar mutu. Quality Control
atau kendali mutu merupakan suatu pendekatan
dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing sekolah melalui perbaikan terus menerus atas output, jasa, manusia, proses serta lingkungan yang mempunyai prinsip-prinsip utama, fokus pada siswa, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen
jangka
berkesinambungan,
panjang, pendidikan
kerjasama dan
tim,
pelatihan,
perbaikan kebebasan
secara yang
terkendali dan adanya satu kesatuan tujuan. Dalam kontek kendali mutu terhadap kualitas khususnya, selalu berprinsip pada “good enough is never good enough”. Oleh sebab itu perbaikan harus dilakukan dalam proses yang sistematis dengan menggunakan siklus PDCA (Plan, Do, Check, dan Act ), yang berarti langkah-langkah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan perbaikan terhadap hasil yang dicapai. Quality Control di sekolah digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan terus menerus terhadap input, intrumental pembelajaran, instrumen penunjang dan faktor-faktor penggerak pendidikan serta out put yang sesuai dengan harapan yakni sesuai dengan visi, misi, tujuan sekolah yang diukur.Melalui penggunanaan Quality Control ini, maka sekolah akan terkontrol kualitasnya dengan baik dan mempunyai standar mutu yang jelas. Sifat layanan yang perlu diberikan kepada pengguna jasa SIT dan diperhatikan oleh setiap penyelenggara sekolah adalah: 1. Keterpercayaan (Reliability) artinya layanan sesuai dengan yang sekolah janjikan. Layanan semacam itu dapat berlangsung terus menerus dan bukan hanya pada waktu tertentu.
7
2. Keterjaminan (Assurance) artinya sekolah mampu menjamin kualitas layanan yang diberikan. 3. Penampilan (Tangible) artinya bagaimana situasi sekolah tampak baik. 4. Perhatian (Emphathy) artinya sekolah memberikan perhatian penuh kepada pelanggan, misalnya melayani pelanggan dengan ramah, memahami aspirasi mereka, dan berkomunikasi dengan baik 5. Ketanggapan (Responsiveness) artinya sekolah harus cepat
tanggap
terhadap kebutuhan pelanggan. C. Karakteristik Sekolah Layanan Unggul Sekolah unggul ini menekan pada iklim belajar yang positif di lingkungan sekolah. Menerima dan mampu memproses siswa yang masuk sekolah tersebut (input ) dengan prestasi rendah menjadi lulusan (output) yang bermutu tinggi. Beberapa criteria tentang sekolah unggul adalah (1) Sekolah yang mampu memberikan layanan optimal kepada seluruh anak dengan berbagai perbedaan
bakat,
minat
kebutuhan
belajar,
(2)
Sekolah
mampu
meningkatkan secara signifikan kapabilitas yang dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang memberikan kebanggaan, dan (3) Sekolah yang mampu membangun karakter kepribadian yang kuat, kokoh dan mantap dalam diri siswa. Berikut dipaparkan operasionalisasi sekolah layanan unggul mencakup: a. Aspek Tenaga Pendidik Tenaga pendidik dapat melaksanakan pelayanan yang unggul, berupa: 1) Kesempurnaan hasil dalam proses pembelajaran 2) Ketepatan proses 3) Kepuasaan yang dilayani 4) Keluasan ilmu, dan
8
5) Keikhlasan niat b. Peserta didk Peserta didik harus dikelola dengan baik, adapun manajemen Sekolah Islam Terpadu yang ideal meliputi: 1) Pengelolaan data siswa berupa: a) identitas pribadi, b) keadaan keluarga dan lingkungan sosial, c) keadaan fisik dan psikis siswa. 2) Kelengkapan data siswa, berupa, a) data siswa sebelum masuk SDI, b) data siswa selama di SDI, dan c) data tentang layanan dan kegiatan dan usaha yang dilakukan untuk kemajuan siswa 3) Pelayanan terhadap siswa: a) Semua siswa dilayani secara unggul tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomis dan psikologis b) Penciptaan suasana yang kondusif agar terciptanya suasana belajar yang efektif dan menyenangkan c) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa yang bermasalah d) Melayani siswa dengan hati e) Melaksanakan pembelajaran multi intelegensi 4) Input Sekolah Dasar Islam: a) Pada saat penerimaan murid baru (1) Tidak dilakukan seleksi, yang membatasinya hanya daya tampung. (2) Tidak dibedakan status sosial, ekonomi,dan kedudukan orang tua. b) Selama belajar di SDI (1) Semua murid dilayani secara unggul sesuai dengan kemampuan yang dimlikinya. (2) Guru secara mandiri maupun secara bersama berusaha mengembangkan potensi yang dimiliki secara maksimal
9
c. Kriteria kelulusan Sekolah Dasar Islam yang ideal adalah: 1)
Semua peserta didik yang memiliki pengetahuan agama dan pengetahuan umum secara seimbang
2)
Peserta didik yang dapat melaksanakan amal keagamaan dalam kehidupan sehari-hari
3)
Peserta didik memiliki sikap dan karakter sesuai dengan ajaran Islam
4)
Peserta didik dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dimana saja di Indonesia
5)
Peserta didik yang hasil belajarnya dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
d. Model, Pendekatan dan Metode pembelajaran Sekolah Dasar Islam 1) Model pembelajaran SDIT yang ideal dapat menerapkan berbagai model pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik di Sekolah Dasar (SD), berupa model pembelajaran quantum learning, model pembelajaran CTL, model pembelajaran kontruktivisme, dan model pembelajaran cooperative learning. Penerapan model ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi, tingkatan kelas, dan materi ajar. 2) Pendekatan pembelajaran SDIT yang ideal melakukan berbagai pendekatan sesuai dengan situasi dan kondisi. Diantara pendekatan tersebut adalah: a) keteladanan, b) pendekatan pengalaman, c) pendekatan emosional, d) pendekatan rasional, e) pendekatan aktivitas, dan f) pendekatan pembiasaan. 3) Metode pembelajaran SDIT yang ideal mempergunakan berbagai metode dalam pembelajaran, seperti metode ceramah, demonstrasi, eksprimen, sosiodrama, dan bermain peran (role play), metode latihan (drill),
10
metode kerja kelompok, dan metode karyawisata. Dan pada waktuwaktu tertentu mengadakan variasi dan kombinasi berbagai metode dalam proses pembelajaran. Sistem pembelajaran Sekolah Dasar Islam Terpadu yang ideal yaitu: a) Pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk full day school b) Pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk: (1) transformasi pengetahuan/transformation of knowledge, (2) pengemabangan skill (development of skill), dan (3) internalisasi nilai (internalisation of value) c) Guru agama harus memperhatikan sifat keberagaman siswa dan berusaha menyesuaikan pembelajaran dengan sifat keberagaman siswa. Diantara sifat keberagaman peserta didik SD yaitu: (1) Imitatif, dalam pembelajaran guru agama melakukan pendekatan keteladanan dan pembiasaan. (2) Egocentris, yaitu kondisi kejiwaan yang cendrung berfikir sesuai
dengan
keinginannya
sendiri,
maka
materi
pembelajaran PAI diusahakan yang menguntungkan dan menyenangkan (3) Verbalis, yaitu kecendrungan peserta didik memahami sesuatu jika diucapkan dengan kata/bahasa, maka materi pembelajaran agama, diusahakan melalui cerita yang menarik atau melalui nyanyian (4) Anthroposentris, yaitu berpusat pada manusia dan alam, maka materi PAI harus dikaitkan dengan alam lingkungan siswa (5) Tidak mendalam, yaitu siswa tidak mampu memahami materi yang bersifat abstrak,maka materi pembelajaran diberikan berupa dasar-dasar keagamaan
11
(6) Ritualis, siswa senang mengikuti kegiatan keagamaan, maka siswa harus diikut sertakan dalam upaacara dan kegiatankegiatan keagamaan d) Dalam pembelajaran guru harus menghormati HMM dan HAM peserta didik, oleh karena itu guru dalam pembelajaran: (1) Harus bersifat lemah lembut dan penuh kasih sayang (2) Banyak memberikan ganjaran (reward), dan berusaha menghilangkan hukuman (punishment) (3) Tidak boleh mengucapkan kata-kata yang merendahkan martabat siswa (4) Berusaha mengembangkan multi intelegensi yang dimiliki siswa Pembelajaran yang dilaksanakan dapat menerapkan PAIKEM berupa: (a) Mengembangkan inisiatif siswa (b) Meningkatkan kreatifitas siswa (c) Melaksanakan pembelajaran secara efektif (d) Menyenangkan perasaaan siswa e. Sistem evaluasi pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek: 1) Dari segi evaluator Sebagai evaluator meliputi adalah: a) Pendidik (guru) b) Peserta didik c) Orang tua d) Diri sendiri 2) Dari segi teknik evaluasi a) Tes dan Non Tes berbagai jenisnya
12
b) Portofolio c) Skala Penilaian (Rating Scale) d) Penilaian Proyek e) Penilaian hasil kerja/karya (Product assesment) f) Penilaian diri (Self Assesment) g) Penilaian Berbasis Kelas 3) Dari Segi Prinsip-prinsip evaluasi Prinsip-prinsip evaluasi yang harus diterapkan adalah: a. Valid b. Berkelanjutan c. Menyeluruh d. Bermakna e. Adil dan Objektif f. Terbuka g. Praktis h. Ikhlas Dari berbagai teori tersebut, menurut penulis mengungkapkan bahwa pengertian sekolah efektif memandang sekolah sebagai suatu sistem yang mencakup banyak aspek baik input, proses, output maupun outcome serta tatanan yang ada dalam sekolah tersebut. Dimana berbagai aspek yang ada dapat memberikan dukungan satu sama lain untuk mencapai visi, misi dan tujuan, dari sekolah yang dikelola secara efektif dan efisien.
III.
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif (qualitative research).Sejalan dengan pendapat Spradley yang menjelaskan kegiatan-kegiatan inti dari penelitian kualitatif adalah memahami tindakan dan peristiwa dalam latar sosial objek yang diteliti. Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah logika
13
berfikir induktif. Berfikir induktif berangkat dari pengamatan tentang kenyataan alami di lapangan. Dari data lapanganlah konsep-konsep dan teoriteori
dibangun
dan
bukan
sebaliknya.
Juga
sangat
memungkinkan
menggabungkan induktif dan deduktif. B. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu yang berada di Kota Pekanbaru antara lain: SDIT Al-Ittihad, SDIT Al-Fityah, SDIT Al-Azhar Shifa Budi. C. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian ini
adalah seluruh kepala
Sekolah Dasar Islam
Terpadu Sedangkan obyek penelitin adalah program quality control menuju sekolah layanan unggul. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi ditujukan kepada proses dan aktivitas pembelajaran guru di kelas dan kondisi sekolah secara umum misalnya peristiwa berlangsungnya proses pembelajaran yang menggunakan multi media, sosiokultural sekolah, keadaan sarana dan prasarana, kondisi para pendidik dan lain-lain. 2. Wawancara Wawancara mendalam (in-depth interview) diajukan kepada kepala sekolah. Untuk mendapatkan data tentang program quality control menuju sekolah layanan unggul sekolah dasar Islam terpadu. Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah SDIT Kota Pekanbaru. Peneliti menyiapkan seperangkat alat insturmen wawancara 3.
Dokumentasi Pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variasi Sekolah Dasar Islam Terpadu. Kota Pekanbaru. dokumen yang
14
menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berhubungan sistem rekruitmen pendidik, sistem pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu menyangkut kurikulum yang diterapkan, sistem seleksi siswa. Bahan-bahannya dapat berupa arsip-arsip, buku, leaflet/brosur, jurnal, struktur organisasi sekolah dan foto-foto berisi data yang berhubungan dengan penelitian ini. teknik ini dilakukan juga dimaksudkan
untuk
mengungkap
sejarah
pertumbuhan
dan
perkembangan sekolah dasar Islam terpadu di Pekanbaru. Untuk mendapatkan data yang valid, peneliti juga melakukan triangulasi. Triangulasi penelitian dapat mencakup: a. Triangulasi dengan sumber dilakukan dengan membandingkan dan meninjau kembali data dan hasil observasi dan hasil wawancara b. Triangulasi dengan metode dilakukan dengan membandingkan data dan meninjau kembali informasi informasi hasil pengamatan dan wawancara c. Triangulasi dengan teori dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan dan wawancara dengan teori-teori terkait. E. Teknik Analisis Data Pengolahan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan langkahlangkah sebagai berikut: pertama, koleksi data (data collection) yaitu mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara yang mendalam serta dokumentasi. Untuk hal tersebut penulis menggunakan catatan lapangan dan pedoman wawancara yang telah disusun. Kedua, mereduksi data (data reduction) yaitu mencatat atau mengetik kembali dalam bentuk uraian atau laporan terinci. Laporan lapangan yang direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, diberi susunan yang lebih sistematis supaya mudah dikendalikan. Ketiga, mendisplay data (data display) yaitu upaya untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Untuk itu dibuat dalam berbagai matriks, grafik dan chart. Keempat, menverifikasi data ( data
15
verification) yaitu upaya mencari makna data yang dikumpulkan melalui penafsiran
dan
interpretasi.
Pengolahan
data
dilakukan
dengan
menginventarisasi dan mengklasifikasi data yang telah terkumpul untuk kemudian dilakukan deskripsi secara objektif dan sistematis. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Penyajian data Program Quality Assurance SDIT Kota Pekanbaru SD Islam Al-Izhar Syifa Budhi
Sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah bahwa sekolah ini sedang berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat terutama massyarakat kota Pekanbaru dan Riau pada umumnya. Peningkatan peran serta masyarakat tersebut antara lain: 1) Melaksanakan sosialisasi program sekolah melalui program penjelasan kurikulum 2) Mengoptimalkan Komite Sekolah 3) Melibatkan Orang Tua dalam berbagai event Salah satu upaya dalam mengembangkan sistem penjaminan termasuk peningkatan mutu pendidikan adalah dengan menumbuhkan budaya peningkatan mutu berkelanjutan di sekolah. Budaya peningkatan mutu pendidikan akan dapat tercapai apabila seluruh komponen pendidikan dapat berjalan secara baik dan optimal dengan mengacu kepada standar-standar yang telah ditetapkan baik nasional maupun lokal. Sebagai bentuk usaha dalam mencapai standar nasional pendidikan tersebut, sekolah AlAzhar Syifa Budi Pekanbaru melaksanakan evaluasi diri sekolah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sebagai dasar penyusunan rencana pengembangan lebih lanjut. Selain itu sekolah ini juga dapat mengenal peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan, menilai keberhasilan, melakukan upaya peningkatan dan penyesuaian program-program yang ada. Sejak mulai beroperasinya di tahun 2003 sampai sekarang, Sekolah Al-Azhar Syifa Budi telah dapat mewujudkan cita-cita luhur Pendidikan
16
Nasional dan visi-misi serta tujuan pendidikan yang ditetapkan Al-Azhar Syifa Budi Jakarta.1 Disamping kegaiatan akademis juga terdapat program peningkatan kualitas pelaksanaan ibadah.
SDIT AL-Ittihad
1
1) Pelaksanaan Ikrar dengan 3 bahasa 2) Tadarus Al-Qur`an 3) Melaksanakan shalat zuhur dan shalat jum’at berjamaah 4) Melaksanakan keputrian 5) Menyelenggarakan shalat Idul Adha dan pemotongan hewan qurban di sekolah2 6) Melaksanakan program peduli du’afa 7) Menyelenggarakan peringatan hari-hari besar Islam 8) Melaksanakan pemantapan untuk kelas VI SD dan enrichmen Berdasarkan observasi peneliti, SD Islam Al-Azhar Syifa Budhi juga melaksanakan program penataan lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran diantaranya:3 (a) Melaksanakan penghijauan sekolah/mencanangkan program Adiwijaya (b) Menata perpustakaan (c) Pelaksanaan Kamis sehat/senam (d) Menyelenggarakan makan bersama (e) Mengaktifkan kepramukaan (f) Membentuk Team Paskibra (g) Membentuk Team Dokter Kecil (h) Membentuk Team Speech (i) Membentuk Team Cerdas Cermat (j) Menyelenggarakan berbagai kegiatan ekskur (k) Menyelenggarakan marching band (l) Bekerja sama dengan Bimbingan Belajar Program-program SD Al-Ittihad 1) Program Kesiswaan Program kesiswaan berorientasi pada penegakan disiplin siswa serta pengembangan kreatifitas siswa melalui berbagai macam aktifitas
Ustz Aris Dianwari, Kepala Sekolah SD AL-Azhar Syifa Budhi, Wawancara, 20 Oktober 2013 2 Ustz Haris Dianwari, Kepala Sekolah SD AL-Azhar Syifa Budhi, Wawancara, 20 Oktober 2013 3 Observasi peneliti, 20 Oktober 2013
17
yang merujuk pada aspek perkembangan IQ, EQ dan SQ dengan berlandaskan pada tujuh aspek kepemimpinan (Leader skill). Program kesiswaan meliputi : a) Kegiatan rutin mingguan b) Kegiatan rutin Tahunan (1) Peringatan hari besar islam (2) Peringatan hari besar nasional (3) Gebyar c) Kegiatan khusus d) Kegiatan insidental 2) Metode Pembelajaran a) Sistem belajar mengajar didalam dan diluar kelas, diarahkan pada kemampuan anak untuk berpikir kreatif b) Diskusi merupakan metode penyampaian materi pembelajaran dan merupakan pengembangan dari metode belajar aktif c) Untuk memberikan kesempatan yang lebih leluasa dalam berinteraksi dan belajar dengan orang tuanya sendiri, maka murid tidak masuk sekolah pada hari Sabtu dan Ahad d) Ajang kompetisi rutin segala bidang baik secara kelompok maupun individual untuk mempertebal rasa percaya diri dan merangsang kreatifitas maupun semangat teamwork e) Tiap tahun diadakan proyek kreatif bagi murid. Misalnya GEBYAR, prestasi dan bakti sosial. f) Pendidikan nilai-nilai dasar dilaksanakan dengan meleburkannya dalam setiap kesempatan mengajar baik luar maupun didalam kelas. 3) Kegiatan Belajar Mengajar Di antara kegiatan belajar mengajar antara lain: a) b) c) d)
Diawali dengan ikrar-doa dan janji pelajar Islam (upacara senin pagi) Menggunakan metode yang menarik dan tepat serta bervariasi Menggunakan media /alat peraga Menggunakan bahasa yang komunikatif
18
e) f) g)
Evaluasi Tugas remedial dan pengayaan Diakhiri dengan hamdalah-doa kafarah majlis Program pembelajaran dan pendidikan SDIT ALSDIT Al-Fityah Fityah secara garis besar meliputi: 1) Matrikulasi Program dilaksanakan pada awal tahun pelajaran berlangsung selama 2 bulan, manfaatnya antara lain: a) Terbentuknya budaya sekolah yang bernuansa islami b) Siswa memiliki kemandirian dalam belajar c) Siswa memiliki ketrampilan learn how to learn 2) Kurikuler Program ini diimplementasikan melalui pendekatan mastery learning, fieltrip, assembly dan eksplorasi 3) Ekstra kurikuler Program ini diadakan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa, mencakup renang, taekwondo, teater, nasyid, sepakbola, dokter kecil, sempoa, olimpiade sains, matematika, kaligrafi dan karikatur, library service, jarimatika, rebana dan menggambar/menlukis. Masing-masing siswa diperkenankan memilih kegiatan ekskul berdasarkan kelompok minat dan bakat. Jika kelompok bakat, maka siswa diberikan kegiatan rutin setiap sabtu untuk menyalurkan bakatnya ditempat kegiatan yang telah ditetapkan misalnya lapangan futsal, badminton, dan lainnya.
B.Penyajian data tentang Standar Mutu SDIT Kota Pekanbaru SD Islam Al-Izhar Syifa Semua peserta didik menunjukkan kemajuan Budhi dan memiliki harapan yang tinggi untuk berprestasi. Bagi siswa yang berkemampuan rendah akan dilakukan pengayaan dan pemantapan diluar jam sekolah. Hasil belajar peserta didik sesuai dengan standar
19
SDIT Al-Ittihad
kompetensi lulusan yang diinginkan. Wawancara yang peneliti lakukan menyatakan bahwa menjadi target SKL (Standar Kelulusan )4 siswa di Al-Azhar Asyifa budi adalah: (1) Siswa diwajibkan minimal menguasai 26 surat, 13 surat beserta artinya dan 13 surah lainnya tidak beserta artinya. Tes ini dilakukan saat siswa berada dikelas 6dan dilaksanakan saat ujian praktek 1) KKM yang menjadi standar kelulusan disesuaikan dengan kemampuan siswa yang dilihat dari hasil try out yang dilaksanakan sebelumnya. 2) Mampu melaksanakan dan mengamalkan ibadah wajib mulai dari adzan, iqamah,shalat, zikir dan do’a. Kompetensi lulusan atau Jaminan mutu yang dimaksud yakni pihak sekolah, baik yayasan, kepala sekolah maupun para guru, menjamin bahwa para siswa selalu: 1) Salat tepat waktu 2) Memakai pakaian sesuai syari’at 3) Bisa membaca al-quran dengan tartil 4) Hafal Jus 30 5) Berbakti pada orangtua 6) Tustad bidang studi minimal 7,5 7) Budaya 5 S(Salam , Senyum, Sapa, Sopan dan santun) 8) Disiplin 9) Mandiri 10) Cinta Bersih 11) Gemar membaca 12) Berkomunikasi dengan bahasa Arab
4
Aris Dianwari, Kepala sekolah, Wawancara
20
dan inggris secara sederhana 13) Menguasai dasar-dasar komputer SDIT Al-Fityah
SDIT AL-Fityah telah menetapkan jaminan mutu lulusan adalah sebagai berikut: 1) al-Qur`an : bisa membaca dan hapal 2 juz (Juz 30 dan 29) 2) Hadis : hapal 36 hadis pilihan 3) Do`a : hapal 60 do`a harian dan 36 do`a ba`da shalat 4) Terbiasa membaca dzikir ma’tsur setiap hari 5) Berakidah bersih 6) Beribadah shaleh 7) Pola pikir beradab 8) Akhlak kuat 9) Fisik kuat 10) Pribadi militan 11) Disiplin 12) Efisien 13) Bermanfaat 14) Madiri
C.Langkah-langkah yang tepat dalam meningkatkan Quality Control di SDIT Kota Pekanbaru Tabel 4 Program peningkatan layanan mutu SDIT Al-Ittihad
SDIT Al-Fityah
Program peningkatan layanan mutu memang telah di bentuk namun dalam pelaksanaannya belum berjalan secara maksimal hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang
Program peningkatan layanan mutu berupa peningkatan golongan (impasing) serta Menyiapkan 4 divisi yaitu: divisi bahasa, divisi pelatihan, divisi IT dan divisi al-qur’an
SD Islam AL Azhar Syifa Budhi Program peningkatan mutu ada 2 1. Inti (Terkait Dengan 8 Standar Nasional Pendidikan) Diantaranya Standar Isi, Kurikulum Dst,, 2. Prioritas (Programprogram terkait dengan peningkatan mutu)
21
- Pramuka (setiap hari kamis melaksanakan kegiatan pramuka),Ekskul, Konseling, Olimpiade, Dokter kecil, Smart learning (mind maping, mind memory, smart reading), baca tulis qur’an, Paskibra.Adiwiyata (sekolah berbasis lingkungan berkoordinasi dengan SMAN 1
menjadi penghambat dalam pelaksanaannya
Tabel 5 Standar mutu dalam pelayanan SDIT Al-Ittihad SDIT Al-Fityah Stadar mutu Sesuai SOP namun pelayanan ada beberapa bidang difokuskan pada yg tidak memiliki SOP pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah
SDIT Al-Ittihad Pelayanan yang diberikan tidakhanya tidak hanya fokus pada penguasaan keilmuan yang
SD Islam AL Azhar Syifa Budhi Ya, Hampir setiap kegiatan memiliki SOP dalam pelaksanaannya sebagai contoh dalam Penyambutan Standar Operasionalnya adalah Seorang guru harus dating lebih cepat, menyambut siswa dengan bersalaman dan mengucapkan salam, kemudian SOP dairuang makan adalah sebelum masuk mereka harus berbaris kemudian masuk dan berdoa bersama baru makan setelah selesai makan berdoa kembali baru keluar.
Tabel 6 Bentuk-bentuk pelayanan SDIT Al-Fityah SD Islam AL Azhar Syifa Budhi Pelayanan yang Ragam pelayanan yang diberikan diberikan tidak mengacu pada Program hanya fokus pada peningkatan kualitas yang terdiri penguasaan dari Program Inti dan Program keilmuan yang Prioritas yang kerangka dari bersifat kognitif semua program itu adalah untuk
22
bersifat kognitif akan tetapi juga memberikan pembinaan dalam upaya pembentukan karakter siswa agar memiliki kepribadian yang islami diantaranya adalah membiasakan siswa sholat tepat waktu, memahami dan menerapkan budaya berpakaian sesuai syariat, menerapkan budaya 5 s (salam, sapa, senyum sopan dan santun). Dan disiplin
akan tetapi juga membentuk jalinan komunikasi dalam bentuk yang lebih baik dengan orang tua bimbingan terutama murid dalam bimbingan terhadap akhlak dan adab sehari-hari
Tabel 7 Mekanisme untuk mengukur kualitas pelayanan SDIT Al-Ittihad
SDIT Al-Fityah
SD Islam AL Azhar Syifa Budhi Diantaranya Melalui angket yang Diantaranya melalui melalui forum diberikan ketika orang tua Pertemuan dengan rapat dengan orang mengambil rapor orangtua murid yang tua pada saat dilaksanakan sebanyak 4 pembagian rapor kali dalam 1 tahun pada saat penyerahan raport , disamping itu setiap bulan aka nada penyerahan laporan hasil perkembangan selama 1 bulan disamping itu juga komunikasi langsung yang dilakukan dengan orang tua juga dilakukan dalam waktu-waktu
23
tertentu misalnya saat orang tua mengantar anaknya dan sebagainya, kemudian kualitas layanan juga dilihat dari animo masyarakat yang semangkin hari semangkin meningkat .
Tabel 8 Langkah-langkah yang dilakukan yang menunjukkan komitmen melakukan perbaikan terus menerus menuju sekolah layanan unggul SDIT Al-Ittihad
SDIT Al-Fityah
jika masalahnya terkait dengan guru maka setiap akhir semester ada raker (rapat kerja) untuk mengevaluasi permasalahan yang dialami, kemudian permasalahannya terkait dengan yayasan maka setiap akhir pekan kita ada raporet (rapat pimpinan sekolah dengan pihak yayasan hampir setiap pekan di adakan rapat koordinasi dengan guru-guru, dan setiap minggu para guru kelas mengadakan pertemuan KKG yang membahas selain masalah
Dilihat dari permasalahan jika permasalahan guru, maka setiap akhir pekan ada raker untuk mengevaluasi permasalahan yang terjadi. Jika menyangkut yayasan ada raporet (rapat pimpinan sekolah dan yayasan), ada KKG serta membentuk kordinator tim yang akan mengontrol aktivitas kelas
SD Islam AL Azhar Syifa Budhi Setelah guru-guru diterima menjadi tenaga pendidik di Al Azhar makan akan diberikan Pelatihan untuk menyusaikan dengan Cultur dan Iklim disekolah Al Azhar, disamping itu setiap pagi sebelum masuk mengajar diadakan Briefing untuk memberikan Motivasi pada seluruh tenaga pendidik, kemudian 2 minggu sekali diadakan evaluasi kinerja dan diadakan supervise akademis maupun klinis
24
pembelajaran juga membahas semua permasalahan yang terkait dengan diri siswa, kemudian ada yang disebut dengan koordinator tim yang mengontrol pada masingmasing tingkatan kelas .
Tabel 9 Sasaran mutu SDIT Al-Ittihad Sasaran mutu terkait dengan visi dan standar kelulusan yang menjadi target atau barometer pelaksanaan layanan
SDIT Al-Fityah
SD Islam AL Azhar Syifa Budhi Sasaran mutu terkait Sasaran mutu mengacu dengan visi dan misi serta kepada dengan Visi Dan standar kelulusan sekolah Misi untuk menjadikan siswa ini unggul dalam berbagai hal, kemudian untuk mewujutkan insan kamil dan menciptakan culture dan budaya yang agamis.
Tabel 10 Mekanisme peningkatan sumber daya manusia dalam pelayanan SDIT Al-Ittihad Yayasan akan memberikan uang penghargaan dilihat dari masa dinas pegawai YKPI sebagai berikut: - Masa kerja 5 Tahun = Mendapatkan Piagam + Uang
SDIT Al-Fityah
SD Islam AL Azhar Syifa Budhi Memberikan reward Ada, biasanya diberikan dalam bentuk uang dalam kurun waktu satu tahun sekali biasanya dalam bentuk DP Rumah atau hadiahhadiah lainnya
25
senilai 2.5 gram emas - Masa kerja 10 Tahun = Piagam + 1.5 emas - Masa kerja 15 Tahun = Piagam + 2 emas Disamping itu yayasan juga akan memberikan Uang Pesangong, Uang Penghargaan masa kerja (UPMK) dan uang Penggantian HAK (UPH) serta bagi karyawan yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yayasan akan memberikan bantuan uang pendidikan sebesar 50% dari kebutuhan pendidikan sesuai dengan ketentuan dan syarat yang berlaku. Tabel 11 Persoalan yang sering dihadapi dalam pelayanan di sekolah
SDIT Al-Ittihad Permasalahan yang sering menjadi penghambat dalam rangka mewujutkan pelayanan yang maksimal adalah adanya dualisme kepemimpinan dalam pengambilan
SDIT Al-Fityah
SD Islam AL Azhar Syifa Budhi Masalah keuangan dan Persoalan yang terkait keterbatasan infra struktur dengan anak-anak yang blm memadai biasanya lebih kepada sikap dan prilaku mereka yang terbentuk dan didapat dari lingkungan yang kurang kondusif sehingga mempengaruhi proses pembentukan karakter di sekolah. Persoalan terkait dengan
26
keputusan antara pihak yayasan dan pihak pimpinan pendidikan (sekolah), kondisi ini berdampak pada programprogram layanan yang tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
guru juga biasanya lebih kepada karakter dan sifat yang beranekaragam namun keanekaragaman karakter itu tidak lantas menjadi penghambat
Tabel 12 Mekanisme menangani persoalan pelayanan yang terjadi SDIT Al-Ittihad
SDIT Al-Fityah
Permasalahan yang Memberdayakan sering menjadi diskusi penghambat dalam rangka mewujutkan pelayanan yang maksimal adalah adanya dualisme kepemimpinan dalam pengambilan keputusan antara pihak yayasan dan pihak pimpinan pendidikan (sekolah), kondisi ini berdampak pada programprogram layanan yang tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
SD Islam AL Azhar Syifa Budhi forum Tetap apapun permasalahannya kita bicarakan bersama dalam forum-forum diskusi yang ada jika permasalahan itu terkait dengan tenaga pendidik atau karyawan maka akan kita ajak mereka dalam forum diskusi untuk mencarikan solusi atau jalan keluarnya. Tetap apapun permasalahannya kita bicarakan bersama dalam forum-forum diskusi yang ada jika permasalahan itu terkait dengan tenaga pendidik atau karyawan maka akan kita ajak mereka dalam forum diskusi untuk mencarikan solusi atau jalan keluarnya.
27
Tabel 13 Kelemahan dan Kekuatan dan Peluang untuk meningkatkannya SDIT Al-Ittihad Adanya dualisme kepemimpinan yang terkadang menimbulkan perbedaan prinsip dalam pengambilan keputusan sehingga berdampak pada pelayanan yang diberikan, kekuatannya terletak program-program yang lebih terfokus pada pembentukan karakter yang islami serta komitmen dari seluruh stake holder sekolah untuk terus focus pada pelaksanaan program tersebut cara meningkatkannya adalah dengan terus melakukan evaluasi dan control dari setiap kegiatan yang dilaksanakan melalui forum-forum diskusi yang setiap pekan diadakan serta terus melakukan perbaikanperbaikan
SDIT Al-Fityah Kekuatan: menempatkan 2 tenaga pendidik pada masingmasing kelas Serta adanya wakil kepala sekolah yang membidangi koordinator kelas, adanya layanan kesehatan dan kerjasama dengan amil zakat
SD Islam AL Azhar Syifa Budhi Kelemahan: - terkadang ada program yang bagus namun membutuhkan waktu yang lama sedangkan waktu yang ada sangat terbatas - Tidak semua SDM mengerti dan memahami kebutuhan dari sekolah - Tidak semua orang tua memberikan dukungan sepenuhnya terhadap programprogram yang dijalankan disekolah Kekuatan: - Program Kerja yang jelas - SDM - Dukungan dari orang tua dan pimpinan Setiap sekolah memiliki pasar sendiri-sendiri yang harus kita lakukan adalah tetap komit dan focus untuk menjalankan program-program yang telah dicanangkan sekolah
Berdasarkan penyajian di atas, tergambar bahwa sekolah Dasar Islam Terpadu telah mempunyai standar kualitas mutu yang menggambarkan keuinikan masing-masing. Misalnya SDIT tersebut memiliki program layanan
28
mutu yang dirancang dengan mengacu kepada SOP, Visi, Misi serta tujuan sekolah. Akan tetapi berdasarkan hasil wawancara dan beberapa kajian dokumentasi yang peneliti lakukan dapat dianalisa bahwa baik SOP, Visi, Misi dan tujuan Sekolah tidak semua komponen sekolah seperti guru, orang tua, siswa maupun pihak yayasan memahami dan melaksanakan dengan baik dikarenakan ketidak tahuan dan kekurangan sosialisasi dari sekolah tersebut. Demikian juga bahwa SDIT telah menetapkan standar kelulusan sekolah yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat (orang tua) namun ada beberapa standar kelulusan yang dinilai memberatkan siswa yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan siswa itu sendiri.Dalam langkah-langkah peningkatan mutu, SDIT telah melakukan berbagai upaya mengurangi persoalan baik menyangkut guru maupun manajemen. Namun ada yang terlupakan bahwa untuk mengontrol mutu perlu dilakukan kegiatan evaluasi diri sekolah melalui berbagai kegiatan audit mutu internal sekolah secara berkala, sehingga mutu siswa, akademik dan manajerial sekolah tetap terpantau dan selalu dapat menjadi barometer perubahan yang akan dilakukan secara sistematis dan menyeluruh.
29
V.Kesimpulan SDIT Kota Pekanbaru yang diwakili oleh 3 (tiga) Sekolah yaitu SDIT Al-Ittihad Rumbai, SDIT AL-Fityah dan SDI Al-Azhar Syifa Budhi merupakan sekolah unggul yang saat ini sangat diminati oleh masayarakat. Animo masyarakat untuk memasukan anak-anak mereka merupakan sebuah perubahan paradigma berfikir bahwa saatnya masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak. SDIT harus selalu memiliki dan menetapkan serta menjadikan sekolahnya sebagai lembaga yang tidak unggul pada aspek tenaga pendidik atau lainnya. Akan tetapi mampu menciptakan sekolah layanan unggul dan memberikan pelayanan unggul kepada semua pihak. Untuk itu SDIT perlu mengacu pada konsep Sekolah holistik komprehensif yang senantiasa melakukan evaluasi diri secara berkala dan melakukan audit internal mutu yang berkesinambungan sehingga terjadi sinergi yang baik antara komponen tersebut sehingga SDIT akan tetap eksis dalam menghadapi era global. Adapun Saran-saran yang dapat diberikan antara laian: 1. Bagi Sekolah Dasar Islam terpadu tetap mempertahankan kualitas sekolah 2. Bagi pemerintah daerdah dalam hal ini melalui kementerian pendidikan nasional hendaknya senantiasa melakukan pengawasan terhadap keberlangsungan SDIT sehingga terwujud sekolah yang ideal bagi masyarakat.
30
Daftar Bacaan Azyumardi Azra, Pendidikan Islam:Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999) Characteristic of Effective School; CT Council Of P & C Associations, dalam Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) Darto Islamic School Sebuah Alternatif , http://artikel.us/darto6-04.html [url=http://tipswift.com]tip swift[/url].Tanggal 1 Februari 2010 Daymond and Holloway, Qualitative Research Methods in Public Relation and Marketing Comunication. Diterjemahkan oleh Cahya Wiratama, Metode Riset Kualitatif dalam Publik Realtion dan Marketing ( Yogyakarta: Bentang, 2008) Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif ,Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) http://nisn.depdiknas.go.id/cont/data_statistik/index.php?prop=104 &kota=104010&jenjang=1&status=S Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu:Prinsip-prinsip Perumusan dan tata langkah penerapan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007) JSIT Indonesia, Sekolah Islam Terpadu:Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: JSIT, 2006) Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999) Madyo Eko Susilo, Hasil Nilai,(Sukoharjo:Bantara Press)
Penelitian:
Sekolah
Unggul
Berbasis
Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transformatif, (Yogyakarta:LKIS, 2008), Nanang, Sekolah Islam makin diminati, ( Palu: Artikel 25 November 2009) Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: Rosdakarya, 2008) Sri Murhayati, Pendidikan dan Pembelajaran Terpadu, (Pekanbaru : Penelitian, LPP UIN Suska Riau, 2009)
31
Sumber data Depdiknas Kota Pekanbaru tahun 2011 Syarnubi Som, Diskriminasi Institusi Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Conciencia: Jurnal Pendidikan Islam, Nomor 1 Volume II, Juni, 2002) Sukro Muhab, Ketua Umum JSIT Periode 2006-2009, Pengantar Sekolah Islam Terpadu: Konsep dan Aplikasinya, , ( Jakarta, 2006) Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006) Sudarwan Danim, Visi Baru manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) Robert C. Bogdan, Qualitative Research For Education: An Introduction To Theory and Methods ( USA: Sari Knop Biklen, 1982) Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, ( Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2012) Wayan Nurkancana , Pemahaman Individu, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993)